PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM DAUR ULANG SAMPAH DI KUBE IBURATU RECYCLE PERUMAHAN PANCORAN MAS DEPOK
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Rizka Carissa NIM: 109054100003
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta , 26 Juni 2014
Rizka Carissa
ABSTRAK Rizka Carissa Partisipasi Masyarakat Dalam Program Daur Ulang Sampah Di KUBE Iburatu Recycle Perumahan Pancoran Mas Depok
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat ini belum dapat ditangani secara baik, terutama pada negara-negara yang sedang berkembang, sedangkan kemampuan pengelolaan dalam menangani sampah ini tidak seimbang dengan produksinya. Sehingga menumpuk dimana-mana. Sebagaimana kita ketahui bahwa munculnya sampah akan terus meningkat, tidak saja sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk tetapi juga meningkat sejalan dengan pola hidup masyarakat. Bank sampah Iburatu recycle, memunculkan harapan baru bagi masyarakat untuk berperan serta dalam membantu menangani masalah sampah terutama yang ada di kota Depok. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif .dengan jenis penelitian deskriptif dimana teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling dengan 5 informan.Sedangkan analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif, Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Kube Iburatu Recycle merupakan sekelompok masyarakat yang membentuk suatu usaha yang dapat mengasah keterampilan anggotanya serta menambahkan penghasilan bagi anggotanya yang bergabung dalam Kube tersebut. Bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah di Kube Iburatu Recycle terbagi menjadi 2, yaitu partisipasi fisik (physical participation) berupa keikutsertaan (menjadi pengurus atau nasabah Bank Sampah) dan tenaga (membantu memilah), serta partisipasi keahlian (participation with skill) berupa keahlian/keterampilan, sosialisasi tentang Bank Sampah. Dengan adanya partisipasi dari warga dalam sebuah program kegiatan maka tidak mustahil untuk mewujudkan warga yang berdikari, karena tujuan akhir dari sebuah program kegiatan adalah keberlanjutan, proses belajar sosial serta perubahan pada sikap dan prilaku atau nilai. Di Kube Iburatu Recycle terdapat pula 3 tingkatan partisipasi yang menjadi pendorong keberfungsian anggotanya, yaitu Partisipasi inisiasi (inisiation participation) adalah partisipasi yang mengandung inisiatif dari masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan tetapi dapat menentukan dan mengusulkan segala sesuatu rencana yang akan diusulkan, Partisipasi legimitasi (legimitation participation) adalah partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan di Bank Sampah Iburatu Recycle, dan partisipasi eksekusi (execution participation) adalah partisipasi pada tingkat pelaksanaan program di Bank Sampah Iburatu recycle. Manfaat masyarakat dalam berpartisipasi di Bank Sampah Iburatu Recycle selain meningkatkan pengetahuannya mengenai daur ulang sampah dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggungjawabnya dalam pengelolaan lingkungan. Terdapat pula faktor pendorong masyarakat dalam berpartisipasi di Bank Sampah Iburatu Recycle salah satunya adalah adanya kemauan untuk mencoba hal baru dan termotivasi untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu terdapat pula faktor penghambat yaitu kesadaran masyarakat yang masih lemah untuk menjaga kebersihan lingkungan.
i
KATA PENGANTAR Segenap puji syukur hanya milik Allah SWT tuhan semesta alam yang menguasai bumi dan langit dengan arena nikmat-Nya penulis bisa beraktifitas dengan sepenuh hati, hanya rasa syukur yang disertai tasbih dan tahmid yang pantas penulis ucapkan untuk membalas semuanya, karena Rahmat dan berkah-Nya penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat manusia kepada jalan kebenaran. Sekaligus menjadi inspirasi dalam kehidupan penulis karena kemuliaan akhlaknya. Penulis merasakan bahwa skripsi ini tidak dapat terwujud apabila tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.d selaku wakil Dekan bidang Akademik. Bapak Drs. Jumroni M,Si selaku wakil Dekan bidang Administrasi Umum, beserta Bapak Dr. Sunandar, M.A selaku wakil Dekan bidang Kemahasiswaan. 2. Ibu Siti Napsiyah, MSW selaku ketua jurusan Kesejahteraan Sosial. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku sekertaris jurusan Kesejahteraan Sosial. 3. Ibu Nurhayati Nurbus, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan dan mengorbankan waktunya untuk memberikan perhatian, bimbingan, arahan, kritik dan saran yang sangat bermanfaat serta memberikan motivasi yang sangat besar kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
ii
4. Seluruh bapak dan ibu dosen yang telah memberikan dedikasi dan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Baron dan Ibu Sri Wulan selaku pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Bank Sampah Iburatu Recycle.Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan. 6. Ibu Evi, Ibu Susi, serta Ibu Hadi yang turut berpartisipasi dan sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. 7. Kedua Orang Tua penulis yaitu Ayahanda Mulyana dan Ibunda Hilna yang dengan tulus telah memberikan dukungan sepenuhnya, pengorbanan, serta perhatian yang tiada henti dan selalu mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 8. Kaka-kaka tersayang, ka Muthia, ka Ardie, ka Vania, dan ka Arie yang Selama ini selalu memberikan dukungan, doa yang tiada henti kepada penulis dan memberikan energi positif bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabatku tercinta “GENGGONG” (Hanifa, Nandya, Ade, Inge, Jubet, Ni’ma, Ersya, Momba, Widya) yang selama ini menemani dalam suka, duka, canda dan tawa serta tidak pernah henti saling memberikan semangat, dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini I LOVE YOU GUYS. 10. Teman-teman Kessos angkatan 2009 yang selama perkuliahan saling berbagi ilmu, memberikan semangat serta tetap menjaga kekompakannya menjadi warna-warni kehidupan bagi penulis. Thanks for all. 11. Teman, kaka, sahabat setia yaitu Yudi yang selalu menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
12. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya namun telah ikut berpartisipasi membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada para pembaca pada umumnya. Dan juga semoga semua perhatian, motivasi, dan bantuan yang telah mereka berikan kepada penulis mendapatkan imbalan dan pahala yang setimpal dari Allah SWT.Amin yaa Robbal’alamin.
Jakarta, 26 Juni 2014
Rizka Carissa
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………….………………………………………………..……………….. i KATA PENGANTAR ……………………………………………………….………… ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… v DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..…………………
1
A.
Latar Belakang Masalah ………………………………………………...
1
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………………...
5
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………….……………
6
D.
Metodologi Penelitian …………………………………………………..
7
E.
Pedoman Penulisan Skripsi ……………………………….…………….
15
F.
Tinjauan Pustaka ………………………………………………………...
16
G.
Sistematika Penulisan …………………………………….……………..
18
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………….……………
20
A.
B.
Partisipasi……………………………………………………...…………
20
1. Definisi Partisipasi…………………………………………………...
20
2. Tujuan Partisipasi……….……………………………………………
22
3. Tingkatan Partisipasi…………………………………………………
23
4. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Partisipasi……………………...
24
5. Prinsip Partisipasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat……………….
25
6. Jenis Partisipasi………………………………………………………
27
Daur Ulang Sampah……….…………………………………………….
29
1. Pengertian Sampah dan Daur Ulang…..…………………………….
29
v
2. Sumber dan Jenis Sampah…………………………………………..
33
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sampah…………………………
36
Kelompok Usaha Bersama…..………………………………...…………
37
1. Sejarah Singkat Program KUBE…..…..…………………………….
37
2. Definisi KUBE……………………..…..…………………………….
38
3. Tujuan KUBE………………….…..…..…………………………….
39
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ………………………………………….
41
C.
A.
Gambaran Kota Depok ………………………………………………….. 41
B.
KUBE Iburatu Recycle………..…………………………………………. 44 1. Sejarah Singkat KUBE Iburatu Recycle…..…………………………
44
2. Visi dan Misi KUBE Iburatu Recycle…..…………………………… 47 3. Struktur kepengurusan KUBE Iburatu Recycle……………………… 48 4. Tujuan KUBE Iburatu Recycle…………..…………………………... 49 C.
Manajemen Penanganan Sampah..……………………………………….. 50
D.
Teknologi Pengelolaan dan Pengolahan Sampah………………………… 51
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA ………………………………....
57
A.
Identitas Informan………...………..……………………………………
57
B.
partisipasi masyarakat……………………………………………………
60
C.
Manfaat daur ulang sampah………..……………………………………
74
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………………...
78
A.
Kesimpulan ……………………………………………………………..
78
B.
Saran ……………………………………………………………………
78
vi
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..……………
80
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………..
84
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Kerangka dan Jumlah Informan…………………………………………… 8
Tabel 2.
Perjalanan Bank Sampah Iburatu Recycle………………………………… 52
Tabel 3.
Skema Sistem dan Mekanisme Peran Serta Masyarakat ………………… 72
viii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bagi sebagian orang beranggapan bahwa sampah adalah hasil limbah masyarakat yang tidak dapat digunakan lagi atau tidak ada manfaat yang dapat di ambil dari sampah tersebut, namun bagi sebagian masyarakat sampah adalah sumber kehidupan, mereka sering kita sebut sebagai pemulung ini menjadikan pekerjaan tersebut sebagai profesi, memang kehadiran mereka di butuhkan di tengah-tengah kita, sayang profesi mereka ini belum di legalkan atau belum diresmikan oleh pemerintah, sehingga penanganan sampah tersebut tidak maksimal. Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat ini belum dapat ditangani secara baik, terutama pada negara-negara yang sedang berkembang, sedangkan kemampuan pengelolaan dalam menangani sampah ini tidak seimbang dengan produksinya. Sehingga menumpuk dimanamana. Sampah yang tidak terurus dengan baik akan menyebabkan menurunnya kesehatan dan nilai estetika lingkungan karena pencemaran air, udara dan berkembangnya hama penyakit, sehingga pemukiman penduduk disekitar tumpukan sampah tersebut tidak layak lagi bagi penduduk. Masalah sampah yang timbul di kota-kota besar adalah kerena sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan dan pemusnahan sampah, baik
2
sampah yang berasal dari rumah tangga, pasar, industri maupun sampah kantor. Sulitnya penanganan sampah erat kaitannya dengan buruknya kondisi pemukiman penduduk, karena pertumbuhan pemukiman yang semerawut mempersulit proses pengumpulan dan pengangkutan sampah sehingga akhirnya menumpuk. Sebagaimana kita maklumi bahwa munculnya sampah akan terus meningkat, tidak saja sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk tetapi juga meningkat sejalan dengan pola hidup masyarakat. Sementara itu ketersediaan lahan untuk tempat pengolahan dan pemrosesan akhir sampah makin sulit karena daya dukung lahan khususnya di perkotaan makin berkurang. Akibat dari semakin bertambahnya pula buangan atau limbah yang dihasilkan. Limbah atau buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat yang lebih dikenal sebagai limbah domestik (Rumah Tangga) telah menjadi permasalahan lingkungan yang harus ditangani oleh pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Banyak orang yang tidak peduli akan kebersihan, terutama dalam hal membuang sampah dan banyak pula orang yang membuang sampah sembarangan, dan jika hal ini terus terjadi berkelanjutan akan berdampak efek negatif sangat besar bagi lingkungan, seperti merusak tatanan keindahan sebuah kota, belum lagi penyakit yang akan dengan mudah menimpa masyarakat yang berada di sekitar tumpukan sampah. Manusia sejatinya adalah khalifah yang di tugaskan Allah SWT untuk menjaga dan memelihara alam di muka bumi, seperti yang di firmankan Allah SWT dalam kitab suci Al-Qura’an surat Al-Baqarah ayat [30] :
3
ض ﺧَ ﻠِﯿﻔَﺔً ﻗَﺎﻟُﻮا أَﺗَﺠْ َﻌ ُﻞ ﻓِﯿﮭَﺎ ﻣَﻦ ﯾُﻔْﺴِ ُﺪ ﻓِﯿﮭَﺎ ِ ْوَ إِ ْذ ﻗَﺎلَ رَ ﺑﱡﻚَ ﻟِ ْﻠ َﻤﻼَﺋِ َﻜ ِﺔ إِﻧﱢﻲ ﺟَ ﺎ ِﻋﻞُ◌ُ ﻓِﻲ اﻷَر {٣٠} َﻚ اﻟ ﱢﺪﻣَﺂ َء وَ ﻧَﺤْ ﻦُ ﻧُ َﺴﺒﱢ ُﺢ ﺑِﺤَ ْﻤﺪِكَ وَ ﻧُﻘَﺪﱢسُ ﻟَﻚَ ﻗَﺎلَ إِﻧﱢﻲ أَ ْﻋﻠَ ُﻢ ﻣَﺎ ﻻَ ﺗَ ْﻌﻠَﻤُﻮن ُ ِوَ ﯾَ ْﺴﻔ “ Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat:"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau". Rabb berfirman:’Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’ ". (QS. 2:30) 1 Isbandi Rukminto memberikan langkah upaya pemberdayaan yang mencoba menyinergikan pemberdayaan ekologi, ekonomi, sosial dan spiritual adalah seperti apa yang dilakukan oleh salah satu komunitas di India dalam mengelola sampah dengan proses pembuatan kompos. Salah satu yang dikembangkan adalah memanfaatkan sampah warga guna proses pembuatan pupuk yang dikumpulkan dua sampai tiga kali seminggu dengan kendaraan roda tiga. Upaya yang dilakukannya, bukan saja bernilai dalam pemberdayaan ekologi di mana mencoba menciptakan lingkungan yang lebih asri, tetapi juga dapat memberikan pengahasilan bagi warga dari kelas ekonomi yang kurang diuntungkan. Di samping itu, juga membantu mereka yang kurang
1
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004), h.6.
4
diuntungkan agar tidak melakukan tindak kejahatan dan mau berbuat baik untuk sesama (mempunyai nilai sosial dan spiritual)2 Sesuai dengan undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, pasal 20 ayat (1) yaitu pengurangan sampah dengan pembatasan timbunan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah.3 Oleh karena itu, judul dalam penelitian ini adalah “ Partisipasi Masyarakat dalam Program Daur Ulang Sampah di KUBE Iburatu Recycle Perumahan Pancoran Mas Depok”. Dengan adanya bank sampah tersebut, memunculkan harapan baru bagi Pemerintah Kota Depok dan masyarakat lain untuk berperan serta dalam membantu menangani masalah sampah yang ada di Depok. Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan juli sampai dengan bulan oktober 2013 yang berlokasi di Kube “Iburatu Recycle” Perumahan Pancoran Mas Depok, dimana dalam hal ini yang menjadi sasaran adalah warga masyarakat yang tinggal di Perumahan Pancoran Mas Depok yang memanfaatkan sampah untuk dibuat suatu kerajinan agar terlihat lebih menarik dan bernilai tinggi harganya. Kegiatan ini merupakan salah satu inovatif untuk membiasakan masyarakat lebih memilah sampah. Dengan menyamakan sampah serupa uang atau barang berharga yang dapat ditabung, terutama ibu rumah tangga dan anak-anaknya. Akhirnya
2
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas, Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Raja Persada Grafindo, 2008),h. 81-82. 3
Undang-undang mengenai pengolahan sampah diakses pada tanggal 25 November 2013 http://depokbebassampah.wordpress.com/acuan/bank-sampah/
5
masyarakat terdidik untuk menghargai sampah sesuai dengan jenis dan nilainya sehingga mereka mau memilah sampah yang pada gilirannya akan membatasi timbunan sampah. Program yang dilakukan Bank Sampah ini sebagai sumber penghasilan dalam membantu perekonomian keluarga bagi mereka yang ikut serta dalam proses mendaur ulang sampah yang telah dikumpulkan atau mereka yang ikut menabung sampah dalam program yang telah dicanangkan oleh Bank Sampah.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar dalam penulisan karya ilmiah ini bisa lebih fokus maka penulis membatasi serta menitikberatkan permasalahan ini pada tahapan partisipasi serta pengaruh yang dirasakan warga perumahan Pancoran Mas Depok terhadap kegiatan daur ulang sampah yang di lakukan oleh warga yang ikut berkontribusi dalam kegiatan daur ulang sampah ini di lingkungan tempat tinggal mereka. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas agar lebih terarah dalam mencapai sasaran, maka penulis merumuskan masalah tersebut dalam berntuk pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam program daur ulang sampah di KUBE Iburatu Recycle perumahan Pancoran Mas Depok?
6
b. Bagaimana manfaat daur ulang sampah di KUBE Iburatu Recycle bagi warga perumahan Pancoran Mas Depok? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam program daur ulang sampah di KUBE Iburatu Recycle Perumahan Pancoran Mas Depok. b. Untuk mengetahui manfaat daur ulang sampah di KUBE Iburatu Recycle bagi warga perumahan Pancoran Mas Depok.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis 1) Dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pemberdayaan ilmu sosial terutama bagi mahasiswa kesejahteraan sosial, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan sampah. 2) Hasil penelitian ini dapat menjadi dokumen perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya, khususnya pada studi sosial. b. Manfaat Praktis 1) Sebagai bahan Masukan bagi warga setempat untuk dapat melaksanakan program selanjutnya. 2) Memberikan sumbangan pengetahuan tentang pengaruh yang bersifat positif maupun negatif dalam kegiatan daur ulang sampah.
7
3) memberikan penyadaran akan pentingnya peran mereka dalam mensukseskan
kegiatan
ini
sehingga
dapat
meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.
D. Metodologi Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di tempat daur ulang sampah Kube Iburatu Recycle yang berada di RT01/13 Perumahan Pancoran Mas Kota Depok. Peneliti mempunyai alasan memilih lokasi tersebut di latar belakangi oleh beberapa faktor yaitu : a. Adanya informasi yang penulis dapatkan dari pihak Bank sampah Kota Depok mengenai daur ulang sampah berbasis masyarakat di Kube Iburatu Recycle Pancoran Mas Depok. b. Lokasi tersebut merupakan daerah perkotaan dengan permasalahan persampahan yang cukup kompleks. Waktu penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu mulai tanggal 25 Juli sampai dengan tanggal 28 November 2013. Dengan catatan penelitian ini akan berakhir jika data-data yang diperlukan dalam penelitian telah rampung atau dirasakan cukup. Sedangkan untuk hal-hal yang lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
8
2. Teknik pemilihan informan Dalam penelitian ini, informan ditentukan dengan menggunakan metode non-probability sampling. Menurut neuman dalam metode nonprobability sampling jumlah informan ditentukan melalui pengetahuan yang terbatas mengenai kelompok atau populasi besar yang mana mampu diwakili oleh sampel terpilih. Sedangkan Herdiansyah mengatakan bahwa metode non-probability sampling merupakan metode sampling yang setiap individu atau unit dari populasi tidak memiliki kemungkinan (nonpropability) yang sama untuk terpilih.4 Diantara beberapa tipe non-probability sampling yang ada, penelitian ini menggunakan tipe purposive sampling. Purposive sampling adalah digunakan dalam situasi yang dengan kemampuan untuk menentukan informan sesuai dengan tujuan. Jadi pada purposive sampling, pemilihan informan didasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih.5 Berikut ini tabel subjek dan informan yang terpilih dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian. Tabel 1. Informan No.
