ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA-SISWI SMA NEGERI 1 PARUNG
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh : Dewi Palupi Harjatiningsih 1110111000005
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Skripsi ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang dan seberapa besar faktor-faktor tersebut menyebabkan siswa/i berperilaku menyimpang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung angakatan 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini adalah 280 siswa/i. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Temuan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang meliputi: faktor pertemanan (36.4%), faktor hubungan antartetangga (2.7%), faktor keluarga (12.1%) dan faktor media massa (11.2%), dan untuk siswa/i yang melakukan perilaku menyimpang (63.3%). Sementara analisis regresi logistik menunjukkan: hasil uji model keseluruhan terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor dengan perilaku menyimpang karena nilai sig (p) <0,05, uji kebaikan model mampu menjelaskan pengaruhnya dalam perilaku menyimpang sebesar 82,5%, dan uji parsial menunjukan bahwa hanya ada tiga faktor yang berkontribusi mempengaruhi perilaku menyimpang, ketiga faktor tersebut yaitu (Faktor Pertemanan, Faktor Keluarga dan Faktor Media Massa) karena nilai sig (p) <0,05 dan untuk faktor hubungan antartetangga tidak signifikan mempengaruhi karena nilai sig (p) >0,05, berarti H1, H3,dan H4 diterima, dan H2 ditolak. Ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh antara faktor pertemanan, keluarga dan media massa terhadap perilaku menyimpang, dan tidak terdapat pengaruh antara faktor hubungan antartetangga dengan perilaku menyimpang.
i
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan penulis kesempatan untuk mengecap nikmat sehat dan pikiran jernih, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung” sebagai tugas akhir dari perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Shalawat serta salam kepada Nabi junjungan Muhammad SAW. Berkat perjuangan dan bimbingan beliau lah umat manusia dapat hidup dalam keimanan kepada Allah, dan jauh dari kesesatan. Penulis sangat bahagia telah menyelesaikan skripsi yang menjadi syarat kelulusan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi awal prestasi yang baru untuk menghadapi masa depan yang cerah dan gemilang. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak bantuan dan dukungan yang mengalir dari semua pihak yang ada. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy, MA. 2. Bapak Prof. Dr. Zulkifly, MA. Selaku Ketua Jurusan yang selalu memberikan keramahan bagi mahasiswa dan mahasiswinya. 3. Bapak Husnul Khitam, M.Si. Selaku Sekertaris Program Studi Sosiologi dan selaku dosen pembimbing yang tidak pernah lelah memberikan saran juga waktunya untuk penulis dan juga telah
ii
memberikan pengarahan yang sangat berharga selama penulisan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Ida Rosyidah. Selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan pengarahannya selama penulis berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 5. Ibu Roro Satiti Shakuntala, M.Si. dan Bapak Nur Hafid, MA Selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan pengarahan pada penulis. 6. Segenap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik nyang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada mahasiswa. 7. Untuk kedua orang tua tercinta, mamah dan ayahanda yang selalu memberikan do’a, support dan menyemangati penulis ini dari awal sampai sekarang. Terimakasih atas kesabaran dan pengertian kalian selama ini. Tanpa kalian, penulis bukanapa-apa di dunia ini. 8. Untuk kakak Zenorita Dwi Anjani dan Wahyu Herbowo Trikaloka, yang telah memberikan motivasi selama penulisan skrispi. 9. Spesial untuk Ridho Saputra, terimakasih untuk semangatnya, doa’a, selalu menemani saat bimbingan dan memberikan keceriaan. 10. Untuk sahabat-sahabatku Maya Tamia, Arif Hanifan, Soraya terimakasih untuk semangatnya, dukungannya, do’a dan mereka yang telahmemberikan keceriaan. 11. Teman-teman sesama mahasiswa Jurusan Sosiologi (angkatan 2010), terimakasih untuk dukungan kalian. Terimakasih juga untuk para
iii
siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung yang telah membantu dalam proses skripsi ini. 12. Terimakasih untuk guru-guru SMA Negeri 1 parung, yang telah membantu dalam proses skripsi ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang pernah dilakukan. Penulis menyadari banyaknya kekurangan dan kekeliruan baik secara lisan maupun tulisan selama proses pembuatan skripsi ini berlangsung. Semoga karya ini bermanfaat untuk pihak-pihak yang bersangkutan dan menjadi semangat untuk penelitian selanjutnya.
Wassalamualaikum. Wr. Wb Jakarta, 16 Februari 2015
Dewi Palupi Harjatiningsih
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ……………………………………………………………………... i KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………... v DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. vii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. ix BAB I
PENDAHULUAN A. Pertanyaan Masalah ………………………………………..
1
B. Pertanyaan Penelitian ..……………………………………..
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………….
6
D. Tinjauan Pustaka …………………………………………..
6
E. Kerangka Teoritis …………………………………………. 12 1. Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) ……….
12
2. Sutherland’s (Theory of Differential Association) …...
13
3. Teori yang Mendukung Perilaku Menyimpang .……...
13
E.A.1 Definisi Operasional dan Indikator ………………..
15
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ………………..
15
1.1 Pertemanan ……………………………………..
15
1.2 Hubungan Antartetangga ………………………
16
1.3 Keluarga ………………………………………..
16
1.4 Media Massa …………………………………… 16 2. Perilaku Menyimpang ………………………………
17
2.1 Tindakan yang nonconform …………………...
17
2.1 Tindakan antisosial atau asosial ……………….
17
2.3 Jenis perilaku menyimpang remaja yang didapat dalam penelitian sebelumnya ……………….... F. Hipotesis Penelitian ...……………………………………..
17 20
G. Metodologi Penelitian …………………………………….. 20 H. Sistematika Penulisan …………………………………….. BAB II
26
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Profil SMA Negeri 1 Parung ……………………………… 28 v
B. Profil Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung ………………... 32 C. Proses Kegiatan Belajar Mengajar SMA Negeri 1 Parung .. 36 D. Potret Interaksi siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung ……. 38 BAB III
TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………...……………… 39 B. Analisis Deskriptif…………………………………………. 41 C. Analisis Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Perilaku Menyimpang di SMA Negeri 1 Parung ..…… 48 D. Uji Faktor-Faktor terhadap PerilakuMenyimpang Pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung ………………… 54
BAB IV
PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………... 61 B. Saran ………………………………………………………. 63
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
x
DAFTAR TABEL Tabel I.E.I
Operasionalisasi Konsep ……………………………………….. 18
Tabel I.G.1
Populasi Siswa/i SMA Negeri 1 Parung ……………………….. 22
Tabel I.G.2
Penarikan Sample ………………………………………………. 23
Tabel I.G.3
Skala Pengukuran ………………………………………………. 25
Tabel II.A.1
Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Parung mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan ………………….. 29
Tabel II.A.2
Visi dan Misi SMA Negeri 1 Parung …………………………... 30
Tabel II.A.3
Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Parung ………………….. 31
Tabel II.B.1
Jumlah Siswa/i SMA Negeri 1 Parung Angkatan 2013/2014 …. 32
Tabel II.B.2
Data Siswa/i Menurut Usia …………………………………….. 34
Tabel II.B.3
Data Siswa/i Menurut Agama ………………………………….. 34
Tabel II.B.4
Distribusi Pekerjaan Orangtua Siswa/i ………………………… 35
Tabel II.B.5
Prestasi Siswa/I SMA Negeri 1 Parung ……………………….. 36
Tabel III.A.1 Hasil Uji Validitas ……………………………………………... 40 Tabel III.B.1 Jenis Kelamin dan Kelas Siswa/i ……………………………… 42 Tabel III.B.2 Umur dan Agama Siswa/i ……………………………………… 42 Tabel III.B.3 Tingkat Pendapatan Orangtua …………………………………. 44 vii
Tabel III.C.1 Total dari Perilaku Menyimpang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ……………………………………………. 48 Tabel III.C.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ……………………………. 49 Tabel III.C.3 Perilaku Menyimpang ………………………………………….. 52 Tabel III.D.1 Uji Signifikansi Model Keseluruhan …………………………… 55 Tabel III.D.2 Uji Kebaikan Model ……………………………………………. 55 Tabel III.D.3 Uji Signifikansi Variabel ……………………………………….. 56
viii
DAFTAR GAMBAR Grafik III.B.I Jenis Pekerjaan Ayah ………………………………….............. 43 Grafik III.B.2 Jenis Pekerjaan Ibu …………………………………………….. 43 Grafik III.B.3 Perilaku Menyimpang dilihat dari Jenis Kelamin Responden ... 45 Grafik III.B.4 Perilaku Menyimpang dilihat dari Kelas Responden …………. 46 Grafik III.B.5 Perilaku Menyimpang dilihat dari Usia Responden ….............. 46 Grafik III.B.6 Perilaku Menyimpang dilihat dari Status Sosial Ekonomi Keluarga ……………………………………………………….. 47 Grafik III.C.1 Persentase Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ………............. 49 Grafik III.C.2 Faktor-Faktor Lainnya ………………………………………… 51 Grafik III.C.3 Persentase Perilaku Menyimpang …………………………….. 52 Grafik III.C.4 Alasan Tidak Melakukan Perilaku Menyimpang …………….. 53
ix
BAB 1 PENDAHULUAN A. PERNYATAAN MASALAH Skripsi ini meneliti tentang “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung”. Penelitian ini ingin
mengidentifikasi
dan
mengklasifikasi
bentuk-bentuk
perilaku
menyimpang siswa/i, dan menggali faktor-faktor penyebabnya. Penyimpangan mengacu pada perilaku, cara-cara bertindak, sikap, keyakinan dan gaya yang melanggar norma-norma, aturan, etika dan harapan masyarakat (John Scott 2011:81). Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengemukakan bahwa tidak ada satupun penyimpangan yang berdiri sendiri (Jokie 2010:1.4). Pada dasarnya perilaku menyimpang atau kenakalan pelajar adalah hal-hal yang dilakukan oleh pelajar sebagai individu dan tidak sesuai dengan norma-norma hidup yang berlaku di dalam masyarakatnya. Pelajar yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan dianggap terjadi hal yang menyimpang atau “kenakalan” (Kartono 1988:93). Berdasarkan perspektif psikologi, perkembangan masa remaja merupakan masa yang kritis. Dikemukakan demikian karena pada masa remaja mengalami masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju masa kedewasaan yang sering ditandai dengan adanya krisis kepribadian. Perubahan-perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat menyebabkan
1
kegelisahan-kegelisahan internal, misalnya timbulnya rasa tertekan, dorongan untuk mendapatkan kebebasan, goncangan emosional, rasa ingin tahu yang menonjol, adanya fantasi yang berlebihan, ikatan kelompok yang kuat, dan krisis identitas (Kartono 1998). Jonaidi (2014) dalam penelitiannya menyatakan, terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab perilaku menyimpang remaja, proses pengasuhan anak sangat mempengaruhi perkembangan remaja dan pola asuh yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang terus berubah akan menyebabkan remaja tersebut melakukan hal-hal yang menyimpang. Selain itu, keluarga juga dapat menjadi sebab timbulnya perilaku menyimpang seperti keluarga (broken home), keluarga broken home pada prinsipnya struktur keluarga tersebut sudah tidak lengkap lagi yang disebabkan hal-hal seperti, salah satu dari kedua orang tua atau kedua-duanya meninggal dunia, perceraian orang tua, anak yang sering ditinggalkan kedua orang tuanya karena mencari nafkah, dan salah satu kedua orang tua atau keduanya “tidak hadir” dalam tenggang waktu yang cukup lama. Terdapat juga faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang remaja yakni, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, televisi sebagai salah satu media yang dapat menyebabkan perilaku menyimpang, dan lingkungan pergaulan atau pertemanan baik di sekolah ataupun di luar sekolah menjadi salah satu faktor penunjang terjadinya perilaku menyimpang remaja. Kondisi teman sebaya yang kurang baik membuat perlaku seseorang mengikuti hal-hal yang tidak baik atau berperilaku menyimpang pula.
