BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum Dalam proyek ini akan dibuat sebuah buku yang membahas tentang keindahan wisata Dieng Plateau dengan pendekatan fotografi. Agar target yang dituju dapat menikmati isi buku yang di tampilkan dan menggugah para pembaca untuk berkunjung ke kawasan Dieng Plateau.
2.1.1 Data & Literatur 2.1.1.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain: -
Buku, artikel, internet
-
Melakukan survey lapangan
-
Membuat kuesioner
-
Pengelola Dieng Plateau Tour
-
Tour guide
2.1.2 Data 2.1.2.1 Tentang Dieng Dataran Tinggi Dieng secara umum terbagi menjadi dua wilayah Administratif. Dieng Kulon masuk kabupaten Banjarnegara, sedangkan Dieng Wetan masuk kabupaten Wonosobo.
3
4
Sinergi Positif antara Masyarakat Lokal, serta Dinas Pemerintah kedua Kabupaten tersebut berimbas pada meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana kepariwisataan sehingga langsung maupun tidak langsung ikut menunjang kemajuan khususnya pada bidang Wisata di daerah ini. Hal tersebut semakin memberi harapan cerah bagi masa depan Dieng khususnya dalam bidang Kepariwisataan Terletak di ketinggian kurang lebih 2000m DPL , Dieng disebut-sebut sebagai dataran tinggi berpenghuni Tertinggi kedua setelah Tibet. jadi pantas jika Dieng dijuluki atapnya pulau Jawa. Ketinggian tersebut berpengaruh pada suhu udara rata-rata di Daerah ini. Dalam kondisi normal, suhu udara di Dieng antara 15 hingga 10 derajat celcius, namun memasuki musim-musim kemarau (seperti di awal juni -agustus) suhu udara di Dieng bisa mencapai 0 derajat celcius. Pada musim kemarau tersebut, anda bisa menyaksikan bagaimana ekstrim suhu udara di Dieng mampu membekukan embun di pagi hari. Masyarakat Dieng menyebut fenomena tersebut dengan istilah Bun Upasatau embun racun (dinamakan embun racun karena embun beku yang menempel pada tanaman dapat merusak tanaman seperti pada tanaman Kentang dan Kobis - komoditas utama masyarakat Dieng dalam bidang pertanian). Edy Santosa, (2013), Dieng Plateau, Memanjakan Mata di Atap Pulau Jawa, [online]. diakses tanggal 8 maret 2014 dari http://www.paketwisatadieng.com/2013/04/dieng.html#wisata-dieng
2.1.2.2 Sejarah, Legenda dan Asal Usul Dieng Plateau Menurut cerita yang berkembang di Masyarakat, Desa Dieng awalnya adalah hutan lebat tanpa penghuni, Hingga kemudian seorang Pengelana bernama Kyai Kolodete memasuki daerah ini dan mulai membangun pemukiman yang kemudian menjadi tonggak awal berdirinya desa Dieng. Kyai Kolodete inilah yang dipercaya menjadi sebab asal Fenomena Anak Berambut Gimbal di dataran Tinggi Dieng. Nama Dieng diambil dari kata di yang
berarti gunung dan Hyang (Dewa). itulah
kenapa Dieng juga dijuluki negeri Para Dewa. Teori lain menyebutkan, Nama Dieng
5
berasal dari kata di hyang (Bahasa Sunda) mengingat pada masa pra Medang- sekitar abad ketujuh Masehi daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh. Plato atau plateau dalam geografi adalah bentuk permukaan bumi ini yang merupakan dataran tinggi dengan bagian atas relatif rata dan telah mengalami erosi.
2.1.2.3 Tempat Wisata Dieng Candi-candi Dieng Plateau Candi-candi banyak tersebar di wilayah dataran tinggi Dieng. Dari hasil penelitian, Candi Dieng dibangun pada kisaran abad delapan hingga sembilan. Bahkan ada kemungkinan, beberapa candi di Dieng di buat jauh sebelum abad ke Delapan. •
Komplek Candi Pandawa (arjuna, semar, sembadra, srikandi, puntadewa)
•
Candi Gatotkaca
•
Candi Dwarawati
•
Candi Setyaki
Candi-candi di Dieng sempat hilang ketika akibat faktor alam, wilayah dataran ini dibanjiri oleh air dan menjadi genangan Telaga yang sangat luas. Pada Tahun 1814, Seorang tentara Inggris yang sedang berlibur ke daerah ini tanpa sengaja melihat sekumpulan Candi yang terendam dalam genangan telaga, Penemuan tersebut kemudian ditindak lanjuti oleh pemerintah Hindia Belanda pada masa itu. Pada Tahun 1956, diadakan upaya pengeringan Telaga tersebut yang dipimpin oleh Van Kinsbergen, yang kemudian dilanjutkan dengan pencatatan dan pengambilan gambar delapan tahun kemudian. Di Dataran Tinggi Dieng terdapat 16 candi tetapi hanya delapan yang masih utuh berdiri. Umumnya Candi-Candi di Dieng memiliki nama sesuai dengan nama tokoh Pewayangan. Sampai hari ini belum diketahui secara pasti siapa yang memberi nama pada candi-candi tersebut.
