KOMUNIKASI ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI INDONESIA (STUDI KOMPARATIF ANTARA PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM DENGAN PRESIDIUM GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA PERIODE 2013-2015)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
HAIRUL SALEH 109051000224
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2015 M
ABSTRAK Hairul Saleh (109051000224) Komunikasi Organisasi Kemahasiswaan di Indonesia (Studi Komparatif antara Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Periode 2013-2015). Himpunan Mahasiswa Islam dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang besar di Indonesia. HMI dengan GMNI merupakan organisasi yang sama-sama fokus pada kaderisasi anggotanya meskipun memiliki azas yang berbeda, HMI dengan azas islam dan GMNI dengan azas marhaenisme. Kedudukan dan otoritas tertinggi dalam HMI yaitu Pengurus Besar HMI sedangkan GMNI yaitu Presidium GMNI. PB HMI dengan Presidium memiliki otoritas dan tanggung jawab terbesar dalam organisasi HMI dan GMNI. Dalam hal ini PB HMI dengan Presidium GMNI membawahi organisasi dalam tingkatan bawah dalam HMI dan GMNI, oleh karena itu komunikasi organisasi dalam PB HMI dan Presidium GMNI harus berjalan dengan baik. Untuk mengetahui komunikasi organisasi yang digunakan oleh PB HMI dan Presidium GMNI, maka penulis memaparkan dengan pertanyaan bagaimana aliran informasi dan iklim komunikasi oganisasi di PB HMI? Bagaimana aliran informasi dan iklim komunikasi organisasi di Presidium GMNI? Perbandingan aliran dan iklim komunikasi di PB HMI dengan Presidium GMNI? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi organisasi R. Wayne Pace dan Don F. Faules dalam buku “Komunikasi Organisasi, strategi meningkatkan kinerja perusahaan” yang menjelaskan ada delapan permasalahan komunikasi organisasi. Dari delapan permasalahan komunikasi organisasi penulis mengambil dua permasalahan pokok yaitu aliran informasi dan iklim komunikasi organisasi Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskripif analisis yaitu menggambarkan sesuatu sesuai dengan fenomena yang ada, dengan menggunakan pengamatan langsung atau observasi yang dilanjutkan dengan wawancara kepada narasumber. Maka hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pola aliran informasi PB HMI adalah pola lingkaran, arah aliran informasi melalui komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, dan komunikasi horizontal. Iklim komunikasi organisasi dalam PB HMI ditemukan adanya sebuah kepercayaan antar sesama pengurus dan organisasi dibawahnya, pembuatan keputusan dilakukan bersama, adanya keterbukaan dalam komunikasi ke atas dan mendengarkan dalam komunikasi ke atas serta adanya sebuah perhatian pada kinerja dalam kepengurusan. Sedangkan pola aliran informasi yang digunakan Presidium GMNI adalah pola roda dengan arah aliran informasi melalui komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Iklim komunikasi organisasi dalam Presidium GMNI ditemukan adanya kepercayaan antar sesama pengurus, pembuatan keputusan organisasi dilakukan bersama, adanya keterbukaan komunikasi ke bawah dan mendengarkan komunikasi ke atas, serta komitmen kinerja pengurus cukup baik. Keyword : Komunikasi Organisasi, PB HMI, Presidium GMNI, Aliran Informasi, Iklim Komunikasi Organisasi. i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim Alhamdulillahirabbil’alaamiin. Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sebab hanya dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kemahasiswaan di Indonesia (Studi Komparatif antara PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 2013-2015)”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada seluruh para pengikutnya. Amin… Dalam menyelesaikan skripsi ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya, juga bantuan dan masukan yang diberikan kepada penulis. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta pembantu dekan dan jajarannya. 2. Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fita Fathurokhmah, MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam atas motivasi dan perhatiannya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
ii
3. Drs. Study Rizal LK, MA selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya guna memberikan arahan, masukan, dan membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang pernah mengajar penulis, terima kasih atas ilmu yang diberikan. Semoga berkah dan selalu bermanfaat. 5. Kedua orang tua penulis yaitu Almarhum Ayahanda Apas, Ibunda Ecih yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan sekolah anak-anaknya, juga nasihat dan motivasi yang selalu diberikan, cinta dan kasih sayangnya serta tak bosan-bosannya memberikan bantuan moril, materil, dengan segala doa dan ridho yang mengiringi setiap langkah kehidupan penulis. 6. Muhammad Arief Rosyid Hasan, Twedy Noviady Ginting, Arif Maulana, Eko Arisandi yang telah banyak membantu penulis memberikan data-data yang diperlukan. 7. Sahabat terbaik, sahabat perjuangan semenjak SMA yang sudah seperti keluarga bagi saya yaitu Farry Gunawan, Rahmat Hidayat, Ahmad Yasawi, Mulkan Azizi, Rendi, Eko Panji, Yuda Eka Putra, Candrika .Atas segala waktu yang telah kita lewati bersama-sama, segala tawa juga candaannya dan mendampingi penulis di kala sedih dan susah selalu bersama. Semoga silahturahmi persahabatan kita akan selalu terjalin dengan baik sampai anak cucu kita nanti. 8. Indah Fujiani yang telah banyak memberikan dorongan, doa, motivasi, dan semangat hingga terselasaikannya skripsi ini. Terima kasih atas setiap waktu yang telah diluangkan untuk menemani penulis selama ini.
iii
9. Sahabat seperjuangan Pendiri KMLA GARUDA FIDKOM Virga Agesta, Muhammad Manggala, Gardika Kay Rizka, Ahmad Ghazali, Fatkhurrohman. Atas segala pelajaran kebersamaan dan kerja sama yang telah kalian ajarkan. 10. Sahabat seperjuangan angkatan 2009 Ajeng Retno, Ahmad Nizar Hakim Ainun Najib, Momba Donna Sari Lubis, Nandya Zahra, Novija Kurniawan Slamet Nurmawanto, Raditya Pradiptasa, Kamaludin dan yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. 11. Keluarga besar KMLA Garuda Fidkom, HMI Komfakda, Dema Fidkom, HMI Cabang Ciputat tempat saya berproses dan berjuang bersama yang telah memberikan pelajaran dan pengalaman yang luar biasa. 12. Viqih Akbar yang telah menemani penulis mondar-mandir dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan demikian skripsi ini saya buat sebaik-baiknya, semoga dapat membawa manfaat bagi kita semua yang membacanya terutama dalam memajukan bidang Komunikasi Penyiaran Islam. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan untuk kita semua. Amin Amin ya Rabbal alamin……..!
Jakarta, 11 Januari 2015
Hairul Saleh
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................ KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................... BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G.
BAB II
i ii v
Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 6 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7 Metodologi Penelitian ........................................................... 8 Pedoman Penulisan ............................................................... 12 Tinjauan Pustaka ................................................................... 12 Sistematika Penulisan ........................................................... 13
KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Komunikasi Organisasi………………………… 15 B. Permasalahan Komunikasi Organisasi……………………… 17 1. Aliran Informasi dalam Organisasi………………….... 18 2. Iklim Komuikasi Organisasi…………………………… 23 3. Tekhnologi Informasi dalam Organisasi………………. 26 4. Kekuasaan dan Pemberdayaan dalam Organisasi……… 28 5. Komunikasi Organisasi dan Motivasi............................... 30 6. Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi............................ 31 7. Tim dan Kelompok dalam Organisasi............................ 34 8. Stres dan Konflik dalam Organisasi............................... 35
BAB III
GAMBARAN UMUM PB HMI DAN PRESIDIUM GMNI PERIODE 2013-2015 A. B. C. D. E. F. G. H.
BAB IV
Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam………………………. 37 Masa Depan HMI Tantangan dan Peluang…………….......... 42 Susunan Pengurus PB HMI Periode 2013-2015…………..... 43 Matriks Program Kerja Pengurus Besar………………………44 Sejarah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia……………. 47 Keorganisasian GMNI……………………………………….. 48 Susunan Pengurus Presidium GMNI Periode 2013-2015…… 51 Program Kerja Presidium GMNI…………………...……….. 52
TEMUAN HASIL PENELITIAN A. Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi PB HMI Periode 2013-2015…………………………………………. 58
v
B. Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi Presidium GMNI Periode 2013-2015…………………………………. 73 C. Perbandingan Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 20132015...............................................................................85
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………......... 88 B. Saran……………………………………………………....…90
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Komunikasi organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam berjalanya roda organisasi. Hal tersebut terbukti berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang komunikasi organisasi. Penelitian tersebut membahas bagaimana bentuk-bentuk komunikasi organisasi dapat membuat kepemimpinan dalam sebuah organisasi menjadi lebih baik dan bagaimana pola komunikasi dalam sebuah organisasi dapat membantu dalam mewujudkan tujuan dalam sebuah organisasi. Selain itu, penggunaan media dalam komunkasi organisasi sangat berpengaruh besar dalam berjalannya roda organisasi. Permasalahan dalam sebuah organisasi sering sekali timbul karena komunikasi organisasi tidak diterapkan dengan baik. Kita sering melihat sebuah organisasi tidak berjalan dengan efektif dikarenakan kinerja para pengurus dalam organisasi kurang efektif dan koordinasi di antara para pengurus tidak berjalan dengan lancar. Dalam hal ini, tugas seorang pemimpin sangat sentral dalam menyelesaikan persoalan tersebut, pemimpin harus melakukan interaksi yang baik dengan para pengurus. Interaksi dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok tidak mungkin dapat terjadi apabila tidak ada komunikasi, dua orang dikatakan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini dalam komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi. 1 Interaksi yang harmonis antara para anggota dalam suatu organisasi 1
T.A Latief Rosyidi, Dasar-Dasar Rhetorika Komunikasi dan informasi (Medan, 1985), Cet ke-1, h.48.
1
2
akan membuat roda organisasi berjalan ke arah tujuan, namun bila yang terjadi sebaliknya tentu akan mengakibatkan terjadinya konflik antar sesama anggota, maka dari itu komunikasi antar pimpinan dengan anggotanya harus berjalan secara proporsional. 2 Menurut Schein sebagaimana yang dikutip dalam buku Arni Muhammad mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. 3 Selain itu, Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan ini adalah merupakan suatu sistem. Komunikasi
merupakan
hal
yang
mengikat
kesatuan
organisasi.
Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi, mengkoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan. Meski demikian, berkomunikasi dengan baik tidaklah mudah. Bila sebuah organisasi sampai pada titik di mana
2 3
h.23.
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet. Ke-2. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005), cet. ke-10,
3
komunikasi dalam organisasi tidak seefektif yang seharusnya, organisasi itu tidak akan berfungsi seefektif yang seharusnya. 4 Dalam perjalanan organisasi sering ditemukan permasalahan komunikasi organisasi. Permasalahan yang sering sekali timbul dalam komunikasi organisasi adalah masalah motivasi, iklim komunikasi organisasi, aliran informasi dalam organisasi, teknologi infromasi dalam organisasi, kekuasaan dan pemberdayaan dalam organisasi, gaya kepemimpinan dalam organisasi, tim dan kelompok dalam organisasi serta konflik dalam komunikasi organisasi. Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana meneima informasi dari seluruh bagian organisasi, proses ini berhubungan dengan aliran informasi. Apa yang dikemukakan dalam struktur bisa saja bukan yang sebenarnya terjadi, efisiensi dapat bergantung pada aliran informasi, tetapi ini bukan pertimbangan satu-satunya. Organisasi mengandalkan inovasi dan harus mampu menghasilkan informasi dari para anggotanya. Aliran informasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi. 5 Banyak sekali organisasi mahasiswa yang sudah berdiri di Indonesia, mereka bergerak dengan tujuan serta ideologinya masing-masing, seperti : Himpunan Mahasiswa Islam, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dan lain sebagainya. Namun, organisasi tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu membangun Indonesia dengan adil dan makmur. Dari sekian banyak organisasi
4
John M. Ivan Cevich, Perilaku dan Manajemen Organisasi (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,2005), jilid II, h. 115. 5 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan cet.ke-6 PT Remaja Rosdakarya, september 2006.
4
mahasiswa yang ada di Indonesia tidak akan bisa berjalan kalau tidak ada kader yang menjalankan roda organisasi tersebut. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) merupakan organisasi yang fokus pada perkaderan dan salah satu organisasi yang telah banyak memberikan sumbangsih terhadap Indonesia. Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi mahasiswa tertua dan terbesar di Indonesia, yang berdiri pada 14 Rabiul Awal 1366 H atau bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947 M di Yogyakarta. Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi yang berazaskan Islam, berfungsi sebagai organisasi perkaderan, dengan tujuannya yaitu Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi allah SWT. Himpunan Mahasiswa Islam saat ini telah berusia hampir 67 Tahun hanya berbeda dua tahun dari berdirinya Negara Indonesia. Dalam perjalanan organisasi tersebut telah banyak memberikan kontribusi positif kepada Negara Indonesia, apalagi pada awal berdirinya memiliki salah satu misi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Himpunan Mahasiswa telah melahirkan para tokoh-tokoh hebat seperti: Nurcholish Madjid, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Anas Urbaningrum, Abraham Samad, Anis Baswedan serta masih banyak tokoh lainnya yang telah berkontribusi menelurkan pemikiran-pemikiran tentang Ke-islaman dan Ke-Indonesiaan. Kedudukan tertinggi Himpunan Mahasiswa Islam berada pada Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), lalu dibawahnya terdapat Pengurus Badan
Koordinasi (BADKO),
Pengurus Cabang, Pengurus Koordinator
5
Komisariat (Korkom), serta Pengurus Komisariat yang paling bawah. Selain itu, Himpunan Mahasiswa Islam memiliki berbagai Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) yang bertujuan sebagai wadah bagi para anggota untuk menyalurkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan bidangnya masing-masing. Lalu, Himpunan Mahasiswa Islam juga memiliki sebuah Lembaga Khusus Kohati. Saat ini Himpunan Mahasiswa Islam memiliki 191 Cabang Penuh dan 20 Cabang Persiapan diseluruh Indonesia dengan jumlah Badan Koordinasi (Badko) sebanyak 20 yang tersebar di setiap wilayah dan memiliki ribuan Komisariat di seluruh Indonesia, serta memiliki 9 Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) yaitu: Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI), Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI), Lembaga Seni Mahasiswa Islam (LSMI), Lembaga Kajian dan Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI), Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI), Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI), Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI). Selain itu, Himpunan Mahasiswa Islam memilik sebuah Lembaga Khusus Kohati yang bertujuan sebagai wadah para kaum perempuan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan banyaknya Cabang, Badan Koordinasi, Koordinator Komisariat, Lembaga Pengembangan Profesi serta Lembaga Khusus Kohati, maka dari itu, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) yang memiliki kedudukan tertinggi harus memiliki serta menjalankan proses komunikasi yang baik dan efektif agar roda organisasi berjalan dengan baik dan lancar. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah sebuah organisasi mahasiswa di Indonesia. Organisasi ini adalah sebuah gerakan mahasiswa yang
6
berlandaskan ajaran Marhaenisme. Marhaenisme diambil dari kata marhaen yang berarti orang yang tertindas, marhaenis adalah orang-orang yang memperjuangkan hak-hak orang yang tertindas, sedangkan marhaenisme sendiri adalah (ideologi) paham tentang marhaen tersebut. GMNI dibentuk pada tanggal 23 Maret 1954 sebagai hasil gabungan dari tiga organisasi mahasiwa, masing-masing Gerakan Mahasiswa Marhenis, Gerakan Mahasiswa Merdeka, dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) bertujuan untuk mendidik kader bangsa dalam mewujudkan masyarakat Sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945 dan UUD 1945. Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMNI) merupakan oganisasi kader dan organisasi perjuangan dan berazaskan
marhaenisme
yaitu
sosio-nasionalisme,
sosio-demokrasi
dan
Ketuhanan yang maha esa. Dari penjelasan tersebut peneliti melihat hal yang menarik dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yaitu merupakan organisasi yang fokus pada perkaderan namun memiliki azas yang berbeda, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan azas islamnya namun, Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMNI) dengan azas marhaenisme. Berdasarkan pemaparan diatas, akhirnya penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Komunikasi Organisasi Kemahasiswaan Di Indonesia (Studi Komparatif Antara Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Periode 2013-2015). B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah
7
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini penulis fokuskan pada dua permasalahan Komunikasi Organisasi yaitu: aliran informasi dan iklim komunikasi organisasi organisasi pengurus besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dengan presidium Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015 dalam . Pembatasan masalah ini dilakukan agar penelitian ini terfokus, sehingga pembahasan tidak terlalu meluas dengan yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. 2.
Perumusan Masalah Berdasarkan
pembatasan
masalah
di
atas,
maka
peneliti
merumuskan masalah secara umum, yaitu: Bagaimana Komunikasi Organisasi, dalam hal ini dirinci sebagai berikut: a. Bagaimana Aliran Informasi pada PB HMI dan Presidium GMNI Periode 2013-2015 ? b. Bagaimana Iklim Komunikasi Organisasi pada PB HMI dan Presidium GMNI Periode 2013-2015 ? c. Perbandingan Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi antara PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 2013-2015. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui aliran informasi pada Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015.
8
b. Mengetahui iklim Komunikasi Organisasi dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015. c. Untuk mengetahui persamaan serta perbedaan aliran informasi dan iklim komunikasi organisasi dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dengan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Iindonesia (Presidium GMNI) periode 2013-2015. 2. Manfaat Penelitian a.
Manfaat Akademik Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua kalangan
yang terkait dan menambah khazanah kepustakaan tentang komunikasi organisasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiarah Islam. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan bagi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 20132015 dalam memahami serta menyelesaikan permasalahan dalam komunikasi organisasi sehingga perkaderan berjalan dengan baik dan benar agar tercipta regenerasi yang baik. D. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari
9
orang yang menghasilkan hipotesis dari penelitian lapangan. 6 Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti bertindak hanya sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatat dalam buku observasinya. 7 Bodgan dan Taylor dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif mendefinisikan “Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metodelogi penelitian kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 8 1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI). Sedangkan objek penelitian ini adalah Komunikasi Organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2014 dalam kaderisasi. 2. Waktu dan Tempat Penelitian
6
Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.15. 7 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.4. 8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitain Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.3.
10
Penelitian dilakukan oleh peneliti pada bulan Juli sampai November 2014 yang bertempat di sekretariat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) jalan Diponegoro 16-A Menteng, Jakarta Pusat 10310, Telp/Fax. 021-2305205 dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) jalan Percetakan Negara XI. 131 B Jakarta Pusat. 3. Teknik Pengumpulan Data Data-data awal akan dikumpulkan dari sumber referensi tertulis baik berupa buku, artikel maupun sumber tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan judul penelitian yang akan diteliti. Sesuai dengan metodologi yang digunakan, yaitu penelitian kualitatif, maka untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengumpulan data melalui: a.
Observasi Observasi atau melakukan pengamatan langsung. Observasi yang
peneliti lakukan bersifat langsung dengan mengamati objek yang diteliti. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun observasi yang peneliti lakukan hanya kepada kegiatan dalam organisasi PB HMI dan Presidium GMNI Periode 2013-2015 yang terdapat aktifitas komunikasi organisasi. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan antara peneliti-seseorang yang berharap mendapat informan-sesorang yang diasumsikan mempunyai informasi langsung dari sumbernya. Peneliti mewawancarai pengurus yang
11
representatif sesuai
dengan
kebutuhan
penelitian.
Disini
peneliti
mewawancarai ketua serta pengurus yang ada dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015. c.
Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini penulis dapatkan dari mengamati
kegiatan yang ada dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015 yang berhubungan dengan objek dari penelitian. 4. Teknik Analisis data Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpetasikan. Dalam menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara, data tersebut disusun dan dikategorikan berdasarkan hasil wawancara, dokumen maupun laporan, yang kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami. 9 Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data yang relavan dengan komunikasi organisasi kemahasiswaan di Indonesia (Studi Komparatif antara PB HMI dengan Presidium GMNI periode 2013 – 2015).
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) cet. Ke-2, h.78.
12
b. Tahap kedua adalah penyajian data mengenai komunikasi organisasi kemahasiswaan di Indonesia (studi komparatif antara PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 2013 – 2015) maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, tabel dan sebagainya. c. Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan.
