ANALISIS WACANA PEMBERITAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH (PILKADA) KOTA TANGGERANG SELATAN 2010 (Studi Pemberitaan Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Tanggerang Selatan Pada Koran Tangsel Pos Periode 8 – 12 November 2010)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh : Ahmad Fathul Wahab NIM : 104051101930
KONSENTRASI JURNALISTIK PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1432 H/2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Mei 2011
Ahmad Fathul Wahab
ABSTRAK Ahmad Fathul Wahab 104051101930 Analisis Wacana Pemberitaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (PILKADA) Kota Tanggerang Selatan 2010. Studi Pemberitaan Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Tanggerang Selatan Pada Koran Tangsel Pos Periode 8-12 November 2010 Berita menjadi bagian hidup manusia dalam berinteraksi. Sejak zaman Romawi berita dinyatakan sebagai sebuah peristiwa atau fakta yang secara khusus disistematisasikan atau dijadikan sebuah realitas sosial. Dalam kenyataanya, realitas sosial memiliki makna ketika dikonstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh orang lain sehingga memantapkan realitas tersebut secara objektif. Demikian halnya proses konstruksi realitas yang dilakukan oleh media, dimana proses tersebut merupakan usaha “menceritakan” sebuah peristiwa atau keadaan. Realitas tersebut tidak serta merta melahirkan berita, melainkan melalui proses interaksi antara penulis berita, dengan fakta (konstruksi realitas). Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan menggunakan analisis wacana yang mengadopsi model wacana Teun A Van Dijk terhadap teks berita seputar KPUD Kota Tangsel pada Pilkada 2010 di Koran Tangsel Pos Periode 8-12 November 2010. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konstruksi realitas sosial yang dibentuk dalam teks berita KPUD Kota Tangsel pada Pilkada 2010 di Koran di harian tersebut. Analisis wacana melihat bagaimana pesan-pesan diorganisasikan, digunakan dan dipahami. Dengan objek berita KPUD Tangsel dan pendekatan kualitatif juga mengadopsi elemen analisis Teun A Van Dijk yaitu struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Kemudian melakukan dokumentasi dan wawancara juga analisa teks, kognisi sosial serta kondisi sosial Teori Yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Hierarki Pengaruh, karya Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Model hierarki ini menjelaskan bahwa terdapat lima lapisan atau level yang mempengaruhi isi media, yakni level individu, level rutinitas media, level organisasi, level luar media, dan level ideologi media. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara struktur makro, tema berita Tangsel Pos dikemas dengan tema yang bersifat advokasi. Secara superstruktur Tangsel Pos menulis berita dengan skema provokatif yang disertai dengan kutipan langsung pernyataan dari beberapa tokoh politisi lokal. Secara struktur mikro, Tangsel Pos tidak menampilkan gaya bahasa dalam setiap berita. Bentuk kalimat yang digunakan adalah bentuk kalimat langsung, sedangkan kata ganti yang digunakan secara umum adalah kata ganti pernyataan dari nara sumber. Kognisi sosial wartawan yang menulis ini berita politik adalah memiliki keseharian sebagai peng-ide dan penggagas wacana politik. Konteks sosial berita ini Tangsel Pos ingin memberitahukan kinerja KPUD Tangerang Selatan agar masyarakat dapat mengawasi proses Pilkada untuk pertama kalinya.
i
KATA PENGANTAR ِﺑِﺴْﻢِ اﷲِ اﻟﱠﺮ ﺣْﻤَﻦِ اﻟﱠﺮ ﺣِﯿْﻢ
Untaian kalimat puja dan puji syukur senantiasa dipersembahkan ke hadirat Allah SWT. Hanya berkat rahmat, anugerah dan kasih sayang-Nya, penulis mendapat kekuatan sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam semoga tetap tercurah kepada insan pilihan yang pernah ada di muka bumi ini, yakni Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya, pengikutnya dan para penggemarnya yang setia hingga hari pembalasan. Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan kendala yang dihadapi penulis, baik yang menyangkut pengumpulan bahan maupun pembiayaan, dan sebagainya. Namun, berkat kemauan keras dan kesungguhan hati, disertai dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan kendala dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada Ayahanda H. Cholil Effendi (Alm) dan sosok yang kian menua namun tetap tegar tak pernah menyerah yaitu Ibunda tersayang Hj. Siti Munawaroh yang (subhana Allah) dengan segala keikhlasan, kesabaran dan doa tulusnya menunggu penulis yang bungsu nan nakal dalam menyelesaikan kuliah. Kemudian dosen pembimbing skripsi sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Arief Subhan, MA yang telah membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. Selanjutnya penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:
ii
1. Prof. Dr. Murodi, MA., mantan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, terimakasih atas segala arahan dan nasihatnya. 2. Drs. Study Rizal, LK, MA., Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi. Terimakasih atas sindiran yang konstruktifnya. 3. Pudek Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA., dan Drs. Mahmud Jalal, MA., Pudek Administrasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang juga sebagai ketua siding munaqosah. 4. Dra. Rubiyanah, MA., dan Ade Rina Farida, M.Si,. Ketua dan Sekretaris Jurusan Konsentrasi Jurnalistik. Semoga tak bosan dengan kehadiran saya hingga batas maksimal kuliah. 5. Para dosen FIDKOM, Drs. Azwar Khatib (terimakasih walau hanya bertemu di semester satu namun dengan Ilmu Kalam telah membuka cakrawala penulis tentang ketuhanan). Drs. Suhaimi, M.Si., (tanpanya penulis tak mengenal luasnya Ilmu Komunikasi dan Media). Drs. Gun Gun Heriyanto (referensi dalam mengasah naluri politik penulis). Dan lainnya yang tak mungkin disebutkan satu persatu. 6. Staff tata usaha; Bapak Mulkan Nasir, Abang Ari dan Yunda Syifa, terimakasih telah memudahkan dalam administrasi. 7. Dr. Suparto, M.Ed. sebagai penguji 1 sidang munaqosah, terimakasih atas masukan sehingga saya lebih mengerti sistematika penulisan karya ilmiah, mudah-mudahan saya bisa mengikuti jejak Bapak hingga ke Australia. . 8. Keluarga penulis; A. Ubaedillah, MA., (kandidat Ph.D motivator penulis dalam berbagai hal), Dra. Idah Mamdudah (kakak perempuan satu-satunya). Chairul Hadi, MA., dan Ahmad Bahauddin (terimakasih spiritnya). Ahmad Hafid Syadzarwan,
iii
S.Fil.I., (2 nd motivator di rumah). Muhammad Athoallah. Dan seluruh kakak ipar penulis Teteh Ipah, Kakak Dorry, Teteh Eha, Teteh Nining, Teteh Nur. 9. Ponakan-ponakan yang jauh lebih smart dari penulis; Nadia Fitria dan Viana Fauzia (mahasiswi ITB dan siswi SMUN 34 Jakarta). 10. Redaktur Pelaksana Tangsel Pos Abang Khomsurizal dan wartawan politik Samsudin. Terimakasih atas data dan wawancaranya. 11. KAHMI Ciputat; Abang Very Muhclis Az dan Yunda Siti Nafsiyah Az, Abang Budiman, Abang Anung, Abang Hamid, Abang Agus Salim, Abang Puad (INCIS), Abang Dadan, Abang Muchlas Noor Hidayat, Abang Muhamad Yusuf, dan Abang Rahmat Baihaqi, Abang Kholis. Abang Palkon, dan Nurfaida Afni (ICCE). 12. Teman-teman Tim Menata Tangsel yang setia; Mustafid (Terimakasih sudah mengantar ke kantor Tangsel Pos), Subairi, Deni Daelani, Reda, Oplos, Abang Komeng, Syukron, Jajuli, Abang Erdi, Ibunda Ai Arofah, Ibunda Tuti. Terimakasih atas bantuan dan semangatnya. 13. Teman-teman Humas PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang; Candra Sona, Anda Suhanda, Putri, Sarah, Sukma, Eki dan Abang Arif. 14. Teman-teman PT. Entitas Komunika; Abang Sony, Abang Adi, Abang Gojes, Abang Bembeng, Abang Agus, Mba Neneng, Mba Linda. 15. Teman-teman Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK) Kota Tangsel; Abang Abba Taher Lamatapo, Abang Fauzi, Abang Humaidi. 16. Kawan-kawan; Sansekerta Hayatan Thayyibah; Budi Rahma Wardana, SE.I., dan Istri, M. Inamullah, SE.I., dan Istri, Harun Maskur, SE.I., Amirul Hasan, S.Sos., Muslih Reza Muttaqin, S.Pd.I., (UIN Bandung), Rully Choirul Sobar, MT., (ITB),
iv
Ahmad Zaki (UNPAD). Dinul Fitriadi, S.PT (UNPAD). terimakasih atas bantuannya disaat penulis membutuhkan dana. 17. Teman seperjuangan angkatan 2004 yang setia bersama; Zulham. Dera Mughni, Ade Rahmat, Yoan Zulfikar, Dewi Pratiwi, Rintis Deka Yudhi, Terimakasih atas pinjaman komputernya. 18. Junior penulis; Ketum Komisariat Komfakda Lini Zurlia, Mimi Fahmia, S.Sos.I., Jay, Botel, Faqih, Japra dll. Terimakasih selalu mengingatkan skripsi ini. 19. Kawan-kawan penghuni Aula Insan Cita; Kanda Rafi’I, Kanda Burhan, Uwin, dan Abang Slash. Tanpa mereka AIC selalu jarang sekali bersih. 20. Sahabat karib Ismail Fahmi. Terimakasih sudah meminjamkan laptopnya dan untuk persahabatan dalam suka dan duka. 21. Teman-teman di kosan; Abang Adit, Abang Zeki, Apud, Darmawan, Zulkifli. Hari ini makan indomi insyaallah besok makan daging, amin. 22. Terakhir, khusus untuk yang senantiasa mendampingi dan menentramkan hati penulis hingga saat ini. Semoga Allah meridhoi niat baik kita.
Penulis yakin, mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka tidak hanya akan menjadi manifestasi ukhrawi saja, lebih dari itu juga akan mendapatkan balasannya di dunia. Amiin. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi, metodologi, maupun analisanya. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca akan disambut dengan segala kelapangan.
v
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat sedikit memberikan manfaat dan menjadi cermin bagi dunia pendidikan Islam khususnya di Indonesia.
Jakarta, 26 Mei 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ x BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah .................................................. 6 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................................ 7 D. Metodologi Penelitian .......................................................................... 9 E. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 21 F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 23 BAB II TINJAUAN TEORITIS ......................................................................... 25 A. Teori Konstruksi Sosial ........................................................................ 25 a. Konstruksi Atas Realitas .......................................................... 25 b. Media Massa Sebagai Saluran Konstruksi Realitas ................... 29 c. Konstruksi Realitas Politik ....................................................... 32 d. Political Performance ............................................................... 33 B. Teori Hirarki Pengaruh ........................................................................ 36 a. Level Individual ....................................................................... 37 b. Level Rutinitas Media ............................................................... 38 c. Level Organisasi ...................................................................... 38
vii
d. Level Ekstra Media .................................................................. 39 e. Level Ideologi .......................................................................... 40 C. Konseptualisasi Berita ........................................................................ 41 a. Konsep Berita .......................................................................... 41 b. Nilai Berita .............................................................................. 45 c. Varian Berita ............................................................................ 47 BAB III GAMBARAN UMUM .......................................................................... 50 A. Gambaran Umum Harian Tangsel Pos ....................................................... 50 1. Sejarah Berkembangnya Koran Tangsel Pos .................................. 50 2. Profil .............................................................................................. 51 a. Motto Koran Tangsel Pos ......................................................... 51 b. Profil Pembaca ......................................................................... 52 c. Tiras dan Sirkulasi Koran Tangsel Pos ..................................... 52 d. Usia Pembaca ........................................................................... 53 e. Profesi Pembaca ....................................................................... 54 f. Pendapatan Pembaca Per Bulan ................................................ 54 g. Pendidikan Pembaca ................................................................ 55 h. Struktur Redaksi ....................................................................... 55 B. Gambaran Umum Tentang Kpud Tangsel .................................................. 58 a. Visi KPU Tangsel ................................................................................ 59 b. Misi KPU Tangsel ............................................................................... 59 c. Tugas dan Wewenang .......................................................................... 60
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 62 A. Gambaran Umum Pemberitaan Pilkada Tangsel ........................................ 62 B. Analisis Teks Berita KPUD Tangsel Sebelum Atau Menjelang Pemungutan Suara .......................................................................................................... 63 C. Analisis Kognisi Sosial Berita KPU Tangsel .............................................. 87 D. Konteks Sosial Berita KPU Tangsel .......................................................... 90 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 95 A. Kesimpulan ............................................................................................... 95 B. Saran ......................................................................................................... 96 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99 LAMPIRAN ........................................................................................................ 103
ix
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Model Analisis Wacana Teun Van Djik ................................................. 13 Table. 2.1 Teori Hirarki Pengaruh ........................................................................ 37 Tabel. 2.2 Piramida Terbalik ................................................................................ 44 Tabel 3.1. Jenis Kelamin Pembaca ....................................................................... 52 Tabel 3.2. Sirkulasi Penyebaran Koran Tangsel Pos ............................................. 53 Tabel 3.3. Usia Pembaca ...................................................................................... 53 Tabel 3.4. Profesi Pembaca Koran Tangsel Pos .................................................... 54 Tabel. 3.5. Pendapatan Pembaca Per Bulan .......................................................... 54 Tabel. 3.6. Pendidikan Pembaca ........................................................................... 55 Tabel. 3.7. Managemen Koran Tangsel Pos .......................................................... 54 Tabel. 3.8. managemen Redaksi Koran Tangsel Pos ............................................... 55
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di era demokrasi saat ini, dalam kancah politik istilah Pemilu Kada atau sering disebut Pilkada kini telah menyebar luas dan hampir merata di berbagai kota, kabupaten ataupun provinsi. Peperangan meningkatkan citra kian marak seiringan dengan berbagai publisitas yang dimainkan oleh media. Pada masa industri komunikasi yang bercirikan menjamurnya industri media massa, sangat tidak mungkin bagi seorang politisi yang akan bertarung di medan politik, mengesampingkan hubungan baik dengan media. Semakin ia menguasai dan memiliki jaringan atas media, maka ia akan semakin kuat daya tariknya dalam mempengaruhi khalayak. Masa perdukunan atau pun paranormal sepertinya sudah terlewatkan. Kini kebanyakan para calon kepala daerah cenderung lebih rasional. Para calon banyak memanfaatkan pendekatan mass marketing of politic. Memunculkan citra positif, melalui berbagai tekhnik persuasi politik, antara lain adalah melalui iklan politik, retorika politik dan propaganda politik. Selain itu juga dapat memperkuat analisis jaringan komunikasi, pemetaan jumlah pemilih, segmentasi kampanye, serta prediksi suara dan popularitas. Sangatlah wajar jika untuk memperkuat semua ini, banyak para calon kepala daerah yang mengeluarkan anggaran tidak sedikit hanya utnuk menyewa konsultan politik agar dapat mengemas diri calon dan tim suksesnya sebelum berlaga di waktu kampanye dan pemilihan.
1
2
Satu fenomena yang menarik dalam pesta Pilkada yang saat ini berlangsung di berbagai daerah di tanah air, adalah peranan penting yang dimainkan media massa lokal maupun nasional. Persuasi yang kuat membutuhkan pemilihan media yang tepat, rumusan seperti itulah yang kini banyak dipraktikkan para calon kepala daerah. Hal ini sangat wajar, terlebih jika kita menyadari makna penting dari persuasi itu sendiri. Menurut Erwin P Bettinghaus, persuasi adalah usaha yang disadari untuk mengubah sikap, kepercayaan atau prilaku orang melalui transmisi pesan yang tentunya memiliki intensitas komunikasi tak hanya menyampaikan fakta seperti halnya pada tingkat pemberitahuan dan penjelasan, melainkan juga memperkuat unsur bujukan.1 Fakta melibatkan media untuk mendongkrak popularitas sebenarnya telah mulai marak sejak Pemilu 1999 dan semakin menguat di Pemilu 2004. Bahkan, dapat dikatakan kemenangan SBY dalam Pemilu Presiden secara langsung tahun 2009, merupakan keberhasilan publisitas melalui media. Bangsa Indonesia seakan terhipnotis dengan sosok SBY yang berhasil mengkonstruksi secara baik melalui tampilan media. Keberhasilan SBY inilah yang sering mengilhami para peserta Pilkada di daerah untuk ikut-ikutan memanfaatkan media. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa perhelatan Pilkada pun memberi rezeki nomplok bagi pengelola media khususnya cetak dan elektronik. Tim sukses berbondong-bondong memasang iklan besar-besaran dengan kontrak tayang relatif intensif. Tak ketinggalan, banyak media yang secara sengaja menjual sebagian besar kolom, rubrik ataupun program televisi kepada para peserta Pilkada. Artinya, Pilkada turut menjadi momentum akumulasi keuntungan bagi media.
1
Berger, Peter L, and Thomas Luckman (1967), The Social Construction of Reality, New York: Anchors Book, dalam Heriyanto, Gun Gun, Opini “Pilkada Media dan Citra Politik”, (Opini dipublikasikan di Harian Seputar Indonesia, Selasa, 6 Juli 2005)
3
Media massa seperti koran, majalah, tabloid, radio dan TV di daerah yang menyelenggarakan Pilkada, habis-habisan menjadi ranah pertarungan berbagai kekuatan ekonomi dan politik. Tak jarang, di beberapa daerah ada kecenderungan media massa lokal yang sebelum Pilkada menampilkan diri sebagai media independen serta menjungjung tinggi nilai jurnalistik, namun pada saat Pilkada berlangsung menjadi sebaliknya, sangat absurd, memihak dan menafikan keindahan etika jurnalistik. Asumsi media massa memiliki kekuatan yang sangat signifikan dalam memproduksi dan bahkan mereproduksi citra politik. Tuchman, mengingatkan bahwa seluruh isi media sebagai realitas yang telah dikonstruksikan (constructed reality).2 Media pada dasarnya menyusun realitas hingga membentuk sebuah cerita. Sehingga terkesan maklum jika kemudian muncul rumusan "siapa munguasai media maka akan menguasai dunia". Dalam konteks Pilkada, siapa yang mengusai opini publik melalui media massa maka sudah barang tentu berpotensi besar untuk dinobatkan sebagai pemenang. Teori Berger dan Luckman, proses konstruksi citra melalui media berlangsung melalui suatu interaksi sosial. Proses dialektis yang menampilkan tiga bentuk realitas yakni realitas subjek (subjective reality), realitas symbol (symbolic reality), dan realitas objek (objective reality).3 Pada saat seorang tokoh tampil sebagai fakta yang berada di luar diri publik, dan tampil seperti apa adanya itulah objective reality. Sementara itu, semua ekspresi simbolik dari apa yang dihayati sebagai "objective reality" termasuk di dalamnya isi media (media content), dikategorikan sebagai simbolic reality. 2
Tuchman, Gaye, (1991), Qualitative Methods in the Study of News, in Jensen, K.B., and Jankowski, N.W. (ed.), A Handbook of Qualitative Methodologies for Mass Communication Research, London and New York: Routledge. dalam Heriyanto, Gun Gun, Ibid, h. 2 3 Ibid, h. 2
4
Realitas simbolik inilah sebetulnya yang menjadi kekuatan media. Karena definisi konstruksi tentang realitas yang dimiliki individu-individu (subjective reality) ini sangat dipengaruhi oleh ekspresi simbolik yang diberikan media. Realitas simbolik di TV, majalah, koran, radio dan lainnya inilah yang kemudian mempengaruhi opini warga masyarakat. Melihat pentingnya Pilkada yang menjadi bagian dalam proses demokratisasi di Indonesia, sudah semestinya media lokal maupun nasional tak hanya memikirkan akumulasi keuntungan dari perhelatan Pilkada. Meskipun tak bisa melepaskan diri dari kelompok
kepentingan
yang
bertarung
di
Pilkada,
media
sejatinya
tetap
mengedepankan pertanggungjawaban sosial. Adalah media dalam arti pers tak hanya melakukan kerja komodifikasi.
Komodifikasi dalam pandangan ekonomi-politik
Vincent Mosco, mengacu pada proses mentransformasikan nilai guna (use value) menjadi nilai tukar (exchange value) atau nilai yang didasarkan pasar.4 Pers dalam perannya sebagai "mata" dan "telinga" idealnya dapat terus menjalankan fungsinya dengan maksimal. Adalah fungsi pokok pers seperti dikemukakan Harold D. Laswell adalah sebagai Pengawas Sosial (sosial surveillance).5 Usaha penyebaran informasi dan interpretasi objektif mengenai berbagai peristiwa dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan masyarakat. Keberhasilan dalam menyelenggaraan Pilkada, adalah partisipasi pers lokal. Keberadaan pers lokal di banyak daerah seringkali dianggap kurang memiliki peran
4
Mosco, Vincent, The Political Economy of Communication, London, New Delhi: SAGE Publication, 1996 dalam Heriyanto, Gun Gun, Ibid, h.3 5 Laswel, Harold D., dari Bryson, L. (1964), The Communication of Ideas, Cooper Square Publisher: New York. dalam, Heriyanto, Gun Gun, Opini, Ibid, h. 4
5
signifikan. Padahal, jika pers lokal dapat menjalankan fungsinya secara maksimal maka akan menjadi alat kontrol yang cukup efektif. Selama berlangsungnya Pilkada, ada tiga potensi yang dimiliki pers lokal.6 Pertama, pers lokal terbisaa fokus dengan masalah-masalah di daerah yang menjadi wilayah liputannya. Para jurnalis lokal sangat akrab dengan isu-isu mikro yang sering kali mereka ulas secara lebih detil. Namun, karena harus berbagi dengan beragam isu di tingkat nasional bahkan internasional rubrik atau program acara yang tersedia untuk isu-isu lokal menjadi sangat terbatas. Pers lokal bisa masuk ke pusaran isu secara lebih mendalam karena proses identifikasi isu di daerah tersebut sudah menjadi keseharian kerja jurnalistik mereka. Kedua, akses informasi para jurnalis pers lokal sudah terjalin jauh hari sebelum Pilkada dilaksanakan. Sehingga kemungkinan network di antara para pekerja media dengan key person dari elit lokal sudah terbangun. Ini akan memudahkan mereka dalam mendapatkan informasi dari pihak pertama. Ketiga, seiring perkembangan industri media massa di Indonesia, pers lokal banyak yang telah menerapkan sistem manajemen modern. Terlebih dengan terkoneksinya manajemen pers lokal tersebut dengan group media besar seperti Tangsel Pos di Tangerang Selatan yang menjadi bagian dari Rakyat Merdeka Group. Pada saat mendekati pelaksanaan Pilkada, peran media massa seakan menjadi pintu utama informasi, hal itu lantaran bukan hanya peserta Pilkada yang memanfaatkan ruang media mssa, melainkan KPU sebagai penanggungjawab berjalannya proses demokratisasi tersebut pun tak mau ketinggalan. Dan biasanya media massa lokal
6
Ibid, h. 4
6
mengkemas dengan sengaja rubrik tersendiri atau bahkan penambahan halaman guna menampung informasi yang dianggapnya penting untuk dipublikasikan. Fenomena Kota Tangerang Selatan atau sering disingkat dengan Tangsel adalah kota baru hasil pemekaran Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Di usianya yang seumur jagung dan untuk kali pertamanya menyelengarakan Pilkada. Maka wajar jika relasi antara elit politik dengan media pun serba baru terjalin. Dalam kondisinya yang baru tersebut kian menjadi daya tarik untuk lebih dalam mengamati dari berbagai elemen yang terkait dengan media dan Pilkada. Dari kinerja KPUD hingga strategi mass marketing of politic para peserta Pilkada. Dari penjabaran inilah selanjutnya menggugah penulis untuk meneliti lebih dalam hubungan antara Media dan Pilkada dari sudut pemberitaan media, oleh karena itu penulis dengan penuh keyakinan memberikan judul : ANALISIS WACANA PEMBERITAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH (PILKADA) KOTA TANGGERANG SELATAN 2010 (Studi Pemberitaan Komisi Pemilihan Umum Daerah Tanggerang Selatan Pada Koran Tangsel Pos Periode 8 – 12 November 2010)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pada dasarnya masalah itu sangatlah kompleks, dan kompleksitas masalah dapat mengakibatkan penyelesaian masalah yang tidak terfokus kemudian menyimpang. Untuk menghindari hal tersebut dan bahkan dapat memperjelas obyek penelitian, peneliti membatasai permasalahan pada berita Pilkada Kota Tangsel tahun 2010 dengan kompleksitas berita terkait pemberitaan KPU pada koran Tangsel Pos selama lima hari
7
sebelum atau menjelang pemungutan suara Pilkada Kota Tangsel 13 November 2010 yaitu tertanggal 8 November sampai dengan 12 November 2010. Peneliti memilih lima hari menjelang pemungutan suara karena KPUD Tangsel tentunya memiliki banyak kegiatan menjelang pertama kalinya Kota Tangsel menyelenggarakan Pilkada. Dalam pelaksanaanya peneliti memilih Rubrik Pilkada Tangsel pada koran Tangsel Pos dikarenakan koran Tangsel Pos adalah koran lokal pertama dangan jumlah pembaca yang besar dibandingkan koran lokal yang lainnya di Kota Tangsel. Dan sebagai gambaran pembaca melalui judul di atas peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah konstruksi wacana yang terdapat dalam berita KPUD Tangsel pada Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos. b. Bagaimanakah penyajian berita KPUD Tangsel pada Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos ditinjaun dari kognisi sosial? c. Bagaimanakah konteks sosial berita KPUD Tangsel pada Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: a. Mengetahui konstruksi wacana yang terdapat dalam berita KPUD Tangsel pada Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos. b. Mengetahui penyajian berita KPUD Tangsel pada Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos ditinjaun dari kognisi sosial.
8
c. Mengetahui konteks sosial berita KPUD Tangsel pada Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Akademis atau Teoritis 1. Menambah khazanah akademik terutama tentang kajian media terkait dengan berita KPUD Tangsel pada Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos. 2. Memperdalam kajian dalam konteks analisis wacana terkait berita Pilkada Tangsel 2010 khususnya pemberitaan tentang kinerja KPUD Tangsel menjelang pemungutan suara. 3. Sebagai informasi awal bagi siapa saja yang akan melakukan penelitian serupa pada masa yang akan datang. b. Manfaat Praktis 1. Dapat dijadikan sebagai sumber, metode, teori dan gagasan yang dapat diimplementasikan bagi peneliti selanjutnya. 2. Sebagai referensi yang dapat memberikan kontribusi bagi media massa dalam mengawal penyelenggaraan Pilkada selanjutnya. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kontekstual bahasa yang digunakan dalam mengkemas berita pada Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos bagi peneliti dan pembaca. 4. Mampu menjelaskan pengetahuan mendasar mengenai berita di media cetak dan menjadi bahan evaluasi akan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan berita politik pada Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos bagi masyarakat dan para elit politik.
