PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SITI SUSANTI NIM : 12107036
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SITI SUSANTI NIM : 12107036
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan perbaiki, maka skripsi Saudari : Nama
: SITI SUSANTI
NIM
: 121 07 036
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA
GURU
DI
MTs
SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 4 Februari 2010 Pembimbing
Drs.Abdul Syukur, M. Si NIP. 19670307 199403 1 002
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN SKRIPSI Saudari :Siti Susanti dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 07 036 yang berjudui Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada hari Sabtu, 13 Maret 2010 yang bertepatan dengan tanggal 27 rabiul awal 1430 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. Salatiga,
𝟏𝟑 𝐌𝐚𝐫𝐞𝐭 𝟐𝟎𝟏𝟎 𝟐𝟕 𝐑𝐚𝐛𝐢𝐮𝐥 𝐀𝐰𝐚𝐥
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
Prof.Dr.H.Budihardjo, M.Ag NIP. 19541002 198404 1 001
Dra.Siti Farihah, M.Pd NIP. 1961023 198803 2 001 Pembimbing
Drs. Abdul Syukur, M.Si NIP. 19670307 199403 1 002 DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Penulis yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Siti Susanti
NIM
: 12107036
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang penulis tulis ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 30 Januari 2010 Yang menyatakan,
Siti Susanti NIM :12107036
MOTTO
“ Bekerjalah tuk duniamu seakan kau hidup selamanya, dan beramalah tuk akhiratmu seakan esok hari kau tiada.”(hr.Bukhori)
Kepuasan terletak pada usaha, bukan hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki.
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1) Ayahanda (Suhadi) dan ibunda (Kamiyati) yang telah membesarkan dan membimbing terimakasih atas Do’anya, dan penulis hanya bisa ucapkan :
2) Bapak dan Ibu mertua (Muniri dan Miharti) yang telah meberikan motivasi, serta curahan kasih sayangnya. 3) Suami
tercinta
(Ahmad
Anas
Rosyadi)
yang
selalu
setia
menemaniku, selalu memberi motivasi serta inspirasi. 4) Pakdhe dan Budheku yang telah merawatku hingga aku bisa seperti sekarang. 5) Adikku satu-satunya(Kavil) yang senantiasa mendo’akanku. 6) Untuk sahabatku(Anis,Dwi,Hima)terimakasih atas semua kenangan indah di kampus ini.Semoga persahabatan kita tak sampai disini. 7) Semua teman-teman kost ALFA’FA yang menyediakan tempat untuk melepas lelah serta dukungan semangatnya. 8) Buat mbak Pat yang mau membantu mengeditkan skripsi ini. 9) Semua teman-teman PAI Transfer angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan dan semangat serta motivasi, saya ucapkan terimakasih.
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalau saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan semua Rahmat, Hidayah serta Inayahnya pada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa suatu halanagan apapun. Sholawat serta salam semoga selalau terlimpahkan kepada suri tauladan kita, uswah kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menyelamatkan kita dari zaman kekafiran menuju zaman yang penuh kedamaian yaitu diinul islam. Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi kewajiban dan sebagai pelengkap untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu tarbiyah. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di MTs As Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggngharjo Kabupaten Grobogan Tahun 2009” studi kasus pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materiil. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Faturahman, M.Ag selaku ketua progdi PAI STAIN Salatiga yang telah merestui penulisan skripsi ini. 3. Drs.Abdul Syukur,MSi selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi petunjuk dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak serta Ibu Dosen beserta bagian Akademik STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan pada saya.
5. Semua teman-teman PAI transfer angkatan 2007 6. Perpustakaan STAIN Salatiga beserta karyawan-karyawan yang telah membantu saya meminjamkan buku. 7. Teman-teman KKN di kecamatan Pakis. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penulisan laporan skripsi ini, masih banyak kekeliruan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat berharap adanya saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai perbaikan dalam penulisan mendatang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya demikemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Amin…..Amin….Ya Robbalalamiin.
Salatiga,31 Januari 2010
Siti Susanti
ABSTRAK
Susanti, Siti. 2010. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs.Abdul Syukur,MSi. Kata kunci: Supervisi Kepala dan Kinerja Guru. Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan, maka kewajiban dan tanggung jawab para pemimpin pendidikan umumnya dan kepala sekolah pada khususnya mengalami perkembangan dan perubahan pula. Adapun perubahan tersebut dan tujuan, lingkup tanggung jawab dan kepemimpinan kepala sekolah. Berkaitan dengan lingkup tanggung jawab dan kepemimpinan kepala sekolah tidak terkecuali peninjauan (supervisi) kepala sekolah terhadap kinerja guru juga harus diperhatikan. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan bagaimana supervisi kepala sekolah, bagaimanakinerja guru, bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif, karena metode ini dianggap tepat digunakan apabila penelitian ditujukan untuk menggambarkan kondisi faktual penyelenggaraan pendidikan atau hal-hal lain yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Sedangkan pengumpulan data di lakukan dengan angket, observasi, dan kajian kepustakaan. Sempel sebanyak 19 responden yang merupakan seluruh guru MTs As Salafiyah. Analisis datanya menggunakan dua pendekatan yaitu analisis personal dan analisis korelasi. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulakan sebagai berikut,Bahwa supervisi kepala sekolah di MTs As Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kbupaten Groboga Tahun 2009bada tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, rendah. Kategori tinggi sebesar 68% kategori sedang sebesar 21%dan kategori rendah sebesar 11%. Bahwa kinerja guru MTs Sa Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan Tahun 2009 ada tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, rendah. Kategori tinggi terdapat53 %, kategori sedang terdapat 42 % dan kategori rendah terdapat 5 %. Berdasarkan analisis lanjut untuk mencari jawaban dari hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Penulis mendapatkan kesimpulan bahwa hipotesis tersebut dapat diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan korelasi product moment yaitu hasil r xy adalah 0.67. Kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan N= 19 pada taraf signifikansi 1% sebesar 0.456 dan pada taraf signifikansi 5% sebesar 0.575 ternyata nilai rxy lebih besar dari pada r tabel.
DAFTAR ISI
LEMBAR LOGO………………………………………………………........
i
HALAMAN JUDUL...................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................
v
MOTTO ......................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
viii
ABSTRAK ...................................................................................................
x
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… .... xvii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………….
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................
3
C. Tujuan Penelitian ............................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..........................................................
4
E. Definisi Operasional .......................................................
5
F. Hipotesis Penelitian .......................................................
8
G. Metode Penelitian ...........................................................
8
H. Sistematika Penulisan Skripsi ..........................................
12
BAB II
LANDASAN TEORI A. Supervisi oleh Kepala Sekolah .......................................
15
1. Konsep Dasar Supervisi ...........................................
15
a. Pengertian Supervisi………………… .......
15
b. Tujuan dan fungsi supervisi…. .................. `16 c. Ciri-ciri supervisi… ...................................
17
d. Teknik supervisi ........................................
18
2. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin dan Sebagai Supervisor ................................................................
20
1).Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin .......................
20
a.Pengertian
kepala
sekolah
sebagai
pemimpin ....................................................
20
b. Tugas dan fungsi pemimpin ........................
20
c. Syarat dan sifat seorang pemimpin ..............
22
d. Dasar-dasar kepemimpinan .........................
23
e. Tipe-tipe pemimpin .....................................
24
2).Kepala Sekolah Sebagai Supervisor a.Pengertian supervisor ....................................
25
b.Tugas supervisor .........................................
26
c.Syarat dan kompetensi supervisor ...............
27
d.Supervisor untuk sekolah dasar sampai perguruan tinggi .........................................
30
e.Tipe-tipe kepengawasan supervisor .............
31
f.Supervisi Klinik Satu Bentuk Praktis Supervisi Pengajaran ...............................
34
B. Kinerja Pengertian Kinerja Guru ....................................
38
1. Pengertian Kinerja Guru ............................................
38
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ...............
39
3. Status Guru ...............................................................
41
4. Peran dan Tugas Guru Dalam Pembelajaran Tatap Muka .........................................................................
43
5. Standar Kompetensi Guru(SKG) ................................
48
6. Kode Etik Sebagai Profesi .........................................
57
C. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru ............................................................................... BAB III
59
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs As Salafiyah Mrisi .....................
60
1.
Tinjauan Historis .....................................................
60
2.
Visi dan Misi
......................................................
62
3.
Letak Geografis ......................................................
62
4.
Keadaan Fasilitas (Sarana Prasarana) ........................
63
5.
Keadaan Guru dan Karyawan ...................................
66
B. Penyajian Data ................................................................
71
1. Populasi dan Sampel ...................................................
71
2. Pengumpulan Data......................................................
71
3. Data Responden .......................................................... BAB IV
BAB V
72
ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ...............................................................
78
B. Analisis Kedua .................................................................
92
C. Analisis Ketiga .................................................................
95
PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................
97
B. Saran-saran .......................................................................
98
C. Kata Penutup ....................................................................
99
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
100
DAFTAR TABEL
TABEL I
PERAN DAN TUGAS GURU.............................................
TABEL II
KOPOMPONEN, KOMPETENSI, DAN INDIKATOR STANDAR KOMPETENSI GURU(SKG) ..........................
TABEL III
41
47
DAFTAR NAMA GURU MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNAG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 ...............................................
TABEL IV
DAFTAR NAMA KARYAWAN MTs SALAFIYAH MRISI
KECAMATAN
TANGGUNG
HARJO
KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 ....................... TABEL V
63
65
STRUKTUR ORGANISASI MTs SALAFIYAH MRISI TANGGUNG
HARJO
KABUPATEN
GROBOGAN
TAHUN 2009 ......................................................................
66
TABEL VI
DAFTAR NAMA RESPONDEN .......................................
68
TABEL VII
DATA TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 ..........
TABEL VIII
70
DATA TENTANG KINERJA GURU MTs SALAFIYAH MRISI
KECAMATAN
TANGGUNG
HARJO
KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 .......................
72
TABEL IX
TABEL ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 ..........
TABEL X
FREKUENSI
PERSENTASE
SUPERVISI
75
KEPALA
SEKOLAH MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG
HARJO
KABUPATEN
GROBOGAN
TAHUN 2009 ...................................................................... TABEL XI
TABEL ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MTs SALAFIYAH
MRISI
KECAMATAN
TANGGUNG
HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 .......... TABEL XII
78
82
FREKUENSI PERSENTASE KINERJA GURU MTs SALAFIYAH
MRISI
KECAMATAN
TANGGUNG
HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 ..........
85
TABEL XIII KOEFIEISN KORELASI ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH SALAFIYAH
TABEL XIV
DENGAN MRISI
KINERJA
GURU
KABUPATEN
DI
MTs
GROBOGAN
TAHUN 2009 .....................................................................
89
NILAI PRODUK MOMENT ..............................................
92
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01
Angket Penelitian ............................................................
102
Lampiran 02
Daftar Riwayat Hidup ......................................................
108
Lampiran 03
Surat Tugas Pembimbing...................................................
109
Lampiran 04
Surat Izin Penelitian .........................................................
110
Lampiran 05
Surat Keterangan Penelitian..............................................
111
Lampiran 06
Lembar Konsultasi Skripsi ...............................................
112
Lampiran 07
Daftar SKK ......................................................................
113
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terlepas dan peran serta dunia pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang amat penting dalam meningkatkan kemajuan bangsa. Pendidikan bukan hanya sekedar warisan dari generasi ke generasi. Akan tetapi diharapkan mampu mengubah dan mengembangkan pengetahuan. Pendidikan mempunyai tujuan tertentu dalam setiap pelaksanaannya. Untuk meraih tujuan pendidikan akan dipengaruhi oleh setiap pelaksanaannya. Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan, maka kewajiban dan tanggung jawab para pemimpin pendidikan umumnya dan kepala sekolah pada khususnya mengalami perkembangan dan perubahan pula. Adapun perubahan tersebut dan tujuan, lingkup tanggung jawab dan kepemimpinan kepala sekolah. Berkaitan dengan lingkup tanggung jawab dan kepemimpinan kepala sekolah tidak terkecuali peninjauan (supervisi) kepala sekolah terhadap kinerja guru juga harus diperhatikan. Guru sebagai tenaga pendidikan berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sehingga peran seorang guru sangat penting dalam mengendalikan dan mengelola kelas. Sampai sekarang peran guru belum bisa digantikan oleh teknologi atau media yang paling modern sekalipun. Karena masih banyak unsur-unsur manusiawi yang tidak dapat
dicapai melalui alat dan teknologi yang diciptakan manusia (Sudjana,1994:12). Dalam menjalankan tugas kesehariannya guru tidak selalu dapat mengerjakan tugasnya dengan lancar. Ada kalanya pada waktu-waktu tertentu guru mengalami hambatan. Hambatan-hambatan itu dapat berasal dari pekerjaan itu sendiri, lingkungan pekerjaan atau dari diri guru yang mengerjakannya. Maka dari itu sebagai kepala sekolah harus tanggap terhadap bawahannya (guru) ketika mengalami hambatan tersebut, dengan cara melaksanakan supervisi. Dengan supervisi tersebut diharapkan dapat membantu dan mendorong kinerja guru dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar. Untuk meningkatkan kinerja guru secara eksternal dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah) yang tugasnya memberikan bantuan dan layanan kepada guru guna mengembangkan keprofesionalannya. Untuk itu, kepala sekolah harus dapat memberi bantuan, motivasi kepada guru-guru sebagai usaha meningkatkan kualitas pengajaran dan pembinaan profesi guru. Idealnya supervisor memberikan teladan bagi bawahannya, menyuruh pada yang ma’ruf dan melarang pada yang menukar. Sebagaimana telah diterangkan oleh Allah dalam Al Qur'an sebagai berikut :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”(Surin,1978:128). Setelah tercapainya supervisi kepala sekolah dengan baik, maka dapat mempersiapkan lembaga pendidikan yang berkwalitas yang akan melahirkan cara berfikir, bersikap dan tingkah laku dengan hasil yang maksimum dari potensi yang ada. MTs Salafiah Mrisi merupakan sekolah menengah pertama sedang menjalani proses akreditasi. Fungsi supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru. Dan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh positif supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Untuk itu penulis terdorong untuk melakukan penelitian sehingga rumusan judul yang diajukan adalah “PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009”.
B. Rumusan Masalah Sesuai dengan judul tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana supervisi kepala sekolah di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009 ? 2. Bagaimana kinerja guru di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009 ?