NAMA
STATUS
1.
Ibu WLN
Pengurus Bank Sampah
4
ALASAN MEMILIH Untuk mengetahui bagaimana awal mula berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle
Moleong, Metodologi Penelitian, h. 95. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 218-219. 5
9
2.
Bapak BRN
Pengurus Bank Sampah
Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat terhadap berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle
3.
Ibu SS
Pengrajin
Untuk mengetahui apa saja kegiatan yang dilakukan Bank Sampah Iburatu Recycle.
4.
Ibu EV
Nasabah Bank Sampah
Untuk mengetahui dampak positif yang dirasakan warga sekitar yang ikut berpartisipasi di Bank Sampah Iburatu Recycle.
5.
Ibu HD
Bukan Nasabah Bank Sampah
Untuk mengetahui alasan warga tidak berpartisipasi dalam kegiatan Bank Sampah Iburatu Recycle.
3. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang berupaya menghimpun data, mengolah data dan menganalisa data secara kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.6 Jadi, dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan karena penelitian kualitatif lebih mengena dengan subyek 6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), cet-23, h. 11.
10
yang diamati oleh penulis, dimana penulis tidak hanya meneliti perilaku subyek bakan tetapi penulis berusaha menyelami kehidupan subjek dalam rangka keberdayaan mereka mempertahankan hidupnya. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Pendekatan kualaitatif ini peneliti gunakan dengan beberapa pertimbangan, yaitu pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak lazim dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik bermakna dilapangan.7 Selain itu, melalui pendekatan kualitatif ini penulis berharap dapat menggambarkan dan menganalisis bagaimana proses Bank Sampah dalam mengimplementasikan program-programnya dan apa saja yang dihasilkan oleh para wirausaha yang tergabung dalam struktur kepengurusan yang tersusun di Bank Sampah tersebut. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan what dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan
gambaran
akurat
tentang
sebuah
kelompok,
menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal, menyajikan informasi dasar 7
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta:PT Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-2, h. 39.
11
akan
suatu
hubungan,
menciptakan
seperangkat
kategori
dan
mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian. 8 Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari pengukuran. Penelitian kualitatif secara umum bisa digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, aktivitas sosial, dan lain-lain. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk member gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.9
8
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-5 h. 69. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), Cet. Ke-23 h. 11. 9
12
4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, akan tetapi observasi atau pengamatan dapat pula memiliki arti yang lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan tanpa mengajukan pertanyaan-pertanyaan.10 Jadi dalam hal ini peneliti memposisikan diri sebagai pengamat dari kegiatan dari daur ulang sampah yang dilakukan di Bank Sampah Kelurahan Pancoran Mas Depok. Pengamatan yang peneliti lakukan meliputi wilayah dan lingkup di daerah bank sampah yaitu satu bulan penuh.
b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang lain. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang di wawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrumen dapat berupa pedoman wawancara maupun checklist.11 Menurut Esterberg dalam buku Metode Penelitian Kualitatif dan R&D wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
10
Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: CV.Tumaritis, 2003), edisi 3,h.54. 11 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 24.
13
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.12 Wawancara
merupakan
salah
satu
bentuk
pengamatan
atau
pengumpulan data secara tidak langsung. Pengumpulan data dengan wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Perbedaan teknik wawancara dengan pengamatan langsung adalah bahwa pada teknik wawancara harus selalu diusahakan terjadinya komunikasi dan interaksi dua arah antara peneliti dan objek riset.13 Kerlinger menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara : a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan. b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu. c. Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.14 Menurut Yin disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 231. HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h. 71. 14 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-5 h. 66. 13
14
a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik. b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai. c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat. d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh pewawancara.15 5. Teknik Analisa Data Dalam buku Sugiyono, menurut Bogdan bahwa analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.16 Jadi dalam menganalisis data, peneliti memperoleh data dari lapangan dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kategori data yang terkumpul yaitu observasi, wawancara, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian, dengan menggunakan analisa deskriptif dan dengan
15
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. Ke-3, h.
68. 16
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , (Bandung: CV.Alfabeta, Agustus 2009), Cet-ke 5, h. 88.
15
menggunakan metode kualitatif yaitu untuk mengetahui gambaran yang konkret tentang pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah di Bank Sampah Pancoran Mas Depok. 6. Keabsahan Data Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji dan valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat realitas social serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data-data yang relevan. Teknik untuk keabsahan data dengan triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat dari observasi dan wawancara. Penulis melakukan wawancara dari informan yang satu ke informan yang lain, dan melakukan wawancara terhadap hasil dari observasi.17
E. Pedoman Penulisan Skripsi Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2, tahun 2007
17
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , (Bandung: CV.Alfabeta, Agustus 2009), Cet-ke 5, h. 83
16
F. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian dan penulisan judul ini, penulis terlebih dahulu mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi sebelumnya yang menjadi ide awal dalam penulisan kaya ilmiah penulis, yaitu: Muhammad Syakur, skripsinya berjudul “Program Daur Ulang Sampah Kertas sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat (studi kasus Corporate Sosial Responsibility PT. pembangunan Jaya Ancol Tbk)”. Skripsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Kesejahteraan Sosial (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syakur mengenai program daur ulang sampah kertas oleh CSR PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk untuk diolah bersama masyarakat di tempat produksi yang sudah dipersiapkan pihak perusahaan dan pemasaran hasilnya pun sudah dipersiapkan. Program ini telah memproduksi banyak kreasi yang berasal dari kertas yang didaur ulang. Produk-produk tersebut dijual dan hasilnya untuk keperluan bersama masyarakat. Perbedaan penelitian Muhammad Syakur dengan penulis adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam program daur ulang sampah yang dilakukan di Kube Iburatu Recycle. Dan Bank Sampah Iburatu Recycle berdiri dari masyarakat sekitar untuk meminimalisir penumpukan sampah yang ada disekitar Bank Sampah. Siti Habibah, skripsinya berjudul “ Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Wirausaha Daur Ulang Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu”. Skrispsi
Mahasiswa
Fakultas
Dakwah
dan
Komunikasi,
Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Siti
17
Habibah mengenai manfaat sampah yang dilakukan oleh ibu-ibu Kelompok Lingkungan (I2KL). Penelitian ini berorientasi pada pembukaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan serta dampak yang ditimbulkan dari pengelolaan sampah tersebut bagi masyarakat setempat, khususnya dibidang wirausaha. Perbedaan penelitian Siti Habibah dengan penulis dapat dilihat dari berbagai macam aspek tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi saja. Berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle juga mencakup aspek ekonomi, sosial magi masyarakat sekitar Bank Sampah dan para nasabah Bank Sampah yang ikut berpartisipasi. Bagus Adhi Pratama, skripsinya berjudul “ Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur ulang Sampah di Perumahan Griya Serpong Kademangan Setu Tangerang selatan Banten”. Skrispsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (2012). Penelitian ini lebih menekankan kepada pelatihan daur ulang sampah plastik yang di lakukan oleh ibu-ibu di perumahan Griya Serpong Kademangan Setu Tangerang Selatan banten. Perbedaan penelitian Bagus Adhi Pratama dengan penulis adalah menjawab peran serta masyarakat dalam kegiatan dari ulang sampah serta apa saja manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan yang dilakukan di Kube Iburatu Recycle. Serta kelebihan-kelebihan yang dimiliki Bank Sampah Iburatu Recycle yang belum tentu dimiliki oleh Bank Sampah lainnya.
18
G. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan ini terdiri dari lima bab, yang terdiri sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan,
Berisi
tentang
pembatasan masalah, dan manfaat
penelitian,
latar
belakang
masalah,
perumusan masalah, tujuan dan
metode
penelitian,
serta
sistematika
penulisan. BAB II
Landasan Teori, Bab ini berisikan tentang beberapa pengertian dan penjelasan yaitu (i) Partisipasi sebagai faktor penting dalam pemberdayaan masyarakat. (ii) Pengertian daur ulang dan Sampah meliputi: Penggolongan sampah, Faktor-faktor yang mempengaruhi sampah, penjelasan konsep yang di jalani dalam proses daur ulang sampah
BAB III
Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan lembaga, meliputi latar belakang lembaga, Visi Misi lembaga, struktur organisasi, sarana dan prasarana dan lain-lain.
BAB IV
Analisis Hasil Penelitian, Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan analisis data, yaitu pemaparan tentang hasil penelitian dan pengaruh yang dirasakan waraga sekitar mengenai program daur ulang sampah tersebut dilakukan.
BAB V
Penutup,
Bab
ini
berisikan
tentang
kesimpulan
yang
mendeskripsikan secara singkat tentang program daur ulang
19
sampah berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dan saransaran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.
20
BAB II LANDASAN TEORI
A. Partisipasi 1. Definisi Partisipasi Secara bahasa partisipasi adalah keikutsertaan, peranserta.1 Partisipasi adalah suatu proses identifikasi diri seseorang untuk menjadi peserta dalam suatu proses kegiatan bersama dalam situasi sosial tertentu oleh karena itu unsur intern dalam partisipasi adalah adanya keterlibatan mental dan emosional.2
Partisipasi
sebagai
bentuk
kepedulian
dalam
upaya
pegaktualisasikan diri, dimana seorang partisipan terlibat atau melibatkan diri dalam suatu kegiatan, semakin besar tingkat partisipasi semakin besar pula status sosial yang dimilikinya. Oleh karena itu orang yang banyak meluangkan waktu untuk kerja sosial akan mendapat pengakuan lebih, dan biasanya dapat membentuk kecerdasan sosial dalam diri orang yang banyak berpartisipasi. Oleh karena itu partisipasi sebagai faktor penting dalam pemberdayaan masyarakat.
1
Suharto & Tata Iryanto, “Kamus Bahasa Indonesia”,(Penerbit Indah, Surabaya: 1996) h.
2
Soejono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, (Rajawali Pers, Jakarta: 1992) h. 8.
192.
20
21
Pengertian partisipasi menurut Uphoff dan Coben yaitu, menekankan pada rakyat memiliki peran dalam pembuatan keputusan. 3 Partisipasi memiliki pengertian bahwa setiap program bukan dirancang oleh orang luar kemudian masyarakat diminta ikut melaksanakannya, tetapi program tersebut dirancang oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh orang luar. 4 Sebagaimana diketahui, pemberdayaan pada dasarnya merupakan proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan adalah perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin meningkat, merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku tersebut. Dalam hal ini aktivitas lokal merupakan media dan sarana bagi masyarakat dalam melaksanakan partisipasinya. Dalam hal ini, kegiatan daur ulang sampah merupakan media dan sarana bagi warga. Terdapat juga beberapa pendapat mengenai pengertian partisipasi dalam buku Britha Mikkelsen sebagai berikut: a. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terikat, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. b. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar
3
Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2008), cet-1, h.296. 4 Ed.Rianingsih Djohani dkk, Berperan Bersama Berperan Setara, (Bandung: Driya Media, 1996), cet-1,h 13.
22
supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampakdampak sosial. c. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.5 Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa partisipasi adalah suatu proses keikutsertaan dalam menjalani suatu program yang rancang oleh masyarakat yang terlibat di dalamnya untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama.
2. Tujuan Partisipasi Menurut Henry Sanoff mengatakan bahwa tujuan utama dari partisipasi masyarakat adalah: a. Melibatkan masyarakat dalam mendisain proses pengambilan keputusan dan sebagai hasilnya meningkatkan kepercayaan mereka. b. Menyalurkan dan memfasilitasi masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan guna meningkatkan mutu atau kualitas dari perencanaan keputusannya; meningkatkan rasa kebersamaan (sense of community) dengan mengajak masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.6
5
Britha Mikkelsen, “Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan”, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001),h. 64. 6 Tantan H, dkk., “Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam”, h.48.
23
3. Tingkatan Partisipasi Untuk menumbuhkan kegiatan partisipasi diperlukan suatu keterampilan dan pengetahuan agar dapat mencapai berbagai tingkatannya, dan untuk itu selalu dapat ditemukan titik tolaknya untuk mengawalinya. Maka pada dasarnya nampak adanya tingkatan, yaitu: a. Tingkat saling mengerti, tujuannya adalah untuk membantu para anggota kelompok agar memahami masing-masing fungsi dan sikap, sehingga dapat mengembangkan kerjasama yang lebih baik. b. Tingkat penasihatin/sugesti, yang dibangun atas dasar saling mengerti, oleh karena para anggota kelompok pada hakekatnya sudah cenderung siap untuk memberikan suatu usul/saran kalau telah memahami masalah dan ataupun situasi yang dihadapkan kepada masyarakat. c. Tingkat otoritas, Otoritas pada dasarnya memberikan kepada kelompok suatu wewenang untuk memantapkan keputusannya.7 Sedangkan
menurut Hoofsteede seperti dikutip Khairuddin membagi
partisipasi menjadi tiga tingkatan, yaitu: a. Partisipasi inisiasi (inisiation participation) adalah partisipasi yang mengandung inisiatif dari pemimpin desa, baik formal maupun informal, ataupun dari anggota masyarakat mengenai suatu proyek yang nantinya proyek tersebut merupakan kebutuhan-kebutuhan bagi masyarakat.
7
Sastropoetro, “Partisipasi Komunikasi, persuasif dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional”,h. 49.
24
b. Partisipasi legimitasi (legimitation participation) adalah partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan tentang proyek tersebut. c. Partisipasi eksekusi (execution participation) adalah partisipasi pada tingkat pelaksanaan.8 Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa dari ketiga tingkatan partisipasi tersebut, partisipasi inisiasi mempunyai kadar yang lebih tinggi dalam penelitian ini dibandingkan partisipasi legitimasi dan eksekusi. Dimaksudkan, masyarakat tidak hanya sekedar menjadi obyek pembangunan saja, tetapi bisa menentukan dan mengusulkan segala sesuatu rencana yang akan dilaksanakan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Menurut Jim Ife dan Frank Tesoriero, kondisi-kondisi yang mendorong partisipasi adalah sebagai berikut: a. Orang yang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut penting. b. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan. c. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai. d. Orang harus bisa berpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya. e. Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan.
8
Huraerah, “Pengorganisasian & Pengembangan Masyarakat”,h. 115.
25
f. Adanya kemampuan untuk menggunakan keputusan, kemampuan dalam suatu kegiatan akan mempengaruhi tingkat partisipasi yang akan dilakukan dan biasanya terkait dengan jabatan yang diduduki. g. Adanya kemampuan untuk berpartisipasi.9 Ada bermacam-macam faktor yang mendorong kerelaan untuk terlibat ini, bisa karena kepentingan bisa karena solidaritas, bisa karena memang mempunyai tujuan yang sama, bisa juga karena ingin melakukan langkah bersama
walaupun
tujuannya
berbeda.
Partisipasi
akhirnya
harus
membuahkan kesepakatan tentang tujuan yang hendak dicapai dan ditindak yang akan dilakukan bersama. Artinya, apa yang semula bersifat individual harus sukarela diubah dan diolah menjadi tujuan dan kepentingan kolektif. 10
5. Prinsip Partisipasi dalam Pemberdayaan Masyarakat Prinsip partisipasi penting diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat, agar seluruh stakeholder yang terlibat dalam kegiatan dapat berkontribusi dan memiliki tanggung jawab bersama untuk menyukseskannya. 11 Tahapan partisipasi dapat dimulai dari tahap menentukan mana yang akan dituju dan apa yang akan dihasilkan, biasanya yang disebut dengan tahapan
9
Ife dan Tesoriero, “alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Community Development”, h.310-312. 10 Sumarto Sj Hetifah, “Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia”, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001),h. 188. 11 Tantan H, “Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam”,h. 47.
26
rumusan kebijakan dan rencana. Selanjutnya diikuti dengan partisipasi pada tahap menentukan cara untuk mencapai tujuan dan mempertaruhkan sumber daya agar tujuan dapat dicapai. Partisipasi dapat dilakukan mulai dari tahap implementasi sampai pada tahap pemantauan dan evaluasi. 12 Program pemberdayaan masyarakat itu aklan sukses dalam memandirikan masyarakat disegala bidangnya bila didukung oleh partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Partisipasi ini merupakan faktor esensial dalam mendorong dan bergeraknya peran masyarakat tersebut. Partisipasi akan terwujud menjadi baik bila masyarakat sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan program tersebut memiliki peran dan kewenangan yang lebih baik. 13 a. Tahap Perencanaan, Partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan dalam
program
pengembangan
atau
pembangunan
masyrakat,
indikatornya dapat dilihat, pada keikutsertaan anggota masyarakat dalam musyawarah penentuan program, identifikasi dan masalah, ataupun pembuatan formula kegiatan atau program kemasyarakatan tersebut. b. Tahap Pelaksanaan, Partisipasi pada tahap ini, anggota masyarakat adalah ikut serta dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya. Rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan diikuti secara seksama dan cermat. Warga masyarakat aktif sebagai pelaksana maupun pemanfaat program, masyarakat sebagai pelaksana, mereka misalnya 12
Hetifah, “inovasi, Partisipasi dan Good Governance, 20 Prakasa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia”,h. 187. 13 Tantan H, “Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam”,h. 65.
27
berpartisipasi dalam perumusan prosedur, aturan main dan mekanisme pelaksanaan program serta aktif dalam pelaksanaan itu sendiri. Masyarakat sebagai pemanfaat program, mereka bertanggung jawab penuh
terhadap
program
yang
diberikan
oleh
lembaga
pemerintah/LSM/Dunia usaha bagi kemanfaatan dan kemandiriannya. Mereka betul-betul melaksanakan program untuk memberdayakan dirinya dalam aspek lebih luas. c. Tahap Pelembagaan Program, partisipasi pada tahap ini, anggota masyarakat ikut serta merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan program.
Langkah
partisipasinya,
masyarakat
ikut
serta
dalam
merumuskan dan membuat model-model pendanaan program, penguatan lembaga-lembaga pengelolaan program dan melakukan pengkaderan anggota masyarakat sebagai penguatan SDM bagi program tersebut. d. Tahap Monitoring dan Evaluasi, Pada tahap ini, masyarakat ikut serta mengawasi pelaksanaan program. Pengawasan ini menjadi penting agar program pemberdayaan tersebut dapat dimiliki kinerja yang baik secara administrative maupun subtantif.14
6. Jenis Partisipasi 1. Kehadiran, jenis partisipasi ini mudah ditentukan tolak ukurnya, hanya berdasrkan kuantitas kehadiran tanpa banyak berperan dalam pengambilan 14
Tantan H, “Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam”, h.66-70.
