PENGARUH PENAYANGAN IKLAN PARTAI GOLKAR DI TV ONE TERHADAP PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KELURAHAN KEBON BARU JAKARTA SELATAN PADA PEMILU LEGISLATIF 2014
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh :
Ricka Winatha 1111051100001
KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 31 Maret 2015
Ricka Winatha
ABSTRAK Ricka Winatha, 1111051100001, Pengaruh Penayangan Iklan Partai Golkar Di TV One Terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan Pada Pemilu Legislatif 2014, dibimbing oleh Noor Bekti Negoro, SE, M.Si. Tahun 2014 terdapat momentum pemilihan umum. Pemilu 2014 terjadi persaingan yang sangat sengit pada pemilu legislatif maupun pemilu presiden. Dengan serentak, media massa pun ikut terjamah dalam upaya kampanyenya, termasuk melalui iklan televisi. Salah satunya ialah partai Golkar yang sangat gencar berkampanye melalui TV One. Jumlahnya pun tercatat oleh Komunikasi Penyiaran Indonesia hingga 2153 spot iklan pada September 2013 – Februari 2014 dan 490 spot iklan pada masa kampaye 16 Maret – 5 April 2014. Dari latar belakang fenomena tersebut, timbullah pertanyaan mayor mengenai apakah terdapat pengaruh antara penayangan iklan Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat? Serta pertanyaan minornya yaitu, apakah variabel visibilitas, audience salience, dan valensi secara individu berpengaruh signifikan terhadap perilaku memilih masyarakat? Teori yang digunakan adalah teori Agenda Setting yang menjelaskan bahwa besarnya perhatian media massa terhadap suatu isu sangat memengaruhi perhatian khalayak. Oleh sebab itu, isu yang dianggap penting oleh media massa juga akan dianggap penting oleh publik. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix research dengan menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai pelengkap penelitian. Dengan begitu paradigma yang digunakan peneliti ialah paradigm positivisme. Jenis penelitian ini akan melihat hubungan antara kedua variabel penelitian yang biasa disebut jenis eksplanatif atau korelasi. Metode penelitian menggunakan metode survei yang menggunakan angket atau kuisioner sebagai alat pengumpulan data dari sampel penelitian yaitu, masyarakat Kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan korelasi antara variable penayangan iklan partai politik dengan varibel perilaku memilih masyarakat adalah 0,829 dan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Dikarenakan nilai signifikansi korelasi yang diperoleh lebih kecil dari nilai alpha, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penayangan iklan partai politik Golkar dengan perilaku memilih masyarakat. Walau tidak semua variable pada agenda media massa memengaruhi signifikan agenda publiknya. Hasil tersebut terlihat dari uji T-test dengan nilai 𝑡𝑡1 hitung sebesar 0,975 > 0,05 maka, Ho di terima. Sedangkan, 𝑡𝑡2 dan 𝑡𝑡3 sebesar 0,000 < 0,05 maka, Ho ditolak. Kata kunci: pengaruh, agenda setting, iklan Golkar, perilaku memilih, TV One
i
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb. Puji syukur mari kita haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan cucuran nikmatnya kepada kita semua sehingga, kita tetap konsisten dalam menjalankan tugas dan aktifitas kita sebagai hambanya. Amin. Sholawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada pemimpin kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membuka jalan keterangan bagi umatnya. Skripsi ini merupakan persyaratan memperoleh gelar sarjana komunikasi (S.Kom.I), penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penyusunan skripsi ini, di antaranya ialah: 1.
Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2.
Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3.
Jumroni, M. Si, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
4.
Dr. Sunandar, M. Ag, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
5.
Kholis Ridho, M.Si, selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Dra. Musfirah Nurlaily, MA, selaku Sekertaris Program Studi, dan dosen-dosen Program Studi Konsentrasi Jurnalistik yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu dan
ii
pengalamannya kepada penuli. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama masa perkuliahan dapat bermanfaat untuk masa yang akan datang. 6.
Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah tulus ikhlas meluangkan wkatu, tenaga, pikiran, dan dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu dalam urusan administarsi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
8.
Kedua orang tua Erwin Suhirman dan Wasniati, serta kakak ku tercinta Oktavinawati yang selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT, memberikan semangat, dukungan, serta bantuan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9.
Teman dekat ku Mochammad Reza Fansuri yang selalu menemani, memberikan doa, semangat dan bersedia membantu dalam proses pembuatan skripsi ini agar dapat berjalan dengan lancar.
10. Kris, Qurro, Shita, Intan dan teman teman Jurnalistik 2011 lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat dikala penulis sedang membutuhkan dukungan dan masukkan. 11. Kak Ami, Kak Tanti, kakak-kakak senior Jurnalistik lainnya, serta teman-teman Fidkom 2011 yang tak kalah memberikan dukungan luar biasa sebagai penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Keluarga RDK FM yang selalu mendoakan dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. iii
13. Sahabat-sahabat sejak SMA hingga saat ini, Rusnah, Frisa, Avi, Karina, dan Milda yang selalu saling mendoakan agar tercapai cita-cita kami bersama. 14. Yuli, Ichi, Aay, Kak Ucing, dan Kak Ingga yang menjadi sahabat tinggal ku kurang lebih 4 tahun ke belakang saat penulis jauh dari orang tua. Terima kasih telah memberikan dukungan serta semangatnya selama ini. 15. Staff dan masyarakat di Kelurahan Kebon Baru yang telah membantu dan bersedia menjadi responden penelitian yang penulis tuju. 16. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Tentu dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari penulisan maupun dari segi isi, kami mengharapkan banyak masukan yang sifatnya membangun guna menjamin kesempurnaannya makalah ini. Tak lupa, penulis senantiasa memanjatkan doa untuk semua teman-teman dari Konsentrasi Jurnalistik semoga kelak kita akan dapat dipertemukan dengan kesuksesan yang telah kita raih, amin. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Jakarta, 17 Maret 2015
Ricka Winatha
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................................i KATA PENGANTAR.................................................................................................ii DAFTAR ISI................................................................................................................v DAFTAR TABEL.......................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1 B. Perumusan dan Pembatasan Masalah......................................................7 C. Tujuan Penelitian....................................................................................8 D. Manfaat Penelitian..................................................................................9 1. Manfaat Teoritis................................................................................9 2. Manfaat Praktis.................................................................................9 E. Tinjauan Pustaka...................................................................................10 F. Sistematika Penulisan............................................................................11
BAB II
LANDASAN TEORI A. Iklan.......................................................................................................14 1. Pengertian Iklan...............................................................................14 2. Pengertian Iklan Politik...................................................................15 3. Macam-Macam Iklan Politik...........................................................16 B. Kampanye..............................................................................................18 1. Pengertian Kampanye......................................................................18 2. Macam – Macam Kampanye….......................................................19 C. Publisitas................................................................................................20 1. Pengertian Publisitas........................................................................20 2. Macam – Macam Publisitas.............................................................20 D. Televisi..................................................................................................22 1. Pengertian Televisi..........................................................................22 v
2. Kelebihan Televisi...........................................................................23 E. Efek Komunikasi Massa........................................................................24 F. Teori Agenda Setting.............................................................................25 G. Variabel Agenda Setting........................................................................29 1. Agenda Media..................................................................................30 2. Agenda Publik.................................................................................30 3. Agenda Kebijakan...........................................................................31 4. Isu....................................................................................................33 H. Perilaku Memilih...................................................................................34 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian.................................................36 B. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................37 1. Subjek dan Objek Penelitian....................................................37 2. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................38 C. Metode Penentuan Sampel............................................................38 D. Metode Pengumpulan Data............................................................40 1. Data Primer..............................................................................41 2. Data Sekunder..........................................................................42 E. Variabel Penelitian.........................................................................42 F. Hipotesis Penelitian.......................................................................43 G. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian................43 1. Variabel Penayangan Iklan Partai Golkar................................44 2. Variabel Perilaku Memilih......................................................45 H. Uji Instrumen.................................................................................50 1. Uji Validitas.............................................................................50 2. Uji Reliabilitas Data................................................................51 I. Teknik Analisis Data.....................................................................52 1. Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov.......................................53 2. Uji Regresi Linear Berganda...................................................54 3. Uji Koefisien Korelasi.............................................................55 4. Uji Koefisien Determinasi.......................................................57 5. Uji F-Test.................................................................................57 6. Uji T-tes (Parsial) ...................................................................59
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Lokasi Penelitian...........................................................................61 B. Profil DKI Jakarta..........................................................................61 vi
C. Profil Kota Administrasi Jakarta Selatan.......................................62 D. Profil Kelurahan Kebon Baru........................................................63 1. Kependudukan.........................................................................64 2. Rukun Tetangga dan Rukun Warga.........................................65 3. Bidang Keagamaan..................................................................67 4. Bidang Pendidikan...................................................................68 5. Bidang Perekonomian..............................................................69 6. Bidang Sarana dan Prasarana...................................................69 7. Bidang Kesehatan Masyarakat................................................69 8. Bidang Kebersihan dan Lingkungan Hidup............................70 9. Bidang Keamanan....................................................................71 10. Bidang Keluarga Berencana....................................................71 11. Penanganan Masalah Sosial.....................................................72 12. Penanggulangan Bencana........................................................72 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Uji Instrumen...................................................................73 B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas................................................73 1. Hasil Uji Validitas..........................................................................73 2. Uji Reliabilitas...............................................................................76 C. Hasil dan Pembahasan..........................................................................76 1. Deskripsi Data Responden Penelitian............................................76 D. Analisis Data Penelitian.......................................................................78 1. Uji Normalitas Kolmogrov – Smirnov...........................................78 2. Uji Regresi Linear Berganda..........................................................80 3. Uji – F............................................................................................82 4. Uji T-test........................................................................................83 5. Uji Koefisien Korelasi....................................................................84 6. Uji Koefisien Determinasi..............................................................85 7. Kampanye Partai Golkar................................................................86 8. Agenda Kebijakan..........................................................................87
BAB VI
PENUTUP A. Kesimpulan.........................................................................................94 B. Saran...................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................96 LAMPIRAN...............................................................................................................99
vii
DAFTAR TABEL
TABEL 1
: Data Responden.................................................................................40
TABEL 2
: Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian....................47
TABEL 3
: Blue Print Skala Tayangan Iklan Partai Politik Golkar (sebelum validasi instrumen).............................................................................. 48
TABEL 4
: Blue Print Skala Perilaku Memilih (sebelum validasi instrumen)....48
TABEL 5
: Blue Print Skala Tayangan Iklan Partai Politik Golkar (setelah validasi instrumen)...............................................................................49
TABEL 6
: Blue Print Skala Perilaku Memilih (setelah validasi instrumen).......50
TABEL 7
: Skala Likert........................................................................................53
TABEL 8
: Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi...........................................57
TABEL 9
: Pembagian Wilayah Kabupaten atau Kota DKI Jakarta....................62
TABEL 10
: Jumlah Penduduk Kelurahan Kebon Baru Berdasarkan Umur.........60
TABEL 11
: Jumlah RT dan RW Kelurahan Kebon Baru.....................................65
TABEL 12
: Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Setiap RW Kelurahan Kebon Baru Tebet...........................................................................................66
TABEL 13
: Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama.............................................67
TABEL 14
: Sarana Tempat Ibadah Kelurahan Kebon Baru.................................67
TABEL 15
: Data Sarana Pendidikan Kelurahan Kebon Baru...............................68
TABEL 16
: Data Sarana Pendidikan Keagamaan Kelurahan Kebon Baru...........68
TABEL 17
: Data Sarana Prasarana Kesehatan Kelurahan Kebon Baru................70
TABEL 18
: Data Peserta KB Warga Kelurahan Kebon Baru...............................71
TABEL 19
: Hasil Instrumen Valid Variabel X.....................................................74
viii
TABEL 20
: Hasil Instrumen Valid Variabel Y.....................................................75
TABEL 21
: Koefisien Reliabilitas........................................................................76
TABEL 22
: Data Responden.................................................................................77
TABEL 23
: Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin....................................77
TABEL 24
: Data Responden Berdasarkan Usia....................................................78
TABEL 25
: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test...........................................78
TABEL 26
: Uji Regresi Linear Sederhana............................................................80
TABEL 27
: Koefisien Regresi Linear Sederhana.................................................81
TABEL 28
: Koefisien Regresi Linear Berganda...................................................81
TABEL 29
: Hasil Uji-F.........................................................................................82
TABEL 30
: Koefisien Korelasi.............................................................................84
TABEL 31
: Koefisien Determinasi.......................................................................85
ix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 : Model Agenda Setting.......................................................................34 GAMBAR 2 : Variabel Penelitian............................................................................42 GAMBAR 3 : Skema Regresi Linear Berganda Penelitian......................................49 GAMBAR 4 : Grafik Uji Normalitas Penelitian.......................................................79 GAMBAR 5 : Normal P-Plot of Regression Standardized Residual........................79
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana komunikasi yang diperuntukkan kepada masayarakat luas. Media massa terbagi menjadi tiga jenis, media cetak, media elektronik dan media online. Media massa ini bertugas untuk mengirimkan pesan ke khalayak tersebut, baik melalui koran, televisi, radio dan internet. Seiring dengan perkembangan zaman, media massa tidak hanya digunakan untuk memberikan informasi, pesan dan hiburan semata tetapi beralih fungsi menjadi wadah periklanan agar dapat memengaruhi khalayak, salah satunya melalui penayangan iklan-iklan di televisi. Iklan televisi merupakan subkajian sosiologi komunikasi massa yang kemudian bersentuhan dengan studi komunikasi bisnis dan budaya populer. 1 Budaya yang dimaksudkan di sini ialah produk kebudayaan masyarakat industri yang ditandai oleh produksi dan konsumsi orang banyak. Hubungan antara konsumen dan produsen ini ialah sebatas
hubungan komersial semata. Tidak ada tujuan lain selain
memanipulasi kesadaran, selera, serta perilaku konsumen tersebut. Iklan-iklan terpampang di televisi agar masyarakat memilih produk yang ditawarkannya. Persaingan yang semakin sengit ini membuat pengiklan semakin gencar untuk memproduksi iklan produknya secara besar-besar. Itulah sebabnya intensitas periklanan di media massa televisi begitu sangat tinggi. Iklan partai politik 1
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008). h. 1.