E. Pedoman Penulisan Adapun teknik penulisan dalam penelitian ini adalah menggunakan “pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) uin Syarif Hidayatullah, 2007. F. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku, jurnal serta skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi organisasi. Adapun Skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi organisasi diantaranya adalah: Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMU Muhamadiyah 4 Jakarta. Penulis Eska Ariyati. Pada skripsi ini mengkaji bentuk pelaksanaan komunikasi yang dilakukan oleh siswa yang tergabung dalam ikatan pelajar Muhamadiyah di SMU Muhamadiyah 4 Jakarta. Hasil yang ditemukan adalah organisasi tersebut menerapkan semua bentuk komunikasi organisasi yaitu komunikasi internal, komunikasi diagonal, dan komunikasi eksternal. Metode yang digunakan dalam
13
komunikasi organisasi tersebut menggunakan metode teladan dan pembiasaan praktek langsung. Komunikasi Organisasi Persatuan TIONGHOA INDONESIA (PITI) Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta dalam Berdakwah. Penulis Farah Nurul Hikam Agustin. Fokus masalah yang diteliti mengenai pola komunikasi antara pengurus dengan pengurus PITI, pengurus dengan jamaah PITI, dan jamaah dengan jamaah lainnya. Komunikasi Organisasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor. Penulis Hayustiro. Pada skripsi ini Hayustiro meneliti media yang digunakan pimpinan BAPPEDA dalam menyampaikan informasi kepada anggotanya. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skripsi yang penulis ajukan tidak sama dengan ke tiga skripsi di atas. Pada skripsi ini penulis meneliti komunikasi organisasi untuk mengetahui aliran komunikasi dan iklim komunikasi pada PB HMI dan Presidium GMNI Periode 20132015 G. Sistematika Penulisan Penulisan Skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab yang pada masing-masing bab dibagi kedalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, pedoman penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
14
Bab II Kerangka Teori. Dalam Bab ini penulis akan menguraikan teoriteori yang menjadi landasan dalam kerangka pemikiran dalam penelitian ini, diantaranya pengertian komunikasi organisasi, dan permasalahan komunikasi organisasi. Bab III Gambaran Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Periode 2013-2015. Dalam bab ini penulis akan tentang sejarah Himpunan Mahasiswa Islam dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, program kerja PB HMI Periode 20132015, program kerja Presidium GMNI Periode 2013-2015, dan susunan pengurus PB HMI serta Presidium GMNI Periode 2013-2015. Bab IV Temuan Lapangan dan Analisi Data. Dalam bab ini penulis akan menguraikan aliran informasi dalam komunikasi organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI), serta iklim komunikasi organisasi dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015. Bab V Penutup. Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dari penelitian. Lalu untuk menyempurnakan penelitian ini penulis memberikan saransaran agar menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi tentang bahasan penulis yang telah diangkat sebagai pokok permasalahannya.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Komunikasi Organisasi Menurut Onong Uchjana Effendy, pengertian komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. 1 Pengertian komunikasi organisasi menurut para ahli komunikasi organisasi sangat banyak dan beragam, di antaranya adalah : 1. Redding dan Sanborn seperti dikutip Arni Muhammad mengatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.” 2 Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola,
komunikasi downward atau komunikasi atasan kepada
bawahan, komunikasi upward atau komunikasi bawahan kepada atasan. Dengan kata lain komunikasi organisasi merupakan penyampaian informasi atau pesan di dalam organisasi baik komunikasi terhadap atasan maupun bawahan. Dalam hal ini Redding dan Sanborn menyatakan hanya sebatas komunikasi internal yaitu komunikasi dalam lingkup organisasi tidak diluar organisasi. 3
1
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000)., cet ke-4, h.4. 2 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), Cet, ke-8, h. 65. 3 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007) h. 65.
15
16
2.
Zelko dan Dance seperti yang dikutip Arni Muhammad mengatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal.” 4 Kemudian bersama Lesikar, mereka menambahkan satu dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi di antara sesama anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informasi mengenai informasi dan perasaan diantara sesama anggota organisasi. 5
3. Katz dan Kahn seperti yang dikutip dalam buku Komunikasi Organisasi karya R.Wayne Pace dan Don F. Faules mengatakan bahwa “komunikasi organisasi
merupakan
arus
informasi,
pertukaran
informasi
dan
pemindahan arti di dalam suatu organisasi.” 6 4. Thayer seperti yang dikutip oleh Khomsahrial Romli mengatakan “komunikasi organisasi sebagai arus data yang akan melayani komunikasi organisasi dan proses interkomunikasi dalam beberapa cara.” 7 Thayer memperkenalkan tiga sistem komunikasi organisasi yaitu : a. Berkenanaan dengan kerja kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi. b. Berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah, aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk. c. Berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi. 8 5. Greenbaunm seperti yang dikutip oleh Abdullah Masmuh mengatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah arus komunikasi formal dan
4
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi )Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007) h.66 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi h.65-66. 6 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.135. 7 Khomsahrial Romli, M.Si, Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta: PT. Grasindo, anggota Ikapi, 2011. 8 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi h.69 5
17
informal dalam organisasi.” 9 Komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi
terutama sekali sebagai koordinasi
pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas. 6. Goldhaber seperti yang dikutip oleh Arni Muhammad mengatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling bertukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubahubah.” 10 Dengan kata lain bahwa komunikasi organisasi adalah sebuah proses dalam menciptakan dan saling bertukar pesan agar kondisi lingkungan yang dinamis dapat teratasi oleh organisasi. Dari berbagai macam pendapat para ahli mengenai komunikasi organisasi, ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan yaitu : a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media. c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan yang dimilikinya. B. Permasalahan Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi merupakan sebuah proses menciptakan dan saling bertukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama
9
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang:PT Universitas Muhammadiyah Malang, 2008. 10 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.68
18
lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. 11 Oleh karena itu, komunikasi dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan agar perjalanan suatu organisasi berjalan dengan baik. Dalam perjalanan organisasi kita sering sekali menemukan permasalahan, salah satu permasalahan yang kerap kali muncul adalah permasalahan komunikasi organisasi. Permasalahan komunikasi organisasi diantaranya yaitu : 1. Aliran Informasi dalam Organisasi Informasi tidak bergerak dengan sendirinya, kenyataannya informasi dialirkan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam penyampaian informasi tersebut merupakan tantangan besar karena mungkin saja terjadi distorsi di tengah jalan. Dalam suatu organisasi dalam bentuk perusahaan, aliran komunikasi yang digunakan menentukan informasi tersebut tepat sasaran dan dapat dipahami secara “sama” oleh semua pihak. a. Pola Aliran Informasi Meskipun organisasi formal sangat mengandalkan proses berurutan umum untuk menghimpun dan menyebarkan informasi, pola khusus aliran informasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi agar pengiriman dan penerimaan pesan terjadi dengan teratur. Analisis eksperimental pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu mengenai “siapa berbicara kepada siapa” mempunyai konsekuensi besar dalam berfungsinya organisasi. 12 Dalam pola aliran informasi ada dua pola yang berlawanan yaitu : pola roda dan pola lingkaran.
11 12
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi h. 69 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi h. 69
19
Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. 13 Seseorang yang berada dalam posisi sentral menerima akan menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan yang
diberikan
oleh
anggota
lainnya.
Sedangkan
pola
lingkaran
memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis pengulangan pesan. 14 Dalam pola lingkaran tidak ada seorang anggota yang dapat berhubungan atau berkomunikasi langsung dengan semua anggota lainnya, dan tidak ada juga agnggota yang memiliki sebuah akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan dalam organisasi. Berdasarkan penjabaran diatas mengenai pola roda dan pola lingkaran dapat disimpulkan
bahwa antara pola roda dan pola lingkaran memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing dan suatu organisasi dapat menerapkan pola sesuai dengan karakteristik dari suatu organisasi. b. Arah Aliran Informasi Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah- komunikasi ke bawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi –komunikasi ke atas; informasi yang bergerak di
13
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan h.179. 14 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 70
20
antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnyakomunikasi horizontal. a)
Komunikasi ke Bawah Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi bererti bahwa
informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai. Namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen. 15 Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan: 1. 2. 3. 4. 5.
Informasi mengenai bagaiman melakukan pekerjaaan Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi Informasi mengenai kinerja pegawai Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission). 16
b) Komunikasi ke Atas Komunikasi ke atas di dalam organisasi sangat dibutuhkan terlebih lagi dalan mengembangkan dan membina organisasi tersebut. Komunikasi ke atas ini guna menumbuhkan rasa kebersamaan dan memiliki akan organisasi sekaligus dapat memberikan kesempatan kepada pihak bawah untuk menyumbang gagasan, saran dan kritik serta dalam memberikan pengajuan pertanyaan. Hal tersebut dapat menjadi barometer bagi pimpinan dalam menilai apakah dari pihak bawah memahami dan mengerti akan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka
15 16
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.181. R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.182.
21
terkait dengan program-program yang dijalankan, perkembangan dan juga apakah sesuai dengan target yang diinginkan. Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (Penyelia). Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas yaitu, setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. Suatu permohonan atau komentar yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi komunikasi ke atas. 17 Pentingnya komunikasi ke atas, menurut Arni Muhammad karena beberapa alasan: 1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya. 2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka. 3. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang menggangu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya. 4. Komunikasi menumbukan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan petanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi. 5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah. 6. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut. 18 17 18
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 156. Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 157
22
c) Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Jadi, di Universitas, unit kerja dapat berupa sebuah jurusan. Jurusan komunikasi, jurusan perilaku organisasi, dan jurusan ilmu pengetahuan semuanya meliputi dosen-dosen yang dipimpin oleh seorang ketua jurusan. Komunikasi di antara dosendosen dalam sebuah jurusan disebut komunikasi horizontal. Komunikasi dosen jurusan yang satu dengan dosen jurusan yang lainnya disebut komunikasi lintas saluran, yaitu informasi diberikan melewati batas-batas fungsional atau batas-batas unit kerja, dan di antara orang-orang yang satu sama lainnya tidak saling menjadi bawahan atau atasan. Menurut R Wayne Pace dan Don F. Faules, menyatakan bahwa komunikasi horizontal muncul paling sedikit karena enam alasan berikut: 1. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja. Para anggota bagian pelatihan dan pengembangan memiliki kegiatan pelatihan utama untuk mengatur dan menyampaikan. Mereka harus saling bertemu untuk mengkoordinasikan pembagian tugas. 2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan. Bila gagasan dari beberapa orang menjanjikan hasil yang lebih baik daripada gagasan satu orang, komunikasi horizontal menjadi amat penting. Dalam menciptakan rancangan suatu program pelatihan atau kampanye hubungan masyarakat, anggota-anggota suatu bagian mungkin perlu berbagi informasi mengenai rencana-rencana mereka dan apa yang akan mereka kerjakan. 3. Untuk memecahkan masalah. Baru-baru ini tiga mahasiswa di tempat terpencil ditugaskan di sebuah lokasi umum yang sama. Mereka bertemu dan terlibat dalam komunikasi horizontal dengan tujuan untuk mengurangi jumlah perjalanan yang tidak perlu dan berbagi tumpangan kendaraan. Mereka mampu mengurangi biaya dan bekerja
23
bersama untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi dengan kesulitan yang lebih sedikit. 4. Untuk memperoleh pemahaman bersama. Bila diusulkan perubahanperubahan sebagai persyaratan untuk suatu bidang studi utama akademik, dosen-dosen harus bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu pemahaman bersama mengenai perubahan apa yang harus dibuat. Pertemuan dan pembicaraan di antara dosen-dosen yang tingkat organisasinya sama dan di jurusan yang sama, amat penting untuk mencapai pemahaman bersama. 5. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan. Individuindividu sering mengembangkan pilihan dan prioritas yang akhirnya menimbulkan ketidaksepakatan. Bila hal ini terjadi, komunikasi horizontal di antara para anggota unit kerja merupakan hal pokok dalam mendamaikan perbedaan. Kenyataannya, beberapa perbedaan perlu dirundingkan dan didamaikan. Hanya dengan melalui komunikasi horizontal prioritas dapat disesuaikan dan konflik diselesaikan. 6. Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona. Karena kita memakai sejumlah besar waktu kita untuk berinteraksi dengan orang lain dalam pekerjaan, kita semua sampai tingkat tertentu memperoleh dukungan antarpersona dari rekan-rekan kita. Kebanyakan komunikasi horizontal kita bertujuan untuk memperkuat ikatan dan hubungan antarpersona. Para pegawai sering makan siang bersama dan bertemu pada waktu istirahat untuk memperkuat hubungan antarpersona. Komunikasi horizontal memegang peranan penting dalam pembinaan hubungan diantara para pegawai dan mendorong terciptanya unit kerja yang padu. Para pegawai yang tingkatnya sama, yang sering berinteraksi, tampaknya lebih sedikit mengalami kesulitan dalam memahami satu sama lainnya. Interaksi antar sejawat menghasilkan dukungan emosional dan psikologis. 19 2. Iklim Komunikasi Organisasi Ada hubungan yang sekuler antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, di antaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam
cara
anggota
organisasi
bertingkah
laku
dan
berkomunikasi. 20 Istilah iklim disini merupakan kiasan (metafora) kiasan adalah bentuk ucapan yang di dalamnya suatu istilah atau frase jelas artinya
19 20
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.189. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 85.
24
dalam situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu kemiripan. 21 Contohnya: tempat ini di rumah sendiri, nyaman, suasana kekeluargaan, meskipun perbandingan figuratif, perbandingan tersebut memberi informasi mengenai ini, struktur, dan arti situasi baru tersebut. Frase ‘iklim komunikasi organisasi’ menggambarkan suatu kiasan bagi iklim fisik. Sama seperti iklim anda membentuk iklim fisik untuk suatu kawasan, cara orang berkreasi terhadap suatu aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim fisik terdiri dari kondisikondisi cuaca umum mengenai suatu wilayah. 22 Dalam menelaah iklim komunikasi organisasi, kita harus memilah terlebih dahulu apa itu iklim komunikasi dan iklim organisasi. Kedua bentuk iklim tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Untuk pertama-tama akan dibahas terlebih dahulu iklim organisasi. a. Iklim Komunikasi Menurut R Wayne Pace dan Don F. Faules bahwa : Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi. Iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi di dalam organisasi. 23 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi berhubungan dengan persepsi-persepsi anggota perusahaan terhadap informasi dan peristiwa yang terjadi. Dengan begitu jika komunikasi berjalan positif di antara anggota, maka akan timbul suasana kerja yang penuh dengan persaudaraan, para anggota perusahaan berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah, dengan anggota lain. Hal ini dengan sendirinya dapat
21
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.147. R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.148. 23 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.149 22
25
meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif dapat menyebabkan saling curiga dan tertutup antar karyawan.. b. Iklim Organisasi Kreeps dan Curtis yang dikutip oleh Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto dan Yenny Ratna Suminar dalam buku Komunikasi Organisasional menyatakan bahwa: Iklim organisasi adalah ‘sifat emosional intern organisasi’ yang didasarkan pada bagaimana senangnya para anggota organisasi terhadap satu sama lain dan terhadap organisasi. Konsep terebut dibuat atas dasar analogi antara kondisi lingkungan bisnis dan kondisi cuaca. Beberapa iklim kerja dikategorikan hangat dan gembira bila orangorang yang terlibat didalamnya diperhatikan dan diperlakukan sesuai dengan martabatnya. 24 Dari penjabaran iklim komunikasi dan iklim organisasi di atas, ditemukan
kesamaan
diantara
keduanya,
yaitu
sama-sama
dapat
mempengaruhi kinerja anggota organisasi. Setelah kita menelaah iklim organisasi, maka kita akan membahas secara keseluruhan yaitu iklim komunikasi organisasi. Menurut Falcinone yang dikutip oleh Wayne Pace dan Don F.Faules dalam buku Komunikasi Organisasi menjelaskan bahwa : Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi. 25 Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi dapat mengkaji teori Charles Redding yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam buku Komunikasi
24
Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional (Jakarta, Universitas Terbuka, 2000), Modul Kuliah, h. 75. 25 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 151.
26
Organisasi yang mengemukakan lima dimensi penting dari iklim organisasi yaitu: 1. Supportivinnes, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun, dan menjaga perasaan diri berharga dan penting. 2. Partisipasi membuat keputusan 3. Kepercayan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia 4. Keterbukaan dan keterusterangan 5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. 26 Dari sini dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi orgaisasi memiliki pengaruh yang cukup penting bagi motivasi kerja dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi dan iklim komunikasi yang kuat seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung serta menciptakan loyalitas terhadap organisasi dan komitmen terhadap kinerja yang tinggi, bersikap jujur dalam bekerja, mendukung para rekan dan anggota organisasi lainnya, melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya. 3. Teknologi Informasi dalam Organisasi Teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan zaman. Teknologi informasi akan mempermudah kehidupan manusia, jika menggunakan alat teknologi informasi dua benua akan terasa tidak berjarak. 27 Kehadiran komputer, internet, telepon seluler, dan berbagai alat teknologi informasi akan membuat arus informasi dalam organisasi semakin lancar. 26 27
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, h. 85. R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 235.
27
Teknologi informasi sangat erat kaitannya dengan komunikasi yang didalamnya memuat semua teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi, penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting dalam organisasi, namun sebelum menerapkan teknologi informasi untuk sebuah organisasi harus dilihat terlebih dahulu karakteristik dari sebuah organisasi. Peran teknologi informasi bagi sebuah organisasi dapat dilihat dengan menggunakan kategori yang diperkenalkan oleh G.R. Terry seperti yang dikutip oleh Abdullah Masmuh, yaitu : fungsi operasional, fungsi monitoring dan
kontrol,
fungsi
perencanaan,
fungsi
komunikasi,
dan
fungsi
interorganisasional. 28 a. Fungsi Operasional Fungsi operasional membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping karena telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karen sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency di mana teknologi informasi dianggap sebagai firm infrastructure. b. Fungsi Monitoring dan Kontrol Keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer atau pemimpin. Sehingga struktur organisasi unit terkait
28
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 78.
28
dengannya harus dapat memiliki span of control yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para pemimpin di organisasi terkait. c. Fungsi Perencanaan Teknologi
informasi
memiliki
peranan
strategis,
karena
peranannya sebagai enabler dari rencana organisasi dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan organisasi yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting dalam organisasi. d. Fungsi Komunikasi Secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern, dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu organisasi dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi. e. Fungsi Interorganisasional Merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa organisasi untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Tipe dan fungsi peranan teknologi informasi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap rancangan atau desain struktur organisasi. 4. Kekuasaan dan Pemberdayaan dalam Organisasi Pada dasarnya organisasi mempunyai sifat berusaha memenuhi beberapa jenjang keteraturan tertentu sehingga dapat bertahan dan mencapai tujuannya. Ini berarti suatu organisasi harus dapat mengajak anggotanya bersikap dengan cara-cara yang bermanfaat bagi organisasi. 29 Hal itu dapat
29
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 253.