28
keputusan terkecuali yang bersifat voting atau pengambilan suara berdasarkan kehadiran. 2. Refresentasi, jenis partisipasi ini mengandung aktifitas tertentu untuk menentukan masalah dan perumusannya, memilih metode serta ikut terlibat dalam membuat keputusan untuk pemecahan masalah. Partisipasi ini setingkat lebih tinggi dari kehadiran karena sudah terbentuk suatu totalitas yang utuh untuk terlibat secara menyeluruh dalam suatu kegiatan. 3. Pemilikan dan Pengendalian, jenis partisipasi ini merupakan varian tertinggi secara kualitatif disertai rasa memiliki terhadap kegiatan ini karena telah terlibat secara mental dan emosional memberikan semangat pada yang lainnya.15 Menurut Pasaribu dan Simanjuntak mengatakan bahwa sumbangan dalm berpartisipasi dapat dirinci menurut jenis-jenisnya sebagai berikut: a. Partisipasi Buah Pikiran, yang diberikan partisipan dalam pertemuan atau rapat. b. Partisipasi Tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai kegiatan utuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya.
15
Madrie, Beberapa Faktor Penentu Partisipasi dalam pembangunan Pedesaan,h.40-41.
29
c. Partisipasi Keterampilan dan Kemahiran, yang diberikan orang untu mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri.16
B. Daur Ulang Sampah. 1. Pengertian Sampah dan Daur Ulang Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang telah digunakan. Sampah mengandung berbagai macam zat baik yang dapat berbahaya dan tidak berbahaya. Akan tetapi secara umum, sampah padat yang menumpuk mampu menimbulkan dampak yang cukup serius bagi populasi manusia.17 Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R (Reduce, Recycle, Reuse). Pada proses daur ulang sampah masyarakat dituntut untuk dapat memunculkan kreativitasnya agar dapat merubah sampah yang pada dasarnya tidak memiliki nilai guna menjadi suatu produk yang memiliki nilai guna.18
16
Fahrudin. Adi, Pemberdayaan Partisipasi & Penguatan Kapasitas Masyarakat,(Bandung: Humaniora, 1996), h.39. 17 Y.Eko Budi Susilo. Menuju Keselarasan Lingkungan, Memahami Sikap Teologis Manusia Terhadap Pencemaran Lingkungan. (Malang: Averroes Press, 2003),h. 43-44. 18 Johan Silas, Dilema Pengelolaan Sampah, Masalah dan Kejanggalan Pemahaman.(Surabaya: Makalah Seminar Nasional Teknik Lingkungan ITATS&Dirjen Dikti Depdiknas,2003),h.7.
30
Daur ulang telah memainkan peran utama dalam penciptaan kebijakan lingkungan baru dan proaktif, sementara pada saat yang sama, menciptakan pasar untuk bahan yang dapat dibuat menjadi produk baru. Produk daur ulang yang dihasilkan baik oleh masyarakat atau perusahaan daur ulang akan percuma apabila tidak adanya gairah dari pasar untuk dapat tertarik membeli produk tersebut. Kemudian penggunaan ulang (reuse), didefinisikan sebagai suatu proses penggunaan kembali benda yang terjadi disaat sebuah produk yang telah digunakan untuk tujuan aslinya kemudian digunakan untuk menyelesaikan tujuan yang sama atau tujuan yang sama sekali baru berdasarkan tingkat kemampuan produk tersebut untuk digunakan kembali. Memang dari definisi tersebut cukup memberikan gambaran dimana penggunaan kembali suatu produk atau suatu barang, untuk tujuan yang vsama dengan aslinya atau ungtuk tujuan yang sama sekali baru, bergantung pula dengan tingkat kemampuan barang tersebut untuk digunakan kembali. Untuk beberapa material, terdapat jenis yang memiliki daya tahan yang cukup baik untuk dapat digunakan kembali pada nilai gunanya yang dari sebelumnya. 19 Franchetti juga menjelaskan mengenai prinsip 3R dan 2E sebagai pendekatan pengelolaan sampah. 3R disebut sebagai reduce (pengurangan), reuse (penggunaan kembali) dan recycle ( daur ulang) sebagai suatu solusi 19
Johan Silas, Dilema Pengelolaan Sampah, Masalah dan Kejanggalan Pemahaman.(Surabaya: Makalah Seminar Nasional Teknik Lingkungan ITATS&Dirjen Dikti Depdiknas,2003),h.9.
31
penanganan permasalahan sampah berdasarkan hirarki pengelolaan sampah. Sedangkan 2E yaitu environment (lingkungan) dan economics (ekonomi) sebagai suatu tujuan dari diadakannya usaha 3R untuk mengurangi dampak lingkungan terhadap organisasi penyelenggara usaha 3R serta meningkatkan ekonomi organisasi tersebut.20 Secara khusus, Franchetti menjelaskan terdapat dua yang menjadi tujuan diadakannya usaha 3R yaitu lingkungan dan ekonomi akan tetapi ia juga menjelaskan mengenai keuntungan usaha 3R yaitu lingkungan dan ekonomi akan tetapi ia juga menjelaskan mengenai keuntungan usaha 3R tersebut terhadap nama baik perusahaan dalam dunia usaha serta keuntungan secara individu dan sosial. Secara lingkungan, keuntungan yang didapat dari usaha 3R adalah a. Konservasi sumber daya alam seperti : air, hutan, energi dan tanah. b. Lingkungan yang lebih sehat karena berkurangnya sampah masuk ke pembuangan akhir. c. Pengurangan resiko global warming. d. Korservasi habitat.21 Berdasarkan penjelasan tersebut diatas baik dari proses pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan sistem 3R (reduce, reuse dan recycle) 20
Totok Noerdianto, PRODUS, upaya alternatif untuk mengurangi sampah dengan Melibatkan Peran Serta Masyarakat Guna Mengahasilkan Keuntungan Ekonomis dan Ekologi. Makalah Seminar Nasional. (Surabaya: Teknik Lingkungan ITATS & Dirjen Dikti Depdiknas, 2003), h.7. 21 Ibid, hal.8.
32
serta manfaatnya terhadap lingkungan semakin memberi gambaran bagaimana pentingnya partisipasi masyarakat sebagai salah satu peran penimbul sampah dan juga peran yang memiliki dampak langsung dari permasalahan sampah, untuk dapat ikut serta dalam menyelesaikan masalah persampahan. Material yang dapat di daur ulang : 1. Kertas, terutama kertas bekas di kantor, Koran, majalah, kardus kecuali kertas yang berlapis (minyak atau plastik) 2. Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue. 3. Platik bekas wadah air mineral, bekas bungkus kopi, deterjen 4. Sampah basah yang dapat diolah menjadi kompos. Salah satu upaya untuk dapat menyelesaikan permasalahan sampah adalah dengan melakukan pengelolaan sampah. Dan pada tingkat masyarakat, pengelolaan sampah yang bisa dilakukan dengan prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle). 3R adalah prinsip utama mengelola sampah mulai dari sumbernya, melalui berbagai langkah yang mampu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Langkah utama adalah pemilahan sejak dari sumber. Setelah melakukan pemilahan, proses selanjutnya adalah pengelolaan sampah melalui prinsip 3R. Masyarakat dapat melakukan pengelolaan dengan berpartisipasi mengelola sampah mulai dari pemilahan sampah antara jenis organik dan anorganik (non-organik). Untuk sampah organik, sampah bisa diolah untuk dijadikan kompos melalui proses komposting. Komposting itu
33
sendiri merupakan proses upaya mengolah sampah organik melalui proses pembusukan yang terkontrol atau terkendali. Sedangkan untuk sampah anorganik, pengolahannya dapat berupa daur ulang sampah, penggunaan kembali sampah dan dimusnahkan apabila memang sampah tersebut sudah tidak bisa digunakan.
2. Sumber dan Jenis Sampah. Secara umum sumber sampah dapat digolongkan atas tiga kelompok, yaitu sampah berasal dari kegiatan rumah tangga (domestic refuse), dari kegiatan perdagangan (commercial refuse) dan dari kegiatan perindustrian (industrial refuse). Domestic refuse biasanya merupakan sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak terpakai lagi dalam rumah tangga, sisa pengolahan makanan, bahan pembungkus, bermacam-macam kertas, kain bekas, kalang dan lain-lain. Comercial refuse adalah sampah yang berasal dari tempat-tempat perdagangan seperti pasar, “supermarket”, pusat pertokoan, warung dan tempat jual beli lainnya. Biasanya sampah berasal dari kegiatan perdagangan ini terdiri dari berbagai jenis, seperti bahan dagangan yang rusak, kertas, plastik, dan daun pembungkus, bagian komoditi yang tidak dapat dimanfaatkan, peralatan yang rusak dan lain-lain. Industrial refuse merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri, jumlah dan jenisnya sangat tergantung pada jenis dan jumlah bahan yang diolah
34
oleh perusahaan perindustrian tersebut. Suatu perindustrian biasanya membuang limbah dan sampahnya di sekitar perusahaan tersebut, sehingga sering mencemari lingkungan disekelilingnya.22 Disamping sampah yang bersumber dari kegiatan diatas, masih ada sampah jenis lain yaitu sampah yang berasal darti jalanan (street sweeping), dari bangkai binatang yang mati (dead animal), pembersihan dan pembangunan suatu tempat, sampah dari tempat produksi pertanian dan lain-lain. Secara umum sampah dibagi atas dua golongan, yaitu sampah yang mudah terurai
(degradable
refuse)
dan
sampah
yang
tidak
dapat
terurai
(nondegradable). Degradable refuse yaitu sampah yang mudah terurai secara alami melalui proses fisik, kimiawi maupun biologis. Biasanya sampah golongan ini berasal dari bahan-bahan organic, seperti sampah sayuran dan buah-buahan,
sisa
makanan,
kertas
bangkai
binatang
dan
lain-lain.
Nondegradable adalah sampah yang tidak dapat diuraikan atau sulit diuraikan secara alami melalui proses fisik, kimiawi, dan biologis menjadi molekulmolekul yang lebih kecil. Nondegradable refuse biasanya berasal dari bahan anorganik, bahan sintetis dan bahan kertas lainnya, seperti kaca, plastic, kayu, keramik.23
22
Haryoto Kusnopoetranto, Kesehatan Lingkungan.(Jakarta:FKM Universitas Indonesia,1986), h.70-74. 23 Departemen Kesehatan, Pembuangan sampah.(Jakarta:Pusat Pendidikan Tenaga kesehatan Departemen Kesehatan, 1997),h.3.
35
Berdasarkan jenisnya, sampah dapat pula diklasifikasikan atas beberapa kelompok, antara lain: a. Garbage yaitu sampah yang berasal dari sisa pengolahan, sisa pemasakan atau sisa makanan yang telah membusuk, tetapi masih dapat digunakan sebagai makanan oleh organism lainnya, seperti insekta, binatang pengerat (rodentia), dan berbagai “scavenger” sampah jenis ini biasanya bersumber dari “domestic refuse” atau industry pengolahan makanan. b. Rubbish yaitu sampah sisa pengolahan yang tidak mudah membusuk dan dapat pula dibagi atas dua golongan. Pertama sampah yang tidak mudah membusuk tetapi muidah terbakar, seperti kayu, bahan plastic, kain, bahan sintetik. Kedua adalah sampah yang tidak mudah membusuk dan tidak mudah terbakar seperti kaca, keramik, dan tulang hewan. c. “dead animal” yaitu sampah yang berasal dari bangkai hewan, dapat berupa bangkai hewan peliharaan (domestic animal) maupun hewan liar (wild animal). d. “street sweeping” yaitu sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang jalan, seperti sisa-sisa pembungkus dan sisa makanan, kertas, daun kayu dan lain-lain.
36
e. “industrial waste” merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industry, sampah jenis ini biasanya lebih homogeny bila dibandingkan dengan sampah jenis lainnya.24
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sampah Sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya, sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain: a. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk, semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun berpacu dengan laju pertambahan penduduk. b. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan
yang
berlaku
serta
kesadaran
masyarakat
persoalan
persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan meningkatkan kegiatan kontruksi dan pembaharuan bangunan-bangunan, transportasi pun bertambah, dan produk pertanian, industry dan lain-lain akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.
24
Azrul Aswar, Ilmu Kesehatan Lingkungan. (Jakarta:Mutiara Sumber Widya,1979),h.55.
37
c. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula.25 C. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) 1. Sejarah Singkat Program KUBE Sejak tahun 1970-an pemerintah menggulirkan program penanggulangan kemiskinan melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) khususnya Repelita I-IV melalui program sektor dan regional. Keberadaan lembaga koordinasi penanggulangan kemiskinan yang bersifat sektoral seperti Kelompok usaha Bersama atau KUBE dari Kementerian Sosial yang dulu bernama Departemen Sosial, KUBE dimulai sejak tahun 1982. Tahun 2006 Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial mencoba menyempurnakan pendekatan penyelenggaraan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE).26 Jika pada tahun 2005, penyaluran bantuan kepada KUBE bersifat nature, melalui perantara, top down, terpusat dan tanpa pendampingan, maka mulai tahun 2006 sudah dilakukan perubahan dan penyempurnaan ditahun 2007 perubahan nyata dilakukan langsung kepada KUBE dan melalui mekanisme perbankan (bekerjasama dengan PT. BRI Tbk). Bantuan tidak lagi bersifat 25
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2007), cet-7. H. 154. 26 Oetami Dewi, “KUBE (Kelompok Usaha bersama) Sebagai Model Untuk Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat” artikel diakses tanggal 23 Juni 2011 dari http://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/07/27/kube-kelompok-usaha-bersama-sebagai-modeluntuk-pengembangan-pemberdayaan-masyarakat/
38
natural yang harus disediakan oleh pemerintah pusat melalui pihak ketiga namun disediakan sendiri oleh anggota KUBE.27
2. Definisi KUBE Berdasarkan Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan kelompok Usaha Bersama (KUBE) Departemen Sosial Republik Indonesia member pengertian KUBE adalah: a. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui proses kegiatan PROKESOS (program kesejahteraan sosial) untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. b. KUBE merupaka metode pendekatan yang terintegrasi dan keseluruhan proses PROKESOS dalam rangka MPMK (memajukan permasalahan kemiskinan). c. KUBE tidak dimaksudkan untuk mengganti keseluruhan prosedur baku PROKESOS kecuali untuk Program Bantuan Kesejahteraan Sosial fakir
27
Oetami Dewi, “KUBE (Kelompok Usaha bersama) Sebagai Model Untuk Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat” artikel diakses tanggal 23 Juni 2011 dari http://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/07/27/kube-kelompok-usaha-bersama-sebagai-modeluntuk-pengembangan-pemberdayaan-masyarakat/
39
Miskin yang mencakup keseluruhan proses. Pembentukan KUBE dimulai dengan proses pebentukan kelompok sebagai hasil bimbingan sosial, pelatihan ketrampilan berusaha, bantuan stimulant dan pendampingan. d. Kelompok Usaha Bersama (KUBE), yaitu wadah yang menghimpun dan mengelola keluarga binaan sosial yang telah mendapatkan bantuan sarana usaha dari pemerintah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan atau kehidupannya.28
3. Tujuan KUBE a. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari, ditandai dengan meningkatkan pendapatan keluarga, meningkatnya kealitas pangan, sandang, papan, kesehatan, tingkat pendidikan, dapat melaksanakan kegiatan keagamaan, dan meningkatkannya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial lainnya. b. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam keluarganya maupun dengan lingkungan sosialnya, ditandai dengan adanya kebersamaan dan kesepakatan dalam pengambilan keputusan didalam keluarga, dalam lingkungan sosial, adanya penerimaan terhadap perbedaan pendapat yang mungkin timbul diantara keluarga dan lingkungan, semakin minimnya
28
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) artikel diakses pada tanggal 24 Juni 2011 dari http://suryanto.blog.unair.ac.id/files/2010/01/kubepdf.pdf
40
perselisihan yang mungkin timbul antara suami dan istri atau antara orang tua dan anak. c. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam menampilkan peranan-peranan sosialnya, baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya, ditandai dengan semakin meningkatnya kepedulian dan rasa tanggung jawab dan keikut sertaan anggota dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial lingkungannya, semakin terbukanya pilihan bagi para anggota
kelompok
dalam
pengembangan
usaha
yang
lebih
menguntungkan terbukanya kesempatan memanfaatkan sumber dan potensi kesejahteraan sosial yang tersedia dalam lingkungannya.29
29
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) artikel diakses pada tanggal 24 Juni 2011 dari http://suryanto.blog.unair.ac.id/files/2010/01/kubepdf.pdf
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA A. Gambaran Kota Depok Sampah telah menjadi masalah nasional. Pengelolaan sampah yang tidak komprehensif
dan
tidak
mempertimbangkan
aspek
masyarakat
dan
lingkungan seringkali memunculkan permasalahan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Sistem yang kurang tepat, metode dan teknik pengelolaan sampah yang belum berwawasan lingkungan, seringkali berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Pengelolaan sampah saat ini menjadi permasalahan yang cukup pelik. Jika tidak dilakukan penanganan yang baik, dikhawatirkan mempengaruhi keseimbangan yang merugikan yang akan mencemari lingkungan, baik terhadap tanah, air, maupun udara. Pengelolaan sampah di Indonesia sangat mengandalkan sistem end of pipe solution yang menitikberatkan pada pengolahan sampah, ketika sampah tersebut telah dihasilkan. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Proses pembuangan akhir sampah di Indonesia pada umumnya cenderung pada sistem open dumping , yaitu melakukan pembuangan sampah dengan menimbun secara terbuka. Salah satu akibatnya, jumlah timbulan sampah sangat tinggi. Sebagai contoh, menurut standar spesifikasi timbulan sampah
41
42
untuk kota kecil dan sedang di Indonesia adalah antara 2,75 – 3,25 lt/org/hari. Di Kota Depok saja, dari hasil kajian pada 2007, dengan asumsi produksi sampah per hari per orang 2,65 liter ( skala kota ), maka pada tahun 2006 dengan jumlah penduduk 1.420.480 jiwa, timbulan sampah perhari rata-rata 3.764 m3/hari. Dari timbulan sampah tersebut, sampah yang terangkut hanya 1281 m3/hari dan sampah yang tidak terangkut 2.483 m3/hari. Meski pelayanan pengelolaan sampah belum optimal, beban tempat pembuangan akhir sampah (TPA) semakin berat. Dari kajian analisis dampak lingkungan (Amdal) TPA Cipayung, Depok, volume sampah harian yang dibuang bervariasi awalnya 69,6 m3/hari. TPA Cipayung dioperasikan sejak tahun 1992 itu kini memiliki luas 11,2 ha dengan kapasitas dan direncanakan sekitar 1.200.000 m3 atau setara dengan 4 juta m3 timbunan sampah. Jika program pengelolaan yang semula open dumping (pembuangan terbuka) tidak ditingkatkan hingga menjadi
sanitary landfill (memperhatikan aspek
kesehatan dan kelestarian lingkungan) umur operasional TPA diperkirakan akan penuh pada tahun 2010. Pada aspek lain, secara hukum, masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Hak itu tercantum dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam rangka memenuhi hak masyarakat tersebut, kemudian lahir Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sebagai payung hukum pengelolaan sampah secara terpadu dan komprehensif yang
43
memberikan kepastian hukum bagi masyarakat untuk memperoleh layanan pengelolaan sampah yang baik, di samping mengatur kejelasan hak dan tanggungjawab pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Undang- undang tersebut mengatur paradigma baru dalam pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah sebelumnya lebih banyak menerapkan sistem kumpul → angkut → buang. Sampah yang berasal dari masyarakat maupun kawasan hanya dikumpulkan di suatu tempat, lalu diangkut dan langsung dibuang di tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Sampah dibuang di TPA tanpa ada pengelolaan lebih lanjut yang bisa menyebabkan pencemaran lingkungan. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 mengubah paradigma tersebut dengan menilai sampah sebagai sumber daya dan dapat dikendalikan untuk mengurangi atau menghilangkan pencemaran. Sampah dikelola dengan paradigma
baru
pengelolaan
sampah,
yaitu
mengurangi
(Reduce),
menggunakan kembali (Reuse), mendaur ulang (Recycle), melibatkan masyarakat (Participation). Sampah dibatasi sejak dari sumbernya dan di tiap proses penanganan dilakukan proses pemilahan, penggunaan kembali dan pendaurlangan hingga memiliki manfaat ekonomis dan ekologis. Permasalahanya, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tersebut tidak serta merta dapat dilaksanakan sekaligus. Ada beberapa hal dalam pengelolaan sampah yang masih memerlukan sejumlah aturan pelaksanaan di bawahnya. Daerah-daerah, termasuk Pemerintah Kota Depok memerlukan
44
pengaturan pengelolaan lebih lanjut dalam Peraturan Daerah (Perda). Perda tentang pengelolaan sampah ini diperlukan untuk memberikan kepastian hukum dalam rangka pengelolaan persampahan yang terpadu, komprehensif, memenuhi hak dan tanggungjawab pemerintah Kota Depok dan peran serta masyarakat.
B. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) 1. Sejarah Singkat KUBE Iburatu Recycle Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) atau yang biasa disebut dengan KUBE Iburatu Recycle berdiri pada tahun 2009. Pada tahun tersebut terdapat pelatihan kerajinan tangan dengan memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi barang bermanfaat. Pelatihan tersebut diikuti ibu-ibu rumah tangga lingkungan RT 01 Kelurahan Pitara. Setelah itu Bank Sampah WPL melaksanakan program yaitu gerakan pemilahan dan pengumpulan sampah non organik dengan membagikan plastik sampah non organik ke semua rumah di lingkungan RT 01/13. Kegiatan lainnya yang ada di Bank Sampah Iburatu recycle adalah pelatihan membuat souvenir dari bahan sampah kemasan sachet, mie instant, refill cairan pembersih dan minyak goreng untuk dijadikan hasil kerajinan tangan. Setelah berhasil menghasilkan produk berupa tas, dompet dengan motif menarik muncul permasalahan baru di bahan baku yang kurang.
45
Untuk memudahkan bahan baku akhirnya pada tahun 2011 dibuatlah Bank Sampah Iburatu Recycle yang tidak hanya mencakup masyarakat lingkungan sekitar tetapi juga dari luar kelurahan seperti Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang. Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) berubah nama menjadi Kube Iburatu Recycle pada tahun 2011.
Pembentukan nama
Kube Iburatu Recycle ini merupakan singakatan dari Kelompok Usaha Bersama Ikatan Ibu-Ibu Pitara RT 01. Bank Sampah ini didirikan bukan berupa usaha pribadi melainkan gerakan dan usaha yang berbasis masyarakat. Dengan adanya Bank Sampah Iburatu recycle ini sebagai wadah pemberdayaan kaum Ibu dalam meningkatkan kualitas lingkungan dengan
memberdayakan
masyarakat
agar
dapat
mengelola
dan
memanfaatkan sampah secara mandiri dan berkesinambungan. Seperti bank umumnya, di bank sampah ini setiap nasabah atau orang yang menabung sampah akan mendapatkan buku tabungan. Di dalamnya berisi catatan jumlah tabungan dari pihak nasabah. Untuk tabungan sendiri baru dapat diambil dengan ketentuan setelah menabung selama 3 bulan. Dengan pertimbangan agar hasil yang diperoleh memiliki nilai lebih banyak sehingga mampu dirasakan oleh nasabah. Kebiasaan nasabah akan mengambil hasil tabungan pada kondisi tertentu. Misalnya pada saat anakanak sekolah ganti semester baru.
46
Bank sampah WPL atau KUBE Iburatu Recycle menerima semua jenis tabungan sampah. Asalkan memiliki nilai jual misalnya kertas koran, kardus, kertas buku (putih), kertas buram, kertas campur, kerdus, plastik mineral, plastik ember, besi, kuningan dan alumunium. Dengan harga beli beragam disesuaikan dengan sampahnya. Misalnya kertas koran Rp 800/kg, Kardus Rp 800/kg, plastik ember berwarna Rp. 1000/kg, kaleng Rp 800/kg, tembaga Rp 40.000/kg, kuningan Rp 18.000/kg, aluminium kw I Rp 9000/kg, aluminium kw II : 7500/kg. Kemudahan juga diperoleh nasabah bank sampah, jika jumlah sampah banyak maka pihak bank sampah akan datang mengambilnya. Untuk saat ini nasabah tidak hanya dari lingkungan RT 01 saja, ada beberapa masyarakat dari luar kelurahan yaitu Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang. Sedangkan sampah tabungan nasabah tidak seluruhnya dimanfaatkan sendiri oleh pengurus bank sampah. Untuk plastik pembungkus permen, kopi, minuman cereal, detergent, minyak goreng dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan yang cantik dan menarik. Diantaranya tas, dompet, jepitan, bando yang bernilai ekonomi. Sedangkan sampah yang belum mampu diolah mereka melakukan kerjasama dengan tukang rongsokan. Dengan maksud walaupun sampah-sampah dikelola masyarakat namun tidak mematikan mata pencaharian mereka, malah menguntungkan karena untuk sampah-sampah telah dipilah.
47
Kendala yang dihadapi bank sampah warga peduli lingkungan adalah pendapatan bank sampah yang masih relatif kecil. Ditambah dengan biaya sewa tempat bank sampah 150rb/bulan kadang belum mampu terpenuhi setiap bulannya. Walaupun banyak kemudahan dari pemilik lahan yang mendukung bank sampah yang memberikan banyak toleransi untuk masalah biaya sewa. Dengan berdirinya bank sampah peduli lingkungan mampu menghasilkan produk yang bisa masuk di event-event tertentu misalnya sebagai souvenir pernikahan.
2. Visi dan Misi KUBE Iburatu Recycle a. Visi KUBE Iburatu Recycle Menumbuhkan semangat wirausaha bagi pelaku usaha bersama dapat terciptanya nilai kebersamaan dalam mensejahterakan keluarga dan mengurangi pengangguran.
b. Misi KUBE Iburatu Recycle 1. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan daya belinya sehingga dapat mensejahterakan kehidupannya. 2. Mewujudkan kemandirian usaha sosial dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
48
3. Memberikan
informasi
peluang
pasar
dan
meningkatkan
pengetahuan manajemen pemasaran dalam rangka menjaga kontinuitas pemasaran. 3. Struktur kepengurusan Kube Iburatu recycle Penanggung jawab
: RT 01/13 Pancoran Mas Depok
Ketua
: Bapak BRN
Wakil/pengurus
: Ibu WLN
Sekertaris
: Ibu NN
Bendahara
: Ibu WLN
Div. Pengrajin
: Ibu SS
Koor. Nasabah Bank Sampah
: Ibu EV
Dalam struktur kepengurusan di Bank Sampah Iburatu Recycle anggota kepengurusannya hanya berbentuk sederhana. Dari sekian banyak yang pada awal mulanya ikut bergabung, kini penggiatnya mengerucut hanya tinggal 5 orang. Tim kepengurusan di Bank Sampah Iburatu recycle ini selain menjadi pengurus Bank Sampah mereka juga aktif dalam kegiatan pemilahan sampah, pelatihan, sosialisasi, dan juga pameran. Selain pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle juga mempunyai nasabah Bank Sampah yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pemilahan sampah serta pengumpulan sampah untuk di pilah dan dijadikan kerajinan tangan. Mereka yang menjadi pengurus Bank Sampah sangat antusias terhadap program-program yang ada di Bank Sampah Iburatu recycle karena mereka merasa kegiatan ini sangat
49
bermanfaat bagi lingkungan sekitar tempat tinggal mereka dan menjadi pengetahuan baru bagi mereka dalam membuat kerajinan tangan. 4. Tujuan KUBE Iburatu Recycle a. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE di dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup sehari-hari, ditandai dengan: meningkatnya pendapatan keluarga, meningkatnya kualitas pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, kreatifitas serta dapat meningkatkan pemenuhan-pemenuhan kebutuhan sosial lainnya. b. Meningkatkan
kemampuan
anggota
kelompok
KUBE
dalam
mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam keluarganya maupun dengan lingkungan sosialnya. Ditandai dengan adanya kebersamaan dan kesepakatan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga, dalam lingkungan sosial, adanya penerimaan terhadap perbedaan pendapatan yang mungkin timbul diantara keluarga dan lingkungan semakin minimnya perselisihan yang mungkin timbul anatara suami dan istri atau antara orang tua dan anak. c. Meningkatkan
kemampuan
anggota
kelompok
KUBE
dalam
menampilkan peranan-peranan sosialnya. Baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya, ditandai dengan semakin meningkatnya kepedulian dan rasa tanggung jawab serta keikutsertaan anggota dalam usaha-usaha
kesejahteraan
sosial
dilingkungannya,
semakin
terbukanya pilihan bagi para anggota kelompok dalam pengembangan
50
usaha yang lebih menguntungkan, terbukanya kesempatan dalam memanfaatkan sumber dan potensi kesejahteraan sosial yang tersedia dalam lingkungannya. C. Manajemen penanganan sampah Sampah akan dapat dimanfaatkan secara optimal jika dilakukan pemilahan sejak dari awal. Selanjutnya penanganan sampah yang tepat akan memberikan nilai tambah yang maksimal. Penanganan sampah sejak dari sumbernya merupakan awal pengelolaan sampah yang benar. Manajemen diperlukan dalam memastikan bahwa sampah yang kita hasilkan ditangani dengan benar sejak dari awal hingga akhir. Manajemen penanganan sampah meliputi:
1. Penanganan semua jenis sampah yang ada di sebuah kawasan. 2. Metode dan sarana yang efektif dalam memilah sampah sejak dari awal. 3. Metode penanganan dan teknologi pengelolaan yang digunakan. 4. Pengembangan siklus manfaat sampah.
Secara umum, sampah di sebuah kawasan dapat dibagi menjadi sampah organik dan non organik. Akan tetapi, komposisi volume sampah dapat berbeda-beda di setiap bagian kawasan tersebut. Di bagian dapur atau tempat makan, misalnya, volume sampah organik pasti lebih dominan dibandingkan dengan sampah non organik. Di perkantoran dan pertokoan akan terjadi sebaliknya, sampah non organiklah yang lebih dominan. Di antara sampah
51
non organik, unsur sampah plastik, dewasa ini lebih dominan dibandingkan dengan jenis sampah lainnya. Sedangkan untuk rumah tangga dan kawasan perbelanjaan, sampah organik merupakan unsur yang dominan. Dengan pemahanan dan penguasaan kawasan, maka penanganan sampah sesuai dengan jenis dan volumenya akan dapat dilakukan secara efektif. Efektivitas pemilahan sampah merupakan kunci bagi kita untuk mendapatkan kualitas sampah yang baik untuk diproses berikutnya. Dengan manajemen penanganan sampah yang tepat, kita juga dapat membangun kehidupan lingkungan yang lebih sehat dan kehidupan sosial yang lebih bermartabat.
D. Teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah Pengelolaan sampah berhubungan dengan sampah non organik, sedangkan pengolahan sampah berhubungan dengan sampah organik. Sampah non organik memiliki pilihan pengolahan yang lebih banyak dibandingkan dengan sampah organik, untuk itu diperlukan upaya pengelolaan yang efektif dalam memilah dan memilih berbagai jenis sampah non organik sebelum kita dapat mengolahnya. Secara umum, ada empat keluaran yang dapat dihasilkan dari pengelolaan sampah non organik, meliputi, Industri kreatif, Bahan baku industri daur ulang, Pusat pendidikan dan pelatihan, Tujuan wisata kreatif. Untuk sampah non organik, teknologi kreatif memegang peranan sangat penting didukung oleh teknologi material dan proses. Dengan pendekatan
52
teknologi yang tepat, semakin banyak sampah non organik yang digunakan kembali menjadi produk-produk yang bermanfaat. Untuk sampah organik, diperlukan teknologi untuk mengendalikan proses pembusukan sampah agar berjalan secara efektif, efisien dan praktis.
Berikut Perjalanan Bank Sampah Iburatu Recycle dari awal mula berdiri hingga saat ini. Tabel 2. Perjalan Bank Sampah Iburatu Recycle No. Tahun 1. Tahun 2008 2.
Tahun 2009
3.
NovemberDesember 2009
4.
20 Desember 2009
5.
Februari 2010
6. 7. 8.
Januari 2010 Mei 2011 Desember 2011
9.
November 2012
Perjalanan Bank Sampah Iburatu Recycle memperkenalkan pembuatan & pemanfaatan lubang Biopori. Sosialisasi pemilahan sampah di arisan PKK RT dan lingkungan RT 01/13 Kelurahan Pancoran Mas. gerakan pemilahan & pengumpulan sampah non organik dengan membagikan plastik sampah non organik ke semua rumah. pelatihan membuat suvenir dari bahan sampah kemasan sachet, mie instant, refill cairan pembersih & minyak goreng. pembentukan KUB Iburatu Recycle. Iburatu merupakan singkatan dari Ikatan Ibu-ibu Pitara RT 01/13 Pancoran Mas Depok. produksi suvenir daur ulang. pembentukan Bank Sampah Iburatu Recycle bekerja sama dengan Yayasan Tazakka Insan Madani membangun jaringan D's.a.m.Pah Center. memulai upaya pengolahan sampah organik secara mandiri.
Pengalaman Memberi Training Membuat Suvenir Recycle: 1. PT. Indosat, Jl. Daan Mogot, Jakarta Barat
53
2. PT. OOCL, Kota BNI Lt 23, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat 3. PT. Jasa Marga Cabang Tangerang, Jl. MH Thamrin, Tangerang 4. Dharma Wanita Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia 5. Bidang Perempuan DPD PKS Kota Depok 6. SMA Negeri 1, Depok 7. SMA Setia Negara, Depok 8. SDIT Islam Cendekia (SDIT Al Qudwah Kujang), Depok 9. SDIT Al Haraki, Depok 10. SDIT Mutiara Islam, Depok 11. SDIT Ruhama, Depok 12. Ibu-ibu Majelis Taklim Masjid Baitul Iman, Blok N, Depok Maharaja, Depok 13. Ibu-ibu Majelis Taklim Musholla An Nahl, RW 17, Pancoran Mas, Depok 14. Ibu-ibu perumahan Bumi Sawangan Indah 2, Sawangan, Depok 15. TPA Masjid Pesona Khayangan, Depok 16. Super Kids Club, Pesona Khayangan, Depok 17. Komunitas Bank Sampah Marni, Kampung Kupu, Rangkepan Jaya, Depok 18. Komunitas Bank Sampah Beringin, Beji, Depok 19. Komunitas Bank Sampah Kebuli, Beji, Depok
54
20. Komunitas dan perorangan lainnya yang datang ke kantor Bank Sampah WPL
Pengalaman memberikan Sosialisasi Pengelolaan Sampah & Pembentukan Bank Sampah: 1. Kecamatan Pancoran Mas, Depok 1. RW 02 Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok 2. Bank Sampah Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok 3. Ibu-ibu Majelis Taklim, Komplek BDN, Pancoran Mas, Depok 4. Ibu-ibu PKK Rangkepan Jaya, Pancoran Mas, Depok 5. Bank Sampah Pondok Petir, Bojong Sari, Depok 6. Sentra Pemilahan Bu Mimin, Kavling Pelita, Parung Bingung, Rangkepan Jaya Baru, Depok 7. Arisan ibu-ibu Komplek Poin Mas, Pancoran Mas, Depok 8. Ibu-ibu Majelis Taklim An Nisa, Perumnas Depok 1, Depok Jaya, Depok 9. Ibu-ibu RW 13, Komplek Mampang Indah 2, Rangkepan Jaya, Depok 10. Warga RW 05, Cagar Alam, Kelurahan Pancoran Mas, Depok 11. Ibu-ibu PKK Kelurahan Mampang, Depok 12. Komunitas dan perorangan lainnya yang datang langsung berkonsultasi ke kantor Bank Sampah WPL.