6
Komplek Candi Arjuna ( Pandawa Lima ) Kelompok Candi yang terletak di tengah-tengah wilayah Dieng ini dipercaya sebagai candi tertua dibanding candi-candi yang lain. Candi yang dibangun pada masa Dinasti Sanjaya ini konon hanyalah sebagian dari Puing-puing Candi yang dulunya jauh lebih megah dan besar. Komplek Candi Arjuna terdiri atas lima Candi, empat Candi berjejer menghadap ke arah barat, yaitu; Candi Sembadra, Candi Srikandi, dan Candi Puntadewa, dan satu Candi menghadap ke arah timur, yaitu Candi Semar. Candi Arjuna
Gambar 2.1 Candi Arjuna, Sumber : Koleksi Pribadi
Komplek candi arjuna merupakan salah satu komplek candi di dieng yang ramai dikunjungi wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Di komplek candi arjuna ini terdapat 4 bangunan utama candi megah dan 1 candi pendamping. Sebelum memasuki Komplek Candi Arjuna kita di sambut dengan Komplek Darmasala yang menyelinap di antara pepohonan pinus gunung. Di komplek Darmasala inilah terdapat batu-batu yang tertata rapi membentuk sat fondasi, tidak salah lagi disini masih lestari keberadaannya yaitu terdapat fondasi rumah tinggal. Disinilah dahulu para brahmana mengabdikan hidup mereka dan juga sebagai tempat
7
penyambutan para tamu. Di komplek Darmasala ini kita melihat 2 fondasi rumah yang berada di samping kiri dan kanan lengkap dengan Yoni dan Lingganya. Tidak hanya bangunan candi yang akan kita nikmati di lokasi ini. Di komplek candi arjuna kita juga bisa merasakan dingin -4. Disana terhampar es yang membeku di sela-sela candi saat matahari belum mencairkan pagi hari. Candi arjuna merupakan candi yang terlihat sangat sempurna dengan gaya arsitek menarik tapi sederhana. Candi ini mampu mengundang para wisatawan untuk berfoto ria bersama kawan ataupun keluarga. Candi Arjuna merupakan candi yang paling sempurna dan utuh dari ujung alas candi sampai pucuk candi yang berbentuk Padma atau sering disebut juga bunga teratai. Di dalam candi arjuna konon terdapat air suci menggenang di dalam yoni. Konon juga air suci itu tak pernah habis meskipun di musim kemarau entah datangnya dari mana mata air suci tersebut. Sampai sekarang juga masih dianggap sakral oleh masyarakat sekitar yang masih percaya.
Candi Srikandi
Gambar 2.2 Candi Srikandi, Sumber : Koleksi Pribadi
Salah satu saksi bisu bahwa Dieng merupakan tempat pemujaan Dewa Civa serta bangunan-bangunan nya mirip dengan bangunan candi di India tertunjuk pada Candi Dwarawati. Relief Tri Murti yang begitu mengesankan terpampang jelas pada setiap sisi candi Dwarawati. Candi yang menghadap ke arah tenggelamnya matahari
8
ini merupakan satu-satunya candi di Dieng yang berelief Tri Murti. Relief dewa wisnu terpahat di bagian utara sisi candi, di sisi selatan tergambar relief Dewa Brahma dan relief Dewa Civa terlihat di sisi bagian timur Candi Srikandi.
Candi Puntadewa
Gambar 2.3 Candi Puntadewa, Sumber : Koleksi Pribadi
Saat ini Candi Puntadewa tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Candi yang berukuran 4,44 x 4,44 meter ini merupakan suatu tempat yang sangat istimewa untuk upacara besar yaitu Dieng Cultre Festival yang di adakan setiap tahunnya. Candi Puntadewa yang terletak di Komplek Candi Arjuna ini di percaya oleh penduduk setempat danSang Juru Kunci sebagai salah satu candi tertua diantara candi-candi yang berada di komplek Candi Arjuna dimana Candi Puntadewa sebagai saksi nyata pembuangan sial anak-anak rambut Dieng. Di hari-hari biasapun para wisatawan tidak enggan untuk sekedar berfoto dengan para warang-warang atapun dengan para penari rampok yakso dibingkis unik dari pakaiannya serta ditemani sang hanoman putih. Mereka semua siap menghibur saudara ditengah menikmati indahnya panorama Dieng di Komplek Candi Arjuna ini.
9
Candi Sembadra
Gambar 2.4 Candi Sembrada, Sumber : Koleksi Pribadi
Bentuk candi ini tidak jauh beda dengan yang lainnya hanya saja ukurannya paling kecil diantara candi candi yang lainnya. Relief yang Candi Srikandi punya diantaranya kala yang agak besar dan kepala makara yang berbentk ikan. Letak Candi Srikandi inipun paling ujung, tapi jangan salah saat pengambilan gambar dengan lensa kamera Candi Srikandi mempunyai posisi yang bagus dengan background rentetan cemara dan Gunung Sindoro.
Candi Semar
Gambar 2.5 Candi Semar, Sumber : Koleksi Pribadi
10
Candi Semar merupakan candi yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3,5 m x 7 m dengan kaki candi berbentuk Padma. Candi Semar merupakan salah satu cani di komplek candi arjuna yang menantang matahari terbit. Candi semar di percaya sebagai candi pendamping dari Candi Arjuna karena letaknya yang tepat di depan Candi Arjuna. Dahulu candi ini sebagai tempat menyimpan alat-alat dan perlengkapannya untuk sembahyang.
Candi Gatotkaca
Gambar 2.6 Candi Gatotkaca, Sumber : Koleksi Pribadi
Terletak disebelah selatan Komplek Candi Arjuna, dihubungkan oleh jalan setapak lebar 1,5 meter yang menanjak sepanjang kurang lebih 300 m ,disamping Jalan raya kecil dimana Museum Kailasa terletak diseberangnya. Candi gatutkaca yang terletak lebih tinggi dari kawasan candi lain membat orang-orang betah untuk duduk-duduk maupun menikmati indahnya panorama Dataran Tinggi Dieng. Di komplek candi ini hanya tinggal berdiri satu candi yaitu Candi Gatutkaca itu sendiri. Bentuk dan seni reliefnya juga hampir sama dengan candi-candi yang lain.
