TAHAPAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BAKTI SOSIAL (BAKSOS) RCTI PEDULI DAN BEM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI (BEM FIDKOM) DI DESA MARGALUYU KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Selly Oktaberti NIM: 108054000016
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2015 M
ABSTRAK Selly Oktaberti 108054000016 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat pada Program Bakti Sosial (Baksos) RCTI Peduli dan BEM Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidkom) di Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Program Baksos ini diadakan di Desa Margaluyu dikarenakan desa ini merupakan salah satu desa terparah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi pada tahun 2009, baik dalam struktur maupun infrastruktur. Program baksos ini meliputi beberapa kegiatan, akan tetapi penelitian ini hanya difokuskan pada program pendidikan. Alasannya, 72,85% penduduk desa tidak sekolah. Dari 8442 jiwa, hanya 21 orang yang mengenyam pendidikan hingga tingkat sarjana. Studi ini bertujuan untuk melihat tahapan-tahapan pemberdayaan masyarakat pada program pendidikan dan hasil pencapaiannya yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010-2011 di SMP Negeri 3 Pangalengan, Desa Margaluyu. Secara metodologi, studi ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode, yaitu wawancara mendalam, pengamatan (observasi) terhadap tahapan-tahapan kegiatan dan hasil kegiatan, dan pengumpulan dokumentasi. Secara umum, peneliti menemukan bahwa tahapan-tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom di Desa Margaluyu, khususnya di bidang pendidikan sudah dijalankan dengan baik. Tahapan-tahapan yang dijalankan meliputi: tahap persiapan, tahap assesment, tahap perencanaan alternatif program, tahap pemformulasian rencana aksi, tahap pelaksanaan program, tahap evaluasi, dan tahap terminalisasi. Tujuh tahapan tersebut diterapkan secara utuh dan menyeluruh pada program-program pendidikan yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Pangalengan. Hasil pencapaian program yang diselenggarakan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom sangat bermanfaat, khususnya bagi siswa-siswi SMP Negeri 3 Pangalengan. Siswa-siswi merasa lebih semangat dalam belajar dan lebih termotivasi untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, siswa-siswi juga lebih berani mengutarakan pendapatnya baik itu kepada guru maupun sesama siswa, sehingga memudahkan komunikasi antarsekolah. Banyak siswa-siswi juga lebih bisa menggali dan mengembangkan kelebihan atau minat dan bakat mereka, khususnya di bidang penulisan karya tulis, fotografi, dan OSIS.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang ke seluruh umat manusia. Penelitian dan Penulisan skripsi ini dapat selesai atas berkat rahmat-Nya.Tanpa rahmat kesehatan dan kekuatan fisik yang diberikan-Nya, penelitian dan penyusunan hasil karya intelektual peneliti ini yang berjudul Tahapan Pemberdayaan Masyarakat pada Program Bakti Sosial (Baksos) RCTI Peduli dan BEM Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi (Fidkom) di Desa Margaluyu kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung mungkin tak akan selesai. Shalawat dan salam tak pernah berhenti selalu tercurah kepada Baginda Nabi Besar dan Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi panutan bagi kehidupan bermasyarakat. Hasil karya intelektual ini penulis persembahkan secara khusus kepada kedua orang tua saya ayahanda Syahrial Chan dan ibunda Cicin Kuraesin. Dengan izin, ridha, dan doanya lah penulis dapat menjadi seperti ini. Cinta dan sayang yang mereka berikan kepada penulis merupakan motivasi bagi penulis. Teruntuk uda Ilhamsyah, terima kasih atas doa, sayang dan motivasinya kepada penulis. Terima kasih pun tak lupa penulis ucapkan untuk kak Santi Safitri, yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. Semoga kita semua dapat menjadi keluarga yang selalu di ridhai oleh-Nya. Terima kasih yang tak terhingga kepada Keluarga Besar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan khazanah keilmuan dalam pendidikan, keorganisasian, dan
ii
kemahasiswaan penulis selama ini, yaitu: Dr. Arief Subhan, MA (Dekan FIDKOM), Suparto, M Ed, Ph D (Wakil Dekan 1), Dr. Hj. Roudonah, M.A (Wakil Dekan II), Dr. Suhaimi, M.Si (Wakil Dekan III), Dr. Wahyu Prasetyawan, MA (Pembimbing Akademik Penulis), Wati Nilamsari M, Si (Kajur PMI dan Dosen Pembimbing skripsi ini), M Hudri, MA (Sekjur PMI), dan dosen-dosen lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu demi satu. Penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada narasumber primer dan sekunder penelitian skripsi ini yaitu: Dea Devi Puji Astuti, Tria Widi Astuti, Widya Nuriyansyah, Nia Tuti Kurniati, Ayu Lestari, Dea Devi Puji Astuti, Rauf, Silvi Lisdiani, Yudi Kurnia, Mika Herawati, Tria Widi Astuti, Sri Sunarti, Neng Nuryulianty, Yuyun Yuningrat, Pitri Handayani, Lilis Samsiyah, Restiana, Ira Nuraeni, Santi Mardiani, Eneng Ima Hasanah, Cep Dani, Anggi Setiawan Hermansyah selaku siswa SMP Negeri 3 Pangalengan, dan Bapak Sundratatono, bapak Cecep Rahman Nurzaman selaku guru. Bapak Edi Mulyadi selaku Kepala Desa Margaluyu, Bapak Agus Sukana selaku Kepala Dusun Dua, Bapak Hartawan Hari Permadi selaku CO RCTI Peduli, Sabir Laluhu selaku Presiden BEM Fidkom 2010-2011, Irfan Faqih selaku Ketua Panitia, Wahyu Riyanto dan Iqbal Maulana selaku panitia Baksos. Kepada keluarga besar Kosan Cinta, ka Shulhan Rumaru, kang Dani, uda Roby Ardiyanto, kak Abdul Rahman, Dini Nurdiyani, Terima Kasih Atas pembelajaran tentang kehidupan, dan atas seringnya diskusi bersama penulis, sehingga membuat pikiran penulis semakin dewasa. Tawa dan canda kalian tidak akan terhapus dari benak penulis.
iii
Ucapan terima kasih, tak lupa penulis sampaikan kepada Sabir, atas semangat, perhatian, cinta dan sayang yang telah dilimpahkan kepada penulis, serta bimbingannya yang membuat penulis selalu mempunyai wawasan baru. Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan ini. Kepada keluarga besar jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), khususnya teman-teman seperjuangan, Erna milana, Putri Nurul Lita, Ellyati, Siti Innayah, Nuris Annisa, Bagus Adipratama, Suandi (Blawong), Rodi Hanedi, Zul Fikar, Sugeng mulyadi, terima kasih atas kebersamaan kita dalam menuntut ilmu. banyak pengalaman berharga yang penulis dapatkan bersama kalian. Terima kasih kepada Kepada keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (HMI Komfakda) dan HMI Cabang Ciputat, yang telah memberikan banyak pelajaran mengenai organisatoris, banyak hal baru yang penulis dapatkan selama menjadi kader HMI. Di luar itu semua penulis memohon maaf bila ternyata dalam skripsi ini ditemukan banyak kekeliruan dan kekurangan. penulis hanya berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi orang yang membacanya.
Ciputat, 11 Maret 2015
Selly Oktaberti
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………………………………….....…..i KATAPENGANTAR……………..………………………………………...…....ii DAFTAR ISI…….………………………………………………………………..v DAFTAR TABEL …………………………..…………………………………viii DAFTAR GAMBAR .……………...…………………………………..………..ix DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………..…………..……….x
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………..1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………………...5 C. Tujuan dan ManfaaPenelitian……………………………………………..6 D. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………….…7 E. Metodologi Penelitian……………………………………………………..8 F. Sistematika Penulisan …………………………………………………....17
BAB II. KERANGKA TEORI A. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat ………………………………….....19 1. Pengertian Tahapan Pemberdayaan Masyarakat………………..……19 2. Unsur Tahapan Pemberdayaan Masyarakat…………………….……19 B. Masyarakat…….………………………………………………………....24 1. Pengertian Masyarakat……………………………………………….24 2. Tipe – tipe Masyarakat ……………………………………………....27 C. Bakti Sosial (Baksos)…………………………………………….………30
BAB III. PROFIL RCTI PEDULI, BEM FIDKOM DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. RCTI Peduli………………….…………………………………………..31 1. Pengertian RCTI Peduli………...……………………........................31 2. Tugas, Fungsi dan Kewajiban RCTI Peduli……………….................31 3. Program dan Ruang Lingkup RCTI Peduli……………………….….31 4. Struktur Pengurus RCTI Peduli……………………………………...32 B. BEM Fidkom… ……………………………………………………….....32 1. Dasar Hukum BEM Fidkom...………………………………….……32 2. Pengertian BEM Fidkom……………………………………………..33 3. Tugas,Fungsi dan Kewajiban BEM Fidkom...………………..……...34 4. Program dan Ruang Lingkup BEM Fidkom... ……………………....35 5. Struktu Kepengurusan BEM Fidkom 2010-2011...……………….…36 C. Letak Geografis Desa Margaluyu…………….……………………….....37 1. Sejarah Desa Margaluyu…………………………………………......37 2. Komposisi Penduduk…………...……………………………………38 3. Kondisi Sosial, Ekonomi,Agana dan Pendidikan……………...…….39 4. Struktur Pemerintahan Desa Margaluyu………………………..……43
v
BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Penerapan Tahapan-tahapan Pemberdayaan Masyarakat ……………...45 1. Tahap Persiapan ……………………………..………………………45 2. Tahap assesment …………………..…………………………………50 3. Tahap Perencanaan Alternatif Program………………..…………….52 4. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi …………………………..…..55 5. Tahap Pelaksanaan Program……………………..…………………..57 6. Tahap Evaluasi……………………………..………………………...64 7. Tahap Terminalisasi…………………………..……………………...67 B. Hasil Pencapaian Program………… ……………………………………67
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan….. …………………………………………...……………..71 B. Saran….………………………………………..…………………………73
DAFTAR PUSTAKA……………..…………………...……...………………...74 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Margaluyu Berdasarkan Tingkat Pendidian…………………………………………………………………..4 2. Tabel 2. Kerangka Sampling………………………….………………….12 3. Table 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin……………...39 4. Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ………....40 5. Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama yang dianut…….….42 6. Tabel 6. Daftar Nama Guru SMP Negeri 3 Pangalengan………………..45 7. Tabel 7. Daftar Peserta Pelatihan Karya Tulis dan Mading……………...58 8. Tabel 8. Daftar Peserta Pelatihan Fotografi……………………………...59 9. Tabel 9. Daftar Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa………...…61
viii
DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Bimbingan Skripsi 2. Surat Keterangan Penelitian 3. Surat Permohonan Penelitian atau Wawancara 4. Berita Acara Penelitian 5. Hasil wawancara 6. Foto wawancara 7. Daftar Peserta Pelatihan 8. Foto Penelitian
x
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Logo BEM FIDKOM ………………………………………..34 2. Gambar 2. Foto bagan struktur pemerintahan……………………………44 3. Gambar 3. Mading di SMPN 3 Pangalengan yang masih ada sampai penelitian berlangsung…………………………………………………...69
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kehidupan suatu Masyarakat
tidaklah
statis, melainkan mengalami
perubahan dalam pergeseran seiring dengan terjadinya perubahan dan kemajuan dalam kebudayaannya. Perubahan itu akan berjalan terus menerus, walaupun kecepatan masing-masing tidak selalu sama. Perubahan sosial dapat berupa perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, sikap dan prilaku warga masyarakat, sistem pelapisan dalam masyarakat, lembaga-lembaga sosial, kekuasaan dan wewenang, tindakan sosial, interaksi sosial dan berbagai proses sosial lainnya.1 Faktor pencetus terjadinya perubahan sosial dapat berasal dari dalam (intern) masyarakat yang bersangkutan. Tidak ada satupun masyarakat (negara) yang dapat berdiri sendiri tanpa berinteraksi dengan bangsa lain di dunia. Suatu hal yang mustahil jika ada klaim bahwa suatu bangsa yang tidak terlibat dalam percaturan dunia akan tetap eksis berdiri. Fenomena ini tidak lepas dari adanya arus pergerakan pengaruh dari suatu bangsa kepada bangsa lainnya yang acap kali diidientikan dengan istilah “globalisasi”. Seiring dengan pesatnya dinamika perubahan dunia dalam berbagai aspek kehidupan membuat semakin sulit bagi setiap negara untuk menghindari pengaruh eksternal yang besar dari proses perubahan sosial tersebut. Berbicara tentang globalisasi sering kali diidentikan dengan perkembangan pasar dunia semata, 1
Syamsir Salam, Sosiologi Pedesaan, (Ciputat; Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 123.
1
2
pada hal aspek globalisasi bukan hanya dalam sektor ekonomi, tetapi telah merambah kesegenap dimensi kehidupan. 2 Masyarakat merupakan sebuah komponen dalam pembangunan Bangsa dan Negara. Sebagai komponen, masyarakat dituntut untuk terus berkarya, beraksi dan memberikan kontribusi positif. Berkarya, berkreasi dan memberikan kontribusi terwujud dengan nyata jika masyarakat telah memiliki kemauan, kemampuan, dan kepribadian dalam diri setiap individunya. Tanpa kita sadari daerah pedesaan jarang tersentuh oleh gelombang pembangunan dan pertumbuhan baik ekonomi, pendidikan, keagamaan, teknologi komunikasi informasi, politik dan pembangunan kemampuan masyarakat. Karena kebanyakan pembangunan lebih terpusat di daerah perkotaan. Dari penjelasan di atas jelas bahwa masyarakat perlu perubahan untuk mecapai kemajuan, begitu pula masyarakat Desa Margaluyu, semenjak terjadinya bencana alam gempa bumi tahun 2009 lalu, masyarakat Desa Margaluyu banyak mengalami kemunduran dalam perkembangan sosial. Kemunduran yang lain adalah terdapat pada anak-anak, antara lain sikap trauma yang dialami sebagian besar
anak-anak
tersebut.
Sehingga
mereka
untuk
bersekolah
dan
mengekspresikan dirinya merasa agak kurang berani dan peraya diri 3. Padahal sebelum gempa bumi yang terjadi di tahun 2009 lalu, keadaan Desa Margaluyu sedikit lebih maju, karena desa ini merupakan desa yang banyak memiliki lahan untuk berkebun. Hal ini terbukti dari banyaknya perkebunan teh, tomat, kol, cabai, dan masih banyak lagi.
2
Syamsir Salam, Sosiologi Pedesaan, (Ciputat; Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 123. 3 Wawancara pribadi dengan Bapak Edi Mulyana selaku Kepala Desa Margaluyu, 17 Februari 2014, di kediaman Bapak Edi Desa Margaluyu, Bandung.
3
RCTI Peduli sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial berusaha untuk menjalin kerjasama dengan mahasiswa sebagai salah satu komponen masyarakat di tuntut untuk menjembatani kesenjangan pembangunan. hal ini dilakukan oleh RCTI Peduli agar mahasiswa dapat terjun langsung menangani permasalahan sosial yang ada di masyarakat dan sesuai dengan Tri Darma Perguruan tinggi yang inti ketiganya adalah pengabdian untuk masyarakat. Dengan kata lain panggung kuliah mahasiswa sebenarnya adalah di masyarakat. 4 Dalam hal ini RCTI Peduli menggandeng Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi (BEM Fidkom) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai lembaga kemahasiswaan, BEM Fidkom mayakini bahwa teori yang didapatkan di perkuliahan dan kemampuan yang dimiliki hendaknya dapat diabdikan kepada masyarakat. RCTI Peduli dengan BEM Fidkom dalam hal ini mengadakan Program Sosial yang diberi nama “Bakti Sosial (Baksos) 2011” dengan tema “Terbinanya Masyarakat Komunikatif, Produktif dan Mandiri”. Dalam program Baksos 2011 ini terdapat berbagai macam program di antaranya: 1.
Sosial kemasyarakatan. Program ini terdiri dari tiga sub program yakni, pemberian motivasi pasca bencana, pembuatan papan nama aparat desa, dan pembuatan papan petunjuk arah.
2.
Pendidikan. Dalam program ini terdapat lima program yaitu, pengajaran di sekolah tingkat Sekolah Dasar (SD) dan SMP, pembekalan motivasi menghadapi Ujian Nasional (UN) tingkat SD dan SMP, pelatihan karya tulis
4
Wawancara dengan Bapak Hartawan Hary Permadi selaku Humas RCTI Peduli, 21 Desember 2012, di Gedung RCTI.
4
dan mading di SMP, pelatihan dasar fotografi di SMP, dan Latihan Dasar Kepemimpinan Sekolah (LDKS) untuk OSIS SMP. 3.
Kepemudaan. Dalam bidang kepemudaan ada tiga bentuk sub program yakni, pelatihan da’i di Tempat Pengajian AL-Qur’an (TPA), nonton bareng pemuda, dan kerja bakti. Dari program-program di atas, yang menjadi fokus penelitian adalah di
bidang pendidikan. Karena tingkat pendidikan di Desa Margaluyu sangat rendah, di mana 72,85% dari sejumlah 6105 orang dari total penduduk 8442 orang tidak mengenyam pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan komposisi data penduduk Desa Margaluyu berdasarkan tingkat pendidikan. Tabel 1 Komposisi Penduduk Desa Margaluyu Berdasarkan tingkat Pendidikan
No Pendidikan 1 Tidak Sekolah 2 Tidak Tamat SD 3 SD 4 SMP 5 SMA 6 SARJANA Jumlah Total Penduduk
Jumlah 6105 orang 301 orang 1201 orang 241 orang 573 orang 21 orang 8442 orang
Persentase 72,85 % 3,56 % 24,88 % 2,85 % 6,78 % 0,24 % 100 %
Sumber: Laporan akhir tahun 2011 Kepala Desa Margaluyu Salah satu faktor yang menyebabkan tingkat pendidikan rendah di Desa Margaluyu adalah letak sekolah yang jauh, serta faktor ekonomi. Dari program pendidikan ini, RCTI Peduli dan BEM Fidkom 2010-2011 melakukan program pendidikan formal dan non formal, dari pendidikan formal ini seperti melakukan pengajaran mata pelajaran di SD dan SMP, karena di Desa Margaluyu sangat minim tenaga pengajar. Sementara itu dari pendidikan non
5
formal RCTI Peduli dan BEM Fidkom melakukan program-program seperti pelatihan fotografer,
pelatihan pembuatan karya tulis, pemberian motivasi pra
ujian nasional yang diadakan di SMP. Program-program itu dilakukan untuk mengasah dan menambah keterampilan mereka. Berangkat dari pemaparan di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian yang terkait dengan judul “Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Pada
Program
Bakti Sosial (Baksos) RCTI Peduli dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fidkom di Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan”.
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Banyak program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom di
Desa Margaluyu, Namun dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada program pendidikan tingkat SMP di Desa Margaluyu. 2. Perumusan Masalah Dari latar belakang dan pembatasan masalah diatas, untuk mempermudah penelitian maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut: a.
Bagaimana tahapan pemberdayaan masyarakat pada program pendidikan yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom di Desa Margaluyu?
b.
Bagaimana hasil pencapaian program pendidikan yang dilakukan RCTI Peduli dan BEM Fidkom di Desa Margaluyu?
6
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui tahap pemberdayaan masyarakat pada program pendidikan yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom di Desa Margaluyu. b. Untuk mengetahui
hasil pencapaian
program pendidikan
yang
dilakukan RCTI dan BEM Fidkom di Desa Margaluyu. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya teoriteori sosial yang berkaitan dengan ilmu sosial pada jurusan Pengembangan Masyarakat Islam khususnya, umumnya pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman serta meningkatkan kemampuan dalam menganalisa berbagai kegiatan pengembangan masyarakat di Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan secara khusus. a. Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi para
pembaca
dan
pekerja
sosial
yang
berkaitan
dengan
pemberdayaan masyarakat. 2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi RCTI Peduli dan BEM Fidkom dalam menyusun atau membuat
7
program dan strategi dalam pemberdayaan masyarakat terhadap kesejahteraan masyarakat.
D. Tinjauan Pustaka Penelitian skripsi ini tentunya menggunakan studi pustaka yang terkait dengan tema penelitian. Terdapat beberapa karya ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi, antara lain: 1. Penulis merujuk pada Jurnal Berdaya 3 maret 2011, yang berjudul “Prioritaskan Kegiatan Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat” yang ditulis oleh Ali. Dalam jurnal ini dibahas tentang tahapan Pemberdayaan Masyarakat melalui pelatihan kader. Pelatihan kader ini dilakukan agar para kader dapat menjadi pelatih profesional dalam hal pemberdayaan masyarakat. 2. Selanjutnya, juga skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pendidikan Formal dan non formal di Desa Praya, Lombok Tengah”
yang diteliti oleh Baiq Santi Rengganis , Mahasiswa
Universitas Mataram. Pada penelitiannya, baiq santi rengganis membahas tentang bagaimana memberdayakan masyarakat, khususnya siswa-siswi SMP melalui program pendidikan formal dan non-formal. Dalam penelitiannya di bahas juga perbedaan tahapan pemberdayaan masyarakat melalui program pendidikan formal dan non-formal. 3. Skripsi yang berjudul “Tahapan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat PT. Mercedes –Benz distribution Indonesia Ciputat melalui Program Pelatihan keterampilan Otomotif” yang diteliti oleh Afrieda Marthatilla,
8
mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta 2010, dalam penelitiannya dengan jelas yang dipotret adalah pada tahapan pelaksanaan program pelatihan otomotif. Meskipun penulis melakukan rujukan terhadap skripsi tersebut, penelitian yang dilakukan penulis tetaplah berbeda.
Dalam hal ini penulis membahas
tentang tahapan pemberdayaan masyarakat pada program baksos di Desa Margaluyu, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Pada penelitian ini penulis juga membahas tentang hasil dari program pendidikan yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom.
E.
Metodologi Penelitian
1.
Pendekatan Penelitian Dalam Penelitian ini Penulis menggunakan Pendekatan penelitian kualitatif.
Sebagaimana menurut Bogdan dan Taylor dalam Bukunya Lexy. J. Moleong mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi penelitian ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan. 5 Adapun alasan menggunakan pendekatan kualitatif ini yaitu, agar dapat mengetahui lebih rinci mengenai tahapan pemberdayaan masyarakat pada program baksos RCTI Peduli dan BEM Fidkom di Desa Margaluyu, dan agar 5
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan XXVII (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h. 4 .
