EFEKTIVITAS SIARAN BERITA TELEVISI SEBAGAI SUMBER INFORMASI BAGI MASYARAKAT PEDESAAN (Studi Pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh: Deby Novia NIM. 1112051100006 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1437 H
i
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Januari 2017
Deby Novia
ii
iii
ABSTRAK Deby Novia, NIM: 1112051100006, Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat), dibawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media informasi, media hiburan, serta sebagai kontrol sosial. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya tidak terkecuali orang-orang yang tinggal di pedesaan. Namun, desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama. Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat kesulitannya. Termasuk desa yang diteliti yaitu Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasarkan latar belakang tersebut timbul pertanyaan penelitian. Apakah siaran berita televisi efektif dalam memberikan informasi bagi masyarakat pedesaan? Apa saja faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi? Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan teori di antaranya adalah teori uses and effects, konsep efektivitas, dan efek kehadiran media massa. Efektivitas sendiri merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi. Sedangkan teori uses and effects menjelaskan tentang perkiraan tentang hasil penggunaan media massa itu sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan paradigma positivisme. Metode penelitian ini menggunakan metode survey sebagai salah satu turunan dari pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random samplingn dengan rumus slovin. Pengumpulan data menggunakan instrumen berbentuk kuesioner. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan rumus paired sample t-test dengan membandingkan dua kondisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siaran berita televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan paired sample t-test thitung< ttabel = -14,379 < 1,980. Berdasarkan wawancara, faktor-faktor efektivitas itu sendiri dinilai dari isi berita dan gaya bahasa. Kata Kunci: Efektivitas, Informasi, Televisi, Desa, Teori Uses and Effects
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekhilafan, kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat adanya semangat, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M. Ag. 2. Wakil Dekan I Bidang Akademik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M. Ed, Ph. D, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Hj. Roudhonah M. Ag, dan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suhaimi, M.Si 3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kholis Ridho, M. Si dan Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA. 4. Dosen Pembimbing Skripsi, Ir.Noor Bekti Negoro, S.E, M. Si yang telah begitu sabar membimbing penulis menyelesaikan skripsi di tengah kesibukannya yang padat. 5. Dosen Pembimbing Akademik, Siti Nurbaya, M. Si yang telah memberikan bimbingan untuk memilih judul skripsi. 6. Segenap bapak dan ibu dosen FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mentransformasikan ilmu, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi maupun penulisan skripsi ini. v
7. Pimpinan dan para petugas perpustakaan FIDIK dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Ibunda Yati Parida dan Ayahanda Dodi Rukanda yang tidak pernah berhenti memberikan do’a dan dukungan secara moril dan materil untuk penulisan skripsi ini. 9. Keluarga besar Aki Iad Madria dan keluarga besar (Alm) Abah Rohim dengan motivasi kalian akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 10. Kakak-kakak yang telah membantu memberikan semangat, do’a dan dukungan saat penulisan skripsi ini. 11. Mochhammad Syarief, teman berbagi suka dan duka yang rela mendengarkan penulis berkeluh kesah serta banyak membantu penulis selama penulisan skripsi ini. 12. Rista Dwi Septiani, Hana Futari, dan Corrie Prestita Ishaya yang telah berbagi tawa dan canda di sela-sela sulitnya penulisan skripsi ini. 13. Adlina Septyadini, Bara Tracy Lovita, dan Endah Setyaningsih yang karena kesuksesannya
mampu
membuat
penulis
sesegera
mungkin
cepat
menyelesaikan skripsi ini. 14. Jurnalistik A 2012 yang telah bersama-sama selama empat tahun berbagi ilmu dan canda tawa. 15. KKN Koempoel Desi, Melin, Fivi, Anes, Sarah, Sari, Devi, Fajrul, Wahyu, Zuki, Fatur, Rido, dan Arif terima kasih karena telah menjadi teman baru bagi penulis selama melaksanakan KKN. 16. HMI Komfakda Cabang Ciputat yang telah memberikan pengalaman luar biasa selama penulis menjadi kader.
vi
Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah peulis dapati dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga Allah SWT membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin ya Robbal’lamin...
Jakarta, Januari 2017
Deby Novia
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. i LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. iii ABSTRAK .................................................................................................. iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ............................................................................................. viii DAFTAR TABEL ........................................................................................ x DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7 D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 9 E. Sistematika Penulisan.................................................................. 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Efektivitas ...................................................................... 12 B. Efek Kehadiran Media Massa ..................................................... 17 C. Media Massa ............................................................................... 21 D. Sejarah Televisi Dan Perkembangannya ..................................... 24 E. Pengertian Berita ......................................................................... 31 F. Sumber Informasi ........................................................................ 35 G. Masyarakat Pedesaan .................................................................. 38 H. Teori Uses And Gratifications..................................................... 39 I. Teori Uses And Effects ................................................................. 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian .................................................................. 42 B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 42 C. Metode Penelitian ....................................................................... 43 D. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 44
viii
E. Populasi Dan Sampel .................................................................. 45 F. Variabel Penelitian ...................................................................... 47 G. Macam Dan Sumber Data ........................................................... 49 H. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 50 I. Uji Instrumen ............................................................................... 51 J. Teknik Analisis Data.................................................................... 53 K. Hipotesis Penelitian .................................................................... 56 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Terbentuknya Desa Girimakmur..................................... 57 B. Kondisi Umum Desa Girimakmur ............................................... 58 C. Isu Strategis Yang Dihadapi Desa ............................................... 67 D. Visi Dan Misi Desa Girimakmur................................................. 67 E. Profil Liputan 6 Petang ............................................................... 69 F. Profil Seputar Indonesia .............................................................. 71 BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Responden .................................................................. 74 B. Analisis Data .............................................................................. 77 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 94 B. Saran .......................................................................................... 95
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Waktu Penelitian ..................................................................... 44
Tabel 2.
Definisi Operasional dan Indikator Penelitian .......................... 48
Tabel 3.
Skala Likert ............................................................................. 53
Tabel 4.
Luas Lahan menurut Jenis Penggunaan .................................... 59
Tabel 5.
Jumlah Penduduk .................................................................... 59
Tabel 6.
Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga ................................. 59
Tabel 7.
Sex Ratio dan Kepadatan/km2 .................................................. 60
Tabel 8.
Jumlah Tenaga Kesehatan........................................................ 60
Tabel 9.
Tingkat Pendidikan .................................................................. 61
Tabel 10.
Jumlah Guru dan Murid Jenjang PAUD-SMA ......................... 61
Tabel 11.
Jumlah Lulusan Sekolah .......................................................... 61
Tabel 12.
Jumlah Sarana Pendidikan ....................................................... 61
Tabel 13.
Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ................. 62
Tabel 14.
Jumlah Tenaga Kerja ............................................................... 63
Tabel 15.
Klub Olahraga ......................................................................... 63
Tabel 16.
Sarana dan Prasarana Olahraga ................................................ 63
Tabel 17.
Kelompok Budaya dan Seni..................................................... 64
Tabel 18.
Sarana Peribadatan .................................................................. 64
Tabel 19.
Sumber Air Bersih yang digunakan ......................................... 66
Tabel 20.
Deskripsi Responden berdasarkan usia .................................... 75
Tabel 21.
Deskripsi Responden berdasarkan jenis kelamin ...................... 75
Tabel 22.
Deskripsi Responden berdasarkan Pekerjaan ........................... 76
Tabel 23.
Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan ......................... 77
Tabel 24.
Hasil Uji Validitas Variabel X ................................................. 78
Tabel 25.
Hasil Uji Validitas Variabel Y ................................................. 79
Tabel 26.
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ............................................. 81
Tabel 27.
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ............................................. 82
Tabel 28.
Hasil Uji Normalitas K-S ......................................................... 86
x
Tabel 29.
Hasil Uji Homogenitas ............................................................ 87
Tabel 30.
Hasil paired sample t-test ........................................................ 88
Tabel 31.
Rekapitulasi Data Angket ........................................................ 89
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Grafik P-Plot Variabel X ......................................................... 84
Gambar 2.
Grafik P-Plot Variabel Y ......................................................... 85
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu media massa yang paling efektif dalam hal menyampaikan pesan. Dengan karakteristiknya yang merupakan media audio visual, televisi mampu menampilkan tayangan yang menarik minat masyarakat. Namun, tidak semua masyarakat bisa memahami fungsi dari televisi itu sendiri. Misalnya, masyarakat karena faktor tertentu hanya memanfaatkan satu dari empat fungsi televisi. Ada yang hanya memanfaatkan fungsi kontrol dan edukasi, ada yang hanya memanfaatkan fungsi hiburan. Karena secara sosiologis, masyarakat Indonesia memiliki karakteristik dikotomis, yakni pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan yaitu desa dan kota. Masyarakat desa mencerminkan masyarakat tradisional, sederhana, memiliki kegiatan utama di bidang pertanian, berorientasi pada nilai, norma, dan adat istiadat. Sebaliknya, kota berkonotasi masyarakat modern, penduduk relatif padat, kompleks, memiliki kegiatan ekonomi utama pada sektor industri dan perdagangan. Komunitas kota dan desa dibedakan dengan cara menganalisa cara hidup, berpikir dan perasaan homogenitas heterogenitas, ikatan kekerabatan impersonal, terisolasi atau tidak, serta berpegang pada hal yang suci-sekuler. 1 Masyarakat dengan kondisi ini hanya memanfaatkan sebagian fungsi televisi yang telah disebutkan tadi.
1
Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.231.
1
2
Adapun pengertian desa secara hukum menurut UU No. 32 tahun 2004 adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat; berdasarkan asal-usul dan asat-istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempertimbangkan definisi formal yuridis tersebut, pengertian sosiologis tentang desa memiliki elemenelemen: (1) sekumpulan orang penduduk asli ataupun pendatang; (2) memiliki struktur sosial dan budaya sendiri sehingga dapat disebut otonom; (3) memiliki wilayah atau lingkungan tempat mereka melakukan kegiatan sehari-hari dan darimana struktur sosial budaya muncul dan berkembang; (4) memiliki hubungan dengan masyarakat luar. 2 Desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama. Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat kesulitannya. 3 Salah satu desa yang akan peneliti jadikan subjek penelitian adalah Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dengan jarak 10 km menuju ibukota kecamatan malangbong dan jarak 40 km menuju ibukota kabupaten tingkat perkembangan desa ini terbilang cukup sulit. Desa tersebut berdiri tanggal 11 Agustus 2011 dan ditetapkan oleh Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2011 setelah sebelumnya bergabung dengan desa tetangganya, Desa Sanding. Pemerintah Kabupaten Garut akhirnya menyetujui pemekaran desa tersebut dikarenakan jumlah penduduk yang terlalu padat dan juga wilayah yang terlalu luas. 2 3
Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232. Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232.
3
Berdasarkan hasil sensus pada Mei 2016, total jumlah penduduk di desa tersebut 4.297 penduduk dengan jumlah penduduk wanita 2.058 penduduk dan jumlah penduduk pria 2.239 penduduk. Wilayah desa tersebut berada di dataran tinggi dan hampir seluruh penduduknya mempunyai lahan bercocok tanam seperti padi, jagung, umbi-umbian, serta berbagai macam sayur dan buah. Penduduknya juga memiliki lahan ternak seperti ternak ayam, kambing, dan ikan. Mata pencaharian mayoritas penduduk di desa tersebut adalah buruh tani dan juga buruh lepas, sedangkan sisanya merupakan ibu rumah tangga dan pencari kerja di perkotaan. 4 Tingkat pendidikan mayoritas penduduk di desa tersebut adalah setingkat Sekolah Dasar (SD) namun ada juga beberapa penduduk yang melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan juga jenjang perguruan tinggi, hal tersebut dikarenakan akses jalan terdekat yang ada di desa tesebut hanyalah SMP 2 Malangbong dan juga beberapa sekolah dasar, sedangkan akses jalan ke SMA cukup jauh sehingga menjadi pertimbangan bagi penduduk untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. 5 Meskipun desa tersebut cukup jauh dari akses keramaian seperti ibukota kabupaten, informasi merupakan salah satu hal terpenting yang dibutuhkan masyarakat. Masyarakat mendapatkan informasi salah satunya melalui media massa. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai 4 5
Peraturan Desa Girimakmur No. 01 Tahun 2015. Peraturan Desa Girimakmur No. 01 Tahun 2015.
4
institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media informasi, media hiburan, serta sebagai kontrol sosial. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya. Krech, Crutchfield, dan Ballachey lebih jauh menjelaskan karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu caranya adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan 6. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadillah ayat 11:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”.
6
Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.8.
5
Fungsi informasi bisa berkembang sesuai dengan bidang garapan yang disentuhnya. Namun, setidaknya yang utama adalah sebagai data dan fakta yang membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang sebelumnya meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Nyatanya, informasi itu banyak fungsinya. Tidak terbatas pada salah satu bidang atau aspek saja, melainkan menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya yang berbeda karena disesuaikan dengan kondisi yang membutuhkannya 7 Taylor menjelaskan empat tingkat kebutuhan informasi yaitu: visceral, yaitu informasi aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan; conscious, merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dapat dijelaskan atau digambarkan;
formalized, pernyataan resmi atas suatu kebutuhan; dan
compromised, yaitu pertanyaan yang diajukan pada sistem informasi. Informasi merupakan hal yang bisa memenuhi kebutuhan kognitif seseorang. Dengan informasilah kebutuhan kognitif seseorang bisa terpenuhi. Karena kebutuhan kognitif berkaitan erat dengan kognitif atau pola pikir seseorang. Sikap bisa berubah karena adanya terpaan informasi yang terus bertambah. Perubahan ini hanya bisa terjadi apabila jumlah informasi yang menerpanya, atau yang dibacanya, cukup banyak dan dalam waktu yang cukup lama 8.
7
Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.13. 8 Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.5.
6
Dengan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terfokus peneliti akan terlebihi dahulu memberikan batasan dalam karya ini. Dalam penelitian ini hanya akan mengidentifikasi dan memberikan penjelasan terkait dengan penilaian yang diberikan responden. Penelitian hanya akan mengambil responden usia 17-55 tahun pada warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, karena usia 17-55 tahun merupakan usia produktif di mana masyarakat harus terbuka terhadap informasi. Siaran Berita yang merupakan indikator kuesioner hanyalah siaran berita Liputan 6 Petang pukul 16.30-17.00 WIB di SCTV dan Seputar Indonesia pukul 16.30-17.00 WIB di RCTI dengan topik ekonomi, politik, bencana alam atau kecelakaan, dan kesehatan. Jam tersebut merupakan waktu senggang di luar aktivitas lainnya. Penelitian ini tidak bertujuan untuk memberikan kritik namun lebih pada memberikan penjelasan tentang apa yang dirasakan responden terkait dengan acara berita yang disaksikannya.