Liputan Media:
55
1. TVRI 2. Kompas TV 3. Metro TV 4. Radar Depok 5. Majalah Femina 6. Situs Resmi Pemerintah Kota Depok 7. Depoknews.com
Pameran: 1. Hari Lingkungan Hidup Kota Depok, di Jl Ir. H. Juanda, Depok, 2011 2. HUT Provinsi Jawa Barat, di Gedung Sate, Bandung, 2011 3. Hari Lingkungan Hidup SIT Darul Abidin, Depok 2011
Kerja Sama Program: 1. Yayasan Wanita Peduli Lingkungan 2. Kombes (Komunitas Bude Endang Suprihatini), Bojong Gede, Bogor 3. Yayasan Tazakka Insan Madani
Pelatihan yang pernah diikuti:
56
Training program for the JICA Partnership Program in Project for Strengthening
of
Non-inceneration
Type
waste
Disposal
Technology
development and Transfer in Indonesia at Osaki Town, Japan 14 Oktober - 19 Oktober 2012.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Identitas Informan Sampah-sampah tidak terbatas pada volume semata karena mencakup juga jenis dan karakteristiknya. Sementara metode pengolahan sampah yang kini berkembang sangat kurang di perhatikan oleh masyarakat. Merujuk pada Bab II hal 35 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya sampah dipengaruhi oleh beberapa kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Di depok sudah banyak didirikan Bank sampah baik merupakan program dari kelurahan maupun yang berdiri sendiri atau yang berbentuk Kube. Kube Iburatu recycle merupakan sekelompok masyarakat yang membentuk suatu usaha yang dapat mengasah keterampilan anggotanya serta menambahkan penghasilan bagi anggotanya yang bergabung dalam Kube tersebut. Di lihat dari partisipasi masyarakat yang ikut bergabung dalam program daur ulang sampah yang dilakukan oleh Kube iburatu recycle, masyarakat terlihat sangat antusias sehingga Bank Sampah ini dapat berdiri hingga saat ini.
57
58
Sebelumnya peneliti akan terlebih dahulu membahas informan yang akan menjadi sumber dari skripsi ini yang telah di jelaskan sebelumnya pada Bab I hal 8: a. Identitas Informan 1.
Nama
: WLN
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle WLN adalah salah satu pengurus Kube Iburatu recycle yang
sudah bekeluarga mempunyai seorang suami dan dua orang anak. Bank sampah Iburatu Recycle kita bertempat dikediaman beliau karena tempat tinggal beliau yang cukup luas dan mampu menampung hasil-hasil pemilahan sampah yang akan segera diproses. 2. Nama
: BRN
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status
: Pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle BRN adalah salah satu penggagas berdirinya Kube iburatu
Recycle yang tidak lain merupakan suami dari ibu WLN
dan
mempunyai dua orang anak. Bapak BRN merasa bahwa mendirikan bank sampah Iburatu Recycle merupakan hal yang sangat positif,
59
oleh karena itu bapak BRN sangat antusias menggarap programprogram yang akan dilaksanakan kedepannya. 3. Nama
: SS
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Pengrajin SS adalah pengrajin yang ikut membantu kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle terutama kerjainan tangan yang dihasilkan melalui sampah-sampah dari kaleng susu, bungkus kopi, dll. Ibu SS mempunyai satu orang suami dan tiga orang anak. 4. Nama
: EV
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Nasabah Bank Sampah Iburatu Recycle EV adalah nasabah bank sampah yang sudah sejak tahun
2010 ikut bergabung dan ikut berkontribusi dalam program-program yang di laksanakan oleh Kube Iburatu recycle. Ibu EV mempunyai satu orang suami dan dua orang anak. 5. Nama
: HD
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Bukan Nasabah Bank Sampah Iburatu Recycle
60
HD adalah salah satu warga yang tinggal di dekat Kube Iburatu Recycle. Menurut ibu HD berdirinya bank sampah Iburatu recycle sama sekali tidak membawa mengaruh negative, bahkan menurut penuturan ibu HD berdirinya Kube Iburatu Recycle sangat memberikan pengaruh yang sangat positif bagi warga sekitar meskipun beliau tidak ikut bergabung dalam Kube Iburatu Recycle. Ibu HD mempunyai satu orang suami dan satu orang anak. Pada Bab ini peneliti akan membahas tentang Bank Sampah Iburatu recycle yang berdiri kelurahan pancoran mas depok. Dengan menggabungkan dan mengkaji antara temuan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan teori-teori yang telah dijelaskan pada Bab II. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa hal mengenai cara pengelohan sampah melalui daur ulang sampah, keterampilan sampah, pembuatan pupuk dll.
B. Partisipasi masyarakat Pada awal mulanya sebelum berdirinya bank sampah ibu ratu recycle, dinamakan WPL ”WPL adalah Wanita peduli Lingkungan. Jadi semacam LSMnya gitu, tapi ketika kita sudah berjalan, bank sampah nya belum punya nama jadi dinamain saja WPL gitu. Tapi disini kan karena yang nabung bukan hanya perempuan aja gitu kan, nah makanya di ganti namanya menjadi Warga Peduli Lingkungan”. 1
1
Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013.
61
Merujuk pada Bab II hal 20 dikatakan bahwa dapat dilihat sumbangan dalam berpartisipasi dapat dirinci menurut jenis-jenisnya: a. Partisipasi Buah Pikiran, rapat atau kegiatan yang diusulkan pada saat program kerja Iburatu Recycle dilakukan. Dari observasi yang saya lakukan Bank Sampah Iburatu Recycle juga melaksanakan rapat untuk menentukan program kerja dan juga melaksanakan evaluasi setelah mengadakan pameran ataupun sosialisasi.2
b. Partisipasi Tenaga, dilakukan oleh para anggota dan pengrajin yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Bank Sampah. Dari observasi yang saya lakukan pada saat ini Bank Sampah Iburatu Recycle masih kekurangan tenaga. Karena selama ini masih mengandalkan tenaga dari ibu-ibu, sementara ibu-ibu nya banyak yang sudah repot dengan urusan rumah tangga, memasak, dll. Sementara kegiatan yang ada di Bank Sampah terdiri dari menganyam, memilah, dll.3
c. Partisipasi Keterampilan dan Kemahiran, yang dimaksud adalah pengrajin yang membuat kerajinan tangan melalui daur ulang sampah. Menurut observasi yang saya lakukan pada saat membuat kerajinan tangan dari daur
2 3
Observasi pribadi kepada BRN, Jumat 22 November 2013. Observasi pribadi kepada SS, Kamis 21 November 2013.
62
ulang sampah para ibu-ibu aktif membuat dan memasarkan hasil kerajinannya pada saat pameran-pameran ataupun pesanan langsung dari pembeli.4 Merujuk pada Bab II hal 36 tentang definisi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Departemen Sosial Republik indonesia, Pada saat itu belum banyak di daerah depok yang mendirikan bank sampah. Dan tidak semua bank sampah mempunyai kegiatan membuat pembuatan kerajinan adalah bank sampah yang sudah berjalan lebih lama dan cenderung lebih stabil operasioanalnya. Hal tersebut dapat terlihat dari salah satu bank sampah yaitu bank sampah WPL yang sudah ada kegiatan pemilahannya sejak tahun 2009 dan mempunyai kegiatan kerajinan sebagaimana yang diungkapkan informan sebagai berikut: ”Jadi awalnya kan pemilahan sampah tahun 2009. Terus berubah jadi bank sampah tahun 2011. Awalnya kan karena ada kebutuhan untuk bikin anyaman kerajinan dari sampah”.5 Untuk kegiatan pembuatan kerajinan, pengrajin mendapatkan 70% dari hasil penjualan dan sisanya 30% untuk membeli modal pembuatan kerajinan. Bahan baku pembuatan kerajinan didapat dari sedekah yang diminta bank sampah kepada warga. Hal tersebut dikemukakan oleh informan sebagai berikut: ”30% untuk modal. Kalo kerajinan sih kita modal dengkul ya. Karena tadinya kita kan minta sedekah sampah. Jadi kita minta sampah-sampah dari pedagang gitu. Untuk kerajinan kita sih sudah sepakat dari hasil penjualan, ibu-ibu penghasilnya dapat 70%. Misalnya hasilnya dijual seharga 10 ribu, berarti 7 ribu buat ibu-ibu pengrajin dan 3 ribunya diputar lagi buat modal kaya beli benang, beli kain pelapis, beli resleting”.6
4
Observasi pribadi kepada WLN, Jumat 22 November 2013. Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013. 6 Wawancara pribadi dengan SS, Jumat 22 November 2013. 5
63
Merujuk pada Bab II hal 21 tentang tujuan partisipasi menurut Henry Sanoff bahwa tujuan utama dari partisipasi masyarakat adalah membentuk partisipasi anggota bank sampah dengan memberikan pelatihan kerajinan, membuat kerajinan dan sosialisasi kepada masyarakat lainnya diantaranya: a. Melibatkan masyarakat perumahan Pancoran Mas Depok dalam merancang program, melakukan proses kegiatan yang ada di Bank Sampah Iburatu recycle, serta memonitoring dan mengevaluasi hasil kegiatan yang ada di Bank Sampah untuk diperbaiki kedepannya. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan Bank Sampah Iburatu Recycle juga melaksanakan evaluasi setelah mengadakan pameran ataupun sosialisasi yang dipimpin oleh Bapak BRN.7 b. Pemerintah dan pengurus memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat berpartisipasi di dalam Bank Sampah Iburatu Recycle dengan cara mengajak masyarakat perumahan Pancoran Mas Depok untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini juga diungkapkan sebagai berikut oleh salah satu informan:
”Mereka juga yang membuat kerajinan, mereka juga yang mengadakan sosialisasi dan pelatihan kalo lagi ada, mereka juga yang turun mengajarkan”.8
7 8
Observasi kepada BRN, Jumat 22 November 2013. Wawancara pribadi dengan SS, Jumat 22 November 2013.
64
Berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle merupakan perkumpulan ibu-ibu PKK setempat dan tidak bekerja sama dengan pihak pemerintahan Kota Depok seperti dituturkan oleh informan sebagai berikut: ” Bank Sampah ini berdiri awal mulanya dari perkumpulan ibu-ibu PKK RT sih, tidak ada kerja sama dengan pemerintah awalnya”. 9
Namun setelah berjalannya waktu pemerintah Kota Depok turut memberikan bantuan dan perhatian terhadap Bank Sampah Iburatu Recycle setelah Bank Sampah ini telah dikenal oleh banyak masyarakat. Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu informan sebagai berikut: ” Ada sih perhatian dan bantuannya, tapi setelah kegiatannya berjalan ya. Sesudah kita dikenal. Tapi saya sih engga merasa apa ya, karena saya pikir kan kita cuma kegiatan disini-sini aja. Bahkan saya ngerasa engga perlu ngasih tau lurah, ngasih tau camat. Jadi jalan, jalan aja gitu. Jadi swadaya aja gitu, tapi kemudian belakangan ini banyak perhatian dari pihak pemerintah juga. Banyak juga yang memberikan bantuan”.10
Merujuk pada Bab II hal 23 dapat dikatakan bahwa kegiatan partisipasi diperlukan suatu keterampilan dan pengetahuan agar dapat mencapai bebagai tingkatan partisipasi. Menurut hoofsteede seperti dikutip Khairuddin tingkatan partisipasi yang diperlukan antara lain: a. Partisipasi
inisiasi
(inisiation
participation)
adalah
partisipasi
yang
dimaksutkan bahwa Bapak BRN merupakan ketua dari Bank Sampah Iburatu Recycle mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap suatu kegiatan yang
9 10
Wawancara pribadi dengan BRN, Jumat 22 November 2013. Wawancara pribadi dengan BRN, Jumat 22 November 2013.
65
di rancang tetapi masyarakat lingkungan sekitar tetap bisa memberikan masukan serta usulan terhadap kemajuan Bank Sampah Iburatu recycle. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan kegiatan sosialisasi yang dibawakan oleh Bapak BRN sangatlah berpengaruh kepada masyarakat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi tersebut dalam hal pemilahan sampah rumah tangga. Serta memonitoring kegiatan yang telah di rencanakan agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan.11 b. Partisipasi Legitimasi (legitimation participation) adalah di Bank Sampah Iburatu recycle siapa saja mempunyai tingkat pembicaraan yang sama pada saat diadakannya rapat evaluasi dan keputusan juga dapat di diskusikan bersama dengan tim pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle. Seperti yang peneliti saksikan pada saat tim pengurus Bank Sampah Iburatu recycle mengadakan rapat program kerja dan rapat evaluasi semua peserta rapat mempunyai hak yang sama dalam mengusulkan pendapatnya. Dan hasil yang diperoleh oleh Bank Sampah Iburatu Recycle pun melalui tahap musyawarah atau diskusi dengan tim pengurus lainnya.12 c. Partisipasi
Eksekusi
(execution
participation)
adalah
pada
tingkat
pelaksanaannya pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tetapi karena penggiat dan anggota pengurus Bank Sampah yang bergabung belum memadai, maka dar
11 12
Observasi Kepada BRN, Jumat 22 November 2013. Observasi Kepada SS, Kamis 21 November 2013.
66
itu ada beberapa anggota yang turut membantu dalam pemilahan sampah, kerajinan tangan dll. Seperti yang yang telah di kemukakan oleh informan sebagai berikut: ” Kita kan penggiatnya engga banyak mbak, kita kan disini Cuma ber 5, dari sekian banyak jd mengerucut tinggal 5. Nah mereka sebenarnya pengrajin. Tapi karena mereka juga butuh sampah untuk buat kerajinan, akhirnya mereka juga bantu pengurus untuk memilah sampah, ada pelatihan, ada sosialisasi, ada pameran. Ya orang-orangnya dia-dia juga. Yang pemilahan sampah itu juga orangnya sibuk ikut memilah sampah dan lainnya. Tapi sekarang saya coba bagi tugas ya. Saya cari orang buat memilah sampah, karena tenaga laki-laki nya juga baru sedikit, dan yang laki-laki untuk mengerjakan pekerjaan yang berat. Yang perempuan nya saya suruh memilah sampah untuk kerajinan saja”.13 Melihat pada Bab II hal 25 partisipasi memiliki tahapan-tahapan agar dapat berjalan sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Tahap Perencanaan, Partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan dalam program pengembangan atau pembangunan masyarakat, indikatornya dapat dilihat, pada keikutsertaan anggota masyarakat dalam musyawarah penentuan program, identifikasi masalah ataupun pembuatan formula kegiatan atau program kemasyarakatan tersebut. a. Tahap pelaksanaan, partisipasi pada tahap ini, masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan oleh Bank sampah Iburatu recycle. Warga masyarakat meliputi pengurus, pengarajin, serta nasabah aktif sebagai pelaksana maupun pemanfaat program. Masyarakat sebagai pelaksana, mereka misalnya berpartisipasi dalam agenda rapat kerja program dari Bank Sampah Iburatu Recycle, aktif dalam pelaksanaan program itu
13
Wawancara pribadi dengan BRN, Jumat 22 November 2013.
67
sendiri. Masyarakat sebagai pemanfaat program Bank Sampah mereka bertanggung jawab penuh terhadap program yang diberikan oleh Bank Sampah Iburatu recycle. Dilihat dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan, Bank Sampah Iburatu Recycle juga melaksanakan rapat untuk menentukan program kerja dan juga melaksanakan evaluasi setelah mengadakan pameran ataupun sosialisasi yang dipimpin oleh bapak BRN.14 b. Tahap Pelembagaan Program, partisipasi pada tahap ini, pengurus merancang serta merumuskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan di Bank Sampah Iburatu Recycle. Dari hasil pengamatan peneliti Ibu SS sebagai pengrajin sering kali membuat kerajinan tangan berupa tas, dompet kecil dsb dikerjakan di rumahnya. Sesuai dengan pesanan dan kebutuhan pembeli. 15 c. Tahap Monitoring dan Evaluasi, pada tahap ini, masyarakat ikut serta mengawasi pelaksanaan program yang diadakan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle. Pengawasan ini menjadi penting agar program yang dilakukan tersebut dapat dimiliki kinerja yang baik secara administratif
maupun
subtantif. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan kegiatan sosialisasi yang dibawakan oleh bapak BRN sangatlah berpengaruh kepada masyarakat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi tersebut dalam hal
14 15
Observasi Kepada BRN, Jumat 22 November 2013. Observasi kepada SS, Jumat 22 November 2013.
68
pemilahan sampah rumah tangga. Serta memonitoring kegiatan yang telah direncanakan agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 16 bentuk partisispasi sosialisasi dengan memberikan pemahaman tentang bank sampah kepada masyarakat lainnya juga dikemukakan oleh salah satu informan yang menjadi pengurus bank sampah iburatu recycle: ”jadi awalnya kita ngadain sosialisasi dulu. Tapi kemudian ada juga kemudahan yang saya peroleh. Jadi kerajinan sampah itu menjadi pembuka lah awalnya gitu. Jadi hubungannya dengan itu. Jadi saya bilang saya jamin ga bau kok. Jadi kita kasih pemahaman tentang bank sampah itu apa”.17 Merujuk pada Bab II hal 29 teori Franchetti mengatakan bahwa prinsip 3R dan 2E sebagai pendekatan pengelolaan sampah disebutkan adanya nilai ekonomis dalam bank sampah ini adalah karena dalam kegiatan bank sampah ini, masyarakat melakukan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga dimana sampah yang ada dirumah tangga dipilah sesuai dengan jenis sampah masingmasing. Kemudian, sampah yang sudah dipilah tersebut setelah terkumpul banyak kemudian disetor ke bank sampah iburatu recycle. di bank sampah iburatu recycle, sampah yang disetor oleh masyarakat/nasabah akan dihargai dengan rupiah sesuai dengan harga jenis sampah yang disetorkan. Mengenai nilai uang yang diperoleh oleh nasabah dari hasil penimbangan, informan menyatakan bahwa nilai tergantung dari jenis sampah yang disetorkan. Hal tersebut diungkapkan oleh informan sebagai berikut:
16 17
Observasi kepada BRN, Jumat 22 November 2013. Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013.