9
lebih mengetahui proses pelaksanaan program yang dilakukan, serta mengetahui hasil pencapaian program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif juga bertujuan agar mengetahui kondisi masyarakat Desa Margaluyu, yang mana berdasarkan keterangan aparat Desa, Desa Margaluyu merupakan salah satu Desa terparah korban bencana alam gempa bumi, pada tahun 2009 silam. 2.
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi, wawancara, catatan-catatan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menggambarkan dan menganalisis secara menyeluruh tahapan pemberdayaan masyarakat pada Program baksos RCTI Peduli dan BEM Fidkom di Desa Margaluyu. 3.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Tepatnya di dusun dua. 4.
Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Margaluyu dan SMP Negeri 3 Pangalengan, RCTI Peduli, dan BEM Fidkom periode 2010-2011. b. Objek Penelitian
10
Objek dalam penelitian ini adalah Tahapan Pemberdayaan Masyarakat pada program Bakti Sosial. 5.
Sumber Data Peneliti membagi sumber data penelitian menjadi dua :
a.
Data Primer Data primer adalah data - data yang di peroleh saat penelitian itu dilakukan.
Baik dalam bentuk dokumentasi, wawancara atau observasi. data yang belum tersedia sehingga untuk menjawab masalah penelitian, data harus di peroleh dari sumber aslinya. Data primer ini dibagi menjadi dua sumber data, yaitu : 1) Data Primer Utama.
Data Primer utama adalah data yang diperoleh
secara langsung dari subyek penelitian, yaitu warga Desa Margaluyu yang terdapat di dusun dua. Tepatnya siswa dan guru di SMP N 3 Pangalengan. Siswa yang kami wawancarai antara lain Dea Devi Pujiastuti dan Tria Widi Astuti dilhat dari data absensi peserta merakalah yang mengikuti semua kegiatan yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom kemudian guru yang kami wawancarai adalah Bapak Sundratatono yang pada saat itu menjabat selaku wakil kepala sekolah dan pak Cecep Rahman Nurzaman selaku guru yang pada saat program berlangsung mereka turut mengalami dan merasakan program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom. Selain itu penulis juga mewawancarai Bapak Edi Mulyadi selaku Kepala Desa Margaluyu, Bapak Agus Sukana selaku Kepala Dusun Dua, Desa Margaluyu.
11
2) Data Primer Pendukung, yaitu data yang di peroleh dari pengurus RCTI Peduli dan pengurus BEM Fidkom 2010-2011. pada penelitian ini data primer yang diperoleh oleh penulis berupa wawancara dengan Bapak Hartawan Hari Permadi selaku CO di RCTI Peduli, wawancara dengan Sabir laluhu selaku Presiden BEM Fidkom 2010-2011, dan Irfan Fakih selaku Ketua Pelaksana Baksos 2011, Wahyu Riyanto dan Iqbal Maulana selaku panitia BAKSOS. Untuk lebih jelasnya, subyek penelitian dapat dilihat pada kerangka sampling di bawah ini : Tabel 2 Kerangka Sampling Sumber Data
Nama Jabatan Subyek Dea Devi Siswa kelas VIII Fuji Astuti A SMP N 3 Pangalengan Widya Nuriansyah
Siswa Kelas VIII C SMP N 3 Pangalengan
Nia Tuti Siswa Kelas Kurniawati VIII D SMP N 3 Pangalengan Primer Utama
Ayu Lestari
Tria Astuti
Siswa Kelas VII C SMP N 3 Pangalengan
Widi Siswa kelas VII D SMP N 3 Pangalengan
Sri Sunarti
Siswa Kelas VIII D SMP N
Alasan Memilih Subyek Penelitian untuk mendapatkan informasi tentang Program pelatihan fotografi untuk mendapatkan informasi tentang Program pelatihan fotografi untuk mendapatkan informasi tentang Program pelatihan fotografi untuk mendapatkan informasi tentang Program pelatihan fotografi untuk mendapatkan informasi tentang Pengajaran dan program pelatihan karya tulis dan mading selama Program Baksos Untuk mendapatkan informasi tentang
12
3 Pangalengan Neng Nuryulianty
Siswa Kelas IX C SMP N 3 Pangalengan
Yuyun Yuningrat
Siswa Kelas VIII A SMP N 3 Pangalengan
Pitri Handayani
Siswa Kelas VII A SMP N 3 Pangalengan Siswa Kelas VII A SMP N 3 Pangalengan Siswa Kelas VIII D SMP N 3 Pangalengan Siswa Kelas IX C SMP N 3 Pangalengan Siswa Kelas IX C SMP N 3 Pangalengan
Lilis Samsiyah Restiana
Ira Nuraeni
Santi Mardiani
Eneng Ima Siswa Kelas IX Hasanah C SMP N 3 Pangalengan Cep Dani
Siswa Kelas IX C SMP N 3 Pangalengan
Anngi Setiawan Hermansyah
Siswa Kelas IX C SMP N 3 Pangalengan
Bapak Sundratatono
Guru SMP N 3 Pangalengan
Bapak Cecep Rahman Nurzaman Bapak Edi Mulyadi
Guru SMP N 3 Pangalengan
program pwlatihan karya tulis dan mading Untuk mendapatkan informasi tentang program pelatihan karya tulis dan mading Untuk mendapatkan informasi tentang program pelatihan karya tulis dan mading Untuk mendapatkan informasi tentang program pengajaran Untuk mendapatkan informasi tentang program pengajaran Untuk mendapatkan informasi tentang program pengajaran Untuk mendapatkan informasi tentang program pengajaran Untuk mendapatkan informasi tentang program seminar motivasi menghadapi UN Untuk mendapatkan informasi tentang program seminar motivasi menghadapi UN Untuk mendapatkan informasi tentang program seminar motivasi menghadapi UN Untuk mendapatkan informasi tentang program seminar motivasi menghadapi UN untuk mendapatkan informasi tentang kondisi siswa dan kondisi sekolah untuk mendapatkan informasi tentang
Kepala Desa Untuk mengetahui Margaluyu sejarah Desa Margaluyu, untuk mendapatkan
13
Bapak Agus Kepala Dusun Sukana Dua desa Margaluyu
Primer Pendukung
Bapak Mulyana
Kepala Sekolah SMP N 3 Pangalengan
Bapak Hartawan Hari Permadi
Ketua Humas RCTI Peduli dan pelaksana program Presiden BEM Fidkom 20102011 ketua pelaksana untuk mengetahui program program-program yang dilakukan di Desa Margaluyu
Sabir Laluhu
Irfan Fakih
3)
informasi daerah Desa Margaluyu dan mengetahui kondisi Desa Margaluyu untuk Mendapatkan informasi mengenai kondisi warga dusun dua dan mengetahui kependudukan warga dusun dua untuk mendapat informasi tentang program pelatihan karya tulis dan mading untuk mengetahui profil RCTI Peduli, mengetahui alasan bekerjasama dengan mahasiswa. untuk mengetahui profil BEM Fidkom
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun instansi yang terkait lainnya. Data-data ini diperoleh dari berbagai tulisan atau informasi lainnya yang telah ada sebelumnya. Data ini diperoleh dari Laporan Pertanggungjawaban Bakti Sosial 2011 RCTI
Peduli
bekerjasama dengan BEM Fidkom. 6.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah strategis yang mampu
mengarahkan penelitian kepada hasil yang pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
objektif. Sehingga teknik
14
a.
Dokumentasi Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bertujuan
untuk membaca dan mempelajari berbagai bentuk data tertulis.
6
Bisa berbentuk
tulisan serta gambar-gambar kegiatan. Dalam dokumentasi ini peneliti mengumpulkan informasi dengan dua bentuk yakni dokumentasi pribadi dan dokumentasi resmi. Dokumentasi pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan dan pengalaman. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi adalah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor disekitar subjek penelitian.
7
Dokumentasi resmi yang digunakan penulis adalah buku harian yang bermanfaat dengan ditulis, memberikan tanggapan tentang peristiwa-peristiwa di sekitar penulis. Kemudian dokumen resmi yang berisikan bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial misalnya majalah dan buletin. Peneliti mengumpulkan, membaca, dan mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis yang berupa profil RCTI Peduli dan BEM Fidkom 2010-2011, Laporan Pertanggung jawaban Progam RCTI dan BEM Fidkom 2010-2011, serta data-data lain yang dapat dijadikan bahan analisis dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku. b.
Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab baik
secara langsung maupun media tertentu. Teknik pencatatan data menggunakan catatan lapangan yaitu berupa hasil wawancara selama observasi berlangsung
6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan XXVII (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h. 186. 7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan XXVII (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h. 217.
15
dengan menggunakan bahasa yang obyektif. 8 Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk melengkapi teknik pengumpulan data yang diperlukan, selain melakukan observasi langsung dan dokumentasi penulis juga melakukan wawancara langsung kepada pihak
RCTI Peduli dan Pihak BEM FIDKOM 2011 serta warga Desa
Margaluyu khususnya para siswa SMP N 3 Pangalengan yang dianggap dapat memberikan informasi kepada penulis. c.
Observasi Lapangan Observasi mensyaratkan pencatatan dan perekaman sistematis mengenai
sebuah peristiwa dan perilaku-perilaku informan yang terjadi dalam situasi tertentu, bukan seperti yang belakangan mereka ingat, diceritakan kembali, dan digeneralisasikan oleh partisipan itu sendiri. Metode-metode observasi jarang digunakan sendiri, tapi sering dikaitkan dengan wawancara.9 Observasi ini dilakukan di Desa Margaluyu untuk mendapatkan data seputar penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan secara langsung di Desa Margaluyu. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Pada Program Baksos yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom 20102011 di Desa Margaluyu. 7.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam proses pemeriksaan keabsahan data, penulis menggunakan teknik
Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin membedakan triangulasi menjadi bagian yaitu :
8
Rahayu, et. Al, Observasi dan Wawancara, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004), h.
63. 9
. Rhenald Kasali, Ph.D, Metode-Metode Riset Kualitatif, Cetakan Ke-1 (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka,2008), h. 321.
16
a.
Triangulasi dengan sumber
b.
Triangulasi dengan metode
c.
Triangulasi dengan jalan memanfaatkan penelitian untuk keperluan pengecekan triangulasi dengan teori. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kreabilitas data, yaitu mengecek kreabilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.10 Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber. Dalam hal ini, penulis menggunakan klien sebagai sumber pengecekan keabsahan data yang penulis peroleh dari penduduk lingkungan sekitar dan sumber data lainnya. 8.
Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, yang dikutip oleh Lexy
J. Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintensiskannya, mencari dan menekan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.11
10
Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cetakan Ke-6, h. 83. 11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan XXVII (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h. 248.
17
Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah menyusun data secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dalam melakukan analisa penulis menggunakan metode deskriftif yaitu teknis analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari RCTI Peduli dan BEM Fidkom dalam melakukan tahapan pengembangan masyarakat pada program baksos RCTI Peduli dan BEM Fidkom di Desa Margaluyu. 9.
Teknik Penulisan Penulisan skripsi ini menggunakan acuan pedoman penulisan karya ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (center for quality development and assurance).
F.
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan hasil penelitian, peneliti menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan yang mencakup; latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II: Membahas kerangka teori, yang meliputi beberapa pengertian dan penjelasan mengenai; pertama, Tahapan Pemberdayaan Masyarakat. Kedua, Masyarakat. ketiga, Menjelaskan seputar Bakti Sosial. BAB III : Diuraikan tentang gambaran umum RCTI Peduli, BEM Fidkom dan gambaran umum lokasi penelitian yang membahas mengenai pertama, gambaran umum RCTI Peduli meliputi; pengertian RCTI Peduli, tugas,fungsi dan
18
kewajiban RCTI Peduli, Program dan ruang lingkup RCTI Peduli, struktur Pengurus RCTI Peduli. Kedua, gambaran umum BEM Fidkom meliputi; Dasar hukum BEM Fidkom, Pengertian BEM Fidkom, tugas, fungsi dan kewajiban BEM Fidkom. Ketiga, letak geografis Desa Margaluyu meliputi; Sejarah Desa Margaluyu, Komposisi Penduduk, Kondisi sosial, ekonomi, agama dan pendidikan, struktur Pemerintahan Desa Margaluyu. BAB IV: Membahas tentang temuan lapangan dan analisis tahapan pemberdayaan masyarakat program bakti sosial RCTI Peduli dan BEM Fidkom 2011, yang mencakup; penerapan tahapan pemberdayaan masyarakat, Faktor penghambat dan faktor pendukung, Hasil pencapaian program. BAB V: Penutup, pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian serta saransaran penelitian lebih lanjut.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat 1.
Pengertian Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Tahapan Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara profesional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jagka panjang. Proses pemberdayaan terkait dengan faktor internal dan eksternal. Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya kedua faktor tersebut saling bersinergi dan berkontribusi secara dinamis. Hakikat
Pemberdayaan
Masyarakat
meliputi;
Pengembangan
kemampuan dan kemandirian, mendayagunakan segala potensi dan sumber daya serta mempertahankan Dan meningkatkan taraf kehidupan. 1 2.
Unsur Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Adanya beberapa bentuk mengenai tahapan-tahapan dalam sebuah model yang dibuat oleh Adi Isbadi Rukminto, tahapan-tahapan dalam pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Tahapan Persiapan, dalam tahapan persiapan ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
1
.Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 7 tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat.
19
20
a. Penyiapan Petugas, dengan pengertian untuk menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubah mengenai pendekatan apa yang dipilih dalam melakukan pemberdayaan masyarakat b. Penyiapan lapangan, petugas melakukan study kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal. 2. Tahap assessment , yaitu proses penilaian dilakukan guna mengidenfikasi masalah dan juga sumber daya yang dimilki oleh klien 3. Tahap perencanaan alternatif program, petugas secara partisipasif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Program yang mereka kembangkan tentunya harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditentukan. 4. Tahap pemformulasian rencana aksi, diharapkan agen perubahan serta masyarakat dalam hal ini sudah dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek. 5. Tahap pelaksanaan program, dalam tahapan ini bisa dikatakan yang paling krusial dalam proses pemberdayaan masyarakat, karena sebagai langkah awal pelaksanaan kegiatan melalui kesepakatan bersama. 6. Tahap evaluasi, pada tahap ini berguna bagi perbaikan program, baik yang sedang berjalan maupun yang nantinya dijalankan. Pada tahap ini juga dilakukan
stabilisasi
terhadap
perubahan-perubahan
yang
sudah
diharapkan terjadi. 7. Tahap terminalisasi, tahapan ini adalah tahapan akhir yang merupakan tahap “pemutusan” hubungan secara formal dengan komunitas sasaran.
21
Dari tahapan yang dikemukakan oleh Isbandi Rukminto Adi diatas, sekurang-kurangnya ada dua hal yang mendapat perhatian utama yaitu: 2 1.
Persiapan yang matang dan cermat, dengan program yang telah dipersiapkan
sesuai
dengan
aturan-aturan
yang
ada
dan
mempersiapkan pula alternatif program mereka dapat lakukan, sehingga para petugas dapat mengidentifikasi masalah yang ada pada masyarakat sasaran. 2.
Melaksanakan program tersebut, dengan pengawasan yang ketat dan adanya evaluasi terus menerus dalam waktu tertentu, mengingat suatu masyarakat dapat berkembang sesuai dengan waktu dan keadaannya. Sehingga diharapkan sistem yang ada semakin baik. Dalam buku Mukhadist, Girpatrik mengatakan tahapan evaluasi adalah
tahapan yang dilakukan untuk mencari, mengolah, menganalisis dan menafsirkan informasi yang erat kaitannya dengan suatu program yang dikembangkan. Pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa tahapan baik dalam lingkup maupun khusus. Tahapan-tahapan pengembangan masyarakat yang harus diperhatikan yaitu : 1. Melakukan analisis kebutuhan, seorang pekerja sosial harus dapat mengenali apa sesungguhnya yang menjadi kebutuhan masyarakat. Analisis kebutuhan dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan di dalam memetakan apa yang mestinya diperbuat untuk pemberdayaan masyarakat. 2
Soetomo, Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 77.
22
2. Melakukan analisis situasi sosial yaitu melakukan kajian terhadap berbagai hambatan dan potensi, baik fisik maupun nonfisik yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, dan kemudian menempatkan hasil penelitian tersebut di dalam peta hambatan dan potensi yang dimaksud. 3. Menemukan berbagai program yang layak dijadikan sebagai basis pengembangan masyarakat, mungkin akan ditemui sekian banyak program yang relevan dengan analisis kebutuhan dan analisis situasi sosialnya. 4. Menentukan alternatif program yang diprioritaskan 5. Melakukan aksi pemberdayaan masyarakat sesuai dengan program prioritaskan 6. Melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasian atau kegagalan dan faktor-faktor penyebabnya. Tahapan pengembangan masyarakat yang biasa dilakukan pada beberapa organisasi pelayanan masyarakat, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain mempunyai beberapa perbedaan dan kesamaan. Hal tersebut bisa dilihat dari dua buku yang penulis jadikan rujukan yaitu, membangun masyarakat memberdayakan rakyat karya Edi Suharto dan pemberdayaan masyarakat dan intervensi komunitas karya Isbandi Rukminto Adi namun secara garis besar tahapan pengembangan masyarakat dapat dirumuskan menjadi lima tahapan, antara lain: 3 1. Tahap Identifikasi Masalah 3
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, (Jakarta, PT. Grafindo Jaya, 2008), h. 252.
23
Identifikasi masalah sangat erat kaitannya dengan assesmen kebutuhan. Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai kekurangan yang mendorong penentuan besarnya atau luasnya suatu kondisi yang direalisasikan. Terdapat lima jenis kebutuhan yang terdapat dimasyarakat, antara lain: a. Kebutuhan Absolut (absolute need) adalah kebutuhan minimal atau kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia agar dapat mempertahankan kehidupannya (survive) b. Kebutuhan Normatif (Normatif need) adalah kebutuhan yang didefinisikan oleh ahli atau tenaga profesional. Kebutuhan ini biasanya di dasarkan standar tertentu. c. Kebutuhan yang dirasakan (felt need) adalah sesuatu yang di anggap atau dirasakan orang sebagai kebutuhannya. Kebutuhan ini merupakan petunjuk tentang kebutuhan yang nyata. Akan tetapi, kebutuhan ini berbeda dari satu orang ke orang lainnya, karena sangat tergantung ada persepsi orang yang bersangkutan mengenai sesuatu yang di inginkannya pada suatu waktu tertentu. d. Kebutuhan yang dinyatakan adalah kebutuhan yang dirasakan yang di ubah menjadi kebutuhan berdasarkan banyaknya permintaan. Besarnya kebutuhan ini tergantung pada seberapa orang yang memerlukan pelayanan sosial. e. Kebutuhan Komparatif (comporative need) adalah kesenjangan antara tingkat pelayanan yang ada di wilayah-wilayah yang berbeda untuk kelompok yang memiliki karakteristik sama.
24
2.
Tahap penentuan tujuan Isbandi Rukminto Adi menyebut tahapan ini dengan tahapan perencanaan alternatif atau kegiatan. Pada tahap ini agen perubahan secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. 4
3. Tahap penyusunan dan pengembangan rencana program 4. Tahapan pelaksanaan program 5. Tahapan evaluasi program B. Masyarakat 1.
Pengertian Masyarakat Masyarakat dalam bahasa inggris disebut society, asal kata socius yang berarti kawan. Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan
bahwa
masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh satuan kebudayaan yang mereka anggap sama. 5 Drs.JBAF Mayor polak menyebut masyarakat adalah wadah segenap hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih kecil atau sub kelompok. Prof. M.M. Djojodiguno berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu kebulatan dari segala perkembangan dalam hidup bersama antar manusia dengan manusia. Sedangka Hasan Sadily menyebutkan bahwa
4
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, (Jakarta, PT Grafindo Jaya, 2008), h. 253. 5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 635.
25
masyarakat adalah suatu keadaan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.6 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kumpulan manusia yang bersatu dengan cara tertentu, disebabkan adanya hasrat-hasrat kemasyarakatan yang sama. Adapun yang menjadi syarat-syarat timbuknya masyarakat adalah: a. Harus ada sekumpulan manusia yang banyak. b. Telah bertempat tinggal di suatu daerah tertentu dalam waktu yang lama. c. Adanya aturan-aturan yang mengatur untuk kepentingan bersama. Masyarakat merupakan suatu kesatuan manusia yang tidak bisa dipisahkan dan saling membutuhkan. Manusia sering disebut sebagai makhluk sosial, makhluk ekonomi aktualisasi diri dan makhluk yang berbicara atau makhluk yang berfikir. Sebagai makhluk sosial, manusia adalah masyarakat yang senang berkumpul dan berkelompok satu sama lainnya saling membutuhkan. Sebagai makhluk ekonomi, manusia bertujuan mencari kenikmatan sebesar-besarnya dan menjauhi ketidaknyamanan sebisa mungkin. Sebagai makhluk
aktualisasi
diri,
manusia
senantiasa
berusaha
untuk
mengaktualisasikan dirinya dengan keadaan agar tidak ketinggalan sekaligus sebagai makhluk yang progres yang selalu berubah-ubah dan berkembang untuk mencari tujuan. Sebagai makhluk yang berbicara, manusia adalah makhluk yang berakal yang menggunakan akal pikiran dalam ucapan dan perbuatan.
6
M. Arifin Hakim, Ilmuu Sosial Dasar, (Bandung; Pustaka Satya, 2001), h. 43.
26
Menurut Soejono Soekanto manusia merupakan
makhluk yang
mempunyai aneka rgam sebutan, pada prinsipnya adalah makhluk yang saling bergantung pada sesamanya, baik yang menyangkut sandang, pangan, papan, keselamatan diri dan harta, potensi untuk berkembang maupun kasih sayang.7 Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat dipisahkan dan saling membutuhkan satu sama lainnya sebagai manusia akan membentuk satu kesatuan yaitu masyarakat. Dalam pengertian sosiologi, masyrakat tidak hanya di pandang sebagai kumpulan individu secara fisik atau penjumlahan manusia secara statistik belaka, melainkan harus dipandang sebagai suatu pergaulan hidup manusia mengikuti pola tata hubungan yang berlaku umum. Manusia merupakan makhluk yang penuh dengan keterbatasan sehingga tidak mampu mengisolasikan diri secara keseluruhan, maka tidak ada pilihan mempertahankan kelangsungan hidupnya kecuali harus berhubungan dan mengorganisir kepentingan dengan manusia yang lain dalam satu kelompok masyarakat. Dengan kata lain masyarakat merupakan suatu sistem kemasyarakatan. Selain itu juga masyarakat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Manusia yang hidup bersama b. Bergaul dalam jangka waktu yang relatif lama c. Mengikuti pola tata hubungan yang berlaku umum d. Adanya kesadaran diri setiap anggota bahwa masing-masing mereka merupakan bagian dari kelompok atau masyarakatnya.