7
2. Rumusan Masalah Sesuai dengan pemaparan di atas berikut rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian penulis: 1.
Apakah siaran berita televisi efektif dalam memberikan informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat?
2.
Apa saja faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang jelas dapat memberikan landasan yang kuat untuk merancang penelitian, memilih metode yang tepat serta dapat memberikan arahan ketika melakukan analisis penelitian. Sesuai dengan penjabaran latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui efektif atau tidaknya siaran berita Televisi sebagai sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 2. Mencari faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi.
8
2. Manfaat Penelitian Selain untuk memperoleh tujuan-tujuan di atas, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat seperti: a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan riset komunikasi seperti penerapan fungsi-fungsi media bagi khalayak dan kajian mengenai efektivitas tayangan berita televisi yang khususnya terhadap masyarakat pedesaan. Penelitian ini juga diharapkan menjadi salah satu bahan yang menggambarkan penerapan teori uses and gratifications dan teori uses and effects dalam melihat sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat. b. Manfaat Praktis Dalam aspek praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pekerja media sebagai salah satu bahan referensi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan identifikasi tentang penilaian serta pengaruhnya terhadap tayangan berita yang dikonsumsi oleh penonton khususnya pada masyarakat pedesaan. Sehingga nantinya penelitian ini dapat bermanfaat untuk pekerja media merancang sebuah siaran berita yang memberikan efek positif serta memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.
9
D. Tinjauan Pustaka Berdasarkan hasil penelusuran peneliti pada beberapa literatur, peneliti menemukan beberapa hasil penelitian yang memiliki kemiripan baik pada subjek penelitian ataupun masalah penelitian. Tujuan dari tinjauan pustaka peneliti adalah mencari penelitian terdahulu sehingga tidak memiliki kesamaan dan dapat melengkapi koleksi penelitian yang ada. 1. Efektivitas Media Online Harian Fajar sebagai Sumber Informasi bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Allaudin Makasar, Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Allaudin Makasar, Penulis: Saiful Ullah. 2. Efektivitas Republika Online (ROL) pada Kanal Hikmah untuk Meningkatkan Informasi Mengenai Islam bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Penulis: Rika Alisha. Meskipun Peneliti menggunakan tema yang sama dengan dua judul skripsi diatas, namun penelitian yang dilakukan tetaplah beda. Perbedaan tersebut terletak pada objek penelitiannya, dimana objek penelitian ini adalah Tayangan
Berita Televisi dan
subjeknya
adalah
masyarakat
Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Desa
10
E. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyususnan ke dalam enam bab. Dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Berisikan tentang konsep efektivitas, efek kehadiran media massa,
pengertian
media
massa,
sejarah
televisi
dan
perkembangannya, pengertian berita, definisi sumber informasi, definisi masyarakat pedesaan, teori uses and gratifications, dan teori uses and effects. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi
penelitian
ini
berisikan
tentang
pendekatan
penelitian, ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, macam dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, uji instrumen, dan teknik analisis data. BAB IV
GAMBARAN UMUM Gambaran mengenai sejarah terbentuknya Desa Girimakmur, kondisi umum Desa Girimakmur, isu strategis yang dihadapi
11
desa, visi dan misi Desa Girimakmur, profil Liputan 6 Petang, dan profil Seputar Indonesia. BAB V
HASIL PENELITIAN Temuan dan analisis berupa hasil penelitian yang telah diteliti, berisikan tentang deskripsi responden, faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi, aspek peningkatan informasi dan tingkat efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi.
BAB VI
PENUTUP Bab ini merupakan penutup atas pembahasan masalah yang telah diuraikan pada skripsi ini yang berisikan mengenai kesimpulan dan menemukan saran-saran yang bermanfaat.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah popular mendefinisikan efektivitas sebagai ketetapan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Di mana makin besar presentase target yang di capai, makin tinggi efektivitasnya 9. Efektivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi. Efektivitas berkaitan dengan kepentingan orang banyak, Efektivitas merupakan penilaian hasil pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas perlu di perhatikan sebab mempunyai efek yang besar terhadap kepentingan orang banyak 10. Mengukur efektivitas media bukanlah suatu hal yang sederhana karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Adapun yang perlu diperhatikan untuk tercapainya suatu tujuan bagi media massa antara lain 11:
9
Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1986), h. 30. 10 Soewarno Handayaningrat, Sistem birokrasi Pemerintahan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1985), h. 53. 11 Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 16-19.
12
13
1.
Accuracy (Akurasi) Ketepatan (akurasi) merupakan hal paling utama dalam penulisan berita televisi. Jika berita tidak dapat memberikan unsur ketepatan di dalam berita tersebut, berarti berita tersebut gagal merebut minat pemirsa, yang berarti pula berita tersebut kehilangan kredibilitasnya. Semua unsur dan materi berita harus terlebih dahulu di lakukan check and re-check. 12 Ketelitian dan kebenaran berkaitan dengan tuntutan akal kecermatan dalam menyusun berita agar memenuhi syarat aktualitas dan tenggat waktu (deadline). Berita harus objektif dan tidak boleh mengandung opini pribadi. Membuat laporan berdasarkan fakta merupakan pekerjaan wartawan sehari-hari. Baginya fakta itu suci (fact is scared). 13 Media elektronik seperti radio dan televisi memiliki keunggulan karena lebih cepat dibandingkan dengan media cetak dalam hal penyampaian terhadap khalayak. Namun kecepatan memiliki risiko, yakni mudah membuat kesalahan (error). Keterbatasan waktu siar juga menghendaki buletin berita harus dikemas secara singkat, padat, dan jelas. Di sini akan timbul masalah lain, yaitu berita yang ditulis menjadi kurang jelas atau bahkan memiliki pengertian ganda (ambiguity). 14 Terlebih, berita televisi merupakan perpaduan antara gambar dan suara. Saling mengisi, artinya suara menerangkan gambar yang sedang
12
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 16. Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 35. 14 Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 17. 13
14
ditayangkan. Jadi, naskah narasi yang dibaca penyiar hendaknya menerangkan aspek yang tidak terlihat di gambar. Perkatan rumor atau desas-desus tidak boleh ada didalam naskah. Bukan profesi wartawan televisi untuk berspekulasi. Sebaliknya, wartawan harus melaporkan secara tepat dan akurat atas sebuah fakta. Berita tidak boleh mengandung atau melaporkan opini atau pendapat wartawan. Berita hanya melaporkan fakta dan opini orang lain. Kendati demikian, opini yang diucapkan orang lain sudah memiliki nilai berita sehingga dapat disiarkan karena termasuk kategori fakta, yaitu fakta berupa apa yang diucapkan tersebut. 15 Pembuatan berita merupakan pekerjaan yang tergesa-gesa. Semuanya dituntut serba cepat. Tuntutan ini yang menjadikan masalah ketelitian serta kebenaran akan fakta, data, dan informasi sering kali terabaikan. Di satu sisi, pekerja selalu dituntut memberi laporan yang bersifat segera (immediately) demi memenuhi unsur ‘kebaruan’ dan ‘aktualitas’. Di sisi lain pekerja tidak boleh gegabah saat menyusun berita.16 2.
Balance (Berimbang) Dalam meliput berita, agar hasilnya dapat digunakan sebagai materi siaran, semuanya haruslah berimbang. Untuk itu, diperlukan upaya yang disebut cover both sides. Khusus berita-berita yang kontroversial, cover
15
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 17. Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 35.
16
15
both sides merupakan suatu keharusan. Jika tidak, berita tersebut akan kehilangan kredibilitasnya. 17 Ketidakseimbangan dalam liputan berita televisi masih banyak kita jumpai, terutama di negara-negara yang stasiun televisinya masih dikelola oleh pemerintah. Ketidakseimbangan ini muncul dalam wujud: 18 a. Terlalu banyak berita keberhasilan pemerintah saja, tanpa menyebut kegagalannya. b. Berita-berita yang terlalu didominasi oleh apa yang ingin diperbuat oleh seorang presiden, menteri kabinet dan sebagainya. c. Masih banyak berita seremonial yang kurang memiliki nilai jurnalistik. d. Hanya sedikit berita dari pihak oposan, misalnya yang mengkritik kebijakan pemerintah. e. Terlalu banyak berita luar negeri yang tidak ada berita relevansinya dengan kepentingan dalam negeri. f. Kontradiksi dalam mengelola berita dalam negeri (yang kebanyakan positive centered news) dengan berita luar negeri (yang kebanyakan melibatkan konflik dan kontroversial). g. Terlalu banyak berita yang bersumber dari masyarakat perkotaan, padahal sebagian besar masyarakat di negara berkembang tinggal di pedesaan. h. Sedikit sekali berita tentang human interest.
17 18
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 18. Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 18.
16
Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu multiracial society dan multireligious society seperti di indonesia yang sangat heterogen, diperlukan kehati-hatian dalam meliput berita yang berhubungan dengan masyarakat yang beraneka ragam. Hal terpenting dalam penyajian adalah keberimbangan. Misalnya dengan menyisipkan voice insert dari pihakpihak yang terlibat sebagai news maker. 3.
Clarity (Jelas) Apabila pesan yang disampaikan tidak dapat dimengerti oleh pemirsa, itu artinya pesan tersebut tidak jelas. Pemirsa hanya mempunyai satu kesempatan
untuk
mendengar
pesan
yang
disampaikan.
Gagal
memenfaatkan peluang ini, berarti proses komunikasi yang dibangun tidak berhasil. 19 Seorang pembaca surat kabar dapat membalik kembali halaman surat kabar yang dibacanya untuk membaca ulang berita yang kurang jelas. Sebaliknya, hal ini sama sekali tidak dapat dilakukan oleh seorang pemirsa televisi. Itu sebabnya, semua pesan yang disampaikan nelalui siaran televisi harus jelas. Jangan membuat pemirsa berpikir untuk menafsirkan maksud pesan yang disampaikan karena sewaktu pemirsa masih berpikir, penyiar sudah menyampaikan pesan yang lain. Sebagian besar stasiun televisi di negara berkembang yang dikelola pemerintah kerap diragukan sebagai sumber berita karena umumnya berita yang disiarkan di media massa milik pemerintah ini selalu yang menguntungkan pemerintah saja.
19
Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 19.
17
B. Efek Kehadiran Media Massa Efek yang disebabkan oleh kehadiran media massa kepada khalayak merupakan akibat dari perubahan psikologis. Efek-efek tersebut antara lain, yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek konatif yang sering disebut juga efek behavioral. 1. Efek Kognitif Media Massa Informasi merupakan sesuatu yang dapat memberikan kejelasan atau klarifikasi.
Informasi
yang
didapatkan
telah
menstruktur
atau
mnegorganisasikan realitas, realitas adalah gambaran yang mempunyai makna 20. Gambaran tersebut lazim disebut dengan citra. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Bagi khalayak, informasi itu dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Dengan media massa khalayak memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang tidak dialami secara langsung. Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga dengan informasi yang diberikan oleh media massa membuat khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi lebih jelas 21. Contohnya, seorang suami yang menonton iklan keluarga berencana merasakan bahwa mempunyai anak dua saja akan membuat keluarganya sejahtera.
20
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 223. 21 Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h. 318.
18
2. Efek Afektif Media Massa Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan media
massa
itu
bermacam-macam,
senang
sehingga
tertawa
terbahakbahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding, dan lain-lain misalnya: perasaan marah, benci, kesal, kecewa, penasaran, dan lain sebagainya 22. Faktor-faktor yang memengaruhi rangsangan emosional pesan media antara lain, suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual dan tingkat identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa 23. a. Suasana Emosional Suasana emosional yang mendahului terpaan stimuli mewarnai respon khalayak pada stimuli itu. Dapat dikatakan bahwa respon khalayak pada film, sandiwara televis, atau surat kabar akan dipengaruhi oleh suasana emosional khalayak. Film-film sedih akan sangat mengharukan, setelah khalayak itu sendiri mengalami kekecewaan sebelumnya. Adegan-adegan lucu menyebabkan tertawa terbahak-bahak bila khalayak menontonnya setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.
22
Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h. 319. 23 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 234.
19
b. Skema Kognitif Ini adalah semacam naskah pada pikiran yang menjelaskan alur peristiwa. Dalam film tentang superhero khalayak mengetahui bahwa dalam film tersebut pemeran superhero akan menang pada akhirnya. Kesadaran bahwa sang pahlawan dalam kebanyakan cerita akan tetap hidup pada akhir cerita, cenderung memoderatkan goncangan emosional ketika sang pahlawan ditempatkan dalam situasi berbahaya dan menakutkan. Karena alasan inilah, penonton mungkin sangat kecewa ketika mengetahui akhir cerita seorang pahlawan kalah oleh para penjahat. 24 c. Suasana Terpaan Penonton
akan
sangat
ketakutan
menonton
film
horror
bila
menontonnya sendirian disebuah rumah tua, ketika hujan lebat, dan tiangtiang rumah berderik. Begitu pula reaksi orang lain pada saat menonton akan memengaruhi emosi pada waktu memberikan respon. Ketakutan, juga emosi lainnya memang mudah menular. d. Predisposisi Individual Mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi tragedi lebih terharu daripada orang periang. Sebaliknya orang periang akan lebih terhibur oleh adegan lucu. Misalnya, drama televisi yang melukiskan keluarga yang penuh sayang dan kehangatan terasa sangat menyakitkan bagi anak-anak yang tinggal di panti asuhan. 24
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 234.
20
e. Identifikasi Khalayak Dengan identifikasi penonton, pembaca atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Ia ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh. Karena itu, ketika tokoh identifikasi itu kalah, ia juga kecewa, ketika tokoh identifikasi berhasil, ia ikut gembira. Mungkin juga kita menganggap seorang tokoh dalam televisi atau film sebagai lawan kita. Yang terjadi sekarang ialah disidentifikasi. Dalam posisi ini kita gembira bila tokoh disidentifikasi celaka dan jengkel bila ia berhasil. Semuanya ini menunjukkan bahwa makin tinggi identifikasi atau Dis-identifikasi kita dengan tokoh yang disajikan, makin besar intensitas emosional pada diri kita akibat terpaan pesan media massa. 25 3. Efek Konatif Media Massa Efek konatif bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka sebagaimana disinggung efek konatif sering disebut juga efek behavioral 26. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat dari terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Dengan perkataan lain, timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan efek afektif. Misalnya, seorang suami yang bertekad untuk berkeluarga dua anak saja merupakan efek konatif setelah ia menyaksikan fragmen
25
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 234. 26 Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h. 319.