3. Adakah pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009 ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui supervisi kepala sekolah di MTs
Salafiyah Mrisi
Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009. 2. Untuk mengetahui kinerja guru di MTs
Salafiyah Mrisi Kecamatan
Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009. 3. Untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Diharapkan dapat membangun dan mengembangkan teori-teori administrasi pendidikan khususnya fungsi kepala sekolah sebagai supervisor serta dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya mutu pendidikan Islam.
2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti Dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan serta diharapkan dapat memberi manfaat pada peneliti untuk bekal terjun di dunia pendidikan. b. Bagi kepala sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah hubungannya dengan kepengawasan atas penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pembinaan perkembangan pendidikan. c. Bagi guru Dapat memberikan masukan agar dapat meningkatkan kinerja sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan Islam. d. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan di fakultas tarbiyah pada umumnya dan jurusan pendidikan agama Islam pada khususnya.
E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul di atas, maka perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan penulis teliti, sehingga tidak terjadi pembiasaan dalam permasalahan. Penulis akan membatasi istilah yang digunakan sebagai berikut :
1. Supervisi Kepala Sekolah Supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision” yang terdiri dari dua perkata “super” dari “vision”. Super berarti atas atau lebih sedangkan vision berarti melihat atau meninjau. Oleh karena itu secara etimologis supervisi berarti melihat atau meninjau dari atas (orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahannya (Nawawi,1984,103). Kepala sekolah, kepala berarti pemimpin, ketua (kantor, pekerjaan, perukumpulan) (Tim Redaksi,1991:420) Sekolah berarit bangunan atau lembaga untuk belajar mengajar. Jadi supervisi kepala sekolah adalah melihat atau meinjau dari atas terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan yang dilakukan oleh pemimpin suatu lembaga untuk belajar mengajar. 2. Kinerja guru Kinerja adalah sesuatu yang dicapai,prestasi yang dicapai, kemampuan kerja ( Departemen Pendidikan Nasional,2007:570). Guru berarti orang yang pekerjaannya mengajar (WJS Poerwadarminta,1982:335). Adapun yang dimaksud dengan kinerja kerja guru adalah cara kerja guru atau guru yang dapat bekerja dengan baik dan mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
3. Pengaruh supervise kepala sekolah terhadap kinerja guru Yang penulis maksud tentang pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru adalah daya yang timbul dari peninjauan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap hasil kerja yang dicapai guru.
Dengan demikian penulis membagi dua variable yang memerlukan pembahasan yaitu : a. Variabel bebas adalah supervisi kepala sekolah, indikatornya 1) Memotivasi guru. 2) Memberi nasehat atau pengarahan kepada guru ketika menghadapi kesulitan. 3) Melakukan pengawasan dan mengontrol kwalitas guru dalam proses belajar mengajar. 4) Memberi pembinaan kepada guru mengenai proses belajar mengajar. 5) Pengecekan presensi hadir guru 6) Melakukan komunikasi secara intesif 7) Memberi penghargaan bagi guru yang berprestasi b. Variabel terikat adalah kinerja guru, indikatornya : 1) Disiplin kerja tinggi 2) Menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu 3) Semangat kerja tinggi 4) Rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tinggi
5) Terampil dalam pengelolaan kelas 6) Inovatif dalam cara penyampaian materi 7) Rasa kepemilikan lembaga sekolah tinggi F. Hipotesis Sebagai arahan dalam penelitian memang perlu adanya hipotesa agar dapat dari informan relefan. Hipotesis seperti kita ketahui dari pembicaraan dalam fasal tentang berfikir adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika faktafakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesa sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan (Sutrisno Hadi,1981:63). Sehingga dari permasalahan di atas hipotesis yang penulis ajukan sebagai berikut : “Bahwa ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009”.
G. Metode Penelitian 1. Tempat dan waktu penelitian a. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di MTs Salafiyah Mrisi Kec. Tanggung Harjo Kab. Grobogan. b. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 sampai januari 2010.Dari proses pengumpulan data sampai penulisan.
2. Populasi Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto,2007:130) . Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan sebanyak 19 orang. Teknik pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika penelitian subyek lebih besar dapat diambil 10%-15% atau 20%50% atau lebih (Suharsimi Arikunto,1997:112). Maka penulis mengambil responden pada penelitian ini sebanyak 100% yaitu 19 guru. Jadi penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian populasi. 3. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket (kuesioner) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,2007:151). Metode ini digunakan penulis untuk menganalisis tentang :
1) Supervisi kepala sekolah lewat pengakuan guru di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009. 2) Kinerja guru di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009. b. Metode Wawancara Wawancara adalah cara yang digunakan seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang responden dengan bercakapcakap berhadapan muka dengan orang itu (Koentjaraningrat,1994:129). Metode ini digunakan oleh penulis sebagai cross cheking atas metode angket. c. Metode Observasi Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi,1995,136). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang situasi umum serta penjajagan di lembaga penelitian yaitu MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009. d. Metode Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,2007:206). Sedangkan metode dokumentasi penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan sekolah, guru, struktur organisasi sekolah serta aspek lain yang berhubungan dengan supervisi. 4. Metode Analisis Data a. Analisa Pendahuluan Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel secara terpisah sehingga diketahui ciri-ciri masing-masing variabel penelitian. Analisis ini menggunakan rumus prosentase (Anas Sujono,1991:209): 𝐹
𝑃 = 𝑁 × 100% Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah sampel b. Analisa Lanjutan Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data untuk mendapatkan kesimpulan dalam penelitian. Dalam menganalisis data ini penulis menggunakan product moment sebagai berikut (Sutrisno Hadi,1997:294):
rxy
(X )(Y ) N 2 2 (X ) 2 (Y ) 2 X Y N N XY
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi product moment dari variabel X (supervisi kepala sekolah) dan variabel Y (kinerja guru)
X
: Skor variabel X
Y
: Skor variabel Y
X2
: Hasil kuadrat dari X
Y2
: Hasil kuadrat dari Y
XY
: Jumlah hasil perkalian skor X dan Y
N
: Jumlah responden
H. Sistematika Penulisan Sekripsi: BAB I
Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah b. Rumusan Masalah c. Tujuan Penelitian d. Penegasan Istilah e. Manfaat Penelatian f. Hipotesis Penelitian g. Metode Penelitian h. Sistematika Penulisan Sekripsi
BAB II
Landasan Teori A. Supervisi Oleh Kepala Sekolah 1. Konsep Dasar Supervisi a. Pengertian Supervisi b. Tujuan Dan Fungsi Supervisi c. Ciri-Ciri Supervisi d. Teknik Supervisi 2. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Dan Sebagai Supervisor a. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin b. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor c. Supervisor untuk Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi 3.Supervisi Klinik Satu Bentuk Praktis Supervisi Pengajarn. B. Kinerja Guru 1.
Pengertian Kinerja
2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
3.
Status Guru
4.
Peran dan Tugas Guru dalam Pembelajaran Tatap Muka
5.
Standar Kopetensi Guru (SKG)
6.
Kode Etik sebagai Profesi
C. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru BAB III
Laporan Penelitian A. Keadaan Umum MTs Salafiyah Mrisi
1. Letak Geografis 2. Visi dan Misi 3. Keadaan Sarana dan Prasarana 4. .Struktur Organisasi 5. Keadaan Guru dan Karyawan B. Penyajian Data
BAB IV
Analisis Data A. Analisis pertama B. Analisis Kedua C. Analisis Ketiga
BAB V : Penutup A. Kesimpulan B. Saran-Saran C. Penutup
BAB II LANDASAN TEORI
A. Supervisi Kepala Sekolah 1. Konsep Dasar Supervisi a. Pengertian Supervisi Supervisi berasal dari bahasa Inggris, “Supervision” yang terdiri dari dua perkataan “Super” dan “vision”. Super berarti atas atau lebih, sedang vision berarti melihat atau meninjau. Oleh karena itu secara etimologis supervisi berarti melihat atau meninjau dari atas (orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan (Hadari Nawawi,1984:103). Supervisi dapat juga berarti mengamati, mengawasi, atau membimbing dan menstimulir kegitatan-kegiatan orang lain dengan maksud perbaikan (Hendayat Soetopo,1988:67). Supervisi kaitannya dengan proses belajar mengajar yang dikutip oleh Mulyasa dalam Carter Goods Dictionary of Education adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan pendidikan, bahan pengajaran
dan
(Mulyasa,2004:155).
metode-metode
mengajar
serta
evaluasi
Dari beberapa devinisi di atas, supervisi dapat diartikan bantuan yang
diberikan kepada
seluruh staf sekolah untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dapat juga diartikan sebagai suatu bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh administrasi
pendidikan
mengembangkan
yang
efektifitas
ditujukan
kinerja
terutama
personalia
sekolah
untuk yang
berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan. b. Tujuan dan Fungsi Supervisi Tujuan
supervisi
menurut
Sergiovanni
adalah
(Made
Pidarta,1992:249). 1) Tujuan
akhir
adalah
untuk
mecapai
pertumbuhan
dan
perkembangan siswa (yang bersifat total) 2) Tujuan
kedua
adalah
membantu
kepala
sekolah
dalam
menyelesaikan program pendidikan dari waktu ke waktu secara kontinyu. 3) Tujuan perantara adalah membina guru-guru agar dapat mendidik para siswa dengan baik atau menegakkan disiplin kerja secara manusiawi. Fungsi supervisi menurut pedoman supervisi dalam kurikulum 1975 antara lain (Ahmad Rohadi, Abu Ahmadi,1991:72). a) Mengadakan penilaian terhadap dengan segala sarana dan prasarana.
pelaksanaan
kurikulum
b) Membantu serta membina guru dengan cara memberi petunjuk, penerangan dan latihan agar mereka dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan mengajarnya. c) Membantu guru untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah. c. Ciri-ciri Supervisi. Menurut N.A. Ametembun, ciri-ciri supervisi yaitu (N.A, Ametembun,1975:8-10): 1) Research yaitu meneliti bagian situasi sekolah sebenarnya. 2) Evaluation yaitu penilaian antara supervisor dan yang disupervisi yaitu: a) Mencari aspek-aspek positif (kemajuan, kelebihan) yang telah dicapai. b) Meninjau aspek-aspek negatif (hambatan, kelemahan) yang masih ada. c) Menganalisis sebab-sebab masih adanya hambatan atau kekurangan yang dialami. 3) Imrovement yaitu mengadakan perbaikan. 4) Assistance yaitu memberikan bantuan dan bimbingan. 5) Cooperation yaitu kerjasama, gotong-royong secara kekeluargaan antara supervisor dan supervised ke arah perbaikan situasi.
d. Teknik Supervisi. Upaya dan kegiatan supervisi yang terarah pada usaha mencapai sasarannya dilaksanakan dengan menggunakan teknik supervisi sebagai berikut : 1) Kunjungan Kelas. Kunjungan kelas sering disebut kunjungan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah (pengawas) adalah teknik paling efektif untuk mengamati guru bekerja, alat, metode dan teknik mengajar tertentu yang dipakainya, dan untuk mempelajari situasi belajar secara keseluruhan dengan memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan murid. 2) Pembicaraan Individual. Pembicaraan individual merupakan teknik supervisi yang sangat penting karena kesempatan yang diciptakan bagi kepala sekolah untuk bekerja secara individual dengan guru sehubungan dengan
masalah-masalah
profesional
pribadinya
(Oteng
Sutisna,1987:226). 3) Observasi Kelas. Observasi kelas tujuannya untuk dapat melakukan pengamatan mengenai satu atau dua aspek tertentu dari proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas.
Aspek-aspek yang perlu diobservasi : a)
Kegiatan siswa atau guru dalam proses belajar mengajar.
b) Penggunaan media dalam hubungannya dengan TIK. c)
Metode yang ditempuh atau cara guru mengorganisasi proses belajar mengajar.
d) Faktor penunjang pelaksanaan pengajaran seperti sumbersumber prosedur, alat atau bahan dan perlengkapan yang memperlancar proses belajar mengajar. 4) Kunjungan Kelas antar guru merupakan langkah supervisi yang perlu dikembangkan di sekolah. Terutama guru-guru yang masih kurang berpengalaman, dapat belajar dari kemahiran mengajar guru-guru yang berpengalaman. 5) Musyawarah Kerja, Lokakarya, Rapat Kerja, Karya Wisata yang sengaja
direncanakan
untuk
menambah
pengalaman,
meningkatkan kemampuan, menemukan atau menerapkan teknik mengajar yang labih. 6) Sumber
materi
kurukulum
perlu
dikembangkan
karena
merupakan perpustakaan khusus yang berisi bahan-bahan yang dihasilkan melalui pengembangan kurikulum yaitu melalui laboratorium
kurikulum
dan
media
Pengembangan MKDK,1991:223-235).
kurikulum
(Tim
2. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin dan Sebagai Supervisor. a. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin. 1) Pengertian Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin. Kepala berarti pemimpin, ketua (kantor, pekerjaan, perkumpulan) (Depdikbud RI,1991:747). Sekolah berarti bangunan atau lembaga untuk belajar mengajar. Jadi Kepala Sekolah adalah pemimpin suatu lembaga untuk belajar mengajar. Menurut Henry Patt Fairchild menyatakan pemimpin adalah seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha atau upaya orang lain atau melalui prestise kekuasaan atau posisi (Kartini Kartono,1998:32-34). 2) Tugas Dan Fungsi Pemimpin. Berkaitan dengan hal tersebut Gerungan mengutip pendapat Rusti adanya tiga tugas atau fungsi utama dari pemimpin yaitu (Bimo Walgito,1990:94-95): a) Memberikan struktur yang jelas dari situasi-situasi yang rumit yang dihadapi oleh kelompoknya. b) Mengawasi
dan
menyalurkan
perilaku
kelompok
yang
dipimpinnya. Ini berarti juga bahwa seorang pemimpin bertugas mengendalikan perilaku anggota kelompok dan kelompok itu sendiri.
c) Sebagai juru bicara kelompok yang dipimpinnya (Spokman Of The Group). Fungsi pemimpin yang berkaitan dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan yaitu (Sukarto Indra Fachrudin,1993:15-17): a)
Memupuk dan memelihara kebersamaan didalam kelompok.
b) Mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dapat kegembiraan dan semangat bekerja dalam melaksanakan tugas. Kepuasan rohani akan terpenuhi jika ada ruangan yang menarik. c)
Menanamkan dan memupuk perasaan anggota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok. Semangat kelompok dapat dibentuk melalui penghargaan terhadap usaha setiap anggota demi kepentingan kelompok melalui sosial activities. Hal ini merupakan pertemuan keramahannya.
d) Pemimpin dapat menggunakan kelebihannya bukan untuk berkuasa, melainkan untuk memberi sumbangan kepada kelompok menuju tujuan bersama ia harus mengakui anggotanya secara wajar sehingga pemimpin akan diterima dan diakui secara wajar.