7
Soejono Soekamto, Sosiologi suatu Pengantar, Edisi Ke-4, (Jakarta; Grafindo Persada 1990), h. 140.
27
Koentjaningrat
menyatakan bahwa masyarakat
adalah sekumpulan
manusia yang sering bergaul atau saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui sesuatu yang bisa membuat wargawarganya saling berinteraksi. Suatu negara modern misalnya, merupakan suatu
kesatuan
manusia
dengan
berbagai
macam
prasarana,
yang
memungkinkan para warganya untuk berinteraksi secara intensif, dengan frekuensi yang tinggi. Artinya masyarakat adalah kesatuan hidup manusia berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terusmenerus dan terikat oleh sauatu rasa identitas bersama. 8 2.
Tipe-tipe Masyarakat Menurut Nothingham sebagaimana dikutip oleh Kahmad, Masyarakat dapat digolongkan sebagai berikut: a. Golongan Petani Pada umumnya, golongan petani termasuk yang terbelakang. Lokasinya berada di daerah terisolasi, sistem masyarakatnya masih sederhana, lembagalembaga sosialnya pun belum banyak berkembang. Disamping alasan-alasan tersebut, unsur-unsur ketidakpastian, ketidakmampuan, kelangkaan, sangat erat dengan kehidupan petani. Mata pencaharian utamanya tergantung pada alam yang tidak bisa dipercepat, diperlambat, atau diperhitungkan secara cermat sesuai dengan keinginan petani. b. Golongan Nelayan Masyarakat yang memiliki mata pencaharian nelayan bergantung pada keadaan alam, yang mencari ikan di laut, rawa atau sungai. Para nelayan 8
Soejono Soekamto, Sosiologi suatu Pengantar, Edisi Ke-4, (Jakarta; Grafindo Persada 1990), h. 143.
28
tentunya tergantu8ng pada keadaan alam. Adanya badai merupakan hal paling yang paling tidak diinginkan, karena akan menghambat pekerjaan mereka sebagai nelayan. c.
Golongan Pengrajin Golongan Pengrajin tidak terlalu bergantung dengan situasi alam dan tidak
terlalu bergantung pada hukum alam. Hidup mereka didasarkan atas landasan ekonomi yang memerlukan perhitungan rasional. Mereka tidak menyandarka diri pada kemarahan alam yang tidak bisa dipastikan, tetapi lebih mempercayai perencanaan yang diteliti dan pengarahan yang pasti. d. Golongan Pedagang Besar Kategori yang paling menonjol dari golongan pedagang besar adalah memiliki sikap yang lain terjadap agama. Pada umumnya kelompok ini mempunyai jiwa yang jauh dari gagasan tentang imbalan jasa (compensation) moral, seperti yang dimiliki golongan tingkat menengah kebawah dan cenderung menutup agama profesi dan etnis. e. Golongan Karyawan Golongan karyawan bisa dimaksudkan pada masyarakat industri karena sistem sosial yang ada sudah bersifat modern. Hal ini dilihat dari pembagian fungsi-fungsi kerja yang ada sudah jelas dan adanya penyelesaian suatu masalah kemanusiaan berdasarkan penalaran dan efisiensi. f. Golongan Buruh Golongan buruh adalah mereka yang bekerja dalam industri-industri atau perusahaan. g. Golongan Tua-Muda
29
Di Indonesia usia 40 tahun keatas biasanya sudah dianggap tua, sedangkan dibawah usia 40 tahun dianggap masih muda. h. Golongan Pria-wanita Secara psikologis, watak umum pria dan wanita berbeda. Dalam menghadapi suatu keadaan watak pria lebih dominan menggunakan rasional, sedangkan wanita lebih dominan pertimbangan rasa atau emosinya.9 Masyarakat Pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia berkorban demi masyarakatnya,karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai, saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut : a. Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya. b. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan c. Sebagian besar masyarakat pedesaan hidup dari pertanian d. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan lain sebagainya.
9
Dadang Kahmad, Sosilogi Agama, (Bandung: Rosda Karya 2002), h. 132.
30
C. Bakti Sosial (BAKSOS) 1. Pengertian Baksos Bakti sosial atau yang biasa dikenal baksos merupakan salah satu kegiatan wujud dari rasa kemausiaan antara sesama manusia. Baksos merupakan suatu kegiatan dimana dengan adanya kegiatan ini dapat mengakrabkan kekerabatan antar sesama. Bakti sosial diadakan dengan tujuan-tujuan tertentu, bakti sosial yang dilakukan oleh mahasiswa, lembaga ataupun elemen lainnya bertujuan untuk mewujudkan rasa cinta kasih, rasa saling menolong dan rasa salin peduli antar sesama. 2. Tujuan Baksos a. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai sarana aktualisasi diri mahasiswa untuk membantu sesama. b. Memberikan motivasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesadaran dalam meningkatkan wawasan. c. Mempererat hubungan kekeluargaan antara sesama. 3. Pelaku Baksos Mereka-mereka yang merasa peduli dan mampu dalam melaksanakan bakti sosial adalah subjek yang menjadi pelaku baksos. Karena tidak semua orang mau melakaukan bakti sosial dengan berbagai alasan.10
10
Buku Panduan Pengadaan Program Bakti Sosial RCTI Peduli, (Jakarta: T.Pn,), h. 24.
BAB III PROFIL RCTI PEDULI, BEM FIDKOM DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A.
RCTI Peduli
1.
Pengertian RCTI Peduli RCTI peduli merupakan lembaga sosial di bawah naungan PT RCTI. RCTI
Peduli sesuai dengan izin Kementerian sosial bergerak di bidang sosial yang meliputi: 1. 2.
2.
Membantu Masyarakat Korban Bencana Alam Masyarakat yang memerlukan bantuan Non Bencana di bidang Kesehatan, Perumahan atau Pemukiman, Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat, Sosial bagi masyarakat penyandang Masalah Sosial (PMKS) di seluruh wilayah Indonesia.
Tugas, Fungsi dan Kewajiban RCTI Peduli Dalam hal ini RCTI Peduli memiliki tugas dan kewajiban menyalurkan dana
para Pemirsa yang telah dikirim melalui RCTI Peduli kepada masyarakat yang membutuhkan. Dana yang diterima RCTI Peduli disalurkan baik secara langsung dan bisa juga dana tesebut dikelola untuk membuat program pemberdayaan masyarakat. 3.
Program dan Ruang Lingkup RCTI Peduli Program RCTI peduli dikategorikan menjadi beberapa bagian. Salah satunya,
program penanggulan kemiskinan. Program ini terbagi menjadi dua bagian yaitu: 1.
2.
Penanggulangan Bencana Alam: Program Penanggulangan Bencana Alam Terdiri dari Tanggap Bencana seperti makanan pokok, pakaian, selimut, sarung dan lain sebagainya, selain itu juga ada Program Rehabilitasi seperti Rekonstruksi. Penanggulangan Non Bencana: Program Penanggulangan Non Bencana terdiri dari Pelayanan kesehatan umum, Pemeriksaan dan Pengobatan
31
32
Gigi, Pemberdayaan Masyarakat atau sosial ekonomi, Sarana dan Prasarana Pendidikan, Khitanan Massal.1 4.
Struktur Pengurus RCTI Peduli Untuk kepentingan organisasi dan menjalankan program, RCTI Peduli
menyusun pengurus pengurus tetap. Pengurus tetap ini terdiri dari dewan pembina dan dewan pengurus. Dewan pembina terdiri atas ketua yang dijabat Posma L. Tobing dengan anggotanya yakni, Budi Rustanto, Beti P. Santoso, dan Nana Putra. Dewan pengurus terdiri atas ketua umum yang dijabat Hary Tanoesoedibjo dan pengurus harian. Operasional harian RCTI Peduli dijalankan oleh Harmanto Tanidjaja selaku ketua harian, Arya Sinulingga selaku wakil ketua harian, Harmanto Tanidjaja selaku sekretaris, Stien selaku bendahara, dan Shinta wakil bendahara. Pengurus harian dibantu oleh sejumlah petugas hubungan masyarakat (humas), finansial, program, dan operasional lapangan.
B.
BEM Fidkom
1.
Dasar hukum BEM Fidkom Dalam Keputusan Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Nomor: 477
Tahun 2003 tentang Statuta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta disebutkan empat pasal terkait mahasiswa dan lembaga kemahasiswaan. Pertama, Pasal 166 Ayat (3) berbunyi “Mahasiswa mempunyai hak memanfaatkan sumberdaya yang ada melalui organisasi kemahasiswaan Universitas”. Kedua, Pasal 168 Ayat (1) berbunyi “Organisasi kemahasiswaan di Universitas diselenggarakan dari, oleh dan, untuk mahasiswa”. 1
Ketiga, Pasal 168 Ayat (2) berbunyi “Organisasi
. Wawancara dengan Bapak Hartawan Hary Permadi selaku Humas RCTI Peduli, di Gedung RCTI, 21 Desember 2012.
33
kemahasiswaan
dibentuk
dengan
tujuan
untuk
melaksanakan
kegiatan
peningkatan penalaran, minat, kegemaran, dan kesejahteraan kemahasiswaan dalam Universitas”.
Keempat, Pasal 168 Ayat (3) berbunyi “Organisasi
kemahasiswaan di Universitas dibentuk dan diselenggarakan sesuai ketentuan”. 2 Statuta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kemudian ditindaklanjuti dan menaungi seluruh lembaga kemahasiswaan di semua tingkatan, termasuk BEM Fidkom 2010-2011 yang dipimpin Sabir Laluhu. Ketentuan lain yang menaungi BEM Fidkom adalah Undang-Undang Dasar (UUD) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UIN Syarif Hidayatullah yang disahkan Kongres Mahasiswa Universitas (KMU).3 2. Pengertian BEM Fidkom BEM Fidkom adalah sebuah wadah atau lembaga pelaksana kegiatan dan aktivitas kemahasiswaan yang berada di tingkatan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. BEM Fidkom periode 2010 – 2011 merupakan masa pertama BEMF setelah berganti nama dari Fakultas Dakwah (FD), dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). Sebelumnya lembaga kemahasiswaan di tingkatan fakultas ini masih berbentuk Senat Mahasiswa Fakultas Dakwah (SMFD), BEM Fakultas Dakwah, BEM Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Selain menjadi lembaga pelaksana, SMFD, BEM FD, BEM FDK, dan BEMFIDKOM juga bertransformasi sebagai fasilitator dan alat perjuangan. BEM FIDKOM berusaha semaksimal mungkin memfasilitasi hobi,
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Organisasi dan Tata Kerja, Statuta, dan Uraian Tugas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004), h. 101-102. 3 Sabir Laluhu, ed., Kami adalah Legenda: Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BEM FIDKOM 2010-2011 (Ciputat: BEM FIDKOM 2010-2011, 2011), h. 14.
34
minat, bakat, dan skill mahasiswa sesuai dengan keinginan dan harapan mereka.4 Gambar 1: Logo BEM Fidkom
3.
Tugas, Fungsi dan Kewajiban BEM Fidkom Semua kegiatan dan aktivitsas BEM Fikdom diarahkan agar skill mahasiswa
dapat berkembang dan menjadi salah satu modal untuk mengabdi kepada masyarakat setelah mahasiswa menyelesaikan masa studinya di FIDKOM UIN Jakarta. BEM Fidkom juga berfungsi sebagai fasilotator dan alat perjuangan hakhak kemahasiswaan dan kontrol sosial baik dalam tataran fakultas, universitas maupun skala nasional. Menjadi wadah perjuangan dan kontrol sosial tersebut tidak akan dapat dijalankan sebaik mungkin jika BEMF dibiarkan berjalan sendiri, akan tetapi membutuhkan aspirasi dan partisipasi seluruh mahasiswa FIDKOM.5 BEM FIDKOM seperti BEM Fakultas lain memiliki empat kewenangan. Pertama, mengadakan kegiatan di luar atau di dalam lingkungan UIN Syarif Hidayatullah dengan mengatasnamakan mahasiswa fakultas masing-masing 4
Sabir Laluhu, ed., Kami adalah Legenda: Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BEM FIDKOM 2010-2011, h. 11. 5 Petikan Pendahuluan Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) BEM FIDKOM 2010-2011, h. 1.
35
selama tidak bertentangan dengan konstitusi yang berlaku. Kedua, membuat kebijakan-kebijakan internal yang dianggap perlu dalam melaksanakan Garisgaris Besar Pedoman Keorganisasian (GBPK) mahasiswa fakultas. Ketiga, membentuk kepanitiaan untuk melaksanakan program BEMF. Keempat, melantik dan mengesahkan Lembaga Semi Otonom (LSO). 6 BEM FIDKOM memiliki tiga hak dan kewajiban. Satu di antaranya yakni mewakili mahasiswa fakultas ke dalam dan ke luar kampus.7 4.
Program dan Ruang Lingkup BEM FIDKOM BEM FIDKOM terdiri atas sembilan kementerian yakni, Kementerian
Kemahasiswaan,
Kementerian
Komunikasi
dan
Informasi,
Kementerian
Pengabdian Masyarakat, Kementerian Penelitian dan Pengembangan (litbang), Kementerian Pemberdayaan
Seni
dan
Perempuan,
Budaya,
Kementerian
Kementerian
Olahraga,
Kesejahteraan
Kementerian
Mahasiswa,
dan
Kementerian Luar Negeri (Hubungan Antar Lembaga dan Alumni). Masingmasing kementerian memiliki tugas dan program masing-masing. Misalnya, Kementerian Pengabdian Masyarakat adalah kementerian yang bertanggungjawab penuh tentang kegiatan sosial dan pengabdian kepada masyarakat umum baik di sekitar kampus, di wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) atau di luar jabodetabek.8 Kementerian Pengabdian Masyarakat sudah melaksankan empat program kerja sebagai berikut:9 6
UUD KBM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pasal 48, h. 14. Ibid, Pasal 49, h. 14. 8 (GBHO) BEM FIDKOM 2010-2011, h. 2-3. 9 Sabir Laluhu, ed., Kami adalah Legenda: Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BEM FIDKOM 2010-2011, h. 76. 7
36
1) Mengadakan Peduli Kasih Ramdhan yang di dalamnya terdapat Buka Puasa Bersama Anak Yatim, Sahur on The Road, dan Pemberian Santunan kepada 50 Anak Yatim dan 10 Guru. Yang diselenggarakan di Sekolah Alam Tunas Mulia Bantar Gebang Bekasi Jawa Barat, Sabtu 28 Agustus 2010. 2) Operasi Bersih (Opsi) bersama KMLA Garuda di area fakultas dari lantai 1-7 pada 08 Oktober 2010. 3) Menyelenggarakan Donor Darah bekerjasama dengan PMI Tangerang Selatan yang menjadi rangkaian dari acara Dedikasi 20, Senin 08 November 2010. 4) Mengabdikan diri dengan pelaksanaan Bakti Sosial 2011 di Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat, 1128 Februari 20110, yang diikuti dan didukung oleh seluruh BEM seFIDKOM (minus BEMJ BPI) dan HMI Komisariat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (KOMFAKDA). 5.
Struktur Kepengurusan BEM FIDKOM 2010-2011 Kepengurusan BEM FIDKOM terdiri atas Badan Pengurus Harian (BPH) dan
kementerian-kementerian. Berikut struktur kepungurusan BEM FIDKOM 20102011 sesuai lampiran Keputusan Dekwan FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 09/V/2010 yang dikeluarkan tertanggal 19 Mei 2010: 1.
Badan Pengurus Harian Presiden: Sabir Laluhu Wakil Presiden: Muhammad Subhi Sekretaris Umum: Ahmad Zainudin Sekretaris Umum 1: Zia Sera Bendahara Umum: Rezki Puji Lestari Bendahara 1: Nur Atika Nasution
2.
Kementerian Kemahasiswaan Menteri: Muhammad Zainudin Sekretaris: Dirga Maulana Anggota: Muhammad Amin, Kurnia, Umi Kulsum, Yudha, dan Muhammad Imron.
3.
Kementerian Komunikasi dan Informasi Menteri: Risky Ristya Sekretaris: Kharisma Dimas Syuhada Anggota: Buhori, Oky Rahmat, Irfan Faqih, Maria Ulfa, Muhammad Afrizal, dan Taufik Winarno.
4.
Kementerian Pengabdian Masyarakat Menteri: Husin Ismail
37
Sekretaris: Aditya Rizal Anggota: Mustofa Bisri, M. Ade Rifayu, Irwan, Mas Deden Bahrudin, dan Said. 5.
Kementerian Penelitian dan Pengembangan Menteri: Sirajuddin Ar-Ridho Sekretaris: Iradatul Aini Anggota: Abdillah Kamal, Aditya Bayu Putron, Chyntya Puspitasari, Muthmainah, M. Boy Kusoon Capah, dan Samantha.
6.
Kementerian Seni dan Budaya Menteri: Fitrah Sekretaris: Hasan Ismail RA Anggota: Junaidi salam, Siska Puspitasari, Heri, Nuris An-Nisa, dan Insanul Kamil.
7.
Kementerian Olahraga Menteri : Hidmad (Akew) Sekretaris: Ade Saputra Setiawan Anggota: Ais Ramadhan, Ipin Arifin, M. Nuh, Kenni juliantara, Samsul, Fiqih, dan Rodi Hanedi.
8.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan Menteri: Mimi fahmiyah Sekretaris: Lini zurlia Anggota: Siti Fatimatuz Zahra, Shofa Solihin, Nur Hasanah, Siti Inayah, Nurul Hafizhoh, dan Dara Farah Diba.
9.
Kementerian Kesejahteraan Mahasiswa Menteri: Diah Wahyu Larassati Sekretaris: Tb. Hasan Al-idrisy Anggota: Abdul Hay, Azhar Firdaus, Annisa Turrohmah,Zainal Abidin, dan A. Syafiatul Alam.
10. Kementerian Luar Negeri Menteri : Fahdi Fahlevi Sekretaris : Nurkamalia Anggota: Ayu Faradisa, Sintiani, Iqbal Maulana, Fita Novarianti, dan Ayatullah Humaini.
C.
Letak Geografis Desa Margaluyu
1.
Sejarah Desa Margaluyu Pada mulanya, Desa Margaluyu merupakan salah satu kesatuan dalam Desa
Sukamanah. Margaluyu sebelum tahun 1980-an masih memiliki jumlah penduduk
38
kurang dari 20.000 jiwa. Sekitar tahun 1981, penduduk
Margaluyu sudah
mencapai lebih dari 26.000 jiwa. Berdasarkan lonjakan pertambahan penduduk itu, akhirnya diputuskan bahwa Margaluyu di mekarkan menjadi Desa Margaluyu bersanding dengan Desa Sukamana yang Merupakan Induknya. 10 Desa Margaluyu merupakan salah satu desa yang terdapat di kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat. Desa Margaluyu Terdiri dari dua dusun yaitu dusun I dan dusun II. 14 RW dan 56 RT. Dusun I memiliki 8 RW 32 RT dan Dusun II memiliki 6 RW 24 RT. Desa Margaluyu memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: a) sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamanah. b) sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wanasuka. c) sebelah barat berbatasan dengan Desa Banjarsari. d) sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukaluyu. Jarak Desa Margaluyu dari ibukota Propinsi adalah 50 km, dan jarak desa margaluyu dari ibukota kecamatan adalah 13 km, sedangkan jarak ke ibukota kabupaten adalah 30 km. Luas Desa Margaluyu secara keseluruhan adalah 860,2 Ha, ketinggian tempat Desa Margaluyu adalah 1.425-1.500 m dari permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 2.400 mm/ tahun. 2.
Komposisi Penduduk Penduduk Desa Margaluyu sampai akhir 2012 ini tercatat sekitar 8442 jiwa
dengan jumlah kepala keluarga 2428 KK (kepala keluarga). penduduk laki-laki berjumlah 49,98%, sedangkan perempuan berjumlah 50,52% dari jumlah penduduk 8442 jiwa. Komposisi penduduk desa margaluyu berdasarkan jenis kelamin ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
10
Wawancara Penulis dengan Bapak Edi Mulyadi selaku Kepala Desa Margaluyu,14 Desember 2012, Pukul 10.00 WIB.
39
Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
1
Laki-laki
4177
49,48 %
2
Perempuan
4265
50,52 %
8442
100%
Jumlah
Sumber: Laporan akhir tahun 2011 kepala Desa Margaluyu Berdasarkan tabel 3 diatas, terlihat bahwa penduduk Desa Margaluyu berjumlah 8442 jiwa, dimana jumlah penduduk perempuan lebih besar dari pada jumlah penduduk laki-laki. 3.
Kondisi Sosial, Ekonomi, Agama, dan Pendidikan
a.
Kondisi Sosial Masyarakat Desa Margaluyu memiliki bermacam-macam komunitas di
berbagai sisi, seperti majelis ta’lim, karang taruna, struktur desa, komunitas pemuda dan perkumpulan orang tua. Selain itu, dalam kehidupan sosial, warga desa margaluyu menjalankan asas kekeluargaan dan gotong royong antaar sesama. Warga Desa Margaluyu merupakan tipe masyarakat yang terbuka dan ramah dalam berinteraksi. Mereka adalah insan-insan yang mudah bersosialisasi dengan warga ataupun pendatang baru. Sehingga keramah-tamahan warga desa Margaluyu tersebut memudahkan para pendatang (baru) untuk lebih terbuka dalam bermasyarakat. Berkaitan dengan asas kekeluargaan dan gotong royong, hal ini memberikan andil bagi pelaksanaan program-program dalam masyarakat hal ini lebih banyaknya nampak dalam kegiatan keagamaan.
40
b.
Kondisi Ekonomi Penduduk Desa Margaluyu mempunyai mata pencaharian yang beragam.
