BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum Pencarian data dan teori diperlukan untuk membantu dalam pengerjaan Identitas Visual PT. Pelabuhan Indonesia dalam rangka Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual. Data Diambil Dari berbagai Sumber Sebagai Berikut : a. Data Internet Port form kit. 2015. 03-26-2015 dari http://www.ppiaf.org/sites/ppiaf.org/files/documents/toolkits/Portoolkit/Toolkit/module3 /port_functions.html
Pelindo 1. 2015. 03-26-2015 dari http://portal.inaport1.co.id/wps/portal/Home/Profile/Visi-MisiValues/!ut/p/a1/04_Sj9CPykssy0xPLMnMz0vMAfGjzOL9LM08Db3cDbz9jcLMDRydnbwDHZ 2DPU2NjIAKIoEKDHAARwM8-o18jA2gvEoIGB_uH4UWAkeF3gR4QbHvCRji3T9qKLUtNSi1CK90iKg3zNKSgqsVA1UDcrLy_Uy8xIL8otK DPWS8_UyU1Sx6srILy7Rj8BUrVQGxphoBuVVFnuqAgA_DZ77w!!/dl5/d5/L2dBISEvZ0FBIS9nQSEh/
The World Bank. 2015. 03-26-2015 dari http://www.worldbank.org/in/news/feature/2014/02/19/moving-cargo-faster-inindonesia-main-sea-port
b. Wawancara
Hasil wawancara dilakukan dengan bapak Daniel Nababan,selaku divisi HRD ( Human Rescource Development ), Gedung kantor PT pelabuhan Indonesia 1 tercatat tanggal 25 maret 2015. Wawancara dilakukan dengan sesi pertanyaan dimana narasumber harus menjawab 17 pertanyaan yang sudah disusun penulis sebagi indikasi data untuk permasalahan yang diangkat.
3
4
c. Survei melalui penyebaran questioner kepada masyarakat sekitar. Untuk mendapatkan data yang otentik dan analisa dalam mendukung penelitian laporan, penulisan sadar akan pentingnya survei berupa penyebaran kuesioner kepada khalayak luas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon dan pandangan masyarakat luas terhadap PT. Pelabuhan Indonesia 1.
2.1.1 Sejarah Pelabuhan Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi penyelengaraannya.
Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari gelombang laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi : •
Dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
•
Crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
•
Gudang laut, tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang akan di pindah ke kapal.
Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara. 2.1.2 Istilah istilah Pelabuhan Sagging: Lengkung lembah, terlalu banyak menaruh muatan ditengah maka bagian kapal akan melengkung ke bawah.
5 Salvage Award: Uang jasa pertolongan, pembayaran yang dilakukan terhadap pihak yang menolong sebuah kapal yang mengalami musibah.
Semi Container/Pallet Vessel : Jenis kapal yang dapat mengangkut muatan secara breakbulk, pre-slung, atau unit-unit pre-pallet, dapat juga mengangkut petikemas dalam palka yang terbuka dan di atas dek.
Ship Arrival Time: Waktu kedatangan sebuah kapal di dermaga dan Pelabuhan tertentu Single Buoy Mooring: Pelampung pengikat dimana kapal tanker dapat muat/bongkar muatannya melalui pipa di pelampung tersebut yang menghubungkan ke daratan atau sumber pasokan.
Single Screw: Baling-baling kapal tinggal 1 (satu) buah.
Shore Equipment: Peralatan di dermaga.
Short Term Storage: Penumpukan/penyimpanan barang untuk jangka waktu pendek.
Shipper: Pengirim barang.
Ship Departure Time: Waktu keberangkatan sebuah kapal di dermaga tertentu dan Pelabuhan tertentu
Ship’s Derrick : Derek-derek kapal, alat untuk mengangkat /menurunkan barang dari dan ke kapal
Shipping Lines: Perusahaan yang mengoperasikan kapal
Sailing List: Daftar Pelayaran yang dimiliki oleh pemilik kapal dari Pelabuhan tertentu.
6 Sailing Schedule: Jadwal pelayaran yang berisi tentang informasi Pelabuhan yang disinggahi, tanggal/jam kedatangan dan keberangkatan,nama kapal dan beberapa informasi yang relevan.