21
TVRI, betapa bahagianya beranak dua, dan sebaliknya betapa repotnya beranak banyak.
C. Media Massa 1. Pengertian Media Massa Kamus Besar Indonesia menjelaskan bahwa arti media adalah alat (sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk. Kemudian, media massa merupakan sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dimasyarakat, dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet dan lain-lain 27. Media massa kini tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat karena media massa, baik cetak maupun elektronik sudah menjadi kebutuhan hidup. Mulai dari kota hingga pedesaan, masyarakat memanfaatkan media massa untuk berbagai keperluan, sesuai dengan fungsi pers. Melalui media massa, masyarakat minimal mendapatkan beragam hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal yang terjadi diberbagai belahan dunia. Kalaupun terjadi pengecualian, ada masyarakat 27
Morissan, Andy Corry dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa (Media, Budaya dan Masyarakat) (Bogor:Ghalia Indonesia, 2002), h. 1.
22
yang belum menikmati media massa mungkin hanya bagi masyarakat suku terasing saja. Media massa yang kini digunakan masyarakat semakin beragam. Bila kita bicara media cetak, bisa berarti surat kabar, tabloid atau majalah. Bila kita bicara media elektronik, bisa berarti radio, televisi dan internet. Perkembangan teknologi sekarang ini sudah sedemikian maju. Bila dulu media massa hanya berbentuk media cetak, kini muncul media elektronik, baik radio, televisi maupun internet 28. 2. Peran Media Massa Scramn menyebutkan, peran media massa dalam pembangunan nasional merupakan agen pembaharu. Peran yang dapat dilakukannya berupa pembentukan pendapat msyarakat (umum) dalam mempercepat proses peralihan kearah lebih baik. Utamanya, peralihan dari kebiasaan yang dapat menghambat pembangunan kesikap baru yang tanggap pada pembaharuan. Media massa merupakan salah satu sarana penyampaian informasi dan difusi inofasi 29. Perkembangan media massa sebenarnya tidak terlepas dari ilmu komunikasi yang intinya menyampaikan pesan karena pada dasarnya, media massa berfungsi menyampaikan pesan kepada masyarakat luas. Lebih jauh dijelaskan, informasi yang disampaikan media massa lebih bersifat massal sehingga hanya dapat meningkatkan pengetahuan. Bila ingin mencapai tingkat dari itu, perlu ada lembaga atau orang-orang yang menindaklanjuti informasi media masa tersebut. Media massa merupakan 28 29
Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 12. Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 84.
23
institusi yang berperan sebagai agent of change yang menjadi lembaga pelopor perubahan. Ini merupakan paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigma tersebut, media massa berperan sebagai berikut: a. Media Massa Sebagai Media Edukasi Melalui perannya sebagai institusi pencerahan masyarakat. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat maju. 30 b. Media Massa Sebagai Media Informasi Dengan informasi yang terbuka, jujur dan benar yang disampaikan media massa kepada masyarakat, akan menjadikan masyarakat kaya terhadap informasi, masyarakat menjadi dengan informasi. Sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. Informasi tidak hanya disadari menjadi kebutuhan masyarakat di negara berkembang, melainkan terlebih juga bagi masyarakat negara maju sebagai upaya mempertahankan keunggulan serta memperkokoh pengaruh dan hegemoni di era persaingan global yang kian tajam. 31 c. Media Massa Sebagai Media Hiburan Fungsi hiburan media massa tampak jelas dari isi medianya, yang mencakup berita, laporan, foto, dan artikel mengenai gaya hidup, cerita bersambung, cerpen, konser musik, dunia tari, dunia mode, karikatur, feature, humor, kehidupan artis dan lain-lain. Peran media elektronik 30
Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 85. Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 35.
31
24
dalam dunia hiburan lebih menonjol lagi dengan tayangan-tayangan, film cerita alias sinetron, musik pop, drama, komedi situasi, dan banyak lagi yang lain 32. d. Media Massa Sebagai Kontrol Sosial Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya yang merupakan institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan dan kalatisator perkembangan budaya masyarakat. Sebagai agen perubahan itu, media massa juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi kepentingan manusia bermoral dan masyarakat madani. Dengan demikian, media massa juga berperan mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakat.
D. Sejarah Televisi dan Perkembangannya 1. Sejarah Singkat Televisi Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890.
Paul Nipkow dan
William
Jenkins
melalui
eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara 32
Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga, 2010), h.17.
25
reguler. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika di mulai pada 1 September 1940 33. Penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya 34. Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya. Banyak stasiun-stasiun televisi nasional yang bermunculan dan turut serta meramaikan penyiaran televisi di Indonesia. Sampai saat ini ada 11 stasiun televisi nasional yang sedang mewarnai dunia penyiaran televisi di Indonesia, yaitu: TVRI, RCTI, SCTV, INDOSIAR, ANTV, MNC TV, METRO TV, TRANS TV, GLOBAL TV, TRANS 7, dan TV ONE. Sekarang, hampir semua negara di dunia memiliki stasiun televisi. Di Asia, bidang broadcasting ini dipelopori oleh jepang pada tahun 1953, Filipina tahun yang sama, Muangthai tahun 1955, Indonesia dan RRC tahun 1962, Singapura tahun 1963 dan disusul oleh negara Malaysia 35.
33
Drs. Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.135. 34 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, (Jakarta: Mandar Maju, 1993), h.54. 35 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.5.
26
2. Pengertian Televisi Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual 36. Sedangkan Menurut Drs. Wawan Kuswandi, televisi adalah salah satu media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di dunia 37. Pengertian lain televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar. 3. Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi, pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. 4. Karakteristik Televisi a. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.
36
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). 37 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa sebuah analisis Media Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta: 1996).
27
b. Berpikir dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara induvidual. Kedua, penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar induvidual sedemikian rupa. c. Pengoperasian Lebih Kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. 5. Program Televisi Program televisi dibuat dan disajikan agar audiens tertarik dan akhirnya menyaksikan siaran program acara tersebut. Oleh karena itu, program acara televisi harus dibuat semenarik mungkin untuk mengambil perhatian audiens. Program acara yang selalu mengikuti trend, menarik, dan dikemas dalam nuansa yang berbeda dengan stasiun televisi lain menjadi pilihan menarik bagi audiens. a. Jenis-jenis Program Televisi Menurut Morissan, M.A, Jenis-jenis program acara televisi dibagi menjadi dua, yaitu 38 : 1. Program Informasi Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audiens. Daya tarik program ini adalah informasi, dan 38
Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008)
28
informasi itulah yang “dijual” kepada audiens. Program informasi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar,yaitu : a. Berita Keras atau Hard News adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras atau hard news dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu : Straight News, Features, dan Infotainment. b. Berita Lunak atau Soft News adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah : current affair, magazine, dokumenter, dan talk show. 2. Program Hiburan Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah 39: a. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
39
Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008)
29
Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Quiz Show, Ketangkasan, dan Reality Show. b. Program Musik, dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. c. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor). d. Program Drama adalah pertunjukan atau show yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah film dan sinetron. 6. Program Siaran Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. 40 Stasiun televisi dapat memilih program yang menarik dan memiliki nilai jual kepada pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan dari produksinya. 40
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005).
30
Menurut Deddy Iskandar Muda, pada umumnya isi program siaran televisi meliputi41: a. News Reporting: Laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan penting bagi sebagian besar khalayak melalui media massa. b. Talk Show: Sebuah program televisi dimana seseorang ataupun grup berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator. c. Documenter: Menampilkan suatu tayangan dengan peristiwa yang mendalam dan luas serta dikemas secara artistik. d. Magazine: Program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam yang lebih menekankan aspek menariknya suatu informasi. e. Advertising: Penyajian pesan secara persuasif kepada masyarakat melalui media massa dengan tujuan mempromosikan produk yang dijual perusahaan. f. Education/instructionnal: Program yang menayangkan acara-acara yang berhubungan dengan pengajaran. g. Art & Culture: Program yang menayangkan acara-acara yang berhubungan dengan seni dan kebudayaan. h. Music: Program yang menayangkan acara-acara yang berhubungan dengan music. i. TV Movies: Film yang diproduksi oleh stasiun televisi untuk ditayangkan di televisi itu sendiri. 41
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005).
31
j. Film:
Media
komunikasi
yang
bersifat
audio
visual
untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. k. Game Show/Quiz: Program yang menayangkan sekelompok orang yang terkadang dalam bentuk tim memecahkan teka-teki untuk meraih sejumlah uang.
E. Pengertian Berita Kalangan pakar jurnalistik mengakui bahwa membuat definisi berita itu sangatlah sulit. Belum ada batasan yang begitu memuaskan yang dapat mencakup seluruh segi, sifat, karakteristik, ciri, dan jenis-jenisnya. Mungkin karena terlalu sulit itulah seorang direktur sebuah institut jurnalistik di London, Tom Clarke, mengatakan bahwa pada mulanya menurut suatu kisah yang diakui tidak dapat diuji kebenarannya, kata news (berita) berasal dari suatu singkatan north, east, west, dan south. Dengan singkatan tersebut Clarke ingin menggambarkan betapa berita sebagai suatu hal yang dapat memenuhi kebutuhan naluri keingintahuan manusia dengan memberi kabar dari segala penjuru dunia 42. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Drs. Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih disebutkan bahwa berita itu sama artinya dengan kabar, warta: memberi tahu, pemberitahuan. Namun, tidak sedikit pula definisi
42
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 25.
32
mengenai berita disampaikan oleh para pakar jurnalistik. Beberapa diantaranya disebutkan dibawah ini 43: Willard Bleyer:
Berita adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh wartawan menarik
untuk dimuat dalam surat kabar karena atau
mempunyai
makna
bagi
pembaca.
(Newspaper Writing and Editing) William Maulsby: Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. (Getting the News) Chilton Bush:
Berita adalah laporan mengenai peristiwayang penting diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa yang semata-mata menarik karena berhubungan dengan hal yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam situasi yang menarik (Newspaper Reporting of Public Affairs, 1940)
Eric Hepwood:
Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting yang dapat menarik perhatian umum. (Redaktur di Cleveland Pain Dealer)
Curtis Dougall:
Berita adalah apa saja yang menarik hati orang dan berita yang terbaik adalah yang menarik hati orang sebanyakbanyaknya. (Interpretative Reporting)
43
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 26.
33
Kesimpulannya, berita adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum. Dengan demikian, jika diamati berita mengandung beberapa unsur antara lain 44: a. Suatu peristiwa, kejadian, gagasan, pikiran, fakta yang aktual; b. Menarik perhatian karena ada faktor yang luar biaa di dalamnya; c. Penting; d. Dilaporkan, diumumkan, atau dibuat untuk menjadi kesadaran umum supaya menjadi pengetahuan bagi orang banyak (massa); e. Laporan itu dimuat di media tertentu Muncul formulasi yang menyebutkan bahwa ciri yang harus dimiliki sebuah berita mencakup 45: a. Accuracy: akurat, cermat, dan teliti; b. Universality: berlaku umum; c. Fairness: jujur dan adil; d. Humanity: nilai kemanusiaan; e. Immediate: segera
44
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 27. 45 Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 31.
34
Adapula yang mengatakan bahwa untuk menilai apakah suatu kejadian memiliki nilai berita atau tidak, berita harus mempunyai unsur sebagai berikut 46: a. Penting (significane): mempunyai pengaruh yang
besar terhadap
kehidupan orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau dampak yang luas terhadap kehidupan khalayak pembaca. b. Besaran (magnitute):Sesuatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau angka yang besar hitungannya sehingga pasti menjadi sesuatu yang berarti dan menarik untuk diketahui oleh orang banyak. c. Kebaruan (timeliness): Memuat peristiwa yang baru saja terjadi. Karena kejadiannya belum lama, hal ini menjadi aktual dan masih hangat dibicarakan umum. Aktual (terkini) berkaitan dengan tenggat waktu bahwa kejadian tersebut bukan berita basi atau terlambat memenuhi waktu pemuatan yang sudah ditetapkan pemimpin redaksi. d. Kedekatan (proximity): Memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun emosional dengan pembaca. Termasuk kedekatan karena profesi, minat, bakat, hobi, dan perhatian pembaca. e. Ketermukaan (prominence): Hal-hal yang mencuat dari diri seorang atau sesuatu benda, tempat, atau kejadian. Suatu peristiwa yang menyangkut orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat. f. Sentuhan manusiawi (human interest): Sesuatu yang menyentuh rasa kemanusiaan, menggugah hati, dan minat.
46
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 31.
35
Sedangkan berita menurut bidang-bidang persoalannya terdiri dari beberapa macam 47, seperti: a. Berita Politik b. Berita Ekonomi c. Berita Hukum dan Peradilan d. Berita Kriminal e. Berita Kecelakaan f. Berita Seni dan Budaya g. Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi h. Berita Olahraga i. Berita Perang j. Berita lainnya (Infotainment)
F. Sumber Informasi Istilah informasi sering kita soroti dalam lingkup teknologi, seperti istilah teknologi informasi yang umum kita ketahui. Namun informasi memiliki pengertian yang sangat luas bukan hanya ada dalam teknologi. Meskipun kenyataannya tidak bisa kita pungkiri bahwa informasi ini memiliki kaitan erat dengan teknologi, karena dengan perkembangan teknologi itu sendiri informasi juga berkembang dengan pesat, karena itu tepat lah bahwa perkembangan teknologi dan informasi ini membentuk sebuah era yaitu “Era Informasi”. 48 47
Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 41-49.
48
Engkos Kosasih, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Jakarta:Erlangga, 2006).
36
Secara Etimologi, Kata informasi ini berasal dari kata bahasa Perancis kuno informacion (tahun 1387) mengambil istilah dari bahasa Latin yaitu informationem yang berarti “konsep, ide atau garis besar,”. Informasi ini merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas Aktifitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan” 49. Informasi bisa menjadi fungsi penting dalam membantu mengurangi rasa cemas pada seseorang. Menurut pendapat Notoatmodjo, bahwa semakin banyak memiliki informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan terhadap seseorang dan dengan pengetahuan tersebut bisa menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Informasi merupakan pesan atau kumpulan pesan (ekspresi atau ucapan) yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan, hal ini merupakan tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. 50 Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, persepsi, kebenaran, representasi, negentropy, Stimulus, komunikasi, dan rangsangan mental. Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari belajar, pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini masih memiliki 49 50
Engkos Kosasih, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Jakarta:Erlangga, 2006). Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: Andi Publisher, 2005).
