HUBUNGAN PENGHAYATAN NILAI EDUKATIF ASMAUL HUSNA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada Santri Pondok Pesantren AL-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh :
FITRIYATUL HAMIDAH NIM : 11107152
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2012 i
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
SURAT PERNYATAAN Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini Nama
: Fitriyatul Hamidah
NIM
: 11107152
Jurusan/ Fakultas
: SI/ Tarbiyah
Progdi/ Tahun
: PAI/ 2007
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 6 Oktober 2012 Peneliti
FITRIYATUL HAMIDAH NIM : 11107152
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
Prof. Dr. H. Mansur, M.ag Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Sdri.FITRIYATUL HAMIDAH Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Tempat وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ اﷲ ورﺣﻤﺔ ﻋﻠﯿﻜﻢ اﻟﺴّﻼم Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari : Nama : FITRIYATUL HAMIDAH NIM : 11107152 Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam J u d ul : HUBUNGAN PENGHAYATAN NILAI EDUKATIF ASMAUL HUSNA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012) Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah. Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ اﷲ ورﺣﻤﺔ ﻋﻠﯿﻜﻢ واﻟﺴّﻼم Salatiga, 6 Oktober 2012 Pembimbing
Prof. Drs. H. Mansur, M.Ag NIP. 19680613 199403 1 004
iii
SKRIPSI
HUBUNGAN PENGHANYATAN NILAI EDUKATIF ASMAUL HUSNA DENGAN KECERDASAN SPIRUTUAL (Studi Kasus Pada Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012) DISUSUN OLEH FITRIYATUL HAMIDAH 111071512 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan SI PAI, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Agama Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Miftachur Rif’ah, M. Ag.
Sekretaris Penguji
: Dra. Hj. Maryatin
Penguji I
: Djamiatul Islamiyah, M.Ag.
Penguji II
: Drs. Bahroni, M.Pd.
Penguji III
: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag Salatiga, Maret 2013 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.195808271983031002
iv
v
MOTTO
122. tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (Q.S. At-Taubah: 122).
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk : Abahku tercinta H.Abdul Hadi dan Umi Siti Robiah terima kasih atas semangat dan Doanya, sehingga saya bisa menjadi seperti yang sekarang. Kakekku H. Bahrudin (Al Marhum) dan nenekku Hj. Marmi. Kakakku Misbahul Munir yang senanatiasa memberikan dorongan serta motivasinya. Some one tercinta Saputra. Teman-teman baikku (Amie, dan Sari) Seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang telah membantu jalannya penelitian . Seluruh teman senasib dan seperjuangan PAI Reguler angkatan 2007. Almamaterku tercinta Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati sehingga terselesaikan skripsi ini. Segenap Dosen, Karyawan dan karyawati STAIN Salatiga. Bapak KH. Mabruri beserta ibu, selaku Pengasuh Pondok Pesantren AlHamidiyah.
vii
KATA PENGANTAR
وﺑﺮﻛﺎﺗﮫ اﷲ ورﺣﻤﺔ ﻋﻠﯿﻜﻢ اﻟﺴّﻼم Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq hidayah dan inayah-Nya yang selalu diberikan kepada umat manusia menuju kebaikan. Serta sholawat dan salam penulis tujukan kepada Rasulullah SAW dan keluarganya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” “HUBUNGAN PENGHAYATAN NILAI EDUKATIF ASMAUL HUSNA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012)". Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, doa, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku pembantu ketua I. 3. Ibu Dra Siti Asdiqoh MSi. selaku ketua program studi PAI. 4. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag., selaku pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga. 6. Segenap staf administrasi STAIN Salatiga 7. Bapak KH. Mabruri beserta istri selaku pengasuh pondok pesantren AlHamidiyah. viii
8. Abah dan Umiku tercinta yang selama ini telah mendidik dan mengarahkan dengan penuh kesabaran dan selalu memberi semangat dengan materiil dan spiritual serta selalu berkorban demi tercapainya cita-cita penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Semua pihak yang telah membantu keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu per satu. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut diatas mendapatkan imbalan lebih baik dari Allah. Dengan sedikitnya kemampuan, penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun demikian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua. Amin. Salatiga, 6 Oktober 2012 Penulis
FITRIYATUL HAMIDAH NIM : 11107152
ix
ABSTRAK
FITRIYATUL HAMIDAH. 11107152. Hubungan Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna Dengan Kecerdasan Spiritual (Studi Kasus Pada Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Pembimbing: Prof. H.Mansur, M.Ag. Kata Kunci : Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul husna , Kecerdasan Spiritual.
Penelitiaan ini dilakukan untuk menjawab permasalahan; Bagaimana Nilai Edukatif Asmaul Husna, bagaimana Kecerdasan Spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah dan bagaimana Pengaruh nilai edukatif asmaul husna terhadap kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif, dengan menggunakan studi korelasi. Sedangkan penggalian datanya menggunakan angket, observasi, interview dan dokumentasi. Adapun subnyek penelitian sebanyak 28 responden, terdiri dari santri pondok pesantren AlHamidiyah. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptuf. Selanjutnya kesimpulan diambil dengan menggunakan rumus Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna dalam kategori tinggi 14%, kategori sedang 61% dan kategori rendah 25%. Sedangkan untuk Kecerdasan Spiritual memperoleh kategori tinggi 18%, kategori sedang 32%, kategori rendah 50% dengan taraf signifikan 5%: , dan ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro: 0,584 Setelah dikonsultasikan dengan rtabel 0,279 hasil 0,584 maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penghanyatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual artinya semakin tinggi penghanyatan nilai edukatif asmaul husna maka semakin tinggi pula kecerdasan spiritualsantri pondok pesantren Al-Hamidiyah dusun Dukun desa Banding kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012, begitu juga sebaliknya semakin rendah penghayatan nilai edukatif asmaul husna maka semakin rendah pula kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah dusun Dukun desa Banding kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012. .
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN SURAT PERNYATAAN .........................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iv
HALAMAN LOGO ......................................................................................
v
HALAMAN MOTTO .................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR..............................................................
viii
HALAMAN ABSTRAK...............................................................................
x
HALAMAN DAFTAR ISI.................... ........................................................
xiv
HALAMAN DAFTAR TABEL....................................................................
xv
HALAMAN LAMPIRAN
..........................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................
6
C. Batasan Masalah.......................................................................... D. Tujuan Penelitian ........................................................................
7
E. Hipotesis Penelitian ...................................................................
7
F. Kegunaan Penelitian ..................................................................
8
G. Definisi Operasional.................................................................
9
xi
H. Metodologi Penelitian.............................................................
12
I.
16
Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. PenghayatanNilai Edukatif Asmaul Husna ......................
19
1. Pengertian Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna...........................................................................
19
2. Jumlah dan Bilangan Asmaul Husna.......................
21
3. Asmaul Husna dan Artinya......................................
22
4. Keutamaan dan Manfaat Membaca Asmaul Husna..
27
5. Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna...............
65
B. Kecerdasan Spiritual .........................................................
68
1. Pengertian Kecerdasan Spiritual...................................
68
2. Ciri-Ciri Kecerdasan Spiritual......................................
71
3. Manfaat Kecerdasan Spiritual......................................
73
4. Faktor Yang Menghambat Kecerdasan Spiritual.........
74
5. Mengasah Kecerdasan Spiritual..................................
75
6. Kecerdasan Spiritual dan Pendidikan.........................
77
C. Hubungan Penghanyatan Nilai Edukatif Asmaul Husna Dengan Kecerdasan Spiritual..............................................................
79
BAB III. LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren .................................
84
B. Penyajian Data....................................................................
95
xii
BAB IV. ANALISIS DATA A. Analisis Pertama...................................................................
100
B. Analisis Kedua..................................................................
111
C. Pembahasan........................................................................
114
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................
115
B. Saran............................................................................................ 116 C. Penutup...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
117
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Asmaul Husna dan Artinya................................................
Tabel 2
Data Ustadz Pondok Pesantren Al-Hamidiyah dusun
22
Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012..................................... Tabel 3
Data Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012 Berdasarkan Jenis Kelamin.............
Tabel 4
90
94
Data Santri Pondok Pesantren Al-Hamidayah Tahun Ajaran 2011-2012 Berdasarkan Kelas.....................................
94
Tabel 5
Data Daftar Nama Responden.................................................
95
Tabel 6
Jawaban Angket Nilai Edukatif Asmaul Husna Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012 ..................................................................
Tabel 7
Jawaban Angket Kecerdasan Spiritul Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012 ................
Tabel 8
101
Interval Nilai Edukatif Asmaul Husna Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012.................
Tabel 10
98
Nilai Edukatif Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012..........................................................
Tabel 9
97
103
Frekuensi Nilai Edukatif Asmaul Husna Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012................... 105
Tabel 11
Jawaban Angket Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012.................. xiv
106
Tabel 12
Interval Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012.................................
Tabel 13
Tabel 14
108
Frekuensi Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012.................
110
Analisis Product Moment.........................................................
111
xv
LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar SKK........................................................................
Lampiran 2
Daftar Riwayat Hidup.......................................................
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian...........................................................
Lampiran 4
Lembar Konsultasi Skripsi................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam era digital sekarang ini, di mana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi demikian pesatnya, seperti penemuan laptop, e-mail, komputer, bahkan penerbangan luar angkasa. Perubahan tersebut berlangsung cepat menyeluruh, mendalam, dan serba tak terduga. Kehidupan yang sebelumnya statis dan senantiasa berlangsung secara alami sebagaimana pada era-era sebelumnya harus berubah menjadi dinamis serta penuh penyesuaianpenyesuaian. Akibatnya, manusia dipengaruhi perilakunya oleh pesatnya perkembangan dan kecanggihan teknologi (teknologi informasi). Banyak orang terbuai dengan teknologi yang canggih, sehingga melupakan aspekaspek lain dalam kehidupanya, seperti pentingnya membangun relasi dengan orang lain, perlunya melakukan aktifitas sosial di dalam masyarakat, pentingnya menghargai sesama lebih daripada apa yang berhasil dibuatnya. Seringkali teknologi yang dibuat manusia untuk membantu manusia tidak lagi dikuasai oleh manusia, tetapi sebaliknya manusia yang dikuasai oleh piranti digital tersebut. Keberadaan manusia pada zaman ini seringkali diukur dari “to have” (apa saja materi yang dimilikinya) dan “to do” (apa saja yang telah berhasil/tidak berhasil dilakukannya) daripada keberadaan pribadi yang bersangkutan (“to be atau “being”nya).
1
2
Di tengah-tengah maraknya globalisasi komunikasi dan teknologi, manusia semakin bersikap individualis. Mereka “terobsesi teknologi”, asyik dengan penemuan-penemuan barang-barang baru dalam bidang IPTEK yang serba canggih, sehingga cenderung melupakan kesejahteraan dirinya sendiri sebagai mahluk sosial. Rasa persaudaraan dan kekeluargaan berangsur angsur hilang, ia akan menjadi asing dan terlepas dari ikatan-ikatan sosial atau yang lebih dikenal dengan “Individualisme”. Bahkan lebih parahnya lagi hilangnya akhlak, seperti pada akhir-akhir ini banyak terjadi pembunuhan, kakek memperkosa cucunya, anak laki-laki bersenggama dengan ibunya, pelajar SMA melakukan cumbu rayu dalam kelas, penyebaran gambar-gambar tak senonoh melalui Hand Phone. Semua ini berakar dari krisis makna hidup, dikarenakan agama tidak diamalkan, ibadah dilalaikan, dan nilai etika budaya diabaikan. Upaya untuk mewujudkan masyarakat agar tidak hancur dan mampu berprestasi harus melalui pendidikan berkarakter. Dengan demikian, pendidikan merupakan sektor yang paling menentukan
dalam
keberhasilan
pembangunan.
Rendahnya
kualitas
pendidikan akan berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia. Apabila sumber daya manusia rendah pembangunan secara fisik maupun mental dan spiritual tidak dapat berkembang secara optimal. Pendidikan apabila dipandang sebagai proses, maka proses tersebut tentulah akan berakhir pada tercapainya suatu tujuan yang telah direncanakan. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam
3
pribadi manusia yang diinginkan. Secara lebih jelas, tujuan pendidikan dalam Al-Quran pada dasarnya adalah membentuk insan kamil yang muttaqin, yaitu: hubungan baik manusia dengan sang penciptanya, hubungan baik manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya (Supriyatno, 2009: 11). Tugas utama kini mencetak generasi unggul dengan iman dan taqwa, berpengetahuan luas, menguasai teknologi dan berjiwa wiraswasta. Generasi ke depan mesti tumbuh dengan iman yang kokoh di sini peran dari pembelajaran, tauhid, aqidah, pengamalan, pengenalan, dan penghayatan asmaul husna. Asmaul husna adalah nama-nama yang baik. Hal yang mendorong dan mengokohkan iman seseorang adalah pengetahuan tentang nama-nama Allah yang mulia yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
dan
manusia
dianjurkan
memahaminya
baik-baik
dan
menjadikannya sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya : “Hanya milik Allah Asmaul Husna,maka bermohonlah kepada Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama Nya. Nanti meraka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S. Al-A’raf: 180). Selama ini orang hanya mengkaitkan kesuksesan dengan barometer kecerdasan IQ (Intelligence Quotient), karena kita beranggapan dengan kecerdasan ini mampu mempercepat kemajuan teknologi, tapi tidak mampu
4
membendung kerakusan dan kejahatan manusia. Sebagai contoh penemuan bom nuklir di satu sisi memberi manfaat, tapi di sisi lain tidak mampu membendung perdamaian. Dalam hal ini berarati kecerdasan otak gagal dalam memberi kontribusi yang berarti dalam kesuksesan dan kedamaian hidup. Selanjutnya orang memandang kesuksesan hidup dengan pendekatan EQ (Emotionnl Quotient), menurut Daniel Goleman dalam peneilitiannya, IQ hanya memberikan 20% kontribusi bagi kesuksesan dan 80% merupakan kekuatan-kekuatan lain yang di antaranya EQ sehingga orang digolongkan cerdas bila mempunyai komitmen, bersikap loyal, empati, dan sabar (AzZumaro, 2011: 95). Kedua kecerdasan itu tidak cukup mampu menghadapi kompleksitas persoalan hidup, banyak orang sukses dengan IQ dan EQ, tapi ternyata hidup kita belum mengalami ketenangan dan kebahagiaan, meskipun dalam sisi materi sudah memadai. Kita butuh kemampuan menggunakan SQ (Spiritual Quotient), yakni pengetahuan akan kesadaran diri, makna hidup, dan tujuan hidup, atau nilai-nilai tertinggi. Kecerdasan ini berupa kemampuan mengelola “suara hati”. Hati yang baik adalah hati yang yang selaras dengan sifat-sifat mulia yang telah diberikan oleh Allah SWT ke dalam rohani manusia. Sifatsifat mulia di sini yang dimaksud adalah dorongan suara hati melalui “99 Asmaul Husna” (Nasution, 2009: X). Orang bisa menjadi bingung jika tidak mengenal hakekat suara hati. Mungkin saja, yang disebut suara hati adalah emosi yang cenderung mengarah pada jalan yang menyesatkan (an-nafs al-amarah). Oleh karena itu
5
melalui penanaman nilai edukatif asmaul husna diharapkan dapat memberikan bekal pada kita disamping berkecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual.