Ship Security Assesment: Analisis dari pengamanan dan ancaman terhadap kapal oleh perusahaan.
Ship
Security
Plan: Dokumen
menerangkanperalatan,
tindakan
dari serta
kapal prosedur
berdasarkan yang
SSA
yang
dilaksanakan
untuk
memelihara keamanan dalam kapal.
Ship Security Officer: Perwira/petugas kapal yang bertanggung jawab bahwa SSP dilaksanakan tiap waktu, baik sedang Ship Security berlayar maupun berada di pelabuhan.
Security level 1 : Tingkatan keamanan minimum yang harus dilakukan sepanjang waktu.
Security level 2 : Tingkatan keamanan dimana diperlukan tambahan tindakan pengamaan untuk suatu jeda waktu tertentu sebagai akibat dari peningkatan ancaman keamanan. Security level 3: Tingkatan keamanan dimana tindakan keamanan tambahan akan diberlakukan untuk masa waktu tertentu dimana kemunkinan ancaman keamanan besar akan terjadi meskipun masih belum diketahui dengan pasti untuk menentukan tujuan sasaran yang mana. Slave Trailer Trailer: dengan sisi-sisi rendah yang digunakan untuk memindahkan petikemas dalam area Pelabuhan, atau untuk menempatkan barang-barang pada dek mobil dari sebuah kapal ke dermaga atau sebaliknya. SOLAS Safety of Life at Sea Convention 1974/1978, yang membahas aspek keselamatan kapal, termasuk konstruksi, navigasi dan komunikasi. Spotting : Pekerjaan identifikasi sebuah kargo di dalam lantai kapal atau di dermaga yang dilakukan oleh operator krain, sebelum dilakukan pemindahan barang baik dari kapal ke dermaga atau sebaliknya. Stacking : Area Tempat penumpukan petikemas, dalam hal ini bisa berarti di Pelabuhan atau di lapangan (Container Freight Station)
7
Stacking Factor : Faktor yang dipakai untuk mencapai penumpukan tertentu yang diijinkan Steack Height : Tinggi penumpukan barang Stevedores : Orang yang ditugasi untuk melaksanakan Transhipment barang-barang di Pelabuhan Stevedoring :Pekerjaan membongkar petikemas dari dek/palka ke atas chasis, atau memuat dari dermaga/chasis ke atas dek/ke dalam palka kapal dengan menggunakan crane kapal/darat. Stevedoring Gear: Peralatan mekanis bongkar muat. Shifting : Pekerjaan pemindahan petikemas dari satu tempat ke tempat lain dalam petak kapal (bay) yang sama, atau ke petak kapal yang lain dalam kapal yang sama atau dari satu petak kapal ke dermaga dan kemudian menempatkan kembali ke kapal semula Stacking: Pekerjaan penyusunan petikemas di terminal petikemas. Stuffing : Pekerjaan memuat barang dari dalam gudang penumpukan (CFS) atau dari truck sampai disusun dalam petikemas. Stripping Pekerjaan membongkar barang dari petikemas sampai disusun di dalam gudang penumpukan (CFS) atau ke atas truck Storage Area: Sebuah tempat yang diperuntukkan sebagai tempat menyimpan barang-barang Stowage Factor : Faktor yang digunakan untuk menentukan berapa kubikasi ruangan yang terpakai untuk muatan 1 ton Stowage Plan : Rencana/posisi muatan didalam suatu palka Supervisi Cargo Handling : Pengawas bongkar muat. Straddle Carriers : Peralatan penanganan barang yang digunakan untuk memindahkan pipa, kayu atau petikemas yang pusat gerak mekanisnya terletak di sisi laut (kapal) Stripped : Pekerjaan pembongkaran petikemas dari suatu barang. Stuffing : Kebalikan dari Stripped, adalah pemuatan barang ke dalam petikemas. STCW Standard of Training Certification and Watchkeeping of Seafarers Convention 1978, yang berisi persyaratan minimum pendidikan atau pelatihan yang harus dipenuhi oleh anak buah kapal (ABK) untuk bekerja sebagai pelaut.