Sebagian besar sumber mata pencarian penduduk Desa Margaluyu adalah dari sektor pertanian. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian yang utama di desa Margaluyu.penduduk desa tersebut ada juga yang bekerja sebagi pedagang, pemerah susu, peternak dan lain-lain. Sumber mata pencaharian penduduk desa margaluyu akan dijelaskan secara terperinci pada tabel di bawah ini: Tabel 4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No
Pekerjaan
Jumlah
Persentase
1
Petani Pemilik Tanah
216 orang
4,42 %
2
Petani Penggarap Tanah
289 orang
5,92 %
3
Buruh Tani
3768 orang
77,21 %
4
Buruh Perkebunan
300 orang
6,15 %
5
Pedagang
60 orang
1,23 %
6
Pengangkutan
6 orang
0,12 %
7
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
26 orang
0,53 %
8
Pensiunan PNS / TNI
3 orang
0,06 %
9
Peternak Sapi Perah
75 orang
1,53 %
10
Peternak Domba
15 orang
0,30 %
11
Peternak Ayam
50 orang
1,02 %
12
Peternak Kelinci
72 orang
1,47 %
Jumlah
4880 orang Sumber : Laporan akhir tahun 2011 kepala Desa Margaluyu
41
Berasarkan tabel 4 diatas, menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat di desa margaluyu bekerja sebagai buruh tani dengan jumlah 3768 orang atau 77,21% disusul dengan yang bekerja sebagai buruh perkebunan dengan jumlah 6,15%, hal ini disebabkan karena luasnya lahan persawahan di daerah tersebut. c.
Agama Bangsa Indonesia sebagai Bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai suku,
ras, budaya, adat istiadat dan agama. Agama-agama yang secara formal diakui oleh pemerintah Indonesia adalah Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha dan Hindu. Keberadaan agama-agama tersebut di lindungi oleh UUD 1945 Pasal 29 dan Penjelasannya yang dengan tegas menjamin kemerdekaan penduduk untuk memeluk agama dan kepercayaan itu. Atas dasar konstituonal ini, maka semua agama dapat hidup dan berkembang di bawah lindungan negara. 11 Warga Desa Margaluyu memiliki kerukunan antar tetangga dan wilayah melalui kegiatan agama seperti kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan kegiatan agama lainnya. Antusias warga di desa ini sangat besar, hal ini dapat dilihat dari bayaknya kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di desa ini. Mereka merupakan masyarakat yang kental akan religiusitas. Secara umum, warga Desa Margaluyu merupakan pemeluk agama Islam yang mencapai 99,99% dan sisanya beragama kristen. Dari sisi lainnya, warga desa Margaluyu merupakan pengikut organisasi masyarakat Nadhatul Ulama (NU). Realitas keagamaan tersebut berimbas kepada banyaknya masjid atau mushola di setiap RukunWarga (RW), bisa dikatakan bahwa setiap RW memiliki masjid besar dan Pengurus Dewan Kepengurusan Masjid (DKM). 11
Syamsir Salam, Sosiologi Pedesaan (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 95.
42
Banyaknya pemeluk agama Islam menjadi titik tolak pentingnya tokoh agama yang menjadi panutan masyarakat. Olehnya kehadiran para pemimpin DKM merupakan satu hal yang sangat diperlukan. Selain itu, di Desa Margaluyu terdapat Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat desa yang selalu melakukan penyuluhan dan perbaikan di bidang keagamaan. Komposisi Penduduk Desa Margaluyu berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5 Komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut No
Agama
Jumlah
Persentase
1
Islam
8441 orang
99,99 %
2
Kristen
1 orang
0,01%
8442 orang
100 %
Jumlah
Sumber : Laporan akhir tahun 2011 kepala Desa Margaluyu d.
Pendidikan Pendidikan dijadikan faktor yang sangat penting bagi kehidupan saat ini dan
di masa depan. Berdasarkan pendidikan seseorang dapat menjadi sukses. Pendidikan di Desa Margaluyu cukup mengkhawatirkan karena rata-rata dari mereka hanya sampai tingkat SMP saja, .hal ini disebabkan karena akses ke sekolah menengah atas (SMA) sangat jauh yaitu di pusat kecamatan Pangalengan. Bukan hanya itu, pasca gempa sarana, prasarana dan fasilitas sekolah banyak yang belum diperbaiki dan gedung-gedungnya terkesan terbangkalai.
43
Dari sisi tenaga pengajar, lima SD dan satu SMP di desa ini sagatlah kurang tenaga pengajar. Pun jika ada, tenaga pengajar dan administrasinya tidak berbanding lurus dengan jumlah murid di sekolah masing-masing. Namun bagi mereka yang memiliki ternak, memiliki kesempatan untuk mendapatkan kesempatan beasiswa ke jepang untuk belajar mengenai ternak sapi perah agar menghasilkan ternak yang unggul dan mempelajari mengenai susu yang berkualitas. Adapun komposisi Penduduk Desa Margaluyu berdasarka tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 1 pada Bab 1. Berdasarka tabel 1 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk desa Margaluyu tidak mengenyam pendidikan, kelompok ini di dominasi oleh orang tua yang semasa muda tidak memiliki biaya cukup untuk bersekolah. 4. Struktur pemerintahan Desa Margaluyu Kepala Desa : Edi Mulyadi Sekertaris Desa : Yayat Endang Kepala Urusan Umum : I Wan Turyana Kepala Seksi Pemerintahan : Aep Komaludin Kepala Seksi Ekonomi : Tatah Rustandi Kepala Seksi Pembangunan : Asep Turyadi Kepala Seksi Trantib : Aris . JS Kepala Seksi Kesehatan Rakyat : Rani Nurani Kepala Dusun 1 : Mamas . S Kepala Dusun 2 : Agus Sukma Kepala Dusun 3 : Ii. M
44
Kepala Dusun 4 : Kepala Dusun 5 : Kepala Dusun 6 : Kepala Dusun 7 : Dari pengamatan dan penelitian langsung di lokasi, peneliti menemukan struktur pemerintahan Desa dalam bentuk bagan. Pada bagan struktur terdapat garis-garis yang menghubungkan dan memperjelas kerja dan koordinasi antar aparat. Gambar 2 : Foto Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Margaluyu
Dengan bagan struktur ini, Kepala dan Sekretaris Desa mudah mengontrol kinerja aparatnya. Selain itu penduduk Desa ataupun pendatang dengan mudah mengurusi kebutuhannya dengan menuju ke petugas, misalnya kesehatan rakyat dan pembangunan.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A.
Penerapan Tahapan-Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
1.
Tahap Persiapan a) Program Pengajaran RCTI Peduli dan BEM Fidkom menitikberatkan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dengan mempersiapkan program-program yang akan dijalankan. Prosesnya dengan mengkaji kebutuhan masyarakat Desa Margaluyu. Para panitia berencana akan mengadakan program pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan, hal ini disebabkan karena jumlah guru yang minim dan tidak seimbang dengan jumlah siswa sehingga dapat mempengaruhi proses belajar-mengajar yang kurang efisien .1 Di SMP Negeri 3 Pangalengan terdapat 21 guru dan 448 siswa. Sebagian dari guru tersebut adalah guru honorer dan disisi lain hanya beberapa guru yang aktif mengajar di SMP Negeri 3 Pangalengan.2 Berikut adalah daftar guru SMP Negeri 3 Pangalengan : Tabel 6 Daftar Nama Guru SMP Negeri 3 Pangalengan
No Nama
Jabatan
1 2
Drs.H. Hermawan. M.M.Pd, M.Si Sundratatono, S.Pd
3
Bari Sobari
Kepala Sekolah Wakil Kepala Matematika Sekolah PKS Sarana Pendidikan
1
Mengajar Pelajaran
Mata
Wawancara pribadi dengan Presiden BEM Fidkom 2011 Sabir Laluhu di Ciputat 10 agustus 2013 2 Wawancara Pribadi dengan Guru SMP Negeri 3 Pangalengan Bapak Cecep Rahman Nurzaman di ruang Kepala Sekolah, 17 Februari 2014.
45
46
4 5
6 7 8 9 10
11 12 13 14
15
16 17 18 19 20
21
Kewarganegaraan Rina Wati BRP, S.Pd Wali Kelas VIII A IPA Cecep Rahman N.,S.Pd Wali Kelas IX A/ IPS PKS Kesiswaan dan Pembina Osis Wawan Setyawan, A.Md IPA Matematika Cholisoh, S.Pd Wali Kelas IX B Bahasa Inggris Warniati S, S.SOS.I BP/BK dan Wali Kelas VIII C Asep Permana, S.Pd PKS Humas Pendidikan Kewarganegaraan Yusep Yustiawan, S.Pd Penjaskes/ ekstrakulikuler bola Tika Patimah, S.Pd Wali Kelas IX C Bahasa Sunda/ BP Dedi Supardi, S.Ag Pendidikan Agama Islam Eulis Imas, S.Pd Wali Kelas VII B Bahasa Inggris Nani Rohani, S.Pd PKS Kurikulum Bahasa Indonesia Pendidikan Agama Islam Lilis Nuraisyah, S.Pd Wali Kelas VIII D IPS Pendidikan Kewarganegaraan Nurhaeti Wali Kelas VII D Seni Budaya Ai Wati, S.Pd Wali Kelas VII C Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Hikmat Agustian, S.TP Wali Kelas VII A TIK Elawati, S.Pd Wali Kelas VIII B Matematika Imas Sumarni Nurhasanah, S.Pd Perpustakaan Bahasa Indonesia / ekstrakulikuler paskibra Sendy Fauzie Maulana, S.Pd Bahasa Indonesia Sumber : Data SMP Negeri 3 Pangalengan 2011 Dalam tahapan persiapan ini banyak yang harus dilakukan semuanya dari awal. Pertama, melakukan koordinasi dengan RCTI Peduli. Pada proses ini pengurus BEM Fidkom terus melakukan komunikasi dengan pihak RCTI Peduli untuk membahas mulai dari masalah program sampai masalah pendanaan. Kedua, membuat susunan kepanitiaan disertai penanggungjawab program. Panitia ini yang terbentuk mulai dari pelindung dan penasehat
47
yang terdiri atas dekanat dan Hartawan Hari Permadi (Co RCTI Peduli). Secara keseluruhan Penanggungjawab program ini adalah Presiden BEM Fidkom. Pada panitia inti, BEM Fidkom membaginya ke dalam dua bagian. Pertama, Steering Committee (SC) yang terdiri atas ketua, sekertaris, dan 19 anggota termasuk Ketua Panitia Irfan Faqih yang duduk sebagai ex-officio. Kedua, Organizing Committee (OC) terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara dan delapan divisi.3 Delapan divisi itu yakni, acara, keseketariatan, Publikasi dekorasi, dan dokumentasi (pubdekdok), rekrutmen dan hubungan masyarakat (humas), kesehatan, akomodasi dan transportasi, dan pendanaan. Di lapangan masing-masing divisi dipimpin oleh koordinator divisi. 4 Pasca
pembentukan
panitia
barulah
melakukan
penunjukkan
penanggungjawab pada program pengajaran. Hasil rapat kepanitiaan untuk program pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan yang bertanggungjawab adalah Wahyu. Ketiga, menyiapkan tenaga pengajar. Para pengajar itu yakni Wahyu Riyanto, Renita Azhari, Sabir, Bejo, Khairul Shaleh , Tami, Juliantono, Selly. Tahap terakhir yang dilakukan dalam tahap persiapan yaitu melakukan survei dan peninjauan tempat atau lokasi, sekaligus melakukan pendekatan pertama dengan para warga dan melakukan koordinasi dengan aparat desa setempat serta guru dan siswa SMP Negeri 3 Pangalengan.
b)
3
Program Motivasi Menghadapi Ujian Nasional (UN)
Disadur dari Susunan Kepanitian Bakti Sosial BEM Fidkom 2010-2011 yang terlampir dalam lampiran skripsi ini. 4 Wawancara pribadi dengan Presiden BEM Fidkom 2011 Sabir Laluhu di Ciputat 10 agustus 2013
48
Program ini dikhususkan untuk siswa kelas 3 SMP. Penyiapan konsep pelaksanaan merupakan persiapan pertama dalam program ini. Panitia di bawah BEM Fidkom kemudian merekomendasi dan menunjuk pemateri (motivator). Serta menyortir film yang akan diputar. Tujuannya tentu memotivasi siswa agar lebih percaya diri dalam mengahadapi soal yang nanti akan dihadapi saat ujian.
Setelah para panitia melakukan urung
rembuk maka film yang dipilih dan diputar saat itu adalah film “Laskar Pelangi”. Alasan utamanya film itu memberikan banyak pesan yang bisa ditangkap siswa.
c)
Program Pelatihan Karya Tulis dan Mading Program ini sebenarnya dibuat saat panitia dan seluruh jajaran BEM
Se-Fidkom sudah berada di lokasi. Persiapan yang dilakukan pada awalnya dengan melakukan pendekatan kepada para siswa. Upaya dilakukan agar mengetahui apa yang diinginkan dan apa yang tidak diinginkan oleh siswa. Pasca survei dan mendapatkan hasil selanjutnya panitia menunjuk tenaga pengajar di bidang penulisan.5 “Program dibuat karena pada saat pertama tiba di Desa Margaluyu dan singgah di SMP Negeri 3 Pangalengan ada volunter yang melihat papan mading terpampang akan tetapi papan mading itu terlihat seperti barang usang yang tidak berguna, dari situlah terlintas untuk memanfaatkan dan mengaktifkan kembali papan mading tersebut. Kendala yang kami hadapi dalam program ini yaitu memberikan pelajaran dari awal mengenai tekhnik penulisan.” Persiapan yang pengurus lakukan tidaklah terlalu banyak, terutama di bidang teknis. karena semua bahan yang diperlukan mudah di dapat dan
5
Hasil pengamatan lapangan peneliti dan wawancara dengan Sabir Laluhu.
49
untuk menentukan pemateripun tidak begitu sulit dikarenakan di fakultas ada jurusan jurnalistik. Ditambah juga beberapa panitia diluar jurusan jurnalistik memiliki kemampuan penulisan yang cukup baik.
d)
Program Pelatihan Fotografi Program fotografi ini memang dikatakan program yang paling sulit
baik dari tahap awal (persiapan) sampai tahap pelaksanaan. Karena panitia harus mempersiapkan penanggung jawab program ini yang berasal dari Jurusan Jurnalistik. Penanggungjawab tersebut harus mempersiapkan segala kebutuhan pelatihan dari hal terkecil seperti alat-alat, kamera dan lain sebagainya hingga pengambilan gambar. Sebenarnya tujuan pelatihan fotografi ini , agar para siswa dapat menangkap moment dalam situasi apapun dengan menggunakan kamera seadanya (kamera handphone) sedini mungkin. Artinya tidak hanya sekedar foto. Penanggungjawabnya juga diwajibkan melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yakni guru BP dan wali kelas, dan dengan para siswa.6
e)
Program Latihan Dasar Kepeminpinan Siswa (LDKS) Persiapan yang dilakukan adalah membuat materi manajemen
organisasi. Singkatnya saat turun kelapangan panitia mengetahui OSIS SMP Negeri 3 Pangalengan sudah terbentuk, akan tetapi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya. Dari analisa dan pendekatan serta pengajaran di sekolah, BEM Fidkom menemukan bahwa sebagian besar anggota OSIS kurang 6
Wawancara pribadi dengan Irfan Faqih selaku ketua panitia Baksos tanggal 14 oktober 2013 di keiaman cafee Rempoa
50
memahami fungsi kepengurusannya masing-masing. Faktor utamanya ialah para siswa tidak pernah diberikan bimbingan oleh Pembina OSIS. Selain itu juga adanya sekat antara pengurus osis dengan Pembina osis.
2.
Tahap Assesment a)
Pada Program Pengajaran Pada tahap ini para volunter melakukan pengkajian minat dan
kebutuhan para siswa SMP Negeri 3 Pangalengan, prosesnya dengan pertemuan rutin selama tahap sosialisasi program kegiatan dan selama kegiatan berlangsung. Tahap sosialisasi ini di mulai dengan mendatangi SMP Negeri 3 Pangalengan, bahkan di tunjang dengan menyambangi rumah guru dan siswa-siwa di SMP Negeri 3 Pangalengan.7 Dengan intensitas pertemuan yang rutin maka biasanya siswa dan guru menceritakan kemajuan apa saja yang mereka alami atau bahkan sebaliknya tidak berdampak apa-apa bagi mereka. Dari sinilah para vouenter dapat mengetahui lebih jauh akan keberhasilan dari program yang sedang atau sudah dijalankan, karena kebutuhan masyarakat adalah hal penting yang harus diperhatikan dan keinginan mereka juga dapat dipenuhi.
b)
Pada Program Menghadapi Ujian Nasional (UN) Volunter melakukan pengkajian mengenai jumlah atau tingkat
kelulusan setiap tahunnya di SMP Negeri 3 Pangalengan agar memiliki gambaran apakah ada kemajuan atau tidak setiap tahunnya di SMP Negeri 3
7
Wawancara pribadi dan hasil pengamatan dengan Sabir Laluhu.
51
Pangalengan ini. Selain itu volunteer juga melakukan pengkajian melalui pendekatan secara personal dengan beberapa siswa dan guru. dengan intensitas pertemuan yang rutin biasanya mereka menceritakan kemajuan apa saja yang dialami atau mungkin sebaliknya tidak berdampak apa-apa bagi para siswa. Dengan demikian para volunter dapat mengetahui apakah program ini cocok atau tidak dengan para siswa dan sekolah.
c)
Pada Program Pelatihan Karya Tulis dan Mading Pengkajian terhadap minat dan kebutuhan para siswa merupakan titik
tekan pada program ini. Pengkajian juga dilakukan dengan pendekatan personal. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar kemauan dan semangat mereka, serta mengetahui keberhasilan program pelatiha karya tulis dan mading atau mungkin sebaliknya.
d)
Pada Program Pelatihan Fotografi Pengkajian pada program ini dilakukan dengan cara mencari tahu
seberapa besar minat dan keinginan para siswa terhadap dunia fotografi. setelah itu untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari program ini volunter mengadakan tes kepada para siswa untuk membuat film dokumenter dengan menggunakan kamera handphone. dengan langkah ini dapat terlihat sejauh mana mereka menangkap materi-materi yang telah disampaikan selama program berlangsung.8
8
Wawancara pribadi dengan Irfan Faqih selaku ketua panitia Baksos pada tanggal 18 Oktober 2013 di cafee Rempoa
52
e)
Pada Program Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) Pengkajian pada program ini panitia melakukan pengecekan kepada
pihak sekolah, apakah dengan diadakannya program pelatihan LDKS, SMP Negeri 3 Pangalengan mulai mengadakan acara-acara yang dilakukan oleh para siswa khususnya para pengurus OSIS. Pengkajian juga dilakukan dengan pengamatan seberapa dekat dan seberapa sering para pengurus OSIS melakukan rapat bersama pembina OSIS.
3.
Tahap Perencanaan Alternatif Program
a)
Pada Program pengajaran Tahap perencanaan alternatif program ini didasari pada pendekatan
pribadi terhadap siswa SMP Negeri 3 Pangalengan. Volunter akan mengetahui apakah program mereka tepat sasaran atau tidak, program apa saja yang disukai siswa dan program apa saja yang tidak diminati siswa. langkah ini merupakan kunci dalam perencanaan program yang akan dijalankan. Selain itu tujuan menjadi hal penting dalam perencanaan setiap program. melihat dari tujuan maka tujuan program pengajaran ini adalah untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dan membantu tenaga pengajar di SMP Negeri 3 Pangalengan. SMP Negeri 3 Pangalengan memilki jumlah siswa yang banyak akan tetapi jumlah siswa di sekolah tidak seimbang dengan jumlah guru yang ada. Oleh karena itu program pengajaran formal yang dilakukan RCTI
53
Peduli dan BEM Fidkom, menjadi salah satu program wajib yang dijalankan setiap hari selama program BAKSOS berlangsung.9
b)
Pada Program Pemberian Motivasi Menghadapi Ujian Nasional (UN) Perencanaan alternatif program pada program pemberian motivasi
menitikberatkan pada survey jumlah kelulusan siswa setiap tahunnya. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kelulusan di SMP Negeri 3 Pangalengan. Volunter disebar untuk melakukan pendekatan kepada siswa, agar para siswa lebih mau terbuka mengenai pelajaran apa yang cenderung sulit mereka terima maupun pelajaran apa yang mereka sukai. Hal ini dilakukan agar para voulenter dapat menyiapkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan siswa, dalam hal ini mengenai pelajaran sekolah. Karena, selain dari mengadakan seminar motivasi di sekolah, volunteer pun selalu menerima para siswa yang datang ke sekretariat untuk belajar bersama dan melakukan pendalaman materi.10
c)
Pada Program Pelatihan Karya Tulis dan Mading Pendekatan kepada para siswa SMP Negeri 3 Pangalengan menjadi
titik tekan dalam pelatihan karya tulis dan mading. Tujuannya agar para siswa bisa mengungkapkan apa yang mereka sukai maupun apa yang mereka tidak sukai. Hasil dari survey yang volunter lakukan adalah sama dengan pemikiran para voulenter sebelumnya yaitu “menginginkan para
9
Wawancara pribadi dengan Presiden BEM Fidkom 2011 Sabir Laluhu di Ciputat 10 agustus 2013 10 Wawancara pribadi dengan Presiden BEM Fidkom 2011 Sabir Laluhu di Ciputat 10 agustus 2013
54
siswa bisa menuangkan aspirasinya lewat tulisan”. Selain itu juga, program pelatihan karya tulis dan mading ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada para siswa dalam mengapresiasikan dirinya melalui tulisan. Juga agar dapat memberikan pengetahuan baru mengenai penulisan.
d)
Pada Program pelatihan Fotografi Pada tahap perencanaan alternatif program untuk program pelatihan
fotografi ini volunter mengadakan perlombaan pembuatan film dokumenter dengan menggunakan kamera handphone. Perlombaan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Selain itu juga volunter melakukan pendekatan secara pribadi kepada siswa untuk mengetahui tingkat kesukaan atau ketidaksukaan siswa. Dengan pendekatan secara pribadi inilah siswa lebih nyaman dan mudah mengutarakan apa yang dirasakannya terhadap program yang dilakukan. Pendekatan ini juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran yang dialami siswa dan memberikan solusi pemecahannya.
e)
Pada Program Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) Pendekatan personal para siswa juga menjadi landasan utama dalam
tahap alternatif program pada LDKS. Seperti program lain pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui apa yang mereka inginkan dan tidak. langkah ini merupakan upaya volunteer agar siswa memajukan OSIS ke arah yang lebih baik. Dalam pelatihan ini para volunter mengajari siswa agar bisa
55
mengelola suatu kegiatan mulai dari tahap pembuatan proposal hingga tahap evaluasi dalam suatu kegiatan.