9
D. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian skripsi ini menggunakan metodologi penelitian seperti yang akan disebutkan di bawah ini : 1. Obyek Penelitian Obyek kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berita Pilkada Tangsel 2010 yang terkait dengan kinerja KPUD Tangsel selama lima hari menjelang dilaksanakannya pemungutan suara, yaitu pada tanggal 8 – 12 November 2010 dalam Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos. 2. Pendekatan Penelitian Dalam memaparkan hasil penelitian ini, peneliti menggunakan media kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.7 Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapat pemahaman yang bersifat umum yang diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman kenyataan tersebut. 3. Model Analisis Dalam penelitian mengenai pemberitaan analisis wacana menekankan pada “How the ideological significant of news is part and parcel of the methods used to process news” (bagaimana signifikansi ideologi berita merupakan bagian dan menjadi paket metode yang digunakan untuk memproses media). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Teun Van Dijk yang menekankan bahwa wacana dapat berfungsi sebagai suatu pernyataan (assertion), pertanyaan 7
Lexy J. Maleong, (Ed. 13), Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3
10
(question), tuduhan (accusation), atau ancaman (threat). Wacana juga dapat digunakan mendiskriminasikan atau mempersuasikan orang lain. Karena model ini tidak terbatas pada analisis teks semata, melainkan juga meliputi struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi atau pikiran serta kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.8 Analisis wacana Pilkada Tangsel 2010 yang disampaikan dalam berita, baik dari metode penulisannya, kesesuaian isi yang disajikan dengan informasi yang ingin disampaikan, bahasa dan makna kata yang dipergunakan, cara penulisan yang mudah dipahami oleh pembaca, yang juga mendukung bagaimana pesan dan berita disampaikan dengan menggunakan metode Teun A. Van Djik. Elemen analisis wacana dalam struktur teks dipaparkan oleh Teun Van Djik dibedakan menjadi tiga struktur atau tingkatan.9 Dengan struktur tersebut dapat diketahui apa dan bagaimana media mengungkapkan peristiwa ke dalam pilihan bahasa tertentu. Struktur teks tersebut terbagi ke dalam tiga bagian yaitu Pertama, Struktur Makro, adalah makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks dengan menganalisis tema atau topik yang dikedepankan dalam suatu berita (tematik). Kedua, Superstruktur, adalah kerangka suatu teks yang terdiri dari bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan dengan menganalisis bagian dan urutan berita yang disekemakan dalam teks berita utuh (skematik). Ketiga, Struktur Mikro, adalah makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat atau gaya yang dipahami oleh suatu teks dengan 8
Eriyanto, (Ed. 6), Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: ELKiS, 2001), h. 71 9 Ibid, h.225-226
11
menganalisis makna yang ingin ditekankan dalam teks berita dengan memberi detil pada suatu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detil pada sisi lain (semantik), menganalisis kalimat yang dipilih (sintaksis), menganalisis pilihan kata yang dipakai dalam teks berita (sitilistik), menganalisis cara penekanan yang digunakan dalam struktur bahasa (retoris). Wacana model Van Djik merangkum model analisis wacana dari tiga struktur tersebut digabungkan ke dalam kesatuan analisis, tiga dimensi yang ditekankan pada analisis Van Djik ialah: Pertama, analisis wacana struktur teks. Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Bahasa (teks) mampu menentukan konteks. Karena bahasa dapat mempengaruhi orang lain (menunjukan kekuasaannya) melalui pilihan kata yang secara efektif mampu memanipulasi konteks. Dalam analisis struktur teks yang menjadi obyek penelitian adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipahami untuk menegaskan suatu tema tertentu. Serta membagi teks ke dalam struktur makro, superstruktur dan stuktur mikro. Pada struktur makro yang diamati adalah Tematik. Dan pada superstruktur hal yang diamati adalah Skematik. Selanjutnya dalam struktur mikro adalah semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris. Kedua, kognisi sosial yaitu mempelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu akan kesadaran mental dari wartawan atau penulis dalam membentuk teks. Analisis wacana dalam dimensi kognisi sosial adalah titik kunci dalam memahami sebuah produksi teks atau cerita, selain itu, penulis juga
12
meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya suatu teks tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk tetapi juga proses memasukan informasi yang digunakn penulis dari suatu bentuk wacana tertentu. Menurut Van Djik, analisis kognisi sosial memusatkan perhatian pada struktur mental, proses pemaknaan, dan mental komunikator dalam memahami sebuah fenomena dari proses produksi sebuah teks (berita, cerita dan sebagainya). Kognisi sosial itu difokuskan pada efek kognitif atau efek media massa terhadap pengetahuan. Sebuah media tidak hanya mengubah sikap tetapi juga mengubah pengetahuan seseorang akan suatu hal. Kognisi sosial menjadi bagian penting dan tidak terpisahkan dalam memahami teks media. Struktur ini menekankan pada bagaimana peristiwa dipahami, didefinisikan dan kemudian ditampilkan dalam suatu model. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian atas representasi kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi suatu berita. Adapun cara pencarian data adalah dengan melakukan proses wawancara kepada narasumber yang berkaitan. Ketiga, konteks sosial yaitu mempelajari bangunan warna yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Konteks sosial berusaha memasukan seluruh situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa. Dengan mengacu pada tiga dimensi analisis wacana Teun Van Djik, maka yang menjadi penelitian di masyarakat adalah konteks dan kognisi sosial dalam menyusun berita dan stuktur teks yang digunakan dalam sebuah media. Menurut Van Djik, wacana yang terdapat dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti suatu teks
13
perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang sesuatu hal diproduksi dan dikonstrouksi dalam masyarakat. Adapun elemen dalam analisis wacana model Teun A. Van Djik tersebut digambarkan sebagai berikut:
Table 1.1 Model Analisis Wacana teun Van Djik.10
Dalam Model Van Djik untuk memperoleh gambaran struktur teks, penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut: a. Tematik Tematik secara harfiah berarti tema. Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan penulis melalui tulisannya. Nama lain dari tema bisa juga disebut topik. Topik secara teoritis digambarkan sebagai bagian dari informasi penting dari suatu wacana dan memainkan peranan penting sebagai pembentuk kesadaran
10
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h.228
14
sosial.11 Gagasan Van Djik didasarkan pada pandangan ketika wartawan meliput suatu peristiwa dan memandang suatu masalah didasarkan pada suatu mental atau pikiran tertentu. Kognisi ini secara jelas dapat dilihat dari topik yang dimunculkan dalam berita.12 b.
Skematik Skematik atau alur dari pendahuluan sampai terakhir. Skematik menggambarkan wacana umum yang disusun dengan sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan. Struktur skematik memberikan tekanan pada bagian mana yang didahulukan dan bagian mana yang dikesampingkan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.
c. Semantik Semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang mengkaji makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Strategi semantik dimaksudkan untuk menggambarkan diri sendiri atau kelompok sendiri secara positif dengan detil yang besar, eksplisit, langsung dan jelas. Sedangkan menggambarkan kelompok lain secara buruk sehingga menghasilkan makna yang berlawanan yakni ketika menggambarkan kebaikan kelompok lain disajikan dengan detil pendek, dan samar-samar.13 Semantik menggambarkan bentuk wacana umum dengan kategori latar, detil, maksud.
11 Alex Sobur (ed. 4), Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 75 12 Eriyanto, Analisis wacana; Pengantar Analisis Teks media, (Yogyakarta: ELKiS, 2001), h.16 13 Idib h.78
15
1. Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan pada teks.14 Latar teks merupakan elemen yang dapat mengungkap apa maksud atau apa isi utama yang tidak ditampilkan dalam teks. Dengan melihat latar apa yang ditampilkan dan bagaimana latar tersebut disajikan maka penulis bisa menganalisis maksud tersembunyi yang ingin disampaikan oleh wartawan. 2. Detil merupakan elemen strategis bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan oleh wartawan tidak selalu disampaikan secara terbuka tetapi dengan diuraikan secara penjang detil bagaian mana yang dikembangkan dan bagian mana yang diberitakan dengan detil yang besar, akan menggambarkan bagaimana wacana yang dikembangkan oleh media. 3. Maksud merupakan elemen yang melihat informasi yang menguntungkan komunikator, diuraikan secara eksplisit dan jelas sedangkan informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit dan tersembunyi. Tujuannya adalah agar publik hanya disajikan informasi yang menguntungkan komunikator. d.
Sintaksis Sintaksis merupakan struktur teks yang dalam pengemasannya menentukan koherensi dan kata ganti yang digunakan dalam kalimat. Strategi untuk menampilkan diri sendiri secara positif dan lawan secara negatif seperti pada pemakaiaan kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori sintaksis yang
14
Ibid, h.235
16
spesifik, pemakaian kalimat aktif dan pasif, peletakan anak kalimat, pemakaian kalimat yang kompleks dan sebagainya. Strategi pada level sintaksis ini diantaranya adalah: 1. Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata atau kalimat dalam teks. Dua kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren.15 Koherensi merupakan elemen wacana untuk melihat bagaimana
seseorang
secara
strategis
menggunakan
wacana
untuk
menjelaskan suatu fakta atau peristiwa yang dipandang terpisah atau berbeda oleh wartawan. Koherensi dapat diamati dengan mudah melalui kata hubung (konjungsi) untuk menghubungkan fakta. Kata hubung yang digunakan antara lain adalah; dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun.16 a) Koherensi kondisional ditandai dengan pemakaian anak kalimat sebgai penjelas. Dan koherensi kondisional ini ada atau tidak ada anak kalimat tidak mengurangi anak kalimat, walaupun kalimat ke dua adalah penjelas atau keterangan dari proposisi pertama b) Koherensi pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa atau fakta akan dibedakan. Dua peristiwa dapat dibuat seolaholah saling bertentangan dan berseberangan (contrast) namun dapat dibuat saling berhubungan. 2. Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis yaitu prinsip kausalitas.17 Logika kausalitas dalam bahasa menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Dalam 15
Ibd, h.243 Ibid, h.243 17 Ibid, h.251 16
17
hal ini bentuk kalimat berkaitan dengan persoalan teknis kebenaran tata bahasa dan menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. 3. Kata
ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan
menciptakan suatu komunitas imajinasi yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan posisi seorang dalam wacana. Sering kali di beberapa media menggunakan kata ‘kita’ untuk menjadikan sebagai representasi dari sikap bersama. Batas antara komunikator dengan khalayak dengan sengaja dihilangkan untuk menunjukkan apa yang menjadi sikap komunikator juga menjadi sikap komunikan secara keseluruhan.18 e. Stilistik Stilistik (style) yaitu cara yang digunakan seseorang pembicar atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sasaran.19 Gaya bahasa mencakup diksi-diksi atau pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan. Salah satu strategi pada level stilistik adalah leksikon. Leksikon merupakan elemen yang menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atau frase atas berbagai kemungkinan kata atau frasa yang tersedia. Pilihan kata-kata yang tersedia menunjukan sikap dan ideologi tertentu.20
18
David G. Smith, Modernisme, Hiperliteracy and Colonialization of The Word, Alternative No. 17, 1992. H. 250-252; dalam Erianto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks media. (Yogyakarta: ELKiS, 2001), Ibid, h.254 19 Alex Sobur (ed. 4), Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.82 20 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks media. (Yogyakarta: ELKiS, 2001), h.255
18
f. Retoris Retoris adalah gaya bahasa yang diungkapkan dalam ucapan atau tulisan yang memiliki fungsi persuasif dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada khalayak. Strategi pada level retoris adalah sebagai berikut : 1) Grafis, merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan atau dianggap penting oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Elemen grafis muncul dalam bentuk foto, gambar, atau table untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan. 2) Ekspresi dimaksudkan untuk membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu dari teks yang disampaikan. Elemen ekspresi adalah dengan menampilkan huruf berbeda dibandingkan denga huruf yang lain, misalnya dengan cetak tebal, huruf miring, huruf besar atau pemberian warna atau efek lain.21 3) Metafora merupakan kelompok kata yang menyatakan arti yang tidak sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Dalam
suatu
wacana,
wartawan
atau
komunikator
menyampaikan pesan melalui kiasan, ungkapan, metafora yang dimaksud sebagai ornamen dari suatu berita.22 4. Tekhnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan salah satu jenis penelitian yaitu discourse analysis (analisis wacana) dibandingkan dengan jenis lainnya. Karena dengan menggunakan analisis wacana 21 22
Ibid, h. 258 Ibid., h. 259
19
peneliti tidak hanya mengetahui isi teks namun juga dapat melihat bagaimana suatu pesan disampaikan melalui kata, frasa, kalimat atau pun bentuk metafora apa yang disajikan. Dan yang terpenting dalam analisis wacana adalah kepaduan (coherence) juga kesatuan (unity) serta penafsiran peneliti. Deskriptif merupakan sesuatu tekhnik penelitian yang objektif sistematik dengan menggunakan metode wawancara dan observasi serta menggambarkan secara kualitatif pernyataan yang diungkapkan.23 Dalam analisis wacana ini penulis menggunakan beberapa tekhnik dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan yang diantaranya adalah: a. Dokumentasi Dokumentasi di sini adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen tertulis. Peneliti melakukan studi dokumentasi sebagai bukti untuk pengujian, hasil pengkajian dokumen akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diteliti.24 Dalam penulisan ini peneliti mengumpulkan data-data atau teori dari buku, majalah, internet, profile lembaga, dan informasi tertulis dari Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos dan lainnya yang terkait dengan pembahasan. Dokumen yang terkumpul seperti kumpulan berita KPUD Tangsel 2010 pada Rubrik Pilkada Tangsel di Koran Tangsel Pos, yaitu sejak tanggal 8 – 12 November 2010 atau menjelang pengutan suara tanggal 13 november 2010.
23
Rosadi, Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relation & Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.215 24 http://www.google.com/wikipedia/dokumentasi
20
b. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi atara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.25 Dan wawancara merupakan tekhnik mengum pulkan data langsung dari narasumbernya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan tekhnik wawancara semistruktur, yaitu wawancara yang dilakukan secara bebas namun terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disisipkan terlebih dahulu. Wawancara ini dilakukan sebagai pendukung yang terkait informasi kognisi sosial dan konteks sosial dalam analisis wacana. c. Sumber Data Sumber data terdiri dari dua jenis yaitu : a) Data primer, adalah data utama, yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari berita-berita KPUD Tangsel 2010 pada Rubrik Pilkada Tangsel Koran Tangsel Pos dan hasil wawancara dengan redaktur pelaksana serta wartawan desk politik Koran Tangsel Pos. b) Data skunder, adalah data tambahan digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku, makalah, dan karya ilmiah lainnya yang terkait dengan analisis wacana. d.
Tekhnik Analisis Data Tahapan analisis isi kualitatif desktiptif adalah:
25
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi & Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 35
21
1) Masalah yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah pesan yang terkandung dalam berita KPUD pada rubrik Pilkada Tangsel di koran Tangsel Pos tanggal 8 – 12 November 2010 dan bentuk penyampaian pesan tersebut melalui tulisan dan penyajian beritanya. Dari masalah ini kemudian disesuaikan dengan struktur wacana pada teori Teun Van Djik. 2) Setelah melakukan analisis wacana dari berita tersebut, peneliti berharap dapat menjawab masalah yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini. Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, peneliti berusaha untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek studi yang ditulis dengan memahami secara seksama kemudian memberikan interpretasi sesuai kecendrungan dan kerangan berpikir. Dalam tekhnik penelitian skripsi ini, penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CEQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
E. TINJAUAN PUSTAKA Dalam menyusun skripsi ini, sebelum peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah pertama yang peneliti lakukan adalah merangkai terlebih dahulu skripsi-skripsi sebelumnya yang memiliki tema hampir sama dengan yang akan diteliti. Maksud pengkajian ini adalah agar data diketahui bahwa penelitian yang penulis lakukan tidak sama dengan penelitian skripsiskripsi sebelumnya.
22
Penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu serta artikel-artikel yang membahas tentang analisis wacana media. Penelitian menggunakan analisis wacana sering kali diilhami dari kondisi politik yang didominasi dengan pesta demokrasi dalam pemberitaan media yang ingin menonjolkan sesuatu dari yang lainmya untuk membuat khalayak ikut kepada ideologi media dalam memberitakan sesuatu dan didorong pula dari buku-buku analisis wacana. Adapun referensi oprasional dalam judul penelitian ini yakni analisis wacana yang menelaah bagaimana bahasa menyebabkan kelompok sosial yang ada bergantung dan mengajukan ideologinya masing-masing.26 Berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, kabar, laporan, pemberitahuan, pengumuman.27 Pilkada Tangsel merupakan proses dimana para pemilih memilih orangorang untuk mengisi jabatan politik tertentu di tingkat daerah, yaitu Walikota dan Wakil Walikota. Dari pengertian oprasional di atas maka penulis menggunakan buku-buku dan skripsi sebelumnya sebagai pedoman dalam penulisan skripsi ini: Buku karya Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: ELKiS, 2001. Agus Sudibyo, Poitik Media dan Pertarungan Wacana, Yogyakarta: LKiS, 2006. Dan Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dan Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-berita Politik, Jakarta: Granit, 2004.
26 Ibn hamad, Perkembangan Analisis Wacana dalam Ilmu Komunikasi, sebuah Telaah Ringkas. http://www.google.co.id/search/analisis_wacana. Eriyanto, h.229 27 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia-KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 140
23
Serta skripsi-skripsi yang berhubungan dengan analisi wacana. Diantaranya adalah skripsi saudari : Yul Shella K.A, Analisis Wacana Pemberitaan Pemilu 2009 Pada Koran Seputar Indonesia: Studi Pemberitaan KPU Sebelum Pemilu Legislatif, Tahun 2009. Skripsi saudara Mochamad Arifin, Analisis Wacana Teun Van Dijk Berita Tentang Calon Presiden 2009 Partai Keadilan Sejahtera di Harian Republika, Tahun 2010. Skripsi saudari Asih Amerti, Analisis Wacana Editorial Koran Tempo Tentang Serangan Israel ke Kota Gaza (Edisi 27 Desember 2008 – 18 Januari 2009), Tahun 2009.
F. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I
: Pendahuluan Pada Bab ini peneliti menjabarkan Latar Belakang, Pembatasan juga Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan
BAB II
: TinjauanTeoritis Sebagai Bab Tinjauan Teori, maka bab ini akan menjelaskan secara rinci Teori Konstruksi Sosial, Teori Hirarki Pengaruh dan Konseptualisasi Berita.
BAB III
: Gambaran Umum Bab ini akan membahas tentang sejarah berdirinya Koran Tangsel Pos dan gambaran singkat KPUD Tangsel.
24
BAB IV
: Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada Bab ini gambaran beberapa berita terkait KPUD Tangsel sebelum atau menjelang Pemungutan suara, selain itu bab ini juga akan menjadi penting karena memaparkan analisis wacana dengan model Teun Van Djik terkait berita KPUD tangsel sebelum atau menjelang pemungutan suara, dilihat dari sudut analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial.
BAB V
: Penutup Dan Bab terakhir ini adalah kesimpulan atas hasil analisis peneliti juga kritik saran dari permasalahan yang diangkat.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Teori Konstruksi Realitas a. Konstruksi Atas Realitas Aktivitas media dalam melaporkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan politik memberi dampak signifikan bagi perkembangan politik. Banyak aspek dalam media massa yang menjadikannya penting dalam kehidupan politik, diantaranya daya jangkau (coverage) media massa yang sangat luas dalam menyebarluaskan informasi publik sehingga suatu masalah politik yang disampaikan menjadi perhatian bersama dari berbagai kalangan, kemampuan media massa dalam mewacanakan peristiwa politik sesuai dengan pandangan atau kebijakan redaksional menjadikan media tersebut diincar oleh pihak-pihak yang ingin melakukan pencitraan politik, dan pemberitaan peristiwa politik berkaitan dengan media lainnya sehingga membentuk rantai informasi (media as links in order chains) sehingga menambah kekuatan peranan media pada penyebaran informasi politik dalam membentuk opini publik. Opini publik yang dalam proses pembentukannya dipengaruhi oleh orang-orang yang berwenang dan mempunyai tujuan tertentu.1 Pembentukan opini publik yang dalam media massa tidak pernah lepas dari pewacanaan yang digunakan oleh suatu media massa. Sistem media massa yang menjalankan operasi jurnalistik hingga
1
Betty, RFS. Soemirat & Eddy Yehudo, Opini Publik, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.3-31.
25
26
opini yang terbentuk secara tersirat dalam pewacanaan media sangat dipengaruhi oleh proses pembuatan atau pengkonstruksian realitas. Proses konstruksi realitas, prinsipnya adalah setiap upaya menceritakan (konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan atau benda tak terkecuali mengenai halhal yang berkaitan dengan politik adalah usaha mengkonstruksi realitas.2 Bahasa merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Konstruksi realitas ini berawal dari persepsi terhadap suatu objek yang kemudian hasil dari pemaknaan melalui proses persepsi ini diinternalisasikan ke dalam sebuah wacana. Objek kajian media massa dalam mengkonstruksi realitas terdiri atas konstruksi realitas sosial dan konstruksi realitas politik. Kedua konstruksi ini memiliki kajian yang berbeda yang saling mempengaruhi. Media massa dapat berperan dalam mengkonstruksi suatu peristiwa untuk membentuk realitas sosial. Pendekatan konstruksi realitas sosial telah menjadi gagasan penting dan populer dalam ilmu sosial. Menurut Keneth Gargen, konstruksi sosial memusatkan perhatiannya pada proses dimana para individu menanggapi kejadian di sekitarnya berdasarkan pengalaman mereka. 3 Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi melalui tiga proses simultan, yaitu objektivasi (interaksi sosial), eksternalisasi (Penyesuaian diri), internalisasi (proses identifikasi diri).4 Ketiga proses tersebut terjadi secara alamiah melalui bahasa antara individu dengan individu lainnya dalam masyarakat. Peter Berger memandang masyarakat
2
Peter Berger L dan Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treaties in The Sociology of Knowledge, (New York: Anchor Books, 1967), h. 34-46; dalam Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, (Jakarta: Granit, 2004), h. 12 3 Sasa Djuarsa Sendjaja (Ed. 9), Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), h. 83 4 Burhan Bungin (ed 2), Teori Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 20
27
sebagai produk manusia dan manusia sebagai produk masyarakat.5 Masyarakat sebagai produk manusia maksudnya adalah struktur sosial yang eksislah yang lebih penting bagi tindakan dan persepsi manusia. Sedangkan manusia sebagai produk masyarakat maksudnya adalah manusia digambarkan sebagai entitas yang otonom melakukan pemaknaan dan membentuk masyarakat. Manusia yang membentuk realitas, menyusun institusi dan norma yang ada. Teori konstruksi sosial berada diantara keduanya. Proses berpikir dialektis Berger dikemukakan melalui tiga momen simultan yakni objektivasi, eksternalisasi, dan internalisasi.6 Objektivasi (interaksi sosial) adalah kemampuan manusia memanifestasikan diri dalam produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun orang lain. Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada proses institusionalisasi. 7 Salah satu contoh objektivasi yang sangat penting adalah signifikansi yakni pembuatan tanda oleh manusia yang kemudian tanda-tanda tersebut dikelompokan dalam sebuah sistem seperti bahasa.8 Bahasa mempunyai fungsi mendasar untuk menamai atau menjuluki suatu objek atau peristiwa. 9 Eksternalisasi (penyesuaian diri) adalah penyesuaian diri dengan dunia sosio cultural sebagai produk manusia. Jika binatang lahir ke dunia sudah ditentukan sepenuhnya oleh instinktualnya, diarahkan pada suatu lingkungan yang khas spesiesnya. Pada manusia berbeda, dunia manusia dibentuk oleh aktivitas manusia sendiri. Oleh karena itu, keberadaan manusia adalah sebagai penyeimbang antara 5
Ibid, h. 10 Ibid, h. 16 7 Ibid, h. 19 8 Ibid, h. 29-30 9 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Rosdakarya, 2005) h. 242 6
28
manusia dengan dirinya sendiri dan manusia dengan lingkungan dan dunianya (di luar pribadinya). Dalam proses penyeimbang ini, manusia membentuk dirinya sendiri sehingga manusia bisa merealisasikan dirinya dalam kehidupan.10 Manusia juga menciptakan bahasa yang merupakan suatu bangunan simbol-simbol yang teridentifikasi semua aspek kehidupan. Internalisasi (proses identifikasi diri) adalah proses pemahaman atau penafsiran yang langsung dari suatu peristiwa objektif sebagai pengungkapan suatu makna, artinya sebagai suatu manifestasi dari proses-proses subjektif bagi dirinya pribadi. Internalisasi dalam arti luas merupakan dasar dari pemahaman mengenai sesama manusia dan pemahaman mengenai dunia sebagai suatu yang maknawi dari kenyataan sosial. Salah satu wujud internalisasi adalah sosialisasi. Bagaimana suatu generasi menyampaikan nilai-nilai dan norma-norma sosial (termasuk budaya) yang ada kepada generasi berikutnya. Generasi berikutnya diajar (lewat berbagai kesempatan dan cara) untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai budaya yang mewarnai struktur masyarakat. Generasi baru dibentuk oleh makna-makna yang telah diobjektivikasikan. Generasi baru mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai tersebut. Pemikiran Barger ini berimplikasi pada kenyataan objektif dan subjektif pada wacana berita. Objektivitas dalam berita hanya merupakan suatu mitos, karena tidak mungkin memberi laporan tanpa berpendapat dan ketika orang berpendapat maka
10
Burhan Bungin (ed 2), Teori Paradigma dan Diskursus Teknologi komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 29-30
29
akan subjektif. 11 Pihak-pihak yang tidak mengakui adanya objektivitas dalam pemberitaan ini bisa dikenal dengan subjektifivitas. Merril beranggapan bahwa objektivitas semua wartawan baik reporter maupun redaktur bersikap subjektif dalam menjalankan praktek jurnalistik. Setiap kata kalimat ataupun paragraf dalam laporannya pasti bersifat subjektif. Dalam membuat suatu laporan wartawan senantiasa terbentur pada keterbatasan penguasaan bahasa yang dimilikinya dan dipengaruhi latar belakang pengalamannya, lingkugan, pendidikan dan faktor lain yang mempengaruhi kata-kata dan struktur bahasa menentukan makna (gambaran) suatu realitas.12 Realitas sosial tergantung pada bagaimana
seseorang menafsirkannya.
Pemahaman itulah disebut realitas. Karena itu peristiwa dan realitas yang sama bisa menghasilkan konstruksi realitas yang berbeda dari orang yang berbeda. Setiap individu
memiliki
gambaran
yang
berbeda-beda
mengenai
realitas
di
sekelilingnya. 13 Dalam hal ini media massa turut berperan dalam merekonstruksi suatu peristiwa atau kejadian tertentu. b. Media Massa Sebagai Saluran Konstruksi Realitas Media massa adalah sarana penyampaian pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas, misalnya media elektronik (radio, TV, dan film) ataupun media cetak (Koran, majalah, dan sebagainya).14
11
Ibid, h. 30 Kaelan, Filsafat Bahasa, Masalah dan Perkembangannya, (Yogyakarta: Paradigma, 1998), h. 114-118, dalam Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dan Media Massa; Sebuah Studi Critical Discourse Analisis Terhadap Berita-berita Politik, (Jakarta: Granit, 2004), h.14 13 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 176 14 Harimurti Kridalaksana, Leksikon Komunikasi, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1984), h. 60 12
30
Tugas media adalah mengumpulkan fakta, menulis berita, menyunting serta menyiarkan berita kepada khalayak pembaca. Media massa dikatakan unggul jika media massa tersebut telah mencakup pada bagian dari fungsi berikut15: a) Media berfungsi sebagai issue intensifier. Media memunculkan isu atau konflik dan mempertajamnya dengan posisinya sebagai intensifier (media dapat mem-blow up realitas menjadi isu sehingga dimensi isu menjadi transparan). b) Media berfungsi sebagai conflict diminished. Adalah media dapat menenggelamkan atau meniadakan suatu isu atau konflik, terutama bila terkait dengan kepentingan media yang bersangkutan. c) Media berfungsi menjadi pengarah conflict resolution. Yaitu media menjadi mediator dengan menampilkan
isu
dari berbagai prespektif serta
mengarahkan pihak yang bertikai pada penyelesaian konflik. d) Media massa berfungsi sebagai pembentuk opini publik. Media merupakan bagian dari publik oleh karena itu media massa berhak mengetahui kinerja pelayanan publik. Fungsi media massa dalam komunikasi politik dapat dikatakan sebagai transmitter (penyampai) pesan-pesan politik dari pihak-pihak di luar dirinya, sekaligus menjadi sender (pengirim) pesan politik yang dibuat (constructed) oleh para wartawan kepada audiens.16 Dalam buku Anwar Arifin, Pencitraan dalam Politik, mengungkapkan bahwa pesan politik disampaikan oleh media massa
15
Eni Setiani, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, (Jakarta: Andi Press, 2005), h. 68 Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa,Sebuah Studi Critical Discourse Anaysis terhadap Berita-berita Politik. (Jakarta: Granit, 2004) h.1 16
31
bukanlah realitas yang sesungguhnya melainkan realitas media.17 Maksudnya realitas yang dibuat oleh wartawan dan redaktur yang mengelola peristiwa politik menjadi berita politik, melalui proses penyaringan dan seleksi (editing dan rapat redaksi) dengan kata lain adalah realitas buatan atau realitas tangan kedua. Dalam kehidupan sehari-hari media massa mempunyai dua peranan normatif. Pertama yaitu, media harus bisa bersikap netral karena isi yang disampaikan adalah cerminan dari realitas sosial yang beranggapan bahwa media mampu merefleksikan seluruh yang ada dalam kehidupan sosial. Peran kedua adalah sudah selayaknya media bertindak selektif dalam menyajikan informasinya yang pada akhirnya isi pesan pemberitaan itu cenderung selektif dan spesifik.18 Melalui peranan dan isi media dapat melahirkan perspektif teoritik bahwa isi media dapat dianggap sebagai penggambaran suatu realitas sosial yang ada dan yang hidup di masyarakat.19 Media mewakili realitas sosial yang terkait dengan berbagai macam kepentingan. Keterkaitan media ini berhubungan dengan kepentingan yang berada di dalam maupun di luar media massa itu sendiri. Kepentingan eksternal meliputi pemilik atau pengelola media yang berhubungan dengan keuntungan industri media. Sedangkan kepentingan internal meliputi kepentingan masyarakat. Sehingga hal ini yang membuat media harus bergerak dinamis diantara kepentingankepentingan tersebut sebagai saluran dalam mengkonstruksi realitas.