1
2
pun ikut merambah, menguasai ruang publik. Seperti yang dijabarkan oleh Anwar Arifin bahwa media massa memiliki sejumlah fungsi sosial yang berkaitan dengan politik, yaitu: 2 (1) fungsi informasi; (2) fungsi mendidik; (3) fungsi hiburan; (4) fungsi menghubungkan; (5) fungsi kontrol sosial; (6) fungsi membentuk pendapat umum. Inilah bukti kongkrit bahwa media massa, terutama televisi, mendorong propaganda, kampanye, dan public relations politik agar semakin berkembang lagi. Tahun 2014 lalu disebut sebagai tahun pestanya demokrasi, di mana akan banyak sekali wakil dari partai-partai politik yang akan menampilkan sosoknya masingmasing baik melalui spanduk, bendera, koran, radio, hingga televisi. Semua media secara serentak akan dijamah oleh partai dan calon-calon dari partai politik dalam upaya mengenalkan partai serta pribadinya melalui penguasaan media melalui iklan tersebut. Pada titik inilah televisi dapat dinyatakan sebagai alat kampanye. Media dalam peran periklanan merupakan sebuah kekuasaan untuk membawa pesan politik dalam membentuk opini publik. Kemampuan untuk membentuk opini publik ini yang menjadikan media massa memiliki kekuasaan politik. Oleh sebab itu, pastilah televisi dipilih sebagai medium yang paling utama untuk mengiklankan kampanye partai politik secara besar-besaran. Hal ini dipercayai karena televisi merupakan media terampuh dan tercepat dalam menyampaikan sehingga terciptanya pengaruh isi pesan media tersebut terhadap masyarakat. Konsep tersebut seperti yang ada pada teori model peluru Harold D. Laswell yang menganggap bahwa pengaruh
2
Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet. Ke-1, h. 160.
3
media langsung menembak pemirsa, yang juga memiliki kesamaan dengan teori agenda setting oleh McCombs dan Donald Shaw. Televisi juga dapat dikatakkan sebagai salah satu media massa yang berpengaruh besar dalam meningkatkan elektabilitas partai, seorang calon legislatif ataupun calon Presiden. Maka dapat dikatakkan bahwa televisi juga sebagai alat pencitraan. Dengan media televisi, para calon dari partai politik dapat mengumbar-umbar visi serta misinya dalam waktu yang terus menerus hingga dapat melekat pada pikiran khalayak. Karena media massa selalu dipandang memiliki pengaruh yang kuat terutama dalam membangun opini dan pengetahuan bagi khalayak. 3 Walaupun penggunaan media dalam proses komunikasi politik tersebut tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung memengaruhi cara manusia mengorganisasikan citra politik. 4 Kenyataan tersebut menujukkan bahwa media massa dapat membentuk citra politik partai atau individu menjadi mengarah kepada yang dikehendakinya. Dan hal itulah yang akan memengaruhi cara manusia berpendapat dan berperilaku, karena media massa merupakan cerminan masyarakat. Kampanye pada Undang-Undang Pemilu Legislatif Pasal 82 dinyatakan dapat dilakukan dalam beberapa bentuk yaitu, pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye pemilu kepada masyarakat umum, pemasangan alat peraga di tempat umum, iklan media massa cetak dan media massa elektronik, rapat umum, dan kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye pemilu dan 3
Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet. Ke-1, h. 159. 4 Anwar Arifin, Ibid.
4
ketentuan peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, penelitian ini merujuk kepada kampanye pada media massa elektronik yaitu, televisi. Dan pada Pasal 83 menyatakan, kampanye pemilu legislatif dimulai tiga hari setelah partai ditetapkan secara resmi sebagai peserta pemilu dan berakhir saat dimulainya masa tenang. Artinya, sejak 11 Januari 2013 – 5 April 2014, kurang lebih selama 15 bulan kandidat dan partai dapat memulai kampanyenya. Rentang masa kampanye Pemilu 2014 ini lebih lama dibandingkan Pemilu 2009 yang hanya berjalan 9 bulan (5 Juli 2008 – 5 April 2009).5 Akan tetapi, untuk kampanye melalui media massa memiliki ketentuan waktu yang berbeda. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 yang terletak pada pasal 83 kampanye melalui media massa elektronik salah satunya televisi, hanya berjangka 21 hari yang berakhir sebelum dimulainya masa tenang, serta pada pasal 97 dengan batas durasi 30 detik dan maksimal 10 spot iklan setiap harinya. Akan tetapi, pada kampanye pemilu tahun 2014 lalu, hampir pada setiap televisi selalu menampilkan iklan partai politik, termasuk TV One. Bahkan bukan hanya sekali atau dua kali saja iklan partai politik ditayangkan di TV One, akan tetapi telah dilaksanakan sejak September 2013 dengan jumlah yang juga lebih dari 10 spot per harinya. Nyatanya, waktu tersebut bukan ditetapkan sebagai waktu berkampanye pada media massa dalam perundangundangan. Inilah yang kemudian menjadi inspirasi penulis untuk meneliti lebih jauh mengenai pengaruh iklan partai Golkar di TV One terhadap perilaku memilih 5
Komisi Pemilihan Umum, di akses pada 4 April 2015 dari http:// kpu.go.id.
5
masyarakat. Karena dalam proses komunikasi politik, peranan media menjadi penting karena tidak hanya dalam konteks pendistribusian pesan umumnya saja, tetapi jauh lebih penting dari itu yaitu, mengenai nilai berita yang akan diterima berkolerasi positif atau tidakkah terhadap khalayak dari penayangan iklan. Jika iklan sudah dilakukan secara besar-besaran dengan beragam variasinya apakah pesan dapat diterima secara baik agar tercapainya maksud dan tujuan pengiklan. Ataukah isu yang dianggap penting oleh TV One dalam mengiklankan Golkar belum dianggap penting oleh masyarakat. Oleh sebab itu, penulis ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh penayangan iklan partai politik di TV One terhadap perilaku pemilih. Partai politik yang penulis tujukan ialah partai politik Golongan Karya (Golkar) yang pada pemilu legislatif 2014 lalu hanya dapat merebut perhatian masyarakat sekitar 14,75% dengan menempati peringkat kedua sebagai pemenang, setelah PDIP dari hasil yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Sejak September 2013 – Februari 2014 sebelum masa kampanye di media massa televisi dimulai pun, Golkar telah menampilkan iklannya dan kemudian tercatat sebagai iklan partai terbanyak yang berkampanye pada rentan waktu tersebut. Kemudian berada diposisi ketiga dalam jumlah spot iklan terbanyak pada masa kampanye di media massa sejak 16 Maret – 5 April 2014 yang berjumlah 1018 spot iklan. Golkar juga menempati berita partai terbanyak yang ditayangkan di televisi dengan jumlah 490 berita secara keseluruhan. Pada masa tenang di mana sudah tidak
6
diperbolehkan untuk berkampanye, Golkar juga paling terbanyak menayangkan iklannya yang berjudul “Kita Semua Bersaudara” sebanyak 217 spot iklan. Penulis juga memfokuskan iklan Golkar yang ditayangkan di TV One tersebut, dikarenakan TV One paling banyak menampilkan iklan partai politik Golkar selama September 2013 – Februari 2014 di mana bukan merupakan waktu kampanye di media massa elektronik. TV One juga merupakan televisi yang terbanyak menayangkan iklan politik dibanding televisi swasta lainnya dengan total 2303 iklan partai yang ditayangkan. TV One juga merupakan televisi swasta yang paling banyak melanggar karena berlebihnya penayangan jumlah iklan partai politik selama 16 Maret – 5 April 2014 dengan 26 pelanggaran. 6 Walau penayangan iklan Golkar variasi dan jumlahnya banyak di TV One, tetapi hal ini justru berbanding terbalik dengan hasil yang dicapai secara keseluruhan pada pemilu legislatif 2014. Golkar tidak dapat menduduki peringkat pertama pada hasil pileg tersebut, dan hanya menempati di posisi kedua setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), di mana penayangan iklan yang dilakukan PDIP sangat jauh berada di bawah jumlah iklan Golkar. Hubungan antara jumlah iklan Golkar yang ditayangankan TV One ini juga tak lain karena adanya satu kepemilikan yakni, Abu Rizal Bakrie yang selaku Ketua Umum Partai Golkar juga sebagai pemilik dari TV One. Dengan berlandaskan permasalahan di atas, penulis ingin mencari tahu bagaimana agenda publik pada pilihan masyarakat dalam pemilu legislatif 2014. 6
Data Pribadi Milik Komisi Penyiaran Indonesia.
7
Apakah teori yang dipaparan McCombs dan Shaw di mana melihat bahwa apa yang dianggap penting oleh media juga dianggap penting oleh publik berlaku dalam penelitian yang ingin peneliti lakukan. Maka, penulis akan menyusunnya ke dalam sebuah penelitian skripsi berjudul: PENGARUH PENAYANGAN IKLAN PARTAI GOLKAR DI TV ONE TERHADAP PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KELURAHAN
KEBON
BARU
JAKARTA
SELATAN
PADA
PEMILU
LEGISLATIF 2014.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini ialah: 1. Apakah terdapat pengaruh dari penayangan iklan partai Golkar
dengan
perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan pada Pemilu Legislatif 2014? 2. Apakah variabel visibilitas, audience salience, dan valensi secara individu (parsial) berpengaruh signifikan terhadap perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan pada Pemilu Legislatif 2014ilih? Dalam memudahkan penelitian yang akan dilakukan, penulis juga membatasi permasalahan pada efek dari media massa televisi dalam pemberitaan iklan partai politik tersebut. Pembatasan ini dilakukan dengan mengkhususkan pada penayangan iklan Golkar di TV One serta bagaimana agenda publik yang berkembang di masyarakat. Hingga pada akhirnya, apakah masyarakat akan memilih partai tersebut. Penulis juga membatasi permasalahan penelitian dari iklan partai politik Golkar
8
(Golongan Karya) yang ditayangkan di TV One terhadap responden masyarakatnya yaitu, warga RT 07 dan RT 09 RW 06, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan. Penulis memilih lokasi penelitian tersebut karena dalam Pemilu Legislatif 2014 lalu, masyarakat di RT 09 dominan memilih partai Golkar sehingga di wilayah tersebut Golkarlah yang dinyatakkan sebagai pemenang. Sedangkan untuk wilayah RT 07 tidak memenangkan Golkar sebagai pilihan di wilayah mereka. Kedua sampel ini penulis tuju sebagai bahan perbandingan agar terlihat secara objektif apakah terdapat pengaruh dari penyangan iklan Golkar di TV One terhadap perilaku memilih masyarakat yang pernah melihat iklan tersebut.
C. Tujuan Penelitian Dengan dilatar belakangi masalah penelitian dan rumusan masalah yang telah penulis paparkan, maka tujuan penelitian ini ialah: 1. Peneliti ingin melihat apakah terdapat pengaruh dari penayangan iklan partai Golkar dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan pada Pemilu Legislatif 2014. 2. Peneliti ingin mengetahui apakah variabel visibilitas, audience salience, dan valensi secara individu (parsial) berpengaruh signifikan terhadap perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan pada Pemilu Legislatif 2014.
9
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Maka dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat semakin memperkaya ilmu di bidang komunikasi khususnya. Bukan hanya dapat mengetahui secara umum, tetapi peneliti juga dilatih menjadi lebih peka dalam keadaan dan perkembangan yang ada di media massa televisi pada saat ini. Karena penelitian ini berupaya menemukan efek dari iklan di televisi yang pada biasanya ditujukan sebagai alat persuasif khalayak. Dan apakah efek televisi tersebut sesuai dengan maksud dan tujuannya tersebut, dalam penelitian ini ditekankan pada perilaku memilih masyarakat. Sehingga, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan pengembangan keilmuan komunikasi bagi para akademisi ilmu komunikasi dan para pekerja media khususnya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para praktisi atau pekerja media sebagai penambah sumber informasi, bahan bacaan serta masukan yang berarti, dalam membahas bagaimana pengaruh penayangan di suatu media terhadap masyarakat. Dan dapat dijadikan sebagai perbandingan dan pengembangan bagi media massa dalam mengiklankan partai politik terhadap masyarakat di kedepannya nanti. Sehingga maksud dan tujuan dari iklan tersebut dapat mudah tersampaikan kepada masyarakat.
10
E. Tinjauan Pustaka Sebelum menentukan judul skripsi ini, penulis telah melakukan peninjauan kepustakaan secara langsung terlebih dahulu dalam upaya menemukan studi penelitian sebelumnya yang mempunyai kaitan judul atau subjek dan objek penelitian serupa yang akan peneliti teliti terkait penayangan dan pengaruh pada perilaku masyarakat. Tinjauan pustaka ini dimaksudkan agar dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu. Setelah penulis melakukan tinjauan kepustakaan pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis menemukan judul yang serupa. Namun untuk membedakan penelitian yang penulis teliti terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Skripsi pertama ditulis oleh Dwita Yuswandari mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dengan judul skripsi “Pengaruh Intensitas Menonton Iklan Partai Keadilan Sejahtera di Televisi Terhadap Efek Kognitif Pemilih Pemula di SMA Bina Dharma Ciracas Jakarta Timur”. Skripsi ini membahas tentang bagaimana intensitas menonton iklan partai politik PKS (Partai Keadilan Sejahtera) terhadap efek kognitif siswa-siswi di SMA Bina Dharma sebagai pemilih pemula. Persamaan dengan skripsi ini terletak pada media massa yang akan diteliti yang berasal dari televisi. Sedangkan variable bebasnya berbeda, di mana pada penelitian ini ialah penayangan iklan dan dalam penelitian Dwita ialah intensitas menontonnya. Namun variable terikatnya sama-sama ingin melihat bagaimana agenda publik yang dihasilkan dari iklan tersebut. Objek penelitian untuk iklan partai
11
maupun masyarakatnya pun berbeda, penelitian Dwita meneliti iklan PKS dengan objek pemilih siswa SMAN Bina Dharma Ciracas Jakarta Timur. Skripsi kedua ditulis oleh Fajaruddien Zakiany mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Kesejahteraan Sosial dengan judul skripsi “Pengaruh Konformitas Teman Sebaya (PEERS) terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi”. Skripsi ini membahas tentang bagaimana pengaruh teman sebaya dalan perubahan sikap dan tingkah laku seseorang agar ia sesuai dengan orang lain yang memiliki kesamaan usia dan kedewasaan. Kesamaan dalam penelitian ini ialah sama-sama ingin melihat efek berbentuk perilaku dari objek yang diteliti. Namun, jika dalam penelitian ini melihat perilaku merokok, dalam penelitian yang akan peneliti adakan ialah melihat kecenderungan perilaku memilih yang sangat berbeda konteksnya. Perbedaan lainnya terlihat dari objek penelitian yang dituju, jika penelitian ini mengambil sampel mahasiswi FIDKOM, peneliti justru mengambil sampel masyarakat umum di kelurahan Kebon Baru.
F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan susunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan yang akan dibagi menjadi lima bagian bab yang terdiri dari beberapa sub bab, yaitu:
12
BAB I : PENDAHULUAN Pada bab pertama ini berisi enam sub bab di antaranya ialah: latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II : KERANGKA TEORITIS Dalam bab ini akan membahas teori-teori yang berhubungan dengan isi skripsi sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi, yaitu: teori tentang iklan politik, teori tentang agenda setting, dan teori tentang perilaku memilih. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini terdapat sembilan sub bab yang menjelaskan mengenai metodemetode yang berkenaan dengan skripsi ini, yaitu: pendeatan dan desain penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, variable penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional dan indicator variable penelitian, uji instrumen, dan teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang wilayah Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan sebagai wilayah penelitian yang akan penulis teliti.