Sehingga
mampu
menggunakan,
pengetahuan,
sikap,
keterampilannya dalm rangka mewujudkan kebiasaan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah, maupun di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian sebagai generasi pewaris bangsa nantinya mampu menghadapi problem hidup, dapat memecahkan problem yang sedang dihadapi, yang akhirnya dapat hidup mandiri dan memiliki prinsip hidup bahwa segala tingkah laku yang dilandasi rasa ikhlas, semata-mata hanya untuk Allah SWT. Pesantren merupakan lembaga di Indonesia yang melanjutkan tradisi pembelajaran Islam yang bermula sejak kedatangan Islam. Dibanding dengan berbagai lembaga pendidikan Islam lainya, pesantren berada pada posisi penting karena keberhasilannya melahirkan sejumlah besar ulama yang berdedikasi. Pesantren juga menghasilkan banyak pengajar pendidikan, wirausaha bahkan politikus (Taufik, 1998: 20). Berdasarkan pengamatan peneliti, penghayatan nilai edukatif asmaul husna dan kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah cukup baik, terlihat dari perilaku santri yang baik dalam berinteraksi dengan lingkungan pasantren maupun lingkungan di luar pesantren. Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi interaksi antara santri dengan ustadz. Namun masih ada santri yang kurang menunjukkan penghayatan nilai edukatif asmaul husna serta kecerdasan spiritual. Hal ini masih banyaknya santri yang
6
berprasangka negatif, mempunyai prinsip hidup yang lemah, mudah marah dan kehilangan kesabaran, menghindari untuk membantu masalah-masalah santri lain, tidak mau tahu dengan apa yang dipikirkan dan dirasakan santri lain, mudah merendahkan serta menyepelekan kenyakinan dan pandangan santri lainnya, tidak memberikan kesempatan kepada teman untuk berkreativitas dan menjadi yang terbaik menurut mereka, Menginginkan agar temannya sesuai dengan citra yang dibuat sendiri. Dengan adanya permasalah-permasalahan di atas maka sebagai perwujudan
penulis
mengambil judul HUBUNGAN PENGHAYATAN NILAI EDUKATIF ASMAUL HUSNA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL (Studi Kasus Pada Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 20112012).
B. Rumusan Masalah Memperhatikan latar belakang masalah yang yang tertulis di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penghayatan nilai edukatif asmaul husna pada santri pondok pesantren Al- Hamidiyah
Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012? 2. Bagaimana tingkat kecerdasan spritual pada santri pondok pesantren AlHamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012?
7
3. Adakah hubungan penghayatan nilai edukatif asmul husna dengan kecerdasan spiritual pada santri pondok pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012?
C. Batasan Masalah Bila kita membahas asmaul husna cakupannya begitu luas, oleh karena itu penulis hanya membahas delapan asmaul asmaul husna yaitu: Al-Mukmin, AlWakiil, Al-Matiin, Al-Jaami’, Al-Adl’, Al-Aakhir, As-Sami’, Al-Bashir
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penghayatan nilai edukatif asmaul husna pada santri pondok pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012. 2. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual pada santri pondok pesantren Al-hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012. 3. Untuk mengetahui penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual pada santri pondok pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012.
8
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu teori yang sifatnya sementara dan kebenarannya masih diuji kembali. Secara singkat hipotesis dapat dikatakan sebagai dugaan sementara terhadap suatu penelitian yang masih diuji kembali kebenarannya (Arikunto, 1992:62). Berdasarkan pengertian di atas penulis membuat hipotesis sebagai berikut: “Ada hubungan positif yang signifikan antara penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual pada santri pondok pesantren Al- Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012”, artinya “Semakin tinggi nilai edukatif asmaul husna semakin baik pula tingkat kecerdasan spiritual pada santri”.
F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan penghayatan nilai asmaul husna dengan kecerdasan spiritual pada santri pondok pesantren Al-Hamidiyah dan informasi tersebut memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis. 1. Secara teoritis, penghayatan nilai edukatif asmaul husna digunakan sebagai altenatif tehnik
untuk menigkatkan kecerdasan spiritul santri
sehingga adanya peningkatan beribadah kepada sang kholik. 2. Secara praktik, jika ada hubungan diantara kedua variabel ini berarti bagi pondok
pesantren
khususnya
dapat
membangun
integritas
dan
9
mempertinggi moral santri, melatih dan mempertinggi semangat, menghagai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral, menyiapkan para santri untuk hidup sederhana dan bersih hati, mengadakan berbagai latihan untuk dapat hidup mandiri, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, kecuali kepada Allah, menerima etik-etik agama di atas etik-etik lainnya, serta mampu memenuhi harapan bangsa, yaitu mencetak generasi knowledge, sehingga kecerdasan spiritual santri dalam beribadah kepada sang kholik dan bersosialisasi dengan manusia dan lingkungan dapat berlangsung baik.
G. Definisi Operasional Untuk mendapatkan kejelasan tentang judul skripsi di atas, supaya tidak terjadi kesalah pahaman, maka penulis perlu memberikan batasan-batasan dan penegasan istilah secukupnya terhadap istilah-istilah. 1. Penghayatan Penulis mengartikan bahwa penghayatan itu sudah merupakan perubahan dari bentuk dasarnya yaitu berasal dari hayat, dan mendapat imbuhan peng- dan akhiran -an. Hayat artinya hidup. Penghayatan adalah pengalaman batin (Depdiknas, 2007: 393). 2. Nilai Edukatif Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting dan berguna bagi kemanusiaan (Poerwdarminto, 1995: 69). Edukatif berasal dari bahasa inggris education yang artinya pendidikan. Kata pendidikan dalam
10
gramatika pendidikan indonesia terdiri dari kata didik yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an. Kata tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik (Poerwadarminta, 1995: 250). Pengertian ini memberikan kesan lebih mengacu
pada cara melaksanakan sesuatu
perbuatan dalam hal ini mendidik. Menurut H. M Arifin, pendidikan pada hakekatnya adalah ikhtiar manusia untuk membentuk, mengarahkan fitrahnya supaya berkembang sampai titik maksimal yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan ( M Arifin, 1975: 14). Jadi penghayatan nilai edukatif adalah pengalaman batin mengenai hal-hal yang penting dan berguna dalam rangka mempersiapkan, mengarahkan, dan
membentuk
fitrah manusia untuk hidup dengan
kehidupan yang sempurna sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. 3. Asmaul Husna Asmaul husna artinya nama-nama Allah yang bagus-bagus. AlMukmiin, Al-Wakiil, Al-Matiin, Al-Jami’, Al-Adl, Al-Aakhir, As-Sami’ dan Al-Bashir. Menurut Ary Ginanjar Agustin bahwa implementasi dari penghayatan terhadap ke tujuh Asmaul husna tersebut memiliki indikator sebagai berikut: a. Jujur adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah Al-Mukmiin b. Tanggung jawab adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah Al-Wakiil.
11
c. Disiplin adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah AlMatiin d. Kerjasama adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah AlJamii’. e. Adil adalah wujud pentgabdian manusia kepada sifat Allah Al-Adl. f. Visioner adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah aakhiir. g. Peduli adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah alSami’(Agustin, 2007:110-111).
4. Kecerdasan Penulis mengartikan bahwa kecerdasan itu sudah
merupakan
perubahan dari bentuk dasarnya, yaitu berasal kata dasar cerdas, dan mendapat imbuhan ke-an. Cerdas berarti sempurna akal budinya (pandai, tajam pikirannya) (Poerwadarminto, 1995: 262). Kecerdasan
adalah
perkembangan akal budi, seperti kepandaian, ketajaman pikiran. 5. Spiritual Berasal dari bahasa inggris yaitu spiritual yang dari bahasa latin spirotulis yang asal katanya spiritus (roh). Pengertian umum mengacu pada kemampuan lebih tinggi (mental, intelektual, estetik, religius) dan nilainilai pikiran. Spiritual juga bisa berhubungan dengan kejiwaan (mental, batin) (Bagus, 1996: 1034). Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan dan nilai (value), kecerdasan untuk menempatkan
12
perilaku dan hidup dalam lingkup makna (meaning) yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup yang dipilih lebih bermakna Az-Zumaro, 2011: 95) . Dengan indikator: a.
Adanya interaksi dengan orang lain.
b. Mempunyai komitmen dan bertindak penuh tanggung jawab. c.
Mempunyai kesadaran diri yang tinggi.
d. Sebagai orang yang bersikap fleksibel. e.
Mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit.
f.
Penemuan diri.
g.
Memiliki visi dan prinsip hidup.
h.
Menerima hasil ujian dengan baik (Waruwu, 2003: 45)
H. Metode Penelitian Metodologi dapat diartikan sebagai cara utama yang dipakai untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji, kebenaran suatu penilitian. Menurut David H. Penny, Penelitian adalah pemikiran yang sistematik mengenai berbagai jenis masalah
yang pemecahannya memerlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta (Marzuki, 1995: 5). Kebenaran suatu penelitian dapat diterima apabila ada bukti-bukti nyata yang sesuai dengan prosedudur-prosedur penelitian yang sistematis serta dapat dipertanngung jawabkan secara ilmiah.
13
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif. Hal ini disebabkan karena peneilitian ini meneliti tentang pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Penelitian ini mempunyai dua variabel, nilai edukatif asmaul husna sebagai variabel X, dan kecerdasan spiritual sebagai variabel Y. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pondok pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.
3. Populasi dan Sampel Menurut Sutrisna Hadi yang dimaksud populasi adalah sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno, 2004: 77). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang berjumlah 179 santri. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998: 117). Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan untuk menentukan populasi dan sampel. Suharsimi Arikunto menyatakan apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, selanjutnya jika subyeknya kurang dari 100 maka di ambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 1998: 120). Dalam penelitian ini jumlah keseluruhan yang diteliti sebanyak 139 santri. Di sini penulis mengambil sampel 20%
14
dari keseluruhan populasi, yaitu 28 santri. Tehnik pengambilan sampel untuk santri dilakukan secara acak (random sampling) sehinnga masingmasing santri mendapat kesempatan sama menjadi responden. Diharapkan dari jumlah yang diteliti dapat mewakili secara keseluruhan. 4. Metode pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode sebagai berikut: a. Angket Angket adalah penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak ), dengan jalan mengedarkan formulir
daftar
pertanyaan, diajukan secara tertulis
kepada sejumlah subyek, untuk mendapatkan jawaban (Tanggapan, respons) tertulis seperlunya (Katini, 1990: 217). Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana penghayatan nilai edukatif asmaul husna terhadap kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren Al Hamidiyah. b. Observasi Dalam penelitian ini penulis berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut serta dalam kegiatan yang mereka lakukan sehingga disebut observasi nonpartisipan. Dengan cara ini peneliti dapat leluasa dalam mengamati kemunculan tingkah laku yang timbul. Observasi ini digunakan untuk mengetahui kegiatan santri ponpes Al-Hamidiyah yang merupakan obyek yang diteliti
15
c. Interview Interview adalah suatu proses tanya jawab lisan, dalam dua orang atau lebih berhadapan secara fisik yang satu dengan melihat yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri dan suaranya (Rumidi, 2004: 4). Dengan wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kegiatan santri di pondok pesantren Al-Hamidiyah, peneliti mengorek data dari para guru/uztadz. d. Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi yang ada. Dengan metode ini dapat diperoleh catatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian. (Rumidi, 2004: 131). Dokumen dapat berupa catatan pribadi, buku, notulen rapat, catatan khusus (Rumidi, 2004: 100). Dokumentasi ini digunakant untuk mengumpulkan data yang bersifat
dokumentasi,
misalnya sejumlah santri, ustadz, pengurus. Dengan demikian diharapkan perolehan data dalam penilitian ini dapat lebih valid dan akurat. 5
Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu yang pertama angket tentang penghayatan nilai edukatif asmaul husna, yang kedua tentang kecerdasan spiritual.
6.
Teknik Analisis Data
16
a. Analisis Pendahuluan Analisis ini digunakan untuk menghitung skor masing-masing variabel secara terpisah, sehingga diketahui ciri masing-masing penelitian. Analisis ini menggunakan rumus presentase: P=
x 100%
Keterangan: P : Persentase Perolehan F: Frekuensi Mentah N: Jumlah Total Responden
b. Analisis Lanjut Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual pada santri pondok pesantren Al-Hamidiyah dan sekaligus untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Penulis menggunakan rumus product moment adalah sebagai berikut:
rxy
N . xy
x 2 x N Keterangan:
2
x y N
2 N . y 2 y N
: Koefisien antara pengaruh antara X dan Y N
: Jumlah responden
X
: Variabel tentang Penghayatan nilai edukatif asmaul husna
17
Y
: Variabel tentang kecerdasan spiritual
ΣX : Jumlah skor dalam distribusi X ΣY : Jumlah skor dalam distribusi Y ΣX2 : Jumlah kuadrat skor X ΣY2 : Jumlah kuadrat skor Y (Thoha, 1994: 128).
I. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan ini penulis membagi dalam lima bagian dengan sistematika sebagai berikut: BAB I:
Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penilitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II:
Kajian pustaka, Pada bab ini berisi tentang penghayatan nilai edukatif asmaul husna yang meliputi: pengertian asmaul husna, jumlah dan bilangan asmaul husna, asmaul husna dan artinya, penghayatan nilai edukatif asmaul husna. Kemudian pembahasan selanjutnya tentang kecerdasan spiritual santri yang meliputi: pengertian kecerdasan spiritual, ciri-ciri kecerdasan spiritual, manfaat kecerdasan spiritual, faktio-faktor yang menghambat kecerdasan spiritual, mengasah kecerdasan spiritual. Dan yang terakhir hubungan penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual santri.
18
BAB III:
Laporan hasil penelitian. Pada bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum pesantren berkaitan dengan sejarah berdirinya pesantren, letak geografis, visi misi, tujuan, struktur organisasi, progam pendidikan dan pengajaran, tata tertib pondok pesantren, sarana prasarana, keadaan responden dan sampel. Data tentang jawaban angket penghayatan nilai edukatif asmaul husna dan data jawaban angket kecerdasan spiritual.
BAB IV:
Analisis Data. Pada bab ini berisi tentang
analisis
diajukan
dengan data yang terkumpul dalam tahapan klasifikasi data, perhitungan frekuensi, dan persentase untuk menjawab masalah pertama dan kedua. Sedangkan untuk menjawab rumasan masalah ketiga, tentang ada tidaknya hubungan penghayatan nilai edukatif asmaul husna terhadap kecerdasan spiritual pada santri digunakan rumus statistik product moment. BAB V:
Penutup. Pada bab kelima terdiri atas kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran, dan kata-kata penutup.