17
Anwar Arifin, Pencitraan dalam Politik; Strategi Pemenangan PEMILU dalam Perspektif Komunikasi Politik, (Jakarta: Pustaka Indonesia, 2006), h. 5 18 Mansyur Sema, Study Gate Keeping dalam Pemberitaan Surat Kabar Indonesia. Tesis ini tidak diterbitkan. Jakarta Pasca Sarjana FISIP UI Jakarta. 1990. 19 Harsono Suwardi, Peran Pers Dalam Politik di Indonesia: Suatu Study Komunikasi Politik terhadap Liputan Berita Kampanye PEMILU 1987, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993) h.65
32
c. Konstruksi Realitas Politik Berdasarkan penjabaran di atas bahwa media sebagai saluran yang mengkonstruksi realitas diantara berbagai macam kepentingan maka para politisi selalu berusaha mendapatkan dukungan media, sambil berharap konstruksi realitas politik yang dibut media berpihak kepadanya.20 Dan sebaliknya, dalam iklan politik yang berlaku di Indonesia, media massa mempunyai kebebasan yang sangat luas dalam mengkonstruksi realitas. Kebebasan ini bukan berarti tidak ada pembatasan sama sekali terhadap media massa khususnya media cetak. Ada hukum yang melarang fitnah terhadap individu, kelompok atau lembaga tertentu. Oleh karena itu, sistem politik yang diterapkan dalam suatu Negara akan turut menentukan kebijakan dan mekanisme kerja media massa. Dalam konteks ini terbuka peluang bagi media untuk bersikap partisipan atau non partisipan terhadap suatu kekuatan politik. Media massa yang bersikap partisipan terhadap suatu kekuatan politik (non-partisipan) cendrung memiliki khalayak yang lebih luas dan tidak stabil.21 Namun tidak dapat dipungkiri bahwa daya tarik khalayak terhadap suatu media umumnya berbeda dengan daya tarik terhadap media lainnya.22 Khalayak selalu memilih media sesuai dengan keinginannya. Walau demikian, pengaruh media massa tetap ada. Media akan tetap mengubah atau mempengaruhi secara berlahan-lahan dan samar.
20 W. Lance Benet, (ed. 3), News The Politics of Illusion, (New York: Longman, 1996), h. 77-113; dalam Ibnu Hamad, (ed. 2), Konstruksi Realitas Politik dalam Media massa; Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik, (Jakarta: Granit, 2004), h. 15 21 Ibnu Hamad (ed 2), Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita politik, (Jakarta: Granit, 2004), h. 27 22 William, L. Rivers, Jay W. Jensen & Theodore Peterson, (ed 2), Media massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 303
33
Suatu media yang lebih ideologis umumnya muncul dengan konstruksi realitas yang bersifat pembelaan terhadap kelompok yang sealiran dan penyerangan terhadap kelompok yang berbeda haluan. 23 Jadi, dalam mengkonstruksi realitas politik, faktor ideologi yang dimiliki media dan dianut khalayak akan mempengaruhi pasar media tersebut. Dengan kata lain, muatan ideologi dan politis dijadikan dasar untuk mempertahankan pasar (kepentingan ekonomi) manakala media memberitakan salah satu pemberitaan politik. Selain itu faktor-faktor tersebut, terdapat faktor lain pula yang mempengaruhi konstruksi realitas politik oleh media, yaitu kepentingan-kepentingan yang bersifat tumpang tindih pada tingkat perorangan atau kelompok dalam sebuah organisasi media, kepentingan itu dapat berupa kepentingan agama, kedaerahan serta struktur organisasi media tersebut. Organisasi media ini merupakan dasar yang efektif dalam mengumpulkan dan mengevaluasi beberapa hal yang terkait dengan kepentingan tersebut.24 Kepentingan tersebut dipengaruhi oleh orientasi khalayak, oleh karena itu rutinitas media menjadi suatu kebutuhan yang tersistem dan menjadi standar, terlembagakan dan dimengerti oleh penggunanya. d. Political Performance Indonesia merupakan Negara demokratis. Demokrasi adalah realisasi, dalam merealisasikan demokrasi salah satu cara yang dilakukan adalah pemilihan umum,
23
Harsono Suwardi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, (Jakarta: Sinar Harapan, 1993), h. 218219. 24 Pamela Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Message Theories of Influences on Mass Media Content; second edition, (USA: Longman Publisher, 1991), h. 117: dalam Ibnu Hamad (ed. 2), Konstruksi Realitas Politik dalam Media massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik, (Jakarta: Granit, 2004) h. 26
34
rakyat berhak memilih secara langsung siapa yang akan menjadi pemimpin dan program siapa yang telah diiklankan sesuai dengan keinginan rakyat.25 Oleh karena itu, perlu adanya kinerja politik (Political Performance) sebagai indikator yang turut mendukung dalam pelaksanaan kehidupan politik. Political Performance atau kinerja politik jika diartikan satu persatu terdiri dari kata kinerja yang berarti suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu institusi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. 26 Serta politik adalah proses pelaksanaan, pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan-keputusan ataupun pengembangan kebijakan-kebijakan secara otoritas yang mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai tertentu.27 Political Performance sebagai indikator kehidupan politik menurut Bringham antara lain:28 a) Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan rakyatnya. Artinya klaim pemerintah untuk patuh pada aturan hukum didasarkan pada penekanan bahwa apa yang dilakukannya merupakan kehendak rakyat.
25
Kennth N. Waltz, Foreign Policy and Democratic Politic; The American and British Experience, (Boston: Little. Brown and Company, 1967), h. 20. dalam Ibnu Hamad (ed. 2), Konstruksi Realitas Politik dalam Media massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik, (Jakarta: Granit, 2004), h. 32 26 John Witmore, Coaching for Performance: The New Edition of Political Guide, (Finland: WS Bookwell, 1997), h. 104 : dalam Ibnu Hamad, Ibid h. 26 27 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), h.18 28 Goen Heryanto, Handout Komunikasi Politik, (Jakarta : FDK UIN Syahid, 2005). H.4
35
b) Pengaturan pengorganisasian perundingan (bargaining) untuk memperoleh legitimasi dilaksanakan melalui PEMILU yang kompetitif. Pemimpin dipilih dengan interval yang teratur, dan pemilih dapat memilih diantara beberapa alternatif calon. c) Partisipasi dalam PEMILU, setiap orang memiliki hak berpartisipasi dalam PEMILU baik sebagai pemilih maupun sebagai calon yang dipilih untuk menduduki jabatan penting. d) Kerahasiaan dan independensi. Dalam pemilihan umum yang berlangsung, penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa. e) Hak-hak dasar. Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar seperti, kebebasan berbicara, berkumpul, berorganisasi dan kebebasan pers. Suatu sistem politik dapat lestari jika sistem politik secara keseluruhan mendapatkan dukungan, seperti penerimaan dan pengakuan dari masyarakat. Manakala dukungan terhadap lembaga-lembaga politik masih lemah maka dalam masyarakat terdapat krisis kelembagaan. 29 Krisis kelembagaan ini tentunya akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap para pemimpin politik, untuk kemudian krisis kebijakan akan terjadi jika masyarakat menilai kebijakan pemerintah hanya menguntungkan sekelompok kecil. Maka legitimasi yang berarti dukungan masyarakat terhadap sistem politik dan pemerintah yang berwenang ini sangatlah penting. Secara umum, terdapat dua alasan utama yang menjadikan legitimasi itu penting. Pertama, legitimasi akan mendatangkan kestabilan politik dan kemungkinan-kemungkinan untuk perubahan
29
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Widiasrama Indonesia, 1992), h.94
36
sosial. Pengakuan dan dukungan masyarakat pada pihak yang berwenang akan menciptakan pemerintahan yang stabil sehinga pemerintah dapat membuat dan melaksanakan keputusan yang menguntungkan masyarakat umum. Kedua, legitimasi akan membuka kesempatan yang semakin luas bagi pemerintah untuk tidak hanya memperluas bidang-bidang kesejahteraan yang hendak ditangani tetapi juga untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan.30 Oleh karena itu, salah satu cara mendapatkan legitimasi dari masyarakat dengan menyelenggarakan pemilihan umum untuk menentukan para wakil rakyat, presiden, gubernur, walikota/bupati dan anggota lembaga tingi Negara.31
B. Teori Hirarki Pengaruh Sebagaimana yang telah diungkapkan di atas bahwa dalam pembuatan berita terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Pemela Shoemaker dan Reese dalam bukunya yang berjudul Madiating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan, 32 berikut penggambaran dan penjelasannya:
30
Ibid, h.98 Ibid, h. 96 32 Pamela Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Message Theories of Influences on Mass Media Content; second edition, (USA: Longman Publisher, 1991), dalam Agus Sudibyo, Poitik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta : LKiS, 2006), h. 7 31
37
Table. 2.1 Teori Hirarki Pengaruh Shoemaker
Sumber: Shoemaker dan Reese, dalam Alex Sobur, 2002, h. 138
a. Level Individual Faktor ini berhubungan dengan latar belakang profesional dari pengelola atau pemilik media. Level individu melihat para pengaruh aspek-aspek personal dari pengelola media terhadap pemberitaan yang akan ditampilkan kepada khalayak.33 Latar belakang individu seperti jenis kelamin, usia atau agama akan mempengaruhi informasi yang disampaikan oleh media pada khalayak. Pada pendekatan individu ini, berita yang disampaikan oleh media tidak pernah lepas dari aspek personalitas wartawan, reporter, kamerawan, script writer dan lainnya. Oleh karena itu, bagaimanapun berita yang disampaikan media dilihat pula dari personalitas wartawan yang menulis berita tersebut mengambil informasi dari suatu kejadian atau peristiwa tidak lepas dari sudut pandang yang diambil oleh wartawan tersebut. Aspek personal dan level individu ini tentunya mempengaruhi sekema pemahaman pengelola media. Latar belakang pendidikan
33
Agus Sudibyo, Poitik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta : LKiS, 2006), h. 7-8
38
atau kecendrungan orientasi pada salah satu partai politik akan secara tidak langsung mempengaruhi pemberitaan media. b. Level Rutinitas Media (Media Routine) Rutinitas media berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan berita. Setiap media umumnya mempunyai ukuran tersendiri tentang suatu berita. Ukuran tersebut adalah rutinitas yang berlangsung setiap hari dan menjadi prosedur standar bagi pengelola media yang berbeda di dalamnya. Rutinitas media ini berhubungan dengan mekanisme bagaimana berita dibentuk. Berbagai mekanisme yang dijelaskan bagaimana berita diproduksi, rutinitas media kerenanya mempengaruhi bagaimana wujud akhir sebuah berita. Rutinitas media ini seperti rapat redaksi yang mana dalam rapat redaksi tersebut berbagai hal terkait pemberitaan dibahas sedetil mungkin, misalnya apakah data yang didapat sesuai denga rapat redaksi, kerasnya perdebatan, dan dead line yang ditentukan. Rutinitas memiliki dampak yang penting dalam memproduksi wacana simbolik. Mereka merupakan bentuk mediasi lingkungan yang menentukan kemana individu pekerja media membawa pekerjaannya. Rutinitas media ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal, oleh karena itu media harus mampu beradaptasi antara struktur birokratik media dengan faktor eksternal yang mempengaruhi secara beriringan. c. Level Organisasi Level organisasi berhubungan dengan struktur organisasi yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Di dalam organisasi media tidak hanya terdiri dari pengelola media dan wartawan saja, namun berbagai macam bagian
39
yang turut berperan dalam proses penyampaian berita misalnya bagian redaksi, bagian pemasaran, periklanan, sirkulasi dan bagian umum lain sebagainya. Masing-masing bagian memiliki fungsi, tujuan dan strategi masing-masing dalam mewujudkan visi media yang terkait. Setiap organisasi berita mempunyai banyak elemen dan tujuan serta filosofi organisasi yang berbeda-beda. Berbagai elemen tersebut mempengaruhi bagaimana seharusnya wartawan bersikap dan bagaimana peristiwa disajikan dalam berita. d. Level Ekstra Media Level ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media. Terdapat beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan di luar media yakni sumber berita, sumber penghasilan kerja, dan pihak eksternal. 1) Sumber berita juga mempunyai kepentingan untuk mempengaruhi media dengan berbagai alasan. Sebagai pihak yang mempunyai sumber berita, ia akan memberikan informasi yang baik untuk dirinya dan akan mengembargo informasi yang tidak baik bagi dirinya. Pengelola media secara tidak sadar bahwa orientasi pemberitaan telah diarahkan untuk menguntungkan sumber berita. 2) Sumber
penghasilan
berita
misalnya
berupa
iklan.
Media
dalam
mempertahankan hidupnya tentu harus berkompromi dengan sumber daya yang menghidupi mereka. Pihak pengiklan mempunyai strategi untuk memaksakan kehendaknya pada media. Pelanggan dalam hal ini tentu yang menarik dan terbukti mendongkrak penjualan akan terus menerus diliput
40
oleh media. Media tidak akan menyia-nyiakan momentum peristiwa yang disenangi oleh khalayak. 3) Pihak eksternal ini adalah pemerintah dan lingkungan. Pengaruh pihak eksternal ini sangat ditentukan oleh corak masing-masing lingkungan eksternal media. Pemerintah dalam banyak hal memegang lisensi penerbitan jika media ingin tetap terbit maka harus mengikuti batas-batas yang telah ditentukan oleh pemerintah. e. Level Ideologi Ideologi diartikan sebagai rangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang digunakan oleh individu untuk melihat realitas. Shoemaker dan Reese melihat ideologi sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi isi media, ideologi sebagai mekanisme simbolik yang berperan sebagai kekuatan pengikat dalam masyarakat.34 Pada level ini akan dilihat pada yang berkuasa di masyarakat dan bagaimana media menentukan. Secara umum dapat dikatakan bahwa ideologi mempunyai dua pengertian yang berbeda. Pengertian dalam tataran positif, ideologi dipersepsikan sebagai realitas pandangan dunia yang menyatakan sistem nilai suatu kelompok
atau
suatu
komunitas
sosial
tertentu
untuk
melegitimasikan
kepentingannya. Sedangkan dalam tataran negatif menyatakan bahwa ideologi dipersepsikan sebagai realitas kesdaran palsu yang artinya ideologi merupakan sarana manipulative dan deceptive pemahaman manusia mengenai realitas sosial. 35 Ideologi merupakan sarana yang digunakan untuk ide-ide kelas yang berkuasa
34
Ibid, h. 12 Karl Mannhein, Ideology and Utopia; an Introduction to The Sociology of Knowledge, (London: Rouledge, 1979), h. 24 : dalam Agus Sudibyo, Poitik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta : LKiS, 2006), h. 13 35
41
sehingga bisa diterima oleh keseluruhan masyarakat sebagai suatu yang alami dan wajar.36 Menurut Antonio Gramsci mengenai hegemoni kekuasaan tertinggi, penampakan pemimpin politik,37 media massa adalah alat yang digunakan elit politik untuk melestarikan kekuasaan, kekayaan dan status sosial mereka dengan mempopulerkan falsafah, kebudayaan dan moralitas mereka sendiri. 38 Tingkat ideologi menekankan pada kepentingan siapakah seluruh rutinitas dan organisasi media itu bekerja.
C. Konseptualisasi Berita a. Konsep Berita Berita menjadi bagian hidup manusia dalam berinteraksi. Sejak zaman Romawi berita dinyatakan sebagai sebuah peristiwa atau fakta yang secara khusus disistematisasikan atau dijadikan sebuah medium komunikasi. Namun tidak semua peristiwa atau fakta mengandung nilai berita. Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai berita sebaiknya perlu memahami konsep dan definisi berita. George Fox Mott mengingatkan terdapat delapan konsep berita yang harus diperhatikan para praktisi dan pengamat media massa, meliputi: berita sebagai laporan tercepat (news as timely report), berita sebagai rekaman (news as record), berita sebagai fakta objektif (news as objective fact), berita sebagai sensasi (news as sensation), berita sebagai minat insani (news as human
36
John Fiske, Cultur and Communication Studies: Sebuah Pengantar paling Komperhensif, (Jakarta: Jala Sutra, 2001) h.239 37 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, Edisi Lengkap, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), h. 164 38 James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan, (Jakarta: Global, 1998), h.34
42
interest), berita sebagai ramalan (news as prediction) dan berita sebagai gambar (news as picture).39 Definisi berita perlu diketahui secara jelas bagi keperluan tugas pokok wartawan dan redaktur penerbitan pers dengan mencari, menghimpun, menyusun dan membuat berita. Namun harus diketahui bahwa ada begitu banyak pengertian berita, berikut adalah pengertian berita dari berbagai sumber. Berita adalah informasi baru atau actual atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan melalui bentuk cetak, siaran, internet atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.40 Sedangkan dalam buku Leksikon komunikasi, berita didefinisikan sebagai berikut:41 a) Fakta atau gagasan yang dapat menarik perhatian orang banyak dan tepat waktunya disiarkan. b) Pernyataan yang bertujuan untuk memberitahu. c) Laporan tentang peristiwa atau pendapat yang disiarkan atau untuk diketahui umum. Selain definisi berita yag telah disebutkan di atas terdapat banyak ahli komunikasi yang memberikan definisi berita dengan berbagai pendekatan yang berbeda terhadap unsur yang dikandung sebuah berita, ialah menurut Mitchel V. Charnley menyatakan bahwa berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa
39
Haris Sumadiria, (ed. 2), Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.72-79 http:/Wikipedia.encyclopedia/berita/berita html, diakses 20 Januari 2011, pkl. 02.00 wib 41 Hari Mukti Kridalaksana, Leksikon Komunikasi, (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1984), h. 20 40
43
atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan pembaca.42 Menurut SM. Ali, meskipun pengertian berita bermacam-macam namun definisi berita dapat dirumuskan menjadi laporan tentang sesuatu yang menarik perhatian orang.43 Pengertian ini kemudian menjadi luas, dengan luasnya definisi berita tersebut menggambarkan pula banyaknya sesuatu yang dijadikan berita. walaupun banyaknya definisi berita, namun substansi berita tetap sama, yaitu : “Information about a recent event or events; The Presentation of such information as report by journalist and other in the media (print, radio, television, electronic, or other), often in a format describle through a compound begaining with news such as news broadcast, news papper, sometimes used as the title news week, news day and news night.”44
Setelah merujuk pada beberapa definisi tersebut, penulis berpendapat bahwa berita adalah suatu peristiwa menarik yang baru terjadi dan penting dicari, dikumpulkan, dibuat dan disusun secara sistematis kemudian dipublikasikan kepada khalayak dalam bentuk teks atau pun gambar. Dalam penulisan berita ditentukan format dalam bentuk piramida terbalik. Struktur piramida terbalik merupakan struktur yang paling banyak digunakan dalam penulisan secara langsung. 45 Berita disajikan dengan menggunakan pola piramida terbalik karena berpijak pada tiga asumsi yaitu; memudahkan pembaca 42
Asep Syamsul M. Romli, (ed. 3), Jurnalistik Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001), h.2; Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.39 43 Generoso, J. Gill, Jr, Wartawan Asia: Penuntun Mengenai Teknik Membuat Berita, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993), h.1 44 The Oxford Componion to The English Language, h.690: dalam R. Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita & Feature, (Jakarta: Gramedia, 2006), h.14 45 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, (Jakarta: Logos, 1999), h.164
44
yang tidak mempunyai banyak waktu untuk membaca keseluruhan berita dan menemukan berita yang dianggap penting atau menarik dari lead berita. Dan memudahkan reporter juga editor memotong bagian berita yang dianggap kurang penting. Kemudian memudahkan jurnalis dalam menyusun berita melalui rumus baku sekaligus untuk menghindari adanya fakta atau informasi penting yang tidak dilaporkan.46 Secara sederhana model piramida terbalik tersebut digambarkan sebagai berikut: Tabel. 2.2 Piramida Terbalik47
Dalam penulisan berita tersebut menggunakan rumus 5W1H, agar berita itu lengkap, akurat dan memenuhi standar teknis jurnalistik, yaitu; What, Peristiwa apa yang akan dilaporkan kepada khalayak. Who, siapa pelaku dalam peristiwa tersebut. When, kapan peristiwa itu terjadi. Where, dimana peristiwa terjadi. Why, mengapa peristiwa terjadi. Dan who, bagaimana peristiwa tersebut terjadi serta bagaimana
46 47
Haris Sumadira, (ed.2), Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 118-119 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Jakarta: KalamIndonesia, 2005), h.57
45
cara mengulanginya.48 Dengan terpenuhinya standar teknis jurnalistik tersebut maka sesuai dengan teori Laswell “who says what in which channel to whom with what effect”. b. Nilai Berita Agar lebih memahami makna sebuah berita maka perlu diketahui nilainilai berita karena sebagaimana dijelaskan di atas bahwa tidak semua peristiwa atau fakta mengandung nilai berita. Oleh karena itu, setelah mengetahui konsep berita barulah penulis dapat mengemukakan nilai berita. Menurut Downie JR dan Kaiser mendefinisikan nilai berita merupakan hal yang tidak mudah. Istilah ini meliputi segala sesuatu yang tidak mudah dikonkretkan.49 Beberapa elemen nilai berita yang mendasari pelaporan kisah berita yaitu sebagai berikut: a) Immadiacy terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Sebuah berita sering dinyatakan sebagai laporan dari yang baru saja terjadi. Immadiacy dapat diartikan dengan timelines. Unsur waktu sangat penting dalam sebuah berita.50 b) Proximity adalah kedekatan peristiwa dengan pembaca atau pemirsa dalam keseharian hidup mereka. Khalayak akan tertarik dengan berita yang menyangkut kehidupan mereka.51 c) Consequence ialah akibat, akibat wajar dari keteguhan pendirian, penetapan atau pemantapan pilihan.52 Konsekuensi yang dimaksud disini adalah
48
Ibid, h.57 Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obar Indonesia, 2005), hal.18 50 Ibid, h.18 51 Ibid, h.18
49
46
penetapan atau keputusan dari suatu peristiwa yang berkaitan dengan kehidupan konkrit khalayak. Misalnya penetapan KPU bahwa Pilkada Tangsel diselenggarakan pada tanggal 13 November 2010. d) Conflict yaitu pertentangan paham, pertikaian, perselisihan, persengketaan. 53 Peristiwa yang mengandung konflik lebih potensional disebut berita dibandingkan dengan peristiwa yang bisaa-bisaa saja. 54 Contoh elemen konflik dalam pemberitaan adalah perseteruan antara individu, antar tim, antar kelompok hingga antar Negara. e) Oddity adalah keunikan atau peristiwa yang tidak bisaa terjadi. Sesuatu yang tidak bisaa akan diperhatikan segera oleh masyarakat. Misalnya pencalonan sarjana yang berprofesi sebagai tukang ojek sebagai anggota legislatif atau eksekutif. f) Sex, menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu seperti pada berita olahraga, selebritas atau kriminal.55 g) Emotion dapat pula disebut dengan elemen human interest. Elemen ini menyangkut kisah-kisah yang mengandung kesedihan, kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebahagiaan, dan humor.56 h) Prominance adalah unsur yang menjadi dasar istilah “names make news”.57 Unsur keterkenalan dari satu tempat, pendapat, peristiwa atau seseorang akan selalu diburu oleh pembuat berita.
52
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Popular edisi Lengkap, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), h.260 Ibid, h.259 54 Eriyanto, Analisis Framin; Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKiS, 2002), h.107 55 Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h.19 56 Ibid, h.19 57 Ibid, h.19 53
47
i) Suspense menunjukan sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Adanya unsur ketegangan yang disampaikan pada masyarakat. Ketegangan masyarakat terjadi selama suatu kasus dipublikasikan media. j) Progress merupakan elemen perkembangan peristiwa yang ditunggu masyarakat. Perkembangan dari satu peristiwa atau kejadian yang masih ditunggu dan masih mendapat perhatian khusus dari publik. Setelah mengetahui nilai berita yang layak dijadikan acuan bagi jurnalis dalam mencari dan menulis berita untuk media. Maka seorang jurnalis idealnya mampu membedakan antara fakta yang bernilai dengan yang tidak. Melalui pemahaman terkait nilali-nilai berita ini, Tangsel Pos selanjutnya menurunkan berita Pemilukada Kota Tangsel bahkan menyediakan rubrik politik khusus dengan nama Pilkada Tangsel. Tentunya pada momentum kali pertama pesta demokrasi, masyarakat Tangsel akan sangat membutuhkan informasi terkait Pilkada Tangsel 2010. c. Varian Berita Dalam prespektif jurnalistik, suatu peristiwa menjadi berita jika digolongkan pada beberapa kategori, dari sudut isi dan subjektifitasnya yaitu hard news (berita berat), soft news atau straight news (berita ringan), sport news, developing news, dan continuing news. Sedangkan dari segi pemaparan bahasa jurnalistik, yaitu: hard news, feature, sport news, sosial news, interpretive, science, consumer, dan financial.58 Selain itu berita pun dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, berdasarkan sifatnya, dan materi isinya yang
58
Ibid, h.21
48
beraneka ragam. Pengkategorian ini dimaksudkan untuk memudahkan kontrol mekanisme kerja redaksi media massa. Dalam bahasa jurnalistik berita dikategorisasikan berdasarkan pemaparan adalah:59 a) Hard News merupakan desain utama dari sebuah pemberitan yang isinya terkait hal-hal penting yang langsung dengan kehidupan pembaca. b) Feature adalah kisah atau situasi peristiwa yang menimbulkan kegemparan atau imaji-imaji (pencitraan). A feature story is a creative, sometime subjective, article designed primarly to entertain and to inform readers of an event, a situation or an aspect of life. c) Sport News yaitu pemberitaan yang berhubungan dengan olah raga. d) Sosial News adalah berita yang terkait dengan kehidupan sosial sehari-hari masyarakat. e) Interpretative, adalah penafsiran yang dilakukan wartawan. Jenis berita ini, wartawan berupaya memberi informasi dengan analisis yang mendalam dan bahkan melakukan survey terhadap hal-hal yang dianggap perlu dan penting. f) Science adalah pemberitaan terkait kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. g) Consumer adalah jenis berita yang berhubungan dengan kebutuhan konsumsi masyarakat sehari-hari. h) Financial ialah berita yang terkait di bidang bisnis, komersial dan investasi.
59
Ibid, h. 21-22
49
Dari berbagai kategorisasi berita yang telah dikemukakan di atas, jenis berita yang bisaa dikenal dalam dunia jurnalistik adalah:60 a) Stright News, berita langsung apa adanya, ditulis dengan singkat dan lugas b) Depth News, berita mendalam yang dikembangkan dengan detil hal-hal yang ada sehingga ke permukaan. c) Investigation News, berita yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian dari berbagai sumber d) Interpretative News, berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian penulis e) Opinion News, berita yang berhubungan pendapat seseorang, umumnya pendapat dari tokoh, cendikiawan, pejabat tentang sesuatu hal. Melalui kategorisasi berta dan unsur-unsur yang telah disebutkan di atas, selanjutnya dapat menentukan jenis berita apa ayang akan dibuat oleh wartawan serta dapat melihat kelengkapan dalam merekonstruksi berita.
