PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGHAFAL ALQUR’AN SURAT PENDEK PILIHAN DENGAN MEDIA TAPE RECORDER PADA SISWA KELAS I SDN TLOMPAKAN 01 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MAHMUD SALIM NIM 114 08 075
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
Drs Bahroni, M.Pd Dosen STAIN Salatiga Jl. Stadion No. 03 Salatiga (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50712 NOTA PEMBIMBING Lamp : 2 eksemplar H a l : Naskah Skripsi Sdr. Mahmud Salim K e p a da Yth. K e t u a STAIN di – Tempat Assalamu`alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara : Nama
: Mahmud Salim
NIM
: 11408075
Jurusan/Program
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGHAFAL AL QUR’AN SURAT PENDEK PILIHAN DENGAN MEDIA TAPE RECORDER PADA SISWA KELAS I SDN TLOMPAKAN 01 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010
Sudah dapat diajukan pada sidang munaqosyah. Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Salatiga, Juli 2010 Pembimbing
Drs. Bahroni, M.Pd. NIP. 196408181994031004
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama
: Mahmud Salim
NIM
: 11408075
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
:
PENINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR
MENGHAFAL AL-QUR’AN SURAT PENDEK PILIHAN DENGAN MEDIA TAPE RECORDER PADA SISWA KELAS I SDN TLOMPAKAN 01 KECAMATAN
TUNTANG
KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2010 telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, Juli 2010 Pembimbing
Drs. Bahroni, M. Pd NIP 196408181994031004
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara : Mahmud Salim dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408075 yang berjudul : “ PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGHAFAL ALQUR’AN SURAT PENDEK PILIHAN DENGAN MEDIA TAPE RECORDER PADA SISWA KELAS I SDN TLOMPAKAN 01 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 “. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 M yang bertepatan dengan tanggal 18 Romadlan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I).
28 Agustus 2010 M Salatiga,---------------------------18 Romadlan 1431 H
Dewan Penguji Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP 19580827 198303 1002
Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd NIP 19670112 199203 1005
Penguji I
Penguji II
Mukti Ali, M. Hum NIP 19750905 200112 1001
Drs. Abdul Syukur, M. Si NIP 19670307 199403 1002 Pembimbing
Drs. Bahroni, M. Pd NIP 19640818 199403 1004
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ُخَيْرُكُمْ مَهْ تَعَّلَمَ الْقُرْأَنَ وَعَّلَّ َمه Artinya: Sebaik-baik diantara kamu adalah yang belajar Al-Qur’an dan mau mengajarkannya.
PERSEMBAHAN
Untuk Istriku tercinta dan anakku tersayang, orang tuaku, dosen-dosenku, dan teman-teman seperjuangan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil 'alaamin, kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar tanpa halangan suatu apapun. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa Nur Illahi yang menyinari segenap alam dan semoga kita tergolong ummatnya yang akan mendapatkan syafaatnya besok di hari qiyamah. Amin Allahumma Amin. Dalam penyelesaian skripsi ini
penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih, dan dengan iringan doa semoga amal baik yang telah diberikan, mendapat pahala di sisi Allah SWT. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Yth: 1. Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Kepala SDN Tlompakan 01 Ke. Tuntang Kab. Semarang yang memberikan waktu kepada penulis, untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Ibu guru SDN Tlompakan 01 Ke. Tuntang Kab. Semarang yang telah memberikan semangat dan kerjasamanya. 5. Istri dan segenap keluarga yang telah memberikan doa restunya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Rekan-rekan yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari karena keterbatasan yang ada, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu sumbang saran dan kritik untuk terciptanya tulisan yang lebih sempurna sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya dan menjadi amal solih bagi penulis. Amiiin..
Salatiga, Juli 2010
Mahmud Salim Penulis
ABSTRAK
Salim, Mahmud, 2010 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGHAFAL AL-QUR’AN SURAT PENDEK PILIHAN DENGAN MEDIA TAPE RECORDER PADA SISWA KELAS I SDN TLOMPAKAN 01 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010. Pembimbing: Drs. Bahroni, M.Pd. Kata kunci: media tape recorder dan menghafal Al Qur’an Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan metode pembelajaran bagi pengajaran pelajaran PAI di Sekolah Dasar. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah dapatkah penggunaan media tape recorder meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran menghafal Al-Qur’an surat pendek pilihan pada siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2010 ? Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media tape recorder dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran menghafal Al-Qur’an surat pendek pilihan pada siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2010.
DAFTAR ISI Hal Halaman Judul Persetujuan Pembimbing Pengesahan Pernyataan Keaslian Tulisan Motto dan Persembahan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................................4 C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ..................................4 E.
Kegunaan Penelitian..............................................................................5
F. Batasan Operasional..............................................................................5 G. Metode Penelitian.................................................................................7 H. Sistematika Penulisan .........................................................................20 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Hasil Belajar....................................................................21 B. Al Qur’an Surat-Surat Pendek.............................................................27 C. Media tape Recorder...........................................................................36 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I...........................................................42
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II......................................................... 47 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III.........................................................51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus...........................................................................56 B. Pembahasan.......................................................................................69 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………….............................................…..…..74 B.
Saran- Saran ………………………..........………...........….….…....74
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Daftar Riwayat Hidup Peneliti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumberdaya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka secara detail. Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 pendidikan diusahakan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sadar suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidikan yang profesional terutama guru di sekolah dasar dan menengah serta dosen di perguruan tinggi. Proses belajar diperlukan untuk dapat mengembangkan kemampuan seseorang secara optimal (Yamin, 2005:104). Namun pengembangan tersebut akan optimal apabila mendapat dukungan yang optimal juga. Sayangnya pada SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang dukungan tersebut kurang optimal. Hal ini disebabkan agama Islam merupakan agama minoritas di daerah tersebut. Karena kurang mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat tersebut,
sehingga penyampaian
materi
pelajaran Pendidikan Agama Islam, termasuk hafalan Al Qur‟an di sekolah tersebut banyak mengalami kendala sehingga hasilnya kurang baik. Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah dasar (SD) mempunyai tujuan untuk: (1)
menumbuhkembangkan
pengembangan
pengetahuan,
akidah
melalui
penghayatan, 1
pemberian, pengamalan,
pemupukan, pembiasaan,
dan serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, (2) mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam seharusnya mempelajari Al-Qur'an merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini karena Al-Qur'an adalah sumber utama bagi ajaran agama Islam. Sehingga mustahil seorang muslim dapat menjalankan agamanya dengan baik tanpa mempelajari al Qur'an. Karena Al Qur'anlah yang menjadi pembeda antara yang benar dan salah. Sebagaimana firmanNya dalam QS Al. Baqarah: 185
....ۚ ِشَهْ ُز رَمَضَانَ اّلَذِي ُأنْزِلَ فِيهِ اّلْقُزْآَنُ هُدًى ّلِلّنَاسِ َو َب ِيّنَاتٍ مِنَ اّلْهُدَى وَاّلْفُزْقَان Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).... Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) Keimanan, (2) Alqur‟an, (3) Ibadah, (4) Mu‟amalah, (5) Tarikh. Kompetensi menghafal Al-Quran merupakan salah satu kompetensi yang menuntut peserta didik untuk mencapainya secara utuh baik aspek kognitif, affektif maupun psikomotornya. Banyak ragam permasalahan yang dihadapi guru di dalam kelas ketika membelajarkan kompetensi tersebut. Selama ini untuk mencapai kopetensi tersebut guru melakukan pengajaran dengan sistem manual tanpa adanya alat bantu. Kenyataan dari pengalaman empiris 2
yang penulis peroleh menunjukkan bahwa keterampilan menghafal Al-Quran suratsurat pendek pilihan tanpa alat bantu terhadap peserta didik khususnya Kelas 1 SD Negeri Tlompakan 01 rendah. Hal ini terbukti dari praktik menghafal Al-Quran suratsurat pendek pilihan pada ulangan harian rendah. Peserta didik cenderung mengalami kesulitan untuk mencapai kompetensi menghafal Al-Quran disebabkan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung serta kurangnya keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran kempetensi tersebut mejadikan peserta didik kurang berminat mempelajarinya, sehingga proses dan hasil belajarnya tidak sesuai harapan. Untuk mendapatkan proses dan hasil belajar yang lebih baik diperlukan usaha guru untuk mengelola pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Penggunaan contoh bacaan Al-Qur‟an surat pilihan pita kaset yang diputar melalui tape recorder sebagai media pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan proses dan hasil belajar kompetensi mengahafal Al-Qur‟an surat pilihan menjadi lebih baik. Tape recorder sebagai alat pemutar pita kaset yang berisi contoh bacaan Al-Quran surat-surat pendek pilihan tersebut memungkinkan guru membantu perserta didik dalam pembelajaran sehingga lebih mudah menirukan dan menghafal bacaan-bacaan yang diperdengarkan. Untuk itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGHAFAL AL QUR‟AN SURAT PENDEK PILIHAN DENGAN MEDIA TAPE RECORDER TLOMPAKAN 01
PADA SISWA KELAS I SDN
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2010”
3
B. Rumusan Masalah 1. Apakah penggunaan media tape recorder dapat meningkatkan hafalan siswa dalam pelajaran menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan pada siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2010? 2. Apakah penggunaan media tape recorder dapat meningkatkan pretasi belajar siswa dalam pelajaran menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan pada siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2010?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan antara lain: 1. Mengetahui efektifitas penggunaaan contoh bacaan Al Qur‟an surat pilihan pada pita kaset yang diputar melalui tape recorder dalam meningkatkan kemapuan menghafal Al Quran surat pendek pilihan peserta didik kelas I SDN Tlompakan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2010. 2. Mengetahui efektifitas penggunaan contoh bacaan Al-Qur‟an surat pilihan pada pita kaset yang diputar melalui tape recorder dalam meningkatkan prestasi belajar kompetensi menghafal Al Quran surat pendek pilihan peserta didik kelas I SDN Tlompakan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2010. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1996: 67). Adapun hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah bahwa "penggunaan media tape recorder mampu meningkatkan hafalan siswa serta meningkatkan prestasi belajar menghafal Al Qur‟an surat pendek pilihan pada siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2010” 4
E. Kegunaan Penelitian 1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan media pembelajaran tape recorder. 2. Sebagai salah satu strategi atau upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PAI. 3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan media pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa. 4. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis. 5. Sumbangan pemikiran mengembangkan sistem kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar. F. Batasan Operasional Agar tidak menyimpang dari pokok masalah yang menjadi inti dari judul dan menghindari kesalahan penafsiran terhadap judul tersebut peneliti memberi batasan sebagai berikut: 1. Peningkatan Prestasi Belajar . Peningkatan prestasi belajar pemahamannya bisa sangat luas. Adapun yang penulis maksud dengan peningkatan prestasi belajar di sini tentu sangat erat dengan prestasi belajar mata pelajaran PAI. Sering kali istilah ini disebut juga hasil belajar. Prestasi belajar adalah suatu rangkaian pengertian yang terdiri dari rangkaian 2 kata yaitu “prestasi” dan “belajar”. Kata "prestasi" berarti sesuatu yang diadakan oleh suatu usaha. Sedangkan kata "belajar" berasal dari kata "ajar" yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang untuk diketahui.