11
Candi Dwarawati
Gambar 2.7 Candi Dwarawati, Sumber : Koleksi Pribadi
Merupakan salah satu Candi Hindu di Dieng yang terisolir dari candi-candi lain. Candi Dwarawati terletak di tepi perkampungan penduduk Dieng. Karena letaknya berbeda dari yang lain banyak orang-orang yang sering berkunjung ke sini untuk menikmati angina hawa romantic Dieng.
Anonim, (2014), Candi Dieng – Mahakarya Dinasti Sanjaya, [online], diakses tanggal 8 maret 2014 dari http://diengplateau.com/candi-dieng-mahakarya-dinastisanjaya.html
Candi Setyaki
Gambar 2.8 Candi Setyaki, Sumber : Koleksi Pribadi
12
Candi setyaki terletak di daerah Pangonan, sebelah barat dari Komplek Candi Arjuna. Candi ini terpisah dari Candi lainnya dan disekeliling Candi ini banyak ditemukan sisa-sisa pondasi-pondasi yang telah runtuh.
Telaga-telaga yang ada di Dieng Plateau Telaga memang memiliki daya tarik tersendiri,tidak heran jika kemudian banyak telaga-telaga baik di indonesia maupun di dunia yang kemudian menjadi tempat wisata terkenal. Dieng pun memiliki beberapa Telaga yang bisa menjadi alternatif kunjungan saat anda berlibur ke Dieng Beberapa telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng diantaranya: •
Telaga warna
•
Pengilon
•
Cebong
•
Merdada
Telaga Warna Dieng
Gambar 2.9 Telaga Warna, Sumber : Koleksi Pribadi
Telaga Warna merupakan salah satu wisata terbaik dari dataran tinggi dieng. Berada di ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut tidak menghalangi para wisatawan
untuk
mengeksplor
keunikan
panorama
alam
Telaga
Warna.
13
Pemandangan danau yang tenang dengan permukaan air yang hijau dikelilingi pepohonan rindang dipadu dengan pantulan cahaya matahari yang akan membiaskan warna danau bak pelangi menjadi keunikan telaga ini. Asal-usul dan mitos/Legenda seputar Telaga Warna Dieng Menurut mitos yang berkembang di Masyarakat Dieng, beragam warna yang muncul dipermukaan Telaga warna, Konon diakibatkan pada jaman dahulu kala ada Cincin milik seorang bangsawan yang jatuh ke dasar telaga tersebut. Sedangkan menurut kajian Ilmiah, warna-warni dipermukaan Telaga tersebut adalah akibat dari pembiasan cahaya pada Endapan Belerang/sulfur didasar Telaga warna. Warna yang dominan muncul dipermukaan telaga warna adalah Warna Hijau, warna putih kekuningan, serta warna biru laut.
Batu tulis dan beberapa goa yang berada di telaga warna 1. Batu Tulis
Gambar 2.10 Batu tulis, Sumber : Koleksi Pribadi
Batu tulis yang menurut cerita penduduk lokal di sebut juga batu semar, dikarenakan bentuk batu tersebut menyerupai tokoh seorang semar ( punakawan ) . terlepas dari semua itu, tempat tersebut juga di anggap sebagai tempat meditasi oleh komunitas Kejawen dan Masyarakat Hindu pada jaman dulu Sebagaimana di ceritakan dari salah satu Prasasti yang pernah di temukan di Dieng yaitu prasastiWadihati ( Musium Nasional Jakarta ) . Ketika pada masa peradaban Hindu
14
di
dieng
juga
sudah
di
gunakan
oleh
para Kawikuan sebagai
tempat
kegiatan Askestik. Di samping itu juga terdapat Arca Gajahmada di depan batu tersebut
yang
Kerajaan Mataram
Menggambarkan
tentang
Mata
Rantai Sejarah Peradaban
Kuno dan Majapahit yang Notabene masih
satu
kepercayaan
( Agama Hindu ). Wisata Sejarah Batu Tulis bisa di kunjungi oleh wisatawan dari arah pintu masuk utama kawasan Telaga warna Dieng Plateau, wonosobo Jawa tengah. Dieng Indonesia, (2012), Sejarah Batu Tulis Dieng, [online], Diakses tanggal 8 maret 2014 dari http://www.diengindonesia.com/2012/12/sejarah-batu-tulisdieng.html
2. Gua Jaran
Gambar 2.11 Gua Jaran, Sumber : Koleksi Pribadi
Dalam bahasa Jawa, Gua Jaran berati Gua Kuda yang dulu menjadi tempat pertapaan Resi Kendaliseto. Legenda yang berkembang perihak gua ini adalah cerita bahwa suatu hari hujan turun dengan sangat deras. Saat itu pula, ada seekor kuda kebingungan mencari tempat untuk berteduh dari hujan yang turun. Kuda itu berlari kesana kemari. Akhirnya, kuda itu menemukan sebuah lubang besar, lalu dia masuk kedalamnya.
15
Anehnya, saat keluar kesokan harinya, kuda itu sudah dalam keadaan hamil. Itulah sebabnya hingga sekarang sebagian orang yang mempercayai bahwa gua ini bisa membantu kaum wanita yang ingin mempunyai anak dengan cara bersemedi di dalamnya.