29
meliputi suatu keteraturan yang dirundingkan, tetapi pengaturan manusialah yang melibatkan pelaksanaan kekuasaan. Individu yang bergabung dengan organisasi atau mereka yang dilahirkan ke dalamnya, mencari manfaat tertentu. Usaha-usaha mereka untuk melakukan hal ini adalah dengan menggunakan kekuasaaan. Clegg mengemukakan yang dikutip oleh Arni Muhammad bahwa: “Organisasi pada dasarnya adalah pengendalian dalam memperluas kekuasaan melalui pendelegasian, orang harus dapat menyatukan delegasi dengan kekuasaan yang mengesahkannya.” 30 Dalam kebanyakan kasus, individu dalam sebuah organisasi juga menginginkan rasa kendali, ini bukan hanya masalah di mana seseorang cocok dalam organisasi, tetapi ke mana seseorang akan bergerak dalam suatu organisasi. Organisasi bukan hanya sekedar tempat untuk kekuasaan semata, tetapi organisasi menggambarkan suatu bagian nyata dari kehidupan dan identitas pribadi seseorang. Pemberdayaan dalam organisasi adalah sebuah proses yang menyangkut cara individu menggunakan kekuasaaannya dalam organisasi. 31 Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, mengatur, atau mengendalikan dan merupakan bagian yang melekat pada proses organisasi, kekuasaan tidak hanya terletak pada manusia dan sumberdaya, tetapi juga dalam struktur sosial itu sendiri. 32 Konsep pemberian kekuasaan atau pemberdayaan dalam organisasi memiliki beberapa dimensi. Conger dan Kanungo seperti yang dikutip 30
oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 90. R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi h. 254. 32 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 254. 31
30
menunjukkan bahwa pemberdayaan dapat ditinjau dari arti relasional atau motivasional. 33 Aspek-aspek relasional menekankan pembagian kekuasaan antara atasan dengan bawahan dalam organisasi dan ada sebuah usaha untuk melonggarkan hierarki serta menekankan pemecaha masalah bersama. 5. Komunikasi Organisasi dan Motivasi Dari semua isu dalam bidang komunikasi, manajemen, dan kepemimpinan, barangkali isu paling populer adalah motivasi. Motivasi menyangkut alasan-alasan mengapa orang mencurahkan tenaga untuk melakukan suatu pekerjaan. 34 Komunikasi organisasi yang terjadi dalam sebuah organisasi akan mempengaruhi motivasi pengurus dan anggota dalam sebuah organisasi. Penelitian dan pengalaman hidup dalam organisasi menunjukkan bahwa vitalitas kerja didasarkan atas empat asumsi utama, yaitu : a. Seberapa jauh harapan anggota dipenuhi oleh organisasi. b. Apa yang dipikirkan pegawai mengenai peluang mereka dalam organisasi. c. Bagaimana pendapat anggota mengenai seberapa banyak pemenuhan yang diperoleh dari pekerjaan dalam organisasi. d. Bagaimana persepsi anggota mengenai kinerja mereka dalan organisasi. 35 6. Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi Tujuan kepemimpinan adalah membantu orang untuk menegakkan kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi mereka. 36 Jadi pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasilhasil yang diinginkan. Pemimpin bertindak dengan cara-cara yang
33
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 256. R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi h. 114. 35 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 254. 36 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 254. 34
31
memperlancar produktivitas, moral tinggi, respons yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam organisasi. 37 Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja atau cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten. Melalui apa yang dikatakannya dan apa yang diperbuatnya, seseorang membantu orang-orang lainnya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Seorang pemimpin yang dinilai baik menitik beratkan pada pemenuhan janji, penghargaan dan dukungan sebagai teknik motivasi dan bertindak dengan cara yang hangat serta membantu, menunjukkan perhatian dan penghargaan kepada bawahan. 38 Pemimpin yang dinilai buruk memberi ancaman, merendahkan, berperilaku tanpa pertimbangan, dan menetapkan serta menyusun peranannya dan peranan bawahannya untuk pencapaian tujuan. Dari sekian banyak model, teori dan analisis, ada enam sistem yang populer untuk mengklasifikasikan dan menjelaskan gaya kepemimpinan: a. Teori Kisi Kepemimpinan Salah satu teori gaya kepemimpinan yang paling banyak didiskusikan adalah yang dikemukakan oleh Blake dan Mouton seperti yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules yaitu kisi manajerial tapi kini disebut kisi kepemimpinan. 39 Kisi tersebut berasal dari hal-hal yang mendasari perhatian manajer pada tugas atau pada hal-hal yang telah direncanakan untuk diselesaikan oleh organisasi
37
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 278. R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 279. 39 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 280. 38
32
yang mempengaruhi mereka. Kelima jenis gaya kepemimpinan yang dikemukakan model kisi kepemimpinan adalah sebagai berikut : 1) Gaya Pengalah 2) Gaya Pemimpin Pertengahan 3) Gaya Tim 4) Gaya Santai 5) Gaya Kerja. 40 b. Teori 3-D Teori 3-D menghasilkan delapan gaya kepemimpinan, yaitu : 1) Gaya Ekesekutif 2) Gaya Otokrat Lunak 3) Gaya Pengembang 4) Gaya Birokrat 5) Gaya pencari Kompromi 6) Gaya Otokrat 7) Gaya Pembawa Misi 8) Gaya Penyendiri. 41 c. Teori Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard seperti yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules mengembangkan konsep kepemimpinan. 42 Teori kepemimpinan situasional ternyata terdapat banyak kemiripan dengan teori yang dikemukakan Blake dan Mouton yaitu ada dua dimensi gaya kepemimpinan : struktur pertimbangan dan pengawalan. 40
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 284. R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 286. 42 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 287. 41
33
Ada empat gaya kepemimpinan situasional yang dapat dikemukakan : 1) Memberitahu 2) Mempromosikan 3) Berpartisipasi 4) Mewakilkan. 43 d. Teori Empat-sistem Salah satu teori gaya kepemimpinan yang paling sering diperbincangkan adalah teori yang dikemukakan Likert. Likert seperti yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules menemukan empat gaya atau sistem manajerial yang berdasarkan pada suatu analisis, yaitu : 1) Gaya Penguasa Mutlak 2) Gaya Semi-Mutlak 3) Gaya Penasihat 4) Gaya Pengajak-Serta. 44 e. Teori Kontinum Tannenbaum dan Schmidt seperti yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules meneliti pengambilan keputusan sebagai konsep utama dalam kontinum perilaku kepemimpinan. 45 Teori kontinum dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Manajer membuat keputusan dan mengumumkannya. 2) Manajer membuat keputusan dan menawarkannya. 3) Manajer mengemukakan keputusannya dan memberi kesempatan untuk mempertanyakannya. 43
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 288. R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 289. 45 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 290. 44
34
4) Manajer mengemukakan keputusan sementara, yang masih dapat diubah. 5) Manajer menentukan beberapa batasan dan meminta bawahan untuk membuat keputusan. 6) Manajer mengizinkan bawahan membuat keputusan. 46 f. Teori Kebergantungan Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu kepemimpinan yang baik itu bergantung kepada situasi ketika kepemimpinan tersebut dilaksanakan. Fiedler yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules mengembangkan teori gaya kepemimpinan berdasarkan pada konsep kebergantungan. 47 Menurut teori kebergantungan, keefektifan pemimpin bergantung pada hubungan-hubungan dalam gaya kepemimpinannya juga situasi tertentu yang dihadapinya. 7. Tim dan Kelompok dalam Organisasi Tim dan kelompok dalam sebuah organisasi sangat berperan dalam sebuah organisasi, tim dan kelompok yang baik akan membuat tujuan organisasi mudah tercapai. Anggota organisasi yang paling efektif cenderung bekerja dengan orang lain, menyumbangkan karakter mereka sendiri kepada suatu karakter organisasi dan menumbuhkan keahlian, motivasi, dan pandangan anggota organisasi lainnya. 48 Sebuah tim kerja adalah kelompok pekerja yang bertanggung jawab atas pembentukan produk atau menangani suatu proses dalam organisasi.49 Dalam sebuah organisasi sebuah tim dan kelompok tidak tercipta dengan
46
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 291. R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 292. 48 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 292. 49 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 24. 47
35
sendirinya, melainkan harus ada pembentukan yang dilakukan oleh anggota organisasi. Tampaknya paling sedikit ada tiga cara untuk membangun kelompok atau tim, yaitu : melalui pemuasan kebutuhan, melalui penugasan pada proyek, dan melalui penataan ulang yang dilakukan orang dengan dasar harian. 50 8. Stres dan Konflik dalam Organisasi Ciri-ciri komunikatif stres jelas terlihat dalam suatu definisi kontemporer yaitu penderitaan jasmani, mental, atau emosional yang diakibatkan unterpretasi atas suatu peristiwa sebagai suatu ancaman bagi agenda pribadi seorang individu. 51 Stres adalah suatu hal yang dapat terjadi pada siapapun namun, hal itu dapat dihindari melalu berbagai macam cara. Kita mampu mengidentifikasi tiga bentuk strategi untuk menghindari stres dengan cara : a. b. c.
Meminimalkan efek konsekuensi jasmani melalui kelegaan sementara Memperkuat kemampuan orang untuk mengatasi konsekuensi jasmani berdasarkan basis jangka panjang Menginterpretasikan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan kita sehingga kita dapat menyingkirkan konsekuensi mental, emosional, relasional, dan spiritual yang negatif agar kita dapat hidup panjang dengan damai. 52 Konflik didefinisikan sebagai suatu perjuangan yang diekspresikan
antara sekurang-kurangnya dua pihak yang saling bergantung, yang mempersepsi tujuan-tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang langka, dean
50
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h. 296. R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke-4, h. 297. 52 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke-4, h. 2301. 51
36
gangguan dari pihak lain dalam mencapai tujuan mereka. 53 Dalam sebuah organisasi konflik bisa terjadi antara pribadi dan kelompok. Konflik dalam sebuah organisasi dapat membuat stres anggota dalam suatu organisasi. Berdasarkan penjabaran tentang permasalahan komunikasi organisasi di atas dapat disimpulkan bahwa apabila aliran informasi, iklim komunikasi organisasi, teknologi informasi, kekuasan dan pemberdayaan, gaya kepemimpinan, tim dan kelompok, stres dan konflik, serta motivasi berjalan dengan baik dan sesuai maka roda organisasi akan berjalan dengan baik dan lancara
tanpa
adanya
sebuah
hambatan.
Berdasarkan
pemaparan
permasalahan-permasalahan komunikasi organisasi peneliti melihat dua permasalahan yang sering timbul dalam suatu organisasi, yaitu aliran informasi dalam organisasi dan iklim komunikasi organisasi.
53
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke-4, h. 303.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam 5 Februari 1947, 67 tahun yang lalu menjadi tonggak bersejarah berdirinya HMI. Perjalanan 67 tahun Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah menorehkan tinta sejarah di pentas nasional. Banyak tokoh nasional dan lokal telah dilahirkan oleh organisasi yang lahirnya diprakarsai oleh Lafran Pane ini. HMI pun diharapkan tetap dapat memberikan kontribusinya dalam mengisi perjalanan bangsa. Menurut Agus Salim Sitompul, secara umum ada 4 (empat) permasalahan yang menjadi latar belakang sejarah berdirinya HMI, yaitu situasi dunia internasional, situasi NKRI, kondisi mikrobiologis umat islam di Indonesia, dan kondisi perguruan tinggi dan kemahasiswaan. 1 1. Situasi Dunia Internasional. Berbagai argumen telah diungkapkan sebab-sebab kemunduran ummat Islam. Tetapi hanya satu hal yang mendekati kebenaran, yaitu bahwa kemunduran ummat Islam diawali dengan kemunduran berpikir, bahkan sama sekali menutup kesempatan untuk berpikir. Yang jelas ketika ummat Islam terlena dengan kebesaran dan keagungan masa lalu maka pada saat itu pula kemunduran menghinggapi kita. Akibat dari keterbelakangan umat Islam,
maka munculah gerakan
untuk menentang keterbatasan seseorang melaksanakan ajaran Islam secara benar dan utuh. Gerakan ini disebut Gerakan Pembaharuan. Gerakan
1
Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI, h. 50
37
38
Pembaharuan ini ingin mengembalikan ajaran Islam kepada ajaran yang totalitas, dimana disadari oleh kelompok ini, bahwa Islam bukan hanya terbatas kepada hal-hal yang sakral saja, melainkan juga merupakan pola kehidupan manusia secara keseluruhan. Untuk itu sasaran Gerakan Pembaharuan atau reformasi adalah ingin mengembalikan ajaran Islam kepada proporsi yang sebenarnya, yang berpedoman kepada Al Qur’an dan Hadist Rassullulah SAW. Dengan timbulnya ide pembaharuan itu, maka Gerakan Pembaharuan di dunia Islam bermunculan, seperti di Turki (1720), Mesir (1807). Begitu juga penganjurnya seperti Rifaah Badawi Ath Tahtawi (1801-1873), Muhammad
Abduh
(1849-1905),
Muhammad
Ibnu
Abdul
Wahab
(Wahabisme) di Saudi Arabia (1703-1787), Sayyid Ahmad Khan di India (1817-1898), Muhammad Iqbal di Pakistan (1876-1938) dan lain-lain. 2. Situasi NKRI Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka sejak itu pulalah Indonesia dijajah Belanda. Imprealisme Barat selama ± 350 tahun membawa paling tidak 3 (tiga) hal : a. Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya. b.
Missi dan Zending agama Kristiani.
c. Peradaban Barat dengan ciri sekulerisme dan liberalisme. Setelah melalui perjuangan secara terus menerus dan atas rahmat Allah SWT maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta Sang Dwi Tunggal Proklamasi atas nama bangsa Indonesia mengumandangkan kemerdekaannya. 3. Kondisi Mikrobiologis Ummat Islam di Indonesia
39
Kondisi ummat Islam sebelum berdirinya HMI dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu : Pertama : Sebagian besar yang melakukan ajaran Islam itu hanya sebagai kewajiban yang diadatkan seperti dalam upacara perkawinan, kematian serta kelahiran. Kedua : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang mengenal dan mempraktekkan ajaran Islam sesuai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketiga : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang terpengaruh oleh mistikisme yang menyebabkan mereka berpendirian bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan akhirat saja. Keempat : Golongan kecil yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman, selaras dengan wujud dan hakekat agama Islam. Mereka berusaha supaya agama Islam itu benar-benar dapat dipraktekkan dalam masyarakat Indonesia. 4. Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi (PT) dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama: sisitem yang diterapkan dalam dunia pendidikan umumnya dan Perguruan Tinggi khususnya adalah sistem pendidikan barat, yang mengarah kepada sekulerisme yang “mendangkalkan agama disetiap aspek kehidupan manusia”. Kedua : adanya Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua organisasi ini dibawah pengaruh Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler dan Komunis), melanda dunia Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan, menyebabkan timbulnya “Krisis Keseimbangan” yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara akal
40
dan kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat. Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprakasai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas Islam Indonesia) yang masih duduk ditingkat I yang ketika itu genap berusia 25 tahun. Tentang sosok Lafran Pane, dapat diceritakan secara garis besarnya antara lain bahwa Pemuda Lafran Pane lahir di Sipirok-Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Beliau adalah anak seorang Sutan Pangurabaan Pane –tokoh pergerakan nasional “serba komplit” dari Sipirok, Tapanuli Selatan-. Lafaran Pane adalah sosok yang tidak mengenal lelah dalam proses pencarian jati dirinya, dan secara kritis mencari kebenaran sejati. Lafran Pane kecil, remaja dan menjelang dewasa yang nakal, pemberontak, dan “bukan anak sekolah yang rajin” adalah identitas fundamental Lafran sebagai ciri paling menonjol dari Independensinya. Sebagai figur pencarai sejati, independensi Lafran terasah, terbentuk, dan sekaligus teruji, di lembaga-lembaga pendidikan yang tidak Ia lalui dengan “Normal” dan “lurus” itu (-Walau Pemuda Lafran Pane yang tumbuh dalam lingkungan nasionalis-muslim terpelajar pernah juga menganyam pendidikan di Pesantren Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah ; pada hidup berpetualang di sepanjang jalanan kota Medan, terutama di kawasan Jalan Kesawan; pada kehidupan dengan tidur tidak menentu; pada kaki-kaki lima dan emper pertokoan; juga pada kehidupan yang Ia jalani dengan menjual karcis bioskop, menjual es lilin, dll. Dari perjalanan hidup Lafran dapat diketahui bahwa struktur fundamental independensi diri Lafran terletak pada kesediaan dan keteguhan
41
dia untuk terus secara kritis mencari kebenaran sejati dengan tanpa lelah, di mana saja, kepada saja, dan kapan saja. Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: “Melihat dan menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, yang pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Keadaan yang demikian adalah akibat dari sitem pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Karena itu perlu dibentuk organisasi untuk merubah keadaan tersebut. Organisasi mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk mengikuti alam pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran agamanya, yaitu agama Islam. Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI tidak merdeka, rakyatnya melarat. Maka organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia kedalam dan keluar, serta ikut memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat” 2 Namun demikian, secara keseluruhan Latar Belakang Munculnya Pemikiran dan Berdirinya HMI dapat dipaparkan secara garis besar karena faktor, sebagai berikut : 1. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan Tuntutan Perang Kemerdekaan meliputi beberapa aspek, di antaranya: a. Aspek Politik : Indonesia menjadi objek jajahan Belanda. b. Aspek Pemerintahan : Indonesia berada di bawah pemerintahan kerajaan Belanda. c. Aspek Hukum : Hukum berlaku diskriminatif d. Aspek pendidikan : Proses pendidikan sangat dikendalikan oleh Belanda. e. Aspek ekonomi : Bangsa Indonesia berada dalam kondisi ekonomi lemah. f. Aspek kebudayaan : Masuk dan berkembangnya kebudayaan yang bertentangan dengan kepribadian Bangsa Indonesia. g. Aspek Hubungan keagamaan : Masuk dan berkembagnya Agama Kristen di Indonesia, dan Umat Islam mengalami kemunduran. 2. Adanya Kesenjangan dan kejumudan umat dalam pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran islam. 3. Kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan Keagamaan. 4. Munculnya polarisasi politik. 5. Berkembangnya paham dan Ajaran komunis. 6. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis. 7. Kemajemukan Bangsa Indonesia. 8. Tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan. 3 2 3
Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI, h. 53 Modul Latihan Kader I HMI Cabang Ciputat tahun 2013
42
B. Masa Depan HMI Tantangan dan Peluang Kritik terhadap HMI datang dari dalam dan dari luar HMI. Kritik ini sangat positif karena dengan demikian HMI akam mengetahui kekurangan dan kelebihan organisasi. Sehingga kedepan kita mampu memperbaiki dan menentukan sikap dan kebijakan yang sesuai dengan keadaan zaman. Dari masa ke masa, beberapa persoalan yang dihadapkan pada HMI tentang kritik independensi HMI, kedekatan dengan militer, sikap HMI terhadap komunisme, tuntutan Negara Islam, dukungan terhadap rehabilitasi masyumi, penerimaan azas tunggal Pancasila, adaptasi rasionalitas pemikiran, dan lain-lain yang memberikan penilaian kemunduran terhadap HMI, Yahya Muhaimin dalam kongres HMI ke XX mengemukakan konsep tentang revitalisasi, reaktualisasi, refungsionalisasi, dan restrukturisasi organisasi. Anas Urbaningrum menjawabnya dengan pemberian wacana politik etis HMI. Yakni dengan langkah: Peningkatan visi HMI, intelektualisasi, penguasaan basis dan modernisasi organisasi Untuk pencapaian tujuan HMI perlu dipersiapkan kondisi yang tepat sebagai modal untuk merekayasa masa depan sesuai dengan 5 kualitas insan cita HMI. Tantangan yang dihadapi HMI dan masa depan bangsa Indonesia sangat komplek. Tetapi justeru akan menjadi peluang yang sangat baik untuk memperjuangkan cita-cita HMI sampai mencapai tujuan. C. Susunan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 2013-1015 1. Ketua Umum
: M. Arif Rosyid Hasan
2. Ketua Bidang Pembinaan Anggota : Arif Maulana 3. Ketua Bidang Perguruan tinggi, kemahasiswaan, pemuda : Azhar kahfi
43
4. Ketua Bidang Kewirausahaan : Ariyanto Tinendung 5. Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan :Faisal Muchlis 6. Ketua Bidang Ketahanan Nasional dan Otonomi daerah : Titan Sugiana 7. Ketua Bidang Sosial dan Politik : Arman Saputra 8. Ketua Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat : Ahan Syahrul 9. Ketua Bidang Hubungan Internasional : Ahmad Tantawi 10. Keua Bidang Pengembangan Profesi : Agus Toro 11. Ketua Bidang Pengelolaan SDA : Ricky Valentino 12. Ketua Bidang Lingkungan Hidup :Arista Junaedi 13. Ketua Bidang Hukum dan HAM : Amal Sakti 14. Ketua Bidang Pemberdayaan Umat :Farid Saputra 15. Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi :Suyatmin 16. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan : Endah Cahya Immawati 17. Sekretaris Jendral : Mulyadi P. Tamsir 18. Bendahara Umum : Bambang Pria Kusuma D. Matriks Program Kerja PB HMI Periode 2013-2015 sebagai berikut : 1. Bidang Kewirausahaan a. Training khusus kewirausahaan b. Membentuk badan filantrophy ‘’Dompet amal’’ mahasiswa islam c. Inventarisasi
lembaga2
keuangan/usaha
yang
sudah
ada
di
cabang2/komisariat d. Dialog Bedah UU No 17 tentang Koperasi e. Pembentukan badan Filantrophy ‘’Dompet Amal” di Cabang-cabang yang berpotensi
44
2. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan a. Festifal Kebudayaan Internasional b. Sekolah Multikultural c. Diskusi aktual tentang kebudayaan dan pendidikan d. Madrasah Perdamaian e. Advokasi kebijakan di bidang kebudayaan dan pendidikan f. Beasiswa HMI 3. Bidang Hukum dan HAM a. Pembentukan Forum Komunikasi Hukum Lintas OKP b. Diklat Bantuan Hukum dan Pengawasan Peradilan di Indonesia c. Pelatihan PKPA untuk kader HMI d. Melakukan kajian an riset terhadap produk UU yang di undangkan sejak 1999-2013.(RISET UU yang bertentangan dengan HAM sejak 1999-2013) e. Berpartisipasi dalam Pembahasan RAPBN 2014 f. Pendampingan dan pembinaan narapidana g. Sosialisasi UU pemilu dan PILPRES 2014 h. Pertemuan pemuda muslim sedunia tentang HAM 4. Bidang PTKP a. Lesehan Demokrasi
b. Lokakarya Ideopolitor Stratak c. Beasiswa HMI
d. Campus of Leader e. Pertemuan Pemuda ASEAN
45
f.
Book Of PTKP (B.o.P)
5. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan a. Penerbitan Administrasi
b. Revitalisasi Sekretariat PB HMI c. Peningkatan
pemahaman
terhadap
pedoman
Administrasi
kesekretariatan
6. Bidang PSDA a. Optimalisasi Sumberdaya Laut & Peningkatan Kesejahteraan Nelayan b. Restorasi Kawasan (lahan kritis dan lahan pasca tambang) 7. Bidang Pengembangan Profesi a. Ngopikir bareng b. Deklarasi HMI untuk rakyat c. Menyusun data base lembaga pengembangan profesi di tingkatan cabang secara nasional 8. Bidang Pembinaan Anggota a. Survey kebutuhan Anggota b. Pembuatan Media Sosial internal (Blog, twitter, FB) c. Pendataan kondisi keinsntrukturan dan badan2 khusus d. Maperca Percontohan e. Diskusi bulanan (Bedah pedoman perkaderan) f. Pra lokakarya Perkaderan g. Pembuatan kartu anggota h. Pembuatan Buku Saku NDP 9. Bidang Kebendaharaan
46
a. Anggaran Kebutuhan Rutin Bulanan PB HMI 2013-2015 b. Pelatihan Standarisasi Pengelolaan Keuangan c. Standar Opersional Pengelolaan Anggaran PB HMI 2013-2015 d. Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan e. Penyusunan Database Donatur 10. Bidang Hubungan Internasional a. Peduli Komunitas ASEAN 2015 (PeKA 2015) b. Konferensi Internasional c. Parade Budaya Komunitas ASEAN d. Diskusi Interaktif e. Seminar & Talk Show 11. Bidang PAO a. Restrukturisasi cabang bermasalah b. Penerapan manajemen IT c. Rasionalisasi structural d. Akreditasi institusional e. Penegakkan disiplin regenerasi kepengurusan f. Penegakkan disiplin regenerasi kepengurusan g. Pengawasan Internal 12. Bidang Informasi dan Komunikasi a. Launching Portal insancita.org b. Lokakarya “membangun menejemen organisasi berbasis IT” c. Pengadaan komputer laptop dan printer 13. Bidang PU
47
a. Peningkatan Kualitas Keislaman b. Dialog dan Jambore Pemuda Lintas Agama c. Pusat Studi dan Kajian Keislaman d. Peringatan Hari Besar Islam E. Sejarah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia 1. Sejarah Pembentukan GMNI Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) lahir dari hasil proses peleburan tiga organisasi kemahasiswaan yang berasaskan sama yakni Marhaenisme ajaran Bung Karno. Ketiga organisasi tersebut adalah: a. Gerakan Mahasiswa Marhaenis yang berpusat di Jogjakarta b. Gerakan Mahasiswa Merdeka yang berpusat di Surabaya c. Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) yang berpusat di Jakarta. 4 Proses peleburan ketiga organisasi mahasiswa mulai tampak, ketika pada awal bulan September 1953, Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) melakukan pergantian pengurus, yakni dari Dewan Pengurus lama yang dipimpin Drs. Sjarief kepada Dewan Pengurus baru yang diketuai oleh S.M. Hadiprabowo. Dalam satu rapat pengurus GMDI yang diselenggarakan di Gedung Proklamasi, Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tercetus keinginan untuk mempersatukan ketiga organisasi yang seasas itu dalam satu wadah. Keinginan ini kemudian disampaikan kepada pimpinan kedua organisasi yang lain, dan ternyata mendapat sambutan positif.