69
”Plastik daur ulang itu dihargai kurang lebih seribuan sekilo.kalo plastik yang cup gitu seribuan juga. Karena kan belum bersih. Kalo udah bersih dua ribu harganya”. 18 Kurangnya tenaga kerja juga sangat mempengaruhi dan menjadi salah satu faktor kendala dalam kegiatan menjalankan kegiatan yang berada di bank sampah Iburatu Recycle. Hal tersebut juga diungkapkan oleh informan: ”kalo saat ini kayanya ibu WLN masih kekurangan tenaga ya. Selama ini kan mengandalkan ibu-ibu. Sementara kan ibu-ibu sudah repot masak dirumah, urusan rumah tangga. Terus mereka kan ada yang mengolah plastik rumah tangga, menganyam gitu kan, terus harus memilah lagi yang ada di sini. Itu kayanya kurang gitu orangnya”.19 Dilihat dari modal operasional yang diperoleh Bank Sampah Iburatu Recycle salah satu pengurus Bank Sampah mengatakan sebagai berikut: ”Modal yang kita peroleh didapat dari pkk gitu, dari RT kita. Modal ini digunakan untuk membeli kebutuhan-kebutuhan lainnya dalam proses kegiatan di Bank sampah ini”20 Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Bank Sampah Iburatu Recycle sudah terlebih dahulu melaksanakan kegiatannya sebelum adanya sosialisasi dari pemerintah mengenai pengelolaan sampah melalui Bank Sampah. Kegiatan Bank Sampah Iburatu Recycle juga masih mengandalkan swadaya dari masyarakat untuk operasional Bank Sampah. Swadaya dari masyarakat terhadap Bank Sampah Iburatu Recycle menunjukkan bahwa masyarakat sudah memberikan bantuan terhadap pelaksanaan kegiatan Bank Sampah Iburatu Recycle. 18
Wawancara pribadi dengan EV, jumat 22 November 2013. Wawancara pribadi dengan EV, jumat 22 November 2013. 20 Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013. 19
70
Dengan berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle, tidak semua warga yang berada di lingkungan tersebut ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang di laksanakan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle. Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu warga yang mengatakan: ”ya engga, bukan gitu. Kita kan udah tua. Jadi gimana gitu kayaknya, udah berkurang sekali minatnya, maunya santai aja. Ya mungkin karena udah tua juga kitanya”.21
Alasan lain masyarakat tidak ikut terlibat dalam kegiatan Bank Sampah adalah karena merasa sudah mampu dan tidak membutuhkan uang dari hasil pemilahan sampah tersebut. Hal ini diungkapkan oleh salah satu nasabah Bank Sampah sebagai berikut: ”mungkin dia orang berada kali ya. Ah engga perlu ah ini, mending dibuang aja. Paling ditimbang sekian cuman. Kan ada kan orang yang begitu” 22 Meskipun ada warga yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di Bank sampah iburatu recycle, tetapi warga tersebut ikut mendukung kegiatan yang berjalan di Bank sampah Iburatu recycle. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, ibu HD tidak ikut bergabung dalam pemilahan sampah yang di sosialisasikan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle, namun ibu HD sangat mendukung dengan adanya program-program yang dilaksanakan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle.23
21
Wawancara pribadi dengan HD, Senin 25 November 2013. Wawancara pribadi dengan EV, jumat 22 November 2013. 23 Observasi kepada HD, Senin 25 November 2013. 22
71
Dilihat dari peran pemerintah mengenai adanya Bank Sampah yang ada di kota Depok, salah satunya Bank Sampah Iburatu Recycle mengatakan bahwa peran pemerintah dalam mensosialisasikan pemilahan sampah dirasa belum memuaskan. Dan perlu pembinaan lebih lanjut, hal ini diungkapkan juga oleh salah satu informan sebagai berikut: ”ya harus dibina lah, biar bisa jalannya lebih maju. Dari pihak pemerintah ataupun dari pihak kelurahan” 24 Dari kutipan wawancara tersebut dapat terlihat bahwa masyarakat masih membutuhkan perhatian dari pemerintah secara penuh berupa pembinaan melalui bantuan atau pendampingan. Dengan adanya partisipasi dari warga dalam sebuah program kegiatan maka tidak mustahil untuk mewujudkan warga yang berdikari, karena tujuan akhir dari sebuah program kegiatan adalah keberlanjutan, proses belajar sosial serta perubahan pada sikap dan prilaku atau nilai. Keberlanjutan disini tidak hanya dalam tatanan bagaimana warga dapat mandiri secara individu namun mereka mandiri secara komunitas, kemandirian tersebut tidak akan berjalan lancar tanpa adanya intervensi dari berbagai pihak luar.
24
Wawancara pribadi dengan EV, Jumat 22 November 2013.
72
SISTEM DAN MEKANISME PERAN SERTA MASYARAKAT
Pemerintahan Kota Depok
Iburatu Recycle
Program di Bank Sampah Iburatu Recycle:
Reduksi sampah Pemakaian kembali Daur ulang
Pemilahan sampah dibagi menjadi:
Sampahsampah non organik Sampah organik Sampah B3
Masyarakat Umum
Di lakukan oleh: Pengarajin, penganyam, pemilah sampah
Dalam pengoperasian Bank Sampah Iburatu recycle mempunyai beberapa SDM yang diperlukan untuk menunjang keberlangsungan program yaitu:
Mobil bak pengangkut sampah yang telah di pilah dari nasabah Tempat-tempat untuk membuat pupuk kompos Dan relasi untuk mengadakan sosialisasi mengenai penti ngnya program Bank Sampah
Masyarakat yang menjadi nasabah Bank sampah Iburatu Recycle
Bank Sampah juga melakukan Komposting
Kegiatan ekonomi
Kerajinan Daur ulang Bahan baku produksi
Kerjasama dengan dunia usaha dengan menjual hasil kerajinan pada saat event-event ataupun pameran berlangsung.
73
Skema: sistem dan mekanisme peran serta masyarakat Berbagai langkah dapat dilakukan masyarakat dalam rangka menanggulangi timbunan sampah (lihat skema). Hal ini dapat dilakukan apabila tumbuh kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dalam hal ini, masyarakat dapat mengambil peran sebagai: a. Pengelola (mengurangi timbunan sampah dari sumbernya) b. Pengawas (mengawasi tahapan pengelolaan agar berjalan dengan benar) c. Pemanfaat (memanfaatkan sampah secara individu, kelompok atau kerjasama dengan dunia usaha) d. Pengolah (mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana pengolah sampah) Dari skema tersebut dapat dilihat peran yang dapat diambil oleh masyarakat dalam hal ini pengelolaan sampah, baik secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari peran pengelola, yakni dengan mengurangi timbunan sampah sejak dari sumbernya, sampai kepada peran pengawas, tergantung dari kesanggupan dan kesadaran warga masyarakat sendiri. Tentu saja akan menjadi ideal apabila masyrakat dapat berperan diseluruh bagian yang mungkin diperankan oleh masyarakat. Peran serta masyarakat disini menjadi penting, karena berbagai dampak negatif akan muncul tanpa keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dengan demikian, pengelolaan sampah berbasis masyarakat tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga dapat menghindarkan masyarakat dari
74
masalah-masalah lainnya aseperti ekonomi, spiritual, sosial, dan juga masalah ekologi.
C. Manfaat daur ulang sampah Manfaat daur ulang sampah yang dilakukan di Bank Sampah Iburatu Recycle sangat memberikan nilai positif terhadap warga sekitar yang ikut berpartisipasi dalam menjalankan program-program yang telah disepakati. Kegiatan tersebut merupakan kunci utama bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat. Sebab, kesempatan dan kemauan yang cukup, belum merupakan jaminan bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat, jika mereka sendiri tidak memiliki kemauan untuk turut membangun. Sebaliknya, adanya kemauan akan mendorong seseorang untuk meningkatkan kemampuan dan aktif memburu serta memanfaatkan setiap kesempatan. Pihak Kube Iburatu recycle mampu membuat penyandaran dan kemauan warga untuk berkontribusi terhadap program sanitasi lingkungan berbasis masyarakat, dengan menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi produksi sampah, memanfaatkan kembali sampah dan memberikan pelajaran mengenai jenis-jenis sampah melalui tahapan pemilahan sampah. Dapat di lihat juga dari hasil penelitian bahwa pemahaman masyarakat mengenai Bank Sampah adalah sebagai wadah untuk menunjang kegiatan pemilahan, sebagai salah satu bentuk upaya mengurangi jumlah sampah yang ada,
75
dan sebagai sarana untuk mengubah pandangan masyarakat bahwa sampahnya sebetulnya memiliki nilai ekonomis. Bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah di Kube Iburatu Recycle terbagi menjadi 2, yaitu partisipasi fisik (physical participation) berupa keikutsertaan (menjadi pengurus atau nasabah Bank Sampah) dan tenaga (membantu memilah), serta partisipasi keahlian (participation with skill) berupa keahlian/keterampilan (melatih membuat kerajinan dari sampah, melatih membuat kompos), sosialisasi tentang Bank Sampah. Dari pengamatan yang peneliti lakukan di dalam rumah ibu WLN terlihat banyak hasil kerajinan olahan sampah non organik yang dipajang dalam lemari hasil kerajinan yang dibuat oleh pengarajin di Bank Sampah iburatu Recycle yang akan dipasarkan melalui mulut ke mulut ataupun event-event tertentu dimana Bank Sampah Iburatu Recycle diundang untuk menghadirinya.25 Dalam operasional Bank Sampah masih terdapat permasalahan di dalamnya, yaitu tempat operasional Bank Sampah yang masih menumpang di rumah salah satu pengurus Kube Iburatu Recycle, sarana dan prasarana yang ada di Kube tersebut belum sepenuhnya menunjang sehingga masih banyak yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada di Kube Iburatu Recycle. Pengamatan yang peneliti lakukan menunjukan bahwa sampah yang demikian banyak menumpuk di depan rumahnya tersebut memang belum dijual. Dan masih 25
Observasi kepada WLN Kamis 21 November 2013.
76
ada lagi sampah yang belum terjual yang ditaruh di lahan belakang tempat bank Sampah Iburatu Recycle beroperasional. Lahan tempat Bank Sampah yang ada dibelakang itu merupakan lahan milik orang lain yang disewa untuk operasional Bank Sampah sebesar 50 ribu per bulannya.26 Dilihat dari segi kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi di Bank Sampah Iburatu Recycle masih dianggap kurang terhadap pentingnya kegiatan Bank Sampah. Alasan masyarakat belum berpartisipasi dalam kegiatan Bank Sampah diantaranya adalah karena malas dan repot, merasa sudah tua, tidak butuh nilai ekonomis dari hasil pemilahan, dan adanya anggapan persaingan dengan pemulung bila ikut Bank Sampah. Solusi dari masyarakat sendiri sudah diberikan seperti adanya penjemputan sampah oleh pengurus bagi masyarakat yang malas mengantar sampah ke Bank Sampah dan adanya sosialisasi untuk membedakan sampah rumah tangga dengan sampah dijalanan serta membagi 2 sampah, untuk pemulung dan Bank Sampah. Perhatian dari pemerintah terhadap kegiatan Bank Sampah selama ini khususnya di Bank Sampah Iburatu Recycle belum adanya pendampingan serta bantuan yang diberikan kepada Bank Sampah, baik oleh pemerintah Kota Depok (BLH dan DKP) maupun dari Kecamatan Pancoran Mas Depok. Kegiatan yang dilakukan oleh instansi-instansi pemerintah tersebut hanya berupa sosialisasi saja
26
Observasi kepada WLN, Kamis 21 November 2013.
77
kepada masyarakat karena alasan keterbatasan dana dan tenaga sehingga tidak bisa memberikan bantuan terhadap Bank sampah Iburatu Recycle. Upaya Bank Sampah Iburatu Recycle melibatkan masyarakat dalam kegiatan Bank Sampah dapat dilakukan melalui pemberian sosialisasi tentang Bank sampah dan juga pendampingan terhadap Bank Sampah, pemberian bantuan berupa stimulus kepada Bank Sampah Iburatu Recycle serta perlu adanya sistem keterlibatan masyarakat dalam Bank Sampah Iburatu Recycle yang dituangkan secara tegas melalui Perda tentang pengelolaan sampah di Kota Depok.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh peneliti melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, peneliti menyimpulkan hasil penelitian dalam poin-poin dibawah ini: 1. Di Bank Sampah Iburatu Recycle tingkat partisipasi inisiasi mempunyai kadar yang lebih tinggi dalam penelitian ini. Tingkatan ini dimaksudkan masyarakat tidak hanya sekedar menjadi objek pembangunan saja, tetapi masyarakat dan anggota pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle juga bisa menentukan dan mengusulkan rencana atau program kerja yang akan dilaksanakan. 2. Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dengan berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle ini, yaitu: a. mampu membuat penyandaran dan kemauan warga untuk berkontribusi terhadap program sanitasi lingkungan berbasis masyarakat, dengan menjaga
kebersihan
lingkungan,
mengurangi
produksi
sampah,
memanfaatkan kembali sampah dan memberikan pelajaran mengenai sampah melalui tahap pemilahan sampah.
78
79
b. Program daur ulang sampah ini bisa menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat yang ikut bergabung di Kube Iburatu Recycle. Dengan membuat kerajinan tangan yang berbahan dasar dari sampah yang di daur ulang sehingga sampah tersebut memiliki nilai ekonomis yang sangat bermanfaat dan dapat digunakan kembali.
B. SARAN Dari hasil penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti ada beberapa saran dan harapan-harapan kedepannya untuk Bank Sampah Iburatu Recycle, pemerintahan Depok, dan masyarakat sekitar Bank Sampah sebagai berikut: 1. Dengan berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle semoga kedepannya pemerintah Kota Depok dapat memfasilitasi tempat untuk melakukan kegiatan pemilahan sampah, kerajinan daur ulang sampah, pelatihan pengelolaan sampah agar lebih efektif dan maksimal dalam berproduksi. Serta dapat memberikan sarana dan prasarana lainnya yang memadai. 2. Bank Sampah Iburatu Recycle wajib mengadakan monitoring dan evaluasi rutin setiap bulan sehingga dapat memotivasi pengurus, pengrajin, dan nasabah agar menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya. 3. Dengan berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle dapat memberikan kesadaran bagi masyarakat khususnya di Kota Depok dalam meminimalisir sampah-sampah yang ada disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Adi, Rukminto, Isbandi. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan
Masyarakat
Sebagai
Upaya
Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta: Rajawali, 2008. Bahar, Yul. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta: PT. Waca Utama Pramesti, 1986. Hermansah, Tantan, dkk. Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat dalam Islam, Jakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009. Hetifah, Sumarto Sj, “Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia”, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001. Huraerah, Abu. “Pengorganisasian & Pengembangan Masyarakat”, Bandung: Humaniora, 2011. Ife, Jim & Frank. Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia, 1980.
80
81
Mikkelsen,
Britha
“Metode
Penelitian
Patisipatoris
dan
Upaya-Upaya
Pemberdayaan”, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001. Moleong, J. Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Nasution, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Jakarta: CEQDA UIN Syahid Jakarta,2007. Rianingsih, Djohani Ed. Dan Tim Editorial, “Berbuat Bersama Berperan Setara, Acuan Penerapan PRA”, Bandung: Studio Driya Media 1996. Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadja Mada University Press, 2007. Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. 1992 Soetomo. Strategi-Strategi Pembangunan Masyrakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Suharto, Drs dan Drs. Tata Iryanto. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya Penerbit Indah, 1996. Suharto, Edi. Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama, 2005.
82
B. Internet http://depokbebassampah.wordpress.com/acuan/bank-sampah/ http://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/07/27/kube-kelompok-usaha-bersamasebagai-model-untuk-pengembangan-pemberdayaan-masyarakat/ http://suryanto.blog.unair.ac.id/files/2010/01/kubepdf.pdf
C. Sumber Skripsi Siti Habibah: Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Wirausaha Daur Ulang Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu. Muhammad Syakur: Program Daur Ulang Sampah Kertas Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Studi kasus Corporate Sosial Responsibility PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk). Bagus Adhi Pratama: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur ulang Sampah di Perumahan Griya Serpong Kademangan Setu Tangerang selatan Banten.
D. Wawancara Pribadi Wawancara pribadi dengan Ibu WLN Kamis, 21 November 2013. Wawancara pribadi dengan Bapak BRN Jumat, 22 November 2013. Wawancara pribadi dengan Ibu SS Jumat, 22 November 2013. Wawancara pribadi dengan Ibu EV Jumat, 22 November 2013.
83
Wawancara pribadi dengan Ibu HD Senin, 25 November 2013.
E. Hasil pengamatan Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah Ibu WLN Kamis, 21 November 2013. Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah Bapak BRN Jumat, 21 November 2013 Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah Ibu SS Kamis, 21 November 2013. Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah Ibu EV Jumat, 22 November 2013. Hasil pengamatan pribadi dilakukan di rumah Ibu HD Senin, 25 November 2013.
PEDOMAN WAWANCARA 1. Sejarah berdirinya bank sampah Iburatu recycle? 2. arti penting Bank Sampah bagi pengurus Kube Iburatu recycle? 3. Motivasi dalam kegiatan Bank Sampah bagi pengurus? 4. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Bank sampah Iburatu recycle? 5. Kendala apa saja yang di alami dalam kepengurusan Kube Iburatu recycle ? 6. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam kegiatan bank sampah Iburatu recycle? 7. Upaya apa saja yang dilakukan
untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan bank
sampah Iburatu recycle? 8. Bagaimana peran pemerintah dalam kegiatan bank sampah Iburatu recycle? 9. Prestasi apa saja yang sudah diperoleh oleh bank sampah Iburatu recycle sampai pada saat ini? 10. Apa harapan, saran dan kritik terhadap pengelolaan sampah melalui Bank sampah Iburatu recycle? Nasabah Bank Sampah 1. Sejarah berdirinya bank sampah Iburatu recycle? 2. Pengetahuan apa saja yang diketahui tentang kegiatan pemilahan dan bank sampah Iburatu Recycle? 3. Apa arti penting bank sampah Iburatu recycle bagi nasabah ? 4. Adakah dampak yang dirasakan masyarakat setelah berdirinya Bank sampah Iburatu Recycle? 5. Motivasi apa yang dimiliki nasabah dalam mengikuti program dari bank sampah Iburatu recycle? 6. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh bank sampah Iburatu Recycle? 7. Kendala apa saja yang di alami nasabah pada saat bergabung dalam bank sampah Iburatu Recycle? 8. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam kegiatan bank sampah Iburatu recycle? 9. Upaya apa saja yang dilakukan untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan bank sampah Iburatu recycle? 10. Bagaimana peran pemerintah dalam kegiatan bank sampah Iburatu recycle? 84
85
11. Apa harapan, saran dan kritik terhadap pengelolaan sampah melalui Bank sampah Iburatu recycle? Masyarakat Bukan Nasabah Bank Sampah 1. Pengetahuan apa saja yang diketahui masyarakat tentang kegiatan pemilahan dan bank sampah Iburatu Recycle? 2. Apa alasan masyarakat tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah Iburatu Recycle? 3. Bagaimana dorongan masyarakat dalam berpartisipasi untuk ikut kegiatan bank sampah Iburatu recycle? 4. Apakah ada keinginan untuk ikut dalam kegiatan bank sampah iburatu recycle? 5. Adakah dampak yang dirasakan masyarakat setelah berdirinya Bank sampah Iburatu Recycle? 6. Bagaimana peran pemerintah dalam kegiatan bank sampah Iburatu recycle? 7. Apa harapan, saran dan kritik terhadap pengelolaan sampah melalui Bank sampah Iburatu recycle?