3. Gua Sumur
Gambar 2.12 Gua sumur, Sumber : Koleksi Pribadi
Dalam gua ini terdapat sebuah kolam kecil yang airnya sangat jernih lagi dingin. Kondisi alam gua yang menjadi penyebab mengapa gua ini kemudian dinamakan Gua Sumur. Sumber air itu dikenal dengan nama Tirta Prawitasari, dipercaya mempunyai tuah dan dijaga oleh Eyang Kumolosari. Air dari gua ini sering dimanfaatkan oleh umat Hindu dari Pulau Bali untuk upacara Muspe atau Mubakti. Selain itu air Tirta Prawitasarini juga dipercaya bisa membantu penyembuhan berbagai jenis penyakit dan juga bisa membuat kulit menjadi lebih halus.
16
4. Gua Semar
Gambar 2.13 Gua Semar, Sumber : Koleksi Pribadi
Gua Semar memiliki ruang seluas kurang lebih 4 meter persegi yang sering digunakan untuk bertapa. Gua ini konon dijaga oleh Eyang Semar sehingga dinamakan Gua Semar. Gua ini pernah menjadi tempat bertapa para raja Jawa dan pemimpin negeri kita. Pada tahun 1974, Soeharto (mantan presiden kedua RI), juga bertapa di gua ini. Setidaknya, seperti itulah cerita yang saya baca dari papan informasi yang saya baca tak jauh dari mulut gua.
5. Gua Pengantin
Gambar 2.14 Gua Pengantin, Sumber : Koleksi Pribadi
17
Gua ini dipercaya warga setempat mampu mendatangkan jodoh bagi yang bersemedi, dengan membawa sejumlah persyaratan didampingi oleh juru kunci.
Telaga Pengilon
Gambar 2.15 Telaga Pengilon, Sumber : Koleksi Pribadi
Terletak tepat disebelah telaga Warna namun memiliki karakter permukaan yang sangat berbeda. jika telaga warna cenderung berwarna putih kebiruan akibat endapan lumpur didasar permukaannya, Telaga Pengilon memiliki permukaan air yang sangat jernih dan bening seperti cermin, karenanya diberi nama telaga Pengilon (cermin)
Telaga Cebong
18 Gambar 2.16 Telaga Cebong, Sumber : Koleksi Pribadi
Telaga terletak di Desa sembungan, tepat dibawah Bukit Sikunir ( Tempat para wisatawan biasa melihat Sunrise Dieng ) Edy Santosa, (2013), Telaga - Telaga di Dieng, [online], diakses tanggal 8 maret 2014 dari http://www.paketwisatadieng.com/2013/05/Telaga-telaga-di-Dieng.html
Kawah-kawah di Dieng Plateau Kawah Sikidang
Gambar 2.17 Kawah Sikidang, Sumber : Koleksi Pribadi
Kawah Sikidang terletak di Wilayah Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Masuk Kabupaten Banjarnegara -Jawatengah. Kawah ini merupakan salah satu Obyek Wisata andalan di Dieng. Pemandangan alam dilokasi yang menakjubkan, antara dominasi warna hijau pegunungan dan perbukitan yang mengelilingnya dipadu dengan hamparan tanah kapur disekitar tanah Sikidang memberi kesan indah namun misterius pada wilayah ini. Gejolak magma meloncat-loncat setinggi setengah hingga satu meter pada kolam lava ditengah-tengah hamparan kapur itulah yang dinamakan Kawah Sikidang. Kolam Magma tersebut sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat
lain
disekitaran
Wilayah
tersebut,
itulah
mengapa
Kawah
ini
dinamakan Kawah sikidang ( memiliki karakter menyerupai hewan Kidang atau Kijang yang suka melompat-lompat.
19
Kawah Candradimuka
Gambar 2.18 Kawah Candradimuka, Sumber : Koleksi Pribadi
Kawah Candradimuka. Inilah Kawah yang sering disebut-sebut dalam legenda pewayangan sebagai tempat dimana Gatutkaca dijedi (dimandikan) sehingga memiliki kesaktian yang luar biasa. Terletak kurang lebih enam Kilometer dari Kawasan Dataran Tinggi Dieng, di Desa Pekasiran Kecamatan Batur Kabupaten Banjar Negara. Kawah ini juga termasuk Kawah Aktif. Letak Lokasi memungkinkan para wisatawan melihat aktivitas Kawah Candradimuka dari berbagai sudut. Kawah Sileri
Gambar 2.19 Kawah Sileri, Sumber : Koleksi Pribadi
Kawah Sileri Terletak di desa Kepakisan, Batur, Kabupaten Banjarnegara, Sekitar 7 Km dari Kawasan Wisata Dieng Plateau. Kawah Terluas di Dieng ini
20
terhitung masih aktif. Dari permukaan kawah masih terus menerus mengeluarkan asap putih dan menunjukan gejala-gejala aktivitas Vulkanis. Luas Kawah ini Sekitar 4 Hektar, dengan kepundan datar sehingga aliran airnya mengalir ke bawah. Warna air kawah yang keabu-abuan menyerupai air cucian beras (leri). Itulah asal muasal mengapa kawah ini dinamakan kawah seleri. Edy Santosa, (2013), Kawah di Dieng, [online], diakses tanggal 8 maret 2014 dari http://www.paketwisatadieng.com/2013/05/kawah-dieng.html
Sumur-sumur di Dieng Plateau Sumur Jalatunda
Gambar 2.20 Sumur Jalatunda, Sumber : Koleksi Pribadi
Sumur raksasa di daerah dieng kabupaten Banjarnegara berada di sebelah barat dataran tinggi Dieng . Sumur yang terbentuk akibat letusan dahsyat ribuan tahun silam yang meninggalkan mitos di masyarakat sekitar tentang keberadaannya yang masih di selimuti oleh cerita - cerita misteri dari penduduk lokal .
