BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Sumber Data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini
akan di peroleh dari berbagai sumber yang ada, diantaranya adalah : •
Wawancara dengan Bapak Ivan Kristianto Manager Tan Ek Tjoan.
•
Literatur : Artikel dari media elektronik maupun non elektronik
•
Media Internet : www.tanektjoan.com http://travel.kompas.com/read/2015/01/13/084300527/Roti.Jadul.Bertahan.di.Kot a.Modern
2.1.1
Sejarah Singkat Tan Ek Tjoan
Gambar 2.1.1 Logo Tan Ek Tjoan
Tan Ek Tjoan adalah seorang pemuda beretnis tionghoa dan pelopor pabrik, toko roti dan kue dengan nama merk namanya sendiri "Tan Ek Tjoan" yang memulai sebuah bisnis bakery di Bogor pada tahun 1921. Masa itu usaha bakery hanya mampu dikuasai oleh etnis Belanda saja. Namun Tan Ek Tjoan membuktikan bahwa ia dapat menghasilkan roti dengan kualitas yang sama baiknya, bahkan lebih baik dari pada roti yang dibuat oleh orang Belanda.
Pada tahun 1958 Kim Tamara yang merupakan putra dari Tan Ek Tjoan mendirikan gerai kedua yang menjual 30 variant roti dan berlokasi di Jalan Cikini Raya No.61, Jakarta Pusat. Toko roti ini di lengkapi dengan pabrik roti di belakangnya.
3
4 Dengan luas toko dan pabrik yang berdiri di atas tanah seluas 2.300 meter persegi, Tan Ek Tjoan menyediakan bangku dan meja untuk pembeli yang ingin menikmati roti di tempat. Tan Ek Tjoan bisa memasok produknya hingga selatan Jakarta. Satu cabang lain dibuka di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Meskipun pendiri Tan Ek Tjoan di Cikini masih bersaudara dengan Tan Ek Tjoan di Bogor, kedua toko roti itu memiliki manajemen terpisah. Bangunan toko di Cikini Raya semula adalah kantor asuransi. Di belakang kantor asuransi adalah rumah Kim Tamara, putra pendiri Tan Ek Tjoan. Setelah kantor asuransi dibeli, Kim menjadikan bangunan itu sebagai gerai toko pada 1953. Sementara pabrik roti menggunakan bangunan lama rumah Kim. Kim tinggal di lantai 2 toko roti. Dengan begitu, dia sangat mudah mengawasi seluruh proses pembuatan hingga penjualan Tan Ek Tjoan.
Menjual roti dipilih oleh Kim karena pada masa itu roti sedang beken. Sementara produsennya beberapa saja. Tan Ek Tjoan ikut mempopulerkan roti di kalangan masyarakat Jakarta, termasuk dengan mengerahkan tukang roti keliling yang mendatangi rumah-rumah pembeli. Pasukan gerobak-sepeda ini biasa beroperasi mulai jam 8 pagi. Hingga kini lebih dari 200 gerobak roti keliling milik mereka tersebar di segala penjuru Jakarta. Hal inilah yang juga membuat kedai roti ini menjadi istimewa dan banyak di gali sejarahnya oleh para pecinta heritage.
Dengan usia yang 90 tahun saat ini, roti Tan Ek Tjoan seolah menjadi simbol saksi sejarah perjalanan bangsa Indonesia dari zaman penjajahan Belanda hingga zaman reformasi sekarang ini. Dengan gerobak roti yang jumlahnya puluhan, yang tersebar di Bogor dan Cikini (Jakarta), gerobak dengan nama roti Tan Ek Tjoan ini seolah menjadi simbol kekuatan etnis Tionghoa yang tidak setuju dengan kebijakan Soeharto (Orde Baru) yang mengharuskan setiap warga keturunan harus ganti nama ke nama Indonesia, dan tidak boleh lagi memakai nama Tionghoa. Tan Ek Tjoan juga memberikan pelajaran berarti sekaligus proses pembauran alami di masyarkat.
5 Tan Ek Tjoan menggunakan tiga buah simbol sebagai logo tokonya, yakni gandum,
terompet,
dan
mahkota.
Masing-masing
memiliki
makna.
Gandum
menyimbolkan kemakmuran, terompet bermakna pemberitahuan dari upayanya berdagang keliling, dan mahkota melambangkan kualitas roti untuk para raja–yang pada saat itu merujuk pada negara Kerajaan Belanda.
Adapun para pekerja Tan Ek Tjoan adalah adalah bumiputra. Mereka bertugas untuk mendagangkan roti buatannya. Jenis roti dan gaya pemasaran inilah yang membuatnya dikenal sebagai tokoh pembauran, yakni membaurkan Cina (Tionghoa), bumiputra, dan Belanda. Karena diperuntukkan untuk orang-orang Belanda yang tinggal di Batavia/Jakarta, tak heran roti-rotinya pun sangat khas dengan citarasa Eropa. Tan Ek Tjoan menciptakan kue Belanda dengan racikannya sendiri, dan terciptalah kue gambang, roti bertekstur keras dan bim bam, roti sobek dengan tekstur lembut. Ada juga kue yin dan yang. Disebut yin dan yang karena tampilannya sesuai konsep ‘yin dan yang’ adalah hitam-putih, keras-lembut.
Citra rasa yang tetap bertahan dari masa ke masa. Citra rasa yang khas tidak tergantikan oleh roti modern. Cita rasa yang ditawarkan oleh toko roti ini pun tidak pernah mengecewakan. Mereka selalu memastikan mutu produk yang mereka jual agar selalu sama dengan mutu yang mereka perdagangkan dari hampir seabad lalu. Hasil produksi dari toko roti yang buka setiap hari Senin hingga Sabtu ini terkenal dengan teksturnya yang empuk dan padat. Berbeda dengan roti yang dijual di pusat perbelanjaan lainnya, roti Tan Ek Tjoan lebih sehat dan bebas bahan pengawet karena itu roti produksi Tan Ek Tjan tak bisa bertahan lama dan maksimal tiga hari. Ada beberapa jenis roti yang menjadi andalannya, yakni Roti Gambang yang merupakan roti berbahan dasar gula merah dengan sedikit sentuhan kayu manis berwarna kecokelatan yang bertabur wijen, Roti Nougat yang merupakan roti manis dengan isian coklat kacang serta fla susu yang nikmat, serta Roti Jagorawi yang merupakan perpaduan roti cokelat dan kacang yang manis dan gurih.
6 Dalam proses produksi roti, jumlah karyawan produksi sekitar 40 orang, beraktivitas mulai pukul 20.00 sampai pukul 08.00. Roti dibuat berdasarkan jumlah pesanan. Sehingga dalam satu hari, roti yang diproduksi langsung habis dan tidak ada stok roti di dalam pabrik. Kuantitas produksi yang dihasilkan sekitar 9.000 roti/ hari, sebelumnya bisa mencapai 18.000 roti/ hari. Aktivitas pabrik berhenti pada hari SabtuMinggu dan dilanjutkan kembali hari Senin sampai Jumat. Ruangan pertama adalah tempat karyawan membentuk adonan menjadi roti manis. Khusus kebutuhan pasar, adonan 1 buah roti manis adalah seberat 80 gram. Ada yang bentuk model kepang, bola, bulat, lilit, pastel, bahkan model aneh yang tidak jelas, ternyata susah namun menarik.
Roti yang bisa dibentuk dengan model bagus adalah adonan roti yang sebelumnya harus dibanting, dipukul biar lentur, digilas, baru kemudian dibentuk. Isi roti tidak boleh terlalu banyak supaya roti tidak hancur atau pecah, dengan begitu hasil akhirnya menjadi bagus. Kehidupan yang berhasil adalah kehidupan yang memerlukan pukulan dan bantingan. Jika kuat, maka hasil akhir adalah kemenangan.
Sementara roti dimasukkan ke dalam oven untuk proses pembakaran, di ruangan kedua yang berisi 2 mesin pengaduk adonan (mixer) besar merk Kemper, 2 mixer besar model lama, 1 timbangan adonan. Mesin–mesin tersebut buatan Belanda. Kapasitas 1 mixer cukup menampung 125 kg adonan dasar roti, dengan waktu pengadukan bahan sekitar 30 menit. Proses pengadukan ini akan menghasilkan zat gluten sehingga adonan siap menerima gas CO2 dari aktivitas fermentasi. Pengadukan ditindak lanjuti dengan pemukulan dan penarikan zat gluten, sehingga adonan terlihat mengkilap, tidak lengket dan mengembang pada titik optimum.
Ruangan ketiga adalah ruangan pemisah roti. Adonan roti tawar dipisah dengan roti manis. Di ruangan ini terdapat pula tempat fermentasi roti berbentuk lemari. Kelebihan roti produksi Tan Ek Tjoan yaitu tidak menggunakan bahan pengawet kimia. Pengembangan roti dilakukan dengan ragi (yeast), mendiamkan campuran roti, gula, garam, air selama 12 jam sehingga terbentuk bakteri yang berfungsi mengembangkan roti. Proses pengembangan adonan merupakan proses yang terjadi antara peningkatan
7 volume akibat bertambahnya gas - gas yang terbentuk, protein larut, lemak dan karbohidrat. Istilah inilah yang dikenal dengan fermentasi. Dengan demikian, roti produksi Toko Roti Tan Ek Tjoan hanya bisa bertahan 3 hari, kecuali roti gambang tahan sampai 10 hari.
Ruangan keempat berisi oven besar (conveyer). Roti tawar yang sudah dipisahkan dan roti manis yang sudah dibentuk dimasukkan dalam oven, proses pematangan roti manis sekitar 15–20 menit, roti tawar 30–45 menit. Ruangan kelima adalah ruang finishing, yaitu tempat pemotongan roti tawar berikut pengemasan roti–roti yang sudah dioven. Untuk menjaga kualitas roti, maka kelembaban udara dalam pabrik diatur dalam skala 60–70%. Pabrik juga dilengkapi genset sehingga jika terjadi pemadaman listrik, proses produksi tetap berjalan.
Selain itu, roti produksi semalam siap didistribusikan pagi harinya. Setiap gerobak dorong dapat memuat 200 hingga 400 roti manis. Satu orang pedagang biasanya menginvestasikan uang sebesar Rp 800.000 (sistem beli putus) untuk memenuhi gerobaknya. Sebagai ilustrasi, jika untuk 1 roti manis diberi harga pabrik sebesar Rp 6.000 (biaya bahan produksi Rp 4.000, keuntungan pabrik Rp 2.000), pedagang dapat menjualnya sampai harga Rp 8.500. Selisih harga pabrik dan harga jual sebesar Rp 4.500. Jika pedagang berhasil menjual seluruh roti dalam gerobaknya, maka keuntungan yang diperoleh sekitar Rp 800.000 s/d 1.500.000. Satu gerobak bisa habis dalam waktu 3 hari, tergantung bagaimana keterampilan dan rezeki si pedagang. Gerobak disediakan perusahaan, namun para pedagang harus membayar biaya sewa sebesar Rp 10.000/ hari untuk biaya perawatan.
Harga yang di bandrol untuk setiap roti juga cukup terjangkau baik bagi pelajar, mahasiswa maupun pekerja kantoran. Kisaran harga roti yang dijual mulai IDR 6.000 hingga IDR 15.000. Bagi yang ingin memesan kue ulang tahun atau roti buaya untuk pernikahan. Seluruh roti yang mereka jual dibuat di pabrik yang terletak tepat di belakang toko yang menghasilkan sekitar 10.000 roti per hari.
8 Kelemahan dari pedagang gerobak adalah jika sudah berhasil mendapatkan keuntungan menjual roti, maka biasanya berhenti dulu sementara waktu. Seandainya konsisten menjual, tentunya keuntungan yang didapat lebih besar lagi. Pemandangan unik Pekerjanya adalah sepasang opa–oma yang masih cekatan dan semangat menggunakan keahliannya untuk menghasilkan sesuatu. Terbayang kenangan kakeknenek, opa-oma, eyang kakung - putri zaman dahulu menikmati roti ditemani alunan keroncong, lagu perjuangan, bahkan lagu berbahasa Belanda. Segmentasi pelanggan toko roti ini adalah kaum berumur yang sedang bernostalgia. Konsumen luar negeri atau warga Indonesia yang menetap di luar negeri biasanya kembali ke tempat ini, tidak lain tidak bukan untuk mencari roti dengan Tan Ek Tjoan yang tagline “setia sepanjang jaman” yang mudah di ingat oleh konsumen.
Selama puluhan tahun, klakson unik dari gerobak roti Tan Ek Tjoan selalu menyapa pembeli di penjuru Jakarta, setiap sore hari untuk menawarkan aneka roti hangat “fresh from the oven”. Setiap pagi, para pedagang berangkat dari pabrik untuk memasarkan roti ke berbagai wilayah Jakarta.
2.1.2
Gambaran Toko Roti dan Kue Tan Ek Tjoan
Gambar 2.1.2 Toko Roti & Kue Tan Ek Tjoan
9
Gambar 2.1.3 Kemasan Tan Ek Tjoan
Gambar 2.1.4 Gerobak Sepeda Tan Ek Tjoan
2.1.3
Visi dan Misi Tan Ek Tjoan •
Visi
: Mempertahankan dan Mengembangkan roti tradisional dari
sejak jaman dahulu.
•
Misi
: Memproduksi roti tradisional yang tidak memakai bahan
pengawet dan bahan kimia. 2.1.4
Target Market Target pasar untuk Tan Ek Tjoan ini mempunyai letak geografis di Jakarta
dengan target pasaran wilayah seputar Jakarta. Sedangkan dari sisi psikografis adalah orang-orang yang gemar makan roti, baik untuk mengkonsumsi sarapan. Untuk kelas sosial adalah B.
10 2.1.5
Kompetitor 1.
Venus Bakery
Venus Bakery berdiri pada tahun 1992 dengan status pemilikan sendiri, dan dikelola oleh anggota keluarga pemilik. Venus Bakery terletak di Jalan Siliwangi nomor 27 A Bogor.
2. Monami Bakery
Monami Bakery adalah outlet bakery di Jakarta yang memiliki ciri khas berbeda. Jika outlet bakery lain menyajikan menu pastry dan bakery Monami Bakery juga menyajikan aneka kue tradisional. Sebagai outlet bakery Monami tergolong sebagai outlet senior. Outlet pertamanya didirikan di Jalan Melawai sejak tahum 1976.
3. Lauw Bakery
Lauw Bakery pertama kali didirikan oleh Encun Suryadi pada tahun 1972. Pada mulanya bakery ini bertempat di Jl. Raya Srikaya 10, Boplo, Jakarta Pusat.
11 2.1.6
Analisis S.W.O.T
Strength :
•
Logo sudah eksis dari tahun 1953.
•
Slogan tagline “ Setia Sepanjang Jaman “.
•
Rasa roti, bentuk roti, dan tekstur roti yang berkualitas.
•
Bahan produk yang terjamin dan tidak mengandung bahan pengawet serta serta pewarna.
•
Harganya yang terjangkau.
Weakness :
•
Logo lama simbol pada logo yang ingin disampaikan tidak terlihat.
•
Tidak mencerminkan visi dan misi.
•
Tidak mencerminkan produk aplikasi berbeda di setiap media.
Opportunities :
•
Tidak hanya untuk sarapan saja, tetapi juga untuk makanan ringan yang untuk mengurangi lapar.
•
Tempat yang strategis.
•
Lokasi pemasaran yang strategis dan mudah di jangkau oleh masyarakat umum.
•
Di kalangan tertentu Tan Ek Tjoan sudah mulai disukai meski belum banyak yang mengkonsumsi.
12 Threat :
•
Banyaknya prodesur – prodesur roti yang datang dengan brand luar.
•
Banyak persaingan yang lebih maju dan modern yang ada di masyarakat dengan harga yang terjangkau untuk di kalangan tertentu.
2.2
Tinjauan Umum
2.2.1
Profil Target Audience a. Demografi : •
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita.
•
Umur
: Primary Secondary
•
Golongan
24 – 35 tahun. 14 – 23 tahun.
: SES B.
b. Geografi : •
Domisili
: Bertinggal di daerah perkotaan.
c. Psikografi : •
Memiliki gaya hidup dengan santai, simple dan dinamis.
•
Orang yang gemar makan makanan kecil, kue dan roti.
13 2.3
Tinjauan Khusus
2.3.1
Teori Brand
Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity fourth edition, 2013, hal 4 mengatakan bahwa brand identity adalah suatu simbolisme yang dapat memikat seseorang dimana orang tersebut dapat tertarik akan simbol tersebut, dan dapat membuat tertarik seseorang dengan apapun caranya maupun itu disentuh, di lihat, atau di dengar. Identitas suatu brand ialah suatu aspek yang menjadi ekspresi autentik dari suatu organisasi, segala macam keunikan dari perusahaan itu, visi misi, cita – cita maupun tujuan, nilai – nilai, suara, dan kepribadian serta yang unik yang di desain untuk suatu perusahaan, produk, atau pelayanan dan ada untuk menciptakan hubungan dan apresiasi agar dapat membuat audience merasa aman dan percaya terhadap perusahaan itu. Logo juga menjadi suatu titik awal bagi gambaran suatu perusahaan dan merupakan salah satu elemen dasar dari suatu identitas untuk menjadi pengenalan awal suatu perusahaan.
Membangun sebuah Brand Identity adalah salah satu cara membuat visual identity yang mudah diingat dan cepat dikenali. Visual identity memicu presepsi dan membuka asosiasi dari merek. Kriteria brand identity yang efektif : •
Dapat mencerminkan visi dan misi perusahaan.
•
Memiliki arti tegas dan mudah dikenali.
•
Merupakan bentuk asli ekspresi dari sebuah perusahaan (apa keunikan, nilai, visi, serta tujuannya).
•
Memberikan image yang jelas dan konsisten dari sebuah perusahaan.
Identitas adalah suatu sumber ketertarikan orang pada suatu produk dari perusahaan tertentu, bersifat unik, dan membuat suatu kepemikiran besar menjadi mudah di mengerti. Brand Identity pun terbagi menjadi elemen - elemen yang berbeda dan dapat bersatu menjadi suatu sistem marketing.
14 Identitas memberikan dukungan secara berekspresi, berkomunikasi, berkreasi, mengvisualisasikan brand itu sendiri. Brand identity memiliki unsur – unsur meliputi menguatkan diferensiasi, membuat ide-ide besar dan makna diakses. Mengambil elemen berbeda dan menyatukan mereka ke dalam sistem secara keseluruhan.
2.3.2
Prinsip – Prinsip Desain Dengan prinsip-prinsip desain akan membantu dalam memakai, memilih dan
menggabungkan elemen – elemen desain yang akan dipakai dalam membuat logo Tan Ek Tjoan, seorang desain grafis mendesain elemen desain dalam suatu layout. Prinsip-prinsip desain tersebut menurut Lori Siebert dan Lisa Ballard dalam bukunya Making a Good Layout, 1992, hal 91 yaitu: 1. Keseimbangan ( Balance ) Perbandingan berat tidaknya suatu gambar pada suatu layout. Daya yang membentuk keserasian, keselarasan dan merupakan penilaian akhir dari suatu komposisi
2.
Irama ( Rhythm ) Suatu pengulangan elemen gambar yang bervariasi dari bentuk, warna tekstur dan font. Suatu kelanjutan dan gerakan. Merupakan suatu hasil dari repetisi yang hanya bisa dirasakan.
3. Penekanan ( Emphasis ) Suatu unsur yang lebih ditekankan pada layout.
4. Kesatuan ( Unity ) Wujud unsur desain yang disusun secara terpadu. Untuk mencapai suatu susunan komposisi dalam desain. Elemen – elemen gambar yang digunakan mempunyai persamaan visual.
15 5. Komposisi ( Composition ) Suatu komponen atau unsur desain yang dipergunakan dalam perancangan komposisi adalah susunan beberapa benda atau bentuk yang ditata secara seimbang dan serasi serta memiliki antara unsur – unsur desain tersebut.
6. Keserasian / Keselarasan ( Compatibility ) Prinsip dari perwujudan suatu komposisi yang disusun berdasarkan suatu gagasan atau ide, sehingga menimbulkan suatu kesatuan yang organis. Dalam desain logo Tan Ek Tjoan, akan mempertimbangkan pendekatan – pendekatan antara lain yaitu, 3 macam yaitu Keseimbangan (Balance), Irama (Rhythm), dan Penekanan (Emphasis) yang tepat pada setiap item yang pada akhirnya membentuk suatu kesatuan brand yang baik dan berkarakter.
2.3.3
Teori Warna
Berdasarkan dalam buku Color Design Workbook, 2006, hal 16 oleh Adams Morioka dan Terry Stone mengatakan bahwa teori warna merupakan suatu panduan yang dapat dipergunakan untuk menciptakan keharmonisan dalam membuat kombinasi warna. Ide – ide dapat di representasikan pada diagram warna, segituga warna, dam beberapa chart yang dapat membantu penulis untuk dapat mengerti tentang interaksi warna, pemilihan dan kombinasi, serta efektifitas warna tersebut.
Dalam buku The Element of Color, 1970, hal 91 yang dikemukakan pada tahun 1831 oleh Sir David Brewster, menyatakan bahwa warna panas cocok untuk logo makanan. Warna panas adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah, hawa kekuatan dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat. Warna yang panas terdiri dari variasi tiga warna tersebut warna merah, orange, dan emas.
16 Warna hangat lebih menunjukan pemancaran yang menonjol, warna hangat pun dapat memikat dan menarik perhatian seseorang diakibatkan oleh warnanya yang cerah, warna hangat pun menunjukan sifat kepercayaan seolah-olah warna menjanjikan sesuatu yang spektakuler kepada individual yang melihat warna tersebut, salah satu contoh ialah Redbull yang menunjukan logo yang sangat menunjukan sifat tangguh laki laki, Redbull pun menggunakan warna hangat dan Redbull menjanjikan sesuatu yang spektakuler yaitu energi yang didapat oleh konsumen ketika mengonsumsi produk.
Dalam Perancangan Ulang Identitas Visual Tan Ek Tjoan, saya akan menggunakan warna primer yang bernuansa panas, dengan sentuhan agar lebih terasa nuansa tempo dulu. Penyampaian media tersampaikan dengan positif, maka pemilihan warnanya pun harus panas, tepat dan sesuai. 2.3.4
Teori Logo
Dalam buku berjudul Mendesain Logo, 2009, hal 16 karangan Surianto Rustan S.Sn mengatakan bahwa identitas visual membantu membuat logo lebih manusiawi dengan memberinya wajah dan kepribadian dalam bentuk sebuah logo. Logo merupakan atribut paling utama yang terlihat secara fisik, seperti layaknya wajah pada manusia. Melalui logo, tergambar semua atribut non fisik lainnya sebagai jiwa dari entitas tersebut, yaitu visi dan misinya, coporate value, corporate culture, dan seluruh kepribadiannya.
Secara keseluruhan tampilan logo Tan Ek Tjoan akan di desain dengan pendekatan yang oriental, klasik dan homemade. Logo sangat berperan penting dalam membuat suatu identitas visual, karena logo tersebut dapat memunculkan brand yang lebih inovatif untuk menanamkan Tan Ek Tjoan di kalangan masyarakat. Diharapkan logo ini dapat membuat Tan Ek Tjoan berdiri sebagai brand yang positif, sesuai, dan keberadaannya dikenal oleh masyarakat melalui identitas yang menunjukan sifat perusahaan Tan Ek Tjoan sendiri.
17 2.3.5
Teori Tipografi
Dalam buku Typographic Design Form and Communication Fifth Edition, 2012, hal 114 menurut Rob Carter bahwa Tipografi sebagai salah satu ilmu yang mempelajari tentang huruf. Elemen desain juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen desain yang lain, serta dapat mempengaruhi keberhasilan suatu karya desain secara keseluruhan. Penggunaan tipografi dalam desain komunikasi visual disebut dengan desain tipografi. Tulisan tangan adalah sederetan tanda-tanda yang mempunyai arti dan dibuat dengan tangan. Komponen dasar daripada tipografi adalah huruf (letterform), yang berkembang dari tulisan tangan (handwriting). Berdasarkan ini, maka dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah sekumpulan tanda-tanda yang mempunyai arti. Penggunaan tanda - tanda tersebut baru dapat dikatakan sebagai desain tipografi apabila digunakan dengan mempertimbangkan graphic clarity dan prinsip-prinsip tipografi yang ada.
Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility. -
Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca.
-
Readibility
adalah
penggunaan
huruf
dengan
memperhatikan
hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. -
Visibility adalah kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca tertentu.
-
Clarity adalah kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju.