13
BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjelaskan dan menjabarkan data hasil temuan dari penelitian yang telah didapatkan yang juga disertakan dengan analisis data berdasarkan statistika dan kesimpulan. BAB VI : PENUTUP Bab ini akan diuraikan penulis mengenai kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah penulis lakukan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Iklan 1. Pengertian Iklan Dalam buku Bovee (1995: 14) yang berjudul Advertising Excellence mendeskripsikan iklan sebagai sebuah proses komunikasi, di mana terdapat: pertama, orang yang disebut sebagai sumber munculnya ide iklan; kedua, media sebagai medium; dan ketiga, adalah audiens. 7 Iklan dalam pengertian (Raymond Williams, 1993: 320) merupakan sebuah dunia magic yang dapat menyulap dengan seketika sebuah komoditas tertentu ke dalam hal yang penuh dengan pengaruh mengikat hingga dapat menarik bagi yang melihatnya. Iklan juga dikatakkan sebagai sebuah sistem yang dihasilkan dari imajinasi ke dalam bentuk dunia nyata yakni melalui media massa. Iklan tersebut berupa muatan ide seseorang ataupun kelompok yang memberikan citra kepada sebuah produk yang akan diiklankan. Ide-ide tersebutlah yang dikomunikasikan kepada audiens agar dapat diterima dan mendapat respon dari auidens. Proses penuangan ide ke dalam pesan disebut sebagai proses encoding berupa bahasa iklan yang meyakinkan seseorang. Kemudian media mengkonstruksi pesan tersebut menjadi bahasa media. Pada tahap ini terjadi decoding karena audiens menangkap bahasa media itu dan membentuk pengetahuan-pengetahuan
7
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-1, Jilid
1, h. 108.
14
15
atau realitas, dan pengetahuan itu bisa mendorongnya merespon balik kepada iklan tersebut. 8 Bentuk respon dari audiens tersebut terbagi menjadi dua macam yaitu, merespon materi iklan berbentuk reaksi terhadap iklan tersebut dan merespon pesan media dengan membeli atau tidak membeli produk tersebut. Proses tersebut akan terjadi secara berulang-ulang selama iklan tersebut masih disiarkan di televisi. 1. Pengertian Iklan Politik Dalam berkampanye, iklan politik merupakan senjata atau alat utama bagi para kandidat maupun partai. Menurut Linda Lee Kiad, iklan politik dalam proses komunikasi dinyatakan sebagai sumber partai politik maupun kandidatnya dalam mengambil kesempatan untuk mengekspose diri melalui media massa dari pesan-pesan politik untuk memengaruhi sikap, kepercayaan, dan tingkah laku politik khalayak. Gagasan iklan politik sebenarnya sama dengan iklan konsumen yang bertujuan untuk memengaruhi khalayak. Hanya saja berbeda pada produk yang dijual dan tujuan akhir dari iklan tersebut. Iklan politik tidak menjual barang, namun menjual program partai, dan tidak mengarahkan pemirsa kepada perilaku membeli, namun mengarahkan perilaku pemirsa kepada sikap menerima sebuah partai dan memilihnya di saat pemilihan umum. 9
8
Burhan Bungin, Ibid, h. 109. Burhan Bungin, Ibid , h. 113.
9
16
Dalam (Kinsey, 1999: 118), penelitian mengenai iklan politik di televisi menujukkan bahwa iklan politik memengaruhi bagaimana calon pemilih itu mengenal kandidat, membantu mereka mengidentifikasikan prioritas, dan memengaruhi standar penilaian mereka dan pemaknaan kesalahan. Berdasarkan survey dan data penelitian dar 1972 hingga 1992, West (1993) disimpulkan bahwa iklan politik seorang kandidat menimbulkan dampak penting atas penilaian mengenai rasa suka terhadap kandidat dan informasi mengenai isu dan sifat kandidat. 10 2. Macam – Macam Iklan Politik Iklan tidak hanya menyampaikan gambar dan suara saja, melainkan juga membawa isi atau pesan yang ingin ditunjukkan kepada masyarakat. Dengan tujuan agar masyarakat mengetahui apa yang dimaksudkan melalui pesan tersebut sehingga akhirnya, masyarakat tertarik dan mulai mengikuti apa yang diinginkan pesan itu. Unsur terpenting dari iklan politik di TV ialah slogan, jargon politik, logo politik, dan pesannya. Terdapat tujuh kategori iklan politik menurut Devlin (Brian McNair, 1999) yang memiliki nilai jualnya masing-masing, yaitu: 11 a. Tipe iklan primitif yaitu, tipe yang biasanya artifisial, kaku, dan tampak dibuat-buat dengan mengkonstruksikan kualitas kandidat.
10
Deddy Mulyana, Komunikasi Politik, Politik Komunikasi: Membedah Visi dan Gaya komunikasi Praktisi Politik, (Bandung: Rosdakarya, 2013), Cet. Ke-1, h. 81. 11 Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi: Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer, (Bandung: Rosdakarya, 1999), Cet. Ke-1, h. 97.
17
b. Tipe iklan talking heads yang dirancang untuk menyoroti isu dan menyampaikan citra bahwa kandidat mampu menangani isu tersebut dalam melakukan pekerjaannya nanti. c. Tipe iklan negatif, yang menyerang kebijakan kandidat atau partai lawannya. d. Tipe iklan konsep yaitu, iklan yang dirancang untuk menggambarkan ideide besar dan penting mengenai kandidat, serta kebijakan-kebijakan partai yang telah dilakukan para kadernya. e. Tipe cinema-verite, merupakan teknik yang menggunakan situasi informal dan alami, misalnya dengan menayangkan kandidat yang sedang berbicara akrab dan spontan dengan rakyat kecil, atau satu sisi kehidupan pribadi atau keluarganya, atau dunia pekerjannnya. Meskipun bertujuan memberikan kesan spontanitas dan informal, iklan semacam ini biasanya tetap berdasarkan naskah dan latihan. f. Tipe iklan kesaksian (testimonial) yaitu, iklan dengan orang lain yang memberikan kesaksian tentang kandidat baik dari orang biasa maupun dari tokoh terkemuka yang dikagumi seperti, tokoh politik, ilmuwan, olahragawan, ataupun artis. g. Tipe iklan formatreporter netral yaitu, tipe yang mendeskripsikan calon kandidat atau bahkan calon kandidat lawan politiknya secara jelas dan memberikan kesempatan kepada khalayak untuk memberikan penilaian. Tayangan tersebut tentu saja tidak netral, namun mengandung kesan seperti itu karena disampaikan secara naratif.
18
B. Kampanye 1.
Pengertian Kampanye Dalam kegiatan politik, calon kandidat maupun partai politik berhak untuk
melakukan kampanye baik secara langsung maupun melalui perantara media dengan ketentuan perundang-undangan yang telah ditetapkan, dalam hal pemilu legislatif ini ialah Undang-Undang No. 8 Tahun 2012. Terdapat empat saluran yang biasanya digunakan sebagai saluran kampanye, yaitu: 12 a. Saluran face-to-face informal. Pada saluran ini menggunakan pendekatan intimacy, dimana pada proses kampanye biasanya banyak menggunakan konteks komunikasi interpersonal. b. Saluran struktur sosial tradisional. Saluran ini biasanya dengan menggunakan status social figure yang ada di masyarakat. c. Saluran input. Saluran ini merupakan saluran yang memanfaatkan berbagai pihak yang biasanya memberikan masukan (input) politik. d. Saluran media massa. Saluran ini merupakan saluran yang memiliki peran signifikan dengan menggunakan medium media massa cetak, elektronik, online, hingga media sosial. Roger dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
12
Gun Gun Heryanto, Ibid, h. 45
19
tertentu. 13 Sedangkan Michael Pfau dan Roxanne Parrot mendefinisikan kampanye sebagai proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan dan dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak yang telah ditetapkan. Biasanya kampanye pemilu itu dilakukan oleh pelaksana kampanye, petugas kampanye, dan peserta kampanye. Di mana biasanya pelaksana kampanye berasal dari pengurus partai ataupun calon kandidat. Sedangkan untuk petugas kampanye seperti tim sukses atau tim pendukung partai, yang kemudian diikuti peserta kampanye dari masyarakat umum sebagai pemilihnya. 2.
Macam – Macam Kampanye Dengan tujuan semata-mata untuk memengaruhi khalayak, kampanye juga
terbagi menjadi beberapa jenis. Menurut Charles U. Larson (1992) kampanye terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: 14 a. Product-oriented campaigns yaitu, kampanye yang berorientasi pada produk yang umumnya terjadi di lingkungan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan financial. b. Candidat-oriented campaigns atau yang sering disebut dengan political campaigns yaitu, kampanye yang berorientasi pada kandidat umum yang dengan tujuan untuk memperoleh kekuasaan politik.
13
Gun Gun Heryanto dan Sulhan Sumaru, Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h. 21. 14 Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 34.
20
c. Ideollogically campaigns yaitu, jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi pada perubahan sosial. Kampanye jenis ini sering juga disebut sebagai social change campaigns, contohnya seperti kampanye anti narkoba yang dilakukan oleh pemerintah.
C. Publisitas 1.
Pengertian Publisitas Publisitas merupakan kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang,
organisasi, atau perusahaan di media massa. Publisitas merupakan sesuatu yang dianggap penting dalam PR perpolitikan. Menurut Lawrance dan Dennis L. Wilcox, publisitas ialah sebuah informasi yang tidak perlu membayar ruangruang pemberitaan atau penyiarannya, namun di saat yang sama tidak dapat dikontrol oleh indivitu atau perusahaan yang memberikan informasi, sebagai akibatnya informasi dapat mengakibatkan terbentuknya citra dan memengaruhi orang banyak dan dapat berakibat aksi, di mana aksi ini dapat menguntungkan ataupun merugikan saat informasi dipublikasikan. 15 Sedangkan menurut Lesly, publisitas adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media tersebut. 16 Dengan kata lain, publisitas merupakan upaya seseorang
15 16
Gun Gun Heryanto dan Sulhan Sumaru, Ibid, h. 90. Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Ibid, h. 131.
21
agar kegiatannya ataupun kelompoknya diberitakan melalui media massa secara cuma-cuma. 2.
Macam – Macam Publisitas Pada dasarnya, publisitas bertujuan untuk meningkatkan popularitas suatu
partai ataupun kandidatnya di khalayak luas. Publisitas pada praktiknya memiliki bentuk dalam penyelenggaraannya yang berbeda-beda. Macam-macam publisitas ini ialah: 17 a. Pure publicity yaitu, publisitas yang biasanya memanfaatkan ordinary news (kejadian biasa). Karena sebenarnyaa kejadian sehari-hari kita sangatlah kuat dengan publisitasnya. Contohnya ialah sepanjang terotoar jalan banyak terpasang bendera atau spanduk parti. b. Paid publicity yaitu, publisitas yang menggunakan cara membeli rubrik, kolom, ataupun air time pada suatu media. Akan tetapi, publisitas ini berbeda dengan iklan. Publisitas jenis ini penyelenggaraannya lebih elegan dengan masuk di talkshow, editorial, dokumenter, atau rubrik lainnya yang terkesan tidak dibentuk dan direncanakan. c. Free ride publicity artinya, publisitas yang biasanya memanfaatkan keberadaan pihak lain dengan menggunakan situasi pihak ketiga maka akan mendapatkan keuntungan. Mislanya dengan cara men-sticker kopaja-kopaja dengan partai atau kandidatnya agar terlihat oleh orang banyak.
17
Gun Gun Heryanto dan Sulhan Sumaru, Op. Cit, h. 93.
22
d. Tie-in publicity yaitu, publisitas dengan memanfaatkan extra ordinary news (kejadian luar biasa). Biasanya partai-partai menghadiri momentum tertentu di saat banyak para jurnalis berdatangan, guna mempersuasi khalayak. Misalnya dengan melakukan bakti sosial ketika ada kejadian banjir di suatu wilayah. Dengan macam-macam tersebut dapat disimpulkan bahwa publisitas adalah teknik penyiaran berita tentang peristiwa yang diatur atau diciptakan terlebih dahulu untuk kepentingan seseorang, suatu lembaga.
D. Televisi 1. Pengertian Televisi Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar alam dan gambar hidup suara melalui kabel atau ruang. 18 Televisi merupakan salah satu hal yang membentuk cara berpikir atau pandangan masyarakat terhadap dunia. Karakteristik televisi menurut Darwanto Sastro Subroto adalah dapat merekam dan menyiarkan peristiwa atau kejadian aktual yang sedang terjadi bersamaan waktunya dengan saat menonton. Televisi juga mampu menghadirkan sesuatu yang aktual dan secara serempak dapat diterima oleh khalayak penontonnya. John Corner (1995) membuat tiga poin penting tentang televisi di mana ia membicarakan tentang masuknya politik ke dalam area publik pertelevisian ketika televisi mengacu pada medium sebagai, suatu ranah manajemen pengetahuan yang lengkap, misalnya bagaimana suatu partai politik mendapatkan 18
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003), h. 50.
23
citra baik dari khalayak. Kedua, Sesuatu yang mempresentasikan dunia nyata melalui bentuk terpaan audio visual. Ketiga, sesuatu di mana ilmu politik didominasi oleh personalisasi strategis. Maksudnya televisi mencocokan layanan atau konten iklan politik selera mereka dengan khalyak. Tiga wilayah manajemen informasi tersebut, realitas dan personalisasinya sangat penting dalam mengdefinisikan hakikat televisi, bagaimana televisi menghadirkan materi-materinya kepada kita, dan bagaimana institusi televisi bekerja untuk membentuk materi tersebut. 19 2. Kelebihan Televisi Lewis mengungkapkan bahwa media televisi menawarkan fleksibelitas dengan merancang suatu informasi baik berupa audio dan visual secara bersamaan. Televisi sering juga disebut sebagai “jendela dunia besar” karena realitas soasial yang ditayangkan di televisi dapat memengaruhi dan mengubah persepsi khalayak. Tak heran jika televisi disebut-sebut menjadi media yang sangat berpengaruh. Selain itu, menurut M. Wayne Delozier, terdapat kelebihan media televisi yang digunakan sebagai media penyampaian pesan iklan, yaitu: 20 a. Efesiensi biaya karena khalayak pengguna televisi dapat dijangkau secara luas dalam satu kali tayangan. b. Televisi dapat menciptakan rangsangan ketertarikan emosional penonton.
19
Graeme Burton, Membincangkan Televisi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 4. Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Media Televisi: Sebuah Analisis Isi Pesan Media Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 33. 20
24
c. Televisi memiliki pengaruh kuat untuk memengaruhi khalayak karena, masyarakat kebanyakan sebagai calon pembeli lebih memercayai televisi sebagai media rujukannya.
E. Efek Komunikasi Massa Media massa selalu dipandang memiliki pengaruh yang kuat terutama dalam membangun opini dan pengetahuan bagi khalayak. Efek yang dihasilkan dari media massa tidak hanya berkaitan dengan efek dari pesan dan medianya saja. Menurut Steven M. Chaffee (dalam Wilhoit dan Harold de Bock, 1980: 78), terdapat tiga pendekatan yang dihasilkan sebagai efek dari adanya media massa yaitu: Pendekatan pertama ialah efek yang terjadi hanya selama pada saat pesan dan media itu berlangsung. Pendekatan kedua, melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa berupa, perubahan perasaan atau sikap, perubahan perilaku, perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan ketiga, meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa dari individu, kelompok, organisasi, hingga suatu bangsa. 21 Sedangkan David K. Berlo mengklasifikasikan efek atau perubahan ke dalam tiga kategori yaitu, perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap, dan perilaku nyata. Perubahan perilaku biasanya didahuli oleh perubahan sikap dan perubahan sikap biasanya didahului oleh pengetahuan. Efek tersebut nantinya akan diketahui melalui
21
218.