60
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006) h. 66
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Koran Koran Tangsel Pos 1. Sejarah Berkembangnya Koran Tangsel Pos Tangsel Pos didirikan pada 1 Desember 2008 oleh H. Margiono, pelaku bisnis surat kabar yang berhasil membesarkan Rakyat Merdeka di bawah naungan Jawa Pos menjadi koran politik nomor satu di Indonesia. Kelahiran Tangsel Pos juga bertepatan dengan dimekarkannya kota baru, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dari Kabupaten tangerang1. Kelahiran Tangsel Pos juga didasari oleh semangat untuk memajukan kota baru tersebut agar terus berkembang menjadi kota modern, sesuai dengan cita-cita awal masyarakat Tangsel saat membentuk kota ini. Kemudian Tangsel Pos diharapkan bisa memberikan informasi yang lengkap, akurat, dan memberikan wahana berbeda kepada masyarakat Tangsel. Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan kota baru yang terdiri dari tujuh kecamatan, yakni Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Ciputat Timur, Ciputat, Pamulang dan Setu. Kawasan ini bterus berkembang pesat menjadi kawasan pemukiman modern. Di sana telah hadir pengembang besar di antaranya Bintaro Jaya, Bumi Serpong Damai (BSD), Alam Sutera dan Summarecon. Sebagai kawasan pemukiman modern, bisnis perdagangan dan jasa di kawasan ini pun turut terdongkrak. Di sana telah hadir berbagai sekolah internasional, rumah
1
Company Profile Koran Tangsel Pos.
50
51
sakit bertaraf internasional, trade center, mall, restoran, dan jasa lainnya. Sektor perdagangan dan jasa ini bisa menjadi penggerak utama perekonomian kota. Tangerang (kabupaten/kota), adalah kota industry dan manufaktur. Sektor ini menjadi sumber pendapatan terbesar pemerintah daerah dan penggerak utama perekonomian. Ribuan buruh dan tenaga kerja profesional bisa diserap di kawasan ini. Mereka bisa menjadi market sekaligus potensial bagi berbagai produk. 2. Profil a) Motto Koran Tangsel Pos Motto Koran Tangsel Pos adalah Paling Mengerti dan Memahami Tangerang Selatan. Maksudnya adalah karena kehadiran Koran Tangsel Pos diharapkan sebagai bagian dari masyarakat yang memahami karakter, tingkat kebutuhan dan apa yang perlu dilakukan di bidang pendidikan terhadap masyarakat, melakukan peran sertanya sebagai media publik.2 Karena paling mengerti dan memahami Tangerang Selatan maka suka tidak suka Tangsel Pos bersama masyarakat berupaya untuk selalu melakukan suatu yang belum tercapai.
2
Khomsurizal, Wawancara Pribadi, Rabu, 13 April 2011. Pkl. 17.00 WIB
52
b) Profil Pembaca Tabel 3.1. Jenis Kelamin Pembaca3
Jenis Kelamin 35%
Laki-laki Perempuan 65%
c) Tiras dan Sirkulasi Koran Tangsel Pos Tiras koran Tangsel Pos telah mencapai 25.000 eksemplar setiap hari.4 Koran Tangsel Pos menghampiri pembacanya di Provinsi Banten dengan rincian peredaran sebagai berikut: No
Wilayah Banten Kota
1
Tangerang
Presentase Selatan
(Ciputat,
Pamulang, Setu, Serpong, Pondok Aren, 55 % Bintaro)
3 4
2
Kota Tangerang
16 %
3
Kabupaten Tangerang
12 %
4
Kabupaten Serang
10 %
5
Cilegon, Pandegelang, Lebak
7%
Company Profile, Koran Tangsel Pos, Tahun 2010 Company Profile, Koran Tangsel Pos, tahun 2010
53
Tabel 3.2. Sirkulasi Penyebaran Koran Tangsel Pos5
SIRKULASI 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
d) Usia Pembaca Tabel 3.3. Usia Pembaca6
Usia 12%
15%
16 - 29 Tahun 20 - 29 Tahun 16%
30%
30 - 39 Tahun 40 - 49 Tahun
27%
5 6
Company Profile, Koran Tangsel Pos, Tahun 2010 Company Profile, Koran Tangsel Pos, Tahun 2010
50 Tahun Ke atas
54
e) Profesi Pembaca Tabel 3.4. Profesi Pembaca Koran Tangsel Pos7
Pembaca lain-lain Ibu Rumah Tangga Swasta, Wiraswasta PNS, BUMN Pelajar/Mahasiswa 0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
f) Pendapatan Pembaca Per Bulan Tabel. 3.5. Pendapatan Pembaca Per Bulan8
Pendapatan Pembaca Per Bulan 25% 20% 15% 10% 5% 0% Di Bawah Rp. 600.000
7 8
Rp. 600.000 - Rp. Rp. 2.000.000 - Rp. 1.000.000 3.000.000
Company Profile, Koran Tangsel Pos, Tahun 2010 Company Profile, Koran Tangsel Pos, tahun 2010
Di Atas Rp. 3.000.000
40%
55
g) Pendidikan Pembaca Tabel. 3.6. Pendidikan Pembaca9
Pendidikan Pembaca 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% SMP
SMA
Diploma
Sarjana
h) Struktur Redaksi Tabel. 3.7 Managemen Koran Tangsel Pos10
9
Company Profile, Koran Tangsel Pos, Tahun 2010 Company Profile, Koran Tangsel Pos, Tahun 2010
10
56
Tabel. 3.8 Managemen Redaksi Koran tangsel Pos11
Komisaris
: Budi Rahman Hakim Ratna Sulistiowati
Direktur
: Hari Prastowo
General Manager
: Rizal Maulana Malik
Pimpinan Redaksi
: Atho Al Rahman
Redaktur Pelaksana
: Khomsurizal
Koordinator Liputan
: Tommy Gobel
Redaktur
: Ari Suhendra, Muhammad Istijar Nusantara Bintang Terang, Iwan Triana Irawan, Azhar.
11
Company Profile, Koran Tangsel Pos, Tahun 2010
57
Reporter
: Fitra Rangkuti, Samsudin, Yudi Wibowo Irma Permata Sari, Feby Firmansyah
Biro Banten
: Adam Adhary
Biro Serang
: Fatihin, Candra Mega
Biro Cilegon
: Irfan Luthfi
Biro Pandegelang
: Deni Setiadi, Imam Jayanegara S
Biro Lebak
: Yayat Rismunadi
Fotografer
: Irawan
Sekretaris Redaksi
: Deavy Febriani Achmad
Pra Cetak
: Supriyadi, Muhammad Afirin, Rizki, Mosleeh Yon Mahargianto, Agung Darmawan.
IT
: Ari Kuswondo
Sidang Redaksi
: Hari Prastowo, Rizal Maulana Malik Atho Al Rahman, Khomsurizal
Keuangan
: Melani
Pemasaran / iklan
: Rahma Rizki Amalia, Ratih
Manager Iklan
: Rudi Kurniawan
Iklan
: Firdaus
Manager Pemasaran
: Lukman nul Hakim
Pengembangan Usaha
: Andre Sumanegara, Abdul Syukur M. Ardiyansyah
Tim Advokat
: Suharyono & Associates
58
Penerbit
: PT. Serpong Media Utama
Alamat Redaksi
: Ville C/32 No. 12. Ruko Golden Road, ITC BSD, Jl. Raya Serpong, Kota Tangerang Selatan
Telpon
: 021 5383852
B. Gambaran Umum KPUD Tangsel Tangerang Selatan adalah sebuah kota baru yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Tangerang berdasarkan Undang-undang Nomor 51 tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan.12 Kota yang terbentuk pada bulan November 2008 itu terdiri dari tujuh wilayah, yakni Ciputat, Ciputat Timur, Serpong, Serpong Utara, Pamulang, Pondok Aren, dan Setu. Dan untuk pertama kalinya Kota Tangerang Selatan menyelenggarakan Pilkada. Sesuai dengan Keputusan KPU Prov. Banten No. 036/Kpts/KPU/Prov.015/VI/2010 maka terpilihlah 5 (lima) anggota KPU Tangerang Selatan beserta pembagian kelompok kerja masing-masing yang diantaranya: 1. Iman Perwira Bachsan, adalah Ketua dan Pokja Pemutakhiran Data Pemilih 2. Agus Supadmo, adalah Anggota dan Pokja Sosialisasi dan Pencalonan 3. Mohamad Subhan, adalah Anggota dan Pokja Kelembagaan dan Tabulasi Penghitungan Suara 4. Nasrulloh, adalah Anggota dan Pokja Audit Dana Kampanye dan Fasilitas Bantuan Hukum 5. Sam'ani, adalah Anggota dan Pokja Logistik, Pelaporan, dan Evaluasi
12
www.kpu-tanggerangselatan.kota.org, diakses pada 19 Februari 2011, Pkl. 22.15 WIB
59
a. Visi KPU Tangsel Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.13
b. Misi KPU Tangsel14
Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum.
Menyelenggarakan
Pemilihan
Umum
untuk memilih Anggota
Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab.
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih, efisien dan efektif.
Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
13 14
www.kpu-tanggerangselatan.kota.org, diakses pada 19 Februari 2011, Pkl. 22.15 WIB www.kpu-tanggerangselatan.kota.org, diakses pada 19 Februari 2011, Pkl. 22.15 WIB
60
Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.
c. Tugas dan Kewenangan Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut :
Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum;
Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta Pemilihan Umum;
Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;
Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah pemilihan;
Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II;
Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum;
Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum. Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf:
61
Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum. Sedangkan dalam Pasal 11 Undangundang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem Pemilihan Umum.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PEMBERITAAN PILKADA TANGSEL 2010 Sebelum membahas analisis berita, penulis akan mengulas terlebih dahulu gambaran berita KPUD Tangsel yang penulis himpun menjelang pemungutan suara Pilkada Tangsel 13 November 2010. Beberapa tema yang penulis kumpulkan adalah sebagai berikut: Hari / Tanggal Senin, 8 Nov 2010
Judul berita
Isi
Pakai Kocek
KPU Tangsel menggunakan swadaya
Peribadi, KPU
sebagai opsi terakhir melakukan
Sewa Mobil
sosialisasi pamungkas.
Sosialisasi Selasa, 9 Nov 2010 Media Center
Rancangan Kebutuhan Biaya (RKB)
KPU Tak Jelas
tentang penyediaan media center di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) senilai Rp. 100 juta sampai berita diturunkan belum terealisasi dari total senilai Rp. 26 Milyar untuk penyelenggaraan Pilkada.
Rabu, 10 Nov
Warga Anggrek
Sebanyak 40 orang di tiga Rt di Rw 03,
2010
Loka Terancam
tidak tercantum dalam DPT. Namun
Tak Nyoblos,
sebelum diverivikasi menjadi DPT, nama-
62
63
Ratusan Warga
nama tersebut masih tercatat dalam Daftar
Terancam Golput
Pemilih Sementara (DPS).
Kamis, 11 Nov
Logistik Pilkada
Rencana KPU Tangsel mendistribusikan
2010
Siap Disebar
logistik ke tingkat KPPS paada H-1 pemungutan suara.
B. ANALISIS
TEKS
BERITA
KPUD
TANGSEL
SEBELUM
ATAU
MENJELANG PEMUNGUTAN SUARA Pada Bab ini penulis akan memaparkan analisis wacana pemberitaan berita KPUD Tangsel di Koran Tangsel Pos yang selanjutnya disesuaikan dengan Model Teun A. Van Dijk. Pada model ini, akan menganalisis dari tiga sisi, yaitu; Teks, Kognisi Sosial, dan Konteks Sosial. Dalam hal menganalisis Teks Model Van Dijk, penulis akan menjabarkan sebagai berikut: 1. Analisis berita 1 : Senin, 8 November 2010, “Pakai Kocek Pribadi, KPU Sewa Mobil Sosialisasi”. Struktur Makro
Analisis Wacana Tematik
Elemen
Uraian
Tema /
KPUD
Topik
kendaraan untuk sosialisasi Pilkada.
Superstruktur Skematik Skema
Tangsel
akan
menyewa
Pada bagian pembukaan berita diawali dengan rencana KPUD Tangsel untuk menyewa mobil terbuka (uar-uar atau pick up)
64
sebanyak
kelurahan
di
Kota
Tangsel yaitu 54 unit.
Selanjutnya pada bagian tengan dibahas mengenai rencana
54
mobil sewaan dihias dan akan digunakan keliling satu hari penuh mengumumkan Pilkada.
Pada
bagian
akhir
berita
menyebutkan pernyataan komisi A DPRD yang meragukan kinerja KPUD bahwa 60 persen dari DPT akan mencapai target. Struktur
Semantik Latar
Mikro
Latar
dalam
mendekati
berita
satu
ini
minggu
adalah Pilkada
Tangsel berbagai kalangan mengagap KPU
kurang
maksimal
dalam
Pilkada
Kota
mensosialisasikan Tangsel. (paragraf 8) Detil
Elemen detil pada berita ini adalah bahwa KPU Tangsel menggunakan swadaya melakuka (paragraf 9)
sebagai
opsi
sosialisasi
terakhir
pamungkas.
65
Maksud
Maksud dalam berita ini adalah sosialisasi pamungkas dengan 54 unit mobil hias bisa meminimalisir angka warga yang tidak mencoblos nantinya. (paragraf 5)
Pra-
Komisi A DPRD tangsel meragukan
Anggapan
partisipasi
warga
tercapainya
60
persen. (paragraf 13) Sintaksis
Koherensi
Paragraf 2: Menurut anggota KPU Tangsel,
Pokja
kampanye,
Agus
Supadmo, peluncuran mobil uar-uar diperuntukan bagi tingkat kelurahan yang ada di seluruh Kota Tangsel. Paragraf
3:
…mobil
uar-uar
sekaligus akan menutup rangkaian sosialisasi yang akan dilakukan KPU Tangsel sebelum memasuki tahapan pencoblosan ... Paragraf 4: …ke-54 mobil itu akan langsung dipakai untuk mensosialisasi kan keliling tentang Pilkada dan tanggal pencoblosannya nanti. Semua kelurahan yang diberikan, dalam satu
66
hari penuh… Paragraf
5:
sosialisasi
...dan
kami
harap
ini
bisa
pamungkas
meminimalisir angka warga yang tidak mencoblos nantinya… Paragraf 6: …mobil disewa oleh KPU, kemudian dihias dengan poster, pamplet
dan dilengkapi pengeras
suara. Setelah itu disebar ke seluruh kelurahan yang ada di Kota Tangsel sesuai dengan jumlah kendraan yang ada. Paragraf 7: …selama satu hari akan berkeliling
dan
menguar-uarkan
informasi Pilkada terhadap masyarakat baik di komplek perumahan maupun perkampungan. Namun sebelumnya akan dilaksanakan acara seremonial dulu. Paragraf 8: Terpisah, Ketua KPU Tangsel,
Iman
Perwira
Bachsan
mengatakan, semua kalangan… Paragraf
9:
Untuk
itu dengan
67
anggaran yang dikeluarkan melalui swadaya KPU maka opsi terakhir dengan menekan angka Golput Paragraf 10 : …berapa besar biaya yang
dikeluarkan
dari
swadaya
personil KPU… Paragraf
11:
…tugas
kami
mensosialisasikan Pilkada dan tanggal pencoblosannya kelak… Paragraf 12: …anggota komisi A DPRD
Tangsel
menyagsikan
sosialisasi yang sudah dilakukan KPU Tangsel. Menurut mereka, kinerja KPU lamban dan belum massif… Paragraf 13: …warga perumahan merupakan yang paling dikhawatirkan tingkat partisipasinya yang rendah kelak. “warga yang ada di perumahan elit belum tersentuh KPU.. Bentuk
Paragraf 1: Mobil ini rencananya
Kalimat
akan digunakan untuk sosialisasi jadwal pencoblosan 13 November 2010
68
Paragraf 3: … peluncuran mobil uaruar sekaligus akan menutup rangkaian sosialisasi yang akan dilakukan KPU Tangsel… Paragraf 4: Ia menegaskan, dalam peluncuran itu, ke-54 mobil itu akan langsung
dipakai
untuk
mensosialisasikan… Semua kelurahan yang diberikan, dalam satu hari penuh atau sebelum empat pasangan calon melakukan debat… mereka akan berkeliling
menyuarakan
Pilkada
Tangsel kepada masyarakat. Paragraf 5: …Dalam satu hari penuh mobil
ini
akan
keliling
mensosialisasikan Pilkada.. Paragraf
7:…Namun
sebelumnya
akan dilaksanakan acara seremonial… Paragraf 8: …KPU kurang maksimal dalam
mensosialisasikan
adanya
perhelatan Pilkada… Paragraf
9:
…anggaran
yang
dikeluarkan melalui swadaya KPU
69
maka opsi terakhir dengan menekan angka
Golput,
mereka
akan
melakukan sosialisasi pamungkas. Paragraf
10:
…biaya
yang
dikeluarkan dari swadaya personil KPU untuk menyewa mobil itu, Iman enggan menyebutkannya. Paragraf 11: …kami mensosialisasikan Pilkada dan tanggal pencoblosannya… Paragraf 12: …komisi A DPRD Tangsel menyagsikan sosialisasi yang sudah dilakukan KPU Tangsel Paragraf 13: …warga perumahan merupakan yang paling dikhawatirkan tingkat partisipasinya.. Kata
Paragraf 4: Ia menegaskan, dalam
Ganti
peluncuran itu, ke-54 mobil itu… Semua kelurahan yang diberikan, dalam satu hari penuh atau sebelum empat pasangan calon melakukan debat terbuka pada malam harinya, mereka akan berkeliling..
70
Paragraf
5:
sosialisasi
…dan
kami
harap
ini
bisa
warga
yang
pamungkas
meminimalisir
angka
tidak mencoblos nantinya. Paragraf 12: …anggota komisi A DPRD
Tangsel
menyagsikan
sosialisasi yang sudah dilakukan KPU Tangsel. Menurut mereka, kinerja KPU lamban… Paragraf 13: …Kami menyangsikan kalau target 60 persen dari DPT akan mencapai target… Stilistik
Leksikon
Uar-uar
(paragraf
1,
2,
3,
5)
Peluncuran mobil (paragraf 2, 4, ) pamungkas (paragraf 5) meng-uaruarkan (paragraf diekspos,
(paragraf 8)
7)
opsi
kelak
perhelatan
(paragraf (paragraf
menyangsikan,
lamban,
membengkak
(paragraf
Perumahan elit (paragraf 13)
9) 11)
massif, 12)
71
2. Analisis berita 2 : Selasa, 9 November 2010, “Media Center KPU Tak Jelas”. Struktur Makro
Analisis Wacana Tematik
Elemen
Uraian
Tema /
Alokasi
Topik
Mencapai 100 Juta
Superstruktur Skematik Skema
Anggaran
Media
Center
Pada awal berita menyinggung Rancangan
Kebutuhan
Biaya
(RKB) tentang penyediaan media center di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) senilai Rp. 100 juta.
Sedangkan pada bagian tengah berita ini mendeskripsikan proses komunikasi
wartawan
dengan
KPU. …KPU pernah menjanjikan akan memfasilitasi para wartawan dengan media center. Terlebih alokasi anggaran tersebut telah disediakan pemerintah daerah. Dia malah menyuruh para wartawan mempergunakan
fasilitas
yang
telah ada di kantor KPU dan juga dipergunakan
para
staf.
72
(paragraph-4)
Dan pada bagian akhir berita ini mengulas tentang pengusutan dana Rp. 100 juta untuk media center KPU
yang
belum
terealisasi.
(paragraf 11) Struktur
Semantik Latar
Latar
pada
berita
ini
adalah
Rancangan Kebutuhan Biaya (RKB)
Mikro
tentang penyediaan media center di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) senilai Rp. 100 juta sampai saat ini belum terealisasi dari total senilai Rp. 26 Milyar
untuk
penyelenggaraan
Pilkada. (paragraf 1) Detil
Lebih detil berita ini menyebutkan, Pengadaan media center di lembaga penyelenggara Pilkada itu antara lain mencakup pembangunan jaringan hot spot atau wifi, magnetic board dan standing information… (paragraf 2)
Maksud
Maksud berita ini adalah disebutkan oleh Sekertaris KPU Kota Tangsel,
73
Azhar
Syamun,
saat
ditemui
mengatakan, kebutuhan media center selama putaran Pilkada bergulir tidak terlalu penting. Saat ini lembaga komisioner lebih berkonsentrasi pada tekhnis penyelenggaraan pemilihan kepala daerah sampai selesai. “itu kan sunnah, yang penting yang wajib dulu” kata Azhar (paragraf 3) Pra-
Pengamat
Anggapan
Hidayatullah
politik
UIN
Zaki
menyebutkan
Syarif Mubarak
Media
center
menurutnya dapat menunjang para pemburu berita dalam memberikan informasi kepada public (paragraf 8). Dan ia pun menembahkan …alokasi dana 100 juta harus ditelisik dalam pengggunaan angaran Negara yang didalamnya
menggunakan
uang
rakyat. (paragraf 9) Sintaksis
Koherensi
Paragraf 1: …Rp. 26 Milyar untuk penyelenggaraan Pilkada kali pertama dan bersumber
dari dana
hibah
74
Pemerintah Kota Tangsel. Paragraf 2: …jaringan hot spot atau wifi, magnetic board dan standing information. Paragraf
4:
…para
wartawan
mempergunakan fasilitas yang telah ada
di
kantor
KPU
dan
juga
Sementara
itu,
dipergunakan para staf. Paragraf
6:
Pengamat
politik
UIN
Syarif
Hidayatullah Zaki Mubarak… Paragraf 9 : … hal itu harus ditelisik dalam pengggunaan angaran Negara yang didalamnya menggunakan uang rakyat. Paragraf 11: …masalah akuntabilitas dan menyalahi fungsi… Bentuk
Paragraf 2: … Total pagu anggaran
Kalimat
yang disediakan mencapai Rp. 100 juta. Paragraf
4:
…KPU
pernah
menjanjikan akan memfasilitasi para wartawan
dengan
media
center.
75
…para wartawan mempergunakan fasilitas yang telah ada di kantor KPU. Paragraf
5:
meninggalkan
…seraya
pergi
wartawan
usai
menemani kunjungan Komisi A.. Paragraf 6: … media center di KPU sudah seharusnya disediakan pihak penyelenggara Pilkada. Paragraf 7: … dapat menunjang para pemburu berita dalam memberikan informasi kepada public Paragraf 9: …tersedianya media center meski alokasi anggaran telah disediakan oleh Negara. Paragraf 10: …Sehingga bila terjadi menyalahgunakan dalam prakteknya di lapangan perlu disikapi. Kata
Paragraf
Ganti
anggaran tersebut telah disediakan pemerintah menyuruh
4:
…Terlebih
daerah. para
alokasi
Dia
malah
wartawan
mempergunakan fasilitas yang telah ada di kantor KPU..
76
Paragraf
5:
“kalau
mau
pake
komputer pake saja tuh di kantor, sama saja kan” kilahnya seraya pergi.. Paragraf 7: Media center menurutnya dapat
menunjang
para
pemburu
berita… Stilistik
Leksikon
Hibah (Paragraf 1). hot spot atau wifi, magnetic
board
dan
standing
information. pagu anggaran (Paragraf 2). Sunnah (paragraf 3). Pemburu berita
(paragraf
7).
Mengekspos
(paragraf 8). Ditelisik (paragraf 9). draf tertulis, disikapi (paragraf 10). Akuntabilitas (paragraf 11)
3. Analisis berita 3 : Rabu, 10 November 2010, “Warga Anggrek Loka Terancam Tak Nyoblos, Ratusan Warga Terancam Golput”. Struktur Makro
Analisis Wacana Tematik
Elemen Tema /
Uraian Warga yang belum terdata dalam DPT
Topik Superstruktur Skematik Skema
Awal tentang
berita masih
mendeskripsikan banyak
warga
77
Tangerang Selatan yang tidak terdaftar dalam DPT.
Pada bagian tengah menjelaskan bahwa sekitar 40 orang di tiga Rt di Rw 03, tidak tercantum dalam DPT. Padahal, lanjutnya, sebelum diverivikasi
menjadi
DPT,
namanya masih tercatat dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS)
Dan di akhir berita, anggota KPU Tangsel Agus Supadmo mengaku harus mengkroscek dulu masalah itu sehingga diketahui kebenaran dan jumlah pasti warganya yang tidak terdata di dalam DPT.
Struktur
Semantik Latar
Latar berita ini adalah banyaknya warga Tangerang Selatan yang tidak
Mikro
terdaftar dalam DPT. Detil
Bagian Detil pada berita ini adalah adanya warga Gria Loka yang juga anggota KPPS tidak terdaftar pada DPT. (paragraf 2 – 4)
Maksud
Maksud berita ini adalah memberikan
78
opsi bagi warga yang tidak terdaftar dalam DPT untuk menggunakan Kartu Tanda
Penduduk
pada
saat
pencoblosan nanti (paragraf 6) Pra-
menurut Darmawan, mereka sangat
Anggapan
berharap bisa tetap memberikan hak politik
untuk
walikota/wakil
memilih walikota
calon tangsel
seperti warga lainnya. (paragraf 5) Sintaksis
Koherensi
Paragraf
1:
…warga
Tangerang
Selatan yang tidak terdaftar dalam DPT. Paragraf 2: Seperti yang terjadi di Anggrek Loka… Sehingga mereka terancam
tidak bisa
menyalurkan
aspirasi… Paragraf 3: Padahal, lanjutnya, sebelum diverivikasi menjadi DPT, namanya masih tercatat dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS)… Paragraf 4: Ironisnya lagi, lanjut Darmawan yang menjadi anggota Kelompok Panitia Pemilihan Suara
79
(KPPS)
di
undangan warga
wilayah
setempat,
yang
diberikan
kepada
lainnya
ternyata
yang
bersangkutan tidak ada di wilayah itu alias bukan warga setempat. “masa orang
yang
tidak ada
diberikan
undangan pemilihan. Paragraf 7: Hal sama juga dialami ust Abdul Rajak, sekertaris MUI Tangsel. Pria yang tinggal… Paragraf 8: saya dan istri tidak terdaftar dalam DPT. …saya tinggal dan
besar
termasuk
yang
ikut
memekarkan Tangsel… Paragraf 9: Hal sama juga terjadi di kelurahan Jurang Mangu Barat Paragraf
10:
…Agus
Supadmo
mengaku harus mengkroscek dulu masalah
itu
sehingga
diketahui
kebenaran dan jumlah pasti warganya yang tidak terdata di dalam DPT.. Bentuk
Paragraf 2: Sejumlah warga merasa
Kalimat
kecewa terhadap Komisi Pemilihan
80
Umum (KPU) Tangsel lantaran tidak terdaftar dalam DPT. Paragraf 3: …Padahal, lanjutnya, sebelum diverivikasi menjadi DPT, namanya masih tercatat dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS). Paragraf
4:
…undangan
yang
diberikan kepada warga lainnya.. Paragraf 5: …berharap bisa tetap memberikan
hak
politik
untuk
memilih… Paragraf
6:
menggunakan
…berharap Kartu
bisa Tanda
Penduduk… Paragraf 8: saya terancam tidak bisa memberikan hak suara pada Pilkada.. Paragraf
10:
…Agus
Supadmo
mengaku harus mengkroscek dulu masalah
itu
sehingga
diketahui
kebenaran… Kata
Paragraf
Ganti
merasa kecewa… Sehingga mereka terancam
2:
…Sejumlah
tidak bisa
warga
menyalurkan
81
aspirasi… Paragraf 3: …kami mempertanyakan
kenapa
nama
kami
tidak
tercantum lagi dalam DPT. Paragraf 4: Sedangkan bagi kami warga asli Tangsel tidak ada dalam DPT.. Paragraf
5:
…mereka
sangat
berharap bisa tetap memberikan hak politik.. Paragraf 6: ..Mereka berharap bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk pada saat pencoblosan nanti. Paragraf 7: Pria yang tinggal di Jalan Cilenggang
Rt
06/02,
Kelurahan
berharap,
Cilenggang ini. Paragraf
10:
Mereka
kesalahan
itu
bisa
diminimalisir
setelah didata terlebih dahulu. “kami akan kroscek dulu ke lapangan Stilistik
Leksikon
Lantaran, terancam aspirasi (Paragraf 2).
Diverivikasi
(Paragraf
3).
Ironisnya, alias (paragraf 4). hak
82
politik (paragraf
5).
memekarkan
Tangsel, tidak becus (paragraf 8). Mengkroscek, diminimalisir (paragraf 10).