8 Statement of Fact: Mencatat semua kejadian, sejak kapal tiba sampai dengan kapal berangkat Summer Draft: Sarat kapal pada musim panas menurut peraturan lambung timbul (freeboard) Salt Water Arrival Draft (SWAD): Sarat air laut pada saat kedatangan kapal di tempat tujuan. Safe Working Load (SWL): Beban kerja yang aman ( batas kemampuan daya angkat yang diijinkan).
2.1.3 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia 1 PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) lahir melalui berbagai perubahan bentuk usaha dan status hukum pengusahaan jasa kepelabuhanan. Pada tahun 1945-1951 perusahaan berada di dalam wewenang Departemen Van Scheepvaart (suatu badan peninggalan pemerintah Belanda) yang berfungsi untuk memberikan layanan jasa kepelabuhanan yang dilaksanakan oleh Haven Bedrijf. Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1959, pengelolaan pelabuhan dilaksanakan oleh Jawatan Pelabuhan. Sejak tahun 1960 pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara di bawah pengendalian pemerintah. Bentuk Badan Usaha Milik Negara yaitu Perusahaan Negara Pelabuhan yang diberi kewenangan untuk mengelola pelabuhan umum sejak tahun 1960 sampai dengan tahun 1993 telah mengalami beberapa perubahan, disesuaikan dengan arah kebijaksanaan pemerintah dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan mengimbangi pertumbuhan permintaan layanan jasa kepelabuhanan yang dinamis. Sejarah perusahaan sejak tahun 1960 sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut: Tahun 1960-1963 : Pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan I-VIII berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960. Tahun 1964-1969 : Aspek komersil dari pengelolaan pelabuhan tetap dilakukan oleh PN Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority. Tahun 1969-1983 : Pengelolaan sebagian besar pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18
9 Tahun 1969. PN Pelabuhan dibubarkan dan lembaga pemerintah Port Authority menjadi BPP. Tahun 1983-1992 : Pengelolaan pelabuhan umum dibedakan antara pelabuhan umum yand diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan pelabuhan umum yang diusahakan dilakukan oleh Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983. Perum Pelabuhan I merupakan salah satu dari empat Perum Pelabuhan di Indonesia yang mengelolapelabuhan-pelabuhan
yang
diusahakan
dan
dibentuk
berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1983. Tahun 1992 hingga sekarang : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tanggal 19 Oktober 1991 tentang pengalihan status Perusahaan Pelabuhan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), maka bentuk Perusahaan Umum Pelabuhan diubah menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, sesuai akte pendirian/Anggaran Dasar yang dibuat Notaris Robert Purba, SH tanggal 02 Januari 1999 sebagaimana dimuat dalam Berita Negara TI tanggal 01 November 1994 No. 87 jo Tambahan Berita Negara RI tanggal 02 Januari 1999 No. 01.
2.1.4 Kegiatan utama PT. Pelabuhan Indonesia 1 Maksud dan tujuan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sesuai Anggaran Dasar Perusahaan adalah melakukan usaha dibidang penyelenggaraan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sesuai Anggaran Dasar Perusahaan sebagai berikut: 1. Penyedia dan/atau pelayanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat berlabuhnya kapal;
10 2.
Penyedia dan/atau pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal;
3. Penyedia dan/atau pelayanan dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar muat peti kemas, curah cair, curah kering (general cargo), dan kendaraaan; 4. Penyedia dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering, multi purpose, penumpang, pelayaran rakyat dan RoRo; 5. Penyedia
dan/atau
pelayanan
gudang-gudang
dan
lapangan
penumpukan dan tangki/tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat, serta peralatan pelabuhan; 6. Penyedia dan/atau pelayanan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan multi moda; 7. Penyedia dan/atau pelayanan listrik, air minum, dan instalasi limbah serta pembuangan sampah; 8. Penyedia dan/atau pelayanan jasa pengisian bahan bakar minyak untuk kapal dan kendaraan di lingkungan pelabuhan; 9. Penyedia dan/atau pelayanan kegiatan konsilidasi dan distribusi barang termasuk hewan; 10. Penyedia dan/atau pelayanan jasa konsultansi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhanan; 11. Pengusahaan dan pelayanan depo peti kemas dan perbaikan, cleaning, fumigasi, serta pelayanan logistik;
11
2.1.5 Profil PT. Pelabuhan Indonesia 1
Vision “Menjadi Nomor Satu di Bisnis Kepelabuhanan di Indonesia”
Mision “Menyediakan Jasa Kepelabuhanan yang Terintegrasi, Berkualitas dan Bernilai Tambah untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi Wilayah” Values Customer Focus “Proaktif dalam melayani dan membangun hubungan dengan pelanggan, melalui perilaku kunci : Proaktif dan Cepat Tanggap”.