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2008), Cet. Ke- 26, h.
25
tanggapan khalayak yang digunakan sebagai umpan balik. Dan umpan balik tersebutlah yang digunakan untuk mengetahui efeknya. Namun secara umum, efek biasa dijabarkan oleh para ahli ke dalam tiga klasifikasi yakni, kognitif, afektif, dan behavioral. Efek kognitif terjadi bila terdapat perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsi khalayak dan berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap, dan nilai. Dan efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati meliputi, pola-pola tindakan, kebiasaan perilaku, dan sebagainya. 22
F. Teori Agenda Setting Teori agenda setting dikembangkan oleh McCombs dan Donald Shaw sekitar tahun 1968, yang pada mulanya diciptakan untuk menggambarkan fenomena yang telah lama diketahui dan diteliti dalam konteks kampanye pemilu. Teori ini menjelaskan bahwa besarnya perhatian media massa terhadap suatu isu sangat memengaruhi perhatian khalayak. Isu yang dianggap penting oleh media massa, juga akan dianggap penting oleh khalayak. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa media massa menentukan apa yang dipikirkan dan didiskusikan oleh khalayaknya. 23 Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa jika media massa telah memberikan perhatian pada suatu isu dan mengabaikan isu lainnya, maka hal itu akan memiliki 22
Jalaludin Rakhmat, Ibid, h. 219. Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet. Ke-1, h. 164. 23
dan
26
pengaruh bagi pendapat umum. Karena penonton juga akan menerima isu tersebut secara suka rela terhadap porsi yang telah disuguhkan oleh media. Dalam hal ini, McCombs dan Shaw tidak menyatakan bahwa media secara sengaja berupaya memengaruhi publik tetapi, publik melihat kepada para professional yang bekerja pada media massa untuk meminta petunjuk kepada media ke mana publik harus memfokuskan perhatiannya. 24 Menurut Lippmann, media itu bertanggung jawab membentuk persepsi publik terhadap dunia. Gagasan tersebutlah yang dikembangan oleh McCombs dan Shaw tersebut. Agenda setting dapat terjadi karena media massa sebagai penjaga gawang informasi (gatekeeper) harus selektif dalam menyampaikan berita ataupun informasi. Menurut Pamela J. Shoemaker dalam Littlejohn dan Foss, apa yang diketahui publik mengenai suatu kejadian yang ada sebagaian besar ditentukan oleh proses penyaringan dan pemilihan berita yang dilakukan media massa. Agenda Setting terbagi ke dalam dua level tingkatan yaitu, upaya dalam membangun isu umum yang dinilai penting dan menentukan bagian-bagian atau aspek dari isu umum tersebut yang dinilai penting (melakukan framing). Dalam hubungan keterpengaruhan inilah yang disebut dengan agenda setting, di mana agenda media dapat membentuk dan memengaruhi agenda yang ada dipublik. Teori agenda setting mempunyai kesamaan dengan teori peluru yang menganggap bahwa media mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi khalyak. Hanya saja, teori agenda setting memusatkan perhatiannya kepada efek kognitif
24
Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, (Jakarta: Kencana, 2013), cet. Ke-1, Jilid I, h. 495.
27
khalayak yakni, kesadaran dan pengetahuan. Kajian riset ini lebih banyak dipusatkan kepada ideologi dan politik dari media massa tersebut dalam mengaplikasikannya dalam bentuk praktiknya (StraubhaarLaRose, 2004: 43). Di mana setiap media massa pastilah memiliki agenda politik yang berbeda dengan yang lainnya. Hal itulah yang dapat menimbulkan persaingan atau kerja sama dalam merekayasa opini, citra, dan membentuk opini publik. Oleh karena itu, suatu peristiwa politik akan dikonstruksi oleh masing-masing media massa, sesuai dengan agenda politiknya, sehingga realitas politik yang dikonstruksikan oleh setiap media massa, dengan sendirinya bukan realitas yang sebenarnya melainkan hanya merupakan realitas bentukan atau rekayasa. 25 Kekuatan media massa dalam mengkonstruksi atau mendekonstruksi realitas politik ini terutama terletak pada pemberitaan pers dan penyiaran di radio maupun televisi, baik berupa berita maupun iklan politik, dengan mengabaikan peristiwa politik dan isu politik yang lain. Hal itu merupakan salah satu fungsi redaksi yang dikenal dengan sebutan gatekeeping dalam proses penyajian isi media kepada khalayak. Penonjolan dilakukan dengan tujuan adanya kepentingan tertentu sebagai upaya merekayasa opini publik sesuai dengan agenda politik yang telah ditetapkan. Seperti yang sudah banyak dilakukan oleh pemilik media di Indonesia yang tak jarang menggunakan kepentingan kelompoknya sendiri dengan menjadikannya sebuah isu utama yang disuguhkan kepada khalayak. Isu tersebut pun di berikan dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga pada akhirnya, isu yang dibuat media dianggap penting pula oleh publik. 25
Anwar Arifin, Op. Cit, h. 165.
28
Teori ini akhirnya berkembang seiring zaman dengan banyak riset dilakukan untuk membuktikan hipotesis teorinya. Sebelumnya, teori ini juga sudah dilakukan dalam penelitian Mc Combs dan beberapa temannya. Dengan melakukan penelitian kepada sekitar 50 pemilih di masing-masing tiga situs geografis yaitu, Lebanon, New Hampshire, sebuah kota kecil di negara bagian dengan pemilih pemula, di mana penelitian tersebut dilakukan oleh Mc Combs dan rekan-rekannya di Universitas Syracuse dengan metode wawancara. Kemudian di Indianapolis, Indiana sebuah kota yang cukup besar dan heterogen, di mana wawancara ditangani oleh Weaver dan rekan-rekannya di Universitas Indiana. Dan Evanston, Illinois, satelit pinggiran kota Chicago, di mana wawancara ditangani oleh Graber dan rekan-rekannya di Universitas Iilinois di Chicago Circle. 26 Pada awal perkembangannya, riset agenda setting lebih banyak murni kuantitatif. Konsep-konsep seperti agenda media dan agenda publik, dalam tradisi kuantitatif dioperasionalkan sebagai susunan urutan isu-isu yang diberitakan media massa dan susunan isu-isu yang dianggap penting di masyarakat, sehingga bisa diukur secara kuantitatif. Namun dalam perkembangannya, agenda setting digabung dan dilengkapi dengan studi kualitatif, baik sebagai pelengkap studi awal, analisis prosesnya maupun efek lanjutan.
26
Weaver D. H., dkk., Media Agenda Setting in a Presidential Election: Issues, Images, and Interest, (New York: Praeger, 1981), h. 10.
29
G. Variabel Agenda Setting Dalam penelitian ini, mengadopsi pemikiran Stephen W. Littlejohn yang mengatakan bahwa fungsi agenda setting merupakan proses linear yang terdiri dari tiga bagian, yaitu: 27 1. Agenda media ialah isu-isu yang memperoleh penonjolan dalam media. 2. Agenda publik yaitu, agenda khalayak yang dipengaruhi atau dihasilkan dari hasil interaksi suatu isu yang ditonjolkan oleh media yang nantinya dapat memengaruhi agenda kebijakan. 3. Agenda kebijakan publik (policy) yaitu, urutan topik yang dianggap penting dalam pikiran publik untuk menentukan kebijakan apa yang akan dilakukannya dengan beberapa faktor pendukung agar ia semakin yakin untuk mengikuti maksud dan tujuan apa yang telah diberikan media. Namun dalam penelitian ini, peneliti tidak melihat hingga adanya agenda kebijakan pada analisis kuantinya. Karena rumusan masalah menggunakan pendekatan kuanti hanya melihat pengaruh apa yang ditimbulkan dari agenda media kepada agenda yang berkembang di masyarakat, dalam hal ini dalam memilih partai politik pada pemilu legislatif 2014. Akan tetapi, pada faktor-faktor lain masyarakat dalam memilih, pada pendekatan kualitatif, peneliti menyangkut pautkan dengan variabel agenda kebijakan publik ini. Untuk itu, sub-variabel yang sesuai dengan teori di atas penulis mengadaptasi dimensi-dimensi agenda media, agenda publik, dan agenda kebijakan publik tersebut dengan konseptualisasi oleh Mannheim (Severin dan Tankard, Jr : 1992), yaitu: 28 27
Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, (California: Wadsworth, 1999).
30
a. Agenda Media Untuk mengukur agenda media maka akan dilihat dari variabel media massanya yaitu pertama, visibilitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita. Kedua, tingkat menonjol bagi khalayak (audiende salience), yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak. Maksudnya, bagaimana isu itu dirangkingkan oleh responden dan apakah rangkingnya itu sesuai dengan rangking media. 29 Ketiga, valensi (valence), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa. Ketiga indikator tersebut dapat diukur melalui analisis isi kuantitatif. Namun peneliti tidak hanya melihat dari jumlahnya saja, melainkan dari pengaruh penayangan dengan menentukan bagaimana rangking berita berdasarkan panjangnya (waktu dan ruang), penonjolan tema berita (ukuran headline, penempatan dan frekuensinya), dan konflik (cara penyajiannya) dari pandangan masyarakatnya. b. Agenda Publik Analisis agenda publik dilakukan dengan perhitungan topik-topik yang disajikan oleh media dan dianggap penting oleh khalayak, kemudian data tersebut dirangkingkan dan dikorelasikan dengan rangking tentang isi media. 30 Efek lanjutan ini dapat berupa persepsi khalayak tentang suatu peristiwa tertentu atau 28
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), Cet. Ke-3, h. 288. 29 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2007), Cet. Ke13, h. 69. 30 Jumroni dan Suhaimi, Metode – Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) Cet. Ke- 1, h. 56
31
sudah berupa tindakan, dalam hal ini perilaku memilih. Sedangkan untuk mengukur agenda publik sebagai efek lanjutan dari agenda media dapat dilihat dari tiga indikator di bawah ini, yaitu: 1) Keakraban (familiarity) yaitu, derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu. 2) Penonjolan pribadi (personal salience) yaitu, relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi. 3) Kesenangan (favorability) yaitu, pertimbangan senang atau tidak senang khalayak akan suatu isu. Bagaimana suatu informasi dirangkingkan (berdasarkan penting tidaknya) oleh responden dan apakah rangkingnya sesuai dengan rangking media seperti yang diprioritaskan. 31 c. Agenda Kebijakan Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan publik yang dinggap penting bagi individu, yang merupakan suatu tindakan khalayak dengan adanya beberapa faktor pendukung agar ia mengikuti maksud dan tujuan apa yang telah diberikan media. Dimensi untuk agenda kebijakan publik ini ialah: 1) Support atau dukungan, merupakan kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu. Maka, ketika publik merasa senang akan suatu berita, dalam hal ini iklan, ia akan semakin yakin untuk memilih.
31
Jumroni dan Suhaimi, Ibid, h. 57
32
2) Likelihood of action atau kemungkinan kegiatan, yang merupakan kemungkinan kegiatan publik dalam melaksanakan apa yang diibaratkan dalam suatu media dengan adanya pengaruh seseorang atau role-model. 3) Freedom of action atau kebebasan bertindak yaitu, nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh individu. Seseorang memberikan penilaian pribadi untuk menentukan aksinya akan memilih ataupun tidak memilih. Biasanya, dimensi ini juga dipengaruhi oleh bebrapa faktor lain misalnya, ekonomi. Untuk menguji sejauh mana pengetahuan yang ditransmisikan oleh media, dalam buku Weaver yang berjudul
Media Agenda Setting in a Presidential
Election: Issues, Images, and Interest, mereka meminta panelis untuk melihat inti apa yang publik ketahui tentang isu-isu dan kualitas calon yang mereka atau media yang sebelumnya telah disebutkan sebagai penting. Terdapat empat tingkat pengetahuan yang dapat diidentifikasi, Pertama kesadaran akan masalah dan gambar calon. Pada tingkat pembelajaran terendah ini responden diminta untuk menyebutkan masalah atau kualitas, tapi tidak secara spontan dalam mengingat fakta-fakta tentang isu tesebut. Tingkatan kedua, mengingat dengan fakta. Jadi responden diminta memberikan fakta-fakta dalam mengidentifikasi isu-isu atau memberikan contoh kualitas calon presiden serta alasan menganggap mereka penting. Ketiga, dengan mengingat fakta dan pengetahuan tentang posisi salah satu kandidat atau kualitasnya. Keempat, mengingat fakta dan posisi dua kandidat. Ini tentu saja merupakan satu-satunya tingkat pengetahuan yang dipercayai dalam menentukan isu atau gambaran seseorang berdasarkan kedua pilihan kandidat.
33
d. Isu Isu adalah kategori dalam isi media baik berupa berita, iklan, program, dan lain-lain. Kumulasi dari berita-berita yang dimuat secara berseri atau berita tunggal yang di muat mengenai peristiwa tertentu dimana mencakup konflik, prokontra publik, sebuah situasi yang di anggap penting oleh kelompok tertentu. Dalam mempelajari hubungan antara penekanan media pada isu-isu dan kekhawatiran pemilih atas isu-isu, penelitian sebelumnya lebih fokus pada dimensi intrapersonal salience yaitu, sejauh mana seseorang merasa suatu masalah secara pribadi penting baginya. Tetapi ada pula bukti yang menunjukkan isu mempengaruhi sejauh mana suatu masalah yang dibicarakan dengan orang lain (interpersonal salience) dan meluas ke mana isu-isu yang dianggap penting untuk orang lain di masyarakat. 32 Masing-masing jenis isu mempunyai efek yang berbeda dalam proses agenda setting. Namun, dalam penelitian ini isu yang dimaksudkan ialah iklan Golkar yang ditayangkan di TV One. Jika di sederhanakan, dalam bentuk alur proses di mana teori agenda setting meramalkan agenda media memengaruhi agenda publik maka, akan didapat gambar seperti di bawah ini: 33
32 33
Weaver D. H., dkk., Op. Cit, h. 85. Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grassindo, 2004), h. 20.