3) Syarat Dan Sifat Seorang Pemimpin. Syarat seorang pemimpin dalam pendidikan disamping diperlukan persyaratan formal seperti pendidikan dan ijazah juga dituntut untuk memiliki persyaratan sebagai berikut (Kartini Kartono,1998:37-40): a)
Kesehatan jasmani dan rohani.
b) Kesadaran akan tujuan dan arah. c)
Antusiasme (semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar).
d) Keterampilan dan kecintaan. e)
Integritas (Integrity, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati).
f)
Ketegasan dalam mengambil keputusan.
g) Keterampilan mengajar. Dapat disimpulkan bahwa apapun bentuk kelompok dan jenis kegiatan yang dipimpinnya, paling kurang harus ada tiga sifat yang harus dipunyai oleh seorang pemimpin yaitu : a) Penglihatan Sosial. Ialah kemampuan dan kecakapan untuk dapat melihat dan memahami dengan cepat
perasaan dan kebutuhan
kelompoknya. b) Kecerdasan Yang Tinggi. Ialah kemampuan berabstraksi atau berpikir secara abstrak yang lebih tinggi dari rata-rata anggota kelompoknya.
c) Keseimbangan Alam Perasaan. Ialah kemampuan untuk mengendalikan perasaannya dalam menghadapi hambatan yang dihadapi kelompoknya (A.Goffar,1992:149). 4) Dasar-Dasar Kepemimpinan. Dasar-dasar ini dalam Islam meliputi : a) Tidak mengambil orang kafir atau orang yang tidak beriman sebagai
pemimpin
bagi
orang-orang
muslim
karena
bagaimanapun akan berpengaruh terhadap kualitas keberagaman rakyat yang dipimpinnya (Imam Moedjono,2002:53). Hal ini dijelaskan dalam surat An-Nisa (4):144 yaitu:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ? (Hasbi Asshiddiq,1992:146). b) Setiap kelompok orang bahkan dalam kelompok telah dari tiga orang diperlukan adanya pemimpin. Guna mencapai tujuan organisasi, disamping memiliki anggota, juga harus mengangkat pemimpin sebagai peranggung jawab organisasi tersebut.
c) Pemimpin harus orang yang memiliki keahlian dibidangnya. d) Pemimpin harus bisa diterima; mencintai dan dicintai umatnya, mendoakan umat dan didoakan. Bukan sebaliknya dibenci dan membenci. e) Mengutamakan, membela dan mendahulukan kepentingan umat, menegakkan
keadilan,
menghilangkan
segala
melaksanakan bentuk
syariat,
komunkaran,
berjuang kekufuran,
kehancuran dan fitnah. f) Pemimpin harus sehat dan kuat serta seorang pemimpin memiliki sifat-sifat utama Rasulullah yaitu Sidiq, amanah, tabligh, tathanah. g) Dalam mengajarkan bahwa setiap orang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin dan bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dipimpinnya. h) Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin hendaklah mengutamakan musyawarah (Imam Moedjono,2002:55-58). 5) Tipe-tipe Pemimpin. Memberikan pandangan ada empat macam tipe pemimpin yaitu : a) Parental ialah pemimpin yang dalam pendekatan kepada yang dipimpinnya bersikap sebagai orang tua (parent) terhadap umatnya.
b) Expert adalah pemimpin yang dipandang mempunyai keahlian tertentu. c) Artist adalah pemimpin yang mempunyai sifat sebagai seniman khususnya dalam hubungan dengan manusia lain. d) Manipulator ialah pemimpin yang pada umumnya memberikan janji-janji untuk memikat hati dari yang dipimpinnya, tetapi sering janji itu tidak dapat dipenuhi (Bimo Walgito,1990:97). b. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor. 1) Pengertian Supervisor. Pengertian
supervisor
berarti
pengawasan
utama,
pengontrol tertinggi, penyelia. Kepala Sekolah sebagai penyelia mampu
melaksanakan
supervisi
untuk
memantau
tenaga
kependidikan agar tercapai proses belajar mengajar dengan baik (Depdikbud RI,1991:978). Menurut struktur organisasi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan yang berlaku sekarang ini, yang termasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah Kepala Sekolah, Penilik Sekolah dan para pengurus ditingkat Kabupaten atau Kotamadya serta staf kantor bidang yang ada di tiap propinsi (Depag RI,1999:42).
2). Tugas Supervisor. Menurut Sahertian mengutip pendapat Gwyn dan merumuskan sepuluh tugas pokok supervisor yaitu : a) Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik. b) Membantu mengembangkan dan memperbaiki secara individual maupun bersama-sama. c) Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses belajar mengajar. d) Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif. e) Membantu guru secara individual. f)
Membantu guru agar dapat menilai para peserta didik lebih baik.
g) Menstimulir
guru
agar
dapat
agar
merasa
menilai
diri
dan
pekerjaannya. h) Membantu
guru
bergairah
dalam
pekerjaannya dengan penuh rasa aman. i)
Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum sekolah.
j)
Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya (Mulyasa,155).
3). Syarat Dan Kompetensi Seorang Supervisor. Sebagai seorang supervisor, yang harus melaksanakan tugas tanggung jawabnya hendaknya mempunyai syarat ideal. Dilihat dari segi kepribadiannya sebagai berikut : a)
Mempunyai perikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi, dapat menilai orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta dapat bergaul dengan baik.
b) Memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh semua kepercayaan
yang
diberikan
oleh
orang-orang
yang
berhubungan dengannya. c)
Berjiwa optimis berusaha mencari, mengharap dan melihat segi yang baik.
d) Hendaknya bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh penyimpangan-penyimpangan manusia. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118/1996 pada Bab X pasal 22 dan 23 telah ditetapkan bahwa untuk dapat diangkat dalam jabatan Pengawas Sekolah, seorang pegawai negeri sipil harus memenuhi angka kredit yang ditentukan (pasal 22). Sedangkan pasal 23 ayat (1) dan (2) dapat dijabarkan sebagai berikut : Pegawai negeri sipil yang diangkat pertama kali dalam jabatan Pengawas Sekolah harus memiliki syarat sebagai berikut :
a) Syarat Umum. (1) Memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidang kepengawasan yang akan dilakukan. (2) Berkedudukan dan berpengalaman sebagai guru sekurangkurangnya selama 6 tahun berturut-turut. (3) Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan di bidang Pengawasan Sekolah dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan Dan Pelatihan (STTPP). (4) Setiap unsur pengenalan pelaksanaan pekerjaan dalam daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (PP3) sekurangkurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir. (5) Usia setinggi-tingginya 5 tahun sebelum mencapai batas usia Pensiun Jabatan Pengawas Sekolah. b) Syarat Khusus Bagi pengawas SMP, SMU atau sederajat syaratnya : (1) Pendidikan serendah-rendahnya sarjana (S1) atau yang sederajat. (2) Berkedudukan serendah-rendahnya guru dewasa (3) Memiliki salah satu spesialisasi mata pelajaran atau rumus mata pelajaran yang sesuai (Mulyasa,2002:76-78).
Kompetensi dasar seorang supervisor ada dua yaitu : (1) Kompetensi umum yaitu : (a) Memiliki pengutahuan fungsional tentang agamanya, menghayati dan taat melaksanakan ajaran agamanya. (b) Bertindak demokratis,bersikap terbuka (c) Memiliki kepribadian menarik dan simpatik serta mudah bergaul. (d) Bersikap ilmiah dalam segala hal serta memiliki prinsip ma uterus belajar. (e) Selalu mengukuti perkembangan dunia pendidikan serta peraturan perundang-undangan yang beerlaku. (2) Kompetensi khusus (a) Memiliki
pengetahuan
pendidikansecara
umum
tentang dan
administrasi
khusus
meliputi
administrasi personil, materiil dan operasional. (b) Memiliki pengetahuan tentang supervise pendidikan yang meliputi tujuan, sasaran, teknik, langkah, dan prinsip-prinsip dasar supervise pendidikan. (c) Memiliki kemampuan membimbing guru dalam memperoleh angka kredit dan membuat karya tulis atau karya ilmiah yang baik. (d) Harus bekerja berdasarkan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.
(e) Harus
memiliki
kepatuhan
perundang-undangan
yang
terhadap berlaku
peraturan dan
harus
menjunjung tinggi kode etik profesi. 4). Supervisor untuk Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi a) Supervisor untuk sekolah dasar Supervisor untuk sekolah dasar disebut penilik sekolah.
Penilik
sekolah
adalah
jabatan
fungsional
termasuk dalam rumpun tenaga kependidikan yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pengawasan pendidikan. Penilik sekolah berada pada tingkat kecamatan dan melakukan pangawasan terhadap 10 sekolah oleh tiap-tiap orang penilik. b) Supervisor untuk sekolah menengah Supervisor
untuk
sekolah
menengah
disebut
pengawas sekolah. Pengawas sekolah adalah jabatan fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk
melakukan
pengawasan
pendidikan
terhadap
sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk atau ditetapkan dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar guna mencapai tujuan pendidikan. Pengawas sekolah mengawasi Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas pada tiap-tiap
kabupaten, sedangkan kedudukannya berada pada tingkat propinsi (http://one.indoskripsi.com/node/9830). c) Supervisor untuk Perguruan Tinggi Supervisor untuk sekolah tinggi disebut irjen (inspertur jenderal). Irjen adalah jabatan fungsional yang bertugas untuk melaksanakan tugas pengawasan pendidikan pada sejumlah perguruan tinggi. Irjen berada di tingkat propinsi sedangkan kedudukanya derada pada taraf nasional. 5). Tipe-tipe kepengawasan supervisor Terdapat lima kepengawasan yang perlu diketahui yaitu : a) Inspeksi ( kepengawasan sidak ) Inspeksi berarti kegiatan mencari keselahan guna menemukan kodite (baik dan buruk) terhadap guru dilihat semata
dari
sampai
dimana
tingkat
ketaatan
dan
kebaikannya menjalankan tugas-tugas atasan (Departemen Agama RI, 1999:8). b) Laissez Faire ( kepengawasan bebas ) Kepengawasan ini membiarkan guru-guru bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk atau bimbingan. Guru boleh menjalankan tugasnya menurut apa yang mereka sukai, boleh mengajar apa yang mereka inginidengan cara
yang mereka kehendaki masing-masing. Maka tipe laissez faire adalah demokrasi yang salah. Bahwa kepengawasan yang demikian justru kepengawasan yang lemah dan tanpa tanggung jawab. c) Coercive supervision Hampir sama dengan kepengawasan yang bersifat inspeksi, tipe kepengawasan ini bersifat otoriter. Didalam tindakanya bersifat memaksa segala sesuatu yang dianggap benar dan baik menurut pendapatnya sendiri(M.Ngalim purwanto,Sutaadji Djojopranoto,1975:57). d) Training dan guidance ( supervisi sebagai latihan dan bimbingan) Tipe
ini
berdasarkan
suatu
asumsi
bahwa
pendidikan itu merupakan proses pertumbuhan dan bimbingan, bahwa orang yang diangkat sebagai guru pada umumnya telah mendapat pendidikan preservice di sekolah guru, oleh karenanya supervisi yang dilakukan selanjutnya ialah
untuk
melatih
(to
tram)
dan
memberi
kependidikan.tipe ini baik terutama bagi guru yang baru mulai mengajar setelah keluar dari sekolah keguruan, kelemahannya kemungkinan pengawasan, petunjuk yang diberikan bersifat kolot ( dapartemen Agama RI,1999:9).
e) Kepengawasan yang demokratis Dalam tingkat ini, supervisi bukan lagi suatu pekarjaan yang dipegang oleh seorang petugas, tetapi merupakan pekerjaan bersama
yang dikoordinasikan
(M.Ngalim Purwanto,Sitaadji Djojopranoto,1975: 58). Sikap supervisor dilihat dari sudut tingkah laku yang nampak dalam proses kerjanya, supervisor bisa menunjukkan corak-corak tertentu, yakni : a)
Supervisi yang bersifat korektif Dalam proses supervisinya supervisi selalu mencari kesalahan atau kekurangan yang dilakukan oleh mereka yang disupervisi. Ia melakukan pengamatan dengan seksama untuk menilai apakah pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang diinstruksikan. Yang menjadi perhatiannya adalah hal yang nampak mengalami penyimpangan atau kelainan dari pada prinsip dan teknik yang sudah digariskan dari atasan.
b) Supervisi yang bersifat preventif Supervisor berusaha mencegah jangan sampai timbul atau terjadi hal-hal yang negatif, mengusahakan atau memenuhi syarat-syarat sebelum terjadinya sesuatu yang tidak kita harapkan (Mulyasa,61)
c)
Supervisi yang bersifat konstruktif Supervisor tidak mencari-cari kesalahan yang diperbuat kecuali sudah ditemukannya suatu gagasan guna memperbaiki kesalahan tersebut atau mempunyai rencana yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan. Dalam hal ini supervisor berniat membangun.
d) Supervisi yang bersifat kreatif sering disebut supervisi inovatif Supervisor menekankan pada inisiatif dan kebebasan mencipta dan memanfaatkan segala dana, sarana dan tenaga yang disupervisi untuk mewujudkan supervisi sesuai dengan bakat,
minat,
dan
kesanggupan
masing-masing
(N.A.