37
banyak arti tergantung pada konteksnya. Dalam beberapa pengetahuan tentang suatu peristiwa tertentu yang telah dikumpulkan ataupun dari sebuah berita dapat juga dikatakan sebagai informasi. Lain halnya dalam ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses atau ditransmisikan. Para ahli meneliti konsep informasi tersebut sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman maupun instruksi. Dari pengertian lainnya informasi adalah data yang telah diberi makna. misalnya, dokumen berupa spreadsheet (Ms.Excel) biasa digunakan untuk membuat informasi dari data yang ada didalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan salah satu bentuk informasi, sedangkan angka yang terdapat didalamnya adalah data yang telah diproses sehingga bisa digunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya dan pada akhrinya Sifat informasi ini adalah bisa menambah pengetahuan atau wawasan terhadap seseorang. 51 Sumber informasi adalah data. Data itu berupa fakta kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Yang kemudian data tersebut diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang kemudian menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan menimbulkan sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sabagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.
51
Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: Andi Publisher, 2005)
38
G. Masyarakat Pedesaan Secara sosiologis, masyarakat memiliki karakteristik dikotomis, yakni pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan yaitu desa dan kota. Masyarakat desa mencerminkan masyarakat tradisional, sederhana, memiliki kegiatan utama di bidang pertanian, berorientasi pada nilai, norma, dan adat istiadat. Sebaliknya, kota berkonotasi masyarakat modern, penduduk relatif padat, kompleks, memiliki kegiatan ekonomi utama pada sektor industri dan perdagangan. Komunitas kota dan desa dibedakan dengan cara menganalisa cara hidup, berpikir dan perasaan homogenitas heterogenitas, ikatan kekerabatan impersonal, terisolasi atau tidak, serta berpegang pada hal yang suci-sekuler. 52 Adapun pengertian desa secara hukum menurut UU No. 32 tahun 2004 adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat; berdasarkan asal-usul dan asat-istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempertimbangkan definisi formal yuridis tersebut, pengertian sosiologis tentang desa memiliki elemenelemen: (1) sekumpulan orang penduduk asli ataupun pendatang; (2) memiliki struktur sosial dan budaya sendiri sehingga dapat disebut otonom; (3) memiliki wilayah atau lingkungan tempat mereka melakukan kegiatan sehari-hari dan darimana struktur sosial budaya muncul dan berkembang; (4) memiliki hubungan dengan masyarakat luar. 53 Desa-desa di Indonesia tidak
52 53
Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.231. Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232.
39
memiliki tingkat perkembangan yang sama. Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat kesulitannya.
H. Teori Uses and Gratifications Penggunaan
(uses)
isi
media
untuk
mendapatkan
pemenuhan
(gratifications) atas kebutuhan seseorang. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan media). Pendekatan uses and gratifications ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu. 54 Pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media menurut fungsinya. Meskipun masih diragukan adanya satu atau beberapa model uses and gratifications, Katz menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratifications yaitu:
54
a.
Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya
b.
Kebutuhan, yang menciptakan
c.
Harapan-harapan terhadap
d.
Media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada
e.
Perbedaan pola penggunaan media yang akhirnya akan menghasilkan
f.
Pemenuhan kebutuhan
Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, S.Sos.M.Si, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet ke-6, h.290.
40
g.
Konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas, pendekatan
uses and gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan. Karl Erik Rosengren memodifikasi tujuh elemen di atas menjadi 11 elemen sebagai berikut 55: a. Kebutuhan mendasar tertentu, dengan interaksinya dengan b. Berbagai kombinasi antara ekstra dan intra individu, dan juga dengan c. Struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan d. Berbagai percampuran personal individu, dan e. Persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut yang menghasilkan f. Berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yang menghasilkan g. Perbedaan pola konsumsi media dan h. Perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan i.
Perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi
j.
Kombinasi karakteristik ekstra dan intra individu, sekaligus akan memengaruhi pula
k.
Struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat
55
Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, S.Sos.M.Si, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet ke-6, h.291.
41
I. Teori Uses and Effects Teori uses and effects pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl (1979) teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use merupakan bagian yang sangat penting. Karena pengetahuan yang mengenai pemggunaan media yang menyebabkan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat bererati exposure yang semata mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks dimana isi terkait harapan harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. 56
56
Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, S.Sos.M.Si, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet ke-6, h.291
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma positivisme, yaitu suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan dapat diukur serta diujikan dengan metode ilmiah. Dalam buku Severin dan Tankard, tujuan dari postpositivis adalah untuk memberikan penjelasan-penjelasan, prediksi, dan kontrol (dalam hal ini melihat hubungan antara ilmu sosial dan ilmu fisik). Paradigma ini memberikan jarak antara peneliti dengan kajian penelitiannya. 57
B. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. 58 Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif agar dapat menggambarkan secara objektif tentang fenomena yang terjadi. Pada penelitian kuantitatif, analisis data harus bebas dari pendapat pribadi peneliti sehingga menjaga keobjektifan penelitian. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk mendukung atau menolak sebuah teori atau hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini metode riset yang digunakan adalah metode survei. Penelitian metode survei adalah
57
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet. Ke-1, h.27 58 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009), Cet. Ke-3, h.55
42
43
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 59
C. Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode survey yang merupakan salah satu varian dari metodologi kuantitatif. Metode survey ialah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Pengumpulan data tersebut dilakukan dalam menguji hipotesis atau mengadakan evaluasi yang membahas mengenai seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau mempunyai tanda-tanda akan tercapai. Jenis metode survey yang digunakan peneliti adalah survey eksplanatik (analitik)
yang bertujuan untuk
menjelaskan sebab dari sebuah fenomena dan apa pengaruhnya. Sifat dalam metode survey eksplanatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sifat assosiatif dan komparatif. Karena penelitian ini tidak hanya mencari minat masyarakat dalam mengonsumsi tayangan berita yang ada di Televisi saja tetapi juga mencari keefektifan tayangan berita tersebut sebagai sumber informasi.
59
Sofian Effendi danTukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 3.
44
D. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian mencakup dua objek kajian, adapun antara lain yaitu: a. Subjek dan Objek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi yang relevan dengan objek yang diteliti, yakni warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sedangkan objek penelitian adalah siaran berita liputan 6 petang dan siaran berita seputar indonesia. b. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada selama bulan september sampai november. Sebelum penelitian dimulai, penulis mengawali dengan observasi untuk menemukan permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tempat ini dipilih karena subjek penelitian ini adalah warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tabel 1.Waktu Penelitian No.
Keterangan
Bulan
1.
Observasi Awal
Agustus
2.
Penyusunan Skripsi
September
3.
Penyusunan Kuesioner
Oktober
4.
Penyebaran Kuesioner
Oktober
5.
Analisis Data
November
6.
Penyusunan Laporan Penelitian
Desember
45
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti 60. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut dengan jumlah warga 4.297 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sampel dapat didefinisikan sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggnakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi 61. Penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, artinya sebuah sampel yang diambil dari tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel 62. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan Kartu Keluarga (KK) dan mengambil acak dari setiap RT/RW.
60
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder), (Jakarta: Raja Grafindo), hal 74. 61 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder), (Jakarta: Raja Grafindo), h. 74 62 Masri Singarimbun dan sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta:LP3ES, 2011), h. 155.
46
Penentuan sampel penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: ɳ =
N 1+Ne2
Keterangan: ɳ = Jumlah sampel yang dicari N = Jumlah populasi e = Nilai Presisi (10%) Berdasarkan rumus diatas kemudian diperoleh jumlah sampel sebagai berikut: ɳ=
4.297 1+4.297 (0,1)2
ɳ=
4.297 1+42,97
ɳ=
4.297 43,97
ɳ = 97,725 mendekati 98 Jadi, sampel yang akan digunakan oleh peneliti adalah 98 orang
47
F. Variabel Penelitian Dalam kaitannya dengan penelitian ini variabel yang digunakan adalah efektifitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan. 1. Definisi Operasional Variabel Penelitian Dalam menentukan variabel penelitian, peneliti membagi menjadi dua yaitu: a. Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel “X” 63. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independenya yaitu pernyataan responden
sebelum
menonton
siaran
berita
televisi,
faktor
keefektivitasan dilihat dari: 1. Accuracy (Akurat) 2. Balance (Berimbang) 3. Clarity (Jelas)
63
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 57.
48
b. Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian. Variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel “Y” 64. Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah pernyataan responden sesudah menonton siaran berita televisi, dengan sub variabel: 1. Accuracy 2. Balance 3. Clarity 2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat variabel yang di amati. Definisi operasional mencakup hal-hal penting dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Definisi operasional bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti yang menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian. Sedangkan indikator digunakan untuk mengukur dari setiap dimensi-dimensi yang ada. Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian Variabel
Dimensi
Sebelum menonton Masyarakat buta siaran berita televisi terhadap informasi Sesudah menonton Masyarakat melek siaran berita televisi terhadap informasi
64
Indikator 1. 2. 3. 1. 2. 3.
Accuracy Balance Clarity Accuracy Balance Clarity
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder), (Jakarta: Raja Grafindo), h. 57.
49
G. Macam dan Sumber Data Untuk mendapat data yang akurat, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama penelitian atau objek penelitian 65. Yang menjadi data primer peneliti dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan. Dalam penelitian ini jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang disajikan dengan serangkaian alternatif, sedangkan responden cukup memberi tanda silang 66. Angket akan disebarkan pada sampel penelitian yaitu warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat sejumlah 98 orang. 2.
Data Sekunder Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan 67. Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan, untuk mencari konsep dan teori-teori
65
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 122. 66 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi Kedua), (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 100. 67 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 122.
50
yang berhubungan dengan masalah data pendukung skripsi ini seperti buku-buku, artikel, internet dan literatur yang berkaitan dengan judul penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam rangka mengumpulkan data yang kemudian di analisis dan diuji kebenarannya adalah dengan menggunakan metode survei langsung dan libarary research sebagai tambahan informasi data. Dalam menggunakan teknik pengumpulan data, peneliti mengambil langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Oleh karena itu, observasi
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya 68. Peneliti mengamati bagaimana efektivitas siaran berita televisi bagi warga desa girimakmur, kecamatan malangbong, kabupaten garut, jawa barat sebagai sumber informasi. 2.
Angket Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden 69. Setelah
68
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 133. 69 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 123.
51
diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepada peneliti. Angket ini diberikan kepada warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Seperti mengumpulkan buku-buku, internet dan lain sebagainya 70.
I. Uji instrumen 1. Uji Validitas Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Ini artinya bahwa alat ukur haruslah memiliki akurasi yang baik terutama apabila alat ukur tersebut digunakan sehingga validitas akan meningkatkan bobot kebenaran data yang akan diteliti 71. Suatu Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur 72. Uji kualitas terhadap instrumen yang dipakai untuk mengukur variabel penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah. Validitas adalah suatu ukuran yang mengajukkan tingkat keandalan atau kesahihan alat ukur. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas instrument penelitian ini adalah rumus pearson product moment.
70
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 144. 71 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 97-98 72 Rony Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis(seri umum no. 5), (Jakarta: Penerbit PPM, 2004), h. 152.
52
r=
n (∑ XY) – (∑X ∑Y) √[N ∑X2 – (∑X)2][N∑Y2-(∑Y)2]
Keterangan: r = korelasi Person Product Moment N = banyaknya responden X = sikap tiap item pertanyaan Y = skor total responden XY = skor tiap item pertanyaan dikali skor total responden ΣXY = jumlah hasil perkalian skor tiap item dengan skor total responden ΣX = jumlah seluruh skor tiap item pertanyaan ΣY = jumlah seluruh skor total responden 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan. Suatu alat ukur yang mantap tidak berubah-ubah pengkurannya dan dapat di andalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberika hasil yang serupa 73. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji reliabilitas menunjukakan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
73
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia, 2013), h. 133-134.
53
data yang tidak bersifat tendesius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu74. Instrumen dikatakan realible apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, suatu kuesioner dikatakan realible atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun duji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut mempunyai kehandalan yang tinggi 75.
J. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan. Untuk menggambarkan efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan dilakukan dengan cara skala likert, yaitu mengembangkan prosedur pengukuran dengan skala. Adapun skala likert ini menggunakan lima kategori penilaian yang masing-masing kategori tersebut diberi bobot nilai atau skor. Tabel 3. Skala Likert Kategori Sangat setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
74
Singkatan SS S CS TS STS
Skor 5 4 3 2 1
R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2005), h. 89. 75 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS.,(Semarang: BP. UNDP, 2003), h. 41-42.
54
Keuntungan penggunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor (Variability Of Scorer) sebagai akibat penggunaan skala 1-5 dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar pertanyaan, memungkinkan responden mengekspresikan tingkat pendapat mereka mengenai efektivitas siaran berita televisi. Dari segi pandangan statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi kendalanya dibandingkan dengan dua tingkatan yaitu antara “YA” atau “TIDAK”. Penelitian deskriptif ini menggunakan pernyataan secara terstruktur atau sistematis kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh penulis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data yang berwujud angka. Analisis ini meliputi perhitungan skoring, perhitungan mean (menghitung rata-rata), dan standar deviasi. Dalam melakukan perhitungan data hasil angket, digunakan pengujian dengan perhitungan melalui mean yaitu menghitung rata-rata, dan standar deviasi. Berikut rumusnya: 1. Menghitung Rata-Rata atau Mean Mean merupakan nilai rata-rata dari beberapa data. Mean ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada, yang kemudian dibagi dengan banyaknya data. Rumus 76 : x = ∑fixi ∑fi
76
Pasaribu Amudi, Pengantar Statistik, (Jakarta:Ghalia Indonesia), hal 71.
55
Keterangan: x = rata-rata xi = pengamatan fi = jumlah pengamatan Atau dengan rumus berikut ini: Rumus Mean: 𝑥𝑥1 + 𝑥𝑥2 + 𝑥𝑥3 + … … . 𝑥𝑥𝑛𝑛 2. Standar Deviasi
𝑛𝑛
Rumus Standar Deviasi (SD) 77: SD = √∑𝑥𝑥2 𝑁𝑁
Keterangan: SD = Standar Deviasi Σ𝑥𝑥2= Adalah Jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat N = Jumlah Individu 3. Mengkategorisasikan hasil yang didapat Jika tinggi (T) = 𝑥𝑥 + SD atau hasil yang didapat berada diatas standar
deviasi.