Tidak heran jika dataran tinggi dieng mempunyai banyak kerucut- kerucut vulkanik yang tersebar di daerah pegunungan Dieng terbukti dengan adanya kawah kawah aktif seperti danau atau telaga yang terbentuk dari bekas kepundan kawah yang telah mati.
21
Sumur Jalatunda yang di ambil dari cerita pewayangan yang di sebut sebagai Bumi Sapta Pratala (Bumi Lapis Tujuh). Di mana dalam Tokoh Pewayangan seperti Nagagini, Antareja dan Antaboga Bersemayam di dalamnya Mitos yang berada di Sumur Raksasa Jalatunda yang konon katanya barang siapa dapat Melempar Batu hingga ke ujung dinding sumur maka cita- cita dan harapannya akan tercapai namun semua itu tergantung dengan sugesti masingmasing orang. Cerita tersebut juga di awali ketika kita berkunjung menaiki anak tangga yang menuju ke kawasan sumur jalatunda yang terkadang terdapat selisih jumlah sehingga kita hendak menghitung kembali jumlah anak tangga tersebut berubah atau selisih perhitungan. Sesuai dengan namanya Jalatunda yaitu berasal dari kata Jala dan Tunda sehingga siapa saja yang mempunyai hajat atau angan-angan jangan pernah untuk menunda di lain waktu atau kesempatan supaya apa yang kita harapkan benar-benar terwujud. Dieng Indonesia (2014), Mitos Seputar Sumur Jalatunda Dieng, diakses tanggal 9 maret 2014 dari http://www.diengindonesia.com/2012/12/mitos-seputar-sumurjalatunda.html
Sumur Sendang Sedayu
Gambar 2.21 Sumur Sendang Sedayu, Sumber : Koleksi Pribadi
22
Terletak di Kompleks Candi Arjuna, tepatnya sebelum memasuki kompleks candi Arjuna, tempat ini terdiri dari dua sumber mata air dan bangunan mirip seperti bangunan pendopo.
Sendang Sedayu merupakan sumber air yang sangat penting dalam ritual kebudayaan masyarakat dataran tinggi Dieng. Sumber air ini biasa dipakai dalam ritual mencucuci rambut anak gimbal.
Bukit-bukit di Dieng
Kawasan Dieng kelilingi oleh pegunungan yang beberapa diantaranya sering dijadikan Obyek Pendakian oleh para Pendaki, sebagai tempat Camping atau sekedar melihat Sunrise. Bukit tersebut diantaranya : •
Bukit Sikunir
•
Bukit Batu Pandang
23
Bukit Sikunir
Gambar 2.22 Bukit Sikunir, Sumber : Koleksi Pribadi
Bagi yang pernah ke Dataran Tinggi Dieng, Bukit Sikunir tentu sudah tidak asing. Bukit dengan ketinggian kurang lebih 2.350 mdpl ini sering didaki para wisatawan untuk melihat panorama Golden Sunrise Dieng yang mempesona. Jarak Tempuh menuju Puncak memakan waktu sekitar satu hingga satu setengah jam. Meski Jalur pendakian tidak terlalu sulit, disarankan bagi para wisatawan agar ditemani oleh Tour Guide lokal apalagi jika mendaki dipagi buta mengingat kanan-kiri jalur pendakian lumayan curam. Dari Puncak sikunir ini, Selain bisa melihat Sunrise anda juga bisa melihat pemandangan lima Gunung sekaligus, yaitu: gunung Sindoro, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, Gunung Kembang, dan Gunung Perahu.
24
Bukit Batu Pandang
Gambar 2.23 Bukit Batu Pandang, Sumber : Koleksi Pribadi
Bukit Batu Pandang berada di dekat Dieng Theater dan pintu masuknya pun berada di samping bangunan menara. Ketika ingin ke bukit ini kita akan melewati jalan setapak yang langsung menuju ke atas bukit.
Namun dalam perjalanan kita akan disuguhi dengan beberapa hutan pinus serta tebing. Untuk mencapai atas hanya membutuhkan waktu 15 menit, dikarenakan jaraknya tergolong pendek hanya sekitar 50m.
Ketika kita tiba diatas bukit akan banyak sekali batu-batuan yang menjulang tinggi. Dan dari sinilah kita dapat meilaht dengan jelas telaga warna dan pengilon. Namun kita mesti berhati-hati karena di tempat ini tidak ada pagar pembatas di tepian tebing. Sehingga sangat berbahaya bagi para pengunjung.
25
Museum Kailasa
Gambar 2.24 Museum Kailasa, Sumber : Koleksi Pribadi
Museum Purbakala Kaliasa menjadi bukti adanya peninggalan peradaban campuran antara Jawa Kuno dan Hindu. Museum Kaliasa juga menjadi Museum satu-satunya di Dieng yang masih terawat dengan baik. Bangunannya megah dan terletak di lereng Bukit Semurup yang masih berada di wilayah Dataran Tinggi Dieng. Museum Kaliasa ini berisi galeri arca, patung berbagai ukuran serta Informasi seputar cagar alam, flora fauna di Dieng. Benda-benda Artefak warisan Arkeologi itu semuanya ditemukan di Dieng secara bertahap. Di Museum para pecinta film sejarah juga bisa menyaksikan film dokumenter Jejak Peradaban Budaya Dieng masa lampau.
26
Dieng Plateau Theater
Gambar 2.25 Dieng Theater, Sumber : Koleksi Pribadi
Dieng Plateau Theater merupakan salah satu wahana pariwisata yang tidak kalah asyiknya di banding wisata alam Dieng lainnya. Tempat ini sebagai sarana untuk melihat Dieng secara utuh yang tersaji dengan apikknya. Dengan durasi waktu 23 menit kita dapat menikmati Semua destinasi wisata Dieng, budaya, sejarah dan aktivitas vulkanologi yang dikemas kedalam audio visualnya di Dieng Theater.