34
Gambar 1. Model Agenda Setting Variabel Media Massa;
Variabel Antara;
Variabel Efek;
Variabel Efek Lanjutan;
- Panjang - Penonjolan - Konflik
- Sifat stimulus - Sifat khalayak
- Pengenalan - Salience - Prioritas
- Persepsi - Aksi
H. Perilaku Memilih (Voting Behavior) Menurut Jack Plano, voting behavior atau perilaku memilih adalah salah satu bentuk perilaku politik yang terbuka. Sedangkan Riggs dan Plano menyatakan voting behavior adalah studi yang berhubungan dengan cara orang cenderung untuk memilih dalam pemilihan umum dan alasan mengapa mereka memilih. 34 Dengan inti yang sama, Surbakti (1992) menyatakan bahwa perilaku memilih ialah keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum yang merupakan serangkaian kegiatan membuat keputusan yakni, apakah memilih dan tidak memilih dalam pemilihan umum. Penulis menyimpulkan bahwa perilaku memilih ialah suatu tindakan seorang pemilih dalam memberikan suara kepada suatu kandidat tertentu pada pemilihan umum. Pemilih di sini ialah warga negara yang mempunyai hak untuk memilih, di daftar sebagai seorang pemilih, dan memberikan suaranya untuk memilih atau menentukan wakil-wakilnya. Pemberian suara kepada salah satu kandidat merupakan
34
Riggs, R.E dan Plano, J.C, The Nited Nations: International Organization and World Politics, (Chicago: Dorsey Press, 1988).
35
suatu kepercayaan bagi khalayak yang telah memahami makna nilai pribadi yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh dari penayangan iklan partai Golkar di TV One terhadap perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru serta melihat apakah masing-masing variabel penayangan berpengaruh atau tidak atas pilihan seseorang. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan mix research yakni, gabungan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam mix method research peneliti menggunakan metode dan teknik kuantitatif pada satu fase dan menggunakan metode teknik kualitatif pada satu fase lain. 34 Dan penelitian ini menggunakan paradigma positivisme, di mana paradigma adalah cara pandang seseorang ilmuan tentang sisi strategis yang paling menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri. 35 Dan paradigm positivisme adalah suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan diukur serta diuji dengan metode ilmiah. Kemudian penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif atau juga biasa dikenal penelitian korelasi. Jenis penelitian ini akan melihat hubungan antara kedua variabel penelitian tanpa melakukan tindakan apapun sebagai tindak lanjutnya.
34
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), Cet. Ke-1, h. 428. 35 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-4, h. 25.
36
37
Penelitian dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Dengan begitu dalam penelitian ini penulis hendak melihat hubungan antara penayangan iklan partai Golkar yang ditayangkan di TV One terhadap perilaku masyarakat Kelurahan Kebon Baru dalam memilih. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan hasil data tersebut penulis menggunkan metode penelitian survei pada penelitian ini. Metode survei merupakan metode penelitian dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket atau kuisioner sebagai alat pengumpulan data. 36 Pengumpulan data tersebut dilakukan dalam menguji hipotesis atau mengadakan evaluasi yang membahas mengenai seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau mempunyai tanda-tanda akan tercapai. 37
B. Ruang Lingkup Penelitian 1.
Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek penelitian penulis ialah studi kasus pada pemilih di masyarakat RT 07 dan RT 09, RW 06 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan. Sedangkan, objek penelitian dari penulis ialah “Pengaruh Penayangan Iklan Partai Golkar di TV One terhadap Perilaku Memilih Masyarakat”.
36
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 275. Masri Singaribun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2011), Cet. Ke-4, h. 5. 37
38
2.
Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Januari – Februari 2015. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat RT 07 dan RT 09, RW 06 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan. Adapun alasan penulis memilih lokasi penelitian tersebut karena dalam Pemilu Legislatif 2014 lalu, masyarakat di RT 09 RW 06 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan dominan memilih partai Golkar sehingga di wilayah tersebut Golkarlah yang paling banyak polling suaranya dan dinyatakkan sebagai pemenang. Sedangkan RT 07 RW 06 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan tidak memenangkan Golkar sebagai pilihan di wilayah mereka. Kedua sampel ini penulis tuju sebagai bahan perbandingan yang nantinya akan terlihat secara objektif apakah terdapat pengaruh dari penyangan iklan Golkar di TV One terhadap perilaku memilih masyarakat yang pernah melihat iklan tersebut.
C. Metode Penentuan Sampel Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, hewan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. 38 Adapun populasi penelitian yang dilakukan peneliti ialah masyarakat RT 07 dan RT 09, RW 06 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.
38
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-4, h. 99.
39
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. 39 Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling (sampling aksidental), atau yang di beberapa buku lainnya di sebut juga sebagai teknik incidental sampling. Teknik ini merupakan, teknik di mana sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada atau pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, misalnya memberikan kuisioner kepada siapa saja yang dijumpainya. Sehingga, peneliti dapat mengambil sampel siapa saja yang kebetulan cocok bertemu, yang penting karakteristiknya serupa. Metode ini dinyatakkan sangat mudah, murah, dan cepat untuk dilakukan. 40 Maka dalam pengambilan sampel penelitian ini, penulis akan mengambil sampel secara kebetulan dari masyarakat RT 07 dan RT 09, RW 06, Kebon Baru, Tebet, Kelurahan Kebon Baru yang telah berusia 17 tahun ke atas dan memiliki hak pilih. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut: 41
n =
Keterangan
:
n
: Jumlah Sampel
N
: Jumlah Populasi
d²
: Presisi yang ditetapkan 39
N N. 𝑑𝑑 2 + 1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Research & Development, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 120. 40 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Jilid I, Cet. Ke-11, h. 98. 41 Bambang Prasetyo dan Lina Moftahul Janah, Metode Penelitian Kuantitatif:Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2006), h. 137.
40
Di mana data responden wilayah RT 07 dan RT 09 sebagai berikut: 42 Tabel 1. Data Responden Wilayah RT
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋
Jumlah
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋 𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕
316 265 581
RT 07 RT 09 Jumlah Total
x 86
47 39 86
Jumlah masyarakat di wilayah RT 07 dan RT 09 berjumlah 581 orang. Berdasarkan rumus sampel di atas, jumlah sampel yang diperoleh untuk penelitian ini dengan nilai presisi yang ditetapkan yaitu sebesar 10% adalah sebagai berikut:
n=
581
581.(10%)2 +1
= 85,31 ≈ 86
Maka jumlah sampel tersebut dibulatkan menjadi 86 orang. Sampel yang akan diambil dari populasi akan menggunakan teknik accidental sampling yaitu penarikan sampel yang ditetapkan berdasarkan kebetulan semata tetapi tetap harus sesuai dan cocok dengan karakteristik penelitian yang telah peneliti tetapkan.
D. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data yang dibutuhkan guna melengkapi proses penelitian ini, peneliti melakukan serangkai kegiatan yang bersumber dari:
42
Data Pribadi Ketua RT 07 dan RT 09
41
1. Data Primer (Primary Data) Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan langsung di lokasi penelitian atau objek penelitian, berupa opini seseorang secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapaun data primer yang peneliti gunakan ialah metode survei atau angket dan wawancara. Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian diberikan untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikembalikan kepada peneliti. 43 Jadi dengan metode ini, peneliti mengumpulkan sejumlah daftar pertanyaan tertulis kepada responden mengenai tanggapan masyarakat terhadap iklan Golkar untuk mendapatkan jawaban pribadi, yang kemudian akan peneliti kemukakan dan sajikan dalam bentuk penyajian data. Yang kedua melalui wawancara yaitu, suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan terkait. 44 Kegiatan wawancara ini dilakukan kepada beberapa tokoh masyarakat mengenai masalah dan tujuan penelitian atas tanggapannya terhadap iklan Golkar dengan tujuan untuk memperkuat penelitian.
43
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-4, h. 123. 44 M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013), h. 19.
42
2. Data Sekunder (Secondary Data) Data sekunder adalah sebuah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dan membutuhkan media perantara. Adapun data sekunder penelitian ini ialah riset kepustakaan berupa buku, artike, jurnal, internet, dokumen pribadi Komunikasi Penyiaran Indonesia, Kelurahan Kebon Baru, dan lain-lainnya.
E. Variabel Penelitian Variabel adalah fokus objek yang akan diteliti oleh penulis di mana merupakan sebuah konsep yang sudah diberi variasi nilainya untuk dapat diamati dan diukur. 45 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung. 46 Dengan kata lain variabel ini tidak terpengaruh dengan variabel lain, justru menjadi variabel yang memengaruhi. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Sesuai dengan judul penelitian maka dalam penelitian ini, variabel yang hendak peneliti ialah: Variabel Bebas (Independent) Penayangan Iklan Partai Politik (Variabel X)
Variabel Terikat (Dependent) Perilaku Memilih (Variabel Y)
Gambar 2. Variabel Penelitian 45
Jumroni dan Suhaimi, Metode – Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) Cet. Ke- 1, h. 16. 46 Burhan Bungin, Ibid, h. 62.
43
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang akan diuji kebenarannya. Jawaban ini baru didasarkan pada teori yang relevan tetapi, belum didasarkan pada data-data empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 47 Dalam menguji hipotesis, terdapat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan yaitu, merumuskan hipotesis nol (𝐻𝐻0 ) dan harus disertai pula dengan hipotesis
alternatif (𝐻𝐻𝑎𝑎 ). 48 𝐻𝐻0 :β = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penayangan iklan partai politik Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara penayangan iklan partai politik Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
G. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian dan sangat erat kaitannya dengan indikator. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu, variabel bebas berupa penayangan iklan
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Research & Development, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 63. 48 Singgih Sentosa, SPSS: Mengelola Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PPM, 2002), Cet. Ke-2, h. 22.
44
partai Golkar dan variabel terikatnya berupa kecenderungan perilaku memilih masyarakatnya dengan indikator penelitian sebagai berikut: 1. Variabel Penayangan Iklan Partai Golkar a.
Definisi Operasional Variabel ini disebut juga sebagai agenda media yang ingin diteliti.
Agenda media yaitu penonjolan isu-isu yang disusun oleh media dan bagaimana agenda media menempatkan isu tersebut di tempat yang utama. b.
Indikator Operasional Skor yang diperoleh mengenai agenda media yang diberikan kepada
khalayak dapat diukur dengan indikator yang dikemukaan oleh Nur Indah M. dalam karya ilmiahnya yang menjabarkan pemikiran Stephen W. Littlejohn & Karen Foss (2005:280) mengutip Rogers & Dearing. Adapun rincian subvariabelnya adalah sebagai berikut : 1. Visibilitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita. 2. Tingkat menonjol bagi khalayak (audiende salience), yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak, yang membahas tentang bagaimana isu itu dirangkingkan oleh responden dan apakah rangkingnya itu sesuai dengan rangking media. 49 3. Valensi (valence), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu pristiwa. 49
13, h. 69.
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-
45
Ketiga sub-variabel tersebut dapat dirumuskan dalam turunan indikator dengan menentukan rangking berita berdasarkan panjangnya (waktu dan ruang), penonjolan tema berita bagi khalayak (ukuran headline, penempatan dan frekuensinya), dan konflik (cara penyajiannya) terhadap khalayak. 2. Variabel Perilaku Memilih a.
Definisi Operasional Variabel perilaku memilih ini disebut juga sebagai agenda publik yang
ingin diteliti. Agenda publik ialah naluri publik terhadap pentingnya isu. 50 Agenda khalayak ini dipengaruhi atau dihasilkan dari hasil interaksi suatu isu yang ditonjolkan oleh media. c.
Indikator Operasional Menurut Wiryanto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu
Komunikasi (2004: 57), sub-varibel agenda publik (variabel Y) di bawah ini dapat dijadikan sebagai indikator di mana sub-variabel tersebut dilihat dari beberapa faktor, yaitu: 1) Keakraban (familiarity) yaitu, derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu. Apakah informasi yang disampaikan sudah dikenal oleh khalayak.
50
Jumroni dan Suhaimi, Metode – Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) Cet. Ke- 1, h. 55.
46
2) Penonjolan pribadi (personal salience) yaitu, relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadinya. Pemilihan isu dilihat berdasarkan perbedaan nilai kepentingan dari sisi khalayaknya. Apakah isu yang dipilih untuk menjangkau kepentingan sosial (komunitas yang lebih luas), kepentingan interpersonal (keluarga teman bergaul, tempat kerja, dll), ataukah kepentingan individu semata. 51 3) Kesenangan (favorability) yaitu, pertimbangan kesenangan atau ketidaksenangan khalayak akan iklan partai politik. Bagaimana suatu informasi
dirangkingkan
(berdasarkan
penting
tidaknya)
oleh
responden dan apakah rangkingnya sesuai dengan rangking media. Penguraian variabel menjadi indikator tersebut pastilah didasarkan pada teoriteori atau konsep yang telah ditetapkan penulis pada Bab II. Dengan rincian variabel dan definisi operasional penelitian di atas, penulis juga menguraikan ke dalam bentuk tabel di bawah ini:
51
Nur Indah M., Op. Cit.
47
Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian Variabel Variabel Bebas
Sub-Variabel 1. Visibilitas (visibility)
(X): Penayangan 2. Tingkat menonjol bagi Iklan Partai
khalayak
Politik
salience)
(audiende
Indikator 1. Ranking
isu
panjangnya iklan (waktu dan ruang) 2. Jumlah
3. Valensi (valence)
berdasarkan
dan
tingkat
menonjolnya isu 3. Penonjolan khalayak
berita
bagi
segi
ukuran
dari
headline, penempatannya, atau frekuensi iklan 4. Konflik (cara penyajiannya), menyenangkan
atau
tidak
menyenangkannya Variabel Terikat (Y): Perilaku Memilih
1. Keakraban
1. Rangking isu yang dianggap
(familiarity) 2. Penonjolan
menonjol pribadi 2. Tahu atau pernah melihat
(personal sailence) 3. Kesenangan (favorability)
iklan Golkar 3. Kepentingan
Sosial
(komunitas yang lebih luas) 4. Kepentingan (keluarga,
Interpersonal teman
bergaul,
tempat kerja, dll) 5. Memilih atau tidak memilih
Adapun blue print untuk skala penayangan iklan partai politik Golkar dan skala perilaku memilih masyarakat sebelum dilakukan uji coba validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 di bawah ini:
48
Tabel 3. Blue Print Skala Tayangan Iklan Partai Politik Golkar (sebelum validasi instrumen) No.
Dimensi Visibility (Visibilitas) 1 Rangking berita berdasarkan panjangnya iklan (waktu dan ruang) 2 Jumlah dan tingkat menonjolnya berita No. Dimensi Audience Salience (Tingkat Menonjol bagi Khalayak) 1 Penonjolan berita bagi khalayak dari segi ukuran headline, penempatannya, atau frekuensi iklan No. Dimensi Valence (Valensi) 1
Konflik atau cara penyajiannya, menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi khalayak
Item Favorable Unfavorable 1, 2, 5 6
3, 4, 9
Favorable
7, 8 Item Unfavorable
10, 11
12, 13, 14, 15, 16, 17, 18
Item Favorable Unfavorable 20, 21, 22, 23, 19 24, 25, 26, 27, 28, 29
Jumlah 4
5 Jumlah
9
Jumlah 11
Tabel 4. Blue Print Skala Perilaku Memilih (sebelum validasi instrumen) No.