4
Website Presidium GMNI WWW.GMNI.co.id
48
Setelah melalui serangkaian pertemuan penjajagan, maka pada Rapat Bersama
antar
ketiga
Pimpinan
Organisasi
Mahasiswa
tadi,
yang
diselenggarakan di rumah dinas Walikota Jakarta Raya (Soediro), di Jalan Taman Suropati, akhirnya dicapai sejumlah kesepakatan antara lain: 1) Ketiga organisasi setuju untuk melakukan fusi 2) Wadah bersama hasil peleburan tiga organisasi ini bernama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesa (GMNI) 3) Asas
Gerakan
Mahasiswa
Nasional
Indonesa
(GMNI)
adalah
Marhaenisme ajaran Bung Karno 4) Sepakat untuk mengadakan Kongres pertama GMNI di Surabaya Para pimpinan tiga organisasi yang hadir dalam pertemuan ini antara lain: Dari Gerakan Mahasiswa Merdeka Slamet Djajawidjaja, Slamet Rahardjo, Heruman, dari Gerakan Mahasiswa Marhaenis Wahyu Widodo, Subagio Masrukin, Sri Sumantri Marto Suwignyo, Dari Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia, S.M. Hadiprabowo, Djawadi Hadipradoko, Sulomo. F. Keorganisasian GMNI Berdasarkan
Anggaran
Dasar
dan
Anggaran
Rumah
Tangga,
keorganisasian GMNI adalah sebagai berikut : 1. Sifat GMNI adalah organisasi yang bersifat independen artinya secara organisatoris GMNI tidak berafiliasi kepada salah satu kekuatan politik tertentu, namun secara personal kader GmnI bebas menyalurkan aspirasi politiknya pada kekuatan sosial politik apapun. 2. Tujuan
49
GMNI merupakan organisasi kader dan organisasi perjuangan yang bertujuan mendidik kader bangsa dalam mewujudkan Sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945 UUD 1945. 3. Azas GMNI memiliki azas Marhaenisme yaitu Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. 4. Arah Perjuangan Sebagai organisasi perjuangan maka setiap kader GmnI tidak saja dituntut berjuang dan berpihak pada kepentingan rakyat tetapi sekaligus berjuang bersama-sama rakyat untuk melawan segala macam bentuk penindasan yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme, imperialisme, kolonialisme dan feodalisme. 5. Motto Perjuangan Motto perjuangan GMNI adalah Pejuang Pemikir ~ Pemikir Pejuang yang memiliki arti Pejuang Rakyat yang selalu memikirkan perjuangan dan kelanjutan perjuangannya dan pemikir (intelektual) yang selalu mengabdikan ilmunya untuk perjuangan rakyat sepenuhnya. 6.
Lambang dan Logo GMNI Lambang GMNI berbentuk perisai bersudut enam, atau tiga sudut diatas, dan tiga sudut dibagian bawah. Komposisi warna dua bidang merah mengapit bidang putih, tegak vertikal. Ditengah perisai terdapat lukisan bintang merah dengan kepala banteng hitam sebagai pusat. Dibawah bintang terdapat logo GmnI. Makna yang terkandung : a. Tiga Sudut atas perisai melambangkan Marhaenisme.
50
b. Tiga Sudut bawah perisai melambangkang Tri Dharma Perguruan Tinggi. c. Warna Merah berarti berani, warna putih berarti suci. Makna komposisi: Keberanian dalam menegakkan kesucian. d. Bintang melambangkan ketinggian cita-cita, serta keluhuran budi. e. Kepala banteng melambangkan potensi rakyat Marhaen. Warna hitam melambangkan
keteguhan
pendirian
dalam
mengemban
tugas
perjuangan. Logo GMNI berbentuk tulisan yang terdiri dari empat huruf yaitu huruf G-m-n-I dengan komposisi sebagai berikut: a. Huruf “G” yaitu kependekan dari kata “GERAKAN” ditulis dalam huruf kapital (huruf besar). b. Huruf “M” yaitu kependekan dari kata “MAHASISWA” ditulis dalam huruf kecil. c. Huruf “N” yaitu kependekan dari kata “NASIONAL” ditulis dalam huruf kecil. d. Huruf “I” yaitu kependekan dari kata “INDONESIA” ditulis dalam huruf kapital (huruf besar). Penulisan tadi mengandung makna bahwa, Aspek GERAKAN dan INDONESIA merupakan elemen pokok yang harus ditonjolkan oleh organisasi GMNI, sementara aspek MAHASISWA dan NASIONAL hanya menunjukkan predikat yang mempertegas keberadaan organisasi GMNI. 7.
Struktural Keorganisasian
51
Kerja-kerja organisasi dilakukan dengan membagi tugas dan tanggung jawab pada seluruh tingkatan struktur, adapun tingkatan struktur organisasi GMNI sebagai berikut : a. Presidium, Pimpinan organisasi tertinggi, berkedudukan di Ibu Kota. b. Koordinator Daerah (KORDA), Kepanjangan tangan dari presidium, berkedudukan di provinsi. c. Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Pimpinan organisasi yang berada di tingkatan kabupaten/kota. d. Komisariat, Pimpinan organisasi yang berada di tingkat Perguruan Tinggi/Fakultas. G. Susunan Pengurus Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Periode 2013-2015 a. Ketua
: Twedy Noviady Ginting
b. Sekretaris Jenderal : Bintar L. Pradipta c. Bendahara
: Christine Th.C Walangarei
d. Komite Organisasi : Raden Karno Balubun e. Komite Ideologi dan Kaderisasi : Ari Harnando f.
Komite Politik dan Hubungan Internasional : Wilhelmus Wempy Hadir
g. Komite Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat : Pius A. Bria h. Komite Agitasi dan Propaganda : Hari Suhud i.
Komite Gerakan Sarinah : Eviyanti Kumala Dewi Batubara
j.
Komite Kepulauan dan Wilayah Perbatasan : Elvis Zaidmas Watubun
k. Komite Pendidikan dan Kebudayaan : Dedy Tri Ari Rahmad l.
Komite Pengorganisiran Organ Lintas Sektoral : Yusrianto
m. Komite Reforma Agraria : Muhammad Derajad n. Komite Sosial dan Bencana Alam : Amilan Hatta
52
Badan-badan : a. Kepala Badan Usaha Gerakan : Pius A. Bria b. Kepala Badan Hukum dan Advokasi Gerakan : Rolando Parulian Tamba c.
Kepala Badan Reforma Agragria : Muhammad Derajad
1. Misi GMNI 2013-2015 b. Mempengaruhi kebijakan politik, ekonomi dan kebudayaan negara agar berpihak pada rakyat. c.
Mendorong partisipasi rakyat miskin dalam proses mempengaruhi kebijakan politik, ekonomi dan kebudayaan.
d.
Membangun sistem organisasi progresif.
e.
Mendorong proses pendidikan kader yang berorientasi pada pengemgangan
nalar
kritis,
kemampuan
organisatoris
serta
pembentukan watak kerakyatan. 2. Tujuan Program a. Lahirnya sistem serta kebijakan politik, ekonomi dan kebudayaan yang mampu melindungi dan mensejahterakan rakyat miskin. b.
Rakyat mampu mengorganisir diri dalam merebut kedaulatannya.
c. Terbangunnya sistem organisasi yang mampu menopang pemecahan masalah-masalah kerakyatan. d.
Kader sebagai penggerak organisasi memiliki kemampuan mendorong arah, proses serta output program sesuai dengan garis organisasi.
G. Program Kerja Presiudium GMNI
53
a. Bidang Internal 1) Konsolidasi Organisasi Tugas pokok bagi Presidium adalah melakukan konsolidasi lewat menggelar pertemuan-pertemuan skala nasional maupun regional yang tujuannya dapat menyatukan kembali hubungan emosional segenap Korda, Cabang pasca Kongres. Menggelar pertemuan berskala nasional dan regional minimal 1(satu) kali dalam 1 (satu) pengurusan untuk membangun hubungan emosional segenap cabang, Korda dan Presidium, diluar agenda Kongres dan Rakornas serta melaksanakan Rakornas sesuai amanah AD/ART. 2) Penataan Organisasi a) Tertib Administrasi Tertib administrasi ini dilakukan dengan tujuan agar tercipta sinergi kerja organisasi secara nasional di seluruh tingkatan struktural. Penataan tersebut meliputi : 1. Menginventarisir data base anggota secara nasional 2. Penerbitan buku panduan organisasi (PO) sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas organisatoris. 3.
Penerbitan Surat Keputusan Peringatan terhadap DPC yang sudah berakhir masa kepengurusan.
4. Penerbitan Surat Keputusan tentang Peninjauan Status DPC Defenitif menjadi Caretaker yang sudah berakhir masa kepengurusan lebih 6 (enam) bulan.
54
5.
Monitoring dan evaluasi sistem pengembangan organisasi di tingkatan KORDA, DPC dan Komisariat.
6.
Penerbitan Kartu Anggota (KTA). Selain kebutuhan diatas dipandang perlu untuk melakukan
penyeragaman administrasi secara teknis dalam hal ini suratmenyurat, yang meliputi, kop surat dan stempel organisasi, nomor surat dll. Selain penyeragaman teknis surat menyurat, Presidium juga
harus
melakukan
penyeragaman
perangkat-perangkat
organisasi, berupa: panji/bendera, logo GMNI, lambang/simbol, gordan/salempang, peci, mars, hymne dan seragam organisasi. Untuk teknisnya, dapat dilihat dalam buku Panduan Organisas (PO). b) Pendataan Koordinator Daerah & Dewan Pimpinan Cabang1 Pendataan
cabang-cabang
ini
di
maksudkan
untuk
memverifikasi Korda, DPC definitif dan DPC caretaker. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk memetakan basis-basis organisasi secara baik, karena dibeberapa daerah yang belum memiliki GMNI telah terjadi pencaplokan nama institusi dengan tujuan yang tidak baik. Dilain sisi terdapat DPC-DPC maupun Korda yang belum melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan acuan AD/ART maupun panduan organisasi. 3) Pembentukan Cabang-Cabang Baru Rekomendasi komisi Program Kongres GMNI ke XVIII di Blitar mengamanatkan kepada Presidium GMNI periode 2013-2015
55
untuk mengupayakan pembentukan cabang-cabang baru, sehingga upaya penyebaran ideologi dapat secara massif dilakukan. Disamping sebuah upaya penyebaran ideologi, keberadaan GMNI didaerah-daerah yang belum memiliki basis GMNI, diharapkan dapat menghempang keberadaan isu-isu politik yang berbasis sektarian dan kewilayahan sebagai lawan dari ideologi GMNI. Kondisi GMNI yang tidak ada di beberapa provinsi berusaha dijawab oleh Presidium GMNI dengan melakukan kaderisasi awal sebagai cikal bakal pembentukan cabang-cabang baru di provinsi yang belum berdiri GMNI. Revitalisasi cabang-cabang GMNI di daerah yang pernah berdiri GMNI juga menjadi tugas penting berikutnya. b. Bidang Eksternal 1. Membangun Aliansi Cipayung Plus. 2. Membangun Aliansi Agraria Nasional. 3. Membangun Aliansi Pemuda Tingkat Regional ASEAN. 4. Menghadiri undangan Lokakarya Kepemudaan Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kememterian Pemuda dan Olah raga pada tanggal 1-3 desember Tahun 2013. 5. Menghadiri undangan International Youth Conference yang diselenggarakan oleh Alumni Indonesia-India bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia,di Jakarta pada tanggal 17-20 November Tahun 2013. 6. Menghadiri Konferensi Pers Cipayung Plus di TIM Tahun 2014.
56
7. Menjadi audiens pada acara Dialog di TVRI Tahun 2013.Menjadi peserta pada Pendidikan pemantapan Nilai-nilai kebangsaan LEMHANAS RI Desember 2013. 8. Narasumber/ Pembicara dalam Forum Diskusi dengan tema “Membangkitkan Kembali Nilai Nasionalisme Sebagai Kendali Dalam Pembangunan Bangsa Menghadapi Arus Besar Globalisasi” yang diadakan oleh Forum Komunikasi Kebangsaan (FORKOM KEBANGSAAN). 9. Deklarator dan Konferensi Pers bersama pimpinan nasional OKPOKP yang tergabung dalam Forum Pemuda untuk Kedaulatan Energi dengan isu sentral “Rebut Blok Mahakam – Kembalikan Kepada National Oil Company”. 10. Menghadiri undangan Konsulat Jenderal Venezuela untuk Indonesia dengan tema “Revolusi Bolivarian Untuk Dunia”. 11. Narasumber/Pembicara pada Diskusi Akhir Tahun dari Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia dengan tema “Analisis Problematika
Korupsi,
Partai
Politik,
dan
Kepemimpinan
Nasional”. 12. Hearing dengan BKKBN. 13. Mengawal caleg perempuan Cipayung perempuan. 14. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi III DPR RI. 15. Aksi Hari Ibu Cipayung Perempuan. 16. Peduli Sinabung Cipayung Perempuan. 17. Hearing dengan KOMNAS Perempuan.
57
18. Menghadiri Seminar “Indonesian Up Date” di Sydney Australia. 19. Menerima Kunjungan dari Organisasi Pemuda Partai Keadilan Rakyat Malaysia. 20. Pembicara Diskusi Bersama Rizal Ramli tentang BBM . 21. Seminar Kembali Ke Jatidiri Bangsa, Pancasila sebagai Dasar Negara dan Konstitusi Proklamasi UUD 1945 sebagai landasa Konstitusional Universitas Bung Karno. 22. Deklarasi Pemilu Berkualitas di KPU.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 2013-2015 1. Aliran Informasi Berdasarkan hasil penelitian, pola aliran komunikasi organisasi yang digunakan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam adalah Pola Roda. Sedangkan arah aliran komunikasi formal yang digunakan dalam menjalankan komunikasi organisasi di PB HMI adalah komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, dan komunikasi horizontal. Arah aliran komunikasi lainya adalah bersifat komunikasi informal. a. Pola Roda Pola komunikasi organisasi yang digunakan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) adalah pola roda. Di mana pola roda ini sendiri adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral itu menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. Pola Roda memungkinkan pengawasan yang lebih baik atas aliran pesan, kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat dan organisasi lebih stabil, menunjukan kecermatan tinggi dalam pemecahan masalah, cepat dalam memecahkan
58
59
masalah, tetapi terlihat cenderung mengalami kelebihan beban pesan dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian, pola roda dalam pola komunikasi organisasi di PB HMI adalah Ketua Umum memberikan informasi terkait persoalan PB HMI kepada Sekretaris Umum, Bendahara Umum serta para Ketua Bidang. Informasi yang diperoleh tersebut didistribusikan kepada anggotanya masingmasing dan menerima saran dari anggota lainnya terkait permasalahan yang ada. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum PB HMI Muhammad Arief Rosyid Hasan : “Saya menyampaikan informasi terkait persoalan PB HMI kepada Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Ketua-ketua Bidang. Mereka itulah yang nantinya akan memberikan infromasi kepada para anggota dibawahnya mereka.” 1 Ketua Umum adalah posisi sentral dan strategis di organisasi PB HMI, sosok ketua umum di PB HMI sangat dipanuti dan dihormati oleh anggota pengurus PB HMI, karena tanggung jawab atau tugas Ketua Umum yaitu memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi tugas-tugas di antara pengurus lainnya, maupun pelaksanaan keputusan-keputusan kongres dan kebijakan umum PB HMI. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Arif Maulana : “Posisi ketua umum menjadi sentral dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di PB HMI. Di bawah kepemimpinan ketua umum itu-lah roda organisasi PB HMI berjalan, suatu pengambilan kebijakan dan keputusan yang akan di ambil harus di putuskan atau di
1
Hasil wawancara dengan Muhammad Arief Rosyid Hasan, Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015, 22 September 2014.
60
sahkan oleh ketua umum, keputusan dan kebijakan itu di ambil dengan bermusyawarah.” 2 Pengaruh Ketua Umum sangat lah besar dalam pengambilan kebijakan serta keputusan dalam PB HMI, tetapi segala kebijakan dan keputusan yang akan ditetapkan harus melalui musyawarah sesama pengurus. b. Arah Aliran Komunikasi 1) Komunikasi ke Bawah Komunikasi ke bawah di PB HMI ini informasi bergerak dari jabatan yang berotoritaskan lebih tinggi dalam hal ini Ketua Umum PB HMI yaitu Muhammad Arief Rosyid Hasan kepada mereka yang otoritasnya lebih rendah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum PB HMI Muhammad Arief Rosyid Hasan : “informasi terkait kepentingan dengan PB HMI selalu saya informasikan kepada bidang yang berhubungan, biasanya saya informasikan kepada ketua bidang. Informasi saya sampaikan baik melalui tatap muka langsung atau melalui telepon selular, dan ketika rapat kita akan bahas bersama semua pengurus. Selain itu informasi terkait kegiatan dan kebijakan PB HMI kami informasikan kepada Badko, Cabang, dan Lembaga Profesi baik melalui surat resmi atau telepon selular dan jejaring sosial agar informasi dapat tersampaikan dengan cepat dan mudah.” 3 Ketua Umum intens berkomunikasi dengan para pengurus PB HMI terkait kebiijakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh pengurus PB HMI Eko Arisandi :
2
Hasil wawancara dengan Arif Maulana, Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Periode 2013-2015, 10 September 2014. 3 Hasil wawancara dengan Muhammad Arief Rosyid Hasan, Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015, 22 September 2014.
61
“Komunikasi dilakukan ketua umum cukup intens, lebih banyak persoalan-persoalan kebijakan, program dan kegiatan organisasi. Di samping itu sering mendiskusikan berbagai perkembangan terkait dunia kemahasiswaan berkenaan dengan issu nasional dan internasional serta langkah-langkah apa yang akan dilakukan HMI untuk merespon hal tersebut.” 4 PB HMI memberikan informasi kepada tingkatan di bawahnya seperti cabang setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh PB HMI. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Dani Ramdhany : “Ya, dapat dibilang cukup intens dalam berkomunikasi. Terkadang memang PB HMI menginformasikan beberapa hal yang menyangkut dengan program kerjanya. Biasanya, untuk menginformasikan sesuatu, PB HMI menggunakan telekomunikasi dan surat resmi secara tertulis.” 5 Komunikasi ke bawah di PB HMI merupakan bagian yang sangat penting dilakukan di dalam penyampaian informasi, instruksi, berdiskusi, dan pembicaraan secara personal antara Ketua Umum dengan para pengurus dan antara PB HMI dengan tingkatan di bawahnya. 2) Komunikasi ke Atas Komunikasi
ke
atas
pada
dasarnya
adalah
suatu
saran,
permohonan, dan komentar dari individu yang otoritasnya lebih rendah yang kepada individu yang otoritasnya lebih tinggi darinya. Pengurus PB HMI cukup intens berkomunikasi dengan Ketua Umum tekait persoalan
4
Hasil wawancara dengan Eko Arisandi, Wasekjen Internal PB HMI Periode 2013-2015, 02 Januari 2015. 5 Hasil Wawancara dengan Dani Ramdhany, Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Periode 2014-2015, 22 Desember 2014.