4. Analisis Berita 4 : Kamis, 11 November 2010, “Logistik Pilkada Siap Disebar” Struktur Makro
Analisis Wacana Tematik
Elemen Tema /
Uraian Peralatan tekhnis Pemilukada
Topik Superstruktur Skematik Skema
Bagia awal menjelaskan bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
Tanggerang
Selatan
memastikan seluruh logistik untuk Pilkada sudah dirampungkan
Dan bagian tengah menerangkan bahwa KPU berencana baru akan mendistribusikan logistik itu ke tingkat Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), satu hari sebelum pemungutan suaran.
Sementara bagian akhir berita menegaskan
surat
suara
yang
83
rusak sekitar 0,31 persen atau kurang dari 1.000 lembar kertas suara akibat rusak salah cetak. Semuanya surat suara itu, telah dijadikan barang bukti Struktur
Semantik Latar
Mikro
Dua hari menjelang pencoblosan sabtu (13/11)
lusa,
Komisi
Umum
(KPU)
Kota
Pemilihan Tanggerang
Selatan memastikan seluruh logistik untuk Pilkada sudah dirampungkan Detil
KPU tangsel menegaskan logistik Pilkada
Tangsel sudah siap
100
persen, dan sudah siap pula digunakan pada pemungutan suara nanti Maksud
karena
kesiapan
logistik
sudah
rampung semuanya, maka diharapkan kebutuhan
akan
tidak
menemui
kendala. Pra-
penyegelan kotak logistiknya harus
Anggapan
menunggu pemeriksaan dulu oleh masing-masing PPK
Sintaksis
Koherensi
Paragraf 2: …seluruh logistik sudah dikirimkan
ke
Panitia
Pemilihan
84
Kecamatan dan siap disalurkan ke Panitia Pemungutan Suara (KPPS) Paragraf
3:
…logistik
Pilkada
Tangsel sudah siap 100 persen, dan sudah siap pula digunakan pada pemungutan suara nanti. Paragraf 5: ..namun kotaknya sendiri belum disegel.. Paragraf
7:
…logistik
yang
tersimpan lama di tingkat KPPS akan disalahgunakan. “bahkan kotak suara yang digunakan untuk menyimpan surat suara
harus dalam kondisi
tersegel saat dikirim ke KPPS. Semua harus dipastikan rapih dan tidak lecet sedikitpun.. Paragraf 8: …surat suara yang didistribusikan sesuai jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 732.195 eksemplar ditambah 2,5 persen dari total DPT dan dibagi kepada 1.890 TPS.. Paragraf 9: …Setiap TPS menerima
85
satu kotak suara yang berisikan kertas suara, formulir C1 KWK hingga C10 KWK, tinta, paku, dan bantal. Paragraf
10:
…dengan
plastik
transparan dan kemudian dimasukan dalam kotak suara serta dikunci Paragraf 11: Adapun surat suara yang rusak sekitar 0,31 persen. Bentuk
Paragraf 1: Komisi Pemilihan Umum
Kalimat
(KPU)
Kota
Tanggerang
Selatan
memastikan seluruh logistik untuk Pilkada sudah dirampungkan Paragraf 2: …seluruh logistik sudah dikirimkan ke Panitia Pemilihan Kecamatan Paragraf
3:
…logistik
Pilkada
Tangsel sudah siap 100 persen, dan sudah siap pula digunakan pada pemungutan suara nanti Paragraf 4: …maka diharapkan kebutuhan
akan
tidak
menemui
kendala. Paragraf 5: …kebutuhan logistik
86
sudah dimasukan ke dalam kotak.. Paragraf 6: …Pihaknya berencana baru akan mendistribusikan logistik itu
ke
tingkat
Penyelenggara
Kelompok
Pemungutan
Suara
(KPPS) Paragraf 7: …logistik yang tersimpan lama
di
tingkat
KPPS
akan
disalahgunakan… Paragraf 10: Barang-barang tersebut dibungkus dengan
menjadi
eman
menggunakan
bagian plastik
transparan. Paragraf
11:
...ini
cara
kita
mengantisipasi terjadinya kerusakan pada kertas suara.. Kata
Paragraf 4: Ia menegaskan, karena
Ganti
kesiapan logistik sudah rampung... Paragraf 5: Ia kembali menjelaskan, seluruh
kebutuhan
logistik
sudah
dimasukan ke dalam kotak Paragraf 6: Pihaknya berencana baru akan mendistribusikan logistik itu ke
87
tingkat
Kelompok
Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS), Paragraf
11:
ini
cara
kita
mengantisipasi terjadinya kerusakan pada kertas suara. Stilistik
Leksikon
Dirampungkan
(Paragraf
1).
Pe-
nyalahgunaan (paragraf 6). tidak lecet sedikitpun
(paragraf
7).
plastik
transparan (paragraf 10). barang bukti (paragraf 11)
C. ANALISIS KOGNISI SOSIAL BERITA KPU TANGSEL Analisa wacana Van Dijk tidak membatasi diri pada penelitian teks saja, melainkan penelitian pada kognisi sosial wartawan. Penelitian ini difokuskan bagaimana teks diproduksi dengan dipengaruhi kebijakan redaksional dalam suatu media. Menurut Van Dijk dalam analisis wacana terdapat jarak yang sangat jauh antara strujtur sosial dengan teks. Untuk menghubungkan dua kutub yang berjauhan itu Van Dijk memperkenalkan kognisi sosial. Lebih jelasnya Van Dijk menjelaskan bahwa antara teks dengan publik ada sebuah elemen yang hilang, maka wartawan atau komunikatorlah yang menempati elemen tersebut. Wartawan adalah bagian dari publik yang selalu bersentuhan dengan wacana yang berkembang di publik. Ringkasnya adalah kognisi sosial ini merupakan penghubung antara peristiwa, teks dan publik.
88
Terkait dengan kognisi sosial, pemahaman wartawan sangat berpengaruh terhadap sesuatu yan akan diberitakan. dalam wawancara yang dilakukan penulis pada 13 April 2011, pukul 17.00 WIN bersama Redaktur pelaksana Tangsel Pos penulis menemukan beberapa jawaban terkait pandangannya terhadap H-seminggu Pelaksanaan Pilkada tangsel 2010. “Justru ketika pelaksanaan H-seminggu itu masa-masa rawan sukses tidaknya pelaksanaan Pilkada nah maka bagaimana kita melakukan pengawalan terhadap pelaksanaan Pilkada itu dari beberapa pihak yang terkait dengan Pilkada salah satunya KPU. KPU misalkan soal pendanaan bagaimana. KPU misalkan kinerjanya dalam melakukan distribusi logistik bagaimana. Nah ketika itu kita dorong dan KPU kemudian menyambut dan yaa akhirnya mereka juga melakukan perbaikan sehingga pelaksanaan Pilkada itu sukses”.1
Dalam menentukan tema judul dan gagasan atau fakta yang dipilih untuk ditulis, penulis mengamati keterkaitan pemilik modal. Dalam wawancara ditemukan fakta di Tangsel Pos adalah sebagai berikut. :..Ya untuk menentukan judul itu emm terakhir adalah tangnggungjawab pada redpel dan pemred. Memang dalam rapat-rapat ada usulan-usulan dari kawan-kawan redaktur, karena shering gagasan, kajian tentang berita-berita yang masuk itu. Emm sehingga ada beberapa pertimbangan kenapa ini harus masuk halaman satu, kenapa halaman politik pilkada, pertimbangannya banyak yaa. Salah satunya tingkat pembaca, yang kedua visi mencerdaskan masyarakat, ketika ini dapet yaa kita akan itu dijadikan berita yang sangat menarik dihalaman satu, jadi dikata ada unsur lokality-nya lebih kena, lebih mendekati dengan tahap umumnya pilkada. Itulah yang kita jadikan bahan berita… …ya kebetulan kalau disini ada beberapa tugas yang masing-masing struktur. Pemilik modal, mereka hanya memberikan modal dan memberi kepercayaan bahwa perusahaan ini dilaksanakan di tingkat managemen. Managemen punya wewenang mengelola distribusi, mencari iklan, mengembangkan koran, pemasaran koran, promosi dan sebagainya. Sementara soal pemberitaan itu ada pada redaksi. Jadi intervensi atau apa pun bahasanya tidak ada kaitannya dengan pemilik modal ataupun manageman...”2 1 2
Khomaurizal, Wawancara Pribadi, 13 April 2011. Khomaurizal, Wawancara Pribadi, 13 April 2011.
89
Dan dalam wawancara yang penulis lakukan mengenai perbedaan yang signifikan berita Tangsel pos dengan media lainnya adalah dari sisi lokaliti. Tangsel pos lebih has dengan lokality. “Yang paling beda, kita Lokality-nya ya. Dari lokality kita dapet bahwa karena kita memahami dan mengerti tangsel maka lokality-nya kita lebih spesifik. Saat itu saat pilkada kota tangsel. Dan di koran-koran lain tidak halaman khusus yaa yang terkait soal pilkada kota tangsel, adanya di halaman-halaman yang nyebar lah. Kalo di kita di halaman satu ada, halaman politika atau di Pilkada ada juga dalam halaman-halaman yang berkaitan dengan pilkada juga ada.”3
Sementara terkaitan penulisan teks berita, penulis melakukan wawancara dengan wartawan desk politik Tangsel Pos, yaitu Samsudin, dalam penjelasannya pada saat menentukan judul tema dan gagasan adalah. “..Eemm bisaanya dalam menentukan narasumber itu kita udah punya ide dulu, ide dalam artian kita udah punya isu berita apa, isu apa yang akan kita anggkat, misalkan kalau isu yang lagi up date itu kita akan mencari narasumber yang emang bisa menjawab isu yang udah kita siapkan sebelumnya gitu. Jadi narasumber ini harus orang yang berkompeten lah dalam artian kalau dian tidak sesuai dengan isu yang kita dapatkan otomatis hasil dari wawancara dan hasil berita kita juga akan jauh berbeda nantinya. Dalam artian jadi untuk narasumber juga udah kita patok dari awal, misalkan Pilkada, bisaanya siapa aja, pengamat politik, KPU, Panwas, calon walikota itu sendiri maupun timses maupun relawan gress root, itu semua bisa kita mintakan keterangan.. …Untuk di media Tangsel pos itu sendiri bisaanya itu wartawannya sendiri yang bermain dari awal, walaupun karena wartawan itu sudah dari awal mengikuti perkembangan Pilkada itu. Jadi secara otomatis wawasan dia tentang Pilkada juga udah bisa memahamilah apa yang akan dia ketahui, isu apa yang akan dia lemparkan ke narsumnya sendiri, sehingga isu yang sudah ditetapkan dia sendiri tanpa bantuan kantor bisa dijadikan sebuah berita. Nah yang terkait dengan masalah apakah itu sudah ditentukan sebelumnya oleh kantor atau engga, tergantung juga kalau kantor memiliki kepentingan dalam artian dalam hal ini ada kepentingan bisnis mungkin dengan salah satu calon atau pihak tertentu itu bisaanya sudah ditentukan juga, dan itu wartawan bisa bermain dengan isu yang sudah diberitahu oleh kantor…”4 3 4
Khomaurizal, Wawancara Pribadi, 13 April 2011. Samsudin, Wawancara Pribadi, 13 April 2011.
90
Kemudian proses Pra Produksi yang sering kali dilakukan wartawan Tangsel Pos dalam kesehariannya, samsudin menjelaskan: “..Nah itu yang seperti tadi, dalam proses sebelum menjadi sebuah berita yang layak dibaca dalam bentuk koran misalnyakan, itu kita sudah punya isu yang kita lemparkan kepada narasumber yang sudah emang kita ingin dapatkan jawaban dari dia. Saat itu kita turun kelapangan mencari narasumber itu bisa menemui langsung itu sendiri maupun by phone. Dikarenakan diera moderen sekarang ini by phone lebih mudah digunakan. Dan ketika ide dan jawaban itu kita dapatkan disitu wartawan bermain, bermain dalam artian mengolah bahasa, bahan mentah yang sudah ada menjadi bahan berita yang layak dibaca. Setelah itu wartawan bisaanya menulis bahan mentah itu sebelum akhirnya dikoreksi kembali oleh redaktur. Setelah dikoreksi redaktur kemudian naik ke layout, setelah itu bisaanya ada dummy dalam bentuk berita gitu, sudah langsung jadi sebuah koran…”5
Melihat hal tersebut, Tangsel Pos adalah koran lokal Tangerang Selatan berusaha menjadi koran umum yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu pula kaitannya dengan Pilkada mengalir seiringan dengan kondisi yang dijumpai wartawan di lapangan. Ide gagasan dan kreatifitas dalam menulis sepenuhnya dilakukan oleh wartawan pada saat di lapangan.
D. KONTEKS SOSIAL BERITA KPU TANGSEL Elemen ketiga dari analisis Van Dijk adalah Analisis Sosial. Menurut Van Dijk, wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat. Wacana yang diangkat dalam penelitian ini lebih menekankan pada kinerja KPU sebelum penyelenggaraan Pilkada. Jika dibuat rumusan konteks sosial dalam hal ini adalah menjawab pertanyaan bagaimana wacana mengenai pilkada kota Tangsel 2010
5
Samsudin, Wawancara Pribadi, 13 April 2011.
91
khususnya yang berkembang pada masyarakat. Bagaimana wacana Pilkada tangsel khususnya KPU dibangun secara sistematis melalui institusi pemerintah dan birokrasi, maka pada bagian ini saya akan memaparkan konteks sosial yang melatarbelakangi Pilkada 2010 mengenai KPU Tangsel sebelum pemungutan suara. Pemilihan umum adalah salah satu tuntutan yang akan selalu menjadi pusat perhatian masyarakat yang pemerintahannya menganut sistem demokrasi perwakilan, termasuk Indonesia. Dalam UU nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum, pada pasal 1 ayat 1 Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan republik Indonesia tahun 1945. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah, atau seringkali disebut pilkada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah:
Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi
Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten
Walikota dan wakil walikota untuk kota Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD). Dasar hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini, pilkada (pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah) belum dimasukkan dalam rezim pemilihan umum (pemilu). Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005.
92
Sementara terkait dengan berita Pilkada Kota Tangsel, dari diskusi yang penulis lakukan dengan anggota Forum Pembauran Kebangsaan (FPK)6, selain Kota Tangsel yang baru seumur jagung namun memiliki potensi besar dibidang jasa dan perdagangan serta properti, tak heran Tangsel yang memiliki 7 kecamatan menjadi mutiara yang diperebutkan para politisi lokal. Pesta rakyat Pilkada untuk pertama kalinya digelar 13 November 2010. Seperti halnya di daerah-daerah lain pilkada Tangsel diharapkan berjalan lancar dan memberikan efek pendidikan dan kesadaran politik masyarakat dan tentunya ada upaya meminimalisir anggaran. Namun realitas politik tidak selamanya berjalan demikian, semakin mendekati pelaksanaan Pilkada Tangsel pun menjadi sorotan rakyat secara nasional. Lagi-lagi salah satunya adalah kandidat calon walikota dan wakil walikota diikuti dari kalangan selebritras. Empat Calon walikota dan wakil walikota sesuai nomor urut adalah Drs. H. Yayat Sudrajat, M.Si – H. Norodom Sukarno, S.IP., Hj. Rodhiyah Najibah, S.Pd – H. E. Sulaiman Yasin., H. Arsid M.Si – Andre Taulany., Hj. Airin Rachmi Diany, SH., MH., - Drs. Benyamin Davnie. Keterhadiran selebritas OVJ Andre Taulany dalam Pilkada Tangsel menjadi kuda hitam ditengah maraknya isu dinasti. Dalam hal ini Airin yang mewakilan oligarki Banten yang tidak lain adalah adik ipar gubernur Banten Atut Chosiyah. Penolakan terhadap oligarki Banten yang ditandai munculnya Jaringan Pemilih Tangerang Selatan (JPTS) serta bernotabene kalangan akademisi di Tangerang Selatan.
6
Organisasi Pemerintah binaan Dinas Kesbangpol Kota Tangerang Selatan
93
Disisi lain, selama proses penyelenggaraan Pilkada tangsel anomali masyarakat cendrung terpusat pada isu yang dimainkan calon walikota dan wakil walikota terutama kubu pasangan Arsid – Andre dan Airin Benyamin. Tim Arsid yang hanya populer dibeberapa kecamatan dengan slogan “Udah wayahnya, Paham daaah” mengangkat isu putra daerah namun lemah manakala terserang dengan personalitas Andre yang dari kalangan artis lawak. Demikian pula dengan Airin dengan penggambaran yang cantik, kaya, dengan slogan “Mari Menata Tangsel” bermanuver dengan program-program kemasyarakatan juga tidak begitu kuat saat diterpa isu oligarki kekuasaan Atut yang disaat bersamaan adalah gubernur Banten. Sehingga pada saat fakta politik pengitungan hasil suara dengan partisipasi kurang dari 60%, Airin menang tipis dengan selisih 1.115 suara yang pada akhirnya mengerucut pada Mahkamah Konstitusi. Putusan MK agar dilakukannya Pemungutan Suara Ulang (PSU) kian memanaskan perpolitikan Tangsel. Bukan hanya kandidat, namun parpol pendukungn dan tak kalah pentingnya KPU Tangsel pun menjadi cibiran masyarakat terkait kinerja dan transparasi dalam menyelenggarakan Pilkada. Fakta politik tersebut tidak menutup kemungkinan dikarenakan faktor media massa yang kurang maksimal mengkawal proses penyelenggaraan Pilkada. Atau boleh jadi keletihan masyarakat terhadap pesta demokrasi. Realitas Dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun, masyarakat Tangsel mengikuti Sembilan kali pemilihan. Penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Presiden 2004, Pemilihan Gubernur Banten 2006, Pemilihan Bupati Tangerang 2008, Pemilihan Legislatif dan Presiden 2009, Pemilihan Walikota
94
Tangsel 2010 beserta Pemilihan Suara Ulangnya 2011 dan tak lama setelah itu akan menyusul Pemilihan Gubernur Banten kembali diakhir 2011. Dan yang menarik adalah Pemungutan Suara Ulang berdasarkan fakta di atas kian menurunkan partisipasi masyarakat justru sebaliknya meningkat lebih besar. Kemudian saat ini walikota dan wakil walikota Tangsel sudah dilantik namun wacana politik tak turut usai. Momentum Pemilihan Gubernur di akhir tahun memunculkan bola liar kearah KPUD Tangsel. Karena tidak menutup kemungkinan Pemilihan Gubernur Banten tak jauh berbeda nasibnya seperti di Kota Tanggerang Selatan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah menjelaskan dan menganalisa bahasan-bahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, dan diperkuat dengan wawancara langsung, maka dapat disimpulkan bahwa Pemberitaan KPU menjelang Pemungutan Suara di Harian Tangsel Pos sebagai berikut: 1. Struktur Wacana a) Secara struktur makro, rentetan tema berita yang dikemas oleh Tangsel Pos menjelaskan bahwa Tangsel Pos memposisikan sebagai media umum dan berusaha mengadvokasi masyarakat dalam mensukseskan Pilkada Tangsel. b) Secara superstruktur, Tangsel Pos mengemas alur berita dengan skema skema provokatif, seperti pada saat KPUD Tangsel melakukan sosialisasi dengan mobil uar-uar, dan terkait ketidakjelasan media center, didukung dengan kutipan langsung dari tokoh politisi dan pengamat politik. c) Secara struktur mikro, berdasarkan latar, detil, dan maksud. Tangsel Pos selalu memaparkan kritik dan informasi terhadap kinerja KPUD Tangsel.. Tangsel Pos tidak menampilkan gaya
bahasa dalam berita ini. Bentuk
kalimat yang digunakan kalimat langsung, kata ganti yang digunakan secara umum adalah kata ganti pernyataan dari narasumber.
95
96
2. Kognisi Sosial Dilihat dari kognisi sosial, dengan kapasitas politik wartawan bahwa Tangsel Pos berusaha mengkemas berita di lapangan sesuai ide kreatif wartawan, dan sesekali wartawan melakukan kajian mendalam manakala ada kebijakan tertentu dari redaksi terkait pemberitaan politik. 3. Konteks Sosial Dalam konteks sosial dapat diketahui bahwa Tangsel Pos ingin menyampaikan bahwa Tangsel Pos sebagai Koran umum berupaya menjadi koran yang netral dalam hal politik, tidak berpihak kepada calon mana pun bahkan kepada KPUD Tangsel sekali pun. Hal ini dapat dilihat dari gaya bahasa yang digunakan Tangsel Pos yang mengkritik pihak-pihak yang berkepentingan secara proporsional.
B. Saran Penulis menyampaikan beberapa saran yang berkenaan dengan berita tentang KPU Tangsel, sebagai berikut: 1. Berita yang dipaparkan Tangsel Pos dilakukan secara kontinyu dan up to date berkaitan dengan kinerja KPU, karena kinerja KPU sangatlah penting dalam menilai kualitas pilkada secara lebih khusus dan demokratis pada umumnya.
97
2. Dalam rentang seminggu pemberitaan KPU Tangsel, Tangsel Pos tidak menyinggung dampak yang akan terjadi pasca pemungutan suara. Bahkan akan berujung pada MK pun tidak diraba. 3. Untuk memenuhi unsur cek and balance, kiranya Tangsel Pos perlu melakukan rapat redaksi yang lebih intensif terkait dalam menentukan narasumber dan tema-tema wacana politik. 4. Sebagaimana penulis jabarkan pada Bab II tentang nilai berita, sejatinya Koran Tangsel Pos dapat mendekati pada konseptualisasi berita karena tidak menutup kemungkinan dimasa yang akan datang Koran Tangsel Pos walaupun lokal namun secara content tak kalah dengan koran nasional. 5. Dari hasil wawancara, penulis belum mampu meraba ideologi dibalik Koran Tangsel Pos. Ideologi pada media massa menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi isi media dan mekanisme simbolik yang berperan sebagai kekuatan pengikat dalam masyarakat. 6. Terkait berita KPU, idealnya Tangsel Pos dapat melakukan penetrasi lebih intensif agar leluasa mengakawal proses pelaksanaan Pemilu karena kualitas Pemilu menjadi tanggungjawab KPU lebih khusus dan media umumnya. 7. Tugas dan wewenang KPUD sejatinya merujuk pada UU Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum, tidak sebaliknya menggunakan 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang
98
Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum . 8. Agar penelitian ini lebih berkembang lagi, perlu dilakukan penelitian kuantitatif mengenai respon atau dampak di masyarakat terhadap berita yang ditulis Tangsel Pos.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar, Pencitraan Dalam Politik; Strategi Pemenangan PEMILU Dalam Perspektif Komunikasi Politik, Jakarta: Pustaka Indonesia, 2006 Bungin, Burhan, ed 2, Teori Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana, 2007 Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks media. Yogyakarta : ELKiS, 2001 -----------, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LKiS, 2002 Fiske, John, Cultur and Communication Studies: Sebuah Pengantar paling Komperhensif, Jakarta: Jala Sutra, 2001 Gill, Jr, Generoso, J., Wartawan Asia : Penuntun Mengenai Teknik Membuat Berita, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993 Hamad, Ibnu, Konstruksi Realitas Politik dan Media Massa : Sebuah Studi Critical Discourse Analisis Terhadap Berita-berita Politik, (Jakarta: Granit, 2004 Heriyanto, Gun Gun, Opini “Pilkada Media dan Citra Politik”, (Opini dipublikasikan di Harian Seputar Indonesia, Selasa, 6 Juli 2005 ------------, Gun Gun, Handout Komunikasi Politik, Jakarta : FDK UIN Syahid, 2005 Kaelan, Filsafat Bahasa, Masalah dan Perkembangannya, Yogyakarta: Paradigma, 1998 Kridalaksana, Harimurti, Leksikon Komunikasi, Jakarta: Pradnya Paramita, 1984
99
100
Kusumaningrat, Hikmat, dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2005 Lull, James, Media Komunikasi Kebudayaan : Suatu Pendekatan, Jakarta: Global, 1998 Maleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000 Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta : Rineka Cipta, 2001 Muhtadi, Asep Saeful, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, Jakarta: Logos, 1999 Mulyana, Deddy , Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Rosdakarya, 2005 Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi & Ilmu Sosial Lainnya, Bandung : Rosdakarya, 2006 Nasional, Departemen Pendidikan, Kamus besar Bahasa Indonesia-KBBI, Jakarta : Balai Pustaka, 2001 Prima Pena, Tim, Kamus Ilmiah Popular Edisi Lengkap, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006 Profile, Company, Koran Tangsel Pos, Tahun 2010 Putra, R. Masri Sareb, Teknik Menulis Berita & Feature, Jakarta: Gramedia, 2006 Rivers, William L., Jay W. Jensen & Theodore Peterson (ed 2), Media massa dan Masyarakat Modern, Jakarta: Prenada Media, 2004
101
Romli, Asep Syamsul M., (ed. 3), Jurnalistik Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001 Rosadi, Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relation & Komunikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003 Santana, Septiawan, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obar Indonesia, 2005 Sema, Mansyur, Study Gate Keeping Dalam Pemberitaan Surat Kabar Indonesia. Jakarta : Tesis Pasca Sarjana FISIP UI Jakarta. 1990 Sendjaja, Sasa Djuarsa, (Ed. 9), Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2005 Setiani, Eni, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, Jakarta: Andi Press, 2005 Sobur, Alex, (ed. 4), Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002 Soemirat, Betty RFS, & eddy Yehudo (ed. 5), Opini Publik, Universitas Terbuka, 2007 Sudibyo, Agus, Poitik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta : LKiS, 2006 Sumadiria, Haris, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006 Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Widiasrama Indonesia, 1992
102
Suwardi, Harsono, Peran Pers Dalam Politik di Indonesia: Suatu Study Komunikasi Politik terhadap Liputan Berita Kampanye PEMILU 1987, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993 Tebba, Sudirman, Jurnalistik Baru, (Jakarta: Kalam Indonesia, 2005) www.kpu-tanggerangselatan.kota.org
5
PILKADA TANGSEL
SENIN
8 NOVEMBER
2010
PARPOL
Golkar Usulkan Setgab Diperluas SEKRETARIAT Gabungan (Setgab) partai politik yang diterapkan di tingkat pusat sudah selayaknya diperluas hingga tingkat daerah. Ketua DPP Partai Golkar, Sharif Cicip Sutardjo, menyatakan, karena Setgab efektif dalam menjaga stabilitas politik di tingkat pusat maka tidak ada salahnya jika konsep itu diterapkan juga di daerah di seluruh Indonesia. “Setgab ini adalah role model (contoh). Karena efektif di tingkat pusat, maka kami usul setiap daerah bisa menerapkannya. Tujuannya, agar situasi politik di daerah terjaga sehingga energi yang ada dapat digunakan bagi kepentingan pembangunan daerah,” kata Cicip Sutardjo di Jakarta, Minggu (7/11). Lebih lanjut Cicip mengatakan, dengan pembentukan Setgab Parpol di daerah maka banyak hal bisa dilakukan. Cicip meyakini, selain dapat mendongkrak efektifitas kinerja Pemda, Setgab Parpol di daerah juga akan meningkatkan efektifiras DPRD dalam mengawasi para Pemda. Menurut Cicip, berbagai perbedaan pendapat yang tersisa baik akibat Pemilu Legislatif ataupun Pemilu Kepala Daerah (Pilkada), bisa dibicarakan di Setgab yang dibentuk di daerah. “Jadi tidak ada salahnya setgab dibentuk di daerah agar gubernur, bupati atau walikota tenang melaksanakan pembangunan di daerahnya. Bagaimanapun Setgab itu kan efektif menjembatani eksekutif dan legislatif,” lanjutnya. (jpnn)
ORGANISASI
TMP Tangsel Siap Menangkan AMIN BAGI fungsionaris dan anggota Taruna Merah Putih Kota Tangerang Selatan pilihan untuk memenangkan calon walikota-wakil walikota Tangsel periode 2010-2015 Hj Airin Rachmi Diany-H Benyamin Davnie pada Pilkada Tangsel 13 November mendatang merupakan harga mati. Setelah mengamati, kedua sosok tersebut dinilai mampu membawa perubahan terhadap pembangunan Tangsel dan diusung PDI Perjuangan. Hal itu ditegaskan Ketua DPC TMP Tangsel Herman Mannen YS didampingi pengurus DPP TMP Edo Kondologit, Ketua DPC PDIP Tangsel Tb Bayu Murdani di sela-sela penyerahan bantuan dan bakti sosial di Mushollah An-Nuur, Jalan Gang Mesjid Al-Latif Rt 002/ Rw 02, Kademangan, Setu, Sabtu (6/11) siang. “Bagi anggota dan fungsionaris TMP, tidak ada pilihan selain memenangkan Ibu Airin dan Bang Ben,” kata Herman Mannen. Karenanya dia mengimbau seluruh anggota, fungsionaris dan keluarga besar Taruna Merah Putih Kota Tangsel berikhtiar memenangkan pasangan No.4 ini. Para fungsionaris dan anggota se-Tangsel saat itu, mengungkapkan simpati terhadap pasangan Airin-Benyamin. Pada kesempatan itu, Tb Bayu Murdani meminta seluruh jajaran pengurus mulai DPC hingga anak ranting wajib memiliki tekad bulat dalam memenangkan pasangan AirinBenyamin dalam Pilkada 13 November pekan depan.(min)
MAHASISWA
Habibie Beri Kuliah Iptek di Kongres HMI HIMPUNAN Mahasiswa Islam (HMI) akan menggelar kongres pada 6-10 November 2010 di Graha Insan Cita, Depok, Jawa Barat. Ketua Pengurus Besar HMI Arip Mustopha mengatakan, mantan Presiden BJ Habibie akan memberi kuliah umum pada acara itu. “BJ Habibie merupakan ikon Iptek Indonesia. HMI ingin fokus pada penguasaan Iptek bangsa ini,” kata Arip Mustopha. Selain Habibie, sejumlah tokoh juga akan menjadi pembicara dalam acara itu. Mereka antara lain, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Anis Baswedan. Menurut Arip agenda dua tahunan itu akan memilih ketua baru. Dalam kongres kali ini ada 12 kandidat yang sudah dinyatakan lolos seleksi dan akan bertarung dalam kongres itu. Keduabelas kandidat itu akan memperebutkan 171 suara cabang di putaran pertama dan 371 suara peserta pada putaran kedua. Arip menambahkan, meski sejumlah alumni telah menjadi tokoh elit di sejumlah partai politik dia memastikan HMI tidak mengganggu independensi HMI. “Variabel partai bisa dikatakan nggak ada. Misalnya Mas Anas (Ketua Umum Demokrat) siapapun jadi (ketua) dianggap adik. Begitu juga Bang Akbar Tanjung (Golkar), Viva Yoga (PAN) juga,” kata dia. Sementara itu, salah satu kandidat, Aulia Kosasih mewacanakan perlunya HMI mengakomodasi UU Pemuda. Dalam UU itu diatur usia pemuda maksimal 30 tahun. Dia berharap ketua terpilih nantinya berusia di bawah 30 tahun. “Untuk mewujudkan HMI sebagai organisasi kemahasiswaan yang modern dan dinamis, ketuanya mesti dari kalangan muda. Lebih baik jauh dibawah usia maksimal dalam UU Pemuda,” katanya. HMI merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan yang penting dalam sejarah demokrasi republik ini. Organisasi yang dibentuk pada 1947 itu telah melahirkan sejumlah tokoh berpengaruh seperti Akbar Tanjung, Nurcholis Madjid, dan Anas Urbaningrum.(vvn)
ANGGA YUNIAR/TANGSEL POS
KAMPANYE TERAKHIR. Kampanye calon walikota Tangsel Arsid dan Andre di lapangan Alap-Alap Jombang Ciputat Tangerang Selatan, kemarin. Kampanye calon walikota/wakil walikota Tangsel ini adalah yang terakhir untuk pasangan nomer urut 3. Acara ini dimeriahkan oleh sejumlah artis nasional.