Jika sedang (S) = 𝑥𝑥 atau hasil yang didapat berada diantara standar nilai
tinggi dan rendah dari Standar Deviasi.
Jika rendah (R)= 𝑥𝑥 - SD atau hasil yang didapat berada dibawah
standar deviasi.
77
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005) h. 179.
56
K. Hipotesis Penelitian Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y yang diteliti, atau variabel independen tidak memengaruhi variabel dependen dan harus disertai pula dengan hipotesis alternative (Ha), hipotesis ini menyatakan ada hubungan, yang berarti signifikansi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen 78. Adapun hipotesis penelitian ini adalah : H0 : µD ≤ 0 H1 : µD ≥ 0 H0 : (Siaran berita Televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan) H1 : (Siaran berita Televisi efektif sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan)
78
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 80.
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Terbentuknya Desa Girimakmur Desa Girimakmur merupakan pemekaran dari Desa Sanding yang berkedudukan di sebelah selatan desa tersebut. Desa ini dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Desa Girimakmur Kecamatan Malangbong, ditetapkan di Garut pada tanggal 11 Agustus 2011, dan diundangkan di Garut pada tanggal 15 Agustus 2011. Desa Girimakmur memiliki arti yaitu Giri adalah pegunungan dan makmur adalah sejahtera dalam ekonomi maupun agama. Desa Girimakmur mempunyai batas-batas wilayah: a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sanding b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Karangmulya c. Sebelah selatan berbatasan dengan Wilayah Perhutani d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kutanagara Dengan luas wilayah sebesar 248 hektar, jumlah penduduk sebanyak 4.297 jiwa, dan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.327 KK yang terdiri dari 3 dusun, 4 Rukun Warga (RW), dan 23 Rukun Tetangga (RT). Pejabat definitif hasil pemilihan Kepala Desa Girimakmur periode 20122018 dipegang oleh: a.
Kepala Desa
: Solehudin Rais S.Sos
b.
Sekretaris Desa
: Ikah
c.
Kaur Pemerintahan : Hotib Rizal Fauzi S.Pd
57
58
d.
Kaur Kesra
: Dedah Jubaedah
e.
Kaur Ekbang
: Sarnan
f.
Kaur Umum
: Linha Siti Maesaroh
g.
Kaur Trantib
: Herman Najmudin
h.
Kepala Dusun I
: Ajum
i.
Kepala Dusun II
: Suardi
j.
Kepala Dusun III
: Sukarna
B. Kondisi Umum Desa Girimakmur Wilayah administratif Desa Girimakmur secara visual digambarkan dalam peta dibawah ini: 1. Tofografi Desa Girimakmur merupakan desa yang berada dibawah lereng pegunungan, dengan ketinggian 800-1200 mdl (diatas permukaan laut). 2. Hidrologi dan Klimatologi Sungai Cileuleuy merupakan sungai yang menjadi batas wilayah Desa Girimakmur dengan Desa Kutanagara. Sedangkan mata air yang menghidupi masyarakat Desa Girimakmur yang digunakan untuk kebutuhan sebagai sarana air bersih dan mengairi sawah adalah Mata Air Cinyusu, Cicadas, Baru Kodok, Cirangkong, Situ Burung, Bukit Sereh, dan Cikupa.
59
3. Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan Tabel 4. Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan Sawah (Daerah air) Darat (Ha) (Ha) Teknis ½ Tadah Pekarang Hutan PengHutan Lainnya Teknis Hujan Pemukim Rakyat Angonan Negara 0 20 ha 3 ha 120,5 ha 0 8 ha 0 0
4. Keadaan Sosial a.
Kependudukan Laju pertumbuhan penduduk Desa Girimakmur dalam kurun tiga waktu terakhir, dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Jumlah Penduduk Jenis Kelamin No. 1. 2. 3.
Tahun 2014 2015 2016
L 2186(51%) 2213 (52%) 2234 (53%)
P 2052 (49%) 2055 (48%) 2063 (47%)
Jumlah
Laju Pertumbuhan (%)
4288 4268 4297
0,0047% 0,0065%
Jumlah Kepala Keluarga (KK) Desa Girimakmur pada tahun 2014 berjumlah 1292 KK, pada tahun 2015 berjumlah 1307 KK, sedangkan pada tahun 2016 berjumlah 1325 KK, Jumlah KK dalam kurun waktu tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga No. 1. 2. 3.
Tahun 2014 2015 2016
Jumlah Rumah Tangga/ KK 1292 KK 1307 KK 1327 KK
60
Sebaran jumlah Kepala Keluarga Desa Girimakmur pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Sex Ratiodan kepadatan/ km2 No. 1. 2. 3.
b.
Nama Dusun Dusun Kp. Sanding (I) Dusun Kp. Cilanggok (II) Dusun Kp. Patrol dan Kp. Sukabatu JUMLAH
Jumlah KK 335 (25,2%)
Kepadatan/km2 0,56
Sex Ratio 1,14
334 (25,2%)
0,32
1,06
658 (49,6%)
0,259
1,18
1327
0,347
3,38
Kesehatan Tenaga Kesehatan yang ada di Desa Girimakmur dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Jumlah Tenaga Kesehatan No. 1.
2. 3.
c.
Tenaga Kesehatan Dokter Medis Umum Dokter Spesialis Keperawatan Bidan Perawat Partisipasi Posyandu Masyarakat Paraji Jumlah
Jumlah -
Keterangan
1 4 2 7
Kontrak
Pendidikan Data pendidikan Desa Girimakmur, mulai dari jumlah Sarjana, Diploma, Hingga lulusan sekolah serta jumlah guru, murid, dan sarana pendidikan dapat dilihat pada tabel 9, tabel 10, tabel 11, dan tabel 12.
61
Tabel 9. Tingkat Pendidikan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tingkat Pendidikan Tidak tamat SD Tamat SD/Sederajat Tamat SLTP/ Sederajat Tamat SLTA/ Sederajat D1 D2 D3 S1 S2 S3 Jumlah
Jumlah 85 2.821 626 465 0 3 25 30 4 0 4.296
Persentase (%) 1,98 65,67 14,57 10,82 0,0007 0,0058 0,0032 0,0005
Tabel 10. Data Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Paud-SMA No. 1. 2.
Uraian Guru Murid
PAUD/TK 7 80
SD 34 472
SLTP 39 480
SLTA 0 0
Jumlah 80 1.032
Tabel 11. Jumlah Lulusan Sekolah berdasar Jenjang Pendidikan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Jenjang Pendidikan Tidak Tamat SD SD/Sederajat SLTP/ Sederajat SLTA/ Sederajat Perguruan Tinggi (PT)
Jumlah 0 2896 708 531 46
Tabel 12. Jumlah Sarana Pendidikan No. 1. 2. 3.
Uraian PAUD/TK SD/Sederajat SLTP/Sederajat
Jumlah 7 4 2
62
d.
Kesejahteraan Sosial Masalah kesejahteraan sosial Desa Girimakmur didominasi oleh masalah keluarga miskin. Untuk masalah data kesejahteraan sosial, dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
e.
Masalah Kesejahteraan Sosial Anak terlantar Anak nakal Anak balita terlantar Anak jalanan Lansia terlantar Pengemis Gelandangan Korban NAPZA PSK Eks Narapidana Penyandang Cacat Keluarga miskin sosial Keluarga bermasalah sosial psikologis Keluarga rumahnya tidak layak huni Wanita rawan sosial ekonomi Pemulung
Jumlah 1 3.790 1
Keterangan
Fisik RTS Stres
150 -
Ketenagakerjaan Masalah ketenagakerjaan di pedesaan bukanlah hal yang asing, sebab hampir semua desa memiliki kondisi yang sama. Hal ini disebabkan oleh proses pembangunan yang tidak merata, adanya gap antara kota dan desa. Karena masih kurangnya lapangan pekerjaan yang ada di desa girimakmur, mengakibatkan angka pengangguran cukup tinggi. Penduduk desa girimakmur pada umumnya bekerja ke
63
daerah perkotaan. Kalaupun ada yang bekerja di daerah Desa Girimakmur, selain guru dan dinas lainnya, bekerja disektor nonformal seperti buruh. Jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14. Jumlah Tenaga Kerja No. 1. 2.
Uraian Bekerja Tidak Bekerja Jumlah
Laki-laki 1.376 858 2.234
Perempuan 153 1.909 2.062
Jumlah 1.529 2.767 4.296
f. Pemuda dan Olahraga Pemuda Desa Girimakmur cukup aktif dalam bidang keolahragaan. Hal ini ditunjukkan oleh menjamurnya klub-klub khususnya klub bola volly dan sepakbola. Data klub olahraga dan sarana olahraga dapat dilihat pada tabel 15 dan tabel 16. Tabel 15. Data Klub Olahraga No. 1. 2. 3. 4.
Klub Olahraga Klub Bola Volly Klub Sepak Bola Klub Bulu Tangkis Klub Tenis Meja
Jumlah 4 7 7 2
Keterangan 3 dusun 3 dusun 2 dusun 2 dusun
Tabel 16. Data Sarana dan Prasarana Olahraga No. 1. 2. 3. 4.
Sarana Olahraga Gelanggang Olahraga (GOR) Lapangan Bola Volly Lapangan Sepak Bola Lapangan Tenis Meja
Jumlah -
Keterangan Belum ada
9 1 4
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
64
g. Kebudayaan Selo Soemardjan menyebutkan, budaya adalah hasil rasa, cipta, karsa, dan karya manusia 79. Tapi, budaya yang dimaksudkan disini diberatkan pada aspek
seni yang
mempunyai nilai sebagai
pengejawantahan rasa yang disebutkan Selo Soemardjan. Berikut kesenian masyarakat yang dapat dilihat di tabel 17. Tabel 17. Data Kelompok Budaya dan Seni No. 1. 2. 3. 4.
Jenis Calung Marawis Qosidah Rebana Badeng
Jumlah 4 4 6 1
Keterangan Aktif Aktif Aktif Aktif
h. Tempat Peribadatan Penduduk Desa Girimakmur keseluruhan beragama islam, data tempat peribadatan dapat dilihat pada tabel 18. Tabel 18. Data Sarana Peribadatan No. 1. 2.
Jenis Mesjid Mushola/Surau
Jumlah 3 19
Keterangan -
5. Keadaan Ekonomi Sumber penerimaan desa diantaranya didapat melalui:
79
1.
Pajak dan retribusi desa
2.
Alokasi dana desa
3.
Sumber penerimaan desa lainnya
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI), 1964.
65
Sumber pendapatan desa selain dari hal diatas adalah dari tanah carik dan insentif. 4.
Transportasi perhubungan Panjang jalan utama desa girimakmur pada tahun 2015 sepanjang 3.500 m, jalan produksi pertanian sepanjang 4.540 m dan jalan lingkungan sepanjang 3.225 m adapun transportasi yang digunakan oleh masyarakat adalah jasa ojeg, jalur ke kota kabupaten menggunakan angkot yang beroperasi trayek malangbong-ke kota garut.
5.
Telekomunikasi dan informasi Sarana informasi dan komunikasi yang digunakan penduduk desa girimakmur adalah telepon genggam (handphone) dikarenakan jasa telefon rumah belum masuk ke desa girimakmur.
6. Pengairan dan irigasi Kondisi pengairan di desa girimakmur
hampir semuanya
menggunakan tadah hujan dan sebagian kecil mengalirkan sumber mata air dari gunung. Padahal penduduk desa girimakmur banyak yang berprofesi sebagai petani.
66
7. Air bersih Pengguna sumber air bersih dapat dilihat pada tabel 19 Tabel 19. Jumlah Air Bersih yang digunakan masyarakat No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis Sumber Air Bersih PAM SIMAS Sumber mata air Artesis Sumur gali Fasilitas air bersama Kali/sungai
Jumlah KK 55 1.265 3 2 -
Persentase 4,15% 95,47% 0,23% 0,15% -
8. Air limbah Air limbah yang dihasilkan dari limbah rumah tangga seperti cuci, kakus, dll sebagian masyarakat menggunakan diantaranya jamban umum, septictank, bahkan ada yang ke sungai. Air limbah yang dihasilkan bukan dari kegiatan rumah tangga seperti ternak sebagian dibuang ke selokan yang dialirkan ke sungai. 9. Energi Hampir 90% rumah yang berada di desa girimakmur sudah teraliri listrik milik PLN. Hanya ada beberapa masyarakat yang belum tersambung listrik secara langsung dikarenakan faktor ekonomi. Pada umumnya masyarakat yang belum mampu memasang listrik secara langsung mengambil dari tetangganya. 10. Musim Seperti daerah Jawa Barat pada umumnya, desa girimakmur mengenal dua musim, yaitu musih hujan dan musim kemarau.
67
C. Isu Strategis yang dihadapi Desa Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan dan memiliki dampak jangka panjang bagi kelanjutan pelaksanaan pembangunan sehingga perlu diatasi secara bertahap. Isu strategis dalam pembangunan desa girimakmur diantaranya. 1. Kualitas pelayanan umum pemerintahan
masih
dirasakan
belum
memuaskan bagi sebagian masyarakat. 2. Kompetensi dan daya saing penduduk usia produktif masih dirasakan kurang memenuhi dunia usaha. 3. Pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat mengakibatkan sektor riil kurang mampu berkembang dan peluang usaha yang ada kurang termanfaatkan secara optimal. 4. Kondisi lingkungan hidup cenderung semakin memprihatinkan sebagai akibat eksploitasi terutama terjadinya pembalakan hutan. 5. Masih banyaknya kerusakan pada sarana jalan sebagai sarana utama mobilisasi perekonomian, jaringan irigasi, sarana pendidikan dan juga olahraga yang berujung pada lemahnya kesejahteraan rakyat itu sendiri.
D. Visi dan Misi Desa Girimakmur 1. Visi Berdasarkan gambaan dari masalah dan potensi yang ada di desa girimakmur serta keinginan yang harus terjadi di masa depa. Selain faktor tersebut, visi dan misi ini disesuaikan dengan visi dan misi pemerintah daerah kabupaten garut yaitu “Terwujudnya kabupaten garut yang
68
bermartabat, nyaman dan sejahtera.” Maka, desa girimakmur menetapkan visi dan misi sebagai berikut “Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, transparan dan bertanggung jawab, guna menciptakan mansyarakat yang mandiri dan sejahtera”. 2. Misi a.