Integrity “Mengutamakan perilaku terpuji sesuai dengan nilai, prinsip dan etika Perusahaan, melalui perilaku kunci : Jujur & Taat, serta Berani & Bertanggungjawab”.
Professionalism “Penguasaan terhadap pekerjaan yang mencakup pengetahuan keterampilan dan sikap melalui perilaku kunci : Kompeten & Disiplin, serta Berkualitas”.
Teamwork Keinginan yang tulus untuk bekerja sama dengan orang lain, melalui perilaku kunci: Berkolaborasi & Bersinergi, serta Tulus & Saling Menghargai.
12
2.1.6 Peralatan PT Pelabuhan Indonesia 1 Gambar 2.1 Peralatan PT. Pelabuhan Indonesia 1
Sumber :Data Peralatan di PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Tahun 2013
2.1.7 Fasilitas PT Pelabuhan Indonesia 1 Gambar 2.2 Tabel Fasilitas PT. Pelabuhan Indonesia 1
Sumber : Data Fasilitas di PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Tahun 2013
13
2.1.8 Struktur Organisasi PT. Pelabuhan Indonesia 1
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Pelabuhan Indonesia 1
2.1.9 Kompetitor
Gambar 2.4 : Logo Pelabuhan Port Klang Port Klang terletak di pantai barat Semenanjung Malaysia, sekitar 40 km dari ibu kota, Kuala Lumpur. Kedekatannya dengan besar Lembah Klang - pusat komersial dan industri negara serta wilayah yang paling padat penduduknya memastikan bahwa port memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi negara. Berdasarkan direktif Pemerintah pada tahun 1993, Port Klang saat ini sedang dikembangkan sebagai Pusat Beban Nasional dan akhirnya sebuah hub untuk wilayah tersebut. Dengan sejumlah beban centering dan hubbing strategi dikejar sejak tahun 1993, fasilitas dan pelayanan di Port Klang yang sekarang identik dengan yang port kelas dunia. Port ini memiliki hubungan perdagangan dengan lebih dari 120 negara dan berurusan dengan lebih dari 500 pelabuhan di seluruh dunia. Lokasinya geografis yang ideal membuat port pertama panggilan untuk kapal di kaki menuju ke timur
14 dan pelabuhan terakhir panggilan di kaki ke arah barat dari perdagangan dengan Timur Jauh-Eropa.
Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menanamkan manajemen sektor swasta dan disiplin dalam berbagai milik pemerintah / usaha yang dikendalikan di dalam negeri, privatisasi pertama fasilitas pelabuhan utama terjadi di Port Klang. Pada tahun 1986 fasilitas terminal peti kemas yang dioperasikan oleh Port Klang Authority
diprivatisasi
ke
Klang
Container
Terminal
Berhad.