Sedangkan
"belajar" berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Kata "peningkatan" berasal dari kata "tingkat" yang berarti keadaan atau kwalitas yang lebih tinggi. Sedangkan kata "peningkatan" berarti usaha atau proses 5
meningkatkan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 1060 ). Sedangkan kata "prestasi" berarti sesuatu yang diadakan oleh suatu usaha. Sedangkan kata "belajar" berasal dari kata "ajar" yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang untuk diketahui. Sedangkan "belajar" berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dengan demikian yang penulis maksud prestasi belajar di sini adalah hasil usaha yang dicapai oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Sehingga upaya meningkatkan prestasi belajar di sini berarti usaha mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah untuk mengkatkan kwalitas hasil belajar. 2. Menghafal Al Qur’an Surat Pendek Kata menghafal berasal dari kata “hafal” yang bearti berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Sedangkan Al Qur‟an adalah kitab suci agama Islam. Sedangkan yang dimaksud surat di sini adalah bagian dalam Al Qur‟an. Sedangkan pendek berarti ringkas atau tidak panjang. Adapun yang dimaksud disini adalah surat-surat akhir dalam Al Qur‟an mulai dari surat Ad-Dhuha sampai An-Nas. Sehingga menghafal Al-Qur‟an surat pendek berarti berusaha meresapkan kedalam pikiran siswa agar selalu ingat terhadap surat-surat pendek dalam AlQur‟an. 3. Penggunaan Media Tape Recorder Kata penggunaan berasal dari kata guna yang berarti perbuatan, atau cara untuk mengambil manfaat atau mendatangkan kebaikan. Sedangkan kata media alat atau sarana komunikasi seperti televisi, radio dan lain-lain. Namun dalam penelitian ini penulis hanya akan menggunakan media tape recorder. Sehingga penggunaan media tape recorder di sini berarti cara untuk mengambil manfaat dari peralatan tape recorder dalam pembelajaran. 6
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Sebelum penulis memberikan laporan penelitian maka perlu kiranya penulis memberikan landasan teori tentang jalannya penelitian kali ini. Hal ini dimaksudkan agar penelitian ini berjalan sesuai dengan prosedur penelitian ilmiah yang benar. Ada beberapa jenis penelitian pendidikan yang berbeda. Perbedaan tersebut terkait dengan jenis tindakan, setting, instrumen dan metode penelitian (Mishra, 2005: 43). Sehubungan dengan permasalahan yang akan diangkat oleh peneliti, yaitu tentang efektifitas penggunaan media tape recorder terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada materi Al Qur‟an, maka jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, sebab data penelitian yang dihasilkan berupa angka-angka dan dianalisis dengan menggunakan statistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperiment selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat suatu akibat perlakuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai yang ingin kita ketahui. Angka-angka terkumpul sebagai hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini adalah untuk menganalisis data tes yang kemudian dianalis dengan statistik parametrik yaitu dengan menggunakan uji (uji
7
kesamaan dua rata-rata). Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan situasi atau kejadian. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dari data kuantitatif. Pada penelitian ini pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktifitas siswa selama menggunakan tape recorder diterapkan serta untuk menganalisis belajar siswa pada materi Al Qur‟an pada siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu bentuk teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Selain itu penelitian ini juga bersifat eksperimental, karena bertujuan mendeskripsikan apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol secara tertentu (Faisal, 1982: 42). PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas. Di ruangan kelas, PTK dapat berfungsi sebagai: a. Alat untuk mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas. b. Alat pelatihan dalam jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran sejawat. c. Alat untuk memasukkan ke dalam sistem yang ada (secara alami) pendekatan tambahan atau inovatif. 8
d. Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara guru dan peneliti. e. Alat
untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif,
impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas. Ada dua butir penting yang perlu disebut di sini. Pertama, hasil penelitian tindakan dipakai sendiri oleh penelitinya, dan tentu saja oleh orang lain yang menginginkannya. Kedua, penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang pemecahan
masalahnya
segera
diperlukan,
dan
hasil-hasilnya
langsung
diterapkan/dipraktikkan dalam situasi terkait. Ketiga, peneliti tindakan melakukan sendiri pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan (Madya, 2009). Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut ‟penelitian tindakan kelas‟ atau PTK. Berdasarkan tujuannya, penelitian tindakan dibagi menjadi 4 yaitu: a. Penelitian tindakan partisapatisi (participatory action research) yang menekankan keterlibatan masyarakat agar merasa memiliki program tersebut. b. Penelitian tindakan kritis (critical action research) yang menekankan adanya niat yang tinggi untuk memecahkan bertindak memecahkan masalah kritis. c. Penelitian tindakan institusi (institutional action research) yaitu yang dilakukan pihak pengelola sekolah. d.
Penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru baik sendiri maupun bekerjasama dengan peneliti lain (Arikunto, 2008 ).
9
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, di mana guru sangat berpengaruh sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini tujuan utama penelitian kelas ini ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan tindakan, observasi dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan. Hal ini bertujuan agar guru dapat: a. Mengkaji/meneliti sendiri praktek mengajarnya b. Melakukan PTK tanpa mengganggu tugasnya c. Mengkaji pemasalahan yang dialami d. Mengembangkan profesionalismenya. Penelitian
ini
mengacu
pada
perbaikan
pembelajaran
yang
berkesinambungan. Kemmis dan Taggart menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang halhal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 2008: 57). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
10
Sedangkan tujuan penelitian tindakan kelas harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: a. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan. b. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama. c. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga. d. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dan tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya. e. Kegiatan
penelitian
diharapkan
dapat
merupakan
proses
kegiatan
yang
berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada sikius I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dan tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut:
11
Gambar 1.1 Skema Tahap Penelitian Tindakan Kelas
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Penjelalasan alur di atas adalah: 1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Kegiatan dan pengamatan meliputi timdakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsepsi siswa serta mengamati hasil atau dampak dan diterapkannya media tape recorder. 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dan tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pangamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya (Arikunto, dkk: 2008). Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3 dimana masingmasing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan 12
membahas satu bab pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Sikius ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. 2. Subjek Penelitian a. Waktu Penelitian Penelitiatian ini penulis lakukan selama tiga minggu pada bulan akhir Mei 2010. Penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester genap tahun pelajaran 2009/2010 selama 3 kali pertemuan, yang biasanya disebut siklus, sehingga 3 kali pertemuan tersebut merupakan 3 siklus. Untuk siklus I tanggal 17 Mei 2010 dan siklus II tanggal 24 Mei 2010 dan siklus III pada tanggal 31 Mei 2010. b. Tempat Penelitian Penilitian ini penulis lakukan di ruang kelas 1 SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang. c. Subjek Penelitian Subjek penelitian kali ini adalah seluruh anak kelas 1 SDN Tlompakan 01 Ke. Tuntang Kab. Semarang yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 10 murid laki- laki dan 10 murid perempuan. 3. Langkah- Langkah a. Perencanaan 1) Menyusun tujuan instruksional. 2) Membuat skenario pembelajaran atau RPP. 3) Menyusun pre tes dan post tes. 4) Memilih materi pembelajaran. 5) Mendesain pedoman observasi sistematis bagi kerja guru selama 13
pelaksanaan tindakan. 6) Mempersiapkan media tape recorder. 7) Mempersiapkan kaset dengan yang sesuai dengan materi b. Tindakan 1) Melaksanakan absensi siswa. 2) Melaksanakan pre test kepada siswa. 3) Analisis pre tes terhadap siswa untuk mengukur sejauh mana materi telah dikuasai sebelumnya.. 4) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang operasional pembelajaran dan tentang metode yang akan digunakan. 5) Guru memberikan contoh dengan memutarkan tape recorder. 6) Guru mendengarkan siswa menirukan bacaan. 7) Guru mengadakan post tes. c. Refleksi Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan, didiskusikan, dianalisis, dan dievaluasi oleh peneliti, kemudian guru dapat merefleksi diri tentang berhasil tidaknya tindakan yang telah dilakukan, Faktor-faktor pendukung, penghambat, dari aspek internal dan eksternal guru dan siswa. Kemudian untuk siklus berikutnya diadakan perbaikan-perbaikan bilamana perlu secara kualitas dan kuantitas berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi. 4. Instrumen Penelitian Adapun instrument/alat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pembelajaran ini merupakan suatu rancangan pembelajaran yang akan
14
dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar. b. Materi yang berupa ayat-ayat Al Qur‟an yang dipilih guru sesuai dengan materi pembelajaran. c. Buku Penunjang Lembar observasi pembelajaran. Lembar
pembelajaran
ini
digunakan
untuk
mengetahui
peningkatan
kemampuan membaca Al Qur‟an secara tartil bagi siswa setelah menggunakan media tape recorder. d. Instrumen Manusia 1) Peneliti Dalam penelitian tidakan kelas sebenarnya peneliti juga masuk sebagai instrumen penelitian. Sebagai instrumen penelitian seorang peneliti haruslah memiliki karakter sebagai berikut: a) Responsif. b) Adaptif. c) Menekankan aspek holistik. d) Pengembangan berbasis pengetahuan. e) Memproses dengan segera. f) Mampu memberikan klarifikasi dan kesimpulan. g) Kesempatan eksplorasi (Wiraatmadja, 2004: 96-97). 2. Mitra Dalam penelitian tindakan kelas diperlukan peran mitra sejawat untuk melakukan observasi terhadap guru sebagai peneliti. Hal ini diperlukan untuk menilai efektifitas jalannya kegiatan belajar-mengajar. Namun demikian keberadaan mitra tidak untuk membantu penulis melaksanakan
15
proses tindakan yang berupa kegiatan belajar-mengajar. Dalam penelitian ini penulis menjadikan guru wali kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2010 sebagai mitra penulis. 5. Pengumpulan Data a. Sumber Data 1) Dokumentasi. 2) Hasil tes menghafal
Al Qur‟an surat pendek pilihan siswa sebelum
menggunakan media tape recorder. 3) Hasil tes menghafal Al Qur‟an surat pendek pilihan siswa setelah menggunakan media tape recorder. 4) Hasil pengamatan teman sejawat yang membantu sebagai mitra. b. Cara Pengambilan Data 1) Metode dokumentasi 2) Lembar kerja siswa pada siklus I, II dan III. 3) Tes formatif I. 4) Lembar pengamatan dari teman sejawat sebagai kolaborasai dalam penelitian b. Refleksi Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan, didiskusikan, dianalisis, dan dievaluasi oleh peneliti, kemudian guru dapat merefleksi diri tentang berhasil tidaknya tindakan yang telah dilakukan, Faktor-faktor pendukung, penghambat, dari aspek internal dan eksternal guru dan siswa. Kemudian untuk siklus berikutnya diadakan perbaikan-perbaikan bilamana perlu secara kualitas dan kuantitas berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi.
16
6. Instrumen Penelitian Adapun instrument/alat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Rencana pembelajaran ini merupakan suatu rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar. b. Materi yang terdiri dari Al Qur‟an surat pendek pilihan kemudian dilakukan evaluasi awal sebagai bahan pertimbangan awal.. c. Tape recorder dan kaset sebagai sarana penyampaian materi. d. Buku Penunjang Lembar observasi pembelajaran. Lembar pembelajaran ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan media tape recorder dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk mengukur perhatian siswa dalam penggunaan media ini. e. Instrumen Manusia 1) Peneliti Dalam penelitian tidakan kelas sebenarnya peneliti juga masuk sebagai instrumen penelitian. Sebagai instrumen penelitian seorang peneliti haruslah memiliki karakter sebagai berikut: a) Responsif. b) Adaptif. c) Menekankan aspek holistik. d) Pengembangan berbasis pengetahuan. e) Memproses dengan segera. f) Mampu memberikan klarifikasi dan kesimpulan. g) Kesempatan eksplorasi.
