BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Tinjauan Umum 2.1.1 Hasil Survei 2.1.1.1 Wawancara Dengan melakukan metode wawancara yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada Lembaga Kebudayaan Betawi mengenai daftar kuliner asli Betawi yang tersebar di Jakarta sebagai konten utama buku.Selain itu, melakukan wawancara dengan tukang pembuat gerobak untuk mengatahui macam-macam jenis gerobak anatomi gerobak dan alasannya.
2.1.1.2 Survei Lapangan Memperhatikan bentuk-bentuk gerobak beserta atributnya dan pedagangmya. Selain itu, merasakan suasana untuk mendapatkan mood atau bayangan akan konsep dan visual, sehingga penulis melakukan survei lapangan dengan metode pengamatan langsung dan dokumentasi sebagai bahan referensi.
2.1.2
Literatur 2.1.2.1 Tentang Gerobak Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(KBBI)
gerobak/ge·ro·bak/n1pedati; 2 alat yg berupa kotak besar beroda dua, tiga, atau empat untuk mengangkut sesuatu (barang, sayur, dsb) yg ditarik atau didorong oleh manusia. Terdapat dua jenis gerobak yang biasa digunakan oleh pedagang kaki lima (PKL), gerobak sepeda dan gerobak dorong. Perbedaannya, gerobak sepeda mempunyai tiga roda, sedangkan gerobak dorong mempunyai dua roda dan satu cagak penahan dibagian depan. Jika kakinya ditambahkan, baik gerobak sepeda maupun gerobak dorong berjumlah lima.(Permadi, 2007:11)
3
4 2.1.2.2
Tentang Pedagang Kaki Lima (PKL) Akibat membludaknya jumlah PKL sehingga menimbulkan
berbagai masalah, dari mulai kesemrawutan kota, kekotoran, bau busuk sampah, dan sebagainya.Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah kota adalah penertiban/penggusuran yang berujung dengan bentrok antara PKL dengan Polisi Pamong Praja (Pol PP). Menurut Muhammad Nurjihadi dalam Kompasiana (2012), Sebenarnya, jika persepsi pemerintah kota bahwa PKL adalah pengganggu
penyebab kemacetan,
perusak pemandangan dan
sebagainya dapat melihat dengan perspektif lain, yaitu perspektif potensi PLKitu sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Di Solo misalnya, PKL mampu menyumbang hingga rata-rata Rp 20 Miliar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap tahun.Jumlah itu lebih besar daripada sumbangan sektor perhotelan, restoran dan lainnya yang ada di Solo (Pikiran-rakyat.com, 4 Agustus 2012).Kota Solo dengan demikian telah berhasil menciptakan hubungan yang komplementer (saling melengkapi dan saling mencukupi) antara Pemerintah Kota dengan PKL.Kota Solo membuktikan bahwa dengan koordinasi yang baik dapat mengatasi persoalan PKL. Berbagai kasus yang selama ini kita dengar di media massa tentang konflik antara Sat Pol PP dengan PKL merupakan akibat dari kegagalan koordinasi antara Pemerintah Kota dan stakeholder lain yang berkepentingan.
2.1.2.3
Tentang Kuliner Indonesia Kuliner Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang paling
kaya di dunia dan penuh dengan cita rasa yang kuat.Kekayaan jenis masakannya
merupakan
cermin
keberagaman
budaya
dan
tradisiNusantara. Hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa. Umumnya setiap suku bangsa atau kelompok masyarakat memiliki masakan khas andalan masing-masing yang rasanya
5 mempunyai kecenderungan tertentu, pedas, manis atau asam manis. Contohnya penduduk Minangkabau cenderung menyukai masakan yang pedas, tetapi orang Jawa lebih suka makanan yang agak manis. (http://www.indonesia.travel/id/destination/361/makanan-jalananjakarta, 2013; http://www.lestariweb.com, 2009)
2.1.2.4
Makanan Jalanan Makanan jalanan adalah jenis makanan yang dijual dikaki
lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, di tempat pemukiman serta lokasi yang sejenis (Winarno, 1997:98). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003, makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel. PKL dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi persyaratan antara lain: tidak menderita penyakit mudah menular misalnya batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya; menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya); menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian; memakai celemek, dan tutup kepala; mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan; menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau dengan alas tangan; tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau bagian lainnya); tidak batuk atau bersin dihadapanpan pembeli.
