RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENCATATAN KEUANGAN ORGANISASI NON-PROFIT (STUDI KASUS: DI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) PATTIRO)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Disusun Oleh: DILAH PENI FAUZIAH 105093003017
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENCATATAN KEUANGAN ORGANISASI NON-PROFIT (STUDI KASUS: LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) PATTIRO)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: DILAH PENI FAUZIAH 105093003017
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
ii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENCATATAN KEUANGAN ORGANISASI NON-PROFIT (STUDI KASUS: LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) PATTIRO)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: DILAH PENI FAUZIAH 105093003017
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Zaenuddin Bey Fananie, M.Sc
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008
Mengetahui, Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M. Kom NIP. 150411252
iii
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGESAHAN UJIAN Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Non-Profit (Studi Kasus: Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PATTIRO)” yang ditulis oleh Dilah Peni Fauziah, NIM 105093003017 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi. Menyetujui : Penguji I
Penguji II
Zulfiandri, MMSI NIP. 19070130 200501 1003_
Nia Kumaladewi, MMSI NIP.10504111179_
Pembimbing I
Pembimbing II
Zaenuddin Bey Fananie, M.Sc NIP.
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008
Mengetahui : Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Ketua Program Studi Sistem Informasi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956
Aang Subiyakto, M. Kom NIP. 150 411 252 iv
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 21 Juni 2010
Dilah Peni Fauziah 105093003017
v
ABSTRAK DILAH PENI FAUZIAH (105093003017). Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit (Studi Kasus: Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PATTIRO) di bawah bimbingan ZAENUDDIN BEY F. dan NUR AENI HIDAYAH. Tren perkembangan organisasi non-profit yang semakin meningkat jumlahnya membuat persaingan antar organisasi-organisasi tersebut semakin ketat, termasuk dalam kegiatan manajerialnya. Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dewasa ini organisasi non-profit harus meningkatkan kinerja manajerialnya dengan memanfaatkan teknologi tersebut. Diantaranya dalam pencatatan data-data keuangan untuk dijadikan laporan keuangan. Pada LSM PATTIRO, pengolahan data-data keuangan untuk dijadikan laporan masih dilakukan secara manual yang menyebabkan manajemen kehilangan kontrol. Sehingga mungkin saja terjadi transaksi-transaksi yang tidak tercatat, kehilangan dokumen, dan masalah keterlambatan pelaporan yang membuat laporan keuangan tidak akurat dan tidak dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, dalam penelitian ini dikembangkan Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit yang dapat digunakan untuk mengolah dan menyimpan data-data keuangan organisasi yang berupa data penerimaan dan pengeluaran kas untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengembangan Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit menggunakan metode pengembangan Rapid Application Develompent (RAD) yang merujuk pada teori Jeffery L. Whitten Dkk. (2004) dengan Unified Modelling Language (UML) sebagai alat pemodelan sistem. Teknologi yang digunakan untuk pembangunan perangkat lunak sistem adalah PHP 5.2.9 sebagai bahasa pemrograman, Apache 2.2 sebagai web server, dan MySQL 5.0 sebagai database. Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit ini berhasil membuat pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu format, membuat sistem pengendalian internal menjadi lebih baik dengan melibatkan seluruh pihak dalam pencatatan transaksi, penyimpanan data dalam database sehingga mengurangi penggunaan kertas dan resiko kehilangan catatan transaksi, dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat, tepat waktu, dan dapat dipertanggung jawabkan. Kata Kunci: Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas, Rapid Application Development (RAD), Pemodelan berorientasi objek, Unified Modelling Language (UML). V Bab + xxv Halaman + 115 Halaman + Daftar Pustaka + 30 Gambar + 36 Tabel + 6 Daftar Simbol + 5 Lampiran. Pustaka Acuan: 21 Buku (2000-2008).
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Program Studi Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul peneletian skripsi ini adalah “Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit (Studi Kasus: Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PATTIRO)”. Tidak lupa, shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, beserta seluruh pengikutnya dari awal hingga akhir zaman. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung atas terselesaikannya skripsi ini. Karena tanpa dukungan dari mereka, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Mereka yang telah mendukung penulis adalah : 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak A’ang Subiyakto, M. Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi. 3. Ibu Nur Aeni Hidayah M.MSI selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi sekaligus Dosen Pembimbing II yang selalu membimbing penulis dan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
vii
viii
4. Bapak Zaenuddin Bey Fananie, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I yang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini dan memberikan banyak ilmu baru yang belum diketahui penulis sebelumnya. 5. Kedua orangtuaku
tercinta dan tersayang, yang tak henti-hentinya
mencurahkan kasih sayang, motivasi, dan pengertian kepada penulis . Dan kelima Dilah yang akan selamanya menjadi bagian dari hidup penulis. 6. Ibu D. Utami Cahyani, selaku Manajer Keuangan PATTIRO yang telah memberikan banyak masukan dalam pembuatan skripsi ini. 7. Annisa Primasari dan Afrialdi Syahputra, yang telah banyak memberikan bantuan keajaiban bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dan sahabatsahabat terbaikku: Ayu Dhita, Citra Nuraini, Lia Amalia, Mita Ristanti, Muyassaroh, dan Yunita Fitriyani. Terima kasih untuk warna yang kalian berikan. 8. Lingkaran malaikatku yang senantiasa mengingatkan dalam kebaikan, Rahmah Farahdita, Mia Lestari, Wulan Embun, Aulia Destianti, Iklima Ermis, Zahara Fadilah, dan semua yang telah menjadi kisah dalam hidupku. 9. Teman-temanku di Fakultas Sains dan Teknologi terutama angkatan 2005 yang telah memberikan motivasi tak henti agar penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. 10. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis selama praktek kerja hingga penyelesaian laporan ini. Penulis juga ingin mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait, apabila selama ini ada hal-hal yang kurang berkenan yang penulis lakukan. Penulis juga mengharapkan saran serta kritik dari
ix
pembaca dan semua pihak agar penulisan laporan selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap agar laporan skripsi ini dapat berguna bagi penulis dan juga pembaca sekalian. Amin.
Jakarta, 21 Juni 2010
Dilah Peni Fauziah
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ...................................................................................
i
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………......
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN …………………………………......
iv
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………...…
vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………......
x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….….
xiv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….….
xvi
DAFTAR SIMBOL ........................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xxv
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1 Latar Belakang …………………………….……………………..........….
1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................
2
1.3 Batasan Masalah .........................................................................................
3
1.4 Tujuan Penelitian ................………………………....................................
4
1.5 Manfaat Penelitian .....................................................................................
5
1.6 Metode Penelitian …………………….……………………………..........
5
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................
5
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ..........................................................
6
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................
9
2.1 Konsep Sistem ............................................................................................
9
2.1.1 Karakteristik Sistem ...........................................................................
9
2.2 Konsep Informasi ........................................................................................
12
2.3 Konsep Sistem Informasi ............................................................................
13
2.4 Konsep Sistem Informasi Keuangan ...........................................................
13
x
xi
2.4.1 Sistem Informasi Akuntansi ...............................................................
15
2.4.2 Subsistem Manajemen Dana ..............................................................
15
2.5 Konsep Organisasi Non-Profit ………........................................................
16
2.5.1 Konsep Sistem Keuangan Organisasi Non-Profit...............................
17
2.6 Konsep Object Oriented (Berorientasi Objek)………………………........
17
2.6.1 Keuntungan Menggunakan Object Oriented……………………......
19
2.6.2 Keterbatasan Object Oriented …........................……………………
19
2.7 Metode Pengumpulan Data .........................................................................
20
2.7.1 Studi Pustaka .......................................………………………….......
20
2.7.2 Studi Lapangan .……………………….....……………………........
21
2.7.2.1 Observasi/ Pengamatan……………………………………...
21
2.7.2.2 Interview/ Wawancara……………………………………….
22
2.8 RAD (Rapid Application Development) ...................................................
23
2.9 Pendekatan Analisis Model Driven OOA dan OOD ................................
25
2.9.1 Pengertian Model Driven .................................................................
25
2. 9.2 Pengertian Object Oriented Analysis (OOA) .................................
25
2. 9.3 Pengertian Object Oriented Design (OOD) ....................................
25
2.10 Unified Modelling Language (UML) .......................................................
26
2.10.1 Sejarah UML ....................................................................................
26
2.10.2 Konsep UML ....................................................................................
26
2.11 Database ...................................................................................................
28
2.11.1 Keuntungan Menggunakan Database ..............................................
28
2.11.2 Database Management System (DBMS) ..........................................
28
2.12 Personal Home Page (PHP) .....................................................................
29
2.12.1 Kelebihan-kelebihan PHP ................................................................
29
2.12.2 Syntax PHP .......................................................................................
30
2.13 MySQL .....................................................................................................
30
2.14 Definisi Client-Server ...............................................................................
32
2.15 Pengujian Perangkat Lunak ......................................................................
33
2.16 Literatur Sejenis ........................................................................................
36
xii
BAB III. METODE PENELITIAN ..............................................................
37
3.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................................
37
3.1.1 Studi Pustaka ......................................................................................
37
3.1.2 Studi Lapangan ..................................................................................
38
3.1.2.1 Observasi/ Pengamatan ..........................................................
38
3.1.2.2 Interview/ Wawancara ............................................................
39
3.1.3 Studi Literatur Sejenis ........................................................................
40
3.2 Metode Pengembangan Sistem ………......................................................
40
3.2.1 Scope Definition (Definisi Ruang Lingkup) ......................................
40
3.2.2 Analysis (Analisis) ……………….....................................................
40
3.2.3 Design (Perancangan) ........................................................................
41
3.2.4 Construction & Testing ......................................................................
42
3.2.4.1 Construction ...........................................................................
42
3.2.4.2 Testing ....................................................................................
43
3.3 Kerangka Berpikir .......................................................................................
44
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................
45
4.1 Mendefinisikan Ruang Lingkup (Scope Definition) ...................................
45
4.1.1 Sejarah Organisasi ..............................................................................
45
4.1.2 Visi dan Misi ……………..................................................................
45
4.1.3 Struktur Organisasi ............................................................................
46
4.1.4 Proses Bisnis Yang Sedang Berjalan .................................................
46
4.1.4.1 Sistem Penerimaan Kas ……………………………………..
47
4.1.4.2 Sistem Pengeluaran Kas …………………………………….
47
4.1.5 Identifikasi Masalah ………………...................................................
48
4.1.6 Lingkup Sistem Yang Akan Dibuat ………………………………..
49
4.2 Analisa (Analysis) .......................................................................................
50
4.2.1 Cause and Effect Analysis ..................................................................
50
4.2.2 Analisa Kebutuhan Sistem .................................................................
51
4.2.2.1 Analisa Kebutuhan Fungsional .............................................
51
4.2.2.2 Analisa Kebutuhan Non-Fungsional .....................................
51
4.2.3 Analisa Sistem Usulan ……...............................................................
52
xiii
4.2.3.1 Use-case Diagram …………………………………………..
52
4.2.3.1.1 Identifikasi Aktor …………………………………...
52
4.2.3.1.2 Identifikasi Use-case ………………………………..
53
4.2.3.1.3 Pemodelan Use-case ………………………………...
53
4.2.3.2 Use-case Narrative Analysis Diagram ……………………..
56
4.2.3.3 Activity Diagram ……………………………………………
65
4.2.3.4 Class Diagram ………………………………………………
70
4.3 Perancangan (Design) …………...............................................................
74
4.3.1 Use-case Narrative Design ................................................................
75
4.3.2 Sequence Diagram ............................................................................
84
4.3.3 State Diagram .....................................................................................
93
4.3.4 Deployment Diagram .........................................................................
96
4.3.5 Perancangan Database .......................................................................
97
4.3.5.1 Kamus Data ..............................................................................
97
4.3.6 Matriks data-to location CRUD .........................................................
102
4.3.7 Perancangan Kode (Pseudocode) …………………………………...
106
4.3.8 Perancangan Antarmuka Sistem .........................................................
109
4.4 Construction & testing ................................................................................
109
4.4.1 Construction .......................................................................................
109
4.4.2 Testing ................................................................................................
110
BAB V. PENUTUP ..........................................................................................
111
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….............
111
5.2 Saran ……………………………………………………………................
112
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….........
113
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Model Sistem Informasi Keuangan .....................................
Gambar 2.2
Hubungan Unsur dan Prosedur Keuangan Organisasi Non-
14
Profit ...................................................................................
17
Gambar 2.3
Strategi Rapid Application Development (RAD) .............
24
Gambar 3.1
Kerangka Berpikir ...............................................................
44
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PATTIRO ............................................
46
Gambar 4.2
Sistem Penerimaan Kas Yang Berjalan ..............................
47
Gambar 4.3
Sistem Pengeluaran Kas Yang Berjalan ..............................
48
Gambar 4.4
Diagram Use-case Sistem Usulan .......................................
55
Gambar 4.5
Activity DiagramLogin .......................................................
65
Gambar 4.6
Activity Diagram Input Penerimaan Kas ............................
66
Gambar 4.7
Activity Diagram Input Pengeluaran Kas ............................
66
Gambar 4.8
Activity Diagram Persetujuan Penerimaan Kas ..................
67
Gambar 4.9
Activity Diagram Persetujuan Pengeluaran Kas .................
67
Gambar 4.10 Activity Diagram Cetak Penerimaan Kas ............................
68
Gambar 4.11 Activity Diagram Cetak Pengeluaran Kas ...........................
69
Gambar 4.12 Activity Diagram Lihat Laporan Keuangan ........................
69
Gambar 4.13 Activity Diagram Lihat Laporan Saldo Sisa .......................
70
Gambar 4.14 Class Diagram Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit .........................................................
74
Gambar 4.15 Sequence Diagram Use-case untuk Login ..........................
84
Gambar 4.16 Sequence Diagram Use-case untuk Input Penerimaan Kas
85
xiv
xv
Gambar 4.17 Sequence Diagram Use-case untuk Input Pengeluaran Kas Gambar 4.18 Sequence
Diagram
Use-case
untuk
Persetujuan
Penerimaan Kas ................................................................... Gambar 4.19 Sequence
Diagram
Use-case
untuk
86
87
Persetujuan
Pengeluaran Kas ..................................................................
88
Gambar 4.20 Sequence Diagram Use-case untuk Cetak Penerimaan Kas
89
Gambar 4.21 Sequence Diagram Use-case untuk Cetak Pengeluaran Kas ......................................................................................
90
Gambar 4.22 Sequence Diagram Use-case untuk Laporan Saldo Sisa ....
91
Gambar 4.23 Sequence Diagram Use-case untuk Laporan Keuangan .....
92
Gambar 4.24 State Diagram Penerimaan Kas ..........................................
94
Gambar 4.25 State Diagram Pengeluaran Kas .........................................
95
Gambar 4.26 Deployment Diagram ..........................................................
96
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Cause and Effect Analysis ...................................................
Tabel 4.2
Daftar Pelaku (Actor) Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit ………………................
Tabel 4.3
52
Daftar Use-case Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit ..........................................................
Tabel 4.4
50
53
Daftar Istilah Use-case Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit …....................................
54
Tabel 4.5
Use-case Narrative Analysis Login .....................................
56
Tabel 4.6
Use-case Narrative Analysis Input Penerimaan Kas .........
57
Tabel 4.7
Use-case Narrative Analysis Input Pengeluaran Kas .........
58
Tabel 4.8
Use-case Narrative Analysis Persetujuan Penerimaan Kas
59
Tabel 4.9
Use-case Narrative Analysis Persetujuan Pengeluaran Kas
60
Tabel 4.10
Use-case Narrative Analysis Cetak Penerimaan Kas …….
61
Tabel 4.11
Use-case Narrative Analysis Cetak Pengeluaran Kas …….
62
Tabel 4.12
Use-case Narrative Analysis Lihat Laporan Keuangan …..
63
Tabel 4.13
Use-case Narrative Analysis Lihat Laporan Saldo Sisa ….
64
Tabel 4.14
Daftar Objek Potensial Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit.........................................
71
Tabel 4.15
Analisis Daftar Objek Potensial .........................................
71
Tabel 4.16
Daftar Objek ........................................................................
72
Tabel 4.17
Use-case Narrative Design Login ………………………...
75
Tabel 4.18
Use-case Narrative Design Input Penerimaan Kas ………
76
xvi
xvii
Tabel 4.19
Use-case Narrative Design Input Pengeluaran Kas ………
77
Tabel 4.20
Use-case Narrative Design Persetujuan Penerimaan Kas ..
78
Tabel 4.21
Use-case Narrative Design Persetujuan Pengeluaran Kas ..
79
Tabel 4.22
Use-case Narrative Design Cetak Penerimaan Kas ………
80
Tabel 4.23
Use-case Narrative Design Cetak Pengeluaran Kas ……...
81
Tabel 4.24
Use-case Narrative Design Lihat Laporan Keuangan ……
82
Tabel 4.25
Use-case Narrative Design Lihat Laporan Saldo Sisa ……
83
Tabel 4.26
Struktur Data Tabel sys_user ……………….............….....
97
Tabel 4.27
Struktur Data Tabel sys_role ……………….......................
98
Tabel 4.28
Struktur Data Tabel core_pegawai ………………..............
98
Tabel 4.29
Struktur Data Tabel core_dana ………………...................
99
Tabel 4.30
Struktur Data Tabel core_status ………..............................
100
Tabel 4.31
Struktur Data Tabel sikeu_penerimaan_kas ……………....
100
Tabel 4.32
Struktur Data Tabel sikeu_pengeluaran_kas ………….......
101
Tabel 4.33
Struktur Data Tabel sikeu_penerimaan_kas_status ………
101
Tabel 4.34
Struktur Data Tabel sikeu_pengeluaran_kas_status ………
102
Tabel 4.35
Matriks Data-to-location CRUD ………………................
103
Tabel 4.36
Daftar Tools Yang Digunakan Untuk Membangun Sistem
109
DAFTAR SIMBOL
Simbol Use Case Diagram (Munawar, 2005)
Nama
Simbol
Keterangan
Actor
Actor adalah pengguna sistem. Actor
tidak terbatas hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan
aplikasi
membutuhkan
lain
dan atau
input
memberikan output, maka aplikasi tersebut juga bisa dianggap sebagai actor. Use Case
Use
case
digambarkan
sebagai
lingkaran elips dengan nama use case dituliskan di dalam elips tersebut. Association Asosiasi
digunakan
untuk
menghubungkan actor dengan use case. Asosiasi digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan antara Actor dengan Use Case.
xviii
xix
Simbol Activity Diagram (Munawar, 2005)
Simbol
Keterangan Titik Awal Titik Akhir Activity Pilihan Untuk Mengambil Keputusan Fork, digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel, atau menggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu Rake, menunjukkan adanya dekomposisi
Tanda Waktu Tanda Pengiriman
Tanda Penerimaan Aliran Akhir (Flow Final)
xx
Simbol Class Diagram (Munawar, 2005)
Nama
Simbol
Class
Class adalah blok-blok pembangun pada pemrograman berorientasi objek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak terbagi atas tiga bagian. Bagian atas adalah nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan property/ atribut class. Bagian akhir mendefinisikan method-method dari sebuah class.
Assotiantion
Sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling umum antara 2 class, dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum-hukum multiplisitas pada sebuah relationship (Contoh: One-to-one, one-to-many, manyto-many).
Composition
Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class yang
Keterangan
xxi
lain, maka class tersebut memiliki relasi Composition terhadap class tempat dia bergantung tersebut. Sebuah relationship composition digambarkan sebagai garis dengan ujung berbentuk jajaran genjang berisi/solid. Dependency
Kadangkala sebuah class menggunakan class yang lain. Hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan dependency digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang menggunakan class yang lain. Sebuah dependency dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik.
Aggregation
Aggregation mengindikasikan keseluruhan
bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi “mempunyai sebuah” atau “bagian dari”. Sebuah aggregation digambarkan sebagai sebuah garis dengan sebuah jajaran genjang yang tidak berisi/tidak solid. Generalization Sebuah relasi generalization sepadan dengan sebuah relasi inheritance pada konsep berorientasi obyek. Sebuah generalization dilambangkan dengan sebuah panah dengan
xxii
kepala panah yang tidak solid yang mengarah ke kelas “parent”-nya/induknya.
Simbol Sequence Diagram (Munawar, 2005)
Nama
Simbol
Object
Object merupakan instance dari sebuah class dan
dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama obyek di dalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma. Actor
Actor juga dapat berkomunikasi dengan object, maka actor juga dapat diurutkan sebagai kolom. Simbol Actor sama dengan simbol Actor pada Use Case Diagram.
Lifeline
Lifeline mengindikasikan keberadaan sebuah objek dalam basis waktu. Notasi untuk Lifeline adalah garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah objek.
Activation
Activation dinotasikan sebagai sebuah kotak segi empat yang digambar pada sebuah lifeline. Activation mengindikasikan sebuah objek yang akan melakukan sebuah aksi.
Message
Message, digambarkan dengan anak panah
Keterangan
xxiii
horizontal antara Activation. Message mengindikasikan komunikasi antara objek-objek.
Simbol State Diagram (Munawar, 2005)
Nama
Simbol
State
Notasi State menggambarkan sebuah entitas.
Yang digambarkan dengan segiempat yang tumpul di setiap sisinya Transition
Sebuah Transition menggambarkan sebuah
kondisi objek yang disebabkan oleh suatu event. Transition digambarkan dengan sebuah anak panah dengan nama event yang ditulis di atasnya, di bawahnya, atau di sepanjang anak panah tersebut. Initial State
Kondisi awal objek sebelum ada perubahan keadaan. Initial State digambarkan dengan sebuah lingkaran solid. Hanya satu Initial State yang diizinkan dalam sebuah diagram.
Final State
Menggambarkan ketika objek berhenti memberi respon terhadap sebuah event. Final State digambarkan dengan sebuah lingkaran solid
Keterangan
xxiv
yang ditengahnya terdapat lingkaran kosong.
Simbol Deployment Diagram (Munawar, 2005)
Nama Component
Simbol Pada
Keterangan
deployment
komponen-komponen
diagram, yang
ada
diletakkan didalam node untuk memastikan
keberadaan
posisi
mereka. Node
Node
menggambarkan
bagian-
bagian hardware dalam sebuah sistem.
Notasi
untuk
node
digambarkan sebagai sebuah kubus 3 dimensi. Association
Sebuah association digambarkan sebagai
sebuah
garis
yang
menghubungkan dua node yang mengindikasikan jalur komunikasi antara element-elemen hardware.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian di PATTIRO ..........................................
A-1
Lampiran 2 Hasil Wawancara .....................................................................
A-2
Lampiran 3 Rancangan Antarmuka ............................................................
A-3
Lampiran 4 Hasil Testing ............................................................................
A-4
Lampiran 5 Dokumen Manual ....................................................................