86
Transkrip Wawancara Nama Inisial
: WLN
Tanggal Wawancara : 21 November 2013 Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 42 Tahun
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Suami/Istri 1 Orang Suami
Anak/Orang Tua
Pembantu
Lain-lain
2 Orang Anak
Apakah pendidikan terakhir anda :
1. TK/PAUD 2. SD/MI 3. SMP/MTS 4. SMA/MA 5. Strata I/ Strata II/ Strata III
NO 1.
Pertanyaan Maaf
ibu,
boleh
Jawaban
ngobrol-ngobrol Iya mba boleh kok.
sebentar ga? 2.
Bagaimana bu awal mulanya berdirinya Awalnya itu, kita mau bikin Bank Sampah. Dan Bank Sampah Iburatu Recycle?
dinamakan dengan sebutan WPL. Jadi semacam LSMnya gitu, tapi ketika kita sudah berjalan,
87
bank sampah nya belum punya nama jadi dinamain saja WPL gitu. Tapi disini kan karena yang nabung bukan hanya perempuan aja gitu kan, nah makanya di ganti namanya menjadi Warga Peduli Lingkungan 3.
WPL itu apa bu?
Warga peduli lingkungan, karena di Bank Sampah ini tidak hanya perempuan yang ikut menabung.
4.
Berdirinya cuma dari bantuan Warga Awalnya engga mba, berdiri sendiri aja. Peduli lingkungan aja ya? Engga ada dari pemerintah atau yang lain?
5.
Berdirinya kapan sih bu?
Hhmm,, berdirinya sih pemilahan sampahnya 2009. Bank Sampah nya 2010
6.
Ini tempatnya dirumah ibu aja yah?
Tadinya sih kita tempatnya ada di tanah sebelah. Di tanah kosong. Tapi kemudian sama yang punya tanah, katanya tanahnya mau dipake, yaudah jadi di pindahin kesini.
7.
Banyak
bu
warga
kegiatan ini?
yang
mengikuti Kalo warga yang ikut kebanyakan yang deketdeket sini ajah mba, biasanya RT ini, depan sama samping gitu.tapi kalo tempat lain gitu biasanya kita bikin sentra-sentra. Jadi awalnya kan temen saya mau nabung juga, Cuma kan nganterinnya jauh-jauh, nilai sampahnya juga engga seberapa. Nilai sampah sama kalo kemari naek ojek mahalan ojeknya gitu. Akhirnya kita kerjasama sama yayasan.
8.
Yayasan apa bu?
Nama yayasannya Tazaka. Jadi kita kerja sama sama mereka.mereka punya mobil, kemudian ada yang bantu administrasi juga dan orangnya yang ngambil juga. Jadi mereka yang ngejemput
88
barang-barang dari sentra-sentra. 9.
Bentuk kerjasama dengan Tazaka kayak Tadinya sih mereka Cuma bener-bener ngebantu gimana?
kita aja. Cuma mereka itu kan lembaga zakat ya mba. Kalo zakat itu kan yang dijual program. Jadi namanya lembaga zakat bukan Cuma maintain zakat aja, tapi juga jual program. Programnya ada beasiswa,perbaikan rumah, rumah sakit, bantuan fakir miskin.nah salah satu programnya itu the sampah center. Itu yang kemaren. Nah the sampah center itu ada yang second centernya. Jadi mengambil barangbarang second yang masih bisa dijual. Nanti barang-brang
itu
diperbaiki
trus
barang-
barangnya dijual lagi. Jadi mengambil barangbarang second yang masih bisa dijual.nah uangnya itu untuk membiayai program-program tersebut. Ada beasiswa, kredit mikro. 10.
Kalo disini kegiatannya pemilahan sama Iya. Tapi si tazaka Cuma meng-collect aja bank sampah ya bu?
gitu.nanti pengolahan sampahnya ada di kami. Nanti kami olah dan kami jual kembali.
11.
Kegiatan disini ada kaya bentuk bank Ada. nya ga bu?
12.
Kira-kira sudah ada berapa ya bu 150 an ada sih kayanya. nasabahnya?
13.
14.
Cara melibatkan masyarakatnya iu dari Itu mulanya dari kita belajar bikin kerajinan mulut ke mulut atau ngajak langsung?
mba.
Itu belajarnya dari mana bu?
Waktu itu kan awalnya saya suka memilah sampah. Sampah dari rumah sendiri mba saya kumpulin. Kayak misalnya molto, saya cuci, saya bersihin terus saya kumpulin. Terus coba-
89
coba saya jahit, tapi namanya engga terampil ya saya, malah engga jadi tas, malah jadi kotak doang. Apaan ini jelek banget. Akhirnya saya pikir untuk belajar cari orang yang ngerti ya gitu caranya. Akhirnya cari-cari di internet ada. Tapi akhirnya ada tuh ibu-ibu temen kita dari cibinong, nah dia sosial aja gitu kita undang dateng kesini buat ngajarin kita. 15.
Jadi awal mulanya ada Bank Sampah Jadi awalnya kan pemilahan sampah tahun 2009. gimana bu?
Terus berubah jadi Bank Sampah tahun 2011. Awalnya kan karena ada kebutuhan untuk bikin anyaman kerajinan dari sampah kan satu tas aja. (ibu WLN pergi kedalam, dan beberapa saat kemudian kembali lagi membawa dompet kecil hasil kerjinan dari sampah) Nih dompet kecil kaya gini butuh 100 bungkus sampah kopinya. Kemarin bikin taplak meja aja yang kecil, engga besar taplaknya butuh 1000 bungkus kopi. Makanya kita butuh banyak banget sampahnya. Kan engga mungkin kopinya kita minum sendiri, terus sampahnya buat bikin kerajinan sebanyak itu. Jadi kita ajak orang lain untuk memilah gitu. Jadi kita bilang ke tukang pop ice, tukang indomie gitu. Kita kasih plastik terus kita bilang ini pak sampahnya dikumpulin, jadi jangan dibuang sampahnya. Trus akhirnya kata ibu-ibu “ ummi, sampah dari rumah-rumah kita kumpulin juga”. Jadi mulai deh kita kasih plastik dari rumah ke rumah gitu buat ngumpulin sampah. Modalnya dari PKK gitu, dari RT, yang boleh di masukin ke situ tuh tertulis,misalnya
90
kemasan mie instan, kopi nah itu-itu aja sih. 16.
Apa
saja
bu
kendalanya
dalam Kendalanya yah, awalnya sih kita bilang ke
menjalankan Bank Sampah ini?
ketua RT sama tetua-tetua disini. Istilahnya yang dituakan gitu. Disangka mereka kita mau bikin bak sampah. “ko bikin bak sampah sih mi, kan bau” jadi mereka tuh belum paham apa sih Bank Sampah
itu.
Jadi
awalnya
kita
ngadain
sosialisasi dulu. Tapi kemudian ada juga kemudahan yang saya peroleh. Jadi saya kasih penjelasan Bank Sampah itu sendiri. 17.
Dari warganya tanggapannya bagaimana Ya sebagian sih pada semangat. Mereka kan jadi bu?
bisa nabung buat anaknya. Biasanya kan kalo sama pemulung mereka jual-jual gelas aqua kan laku. Tapi kan kalo bungkus-bungkus kopi siapa yang mau beli. Nah tadinya kita sih minta dalam bentuk sodaqoh sampah pake kantong plastik. Tapi sekarang sudah kita beli.jadi kita sekarang ga maintain sodaqoh lagi, kita beli. Jadi nanti kan diitung sebagai tabungan mereka.
18.
Ada ga sih bu tanggapan warga yang Ya pasti ada juga sih. Jadi kita kan kalo member negatif terhadap kegiatan ini? Apa sosialisasi pemilahan sampah yang bener, kan misalnya ngerepotin gitu dll?
kita yang mengadakan sosialisasi disini kan Ibuibu PKK ngasih tau bahwa dari rumah tangga itu sampah harus dipilah. Jadi minimal kita punya 2 tong sampah gitu. Supaya tidak tercampur sampah yang organic dan sampah yang non organik.
19.
Terimakasih ya bu atas kesempatan dan Iya sama-sama. Semoga semua nya bisa waktu nya.
terjawab ya mbak. Sukses ya mbak.
91
Nama Inisial
: BRN
Tanggal Wawancara : 22 November 2013 Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Umur
: 45 Tahun
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Suami/Istri 1 Orang Istri
Anak/Orang Tua
Pembantu
Lain-lain
2 Orang Anak
Apakah pendidikan terakhir anda :
1. TK/PAUD 2. SD/MI 3. SMP/MTS 4. SMA/MA 5. Strata I/ Strata II/ Strata III
NO 1.
Pertanyaan Maaf
bapak,
boleh
Jawaban
ngobrol-ngobrol Iya mba boleh kok.
sebentar ga? 2.
Sejak kapan pak Bank Sampah Iburatu Tahun 2009 awal mulanya dimulai pemilahan, Recycle ini berdiri?
tetapi dari Bank Sampahnya sendiri Tahun 2010 kita sudah mulai melakukan sosialisasinya.
92
3.
Bank Sampah ini berdirinya bekerja Tidak, Bank Sampah ini berdiri awal mulanya sama dengan Pemerintah Depok apa dari perkumpulan Ibu-ibu PKK RT sih, tidak ada gimana pak?
4.
kerjasama dengan pemerintah awalnya.
Kemudian ada ngga pak perhatian dari Ada sih, tapi setelah kegiatannya berjalan ya. pihak pemerintah, misalnya camat atau Sesudah kita dikenal. Tapi saya sih engga lurah lah gitu terhadap Bank Sampah merasa apa ya, karena saya pikir kan kita Cuma ini?
kegiatan disini-sini aja. Bahkan saya ngerasa engga perlu ngasi tau lurah, ngasih tau camat. Jadi jalan, jalan aja gitu. Jadi swadaya aja gitu, tapi kemudian belakangan ini banyak perhatian dari pihak pemerintah juga. Banyak juga yang memberikan bantuan.
5.
Bantuannya dalam bentuk apa pak?
Bantuannya
misalnya
nih
gerobak
motor,
bantuan dari BLH (Badan Lingkungan Hidup), terus kita diberikan fasilitas kaya pameran gitu kan, ini kan bentuk kerajinan juga. Itu dari Bappeda. Pameran di Bandung juga pernah dari Bappeda. Kemudian kalo ada event-event apalah gitu kita juga suka dikasih tau. 6.
Jadi kalo dari kegiatannya gimana pak? Kita kan penggiatnya engga banyak mbak, kita Apa setiap hari ibu-ibu disini kumpul kan disini Cuma ber 5, dari sekian banyak jd atau hanya hari-hari tertentu saja?
mengerucut tinggal 5. Nah mereka sebenarnya pengrajin. Tapi karena mereka juga butuh sampah untuk buat kerajinan, akhirnya mereka juga bantu pengurus untuk memilah sampah, ada pelatihan, ada sosialisasi, ada pameran. Ya orang-orangnya dia-dia juga. Yang pemilahan sampah itu juga orangnya sibuk ikut memilah sampah dan lainnya. Tapi sekarang saya coba bagi tugas ya. Saya cari orang buat memilah sampah, karena tenaga laki-laki nya juga baru
93
sedikit, dan yang laki-laki untuk mengerjakan pekerjaan yang berat. Yang perempuan nya saya suruh memilah sampah untuk kerajinan saja. 7.
Tapi yang nabung di Bank Sampah ini Ya engga sebanyak itu juga lah, paling orangbanyak ya pak? Ada ratusan orang?
orang yang ada di sekitar sini aja. Kan yang di sentra-sentra juga ada.
8.
Sentra-sentra itu adanya dimana aja ya Sentra itu yang paling banyak di Rangkapan pak?
Jaya Baru. Hampir 10 kali sentranya, yang lainnya itu ada di Depok Jaya, ada di Mampang, di Cinere, di Sawangan.
9.
Jadi disini untuk tempat penampungan Oh, iya. Jadi dari sentra diambilin pake gerobak sampah dari sentra-sentra ya pak?
motor yang dari BLH itu, terus dikumpulin disini untuk dibikin kerajinan. Jadi setiap minggu ada beberapa kali ngangkut sampah dari sentra-sentra itu.
10.
Dari tazaka juga dikumpulinnya disini?
Iya dari tazaka juga, jadi dari tazaka ada 2 orang yang
membantu
mengumplkan,
yang
ngejalaninnya tuh sama yang administrasinya juga. 11.
Kalo pemasarannya bagaimana pak?
Oh kalo pemasarannya kita biasanya dari pameran ke pameran. Cuma karena udah banyak juga yang tau, jadi kita banyak juga pesanan. Biasanya kalo dari pelatihan-pelatihan gitu. Kita suka nerima pesanan. Kalo pas pelatihan juga suka ada yang bilang, “pesen dong buat saya” gitu.
12.
Harga jual kerajiannya berapaan pak?
Kisarannya dari harga 1000 sampai dengan harga 100.000 harganya.
13.
Katanya bapak juga pernah ke jepang Sudah mbak, itu juga dari pemeintah yang ya?
ngebiayain.
Pemerintah
depok
yang
94
memfasilitasi.
14.
Dalam rangka apa pak?
Jadi kita ada kunjungan ke kota Osaki, jadi kota osaki itu kota Recycle, jadi dia tuh kota daur ulang pengelolaan sampah nomer satu lah di jepang gitu. Jadi kita disana melihat bagaimana melakukan pengelolaan sampah.
15.
Sama siapa aja pak perginya?
Ada
sama
bu
Yuni
Poklili.
Yang
dari
masyarakatnya Cuma kita berdua doang,sisanya dari pejabat pemdanya, ada Camat (Bu Linda), orang Bappeda, banyak juga yang lainnya. 16.
Oh begitu pak, baik terimakasih ya pak Sama-sama mbak. atas informasi nya, maaf menggangu waktunya.
Nama Inisial
: SS
Tanggal Wawancara : 22 November 2013 Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 40 Tahun
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Suami/Istri 1 Orang Suami
Anak/Orang Tua 2 Orang Anak
Pembantu
Lain-lain
95
Apakah pendidikan terakhir anda :
1. TK/PAUD 2. SD/MI 3. SMP/MTS 4. SMA/MA 5. Strata I/ Strata II/ Strata III
NO
Pertanyaan
Jawaban
1.
Maaf ibu, namanya siapa?
Susi. Mbak siapa namanya?
2.
Saya icha bu. Langsung saja ya bu. Ibu Iya. pengrajin di Bank Sampah ini?
3.
Ibu ikut kegiatan apa saja disini? Hanya Waktu itu ikut memilah, tapi kalo sekarang pengrajin atau ikut memilah-milah, atau engga Cuma pengrajin aja. ikut membantu juga?
4.
Maksudnya memilah itu gimana bu?
Jadi gini lho mbak, sampah kan asalnya bukan dari sini aja, dari sentra juga banyak sekali. Nah pada waktu itu tenaganya banru kita-kita aja nih, ibu-ibu semua. Makin lama ibu-I bu juga jadi makin kewalahan, mereka juga yang bikin kerajinan,
mereka
juga
yang
mengadakan
sosialisasi dan pelatihan kalo lagi ada, mereka juga yang turun mengajarkan. Masyarakat kan banyak yang nabung sampah, tapi banyak juga yang masih campur-campur. Jadi masih belum rapih lah. Masih belum terpilah dengan baik.
96
Jadi sampah Koran di campur dengan sampah yang lainnya juga. Jadi akhirnya kita serahin sama ahlinya. Ahlinya maksudnya jadi kita langganan sama abang-abang pemulung gitu. Jadi kita serahkan sama mereka. Jadi kita saling menolong, mereka silahkan beli semua barang dikita. Tapi kita minta tolong mereka untuk memilah barang yang ada di kita gitu. Jadi mereka juga memilah, tapi bukan memilah di Bank Sampah ini karena pekerjaannya sangat berat. 5.
Jadi ibu disini Cuma jadi pengrajin aja Ya kita jadi pengrajin. Tapi kalo ada pelatihanya?
pelatihan kita yang nyiapin.
6.
Oh, Ibu melatih juga?
Iya.
7.
Ibu
awalnya
membuang
dimana? 8.
Terus
sekarang
sampah Di kebon. Akan dibelakang rumah saya ada kebon. Jadi di situ aja.
setelah
Sampah?
ada
Bank Ya disetor ke Bank Sampah. Kan kayak plasticplastik kemasan indomie, kopi kan kita bikin sendiri, buat kerajinan.terus sampah-sampah yang ditabung disini kayak Koran, buku, botolbotol aqua.
9.
Kalo sampah
yang
memang harus Maksudnya kayak daun-daun gitu mbak? Kalo
dibuang, Ibu buang kemana?
daun-daun gitu saya buang ke belakang sih. Kalo daun-daun gitu kan cepet busuknya. Engga kayak plastik, kalo plastik kan lama busuknya.
10.
Kalo sampah organik itu ibu olah Yang sayur-sayuran itu yah?dulu kan punya langsung atau Ibu buang aja?
lubang biopori, Cuma karena musim ujan jadi ketutup lagi.tapi kadang kan saya punya ayam
97
kampung di belakang, ya saya kasih makan ayam aja. 11.
Berarti Ibu engga langganan sama Engga mbak. tukang sampah ya bu?
12.
Menurut
Ibu
bagaimana
tentang Ya bagus sih mbak. Tapi kadang sebagian dari
keberadaan Bank Sampah ini?
orang di daerah kita sendiri di RT ini sedikit sih yang nabung. Malah banyakan dari luar.
13.
Ibu satu RT sama Ibu Wulan?
Iya, ini RT 1. Malah banyakan dari luar, dari Cinere, dari mana-mana gitu. Dari sentrasentranya. Yang dari daerah sini mah bisa diitung. Belum pada ngerti apa males gitu. Kalo tukang rongsokan lewat kan bisa langsung diambil gitu uangnya. Disini juga bisa sih, tapi per tiga bulan sekali ngambilnya.
14.
Ibu kalo bikin kerajinan itu dibawa Iya dibawa pulang dikerjain dirumah. pulang?
15.
Biasanya berapa lama kalo ngerjain satu Tergantung sih besar kecilnya. Terus kan kalo kerajina?
kita Ibu rumah tangga, kalo kerjaan rumah banyak yaa.. tapi kalo bikin terus ada barangnya mah sehari dompet yang kecil juga jadi 3.
16.
Itu kendalanya dalam bikin kerajianan Kadang sampahnya kurang, misalnya kurang 2 apa bu?
17.