Ametembun,1975:42-43). e)
Supervisi yang bersifat kooperatif Prinsip kooperatif mengharuskan adanya semangat kerja sama antara supervisor dengan guru (Tim Pengadaan Buku Pelajaran,1991:230).
c. Supervisi Klinik Satu Bentuk Praktis Supervisi Pengajaran 1. Pengertian Supervisi Klinik Acheson dan Gall menyatakan bahwa supervisi klinik ialah proses membina guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar seharusnya/yang ideal (Made Pidarta, 1993:249),
Sementara itu Lucio membatasi maksud supervisi klinik hanya untuk mendorong guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performa mereka agar cocok dengan inovasi itu (Ibrahim Bafadal, 1992:90). 2. Ciri-ciri Supervisi klinik memiliki cirri-ciri tersendiri yang membedakan dengan model-model supervisi lain. Ciri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berukut: a) Ada kesepakatan antara supervisor dengan guru yang akan disupervisi tentang aspek perilaku yang diperbaiki. b) Yang disupervisi atau diperbaiki adalah aspek-aspek perilaku guru dalam proses balajar mengajar yang spesifik. c) Memperbaiki aspek perilaku diawali dengan pembuatan hipotesis bersama tentang bentuk perbaikan perilaku atau cara mengajar yang baik. d) Hipotesis di atas diuji dengan data hasil pengamatan supervisor
tentang
aspek
perilaku
yang
akan
diperbaikiketika sedang mengajar. e) Ada unsur pemberian penguatan terhadap perilaku guru terutama yang sudah berhasil diperbaiki. f) Ada unsure kerjasama antara guru dengan supervisor yang saling mempercayai dan bertanggung jawab.
g) Supervisi dilakukan secara kontinu (Made Pidarta, 1992:251). 3. Tujuan Supervisi Klinik Ada beberapa tujuan supervisi klinik yaitu : a) Menyediakan umpan balik yang objektif terhadap guru, mengenai pengajaran yang dilaksanakan. b) Mendiaknosis
dan
membantu
memecahkan
masalah-masalah
pengajaran. c) Membantu guru mengembangkan keterampilan menggunakan strategi pengajaran. d) Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya. e) Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan profesional yang berkesinambungan (Ibrahim Bafadal, 1992:91). 4. Langkah-langkah supervisi klinik Langkah-langkah dalam supervisi klinik adalah seperti berikut : a) Pertemuan awal atau perencanaan. (1) Menciptakan hubungan yang baik dengan cara menjelaskan makna supervisi klinik sehingga partisipasi guru meningkat. (2) Menemukan aspek-aspek perilaku apa dalam proses belajar mengajar yang perlu diperbaiki. (3) Membuat prioritas aspek-aspek perilaku yang akan diperbaiki.
(4) Membentuk hipotesis sebagai cara atau bentuk perbaikan pada sub topik bahan pelejaran tertentu. b) Persiapan (1) Bagi guru tentang cara mengajar yang baru hipotesis. (2) Bagi supervisor tentang cara dan alat observasi seperti taperecorder, video-tape recorder, daftar cek, catatan anecdotal, dan sebagainya. c) Pelaksanaan (1) Guru mengajar dengan tekanan khusus pada aspek perilaku yang diperbaiki. (2) Supervisor mengobservasi. d) Menganalisis hasil mengajar secara terpisah. e) Pertemuan akhir, bisa juga dengan orang-orang lain yang ingin tahu. (1) Guru member tanggapan/penjelasan/pengakuan. (2) Supervisor member tanggapan/ulasan. (3) Menyimpulkan bersama hasil yang telah dicapai: hipotesa diterima, ditolak, atau direvisi. (4) Menentukan rencana berikutnya. -
Mengulangi memperbaiki aspek tadi
-
Atau meneruasan untuk memperbaiki aspek-aspek lain (Made Pidarta, 1992:252-253)
B. Kinerja guru Guru diposisikan sebagai garda terdepan dalam posisi sentral dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan terutama tentang kinerja dan totalitas dedikasi serta loyalitas pengabdiannya. Sorotan tersebut lebih bermuara kepada ketidakmampuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga bermuara kepada menurunnya mutu pendidikan. 1. Pengertian kinerja guru Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperhatikan, kemampuan kerja (Depdiknas,2007:570). Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinertika energi kerja yang padanannya adalah bahasa inggris adalah performance. Istilah performance sering diIndonesiakan sebagai performa atau yang sering disebut dengan kinerja. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indicator-indikator suatu pekerjaan atau profesi dalam waktu tertentu (Wirawan,2009:5). Menurut Mangkunegara, kinerja (prestasi kerja) adalah hasil karya secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Wikipedia,2009). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Kinerja merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal organisasi, faktor lingkungan eksternal, dan faktor internal karyawan atau pegawai. a. Faktor internal pegawai Yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya : bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu faktor-faktor yang diperoleh misalnya : pengetahuan, keterampilan, etos kerja, dan motivasi kerja. b. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi Dalam
melaksanakan
tugasnya,
pegawai
memerlukan
dukungan organisasi tempat ia bekerja. Dukungan itu sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja pegawai, misalnya penggunaan teknologi robot oleh organisasi, strategi organisasi, manajemen dan kompensasi. c. Faktor lingkungan eksternal organisasi Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan, misalnya : krisis ekonomi yang menyebabkan meningkatnya inflasi serta menurunkan nilai nominal upah dan gaji karyawan (Wirawan,2009:7-8).
Untuk
mengetahui
lebih
lanjut
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kinerja, lihatlah bagan di bawah ini:
Lingkungan eksternal : Kehidupan ekonomi Kehidupan politik Kehidupan sosial Budaya dan agama masyarakat kompetitor
Faktor internal karyawan : Bakat dan sifat pribadi Kreativitas Pengetahuan dan keterampilan Kompetisi Pengalaman kerja Keadaan fisik Keadaan psikologi
Perilaku kerja karyawan : Etos kerja Disiplin kerja Motivasi Semangat kerja Sikap kerja Keterlibatan kerja keloyalan
Kinerja karyawan
Lingkungan internal organisasi : Visi, misi dan tujuan organisasi Kebijakan organisasi Bahan mentah Teknologi (robot, system produksi, dan sebagainya) Strategi organisasi System manajemen Kompensasi Kepemimpinan Modal Budaya organisasi Iklim organisasi Teman sekerja
Kinerja organisasi
Pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap perilaku kerja pegawai (Wirawan,2009:7).
3. Status guru Dalam melaksanakan peran dan tugasnya guru memiliki berbagai status , antara lain : a. Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Swasta Seseorang akan mengkritik status sebagai guru jika ia telah memperoleh Surat Keputusan (SK) baik yang diperoleh dari pemerintah maupun lembaga penyedia layanan pendidikan (Education Service Provident). Dengan SK tersebut ia akan memperoleh hak dan kewajiban yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagaimana telah dijelaskan di dalam pengertian legal-formal, surat edaran Mendikbud dan kepala DKKDR Nomor 57696/ MPK/ 1989 telah menjelaskan bahwa “Guru ialah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah (termasuk hak yang melekat pada jabatan)”. b. Guru Sebagai Profesi Sebagai profesi guru sesungguhnya memiliki status yang sederajat dengan profesi lain seperti dokter, polwan, apoteker, hakim, jaksa, akuntan, arsitek, dan masih banyak profesi terhormat lainnya. Karena sesungguhnya hanya guru sering disebut sebagai ibu dari semua profesi. Hal itu dapat dimengerti, karena guru dapat menghasilkan professional lainnya. Professional menunjukkan pada dua hal, yakni orang tua, penampilan atau kinerja orang itu dalam
melaksanakan tugas atau pengajaran dan pembelajaran secara professional. Sementara itu, profesionalisme menunjuk pada derajat atau tingkat penampilan seseorang sebagai seorang professional dalam melaksanakan profesi yang mulia. c. Guru Sebagai Pemimpin Masyarakat Guru sebagai pemimpin masyarakat (sosial kader) dan pekerja
sosial
(sosial
worker)
khususnya
dalam
masyarakat
paguyuban. Dalam masyarakat paguyuban, antara satu warga dengan warga yang lain masih terkait perasaan kebersamaan yang amat kental dan guru sering menduduki posisi sebagai tokoh yang diteladani oleh warga masyarakat. Ia menjadi satu-satunya sumber informasi dan sumber ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, guru sering dipandang menjadi sosok yang digugu dan ditiru. Status guru yang seperti itu mulai bergeser arena adanya perubahan dan perkembangan dari masyarakat paguyuban menjadi masyarakat patembayan. Dalam masyarakat patembayan, hubungan antara satu warga dengan warga yang lain dalam masyarakat lebih kepada kepentingan bukan karena kebersamaan. Guru, menjadi sosok yang kurang dikenal dalam masyarakat patembayan karena sumber media informasi dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, bukan semata-mata dari ketokohan guru. Status guru dipandang sebagai profesi yang kurang dihargai, karena adanya pergeseran pandangan masyarakat ke arah materialistik (Suparlan,2006:21-24).
4. Peran guru dalam Pembelajaran Tatap Muka Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran tatap muka yang dikemukakan oleh Moon, yaitu sebagai berikut : a. Guru sebagai Perancang Pembelajaran (designer of instruction). Guru dituntut untuk berperan aktif dalam perencanaan proses belajar mengajar tersebut dengan memperhatikan sebagai komponen dalam system pembelajaran yang meliputi : 1) Membuat dan merumuskan TIK 2) Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas, perkembangan ilmu pengetahuan, dan lain-lain. 3) Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa 4) Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam pengajaran 5) Media b. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran (manager of instruction) Sebagai manager, guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dari teori perkembangan hingga memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar yang baik, mengendalikan pelaksanaan pengajaran dan pencapaian tujuan. c. Guru sebagai Pengarah Pembelajaran Hendaknya
guru
senantiasa
berusaha
menimbulkan,
memelihara, dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.
Dalam hubungan ini, guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan proses belajar mengajar. d. Guru sebagai Evaluator (evaluator of students leaning) Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat
tingkat
keberhasilan, afektivitas, dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar, guru hendaknya secara terus menerus meningkatkan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik. Informasi yang diperoleh akan menjadi umpan balik dalam proses belajar mengajar. Umpan balik akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya. e. Guru sebagai Konselor Sesuai dengan peran guru sebagai konselor adalah ia akan diharapkan akan dapat merespon segala masalah tingkah laku yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar. f. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki guru. Artinya, guru adalah seorang yang bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum. Bahkan pandangan mutakhir menyatakan bahwa meskipun kurikulum itu bagus, namun berhasil atau gagalnya kurikulum tersebut pada akhirnya terletak di tangan pribadi guru (Hamzah B. Uno,2008:22-25).
Dalam buku yang bertajuk Dinamika Sekolah dan Bilik Darjah, Kamarudin Haji Husin memaparkan peran guru dalam berbagai aspek, yaitu sebagai (1) Pendidik, (2) Pengajar, (3) Fasilitator, (4) Pembimbing, (5) Pelayan, (6) Perancang, (7) Pengelola, (8) Innovator, dan (9) Penilai (Suparlan,2006:35). Peran dan tugas pokok guru dapat dijelaskan dalam table berikut (Suparlan,2006:36). Tabel (1) Peran dan Tugas Guru No
Peranan
1.
Pendidik
2.
Pengajar
Tugas Pokok
Mengembangkan kepribadian
Membina budi pekerti
Menyampaikan ilmu pengetahuan
Melatih ketrampilan, memberikan panduan atau petunjuk
Perpaduan
antara
memberikan
bimbingan, dan ketrampilan
3.
Fasilitator
Merancang pengajaran
Melaksanakan pembelajaran
Menilai aktifitas pembelajaran
Memotivasi siswa
Membantu siswa
pengetahuan,
No
Peranan
Tugas Pokok
Membimbing siswa dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas
Menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai
Menggunakan pertanyaan yang merangsang siswa untuk belajar
Menyediakan bahan pelajaran
Mendorong siswa untuk mencari bahan ajar
Menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai alat pendidikan
4.
Pembimbing
Mewujudkan disiplin
Memberikan petunjuk atau bimbingan tentang gaya pembelajaran siswa
Mencari kekuatan dan kelemahan siswa
Memberikan latihan
Memberikan penghargaan kepada siswa
Mengenal permasalahan yang dihadapi siswa dan menemukan cara pemecahannya
Membantu siswa untuk menemukan bakat dan minat siswa (karier dan masa depan)
Mengenali perbedaan individual siswa
No
Peranan
5.
Pelayan
Tugas Pokok
Memberikan layanan pembelajaran yang nyaman dan aman sesuai dengan perbedaan individual siswa
Menyediakan fasilitas pembelajaran dari sekolah, seperti ruang belajar, meja kursi, papan tulis, almari, alat peraga, papan pengumuman.
6.
Perancang
Memberikan layanan sumber belajar
Menyusun program pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku
Menyusun rencana mengajar
Menentukan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan konsep PAKEM (Pembelajaran Aktif, kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
7.
Pengelola
Melaksanakan administrasi kelas
Melaksanakan presensi kelas
Memilih strategi dan metode pembelajaran yang efektif
8.
Innovator
Menemukan strategi dan metode mengajar yang aktif
Meningkatkan dalam
kemampuan
menggunakan
dan
strategi
ketrampilan dan
metode
No
Peranan
Tugas Pokok mengajar
Mau mencoba dan menerapkan strategi metode pembelajaran yang baru
9.