A-5
xxv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak dalam
kehidupan masyarakat. Sejak diketemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki era informasi. Teknologi informasi dengan komputer sebagai motor penggeraknya telah mengubah segalanya (Maharsi, 2000). Perkembangan tersebut juga mempengaruhi kinerja organisasi-organisasi di dunia baik yang profitable maupun yang non-profit dengan memanfaatkan dampak positif dari teknologi tersebut untuk meningkatkan sistem operasional dan manajerial. Di era reformasi dewasa ini, lembaga non-profit mengalami tren perkembangan dan peningkatan jumlah yang signifikan. Diperkirakan sampai tahun 2004 saja jumlahnya sudah mencapai 15.000 sampai 20.000 lembaga. (Naingolan, 2008). Dengan perkembangan tersebut, setiap lembaga non-profit harus memiliki kualitas operasional dan manajerial yang baik agar kegiatan yang dilakukan lembaga non-profit dapat berjalan dengan lancar. Salah satu peningkatan kualitas operasional tersebut adalah dengan menggunakan teknologi informasi dalam pengelolaan data-data keuangan untuk dijadikan laporan yang bisa menjadi bahan pertimbangan bagi manajer keuangan dan direktur untuk membuat keputusan. Pada LSM PATTIRO, sistem pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas yang ada masih manual. Sistem pencatatan keuangan manual yang ada tidak
1
2
menggunakan bukti transaksi bernomor urut tercetak. Hal ini bisa menyebabkan manajemen dapat kehilangan kontrol, bisa jadi ada transaksi-transaksi yang tidak tercatat, baik karena unsur kesengajaan atau tidak sehingga informasi yang dihasilkan tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya. Dan ini mengakibatkan laporan keuangan tidak bisa dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan
menjadikan
sistem
pencatatan
keuangannya
menjadi
terkomputerisasi diharapkan masalah yang terjadi pada LSM PATTIRO dapat teratasi, selain itu sistem yang terkomputerisasi ini juga diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menhilangkan sama sekali redudansi data yang biasa terjadi pada sistem manual. Hal tersebut di atas menjadi latar belakang dan dijadikan alasan untuk penulisan tugas akhir dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit (Studi Kasus di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pattiro)”.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan diawal, maka ada
beberapa masalah yang dapat dirumuskan, yaitu: a. Bagaimana membuat sistem yang dapat memberikan standar pencatatan keuangan. b. Bagaimana membuat sistem dengan penomoran yang jelas dan berurut untuk setiap transaksi sehingga mengurangi terjadinya penerimaan kas yang tidak tercatat dan penggelembungan kas pengeluaran.
3
c. Bagaimana membuat sistem yang dapat membuat laporan penerimaan kas, laporan pengeluaran kas, dan laporan aktivitas kas secara keseluruhan yang akurat, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan agar dapat digunakan untuk mengambil keputusan manajerial. d. Bagaimana membuat sistem yang dapat mengurangi redudansi data yang terjadi dan mengatasi kehilangan data yang sering terjadi..
1.3
Batasan Masalah Penulisan skripsi ini memiliki ruang lingkup yang menekankan pada analisa
dan perancangan aplikasi sistem informasi pencatatan keuangan organisasi nonprofit di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pattiro. Dengan batasan masalah sebagai berikut: a.
Membangun sistem informasi pencatatan keuangan yang hanya terbatas pada manajemen dana organisasi.
b.
Membangun sistem informasi pencatatan keuangan yang mencakup sistem pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran kas pada organisasi.
c.
Membangun sistem informasi pencatatan keuangan yang memberikan nomor untuk setiap bukti transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran kas.
d.
Membangun
sistem
informasi
pencatatan
keuangan
yang
dapat
memberikan laporan penerimaan kas, laporan pengeluaran kas, dan laporan
aktivitas
kas
dipertanggungjawabkan.
yang
akurat,
tepat
waktu,
dan
dapat
4
e.
Membangun sistem informasi pencatatan keuangan yang dapat digunakan oleh manajerial PATTIRO sebagai alat pendukung keputusan.
f.
Perancangan database yang dapat memperbaiki pengolahan data keuangan organisasi non-profit dan mengurangi redudansi data.
g.
Pembangunan sistem informasi pencatatan keuangan akan dilakukan sampai tahap construction and testing.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari diadakannya penelitian dan pengembangan sistem informasi
pencatatan keuangan organisasi non-profit dalam menunjang penulisan skripsi ini adalah: a.
Menganalisa sistem dan mengidentifikasi masalah pada sistem yang sedang berjalan di Divisi Finance PATTIRO.
b.
Mengatasi masalah internal yang terjadi pada sistem pencatatan keuangan PATTIRO.
c.
Merancang suatu perangkat lunak yang mampu membantu mengolah datadata keuangan untuk dijadikan laporan.
d.
Membuat perangkat lunak yang sesuai dengan rancangan sistem perangkat lunak tersebut.
5
1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut: a.
Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya, di bidang pengembangan sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit.
b.
Dapat memahami konsep sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit secara umum.
c.
Dapat memahami rancang bangun sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit secara umum.
1.6
Metodologi Penelitian Metode penelitian menggunakan dua meyode terpisah yaitu metode
pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.
1.6.1 Metode Pengumpulan Data Untuk metode pengumpulan data, menggunakan beberapa cara yaitu: 1.
Studi Pustaka Mengumpulkan data dan informasi yang berdasarkan studi kepustakaan dengan mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan prosedur sistem yang telah ada, analisa perancangan sistem berorientasi objek dan bahasa pemrogramaan yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.
6
2.
Studi Lapangan a. Observasi/ Pengamatan Meninjau dan mengamati secara langsung terhadap kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan sehingga dapat dilakukan evaluasi dari penelitian tersebut. b. Interview/ Wawancara Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian dengan melakukan wawancara dengan pihak organisasi tempat penelitian.
3.
Studi Literatur Sejenis Melakukan perbandingan terhadap penelitian sejenis untuk dijadikan bahan perbandingan dan acuan penelitian agar hasil penelitian dapat lebih baik dari penelitian sejenis.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem Pengembangan aplikasi sistem informasi pencatatan keuangan PATTIRO ini menggunakan metodologi pemodelan objek (object modelling), merupakan suatu teknik yang mencoba untuk menyatukan data dan proses ke dalam konsep tunggal yang disebut objek (Whitten, Bentley, Dittman, 2004). Sebagai alur pengembangan aplikasi akan digunakan RAD (Rapid Application Development), yaitu sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final (Whitten, Bentley, Dittman, 2004).
7
1.7
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penelitian dan menuliskan skripsi ini maka
format penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan sesuai dengan ruang lingkup yang dijelaskan sebelumnya secara garis besar, yang dibagi menjadi beberapa bab yang dapat dijabarkan secara ringkas sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Berisi latar belakang, permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan teori yang mendasari penulisan skripsi dan pembuatan aplikasi ini, yaitu Konsep Dasar Sistem, Konsep Dasar Informasi, Konsep Dasar Sistem Informasi, Pertimbangan Dasar Pencatatan Keuangan, Definisi Organisasi Non-Profit, Konsep Object Oriented, Konsep Dasar RAD, Konsep Dasar UML, dan perangkat lunak pendukung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Isi dari bab ini adalah pemaparan metode yang dipakai dalam pencarian data maupun metode untuk pengembangan sistem yang dilakukan dalam penelitian ini. BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini merupakan inti dari penyusunan pengembangan sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit pada Divisi Finance Pattiro, seperti gambaran umum perusahaan, rich picture sistem manual dan pengembangan sistem yang baru dengan membuat pengembangan aplikasi sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit.
8
BAB V PENUTUP Berisi simpulan mengenai hasil akhir dari keseluruhan proses yang telah dijalani dan saran-saran untuk perbaikan selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem,
(Hartono, 2005) yaitu: 1.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut: Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan kepada elemen atau komponen mendefinisikan sistem sebagai berikut: Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.1 Karakteristik Sistem Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, (Hartono, 2005) yaitu: 1.
Komponen-Komponen (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagianbagian dari sistem. Setiap sistem, tidak peduli betapapun kecilnya, selalu
9
10
mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2.
Batas Sistem (Boundary) Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. 3.
Lingkungan Luar Sistem (Environments) Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapaun diluar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. 4.
Penghubung (Interface) Penghubung merupakan media yang membuat satu subsistem dan
subsistem lainnya saling berhubungan. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran dari satu subsistem bisa menjadi masukan bagi subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. 5.
Masukan (Input) Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance Input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal Input adalah energi yang diproses untuk didapatkan
11
keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6.
Keluaran (Output) Keluaran adalah hasi energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem lain. Misalnya dalam sistem komputer, panas adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan sisa hasil pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan 7.
Pengolah (Process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu
sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah (process) yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh, suatu sistem produksi, akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain, menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen. 8.
Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal) Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Jika
sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem, sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil, jika mengenai sasaran atau tujuannya.
12
2.2
Konsep Informasi Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi,
sehingga informasi sangat penting di dalam suatu organisasi. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya, yang menggambarkan kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Sebagai contoh, penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata (fact) adalah berupa suatu obyek nyata, seperti: tempat, benda, dan orangorang yang betul ada dan terjadi (Hartono, 2005). Kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal, (Hartono, 2005 )yaitu: 1.
Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti, informasi harus jelas, yang mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat, karena berasal dari sumber informasi sampai ke penerima informasi, kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
2.
Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang ke penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang telah usang, tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan
13
keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk suatu organisasi. Dewasa ini, mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkannya, mengelola, dan mengirimkannya. 3.
Relevan,
berarti
informasi
tersebut
mempunyai
manfaat
untuk
pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap orang berbeda. Sebagai contoh, informasi tentang akibat kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan, bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi tentang harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan untuk akuntan.
2.3
Konsep Sistem Informasi Dalam bukunya Whitten (2004), sistem informasi merupakan pengaturan
orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah informasi.
2.4
Konsep Sistem Informasi Keuangan Sistem Informasi Keuangan adalah bagian dari sistem informasi
manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh aplikasi-aplikasi sistem informasi
14
akuntansi organisasi seperti ikhtisar arus kas dan informasi pembayaran. (Bodnar, 2000) Istilah sistem informasi keuangan digunakan untuk menjelaskan subsistem CBIS yang memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam atau di luar perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan, informasi disajikan dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus, hasil dari simulasi matematika, komunikasi elektronik dan srana dari sistem pakar. (McLeod, 2001) Sistem informasi keuangan terdiri dari subsistem input dan output yang digambarkan dengan model sistem informasi keuangan sebagai berikut (Mc Leod, 2001) :
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Keuangan (McLeod, 2001) Penelitian ini hanya terfokus pada sistem informasi akuntansi pada subsistem inputnya dan subsistem manajemen dana pada outputnya.
15
2.4.1 Sistem Informasi Akuntansi Tugas sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan menyediakan informasi bagi pemakai baik di dalam maupun di luar perusahaan. (McLeod, 2001) Data akuntansi menjadi penting karena menyediakan catatan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Catatan dibuat untuk setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya, siapa yang terlibat, dan (dalam banyak kasus) berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dapat dianalisis dalam berbagai cara untuk memenuhi sebagian informasi manajemen. (McLeod, 2001)
2.4.2 Subsistem Manajemen Dana Arus uang dari lingkungan, melalui perusahaan, dan kembali ke lingkungan adalah penting karena uang digunakan untuk memperoleh sumber daya fisik yang lain. Arus ini dapat dikelola untuk mecapai dua tujuan (McLeod, 2001) : 1.
Untuk memastikan bahwa arus pendapatan lebih besar daripada arus keluarnya biaya.
2.
Untuk memastikan bahwa keadaan ini akan stabil sepanjang tahun. Banyak analisis yang bisa digunakan dalam subsistem manajemen dana,
namun yang biasa digunakan adalah analisis arus kas. Perangkat lunaknya disebut model arus kas. Dengan menggunakan model arus kas, manajer dapat melakukan
16
pertimbangan-pertimbangan keuangan untuk membuat keputusan menurut cara yang diinginkan. (McLeod, 2001)
2.5
Konsep Organisasi Non-profit Organisasi non-profit atau lembaga nirlaba
merupakan salah satu
representasi dari suatu komunitas atau lingkungan tertentu dalam bentuk institusi. (Nainggolan, 2008) Organisasi non-profit memiliki tiga kegiatan umum yang diigambarkan secara fungsional, (Nainggolan, 2008) yaitu: 1.
Kegiatan menggalang dana untuk merealisasikan semua kegiatan yang dirancang dalam rangka mencapai tujuan.
2.
Setelah ada hasil dari kegiatan penggalangan dana, maka kegiatan dilaksanakan dan dikelola sesuai dengan rencana baik program maupun keuangan.
3.
Pengelola kegiatan organisasi baik program dan keuangan setelah selesai harus dipertanggungjawabkan. Baik kepada pihak pemberi dana maupun pihak yang berkepentingan terhadap organisasi. Dari gambaran ketiga fungsi yang akan dilaksanakan oleh organisasi non-
profit, maka organisasi harus merancang unsur dan prosedur terkait serta mengambarkan hubungan antara unsur dan prosedur tersebut(Nainggolan, 2008).
17
2.5.1 Konsep Sistem Keuangan Organisasi Non-Profit Terkait dengan keuangan organisasi, maka gambaran hubungan unsur dan prosedur dalam keuangan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Hubungan Unsur dan Prosedur Keuangan Organisasi Non-Profit (Nainggolan, 2008)
2.6
Konsep Object Oriented (Berorientasi Objek) Enam ide dasar yang memberi ciri pada pemrograman berorientasi obyek
yaitu (Kendall, 2003): 1.
Objek-objek (Objects) Objek adalah penggambaran komputer dari beberapa kejadian di dunia
nyata. Contohnya, jika Anda memiliki sebuah Jeep Wrangler, komputer akan menyimpan jenis modelnya (Jeep Wrangler), nomor identitas kendaraan (VIN) (#51Y62BG826341Y) dan tipe mesin (6-Cyl). Objek bisa memiliki dua atribut (seperti misalnya model VIN, dan tipe mesin) dan kegiatannya (misalnya ”lampu menyala” dan ”lampu padam”).
18
2.
Kelas-kelas (Classes) Kelas adalah sebuah kategori dari objek yang sama. Objek-objek
dikelompokkkan dalam kelas-kelas. Sebuah kelas mendefinisikan serangkaian atribut untuk pemakaian bersama yang ditemulan dalam setiap objek dalam kelas. Sebagai contoh, setiap mobil akan memiliki atribut untuk Model, VIN, dan Mesin. Pemrogram harus mendefinisikan kelas dalam programnya. Ketika program tersebut dijalankan, objek dapat diciptakan dari sebuah kelas yang ditentukan. Istilah instantiate (dengan seketika) digunakan ketika sebuah objek diciptakan dari sebuah kelas. Sebagai cotoh, sebuah program dapat menciptakan dengan seketika sebuah Jeep Wranger sebagai sebuah objek dari dari kelas Mobil. 3.
Pesan-pesan (Messages) Informasi dapat dikirim dari suatu objek ke objek yang lain. Pesan-pesan
bukanlah bentuk bebas, kelas-kelas telah diprogram untuk megirimkan pesan dan bereaksi terhadap pesan yang diterima. 4.
Pembungkusan (Encapsulation) Biasanya informasi tentang suatu objek dibungkus oleh kegiatannya
sendiri. Jadi, sebuah objek memelihara data tentang keadaan dunia nyata yang digambarkannya dalam keadaan yang sama. 5.
Pewarisan (Inheritance) Kelas-kelas dapat memiliki anak, yaitu, satu kelas dapat diciptakan dari
kelas yang lain. Kelas asal –atau kelas induk- dikenal sebagai kelas basis (dasar). Kelas anak dikenal sebagai ”kelas turunan”. Sebuah kelas derivasi dapat diciptakan dalam beberapa cara yang akan mewarisi seluruh atribut dan kegiatan kelas dasarnya.
19
6.
Polimorfisme (Polymorphism) Istilah polimorfisme menunjukkan pada kegiatan alternatif diantara kelas
turunan yang terkait. Ketika beberapa kelas mewariskan atribut dan kegiatannya, akan terdapat suatu kegiatan dimana kegiatan dari kelas turunan berbeda dari kelas dasarnya atau kelas turunan kandungnya.
2.6.1 Keuntungan Menggunakan Object Oriented Keuntungan / kekuatan utama dari object oriented yaitu (Munawar, 2005): 1.
Jelasnya informasi dalam konteks sistem. Fungsi sistem baru tidak hanya menangani sejumlah besar data yang sejenis tetapi juga mendistribusikan data ke seluruh organisasi. Karena itu sangat penting menggunakan metode yang fokus baik pada sistem maupun konteksnya.
2.
Sangat dekatnya hubungan antara OO analisis, OO design, OO user interface, dan OO programming.
3.
Objek mempersipkan koherensi material dan mental pada struktur sistem.
2.6.2 Keterbatasan Object Oriented Ada beberapa aplikasi yang tidak cocok dikembangkan dengan metode object oriented antara lain aplikasi yang membutuhkan banyak algoritma. Beberapa aplikasi yang melibatkan perhitungan yang besar dank kompleks (seperti perhitungan orbit satelit) sangat tidak cocok menggunakan pendekatan OO (Munawar, 2005).
20
2.7
Metode Pengumpulan Data
2.7.1 Studi Pustaka Penelusuran pustaka (studi pustaka) terutama dimaksudkan sebagai langkah awal untuk menyiapkan kerangka penelitian (research design) dan proposal guna memperoleh informasi penelitian sejenis, memperdalam kajian teoretis atau mempertajam metodologi. Studi pustaka sekaligus memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya studi pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan. Dalam bukunya Zed (2004), Studi pustaka dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Dalam bukunya Zed juga mengutarakan empat ciri utama studi pustaka yaitu: Ciri pertama ialah bahwa peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata (eyewitness) berupa kejadian, orang atau benda-benda lainnya. Ciri yang kedua, data pustaka besifat siap pakai (ready-made). Artinya peneliti tidak pergi kemana-mana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan. Ciri yang ketiga ialah bahwa data pustaka umumnya adalah sumber sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama di lapangan. Sumber pustaka sedikit banyak mengandung titik pandang orang yang membuatnya.
21
Ciri yang keempat adalah bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan informasi statik (tetap). Artinya kapan pun ia datang dan pergi, data tersebut tidak akan pernah berubah karena ia sudah merupakan data mati yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka, gambar, rekaman tape atau film) (Zed, 2004).
2.7.2 Studi Lapangan 2.7.2.1 Observasi/ Pengamatan Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. Peranan pengamat dapat dibedakan berdasarkan hubungan partisipatifnya dengan kelompok yang diamatinya, yaitu (Gulo, 2002): a.
Partisipasi penuh Menyamakan diri dengan orang yang diteliti. Dengan demikian pengamat
dapat merasakan dan menghayati apa yang diamati oleh responden. Tidak jarang seorang pengamat tinggal bersama dengan kelompok masyarakat yang diamatinya dalam waktu yang cukup lama sehingga ia dianggap sebagai bagian dari masyarakat yang bersangkutan. b.
Partisipasi sebagai pengamat Masing-masing pihak, baik pengamat maupun yang diamati menyadari
peranannya. Peneliti sebagai pengamat membatasi diri dalam berpartisipasi sebagai pengamat, dan responden menyadari bahwa dirinya adalah obyek
22
pengamatan. Oleh karena itu, pengamat membatasi aktivitasnya dalam kelompok responden. c.
Pengamat sebagai partisipan Peneliti
hanya
berpartisipasi
sepanjang
yang
dibutuhkan
dalam
penelitiannya. d.
Pengamat sempurna (complete obsever) Peneliti hanya menjadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati. Ia
mempunyai jarak dengan responden yang diamatinya. Dalam bukunya Gulo (2002), observasi (pengamatan) terdiri atas: a.
Persiapan termasuk latihan (training)
b.
Memasuki lingkungan penelitian
c.
Memulai interaksi
d.
Pengamatan dan pencatatan
e.
Menyelesaikan tugas lapangan
2.7.2.2 Interview/ Wawancara Wawancara sebagai teknik pengumpulan data yang memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee). Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/fakta (fact finding technique) yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem (Hartono, 2005).
23
Kebaikan dari wawancara adalah sebagai berikut (Hartono, 2005): a.
Wawancara
memberikan
kesempatan
kepada
pewawancara
untuk
memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. b.
Memungkinkan
pewawancara
untuk
mengembangkan
pertanyaan-
pertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang. c.
Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerakgerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
d.
Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
2.8
Rapid Application Development (RAD) RAD adalah salah satu metode pengembagan suatu sistem informasi
dengan waktu yang relatif singkat. Untuk pengembangan suatu sistem informasi yang normal membutuhkan waktu minimal 180 hari, kakan tetapi dengan menggunakan metode RAD suatu sistem dapat diselesaikan hanya dalam waktu 30-90 hari. (Noertjahyana, 2002) Dalam literatur lain menyebutkan bahwa RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkain prototype / prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final (atau sebuah versi). (Whitten, 2004). Berikut diagram yang menerangkan rute dalam RAD, yaitu:
24
Gambar2.3 Strategi Rapid Application Development (RAD) (Whitten, 2004) Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, Rapid Application Development (RAD) / pengembangan aplikasi cepat telah menjadi rute yang populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem. Gagasan-gagasan RAD adalah (Whitten, 2004): 1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktifitas analisis, desain, konstruksi. 2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar yang intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis, desainer, pembangun sistem. 3. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui pendekatan konstruksi berulang. 4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai melihat sebuah sistem yang bekerja. Pada penelitian ini alur yang dilalui hanya sampai construction and testing. Sedangkan untuk pengembangan lebih lanjut diserahkan kepada pihak organisasi dan dilakukan diluar penelitian.
25
2.9
Pendekatan Analisis Model Driven, OOA dan OOD
2.9.1 Pengertian Pendekatan Model Driven Pendekatan model-driven analysis / analisis model driven yaitu penggunaan gambar, diagram, atau grafis dalam mengkomunikasikan suatu masalah, memecahkan masalah, persyaratan-persyaratan bisnis, dan solusisolusi bisnis (Whitten, 2004).
2.9.2 Pengertian Object Oriented Analysis (OOA) Object Oriented Analysis / Analisis Berorientasi Objek adalah sebuah teknik model driven yang mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yang disebut objek. Model-model OOA adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perpsektif, seperti srtuktur, kelakuan, dan interaksi objek-objek (Whitten, 2004). Objek
adalah
pembungkusan
data
(disebut
properti)
yang
mendeskripsikan orang, objek, tempat, kejadian, atau sesuatu yang berlainan, dengan semua proses (disebut metode) yang diizinkan untuk menggunakan atau memperbaharui data dan properti-properti tersebut (Whitten, 2004).