2
Menurut KPAI, saat ini kasus bullying menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat. Dari 2011 hingga agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah tersebut. Jumlah itu sekitar 25% dari total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480 kasus. Bullying yang disebut KPAI sebagai bentuk kekerasan di sekolah, mengalahkan tawuran pelajar, diskriminasi pendidikan, ataupun aduan pungutan liar (kpai.go.id 16/10/14). Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering terjadi. Data di Jakarta tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar, tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus (kpai.go.id 14/05/14). Terdapat juga pornografi dan pornoaksi yang tumbuh subur di negeri kita memancing remaja untuk memanjakan syahwatnya, baik di lapak kaki lima maupun dunia maya. Sexual Behavior Survey 2011, menunjukkan 64 persen anak muda di kota-kota besar Indonesia ‘belajar’ seks melalui film porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39 persen responden ABG usia 15-19 tahun sudah
3
pernah berhubungan seksual, sisanya 61 persen berusia 20-25 tahun. Dan terdapat juga data dari Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah Jakarta. Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339 kasus tawuran menyebabkan 82 anak meninggal dunia (hizbut-tahrir.or.id 11/11,12). Selain itu, pendataan penelitian Sahabat Remaja tentang perilaku seksual di empat kota menunjukan 3,6% remaja di kota Medan, 8,5% remaja di kota Yogyakarta, 3,2% remaja di kota Surabaya, serta 31,1% di kota Kupang telah melakukan hubungan seksual secara bebas. Penelitian yang dilakukan oleh Synovate Research tentang perilaku seksual remaja di empat kota, yaitu: Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan dengan jumlah responden 450 orang dengan usia antara 15-24 tahun, penelitian ini menghasilkan bahwa sekitar 50% informasi tentang seks mereka dapat dari kawan, film porno sebanyak 35% dan untuk sekolah hanya 10%. Ironisnya hanya 5% dari responden remaja ini memperoleh informasi tentang seks dari orang tuanya, dan sebanyak 81% remaja tersebut mengaku lebih nyaman berbicara seks dengan teman-temannya dibandingkan berbicara kepada orang tuanya. (Julianti Siagian 2014). Indonesia Police Watch (IPW) merilis sejumlah kejahatan yang dilakukan anak-anak di bawah umur. Dalam enam bulan terakhir 10 mei 2014 kejahatan yang dilakukan anak-anak di bawah umur di Jabodetabek tampak makin
4
sadis,. enam kejahatan yang dilakukan anak di bawah umur itu, empat kasus adalah pembunuhan sadis dan dua perampokan (kpai.go.id 10/10/14). Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, banyaknya kejahatan dan aksi kriminalitas yang dilakukan anak harus dilihat secara utuh, baik sebagai korban atau pelaku. Anak sebagai pelaku krimininalitas lebih banyak dipengaruhi faktor lingkungan yang tidak bersahabat, pengaruh media atau perlakuan teman sekelilingnya. Faktor lingkungan tersebut lambat laut akan menginspirasi anak untuk meniru. Tayangan televisi yang berisi pornografi, lalu games bernuasa kekerasan ikut berpengaruh pada perilaku anak. Anak melakukan dari apa yang mereka lihat, mereka rasakan, dan setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan para pihak, mulai dari negara, sekolah dan orang tua, untuk mengurangi terjadinya kriminalitas anak (kpai.go.id 10/10/14).
B. PERTANYAAN PENELITIAN Adapun pertanyaan mengenai penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung” 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku menyimpang ? 2. Seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut menyebabkan siswa-siswi berperilaku menyimpang ?
5
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari temuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang, seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut menyebabkan siswa-siswi berperilaku menyimpang dan temuan ini dapat bermanfaat untuk pembaca : 1. Manfaat Akademis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan literatur untuk peneliti selanjutnya dan bermanfaat bagi kajian ilmu sosiologi kriminalitas. 2. Manfaat Praktis : a. Semoga dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan untuk memahami indikator faktor-faktor apa saja yang ada dan mengetahui seberapa pengaruh indikator-indikator tersebut terhadap perilaku menyimpang pada anak remaja, khususnya terhadap siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung. b. Untuk para orangtua lebih mengontrol anak remaja mereka dalam melakukan sesuatu dan memberikan arahan terkait perilaku menyimpang yang akan sangat merugikan bila dilakukan dikalangan mereka. D. TINJAUAN PUSTAKA Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang ini bukan merupakan hal yang baru untuk diteliti, akan tetapi sudah banyak penelitian-penelitian yang berhubungan dengan perilaku menyimpang tersebut. Berikut beberapa penelitian yang berhubungan dengan yang akan peneliti teliti yakni :
6
Pertama: Lisa kartika (2014) dengan jurnalnya yang berjudul “Perilaku Menyimpang Remaja Ditinjau Dari Aspek Hukum”. Jurnal ini ingin meneliti “Adakah hubungan antara pemahaman tentang hukum dengan perilaku menyimpang pada remaja di Desa Karang Baru RT 03/03 Cikarang Utara Kabupaten Bekasi”. Jurnal ini mengemukakan semakin tinggi pemahaman tentang hukum maka semakin rendah perilaku menyimpang yang terjadi, tetapi sebaliknya semakin rendah pemahaman tentang hukum makan semakin tinggi perilaku menyimpang yang terjadi. Jurnal ini menggunakan teori lapangan ( Field theory) yang dikemukakan oleh Kurt Lewin. Dalam teorinya ia mengemukakan bahwa individu dalam bertingkah laku bersifat aktif dan disertai pemahaman atau situasi yang dihadapi. Teori Kurt Lewin ini mengandung arti bahwa individu dalam bertingkah laku bersifat aktif, artinya dengan keaktifannya ia dapat melakukan apa yang diinginkan, dan dalam melakukan keaktifannya disertai dengan pemahaman atas situasi atau masalah yang dihadapi tersebut (E.Koeswara 1995:137). Penelitian ini menggunakan metode studi korelasioanal yang merupakan bagian dari penelitian kuantitatif. Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman tentang hukum yang tinggi diikuti oleh perilaku menyimpang reamaja yang rendah sedangkan pemahaman hukum yang rendah diikuti oleh perilaku menyimpang yang tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara pemahaman tentang hukum dengan perilaku menyimpang masyarakat. Dengan hasil koefisien determinasi menghasilkan rxy2 sebesar (-
7
0,553)2 ini menunjukan 30,57% pencegahan tindakan perilaku menyimpang dapat dicegah dengan pemahaman hukum. Kedua: Jonaidi (2014) dengan jurnalnya yang berjudul “Analisis Sosiologis Terhadap Perilaku Menyimpang Siswa pada SMA Pembangunan Kabupaten Malinau”. Jurnal ini ingin meneliti “Bagaimana bentuk-bentuk perilaku menyimpang siswa dan apa saja faktor-faktor penyebabnya”. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Adaptasi Robert King Merton (teori ketegangan) yang menjelaskan akar penyimpangan sosial. Tidak seperti kebanyakan teori yang mengemukakan bahwa kejahatan dan penyimpangan timbul dari sebab-sebab individual (seperti "cacat" biologis) (Cullen & Agnew 1980:171). Kelompok-kelompok tertentu berpartisipasi dalam perilaku kriminal karena mereka menanggapi secara normal keadaan sosial dimana mereka
menemukan
diri
mereka"
(Tierney 1980:95).
Merton
juga
mengungkapkan bahwa di dalam stuktur sosial terdapat penyimpangan yang terjadi akibat adanya disfungsi antara norma dengan tujuan kultural dengan kemampuan anggota kelompok untuk bertindak menurut norma dan tujuan tersebut. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif, data diperoleh dari wawancara dengan key informan yang terdiri dari siswa yang berperilaku menyimpang, teman siswa yang berperilaku menyimpang dan pengelola sekolah/guru. Jurnal ini menghasilkan temuan bahwa bentuk-
bentuk perilaku yang sering terjadi pada SMA Pembangunan Kabupaten Malinau yaitu berkelahi, berpakaian tidak rapi, membolos sekolah membawa barang yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan sekolah, sering terlambat
8
masuk sekolah, merokok menggunakan baju sekolah, minum-minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan dan menghisap lem. Adapun faktor yang mempengaruhi
siswa
melakukan
perilaku
menyimpang
yaitu
faktor
lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan sebaya. Ketiga: Rian Pambudi Wibowo (2014) dengan jurnalnya yang berjudul “Perilaku Mahasiswa Fisip Yang Melakukan Judi Bola Online. Teori yang digunakan dalam peneliti ini Sutherland.
Penyimpangan
(Teori Penyimpangan) dari Edwin H.
adalah
konsekuensi
dari
kemahiran
dan
penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari subkultur atau di antara teman-teman sebaya yang menyimpang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatam kualitatif dimana peneliti menggunakan teknik wawancara dengan empat informan. Jurnal ini menghasilkan temuan bahwa : Alasan yang melatarbelakangi pemain judi bola online adalah alasan ekonomi, mereka menginginkan keuntungan berlipat dari judi online tersebut. Terdapat juga temuan lainnya yaitu : a). Proses pelaku judi bola online mengenal judi bola online itu sendiri berawal dari sebuah lingkungan subkultur menyimpang. Para pelaku tidak belajar secara otodidak tetapi mereka belajar kepada teman mereka yang memahami bagaimana bermain judi bola online ini karena teman mereka berasal dari sebuah subkultur menyimpang. b). Para pelaku judi bola online ini dalam proses pembelajarannya tidaklah terlalu rumit. Pada dasarnya para pemain judi bola online sama–sama menyukai olah raga sepak bola selain itu mereka juga pernah melakukan judi bola secara offline. c). Selain itu judi 9
bola online ini membawa dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan dari judi bola online ini yaitu kekalahan yang dialami pelaku perjudian membawa kerugian materiil yang cukup besar. Keempat: Suyanto (2014) dalam artikelnya yang berjudul “Perilaku Menyimpang Dalam Prespektif Sosiologis”. Artikel ini mencoba melihat fenomena perilaku menyimpang dalam prespektif sosiologis dan fenomena perilaku menyimpang ini dikaitkan juga dengan korupsi. Berkaitan dengan perilaku menyimpang, Durkheim dengan konsepnya tentang anomie, suatu situasi tanpa norma dan arah yang tercipta akibat tidak selarasnya harapan kultur dengan kenyataan sosial dan Merton mencoba menghubungkan anomie dengan penyimpangan sosial. Merton menyebutkan ada empat perilaku menyimpang, yaitu inovasi: seseorang menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang diidamkan masyarakat, tetapi menolak norma-norma dan kaidah yang berlaku. ritualism: seseorang menerima cara-cara yang diperkenankan secara kultural tetapi menolak atau mengganti tujuan sehingga berbeda dengan harapan semula dari masyarakat atau kelompok, peneduhan hati: seseorang menolak atau tidak mengakui lagi baik cara maupun tujuan yang diperkenankan secara budaya tanpa menggantinya dengan yang baru, dan pemberontakan: seseorang menolak baik cara maupun tujuan yang diperkenankan secara budaya dengan menggantikannya dengan yang baru. Artikel ini juga menjelaskan para sosiolog cenderung menekankan pada penggunaan salah satu perspektif dan cenderung mengabaikan perspektif lainnya. Dalam rangka untuk pemahaman yang memadai atau komprehensif 10
dan dalam rangka turut serta berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan atau kebijakan yang efektif terkait dengan korupsi sebagai salah satu bentuk perilaku menyimpang, para pakar maupun masyarakat awam hendaknya berpandangan komprehensif. Penekanan pada salah satu teori dan cenderung mengabaikan teori yang lain akan membuat kita berpandangan sempit dan berakibat pada pengambilan keputusan yang bersifat parsial yang efektivitasnya
diragukan.