17
2. Mitra Dalam penelitian tindakan kelas diperlukan peran mitra sejawat untuk melakukan observasi terhadap guru sebagai peneliti. Hal ini diperlukan untuk menilai efektifitas jalannya kegiatan belajar- mengajar 7. Pengumpulan Data a. Sumber Data 1) Dokumentasi. 2) Hasil 3 kali Tes menghafal surat pendek pilihan terakhir sebelum penggunaan media tape recorder. 3) Hasil tes menghafal surat pendeki pilihan siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang selama pelaksanaan penelitian tindakan. 4) Hasil pengamatan teman sejawat yang membantu sebagai mitra. b. Cara Pengambilan Data 1) Metode dokumentasi 2) Lembar observasi terhadap siswa selama pelaksanaan penelitian. 3) Lembar pengamatan dari teman sejawat sebagai kolaborasai dalam penelitian 8. Analisis Data Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif. Pada metode observasi digunakan data kualitatif cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut : a. Merekapitulasi hasil tes .
18
Dalam penelitian tindakan kelas, peningkatan prestasi belajar siswa sebagai hasil tindakan merupakan aspek paling diharapkan berkaitan erat dengan analisis tentang prestasi belajar siswa seperti: analisis daya serap, ketuntasan belajar, dan nilai rata-rata. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut : Ketuntasan belajar secara individu. Peserta dikatakan tuntas belajar secara individu bila memperoleh persentase daya serap individu 60% Prosentase: daya serap secara klasikal Skor total seluruh peserta x 100% Skor ideal seluruh soal Ketuntasan belajar secara klasikal. Prosentase : ketuntasan belajar Jumlah siswa yang tuntas x 100% Jumlah seluruh siswa Peserta dikatakan tuntas belajar secara klasikal bila memperoleh persentase daya secara klasikal 85 % Rata-rata hasil belajar Nilai rata rata Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa b. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 65, sedangkan secara klasikal mencapai 75 % yang telah mencapai daya serap lebih dan sama dengan 60 %. c. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh mitra sejawat pada kegiatan pengelolaan pembelajaran dan lembar pengamatan perhatian siswa
19
H. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yang tersusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II:
Merupakan kajian pustaka yang meliputi Peningkatan Hasil Belajar, Al Qur‟an Surat Pendek Pilihan dan Media Tape Recorder
Bab III: Merupakan laporan penelitian yang meliputi Waktu Pelaksanaan, Tempat Penelitian, Subyek Penelitian, Intrumen Penelitian, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Bab IV: Merupakan hasil penelitian meliputi Gambaran Setting Penelitian, Penjelasan per Siklus, Proses Analisis Data, Deskripsi Hasil per Siklus, Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan. Bab V : Merupakan bagian penutup yang meliputi Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup.
20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Hasil Belajar 1. Makna Belajar Belajar adalah perubahan, namun bagaimana proses perubahan tersebut terjadi? Berbeda aliran psikologis yang dipakai sebagai landasan untuk menjelaskan perilaku manusia, termasuk perubahannya, tidak sama. Ahli-ahli yang menganut aliran Kognitif berpendapat bahwa belajar adalah peristiwa internal, artinya belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang yang belajar. Kemampuan tersebut ialah kemampuan mengenal yang disebut dengan istilah kognitif. Berbeda dengan kosep belajar behavioristik, yang sangat mengandalkan pada lingkungan (stimulus), penganut aliran Kognitif memandang orang yang belajar sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk memahami objek-objek yang berada di luar dirinya (stimulus) dan mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu tindakan (respons) sebagai akibat pemahamannya itu. Perubahan dapat terjadi bila ada proses berfikir lebih dahulu dalam diri seseorang, yang kemudian menimbulkan respon berupa tindakan (Martinis, 2005: 118). Dari pendapat di atas dapat diambil pemahaman bahwa proses belajar pada diri seseorang mengandung tiga proses stimultan. Pertama, proses untuk mendapatkan perolehan sesuatu dari informasi baru. Hal yang diperoleh dari informasi baru sering merupakan pengganti atau perbaikan atas pengetahuan sebelumnya. Kedua, proses tranformasi pengetahuan yang diperoleh disesuaikan dengan kebutuhan atau tugas.
21
Dalam proses ini terjadi analisis atas informasi lalu diubah dalam bentuk lain seperti simbol-simbol. Ketiga, proses evaluasi. Dalam proses ini terjadi penilaian apakah transformasi yang dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan atau tugas yang akan dihadapi. Proses belajar pada dasarnya adalah proses stimultan dari ketiga hal tersebut Adapun memenurut Usman (2002:5) belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu serta individu dan
lingkungannya. Pada umumnya belajar belajar
dapat diartikan kegiatan-kegiatan fisik dan psikis, kedua aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain. Sedangkan menurut Hilgard sebagaimana dikutip Sanjaya (2002) belajar bukan hanya hasil, namun juga proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik dilakukan di laboratorium maupun lingkungan alamiah. Sehingga dapat dirangkum bahwa belajar adalah: a. Aktivitas yang dirancang dan bertujuan. b. Perubahan perilaku secara utuh. c. Bukan hanya hasil namun proses. d. Proses memecahkan masalah. 2. Belajar dan Prestasi Belajar Akibat terjadinya proses belajar pada diri seseorang adalah terjadinya perubahan perilaku yang dapat mencakup kawasan (domain) kognitif, afektif maupun psikomotorik. Perubahan perilaku sebagai akibat terjadinya proses belajar disebut hasil belajar atau prestasi belajar. Hasil belajar tidak hanya satu macam saja, melainkan ada bermacam- macam. Menurut Gagne sebagaimana dikutip Nasution, dengan tujuan yang bermacam-macam dan mempelajari macam-macam
22
hal itu diperlukan kondisi belajar tertentu yang khusus untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan (Nasution, 2008: 63). Belajar akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinya. Dengan demikian pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tentu saja kebebasan yang dimaksud tidak keluar dari kerangka belajar. Pembelajaran yang bersifat humanistik ini mungkin sukar menerapkannya secara penuh, mengingat kondisi sosial dan budaya yang tidak menunjang. Setidaknya guru yang humanis atau siapapun guru tersebut dengan konsep humanistik dapat memberikan layanan belajar yang menyenangkan bagi murid, sedangkan bahan belajar tetap berasal dari kurikulum yang berlaku, hanya gayagaya mengajar dengan penuh tekanan dan ancaman dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Secara sederhana hasil belajar adalah tingkat pengetahuan, keterampilan, atau capaian yang diperoleh peserta didik untuk bidang studi tertentu. Prestasi belajar seperti itu diukur melalui tes. Tes semacam itu bukan hanya untuk mengukur kemampuan individual melainkan juga untuk mengevaluasi keefektifan suatu program pembelajaran. Tes biasa dilakukan setelah peserta didik mengikuti suatu program pembelajaran. Oleh karena itu, skor yang diperoleh dari tes seperti itu cenderung sebagai akibat dilakukannya proses pembelajaran bukan karena pengaruh tingkat intelegensi. Dari skor tersebut dapat diperoleh informasi tentang pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh siswa. Dengan demikian, prestasi belajar memiliki fungsi untuk memperlihatkan
23
sejauhmana peserta didik mampu menampilkan keterampilan tertentu atau dengan kata lain memiliki fungsi untuk mengukur capaian kompetensi tertentu. Prestasi belajar juga dapat berfungsi untuk memberikan rangsangan belajar, di samping fungsi yang lain yakni untuk dijadikan petunjuk seberapa jauh telah terjadi peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. Terdapat hubungan yang erat antara tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan, sedangkan evaluasi harus mengacu pada tujuan pembelajaran
dan
kegiatan
pembelajaran
yang
dilaksanakan.
Kegiatan
pembelajaran yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan namun sebaliknya dengan ada tujuan pembelajaran yang telah terumuskan akan memberikan arah dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Dilihat dari segi proses langkah penyusunan alat evaluasi sudah barang tentu harus mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sebaliknya, kegiatan pembelajaran juga harus mempunyai arah untuk keberhasilan evaluasi yang nantinya akan dilakukan. Hasil belajar siswa harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Penilaian pencapaian kompetensi siswa harus dilakukan secara komprehensif selama proses pembelajaran berlangsung antara lain melalui ujian atau ulangan harian, mingguan, bulanan atau akhir semester. Hasil pencapaian kompetensi siswa perlu dianalisis secara
24
berkesinambungan, yang hasilnya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan program tindak lanjut berupa program pembelajaran remidial atau program pengayaan. Penggunaan sistem penilaian berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap peserta didik harus belajar tuntas untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bloom (1980) mengatakan: (1) Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran dan diajar sesuai dengan karakteristik mereka maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan. (2) Apabila proses pembelajaran dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur maka semua peserta didik akan mampu menguasai semua bahan yang disajikan kepadanya. Sehingga belajar tuntas membutuhkan proses pembelajaran yang sistematis, terstruktur berkesinambungan untuk mencapai kompetensi yang disyaratkan (Martinis, 2005: 127-133). Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang, meliputi (Arifin, 1990, 60-61): a. Faktor internal siswa, antara lain: 1) Bakat Dasar kepandaiaan dan sifat pembawaan dari lahir yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa terhadap suatu bidang tertentu. 2) Minat Minat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, kalau seseorang menyenangi dan berminat terhadap matematika maka ia akan berusaha 25
untuk berhasil dalam mengikuti seluruh proses pembelajaran sebaliknya apabila tidak menyenanginya maka ia akan belajar dengan perasaan terpaksa, mengikuti proses pembelajaran hanya sekedar formalitas dan pembelajaran menjadi tidak bermakna. 3) Kemauan Belajar. Salah satu tugas guru mengubah yang tidak mau belajar menjadi antusias belajar dan menyenangi pelajaran tersebut. 4) Sikap Mental Siswa Sikap
mental
siswa
sangat
mempengaruhi
dalan
proses
pembelajaran, sikap mental ini meliputi kematangan sosial emosional siswa dan pengetahuan prasarat yang dimilikinya untuk meningkatkan prestasi belajarnya. b. Faktor eksternal, antara lain: 1) Metode Pembelajaran Terdapat kaitan yang erat antara belajar dan pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran adalah mendorong peserta didik belajar. Pembelajaran adalah upaya pengaturan informasi dan lingkungan sedemikian rupa untuk memfasilitasi terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Lingkungan pembelajaran meliputi metode, media, dan peralatan yang diperlukan dalam penyampaian informasi dalam proses pembelajaran. Pengaturan atau pemilihan metode, media, dan peralatan serta informasi dalam proses pembelajaran menjadi tanggung jawab dari guru untuk merancang atau mendesainnya. Dengan demikian, metode pembelajaran adalah bagian dari proses pembelajaran yang merupakan langkah-langkah taktis bagi guru
26
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. 2) Kepribadian Guru. Kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran siswa.Guru menurut tokoh pendidikan Nasional Dewantoro, dihadapan mata anak harus dapat menjadi suri tauladan yang baik, di tengah aktivitas dengan siswa dapat membangun keinginan dan minat siswa untuk belajar dan dibelakang layar mampu memberdayakan siswanya untuk belajar lebih baik. 3) Lingkungan Belajar. Lingkungan belajar siswa sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, jika lingkungan belajar siswa tertata dengan baik maka proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, agar lingkungan pembelajaran dapat mendukung usahakan: a) Suasana pembelajaran memberi kesempatan siswa untuk melakukan penelitian b) Bersikap yang tidak berlebihan (wajar) jika mendapatkan jawaban yang tidak benar dari siswa c) Meningkatkan kompetensi keguruan dari guru agar keberhasilan siswa dalam belajar meningkat. B. Al Qur’an Surat-Surat Pendek Pilihan 1. Pentingnya Membaca Al-Qur’an Fenomena yang terjadi di masyarakat kita, terutama di rumah-rumah keluarga muslim semakin sepi dari bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Hal ini disebabkan karena terdesak dengan munculnya berbagai produk sain dan tehnologi
27
serta derasnya arus budaya asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al Qur'an sehingga banyak anggota keluarga tidak bisa membaca Al Qur'an. Akhirnya kebiasaan membaca Al Qur'an ini sudah mulai langka. Yang ada adalah suara-suara radio, TV, Tape recorder, karaoke, dan lain-lain. Keadaan seperti ini adalah keadaan yang sangat memprihatinkan. Belum lagi masalah akhlak, akidah dan pelaksanaan ibadahnya, yang semakin hari semakin jauh dari tuntunan Rosulullah. Maka sangat diperlukan kerjasama dari semua fihak untuk mengatasinya. Yaitu mengembalikan kebiasaan membaca Al Qur'an di rumah-rumah kaum muslimin dan membekali kaum muslimin dengan nilai-nilai Islam, sehingga bisa hidup secara Islami demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Membaca Al Qur‟an merupakan perintah Allah SWT sebagaimana tersurat dalam Surat Al-Alaq ayat 1-5
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan lepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Dalam ayat lain Allah SWT berfiman sebagai mana termaktub dalam Surat Al-Ankabut ayat: 45
ۗ
ۖ ۗ 28
:
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu
Al-Kitab
(Al-Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” Al-Qur‟an
merupakan
wahyu,
kalam
atau
firman
Allah
yang
mengandung ajaran untuk dijadikan pedoman dan tuntunan dalam tata nilai kehidupan umat manusia dan seluruh alam, karena pada dasarnya al-Qur‟an diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta. Ajarannya berlaku sepanjang masa, sejak diturunkan hingga hari kiamat. Kebenaran yang terkandung di dalamnya tidak dapat diragukan lagi, karena Allah sendiri yang akan menjaganya. Allah berfirman di dalam al-Qur‟an surat al-Hijr ayat 9:
Artinya: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr (al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian AlQur‟an selama-lamanya. Walaupun demikian umat Islam harus tetap berkewajiban untuk menjaga kemurnian Al-Qur‟an. Di antara upaya untuk menjaga kemurnian Al-Qur‟an adalah dengan cara membaca dan menghafalnya, sebagaimana yang pernah ditempuh oleh para sahabat Nabi. Urusan yang mulia tersebut dilakukan oleh pesantren dan juga lembaga pendidikan Islam, baik yang formal ataupun nonformal. Ini semakin penting, apalagi di masa sekarang di mana kondisi masyarakat yang semakin jarang mengamalkan nilai-nilai Al-Qur‟an. Sehingga pesantren dan lembaga pendidikan Islam memegang peranan penting dalam menanamkan nilainilai keislaman kepada pemeluknya.