2.9.3 Pengertian Object Oriented Design (OOD) Object Oriented Design / Perancangan Berorientasi Objek adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menentukan solusi perangkat lunak khususnya pada objek yang berkolaborasi, atribut mereka dan metode mereka (Whitten, 2004).
26
2.10
Unified Modeling Languange (UML) UML merupakan bahasa pemodelan sistem berorientasi objek standar
yang digunakan di seluruh dunia. UML diciptakan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Ketiganya merupakan pencipta berbagai teknik pemodelan berorientasi objek pada akhir tahun 80-an dan awal tahun 90-an (Whitten, 2004).
2.10.1 Sejarah UML Sebelum kemunculan UML, terdapat berbagai metode pemodelan berorientasi objek yang berbeda-beda. Ini memberikan kesulitan tersendiri bagi para pengembang sistem untuk menggunakan pemodelan mana untuk sistem yang mereka kembangkan. Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh bergabung untuk menggunakan metode pengembangan berorientasi objek yang bertujuan untuk membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Tahun 1995, Ivar Jacobson bergabung, dan mereka bertiga fokus membuat bahasa pemodelan standar yang dikenal dengan UML, yang dirilis tahun 1997(Whitten, 2004).
2.10.2 Konsep UML Menurut Fowler dalam Mulyanto (2008) UML adalah bahasa pemodelan standar
atau
memvisualisasi,
kumpulan
teknik-teknik
mengkontruksi
pengembangan perangkat lunak.
dan
pemodelan mendokumntasi
untuk hasil
menspesifikasi, kerja
dalam
27
Dalam literatur lain UML juga disebutkan sebagai satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah software yang terkait dengan objek (Whitten, 2004). Secara sederhana UML digunakan untuk menggambar sketsa sistem. Pengembangan menggunkan UML untuk menyampaikan beberapa aspek dari sebuah perangkat lunak melalui notasi grafis. UML mendefinisikan notasi dan semantik. Notasi merupakan sekumpulan bentuk khusus yang memiliki makna tertentu untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak dan semantik mendefinisikan
bagaimana
bentu-bentuk
tersebut
dapat
dikombinasikan
(Mulyanto, 2008). Ada beberapa jenis diagram yang disediakan UML, antara lain (Mulyanto, 2008): 1.
Use-case diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan interaksi antara pengguna dengan sebuah perangkat lunak.
2.
Activity diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan prosedurprosedur perilaku perangkat lunak.
3.
Class diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan class, fitur, dan hubungan-hubungan yang terjadi. Pada diagram ini pendekatan berorientasi obyek memegang peranan yang sangat penting.
4.
Sequence diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan interaksi antar obyek dengan penekanan pada urutan proses atau kejadian.
5.
State chart diagram. Diagram ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana suatu kejadian mengubah obyek selama masa hidup obyek tersebut.
28
6.
Component diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan struktur dan koneksi komponen.
2.11
Database Database adalah koleksi dari data-data yang terorganisasi dengan cara
sedemikian rupa sehingga data mudah disimpan dan dimanipulasi seperti diperbaharui, dicari, diolah, dengan perhitungan-perhitungan tertentu, serta dihapus (Nugroho, 2004).
2.11.1 Keuntungan Menggunakan Database Keuntungan dalam menggunakan database, yaitu (Nugroho, 2008): a.
Mengurangi duplikasi data. File-file duplikat akan dihapus sehingga tidak terjadi pengulangan data.
b.
Memperbaiki konsistensi data. Karena data saling berhubungan maka data akan konsisten. Apabila sebuah data diubah maka sebuah data yang terkait akan ikut berubah secara otomatis.
c.
Memperbaiki keseragaman data. Sebuah data yang sama.
d.
Mengembangkan integrasi data. Semua file disatukan menjadi sebuah sistem yang terintegrasi, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
2.11.2 Database Management System (DBMS) DBMS adalah perangkat lunak untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelola, dan mengendalikan pengaksesan database. Tujuan utama DBMS adalah
29
menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari database (Hariyanto, 2004).
2.12
Personal Home Page (PHP) PHP singkatan dari PHP Hypertext Prepocessor yang digunakan sebagai
bahasa script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML.(Peranginangin, 2006) PHP merupakan bahasa pemrograman yang open source, artinya dapat diperoleh secara gratis dan dapat dikembangkan oleh siapapun.
2.12.1 Kelebihan-kelebihan PHP Sebagai bahasa pemrograman PHP memiliki banyak kelebihan, antara lain (Peranginangin, 2006): 1.
PHP difokuskan pada pembuatan script server-side, yang bisa melakukan apa saja yang dilakukan oleh CGI, seperti mengumpulkan data dari form, mengumpulkan isi halaman web dinamis, dan kemampuan mengirim serta menerima cookies, bahkan lebih daripada kemampuan CGI.
2.
PHP dapat digunakan pada semua sistem operasi antara lain Linux, Windows, Mac OS X, RISC OS.
3.
Mendukung banyak web server seperti Apache, Microsoft internet Information Server (MIIS), Personal Web Server (PWS), Netscape and iPlanet servers, Oreilly Website Pro server, Audium, Xitami, OmniHTTPd, dan lain-lain.
30
4.
PHP tidak terbatas pada hasil keluaran HTML (Hyper Text Markup Languages), tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengolah keluaran gambar, file PDF, dan movie flash. PHP juga dapat menghasilkan teks seperti XHTML dan file XML lainnya.
5.
Salah satu fitur yang dapat diandalkan oleh PHP adalah dukungannya terhadap banyak database seperti: Adabas D, dBase, Direct MS-SQL, Empress, FilePro (read only), FrontBase, Hyperwave, IBM DB2, Informix, Ingres, Interbase, MSQL, MySQL, ODBC, Oracle (OC17 dan OC18), Ovrimos, PostgrSQL, Solid,Sybase, Unix DBM dan Velocis.
2.12.2 Sintaks PHP Sintaks program/ script PHP ditulis dalam apitan tanda khusus PHP. Ada empat pasangan tag PHP yang untuk menandai blok script PHP (Peranginangin, 2006) : 1.
2.
<script language = ”PHP”> ...
3.
... ?>
4.
<% ...%>
2.13
MySQL MySQL merupakan software sistem manajemen database (Database
Management Systems/DBMS) yang sangat populer dikalangan pemrograman web, terutama di lingkungan Linux dengan menggunakan script PHP dan Perl (Sidik, 2005). MySQL merupakan salah satu jenis database server yang sangat terkenal.
31
Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database-nya. Software database ini kini telah tersedia juga pada platform sistem operasi Windows (Prasetyo, 2003). MySQL adalah Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial (Prasetyo, 2003). Berikut ini merupakan keistimewaan dari MySQL (Prasetyo, 2003): a.
Portability: Dapat berjalan stabil pada berbagai macam sistem operasi seperti Windows, Linux, Mac OS X Server, dll.
b.
Open Source: Dapat digunakan secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya sepeserpun.
c.
Multiuser: Dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah/ konflik.
d.
Performance Tunning: Memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL/ satuan waktu.
e.
Coloum Types: Memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/ unsigned integer, float, double, char, varchar, text, blob, date, time, datetime, timestamp, year, set, serta enum.
f.
Command and Function: Memiliki operator dan fungsi secara penuh mendukung perintah SELECT dan WHERE dalam query.
32
g.
Security: Memiliki beberapa lapisan pengaman seperti level subnet mask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetil serta password terenkripsi.
h.
Scalability and Limits: Mampu menangani database dalam skala besar dengan jumlah records lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 miliar baris. Batas indeks yang dapat menampung 32 indeks pada tiap tabel.
i.
Connectivity: Dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protokol TCP/ IP, UNIX Soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
j.
Localisation: Dapat mendeteksi pesan kesalahan (error code) pada client dengan menggunakan lebih dari 20 bahasa.
k.
Interface: Memiliki interface (antarmuka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman yang digunakan untuk administrasi database.
l.
Client and Tools: Dilengkapi dengan berbagai tools yang dapat digunakan untuk administrasi database. Dan pada setiap tools yang ada disediakan petunjuk online.
m.
Struktur Tabel: Memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam mengangani ALTER TABLE, dibandingkan dengan database lainnya.
2.14
Definisi Client-Server Aplikasi Client server adalah (Kadir, 2003):
1.
Aplikasi pesan, misalnya surat elektronis.
2.
Penyebaran basis data pada beberapa jaringan komputer.
3.
Memungkinkan bebagai berkas atau periferal atau pengaksesan komputer melalui jarak jauh.
33
4.
Pemrosesan aplikasi yang intensif dengan suatu pekerjaan (job) dibagi menjadi tugas-tugas yang masing-masing dilaksanakan pada komputer yang berbeda. Sedangkan Purnomo mendefinisikan Client server adalah Arsitektur file
server yang dikembangkan lebih lanjut sehingga server tidak hanya bertindak sebagai tempat penyimpanan data namun juga sebagai tempat pemrosesan data disebut dengan arsitektur client server. Prinsip kerjanya sangat sederhana, di mana server akan menunggu permintaan dari client, memprosesnya, dan memberikan hasilnya kepada client. Di lain pihak, client akan mengirimkan permintaan ke server, menunggu proses dan menerima hasilnya (Purnomo, 2004).
2.15
Pengujian Perangkat Lunak Pengujian perangkat lunak adalah proses pemeriksaan atau evaluasi sistem
atau komponen sistem secara manual atau otomatis untuk memverifikasi apakah sistem
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
yang
dispesifikasikan
atau
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang terjadi (Hariyanto, 2004). Sasaran pengujian adalah penemuan semaksimum mungkin kesalahan dengan usaha yang dapat dikelola pada rentang waktu realistik. Pengujian perangkat lunak merupakan tahap kritis dalam penjaminan kualitas perangkat lunak dan merupakan review menyeluruh terhadap spesifikasi perancangan dan pengkodean (Hariyanto, 2004).
34
Glen Myers menyatakan tiga sasaran pengujian, yaitu (Hariyanto, 2004): a.
Pengujian
adalah
proses
mengeksekusi
program
dengan
hasrat
menemukan kesalahan. b.
Kasus uji yang bagus adalah mempunyai peluang tinggi menemukan kesalahan yang sebelumnya belum ditemukan.
c.
Pengujian yang berhasil adalah pengujian yang menyingkap kesalahan yang sebelumnya belum ditemukan. Manfaat pengujian (Hariyanto, 2004):
a.
Pengujian akan menyingkap kesalahan di perangkat lunak.
b.
Pengujian mendemonstrasikan fungsi-fungsi perangkat lunak bekerja sesuai spesifikasi, kebutuhan serta terpenuhi perilaku dan sejenisnya . Terdapat dua teknik pengujian berdasarkan ketersediaan logik sistem,
yaitu black box testing dan white box testing (Hariyanto, 2004). Namun, dalam pembuatan perangkat lunak untuk Sistem Informasi Keuanga ini teknik pengujian yang digunakan hanya black box testing. Konsep black box testing digunakan untuk merepresentasikan sistem yang cara kerja di dalamnya tidak tersedia untuk diinspeksi. Di dalam kotak hitam, item-item yang diuji dianggap “gelap” karena logiknya tidak diketahui, yang diketahui hanya apa yang masuk dan apa yang keluar. Pada black box testing, kasus-kasus pengujian berdasarkan pada spesifikasi sistem. Pada black box testing, dicobakan beragam masukan dan memeriksa keluaran yang dihasilkan. Teknik black box testing juga dapat digunakan untuk pengujian berbasis skenario di mana isi dalam sistem mungkin tidak tersedia untuk diinspeksi tapi masukan
35
dan keluaran yang didefinisikan dengan usecase dan informasi analisis yang lain (Hariyanto, 2004). Black box testing berusaha menemukan kesalahan dalam kategori, sebagai berikut (Pressman, 2002): a.
Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
b.
Kesalahan antarmuka.
c.
Kesalahan dalam struktur data atau akses database.
d.
Kesalahan kinerja. Pengujian black box testing merupakan pengujian yang dilakukan oleh
pengembang sistem. Karena pengguna akhir sistem memiliki pemahaman tentang sistem informasi dengan tingkatan yang berbeda, maka seberapa jauh pengguna akhir dapat memahami dan menerima sistem harus diuji. Pengujian inilah yang dinamakan dengan user acceptance test. Pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa sistem telah melayani kebutuhan organisasi. Ada dua tahap dalam user acceptance test, yaitu Alpha testing dan Beta testing. Alpha testing adalah pengujian yang dilakukan oleh pengguna untuk menjamin bahwa mereka menerima sistem, pengujian dilakukan dengan menggunakan data pengujian. Pengujian ini sebenarnya merupakan simulasi dari penggunaan sistem oleh penggunaan sistem oleh pengguna akhir pada sistem yang sebenarnya, tetapi dilaksanakan dengan data yang relatif sedikit. Tujuannya adalah untuk melihat kemudahan penggunaan perangkat lunak oleh pengguna akhir. Tahap kedua adalah beta testing. Alpha testing tidak dapat menggambarkan volume data yang sebenarnya yang harus diproses oleh sistem, sehingga perlu pengujian dengan menggunakan data riil, bukan data pengujian. Pengguna
36
sesungguhnya memonitor kesalahan yang terjadi dan perbaikan yang dibutuhkan. Beta testing inilah yang menentukan apakah sistem akan diterima atau harus dirancang ulang (Al Fatta, 2007).
2.16
Literatur Sejenis Literatur yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini
berjudul “Aplikasi Laporan Keuangan Berbasis Web untuk Kelurahan Dukuh”. Penulis Wina Setiawati sebagai skripsi untuk lulus dari Universitas Gunadarma tahun 2008. Literatur yang digunakan sebagai pembanding ini merupakan aplikasi keuangan yang digunakan untuk sebuah kantor pemerintahan. Aplikasi yang dibuat dalam penelitian ini sudah berbasis web, menghasilkan laporan yang cukup lengkap dan memiliki fitur yang cukup lengkap. Akan tetapi di samping kelebihan tersebut ternyata terdapat beberapa kekurangan dalam literatur ini, diantaranya adalah meskipun sudah berbasis web, aplikasi ini tidak untuk diimplementasikan menggunakan jaringan, selain itu sistem pengendalian internalnya kurang memadai karena data penerimaan dan pengeluaran kas bisa dimasukkan oleh siapa saja yang memiliki username dan password tanpa ada verifikasi ari pihak terkait.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data digunakan untuk melakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam penelitian. Baik berupa data-data pendukung penelitian maupun data-data yang akan digunakan dalam pembuatan sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit. Fungsi dari metode pengumpulan data adalah agar proses pengumpulan data dalam penelitian dapat terorganisir dengan baik sehingga akan mempercepat proses penelitian.
3.1.1 Studi Pustaka Dalam proses studi pustaka dilakukan pencarian data-data terkait penelitian yang akan dijadikan landasan teori dalam melakukan penelitian. Setelah menjadi landasan teori, data-data tersebut berguna untuk menjadi petunjuk penelitian dan acuan untuk tahapan pengembangan sistem. Pencarian data tersebut dilakukan dengan cara melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan. Dalam melakukan studi pustaka ini, digunakan beberapa buku acuan sebagai landasan teori dan penuntun dalam tahapan penelitian. Buku-buku tersebut antara lain: a.
Analsisi dan Desain Sistem Informasi
b.
Metode Desain dan Analisis Sistem
c.
Pengenalan Sistem Informasi
37
38
d.
Analisis dan Perancangnan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek (edisi revisi)
e.
Manajemen Keuangan Organisasi Nirlaba
f.
Rekayasa Perangkat Lunak
g.
Analisis dan Perancangan Sistem
h.
Metodologi Penelitian
i.
Pengantar Metode Penelitian
3.1.2 Studi Lapangan 3.1.2.1 Observasi/ Pengamatan Observasi pada penelitian dilakukan pada tanggal 6 Mei 2009 di Kantor PATTIRO. Dalam observasi, dilakukan pengamatan dan diskusi dengan pihak terkait dalam hal lingkungan pengendalian organisasi dan sistem pencatatan keuangan yang berjalan dalam PATTIRO sehingga dapat disimpulkan masalah yang ada dalam organisasi dan dapat dilakukan penelitian sebagai usaha atas pemecahan masalah tersebut. Dalam observasi tersebut telah didapatkan: 1.
Profil Organisasi PATTIRO
2.
Sistem Yang Sedang Berjalan.
3.
Data-data tentang standar sistem pencatatan keuangan organisasi nonprofit Untuk contoh-contoh bukti pencatatan dan laporan manual dapat dilihat
pada lampiran.
39
3.1.2.2 Interview/ wawancara Wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan sistem informasi pencatatan keuangan non-profit ini, yaitu Ibu D. Utami Cahyani sebagai manajer keuangan pada organisasi PATTIRO. Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Juli 2009, jam 09.00-11.00. Masalah yang dibahas dalam wawancara tersebut antara lain: 1. Tanya: Bagaimana standar pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas yang ada pada organisasi? Jawab: Penerimaan dan pengeluaran kas dicatat pada kwitansi sebagai tanda bukti bagi penyumbang atau penerima dana sedangkan untuk pihak organisasi sendiri dibuatlah jurnal voucher. 2. Tanya: Apa masalah yang dihadapi organisasi saat menggunakan sistem manual dalam pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas? Jawab: Masalah yang dihadapi organisasi saat menggunakan sistem pencatatan manual adalah seringnya kehilangan bukti penerimaan atau pengeluaran kas sehingga saat dikumpulkan untuk dijadikan laporan tidak menggambarkan keadaan organisasi yang sebenarnya. 3. Tanya: Apa akibat dari masalah yang ada? Jawab: Akibat dari masalah yang terjadi adalah, seringnya pencatatan bukti kwitansi yang tidak diiringi dengan pencatatan pada jurnal voucher mengakibatkan sistem kehilangan kendali terhadap pencatatan. Apalagi dengan tidak adanya nomor bukti tercatat menyebabkan kemungkinan ’hilang’nya
transaksi
dipertanggungjawabkan.
sehingga
laporan
keuangan
tidak
dapat
40
Dari wawancara yang dilakukan didapatkan identifikasi masalah yang dihadapi organisasi pada sistem yang sedang berjalan. Untuk hasil dari wawancara dapat dilihat pada lampiran.
3.1.3 Studi Literatur Sejenis Penelitian ini menggunakan laporan penelitian yang berjudul Aplikasi Laporan Keuangan Berbasis Web Untuk Kelurahan Dukuh yang ditulis oleh Wina Setiawati dari Universitas Gunadarma tahun 2008 sebagai literatur sejenis. Selengkapnya tentang isi literatur sejenis tersebut dapat dilihat pada akhir Bab II.
3.2
Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem pada penelitian ini menggunanakan Rapid
Application Development (RAD) sebagai alur pengembangannya.
3.2.1 Scope Definition Pada tahapan ini menentukan ruang lingkup proyek yang terdiri dari profil organisasi, proses bisnis yang sedang berjalan, identifikasi masalah, serta lingkup sistem yang akan dibuat.
3.2.2 Analysis Setelah ruang lingkup ditentukan maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah analisis sistem. Pada tahapan analisis dalam penelitian ini terdapat beberapa analisis yang dilakukan yaitu:
41
1. Cause and Effect Analysis 2. Analisa Kebutuhan Sistem 3. Analisis sistem usulan Tahap analisis ini menggunakan pendekatan analisis model driven yaitu penggunaan gambar, diagram, atau grafis dalam mengkomunikasikan suatu masalah, memecahkan masalah, persyaratan bisnis, dan solusi-solusi bisnis. Dan metode yang digunakan adalah analisis berorientasi objek/ Object-Oriented Analysis (OOA). Penelitian ini menggunakan UML (Unified Modelling Languange) sebagai alat untuk analisis sistem yang dirancang. Dan diagram UML yang digunakan pada tahap analisis ini adalah: 1. Use-case Diagram 2. Activity Diagram 3. Class Diagram Selain diagram di atas penelitian ini juga menggunakan rich picture untuk melakukan analisis sistem yang sedang berjalan dan use case narrative sebagai bagian dari perancangan use case
3.2.3 Design Pendekatan model driven juga masih digunakan dalam tahap perancangan ini. Dan metode yang digunakan adalah desain berorientasi objek/ Object Oriented Design (OOD) dengan UML sebagai alat perancangannnya.
42
Penelitian ini tidak menggunakan semua diagram yang disediakan oleh UML. Dan diagram-diagram yang digunakan pada tahap ini merupakan lanjutan dari diagram yang telah dibuat pada tahap analisis, diagram tersebut antara lain: 1. Sequence Diagram 2. State Chart Diagram 3. Deployment Diagram Selain tabel-tabel dan diagram yang berhubungan dengan UML, penelitian ini juga menambahkan tahapan normalisasi untuk perancangan basis data serta penambahan perancangan interface, menu crud, dan perancangan input dan output.
3.2.4 Construction & Testing Setelah melakukan analisis dan perancangan sistem, tahapan ini merupakan tahapan pemrograman dan pengujian terhadap program yang telah jadi.
3.2.4.1 Construction Pada tahapan construction, penelitian sampai pada tahap pemrograman atas sistem yang analisis dan perancangannya telah dibuat. Pemrograman pada penelitian ini menggunakan PHP 5 sebagai bahasa pemrogramannya. Penggunaan PHP 5 dalam penelitian ini merupakan pilihan yang tepat karena PHP 5 merupakan bahasa pemrograman yang object oriented, hal ini sesuai dengan penelitian. Adapun untuk database digunakan MySQL Versi 3.3 sebagai tempat penyimpanan datanya.
43
3.2.4.2 Testing Setelah program selesai, maka mulailah dilakukan tahap pengujian. Tahap pengujian berfungsi untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan (bug) pada sistem yang telah dibuat. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan metode pengujian unit dengan pendekatan black-box testing.