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna 1. Pengertian Asmaul Husna Kata asma dalam bahasa Arab berarti nama-nama, bentuk jamak dari ism. Kata asma berakar dari kata assumu yang berarti “ketinggian” atau assimah yang berarti “tanda”. Bukankah nama merupakan nama tanda sesuatu, yang sekaligus harus dijunjung tinggi. Sedangkan, kata husna, adalah bentuk muannats dari kata ahsan yang artinya “terbaik”. Menurut Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul “Menyikap Tabir Illahi: Asmaul Husna dalam Alquran”, penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlatif itu menunjukkan bahwa nama-nama tersebut saja “baik”, tapi juga yang terbaik bila dibandingkan dengan yang baik lainnya. Sifat “pengasih” misalnya, adalah baik. Sifat ini dapat juga disandang oleh manusia, tapi karena Allah adalah yang terbaik , maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk dalam kapasitas kasih maupun substansinya (Nasution, 2009: 81). Di sisi lain, sifat pemberani merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia. Namun, sifat ini tidak wajar disandang-Nya, karena keberanian mengandung kaitan dengan substansinya dengan tubuh sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-Nya. Ini berbeda dari sifat: kasih, pemurah, adil dan sebagainya. 19
20
Jadi asmaul husna secara linguistik adalah nama-nama yang terbaik. Menurut definisi adalah nama-nama terbaik yang disandarkan pada sifatsifat Allah SWT. Namun, sifat-sifat itu bukanlah sifat yang sama dengan sifat manusia karena Allah itu berbeda dan tidak serupa dengan manusia: “Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia” (QS Al-Ikhlas: 4). Sifat-sifat itu hanya ada pada Allah SWT, tidak ada pada makhluk. Sedangkan, usaha yang dilakukan manusia adalah untuk mendekati atau menyerupai sifat-sifat Allah itu secara manusiawi (kodrati). Sifaf-sifat
itu
menunjukkan
kemahasempurnaaan
Allah
yang
terangkum dalam segala sifat yang terpuji dan terbaik. Dan sifat-sifat itu menunjukkan eksistensi (al-wujud) Allah Taala. (Nasution, 2009: 80-81). 2. Jumlah dan Bilangan Amaul Husna Asmaul husna tidak terbatas jumlah, sesunguhnya Allah SWT memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang Ia rahasiakan dalam ilmu ghoibNya. Tiada seorangpun yang mengetahui, baik itu malaikat yang terdekat atau nabi yang diutus, hal ini seperti yang disebutkan dalam hadist shahih:
ﻓِﻰﻪﻟﹾﺘﺰ ﺍﹶﻧ ﺍﹶﻭ،ﻠﹾﻘِﻚ ﺧﺍ ﻣِﻦﺪ ﺃﹶﺣﻪﺘﻠﱠﻤ ﻋ ﺍﹶﻭ،ﻚﻔﹾﺴ ﺑِﻪِ ﻧﺖّﻴﻤ ﺳ ﻟﹶﻚﻮﻢٍ ﻫ ﺑِﻜﹸﻞِّ ﺍِﺳﺄﹶﻟﹸﻚﺍﹶﺳ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﲪﺪﻙﺪﺐِ ﻋِﻨﻴ ﺑِﻪِ ﻓِﻰ ﻋِﻠﹾﻢِ ﺍﹾﻟﻐﺕﺄﹾﺛﹶﺮﺘ ﺍﺳ ﺍﹶﻭ،ﺎﺑِﻚﻛِﺘ “ Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama miik-Mu yang Engkau namakan diri-Mu denganya atau yang telah Engkau ajarkan kepada seorang makhluk-Mu atau yang telah Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang telah Engkau rahasiakan dalam ilmu ghoib di sisi-Mu”(HR. Ahmad). Allah SWT membagi nama-nama-Nya menjadi tiga bagian. Satu bagian Ia namakan diri-Nya. Dengan nama Allah juga menampakkan
21
kepada siapapun yang dikehendaki baik kepada malaikat atau selain mereka yang tidak pernah Ia turunkan dalam kitab-Nya, ada bagian yang Allah SWT sebutkan dalam kitab-Nya dan perkenalkan kepada hambaNya, dan ada bagian yang Allah rahasiakan dalam ilmu ghoib-Nya., tak seorangpun dari makhluk-Nya mengetahuinya. Oleh karena itu hadist itu berbunyi: “Yang Engkau rahasiakan” artinya Engkau sendiri yang mengetahuinya bukan berarti Allah SWT sendiri yang memak ai nama itu, karena Allah SWT sendiri juga memakai nama-nama yang Ia turunkan dalam kitab-Nya, Hal ini juga diterangkan dalam hadist:
( ﺍﹾﻻﹶﻥﹶ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﲪﺪﻪﻨﺴﺎ ﻻﹶ ﺍﹶﺣﺪِﻩِ ﺑِﻤﺎﻣﺤ ﻣ ﻣِﻦﻠﹶﻲ ﻋﺢﻔﹾﺘﻓﹶﻴ “Maka terbukalah bagiku dari segala macam pujian-pujian kepada-Nya yang tidak bisa aku sebutkan saat ini” (HR. Muslim). Pujian-pujian terhadap Allah SWT ini sebanding dengan nama dan sifatsifat-Nya. Nabi bersabda yang artinya:
(ﻔﹾﺴِﻚ )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢﻠﹶﻰ ﻧ ﻋﺖﻴﺎ ﺍﹶﺛﹾﻨ ﻛﹶﻤﺖ ﺍﹶﻧﻚﻠﹶﻴﺎﺀٌ ﻋﻰ ﺛﹶﻨﺼﻻﹶ ﺍﹶﺣ “Aku tidak dapat menghinggakan pujian atas-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri” (HR. Muslim). Adapun sabda nabi:
(ﺔﹶ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯﻞﹶ ﺍﹾﳉﹶﻨﺧﺎ ﺩﺎﻫﺼ ﺍﹶﺧﻦﺎ ﻣﻤ ﺍِﺳﻦﻌِﻴﺗِﺴﺔﹲ ﻭﻌﺇِﻥﱠ ﺍﷲَ ﺗِﺴ “Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama barang siapa yang bisa menyebutkanya ia akan masuk surga” (HR. Bukhori). Maksudnya, siapapun yang menghafal, memahami artinya, memuji Allah dengan-Nya dan menyakininya baik-baik, maka ia akan dimasukkan surga. Tentunya, seseorang tidak akan masuk surga kecuali ia beriman.
22
Allah SWT memiliki nama-nama yang bermacam-macam, hal ini tidak menolak asumsi bahwa Allah SWT masih mempunyai nama-nama yang lain (Al-Qahthani, Tanpa tahun: 48-49). Menyangkut jumlah nama indah itu, tidak terdapat rinciannya dalam Alquran dan Hadist. Jikapun ada, menurut Prof. Dr. Sulaiman Asyqar dalam bukunya yang berjudul “Al-Asma al-Husna”, hadisnya lemah (daif). Adapun hadist riwayat Bukhari itu tentang Allah mempunyai 99 nama”. Nabi dengan hadist itu, boleh jadi ingin mendorong ulama untuk menghimpun rincian asmaul husna yang banyak terdapat dalam Alquran dan Hadist (Nasution, 2009: 83). Menurut Asyqar dalam bukunya yang berjudul "Al-Asma alHusna”, para ulama sepakat bahwa jumlah asmaul husna mendekati 80 nama. Ada yang menetapkan 99, ada yang menyatakan lebih dari 200 nama. Tapi, tidak semua nama itu layak dimasukkan dalam kategori asmaul husna. Dari jumlah di atas yang populer digunakan adalah 99 asmaul husna (Nasution, 2009: 83-84). 3. Asmaul Husna, dan Artinya TABEL 1 Asmaul Husna dan Artinya No
Asmaul Husna
Artinya
1.
Ar Rahman
Yang Maha Pemurah
2.
Ar Rahiim
Yang Maha Penyayang
3.
Al Maliku
Yang Maha Merajai
23
4.
Al Quddusu
Yang Maha Suci
5.
As Salaamu
Yang Memberi Keselamatan
6.
Al Mu’minu
Yang Memberi Keamanan
7.
Al Muhaimini
Yang Maha Mengamati
8.
Al ‘Aziizu
Yang Perkasa/Kuat
9.
Al Jabbar
Yang Maha Pemaksa
10.
Al Mutakabbiru
Yang Mempunyai Kebesaran
11.
Al Khabiiru
Yang Menciptakan
12.
Al Baari’u
Yang Melepaskan
13.
Al Musyawwiru
Yang Memberi Bentuk
14.
Al Ghoffaru
Yang Maha Pengampun
15.
Al Qohharu
Yang Maha Memaksa
16.
Al Wahhabu
Yang Maha Pemberi
17.
Ar Razzaq
Yang Maha Pemberi Rizqi
18.
Al Fattahu
Pembuka Pintu Rahmat
19.
Al ‘Alimu
Yang maha mengetahui
20.
Al Qoobdidhu
Yang Menggenggam
21.
Al Baasitu
Yang Melapangkan Kehidupan Hamba
22.
Al Haafidhu
Yang Merendahkan derajat
23.
Al Roofi’u
Yang Meninngikan Derajat
24.
Al Mu’izzu
Yang Memuliakan
24
25.
Al Mudzillu
Yang Menghinakan
26.
As Samii’u
Yang Maha Mendengar
27.
Al Bashiiru
Yang Maha Melihat
28.
Al Hakamu
Yang Menetapakan Hukum
29.
Al ‘Adlu
Yang Maha Adil
30.
Al Lathifu
Yang Maha Lembut
31.
Al Khoobiru
Yang Maha Waspada
32.
Al Haliimu
Yang Maha Amat Penyabar
33.
Al ‘Adhiimu
Yang Maha Agung
34.
Al Gafuuru
Yang Maha Pengampun
35.
Asy Syakuur
Yang Berterima Kasih
36.
Al ‘Aliyyu
Yang Maha Tinngi
37.
Al Kabiiru
Ynag Maha Besar
38.
Al Hafiidhu
Yang Maha Menjaga dan memelihara
39.
Al Muqiitu
Yang Maha Menjaga-Yang Maha Kuasa
40.
Al Hasiibu
Yang Maha Menghitung
41.
Al Jaliilu
Yang Maha Agung dan Mulia
42.
Al Kariimu
Yang Maha Mulia
43.
Ar Roqiibu
Yng Mengawasi
44.
Al Mujiibu
Yang Mengabulkan
25
45.
Al Waasi’u
Yang Maha Luas
46.
Al Hakiimu
Yang Maha Bijaksana
47.
Al Waduudu
Yang Maha Membuat Rasa Kasih Sayang
48.
Al Majiidu
Yang Mulia dan Luhur
49.
Al Baa’itsu
Yang Membangkitkan
50.
Asy Syahiidu
Yang Maha Menyaksikan
51.
Al Haqqu
Yang Maha Benar
52.
Al Wakillu
Yang Maha Mengurusi
53.
Al Qawiyyu
Yang Maha Kuat
54.
Al Mathiinu
Yang Maha Kokoh
55.
Al Waliyyu
Yang Maha Mengasihi dan Melindungi
56.
Al Hamiidu
Yang Maha Terpuji
57.
Al Muhsii
Yang Menghitung
58.
Al Mubdi’u
Yang Memulai
59
Al Mu’iidu
Yang Mengembalikan
60.
Al Muhyii
Yang Menghidupkan
61.
Al Mumiitu
Yang Mematikan
62.
Al Hayyu
Yang Maha Hidup
63.
Al Qoyyumu
Yang Berdiri Sendiri
64.
Al Waajidu
Yang Menemukan
26
65.
Al Maajidu
Yang Mempunyai kemuliaan
66.
Al Waahidu
Yang Esa
67.
Al Ahadu
Yang Maha Esa
68.
Ash Shomadu
Yang Menjadi Tempat Meminta
69.
Al Qaadiru
Yang Maha Kuasa
70.
Al Muqtadiru
Yang Sangat Kuasa
71.
Al Muqaddimu
Yang Mendahului
72.
Al Muakhkhiru
Yang Mengakhiri
75.
Al Awwalu
Yang Awal
74.
Al Aakhiru
Yang Akhir
75.
Adz Dzoohiru
Yang Dhahir Kekuasaannya
76.
Al Bathinu
Yang Tak Keliatan dzatnya
77.
Al Waaly
Yang Menguasai
78.
Al Muta’aly
Yang Maha Tinngi
79. 88.
Al Al Barru Ghoniyyu
Yang Yang Maha MahaBaik Kaya
80. 89.
At Al Tawwabu Mughnii
Yang Menerima Yang Maha Memberi Kekayaan
81.
Al Muntaqimu
Yang Maha Memberi Siksaan
82.
Al ‘Affuwwu
Yang M aha Pemaaf
83.
Ar Ro’uufu
Yang Maha Bealas Kasihan
92. 84. 93. 85. 94.
Yang Memberi Manfaat Yang Memiliki Kerajaan Yang Menjadikan Cahaya Yang Keagungan dan Kemuliaan Yang Memberi Petunjuk
95. 86.
An Naafi’u Yaa Maalikal Mulk An Nurru Dzul Jalaali Wal Al Hadii Ikroom Al Badii’u Al Muqsithu
87.
Al Jaami’u
90. 91.
Al Maani’u
Adh Dharru
Yang Mempertahankan
Yang Membuat Bahaya
Yang Menciptakan SesuatuYang Yang Maha Tinggi Baru Yang Mengumpulkan
27
96.
Al Baaqi
Yang Maha Kekal
s 97.
Al Waaritsu
Yangn Mewarisi
98.
Ar Rosyidu
Yang Maha Pandai
99.
Ya Shabuur
Yang Maha Penyabar
4. Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna Pendidikan yang diawali dengan penanaman, pengenalan dan penghayatan asmaul husna akan membawa anak didik menyakini kekuasaan Allah, serta mampu mengamalkan dalam akhlak mulia. Pengenalan, pengamalan, dan penghayatan nilai edukatif asmaul husna dapat dilakukan sejak usia dini baik di lingkungan sekolah, keluarga, podok pesantren maupun di lingkungan masyarakat. Menghayati asmaul husna dengan benar disertai dengan upaya takhlliqul bi akhlaqillah, maksudnya berakhlak seperti Allah yang di
28
sifatkan dalam asmaul husna dalam batas-batas kewajaran seorang manusia. Allah
yang
memberi
keamanan
(Al-Mu’minu),
maka
implementasinya kita harus menjaga kejujuran karena kejujuran adalah modal orang dalam bekerja, dengan kejujuran seseorang dapat di percayai orang lain. Nilai kejujuran merupakan mahkota orang-orang mulia. Kejujuran komponen rohani yang memantulkan berbagai sikap terpuji, seseorang yang menyatakan sikap secara transparan, terbebas dari segala kepalsuan dan penipuan, sehingga dia memiliki keberaniaan moral yang sangat kuat. Allah maha menyerahakan (Al-Wakiil), implementasinya kita bisa dipercaya untuk mewakili orang lain. Al-Wakiil merupakan dasar dari tanggung jawab. Allah maha menghimpun (Al-Jami’), implementasinya kita mampu membuat team work yang kompak. Allah maha adil (Al-Adl), implementasinya kita harus proporsional atau adil dalam membagi atau menyelesaikan sesuatu. Allah maha kokoh (Al-Matiin), implementasinya kita teguh atau disiplin pada sikap yang baik. Allah yang (Akhiir), implementasinya kita mempunyai visi atau citacita. Allah maha medengar (As-Sami’), implementasinya kita menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain.
29
Allah maha melihat (Al-Bashir), implementasinya kita harus mengamati dan melihat sikap oranng lain. Tuhan mengantar manusia untuk menyadari bahwa tidak ada satupun yang luput dari penglihatan Allah. Kesadaran inilah yang hendaknya menjadi akhlak manusia dalam upaya meneladani sifat Allah (Nasutin, 2009: 191). Dihubungkan dengan dunia pendidikan, sifat ini mendorong seorang guru memperhatikan perkembangan bakat dan minat anak didiknya. Perhatian dari seorang guru sekecil apapun akan melahirkan empati bagi anak didiknya.
B. Kecerdasan Spiritual 1. Pengertian Kecerdasan Spiritual Kecerdasan berasal dari kata “cerdas”, yang mendapat imbuhan kean. Cerdas berarti sempurna akal budi, pandai, tajam pemikiran (WJS. Poerwadarminta, 1997: 363). Dengan demikian, kecerdasan adalah perkembangan akal budi (seperti: kepandaian ketajaman pikiran). Kata spiritual berasal dari kata spirit dalam bahasa inggris, yang berarti roh atau jiwa. Sedangkan spiritual adalah keagamaan. Pendapat lain mengatakan bahwa spiritual berkaitan dengan roh, semangat, atau jiwa. Dapat juga diartikan dengan religious yang berhubungan dengan agama, keimanan, kesalehan menyangkut nilai-nilai transendetal (Cp Chaplin terjemahan Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, 1989: 480). Kecerdasan spiritual dalam pandangan psikologi adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu
30
kecerdasan untuk menempatkan perilaku hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk memenuhi bahwa tindakan atau jalan hidup jalan seseorang lebih bermakna dibanding dengan kecerdasan yang lain. Kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan SQ dan EQ secara efektif, bahkan kecerdasan merupakan kecerdasan tertinggi kita (Danah Zohar dan Ian Marshall, 2001: 4). Adapun kecerdasan spiritual dalam pandangan islam adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya, dan memiliki pola pemikiran tauhidi (intregalistik), serta berprinsip hanya karena Allah. Kecerdasan spiritual merupakan kepekaan terhadap eksistensi diri dan kemampuan memahami relasi diri sang pencipta. Dengan kecerdasan ini, manusia bisa memahami dan menghargai makna kehidupannya sebagai bagian dari rencana besar untuk kebaikan seluruh umat manusia dan kemuliaan Tuhan. (Meliada, 2004: 105). Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall dalam buku mereka yang berjudul
“The
Ultimate
Intelligence”,
SQ
(spiritual
quotient)
mendefinisikan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi makna dan value, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, dibanding dengan yang lain (The Ultimate Intelligence, 2001: 23).
31
Kecerdasan
spiritual
adalah
landasan
yang
diperlukan
untuk
memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan, SQ merupakan kecerdasan tertinggi (Nasution, 2009: 16). Danah Zohar menulis dalam sebuah jurnal yang berjudul “Spiritual Intelligence-The Ultimate Intelligence” menyatakan bahwa: “Spiritual intelligence is describedas the intelligence with wich adress and solve probelms of meaning and value, the intelligence with wich we can place our oction or one life-parth is more meaningfull than another”. Menurutnya kecerdasan spiritual sebagai landasan yang diperlukan untuk mengfungsikan IQ da EQ secara efektif. Bahkan merupakan kecerdasan kecerdasan tertinggi manusia. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan jiwa yang dapat membantu kita menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh (Zohar, 2000: 1). Marsha Sinetar mengartikan kecerdasan spiritual sebagai fikiran yang mendapat inspirasi, dorongan dan efektivitas yang terinspirasi theisness atau penghayatan ketuhanan yang di dalamnya kita semua menjadi bagian (Zohar, 2000: xxvii). Eckersley memberikan pengertian yang lain mengenai kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan spiritual didefinisikan sebagai perasaan intuisi yang dalam terhadap keterkaitan denagan dunia yang luas di dalam hidup kita (Trihandini, 2005: 26). Berman mengungkap dalam papernya yang berjudul Developing SQ (Spiritual Intelligence) Troughught ELT bahwa kecerdasan spiritual dapat memfasilitasi dialog antara pikiran dan emosi antara jiwa dan tubuh.
32
Dia juga mengatakan bahwa kecerdasan spiritual dapat membantu seseorang untuk dapat melakukan transendasi diri. Pengertian kecerdasan spiritual lainnya adalah melalui langkah-langkah pemikiran yang bersifat fitrah, menjadi manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran integralistik serta berprinsip hanya kepada Allah (Agustin, 2001: 57). Sedangakan menurut Ary Ginaanjar Agustin seorang pakar ESQ mengemukakan
bahwa
kecerdasan
spiritual
adalah
kemampuan
mengaktualisasikan nilai-nilai illahiah seperti jujur, adil, tanggung jawab, mengasihi, cinta, berani dan tegas (psikologi asmaul husna) dalam kehidupannya. Lebih jauh Akhmad Sirodz mengungkap dalam bukunya yang berjudul Aktualisasi Nilai Dalam Pengembangan Diri bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan mengubah situasi bermakna yaitu penemuan diri, menentukan pilihan, merasa istimewa, bertanggung jawab, dan transendensi (Sirodz, 2010: 141). Pengertian lain mengenai kecerdasan spiritual adalah kemamapuan untuk memberi makna ibadah terhadap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang fitrah, menuju
manusia
yang seutuhnya
dan memiliki pola pemikiran
integgralistik serta berprinsip hanya karena Allah (Agustin, 2001: 5). Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia pada mulanya berada di tempat yang tinggi sebagai makhluk spiritual murni, yang kemudian roh spiritual itu ditiupkan ke dalam tubuh manusia yang terbuat dari tanah, lalu diturunkan ketempat yang rendah yaitu bumi,
33
seperti yang telah difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Baqoroh ayat 38 yang berbunyi:
Artinya: “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian apabila datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al-Baqoroh:38). 2. Ciri-Ciri Kecerdasan Spiritual Adapun ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan spiritual adalah sebagai berikut: a.
Bersyukur.
b.
Tertarik dengan kegiatan ritual agama.
c.
Tertarik dengan kebiasaan-kebiasaan berdoa dalam aktifitas seharihari (berdoa sebelum makan, sebelum makan, sebelum tidur, dan kebiasan lain yang diterapkan anggota keluarga lainnya).
d.
Merasa dekat dengan Tuhan.
e.
Percaya bahwa ia adalah makhluk yang spesial, unik, dan berharga.
f.
Menghargai dn menghormati semesta (Meliada, 2004: 106). Menurut Jalaludin Rahmat, individu yang memiliki kecerdasan
spiritual tinggi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: a.
Kemampuan untuk mentransendasikan yang fisik dan material.
b.
Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak.
c.
Kemampuan untuk mensakralkan pengalaman sehari-hari.
34
d.
Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber spiritual sebagai bahan untuk menyelesaikan masalah.
e.
Kemampuan untuk bisa berbuat (Muallifah, 2009: 179). Menurut Danah Johar dan Ian Marshal, setidaknya ada sembilan tanda
orang yang mempunyai kecerdasan spiritual, yakni sebagai berikut: a.
Kemampuan bersikap fleksibel.
b.
Tingkat kesadaran tinggi.
c.
Kemampuan menghadapi penderitaan hidup.
d.
Kemampuan menghadapi rasa takut.
e.
Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai.
f.
Enggan menyebababkan kerugiaan yang tidak perlu.
g.
Cenderung melihat keterkaiutan berbagai hal hal.
h.
Cenderung bertanya “mengapa” atau bagaimana jika”.
i.
Pemimpin yang penuh pengabdiaan dan bertanggung jawab (Azzet, 2010: 43-47). Sedangkan menurut Tony Buzan, ciri-ciri orang yang mempunyai
kecerdasan spiritual adalah sebagai berikut: a.
Senang berbuat baik.
b.
Senang menolong orang lain.
c.
Menemukan tujuan hidup.
d.
Turut merasa memikul sebuah misi mulia.
e.
Mempunyai selera humor yang baik (Azzet, 2010: 56-63).
3. Manfaat Kecerdasan Spiritual
35
Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kecerdasan spiritual antara lain: a.
Kecerdasan spiritual menjadikan kreatif.
b.
Kecerdasan spiritual membantu dan memahami exsistensi manusia.
c.
Kecerdasan spiritual adalah pedoman saat berada “di ujung tanduk”. ”Ujung adalah suatu tempat bagi kita dapat menjadi kreatif. Kecerdasan spiritual, pemahaman yang dalam intuitif akan makna, dan nilai, merupakan petunjuk saat berada di ujung tanduk.
d.
Kecerdasan spiritul menjadikan kita lebih cerdas secara spiritual agama.
e.
Kecerdasan spiritual memungkinkan kita untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani kesenjangan antara diri sendiri dan orang lain.
f.
Kecerdasan spiritual membantu mencapai pekembangan diri yang lebih utuh karena kita memiliki potensi untuk itu.
g.
Kecerdasan spiritual dapat membantu dalam menghadapi masalah baik dan buruk, hidup, dan mati, jati diri, penderitaan dan keputusasan. (Danah johar dan Ian Marshall, 2001: 5).
4. Faktor Yang Menghambat Kecerdasan Spiritual Ada enam faktor yang membuat seseorang dapat terhambat spiritualnya yaitu:
36
a.
Adanya ketidak seimbangan yang dinamis antara id, ego, dan super ego, ketidak seimbangan antara ego sadar yang rasional dan tuntutan dari alam tidak sadar secara umum.
b.
Adanya orang tua yang tidak menyayangi anaknya.
c.
Mengharap terlalu banyak.
d.
Adanya ajaran yang menekan insting.
e.
Adanya aturan moral yang menekan insting ilmiah.
f.
Adanya luka jiwa, yaitu jiwa yang menggambarkan pengalaman perasaan terasing dan tidak berharga (Trihandini, 2005: 28).
5. Mengasah Kecerdasan Spiritual Seperti halnya IQ dan EQ, bukan hal yang mustahlil untuk mengasah dan meningkatkan SQ antara lain menurut Sukidi: a. Kenalilah diri anda, karena orang yang sudah tidak bisa mengenal dirinya sendiri akan mengalami krisis makna hidup maupun krisis spiritual. Karenanya mengenali diri sendiri adalah syarat pertama untuk meningkatkatkan kecerdasan spiritual (SQ). b. Lakukan instropeksi diri, atau yang dalam istilah keagaman dikenal sebagai upaya “pengobatan”. Ajukan pertanyaan pada diri sendiri, “Sudahkah karier dan hidup kita berjalan pada rel yang benar?”. c. Aktifkan hati secara rutin. Dalam konteks orang beragama adalah mengingat Tuhan. Mengapa mengingat Tuhan?, karena Dia adalah sumber kebenaran yang tertinggi dan kepada Dialah kita kembali.
37
d.
Setelah mengingat sang Kholik, kita akan menemukan keharmonisan dan ketenangan hidup. Kita tidak lagi menjadi manusia yang rakus akan materi tapi dapat merasakan kepuasan tertinggi berupa kedamaian hati dan jiwa sehingga mencapai keseimbangan hidup dan merasakan kebahagian spiritual (Majalah Paras, 2005: 73). Selain tips di atas, untuk mengasah kecerdasan spiritual anak juga bisa
dilakukun dengan cara: a. Tanamkan nilai-nilai spiritual
yang mendukung terjadinya
perdamaian dan harmoni dalam kehidupan seperti misalnya: 1) Tuhan menciptakan alam semesta termasuk bumi yang kita tempati. 2) Tuhan menciptakan bumi dan isinya untuk kebaikan manusia. 3) Manusia seharusnya menghargai ciptaan Tuhan denngan: a) Saling menghormati dan berusaha hidup berdampingan dengan damai terhadap sesama manusia. b) Menghormati lingkungan sekitar termasuk binatang dan tanaman. c) Hormati dan cintai Tuhan. d) Hormati dan cintai orang tua. e) Hormati dan cintai sesama. f) Manusia berusha tuhan yang menentukan. 4) Lakukan rutinitas spiritual dengan anak setiap hari. 5) Terlibat dalam ibadah mingguan
38
6) Ajak anak menyaksikan kehadiran Tuhan dalam kehidupan anda sehari-hari (Meliada, 2004: 106-10). Sedangkan menurut Jalaludin Rahmat dalam bukunya yang berjudul “Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Sejak Usia Dini”, Ada beberapa kiat untuk mengembangkan dan mengasah kecerdasan spiritual anak, di antaranya: 1) Jadilah gembala spiritual yang baik. 2) Bantulah anak untuk merumuskan misi hidupnya. 3) Membaca kitab suci bersama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan. 4) Ceritakan kisah-kisah dari tokoh-tokoh spiritual (Muallifah, 2009: 182-185).
C. Hubungan
Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul
Husna
Dengan
Kecerdasan Spiritual Santri Pendidikan selama ini sudah mengalami kemajuaan yang berarti. Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga agen perubahan masyarakat berusaha menyelenggarakan pembelajaran yang membimbing, mendidik, dan melatih santri agar dapat berkembang secara optimal. Kompetensi santri diharapkan mampu berkembang utuh secara integral antara ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Pada era globalisasi seperti ini, pendidikan penanaman nilai-nilai akhlak mulia terkesan dikesampingkan karena tergeser oleh teknologi yang
39
mengutamakan sains belaka. Pendidikan yang diawali dengan penanaman, dan penghayatan nilai edukatif asmaul husna diharapkan akan membawa santri menyakini kekuasaan Allah, serta mampu mengamalkan dalam akhlak mulia. Penghayatan nilai edukatif asmaul husna yang ada pada diri santri diharapkan akan membangkitkan keyakinan, jati diri yang melahirkan karakteristik bangsa yang didasarkan oleh nilai-nilai mulia kemanusiaan. Nilai-nilai
tertinggi seperti kreativitas, komitmen, kolaborasi, semangat,
tanggunng jawab, jujur, disiplin, kerja sama, visioner, dan peduli adalah nilainilai tertinggi dan mulia yang telah ditiupkan oleh Allah SWT. Prinsip nilainilai tertinggi itu dalam islam dapat digali melalui 99 Asmul Husna di antaranya Al-Badi’, Ash-Shabr, Al-Jabbar, Al-Jami” Al-Hayy, Al-Mukmin, Al-Wakil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-Akhir, Al-Sami’ dan Al-Bashir. Potensi tertinggi ini telah melekat pada manusia ketika dilahirkan tanpa memandang apakah orang itu nantinya akan menjadi Yahudi, Majusi, Nasrani, atau Islam, dikarenakan sifat Maha Pengasih (Ar-rahman) dan Maha Penyayang (Arrahim)-Nya. Di era globalisasi ini santri tidak hanya cukup memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, tetapi juga harus memperhatikan nilainilai lain sebagai pegangan hidup yang mampu memberikan jaminan kebahagiaan hidupnya yaitu kecerdasan spiritual. Manusia tidak hanya berfikir dengan otak, tetapi juga dengan emosi, semangat, visi, harapan, dan kesadaran akan makna dan nilai-nilai hidup (SQ). Artinya, IQ memang
40
penting kehadirannya dalam kehidupan manusia, agar dapat memanfaatkan teknologi secara efisiensi dan efektif, sekaligus peranannya dalam meningkatkan kinerja, SQ menyakini bahwa nilai-nilai spiritual inilah yang dapat memberikan makna hidup. Pada saat masalah datang maka radar hati bereaksi menangkap signal, karena berorientasi pada meterialime maka hasilnya adalah emosi tidak terkendali sehingga yang muncul adalah sikap amarah, sedih, takut, dan kesal akibatnya emosi tidak terkendali. Hal ini mengakibatkan Got Spot terbelenggu sehingga suara hati yang bersifat mulia ini tidak lagi bisa didengar dan menjadi tidak berfungsi, akibatnya tidak bisa berkolaborasi dengan kecerdasan yang lain. Jika masalah muncul dan radar hati langsung mengenai dinding tauhid maka akan mengendalikan emosi. Dan hasilnya adalah emosi yang terkendali, perasaan tenang dan damai, sehingga Got Spot akan terbuka dan bekerja. Dalam diri manusia ada lapisan yang paling dalam berupa nilai (value). Nilai yang paling dalam itu (Got Spot) mengandung sifat-sifat Tuhan (Asmaul Husna), sebagai potensi diri untuk dikembangakan. Dengan paradigma seperti itu, apapun yang kita hadapi akan mendapat sebuah energi bagi jiwa yang bimbang. Bila diri kita adalah orang yang tergesa-gesa, bangkitkan energi As-Shabr (saya harus sabar). Bila kita dalam kesulitan ekonomi, bangkitkan energi Al-Ghaniyy (saya harus kaya dan berusaha sungguh-sunggah). Jika kita ingin dihormati orang, bangkitkan Al-Majid (saya harus memuliakan orang terlebih dahulu). Bila kita ingin disayang
41
orang, bangkitkan energi Ar-Rahmin (saya harus menyayangi orang terlebih dahulu). Namun nilai-nilai itu tidak bisa dilakukan sepotong-potong atau parsial, harus dilakukan secara totalitas (kafah). Misalnya, jika kita ingin kaya (Al-Ghaniyy), kita juga harus melakukan sifat Allah yang lainnya yaitu AlKholiq (Berkreasi dan inovatif), jika kita ingin disayang (Ar-Rahman), kita juga harus melakukan sifat Al-Lathiif (berbicara lembut), dan jika kita ingin dimuliakan orang maka harus berilmu pengetahuan (Al-Alim), dan seterusnya (Nasution, 2009: 28). Oleh karena itu melalui penghayatan nilai edukatif Asmaul Husna diharapkan dapat memberikan bekal pada santri agar di samping berkecerdasan intelektual, emosional, juga berkecerdasan spiritual. Sehingga mampu menggunakan pengetahuannya, sikap keterampilannya dalm rangka mewujudkan kebiasaan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah, di sekolah, di pesantren, maupun di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian santri sebagai generasai penerus bangsa dapat menghadapi problem hidupnya. Kemampuan itu berupa kemampuan memecahkan problem tersebut dengan motivasi tinggi serta menemukan solusinya, yang akhirnya mereka dapat hidup mandiri dan memiliki prinsip hidup bahwa segala tingkah laku yang dilandasi rasa ikhlas semata-mata hanya untuk Allah SWT. Ketika santri mengaktualisasikan nilai-nilai itu secara menyeluruh, ia akan merasakan dan menemukan nilai-nilai hidup yang sebenarnya. Nilai-
42
nilai inilah yang mampu mendorong mewujudkan impian-impian besarmya sehingga ia menjadi orang besar yang sukses secara lahir maupun batin.
43
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren 1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Pondok pesantren Al-Hamidiyah merupakan pondok pesantren murni rintisan KH. Mabruri bukan merupakan pondok peninggalan. Sepulang beliau dari nyantri di pondok pesantren Salafiyah Pasuruan, banyak warga yang ingin belajar ilmu agama kepada beliau dan beliau merasa terpanggil dan punya tanggung jawab untuk nasyirul ilmi waddin. Semula proses belajar mengajar mengaji dilaksanakan di rumah beliau. Melihat besarnya animo masyarakat yang berkeinginan nyantri dan khidmat kepada beliau, maka pada tahun 1990-an dibangunlah madrasah sederhana yang terletak di samping kiri rumah sebagai tempat untuk para santri mengaji. Bangunan sederhana tersebut mereka gunakan untuk menginap bagi santri putra sedangkan santri putri menginap di rumah beliau. Perkembangan jumlah santri cukup pesat, sehingga menuntutnya adanya pembangunana di bidang fisik. Berawal dari sebidang tanah Wakaf dari H. Bahrudin dan tanah yang beliau beli dari warga, juga termotivasi akan kondisi masyarakat sekitar, KH. Mabruri bersama istri Nyai Nur Hidayah merintis Pondok Pesantren tersebut dengan nama “Pondok Pesantren Al-Hamidiyah”. Pada tahun 2001 ada donatur dari Jepara yang bernama bapak H. Sunyoto, sehingga mendukung pembangunan secara 43
44
fisik (Sumber: Interview dengan pengasuh Pondok Pesantren AlHamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang). 2. Letak Geografis Secara geografis pondok pesantren Al Hamidiyah berada di Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Adapun letak geografis pondok pesantren pesantren Al-Hamidiyah adalah sebagai berikut: a) Batas bagian utara
: Dusun Banyutarung
b) Batas bagian selatan : Dusun Tugu dan Banding. c) Batas bagiaan barat : Dusun Pilang. d) Batas bagian timur
: Dusun Tawang
3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Hamidiyah a. Visi Pondok Pesantren Al-Hamidiyah 1) Berupaya mewujudkan manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlakul karimah. 2) Berupaya mewujudkan manusia muslim yang mengetahui , mengamalkan, dan menyebarluaskan ajaran agama Islam. (Sumber Dokumen Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012).
45
b. Misi Pondok Pesantren Al-Hamidiyah 1) Sebagai benteng dari pengaruh budaya barat yang dapat merusak moral bangsa. 2) Mencetak figur seseorang yang dapat dijadikan uswatun hasanah bagi masyarakat luas. (Sumber: Dokumen Pondok pesamtren AlHamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012). 4. Progam Pendidikan dan Pengajaran Ada dua cara mengajar yang digunakan dalam pondok pesantren Al-Hamidiyah, yaitu: a. Cara Sorogan Dalam cara ini pelajaran diberikan oleh pembantu kyai yang disebut badal. Mula-mula badal membacakan matan yang di tulis dalam bahasa Arab, kemudian menerjemahkan kata demi kata ke dalam bahasa daerah dan menerangkan maksudnya. Cara ini berlaku untuk santri pemula. b. Cara Bandungan (Weton Kholadah) artinya adalah lingkaran Para santri duduk di sekitar kyai, baik santri maupaun kyai memegang kitab masing-masing. Kyai membacakan isi kitab kemudiaan mengartikan dan menjelaskannya kepada santri. Santri menyimak, kemudian mengulang dan mempelajarinya kembali sendiri.
46
5. Pendidikan dan Ketrampilan a. Khitobah b. Seni Baca Al-Qur’an c. Tahfidz Al-Qur’an d. Musyawarah kitab fathul Qorib e. Rebana f. Kursus Komputer g. Sepak Bola (Sumber: Dokumen Pondok pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012). 6. Rutinitas Kegiatan Santri 04.30 : Jamaah Subuh 05.00 : Ngaji Bandungan+Sorogan 06.00 : Bersih-bersih, masak dan istirahat 09.00 : Ngaji Bandungan 11.00 : Istirahat 12.30 : Jamaah sholat Dzuhur 13.00 : Masuk Sekolah 15.30 : Keluar Sekaolah 16.00 : Jamaah Asar dilanjutkan ngaji Bandungan 17.45 : Sholat Magrib 18.30 : Sorogan Al-Qur’an
47
19.30 : Jamaah Isya 20.00 : Ngaji Bandungan 21.30 : Musyawarah Pelajaran 23.00 : Istirahat (Sumber: Observasi dan Interview dengan santri Pondok Pesantren AlHamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012) 7. Kegiatan Mingguan a.
Senin (18.30- 20.00) : Qiro’ah
b. Senin (20.00-23.00) : Khitobah c.
Kamis (16.30)
: Ziarah Makam
d. Kamis (18.30-19.30) : Mujahadah Yasinan e.
Jum’at (07.00)
: Bersih/Ro’an
(Sumber: Interview dengan ustadz dan santri Pondok Pesantren AlHamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012). 8. Kegiatan Bulanan a.
Mujahadah Al-Qur’an.
b. Manaqib. c.
Khitobah kubro.
(Sumber: Interview dengan ustadz dan santri Pondok Pesantren AlHamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012)
48
9. Struktur Organisasi Setiap lembaga sudah barang tentu memiliki struktur organisasi karena itu sangat penting yaitu untuk mengetahui tugas serta tanggung jawab dari masing-masing komponen,
dimana komponen yang satu
dengan komponen yang lain tersusun atas satu kesatuan yang saling menopang satu sama lain. Berikut ini adalah struktur organisasi kepengurusan pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 Ketua KH. Mabruri Wakil Ketua Mu’tasyim Billah Sekretaris Muchlasin
Bendahara Khamdani
Humas Syaifullah
Men. Kebersihan Sairoji
Men. Kepontren Ahmad Thohirin
Men Sarpras Badrudin
M. Pend Pengajaran Aziz
M. Keamanan Ahmad Muntaha
M. Dakwah Abu Huroiroh
Keterangan: Ketua
: KH. Mabruri.
Wakil Ketua
: Mu’tasyim Billah
Sekretaris
: Muchalsin
Bendahara
: Khamdani
Humas
: Sofiullah
Menteri Kebersihan dan Kesehatan : Saruji
49
Menteri Kepontren
: Ahmad Thohirin
Menteri Sarana Prasarana
: Badrudin
Menteri Pendidikan Pengajaran
: Azis
Menteri Keamanan
: Ahmad Muntaha
Menteri Dakwah
: Abu Hurairoh
(Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012). 10. Data keadaan Ustadz Dalam suatu kelembagaan merupakan bagian terpenting untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Untuk mengetahui keadaan ustadz merupakan bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mengetahui keadaan tersebut penulis sajikan keadaan ustadz pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Data Ustadz Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012
No 1.
Nama Ustadz Makmun
Pendidikan Lulisan SMA dan Pondok
Mata Pelajaran Qowaidussorofiyah
Pesantren Al-Itihad Poncol 2.
Abdul Malik
Lulusan SMK dan Pondok
Simarul Janiah
Pesantren Al-Hamidiyah 3.
Mu’tasyim Billah
Lulusan MA dan Pondok
Arrobahiyyatuddini
Pesantren Salafiyah Pasuruan
yah
50
4.
Saerozi
Lulusan MI dan Pondok
Kholasoh
Pesantren Al-Itihad Poncol Bringin 5.
Rokhim
Lulusan MI Pondok Pesantren
Fatkhul Qorib
Al-Itihad Poncol Poncol Bringin 6.
7.
Muhammad
Lulusan MA dan Pondok
Thohirin
Pesantren Salafiyah Pasuruan
Sofiullah
Lulusan MI dan Pondok
Al-Fiyah
Sorof
Pesantren Tegalrejo Magelang 8.
9.
Drs Muchlasin
Azis
Lulusan IAIN dan Pondok
Mabadi auliyah fi
Pesantren Al-Itihad Poncol
ushullilfigh
Bringin
Walqowaidulfighiah
Lulusan UNDARIS dan
Fasholatan
Pondok Pesantren Al-Itihad Poncol Bringin
10. Badrudin
Lulisan MI dan Pondok
Akhlaqul Banin
Pesantren Salafiyah Pasuruan 11. Fauzan
Lulusan MI dan Pondok
Hidayatul Mustafid
Pesantren Al-Hamidiyah 12, Abu Hurairoh
Lulusan MA dan Pondok
Ushl figh
Pesantren Salafiyah Pasuruan 13. Irfani
Lulusan SMK dan Pondok
Sulamuttaufiq
Pesantren Al-Hamidiyah 14. Abu Tolhah
Lulusan MI dan Pondok
Fiqhul Wadhih
Pesantren Al-Itihad Poncol 15. Muhaimin
Lulusan MI dan Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang
Mubadil figh
51
16. Dawam
Lulusan MI dan Pondok
‘Aqidatul’awam
Pesantren Poncol Al-Itihad Poncol Bringin 17. Toyipur
Lulusan MTs dan Pondok
Kholashoh
Pesantren Al-Hamidiyah 18. Muchlisin
Lulusan MI dan Pondok
Imriti
Pesantren 19. Hamdani
Lulusan MI dan Pondok
Jurumiyah
Pesantren Al-Itihad Poncol Bringin Kabupaten Semarang 20. Ahmad Muntaha
Lulusan MTs dan Pondok
Qotrul ghoes
Pesantren Al-Anwar Karangmangu Sarang Rembang Sumber: Dokumen Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamataan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012). 11. Tata Tertib Pondok Pesantren Al-Hamidiyah a. Larangan 1) Keluar dari lingkungan Pesantren setelah pukul 22.00 WIB. 2) Menonton pertunjukkan seperti dangdut. 3) Bersendau gurau yang dapat mengganggu ketenangan warga lebih-lebih habis sholat isya’. 4) Memakai barang-barang milik orang lainsebelum minta izin kepada pemiliknya. 5) Bergaul bebas dengan lawan jenis (Berpacaran dimanapun dan dengan cara apapun).
52
6) Rambut bersemir. 7) Bertato. 8) Memelihara kuku. b. Anjuran atau Nasehat 1) Tanamkan selalu budi pekerti yang baik (Akhlakul Karimah). 2) Jagalah nama baik pondok pesantren. 3) Menjauhi hal-hal yang menghambat belajar. 4) Berbaju lengan panjang saat sholat. 5) Berpakaian yang baik selayaknya santri dimanapun berada. (Sumber: Dokumen Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten semarang). c. Saksi Bagi Yang Melanggar 1) Santri yang melanggar diatas akan ditegur atau diperingati oleh pengerus dan dimintakan barokah kepada kyai. 2) Bagi santri yang pulang lebih dari tiga hari akan diberi saksi, kecuali dengan seizin pengurus atau kyai. 3) Apabila masih melanggar maka akan dikenakan saksi dan denda. (Sumber
Dokumen
Pondok Pesantren
Al-Hamidiyah Dusun
DukunDesa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang 12. Keadaan santri dan Fasilitas Pondok Pesantren Al-Hamidiyah a. Keadaan Santri Data yang diperoleh dari pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan penulis diketahui bahwa santri pondok pesantren Al-
53
Hamidiyah pada tahun 2011-2012 berjumlah 139 santri. Untuk lebih jelasnya dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin dan Kelompok Kelas pada tabel berikut: Tabel 3 Data Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012 Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
Laki-laki
57 orang
2.
Perempuan
82 orang
Jumlah
139 0rang
Tabel 4 Data Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012 Berdasarkan Kelas No Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
SP 1 (Sekolah Persiapan) 1
19
23
42
2.
SP 2 (Sekolah Persiapan 2)
15
25
40
3.
Jurumiyah
7
16
23
4.
Imriti
5
6
11
5.
Al-Fiyah Ibnu Malik
2
1
3
b. Fasilitas Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Adapun fasilitas gedung atau ruangan yang berada di pondok pesantren Al-Hamidiyah adalah sebagai berikut: 1. Masjid
: 1 unit
2. Ruang kelas : 11 ruang
54
3. Aula
: 1 ruang
4. Koperasai
: 2 ruang
5. Kantor
: 1 ruang
(Sumber Dokumen Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012)
B. Penyajiaan Data 1. Daftar Nama Responden Data nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 5 Daftar Nama Responden NO
Nama Responden
Jenis Kelamin
Kelas
1.
Siti Nuroniyah
P
Jurumiyah
2.
Choirun Nisa’
P
Jurumiyah
3.
Ana
P
Imriti
4.
Khoirul Muto’
L
Jurumiyah
5.
Sirojul Mufid
L
Impriti
6.
Almalikah
P
Impriti
7.
Hasan Naji
L
Jurumiyah
8.
Fathoni
L
Impriti
9.
Siti
P
Imriti
10.
Nur Kholik
L
Al-Fiyah
11.
Hanik
P
Jurumiyah
12.
Yanti
P
Jurumiyah
13.
Nurul
P
Jurumiyah
55
14.
Ulia
P
Jurumiyah
15.
Ria
P
Al-Fiyah
16.
Bayu
L
A-Fiyah
17.
Sugiyanto
L
Jurumiyah
18.
Shinta
P
Imriti
19.
Ali As’ad
L
Imriti
20.
Alifatul Maula
P
Imriti
21.
Salamah
P
Jurumiyah
22.
Umi
P
Jurumiyah
23.
Nina
P
Jurumiyah
24.
Naim
L
Jurumiyah
25.
Teguh
L
Imriti
26.
Fathul Amin
L
Imriti
27.
Hasan
L
Jurumiyah
28.
Rofi’ah
P
Jurumiyah
Sumber: Dokumen Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012. 2. Hasil Jawaban Angket Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel dependent dan independent yang diurai dalam item atas opsi pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna Adapun data hasil jawaban dari angket tentang penghayatan nilai edukatif asmaul husna santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
56
Tabel 6 Jawaban Angket tentang Penghayatan Nilai Edukatif Asamaul Husna Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012 No
Jawaban Saal
Jumlah
Responden
A
B
C
1.
7
3
6
16
2.
7
3
6
16
3.
3
10
3
16
4.
3
10
3
16
5.
7
8
1
16
6.
7
8
1
16
7.
4
4
7
16
8.
7
0
9
16
9.
8
1
7
16
10.
12
3
1
16
11.
12
4
0
16
12.
5
10
1
16
13.
14
1
1
16
14.
9
3
4
16
15.
11
5
0
16
16.
7
8
1
16
17.
6
10
0
16
18.
7
3
6
16
19.
0
9
7
16
20.
2
8
6
16
21.
0
8
8
16
22.
4
6
6
16
23.
7
2
7
16
24.
7
6
3
16
57
25.
6
8
2
16
26.
9
3
4
16
27.
6
8
2
16
28.
10
3
3
16
Jumlah
128
123
40
448
b. Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Adapun hasil jawaban dari angket tentang kecerdsan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7 Jawaban Angket Tentang Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren AlHamidiyah Tahun Ajaran 20111-2012 No
Jawaban Soal
Jumlah
Responden
A
B
C
1.
10
4
2
16
2.
15
1
0
16
3.
0
12
4
16
4.
5
4
7
16
5.
5
4
7
16
6.
7
2
7
16
7.
1
7
8
16
8.
7
3
6
16
9.
13
3
0
16
10.
15
1
0
16
11.
6
9
1
16
12.
6
3
7
16
13.
5
11
0
16
58
14.
8
1
7
16
15.
6
3
7
16
16.
13
2
1
16
17.
6
9
1
16
18.
8
8
0
16
19.
10
6
1
16
20.
10
3
3
16
21.
8
8
0
16
22.
7
9
0
16
23.
7
8
1
16
24.
7
9
0
16
25.
8
8
0
16
26.
6
7
1
16
27.
9
5
2
16
28.
9
5
2
16
Jumlah
150
104
28
448
59
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah penulis menganalisis data tersebut. Hal ini di maksudkan untuk memperoleh jawabanjawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab sebelumnya, untuk memudahkan dalam menganalisis data tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang akan deteliti, adapaun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: A. ANALISIS PERTAMA Setelah melakukan penggalian data, maka
selanjutnya adalah
melakukan analisis data tiap variabel. Adapaun analisisnya sebagai berikut: 1. Analisis Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari 16 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3. b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2. c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1. Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari angket untuk santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012, nilai yang diperoleh kemudian diklasifisikan untuk
59
60
mengkriteriakan tingkat penghayatan nilai edukatif asmaul husna santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012. Tabel 8 Tentang Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2012 No
Alternatif Jawaban
Total Jawaban Tiap
Total
Responden
Item
Item
Nilai
A
B
C
3
2
1
1.
7
3
6
21
6
6
32
2.
7
3
6
21
6
6
32
3.
3
10
3
9
20
3
32
4.
3
10
3
9
20
3
31
5.
7
8
1
21
16
1
38
6.
5
10
7
15
20
7
42
7.
4
4
8
12
8
8
28
8.
7
0
9
21
0
9
30
9.
8
1
7
24
2
7
36
10.