Memelihara kerukunan dan gotong royong masyarakat.
b.
Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah desa yang amanah, menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia.
c.
Memelihara dan meningkatkan sumber daya manusia dengan mensukseskan wajar 12 tahun dan mewujudkan kehidupan beragama yang harmonis.
d.
Menata ibu kota girimakmur sebagai pusat kegiatan ekonomi malangbong selatan yang representatif dan nyaman.
e.
Menjaga dan meningkatkan pola hidup sehat.
f.
Membina dan mengarahkan usaha warga dalam ekonomi pedesaan melalui agro bisnis dan agro industri.
g.
Meningkatkan pembangunan infrastruktur desa.
h.
Melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisional desa.
69
E. Profil Liputan 6 Petang
Liputan 6 (sebelumnya bernama sebagai Liputan 6 Sore) adalah program berita televisi Indonesia yang disiarkan di SCTV. Setelah sebelumnya merelay Berita Daerah pada tahun 1990-1993, maka SCTV membuat Liputan 6 Sore pada tanggal 7 November 1994. Hal ini kemudian mempelopori penayangan Liputan 6 Petang yang memulai siaran harian pada tanggal 20 Mei 1996. Saat itu, jam tayang acara tersebut adalah pada pukul 18:30 WIB (hingga 2 Oktober 2005) dan pertama kali dibawakan oleh Riza Primadi. Pada awal penayangannya, Liputan 6 hanya tayang dua kali sehari. Kemudian, pada tanggal 24 Agustus 1996 mulai ditayangkan Liputan 6 Pagi pada pukul 06:00-08:00 WIB (120 menit) dan Liputan 6 Siang pada pukul 12:00-12:30 WIB. Liputan 6 hadir dalam bahasa Inggris dengan nama News Watch yang mulai ditayangkan pada tanggal 12 Maret 1997 setelah Liputan
6
Pagi
pada
pukul
08:00-08:30
WIB,
tetapi
dihentikan
penayangannya pada tahun 2000. Pada tanggal 24 Agustus 2000, Liputan 6 meluncurkan website www.liputan6.com. Mulai tahun 2001, Liputan 6 hadir dengan format dan studio baru, di Jl. Gatot Subroto No. 21, Jakarta. Studio ini digunakan hingga 23 November 2007. Sejak tahun 2002 Liputan 6 mulai menghadirkan program khusus hukum dan kriminal Buser (singkatan dari BUru dan SERgap), yang ditayangkan pada pukul 11:30-12:30 WIB sebelum Liputan 6 Siang. Kemudian, pada tanggal 4 Februari 2003 Liputan 6 memproduksi berita Liputan 6 Malam yang dimulai pukul 22:30-23:00 WIB.
70
Dengan perubahan format ini juga, ditayangkan berbagai program khusus setelah Liputan 6 Siang. Program khusus Usaha Anda pada awalnya menjadi segmen terakhir pada Liputan 6 Petang, tetapi ditayangkan setiap Sabtu dan Minggu selama lima menit setelah Liputan 6 Siang. Program khusus dokumenter hukum dan kriminal Sigi Investigasi ditayangkan setiap Sabtu pukul 12:35 WIB, sejak tahun 2013 hingga saat ini ditayangkan setiap Minggu dini hari pukul 01:00 WIB. Program khusus dokumenter Potret ditayangkan setiap Minggu pukul 12:35 WIB, sejak tahun 2013 hingga saat ini ditayangkan setiap Senin dini hari pukul 01:00 WIB. Perpindahan studio dan perubahan format ini tidak sia-sia, Liputan 6 berhasil meraih penghargaan dalam kategori Program Ngetop pada penyelenggaraan perdana SCTV Awards pada tahun 2001 hingga saat ini. Perubahan format kedua Liputan 6 pada bulan Oktober 2005 dan perubahan format ketiga pada bulan Juli 2007. Jam tayang Liputan 6 Pagi dimajukan menjadi pukul 05:00-06:30 WIB (90 menit), sedangkan jam tayang Liputan 6 Petang dimajukan menjadi pukul 17:30-18:00 WIB. Untuk Liputan 6 Siang (termasuk Usaha Anda pada hari Sabtu dan Minggu), Liputan 6 Malam, Buser, Sigi Investigasi, dan Potret tetap seperti biasa. Pada bulan Februari 2008, studio Liputan 6 dipindahkan ke Jl. Asia-Afrika, Senayan, Jakarta Selatan. Peluncuran logo baru Liputan 6, Jam tayang seluruh program tetap seperti biasa. Kemudian, pada tahun 2010, terdapat perubahan jam tayang untuk Liputan 6 Pagi yang dimajukan pada pukul 04:30-06:00 WIB. Pada tahun 2013, terdapat perubahan jam tayang untuk tiga program khusus. Buser
71
ditayangkan setiap Selasa dini hari pukul 01:30 WIB dan setiap Rabu-Sabtu dini hari pukul 01:00 WIB (setelah Liputan 6 Malam). Sigi Investigasi ditayangkan setiap Minggu dini hari pukul 01:00 WIB dan Potret ditayangkan setiap Senin dini hari pukul 01:00 WIB.
F. Profil Seputar Indonesia Seputar Indonesia adalah program berita pertama yang diproduksi oleh RCTI. Dengan konsep yang lebih tegas dan menarik membuat program ini banyak diminati oleh seluruh pemirsa RCTI di Indonesia. Sebenarnya, Seputar Indonesia mengambil konsep dari acara Seputar Jakarta yang juga pernah ditayangkan oleh RCTI. Hanya saja, Seputar Indonesia mencakup seluruh wilayah Indonesia dengan adanya Koresponden RCTI yang berada di pelosok Negeri. Sebelum Seputar Indonesia hadir, Seputar Jakarta merupakan program berita RCTI. Seputar Jakarta ini hanya menginformasikan beritaberita yang ada di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sekitarnya yaitu kota Jakarta Pusat, kota Jakarta Barat, kota Jakarta Selatan, kota Jakarta Utara dan kota Jakarta Timur. Dengan durasi hanya 15-menit. Setelah itu, ditingkatkan menjadi 30-menit pada awal Agustus 1990. Pada tanggal 2 November 1990, Program Seputar Jakarta resmi diganti menjadi
Seputar
Indonesia.
Namun,
Seputar
Indonesia
pada
saat
kemunculannya, mengikuti konsep berita TVRI, yaitu dengan hadirnya pemandu acara berita yang dikhususkan untuk Pemirsa Tunawicara dan Tunarungu. Hal itu terbukti pada sudut kanan bawah, terdapat pemandu berita yang secara khusus memandu pemirsa yang mengalami tunawicara dan
72
tunarungu. Durasi waktu Seputar Indonesia pun ditingkatkan menjadi 60menit setiap harinya. Buletin Siang adalah program berita tengah hari pertama yang diproduksi oleh stasiun televisi swasta di Indonesia. Buletin Siang pertama kali mengudara di stasiun RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) pada tanggal 24 Agustus 1993 yang tepatnya sehari sebelum RCTI berulang tahun yang ke4. Buletin Siang, yang diproduksi oleh Redaksi RCTI setelah Seputar Indonesia dan Buletin Malam, dirancang khusus untuk memenuhi keperluan berita para pemirsa perempuan yang mendominasi komposisi kepemirsaan di siang hari dengan pendekatan newsfeatures sehingga selama bertahun-tahun menjadi program berita dengan rating tertinggi pada tengah hari di Indonesia. Selama beberapa tahun pertama setelah kemunculannya, program ini bersimultan oleh SCTV yang waktu itu masih bergabung dengan RCTI. Namun pada pertengahan 1990-an, SCTV meninggalkan Buletin Siang dan memproduksi sendiri adalah Liputan 6 Siang, sebagai tanda SCTV telah berpisah dari RCTI. Mulai 10 Februari 2009, program Buletin Siang sudah ditiadakan dan diganti dengan "Seputar Indonesia Siang". Buletin Malam, program berita pertama yang memuat berita-berita internasional yang dibuat oleh stasiun televisi swasta di Indonesia. Pertama kali mengudara 1 Februari 1991 di stasiun RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Ditayangkan menjelang tengah malam, Buletin Malam yang dipandu oleh Helmi Johannes saat itu merupakan adaptasi dari program CNN International News yang berisikan berita-berita internasional. Pada saat itu
73
para penyiar berita dalam membacakan kembali berita-berita CNN World News yang direkam di Associated Press. Selama beberapa tahun pertama setelah kemunculannya program ini juga bersimultan oleh SCTV memulai oleh Buletin Pagi sebelum SCTV mampu memproduksi beritanya sendiri lewat program Liputan 6 Malam. Seputar Indonesia mendapat penghargaan sebagai program berita terfavorit pada Panasonic Gobel Awards 2015 sebagai program berita dan majalah berita terbaik dalam nominasi tersebut. Sementara itu, Michael Tjandra juga mendapat penghargaan sebagai pembaca berita terbaik dalam ajang Panasonic Gobel Awards 2013. Tidak hanya pada tahun 2014, tahun-tahun sebelumnya, Seputar Indonesia juga mendapat penghargaan sebagai acara televisi dan acara berita terbaik versi Panasonic Gobel Awards dari sejak pada tahun 1997 sampai dengan 2002 dan kembali sejak pada tahun 2007 sampai dengan sekarang.
BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Responden Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 98 responden yang berisikan 38 butir pertanyaan mengenai Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Mayarakat Pedesaan. Pada penelitian ini, responden adalah warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang berjumlah 98 orang. Dari 98 kuesioner yang telah terkumpul, peneliti mendapatkan data mengenai identitas responden dan akan mengklasifikasikannya berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir. Karena peneliti ingin mencari perbedaan dari tingkat usia, jenis kelamin, pekerjaan dan latar belakang pendidikan sebelumnya. 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan tabel 20, diketahui karakteristik responden berdasarkan usia. Responden yang berusia berkisar 17-25 tahun sebanyak 23 responden dengan presentase 25 %, sedangkan responden yang berusia berkisar antara 26-35 tahun sebanyak 31 responden dengan presentase 33 %, responden yang berusia berkisar 36-45 tahun sebanyak 16 responden dengan presentase 17 %, dan responden yang berusia berkisar 46-55 tahun sebanyak 23 responden dengan presentase 25 %.
74
75
Tabel 20. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia No.
Usia
Jumlah
Persentase
1.
17-25 Tahun
23 Orang
25%
2.
26-35 Tahun
31 Orang
33%
3.
36-45 Tahun
16 Orang
17%
4.
46-55 Tahun
23 Orang
25%
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 21, diketahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 36 responden dengan presentase 37 %, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 62 responden dengan presentase 63 %.
Tabel 21. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase
1.
Laki-laki
36 Orang
37%
2.
Perempuan
62 Orang
63%
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan tabel 22, diketahui karakteristik responden berdasarkan pekerjaan. Responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)/ Tentara Nasional Indonesia (TNI)/ Polisi sebanyak 12 responden dengan presentase 12 %, responden yang bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 14 responden dengan presentase 15 %, responden yang bekerja
76
sebagai wiraswasta sebanyak 10 responden dengan presentase 10 %, responden yang bekerja sebagai buruh sebanyak 14 responden dengan presentase 14 %, responden yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa sebnayak 8 responden dengan presentase 8 %, dan responden yang berstatus sebagai ibu rumah tangga merupakan responden terbesar sebanyak 40 orang dengan presentase 41 %.
Tabel 22. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan No.
Pekerjaan
Jumlah
Presentase
1
PNS/TNI/POLISI
12
12%
2
Karyawan Swasta
14
15%
3
Wiraswasta
10
10%
4
Buruh
14
14%
5
Pelajar/Mahasiswa
8
8%
6
Ibu Rumah Tangga
40
41%
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Berdasarkan tabel 23, diketahui karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir. Responden yang tidak tamat sekolah dasar sebanyak 1 responden dengan presentase 1 %, responden dengan pendidikan terakhir tamat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 36 responden dengan presentase 37 %, responden dengan pendidikan terakhir tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 27 responden dengan presentase 28 %, responden dengan pendidikan terakhir tamat
77
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 22 responden dengan presentase 22 %, dan responden dengan pendidikan terakhir tamat S1/S2/S3 sebanyak 12 responden dengan presentase 12 %.
Tabel 23. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan No. Tingkat Pendidikan
Jumlah
Presentase
1.
Tidak Tamat SD
1 Orang
1%
2.
Tamat SD
36 Orang
37%
3.
Tamat SLTP
27 Orang
28%
4.
Tamat SLTA
22 Orang
22%
5.
Tamat S1/S2/S3
12 Orang
12%
B. Analisis Data 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati, sehingga pertanyaan dalam kuesioner memenuhi syarat sah atau tidak untuk dijadikan data primer dalam penelitian. Uji validitas dapat mengkorelasikan masingmasing pertanyaan dengan jumlah skor masing-masing sub variabel. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment dan hasilnya dibandingkan dengan nilai angka kritik tabel korelasi nilai r. Berdasarkan kuesioner yang disebar kepada 30 responden dengan signifikansi 5% dari sini didapat nilai df=n-2, df=30-2=28.
78
Didapatkan angka r tabel= 0,361.jika r hitung>r tabel, maka pernyataan itu valid. Berikut rumus uji validitas Pearson Product Moment 80:
a. Uji Validitas Variabel Sebelum Menonton Siaran Berita Televisi Tabel 24. Hasil Uji Validitas Variabel X
80
Item Pertanyaan Pertanyaan 1
Harga Koefisien r Hitung 0,589
Harga Koefisien r Tabel 0,361
Kesimpulan
Pertanyaan 2
0,705
0,361
Valid
Pertanyaan 3
0,771
0,361
Valid
Pertanyaan 4
0,357
0,361
Tidak Valid
Pertanyaan 5
0,613
0,361
Valid
Pertanyaan 6
0,493
0,361
Valid
Pertanyaan 7
0,515
0,361
Valid
Pertanyaan 8
0,203
0,361
Tidak Valid
Pertanyaan 9
0,408
0,361
Valid
Pertanyaan 10
0,375
0,361
Valid
Pertanyaan 11
0,451
0,361
Valid
Pertanyaan 12
0,579
0,361
Valid
Pertanyaan 13
0,534
0,361
Valid
Pertanyaan 14
-0,379
0,361
Tidak Valid
Valid
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), h. 48.
