UPAYA PEMERINTAH KOTA PADANG DALAM MENSEJAHTERAKAN ANAK-ANAK TERLANTAR TERKAIT DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL
ARTIKEL/JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh: YOFRIKO YONTRINEDI 0810012111278
Bagian Hukum Tata Negara FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2013
1
2
UPAYA PEMERINTAH KOTA PADANG DALAM MENSEJAHTERAKAN ANAK-ANAK TERLANTAR TERKAIT UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL Yofriko Yontrinedi1, Boy Yendra Tamin1, Nurbeti, S.H, MH2 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected]
ABSTRACT
Neglected children are children who for some reason his parents neglect their duties so that the child's needs can not be met with reasonable both spiritually, physically and socially. In this study the problems in accurately is: (1) Application of Act No. 11 of 2009 on social welfare associated with abandoned children, (2) efforts in Padang City Government welfare of abandoned children, (3) Government Constraints Padang city for child welfare research displaced. Metode that I use to answer the problem above is a socio-juridical legal research, data d using primary data and secondary data collection techniques while the tool is the study of documents, interviews and observation. Data gathering and analysis kualitatif. Based It can be concluded that (1) Application of Act No. 11 of 2009 which felt neglected children are still not fully implemented. (2) Efforts Government of Padang in the welfare of abandoned children by doing: counselling or guidance, Sponsorship and Development of child poverty or increase the degree of social development. Granting or increasing learning opportunities. improving skills, (3) Constraints Padang City Government for the welfare of abandoned children: Lack of vehicle or container that serves as a place to accommodate abandoned children, lack of training due to limited funding coaching, less its funds to assist the process of coaching, lack of responsible members of social services. Keywords: Policy, Neglected Children, Social Welfare. tidak saja bagi keluarga tapi sangat
Pendahuluan Anak adalah anugerah Allah
berpengaruh juga bagi negara. Dimana
SWT bagi orang tuanya. Di tangan
anak merupakan generasi penerus yang
anak-anak kitalah masa depan negara
akan melanjutkan perjuangan bangsa,
ini.Berbicara mengenai anak berarti
dan berapa macam anak yang sering
membicarakan sesuatu yang berharga,
menjadi
1
pembahasan
negara
salah
satunya yaitu anak jalanan adalah anak
Keadaan yang memaksa anak
yang turun ke jalanan demi mencari
bekerja adalah keadaan yang diam-diam
uang untuk memenuhi kebutuhannya
menghantui hari depan berjuta-juta anak
sehari-hari, dan Anak terlantar adalah
Indonesia.
anak yang karena suatu sebab orang
terpaksa bekerja sebelum waktunya
tuanya
kewajibannya
secara tidak layak dalam berbagai
sehingga kebutuhan anak tidak dapat
bentuk pekerjaan terutama di faktor
terpenuhi dengan wajar baik secara
informal yang tidak terorganisasi terus
rohani, jasmani maupun sosial. Layak
meningkat pesat. Banyak sekali yang
dikatakan anak terlantar yang terlihat
kita temui di jalan, mereka mengemis,
dari keseharian mereka dimana anak-
menjajakan surat kabar, atau mengais-
anak
tidak
ngais gundukan sampah. semua ini
mendapat perhatian dari orang tuanya,
adalah bentuk pekerjaan anak yang
mereka di terlantarkan dan dibiarkan
dapat kita lihat di dalam kehidupan
berjibaku mencari kehidupan di alam
sehari-hari.
melalaikan
tersebut
sama
sekali
Jumlah
anak-anak
yang
bebas tanpa memperhitungkan bahaya
Anak-anak seusia mereka yang
dan dampak terhadap masa depan si
diterlantarkan oleh orang tuanya ke
anak.
jalanan itu, harusnya di pagi hari tenang Anak yang berusia 5-18 tahun
duduk di dalam kelas mengikuti proses
yang karena sebab tertentu (karena
belajar mengajar, belajar bersosialisasi
beberapa kemungkinan): miskin atau
dengan teman sebayanya, mendapatkan
tidak mampu, salah seorang dari orang
pembelajaran
tuanya/wali pengampu atau pengasuh
menunjang masa depan, dan melakukan
meninggal, keluarga tidak harmonis,
hal
tidak ada pengampu atau pengasuh
lakukan sebagai anak kecil. Ciri-ciri
sehingga
yang
tidak
dapat
terpenuhi
kebutuhan dasarnya dengan wajar baik
lain
yang
yang
menandai
layak
selayaknya
seorang
dikategorikan terlantar adalah :
secara jasmani, rohani, dan sosial.