Penilai
Menyusun tes dan instrument penilaian lain
Melaksanakan penilaian terhadap siswa secara objektif
Mengadakan pembelajaran remedial
Mengadakan pelayanan dalam pembelajaran
5. Standart Kompetensi Guru (SKG) Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Charles mengemukakan bahwakompetensi merupakanperilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Sedangkan dalam Undang-Undang Repoblik Indonesia No.14tahun 2003 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa : “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Mulyasa,2008:25). Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh ketiganya, dengan penekanan kepada kemampuan mengajar. Adapun
uraian dari masing-masing kompetensi adalah sebagai berikut (Hamzah B. Uno,2008:18). a. Kompetensi pribadi Berdasarkan kodrat manusia sebagai individu dan sebagai makhluk Tuhan, seorang guru harus mempunyai kompetensi yang menunjang yang ada pada pribadinya. Kompetensi itu antara lain ; 1) Kemantapan dan integritas pribadi 2) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan 3) Berfikir alternative 4) Adil, jujur dan objective 5) Berdisiplin dalam melaksanakan tugas 6) Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana, serta sederhana dalam bertindak 7) Kreatif 8) Berwibawa (Cece Wijaya, Tabrani Rusyan,1991:14-21). b. Kompetensi sosial Berdasarkan kodrat manusia sebagai mahkluk sosial dan mahkluk BHS. Guru harus memposisikan dirinya baij dengan peserta didik atau lingkungan. Adapun kompetensi yang harus dimiliki yaitu : 1) Terampil berkomunikasi dengan siswa 2) Bersikap simpatik 3) Dapat bekerja sama dengan komite sekolah
4) Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan (Cece Wijaya, Tabrani Rusyan,1991:181-182). c. Kompetensi Professional Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran, harus memiliki kemampuan ; 1) Melaksanakan system pembelajaran a) Memilih prioritas materi yang akan diajarkan b) Memilih dan menggunakan metode c) Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada d) Memilih dan menggunakan media pembelajaran 2) Melaksanakan system pembelajaran a)
Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat
b) Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat 3) Mengevaluasi system pembelajaran a) Memilih dan menyusun jenis evaluasi b) Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses c) Mengadministrasikan hasil evaluasi 4) Mengembangkan system pembelajaran a) Mengoptimalisasi potensi peserta didik b) Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri c) Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut (Hamzah B. Uno,2008:19)
Berdasarkan paparan diatas lebih lanjut dinyatakan bahwa standart kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan seorang guru agar berkelayakan menduduki jabatan fungsional sesuai dengna bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan Berdasarkan pengertian tersebut, standart kompetensi guru dipilah dalam tiga komponen yang saling terkait, yakni : pengelolaan pembelajaran,
pengembangan
profesi,
dan
penguasaan
akademik
(Suparlan,2006:93). Komponen, kompetensi dan indikator standart kompetensi guru (SKG) dapat dijelaskan dalam table berikut Tabel (2) Komponen, Kompetensi, dan Indikator Standar Kompetensi guru (SKG) (Suparlan,2006:95-99) KOMPONEN
KOMPETENSI
Pengelolaan
1. Penyusunan
Pembelajaran
rencana pembelajaran
INDIKATOR 1) Mampu mendeskripsikan tujuan pembelajaran 2) Mampu memilih/ menentukan materi 3) Mampu mengorganisasi materi 4) Mampu menentukan metode/ strategi pembelajaran 5) Mampu menentukan media/ alat peraga pembelajaran
KOMPONEN
KOMPETENSI
INDIKATOR 6) Mampu menyusun perangkat penilaian 7) Mampu menentukan teknik penilaian 8) Mampu mengalokasikan waktu
2. Pelaksanaan
1)
Mampu membuka pelajaran
interaksi belajar
2)
Mampu menyajikan materi
mengajar
3)
Mampu menggunakan metode/ strategi
4)
Mampu menggunakan alat peraga/ media
5)
Mampu menggunakan bahasa yang komunikatif
6)
Mampu memotivasi siswa
7)
Mampu mengorganisasi kegiatan
8)
Mampu berinteraksi dengan siswa secara komunikatif
9)
Mampu menyimpulkan pembelajaran
10) Mampu memberikan umpan balik
KOMPONEN
KOMPETENSI
INDIKATOR 11) Mampu melaksanakan penilaian 12) Mampu menggunakan waktu
3. Penilaian prestasi
1)
belajar peserta didik
Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran
2)
Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda
3)
Mampu memperbaiki soal yang tidak falid
4)
Mampu memeriksa jawaban
5)
Mampu mengklasifikasikan hasil-hasil penilaian
6)
Mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian
7)
Mampu menyusun laporan hasil penilaian
8)
Mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian
9)
Mampu menentukan korelasi antar soal berdasarkan hasil penilaian
10) Mampu mengidentifikasi
KOMPONEN
KOMPETENSI
INDIKATOR tingkat variasi hasil penilaian 11) Mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis
4. Pelaksanaan
1)
tindak lanjut hasil penilaian
dari hasil penilaian 2)
belajar peserta didik
Menyusu program tindak lanjut
Mampu mengklarifikasikan kemampuan siswa
3)
Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian
4)
Melaksanakan tindak lanjut
5)
Mengevaluasi hasil tindak lanjut hasil penilaian
6)
Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian
Pengembangan potensi
1. Pengembangan
1)
profesi
Mengikuti hasil perkembangan IPTEK yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah
2)
Mengalihbahasakan buku pelajaran/ karya ilmiah
KOMPONEN
KOMPETENSI
INDIKATOR 3)
Mengembangkan berbagai model pembelajaran
4)
Menulis makalah
5)
Menulis/ menyusun diktad pelajaran
6)
Menulis buku pelajaran
7)
Menulis modul pelajaran
8)
Menulis karya ilmiah
9)
Melakukan penelitian ilmiah (action research)
10) Menemukan teknologi tepat guna 11) Membuat alat peraga/ media 12) Menciptakan karya seni 13) Mengikuti pelatihan terakreditasi 14) Mengikuti pendidikan kualifikasi 15) Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum Penguasaan akademik
1. Pemahaman wawasan
1)
Memahami visi dan misi pendidikan nasional
KOMPONEN
KOMPETENSI
INDIKATOR 2)
Memahami hubungan pendidikan dan pengajaran
3)
Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah
4)
Memahami fungsi sekolah
5)
Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil pendidikan
6)
Membangun sistim yang menunjukkan sistim yang menunjukkan keterkaitan antara pendidikan sekolah dan luar sekolah
2. Penguasaan
1)
bahan kajian akademik
Memahami struktur pengetahuan
2)
Menguasai substansi materi
3)
Menguasai substansi kekhususan sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa
6. Kode Etik Sebagai Profesi Kalau istilah “kode etik” itu dikaji, maka ini terdiri dari dua kata yakni kode dan etik. Perkataan etik berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti watak, adab atau cara hidup. Dpat diartikan bahwa etik itu menunjukkan cara berbuat yang menjadi adat karena persetujuan dari kelompok manusia. Etik juga dapat dipakai sebagai pengkaji sistem-sistem yang disebut sebagai “kode” sehingga muncul apa yang disebut sebagai kode etik berarti sumber etik. Etika artinya tata susila atau hal-hal yang berkenaan dengan kesusilaan dalam melakukan pekerjaan. Jadi, kode etik guru diartikan sebagai aturan tata susila keguruan. Menurut Websby Gibson, kode etik guru dikatakan sebagai susatu sistem formal yang merupakan norma (aturan tata susila) dalam mengatur tingkah laku guru. Karena itu, guru sebagai tenaga profesional perlu memiliki kode etik guru dan menjadikannya sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru selama dalam pengabdiannya (Saiful Bahri Djamarah,2005:49). Kode etik guru indonesia Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan dalam bidang pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa, bangsa dan negara serta kemanusiaan pada umumnya Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada Undang Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan republik Indonesia 17 agustus 1945. oleh karena
itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut: a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran pancasila c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar e. Guru memelihara dengan orang tua murid dan masyarakat di sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan f. Guru
secara
pribadi
dan
bersama-sama
mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
C. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Kepala sekolah selain sebagai pemimpin dari sebuah lembaga pendidikan juga berperan sebagai supervisi yang bertugas untuk mengawasi, membantu dan mengarahkan para guru sehingga dapat menuju ke arah peningkatan kualitas guru yang lebih baik Maka sepervisi kepala sekolah dapat dilakukan melalui langkah sebagai berikut : Kunjungan kelas, Pembicaraan Individual, observasi kelas, kunjungan keluarga antar guru, musyawarah kerja, loka karya, rapat kerja dan lain-lainnya. Dalam melaksanakannya, kepala sekolah bukan harga mati hanya menganut satu tipe kepengawasan, inspeksi, lesse faire dan demokratis secara bersamaan. Tetapi harus juga dilihat dari objek dan ketetapan waktu untuk menerapkan model kepengawasan sekaligus. Sehingga melalui supervisi kepala sekolah ini diharapkan mengajar mengapa guru semakin meningkat dan dapat mempengaruhi kejiwaan (aspek psikologi) para guru karena ketika mengajar (kerja) mereka merasa diperhatikan oleh atasannya maka dari supervisi ini dapat dikaitkan langsung dengan sanksi jabatan.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Salafiyah Mrisi 1. Tinjauan Historis Secara historis MTs Salafiyah Mrisi didirikan mulai dan mulai beroprasi pada tahun ajaran 1967/1968 oleh badan penyelenggara yang diketuai oleh Bapak A.Zuhdi Toha, seorang tokoh agama di desa mrisi. MTs Salafiyah adalah salah satu sekolah yang didirikan oleh badan penyelenggara mulai tahun ajaran 1967/1968 berstatus terdaftar kemudian tahun ajaran 1993/1994 mendapat status diakui dengan Surat Keputusan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Jawa Tengah Nomor WK/SC/PP005/1390/1993, tanggal 30 juni 1993 dan Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 212331501033 MTs Salafiyah Mrisi berdiri di Kecamatan Tanggung Harjo dengan berbagai pertimbangan antara lain: a. Faktor dari dalam atau yayasan sendiri, yaitu: 1) Yayasan Salafiyah telah memiliki sekolah TK dan MI, tetapi belum memiliki Madrasah Tsanawiyah. 2) Yayasan Salafiyah telah memiliki sarana pendidikan untuk Madrasah Tsanawiyah. 3) Mantapnya dukungan dan dorongan dari calon siswa-siswi, lingkungan, guru serta pemerintah setempat.
b. Faktor masyarakat dan lingkungan : 1) Masih banyak lulusan SD/MI didaerah yang drop out disebabkan orang
tuanya
belum
mampu
membiayai
putranya
untuk
melanjutkan ke SMP di Purwodadi, Demak dan di kota-kota besar yang lain. 2) Desakan masyarakat di Mrisi dan sekitarnya, agar Madrasah Ibtidaiyah Mrisi membuka Madrasah Tsanawiyah dengan maksud melanjutkan jenjang pendidikannya. 3) Adanya orang-orang pandai dan berpendidikan di daerah yang dapat dijadikan sebagai tenaga pengajar. 4) Di Kecamatan Tanggung Harjo belum terdapat SMP yang bercirikan Islam (Madrasah Tsanawiyah) sedangkan SMP banyak sekali, antara lain : SMP Negeri I Tanggung Harjo, SMP Sudirman Sugihmanik, SMP Muhammadiyah Kapung, SMP Yasiha Gubug, SMP Negeri II Tanggung Harjo, SMP Negeri I Kuwaron. Pada waktu pertama kali didirikan MTs Salafiyah Mrisi masuk siang hari, karena kurangnya gedung. Untuk murid-murid TK dan MI masuk pagi, tetapi setelah mengalami beberapa perkembangan dan kemajuan serta mempunyai gedung sendiri akhirnya MTs Salafiyah Mrisi masuk pagi seperti sekolah-sekolah lain. MTs Salafiyah Mrisi sejak didirikan pertama kali sampai sekarang mengalami perkembangan yang cukup meningkat, baik status
sekolah,
tingkat
kelulusan
siswa,
penerimaan
siswa
baru,
pembangunan gedung dan sebagainya. 2. Visi dan Misi Visi: Unggul dalam muti berlandaskan iman dan taqwa serta akhlak mulia. Misi: a. Menumbuhkan
keimanan dan penghayatan terhadap ajaran agama
islam sehingga terbangun siswa yang berakhlak mulia. b. Membudayakan siswa untuk bersikap dan berperilaku sesuai nurma agama,susila, hukum,dan sosial serta memiliki budi pekerti luhur. c. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai potensi yang dimiliki. d. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepeda seluruh warga madrasah. e. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Allah SWT. 3. Letak Geografis MTs Salafiyah Mrisi merupakan lembaga pendidikan formal yang berada dibawah naungan Yayasan Salafiyah, terletak di Desa Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan. Berdasarkan
observasi
yang
dilakukan
peneliti,
pendidikan ini berada dalam daerah yang strategis yaitu :
lembaga
a. Terletak
ditengah-tengah perkampungan/perumahan yang padat
penduduk dan lembaga pendidikan pertama didaerah itu. b. Terletak di jalan raya Mrisi-Tanggung Harjo yang menghubungkan Desa Mrisi dengan desa-desa lain dan merupakan jalur utama. Sehingga faktor inilah yang mempermudah jalur transportasi dan jalur informasi yang berkembang semakin pesat. MTs
Salafiyah Mrisi terletak di desa Mrisi yang letak
geografisnya adalah sebagai berikut : a. Batas bagian utara Desa Jati Peting b. Batas bagian timur Desa Kapung c. Batas bagian selatan Desa Mliwang d. Batas bagian barat Desa Kali Wenang Sedangkan letak MTs Salafiyah adalah sebagai berikut : a. Batas bagian utara jalan raya Mrisi-Tanggung Harjo b. Batas bagian timur makam umum c. Batas bagian selatan perumahan penduduk d. Batas bagian barat perumahan penduduk 3. Keadaan Fasilitas (Sarana dan Prasarana) Dalam suatu lembaga pendidikan, baik pendidikan formal, maupun lembaga pendidikan non formal, sarana dan fasilitas merupakan kebutuhan primer. Apalagi lembaga pendidikan formal seperti di MTs Salafiyah, sarana dan fasilitas mendukung keberhasilan pendidikan dan pengajaran
sangat diperlukan untuk membantu terlaksananya tujuan yang akan dicapai bersama. Setelah penulis mengadakan observasi dan wawancara seperlunya, maka dapat dikemukakan tentang kondisi fisik gedung dan sarana-sarana lainnya pada MTs
Salafiyah Mrisi yang secara garis besarnya dapat
dilihat sebagai berikut : a. Pergedungan 1) 6 ruang kelas 2) 1 ruang kepala sekolah 3) 1 ruang guru 4) 1 ruang tata usaha 5) 1 ruang perpustakaan 6) 1 ruang komputer 7) 2 WC guru 8) 2 WC siswa b. Peralatan 1) Peralatan perkantoran a) 2 komputer b) 2 printer c) 2 almari d) 1 televisi e) 1dvd player f) 1 set kursi tamu
2) Peralatan kelas a) Meja kursi guru b) Meja kursi siswa c) Papan tulis d) Papan absen e) Daftar hadir f) 1 set alat kebersihan 3) Peralatan lain a) Peralatan sholat b) Peralatan upacara c) Peralatan memasak d) Peralatan olah raga -
8 buah bola volly
-
2 buah bola basket
-
5 buah bola sepak
-
4 buah peralatan bulu tangkis
-
4 buah peralatan tenis meja
4) Perpustakaan Perpustakaan
merupakan
sarana
penting
untuk
memperlancar proses belajar mengajar. Dengan fasilatas yang ada pada
perpustakaan
juga
dapat
membantu
siswa
untuk
mengembangkan wawasan belajar menambah materi yang belum dapat di bangku sekolahnya. MTs Salafiyah Mrisi telah dilengkapi
perpustakaan dengan buku-buku agama. Akan tetapi dalam penggunaanya perpustakaan belum maksimal. Mengenai jumlahnya, seperti dalam katalog yang ada sebagai berikut : a) Untuk buku referensi guru (1) Buku-buku agama ada 15 judul dengan jumlah 45 eksemplar. (2) Buku-buku umum ada 39 judul dengan jumlah 117 eksemplar. b) Untuk buku referensi siswa (1) Buku-buku agama tidak ada (2) Buku-buku umum ada 36 judul buku dengan jumlah 2520 eksemplar. 4. Keadaan Guru dan Karyawan Keadaan guru di MTs Salafiyah Mrisi mempunyai potensi yang sangat baik, karena dari tiap-tiap guru mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing. Para dewan guru dan karyawan memiliki jiwa berjuang yang tinggi, hal itu dapat dilihat bahwa sebagian dewan guru MTs Salafiyah Mrisi berasal dari luar daerah Mrisi, tetapi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar selalu tepat waktu. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas mengajar guru para dewan guru mengikuti MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
setiap 3 bulan sekali yang diselenggarakan oleh Departemen Agama dan Dinas Pendidikan Nasional. Adapun nama-nama guru di MTs Salafiyah Mrisi dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL III DAFTAR NAMA GURU MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNAG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009
No
Nama
Pendidikan
Jabatan
Bidang studi
1.