2.1.2 Hasil Survey Lapangan
Penulis juga melakukan survey secara langsung agar merasakan pengalaman, atmosfer, dan suasana dari kawasan Dieng Plateau itu sendiri. Oleh karena itu penulis juga melakukan survei lapangan dengan metode pengamatan langsung dan dokumentasi.
Penulis melakukan perjalanan dimulai dari mengelilingi komplek Candi Arjuna, Candi Gatutkaca, Candi setyaki, dan dilanjutkan ke tempat wisata yang lainya. Daerah kawasan Dieng Plateau dibagi menjadi 2 zona wisata, yaitu zona 1 yang berada di sekitar Komplek Candi Arjuna sampai bukit Sikunir. Dan zona 2 dari telaga Sileri sampai Telaga Merdada yang jaraknya cukup jauh dari Zona 1. Selama perjalanan saya ditemani dengan seorang tour guide yang mengerti betul tentang kawasan Dieng Plateau. Dia bernama Mas Irwan pemandu yang menemani saya ketika perjalanan. Serta ada satu lagi dari pengurus Dieng Plateau tour yang telah membagi cerita mengenai Dieng Plateau, dia bernama Mba Belinda. Serta penjaga
27
Museum Kailasa dan Dieng Theater yang telah memperbolehkan saya menonton sendirian Video yang membahas mengenai Dieng Plateau.
Gambar 2.26, Sumber : Koleksi Pribadi
Gambar 2.27, Sumber : Koleksi Pribadi
Gambar 2.28, Sumber : Koleksi Pribadi
28
Gambar 2.29, Sumber : Koleksi Pribadi
2.1.3 Data Penyelenggara
Buku ini rencana akan diterbitkan oleh Red and White Publishing yang merupakan penerbit internasional dengan fokus menerbitkan buku-buku visual arts bersubjek tentang Indonesia. Penerbit yang namanya diambil dari warna bendera nasional Indonesia telah berdiri sejak 2004 ini memang memfokuskan diri untuk mempromosikan seni budaya dan sejarah Indonesia ke dunia internasional. Buku terbitannya terfokus pada bidang seni, fotografi, desain arsitekstur, budaya, musik, dan fashion. Atas dasar inilah Red & White Publishing merupakan penerbit yang tepat karena sesuai dengan visi misi-nya untuk mengangkat salah satu keindahan yang berada di Dieng Plateau.
29
2.1.4 Target
Psikografis Secara lebih lanjut memiliki kepribadian sebagai berikut : •
Menyukai kegiatan wisata/ travelling
•
Hidup di zaman modern namun memiliki kecintaan pada warisan budaya Indonesia
•
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
•
Menyukai menemukan dan menjelajahi tempat baru
•
Berwawasan luas
•
Tertarik dengan fotografi
•
Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan alam
Demografis •
Jenis kelamin pria dan wanita
•
Usia 20 - 40 tahun
•
Status ekonomi atas dan menengah (A-B)
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Definisi Publikasi
Publikasi merupakan suatu kegiatan dimana seseorang atau kelompok mengumumkan hasil dari penelitian, diskusi atau suatu hal yang perlu untuk diketahui oleh publik. Tingkat perlu tidaknya sebuah publikasi dilakukan tergantung dari masalah dan pemecahan yang dihasilkan dari apa yang akan dipublikasikan. Publikasi selain bertujuan untuk penyebaran informasi juga bertujuan untuk penggalangan dana pada beberapa kasus tertentu. Ini tak lepas dari publikasi itu sendiri yang selalu berhubungan dengan orang banyak dan ini dimanfaatkan secara legal untuk sekalian mencari dana guna keberlangsungan suatu perkumpulan. Fairul Yazi, (2013), Pengertian Publikasi, [online], diakses tanggal 8 maret 2014 dari http://fairulyazi.blogspot.com/2013/11/makalah-media-publikasi.html
30
2.2.2 Fotografi landscape Fotografi Landscape adalah fotografi pemandangan alam atau dalam pengertian lain adalah jenis fotografi yang merekam keindahan alam, dapat juga dikombinasikan dengan yang lain seperti manusia, hewan dan yang lainnya, namun tetap yang menjadi fokus utamanya adalah alam. Pemandangan alam yang begitu indah pada saat-saat tertentu ketika secara sensitif kita bisa menandai sifat dan arah datangnya sinar matahari. Misalnya pada saat sore maupun pagi hari ketika sinar matahari bersifat kekuning-kuningan dan arah jatuhnya membentuk bayangan obyek yang sangat panjang. Selain itu saat pergantian musim, pada saat beberapa tumbuhan sedang mengalami pergantian daun. Foto Pemandangan bisa di kategorikan menjadi beberapa macam, misalnya : 1. Foto Landscape Foto pemandangan alam daratan yang mencakup alam pegunungan, lembah, persawahaan. dan lain-lain
2. Foto Seascape
Foto pemandangan laut yang mencakup alam lautan, danau, dan segala obyek ya menekankan keberadaan air
3. Foto Skyscape
Foto pemandangan langit yang mencakup keberadaan awan, biru langit, sunrise, sunset, dan lain-lain
4. Foto Cityscape
Foto pemandangan kota atau pedesaan yang mencakup keunikan-keunikan dan keindahan-keindahan sudut-sudut perkotaan ataupun pedesaan yang mampu menginformasikan ciri khas kehidupan masyarakat didalamnya.