44
3.3 Kerangka Berpikir Metode Pengumpulan Data
Metodologi Pengembangan Sistem Object Oriented dengan pendekatan Rapid Application Development (RAD) (Whitten, Bentley, Dittman: 2004 )
Studi Pustaka
Studi Lapangan
observasi
Studi Literatur Sejenis
wawancara
Mendefinisikan Ruang Lingkup (Scope Definition)
Sejarah Organisasi
Visi dan Misi
Struktur Organisasi
Proses Bisnis yang Sedang Berjalan
Sistem Penerimaan Kas
Identifikasi Masalah
Sistem Pengeluaran Kas
Lingkup Sistem yang akan Dibuat
Analisa Sistem (System Analysis)
Cause and Effect Analysis
Analisa Kebutuhan Fungsional
Analisa Kebutuhan Sistem
Analisa Kebutuhan Non-Fungsional
Analisa Sistem Usulan
Identifikasi Pelaku (Actor)
Use-case Diagram
Identifikasi Use-case
Pembuatan Use-case Diagram Use-case Narrative Analysis
Activity Diagram
Class Diagram
Perancangan Sistem(Design)
Use-case Narrative Design
Sequence Diagram
State Diagram
Deployment Diagram
Perancangan Database
Phyhical Data Model (PDM)
Matriks data-to-location CRUD Kamus Data Perancangan Antarmuka
Construction & testing
construction
testing
Gambar 3.1 Kerangka berpikir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Scope Definition (Mendefinisikan Ruang Lingkup)
4.1.1
Sejarah Organisasi PATTIRO (Pusat Telaah dan Informasi Regional) adalah organisasi non-
pemerintah yang didirikan pada 17 April 1999. keberadaan PATTIRO bertujuan mendorong terwujudnya good governance dan mengembangkan partisipasi publik di Indonesia, khususnya pada level lokal. Fokus perhatian PATTIRO adalah peningkatan
pelayanan
publik,
pengembangan
sistem
perencanaan
dan
penganggaran, peningkatan kapasitas aparat penyelenggara pemerintahan dan anggota legislatif, peningkatan kapasitas pers serta pemberdayaan warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu, PATTIRO menyediakan berbagai pelayanan kepada NGO, lembaga donor, lembaga pemerintah, dan sektor privat yang memiliki tujuan sejenis. Bentuk pelayanan yang disediakan PATTIRO meliputi: penelitian, pelatihan, asistensi dan pengembangan model. (Sumber: PATTIRO)
4.1.2 Visi dan Misi Visi Terciptanya keadilan sosial melalui peningkatan partisipasi dan daya tawar masyarakat warga dalam setiap proses pembuatan keputusan publik serta terwujudnya tata pemerintahan yang baik khususnya pada tingkat lokal.
45
46
Misi 1.
Mendorong terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat oleh negara melalui keadilan dalam alokasi anggaran publik.
2.
Mengembangkan model-model tata pemerintahan yang baik untuk terwujudnya keadilan sosial bagi kehidupan bernegara.
3.
Memperkuat kapasitas masyarakat warga untuk berperan aktif dalam proses pembuatan keputusan publik. (Sumber: PATTIRO)
4.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PATTIRO (Sumber: PATTIRO)
4.1.4 Proses Bisnis Yang Sedang Berjalan Ada dua sistem pokok yang ada dalam sistem keuangan PATTIRO yaitu sistem penerimaan dan pengeluaran kas dan kedua sistem yang ada tersebut masih dilakukan secara manual.
47
4.1.4.1 Sistem Pencatatan Penerimaan Kas Sistem Pencatatan Penerimaan Kas di PATTIRO dimulai dengan Kasir membuat Bukti Penerimaan Kas. Kemudian Bukti Penerimaan Kas tersebut diberikan kepada Manajer Keuangan untuk ditandatangani, direvisi, atau ditolak. Setelah Bukti Penerimaan Kas ditandatangani, Kasir mencatatnya ke dalam jurnal penerimaan.
Gambar 4.2 Sistem Penerimaan Kas Yang Berjalan
4.1.4.2 Sistem Pencatatan Pengeluaran Kas Hampir sama dengan Penerimaan Kas, Pencatatan Pengeluaran Kas juga dimulai dari Kasir yang membuat Bukti Pengeluaran Kas dan memberikannya kepada Manajer Keuangan untuk dilakukan persetujuan. Setelah Manajer Keuangan tanda tangan dalam Bukti Pengeluaran Kas tersebut, Kasir memberikan Bukti Pengeluaran Kas tersebut kepada Direktur Eksekutif untuk ditandatangani. Setelah Direktur Eksekutif menandatangani Bukti Pengeluaran Kas, Kasir mencatatatnya ke dalam jurnal pengeluaran.
48
Gambar 4.3 Sistem Pengeluaran Kas Yang Berjalan Selain kedua sistem keuangan yang ada tersebut, yang juga perlu diketahui bahwa PATTIRO memiliki beberapa rekening bank untuk menyimpan dana kas. Gunanya adalah untuk memisahkan dana program kegiatan yang satu dengan yang lain. Sehingga anggaran yang disediakan dapat memenuhi setiap program kegiatan dan tidak ada program kegiatan yang menggunakan dana berlebih dari program lain.
4.1.5 Identifikasi Masalah Masalah yang terjadi dalam sistem yang ada saat ini adalah: 1. Tidak adanya penggunaan bukti transaksi bernomor urut tercetak. Penomoran bukti transaksi secara manual menjebabkan manajemen dapat kehilangan kontrol. 2. Saldo dalam rekening Bank tidak sesuai dengan yang ada di laporan sisa saldo Bank tersebut dan tidak pernah ada rekonsiliasi antara saldo bank,
49
saldo akunting, dan saldo catatan rekapitulasi bulanan pemasukkan dan pengeluaran kas program. 3. Kedua masalah di atas menyebabkan timbulnya masalah baru dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keuangan oleh pihak manajerial
karena laporan keuangan yang ada tidak mencerminkan
keadaan keuangan yang sebenarnya.
4.1.6 Lingkup Sistem Yang Akan Dibuat Berdasarkan idetifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dibuat sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit yang meliputi: 1.
2.
3.
Sistem yang akan dibuat meliputi proses-proses berikut ini: a.
Input data penerimaan dan pengeluaran kas.
b.
Penyimpanan data penerimaan dan pengeluaran kas dalam database.
c.
Pembuatan bukti penerimaan dan pengeluaran kas.
d.
Pelaporan keuangan berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas.
Pengguna sistem a.
Kasir
b.
Manajer Keuangan
c.
Direktur Eksekutif
Data master yang dibutuhkan a.
4.
Data Dana
Tool dan resource yang dibutuhkan sistem Sistem ini akan dikembangkan menggunakan server Apache, bahasa pemrograman PHP, database MySQL, dijalankan melalui browser. Selain
50
itu, pada penelitian ini tidak akan membahas jaringan komunikasi serta keamanan data yang terkait dengan sistem ini.
4.2
Analisa Sistem (System Analysis)
4.2.1 Cause and Effect Analysis Tabel 4.1 Cause and Effect Analysis CAUSE-AND-EFFECT ANALYSIS Problem or Opportunity 1. Tidak tercatatnya seluruh penerimaan dan pengeluaran kas yang masuk dalam organisasi dengan nomor urut tercetak.
2. Laporan keuangan tidak sesuai dengan kenyataan.
Cause and Effects 1. Hilangnya bukti penerimaan dan/atau penerimaan kas. 2. Menghasilkan laporan yang tidak akurat dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. 1. Laporan keuangan tidak dapat dijadikan referensi untuk mengambil keputusan.
3. Data-data 1. Laporan keuangan keuangan menjadi tidak dapat merupakan area dipertanggung sensitif sehingga jawabkan. dibutuhkan validasi untuk melakukan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. 4. Apliaksi dari 1. Terjadi kesia-siaan penelitian sejenis dalam pembuatan sudah berbasis aplikasi. web, tetapi dalam
SYSTEM IMPROVEMENT OBJECTIVES System Objective System Constraint 1. Membantu Kasir 1. Kasir hanya untuk dapat lebih dapat mudah mencatat/ melakukan input data pencatatan dan penerimaan penyimpanan dan penerimaan dan pengeluaran pengeluaran kas. kas sebagai pengendalian internal. 1. Melakukan penyimpanan data penerimaan dan pengeluaran kas dan mengolahnya untuk menjadi laporan keuangan. 1 Membuat aturan validasi untuk melakukan input penerimaan dan pengeluaran kas.
1. Merancang sistem yang berbasis jaringan.
-
-
-
51
penggunaannya masih belum berbasis web.
4.2.2 Analisa Kebutuhan Sistem Tujuan dari analisa kebutuhan sistem adalah untuk memperjelas sistem apa yang akan dibangun sesuai dengan permasalahan yang ada pada.
4.2.2.1 Analisa Kebutuhan Fungsional Fungsi-fungsi yang harus ada pada sistem antara lain: 1.
Menyimpan data seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.
2.
Sistem harus dapat memberikan nomor urut otomatis pada tiap transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran kas. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kontrol terhadap redudansi data ataupun bukti transaksi yang hilang.
3.
Sistem harus dapat memberikan laporan keuangan yang dapat diakses perbulan, pertahun, dan pertanggal.
4.2.2.2 Analisa Kebutuhan Non-Fungsional Fitur-fitur lain, karakteristik dan batasan dalam sistem antara lain : 1.
Sistem yang baru dapat digunakan dan dipelajari oleh pengguna dengan mudah. Sehingga pengguna dapat cepat terbiasa menggunakan sistem ini.
2.
Antarmuka sistem dirancang agar pengguna mudah menggunakan sistem dan mengurangi kemungkinan kesalahan yang diakibatkan oleh pengguna.
3.
Sistem memiliki tingkat keamanan yang baik.
52
4.
Sistem dapat menjalankan fungsinya dengan cepat dan reliable dengan tingkat error yang kecil.
4.2.3 Analisa Sistem Usulan Setelah melakukan analisa kebutuhan sistem maka dapat disimpulkan untuk membuat sebuah sistem yang bisa mengatasi masalah serta memenuhi kebutuhan sistem. Analisa sistem usulan ini menggunakan pemodelan berorientasi objek.
4.2.3.1 Use-case Diagram 4.2.3.1.1 Identifikasi Aktor Di bawah ini merupakan daftar pelaku (actor) yang menggunakan sistem informasi pencatatan keuangan non-profit beserta keterangan aktivitas pelaku dalam menggunakan sistem. Tabel 4.2 Daftar Pelaku (Actor) Sistem informasi pencatatan keuangan Non-profit No
Pelaku (Actor)
Deskripsi
1 Kasir
Orang yang meng-input data penerimaan dan pengeluaran kas serta mencetaknya untuk dijadikan bukti penerimaan dan pengeluaran kas.
2 Manajer Keuangan
Orang yang melakukan persetujuan untuk data penerimaan dan pengeluaran kas yang di-input oleh kasir. Serta orang yang menerima laporan keuangan.
3 Direktur Eksekutif
Orang yang menyetujui pengeluaran kas yang di-input oleh kasir, yang menerima laporan keuangan, serta memanajemen user yang menggunakan sistem.
4 Top Manajemen
Merupakan abstract actor yang digunakan sebagai generalisasi dari Direktur Eksekutif dan Manajer Keuangan.
5 Pengguna
Merupakan abstract actor yang digunakan sebagai generalisasi dari semua pengguna.
53
4.2.3.1.2 Identifikasi Use-case Setelah melakukan identifikasi pelaku tahapan selanjutnya adalah melakukan identifikasi use-case yang ada dalam sistem. Tabel 4.3 Daftar Use-case Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit No
Nama Usecase
Deskripsi
1 Login
Use-case yang menggambarkan kegiatan login ke dalam sistem dengan memasukkan data pengguna untuk diverifikasi oleh sistem.
2 Input Penerimaan Kas
Use-case yang menggambarkan memasukkan data penerimaan kas.
kegiatan
3 Input Pengeluaran Kas
Use-case yang menggambarkan memasukkan data pengeluaran kas.
kegiatan
4 Persetujuan Penerimaan Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan menyetujui atau meminta revisi atau membatalkan penerimaan kas.
5 Persetujuan Pengeluaran Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan menyetujui atau meminta revisi atau membatalkan pengeluaran kas.
6 Cetak Penerimaan Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan mencetak bukti penerimaan kas.
7 Cetak Pengeluaran Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan mencetak bukti pengeluaran kas.
8 Lihat Laporan Keuangan
Use-case yang menggambarkan kegiatan melihat laporan keuangan yang diinginkan.
9 Lihat Laporan Saldo Sisa
Use-case yang menggambarkan kegiatan melihat laporan saldo sisa.
4.2.3.1.3 Pemodelan Use-case Diagram Setelah pelaku (actor) dan use-case teridentifikasi maka dapat dilakukan pemodelan use-case diagram yang akan menggambarkan batasan dan lingkup sistem.
54
Tabel 4.4 Daftar Istilah Use-case Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit No
Nama Use-case
Deskripsi
Pelaku yang Berpartisipasi
1 Login
Use-case yang menggambarkan kegiatan Pengguna login ke dalam sistem dengan memasukkan data pengguna untuk diverifikasi oleh sistem.
2 Input Penerimaan Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan Kasir memasukkan data penerimaan kas.
3 Input Pengeluaran Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan Kasir memasukkan data pengeluaran kas.
4 Persetujuan Penerimaan Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan Manajer menyetujui atau meminta revisi atau Keuangan membatalkan penerimaan kas.
5 Persetujuan Pengeluaran Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan Top Manajemen menyetujui atau meminta revisi atau membatalkan pengeluaran kas.
6 Cetak Penerimaan Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan Kasir mencetak bukti penerimaan kas.
7 Cetak Pengeluaran Kas
Use-case yang menggambarkan kegiatan Kasir mencetak bukti pengeluaran kas.
8 Lihat Laporan Keuangan
Use-case yang menggambarkan kegiatan Manajer melihat laporan keuangan yang Keuangan diinginkan.
9 Lihat Laporan Saldo Sisa
Use-case yang menggambarkan kegiatan Direktur melihat laporan saldo sisa. Eksekutif
55
Berikut ini merupakan Use -case sistem yang diusulkan:
i nput peneri maan kas
kasir i nput pengel uaran kas
pengguna
<< depend on >>
<< depend on >>
l ogi n
<< depend on >>
cetak pengeluaran kas
<< depend on >>
cetak peneri maan kas
persetujuan pengeluaran kas
li hat laporan keuangan
l ihat l aporan sal do si sa
Direktur Eksekutif
Gambar 4.4 Diagram Use-case Sistem Usulan
<< depend on >>
<< depend on >>
Manajer Keuangan
<< depend on >>
persetujuan penerimaan kas
<< depend on >>
top manajemen
56
4.2.3.2 Use-case Narrative Analysis Diagram Tahapan ini menerjemahkan apa yang tergambar dalam use-case diagram pada
tahap
analisis
dalam
bentuk
narasi
atau
jalan
cerita
untuk
mendokumentasikan interaksi antara pengguna sistem dengan sistem itu sendiri. Tabel 4.5 Use-case Narrative Analysis Login USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION: PRE-CONDITION: TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Login
USE CASE TYPE System Analysis:
• Pengguna
Use-case ini menjelaskan tentang proses login yang dilakukan oleh pengguna untuk melakukan pekerjaan yang bersangkutan. Pengguna belum masuk ke dalam sistem. Pengguna ingin melakukan pekerjaan yang bersangkutan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Actor Action System Response Step 1: Pengguna ingin masuk ke Step 2: Sistem melakukan dalam sistem pemeriksaan terhadap password dari pengguna yang bersangkutan. Step 3: Pengguna sudah berada di dalam sistem dengan tampilan sesuai level
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Pengguna salah dalam memasukkan password. Sistem akan meminta pengguna untuk mengulangi proses login kembali
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat pengguna tersebut masuk ke dalam sistem User dapat melakukan operasi yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas • Hanya Kasir, Manajer Keuangan, dan Direktur Eksekutif yang dapat masuk ke sistem. -
POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS:
-
57
-
OPEN ISSUES:
Tabel 4.6 Use-case Narrative Analysis Input Penerimaan Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION: TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Input Penerimaan Kas
USE CASE TYPE System Analysis:
• Kasir
Use-case ini menjelaskan tentang proses input penerimaan kas yang dilakukan oleh Kasir. • Kasir telah masuk ke dalam sistem. • Kasir menerima sumbangan dana dari penyumbang Kasir menerima sumbangan dana dari penyumbang. Actor Action System Response Step 1: Kasir memilih menu Step 2: Sistem tambah penerimaan kas. menampilkan interface untuk input data. Step 3: Kasir memasukkan data Step 4: Sistem penerimaan kas. menyimpan data yang dimasukkan dalam database.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum login. Sistem akan meminta Kasir untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat Kasir selesai memasukkan data penerimaan kas. Data penerimaan kas telah disimpan dalam database. • Dalam jangka waktu yang pendek, Kasir akan kembali mengakses data untuk mencetak bukti penerimaan kas. -
POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
-
58
Tabel 4.7 Use-case Narrative Analysis Input Pengeluaran Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION: PRE-CONDITION: TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Input Pengeluaran Kas
USE CASE TYPE System Analysis:
• Kasir
Use-case ini menjelaskan tentang proses input pengeluaran kas yang dilakukan oleh Kasir. • Kasir telah masuk ke dalam sistem. • Kasir menerima permintaan dana. Kasir menerima permintaan dana. Actor Action System Response Step 2: Sistem Step 1: Kasir memilih menu tambah pengeluaran kas. menampilkan inteface untuk input data. Step 3: Kasir memasukkan data Step 4: Sistem pengeluaran kas. menyimpan data yang dimasukkan dalam database.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum login. Sistem akan meminta Kasir untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat Kasir selesai memasukkan data pengeluaran kas. Data pengeluaran kas telah disimpan dalam database. • Dalam jangka waktu yang pendek, Kasir akan kembali mengakses data untuk mencetak bukti pengeluaran kas. -
POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
-
59
Tabel 4.8 Use-case Narrative Analysis Persetujuan Penerimaan Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION: TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Persetujuan Penerimaan Kas
USE CASE TYPE System Analysis:
• Manajer Keuangan
Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh Manajer Keuangan untuk menyetujui penerimaan kas yang dimasukkan oleh Kasir • Manajer Keuangan telah masuk ke dalam sistem. • Kasir telah memasukkan data penerimaan kas. Kasir ingin melakukan pencetakan bukti penerimaan kas. Actor Action System Response Step 1: Manajer Keuangan Step 2: Sistem memilih menu penerimaan kas. menampilkan data penerimaan kas yang telah dimasukkan oleh Kasir. Step 3: Manajer Keuangan Step 3: Sistem melakukan persetujuan menyimpan persetujuan penerimaan kas. dalam database.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika Manajer Keuangan belum login. Sistem akan meminta Manajer Keuangan untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat Manajer Keuangan telah menyetujui penerimaan kas. Manajer Keuangan telah menyetujui penerimaan kas. • Setelah Manajer melakukan persetujuan Kasir baru dapat mencetak bukti penerimaan kas.
POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS:
•
OPEN ISSUES:
-
Pemasukkan data penerimaan kas merupakan bagian terpisah dari use-case ini.
60
Tabel 4.9 Use-case Narrative Analysis Persetujuan Pengeluaran Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION: TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Persetujuan Pengeluaran Kas
USE CASE TYPE System Analysis:
• Top Manajemen
Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh Top Manajemen untuk menyetujui pengeluaran kas yang dimasukkan oleh Kasir • Top Manajemen telah masuk ke dalam sistem. • Kasir telah memasukkan data pengeluaran kas. Kasir ingin melakukan pencetakan bukti pengeluaran kas. Actor Action System Response Step 1: Top Manajemen memilih Step 2: Sistem menu pengeluaran kas. menampilkan data pengeluaran kas yang telah dimasukkan oleh Kasir. Step 3: Top Manajemen Step 3: Sistem melakukan persetujuan menyimpan persetujuan pengeluaran kas. dalam database.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika Top Manajemen belum login. Sistem akan meminta Manajer Keuangan dan Direktur Eksekutif untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat Top Manajemen telah menyetujui pengeluaran kas. Top Manajemen telah menyetujui pengeluaran kas. • Setelah Top Manajemen melakukan persetujuan Kasir baru dapat mencetak bukti pengeluaran kas.
POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS:
•
OPEN ISSUES:
-
Pemasukkan data pengeluaran kas merupakan bagian terpisah dari use-case ini.
61
Tabel 4.10 Use-case Narrative Analysis Cetak Penerimaan Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION:
TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Cetak Penerimaan Kas
USE CASE TYPE System Analysis:
• Kasir
Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh Kasir dalam mencetak bukti penerimaan kas yang sebelumnya telah disetujui oleh Manajer Keuangan • Kasir telah login ke dalam sistem. • Manajer Keuangan telah menyetujui data penerimaan kas yang sebelumnya dimasukkan oleh kasir. Kasir ingin melakukan pencetakan bukti pengeluaran kas. Actor Action System Response Step 1: Kasir memilih tombol Step 2: Sistem cetak penerimaan kas. menampilkan format cetak penerimaan kas. Step 3: Kasir melakukan aksi Step 3: Sistem mencetak cetak. bukti penerimaan kas.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum login. Sistem akan meminta Kasir untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat Kasir telah mencetak bukti penerimaan kas. Bukti penerimaan kas telah dicetak. -
POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
•
-
Pemasukkan data pengeluaran kas merupakan bagian terpisah dari use-case ini.
62
Tabel 4.11 Use-case Narrative Analysis Cetak Pengeluaran Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION:
TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Cetak Pengeluaran Kas
USE CASE TYPE System Analysis:
• Kasir
-
Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh Kasir dalam mencetak bukti pengeluaran kas yang sebelumnya telah disetujui oleh Manajer Keuangan • Kasir telah login ke dalam sistem. • Manajer Keuangan telah menyetujui data pengeluaran kas yang sebelumnya dimasukkan oleh kasir. Kasir ingin melakukan pencetakan bukti pengeluaran kas. Actor Action System Response Step 1: Kasir memilih tombol Step 2: Sistem cetak pengeluaran kas. menampilkan format cetak pengeluaran kas. Step 3: Kasir melakukan aksi Step 3: Sistem mencetak cetak. bukti pengeluaran kas.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum login. Sistem akan meminta Kasir untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat Kasir telah mencetak bukti pengeluaran kas. Bukti pengeluaran kas telah dicetak. -
POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
•
-
Pemasukkan data pengeluaran kas merupakan bagian terpisah dari use-case ini.
63
Tabel 4.12 Use-case Narrative Analysis Lihat Laporan Keuangan USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION:
TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Lihat Laporan Keuangan
USE CASE TYPE System Analysis:
• Manajer Keuangan
Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh Manajer Keuangan untuk melihat Laporan Keuangan yang telah dibuat oleh sistem • Manajer Keuangan telah masuk ke dalam sistem. • Kasir telah memasukkan data penerimaan dan pengeluaran kas dengan periode tertentu. Manajer Keuangan ingin melihat Laporan Keuangan dengan periode tertentu. Actor Action System Response Step 1: Manajer Keuangan Step 2: Sistem melakukan meminta sistem untuk pencarian laporan menampilkan laporan keuangan keuangan yang yang diinginkan dengan diinginkan. memasukkan periode laporan. Step 3: Sistem menampilkan laporan keuangan yang diinginkan.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum memasukkan data sesuai periode yang diinginkan. Sistem akan menampilkan informasi bahwa data yang diinginkan tidak tersedia. Alt-Step 2: Jika Manajer Keuangan belum login. Sistem akan meminta Manajer Keuangan untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat Manajer Keuangan telah mendapatkan laporan keuangan yang diinginkan. Manajer Keuangan telah melihat laporan keuangan yang diinginkan. • Laporan keuangan yang akan dijadikan pedoman bagi Manajer Keuangan untuk membuat keputusan keuangan seperti menyetujui atau tidak penerimaan dan pengeluaran kas. • Laporan Keuangan dapat dicetak langsung oleh sistem.