62
dalam PB HMI. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pengurus PB HMI Eko Arisandi : “saya cukup intens berkomunikasi dengan ketua umum, Mengkonsultasikan berbagai persoalan terkait dengan kebijakan organisasi, langkah teknis program dan kegiatan organisasi, serta mendiskusikan persoalan akademik dan issu nasional dan internasional.” 6 Tingkatan Cabang berkomunikasi kepada PB HMI untuk meminta pandangan PB HMI dalam kegiatan yang dilakukan oleh Cabang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Dani Ramdhany : “Biasanya PB HMI dijadikan sebagai partner diskusi dan dimintai pandangan tentang kegiatan yang dilakukan cabang.” 7 Pada dasarnya komunikasi ke atas sangat penting dilakukan agar perjalanan organisasi dapat berjalan dengan baik dan mengakomodir keinginan semua pihak, dalam hal ini organisasi yang berada di bawah PB HMI yaitu Badko, Cabang, Lembaga Profesi bahkan komisariat sekalipun yang berada pada tingkatan paling bawah. 3) Komunikasi Horizontal Komunikasi Horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan yang otoritasnya sama di dalam struktur organisasi. Unit kerja yang meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat
6
Hasil wawancara dengan Eko Arisandi, Wasekjen Internal PB HMI Periode 2013-2015, 02 Januari 2015. 7 Hasil Wawancara dengan Dani Ramdhany, Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Periode 2014-2015, 22 Desember 2014.
63
otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Dalam hal ini yakni di dalam struktur organisasi di PB HMI yaitu Ketua Umum dibantu oleh Ketua-Ketua Bidang dan Sekretaris Jenderal dibantu oleh Sekretaris-sekretaris Bidang, serta Bendahara Umum dibantu oleh Bendahara-bendahara Bidang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum PB HMI Muhammad Arief Rosyid Hasan : “Dalam struktur PB HMI itu terdapat ketua-ketua dalam setiap bidang yang ada, ketua bidang bertanggung jawab penuh atas kegiatan dalam bidangnya dengan koordinasi oleh ketua umum. Selain itu, dalam setiap bidang juga terdapat sekretaris dan bendahara, serta anggota departemen masing-masing bidangnya yang bertugas membantu ketua bidang dalam menjalankan program kerja masing-masing bidang, sekretaris bidang berkoordinasi langsung dengan sekretaris jenderal sedangkan bendahara bidang berkoordinasi langsung dengan bendahara umum.” 8 Komunikasi horizontal sangat penting dilakukan agar koordinasi dalam struktur kepengurusan berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara sesama pengurus dalam PB HMI. Selain itu komunikasi horizontal berguna untuk mensinergiskan program dalam setiap bidang dan tidak terjadi benturan waktu dalam melaksanakan kegiatan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Arif Maulana : “sering saya komunikasi dengan ketua bidang yang lain tentang kerjasama program yang bisa disinergikan, kemudian tentang ide ide yang bersifat membangun. Selain itu, supaya tidak
8
Hasil wawancara dengan Muhammad Arief Rosyid Hasan, Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015, 22 September 2014.
64
terjadi bentrok dalam hal waktu dalam melaksanakan kegiatan disetiap bidang.” 9 Berdasarkan penjabaran di atas, penulis menafsirkan bahwa pola aliran infromasi yang digunakan oleh PB HMI yaitu pola roda cukup efektif, dan arah aliran informasi ke atas, ke bawah, dan horizontal telah berjalan cukup baik dan efektif dalam kepengurusan PB HMI 2. Iklim Komunikasi Organisasi Setelah penulis melakukan penelitian di PB HMI Periode 2013-2015, penulis menemukan Iklim Komunikasi Organisasi dalam PB HMI adalah kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, dan perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi. a. Kepercayaan Kepercayaan merupakan faktor penting yang harus ditanamkan oleh sebuah hubungan atau suatu organisasi. Jika tidak adanya kepercayaan maka suatu organisasi tidak akan berjalan lancar dan adanya kecurigaan satu sama lain. Dalam PB HMI Periode 2013-2015, Ketua Umum memberikan kepercayaan penuh terhadap orang-orang yang telah dipilihnya menjadi bagian dari pengurus PB HMI. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum PB HMI Muhammad Arief Rosyid Hasan :
9
Hasil wawancara dengan Arif Maulana, Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Periode 2013-2015, 10 September 2014.
65
“Sepanjang kepengurusan ini, terbukti bahwa kinerja bidangbidang di kepengurusan PB HMI telah berjalan dengan baik. Setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan selalu berjalan lancar dan berkualitas. Hal tersebut tentu karena setiap bidang dikelola oleh para fungsionaris yang memiliki komitmen dan tanggung jawab yang baik.” 10 HMI merupakan organisasi yang berfungsi sebagai organisasi kader, karena itu persoalan kaderisasi dalam HMI menjadi sangat penting. Persoalan kaderisasi dalam PB HMI yang bertanggung jawab adalah Bidang Pembinaan Anggota. Ketua Bidang Pembinaan Anggota selalu memberikan kepercayaan kepada anggota-anggota dalam bidangnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Arif Maulana : “Saya selalu percaya bahwa kawan-kawan yang diberikan amanah untuk menjalankan proses kaderisasi dan pembinaannya akan bekerja dengan baik, hal itu bukan hanya dikarenakan faktor integritas antar pengurus, melainkan prinsip untuk mengkader merupakan tugas utama organisasi HMI, sehingga orang-orang yang diamanahkan dalam bidang kaderisasi adalah orang-orang yang pada dasarnya telah mendedikasikan dirinya untuk kaderisasi. Optimisme yang saya maksudkan tentunya memiliki berbagai cara untuk dapat mengoptimalisasi kerja-kerja pengurus, yang dalam hal ini integritas, transparansi dan kebebasan untuk mengeksplorasi ide dan gagasan merupakan aspek fundamental yang mesti diterapkan.” 11 Pengurus PB HMI merupakan orang-orang yang telah melewati jenjang perkaderan dalam Himpunan Mahasiswa Islam, karena para pengurus merupakan orang-orang yang telah terseleksi dan terpercaya serta memiliki kapasitas yang baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wasekjen Internal PB HMI Eko Arisandi :
10
Hasil wawancara dengan Muhammad Arief Rosyid Hasan, Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015, 22 September 2014. 11 Hasil wawancara dengan Arif Maulana, Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Periode 2013-2015, 10 September 2014.
66
“Saya percaya karena para pengurus apalagi ketua umum, telah melewati proses perkaderan baik jenjang training dari LK1, LK2, LK3 dan sebagainya, maupun proses-proses aktivisme sebagai proses seleksi. Sehingga pengurus-pengurus PB HMI bisa dibilang adalah orang-orang yang dianggap memiliki kapasitas, daya juang dalam berproses aktivisme yang telah teruji.” 12 Selain itu, dalam tingkatan Cabang juga memberikan kepercayaan kepada pengurus PB HMI mampu mengemban dengan baik dan benar meskipun banyak kendala selama perjalanan roda organisasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Dani Ramdhany:
”Menurut saya sangat mungkin semua personalia PB HMI mampu untuk mengemban amanah organisasi dengan baik dan benar. Meskipun memang pada nyatanya, pelbagai macam kendala senantiasa menyertai segala bentuk niatan dan maksud baik yang ada.” 13 Hal itu menunjukkan bahwa dalam PB HMI semua pihak saling percaya antara satu dengan yang lainnya baik antara Ketua Umum dengan semua pengurus maupun antara PB HMI dengan tingkatan yang ada dibawahnya. b. Pembuatan Keputusan Bersama Adapun pembuatan keputusan bersama adalah keterlibatan seluruh elemen atau anggota dalam proses pembuatan sebuah keputusan dan penentuan tujuan dalam organisasi. Semua anggota di semua tingkat dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkoordinasi mengenai semua masalah dalam organisasi yang sesuai dengan bidang dan posisi mereka. 12
Hasil wawancara dengan Eko Arisandi, Wasekjen Internal PB HMI Periode 2013-2015, 02 Januari 2015. 13 Hasil Wawancara dengan Dani Ramdhany, Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Periode 2014-2015, 22 Desember 2014.
67
Berdasarkan hasil penelitian, PB HMI dalam membuat keputusan apapun itu dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan mekanisme rapat-rapat yang sesuai aturan organisasi. Walaupun dalam rapat banyak ditemukan
beberapa
perbedaan
pendapat
antara
sesama
pengurus.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum PB HMI Muhammad Arief Rosyid Hasan : “Setiap persoalan organisasi HMI di tingkat nasional, berkaitan dengan regulasi dan kebijakan umum, selalu dibicarakan secara bersama oleh presidium pengurus, keterlibatan pengurus lain tentu dibutuhkan dan begitu penting untuk mendapatkan berbagai pandangan yang lebih kaya.” 14 Secara formal, pengambilan keputusan organisasi di HMI, dari tingkat Komisariat, Cabang, sampai PB HMI, diatur dalam mekanisme musyawarah atau rapat antara lain: rapat harian, presidium, rapat pleno yang ada di dalam kepengurusan. Demikian juga untuk pengambilan kebijakan organisasi tertinggi terdiri dari rapat anggota komisariat, konferensi cabang, dan kongres untuk PB HMI. Dan, semua itu diatur dalam AD/ART HMI. Semua pengurus PB HMI terlibat dalam proses pengambilan kebijakan dan keputusan dalam PB HMI melalui mekanisme rapat yang dilaksanakan oleh PB HMI yang harus dihadiri minimal separuh dari jumlah pengurus PB HMI. Sebagiamana yang diungkapkan oleh Wasekjen Internal PB HMI Eko Arisandi : “Iya, saya terlibat dalam proses pengambilan kebijakan dan keputusan PB dengan ikut dalam rapat-rapat PB karena diatur secara 14
Hasil wawancara dengan Muhammad Arief Rosyid Hasan, Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015, 22 September 2014.
68
formal, keputusan atau keabsahan dari kebijakan yang diambil mengharuskan kehadiran pengurus dalam jumlah yang telah ditentukan. Dengan kata lain, keputusan harus diambil dengan keterlibatan sekurangkurangnya separuh lebih dari jumlah pengurus.” 15 Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap membuat keputusan dalam persoalan apapun dalam PB HMI yang berkaitan dengan kebijakan dan yang lainnya Ketua Umum selalu melibatkan semua pengurus melalui mekanismemekanisme yang telah diatur. c. Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah Anggota organisasi harus relatif lebih mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas
mereka saat itu, yang
mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan berhubungan luas dengan organisasinya.
yang
Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Arif Maulana : “Ketua umum sering memberikan informasi kepada tingkatan Badko dan Cabang ketika ada kegiatan dalam PB HMI dan kebijakankebijakan dalam PB HMI. Khusus untuk permasalahan kaderisasi Ketua Umum intens melakukan komunikasi dengan cabang. Kondisi kaderisasi di tingkat cabang adalah titik utama konsentrasi kaderisasi HMI. Sehingga segala permasalahan selalu dibicarakan dengan pengurus cabang, melalui koordinasi dan komunikasi yang intens.” 16
Ketua Umum PB HMI yang memiliki otoritas tertinggi dalam PB HMI terbuka dalam berkomunikasi dengan para pengurus PB HMI baik yang
15
Hasil wawancara dengan Eko Arisandi, Wasekjen Internal PB HMI Periode 2013-2015, 02 Januari 2015. 16 Hasil wawancara dengan Arif Maulana, Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Periode 2013-2015, 10 September 2014.
69
bersifat formal tentang organisasi maupun bersifat informal. Sebagaimana yang diungkapan oleh Wasekjen Internal PB HMI Eko Arisandi : “secara umum, ketua umum selalu terbuka dengan pengurus dalam permasalahan organisasi, tidak ada yang di tutupi setiap permalahan di PB. Selain itu, beliau juga selalu terbuka ketika ngobrol dengan pengurus tidak hanya dalam rapat formal saja.” 17 Ketua Umum PB HMI terbuka dalam berkomunikasi dengan tingkatan di bawah PB HMI semisal cabang. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Dani Ramdhany : “Ya, dapat dibilang cukup intens dalam berkomunikasi. Terkadang memang PB HMI menginformasikan beberapa hal yang menyangkut dengan program kerjanya. Jika tidak dalam keadaan jumpa muka, kita biasanya komunikasi via media sosial dan juga secara resmi tertulis.” 18 Dengan adanya keterbukaan komunikasi yang dilakukan oleh Ketua Umum
PB HMI kepada para pengurus serta pengurus PB HMI kepada
tingkatan bawahnya seperti Badko dan Cabang setiap ada kegiatan dan kebijakan dalam PB HMI maka tingkatan bawah akan turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang didakan oleh PB HMI dan dapat mengetahui kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh PB HMI. Media yang sering digunakan oleh Ketua Umum PB HMI beserta jajarannya pengurus dalam melakukan komunikasi ke bawah itu menggunakan media telekomunikasi dan media sosial, tetapi secara tertulis juga sering dilakukan melalui surat resmi.
17
Hasil wawancara dengan Eko Arisandi, Wasekjen Internal PB HMI Periode 2013-2015, 02 Januari 2015. 18 Hasil Wawancara dengan Dani Ramdhany, Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Periode 2014-2015, 22 Desember 2014
70
d. Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saransaran atau laporan-laporan masalah yang dilaporkan setiap personel di setiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka, informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan. Berdasarkan hasil penelitian, para pengurus memberikan saran dan pendapat mereka mengenai roda organisasi kepada Ketua Umum yang memiliki otoritas tertinggi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Arif Maulana : “Dalam rapat harian dan rapat presidium semua pengurus memberikan saran dan pendapatnya terkait kegiatan dan kaderisasi. Semua pengurus secara khusus juga memberikan saran tentang arah organisasi dan apa yang harus dilakukan Ketua Umum dalam perjalanan roda organisasi.” 19 Tidak hanya para pengurus PB HMI saja yang berkomunikasi kepada Ketua Umum untuk memberikan kritik maupun saran dan tentang persoalan dalam PB HMI. Tingkatan cabang juga sering berkomunikasi kepada pengurus PB HMI khususnya Ketua Umum PB HMI baik memberikan laporan, menceritakan permasalahan dalam cabang juga memberikan kritik maupun saran agar PB HMI lebih baik kinerjanya, Ketua Umum PB HMI selalu terbuka atas kritik maupun saran yang diberikan oleh Cabang.
19
Hasil wawancara dengan Arif Maulana, Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Periode 2013-2015, 10 September 2014.
71
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Dani Ramdhany : “tentu pernah cabang memberikan kritik maupun saran kepada PB terutama kritikan atas beberapa kebijakan PB HMI terkait pada aspek perkaderan dan dalam menyikapi isu-isu nasional. Ketua umum PB selalu terbuka dalam menerima masukan dan kritik dari cabang.” 20 Ketua Umum dan jajaran pengurus PB HMI selalu terbuka atas kritik maupun saran yang diberikan oleh tingkatan di bawah PB HMI itu merupakan hal yang sangat baik dalam kemajuan PB HMI. e. Perhatian pada Tujuan-tujuan Berkinerja Tinggi Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi,
demikian pula menunjukan perhatian besar pada anggota
organisasi lainnya. Secara mayoritas pengurus dalam PB HMI 2013-2015 menunjukkan komitmen terhadap kinerja yang tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum PB HMI Muhammad Arief Rosyid Hasan : “Sepanjang kepengurusan ini, terbukti bahwa kinerja bidangbidang di kepengurusan PB HMI telah berjalan dengan baik. Setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan selalu berjalan lancar dan berkualitas. Hal tersebut tentu karena setiap bidang dikelola oleh para fungsionaris yang memiliki komitmen dan tanggung jawab yang baik.” 21
20
Hasil Wawancara dengan Dani Ramdhany, Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Periode 2014-2015, 22 Desember 2014 21 Hasil wawancara dengan Muhammad Arief Rosyid Hasan, Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015, 22 September 2014.
72
Ketua Umum selalu bertanya kepada para pengurus tentang tugas mereka dan mengawasi kinerja dari para pengurus PB HMI. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wasekjen Internal PB HMI Eko Arisandi : “Ketum selalu bertanya dan melakukan kontrol terhadap progres program dan kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan.” 22 Ketua Umum sering berkomunikasi kepada Ketua Bidang Pembinaan Anggota terkait masalah kaderisasi. Ketua Bidang Pembinaan Anggota juga intens berkomunikasi kepada tingkatan Cabang terkait masalah kaderisasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Arif Maulana : “Hal itu senantiasa kami lakukan, tentunya dengan pendekatan yang berbeda-beda dan follow up berupa saran yang mempertimbangkan kultur dan tradisi dari cabang terkait, atau memberikan gambaran (sebagaimana mestinya) terkait dengan problem perkaderan dari sisi pedoman perkaderan. Bahkan tidak jarang kami pun melakukan pendampingan langsung pada cabang-cabang terkait, semisal jika cabang tidak mampu menyelenggarakan training formal, atau ketika cabang berada dalam konflik yang besar.” 23 Selain itu PB HMI juga membantu pihak Cabang apabila dalam Cabang terdapat suatu permasalahan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Dani Ramdhany : “khusus cabang ciputat, sejauh ini belum ada. Tapi jika melihat kasus pemerasan salah satu oknum kader HMI di salah satu cabang di Jakarta, yang diciduk polisi, PB HMI turun tangan untuk menyelesaikannnya.” 24 22
Hasil wawancara dengan Eko Arisandi, Wasekjen Internal PB HMI Periode 2013-2015, 02 Januari 2015. 23 Hasil wawancara dengan Arif Maulana, Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Periode 2013-2015, 10 September 2014. 24 Hasil Wawancara dengan Dani Ramdhany, Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Periode 2014-2015, 22 Desember 2014
73
Hal itu menunjukkan bahwa secara mayoritas pengurus PB HMI telah melakukan kinerja dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. B. Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015. 1. Aliran Informasi Berdasarkan hasil penelitian, aliran informasi komunikasi organisasi yang digunakan Presidium GMNI adalah Pola Lingkaran. Sedangkan arah aliran informasi formal yang digunakan dalam menjalankan komunikasi organisasi di Presidium GMNI adalah komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, dan komunikasi horizontal, arah aliran informasi lainnya adalah aliran informasi yang bersifat informal dan cenderung melibatkan komunikasi antar pribadi. a. Pola Lingkaran Pola komunikasi yang digunakan Presidium GMNI adalah pola lingkaran. Di mana pola lingkaran adalah pola yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Tidak ada seorang anggota pun yang dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya. Begitu juga tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan. Pola lingkaran meliputi kombinasi orang-orang penyampai pesan yang cenderung lebih baik dalam keseluruhan aksesibilitas anggota antara yang satu dengan yang lainnya, moral atau kepuasan terhadap
74
prosesnya, jumlah pesan yang dikirimkan, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan-perubahan dalam tugas. Presdium GMNI terdapat 15 pengurus yang diambil dari setiap wilayah di Indonesia yang terdapat 152 Cabang di seluruh Indonesia. Komunikasi untuk menyampaikan informasi dari Presidium ke Korda maupun Cabang itu dilakukan oleh pengurus dengan membagi perwilayah masingmasing asal pengurus tersebut. Sebagiamana yang diungkapkan oleh Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting: “Pengurus presidium sering juga komunikasi dengan korda dan cabang dan itu biasanya kita biasakan dengan masing – masing regional, contohnya bung Elpis, dia wilayah Maluku, maka dia menjadi jembatan komunikasi disana, kita membagi semua pengurus presidium itu perwilayah, mereka yang intens berkomunikasi.” 25 Pola komunikasi yang digunakan oleh Presidium adalah pola lingkaran sudah cukup efektif dalam berjalannya roda organisasi di Presidium GMNI. b. Arah Aliran Informasi Presidium GMNI Periode 2013-2015 1) Komunikasi ke Bawah (Downward Communication) Berdasarkan apa yang peneliti temukan di Presidium GMNI dalam komunikasi ke bawah ini Ketua Umum Presidium GMNI mengalirkan informasi yang bergerak dari jabatan atau posisi yang berotoritas lebih tinggi kepada yang lebih rendah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting : “Saya selalu berkomunikasi kepada pengurus presidium seputar organisasi dan seputar di luar organisasi biasanya menyangkut hal 25
Hasil wawancara dengan Twedy Noviady Ginting, Ketua Presidium GMNI Periode 2032015, 29 November 2014.
75
pribadi. Pengurus presidium sering juga komunikasi dengan korda dan cabang dan itu biasanya kita biasakan dengan masing – masing regional, contohnya bung Elpis, dia wilayah Maluku, maka dia menjadi jembatan komunikasi disana, kita membagi semua pengurus presidium itu perwilayah, mereka yang intens berkomunikasi.” 26 Ketua Presidium GMNI selalu intens berkomunikasi kepada para pengurus Presidium GMNI dan itu dilakukan lebih sering melalui komunikasi langsung tatap muka karena para pengurus Presidium tinggal bersamaan di Wisma Trisakti. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Elvis Zaidmas Watubun : “ketua sangat sering komunikasi, yang pertama bahwa ketika saya dipercayakan untuk menjadi pengurus, maka itu salah satu syarat umum, komunikasi itu harus dan tanpa komunikasi nanti ada kesenjangan dalam membangun organisasi, bahkan kami tinggal disekret jadi sering komunikasi ketua kami, komunikasi ketua kami yang pasti urusan-urusan organisasi, baik itu persoalan-persoalan organisasi di level daerah maupun di level nasional.” 27 Komunikasi ke bawah di Presidium GMNI merupakan bagian yang sangat penting dilakukan di dalam menyampaikan tingkatan di bawah Presidium GMNI seperti Korda dan Cabang. Komunikasi ke bawah yang dilakukan Presidium GMNI dibagi perwilayah dan komunikasi dilakukan secara langsung serta menggunakan media komunikasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Elvis Zaidmas Watubun :
dengan 26
“pola yang kami terapkan di GMNI itu ada yang kami sebut komunikasi perwilayah itu regional, jadi mengingat
Hasil wawancara dengan Twedy Noviady Ginting, Ketua Presidium GMNI Periode 2032015, 29 November 2014. 27 Hasil wawancara dengan Elvis Zaidmas Watubun, Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Presidium GMNI Periode 2013-2015, 05 Januari 2015.