29
Sebagai sumber utama dalam Islam, Al-Qur`an memiliki posisi istimewa bagi kaum muslimin baik dalam struktur keimanan (teologis) maupun dalam rumusan kehidupan (sosial) mereka. Secara teologis, ini berkaitan dengan hakikat Al-Qur`an itu sendiri yang merupakan kalam Allah (wahyu) yang disampaikan kepada manusia melalui Nabi-Nya, Muhammad SAW, sebagai pedoman dan petunjuk (hudan) dalam mengarungi kehidupan ini. Implikasinya, secara sosiologis, Al-Qur`an menjadi sumber nilai, norma, hukum, paradigma dan inspirasi bagi seorang Muslim dalam mengkonstruk bangunan hidup dan kehidupannya, kapanpun dan di manapun sebagai wujud dari sifat al-Qur`an yang rahmatan li al-’alamin. Allah menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur'an merupakan petunjuk kehidupan yang bersifat universal, yang dapat membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk, halal dan haram serta sebagai landasan dan pegangan hidup bagi manusia baik secara pribadi, keluarga, masyarakat ataupun bangsa di dunia bahkan di akhirat. Al-Qur'an adalah kitab Allah yang terakhir, sumber esensi bagi Islam yang pertama dan utama serta kitab kumpulan dari firman-firman Allah SWT. AlQur'an merupakan petunjuk jalan yang lurus, yang mengikat, sebagai pedoman hidup yang telah diridhoi Allah untuk para hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al-Israa‟ ayat 9
30
Artinya: “Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan Al-Qur‟an: Petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk serta pemisah antara yang hak dan batil. (QS. 2:185)
ۚ ۗ
ۖ .
Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur Pengajaran Al-Qur‟an pada anak merupakan dasar pendidikan Islam pertama yang harus diajarkan. Ketika anak masih berjalan pada fitrahnya, yaitu jalan yang terbuka untuk mendapatkan cahaya hikmah yang terpendam didalam Al-Qur‟an, itu akan lebih mudah dalam menerima dan memahami isi Al-Qur‟an. Karena pada usia ini anak masih dalam masa pertumbuhan baik fisik maupun kecerdasannya. 2. Materi Al-Qur’an pada Mata Pelajaran PAI 31
Al-Qur‟an adalah kitab Allah yang diturunkan ke dunia yang harus diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu
rukun iman yang ke tiga. Beriman kepada Al-Qur‟an harus dibuktikan dengan mempelajarinya dan mengajarkannya kepada orang lain. Mempelajari Al-Qur‟an adalah kunci sukses hidup dunia dan akhirat. Dengan mempelajari Al-Qur‟an maka seseorang akan mempunyai banyak pengetahuan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dalam ayat lain Allah SWT Berfiman sebagaimana termaktub dalam al Muzammil ayat 20
ۚ ۚ ۖ
ۖ ۙ
ۙ
ۚ
ۚ ۖ
Artinya
ۚ
ۚ
:
:”Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdau malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orangorang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah 32
zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Dari ayat-ayat tersebut diatas, dapat difahami bahwa ajaran Al-Qur‟an memberi kelonggaran pada umat manusia untuk belajar sesuai dengan individu. Sehingga bagi tingkat kecerdasan rendah, selayaknya diberikan metode yang mudah untuk dicerna oleh mereka. Begitu sebaliknya bagi yang mempunyai kecerdasan yang tinggi, harus diberikan teknis atau metode yang sama, tetapi dalam porsi yang berbeda, karena teknis atau metode yang sama, tetapi dalam porsi yang berbeda, karena mereka cenderung cepat menguasai materi yang diberikan oleh guru.. Mempelajari al-Qur‟an berarti belajar membunyikan huruf-hurufnya dan menulisnya. Tentunya tingkatan ini adalah tingkatan yang paling awal dan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran al-Qur‟an pada tingkatan selanjutnya. Pada tingkatan lanjutan mungkin seseorang bisa mempelajari Ulumul Qur‟an dan tafsir alQur‟an. Namun untuk menuju kepada tingkatan ini seseorang harus menempuh tingkatan awal yaitu membaca dan menulis al-Qur‟an. Dalam
perjalanannya
ternyata
pembelajaran
baca
tulis
Al-Qur‟an
menghadapi problem yang tidak sedikit dan sederhana. Diantara problem yang dihadapi adalah input siswa beragam, jumlah jam pelajaran, guru, sarana, dan metode pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an yang terbatas. Mengenai input siswa yang beragam tersebut, bahwasannya ada diantara siswa yang baru yang sudah lancar dalam membaca Al-Qur‟an, ada yang belum lancar, dan ada yang buta terhadap huruf AlQur‟an. Heterogenitas siswa ini menjadi problem ketika mereka berkumpul dalam satu kelas. Problem yang dihadapi guru baca tulis Al-Qur‟an tak lain adalah dalam menentukan metode dan pendekatan sehingga para siswa mampu meraih target yang 33
dicanangkan pihak kurikulum. Sarana prasarana yang menunjang pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an pun belum terpenuhi, diantaranya buku prestasi, buku pedoman
pembelajaran,
alat-alat peraga dan lain-lain sehingga pembelajaran sangatlah
sederhana dan tradisional yang pada akhirnya proses belajar mengajar berjalan sangat lambat. Walaupun belum menemukan metode dan pendekatan yang sesuai, sarana prasarana yang sederhana guru mata pelajaran menghafal Al-Qur‟an tetap melaksanakan kegiatan mengajarnya dengan metode dan pendekatan yang pernah mengantarkan siswa bisa membaca dan menghafal Al-Qur‟an. Setelah pembelajaran yang dilakukan selama satu tahun didapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Di antara hal yang kurang memuaskan adalah masih banyak ditemui kesalahan siswa dalam membaca Al-Qur‟an, misalnya ada beberapa siswa yang masih terbata-bata, belum mampu mempraktekkan bacaan mad dengan benar yaitu terkadang bacaan mad tidak dibaca panjang dan yang seharusnya pendek malah dibaca panjang. Siswa juga masih banyak melakukan kesalahan dalam membaca hukum bacaan yang dibaca dengung dan yang tidak dibaca dengung. Dalam menghafal Al-Qur‟an siswa masih terlalu lambat serta masih sulit, hal ini dikarenakan dari rumah (dari keluarga) siswa tidak dibekali tentang belajar Al-Qur‟an, dari lingkungan masyarakat pun tidak mendukung tentang pembelajaran Al-Qur‟an. Hal ini tentu akan mempengaruhi prestasi siswa dalam menghafal Al-Qur‟an. Setelah
mengetahui
pentingnya
mempelajari
Al-Quran
maka
dalam
menentukan model dan metode pembelajaran harus tepat karena dengan model dan metode pembelajaran yang baik, siswa akan lebih mudah dalam memahami materi dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, serta karakteristik siswa yang senang 34
terhadap pembelajaran yang menarik, menyenangkan, mengajaknya untuk aktif bergerak baik mental maupun fisik, sehingga pembelajaran tidak membosankan. Kemampuan profesional seorang guru teruji oleh kemampuan menguasai berbagai macam model dan metode pembelajaran. Dalam model pembelajaran klasikal guru dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran. Dengan berbagai macam metode yang digunakan akan mempermudah siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) aspek Al-Quran Kelas I SD sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam Kelas I SD Aspek Al Quran Kelas I, Semester 1 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al Qur‟an 1. Menghafal Al Qur‟an surat pendek pilihan
1.1 Melafalkan QS Al-Fatihah dengan lancar 1.2 Menghafal QS Al-Fatihah dengan lancar
Kelas I, Semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al Qur‟an 6. Menghafal Al Qur‟an surat-surat pendek pilihan
6.1 Menghafal QS Al-Kautsar dengan lancar 6.2 Menghafal QS An-Nashr dengan lancar 6.3 Menghafal QS Al-„Ashr dengan lancar 35
C. Media Tape Recorder. Usaha membuat pengajaran lebih kongkrit dengan menggunakan media banyak dilakukan orang. Berbagai jenis media memiliki nilai kegunaan masing-masing. Kata "media" berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiyah berarti perantara atau pengantar (Sadimin, 2008:6). Banyak definisi yang diberikan oleh para ahli tentang pengertian media ini seperti pendapat Gagne yang menyatakan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sedangkan Briggs memberikan definisi bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Educational Associatuon/NEA) memberikan difinisi berbeda yaitu bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Sedangkan Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan batasan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan/ informasi (Sadimin, 2008: 7). Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa
media
pengajaran
adalah
alat
bantu
mengajar
guru
(Sudjana, 1997: 1). Untuk memahami berbagai jenis media dan nilainya dalam pengajaran, ada baiknya kita memahami penggolongan berbagai jenis media berdasarkan nilai yang dimiliki masing-masing. Bretz membagi media secara umum menjadi 8 yaitu: media audio visual diam, media audio visual gerak, media audio visual semi gerak, media visual gerak, media visual diam, media visual semi gerak, media audio, media cetak (Raharjo dkk, 1986: 20). Tidak ada jenis media yang paling baik atau lebih baik dari 36
yang lain. Semua mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Media pendidikan bahkan bisa lebih efektif dari seorang guru. Semua tergantung penampilan guru dan isi media (Schramm, 1984: 5). Keefektifan penggunaan media bergantung kepada pengelolaan media pembelajaran
tersebut.