Teori-teori
sosiologi,
baik
klasik
maupun
kontemporer telah berusaha memaparkan dengan cukup memadai, meskipun tidak mungkin bersifat tuntas, mengingat begitu kompleksnya hakikat perilaku menyimpang, termasuk korupsi ini. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan saya teliti yaitu : persamaan penelitian ini dari ketiga penelitian sebelumnya sama-sama membahas mengenai perilaku menyimpang. dan perbedaannya terletak pada upaya peneliti untuk mengeksplorasi lebih detail mengenai perilaku menyimpang. Upaya itu teletak pada pendekatan yang
digunakan
oleh
peneliti,
penelitian
sebelumnya
kebanyakan
menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Selain itu, penelitian ini lebih memfokuskan perilaku menyimpang dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal teori, masing-masing penelitian diatas menggunakan teori lapangan (Field Theory) yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, Teori Adaptasi Robert King Merton (Teori Ketegangan), dan Teori Penyimpangan dari (Edwin H. Sutherland). Sedangkan penelitian ini menggunakan teori Pembelajaran Sosial (Social 11
Learning Theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura, dan Theory of Differential Associationdan dari Sutherland’s. E. KERANGKA TEORITIS Dalam analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang, terdapat beberapa faktor yang mendukungnya. Perilaku menyimpang itu terjadi karena individu mempelajari dari orang lain. Terlihat dari teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory ) yang ditokohi oleh Albert Bandura dan beberapa tokoh lainnya (Amir Ilyas 2014:38) dan terdapat juga teori dari Sutherland (Theory of Differential Association) yang didalamnya mengkaji masalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang. 1. Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) Tokoh utama teori ini Albert Bandura berpendapat bahwa individuindividu mempelajari kekerasan dan agresi melalui behavioral modeling. Anak belajar bagaimana bertingkah-laku secara ditransmisikan melalui contoh-contoh, yang terutama datang dari keluarga, sub-budaya, dan media massa. Melalui observational learning (belajar melalui pengamatan) satu lingkaran kekerasan mungkin telah dialirkan secara terus-menerus melalui genarasi ke generasi. Tentu saja menurut teori ini bukan hanya kekerasan dan agresi saja yang dapat dipelajari dalam situasi keluarga. Di luar keluarga hal serupa dapat dipelajari dari genk-genk. Observational learning juga dapat terjadi di depan televisi dan bioskop. Patterson dan kawan-kawanya menguji bagaimana agresi dipelajari melalui pengalaman langsung. Mereka melihat 12
bahwa anak-anak yang bermain secara pasif sering menjadi korban anak-anak lainnya, namun kadang-kadang anak tersebut berhasil mengatasi serangan itu dengan agresi balasan. Dengan berlalunya waktu anak-anak ini belajar membela diri, dan pada akhirnya mereka memulai perkelahian. Jadi anak-anak sebagaimana orang dewasa dapat belajar agresif, bahkan melakukan kekerasan, melalui trial dan error (Amir Ilyas 2014:38). 2. Sutherland’s Theory of Differential Association Sutherland berpendapat bahwa perilaku kelompok menyimpang akibat konflik normatif. Konflik antara norma-norma mempengaruhi penyimpangan melalui organisasi sosial diferensial, ditentukan oleh struktur lingkungan, hubungan peer group, dan organisasi keluarga. Hasil konflik normatif individu dalam perilaku kriminal melalui asosiasi diferensial yang menyimpang belajar definisi pidana perilaku dari asosiasi pribadi (Marshall 2011:102) 3. Teori yang Mendukung Perilaku Menyimpang Behavior atau perilaku bisa diartikan sebagai sebuah cara respon seseorang untuk beraksi, bertindak, terhadap objek baik itu benda maupun manusia yang memiliki sifat diferensial atau sifat yang berbeda. Perilaku harus dilihat dalam konteks referensi sebuah fenomena dan hal ini dapat dilihat dari referensi masyarakat atau benda yang bersifat baik dan buruk atau normal dan abnormal menurut masyarakat (Winsom 2000:9). Penyimpangan mengacu pada perilaku, cara-cara bertindak, sikap, keyakinan dan gaya yang melanggar norma-norma, aturan, etika dan harapan 13
masyarakat (John Scott 2011:81). Penyimpangan berkaitan erat dengan norma yang berlaku di tempat dan waktu tertentu dan suatu perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan kesepakatan prilaku yang ada dimasyarakat. Vander Zender dalam buku pengantar sosiologi menyatakan bahwa, perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sebagian besar orang anggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi (Kamanto 2004:176). Robert M.Z Lawang menjelaskan perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang (Jokie 2010:6.2). Secara singkat perilaku menyimpang dapat diartikan sebagai suatu perilaku individu yang melakukan pelanggaran norma, etika ataupun melanggar sesuatu yang tidak sesuai didalam masyarakat tertentu dan penyimpangan itu sendiri bukan hanya bisa dilakukan perorangan, akan tetapi bisa dilakukan dalam berkelompok. Adapun teori penyimpangan yang berprespektif sosiologis adalah teori kontrol dimana teori kontrol ini merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. Teori ini berpandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum. Oleh sebab itu, para ahli teori kontrol menilai perilaku menyimpang adalah konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk mentaati hukum (Elly M. Setiadi, 2011:234).
14
Seseorang berperilaku menyimpang jika menurut anggapan sebagian besar masyarakat (minimal suatu kelompok atau komunitas tertentu) perilaku atau tindakannya di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan atau nilai-nilai yang berlaku. Segala sesuatu pasti akan melalui proses, begitu juga dengan penyimpangan. Untuk menjadi menyimpang, seseorang akan melewati suatu proses atau tahapan yang sangat lama. Seseorang tidak menjadi menyimpang dengan hanya melakukan perbuatan menyimpang. Secara sosiologis penyimpangan terjadi karena seseorang memainkan peranan sosial yang menunjukan perilaku menyimpang (Lisa 2014). E.A.1 Definisi Operasional dan Indikator Dalam
definisi
operasional
dan
indikator
ini
bertujuan
untuk
mendefinisikan variabel penulisan, yang mengandung indikator-indikator yang jelas pada tiap variabelnya. Variabel yang dimaksud yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi dan perilaku menyimpang. 1. Faktor-Faktor Perilaku Menyimpang (Variabel X) Terdapat beberapa faktor yang menggambarkan perilaku menyimpang terjadi. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi, terlihat pada teori pembelajaran sosial (Social Learning) Albert Bandura dan dalam teori Sutherland’s. Kedua teori tersebut menyebutkan beberapa faktor yaitu keluarga, sub-budaya, media massa dan kelompok bermain (peer group). 1.1 Pertemanan: Sifat-sifat penyimpangan terutama diadaptasi melalui pertemanan dan melalui partisipasi kelompok kecil atau kelompok intim, seperti geng atau keluarga. Hubungan pertemanan dapat terjadi di tempat15
tempat dimana kehidupan sosial berlangsung misalnya sekolah, tempat kerja, dan fasilitas rekreasi (Jokie 2010:4.20). 1.2 Hubungan Antartetangga: Lingkungan bertetangga atau komunikasi lokal adalah tempat dimana hubungan sosial antar pribadi dilakukan. Disinilah pengalaman individu dialami dan tempat dimana hubungan sosial yang erat terjadi, juga tempat dimana terdapat perbedaan standar normatif yang dapat menjadi sumber penyimpangan (Jokie 2010:4.21). 1.3 Keluarga: Sebagai institusi yang memberikan sumbangan besar bagi perubahan sosial yang menghasilkan banyak perubahan penting dalam kehidupan sosial (Reiss and Lee, 1988). Melemahnya ikatan keluarga dan makin banyak ibu yang berkerja diluar rumah, membuat anak-anak lebih sedikit berhubungan dengan anggota keluarga. Kurangnya pengawasan orangtua, penolakan orangtua, dan hubungan orangtua yang jelek adalah penyebab utama perilaku delikuen anak (Loeber and stouthamer – loeber, 1986). Dan anak-anak keluarga broken home dan perceraian munculnya perilaku menyimpang (Jokie 2010:4.22-4.23). 1.4 Media Massa: Televisi dan film adalah media yang menyuguhkan kebudayaan yang menonjolkan kekayaan, materialisme, dan contoh perilaku terhadap anak dengan model-model perilaku yang kondusif bagi penyimpangan. Hubungan televisi dan film dengan kejahatan khusunya pengaruh langsung terhadap penonton adalah menguatkan penyimpang yang sudah ada (Jokie 2010:4.23). Menurut Bandura menonton di bioskop
16
bisa membuat seseorang berperilaku menyimpang (Amir Ilyas 2014: 3839). 2. Perilaku Menyimpang (Variabel Y) Terdapat beberapa perilaku menyimpang yang akan dijadikan indikator dan diuji dalam variabel ini, yakni : 2.1 Tindakan yang nonconform: Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang ada, seperti (membolos, merokok, membuang sampah bukan pada tempatnya) (Narwoko dan bagong 2005:101). 2.2 Tindakan antisosial atau asosial: Tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum, seperti (menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman, minum-minuman keras, dll) (Narwoko dan bagong 2005:101). 2.3 Jenis perilaku menyimpang remaja yang didapat dalam penelitian sebelumnya adalah: Berjudi, memakai obat-obat terlarang, melakukan hubungan seks diluar nikah, tawuran, menonton video porno, dan membaca buku-buku cabul (Julianti Siagian 2014).
Berikut tabel untuk menunjukan variabel, dimensi, indikator, skala pengukuran dan pertanyaan penelitian:
17
F. HIPOTESIS PENELITIAN Dalam Penelitian ini terdapat empat hipotesis yang akan diuji : 1. H1 : Terdapat pengaruh antara faktor pertemanan dengan perilaku menyimpang Ho : Tidak terdapat pengaruh antara faktor pertemanan dengan perilaku menyimpang 2. H2 : Terdapat pengaruh antara faktor hubungan antartetangga dengan perilaku menyimpang Ho : Tidak terdapat pengaruh antara faktor hubungan antartetangga dengan perilaku menyimpang 3. H3 : Terdapat pengaruh antara faktor keluarga dengan perilaku menyimpang Ho : Tidak terdapat pengaruh antara faktor keluarga dengan perilaku menyimpang 4. H4 : Terdapat pengaruh antara faktor media massa dengan perilaku menyimpang Ho : Tidak terdapat pengaruh antara faktor media massa dengan perilaku menyimpang G. METODOLOGI PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Husen Umar (2010) mengasumsikan kuantitatif yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang 20
dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. Asumsi dari penelitian kuantitatif adalah bahwa fakta-fakta dan objek penelitian memiliki realitas, dan variabel-variabel dapat didentifikasikan dan hubunganhubungannya dapat diukur (Syamsir dan Jaenal 2006 :36). Dalam penelitian ini ada dua variabel yang dimaksud yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi terdiri dari faktor pertemanan, faktor hubungan antartetangga, faktor keluarga dan faktor media massa sebagai variabel bebas (X) dan perilaku menyimapang sebagai variabel terikat (Y). 2.
Lokasi, Populasi dan Sampel
2.1 Lokasi Lokasi untuk melakukan penelitian tersebut dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Parung. Sekolah ini tepatnya berada di Jl. Waru Jaya No.17 Kecamatan.Parung Kabupaten.Bogor Propinsi.Jawa Barat Telp. (0251-612272). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa SMA Negeri 1 Parung terletak disuatu daerah yang memungkinkan untuk menjadi tempat untuk diteliti. Alasan peneliti mengambil populasi di SMA Negeri 1 Parung dikarenakan peliti mendapatkan sumber dari beberapa informan yang bersekolah di SMA Negeri 1 Parung (tidak bisa disebutkan namanya), bahwa terdapat banyak siswa-siswi yang melakukan perilaku menyimpang yang berkaitan dengan penelitian ini. Oleh karena itu peneliti memilih sekolah tersebut.
21
2.2 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Parung yaitu sebanyak 932 siswa dari kelas 1, 2 dan 3. Sebagaimana dengan data yang telah diambil bahwa jumlah populasi terhitung mulai dari tahun ajaran 2012 sampai dengan tahun 2014. Tabel I.G.1 Populasi Siswa/i SMA Negeri 1 Parung No.
Kelas
Populasi
1.
1
329
2.
2
295
3.
3
308
Total
932
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa populasi pada keseluruhan siswa SMA Negeri 1 Parung sebanyak 932orang. Kelas 1 terdapat 329 siswa, kelas 2 terdapat 295 siswa dan kelas 3 terdapat 308 siswa. 2.3 Sampel Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel kluster. Sampel kluster mengutamakan seluruh kelompok dari pada individu, dan pemilihan sampel kluster ini dipilih secara acak (Ulber 2009:26) (kelompok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelas 1, 2 dan 3). Alasan penulis menggunakan teknik sampel kluster karena populasi SMA Negeri 1 Parung terbagi dalam beberapa kelas. Kemudian untuk menentukan jumlah sampel yang diteliti, penulis menggunakan rumus slovin. Rumus slovin digunakan dengan syarat apabila sudah diketahui secara pasti jumlah populasinya, yaitu 22
sebanyak 932 Siswa, dan peneliti menggunakan margin eror sebesar 5%. Rumus slovin sebagai berikut: (Bambang dan Lina 2011:137). n
=
N 1 + Ne2
=
932
=
1 + 935 (0.05)2 =
932 1 + 932 (0.0025)
932
=
1 + 2,34 n
932
= 279,94
3,34
= 279,94 jika dibulatkan maka sampel menjadi 280 responden.