POST-CONDITION: BUSINESS RULES
IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS
64
ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
-
Tabel 4.13 Use-case Narrative Analysis Lihat Laporan Saldo Sisa USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION:
TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Lihat Laporan Saldo Sisa
USE CASE TYPE System Analysis:
• Direktur Eksekutif
Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh Direktur Eksekutif untuk melihat Laporan Saldo Sisa yang telah dibuat oleh sistem • Direktur Eksekutif telah masuk ke dalam sistem. • Kasir telah memasukkan data penerimaan dan pengeluaran kas dengan periode tertentu. Direktur Eksekutif ingin melihat Laporan Saldo Sisa. Actor Action System Response Step 1: Direktur Eksekutif Step 2: Sistem melakukan meminta sistem untuk pencarian Laporan Saldo menampilkan Laporan Saldo Sisa. Sisa. Step 3: Sistem menampilkan Laporan Saldo Sisa.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika Direktur Eksekutif belum login. Sistem akan meminta Direktur Eksekutif untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat Direktur Eksekutif telah mendapatkan laporan keuangan yang diinginkan. Direktur Eksekutif telah melihat Laporan Saldo Sisa yang diinginkan. • Laporan Saldo Sisa yang akan dijadikan pedoman bagi Direktur Eksekutif untuk membuat keputusan keuangan seperti menyetujui atau tidak penerimaan dan pengeluaran kas. • Laporan Saldo Sisa dapat dicetak langsung oleh sistem.
POST-CONDITION: BUSINESS RULES
IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
-
65
4.2.3.3 Activity Diagram Setelah pembuatan use-case diagram tahapan selanjutnya adalah pembuatan activity diagram. Pembuatan activity diagram ini bertujuan untuk memperlihatkan aliran kerja yang terjadi dalam Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit.
<
> Isi form login <>
username & password benar?
<>
tampilkan home sesuai level
Gambar 4.5 Activity Diagram Login Pada use-case login aktivitas pertama yang dilakukan adalah mengisi form login dengan username dan password kemudian mengirimnya untuk diverifikasi apakah username dan password sudah benar atau tidak. Jika username dan password benar maka sistem akan membuka halaman home dengan otentifikasi level username yang dimasukkan. Jika tidak, sistem akan kembali ke halaman awal login dengan pemberitahuan bahwa username dan password yang dimasukkan salah.
66
tambah data penerimaan kas
<>
tampilkan data penerimaan kas
Gambar 4.6 Activity Diagram Input Penerimaan Kas Pada aktivitas input penerimaan kas, pengguna memasukkan data penerimaan kas melalui form tambah data penerimaan kas. Setelah data disimpan dalam database maka sistem akan menampilkan data penerimaan kas yang terdapat dalam database.
tambah data pengeluaran kas <>
tampilkan data pengeluaran kas
Gambar 4.7 Activity Diagram Input Pengeluaran Kas Sama halnya dengan aktivitas input penerimaan kas, pada aktivitas input pengeluaran kas pengguna memasukkan data pengeluaran kas melalui form tambah data pengeluaran kas. Setelah data disimpan dalam database maka sistem akan menampilkan data penerimaan kas yang terdapat dalam database.
67
pilih data penerimaan kas baru
isi form persetujuan <>
tampilkan data penerimaan kas
Gambar 4.8 Activity Diagram Persetujuan Penerimaan Kas Pada aktivitas persetujuan penerimaan kas, yang pertama kali dilakukan adalah memilih penerimaan kas baru yang belum disetujui dengan cara mengklik icon yang terdapat dalam tabel. Setelah itu, akan terbuka halaman persetujuan dan pengguna mengisi form persetujuan berdasarkan pendapat dan pemikirannya. Setelah disetujui maka sistem akan menampilkan data penerimaan kas dengan pembaharuan icon pada penerimaan kas yang sudah dilakukan persetujuan berubah.
pilih data pengeluaran kas baru
isi form persetujuan <>
tampilkan data pengeluaran kas
Gambar 4.9 Activity Diagram Persetujuan Pengeluaran Kas
68
Sama halnya dengan persetujuan penerimaan kas. Pada aktivitas persetujuan pengeluaran kas, yang pertama kali dilakukan adalah memilih pengeluaran kas baru yang belum disetujui dengan cara mengklik icon yang terdapat dalam tabel. Setelah itu, akan terbuka halaman persetujuan dan pengguna mengisi form persetujuan berdasarkan pendapat dan pemikirannya. Setelah disetujui maka sistem akan menampilkan data pengeluaran kas dengan pembaharuan icon pada pengeluaran kas yang sudah dilakukan persetujuan berubah.
klik simbol cetak penerimaan kas
tampilkan bukti penerimaan kas
cetak bukti penerimaan kas
Gambar 4.10 Activity Diagram Cetak Penerimaan Kas Aktivitas pada use-case cetak penerimaan kas dimulai dengan mengklik icon cetak pada data penerimaan kas yang ingin dicetak. Setelah itu, sistem akan menampilkan bukti penerimaan kas yang berformat kwitansi pada tab baru. Kemudian pengguna mencetak bukti penerimaan kas tersebut.
69
klik simbol cetak pengeluaran kas
tampilkan bukti pengeluaran kas
cetak bukti pengeluaran kas
Gambar 4.11 Activity Diagram Cetak Pengeluaran Kas Sama dengan use-case cetak penerimaan kas. Aktivitas pada use-case cetak pengeluaran kas dimulai dengan mengklik icon cetak pada data pengeluaran kas yang ingin dicetak. Setelah itu, sistem akan menampilkan bukti pengeluaran kas yang berformat kwitansi pada tab baru. Kemudian pengguna mencetak bukti pengeluaran kas tersebut.
pilih jenis laporan keuangan & periodenya
masukkan periode yang diinginkan
tampilkan laporan keuangan berdasarkan periode
Gambar 4.12 Activity Diagram Lihat Laporan Keuangan
70
Ativitas yang dilakukan pada use-case lihat laporan keuangan adalah memilih jenis laporan keuangan dan periode yang diinginkan. Kemudian memasukkan periode yang diinginkan dan memprosesnya. Sistem akan menampilkan laporan keuangan berdasarkan filter yang telah dimasukkan oleh pengguna.
tampilkan laporan saldo sisa
Gambar 4.13 Activity Diagram Lihat Laporan Saldo Sisa Aktivitas yang dilakukan pada use-case lihat laporan saldo sisa adalah hanya menampilkan saldo sisa berdasarkan tanggal akses pengguna.
4.2.3.4 Class Diagram Fungsi class diagram adalah untuk mendeskripsikan objek-objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis di antara mereka. Berikut ini merupakan tahapan dalam membuat class diagram: 1. Menemukan Objek Potensial Dari use-case narrative analysis yang telah dijabarkan di atas ditemukan potensial objek dengan cara menemukan seluruh kata benda yang berhubungan dengan seluruh bisnis atau event sebagai berikut:
71
Tabel 4.14 Daftar Objek Potensial Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit Pengguna
Dana
Kasir
Penyumbang
Manajer Keuangan
Persetujuan Penerimaan Kas
Direktur
Persetujuan Pengeluaran Kas
Username
Bukti Penerimaan Kas
Password
Bukti Pengeluaran Kas
Level
Laporan Keuangan
Penerimaan Kas
Laporan Saldo Sisa
Pengeluaran Kas
2.
Menyeleksi objek yang diusulkan Tabel 4.15 Analisis Daftar Objek Potensial Objek Potensial Pengguna
Alasan √
Merupakan
actor
yang
akan
menggunakan sistem Kasir
X
Contoh dari pengguna
Manajer Keuangan
X
Contoh dari pengguna
Direktur
X
Contoh dari pengguna
Username
X
Merupakan atribut dari pengguna
Password
X
Merupakan atribut dari pengguna
Level
√
Level
Penerimaan Kas
√
Penerimaan Kas
72
Pengeluaran Kas
√
Pengeluaran Kas
Dana
√
Dana
Penyumbang
X
Atribut dari penerimaan kas
Persetujuan Penerimaan Kas
√
Persetujuan Penerimaan Kas
Persetujuan Pengeluaran Kas
√
Persetujuan Pengeluaran Kas
Bukti Penerimaan Kas
X
Sinonim dari penerimaan kas
Bukti Pengeluaran Kas
X
Sinonim dari pengeluaran kas
Laporan Keuangan
√
Item dari interface potensial
Laporan Saldo Sisa
√
Item dari interface potensial
Dari analisis dafta potensial objek di atas didapatkan objek yang terkait dengan sistem sebagai berikut: Tabel 4.16 Daftar Objek Daftar Objek Pengguna Level Penerimaan Kas Pengeluaran Kas Dana Persetujuan Penerimaan Kas Persetujuan Pengeluaran Kas Laporan Keuangan Laporan Saldo Sisa
73
3. Menyiapkan Class Diagram Dari daftar objek diatas dapat dideskripsikan objek-objek yang terdapat dalam sistem serta hubungan statis antar objek. Pada sistem ini dilakukan perubahan nama objek untuk membedakan antara objek yang berfungsi sebagai pengendali sistem, data master, dan sistem itu sendiri dan juga untuk menyesuaikan format penamaan dalam database.. Adapun perubahan dari nama-nama objek tersebut antara lain: a. Pengguna menjadi sys_user b. Level menjadi sys_user c. Penerimaan Kas menjadi sikeu_penerimaan_kas d. Pengeluaran Kas menjadi sikeu_penerimaan_kas e. Dana menjadi core_dana f. Persetujuan Penerimaan Kas menjadi sikeu_penerimaan_kas_status g. Persetujuan Pengeluaran Kas menjadi sikeu_pengeluaran_kas_status Selain itu, pada penelitian ini ditambahkan objek tambahan yaitu core_pegawai sebagai data master dari sys_user, core_status sebagai data master untuk status persetujuan penerimaan dan pengeluaran kas.
74
core_pegawai
sys_user
sys_role - systemRoleID : tinyint - roleName : varchar - description : varchar
1..1 1..1
Laporan Saldo Sisa
-
sysUserId sysRoleId idPegawai username password passwordHint lastLogin lastIP accountLock
: : : : : : : : :
-
1..1
int tinyint varchar varchar varchar varchar datetime int tinyint
1..1 1..*
sikeu_penerimaan_kas -
noPenerimaan tanggalPenerimaan kodeDana penyumbang jumlahPenerimaan keteranganPenerimaan jenisPenerimaan kodeStatusPenerimaan
: : : : : : : :
varchar datetime char varchar varchar varchar varchar varchar
1..*
1..*
1..*
core_dana -
1..* sikeu_penerimaan_kas_status id noPenerimaan kodeStatusPenerimaan diUbahOleh tanggalPerubahan catatanPerubahan
: : : : : :
: : : : : : : : : : : :
varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar tinyint varchar varchar varchar varchar
Laporan Keuangan
1..*
-
idPegawai nama nickname address phone mobile otherPhone sex religion email jabatan foto
kodeDana namaDana namaBank noRekening jumlahSaldo
: : : : :
+ get ()
char varchar varchar varchar varchar
1..* 1..1
sikeu_pengeluaran_kas
1..1
int varchar varchar int datetime varchar
1..*
-
noPengeluaran tanggalPenerimaan kodeDana penerima jumlahPengeluaran keteranganPengeluaran jenisPengeluaran kodeStatusPengeluaran
: : : : : : : :
varchar datetime char varchar varchar varchar varchar varchar
1..* 1..*
1..* sikeu_pengeluaran_kas_status core_status
1..1
-
code nextSuccessCode nextFailCode name description ordinal
: : : : : :
varchar varchar varchar varchar varchar int
1..1 1..*
-
id noPengeluaran kodeStatusPengeluaran diUbahOleh tanggalPerubahan catatanPerubahan
: : : : : :
int varchar varchar int datetime varchar
Gambar 4.14 Class Diagram Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit
4.3
Perancangan Sistem (Design) Tahapan ini merupakan tahapan untuk merancang sistem yang telah
diusulkan dalam tahapan analisis. Perancangan ini merupakan lanjutan dari tahapan analisis untuk lebih menjelaskan secara rinci sistem yang diusulkan untuk memudahkan pemrograman sistem tersebut nantinya. Sehingga sistem yang dibuat dapat menyelesaikan masalah yang terjadi pada sistem lama dan tidak terjadi kesalahpahaman antara analisis dan pemrograman.
75
4.3.1 Use-case Narrative Design Use-case narrative design adalah sebuah narasi tentang kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dalam sistem serta respon yang diberikan oleh sistem sesuai dengan yang terjadi pada perangkat lunak sistem informasi pencatatan keuangan PATTIRO. Tabel 4.17 Use-case Narrative Design Login USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION: TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Login
USE CASE TYPE System Design:
• Kasir • Manajer Keuangan • Direktur Eksekutif
Use-case ini menjelaskan tentang proses login yang dilakukan oleh Kasir, Manajer Keuangan dan Direktur Eksekutif untuk melakukan pekerjaan yang bersangkutan. Pengguna belum masuk ke dalam sistem. Pengguna ingin melakukan pekerjaan yang bersangkutan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Actor Action System Response Step 1: Pengguna mengisi Step 2: Sistem merespon username dan password pada dengan menampilkan textbox yang tersedia. alert login berhasil dan menampilkan halaman home. Step 3: Pengguna dapat melakukan kegiatan yang bersangkutan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika pengguna salah dalam memasukkan username dan/ atau password. Sistem akan menampilkan halaman login kembali dengan pemberitahuan bahwa login tidak berhasil dan memberitahukan kesalahan pengguna.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat pengguna tersebut masuk ke dalam
76
POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
sistem User dapat melakukan operasi yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas • Hanya Kasir, Manajer Keuangan, dan Direktur Eksekutif yang dapat masuk ke sistem. -
-
Tabel 4.18 Use-case Narrative Design Input Penerimaan Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION: PRE-CONDITION: TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
ALTERNATE COURSES:
Input Penerimaan Kas
USE CASE TYPE System Design:
• Kasir
Use-case ini menjelaskan tentang proses input penerimaan kas yang dilakukan oleh Kasir. • Kasir telah masuk ke dalam sistem. • Kasir menerima sumbangan dana dari penyumbang Kasir menerima sumbangan dana dari penyumbang. Actor Action System Response Step 1: Kasir memilih menu Step 2: Sistem Tambah Penerimaan Kas. memberikan respon dengan menampilkan form tambah penerimaan kas. Step 3: Kasir memasukkan data Step 4: Sistem merespon penerimaan kas melalui keyboard dengan menyimpan data kemudian meng-klik tombol dalam database kemudian simpan. menampilkan semua penerimaan kas yang ada dalam database. Alt-Step 2: Kasir dapat melakukan pencarian data penerimaan kas dengan memasukkan kata kunci dan meng-klik tombol cari. Alt-Step 3: Sistem akan merespon dengan menampilkan data sesuai kata kunci yang dimasukkan kasir atau informasi bahwa data tidak ditemukan.
77
CONCLUSION: POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
Use-case ini selesai saat Kasir telah memasukkan data penerimaan kas. -
-
Tabel 4.19 Use-case Narrative Design Input Pengeluaran Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION: PRE-CONDITION: TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
ALTERNATE COURSES:
Input Pengeluaran Kas
USE CASE TYPE System Design:
• Kasir
Use-case ini menjelaskan tentang proses input pengeluaran kas yang dilakukan oleh Kasir. • Kasir telah masuk ke dalam sistem. • Kasir mendapatkan permintaan pengeluaran dana Kasir mendapatkan permintaan pengeluaran dana Actor Action System Response Step 1: Kasir memilih menu Step 2: Sistem Tambah Pengeluaran Kas. memberikan respon dengan menampilkan form tambah pengeluaran kas. Step 3: Kasir memasukkan data Step 4: Sistem merespon pengeluaran kas melalui keyboard dengan menyimpan data kemudian meng-klik tombol dalam database kemudian simpan. menampilkan semua pengeluaran kas yang ada dalam database. Alt-Step 2: Kasir dapat melakukan pencarian data pengeluaran kas dengan memasukkan kata kunci dan meng-klik tombol cari. Alt-Step 3: Sistem akan merespon dengan menampilkan data sesuai kata kunci yang dimasukkan kasir atau informasi bahwa data tidak ditemukan.
78
CONCLUSION: POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
Use-case ini selesai saat Kasir telah memasukkan data pengeluaran kas. -
-
Tabel 4.20 Use-case Narrative Design Persetujuan Penerimaan Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION: PRE-CONDITION: TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
ALTERNATE COURSES:
Persetujuan Penerimaan Kas
USE CASE TYPE System Design:
• Manajer Keuangan
Use-case ini menjelaskan tentang proses persetujuan data penerimaan kas yang sebelumnya telah di-input oleh kasir. • Manajer Keuangan telah masuk ke dalam sistem. • Kasir telah memasukkan data penerimaan kas. Kasir ingin mencetak bukti penerimaan kas. Actor Action System Response Step 1: Manajer Keuangan Step 2: Sistem memilih menu Penerimaan Kas. memberikan respon dengan menampilkan semua data penerimaan kas. Step 3: Manajer Keuangan meng- Step 4: Sistem merespon klik icon penerimaan kas baru di dengan menampilkan slah satu data penerimaan kas. form persetujuan penerimaan kas. Step 5: Manajer Keuangan Step 5: Sistem merespon memilih radio button antara dengan menampilkan diterima, revisi, atau ditolak. Dan kembali semua data memberi keterangan pada penerimaan kas dengan masing-masing pilihan. perubahan pada icon-nya. Alt-Step 2: Jika manajer keuangan memilih revisi pada radio button. Maka kasir akan merivisi penerimaan kas dan manajer keuangan kembali melakukan persetujuan.
79
CONCLUSION: POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
Use-case ini selesai saat Manajer Keuangan telah memilih status persetujuan data penerimaan kas. -
-
Tabel 4.21 Use-case Narrative Design Persetujuan Pengeluaran Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION: PRE-CONDITION:
TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
ALTERNATE COURSES:
Persetujuan Pengeluaran Kas
USE CASE TYPE System Design:
• Manajer Keuangan • Direktur Eksekutif
Use-case ini menjelaskan tentang proses persetujuan data pengeluaran kas yang sebelumnya telah di-input oleh kasir. • Manajer Keuangan dan Direktur Eksekutif telah masuk ke dalam sistem. • Kasir telah memasukkan data pengeluaran kas. Kasir ingin mencetak bukti penerimaan kas. Actor Action System Response Step 1: Manajer Keuangan dan Step 2: Sistem Direktur Eksekutif memilih menu memberikan respon Pengeluaran Kas. dengan menampilkan semua data pengeluaran kas. Step 3: Manajer Keuangan dan Step 4: Sistem merespon Direktur Eksekutif meng-klik dengan menampilkan icon pengeluaran kas baru di form persetujuan salah satu data pengeluaran kas. pengeluaran kas. Step 5: Manajer Keuangan dan Step 5: Sistem merespon Direktur Eksekutif memilih radio dengan menampilkan button antara diterima, revisi, atau kembali semua data ditolak. Dan memberi keterangan pengeluaran kas dengan pada masing-masing pilihan. perubahan pada icon-nya. Alt-Step 2: Jika manajer keuangan dan/ atau Direktur Eksekutif memilih revisi pada radio button. Maka kasir akan merivisi penerimaan kas dan manajer keuangan dan direktur eksekutif kembali melakukan persetujuan.
80
CONCLUSION: POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
Use-case ini selesai saat Manajer Keuangan telah memilih status persetujuan data penerimaan kas. - Direktur Eksekutif tidak dapat melakukan persetujuan sebelum manajer keuangan.
-
Tabel 4.22 Use-case Narrative Design Cetak Penerimaan Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION:
TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
ALTERNATE COURSES:
CONCLUSION:
Cetak Penerimaan Kas
USE CASE TYPE System Design:
• Kasir
Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh Kasir dalam mencetak bukti penerimaan kas yang sebelumnya telah disetujui oleh Manajer Keuangan • Kasir telah login ke dalam sistem. • Manajer Keuangan telah menyetujui data penerimaan kas yang sebelumnya dimasukkan oleh kasir. Kasir ingin melakukan pencetakan bukti pengeluaran kas. Actor Action System Response Step 1: Kasir memilih menu Step 2: Sistem penerimaan kas. menampilkan semua data penerimaan kas. Step 3: Kasir memilih icon cetak Step 4: Sistem penerimaan kas. menampilkan format bukti penerimaan kas yang akan dicetak. Step 5: Kasir memilih icon untuk Step 6: Sistem merespon mencetak. dengan mencetak bukti penerimaan kas. -
Use-case ini selesai saat Kasir telah mencetak bukti
81
POST-CONDITION: BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
penerimaan kas. Bukti penerimaan kas telah dicetak. -
•
Pemasukkan data penerimaan kas merupakan bagian terpisah dari use-case ini.
-
Tabel 4.23 Use-case Narrative Design Cetak Pengeluaran Kas USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION:
TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
ALTERNATE COURSES:
CONCLUSION: POST-CONDITION:
Cetak Pengeluaran Kas
USE CASE TYPE System Design:
• Kasir
Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh Kasir dalam mencetak bukti pengeluaran kas yang sebelumnya telah disetujui oleh Manajer Keuangan • Kasir telah login ke dalam sistem. • Manajer Keuangan telah menyetujui data pengeluaran kas yang sebelumnya dimasukkan oleh kasir. Kasir ingin melakukan pencetakan bukti pengeluaran kas. Actor Action System Response Step 1: Kasir memilih menu Step 2: Sistem pengeluaran kas. menampilkan semua data pengeluaran kas. Step 4: Sistem Step 3: Kasir memilih icon cetak pengeluaran kas. menampilkan format bukti pengeluaran kas yang akan dicetak. Step 5: Kasir memilih icon untuk Step 6: Sistem merespon mencetak. dengan mencetak bukti pengeluaran kas. -
Use-case ini selesai saat Kasir telah mencetak bukti pengeluaran kas. Bukti pengeluaran kas telah dicetak.
82
BUSINESS RULES IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS:
-
OPEN ISSUES:
-
•
Pemasukkan data pengeluaran kas merupakan bagian terpisah dari use-case ini.