Dalam
pengelolaan
media
pembelajaran
harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Sesuai dengan tujuan/ kompetensi yang ingin dicapai. b. Memudahkan pemahaman peserta didik. c. Didiskripsikan secara spesifik sesuai dengan materi pembelajaran. d. Sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif,
karakteristik
afektif
dan
ketrampilan motorik anak didik (Muslich, 2008: 89). Menurut Encyclopedia of Educations yang dikutip Malik media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir dan oleh karena itu mengurangi verbalisme. b. Memperkuat perhatian siswa. c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga lebih mantap. d. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu. f. Membantu tumbuhnya pengertian. g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain (Malik, 1986: 27). Pemahaman akan nilai yang dimiliki masing-masing jenis media ini penting, 37
karena dalam proses pendidikan atau belajar mengajar, guru harus memilih media yang tepat agar tujuan-tujuan yang di inginkan dapat terwujud dalam diri siswa.selama proses belajar mengajar berlangsung akan selalu terjadi interaksi antara guru, siswa, dan media pengajaran yang di gunakan. Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut: a. Memperjelas penyajian. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra seperti objek terlalu besar atau terlalu kecil, gerak terlalu cepat atau lambat, konsep terlalu luas dsb. c. Mengatasi sifat pasif anak didik. d. Mengatasi perbedaan pengalaman dan persepsi anak didik (Sadimin, 2008: 17-18). Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kedudukan media pengajaran dalam komponen metode mengajar adalah sebagai salah satu upaya meningkatkan proses interaksi guru dengan siswa dan lingkungan belajar. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yakni menunjang penggunaan metode yang dipergunakan guru. Sedangkan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Tidak meniadakan media lain. b. Penggunaannya dipilih yang paling tepat untuk menyampaikan materi. c. Tidak dipakai pada semua materi pelajaran. d. Tidak terlalu banyak menggunakan berbagai macam media sekaligus. e. Melakukan persiapan secara memadai. f. Merupakan bagian integral dari materi pelajaran. g. Anak didik harus dipersiapkan sebagai peserta yang aktif.
38
h. Mengikutsertakan tanggung jawab murid. i.
Menampilkan sisi-sisi positif.
j.
Tidak dijadikan sebagai selingan atau hiburan.
k. Dapat gunakan untuk melatih perkembangan bahasa, baik lisan maupun tertulis (Miyarso, 1984: 1008). Dari prinsip-prinsip di atas perlu diperhatikan dengan matang penggunaan media pendidikan. Jangan sampai justru menjadikan siswa jenuh atau tidak mengerti maksud dan tujuannya. Sehingga perlu dilakukan dengan selektif dan secara bergantian. Perbedaan pemahaman dan pengalaman yang dimiliki setiap anak sering menjadi kendala dalam menyampaikan pengajaran. Sehingga perlu diberikan alat bantu media pendidikan yang mempu memberikan rangsangan yang sama, pengalaman yang sama dan persepsi yang sama pula. Kemajuan teknologi modern adalah salah satu faktor yang turut menunjang usaha pembaharuan. Peranan teknologi sudah sedemikian menonjol terutama pada masyarakat di negara yang sudah berkembang (Malik, 1986: 13). Salah satu peran dari kemajuan teknologi tersebut adalah masuknya peralatan-paralatan berteknologi maju kedalam proses belajar- mengajar di dalam kelas. Di antara sekian banyak buah dari kemajuan teknologi adalah munculnya peralatan-peralatan dengan memanfaatkan kekuatan atau sumber daya listrik yang biasa disebut peralatan elektronik. Peralatan elektronik yang banyak dipakai dalam proses belajar-mengajar adalah radio, penala radio, perekam kaset audio, piringan video, video monitor dan lain-lain. Namun demikian yang paling sering dipakai oleh para pendidik adalah jenis audio dan visual. Materi pengajaran saat ini tidak hanya berupa teks ataupun gambar saja. Apalagi sekarang sedang dikembangkan secara
39
besar-besaran sebutan electronic learning (E-learning) yaitu kegiatan pendidikan yang menggunakan
seperangkat
alat
komputer (Effendi, 2009: 6). Perkembangan
teknologi dunia informasi memungkinkan penciptaan teknik pengajaran baru yaitu melalui media interaktif cd maupun vedio (Suteja, 2008: 241). Penggunaan media ini tentu akan memberikan nilai tambah tersendiri selain materi lebih efektif disampaikan juga mengenalkan anak terhadap dunia teknologi. Tape recorder merupakan media elektronik yang paling sederhana. Namun demikian penggunaan media pembelajaran khususnya yang berupa peralatan elektronik sesederhana apapun merupakan bekal penting bagi anak untuk mengenal kemajuan teknologi. Sehingga dengan menggunakan media tape recorder tersebut akan memberikan pengalaman berharga bagi anak didik.
40
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini penulis lakukan pada pertengahan Mei 2010. Penelitian ini dilakukan pada akhir semester genap tahun ajaran 2009/2010. Penelitian dilakukan selama 3 minggu dengan 3 siklus dengan masing- masing siklus selama 1 minggu atau 1 kali pertemuan. Untuk siklus I tanggal 17 Mei 2010 dan siklus II tanggal 24 Mei 2010 dan siklus III pada tanggal 31 Mei 2010 Sebagai catatan bahwa
waktu pelaksanaan diadakan setiap hari Senin
sesuai jadwal Pelajaran. Untuk itu penulis menggunakan waktu tersebut untuk melakukan penelitian Penilitian ini penulis lakukan di ruang yang biasa untuk melakukan proses belajar- mengajar kelas 1 di SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang. Subjek penelitian kali ini adalah seluruh anak kelas 1 di SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang yang beragama Islam sejumlah 20 anak yang terdiri dari 10 murid laki- laki dan 10 murid perempuan. Adapun secara rinci daftar siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2010 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Data Siswa Kelas I SD Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010
No
Nama
Jenis Kelamin
1
Fajar Budi Ramadan
L
2
Fenita Septiana Dewi
P
3
Erin Norma Zalita
P
41
4
Erga Ferdian
L
5
Tegar Agur Wibowo
L
6
Resa Mahardika
L
7
Ira Dewi Astuti
P
8
M Rizki Maulana
L
9
Heni Purwanti
P
10
Taufan Duta Ramadan
L
11
Nanda Prasetya
L
12
Ananda Rizki R
L
13
Mitra Putri
P
14
Intan Regina
P
15
Naumi Sasita
P
16
M Rizky Setiawan
L
17
Choirul Yusak
L
18
Galuh Siskawati
P
19
Nur Khasanah
P
20
Melinda Ayu Novita
P
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus pertama adalah sebagai berikut. Hari, tanggal : Senin, 17 Mei 2010 Waktu
: Jam ke IV,V, dan VI (09.00 – 10.45)
Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut: Mata Pelajaran
: PAI
Kelas/ Semester
: I/2
Standar Kompetensi : 6 Kompetensi Dasar
Menghafal surat-surat Pendek
: 6.1. Menghafal surat Al-Kausar dengan lancar
42
Indikator
:
6.1.1 Siswa mampu membaca surat Al-Kausar dengan lancar 6.1.2 Siswa mampu menghafal surat Al-Kausar dengan lancar 6.1.3 Siswa mampu menerapkan surat Al-Kausar dalam kehidupan sehari-hari Tujuan Pembelajaran 1. Membaca surat Al-Kausar 2. Menghafalkan surat Al-Kausar 3. Menerapkan surat Al-Kausar dalam kehidupan sehari-hari Materi Pembelajaran 1. Al Qur‟an surat-surat pendek 2. Surat Al-Kausar Metode Pembelajaran 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu menghafal surat Al-Kausar b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. c. Merancang pembelajaran dengan mempersiapkan tape recorder dan kaset sesuai materi pembelajaran. d. Merancang lembar penilaian hasil hafalan siswa.
43
e. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan. 2. Tindakan a. Kegiatan Awal 1) Guru memimpin doa membaca surat Al-Fatihah 2) Guru mengabsensi siswa dengan memanggil nama siswa satu persatu 3) Guru mengadakan pre test dengan menanyakan kepada siswa apakah sudah hafal surat Al-Kausar. 4) Guru menyiapkan peralatan berupa tape recorder mini compo polytron 5) Guru memberi penjelasaan tentang jalannya pembelajaran menggunakan tape recorder supaya memerhatkan dengan sungguh-sungguh. b. Kegiatan Inti 1) Guru memutarkan tape recorder yang berisi bacaan surat Al-Kausar secara berulanag-ulang. 2) Siswa memperhatikan bacaan yang diperdengarkan dari tape recorder. 3) Guru memperhatikan siswa, apakah semuanya memperhatikan, ternyata ada yang memperhatiakn dan ada yang tidak memperhatikan. 4) Siswa menirukan bacaan surat Al-Kausar yang diperdengarkan melalui tape recorder 5) Guru mengulang pemutaran kaset dengan memotong per ayat ditirukan oleh siswa. c. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan tugas menghafal secara klasikal dengan menyuruh siswa secara bersama-sama melafalkan surat Al-Kausar secara hafalan.
44
2) Guru memberikan tugas menghafal secara individu 3) Guru meneutup pertemuan dengan berdoa Adapun dalam pelaksanaan ini mitra peneliti melakukan pengamatan. Adapun hal- hal yang diamati adalah sebagai berikut: a. Siswa Pada pengamatan terhadap siswa ini, aspek yang diamati meliputi
1) Kehadiran siswa 2) Perhatian siswa terhadap guru 3) Perhatian siswa terhadap kaset yang diputar b. Guru Pada pengamatan terhadap guru ini, aspek yang diamati adalah sebagai berikut: 1) Kehadiran Guru. 2) Penampilan guru di depan kelas. 3) Penyampaian materi pelajaran. 4) Pengelolaan kelas. 5) Pandangan dan suara guru. 6) Bimbingan guru kepada siswa. 7) Ketepatan waktu. 3. Refleksi Dari 20 siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan atau tidak memperhatikan kaset yang diputar. Hal ini disebabkan selain model pembelajaran yang baru dikenal, juga karena persiapan yang kurang matang dari guru khususnya dalam mempersiapkan peralatan audio. Hal yang menonjol adalah suara dari 45
perangkat audio yang kurang jelas untuk ukuran 20 orang siswa. Pada Siklus I siswa masih menganggap pemutaran kaset itu merupkan mainan saja yang tidak mengandung unsur pendidikannya, maka bimbingan guru dan motivasi sangat diperlukan agar siswa mengerti betul maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran ini. Dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siswa harus diberi motivasi agar semangat dalam proses belajar mengajar dapat tumbuh dengan baik, disamping itu juga diberi latihan-latihan menghafal materi yang disampaikan. Apabila siswa dapat menyelesaikan hafalan dengan benar guru memberi penguatan atau penghargaan agar siswa merasa senang. Dengan melihat hasil belajar dari 20 siswa terdapat 30 % yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar klasikal yaitu mendapat nilai kurang dari 65, sedang siswa yang tuntas belajar ada 70% yang dapat dikategorikan tuntas belajar klasikal dengan rata- rata nilai kelas 65. Untuk mempermudah gambaran jalannya siklus II perhatikan gambar 4.1 Gambar 4.1 Denah Siklus I Perencanaan - Mempersiapka n tape recorder dan kaset elektronik - Menyusun RPP - Mempersiapka n lembar penilaian - Mempersiapka n lembar observasi
Tindakan - Pre Test - Pemutaran kaset dengan menggunakan tape recorder - Penjelasan Guru - Pengamatan Mitra - Mengerjakan tugas.