Pakai Kocek Pribadi, KPU Sewa Mobil Sosialisasi CIPUTAT, TAPOS. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangsel akan menyewa sedikitnya 54 mobil uar-uar atau sejenis pick up. Mobil ini rencananya akan digunakan untuk sosialisasi jadwal pencoblosan 13 November. Menurut anggota KPU Tangsel, Pokja Kampanye, Agus Supadmo, peluncuran mobil uaruar diperuntukan bagi tingkat kelurahan yang ada di seluruh Kota Tangsel. Dikatakan, dengan peluncuran mobil uar-uar sekaligus akan menutup rangkaian sosialisasi yang akan dilakukan KPU Tangsel sebelum memasuki tahapan pencoblosan 13 November mendatang. Ia menegaskan, dalam pelun-
curan itu, ke- 54 mobil itu akan langsung dipakai untuk mensosialisasikan keliling tentang Pilkada dan tanggal pencoblosannya nanti. Semua kelurahan yang diberikan, dalam satu hari penuh atau sebelum empat pasangan calon melakukan debat terbuka pada malam harinya, mereka akan berkeliling menyuarakan Pilkada Tangsel kepada masyarakat. “Namanya mobil uar-uar, atau mobil sosialisasi keliling. Dalam satu hari penuh, mobil ini akan keliling mensosialisasikan pilkada, dan kami harap sosialisasi pamungkas ini bisa meminimilisir angka warga yang tidak mencoblos nantinya,” ungkapnya kepada Tangsel Pos, di kantor
KPU Tangsel, Minggu (7/11). Pada hari Selasa nanti, sambung Padmo, sebanyak 54 mobil disewa oleh KPU, kemudian dihias dengan poster, pamplet dan dilengkapi pengeras suara. Setelah itu disebar ke seluruh kelurahan yang ada di Kota Tangsel sesuai dengan jumlah kendaraan yang ada. “Di kota Tangselkan ada 54 kelurahan, maka mobil ini selama satu hari akan berkeliling dan meng-uar-uarkan informasi pilkada terhadap masyarakat baik di komplek perumahan maupun perkampungan. Namun sebelumnya akan dilaksanakan acara seceremonial dulu,” imbuhnya. Terpisah, Ketua KPU Tangsel, Iman Perwira Bachsan me-
ngatakan, semua kalangan sejauh ini menganggap KPU kurang maksimal dalam mensosialisasikan adanya perhelatan pilkada di Kota Tangsel. Untuk itu dengan anggaran yang dikeluarkan melalui swadaya KPU maka opsi terakhir dalam menekan angka golput, mereka akan melakukan sosialisasi pamungkas. Ketika disinggung berapa besar biaya yang dikeluarkan dari swadaya personil KPU untuk menyewa mobil itu, Iman enggan mengungkapkannya. “Itu mah ga usah diekspose dikarenakan memang sudah tugas kami mensosialisasikan Pilkada dan tanggal pencoblosannya kelak,” imbuhnya.
Ribuan Pendukung Hadiri Kampanye AA
Waspadai Politik Uang Saat Masa Tenang SERPONG, TAPOS. Sejumlah pengamat politik mengingatkan masyarakat akan bahaya praktik politik uang yang mungkin dilakukan para calon walikota maupun tim sukses (timses) menjelang masa tenang mendatang. Pengamat juga mengingatkan pengawas agar lebih ketat melakukan pengawasan di masa tenang 10-12 November mendatang. Dosen Univeritas Veteran Fachrudin Zuhri mengungkapkan, praktik politik uang merupakan tindakan yang dapat melanggar ketentuan pidana Pilkada. Lantaran itu, jika ada warga yang menemukan kasus itu lantas tidak berkenan dengan adanya praktik tidak sah tersebut harusnya dengan berani melaporkannya kepada panitia pengawas. “Sebagai pembelajaran politik yang baik, bersih, cerdas dan demokratis warga harus berani menolak adanya politik uang di Tangsel. Kalau perlu, jika ada pe-
nemuan kasus seperti itu segera melaporkannya kepada Panwaslu. Dan Panwaslu sendiri harus mengetatkan pengawasan hal tersebut,” imbuhnya. Dia menuturkan, jika runutan mata rantai politik uang tersebut bisa dibuktikan, maka sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum akan ada sanksi tegas yang dikenakan secara pidana. “Bisa saja sampai pembatalan pemenangan. Makanya, warga harus awas dengan tindak tanduk praktik politik uang tersebut agar Pemilukada ini bisa berjalan bersih,” tegasnya. Ketua KPU Kota Tangsel Iman Perwira Bachsan mengungkapkan, pihaknya sudah menetapkan bahwa mulai tanggal 10 hingga 12 November adalah masa tenang Pilkada Tangsel. Sesuai kesepakatan yang sudah diambil bersama dengan timses, Panwaslu, Satpol PP dan juga seluruh calon, semua kegiatan
Sebelumnya, sejumlah anggota Komisi A DPRD Tangsel menyangsikan sosialisasi yang sudah dilakukan KPU Tangsel. Menurut mereka, kinerja KPU lamban dan belum masif dalam melakukan sosialisasi pilkada sehingga dikhawatirkan hal itu akan membuat angka golput di Pilkada membengkak. Umumnya, kata dewan, warga perumahan merupakan yang paling dikhawatirkan tingkat partisipasinya yang rendah kelak. “Warga yang ada di perumahan elit belum tersentuh KPU. Kami menyangsikan kalau target 60 persen dari DPT akan mencapai target,” ungkap Sekretaris Komisi A DPRD Kota Tangsel Amar, kemarin.(sam)
yang bersifat sosialisasi maupun kampanye harus dihentikan. “Saat masa tenang nanti, tiap calon maupun timses tidak diperkenankan melakukan kegiatan apapun yang berkaitan dengan sosialisasi maupun kampanye. Kelakukan politik uang di masa tenang ini juga harus diwaspadai warga,” katanya. Selama masa tenang itu juga, pihaknya meminta agar para calon dengan sendirinya menurunkan seluruh atribut yang berbau kampanye. Sementara itu Ketua Panwaslu Kota Tangsel Muslich Basar mengatakan, keinginan dan kesempatan memberantas praktik politik uang sudah sama-sama ditekankan kepada seluruh peserta pilkada. Tapi jika masih ada yang melanggarnya, pihaknya berharap partisipasi warga dalam menangkal aksi politik ilegal tersebut. “Kami siap menampung pelaporan politik uang yang dilakukan calon,” tuntasnya.(sam)
JOMBANG, TAPOS. Kampanye terbuka putaran terakhir pasangan nomor urut 3 Arsid-Andre (AA) di lapangan Alap-Alap Jombang, Ciputat dihadiri ribuan pendukung. Dari pantauan Tangsel Pos di lapangan, kampanye terbuka pasangan ini terlihat ribuan massa pendukung mereka. Arus lalulintas dari dan arah Ciputat dan sebaliknya terlihat macet total. Kampanye dihadiri pemain Opera Van Java (OVJ) yakni Azis Gagap, Sule, Nunung dan Parto. kehadiran artis yang tengah naik daun itu mendapat perhatian serius dari masyarakat Tangsel. Banyaknya fans dari OVJ bahkan sempat membuat salah seorang pendukung pasangan itu pingsan karena tidak sanggup menahan desakan dari massa pendukung lainnya. Beruntung wanita tersebut berhasil ditolong pihak panitia yang langsung membawanya ke atas panggung. Selain OVJ, kampanye pasangan AA juga turut pula dihadiri masing-masing Ketua DPC Partai pengusung seperti Ketua DPC Hanura Gunaral Suprihadi, Ketua DPC Gerindra Zaid Elhabib, Ketua DPC PPP Achmad Fauzi serta Ketua DPC PBB. Petugas lalulintas dari Mapolsek Metro Ciputat mengaku kewalahan mengatur arah lalin di sekitar lokasi kampanye. Minimnya personel yang bersiaga untuk kampanye tetap tidak mampu mengendalikan arus massa pendukung AA yang hadir. Padahal, mereka juga dibantu oleh petugas dari Dishub Tangsel. “Massa pendukung kampanye kali ini lebih banyak dari yang sebelum-sebelumnya berkampanye di lokasi ini,” ungkap Kanit Lantas Mapolsek Ciputat, Aiptu Ginanto.(sam)
Syarat Calon Incumbent Harus Diperketat JAKARTA, TAPOS. Banyaknya kepala daerah yang belum lama menjabat namun terjerat kasus korupsi, terus mendapat sorotan dari banyak kalangan. Pengamat politik Sanggam Hutapea mengatakan, kasus kepala daerah baru yang terjerat korupsi bisa dieliminir dengan memperketat persyaratan maju sebagai calon. Terutama bagi calon incumbent, lantaran yang terjerat korupsi paling banyak adalah kepala daerah yang sebelumnya pernah menjabat, baik sebagai bupati/ walikota ataupun gubernur. Pengetatan syarat incumbent
yang dimaksud adalah, jika calon itu diduga masih punya masalah hukum, maka dilarang untuk ikut mencalonkan dalam pemilukada. “Ada baiknya tidak diperbolehkan maju sebagai salah satu calon kepala daerah. Biarkan selesai dulu poroses hukumnya agar ada kepastian hukum, baru diberikan pintu masuk sebagai calon kepala daerah, “ujar Sanggam Hutapea, alumni Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu kepada wartawan, kemarin (7/11). Dia mengakui, pengetatan persyaratan ini harus dituang-
“
Ada baiknya tidak diperbolehkan maju sebagai salah satu calon kepala daerah. Biarkan selesai dulu poroses hukumnya agar ada kepastian hukum, baru diberikan pintu masuk sebagai calon kepala daerah,.
kan dalam perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, yang sebentar lagi direvisi dan dipecah secara khusus menjadi tiga UU, salah satunya UU pemilukada. Dia berharap parpol agar mendorong masuknya pengetatan persyaratan ini dalam revisi UU Nomor 32 Tahun 2004. Persyaratan yang diperketat ini penting, katanya, agar tidak ada lagi kepala daerah yang baru dilantik berurusan dengan hukum, bahkan dijebloskan ke penjara. Jika ini terus-terusan terjadi, lanjutnya, maka roda pemerintahan di daerah tersebut
akan terganggu. Pasalnya, tidak mungkin kepala daerah yang berada di penjara bisa membuat kebijakan-kebijakan secara jernih. Sebenarnya, lanjut Sanggam, tanpa adanya aturan pengetatan persyaratan calon, partai politik sebagai pengusung calon bisa melakukan pencegahan dini, dengan tidak mencalonkan orang yang bemasalah. Hanya saja, lanjutnya, parpol sulit diharapkan lantaran parpol lebih bersikap pragmatis. “Jangan hanya melihat setoran, sehingga calon yang dimajukan tidak bersih,” cetusnya.(jpnn)
5
PILKADA TANGSEL
COBLOS
SELASA 9 NOVEMBER
2010
SOFYAN HENDRA/JAWA POS/JPNN
Nama Eutik di DPT
PPDP Disalahkan TERCANTUMNYA nama Penjabat Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Eutik Suarta, dalam formulir model A-3 KWK di TPS 22 Kelurahan Serpong, diduga kesalahan terjadi di tingkat Petugas Pemuktahiran Data Pemilih (PPDP) saat masih dalam proses DPS sebelum ditetapkan menjadi DPT. Demikian hal itu disampaikan Ketua PPK Kecamatan Serpong, Abdul Subhan, saat dihubungi Tangsel Pos, Senin (8/11). Menurutnya, petugas PPDP yang sebagian besar berasal dari kalangan Rt, saat melakukan penyirisan mencari warga yang belum tercantum dalam DPS. “Kemungkinan kesalahan terjadi di PPDP. Sebab mereka mendata dengan acuan warga tersebut punya KTP Tangsel,” jelasnya. Nama Eutik sendiri baru diketahui setelah ditetapkannya DPT oleh KPU. Setelah adanya temuan itu, dirinya langsung melaporkan masalah ini ke KPU dan Panwaslu. Nantinya, formulir C-6 berupa surat undangan dan kartu pemilih tidak akan diberikan ke Eutik dan dibuatkan berita acara. “Kalau sudah jadi DPT dan di pleno kan tidak bisa diubah. Saya menjamin di PPK Serpong tidak akan ada kecurangan seperti penggelembungan suara yang dikhawatirkan oleh masyarakat,” tegasnya.(yud)
KEPRESIDENAN Istana Bersolek Sambut Obama JELANG kedatangan Presiden AS Barack Obama, komplek Istana Kepresidenan tampak sudah mulai bersolek. Pihak pengelola taman di Istana, Senin (8/11) tampak sibuk menata taman yang ada. Ketika masuk melalui jalan Majapahit, tampak petugas yang sedang memotong pelepah pohon yang tidak hijau lagi dan merapikan rumput. Di Istana Merdeka dan Istana Negara sudah penuh dengan ornamen merah putih. Tampak terlihat di Istana Merdeka dan Istana Negara. Tiang-tiang lampu di halaman Istana Merdeka juga sudah terbalutkan kain merah. Selain itu, penjagaan juga terlihat diperketat. Personel keamanan sudah tampak terlihat sejak di Stasiun Gambir dan mengelilingi Istana. Semua personil tampak menggunakan senjata laras panjang. Sejumlah lampu sorot sudah dipasang di depan istana negara. Dua mobil satelit milik sudah terparkir di halaman Istana. Di seberang Istana tepatnya di komplek Taman Monumen Nasional (Monas) sedang dipersiapkan foto untuk menyambut tamu negara. Tapi belum dapat dipastikan foto yang dipasang apakah presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama atau presiden Austria Heinz Fischer yang datang di hari yang sama.(mi)
FIGURA
Jusuf Kalla
Tidak Penting Kementerian Bencana KETUA Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, mengatakan bahwa Indonesia tidak perlu memiliki kementrian bencana. Alasannya, karena sudah ada Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) yang posisinya setingkat kementrian. Menurut JK, justru yang perlu dilakukan adalah meningkatkan koordinasi. “BNPB sudah setaraf dengan kementrian. Tidak perlu. Yang harus dilakukan meningkatkan koordinasi saja,” kata JK yang juga mantan Wakil Presiden di sela-sela acara penyerahan bantuan anggota DPD Djan Faridz di Kantor PMI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (8/11). Menurut JK, keberadaan BNPB sesuai dengan Undang-undang No 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana sudah sangat kuat. Kata dia, tinggal pelaksanaannya saja yang perlu ditingkatkan. “Dulu juga tanpa itu (Kementrian Bencana) kita juga bisa menangani. Tsunami di Aceh cepat juga ditangani. Memang kita harus berjibaku menangani bencana. PMI saja tidak punya hubungan bisa,” ucapnya. Seperti diketahui, sebelumnya Ketua Komisi VIII, Abdul Kadir Karding, mengusulkan pembentukan kementrian yang khusus menangani bencana. Menurutnya, pembentukan kementrian bencana sangat dibutuhkan karena Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana. Menurut politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, keberadaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ternyata tidak efektif karena penanggulangannya bersifat sektoral. Karding bahkan menuding menteri yang terkait langsung dengan penanggulangan bencana baru mau bekerja jika ada instruksi Presiden.(jpnn)
BERSOLEK: Sejumlah pekerja mendirikan panggung di taman dalam Kompleks Istana Kepresidenan, di sisi belakang Istana Merdeka, Jakarta. Panggung itu akan digunakan sebagai tempat wartawan meliput joint press conference Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden AS Barrack Obama.
Alokasi Anggaran Mencapai Rp 100 Juta
Media Centre KPU Tak Jelas
CIPUTAT, TAPOS. Rancangan Kebutuhan Biaya (RKB) tentang penyediaan media centre di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) senilai Rp 100 juta sampai saat ini belum terealisasi dari total senilai Rp 26 miliar untuk penyelenggaran Pilkada kali pertama dan bersumber dari dana hibah Pemerintah Kota Tangsel. Pengadaan media centre di lembaga penyelenggara Pilkada itu antara lain mencakup pembangunan jaringan hot spot atau wifi, magnetic board dan standing information. Total
pagu anggaran yang disediakan mencapai Rp 100 juta. Sekretaris KPU Kota Tangsel, Azhar Syamun, saat ditemui mengatakan, kebutuhan media centre selama putaran Pilkada bergulir tidak terlalu penting. Saat ini lembaga komisioner lebih berkonsentrasi pada tekhnis penyelenggaraan pemilihan kepala daerah sampai selesai. “Itu kan sunah, yang penting yang wajib dulu,” kata Azhar kepada Tangsel Pos di Ciputat, kemarin. Ketika disinggung KPU pernah menjanjikan akan menfasilitasi para wartawan dengan me-
dia centre. Terlebih alokasi anggaran tersebut telah disediakan pemerintah daerah. Dia malah menyuruh para wartawan mempergunakan fasilitas yang telah ada di kantor KPU dan juga dipergunakan para staf. “Kalau mau pake komputer yang ada saja tuh di kantor, sama aja kan,” kilahnya seraya pergi meninggalkan wartawan usai menemani kunjungan Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Kota Tangsel. Sementara itu, Pengamat Politik UIN Syarief Hidayatullah, Zaki Mubarak, menjelaskan,
keberadaan media centre di KPU sudah seharusnya disediakan pihak penyelenggara Pilkada. Media centre menurutnya dapat menunjang para pemburu berita dalam memberikan informasi kepada publik. “Media centre itu sangat penting untuk wartawan mengekspose informasi terkait pelaksanaan Pilkada mulai dari tahapan sampai pencoblosan,” kata Zaki seraya menambahkan sosialisasi memiliki peranan penting dalam putaran Pilkada. Terkait tidak tersedianya media centre meski alokasi angga-
KPU Kewalahan Sosialisasi ke Kawasan Elit
Golput Pilkada Tangsel Diperkirakan Capai 50 Persen PAMULANG, TAPOS. Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Tangerang Selatan mengaku kesulitan untuk melakukan sosialisasi pada sebagian warganya yang tinggal di permukiman elite, seperti di Serpong dan Bintaro. KPUD memperkirakan tingkat parsitipasi warga dalam Pilkada 13 November nanti hanya sekitar 50 persen. “Mereka tidak merasa sebagai warga Kota Tangsel. Bahkan mereka malu untuk mengaku sebagai warga Kota Tangsel,” ujar Iman, Senin (8/11). Iman menjelaskan, mereka tinggal di dua pemukiman elit itu karena ingin menjadi warga kelas satu. Namun, mereka malu jika ikut berpartisipasi dalam Pilkada Tangsel karena akan merendahkan posisi mereka seolah sebagai warga kelas dua. Dia menambahkan tidak bisa memaksa mereka untuk aktif dalam pemilukada karena ini adalah hak mereka sebagai warga negara untuk menggunakan haknya atau tidak
“
Mereka tidak merasa sebagai warga Kota Tangsel. Bahkan mereka malu untuk mengaku sebagai warga Kota Tangsel. sebagai pemilih. KPUD Kota Tangsel merasa telah melakukan upaya dan hanya bisa berharap pemilukada Kota Tangsel
dapat diikuti oleh banyak warga. Partisipasi politik warga di tujuh kecamatan Kota Tangsel yang dulu masih bergabung dengan Kabupaten Tangerang rendah saat pelaksanaan Pilkada Kabupaten Tangerang tahun 2008. Ketujuh kecamatan tersebut adalah Serpong, Serpong Utara, Ciputat, Ciputat Timur, Setu, Pamulang, dan Pondok Aren. Pada saat itu, jumlah pemilih di tujuh kecamatan yang terdaftar dalam DPT (daftar pemilih tetap) KPUD Kabupaten Tangerang ada 668.452 jiwa. Dari angka itu yang menggunakan hak pilih hanya 383.577 atau 52,63 persen. Saat ini tujuh kecamatan tersebut telah menjadi bagian dari Kota Tangsel. Berdasarkan DPT KPUD Kota Tangsel, jumlah pemilih di tujuh kecamatan itu saat ini menjadi 732.195 jiwa. Angka itu sudah termasuk 1.061 jamaah haji Kota Tangsel yang bakal kehilangan hak pilih dan 152 orang narapidana.(jpnn)
Masyarakat Laporkan Kecurangan ke Panwaslu
Keterlibatan PNS dan Politik Uang SERPONG, TAPOS. Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Tangerang Selatan (Tangsel) menerima banyak laporan masyarakat adanya keterlibatan Pegawai Negeri Sipil dalam memobilisasi massa serta politik uang untuk mendukung salah satu pasangan. Ketua Panwaslu Tangerang Selatan, Muschlih Basar di Tangerang Senin mengatakan laporan tersebut dikirim masyarakat melalui pesan singkat dan melayangkan surat. “Selama masa kampanye, banyak sekali masyarakat melaporkan kepada kami tentang adanya praktik money politic dan keterlibatan PNS,” katanya. Dijelaskannya, dari laporan tersebut, saat ini pihaknya masih akan mengumpulkan bukti laporan guna untuk ditindak lanjuti. Bila nantinya, bukti laporan tersebut sudah lengkap, maka akan langsung dilanjutkan ke proses selanjut-
nya. “Kalau memang ada indikasi pidana, maka akan langsung dibawa ke Gakumdu,” katanya. Mengenai calon yang terlibat dalam kedua laporan tersebut. Dijelaskannya, untuk keterlibatan PNS ditunjukan kepada pasangan nomor urut empat yakni Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie. Dalam laporannya, masyarakat menuturkan adanya gerakan yang dilakukan lurah dan camat kepada masyarakat untuk mendukung pasangan tersebut. Sedangkan untuk politik uang, ditunjukan kepada pasangan nomor urut dua yakni Rodhiyah Najibah dan Sulaeman Yasin. Panwaslu, menerima adanya pembagian uang kepada masyarakat saat kampanye dan sebelumnya. Sementara untuk pasangan nomor urut tiga dan satu, indikasi pelanggaran mengarah kepada kode etik dan
administrasi. Namun, dari semua laporan tersebut, Panwaslu masih kesulitan terhadap saksi untuk membawa laporan tersebut ke jalur hukum. “Bukti tentang politik uang dan kegiatan pengerahan massa oleh PNS, fotonya kurang jelas. Orang yang melaporkan pun menolak untuk dijadikan saksi,” katanya. Panwaslu sebelumnya telah mengungkapkan 17 pelanggaran kepada empat tim sukses setelah melakukan dua putaran kampanye. Calon wakil wali kota Sulaeman Yasin dari nomor urut dua mengungkapkan membantah adanya pembagian uang dalam kampanye. Sebab, massa yang datang sesuai dengan keinginannya. “Tidak ada istilah membayar orang untuk datang ke kampanye kami. Semuanya datang dari keinginan mereka bukan paksaan,” katanya.(yud)
ran telah disediakan oleh negara. Menurut Zaki hal itu harus ditelisik dalam penggunaan anggaran negara yang didalamnya menggunakan uang rakyat. Terlebih lagi dalam penggunaan anggaran tersebut telah tertuang dalam draft tertulis. Sehingga bila terjadi menyalahgunaan dalam praktek dilapangan perlu disikapi. “Harus diusut kenapa sampai tidak ada. Sebab ini masalah akuntabilitas dan menyalahi fungsi. Apalagi undang-undang sudah mengatur masalah itu,” tegasnya.(yud)
Jurkam Piyano Waspadai Serangan Fajar CIPUTAT,TAPOS. Artis Marissa Haque menegaskan pada hari tenang atau menjelang pencoblosan biasanya dimanfaatkan oknum pasangan kandidat untuk melakukan kecurangan dengan menyebarkan uang dan sembako atau biasa disebut ‘serangan fajar’. Hal ini ditegaskan istri rocker Ikang Fauzi ketika menjadi juru kampanye pasangan kandidat walikota/wakil walikota Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Yayat Sudrajat-Norodom Sukarno (nomor 4) di Lapangan Alap-alap, Jombang, Kecamatan Ciputat, Senin (8/11). Ia mengingatkan, kalau ada yang memberi sembako dan uang terima saja. “Tapi, jangan mentang-mentang diberi uang kemudian mencoblos calon tersebut. Jangan khianati hati nurani lantaran uang recehan,” tuturnya lugas. Masih menurut dia, sebagian besar warga Tangsel memiliki latar belakang pendidikan yang lumayan bagus. Tokoh nasional juga banyak yang tinggal di kota baru hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. “Karena itu jangan mau diperbodoh. Di Tangsel banyak orang pintar dan cerdas, kenapa harus memilih dari mana-mana. Ini namanya keliru,” seru artis yang pertama kali berlakon di film “Mustika Bukan Pualam”. Sebagai warga Tangsel lanjut dia, sama-sama harus berjuang untuk kemaslahatan umat banyak. Sebab, ada indikasi kota ini akan dikuasai keluarga tertentu. “Ini negara demokrasi. Jangan mau kota yang pernah kita perjuangkan dijadikan sebuah kerajaan atau dinasti,” beber artis yang pernah bertarung pada Pemilihan Gubernur Banten beberapa waktu lalu. Kita tambah dia, harus belajar dari pengalaman. Pemilukada rentan dengan kecurangan akibat keserakahan oknum penguasa. Salah satu contoh tedekat Pemilukada Pandeglang yang harus diulang sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). “Di sana terjadi praktek politik uang yang sangat parah sehingga hal ini menciderai demokrasi kita. Kalau diulang artinya pemborosan lantaran pemerintah harus siapkan lagi anggarannya dalam waktu singkat. Celaka bukan?” dia balik bertanya. Dia kembali menegaskan sengaja mendukung pasangan nomor 1 yang merupakan salah satu jalur independen pada Pilkada di Tangsel ini. “Pasangan ini tak mampu minta dukungan partai karena harga partai sangat mahal, maka hukumnya wajib bagi saya untuk membantunya,” paparnya. Sekitar 500 massa mendesak agar pasangan ini untuk tetap maju ke Pemilukada, 13 November 2010. Hadir pula seniman Betawi asli warga Tangsel, H Bolot yang menghimbau warga untuk sadar diri bahwa Tangsel miliki kita harus membangunnya sama-sama.(yud)
5
PILKADA TANGSEL
PARLEMENTARIA
TOLAK KEDATANGAN OBAMA: Sejumlah aktivis dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) melakukan aksi di depan kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Selasa (9/11). Mereka menolak kedatangan presiden Amerika Serikat Barrack Obama.