H. Imam Muri, A.Ma
D3
Kepala Sekolah
-
2.
H.Mustain,BA.
Sarjana Muda
Wakasek Bidang
Bhs Inggris
Pengajaran 3.
Nur Kholiq, S.Ag
Sarjana
Wakasek Bidang
IPS
Kesiswaan 4.
M. Ahwan, S.Pdi
Sarjana
Wakasek Bidang
Fisika
Humas 5.
Anan
Muthoharoh, Sarjana
S.Pdi.
Wakasek Bidang
Matematika
Sarana Prasarana
6.
Muh Bardi, S.Pd
Sarjana
Wali Kelas VII A
Akhlak
7.
Arief Zainudin, S.Ag.
Sarjana
Wali Kelas VIII A
SKI
8.
Ilmi Nadhirotun, S.Pdi.
Sarjana
Wali Kelas VII B
Bahasa Arab
9.
Muh Lisin, S.Sos i
Sarjana
Wali Kelas IX A
-
PKN Komputer
No
Nama
Pendidikan
Jabatan
Bidang studi
10. Sedyaningsih, S.pd
Sarjana
Guru
Bahasa Indonesia
11. Yayak R, S.pd
Sarjana
Guru
Matematika
12. Andi Irawan, S.pd
Sarjana
Wali Kelas IX B
Olah Raga
13. Miftakhul Muna, SE
Sarjana
Guru
IPS
14. Sri Rahayu
MA
Guru
Al Qur’an Hadist
15. A. Khudlori
MA
Guru
Fiqih
16. Ainun Halim
SMA
Guru
Muatan
Lokal
Keterampilan 17. Dzuqiyah
MA
Wali Kelas VIII B
Biologi
18. H. Nur Hamid
MA
Guru
Akhlaq
19. Miftakhun Ni’am
MA
Guru
Aswaja
20
MA
Guru
Al Qur’an Hadist
A.Muniri
TABEL IV DAFTAR NAMA KARYAWAN MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009
No.
Nama
Pendidikan
Jabatan
1.
Mei Winarni
MA
Tenaga Adminitrasi
2.
Khotibul Umam
MA
Tenaga Adminitrasi
3.
Ana Laitsur
MA
Pustakawan
4.
Solikin
SMP
Petugas Kebersihan
TABEL V STRUKTUR ORGANISASI MTs SALAFIYAH MRISI TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009
Kepala Sekolah H.Imam Nuri,A,Ma Tata Usaha Mei Winarni
Wakasek Bidang Pengajaran H.Mustain ,B.A
Wali Kelas VII A: Muh Bardi, S.Pd B: Ilmi Nadhirotun, S.Pdi.
Wakasek Bidang Kesiswaan Nur Kholiq,S.Ag.
Wali Kelas VIII A: Arief Zainudin, S.Ag. B: Dzuqiyah
Wakasek Bidang Humas M Ahwan,S.Pdi.
Wali Kelas VII A: Muh Lisin, S.Sos i B: Andi Irawan, S.pd B:
Guru Siswa Petugas Kebersihan Solikin
Wakasek Bidang Sarana Prasarana AnaMuthoharoh,S.Pd i.
Pustakawan Ana Laitsur .
B. Penyajian Data 1. Populasi dan Sempel Pada bab I telah penulis jelaskan bahwa obyek yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah semua guru MTs Salafiyah Mrisi dengan jumlah 19 orang. Jadi sampel yang penulis ambil adalah semua guru yang jumlahnya 19 orang, yaitu 12 orang guru laki-laki dan 7 orang guru perempuan. 2. Pengumpulan Data Data yang penulis kumpulkan dari responden dalam rangka mengumpulkan data tentang “supervisi kepala sekolah dan kinerja guru”. Untuk mempermudah pengumpulan data, penulis menyediakan angket yang terdiri dari 30 item pertanyaan dengan rincian sebagai berikut : a. Untuk supervisi kepala sekolah, penulis menyediakan 15 item pertanyaan. b. Dan untuk etos kinerja guru, penulis juga menyediakan 15 item pertanyaan. Dalam pengumpulan data ini, penulis mengunakan metode angket atau wawancara tak langsung karena penulis menganggap bahwa angket mempunyai kesamaan dengan wawancara. Angket tersebut menganalisis tentang: 1) Supervisi kepala sekolah lewat pengakuan guru di MTs Salafiyah Mrisi Kabupaten Grobogan tahun 2009.
2) Kinerja guru di MTs
Salafiyah Mrisi Kabupaten Grobogan tahun
2009. Angket yang penulis gunakan mempunyai 3 pilihan jawaban dengan penilaian sebagai berikut: 1) Untuk jawaban A diberi nilai 3 2) Untuk jawaban B diberi nilai 2 3) Untuk jawaban C diberi nilai 1 3. Data Responden a. Nama responden TABEL VI DAFTAR NAMA RESPONDEN No.
Nama
Keterangan
1
H.Musta’in, BA
Guru
2
Nur Kholiq, S.Ag
Guru
3
M. Akhwan, S.Pdi
Guru
4
Ana Muthoharoh, S.Pdi
Guru
5
Moh Bardi, S.Pd
Guru
6
Arief Zainudin, S.Ag
Guru
7
Ilmi Nadhirotun, S.Pdi
Guru
8
Muhlisin, S.Sos i
Guru
9
Sedyaningsih, SPd
Guru
10
Yayak R, S.Pd
Guru
11
Andi Irawan, SPd
Guru
No.
Nama
Keterangan
12
Miftakhul Muna, SE
Guru
13
Sri Rahayu
Guru
14
A Khudhori
Guru
15
Ainun Halim
Guru
16
Dzuqiyah
Guru
17
H. Nur Hamid
Guru
18
Miftakhun Ni’am
Guru
19
A.Muniri
Guru
b. Memberi nilai tiap item jawaban dengan nilai : 1) Jawaban A dengan nilai 3 2) Jawaban B dengan nilai 2 3) Jawaban C dengan nilai 1
TABEL VII DATA TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009
No Urut
Kategori jawaban
Kategori nilai
respond
Jumlah
Nominasi
A
B
C
3
2
1
1
11
4
-
33
8
-
41
A
2
12
2
1
36
4
1
41
A
3
13
2
-
39
4
-
43
A
4
11
4
-
33
8
-
41
A
5
11
4
-
33
8
-
41
A
6
13
1
1
39
2
1
42
A
7
9
5
1
27
10
1
38
B
8
12
3
-
36
6
-
42
A
9
11
4
-
33
8
-
41
A
10
5
10
-
15
20
-
35
C
11
12
3
-
36
6
-
42
A
12
12
3
-
36
6
-
42
A
13
12
3
-
36
6
-
42
A
14
10
4
1
30
8
1
39
B
en
No Urut
Kategori jawaban
Kategori nilai
respond
Jumlah
Nominasi
-
41
A
10
-
40
B
36
6
-
42
A
-
21
16
-
37
C
-
27
12
-
39
B
A
B
C
3
2
1
15
11
4
-
33
8
16
10
5
-
30
17
12
3
-
18
7
8
19
9
6
en
Dari data di atas, dapat ditentukan lebar interval untuk membuat
tingkat
kategori
supervisi
kepala
memperoleh nilai tertinggi 43 dan nilai terendah 35. I= (nilai tertinggi-nilai terendah)+1 3 I= (43-35)+1 3 I= 3 c. Menentukan tingkat supervisi kepala sekolah : 1) Kategori tinggi (A) = 41 - 43 2) Kategori sedang (B) = 38 - 40 3) Kategori rendah (C) = 35 - 37
sekolah
dengan
TABEL VIII DATA TENTANG KINERJA GURU MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 Kategori Kategori nilai
No Urut jawaban
Jumlah
Nominasi
Responden A
B
C
3
2
1
1
10
5
-
30
10
-
40
A
2
10
4
1
30
8
1
39
B
3
11
4
-
33
8
-
41
A
4
10
5
-
30
10
-
40
A
5
10
5
-
30
10
-
40
A
6
7
8
-
21
16
-
37
B
7
11
2
2
33
4
2
39
B
8
10
5
-
30
10
-
40
A
9
8
6
1
24
12
1
37
B
10
7
5
3
21
10
3
34
C
11
8
7
-
24
14
-
38
B
12
10
5
-
30
10
-
40
A
13
12
3
-
36
6
-
42
A
14
11
3
1
33
6
1
40
A
15
11
4
-
33
8
-
41
A
Kategori Kategori nilai
No Urut jawaban
Jumlah
Nominasi
Responden A
B
C
3
2
1
16
9
6
-
27
12
-
39
B
17
10
5
-
30
10
-
40
A
18
7
8
-
21
16
-
37
B
19
7
8
-
21
16
-
37
B
Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa kinerja guru dari 15 pertanyaan dapat diperoleh nilai tertinggi 42 dan terendah 34, maka untuk mendapatkan nilai interval digunakan rumus : I= (nilai tertinggi-nilai terendah)+1 3 I= (42-34)+1 3 I= 3 Jadi untuk kinerja guru dapat dikategorikan sebagai berikut : 1) Kategori tinggi (A) = 40 - 42 2) Kategori sedang (B) = 37 - 39 3) Kategori rendah (C) = 34 – 36
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh tersebut,sehingga dapat mengandung arti atau dapat diambil suatu simpulan akhir dari penelitian yang penulis lakukan di MTs As Salafiyah Mrisi Kabupaten Grobogan. Dalam analisis ini penulis bermaksud mencari jawaban atas tujuan penelitian yang telah penulis ajukan sebelumnya dan sekaligus menjadi hipotesis yang penulis ajukan pada bab sebelumnya di depan kemudian langkah yang penulis tempuh dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: A. Analisis Pertama Pada analisis pertama ini, penulis menganalisis data dengan menggunakan prosentase untuk mencari jawaban terhadap tujuan penelitian nomor satu dan tujuan penelitian nomor dua yaitu untuk mengetahui variasi dari masing-masing variabel. Kemudian dilanjutkan pada interpretasi masing-masing dari kedua variabel yang ada, yaitu variabel supervisi kepala sekolah dan variabel kinerja guru dengan rumus sebagai berikut (Anas Sujono,1991:40):
𝐹
P= 𝑁 X100℅
Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah subyek atau sampel Selanjutnya untuk memudahkan jalannya analisis bagian ini, penulis akan menganalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Analisis persentase frekuensi melalui penyajian tabel frekuensi pada variabel supervisi kepala sekolah yang meliputi 15 item pernyataan sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini: TABEL IX TABEL ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009
No 1
Item Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Persentase
Dalam bekerja sehari-hari apakah
A.
18
95%
kepala
B.
1
5%
C.
0
0%
sekolah
A.
13
68%
memberikan petunjuk /pengarahan
B.
6
32%
kepada guru dalam pelaksanaan
C.
0
0%
A.
11
58%
sekolah
memberikan
motivasi kepada guru? 2
Apakah
kepala
KBM? 3
Apakah kepala sekolah meneliti
No
Item Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Persentase
rencana
B.
8
42%
pengajaran/harian yang guru buat?
C.
0
0%
Apakah
sekolah
A.
11
58%
mengingatkan guru yang tidak
B.
6
32%
membuat
C.
2
10%
mau
A.
8
42%
memberikan nasihat atau solusi
B.
10
53%
atas permasalahan yang bapak/ibu
C.
1
5%
sekolah
A.
12
63%
mengontrol kerja guru setiap hari?
B.
7
37%
C.
0
0%
sekolah
A.
14
74%
mengadakan kunjungan observasi
B.
5
26%
kelas terhadap guru yang sedang
C.
0
0%
sekolah
A.
14
74%
mengadakan kunjungan observasi
B.
5
26%
kelas terhadap guru yang sedang
C.
0
0%
persiapan
4
kepala
persiapan
rencana
pengajaran atau harian? 5
Apakah
kepala
sekolah
guru hadapi di sekolah? 6
7
Apakah
Apakah
kepala
kepala
melaksanakan KBM? 8
Apakah
kepala
mendemonstrasikan
cara-cara
No
Item Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Persentase
sekolah
A.
13
68,4%
mengingatkan guru yang tidak
B.
5
26,3%
melaksanakan tugasnya?
C.
1
5,3%
sekolah
A.
13
68%
mengadakan dan melengkapi alat-
B.
6
32%
alat perlengkapan sekolah?
C.
0
0%
sekolah
A.
16
84%
mengadakan pembinaan kepada
B.
3
16%
guru?
C.
0
0%
sekolah
A.
16
84%
mengingatkan guru yang tidak
B.
3
16%
pernah mengisi presensi harian?
C.`
0
0%
Apakah kepala sekolah memperha
A.
14
74%
tikan kesejahteraan guru?
B.
5
26%
C.
0
0%
Dalam bekerja sehari-hari apakah
A.
15
79%
kepala
mengadakan
B.
4
21%
komunikasi secara intensif dengan
C.
0
0%
mengajar
suatu
matapelajaran
tertentu? 9
10
11
12
13
14
Apakah
Apakah
Kapan
Apakah
kepala
kepala
kepala
kepala
sekolah
anda sebagai anak buah?
No 15
Item Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Persentase
sekolah
A.
16
84%
menghargai hasil yang dicapai
B.
3
16%
guru dalam melaksanakan tugas
C.
0
0%
Apakah
mengajar
kepala
dan
tugas
lain
(tambahan)?