46
Refleksi - Perhatian anak masih kurang - Nilai ketuntasan juga masih kurang - Terjadi peningkatan dari hasil hafalan sebelum menggunakan media tape recorder - Masih terkendala suara dari peralatan audio
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus kedua adalah sebagai berikut. Hari, tanggal : Senin, 24 Mei 2010 Waktu
: Jam ke IV,V, dan VI (09.00 - 10.45)
Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut: Mata Pelajaran
: PAI
Kelas/ Semester
: I/2
Standar Kompetensi : 6 Menghafal surat-surat Pendek Kompetensi Dasar
: 6.2. Menghafal surat An-Nashr dengan lancar
Indikator
:
6.2.1 Siswa mampu membaca surat An-Nashr dengan lancar 6.2.2 Siswa mampu menghafal surat An-Nashr dengan lancar 6.2.3 Siswa mampu menerapkan surat An-Nashr dalam kehidupan sehari-hari Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu membaca surat An-Nashr 2. Siswa mampuenghafalkan surat An-Nashr 3. Mampu menerapkan surat An-Nashr dalam kehidupan sehari-hari Materi Pembelajaran 1. Al Qur‟an surat-surat pendek 2. Surat An-Nashr Metode Pembelajaran 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab
47
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu menghafal surat An-Nashr b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. c. Merancang pembelajaran dengan mempersiapkan tape recorder dan kaset sesuai materi pembelajaran. d. Menambah peralatan system audio sengan menambah jumlah speaker. e. Merancang lembar penilaian hasil hafalan siswa. f. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan. g. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui perubahan dan perkembangan. 2. Tindakan a. Kegiatan Awal 1) Guru memimpin doa membaca surat Al-Fatihah 2) Guru mengabsensi siswa dengan memanggil nama siswa satu persatu dan ternyata semua siswa masuk. 3) Guru mengadakan pre test, meminta agar siswa melafalkan surat Al-Kausar secara hafalan bersama-sama. 4) Guru menyiapkan peralatan berupa tape recorder yang lebih keras suaranya berupa tape recorder dengan merek tens.
48
5) Guru
memberi penjelasaan
tentang
jalannya
pembelajaran
dengan
menggunakan tape recorder dan siswa diminta untuk memperhatikan. b. Kegiatan Inti 1)
Guru memutarkan tape recorder
yang berisi bacaan surat An-Nashr
dengan volume yang lebih keras. 2) Siswa memperhatikan bacaan yang diperdengarkan dari tape recorder. 3) Guru memperhatikan siswa dan hampir semua siswa memperhatikan. 4) Siswa menirukan bacaan surat An-Nashr yang diperdrngarkan melalui tape recorder . 5) Guru mengulang pemutaran kaset dengan memotong per ayat ditirukan oleh siswa. c. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan tugas menghafal secara klasikal dengan menyuruh siswa melafalkan surat An-Nashr bersama-sama secara hafalan. 2) Guru memberikan tugas menghafal secara individu dengan menyuruh siswa satu persatu melafalkan surat An-Nashr secara hafalan. 3) Guru menutup pertemuan dengan berdoa dengan membaca hamdalah Didalam pelaksanaan ini mitra peneliti melakukan pengamatan. Adapun hal- hal yang diamati adalah sebagai berikut: b. Siswa Pada pengamatan terhadap siswa ini, aspek yang diamati meliputi 1) Kehadiran siswa 2) Perhatian siswa terhadap guru 3) Perhatian siswa terhadap kaset yang diputar
49
c. Guru Pada pengamatan terhadap guru ini, aspek yang diamati adalah sebagai berikut: 1) Kehadiran Guru. 2) Penampilan guru di depan kelas. 3) Penyampaian materi pelajaran. 4) Pengelolaan kelas. 5) Pendangan dan suara guru. 6) Bimbingan guru kepada siswa. 7) Ketepatan waktu. 3. Refleksi Pada Siklus II ini siswa yang kurang perhatian sudah berkurang, jika dibandingkan dengan Siklus I, hal ini dikarenakan peralatan audio yang dipakai sudah diperbaiki dan cukup baik untuk kapasitas 20 anak. Sehingga anak sudah mulai memperhatikan dengan baik. Selain itu bimbingan guru terhadap siswa serta motivasi yang diberikan cukup membuat anak mengerti pentingnya kaset diputar tersebut dengan materi pendidikan. Dari hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari siswa yang tidak tuntas belajar klasikal dari 20 siswa menjadi 10%. Sedangkan siswa yang tuntas belajar klasikal ada 90% dengan nilai rata-rata pada Siklus II adalah 70. berarti ada peningkatan prestasi belajar siswa.
50
Untuk mempermudah gambaran jalannya siklus II perhatikan gambar 4.2 Gambar 4.2 Denah Siklus II Perencanaan - Memperbaiki audio - Menyusun RPP - Mempersiapka n lembar penilaian - Mempersiapka n lembar observasi
Tindakan - Pre Test - Pemutaran kaset menggunakan tape recorder - Penjelasan Guru - Pengamatan Mitra - Mengerjakan tugas tugas
Refleksi - Perhatian anak baik. - Nilai ketuntasan juga baik - Terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya
b. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Pelaksanaan tindakan siklus ketiga adalah sebagai berikut. Hari, tanggal : Senin, 31 Mei 2010 Waktu
: Jam ke IV,V, dan VI (09.00- 10.45)
Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut: Mata Pelajaran
: PAI
Kelas/ Semester
: I/2
Standar Kompetensi : 6
Menghafal surat-surat Pendek
Kompetensi Dasar
: 6.3 Menghafal surat Al-Asr dengan lancar
Indikator
:
6.3.1 Siswa mampu membaca surat Al-Asr dengan lancar 6.3.2 Siswa mampu menghafal surat Al-Asr dengan lancar 6.3.3 Siswa mampu menerapkan surat Al-Ashr dalam kehidupan sehari-hari
51
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu membaca surat Al-Ashr 2. Siswa mampu menghafalkan surat Al-Ashr 3. Menerapkan surat Al-Ashr dalam kehidupan sehari-hari Materi Pembelajaran 1. Al Qur‟an surat-surat pendek 2. Surat Al-Ashr Metode Pembelajaran 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu menghafal surat Al-Ashr b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. c. Merancang pembelajaran dengan mempersiapkan tape recorder dan kaset sesuai materi pembelajaran. d. Merancang lembar penilaian hasil hafalan siswa. e. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan. f. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui perubahan dan perkembangan.
52
2. Tindakan a. Kegiatan Awal 1) Guru memimpin doa dengan membaca surat Al-Fatihah 2)
Guru mengabsensi siswa dengan memanggil nama siswa satu persatu dan ternyata semua siswa masuk.
3) Guru mengadakan pre test dengan menyuruh siswa untuk melafalkan surat An.Nashr secara hafalan bersama-sama satu kelas. 4) Guru menyiapkan peralatan berupa tape recorder yang lebih besar yaitu tape recerder tens. 5) Guru
memberi penjelasaan
tentang
jalannya
pembelajaran
dengan
menggunakan tape recorder dan meminta siswa untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh. b. Kegiatan Inti 1) Guru memutarkan tape recorder yang berisi bacaan surat Al-Ashr dengan volume yang lebih keras. 2) Siswa memperhatikan bacaan yang diperdengarkan dari tape recorder. 3) Guru memperhatikan siswa dan ternyata semua siswa memperhatikan. 4) Siswa menirukan bacaan surat Al-Ashr yang diperdengarkan melalui tape recorder tens. 5) Guru mengulang pemutaran kaset dengan memotong per ayat ditirukan oleh siswa. c. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan tugas menghafal secara klasikal dengan menyuruh siswa untuk melafalkan surat A-Ashr dengan hafalan secara bersama-sama.
53
2) Guru memberikan tugas menghafal secara individu dengan menyuruh siswa satu persatu melafalkan surat Al-Ashr secara hafalan. 3) Guru meneutup pertemuan dengan berdoa dengan membaca hamdalah. Didalam pelaksanaan ini mitra peneliti melakukan pengamatan. Adapun hal- hal yang diamati adalah sebagai berikut: 1)
Siswa Pada pengamatan terhadap siswa ini, aspek yang diamati meliputi 1) Kehadiran siswa 2) Perhatian siswa terhadap guru 3) Perhatian siswa terhadap kaset yang diputar
2). Guru Pada pengamatan terhadap guru ini, aspek yang diamati adalah sebagai berikut: 1) Kehadiran Guru. 2) Penampilan guru di depan kelas. 3) Penyampaian materi pelajaran. 4) Pengelolaan kelas. 5) Pendangan dan suara guru. 6) Bimbingan guru kepada siswa. 7) Ketepatan waktu.. 1. Refleksi Siswa yang memperhatikan 18 anak (90%), siswa kurang memperhatikan 2 anak (10%). Adapun hasil ketuntasan belajar siswa yang tuntas belajar ada 20 siswa ( 95%), sedangkan yang tidak tuntas 1 siswa (5%).