2
demi
mereka
anak
1. Biasanya berusia 5-18 tahun dan
5. Anak yang berasal dari keluarga
merupakan anak yatim, piatu atau
yang
anak yatim piatu.
perceraian orang tuanya, anak
2. Anak yang lahir diluar nikah dan
yang
broken home,
hidup
korban
ditengah
kondisi
kemudian mereka tidak ada yang
keluarga yang bermasalah seperti
mengurus karena orang tuanya tidak
pemabuk, kasar, korban PHK,
siap
terlibat narkotika, dan sebagainya.
atau
tidak
mampu
secara
psikologis maupun ekonomi untuk memelihara
anak
(Bagong Suyanto, 2010).
yang
Begitu
dilahirkannya. 3. Anak
keadaan mereka yang terlantar tanpa
yang
dilahirkan
tidak
orang tua, setiap harinya ramai dengan
atau
tidak
kendaraan, dan rentan akan tindakan
orang
kriminal, serta berbagai macam keadaan
direncanakan diinginkan
menghawatirkan
oleh
kedua
tuanya atau keluarga besarnya,
yang membahayakan
cenderung rawan di perlakukan
Setiap anak
salah
tumbuh
4. Meski kemiskinan bukan satusatunya
penyebab
anak
dan
jiwa
mereka.
memiliki hak untuk berkembang
sehingga
orang tua dilarang untuk menelantarkan
di
anaknya, sebagaimana yang di atur oleh
terlantarkan dan tidak selalu pula
Undang-undang No. 23 Tahun 2002
keluarga
akan
tentang perlindungan anak. Orang tua
menelantarkan anaknya. Tetapi,
dapat dikenakan sanksi kurungan yang
bagaimanapun harus diakui bahwa
cukup berat, termasuk perusahaan yang
tekanan kemiskinan dan kerentana
mempekerjakan anak di bawah umur.
ekonomi
Dalam Undang-undang No. 13 Tahun
miskin
keluargaakan
menyebabkan kemampuan mereka
2003
memberkan
dan
sebutkan bahwa pekerja anak adalah
memenuhi hak anaknya menjadi
anak-anak yang berusia di bawah 18
sangat terbatas.
tahun.
fasilitas
3
tentang
ketenagakerjaan,
di
Kehidupan yang di dambakan
memberikan pengarahan, bimbingan,
oleh semua manusia di dunia ini adalah
bantuan
kesejahteraan.Secara
usaha
umum,
istilah
kesejahteraan sosial sering diartikan
yaitu
suatu
pengawasan
kesejahteraan
terhadap
anak
yang
dilakukan oleh masyarakat.
sebagai kondisi sejahtera (konsepsi pertama),
dan
Usaha-usaha kesejahteraan anak
keadaan
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 2
terpenuhinya segala bentuk kebutuhan
Tahun
hidup,
refungsionalisasi dan pengembangan
khususnya
yang
bersifat
1988
dapat
suatu
proses
mendasar seperti makanan, pakaian,
anak,
perumahan, pendidikan dan perawatan
berkembang secara wajar baik secara
kesehatan.Pengertian
rohani,
kesejahteraan
agar
adalah
jasmani,
tumbuh
maupun
dan
sosial.
sosial juga menunjuk pada segenap
Pemerintah bertanggung jawab atas
aktifitas
dan
rehabilitasi sosial, perlindungan sosial
pendistribusian pelayanan sosial bagi
dan jaminan sosial yang terdapat pada
kelompok
terutama
UU No. 11 Tahun 2009 Tentang
beruntung
kesejahteraan social Pasal 7 ayat (1),
groups).