Terus
atau 3 bungkus gitu. prinsip
bikin
pengupahannya
bagi
bagaimana?
kerajinan hasil
ini 30% untuk modal, kalo kerajinan sih kita modal atau dengkul ya. Karena tadinya kan kita minta sodaqoh sampah. Jadi kita minta sampahsampah dari pedangang gitu. Untuk kerajinan kita sudah sepakat dari hasil penjualan. Ibu-ibu pengrajinnya dapat 70% misalnya hasilnya dijual seharga 10 ribu. Berarti 7 ribu buat Ibu-
98
ibu pengrajin. 3ribu nya diputar lagi buat modal kayak beli benang, kain pelapis, resleting. 18.
Jadi ibu udah lama jadi pengrajin?
Dari akhir 2009, awal desember 2009, memasuki tahun 2010.
19.
Ibu tau engga program pengelolaan Kayanya mah disini baru dikita aja ada Bank sampah
yang
dikeluarkan
oleh Sampah.
pemerintah gitu? Misalnya dari RT, RW gitu? 20.
Terus
mengenai
keterlibatan
warga Baru sebagian kecil sih yang ikut kalo di daerah
menurut ibu bagaimana?
kita. Kalo nasabah sih banyak, tapi yang aktif engga banyak. Jadi yang aktif baru sebagian kecil aja.
21.
Saran ibu supaya warga bisa terlihat Kalo Ibu-ibu harus ditarik langsung kali ya. Jadi lebih aktif dalam kegiatan Bank Sampah engga usah ditabung, atau mungkin ditukar sama ini bagaimana?
sembako kali ya. Dulu sih sempat ada pikiran rame-rame kaya gitu. Mungkin kalo ibu-ibu nimbang di tukar sama indomie atau apa kek gitu. Cuma belum coba sih sampe sekarang. Sekarang ini kan ibu-ibu Cuma nimbang berapa kilo terus hasilnya ditabung. Kalo dia ada perlu bisa diambil per 3bulan sekali.
22.
Ibu selain pengrajin pekerjaan nya apa?
23.
Dampak yang ibu rasain dari adanya Banyak sih mbak, kalo anak kurang buat beli Bank Sampah ini apa bu?
Ibu ruma tangga aja.
buku kita ambil uangnya, manfaatnya jadi ada tambahan buat uang sekolah, nambah uang jajan anak-anak.
24
Ada engga saran ibu untuk perbaikan Kalo dulu kan kita juga yang memilah, lalu kita Bank Sampah ini?
bilang keibu, jangan kita deh yang memilah,
99
karena kita kan udah bikin kerajinan.pake memilah juga kan jadi cape. Jadi mending cari aja deh yang memilah. Kadang kalo lagi pelatihan
kan
belum
nyiapin
barang
pelatihannya. Kadang kalo ada pelatihan aja di depok bisa seminggu 3 kali
25.
Itu kalo pelatihan ngundang siapa aja sih Ya Ibu-ibu PKK, kadang juga anak-anak bu?
26.
sekolah.
Itu Cuma di Depok aja, atau dari luar Beda-beda sih, kadang jauh-juah juga. Di juga ngundang?
27.
Sekolah-sekolah, di perkantoran.
Jadi keterlibatan pemerintah engga ada Iya mbak, tidak ada peran pemerintah disini ya bu di Bank Sampah ini? Murni dari mah. Ya warga dan masyarakat yang mau masyarakat nya aja?
28.
gabung aja.
Terimakasih ya Ibu sudah mengganggu Iya mbak enggapapa ko. Sama-sama. waktunya.
Nama Inisial
: EV
Tanggal Wawancara : 22 November 2013 Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 37 Tahun
Status
: Menikah
Agama
: Islam
100
Suami/Istri 1 Orang Suami
Anak/Orang Tua
Pembantu
Lain-lain
2 Orang Anak
Apakah pendidikan terakhir anda :
1. TK/PAUD 2. SD/MI 3. SMP/MTS 4. SMA/MA 5. Strata I/ Strata II/ Strata III
NO
Pertanyaan
Jawaban
1.
Maaf Ibu, Ibu namanya siapa?
Ibu Evi
2.
Maaf ya Ibu direkam, engga papa kan?
Iya engga papa koq.
3.
Ibu sudah lama jadi nasabah Bank Udah lama. Setahun kali ya sejak Bank Sampah
4.
Sampah Iburatu Recycle?
berdiri.
Biasanya yang Ibu tabungin apa aja?
Sampahnya kadang yang organik sama yang non organik. Ya kayak botol-botol, kadang kayak plastik-plastik gitu, bungkus kopi.
5.
Terus di hargai berapa sampahnya bu?
Plastik daur ulang itu dihargai kurang lebih seribuan sekilo. Kalo plastik yang cup gitu seribuan juga. Karena kan belum bersih, kalo udah bersih dihargain dua ribu.
101
6.
Berarti Ibu memilah sampah di rumah?
Engga, ka nada petugasnya
yang bagian
memilah, saya sih langsung pulang setelah nyetor sampahnya. 7.
Biasanya
Ibu
kalo
buang
sampah Kalo buang sampah dikumpulin di perkarangan
dimana?
deket rumah nih, nanti kita bayar.
8.
Biasanya bayarnya berapa bu?
15 ribu sebulan.
9.
Ada yang ngangkutin ya bu?
Ada mbak yang dateng ngambil kesini.
10.
Orang sini bukan bu yang ngangkut?
Iya orang sini.
11.
Menurut Ibu kegiatan Bank Sampah di Ya bagus sih, kelihatannya menarik, karena Bank
Sampah
Iburatu
Recycle deket ya.
bagaimana bu? 12.
Yang ibu rasain manfaatnya apa?
Manfaatnya bisa ambil uang, bisa ambil duit sewaktu-waktu kalo udah melebihi 50 ribu, 100 ribu gitu, ambil ah.
13.
Yang Ibu tabung apa?
Ya itu plastik daur ulang ya, terus plastik campur. Plastik campur itu ada botol, botol aqua, trus gelas minuman yang cup itu kaya ale-ale, mountea, minuman lain dikumpulin aja jadi satu plastik sama kardus deh.
14.
Ibu tau tentang pemilahan sampah?
Tau. Pernah liat aja.
15.
Di praktekin engga bu?
Engga. Saya praktekinnya yang daur ulang. Daur ulangnya saya udah bisa, menganyam,
bikin
dompet, tapi engga diaktifin. Engga sempet soalnya. Tapi kalo ngasih sampah ke Bank Sampah udah engga saya campurin. Saya pilah
102
misalnya abis ngopi bungkusnya saya pisahin, indomie bungkusnya juga dipisahi gitu. 16.
Menurut Ibu tentang Bank Sampah Banyak juga manfaatnya ya. Pertama, kita ada Iburatu Recycle ini bagaimana?
tabungannya,kita taro ka nada catatannya. Nanti kan kita punya uang, selama ini kita kan engga tau,
maen
buang-buang
aja.
Untuk
lingkungannya juga jadi lebih menarik. 17.
Ibu tau ngga kegiatan sosialisasi dari Engga, paling Cuma disini aja ya, khususnya di pemerintah untuk kegiatan pemilahan RT ini, RT 01. Kalo RT say amah belum ada. sampah ini?
18.
Emang Ibu beda RT ya?
Beda. Jangankan RT. Biar Cuma sebrang jalan ini kan udah beda desa. Ini Kampung Pitara, sebrang sana Kampung Mampang.
19.
Berarti menurut Ibu kegiatan Bank Iya bagus banget malah mbak. Sampah ini bagus?
20.
Menurut Ibu bagaimana sih harusnya Ya dibina lah, biar bisa jalannya lebih maju tindakan
pemerintah
tentang
Bank kegiatannya lebih banyak.
Sampah ini? 21.
Menurut Ibu ada ngga saran untuk Kalo saat ini kayanya Bank Sampah Iburatu kegiatan Bank Sampah ini?
recycle masih kekurangan tenaga ya. Selama ini kan mengandalkan Ibu-ibu, sementara kan Ibuibu udah repot masak dirumah, urusan rumah tangga. Soalnya kan ada yang menganyam , memilah,
jadi
masih
kurang
gitu
tenaga
kerjanya. 22.
Menurut Ibu mengenai dana di Bank Kalo dana engga tau deh saya, kan itu mengenai Sampah ini bagaimana?
23.
pembukuan.
Menurut Ibu warga disini udah terlbat Mayoritas sih sudah ya. semua atau belum?
103
24.
Ibu tau engga, sebagian warga yang ngga Mereka rata-rata terlibat ya. Mungkin ada yang terlibat itu karena apa?
engga terlibat ya karena mungkin engga mau pusing kali ya, milah milah lagi, mungkin mereka orang berada kali ya, ah engga perlu ah ini mah, mending di buang aja. Paling di timbang Cuma sekian, kan ada orang yang kayak gitu.
25.
Ibu berarti ya udah lama ya jadi nasabah Udah, dari Bank sampah belum diresmikan saya Bank Sampah Iburatu Recycle ini?
udah ikut. Saya memilah sendiri.terus waktu ada pelatihan menganyam, saya ikut pelatihannya. Udah bisa saya bikin dompet.
26.
Tapi Ibu ngga ikut jadi pengurus Bank Iya jadi nasabah aja, engga sempet. Pertama kan Sampahnya ya? Jadi nasabah aja?
saya buka warung, kedua kan saya didalem ngga punya pembantu, anak-anak kan sekolah semua. Jadi di dalem rumah ini saya semua yang ngerjain. Dari pagi ampe sore. Jadi untuk gabung-gabung gitu belum ada waktu.
27.
Yaudah deh bu segitu aja. Makasih ya Iya sama-sama. Semoga jelas ya jawabannya. bu.
Nama Inisial
: HD
Tanggal Wawancara : 25 November 2013 Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 45 Tahun
Status
: Menikah
Agama
: Islam
104
Suami/Istri
Anak/Orang Tua
1 Orang Suami
Pembantu
Lain-lain
2 Orang Anak
Apakah pendidikan terakhir anda :
1. TK/PAUD 2. SD/MI 3. SMP/MTS 4. SMA/MA 5. Strata I/ Strata II/ Strata III
NO
Pertanyaan
Jawaban
1.
Maaf ibu, namanya siapa?
Nama sehari-hari dipanggil sih ibu Hadi.
2.
Ibu mau Tanya, biasanya ibu buang Diambil sama tukang sampah. sampah dimana?
3.
Diambil? Dikumpulin aja dirumah ya Iya dikumpulin aja dirumah nanti ada tukang bu?
sampahnya yang ngambil.
4.
Bayarnya berapa ibu?
15 ribu sebulannya, hahaha. Emang kayak gitu.
5.
Ibu tau ngga tentang pemilahan sampah?
Waah, kalo itu saya engga tau.
6.
Engga taunya karena apa bu? Kan rumah Ya engga juga sih, kan lebih enak kalau di ambil ibu deket sama Bank Sampah. Apa ya. Daripada nganter sendiri, kan lebih enak karena Ibu sibuk dirumah?
begitu.
105
7.
Berarti Ibu engga ikut terlibat di Ya engga. Bukan gitu, kan kerana kita kan udah kegiatan Bank Sampah Iburatu Recycle tua, jadi gimana gitu kayanya, udah berkurang ya?
8.
9.
sekali. Maunya santai aja gitu karena udah tua.
Menurut Ibu bagaimana kegiatan Bank Ya gimana ya. Baik-baik aja sih, bingung juga Sampah Iburatu Recycle?
ngomongnya.
Memang nya Ibu belum pernah liat?
Yaa bukannya engga pernah liat juga sih, kadang-kadang saya pernah liat ada Ibu-ibu. Entah
lagi
mengerjakan,
entah
lagi
membersihkan apa gitu. Saya juga kurang liat juga sih. 10.
Berarti Ibu engga ikut terlibat ya bu?
Engga mba.
11.
Alasannya apa bu kalo boleh tau?
Ya karena saya kan udah tua, jadi saya maunya santai aja gitu, saya pun udah engga terlalu minat untuk berkecimpung di kegiatan ini gitu. Terus terang aja, kadang saya selalu di ajakin untuk ikut bergabung, tapi saya belum pernah dateng, soalnya kan saya juga engga ada waktu nya dan sudah tua juga gitu.
12.
Berarti Ibu engga tau ya kegiatan apa Yaa kegiatannya sih tau ada Bank sampah, saja yang ada di Bank Sampah Iburatu kegiatannya kaya bikin-bikin tas, kerajinan, recycle?
membersihkan-bersihkan sampah tapi saya juga belum tau bagaimana membersihkan sampahsampahnya, karena saya juga belum pernah liat.
13.
Berarti Ibu ketika membuang sampah, Iya, jadi sampahnya saya kumpulkan ke dalam sampahnya masih dicampur?
plastik,
lalu
sampahnya. sampahnya.
ada Lalu
yang dibawa
ngambil
tukang
pake
mobil
106
14.
Ibu disini tinggal sendiri?
Iya, kadang-kadang juga ditemenin sama cucu. Itu juga kalo dia lagi mau ya, namanya juga anak-anak ya kalo dia lagi enak hati ya dia disini, kalo engga ya saya palingan sendiri aja.
15.
Ibu tinggal nya ini masih satu RT ya Engga saya tinggalnya ini sudah masuk RT 7 sama Bank Sampah Iburatu Recycle?
walaupun rumah saya bersebrangan sama bank Sampah Iburatu recycle.
16.
Kalau begitu terimakasih ya bu atas Iya mbak sama-sama. waktu nya, saya pamit.
107
HASIL PENGAMATAN Nama
: WLN
Waktu
: Kamis, 21 November 2013 Pukul 09.00 WIB
Tempat/lokasi
: Tempat Tinggal Ibu WLN
1. Saat peneliti tiba di rumah ibu WLN, peneliti merasakan sambutan hangat oleh ibu WLN. Di depan rumah ibu WLN terlihat tumpukan sampah hasil pemilahan. Rupanya sampah hasil setoran nasabah yang belum di jual ke pengepul. 2. Peneliti melihat di pojokan tampak ada suatu tempat menyimpan sampah limbah B3. Tempat sampah B3 tersebut merupakan pemberian BLH untuk mengumpulkan sampah B3 dari nasabah sekitar. Sampah B3 yang dimaksud seperti bohlam, kaca, dsb. 3. Peneliti melihat sampah yang menumpuk di depan rumahnya tersebut memang belum dijual. Dan masih ada lagi sampah yang belum terjual yang ditaruh di lahan belakang tempat Bank Sampah Kube Iburatu Recycle beroperasional. Lahan tempat Bank Sampah yang ada dibelakang itu merupakan lahan milik orang lain yang disewa untuk operasional Bank Sampah sebesar 50 ribu per bulannya. 4. Saat peneliti melihat ke dalam rumah Ibu WLN terlihat banyak hasil kerajinan olahan sampah non organik yang dipajang dalam lemari. Hasil kerajianan yang dibuat oleh pengrajin di Bank Sampah Iburatu Recycle yang akan dipasarkan melalui mulut ke mulut ataupun event-event tertentu dimana Bank Sampah Iburatu Recycle diundang untuk menghadirinya.
108
HASIL PENGAMATAN Nama
: BRN
Waktu
: Jumat, 22 November 2013 Pukul 16.30 WIB
Tempat/lokasi
: Tempat Tinggal Bapak BRN
1. Peneliti melihat dan mengikuti kegiatan Bank Sampah Iburatu Recycle dalam melaksanakan rapat untuk menentukan program kerja dan juga melaksanakan evaluasi setelah mengadakan pameran ataupun sosialisasi yang dipimpin oleh Bapak BRN. 2. Peneliti juga melihat bagaimana cara pemilahan sampah yang dilakukan pengurus dan cara pembuatan hasil kerajinan tangan berupa tas, dompet, buku binder, dll. 3. Peneliti merasakan bau yang tidak sedap pada saat sampah-sampah yang di jemput dari rumah-rumah warga disatukan di lahan belakang tempat Bank Sampah, namun setelah sampah tersebut dipilah dan di cuci bau tersebut sudah tidak tercium. 4. Peneliti menyaksikan bahwa kegiatan sosialisasi yang dibawakan oleh Bapak BRN sangatlah berpengaruh kepada masyarakat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi tersebut dalam hal pemilahan sampah rumah tangga. Serta memonitoring kegiatan yang telah di rencanakan agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
109
HASIL PENGAMATAN Nama
: SS
Waktu
: Kamis, 21 November 2013 Pukul 11.00 WIB
Tempat/lokasi
: Tempat tinggal Ibu SS
1. Peneliti melihat bahwa pada saat ini Bank Sampah Iburatu Recycle masih kekurangan tenaga. Karena selama ini masih mengandalkan tenaga dari ibu-ibu, sementara ibu-ibunya banyak yang sudah repot dengan urusan rumah tangga, memasak, dll. Sementara kegiatan yang ada di Bank Sampah terdiri dari menganyam, memilah, dll. 2. Peneliti menyaksikan pada saat tim pengurus Bank Sampah Iburatu recycle mengadakan rapat program kerja dan rapat evaluasi semua peserta rapat mempunyai hak yang sama dalam mengusulkan pendapatnya. Dan hasil yang diperoleh oleh Bank Sampah Iburatu Recycle pun melalui tahap musyawarah atau diskusi dengan tim pengurus lainnya. 3. Hasil pengamatan lainnya yang peneliti peroleh adalah Ibu SS juga turut mengajarkan kepada masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi dalam pembuatan kerajinan tangan dan daur ulang sampah. 4. Peneliti mengamati bahwa Ibu SS sebagai pengrajin sering kali membuat kerajinan tangan berupa tas, dompet kecil, dsb dikerjakan di rumahnya. Sesuai dengan pesanan dan kebutuhan pembeli.
110
HASIL PENGAMATAN Nama
: EV
Waktu
: Jumat, 22 November 2013 Pukul 15.00 WIB
Tempat/lokasi
: Tempat tinggal Ibu EV
1. Peneliti melihat pada saat Ibu EV selalu memisahkan sampah-sampah rumah tangga yang ia miliki untuk selanjutnya di kirim ke Bank Sampah Iburatu Recycle. 2. Peneliti juga melihat hasil kerajinan tangan yang dibuat oleh Ibu EV meskipun Ibu EV hanya menjadi nasabah Bank Sampah Iburatu Recycle dan tidak turut berperan aktif dalam kepengurusan Bank Sampah Iburatu recycle.
111
HASIL PENGAMATAN Nama
: HD
Waktu
: Senin, 25 November 2013 Pukul 10.00 WIB
Tempat/lokasi
: Tempat tinggal Ibu HD
1. Peneliti menyaksikan bahwa Ibu HD tidak ikut bergabung dalam pemilahan sampah yang di sosialisasikan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle, namun Ibu HD sangat mendukung dengan adanya program-program yang dilaksanakan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle.