KORELASI ANTARA PERILAKU KEPEMIMPINAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUKOREJO 02, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh RANINDYA CANDRA KARTIKA NIM 115 08 006
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
KORELASI ANTARA SIKAP KEPEMIMPINAN ORANG TUA DENGAN SIKAP KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUKOREJO 02, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh RANINDYA CANDRA KARTIKA NIM 115 08 006
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax323433 Salatiga 50721 Website: www.stain salatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama
: Ranindya Candra Kartika
NIM
: 115 08 006
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul
: KORELASI : ANTARA PERILAKU KEPEMIMPINAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUKOREJO 02, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga,
2012 Pembimbing
Jaka Siswanta, M. Pd NIP. 1971019 200003 1 002
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax323433 Salatiga 50721 Website: www.stain salatiga.ac.id E-mail:
[email protected] SKRIPSI KORELASI ANTARA PERILAKU KEPEMIMPINAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUKOREJO 02, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 DISUSUN OLEH RANINDYA CANDRA KARTIKA NIM 115 08 006
Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skipsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 31 Agustus 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
:
Sekretaris Penguji
:
Penguji I
:
Penguji II
:
Penguji III
:
Salatiga Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827198303 1 002
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S At-Tahrim:6)
PERSEMBAHAN Karya tulis ini aku persembahkan untuk kedua orang tuaku, suamiku, mertuaku dan para dosenku, serta para sahabat –sahabat semua yang menyayangiku.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Ranindya Candra Kartika
NIM
: 115 08 006
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 28 Juli 2012 Yang menyatakan
Ranindya Candra K NIM. 115 08 006
KATA PENGANTAR Assalaamu'alaikum Wr. Wb. Dengan rasa ikhlas setulus hati penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat, hidayah , inayah serta ridlo-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan untuk beliau Rosul tercinta Nabiyulloh Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang telah membawa kita semua dari zaman kejahiliahan menuju zaman yang penuh barokah ini, semoga kita termasuk umat yang mendapat syafa’atnya. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna untuk melengkapi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam STAIN Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta arahan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Bapak Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku Ketua Progdi S1 PGMI STAIN Salatiga. 4. Bapak Jaka Siswanta M. Pd. selaku dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan begitu banyak ilmunya. 6. Ibu Marzuliyah selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di Madrasah yang beliau pimpin.
7. Para guru Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian. 8. Bapak, Ibu, mertua dan suamiku, keluargaku yang senantiasa menyayangi dan mencintaiku serta mendukung dengan do’a-doa mereka. 9. Para sahabat-sahabatku PGMI angkatan 2008 dan yang selalu memotivasi satu sama lain dan yang selalu saya cintai. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum begitu sempurna baik isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis berharap akan kritikan dan saran demi kebaikan skripsi ini. Semoga saja skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan semoga dapat memberikan manfaat kepada penulis pada khususnya. Wassalaamu'alaikum Wr. Wb. Salatiga, 09 Juli 2012 Penulis
Ranindya Candra Kartika NIM. 115 08 006
ABSTRAK Kartika, Ranindya Candra. 2012. Korelasi Antara Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata Kunci:
Korelasi, Perilaku Kepemimpinan Orang Tua, dan Perilaku Keagamaan Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara perilaku kepemimpinan orang tua dengan perilaku keagamaan anaknya. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana perilaku kepemimpinan orang tua di MI Sukorejo 02Kec. Suruh, Kab. Semarang tahun 2012, (2) Bagaimana perilaku keagamaan siswa di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang tahun 2012, (3) Adakah korelasi antara perilaku kepemimpinan orang tua dengan perilaku keagamaan siswa di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang tahun 2012. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan analisis statistik. Penelitian ini menggunakan metode angket, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian sebanyak 41 responden, mengguanakan teknik sampel. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data perilaku kepemimpinan orang tua dan perilaku keagamaan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan orang tua yang termasuk dalam kategori baik mencapai 41,5%, kategori sedang mencapai 39,0 % dan kategori rendah mencapai 19,5%. Sedangkan untuk perilaku keagamaan siswa yang termasuk dalam kategori baik mencapai 24,4%, kategori sedang mencapai 63,4% dan kategori rendah mencapai 12,2%. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku kepemimpinan orang tua dengan perilaku keagamaan siswa, hal ini dapat dilihat berdasarkan analisis statistik yang mana r hitung >r tabel, yang mana r hitung mencapai 0, 803 sedangkan rtabel untuk taraf signifikasi 1% yaitu 0,393 dan taraf signifikasi 5% yaitu 0,304.
DAFTAR ISI
Sampul Judul..................................................................................................................... Lembar Logo..................................................................................................................... Judul................................................................................................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................... Lembar Pengesahan.......................................................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................................ KATA PENGANTAR....................................................................................................... ABSTRAK.......................................................................................................................... DAFTAR ISI...................................................................................................................... DAFTAR TABEL.............................................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................................... C. Tujuan Penelitian.................................................................................................... D. Manfaat Penelitian.................................................................................................. E. Hipotesis Penelitian................................................................................................ F. Definisi Operasional............................................................................................... G. Metode Penelitian...................................................................................................
i ii iii iv v vi vii viii x xi xiii xiv 1 1 7 7 8 9 9 12
H. Sistematika Penulisan.............................................................................................
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................ A. Perilaku Kepemimpinan Orang Tua........................................................................
20
B. Perilaku Keagamaan Siswa.....................................................................................
20 29
C. Korelasi Antara Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa................................................................................................... BAB III LAPORAN PENELITIAN................................................................................ A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian....................................................
38 40 40
B. Penyajian Data........................................................................................................ BAB IV ANALISIS DATA............................................................................................... A. Analisi Deskriptif................................................................................................... B. Uji Hipotesis........................................................................................................... C. Pembahasan....................................................................................................... BAB V PENUTUP............................................................................................................. A. Kesimpulan....................................................................................................... B. Saran................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT PENULIS
49 66 66 73 77 78 78 79
DAFTAR TABEL Tabel 1. 1
Data Populasi Penelitian...................................................................
14
Tabel 3. 1
Struktur organisasi MI Sukorejo 02 Suruh.......................................
42
Tabel 3.2
Sarana dan Prasarana MI Sukorejo 02..............................................
44
Tabel 3. 3
Daftar Guru MI Sukorejo 02.............................................................
45
Tabel 3. 4
Jumlah Siswa MI Sukorejo 02...........................................................
46
Tabel 3. 5
Daftar Nama Responden....................................................................
47
Tabel 3. 6
Jawaban Angket tentang Perilaku Kepemimpinan Orang Tua..........
50
Tabel 3. 7
Skor Jawaban Responden Variabel Perilaku Kepemimpinan Orang Tua.....................................................................................................
52
Tabel 3. 8
Kriteria Nilai dari Perilaku Kepemimpinan Orang Tua.....................
56
Tabel 3. 9
Jawaban Angket tentang Perilaku Keagamaan Siswa........................
58
Tabel 3. 10
Skor Jawaban Responden Variabel Perilaku Keagamaan Siswa.......
60
Tabel 3. 11
Kriteria Nilai dari Perilaku Keagamaan Siswa..................................
63
Tabel 4. 1
Prosentase Jawaban Responden tentang Perilaku Kepemimpinan Orang Tua berdasarkan Angket……………………………………
Tabel 4. 2 Tabel 4. 3
Prosentase Jawaban tentang Perilaku Kepemimpinan Orang Tua................ ...................................................................................
Tabel 4. 5
69
Prosentase Jawaban Responden tentang Perilaku Keagamaan Siswa Berdasarkan Angket..........................................................................
Tabel 4. 4
67
Prosentase Jawaban Responden Tentang Perilaku Keagamaan Siswa......... ........................................................................................ Koefisien Korelasi antara Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa...................................................
70 73
75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Angket Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dan Perilaku Keagamaan Siswa
Lampiran 2
: Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 3
: Daftar Nilai SKK
Lampiran 4
: Nota Pembimbing
Lampiran 5
: Surat Ijin Penelitian
Lampiran 6
: Surat Keterangan Penelitian dari MI Sukorejo 02
Lampiran 7
: Foto Penyebaran Angket di MI Sukorejo 02
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setiap anak dilahirkan kedunia ini dalam keadaan fitrah, artinya manusia lahir membawa fitrah beragama dan potensi berbuat baik. Fitrah inilah yang membedakan antara manusia dan makhluk Allah lainnya. Fitrah dan potensi yang sudah ada semenjak dilahirkan itu tidak akan berkembang secara optimal tanpa adanya pemeliharaan dan bimbingan. ﻛﻞﻣﻮﻟﻮدﻳﻮﻟﺪﻋﻠﻰاﻟﻔﻄﺮۃﻓﺄﺑﻮاﻩﻳﻬﻮداﻧﻪأوﻳﻨﺼﺮاﻧﻪأوﻳﻤﺠﺴﺎﻧﻪ “Setiap bayi yang dilahirkan maka ia lahir dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (H. R Bukhari) Bimbingan untuk pengembangan fitrah dan potensi yang masih berupa bibit atau benih itu dapat melalui proses pendidikan dengan dipandu dan diarahkan. Pengembangan fitrah dan potensi tersebut sejalan dengan cara berfikirnya seseorang, baik dari cara dia melihat, belajar maupun dari pengalaman pribadinya. Dengan adanya bimbingan, seseorang diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki kearah positif, terutama mengembangkan potensinya sebagai makhluk Tuhan. Kegiatan dan proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan pertama yang punya peran adalah lingkungan keluarga, disinilah anak dilahirkan, dirawat dan dibesarkan. Disinilah proses pendidikan berawal, orang tua adalah guru
pertama dan utama bagi anak. Orang tua adalah guru agama, bahasa dan sosial pertama bagi anak. Orang tua, ibu khususnya karena seorang ibu yang biasanya punya banyak waktu bersama anak dirumah, bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya, jika seorang ibu mampu mengarahkan, membimbing dan mengembangkan fitrah dan potensi anak secara maksimal pada tahun-tahun pertama kelahiran anak dimana anak belum disentuh oleh lingkungan lain, dalam artian anak masih suci. Orang tua menjadi penting untuk anak karena pada orang tualah anak berharap kebutuhan-kebutuhannya dipenuhi, baik kebutuhan material maupun kebutuhan immaterial. Peran orang tua dalam pembentukan konsep diri anak sangat besar, terutama pembentukannya dalam hal keagamaan, misalnya shalat, puasa, pengetahuan tentang zakat, dan sebagainya. Agar anak terbiasa dengan hal-hal yang bersifat keagamaan. ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim:6) Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengenalkan anak kepada agama dan mengajarkan agama terhadap anak, meskipun anak banyak menghabiskan waktu di sekolah, tetapi anak lebih banyak berinteraksi dengan orang tuanya. Seyogyanya orang tua selalu memanfaatkan waktu kumpulnya
dengan anak itu untuk mengajarkan hal yang nantinya bermanfaat buat anak, tidak hanya bermanfaat di dunia tetapi juga bermanfaat di akhirat. Orang tua perlu menekankan pendidikan keagamaan kepada anak agar anak memiliki sikap keagamaan yang baik. Orang tua hendaknya berupaya agar anak mereka bertemu dengan orang-orang yang baik, karena pergaulan juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Orang tua hendaknya selalu memuliakan temen-teman si anak, agar orang tua itu dapat dekat dengan mereka sehingga orang tua dapat memberikan bimbingan serta arahan yang nantinya dapat diterima temanteman dari anak mereka dengan baik. Orang tua perlu menciptakan suasana keagamaan dalam keluarga, selain itu orang tua juga perlu selalu memantau anak dalam perkembangan anak baik secara fisik maupun psikis, serta perlu menciptakan pengalamanpengalaman anak dalam wadah kebajikan. Karena apapun yang dilakukan anak cenderung meniru, baik meniru tingkah laku orang tua maupun meniru dalam pergaulan dengan teman-temannya. Sebagaimana pendapat Lilik Sriyanti yaitu pengenalan terhadap Tuhan diawali dari sikap acuh. Namun karena melihat orang dewasa atau lingkungannya memuja dan menyebut nama-Nya, maka ankpun menirukan., sehingga menjadi biasa melakukan ritualisasi keagamaan. Religi atau agama merupakan masalah fundamental bagi manusia, karenanya pertumbuhan dan pembinaanya perlu mendapat perhatian serius. Pertumbuhan agama sudah ditentukan oleh pembinaan dan pendidikan da waktu anak-anak. Anak memperoleh pengertian tentang agama serta norma-
norma yang berlaku, dari lingkungan yang mana khususnya adalah orang tua. (Sriyanti, 2009:55) Sebenarnya potensi keberagaman bagi seorang anak telah ada semenjak anak lahir di dunia, ia memiliki fitrah untuk beriman kepada Allah. Tinggal persoalannya usaha pengembangan serta pemeliharaan potensi (perasaan religius) tersebut yang ada pada seseorang. Maka disinilah peran orang tua didalam mengembangkan potensi keberagaman anak. Perkembangan keagamaan pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang didapatkannya dari lingkungan, jadi orang tua sangatlah banyak berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik dalam hal pendidikan keagamaan maupun menanamkan nilai-nilai agama didalam lingkungan keluarganya. Perilaku kepemimpinan orang tua berhubungan dengan perilaku keagamaan anak, karena anak mengenal agama dan memilih agama karena orang tua. Jadi dalam mengembangkan perilku keagamaan pada anak itu tergantung kepada orang tuanya, sudahkah orang tua itu mengarahkan, membimbing, dan mendidik bahkan menerapkan perilaku keagamaan ke anak. Apabila orang tua tidak memiliki kepemimpinan yang baik khususnya dalam menekankan kebiasaan beragama kepada anak, maka anak akan bersikap biasa saja. Bahkan mungkin tidak pernah memiliki sikap keagamaan. Kebanyakan anak hanya meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya, ketika orang tua tidak memiliki sikap kepemimpinan yang baik, maka anak tidak akan peduli dengan hal-hal yang seharusnya ia dapatkan sebagai anak, seperti pendidikan agama dari orang tuanya.