Dimensi Familiarity (Keakraban) 1 Rangking isu yang dianggap menonjol 2 Tahu atau pernah melihat iklan Golkar No. Dimensi Personal Salience (Penonjolan Pribadi) 1 Kepentingan sosial (komunitas yang lebih luas) 2 Kepentingan interpersonal (keluarga, teman, tempat kerja, dll)
Item Favorable Unfavorable 1, 2, 6, 7, 11 3, 4, 5, 8, 9, 10
12
Item Favorable Unfavorable 14, 16 13, 15, 18, 19, 20
17
Jumlah 5 7 Jumlah 2 6
49
No. 1
Dimensi Favorability (Kesenangan) Memilih atau tidak memilih
Item Favorable Unfavorable 21, 22, 24, 25, 23, 30, 31, 32, 26, 27, 28, 29, 33, 34, 36 35
Jumlah 16
Selanjutnya, adapun blue print untuk skala penayangan iklan partai politik Golkar dan skala perilaku memilih setelah dilakukan uji coba validitas instrumen, yang terdapat pada tabel di bawah ini, yaitu: Tabel 5. Blue Print Skala Tayangan Iklan Partai Politik Golkar (setelah validasi instrumen) No.
Dimensi Visibility (Visibilitas) 1 Rangking berita berdasarkan panjangnya iklan (waktu dan ruang) 2 Jumlah dan tingkat menonjolnya berita No. Dimensi Audience Salience (Tingkat Menonjol bagi Khalayak) 1 Penonjolan berita bagi khalayak dari segi ukuran headline, penempatannya, atau frekuensi iklan No. Dimensi Valence (Valensi) 1
Konflik atau cara penyajiannya, menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi khalayak
Item Favorable Unfavorable 1, 2, 5 6
3, 4
7, 8
Item Favorable Unfavorable 9, 10
11, 12, 13, 14
Item Favorable Unfavorable 16, 17, 18, 19, 15 20, 21, 22, 23, 24, 25
Jumlah
Jumlah 4
4 Jumlah
6
Jumlah 11
25
50
Tabel 6. Blue Print Skala Perilaku Memilih (setelah validasi instrumen) No.
Dimensi Familiarity (Keakraban) 1 Rangking isu yang dianggap menonjol 2 Tahu atau pernah melihat iklan Golkar No. Dimensi Personal Salience (Penonjolan Pribadi) 1 Kepentingan sosial (komunitas yang lebih luas) 2 Kepentingan interpersonal (keluarga, teman, tempat kerja, dll) No. Dimensi Favorability (Kesenangan) 1 Memilih atau tidak memilih
Item Favorable Unfavorable 1, 2, 6, 7, 11
Jumlah 5
3, 4, 5, 8, 9, 10 Item Favorable Unfavorable 13, 15
6 Jumlah 2
12, 14, 16
Item Favorable Unfavorable 17, 18, 19, 20, 25, 26, 27, 28 21, 22, 23, 24, 29 Jumlah
3
Jumlah 13
29
H. Uji Instrumen 1.
Uji Validitas Data Uji validitas ditujukan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner
untuk menilai apakah pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin peneliti ukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. 52 Menurut Masrun (1979), perhitungan (analisis) validitas item pertanyaan tersebut dilakukan dengan mengorelasikan skor setiap butir dengan skor total, jika koefisien korelasi menunjukkan pada angka minimal 0,3 maka item tersebut
52
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. Ke-1, h. 168.
51
dinyatakan valid. 53 Dan semakin tinggi koefisien korelasinya, semakin tinggi pula tingkat validitas sebuah item. Pada penelitian ini, uji validitas berguna untuk mengetahui apakah terdapat pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner yang harus dibuang atau diganti karena tidak relevan. Item instrumen dianggap valid jika r hitung > r table dan dalam penelitian ini, dianggap memenuhi syarat koefisien dengan n = 86 dengan nilai taraf signifikan 5% yaitu, 0,361 dan taraf signifikan 1% yaitu, 0,463. Pada uji instrumen ini, peneliti menggunakan bantuan Microsoft Excel untuk menguji validitas instrumennya. 2.
Uji Reliabilitas Data Reliabilitas adalah tingkat keajekan hasil suatu alat ukur (kuisioner) ketika
digunakan berulang kali (dalam rentan waktu tertentu) pada objek yang sama. 54 Uji reliabilitas data yang tinggi terjadi jika fakta yang dikumpulkan tidak berubah apabila diadakan pengamatan ulang. 55 Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach (Syafrudin Anwar, 2003) dengan turunan di bawah ini:
53
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang: UMM Press, 2010), Cet. Ke-3,
54
Hamidi, Ibid, h. 151. HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
h. 150. 55
2004), 78.
52
α = 2 | 1 - 𝑆𝑆12 + 𝑆𝑆22 | 𝑆𝑆32
Keterangan
:
α
: Koefisien reliabilitas
𝑆𝑆12 dan 𝑆𝑆22
: Varian skor belah 1 dan 2
𝑆𝑆32
: Varian skor skala
Namun untuk menguji instrument penelitian ini, peneliti menggunakan
reliability analysis dengan metode Cronbach’s Alpha yang dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 22. Jika hasil cronbach alpha menunjukkan perhitungan > 0,6 maka data tersebut mempunyai reliabilitas kurang baik, cronbach alpha > 0,7 data dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,8 dinyatakkan sangat baik. 56
I.
Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
muda untuk di baca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui bagaimana pengaruh penayangan iklan Golkar di TV One dengan perilaku masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan dalam memilih pada pemilu legislatif 2014. Pengukuran yang peneliti gunakan berupa kuisioner dengan bentuk skala likert. Skala likert adalah suatu pernyataan yang sistematis untuk menunjukkan sikap. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur nantinya akan dijabarkan menjadi 56
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data SPSS 17, (Yogyakarta: Andi Offset, 2009), h.172.
53
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. 57 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert dengan menggunakan lima pilihan sebagai jawaban responden nantinya. Skala ini dikembangkan oleh Robert Linkert dengan rumusan sebagai berikut: 58 Table 7. Skala Likert No. 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Kemudian, data hasil analisis berdasarkan variabel tayangan iklan Golkar terhadap perilaku masyarakat dalam memilih yang diperoleh melalui kuisioner dapat selanjutnya dianalisis dengan cara sebagai berikut: 1.
Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. 59 Cara menghitungnya dengan menggunakan kurva Peluang Normal melalui pembuat titik temu garis antara data interval yang berada pada garis cumbu X (vertikal) dan jumlah frekuensinya pada garis sumbu Y
57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Research & Development, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 93. 58 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005), h. 110. 59 Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial, (Jakarta: Ushul Press. 2009), h. 113.
54
(horizontal). Jika peneliti
menghubungkan titik-titik temu yang berasal dari
kedua garis sumbu tersebut maka akan diketahui apakah kurva normal atau tidak. Uji Kolmogrov Smirnov merupakan uji yang serba guna atau bersifat umum. 60 Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas ini ialah sebagai berikut: 61 a.
Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
b.
Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak beritribusi normal.
2.
Uji Regresi Linear Berganda Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai hubungan antara penayangan
iklan Golkar terhadap perilaku memilih masyarakat, maka peneliti mengolah data yang didapat dengan menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple linear regression), dengan rumusan di bawah ini: 62
60
Wahana Komputer, Pengolahan Data STatistik dengan SPSS 11.5, (Jakarta: Salemba Infotek, 2003), h. 190. 61 Fajaruddien Zakiany, “Pengaruh Konformitas Teman Sebaya (Peers) Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunkasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), 54. 62 Pangestu Subagyo dan Djarwanto Ps, Satistika Induktif, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2005), Cet. Ke-5, h. 270.
55
Y = 𝑏𝑏0 + 𝑏𝑏1 𝑋𝑋1 + 𝑏𝑏2 𝑋𝑋2 + 𝑏𝑏3 𝑋𝑋3
Keterangan : Y : Variabel dependen (perilaku memilih) 𝑏𝑏0 : Harga konstanta 𝑏𝑏1 : Koefisien regresi parsial variabel visibility (visibilitas) 𝑏𝑏2 : Koefisien regresi parsial variabel audience salience (tingkat menonjol bagi khalayak) 𝑏𝑏3 : Koefisien regresi parsial variabel valence (valensi)
Jika dijabarkan dalam bentuk skema pemetaan hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen akan maka didapatkan uji regresinya seperti di bawah ini:
𝑟𝑟𝑥𝑥123𝑦𝑦
𝑿𝑿𝟏𝟏
𝑿𝑿𝟐𝟐
𝑿𝑿𝟑𝟑
𝑟𝑟𝑥𝑥2𝑦𝑦
𝑟𝑟𝑥𝑥1𝑥𝑥2𝑥𝑥3
𝑟𝑟𝑥𝑥1𝑦𝑦
𝑟𝑟𝑥𝑥3𝑦𝑦
Gambar 3. Skema Regresi Linear Berganda Penelitian
3.
Uji Koefisien Korelasi Metode korelasi bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu
faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. 63 Uji koefisien korelasi ini
63
13, h. 27.
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-
56
berfungsi untuk melihat hubungan antara variabel penayangan iklan Golkar terhadap perilaku memilih masyarakat. Setelah data diklasifikasikan, akan diadakan analisa data untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel X dan variabel Y. Oleh sebab itu, alat analisis korelasi ini menggunakan teknik korelasi yang dikembangkan oleh Charles Spearman. Teknik ini disebut sebagai teknik Korelasi Rank Order atau Spearman Rank Correlation. Teknik ini digunakan unutk mencari koefisien korelasi antara data ordinal dan data ordinal lainnya dari hasil penelitian. Rumu korelasi Rank Order tersebut ialah: 64 𝛾𝛾ℎ𝑜𝑜 = 1 - 6 Σ𝑑𝑑2
N (𝑁𝑁 2 - 1)
Keterangan : 𝛾𝛾ℎ𝑜𝑜 : koefisien korelasi Rank Order 1 : bilangan konstan 6 : bilangan konstan d : perbedaan antara pasangan jenjang Σ : sigma atau jumlah N : jumlah individu dalam sampel Pada penelitian ini, penghitungan koefisien korelasi nanitnya akan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 22. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan pada tabel berikut: 65
64
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-4, h. 25. 65 Sugiyono, Ibid, h. 229.
57
Tabel 8. Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
4.
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti yaitu, penayangan iklan Golkar (X) dengan variabel terikatnya yaitu, perilaku memilih masyarakat (Y). Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada model summary dan tertulis R Square. Nilai R Square dinyatakkan baik jika di atas 0,5 karena, nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya, sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R Square maupun Adjust R Square dikatakkan cukup tinggi dengan nilai di atas 0,5. 66 5.
Uji F-Test Uji F-Test dikenal juga dengan pengujian serentak yaitu, uji untuk melihat
apakah secara simultan (bersama-sama) koefisien regresi variabel bebas
66
Singgih Santosa, SPSS: Mengolah Data Statistik secara Profesional, (Jakarta: PT. Elex Multi Komputindo, 1999), h.50.
58
mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel terikatnya. 67 Atau dengan kata lain untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik (signifikan) atau tidak baik (non signifikan). Nilai taraf signifikasinya sebesar a = 0,01 sampai dengan 0,05. Untuk melakukan uji hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, seperti di bawah ini: 𝐻𝐻0 :β = 0
Variabel-variabel penayangan iklan partai politik Golkar di TV One secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Variabel-variabel penayangan iklan partai politik Golkar di TV One secara bersama-sama berpengaruh signifikan dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
Jika sig F > 0,01 maka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun, jika sig F < 0,01 itu artinya terdapat signifikasi antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.
67
HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h. 225.
59
6.
Uji T-tes (Parsial) Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji T-test bertujuan untuk
mengetahui
besarnya
masing-masing
secara
signifikan
antara
variabel
independen dengan variabel dependen. Nilai taraf signifikasinya ialah sebesar ∝ = 1% sampai dengan 10%. Secara manual uji T-Test dapat dilakukan dengan rumusan di bawah ini: 68
Keterangan: t : t hitung : rata-rata sampel : rata-rata spesifik atau rata-rata tertentu (yang menjadi perbandingan) : standart deviasi sampel n : jumlah sampel Untuk melakukan pengujian hipotesis, terdapat beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu, merumuskan hipotesis nol (𝐻𝐻0 ) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (𝐻𝐻𝑎𝑎 ). 69 Hipotesis dapat dirumuskan dengan pernyataan sebagai berikut: a.
Variabel visibilitas (visibility) 𝐻𝐻0 :β = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel visibilitas (visibility) iklan partai politik Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
68
I Gusti Ngurah Agung, Statistik: Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data Kategorik, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2002), Cet. Ke-2, h. 321. 69 Singgih Santosa, Op. Cit, h.52.
60
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel visibilitas (visibility) iklan partai politik Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
b.
Variabel tingkat menonjol bagi khalayak (audience salience) 𝐻𝐻0 :β = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat menonjol bagi khalayak (audience salience) iklan partai politik Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat menonjol bagi khalayak (personal salience) iklan partai politik Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
c.
Variabel valensi (valence) 𝐻𝐻0 :β = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel valensi (valence) iklan partai politik Golkar di TV One dengan kecenderungan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel valensi (valence) iklan partai politik Golkar di TV One dengan kecenderungan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah RT 07 dan RT 09 RW 06 yang berada di wilayah Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Kelurahan Kebon Baru merupakan salah satu dari 7 (tujuh) Kelurahan yang ada di Kecamatan Tebet, Kota Administrasi Jakarta Selatan.
B. Profil DKI Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta atau Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527 1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), Jakarta Toko Betsu Shi (1942-1945) dan Djakarta (1945-1972). Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town, atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia. Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² dengan jumlah penduduk sekitar 10.187.595 jiwa data terakhir yang diperoleh pada tahun 207. Wilayah metropolitan Jakarta merupakan wilayah metropolitan terbesar di Asia Tenggara dan menempati urutan kedua di dunia.
61
62
Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor seperti kantor pusat pemerintahan, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Bahkan kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. DKI Jakarta memiliki semboyan “Jaya Raya” yang memiliki arti Jaya dan Agung (besar). DKI Jakarta ini dibagi menjadi lima kota dan satu kabupaten, yaitu: Tabel 9. Pembagian Wilayah Kabupaten atau Kota DKI Jakarta N o
Kabupaten/ Kota
Pusat Pemerintahan
Wali Kota
Kec ama tan 2
Kelura han
1
Kabupaten Kepulauan Seribu Kota Jakarta Barat
Pulau Pramuka
Tri Djoko
Kebon Jeruk
Anas Effendi
8
56
3
Kota Jakarta Pusat
Menteng
Mangara Pardede
8
44
4
Kota Jakarta Selatan
Kebayoran Baru
Syamsud din Noor
10
65
5
Kota Jakarta Timur
Cakung
10
65
6
Kota Jakarta Utara
Koja
Bamban g Musyaw ardhana Rustam Effendi
6
32
2
Logo
Lokasi
6
C. Profil Kota Administrasi Jakarta Selatan Jakarta Selatan adalah nama dari sebuah kota administrasi di bagian selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta Selatan adalah salah satu dari lima kota
63
administrasi dan satu kabupaten administrasi DKI. Di sebelah utara, Jakarta Selatan berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Di sebelah timur berbatasan dengan Jakarta Timur. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kota Depok, dan sebelah barat dengan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Jakarta Selatan adalah kota administrasi yang paling kaya dibandingkan dengan wilayah lainnya, dengan banyaknya perumahan warga kelas menengah ke atas dan tempat pusat bisnis utama. Jumlah penduduk di Jakarta Selatan sekitar 2.057.080 jiwa denga kepadatan 14.561,34 jiwa/km2. Kota Administrasi Jakarta Selatan terbagi menjadi 10 kecamatan, yaitu Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Pesanggrahan, Cilandak, Pasar Minggu, Jagakarsa, Mampang Prapatan, Pancoran, Tebet, dan Setiabudi. Namun dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada salah satu kelurahan di bagian Kecamatan Tebet. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 9.53 km², yang terdiri atas 7 kelurahan: Tebet Barat, Tebet Timur, Kebon Baru, Bukit Duri, Manggarai, Manggarai Selatan dan Menteng Dalam.