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, sampel yang dapat diambil adalah 280 siswa. Jumlah sempel yang diambil kemudian dibagi menjadi 3 kelas yaitu 1, 2, dan 3 agar penentuan sampel masing-masing kelas memiliki propusisi yang sama (Prasetyo, 2012:13). Tabel I.G.2 Penarikan Sample No
Kelas
Populasi
Di Bulatkan X Total Sampel
Total populasi 1
1
392 : 932 x 280 = 98,84
99
2
2
295 : 932 x 280 = 88,62
89
3
3
308 : 932 x 280 = 92,53
92
TOTAL
280
23
Setelah mendapatkan jumlah sampel tiap kelas yaitu kelas 1 berjumlah 99, kelas 2 berjumlah 89 dan kelas 3 berjumlah 92 maka sampel ini ditarik dengan cara undian dari data absensi yang telah diperoleh dengan cara menggunting semua nama dari absensi yang telah di salin lalu dipisahkan berdasarkan pembagian kelas 1, 2, dan 3, kemudian diambil satu persatu sesuai proporsi yang telah ditentukan. Peneliti mencoba mencari sampel antara laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang sama, maka dari itu dalam pengundian sampel jika sampel yang keluar berjenis kelamin tertentu namun telah melebihi setengah jumlah dari sampel tiap kelasnya maka undian di kocok kembali untuk mencari sampel jenis kelamin yang berbeda. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dari SMA Negeri 1 Parung, dimana data primer ini diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti (responden). Untuk pengumpulan data terutama data primer ini menggunakan instrumen penelitian, yaitu dengan kuesioner. Dimana kuesioner ini biasanya berisi tentang pertanyaanpertanyaan yang berstruktur. Kuesioner tersebut dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden, yaitu orang yang memberi jawaban (Suyanto dan Sutinah 2007:5556). Dalam kuesioner ini responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan aspirasi, presepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya (Suyanto dan Sutinah 2007:60). Tujuan pembuatan kuesioner untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei dan memperoleh informasi 24
dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin (Syamsir dan Jaenal 2006 : 66-67). 4. Skala Pengukuran Penelitian ini terdiri dari Independet Variable (IV) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi dan Dependent Variable (DV) yaitu perilaku menyimpang. Penelitian ini menggunakan skala nominal untuk kedua variable. Masing-masing dari jawaban tersebut memiliki nilai yaitu (1) Ya dan (0) Tidak. Tabel I.G.3 Skala Pengukuran Kategori
Point
Ya
1
Tidak
0
5. Pengolahan dan Analisis Data Dalam pengelolahan data, karena penelitian ini menggunakan kuesioner untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka peneliti menggunakan bantuan dari aplikasi komputer SPSS, hal ini dilakukan guna ketepatan, kecepatan proses perhitungan dan kepercayaan hasil pengujian. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena (Bambang dan Lina 2011: 42). Statistik deskriptif diantaranya frekuensi dan deskriptif 25
dengan penyajian berbentuk tabel atau diagram batang yang dimana berguna mengumpulkan dan menyajikan data dan mendeskripsikannya (Nisfiannor 2009:50). Selanjutnya, dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk mengumpulkan data, oleh karena itu peneliti harus meguji validitas dan reliabilitas agar angket atau kuesioner tersebut dapat terpecaya. Validitas berkaitan dengan ketepatan penggunakan indikator untuk menjelaskan arti konsep yang sedang diteliti dan reliabilitas berkaitan dengan keterandalan dalam konsistensi suatu indikator (Bambang dan Lina 2011: 98) Dalam hal menguji hasil temuan yang peneliti teliti signifikan atau tidak, peneliti menggunakan regresi logistik. Regresi ini merupakan bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen (respon) merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu perilaku menyimpang (sebagai variabel Y). Regresi logistik merupakan regresi non linear dimana model ditentukan kurva (dalam skripisi Tulus, 2001:46). H. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN : Bagian ini menguraikan secara singkat mengenai pernyataan masalah, pertanyaan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, definisi operasional, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 26
BAB II GAMBARAN UMUM : Bagian ini menguraikan secara singkat mengenai profil SMA Negeri 1 Parung. Yang berisikan segala sesuatu tentang SMA Negeri 1 Parung. BAB III ANALISIS DAN TEMUAN
:
Bagian ini berisi tentang analisis dan hasil temuan penelitian. Selain itu bab ini juga berisi grafik-grafik hasil dari pengolahan data. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN : Bagian ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dilakukan, dan serta saran yang berguna untuk keperluan penelitian selanjutnya.
27
BAB II GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
A. PROFIL SMA NEGERI 1 PARUNG 1. Latar Belakang SMA Negeri 1 Parung SMA Negeri 1 Parung didirikan pada tanggal 01 Juli 1985 berdasarkan SK Mendikbud No 0601/O/1985, dengan luas tanah 9.180 m2 dan luas bangunan 6.500 m2. Awalnya SMAN 1 Parung merupakan filial (kelas Jauh) SMA Negeri 1 Cibinong. Menempati gedung sendiri di Jl Waru Jaya, Desa Waru Jaya, Kec. Parung sejak tahun 1987. Sampai tahun 2013 telah meluluskan sebanyak 26 angkatan. SMA Negeri 1 Parung telah dipimpin oleh Kepala Sekolah sebanyak 8 kali yang terhitung mulai dari tahun 1985 sampai sekarang. Pada saat ini SMA Negeri 1 Parung dipimpin oleh kepala sekolah Drs. H. Ali Rochman, M.BA,MM. SMA Negeri 1 Parung mempunyai Tujuan Satuan Pendidikan Menengah (Standar Kompetensi Lulusan) Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat dipertanggung jawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Parung mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP, lihat tabel dibawah ini :
28
Tabel II.A.1. Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Parung mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. Mengapresiasi karya seni dan budaya. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi.
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
29
2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Parung Selain SMA Negeri 1 Parung mempunyai Tujuan Satuan Pendidikan Menengah (Standar Kompetensi Lulusan) Untuk mencapai standar mutu pendidikan, SMA Negeri 1 Parung mempunya visi dan misi tersendiri yaitu : Tabel II.A.2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Parung Visi
Misi
Berprestasi dalam peningkatan
Menumbuhkan penghayatan dan
nilai rata-rata Ujian Nasional.
pengamalan terhadap ajaran agama yang dianut.
Berprestasi dalam Lomba
Membantu pembentukan peserta
Olympiade Mata Pelajaran.
didik yang berakhlak mulia.
Berprestasi dalam Lomba Siswa
Melaksanakan pembelajaran efektif,
Berprestasi.
inovatif, konsisten dan bermutu.
Berprestasi dalam Lomba
Meningkatkan mutu pendidikan yang
Berpidato Bahasa Inggris.
memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional.
Berprestasi dalam Lomba Olah
Membantu dan mengembangkan
Raga dan Seni.
potensi peserta didik secara utuh sebagai masyarakat belajar sepanjang hayat.
Berprestasi dalam Lomba
Memfasilitasi pembentukan pribadi
Keagamaan.
peserta didik yang memiliki budaya hidup sehat. Membantu pembentukan peserta didik yang berdisiplin, mandiri dan bertanggungjawab terhadap lingkungan sekitarnya.
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
30
3. Sarana dan Prasarana di sekolah Sarana dan prasarana di sekolah SMA Negeri 1 Parung terdiri dari jenisjenis ruangan, seperti ruangan (jumlah ruangan, luas ruangan, dan kondisi dari ruangan tersebut. Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel dibawah ini: Tabel II.A.3. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Parung KONDISI RUANG *) RUANG LUAS (JML RUANG)
JENIS RUANG (RUANG) (M2)
B
RR
RB
R. TEORI/Kelas
24
1728
21
3
-
LABORATORIUM IPA
2
660
1
1
-
PERPUSTAKAAN
1
135
1
Lab.KOMPUTER
1
120
1
-
-
R. BAHASA
1
120
-
1
-
R PIMPINAN
1
3072
1
Ruang Guru
1
120
1
Ruang TU
1
72
1
Ruang OSIS
1
36
1
Ruang UKS
1
12
1
Ruang BP
1
72
1
Ruang Serba Guna
1 6147
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
31
-
KET
Terlihat dalam sarana dan prasarana ini, ruangan yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Parung berjumlah 36 ruangan. Dengan masing-maisng ruangan tersebut ada yang dalam kondisi bagus dan rusak ringan. Ini menjelaskan bahw SMA Negeri 1 Parung sudah mempunyai sarana dan prasarana yang menurut peneliti sudah memasuki standar yang sudah lengkap dan bagus. Sarana dan prasarana ini sangat membantu dalam proses belajar-mengajar siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung agar berjalan dengan lancar. B. Profil Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung 1. Data kelas siswa tahun 2013/2014 Berikut adalah data-data siswa/i dilihat dari kelas pada tahun ajaran 2013 dan 2014 yang diperoleh dari Koordinator TU SMA Negeri 1 Parung, yang didalamnya teridiri dari jumlah siswa yang dikategorikan dari kelas 1, 2, dan 3, dan dibagi menjadi 2 kelas yaitu IPS dan IPA, yang akan dibuat berbentuk tabel. Tabel II.B.1. Jumlah Siswa/i SMA Negeri 1 Parung Angkatan 2013/2014 I. Kelas 1 Kelas Jumlah Jumlah Laki-Laki Perempuan X MIPA 1
19
24
43
X MIPA 2
16
27
43
X MIPA 3
16
27
43
X MIPA 4
18
24
42
X IPS 1
23
17
40
X IPS 2
21
19
40
X IPS 3
15
23
38
X IPS 4
18
21
39
Jumlah
146
183
329
32
Kelas
II. Kelas 2 Jumlah Laki-Laki Perempuan
Jumlah
11 IPA 1
15
23
38
11 IPA 2
15
24
39
11 IPA 3
19
18
37
11 IPA 4
18
18
36
11 IPS 1
22
17
39
11 IPS 2
18
19
37
11 IPS 3
18
17
35
11 IPS 4
13
21
34
Jumlah
138
158
295
Kelas
III. Kelas 3 Jumlah Laki-Laki Perempuan
Jumlah
12 IPA 1
12
26
38
12 IPA 2
15
28
43
12 IPA 3
8
30
38
12 IPA 4
8
31
39
12 IPS 1
19
23
42
12 IPS 2
19
18
37
12 IPS 3
16
22
38
12 IPS 4
17
16
33
Jumlah
114
194
308
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
Terlihat dari ketiga tabel tersebut, keseluruhan jumlah siswa-siswi yang bersekolah disanah cukup besar berjumlah 932 orang. Tetapi siswa-siswi yang diambil dalam penelitian ini hanya berjumlah 280 orang. 2. Data Siswa/i Menurut Usia Tabel ini akan menjelaskan mengenai data seluruh siswa kelas 1, 2, dan 3 dari SMA Negeri 1 Parung yang dilihat menurut usia 14 tahun, 15 tahun, 16 tahun, 17 tahun, dan 18 tahun. Untuk lebih jelas lihat pada tabel dibawah ini: 33
Tabel II.B.2. Data Siswa/i Menurut Usia USIA/JUMLAH
KELAS X
15
16
17
22
243
63
1
23
226
48
1
295
30
240
34
308
316
288
35
932
XI XII Jumlah
22
271
18
JUMLAH
14
329
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
Dari bermacam-macam usia yang ada di SMA Negeri 1 Parung, usia yang lebih didominasi dari sekolah ini adalah siswa-siswi yang berusia 16 tahun. 3. Data Siswa/i Menurut Agama Tabel ini akan menjelaskan mengenai data seluruh siswa kelas 1, 2, dan 3 dari SMA Negeri 1 Parung yang dilihat dari aspek agama yang dimasukan dalam beberapa kategori yaitu: islam, katolik, protestan, hindu, budha, khonguchu, yang akan dibuat berbentuk tabel. Tabel II.B.3. Data Siswa/i Menurut Agama Agama/jumlah Kelas
Islam
Katolik
Protestan
1
313
3
12
2
272
10
7
3
298
3
7
Jml
883
16
26
Hindu
5
Budha
Khonghucu
Jml
1
329
1
295 308
5
1
1
932
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas 1 murid yang beragama islam berjumlah 313, katolik berjumlah 3, protestan berjumlah 12, khonghucu 1. Pada kelas 2 murid yang beragama islam berjumlah 272, katolik 10, protestan 7, hindu 5. Dan pada kelas 3 murid yang beragama islam berjumlah 298, 34
katolik 3, protestan 7. Disimpulkan bahwa di SMA Negeri 1 Parung didominasi oleh siswa-siswi yang beragama islam. 4. Distribusi Pekerjaan Orangtua Siswa/i Tabel berikut akan menjelaskan mengenai kondisi siswa dari kelas 1, 2, dan 3 SMA Negeri 1 Parung yang dilihat dari pekerjaan orang tuanya, yang terdiri dari PNS, TNI/POLRI, Karyawan.Swasta, Pensiunan, Petani, Dagang, dan Buruh. Berikut tabelnya : Tabel II.B.4. Distribusi Pekerjaan Orangtua Siswa/i
Kelas
PNS
TNI/
Kary.