Tabel 4.24 Use-case Narrative Design Lihat Laporan Keuangan USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION:
TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Lihat Laporan Keuangan
USE CASE TYPE System Design:
• Manajer Keuangan
Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh Manajer Keuangan untuk melihat Laporan Keuangan yang telah dibuat oleh sistem • Manajer Keuangan telah masuk ke dalam sistem. • Kasir telah memasukkan data penerimaan dan pengeluaran kas dengan periode tertentu. Manajer Keuangan ingin melihat Laporan Keuangan dengan periode tertentu. Actor Action System Response Step 1: Manajer Keuangan Step 2: Sistem memilih menu laporan keuangan menampilkan laporan dan klasifikasi laporan yang keuangan yang diinginkan diinginkan [laporan penerimaan Manajer keuangan kas, laporan pengeluaran kas, berdasarkan pilihan. laporan aktivitas kas, laporan dana, Grafik perbandingan penerimaan dan pengeluaran]. Laporan dapat dilihat per waktu yang diinginkan.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika Kasir belum memasukkan data sesuai periode yang diinginkan. Sistem akan menampilkan informasi bahwa data yang diinginkan tidak tersedia.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat Manajer Keuangan telah mendapatkan laporan keuangan yang diinginkan. Manajer Keuangan telah melihat laporan keuangan yang diinginkan.
POST-CONDITION:
83
BUSINESS RULES
•
IMPLEMENTATION CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
•
Laporan keuangan yang akan dijadikan pedoman bagi Manajer Keuangan untuk membuat keputusan keuangan seperti menyetujui atau tidak penerimaan dan pengeluaran kas. Laporan Keuangan dapat dicetak langsung oleh sistem.
-
Tabel 4.25 Use-case Narrative Design Lihat Laporan Saldo Sisa USE CASE NAME: USE CASE ID: PRIORITY: SOURCE: PRIMARY BUSINESS ACTOR: OTHER PARTICIPATING ACTORS: OTHER INTERESTED STAKEHOLDERS: DESCRIPTION:
PRE-CONDITION:
TRIGGER: TYPICAL COURSE OF EVENTS:
Lihat Laporan Saldo Sisa
USE CASE TYPE System Design:
• Direktur Eksekutif
Use-case ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan oleh Direktur Eksekutif untuk melihat Laporan Saldo Sisa yang telah dibuat oleh sistem • Direktur Eksekutif telah masuk ke dalam sistem. • Kasir telah memasukkan data penerimaan dan pengeluaran kas dengan periode tertentu. Direktur Eksekutif ingin melihat Laporan Saldo Sisa. Actor Action System Response Step 1: Direktur Eksekutif Step 2: Sistem memilih menu Laporan Saldo menampilkan jumlah Sisa saldo secara keseluruhan.
ALTERNATE COURSES:
Alt-Step 2: Jika Direktur Eksekutif belum login. Sistem akan meminta Direktur Eksekutif untuk melakukan login terlebih dahulu.
CONCLUSION:
Use-case ini selesai saat Direktur Eksekutif telah mendapatkan laporan keuangan yang diinginkan. Direktur Eksekutif telah melihat Laporan Saldo Sisa yang diinginkan. • Laporan Saldo Sisa yang akan dijadikan pedoman bagi Direktur Eksekutif untuk membuat keputusan keuangan seperti menyetujui atau tidak penerimaan dan pengeluaran kas. • Laporan Saldo Sisa dapat dicetak langsung oleh sistem.
POST-CONDITION: BUSINESS RULES
IMPLEMENTATION
84
CONTRAINTS AND SPECIFICATIONS ASSUMPTIONS: OPEN ISSUES:
-
4.3.2 Sequence Diagram Sequence diagram digunakan untuk memperlihatkan aliran fungsionalitas dan kontrol yang melalui tiap objek. Berikut ini merupakan sequence diagram dari Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit: SequenceDiagram_login
tampilanLogin
loginProcessor
sys_user
pengguna aksesFormLogin tampilkanFormLogin login(nama,password) kirim(nama, password) ambil(nama, password)
tampilkanPesan(gagal)
validasi(gagal)
tampilkanPesan(sukses)
validasi(sukses)
validasi(nama, password)
Gambar 4.15 Sequence Diagram Use-case untuk Login Sequence Diagram untuk use-case login dijelaskan sebagai berikut: 1.
Pengguna
melakukan
inisiasi
use-case
dengan
memanggil
method
aksesFormLogin() untuk menampilkan tampilanLogin yang merupakan objek view dari use-case login.
85
2.
Pengguna memasukkan username dan password sebagai nilai yang akan dikirimkan oleh loginProcessor yang bertindak sebagai objek kontrol.
3.
loginProcessor mengambil nilai untuk melakukan validasi login dengan mencocokan nilai yang dimasukkan pengguna dengan data yang ada pada sys_user yang merupakan objek entitas.
4.
Jika validasi gagal maka tampilanLogin akan menampilkan informasi bahwa login gagal dan jika validasi berhasil maka tampilanLogin akan memberitahukan kepada pengguna bahwa login berhasil.
SequenceDiagram_inputPenerimaanKas
tampilanPenerimaanKas
inputPenerimaanProcessor
sikeu_penerimaan_kas
Kasir aksesMenuTambahPenerimaanKas
tampilkanFormTambahPenerimaanKas
inputPenerimaanKas
kirimDataPenerimaanKas
tampilkanPesan(gagal)
kirimPesan(gagal)
tampilkanPesan(sukses)
kirimPesan(sukses)
simpanData dataGagalDisimpan
dataSuksesDisimpan
Gambar 4.16 Sequence Diagram Use-case untuk Input Penerimaan Kas Sequence Diagram untuk use-case input penerimaan kas dijelaskan sebagai berikut: 1. Kasir mengakses tambah penerimaan kas dengan memanggil method aksesMenuTambahPenerimaanKas() pada tampilanPenerimaanKas yang berfungsi sebagai objek view.
86
2. tampilanPenerimaanKas akan menampilkan form tambah penerimaan kas, yang diisi oleh kasir dengan data penerimaan kas yang diterimanya. 3. Setelah kasir meng-klik tombol simpan maka inputPenerimaanProcessor yang berfungsi sebagai objek kontrol akan memvalidasi data yang dimasukkan oleh kasir. Jika data yang dimasukkan valid maka inputPenerimaanProcessor sikeu_penerimaan_kas
akan
yang
meneruskan
bertindak
menyimpannya
sebagai
objek
dalam
entitas
dan
menampilkan pesan sukses. Jika tidak, maka inputPenerimaanProcessor akan
menampilkan
pesan
gagal
yang
akan
ditampilkan
tampilanPenerimaanKas SequenceDiagram_inputPengeluaranKas
tampilanPengeluaranKas
inputPengeluaranProcessor
sikeu_pengeluaran_kas
Kasir aksesMenuTambahPengeluaranKas tampilkanMenuT ambahPengeluaranKas inputPengeluaranKas krimDataPengeluaranKas
simpanData
tampilkanPesan(gagal)
kirimPesan(gagal)
dataGagalDisimpan
tampilkanPesan(sukses)
kirimPesan(sukses)
dataSuksesDisimpan
Gambar 4.17 Sequence Diagram Use-case untuk Input Pengeluaran Kas
oleh
87
Sequence Diagram untuk use-case input pengeluaran kas dijelaskan sebagai berikut: 1. Kasir mengakses tambah pengeluaran kas dengan memanggil method aksesMenuTambahPengeluaranKas() pada tampilanPengeluaranKas yang berfungsi sebagai objek view. 2. tampilanPengeluaranKas menampilkan form tambah pengeluaran kas, yang diisi oleh kasir dengan data pengeluaran kas yang diterimanya. 3. Setelah kasir meng-klik tombol simpan maka inputPengeluaranProcessor yang berfungsi sebagai objek kontrol akan memvalidasi data yang dimasukkan oleh kasir. Jika data yang dimasukkan valid maka pengeluaranProcessor
akan
sikeu_pengeluaran_kas
yang
meneruskan bertindak
menyimpannya
sebagai
objek
entitas
dalam dan
mengirimkan pesan sukses. Jika tidak, maka inputPengeluaranProcessor akan
mengirimkan
pesan
gagal
yang
akan
ditampilkan
oleh
tampilanPengeluaranKas SequenceDiagram_persetujuanPenerimaanKas
penerimaan kas
penerimaan kas processor
sikeu_penerimaan_kas
sikeu_penerimaan_kas_status
Manajer Keuangan
aksesDataPenerimaanKas
getPenerimaanKas getPenerimaanKas penerimaanKas
persetujuanPenerimaanKas
savePersetujuanPenerimaanKas
penerimaanKas
savePersetujuanPenerimaanKas
Gambar 4.18 Sequence Diagram Use-case untuk Persetujuan Penerimaan Kas
88
Sequence Diagram untuk use-case persetujuan penerimaan kas dijelaskan sebagai berikut: 1. Pada persetujuan penerimaan kas use-case diinisiasi saat manajer keuangan meminta data penerimaan kas dengan method aksesDataPenerimaanKas pada tampilanPenerimaanKas sebagai objek view. Kemudian ditindaklanjuti oleh persetujuanPenerimaanProcessor sebagai objek kontrol dengan mengambil data dari sikeu_penerimaan_kas sebagai objek entitas. 2. Kemudian manajer keuangan melakukan aksi terhadap data penerimaan kas yang telah dilihatnya berupa persetujuan, permintaan untuk revisi, atau penolakan. Aksi ini akan disimpan oleh persetujuanPenerimaanProcessor dengan method savePersetujuanPenerimaanKas dan disimpan dalam sikeu_penerimaan_kas_status. SequenceDiagram_persetujuanPengeluaranKas
pengeluaran kas
pengeluaran kas processor
sikeu_penerimaan_kas
sikeu_pengeluaran_kas_status
top manajemen getPengeluaranKas
getPengeluaranKas
pengeluaranKas
pengeluaranKas
aksesDataPengeluaranKas
savePersetujuanPengeluaranKas
persetujuanPengeluaranKas
savePersetujuanPengeluaranKas
Gambar 4.19 Sequence Diagram Use-case untuk Persetujuan Pengeluaran Kas
89
Sequence Diagram untuk use-case persetujuan pengeluaran kas dijelaskan sebagai berikut: 1. Pada persetujuan pengeluaran kas use-case diinisiasi saat top manajemen meminta data penerimaan kas dengan method aksesDataPengeluaranKas pada tampilanPengeluaranKas sebagai objek view. Kemudian ditindaklanjuti oleh persetujuanPengeluaranProcessor sebagai objek kontrol dengan mengambil data dari sikeu_pengeluaran_kas sebagai objek entitas. 2. Kemudian top manajemen melakukan aksi terhadap data pengeluaran kas yang telah dilihatnya berupa persetujuan, permintaan untuk revisi, atau penolakan. Aksi ini akan disimpan oleh persetujuanPengeluaranProcessor dengan method savePersetujuanPengeluaranKas dan disimpan dalam sikeu_pengeluaran_kas_status. SequenceDiagram_cetakPenerimaanKas
tampilanPenerimaanKas
cetakPenerimaanProcessor
sikeu_penerimaan_kas
Kasir aksesMenuPenerimaanKas tampilkanMenuPenerimaanKas
pilihPenerimaanKasUntukDicetak krimPermintaanCetak aksesDataUntukDicetak
cetak tampilkanFormatCetak
kirimFormatCetak
Gambar 4.20 Sequence Diagram Use-case untuk Cetak Penerimaan Kas
90
Sequence Diagram untuk use-case cetak penerimaan kas dijelaskan sebagai berikut: 1. Sequence
diinisiasi
aksesMenuPenerimaanKas
saat
Kasir
untuk
memanggil
melihat
data
method
penerimaan
kas.
tampilanPenerimaanKas akan sebagai objek view menampilkan halaman penerimaan kas dengan simbol cetak terdapat di dalamnya. 2. Kasir
memilih
simbol
cetak
untuk
mencetak
penerimaan
kas,
cetakPenerimaanProcessor sebagai objek kontrol mengirimkan permintaan cetak dengan mengakses data penerimaan kas yang akan dicetak pada sikeu_penerimaan_kas sebagai objek entitas. 3. Data penerimaan kas dicetak oleh cetakPenerimaanProcessor dan ditampilkan formatnya pada tampilanPenerimaanKas. SequenceDiagram_cetakPengeluaranKas
tampilanPengeluaranKas
cetakPengeluaranProcessor
sikeu_pengeluaran_kas
Kasir aksesMenuPengeluaranKas
tampilkanPengeluaranKas
pilihPengeluaranKasUntukDicetak kirimPermintaanCetak
tampilkanFormatCetak
kirimFormatCetak
aksesDataUntukDicetak
cetak
Gambar 4.21 Sequence Diagram Use-case untuk Cetak Pengeluaran Kas
91
Sequence Diagram untuk use-case cetak pengeluaran kas dijelaskan sebagai berikut: 1. Sequence
diinisiasi
saat
aksesMenuPengeluaranKas
Kasir
untuk
melihat
memanggil data
method
pengeluaran
kas.
tampilanPengeluaranKas akan sebagai objek view menampilkan halaman pengeluaran kas dengan simbol cetak terdapat di dalamnya. 2. Kasir
memilih
simbol
cetak
cetakPengeluaranProcessor
untuk
sebagai
mencetak objek
pengeluaran
kontrol
kas,
mengirimkan
permintaan cetak dengan mengakses data pengeluaran kas yang akan dicetak pada sikeu_pengeluaran_kas sebagai objek entitas.
3. Data pengeluaran kas dicetak oleh cetakPengeluaranProcessor dan ditampilkan formatnya pada tampilanPengeluaranKas. SequenceDiagram_lihat laporan saldo sisa
menu saldo sisa
Laporan Saldo Sisa
core_dana
Direktur Eksekutif
kirimPermintaanLihatSaldoSisa ambilDataDana aksesMenuLaporanSaldoSisa tampilkanLaporanSaldoSisa
Gambar 4.22 Sequence Diagram Use-case untuk Laporan Saldo Sisa
92
Sequence Diagram untuk use-case untuk laporan saldo sisa dijelaskan sebagai berikut: 1. Sequence
diinisiasi
saat
direktur
eksekutif
memanggil
method
aksesMenuLihatSaldoSisa pada menuLaporanSaldoSisa sebagai objek view. 2. Laporan Saldo Sisa sebagai objek kontrol memanggil data yang diinginkan direktur eksekutif yang ada pada core_dana sebagai objek entitas. 3. Saldo sisa kemudian ditampilkan kepada direktur eksekutif melalui menuLaporanSaldoSisa. SequenceDiagram_lihat laporan keuangan
menu laporan keuangan
laporan keuangan
sikeu_penerimaan_kas
sikeu_pengeluaran kas
Manajer Keuangan pilihMenuLaporanKeuangan pilihKategoriLaporanKeuangan pilihBerdasarkanWaktu kirimPermintaanLaporanKeuanganBerdasarkanFilter ambilPenerimaanKas ambilPengeluaranKas tampilkanLaporanKeuangan
Gambar 4.23 Sequence Diagram Use-case untuk Laporan Keuangan Sequence Diagram untuk use-case laporan keuangan dijelaskan sebagai berikut: 1. Sequence
diinisiasi
saat
manajer
keuangan
memanggil
method
pilihJenisLaporanKeuangan pada menuLaporanKeuangan yang berfungsi
93
sebagai objek view. Kemudian menuLaporanKeuangan menampilkan laporan keuangan berdasarkan jenisnya. 2. Manajer
keuangan
kemudian
memanggil
method
pilihKategoriWaktuLaporan untuk memilih laporan berdasarkan waktu. Kemudian Laporan Keuangan sebagai objek kontrol akan merespon dengan
mengambil
data
pada
sikeu_penerimaan_kas
dan
sikeu_pengeluaran_kas sebagai objek entitas. 3. Laporan Keuangan akan memformat data untuk laporan sesuai yang diminta
manajer
keuangan
sebelum
ditampilkan
pada
menuLaporanKeuangan.
4.3.3 State Diagram State diagram digunakan untuk memahami perilaku objek dalam suatu sistem. State diagram menggambarkan perilaku yang dinamis yang dilakukan objek dalam suatu objek. Berikut merupakan state diagram dari objek penerimaan kas dan pengeluaran kas:
94
buat penerimaan dana baru
Penerimaan Kas Baru entry / entry do / save penerimaan kas baru revisi selesai penerimaan kas selesai Revisi
Penerimaan Kas Belum Disetujui
entry / revisi penerimaan kas
revisi penerimaan kas
ditolak tolak penerimaan kas
entry / status belum disetujui penerimaan kas disetujui
Laporan Keuangan penerimaan kas disetujui() / lihat laporan keuangan
Penerimaan Kas Disetujui lihat laporan keuangan1
entry / penerimaan kas disetujui cetak penerimaan kas
penerimaan kas ditolak
laporan keuangan dilihat1 Bukti Penerimaan Kas penerimaan kas disetujui() / cetak penerimaan kas bukti penerimaan kas dicetak
selesai
penerimaan kas selesai
Gambar 4.24 State Diagram Penerimaan Kas State diagram di atas menggambarkan perubahan objek penerimaan kas dari mulai dibuat hingga akhirnya. Penerimaan kas yang baru dibuat akan memiliki status baru/new yang artinya penerimaan kas belum disetujui. Penerimaan kas yang baru ini bisa dilakukan tiga aksi yaitu, direvisi, disetujui, atau ditolak oleh manajer keuangan. Jika ditolak, siklus hidup objek penerimaan kas akan langsung berakhir, jika direvisi akan dilakukan revisi oleh kasir dan kembali ke penerimaan kas belum disetujui, dan jika diterima maka penerimaan kas akan diteruskan untuk dijadikan laporan keuangan dan dicetak untuk menjadi bukti penerimaan kas.
95
buat pengeluaran kas baru
Pengeluaran Kas Baru entry / masukkan data do / simpan pengeluaran kas baru
revisi pengeluaran kas selesai 1 Revisi Manajer Keuangan (MK)
Pengeluaran Kas belum Disetujui
tolak 1 pengeluaran kas
Ditolak Manajer Keuangan
entry / status belum disetujui
entry / revisi pengeluaran kas revisi pengeluaran kas 1
pengeluaran kas disetujui MK revisi pengeluaran kas selesai 2 Revisi Direktur Eksekutif (DE)
Pengeluaran Kas Disetujui MK
pengeluaran kas disetujui MK() / revisii pengeluaran kas
entry / disetujui manajer keuangan
Ditolak Direktur Eksekutif tolak 2 pengeluaran kas
revisi pengeluaran kas 2 pengeluaran kas ditolak 1
Pengeluaran Kas Disetujui MK dan DE
pengeluaran kas disetujui
pengeluaran kas disetujui MK() / pengeluaran kas disetujui DE
lihat laporan keuangan cetak bukti pengeluaran
Bukti Pengeluaran Kas pengeluaran kas ditolak 2
Laporan Keuangan penerimaan kas disetujui() / lihat laporan keuangan
bukti pengeluaran dicetak
selesai laporan keuangan dilihat pengeluaran kas selesai
Gambar 4.25 State Diagram Pengeluaran Kas State diagram di atas menggambarkan perubahan objek pengeluaran kas dari mulai dibuat hingga akhirnya. Pengeluaran kas yang baru dibuat akan memiliki status baru/new yang artinya pengeluaran kas belum disetujui. Pengeluaran kas yang baru ini bisa dilakukan tiga aksi yaitu, direvisi, disetujui, atau ditolak oleh manajer keuangan dan direktur. Manajer keuangan melakukan aksinya terlebih dahulu sebelum direktur eksekutif, dengan kata lain direktur tidak bisa melakukan aksi jika manajer keuangan belum menyetujui pengeluaran kas yang dimasukkan kasir. Jika ditolak, siklus hidup objek pengeluaran kas akan langsung berakhir, jika direvisi akan dilakukan revisi oleh kasir dan kembali ke pengeluaran kas belum disetujui, dan jika diterima maka pengeluaran kas akan diteruskan untuk dijadikan laporan keuangan dan dicetak untuk menjadi bukti pengeluaran kas.
96
4.3.4 Deployment Diagram Server: - Apache web server - PHP - MySql - SIKEU
server
intranet
intranet intranet
client 1
client 2
client 3
Client: - web browser
Gambar 4.26 Deployment Diagram Deployment diagram di atas menggambarkan komponen-komponen yang terlibat dalam pengimplementasian sistem. Pada sisi server dibutuhkan apache web server, php, mySql, dan sikeu sebagai sistem itu sendiri. Sedangkan di sisi client hanya membutuhkan web browser.
97
4.3.5 Perancangan Database 4.3.5.1 Kamus Data Kamus data berfungsi untuk memudahkan membangun database dengan melihat struktur data yang ada di dalamnya. Berikut merupakan kamus data dari sistem infromasi keuangan Non-profit: 1. Tabel Pengguna Nama Tabel
: sys_user
Tipe File
: system file
Primary Key : systemUserId Foreign Key : systemRoleId, idPegawai Tabel 4.26 Struktur Data Tabel sys_user No
Nama
Tipe data
Panjang
1.
systemUserId
int
5
2.
systemRoleId
tinyint
2
3.
idPegawai
varchar
10
4.
Username
varchar
15
5.
Password
varchar
15
6.
passwordHint
varchar
15
7.
lastLogin
datetime
8.
lastIP
varchar
30
9.
accountLock
tinyint
1
98
2. Tabel Level Pengguna Nama Tabel
: sys_role
Tipe File
: system file
Primary Key : systemRoleId Foreign Key : Tabel 4.27 Struktur Data Tabel sys_role No
Nama
Tipe data
Panjang
1.
systemRoleId
tinyint
2
2.
systemUserId
int
5
3.
roleName
varchar
15
4.
description
varchar
30
3. Tabel Pegawai Nama Tabel
: core_pegawai
Tipe File
: master file
Primary Key : idPegawai Foreign Key : Tabel 4.28 Struktur Data Tabel core_pegawai No
Nama
Tipe data
Panjang
1.
idPegawai
varchar
10
2.
name
varchar
30
3.
nickname
varchar
10
4.
address
varchar
50
5.
phone
varchar
15
6.
mobile
varchar
15
99
7.
otherPhone
varchar
15
8.
Sex
tinyint
1
9.
religion
varchar
1
10.
email
varchar
50
11.
jabatan
varchar
30
12.
Foto
varchar
100
4. Tabel Dana Nama Tabel
: core_dana
Tipe File
: master file
Primary Key : kodeDana Foreign Key : Tabel 4.29 Struktur Data Tabel core_dana No
Nama
Tipe data
Panjang
1.
kodeDana
char
3
2.
namaDana
varchar
15
3.
namaBank
varchar
15
4.
noRekening
varchar
30
5.
jumlahSaldo
varchar
12
5. Tabel Status Nama Tabel
: core _status
Tipe File
: master file
Primary Key : ordinal Foreign Key : -
100
Tabel 4.30 Struktur Data Tabel core_status No
Nama
Tipe data
Panjang
1.
code
Varchar
10
2.
nextSuccessCode varchar
10
3.
nextFailCode
varchar
10
4.
name
varchar
30
5.
description
varchar
50
6.
ordinal
varchar
11
6. Tabel Penerimaan Kas Nama Tabel
: sikeu_penerimaan_kas
Tipe File
: sikeu file
Primary Key : noPenerimaan Foreign Key : kodeDana, kodeStatusPenerimaan Tabel 4.31 Struktur Data Tabel sikeu_penerimaan_kas No
Nama
Tipe data
Panjang
1.
noPenerimaan
Varchar
10
2.
tanggalPenerimaan
Datetime
3.
kodeDana
Char
3
4.