79
Item Pertanyaan Pertanyaan 15
Harga Koefisien r Hitung 0,554
Harga Koefisien r Tabel 0,361
Kesimpulan
Pertanyaan 16
0,602
0,361
Valid
Pertanyaan 17
0,468
0,361
Valid
Pertanyaan 18
0,358
0,361
Tidak Valid
Pertanyaan 19
0,771
0,361
Valid
Pertanyaan 20
0,635
0,361
Valid
Pertanyaan 21
0,577
0,361
Valid
Pertanyaan 22
0,643
0,361
Valid
Pertanyaan 23
0,322
0,361
Tidak Valid
Pertanyaan 24
-0,042
0,361
Tidak Valid
Pertanyaan 25
0,752
0,361
Valid
Valid
b. Uji Validitas Variabel setelah menonton siaran berita televisi Tabel 25. Hasil Uji Validitas Variabel Y Item Pertanyaan Pertanyaan 1
Harga Koefisien r Hitung 0,412
Harga Koefisien r Tabel 0,361
Kesimpulan
Pertanyaan 2
0,475
0,361
Valid
Pertanyaan 3
0,575
0,361
Valid
Pertanyaan 4
0,333
0,361
Tidak Valid
Pertanyaan 5
0,611
0,361
Valid
Pertanyaan 6
0,677
0,361
Valid
Pertanyaan 7
0,751
0,361
Valid
Pertanyaan 8
0,319
0,361
Tidak Valid
Harga Koefisien
Harga Koefisien
Kesimpulan
Item
Valid
80
Pertanyaan Pertanyaan 9
r Hitung 0,728
r Tabel 0,361
Valid
Pertanyaan 10
0,578
0,361
Valid
Pertanyaan 11
0,469
0,361
Valid
Pertanyaan 12
0,504
0,361
Valid
Pertanyaan 13
0,619
0,361
Valid
Pertanyaan 14
-0,096
0,361
Tidak Valid
Pertanyaan 15
0,594
0,361
Valid
Pertanyaan 16
0,674
0,361
Valid
Pertanyaan 17
0,759
0,361
Valid
Pertanyaan 18
0,204
0,361
Tidak Valid
Pertanyaan 19
0,532
0,361
Valid
Pertanyaan 20
0,601
0,361
Valid
Pertanyaan 21
0,468
0,361
Valid
Pertanyaan 22
0,555
0,361
Valid
Pertanyaan 23
-0,322
0,361
Tidak Valid
Pertanyaan 24
0,352
0,361
Tidak Valid
Pertanyaan 25
0,422
0,361
Valid
2. Uji Reliabilitas dengan Teknik Alpha Cronbach Uji reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.
81
Teknik ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya memiliki rentang nilai antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau dalam bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7. Rumus menghitung nilai reliabilitas instrument menggunakan teknik Alpha Cronbach ditulis sebagai berikut 81:
Kuesioner yang disebar untuk uji reliabilitas berjumlah 30 orang. Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliabel, bila koefisien reliabilitas (r11)>0,6. a. Uji Reliabilitas Variabel Sebelum Menonton Siaran Berita Televisi (X) Tabel 26. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. 81
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), h. 58.
82
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.896
19
Dari hasil perhitungan uji reliabilitas untuk variabel X didapatkan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,896 yang artinya bahwa seluruh pertanyaan variabel X dinyatakan reliabel dikarenakan nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (0,896>0,6). b. Uji Reliabilitas Variabel Setelah Menonton Siaran Berita Televisi (Y) Tabel 27. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
83
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.895
19
Sedangkan hasil perhitungan uji reliabilitas untuk variabel Y didapatkan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,895 yang artinya bahwa seluruh pertanyaan variabel X dinyatakan reliabel dikarenakan nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (0,895>0,6).
3. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji normal
84
probability plot yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: a. Jika data menyebar di sekitar garis normal dan mengkuti arah garais diagonal menunjukan bahwa pola distribusi data normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti garis diagonalnya maka dapat disimpulkan distribusi data tidak normal dan model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot disajikan pada gambar berikut: Gambar 1. Grafik P-Plot Variabel X
85
Gambar 2. Grafik P-Plot Variabel Y
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik probability plot dapat dilihat bahwa penyebaran data berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, hal ini menunjukan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik, pada uji normalitas ini juga dilakukan dengan uji statistik, yaitu uji kolmogorov-smirnov (K-S). Dalam uji kolmogorov-smirnov ini residual dikatakan terdistribusi secara normal jika signifikansi kolmogorov-smirnov berada lebih dari 0,05. Berikut adalah hasil uji kolmogorov smirnov pada tabel:
86
Tabel 28. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Sesudah N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
98
98
55.96
73.80
11.150
7.074
Most Extreme
Absolute
.113
.126
Differences
Positive
.112
.126
Negative
-.113
-.094
1.120
1.252
.162
.087
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Terlihat pada tabel nilai signifikansi 0,162>0,05 dan 0,087>0,05. Hal ini membuktikan bahwa seluruh variabel memiliki distribusi normal dan memenuhi uji normalitas.
87
4.
Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang diteliti mempunyai varian yang sama. Hasil perhitungan ini, dapat dilihat pada tabel: Tabel 29. Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Sesudah Levene Statistic
df1
4.175
df2 23
Sig. 61
.000
Dari tabel test of homogeneity of variances didapatkan nilai signifikansi
sebesar
0,00.
Nilai
ini
menunjukan
bahwa
nilai
sig>0,05=0,00>0,05, maka dapat disimpulkan kedua kelompok data mempunyai varian yang sama.
5. Efektifitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi bagi mayarakat pedesaan menggunakan paired sample t-test Efektifitas siaran berita televisi diukur berdasarkan perubahan tingkat informasi dengan indikator perubahan pengetahuan informasi masyarakat sebelum dan sesudah menonton siaran berita televisi. Pengukuran perubahan dilakukan menggunakan paired sample t-test melalui SPSS
88
16.0 for Windows dan diperkuat menggunakan uji t-test berpasangan hitungan manual. Langkah pengujian: a. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H0 : µ D ≤ 0 H1 : µ D ≥ 0 H0 : (Siaran berita Televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan) H1 : (Siaran berita Televisi efektif sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan) b. Menentukan alpha α : sebesar 5% atau 0,05 c. Menetukan statistik uji (thitung) Dalam penelitian ini menggunakan paired sample t-test pada SPSS 16.0 for Windows dan diperkuat menggunakan uji statistik t-Test saling berpasangan dengan metode penghitungan manual.
Tabel 26. Hasil paired sample t-test
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Sebelum menonton siaran berita TV Sesudah menonton siaran berita TV
N
Std. Deviation Std. Error Mean
55.96
98
11.150
1.126
73.80
98
7.074
.715
89
Paired Samples Correlations N Pair 1
Correlation
Sig.
Sebelum menonton siaran berita TV & Sesudah
98
.149
.142
menonton siaran berita TV
Paired Samples Test Paired Differences
Std. Std. Error Mean Deviation Mean Pair Sebelum 1 menonton siaran berita TV Sesudah 17.837 menonton siaran berita TV
12.280
1.240
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
T
-20.299
-15.375 -14.379
Tabel 30. Rekapitulasi Data Angket X 64 62 63 67 65 69 54 63 61 62 60 62 62 61 40 71
Y 70 62 71 67 71 72 73 72 72 72 71 72 71 72 72 73
D -6 0 -8 0 -6 -3 -19 -9 -11 -10 -11 -10 -9 -11 -32 -2
D2 36 0 64 0 36 9 361 81 121 100 121 100 81 121 1024 4
Sig. (2tailed)
df
97
.000
90
X 43 66 62 68 62 60 73 79 70 61 62 72 72 40 50 48 48 58 66 59 63 49 61 55 52 61 62 48 50 48 62 59 59 59 48 44 53 40 52 40
Y 83 83 68 84 72 72 77 77 70 69 68 77 77 55 73 73 73 66 69 91 73 80 79 71 72 60 66 76 73 80 82 82 81 81 75 79 75 60 69 69
D -40 -17 -6 -16 -10 -12 -4 2 0 -8 -6 -5 -5 -15 -23 -25 -25 -8 -3 -32 -10 -31 -18 -16 -20 1 -4 -28 -23 -32 -20 -23 -22 -22 -27 -35 -22 -20 -17 -29
D2 1600 289 36 256 100 144 16 4 0 64 36 25 25 225 529 625 625 64 9 1024 100 961 324 256 400 1 16 784 529 1024 400 529 484 484 729 1225 484 400 289 841
91
X 50 50 50 68 51 53 52 43 46 46 46 30 42 42 42 41 41 46 44 47 45 46 46 46 46 38 47 85 71 73 73 61 64 76 65 68 68 38 47 47
Y 77 75 75 82 75 66 68 72 72 72 72 67 69 70 68 70 70 76 50 63 82 81 82 82 79 89 70 86 79 78 78 79 83 76 68 70 68 89 70 86
D -27 -25 -25 -14 -24 -13 -16 -29 -26 -26 -26 -37 -27 -28 -26 -29 -29 -30 -6 -16 -37 -35 -36 -36 -33 -51 -23 -1 -8 -5 -5 -18 -19 0 -3 -2 0 -51 -23 -39
D2 729 625 625 196 576 169 256 841 676 676 676 1369 729 784 676 841 841 900 36 256 1369 1225 1296 1296 1089 2601 529 1 64 25 25 324 361 0 9 4 0 2601 529 1521
92
X 73 61
Y 87 68
S=
D -14 -7 -1748
1
45806 – (-1748)2
97
98
D2 196 49 45806
S= 12,279976
thitung =
-1748 98
= -14,379
12,279976 √98 d. Menentukan ttabel ttabel= 1,980 e. Kesimpulan Karena nilai thitung sebesar -14,379 nilai ini menunjukkan bahwa nilai thitung
93
6. Faktor-Faktor Efektifitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan Berdasarkan wawancara dengan beberapa warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat Efektifitas siaran berita televisi dapat dilihat dari82: 1. Isi berita Siaran berita televisi lebih banyak mengangkat berita dengan unsur politik yang kebanyakan hanya dimengerti oleh kalangan masyarakat perkotaan, sehingga bagi kalangan masyarakat pedesaan semakin banyak unsur berita berita politik, semakin malas mereka menonton siaran berita televisi. 2. Gaya Bahasa Berita yang disajikan oleh stasiun televisi lebih
banyak
menggunakaan bahasa yang awam dimengerti oleh masyarakat pedesaan, sehingga semakin banyak ketidakpahaman yang mereka dapatkan dari menonton siaran berita televisi mereka semakin bosan saat menonton.
82
Lihat Lampiran Wawancara.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian skripsi yang berjudul Efektivitas Siaran Berita Televisi Sebagai Sumber Informasi Bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat) ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa: 1. Siaran berita televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan rumus paired
sample t-test.
Didapatkan hasil bahwa nilai thitung< ttabel = -14,379<1,980. 2. Masyarakat pedesaan menilai bahwa siaran berita televisi lebih banyak berisikan informasi mengenai politik yang lebih dipahami oleh kalangan menengah ke atas. Bahasa yang digunakan oleh siaran berita televisi juga kurang dimengerti masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan juga lebih banyak memanfaatkan media massa khususnya televisi sebagai hiburan.
94
95
B. Saran Berkenaan dengan segala hal yang berhubungan dengan penelitian ini, penulis ingin menyampaikan beberapa catatan dan saran-saran yang dianggap perlu, yaitu: 1. Siaran berita televisi harusnya berisikan berita-berita yang mudah dipahami oleh semua kalangan. Aspek-aspek mengenai kehidupan sehari-hari harus lebih diperbanyak dalam setiap siaran berita televisi manapun. 2. Bahasa yang digunakan pada siaran berita televisi juga harus dipahami oleh semua kalangan. Jangan menggunakan istilah-istilah yang terlalu rumit artinya sehingga masyarakat terutama yang berada di pedesaan bisa lebih tertarik menonton berita televisi, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan media massa itu bukan hanya sebagai media hiburan saja tetapi juga sebagai media informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007. Badjuri, Adi. Jurnalistik Televisi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Barus, Sedia Willing. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, Jakarta: Erlangga, 2010. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005. . Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Effendi, Sofian dan Masri Singarimbun. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 2011. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003. . Televisi Siaran Teori dan Praktek, Jakarta: Mandar Maju, 1993. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS, Semarang: BP. UNDIP, 2003. Handayaningrat, Soewarno. Sistem Birokrasi Pemerintahan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1985. Hidayat. Efektivitas dalam Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986. Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif), Jakarta: Erlangga, 2009. Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: Penerbit PPM, 2007. Kriyantono, Rachmat. Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
96
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif (Analisi Isi dan Analisis Data Sekunder), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010. Mondary. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008. Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. , dan Andy Corry Wardhani. Teori Komunikasi Massa (Media, Budaya dan Masyarakat), Bogor: Ghalia Indonesia, 2002. Muda, Deddy Iskandar. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. Nazir, Moh. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013. Oramahi, Hasan Asy’ari. Jurnalistik Televisi, Jakarta: Erlangga, 2015. Pasaribu, Amudi. Pengantar Statistik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009. Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Siregar, Syofian. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Group, 2012.
Jakarta: Prenada Media
Soemardjan, Selo dan Soelaiman Soemardi. Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1964. Sudarmanto, R Gunawan. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. Sugiarto, dan Dergibson Siagian. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000. Sutabri, Tata. Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta: Andi Publisher, 2005. Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa, Jakarta: Raja Grafindo, 2012. Tukiran, dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 2013. Wirotomo, Paulus. Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: UI Press, 2012. Yusup, Pawit M. Pedoman Praktis Mencari Informasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995
LAMPIRAN
Proposal Skripsi
EFEKTIVITAS TAYANGAN BERITA TELEVISI SEBAGAI SUMBER INFORMASI BAGI MASYARAKAT PEDESAAN (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Deby Novia 1112051100006
Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2016
PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Assalamualaikum, Wr, Wb. Salam sejahtera dan senang berkenalan dengan Bapak/Ibu di Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Nama Saya Deby Novia, Mahasiswi Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012. Saya akan melakukan penelitian skripsi dengan judul “Efektivitas Siaran Berita Televisi Sebagai Sumber Informasi Bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”. Untuk keperluan diatas, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan yang Bapak/Ibu rasakan/alami. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas diri Bapak/Ibu. Partisipasi Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini sangat saya hargai dan sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
(Deby Novia)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Judul Penelitian
: Efektivitas Siaran Berita Televisi Sebagai Sumber Informasi Bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)
Peneliti
: Deby Novia
Pembimbing
: Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si
Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti. Saya memahami bahwa penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi saya dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Jawaban yang saya berikan juga akan dijaga kerahasiaannya serta saya diberi kesempatan untuk bertanya pada hal-hal yang belum dimengerti. Apabila dalam pertanyaan kuesioner
menimbulkan respon
tidak
menyenangkan bagi saya, maka peneliti memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa resiko apapun. Dengan demikian saya menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Responden,
(.................................)