76
kepengurusan kami itu sangat kurus, maka kami membagi yang lebih diutamakan itu perwilayah, jadi misalnya saya dari komite wilayah timur Maluku, maka saya tetap membangun komunikasi intens dengan wilayah timur Maluku, sembari ada penugasan untuk berkomunikasi dengan cabang – cabang lain di liuar Maluku, dan itu berlangsung, walaupun tidak setiap hari tapi biasanya ada laporan perkembangan. Kami kadang terjun langsung, kadang 3 bulan sekali, kalau ada hal demikian mendesak maka bisa dalam 1 bulan 1 kali, ataukah dalam 6 bulan bisa 4 kali, sembari itu tetap ya telepon ya tetap berjalan.” 28 Pada komunikasi ke bawah yang dilakukan oleh Presidium GMNI telah berjalan cukup baik meskipun terkadang masih terdapat miss communication antara Pengurus Presidium GMNI dengan tingkatan dibawahnya. 2) Komunikasi ke Atas (Upward Communication) Informasi yang mengalir dari tingkat yang otoritasnya lebih rendah (pihak bawah) ke tingkat yang otoritasnya lebih tinggi (pihak atas). Komunikasi ke atas di dalam organisasi sangat dibutuhkan terlebih lagi dalam mengembangkan dan membina organisasi tersebut. Komunikasi ke atas ini guna menumbuhkan rasa kebersamaan dan memiliki akan organisasi di Presidium GMNI sekaligus dapat memberikan kesempatan kepada pihak bawah untuk menyumbang gagasan, saran dan kritik serta dalam memberikan laporan tentang organisasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Elvis Zaidmas Watubun: “saya berkomunikasi manakala ada proses di daerah yang membutuhkan, misalnya ada urusan-urusan di daerah masalah organisasi, masalah kaderisasi maupun masalah penyikapan situasi nasional yang butuh sinergi pusat dan daerah, maka itu kewajiban saya untuk 28
Hasil wawancara dengan Elvis Zaidmas Watubun, Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Presidium GMNI Periode 2013-2015, 05 Januari 2015.
77
berkomunikasi, artinya bahwa kita tidak boleh putus apa yang menjadi kebijakan nasional dia harus seiring dan harus berjalan.” 29 Komunikasi ke atas sangat penting dilakukan oleh bawahan agar Ketua Umum dalam hal ini mengetahui permasalahan yang ada dalam bawahan dan langkah solutif yang akan diambil. 3) Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication) Komunikasi horizontal merupakan penyampaian informasi antara bagian-bagian yang memiliki tingkat otoritas yang sama atau yang memiliki posisi sejajar dalam suatu organisasi. Seperti individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai pihak atas (otoritasnya lebih tinggi) yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting : “Struktur Presidium GMNI itu terdapat komite masing-masing yang fokus pada tugas dan tanggung jawab serta program kerja masingmasing komite, dalam setiap komite selalu berkoordinasi satu sama lain agar tidak terjadi bentrokan waktu dan lain sebagainya ketika menjalankan program kerja.” 30 Komunikasi horizontal sangat penting dilakukan agar koordinasi dalam struktur kepengurusan berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara sesama pengurus dalam Presidium GMNI, dan tugas dan kewajiban para pengurus semakin jelas tidak ada benturan satu sama lain. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Elvis Zaidmas Watubun: 29
Hasil wawancara dengan Elvis Zaidmas Watubun, Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Presidium GMNI Periode 2013-2015, 05 Januari 2015. 30 Hasil wawancara dengan Twedy Noviady Ginting, Ketua Presidium GMNI Periode 2032015, 29 November 2014.
78
“kalau ada sinergi antara komite yang lain dengan yang lain maka harus ada komunikasi, itu tetap terbangun dengan komunikasi yang bersifat personal agar tidsk terjadi benturan waktu dalam melaksanakan kegiatan tiap komite di presidium.” 31 Sedangkan aliran informasi secara informal adalah komunikasi antara orang-orang yang ada dalam suatu organisasi, akan tetapi tidak direncanakan atau
tidak
ditentukan
dalam
struktur
organisasi.
Faktor-faktor
yang
mengarahkan aliran informasi ini yaitu lebih bersifat pribadi atau masuk dalam komunikasi antar pribadi. Di dalam organisasi Presidium GMNI komunikasi informal sering dilakukan. Selain kegiatan-kegiatan dan acara yang ada di internal organisasi, di luar kegiatan atau acara pun sering dilakukan. Komunikasi yang dijalankan di Presidium GMNI lebih bersifat kekeluargaan yang mana bertujuan agar tidak ada pemisah di antara pengurus-pengurus Presidium GMNI dan tingkatan di bawahnya seperti Korda dan Cabang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting : “Komunikasi yang saya jalankan dalam menjalankan organisasi ini, khususnya dalam pengembangan pembinaan kaderisasi yaitu bersifat kepada kekeluargaan. Tujuannya agar tidak ada pemisah diantara pengurus dan anggota GMNI, baik yang berada di presidium maupun yang berada di wilayah, cabang sampai ke komisariat. Sehingga rasa kebersamaan dan memiliki GMNI terdapat pada jiwa mereka, walaupun pada moment-moment tertentu tentunya kita memakai komunikasi yang formal seperti pada rapat-rapat kepengurusan.” 32
31
Hasil wawancara dengan Elvis Zaidmas Watubun, Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Presidium GMNI Periode 2013-2015, 05 Januari 2015. 32 Hasil wawancara dengan Twedy Noviady Ginting, Ketua Presidium GMNI Periode 2032015, 29 November 2014.
79
Pola
komunikasi
yang
diciptakan
Presidium
GMNI
akan
mempengaruhi sikap atau respon kepada tingkatan di bawahnya seperti tingkatan wilayah, cabang maupun komisariat. 2. Iklim Komunikasi Organisasi Setelah penulis melakukan penelitian di Presidium GMNI Periode 2013-2015, penulis menemukan Iklim Komunikasi Organisasi dalam Presidium GMNI yaitu kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, dan perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi a. Kepercayaan Kepercayaan merupakan faktor penting yang harus ditanamkan oleh sebuah hubungan atau suatu organisasi. Jika tidak adanya kepercayaan maka suatu organisasi tidak akan berjalan lancar dan adanya kecurigaan satu sama lain. Berdasarkan hasil penelitian, Presidium GMNI Periode 2013-2015, Ketua Presidium memberikan kepercayaan penuh terhadap para anggota kepengurusannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan pekerjaan dalam komitenya. Sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Umum Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting : “modal awal pada kepengurusan tentu saya harus percaya, saya mengetahui para pengurus dulu trek rekornya di cabang bagaimana, terus waktu kita sebagai satu tim di kongres bagai mana dan dia kalau mau
80
masuk pengurus kira – kira visinya untuk apa, kita ketemu di visinya dan misinya, itulah yang menjadi faktor kepercayaan.” 33 Presidium GMNI memiliki 15 orang pengurus yang terdiri dari Ketua Presidium, Sekjend, Bendahara, serta Komite-Komite. Mereka itulah yang memiliki tanggung jawab penuh atas berjalannya roda organisasi GMNI secara nasional, oleh karena itu faktor kepercayaan antara sesama pengurus menjadi sangat penting agar roda organisasi dapat berjalan baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Elvis Zaidmas Watubun : “saya percaya dengan ketua dan pengurus lain kalau tidak percaya itu organisasinya mati dong, setiap anggota harus memberikan kesempatan kepada sesama, kalau kita memberikan kesempatan pada sesama itu yaa pasti akan terbangun sebuah kepercayaan, sinergi kerja dan lain – lain.” 34 Pada tingkatan Cabang juga percaya bahwa Ketua beserta jajaran pengurus Presidium mampu mengemban tugasnya dengan baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua GMNI Cabang Tangsel Angga Yusuf : “Ketua beserta jajaran pengurus presidium terpilih tentu bukan orang sembarangan, pasti mereka adalah orang yang sudah berpengalaman yang mampu mengemban amanah dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan benar.” 35 Hal itu telah menunjukkan bahwa dalam Presidium GMNI terdapat sebuah kepercayaan terhadap satu dengan yang lainnya dalam tingkatan pengurus Presidium GMNI maupun tingkatan bawahnya. 33
Hasil wawancara dengan Twedy Noviady Ginting, Ketua Presidium GMNI Periode 2032015, 29 November 2014. 34 Hasil wawancara dengan Elvis Zaidmas Watubun, Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Presidium GMNI Periode 2013-2015, 05 Januari 2015. 35 Hasil wawancara dengan Angga Yusuf, Ketua GMNI Cabang Tangsel Periode 2014-2015, 15 Desember 2014.
81
b. Pembuatan Keputusan Bersama Adapun pembuatan keputusan bersama adalah keterlibatan seluruh elemen atau anggota dalam proses pembuatan sebuah keputusan dan penentuan tujuan dalam organisasi. Keputusan dan kebijakan dalam Presidium GMNI dilakukan bersama dengan musyawarah mufakat melalui rapat yang diadakan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting : “saya mentradisikan dari periode pertama sampai periode kedua ini, pengambilan keputusan itu musyawarah mufakat, semua keputusan presidium GMNI itu selalu musyawarah mufakat, kita kan ada rapat rutin setiap minggu, kita mengambil keputusan – keputusan melalui rapat presidium seperti rapat pleno.” 36 Setiap keputusan dalam Presidium GMNI dilaksanakan dengan musyawarh mufakat, Ketua selalu terbuka persoalan apapun kepada pengurus presidium. Sebagaimana diungkapkan oleh Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Elvis Zaidmas Watubun : “kalau tradisi atau pola yang sering di lakukan di presidium itu mengacu pada landasan organisasi konstitusi yakni musyawarah mufakat, apapun kebujakan dan keputusan kalau dia menjiwai roh gerakan maka akan diputuskan, tidak ada yang namanya foting dan lain sebagainya. Ketua kami selalu terbuka, seribu rupiah saja dia terbuka apa lagi yang lain – lain.” 37 c. Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah Anggota organisasi harus relatif lebih mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas 36
mereka saat itu, yang
Hasil wawancara dengan Twedy Noviady Ginting, Ketua Presidium GMNI Periode 2032015, 29 November 2014. 37 Hasil wawancara dengan Elvis Zaidmas Watubun, Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Presidium GMNI Periode 2013-2015, 05 Januari 2015.
82
mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan
yang
berhubungan luas dengan organisasinya. Ketua Presidium GMNI selalu terbuka dalam melakukan komunikasi terhadap pengurus presidium dan tingkatan bawah seperti Korda dan Cabang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting : “Saya selalu berkomunikasi kepada pengurus presidium seputar organisasi dan seputar di luar organisasi biasanya menyangkut hal pribadi. Pengurus presidium sering juga komunikasi dengan korda dan cabang dan itu biasanya kita biasakan dengan masing – masing regional, contohnya bung Elpis, dia wilayah Maluku, maka dia menjadi jembatan komunikasi disana, kita membagi semua pengurus presidium itu perwilayah, mereka yang intens berkomunikasi. Kita terbuka dalam meminformasikan kegiatan dan kebijakan dalam presidium kepada Korda dan Cabang.” 38 Ketua Presidium GMNI selalu terbuka dalam berkomunikasi kepada para pengurus Presidium GMNI, selain itu para Pengurus Presidium juga selalu terbuka dalam berkomunikasi kepada tingkatan di bawahnya seperti Korda dan Cabang terkait kegiatan yang diadakan oleh Presidium. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting : “Presidium selalu memberikan informasi tentang kegiatan yang dilakukan kepada Korda dan Cabang, kita menggunakan BBM, atau, telepon, SMS, kadang – kadang lewat WEB juga, kadang – kadang by email, kita mentradisikan di GMNI juga untuk melakukan surat elektronik, karena rentan kendali jauh, kita pake pos ke Papua mungkin butuh waktu 3 hari – 4 hari, dan kita pake email aja detik itu juga 38
Hasil wawancara dengan Twedy Noviady Ginting, Ketua Presidium GMNI Periode 2032015, 29 November 2014.
83
tersampaikan, kita menggunakan teknologi untuk menunjang kinerja organisasi.” 39 d.
Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas Ketua Presidium GMNI adalah orang yang memiliki otoritas tertinggi dalam Presidium GMNI, beliau sangat terbuka dan menerima setiap kritik dan saran yang diberikan oleh para pengurus Presidium. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Komite perbatasan dan daerah kepulauan Elvis Zaidmas Watubun : “Dalam sebuah organisasi itu kritik itu penting, bahwa jangan dianggap kritik itu sebagai sebuah kejahatan, tapi saya kira kritik itu bisa jadi bersifat membangun untuk keberlangsungan sebuah organisasi. Ketua kami itu dia terbuka, apapun yang menjadi pendapat dari mayoritas pengurus disetujui oleh dia.” 40 Para pengurus Presidium selalu menerima dan merespon dengan baik ketika ada kritik maupun saran yang diberikan oleh tingkatan di bawahnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua GMNI Cabang Tangsel Angga Yusuf : “selama ini saya intens berkomunikasi dengan pengurus presidium khusunya bung yusri, saya sering kasih kritik ketika presidium lambat bergeraknya, lalu memberikan saran kepada presidium terkait situasi nasional, pengurus presidium selalu menerima apa yang menjadi kritik dan sering langsung direspon oleh mereka, biasanya dengan melakukan evaluasi disana.” 41
39
Hasil wawancara dengan Twedy Noviady Ginting, Ketua Presidium GMNI Periode 2032015, 29 November 2014. 40 Hasil wawancara dengan Elvis Zaidmas Watubun, Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Presidium GMNI Periode 2013-2015, 05 Januari 2015. 41 Hasil wawancara dengan Angga Yusuf, Ketua GMNI Cabang Tangsel Periode 2014-2015, 15 Desember 2014.
84
Ketua Presidium GMNI selalu menerima dengan baik setiap kritik maupun saran yang diberikan oleh pengurus Presidium. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting : “ketika ada kritik ya saya terimakasih dong hehehe, karena saya menkonstruksikan untuk kita saling terbuka satu sama lain, asalkan kritikan yang penting konstruktif dan punya argumentasi.” 42 Ketua Presidium selalu menerima kritik maupun sarang yang diberikan oleh Pengurus asalkan kritik tersebut konstruktif dan memiliki argumentasi yang baik, begitupun para Pengurus Presidium sangat terbuka ketika ada krtik dan saran dari tingkatan di bawahnya dan mengadakan evaluasi untuk membahas kritik dan saran yang diberikan oleh tingkatan dibawah agar roda organisasi dapat berjalan lebih baik. e. Perhatian pada Tujuan-tujuan Berkinerja Tinggi Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi, demikian pula menunjukan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya. Ketua Presidium selalu menanyakan tentang progres dari para pengurus
dan
mengawasi
kinerja
kepengurusan.
Sebagaimana
yang
diungkapkan oleh Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting : “saya pasti dong melakukan hal itu, apabila komite kurang efektif kita akan membawa itu ke rapat, kita persilakan kepada penanggung jawab atau komite yang bersangkutan untuk menyampaikan progresnya sejauh mana perkembangan, kendalanya apa dan segala macam dan itu nanti pasti akan direspon oleh teman-teman semua pengurus tidak hanya saya, semuanya akan merespon sampai nanti ohh 42
Hasil wawancara dengan Twedy Noviady Ginting, Ketua Presidium GMNI Periode 2032015, 29 November 2014.
85
ternyata persoalanya ini, lalu kita harus mengambil langkahnya bagaimana dan biasanya rekomendasi itu bersifat musyawarah mufakat, kita mentradisikan itu di GMNI.” 43 Ketua Presidium paham dalam membaca situasi dalam kepengurusan sehingga mengerti langkah solutif apa yang akan diambil. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Elvis Zaidmas watubun : “ketua presidium pasti dia peka terhadap situasi, dan apapun situasinya walaupun dia stabil ataupun tidak dia tetap bertanya “bung kira – kira apa yang nantinya dicanangkan kedepan di komitenya”, itulah yang kemudian sampai setiap satu minggu sekali ada rapat, berarti tensi pertumbuhannya kan dia sangat tau, dan tidak putus. Dan pola pengambilan keputusan itu kalau kami tidak musyawarah ga quorum tidak bisa.” 44 Ketua
Presidium
sebagai
penangung
jawab
penuh
terhadap
kepengurusan Presidium dan memiliki otoritas tertinggi telah menjalnkan tugasnya dengan baik dalam berjalannya roda organisasi Presidium GMNI. C. Perbandingan Aliran Infomasi dan Iklim Komunikasi Organisasi antara PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 2013-2015 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 2013-2015 terdapat 150 orang pengurus yang berasal dari seluruh cabang di Indonesia dengan syarat telah mengikuti Latihan Kader III dalam Himpunan Mahasiswa Islam. Para pengurus dalam PB HMI memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Hal itu berbeda dengan Presidium GMNI yang 43
Hasil wawancara dengan Twedy Noviady Ginting, Ketua Presidium GMNI Periode 2032015, 29 November 2014. 44 Hasil wawancara dengan Elvis Zaidmas Watubun, Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Presidium GMNI Periode 2013-2015, 05 Januari 2015.
86
menerapkan sistem kabinet dalam pimpinan pusat, pengurus Presidium hanya berjumlah 15 orang masing-masing mewakili wilayahnya dengan syarat telah menyelesaikan Kaderisasi Tingkat Pelopor yang telah diatur dalam Silabus Kaderisasi GMNI. Pola aliran informasi pada PB HMI menggunakan pola roda yang mengarahkan segala informasi pada orang posisi sentral lalu infromasi tersebut diarahkan pada orang di bawahnya, berbeda dengan Presidium GMNI yang menggunakan pola lingkaran yaitu segala informasi dari presidium GMNI itu didistribusikan oleh pengurus sesuai dengan wilayahnya, jadi Ketua Presidium berkomunikasi kepada pengurus dari wilayah Maluku misalnya, dan Pengurus dari wilayah Maluku tersebut yang melakukan komunikasi secara langsung kepada Korda atau Cabang wilayah Maluku. Arah aliran informasi dalam PB HMI dan Presidium GMNI sama-sama terdapat komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, serta komunikasi horizontal. Komunikasi ke bawah dilakukan Ketua Umum PB HMI kepada pengurus, serta komunikasi Ketua Umum dan para pengurus kepada tingkatan di bawah PB HMI seperti Cabang. Komunikasi ke atas dilakukan oleh para pengurus kepada Ketua umum juga tingkatan Cabang kepada PB HMI. Komunikasi horizontal terjadi antara para pengurus yang memiliki jabatan selevel, seperti Ketua Bidang Pembinaan Anggota dengan ketua bidang yang lain. Komuikasi ke bawah pada Presidium GMNI dilakukan oleh Ketua Presidium kepada pengurus Presidium serta pengurus Presidium kepada tingkatan bawahnya
87
seperti Korda dan Cabang. Komunikasi ke atas pada Presidium GMNI dilakukan oleh pengurus Presidium kepada Ketua Presidium juga tingkatan Korda dan Cabang kepada pengurus Presidium. Komunikasi horizontal terjadi antara pengurus yang selevel dalam Presidium seperti Komite Perbatasan dan Daerah kepulauan kepada Komite Kaderisasi dengan tujuan mensinergiskan kegiatan. Iklim komunikasi organisasi pada PB HMI dan Presidium GMNI cukup baik karena penulis menemukan adanya sebuah kepercayaan antara sesama pengurus PB HMI maupun Presidium GMNI, dalam pengambilan keputusan di PB HMI maupun Presidium GMNI itu dilakukan secara bersama oleh semua pengurus dengan melalui mekanisme rapat yang telah diatur. Dalam berkomunikasi pengurus PB HMI selalu terbuka kepada tingkatan di bawahnya seperti Cabang, tidak ada hal yang dirahasiakan, begitupun ketua umum PB HMI selalu terbuka dalam berkomunikasi kepada pengurus baik secara formal maupun informal. Pada Presidium GMNI melakukan komunikasi kepada tingkatan di bawahnya seperti Cabang selalu memberikan informasi apapun secara terbuka tanpa ada hal yang dirahasiakan, selain itu Ketua Presidium juga selalu terbuka dalam berkomunikasi kepada para pengurus apalagi semua pengurus tinggal di Sekretariat. Ketua Umum PB HMI dan Ketua Presidium GMNI sangat terbuka dan mendengarkan apa yang menjadi kritik maupun saran dari para pengurus maupun tingkatan bawahnya dengan catatan kritik yang diberikan memiliki landasan argumentasi yang dapat di pertanggungjawabkan. Selain itu, Ketua Umum PB HMI dan ketua Presidium GMNI telah menjalankan tugasnya dengan baik, mereka selalu bertanya apa yang menjadi progres dalam kepengurusan dan mengontrol kinerja para pengurusnya.