POLRI
Swasta
Wiraswasta
Pen
Petani
Dagang
Buruh
Jml
siun
1
52
20
116
108
4
1
5
23
329
2
42
14
96
100
6
2
7
28
295
3
47
12
95
114
9
11
20
308
Jml
141
46
307
322
19
23
71
932
3
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
Dari tabel pekerjaan orang tua siswa diatas dapat dilihat bahwa pada kelas 1 dari kategori-kategori pekerjaan PNS mendapatkan jumlah sebesar 52, TNI/POLRI dengan jumlah 20, Kary.Swasta dengan jumlah 116, Wiraswasta dengan jumlah 108, Pensiunan dengan jumlah 4, Petani dengan jumlah 1, dagang dengan jumlah 5, buruh dengan jumlah 23. Jadi dapat disimpulkan pada kelas 1 ini paling banyak orang tua siswa bekerja menjadi Karyawan. Swasta dengan jumlah 116. Pada kelas 2, PNS mendapatkan jumlah sebesar 42, TNI/POLRI dengan jumlah 14, Kary.Swasta dengan jumlah 96, Wiraswasta dengan jumlah 100, Pensiunan dengan jumlah 6, Petani dengan jumlah 2, dagang dengan jumlah 35
7, buruh dengan jumlah 28. Jadi dapat disimpulkan pada kelas 2 ini paling banyak orang tua siswa bekerja menjadi Wiraswasta dengan jumlah 100. Pada kelas 3, PNS mendapatkan jumlah sebesar 47, TNI/POLRI dengan jumlah 12, Kary.Swasta dengan jumlah 95, Wiraswasta dengan jumlah 114, Pensiunan dengan jumlah 9, dagang dengan jumlah 11, buruh dengan jumlah 20. Jadi dapat disimpulkan pada kelas 3 ini paling banyak orang tua siswa bekerja menjadi Wiraswasta dengan jumlah 114. C. Proses Kegiatan Belajar Mengajar SMA Negeri 1 Parung Dalam proses belajar-mengajar SMA Negeri 1 parung ini sudah sangat baik. Guru-guru dalam proses mengajar mengikuti aturan yang sudah dibuat oleh sekolah, dan dalam proses menjelaskan materi pembelajaran sangat baik. Terlihat bahwa hasil proses kegiatan belajar mengajar tersebut banyak prestasi-prestasi yang didapat oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung dalam bidang ilmu pengatuhan maupun dalam bidang olahraga. Tabel II.C.1. Prestasi Siswa/I SMA Negeri 1 Parung No
Nama Kejuaraan
Peringkat 1
1 2 3 4 5 6 7
2
Tahun
V
2012
Lomba lkalida iv
V
2012
V
2012
V
2012
V
2012 V V 36
Tingkat
kegiatan
3
Lomba pentas seni nasional ipb
Lomba pionering lokalida iv Lomba tari tradisional - ui depok Olympiade bahasa jerman Liga pendidikan indonesia (lpi) Lomba cerdas cermat.arkieologi ui depok
Tempat
IPBDramaga IPBDramaga IPBDramaga UI DEPOK
Nasional kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota
2012
Cibinong
kab/kota
2012
UI DEPOK
kab/kota
8 9 10
11 12
13
14
15
16
17
18 19
20 21
22
23
23
25
Olympiade sains mata pelajaran biologi Lomba ketangkasan baris berbaris Lomba ketangkasan baris berbaris se kabupaten bogor Lomba ppgd penegakpandega Lomba survival penegak-pandega kwarcab bogor Lomba menara pandang penegakpandega kwarcab bogor Lomba bivak penegakpandega kwarcab bogor Lomba masak rimba penegak-pandega kwarcab bogor Lomba pbb penegakpandega kwarcab bogor Lomba senam pramuka penegakpandega kwarcab bogor Lomba blogger nasional Olympiade sains kebumian ONS tingkat SMA Kejuaraan bulu tangkis beregu jabodetabek Kejuaraan Volley Ball Putri tingkat SMA se Jabodetabek Kejuaraan Volley Ball Putra tingkat SMA se Jabodetabek Kejuaran pencak silat putra ( Dani setia putra ) POPKAB Kejuaraan pencak silat putri ( Saraswati) POPKAB Liga Pendidikan Indonesia(Sepak Bola)
V
2012
Cibinong
Propinsi
2012
Cibinong
kab/kota
2012
Cibinong
kab/kota
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2013
V V V
V
2013
V V
2013 2013
V
JAKART A Cibinong
Nasional Kabupaten
SMA 2 Tangerang Tangsel Selatan SMA 2 Tangerang Tangsel Selatan
2013
SMA 2 Tangerang Tangsel Selatan
V
2013
V
2013
V
2013
Gor Cimandal a Ciluer Gor Cimandal a Ciluer Cibinong
37
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
26
27 28
29
Kejuaraan Karate putri POPKAB (Diffaf Andriana) Duta Muda Pertanian (Prayoga Rahmat) Perlombaan renang gaya kupu-kupu 50 Meter POPKAB ( Alya Shafira ) Perlombaan renang gaya dada 50 Meter POPKAB ( Alya Shafira )
V
2013
Cibinong
Kabupaten
V
2013
IPB
Kabupaten
V
2013
Cibinong
Kabupaten
V
2013
Cibinong
Kabupaten
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
D. Potret Interaksi siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung Diketahui bahwa interaksi siswa-siswi terhadap guru-guru maupun temanteman disekolah sangat baik, terlihat bahwa terdapat siswa/i yang melakukan diskusi tentang pelajaran dengan teman sekolah maupun guru-guru pada saat jam istirahat sedang berlangsung. Adapula pola interaksi yang berbeda, dimana terdapat beberapa siswa/i yang berinteraksi hanya dengan teman sekumpulannya (geng) saja dan berkumpul ditempat tongkrongan (warung) dan adapula siswa/i yang berkelompok tetapi berkumpul dimasjid. Selain itu terdapat perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa-siswi didalam lingkungan sekolah ataupun dilakukan diluar lingkungan sekolah. Terdapat beberapa kasus di sekolah SMA Negeri 1 Parung yakni: Terdapat siswa/i yang sedang merokok dilingkungan sekolah, Berjudi menggunakan kartu remi, melakukan bullying terhadap junior, terdapat juga beberapa kasus tawuran yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri 1 parung dengan sekolahan lain diluar lingkungan sekolah, akan tetapi kasus ini diketahui oleh pihak sekolah dan kasus ini ditangani oleh pihak sekolah.
38
BAB III TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pada bab ini, peneliti akan menyajikan dengan jelas hasil uji validitas dan reliabilitas dari variabel (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi) dan variabel (Perilaku Menyimpang). Validitas ialah berbicara mengenai suatu alat ukur yang digunakan memang telah mengukur apa yang ingin diukur, dan reabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali pada orang yang sama diwaktu yang berbeda atau pada orang yang berbeda diwaktu yang sama (Nisfiannoor 2009:211). Peneliti telah melakukan try out angket terlebih dahulu kepada 20 orang siswa-siswi sebelum memberikan angket yang sesungguhnya untuk menguji kelayakan angket. Setelah dilakukan try out, ada beberapa butir pertanyaan yang tidak valid dan reliabel. Hasil try out yang dianggap layak akan digunakan kembali dan yang tidak valid akan diperbaiki atau dihilangkan. Tahap selanjutnya adalah penyebaran angket untuk pengambilan data penelitian. Berikut adalah tabel hasil uji validitas yang digunakan pada angket penelitian.
39
Tabel III.A.1. Hasil Uji Validitas Variabel
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Menyimpang
Item
Corrected Item Total Corelation
Ket.
FM1
.463
Valid
FM2
.472
Valid
FM3
.426
Valid
FM4
.314
Valid
FM5
.328
Valid
FM7
.262
Valid
FM8
.478
Valid
FM9
.381
Valid
FM10
.539
Valid
FM11
.490
Valid
FM12
.340
Valid
FM13
.510
Valid
PM1
.202
Valid
PM3
.537
Valid
PM4
.320
Valid
PM5
.406
Valid
PM6
.464
Valid
PM7
.293
Valid
PM9
.397
Valid
PM10
.388
Valid
40
Alpha
Ket
cronbach’s
.751
Reliabel
.641
Reliabel
Tabel di atas menjelaskan bahwa, Butir pertanyaan bisa dikatakan reliabel apabila memiliki nilai > 0.2. Bisa dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation semua butir pertanyaan memiliki nilai > 0.2. Maka semua pertanyaan telah memenuhi standar kelayakan dan valid (Nisfiannoor 2009:229). Pada
variabel
“Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi”
sebelumnya
berjumlah 13 item, hasil validitas berjumlah 12 item. Kemudian pada variabel “Perilaku Menyimpang” yang berjumlah 10 item, hasil validitas berjumlah 8 item. Item pada variabel yang valid kemudian di uji kembali dengan uji validitas. Tabel di atas adalah tabel hasil uji validitas yang telah di uji kembali. B. Analisis Deskriptif Penelitian ini, masing-masing responden memiliki jumlah yang sama 140 laki-laki dan 140 perempuan. Responden terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Masing-masing kelas memiliki jumlah yang berbeda, kelas 1 (99 orang), kelas 2 (89 orang), dan kelas 3 (92 orang). Setiap kelas untuk jumlah jenis kelamin, ada yang sama dan tidak. Terlihat bahwa kelas 1 (laki-laki 49 orang dan perempuan 50 orang), kelas 2 (laki-laki 45 orang dan perempuan 44 orang), dan kelas 3 memiliki jumlah yang sama (laki-laki dan perempuan berjumlah 46 orang). Secara detail ditampilkan pada tabel dibawah ini:
41
Tabel III.B.1. Jenis Kelamin dan Kelas Responden Frequency
Variabel Jenis Kelamin
Kelas
Kelas
Percent (%)
Laki – Laki
140
50%
Perempuan
140
50%
1
99
35.4%
2
89
31.8%
3
92
32.9%
Laki-Laki
49
49.5%
Perempuan
50
50.5%
Laki-Laki
45
50.6%
Perempuan
44
49.4%
Laki-Laki
46
50%
Perempuan
46
50%
1 2 3
Setelah mengetahui frequency dari jenis kelamin, kelas, dan jumlah jenis kelamin dari masing-masing kelas, peneliti akan mendeskripsikan responden jika dilihat berdasarkan umur, agama, pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu. Tabel III.B.2. Umur dan Agama Responden Frequency
Variabel Umur
Agama
Percent (%)
14 Tahun
10
3.6%
15 Tahun
84
30.0%
16 Tahun
72
25.7%
17 Tahun
105
37.5%
18 Tahun
9
3.2%
256
91.4%
Khatolik
10
3.6%
Protestan
11
3.9%
Hindu
1
0.4%
Budha
1
0.4%
Khongucu
1
0.4%
Islam
42
Grafik III.B.1 Jenis Pekerjaan Ayah
9 12 216 1 1 1 5 27 3 5
Tidak Bekerja Buruh Wirausaha/Wiraswasta Dokter Pengacara BUMN Guru PNS TNI/ Angkatan Darat atau Laut Polri 0%
20%
Frequency
3,2 4,3 77,1 ,4 ,4 ,4 1,8 9,6 1,1 1,8
40%
60%
80%
100%
Percent
Pada grafik III.B.1 untuk jenis pekerjaan, ayah siswa/i di SMA Negeri 1 Parung lebih banyak yang bekerja sebagai wirausaha/wiraswasta dengan persentase terbesar (77.1%) atau 216 orang dan dua terbanyak PNS (9.6%) dengan responden 27 orang. Terdapat pekerjaan ayah lainnya yaitu buruh, tidak bekerja, Polri, Guru, TNI, BUMN, Pengacara, Doker. Telihat jelas bahwa untuk pekerjaan ayah siswa/i lebih di dominasi dalam kategori pekerjaan wirausaha/wiraswasta. Grafik III.B.2 Jenis Pekerjaan ibu 1
,4
234
83,6
22
7,9
Bidan
1
,4
Guru
12
4,3
PNS
10
3,6
Buruh Tidak Bekerja Wirausaha/Wiraswasta
0%
20% Frequency
43
40%
60%
Percent
80%
100%
Pada grafik III.B.2, terlihat lebih banyak ibu yang tidak bekerja dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Untuk ibu yang tidak bekerja memiliki persentase sebesar 83,6% dengan jumlah 234 orang dan untuk ibu yang bekerja jenis
perkerjaan
yang
mereka
lakukan
yaitu
sebagai
PNS,
guru,
wirausaha/wiraswasta dan buruh. Dalam hal ini, untuk pekerjaan ibu siswa/i lebih di dominasi dalam kategori ibu yang tidak bekerja. Selain pekerjaan orang tua, ada juga tingkat pendapatan orangtua, ini digunakan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi keluarga. Berikut tabel pendapatan orangtua : Tabel III.B.3. Tingkat Pendapatan Orangtua Pendapatan
Frequency
< Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.0001 – Rp. 4.000.000 > Rp. 4.000.001 Total
Percent (%)
25
8.2%
198
70.7%
59
21.1%
280
100
Dari tabel diatas, pendapatan orangtua yang dikatagorikan < Rp 1.000.000 memiliki persentase sebesar (8,2%), katagori Rp 1.000.0001 – Rp 4.000.000 sebesar (70,7%), dan katagori pendapatan > Rp 4.000.001 memiliki persentase sebesar (21,15%). Rata-rata pendapatan orangtua siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung memiliki pendapatan sebesar Rp 1.000.000 s/d Rp 4.000.000, ini menjelaskan bahwa pendapatan orangtua siswa/i tidak terlalu tinggi, atau bisa dikatakan masuk kelas menengah. 44
Setelah mengetahui masing-masing frequency dari profil responden, peneliti akan mendeskripsikan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung dilihat dari Jenis Kelamin, kelas, umur, dan status sosial ekonomi keluarga. Tujuan dari mendeskripsikan ini adalah untuk melihat semakin banyak atau semakin sedikit perilaku menyimpang itu terjadi. Grafik III.B.3 Perilaku Menyimpang dilihat dari Jenis Kelamin Responden
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa/i SMA negeri 1 Parung, lebih banyak dilakukan oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Terlihat pada grafik diatas jumlah perempuan yang menyatakan “Ya” berperilaku menyimpang berjumlah 90 orang atau sebesar 32,1% dan “Tidak” 50 orang atau 17,9%. Selain itu lak-laki yang menyatakan Ya berperilaku menyimpang 87 orang atau 31,1% dan tidak 18,9%.