Komisi VIII ke Arab
PARPOL
FPPP Larang Anggotanya ke LN FRAKSI Partai Persatuan Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat mendukung langkah Fraksi Partai Amanat Nasional yang melarang kadernya ke luar negeri sampai akhir 2010 ini. Langkah ini dinilai bisa menghemat anggaran. “Instruksi Ketua Umum DPP PPP per 7 November 2010, agar seluruh anggota FPPP DPR membatalkan rencana kunjungan ke luar negeri baik dalam penugasan komisi, badan, gugus kerja sama bilateral, pansus, maupun panja sepanjang tahun 2010,” kata Sekretaris Fraksi PPP M Romahurmuziy, Senin (8/11). “Larangan ini berlaku efektif sejak diinstruksikan, dan bagi yang tengah melakukan perjalanan di LN agar mempercepat kepulangannya,” ujar Romy. PPP, kata Romy, mengusulkan anggaran kunjungan ke luar negeri tersebut dialihkan untuk tambahan cadangan risiko fiskal terkait bencana. Sebelumnya, PAN juga mengeluarkan instruksi serupa. PAN mengklaim, langkah ini bisa menghemat anggaran lebih dari Rp 2 miliar.(jpnn)
Ralat PADA berita di Tangsel Pos halaman 5 (Pilkada) edisi Selasa (9/11) berjudul “Jurkam Piyano Waspadai Serangan Fajar”, paragraf kedua alinea kedua tertulis pasangan kandidat walikota/wakil walikota Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Yayat SudrajatNorodom Sukarno (nomor 4). Yang benar adalah pasangan kadidat walikota/wakil walikota Kota Tangerang Selatan, Yayat Sudrajat-Norodom Sukarno (nomor urut 1). Redaksi mohon maaf atas kesalahan teknis ini. Terimakasih.
2010
DWI PAMBUDO/RM/JPNN
Bawa Keluarga
KEMARIN, rombongan dari Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat bertolak ke Arab Saudi. Sebagaimana rombongan pertama yang telah bertolak pada 4 November 2010, rombongan anggota dewan yang membidangi agama dan bencana ini membawa istri, anak dan saudara. “Rombongan kedua pengawas haji berangkat sore ini. Kami sedang boarding,” ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ahmad Zainudin, Selasa (9/11). Zainudin mengaku membawa istri serta tiga saudaranya. “Saya yakin tidak akan mengganggu karena sudah ada yang mengurus di sana.” Ketua Komisi VIII DPR Abdul Kadir Karding mengatakan rombongan tim pengawas gelombang kedua ini diikuti 10 anggota dewan. Namun, dalam data anggota rombongan yang tersebar di kalangan wartawan DPR, rombongan diikuti 18 anggota dewan. “Kemungkinan angka 18 anggota muncul karena ada dari komisi yang lain,” ujarnya. Karding mengaku tidak mendapatkan laporan detail anggota keluarga yang turut serta. Menurutnya, memang tidak ada larangan membawa anggota keluarga. Karding pun menekankan jumah rombongan DPR itu sesuai kuota. “Tidak ada aturan soal besar kecilnya anggota yang ikut. Tapi kami mengimbau agar jangan ganggu, jangan satu tempat, kalau perlu lain hotel,” imbuhnya. Karding tidak turut serta dalam rombongan itu. Ketua DPW PKB Jawa Tengah yang seharusnya memimpin rombongan itu mengundurkan diri karena lebih memilih fokus mengurusi tanggap bencana Merapi. “Tidak ada aturan soal besar kecilnya anggota yang ikut. Tapi kami mengimbau agar jangan ganggu, jangan satu tempat, kalau perlu lain hotel,” timpalnya. Berdasarkan data yang diperoleh wartawan, rombongan berjumlah 61 orang. Anggota DPR sebanyak 18 orang, bersama empat staf ahli. Di dalam rombongan terdapat 39 keluarga anggota DPR. Di dalam data tersebut, sejumlah anggota Komisi VIII membawa anggota keluarga. Anggota Komisi VII Muhammad Baghowi misalnya, membawa tiga saudara. Sedangkan yang lain, Ahmad Zainudin membawa istri dan tiga saudara, Sofwatillah Moghzaib membawa orangtua, dua mertua, dan empat saudara, Siti Ratu R membawa lima orang saudara.(vvn)
RABU
10 NOVEMBER
Menjelang Pencoblosan
Politik Sembako Hantui Warga SERPONG, TAPOS. Sejumlah warga di lingkungan RT.009/03 Kelurahan Cilenggang, Kec. Serpong, Selasa pagi (9/11) dikejutkan dengan beredarnya kupon sembako murah senilai Rp 4.000 kepada mereka. Anehnya di belakang kupon terdapat gambar tiga berlian sebagai lambang Partai Demokrat. Sementara di Kampung Jaletreng Serpong warga setempat juga dibagikan sembako murah. Yang membedakan, di belakang kupon tercantum lambang PDIPerjuangan. Temuan serupa terdapat di Lengkong Gudang. Puluhan ibu-ibu berlomba mendatangi posko yang telah disediakan, bahkan ada pula yang membawa atribut pasangan kandidat. Diketahui, dengan membayar Rp.4.000,- mereka mendapat empat mie instant, 2 kg beras
dan 1/5 kg gula putih. “Mumpung murah, kita beli saja. Soal nyoblos, kita harus menggunakan akal sehat. Jangan mau dibodohi,” ungkap Liana, salah seorang warga setempat. Rekayasa politik ini ternyata telah terendus Panwascam yang telah menyita sejumlah kupon dan mengaku akan mengusutnya secara tuntas. Panwascam berharap, masyarakat segera melaporkannya secara resmi untuk memperlancar pengusutan ini. “Yang menjadi pertanyaan, saat ini kan sedang masa kampanye. Dan, ada pembagian sembako dengan ditempeli logo partai pengusung pasangan nomor 4 di setiap kupon. Yang kami temukan, adalah kupon yang ditempeli logo partai Demokrat dan logo partai PDI Perjuangan,” ucap Ketua Panwascam Serpong, H Shobib ke-
pada Tangsel Pos, Selasa (9/11). Lebih jauh ia mengatakan, pihaknya sudah menyimpan paket sembako dan kupon yang ditempeli logo partai pengusung pasangan nomor 4 itu. Dan menurut Shobib, pihaknya akan melakukan pleno untuk memastikan apakah ada unsur pelanggaran dari pembagian sembako yang dihargai Rp 4.000 per paket dengan isi tiap paket, 4 bungkus mie instan, 2 kg beras dan ½ kg gula putih. “Kalau memang mau bagibagi sembako kepada masyarakat, itu baik. Tapi yang menjadikan ada indikasi pelanggaran adalah, di kupon sembako tersebut terpampang logo partai pengusung nomor 4. Sekali lagi saya jelaskan yang ada di kupon tersebut logo partai pengusung nomor 4, bukan gambar pasangan nomor 4. Dan
saat ini adalah masa kampanye Pilkada Tangsel,” tegasnya. Dikonfirmasi perihal adanya logo partai PDI Perjuangan di kupon sembako, Ketua PAC Serpong, Samsul mengelak bahwa kegiatan tersebut merupakan money politik atau rankaian pemenangan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie. “Ini murni kegiatan partai dan dananya pun dari partai. Saya sudah kirimkan surat ke DPC PDI Perjuangan Kota Tangsel. Tapi, mungkin pak ketuanya belum membaca suratnya karena saya tembuskan surat pembagian sembako ini ke bagian organisasi,” kata Samsul. Dikaitkan dengan kegiatan serupa yang dilakukan Partai Demokrat di daerah Cilenggang, Samsul mengatakan tidak tahu menahu soal kegiatan Partai Demokrat. Meskipun ada kesama-
an harga sembako yang masingmasing dihargai Rp 4000. “Wah. Kalau Partai Demokrat bagi-bagi sembako saya tidak tahu. konfirmasi saja sama Partai Demokratnya. Kalau PDI Perjuangan bagi-bagi sembako itu terkait dengan pemenangan Pemilu 2014,” tangkisnya lagi. Secara terpisah, Ketua DPC Partai Demokrat Tangsel, Ivan Adjie Purwanto membantah tidak pernah menyebarkan kupon sembako murah. Ia justru tidak pernah tahu atas rencana tersebut dari jaringan partai maupun terkait dengan dukungan pencalonan. Menurutnya, pihak Demokrat tidak pernah menyebarkan kupon sembako murah. Ia justru tidak pernah tahu atas rencana tersebut dari jaringan partai maupun terkait dengan dukungan pencalonan.(sam)
Atribut Waspadai Politik Uang Masa Tenang Kampanye Haram Pada Masa Tenang Panwaslu Siap Lindungi Saksi CIPUTAT, TAPOS. Menghadapi masa tenang sebelum hari pencoblosan 13 November mendatang, Kelompok Sadar Kamtibmas (KSK) Cempaka Putih mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat untuk mewaspadai praktik money politic atau serangan fajar yang dilakukan timses calon maupun oknum lainnya. Menurut Ketua KSK Cempaka Putih, Ciputat Timur, Gugus Joko Waskito, guna mengantisipasi kecurangan selama masa tenang itu, pihaknya siap memberikan bonus sejumlah uang kepada masyarakat yang menangkap tangan, melaporkan maupun bersedia menjadi saksi jika menemukan ada timses pasangan calon tertentu yang melakukan money politic. Tidak hanya timses, lanjut Cak Gus, oknum birokrat setingkat Rt/Rw, lurah, sekel, maupun PNS yang terbukti melakukan hal sama bagi masyaratnya juga akan diberikan bonus. Dikatakan Cak Gus, untuk timses, KSK siap memberikan mereka bonus senilai Rp 500 ribu. Sementara bagi
selain timses, mereka akan mendapatkan bonus dari Rp 1-2 juta. “Kami siap memberikan bonus bagi masyarakat yang menemukan pihakpihak ini melakukan money politic selama masa tenang. Dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta,” ungkapnya kepada Tangsel Pos, Selasa (9/10). Masih menurut Cak Gus, pemberian bonus kepada masyarakat itu sengaja dilakukan untuk merangsang motivasi masyarakat agar tidak terpancing dan mau menjual hak politik mereka hanya dengan iming-iming imbalan duit yang tidak seberapa nilainya. Diharapkan, katanya lagi, masyarakat yang menangkap tangan pihak-pihak itu melakukan serangan fajar, sangat diharapkan untuk segera dilaporkan kepada pihak berwajib langsung. Dalam kaitanya dengan saksi, Cak Gus mengatakan bahwa bagi saksi dipastikan akan mendapatkan perlindungan hukum sehingga mereka diharapkan tidak takut untuk menerima intimidasi maupun bentuk lainnya.
Tidak hanya itu, KSK Cempaka Putih juga siap bekerjasama dengan KSk lainnya di wilayah Ciputat dan Ciputat Timur untuk sama-sama mengawal pelaksanaan pencoblosan. “Kami juga siap bekerjasama dengan KSK lainya,” tegasnya. Menyikapi hal itu, Ketua Panwaslu Tangsel, Muslih Basar mengatakan, mereka siap memberikan perlindungan kepada masyarakat yang mau menjadi saksi untuk pelanggaran Pilkada Tangsel itu. “Selama ini, saksi memang menjadi kendala utama bagi kami dalam menindaklanjuti indikasi pelanggaran yang masuk. Padahal bagi saksi, ada perlindungan hukumnya,” tandasnya. Muslih juga mengimbau semua timses calon untuk tidak melakukan kegiatan berbau politik selama masa tenang selama tiga hari ke depan atau selama masa pencoblosan belum dilangsungkan. Bagi siapa saja yang ketahuan melanggar ketentuan, Panwaslu siap memberikab mereka sanksi tegas.(sam)
Warga Anggrek Loka Terancam Tak Nyoblos
Ratusan Warga Terancam Golput SERPONG, TAPOS. Empat hari menjelang pencoblosan, perkara Daftar Pemilih Tetap (DPT) masih menimbulkan permasalahan. Hal ini menyusul masih banyak warga Tangerang Selatan yang tidak terdaftar dalam DPT. Seperti yang terjadi di Anggrek Loka, BSD, Serpong. Sejumlah warga merasa kecewa terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangsel lantaran tidak terdaftar dalam DPT. Sehingga mereka terancam tidak bisa menyalurkan aspirasi pada saat pencoblosan 13 November nanti. Salah seorang warga Darmawan, sekitar 40 orang di tiga Rt di Rw 03, tidak tercantum dalam DPT. Padahal, lanjutnya, sebelum diverifikasi menjadi DPT, namanya masih tercatat dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS). “Kami mempertanyakan kenapa nama kami tidak tercantum lagi dalam DPT,” ungkapnya kepada Tangsel Pos, Selasa (9/11). Ironisnya lagi, lanjut Darmawan yang menjadi anggota Kelompok Pa-
nitia pemilihan Suara (KPPS) di wilayah setempat, undangan yang diberikan kepada warga lainnya ternyata yang bersangkutan tidak ada di wilayah itu alias bukan warga setempat. “Masa orang yang tidak ada diberikan undangan pemilihan. Sedangkan bagi kami warga asli Tangsel tidak ada dalam DPT, ini aneh saja rasanya,” imbuhnya. Masih menurut Darmawan, mereka sangat berharap bisa tetap memberikan hak politik untuk memilih calon walikota/wakil walikota Tangsel seperti warga lainnya. Namun, sambungnya, jika mereka tetap bisa mencoblos karena tidak terdata dalam DPT, mereka berharap bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada saat pencoblosan nanti. Hal sama juga dialami ust Abdul Rajak, Sekretaris MUI Tangsel. Pria yang tinggal di Jalan Cilenggang Rt 06/02, Kelurahan Cilenggang ini mengaku sekeluarga tidak terdaftar
dalam DPT. “Saya dan istri tidak terdaftar dalam DPT. Ini artinya saya terancam tidak bisa memberikan hak suara pada Pilkada. Ini bagaimana, saya tinggal dan besar termasuk yang ikut memekarkan Tangsel dari Kabupaten Tangerang kok tidak bisa mencoblos,” kesalnya seraya mengatakan kecewa dengan kinerja KPU Tangsel, yang dinilai tidak becus dalam bekerja. Hal sama juga terjadi di Kelurahan Jurang Mangu, Barat. Diperkirakan 300 pemilih di kelurahan tersebut belum terdaftar ke dalam DPT. Menyikapi hal itu, Anggota KPU Tangsel Agus Supadmo mengaku harus mengkroscek dulu masalah itu sehingga diketahui kebenaran dan jumlah pasti warganya yang tidak terdata di dalam DPT. Mereka berharap, kesalahan itu bisa diminimalisasi setelah didata terlebih dahulu. “Kami akan kroscek dulu ke lapangan, apakah hal itu benar atau tidak,” ungkapnya.(sam)
CIPUTAT, TAPOS. Sejumlah masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meminta pihak pengawas Pilkada Tangsel untuk menertibkan alat peraga kampanye empat pasangan calon walikota/wakil walikota. Hal ini mengingat Rabu (10/11) hari ini merupakan masa tenang, sehingga kegiatan apapun yang terkait dengan politik tidak diperkenankan lagi. Menurut Yusup Efenfi, salah seorang warga Cilenggang, Serpong, sejauh ini dia mengaku banyak sekali melihat alat peraga kampanye empat pasangan calon itu. Mulai dari stiker, pamflet hingga baliho berukuran raksasa sekalipun. Namun sayangnya, lanjut dia, dari sekian banyak alat peraga kampanye milik pasangan calon itu banyak sekali yang tidak memahami etika pemasangan atribut, terutama yang dipasang di pohon. “Saya rasa, timses pasangan calon sekarang ini hanya memikirkan bagaimana menyebarkan alat peraga kampanye tanpa memikirkan efek dari alat peraga kampanye itu. Misalkan saja, alat peraga kampanye yang dipasang di sepanjang jalan Taman Tekhno, yang umumnya dipantek di pohon. Katanya go green, masa pohon dipantekin juga dengan alat peraga kampanye sih,” ketusnya saat ditanya Tangsel Pos, Selasa (9/11). Meski sangat menyayangkan sikap para timses masing-masing calon, dia berharap pihak panwaslu dan pihak terkait lainya untuk segera menertibkan alat peraga kampanye, yang umumnya merusak pohon itu. Menyikapi hal itu, Ketua Panwaslu Tangsel, Muslih Basar mengatakan, mereka sudah berkoordinasi dengan Satpol PP, KPU dan para timses calon agar alat peraga kampanye tidak dipasang lagi pada saat masa kampanye. “Sesuai kesepakatan dengan para timses beberapa hari lalu, alat peraga kampanye disepakati tidak akan dipasang selama masa tenang,” tandasnya. Terpisah, Kepala Satpol PP Tangsel, Rahman Suhendar menambahkan, mereka sudah siap menertibkan semua alat peraga kampanye empat pasangan calon itu. Rencananya, sambungnya, pihaknya sudah terjun dan langsung menertibkan semua alat peraga kampanye itu. Ditargetkan, pada malam itu juga spanduk itu sudah steril selama sebelum masa tenang itu.(sam)
PILKADA TANGSEL
5 POLITISI
2010
SOFYANSYAH/RADAR BOGOR/JPNN
TOLAK. Front Aksi Mahasiswa Universitas Indonesia (FAM-UI) mengadakan aksi damai untuk menolak kedatangan Presiden Amerika Barrack Obama yang datang ke kampus mereka dalam rangka orasi ilmiah, Rabu(10/11).
Pramono Anung Wakil Ketua DPR
Sesalkan Presiden Barack Obama WAKIL Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Pramono Anung menilai bahwa Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, terlihat berusaha sekuat tenaga mendekatkan hubungan antara negeri Paman Sam itu dengan Indonesia. Upaya itu sangat terlihat pada materi pidato Obama dalam sejumlah kesempatan. “Kalau melihat pidato Obama di Istana dan di kampus UI (Universitas Indonesia) kemarin, ada kesungguhan lebih mendekatkan kedua negara,” kata Pramono di Gedung Parlemen, Rabu (10/11). Pram menekankan bahwa kedatangan Obama akan meningkatkan semangat berdemokrasi di Indonesia. “Dia menyebutkan bahwa AS bukan lawan bagi Islam. AS bukan musuh. Dia sempat singgung soal pluralisme,” kata Pram. Meski demikian, Pramono menyayangkan Obama yang tidak menyinggung perusahaanperusahaan Amerika yang ada di Indonesia seperti Freeport dan blok Cepu. “Ini yang harus dibicarakan. Semestinya kedepan benarbenar equal. Benar-benar memberikan keuntungan pada saat kontrak karya,” kata dia. Pramono mengingatkan, kedatangan Obama harus dimaknai dalam spirit global, bukan hanya karena Obama pernah tinggal di Jakarta. “Obama pribadi tidak bisa memisahkan dirinya dengan AS. Jangan hanya melihat dari sisi historis belaka bahwa dia pernah tinggal di indonesia,” ujarnya.(vvn)
CIVIL SOCIETY
MUI Serukan Warga Aktif Memilih MENJELANG hari pencoblosan pasangan calon walikota/wakil walikota Sabtu (13/11) nanti, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tangerang Selatan mengimbau seluruh masyarakat Tangsel agar mengedepankan doa, zikir dan munajat. Menurut Sekretaris MUI Tangsel H Abdul Rozak, imbauan itu dimaksudkan agar masyarakat Tangsel bisa berpartisipasi aktif menyukseskan pilkada. Ia berharap, pilkada berlangsung lancar, aman dan damai. “Kami (MUI) hanya menyerukan agar Pilkada Tangsel bisa berjalan dan diikuti semua masyarakat. Warga juga diharapkan bisa menjaga kondusivitas selama Pilkada berlangsung,” ungkapnya kepada Tangsel Pos, Rabu (10/11). MUI Tangsel juga menyerukan masyarakat untuk hadir di TPS dan memberikan hak politiknya untuk memilih calon pemimpin, sesuai pilihan hati nurani tanpa ada intervensi dari pihak lain. Lebih jauh, MUI menyerukan warga Tangsel agar tetap menjaga ukhuwa wathoniyah atau persaudaraan antar umat beragama serta meninggalkan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama, budaya dan bangsa. “Surat imbaun yang bernomor 42/DPD MUI-Tangsel/X2010 ditujukan kepada seluruh SKPD, camat, lurah serta masyarakat,” tuntasnya. (sam)
Pemantau Independen Desak Segera Ditindak
Panwaslu Soroti Temuan Pembagian Pulsa Kandidat
SETU, TAPOS. Panwaslu akan menindaklanjuti indikasi pelanggaran salah satu pasangan calon nomer urut tiga. Soalnya, pasangan ini diduga membagikan kartu perdana berlambang gambar pasangan itu, dan disertai dengan isi pulsa di dalamnya. Indikasi pelanggaran ini disampaikan tim pemantau independen, Reclassering Indonesia Provinsi Banten itu. Ketua Panwaslu Muslih Basar kepada Tangsel Pos, kemarin mengatakan dalam laporan tim independen itu, mereka menangkap tangan pembagian kar-
tu perdana bergambar ArsidAndre di depan POM Bensin (SPBU) Jalan RE Martadinata Ciputat pada tanggal 6 November pada pukul 16.00. Mereka mengambil simpati masyarakat sebelum memasuki massa kampanye, yang seharusnya digelar pada 29 Oktober silam. Dalam aksi npencurian start kampanye itu, pasangan calon ini membagikan voucer kartu perdana salah satu provider selular yang sesuai dengan nomer urut. Dalam voucer itu senilai uang sebesar Rp 5000
dengan nilai pulsa sebesar Rp 15000. Muslih mengatakan, pihaknya tetap serius dalam menyelidiki pelaporan yang dilakukan oleh Reclassering. Sebab saat ini telah memasuki masa tenang. Namun itu, pihaknya juga harus berhati-hati dalam menerima laporan yang masuk, terkecuali pelanggaran yang ditemukan secara langsung. “Jadi kita juga hati-hati, karena ini masa tenang. Untuk pasangan nomor urut 3, akan diselidiki lebih dalam lagi,” paparnya. Terpisah, Ketua Komisariat
Reclassering Indonesia Provinsi Banten, Imam Fachrudin mengutarakan, Panwaslu dalam hal ini harus bersikap tegas, dikarenakan selama ini belum ada satu pelanggaranpun yang ditindak lanjuti secara kongkret. Ketegasan Panwaslu, tukas Iman, bisa membuat kredibilitas serta kinerja penyelenggara pemantau menjadi baik di mata masyarakat. “Selama ini masyarakat merasa ragu dengan kinerja Panwaslu. Soalnya belum ada gebrakan yang terealisasi,” bebernya. Ia mengatakan pasangan no-
mor urut 3 tidak hanya terbukti membagi-bagikan kartu perdana, namun juga diketahui telah membagi-bagikan sejumlah kerudung untuk warga Pondok Benda Baru, Kecamatan Pamulang, tepatnya di sekitar masjid at-Taqwa wilayah setempat. Indikasi itu ditemukan anggota mereka pada hari Rabu (10/ 11) ini. Atas temuan itu, mereka langsung melaporkannya kepada pihak Panwaslu Tangsel. “Yang menemukannya anggota kami. Saat ini sudah dilaporkan kepada pihak Panwaslu Tangsel,” tegasnya.(sam)
Masa Tenang
Logistik Pilkada Siap Disebar Satpol PP Tertibkan CIPUTAT, TAPOS. Dua hari menjelang pencoblosan Sabtu (13/11) lusa, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan memastikan seluruh logistik untuk Pilkada Tangsel sudah dirampungkan. Hingga kini, seluruh logistik sudah dikirimkan ke Panitia Pemilihan Kecamatan dan siap disalurkan ke Panitia Pemungutan Suara (PPS). Menurut anggota KPU Tangsel Pokja Logistik Samani, logistik Pilkada Tangsel sudah siap 100 persen, dan sudah siap pula digunakan pada pemungutan suara nanti. Ia menegaskan, karena kesiapan logistik sudah rampung semuanya, maka diharapkan kebutuhan akan logistik tidak menemui kendala. Ia kembali menjelaskan, seluruh kebutuhan logistik sudah dimasukan ke dalam kotak, namun kotaknya sendiri
belum disegel. “Penyegelan kotak logistiknya harus menunggu diperiksa dulu oleh masing-masing PPK,” ungkapnya kemarin. Untuk menghindari penyalahgunaan, pihaknya berencana baru akan mendistribusikan logistik itu ke tingkat Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), satu hari satu hari sebelum pemungutan suara. Dikhawatirkan, logistik yang tersimpan lama di tingkat KPPS akan disalahgunaka. “Bahkan kotak suara yang digunakan untuk menyimpan surat suara harus dalam kondisi tersegel saat dikirim ke KPPS. Semua harus dipastikan rapih dan tidak lecet sedikit pun,” tegasnya. Terkait dengan surat suara, Samani mengatakan, suara yang didistribusikan sesuai jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak
732.195 eksemplar ditambah 2,5 persen dari total DPT dan dibagi kepada 1.890 TPS. Setiap TPS menerima satu kotak suara yang berisikan kertas suara, formulir C1 KWK hingga C10 KWK, tinta, paku dan bantal. Barang-barang tersebut dibungkus menjadi enam bagian dengan menggunakan plastik transparan. Untuk surat suara, dimasukan dalam amplop. Dibungkus dengan plastik transparan dan kemudian dimasukan dalam kotak suara serta dikunci. Adapun surat suara yang rusak sekitar 0,31 persen atau kurang lebih 1.000 lembar surat suara yang rusak akibat salah cetak. Semuanya surat suara itu, telah dijadikan barang bukti. “Ini cara kita mengantisipasi terjadinya kerusakan pada kertas suara. makanya kita bungkus rapi dengan plastik,” tuntasnya.(sam)
Atribut Kampanye CIPUTAT, TAPOS. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Selatan, Rabu (10/11) menertibkan ribuan atribut kampanye milik empat pasangan calon walikota/wakil walikota. Penertiban itu menyusul mulai kemarin sudah memasuki masa tenang kampanye. Kepala Satpol PP Tangsel Rahmat Suhendar, menyatakan penertiban dimulai pukul 00.30 kemarin dini hari dan dimulai dari jalan protokol di sepanjang Jalan Raya Pamulang menuju Puspemkot di Jalan Arya Putra. Usai menertibkan atribut di Jalan Raya Pamulang, petugas Satpol PP kemudian bergerak ke Jalan Raya Ciputat hingga Ciputat Timur. Hasil penertiban ini kemudian dikumpulkan di kantor Satpol PP di Jalan Maruga, Ciputat. Meski tidak bisa merinci jumlah atribut yang ditertibkan, na-
Dihiasi Siaran 18 Jam Nonstop secara on air. Syukuran ini dihadiri Pimpinan RITS FM Muslihudin, General Manager Tangsel Pos Rizal Maulana Malik, serta mantan Camat Pondok Aren Agus Suryana. Dalam sambutannya Muslihudin menuturkan sangat bangga dan berterimakasih kepada pendengar setia yang tersebar di seluruh wilayah Tangsel. Tanpa fans setia, RITS tidak akan menjadi besar hingga sekarang ini. “Acara yang kami gelar untuk menghibur fans setia yang selama ini telah menjadi bagian dari keluarga besar kami,” ujarnya. Dia menambahkan hingga saat ini pendengar setia yang tersebar di Tangsel mencapai 4000 pendengar. Hal mencerminkan betapa masyarakat Tangsel ini masih membutuhkan informasi seputar wilayah Tangsel. Seputar berita Tangsel terkini yang dikemas dalam ’Gaya Langkah Aksi Pagi (Galaksi), menjadi acara terfavorit yang didengar pendengar setia. Dimana
mun dia menegaskan spanduk yang ditertibkan itu jumlahnya mencapai ribuan. “Jumlahnya ribuan. Kami akan terus melakukan penertiban dan menurunkan atribut hingga tidak bersisa satupun,” ungkapnya kepada Tangsel Pos, Rabu (10/11). Dikatakanya, selain bergerak ada malam hari ia pun menginstruksikan kepada petugas Satpol PP tingkat kecamatan untuk bergerak di semua kelurahan/desa. “Dalam dua hari ke depan Kota Tangsel harus sudah bersih dari atribut kampanye,” ujarnya. Di tempat terpisah, Ketua Panwascam Setu Damai mengatakan dalam sehari pihaknya berhasil menertibkan sekitar 300. Ratusan atribut ini kemudian disimpan di gudang sebagai barang bukti.(sam)
Community
1st Anniversary RITS FM Tangsel HINGAR bingar kemeriahan pesta ulang tahun ke-1 Radio Informasi Tangerang Selatan (RITS) FM terdengar hingga keseluruh penjuru kota Tangerang Selatan (Tangsel) Selasa (9/11). Dengan mengambil tema ’18 Jam Nonstop’, masyarakat serta pendengar setia yang tergabung dalam Fans RITS pada hari itu benar–benar hanyut di dalam meriahnya pesta, baik yang datang dan menyaksikan langsung kemeriahan acara dari pagi sampai tengah malam hingga pendengar setia di rumah. Meskipun diwarnai turun gerimis yang mengguyur area pesta ulang tahun, namun tidak mengurungkan niat Fans RITS, untuk tetap setia menyaksikan hiburan serta mengikuti lomba, yang telah dilaksanakan mulai dari jam 06.00 hingga 24.00, di pelataran parkir RITS FM di Perigi, Kecamatan Pondok Aren. Acara ulang tahun dibuka dengan senam bareng fans, dilanjutkan dengan hiburan fans dan kreativitas, festival marawis, pesta tumpeng, hiburan seremonial, dan ditutup penampilan artis-artis dangdut lokal. Setiap acara yang digelar bisa langsung dinikmati pendengar setia di rumah
KAMIS
11 NOVEMBER
acara ini disiarkan setiap pagi hari dan diselingi musik yang membuat suasana pagi semakin bersemangat. Ke depan Muslih menambahkan, RITS akan tetap eksis mengudara di Kota Tangsel dan akan memaksimalkan acara off air, serta akan terus menjalin hubungan baik dengan mitra usaha dan media. Selain itu untuk mencakup pendengar sebanyak–banyaknya, dia juga sudah menyiapkan program kerja yang diberi nama
BAGUS/TANGSEL POS
Pendopo Kawasan, yang tersebar di tujuh kecamatan di Tangsel. “Di mana pendopo kawasan menjadi lumbung informasi terkini seputar wilayah Tangsel,” pungkasnya. Sementara itu General Manager Tangsel Pos Rizal Maulana Malik dalam sambutannya, mangungkapkan sangat bangga dengan RITZ Fm yang mana sudah melawati usia pertamanya, dengan berhasil merebut hati pendengar. Sebagai satu–satunya radio di
Kota Tangsel ini, dia mengharapkan ke depan RITS tetap memberikan informasi yang update seputar Tangsel serta bisa merangkul semua kalangan pendengar RITS. “Saya harapkan dengan umur
yang masih terbilang muda ini, RITS tetap fokus terhadap segala informasi Tangsel. Dan jangan sampai terlena dengan semua yang sudah didapat hingga saat ini,” ujarnya.(bgs)
Wawancara Narasumber
: Khomsu Rizal
Jabatan
: Redaktur Pelaksana Tangsel Pos
Tempat
: Kantor Redaksi tangsel Pos
Waktu
: Rabu, 13 April 2011 pk. 17.00 WIB
Bagaimana sejarah Tangsel Pos Sejarah tangsel pos itu didirikan oleh beberapa pihak atau tokoh pers, dalam hal ini adalah bapak Margiono yang membidangi Rakyat Merdeka, terus juga beberapa orang lain, tokoh lain yang juga sama di Rakyat Merdeka, Bapak Budi Rahman Hakim, terus juga beberapa tokoh lain itu melakukan kajian terhadap sebuah wilayah yang saat itu akan dimekarkan dari Kabupaten tangerang. Nah Sebagai orang media maka merasa perlu terlibat untuk mendorong bahwa pemekaran itu dikawal sebaik-baiknya, sehingga tercapailah visi supaya masyarakat yang lebih baik, peningkatan kesejahteraan. Nah Tangsel Pos itu ada untuk itu, mewadahi itu, menjembatani itu, sebagai kontrol sosial, kontrol pemerintahan, chack and balance terhadap keadaan atau keinginan masyarakat hingga tercapainya terbentuknya Kota tangerang Selatan. Sebelumnya mereka berhasil merumuskan bahwa yang paling tepat itu saat itu, mendirikanlah koran lokal khusus yang daerah tangsel yang dimekarkan. Dan kemudian jadilah Tangsel Pos. Apa maksud Motto “Paling mengerti dan Memahami Tangerang Selatan”? Paling mengerti dan Memahami Tangerang Selatan itu karena dia hadir sebagai bagian dari masyarakat yang memahami karakter, tingkat kebutuhan dan apa yang perlu
dilakukan serta melakukan pendidikan terhadap masyarakat, melakukan peran sertanya sebagai nmedia, sebagai media publik. Ketika ia melakukan membikin atau mendirikan media Tangsel pos itu, maka mau tidak mau ia karena sudah memahami dia paling mengerti, dia juga bersama masyarakat untuk melakukan suatu yang belum tercapai. Ini sekedar motto atau sudah termasuk dalam visi misi? Awalnya menjadi visi misi sehingga itu diterjemahkan diaplikasikan atau dijawantahkan menjadi sebuah motto sehingga itu teringat atau terekspresikan yaa dalam setiap produk kita. Bang, biasanya setiap media masa itu punya misi tertentu. Kira-kira adakah misi Tangsel Pos itu sendiri. Baik dibidang politik, hukum, agama dll Iya jadi, kita masih dalam tahap koridor sebagai media umum, media yang meliputi sosial, politik, ekonomi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, sehingga memadankan seluruh berita ataupun tajuk ataupun bahkan tulisan-tulisan yang disampaikan kepada masyarakat. Selalu mencoba mencerdaskan kehidupan masyarakat dalam beberapa bidang itu Kemudian terkain dengan rubrik pemilikada. Kalau tidak salah itu sebelumnya rubrik politika. Bisa dijelaskan bang. Iya politika itu awalnya kita sedang menjadi perss bahwa rubrik itu adalah politika. Ketika momen saat tangsel itu memiliki event besar, pesta demokrasi, maka kita membuka rubrik politika itu dibreakdown menjadi Pilkada. Nah maka muatannya pun juga soal pilkada kota tangsel. Misalkan bagaimana partai politik itu melakukan gerakan-gerakan mengusung, calon-calon, sounding terkait masyarakat, itu di berita pilkada maka sekupnya lebih kecil hanya Pilkada Kota Tangsel.