4.
Tahap Pemformulasian Rencana Aksi a)
Pada Program Pengajaran Setiap program yang dimiliki oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom
dalam program baksos yang dilakukan di Desa Margaluyu semuaya memiliki tujuan dan hasil yang ingin dicapai, yaitu menjadikan masyarakat dan khususnya siswa SMP Negeri 3 Pangalengan lebih mandiri, lebih kreatif, dan lebih bisa menghilangkan rasa trauma terhadap gempa bumi yang terjadi pada tahun 2009 silam. Program pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan merupakan salah satu program wajib yang dilakukan. Tujuan utama dari adanya pelaksanaan program ini adalah memberikan bantuan tenaga pengajar kepada pihak sekolah dan memberikan semangat dan motivasi tersendiri kepada para siswa. dengan melihat para mahasiswa yang mengajar di sekolah diharapkan kelak para siswa dapat termotivasi dan ingin terus melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi
b)
Pada Program Pemberian Motivasi Menghadapi Ujian Nasioanal (UN) Tahap pemformulasian rencana aksi pada program ini volunter
mengajak para siswa SMP Negeri 3 Pangalengan untuk mengikuti seminar motivasi menghadapi UN agar lebih percaya diri dalam mengisi soal-soal dan agar lebih bersemangat menghadapi UN. Minimal, tujuan dari seminar
56
motivasi menghadapi UN ini bisa meningkatkan kesadaran para siswa mengenai potensi diri yang ada pada diri masing-masing.
c)
Pada Program pelatihan Karya Tulis dan Mading Tahap pemformulasian rencana aksi pada program pelatihan karya
tulis dan mading dilakukan untuk mengetahui tujuan jangka pendek dari program ini. Program awalnya hanya bertujuan untuk mengaktifkan kembali mading yang ada di sekolah. dengan aktifnya kembali mading yang ada di SMP Negeri 3 Pangalengan siswa dapat mengapresiakan apa yang ada di pikirannya untuk disalurkan melalui tulisan. siswa juga mulai memahami mengenai teknik penulisan cerpen, puisi dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
d)
Pada Program Pelatihan Fotografi Seiring dengan berkembangnya teknologi khusunya di bidang
komunikasi yang berhubungan dengan telepon genggam atau yang biasa disebut handphone, saat ini handphone bukan hanya sekedar alat komunikasi. Akan tetapi juga telah dilengkapi kamera yang bisa mengabadikan setiap momen dan gambar. Semua kalangan saat ini sudah banyak menggunakan kamera khususnya buat para remaja, oleh karena itu volunter mengadakan program pelatihan fotografi di SMP Negeri 3 Pangalengan minimal para siswa dapat mengetahu angle yang bagus dalam pemotretan dan bisa mengabadikan gambar mereka dengan hasil yang memuaskan walau dengan kamera seadanya.
57
e)
Pada Program Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) Tahap pemformulasian rencana aksi pada program LDKS atau oleh
volunter disebut Manajemen Organisasi Kepemimpinan (MOK) ini diadakan di SMP Negeri 3 Pangalengan ini dimaksudkan untuk mengajarkan para pengurus OSIS lebih cekatan dalam mengkordinir temanteman dan para pengurus OSIS dapat mengetahui tugas dan kewajiban mereka sesuai jabatan dan divisi mereka masing. Selain itu juga diharapkan dengan adanya program pelatihan ini para pengurus OSIS dapat mengadakan acara sendiri di sekolah.
5.
Tahap Pelaksanaan Program a)
Pada Program Pengajaran Hal yang dilakukan pada saat pelaksanaan yaitu
pengajar
berkoordinasi dengan guru dan kepala sekolah untuk mengetahui sudah sampai di mana pengajaran pelajaran yang dilakukan, khususnya di bidang keagamaan dan bahasa Inggris. Kemudian melanjutkan apa yang telah diberikan oleh guru-guru mereka. Volunteer juga mengikuti jadwal mata pelajaran yang telah diberikan oleh guru-guru disana. Selain mengadakan pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan volunter juga mengadakan bimbingan belajar (bimbel) di basecamp, tempat tinggal para volunter. 11 Pada program pengajaran ini para volunteer mengalami tiga kesulitan. pertama, dengan letak sekolah yang jauh yang kurang lebihnya harus ditempuh dengan waktu satu jam lebih dengan berjalan kaki. Kedua, akses 11
Wawancara Pribadi dengan Wahyu selaku penanggunga jawab program pengajaran di SMP N 3 Pangalengan pada tanggal 18 oktober 2013 di cafee Rempoa
58
menuju ke sekolah jalanan yang rusak. Ketiga, faktor cuaca. karena letak Desa Margaluyu ini di gunung maka ketika sudah pukul 17.00 wib maka akan kabut dan itu yang menghambat para volunteer karena waktu pengajaran itu rata-rata sampai sore.
12
selain itu juga volunteer mengalami
kemudahan dalam melaksana program pengajaran ini antara lain Sifat keterbukaan para guru di SMP Negeri 3 Pangalengan ditambah antusiasme para siswa sehingga membuat program Pengajaran berjalan lancar
b)
Pada Program Pemberian Motivasi Menghadapi Ujian Nasional (UN) Pemberian motivasi menghadapi UN ini berlangsung pada tanggal 16
Februari 2011 yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Pangalengan pemberian motivasi ini dihadiri oleh semua siswa kelas 3, seminar motivasi ini dilakukan pada pukul 12.30 WIB s/d 15.00 WIB. Saat pelaksanaan panitia melakukan pemutaran film Laskar Pelangi. Setelah itu para siswa diminta untuk mengambil intisari dari film tersebut. Selanjutnya pemateri menjelaskan intisari film dan memberikan motivasi saling berbagi pengalaman. Kegiatan ini juga disertai sesi tanya jawab bersama para siswa. Pada program ini voulenter sedikit mengalami hambatan mengenai jadwal dengan pihak sekolah. karena jadwal seminar motivasi yang telah dibuat di Jakarta harus disesuaikan dengan jadwal sekolah akibatnya agak sedikit sulit mencari waktu yang tepat. Dibalik hambatan tersebut volunteer merasakan kemudahan dalam melaksanakan program tersebut karena Faktor pendukung pada program ini yaitu antusiasme siswa dalam mengikuti
12
Wawancara pribadi dengan Sabir
59
program seminar motivasi menghadapi UN karena tingkat kesadaran siswa mengenai UN yang sudah di depan mata dan harus dihadapi dengan penuh semangat percaya diri.
c)
Pada Program Pelatihan Karya tulis dan Mading Pelatihan yang berlangsung pada tanggal 16-24 Februari 2011,
pelatihan ini diikuti oleh delapan orang siswa. Sebelumnya, delapan orang ini telah mengikuti program ekstrakulikuler mading. Pelatihan dilaksanakan setiap pukul 13.00 -15.00 WIB. Pada pelatihan ini volunter mengajarkan siswa mengenai cara penulisan sehingga siswa dapat menulis dan membuat cerpen, puisi atau tulisan apapun itu. Nantinya karya tulis siswa akan dipasang di mading sekolah. 13 Hasil-hasil karya tulis siswa saat itu berbagai macam ada puisi, cerpen dan opini, selain itu juga mading yang ada di sekolah diberi nama “Nepal 3” yang memiliki arti “Negeri Pangalengan 3” Tabel 7 Daftar Peserta Pelatihan Karya Tulis dan Mading No Nama Lengkap
Kelas
1
Sri Sunarti
8D
2
Yuyun Yuningrat
8A
3
Shanty Mardiani
9C
4
Neng Nuryulianty
9C
5
Risma
7
13
Wawancara pribadi dengan Iqbal Maulana selaku penanggung jawab program pelatihan karya tulis dan madding pada tanggal 04 oktober 2013 di kediamannya.
60
6
Tria
7
7
Isep
7
8
Ceko
7
Sumber : laporan pertanggung jawaban Baksos 2010-2011 Kesulitan yang volunter alami pada program pelatihan karya tulis dan mading ini yaitu mengoordinir siswa. karena program ini dibuat ketika para volunter sudah ada di Desa Margaluyu. Papan mading yang telah tersedia di sekolah menjadi faktor pendukung pendukung pada program ini. sehingga voluneter tidak perlu membuatnya kembali dan alat-alat untuk pelatihan ini pun mudah didapat. selain itu juga guru turut mendukung program ini karena dengan adanya program ini siswa dapat lebih bebas mengkritik dan mengeluarkan pendapatnya melalui tulisan.
d)
Pada Program Pelatihan fotografi Pelatihan fotografi berlangsung pada tanggal 14-24 Februari 2011,
pelatihan ini dilakukan pukul 13.00- 15.00 pelatihan fotografi ini diikuti oleh 32 siswa. Penanggung jawab pada program ini adalah Rifky Ricad Sadewa mahasiswa dari jurusan jurnalistik, akan tetapi volunter yang turun memberikan pelatihan ini ada 3 orang yaitu Rifky Richad Sadewa, Syamsul dan Irfan Faqih. Pada pelatihan ini siswa diajarkan teknik-teknik pengambilan gambar, sudut pengambilan gambar, ukuran gambar, dan cara membuat film pendek dengan menggunakan kamera handphone .14 Tabel 8
14
Wawancara Pribadi dengan Irfan Faqih dan hasil pengamatan peneliti.
61
Daftar Peserta Pelatihan Fotografi No
Nama Lengkap
Kelas
1
Yadi Nuryadi
7D
2
Riki Ramdani
7C
3
Rifan Kosasih
7B
4
Nena Rohaeni
7B
5
Dwi Putri
7B
6
Sri Ardiyanti
7A
7
Herli Ermasari
7A
8
Imas sumiati
7A
9
Wiwin
7A
10
Desi Setiawati
7D
11
Iis Juliah
7D
12
Melinda Cantika
7B
13
Putri Eka
7B
14
Doni
7A
15
Rienda Aula W
7A
16
Dini Andriani
7A
17
Fhenty
7B
18
Sinta Royani
8B
19
Neng Tanti Sawitri
8D
20
Rosmanah
8D
21
Ajeng Tri Lestari
8B
62
22
Halimah
8B
23
Ima Melita M
8B
24
Dini Fauziah
8C
25
Rima Yulina
8C
26
Fitria Mulyani
8C
27
Dini Atriani
8C
28
Widya Nuriansyah
8C
29
Reki Ramdan
8B
30
Silvi Lisdiani
8B
31
Nurhafijah
8B
32
Siti Hanifah
Sumber: laporan pertanggung jawaban Baksos 2010-2011 Pada program ini memang paling banyak volunteer mengalamai kesulitan karena di sini volunter harus menerangkan dari awal tentang dasar-dasar fotografi. dari segi alat pun harus mencukupi dan pada akhirnya volunteer menyiasati dengan cara menggunakan kamera handphone. Faktor pendukung pelatihan fotografi adalah semangat dan antusiasme para siswa. Para siswa menyadari seiring perkembangan jaman dan teknologi maka teknologi harus dimanfaatkan, sehingga program ini banyak diminati. Dengan adanya program ini para siswa dapat membuat film dokumenter dengan kamera seadanya.
e)
Pada Program Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS)
63
Program latihan dasar kepeminpinan siswa atau yang biasa disebut dengan Manajemen Organisasi Kepemimpinan (MOK) ini dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2011 pada pukul 13.00 WIB-15.00 WIB dan diiukuti oleh 25 siswa. keseluruhan peserta adalah pengurus OSIS SMP Negeri 3 Pangalengan. Pengajar pada program ini adalah Ega Maulana. Pada pelatihan LDKS ini para siswa diberikan materi berupa cara-cara pembuatan proposal dan menjelaskan tugas dari masing-masing pengurus OSIS dan agar menanamkan jiwa kepemimpinan kepada mereka. Tabel 9 Daftar Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa No
Nama Lengkap
Kelas
1
Reki R
8B
2
Anggit K
8B
3
Yudi Kurnia
8C
4
Silvi Lisdiani
8B
5
Nissa N.G
8B
6
Rifan K
7B
7
Nia Tuti K
8D
8
Qorina F
8C
9
Widya
8C
10
Rima Y
8C
11
Dea
8A
12
Yadi
7D
13
Fhitrya W
8D
64
14
Gugun G
8A
15
Putri R
7A
16
Doni
7A
17
Fhenty
7B
18
Dini A
7A
19
Rauf
7C
20
Sri Sunarti
8D
21
Yuyun Yuningrat
8A
22
Dhesinta Eka
7D
23
Rida Amelia
7D
24
Aya Lestari
7C
25
Mika Herawati
7B
Sumber : laporan pertanggung jawaban Baksos 2010-2011 Pada program ini volunter hanya sedikit mengalami kesulitan yaitu memberikan materi tentang menejemen kepemimpinan karena sebelumnya memang telah ada OSIS di sekolah ini akan tetapi pasif dan para siswa tidak mengerti tugas dari masing-masing pengurus. Antusias para pengurus OSIS dalam mengikuti program ini memudahkan pelaksanaannya. Para pengurus sadar betapa petingnya program ini demi meningkatkan kemajuan sekolah dan agar para pengurus OSIS bisa mulai membuat acara sendiri.
6.
Tahap Evaluasi a)
Pada Program Pengajaran
65
Evaluasi pada program pengajaran dilakukan dengan cara evaluasi harian. Setiap usai melakukan pengajaran para volunter diwajibkan mencatat apa saja kekurangan atau kasalahan yang dilakukan baik oleh para siswa maupun oleh para tenaga pengajar. Besar
hasil catatan itu
dipresentasikan setiap malam pukul 22.00 WIB - 00.00 WIB. Evaluasi dilakukan setiap hari pada setiap mata pelajaran yang disampaikan di pagi hari. Pengajaran ini di evaluasi satu persatu per mata pelajaran.
b)
Pada Program Pemberian Motivasi Menghadapi Ujian Nasioanal (UN) Pada program pemberian motivasi menghadapi Ujian Nasional ini
evaluasinya dilakukan setelah acara selesai. Evaluasi dilakukan dengan mencatat proses berjalannya program. Evaluasi dilakukan mulai dari meriview semua kelengkapan alat yang diperlukan, mengevaluasi pemateri sampai dengan mengevaluasi tingkat antusias siswa. Antusiasme siswa dilihat
dengan mengukur
seberapa banyak siswa yang bertanya dan
menanggapi pemateri pada saat program berlangsung.
c)
Pada Program Pelatihan Karya tulis dan Mading Evaluasi pada program ini dilakukan dengan melihat dan menganalisis
tulisan para siswa setiap harinya. Evaluasi harian, dilakukan setiap malam mulai pukul 22.00-00.00 WIB. Saat evaluasi, dibahas mengenai antusiasme siswa setiap harinya dan sejauh mana siswa menangkap materi yang diberikan. Proses evaluasi pun dilakukan dengan cara diskusi dengan para volunteer. Pada evaluasi inilah dapat diketahui pula kendala-kendala yang
66
dihadapi pada saat program pelatihan ini berlangsung dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
d)
Pada Program Pelatihan Fotografi Evaluasi program pelatihan fotografi ini dilakukan evaluasi harian.
Evaluasi harian dilakukan setiap malam mulai pukul 22.00-00.00 WIB yang dilakukan evaluasi pada program ini yaitu mengevaluasi pemateri, antusiasme siswa dan sejauh mana siswa menangkap materi yang disampaikan oleh pemateri setiap harinya. Dengan diadakannya evaluasi ini dapat diketahui apa saja kendala yang dihadapi per harinya pada program ini dan apa tindakan selanjutnya yang harus diambil pada program ini. Evaluasi pada program ini dilakukan dengan cara musyawarah para volunter guna memecahkan masalah dan mengatasi hambatan yang dialami setiap harinya pada program ini.
e)
Pada Program Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) Tahap evaluasi
pada program Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
turut dilakukan evaluasi harian yang dilakukan pada pukul 22.00-00.00 WIB. Sama seperti program-program lainnya, pada program inipun dilakukan evaluasi dengan cara musyawarah dan mengumpulkan hasil catatan-catatan para volunteer. Evaluasi ini dilakukan terhadap pemateri mulai dari cara penyampaian materi kepada siswa maupun evaluasi mengenai antusiasme siswa, kekurangan dan kelebihan pada program latihan dasar kepemimpinan siswa ini.
67
7.
Tahap Terminalisasi Tahap terminalisasi pada program bakti sosial ini dilakukan pemutusan
hubungan secara formal, karena memang sebelumnya antara pihak RCTI Peduli, BEM Fidkom dengan pihak Desa Margaluyu sudah membuat kesepakatan bahwa program bakti sosial ini akan dilaksanakan mulai dari tanggal 11-28 Februari 2011. Selepas penutupan bakti sosial pihak RCTI Peduli dan BEM Fidkom melakukan hubungan atau tinjauan kembali di Desa Margaluyu sekaligus melihat kemajuan atau kemunduran dari program-program yang telah dilakukan. B.
Hasil Pencapaian Program
1.
Program Pengajaran Hasil dari program pengajaran ini siswa di SMP Negeri 3 Pangalengan lebih
semangat dalam belajar karena para siswa termotivasi untuk mengikuti jejak para volunteer yaitu meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu ke jenjang Universitas. 15 “setelah mahasiswa pulang ke jakarta pada waktu itu saya dan temanteman merasakan kehilangan karena adanya mahasiswa datang ke sekolah menimbulkan susasana baru dan kita jadi ingin sekolah sampai kuliah seperti kakak-kakak pada saat itu” Hal ini dapat dilihat dari tujuan awal program ini dilakukan yaitu untuk mendorong optimisme masyarakat dalam mengarungi kehidupan dan agar masyarakat khususnya para siswa yang masih sekolah memiliki semangat baru dalam belajar dan meningkatkan jenjang ke sekolah yang lebih tinggi.
2.
Program Seminar Motivasi Menghadapi Ujian Nasional (UN)
15
Wawancara pribadi dengan Lilis Samsiyah selaku siswa kelas VII pada tahun 2011, di SMP N 3 Pangalengan tanggal 22 juli 2015 di kediamannya.
68
Program ini jelas meningkatkan optimisme dan kepercayaan diri seluruh siswa kelas 3 saat menghadapi ujian nasional. Bahkan para siswa makin bersemangat dalam belajar. Guru-guru SMP Negeri 3 Pangalengan mengakui keberhasilan program ini. Salah satu hasilnya yang dapat dilihat adalah pada tahun 2011 siswa sekolah ini dinyatakan lulus 100%. 16
“pasca gempa program KBM (kegiatan belajar mengajar) kami memang sangat terganggu, terlebih saat itu program paling dekat adalah akan menghadapi ujian nasional, melihat kondisi siswa yang masih banyak mengalami trauma kami khawatir mereka takut dan tidak percaya diri. Alhamdulillah saat itu ada Mahasiswa UIN datang dengan menawarkan program seminar motivasi pasca gempa bumi dan menghadapi UN, dari melihat antusias siswa dengan kedatangan mahasiswa kami melihat ada perubahan pada siswa, siswa Nampak lebih ceria dan percaya diri serta tidak ada lagi takut dalam menghadapi ujian nasional. Pasca ujian nasional Alhamdulillah siswa SMP N 3 Pangalengan dinyatakan lulus 100% ”
Para siswa lebih percaya diri ketika menghadapi ujian nasional dan mempunyai semangat belajar lagi pasca gempa bumi karena pasca gempa bumi itu program yang paling dekat adalah program UN. “Awalnya memang kita takut menghadapi UN karena masih trauma dengan gempa selain itu juga karena dari dulu tradisi disini banyak siswa yang selepas SMP lanngsung menikah apalagi perempuan tetapi ketika kita diputarkan film laskar pelangi dan pencerahan dari mahasiswa maka kita, khususnya saya mulai berpikir ulang dan semangat bahwa harus ikut ujian dan melanjutkan sekolah kejenjang berikutnya” 17
3.
Program Pelatihan Karya Tulis dan Mading Tujuan Program pelatihan ini membuahkan hasil berupa “kehidupan” dan
keaktifan kembali siswa. Hasil pencapaian program karya tulis dan mading ini
16
Wawancara pribadi dengan Bapak Sundratatono selaku guru di SMP N 3 Pangalengan tanggal februari 2014 di sekolah 17 Wawancara pribadi dengan ira nuraeni selaku siswa SMP N 3 Pangalengan tanggal 22 juli 2015 dikediamannya.
69
terbukti mencapai target karena sebelumnya mading yang ada jarang sekali terpampang karya siswa-siswi. Beberapa saat setelah program pelatihan karya tulis dan mading selesai para siswa berbondong-bondong atau banyak yang mengirim tulisannya ke redaksi mading, semakin hari Nampak kebebasan dan keberanian para siswa dalam mengekspresikan dirinya melalui tulisan.18 “Saat itu banyak siswa yang mengirim karya tulis ke mading berupa puisi, cerpen, kata-kata sambutan ataupun berbalas pantun, bahkan ilmu karya tulis ini sangat manfaat saat saya di SMA sekarang” Bahkan mading ini masih betahan saat peneliti melakukan penelitian atau wawancara di lapangan. Gambar 3 Mading di SMP N 3 Pangalengan yang masih ada sampai penelitian berlangsung
4.
Program Pelatihan Fotografi Tujuan awal program pelatihan fotografi ini adalah untuk meningkatkan
kreatifitas siswa dan menciptakan suasana baru di sekolah. Hasil pencapaian dari 18
Wawancara pribadi dengan Tria Widi Astuti selaku siswa SMP N 3 Pangalengan tanggal 18 Februari 2014 di kediamannya.
70
program pelatihan fotografi ini telah sesuai dengan tujuan awal karena dengan adanya pelatihan fotografi ini merupakan pelajaran baru bagi mereka para siswa mulai bisa mengambil gambar dengan angle yang tepat selain itu juga para siswa bisa membuat karya film dokumenter dan bisa membuat video kegiatan di setiap acara sekolah.19 “Kita yang ikut program pelatihan fotografi saat itu jadi lebih tau bagaimana cara mengambil foto yang bagus dan cara mengabadikan momentum bahkan sampai SMA sekarang saya masih ingat cara membuat film documenter dengan menggunakan kamera seadanya”
5.