45
Grafik III.B.4. Perilaku Menyimpang dilihat dari Kelas Responden Tidak 25,0
Kelas 3
Ya 75,0
31,5
Kelas 2
68,5
52,5
Kelas 1
47,5
Menggambarkan bahwa, perilaku menyimpang di SMA Negeri 1 Parung lebih banyak dilakukan oleh siswa-siswi kelas tiga dengan persentase (75%) atau berjumlah 69 orang jika dibandingkan dengan kelas satu dan dua. Ini terlihat jelas bahwa semakin tinggi level kelas seseorang, semakin tinggi dan banyak siswa-siswi yang berperilaku menyimpang. Selain kelas, perilaku menyimpang juga bisa dilihat dari usia seseorang. Grafik III.B.5. Perilaku Menyimpang dilihat dari Usia Responden 100% 80% 60% 40% 20% 0% Ya
14 20,0
15 40,5
16 73,6
17 78,1
18 66,7
Tidak
80,0
59,5
26,4
21,9
33,3
Selain level kelas bisa mempengaruhi seseorang berperilaku menyimpang, usia juga bisa mempengaruhi seseorang berperilaku menyimpang. Terlihat pada grafik III.B.5 siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung yang melakukan perilaku 46
menyimpang lebih banyak dilakukan pada usia 17 tahun dengan persentase sebesar (78,1%) atau sejumlah 82 orang, dan diposisi ke dua yaitu usia 16 tahun (73.6%). Sedangkan usia 14 tahun,15 tahun, dan 18 tahun yang melakukan perilaku menyimpang itu ada walaupun tidak sebanyak usia 17 dan 16 tahun. Grafik III.B.6 Perilaku Menyimpang dilihat dari Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pada grafik III.B.6, terlihat bahwa perilaku menyimpang siswa/i SMA Negeri 1 Parung 42,5% atau berjumlah 119 orang dilakukan oleh siswa-siswi yang pendapatan orangtuanya sedang atau dikatakan masuk kelas menengah dibandingkan dengan siswa-siswi yang tergolong dari pendapatan rendah atau pendapatan tinggi.
47
C. Analisis Deskriptif Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dan Perilaku Menyimpang di SMA Negeri 1 Parung. Bagian ini, peneliti akan menjelaskan keseluruhan total persentase yang menyatakan “YA” dari perilaku menyimpang dan faktor-faktor yang mempengaruhi (Pertemanan, Hubungan antartetangga, Keluarga, Media Massa) dalam bentuk tabel. Lihatlah tabel dibawah ini: Tabel III.C.1 Total dari Perilaku Menyimpang dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Faktor
Menyimpang Pertemanan
Faktor
Faktor
Faktor
Hub. Antartetangga
Keluarga
Media Massa
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
63.3%
36.4%
2.7%
12.1%
11.2%
Terdapat 63% atau 177 siswa-siswi yang menyatakan “Ya” berperilaku menyimpang. Perilaku menyimpang ini paling tinggi dipengaruhi oleh faktor pertemanan dengan persentase sebesar (36,4%), dua tertinggi yaitu faktor keluarga (12.1%), ketiga faktor media massa (11.2%) dan faktor terkecil yang mempengaruhi perilaku menyimpang adalah faktor hubungan antartetangga dengan persentase (2.7%). Selain itu, peneliti akan menguraikan lebih jelas mengenai indikatorindikator yang mencakup semua faktor dan perilaku menyimpang. Tujuannya untuk melihat berapa persentase siswa/i yang menyatakan “ya dan tidak” dari masing-masing indikator faktor-faktor dan perilaku menyimpang.
48
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Grafik III.C.1. Persentase Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tidak 45%
Ya 55%
Responden dengan persentase (55%) atau berjumlah 155 orang mengatakan “Ya” faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang ada diantara faktor (Pertemanan, Hubungan Antartetangga, Keluarga, Media Massa) dan responden dengan persentase 45% atau 125 orang mengatakan “Tidak” ada. Tabel III.C.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi No
Frequency
Percent (%)
Ya
132
47.1%
Tidak
148
52.9%
72
25.7%
208
74.3%
12
4.3%
268
95.7%
16
5.3%
264
94.7%
11
3.9%
269
96.1%
63
22.5%
Faktor Pertemanan 1
2
Teman sekolah
Teman sekumpulan (Geng)
Ya Tidak
Faktor Hubungan Antartetangga 3
4
Remaja-remaja di lingkungan
Ya
tempat tinggal
Tidak
Teman sepermainan dilingkungan
Ya
tempat tinggal
Tidak
Faktor Keluarga 5
Broken home
Ya Tidak
6
Kurangnya pengawasan orangtua 49
Ya
Tidak 7
Hubungan dengan orangtua yang
Ya
jelek
Tidak
217
77.5%
13
4.6%
263
95.4%
92
3.2%
271
96.8%
14
5.0%
266
95.0%
23
8.2%
253
91.8%
20
7.1%
260
92.9%
16
5.7%
264
94.3%
Faktor Media Massa 8
Melihat tayangan di televisi
Ya Tidak
9
Melihat di film
Ya Tidak
10
Melihat di internet
Ya Tidak
11
Melihat di majalah
Ya Tidak
12
Melihat di bioskop
Ya Tidak
Tabel III.C.2, siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung menyatakan yang lebih tinggi mempengaruhi seseorang berperilaku menyimpang diantara faktor (pertemanan, hubungan antartetangga, keluarga dan media massa) adalah faktor pertemanan dengan persentase (36.4%) atau berjumlah 204 orang. Ini memberikan penjelasan bahwa semua faktor-faktor tersebut masing-masing mempengaruhi, akan tetapi pengaruhnya tersebut tidak lebih tinggi dari faktor pertemanan. Terlihat jelas bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswasiswi SMA Negeri 1 parung lebih dipengaruhi oleh faktor pertemanan. Ini bisa saja terjadi, karena dalam menjalani pertemanan siswa/i lebih sering melakukan sesuatu hal kearah yang negatif dibandingkan positif. Oleh karena itu, dalam hal memilih pertemanan siswa/i harus lebih berhati-hati, karena
50
salah memilih teman bisa memberikan dampak yang negatif pada hidup seseorang. Selain faktor-faktor diatas, terdapat beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi perilaku menyimpang. Faktor-Faktor lainnya ini dinyatakan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung yang beranggapan faktor-faktor lainnya tersebut mempengaruhi perilaku menyimpang.
lihatlah gambar
dibawah ini : Grafik III.C.2 Faktor Lainnya
Agama
Diri Sendiri
0 Percent Frequency
5
10
15
20
Diri Sendiri 6,1
Agama ,4
17
1
Terlihat bahwa (6,1%) atau 17 responden menyatakan faktor “diri sendiri” yang mempengaruhi terjadinya perilaku menyimpang. Kedua dengan jumlah 1 reponden (0,4%) menyatakan faktor “agama” mempengaruhi perilaku menyimpang.
51
2. Potret Deskriptif Perilaku Menyimpang Grafik III.C.3 Persentase Perilaku Menyimpang
Tidak 37% Ya 63%
Perilaku menyimpang yang terjadi di SMA Negeri 1 Parung cukup tinggi, terlihat 63% atau 177 menyatakan “Ya” berperilaku menyimpang dan 37% atau 103 siswa-siswi menyatakan "Tidak" berperilaku menyimpang. Peneliti juga membuat tabel untuk menguraikan dengan jelas mengenai berapa presentase dan berapa responden yang menyatakan “Ya” dan “Tidak” dari keseluruhan indikator-indikator perilaku menyimpang : Tabel III.C.3 Perilaku Menyimpang No 1
Membolos
2
Merokok
3
Membaca Buku-buku Cabul
4
Menonton Video Porno
5
Tawuran
6
Berjudi
7
Mengkonsumsi Minum-Minuman Keras Melakukan Hubungan Seks diluar Nikah
8
52
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Frequency
Percent (%)
127 157 79 201 10 270 54 226 23 257 28 252 14 266 5 275
45.4% 54.6% 28.2% 71.8% 3.6% 96.4% 19.3% 80.7% 8.2% 91.8% 10.0% 90.0% 5.0% 95.0% 1.8% 98.2%
Tabel III.C.3 terlihat diantara perilaku menyimpang (Membolos, Merokok, Membaca buku-buku cabul, Menonton video porno, Tawuran, Berjudi, Mengkonsumsi minum-minuman keras, dan Melakukan hubungan seks diluar nikah) yang paling banyak dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 parung yaitu membolos dengan persentase sebesar (45.4%) atau 127 orang dan kedua terbanyak yaitu merokok dengan persentase (28.2%) atau 79 orang. Perilaku menyimpang inilah yang paling banyak dilakukan diantara perilaku menyimpang lainnya. Ironisnya siswa/i SMA Negeri 1 Parung sudah ada yang melakukan hubungan seks diluar nikah sebesar (1,8%) atau 5 orang. Selain siswa-siswi yang berperilaku menyimpang, terdapat juga siswa-siswi yang tidak berperilaku menyimpang. Siswa/i yang tidak berperilaku menyimpang memberikan
alasan
mengapa
mereka
tidak
berperilaku
menyimpang. Berikut alasan-alasannya : Grafik III.C.4. Alasan Tidak Melakukan Perilaku Menyimpang 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Percent Frequency
Tidak Ingin Mengecewa kan Orangtua 6,8
Tidak Patut Dilakukan
Tidak Penting
Merusak Diri
Dosa
7,9
7,1
7,5
7,5
19
22
20
21
21
53
Dari gambar diatas, (6.8%) tidak berperilaku menyimpang karena tidak ingin mengecewakan orangtuanya, (7.9%) perbuatan tersebut tidak patut dilakukan oleh seorang pelajar, (7.1%) tidak penting untuk berperilaku menyimpang, (7,5%) berperilaku menyimpang hanya akan merusak diri mereka sendiri, dan (7,5%) berperilaku menyimpang adalah perbuatan dosa. D. Uji Faktor-Faktor Terhadap Perilaku Menyimpang Pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik berganda. Dalam regresi logistik, ada tiga model pengujian yang harus diuji oleh peneliti yaitu (Uji Overal Model fit, Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit, Uji Parisal (Significant Test). Berikut hasil pengujian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung. 1. Uji Overal Model fit Yaitu menyajikan uji serentak semua kofisien variabel di regresi model logistik. Nilai Chi Square pada tabel tersebut merupakan perbedaann -2LL model dengan hanya konstanta dan model yang diestimasi (Agus, 2010:145). Diterima H1, H2, H3, dan H4 jika nilai sig < 0,05
54
Tabel III.D.1 Uji Signifikansi Model Keseluruhan Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
259.157
4
.000
Block
259.157
4
.000
Model
259.157
4
.000
Tabel diatas menjelaskan bahwa, nilai Chi-Square adalah sebesar 259,157 dengan df sebesar 4, dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X mempengaruhi variabel Y, atau terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang. 2. Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit) Yaitu untuk mengetahui kebaikan model sebagaimana uji goodness of fit model regresi linear berganda dengan menggunakan ukuran koefisien determinasi. Koefisien determinasi (R2) di dalam regresi logistik mengukur proporsi varian di dalam variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen (Agus, 2010:140). Tabel III.D.2 Uji Kebaikan Model Step -2 Log likelihood 1
109.214a
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square .604
.825
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Nilai Nagelkerke R Square besarnya sama dengan 0,825. Hal ini berarti variabel faktor pertemanan (X1), variabel faktor hubungan antartetangga (X2), 55
variabel faktor keluarga (X3), variabel faktor media massa (X4) mampu menjelaskan pengaruh dalam perilaku menyimpang sebesar 82,5%. 3. Uji Parsial (Significant Test) Yaitu melakukan uji signifikansi variabel secara individual. Uji signifikansi model ini menggunakan uji statistika Wald. Dari uji statistika ini dapat diketahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen di dalam regresi logistik (Agus, 2010:147). Dalam hal ini peneliti menguji 8 (delapan indikator) perilaku menyimpang dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berikut hasil uji parsial : Partial test H1, H2, H3, H4 : β = 0 (variabel X signifikan mempengaruhi variabel Y). H0 : β ≠ 0 (variabel X tidak signifikan mempengaruhi variabel Y). Dimana terima H1, H2, H3, H4, jika sig < 0,05. Tabel III.D.3 Uji Signifikansi Variabel Faktor
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
.000*
.000*
.387-
.000*
.009-
.114-
.662-
.194-
Hub. Antartetangga .484-
.033-
.519-
.789-
.177-
.033-
.938-
.179-
Pertemanan (X1)
(X2) Keluarga (X3)
.018-
.127-
.025-
.878-
.001*
.085-
.216-
.006-
Media Massa (X4)
.001*
.059-
.104-
.000*
.201-
.697-
.011-
.258-
56
Keterangan : Variabel Y1
Tanda
: Membolos
Y2
: Merokok
Y3
: Membaca Buku-Buku Cabul
Y4
: Menonton Video Porno
Y5
: Tawuran
Y6
: Berjudi
Y7
: Mengkonsumsi Minum-minuman Keras
Y8
: Melakukan Hubungan Seks diluar Nikah
*
: Untuk menjelaskan variabel faktor yang signifikan mempengaruhi variabel perilaku menyimpang karena nilai Sign < 0.05.