12
3
1
36
6
1
43
11.
12
4
0
24
8
0
43
12.
5
10
1
15
8
1
44
13.
14
1
1
24
2
1
45
14.
3
3
4
9
6
4
37
15.
11
5
0
33
10
0
43
16.
7
8
1
21
4
1
38
17.
6
10
0
18
20
0
28
18.
7
6
0
21
12
0
33
19.
0
9
1
0
18
1
25
20.
2
8
0
6
16
0
24
61
21.
0
8
2
0
16
8
24
22.
4
6
0
12
12
6
30
23.
7
8
1
21
16
7
44
24.
1
6
3
21
12
3
36
25.
0
8
2
18
16
2
36
26.
3
3
4
27
6
4
37
27.
6
8
2
18
16
2
36
28.
10
3
3
30
6
3
39
Jumlah
128
123
40
382
222
40
929
Berdasarkan nilai hasil penghayatan nilai edukatif asmaul di atas, diperoleh nilai tertinggi 43 dan nilai terendah 23, kemudian ditetapakan interval sebagai berikut: i
xt xr 1 Ki
Keterangan: i
: Interval
xt
: Nilai tertinggi
xr
: Nilai terendah
ki
: Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
i
i
xt xr 1 Ki
45 24 1
21 1 3
22 3
3
62
= 7,33 =7 Setelah diketahui lebar intervalnya 7, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1) Nominasi A adalah nilai 40-47: Intensitas Tinggi 2) Nominasi B adalah nilai 32-39: Intensitas Sedang 3) Nominasi C adalah nilai 24-31: Intensitas Rendah Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengatahui sebarapa tinggi nilai edukatif asmaul husna santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 seperti tabel di bawah ini: Tabel 9 Interval Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012 NO
Kategori
Interval
Jumlah
Nominal
1.
Tinggi
40-47
4
A
2.
Sedang
32-39
17
B
3.
Rendah
24-31
7
C
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk penghayatan nilai edukatif asmaul husna santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 yang mendapat nilai interval 40-47 sebanyak 4 responden. b. Untuk penghayatan nilai edukatif asmual husna santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 yang mendapat nilai interval 32-39 sebanyak 17 responden.
63
c. Untuk penghayatan nilai edukatif asmaul husna santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 yang mendapat nilai interval 24-31 sebanyak 7 responden. Setelah diketahui berapa banyak responden yang memperoleh nilai penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kategori tinggi, sedang maupun rendah kemudian masing-masing variabel diprosentasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P
F x100 % N
Keterangan: P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Jumlah responden Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori
adalah sebagai berikut: 1) Penghayatan nilai edukatif asmaul husna santri pondok pesantren AlHamidiyah tahun ajaran 2011-2012 yang mendapat nilai dengan nominasi A dengan interval 40-47 ada 4 responden.
4 x100% 28 P 14,28% P 14% P
2) Untuk kategori sedang tentang penghayatan nilai edukatif asmaul husna santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 dengan interval 32-39 ada 17 responden.
64
17 x100% 28 P 60,71% P 61% P
3) Untuk kategori rendah tentang hubungan penghayatan nilai edukatif asmaul husna santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 dengan interval 24-31 ada 7 responden.
7 x100% 28 P 25% P
Untuk lebih jelasnya, penulis sampaikan dalam bentuk tabel berikut ini: Tabel 10 Frekuensi Penghayatan Nilai Edukatif Asmaul Husna Tahun Ajaran 2011-2012 N0
Penghayatan Nilai
Interval
Frekuensi
Prosentase
Edukatif Asmaul Husna 1.
Tinggi
40-47
4
14%
2.
Sedang
32-39
17
61%
3.
Rendah
24-31
7
25%
28
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa penghayatan nilai edukatif asmaul husna santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 yang mendapat nilai Tinngi (A) 54%, sedang (B) 21%, rendah(C) 25%.
65
2. Analisis Kecerdasan Spiritual Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari 99 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk para santri pondok pesantren AlHamidiyah, kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan sejauh mana kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012. Tabel 11 Jawaban Angket Tentang Kecerdasan Spiritul Santri Pondok Pesantren AlHamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012 No
Alternatif Jawaban
Total Jawaban Tiap
Total
Responden
Tiap Item
Item
Nilai
A
B
C
3
2
1
1.
10
4
2
12
8
2
40
2.
15
1
0
45
2
0
47
3.
0
12
4
0
24
4
28
4.
5
4
7
15
8
7
30
5.
7
2
7
21
4
7
32
6.
7
2
7
21
4
7
32
7.
1
7
8
3
14
8
25
8.
7
3
6
21
6
6
33
66
9.
13
3
0
21
6
0
45
10.
15
1
0
27
2
0
47
11.
6
3
1
18
6
1
45
12.
6
3
1
18
6
7
31
13.
5
5
0
15
10
0
32
14.
8
1
1
24
2
7
33
15.
6
3
1
18
6
7
31
16.
13
2
1
21
4
1
45
17.
6
9
1
18
18
1
37
18.
8
8
0
24
16
0
40
19.
10
6
0
30
12
0
42
20.
10
3
3
30
6
3
39
21.
8
8
0
24
16
0
37
22.
7
9
0
21
0
0
39
23.
7
8
1
21
16
1
37
24.
7
9
0
21
18
0
39
25.
8
8
0
24
16
0
40
26.
6
7
3
18
7
3
28
27.
9
5
2
27
10
2
39
28.
9
5
2
27
10
2
39
Jumlah
150
104
28
432
177
28
1010
Berdasarkan nilai hasil
kecerdasan spiritual santri pondok
pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 di atas, diperoleh nilai tertinggi 47 dan nilai terendah 25, kemudian ditetapkan interval sebagai berikut: i
xt xr 1 Ki
Keterangan:
67
i
: Interval
Xt
: Nilai tertnggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval
i
i
xt xr 1 Ki
47 25 1 3
22 1 3
23 3
= 7,66 =8 Setelah diketahui lebar intervalnya 8, maka ditetapakn klasifikasi sebagai berikut: 1) Nominasi A adalah 43-50: Intensitas Tinggi 2) Nominasi B adalah 34-42: Intensitas Sedang 3) Nominasi C adalah 33-25: Intensitas Rendah Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa tinggi kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 seprti tabel berikut:
68
Tabel 12 Inteerval Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012 No
Kategori
Interval
Jumlah
Nominal
1.
Tinggi
43-50
5
A
2.
Sedang
34-42
9
B
3.
Rendah
33-25
14
C
Dengan demikian dapat diketahui: a) Untuk tingkat kecerdasasan spiritual santri yang mendapat nilai tinggi (A) dengan nilai interval 43-50 sebanyak 5 responden. b) Untuk tingkat kecerdasan spiritual santri yang mendapat nilai sedang (B) dengan nilai interval 33-42 sebanyak 9 responden. c) Untuk tingkat kecerdasan spiritual santri yang mendapat nilai rendah (C) dengan nilai interval 33-25 sebanyak 14 responden. Setelah diketahui berapa banyak responden yang memperoleh nilai tingkat kecerdasan spiritual rendah kemudian
dengan kategori tinggi, sedang, maupun
masing-masing variabel diprosentasekan dengan
menggunakan rumus sebagi berikut: P
F x100% N
Keterangan: P
= Persentase
F
= Frekuensi
N
= Jumlah responden
69
Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagi berikut: 1. Untuk kategori tinggi tentang tingkat kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 dengan interval 43-50 ada 5 responden. 5 100% 28 P 17,85% P 18% P
2. Untuk kategori sedang tentang tinngkat kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 dengan interval 34-42 ada 9 responden.
9 x100% 28 P 32,14% P 32% P
3. Untuk kategori rendah tentang tingkat kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 dengan interval 33-25 ada 14 responen.
14 x100% 28 P 50% P
Untuk lebih jelasnya, penulis sampaikan dalam bentuk tabel berikut ini:
70
Tabel 13 Frekuensi Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren AlHamidiyah Tahun Ajaran 2011-2012 No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1.
Tinggi
43-50
5
18%
2.
Sedang
34-42
9
32%
3.
Rendah
33-25
14
50%
28
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa tingkat kecerdasan santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 pada taraf tinggi 18% , sedang 32%, dan rendah 50%. B. Analisis Kedua 1. Mencari Nilai Korelasi Antara Pengaruh Nilai Edukatif Asmul Husna Terhadap Keceradasan Spiritual Pada Santri Pondok Pesantren AlHamidiyah Dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012 Dalam analisis kedua ini penulis akan menganalisis tentang hubungan penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 akan dikorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi, dimana pengaruh nilai edukatif asmaul husna sebagai variabel X dan kecerdasan spiritual sebagai Y. Adapun tabel tersebut sebagai beriut: Tabel 15 Tabel Analisis Product Moment NO
X
Y
X2
Y2
XY
71
1.
32
40
1024
1600
1280
2.
32
47
1024
2209
1504
3.
32
28
1024
784
896
4.
31
30
961
900
930
5.
38
32
961
1024
1216
6.
32
32
1024
1024
1024
7.
27
25
729
625
675
8.
36
33
1296
1369
1188
9.
32
45
1024
2025
1056
10.
43
47
1849
2209
2021
11.
44
45
1936
2025
1980
12.
36
31
1296
961
1116
13.
32
37
1024
1369
1665
14.
37
33
1369
1369
1369
15.
45
31
2025
961
1395
16.
38
45
1444
2025
1710
17.
28
37
784
1369
1036
18.
33
40
1369
1600
1320
19.
25
42
625
1764
1050
20.
24
39
576
1521
936
21.
24
37
576
1369
720
22.
30
39
900
1521
1404
23.
32
37
1024
1369
1184
24.
36
39
1296
1521
1404
25.
36
40
1296
1600
1440
26.
37
28
1369
784
1036
27.
36
39
1296
1521
1409
28.
36
39
1296
1521
1409
929
1010 32751
35980
34139
72
Dari tabel berikut dapat diketahui keterangan sebagai berikut:
xy x
rxy
x2
N x y x
N
2
N
y 2
y
2
N
= 28 = 929 = 1010
2
= 32751
2
= 35980
xy
= 34139
y
x y
Dalam melakukan analisis tentang hubungan penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual pada santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012, penulis menggunakan rumus product moment, Adapun rumusnya adalah sebagi berikut:
rxy
xy x
x2
x y
2
N
N y 2
y
2
N
73
34139
9291010
rxy 929 32751 28
28
10102 35980 28 938290 34139 28 rxy (863041) (1020100) 32751 35980 28 28 rxy rxy
2
34139 33510,357
32751 30822,89335980 36432,143 628,65
1928,107 547,857
628,65 1075,326 rxy 0,5846 rxy 0,584 rxy
C. Pembahasan Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh rxy sebesar 0,584, kemudian nilai r xy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi, yaitu dikonsultasikan pada product moment dengan N= 28 pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai 0,279 dengan ini dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,584 < rxy tabel sebesar 0,279, maka dengan demikian kita dapat menilai bahwa rumusan hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif dari penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual pada santri pondok pesantren Al-Hamidiyah dusun Dukun desa Banding kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 20112012 dapat diterima.
74
Berdasarkan analisis diatas dapat dikatakan bahwa semakin tinggi penghayatan nilai edukatif asmaul husna semakin tinggi pula kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah dusun Dukun desa Banding kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012, demikian juga sebaliknya semakin rendah penghayatan nilai edukatif asmaul husna semkin rendah pula kecerdasan spiritual santri pondok pesantren AlHamidiyah dusun Dukun Desa Banding kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012.
75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penghayatan nilai edukatif asmaul husna pada santri pondok pesantren AlHamidiyah dusun Dukun desa Banding kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012 adalah bervariasi. Santri yang berjumlah 28 orang dalam kategori tinggi yaitu sebesar 14%, santri yang penghayatan nilai edukatif asmaul husna dalam kategori sedang sebanyak 61%, sedangkan santri yang penghayatan nilai edukatif asmaul husna rendah sebanyak 25%. 2. Kecerdasan spiritual dari penelitian santri Pondok Pesantren AlHamidiyah dusun Dukun desa Banding kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012 juga bervariasi. Santri yang berjumlah 28 orang dalam kategori tinggi sebanyak 18%, yang memenuhi kategori sedang 32%, sedangkan yang masuk dalam kategori rendah 50%. 3. Setelah dikaji lebih lanjut dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis product moment (ro) ternyata ada pengaruh positif antara penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual pada santri pondok pesantren Al-Hamidiyah dusun Dukun desa Banding
74
76
kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 2011-2012 adalah terbukti dari analisis yang dihasilkan, bahwa korelasi product momment (r0) menghasilkan nilai 0,584 yang berada jauh dari batas penolakan r1 pada taraf signifikan 5% sebesar 0,279 berarti ada pengaruh yang signifikan. Dengan demikian antara penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual ada pengaruh positif artinya semakin tinggi nilai edukatif asmaul husna, maka semakin tinggi pula kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah dusun Dukun Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011-2012, begitu juga sebaliknya semakin rendah nilai edukatif asmaul husna semakin rendah pula kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hamidiyah dusun Dukun desa Banding kecamatan Bringin kabupaten Semarang tahun ajaran 20112012. Jadi Hipotesis yang berbunyi ada pengaruh yang positif antara penghayatan nilai edukatif asmaul husna dengan kecerdasan spiritual pada santri pondok pesantren Al-Hamidiyah tahun ajaran 2011-2012 ternyata benar dan dapat diterima. Dengan demikian hipotesis nihil ditolak kebenarannya.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
77
1. Pengurus pondok pesantren Al-Hamidiyah harus banyak memberi tauladan kepada santri agar lebih menginternalisasikan penghayatan nilai edukatif asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan pesantren maupun di lingkungan masyarakat. 2. Kepada
santri
pondok
pesantren
Al-Hamidiyah
agar
selalu
mengaplikasikan penghayatan nilai edukatif asmaul husna
untuk
meningkatkan kualitas kecerdasan spiritual sehingga pengamalan tersebut bisa diterapkan pada diri sendiri maupun kepada masyarakat.
78
DAFTAR NILAI SKK
Nama
: Fitriyatul Hamidah
Jurusan
: Tarbiyah
Nim
: 1107152
Progdi
: PAI
No
Jenis Kegiatan
Waktu Pelaksanaa
Status
1.
OPSPEK
28-31 Agustus 2007
Peserta
2
Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an
18 November 2008
Peserta
3.
Praktikum ILAIK
11-26 Februari
Peserta
4.
Praktikum
Metodologi 20 Agustus 2010
Peserta
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 5.
Sarasehan
Nasional
“SIMPUL 08 Mei 2010
Peserta
BUDAYA INDONESIA” 6.
Seminar
Regional
dan
Temu 22 Maret 2010
Peserta
SEMA/DPM PTAI SE-JATENG ‘Peran Lembaga Publik Sebagi Alat Kontrol
Pemerintah
Demi
Terciptanya Good Governace” 7.
Seminar Pembiayaan Pendidikan 25 Maret 2009
Peserta
Kota Salatiga “Efektifitas dalam mengaplikasikan Pendidikan
dari
Anggaran APBD
Kota
Salatiga 8.
Sarasehan Keagamaan“Membedah 6 Juni 2011 Pemikiran
dan
Gerakan
Peserta
di
Indonesia” 9.
Sarasehan Keagamaan “Aktualisasi 09 September 2008
Peserta
Nilai-Nilai Spiritual Puasa di Bulan Ramadhan” 10.
Masa
Taaruf
Mahasiswa 12 September 2008
peserta
Nilai
79
(MASTA) 11.
PUBLIC HEARING “Membangun 15 Mei 2010 Demokratis
Kampus
Peserta
Yang
Humoris” 12
Seminar Lingkungan Hidup
24 Mei 2010
13.
Bedah Buku “Jalan Cinta Para 24 April 2010
Peserta Peserta
Pejuang 14.
Bedah buku “Ijinkan Aku Menikah 14 Mei 2011
Peserta
Tanpa Pacaran” 15.
Dauroh Mar’atus Sholehah (DMS)2 27 Maret 2010
Peserta
16.
“Buka Bersma Semalam Sehati 29 September 2007
Peserta
Dan Temu Alumni” Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota
Salatiga
“Memanusiakan
Manusia” 17.