Otoritas
mempertahankan ekuitas 20% di perusahaan baru. Setelah latihan ini, fasilitas operasional yang tersisa dan jasa pelabuhan diprivatisasi ke Klang Manajemen Pelabuhan Sdn Bhd di 1992.The fasilitas pelabuhan baru yang dikembangkan di pulau Pulau Lumut diprivatisasi ke Kelang multi Terminal Sdn Bhd pada tahun 1994. Mereka juga diberi pilihan untuk mengembangkan fasilitas pelabuhan yang tersisa direncanakan dalam Rencana Induk Pelabuhan 1990 - 2010.With divestasi fasilitas operasional dan jasa pelabuhan untuk tiga entitas yang berbeda di bawah tiga latihan privatisasi terpisah, Otorita telah diambil pada peran yang disempurnakan fasilitator perdagangan, regulator dan pemilik. Fungsi inti dari Otorita bawah peran dibentuk kembali adalah sebagai berikut: • Fasilitasi Perdagangan • Perencanaan dan Pengembangan Pelabuhan • pengawasan Peraturan fasilitas dan layanan diprivatisasi. • Wewenang Wilayah Bebas • Asset Management
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Landasan Teori 2.2.1.1 Teori Branding Branding merupakan suatu cara yang digunakan untuk membentuk suatu hubungan dan membangun kesetiaan dengan konsumen . Branding yaitu untuk menyakinkan masyarakat kenapa harus memilih brand ini dibandingkan dengan kompetitor lainnya. Sebuah cara untuk mendominasi, memenangkan kompetisi dan membuat perusahaan untuk mendapatkan konsumen merupakan salah satu alasan mengapa
15 perusahaan membutuhkan kemampuan untuk mempengaruhi masyarakat dengan branding. (Alina Wheeler, 2009 ; 6) Brand Identity adalah suatu bagian dari brand yang dapat kita lihat, rasakan keberadaanya menggunakan indra. Suatu Brand identity yang ideal yaitu : Vision Sebuah visi memerlukan keberanian dan ide yang efektif adalah cara dan inspirasi yang tepat untuk membangung sebuah brand. Meaning Brand yang bagus adalah brand yang dapat berdiri untuk sesuatu : Big idea, posisi strategis, dan nilai-nilai. Simbol merupakan suatu bentuk komunikasi yang dapat dikenal dengan baik oleh manusia. Komunikasi menjadi kuat karena frekuensi penggunaan. Authenticity Authenticity menngarah pada pengetahuan diri dan membuat keputusan yang sama dan sebangun dengan pengetahuan diri. Authenticity tidak dapat berdiri apabila perusahaan tidak memiliki penjelasan tentang market, positioning, dan value proposition. Differentiation Brand selalu bersaing untuk mendapatkan perhatian masyarakat. Konsumen harus memilih salah satu brand diantara brand lainnya yang berdiri. Sustainability Sustainabilty adalah suatu kemampuan untuk bertahan lebih panjang di dalam dunia bisnis, ditandai dengan segala macam perubahan di masa yang akan datang yang tidak dapat di prediksi. Flexibility
16 Suatu inovasi memerlukan brand untuk menjadi flesksibel. Suatu identitas brand yang efektik yaitu dapat tumbuh di masa yang akan datang dan ikut membantu strategi pemasaran. Value Value yaitu menciptakan kesadaran, meningkatkan pengakuan masyarakat, mengkomunikasikan keunikan brand perusahaan dan kualitas brand.
2.2.1.2 Teori Logo Logo berasal dari Bahasa yunani yaitu logos, artinya kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Logo merupakan penyingkatan dari logotype. Logo adalah sebuah identitas/symbol yang mewakili sebuah kata/makna untuk mencitrakan suatu perusaahan yang berdiri dan untuk membedakan identitas dengan perusahaan lainnya. Logo memiliki fungsi yaitu : 1. Sebagai Identitas diri untuk membedakannya dengan orang lain. 2. Tanda kepemilikan 3. Tanda jaminan suatu kualitas 4. Mencegah pembajakan identitas Kriteria sebuah logo yaitu: 1. Unik, Mencerminkan dan harus membedakan entitasnya dengan yang lainnya. 2. Bisa mengakomodasi dinamika entitasnya dalam jangka waktu panjang. Tedapat beberapa kriteria secara fisik yang harus dimiliki suatu logo : 1. Bentuk. Harus unik, sederhana, dan fleksibel 2. Warna. Harus sederhana dan fleksibel 3. Ukuran. Harus fleksibel Brand Architecture adalah hirarki beberapa brand yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya, antara perusahaan utama dengan cabang perusahaan. Merencanakan Brand Architecture sangat penting karena akan berdampak pada sistem identitas
17 baik secara verbal (penamaan atau penyebutan), maupun visual (susunan dan konstruksi logo). Beberapa scenario brand architecture : 1.Monistic / Monolithic / Branded house / Standalone / Freestanding Menggunakan satu brand. Perusahaan dan produknya menggunakan satu brand yang sama. 2. Endorsed / House Blend Menggunakan dua nama brand, tetapi brand yang satu di dukung oleh brand utamanya. 3. Pluralistic / product brand / house of brands / branded Menggunakan banyak nama brand yang berbeda. Brand utamanya tidak tonjolkan. Selain logo, suatu perusahaan juga memerlukan tagline untuk menerangkan esensi dari brand. Tagline adalah salah satu atribut dalam sistem identitas, berupa satu kata atau lebih yang menggambarkan esensi, personality maupun positioning branding. Walaupun terlihat simple, tagline harus efektif karena turut berfungsu membentuk brand image dibenak public, dan bukan hanya sebagai tambahan / pemanis atau ‘latah’ , seperti : “ Kami memang beda”. “ Kami peduli “ , atau “ Nomor satu didunia “. Jenis Jenis tagline bersifat sifatnya : 1. Descriptive Menerangkan produknya / servisnya / janji brand. 2. Specific Memposisikan dirinya sebagai yang terunggul di bidannya. 3. Superlative Memposisikan dirinya sebagi yang paling unggul. 4. Imperative Menyuruh / mengambarkan suatu aksi, bisa diawali dengan kata kerja. 5. Provocative Mengajak/ menentang / memancing logika atau emosi, seringkali berupa kalimat tanya.