Pasal 14 ayat (1) dan Pasal 9 ayat (1).
skema
Anak-anak terlantar berada di bawah
kelompok
pengorganisasian
masyarakat, yang
kurang
(disadvantage Penyelenggaraan
berbagai
perlindungan sosial (social protection)
perlindungan pemerintah.
baik yang bersifat formal maupun informal
adalah
contoh
Mempekerjakan anak kita di
aktivitas
saat sedang tumbuh dan berkembang
kesejahteraan sosial . Usaha
akan
proses
tumbuh
anak
kembang anak itu sendiri. Berdasarkan
adalah usaha kesejahteraan sosial yang
data Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
di
menjamin
Padang pada 2010 tercatat 1.007 anak
terwujudnya usaha kesejahteraan anak,
terlantar, 115 anak nakal, 741 anak
terutama terpenuhinya kebutuhan pokok
jalanan, 817 anak cacat dan 817 balita
anak ( Pasal 1 angka 1huruf b UU. No.4
terlantar, dan pada tahun 2013 tercatat
Tahun 1979. Pemerintah dalam hal ini
1199, 496 anak laki-laki, 703 anak
tunjukan
kesejahteraan
mengganggu
untuk
4
Perempuan.(http://hariansinggalang.co.i
pemerintah dalam mensejahterakan
d/padang-kota-layak-anak/,html).
anak terlantar.
Persoalan anak terlantar di kota-
2. Bahan Atau Materi Penelitian
kota besar di negeri ini sudah lama di
Langkah
untuk
memperoleh
perbincangkan, mulai dari kampus,
data, maka penulis
mengadakan
kelompok studi, sampai seminar di
penelitian sebagai berikut:
hotel berbintang lima. Namun, untuk
a.
Sumber data
menguraikan persoalan ini tidak mudah sebab
menyangkut
perut
Dalam melakukan penelitian
banyak
lapangan, data yang dikumpul
orang.Akibatnya dapat di tebak, anak-
terdiri dari:
anak malas di ajak ke habitat “normal”
1)
anak
umumnya,
misalnya
bersekolah.Mereka
lebih
untuk
Data primer yaitu data yang
di
peroleh
melalui
menikmati
wawancara langsung dengan
bermain dan mencari uang di pinggir
informan dan responden yaitu
jalan.Inilah yang mempersulit kinerja
Anak-anak Terlantar. Informan
pembina anak jalanan untuk mengatasi
dalam penelitian ini adalah
mereka
Dinas Sosial Kota Padang yaitu
(http://64.203.71.11/kompas-
cetak/0507/23/swara/1916829.htm).
Bapak Nurzal Hidayat, selaku
Metode Penelitian
Kabid Resos. Anak terlantar
1. Jenis Penelitian
yang
Dalam pembahasan skripsi ini,
penulis
wawancara
berjumlah 11 (sebelas) orang
penulis melakukan penelitian yuridis
anak sebagai berikut:
sosiologis, yang dilakukan melalui
1. Tony
pendekatan masalah dengan melihat
2. Wury (14 Tahun)
norma
dan
3. Deno
(13 Tahun)
kenyataan.Disamping itu penelitian
4. Iqbal
(6 Tahun)
bersifat deskriptif analisis yaitu suatu
5. Dedek (15 Tahun)
penelitian
6. Beni
hukum
yang
menggambarkan
tentang suatu keadaan dan peranan
(8 Tahun)
(10 Tahun)
7. Tesya (13 Tahun)
5
8. Popi 9.
(13 Tahun)
Riki
yang tertulis atau dokumen yang
(15 Tahun)
sudah
10. Totok(11 Tahun)
berkaitan
dengan
permasalahan yang diteliti.
11. Dedi (13 Tahun) 2)
ada
c. Observasimerupakan
Data sekunder ialah Data
pengumpulan
metode
data
dengan
sekunder terdiri dari data
mengadakan
mengenai
langsung terhadap kegiatan anak
Kesejahteraan
sosial oleh anak terlantar pada
Dinas
Sosial
terlantar di Kota Padang.
Kota
4. Lokasi Penelitian
Padang.