-
: Untuk menjelaskan variabel faktor yang tidak signifikan mempengaruhi variabel perilaku menyimpang karena nilai Sign > 0.05
Dari hasil pengujian tiga model tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari uji overal model fit keempat variabel X (Faktor Pertemanan, Faktor Hubungan Antartetangga, Faktor Keluarga dan Faktor Media Massa) signifikan mempengaruhi perilaku menyimpang siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung dengan nilai uji kebaikan model sebesar 82.5%. Akan tetapi dalam hasil uji parsial, hipotesis H1, H2, H3, dan H4 masing-masing faktor ada yang signifikan dan tidak signifikan mempengaruhi indikator-indikator dari perilaku menyimpang. Ini berarti, siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung berperilaku
57
menyimpang karena ada yang dipengaruhi oleh faktor pertemanan, faktor hubungan antartetangga, faktor keluarga dan faktor media massa dan ada juga yang tidak di pengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Dan dari uji parsial ini dari semua faktor hanya faktor hubungan antar tetangga saja yang sama sekali tidak mempengaruhi dari semua perilaku menyimpang. Ini menunjukkan bahwa hanya ada tiga faktor yang berkontribusi mempengaruhi siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung berperilaku menyimpang. Ketiga faktor tersebut yaitu (Faktor Pertemanan, Faktor Keluarga dan Faktor Media Massa) karena nilai Sign <α=0,05, dan untuk faktor hubungan antar tetangga tidak signifikan mempengaruhi karena nilai Sign > α=0,05. Jadi hipotesis H1 (Faktor Pertemanan), H3 (Faktor Keluarga), dan H4 (Faktor Media Massa) diterima, dan H2 (Faktor Hubungan Antartetangga) ditolak. Dari hasil wawancara terhadap beberapa informan (I, R, S dan D) menyatakan bahwa faktor hubungan antartetangga tidak mempengaruhi perilaku menyimpang dikarenakan, sesudah pulang sekolah mereka lebih mengabiskan waktu didalam rumah, memainkan gadget, menonton film dilaptop maupun di televisi dibandingkan harus keluar rumah bersosialisasi dengan orang-orang dilingkungan rumah mereka ataupun bermain dengan teman-teman dilingkungan rumah mereka. Disini terlihat bahwa, teori yang digunakan oleh peneliti sangat mendukung dari hasil temuan penelitian. Teori yang digunakan oleh peneliti adalah teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory ), teori (Sutherland’s Theory of Differential Association) dan teori kontrol yang didalamnya
58
menjelaskan bahwa perilaku menyimpang seseorang diakibatkan oleh pembelajaran sosial. Dimana individu berperilaku menyimpang dikarenakan belajar dari orang-orang terdekat mereka atau dimana mereka tinggal. Pembelajar sosial ini bisa didapat oleh orang-orang sekitar mereka, seperti pertemanan, lingkungan tempat mereka tinggal, keluarga ataupun media massa. Dan siswa-siswi berperilaku menyimpang karena diakibatkan oleh kekosongan kontrol atau pengendalian sosial, serta siswa-siswi berperilaku menyimpang karena mereka cenderung bisa untuk tidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum. Dari hasil temuan penelitian ini, terdapat pula beberapa perilaku menyimpang yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh semua faktor tersebut. Perilaku menyimpang itu adalah (membaca buku-buku cabul, berjudi, mengkonsumsi minum-minuman keras dan melakukan hubungan seks diluar nikah). Perilaku menyimpang yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh faktorfaktor tersebut, bisa saja dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya diluar faktor yang diteliti. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menurut siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung mempengaruhi seseorang berperilaku menyimpang yaitu: faktor diri sendiri dan faktor agama. Menurut mereka orang berperilaku menyimpang karena keinginan mereka sendiri dan tidak dipengaruhi oleh orang lain. Mereka juga menyatakan bahwa agamapun bisa mengakibatkan seseorang berperilaku menyimpang. Terdapat juga beberapa alasan mengapa siswa-siswi tidak berperilaku menyimpang, yakni: karena tidak ingin
59
mengecewakan orangtuanya, perbuatan tersebut tidak patut dilakukan oleh seorang pelajar, tidak penting untuk berperilaku menyimpang, berperilaku menyimpang hanya akan merusak diri mereka sendiri, dan berperilaku menyimpang adalah perbuatan dosa.
60
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Studi mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang, menghasilkan beberapa kesimpulan dibawah ini dan selain itu juga dipaparkan berbagai saran untuk pengembangan studi selanjutnya: A. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang sudah dipaparkan pada BAB sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung adalah sebagai berikut: 1. Gambaran perilaku menyimpang dilihat dari profil siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung Perilaku menyimpang yang dilakukan siswa/i SMA Negeri 1 Parung banyak dilakukan oleh berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar (32,1%) dan penyimpangan ini lebih banyak dilakukan oleh siswa/i kelas tiga sebesar (75%) dibandingkan dengan kelas satu dan dua. Selain kelas terlihat bahwa perilaku menyimpang banyak dilakukan oleh siswa/i berusia 17 tahun dengan persentase (78.1%), dan penyimpangan ini (42,5%) didominasi oleh siswa/i yang pendapatan orangtuanya sedang atau tergolong dari kelas menengah. 2. Gambaran faktor-faktor dan perilaku menyimpang pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung
61
Siswa/i SMA Negeri 1 Parung yang berperilaku menyimpang berjumlah 177 orang atau sebesar (63.3%). Penyimpangan ini paling dipengaruhi oleh faktor pertemanan (36.4%), kedua faktor keluarga (12.1%), ketiga faktor media massa sebesar (11.2%) dan faktor hubungan antartetangga sebesar (2.7%). 3. Bedasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan uji regresi logistik, hasilnya yaitu : a) Uji model keseluruhan, terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor (pertemanan, hubungan antartetangga, keluarga dan media massa) terhadap perilaku menyimpang di SMA Negeri 1 Parung. b) Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit), terlihat bahwa variabel faktor pertemanan, variabel faktor hubungan antartetangga, variabel faktor keluarga,
variabel
faktor
media
massa
mampu
menjelaskan
pengaruhnya dalam perilaku menyimpang sebesar 82,5%. c) Uji Parsial (Significant Test), perilaku menyimpang yang dilakukan siswa/i SMA Negeri 1 Parung, dari keempat faktor (pertemanan. hubungan antartetangga, keluarga dan media massa) hanya tiga yang mempengaruhi yaitu: faktor pertemanan, faktor keluarga dan faktor media massa. Karena niIni berarti bahwa ada H1, H2, H3 dan H4 yang diterima dan ada H1, H2, H3, dan H4 yang ditolak.
62
B. Saran Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Penelitian ini bisa dikembangkan lagi dengan menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang pada sekolah lainnya, dan bisa memperluas aspek faktor-faktor lainnya diluar faktor yang sudah diteliti. 2. Untuk Agen sosial yang berperan penting terhadap perilaku anak, harus lebih memperhatikan perilaku anak. Terutama saat semakin beranjaknya usia mereka, dan saat semakin meningkatnya tingkat pendidikan mereka. 3.
Bagi para siswa-siswi, harus lebih meningkatkan pengetahuan tentang perilaku menyimpang, dampak perilaku menyimpang untuk dirinya sendiri, dapat memilih teman yang baik agar tidak terpengaruh perilaku menyimpan dan serta harus lebih memahami begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang bereperilaku menyimpang.
63
DAFTAR PUSTAKA Clinard, B. Marshall and Robert F. Meire. 2011. Sociology Of Deviant Behavior. Canada by Nelson Education, Ltd. Guritno, Tulus. 2001. Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Partisipasi Politik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : Universitas Indonesia. Ilyas, Amir. Pengantar Kriminologi. Pustaka Refleksi Books. Ismail, Faisal. 1997. Paradigma Kebudayan Islam: Studi Kritis dan Refleksi Historis. Yogyakarta: Titian Ilahi Press. Jokie dan Siahaan. 2010. Sosiologi Perilaku Menyimpang. Jakarta: Universitas Terbuka. Kartini, Kartono. 1986. Psikologi Sosial 2 (Kenakalan Pelajar). Jakarta, Rajawali. Kartono, Kartini. 1998. Patologi sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. KPAI.Anak Terlibat Kriminalitas karena Terinspirasi Lingkungan tak Ramah Anak.
Diakses:http://www.kpai.go.id/berita/kpai-anak-terlibat-
kriminalitas-karena-terinspirasi-lingkungan-tak-ramah-anak/Tanggal januari 2015.
x
16
KPAI.Kasus
Bullying
dan
Pendidikan
Karakter.Diakses:
http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikankarakter/Tanggal 16 januari 2015. KPAI. Tawuran Pelajar Memprihatinkan Dunia Pendidikan. Diakses: www.kpai.go.id/artikel/tawuran-pelajar-memprihatinkan-duniapendidikan/ Tanggal 16 januari 2015. Nisfiannor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.Jakarta: Salemba Humanika. Narwako, J. dwi dan suyanto, bagong. 2005. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Prenada Media Group. Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. “ Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Razak, Yusron. 2008. Sosiologi sebuah pengantar (Tinjauan Pemikiran Sosiologi Prespektif Islam). Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama. Salam, syamsir.dan ilham, aripin.2006. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta: Lembaga Penelitan UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press. Scott, John. 2011. Sosiologi (The Key Concepts). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Setiadi, Elly M. Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Kencana, 2011. Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi
xi
Sutinah. Dan Suyanto, Bagong. 2007. Metoden Penelitian Sosial (berbagai alternatif pendekatan). JakartaPrenada Media Group. Usman, Husaeni. Dan Purnomo Setiady Akbar, ed. 2009. Metode Penelitian Sosial 2nd. Jakarta: Bumi Aksara. Gordon, Winsom. 2000. Behaviour Modification. Regional Training Seminar on Guidance and Counselling Module 4..France : UNESCO. Diakses: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2 &cad=rja&uact=8&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.une sco.org%2Feducation%2Fmebam%2Fmodule_4.pdf&ei=RehUUmEOIG HrAes1ICQCQ&usg=AFQjCNFWibLuZtl96rpinoFdh8RbUoiOkg&sig2 =uwCP1YSHOIeXRUgfmMJ9Q&bvm=bv.65058239,d.bmk Tanggal 21 April 2014. Jonaidi.Analisis Sosiologis Terhadap Perilaku Menyimpang Siswa pada SMA Pembangunan
Kabupaten
Malinau.Diakses:
http://ejournal.sos.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/09/ejournal%20(09-09-13-07-4938).pdf Tanggal 11 juni 2014.