Meskipun anak sudah disekolahkan dan banyak orang tua yang mempercayakan pendidikan itu kepada guru dari anak-anak mereka, tetapi anak lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah, dibanding di sekolah. Jadi orang tualah yang berperan aktif atas perkembangan anak mereka terutama masalah agama. Athur-T.
Jersild,
dan
kawan-kawannya,
dalam
psychology
of
Adolescence mengatakan biasanya orang atau anak beragama itu dikarenakan orang tuanya beragama, atau karena ia menirukan orang tuanya beragama. Artinya orang tua dan orang dewasa lainnya menjadi figure yang akan dicontoh, diteladani manakala orang tersebut melakukan ritual keagamaan. Berdasar itu tanpa contoh dan bimbingan orang tua anak tidak akan melakukan aktivitas keagamaan.(Sriyanti, 2009:55-56) Sedangkan W. H. Clark berpendapat bahwa anak-anak itu adalah manusia dalam bentuk, akan tetapi dalam arti masih lebih dekat kepada hewan. (Daradjat, 1970:35). Yang dimaksud dengan anak merupakan manusia dalam bentuk dan masih dekat kepada hewan, anak berarti hanya suatu bentuk manusia yang belum mengerti dengan apa yang ia lakukan, dan ia lebih banyak meniru aktivitas disekitarnya. Jika dilihat dari pendapat tersebut dapatlah kita pahami bahwa tanpa orang tua anak hanyalah makhluk yang tidak dapat berkembang. Karena dari keluargalah pertama kali anak mendapatkan pengetahuan, keterampilan dasar, agama, kepercayaan, nilai moral serta nilai sosial.
Dalam beberapa penelitian, yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam bidang perkembangan pralahir menunjukkan bahwa selama dalam rahim anak dapat belajar, merasa dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Pada saat kandungan itu telah berusia lima bulan atau setara dengan 20 minggu, kemampuan anak dalam kandungan untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik sehingga proses pendidikan dan belajar dapat dimulai atau dilakukan. (Islam, 2003: 2). Maka dari itu pemahaman anak terhadap Tuhan perlu diterapkan semenjak anak dalam kandungan. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang tahun 2012 pada tanggal 25 Oktober 2011 peneliti melihat beragamnya perilaku keagamaan (yang diterapkan) siswa MI Sukorejo 02 karena adanya perbedaan perilaku kepemimpinan orang tua dalam kehidupan berkeluarga. Oleh karena adanya perilaku keagamaan yang beragam dari siswa karena perilaku kepemimpinan orang tua yang beragam pula, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian yang berjudul ” KORELASI ANTARA
PERILAKU
KEPEMIMPINAN
ORANG
TUA
DENGAN
PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MI SUKOREJO 02, KEC. SURUH, KAB. SEMARANG TAHUN 2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan diatas, dapat dijabarkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana perilaku kepemimpinan orang tua siswa di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012?
2.
Bagaimana perilaku keagamaan siswa di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012?
3.
Adakah korelasi antara perilaku kepemimpinan orang tua dengan perilaku keagamaan siswa di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012?
C. Tujuan Penelitan Berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui perilaku kepemimpinan orang tua siswa di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012.
2.
Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012.
3.
Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara perilaku kepemimpinan orang tua dengan perilaku keagamaan siswa di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, baik secara teoritik maupun secara praktis. 1.
Manfaat Teoritik a.
Sebagai masukan dan bahan pengembangan kajian pada mata pelajaran Agama Islam.
b.
Sebagai masukan dan bahan pengembangan kajian terhadap teori-teori belajar.
c. 2.
Sebagai bahan pengembangan khasanah keilmuan pendidikan
Manfaat Praktis a.
Bagi penulis dapat melatih keterampilan menulis karya ilmiah berupa penelitian, serta bisa dijadikan inspirasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
b.
Sebagai bahan masukan kepada lembaga pendidikan untuk lebih berkreasi dalam upaya mananamkan sikap keagamaan dan kebisaaan Islami pada peserta didik melalui bentuk tauladan yang baik.
c.
Bagi guru MI, agar bisa lebih proaktif dalam mencerdaskan siswa didik tidak hanya sebatas aspek pengetahuannya saja, tetapi juga aspek sikap keagamaannya.
d.
Bagi orang tua, sebagai masukan agar lebih memperhatikan perkembangan sikap keagamaan anak mereka.
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi hipotesis dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. (Sugiyono, 2011:64) Terdapat hubungan yang positif antara perilaku kepemimpinan orang tua dengan perilaku keagamaan siswa Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012.
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap pengertian atas pokok masalah dalam penelitian ini, perlu diuraikan pengertian-pengertian sebagai berikut: 1.
Perilaku Kepemimpinan Orang Tua a. Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. (Sunaryo, 2004:3) b. Kepemimpinan Kepemimpinan
menurut
Howard
H.
Hoyt
adalah
seni/keterampilan mempengaruhi tingkah laku manusia kemampuan untuk membimbing orang. (Karim, 2010:14)
c. Orang Tua Orang tua adalah ayah dan/ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. (http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua) Berdasarkan pengertian diatas, maka perilaku kepemimpinan orang tua adalah aktivitas orang tua dalam mempengaruhi anaknya dalam segala hal. Perilaku kepemimpinan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepemimpinan
yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai
agama kepada anak. Adapun indikator kepemimpinan orang tua, meliputi: 1) Mengingatkan, memandu, memberikan pelajaran, membimbing dan mengajak anak untuk melakukan shalat lima waktu. 2) Membiasakan kepada anak untuk shalat tepat waktu 3) Mengajak dan membiasakan anak untuk shalat berjama’ah. 4) Mengajarkan, membimbing serta mengajak anak untuk melaksanakan puasa Ramadhan pada bulan Ramadhan. 5) Mengajarkan, membimbing anak tentang zakat serta membiasakan anak dalam membayarkan zakat. 6) Mengajak dan membiasakan anak untuk mengaji 7) Membiasakan anak dalam infaq/sadaqah. 8) Membiasakan kepada anak untuk berdo’a sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. 9) Mengajarkan pada anak tentang kalimat-kalimat tayyibah. 10) Membiasakan anak untuk mengikuti shalat Jum’at.
2.
Perilaku Keagamaan siswa a. Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. (Sunaryo, 2004:3) b. Keagamaan Keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu mengenai agama, misalnya perasaan keagamaan, atau soal-soal keagamaan. (Porwadarminta, 1986:18). c. Siswa Siswa adalah pelajar, atau murid (terutama pada tingkat sekolah dasar atau menengah). (http://kamusbahasaindonesia.org/siswa/mirip#ixzz25vYNiWIM) Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku keagamaan siswa adalah perbuatan-perbuatan yang menunjukkan akan kepercayaannya terhadap Tuhan atau menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan Tuhan yang dilakukan oleh pelajar. Adapun indikator keagamaan siswa, meliputi: 1) Melaksanakan shalat wajib. 2) Melaksanakan shalat tepat waktu. 3) Membiasakan melaksanakan shalat berjama’ah. 4) Melaksanakan puasa Ramadhan pada bulan Ramadhan 5) Membantu orang tua mengantarkan zakat kepada amil 6) Selalu mengaji
7) membiasakan infaq/shadaqah 8) Membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah melakukan aktivitas 9) Selalu mengucapkan kalimat tayyibah 10) Membiasakan melaksanakan shalat Jumat G. Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan Rancangan penelitian Pendekatan penelitian adalah cara pandang yang digunakan peneliti dalam memahami subjek dan objek penelitian. Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Metode korelasional yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
(http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/18/eksperime-expost-
facto-korelasional-komparatif/) 2.
Lokasi dan Waktu penelitian a. Lokasi penelitian Lokasi penelitian yaitu di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang yang mana terletak di dusun Kirang, Desa Sukorejo, Kec. Suruh, Kab. Semarang.
b. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai tanggal 28 Mei 2012, yang sebelumnya peneliti telah melakukan survei pada tanggal 25 Oktober 2011. 3.
Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2011: 80). Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah kelas I sampai kelas VI MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012 yang berjumlah 88 siswa. TABEL 1. 1 DATA POPULASI PENELITIAN Jenis Kelamin No
Jumlah
Kelas Laki-laki
Perempuan
Siswa
1
I
10
4
14
2
II
10
5
15
3
III
7
11
18
4
IV
5
6
11
5
V
9
6
15
6
VI
11
4
15
52
36
88
Jumlah
b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana,
tenaga
dan
waktu,
maka
peneliti
dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). (Sugiyono, 2011: 81) Teknik sampling yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sampel purposive. Adapun penekanan metode purposive adalah pada karakter anggota sampel yang karena pertimbangan mendalam dianggap atau diyakini oleh peneliti akan benar-benar mewakili karakter populasi. (Yunus, 2010: 302). Adapun sampel penelitian diambil dari siswa kelas IV-VI. Dipilihnya sampel tersebut karena pada usia-usia tersebut anak sudah mulai bisa membedakan baik dan buruk, benar dan salah mengenai ajaran agama yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. 4.
Pengumpulan Data a. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. (Sugiyono, 2011:142). Angket ini digunakan untuk mengetahui perilaku kepemimpinan orang tua dan perilaku keagamaan siswa di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012. b. Observasi Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Sugiyono, 2011: 145). Observasi
dilakukan
untuk
mengetahui
bagaimana
keberagaman perilaku kepemimpinan orang tua dan keberagaman perilaku keagamaan siswa MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012. c. Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumentasi kegiatan di sekolah
yang menjadi objek penelitian. Kegiatan ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana perilaku keagamaan siswa dalam kesehariannya di sekolah. Metode dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah,
prasasti,
notulen,
agenda
dan
sebagainya.
(http://www.sarjanaku.com/2011/06/metode-dokumentasi.html) 5.
Instrumen Penelitian Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan angket. Dalam angket ini, peneliti menggunakan skala Likert, yangmana skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono, 2011: 93) Angket berisi daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara perilaku kepemimpinan orang tua dengan perilaku keagamaan siswa di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012. Dari angket penelitian ini terdapat 30 pertanyaan
dengan
rincian
15
pertanyaan
mengenai
perilaku
kepemimpinan orang tua. Dan 15 pertanyaan mengenai perilaku keagamaan siswa di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012. Peneliti mengambil 30 pertanyaan dalam angket berdasarkan indikator masing-masing variabel. 6.
Analisis Data Analisis data digunakan untuk mengetahui hubungan antara perilaku kepemimpinan orang tua dengan perilaku keagamaan siswa di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012 dengan cara menghitung hasil dari penyebaran angket. Teknik analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.
Analisis Pendahuluan Analisis ini digunakan untuk menghitung skor masing-masing variabel. Untuk mengetahui dari masing-masing variabel digunakan rumus: (Djamarah, 2000:226) P = X 100% Keterangan: P = Prosentase Perolehan F = Frekuensi N = Jumlah Responden
b.
Analisis Lanjutan Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara perilaku kepemimpinan orang tua dengan perilaku keagamaan siswa. Penelitian ini meliputi dua variabel, perilaku kepemimpinan orang tua sebagai variabel pertama (X) dan perilaku keagamaan siswa sebagai variabel kedua (Y). Dalam analisis ini, penulis menggunakan rumus product moment (Arikunto,2005:327), sebagai berikut: ∑
rxy= √{ ∑
∑ ∑
}{ ∑
∑ ∑
}
Keterangan: rxy
= koefisien korelasi yang dicari
N
= banyaknya subjek pemilik nilai
∑
= jumlah hasil kali antar skor X dan skor Y
X
= nilai Variabel 1
Y
= nilai variabel 2
H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan skripsi, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
D.
Manfaat Penelitian
E.
Hipotesis Penelitian
F.
Definisi Operasional
G.
Metode Penelitian
H.
Sistematika Penulisan
: KAJIAN PUSTAKA A.
Perilaku Kepemimpinan Orang Tua
B.
Perilaku Keagamaan Siswa
C.
Korelasi antara Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa
BAB III
: HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
B.
Penyajian Data
BAB IV
BAB V
: ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.
Analisis Deskriptif
B.
Pengujian Hipotesis
C.
Pembahasan
: PENUTUP A.
Kesimpulan
B.
Saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Perilaku Kepemimpinan Orang Tua 1. Pengertian Perilaku Perilaku merupakan respons terhadap stimulus eksternal. (Walgito, 1994:15). Jadi perilaku merupakan tanggapan seseorang atas apa yang terjadi yang diwujudkan dengan suatu tindakan. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Sunaryo yang mengatakan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. (Sunaryo, 2004:3) Perilaku juga diartikan sebagai setiap cara reaksi atau respon manusia, makhluk hidup terhadap lingkungannya. (Gunarsa, 2004:4) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku merupakan aktivitas seseorang atas tanggapannya terhadap sesuatu yang mana aktivitas tersebut dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. 2. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar supaya bekerja dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. (Sulistiyani, 2008:12). Jadi kepemimpinan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi orang atau kelompok yang lain dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian kali ini
berarti kegiatan orang tua dalam hal mempengaruhi anaknya dengan tujuan untuk meningkatkan perilaku keagamaan anak. Masih dalam bukunya Ambar Teguh Sulistiyani
(2008:13)
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan penuh semangat. Jadi Kepemimpinan juga merupakan ajakan seseorang pemimpin terhadap orang atau kelompok yang dipimpin, yaitu sesuai dengan tujuan pemimpin tersebut Tidak jauh berbeda dengan pendapat Terry dalam bukunya Mohammad Karim (2010:13), kepemimpinan adalah proses perilaku untuk memenangkan hati, pikiran, emosi dan perilaku orang lain untuk berkontribusi terhadap terwujudnya visi. Jadi dalam bukunya Mohammad Karim ini terdapat kegiatan mempengaruhi orang lain sebagaimana yang diungkap diatas bahwa untuk memenangkan hati, pikiran, emosi dan perilaku orang lain dengan visi tertentu. Dari beberapa pendapat di atas hampir sama dengan pendapat Howard H. Hoyt yang masih dalam bukunya Mohammad Karim (2010:14) mendefinisikan kepemimpinan sebagai seni/keterampilan mempengaruhi tingkah laku manusia dan kemampuan untuk membimbing orang Jika dilihat dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi, membimbing ataupun mengajak orang lain dalam tujuan yang tertentu, dalam hal ini berarti cara orang tua
mempengaruhi, membimbing atau mengajak anak dalam kaitannya dengan membentuk sikap keagamaan anaknya. Dalam kehidupan apapun jika ada aktivitas mempengaruhi maka terjadi kepemimpinan, maka dimana saja bisa terjadi hal memimpin dan dipimpin bahkan dalam kehidupan kita sehari-haripun banyak terjadi kepemimpinan. Kepemimpinan dapat menghasilkan hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif, hasil kepemimpinan tersebut berdasarkan pada cara-cara sesorang membimbing, mempengaruhi maupun mengajak orang lain tersebut. Demikian juga dalam keluarga. Seorang ayah sebagai pemimpin keluarga setiap harinya tengah memperlihatkan suatu tindakan dan sikap yang kelak akan mempengaruhi keluarganya. Setiap perkataan, tindakan, cara berpikir, cara menangani masalah, bahkan cara orangtuanya beribadah dalam kegiatan sehari-harinya akan menjadi suatu pengalaman tersendiri bagi anaknya. Jadi anak-anak akan terus belajar dari apa yang bisa ditangkap benak dan pancaindranya sejak ia lahir hingga dewasa dan dari pengalaman-pengalaman itu anak akan melakukan aktivitas tertentu. 3. Pengertian Orang Tua Orang tua adalah ayah dan/ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. (http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua). Jadi orang tua bukan hanya orang yang secara biologis melahirkan anak, tetapi adanya orang tua bisa dengan hubungan sosial, seperti orang tua angkat
yang mana tidak melahirkan seseorang, tetapi bisa memiliki anak karena mengadopsi atau yang lainnya. Berdasarkan pengertian diatas, maka perilaku kepemimpinan orang tua adalah aktivitas orang tua dalam mempengaruhi anaknya dalam segala hal. Perilaku kepemimpinan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepemimpinan
yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai
agama kepada anak. Dalam pandangan islam, anak merupakan amanat dari Allah yang dibebankan kepada orang tuanya. Perkembangan agama pada anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil. Orang tua adalah pembina pribadi yang utama dalam hidup anak. Keluarga menjadi lingkungan yang utama dan pertama dalam hidup anak, maka anak dapat berkembang karena peran orang tua. Dari orang tualah anak mendapatkan pengetahuan, pengajaran tentang agama, nilai-nilai moral bahkan nilai-nilai sosial. Nilai agama merupakan aspek penting yang harus mendapatkan prioritas dalam pendidikan anak, karena dengan agama anak nantinya dapat mengetahui tujuan hidupnya. Orang tua wajib membimbing dan mengarahkan anaknya mengenai agama. Tanpa bimbingan dari orang tuanya anak tidak akan mengenal aktivitas keagamaan, karena anak banyak belajar dari kejadian disekitarnya (pengalamannya). Orang tua wajib mengajarkan ibadah dasar kepada anak, mulai dari shalat, puasa, zakat dan membaca al-qur’an serta pelajaran aqidah.
”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Q. S. Luqman:17) Sebagaiman juga disebutkan dalam sebuah hadist “suruhlah anakanakmu menjalankan ibadah shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jika mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah mereka jika tidak mau melaksanakan shalat dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (Ulwan, 1981:153) Sedangkan mempelajari Al-Qur’an adalah pendidikan yang penting dalam keluarga dan pada keluarga yang mempraktikkan hal ini terasa amat mengesan dan mendalam bagi penghayatan agama oleh anggota keluarga tersebut terutama anak-anak. Seandainya pendidikan Al-Qur’an dan ibadah dasar diajarkan oleh orang lain, maka orang tua berkewajiban untuk mengontrol dan bahkan memberi ganjaran atau hukuman bila diperlukan. Hal ini menjadikan agama sebagai pondasi bagi ilmu-ilmu lain yang akan diperoleh anak dikemudian hari. (Nur Ahid, 2010:133). Jika sejak dalam kandungan anak dibiasakan dengan mendengar ayat-ayat al-qur’an dan sejak kecil dibiasakan membaca al-qur’an, maka anak akan terbiasa dengan ayat-ayat al-qur’an. Namun jika anak sama sekali tidak dibiasakan dengan al-qur’an, maka anak ketika beranjak dewasa tidak akan terbiasa dengan ayat-ayat al-qur’an.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan. Perkembangan agama menurut W. H Clark berjalin dengan unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit untuk diidentifikasi secara jelas, karena masalah yang menyangkut kejiwaan manusia begitu rumit dan kompleknya. Namun demikian melalui fungsi-fungsi jiwa yang masih sederhana tersebut, agama terjalin dan terlibat didalamnya. (Jalaluddin, 1998:204) Dalam keluarga, orang tua sangat bertanggung jawab atas perkembangan jiwa keagamaan, pendidikan iman dan pendidikan islam anaknya, pendidikan iman yang dimaksud disini yaitu segala sesuatu yang ditetapkan dengan jalan khabar secara benar, berupa hakekat keimanan dan masalah ghaib. Sedangkan rukun islam yang dimaksud adalah setiap ibadah yang bersifat badani dan harta yaitu shalat, shaum, zakat dan haji bagi orang yang mampu melakukannya. (Ulwan, 1981:151) Kewajiban orang tua adalah menumbuhkan anak atas dasar pemahaman dan dasar-dasar pendidikan iman dan ajaran islam, sehingga anak akan terikat dengan islam, baik aqidah maupun ibadah. Dalam bukunya Abdullah Nashih Ulwan dikatakan bahwa ada beberapa
wasiat-wasiat
Rasulullah
dan
petunjuknya
didalam
menyampaikan dasar-dasar iman dan rukun-rukun islam kepada anak. a. Membuka kehidupan anak dengan kalimat La Ilaha Illa’l-Lah Al-Hakim meriwayatkan dari ibnu Abbas ra. dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda “Bacakanlah kepada anak-anak kamu kalimat pertama
dengan La Ilaha Ill’I-lah (Tidak ada Tuhan selain Allah)”. Jadi orang tua diharapkan pertama kali memperdengarkan kalimat tauhid kepada anak, sehingga tertanam didalam hati sang anak rasa cinta kepada islam sebagai agama tauhid. b. Mengenalkan hukum-hukum halal dan haram kepada anak. Jadi memperkenalkan hukum-hukum Allah agar anak dapat membedakan mana halal dan mana haram, mana perintah dan mana larangan, sehingga anak terhindar dari perbuatan yang maksiat lantaran kebodohannya. c. Menyuruh anak untuk beribadah pada usia tujuh tahun. Jadi membiasakan kepada anak terhadap perbuatan-perbuatan yang bernilai ibadah (Penghambaan kepada Allah) agar ia terbentuk menjadi anak yang taat kepada Allah, Rasul dan para pendidiknya. d. Mendidik anak untuk mencintai Rasul, ahli baitnya dan membaca alqur’an. Dengan menanamkan kepada anak rasa cinta kepada nabinya dengan membimbing dan membiasakan menjalankan sunah-sunahnya, sehingga fitrah bawaan anak akan dapat berkembang dan ia akan selamat menjalani kehidupannya. Selain itu masih dalam bukunya Abdullah Nashih Ulwan ada beberapa metode pendidikan yang influentif tarhadap anak, yaitu: a. Pendidikan dengan keteladanan. b. Pendidikan dengan adat kebiasaan. c. Pendidikan dengan nasihat.
d. Pendidikan dengan memberikan perhatian. e. Pendidikan dengan memberikan hukuman. Jadi dalam bukunya Ulwan disebutkan bahwa dalam mendidik anak juga perlu adanya keteladanan dan adat pembiasaan. Jadi agama anak dapat berkembang dengan meniru tindakan-tindakan peribadatan hingga anak mengembangkan potensi beragama yang mana semua tidak terlepas dari pengaruh orang tuanya. Jika orang tua tidak membiasakan aktivitas keagamaan, maka anak tidak akan terbiasa melakukan hal-hal yang bersifat agama. Sebagai realisasi tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, ada beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua, yakni: a. Pendidikan ibadah b. Pokok-pokok ajaran islam dan membaca al-qur’an c. Pendidikan akhlakul karimah d. Pendidikan akidah islamiyah (Thoha, 1996:105) Jadi orang tua
harus memperhatikan beberapa aspek dalam
mendidik anak, yaitu dalam pendidikan ibadah, yang mana anak perlu diajarkan aktivitas-aktivitas peribadatan seperti, shalat, puasa, zakat, membiasakan berdo’a sebelum beraktivitas, pergi kemasjid untuk shalat berjamaah, serta ibadah lain yang diikuti dengan perilaku yang baik pula.
Disebutkan pula dalam bukunya Abdul Mustaqim (2005:33-34), beberapa aspek-aspek pendidikan yang harus ditanamkan kepada anak berdasarkan ungkapan Luqman, yaitu: a.
Penanaman Aqidah atau tauhid. Aqidah atau tauhid dapat diibaratkan sebagai fondasi. Karena itu ia harus kukuh dan kuat.
b.
Penanaman kesadaran bertindak (berakhlak), yaitu kesadaran yang didasarkan pada keyakinan bahwa setiap gerak dan langkah manusia selalu berada dalam pengawasan Allah. Dengan keyakinan ini, manusia akan selalu sadar bahwa setiap tindakan akan bernilai dan berimplikasi pada sebuah hasil baik atau buruk.
c.
Perintah untuk mengerjakan shalat dan amar ma’ruf nahi munkar. Shalat harus mulai ditanamkan sejak kecil, sehingga ketika dewasa, anak telah terbiasa dan disiplin dalam menjalankan shalat.
d.
Pelatihan kesabaran. Kesabaran perlu ditanamkan sejak didni. Sebab, hidup ini penuh dengan tantagan, hambatan dan rintangan. Tanpa kesabaran, seseorang akan mudah putus asa dan patah semangat dalam meraih cita-citanya.
e.
Larangan bersikap sombong dan angkuh. Kesombongan perlu dihindari karenaakan mengantarkan pada kehinaan dan kerendahan martabat, baik dimata Allah maupun dimata manusia. Oleh karena itu, sikap sombong, meremehkan orang lain dan pongah harus dibuang jauh-jauh. Sebaliknya sikap tawadhu’ dan rendah hati harus ditanamkan pada pribadi setiap anak.
Dari definisi yang terurai tersebut diatas terlihat beberapa aspek yang harus ditanamkan kepada anak oleh orangtuanya yang mana lebih bertolak kepada masalah agama, seperti mengajarkan shalat, puasa, zakat, zikir, do’a, dalam berpakaian, pergi ke masjid, pembinaan dalam membaca Al Qur’an dan penerapan nilai-nilai agama yang lain. Dengan seperti itu anak akan dapat tumbuh kembang menjadi pribadi yang mempunyai sifat-sifat keagamaan yang baik. B. Perilaku Keagamaan Siswa 1. Pengertian Perilaku Pengertian perilaku telah dapat dilihat pada pengertian sebelumnya pada variabel perilaku kepemimpinan orang tua, yaitu perilaku merupakan aktivitas seseorang atas tanggapannya terhadap sesuatu yang mana aktivitas tersebut dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. 2. Pengertian Keagamaan Dalam kamus umum bahasa Indonesia, keagamaan adalah sifatsifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu mengenai agama, misalnya
perasaan
keagamaan,
atau
soal-soal
keagamaan.
(Porwadarminta, 1986:18). Menurut Mohammad Daud Ali dalam bukunya Pendidikan Agama Islam agama adalah peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia dengan raja. Jadi Raja disini adalah pengertian dari Tuhan. Sedangkan menurut Harun Nasution agama adalah pengakuan terhadap kekuatan ghaib yang harus dipatuhi. (Jalaluddin, 1998:13).
Dalam pendapat Harun Nasution disini, konsep ke-Tuhan-an diungkapkan dengan hal-hal yang bersifat ghaib. Jadi ketika ada pengakuan adanya halhal yang bersifat ghaib, disitu terdapat pengertian tentang keagamaan. Menurut James, agama adalah perasaan dan Bani Insan secara individual, yang menganggap bahwa mereka berhubungan dengan apa yang dipandangnya sebagai Tuhan. (Daradjat, 1970:18). Jika dilihat dari pendapat James disini tidaklah jauh berbeda dengan pendapat-pendapat yang sebelumnya, yang mana ada kegiatan yang berhubungan dengan Tuhan atau dengan apa yang dipandangnya sebagai Tuhan. Dari beberapa uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa keagamaan merupakan segala sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan agama, atau sifat-sifat yang terdapat pada agama, yang berhubungan dengan Tuhan atau segala sesuatu yang dipandangnya sebagai Tuhan. 3. Pengertian Siswa Siswa adalah pelajar, atau murid (terutama pada tingkat sekolah dasar
atau
menengah).
(http://kamusbahasaindonesia.org/siswa/mirip#ixzz25vYNiWIM) Jadi dari pengartian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku keagamaan siswa adalah perbuatan-perbuatan yang menunjukkan akan kepercayaannya terhadap Tuhan atau menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan Tuhan yang dilakukan oleh pelajar. Jadi siswa merupakan seseorang yang melakukan proses belajar, baik pada tingkat sekolah dasar maupun tingkat menengah.
Dari uraian-uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sikap keagamaan siswa merupakan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan akan kepercayaannya terhadap Tuhan atau menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan Tuhan yang dilakukan oleh orang yang sedang melakukan proses belajar pada tingkat dasar maupun menengah. Dalam hal ini, peneliti melakukan penelitian kegiatan keagamaan pada pelajar tingkat dasar. Adapaun tahap perkembangan agama anak, dalam kaitannya dengan agama Lilik Sriyanti dalam Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa biasanya sebelum umur ±4 tahun anak belum menyadari benar perasaan ke-Tuhan-an (Keagamaan). Maka dari itu pengembangan perasaan ke-Tuhan-an anak dapat dimulai sedini mungkin melalui tanggapan dan bahasa anak. Anak juga akan mengalami perkembangan dalam hal keagamaan sejalan dengan jalan berfikirnya, keyakinan dan kepercayaan anak akan timbul
dan
berkembang
dengan
melihat
aktivitas
peribadatan
disekitarnya, terutama dari orangtuanya. Orangtua merupakan pendidik utama bagi anak, karena anak menghabiskan banyak waktunya beserta orang tuanya. Orangtua adalah tuntunan, teladan serta guru yang sangat bertanggung jawab bagi anaknya. Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0-12 tahun. Seorang anak yang pada masa pertumbuhan pertama itu tidak mendapat pendidikan agama dan
pengalaman keagamaan, maka setelah dewasa ia akan cenderung bersikap negatif terhadap agama. Dalam bukunya Jalaluddin (1998, 65-66), terdapat beberapa teori mengenai pertumbuhan agama pada anak, antara lain: a.
Rasa Ketergantungan (Sense Of Depende) Teori ini dikemukakan oleh Thomas melalui teori Four Wishes. Menurutnya manusia dilahirkan ke dunia ini memiliki empat keinginan, yaitu: keinginan untuk perlindungan (security), keinginan akan pengalaman baru (new experience), keinginan untuk mendapat tanggapan (reponse) dan keinginan untuk dikenal (recognation). Berdasarkan kenyataan dan kerja sama dari keempat keinginan itu, maka bayi sejak dilahirkan hidup dalam ketergantungan. Melalui pengalaman-pengalaman yang diterimanya di lingkungan itu kemudia terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak.
b.
Instink Keagamaan Menurut Woodworth, bayi yang dilahirkan sudah memiliki beberapa instink diantaranya instink keagamaan. Belum terlihatnya tindak keagamaan pada diri anak karena beberapa fungsi kejiwaan yang menopang kematangan berfungsinya instink itu belum sempurna. Misalnya instink sosial pada anak sebagai potensi bawaannya sebagai makhluk homo socius, baru akan berfungsi setelah anak dapat bergaul dan berkemampuan untuk berkomunikasi.
Jadi instink sosial itu tergantung kematangan fungsi lainnya. Demikian pula instink keagamaan. Maka dari itu, sebaiknya agama masuk ke dalam pribadi anak bersamaan dengan pertumbuhan pribadinya, yaitu sejak lahir dan akan lebih baik sejak ada dalam kandungan. Karena dalam pengamatan ahli jiwa terhadap orang-orang yang mengalami kesukaran kejiwaan tampak bahwa keadaaan dan sikap orangtua ketika si anak ada dalam kandungan telah mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan jiwa si anak di kemudian hari. Anak mulai mengenal Tuhan melalui orang tua dan lingkungan keluarganya. Kata-kata, sikap tindakan dan perbuatan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan agama pada anak. Sebelum anak dapat berbicara, ia telah dapat melihat dan mendengar kata-kata yang barang kali belum mempunyai arti apa-apa bagi anak itu. Namun pertumbuhan agama telah mulai ketika itu. Kata Allah akan mempunyai arti tersendiri bagi anak sesuai dengan pengamatannya terhadap orang tuanya. Anak menerima apa saja yang dikatakan oleh orang tuanya. Anak belum mempunyai kemampuan untuk memikirkan hal itu. Bagi anak orang tuanya adalah benar, berkuasa, pandai dan menentukan. Oleh karena itu maka pertumbuhan agama pada si anak tidak sama antar satu dengan yang lain, karena tergantung pada orang tuanya sendiri. Lilik Sriyanti (2009:55-56), religi atau agama merupakan masalah fundamental bagi manusia, karenanya pertumbuhan dan pembinaannya
perlu mendapatkan perhatian serius. Pertumbuhan agama sudah ditentukan oleh pembinaan dan pendidikan di waktu anak-anak. Anak memperoleh pengertian tentang agama, serta norma-norma yang berlaku dari lingkungan khususnya orang tua. Adapun macam-macam cara pembagian umur pertumbuhan yang dibuat oleh ahli jiwa, tapi pada umumnya perbedaan yang terdapat antara mereka tidaklah dalam hal-hal yang pokok. Disini penulis akan mengambil salah satu pendapat yang membagi umur anak kepada masa kanak-kanak ( ± 0-12 tahun ), masa remaja (± 13-21 tahun ) dan masa dewasa ( diatas umur 21 tahun ). Dibawah ini adalah tahapan perkembangan agama: a.
Masa kanak-kanak tahun pertama (0-6 tahun) Pendidikan agama, didalam arti pembinaan kepribadian, sebenarnya telah dimulai sejak anak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Sebelum anak masuk sekolah pendidikan agama dalam keluarga terjadi secara tidak formal. Pendidikan pada umur ini melalui semua pengalaman anak, baik melalui ucapan yang didengarnya, tindakan, perbuatan dan sikap yang dilihatnya, maupun perlakuan yang dirasakannya.
b. Masa anak-anak umur sekolah (6-12 tahun) Ketika anak masuk sekolah dasar, dalam jiwanya ia telah membawa bekal rasa agama yang terdapat dalam kepribadianya, dari
orangtuanya. Apabila pendidikan agama yang diterimanya dari orangtuanya sejalan dengan yang diterimanya dari gurunya di Taman kanak-kanak, maka ia masuk ke Sekolah Dasar telah membawa dasar agama yang bulat. Demikian pula sikap orang tua yang acuh tak acuh atau negatif terhadap agama, akan mempunyai akibat adanya keraguan dalam pribadi anak. Perlu kita ingat bahwa kepercayaan anak terhadap Tuhan pada umur permulaan bukanlah berupa keyakinan hasil pemikiran, akan tetapi merupakan sikap emosi yang membutuhkan pelindung. Hubungannya dengan Tuhan bersifat individual dan emosional. Oleh karena itu, orangtua seyogyanya menonjolkan sikap Pengasih dan Penyayang Tuhan kepada si anak. c. Masa remaja pertama (13-16 tahun) Setelah si anak melalui (umur 12 tahun), berpindah ia dari masa kanak-kanak yang terkenal tenang, tidak banyak debat dan soal, mereka memasuki masa goncang, karena pertumbuhan cepat disegala bidang terjadi. Hendaknya guru agama ataupun orang tua perlu memahami perubahan si anak karena perubahan yang terjadi dapat mengganggu perasaan si anak. Karena tanpa pemahaman guru dan orang tua perkembangan anak dalam mendapatkan pemahaman terhadap sesuatu kurang berhasil termasuk masalah agama.
d. Masa remaja terakhir (17-21 tahun) Pendidikan agama akan dapat dilaksanakan dengan berhasil apabila guru agama mengetahui perkembangan jiwa yang dilalui oleh anak dan remaja. Pertumbuhan anak dari lahir hingga pada remaja akhir melalui berbagai tahap yang masing-masing ada ciri-ciri tersendiri. Setiap tahap merupakan lanjutan dari tahap yang sebelumnya yang akhirnya akan mencapai kematangan. Pendidikan agama harus memperhatikan ciri dari masingmasing tahap itu dan dapat mengisi serta mengembangkan kepribadian beragama pada masing-masing anak. Memahami konsep keagamaan pada anak-anak berarti memahami sifat agama pada anak-anak. Sesuai dengan ciri yang mereka miliki, maka sifat agama pada anak-anak tumbuh mengikuti pola ideas concept on outhority. Maksudnya ide keagamaan pada anak sepenuhnya autoritarius (dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka). Berdasarkan hal itu, maka Jalaluddin (1998, 66-72) membagi bentuk dan sifat agama pada diri anak sebagai berikut: a.
Unreflective (Tidak mendalam) Dalam penelitian Machion tentang sejumlah konsep keTuhan-an pada diri anak 73% mereka menganggap Tuhan itu bersifat seperti manusia.
b.
Egosentris Anak memiliki kesadaran akan diri sendiri sejak tahun pertama usia perkembangannya dan akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalamannya.
c.
Anthromorphis Pada umumnya konsep mengenai ke-Tuhan-an pada anak berasal dari pengalamannya dikala ia berhubungan dengan orang lain. Tapi suatu kenyataan bahwa konsep ke-Tuhan-an mereka tampak jelas menggambarkan aspek-aspek kemanusiaan
d.
Verbalis dan ritualis Dari kenyataan yang kita alami ternyata kehidupan agama pada anak-anak sebagian besar tumbuh mula-mula secara verbal (ucapan). Sebaliknya belajar agama diusia dewasa banyak mengalami kesukaran. Latihan-latihan bersifat verbalis dan upacara keagamaan yang bersifat ritualis (praktek) merupakan hal yang berarti dan merupakan salah satu ciri dari tingkat perkembangan agama pada anak-anak.
e.
Imitatif Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita saksikan bahwa tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya diperoleh dari meniru.
f.
Rasa heran Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan yang terakhir pada anak.
Dari uraian diatas dapat kita lihat beberapa tahap perkembangan agama anak, dan sifat-sifat agama pada anak.
C. Korelasi antara Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa Orang tua memiliki peranan utama dalam pendidikan anaknya, karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dikenal anak. Orang tua sangat berpengaruh dalam perkembangan anak, baik secara jasmani maupun secara rohani. Orang tua bertanggung jawab terhadap anak, khususnya pada perkembangan keagamaan anak. Dalam memilih ataupun memeluk agama masih tergantung kepada orang tuanya. Semakin baik perilaku kepemimpinan orang tua dalam mendidik anak, maka semakin baik pula perkembangan anak, baik dalam perkembangan secara jasmani maupun perkembangan secara rohani. Dalam kehidupan sehari-hari orang tua wajib memberikan pelajaran serta menerapkan nilai-nilai agama bagi anak-anaknya, agar ketika anak tumbuh dewasa memiliki sifat-sifat keagamaan, orang tua sebaiknya mengajari anak untuk melaksanakan shalat, mengajari puasa, mengaji, memberikan pemahaman tentang zakat, dan menerapkan nilai-nilai agama yang lainnya.
Orang tua sebaiknya selalu mengawasi perkembangan anaknya, baik di dalam rumah, maupun di lingkungan luar, jika orang tua selalu mengawasi anak, maka anak akan dapat berkembang sesuai dengan keinginan orang tua, berbeda dengan anak yang selalu diberi kebebasan oleh orang tua. Anak sulit dikontrol dan berkembang tidak sesuai keinginan orang tua. Menurut Rasul fungsi dan peran orang tua bahkan mampu untuk membentuk arah keyakinan anak-anak mereka. Setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orangtua mereka. (Jalaluddin, 1998:204). Jadi pengembangan agama anak, dari anak meniru tindakan-tindakan peribadatan hingga anak mengembangkan potensi beragama yang ia memiliki semua tidak terlepas dari pengaruh orang tuanya. Jika orang tua tidak pernah membiasakan anak dengan aktivitas keagamaan, maka anak tidak akan bisa melakukan hal-hal yang bersifat agama. Sehingga dengan adanya pengawasan dan bimbingan orang tua pada hal keagamaan diharapkan anak dapat memiliki perilaku keagamaan yang baik.
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 1. Gambaran Umum Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 terletak di Dusun Kirang, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 ini, terletak di perbatasan antara Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Boyolali. Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 ini terletak di daerah pedesaan. Adapun batas desa Sukorejo adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara
: Desa Kedung Ringin
b. Sebelah Selatan
: Desa Bonomerto
c. Sebelah Barat
: Desa Gunung Tumpeng dan Desa Medayu
d. Sebelah Timur
: Kec. Karanggede Kab. Boyolali
2. Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 beralamat di Dusun Kirang, Desa Sukorejo, Kec. Suruh Kab. Semarang. Sekolah ini terletak di pedesaan. MI ini terletak diperbatasan Kab. Semarang dan Kab. Boyolali. Tanah yang akan dibangun untuk Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02, terletak dikanan jalan dan kiri jalan. Tanah yang terletak di kanan jalan, dulu merupakan tanah Bapak Nurhadi yang diwakafkan ke MI, meskipun akhirnya diganti dengan tanah bengkok desa Sukorejo. Sedangkan tanah yang kiri jalan dulunya merupakan tanah kosong yang kemudian ditimbun
masyarakat untuk diratakan dan dibangun oleh masyarakat secara gotong royong. Hal ini atas inisiatif Bapak Bekel Tohari dan Bapak Juli Aljazuli. Tanah itu kemudian dibangun gedung tahun 12 November 1989. Sebelum gedung diresmikan, KBM dilaksanakan dirumah warga dusun Kirang. Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 sudah berganti kepemimpinan sebanyak 8 kali, yaitu: a.
Juli Aljazuli
b.
Sutarno
c.
Suhardi
d.
Bibit
e.
Sunardi
f.
Mahmud Zuliana, S. Pd. I
g.
Agus Sulistiyo
h.
Marzuliyah, S. Ag Bu Marzuliyah masih menjadi Kepala Madrasah sampai saat ini
tahun akademik 2012/2013. 3. Visi Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa. Disini berarti siswa diharapkan mampu meningkatkan prestasi secara optimal dengan berlandaskan iman dan taqwa. 4. Misi Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan
potensi
siswa
serta
menumbuh-kembangkan
penghayatan dan pengamalan agama islam untuk membentuk budi pekerti yang baik. 5. Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Mengoptimalkan
proses
pembelajaran
dengan
pendekatan
pembelajaran yang perpusat pada siswa (student centered learning), CTL, PAKEM, serta layanan bimbingan dan konseling, serta memiliki kesadaran terhadap kelestarian kebudayaan, lingkungan hidup, dan cinta tanah air. 6. Struktur Organisasi Organisasi dibutuhkan guna mempermudah kelancaran kerja. Organisasi merupakan badan kerja yang terstruktur dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Organisasi yang solid diperlukan dalam upaya mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan pendidikan. Adapun struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 adalah sebagai berikut: TABEL 3. 1 STRUKTUR ORGANISASI MI SUKOREJO 02 SURUH No
Nama
Jabatan
1
Marzuliyah, S. Ag
Kepala Madrasah
2
Nur Anisa, S. Pd. I
Wali Kelas VI
3
Novita Budiningrum Puspitasari, S. Pd. I
Wali Kelas V
4
Miftakhul al Arif, S. Pd. I
Wali Kelas IV
Lanjutan Tabel 3. 1 No
Nama
Jabatan
5
Sa’id Keliata, S. Pd. I
Wali Kelas III
6
Agus Sulistiyo
Wali Kelas II
7
Lasti Fitriyah, A. Ma
Wali Kelas I
8
Sri Ernawati
Guru Mapel
7. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan kelengkapan baik langsung maupun tidak langsung yang mendukung terlaksananya sesuatu. Sedangkan dalam pendidikan, sarana merupakan segala sesuatu yang mendukung secara langsung kelancaran dalam proses pembelajaran. Sedangkan prasarana merupakan segala sesuatu yang mendukung secara tidak langsung kelancaran dalam proses pendidikan. Sarana dan prasarana merupakan komponen penting dalam pendidikan karena sarana dan
prasarana
dapat
membantu
guru
dalam
menyelenggarakan
pembelajaran. Keadaan sarana di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 masih agak
kurang,
banyak
guru
yang
masih
menggunakan
metode
pembelajaran yang masih tidak menggunakan media, tetapi untuk perlengkapan baku seperti buku sudah bagus. Keadaan prasarana di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 tersebut adalah sebagai berikut:
TABEL 3. 2 SARANA DAN PRASARANA MI SUKOREJO 02 No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Ruang Kepala Madrasah
Jadi satu dengan ruang guru
2
Ruang Guru
1
3
Ruang Kelas
6
4
Ruang Perpustakaan
-
5
Ruang Kesehatan atau UKS
-
7
Laboratorium
-
8
Musholla
-
9
Kamar Mandi/ WC Guru
1
10
Kamar Mandi/ WC Siswa
1
11
Gudang
1
12
Lapangan Upacara
1
13
Lapangan Olah Raga
-
14
Koperasi Madrasah
Jadi satu dengan ruang guru
Dari data yang telah disebutkan diatas, dapat diketahui bahwa Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 termasuk madrasah yang masih kurang dalam kelangkapan sarana prasarana karena masih banyaknya prasarana yang tidak dimiliki seperti ruang kepala madrasah, perpustakaan, ruang UKS, serta lapangan olah raga serta sarana dan prasarana pendukung yang lainnya.
8. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo merupakan madrasah yang berada dibawah naungan lembaga Ma’arif. Jumlah gurunya terbilang terbatas untuk ukuran MI. Jumlah guru di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 ada 8 orang itu sudah termasuk kepala madrasah. Keadaan guru di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 adalah sebagai berikut:
TABEL 3. 3 DAFTAR GURU No
Nama
Keterangan Kepala
1
Marzuliyah, S. Ag
Madrasah
dan
Guru Matematika dan IPA Kelas VI Guru
2
Mapel
Agama
Nur Anisa, S. Pd. I mulai kelas IV-VI Guru Mapel IPS kelas Novita Budiningrum Puspitasari, S.
IV-VI, Matematika kelas
Pd. I
IV-V,
3 Bahasa
Inggris
kelas IV-VI
4
Guru
Mapel
Bahasa
Indonesia
PKn, dan
Miftakhul al Arif, S. Pd. I Olah raga mulai kelas IV-VI
5
Sa’id Keliata, S. Pd. I
Guru kelas III
6
Agus Sulistiyo
Guru kelas II
7
Lasti Fitriyah, A. Ma
Guru kelas I Guru
Mapel
Bahasa
Jawa IV-V, SBK kelas 8
Sri Ernawati IV-VI, dan IPA kelas IVV
9. Keadaan Siswa Keseluruhan jumlah siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 ada 88 siswa dengan rincian sebagai berikut: TABEL 3. 4 JUMLAH SISWA MI SUKOREJO 02 Jenis Kelamin No
Jumlah
Kelas Laki-laki
Perempuan
Siswa
1
I
10
4
14
2
II
10
5
15
3
III
7
11
18
4
IV
5
6
11
5
V
9
6
15
6
VI
11
4
15
52
36
88
Jumlah
10. Kegiatan Kurikuler Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 seperti pada sekolah-sekolah lain pada umumnya. Yang membedakan dengan sekolah lain yaitu sebelum dimulai kegiatan pembelajaran, setelah berdo’a membaca asmaa-ul husna bersama-sama setiap hari dan senam pada setiap hari jum’at. Setelah itu dilanjutkan pelajaran sesuai dengan jadwalnya masing-masing. 11. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 yaitu pramuka dan Qira’ah pada setiap hari Jum’at yang dipandu guru Pramuka dan Guru Qira’ah. Kegiatan Ekstrakurikuler ini di ikuti oleh siswa kelas IV-VI Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02. 12. Data Responden Responden yang diambil sebagai sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV, V dan VI Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Tahun Akademik 2012/2013, yang berjumlah 41 siswa yang terdiri dari 25 siswa dan 16 siswi. Daftar responden sebagaimana yang tercantum pada Tabel dibawah ini:
TABEL 3. 5 DAFTAR NAMA RESPONDEN No
Jenis Nama
Kelas
Responden
Kelamin
01
Siti Sastri Dalila
P
IV
02
Riza Aulia
P
IV
03
Erni Puspita Sari
P
IV
04
Novia Pujiningtyas
P
IV
05
Devan Arya Pradana
L
IV
06
M. Prasetyo
L
IV
07
Tegar Setia Eka Putra
L
IV
P
IV
Nabylla
Febrianti
08
Indri
Rahayu 09
Ika Amin Mubarokah
P
IV
10
Danis Bayu Nugroho
L
IV
11
Wahyu Anggara
L
IV
12
Indirotul Nur Arifah
P
V
13
Siti Ani Fatur Rofi’ah
P
V
14
Erni Susanti
P
V
15
Syiva Qurotul Ayun
P
V
16
Mega Bulan S
P
V
17
Umu Mardiyah
P
V
Lanjutan Tabel 3. 5 No
No
No
No Responden Responden
Responden Responden
18
Annisa Muthohana J
P
V
19
Fitri Wulandari
P
V
20
Ana Mufita
P
V
21
Rangga hendi Saputra
L
V
22
M. Deni Hidayat
L
V
23
M. Sofi A
L
V
24
M. Rifa’i
L
V
25
Dwi Setiawan
L
V
26
Destiyana
P
V
27
M. Idris Arifiansyah
L
V
28
Nurul Fatin Afifah
P
V
29
Tadzkirotul Laili N. F
P
V
P
V
Tessa
Ana
Dela
30
Mei
Pratama 31
Habib Fazil Khafa
L
VI
32
M. Bagus Andika
L
VI
33
Elin Ihda Karima
P
VI
Lanjutan Tabel 3. 5 NO
Jenis Nama
Kelas
Responden
Kelamin
34
M. Ramdoni
L
VI
35
Rizqi Dwi Prastio
L
VI
36
Fafa Meuriksa
L
VI
37
Bayu Setiaji
L
VI
38
Deni Maulana Saputra
L
VI
39
M. Nur Himawanto
L
VI
40
Bagas Khoirul Mu’minin
L
VI
41
Edi Hantono
L
VI
B. Penyajian Data Dalam
pengumpulan
data
mengenai
korelasi
Perilaku
Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 dengan menyebarkan angket kepada siswa kelas IVVI yang merupakan sampel pada penelitian kali ini. Angket terdiri dari 30 pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, pertanyaan tersebut terdiri dari 15 pertanyaan untuk Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dan 15 pertanyaan untuk Perilaku Keagamaan Siswa. Setiap pertanyaan terdiri dari 4 jawaban sebagai pilihan siswa dengan skala berbeda. Skala penilaian memiliki gradiasi menurun. Dimana jawaban a bernilai baik sekali dengan
skor 4, jawaban b bernilai baik dengan skor 3, jawaban c bernilai cukup dengan skor 3 dan jawaban d bernilai kurang dengan skor 1. Dibawah ini adalah daftar jawaban angket siswa: 1.
Jawaban Responden untuk Variabel Perilaku Kepemimpinan Orang Tua Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, dapat diperoleh data dari responden sebagai berikut:
TABEL 3. 6 JAWABAN ANGKET TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN ORANG TUA Pilihan Jawaban
No.
Jumlah
Res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
01
A
B
A
A
C
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
12
1
2
-
02
C
A
B
A
B
A
A
B
C
A
B
A
B
D
B
6
6
2
1
03
D
D
B
D
C
C
C
B
D
C
D
C
D
D
D
-
2
5
8
04
A
A
B
A
C
A
A
B
A
A
B
A
A
D
A
10
3
1
1
05
C
D
C
C
A
A
C
C
C
A
A
C
C
C
D
4
-
9
2
06
D
C
A
B
B
B
A
A
D
B
A
C
C
D
B
4
5
3
3
07
C
A
C
C
C
B
A
D
C
B
C
C
C
A
C
3
2
9
1
08
C
D
D
B
D
C
C
D
B
C
D
D
C
D
D
-
2
5
8
09
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
A
13
-
2
-
10
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
13
2
-
-
11
B
A
B
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
11
4
-
-
12
A
A
A
B
B
B
A
B
A
B
A
B
B
C
B
6
8
1
-
13
A
B
C
C
D
D
A
D
C
C
D
D
D
D
D
2
1
4
8
14
A
A
B
B
A
B
A
B
B
A
B
B
B
D
C
5
8
1
1
15
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
B
B
D
B
8
6
-
1
16
C
C
D
C
D
B
B
D
B
A
C
C
D
D
D
1
3
5
6
Lanjutan Tabel 3. 6 Pilihan Jawaban
No.
Jumlah
Res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
17
A
B
D
C
A
B
A
D
A
B
D
A
D
D
A
6
3
1
5
18
C
D
C
B
D
C
B
B
B
C
B
A
A
C
A
3
5
5
2
19
C
C
B
C
D
C
B
A
A
A
C
C
D
D
C
3
2
7
3
20
C
C
A
B
C
B
B
C
B
B
C
B
C
D
B
1
7
6
1
21
A
B
C
C
B
C
A
D
C
A
C
D
D
B
D
3
3
5
4
22
A
A
A
A
B
B
A
C
A
A
D
C
B
A
D
8
3
2
2
23
B
B
B
C
B
A
A
D
A
A
C
D
D
A
B
5
5
2
3
24
C
B
B
C
A
A
A
C
C
A
B
C
D
A
C
5
3
6
1
25
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
12
3
-
-
26
C
C
D
C
C
C
A
C
C
C
C
D
C
D
C
1
-
11
3
27
A
B
C
B
B
A
A
C
B
A
C
C
C
A
C
5
4
6
-
28
A
A
A
A
B
A
A
B
A
A
B
B
B
D
A
9
5
-
1
29
B
B
C
A
C
C
A
B
A
A
A
A
A
D
A
8
3
3
1
30
B
C
B
C
B
A
A
C
B
A
C
C
C
D
D
3
4
6
2
31
A
B
A
A
A
A
A
B
A
B
B
A
B
A
B
9
6
-
-
32
B
C
C
B
B
A
A
B
C
A
B
A
B
B
B
4
8
3
-
33
A
B
C
A
D
A
A
D
C
A
C
B
C
D
D
5
2
4
4
34
C
D
D
A
D
C
D
D
C
C
A
C
D
D
A
3
-
5
7
35
B
B
D
B
C
A
A
D
D
A
C
D
C
A
D
4
3
3
5
36
B
B
C
A
C
B
A
B
A
A
C
B
A
B
A
6
6
3
-
37
A
B
A
B
B
A
A
B
B
A
B
C
C
A
C
6
6
3
-
38
B
B
A
A
A
B
A
D
B
A
C
C
D
A
B
6
5
2
2
Lanjutan Tabel 3. 6 Pilihan Jawaban
No.