Pelatihan Karya Tulis “ Mencetak 15 Maret 2009
Peserta
Mahasiswa Yang Progres) 18.
PEMANTAUAN
ILMU
INDEPENDENT
Pergerakan
09 April 2009
Peserta
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Salatiga Jumlah
Salatiga, 17 September 2012 Mengetahui Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan
H.Agus Waluyo, M.Ag Nip. 19750211200003 1001
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual (ESQ). Jakarta: ArgaWijaya Persada. Al-Asyqar, Umar Sulaiman. 2005. Al-Asma’al-Husna . Jakarta: Qitshi Press. Al-Qathani, Said ibn Wahf. Tanpa Tahun. Memahami Makna&Kandungan ASMA’UL HUSNA. Terjemahan oleh Achmad Sunarto. 2009. Semarang: Pustaka Nur. Arifin, M. 1975. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Dalam Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Renaka Cipta. Azzet, Akhmad Muhaimin. 2010. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak Didik. Yogyakarta: Katahati. Az-Zumaro, Lutfi Kirom. 2011. Aktifasai Doa&Dzikir Khusus Untuk Kecerdasan Super (Otak + Hati). Yogyakarta: DIVA Press. Bagus, Loren. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. CP Chaplin. Tanpa Tahun. Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan oleh Kartini Karton. 1989. Bandung: Mandar Maju. Hadi, Surtrisno. 1981. Methodology Research. Yogyakarta: pn. BPFE-UI. Hafidz, Halim Ibnu. 2005. Strategi Mengasah Kecerdasan Spiritual. Paras, hlm: 73. Junus, Mahmud. 1984. Terjamah Al-Quran AL-Karim. Jakarta: Al- Ma’arif. Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset. Bandung: Mandar Maju. Marzuki. 1995. Metodologi Riset. Yogyakarta: pn. BPFE-UI. Nasution, Ahmad Taufik. 2009. Melejitkan SQ Dengan Prinsip 99 Asmaul Husna Merengkuh Puncak Kebahagiaan dan Kesuksesan Hidup. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Meliada, Anndyda. 2004. Temukan dan Kembangkan Keajaiban Anak Anda Melalui Kecerdasan Majemuk ANAK AJAIB. Yogyakarta: ANDI. Muallifah. 2009. PHSYCHO ISLAMIC SMART PARENTING.DIVA. Nasution. Ahmad Taufik. 2009. Melejitkan SQ Dengan Prinsip 99 Asmaul Husna Merengkuh Puncak Kebahagiaan dan Kesuksesan. Jakarta: Gramedia. Poerwadarminto, W.J.S. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rumidi, Sukandar. 2004. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula. Yogyakarta: UGM Press. Sirodz, Akhmad. 2010. Aktualisasi Nilai dalam Pengembangan Diri. Jakarta: Evolitera. Supriyatno, Triyo. 2009. Humanistik Spiritual Dalam Pendidikan. Malang: UINMalang Press. Surakhmand, Winarno. 2005. Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik. Jakarta: Bumi Aksara. Taufik, Abdullah. 1998. Enseklopedia Agama dan Upacara. Jakarta: Millit. Thoha, M Chabib. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Trihandini, Febiola Meiniyati. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pada Hotel Horison Semarang). Tesis tidak diterbitkan. Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Waruwu Monty P. Sastiadama Fidelis. 2003. Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka populer Obor. Zohar, D Marshall I. 2000. SQ (Spiritual Intelligence): The Ultimate Intelligence. Bandung: Mizan Utama. ----------2001. The Ultimate Intelligence. Bandung: Mizan Utama.
ANGKET PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama: 2. Kelas: PETUNJUK PENELITIAN 1. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi proses penelitian sebagai tugas akhir studi. 2. Diharap dalam menjawab angket ini, sejujur mungkin sebagai sumbangan informasi yang sangat berharga. 3. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, atau pada jawaban yang kamu anggap benar! Kriteria Penilaian: Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3 Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2 Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1 ANGKET TENTANG PENGHAYATAN NILAI EDUKATIF ASMAUL HUSNA 1.
Bagaimana sikap anda apabila ada yang menyuruh bersaksi bohong? a. Menolaknya secara halus dan tidak goyah pendirian untuk tetap berkesaksian jujur. b. Menolaknya karena hal tersebut hanya menguji pendirian dan kepercayaan yang diberikan kepada anda. c. Menolaknya karena tidak ada imbalan.
2.
Saat ujian ada satu soal yang tidak bisa anda kerjakan, apa yang akan anda lakukan? a. Berusaha jujur mengerjakan soal ujian tanpa mencontek dan bertanya kepada teman. b. Mencontek dan minta jawaban kepada teman saat pengawasnya lengah. c. Minta jawaban kepada teman.
3.
Apabila anda dipercaya untuk mewakili lomba sekolah, bagaimana sikap anda?
a. Menerimanya dengan penuh tanggung jawab. b. Menerimanya akan tetapi dengan syarat apabila menang hadiahnya jadi milik anda. c. Menolaknya karena takut kalah. 4.
Apa yang anda lakukan jika di bulan ramadahan anda diajak teman untuk membatalkan puasa? a. Menolaknya karena anda takut dengan Allah SWT dan mempunyai tanggung jawab untuk menjalankan perintah-Nya dengan penuh tanggung jawab. b. Menolaknya karena takut dosa. c. Menolaknya karena malu pada orang.
5.
Apa yang akan anda lakukan jika dalam diskusi terjadi perbedaan pendapat? a. Menyatukan dan menghimpun pendapat agar menghasilkan tujuan akhir yang baik. b. Mengucilkan teman yang pendapatnya tidak sejalan dengan pendapat anda. c. Membiarkan teman kita bersilat lidah dan saling menyerang tanpa ada penyelesaian.
6.
Apabila ada teman satu kelas anda yang bermusuhan, bagaimana sikap anda selaku ketua kelas? a. Mendamaikannya dan menyatukannya agar kelas anda tercipata teamwork yang kompak. b. Mendamaikannya karena anda jenuh melihat mereka bertengkar terus. c. Membiarkannya karena itu bukan urusan anda.
7.
Ketika anda dibujuk seorang non muslim untuk pindah agama mereka, bagaimana sikap anda? a. Menolaknya dan tetap teguh pendirian pada islam. b. Menolaknya karena hal tersebut hanya menguji iman kita. c. Menolaknya karena tidak ada imbalan.
8.
Apabila teman anda mengajak untuk melanggar tata tertib pondok, bagaimana sikap anda? a. Menolaknya dan tetap disiplin pada peraturan pondok
b. Menolaknya apabila ada pengurus yang melihat. c. Menolaknya karena takut kalau ketahuan akan dapat sanksi yang lebih disiplin. 9.
Apakah kamu proporsional dan adil dalam membagi atau menyelesaikan suatu masalah? a. Iya, saya selalu adil dalam menyelesaikan masalah. b. Saya adil dalam menyelesaikan masalah apabila ada imbalannya. c. Saya kadang-kadang adil dalam menyelesaikan masalah.
10. Apabila ada teman anda yang berselisih dan berujung pertengkaran, bagaimana sikap anda? a. Menghentikan perselisihan secara adil dan melerainya. b. Melerainya agar dapat pujian dari orang lain. c. Menonton dan membiarkannya bertengkar. 11. Apa tujuan anda mempunyai visi dan nilai dalam kehidupan anda? a. Agar hidup anda terarah, tidak goyah ketika menghadapi cobaan, dan lebih mudah dalam meraih cita-cita dan kebahagiaan. b. Agar hidup anda terarah dan mudah meraih kesuksesan. c. Agar hidup anda terarah. 12. Apa yang anda lakukan supaya cita-cita anda tercapai? a. Belajar, berusaha untuk mewujudkannya dan tidak lupa berdoa. b. Belajar dan Berusaha tanpa berdoa. c. Berdoa’. 13. Apabila ada teman yang curhat kepada anda, bagaimana sikap anda? a. Mendengarkan dengan seksama, empati akan masalahnya dan memberikan solusi. b. Mendengarkan selagi hati anda senang. c. Mendengarkan tetapi setelah itu menghakiminya. 14. Apabila anda sedang dinasehati oleh orang tua bagaimana sikap anda? a. Mendengarkan dengan seksama dan menuruti semua apa yang dinasehatkan oleh orang tua kita. b. Mendengarkannya dan menuruti apa yang dinasehatkan apabila orang tua kita melihatnya.
c. Mendengarkannya saja tanpa melaksanakan apa yang telah dinasehatkan orang tua kita. 15. Apa yang anda lakukan ketika melihat seorang nenek membawa belanjaan yanag sangat banyak? a. Membantunya membawakan belanjaan tanpa mengharap imbalan. b. Membantunya
membawakan
belanjaan
asalkan
nenek
tersebut
memberikan imbalan kepada anda. c. Membiarkannya dan pura-pura tidak melihatnya. 16. Apa yang anda lakukan jika di dalam bus melihat seorang ibu hamil berdiri karena tidak mendapatkan tempat duduk, sedangkan anda mendapatka tempat duduk yang nyaman? a. Mempersilahkan ibu hamil tersebut duduk dikursi anda dengan rasa ikhlas. b. Mempersilahkan ibu hamil tersebut duduk dikursi anda agar anda dapat pujian dari penumpang yang lain. c. Membirkannya dan pura-pura tidak melihatnya.
ANGKET TENTANG KECERDASAN SPRITUAL 1. Bagaimana sikap anda dalam bersosialisasi dengan masyarakat, keluarga, teman pondok atau dengan teman sekolah? a. Bertegur sapa dan berkomunikasi dengan baik kepada siapa saja. b. Bertegur sapa dengan baik ketika hati tidak gundah dan tidak banyak tugas. c. Bertegur sapa dan komunikasi dengan orang yang cocok saja. 2. Apabila ada santri baru, bagaimana sikap anda? a. Mengajaknya berkomunikasi. b. Mengajak berbicara selagi hati anda senang. c. Memberikan senyum tapi tidak mau menegur.
3. Apa yang anda lakukan ketika ditunjuk sebagai bendahara kelas? a. Mau dan akan berusaha menjalankan amanah tersebut dengan penuh tanggung jawab. b. Mau dan akan berusaha menjalankan amanah tersebut dengan penuh tanggung jawab ketika tidak ada hal yang menghalanginya. c. Tidak mau karena tidak mau direpotkan dan takut tidak dapat menjalankan amanah. 4. Apa yang anda lakukan ketika dalam suatu ketika dalam pertemuan atau acara tiba-tiba anda ditunjuk sebagai pembawa acara? a. Siap dan tampil percaya diri akan diri sendiri pasti bisa. b. Siap dan berani tampil walaupun sebenarnya dirinya minder dan gemetar. c. Berani tampil karena malu dengan peserta yang lain. 5. Sebagai seorang santri , bagaimana sikap anda terhadap peraturan yang ada? a. Selalu melaksanakan dan mentaati peraturan pondok dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. b. Melaksanakan dan mentaati peraturan pondok karena sudah menjadi kewajiban. c. Melaksanakan dan mentaati peraturan pondok ketika ada pengurus. 6. Saat liburan sekolah atau liburan pondok anda melihat orng tua anda sedang melakukan sebuah pekerjaan, apa yang akan anda lakukan? a.
Membantunya tanpa harus menunngu diperintah.
b. Membantunya jika diperintah. c. Pura-pura belajar agar tidak disuruh membantu, karena anda punya prinsip bahwa tugas seorang pelajar hanya belajar.
7. Dalam menerapkan tata tertib, sistem apa yang anda terapkan? a. Menjunjung tinggi etika, moral, norma, fleksibel, kuat, tapi tidak kaku dalam penerapan tata tertib. b. Menjunnjung tinggi etika dan moral tetapi tidak fleksibel dan bersikap kaku. c. Bersikap fleksibel kepada yang berduit. 8. Jika anda dipercaya sebagai pengurus pondok, mengapa anda harus bersikap fleksibel dan tidak kaku? a. Agar santri lain nyaman, tetapi tetap menghormati dan segan kepada anda. b. Agar santri lain segan. c. Agar santri lain tertarik dengan gaya kepengurusan anda. 9. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi musibah dan penderitaan? a. Sabar dan tawakal dengan membangun kesadaran diri bahwa penderitaan itu sesungguhnya untuk membangun diri saya, agar saya menjadi manusia yang lebih kuat. b. Sabar. c. Mengeluh, kesal, marah bahkan putus asa. 10. Dengan adanya musibah bertubi-tubi sebagai orang islam, apakah anda tetap istiqomah pada islam? a. Tetap istiqomah pada islam karena musibah yang datang merupakan ujian atau cobaan dari Allah. b. Istiqomah pada islam dan tetap sabar. c. Kadang istiqomah, kadang tidak. 11. Anda Kehilangan sandal saat sholat jamaah dimasjid, ketika anda meluapkan kejengkelan melihat seorang penceramah yang berbicara dengan senyum ceria. Tampak dalam penglihatan anda bahwa penceramah itu buntung kedua kakinya. Bagaimana sikap anada memaknainya?
a. Kejengkelan anda mencair, anda tiba-tiba sadar dan instropeksi diri tidak sepantasnya anda sedih dan jengkel , padahal disini ada yang tersenyum ria walau tanpa kedua kakinya. b. Kejengkelan anda sedikit mencair karena melihat penceramah tadi. c. Kejengkelan anda tetap tinngi. 12. Anda sedang bersedih karena cita cita anda belum terwujud disaat bersamaan anda menonton vidio di youtobe ada seorang yang buta mampu memainkan piano dengan lincahnya. Bagaimana anda menyikapi kesedihan yang sedang anda alami setelah menonton vidio tersebut? a. Kesedihan anda hilang, anda tersadar dan instropeksi diri tidak sepantasnya anda sedih dan berkata: “Kalau orang lain bisa mengapa saya tidak bisa.” b. Kesedihan anda sedikit terobati. c. Tetap bersedih dan putus asa. 13. Apa yang anda lakukan dalam mewujudkan cita-cita anda yang mana posisi anda sekarang ada di pondok? a.
Berusaha belajar dengan sunggug-sungguh dan berdoa.
b.
Berusaha, belajar dengan sungguh-sungguh ketika ingat saja.
c.
Percaya bahwa semua sudah menjadi kehendak Allah, sehingga tidak perlu berusaha dan hanya berdoa saja.
14. Apabila cita-cita anda gagal bagaimana sikap anda? a. Tetap berusaha dan berdoaa. b. Berusaha tanpa berdoa. c. Putus asa. 15. Apa yang anda lakukan, ketika anda menerima raport pondok? a.
Menerima dengan syukur dan berusaha lebih baik lagi.
b.
Puas dengan hasil yang ada tanpa usaha lagi.
c.
Bersikap biasa saaj karena sudah biasanya mendapatkan nilai seperti itu.
16. Apabila anda tidak lulus ujian. Bagaimana sikap anda? a. Ikhlas, sabar dan lapang dada menerima kenyataan . b. Sabar tapi tidak ikhlas. c. Sedih dan kecewa. d. Tidak pernah bangkit dari keterpurukan.
17. Apakah kamu yakin dalam kesulitan hidupmu akan datang pertolongan Allah? a. Ya, saya yakin b. Kadang-kadang yakin. c. Tidak pernah yakin. 18. Apabila kamu tidak lulus ujian nasional apa yang akan kamu lakakan? a. Bangkit dari rasa penyesalan dengan cara belajar lebih giat lagi dan berdoa. b. Belajar lebih giat lagi tetapi tidak diiring doa. c. Putus asa. 19. Apakah kamu mempunyai kenyakinan lemah dan tidak didasari oleh pertimbangan yang memadai, sehingga kamu mudah patah di lapangan? a. Saya tidak pernah berkenyakinan lemah. b. Kadang-kadang berkenyakinan lemah. c. Ya, saya selalu berkenyakinan lemah. 20. Apakah kamu mampu mengahadapi rasa takut akibat dari kegagalan yang pernah kamu alami? a. Saya mampu menghadapi rasa takut. b. Kadang-kadang mampu menghadapi rasa takut. c. Tidak pernah mampu menghadapi rasa takut. 21. Mengapa kamu harus menghadapi penderitaan? a. Supaya bangkit dari keterpurukan dan sadar bahwa penderitaan ini sesungguhnya untuk membangun diri saya agar menjadi pribadi yang lebih kuat lagi. b. Untuk bangkit dari keterpurukan. c. Agar tidak mengeluh. 22. Bagaimana sikap kamu dalam menghadapi penderitaan? a. Menghadapi penderitaan itu dengan sabar dan tawakal. b. Sabar. c. Mengeluh, kesal, marah, dan putus asa. 23. Apakah kamu selalu bersikap optimis? a. Selalu bersikap optimis. b. Kadang-kadang bersikap optimis. c. Tidak pernah bersikap optimis.