88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 2013-2015 Pola aliran komunikasi organisasi yang digunakan adalah Pola Roda. Sedangkan arah aliran komunikasi formal yang digunakan dalam menjalankan komunikasi organisasi di PB HMI adalah komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, dan komunikasi horizontal. Arah aliran komunikasi lainya adalah bersifat komunikasi informal. 2. Pola aliran komunikasi organisasi yang digunakan Presidium GMNI adalah Pola Lingkaran. Sedangkan arah aliran komunikasi formal yang digunakan dalam menjalankan komunikasi organisasi di Presidium GMNI adalah komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, dan komunikasi horizontal, arah aliran komunikasi lainnya adalah komunikasi yang bersifat informal dan cenderung melibatkan komunikasi antarpribadi. 3. Dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Periode 20132015, Ketua Umum memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada para pengurus PB HMI merupakan orang-orang yang memiliki kapasitas dalam mengemban amanah dan tanggung jawabnya, begitupun para pengurus PB HMI mempercayai bahwa Ketua Umum mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Tingkatan Cabang juga memiliki kepercayaan penuh terhadap Pengurus Besar
88
Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mampu mengemban amanah sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing meskipun banyak kendala dalam perjalanan organisasi. Setiap pengambilan keputusan dalam PB HMI selalu melibatkan seluruh elemen dalam kepengurusan serta selalu meminta pendapat tingkatan bawah yang berada dalam naungan PB HMI. Dalam komunikasi ke bawah PB HMI selalu terbuka dalam menyampaikan informasi kepada tingkatan di bawahnya terkait persoalan apapun dalam PB HMI serta bawahan menginformasikan atau mengkomunikasikan saran-saran atau laporanlaporan masalah dalam organisasi. Informasi dalam bawahan dipandang cukup penting untuk dilaksanakan jika tidak berlawanan dengan tujuan organisasi. Informasi dari bawahan dipandang cukup penting untuk dilaksanakan jika tidak berlawanan dengan tujuan organisasi dan komitmen terhadap kinerja yang tinggi. 4. Dalam Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI)
Periode
2013-2015)
Ketua
Presidium
memberikan
kepercayaan sepenuhnya kepada para pengurus Presidium GMNI mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Dalam tingkatan pengurus Presidium juga memberikan kepercayaan penuh bahwa Ketua Presidium mampu menjadi pemimpin yang baik dalam perjalanan roda organisasi Presidium GMNI, serta tingkatan dibawah Presidium GMNI seperti Cabang juga percaya bahwa Presidium GMNI mempunyai komitmen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pengurus Presidium GMNI. Proses pengambilan keputusan dalam
Presidium GMNI melibatkan seluruh elemen pengurus melalui mekanisme rapat setiap minggu dengan catatan harus quorum yaitu harus diikuti setngah lebih satu dari total jumlah pengurus, serta mendengarkan pendapat elemen di bawahnya seperti cabang sebelum mengambil kepuusan. Setiap informasi dalam Presidium GMNI selalu dikomunikasikan kepada tingkatan bawah seperti Cabang serta selalu mendengarkan saran-saran dan laporan-laporan masalah dalam organisasi dari tingkatan bawah. Secara umum kepengurusan dalam Presidium GMNI sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, meskipun masih ada beberapa Komite yang kurang produktif. B. Saran.
Berdasarkan
kesimpulan
sebelumnya,
penulis
memberikan
beberapa saran sebagai berikut : 1. Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015
merupakan sebuah wadah kerja sama dalam mencapai
tujuan bersama dalam organisasi dan juga sebuah sistem terstruktur yang terdapat koordinasi kegiatan. Anggota organisasi memiliki ketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu, tidak ada yang merasa penting dan tidak penting. Semua anggota organisasi PB HMI memiliki andil dalam tujuan dan kemajuan organisasi PB HMI Periode 2013-2015. 2. Kemajuan organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
(Presidium GMNI) Periode 2013-2015 merupakan tanggung jawab bersama. Pendapat-pendapat yang diberikan oleh anggota organisasi justru akan sangat membantu dalam kesuksesan organisasi. Informasi yang diperoleh baik itu dari atasan maupun bawahan harus diterima dan dianggap penting selama informasi itu untuk kebijakan organisasi dan tidak bertentangan dengan tujuan dan aturan organisasi. 3. Untuk memudahkan perkembangan organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015 semua anggota organisasi dan elemen organisasi dibawahnya harus mudah memperoleh informasi mengenai kedudukan atau yang berhubungan dengan tugas mereka, dan kebijakan serta kegiatan yang akan dilakukan. 4. Atasan dalam hal ini Ketua Umum harus selalu mendengarkan permasalahan-permasalahan yang dikeluhkan oleh para pengurus serta elemen dibawahnya terkait masalah organisasi secara umum. Maka organisasi
akan
mengalami
perkembangan
yang
signifikan
dikarenakan adanya evaluasi dan controling dalam PB HMI dan Presidium GMNI.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998. Cevich, John M. Ivan. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jakarta: PT: Gelora Aksara Pratama, 2005. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka, 2002. Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, Cet. Ke-1. Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (CeQDA (Center For Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah,2007. Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang:PT Universitas Muhammadiyah Malang, 2008. Morissan, Teori Komunikasi. Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2009. Muhammad, Arini. Komunikasi Organisasi,. Jakarta:Bumi Aksara, 2005 Moleong, Lexy J.Metodologi Penelitian Kualitatiif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999, Cet. Ke-10. Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, Cet- Ke-3. R. Wayne Pace dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. PT Remaja Rosdakarya, september 2006, Cet-Ke-6. Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Prenhallindo, 2001, Cet. Ke-8. Romli, Khomsahrial. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: PT. Grasindo, anggota Ikapi, 2011. Rosyidi, T.A Latief. Dasar-Dasar Rhetorika Komunikasi dan informasi. Medan, 1985. Robbin, James G. Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1995. Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007. Siregar, Efendi M, Bagaimana Menjadi Pemimpin Yang Berhasil. Jakarta, 2000.
Sitompul, Agus Salim. Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 19631966. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Soemirat, Soleh. Komunikasi Organisasional. Jakarta: Universitas Terbuka, 2000. Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, Widjaja, H.A.W Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000. Hasil-Hasil Kongres HMI XXVII di Depok 05-10 November 2010. Sinergi Hmi Untuk Indonesia Bermartabat. Penerbit: PT. Erdino Mutiara Agung. Hakim, Masykur. Pergolakan Refornasi dan Strategi HMI. Jakarta : Penerbit Alghazaly, 2001. Modul LK 1 (Basic Training) HMI Cabang Ciputat Periode 2011-2012 Salam, Syamsir & Jaenal Arifin.. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006.
Pedoman Wawancara Nama Jabatan Hari / Tanggal Waktu wawancara Tempat wawancara
: Arief Rosyid Hasan : Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015 : Senin, 22 September 2014 : 14.00 WIB : Sekretariat PB HMI
Tanya Jawab
: Bagaimana anda memilih orang-orang yang ada di kepengurusan? : Anggaran Dasar HMI menentukan bahwa pengurus besar HMI harus menyelesaikan jenjang perkadern hingga Advance Training. Kriteria tersebut menjadi prioritas saat memilih pengurus.
Tanya
: Apakah anda sepenuhnya percaya bahwa orang-orang yang anda pilih dapat menjalankan tugas dengan baik dan maksimal? : Sepanjang kepengurusan ini, terbukti bahwa kinerja bidang-bidang di kepengurusan PB HMI telah berjalan dengan baik. Setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan selalu berjalan lancar danp berkualitas. Hal tersebut tentu karena setiap bidang dikelola oleh para fungsionaris yang memiliki komitmen dan tanggung jawab yang baik.
Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab Tanya Jawab
: Apakah dalam menyelesaikan permasalahan di PB HMI, anda melibatkan pengurus yang lain ? contohnya ? : Setiap persoalan organisasi HMI di tingkat nasional, berkaitan dengan regulasi dan kebijakan umum, selalu dibicarakan secara bersama oleh presidium pengurus. Keterlibatan pengurus lain tentu dibutuhkan dan begitu penting untuk mendapatkan berbagai peandangan yang lebih kaya. : Bagaimana jika pengurus yang anda pilih, tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik ? apakah ada punishment ? seperti apa ? : Pengelolaan kepengurusan di PB HMI didasarkan pada kemampuan dan komitmen. Sepanjang berjalannya kepengurusan, tentu selalu ada evaluasi. Jika kinerja pengurus tidak memadai, apapun idang yang dikelola, tentu akan dievakuasi, jika perlu digantikan dengan fungsionaris lain. : Apakah ada penghargaan khusus bagi para pengurus yang dianggap sukses melakukan proses kaderisasi ? : Tidak ada mekanisme semacam itu. : Media komunikasi apa yang anda gunakandalam menyampaikan informasi kepada tingkatan bawah ? mengapa anda memilih media tersebut ? : Media yang digunakan berbagai macam. Terutama saluran seluler, dan media sosial. Dengan dua media tersebut, dapat menjangkau kader-kader
secara individu maupun masif. Dapat dikomunikasikan juga apa yang sedang terjadi dan seperti apa penyelesaian masalahnya. Tanya Jawab
: Apakah dalam organisasi yang anda pimpin, ada pembagian tugas dan wewenang yang jelas ? : Pembagian tugas dan wewenang di kepengurusan PB HMI sangat jelas. Setiap pengurus mengelola bidang masing-masing sesuai dengan tingkat jabatan, wewenang dan tanggung jawabnya.
Tanya Jawab
: Sejauh ini, adakah gesekan atau polemik antar pengurus ? : Ketika setiap pengurus diberi kebebasan untuk menyatakan kebenaran menurut pendapat masing-masing, sangat mungkin untuk muncul perbedaan pendapat dan kepentingan. Dinamika antar pengurus dan polemik pendapat adalah sesuatu yang berharga untuk menjadi modal kemajuan dan perbaikan. Namun keduanya dijalankan dan dikelola secara sehat dalam jalur yang sesuai peraturan organisasi, agar tak berakibat kontr-produktif terhadap kondisi organisasi.
Tanya
: Bagaimana cara anda menyelesaikan polemik yang terjadi di kepengurusan anda ? :Membuka forum dialog, menjalin komunikasi intens, dan memberi kemungkinan kompromi, sehingga setiap pihak terpuaskan.
Jawab
Tanya Jawab
: Apakah anda merasa nyaman dengan kepengurusan saat ini ? : Sangat merasa nyaman.
Tanya
: Bagaimana cara anda menyampaikan informasi kepada para pengurus PB HMI? : Saya menyampaikan informasi terkait persoalan PB HMI kepada Sekretaris Umum,Bendahara Umum, dan Ketua-ketua Bidang. Mereka itulah yang nantinya akan memberikan infromasi kepada para anggota dibawahnya mereka.
Jawab
Tanya Jawab
: Bagimana pola penyampaian informasi yang anda gunakan dalam kepengurusan? : informasi terkait kepentingan dengan PB HMI selalu saya informasikan kepada bidang yang berhubungan, biasanya saya informasikan kepada ketua bidang. Informasi saya sampaikan baik melalui tatap muka langsung atau melalui telepon selular, dan ketika rapat kita akan bahas bersama semua pengurus. Selain itu informasi terkait kegiatan dan kebijakan PB HMI kami informasikan kepada Badko, Cabang, dan Lembaga Profesi baik melalui surat resmi atau telepon selular dan jejaring sosial agar informasi dapat tersampaikan dengan cepat dan mudah.
Tanya Jawab
: Bagaimana struktur dalam PB HMI? : Dalam struktur PB HMI itu terdapat ketua-ketua dalam setiap bidang yang ada, ketua bidang bertanggung jawab penuh atas kegiatan dalam bidangnya dengan koordinasi oleh ketua umum. Selain itu, dalam setiap bidang juga terdapat sekretaris dan bendahara, serta anggota departemen masing-masing bidangnya yang bertugas membantu ketua bidang dalam menjalankan program kerja masing-masing bidang, sekretaris bidang berkoordinasi langsung dengan sekretaris jenderal sedangkan bendahara bidang berkoordinasi langsung dengan bendahara umum.
Nama Jabatan Hari / Tanggal Waktu wawancara Tempat wawancara Tanya Jawab
: Arif Maulana : Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI Periode 2013-2015 : Senin, 14 September 2014 : 13.00 WIB : Sekretariat PB HMI
: Apakah anda percaya ketua umum dan rekan-rekan pengurus PB HMI mampu mengemban amanah dan menjalankan tugasnya dengan baik? : Saya selalu percaya bahwa kawan-kawan yang diberikan amanah untuk menjalankan proses kaderisasi dan pembinaannya akan bekerja dengan baik, hal itu bukan hanya dikarenakan faktor integritas antar pengurus, melainkan prinsip untuk mengkader merupakan tugas utama organisasi HMI, sehingga orang-orang yang diamanahkan dalam bidang kaderisasi adalah orang-orang yang pada dasarnya telah mendedikasikan dirinya untuk kaderisasi. optimisme yang saya maksudkan tentunya memiliki berbagai cara untuk dapat mengoptimalisasi kerja-kerja pengurus, yang dalam hal ini integritas, transparansi dan kebebasan untuk mengeksplorasi ide dan gagasan merupakan aspek fundamental yang mesti diterapkan.
Tanya Jawab
: Permasalahan dalam kaderisasi biasanya seperti apa? : Permasalahan terkait dengan kaderisasi dapat ditinjau dari 2 sisi: pertama, dari sisi konsep, kedua dari sisi pelaksanaan. pada sisi konsep, tentunya ini jarang sekali terjadi karena pedoman perkaderan HMI diperuntukan minimal untuk 10 tahun kedepan semenjak ditetapkan dari hasil lokakarya dan kongres. sehingga problematika yang biasanya muncul adalah pada aspek pelaksanaan (teknis, penerapan), maka jika pada aspek penerapan yang mempunyai masalah, maka kami akan langsung menghubungi serta memberikan pendampingan pada Cabang/badko terkait. kasus ini biasanya terjadi dari sisi penerapan kurikulum pada training formal dan pola pembinaan pasca training formal. namun secara umum relatif tidak selalu mempunyai masalah yang sangat signifikan.
Tanya Jawab
: Bagaimana proses penyelesaian masalah tersebut? : Dalam proses penyelesaiannya, kami senantiasa melakukan diskusi-diskusi bersama anggota bidang, dan jika terkait dengan pengelolaan training maka kami akan mendiskusikannya bersama badan pengelola latihan (BPL).
Tanya Jawab
: Pola komunikasi seperti apa yang anda bangun untuk menciptakan proses g baik ? :Tentunya komunakasi yang intensif, terbuka dan demokratis. agar tiap-tiap pengurus mendaptkan penghargaan dan rasa yang sama sehingga membentuk kenyamanan. selain komunakasi yang berbentuk structural
Tanya
: Apa hambatan terbesar yang anda rasakan dalam proses kaderisasi ?
Jawab
: Hambatan terbesar adalah dari sisi penerapan pedoman perkaderan pada masing-masing cabang, sebab sebagian masih banyak yang berdasarkan pada pendekatan tradisi dan kebiasaan. maka dari itu pada periode ini kami akan melakukan lokakarya perkaderan,guna memberikan perspektif, arah dan tantangan kaderisasi ke depan, selain itu dari kegiatan ini pun sebagai jawaban bagi hambatan yang dimaksud di atas.
Tanya
: Media komunikasi apa yang anda gunakan terkait proses kaderisasi di tingkatan bawah ? mengapa anda memilih media tersebut ? : Terkait dengan media komunaksi, kami seringkali langsung tatap muka melalui kegiatan-kegitan yang diselenggarakan cabang, selain itu untuk mengoptimalisasikannya kami melakukannya lewat berbagai media-media social, sepert; HP, BBM dan email. serta tidak kalah penting melalui blog resmi PB HMI sebagai media informasi bagi para kader.
Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab
: Apakah ketua umum sebagai atasan anda intens berkomunikasi dengan anda dan semua pengurus? : Iya ketua umum selalu berkomunikasi baik secara formal maupun non formal. : Apakah anda dan pengurus PB HMI intens berkomunikasi dengan ketua umum? : Iya, untuk secara formal ketua bidang lah yang lebih inten berkomunikasi khususnya terkait arah kegiatan dan program yang dibuat.
Tanya Jawab
: Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam PB HMI? : Posisi ketua umum menjadi sentral dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di PB HMI. Di bawah kepemimpinan ketua umum itu-lah roda organisasi PB HMI berjalan, suatu pengambilan kebijakan dan keputusan yang akan di ambil harus di putuskan atau di sahkan oleh ketua umum, keputusan dan kebijakan itu di ambil dengan bermusyawarah.
Tanya Jawab
: Proses pengambilan keputusan dalam PB HMI melalui mekanisme apa? : Pengambilan keputusan di PB HMI sangat selektif, dapt di lihat dari proses yang diambilnya, yaitu rapat harian sebagai forum tertinggi pengambilan keputusan setelah pleno dan kongres.
Tanya
: Bagaimana pola komunikasi yang dilakukan PB HMI kepada tingkatan bawah semisal cabang? : Ketua umum sering memberikan informasi kepada tingkatan Badko dan a ada kegiatan dalam PB HMI dan kebijakan-kebijakan dalam PB HMI. Khusus untuk permasalahan kaderisasi Ketua Umum intens melakukan komunikasi dengan cabang. Kondisi kaderisasi di tingkat cabang adalah titik utama konsentrasi kaderisasi HMI. Sehingga segala permasalahan selalu
Jawab
dibicarakan dengan pengurus cabang, melalui koordinasi dan komunikasi yang intens. Tanya Jawab
Tanya Jawab Tanya Jawab
: Apakah anda pernah meberikan kritik maupun saran kepada ketua umum? : Dalam rapat harian dan rapat presidium semua pengurus memberikan saran dan pendapatnya terkait kegiatan dan kaderisasi. Semua pengurus secara khusus juga memberikan saran tentang arah organisasi dan apa yang harus dilakukan Ketua Umum dalam perjalanan roda organisasi. : Kalau pernah, bagaimana respon ketua umum? : Jika kritiknya membangun dan objektif maka ketua umum menerima. : Biasanya anda berkomunikasi tentang apa dengan pengurus yang selevel atau setingkat? : Sering saya komunikasi dengan ketua bidang yang lain tentang kerjasama program yang bisa disinergikan, kemudian tentang ide ide yang bersifat membangun. Selain itu, supaya tidak terjadi bentrok dalam hal waktu dalam melaksanakan kegiatan disetiap bidang.
Nama Jabatan Hari / Tanggal Waktu wawancara Tempat wawancara Tanya Jawab Tanya Jawab
: Eko Arisandi : Wasekjend Internal PB HMI Periode 2013-2015 : Jumat, 02 Januari 2015 : 16.00 WIB : Ciputat
: Apakah anda percaya ketua umum dan rekan-rekan pengurus PB HMI mampu mengemban amanah dan menjalankan tugasnya dengan baik? : Ya : Kalau anda percaya, jelaskan apa yang membuat percaya? Kalau tidak percaya, jelaskan apa yang membuat anda tidak percaya? : Saya percaya karena para pengurus apalagi ketua umum, telah melewati proses perkaderan baik jenjang trainging dari LK1, LK2, LK3 dan sebagainya, maupun proses-proses aktivisme sebagai proses seleksi. Sehingga pengurus-pengurus PB HMI bisa dibilang adalah orang-orang yang dianggap memiliki kapasitas, daya juang dalam berproses/aktivisme yang telah teruji.
Tanya Jawab
: Bagaimana proses pengambilan keputusan apapun di PB HMI? : Secara formal, pengambilan keputusan organisasi di HMI, dari tingkat Komisariat, Cabang, sampai PB HMI, diatur dalam mekanisme musyawarah atau rapat antara lain: rapat harian, presidium, rapat pleno, dalam kepengurusan. Demikian juga untuk pengambilan kebijakan organisasi tertinggi tediri dari rapat anggota komisaria, konferensi cabang, dan kongres untuk PB HMI. Dan, semua itu diatur dalam AD dan ART HMI.
Tanya
: Apakah anda dan semua pengurus dilibatkan dalam pengambilan keputusan apapun di PB HMI? Kalau iya bagaimana tekhnisnya? : Iya, dengan ikut dalam rapat-rapat tersebut. Karena diatur secara formal, keputusan/keabsahan dari kebijakan yang diambil mengharuskan kehadiran pengurus dalam jumlah yang telah ditentukan. Dengan kata lain, keputusan harus diambil dengan keterlibatan sekurang-kurangnya separuh lebih dari jumlah pengurus.
Jawab
Tanya Jawab Tanya Jawab
: Apakah ketua umum sebagai atasan anda intens berkomunikasi dengan anda dan semua pengurus? : Komunikasi dilakukan ketua umum cukup intens. : Kalau iya, biasanya apa yang dikomunikasikan? : Lebih banyak persoalan-persoalan kebijakan, program dan kegiatan organisasi. Di samping itu sering mendiskusikan berbagai perkembangan terkait dunia kemahasiswaan berkenaan dengan issu nasional dan internasional serta langkah-langkah apa yang akan dilakukan HMI untuk merespon hal tersebut.
Tanya Jawab
: Apakah anda dan semua pengurus PB HMI intens berkomunikasi dengan ketua umum anda? : Cukup intens.
Tanya Jawab
: Kalau iya, apa yang biasa di komunikasikan? : Mengkonsultasikan berbagai persoalan terkait dengan kebijakan organisasi, langkah teknis program dan kegiatan organisasi, serta mendiskusikan persoalan akademik dan isu nasional dan internasional.