Keempat prinsip pokok daripada desain tipografi tersebut di atas mempunyai tujuan utama untuk memudahkan orang dalam mengidentifikasi dan memilih typeface yang akan digunakan.
18 Dalam buku HURUFONTIPOGRAFI, 2011, hal 46 oleh Surianto Rustan, S.Sn Menurut Alexander Lawson, klasifikasi huruf berdasarkan sejarah dan bentuk huruf dibagi menjadi 3, yaitu :
- Slab Serif digunakan sebagai display type untuk menarik perhatian pembaca poster iklan dan flier. Disebut juga Egyptian karena bentuknya yang berkesan berat dan horisontal, mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir Kuno. (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:48)
- Sans Serif merupakan jenis huruf sebagai display type dan sangat tidak populer di masyarakat karena pada saat itu dianggap tidak trendi sehingga dinamakan Grotesque, yang artinya lucu/aneh. Mengekspresikan masyarakat industri dan mekanis. (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:49)
- Display merupakan jenis huruf yang memiliki karakter yang sangat spesifik (dengan tema dan tujuan tertentu), dan penggunaannya sangat terbatas. Jenis huruf Display sangat dibutuhkan dunia periklanan untuk menarik perhatian pembaca. Display type dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen yang indah. Yang diprioritaskan
bukan
legibility-nya
melainkan
keindahannya.
Kelompok
Display/Dekoratif ini juga mewakili segala typeface yang tidak termasuk ke dalam kategori yang lain, baik itu typeface lama maupun baru. (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:50)
2.3.6
Teori Guidelines
Garis bantu dalam buku Graphics Design, 2008, hal 101 oleh Hendi Hendratman, ST mengatakan bahwa Style Guidelines adalah aturan dan standarisasi yang harus dipatuhi dalam menciptakan desain mencakup keseluruhan dari perusahaan supaya tercipta konsistensi. Guidelines mempunyai banyak nama lain yang diantaranya adalah Brand Standards, GSM (Graphic Standard Manual), Identity Guidelines, dan lain – lain. Namun ada dasarnya mereka mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama.
19 Seperti yang telah disebutkan di atas, Tan Ek Tjoan membutuhkan sebuah panduan gaya style guidelines untuk menjaga konsistensi identitas visualnya agar dikenal oleh masyarakat. Hal penting yang hendaknya selalu diingat dalam pembuatan style guidelines adalah segi fleksibilitas, agar desain dapat selalu diaplikasikan pada setiap media di masa mendatang dan bentuk medium sebanyak mungkin.
2.3.7
Teori Corporate Identity
Dalam buku Designing Corporate Identity, Graphic Design as A Business Strategy, 2001, hal 14 oleh Kiku Obata mengatakan bahwa “Identitas perusahaan bukan hanya menyangkut logo saja. Namun berkaitan dengan keseluruhan penampilan dan emosi yang ingin ditampilkan, sesuai dengan karakter dan pesannya. Keseluruhan elemen ini harus dapat saling melengkapi untuk menghasilkan komunikasi yang baik dalam brand image”. Dalam buku The Designer’s Guide To Creating Corporate I.D Systems For Companies of All Types and Sizes, image, 1992, hal 3 menurut Golden mengatakan bahwa Identitas adalah mengenai siapa kamu (perusahaan). Sedangkan yang disebut dengan corporate identity adalah pengekspresian kedua hal tersebut lewat bentuk grafis. Sebagai pengekspresian dalam bentuk grafis, sebuah identitas perusahaan bisa diciptakan dan bisa mempengaruhi masa depan perusahaan itu sendiri.
2.3.8
Teori Lay Out
Dalam buku Graphics Design, 2008, hal 85 menurut Hendi Hendratman, ST mengatakan bahwa Layout adalah usaha untuk menyusun, menata atau memadukan unsur – unsur komunikasi grafis (teks, gambar, dll) menjadi komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik. Untuk membuat layout yang baik, yang harus dipegang yaitu Keseimbangan, Irama dan Penekanan. Cukup sulit me-layout dengan memenuhi semua kaidah – kaidah tersebut. Agar menarik, harus memilih kaidah yang ingin ditonjolkan, sedangkan kaidah yang lain harus dikompromikan. Jenis layout yang digunakan adalah layout yang menggunakan format sumbu Vertical – Bentuk Roti.
20