D. Profil Kelurahan Kebon Baru Kelurahan Kebon Baru sebagai satu dari ketujuh kelurahan di kecamatan tebet ini memiliki luas wilayah sekitar 123, 29 hektar yang telah disesuaikan dengan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 1227 tahun 1989 tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan batas perubahan nama Kelurahan yang kembar atau sama dan penetapan luas wilayah Kelurahan di daerah khusus Ibukota Jakarta. Kelurahan Kebon Baru berbatasan wilayah dengan rincian sebagai berikut:
64
Sebelah Utara
: Jl. K.H. Abdullah Syafe’i, Kelurahan Bukit Duri
Sebelah Timur
: Jl. Kali Ciliwung, Jakarta Timur
Sebelah Selatan : Jl. MT. Haryono, Kelurahan Pengadegan Sebelah Barat
: Rel Kereta Api, Kelurahan Tebet Timur
Agar tercapainya maksud dan tujuan terselenggaranya pemerintahan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yag berlaku, maka perangkat Kelurahan melakukan koordinasi secara terpadu dengan Babinsa, Babinkamtibmas, maupun dengan instansi terkait lainnya. Keterlibatan
organisasi
kemasyarakatan
di
wilayah
seperti
Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), RT/ RW, Forum RW, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), PKK, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan lain-lain, merupakan hal yang sangat mendukung demi suksesnya program-program Pemerintah secara menyeluruh dan berkesinambungan di wilayah Kelurahan Kebon Baru. 1.
Kependudukan Hingga bulan Agustus 2013 jumlah penduduk Kelurahan Kebon Baru sekitar
43.912 jiwa dengan penduduk laki-laki berjumlah 22.198 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 21.714 jiwa. Jumlah ini meningkat seiring dengan adanya pengaruh laporan penduduk yang lahir, mati, datang, dan pindah tempat tinggal. Dari data terakhir di bulan Agustus 2013 didapat data jumlah penduduk menurut umur seperti di bawah ini:
65
Table 10. Jumlah Penduduk Kelurahan Kebon Baru Berdasarkan Umur No.
Umur
WNI Pria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75 ke atas Jumlah
2.
WNA
Wanita Jumlah
Pria
Jumlah
Wanita Jumlah
1099 1521 1422 1329 1753 1674 1596 1656 1518 1720 1540 1532 1422 1341 698 381
1182 1465 1527 1430 1564 1568 1453 1559 1575 1597 1423 1594 1341 1477 689 270
2281 2986 2949 2759 3317 3242 3049 3215 3039 3317 2963 3126 2763 2818 1386 651
4 -
1 -
5 -
2279 2986 2949 2759 3317 3242 3049 3215 3039 3317 2963 3131 2763 2818 1386 651
22.202
21.713
43.915
4
1
5
43.920
Rukun Tetangga dan Rukun Warga Jumlah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) Kelurahan Kebon
Baru berjumah 153 RT dan 14 RW, dengan rincian sebagai berikut: 70 Table 11. Jumlah RT dan RW Kelurahan Kebon Baru No. 1 2 3 4 5 70
RW 01 02 03 04 05
Data pribadi Kelurahan Kebon Baru.
Jumlah RT 10 10 10 17 9
66
6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah
06 07 08 09 010 07 012 013 014 14
11 14 9 10 10 10 11 12 10 153
Sedangkan jika melihat jumlah penduduk dan kepala keluarga dari masingmasing setiap RW di Kelurahan Kebon Baru di dapatkan data bulan Agustus 2103 sebagai berikut: Tabel 12. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Setiap RW Kelurahan Kebon Baru Tebet No
RW
1 01 2 02 3 03 4 04 5 05 6 06 7 07 8 08 9 09 10 010 11 07 12 012 13 013 14 014 Jumlah
KK 849 1007 637 1534 722 1208 994 719 686 1242 833 819 961 638 12.849
WNI
WNA
JML
Pria
Wanita
JML
Pria
Wanita
JML
1617 1435 1446 2035 1254 1532 1615 1539 1431 1454 1692 1630 1552 1870 22.2 02
1583 1564 1385 1560 1468 1594 1548 1595 1562 1528 1574 1636 1570 1546 21.713
3200 2999 2831 3595 2722 3226 3163 3134 2993 2982 3266 3266 3122 3416 43.915
4 4
1 1
5 5
3200 2999 2831 3595 2722 3226 3163 3134 2993 2982 3266 3271 3122 3416 43.920
67
3.
Bidang Keagamaan Masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Kebon Baru memiliki
beragam macam agama yang dianutnya seperti, agama Islam, Kristen, Katholik, Hindhu, dan Buddha. Data jumlah penduduk Kelurahan Kebon Baru berdasarkan agamanya didapat data sebagai berikut: 71 Tabel 13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama No. Agama Jumlah Penduduk 1 Islam 34.812 jiwa 2 Kristen 7.734 jiwa 3 Katholik 816 jiwa 4 Hindhu 227 jiwa 5 Buddha 214 jiwa Selain itu, juga terdapat sarana dan prasarana keagamaan atau tempat ibadah di Kelurahan Kebon Baru, yaitu: 72 Table 14. Sarana Tempat Ibadah Kelurahan Kebon Baru No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
RW 01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 07 012 013 014 Jumlah
71 72
Masjid 1 1 1 1 1 1 1 7
Musholla 2 3 2 3 4 4 2 3 3 4 3 2 3 2 41
Data pribadi Kelurahan Kebon Baru. Ibid.
Gereja -
Klenteng -
Wihara -
68
4.
Bidang Pendidikan Dilihat dari sarana dan prasarana bahwa bidang pendidikan di wilayah
Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan telah memiliki beberapa Paud sampai dengan SMA yang berada di wilayahnya. Hanya saja, perguruan tinggilah yang belum ada sampai saat ini. Dengan rincian di bawah ini: Tabel 15. Data Sarana Pendidikan Kelurahan Kebon Baru No. 1 2 3 4 5 6 7
Sarana Pendidikan PAUD TK SD SMP SMA Universitas Akademi Jumlah
Jumlah 6 9 16 3 3 0 0 37
Bukan hanya sarana pendidikan umum saja, wilayah kelurahan Kebon Baru juga memiliki sarana pendidikan keagamaan, yaitu: Table 16. Data Sarana Pendidikan Keagamaan Kelurahan Kebon Baru No. 1 2 3 4 5 6
Sarana Pendidikan MI MTs MA SD Kristen SMP Kristen SMU Kristen Jumlah
Jumlah 1 2 1 4
Adapun kondisi masyarakat Kelurahan Kebon Baru pada uumnya berpendidikan sekolah dasar, menengah, dan sebagian telah menyelesaikan
69
hingga perguruan tinggi. Sehingga, di wilayah Kelurahan Kebon Baru tidak terdapat orang buta huruf. 5.
Bidang Perekonomian Perekonomian di wilayah Kelurahan Kebon Baru terdapat beberapa took,
bank, koperasi, dan mini market yang masing-masing dekat dengan lingkungan rumah hunian yang dapat membantu penyediaan kebutuhan masyarakat. 6.
Bidang Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Kebon Baru antara lain,
terdapat taman sebanyak 4 buah yang keberadaannya sangat bermenfaat bagi masyarakat sekitar di samping sebagai paru-paru Kota Jakarta. Taman-taman tersebut selalu dijaga baik kebersihannya maupun keutuhan pohon-pohonnya, baik oleh pihak pertamanan maupun oleh masyarakat sekitarnya. Sarana perkantoran terdapat dua lokasi yaitu, perkantoran Selmis dan perkantoran IKPTI. Sarana perkantoran di Kelurahan Kebon Baru selalu di jaga dan dipelihara agar kondisinya tetap baik. Hal ini guna terjaganya sarana dan prasarana di Kelurahan Kebon Baru. 7.
Bidang Kesehatan Masyarakat Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat Kelurahan Kebon Baru
mengadakan beberapa penanganan yaitu, penerangan kepada masyarakat perlunya kesehatan dan kebersihan lingkungan, melaksanakan pemberatasan sarang nyamk (PSN) setiap hari jum’at, penyemprotan (fogging) secara berkala,
70
pemeriksaan jentik nyamuk oleh petugas jumantik, di mana kegiatan ini diikuti oleh pengurus RT, RW, dan masyarakat secara bergilirian sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Dalam bidang kesehatan, Kelurahan Kebon Baru memiliki fasilitas kesehatan di antaranya ialah: Tabel 17. Data Sarana Prasarana Kesehatan Kelurahan Kebon Baru No. 1 2 3 4 5 6 7 8
8.
Jenis Prasarana Kesehatan Rumah Sakit Umum Rumah Bersalin Poliklinik Balai Pengobatan Praktek Dokter Umum Puskesmas Posyandu Apotik
Jumlah 5 3 2 6 1 20 2
Bidang Kebersihan dan Lingkungan Hidup Guna tetap menjaga kebersihan linkungan maka setiap minggu di adakan
kerja bakti secara rutin yang diadakan secara bergiliran masing-masing RW dengan diikuti oleh karyawan kelurahan. Seksi kebersihan, ibu-ibu PKK, Karang Taruna, dan warga masyarakat sekitarnya. Sedangkan pelayanan masyarakat yang disediakan di Kelurahan Kebon Baru harus disesuaikan prosedur yang telah ditetapkan. Adapun pelayanan masyarakat tersebut berupa SKCK, Surat Keterangan Nikah, Surat Keterangan Tidak Mampu, dan lain-lain. Untuk bidang kependudukan seperti KTP, pindah tempat tinggal, kelahiran, kemarian, dan lain-lain harus dilayani langsung oleh Ka.
71
Satlak Kependudukan dan Catatan Sipil Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet. 9.
Bidang Keamanan Untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah selalu diadakan piket dan
juga patrol keliling setiap saat yang dilaksanakan baik oleh karyawan maupun anggota Bonpol dan Linmas dan juga selalu melaporkan kondisi wilayah kepada posko kecamatan maupun posko tingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan. 10. Bidang Keluarga Berencana Pada bidang keluarga berencana, sarana yang ada di Kelurahan Kebon Baru antara lain, Puskesmas, Poli Klinik Swasta, Rumah Bersalin, dan lain-lain. Dengan jumlah peserta KB sebagai berikut: 73 Table 18. Data Peserta KB Warga Kelurahan Kebon Baru No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
73
Uraian PUS IUD PIL Kondom Suntik MOW Implant MOP KB aktif
Data pribadi Kelurahan Kebon Baru.
Jumlah 4701 1086 1006 146 816 97 32 11 319
72
11. Penanganan Masalah Sosial Guna menangani masalah sosial seperti penyalah gunaan narkoba, pedagang asongan, dan lain-lain, maka Kelurahan Kebon Baru selalu mengadakan patroli dan penjagaan disetiap lokasi titik-titik Bangun Praja yang dilakukan oleh Satgas Pol PP, Banpol, dan Linmas Kelurahan. 12. Penanggulangan Bencana Wilayah Kelurahan Kebon Baru adalah salah satu wilayah yang rawan banjir dari tujuh kelurahan yang ada di Kecamatan tebet. Adapaun wilaya yang rawan banjir tersebut adalah wilayah RW 01, 02, 04, 08, 09, dan 010. Untuk itu, setiap RW yang ada di Kelurahan Kebon Baru selalu menyiapkan Posko Penanggulanagan Bencana atau Posko Banjir, Dapur Umum, dan menyiapkan lokasi penampungan pengungsi bila terjadi banjir.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Uji Instrumen Dalam mendapatkan data primer, peneliti melakukan penyebaran kuisioner kepada masyarakat RT 07 dan RT 09, RW 06, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan sebanyak 86 orang.
B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas 1. Hasil Uji Validitas Berdasarkan data hasil sebar instrument uji coba, variabel X yaitu, penayangan iklan partai politik Golkar, yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r tabel atau instrument yang dinyatakkan valid terdapat 25 butir pernyataan. Sedangkan, untuk uji validitas instrument varibel Y yaitu, perilaku memilihnya, sebanyak 29 butir instrument dinyatakkan valid. Setelah butir-butir instrument tersebut dinyatakkan valid dari masing-masing variabel, kemudian akan disebar hasil instrument tersebut kepada 86 responden penelitian. Di mana hasil instrument valid tersebut ialah:
73
74
Tabel 19. Hasil Instrumen Valid Variabel X No.
Pernyataan
1 2
Lebih dari 5 kali saya menyaksikan iklan Golkar Saya sering (lebih dari 10 kali) melihat iklan Golkar di TV One Saya menyaksikan iklan Golkar setiap hari di TV One Saya melihat iklan Golkar di TV One pada pagi hari Saya melihat iklan Golkar di TV One pada malam hari Saya mengabaikan iklan Golkar di TV One Hanya sekali dalam seminggu saya melihat iklan Golkar di TV One Iklan Golkar terlalu sering ditayangkan di TV One sehingga membuat saya bosan Saya menantikan iklan Golkar ketika menonton TV One Saya tertarik dengan iklan Golkar Setelah menonton iklan Golkar ternyata iklan tersebut sama saja dengan iklan partai politik lainnya Saya merasa jenuh dengan janji-janji Golkar melalui iklannya Menurut saya tema yang dipakai pada iklan Golkar buruk Iklan Golkar membosankan Iklan Golkar durasinya terlalu cepat sehingga sulit mengerti maksudnya Iklan Gokar tampilanya sangat menarik Iklan Golkar unik dengan iklan partai politik lainnya Bahasa yang digunakan pada iklan Golkar mudah dimengerti Saya suka dengan bahasa yang digunakan dalam iklan Golkar Saya suka dengan keindahan alam Indonesia yang ditampilkan pada iklan Golkar Saya suka dengan tokoh yang ditayangkan pada iklan Golkar yang penuh semangat Saya suka jingle/ musik dalam iklan Golkar Tema yang diangkat pada iklan Golkar selalu variatif dan menarik Iklan Golkar tampil berbeda dengan iklan partai politik lainnya Saya terpikat dengan sosok tokoh iklan Golkar yang berwawasan luas
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Hasil Instrumen Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
75
Tabel 20. Hasil Instrumen Valid Variabel Y No.