Jumlah
Res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
39
B
B
C
C
C
B
A
D
D
C
C
D
C
C
D
1
3
7
4
40
B
C
D
C
C
D
C
C
C
B
C
D
D
B
B
-
4
7
4
41
C
C
C
B
C
C
B
D
C
B
C
D
D
C
D
-
3
8
4
Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis memiliki langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dari jawaban responden dengan ketentuan, yaitu jawaban A bernilai 4, jawaban B bernilai 3, jawaban C bernilai 2 dan jawaban D bernilai 1. TABEL 3. 7 SKOR JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PERILAKU KEPEMIMPINAN ORANG TUA No
Item Soal Jumlah
Res
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
01
4 3 4 4 2 4 4 4 4
4
4
2
4
4
4
55
02
2 4 3 4 3 4 4 3 2
4
3
4
3
1
3
47
03
1 1 3 1 2 2 2 3 1
2
1
2
1
1
1
24
04
4 4 3 4 2 4 4 3 4
4
3
4
4
1
4
52
05
2 1 2 2 4 4 2 2 2
4
4
2
2
2
1
36
06
1 2 4 3 3 3 4 4 1
3
4
2
2
1
3
40
07
2 4 2 2 2 3 4 1 2
3
2
2
2
4
2
37
08
2 1 1 3 1 2 2 1 3
2
1
1
2
1
1
24
Lanjutan Tabel 3. 7 No
Item Soal Jumlah
Res
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
09
2 4 4 4 4 4 4 4 4
4
4
4
4
2
4
56
10
4 4 3 4 3 4 4 4 4
4
4
4
4
4
4
58
11
3 4 3 4 3 4 4 4 3
4
4
4
4
4
4
56
12
4 4 4 3 3 3 4 3 4
3
4
3
3
2
3
50
13
4 3 2 2 1 1 4 1 2
2
1
1
1
1
1
27
14
4 4 3 3 4 3 4 3 3
4
3
3
3
1
2
47
15
4 4 3 4 4 4 4 3 4
4
3
3
3
1
3
51
16
2 2 1 2 1 3 3 1 3
4
2
2
1
1
1
29
17
4 3 1 2 4 3 4 1 4
3
1
4
1
1
4
40
18
2 1 2 3 1 2 3 3 3
2
3
4
4
2
4
39
19
2 2 3 2 1 2 3 4 4
4
2
2
1
1
2
35
20
2 2 4 3 2 3 3 2 3
3
2
3
2
1
3
38
21
4 3 2 2 3 2 4 1 2
4
2
1
1
3
1
35
22
4 4 4 4 3 3 4 2 4
4
1
2
3
4
1
47
23
3 3 3 2 3 4 4 1 4
4
2
1
1
4
3
44
24
2 3 3 2 4 4 4 2 2
4
3
2
1
4
2
42
25
3 4 4 4 3 4 4 4 4
4
4
4
4
4
3
57
26
2 2 1 2 2 2 4 2 2
2
2
1
2
1
2
29
27
4 3 2 3 3 4 4 2 3
4
2
2
2
4
2
44
28
4 4 4 4 3 4 4 3 4
4
3
3
3
1
4
52
29
3 3 2 4 2 2 4 3 4
4
4
4
4
1
4
48
30
3 2 3 2 3 4 4 2 3
4
2
2
2
1
1
38
31
4 3 4 4 4 4 4 3 4
3
3
4
3
4
3
54
32
3 2 2 3 3 4 4 3 2
4
3
4
3
3
3
46
Lanjutan Tabel 3. 7 Item Soal
No
Jumlah Res
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
33
4 3 2 4 1 4 4 1 2
4
2
3
2
1
1
38
34
2 1 1 4 1 2 1 1 2
2
4
2
1
1
4
29
35
3 3 1 3 2 4 4 1 1
4
2
1
2
4
1
36
36
3 3 2 4 2 3 4 3 4
4
2
3
4
3
4
48
37
4 3 4 3 3 4 4 3 3
4
3
2
2
4
2
48
38
3 3 4 4 4 3 4 1 3
4
2
2
1
4
3
45
39
3 3 2 2 2 3 4 1 1
2
2
1
2
2
1
31
40
3 2 1 2 2 1 2 2 2
3
2
1
1
3
3
30
41
2 2 2 3 2 2 3 1 2
3
2
1
1
2
1
29
b. Mencari Lebar Interval Untuk mengetahui kriteria penilaian dari variabel Perilaku Kepemimpinan Orang Tua kedalam kriteria baik, sedang dan rendah, maka kita perlu mengetahui jarak pengukuran terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R=H-L (Winarno, 2010:95) Keterangan: R = Range (Jarak Pengukuran) H = Skor Tertinggi L = Skor Terendah
Dilihat dari tabel 3. 7 jadi, R = 60-15 R = 45 Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan, sehingga bisa dicari lebar interval (i) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: i= i= i = 15 Maka kriteria nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut: 46-60 = Baik (A) 31-45 = Sedang (B) 15-30 = Rendah (C)
TABEL 3.8 KRITERIA NILAI DARI VARIABEL PERILAKU KEPEMIMPINAN ORANG TUA No
No. Responden
Jumlah Skor
1
01
55
Kriteria Nilai A
2
02
47
A
3
03
24
C
4
04
52
A
5
05
36
B
6
06
40
B
7
07
37
B
8
08
24
C
9
09
56
A
10
10
58
A
11
11
56
A
12
12
50
A
13
13
27
C
14
14
47
A
15
15
51
A
16
16
29
C
17
17
40
B
18
18
39
B
19
19
35
B
20
20
38
B
21
21
35
B
22
22
47
A
Lanjutan Tabel 3. 8 No
No. Responden
Jumlah Skor
23
23
42
24
24
42
25
25
57
26
26
29
27
27
44
28
28
52
29
29
48
30
30
38
31
31
54
32
32
46
33
33
38
34
34
29
35
35
36
36
36
48
37
37
48
38
38
45
39
39
31
40
40
30
41
41
29
Kriteria Nilai B B A C B A A B A A B C B A A B B C C
2.
Jawaban Responden untuk Variabel Perilaku Keagamaan Siswa. Dari hasil jawaban responden tentang Perilaku Keagamaan Siswa diperoleh hasil data sebagai berikut:
TABEL 3.9 JAWABAN ANGKET TENTANG PERILAKU KEAGAMAAN SISWA Pilihan Jawaban
No.
Jumlah
Res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
01
B
A
C
C
C
C
C
A
A
A
C
C
C
D
C
4
1
9
1
02
B
B
B
B
A
B
C
A
B
A
A
A
D
A
B
6
7
1
1
03
D
C
B
D
B
D
C
A
D
D
D
C
C
D
C
1
2
5
7
04
B
B
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
B
C
A
9
5
1
-
05
C
D
C
A
A
C
A
A
A
A
C
A
C
A
C
8
-
6
1
06
B
C
A
B
A
B
C
B
C
B
C
C
C
C
A
3
5
7
-
07
C
C
C
C
A
D
C
C
C
C
C
C
C
A
C
2
-
12
1
08
C
D
D
C
C
D
C
A
C
A
C
C
C
D
B
2
1
8
4
09
B
C
A
A
A
A
C
A
A
B
C
A
A
D
A
9
2
3
1
10
D
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
B
A
A
B
11
2
1
1
11
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
12
3
-
-
12
A
B
B
B
A
C
B
B
B
A
B
B
C
C
C
3
8
4
-
13
C
C
C
B
C
D
D
C
C
C
D
C
C
D
D
-
1
9
5
14
B
B
A
B
A
C
B
B
B
B
B
B
B
D
B
2
11
1
1
15
A
A
A
B
B
B
B
A
B
A
A
B
B
D
C
6
7
1
1
16
C
C
C
D
C
D
C
C
C
C
C
C
C
D
C
-
-
12
3
17
C
B
A
A
A
D
C
B
A
C
D
B
C
D
C
4
3
5
3
18
C
B
C
C
B
B
A
A
B
A
A
C
C
C
A
5
4
6
-
Lanjutan Tabel 3. 9 Pilihan Jawaban
No.
Jumlah
Res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
19
B
C
C
A
B
B
C
C
C
A
A
C
C
D
C
3
3
8
1
20
B
C
C
C
B
C
C
C
C
B
B
B
C
D
C
-
5
9
1
21
C
C
C
B
A
C
D
B
B
B
C
D
D
A
C
2
4
6
3
22
C
B
C
B
A
A
D
A
B
B
A
B
B
A
C
5
6
3
1
23
A
A
C
C
B
D
D
A
C
A
C
D
D
A
D
5
1
4
5
24
A
A
B
C
A
D
D
B
C
A
B
C
D
A
B
5
4
3
3
25
A
C
B
B
A
B
C
A
C
A
A
B
A
B
A
7
5
3
-
26
B
C
C
C
C
C
C
C
C
B
C
C
C
D
C
-
2
12
1
27
B
C
C
B
A
D
C
A
B
B
C
C
C
A
B
3
5
6
1
28
B
B
B
B
A
B
A
A
B
A
A
C
C
D
B
5
7
2
1
29
B
C
C
C
A
D
C
C
C
C
A
A
B
D
A
4
2
7
2
30
C
C
D
B
A
C
C
A
B
B
A
D
B
D
D
3
4
4
4
31
B
B
B
B
A
A
B
B
C
A
A
B
B
A
A
6
8
1
-
32
C
B
B
B
A
C
B
B
C
A
B
B
A
B
B
3
9
3
-
33
B
B
C
C
B
B
C
B
B
B
B
C
C
D
C
-
8
6
1
34
A
A
C
B
A
C
C
C
A
C
A
A
C
A
B
7
2
6
-
35
B
A
C
C
A
C
C
B
B
B
B
C
D
A
C
3
5
6
1
36
C
C
C
C
A
C
C
B
B
B
A
B
C
A
B
3
5
7
-
37
B
B
C
B
A
C
B
A
B
C
B
C
C
A
C
3
6
6
-
38
C
C
C
A
A
D
D
B
B
C
B
B
B
A
D
3
5
4
3
39
C
C
D
B
C
B
C
C
C
D
C
C
C
B
D
-
3
9
3
40
B
C
D
C
A
C
C
B
B
B
C
C
A
B
C
2
5
7
1
41
B
C
C
C
B
C
D
C
C
D
C
D
D
C
C
-
2
9
4
Dalam
perhitungan
skor
jawaban
responden
penulis
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dari jawaban responden dengan ketentuan, yaitu jawaban A bernilai 4, jawaban B bernilai 3, jawaban C bernilai 2 dan jawaban D bernilai 1. Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan data melalui tabel rekapitulasi jawaban responden untuk Variabel Perilaku Keagamaan Siswa, yaitu sebagai berikut: TABEL 3. 10 SKOR JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PERILAKU KEAGAMAAN SISWA
No
Item Soal
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jumlah
01
3 4 2 2 2 2 2 4 4
4
2
2
2
1
2
38
02
3 3 3 3 4 3 2 4 3
4
4
4
1
4
3
48
03
1 2 3 1 3 1 2 4 1
1
1
2
2
1
2
27
04
3 3 4 4 4 4 3 4 4
4
3
4
3
2
4
53
05
2 1 2 4 4 2 4 4 4
4
2
4
2
4
2
45
06
3 2 4 3 4 3 2 3 2
3
2
2
2
2
4
41
07
2 2 2 2 4 1 2 2 2
2
2
2
2
4
2
33
08
2 1 1 2 2 1 2 4 2
4
2
2
2
1
3
31
09
3 2 4 4 4 4 2 4 4
3
2
4
4
1
4
49
10
1 4 4 4 4 4 4 4 2
4
4
3
4
4
3
53
11
3 4 4 4 4 4 4 4 4
4
4
3
3
4
4
57
12
4 3 3 3 4 2 3 3 3
4
3
3
2
2
2
44
Lanjutan Tabel 3. 10 No
Item Soal
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jumlah
13
2 2 2 3 2 1 1 2 2
2
1
2
2
1
1
26
14
3 3 4 3 4 2 3 3 3
3
3
3
3
1
3
44
15
4 4 4 3 3 3 3 4 3
4
4
3
3
1
2
48
16
2 2 2 1 2 1 2 2 2
2
2
2
2
1
2
27
17
2 3 4 4 4 1 2 3 4
2
1
3
2
1
2
38
18
2 3 2 2 3 3 4 4 3
4
4
2
2
2
4
44
19
3 2 2 4 3 3 2 2 2
4
4
2
2
1
2
38
20
3 2 2 2 3 2 2 2 2
3
3
3
2
1
2
34
21
2 2 2 3 4 2 1 3 3
3
2
1
1
4
2
35
22
2 3 2 3 4 4 1 4 3
3
4
3
3
4
2
45
23
4 4 2 2 3 1 1 4 2
4
2
1
1
4
1
36
24
4 4 3 2 4 1 1 3 2
4
3
2
1
4
3
41
25
4 2 3 3 4 3 2 4 2
4
4
3
4
3
4
49
26
3 2 2 2 2 2 2 2 2
3
2
2
2
1
2
31
27
3 2 2 3 4 1 2 4 3
3
2
2
2
4
3
40
28
3 3 3 3 4 3 4 4 3
4
4
2
2
1
3
46
29
3 2 2 2 4 1 2 2 2
2
4
4
3
1
4
38
30
2 2 1 3 4 2 2 4 3
3
4
1
3
1
1
36
31
3 3 3 3 4 4 3 3 2
4
4
3
3
4
4
50
32
2 3 3 3 4 2 3 3 2
4
3
3
4
3
3
45
33
3 3 2 2 3 3 2 3 3
3
3
2
2
1
2
37
34
4 4 2 3 4 2 2 2 4
2
4
4
2
4
3
46
35
3 4 2 2 4 2 2 3 3
3
3
2
1
4
2
40
36
2 2 2 2 4 2 2 3 3
3
4
3
2
4
3
41
Lanjutan Tabel 3. 10 Item Soal
No
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jumlah
37
3 3 2 3 4 2 3 4 3
2
3
2
2
4
2
42
38
2 2 2 4 4 1 1 3 3
2
3
3
3
4
1
38
39
2 2 1 3 2 3 2 2 2
1
2
2
2
3
1
30
40
3 2 1 2 4 2 2 3 3
3
2
2
4
3
2
38
41
3 2 2 2 3 2 1 2 2
1
2
1
1
2
2
28
b.