31
2.2.3 Teknik dalam fotografi landscape
Masalah teknis sebetulnya tidak terlalu penting, tapi tetap harus dikuasai agar pada saat memotret kita tidak terganggu oleh masalah – masalah basic seperti shutter speed, iso, aperture, dan lain sebagainya. Mungkin anda sudah tahu akan hal ini, tapi kita akan lihat pengaplikasinya dalam fotografi landscape. (Wira Nurmansyah, 2009)
Sebelumnya, anda juga harus mengetahui tentang shutter speed, iso, dan aperture. Seperti yang kita ketahui, dalam fotografi landscape, kita tidak bisa mengatur cahaya yang ada ; semuanya kehendak alam. Tugas kita adalah mengatur kamera agar apa yang kita lihat bisa kita terjemahkan ke dalam frame kita ( hasil visualisasi awal ).
Metering
Metering juga harus dikuasai dengan baik. Pelajarilah fungsi masing-masing metering pada kamera, karena setiap kamera mempunyai karakteristik metering yang berbede. Tips : gunakanlah matrix metering karena hasilnya 90 % benar. Paling kita hanya perlu mengkompensasi exposure ke nilai plus(+) jika scene terlalu banyak terang, atau ke nilai (-) jika terlalu banyak bagian gelap.
Tapi ini hanya untuk mendapatkan exposure yang “benar” dan ini terserah dari teman – teman sendiri, apakah ingin dibuat lebih terang atau lebih gelap. Dan berbicara masalah outdoor photography, otomatis kita berada dalam kondisi pemotretan dengan dynamic range yang tinggi.Mata kita mungkin masih bisa menangkapnya karena mata merupakan sensor terhebat yang diciptakan Tuhan. Sedangkan sensor kamera tidak akan bisa. Ini bisa dikompensansi dengan filter Gradual Neutral Density.
Exposure mode
Dalam kamera, banyak sekali mode exposure yang dapat dipilih. Pada dasarnya hanya ada 4 buah. Program, Aperture priority, Shutter priority, Manual. Mode – mode tambahan seperti portrait, landscape, auto, night portrait, dan lain-lain
32
sebaiknya tidak usah dipakai. Karena mode-mode itu sebenarnya hanyalah pengembangan dari mode PSAM. Tetapi mode-mode tambahan ini terkadang berguna untuk men-switch picture control. Contoh kasus: Anda menggunakan mode exposure manual dan picture control landscape.
Kemudian anda ingin memotret teman di sebelah anda. Jika langsung dipotret, saya jamin warna kulit teman anda akan menjadi berwana sangat dangdut . Maka dari itu , putarlah ke mode portrait dan anda akan medapatkan foto dengan warna yang seharusnya.
Focal length
Masalah teknis yang juga penting adalah masalah pemilihan focal length. Untuk pemotretan landscape disarankan memakai lensa yang lebar. Tapi tidak mutlak, ingat bahwa dalam foto landscape yang benar adalah kita tidak berusaha memasukan semua elemen yang ada, tetapi memilih beberapa elemen untuk mewakili semuanya.
Wira Nurmansyah, (2009), Teknik Dalam Fotografi Landscape, [online], diakses tanggal 18 Juli 2014 dari http://www.wiranurmansyah.com/teknik-dalam-fotografilandscape
2.2.4 Komposisi dalam fotografi
Fotografi adalah masalah menempatkan berbagai benda yang terpotret dalam bingkai fotonya. Bagus tidaknya komposisi sebuah foto sangat tergantung kebutuhan pada foto itu sendiri. Komposisi bisa dibuat dengan mengatur benda yang akan dipotret, atau mengatur angle (sudut pengambilan) dan pilihan lensa untuk obyek pemotretan yang tak bisa diatur. (Arbain Rambey, 2013)
33
Beberapa Macam Aturan Komposisi Fotografi
Contoh Komposisi Rule of Thirds, sumber : www.rumorkamera.com
Aturan komposisi yang standar ada dalam aturan yang disebut Rule of Thirds. Rule of Thirds didapat dengan membagi bidang foto dalam tiga bagian vertikal dan tiga bagian horisontal. Elemen-elemen foto dipasang pada garis2-garis pembagi itu.
Pada hukum Rule of Thirds, garis-garis pembagi biasanya diisi garis cakrawala untuk foto-foto lanskap (landscape). Rule of Thirds akan membingungkan pemula manakala tidak terdapat bidang atau garis tegas sama sekali pada adegan yang difoto.
Sejalan dengan berlalunya waktu, muncul bermacam teori komposisi kontemporer yang tiap jenisnya pun justru sangat tak terumuskan dengan tegas. Jenis komposisi modern yang pertama adalah “merata”. Elemen-elemen foto diatur serata mungkin. Misal foto produk, foto keluarga. Komposisi “merata” dipakai untuk memotret benda yg banyak. Varian dari “merata” adalah kita menonjolkan beberapa di antara obyek yang terpotret itu.
34
Jenis komposisi modern kedua adalah “di tengah”. Subjek utama yang dipotret dipasang benar benar di tengah foto. Sedangkan komposisi modern ketiga adalah “di pinggir”, alias benda utama dalam foto dipasang di paling tepi kiri atau kanan foto. Saat ini komposisi foto relatif sangat bebas. Tetapi sesungguhnya hanya pengembangan saja dari komposisi jenis “di tengah” atau “di tepi” atau “merata”. Bagaimana pun komposisi adalah pilihan personal yang menyangkut selera. Tidak ada istilah salah dan tak ada benar di sini.
Kumpulan komposisi-komposisi yang pernah Anda buat akan menjadi “perpustakaan”
bagi
pemotretan
anda
selanjutnya.
Komposisi
memang
“menyandingkan” elemen-elemen foto. Memisahkan yang utama (POI, Point of Interest) dengan yang lain bisa dgn warna, fokus atau juga posisi. Rumor Kamera, (2013), Komposisi Fotografi Oleh Arbain Rambey, [online], diakses tanggal 18 Juli 2014 dari http://rumorkamera.com/catatan-kami/komposisi-fotografioleh-arbain-rambey/
2.2.5 Prinsip Desain Pada Fotografi Kesatuan
Kesatuan merupakan salah satu prinsip desain yang terpenting. Sebuah karya foto yang berhasil adalah apabila unsur-unsurnya tidak terlepas sendiri-sendiri. Karya foto dapat dibicarakan dari berbagai aspek, seperti keseimbangan, proporsi, irama, dan lain-lain. Namun kadang kala hanya ada satu aspek yang lebih menonjol dari yang lain. Hal tersebut diperbolehkan asal ada kesatuan pada foto tersebut. Komponen-komponen visual dihubungkan satu sama lain oleh visual yang dominan atau agak dominan, maka hubungan ini akan member kesan kesatuan yang kuat.
Irama
Asal kata irama (rhytm-inggris) ialah dari bahasa yunani, rhein, artinya arus/aliran. Dalam komposisi musik, menurut kamus besar bahasa Indonesia, irama adalah gerakan berturut-turut secara teratur, turun naik lagu atau bunyi yang
35
beraturan, alunan yang terjadi karena perulangan atau pergantian, kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan dan tinggi rendah nada. Dalam gambar masalah irama dirasakan penting juga dengan pertimbangan bahwa perhatian pengamat berjalan dan berubah dari sati titik ke titik lain. Irama diciptakan ketika komponen-komponen gambar yang serupa diulang pada jarak waktu atau interval yang tetap atau hampir tetap. Perhatian pengamat merupakan daya tarik yang diwujudkan melalui image disepanjang garis perulangan dan hasilnya adalah kesan keteraturan dan kesatuan. Sebagai tambahan, irama visual dapat membantu untuk membangun ketepat gunaan maksud dalam gambar, seperti jika kita membelah kayu, akan lebih mudah memotongnya dengan irama yang konstan.
Proporsi
Proporsi merupakan perbandingan yang lahir karena adanya penetapan luas atau isi antara bagian yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah karya foto. Bila sebuah garis membagi dua suatu gambar, maka perbandingan diantara keduanya adalah proporsi. Perbandingan tersebut dapat dinilai secara objektif seperti besarnya ukuran, jumlah elemen, warna dan juga secara subjektif seperti tone, perhatian pengamat, keharmonisan dan misi yang ingin disampaikan pemotret.
Perspektif
Persepektif adalah sudut pandangan yang membuat objek terlihat mengecil sejalan dengan mmembesarnya jarak. Juga seakan-akan membuat garis-garis parallel seperti bertemu atau berkempul di titik horizon. Arti lain yaitu menciptakan ilussi dari ruang 3D dalam foto. Dapat memberi petunjuk mengenai ukuran objek, titik hilang yang diinterpretasikan oleh otak sebagai indikasi kedalaman. Wen’s Photography, (2010), Prinsip Desain Dalam Fotografi, [online], diakses tanggal 3 agustus 2014 dari http://wensphotography.at.ua/blog/prinsip_desain_pada_fotografi/2010-06-05-18)
36
2.2.6 Analisa SWOT kawasan Dieng Plateau Strength •
Dieng Plateau memiliki tempat wisata yang cukup banyak
•
Suasana kawasan Dieng Plateau sangatlah indah
•
Udara di sekitar Dieng Plateau masih sangatlah asri dan segar
•
Penduduknya yang ramah
•
Memiliki sejarah dan mitos yang menarik
•
Jalan akses yang sudah tergolong mudah
•
Objek wisata yang tergolong murah
•
Memiliki sebuah acara adat yang sangat menarik
Weakness •
Dari satu lokasi wisata ke tempat wisata lainnya cukup jauh harus memakai kendaraan untuk di tempuh
•
Udara yang sangat dingin sehingga bagi yang tidak kuat akan udara dingin berbahaya bagi kesehatan
•
Factor cuaca sangat mempengaruhi untuk melihat objek wisata
•
Akses jalan yang tergolong tidak bagus bila ingin ke bukit sikunir
•
Banyak beberapa candi yang kurang terawat
Opportunity •
Kawasan Dieng Plateau menjadi lokasi favorit untuk berlibur dan mampu bersaing dengan kawasan wisata lainnya
•
Menjadi sebuah kawasan yang mempunyai culture budaya yang unik
37
Threat •
Banyaknya orang yang datang ke kawasan Dieng Plateau sehingga membuat kemacetan serta polusi yang tidak baik
•
Akan banyaknya coret-coretan di setiap kawasan wisata, yang disebabkan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab
•
Kawasan Dieng Plateau menjadi kotor akibat banyaknya pengunjung yang dating
2.2.7 Analisa SWOT buku karya Strength •
Memberikan informasi tempat wisata yang ada di kawasan Dieng Plateau
•
Menampilkan fotografi yang menarik
•
Penggunaan bahasa yang sederhana
•
Ukuran buku yang efisien, sehingga mudah untuk dibawa
Weakness •
Penjilidan yang masih menggunakan lem panas
•
Packaging buku yang tergolong tidak kuat
Opportunity •
Menjadi satu-satunya buku fotografi yang membahas mengenai kawasan Dieng plateau
Threat •
Kurangnya minat masyarakat untuk membaca dan membeli buku