54
Untuk mempermudah gambaran jalannya siklus III perhatikan gambar 4.3
Gambar 4.3 Denah Siklus III
Perencanaan - Menyusun RPP - Mempersiapk an tes formatif - Mempersiapk an lembar observasi
Tindakan - Pre Test - Pemutaran kaset dengan BAB IV menggunakan tape recorder - Penjelasan Guru - Pengamatan Mitra - Mengerjakan tugas formatif
55
Refleksi - Perhatian anak sudah cukup baik. - Nilai ketuntasan juga sudah baik - Terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya - Siklus penulis rasa cukup
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I diperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus I No
Nama siswa
Memperhatikan
Kurang
Tidak
1
Fajar Budi Ramadan
1
2
Fenita Septiana Dewi
1
3
Erin Norma Zalita
1
4
Erga Ferdian
1
5
Tegar Agur Wibowo
6
Resa Mahardika
7
Ira Dewi Astuti
8
M. Rizki Maulana
9
Heni Purwanti
10
Taufan Duta Ramadan
11
Nanda Prasetya
12
Ananda Rizki R
13
Mitra Putri
1
14
Intan Regina
1
15
Naumi Sasita
16
M. Rizky Setiawan
17
Choirul Yusak
18
Galuh Siskawati
1
19
Nur Khasanah
1
20
Melinda Ayu Novita
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1 56
Keterangan Siswa yang memperhatikan
: 6 anak (30%)
Siswa kurang memperhatikan
: 7 anak (35%)
Siswa tidak memperhatikan
: 7 anak (35%)
Adapun dari hasil test formatif pada siklus I ini didapatkan hasil sebagaimana tersaji pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Tugas Menghafal Siklus I No
Nama siswa
Nilai
Ketuntasan
1
Fajar Budi Ramadan
65
T
2
Fenita Septiana Dewi
70
T
3
Erin Norma Zalita
70
T
4
Erga Ferdian
60
TT
5
Tegar Agur Wibowo
65
T
6
Resa Mahardika
60
TT
7
Ira Dewi Astuti
70
T
8
M. Rizki Maulana
60
TT
9
Heni Purwanti
65
T
10
Taufan Duta Ramadan
65
T
11
Nanda Prasetya
60
TT
12
Ananda Rizki R
65
T
13
Mitra Putri
55
TT
14
Intan Regina
70
T
15
Naumi Sasita
70
T
16
M. Rizky Setiawan
60
TT
17
Choirul Yusak
70
T
18
Galuh Siskawati
65
T
19
Nur Khasanah
70
T
20
Melinda Ayu Novita
65
T
Rata-rata
65 57
Keterangan Tuntas (T)
: 14 siswa ( 70 %)
Tidak Tuntas (TT)
: 6 siswa (30%)
Adapun hasil pengamatan mitra terhadap guru selama siklus I diperoleh data sebagaimana terjadi pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus I Item yang diamati
Siklus I
Pendahuluan a. ketepatan kehadiran
4,0
b. penampilan
4,0
c. apersepsi
2,5
Peralatan a. penyiapan tape recorder
3,1
b. suara tape recorder
3,0
c. kesuasuaian dengan materi
3,4
Penerapan a. penyampaian materi
3,5
b. bantuan terhadap siswa
3,0
c. keaktifan berkeliling
3,0
Penutup a. ketepatan waktu
3,4
b. pembagian tugas
3,3
c. menutup kelas
3,2
Rata- rata
3,3
Keterangan: A nilai
: 3,1 - 4,0
B nilai
: 2,1 - 3,0
C nilai
: 1,1 - 2,0 58
D nilai
: 0,1 - 1,0 Didasarkan atas hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini dari 20
siswa
ternyata
banyak
siswa
yang
kurang
memperhatikan
atau
tidak
memperhatikan kaset yang diputar. Hal ini disebabkan selain model pembelajaran yang baru dikenal, juga karena persiapan yang kurang matang dari guru khususnya dalam mempersiapkan peralatan audio. Hal yang menonjol adalah suara dari perangkat audio yang kurang jelas untuk ukuran 20 orang siswa. Pada Siklus I siswa masih menganggap pemutaran kaset dengan menggunakan tape recorder itu merupkan mainan saja yang tidak mengandung unsur pendidikannya, maka bimbingan guru dan motivasi sangat diperlukan agar siswa mengerti betul maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran ini. Dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siswa harus diberi motivasi agar semangat dalam proses belajar mengajar dapat tumbuh dengan baik, disamping itu juga diberi latihan-latihan yang berhubungan
dengan
materi
yang
disampaikan.
Apabila
siswa
dapat
menyelesaikan dengan benar guru memberi penguatan atau penghargaan agar siswa merasa senang.Dengan melihat hasil belajar dari 20 siswa terdapat 30 % yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar klasikal yaitu mendapat nilai kurang dari 65, sedang siswa yang tuntas belajar ada 70% yang dapat dikategorikan tuntas belajar klasikal dengan rata- rata nilai kelas 65. Dari data dan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus I ini diperoleh hasil sebagai berikut: a. Adanya beberapa siswa yang masih bingung terhadap model pembelajaran dengan menggunakan media tape recorder ini ini, karena kurang sosialisasi dari guru, oleh karena itu agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektif guru selain
59
menjelaskan materi pelajaran guru juga harus menjelaskan bahwa film yang diputar mempunyai keterkaitan yang kuat dengan materi. b. Adanya beberapa siswa yang kurang dapat mengikuti dengan baik karena kurangnya sarana audio yang disiapkan mengingat jumlah anak dalam satu kelas sebanyak 20 anak namun peralatan audio yang disiapkan kurang menjangkau seluruh kelas. c. Masih adanya beberapa siswa yang belum benar dalam menghafal beberapa ayat meskipun sudah lengkap namun terdapat kesalahan. Hal ini dikarenakan apa bila siswa lupa biasanya dibaca secara ngawur yang penting membaca. Oleh karena itu guru dalam menjelaskan materi pelajaran jangan hanya memperhatikan yang pandai saja sehingga siswa yang kurang pandai tertinggal, di samping itu juga dalam menerangkan jangan terlalu cepat agar bisa diterima oleh siswa yang kurang pandai. d. Secara garis besar siklus I berlangsung cukup baik dan kondusif, walaupun hasil belajar siswa baru mencapai rata-rata 65 namun masih lebih baik e. dibandingkan sebelum penggunaan media tape recorder. 2. Siklus II Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II,
maka deperoleh data sebagaimana tersaji pada
tabel 4.4
60
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus II No
Nama siswa
Memperhatikan
Kurang
1
Fajar Budi Ramadan
1
2
Fenita Septiana Dewi
1
3
Erin Norma Zalita
1
4
Erga Ferdian
1
5
Tegar Agur Wibowo
1
6
Resa Mahardika
7
Ira Dewi Astuti
8
M. Rizki Maulana
1
9
Heni Purwanti
1
10
Taufan Duta Ramadan
1
11
Nanda Prasetya
1
12
Ananda Rizki R
13
Mitra Putri
1
14
Intan Regina
1
15
Naumi Sasita
1
16
M. Rizky Setiawan
1
17
Choirul Yusak
1
18
Galuh Siskawati
1
19
Nur Khasanah
1
20
Melinda Ayu Novita
1
Tidak
1 1
1
Keterangan Siswa yang memperhatikan
: 15 anak (75%)
Siswa Kurang memperhatikan
: 3 anak (15%)
Siswa Tidak memperhatikan
: 2 anak (10%)
Adapun hasil test formatif pada siklus II ini, didapatkan hasil sebagai tersaji pada tabel 4.5. 61
Tabel 4.5 Hasil Tugas Menghafal Siklus II No
Nama siswa
Nilai
Ketuntasan
1
Fajar Budi Ramadan
70
T
2
Fenita Septiana Dewi
70
T
3
Erin Norma Zalita
70
T
4
Erga Ferdian
70
T
5
Tegar Agur Wibowo
70
T
6
Resa Mahardika
60
TT
7
Ira Dewi Astuti
70
T
8
M Rizki Maulana
70
T
9
Heni Purwanti
70
T
10
Taufan Duta Ramadan
70
T
11
Nanda Prasetya
70
T
12
Ananda Rizki R
70
T
13
Mitra Putri
60
TT
14
Intan Regina
80
T
15
Naumi Sasita
75
T
16
M Rizky Setiawan
70
T
17
Choirul Yusak
70
T
18
Galuh Siskawati
70
T
19
Nur Khasanah
75
T
20
Melinda Ayu Novita
70
T
Rata- Rata
70
Keterangan Tuntas (T)
: 18 Siswa ( 90 %)
Tidak Tuntas (TT) : 2 siswa (10%) Adapun hasil pengamatan mitra terhadap guru selama siklus II diperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.6
62
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus II Item yang diamati
Siklus II
Pendahuluan a. ketepatan kehadiran
4,0
b. penampilan
4,0
c. apersepsi
3,0
Peralatan a. Persiapan tape recorder
3,2
b. suara tape recorder
3,4
c. kesusuaian dengan materi
3,6
Penerapan a. penyampaian materi
3,8
b. bantuan terhadap siswa
3,7
c. keaktifan berkeliling
3,6
Penutup a. ketepatan waktu
3,8
b. pembagian tugas
3,6
c. menutup kelas
3,4
Rata- rata
3,6
Keterangan: A nilai
:3,1 - 4,0
B nilai
:2,1 - 3,0
C nilai
:1,1 - 2,0
D nilai
:0,1 - 1,0
Pada Siklus II ini siswa yang kurang perhatian sudah berkurang, jika dibandingkan dengan Siklus I, hal ini dikarenakan peralatan audio yang dipakai sudah diperbaiki dan cukup baik untuk kapasitas 20 anak. Sehingga anak sudah mulai
63
memperhatikan dengan baik. Selain itu bimbingan guru terhadap siswa serta motivasi yang diberikan cukup membuat anak mengerti pentingnya materi pendidikan. Dari hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dengan baik, terbukti dari siswa yang tidak tuntas belajar klasikal dari 20 siswa menjadi 10%. Sedangkan siswa yang tuntas belajar klasikal ada 90% dengan nilai rata-rata pada Siklus II adalah 70. berarti ada peningkatan kemampuan siswa dalam prestasi belajar siswa Setelah melaksanakan tindakan pengamatan dalam pembelajaran di dalam kelas selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan pada Siklus II didapatkan : a. Tidak lagi siswa yang merasa bingung dalam pembelajaran dengan menggunakan tape recorder ini, hanya mengalami kendala dalam mempersiapkan peralatan tambahan dari system audio tape recorder, oleh karena itu agar kegiatan belajar mengajar efektif sudah dipersiapkan sebelumnya dengan baik b. Suasana kelas dalam pembelajaran sudah mulai efektif, sebagian besar siswa sudah memperhatikan dengan baik.. Selain itu penanbahan peralatan audio yang disiapkan di dalam kelas sangat membantu siswa mengikuti proses pembelajaran. c. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menghafal surat yang ditentukan, walaupun sebagian kecil masih salah dikarenakan keterlambatan berfikir sehingga kurang dapat mengikuti. Oleh karena itu guru lebih memperhatikan siswa yang lambat sehingga prestasi belajar meningkat secara merata d. Secara garis besar, pelaksanaan Siklus II berlangsung dengan baik dan kondusif serta meningkat walaupun hasil belajar siswa baru mencapai rata-rata 70. Ini berati ada peningkatan dibandingkan siklus 1 yang hanya mencapai 65. Tingkat
64
ketuntasan juga meningkat menjadi 90% meningkat dari siklus I yang hanya mencapai 70%. 3. Siklus III Dari pengamatan yang dilakukan terhadap perhatian siswa kelas I
SDN
Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus III, maka deperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus III No
Nama siswa
Memperhatikan
1
Fajar Budi Ramadan
1
2
Fenita Septiana Dewi
1
3
Erin Norma Zalita
1
4
Erga Ferdian
1
5
Tegar Agur Wibowo
1
6
Resa Mahardika
1
8
Ira Dewi Astuti
1
9
M Rizki Maulana
1
10
Heni Purwanti
1
11
Taufan Duta Ramadan
1
12
Nanda Prasetya
1
12
Ananda Rizki R
1
13
Mitra Putri
14
Intan Regina
1
15
Naumi Sasita
1
16
M Rizky Setiawan
1
17
Choirul Yusak
1
18
Galuh Siskawati
1
19
Nur Khasanah
1
20
Melinda Ayu Novita
1
Kurang
1
65
Tidak
Keterangan: Siswa yang memperhatikan
: 19 anak (95%)
Siswa kurang memperhatikan
: 1 anak (5%)
Siswa tidak memperhatikan
: 0 anak (0%)
Adapun hasil test menghafal pada siklus III ini, didapatkan hasil sebagaimana tersaji pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil Tugas Menghafal Siklus III No
Nama siswa
Nilai
Ketuntasan
1
Fajar Budi Ramadan
80
T
2
Fenita Septiana Dewi
80
T
3
Erin Norma Zalita
80
T
4
Erga Ferdian
70
T
5
Tegar Agur Wibowo
70
T
6
Resa Mahardika
70
T
7
Ira Dewi Astuti
70
T
8
M Rizki Maulana
70
T
9
Heni Purwanti
80
T
10
Taufan Duta Ramadan
80