Penyumbang
Varchar
30
5.
jumlahPenerimaan
Varchar
12
6.
keteranganPenerimaan Varchar
100
7.
jenisPenerimaan
Varchar
10
8.
kodeStatusPenerimaan Varchar
10
101
7. Tabel Pengeluaran Kas Nama Tabel
: sikeu_pengeluaran_kas
Tipe File
: sikeu file
Primary Key : noPengeluaran Foreign Key : kodeDana, kodeStatusPengeluaran Tabel 4.32 Struktur Data Tabel sikeu_pengeluaran_kas No
Nama
Tipe data
Panjang
1.
noPengeluaran
varchar
10
2.
tanggalPengeluaran
datetime
10
3.
kodeDana
char
3
4.
Penyumbang
varchar
30
5.
jumlahPengeluaran
varchar
12
6.
keteranganPengeluaran varchar
100
7.
jenisPengeluaran
varchar
10
8.
kodeStatusPengeluaran varchar
10
8. Tabel Status Penerimaan Kas Nama Tabel
: sikeu_penerimaan_kas_status
Tipe File
: sikeu file
Primary Key : kodeStatusPenerimaan Foreign Key : id Tabel 4.33 Struktur Data Tabel sikeu_penerimaan_kas_status No
Nama
Tipe data
Panjang
1.
kodeStatusPenerimaan varchar
10
2.
id
11
int
102
3.
diubahOleh
int
5
4.
tanggalPerubahan
datetime
5.
catatanPerubahan
varchar
100
9. Tabel Status Pengeluaran Kas Nama Tabel
: sikeu_pengeluaran_kas_status
Tipe File
: sikeu file
Primary Key : kodeStatusPengeluaran Foreign Key : id Tabel 4.34 Struktur Data Tabel sikeu_pengeluaran_kas_status No
Nama
Tipe data
Panjang
1.
kodeStatusPengeluaran varchar
10
2.
Id
Int
11
3.
diubahOleh
Int
5
4.
tanggalPerubahan
Datetime
5.
catatanPerubahan
Varchar
100
4.3.6 Matriks data-to-location CRUD Matriks data-to-location CRUD digunakan untuk mengetahui batasan otoritas pengguna dalam menggunakan sistem. Berikut merupakan matriks datato-location CRUD pada sistem informasi pencatatan keuangan PATTIRO:
103
Kasir
Manajer Keuangan
Dikertur Eksekutif
Tabel 4.35 Matriks Data-to-location CRUD
sys_user .systemUserId
R
R
R
.systemRoleId
R
R
R
.idPegawai
CRUD
R
R
.username
CRUD
R
R
.password
CRUD
CRUD
CRUD
.passwordHint
X
X
X
.lastLogin
X
X
X
.lastIP
X
X
X
.accountLock
X
X
X
.systemRoleId
X
X
X
.systemUserId
X
X
X
.roleName
X
X
X
.description
X
X
X
.idPegawai
CRUD
RU
RU
.name
CRUD
RU
RU
.nickname
CRUD
RU
RU
.address
CRUD
RU
RU
.phone
CRUD
RU
RU
.mobile
CRUD
RU
RU
.otherPhone
CRUD
RU
RU
.sex
CRUD
RU
RU
sys_role
core_pegawai
104
.religion
CRUD
RU
RU
.email
CRUD
RU
RU
.jabatan
CRUD
RU
RU
.foto
CRUD
RU
RU
.kodeDana
R
CRUD
R
.namaDana
R
CRUD
R
.namaBank
R
CRUD
R
.noRekening
R
CRUD
R
.jumlahSaldo
R
CRD
R
.code
X
X
X
.nextSuccessCode
X
X
X
.nextFailCode
X
X
X
.name
X
X
X
.description
X
X
X
.ordinal
X
X
X
.code
X
X
X
.nextSuccessCode
X
X
X
.nextFailCode
X
X
X
.name
X
X
X
.description
X
X
X
.ordinal
X
X
X
.noPenerimaan
R
R
CRUD
.tanggalPenerimaan
R
R
CRUD
.kodeDana
R
R
CRUD
.penyumbang
R
R
CRUD
.jumlahPenerimaan
R
R
CRUD
.keteranganPenerimaan
R
R
CRUD
core_dana
core_status_penerimaan_kas
core_status_pengeluaran_kas
sikeu_penerimaan_kas
105
.jenisPenerimaan
R
R
CRUD
.kodeStatusPenerimaan
R
R
CRUD
.noPengeluaran
R
R
CRUD
.tanggalPengeluaran
R
R
CRUD
.kodeDana
R
R
CRUD
.penyumbang
R
R
CRUD
.jumlahPengeluaran
R
R
CRUD
.keteranganPengeluaran
R
R
CRUD
.jenisPengeluaran
R
R
CRUD
.kodeStatusPengeluaran
R
R
CRUD
.id
X
X
X
.code
X
X
X
.kodeStatusPenerimaan
R
R
R
.diubahOleh
R
R
R
.tanggalPerubahan
R
R
R
.catatanPerubahan
R
R
R
.id
X
X
X
.code
X
X
X
.kodeStatusPengeluaran
R
R
R
.diubahOleh
R
R
R
.tanggalPerubahan
R
R
R
.catatanPerubahan
R
R
R
sikeu_pengeluaran_kas
sikeu_penerimaan_kas_status
Sikeu_pengeluaran_kas_status
Keterangan: C : Create
U : Update
R : Read
D : Delete
106
4.3.7 Perancangan Kode (Pseudocode) Nama modul : Pencatatan Keuangan Mulai {program login} Input Form Login GET username, password IF GET salah THEN Tampilkan Form Input ELSE Simpan
{program tambah penerimaan kas} Input Form Penerimaan Kas IF Form
tidak lengkap THEN
Tampilkan verifikasi ELSE Simpan
{program tambah pengeluaran kas} Input Form Pengeluaran Kas IF Form
tidak lengkap THEN
Tampilkan verifikasi ELSE Simpan
107
{program persetujuan penerimaan kas} GET
noPenerimaan
Input persetujuan IF GET proses THEN Memberi nilai persetujuan pada penerimaan kas ELSE Keluar
{program persetujuan pengeluaran kas} GET
noPengeluaran
Input persetujuan IF GET proses THEN Memberi nilai persetujuan pada pengeluaran kas ELSE Keluar
{program cetak penerimaan kas} GET noPenerimaan IF GET cetak THEN Mencetak bukti penerimaan kas ELSE Keluar
{program cetak pengeluaran kas} GET noPengeluaran
108
IF GET cetak THEN Mencetak bukti pengeluaran kas ELSE Keluar
{Program lihat laporan keuangan} GET noPenerimaan GET noPengeluaran GET namaDana Masukkan waktu laporan IF GET proses THEN Menampilkan laporan keuangan ELSE Keluar
{Program lihat laporan saldo sisa} GET namaDana IF GET proses THEN Menampilkan laporan keuangan ELSE Keluar Selesai
109
4.3.8 Perancangan antarmuka sistem Dalam rancang bangun sistem informasi pencatatan keuangan Non-profit ini perancangan antarmuka digunakan untuk mempermudah dalam membangun antarmuka sistem ini nantinya. Gambar perancangan antarmuka yang dibuat dapat dilihat pada lampiran 3.
4.4
Construction & Testing
4.4.1 Construction Setelah melakukan analis dan perancangan, inilah tahap dimana semua yang telah digambarkan, dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman untuk menjadi sebuah sistem yang dapat digunakan. Berikut ini merupakan tools yang digunakan dalam membangun sistem: Tabel 4.36 Daftar Tools Yang Digunakan Untuk Membangun Sistem No.
Kegunaan
Tool
1. PHP 5.2.9
Bahasa
pengembangan
mengembangkan
Sistem
untuk informasi
pencatatan keuangan PATTIRO. 2 MySQL 5.0.51
Database yang digunakan dalam sistem.
3 Eclipse Galileo
Perangkat editor pembuatan program.
4 XAMPP Apache HTTP Server
Web server.
5 phpMyAdmin
Perangkat untuk mengakses database
yang terdapat pada XAMPP Apache. 6 Mozilla Firefox 3.5
Web browser.
110
Modul-modul yang dibuat dalam pembangunan sistem informasi pencatatan keuangan non-profit ini antara lain: 1. Modul transaksi pencatatan yang terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas. 2. Modul data master yang terdiri dari dana dan pegawai. 3. Modul pelaporan yang terdiri dari laporan keuangan dan laporan saldo sisa.
4.4.2 Testing Setelah tahap construction selesai maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap sistem yang dibagun. Pada pengujian sistem, testing yang dilakukan menggunakan metode blackbox testing. Cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan. Pada blackbox testing ini, yang dilakukan hanyalah input data dan dilihat apakah output-nya sesuai dengan proses bisnis yang diharapkan. Hasil dari pengujian ini dapad dilihat pada lampiran 4.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan paparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan dari penelitian tentang pengembangan Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Non-profit ini, sebagai berikut: a. Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Non-profit telah berhasil membuat pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang terkomputerisasi. b. Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Non-Profit telah berhasil membuat nomor urut tercetak pada setiap pencatatan transaksi. c. Sistem Informasi Non-profit telah menggunakan sistem pengendalian internal yang ada pada organisasi sehingga data yang dihasilkan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. d. Sistem Informasi Non-profit telah berhasil menghasilkan laporan keuangan yang tepat waktu, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga diharapkan manajer keuangan dan direktur eksekutif dapat mengambil keputusan berdasarkan laporan yang ada.
111
112
5.2
Saran Pada pengembangan Sistem Informasi Non-profit ini, masih terdapat
kekurangan-kekurangan yang dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Saran pengembangan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengembangan sistem informasi pencatatan keuangan menjadi sistem informasi keuangan yang mengkomputerisasi seluruh transaksi yang ada dalam sistem keuangan yang melibatkan penyumbang dan penerima dana sebagai pengguna sistem.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2007
Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. 2000
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Grasindo. Jakarta. 2002
Hariyanto, Bambang. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung: Informatika. 2004
Hartono, Jogiyanto MBA. Ph.D. Analsisi dan Desain Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta. 2005
Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi. 2003
Kendall, Keneth E. dan Julie E. Kendall. Analisis dan Perancangan Sistem. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. 2003
Maharsi, Sri. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Bidang Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2. Nopember 2000
McLeod, Raymond. Sistem Informasi Manajemen. Jilid 2. Ed. Ke-7. Alih Bahasa. Jakarta: PT. Prenhalllindo. 2001
Mulyanto, Aunur R. Rekayasa Perangkat Lunak Jilid 1 untuk SMK. Departemen Pendidikan Nasional. 2008
113
114
Munawar. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu. 2005
Nainggolan, Pahala. Dkk. Manajemen Keuangan Organisasi Nirlaba. Yayasan Bina Edukasi. Jakarta. 2008
Nugroho, Adi. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data. Bandung: Informatika. 2004
Nurtjahyana, Agustinus. Studi Analisis Rapid Aplication Development Sebagai Salah Satu Alternatif Metode Pengembangan Perangkat Lunak, Jurnal Informatika Vol. 3, No. 2. Universitas Kristen Petra. 2002
Peranginan, Kasiman. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Andi. 2006
Prasetyo, Didik Dwi. Administrasi Database Server MySQL. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2003
Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak. Buku 1. Alih bahasa. Yogyakarta: Andi. 2002
Purnomo, Herry dan Zacharias, Theo. Pengenalan Informatika Perspektif Teknik dan Lingkungan. Yogyakarta: Andi. 2004
Sidik, Betha, Ir. MySQL untuk Pengguna, Administrator, dan Pengembang Aplikasi Web. Bandung: Informatika. 2005
Whitten, Jeffery L, Dkk. Metode Desain dan Analisis Sistem. Andi. Yogyakarta. 2004
115
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2004
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENCATATAN KEUANGAN ORGANISASI NON-PROFIT Zainuddin Bey Fananiea, Nuraeni Hidayahb dan Dilah Peni Fauziahc a
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315 b
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 c
Fax : (021) 7493315
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ABSTRACT Trends in the development of non-profit organization which progressively increased in number, making competition among these organizations had increased, including in managerial activities. With the development of increasingly advanced technologies that today's non-profit organizations should improve their managerial performance by utilizing the technology. Among others in the recording of financial data to be used as financial statements. In PATTIRO, financial data processing to be used as the report is still done manually which causes management to lose control. So that may just be the transactions that are not listed, lost documents, and the problem of reporting delay that makes the financial statements are inaccurate and can not be used as a basis for making decisions. Based on these problems, in this study developed the Financial Information System for Registration of Non-Profit Organizations that can be used to process and store financial data in the form of organization that cash receipts and data to produce financial statements are accurate, timely and accountable. Recording Financial Information System Development Non-Profit Organizations using Develompent Rapid application development (RAD), which refers to the theory of Jeffery L.Whitten et al. (2004) with Unified Modeling Language (UML) as a means of modeling system.The technology used for the construction of systems software is a programming language PHP 5.2.9, Apache 2.2 as web server, and MySQL 5.0 as a database. Design of Information Systems Financial Record Non-Profit Organization is managed to keep records of cash receipts and disbursements in a single format, making the internal control system for the better by involving all parties in the transaction recording, storing data in a database so reducing the risk of losing the use of paper and transaction records , and generate accurate financial reports, timely, and reliable.
Keywords: Financial Information System for Registration, Incoming Cash, Outgoing Cash, Rapid Application Development (RAD), Object Oriented Modeling, And Unified Modeling Language (UML)
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak dalam kehidupan masyarakat. Sejak diketemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki era informasi. Teknologi informasi dengan komputer sebagai motor penggeraknya telah mengubah segalanya (Maharsi, 2000). Perkembangan
tersebut juga mempengaruhi kinerja organisasiorganisasi di dunia baik yang profitable maupun yang non-profit dengan memanfaatkan dampak positif dari teknologi tersebut untuk meningkatkan sistem operasional dan manajerial. Di era reformasi dewasa ini, lembaga non-profit mengalami tren perkembangan dan peningkatan jumlah yang signifikan. Diperkirakan sampai tahun 2004 saja jumlahnya sudah
mencapai 15.000 sampai 20.000 lembaga. (Naingolan, 2008). Dengan perkembangan tersebut, setiap lembaga non-profit harus memiliki kualitas operasional dan manajerial yang baik agar kegiatan yang dilakukan lembaga nonprofit dapat berjalan dengan lancar. Salah satu peningkatan kualitas operasional tersebut adalah dengan menggunakan teknologi informasi dalam pengelolaan data-data keuangan untuk dijadikan laporan yang bisa menjadi bahan pertimbangan bagi manajer keuangan dan direktur untuk membuat keputusan. Pada LSM PATTIRO, sistem pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas yang ada masih manual. Sistem pencatatan keuangan manual yang ada tidak menggunakan bukti transaksi bernomor urut tercetak. Hal ini bisa menyebabkan manajemen dapat kehilangan kontrol, bisa jadi ada transaksi-transaksi yang tidak tercatat, baik karena unsur kesengajaan atau tidak sehingga informasi yang dihasilkan tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya. Dan ini mengakibatkan laporan keuangan tidak bisa dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan menjadikan sistem pencatatan keuangannya menjadi terkomputerisasi diharapkan masalah yang terjadi pada LSM PATTIRO dapat teratasi, selain itu sistem yang terkomputerisasi ini juga diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menhilangkan sama sekali redudansi data yang biasa terjadi pada sistem manual. Hal tersebut di atas menjadi latar belakang dan dijadikan alasan untuk penulisan tugas akhir dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-profit (Studi Kasus di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pattiro)”. 1.2 Tujuan Tujuan dari diadakannya penelitian dan pengembangan sistem informasi pencatatan keuangan organisasi non-profit dalam menunjang penulisan skripsi ini adalah: a. Menganalisa sistem dan mengidentifikasi masalah pada sistem yang sedang berjalan di Divisi Finance PATTIRO. b. Mengatasi masalah internal yang terjadi pada sistem pencatatan keuangan PATTIRO. c. Merancang suatu perangkat lunak yang mampu membantu mengolah data-data keuangan untuk dijadikan laporan. d. Membuat perangkat lunak yang sesuai dengan rancangan sistem perangkat lunak tersebut.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Rancang Bangun Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur segala sesuatu sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk merencanakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bangun berarti bentuk, cara menyusun atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur (Departemen Pendidikan Nasional, 2000). Rancang bangun berarti mendesain bangunan yang akan dibuat (Departemen Pendidikan Nasional, 2000). Perancangan sistem menurut John Burch dan Gary Grudnitski (dalam buku Jogiyanto, 2005) dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. 2.2 Sistem Informasi Keuangan Sistem Informasi Keuangan adalah bagian dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh aplikasi-aplikasi sistem informasi akuntansi organisasi seperti ikhtisar arus kas dan informasi pembayaran. (Bodnar, 2000) Istilah sistem informasi keuangan digunakan untuk menjelaskan subsistem CBIS yang memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam atau di luar perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan, informasi disajikan dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus, hasil dari simulasi matematika, komunikasi elektronik dan srana dari sistem pakar. (McLeod, 2001) Sistem informasi keuangan terdiri dari subsistem input dan output yang digambarkan dengan model sistem informasi keuangan sebagai berikut (Mc Leod, 2001) :
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Keuangan (McLeod, 2001)
Penelitian ini hanya terfokus pada sistem informasi akuntansi pada subsistem inputnya dan subsistem manajemen dana pada outputnya. 2.2.1 Sistem Informasi Akuntansi Tugas sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan menyediakan informasi bagi pemakai baik di dalam maupun di luar perusahaan. (McLeod, 2001) Data akuntansi menjadi penting karena menyediakan catatan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Catatan dibuat untuk setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya, siapa yang terlibat, dan (dalam banyak kasus) berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dapat dianalisis dalam berbagai cara untuk memenuhi sebagian informasi manajemen. (McLeod, 2001) 2.2.2 Subsistem Manajemen Dana Arus uang dari lingkungan, melalui perusahaan, dan kembali ke lingkungan adalah penting karena uang digunakan untuk memperoleh sumber daya fisik yang lain. Arus ini dapat dikelola untuk mecapai dua tujuan (McLeod, 2001) : 1. Untuk memastikan bahwa arus pendapatan lebih besar daripada arus keluarnya biaya. 2. Untuk memastikan bahwa keadaan ini akan stabil sepanjang tahun. Banyak analisis yang bisa digunakan dalam subsistem manajemen dana, namun yang biasa digunakan adalah analisis arus kas. Perangkat lunaknya disebut model arus kas. Dengan menggunakan model arus kas, manajer dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan keuangan untuk membuat keputusan menurut cara yang diinginkan. (McLeod, 2001) 2.3 Organisasi Non-Profit Organisasi non-profit atau lembaga nirlaba merupakan salah satu representasi dari suatu komunitas atau lingkungan tertentu dalam bentuk institusi. (Nainggolan, 2008) Organisasi non-profit memiliki tiga kegiatan umum yang diigambarkan secara fungsional, (Nainggolan, 2008) yaitu: 1. Kegiatan menggalang dana untuk merealisasikan semua kegiatan yang dirancang dalam rangka mencapai tujuan. 2. Setelah ada hasil dari kegiatan penggalangan dana, maka kegiatan dilaksanakan dan dikelola sesuai dengan rencana baik program maupun keuangan.
3.
Pengelola kegiatan organisasi baik program dan keuangan setelah selesai harus dipertanggungjawabkan. Baik kepada pihak pemberi dana maupun pihak yang berkepentingan terhadap organisasi. Dari gambaran ketiga fungsi yang akan dilaksanakan oleh organisasi non-profit, maka organisasi harus merancang unsur dan prosedur terkait serta mengambarkan hubungan antara unsur dan prosedur tersebut(Nainggolan, 2008). 2.3.1 Sistem Keuangan Organisasi Non-Profit Terkait dengan keuangan organisasi, maka gambaran hubungan unsur dan prosedur dalam keuangan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Hubungan Unsur dan Prosedur Keuangan Organisasi Non-Profit (Nainggolan, 2008)
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka Dalam proses studi pustaka dilakukan pencarian data-data terkait penelitian yang akan dijadikan landasan teori dalam melakukan penelitian. Setelah menjadi landasan teori, datadata tersebut berguna untuk menjadi petunjuk penelitian dan acuan untuk tahapan pengembangan sistem. Pencarian data tersebut dilakukan dengan cara melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan. Dalam melakukan studi pustaka ini, digunakan beberapa buku acuan sebagai landasan teori dan penuntun dalam tahapan penelitian. Buku-buku tersebut antara lain: a. Analsisi dan Desain Sistem Informasi b. Metode Desain dan Analisis Sistem c. Pengenalan Sistem Informasi d. Analisis dan Perancangnan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek (edisi revisi) e. Manajemen Keuangan Organisasi Nirlaba f. Rekayasa Perangkat Lunak g. Analisis dan Perancangan Sistem h. Metodologi Penelitian
i.