24. Apakah kamu mempunyai sandaran yang kuat dalam jiwamu sehingga mampu menghadapi rasa takut? a. Saya mempunyai sandaran yang kuat. b. Saya kadang-kadang mempunyai sandaran kuat. c. Saya tidak pernah mempunyai sandaran kuat. 25. Apakah kamu bersemanagat dan energik dalam setiap penampilan? a. Saya bersemangat dan energik. b. Saya kadang-kadang bersemangat dan energik. c. Saya tidak pernah bersemangat dan energik. 26. Apakah kamu berjiwa tenang dan pantang menyerah? a. Saya berjiwa tenang dan pantang menyerah. b. Kadang-kadang berjiwa tenang dan pantang menyerah. c. Saya tidak pernah berjiwa tenang dan pantang menyerah. 27. Bagaimana sikap kamu ketika kamu menghadapi masalah yang berat dalam hidup kamu? a. Berusaha mencari solusi agar tidak terpuruk, dan berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan dan kesabaran. b. Berusaha mencari solusi tetapi tidak disertai doa. c. Berusaha mencari solusi tetapi dengan mengeluh. 28. Apabila kamu gagal dalam usaha, bagaimana sikap kamu? a. Menunjukkan keperkasaan, terus berusaha dan berdoa. b. Berusaha tetapi tidak dengan berdoa. c. Menyerah dan putus asa. 29. Apakah kamu tetap bersabar, inovatif, pantang menyerah dan mampu berkenyakinan tetap bisa bertahan hidup disaat kamu menagalami kegagalan dalam usaha? a. Saya mampu
bersabar, inovatif, pantang menyerah dan mampu
berkenyakinan tetap bisa bertahan disaat saya mengalami kegagalan. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah. 30. Apakah kamu mampu menumbuhkan, menutup dan memperbaiki kegagalan kamu?
a. Saya mampu mumbuhkan, menutup dan memperbaiki kegagalan. b. Saya kadang-kadang menumbuhkan, menutup dan memperbaiki kegagalan. c. Saya tidak pernah menumbuhkan, menutup, dan memperbaiki kegagalan. 31. Apa tujuan hidup kamu? a. Tujuan hidup saya semata-mata hanya mengaharap ridho dari Allah SWT b. Tujuan hidup saya hanya untuk mencari kebahagiaan di dunia. c. Saya tidak pernah mempunyai tujuan hidup. 32. Apakah dalam setiap belajar dan melakukan sesuatu kamu niatkan untuk semata-mata ibadah kepada Allah? a. Ya, saya niatkan untuk ibadah kepada Allah. b. Kadang-kadang saya niatkan untuk beribadah kepada Allah. c. Tidak pernah saya niatkan untuk beribadah kepada Allah. 33. Apa tujuan kamu mempunyai visi dan nilai dalam kehidupan kamu? a. Agar hidup saya terarah, tidak goyang ketika menghadapi cobaan, dan lebih mudah dalam meraih kebahagiaan. b.
Agar hidup saya terarah dan mudah meraih kesuksesan.
c. Agar hidup saya bahagia di dunia. 34. Bagaimana sikap kamu apabila ada orang menyuruh kamu bersaksi bohong? a. Menolaknya secara halus dan tidak goyah pendirian untuk tetap berkesaksian jujur. b. Menolaknya karena hal tersebut hanya menguji pendirian kita. c. Menolaknya karena tidak ada imbalan. 35. Apakah kamu sudah tidak goyah ketika kamu menghadapi cobaan? a. Saya tidak mudah goyah. b. Kadang goyah, kadang tidak. c. Saya goyah dalam menghadapi cobaan. 36. Apakah kamu sering melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah? a. Sering melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah. b. Kadang-kadang melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah. c. Tidak pernah melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah. 37. Apakah kamu mampu menghayati bacaan-bacaan dalam sholat? a. Saya mampu menghayati.
b. Saya kadang-kadang menghayati. c. Saya tidak pernah menghayati. 38. Kapan kamu berdoa kepada Allah? a. Setiap waktu ketika mengingat kebesaran Allah. b. Ketika ditimpa musibah. c. Ketika mendapat kesenangan. 39. Apa yang kamu rasakan ketika berdoa dan berdzikir kepada Allah? a. Hati saya merasa tentram dan tenang. b. Hati saya merasa tentram c. Hati saya tidak merasakan sesuatu. 40. Apakah kamu selalu berdoa ketika hendak belajar dan memulai suatu pekerjaan? a. Ya, saya selalu berdoa. b. Kadang-kadang saya berdoa. c. Tidak pernah berdoa. 41. Apakah kamu merasa bahwa hidup ini penuh makna? a. Ya, saya merasakan bahwanidup ini penuh makna. b. Kadang-kadang merasakan hidup ini penuh makna. c. Tidak pernah merasakan bawa hidup ini penuh makna. 42. Kapan kamu sempatkan membaca Al-Quran? a. Setiap hari ketika habis sholat fardhu. b. Setiap habis sholat magrib. c. Setiap malam jumat. 43. Apakah kamu sering melakukan puasa senin kamis? a. Ya, saya sering melakukan puasa senin kamis. b. Kadang-kadang melakukan puasa senin kamis. c. Tidak pernah melakukan puasa senin kamis. 44. Apakah kamu sudah merasa hidupmu berkualitas? a. Hidup saya sudah berkualitas. b. Kadang berkualitas, kadang tidak. c. Tidak pernah berkualitas. 45. Apakah kamu fanatis berlebihan pada nilai kebenaran tertentu?
a. Tidak pernah fanatis yang berlebihan. b. Kadang-kadang fanatis berlebihan. c. Selalu fanatis pada nilai kebenaran tertentu. 46. Ketika kamu dibujuk seorang non muslim untuk pindah agama mereka, bagaimana sikap kamu? a. Menolaknya karena agama islam adalah agama yang paling haq di mata Allah. b. Menolaknya karena hal tersebut hanya menguji iman kita. c. Menolaknya karena tidak ada imbalan. 47. Apakah kamu mudah terbujuk dan di rayu oleh orang lain? a. Saya tidak mudah dibujuk dan dirayu orang lain. b. Kadang-kadang. c. Ya, saya mudah dibujuk dan dirayu orang lain. 48. Apabila kamu melakukan dosa, apa yang kamu lakukan? a. Saya selau beristighfar dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. b. Kadang beristigfar, kadang tidak. c. Tidak pernah beristigfar. 49. Apakah kamu sudah mempunyai visi dan nilai dalam mengarungi kehidupan sehari-hari? a. Ya, saya sudah mempunyai visi dan nilai yang kuat. b. Saya sudah mempnyai visi dan nilai tetapi saya tidak mampu berpegang dengan kuat. c. Saya tidak mempunyai visi dan nilai dalam mengarungi kehiduppan sehari-hari. 50. Dalam memahami masalah, mengambil keputusan, dan bertidak alternatif apa yang kamu gunakan? a. Berfikir menggunakan hati dan otak. b. Berfikir menggunakan hati. c. Berfikir menggunakan otak. 51. Apakah
kamu
sudah
mengharmonisasikan
sistem
mengkombinasikan otak sadar, otak bawah sadar, dan hati? a. Sudah mengharmonisasikan.
berfikir
yang
b. Kadang-kadang mengharmonisasikan. c. Tidak pernah mengharmonisasikan. 52. Agar keputusan dan langkah yang kita ambil dapat mendekati keberhasilan, alternatif apa yang akan kita lakukan? a. Mengaitkan antara berbagai hal dalam sebuah masalah dengan cara pandang yang holistik agar berkualitas diberbagai kehidupannya. b. Kadang mengaitkan berbagai hal, kadang tidak. c. Memahami masalah secara parsial. 53. Mengapa kita harus mengaitkan berbagai hal dalam sebuah masalah? a. Agar kita kita tidak terjebak dalam satu masalah, dapat mengambil keputusan dengan baik, serta kesuksesan mudah diraih. b. Agar kita tidak terjebak dalam satu masalah. c. Agar tidak menyesal dalam jangka pendek. 54. Apakah kamu mampu melihat keterkaitan berbagai hal dari sebuah kejadian yang sedang kamu hadapi? a. Ya, saya mampu melihat keterkaitan berbagai hal. b. Saya kadang-kadang mampu melihat keterkaitan berbagi hal. c. Saya tidak mapu melihat keterkaitan berbagai hal. 55. Usaha apa yang kamu lakukan supaya bisa menggabungkan otak dan hati sehingga mencapai keseimbangan? a. Mengembangkan kecerdasan yang saya miliki dengan latihan dan stimulan yang tepat. b. Mengembangkan kecerdassaan yang saya miliki dengan latihan saja. c. Mengembangkan kecerdasan yang berkaitan dengan otak. 56. Apa yang kita hasilkan jika kita mampu berfikir menggunakan akal bening dengan mengharmonisasikan kinerja otak sadar, otak bawah sadar, dan hati ? a. Keputusan dan tindakan yang bisa menyeluruh, objektif, kualitas terbaik, reaksi cepat, dan tepat, kalkulasi matang dan tulus ikhlas. b. Keputusan dan tindakan yang kurang komprehensif, subyektif, makin baik tapi masih sering salah, terlalu berhati-hati, minim tindakan nyata, terkesan lambat, dan ikhlas.
c. Keputusan dan tindakan yang kurang komprehensif, subyektif, terburuburu dan kurang ikhlas. 57. Apakah kamu sudah mampu memecahkan masalah dengan menggunakan rasio dan hati? a. Ya, saya sudah mampu memecahkan masalah dengan menggunakan rasio dan hati. b. Kadang-kadang memecahkan masalah dengan rasio dan hati. c. Saya tidak pernah memecahkan masalah dengan menggunakan rasio dan hati, tetapi menggunakan rasio saja. 58. Apakah kamu mampu berkinerja dengan produktivitas tinggi? a. Ya, saya mampu berkinerja dengan produktivitas tinngi. b. Kadang-kadang berkinerja dengan produktivitas tinngi. c. Tidak pernah berkinerja dengan produktivitas tinggi. 59. Dalam menerapkan tata tertib atau hukum, sistem apa yang kamu terapkan? a. Menjunjung tinggi etika, moral, norma dan fleksibel dalam penerapan hukum. b. Menjunjung tinggi norma dan moral tetapi bersikap kaku. c. Bersikap fleksibel kepada yang berduit. 60. Apakah kamu sudah merasa beretika dan bermoral kuat? a. Saya sudah merasa beretika dan bermoral kuat. b. Saya kadang-kadang beretika dan bermoral kuat. c. Saya tidak pernah beretika dan bermoral kuat. 61. Apakah kamu sudah berkesadaran tinggi dan mampu terjaga? a. Saya sudah berkesadaran tinngi dan mampu terjaga. b. Saya kadang-kadang berkesadaran tinggi dan mampu terjaga. c. Saya tidak pernah berkesadaran tinngi dan mampu terjaga. 62. Hal-hal apa yang kamu perhatikan dalam mengambil tindakan supaya bisa menyeluruh? a. Objektivitas, kualitas terbaik, reaksi tepat dan cepat, kalkulasi matang dan tulus ikhlas. b. Objektivitas, kualitas terbaik, reaksi tepat dan cepat, kalkulasi matang tetpi tidak ikhlas.
c. Subnyektif, dan kualitas sedang-sedang saja. 63. Dalam berfikir apa yang kamu lihat? a. Situasi, masalah, dan peluang yang melibatkan semua aspek yang ada dalam diri saya. b. Situasi dan peluang. c. Situasi 64. Apakah kamu sudah menyayangi dan mengasihi orang di sekitar kamu? a. Saya sudah menyayangi dan mengasihi orang di sekitar saya. b. Saya kadang-kadng menyayangi dan mengasihi orang di sekitar saya. c. Saya tidak pernah menyayangi dan mengasihi orang di sekitar saya. 65. Apabila kamu mendapat juara kelas, bagaiman sikap kamu? a. Bersikap tawadhu ,tidak berbangga diri, dan tidak sombong. b. Bersikap biasa-biasa saja. c. Sombong. 66. Apakah kamu mudah mengucapakan terima kasih kepada orang lain? a. Ya, saya mudah mengucapakn terima kasih kepada orang lain. b. Saya kadang-kadang mengucapkan terima kasih kepada orang lain. c. Saya tidak pernah mengucapkan terima kasih kepada orang lain. 67. Bagaimana sikap kamu dalam menghadapi sebuah permasalahan? a. Bersikap arif dan menunjukkan kasih sayang. b. Bersikap arif tetapi menunjukkan dengan kekerasan. c. Bersikap keras dan kaku. 68. Apakah kamu selalu memaafkan orang yang telah menyakiti kamu? a. Saya selalu memaafkan orang yang telah menyakiti saya. b. Saya kadang-kadang memaafkan orang yang telah menyakiti saya. c. Tidak pernah memaafkan orang yang telah menyakiti saya. 69. Apabila ada pengemis yang datang ke rumah kamu, bagaimana sikap kamu? a. Memberikannya santunan dengan penuh rasa kasih sayang. b. Memberikannya santunan dengan memaki-makinya. c. Membiarkannya dan malah memaki-makinya. 70. Apabila kamu diberi hadiah oleh kedua orang tua kamu atas prestasi yang kamu raih, bagaimana sikap kamu?
a. Mengucapakan terima kasih dan semakin giat lagi dalam belajar. b. Mengucapkan terima kasih. c. Tidak mengucapkan terima kasih karena itu sudah wajar dilakukan oleh kedua orang tua saya. 71. Apakah kamu gemar membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan? a. Saya selalau gemar membantu orang lain. b. Saya kadang-kadang membantu orang lain. c. Saya tidak pernah membantu orang lain. 72. Bagaimana sikap kamu apabila kamu melihat seorang nenek membawa belanjaan yang sangat banyak? a. Membantunya membawakan belanjaan tanpa mengharap imbalan apapun. b. Membantunya
membawakan
belanjaaan
asalkan
nenek
tersebt
memberikan imbalan kepada kita. c. Membiarkannya dan pura-pura tidak melihatnya. 73. Apabila ada orang datang kerumah kamu dan dia berniat mau pinjam uang, bagaimana sikap kamu? a. Memberikan dia pinjaman dengan suka rela tanpa ada bunga. b.
Memberikan dia pinjaman uang dengan membebankan bunga.
c. Memberikan pinjaman dengan marah-marah dan membebankan kepada dia beban bunga yang tinggi. 74. Apakah kamu sudah berfikir selektif dan efektif dalam kehidupan sehingga tidak menimbulkan kurugiaaan yang tidak perlu? a. Ya, saya sudah berfikir selektif dan efektif. b. Saya kadang-kadang berfikir selektif dan afektif. c. Saya tidak pernah berfkir selektif dan efektif. 75. Langkah apa yang kamu ambil dalam mengambil sebuah keputusan? a. Berfikir secara selektif dan efektif sebelum mengambil keputusan. b. Berfikir secara selektif dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. c. Berfikir secara tergesa-gesa. 76. Apakah kamu mampu merencanakan dan mengambil tujuan secara baik sebagai jalan keluar dalam menghadapi masalah sehingga mencapai sebuah keberhasilan?
a. Ya, saya merencanakan dan mengambil tujuan secara baik. b. Saya kadang-kadang merencanakan dan mengambil tujuan secara baik. c. Tidak pernah merencanakan dan mengambil tujuan secara baik.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Fitriyatul Hamidah
Tempat dan Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 14 April 1988
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Dusun Pilang Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Riwayat Pendidikan
:
-
SD N Banding 2 Lulus Tahun 2001
-
MTs Sudirman Truko Lulus Tahun 2004
-
SMA N 1 Pabelan Lulus Tahun 2007
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 6 Oktober 2012 Penulis
Fitriyatul Hamidah