Ketika sudah ada Rubrik Pilkada, adakah misi tertentu di dalamnya Misi tertentunya adalah bahwa pilkada itu berjalan baik ya, secara demokratis, sesuai pereturan aturan yang berlaku, dan memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat, sehingga tidak terpaut pada siapa calon yang akan masuk asalkan dia itu eee punya visi, y terhadap tangsel itu, yaa itulah kemidian kita menjadi wahana interaksi dengan masyarakat. Antara calon, antara media, dan antara pembaca atau masyarakat secara umum. Baik kemudian setelah adanya rubrik Pilkada itu, kira-kira apa kendalanya? Eeeee sampai sekarang saya kira, setip pemberitaan itu ada eeee pihak-pihak yang merasa diuntungkan dan ada yang merasa dirugikan. Yaa untungnya di kita kadang meminimalisirlah jurang antara pihak-pihak yang berkepentingan itu karena mereka kan ingin menang. Ketika beritanya dikritisi oleh kita atau diblejetilah maka yang harus kita lakukan adalah mengedepankan etika jurnalistik dimana ada keseimbangan antara berita dan narasumber yang berkaitan. Pernakah suatu saat ada fakta dilapangan dua kepentingan yang berbeda. Bagaimana memilahnya? Emm.. saya kira tidak ada y, selama di tangsel pos tidak ada pertentangan dari pihakpihak tertentu yang mencalonkan diri atau pun timses yang apa kemudian memaksa agar meminta berita tertentu, blackcampange, ataupun serangan-serangan terhadap strategi politik mereka, itu tidak terjadi di kita, karena kita mengedepankan apa emm.. keseimbangan.
Apa yang membedakan berita politik Tangsel Pos dengan berita koran lain? Yang paling beda, kita Lokality-nya ya. Dari lokality kita dapet bahwa karena kita memahami dan mengerti tangsel maka lokality-nya kita lebih spesifik. Saat itu saat pilkada kota tangsel. Dan di koran-koran lain tidak halaman khusus yaa yang terkait soal pilkada kota tangsel, adanya di halaman-halaman yang nyebar lah. Kalo di kita di halaman satu ada, halaman politika atau di Pilkada ada juga dalam halaman-halaman yang berkaitan dengan pilkada juga ada. Terkait isi berita bang, biasanya berita seperti apa yang sering memunculkan kontroversi prokontra di masyarakat. Lebih pada kemampuan kita, mengumpulkan bahan berita yang mengkritisi pelaksanaan pilkada atau selama calon atau timnya mengikuti pelaksanaan pilkada itu. Maka setelah kita mengumpulkan bahan-bahan dan itu jadi berita kadang ada pihak-pihak yang merasa wah kayanya kalau ini diketahui masyarakat umum tidak pas karena bagi mereka adalah targetnya menang dan ketika itu diungkap oleh kita seringkali strategi ataupun hal-hal yang ditutup-tutupi dalam hal itu di kita aga terbuka. Bagaimna menentukan judul berita politik? Ya untuk menentukan judul itu emm terakhir adalah tangnggungjawab pada redpel dan pemred. Memang dalam rapat-rapat ada usulan-usulan dari kawan-kawan redaktur, karena shering gagasan, kajian tentang berita-berita yang masuk itu. Emm sehingga ada beberapa pertimbangan kenapa ini harus masuk halaman satu, kenapa halaman politik pilkada, pertimbangannya banyak yaa. Salah satunya tingkat pembaca, yang kedua visi mencerdaskan masyarakat, ketika ini dapet yaa kita akan itu dijadikan berita yang
sangat menarik dihalaman satu, jadi dikata ada unsur lokality-nya lebih kena, lebih mendekati dengan tahap umumnya pilkada. Itulah yang kita jadikan bahan berita. Bagaimana dengan pengaruh pemilik modal? ya kebetulan kalau disini ada beberapa tugas yang masing-masing struktur. Pemilik modal, mereka hanya memberikan modal dan memberi kepercayaan bahwa perusahaan ini dilaksanakan di tingkat managemen. Managemen punya wewenang mengelola distribusi, mencari iklan, mengembangkan koran, pemasaran koran, promosi dan sebagainya. Sementara soal pemberitaan itu ada pada redaksi. Jadi intervensi atau apa pun bahasanya tidak ada kaitannya dengan pemilik modal ataupun manageman. Jika terkait dengan redaksi, biasanya bagian mana yang sering dipotong dalam mengkemas berita. Kalau dipotong, kita belum menemukan soal potong memotong, hal-hal yang seharusnya layak dibaca oleh masyarakat. Yang terjadi justru yang seharusnya dibaca masyarakat yang kita sampaikan. Kalau ada kategori layak dan tidak, yang tidak layak ini seperti apa sih bang Yang tidak itu satu yang berkaitan dengan SARA, ketika kaitannya dengan SARA ya kita tentu ada kajian-kajian lagi yang terkait SARA itu, apakah ia akan menjadi pengaruh besar misalkan ada pembakaran Greja atau apa kemudian Grejanya kita ungkap lebih besar, tapi hal-hal lain semestinya tidak kita ungkap, mangkanya butuh pertimbangan, kelengkapan data, agar beritanya sampai ke masyarakat, sehingga masyarakat tidak akan terpancing. Tetapi dengan berita-berita yang kita tulis justru masyarakat jadi tercerahkan ketika ada peristiwa terjadi ooh ini latarbelakangnya, ini sporadis. Kalau terkait SARA, beberapa hal tidak kita muat.
Bagaimnana Tangsel Pos mengkritisi pemerintah Iya mengkritisi sesuatu adalah tugas kita yaa sebagai media dan fungsi kita, sehingga ketika kita tidak melakukan itu yaa kita mandul. Kita selalu membuat berita-berita, atau menurunkan berita itu ada hal-hal yang mengkritisi agar berdampak pada perubahan yang kita prediksi agar berjalan pada koridor yang ada. Atau memberikan pencerahan kepada masyarakat. Seberapa penting berita politik bersumber dari KPU KPU masih menjadi sumber yang dalam hal ini adalah primer dalam pelaksanaan Pilkada. Karena penyelenggara Pilkada adalah KPU. Maka bicara soal distribusi logistik, waktu pelaksanaan Pilkada, itu kita tidak mengacu pada sumber selain KPU. Tentang aturan-aturan main dalam Pilkada tentunya adalah penyelenggara pilkada itu sendiri, yaitu KPU. Maka posisi KPU ini penting bagi pemberitaan, untuk melengkapi pemberitaan. Kenapa rubrik Pilkada di halaman 5 Iya ada beberapa pertimbangan-pertimbangan, emmmm seberapa besarkah nilai berita itu, manfaat berita itu terhadap pembaca atau masyarakat. Ketika ada beberapa berita yang muatannya itu lebih berkualitas atau berita itu lebih unggul maka itulah yang dijadikan di halaman satu. Nah kalau halaman lima itu adalah yang tidak terakomodir di halaman satu. Kenapa Tangsel Pos tidak mengidekan wacana lain pada H-seminggu pencoblosan? Justru ketika pelaksanaan H-seminggu itu masa-masa rawan sukses tidaknya pelaksanaan Pilkada nah maka bagaimana kita melakukan pengawalan terhadap
pelaksanaan Pilkada itu dari beberapa pihak yang terkait dengan Pilkada salah satunya KPU. KPU misalkan soal pendanaan bagaimana. KPU misalkan kinerjanya dalam melakukan distribusi logistik bagaimana. Nah ketika itu kita dorong dan KPU kemudian menyambut dan yaa akhirnya mereka juga melakukan perbaikan sehingga pelaksanaan Pilkada itu sukses. Bagaimana mekanisme Pra Produksi tangsel Pos Dalam melakukan sebuah huntting berita, kawan-kawan reporter itu sudah punya gambaran, gambaran tentang misalnya ada kebijakan dari kantor. Dalam hal ini adalah rapat redaksi. Rapat redaksi saat itu proyeksi tentang tema-tema atau pun hal-hal yang perlu dilakukan atau yang dihuntting oleh para reporter. Misalkan dalam mengungkap kinerja KPU maka temen-temen yang ada di lapangan, reporter ini melakukan investigasi ataupun reportase ataupun melakukan wawancara kebeberapa pihak-pihak yang terkait dalam berita itu. Kemudian mereka melakukan penulisan, setelah ditulis kita juga di sini ada rapat lagi, rapat redaksi untuk menentukan distribusi berita-berita yang masuk, apakah kekurangannya apa, atau ada kekerangan soal sumber dikonfirmasi lagi, kekurangan data perlu ditambahi lagi. Lalu pelengkap itu didistribusikan kebeberapa redaksi. Bagaimana penerapan kode etik jurnalistik tangsel pos bang Kita ada beberapa ketetapan yang dimulai dari reporternya. Reporter dibekali pengetahuan tentang etika jurnalistik, emm kemudian redaktur melakukan pembinaan terhadap para reporter-reporternya tentang etika jurnalistik itu, lalu di atasnya lagi ada redaktur pelaksana yang juga melakukan pembinaan terhadap realisasi ataupun terhadap aplikasi etika jurnalistik, trus disini juga ada pimpinan ada rapat sidang redaksi dan
kebetulan sidang redaksi ini belum pernah ada karena masih dinilai berjalan dengan baik. Yang diwawancarai
Khomsu Rizal
yang mewawancara
Ahmad Fathul Wahab
Wawancara Narasumber
: Samsudin
Jabatan
: Wartawan Politik
Tempat
: Kantor Redaksi Tangsel Pos
Waktu
: Rabu, 13 April 2011 pk. 18.30 WIB
Apa yang membedakan berita politik Tangsel Pos dengan lainnya Pada prinsipnya semua berita sih sama cuman disini kita bermain anggle dalam artian tiap media itu tentunya tidak menyajikan berita yang isinya itu sama terutama dalam hal judul begitu. Nah disini seorang wartawan dituntun untuk bisa memberikan judul itu sesuai dengan ide dan pikirannya sendiri hasil dari wawancara narasumber. Nah disitulah dapat dilihat bobit dari seorang wartawan dalam memberikan tulisan untuk pembacanya atau masyarakat. Dan masyarakat juga dapat mengetahui bahwa dari isi judul sinkron dengan narasi berita yang diuraikan. Bagaimana menentukan narasumber? Eemm biasanya dalam menentukan narasumber itu kita udah punya ide dulu, ide dalam artian kita udah punya isu berita apa, isu apa yang akan kita anggkat, misalkan kalau isu yang lagi up date itu kita akan mencari narasumber yang emang bisa menjawab isu yang udah kita siapkan sebelumnya gitu. Jadi narasumber ini harus orang yang berkompeten lah dalam artian kalau dian tidak sesuai dengan isu yang kita dapatkan otomatis hasil dari wawancara dan hasil berita kita juga akan jauh berbeda nantinya. Dalam artian jadi untuk narasumber juga udah kita patok dari awal, misalkan Pilkada, biasanya siapa aja,
pengamat politik, KPU, Panwas, calon walikota itu sendiri maupun timses maupun relawan gress root, itu semua bisa kita mintakan keterangan. Untuk menentukan judul tema narasumber itu dari wartawan atau sudah ditentukan sebelumnya Untuk di media Tangsel pos itu sendiri biasanya itu wartawannya sendiri yang bermain dari awal, walaupun karena wartawan itu sudah dari awal mengikuti perkembangan Pilkada itu. Jadi secara otomatis wawasan dia tentang Pilkada juga udah bisa memahamilah apa yang akan dia ketahui, isu apa yang akan dia lemparkan ke narsumnya sendiri, sehingga isu yang sudah ditetapkan dia sendiri tanpa bantuan kantor bisa dijadikan sebuah berita. Nah yang terkait dengan masalah apakah itu sudah ditentukan sebelumnya oleh kantor atau engga, tergantung juga kalau kantor memiliki kepentingan dalam artian dalam hal ini ada kepentingan bisnis mungkin dengan salah satu calon atau pihak tertentu itu biasanya sudah ditentukan juga, dan itu wartawan bisa bermain dengan isu yang sudah diberitahu oleh kantor. Bagaimana dengan Pra produksi? Nah itu yang seperti tadi, dalam proses sebelum menjadi sebuah berita yang layak dibaca dalam bentuk koran misalnyakan, itu kita sudah punya isu yang kita lemparkan kepada narasumber yang sudah emang kita ingin dapatkan jawaban dari dia. Saat itu kita turun kelapangan mencari narasumber itu bisa menemui langsung itu sendiri maupun by phone. Dikarenakan diera moderen sekarang ini by phone lebih mudah digunakan. Dan ketika ide dan jawaban itu kita dapatkan disitu wartawan bermain, bermain dalam artian mengolah bahasa, bahan mentah yang sudah ada menjadi bahan berita yang layak dibaca. Setelah itu wartawan biasanya menulis bahan mentah itu
sebelum akhirnya dikoreksi kembali oleh redaktur. Setelah dikoreksi redaktur kemudian naik ke layout, setelah itu biasanya ada dummy dalam bentuk berita gitu, sudah langsung jadi sebuah koran. Ada rapat redaktur? Engga, komposisinya dalam sebuah koran itu, ada reporter orang yang paling mengerti memahami kondisi lapangan, reporter memberikan data mentah, data mentah dalam artian berita yang emang perlu dikoreksi kembali oleh redaksi masing-masing, setelah dari redaksi baru dinaikan ke layout sebelum dijadikan bentuk koran. Bagaimana tahapan pembuatan berita (salah satu judul) “media center KPU tidak jelas”? Kalau ga salah itu untuk media center itu dalam anggaran KPU sendiri ada 130 juta, nah biasanya kan teman-teman wartawan juga berkumpul di KPU, dalam artian berkumpul mencari berita. Di KPU sendiri ada yang namanya Media center, nah oleh kita karena emang kita sudah memahami qo media centernya seperti ini kita pertanyakan istilahnya dengan anggaran senilai 130 juta itu tapi kondisi media center ini eeeee ngga sesuai gtu, 130 juta hanya untuk satu papan triplek, satu unit komputer, dua meja sangat tidak rasional anggaran 130 juta itu. Disini kita bermain. Apakah judul “Media center KPU Tidak jelas” sudah direncanakan sebelumnya atau bagaimana? Intinya teman-teman dengan kondisi yang sehari-hari di lapangan, dengan terus kita bermain-main, anggaran atau segala macam dari KPU itu sendiri, biasanya ide itu tercetus dengan sendirinya ketika kita berada disuatu tempat itu. Dalam artian ketika kita mengamati kondisi media center itu dengan anggaran yang sudah ada dalam otak
kita masing-masing kita pertanyakan, loh qo anggaran 130 juta media centernya bentuknya cuma seperti ini. Berawal dari ide sendiri. Jadi sudah ada kepekaan sendiri. Bagaimana dengan akhir stiap tulisan politik? Eeemmmm biasanya kalau dari berita politik itu sama, yang diharapkan itu adalah umpan balik dari masyarakat, effek. Ketika berita ini dibaca oleh masyarakat jadi masyarakat pun akan tahu dan memahami bahwa anggaran segitu besar untuk media center misalkan arahnya kemana, mereka ke masyarakat juga bertanya apakah seperti itu kondisinya atau anggaran ini dimark up oleh pihak KPU itu sendiri. Berita politik pro kontra seperti apa bang Yang berkaitan dengan pro kontra berita politik itu menarik sebenarnya. Menarik dalam artian disini biasanya lawan-lawan politik dari masing-masing calon lah tarolah misalkan sekarang ini kita membicarakan masalah pilkada tangsel. Biasanya untuk masalah pilkada seperti ini saling menjatuhkan, saling shywar antara calon satu dengan lainnya, antara simpatisan terus pendukung-pendukung selalu mewarnai dalam sebuah pilkada dan itulah dikatakan dengan prokontra dalam hal ini ketika calon yang satu atau simpatisan yang satu melemparkan isu ini
kemudian direspon balik oleh lawan
politiknya akan terjadi pertarungan sengit, akan terjadi saling lempar isu yang kemudian menjadi siapa yang kuat memainkan isu, siapa yang kuat memiliki strategi politik dalam hal ini dialah yang akan memenangkan pilkada ini. Bagaimana jika ada pihak-pihak disaat yang bersamaan memiliki kepentingan sama, mana yang akan didahulukan Aaa dalam sebuah politik tidak bisa dilepaskan dari kepentingan masing-masing calon punya kepentingan terhadap wartawan itu sendiri khususnya pada media pada umumnya
begitu juga dengan KPU, KPU juga tidak ingin tercoreng nama baiknya dalam melaksanakan PILKADA. Nah biasanya disini dibutuhkan kepekaan dan kecermatan dari seorang wartawan itu sendiri dan diutamakan itu efeknya untuk masyarakat. Ketika kalau kita bicara anggaran itu biasanya kita akan mengangkat masalah yang emang perlu dikritisi dari pada hal-hal yang baik, hal-hal yang menarik, bukan berarti hal-hal positif misalkan kemajuan pembangunan atau semacamnya kita kesampingkan, akan tetapi disini masyarakat membutuhkan pengetahuan masalah kemana larinya anggaran dengan kondisi seperti itu. Biasanya kita sering mengangkat hal-hal yang emang perlu diketahui oleh masyarakat, hal-hal yang menyimpang. Bagaimana tentang komplain dari narasumber? Selama pelaksanaan pikada dan kita membuat berita itu hampir-hampir tidak pernah lepas dari komplain yaa, selalu ada komplain itu dan itu udah makanan sehari-hari buat wartawan dalam artian ketika berita itu disajikan dan bidaca oleh semua orang dan pihak yang disebutkan namanya, misalkan KPU disebutkan namanya pasti komplain itu selalu ada. Qo ga sesuai dengan hasil wawancara kemarin. Biasanya antara narasumber dengan hasil wawancara biasanya memiliki persepsi masing-masing, wartawan merasa dari segi ini yang menarik, persepsinya seperti ini yang menarik, sementara dari narasumber persepsinya seperti ini, dan disini kemungkinan tidak akan jarang sekali itu sinkron antara bukan ga sinkron yaa kalau ga sinkron itu mempelintir namanya. Kalau masalah komplain itu setiap hari. Komplain itu biasanya ke wartawan langsung atau ke mana? Kalau wartawannya sendiri ga bisa dihubungin atau ga bisa dipertanyakan kenapa nulis berita seperti itu ga sesuai dengan hasil wawancara sebelumnya, itu biasanya mereka
akan lari ke bagian redaksi, tapi seandainya kalau wartawannya bisa ditemui langsung kenapa beritanya seperti itu, kita bisanya memberikan jawaban bahwa apa hasil wawancara kemarin persepsi antara bapak dengan pihak wartawan itu berbeda. Bgaimana dengan kinerja KPU Secara umum kalau kita lihat kinerja KPU, yaa secara pribadui sih aga dilematis juga memberikan penilaian, kalau dari sudut pandang sebagai wartawan sendiri KPU sudah all out lah, maksimal dalam melaksanakan pilkada walaupun hasil bisa diketahui bahwa tingkat partisipasi masih sangat dibilang rendah hanya lima puluh sekian sekian persen dan itu untuk legitimasi sebuah pilkada itu sangat diragukan untuk calon walikota terpilihnya nanti. Tapi dengan limit waktu yang dimiliki KPU yang hanya 6 bulan, pripare dari awal yaa mereka dapat dikatakan sudah maksimal sehingga Pilkada itu terlaksana sukses dalam pelaksanaannya tanpa ada chaose segala macam, hal-hal lain lah walaupun di sisi lain ada komplain dari pihak calon satu dan calon lainnya. Tapi secara umum pelaksanaan Pilkada oleh KPU dengan tengat waktu 6 bulan bisa dikatakan sukses juga. Bagaimana dengan Kode etik Jurnalistik Biasanya dalam peliputan setiap hari wartawan tidak bisa melepaskan diri dari kode etik jurnalistik yang tertuang dalam UU Pers. Dalam hal ini wartawan dituntut memberikan menyajikan sebuah berita yang akurat yang up to date yang emang bener-bener sesuai dengan data dan fakta yang terjadi di lapangan, itu yang selalu dipikiran kita itu dan itu tidak terlepas dari 5W+1H dan UU Persnya itu sendiri. Itu yang membuat wartawan itu tidak bisa kemana-mana karena sudah punya kode etik dan UU yang melindunginya terlepas dari nantinya ada komplain atau apa dari narsum yang tidak puas dengan isi
berita yang kita sajikan, tapi kode etik selalu dipegang oleh setiap wartawan selama menjalankan tugas. Adakah pembinaan dari redaktur Biasanya selalu ada terutama untuk wartawan-wartawan yang memang jam terbangnya itu masih lumayan minim.
Yang diwawancarai
Samsudin
yang mewawancara
Ahmad Fathul Wahab