Pengantar Metode Penelitian
2. Studi Lapangan a. Observasi Observasi pada penelitian dilakukan pada tanggal 6 Mei 2009 di Kantor PATTIRO. Dalam observasi, dilakukan pengamatan dan diskusi dengan pihak terkait dalam hal lingkungan pengendalian organisasi dan sistem pencatatan keuangan yang berjalan dalam PATTIRO sehingga dapat disimpulkan masalah yang ada dalam organisasi dan dapat dilakukan penelitian sebagai usaha atas pemecahan masalah tersebut. Dalam observasi tersebut telah didapatkan: 1. Profil Organisasi PATTIRO 2. Sistem Yang Sedang Berjalan. 3. Data-data tentang standar sistem pencatatan keuangan organisasi non-profit b. Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan sistem informasi pencatatan keuangan non-profit ini, yaitu Ibu D. Utami Cahyani sebagai manajer keuangan pada organisasi PATTIRO. Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Juli 2009, jam 09.0011.00. Masalah yang dibahas dalam wawancara tersebut antara lain: 1. Tanya: Bagaimana standar pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas yang ada pada organisasi? Jawab: Penerimaan dan pengeluaran kas dicatat pada kwitansi sebagai tanda bukti bagi penyumbang atau penerima dana sedangkan untuk pihak organisasi sendiri dibuatlah jurnal voucher. 2. Tanya: Apa masalah yang dihadapi organisasi saat menggunakan sistem manual dalam pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas? Jawab: Masalah yang dihadapi organisasi saat menggunakan sistem pencatatan manual adalah seringnya kehilangan bukti penerimaan atau pengeluaran kas sehingga saat dikumpulkan untuk dijadikan laporan tidak menggambarkan keadaan organisasi yang sebenarnya. 3. Tanya: Apa akibat dari masalah yang ada? Jawab: Akibat dari masalah yang terjadi adalah, seringnya pencatatan bukti kwitansi yang tidak diiringi dengan pencatatan pada jurnal voucher mengakibatkan sistem kehilangan kendali terhadap pencatatan. Apalagi dengan tidak adanya nomor bukti tercatat menyebabkan kemungkinan
’hilang’nya transaksi sehingga laporan keuangan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dari wawancara yang dilakukan didapatkan identifikasi masalah yang dihadapi organisasi pada sistem yang sedang berjalan. 3. Studi Literatur Sejenis Penelitian ini menggunakan laporan penelitian yang berjudul Aplikasi Laporan Keuangan Berbasis Web Untuk Kelurahan Dukuh yang ditulis oleh Wina Setiawati dari Universitas Gunadarma tahun 2008 sebagai literatur sejenis. 3.2 Metodologi Pengembangan Sistem Pengembangan sistem pada penelitian ini menggunanakan Rapid Application Development (RAD) sebagai alur pengembangannya.: 1. Scope Definition Pada tahapan ini menentukan ruang lingkup proyek yang terdiri dari profil organisasi, proses bisnis yang sedang berjalan, identifikasi masalah, serta lingkup sistem yang akan dibuat. 2. Analysis Setelah ruang lingkup ditentukan maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah analisis sistem. Pada tahapan analisis dalam penelitian ini terdapat beberapa analisis yang dilakukan yaitu: 1. Cause and Effect Analysis 2. Analisa Kebutuhan Sistem 3. Analisis sistem usulan Tahap analisis ini menggunakan pendekatan analisis model driven yaitu penggunaan gambar, diagram, atau grafis dalam mengkomunikasikan suatu masalah, memecahkan masalah, persyaratan bisnis, dan solusi-solusi bisnis. Dan metode yang digunakan adalah analisis berorientasi objek/ Object-Oriented Analysis (OOA). Penelitian ini menggunakan UML (Unified Modelling Languange) sebagai alat untuk analisis sistem yang dirancang. Dan diagram UML yang digunakan pada tahap analisis ini adalah: 1. Use-case Diagram 2. Activity Diagram 3. Class Diagram Selain diagram di atas penelitian ini juga menggunakan rich picture untuk melakukan analisis sistem yang sedang berjalan dan use case narrative sebagai bagian dari perancangan use case. 3. Design Pendekatan model driven juga masih digunakan dalam tahap perancangan ini. Dan metode yang digunakan adalah desain berorientasi objek/ Object Oriented Design (OOD) dengan UML sebagai alat perancangannnya.
Penelitian ini tidak menggunakan semua diagram yang disediakan oleh UML. Dan diagram-diagram yang digunakan pada tahap ini merupakan lanjutan dari diagram yang telah dibuat pada tahap analisis, diagram tersebut antara lain: 1. Sequence Diagram 2. State Chart Diagram 3. Deployment Diagram Selain tabel-tabel dan diagram yang berhubungan dengan UML, penelitian ini juga menambahkan tahapan normalisasi untuk perancangan basis data serta penambahan perancangan interface, menu crud, dan perancangan input dan output.
Metode Pengumpulan Data
Metodologi Pengembangan Sistem Object Oriented dengan pendekatan Rapid Application Development (RAD) (Whitten, Bentley, Dittman: 2004 )
Studi Pustaka
Studi Lapangan
observasi
Studi Literatur Sejenis
wawancara
Mendefinisikan Ruang Lingkup (Scope Definition)
Sejarah Organisasi
Visi dan Misi
Struktur Organisasi
Proses Bisnis yang Sedang Berjalan
Sistem Penerimaan Kas
Identifikasi Masalah
Sistem Pengeluaran Kas
Lingkup Sistem yang akan Dibuat
Analisa Sistem (System Analysis)
Cause and Effect Analysis
Analisa Kebutuhan Fungsional
Analisa Kebutuhan Sistem
Analisa Kebutuhan Non-Fungsional
Analisa Sistem Usulan
Identifikasi Pelaku (Actor)
Use-case Diagram
Identifikasi Use-case
Construction & Testing Setelah melakukan analisis dan perancangan sistem, tahapan ini merupakan tahapan pemrograman dan pengujian terhadap program yang telah jadi. a. Construction Pada tahapan construction, penelitian sampai pada tahap pemrograman atas sistem yang analisis dan perancangannya telah dibuat. Pemrograman pada penelitian ini menggunakan PHP 5 sebagai bahasa pemrogramannya. Penggunaan PHP 5 dalam penelitian ini merupakan pilihan yang tepat karena PHP 5 merupakan bahasa pemrograman yang object oriented, hal ini sesuai dengan penelitian. Adapun untuk database digunakan MySQL Versi 3.3 sebagai tempat penyimpanan datanya. b. Testing Setelah program selesai, maka mulailah dilakukan tahap pengujian. Tahap pengujian berfungsi untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan (bug) pada sistem yang telah dibuat. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan metode pengujian unit dengan pendekatan black-box testing.
Pembuatan Use-case Diagram
4.
3.3 Kerangka Penelitian
Use-case Narrative Analysis
Activity Diagram
Class Diagram
Perancangan Sistem(Design)
Use-case Narrative Design
Sequence Diagram
State Diagram
Deployment Diagram
Perancangan Database
Phyhical Data Model (PDM)
Matriks data-to-location CRUD Kamus Data Perancangan Antarmuka
Construction & testing
construction
testing
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
4. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Scope Definition 4.1.1 Proses Bisnis Yang Sedang Berjalan 1. Sistem Pencatatan Penerimaan Kas Sistem Pencatatan Penerimaan Kas di PATTIRO dimulai dengan Kasir membuat Bukti Penerimaan Kas. Kemudian Bukti Penerimaan Kas tersebut diberikan kepada Manajer Keuangan untuk ditandatangani, direvisi, atau ditolak. Setelah Bukti Penerimaan Kas ditandatangani, Kasir mencatatnya ke dalam jurnal penerimaan.
Gambar 4.2 Sistem Penerimaan Kas Yang Berjalan
2.
Sistem Pencatatan Pengeluaran Kas Hampir sama dengan Penerimaan Kas, Pencatatan Pengeluaran Kas juga dimulai dari Kasir yang membuat Bukti Pengeluaran Kas dan memberikannya kepada Manajer Keuangan untuk dilakukan persetujuan. Setelah Manajer Keuangan tanda tangan dalam Bukti Pengeluaran Kas tersebut, Kasir memberikan Bukti Pengeluaran Kas tersebut kepada Direktur Eksekutif untuk ditandatangani. Setelah Direktur Eksekutif menandatangani Bukti Pengeluaran Kas, Kasir mencatatatnya ke dalam jurnal pengeluaran.
Gambar 4.3 Sistem Pengeluaran Kas Yang Berjalan 4.1.2 Identifikasi Masalah Masalah yang terjadi dalam sistem yang ada saat ini adalah: 1. Tidak adanya penggunaan bukti transaksi bernomor urut tercetak. Penomoran bukti transaksi secara manual menjebabkan manajemen dapat kehilangan kontrol. 2. Saldo dalam rekening Bank tidak sesuai dengan yang ada di laporan sisa saldo Bank tersebut dan tidak pernah ada rekonsiliasi antara saldo bank, saldo akunting, dan saldo catatan rekapitulasi bulanan pemasukkan dan pengeluaran kas program. 3. Kedua masalah di atas menyebabkan timbulnya masalah baru dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keuangan oleh pihak manajerial karena laporan keuangan yang ada tidak mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya. 4.1.3 Lingkup Sistem Yang Akan Dibuat Berdasarkan idetifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dibuat sistem informasi pencatatan keuangan organisasi nonprofit yang meliputi: 1. Sistem yang akan dibuat meliputi prosesproses berikut ini: a. Input data penerimaan dan pengeluaran kas.
b.
Penyimpanan data penerimaan dan pengeluaran kas dalam database. c. Pembuatan bukti penerimaan dan pengeluaran kas. d. Pelaporan keuangan berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas. 2. Pengguna sistem a. Kasir b. Manajer Keuangan c. Direktur Eksekutif 3. Data master yang dibutuhkan a. Data Dana 4. Tool dan resource yang dibutuhkan sistem Sistem ini akan dikembangkan menggunakan server Apache, bahasa pemrograman PHP, database MySQL, dijalankan melalui browser. Selain itu, pada penelitian ini tidak akan membahas jaringan komunikasi serta keamanan data yang terkait dengan sistem ini. 4.2 Analysis 4.2.1 Analisa Kebutuhan Sistem 1. Analisa Kebutuhan Fungsional Fungsi-fungsi yang harus ada pada sistem antara lain: 1. Menyimpan data seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. 2. Sistem harus dapat memberikan nomor urut otomatis pada tiap transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran kas. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kontrol terhadap redudansi data ataupun bukti transaksi yang hilang. 3. Sistem harus dapat memberikan laporan keuangan yang dapat diakses perbulan, pertahun, dan pertanggal. 2. Analisa Kebutuhan Non-Fungsional Fitur-fitur lain, karakteristik dan batasan dalam sistem antara lain : 1. Sistem yang baru dapat digunakan dan dipelajari oleh pengguna dengan mudah. Sehingga pengguna dapat cepat terbiasa menggunakan sistem ini. 2. Antarmuka sistem dirancang agar pengguna mudah menggunakan sistem dan mengurangi kemungkinan kesalahan yang diakibatkan oleh pengguna. 3. Sistem memiliki tingkat keamanan yang baik. Sistem dapat menjalankan fungsinya dengan cepat dan reliable dengan tingkat error yang kecil. 4.2.2 Analisa Sistem Usulan 1. Use-case Diagram
i nput penerimaan kas
pilih data pengeluaran kas baru
kasir input pengeluaran kas
isi form persetujuan cetak peneri maan kas
<>
tampilkan data pengeluaran kas cetak pengeluaran kas
l ogi n
Gambar 4.9 Activity Diagram Persetujuan Pengeluaran Kas
pengguna
persetujuan pengeluaran kas
top manajemen
klik simbol cetak penerimaan kas
persetuj uan peneri maan kas
tampilkan bukti penerimaan kas Manajer Keuangan lihat laporan keuangan
cetak bukti penerimaan kas
lihat laporan saldo sisa
Direktur Eksekutif
Gambar 4.10 Activity Diagram Cetak Penerimaan Kas
Gambar 4.4 Diagram Use-case Sistem Usulan 2. Activity Diagram
pilih jenis laporan keuangan & periodenya
<> Isi form l ogin <>
masukkan periode yang diinginkan
username & password benar?
tampilkan laporan keuangan berdasarkan periode <>
tampilkan home sesuai level
Gambar 4.5 Activity Diagram Login
Gambar 4.12 Activity Diagram Lihat Laporan Keuangan 3. Class Diagram core_pegawai
sys_user
sys_role - systemRol eID : ti nyint - rol eName : varchar - description : varchar
tambah data penerimaan kas
1..1 1..1
Laporan Saldo Sisa
<>
-
sysUserId sysRol eId idPegawai username password passwordHint lastLogi n lastIP accountLock
: : : : : : : : :
i nt tinyi nt varchar varchar varchar varchar dateti me i nt tinyi nt
-
1..1 1..1 1..*
sikeu_penerimaan_kas
tampilkan data penerimaan kas
-
noPeneri maan tanggal Peneri maan kodeDana penyumbang jumlahPenerimaan keteranganPenerimaan jeni sPenerimaan kodeStatusPenerimaan
: : : : : : : :
varchar dateti me char varchar varchar varchar varchar varchar
1..*
1..*
core_dana -
1..* si keu_peneri maan_kas_status -
id noPenerimaan kodeStatusPeneri maan diUbahOleh tanggal Perubahan catatanPerubahan
: : : : : :
: : : : : : : : : : : :
varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar tinyi nt varchar varchar varchar varchar
Laporan Keuangan 1..*
1..*
Gambar 4.6 Activity Diagram Input Penerimaan Kas
idPegawai nama nickname address phone mobi le otherPhone sex rel igi on emai l jabatan foto
kodeDana namaDana namaBank noRekening jumlahSaldo
: : : : :
char varchar varchar varchar varchar
+ get ()
1..* 1..1
si keu_pengel uaran_kas 1..* -
1..1
i nt varchar varchar i nt dateti me varchar
noPengeluaran tanggal Peneri maan kodeDana peneri ma jumlahPengel uaran keteranganPengeluaran jeni sPengeluaran kodeStatusPengel uaran
: : : : : : : :
varchar datetime char varchar varchar varchar varchar varchar
1..* 1..*
1..* sikeu_pengel uaran_kas_status core_status
1..1
-
code nextSuccessCode nextFai lCode name description ordi nal
: : : : : :
varchar varchar varchar varchar varchar i nt
1..1 1..*
-
id noPengel uaran kodeStatusPengeluaran di UbahOl eh tanggalPerubahan catatanPerubahan
: : : : : :
i nt varchar varchar i nt dateti me varchar
Gambar 4.14 Class Diagram Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Organisasi Non-Profit
SequenceDiagram_cetakPengeluaranKas
4.3 Design 1. Sequence Diagram
tampilanPengeluaranKas
cetakPengeluaranProcessor
sikeu_pengeluaran_kas
Kasir
SequenceDiagram_login
aksesMenuPengeluaranKas tampilanLogin
loginProcessor
sys_user
tampilkanPengeluaranKas pengguna aksesFormLogin
pilihPengeluaranKasUntukDicetak
tampilkanFormLogin
kirimPermintaanCetak
aksesDataUntukDicetak
login(nama,password) kirim(nama, password) ambil(nama, password)
validasi(gagal)
tampilkanPesan(sukses)
validasi(sukses)
cetak
kirimFormatCetak
tampilkanFormatCetak tampilkanPesan(gagal)
validasi(nama, password)
Gambar 4.21 Sequence Diagram Use-case untuk Cetak Pengeluaran Kas SequenceDiagram_lihat laporan saldo sisa
Gambar 4.15 Sequence Diagram Use-case untuk Login
menu saldo sisa
Laporan Saldo Sisa
core_dana
Direktur Eksekutif SequenceDiagram_inputPengeluaranKas
kirimPermintaanLihatSaldoSisa tampilanPengeluaranKas
inputPengeluaranProcessor
ambilDataDana
sikeu_pengeluaran_kas
aksesMenuLaporanSaldoSisa
Kasir aksesMenuTambahPengeluaranKas
tampilkanLaporanSaldoSisa
tampilkanMenuTambahPengeluaranKas inputPengeluaranKas krimDataPengeluaranKas
tampilkanPesan(gagal)
simpanData
dataGagalDisimpan
kirimPesan(gagal)
kirimPesan(sukses)
tampilkanPesan(sukses)
dataSuksesDisimpan
Gambar 4.22 Sequence Diagram Use-case untuk Laporan Saldo Sisa
Gambar 4.17 Sequence Diagram Use-case untuk Input Pengeluaran Kas
2. State Diagram buat penerimaan dana baru
SequenceDiagram_persetujuanPenerimaanKas Penerimaan Kas Baru
penerimaan kas
penerimaan kas processor
sikeu_penerimaan_kas
sikeu_penerimaan_kas_status
entry / entry do / save
Manajer Keuangan
aksesDataPenerimaanKas
penerimaan kas baru revisi selesai penerimaan kas selesai
getPenerimaanKas
Revisi
getPenerimaanKas penerimaanKas
entry / revisi penerimaan kas
Penerimaan Kas Belum Disetujui revisi penerimaan kas
ditolak tolak penerimaan kas
entry / status belum disetujui
penerimaanKas penerimaan kas di setujui
persetujuanPenerimaanKas
savePersetujuanPenerimaanKas
Laporan Keuangan
savePersetujuanPenerimaanKas
penerimaan kas di setujui() / lihat laporan keuangan
Penerimaan Kas Disetujui lihat laporan keuangan1
entry / penerimaan kas disetujui cetak penerimaan kas
penerimaan kas ditolak
laporan keuangan dilihat1 Bukti Penerimaan Kas penerimaan kas disetujui() / cetak penerimaan kas bukti penerimaan kas dicetak
selesai
Gambar 4.18 Sequence Diagram Use-case untuk Persetujuan Penerimaan Kas
penerimaan kas selesai
Gambar 4.24 State Diagram Penerimaan Kas
4
buat pengeluaran kas baru
Pengeluaran Kas Baru entry / masukkan data do / simpan
5
pengeluaran kas baru
revisi pengeluaran kas selesai 1 Revisi Manajer Keuangan (MK)
Pengeluaran Kas belum Disetujui
entry / revisi pengeluaran kas
entry / status belum disetujui
tolak 1 pengeluaran kas
XAMPP Apache HTTP Server phpMyAdmin
Ditolak Manajer Keuangan
revisi pengeluaran kas 1 pengeluaran kas disetujui MK revisi pengeluaran kas selesai 2
Pengeluaran Kas Disetujui MK
Revisi Direktur Eksekutif (DE)
Ditolak Direktur Eksekutif
entry / disetujui manajer keuangan
pengeluaran kas disetujui MK() / revisii pengeluaran kas
tolak 2 pengeluaran kas
revisi pengeluaran kas 2 pengeluaran kas ditolak 1
Pengeluaran Kas Disetujui MK dan DE
6
pengeluaran kas disetujui
pengeluaran kas disetujui MK() / pengeluaran kas disetujui DE
lihat laporan keuangan Bukti Pengeluaran Kas
cetak bukti pengeluaran
Perangkat untuk mengakses database yang terdapat pada XAMPP Apache. Web browser.
pengeluaran kas ditolak 2
Laporan Keuangan bukti pengeluaran dicetak
penerimaan kas disetujui() / lihat laporan keuangan
selesai laporan keuangan dilihat pengeluaran kas selesai
Gambar 4.25 State Diagram Pengeluaran Kas
3. Deployment Diagram Server: - Apache web server - PHP - MySql - SIKEU
server
intranet
intranet intranet
client 1
Mozilla Firefox 3.5
Web server.
client 2
client 3
Client: - web browser
Gambar 4.26 Deployment Diagram 4.4 Construction & Testing 1. Construction Setelah melakukan analis dan perancangan, inilah tahap dimana semua yang telah digambarkan, dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman untuk menjadi sebuah sistem yang dapat digunakan. Berikut ini merupakan tools yang digunakan dalam membangun sistem: Tabel 4.36 Daftar Tools Yang Digunakan Untuk Membangun Sistem No. Tool Kegunaan 1. PHP 5.2.9 Bahasa pengembangan untuk mengembangkan Sistem informasi pencatatan keuangan PATTIRO. 2 MySQL 5.0.51 Database yang digunakan dalam sistem. 3 Eclipse Galileo Perangkat editor pembuatan program.
Modul-modul yang dibuat dalam pembangunan sistem informasi pencatatan keuangan non-profit ini antara lain: 1. Modul transaksi pencatatan yang terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas. 2. Modul data master yang terdiri dari dana dan pegawai. 3. Modul pelaporan yang terdiri dari laporan keuangan dan laporan saldo sisa. 2. Testing Setelah tahap construction selesai maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap sistem yang dibagun. Pada pengujian sistem, testing yang dilakukan menggunakan metode blackbox testing. Cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan. Pada blackbox testing ini, yang dilakukan hanyalah input data dan dilihat apakah output-nya sesuai dengan proses bisnis yang diharapkan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan paparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari penelitian tentang pengembangan Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Nonprofit ini, sebagai berikut: a.
Sistem Informasi Pencatatan Keuangan Nonprofit telah berhasil membuat pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang terkomputerisasi.
b.
Sistem Informasi Pencatatan Keuangan NonProfit telah berhasil membuat nomor urut tercetak pada setiap pencatatan transaksi.
c.
Sistem Informasi Non-profit telah menggunakan sistem pengendalian internal yang ada pada organisasi sehingga data yang dihasilkan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
d. Sistem Informasi Non-profit telah berhasil menghasilkan laporan keuangan yang tepat waktu, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga diharapkan manajer keuangan dan direktur eksekutif dapat mengambil keputusan berdasarkan laporan
yang ada. 5.2 Saran Pada pengembangan Sistem Informasi Non-profit ini, masih terdapat kekurangankekurangan yang dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Saran pengembangan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: a.
Pengembangan sistem informasi pencatatan keuangan menjadi sistem informasi keuangan yang mengkomputerisasi seluruh transaksi yang ada dalam sistem keuangan yang melibatkan penyumbang dan penerima dana sebagai pengguna sistem.
DAFTAR PUSTAKA Al Fatta, Hanif. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2007 Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. 2000
McLeod, Raymond. Sistem Informasi Manajemen. Jilid 2. Ed. Ke-7. Alih Bahasa. Jakarta: PT. Prenhalllindo. 2001 Mulyanto, Aunur R. Rekayasa Perangkat Lunak Jilid 1 untuk SMK. Departemen Pendidikan Nasional. 2008 Munawar. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu. 2005 Nainggolan, Pahala. Dkk. Manajemen Keuangan Organisasi Nirlaba. Yayasan Bina Edukasi. Jakarta. 2008 Nugroho, Adi. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data. Bandung: Informatika. 2004 Nurtjahyana, Agustinus. Studi Analisis Rapid Aplication Development Sebagai Salah Satu Alternatif Metode Pengembangan Perangkat Lunak, Jurnal Informatika Vol. 3, No. 2. Universitas Kristen Petra. 2002 Peranginan, Kasiman. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Andi. 2006 Prasetyo, Didik Dwi. Administrasi Database Server MySQL. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2003
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Grasindo. Jakarta. 2002
Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak. Buku 1. Alih bahasa. Yogyakarta: Andi. 2002
Hariyanto, Bambang. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung: Informatika. 2004
Purnomo, Herry dan Zacharias, Theo. Pengenalan Informatika Perspektif Teknik dan Lingkungan. Yogyakarta: Andi. 2004
Hartono, Jogiyanto MBA. Ph.D. Analsisi dan Desain Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta. 2005
Sidik, Betha, Ir. MySQL untuk Pengguna, Administrator, dan Pengembang Aplikasi Web. Bandung: Informatika. 2005
Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi. 2003 Kendall, Keneth E. dan Julie E. Kendall. Analisis dan Perancangan Sistem. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. 2003 Maharsi, Sri. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Bidang Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2. Nopember 2000
Whitten, Jeffery L, Dkk. Metode Desain dan Analisis Sistem. Andi. Yogyakarta. 2004 Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2004