Program Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) Tujan pelatihan LDKS ini siswa diharapkan lebih bertanggungjawab dan bisa
mengadakan acara-acara di sekolah. Hasil pencapaian progam latihan dasar kepemimpinan siswa ialah para siswa semakin jelas menjalankan tugas dari masing-masing pengurus selain itu juga pengurus OSIS semakin memiliki jiwa kepemimpinan, tidak bergerak sendiri-sendiri, lebih mengutamakan musyawarah dan sudah mulai bisa membuat acara di sekolah.20 “Tadinya di sekolah memang ada osis, tapi tidak berjalan karena setiap ada acara selalu guru yang mengadakan dan para pengurus osis kerjanya sendirisendiri setalah dapat pelatiha dari mahasiswa para pengurus osis mulai paham tugas masing-masing selain itu juga guru mulai memberi kepercayaan kita untuk membantu dan membuat acara program maulis nabi”
19
Wawancara pribadi dengan Dea Devi Fuji Astuti selaku siswa SMP N 3 Pangalengan tanggal 18 Februari 2014 di kediamannya. 20 Wawancara pribadi dengan Dea Devi Fuji Astuti selaku siswa SMP N 3 Pangalengan tanggal 18 Februari 2014 di kediamannya.
71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa 1. Tahapan – tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom pada masing-masing program BAKSOS antara lain: a) Pada program pengajaran Pada program pengajaran di SMP Negeri 3 pangalengan ini semua tahapan pemberdayaan masyarakatnya dilakukan dengan baik, mulai dari tahap persiapan yang dilakukan mulai dari pembentukan panitia dan mensurvei lokasi BAKSOS, sampai dengan sosialisasi voulenter kepada para guru dan siswa yang dilakukan dengan kedekatan emosional. Selain itu juga tujuan dari pada program pengajaran ini adalah untuk membantu tenaga pengajar di SMP Negeri 3 Pangalengan. b) Pada program motivasi menghadapi ujian nasional Program mengahadapi ujian nasional ini bertujuan untuk memberikan semangat dan motivasi kepada para siswa
SMP Negeri 3 Pangalengan
khususwa siswa kelas 3 dan agar para siswa tidak terlalu takut dalam menghadapi soal-soal ujian nasional, c) Pada program pelatihan karya tulis dan mading Pada program pelatihan karya tulis dan mading ini bertujuan untuk mengapresiasikan
pendapat
dan
suara
mengembangkan kreatifitas para siswa. d) Pada Program pelatihan fotografi
71
siswa
melalui
tulisan.
Dan
72
Program pelatihan fotografi ini merupakan program yang bertujuan agar para siswa dapat mengabadikan setiap moment dengan menggunakan kamera handphone dengan hasil yang memuaskan. e) Pada program latihan dasar dan kepemimpinan siswa Program latihan dasar dan kepemimpinan siswa ini bertujuan untuk memberikan pengertian mengenai manajemen organisasi kepemipinan untuk para pengurus osis. Karena pada dasarnya SMP Negeri 3 Pangalengan ini telah memiliki kepengurusan osis yang bagus akan tetapi manajemen organisasinya yang harus dibenahi. 2. Hasil Pencapaian a) Pada program pengajaran Hasil dari program pengajaran ini siswa di SMP Negeri 3 Pangalengan lebih semangat dalam belajar karena para siswa termotivasi untuk mengikuti jejak para volunteer yaitu meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu ke jenjang Universitas, Hal ini dapat dilihat dari tujuan awal program ini dilakukan yaitu untuk mendorong optimisme masyarakat dalam mengarungi kehidupan dan agar masyarakat khususnya para siswa yang masih sekolah memiliki semangat baru dalam belajar dan meningkatkan jenjang ke sekolah yang lebih tinggi. b) Pada progran menghadapi ujian nasional Dari program motivasi menghadapi ujian nasional ini hasil pencapaiannya adalah siswa lebih percaya diri dalam menghadapi soal-soal ujian, meningkatkan optimisme dalam melanjutkan sekolah serta hasil hasil yang paling Nampak pada saat itu adalah siswa lulus 100%. c) Pada program pelatihan karya tulis dan mading
73
Pada program ini hasil yang di dapat oleh para siswa adalah mading yang ada di sekolah aktif kembali dan para siswa lebih kreatif dalam mengapresiasikan pendapat melalui tulisan. d) Pada program pelatihan fotografi Tujuan awal program pelatihan fotografi ini adalah untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan menciptakan suasana baru di sekolah. Hasil pencapaian dari program pelatihan fotografi ini telah sesuai dengan tujuan awal karena dengan adanya pelatihan fotografi ini merupakan pelajaran baru bagi mereka para siswa mulai bisa mengambil gambar dengan angle yang tepat selain itu juga para siswa bisa membuat karya film dokumenter dan bisa membuat video kegiatan di setiap acara sekolah e) Pada program latihan dasar kepemimpinan siswa dari program LDKS ini para pengurus osis lebih bisa mengetahui tugas dan kewajiban dari masing-masing pengurus osis selain itu juga para pengurus osis telah dapat mengelola acara di sekolah. B. Saran a) Pada program pengajaran Hendaknya pada program pengajaran ini mata pelajaran yang diajarkan di tambah, tidak hanya tiga mata pelajaran dan waktu dalam pengajarannya di tambah. b) Pada program menghadapi ujian nasional Pada pelaksaan program menghadapi ujian nasional ini harusnya para siswa lebih antusias lagi c) Pada program pelatihan karya tulis dan mading
74
Seharusnya pada program ini dilakukan lebih intens lagi dan pengajarnya di tambah karena program ini sangat diminati siswa. d) Pada program pelatihan fotografi Pada pelatihan ini sebaiknya diadakan alat yang memadai seperti kamera SLR dan waktu pelatihannya ditambah e) Pada program latihan dasar dan kepemimpinan siswa Pada pelatihan latihan dasar kepemimpinan siswa ini sebaiknya diadakan waktu yang diberikan lebih panjang karena agar para siswa lebih terlatih dalam mengkoordinir siswa di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta; PT Grafindo Jaya, 2008. BEM Fidkom, Garis-Gari Besar Haluan Organisasi (GBHO) BEM FIDKOM 20102011. Hakim, Muhammad Arifin. Ilmu sosial Dasar, badung: Pustaka Satya, 2001. Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama, Bandung: Rosda Karya, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kasali, Renald, Ph.D, Metode-Metode Riset Kulitatif, cetakan 1, Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2008. Kongres Mahasiswa Universitas, Undang-undang dasar (UUD) Kelurga Besar Mahasiswa (KBM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Laluhu, Sabir, ed, Kami adalah Legenda: Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BEM FIDKOM 2010-2011, Ciputat : BEM FIDKOM 2010-2011. 2011 Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan XXVII. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010. Peraturan kementerian dalam negeri no 7 tahun 2007 tentang kader pemberdayaan Masyarakat. Rahayu, et. Al, Observasi dan wawancara, Malang: BayumediaPublishing, 2004. RCTI Peduli, Buku Panduan Pengadaan Program Bakti sosial RCTI Peduli, Jakarta: RCTI Peduli, 2000. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cetakan ke 6, Bandung: Alfabeta, 2010. Salam, Syamsir, H, Sosiologi Pedesaan. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Soejono, Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, edisi ke 4. Jakarta; Grafindo Persada 1990. Soetomo, Pembangunan Masyarakat Merangkai sebuah kerangka, Yogyakarta; Pustaka Pelajar 2009.
74
75
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Organisasi dan Tata Kerja, Statuta dan Uraian Tugas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004.
Wawancara Wawancara Pribadi dengan Adang Supandi Sesepuh Desa Margaluyu. Bandung, 14 desember 2012. Wawancara Pribadi Dengan Agus Sukana Kepala Dusun 2. Bandung, 17 Februari 2014. Wawancara Pribadi dengan Anggi Setiawan Hermansyah Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Ayu Lestari Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Cecep Rahman Nurzaman Pangalengan. Bandung 17 Februari 2014.
Guru SMP Negeri 3
Wawancara Pribadi dengan Cep Dani Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi Dengan Dea Devi Fuji Astuti Siswa SMA Negeri 3 Pangalengan. Bandung, 18 Februari 2014. Wawancara Pribadi dengan Edi Mulyana Kepala Desa Margaluyu. Bandung, 17 februari 2014. Wawancara Pribadi dengan Eneng Irma Hasanah Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Hartawan Hari Permadi CO RCTI Peduli. Jakarta, 21 desember 2012. Wawancara Pribadi dengan Ira Nuraeni Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015.
76
Wawancara Pribadi dengan Irfan Faqih Ketua Panitia Baksos. Jakarta,14 Oktober 2013. Wawancara Pribadi dengan Iqbal Maulana Penaggungjawab Program Pelatihan Karya Tulis dan Mading. Jakarta, 04 oktober 2013. Wawancara Pribadi dengan Lilis Samsiyah Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Mika Herawati Siswa SMP N 3Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Neng Nuryulianty Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Nia Tuti Kurniawati Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Pitri Handayani Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015 Wawancara Pribadi dengan Rauf Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Restiana Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Sabir Laluhu Presiden BEM Fidkom 2011. Ciputat, 10 Agustus 2013 Wawancara Pribadi dengan Santi Mardiani Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Silvi Lisdiani Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015 Wawancara Pribadi dengan Sri Sunarti Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi Dengan Sundratatono Guru SMP Negeri 3 Pangalengan. Bandung, 17 Februari 2014. Wawancara Pribadi Dengan Tria Widi Astuti Siswa SMP Negeri 3 Pangalengan. Bandung, 18 Februari 2014.
77
Wawancara Pribadi dengan Wahyu Penanggungjawab Program Pengajaran. Jakarta,18 oktober 2013. Wawancara Pribadi dengan Widya Nuriansyah Siswa SMP Negeri 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Yudi Kurnia Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015. Wawancara Pribadi dengan Yuyun Yuningrat Siswa SMP N 3 Pangalengan. Bandung, 22 juli 2015.
Transkip Wawancara dengan Irfan Faqih (Ketua Pelaksana Baksos) 1. Kenapa Desa Margaluyu yang dipilih sebagai lokasi Baksos? Pada awalnya program rencana Baksos ini diadakan di Sumedang akan tetapi di tengah jalan para tim survey kecapean dan akhirnya jalan menuju desa terdekat. Terus saat itu dapet deh Desa Margaluyu dan kebetulan setelah tim survei tiba di Desa Margaluyu dan berjumpa dengan warga ternyata Desa Margaluyu merupakan Desa Korban Gempa bumi 2009 terparah. 2. Apa tujuan diadakan Baksos? Tujuanny simple kita Cuma pengen ngejadiin masyarakat Desa Margaluyu jadi warga yang mandiri dan Produktif dari segi apapun. 3. Tahapan apa saja yang dilakukan oleh panitia sebelum keberangkatan? Kita ngadain survei, ngerekrut voulenter, rapat-rapat dan menyiapkan segala kebutuhan 4. Program apa saja yang diadakan? Programnya banyak, ada di bidang pendidikan, dibidang agama, sosial dan kepemudaan. Klo di bidang pendidikan ada program pengajaran di PAUD, SD, SMP. Program Seminar motivasi menghadapi UN, Program pelatihan karya tulis dan mading, Pelatihan Fotografi, Pelatihan LDKS. Di bidang agama ada pengajaran ngaji di TPA-TPA, Melaksanakan Maulid Nabi. Di Bidang sosial dan keagamaan ada program Pemasangan papan penunjuk arah dan jalan, nonton bareng bersama pemuda dan kerja bakti. 5. Bagaimana Respon warga Desa Margaluyu?
Responnya sangat baik, bahkan sampai kita pulangpun mereka masih menjalin komunikasi dengan baik terhadap semua voulenter dan bahkan sampai saat ini masih banyak para voulenter. 6. Apa hasil Pencapaian dari program Baksos ini? Alhamdulillah dari semua program yang kita jalani disana menurut saya semuanya behasil dan membuahkan hasil bagi para warga desa margaluyu, contoh kecil merek yang tadinya hanya mengenyam pendidikan sampai SMA, setelah kita datang kesana banyak para siswa khusunya yang semangat ingin melanjutkan kuliah, karena termotivasi melihat kita.
Transkip Wawancara Iqbal Maulana (Penanggungjawab program pelatihan karya tulis dan madding) 1. Mengapa program pelatihan karya tulis dan mading ini dihaadakan? Sebenarnya program pelatihan karya tulis dan mading ini tidak ada dalam rencana kita program ini dibuat ketika kita tiba dilokasi. Karena pada saat itu pada saat voulenter kunjungan ke SMP N 3 Pangalengan melihat papan mading yang kosong dan using tidak dimanfaatkan, dari situlah para voulenter berinisiatif untuk melaksanakan program pelatihan karya tulis dan mading. 2. Tahap-tahap apa saja yang dilakukan untuk melakukan program pelatihan karya tulis dan mading? Menyiapkan alat-alat yang diperlukan seperti kerta, sterofom, tenaga pengajar dan lain-lain. Sebelumnya juga voulenter melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan Alhamdulillah sekolah mengijinkan. Dan dari situlah kita melakukan sosialisasi kepada siswa mengenai progam ini., 3. Apa tujuan program pelatihan karya tulis dan mading ini? Tujuannya untuk membiasakan para siswa menulis dans selain itu juga ptogram ini dilakukan agar para siswa lebih bebas mengekspresikan dan mengemukakan pendapatnya melalui tulisan. 4. Bagaimana antusias siswa terhadap program ini? Antusia siswa sangat bagus, bahkan pada saat itu sampai kita pulangpun mading yag kita buat masih sering diisi dengan tulisan-tulisan siswa 5. Apa hasil pencapaian dari program pelatihan karya tulis dan mading? Siswa jadi lebih bisa berekspresi dalam mengemukan pendapatnya.
Transkip
Wawancara
Wahyu
Riyanto
(Penanggungjawab
program
pengajaran) 1. Tahap apa yang pertama dilakukan oleh para voulenter untuk melakukan program pengajaran? Pertama
kita
melakukan
koordinasi
dengan
pihak
sekolah.
Kedua,
menyesuaikan jadwal mata pelajaran yang ada di sekolah dengan jadwal kita. Ketiga, melakukan pendekatan terhadap para siswa khususnya pendekatan emosional agar lebih mudah masuk kepada para siswa, selain mengadakan pengajaran di SMP N 3 Pangalengan kita juga mengadakan pendalaman materi baik di sekolah maupun d bascamp tempat kita para volenter menetap selama di Pangalengan. 2. Kelas berapa saja yang di ajarkan oleh para voulmengaenter? Siswa yang kami ajar dari kelas 1 sampai kelas 3. 3. Bagaimana respon guru? Guru di SMP N 3 pangalengan sangat merespon dengan adanya kita disana karena untuk menambah tenaga pengajar disana, selain itu juga guru disana turut memantau kegiatan yang kami lakukan d SMP N 3 Pangalengan. 4. Mata pelajaran apa saja yang diajarkan oleh para voulenter? Ada matematika, bahasa inggris dan kewarganegaraan. Kita hanya mengambil sedikit mata pelajaran karena tenaga pengajar kitapun terbagi-bagi. 5. Bagaimana repon siswa? Respon siswa saat itu sangat antusias sekali, selain menambah wajah-wajah baru buat tenaga pengajarnya selain itu juga kita menambah semanga bagi mereka.
Transkip Wawancara Sabir Laluhu (Presiden BEM Fidkom 2010-2011) 1. Mengapa Desa Margaluyu menjadi objek dalam bakti sosial? desa margaluyu dijadikan objek bakti sosial dengan beberapa alasan, pertama pernah bekas bencana alam di jawa barat pada tahun 2009, kedua dari bidang pendidikan, bidang kepemudaan dan bidang keagamaan, sebenarnya di bidang pendidikan dan di bidang agama bukan kurang tapi memang ada beberpa hal yang harus di perbaiki atau di isi kembali, ketiga pada saat survey tempat atau survey lapangan selama dua kali kita temukan beberapa hal yang kurang, dan akhirnya kita jadikan desa margaluyu sebagai tempat baksos. Selain itu juga secara topografis desa margaluyu itu jauh di atas gunung dan akses untuk ke pusat kota itu sangat susah, dari pertimbangan itu kita berpikir, kenapa tidak kita keatas gitu. Klo dari sisi mahasiswa, apa yang mereka dapat selama itu baik formal ataupun non formal di kampus harus bisa diamalkan di masyarakat. Klo dari sisi fakultas, bahwa kita ingin mengembangkan fakultas kita. Sebagai tradisi BEM Fidkom sejak awal ada pengabdian ke masyarakat ke beberapa daerah, klo untuk universitas alasannya ya biar kampus tidak hanya dikenal oleh masyarakat yang dekat dengan kampus, tapi juga yang jauh dari kampus. Kemudian ya baksos ini kelanjutan dari baksos-baksos sebelumnya yang sebelumnya pernah di Palembang, Purwakarta, Sukabumi dan daerah lainnya. 2. Bagaimana cara BEM FIDKOM Bersinergi dengan RCTI Peduli dalam upaya pemberdayaan Masyarakat di Desa Margaluyu? klo untuk Desa Margaluyu itu bukan pertama kali ya kita menjalin kerjasama BEM Fidkom dengan RCTI Peduli. Sebelumnya juga yang di Purwakarta itu kerjasama dengan RCTI Peduli, caranya ya terus menjalin komunikasi sejak
awal bahwa kita akan melakukan bakti sosial setiap tahun, kegiatannya apa saja ya kita sesuaikan, dari RCTI Peduli ada kegiatan apa kemudian dari BEM Fidkom ada kegiatan apa, kemudian dari situ kita menawarkan kepada RCTI Peduli bahwa kita bisa melaksanakan ini yg mana disitu kegiatannya hampir sama dengan apa yang dilakukan RCTI Peduli di beberapa daerah 3. Apakah dalam Bakti sosial ada tahap persiapan, tahap assesment, tahap perencanaanalternatif program, tahap pemformulasikan aksi, tahap pelaksanaan program,tahap evaluasi, tahap terminalisasi? klo secara pengertian gak terlalu ya, tapi klo secara umum begini, silahkan dipilah dan dipilih mana yang tahap-tahap itu. Klo tahap persiapan kegiatan dimanapun ga mungkin ga ada persiapan secara logika kan gitu. Kemudin setelah itu kita melakukan peninjuan ke lapangan, persiapan kita apa, program kita apa kita turun ke lapangan, dari turun ke lapangan kemudian kita bisa tau apa yang sebenarnya bisa kita garap disana istilahnya apa yang bisa kita lakukan di Desa Margaluyu. Klo itu digarap siapa yang bisa kita perbantukan dalam artian menjadi orang yang nanti bisa kita jadikan penghubung disana. Kemudian disana ya kita melakukan kegiatan setiap harinya harus ada evaluasi secara utuh. Apa yang kita lakukan hasilnya seperti apa. perkembagnan siswa, perkembangan masyarakat, aparat desa, perkembanagn di SD seperti apa, keagamaan seperti apa itu yg kita evaluasi, itu konteks pas kita turun di lapangan, setelah itu baru kira lihat apa yang bisa kita lakukan untuk keesokan harinya artinya proses-proses itu berjalan sealur dan berputar terus tidak berhenti
4. apakah tahapan-tahapan tersebut dilakukan pada program pendidikan di SMP Negeri 3 Pangalengan? Sebenarnya pada semua kegiatan yang di program BAKSOS khususnya di bidang pendidikan, dari maca-macam kegiatan pendidikan yang kita lakukan nyaris semuanya melakukan tahapan-tahapan yang telah disebutkan diatas. Itu semua terbukti dengan adanya rancangan-rancangan yang sudah kita buat sebelum kita terjun ke lapangan. Itu salah satu contohnya. 5. apa saja program pendidikan yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom di SMP Negeri 3 Pangalengan? Klo khusus langsung ke pendidikan terlalu sempit. BEM Fidkom tidak pernah fokus ke satu bidang. Klo tidak salah ada empat bidang, Ada bidang pendidikan, bidang keagaaman, bidang sosial masyarakat, bidang kepemudaan . Kemudian pendidikan apa, pendidikan pun dibagi menjadi tiga ada pendidikan di tingkat SD, SMP, PAUD. Klo di SMP secara khusus kita di SMP Negeri 3 Pangalengan. D SMP itu ada beberapa kegiatan, yaitu ada kegiatan formal dan non formal. Paling banyak di bidang non formal. Di bidang formal ada kegiatan pengajaran, di bidang non formal ada kegiatan pelatihan karya tulis dan mading, pelatihan fotografi, pemberian motivasi menghadapi UN dan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa. 6. Apa latar belakang pembuatan program pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan? kita ngambil tidak secara khusus, kita lihat bahwa di SMP Negeri 3 Pangalengan itu jumlah guru sedikit, dengan jumlah siswa yang cukup banyak
di SMP itu. Itu yang mendasari kita membuat program itu dalam konteks pengajaran. Klo dari kegiatan informal ya krn selama ini disitu tdk ada kegiatan informal seperti yg kita tawarkan 7. Apa latar belakang Pembuatan Program Motivasi Menghadapi UN di SMP Negeri 3 Pangalengan? klo masalah UN simpel aja, orang mau menghadapi ujian pertama banyak tekanan, yang kedua butuh orang yang pernah melewati itu, sebagai mahasiswa yang pernah melewati itu punya pengalaman yang harus dibagi, pengalaman yang bentuknya motivasi kemudian dengan cara pemutaran film kemudian diberikan motivasi gambaran seperti apa sebenernya film itu mereka ambil intisarinya kemudian dari situ apa yang harus dilakukan, misalnya gini, Desa mereka itu kan desa yang boleh dibilang tidak terlalu banyak orng yang berpendidikan sampai SMA, mereka harus lulus berpendidikan lebih tinggi. Jadi kita lihat tidak hanya harus formal “mereka kita kasih belajar” tapi ya ada motivasi yang kita berikan. Jadi itu yg menjadi titik tolak bahwa memang harus dilakukan minimal pesan yang disampaikan adalah siapa yang belajar maka ya lulus, klo hanya diam saja tidak mau belajar , membaca, bertanya, menulis dan tanpa latihan ya itu tidak bisa. itu inti dari yang di sampaikan untuk motivasi UN. Karena klo tidak salah kegiatan motivasi UN itu hanya satu hari, akan tetapi satu hari itu hanya formalnya saja, karena setiap harinya voluenter baksos itu selalu memberikan motivasi secara non formal. Klo kegiatannya ya hanya satu hari, kegiatan seminar motivasi itu hanya satu hari.