Mencari Lebar Interval Setelah jawaban responden diketahui, untuk mengetahui kriteria penilaian dari Variabel Perilaku Keagamaan Siswa kedalam kriteria baik, sedang dan rendah, maka perlu mencari jarak pengukuran terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R=H-L (Winarno, 2010:95) Keterangan: R = Range (Jarak Pengukuran) H = Skor Tertinggi L = Skor Terendah Dilihat dari tabel 3. 10 jadi, R = 60-15 R = 45
Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan, sehingga bisa dicari lebar interval
(i) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: i= i= i = 15 Maka kriteria nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut: 46-60 = Baik (A) 31-45 = Sedang (B) 15-30 = Rendah (C)
TABEL 3. 11 Kriteria Nilai dari Variabel Perilaku Keagamaan Siswa No
No Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
1
01
38
B
2
02
48
A
3
03
27
C
4
04
53
A
5
05
45
B
6
06
41
B
7
07
33
C
Lanjutan tabel 3. 11 No
No Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
8
08
31
B
9
09
49
A
10
10
53
A
11
11
57
A
12
12
44
B
13
13
26
C
14
14
44
B
15
15
48
A
16
16
27
C
17
17
38
B
18
18
44
B
19
19
38
B
20
20
34
B
21
21
35
B
22
22
45
B
23
23
36
B
24
24
41
B
25
25
49
A
26
26
31
B
27
27
40
B
28
28
46
A
29
29
38
B
30
30
36
B
31
31
50
A
32
32
45
B
Lanjutan Tabel 3. 11 No
No Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
33
33
37
B
34
34
46
A
35
35
40
B
36
36
41
B
37
37
42
B
38
38
38
B
39
39
30
C
40
40
38
B
41
41
28
C
BAB IV ANALISIS DATA
Untuk mengolah data yang telah terkumpul dan untuk mengambil kesimpulan penelitian, maka perlu adanya analisis data. Analisis data dilakukan dalam rangka untuk pengujian hipotesis yang telah dirumuskan untuk memperoleh simpulan berdasarkan data tersebut. Rumusan hipotesis dapat diterima apabila kebenaran dalam analisis data telah terbukti. A. Analisis Deskriptif 1. Analisis Perilaku Kepemimpinan Orang Tua Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Perilaku Kepemimpinan Orang Tua mengenai keagamaan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012. Analisis mengenai Perilaku Kepemimpinan Orang Tua ini menggunakan sistem prosentase dari setiap jawaban responden yang diklarifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh, kemudian di prosentasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P=
x 100%
Keterangan: P = Prosentase Perolehan F = Frekuensi N = Jumlah Responden
Adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah dengan menentukan jumlah responden yang tergolong memperoleh nilai A (baik),
B
(Sedang)
dan
C
(rendah)
dalam
variabel
Perilaku
Kepemimpinan Orang Tua. TABEL 4.1 Prosentase Jawaban Responden tentang Perilaku Kepemimpinan Orang Tua Berdasarkan Angket No
Item Soal Apakah orang tuamu
1
A 15
Jawaban B C 11 3
D 2
Prosentase (%) A B C D 36,6 26,8 31,7 4,9
12
15
9
5
29,3
36,6
21,9
12,2
11
11
12
7
26,8
26,8
29,3
17,1
16
11
13
1
39,0
26,8
31,7
2,4
8
14
12
7
19,5
34,1
29,3
17,1
selalu mengingatkanmu untuk mengerjakan shalat lima waktu? Apakah orang tuamu
2
selalu mengajakmu untuk mengerjakan shalat lima waktu? Apakah orang tuamu
3
mengajarkan kepadamu cara-cara shalat? Apakah orang tuamu
4
selalu mengajakmu shalat tepat waktu? Apakah orang tuamu
5
selalu mengajakmu untuk shalat berjama’ah?
Lanjutan tabel 4. 1 No
Item Soal Apakah orang tuamu
6
Jawaban
Prosentase (%)
19
11
9
2
46,3
26,8
21,9
4,9
31
5
4
1
75,6
12,2
9,8
2,4
7
13
8
13
17,1
31,7
19,5
31,7
15
10
12
4
36,6
24,4
29,3
9,8
26
8
7
-
63,4
19,5
17,1
-
10
10
16
5
24,4
24,4
39,0
12,2
11
7
14
9
26,8
17,1
34,1
21,9
9
8
12
12
21,9
19,5
29,3
29,3
mengajarkan kepadamu tentang puasa ramadhan? Apakah orang tuamu mengajakmu/menyuruhm
7
u berpuasa pada bulan Ramadhan? Apakah orang tuamu pernah mengajarkanmu
8
pengetahuan tentang zakat? Apakah orang tuamu
9
pernah mengajarimu untuk mengaji? Apakah orang tuamu selalu
10
mengajak/menyuruhmu untuk mengaji? Apakah orang tuamu
11
membiasakan kamu untuk infaq/sodaqoh? Apakah orang tuamu
12
pernah mengajarimu tentang do’a-do’a harian? Apakah orang tuamu selalu
13
membiasakan/menyuruh mu berdo’a sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas? Apakah orang tuamu 14
13
4
6
18
31,7
9,7
14,6
43,9
11
11
7
12
26,8
26,8
17,1
29,3
selalu mengajakmu untuk shalat jum’at? Apakah orang tuamu
15
pernah mengajarkan tentang kalimat tayyibah?
Dari tabel kriteria nilai untuk variabel Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan jumlah responden sebanyak 41 siswa dapat diketahui jumlah responden yang memperoleh kriteria nilai: a. Kategori baik (A) sebanyak 17 siswa b. Kategori sedang (B) sebanyak 16 siswa c. Kategori rendah (C) sebanyak 8 siswa Dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut: TABEL 4.2 Prosentase Jawaban Responden tentang Perilaku Kepemimpinan Orang Tua No
Kategori
Lambang
Frekuensi
Prosentase
1
Baik
A
17
41,5%
2
Sedang
B
16
39,0%
3
Rendah
C
8
19,5%
41
100%
Jumlah
2. Analisis Perilaku Keagamaan Siswa Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku keagamaan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012. Analisis mengenai Perilaku Keagamaan Siswa ini menggunakan sistem prosentase dari setiap jawaban responden yang diklarifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh, kemudian di prosentasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P=
x 100%
Keterangan: P = Prosentase Perolehan F = Frekuensi N = Jumlah Responden Adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah dengan menentukan jumlah responden yang tergolong memperoleh nilai A (baik), B (sedang) dan C (rendah) dalam variabel Perilaku Keagamaan Siswa.
TABEL 4.3 Prosentase Jawaban Responden tentang Perilaku Keagamaan Siswa Berdasarkan Angket Jawaban No
Item Soal
Apakah kamu selalu 1
Prosentase (%)
melaksanakan
A
B
C
D
A
B
C
D
6
19
4
2
14,6
46,3
34,1
4,9
8
12
19
2
19,5
29,3
46,3
4,9
8
8
21
4
19,5
19,5
51,2
9,8
shalat
lima waktu? Apakah kamu selalu 2
melaksanakan
shalat
subuh? Jika
kamu
bermain, 3
sedang
dan
tiba
waktu shalat, apakah kamu
langsung
melaksanakan shalat?
Lanjutan Tabel 4. 3 Jawaban No
4
Prosentase (%)
Item Soal
Apakah kamu selalu
A
B
C
D
A
B
C
D
8
17
14
2
19,5
41,5
34,1
4,9
27
8
6
-
65,9
19,5
14,6
-
6
9
15
11
14,6
21,9
36,6
26,8
5
7
22
7
12,1
17,1
53,7
17,1
18
13
10
-
43,9
31,7
24,4
-
7
16
17
1
17,1
39,0
41,5
2,4
17
13
8
3
41,5
31,7
19,5
7,3
14
10
14
3
34,1
24,4
34,1
7,3
6
13
18
4
14,6
31,7
43,9
9,7
shalat berjama’ah? Pada bulan puasa, 5
apakah kamu selalu melaksanakan puasa? Apakah kamu pernah membantu orang
6
tuamu untuk mengantarkan zakat kepada amil? Apakah kamu selalu
7
memasukkan uang untuk infaq rutin disekolahmu?
8
Apakah kamu mengaji setiap hari?
9
Kapan
saja
kamu
mengaji dalam sehari? Jika teman-temanmu 10
tidak mengaji, apakah kamu tetap mengaji?
11
Apakah kamu selalu berdo’a setelah shalat? Apakah kamu selalu
12
berdo’a sebelum dan sesudah makan?
Lanjutan Tabel 4. 3 Jawaban No
Apakah kamu selalu 13
Prosentase (%)
Item Soal A
B
C
D
A
B
C
D
5
9
21
6
12,2
21,9
51,2
14,6
16
4
5
16
39,0
9,8
12,2
39,0
8
10
18
5
19,5
24,4
43,9
12,2
berdo’a sebelum dan sesudah belajar? Apakah kamu selalu
14
melaksanakan
shalat
jum’at? Apakah kamu selalu mengucapkan istighfar 15 ketika melakukan kesalahan?
Dari tabel kriteria nilai untuk variabel Perilaku Keagamaan Siswa dengan jumlah responden sebanyak 41 siswa dapat diketahui jumlah responden yang memperoleh kriteria nilai: a. Kategori baik (A) sebanyak 10 siswa b. Kategori sedang (B) sebanyak 26 siswa c. Kategori rendah (C) sebanyak 5 siswa Dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut:
TABEL 4.4 Prosentase Jawaban Responden tentang Perilaku Keagamaan Siswa No
Kategori
Lambang
Frekuensi
Prosentase
1
Baik
A
10
24,4%
2
Sedang
B
26
63,4%
3
Rendah
C
5
12,2%
41
100%
Jumlah
B. Uji Hipotesis Pada bab I penulis sebelumnya telah merumuskan hipotesis “Terdapat hubungan yang positif antara perilaku kepemimpinan orang tua dengan perilaku keagamaan siswa Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012”. Untuk menguji kebenarannya, penulis mengadakan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012 yang menunjukkan adanya perilaku kepemimpinan orang tua dalam hal keagamaan siswa. Sedangkan untuk menguji kevalidan data, maka data yang telah diperoleh terlebih dahulu dilakukan penghitungan statistik. Alasan digunakan analisis data statistik adalah: 1. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif yang sudah diubah menjadi data kuantitatif dalam bentuk angka. 2. Penulis akan lebih mudah menentukan apakah hipotesis yang akan diuji dapat diterima atau ditolak.
3. Akan diperoleh kesimpulan yang objektif. Dalam analisis statistik ini, penulis menggunakan rumus korelasi product moment yaitu untuk mencari besarnya angka korelasi antara Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa. ∑
rxy= √{ ∑
∑ ∑
}{ ∑
∑ ∑
}
Keterangan: rxy
= koefisien korelasi yang dicari
N
= banyaknya subjek pemilik nilai
∑
= jumlah hasil kali antar skor X dan skor Y
X
= nilai Variabel 1
Y
= nilai variabel 2 Apabila r hitung telah diperoleh, kemudian r tabel dikonsultasikan
dengan kriteria dan r tabel product moment dengan kriteria r hitung > r tabel pada taraf signifikasi 1% dan 5% maka hipotesis kerja diterima. Namun sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka hipotesis ditolak. Untuk lebih mudahnya dalam perhitungan korelasi, penulis akan sajikan tabel koefisien korelasi sebagai berikut:
TABEL 4.5 Koefisien Korelasi antara Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa No Res
X
Y
X2
Y2
XY
01
55
38
3025
1444
2090
02
47
48
2209
2304
2256
03
24
27
576
729
648
04
52
53
2704
2809
2756
05
36
45
1296
2025
1620
06
40
41
1600
1681
1640
07
37
33
1369
1089
1221
08
24
31
576
961
744
09
56
49
3136
2401
2744
10
58
53
3364
2809
3074
11
56
57
3136
3249
3192
12
50
44
2500
1936
2200
13
27
26
729
676
702
14
47
44
2209
1936
2068
15
51
48
2601
2304
2448
16
29
27
841
729
783
17
40
38
1600
1444
1520
18
39
44
1521
1936
1716
19
35
38
1225
1444
1330
20
38
34
1444
1156
1292
21
35
35
1225
1225
1225
22
47
45
2209
2025
2115
Lanjutan Tabel 4. 5 No Res
X
Y
X2
Y2
XY
23
44
36
1936
1296
1584
24
42
41
1764
1681
1722
25
57
49
3249
2401
2793
26
29
31
841
961
899
27
44
40
1936
1600
1760
28
52
46
2704
2116
2392
29
48
38
2304
1444
1824
30
38
36
1444
1296
1368
31
54
50
2916
2500
2700
32
46
45
2116
2025
2070
33
38
37
1444
1369
1406
34
29
46
841
2116
1334
35
36
40
1296
1600
1440
36
48
41
2304
1681
1968
37
48
42
2304
1764
2016
38
45
38
2025
1444
1710
39
31
30
961
900
930
40
30
38
900
1444
1140
41
29
28
841
784
812
Jumlah
1711
1650
75221
68734
71252
Dengan melihat pada tabel diatas maka rumus korelasi product moment dapat secara langsung digunakan. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: ∑
rxy= √{ ∑
rxy=
rxy = rxy =
∑
∑
}{ ∑
∑
}{
√{
rxy =
∑
}{
√{
}
}
}
√
√
rxy = rxy = 0,803 C. Pembahasan Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh nilai 0, 803, kemudian dibandingkan dengan rtabel dengan jumlah N = 41 dan taraf signifikasi 1% yaitu 0,393 dan taraf signifikasi 5 % yaitu 0,304 terbukti hasil r hitung lebih besar daripada rtabel
(0,304<0,803>0,393),
maka dapat
dikatakan bahwa penelitian ini signifikan, dalam arti hipotesis yang menyatakan “Terdapat Hubungan yang Positif antara Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012” “diterima”.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada pada bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpilan sebagai berikut: 1. Perilaku Kepemimpinan Orang Tua di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012 berada pada beberapa tingkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis pada tabel 4.2, bahwa kategori baik sebesar 41,5 %, kategori sedang 39,0 % dan kategori rendah sebesar 19,5 % . 2. Untuk Perilaku Keagamaan Siswa di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012 terbagi atas beberapa tingkatan, hal ini bisa dilihat pada hasil analisis tabel 4.4, bahwa kategori baik sebesar 24,4 %, ketegori sedang sebesar 63,4 % dan kategori rendah sebesar 12,2 %. 3. Ada hubungan positif antara Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang Tahun 2012. Adapun koefisien korelasi antara Perilaku Kepemimpinan Orang Tua dengan Perilaku Keagamaan Siswa adalah sebesar 0, 803. Nilai r ini dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment dengan N=41 dengan taraf signifikasi 1 % yaitu 0,393 dan 5 % yaitu 0, 304, sehingga terbukti r hitung > rtabel sehingga hipotesis yang diajukan “diterima”
(0,304<0,803>0,304)
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru Guru
sebagai
pendidik
disekolah
seharusnya
lebih
memperhatikan keagamaan siswa disekolah agar siswa memiliki Perilaku Keagamaan yang baik. 2. Orang Tua Orang tua sebagai pendidik utama dan yang pertama bagi anak dalam keluarga seharusnya selalu menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak dapat tumbuh kembang dengan baik dengan berlandaskan pada agama. 3. Siswa Siswa hendaknya lebih meningkatkan perilaku keagamaannya, karena agama merupakan hal yang sangat penting dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan lingkungan. Agama merupakan dasar dalam berperilaku yang positif.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2005. Managemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ahid, Nur. 2010. Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Alfred. 2011. Penulisan Karya Ilmiah. Salatiga: Stain Salatiga Press Ali, Hamdani. 1990. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Kota Kembang. Daradjat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Departemen Agama. 1984/1985. Al-Qur,an dan Terjemahan. Jakarta: Departemen Agama. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Gunarsa, D. Singgih. 2004. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia Huda, Miftahul. 2009. Idealitas Pendidikan Anak. Malang: UIN Malang Press. Islam, Ubes Nur. 2003. Mendidik Anak dalam Kandungan. Jakarta: Gema Insani Press Jalaluddin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta: PT Grafindo Persada. Juwariyah. 2010. Dasar-dasar pendidikan Anak dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Teras. Kayo, Khatib Pahlawan. 2005. Kepemimpinan Islam dan Dakwah. Jakarta: Amzah. Mundziri, Imam Al. 2003. Ringkasan Hadis Shahih-Muslim. Jakarta: Amani Mustaqim, Abdul. 2005. Menjadi Orang Tua Bijak. Bandung: PT Mizan Pustaka. Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. Poerwadarminta. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Salwanida, Felisha. 2010. Merencanakan Kecerdasan & Karakter Anak Sejak
dalam Kandungan. Jogjakarta:Kata Hati. Sriyanti, Lilik. 2009. Psikologi Pendidikan. Salatiga: Stain Salatiga Press. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfa Beta. Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Syarifudin, Ahmad. 2005. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al Qur’an. Jakarta:Gema Insani Press Thoha, Chabib. 1996. Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ulwan, Abdullah Nashih. 1981. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. Semarang:Asy-Syifa’. Wianarno. 2010. Statistik. Salatiga: Stain Salatiga Press Walgito, Bimo. 1994.Psikologi Sosial. Yogyakarta:Andi Offset Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/18/eksperimeexpost-facto) (http://kamusbahasaindonesia.org/siswa/mirip#ixzz25vYNiWIM) (http://www.sarjanaku.com/2011/06/metode-dokumentasi.html) (http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua)
Angket untuk Perilaku Kepemimpinan Orang Tua:
I.
Identitas Responden Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin : No
:
II. Petunjuk Pengisian A. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberi tanda silang (X)! B. Jawablah dengan jujur karena ini tidak berpengaruh terhadap nilai anda! III. Pertanyaan-Pertanyaan 1. Apakah orang tuamu selalu mengingatkanmu untuk mengerjakan shalat lima waktu? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2. Apakah orang tuamu selalu mengajakmu untuk mengerjakan shalat lima waktu? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 3. Apakah orang tuamu mengajarkan kepadamu cara-cara shalat? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apakah orang tuamu selalu mengajakmu shalat tepat waktu? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 5. Apakah orang tuamu selalu mengajakmu untuk shalat berjama’ah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 6. Apakah orang tuamu mengajarkan kepadamu tentang puasa Ramadhan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Apakah orang tuamu mengajakmu/menyuruhmu berpuasa pada bulan Ramadhan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 8. Apakah orang tuamu pernah mengajarkanmu pengetahuan tentang zakat? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 9. Apakah orang tuamu pernah mengajarimu untuk mengaji? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apakah orang tuamu selalu mengajak/menyuruhmu untuk mengaji? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 11. Apakah orang tuamu membiasakan kamu untuk infaq/sodaqoh? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Apakah orang tuamu pernah mengajarimu tentang do’a-do’a harian? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Apakah orang tuamu selalu membiasakan/menyuruhmu berdo’a sebelum dan sesudah melakukan aktivitas? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Apakah orang tuamu selalu mengajakmu untuk shalat Jum’at? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Apakah orang tuamu pernah mengajarkan tentang kalimat tayyibah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
Terima Kasih Karena Anda Sudah Jujur dalam Menjawab PertanyaanPertanyaan diatas.
Angket untuk Perilaku Keagamaan Siswa: I.
Identitas Responden Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin : No
:
II. Petunjuk Pengisian A. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberi tanda silang (X)! B. Jawablah dengan jujur karena ini tidak berpengaruh terhadap nilai anda! III. Pertanyaan-Pertanyaan 1. Apakah kamu selalu mengerjakan shalat lima waktu? a. Ya, sudah selalu 5 kali b. Ya, baru 3-4 kali c. Ya, baru 2-3 kali d. Tidak pernah 2. Apakah kamu selalu melaksanakan shalat subuh? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 3. Jika kamu sedang bermain, dan tiba waktu shalat, apakah kamu langsung melaksanakan shalat? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apakah kamu selalu shalat berjama’ah? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 5. Pada bulan puasa, apakah kamu selalu melaksanakan puasa? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 6. Apakah kamu pernah membantu orang tuamu untuk mengantarkan zakat kepada amil? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Apakah kamu selalu memasukkan uang untuk infaq rutin disekolahmu? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 8. Apakah kamu mengaji setiap hari? a. Ya, Selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 9. Kapan saja kamu mengaji dalam sehari? a. Setelah subuh, setelah asar, dan setelah meghrib b. Setelah subuh dan setelah meghrib saja c. Setelah maghrib saja d. Tidak pernah mengaji
10. Jika teman-temanmu tidak mengaji, apakah kamu tetap mengaji? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 11. Apakah kamu selalu berdo’a setelah shalat? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Apakah kamu selalu berdo’a sebelum dan sesudah makan? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Apakah kamu selalu berdo’a sebelum dan sesudah belajar? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Apakah kamu selalu melaksanakan shalat jum’at? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Apakah kamu selalu mengucapkan istighfar ketika melakukan kesalahan? a. Ya, selalu b. Ya, sering c. Ya, kadang-kadang d. Tidak pernah
Terima Kasih Karena Anda Sudah Jujur dalam Menjawab PertanyaanPertanyaan diatas.
DAFTAR NILAI SKK Nama NIM P. A
No
: Ranindya Candra Kartika : 115 08 006 : Drs. Abdul Syukur, M. Si
Jenis Kegiatan
Jurusan Progdi
: Tarbiyah : PGMI
Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
1
Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus (OPSPEK)
25-27 Agustus 2008
Peserta
3
2
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Kwartir Cabang Kota Salatiga Tahun 2009
25-31 Januari 2009
Peserta
5
3
Pelaksanaan Bedah Film “Laskar Pelangi” dan Penggalangan Dana Untuk Korban Situ Gintung
04 April 2009
Peserta
2
4
Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) II PMII
09-10 November 2009
Peserta
3
5
Penganggkatan Pengurus Senat Mahasiswa (SEMA) STAIN SALATIGA Masa Bakti 2009/2010
29 Juni 2009
Anggota Devisi Eksternal
3
6
Orientasi Program Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK)
18-20 September 2009
Pemantau OPAK
3
7
Masa Penerimaan Anggota Baru PMII
22 November 2009
Panitia
3
8
Publik Hearing
01 Desember 2009
Panitia
3
30 Januari 2010
Pendamping
3
23-24 Maret 2010
Panitia
3
9
10
Gebyar Kolase Semarang Serasi Anak RA/BA/TA se-Kabupaten Semarang Tahun 2010 dalam meraih Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam rangka Amal Bakti Kementerian Agama ke 64 Legal Drafting Senat Mahasiswa (SEMA) dengan tema Peran Lembaga Publik Sebagai Alat Kontrol Pemerintah demi terciptanya Good Governance
11
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN SALATIGA
12
30-31 Maret 2010
Peserta
3
Publik Hearing
15 Mei 2010
Sekretaris
3
13
Seminar Nasional Pendidikan “Aktualisasi Nilai-Nilai Pendidikan dalam Upaya Membentuk Karakter dan Budaya Bangsa
2 Juni 2010
Peserta
6
14
Pengangkatan Pengurus Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN Salatiga Masa Bakti 2010/2011
29 Juni 2010
Devisi Eksternal Bidang Sosial
3
31 Juli-22 Agustus 2010
Peserta
3
31 Juli-22 Agustus 2010
Peserta
3
25-27 Agustus 2010
Panitia
3
12-13 Oktober 2010
Panitia
3
8 Agustus 2011
Panitia
3
15
16
17
18
19
Praktikum Pelatihan TOEFL bagi Mahasiswa Jurusan Tarbiyah dan Syariah 2008 Program Studi: TBI, PGMI, AS Praktikum Pelatihan Ikhtibar alLughah al-Arabiyah Ka Lughah Ajnabiyah (ILAIK) bagi Mahasiswa Jurusan Tarbiyah dan Syariah 2008 Program Studi:TBI, PGMI, AS Orientasi dan Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Salatiga Tahun 2010 Pelatihan Advokasi Kebijakan Anggaran dengan tema “Penguatan Peran Mahasiswa Dalam Mengadvokasi Anggaran untuk Kesejahteraan Rakyat” Orientasi Program Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Salatiga Tahun 2011
20
Sarasehan Keagamaan Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN Salatiga
06 Juni 2011
Panitia
3
21
Pekan Pengembangan Minat dan Bakat Mahasiswa (PPMBM) STAIN se-Jawa di STAIN KUDUS
20-22 April 2012
Atlet Tenis Meja
3
22
SK Penngangkatan Guru di Lingkungan LP. Ma’arif NU Kab. Semarang
8 Juni 2008
Guru
3
23
24
25
SK Penngangkatan Guru di Lingkungan LP. Ma’arif NU Kab. Semarang SK Penngangkatan Guru di Lingkungan LP. Ma’arif NU Kab. Semarang SK Penngangkatan Guru di Lingkungan LP. Ma’arif NU Kab. Semarang
8 Juni 2009
Guru
3
8 Juni 2010
Guru
3
8 Juni 2011
Guru
3
Jumlah
79
Salatiga, 01 Agustus 2012 Mengetahui, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M. Ag. NIP. 19750211 200003 1001