Untuk
3. Teknik Pengumpulan Data
informasi
a. Wawancara Yaitu suatu teknik yang
pengamatan
digunakan
menentukan
digunakan
purposive
sampling teknik ini biasanya dipilih
untuk
karena alasan keterbatasan waktu,
atau
tenaga dan biaya, sehingga tidak
keterangan-
dapat mengambil sample yang besar.
keterangan lisan melalui tanya
Dalam hal ini penulis menetapkan
jawab atau proses tanya jawab
lokasi penelitian di Dinas Sosial dan
dalam
dua Kecamatan yaitu Padang Barat
mengumpulkan
data
mendapatkan
penelitianyang
berlangsung secara lisan dalam
dan
mana dua orang atau lebih
Kecamatan ini dari hasil pengamatan
bertatap
muka
penulis menemukan di perampatan
secara
langsung
mendengarkan informasi-
Padang Timur
karena
dua
lampu merah yang terdapat beberapa
informasi. Wawancara dilakukan
aktivitas anak-anak terlantar.
secara struktur. Peneliti telah
5. Analisa Data
mempersiapkan
Data di uraikan secara deskriptif dalam
pedoman
wawancara (daftar pertanyaan)
bentuk
terlebih dahulu.
mengelompokkan data-data menurut
b. Studi dokumen yaitu Suatu teknik
kualitatif,
aspek-aspek
dengan mempelajari bahan-bahan
yang
yaitu
diteliti.Kegiatan
pengolahan data dan
6
dengan
analisa data
dilakukan
secara
bertahap.Artinya
menangani risiko dari guncangan dan
kegiatan analisa data baru dilakukan
kerentanan
apabila pengolahan data telah selesai
keluarga,
dikerjakan.Jadi
masyarakat
berdasarkan
hal
sosial
seseorang,
kelompok, agar
kelangsungan
tersebut, pembahasan pengolahan data
hidupnya
mendahului pembahasan analisa data.
dengan kebutuhan dasar minimal. 2.
dapat
dan/atau
dipenuhi
sesuai
Pasal 12 ayat (2) dan (3) dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2009
Hasil Penelitian Dari uraian anak-anak terlantar
mengenai Anak-anak terlantar yang
yang berada di Kecamatan Padang
menerima
Barat
yang
pemerintah, namun mereka merasa
merupakan pembinaan tersebut adalah
memiliki jangka waktu yang singkat
sebagai berikut :
dengan semakin berkurangnya guru-
1.
Pasal 14 ayat (1) Undang-undang
guru yang mengajar mereka, dan hal
No. 11 Tahun 2009 di laksanakan
inilah yang membuat mereka bosan
dengan memberikan
Perlindungan
untuk tetap tinggal dirumah singgah,
sosial, yang diberikan salah satunya
berkurangnya guru-guru atau tenaga
seperti rumah singgah, makanan,
pengajar
tersebut
pakaian.
habisnya
pembiayaan
dan
Padang
Rumah
Timur,
singgah
yang
diberikan oleh pemerintah pada saat
untuk
ini
tersebut.
sudah
tidak
dikarenakan
berfungsi
anak-anak
lagi
terlantar
3.
pendidikan
di
dari
karenakan atau
dana
guru atau tenaga pengajar
Pasal 9 ayat (1) huruf a dan (2)
tidak mendapatkan makanan, dan
Undang-undang No. 11 Tahun 2009
pakaian yang layak, ditambah lagi
yang
adanya paksaan bekerja yang hal ini
sosial, diberikan kepada anak-anak
membuat mereka memilih kembali
terlantar seperti uang makan, dan
lagi ke lingkungan asal mereka.
uang
Padahal tujuan perlindungan sosial
semakin berkurang dan setelah itu
tersebut
bahkan tidak di terima lagi oleh
untuk
mencegah
dan
7
berkaitan
saku
dengan
yang
Jaminan
semakin
hari
mereka, hal ini membuat mereka
serta
berfikir untuk kembali ke jalanan
lingkungan sosial.
yang
menurut
mereka
akan
Undang-undang
Tahun
2009
tentang
sosial
yang
dirasakan
terlantar
masih
No
a. Agar kembali kepada orang tua 11
b. Program asuhan keluarga
kesejahteraan
belum
tentang
2. Penyantunan dan pengentasan anak
mendapatkan uang yang lebih. Penerapan
pengenalan
c. Mengembalikan dan menanamkan
anak-anak
fungsi sosial anak
sepenuhnya
3. Pembinaan atau peningkatan derajat
terlaksana apalagi masih adanya oknum
sosial
yang tidak melakukannya tugasnya
4. Pemberian atau kesempatan belajar
dengan benar.
a. Taman anak sejahtera/TPA 3-4
Pemerintah
Kota
Padang
tahun, 4-5 tahun
memberikan fasilitas-fasilitas/kegiatan
b. Pendidikan dasar 7-12 Tahun
yang akan memberikan manfaat untuk
c. Pendidikan menengah pertama
mereka yang di antaranya sebagai
d. Pendidikan menengah ke atas
berikut:
5. Pembinaan
1. Penyuluhan atau bimbingan dan
atau
peningkatan
keterampilan, dengan mengajarkan
bentuk lainnya yang di perlukan
anak
antara lain:
kerajinan
a. Anak-anak yang berumur 7-12
ataupun berupa pengajaran kesenian.
tahun
ke
keterampilan
tangan,
mengambar
mendapat
Di tengah keterbatasan anggaran
pendidikan dasar dalam 1 minggu
pembangunan dan ditambah lagi akibat
4 hari dengan waktu selama 2 jam
situasi kritis ekonomi yang tak kunjung
yang di berikan, agar anak tidak
usai,
mengalami kejenuhan.
kesejahteraan
b. Anak-anak
bawah
membuat
yang
berumur
menangani,
dan
anak-anak
menjamin terlantar
13
disadari bukanlah hal yang mudah,
tahun sampai 15 tahun mendapat
sebab di sana banyak berhubungan
pendidikan
dengan faktor ekonomi, sosial, budaya
menengah
pertama
dan bahkan politik. Pengalaman selama
8
ini membuktikan bahwa tidak mungkin
Anak-anak Terlantar yang dimana
penanganan
anak-anak
penerapan Undang-undang tersebut
direduksi
melalui
pada tahun 2013 tidak terlaksana
sifatnya
karitatif,
dilengkapi
dengan
terlantar
hanya
pendekatan tetapi
masalah
yang
perlu
oleh Pemerintah Kota Padang. 2. Upaya
pemerintah
Kota
Padang
pendekatan yang lebih menyentuh pada
dalam mensejahterakan anak-anak
akar persoalan yang sesungguhnya dan
terlantar
yang tidak kalah pentingnya yaitu
fasilitas-fasilitas/kegiatan
pendekatan yang dilakukan melibatkan
memberikan manfaat bagi mereka,
dukungan dari komunitas ditingkat
Fasilitas itu sesuai dengan Pasal 6
lokal. Tanpa dukungan dari intervensi
ayat
yang kontekstual dan terpadu, seperti
Nomor
perbaikan
antara lain dalam bentuk:
kualitas
hidup
keluarga
(2)
banyak
memberikan
Peraturan
yang
Pemerintah
2 Tahun 1988 diberikan
miskin, peningkatan kesadaran tentang
1. Penyuluhan atau bimbingan dan
arti pentingnya pendidikan, terbukanya
bentuk lainnya yang diperlukan
pandangan masayarakat terhadap hak-
2. Penyantunan
hak anak, dan komitmen serta langkah
3. Pembinaan
terlantar akan tetap tak terselesaikan.
4. Pemberian
1. Penerapan dalam Undang-undang tahun
2009
kesejahteraan sosial untuk Padang yang
atau
peningkatan
derajat sosial anak.
Simpulan
11
pengentasan
anak
yang nyata, niscaya persoalan anak
Nomor
dan
atau
peningkatan
kesempatan belajar.
tentang
5. Pembinaan
Kota
atau
peningkatan
keterampilan.
pernah terlaksana
3. Kendala pemerintah Kota Padang
mengenai Pasal 14 ayat (1) Tentang
untuk mensejahterakan anak terlantar
Perlindungan sosial, Pasal 12 ayat
memilki
(2) dan (3) Tentang Jaminan sosial,
sebagai berikut:
Pasal 9 ayat (1) huruf a dan (2)
1. Kurangnya sarana atau wadah
Tentang
Jaminan
sosial
kepada
hambatan
diantaranya
yang berfungsi sebagai tempat
9
untuk
menampung
anak-anak
5.
terlantar dan anak jalanan; 2. Kurangnya
danadalam mandiri
Hum, selaku Penguji.
pelatihan
dikarenakan
yang
6.
keterbatasan pembinaan
yang
akan
Bapak Drs. Suparman Khan, M.
Ibu Dr. Sanidjar pebrihariati, S.H., M.H, selaku Penguji.
usaha
7.
diberikan
Ibu Deswita Rosra, S.H, M.H Selaku
kepada anak-anak terlantar;
Penasehat
Akademik
penulis di Universitas Bung Hatta.
3. Kurangnya dana untuk membantu
8.
proses pembinaan.
Ibu Kepala Tata Usaha beserta staf pegawai
4. kurangnya anggota penanggung
Fakultas
Hukum
Universitas Bung Hatta.
jawab dari dinas sosial.
9.
Bapak Nurzal Hidayat,S.E, selaku Kepala Bidang Pelayanan Rehsos
Ucapan Terima Kasih Penulis berterima kasih yang
Dinas Sosial.
sebesar-besarnya kepada bapak dosen
10. Bapak Teddy Antonius, S.Stp,
pembimbing I Boy Yendra Tamin, S,H,
selaku Sekretaris Camat Padang
M.H dan kepada Ibu dosen pembimbing
Barat.
II Nurbeti, S.H, M.H yang tidak lelah
11. Ibu Dra. Hj. Silfeni, MM, selaku
dalam membimbing dan dan pihak-
Camat Padang Timur.
pihak yang terkait lainnya yaitu : 1.
2.
3.
12. Untuk papaku Ir. Yontrinedi, dan
Bapak Prof. Dr. Niki Lukviarman,
mamaku
S.E., Akt, M.BA Selaku Direktur
beliau penulis tidak ada artinya.
Universitas Bung Hatta
Pengorbanan
Ibu Dwi Astuti Palupi, S.H., M.H,
begitu besar baik
selaku Dekan Fakultas Hukum
materil dan kasih sayang yang tak
Ibu Nurbeti, S.H., M.H, selaku
bisa di lupakan.
Wakil Dekan Fakultas Hukum 4.
Farida
Yakub,
papa
dan
tanpa
mama
dari moril,
13. Kepada adiku Deni Permadi, Dicky
Bapak suamperi, S.H., M.H, selaku
Apriadi, Yoanda Maryakub dan si
Penguji dan Ketua Jurusan Hukum
bungsu Yofa Yara Putra, rajin-
Tata Negara
rajinlah kalian belajar, ingat kedua
10
Anak dalam perpektif konvensi hak anak, PT . Citra Aditya Bakti, Bandung.
orang tua kita ingin melihat kalian juga wisuda. 14. Nenek yang selalu memberikan do’a,
nasehat,
semangat
Soerjono Soekanto,2008, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta.
dan
semangat kepada penulis. 15. Sahabat Hati Fenni Yudisia, yang telah memberikan do’a, semangat,
Tata Sudrajat, 2000, Anak Jalanan dan Kehidupan Sehari-hari, Akatiga, Bandung.
serta motifasi kepada penulis. 16. Teman-teman feri, ruli, siddik, rian, ferdi, kio, yogi, eki, acong,
Konvensi hak anak adalah
komeng, vik, arief budiman serta
perlindungan anak yang telah
pihak yang tidak dapat disebutkan
di sepakati/ditanda
namanya satu persatu yang telah
Tangani kepala-kepala negara
memberikan bantuan dan dorongan
di dunia termasuk Indonesia
hingga terwujudnya skripsi ini.
dalam Konferensi Tingkat Tinggi
Daftar Pustaka
Anak, di New York, 30
Bagong Suyanto, 2010, Masalah sosial anak, Kencana Prenada Media Group,jakarta
september 1991
Kriteria Anak Jalanan, Bambang Sunggono, 2007, Metodologi penelitian hukum, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
http://www.dinsos.pemdady.go.i d/index.php?option=content&tas k=view&id=88.html, 20
Hadi Setia Tunggal, 2000, konvensi Hak-Hak Anak, Harvarindo, Jakarta.
september 2012 minim perhatian pemerintah pada anak-anak jalanan dan anak
Muhammad Joni dan Zulchaina Z. Tanamas, S.H.,1999, Aspek Hukum Perlindungan
terlantar
11
http://www.bkkbn.go.id/popups/ printRubrik.php?ItemID=139, 22 September 2012. M.Luthfi Munzir,” Padang Kota Layak Anak”,
Perlindungan Anak, <jurnaliqro.files.wordpress.co m/2012/09/ros-67-78.html, 22 September 2012. Saratri
wilonoyudho, ”Nasib Anak Perempuan Jalanan” (http://64.203.71.11/kompascetak/0507/23/swara/1916829.ht m), 11 September 2012.
12