8. apa Latar Belakang Pembuatan Program karya tulis dan Mading di SMP Negeri 3 Pangalengan? Di Sekolah itu masa dimana orang ingin menungkan dan mengutarakan apa yang bisa dia katakan kepada orang lain, di tingkatan SMP biasanya orang ingin menunjukkan bahwa dia itu bisa menyatakan sesuatu, itu point pertamanya. Point keduanya anak SMP biasanya idenya di masa itu adalah ide yang masih segar dan ingin berkata apa yang bisa dia katakan pada saat dan waktu itu . teman-teman panitia BAKSOS itu paham betul sama itu kemudian menawarkan. bahwa ternyata ada cerita gini kepala sekolah dari pihak panitia (sebutan dari panitia) setelah survey ke SMP kemudian ketika malam hari saling cerita mengenai SMP itu dan kemudian dari situlah kita rancang program pelatihan karya tulis dan mading. Karena sebenarnya program karya tulis dan mading itu tidak kita rancang dari Jakarta, jadi program ini berasal dari inisiatif atau usulan kepala sekolah panitia yang di tempatkan di SMP. Setelah itu kita bicarakan dengan pihak sekolah dan siswa kemudian mereka setuju akhirnya diadakan pelatihan karya tulis dan mading, mulai dari apa saja peralatannya, apa saja idenya, bagaimana cara penulisannya, bgaimana cara penempatannya dan sebagainya 9. apa latar belakang pembuatan Program Pelatihan Fotografi di SMP Negeri 3 Pangalengan? Klo Fotografi kan gini, di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ada jurusan jurnalistik, secara tidak langsung harus mengamalkan ilmu mereka, dari situlah Penanggung jawabnya adalah Jurusan Jurnalistik, mereka mengusulkan bagaimana klo kita adakan pelatihan fotografi yang dasar saja
atau paling minimal memperkenalkan kamera dan dunia fotografi sejak dini, paling tidak mereka nanti bisa tau lighting, ini agak luas memang Karena bahasa-bahasa fotografi itu bahasa-bahasa mahasiswa, tapi kita sebenarnya ingin memberikan mereka tau agar bagaimana cara mereka menangkap moment dengan kamera yang sesederhana mungkin itu yang pertama. Yang kedua berfotografi untuk tataran anak SMP itu kan tidak menggunakan kamera canon dan lain segabainya jadi kita mengajarkan bagaimana memanfaatkan kamera yang mereka punya dan bisa menangkap moment dan melihat situasi. Karena fotografi itu kan bukan gaya, tapi itu ilmu bagaimana dia menangkap cahaya dan mengabadikan sebuah peristiwa yang tepat dan itulah yang kita berikan . 10. apa latar belakang pembuatan program LDKS (latihan dasar kepemimpinan siswa) di SMP Negeri 3 Pangalengan? setiap sekolah punya osis punya organisasi di tataran SMP itukan masa peralihan dari dari anak-anak menjasi semi dewasa dan dimana mereka mencari format untuk apa yang bisa diakukan disekoah atau di lingkungan sekitar. Sebenarnya mereka sudah punya osis, jadi kita tinggal memberikan ilmu seperti , gimana si tugas ketua itu seperti apa? Tugas ini sperti apa, ini seperti apa dan lain sebagainya, secara pemahaman waktu itu anak-anak osis tidak secara utuh dapat ilmu tentang keorganisasian dari sekolah, hanya di bentuk osis dan setelah itu mereka bahkan tidak tau bahwa osis itu bisa langsung berhubungan dengan guru BP atau Kepala BP di sekolah guna untuk membahas kegiatan di sekolah. secara pengetahuan dasar kurang, kita lihat kurang maka kita isi, kita harus menggerakkan mereka, minimal klo tidak bisa
seperti itu ya bisa bantu sekolah, memberitahukan siswa lain atau menggerakkan siswa lain untuk membantu sekolah ketika ada kerjabakti 11. bagaimana tahap periapan yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom dalam melaksanakan Rogram Pengajaran? Kita harus tau tempat apa yang dituju, harus tau survey, mencari tempat tinggal, tau topogrfai jumlah penduduk keseluruhan dan tau apa pekerjaan mereka dan bagaimana kondisi daerah secara umum kemudian baru kita rancang programnya, untuk perancangan program sendiri ya dengan cara kumpul, ktemu sama pengurus-pengurus, panitia , bahkan kita sempat membuka pendaftaran volunter, semua itu kita runut dari awal kegiatankegiatan masing-masing jurusan (kecuali bpi), dari situ kita gabungkan dan kita atur bagaimana nti cara kerja disana (di lokasi) pembagian kepanitiaan seperti apa. BEMJ ini menanggungjawapi kegiatan apa. Misal sebagai contoh kegiatan fotografi itu penanggung jawabnya ada dari jurusan jurnalistik, terus untuk kegiatan seminar motivasi sendiri itu penanggung jawabnya dari BEM Fidkom. Terus LDKS itu penanggung jawabnya jurusan KPI (komunikasi penyiaran islam) dan lain sebagainya. Itu semua kita rancang dari awal di Jakarta sampai di lokasi pun itu berjalan. Dari situ baru kita tunjuk siapa orang nanti yang bertanggung jawab dari masing-masing kegiatan , contoh di program pemutaran film itu ada Akhmal, fotografi ada Encek sama Arga. LDKS saat itu ada Siradjudin Arridho, terus pelatihan karya tulis dan mading itu ada Anis dan Iqbal . 12. bagaimana tahap assesment pada program pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan?
setelah di rancang memang ada beberapa hal yang agak lari dari apa yang kita rencanakan sebelumnya, kemudian kita cocokkan dengan kejadian di sekolah. Karena kita sebagai tamu kita tidak bisa berbuat banyak dalam artian kita tidak berhak untuk mengotak-atik apa yang sudah ada disitu. apa yang sudah kita rancang kemudian kita bicaran disana bersama guru dan kepala sekolah baru kita jalankan . ya alhamdulillah dari keseluruhan apa yang kita kerjakan menurut penilaian saya pada saat pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan sebelum kita pulang kebanyaan anak murid yang kita ajar atau kita kasih dan kita isi keilmuannya dan pengetahuannya itu datang dan memberikan ucapan terima kasih karena selama ini mereka tidak pernah mendapatkan hal sepeti itu dan pesan yang saya tangkap adalah itu pesan yang kita sampaikan telah sampai gitu, bahkan 85% program pengajaran kita trmasuk sukses di Desa Margaluyu 13. bagaimana tahap perencanaan alternatif program pada program pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan? Disini kita menggunakan pendekatan emosional kepada semua warga, jadi ini bisa lebih memudahkan kita untuk mengetahui apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka tidak inginkan atau apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka tidak butuhkan. Setelah kita melakukan pendekatan itu, kemudian kita merancang program sesuai dengan yang merekan butuhkan dan mereka inginkan dengan tujuan dapat meringankan atau minimal memberikan ilmu yang kita miliki. 14. Bagaimana tahap pemformulasian rencana aksi pada program pengajaran di SMP Negeri 2 Pangalengan?
Pada tahap ini kita baru mulai menyusun rencana aksi jangka pendek, dalam artian gini, kita melakukan program pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan dengan tujuan saat itu yaitu untuk sedikit membantu para guru disana karena jumlah guru di SMP itu sangat minim. Kita melakukan program itu dengan niat membantu hal ini di dasarkan karena kita telah survey sebelumnya. 15. Bagaimana tahap pelaksanaan program pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan? pada saat pelaksanaannya itu, sekolah
pengajar koordinasi dengan guru dan kepala
sudah sampai dimana pengajaran pelajaran yang sudah dilakukan
khususnya di bidang ke agamaan dan bahasa inggris. Kemudian kita hanya melanjutkan apa yang telah diberikan oleh guru-guru mereka. Kita juga mengikuti jadwal mata pelajaran yang telah di berikan oleh guru-guru disana. 16. Bagaimana tahap evaluasi program pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan? Setiap malam melakukan evaluasi dengan cara melalui saling menceritakan perkembangan siswa. Karena kita juga membuat absent sendiri Jadi kita punya dua absen. Absen dari sekolah ada, absen dari kita buat sendiri ada. Dari absen yang kita buat itu semua lengkap ada data perkembangan siswa dan lainnya. 17. bagaimana tahap terminalisasi pada program pengajaran di SMP Negeri 3 Pangalengan? tahap ini kita lakukan karena memang sejak awal kita telah melakukan rencana sesuai jadwal yang telah kami buat. 18. bagaimana tahap persiapan pada program motivasi menghadapi UN di SMP Negeri 3 Pangalengan?
Persiapan yang kita lakukan pada program ini,pertama kita menghitung jumlah siswa kelas 3 karena program motivasi mnghadapi UN ini hanya di khususkan untuk siswa kelas. Kedua kita menentukan siapa yang akan menyampaikan materi motivasi ini, dan selain itu juga kami mempersiapkan film yang cocok untuk mereka yang memberikan semangat kepada para siswa. 19. bagaimana tahap assesment pada program motivasi menghadapi UN di SMP Negeri 3 Pangalengan? Seteleh melakukan persiapan dari rencana yang sudah kita rancang semua berjalan sesuai yang kita harapkan begitu di lapangan. Hal ini terbukti dari semua siswa kelas tiga di SMP Negeri 3 Pangalengan mengikuti program Motivasi Menghadapi UN. 20. Bagaimana tahap perencanan alternatif program pada program motivasi menghadapi UN di SMP Negeri 3 Pangalengan? Karena pada saat kita terjun ke lapangan itu atau tepatnya pada saat kita melakukan kegiatan BAKSOS di Desa Margaluyu, saat itu memang bertepatan dengan kurang lebih satu bulan lagi para siswa akan menghadapi UN oleh karena itu kita dari awal sudah merncang program itu sejak di Jakarta. Pada dasarnya program ini memang hanya satu hari, akan tetapi setiap hari selama baksos para volunter selalu memberikan motivasi kepada para siswa dengan cara saling berbagi pengalaman dan memberikan energi positif kepada para siswa. 21. Bagaimana tahap pemformulasian rencana aksi pada program motivasi menghadapi UN di SMP Negeri 3 Pangalengan?
dengan adanya program motivasi menghadapi UN ini kita berharap para siswa tidak stres dalam detik-detik menghadapi UN dan agar siswa juga tidak takut dengan yang namanya UN karena banyak diantara mereka khususnya siswa kelas 3 SMP di Desa Margaluyu mengatakan kata “takut” menghadapi UN, harapan jangka panjangnya kami berharap para siswa lebih percaya diri dalam menghadapi soal-soal UN nanti dan harapan kami juga para siswa dapat lulus semua dengan nilai yang memuaskan. 22. Bagaimana tahap pelaksanaan pada program motivasi menghadapi UN di SMP Negeri 3 Pangalengan? Pada pelaksanaan prograrm motivasi menghadapi UN ini kita mengumpulkan siswa kelas tiga di dalam ruang kelas kemudian kita putarkan film laskar pelangi dan setelah pemutaran film tersebut kita minta siswa untuk mengambil intisari dari film itu dan kemudian pemateri mulai mengisi motivasi kepada para siswa. 23. Bagaimana tahap evaluasi pada program motivasi menghadapi UN di SMP Negeri 3 Pangalengan? Tahap evaluasi yang kita lakukan di masing-masing program pada dasarnya sama, kita evaluasi di malam hari, masing-masing volunter dan panitia bebas untuk mengoreksi kegiatan yang berjalan pada hari itu, mulai dari apa kekurangannya, apa kelebihannya dan lain sebagainya, kemudian hasil evaluasi itu di tuangkan ke dalam bentuk tulisan yang nantinya akan dicantumkan dalam laporan pertanggungjawaban (LPJ). 24. Bagaimana tahap terminalisasi pada program motivasi menghadapi UN di SMP Negeri 3 Pangalengan?
Sebenarnya semua tahap terminalisasi pada program pendidikan sama semua. Karena kita sudah mengatur jadwalnya. 25. Bagaimana tahapan persiapan pada program pelatihan karya tulis dan mading di SMP Negeri 3 Pangalengan? Persiapan yang kita lakukan untuk melakukan program pelatihan karya tulis dan mading yaitu mempersiapkan volunter yang bisa menulis, setelah itu mengkonsultasikan program ini kepada pihak sekolah, program ini paling banyak diminati oleh siswa perempuan. Sebenarnya d sekolah itu sudah ada mading akan tetapi tidak aktif dan tidak berfungsi. Sebelumnya juga kita telah melakukan wawancara kepada siswa dari hasil wawancara itu ternyata banyak diantara mereka yang bisa membuat puisi, cerpen dan lain sebagainya. 26. Apa hasil pencapaian yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Pada program Pengajaran: Kita tidak bikin orang cerdas dalam konteks informal tapi paling tidak paham. Contoh gini, 1 tambah 1 bisa 3 dalam dunia sosial, ya bukan dunia matematik. Kenapa begitu, contoh kita lihat dalam pemberian motivasi UN gitu inti dari materi yang kita kasih tidak harus banyak dapat ilmu tapi harus percaya ada tangan X dari semua itu, tangan X itu Tuhan,dari informasi yang kita terima Alhamdulillah mereka semua lulus. Pada Program Karya Tulis dan Mading Alhamdulillah sampai saat ini mading yang kita buat mash berjalan dan masih penuh dengan tulisan-tulisan siswa. Pada Program Fotografi
Memang agak berat fotografi, karena itu butuh ketekunan yang lebih dari biasanya dari fotografi memang agak kurang karena dari segi alat dan lain-lain tapi minimal mereka sudah bisa membuat film documenter dari kamera mereka seadanya. Pada Program LDKS Pada zaman itu dan tahun itu siswa sudah bisa berkoordinasi dan yang sebelumnya mereka belum pernah rapat sekarang mereka sudah mengerti rapat dan membantu sekolah dari kegiatan-kegiatan siswa.
Transkip Wawancara Dea Devi Fuji Astuti (Siswa SMP N 3 Pangalengan) 1. Bagaimana Tanggapan adik terhadap program yang telah dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Kreatif nambah pengalaman buat siswa-siswanya lebih mengenal lagi kaya gimana si klo mau masuk dunia perfilm dan jadi bisa nambah-nambah pengalaman buat entar gitu 2. Ada berapa program yang adik ikuti? program apa saja? Program yang dea ikutin teh ada dua, program pelatihan fotografi sama program LDKS 3. Apa alasan mengikuti program itu? Klo alasan ikut program pelatihan fotografi itu Kayaknya seru, pengen nyobanyoba, pengen tau kaya gimana sih dasar-dasar fotografi biar lebih tau lah pokoknya, kaya bikin-bikin film meskipun kecil-kecilan. Kaya cara penggunaan Kamera handphone. Terus kalau alasan ikut program Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa karena memang waktu itu kan sebagai pengurus OSIS di SMP Negeri 3 Pangalengan, jadi biar OSIS itu ga hanya sekedar nama aja yang tercantum sebagai pengurus OSIS, dan agar tau tata cara kerja atau kewajiban masing-masing karena sebelumnya OSIS di SMP Negeri 3 Pangalengan itu baik cuman kaya program-program acaranya kurang kadang dalam satu acara ada yang tanggung jawab ada yang engga, misalkan klo emang ketua osisnya yang ngerencanain program itu, bener-bener ketua osisnya yang capek gitu engga ngasih kesempatan buat yang lain dan setelah dapat pelatihan itu kita jadi tau
dan bisa berbagi gitu engga mau sendir - sendiri
kerjanya
jadii
kebersamaannya ada gitu 4. Apa dampak yang adik rasakan dari program-program yang telah dilakukan? Dampaknya sekarang jadi bisa buat film documenter walaupun masih kecilkecilan, waktu itu pernah buat film di sekolah film kecil-kecilan, jadi waktu itu semua disuruh buat film dengan tema persahabatan terus waktu itu juga kita belajar gimana agar semuanya merasakan gimana nyobain cara ngerekam dan gimana cara jadi pemainnya. Klo dari program LDKS ini yang di dapat manfaatnya jadi bisa tau gimana cara menjalani OSIS yang bener-bener gitu di OSIS tu engga nyantumin nama aja di OSIS harus lebih aktif lagi dalam mengkoordinir temen-temen yang lainnya. Terus manfaatnya juga jadi para siswa kaya berlomba-lomba gitu ngadain acara 5. Apa Pesan dan kesan adik terha.dap program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Kalo bisa mah bikin lagi lah program-program kaya gitu buat adik-adik juga, kalau bisa mah di SMA-SMA juga kan mungkin di SMA juga belum tau kan gimana cara menggunakan alat-alat rekam kaya gitu. Pesan dan kesan buat program LDKS ini kalau bisa mah baksosnya mengadakan penggabungan sekolah biar entar bisa ngadain acara bareng – bareng sama sekolah lain.
Transkip Wawancara Ayu Lestari (Siswa SMP N 3 Pangalengan) 1. Bagaimana Tanggapan adik terhadap program yang telah dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Program-program yang dilakukan sama mahasiswa sangat kreatif dan membuat kita lebih semangat dalam belajar dan jadi pengen terus sampai kuliah gitu. 2. Ada berapa program yang adik ikuti? program apa saja? Program yang diikutin waktu itu ada 2 program pengajaran sama program pelatihan fotografi. 3. Apa alasan mengikuti program itu? Awalnya mah ikut-ikutan aja program fotografi, eh kesini-kesininya suka jadi seneng aja jadi tau cara-cara ngambil foto yang bagus. 4. Apa dampak yang adik rasakan dari program-program yang telah dilakukan? Jadi bisa bikin video amatir atau kaya film documenter gitu 5. Apa Pesan dan kesan adik terhadap program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Kesan pesannya banyak semoga ada lagi kegiatan kaya gini, semoga kita juga bisa terus mengingat ilmu-ilmu yang dikasih sama kakak-kakaknya dulu.
Transkip Wawancara Nia Tuti Kurniati (Siswa SMP N 3 Pangalengan) 1. Bagaimana Tanggapan adik terhadap program yang telah dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Program yang dilakukan waktu itu sangat menarik dan menmbah wawasan yang baru buat kita-kita dan ada juga mata pelajaran matematika yang dikasih rumus-rumus cepat. 2. Ada berapa program yang adik ikuti? program apa saja? Waktu itu ikut program pengajaran sama program aja, soalnya rumah saya jauh jadi pulang sekolah langsung pulang, klo pulang sore takut di jalannya. 3. Apa alasan mengikuti program itu? Karena memang saat itu program pengajarannya itu pas jam sekolah jadi semua murid ikut program pengajaran. 4. Apa dampak yang adik rasakan dari program-program yang telah dilakukan? Banyak ilmu baru yang di dapat, dapat semangat baru biar bisa kaya kakakkakaknya. 5. Apa Pesan dan kesan adik terhadap program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Kesan pesannya banyak semoga ada lagi kegiatan kaya gini.
Transkip Wawancara Widya Nuriansyah (Siswa SMP N Pangalengan) 1. Bagaimana Tanggapan adik terhadap program yang telah dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Program yang dilakukan di sekolah sangat menyenangkan, membuat semangat baru biar bisa terus dan termotivasi untuk melanjutkan sekolah ke SMA dan Kuliah. Serta dapat ilmu ilmu baru. 2. Ada berapa program yang adik ikuti? program apa saja? Program yang saya ikutin teh ada dua, program pengajaran dan program karya tulis dan mading. 3. Apa alasan mengikuti program itu? Klo alasan ikut program pengajaran kan memang waktu itu semua kelas di isi oleh kakak-kakak nya yang mengajar jadi semua mengikuti. Klo pelatihan karya tulis dan mading itu karena memang dari dulu suka iseng-iseng bikin coretan puisi gitu-gitu tp dulu mah ga di umbar, pas ada mading jadi seneng aja bisa lebih ngerti. 4. Apa dampak yang adik rasakan dari program-program yang telah dilakukan? Dampaknya sekarang jadi lebih seneng sama semangat aja klo nulis-nulis sama kadang jadi suka bisa ngasih masukan buat sekolah terus di temple di mading. 5. Apa Pesan dan kesan adik terha.dap program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Kesan sama pesannya, klo kesannya inginnya mah lebih lama lagi diadakan di sekolahnya.
Transkip Wawancara Tria Widy Astuti (Siswa SMP N 3 Pangalengan) 1. Bagaimana
tanggapan adik terhadap program yang telah dilakukan oleh
RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Baik, bagus, seru, meningkatkan kreatifitas anak-anak makin berkembang. Kakak dari UIN memberikan banyak pengetahuan ilmu, buat cerpen, puisi 2. Ada berapa program yang adik ikuti? program apa saja? Satu, yang ikut Cuma program pelatihan karya tulis dan mading 3. Apa alasan mengikuti program itu (pelatihan karya tulis dan mading)? Karena sebelumnya memang sudah jadi anggota madding di sekolah, terus ingin menambah pengetahuan lagi aja di bidang penulisan dan memang sebelum kakak-kakaknya datang Tria sudah suka nulis-nulis kaya puisi sama cerpen. Sebelumnya mading itu aktif tapi lebih rame pas ada kakak-kakak, sebelum ada baksos biasa aja 4. Apa dampak yang adik rasakan dari program–program yang telah dilakukan? jadi banyak mendapatkan ilmu dan teknik cara menulis 5. Apa Pesan dan kesan adik terhadap program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? kalau bisa di adakan lagi. Kan kalau sekarang murid-muridnya sudah baru jadi supaya meraka merasakan apa yang dulu kita rasakan. Klo kesannya itu seru, kakak-kakaknya baik.