Kuesioner Penelitian
A. Data Demografi Petunjuk Pengisian •
Responden dimohon untuk menjawab semua pertanyaan yang tersedia
•
Responden dimohon untuk mengisi kuesioner ini dengan memberi tanda check list (√) pada kotak yang tersedia
•
Tiap satu pertanyaan hanya diisi satu jawaban
1. Nama saya: ........................................................................... 2. Rentang usia saya saat ini:
□ 17-25 Tahun
□ 26-35 Tahun
□ 36-45 Tahun
□ 46-55 Tahun
3. Jenis Kelamin:
□ Laki-Laki
□ Perempuan
4. Pekerjaan:
□ PNS/TNI/POLISI □ Karyawan Swasta □ Buruh
□ Wiraswasta
□ Ibu Rumah Tangga □ Pelajar/ Mahasiswa
5. Pendidikan Terakhir:
□ Tidak Tamat SD
□ Tamat SD
□ Tamat SLTP
□ Tamat SLTA
□ Diploma I/II/III
□ Sarjana S1/S2/S3
Kuesioner Penelitian
B. Soal Pilihan Pernyataan Petunjuk Pengisian •
Bacalah sejumlah pertanyaan dibawah ini dengan teliti.
•
Anda dimohon untuk memberikan penilaian terkait seberapa banyak tingkat informasi yang anda dapatkan sebelum dan sesudah menonton berita televisi yang sudah dibatasi yaitu siaran berita televisi Seputar Indonesia di RCTI dan Liputan 6 Petang di SCTV.
•
Anda dimohon untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan Anda secara objektif dengan memberi tanda check list (√) pada salah satu kriteria untuk setiap pernyataan yang menurut Anda paling tepat.
•
Skor yang diberikan tidak mengandung nilai jawaban benar-salah melainkan menunjukkan kesesuaian penilaian Anda terhadap isi setiap pernyataan. Pilihan jawaban yang tersedia adalah :
•
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
CS
= Cukup Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
Dimohon dalam memberikan penilaian tidak ada pernyataan yang terlewatkan.
•
Hasil penelitian ini hanya untuk kepentingan akademis saja. Identitas dari Anda akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti.
SEBELUM MENONTON SIARAN BERITA LIPUTAN 6 PETANG DAN SEPUTAR INDONESIA
No. 1.
Pernyataan Sebelum menonton siaran berita televisi, saya buta terhadap informasi
2.
Sebelum menonton siaran berita televisi, tidak ada media untuk mengetahui informasi dari luar lingkungan tempat tinggal
3.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya acuh tak acuh terhadap informasi diluar lingkungan tempat tinggal
4.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya hanya mengetahui informasi yang berasal dari lingkungan tempat tinggal
5.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya buta terhadap informasi mengenai pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) serentak
6.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya hanya melihat caloncalon kepala daerah di spanduk/baliho
7.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya hanya mengetahui cara mencoblos pada Pilkada saat hari
SS
S
CS
TS
STS
pemilihan berlangsung 8.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya acuh tak acuh terhadap calon-calon kepala daerah karena pergantian kepala daerah tidak membawa perubahan pada kehidupan rakyat
9.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya tahu kenaikan harga bahan pokok saat transaksi jual beli di pasar tradisional
10.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya buta terhadap informasi mengenai kebijakan pemerintah terkait harga-harga bahan pokok di pasaran
11.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya acuh tak acuh terhadap pedagang yang menaikan harga bahan pokok secara tinggi
12.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya tidak tahu penyebab langkanya bahan pokok di pasaran
13.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya hanya mengetahui bencana alam/ kecelakaan yang terjadi dilingkungan sekitar tempat tinggal
14.
Sebelum menonton siaran berita televisi, tidak ada media untuk mengetahui kejadian bencana alam/ kecelakaan yang terjadi diluar lingkungan tempat tinggal
15.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya mengabaikan keselamatan berlalu lintas seperti tidak menggunakan helm yang dapat menyebabkan kecelakaan
16.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya menebang pohon sembarangan tanpa tahu hal tersebut dapat menyebabkan bencana alam
17.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya acuh tak acuh terhadap gejala-gejala penyakit yang membahayakan
18.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saya makan dan minum apa saja tanpa tahu mana yang baik atau tidak bagi kesehatan
19.
Sebelum menonton siaran berita televisi, saat saya sakit saya enggan pergi ke klinik/dokter karena biaya yang terbatas
SETELAH MENONTON SIARAN BERITA LIPUTAN 6 PETANG DAN SEPUTAR INDONESIA
No. 1.
Pernyataan Setelah menonton siaran berita televisi, saya tahu banyak informasi
2.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya memiliki media untuk mengetahui informasi dari luar lingkungan tempat tinggal
3.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya peduli pada informasi di luar lingkungan tempat tinggal
4.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya menerima informasi yang berasal dari luar lingkungan tempat tinggal
5.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya tahu tentang pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) serentak
6.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya melihat calon-calon kepala daerah di televisi
7.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya mengetahui cara mencoblos yang benar pada pemilihan
SS
S
CS
TS
STS
umum kepala daerah (Pilkada) 8.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya memilih dengan hatihati calon-calon kepala daerah yang diusung pada pemilihan umum kepala daerah (Pilkada)
9.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya tahu kenaikan harga bahan pokok sebelum bertransaksi di pasar tradisional
10.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya tahu informasi mengenai kebijakan pemerintah terkait hargaharga bahan pokok di pasaran
11.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya memprotes pedagang di pasar tradisional yang menaikan harga bahan pokok secara tinggi
12.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya mengetahui penyebab bahan pokok langka di pasaran
13.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya tahu bencana alam/ kecelakaan yang terjadi diluar lingkungan sekitar tempat tinggal
14.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya memiliki media untuk mengetahui kejadian bencana alam/ kecelakaan yang terjadi diluar lingkungan tempat tinggal
15.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya menaati keselamatan berlalu lintas seperti menggunakan helm agar tidak terjadi kecelakaan
16.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya tetap melakukan penebangan pohon sembarangan tanpa tahu bahwa hal tersebut dapat menyebabkan bencana alam
17.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya peduli terhadap gejala penyakit yang membahayakan
18.
Setelah menonton siaran berita televisi, saya memilih makanan dan minuman yang baik bagi kesehatan
19.
Setelah menonton siaran berita televisi, saat saya sakit saya pergi ke klinik/dokter karena adanya kartu BPJS yang meringankan biaya pengobatan
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN
Pewawancara
: Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
: Iad Madria
Umur
: 55 Tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pelaksanaan Wawancara
: Jumat, 09 Desember 2016, pukul 17.04 WIB di Kediaman Bapak Iad Madria
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu? Saya senang dengan hadirnya televisi yang masuk ke desa ini. Karena televisi membawa banyak manfaat terlebih kepada lansia seperti saya untuk mendapatkan informasi dan hiburan. 2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton? Saya biasanya menonton berita dan acara-acara seputar agama. 3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi? Ya, saya suka menonton berita di televisi. 4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi? Saya mendapat banyak informasi melalui berita yang saya tonton di televisi. Hanya terkadang saya kurang paham dengan bahasa yang dibawakan. Bahkan pada beberapa stasiun televisi, lebih banyak membahas politik yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan saya sehari-hari. 5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan terutama warga pedesaan? Menurut saya, siaran televisi seharusnya mencoba untuk menyebarkan berita bagi semua kalangan. Baik kalangan menengah keatas ataupun menengah kebawah. Bahasa yang dipakai jangan terlalu sulit dipahami.
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN
Pewawancara
: Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
: Ecin Kuraesin
Umur
: 47 Tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pelaksanaan Wawancara
: Jumat, 09 Desember 2016, Pukul 15.55 WIB di Poskamling RT 003 RW 003 Desa Girimakmur
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu? Saya senang dengan hadirnya televisi yang masuk ke desa ini. Karena saya jadi memiliki sarana hiburan baru yang bisa saya lihat dirumah saja. 2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton? Sinetron, acara kontes menyanyi, ya pokoknya acara-acara yang berbau hiburan. 3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi? Saya pernah menonton berita, tetapi jarang. 4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi? Saya kurang mengerti dengan bahasa yang digunakan atau ditampilkan sehingga membuat saya kurang tertarik dengan berita. Selain itu, saya lebih butuh acara-acara hiburan daripada berita. 5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan terutama warga pedesaan? Isi berita yang ditampilkan lebih menarik jangan membosankan. Bahasanya juga jangan tinggi-tinggi sehingga bisa lebih dimengerti semua orang.
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN
Pewawancara
: Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
: Alvin Firmansyah
Umur
: 18 Tahun
Pekerjaan
: Mahasiswa
Pelaksanaan Wawancara
: Sabtu, 10 Desember 2016, Pukul 08.34 WIB di Kediaman Alvin Firmansyah
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu? Saya senang karena dengan adanya televisi, mayarakat di desa ini lebih terbuka terhadap banyak hal di luar sana. 2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton? Acara-acara musik, film, berita, dan masih banyak lagi. 3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi? Ya, saya suka menonton berita namun tidak sering atau tidak rutin. 4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi? Berita memberikan banyak informasi, sehingga orang yang tidak tahu menjadi tahu. Namun, berita lebih didominasi oleh politik apalagi saat-saat pilkada seperti sekarang. Untuk sebagian orang, politik bukanlah hal yang mudah dimengerti. 5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan terutama warga pedesaan? Berita harus bisa memberikan pengetahuan yang lebih terhadap penontonnya terutama masyarakat pedesaan yang masih tertutup terhadap informasi. Jangan hanya memberitakan sesuatu yang dimengerti kalangan perkotaan saja, namun juga bisa dimengerti kalangan pedesaan, sehingga tujuan berita sendiri bisa terpenuhi sebagai pemberi informasi.
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN
Pewawancara
: Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
: Nana Juhana
Umur
: 31 Tahun
Pekerjaan
: Buruh
Pelaksanaan Wawancara
: Sabtu, 10 Desember 2016, Pukul 18.22 WIB di Masjid Ash-Sholihin
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu? Ya tanggapannya senang ada televisi. 2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton? Saya suka nonton film, sinetron, dakwah, sama berita. 3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi? Saya suka menonton berita 4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi? Beritanya kebanyakan politik. Saya gak ngerti. Bahasanya juga terlalu tinggi jadi kadang cepat bosan nontonnya. 5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan terutama warga pedesaan? Dibikin lebih menarik aja supaya warga desa mau nonton, soalnya warga desa lebih kepengen nonton sinetron daripada berita karena beritanya mereka gak ngerti.
Nama Ela Susilowati Juhria Subekti Asep Sofyan Erik Mardiana Ecin Kuraesin Nana Juhana Siti Julaeha Sumiati Ratnawati Ai Munawar Beti Titi Ida Rumdaningsih Alvin Firmansyah Beti Nur Baeti Enih Jubaedah Iqbal Herdianto Waluya Tresna Firmansyah Dedah Jubaedah Sarnan Suardi Solehudin Rais Mimin Mintarsih Yeni Kiki Syamsiati Ekawati Renti Rahayu Asep Rahmat Enden Nendah Nurjanah Rio Kangka Logawa Indrawati Dedi Jahadi Nani Suryani Entin Suhartini Dewi Purwati Lina Ela Siti Komala A Kurniawan Arisandi Tina Rahmawati Rismawati Solihah
Usia 4 4 3 2 2 4 4 3 4 2 3 3 4 3 1 3 3 1 1 3 4 4 4 4 4 2 2 1 2 1 1 2 3 3 3 1 1 2 2 1 2
Gender Pekerjaan Pendidikan 2 5 3 1 1 6 1 1 6 1 2 6 1 2 6 2 5 2 1 4 2 2 5 2 2 5 2 2 5 3 2 5 3 2 5 2 2 5 2 2 5 2 1 6 4 2 5 3 2 5 2 1 2 4 1 2 1 1 1 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2
2 5 1 4 3 5 5 5 5 5 2 2 6 5 4 5 5 5 5 5 4 6 2
4 4 3 2 6 2 2 3 3 4 6 6 3 4 3 2 3 4 3 4 2 6 6
1 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4
3 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4
5 4 5 5 4 5
Sarja Dahori Entay Sutarsih Salim Asep Ridwan Sobarna Apong Siti Nurhayati Yanti Rosmayanti Hani Farhani Abdul Rosid Dedi Mulyadi Sita Nita R Eti Rohmiati Syifaur Rohmilia Fattansyah Rina Riani Nur Farida Afwa Auliansyah Ecin Kuraesin Siti Eva Farida Usi Iin Enar Sunarsih Erus Rosmiati Udin Syamsudin N Tri Dianti N Dede Rustika Yanti Setianingsih Eros Rosidah Siti Dedah Jubaedah Nanan Nuraesiah Siti Nuraeni Widia Nugraha Ningsih Devi Herdiana Nugraha Ida Andri Dadang Indra Kamal Hartono Ela Laetasari Neneng Nursaadah Budi Nugraha Entin Kartini
4 4 4 3 4 3 1 1 4 2 1 3
1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2
3 5 4 4 5 5 4 6 4 1 2 1
2 2 2 4 2 4 3 4 2 6 4 6
4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
2 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
1 1
2 2
4 5
3 3
3 3
4 4
3 4
1 4 1 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 4 2 3 1 3 3 4 3 3
2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2
4 5 3 4 5 5 5 3 1 1 1 2 2 5 1 5 5 2 5 1 1 6 1 2 5 6 2
3 4 6 6 2 3 3 2 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 1 6 6 4 6 6 6 4 4
4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 2 3 4 4 5 4 4 5
Surya S Iad Madria Bogi Mahesa Nova Anisa Sholihah Eti Barda Eros Rostina Mulyanti Reza Pahlepi Sari Dewi Giatno Sri Giatmi Arif Darmawan Evi Nurhayati Inna Bayani Didi Supriyadi
3 4 1 1 3 3 3 2 2 1 3 4 1 1 1 4
1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1
3 4 3 6 5 3 5 2 4 5 3 5 4 4 6 3
3 2 3 4 2 2 2 6 3 4 3 2 3 3 4 2
5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4
4 4 3 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 3