Jenis makanan jajanan menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi dalam Mariana (2006) dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu: -
Makanan jajanan yang berbentuk panganan, seperti kue kecilkecil, pisang goreng dan sebagainya.
-
Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti pecal, mie bakso, nasi goreng dan sebagainya
6 -
Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti es krim, escampur, jus buah dan sebagainya.
2.1.2.5 Kuliner Indonesia yang Sesungguhnya Mayoritas restoran.Makanan
makanan lokal
di
sangat
Indonesia
tidak
tergantung
tersaji
pada
di
makanan
jalanan.Makanan lezat Indonesia mayoritas berderet di jalanan, yang buka pada malam dan pagi hari. Makanan jalanan adalah makanan yang dijual dengan menggunakan gerobak dorong atau di warung, atau mungkin di toko dimana pelanggan dapat melihat secara langsung proses penyajiannya. Jenis makanan yang ditawarkannya pun bervariasi dari mulai hidangan yang sederhana, seperti tahu goreng sampai hidangan yang lebh rumit seperti gudeg. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dan Medan, para PKL menawarkan banyak makanan tradisional dari berbagai daerah di Nusantara. Tapi di kotakota
kecil,
mereka
biasanya
menjual
makanan
setempat.
(http://www.indonesia.travel/id/destination/361/makanan-jalananjakarta, 2013)
2.1.2.6 Target Market a. Geografis Domisili
: kota-kota besar di Indonesia
b. Demografis Usia
:20 – 30 tahun
Sex
: perempuan dan laki-laki
Pekerjaan SES
:mahasiswa, designer, karyawan : kelas B - A
c. Psikologis Kepribadian
: - aktif - apik
Kebiasaan
: - suka membaca, mengoleksi -menyukai ilustrasi
7 - jalan- jalan, wisata kuliner - mencari informasi atau hal baru untuk mengisi waktu luang atau menghilangkan rasa jenuh
2.1.2.7
Data Penerbit
Gambar 2.1.2.7.1: Logo POP
Penerbit POP adalah lini produk KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) yang menerbitkan buku-buku populer dan mengikuti perkembangan zaman.Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) adalah salah satu penerbit di bawah payung Kelompok Kompas Gramedia yang memiliki tradisi memadukan bisnis dan kegiatan sosial.Leluri ini bersumber pada keyakinan bahwa profit dalam bisnis seyogianya diperoleh dari mengembangkan potensi sekeliling.Didirikan pada 1 Juni 1996 atas prakarsa Parakitri T. Simbolon. Buku-buku yang telah diterbitkan oleh POP antara lain Generasi 90-an, DO – Handoko Heryono, #88 Love Life, The Fashion Bible for Men, Re:.
2.1.2.8
Buku Pembanding
Gambar 2.1.2.8.1: Cover “Tokyo on Foot” Sumber: www.amazon.ca
8
Gambar 2.1.2.8.2: Contoh isi “Tokyo on Foot” Sumber:www.google.co.id
Florent Chavouet, seorang seniman grafis muda, menghabiskan enam bulan menjelajahi Tokyo sementara pacarnya magang di sebuah perusahaan di sana. Setiap hari dia akan menetapkan, dengan kantong penuh pensil warna dan sketsa, untuk mengunjungi lingkungan yang berbeda. Buku yang menakjubkan ini mencatat kota yang ia ketahui selama berpetualang, berbagai tempat hidup, penuh dengan orang-orang biasa dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pemandangan kota realistis atau poster bintang pop kontras dengan sketsa kartun benda ikonik atau sketsa lucu.
9 2.2
Tinjauan Khusus 2.2.1
Landasan Teori 2.2.1.1
Teori Desin Komunikasi Visual MenurutYongky Safanayong (2006:2), Desain adalah disiplin
atau mata pelajaran yang tidak hanya mencakup eksplorasi visual, tetapi terkait dan mencakup pula dengan aspek-aspek seperti kultur – sosial, filosofi, teknis dan bisnis. Desain merupakan suatu studi yang bersifat disiplin silang karena kreatifitas dan evaluasi desain pada umumnya berdasarkan model dan pelajaran disiplin lainnya.Desain dua dimensi terutama desain grafis, bersumber pada studi antropologi, kebudayaan, komunikasi, sejarah, psikologi, sosiologi bahkan ilmu pendidikan. Misalnya mengenai kebudayaan khususnya tentang PKL sebagai topik yang diangkat, mempelajari bagaimana perilaku manusia, cara berbicara, berbusana, makan, minum, kelakuan sosial, beragama, pengaruh budaya, yang merupakan hasil kerjasama individu-individu dalam masyarakat atau komunitas masyarakat. Dengan melakukan kegiatan desain yang merupakan proses pemecahan masalah, yang bertujuan untuk memberi inspirasi, informasi, dan menggerakkan kita untuk beraksi, dimana menurut tahapan dan peran komunikasi model DAGMAR, pada awalnya tidak adanya kesadaran mengenai PKL kemudian dibentuk kesadaran akan kebaradannya. Setelah terbentuknya kesadaran, diberikan informasi untuk meningkatkan tingkat kesadaran dan memberitahu/mendidik kelompok sasaran agar muncul pemahaman yang dapat membina persepsi tertentu atau memperbaiki persepsi yang keliru.Timbullah sebuah
keyakinan
untuk
melakukan
tindakan
yang
dapat
membangkitkan respon mengambil keputusan untuk mencoba atau mendorong penjualan.
2.2.1.2
Teori Publikasi Menurut Timothy Samara (2005), publikasi adalah aplikasi
yang diperluas dari teks dan gambar, yang berarti sejumah besar pertimbangan berada di tangan desainer itu sendiri. Ia menjelaskan
10 ada beberapa tahapan dalam merancang sebuah publikasi yaitu : 1. Thinking Konten, pesan dan pengaturan. •
Concept and Content Langkah yang terpenting mengenai bagaimana membuat
publikasi menjadi nyata adalah dengan fokus pada subjek utama dari pesan yang ingin disampaikan. Konten adalah konsep itu sendiri, yang merupakan sumber dari apa yang akan dikerjakan oleh disainer. (Samara, 2005:13) •
Evaluating and Organizing Strategi dalam mengorganisasi konten termasuk dalam
menyeleksi materi kedalam bagian-bagian yang telah diatur yang satu sama lain saling terhubung: 1. Sesuai jenis atau macam yang sama, 2. Mulai dari bagian kecil hingga keseluruhan, 3. Sesuai tingkat kerumitan materi, 4. Secara kronologis, 5. Relevansinya (Samara, 2005:20)
•
The Many Form of Content
Konten dalam publikasi tidak hanya terbatas dalam penulisan saja.Gambar, warna, dan type (visual support for the writing) dapat juga disebut konten. Ketika ide, dengan kaitannya dengan gambar (documentary representation of experience) dengan mudah dijelaskan, bukan hanya apa yang terlihat dari gambar tersebut, tetapi bagaimana sebuah gambar itu sendiri dapat bercerita. (Samara, 2005:22)
•
Color as Communication
Sedikit visual stimuli yang sekuat warna, hal ini terkait erat dengan sesuatu yang natural sehingga warna adalah alat komunikasi yang sangat berguna. Tetapi karena hasil warna dari transmisi gelombang cahaya yang dipantulkan melalui organ yang tidak
11 sempurna yaitu mata, dan penerjemah yang tidak sempurna yaitu otak, maka makna yang disampaikannya juga sangat subjektif. Dengan kata lain, melalui mekanisme persepsi warna yang bersifat universal diantara manusia, apa yang kita lakukan dengan sekali kita melihat itu adalah hal yang lain sama sekali. Perbedaan budaya dan pengalaman individu mempengaruhi penafsiran seseorang tentang pesan warna.Sebagai hasilnya, warna, seperti teks dan gambar, adalah konten yang efektif dan karenanya harus diatasi ketika merancang suatu publikasi. (Samara, 2005:26)
•
Type as Visual Concept
Saat mendesain untuk publikasi, salah satu area fokus yang paling besar adalah pada tipografi.Untuk tujuan yang bersifat fungsional, desainer harus memperhatikan keterbacaan, hirarki, dan kejelasan dalam menyampaikan informasi verbal.Namun, tipografi juga membawa pesan non-verbal.Dalam memilih jenis huruf, dan menyesuaikannya dengan gambar.Pemilihan jenis huruf yang mampu menyuarakan konten yang dengan posisi dan cara yang spesifik agar audience mampu mengasosiasikannya langsung. (Samara, 2005:30) 2. Reading Tipografi dalam publikasi. •
Crafting Extended Text
Membuat teks yang nyaman dibaca membutuhkan keterlibatan lebih dari designer dibandingkan dengan tipografi dalam poster atau sejenisnya.Informasi yang kompleks yang harus disampaikan dalam publikasi membutuhkan pengaturan hirarki yang juga tidak sederhana dari elemen navigasi seperti headlines, subheads, and lainnya. Namun yang terpenting adalah kejelasan visual dari running text, dan bagaimana mengaitkannya diantara halamanhalaman
publikasi
yang
akan
dibuat.
(Samara,
2005:35)
12 •
Typographic Detail
Biasanya, jenis crafting pada tipografi dalam sebuah halaman ditambah dengan elemen lainnya terlihat gaya dalam layout terlihat terjadi tanpa disadari. Padahal, pengaturan simbol, alignment dari subjudul dan teks di seluruh paragraf adalah sama, jika tidak, penting untuk memastikan kemudahan keterbacaannya. Ini diasumsikan dengan huruf dan wordspacing, bahwa pengaturan jarak karakter ini dan tak perlu dievaluasi.Ini jarang sekali benar.Mengetahui aturan-aturan dasar untuk pengaturan teks yang jelas membuat desainer terus waspada untuk mengatur masalah jarak potensial dan membantu meningkatkan tampilan dan pembacaan running text. (Samara, 2005:42)
•
Compositing Text in Space
Desainer harus memikirkan bagaimana mengatur jarak spasi pada setiap halaman dalam publikasi. Bentuk dari text bloks, bagimana garis-garis teks sejajar dengan berurutan, kontras antar elemen, dan negatif space disekitar teks, semuanya agar menghasilkan layout yang dapat meningkatkan keterbacaan dan kualitas tampilan visualnya. (Samara, 2005:46) •
Developing Informational Hierarchy
Informasi
harus
memiliki
urutan
yang
mengarahkan
pembaca.Urutan ini disebut informasi hirarki.Hirarki diurutkan berdasarkan tingkat kepentingan informasi.Kepentingan berarti bagian yang harus dibaca terlebih dahulu, lalu kedua, ketiga, dan selanjutnya. Dapat juga mengacu pada perbedaan fungsi diantara beberapa bagian, seperti running text dengan elemen lainnya seperti judul, sub judul, caption, dan lain-lain. (Samara, 2005:54)
3. Building Struktur dan intergrasi. •
Message Meets Material
12 Pesan telah ditentukan, dan telah terdapat konsep yang mendukung pesan tersebut. Dan ada cara untuk menyusun konsep tersebut untuk menyampaikan pesan dengan ruang yang tersedia. Ruang dimana seluruh variabel bersatu, halaman kosong dari medum cetak: format. Format dihubungkan dengan proposi dari sebuah halaman.Format memerankan peranan yang cukup penting dalam menciptakan experience dalam publikasi; ukuran, bentuk, dan bagaimana pembaca merasakannya.(Samara, 2005:61) Format persegi menunjukan neutral space tanpa ketegangan. V ertikal format mencerminkan tubuh manusia, menghasilkan upward visual yang tense dan aktif. Sedangkan horizontal format menenangkan, mencerminkan pemandangan, tapi kurang dinamis dan membuat gerakan melihat kekanan dan kekiri. (Samara, 2005:62) •
The Systematic Nature of Publications
Publikasi memaksa desainer untuk mempertimbangkan variabel di luar dari komposisi dasar.Crafting teks yang dapat dibaca untuk single format halaman tidak selalu memecahkan masalah spasial dan hirarkis untuk halaman spreads. Desainer dihadapkan dengan headline atau judul panjang yang berbeda; artikel sepanjang satu halaman, dua halaman, atau enam halaman. Beberapa konten akan ditampilkan dengan gambar dan sebagian lagi tidak. (Samara, 2005:64) •
The Grid System
Setiap pekerjaan desain terkait dengan penyelesaian masalah, baik itu secara visual dan level organisasional. Gambar, teks, headlines, seluruh
elemen
ini
harus
dapat
bersatu
untuk
dapat
berkomunikasi.Grid adalah sebuah pendekatan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu grid mungkin loose dan organik; yang lainnya mungkin ketat dan mekanikal. Grid berfungsi untuk dapat menyelesaikan masalah komunikasi yang komplek.Keuntungan dari bekerja menggunakan grid adalah terciptanya clarity, efficiency, economy, dan continuity. (Samara, 2005:68)
14
Visual Relationship Between Words and Pictures
•
Menghasilkan type yang dapat berinteraksi dengan gambar adalah masalah yang cukup serius bagi banyak desainer. 2.2.1.2
Teori Desain Buku
Berdasarkan “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buku memiliki arti sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Menurut buku “New Book Design” oleh Roger Fawcett Tang (Fawcett-Tang, 2004), desain sangat penting untuk menarik minat para konsumen, karena pengamatan awal konsumen akan jatuh pada cover dan kemasan yang menarik dari suatu buku, kemudian barulah masuk kepada apa yang mereka tuju yaitu isi dan informasi yang diberikan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan desain buku adalah : •
Navigation Dalam suatu buku, merupakan hal yang penting agar informasiinformasi yang ingin disampaikan diletakkan dalam komposisi yang baik.
•
Structure Isi suatu buku dibentuk oleh tiga elemen desain yaitu grid, tipografi dan gambar.
Menurut Yongky Safanayong (Safanayong, 2006), anatomi dalam pembuatan buku secara umum dapat dibagi menjadi seperti berikut:
Cover Hardcover dan softcover (paperback)
•
Jaket buku (untuk hardcover)
•
Cover depan / muka
•
•
Judul, subjudul, pengarang / penulis / editor
•
Logo penerbit, judul seri
Punggung (tulisan dibaca dari atas ke bawah) •
Judul, penulis
14 •
Logo penerbit •
•
Cover belakang •
Biografi penulis dan blurb
•
Barcode dan ISBN / ISSN
Flap jaket •
Uraian singkat atau teasercopy (pada flap depan)
•
Biografi penulis dan potret (pada flap belakang)
•
ISBN
•
Endpaper dan inside cover depan dan belakang
•
Halaman-halaman pendahuluan (preliminary)
•
Preliminaryblank
•
Halftitle
•
•
•
•
Judul (biasanya ditempatkan setelah endpaper)
•
Review, uraian singkat penulis atau teasercopy
Frontispiece (contoh :left of title page) •
Sebuah gambar dengan keterangan (caption)
•
Setelah halftitle
Judul halaman (title page) •
Judul, subjudul, judul seri dan penulis
•
Penerbit, tempat publikasi
Hal imprint(verso of title page) •
© copyright nama pemilik, tahun publikasi
•
Informasi reprint : nomor reprint, tanggal
•
ISBN
•
Detail produksi, seperti nama-nama: editor, desainer, manajer produksi, percetakan
•
Colophon : detil typografis dan reproduksi, seperti jenis huruf dan kertas yang digunakan, proses pencetakan yang dipilih, edisi, fotografi, desain. (colophon bisa pada halaman bagian depan atau belakang)
•
Dedikasi atau kuotasi
•
Foreword (oleh penulis tamu)
16 •
Daftar isi, daftar ilustrasi, daftar tabel (diawali dengan angka romawi pada halaman isi)
•
Kata pengantar (disampaikan oleh penulis atau penulis tamu mengapa buku ini eksis)
•
Penghargaan (penulis atau penerbit berterimakasih pada kontributor atau penasehat)
•
Bagaimana menggunakan buku ini (tidak selalu ada)
•
Introduksi (biasanya oleh penulis)
•
Glosari (apabila singkat, umumnya di bagian belakang setelah teks selesai)
•
Daftar singkatan yang digunakan dalam teks
Teks Halaman 1 (angka arabik mulai di sini), bagian-bagian dibagi dalam bab (chapter). Halaman 1 selalu di sebelah kanan (recto), bisa juga bagian dari judul, jadi apabila bab mulai dari halaman recto, halaman 3 menjadi judul bab pertama dan halaman pertama dari teks sebenarnya. Apabila bab mulai pada halaman verso (kiri) atau recto (kanan), halaman 2 akan menjadi bab judul pertama dan halaman pertama teks. Halaman sub judul selalu mulai pada halaman recto (kanan). Dan sering diberi warna blok penuh untuk mengenal lebih cepat apabila pembaca membuka lembaran secara cepat.
The endmatter
•
Informasi tambahan (supplement)
•
Appendix
•
Referensi (atau pada akhir tiap bab)
•
Glosari (optional dan letak lebih tradisional)
•
Bibliografi
•
Indeks
•
Colophon (menerangkan detil produksi-peletakan optional)
17 2.2.1.3
Teori Layout Menurut Surianto Rustan (2009:0), pada dasarnya layout dapat
dijabarkan sebagai tataletak elemen-elemendesain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawakan.Salah satu alat bantuyang berperan penting dalam membantu menata letak elemen desain adalah Grid. Jenis sistem grid yang digunakan adalah manuscript griddan column grid.Menurut Timothy Samara (2005:27)manuscript gridbaik ketika banyak teks yang saling berhubungan seperti buku esai, dan juga sebaliknya, ketika gambar lebih mendominasi teks dan column gridbaik ketika informasi yang disajikan tidak saling berhubungan dan berbagai jenis informasi dan elemen desain dapat ditempatkan dalam kolom yang berbeda dalam grid. Hal ini mengarah kepada fleksibilitas ketika mengatur informasi pada halaman.
2.2.1.4
Teori Tipografi Menurut Prof. Drs. Yongky Safanayong, dalam era
komunikasi seperti sekarang, tipografi sudah merupakan bentuk visual komunikasi yang sangat kuat, karena bahasa yang tampak ini menghubungkan pikiran dan informasi melalui penglihatan manusia. Peranan tipografi dalam layout berupa teks.Teks merupakan salah satu elemen penting dalam layout.Teks memberikan informasi kepada konsumen. Pemilihan typeface yang dipakai dalam pembuatan logo dan implementasi desain lainnya sangatlah penting.Suatu jenis typeface dapat merefleksikan identitas, karakter, atau sikap tertentu.Huruf atau aksara bukan hanya sekedar dibaca melainkan merupakan suatu fenomena visual yang dilihat sekaligus dapat dirasakan menjadi sebuah ekspresi tipografi yang dapat meningkatkan dan memperjelas komunikasi. Jenis huruf menggunakan dekoratif, tulisan tangan, dimana stroke berupa goresan-goresan manual, organik, semua atribut tidak ada yang konsisten, sehingga terlihat kacau, sembarangan namun dinamis (Rustan, 2010:109) seperti keberadaan gerobak PKL yang dianggap sebagian orang merusak keindahan/kebersihan kota
18 tetapi dibalik itu jajanan khas kaki lima telah menjadi budaya masyarakat setempat yang bisa menjadi daya tarik, misalnya untuk pariwisata.
2.2.1.5
Teori Warna Menurut Aaris Sherin (2012:7), warna merupakan salah satu
alat terkuat yang dimiliki designer untuk mengkomunikasikan pesan kepada konsumen. Warna dapat menyimbolkan ide, menjelaskan maksud isi pesan, juga dapat memperlihatkan emphasis dan mood. Untuk
mendapatkan mood
yang sesuai, warna harus
diperhitungkan sejak awal proses ketika menggunakan ilustrasi, karena warna dapat mengubah mood seluruh isi projek.Penggunaan vivid color yangmemilki tingkat intensitas tinggi (Adams, et. al., 2006, p. 12).Yang dapat dihasilkan oleh brush pendipilih karena warna-warna yang terang menyala, yang cerah dan hangat disesuai dengan kultur Indonesia khususnya Betawi yang menyukai warnawarna ngejreng, menurutsejarawan muda Betawi, JJ Rizal.
2.2.1.6
Teori ilustrasi Menurut Lawrence Zeegen (2005:12) menyatakan bahwa
menurut
The
National
Museum
of
Illustration,
‘Ilustrator
menggabungkan ekspresi pribadi dengan representasi yang berkenaan dengan gambar untuk menyampaikan ide’. Menurut Lawrence, ilustrasi adalah gambar atau bentuk visual lain yang menyertai suatu teks. Ilustrasi yang baik memiliki kemampuan untuk mendukung pembaca untuk berpikir dan membuat gambaran yang lebih dari sebuah teks dan memahami secara lebih dalam mengenai subjek yang dimaksud. Esensi dari suatu ilustrasi ada di dalam tahap pemikiran. Ide dan konsep membentuk fondasi akan suatu gambaran yang ingin disampaikan. Memasukan unsur kehidupan dan bentuk visual dalam sebuah teks atau pesan adalah peran dari seorang ilustator, hal ini adalah sebuah kegiatan yang menggabungkan kepintaran pola pikir analitis dengan kemampuan yang terasah untuk menciptakan sebuah
19 gambaran yang memiliki makna, cara dan maksud yang ingin disampaikan. (Zeegan, 2005; 12) Ilustrasi menggunakangayaurban sketch yang mengikuti bentuk aslinya untuk menghindari kesalahpahaman persepsi dan memberikan kesan humanis.Menurut Gabriel Campanario (2012; 18) Urban sketch menangkap apa yang kita lihat saat melakukan obsevasi, sehingga urban sketch lebih mengarah kepada sebuah pengalaman dari pada sebuah hasil gambar. Sketsa membawa kembali kenangankenangan yang tidak bisa dilakukan oleh foto, karena sketsa dapat membangkitkan kembali suara-suara, bau, dan mengenang tempattempat atau objek-objek dimana kita menciptakan gambar tersebut.
2.2.1.6
Teori Infografik Menurut Mark Smiciklas (2012; 4) infografik merupakan
gabungan antara data dengan desain yang memungkinkan terjadinya pembelajaran visual. Proses komunikasi ini membantu menjelaskan informasi yang kompleks dengan cara lebih cepat dan mudah untuk dimengerti. Pada jaman dahulu, gambar mendominasi cara untuk mengkomunikasi dan bertahan hingga saat ini. 35000 tahun yang lalu, orang menggambar hal yang luar biasa di batu dan dinding gua untuk berkomunikasi dengan yang lain. Contuh baik lainnya dari infografik awal adalah hieroglyphics Mesir yang merupakan pembentuk bahasa melalui penggunaan simbol grafis dan ikon. Penjelasan dengan menggunakan gambar membuat orang lebih mudah untuk mencerna maksud dari hal/pesan yang ingin disampaikan.Penglihatan
memiliki
pengaruh
yang
besar
bagi
otak.Rata-rata 50% dari otak menyerap, secara langsung dan tidak langsung, terhadap visual.Contohnya, setiap huruf dalam kata merupakan
simbol.Untuk
membaca
teks,
otak
harus
mencocokkanbentuk huruf yang tersimpan dalam memori.Kemudian otak harus mengatahui bagaimana cara agar semua huruf dapat dengan sesuai membentuk kata-kata, bagaimana kata-kata membentuk kalimat, dan bagaimana kalimat membentuk paragraf. Meskipun
19 hanya membutuhkan beberapa detik untuk memproses hal tersebut, namun ketika dibandingan dengan bagaimana otak memproses gambar, memproses kata-kata membutuhkan usaha yang lebih dibanding gambar karena otak memproses data dari gambar secara serentak namun memproses teks secara bertahap.
2.2.2 Analisa SWOT Strength •
Mengangkat budaya Indonesia dengan menggunakan tema gerobak makanan khas
•
Konten berupa catatan pengalaman menggunakan ilustrasi yang jarang digunakan oleh buku kuliner
Weakness •
Data tidak terlalu dalam, sebatas pengamatan di lingkungan kecil
•
Pertimbangan harga
Opportunity •
Diantara semua budaya, makanan memiliki hubungan yang paling erat dengan kehidupan masyarakat Indonesia
•
Semakin banyaknya orang-orang yang senang melakukan wisata dan berburu kuliner setempat
Threat •
Munculnya berbagai budaya modern yang lebih menarik
•
Kumudahan untuk mendapatkan/mengakses informasi