Kartika. Lisa. Perilaku Menyimpang Remaja Ditinjau Dari Aspek Pemahaman
Tentang
Hukum.
Diakses:http://skripsippknunj.com/wp-
content/uploads/2013/02/JURNAL-LISA-PDF.pdf Tanggal 11 juni 2014.
xii
Kriminalitas Remaja Di Sekitar Kita (11 November 2012). Diakses: http://hizbut-tahrir.or.id/2012/11/05/kriminalitas-remaja-di-sekitarkita/Tanggal 16 Januari 2015 Rian Pambudi Wibowo. Perilaku Mahasiswa Fisip Yang Melakukan Judi Bola
Online.
Diakses:http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Rian%20Pambudi%20Wibowo.doc Tanggal 11 juni 2014. Siagian, Julianti. Tinjauan Tentang Perilaku Menyimpang Remaja di Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan.Diakses: http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/article/download/2128/1158
Tanggal
11
juni 2014. Suyato.
Perilaku
Menyimpang
Dalam
Perspektif
Sosiologis.
Diakses:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERILAKU%20MENYIMPAN G%20DALAM%20PERSPEKTIF%20SOSIOLOGIS%20suyato.pdf Tanggal 11
juni 2014. Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN: 2010.
xiii
KUESIONER
Petunjuk Umum : a. b.
Tulislah identitas diri anda secara lengkap pada lembar yang disediakan. Tidak ada jawaban benar atau salah, jawaban yang paling tepat adalah yang paling sesuai dengan keadaan diri anda. c. Data yang anda diberikan sepenuhnya untuk kepentingan penelitian dan tidak akan mempengaruhi nilai anda. Petunjuk Khusus : a. b. c.
Sebelum mengerjakan butir-butir pertanyaan, terlebih dahulu bacalah petunjuk dan pertanyaan dengan jelas. Kerjakan butir angket di bawah ini sesuai dengan keadaan diri anda, dengan menceklis ( √ ) jawaban/nomor pada jawaban yang telah di sediakan. Jika anda kurang mengerti terhadap pertanyaan tersebut, bisa hubungin langsung nomor saya (Dewi : 085691387392)
Kuesioner ini digunakan dalam rangka penulisan Skripsi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kuesioner ini jawaban Saudara/i sangat saya perlukan sebagai data penyusunan skripsi saya. Oleh karena itu mohon kesediaanya untuk menjawab pertanyaan ini dengan hati-hati, jujur dan lengkap.
DATA RESPONDEN 1. Nama 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 3. Kelas 4. Umur 5. Agama 6. Pekerjaan Ayah 7. Pendapatan Ayah 8. Pekerjaan Ibu 9. Pendapatan Ibu
Kode sampel: : ………………………………….
: …………………………………. : …………………………………. : …………………………………. : ...……………………………….. : …...…………………………….. : …………………………………. : ...………………………………..
A. VARIABEL PERILAKU MENYIMPANG 1. Apakah anda melakukan salah satu dari tindakan-tindakan seperti (Membolos, Merokok, Membaca buku-buku cabul, Menonton video porno, Tawuran, Berjudi, Mengkonsumsi minum-minuman keras, dan Melakukan hubungan seks diluar nikah) ? 1. Ya
2. Tidak
Jika jawaban anda YA, lanjutkan dengan mengisi tabel dibawah dan jika TIDAK isi pertanyaan dibawah tabel . NO.
PERTANYAAN
JAWABAN YA
TIDAK
1. Apakah anda membolos ? 2. Apakah anda merokok ? 3. Apakah anda membaca buku-buku cabul ? 4. Apakah anda menonton video porno? 5. Apakah anda tawuran? 6. Apakah anda berjudi ? 7. Apakah anda mengkonsumsi minum-minuman keras ? 8. Apakah anda melakukan hubungan seks diluar nikah ?
Jika TIDAK pernah melakukan tindakan-tindakan diatas berikan alasannya ? ………………………………………………………………………………….. .……………………………………………….. (Isi Sendiri)
B. VARIABEL FAKTOR-FAKTOR PERILAKU MENYIMPANG 1. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan dipengaruhi oleh salah satu atau lebih dari faktor-faktor seperti (Pertemanan, Hubungan antartetangga, Keluarga, dan Media Massa) ? 1. Ya
2. Tidak
Jika jawaban anda YA, lanjutkan dengan mengisi tabel dibawah dan jika TIDAK isi pertanyaan dibawah tabel . NO
PERTANYAAN
JAWABAN YA
Faktor Pertemanan 1. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena belajar dari teman sekolah ? 2. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena belajar dari teman sekumpulan (Geng) ? Faktor Hubungan Antartetangga 3. Apakah remaja-remaja di lingkungan tempat anda tinggal yang mempengaruhi perilaku menyimpang ? 4. Apakah teman sepermainan dilingkungan tempat anda tinggal yang mempengaruhi perilaku menyimpang ? Faktor Keluarga 5. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan akibat dari keluarga yang broken home ? 6. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan akibat dari kurangnya pengawasan orangtua ? 7. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan akibat dari hubungan dengan orangtua yang jelek ?
TIDAK
Faktor Media Massa 8. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena melihat tayangan di televisi? 9. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena melihat di film ? 10. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena melihat di internet ? 11. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena melihat di majalah ? 12. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena melihat di bioskop?
Jika dari faktor-faktor diatas tidak ada yang mempengaruhi perilaku menyimpang, menurut anda faktor apa yang mempengaruhi ? berikan jawaban dan alasannya ? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………. (Isi Sendiri)
Uji Validitas dan Realibilitas 1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Perilaku Menyimpang a. Hasil Uji Realibilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.641
8
b. Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
Corrected Item-
Cronbach's
if Item
Variance if
Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
PM1
.76
1.495
.202
.679
PM3
.93
1.246
.537
.539
PM4
1.18
1.796
.320
.621
PM5
1.02
1.448
.406
.588
PM6
1.13
1.592
.464
.582
PM7
1.11
1.671
.293
.620
PM9
1.16
1.715
.397
.604
PM10
1.20
1.850
.338
.627
2. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi a. Hasil Uji Realibilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.751
12
b. Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics
FM1
Scale Scale Mean Variance if if Item Item Deleted Deleted .96 2.454
Corrected Item-Total Correlation .463
Cronbach's Alpha if Item Deleted .733
FM2
1.17
2.575
.471
.725
FM3
1.39
3.084
.426
.733
FM4
1.37
3.117
.314
.742
FM5
1.39
3.164
.328
.741
FM7
1.21
2.882
.262
.759
FM8
1.39
3.033
.478
.728
FM9
1.40
3.158
.381
.738
FM10
1.38
2.975
.539
.722
FM11
1.35
2.895
.490
.722
FM12
1.36
3.056
.340
.739
FM13
1.37
2.966
.510
.723
Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Casesa Selected Cases
N Included in Analysis Missing Cases Total
Unselected Cases Total
Percent 280
100.0
0
.0
280
100.0
0
.0
280
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Block 0: Beginning Block Classification Tablea,b Observed
Predicted P.Menyimpang Tidak
Step 0
P.Menyimpang
103
.0
Ya
0
177
100.0 63.2
b. The cut value is .500 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
df
Sig.
Step
259.157
4
.000
Block
259.157
4
.000
Model
259.157
4
.000
Model Summary
-2 Log likelihood 1
109.214a
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square .604
.825
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Correct
0
a. Constant is included in the model.
Step
Ya
Tidak
Overall Percentage
Step 1
Percentage
a. Variabel Membolos: B Step 1a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
F. Pertemanan (X1)
1.703
.225 57.307
1
.000
5.491
F. Hub. Antartetangga (X2)
-.314
.449
.489
1
.484
.730
.655
.276
5.637
1
.018
1.924
-.772
.237 10.653
1
.001
.462
-1.381
.205 45.395
1
.000
.251
F. Keluarga (X3) F. Media Massa (X4) Constant
a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.
Perilaku menyimpang membolos hanya di pengaruhi oleh faktor pertemanan dan media massa.
b. Variabel Merokok
B Step 1a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
F. Pertemanan (X1)
1.657
.226 53.776
1
.000
5.246
F. Hub. Antartetangga (X2)
1.032
.484
4.559
1
.033
2.808
F. Keluarga (X3)
-.516
.338
2.332
1
.127
.597
.434
.230
3.561
1
.059
1.543
.287 78.923
1
.000
.078
F. Media Massa (X4) Constant
-2.552
a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.
Perilaku menyimpang merokok, hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja yaitu faktor pertemanan.
c. Variabel Membaca Buku-Buku cabul
B Step 1a
Wald
df
Sig.
Exp(B)
F. Pertemanan (X1)
.472
.547
.747
1
.387
1.604
F. Hub. Antartetangga (X2)
.440
.683
.415
1
.519
1.553
1.067
.477
5.006
1
.025
2.907
.487
.300
2.637
1
.104
1.628
.798 38.724
1
.000
.007
F. Keluarga (X3) F. Media Massa (X4) Constant a.
S.E.
-4.968
Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.
Perilaku menyimpang membaca buku-buku cabul dapat dilihat dari keempat faktor tersebut sama sekali tidak ada yang mempengaruhi.
d. Variabel Menonton Video Porno
B Step 1a
F. Pertemanan (X1) F. Hub. Antartetangga (X2) F. Keluarga (X3) F. Media Masaa (X4) Constant
.877
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
.228 14.731
1
.000
2.403
-.139
.519
.072
1
.789
.870
.052
.338
.023
1
.878
1.053
1.102
.277 15.792
1
.000
3.010
-2.709
.310 76.375
1
.000
.067
a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.
Perilaku menyimpang menonton video porno di pengaruhi oleh faktor pertemanan dan media massa.
e. Variabel Tawuran
B Step 1a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
F. Pertemanan (X1)
.993
.380
6.827
1
.009
2.698
F. Hub. Antartetangga (X2)
.727
.538
1.825
1
.177
2.068
.380 11.575
1
.001
3.639
.247
1.632
1
.201
1.372
.637 52.030
1
.000
.010
F. Keluarga (X3)
1.292
F. Media Massa (X4) Constant
.316 -4.592
a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.
Perilaku menyimpang tawuran ini dipengaruhi oleh satu faktor yaitu faktor keluarga. f. Variabel Berjudi
B Step 1a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
F. Pertemanan (X1)
.442
.280
2.497
1
.114
1.555
F. Hub. Antartetangga (X2)
.925
.434
4.538
1
.033
2.521
F. Keluarga (X3)
.576
.334
2.968
1
.085
1.779
F. Media Massa (X4)
.095
.245
.152
1
.697
1.100
.361 72.283
1
.000
.046
Constant
-3.069
a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.
Perilaku menyimpang berjudi, dilihat dari keempat faktor tersebut sama sekali tidak ada yang mempengaruhi.
g. Variabel Mengkonsumsi Minum-minuman Keras
B Step 1a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
F. Pertemanan (X1)
.180
.411
.191
1
.662
1.197
F. Hub. Antartetangga (X2)
.049
.640
.006
1
.938
1.051
F. Keluarga (X3)
.528
.427
1.533
1
.216
1.696
F. Media Massa (X4)
.620
.245
6.403
1
.011
1.858
.498 57.729
1
.000
.023
Constant
-3.781
a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.
Perilaku menyimpang mengkonsumsi minum-minuman keras, dari keempat faktor tersebut sama sekali tidak ada yang mempengaruhi.
h. Variabel Melakukan hubungan Seks diluar Nikah
B Step 1a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
F. Pertemanan (X1)
1.288
.992
1.685
1
.194
3.625
F. Hub. Antartetangga (X2)
1.402
1.043
1.808
1
.179
4.063
F. Keluarga (X3)
2.242
.810
7.661
1
.006
9.408
F. Media Massa (X4)
-.820
.725
1.279
1
.258
.440
2.100 13.207
1
.000
.000
Constant
-7.630
a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.
Perilaku menyimpang melakukan hubungan seks diluar nikah, dari keempat faktor sama sekali tidak mempengaruhi perilaku menyimpang tersebut.