UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH KELAS V SEMESTER II DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATERI KETENTUAN IBADAH HAJI DI MI NEGERI JAMBU KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh JUWARIYAH NIM : 11408111
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama
: Juwariyah
NIM
: 11048111
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH
KELAS
METODE
V
SEMESTER
COOPERATIVE
II
DENGAN
LEARNING
TIPE
JIGSAW PADA MATERI KETENTUAN IBADAH HAJI DI MI NEGERI JAMBU KECAMATAN JAMBU
KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Pembimbing
Mukti Ali, M.Hum NIP. 19750905 200112 1 001
ii
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudari : Juwariyah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408111 yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Kelas V Semester II Dengan Metode cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Materi Ketentuan Ibadah Haji di MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga, pada tanggal 28 Agustus 2010, dan telah di terima sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga,
28 Agustus 2010 18 Ramandahan 1431 H
Panitia ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr, Rahmat Hariyadi, M.pd. NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs.H.A. Mahzumi, M.Ag NIP. 19500515 198103 1 005
Mashlihatul Umami, M.A. NIP. 19800513 200312 2 003 Pembimbing
Mukti Ali, M.Hum NIP. 19750905 200112 1 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Juwariyah
NIM
: 11048111
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, Agustus 2010 Yang menyatakan,
Juwariyah NIM :11048111
iv
MOTTO
Jadilah dirimu sendiri maka kamu akan menjadi orang yang sukses Sebaik-baik orang yang beriman adalah orang yang dapat menjaga aqidahnya. Kesuksesan adalah berawal dari keberkahan. Kerja Keras adalah kunci kesuksesa.
v
PERSEMBAHAN
1. Almarhum Ayahanda tercinta yang berada di surga terima kasih atas semua
pengorbanan dan perjuangan serta doa yang selalu engkau panjatkan untukku. 2. Ibunda tercinta yang selalu membinbing, mendoakan, dan memberikan segalanya, baik moral maupun spiritual bagi kelancaran studiku. 3. Slamet Haryanto, suamiku tercinta, untuk terimakasih semua pengorbanan,
pengertian, dan dorongan semangatnya. 4. Anakku Fulan tersayang yang sekarang berada di surga, Engkau telah
memberi semangat untuk Ibu. 5. Adikku Agus Sudarmono yang telah memberikan dorongan semangat dan
doa. 6. Kakak-kakakku yang selalu mendukung dan mendoakankau 7. Bapak Lapin, S.Pd Kepala MI Negeri Jambu yang telah memberikan izin, kesempatan, serta nasehat yang bermanfa’at. 8. Teman-teman seperjuangan di MI Negeri Jambu yang telah memberikan
dorongan dan semangat.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalau saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan semua Rahmat, Hidayah serta Inayahnya pada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa suatu halangan apapun. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada suri tauladan kita, uswah kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menyelamatkan kita dari zaman kekafiran menuju zaman yang penuh kedamaian yaitu diinul Islam. Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi kewajiban dan sebagai pelengkap untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu tarbiyah. Adapun judul skripsi ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Kelas V Semester II Dengan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw pada Materi Ketentuan Ibadah Haji di MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010” studi kasus pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2008. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materiil. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Drs. Joko Sutopo selaku ketua Jurusan Tarbiyah Program Ekstensi yang telah merestui penulisan skripsi ini. 3. Mukti Ali, M.Hum selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi petunjuk dalam penulisan skripsi ini.
vii
4. Bapak serta Ibu Dosen beserta bagian Akademik STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan pada saya. 5. Bapak Lapin, S.Pd selaku Kepala MI Negeri Jambu dan semua rekan guru yang telah membantu memberikan masukan, informasi, data, dalam penyusunan skripsi ini. 6. Almarhum Ayahanda tercinta yang berada di surga terima kasih atas semua pengorbanan dan perjuangan serta doa yang selalu engkau panjatkan untukku. 7. Ibunda tercinta yang telah mendukung dan selalu mendoakanku. 8. Suamiku tercinta yang selalu mendukung dan memberikan dorongan moral dan spiritual 9. Anakku Fulan yang sekarang berada di surga, Engkau telah memberi semangat untuk ibu 10. Semua teman-teman PAI Ekstensi angkatan 2008 11. Perpustakaan STAIN Salatiga beserta karyawan-karyawan yang telah membantu saya meminjamkan buku. 12. Teman-teman KKN di kecamatan Candi Mulyo. 13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penulisan laporan skripsi ini, masih banyak kekeliruan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat berharap adanya saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai perbaikan dalam penulisan mendatang.
viii
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya demi kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Amin…..Amin….Ya Robbalalamiin. Salatiga, 10 Agustus 2010 Juwariyah
ix
ABSTRAK Juwariyah 2010. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Kelas V Semester II dengan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw pada Materi Ketentuan Ibadah Haji di MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mukti Ali, M. Hum Kata kunci: Metode Cooperative Learning Jigsaw, Hasil Belajar Sistem pembelajaran Fiqih Terlebih pada materi ibadah haji sampai saat ini masih didominasi oleh metode pembelajaran konvensional. Dimana metode ini tidak begitu banyak mengembangkan kemampuan berpikir siswa terutama dalam memecahkan suatu permasalahan. Sehingga siswa menjadi pasif. Akibatnya nilai hasil belajar pun tidak memuaskan. Untuk menumbuhkan keaktifan siswa, guru dapat menggunakan metode cooperative learning jigsaw, karena metode ini menuntut siswa untuk lebih aktif dalam sebuah kelompok dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan-permasalan yang ditugaskan kepada masing-masing siswa.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa tehadap pembelajaran Fiqih pada materi Ketentuan Ibadah Haji semester II di kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Negeri Jambu, tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 30 siswa. Ada dua variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah penerapan metode cooperative learning jigsaw dan hasil belajar siswa. Data yang diambil melalui observasi, dokumentasi dan tes. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan menggunakan Penelitian Tindakan Telas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan metode cooperative learning tipe jigsaw terhadap pembelajaran Fiqih materi ibadah haji dapat meningkatkan perhatian siswa kelas V, dengan ditandainya peningkatan rata-rata perhatian siswa setiap siklus yaitu siklus I (67,6), siklus II (73,8), siklus III (86) dan rata-rata keaktifan siswa pada setiap siklus yaitu siklus I (67,17), siklus II (73,83), dan siklus III (82,00). Pembelajaran Fiqih materi ibadah haji dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V, dengan ditandainya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa setiap siklus yaitu siklus I (67,07), siklus II (71,33), dan siklus III (79,67).
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... iv MOTTO ....................................................................................................... v PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi KATA PENGANTAR.................................................................................. vii ABSTRAK................................................................................................... x DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................
6
C. Tujuan Penelitian .........................................................
6
D. Hipotesis .......................................................................
6
E. Manfaat Penelitian Tindakan ........................................
7
F. Definisi Oprasional........................................................
8
G. Metodologi Penelitian ................................................... 11 H. Sistematika Penulisan .................................................... 17 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar dan Pembelajaran..................................... 20
xi
1. Pengertian Belajar .................................................. 20 2. Pengertian Pembelajaran ........................................ 23 3. Hasil Belajar .......................................................... 26 4. Metode Cooperative Learning ............................... 28 5. Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw ................................................................................. 35 6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsa................................................................ 38 B. Fiqih Ketentuan Ibadah Haji .......................................... 41 1. Pengertian Fiqih dan Ilmu Fiqih ............................. 41 2. Pengertian Ketentuan Ibadah Haji .......................... 42 C. Kerangka Berfikir ......................................................... 44 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................ 46 1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Negeri Jambu ....... 46 2. Sarana dan Prasarana............................................... 48 3. Data Keadaan Kepala dan Guru MI Al Islam Gemawang ................................................................................ 53 4. Data Keadaan Siswa MI Negeri Jambu................... 54 B. Visi dan Misi MI Negeri Jambu..................................... 55 C. Tujuan Pendidikan MI Negeri Jambu............................ 56 D. Kegiatan Kesiswaan....................................................... 57 1. Kegiatan Intrakurikuler............................................
xii
57
2. Kegiatan Ekstrakurikuler.........................................
57
E. Subyek Penelitian dan Karakteristik Obyek Penelitian ........................................................................................ 57 F. Pelaksanaan Penelitian .................................................. 58
BAB IV
1. Siklus I ...................................................................
58
2. Siklus II...................................................................
61
3. Silkus III .................................................................
64
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................ 66 1. Perhatian Siswa.......................................................
66
2. Keaktifan Siswa .....................................................
68
3. Hasil Belajar Siswa.................................................
69
B. Analisa Hasil Penelitian ..............................................
71
1. Perhatian Siswa ......................................................
72
2. Keaktifan Siswa......................................................
74
3. Hasil Belajar Siswa.................................................
77
C. Pembahasan................................................................... 79
BAB V
1. Perhatian Siswa .....................................................
79
2. Keaktifan Siswa.....................................................
80
3. Hasil Belajar Siswa................................................
81
PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................
83
B. Saran-saran ..................................................................
84
xiii
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL I
DATA
KEPALA
DAN
GURU
MI
AL
ISLAM
GEMAWANG KEC. JAMBU KAB. SEMARANG ................................................................................................ ................................................................................................ 53 TABEL II
DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS MI NEGERI JAMBU ................................................................................................ ................................................................................................ 54
TABEL III
DATA JUMLAH SISWA MI NEGERI JAMBU ................................................................................................ ................................................................................................ 54
TABEL IV
PERHATIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIQIH MATERI KETENTUAN IBADAH HAJI ................................................................................................ ................................................................................................ 66
TABEL V
KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIQIH MATERI KETENTUAN IBADAH HAJI ................................................................................................ ................................................................................................ 68
TABEL VI
HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIQIH
MATERI
KETENTUAN
xv
IBADAH
HAJI
................................................................................................ ................................................................................................ 70 TABEL VII
RATA-RATA PERHATIAN SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 72
TABEL VIII
DATA PERHATIAN SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 73
TABEL IX
DATA BANTU PERHATIAN SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 74
TABEL X
DATA HASIL ANALISA PERHATIAN SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 74
TABEL XI
RATA-RATA KEAKTIFAN SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 75
TABEL XII
DATA KEAKTIFAN SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 75
TABEL XIII
DATA BANTU KEAKTIFAN SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 76
xvi
TABEL XIV
DATA HASIL KEAKTIFAN SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 76
TABEL XV
DATA RATA-RATA HASIL BELAJAR SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 77
TABEL XVI
DATA HASIL BELAJAR SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 78
TABEL XVII DATA BANTU HASIL BELAJAR SISWA ................................................................................................ ................................................................................................ 78
xvii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Juwariyah
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 20 Januari 1985 3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Warga Negara
: Indonesia
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Krajan Gemawang Rt 02 Rw 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang
7. Riwayat pendidikan
: SD Negeri 1 Plumutan Lulus Tahun 1998 SMP Negeri 1 Bancak Lulus Tahun 2001 MAN 1 Salatiga Lulus Tahun 2005 D II STAIN Salatiga Lulus Tahun 2007
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya
Salatiga, Agustus 2010 Penulis
Juwariyah
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Proses belajar mengajar sangat penting dalam dunia pendidikan sehingga perlu mendapat perhatian demi kelangsungan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Pendidikan merupakan salah satu penentu keberhasilan pembangunan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena pendidikkan dapat mengembangkan kemampuan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia yang diharapkan. Pendidikkan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Pendidikkan menurut Kamus Besar Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Hadikusumo, dkk, 1999:23). Sedangkan menurut Tilaar (2004:54) Pendidikan Nasional didiskripsikan sebagai proses humanisasi seseorang, berlangsung dalam lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat yang berbudaya, kini dan masa depan.
1
2
Salah satu pendidikan nasional adalah adanya pendidikan formal di sekolah. Penyelenggara pendidikan, melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Pada konteks pembelajaran ini guru sebagai peranan penting dalam proses belajar mengajar, sehingga diharapkan guru mampu berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik, sehingga ilmu yang ditransfer guru lebih mudah diterima oleh peserta didik dan guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada kurikulum dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk persiapan pembelajaran. Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilaksanakan dengan melakukan perbaikan-perbaikan, perubahan-perubahan, dan pembaharuan terhadap aspek–aspek yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan yang meliputi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, dan metode pembelajaran. Metode pembelajaaran yang dilakukan oleh guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pendidikan. Penggunaan metode yang tepat akan menentukan keefektifan dan keefisienan dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu memilih dan menerapkan metode yang tepat sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. Terdapat beberapa metode yang telah lama digunakan oleh para guru antara lain : metode ceramah,
3
metode Tanya jawab,dan metode resitasi. Serentetan metode tersebut bisa dikatakan metode konvensional. Model pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan oleh sebagaian besar guru yang tidak sesuai dengan tuntutan jaman, karena pembelajaran yang dilakukan kurang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dimungkinkan mampu mengantisipasi kelemahan metode pembelajaran komvensional adalah dengan mengunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Pembejaran model ini lebih meningkatkan kerja sama antar siswa. Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok
belajar
yang
terdiri dari siswa-siswa yang bekerja sama dalam suatu perencanaan kegiatan. Dalam pembelajaran ini setiap anggota diharapkan dapat saling bekerja sama dan bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri maupun pada kelompoknya. Sistem pembelajaran Fiqih khususnya materi ibadah haji pada saat ini masih didominasi oleh metode pembelajaran konvensional. Karena metode ini tidak begitu banyak mengembangkan kemampuan berfikir siswa terutama dalam menyelesaikan permasalahan. Kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada seorang guru dengan bercerita atau ceramah. Siswa tidak terlibat aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, disamping itu guru masih jarang menggunakan media pembelajaran sehingga pembelajaran kurang bermakna dan sulit dipahami, dan itu salah satu yang menjadi penyebab kurang tercapainya tujuan yang kita harapkan. Pada dasarnya setiap anak
4
memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan untuk itu, diharapkan seorang guru dituntut mampu menggali dan mengembangkan potensi yng dimiliki setiap anak. Salah satu cara adalah mengelola pembelajaran yang dapat
memberikan
kesempatan
kepada
anak
untuk
terlibat
dalam
mengekspresikan segala potensi yang dimiliki dengan menerapkan metode sesuai materi yang disampaikan. Metode adalah cara yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan. Dengan kata lain metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai yang diharapkan (Ismail, 2008:8). Penggunaan metode sangat mempengarui keberhasilan suatu pembelajaran, oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa (Sudjana, 1987:76). Proses pembelajaran Fiqih di sekolah masih bersifat monoton, di mana guru hanya menggunakan metode konvensional sehingga pelajaran Fiqih terlebih pada pokok bahasan ibadah haji kurang diminati siswa kelas V. Hal ini berdampak kurang optimalnya hasil belajar Fiqih pada materi ibadah haji pada siswa. Haji
merupakan rukun islam ke 5, dan hukumnya wajib
melaksanakan bagi yang mampu, sebagai umat Islam harus tahu dan paham tentang haji, materi haji ini dipelajari pada siswa kelas V semester II. Materi haji ini terdapat pembahasan yaitu pengertian haji, hukum melaksanakan haji,
5
hal-hal pokok dalam ibadah haji diantaranya syarat haji, rukun haji, wajib haji, dan amalan-amalan ibadah haji. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti mencoba untuk menerapkan metode cooperative Learning tipe Jigsaw. Metode cooperative learning adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalm membantu atau bekerja semasa yang teratur dalam suatu kelompok sedangkan metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian. Karena metode ini cocok diterapkan di Indonesia sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong. Selain itu, metode ini menuntut peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode cooperative Learning tipe Jigsaw belum banyak diterapkan oleh guru-guru Fiqih terutama pada materi ibadah haji di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Semarang termasuk diantaranya di MI Negeri Jambu. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud melaksanakan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Kelas V Semester II dengan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw pada Materi Ketentuan Ibadah Haji di MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010”.
6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka muncul permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah penerapan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa tehadap pembelajaran Fiqih pada materi Ketentuan Ibadah Haji semester II di kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. 2. Adakah peningkatan sikap siswa terhadap pembelajaran Fiqih materi Ketentuan Ibadah Haji dengan metode cooperative learning tipe jigsaw semester II di kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang akan dicapai setelah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran Fiqih dengan penerapan metode Cooperatif Learning tipe Jigsaw pada materi Ketentuan Ibadah Haji
di MI Negeri Jambu tahun pelajaran
2009/2010. 2. Mengetahui peningkatan sikap siswa terhadap materi pembelajaran Fiqih materi Ketentuan Ibadah Haji dengan metode cooperative learning tipe jigsaw di MI Negeri Jambu Tahun pelajaran 2009/2010
7
D. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71), sementara hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data (Sugiyono, 2008:96). Berangkat dari uraian di atas, untuk memperoleh jawaban sementara, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Ada peningkatan positif terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Cooperatif Learning Jigsaw atau juga bisa dikatakan bahwa penggunaan metode Cooperatif Learning Jigsaw bisa meningkatkan hasil belajar siswa.”
E. Manfaat Penelitian Tindakan Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Untuk Siswa a. Menambah motivasi dan rasa percaya diri dalam proses belajar mengajar. b. Untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih pada materi ibadah haji dan diharapkan menarik minat siswa dalam mempelajari Fiqih pada umumnya. 2. Untuk guru
8
a. Diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam proses pembelajan Fiqih dan sebagai referensi bagi guru agar tidak monoton dalam pembelajaran Fiqih sehingga guru dapat (bervariasi) menggunakan metode pembelajaran Fiqih b. Menjadi cambuk agar terus bekerja, berkarya dan berinovasi untuk menjadikan siswa yang unggul. 3. Untuk Lembaga Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
yang baik bagi sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Fiqih. 4. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya metode pembelajaran Fiqih dan penerapannya di MI.
F. Definisi Oprasional Untuk menghindari kesalahpahaman definisi pada penelitian ini maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah sebagai batasan penelitian. 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan indifidu secara keseluruhan baik fisik maupun psikis untuk mencapai perubahan
9
dalam tingkah laku. Sedangkan menuru
Gagne dalam Munjiono,
(2002:10) belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Menurut Gegne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi pada dasarnya belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan b. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai suatu tujuan yang akan dicapai. Dikatakan suatu proses dimana guru melakukan proses mengatur, mengorganisasi lingkungan kelas, dan mengevaluasi (Sudjana, 1991:29). Pada tahap pembelajaran guru pun melakukan kegiatan pembimbingan siswa yang melakukan proses belajar. Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa yang diperoleh dari proses pembelajaran, sebelum pembelajaran dirumuskan tujuan belajar. 2. Hasil Belajar
10
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2010: 5). Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Hasil belajar biasanya dinyatakan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru (Mudjiono, 1994:245) hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi (7A) dampak pengajaran (7B) dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam nilai angka raport, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan, sedangkan danpak pengiring adalah pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar (Mudjiono, 2002: 4). 3. Metode Cooperative Learning Metode pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam stuktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang ataau lebih di mana keberhasilan kerja sama sangat dipengaruhi
11
oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri (Solihatin, 2008: 4). Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. 4. Metode pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Texas, dan kemudian di adaptasi oleh Slavin dan teman-teman di John Hopkins. Jigsaw adalah tipe pembelajaran cooperative yang dikembangkan oleh
Elliot
Aronson’s.
Model
pembelajaran
ini
didesain
untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan materi tersebut kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun sosial siswa sangat diperlukan. Metode cooperative learning tipe jigsaw menurut Slavin dan Ibrahim dkk (2000) merupakan suatu metode yang diterapkan dengan membagi siswa kedalam kelompok-kelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar yang hiterogen. 5. Mata Pelajaran Fiqih Materi Ketentuan Ibadah Haji Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah (MI) termasuk bagian dari Pendidikan Agama Islam yang berdiri sendiri di samping Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.
12
Berbeda dengan di Sekolah Dasar (SD) yang mana Pendidikan Agama Islam tidak dirinci, tetapi menjadi satu kesatuan. Pada mata pelajaran Fiqih ini dipelajari tentang seluk beluk hukum Islam yang berhubungan dengan ibadah dan muamalah. Bagaimana suatu perbuatan atau kejadian ditetapkan hukumnya oleh agama Islam? Apa hikmah dan manfaat dari adanya keputusan hukum itu? Serta bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan umat Islam?
G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan (model) penelitian tindakan kelas. Istilah “penelitian tindakan kelas” diartikan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Aqib, 2006: 13). Dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan tiga siklus tindakan, setiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Tiga siklus tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa maupun keaktivan siswa. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini akan diterapkan pada pembelajaran Fiqih di kelas V MI Negeri Jambu tahun pelajaran 2009/2010, dengan jumlah siswa 30, yang terdiri dari laki-laki 11 siswa dan perempuan 19 siswa. 3. Langkah-langkah atau siklus penelitian
13
a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran Fiqih pada pokok bahasan Ketentuan Ibadah Haji. Kegiatan ini meliputi: 1) Peneliti menetapkan alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Fiqih, pokok bahasan Ketentuan Ibadah Haji. 2) Peneliti melakukan simulasi
pembelajaran Fiqih dengan
menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw. 3) Membuat alat dan lembar observasi. 4) Mendesai alat evaluasi. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pada tahap ini dilakaukan proses belajar, apersepsi, pre-tes, pembelajaran dan evaluasi. Pada tahap apersepsi siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, pelaksanaan pembelajaran ini guru akan menerapkan pembelajaran dengan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw pada kelas V. c. Observasi Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati yaitu keaktifan
14
siswa dalam belajar kelompok dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dalam tahap ini, secepatnya dilakukan analisis dan pemaknaan dengan maksud untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan observasi tersebut, guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga dapat dijadikan landasan untuk melakukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya tahap-tahap tersebut di atas dapat digambarkan dalam model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai berikut:
15
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS 1
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan SIKLUS III 4. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulam data dilakukan empat metode yaitu : Metode tes, angket, observasi, dokumentasi. a. Tes Bentuk tes yang dipakai adalah tes objektif. Tes objektif adalah tes yang hanya satu jawaban dianggap benar. b. Metode Angket Angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:140).
16
Angket dibagikan kepada responden untuk mengetahui dan memperoleh informasi tentang tanggapan siswa terhadap penggunaan metode cooperative learning tipe jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar dengan hasil belajar yang diperolehnya sebagai akibat penggunaan metode cooperative learning tipe jigsaw tersebut. Angket yang diberikan bersifat tertutup (closed form) sehingga dalam menentukan jawaban responden tinggal menulis pilihan jawaban yang disediakan. c. Observasi Menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam (Sugiono, 2008: 203) Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, sutau proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Melalui observasi ini dapat diketahui bagaimana sikap dan tanggapan siswa terhadap materi pelajarn tertentu, sistem dan metode pembelajarn yang disampaikan guru dan sampai dimana tingkat kemampuan dan pemahaman siswa. b. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis, metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai halhal atau variabel yang berupa benda- benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan- peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 1998: 149). Meteode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data-data mengenai seluk beluk MI Negeri Kec.
17
Jambu Kab. Semarang dan juga untuk mengetahui nilai / hasil belajar siswa sebelum diadakan penelitian. 5. Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis deskripsi kualitatif. Penelitian Kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam mempelajari skripsi ini, maka peneliti menyusun sistematika skripsi yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. 1. Bagian awal skripsi meliputi
halaman sampul, lembar logo, halaman
judul, halaman pengesahan, halaman moto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak. 2. Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab yaitu: Bab I Pendahuluan, dalam hal ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi istilah/operasional, metodologi penelitian. Pada metode penelitian terdapat rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah/siklus penelitian, instrument penelitian, pengumpulan data, analisis data,dan sistematika penulisan.
18
Bab II Landasan teori yaitu bab yang menguraikan tentang kajian pustaka dan kerangka pemikiran yang meliputi belajar, pembelajaran, hasil belajar, metode Cooperative Learning, metode pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Bab III Pelaksanaan penelitian yaitu bab yang menguraikan tentang gambaran umum subyek penelitian, pelaksanaan penelitian yang meliputi diskripsi pelaksanaan siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi dan diskripsi pelaksanaan siklus II dan III. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, yaitu bab yang menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan. Bab V Penutup, yaitu bab yang menguiraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. 3. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, surat izin, daftar riwayat hiudup dan dokumentasi.
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Hal ini dapat dilihat pada proses perkambangan bayi atau anak manusia mulai dari minum ASI, tengkurep, duduk, merangkak, berjalan dan berbicara. Pada dasarnya belajar merupakan suatu proses yang menuju keperubahan tingkah laku. Sedangkan belajar menurut Morris L. Bigge dalam Ismail (2008: 9) adalah perubahan yang menetap pada diri seeorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis tetapi, perubahan itu terjadi pada pemahaman perilaku, persepsi, atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi tertentu.
Dari
pengertian di atas muncul beberapa indikator yaitu: a. Belajar ditandai adanya perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku dan keterampilan yang relatif tetap pada diri seseorang sesuai tujuan yang diharapkan b. Belajar terjadi melalui proses dan pengalaman yang bersifat komulatif c. Belajar merupakan mental aktif konstruktif yang terjadi melalui mental proses. Mental proses adalah serangkaian proses kognitif yang
20
meliputi persepsi, perhatian, mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan indifidu secara keseluruhan baik fisik maupun psikis untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku. Sedangkan menuru Gagne dalam Munjiono ( 2002: 10) belajar merupakan kegiatan yang kompleks. terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Menurut Gegne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman
individu
itu
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya. Jadi pada dasarnya belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan. Pengatahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya yang dimiliki seseorang tidak dapat diidentifikasi karena ini merupakan kecenderungan perilaku saja. Hal ini dapat diidentifikasikan bahkan dapat diukur dari penampilan. Penampilan ini dapat berupa kemampuan menjelaskan, menyebutkan sesuatu atau melakukan suatu perbuatan. Jadi kita dapat mengidentifikasi hasil belajar melalui penampilan. Namun demikian, individu dapat dikatakan telah menjalani proses belajar,
21
meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecenderungan perilaku. Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk,dan berkambang disebabkan karena belajar. Karena itu seorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku dapat diamati dan berlaku dalam waktu relative lama. Perubahan tersebut disertai usaha orang tersebut dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakan sesuatu. Tanpa usaha, walaupun terjadi perubahan tingkah laku, bukanlah belajar. Kegiatan dan usaha untuk memcapai perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Dengan demikian belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil belajar (Suprijono, 2010: 4). Menurut Gagne dalam Sudjana (2009: 46) berpendapat, bahwa belajar dapat dilihat dari segi proses dan dapat pula dilihat dari segi hasil. Dari segi proses menurut Gagne ada delapan tipe perbuatan belajar, yaitu: a. Belajar signal, merupakan bentuk belajar paling sederhana yaitu memberikan reaksi terhadap perangsang. b. Belajar mereaksi perangsang melalui pengetahuan, yaitu memberikan reaksi yang berulang-ulang manakala terjadi reinforcement atau penguatan.
22
c. Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar menghubungkan gejala atau faktor antara yang satu dengan yang lain. d. Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk katakata, bahasa terhadap perangsang yang diterimanya. e. Belajar membedakan hal yang majemuk, memberikan reaksi yang berbeda terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya. f. Belajar konsep, yaitu menempatkan objek menjadi satu klasifikasi tertentu. g. Belajar kaidah atau belajar prinsip, yaitu menghubung-hubungkan beeberapa konsep. h. Belajar memecahkan masalah, yaitu menggabungkan beberapa kaidah atau prinsip untuk memecahkan persoalan. Ali Muhammad (1992: 22) menjelaskan beberapa prinsip umum tentang belajar yaitu: c. Proses belajar adalah kompleks namun terorganisasi. d. Motivasi sangat penting dalam belajar. e. Belajar berlangsung dari yang sederhana meningkat kepada yang kompleks. f. Belajar melibatkan proses pembedaan dan penggeneralisasian berbagai respons. 2. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik agar mereka dapat belajar sesuai kebutuhan dan minatnya.
23
Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Sedangkan pembelajaran menurut Oemar Hamalik dalam Ismail (2008: 9) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran, guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah pesera didik (Suprijono, 2010: 13).
Kegiatan
pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, dalam pembelajaran terdapat pengakuan terhadap kemampuan siswa untuk belajar, dan kemampuan ini akan terwujud dengan bimbingan guru. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai suatu tujuan yang akan dicapai. Dikatakan suatu proses dimana guru melakukan proses mengatur, mengorganisasi lingkungan kelas, dan mengevaluasi (Sudjana, 1991:29). Pada tahap pembelajaran guru pun melakukan kegiatan pembimbingan siswa yang melakukan proses belajar. Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa yang diperoleh dari proses pembelajaran, sebelum pembelajaran dirumuskan tujuan belajar. Menurut Gagne dalam Munjiono (2002: 11) klasifikasi tujuan belajar dibagi kedalam lima katagori, yaitu sebagai berikut:
24
a. Informasi Verbal Kemampuan untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilikan informasi verbal memungkinkan individu berorientasi dalam kehidupan. b. Keterampilan intelektual Kecakapan
yang
berfungsi
untuk
berhubungan
dengan
lingkungan hidup serta mempersentasikan konsep dan lambang. Keterampilan ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan terdevinisi, dan prinsip. c. Strategi kognitif Kemampuan
menyalurkan
dan
mengarahkan
aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. d. Keterampilan motorik Kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap Kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Seperangkat faktor yang memberikan kontribusi belajar adalah kondisi internal siswa. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional, dan kondisi social, seperti kemampuan bersosialisasi dengan
25
lingkungan. Siswa yang memiliki motivasi rendah akan mengalami kesulitan
dalam mempersiapkan diri untuk memulai belajar karena
teringat oleh perilaku guru yang diikuti. Faktor-faktor internal terntuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar, dan perkembangan. Selain kondisi internal, kondisi eksternal lingkungan juga mempengaruhi faktor belajar. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar bermacam-macam seperti derajat kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan prestasi belajar. Jadi agar prestasi yang diharapkan dapat tercapai maka perlu adanya kondisi internal dan eksternal yang mendukung. 3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap, apreisasi dan keterampilan. (Suprijono, 2010: 5). Merujuk pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2010: 5) hasil belajar berupa: Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognotifnya sendiri. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
26
Sedangkan menurut Bloom, hasil belajar menyangkut kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, menerapkan, menguraikan, mengorganisasikan, dan menilai. Domain efektif yaitu sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi, dan karakteristik. Domain psikomotorik yaitu keterampilan produktif, teknik, fisik, social, manajerial dan intelektual. Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah
satu
aspek
potensial
kemanusiaan
saja
melainkan
komprehensip. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Hasil belajar biasanya dinyatakan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru (Mudjiono, 1994: 245) hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi (7A) dampak pengajaran (7B) dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam nilai angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan, sedangkan dampak pengiring adalah pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar (Mudjiono, 2002: 4).
27
Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar aspek kognitif saja berupa tes formatif dari soal yang diberikan oleh guru. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa V semester genap sebelum dan sesudah menggunakan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw. 4. Metode Cooperative Learning Undang-undang sistem pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkan dan memahami berbagai metode pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang mantap oleh guru. Metode pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pembelajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstuktur yang mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dan membantu diantara sesama dalam struktur kerja yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota itu sendiri (Solikhatin, 2008: 4) yang termasuk di dalam stuktur ini adalah lima unsur pokok (Johson & Johson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung
28
jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Menurut Johson (1994) dalam bukunya Solikhatin (2008: 4), belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajarn yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut . Sehubungan dengan pengertian tersebut, menurut Slavin (1984) dalam bukunya Solikhatin (2008: 4) mengatakan
bahwa
Cooperative
Learning
adalah
suatu
model
pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat hiterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individu maupun kelompok. Cooperative Learnig diartikan sebagai suatu stuktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok, karena belajar dalam model cooperative learning harus ada “struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan terjadi interaksi
secara
terbuka
dan
hubungan-hubungan
yang
bersifat
interdependensi yang efektif diantara anggota kelompok (Slavin, 1983) ; (stahl, 1994) dalam Solikhatin, (2008: 4), dan Stahl (1994) dalam Solikhatin (2008: 5) mengatakan bahwa model pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu system kerja sama
29
dalam memcapai hasil yang optimal dalam belajar. Model pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat,yaitu “getting better together “, “atau raihlah yanga lebih baik secara bersamasama” (Slavin, 1992) dalam Solikhatin,( 2008: 5). Unsur-unsur dalam pembelajaran Cooperative learning adalah sebagai berikut: a. Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”. b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dalam kelompok, seperti milik mereka sendiri. c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompok memeiliki tujuan yang sama. d. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan. e. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersamaselama proses belajar. f. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok (Ibrahim, 2000: 16). Manfaat diterapkannya model pembelajaran cooperative menurut Linda Lungren (Ibrahim, 2000: 18), adalah sebagai berikut; a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas; b. Rasa harga diri menjadi tinggi; c. Memperbaiki kehadiran; d. Angka putus sekolah memjadi rendah;
30
e. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi besar; f. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; g. Konflik antar pribadi memjadi berkurang; h. Sikap apatis berkurang; i. Pemahaman yang lebih mendalam; j. Motivasi lebih besar; k. Hasil belajar lebih tinggi; l. Retensi lebih lama; m. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Model
pembelajaran
Kooperatif memiliki ciri-ciri
sebagai
berikut: a. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif. b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c. Jika didalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula. d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan pembelajaran
kooperatif berbeda dengan kelompok
konvensional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan
31
individu di orientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberadaan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Prinsip-prinsip dasar dalam penggunaan metode cooperative learning menurut Stahl (1994) dalam Solikhatin (2008: 7) adalah sebagai berikut : a. Perumusan tujuan siswa harus jelas Sebelum menggunakan strategi pembelajaran guru hendaknya memulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan spesifik.Tujuan tersebut menyangkut apa yang diinginkan guru untuk dilakukan siswa dalam kegiatan belajarnya. Perumusan tujuan harus sesuai kurikulum dan tujuan pembelajaran. b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar Guru mampu mengondisikan kelas agar siswa menerima tujuan pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan kepentingan kelas, sehingga setiap orang dalam kelompoknya menerima dirinya untuk bekerja sama dalam mempelajari seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang telah ditetapkan untuk dipelajari. c. Ketergantungan yang bersifat positif Untuk mengondisikan terjadinya interdependensi diantara siswa dalam kelompok belajar maka guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas pelajaran sehingga siswa memahami dan mungkin untuk melakukan hal itu dalam kelompoknya
32
d. Interaksi yang bersifat terbuka Dalam kelompok belajar, interaksi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. d. Tanggung jawab individu Siswa mempunyai tanggung jawab, yaitu mengerjakan dan memahami materi atau tugas bagi keberhasilan dirinya maupun keberhasilan
anggota
kelompoknya
sesuai
tujuan
yang
telah
ditetapkan. e. Kelompok bersifat hiterogen Keanggotaan kelompok harus bersifat hiterogen sehingga interaksi kerja sama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda, kondisi belajar seperti itu akan tumbuh dan berkembang nilai, sikap, moral, dan perilaku siswa. f. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif Pada kegiatan kerja dalam kelompok, siswa harus belajar bagimana meningkatkan interaksinya dalam memimpin, diskusi, bernegosiasi,
dan
mengklarifikasi
berbagai
masalah
dalam
menyelesaikan tugas-tugas kelompok. g. Tindak lanjut Guru harus mengevaluasi dan memberikan berbagai masukan terhadap hasil pekerjaan siswa dan aktivitas mereka selama belajar kelompok tersebut bekerja.
33
h. Kepuasan dalam belajar Setiap siswa dan kelompok harus memperoleh waktu yang cukup
untuk
belajar
dalam
mengembangkan
pengetahuan,
kemampuan, dan ketrampilannya. Apabila siswa tidak memperoleh waktu waktu yang cukup dalam belajar, maka keuntungan akdemis dari penggunaan cooperative learning akan sangat terbatas. Langkah-langkah dalam penggunaan pembelajaran Cooperative Learning secara umum (Stahl, 1994) dan (Slavin, 1983) dalam Solikhatin (2008: 10) yaitu: a. Merencanakan program pembelajaran. Pada langkah ini guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Di samping itu, guru menetapkan sikap dan keterampilan
sosial yang diharapkan dikembangkan
dan
diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. b. Merancang
lembar
mengobservasi
observasi
kegiatan
siswa
yang
akan
dalam
belajar
digunakan
untuk
bersama
dalam
kelompok-kelompok kecil. c. Melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, guru membimbing dan mengarahkan siswa baik secara individu maupun kelompok, baik dalam memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung. d. Memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini,
34
guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengoreksi dan mengarahkan pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya. 5. Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di John Hopkins. Jigsaw adalah tipe pembelajaran cooperative yang dikembangkan oleh
Elliot
Aronson’s.
Model
pembelajaran
ini
didesain
untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan materi tersebut kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun sosial siswa sangat diperlukan. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Metode cooperative learning tipe jigsaw memrupakan suatu metode yang diterapkan dengan membagi siswa kedalam kelompokkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar yang hiterogen. Metode cooperative learning tipe jigsaw dapat diterapkan dengan membentuk 2 macam kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal terdiri dari 4 sampai 6 anggota yang hiterogen. Setiap anggota kelompok memperoleh bagian materi yang berbeda-beda. Setelah itu setiap anggota
35
yang memperoleh bagian materi yang sama berkumpul dan membentuk kelompok yang disebut kelompok ahli. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga siswa saling tergantung dengan satu yang lain dan harus kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Tahap-tahap pembelajaran metode cooperative learning tipe jigsaw adalah sebagai berikut : a. Tahap Persiapan 1) Materi Materi dipilih dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran secara kelompok. 2) Membagi siswa dalam kelompok Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok setelah terlebih dahulu menetapkan jumlah anggota kelompok. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang heterogen. b. Tahap pembelajaran Tahap pembelajaran dimulai dengan guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya siswa diorganisasikan dalam kelompok asal. Kemudian setiap anggota
36
kelompok-kelompok asal yang memiliki topik yang sama berkumpul dan berdiskusi dalam kelompok yang sama yang disebut kelompok ahli. Setelah itu mereka kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan tentang topik yang telah mereka pelajari dalam kelompok ahli. c. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi dimana siswa diberikan evaluasi hasil diskusi dalam bentuk tes individual. Agar pelaksanaan pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw dapat berjalan dengan baik, maka upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a. Guru
senantiasa
mempelajari
teknik-teknik
pembelajaran Cooperative Learning
penerapan
model
tipe jigsaw di kelas dan
menyesuaikan materi yang akan diajarkan. b. Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelompok merupakan kelas heterogen. c. Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw d. Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber. e. Mensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan informasi yang dapat memdukung proses pembelajaran. Tujuan penerapan pembelajaran metode Cooperative Learning tipe Jigsaw yaitu untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan
37
bertanggung jawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya. 6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw a. Kelebihan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw Cooperative Learning Tipe Jigsaw Menurut Ibrahim dkk (2000) dalam Sutarnombs.wordpress.com (2009/15/06) menyatakan bahwa belajar cooperative dapat mengmbangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangakan kemanpuan akademis siswa, sedangkan menurut Ratumanan (2002) dalam Sutarnombs.wordpress.com (2009/15/06) menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual perkembangan siswa dan juga belajar kooperatif sangat efektif untuk memperbaiki hubungan antar suku dan etnis dalam kelas multibudaya dan memperbaiki hubungan antar siswa penyandang cacat. b. Kelemahan Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi “pengganjal” aplikasi metode ini di lapangan yang harus kita cari jalan keluar atau solusinya, menurut Roy Killen (1996) dalam Sutarnombs.wordpress.com (2009/15/06) adalah sebagai berikut: 1) Prinsip utama pola pembeljaran in adalah “peer teaching” pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena
38
perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain. Dlam hal ini pengawasan guru memjadi hal mutlak di perlukan, agar jangan sampai terjadi “ misconception”. 2) Dirasa sulit
meyakinkan
siswa untuk
mampu
berdiskusi
menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak punya rasa percaya diri. Pendidik harus mampu memainkan perannya mengorkestrasikan metode ini. 3) Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini berjalan dengan baik. 4) Aplikasi metode ini pada kelas besar( lebih dari 40 siswa) sanagat sulit. Tetapi bisa diatasi dengan model “team teaching” Sesuai dengan namanya, teknis penerapan tipe pembelajaran ini maju mundur seperti gergaji. Menurut Arends (1997) dalam Sutarnombs.wordpress.com (2009/15/06) langkah-langkah penerapan model pembelajaran jigsaw dalam Fiqih materi ibadah haji, yaitu: 1) Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang 2) Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk membahas topik, wakil ini disebut dengan kelompok ahli 3) Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topic yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topic tersebut
39
4) Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali kekelompok
masing-masing
(kelompok
asal),
kemudian
menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya 5) Guru memeberikan tes individual pada akhir pembelajaran tenteng materi yang telah didiskusikan Kunci pembelajaran ini adalah interpedensi setiap siswa terhadap anggota kelompok untuk memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tes dengan baik. Bila dibandingkan dengan metode pembelajaram tradisional, model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, berdasarkan uraian diatas, dapat disederhanakan baik kelebihan maupun kelemahan dalam menerapkan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw yaitu: 1) Guru berperan sebagai pendamping, penolong, dan mengarahkan siswa dalam mempelajari materi pad kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya. 2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat. 3) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat. Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan atau kelemahan-kelemahan yaitu:
40
1) Pembagian kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan kelompok yang anggotanya lemah semuanya. 2) Penugasan anggota kelompok untuk menjadi ahli sering tidak sesuai antara kemanpuan dengan kompetensi yang harus dipelajari. 3) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. 4) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi ketika sebagai tenaga
ahli
sehingga
dimungkinkan
terjadinya
kesalahan
(missconception)
B. Fiqih Ketentuan Ibadah Haji 1. Pengertian Fiqih dan Ilmu Fiqih Fiqih berasal dari kata fuqaha, yaitu jika dipandang dari sudut bahasa atau secara terminology artinya memahami atau mengerti. Jadi fiqih adalah hasil pemahaman atau ijtihat manusia, maka sifatnya relative, bisa berbeda antara satu orang dengan orang lain, atau bisa jadi berbeda karena perbedaan kedaerahan, bisa berubah sesuai perkembanga jaman. Arti fiqih yang kebanyakan dikenal sekarang ini adalah segala peraturan hidup yang mengatur amal perbuatan manusia yang mencakup lima hukum, yaitu halal, haram, sunah, makruh, dan mubah (Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1981: 10).
41
Sedangkan ilmu fiqih adalah suatu ilmu yang mempelajari syariat yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut (Syafi’I Karim, 1997: 11). Pelajaran fiqih dalam Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajarn ,latihan, penggunaan, pengalaman, dan pembiasaan. Mata Pelajaran Fiqih di Madarsah Ibtidaiyah meliputi fiqih ibadah dan fiqih muamalah. Fiqih ibadah meliputi shalat, zakat, puasa, haji, dan jihat sedangkan fiqih muamalah meliputi mu’awadah (nikah), munakahat (hukum acara), amanat, dan lain-lain. 2. Pengertian Ketentuan Ibadah Haji Haji merupakan rukun islam yang kelima, yang merupakan ibadah wajib bagi mereka yang telah mampu untuk menunaikannya. Sebagai penyempurnaan rukun islam jaminan haji adalah surga apabila di lakukan dengan niat ikhlas hanya karena mencari keridhoan Allah swt. Haji telah dikenal sejak zaman Nabi Ibrahim a.s pada wkatu itu, beliau beserta putranya, Nabi Ismail a.s diperintahkan oleh Allah swt. untuk membangun baitullah (ka’bah). Sejak itu, haji menjadi tradisi masyarakat Arab dan sekitarnya sampai ditetapkannya ibadah haji sebagai kewajiban ketika masa ke Nabian Muhammad saw. berlangsung.
42
Haji berarti menuju atau mengunjungi suatu tempat. Dalam hukum Islam, haji berarti ziarah ke Baitullah, Makah untuk melaksanakan ibadah dengan cara tertentu serta dalam waktu dan tempat-tempat tertentu. Kewajiban ibadh haji ini di perintahkan Allah swt. dalam Al-qur’an surah Ali’imran ayat 97 yang artinya “dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang–orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana” (Q.S. Ali ‘Imran/3: 97). Bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat–syarat kemampuan untuk melaksanakan ibadah haji, mereka wajib melakukannya sekali dalam seumur hidupnya adapun bagi mereka yang memiliki kemampuan dan berkeinginan melaksamnakan ibadah haji untuk yang kedua kali dan seterusnya, ibadah hajinya merupakan sunah semata, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang artinya “haji itu sekali dan barang siapa yang melakukannya lebih dari sekali maka itu sunah” (H.R Abu Daud dan Ahmad). Haji merupakan slah satu ibadah yang telah ditentukan waktunya , sebagaimana puasa Ramandhan. Bulan-bulan untuk melaksanakan haji telah di tetapkan Allah swt. Ibadah haji tidak boleh dilakukan pada bulanbulan selain yang telah ditetapkan Allah swt., yaitu bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. Waktu pelaksanaan haji adalah pada bulan Syawal, Zulkaidah, hingga terbit fajar pada malam tanggal 10 Zulhijah (Hadi, 2009: 48).
43
C. Kerangka Berfikir Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi pada dasarnya belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik saat ini cenderung untuk pencapaian target materi dan kurang membimbing siswa dalam konsep pemahaman, khususnya dalam pembelajaran Fiqih. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas sebagian besar didominasi oleh guru dengan metode ceramah, siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya, sedikit sekali peluang bagi siswa untuk bertanya. Sehingga, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif dan siswa menjadi pasif. Akibatnya berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar siswa terlebih pad Fiqih materi ibadah haji, oleh sebab itu diperlukan suatu metode pembelajaran baru agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Salah satu metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih adalah metode Cooperative Learning tipe Jigsaw. Metode cooperative learning tipe jigsaw merupakan suatu metode yang diterapkan dengan membagi siswa kedalam kelompok-kelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar yang heterogen. Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah
dengan
menggunakan metode penelitian tindakan kelas ,penelitian ini dilaksanakan di
44
kelas V mata pelajaran Fiqih pada materi ibadah haji dengan metode cooperative learning tipe jigsaw dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari siswa putra dan siswa putri, sehingga dibutuhkan pokok bahasan yang memungkinkan dapat diterapkannya metode cooperative learning tipe jigsaw dalam proses pembelajarannya. Salah satu materi yang cocok adalah materi Ketentuan Ibadah Haji. Karena materi ini memiliki sub bab yang cukup memadai untuk penerapan metode cooperatve leaning tipe jigsaw. Pelaksanaan penerapan metode pembelajaran cooperative leaning tipe jigsaw dalam penelitian ini mengacu pada instrument yang telah disusun sebelumnya, yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Rencana Pelaksanna Pembelajaran Sejarah (RPP). Siswa sebagai subjek penelitian melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai lembar kegiatan yang dibagikan oleh peneliti. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil pekerjaan dalam lembar kegiatan siswa (LKS) dan tes evaluasi yang diberikan pada akhir penelitian.
45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
f. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Negeri Jambu Pada awal berdirinya, sekitar tahun 1960an,
MI Al Islam
Gemawang merupakan lembaga pendidikan yang pada saat itu lazim disebut dengan istilah Madrasah Wajib Belajar (MWB) dengan menitik beratkan pada pendidikan agama Islam bagi anak-anak. Jumlah kelas pada saat itu adalah tiga kelas. Gedung sekolah masih menumpang pada rumah penduduk yang juga merupakan tokoh masyarakat, ulama, sekaligus pencetus didirikannya madrasah tersebut. Namanya Bapak Kyai Haji Thamrin, yang hingga saat ini masih hidup dan bisa menyaksikan perkembangan serta kemajuan madrasah yang dirintisnya. Para pengajarnya berasal dari daerah sekitar yaitu Bedono, Secang, tetapi ada juga yang berasal dari Tingkir, Bringin, dan Salatiga. Di samping mengajar di madrasah, mereka juga belajar mengaji (mondok) pada KH Thamrin. Semuanya merupakan tenaga honorer yang berjuang dengan ikhlas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tokoh setempat, nama para pengajar tadi adalah Yamahsari, Ghufron, Maskur, Dullah, dan Maskur.
46
Setelah terjadinya Pemberontakan G-30 S/PKI, pemerintah memandang perlu untuk memperkuat dan meningkatkan posisi madrasah di Indonesia. Sehingga MWB Gemawang pun diakui keberadaannya sebagai lembaga pendidikan resmi dan mendapat bantuan guru negeri dari pemerintah yang saat itu dikenal dengan istilah guru UGA (Ujian Guru Agama) , maksudnya bahwa untuk menjadi guru, pada saat itu siapapun bisa menjadi guru asal mengikuti program UGA. Pada tahun 1969 MWB Gemawang mendapat tanah wakaf dari Ibu Hj. Siti Khotijah (mertua bapak KH Thamrin) seluas 300 meter persegi. Dari tanah tersebut didirikan ruang kelas sebanyak 4 buah. Diperkirakan saat itu setiap kelas berisi 25 anak yang berasal dari dusun-dusun di bawah pemerintahan desa Gemawang. Pada perkembangan berikutnya MWB berubah nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI). Sebagai induk organisasi /lembaga yang menangani, pada tahun 1975 ditunjuklah yayasan Al Islam yang beralamat di kota Solo. Yayasan Al Islam dipilih karena pada saat itu beberapa orang guru yang bertugas di MI Gemawang mempunyai hubungan khusus dengan yayasan tersebut. Selain MI Gemawang, ikut bergabung pula MI Bedono dan MI Jerukwangi yang juga masih berada di wilayah kecamatan Jambu. Kepala Madrasah yang pernah memimpin MI Al Islam hingga ini ada tiga orang. Mereka adalah
47
c. Abadi ( 1969 – 1975 ) d. Muh Trimo ( 1975 – 2001 ) e. Lapin, S.Pd ( 2001 – sekarang ) Perkembangan MI Al Islam Gemawang mulai nampak setelah dipimpin oleh Bapak Lapin, S.Pd. Setelah sebelumnya sempat gonjangganjing mau gulung tikar, berkat kegigihan dan usaha yang sungguhsungguh dari Pak Lapin, MI Al Islam mengalami kemajuan yang cukup pesat. Saat ini jumlah siswa MI Al Islam Gemawang ada 246 siswa, terbanyak di wilayah kecamatan Jambu. Dan pada tahun 2007 telah diusulkan untuk menjadi MI Negeri. 2. Sarana dan Prasarana a. Alamat MI Al Islam Gemawang terletak di RT 02 RW 03 Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Dari jalan raya Magelang berjarak 50 meter, sebelah kiri dari arah Semarang. Desa Gemawang merupakan desa yang terletak paling selatan dalam wilayah Kabupaten Semarang. 100 meter lagi ke arah selatan akan ditemui tugu/gapura batas Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung. Terdapat beberapa siswa MI Al Islam Gemawang yang berasal dari wilayah Kabupaten Temanggung. Batas-batas MI Al Islam Gemawang adalah sebagai berikut : -
Batas barat adalah tanah dan bangunan milik Bapak KH Thamrin.
48
-
Batas timur adalah tanah dan bangunan milik Bapak Surasiyo dan Mbah Sumi
-
Batas utara adalah tanah pekarangan milik Bapak Sumadi.
-
Batas selatan adalah jalan aspal non truk.
b. Luas Tanah Tanah yang ditempati bangunan MI Al Islam beserta halaman dan pekarangan, semuanya merupakan tanah wakaf dengan luas sekitar 2.740 m2. Perolehan tanah wakaf itu sendiri melalui dua tahap. Pertama diperoleh dari ibu Hj. Siti Khotijah dengan luas 820 m2 pada tahun 1969. Dan pada tahun 2002 mendapat wakaf dari bapak Medi dengan luas 1920 m2 . Gabungan kedua tanah tersebut sudah dinyatakan sebagai milik MI Al Islam Gemawang dan sudah bersertifikat. Status tanah sangat penting artinya terutama pada saat proses pengusulan untuk menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri, sebab untuk memenuhi persyaratan menjadi Status Negeri, MI harus mempunyai tanah milik sendiri. Berkat dukungan dan doa dari masyarakat Dusun Banaran dan sekitarnya Alkhamdulillah pada tanggal 19 Juli 2009 surat keputusan (SK) penegerian turun. Kemuidian diresmikan pada tanggal 19 Agustus 2009, Sehingga MI Al Islam Gemawang menjadi MI Negeri Jambu. Saat ini jumlah guru MI Negeri Jambu terdapat 15 guru dan ditambah 1 penjaga.
49
c. Fasilitas gedung MI Negeri Jambu memiliki 3 lokal gedung. Satu lokal depan atau sebelah selatan digunakan untuk kantor kepala madrasah, ruang praktek komputer, perpustakaan, ruang kelas II, ruang kelas I, ruang kelas VI, kantor guru, dapur, gudang, ruang kelas RA pagi ( A ), dan toilet. Satu lokal bagian tengah untuk ruang kelas RA siang ( B ). Lokal sebelah utara (atas), membujur dari barat ke timur digunakan untuk ruang kelas IIIA, ruang kelas IIIB, ruang kelas IV, dan ruang kelas V.
50
Denah gedung MI Negeri Jambu
UTARA
KELAS V KELAS IV
KELAS III A
KELAS III B
KELAS RA PAGI (A) TOILET
GUDANG
KELAS RA SIANG (B)
DAPUR
KANTOR GURU
KELAS VI
KELAS II
KELAS I
HALAMAN SEKOLAH PER PUS
JALAN ASPAL KAMPUNG
RUANG KOMPU TER
RUANG KEPALA
51
d. Perlengkapan sekolah Perlengkapan sekolah MI Negeri Jambu yang tersedia saat ini adalah a. Meja siswa
: 95 buah
b. kursi siswa
: 190 buah
c. Meja guru
: 10 buah
d. Kursi guru
: 10 buah
e. Meja kayu untuk computer
: 12 buah
f. Meja kerja Kepala Madrasah
:
1 buah
g. Kursi Kepala Madrasah
:
1 buah
h. Meja kursi tamu
:
1 set
i. Rak buku perpustakaan
:
2 buah
j. Peralatan tennis meja
:
1 set
k. Etalase
:
1 buah
l. Almari kantor
:
5 buah
m. Almari kelas
:
4 buah
n. Televisi 21 inch
:
1 buah
o. DVD player
:
1 buah
p. LCD dan layer LCD
:
1 unit
q. Alat olah raga
:
1 unit
r. Kompor dan tabung gas
:
1 unit
s. Peralatan marching band
:
1 unit
t. Keyboard
:
1 buah
52
3. Data keadaan Kepala dan Guru MI Al Islam Gemawang a. Biodata Kepala dan Guru Data yang menyangkut tentang kepala dan guru MI Negeri Jambu disajikan dalam tabel di bawah ini. TABEL I DATA KEPALA DAN GURU MI AL ISLAM GEMAWANG KEC. JAMBU KAB. SEMARANG No
Nama
L/P
Pend
Tanggal lahir
Mulai bertugas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapin, S.Pd Askowiyani, A.Ma Mulyadi Amin Arroni, S.PdI Indah C, S.Pd.I Rifa’i, A.Ma Juwariyah, A.Ma Farida Kurniasih, SE Syafridayati, A.Ma
L L L L P L P P P
S1 D2 SMA S1 S1 D2 D2 S1 D2
22 – 08 – 1952 02 – 04 - 1970 11 – 07 - 1964 03 – 08 – 1978 28 – 08 - 1981 07 – 06 - 1980 20 – 01 - 1985 22 – 01 - 1986 07 – 10 - 1986
01 – 06 – 2001 18 – 07 – 2008 01 – 09 – 2003 19 – 07 – 1999 19 – 07 – 2004 11 – 07 – 2002 19 – 07 – 2006 01 – 12 – 2007 02 – 01 - 2007
10 11 12 13 14 15
Yulia Ambarani, S.PdI Esti Avia Rini, S.PdI Tri Hartanti, A.Ma Indah Suryani, A.Ma Siti Nuryati, S.Pd Bambang Sugoro
P P P P P L
SI SI D2 D2 SI PGSLP
12 – 07 - 1987 16 – 07 - 1987 15 – 07 - 1977 23 – 07 - 1986 24-09-1975 28 – 01 - 1946
05 – 12 - 2009 12 – 01 -2010 12 – 01 - 2010 05 – 12 - 2009 05 – 06 - 2005 01 – 09 - 2003
b. Daftar Pembagian Tugas Semua pegawai/personil MI Negeri Jambu
Kec. Jambu, di
samping tugas mengajar, juga mempunyai tugas lain, sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini.
53
TABEL II DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS MI NEGERI JAMBU No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Lapin, S.Pd Askowiyani, A.Ma Mulyadi Amin Arroni, S.PdI Indah C, S.Pd.I Rifa’i, A.Ma Esti Avia Rini, S.PdI Tri Hartanti, A.Ma Yulia Ambarani, S.PdI Juwariyah, A.Ma Indah Suryani, A.Ma Farida Kurniasih, SE Syafridayati, A.Ma Siti Nuryati, S.Pd Bambang Sugoro
Guru Kelas / Mengajar Qur’an Hadits Kelas IV - VI Guru Kelas III B Guru Kelas III A Guru Kelas VI Guru Kelas V Guru Kelas IV A Guru Kelas IV B Guru Kelas I A Guru Kelas I B Guru Kelas II A Guru Kelas II B Guru Mapel IPS Guru Mapel Bhs Arab Guru Mapel PKN Guru Mapel Bahasa Inggris
Jabatan lain Kepala Madrasah Urusan Kurikulum Urusan Sarana Prasarana Urusan Kesiswaan Urusan Administrasi Seksi Ekstrakurikuler Seksi Ekstrakurikuler Seksi Ekstrakurikuler Seksi Perpustakaan Seksi Perpustakaan Seksi Perpustakaan Bendahara Sekolah Seksi Ketenagaan Seksi UKS
4. Data Keadaan Siswa MI Negeri Jambu TABEL III DATA JUMLAH SISWA MI NEGERI JAMBU No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Kelas I A Kelas I B Kelas II A Kelas II B Kelas III A Kelas III B Kelas IV A Kelas IV B Kelas V Kelas VI Jumlah
Jenis Kelamin L P 10 12 9 13 12 14 13 13 11 15 10 14 10 12 9 13 11 19 12 14 110 136
g. Visi dan Misi MI Negeri Jambu 1. Visi
Jumlah 22 22 26 26 26 24 23 22 30 26 246
Keterangan
54
“Menciptakan generasi bangsa yang cerdas, kreatif, mandiri, berteknologi tinggi dan berakhlaqul karimah”. 2. Misi a. Melaksanakan
pembelajaran yang
terencana,
terprogram demi
tercapainya tujuan pembelajaran b. Membangkitkan semangat mandiri, kreatif, dan bekerja sama pada siswa. c. Memberikan suri tauladan yang akan menjadi panutan bagi peserta didik d. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung proses pembelajaran yang diinginkan e. Merencanakan dan menggali pendanaan demi lancar dan suksesnya program madrasah. h. Tujuan Pendidikan MI Negeri Jambu 1. Jangka pendek a. Memberikan bekal ilmu pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan pada siswa b. Menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan c. Memberikan rasa aman dan nyaman selama proses pembelajaran berlangsung d. Meningkatkan pembelajaran
kedisplinan
warga
sekolah
demi
suksesnya
55
2. Jangka menengah a. Menciptakan peserta didik yang berprestasi baik akademik maupun akademik di tingkat kecamatan b. Meningkatkan kualitas dan kinerja guru dengan mengikutsertakan dalam kegiatan workshop, pelatihan, seminar, dan lain-lain. c. Menjadikan sekolah yang berprestasi sehingga menjadi daya tarik bagi orang tua/ calon peserta didik d. Melengkapi sarana prasarana modern yang mendukung tujuan pembelajaran. 3. Jangka panjang a. Menghasilkan lulusan sekolah yang memiliki prestasi tinggi sebagai bekal melanjutkan pada jenjang pendidikan berikutnya. b. Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia dan taat beribadah c. Menghasilkan lulusan yang cakap, kreatif, mandiri sebagai bekal kehidupan di masa mendatang.
i. Kegiatan kesiswaan 1. Kegiatan Intrakurikuler a. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan KTSP yang memungkinkan peserta didik belajar sepanjang hari (full day school) pada hari Senin, Selasa, Rabu, bagi siswa kelas IV sampai VI b. Mengfungsikan fasilitas sekolah sebagai sarana belajar di waktu istirahat.
56
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan adalah : Pramuka, Seni tari, Drum band
j. Subyek Penelitian dan Karakteristik Obyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah siswa kelas V yaitu 30 yang terdiri dari 11siswa putra dan 19 siswa putri. Yang dijadikan obyek penelitian ini adalah mata pelajarn Fiqih sesuai dengan kompetensi dasar atau silabus pada saat penelitian ini dilaksanakan. Maka pokok bahasan yang diambil adalah Tata Cara Haji. Penelitian ini dimulai tanggal 3 Maret 2010-24 Maret 2010.
57
k. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah di desan dalam faktor yang di teliti. Kekurangan-kekurangan pada siklus pertama akan diperbaiki pada siklus kedua, dan selanjutnya siklus ketiga akan memperbaiki kekurangan pada siklus kedua. Untuk melihat hasil belajar siswa, dilakukan pre-test, ulangan harian pada siklus I dan siklus II serta ulangan harian pada siklus III. Adapun prosedur dalam penelitian tindakan ini antara lain terdiri dari : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 7. Siklus I a. Perencanaan -
Mempersiapkan materi fiqih dengan pokok bahasan Ibadah Haji sub pokok bahasan Tata cara haji.
-
Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.
-
Membuat lembar soal pre-test untuk mkengetahui kesiapan siswa ketika mengikuti pembelajaran fiqih pada materi Tata cara ibadah haji.
-
Membuat lembar soal ulangan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan siklus I.
58
b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2010 dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan meliputi: 1) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi tata cara ibadah haji. Misalnya guru bertanya kepada siswa apa pengertian haji itu? Kemudian siswa dipersilahkan untuk menjawab 2) Bertanya jawab tentang menempati urutan yang keberapa haji itu dalam rukun Islam?. 3) Bertanya jawab tentang pengertian metode cooperative learning tipe jigsaw seperti contoh siapa yang sudah tahu pengertian metode cooperative learning?. Siapa yang tahu pengertian jigsaw?. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab. 4) Guru memberikan gambaran tentang pengertian metode cooperative learning tipe jigsaw 5) Guru membagi kelompok dengan terlebih dahulu mengurutkan kemanpuan siswa dalam kelas (siswa tidak perlu tahu)
seperti
halnya siswa kelas V terdiri dari 30 siswa. Misalnya kelompok asal berarti kelompok A dari kelompok A (A1, A2, A3, A4, A5, A6); B (B1, B2, B3, B4, B5, B6); C (C1, C2, C3, C4, C5, C6); D (D1, D2, D3, D4, D5, D6); E (E1, E2, E3, E4, E5, E6). Kemudian guru
59
membagi dari kelompok asal kekelompok ahli contoh (A1, B1, C1, D1, E1) dan seterusnya. 6) Guru membagikan materi kepada setiap masing-masing kelompok. Guru membatasi waktu 10 menit untuk melakukan diskusi, setelah selesai melakukan diskusi dari kelompok ahli. Guru mengkondisikan siswa kembali kekelompok asal untuk melakukan diskusi kecil dikelompok asal dengan masing-masing materi yang telah dipelajari dari kelompok ahli. 7) Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil didkusi yang telah dipelajari. 8) Guru mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi. c. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui keaktifan p perhatian dan pemahaman siswa dalam pembelajaran fiqih materi ibadah haji dengan mengunakan
metode
cooperative
learning
tipe
jigsaw,
yang
diobservasi pada keaktifan yaitu menyampaikan pendapat dalam diskusi, aktif dalam bertanya, aktif dalam menjawab, menyampaikan hasil karya di kelompok asal, komunikasi antar siswa nampak sedangkan yang diobservasi pada perhatian siswa yaitu, menyiapkan buku sebelum dimulai pelajaran, siswa mengkondisikan diri saat pelajaran dimulai, suasana kondusif dan tenang saat pelajaran,
60
memperhatikan penjelasan guru, perhatian siswa terfokus pada pelajaran serta siswa mengetahui metode yang dipakai, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe jigsaw pada materi ibadah haji. d. Refleksi Guru melakukan perenungan dan bertanya kepada siswa untuk memberikan tanggapan terhadap pembelajaran Fiqih pada materi ibadah haji dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw. Seperti contoh apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe jigsaw pada materi ibadah haji, apakah guru sudah mempersiapkan materi pembelajaran dengan baik, dari hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis pada tahap ini. Dari hasil observasi, peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi baik dari lembar observasi maupun dari lembar pekerjaan siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya. 8. Siklus II a. Perencanan 1) Mempersiapkan materi fikih dengan pokok bahasan ibadah haji dengan sub pokok bahasan mendemonstransikan tata cara haji
61
2) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw 3) Melaksanakan siklus II b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2010. Berdasar perencanaan, kegiatan yang dilaksanakan yaitu: 1) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi mendemostrasikan tata cara haji. Misalnya guru bertanya siapa yang bisa menyebutkan urutan tata cara haji? Kemudian siswa dipersilahkan untuk menjawab 2) Bertanya jawab tentang bagaimana pakaian laki-laki saat berihram? Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab. 3). Guru membagi kelompok dengan terlebih dahulu mengurutkan kemanpuan siswa dalam kelas (siswa tidak perlu tahu)
seperti
halnya siswa kelas V terdiri dari 30 siswa. Misalnya kelompok asal berarti kelompok A dari kelompok A (A1, A2, A3, A4, A5, A6); B (B1, B2, B3, B4, B5, B6); C (C1, C2, C3, C4, C5, C6); D (D1, D2, D3, D4, D5, D6); E (E1, E2, E3, E4, E5, E6). Kemudian guru membagi dari kelompok asal kekelompok ahli contoh (A1, B1, C1, D1, E1)
62
4) Guru membagikan materi kepada setiap masing-masing kelompok. Guru membatasi waktu 15 menit untuk melakukan diskusi, setelah selesai melakukan diskusi dari kelompok ahli. Guru mengkondisikan siswa kembali kekelompok asal untuk mempersentasikan tata cara ibadah haji dikelompok asal dengan masing-masing materi yang telah dipelajari dari kelompok ahli. 5) Guru mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi c. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi sama seperti pada siklus I yaitu observasi untuk mengetahui keaktifan, perhatian, dan pemahaman siswa terhadap metode cooperative learning tipe jigsaw, yang diobservasi pada tahap ini yaitu menyampaikan pendapat dalam diskusi, aktif dalam bertanya, aktif dalam menjawab, menyampaikan hasil karya di kelompok asal, komunikasi antar siswa nampak sedangkan yang diobservasi pada perhatian siswa yaitu, menyiapkan buku sebelum dimulai pelajaran, siswa mengkondisikan diri saat pelajaran dimulai, suasana kondusif dan tenang saat pelajaran, memperhatikan penjelasan guru, perhatian siswa terfokus pada pelajaran serta siswa mengetahui metode yang dipakai, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe jigsaw pada materi ibadah haji.
63
d. Refleksi Guru melakukan perenungan dan bertanya kepada siswa untuk memberikan tanggapan terhadap pembelajaran Fiqih pada materi ibadah haji dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw. Dan hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisi pada tahap ini. Dari hasil observasi, peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi baik dari lembar observasi maupun dari lembar pekerjaan siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya. 9. Silkus III a. Perencanaan 1) Mempersiapkan materi Fiqih dengan pokok bahasan ibadah ahji dengan sub pokok bahasan beberapa larangan dalam melaksanakan ibadah haji. 2) Membuat lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan
metode
cooperative learning tipe jigsaw 3) Membuat lembar soal ulangan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan siklus III.
64
b. Pelaksanan tindakan Pelaksanan tindakan pada siklus III dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2010, berdasar perencanaan kegiatan yang dilaksanakan meliputi: 1) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi beberapa larangan selama melaksanakan ibadah haji. Misalnya guru bertanya siapa yang bisa menyebutkan larangan bagi wanita saat berihram? Kemudian siswa dipersilahkan untuk menjawab 2) Bertanya jawab tentang bagaimana pakaian laki-laki saat berihram? Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab. 3) Guru membagi kelompok dengan terlebih dahulu mengurutkan kemanpuan siswa dalam kelas (siswa tidak perlu tahu)
seperti
halnya siswa kelas V terdiri dari 30 siswa. Misalnya kelompok asal berarti kelompok A dari kelompok A (A1, A2, A3, A4, A5, A6); B (B1, B2, B3, B4, B5, B6); C (C1, C2, C3, C4, C5, C6); D (D1, D2, D3, D4, D5, D6); E (E1, E2, E3, E4, E5, E6). Kemudian guru membagi dari kelompok asal kekelompok ahli contoh (A1, B1, C1, D1, E1) 4) Guru membagikan materi kepada setiap masing-masing kelompok. Guru membatasi waktu 15 menit untuk melakukan diskusi, setelah selesai melakukan diskusi dari kelompok ahli. Guru mengkondisikan siswa kembali kekelompok asal untuk mempersentasikan tata cara
65
ibadah haji dikelompok asal dengan masing-masing materi yang telah dipelajari dari kelompok ahli. 5) Guru mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi c. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan dan jenis yang di amati sama dengan siklus I dan siklus II, yang diharapkan ada peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran Fiqih pada pokok bahasan ibadah haji. d. Refleksi Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi siswa serta hasil belajar siswa. Hasil analisis yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk menarik suatu kesimpulan apakah metode cooperative learning tipe jigsaw dapat atau tidak untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Fiqih pokok bahasan ibadah haji
66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan bab ini disusun sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu (1) meningkatkan sikap siswa yang terdiri dari perhatian dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Fiqih Ketentuan Ibadah Haji bagi siswa. (2) meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Ketentuan Ibadah Haji bagi siswa. Kedua tujuan tersebut dicapai dengan menggunakan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw. A. HASIL PENELITIAN 1. Perhatian siswa Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran Fiqih materi Ketentuan Ibadah Haji. Strategi yang penulis tempuh adalah dengan cara menggunakan metode “Cooperative Learning Tipe Jigsaw” ,untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Fiqih materi Ketentuan Ibadah Haji. Untuk mengumpulkan data mengenai hal ini, penulis menggunakan lembar observasi. Hasil pengamatan tiap-tiap siklus disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel IV. Perhatian Siswa Dalam Pembelajaran Fiqih Materi Ketentuan Ibadah Haji
NO 1 2 3 4 5
Nama Aji Diantoro Anastasya Meviyanti Andika Gilang P Arum Kurniawati Ari Kurnia R
Siklus I 30 30 35 35 40
Siklus II 40 35 40 40 40
Siklus III 45 40 45 50 50
67
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Dwi Risdiyanti Febri Ima R Galih Bagaskara Ika Purnama Sari Indriyani Laila Anggreini Mita Widyasari M. Almahfudin M. Ibnu Rusdan S. M. Nur Fauzi Nurul Isnaini Ratna Novita Sari Ririn Novita Sari Seno Hasandi N. Taufik K. Tia Marlina Widya Ayu Prastiwi Wulan Suciani Wulan Suciana Yunia Tri Ahrulia Rara Nika K. Dwi Puji Lestari Alfian Dwi Arya Suryanti Anas Yoga Setiawan Jumlah Jumlah * 2 Rata-rata
30 30 35 40 40 36 40 30 40 35 30 30 35 29 35 35 40 30 30 35 35 35 40 35 30 1030 2060 68.67
35 30 35 40 36 38 35 35 40 35 40 35 35 35 40 40 45 35 35 40 38 40 30 30 35 1107 2214 73.8
40 35 45 50 40 40 40 50 45 40 45 40 40 45 45 50 50 40 45 40 40 45 35 35 40 1290 2580 86
Dalam memberikan perhatian ini seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk mengarahkan siswa pada tujuan tertentu, agar siswa memiliki kesadaran atau dorongan yang timbul dari diri sendiri untuk lebih menekuni pelajaran.
2. Keaktifan Siswa Tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Fiqih materi Ketentuan Ibadah Haji.
68
Strategi yang penulis tempuh adalah dengan cara menggunakan metode “Cooperative Learning Tipe Jigsaw”, Hasil observasi mengenai keaktifan siswa ini dilakukan dengan menilai kondisi siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan tiap-tiap siklus disajikan dalam tabel V sebagai berikut : Tabel V. Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Fiqih Materi Ketentuan Ibadah Haji
No Nama Siswa 1 Aji Diantoro 2 Anastasya Meviyanti 3 Andika Gilang P 4 Arum Kurniawati 5 Ari Kurnia R 6 Dwi Risdiyanti 7 Febri Ima R 8 Galih Bagaskara 9 Ika Purnama Sari 10 Indriyani 11 Laila Anggreini 12 Mita Widyasari 13 M. Almahfudin 14 M. Ibnu Rusdan S. 15 M. Nur Fauzi 16 Nurul Isnaini 17 Ratna Novita Sari 18 Ririn Novita Sari 19 Seno Hasandi N. 20 Taufik K. 21 Tia Marlina 22 Widya Ayu Prastiwi 23 Wulan Suciani 24 Wulan Suciana 25 Yunia Tri Ahrulia 26 Rara Nika K. 27 Dwi Puji Lestari 28 Alfian Dwi Arya 29 Suryanti 30 Anas Yoga Setiawan Jumlah
Siklus I 70 60 70 60 60 70 60 70 80 85 60 65 70 65 70 75 80 70 60 60 65 70 60 70 60 60 60 70 70 70 2015
Siklus II 75 80 75 80 75 80 65 75 85 90 70 65 75 75 80 80 80 70 60 70 75 80 75 75 60 55 65 75 70 80 2215
Siklus III 80 85 85 85 90 90 75 80 80 90 75 80 80 80 90 90 85 80 75 80 80 85 80 80 75 70 80 85 80 90 2460
69
Rata-rata
67.17
73.83
82.00
3. Hasil Belajar Siswa Tujuan ketiga penelitian ini adalah untuk meningkatkan Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih materi Ketentuan Ibadah Haji. Strategi yang penulis tempuh adalah dengan cara menggunakan metode “Cooperative Learning Tipe Jigsaw”, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih materi Ketentuan Ibadah Haji, tentunya metode yang penulis gunakan juga dikolaborasikan dengan metode lain yang mendukung dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Untuk mengumpulkan data mengenai hal ini, penulis menggunakan lembar observasi. Hasil pengamatan tiap-tiap siklus disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel VI. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fiqih Materi Ketentuan Ibadah Haji
No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Aji Diantoro Anastasya M Andika Gilang P Arum Kurniawati Ari Kurnia R Dwi Risdiyanti Febri Ima R Galih Bagaskara Ika Purnama Sari Indriyani Laila Anggreini Mita Widyasari M. Almahfudin M. Ibnu Rusdan M. Nur Fauzi
Siklus
T/
Siklus
T/
Siklus
T/
I
BT T T T BT BT BT BT T T BT T BT T BT BT
II
BT BT T T T BT T T T T BT BT BT T T BT
III
80 70 70 70 60 90 80 70 70 80 80 80 70 70 60
BT T T T T T T T T T T T T T T BT
66 80 68 62 60 60 60 73 68 60 66 60 73 73 72
85 80 75 70 70 80 80 85 85 90 90 85 90 90 60
70
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nurul Isnaini Ratna Novita Sari Ririn Novita Sari Seno Hasandi N. Taufik K. Tia Marlina Widya Ayu P Wulan Suciani Wulan Suciana Yunia Tri Ahrulia Rara Nika K. Dwi Puji Lestari Alfian Dwi Arya Suryanti Anas Yoga S Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Tuntas Tidak Tuntas KKM
Dari
60 60 60 86 60 60 70 66 66 60 70 66 70 60 73 2012 67.07 86 60 15 15 65
BT BT BT T BT BT T T T BT T T T BT T
70 60 60 80 70 80 60 70 80 70 60 70 80 65 80
T BT BT T T T BT T T T BT T T T T
2140 71.33 90 60 18 12 65
85 70 70 90 90 85 60 60 80 90 70 80 90 70 85
T T T T T T BT BT T T T T T T T
2390 79.67 90 60 27 3 65
tabel di atas, apabila kita berpedoman pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 65, Maka pada Siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa, pada Siklus II sebanyak 18 siswa dan pada Siklus III sebanyak 27 siswa B. ANALISA HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis pada penelitian ini, maka data yang telah diperoleh akan dianalisis statistik, adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah :
t=
X-µ s/ n Keterangan :
71
X = Nilai Rata-rata t = t observasi (hasil penghitungan) µ = nilai tengah s = standar deviasi n = jumlah siswa 1. Perhatian siswa Setelah diketahui banyaknya siswa yang memperhatikan dalam pembelajaran sebagaimana tercantum dalam tabel IV sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa dengan menggunakan rumus yang sudah ditentukan di atas. Dari hasil penghitungan, diperoleh hasil sebagaimana dalam tabel di bawah ini. Tabel VII. Rata-rata Perhatian Siswa NO
SIKLUS
1
1
2 3
2 3
RATA-RATA MOTIVASI SISWA
KETERANGAN
68.67
73.80 86.00
Meningkat Meningkat
Penjelasan a. Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata siswa yang memperhatikan saat pembelajaran pada siklus I sebesar 68.67 b. Siklus II siswa yang memperhatikan saat pembelajaran sebesar 73.80 hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sebesar 5.13 c. Siklus III siswa yang memperhatikan saat pembelajaran sebesar 80.00 hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sebesar 17.33
72
Diagram IV.I Perhatian Siswa
100 80 Siklus I
60
Siklus II
40
Siklus III
20 0 Perhatian Siswa
Tabel VIII. Data Perhatian Siswa
SIKLUS 1 2 3
X 68.67 73.80 86.00
µ 65 65 65
s 7.87 7.05 9.32
n 30 30 30
1. Hipotesis : H0
: µ ≤ 65
H1
: µ > 65
2. ά = 0,05 3. Statistik Uji t=
X-µ s/ n
4. Penghitungan Untuk memudahkan penghitungan, penulis menggunakan tabel bantu sebagai berikut Tabel IX. Data Bantu Perhatian Siswa
X 68.67
µ 65
X-µ
s
n
√30
3.67
7.87
5.48
1.436257
s/ n 2.552931
tobs 2.552931
73
73.80 86.00
65 65
8.8 21
7.05 9.32
5.48 5.48
1.287785 1.701926
6.833438 12.33896
6.833438 12.33896
Tabel X. Data Hasil Analisa Perhatian Siswa
Siklus 1 2 3
tobs 2.552931 6.833438 12.33896
Ttabel (0.05 ; 29) 1.699 1.699 1.699
Daerah Kritik {t | t > 1.699} {t | t > 1.699} {t | t > 1.699}
Keputusan Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak
Grafik IV.I Pencapaian Perhatian Siswa
Terima H0
Tolak H0 tobs ttabel (0,05; 29) = 1.699
2. Keaktifan Siswa Dari tabel V di atas menunjukkan besarnya siswa yang aktif dalam proses pembelajaran maka langkah selanjutnya adalah menganalisa dengan menggunakan rumus yang sudah ditentukan di atas. Dari hasil penghitungan, diperoleh hasil sebagaimana dalam tabel di bawah ini. Tabel XI. Rata-rata Keaktifan Siswa NO
SIKLUS
1 2 3
1 2
RATA-RATA KEAKTIFAN
3 Penjelasan
SISWA
67.17 73.83 82.00
KETERANGAN
Meningkat Meningkat
a. Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata siswa yang aktif pada siklus I sebesar 67.17
74
b. Siklus II siswa yang aktif sebesar 73.83 hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sebesar 6.66 c. Siklus III siswa yang aktif sebesar 82.00 hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sebesar 18.43 Diagram IV.II. Keaktifan Siswa
100 80 Siklus I
60
Siklus II
40
Siklus III
20 0 Ke aktifan Sisw a
Tabel XII. Data Keaktifan Siswa
SIKLUS 1 2 3 1. Hipotesis :
X 67.17 73.83 82.00
H0
: µ ≤ 65
H1
: µ > 65
µ 65 65 65
s 6.91 7.73 5.35
n 30 30 30
2. ά = 0,05 3. Statistik Uji t=
X-µ s/ n
4. Perhitungan Untuk memudahkan penghitungan, penulis menggunakan table bantu sebagai berikut Tabel XIII. Data Bantu Keaktifan Siswa
75
µ X 67.17 73.83 82.00
65 65 65
X-µ 2.17 8.83 17.0
s 6.91 7.73 5.35
√30 5.48 5.48 5.48
s/ n 1.261347 1.411841 0.976741
t 1.71774 6.256606 17.40482
Tabel XIV. Data Hasil Keaktifan Siswa
Siklus 1 2 3
tobs 1.71774 6.256606 17.40482
Ttabel (0.05 ; 29) 1.699 1.699 1.699
Daerah Kritik {t | t > 1.699} {t | t > 1.699} {t | t > 1.699}
Keputusan Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak
Grafik IV.II Pencapaian Keaktifan Siswa
Terima H0
Tolak H0 tobs
ttabel (0,05; 29) = 1,699
3. Hasil Belajar Siswa Tabel VI di atas menunjukkan hasil belajar siswa selama penelitian , maka langkah selanjutnya adalah menganalisa dengan menggunakan rumus yang sudah ditentukan di atas. Dari hasil penghitungan, diperoleh hasil sebagaimana dalam tabel di bawah ini. Tabel XV. Rata-rata Hasil Belajar Siswa NO
SIKLUS
1 2 3
1 2 3
RATA-RATA PRESTASI SISWA
67.07 71.33 79.67
KETERANGAN
Meningkat Meningkat
76
Penjelasan a. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 69.07 b. Siklus II siswa yang tuntas sebesar 71.33, hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sebesar 4.26 c. Siklus III siswa yang tuntas sebesar 79.67, hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sebesar 12.6 Diagram IV.III Hasil Belajar Siswa 80 75 Sik lus I 70
Sik lus II Sik lus III
65 60 Has il Be lajar Sis w a
Tabel XVI. Data Hasil Belajar Siswa
SIKLUS 1 2 3
X 67.07 71.33 79.67
1. Hipotesis : H0
: µ ≤ 65
H1
: µ > 65
2. ά = 0,05 3. Statistik Uji t=
X-µ s/ n
µ 65 65 65
s 6.31 8.60 9.82
n 30 30 30
77
4. Penghitungan Untuk memudahkan penghitungan, penulis menggunakan tabel bantu sebagai berikut Tabel XVII. Data Bantu Hasil Belajar Siswa
X 67.07 71.33 79.67
µ 65 65 65
X-µ 2.07 6.33 14.66
s 6.31 8.60 9.82
s/ n
√18 5.48 5.48 5.48
1.151644 1.570806 1.792919
tobs 1.794536 4.031899 8.180328
Tabel XVIII. Data Hasil Belajar Siswa
Siklus 1 2 3
tobs 1.794536 4.031899 8.180328
Ttabel (0.05 ; 29) 1.699 1.699 1.699
Daerah Kritik {t | t > 1.699} {t | t > 1.699} {t | t > 1.699}
Keputusan Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak
Grafik IV.III Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Terima H0
Tolak H0 tobs
ttabel (0,05; 29) = 1,699 C. PEMBAHASAN Peneliti menganalisis hasil pengamatan setiap siklus dan diperoleh datadata sebagaimana tersebut dia atas, kemudian dianalisis dan selanjutnya dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1. Perhatian siswa a. Dengan metode “Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran Fiqih ketentuan ibadah haji bagi siswa kelas V di MI
78
Negeri Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010, terjadi peningkatan perhatian pada siklus I b. Dengan metode “Cooperative Learning Tipe Jigsaw” dalam proses pembelajaran Fiqih Ketentuan Ibadah Haji bagi siswa kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010, terjadi peningkatan keaktifan pada siklus II c. Dengan metode “Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran Fiqih Ketentuan Ibadah Haji bagi siswa kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010, terjadi peningkatan perhatian pada siklus III Berdasarkan tabel dan diagram di atas, serta hipotesis yang diajukan yaitu
”Dengan
metode
Cooperative
Learning Tipe Jigsaw
dapat
meningkatkan perhatian belajar siswa dalam proses pembelajaran Fiqih ketentuan ibadah haji bagi siswa kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010”. Dapat diterima kebenarannya. Terjadinya peningkatan Perhatian dari siklus pertama hingga siklus ke tiga ini tidak lepas dari hasil refleksi guru terhadap kelemahankelemahan yang ditemukan pada siklus sebelumnya. Dari data yang diperoleh di atas, penulis merasa puas bahwa dengan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw dari siklus pertama hingga siklus ketiga selalu terjadi peningkatan Perhatian siswa bahkan pada siklus yang ketiga semua siswa telah memperhatikan untuk belajar Fiqih materi ketentuan ibadah haji.
79
2. Keaktifan Siswa a. Dengan metode “Cooperative Learning Tipe Jigsa pembelajaran
dalam proses
Fiqih ketentuan ibadah haji bagi siswa kelas V MI
Negeri Jambu Kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010, terjadi peningkatan keaktifan pada siklus I b. Dengan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran fiqih Ketentuan Ibadah Haji bagi siswa kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010, terjadi peningkatan keaktifan pada siklus II c. Dengan metode “Cooperative Learning Tipe Jigsa
dalam proses
pembelajaran Fiqih Ketentuan Ibadah Haji bagi siswa kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010, terjadi peningkatan keaktifan pada siklus III Berdasarkan tabel dan diagram di atas, serta hipotesis yang diajukan yaitu ”Dengan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw
mampu
meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran Fiqih ketentuan ibadah haji bagi siswa kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010”. Dapat diterima kebenarannya. 3. Hasil Belajar Siswa a. Dengan metode “Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran
Fiqih ketentuan ibadah haji bagi siswa kelas V MI
Negeri Jambu Kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus I
80
b. Dengan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran
Fiqih ketentuan ibadah haji bagi siswa kelas V MI
Negeri Jambu Kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010, terjadi peningkatan hasil elajar siswa pada siklus II c. Dengan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran akhlak terpuji bagi siswa kelas V MI Negeri Jambu kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus III Berdasarkan tabel dan diagram di atas, serta hipotesis yang diajukan yaitu ”Dengan penerapan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran ketentuan ibadah haji bagi siswa kelas V MI Negeri Jambu Kecamatan Jambu Tahun Pelajaran 2009/2010”. Dapat diterima kebenarannya. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
penggunaan
metode
Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam pembelajaran Fiqih Ketentuan ibadah haji dapat meningkatkan sikap dan hasil belajar siswa.
81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw atau belajar kelompok yang dilaksanakan pada siswa kelas V semester II MI Negeri Jambu, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan metode cooperative learning tipe jigsaw terhadap pembelajaran Fiqih materi ibadah haji dapat meningkatkan sikap siswa kelas V, dengan ditandainya rata-rata peningkatan perhatian pada setiap siklus yaitu siklus I (66,67), siklus II (73,8), dan siklus III (86), dan keaktifan siswa pada setiap siklus yaitu siklus I (67,17), siklus II (73,83), dan siklus III (82,00) 2. Pembelajaran Fiqih materi ibadah haji dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V, dengan ditandainya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa setiap siklus yaitu siklus I (67,07) siklus II (71,33) dan siklus III (79,67) B. Saran Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut : 1. Untuk melaksanakan
model
pembelajaran
Fiqih melalui metode
cooperative learning tipe jigsaw memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru mampu menentukan atau memilih topik yang
82
benar-benar bisa diterapkan dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw sehingga hasil yang dicapai dapat diperoleh secara optimal. 2. Membangkitkan minat belajar siswa merupakan tugas guru yang mana guru harus benar-benar menguasai keterampilan yang menyangkut pengajaran, terutama keterampilan yang berhubungan dengan variasi mengajar
salah satunya dengan menggunakan metode cooperative
learning tipe jigsaw dan pemberian motivasi kepada peserta didik agar pembelajaran Fiqih terlebih pada materi ibadah haji tidak dianggap menjemukan sehingga hasil belajar sangat memuaskan. 3. Pada saat pembelajaran berlangsung diharapkan guru mengawasi dengan baik agar siswa dapat menjalankan diskusi dengan baik. 4. Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan waktu yang lebih lama dan populasi yang lebih banyak agar mendapat hasil yang lebih baik. 5. Untuk peneliti yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhamad. 2007. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Agesindo. Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya Arikunta, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reneka Cipta Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud. Hadi, Tanwir Anis. 2009. Fiqih 5. Surakarta : Tiga Serangkai Hamalik, Oemar. 2005. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo Ismail. 2008. PAIKEM. Semarang : RaSAIL Media Group Khalllaf, Wahhab Abdul. 1994. Ilmu Ushul Fiqih. Semarang : Dina Utama Slavin, Robert E. 2010. Coopertative Learning. Bandung : Nusa Media. Solihatin, Etin dan Rahardjo. 2008. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sudjana, Nana. 1996. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Surabaya : Pustaka Belajar Sutarnombs.wodpress.com 2009/15/06 Tilaar. 1990. Pendidikan Dalam Era Pembanggunan Nasional Menyongsong Abad XXI. Jakarta : Balai Pustaka