TABEL X FREKUENSI PERSENTASE SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 Supervisi Kepala Sekolah
Frekuensi
Persentase
Tinggi/Baik
13
68%
Sedang/Cukup
4
21%
Rendah/Kurang
2
11%
19
100%
Jumlah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa supervisi kepala sekolah berkategori baik atau tinggi. Hal ini jelas karena 19 guru yang penulis teliti terdapat 13 guru yang menyatakan bahwa kepala sekolah baik atau tinggi yang mencapai 68%, 4 guru yang menyatakan supervisi cukup atau sedang
yaitu mencapai 21% dan 2 guru yang menyatakan supervisi kepala sekolah kurang atau rendah yaitu mencapai 11%. 2. Interpretasi dari tiap-tiap item pertanyaan pada variabel supervisi kepala sekolah yaitu 15 item pertanyaan sebagai berikut: a. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru, yang menjawab A sebanyak 18 guru atau mencapai 95%, yang menjawab B sebanyak 1 guru atau mencapai 5%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. b. Kepala sekolah memberikan petunjuk atau pengarahan pada guru dalam pelaksanaan KBM, yang menjawab A sebanyak 13 guru atau mencapai 68%, yang menjawab B sebanyak 6 atau mencapai 32%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. c. Kepala sekolah meneliti rencana pengajaran yang guru buat, yang menjawab A sebanyak 11 guru atau mencapai 58%, yang menjawab B sebanyak 8 orang atau mencapai 42%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. d. Kepala sekolah mengingatkan guru yang tidak membuat rencana pengajaran atau harian, yang menjawab A sebanyak 11 guru atau mencapai 58%,yang menjawab B sebanyak 6 guru atau mencapai 32%, dan yang menjawab C sebanyak 2 guru atau mencapai 10%. e. Kepala sekolah mau memberikan nasihat atau solusi atas permasalahan yang bapak/ibu guru hadapi di sekolah, yang menjawab A 8 guru atau
mencapai 42%, yang menjawab B sebanyak 10 guru atau mencapai 53%, dan yang menjawab C sebanyak 1 guru atau mencapai 5%. f. Kepala sekolah memantau kerja guru sehari-hari, yang menjawab A sebanyak 12 guru atau mencapai 63%, yang menjawab B sebanyak 7 guru atau mencapai 37%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. g. Kepala sekolah mengadakan kunjungan observasi kelas terhadap guru yang sedang melaksanakan KBM, yang menjawab A sebanyak 14 guru atau mencapai 74%, yang menjawab B sebanyak 5 guru atau mencapai 26%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. h. Kepala sekolah mengadakan kunjungan observasi kelas terhadap guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu pelajaran tertentu, yang menjawab A sebanyak 14 guru atau mencapai 74%, yang menjawab B sebanyak 5 guru atau mencapai 26%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. i.
Kepala sekolah mengingatkan guru yang tidak melaksanakan tugasnya, yang menjawab A sebanyak 13 guru atau mencapai 68,4%, yang menjawab B sebanyak 5 guru atau mencapai 26,3%, dan yang menjawab C sebanyak 1 guru atau mencapai 5,3%.
j.
Kepala sekolah mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah, yang menjawab A sebanyak 13 guru atau mencapai 68%, yang menjawab B sebanyak 6 guru atau mencapai 32%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%.
k. Kepala sekolah mengadakan pembinaan kepada guru, yang menjawab A sebanyak 16 guru atau mencapai 84%, yang menjawab B sebanyak 3 guru atau mencapai 16%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. l.
Kepala sekolah mengingatkan guru yang tidak pernah mengisi presensi kehadiran, yang menjawab A sebanyak 16 guru atau mencapai 84%, yang menjawab B sebanyak 3 guru atau mencapai 16%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%.
m. Kepala sekolah memperhatikan kesejahteraan guru, yang menjawab A sebanyak 14 guru atau mencapai 74%, yang menjawab B sebanyak 5 guru atau mencapai 26%, yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. n. Kepala sekolah melakukan komunikasi intensif dengan anda sebagai anak buah, yang menjawab A sebanyak 15 guru atau mencapai 79%, yang menjawab B sebanyak 4 guru atau mencapai 21%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. o. Kepala
sekolah menghargai hasil yang dicapai guru dalam
melaksanakan tugas mengajar dan tugas lain (tambahan), yang menjawab A sebanyak 16 guru atau mencapai 84%, yang menjawab B sebanyak 3 guru atau mencapai 16%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. TABEL XI TABEL ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 No 1
2
3
4
Item Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Persentase
Apakah ketika bapak/ibu guru
A.
13
68%
mengajar materi sudah dikuasai
B.
6
32%
terkrbih dahulu?
C.
0
0%
Apakah bapak/ibu guru menyusun
A.
11
58%
RencanaPelaksanaan
B.
8
42%
Pembelajaran (RPP)?k
C.
0
0%
Apakah bapak/ibu guru dating ke
A.
24
74%
sekolah tepat pada waktunya?
B.
5
26%
C.
0
0%
tepat
A.
12
63%
menyelesaikan
B.
7
37%
C.
0
0%
lebih
A.
13
69%
mengajar
B.
5
26%
C.
1
5%
proses
A.
11
58%
belajar mengajar bapak/ibu guru
B.
8
42%
selalu mengadakan evaluasi pada
C.
0
0%
A.
12
63%
Apakah
bapak/ibu
waktu
dalam
guru
tugas? 5
Apakah
bapak/ibu
mementingkan
guru
tugas
daripada tugas yang lain? 6
Apakah
setiap
selesai
siswa? 7
Apabila berhalangan hadir dalam
No
Item Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Persentase
mengajar apakah bapak/ibu guru
B.
7
37%
meminta
kepala
C.
0
0%
guru
A.
11
58%
memberikan tugas kepada siswa
B.
7
37%
apabila berhalangan hadir?
C.
1
5%
Pada saat bapak/ibu guru mengajar
A.
12
63%
adakah
B.
7
37%
memperhatikan?
C.
0
0%
Apakah bapak/ibu guru merubah
A.
4
21%
tata ruang kelas agar tidak bosan?
B.
13
68%
C.
2
11%
Dalam mengajar apakah bapak/ibu
A.
10
53%
guru
B.
9
47%
pembelajaran?
C.
0
0%
Dalam mengajar apakah bapak/ibu
A.
14
73,7%
guru
B.
2
10,5%
pembelajaran?
C.`
3
15,8%
Apakah bapak/ibu guru ikut serta
A.
17
89%
dalam rapat-rapat sekolah?
B.
2
11%
C.
0
0%
A.
12
63%
izin
kepada
sekolah ? 8
9
10
11
12
13
14
Apakah
bapak/ibu
siswa
yang
mengganti-ganti
menggunakan
tidak
metode
media
Apakah bapak /ibu guru merasa
No
15
Item Pertanyaan
Jawaban
Jumlah
Persentase
memiliki lembaga dimana anda
B.
7
37%
bekerja?
C.
0
0%
Apakah bapak/ibu guru bersedia
A.
10
53%
ditegur
B.
8
42%
C.
1
5%
oleh
kepala
sekolah
apabila melakukan kesalahan?
TABEL XII FREKUENSI PERSENTASE KINERJA GURU MTs SALAFIYAH MRISI KECAMATAN TANGGUNG HARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009 Supervisi Kepala Sekolah
Frekuensi
Persentase
Tinggi/Baik
10
53%
Sedang/Cukup
8
42%
Rendah/Kurang
1
5%
19
100%
Jumlah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja guru berada ratarata pada kategori baik atau tinggi. Hal ini jelas karena 19 guru yang penulis teliti terdapat 10 guru yang memiliki kinerja baik atau tinggi yang mencapai 53%, 8 guru yang memiliki kinerja cukup atau sedang yaitu mencapai 42% dan 1 guru yang memiliki kinerja kurang atau rendah yaitu mencapai 5%. 3. Interpretasi dari tiap-tiap item pertanyaan pada variabel kinerja guru sekolah yaitu 15 item pertanyaan sebagai berikut: a. Penguasaan materisebelum mengajar, yang menjawab A sebanyak 13 guru atau mencapai 68%, yang menjawab B sebanyak 6 guru atau mencapai 32%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. b. Pembuatan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP)
sebelum
mengajar,yang menjawab A sebanyak 11 guru atau mencapai 58%,yang menjawab B sebanyak 8 guru atau mencapai 42% dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. c. Ketepatan waktu datang ke sekolah, yang menjawab A sebanyak 14 guru atau mencapai 74%, yang menjawab B sebanyak 5 guru atau mencapai 26% dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%.
d. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas,yang menjawab A sebanyak 12 guru atau mencapai 63%, yang menjawab B sebanyak 7 guru atau mencapai 37%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. e. Mementingkan tugas mengajar daripada tugas lain, yang menjawab A sebanyak 13 guru atau mencapai 69%, yang menjawab B sebanyak 5 guru atau mencapai 26%, dan yang menjawab C sebanyak 1 guru atau mencapai 5%. f. Mengadakan evaluasi setiap selesai proses belajar mengajar, yang menjawab A sebanyak 11 guru atau mencapai 58%, yang menjawab B sebanyak 8 guru atau mencapai 42%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. g. Meminta izin kepada kepala sekolah apabila berhalangan hadir,yang menjawab A sebanyak 12 guru atau mencapai 63%, yang menjawab B sebanyak 7 guru atau mencapai 37%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. h. Memberi tugas kepada siswa apabila berhalangan hadir,yang menjawab A sebanyak 11 guru atau mencapai 58%, yang menjawab B sebanyak 7 guru atau mencapai 37%, dan yang menjawab C sebanyak 1 guru atau mencapai 5%. i.
Kemampuan menguasai kelas, yang menjawab A sebanyak 12 guru atau mencapai 63%, yang menjawab B sebanyak 7 guru atau mencapai 37%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%.
j.
Mengubah tata ruang kelas agar tidak bosan,yang menjawab A sebanyak 4 guru atau mencapai 21%, yang menjawab B sebanyak 13 guru atau mencapai 68%, dan yang menjawab C sebanyak 2 guru atau mencapai 11%.
k. Mengganti-ganti metode pembelajaran, yang menjawab A sebanyak 10 guru atau mencapai 53%, yang menjawab B sebanyak 9 guru atau mencapai 47%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. l.
Penggunaan media pembelajaaran, yang menjawab A sebanyak 14 guru atau mencapai 73,7%, yang menjawab B sebanyak 2 guru atau mencapai 10,5%, dan yang menjawab C sebanyak 3 guru atau mencapai 15,8%.
m. Keikutsertaan dalam rapat-rapat sekolah, yang menjawab A sebanyak 17 guru atau mencapai 37%, yang menjawab B sebanyak 2 guru atau mencapai 11%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. n. Perasaan memiliki lembaga sekolah, yang menjawab A sebanyak 12 guru atau mencapai 63%, yang menjawab
B sebanyak 7 atau
mencapai 37%, dan yang menjawab C tidak ada atau mencapai 0%. o. Bersedia ditegur oleh kepala sekolah apabila melakukun kesalahan, yang menjawab A sebanyak 10 guru atau mencapai 53%, yang menjawab B sebanyak 8 guru atau mencapai 42%, dan yang menjawab C sebanyak 1 guru atau mencapai 5%.
B. Analisis Kedua
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di MTs Salafiyah Mrisi Kabupaten Grobogan. Adapun rumus penulis ajukan adalah analisis product moment (Sutrisno Hadi,1997:291):
rxy
(X )(Y ) N 2 2 (X ) 2 (Y ) 2 X Y N N XY
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi product moment dari variabel X (supervisi kepala sekolah) dan variabel Y (kinerja guru)
X
: Skor variabel X
Y
: Skor variabel Y
X2
: Hasil kuadrat dari X
Y2
: Hasil kuadrat dari Y
XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y N
: Jumlah responden
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Membuat tabel persiapan nilai variabel x dan variabel y TABEL XIII KOEFIEISN KORELASI ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI MTs SALAFIYAH MRISI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2009
No.
X
Y
X2
Y2
XY
1.
41
40
1681
1600
1640
2.
41
39
1681
1521
1599
3.
43
41
1849
1681
1763
4.
41
40
1681
1600
1640
5.
41
40
1681
1600
1640
6.
42
37
1764
1369
1554
7.
38
39
1444
1521
1482
8.
42
40
1764
1600
1680
9.
41
37
1681
1369
1517
10.
35
34
1225
1156
1190
11.
42
38
1764
1444
1596
12.
42
40
1764
1600
1680
13.
42
42
1764
1764
1764
14.
39
40
1521
1600
1560
15.
41
41
1681
1681
1681
16.
40
39
1600
1521
1560
17.
42
40
1764
1600
1680
18.
37
37
1369
1369
1369
19.
19
39
1521
1369
1443
769
741
31199
27326
30038
Kemudian dari tabel diatas dapat diperoleh data sebagai berikut :
X
= 769
Y
= 741
X2 = 31199 Y2 = 28965 Y
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
= 30038
(X )(Y ) N 2 2 (X ) 2 (Y ) 2 X Y N N XY
(769)(741) 19 2 (769) (741) 2 31199 28965 19 19 30038
569829 19 591361 549081 31199 28965 19 19 30038
30038 29991
31199 31124,2628965 28899 47 (74,73684)(66) 47 4932 ,632 47 70 ,2327
rxy 0,67
C. Analisis Ketiga Dari perhitungan koefisien korelasi produk moment di atas, dapat diketahui bahwa r observasi : 0,67 di mana ro di atas tabel signifikansi 1 % yaitu 0,575 dan taraf signifikansi 5 % yaitu 0,456. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel sebagai berikut : TABEL XIV NILAI PRODUK MOMENT
Taraf Signifikasi N = 19
19
1%
5%
0,575
0,456
Dengan demikian dapat diketahui bahwa taraf signifikansi 1 % hasil nya adalah sebagai berikut : Taraf Signifikansi 1 % ro
= 0,67
rt
= 0,575
Hal ini berarti ro > rt 1%
Oleh karena harga rxy hitung lebih besar dari harga rxy tabel pada taraf signifikansi 1 % maka hipotesis : "Ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Tahun 2009" dapat diterima.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut : 1. Tingkat supervisi kepala sekolah MTs Salafiiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009 berada pada kategori tinggi atau baik yaitu 68%, kategori sedang atau cukup yaitu 21%, kategori rendah atau kurang yaitu 11%. 2. Tingkat kinerja guru MTs Salafiiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan tahun 2009 berada pada kategori tinggi atau baik yaitu 53%, kategori sedang atau cukup yaitu 42%, kategori rendah atau kurang 5%. 3. Setelah dilakukun uji statistik ditemukan r hitung 0,67 dan r tabel pada taraf signifikasi 1% : 0,575. Jadi rxy hitung lebih besar daripada rxy tabel pada taraf signifikasi 1%, maka hipotesis “ ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan Tahun 2009” dapat diterima
B. Saran
Dengan
berdasar
pada
hasil
penelitian
ini,
maka
penulis
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin,supervisor dan administrator maka hendaknya selalu mengembangkan diri dan meningkatkan kreativitasnya agar pendidikan madrasah di Indonesia menjadi lebih baik. 2. Para guru hendaknya meningkatkan kinerjanya, karena guru adalah ujung tombak dalam mencerdaskan bangsa. 3. Hendaknya para pemegang kebijakan pendidikan membuat program peningkatan kualitas kepela madrasah dan guru agar pendidikan
di
Indonesia lebih baik. 4. Apabila nanti ada penelitian sejenis, diharapkan agar subyek penelitian bukan hanya guru tetapi juga kepele sekolah. Supervisi kepala sekolah ditanyakan kepada guru sedangkan kinerja guru ditanyakan kepada kepala sekolah.
C. Penutup Akhirnya dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun masih banyak perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan mengingat keterbatasan pribadi
sendiri.Semoga apa yang penulis tuangkan dalam skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan. Demi menutupi kekurangan dalam penulisan,baik isi,penampilan serta validates data yang penulis dapat, maka penulis dengan senang hati menerima kritik, masukan konstuktif bagi kesempurnaan sekripsi ini.Akhirnya bagu semua pihak yang telah membantu penulis dalam pencarian data terutama pihak MTs As Salafiyah kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohadi, Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 1991. Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, CV. Rajawali, Jakarta, 1991 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi VI, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2007. ___________, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta, 1997. Ashshiddiqi, Hasbi. Al-Quran dan Terjemah, PT. Tanjung Mas Inti, Semarang, 1992. Departemen Agama RI, Manajemen Madrasah Aliyah, Direktorat Jenderal Pembinaan Perguruan Agama Islam Tingkat Menengah, Jakarta, 1999. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1991 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2007. Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 1991. Djamarah, Saiful Bahri, Guru dan Anak Didik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005. Fachrudin, Sokarto Indra, Mengatur Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik, Halra Indonesia, Jakarta, 1993. Goffar, A., Dasar-Dasar Administrasi dan Supervisi Pengajaran, Angkasa Raya, Padang, 1992. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981. ___________, Metodologi Research, Jilid II, Gunung Agung, Yogyakarta, 1995.6 http://id.wikipedia:org/wiki/kinerja”28mei2009 Imam, Moedjono, Kepemimpinan Dan Keorganisasian, Ull Press, Yogyakarta, 2002.
Kartono, Kartini, Pemimpin Dan Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998. Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Edisi ketiga, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1994. Mulyasa, Manajemen Bebasis Skolah, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008. N.A. Ametembun, Supervisi Pendidikan, IKIP, Bandung, 1975. Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, PT. Gunung Agung, Jakarta, 1984. Pidarta, Made, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Bumi Akasara, Jakarta, 1992. Poerwadarminta, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982. Soetopo, Hendayat, dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, 1988. Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru, Bandung, 1980. ___________, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Agesindo, Bandung, 1994. Suparlan, Guru Sebagai Profesi, Hikayat, Yogyakarta, 2006. ___________, Menjadi Guru Efektif, Hikayat, Yogyakarta, 2006. Surin, Bactiar, Terjemah dan Tafsir Al Qur'an, Fa Sumatra, Bandung, 1978. Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan, Angkasa, Bandung, 1987. Tim Pengadaan Buku Pelajaran, Administrasi Pendidikan, IKIP Semarang Press, Semarang, 1991. TIM Pengembangan MKDK, Administrasi Pendidikan, IKIP, Semarang, 1991. Uno, Hamzah B., Profesi Kependidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008. Walgito, Bimo, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta : Andi Offset, 1990).
Wijaya, Cece, Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991. Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU A. Identitas Responden 1. Nama : 2. NIP
:
B. Petunjuk Pengisian 1. Mohon Bapak/Ibu guru berkenan memberikan jawaban dengan keihlasan hati atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 2. Usahakan menjawab pertanyaan dengan keadaan yang sesungguhnya! 3. Pilih salah satu jawaban yang Bapak/Ibu guru anggap paling sesuai dengan keadaan yang sebanarnya dangan cara member tanda silang (x) pada salah satu jawaban (a, b, atau c) tang tersedia. 4. Adapun jawaban yang Bapak/Ibu guru berikan tidak mempengaruhi kredibilitas sebagai guru dan kerahasiaan tarjaga. 5. Atas partisipasi Anda kami ucapkan terima kasih. C. Pilih satu alternatif jawaban di bawah ini! 1. Dalam bekerja sehari-hari apakah kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru? a. Ya, sering memberikan motivasi b. Kadang-kadang memberikan motivasi c. Jarang sekali memberikan motivasi 2. Apakah kepala sekolah memberikan petunjuk/pengarahan kepada guru dalam pelaksanaan KBM? a. Ya, sering memberikan petunjuk/pengarahan b. Kadang-kadang member petunjuk/pengarahan c. Jarang sekali memberikan petunjuk/pengarahan 3. Apakah kepala sekolah meneliti persiapan rencana pengajaran/harian yang guru buat? a.Ya, sering meneliti persiapan rencana pengajaran/harian
b.Kadang-kadang meneliti persiapan rencana pengajaran/harian c.Jarang sekali meneliti persiapan rencana pengajaran/harian 4. Apakah kepala sekolah mengingatkan guru yang tidak membuat persiapan rencana pengajaran atau harian? a. Sering sekali mengingatkan b. Kadang-kadang mengingatkan c. Jarang sekali mengingatkan 5. Apakaah kepala sekolah memberikan nasihat atau solusi atas permasalahan yang Bapak/Ibu hadapi di sekolah? a. Ya,sering mengingatkan b. Kadang-kadang mengingatkan c. Jarang sekali mengingatkan 6. Apakah kepala sekolah mengontrol kerja guru setiap hari? a. Ya, sering sekali mengontrol kerja guru b. Kadang-kadang mengontrol kerja guru c. Jarang sekali mengontrol kerja guru 7. Apakah kepala sekolah mengadakan kunjungan observasi kelas terhadap guru yang sedang melaksanakan KBM? a. Ya, sering mengadakan kunjungan observasi b. Kadang-kadang mengadakan kunjungan observasi c. Jarang sekali mengadakan kunjungan observasi 8. Apakah kepala sekolah mengadakan kunjungan observasi kelas terhadap guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar mata pelajaran tertentu? a. Ya. Sering mengadakan kunjunngan observasi kelas b. Kadang-kadang mengadakan kunjungan observasi kelas c. Jarang sekali mengadakan kunjungan observasi kelas 9. Apakah kepala sekolah mengingatkan guru yang tidak melaksanakan tugasnya?
a. Ya, sering mengingatkan b. Kadang-kadang mengingatkan c. Jarang sekali mengingatkan 10. Apakah kepala sekolah mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah? a. Ya, sering mengadakan dan melengkapi b. Kadang-kadang mengadakan dan melengkapi c. Jarang sekali mengadakan dan melengkapi 11. Kapan kepala sekolah mengadakan pembinaaan kepada guru? a. Sebulan sekali b. Dua bulan sekali c. Lebih dari dua bulan 12. Apakah kepala sekolah mengingatkan guru yang tidak pernah mengisi presensi harian? a. Ya, sering mengingatkan guru b. Kadang-kadang mengingatkan guru c. Jarang sekali mengingatkan guru 13. Apakaah kepala sekolah memperhatikan kesejahteraan guru? a. Ya, Sangat memperhatikan b. Kadang-kadang memperhatikan c. Jarang sekali memperhatikan 14. Dalam bekerja sehari-hari apakah kepala sekolah melakukan komunikasi secara intesif dengan anda sebagai anak buah? a. Ya, sering melakukan komunikasi b. Kadand-kadang melakukann komunikasi c. Jarang melakukan komunikasi 15. Apakah kepala sekolah menghargai hasil yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas mengajar dan tugas lain (tambahan)? a. Ya, sering menghargai hasil yang dicapai guru b. Kadang-kadang menghargai hasil yang dicapai guru
c. Jarang sekali menghargai hasil yang dicapai guru
Masalah kinerja guru 1. Apakah ketika Bapak/Ibu guru mengajar materi sudah dikuasai terlebih dahulu? a. Ya, selalu saya kuasai b. Sering saya kuasai c. Jarang saya kuasai 2. Apakah Bapak/Ibu guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) sebelum melaksanakan proses belajar mengajar? a. Ya, selalu saya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Sering saya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c. Jarang saya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Apakah Bapak/Ibu guru datang ke sekolah tepat pada waktunya? a. Ya, selalu tepat waktu b. Kadang-kadamg tepat waktu c. Jarang tepat waktu 4. Apakah Bapak/Ibu guru tapat waktu dalam menyelesaikan tugas mengajar? a. Selalu tepat waktu b. Kadang-kadang tepat waktu c. Jarang tepat waktu 5. Apakah Bapak/Ibu guru lebih mementingkan tugas mengajar daripada tugas yang lain? a. Ya, selalu lebih penting b. Sering lebih penting
c.
Kadang-kadang lebih penting
6. Apakah setiap selesai proses belajar mengajar Bapak/Ibu guru selalu mengadakan evaluasi pada siswa? a. Ya, selalu mengadakan evaluasi pada siswa b. Sering mengadakan evaluasi pada siswa c. Kadang-kadang mengadakan evaluasi pada siswa 7. Apabila berhalangan hadir dalam mengajar Bapak/Ibu guru meminta izin kepada kepala sekolah? a. Ya, selalu meminta izin kepada kepala sekolah b. Kadang-kadang meminta izin kepada kepala sekolah c. Jarang meminta izin kepada kepala sekolah 8. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan tugas kepada siswa apabila berhalangan hadir dalam mengajar? a. Ya, selalu memberikan tugas kepada siswa b. Kadang-kadang memberikan tugas kepada siswa c. Jarang memberikan tugas kepada siswa 9. Pada saat Bapak/Ibu guru mengajar adakah siswa yang tidak memperhatikan? a. Ya, selalu ada siswa yang tidak memperhatikan b. Kadang-kadang siswa yang tidak memperhatikan c. Jarang ada siswa yang tidak memperhatikan 10. Apakah Bapak/Ibu guru mengubah tata ruang kelas agar tidak bosan? a. Ya, selalu merubah tata ruang kelas b. Kadang-kadang merubah tata ruang kelas c. Jarang merubah tata ruang kelas 11. Dalam mengajar apakah Bapak/Ibu guru mengganti-ganti metode pembelajaran? a. Ya, selalu mengganti-ganti metode b. Kadang-kadang mengganti-ganti metode c. Jarang mengganti-ganti metode
12. Dalam mengajar apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran? a. Ya, selalu menggunakan media b. Kadang-kadang menggunakan media c. Jarang menggunakan media 13. Apakah Bapak/Ibu guru ikut serta dalam rapat-rapat sekolah? a. Ya, selalu ikut serta b. Kadang-kadang ikut serta c. Jarang ikut serta
14. Apakah Bapak/Ibu guru merasa memiliki lembaga dimana anda bekerja? a. Ya, hal itu sangat saya rasakan b. Ya, hal itu cukup saya rasakan c. Ya, hal itu kurang saya rasakan 15. Apakah Bapak/Ibu guru bersedia ditegur oleh kepala sekolah apabila melakukan kesalahan? a. Ya, selalu b. Sering c. Kadang-kadang
DAFTAR SKK
Nama :Siti Susanti
Jurusan
: Tarbiyah (PAI)
Nim
PA
: Drs.H.M. Mahzumi
: 12107036
No 1
Jenis Kegiatan OPSPEK 2005
Waktu
Kedudukan
Nilai
24-27 Agustus
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
2005 2
Pendidikan Dasar
5-6 Oktober
Perkoprasian(PDP)”Internalisasi SDM
2005
Menuju Profesionalisme Kader” 3
Darul Arqom Dasar (DAD) “Reorientasi
02 Oktober
Peran Ikatan dalam Menyongsong Tajdid
2005
Gerakan” 4
5
6
Diskkusi dan Buka Bersama “Puasa dan IQ
13 Oktober
“
2005
Diskusi Region II tentang sejarah masyarakat
19-20 Agustus
Indonesia
2006
Sarasehan Bela Negara dan Buka bersama
24 September
“Memelihara Keutuhan Bangsa Dari
2007
Peserta
Peserta
2
Peserta
6
Peserta
2
Peserta
2
Ancaman Disintegrasi dan Sektarianisme Agama “ 7
8
Seminar Nasional “ Kajian Gender Dalam
24 Januari
Perspektif Islam,Demokrasi dan Budaya “
2007
Masa Ta’aruf dan Buka Bersama IMM
14 September 2007
9
Dialog Interaktif “Prospek Kelulusan Mahasiswa lulusan Diploma II Dan Evaluasi KKL “
16 April 2007
10
Bedah Film “Keajaiban Al-Qur’an”
1 Oktober 2007
Peserta
2
11
Lokakarya dan Seminar Nasional
8-9 Oktober
Panitia
6
Jaringan Komunikasi Rakyat Kabupaten
2007
Peserta
2
Peserta
2
Semarang Kabupaten Semarang 2007 12
Saresehan Keagamaan
5 September
“Aktualisasi Nila-nilai Spiritual Puasa di
2008
Bulan Ramadlan”
13
Buka Bersama Pra-DM Bersama KMMI
4 September
“ Indahnya Kebersamaan Di Bulan
2008
Ramadhan “
14
Bedah Buku “Politik Pendidikan Penguasa “
9 Januari 2009
Peserta
2
15
Bedah Film “Laskar Pelangi”
4 April 2009
Peserta
2
16
Seminar Kemahasiswaan “Paradigma
15 April 2009
Peserta
2
Berfikir dan Aktualisasi Mahasiswa dalam Pengabdian Masyarakat”
17
Seminar Nasional “Demokrasi,Kepemimpinan Nasional dan Masa Depan Indonesia “
22 April 2009
Peserta
6
18
Seminar Regional “Mencetak Wirausaha Handal Melalui Incubator Kampus”
03 Juni 2009
Peserta
4
19
Islamic Public Speaking Training “Saya Tidak Ingin Jadi Pembicara Tapi Jadi Pembicara “
14 Maret 2009
Peserta
2
20
Seminar Pembiayaan Pendidikan Kota Salatiga “Efektifitas dalam Mengaplikasikan Anggaran Pendidikan dari APBN Kota Salatiga “
25 Maret 2009
Peserta
Salatiga, 19 Februari 2010 Mengetahui Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan.
Drs. Miftahuddin, M.Ag NIP :19700922 199403 1 002
2
Daftar Riwayat Hidup
Menyatakan bahwa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Siti Susanti
Alamat
: Lemahbag RT 03 RW 05 Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Tempat tanggal lahir
: Kab.Semarang 26 Januari 1987
Agama
: Islam
Pendidikan
: SDN 4 Karangjati lulus tahun 1999 SMP N 1 Bergas lulus tahun 2002 SMA N 1 Bergas lulus tahun 2005 D II STAIN Salatiga lulus tahun 2007 S I STAIN Salatiga lulus tahun 2010
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, Maret 2010 Siti Susanti