Tanya
: Apakah anda pernah memberikan kritik maupun saran kepada ketua umum tentang berjalannya roda organisasi PB HMI? : Pernah.
Jawab Tanya Jawab
: Kalau pernah, apa yang menjadi kritik maupun saran anda kepada ketua umum? :PB HMI perlu menggagas langkah-langkah mendasar dalam upaya mengkatualisasikan intelektualisme dalam perkaderan HMI.
Tanya Jawab
: Lalu, bagaimana respon ketua umum? : Menyambut baik dan menyarankan langkah tindaklanjutnya.
Tanya Jawab
: Apakah ketua umum pernah menanyakan tentang tugas anda dan mengawasi kinerja anda dan pengurus yang lain? : Pernah.
Tanya Jawab
: Kalau pernah, apa yang biasa ditanyakan dan diawasi oleh ketua umum? : Progres program dan kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan.
Tanya
: Apakah anda intens berkomunikasi dengan sesama pengurus yang selevel dengan jabatan anda? : Cukup intens
Jawab Tanya Jawab
: Biasanya anda berkomunikasi tentang apa dengan pengurus yang selevel atau setingkat dengan anda? : Diskusi-diskusi akademik dan perkembangan teraktual nasional dan internasional, serta program dan kegitan organisasi yang sedang dan akan dilaksanakan.
Nama Jabatan Hari / Tanggal Waktu wawancara Tempat wawancara
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab
: Dani Ramdhany : Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Periode 2014-2015 : Senin, 22 Desember 2015 : 20.00 WIB : Sekretariat HMI Cabang Ciputat
: Apakah anda percaya ketua umum dan semua pengurus PB HMI mampu mengemban amanah dan menjalankan tugasnya dengan baik? : Menurut saya sangat mungkin semua personalia PB HMI mampu untuk mengemban amanah organisasi dengan baik dan benar. Meskipun memang pada nyatanya, pelbagai macam kendala senantiasa menyertai segala bentuk niatan dan maksud baik yang ada. : Apakah cabang pernah dilibatkan dalam Proses pengambilan keputusan apapun di PB HMI? : Sejauh ini belum ada keterlibatan cabang secara langsung dalam menentukan keputusan dan kebijakan strategis PB HMI. : Apakah ketua umum PB HMI sebagai atasan anda intens berkomunikasi dengan anda? : Ya, dapat dibilang cukup intens dalam berkomunikasi. Terkadang memang PB HMI menginformasikan beberapa hal yang menyangkut dengan program kerjanya. : Bagaimana Proses komunikasi yang dilakukan ketua umum dan pengurus PB HMI terhadap cabang? Apakah secara langsung atau menggunakan media? : Jika tidak dalam keadaan jumpa muka, kita biasanya komunikasi via media sosial, seperti BBM, Facebook, Twitter dan Line.
Tanya Jawab
: Media apa yang digunakan PB HMI dalam berkomunikasi dengam cabang? : Biasanya, untuk menginformasikan sesuatu, PB HMI menggunakan telekomunikasi dan surat resmi secara tertulis.
Tanya
: Apakah ketua umum PB HMI pernah berdiskusi dengan anda tentang persoalan di PB HMI? : Ya pernah. Dalam hal ini biasanya saya berdiskusi tentang persoalan perkaderan.
Jawab
Tanya Jawab
Tanya
: Apakah anda pernah berkomunikasi dengan ketua umum atau pengurus PB HMI tentang kegiatan dan permasalahan dalam cabang? : Ya pernah. Biasanya PB HMI dijadikan sebagai patner diskusi dan dimintai pandangan tentang kegiatan yang dilakukan cabang. : Bagaimana proses komunikasi anda dengan PB HMI? Apakah secara langsung atau dengan media komunikasi?
Jawab
: kadang langsung, kadang via media sosial.
Tanya Jawab
: Media apa yang anda gunakan dalam berkomunikasi dengan PB HMI? : Dalam melalukan komnikasi organisasi, surat tertulis secara resmi merupakan medium penyampai antara PB HMI dan Cabang-cabang yang ada. Akan tetapi, untuk mengefesiensikannya, PB HMI tak jarang menginformasikan sesuatu hal via telekomunikasi dan media sosial, seperti BBM, SMS, Twitter, FB, dan Line.
Tanya
: Apakah anda pernah memberikan kritik dan saran kepada ketua umum PB HMI tentang berjalannya roda organisasi PB HMI? : Ya pernah. Terutama kritikan atas beberapa kebijakan PB HMI terkait pada aspek perkaderan dan dalam menyikapi isu-isu nasional.
Jawab
Tanya Jawab
: Kalau pernah, bagaimana respons ketua umum dan pengurus? : Ketua Umum.PB sangat terbuka dalam menerima masukan dan kritik dari cabang.
Tanya
: Apakah ketua umum dan para pengurus PB HMI pernah menanyakan tentang permasalahan dalam cabang dan mengawasi kinerja cabang? : Tentu saja pernah. Karena hal tersebut untuk membangun sinergitas antara PB HMI dan HMI Cabang.
Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab
: Apakah cabang selalu diinformasikan terkait kegiatan dan kebijakan dalam PB HMI? : Selama informasi itu tersampaikan ke Cabang dari PB HMI, tentu sudah menjadi kewajiban Cabang untuk mendistribusikan informasi tersebut ke segenap kader-kader yang ada di cabang. :Apabila cabang sedang ada permasalahan apakah PB HMI membantu menyelesaikan masalah tersebut? : Khusus cabang ciputat, sejauh ini belum ada. Tapi jika melihat kasus pemerasan salah satu oknum kader HMI di salah satu cabang di Jakarta, yang diciduk polisi, PB HMI turun tangan untuk menyelesaikannnya.
Nama Jabatan Hari / Tanggal Waktu wawancara Tempat wawancara
: Twedy Noviady Ginting : Ketua Presidium GMNI Periode 2013-2015 : Sabtu, 29 November 2014 : 15.00 WIB : Wisma Trisakti
Tanya Jawab
: Bagaimana anda memilih pengurus-pengurus didalam presidium GMNI? : Kalau di GMNI itu relatif mudah, dalam artian bahwa yang akan masuk dalam struktur kepengurusan presidium itu adalah orang-orang yang mempunyai komitmen dari awal, komitmenya adalah kita stu tim, didalam kongres kita menjadi satu bagian dari tim yang solit, sehingga kita pilih. Frase ke-duanya adalah tim yang tadi mempunyai cabang dan cabang itu nanti kita minta surat rekomendasi untuk nama yang bersangkutan.
Tanya Jawab
: Apakah anda percaya sepenuhnya sama pengurus yang sudah dipilih? : Iya, itu adalah modal awal harus percaya itu.
Tanya
: Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam presidium GMNI? Apakah melibatkan semua pengurus? : Saya mentradisikan dari periode pertama sampai periode kedua ini, pengambilan keputusan itu musyawarah mufakat, semua keputusan presidium GMNI itu selalu musyawarah mufakat
Jawab
Tanya Jawab
: Teknisnya seperti apa? : Kita dimeja rapat, kita kan ada rapat rutin setiap minggu, kita mengambil keputusan – keputusan melalui rapat presidium seperti rapat pleno.
Tanya
: Apakah anda intens berkomunikasi dengan pengurus Presidium, dan biasanya berkomunikasinya seputar apa? : Iya, seputar organisasi dan seputar diluat organisasi juga ada, menyangkut pribadi.
Jawab
Tanya Jawab
: Apakah pengurus sering berkomunikasi dengan anda? : Ya pasti, harus ada hubungan 2 arah.
Tanya
: apakah andan intens berkomunikasi dengan tingkatan di bawah Presidium GMNI? : Ya, dan itu biasanya kita biasakan dengan masing – masing regional, contohnya bung Elpis, dia wilayah Maluku, maka dia menjadi jembatan komunikasi disana, kita membagi semua pengurus presidium itu perwilayah, mereka yang intens berkomunikasi.
Jawab
Tanya Jawab
: Itu biasanya komunikasinya terkait soal apa? : Organisasi
Tanya Jawab
: Apakah Korda dan Cabang intens berkomunikasi dengan Presidium GMNI? : Ya, tetap 2 arah.
Tanya
: Apakah pengurus Presidium pernah memberikan kritik maupun saran kepada anda? : Kita mentradisikan itu, jadi kita ada rapat evaluasi setiap 1 semester, dan kita akan gelar rapat, apa kelemahannya, apa kira – kira potensi yang kita kembangkan baik itu perporma organisasi maupun kapasitas dari setiap pengurus dan kita bisa mengisi satu dengan yang lainnya.
Jawab
Tanya Jawab
: Kalau pernah, bagaimana respon anda? : Ya terimakasih, karena saya menkontruksikan untuk kita saling terbuka satu sama lain, kritikan yang penting konstruktif dan punya argumentasi.
Tanya
: Apakah Korda dan Cabang pernah memberikan kritik maupun saran kepada Presidium? : Ya pasti ada, sama kita juga dari Jakarta akan memberikan masukan kedaerah.
Jawab
Tanya Jawab
: Kalau pernah, biasanya tentang apa? : Soal situasi politik, karena persepsi dan pemahaman teman-teman di daerah membaca soal konstalasi nasional itu kan tidak sekonferhensi kami melihatnya, maksudnya begini, untuk menyikapi sebuah situasi politik di Jakarta, dilema presidium itu kan tidak bisa secara aktif sekedar menyikapinya, kita akan menganalisa segala macamnya, sampai kepada detail-detailnya baru kita bersikap berbeda kalau persepsinya teman daerah inginnya langsung saja, kita faham itu sifat yang mau cepat untuk menyikapi itu biasanya teman–teman kritiknya disitu, “kenapa belum disikapi?”padahal kita sedang lagi proses menyikapi cuma kita butuh waktu tidak mungkin naik satu berita apa gitu, contoh naik BBM, naik BBM mungkin teman – teman daerah langsung tolak kenaikan BBM, kalau di level presidium kan tidak bolah hanya sekedar bunyi menolak kenaikan BBM, kita menganalisa membenahnya, contoh kemarin terakhir, kenapa akhinya persidium GMNI menolak kenaikan BBM, kita membenahi dari 9 aspek, ada punya argumentasi untuk menilai sebuah kebijakan itu kita terima atau kita tolak, itu yang kadang – kadang miss nya di situ.
Tanya
: Biasanya anda berkomunikasi dengan pengurus Presidium serta ke Cabang dan Korda langsung atau via media? : Langsung, dan kita sudah membagi per regional, untuk memudahkan jalur komunikasi.
Jawab
Tanya Jawab
: media komunikasi apa yang anda gunakan dalam melakukan komunikasi? : Ya, kita menggunakan BBM, telepon, SMS, kadang-kadang melalui WEB juga, kadang-kadang via email, kita mentradisikan di GMNI juga untuk melakukan surat elektronik, karena rentan kendali jauh kita pake pos ke Papua mungkin butuh waktu 3 hari-4 hari, kalau kita pake email detik itu juga tersampaikan, kita menggunakan teknologi untuk menunjang kinerja organisasi.
Tanya Jawab
: Kalau misalkan di Cabang ada permasalahan, apakah Presidium membangtu secara langsung? : Tergantung, kita akan cek level persoalan itu, ada level yang kita ukur bahwa ini cukup untuk diselesaikan di daerah, atau nanti dilevel provinsi yang memecahkan,atau nanti dilevel presidium kita bagi skalanya.
Tanya Jawab
: Apakah anda pernah menanyakan dan mengawasi kinerja para pengurus? : Iya pasti saya selalu melakukan itu.
Tanya
: Misalkan ada program kerja dalam suatu Komite belum berjalan, kira-kira apa yang anda lakukan? : Kita akan membawa itu ke rapat, kita persilahkan kepada penanggung jawab atau komite yang bersangkutan untuk menyampaikan progresnya sejauh mana perkembangan, kendalanya apa dan segala macamnya, itu nanti pasti akan direspon oleh teman-teman semua pengurus tidak hanya saya, semuanya akan merespon sampai nanti diketahui ternyata persoalanya ini, lalu kita harus mengambil langkahnya dan biasanya rekomendasi itu bersifat musyawarah mufakat kita mentradisikan itu di GMNI.
Jawab
Nama Jabatan Hari / Tanggal Waktu wawancara Tempat wawancara Tanya Jawab
: Elvis Zaidmas Watubun : Komite Perbatasan dan Daerah Kepulauan Presidium GMNI : Senin, 05 Januari 2015 : 16.00 WIB : Wisma Trisakti
: Apakah anda bung percaya sepenuhnya Ketua Umum dan rekan-rekan pengurus dapat mengemban amanah? : Iya percaya, kalau kita tidak percaya itu organisasinya mati.
Tanya Jawab
: Indikator bisa percayanya itu kenapa? : Artinya bahwa setiap anggota harus memberikan kesempatan kepada sesama, kalau kita memberikan kesempatan pada sesama itu yaa pasti akan terbangun sebuah sinergi kerja.
Tanya
: Bagaimana proses pengambilan keputusan di Presidium GMNI? Apakah semua pengurus telibat? : Kalau tradisi atau pola yang sering di lakukan di Presidium itu sama, pertama dia tetap mengacu pada landasan organisasi konstitusi yakni musyawarah mufakat, apapun kebijakan dan keputusan kalau dia menjiwa roh gerakan maka akan diputuskan, tidak ada yang namanya voting dan lain sebagainya.
Jawab
Tanya Jawab
: Artinya bahwa Ketua Umum itu terbuka dengan pengurus? : Iya, Ketua Umum terbuka, seribu rupiah saja dia terbuka apa lagi yang lain-lain.
Tanya Jawab
: Apakah Ketua Umum intens berkomunikasi dengan anda? : Oh sangat, yang pertama bahwa ketika saya dipercayakan untuk menjadi pengurus, maka itu salah satu syarat umum, komunikasi itu harus dan tanpa komunikasi nanti ada kesenjangan dalam membangun organisasi.
Tanya Jawab
: Biasanya yang dikomunikasikan seputar apa? : Yang pasti urusan-urusan organisasi, baik itu persoalan-persoalan organisasi di level Daerah maupun di level Nasional.
Tanya Jawab
: Apakah anda intens berkomunikasi dengan Ketua Umum? : Ya, saya berkomunikasi manakala ada proses di Daerah yang membutuhkan, misalnya ada urusan-urusan di Daerah masalah organisasi, masalah kaderisasi maupun masalah penyikapan situasi nasional yang butuh sinergi Pusat dan Daerah, maka itu kewajiban saya untuk berkomunikasi, artinya bahwa kita tidak boleh putus komunikasi apa yang menjadi kebijakan nasional dia harus seiring dan dia harus berjalan.
Tanya Jawab
: Apakah anda pernah memberikan kritik maupun saran kepada Ketua Presidium? : Dalam sebuah organisasi itu kritik itu penting, bahwa jangan dianggap kritik itu sebagai sebuah kejahatan, tapi saya kira kritik itu bisa jadi bersifat membangun baik untuk keberlangsungan sebuah organisasi maka harus dilakukan. Ketua kami itu dia terbuka, apapun yang menjadi pendapat dari pada mayoritas ataupun lainnya, jadi terlepas itu kritik maupun masukan harus ditampung dan akan dikaji.
Tanya Jawab
: Biasanya apa yang menjadi kritik maupun saran dari anda? : Ya, yang tadi seputar masalah-masalah organisasi, masalah-masalah situasi Nasional dan lainnya.
Tanya Jawab
: Apakah anda intens berkomunikasi dengan Komite yang lain? : Oh sering, karena kami dalam keputusan awal itu ada keputusan yang kemudian dia melahirkan rapat, namanya rapat rutin yang dilakukan setiap hari selasa seminggu sekali dan ada juga rapat yang bersifat mendesak, apabila yang bersifat insiden maka akan dirapatkan, jadi sintetis sifatnya.
Tanya Jawab
: Apakah anda pernah berkordinasi terkait program dengan Komite lain? : Kalau ada sinergi antara komite satu dengan yang lain maka harus ada komunikasi, itu tetap terbangun sembari ada komunikasi-komunikasi yang bersifatnya personal dan lain-lain yang menyangkut pergulan, tetapi kalau komunikasi menyangkut perkembangan organisasi itu wajib dan sering kita lakukan.
Tanya
: apakah anda sebagai pengurus Presidium sering berkomunikasi dengan Korda maupun Cabang? : Pola yang kami terapkan di GMNI itu ada yang kami sebut dengan komunikasi perwilayah itu regional, jadi mengingat kepengurusan kami itu dia sangat kurus, maka kami membagi yang lebih diutamakan itu per wilayah, misalnya saya dari komite wilayah timur Maluku, maka saya tetap membangun komunikasi intens sembari ada penugasan untuk berkomunikasi dengan cabang-cabang lain di luar Maluku, dan itu berlangsung walaupun tidak setiap hari tapi biasanya ada laporan perkembangan.
Jawab
Tanya Jawab
: apakah Ketua Umum pernah menanyakan dan mengawasi kinerja anda? : Sering, Ketua Presidium peka terhadap situasi, dan apapun situasinya walaupun dia stabil ataupun tidak dia tetap bertanya “bung kira-kira apa yang nantinya dicanangkan ke depan di komitenya”, itulah yang kemudian sampai setiap satu minggu satu kali ada rapat berarti tensi pertumbuhannya kan dia sangat tau dan tidak putus. Dan pola pengambilan keputusan itu kalau kami tidak musyawarah tidak quorum tidak bisa.
Nama Jabatan Hari / Tanggal Waktu wawancara Tempat wawancara
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Tanya
Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Tanya
: Angga Yusuf : Ketua GMNI Cabang Tangsel Periode 2014-2015 : Senin, 15 Desember 2014 : 17.00 WIB : Wisma Trisakti
: Apakah anda percaya Ketua dan para pengurus Presidium GMNI mampu mengemban amanah dan menjalankan tugasnya dengan baik? : Ketua beserta jajaran pengurus presidium terpilih tentu bukan orang sembarangan, pasti mereka adalah orang yang sudah berpengalaman yang mampu mengemban amanah dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan benar. : Apakah cabang pernah dilibatkan dalam Proses pengambilan keputusan apapun di Presidium GMNI? : Kalau persoalan itu ranahnya Presidium, pihak Cabang hanya diinformasikan oelh Presidium tentang kebijakan yang ada di sana. : Apakah Ketua Presidium sebagai atasan anda intens berkomunikasi dengan anda? : Ya, cukup intens tapi yang lebih intens berkomunikasi dengan saya adalah bung Yusri karena beliau berasal dari Cabang yang sama. : Bagaimana Proses komunikasi yang dilakukan Ketua Presidium dan pengurus terhadap cabang? Apakah secara langsung atau menggunakan media? : Biasanya setiap sebulan sekali ada pengurus Presidium yang datang ke Cabang menanyakan tentang perkembangan Cabang, namun pengurus Presidium sering komunikasi via telepon atau media sosial. : Media apa yang digunakan Presidium GMNI dalam berkomunikasi dengam Cabang? : Presidium biasanya menggunakan media sosial seperti facebook dan mengirim email kepada Cabang. : Apakah anda pernah berkomunikasi dengan Ketua Presidium atau pengurus tentang kegiatan dan permasalahan dalam cabang? : Pernah, saya selalu mengabarkan dan mengundang Presidium ketika ada acara yang dilaksanakan dan selalu sharing ketika di Cabang ada suatu masalah. : Apakah anda pernah memberikan kritik dan saran kepada Ketua Presidium tentang berjalannya roda organisasi?
Jawab
: Selama ini saya intens berkomunikasi dengan pengurus presidium khusunya bung Yusri, saya sering kasih kritik ketika presidium lambat bergeraknya, lalu memberikan saran kepada presidium terkait situasi nasional, pengurus presidium selalu menerima apa yang menjadi kritik dan sering langsung direspon oleh mereka, biasanya dengan melakukan evaluasi disana.
Tanya
: Apakah Ketua Presidium dan para pengurus Presidium GMNI pernah menanyakan tentang permasalahan dalam cabang dan mengawasi kinerja cabang? : Tentu pernah bahkan sering Presidium menanyakan tentang keadaan Cabang, kegiatan yang dilakukan Cabang dan permasalahan yang terjadi di dalam Cabang.
Jawab
Tanya Jawab
: Apakah Cabang selalu diinformasikan terkait kegiatan dan kebijakan dalam Presidium GMNI? : Kegiatan apapun di Presidium kita selalu diberikan informasi dan diajak berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan yang dilaksanakan.
Lampiran Foto
Sekjend PB HMI saat rapat berlangsung
Konferensi Pers PB HMI
Ketua Umum PB HMI saat acara seminar
Salah satu kegiatan milad HMI 2013
Bersama Kabid PA PB HMI
Acara seminar PB HMI
Kegiatan Latihan Kader II HMI
Kabid PA dan Wasekjend Internal PB HMI
Ketua Presidium GMNI
Kegiatan Seminar Presidium GMNI
Kegiatan seminar Presidium GMNI
Kegiatan Rakornas Presidium GMNI
Bersama Ketua Presidium GMNI
Pemberitahuan kegiatan Rakornas Presidium GMNI
Aksi BBM yang dilakukan Presidium GMNI
Kegiatan diskusi Presidium GMNI
Bersama Elvis Zaidam Watubun