T
11
Nanda Prasetya
70
T
12
Ananda Rizki R
70
T
13
Mitra Putri
60
TT
14
Intan Regina
80
T
15
Naumi Sasita
80
T
16
M Rizky Setiawan
70
T
17
Choirul Yusak
70
T
18
Galuh Siskawati
80
T
19
Nur Khasanah
80
T
20
Melinda Ayu Novita
70
T
Rata- Rata
74 66
Keterangan: Tuntas (T)
: 19 Siswa ( 95 %)
Tidak Tuntas (TT)
: 1 siswa (5 %)
Adapun hasil pengamatan mitra terhadap guru selama siklus II diperoleh data sebagaimana tersaji pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus II
Item yang diamati
Siklus III
Pendahuluan a. ketepatan kehadiran
4,0
b. penampilan
4,0
c. apersepsi
3,7
Peralatan a. Persiapan tape recorder
3,4
b. suara tape recorder
3,8
c. kesesuaian dengan materi
3,6
Penerapan a. penyampaian materi
4,0
b. bantuan terhadap siswa
4,0
c. keaktifan berkeliling
4,0
Penutup a. ketepatan waktu
3,8
b. pembagian tugas
3,7
c. menutup kelas
3,9
Rata- rata
3,8
67
Keterangan: A nilai
: 3,1 - 4,0
B nilai
: 2,1 - 3,0
C nilai
: 1,1 - 2,0
D nilai
: 0,1 - 1,0
Setelah melaksanakan tindakan pengamatan dalam pembelajaran di dalam kelas selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan pada Siklus III didapatkan: a. Proses belajar mengajar dengan menggunakan media tape recorder ini berjalan lancar semua siswa telah memahami dan berjalan sendiri tanpa harus diperintah, kondisi kelas sudah dipersiapkan sebelumnya, tidak lagi siswa memindahkan meja kursi, namun demikian untuk model pembelajaran ini sebaiknya dibuat kelas khusus, sehingga lebih efektif lagi b. Suasana kelas dalam pembelajaran sudah aktif, sebagian besar siswa kelihatan memperhatikan, suasana kelas sudah nampak menjadi tenang sebagaimana proses belajar mengajar pada umumnya. c. Sebagian besar siswa dalam kelas sudah menyadari betul pentingnya memperhatikan materi pelajaran. Hal ini tentu sangat membantu bagi peningkatan prestasi belajar nantinya. d. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menghafal materi, walaupun masih ada siswa yang salah, tetapi sangat kecil. Hal ini tidak bisa dihilangkan karena siswa yang terlambat dalam berfikir, guru sudah memperhatikan dan membimbing siswa yang terlambat berfikir, tetapi karena keterbatasan waktu, sehingga perlu waktu khusus untuk memberi bimbingan kepada siswa tersebut sehingga dapat
68
e. mengikuti pelajaran selanjutnya. f. Pelaksanaan Siklus III berlangsung dengan baik dan kondusif serta aktifitas belajar siswa meningkat. Hasil belajar siswa telah
mencapai rata-rata 74,
sehingga jauh lebih baik dari siklus- siklus sebelumnya. Tingkat ketuntasanpun juga meningkat menjadi 95% dari 20 siswa sehingga masih 5% yang belum tuntas. Ini sulit dihindari karena faktor keterlambatan berfikir, namun dapat dikatakan pelaksanaan Siklus III ini berhasil, karena ada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas menghafal dengan baik. Hal ini terbukti dari daya serap yang dicapai berturut-turut sehingga peneliti dapat mengatakan Siklus III telah berhasil dengan baik B. Pembahasan Untuk membahas hasil penelitian di atas, maka untuk perlu disajikan terlebih dahulu hasil 3 kali tugas menghafal siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang sebelum penggunaan media tape recorder adalah sebagaimana tersaji dalam tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Rekap Daftar Nilai 3 Tugas Menghafal sebelum Menggunakan Media Tape Recorder Siswa Kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2010 No
Nama siswa
Formatif 1
Formatif 2
Formatif 3
1
Fajar Budi Ramadan
70
60
70
2
Fenita Septiana Dewi
70
70
60
3
Erin Norma Zalita
60
60
60
4
Erga Ferdian
50
50
60
5
Tegar Agur Wibowo
60
60
70
6
Resa Mahardika
50
60
60
69
7
Ira Dewi Astuti
70
70
70
8
M. Rizki Maulana
60
60
60
9
Heni Purwanti
70
70
60
10
Taufan Duta Ramadan
60
60
60
11
Nanda Prasetya
70
70
60
12
Ananda Rizki R
50
60
60
13
Mitra Putri
50
50
50
14
Intan Regina
80
70
80
15
Naumi Sasita
70
70
70
16
M. Rizky Setiawan
60
50
50
17
Choirul Yusak
60
60
70
18
Galuh Siskawati
60
60
60
19
Nur Khasanah
70
70
70
20
Melinda Ayu Novita
50
60
60
Rata- Rata
62
62
63
Apabila dibandingkan dengan dengan hasil menghafal siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang antara sebelum dengan setelah penggunaan media tape recorder maka hasilnya adalah sebagaimana tersaji dalam tabel 4.11
Tabel 4.11 Rekap Daftar Nilai 3 Tugas Menghafal Setelah Menggunakan Media Tape Recorder Siswa Kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2010 No
Nama siswa
Formatif 1
1
Fajar Budi Ramadan
65
70
80
2
Fenita Septiana Dewi
70
70
80
3
Erin Norma Zalita
70
70
80
4
Erga Ferdian
60
70
70
70
Formatif 2
Formatif 3
5
Tegar Agur Wibowo
65
70
70
6
Resa Mahardika
60
60
70
7
Ira Dewi Astuti
70
70
70
8
M. Rizki Maulana
60
70
70
9
Heni Purwanti
65
70
80
10
Taufan Duta Ramadan
65
70
80
11
Nanda Prasetya
60
70
70
12
Ananda Rizki R
65
70
70
13
Mitra Putri
55
60
60
14
Intan Regina
70
80
80
15
Naumi Sasita
70
75
80
16
M. Rizky Setiawan
60
70
70
17
Choirul Yusak
70
70
70
18
Galuh Siskawati
65
70
80
19
Nur Khasanah
70
75
80
20
Melinda Ayu Novita
65
70
70
Rata- Rata
65
70
74
Sehingga jelas sekali terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Sedangkan dari data yang tersaji dalam penjelasan tiap siklus di atas maka data tersebut dapat penulis rangkum dalam tabel berikut ini. Data tentang perhatian siswa terhadap kaset yang diputar sebagaimana tersaji dalam tabel 4.12
Tabel 4.12 Rekap Hasil Pengamatan terhadap Perhatian Siswa Perhatian Siswa
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Tidak memperhatikan
7 anak (53%)
2 anak (10%)
0 anak (0%)
Kurang memperhatikan
7 anak (35%)
3 anak (15%)
1 anak (5%)
Memperhatikan
6 anak (30%)
15 anak (75%)
19 anak (95%)
71
Adapun data tentang ketuntasan belajar adalah sebagaimana tersaji dalam tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13 Rekap Data Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Belajar Kurang dari 65
Siklus I
Siklus II
Siklus III
6 siswa (30%)
2 siswa (10%)
1 siswa (5%)
18 Siswa ( 90%)
19 Siswa (95 %)
( Tidak Tuntas) Sama atau Lebih 14 siswa (70%) dari 65 (Tuntas)
Sedangkan data tentang hasil pengamatan mitra terhadap guru adalah sebagaimana tersaji dalam tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Rekap Hasil Pengamatan Mitra terhadap Guru
Item yang diamati
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Pendahuluan
3,5
3,6
3,9
Peralatan
3,1
3,4
3,6
Penerapan
3,2
3,7
4,0
Penutup
3,3
3,6
3,8
Rata- rata
3,3
3,6
3,8
Hasil penelitian tersebut maka diperoleh suatu hasil sebagai berikut: a. Penggunaan media tape recorder dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pelajaran menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan pada siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun 2010. 72
b. Penggunaan media tape recorder dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan pada siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun 2010. Dari analisa data yang dilakukan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media tape recorder
mampu meningkatkan perhatian dan hasil
belajar siswa SDN Tlompakan 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang, sehingga kedua hipotesis yang yang dirumuskan sebelumnya yaitu: "Penggunaan media tape recorder mampu meningkatkan prestasi belajar menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan pada siswa kelas I SDN Tlompakan 01 Kec. Tutang Kab. Semarang tahun 2010" Terbukti secara meyakinkan
73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan dan langkah-langkah selama penelitian tindakan kelas ini maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan media tape recorder dapat meningkatkan hafalan siswa dalam pelajaran menghafal Al-Qur‟an
surat pendek pilihan pada siswa kelas I SDN
Tlompakan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2010. 2. Penggunaan media tape recorder dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran menghafal Al-Qur‟an
surat pendek pilihan pada siswa kelas I SDN
Tlompakan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2010. B. Saran-Saran 1. Kepada para guru
sebaiknya lebih variatif dalam menggunakan media
pembelajaran, termasuk menggunakan media pembelajaran elektronik. Hal ini akan menghilangkan kebosanan dari para siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar 2. Para guru sebaiknya tidak takut-takut dalam mencoba metode baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Sebelum melaksanakan metode pembalajaran jenis ini sebaiknya melakukan persiapan sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan materi yang sesuai. 4. Kepada pihak sekolah diharapkan memberikan dorongan serta himbauan kepada para guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas. 5. Pihak sekolah sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana yang menjangkau bagi penerapan metode pengajaran yang lebih baik.
74
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek, Jakarta, Reinika Cipta. _______________, 2008.,Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara Bell, Judith, tt, Doing Your Project, Jakarta, Indeks. Black, James A, 2001, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Jakarta, Refika. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994, Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
Kamus Besar Bahasa
Efenndi, Empi, Hartono Zhuang, 2009, E Learning Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta, Andi Faisal, Sanipah, 1982, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional. Madya,
Suwarsih, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, http: www.hirteen.org/edonline/consept2class/coopcolab/index.html
Malik, Oemar, 1986, Media Pendidikan, Bandung, Alumni Mishra, R.C., 2005, Management of Educational Rerearch, New Delhi, Publishing Coorporation. Miyarso,
Yusufhadi, dkk, 1984, Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta, CV Rajawali
Muslich, Masnur, 2008, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dam Kontekstual, Jakarta, Bumi Aksara Nasution, 2008, Teknologi Pendidikan, Jakarta, Bumi, Aksara. Poerwodarminto W.J.S., 1983, Kamus Besar Bahasa. Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Raharjo, R, dkk., 1986, Media Pendidikan Pengertian Pengambangan dan Pemanfaatannya, Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arif S. Dkk, 2008, Media Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada Sanjaya, Wina, 2008, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta, Kencana. Schramm, Wilbour, 1984, Media Besar Media Kecil, Semarang, IKIP Press Suteja, Bernard Renaldy, dkk, 2008, Memasuki Dunia E learning, Bandung, Informatika Usman, Uzer, 2002, Menjadi Guru Professional, Bandung, Rosdakarya Wiraatmaja, Rachiyati, 2004, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Remaja Rosdakarya. Yamin, Martinis, 2005, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, GP Press. Yunus, Muhammad, 2008, Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta, Hidakarya Agung