Transkip Wawancara Bapak Agus Sukana (Kepala Dusun 2 Desa Margaluyu) 1. Bagaimana sejarah awal Desa Margalu? Margaluyu itu kan awalnya perpecahan dari dua Desa, Desa Sukamanah sama Desa Sukaluyu kebetulan disini ada sebagian masyarakat diantara hapitan Desa Sukamanah dan Desa Sukaluyu dan kemudian Desanya di mekarkan karena Desanya sudah tidak mencukupi . tadinya kan bukan Margaluyu tapi Sukaluyu. Sukaluyu itu kan antara dua desa Sukamanah dan Margaluyu. Tapi kemudian di karenakan Kepala Desanya disini itu Kepala Desa yang lama udah aja dibawa kesini nama Margaluyu yang itu Sukaluyu. 2. Bagaimana keadaan warga desa margaluyu setelah gempa bumi 2009? Kemungkinan sesudah gempa menjadi trauma, tadinya kan awalnya sebelum terjadi gempa Desa Margaluyu itu dianggap lah engga kenapa-kenapa, tapi setelah gempa itu sampai sekarang masih ada traumanya. Tapi Alhamdulillah semenjak ada Mahasiswa UIN itu ya mengadakan motivasi dan Alhamdulillah semenjak itu sedikit demi sedikit sudah berkurang 3. Apa Mata pencaharian Warga Desa Margaluyu? di Desa ini paling banyak petani dan peternak sebagian ada perkerja serabutan di PTPN Malabar dan PTPN Pasir Malang sebagian juga buruh. Di Desa ini perkebunan paling banyak teh. 4. Ada Berapa Jumlah SD, SMP, SMA di Desa Margaluyu? SD 5. SMP 1, SMA tidak ada 5. Bagaimana Tanggapan bapak, ibu terhadap kegiatan yang dilakukan oleh RCTI Peduli? Alhamdulillah senang. Pas datang Mahasiswa UIN Alhamdulillah masyarakat kami ada kemajuan dalam segi pendidikan dan faktor ekonomi. Terutama di pendidikan yang tadinya 50% sekarang sudah 90% lah . 6. Apa dampak dari kegiatan yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? berdampak sangat baik karena sudah seperti keluarga sendiri. Dan masyarakat jadi saling mengenal dan mendapat informasi banyak dari Mahasiswa UIN. 7. Apa Dampak secara khusus di bidang pendidikan yang dirasakan oleh warga desa Margaluyu dan siswa SMP Negeri 3 Pangalengan? Alhamdulillah ada perubahan. Dari awalnya kurang pembinaan dari guru-guru kemudian ketika ada pembantu dari Mahasiswa UIN mereka jadi lebih semangat dan termotivasi
Transkip Wawancara Bapak Edi Mulyadi (Kepala Desa Margaluyu) 1. Bagaimana sejarah awal Desa Margalu? Sejarah Margaluyu memang yang lebih jauhnya itu masyarakat terdahulu, klo bapak memag bukan asli atau lahir disini tapi dari cianjur ya, saat saya datang kesini itu Desa Margaluyu sudah ada. Tetapi menurut cerita Desa Margaluyu itu perkembangan dari Desa Sukaluyu, jadi dulu itu dari Desa Wanasari, Wanasari mengembang menjadi Desa Sukaluyu sama Desa Margaluyu, nama Desa Margaluyu itu sendiri diambil oleh Kepala Desa waktu itu Pak Dayat Yanto ketika itu menjabat Kepala Desa di Sukaluyu, nah ketika ada pengembangan dari Desa Sukaluyu ke Desa Margaluyu Pak Dayat Yanto pindah menjadi Kepala Desa Margaluyu. Nah nama dari sana, waktu Desa Sukaluyu kampungnya Margaluyu, diambil kesini namanya, jadi ada kenangan tersendiri ketika perpisahan itu diambil namanya kesini. 2. Bagaimana keadaan warga desa margaluyu setelah gempa bumi 2009? Memang ketika gempa bumi tersebut kalau dilihat dari sisi ekonomi dari sisi pekerjaan memang tidak banyak berubah tapi yang berubah dari sisi papan (perumahan)lah, memang tahun-tahun pertama terjadi sebuah keprihatinan lah melihat bangunan ambruk ada yang ambruknya 100%, 50% sampai dengan yang ringan. Jadi kan katagorinya ada tiga ya katagori ringan, sedang dan berat, nah ini yang berat karena mereka kan tidak lagi punya tempat tinggal , nah untunglah saat itu ada stimulant dari pemerintah membantu mereka walaupun memang tidak besar buat renovasi.tetapi yang paling parah itu rasa trauma yang dirasakan oleh warga ketika ada gempa-gempa kecil itu mereka langsung keluar, ada rasa takut trauma dan panik seperti itu sehingga mereka imajinasinya atau pikirannya kembali ketika ada gempa tersebut tetapi dari arah sana terjadi kewaspadaan sendiri ketika ada bencana, mereka jadi sudah tau karena ketika bencana itu terjadi banyak dari pihak-pihak tertentu termasuk adek-adek sendiri kan waktu itu memberikan trauma selling terhadap anak dan juga pengetahuan-pengetahuan mengenai penanggulangan bencana dari pihak terkait jadi mereka sudah tau ketika ada bencana harus bagaimana , nah secara alamiahnya memang mereka dengan perasaan, tadi itu ketika ada gempa sedikit mereka langsung cari tempat yang aman. Tapi lambat laun mereka sudah mulai mengerti lah. 3. Apa Mata pencaharian Warga Desa Margaluyu? Kalau disini mah antara petani, peternak, buruh tani, buruh perkebunan dan sebagian kecil persentasinya paling kecil adalah pegawai dan buruh terus ada pedagang, paling kecil adalah pegawai negeri , kalau di perkotaan kan paling banyak pegawai negeri , kalau disini paling banyak petani dan buruh tani,
buruh tani memang paling banyak disini. Buruh tani dalam artian mereka mengikuti, ikut kerja kepada orang yang punya kebun luas modal besar, kan disini rata-rata disini juga satu orang petani memiliki satu hektar tanah atau kebun dan rata-rata memiliki 10-15 orang, atau yang kecil-kecil mereka memiliki pekerja 2-4 orang, seperti itu, nah petaninya itu sendiri yangdisebut sebagai petani adalah mereka yang memiliki tanah. Jadi kalo perbandingan ya 1:3, lebih bnyak buruhnya. Disamping itu juga ada perkembangan sapi perah 4. Ada Berapa Jumlah SD, SMP, SMA di Desa Margaluyu? : SD ada 5, SMP ada 1, SMA belum ada. Tingkat antusias untuk mlanjutkan ketingkat yang lebih tinggi. Animo masyarakat terutama orang tua muridnya pun ikut antusias menyokong pendidikan anaknya. Kalau dulu kan perbandingannya 30: 70 ya, yang tidak melanjutkan pendidikan dari SD ke SMP 70% yang melanjutkan pendidikan 30% sekarang justru berbanding terbalik, yang berpendidikan 70% yang tidak berpendidikan 30%, yang melanjutkan ke jenjang universitas pun sekarang sudah mulai banyak. Ada kebanggaan tersendiri buat bapak melihat kemajuan ini ,terus sekarang juga para orang tua itu saling bersaing antara orang tua satu dengan orang tua lain, jadi ketika melihat ada anak yang melanjutkan ke perguruan tinggi misalnya lalu orang tua lain pun berlomba-lomba untuk menyekolahkan anaknya jadi saling termotivasi itu yang paling penting. Itu paling banyak di daerah puncak raya RW 01 RW 10 RW 04 RW 09 hal ini keliatan gitu, karena banyak surat yang datang gitu ke kantor kepala desa surat dari perguruan tinggi dan banyak juga warga yang mengurus surat keterangan untuk beasiswa. Peningkatan ini sangat menggemberikan bagi kami pemerintah desa karena kedepannya otomatis sumberdaya manusia bisa diperbaiki 5. Bagaimana Tanggapan bapak, ibu terhadap kegiatan yang dilakukan oleh RCTI Peduli? Saya kira seluruh kegiatan yang dilakukan memang positif dan klo untuk bapak sendiri hal-hal seperti itu sedang dicari memang sehingga apapun yang dialakukan selagi tidak melanggar peraturan dan tidak megganggu kita si welcome aja yah, apalagi yang dilakukan sama ade-ade saat itu sama RCTI peduli yah mereka sangat terbantu dan terutama ketika ada program seperti itu yang bapak inginkan adalah motivasi-motivasi kepada masyarakat. Betul memang masyarakat itu termotivasi sama ade-ade itu sendiri sehingga mucul perkataan saat itu dari warga cisaat saat itu timbul perkataan “hayang cenah boga barudak raos kitu” nah itu sebuah motivasi tersendiri buat mereka, yang keduanya mereka mendapatkan inovasi-inovasi secara langung dari adik-adik baik melalui permainan dan itu harus
dilanjutkan, dan pada intinya mah kita menyambut baik dengan adanya program dari adik-adik. 6. Apa dampak dari kegiatan yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Dampak utamanya adalah memang timbal balik untuk adik-adik itu sendiri dalam artian ketika adik-adik kembali ke lingkungan masing-masing ke lingkungan pendidikan dapat menceritakan informasi ketika selama adikadik disini, pasti disanakan adik-adik cerita dengan steakholder atau pihakpihak terkait nah mudah-mudahan nanti ada yang nyambung 7. Apa Dampak secara khusus di bidang pendidikan yang dirasakan oleh warga desa Margaluyu dan siswa SMP Negeri 3 Pangalengan? . Memang kalau kita bicara mengenai saran dan kritik, kalau boleh saran mah lebih di fokuskan lagi sesuai dengan jurusan adik-adik dan melanjutkan program-program yang berkelanjutan.
Transkip Wawancara Bersama Bapak Cecep Rahman Nurzaman (Guru SMP N 3 Pangalengan) 1. Bagaimana keadaan sekolah SMP N 3 Pangalengan sebelum gempa bumi dan pasca gempa bumi? Ia terimakasih, untuk keadaan sebelum gempa bumi kebetulan pada waktu 2011 itu saya tahun ketiga disini jadi masuk kesini tahun 2008, pas waktu 2009 nya gempa dan
setelah itu dari UIN datang ya kesini. Sebelum
gempa kegiatan belajar mengajar berjalan lancar seperti biasa. Hanya setelah kejadian gempa kami tidak menyangka gempa jauh di tasik tapi kena sampe ke pangalengan karena pangalengan masih jalur selatan kebetulan untuk wilayah-wilayah pangalengan hampir seluruh SD, SMP, SMA juga ada yang kena dampak dari gempa bumi pada waktu itu. Untuk SMP N 3 pangalengan Alhamdulillah bangunan ada yang roboh tapi tidak terlalu parah masih bisa di gunakan untuk kegiatan belajar mengajar walaupun dengan kondisi yang sederhana diluar ada yang pake tenda pada waktu itu. Di balik bencana pasti ada hikahnya. Kehendak allah mungkin lain. Rencana waktu itu mungkin kita ingin mengadakan ujian nasional tapi Alhamdulillah dapat terselenggara dengan baik dan setelah gempa kami sedilki demi sedikit pulih dari trauma yang mungkin pada waktu itu susah sekali mengumpulkan anak-anak untuk sekolah karena setelah kejadian itu anak-anak ada yang kehilangan tempat tinggal, bangunannya roboh, bangunan-bangunan permanen roboh, justru bangunan yang selamat itu yang bangunan dari bambu dari rotan. 2. Bagaimana kondisi siswa setelah gempa bumi?
Kondisi siswa pasca gempa bumi pasti mereka masih memiliki stress dan trauma yang berkepanjangan. Klo ada getaran sedikit saja di kelas mereka langsung pada kabur keluar kelas, mereka tidak tau itu padahal gempa atau bukan . padahal itu hanya getaran dari kendaraan yang lewat saja dan mereka sangka itu gempa. Dan guru-guru pun sama, kebetulan guru-guru disini adalah guru-guru yang bukan 100% orang pangalengan, jadi akses dan kodisi jalan menuju sekolah tersendat. Kondisi siswa Alhamdulillah sedikit demi sedikit kembali pulih ketika ada sukarelawan yang bersedia utuk membantu mereka mengembalikan kepercayaan diri setelah peristiwa gempa. 3. Bagaimana tanggapan bapak dari program2 yg dilakukan oleh rcti peduli dan bem fidkom? Alhamdulillah waktu itu kami lagi mau mengadakan maulid nabi, kebetulan saat itu saya sedang menjadi pks kesiswaan ada temen-temen dari uin 2 orang klo tidak salah datangnya agak sore datang kesini waktu itu ngasih tau katanya mau ada acara
bakti sosial dan kami langsng
menyambut dengan gembira karena pada waktu itu kebetulan kami juga sedang bingung mengisi kegiatan kbm nya , kegiatan kbm kan pada waktu itu tidak efektif, nah waktu itu teman-teman menawarkan bentuk-bentuk program. Programnya yaitu pada waktu itu ada program pengajaran, pelatihan karya tulis dan mading, seminar motivasi mengahadpi UN, pelatihan fotografi, dan latihan dasar krprmimpinan siswa dan kami terus terang saja membutuhkan hal yang bentuknya langsung kena di siswa,
langsung kena di peserta didik seperti yang dilakukan RCTI Peduli dan BEM Fidkom pada waktu itu. 4. Bagaimana optimisme siswa atau siswi saat dalam mengikuti program? Karena sifatnya yg datang kesini adalah anak muda,itu adalah daya tarik pertama katanya yang datang kesini ganteng-ganteng, cantik-cantik, pinter-pinter mereka langsung tertarik, begitu di tawarkan programprogram, katanya saya inget kata yang cewe-cewe pak iye mah ganteng, pak iye mah kie yg terpenting mereka sudah tertarik dulu Alhamdulillah ilmunya nyampe sehingga mereka semakin terpacu oh ini pangalengan tapi ada orang Jakarta yang datang kesini sambil membawa ilmu dan pengetahuan itu yang jadi nilai ketika dari UIN Syarif Hidayatullah datang kesini. 5. Apa dampak yang dirasakan oleh pihak sekolah dari progam-program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Untuk pihak sekolah terbantu sekali karena program-programnya adalah program yang mengacu ke arah pendidikan, pengajaran membant kami juga untuk mengisi kelas-kelas yang tidak efektif pada saat itu karena kendala guru-guru yang jauh akses jalannya, nah untuk program karya tulis dan mading ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi anak-anak kami terus terang saja jadi kritis dan semakin berani mengungkapkan karya2 mereka dalam bentuk sajak, puisi, tulisan mereka bisa mengkritik guru juga misalnya, kenapa mereka yang ingin menerima ilmu datangnya pagi-pagi sementara gurunya agak siang gitu, padahal mereka juga tidak tau kondisinya guru seperti apa lalu di komplaint lewat mading.lalu
pelatihan fotografi, pada tahun 2011 itu handphone di kami di sekolah ini sudah mulai agak banyak siswa yang memiliki handphone dan nilai positif yang di dapat mereka tidak hanya menggunakan sarana handphone yang kataya isunya adalah untuk hal negative tapi bisa dipergunakan untuk hal positif, mereka bisa berfoto-foto, bukan hanya berfoto untuk dirinya sendiri, untuk teman tapi juga untuk lingkungan dan sekitarnya yang bisa mereka abadikan lewat foto fotografi. Tentang lingkungan kita kebetulan di depan sekolah ini adalah perkebunan pasir malang jadi mereka semakin suka akan lingkungannya bahwa lingkungannya adalah lingkungan yang indah mereka tersadar bahwa semua tempat bisa diambil diabadikan lewat fotografi. Lalu untuk seminar motifasi, seminar motifasi ini sangat sangat bermanfaat sekali karena pada waktu itu saat ka sabir memutar film laskar pelangi yah dan memberikan semangat buat kita semua disini karena pada waktu itu ya disini ada yang sekolahnya asal-asalan di berhentikan lalu menikah, dan yang tadinya giat tambah giat lagi karena disinipun sama ada siswa yang rumahnya jauh berangkat di pagi hari pake obor. Jadi begitu di putarkan film laskar pelangi mereka kelihatannya tidak memperhatikan tapi ternyata mereka sangat memperhatikan. Setelah banyak ilmu yang di dapat dari tahun ketahun setelah kedatangan mahasiswa kesini ya saya tidak melebihkan hanya wawasan mereka mulai terbuka bahwa hidup itu tidak hanya sekedar berumah tangga lalu selesai, ternyata tidak mereka keingat bahwa mereka harus meniti karir, cita-cita mereka.
Untuk latihan dasar kepemimpina siswa, Alhamdulillah pada waktu itu anak-anak yang disini itu susah untuk diingatkan tetapi sebetulnya sumber daya manusianya bagus dan potensinya ada hanya harus ada yang mengarahkan, latihan dasar kepemimpinan siswa ini untuk membekali mereka ke jenjang organisasi berikutnya yang akan datang. 6. Apa yang diharapkan oleh pihak sekolah terhadap program-program yang telah dilakukan? Harapannya mudah-mudahan ada program yang berkesinambungan jangan hanya sampai satu program atau beberapa program yang sudah baik tapi terhenti mudah-mudahan ada kerjasama lagi berikutnya di tahun-tahun yang akan datang bukan hanya mungkin dari UIN Syarif Hidayatullah saja mungkin dari kampus lain atau lembaga lain yang bersedia langsung melihat kesini karena daerah kami ini merupakan salah satu daerah terpencil jadi jarang sekali yang mengamati dan terjun langsung. 7. Apakah program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom sudah sesuai dengan harapa yag diinginkan ? Sangat sesuai sekali mereka juga bisa tampil pada waktu itu ikut dalam acara cabaret yang sangat kami banggakan bisa ditampilkan juga keseniankesenian lainnya.lalu ada koordinasi silahturahmi yang terjalin antara mahasiswa dengan guru disini juga, jadi mahasiswa datang ituntidsk liar mereka juga menempuh prosedur yang benar. 8. Apa kritik dan saran bapak terhadap program yang telah dilaksanakan? Untuk kritik dan saran, karena pada waktu itu saya ikut langsung terjun dan merasakannya kritik dan sarannya jadi lebih banyak positifnya dari
pada negatifnya.ktu itu terta Hanya mungkin waktu pada waktu itu terasa terlalu singkat karena saking anaknya antusia terhadap program-program yang dilakukan oleh rcti peduli dan bem fidkom pada waktu itu, kalo kata anak-anak ayena teh tos beres dei,atos-atosan dei iyeh kumaha. Karena mereka merasa baru baru kemarin berkenalan dan sebentar sekali harus berpamitan.
Transkip Wawancara dengan Bapak Sundratatono (Guru SMP N 3 Pangalengan) 1. Bagaimana keadaan sekolah SMP Negeri 3 Pangalengan sebelum gempa bumi dan pasca gempa bumi? Sebelumnya sekolah baru usia 4 tahun karena baru berdiri apa tahun2005. Keadaan pasca gempa dari UIN datang kesini menawarkan program penanggulangan gempa dan lain-lain Alhamdulillah barakah tadinya kita tidak tau harus bagaimana menghadapi gempa sekarang jadi tau karena menurut geografiknya Indonesia ini rawan gempa jadi kita harus tau antisipasinya. Sebelum gempa kegiatan berjalan lancer gedung masih bagus lancar. Semua yang namanya gempa itu panik dan stress, sampe sekarang stress masih ada asal ada getaran kita sembunyi di balik bangku dan cari pelindung kepala. 2. Bagaimana kondisi siswa pasca gempa bumi? Saat UIN datang ksini itu rasa stress dan trauma masih ada itu pada siswa, dan semangat belajar mengendur 3. Bagaimana tanggapan bapak terhadap program-program yag dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom? Pada dassarnya semua kegiatan mengarah untuk memotivasi siswa untuk melaksanakan suatu kegiatan terutama ekstrakulikuler dan menjadikan siswa lebih kretaif. 4. Bagaimana antusias siswa pada saat mengikuti program? Alhamdulillah positif dan ada hasil karyanya, jadi anak-anak pada waktu itu termotivasi terbakar semangatnya begitu melihat ada mahasiswa dari
UIN datang memberikan ilmu-ilmunya, karena asalnya mah ga ada siswa yang kaya gitu contohnya saja banyak siswa yang termotivasi melanjutkan sekolahnya hingga k SMA bahkan ke kuliah itu semua karena programprogram yang diberikah dari UIN. 5. Apa dampak yang dirasakan oleh pihak sekolah dari program yang kita lakukan? Sangat
baik,
terutama
bagi
pelajaran
bahasa
Indonesia,
untuk
mengembangkan wadah, karena anak-anak telah diberi bekal sebelumnya oleh mahasiswa jadi guru tinggal mnyambung dan sekarang guru mengajar dengan menggunakan metode jurnalistik. Dan pokoknya paling berasa itu pada program pelatihan karya tulis dan mading karena siswa sekarang jadi lebih kreatif dan berani mengekspresikan dirinya. 6. Apakah program yang dilakukan oleh RCTI Peduli dan BEM Fidkom sudah sesuai dengan harapan yag diinginkan denga sekolah? Alhamdulillah sudah mengena sudah tepat sasaran dan siswa merespon dengan baik ada stimulus, sedikit keterlambatannya mah wajar faktor alam, kita kan hanya bisa berencana yang menentukan allah. 7. Apa kritik dan saran dari bapak mengenai program-program yang dilaksanakan? Saran, untu semua mahasiswa karena semua teori yang didapat tidak sama dengan yang dilapangan. Karena peliknya di masyarakat berbeda dengan yang di dalam mahasiswa dank lo bisa di daerah-daerah terpencil tolong disentuh.
FOTO WAWANCARA Foto wawancara bersama Dea Devi Fuji Astuti siswa SMP N 3 Pangalengan
Foto bersama Tria widi Astuti siswa SMP N 3 Pangalengan
Foto bersama Bapak Agus Sukana Kepala Dususn 2
Foto bersama Bapak Cecep Rahman Nurzaman, S.Pd
Foto bersama Bapak Edi Mulyadi, Kepala Desa Margaluyu
Foto bersama Bapak Sundratatono. S.Pd
Foto bersama Aparat Desa Margaluyu
FOTO PENELITIAN
Foto Pelatihan Fotografi
Foto Pelatihan Karya Tulis dan Mading
Foto Latihan Dasar Kepemimpina Siswa(pengajar memberikan arahan kepada pengurus osis)
FOTO SOSIALISASI DENGAN WARGA DESA MARGALUYU
FOTO SURVEI LOKASI BAKSOS
Foto saat survei lokasi desa margalayu sekaligus permohonan ijin pelaksanaan baksos, di kantor desa margaluyu
Foto survei lokasi rumah warga dan rumah yang akan di tempati oleh voulenter
Foto saat survey sekaligus permohonan ijin pelaksanaan baksos, di kantor kecamatan Pangalengan