18
Ada 6 check-list dalam menentukan tagline : 1. Bahasa Indonesia atau Bahasa asing? Apakah perlu dibedakan di daerah / negara tertentu ? 2. Unik. Orisinil dan tidak generic ( tidak ikut-ikutan / latah ). Jelas Perbedaanya dengan tagline milik brand lain. 3. Mencerminkan esensi brand, personality dan positioning-nya 4. Singkat. Mudah ditulis dan diucapkan 5. Tidak mirip kata lain baik bila ditulis maupun diucapkan, sehingga tidak menimbulkan salah pengertian. 6. Tidak mengandung konotasi negative, baik bila di tulis maupun di ucapkan.
2.2.1.3 Teori Layout Menurut Surianto Rustan layout diartikan sebagai “ tataletak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Hal yang perlu anda lakukan setelah mengetahui konsep desaing yaitu menentukan media dan spesifikasi apa yang akan digunakan: 1. Media yang cocok , Mis flier, Brosur tiga lipatan, spanduk, plasma screen, balon udara, dll. 2. Bahan. Mis, Kertas fancy, kertas daun ulang, dll 3. Ukuran. Mis, A4,A3, 160x60 cm untuk x-banner. Dll 4. Posisi. Mis A4 Vertikal atau Horizontal
2.2.1.4 Teori Warna Teori Brewster adalah teori yang menyederhanakan warna menjadi 4 kelompok warna. Keempat kelompok warna tersebut adalah warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Pembagian warna
19 Warna primer yaitu warna dasar yang tidak bisa diperoleh dari campuran warnawarna lain. Warna tersebutadalah merah, biru, dan kuning. Warna sekunder adalah hasil pencampuran warna-warna primer. Misalnya warna oranye merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning/ Warna tersier adalah warna yang berasal dari campuran warna primer dengan warna sekunder. Misalnya warna oranye kekuningan merupakan campuran dari warna kuning dengan oranye. Warna netral, jika ketiga warna dasar dicampur, maka akan diperoleh warna netral. Hubungan antar warna Kontras komplementer adalah dua warna yang saling bersebrangan dilingkaran warna. Kontras split komplimenter adalah dua warna yang agak saling bersebrangan. Mis, Jingga memiliki hubungan split komplimenter dengan hijau kebiruan. Kontras triad komplimenter adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60 derajat. Kontras tetrad komplementer disebut juga dengan double komplementer.
2.2.1.5 Teori Gestalt Teori ini dibangun oleh 3 ilmuwan asal Jerman yaitu: Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Gestalt banyak digunakan karena menjelaskan bagaimana sebuah persepsi visual bisa terbentuk. Prinsip-prinsip Gestalt yang banyak diterapkan dalam desain grafis yaitu : 1. Hukum Proximity Objek-objek yang saling berdekatan akan dikelompokkan sebagai suatu totalitas. 2. Hukum Similarity
20 Objek-objek yang bentuk dan elemennya mirip akan dikelompokkan sebagai suatu totalitas. 3. Hukum Closure Suatu objek yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas sendiri 4. Hukum Continuity Objek akan dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena adanya kesinambungan pola. 5. Hukum Figure Ground Sebuah objek bisa dilihat sebagai dua objek dengan permainan foreground dan background. Masing-masing bisa diidentifikasi sebagai objek tanpa harus membentuknya menjadi solid.