Pernyataan
1 2
Saya teringat iklan Golkar setelah iklan selesai ditayangkan Saya teringat iklan Golkar walaupun melihat iklan politik partai lain Saya tahu Golkar adalah partai peserta pemilu legislatif 2014 Golkar adalah partai nomor urut 5 “Suara Golkar Suara Rakyat” adalah moto yang sering disebut dalam iklan Golkar Saya teringat iklan Golkar, ketika berbicara tentang TV One Saya ingat logo partai Golkar dari iklan di TV One Golkar merupakan partai yang paling berjaya sejak dulu Saya tahu warna dasar logo partai Golkar Jika melihat warna kuning, saya teringat partai Golkar Bila mendengar lagu “dari ujung banda Aceh sampai Tanah Papua, kita semua bersaudara”, saya teringat iklan Golkar Karena keluarga di rumah memilih Golkar maka saya memilih Golkar Wilayah lingkungan saya mayoritas berpihak pada Golkar Teman sekitar mengajak saya untuk memilih Golkar Saya memilih Golkar setiap tahun pemilihan legislative Ideologi Golkar sesuai dengan pribadi saya Saya suka dengan iklan Golkar, maka memilihnya Saya percaya dengan apa yang disampaikan iklan Golkar, maka saya memilihnya Saya percaya bahwa Golkar akan membawa perubahan Meskipun banyak iklan partai politik lain, saya tetap memilih Golkar Saya percaya jika memilih Golkar akan membuat Legislatif menjadi lebih baik Saya memilih Golkar agar Indonesia menjadi lebih baik Saya memilih Golkar dengan mencoblos nomor partainya Saya memilih Golkar karena calon legislatifnya berkualitas Saya merasa Golkar bukan partai yang baik, maka saya tidak memilihnya Saya tidak percaya dengan Golkar karena itu hanya janji manis saja Saya percaya jika Golkar bukan pilihan terbaik saya Golkar sama dengan partai lain yang obral janji saja Saya memilih anggota legislatif dari Golkar
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Hasil Instrumen Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
76
2.
Uji Reliabilitas Hasil data yang diperoleh dari penelitian tersebut diolah menggunakan
bantuan software IBM SPSS Statistics 22 untuk mencari nilai koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha. Hasil data perhitungan tersebut sebagai berikut: Tabel 21. Koefisien Reliabilitas No.
Variabel
1 2
Penayangan Iklan Partai Politik Golkar (X) Perilaku Memilih (Y)
Koefisien Reliabilitas (Alpha) 0,938 0,947
Apabila cronbach alpha > 0,6 maka data tersebut mempunyai reliabilitas kurang baik, sedangkan cronbach alpha > 0,7 dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,8 dinyatakkan sangat baik. Dari hasil koefisien reliabilitas yang diperoleh pada setiap instrumen yang digunakan dikatakkan amat baik, karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,8. Artinya, instrumen penelitian tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah ditetapkan karena instrumen tersebut sudah tergolong sangat baik.
C. Hasil dan Pembahasan 1.
Deskripsi Data Responden Penelitian Responden penelitian ini diambil dari dua wilayah RT dari sebelas RT yang
berada di Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan. Dari hasil profil
77
responden diperoleh data responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu: Tabel 22. Data Responden Wilayah RT RT 07 RT 09 Jumlah Total
Jumlah
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋
𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋 𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕𝒕
316 265 581
x 86
47 39 86
Hasil tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah yang menjadi sampel penelitian ini dilakukan secara adil dan berimbang melalui perhitungan dalam mencari sampel menggunakan rumus Slovin dari total populasi sebesar 581 warga. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah sampel yang didapatkan ialah sebagai berikut: Tabel 23. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. 1 2
Wilayah RT RT 07 RT 09 Total
Wanita 31 27 58
Laki-Laki 16 12 28
Sedangkan berdasarkan usia didapatkan klasifikasi dari jumlah sampel tersebut sebagai berikut:
78
Tabel 24. Data Responden Berdasarkan Usia No. 1 2 3 4 5
Usia 17 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55 56 – 65
RT 07 6 13 10 13 5
RT 09 6 6 14 11 2
Jumlah 12 19 24 24 7
D. Analisis Data Penelitian 1. Uji Normalitas Kolmogrov – Smirnov Berdasarkan hasil penelitian yang didapat yang kemudian telah diolah dengan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 22, maka didapatkan hasil data sebagai berikut: Tabel 25. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,b Normal Parameters
Most Extreme Differences
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
86 .0000000 10.39217626 .053 .053 -.051 .053 c,d .200
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil data pada tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi dari uji normalitas Kolmogrov-Smirnov di atas sebesar 0,200 yang artinya lebih besar dengan alpha 0,05 maka, data dinyatakan berdistribusi normal atau Ho di terima dari rumusan hipotesis di bawah ini:
79
𝐻𝐻0 :β = 0
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Data berdistribusi normal Data tidak berdisitribusi normal
Sedangkan, untu melihat uji normalitas dari bentuk grafik histogram maka di dapatkan hasil data sebagai berikut: Gambar 4. Grafik Uji Normalitas Penelitian
Gambar 5. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
80
Dari kedua hasil data berupa grafik di atas menunjukkan, data yang diperoleh mendekati garis melengkung pada grafik histogram dan juga mendekati garis pada regression standardized residual yang sama-sama berarti data berdistribusi normal.
2.
Uji Regresi Linear Berganda Sebelum peneliti memberikan hasil uji regresi linear berganda, peneliti ingin
memaparkan hasil uji regresi linear sederhana terlebih dahulu. Analisis regresi linear sederhana ini dipakai untuk menganalisa hubungan linear antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. 74 Dalam penelitian ini ingin melihat bagimana hubungan variabel dependen dengan independen apabila kesatuan variabel independen disatukan. Tabel 26. Uji Regresi Linear Sederhana Model Summary
Model 1
R
R Square a
.822
.676
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .673
11.574
a. Predictors: (Constant), TayanganIklanPartaiPolitikGolkar
Maksudnya, 67,6% dari variabel penayangan iklan partai politik Golkar tersebut memengaruhi perilaku memilih masyarakat. Sedangkan, 32,4% sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model variabel di atas.
74
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data SPSS 17, (Yogyakarta: Andi Offset, 2009), h. 172.
81
Tabel 27. Koefisien Regresi Linear Sederhana a
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) TayanganIklanPartaiPoli tikGolkar
Std. Error
Beta
-3.777
7.408
1.200
.091
t
.822
Sig.
-.510
.611
13.253
.000
a. Dependent Variabel: PerilakuMemilih
Dengan begitu persamaan untuk regresi linear sederhana ini ialah: Perilaku Memilih = 3,777 + 1, 2 x Tayangan Iklan Golkar + e Pada tabel di atas, nilai signifikan variabel tayangan iklan Golkar = 0,000 < 0,05 sehingga, Ho ditolak. Artinya, variabel independen tayangan iklan Golkar secara simultan (bersama-sama) berpengaruh positif dan signifikan dengan perilaku memilih masyarakat. Sedangkan, untuk melihat uji regresi linear berganda di mana pada penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel independen. Dari hasil penelitian yang setelah itu diolah menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 22 didapatkan hasil seperti berikut: Tabel 28. Koefisien Regresi Linear Berganda
Model 1 (Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error .921
Standardized Coefficients Beta
6.864
Visibility -.009 .299 Audience 1.527 .347 Salience Valence 1.758 .189 a. Dependent Variabel: PerilakuMemilih
T
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance VIF
.134
.894
-.002
-.031
.975
.612
1.634
.305
4.393
.000
.668
1.497
.666
9.312
.000
.630
1.588
82
Dari tabel di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi linear bergandanya seperti berikut:
Y = 0,921 + ( - 0,09) 𝑿𝑿𝟏𝟏 + 1,527 𝑿𝑿𝟐𝟐 + 1,758 𝑿𝑿𝟑𝟑
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa setiap terdapat satu satuan kenaikan visibilitas yakni tingkat atau jumlah menonjolnya berita, maka perilaku memilih berkurang sebesar 0,09, satu kenaikan tingkat menonjolnya bagi khalayak akan bertambah sebesar 1,527, dan jika terdapat satu kenaikan valensi atau kesenangan masyarakat akan cara penyajiannya akan bertambah sebesar 1,758. 3.
Uji – F Kemudian data yang telah didapatkan peneliti juga mengolahnya ke dalam
software IBM SPSS Statistics 22 dalam menemukan nilai uji-F penelitian. Dari olahan tersebut, didapatkan data seperti di bawah ini: Tabel 29. Hasil Uji – F Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
25602.227
3
8534.076
9179.773
82
111.948
34782.000
85
F 76.232
Sig. b
.000
a. Dependent Variabel: PerilakuMemilih b. Predictors: (Constant), Valence, AudienceSalience, Visibility
Dari hasil yang diperoleh pada tabel di atas, dapat ditemukan bahwa nilai signifikan F sebesar 0,000. Dengan begitu, sig F < 0,01 sebagai nilai alphanya.
83
Karena nilai signifikan F lebih kecil dari nilai alpha, maka Ho di tolak, yakni dari perumusan berikut: 𝐻𝐻0 :β = 0
Variabel-variabel penayangan iklan partai politik Golkar di TV One secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
𝐻𝐻𝑎𝑎 :β ≠ 0
Variabel-variabel penayangan iklan partai politik Golkar di TV One secara bersama-sama berpengaruh signifikan dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
Maka, dari hasil hipotesisi di atas dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen penelitian secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku memilih masyarakat. 4.
Uji T-Test Berdasarkan hasil uji T-Test yang telah diolah dengan menggunakan bantuan
software IBM SPSS Statistics 22, yang dapat dilihat pada tabel 28 di atas ini meunjukkan bahwa nilai 𝑡𝑡1 hitung sebesar 0,975, 𝑡𝑡2 hitung sebesar 0,000, dan 𝑡𝑡3
hitung sebesar 0,000. Dikarenakan uji T-Test itu dimaksudkan untuk menguji apakah variabel-variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya, dengan alpha 0,05 dapat di simpulkan bahwa:
84
a. 𝑡𝑡1 hitung > 0,05 artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel visibilitas (visibility) iklan partai politik Golkar di TV One
dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan. b. 𝑡𝑡2 hitung < 0,05 artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel tingkat menonjol bagi khalayak (audience salience) iklan partai politik Golkar di TV One dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
c. 𝑡𝑡3 hitung < 0,05 artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabelvalensi (valence) iklan partai politik Golkar di TV One dengan kecenderungan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan.
5.
Uji Koefisien Korelasi Dari hasil pengolahan data menggunakan bantuan software IBM SPSS
Statistics 22 di dapatkan hasil data sebagai berikut: Tabel 30. Koefisien Korelasi Tayangan Iklan Partai Politik Golkar Perilaku Memilih Spearman' Penayangan Iklan s rho Partai Politik Golkar
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed) N Perilaku Memilih Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
1.000
.829
. 86 ** .829 .000 86
.000 86 1.000 . 86
85
Pada tabel 30 di atas diperoleh bahwa korelasi antara variabel penayangan iklan partai politik dengan varibel perilaku memilih masyarakat adalah 0,829 dan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 karena nilai signifikansi korelasi yang diperoleh lebih kecil dari nilai alpha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penyangan iklan partai politik Golkar dengan perilaku memilih masyarakat. Dan tingkat hubungan korelasi antar keduanya dinyatakan sangat kuat dengan nilai 0,829.
6.
Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan bantuan software IBM
SPSS Statistics 22, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 31. Koefisien Determinasi b
Model Summary
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.858
.736
.726
10.581
a. Predictors: (Constant), Valence, AudienceSalience, Visibility b. Dependent Variabel: PerilakuMemilih
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi 𝑅𝑅 2 atau R
Square adalah 0,736. Itu artinya 73,6 % dari varian perilaku memilih dapat dijelaskan oleh visibilitas, tingkat menonjol bagi khalayak, dan valensi. Maksudnya, 73,6% dari visibilitas, tingkat menonjol bagi khalayak, dan valensi tersebut memengaruhi perilaku memilih masyarakat. Sedangkan, 26,4% sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model variabel di atas.
86
7.
Kampanye Partai Golkar Dalam upaya memengaruhi khalayak, partai Golkar melakukan beberapa
cara dalam kampanyenya. Kampanye yang ditayangkan melalui TV One ini merupakan jenis kampanye candidat-oriented campaign yaitu, kampanye yang berorientasi pada kandidat umum dengan tujuan untuk mendapatkan kekuasaan politik di wilayahnya. Namun penelitian ini memfokuskan kepada kampanye Golkar melalui saluran media massa elektronik yaitu, televisi dengan nama TV One melalui sebuah iklan partai. Dari keberagaman variasi iklan partai Golkar, iklan tersebut lebih banyak dikonsepkan sebagai jenis iklan cinema-verite yang menggunakan situasi informal kandidat dan tipe iklan kesaksian atau testimonial yang menggunakan beberapa tokoh politik, artis, atau masyarakat yang memberikan kesaksian tentang kandidat maupun partainya. Selain itu, jika seringkali ditampilkan tayangan yang memberikan kesan baik Golkar kepada penontonnya secara tersirat, dengan cuma-cuma atau tanpa bayaran, dan terkesan tidak direncanakan di TV One. Padahal walau terkesan tidak direncanakan, hal tersebut tetap menggunakan perencanaan dengan tujuan agar dapat memengaruhi khalayak. Contohnya, dalam isi berita pada program pemberitaan TV One mereka selalu menayangkan kegiatan-kegiatan sosial Golkar di masyarakat dan meminimalisir isu-isu negatif yang berkembang di luar seputar partai Golkar. Jenis publisitas ini disebut sebagai paid publicity. Publisitas lainnya seperti, pure publicity, juga dilakukan partai Golkar dengan meletakkan bendera-bendera partai Golkar di sepanjang terotoar jalan
87
raya. Untuk free ride publicity, partai Golkar pernah men-sticker ambulan gratis yang dilayangkan sebagai salah satu program sosial Golkar. Bukan hanya itu, ketika banjir tahunan terjadi di wilayah Jakarta, partai Golkar juga tidak menyianyiakan kesempatan melakukan bakti sosial kepada seluruh korban banjir. Selain mengadakan acara sosial, momentum tersebut juga dapat dijadikan keuntungan tertentu untuk mendapatkan pandangan positif dari masyarakat mengenai partainya. Publisitas semacam ini disebut sebagai tie-in publicity.
8. Agenda Kebijakan Dalam menjawab variabel ini, sebenarnya penulis telah memasukan ke dalam rumusan pertanyaan pada variabel perilaku memilih penelitian. Hanya saja, dikarenakan pertanyaan yang vailid untuk menggali temuan pada variabel ini tidak banyak, peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan hasil temuan seputar agenda kebijakan publiknya di wilayah RT 07 dan RT 09 Kebon Baru. Di mana agenda kebijakan tersebut terbagi menjadi tiga dimensi yaitu: a.
Support Dimensi ini menekankan kepada isu yang berkembang di masyarakat
dan kesukaan seseorang terhadap iklan yang memengaruhinya untuk memilih partai tersebut. Pertanyaan tersebut terdapat pada variabel perilaku memili yaitu, “saya suka dengan iklan Golkar, maka memilihnya dan saya percaya dengan apa yang disampaikan iklan Golkar, maka saya memilihnya.”
88
Selain itu untuk memperkuat hasil temuan, hal ini dapat peneliti simpulkan dari hasil wawancara peneliti dengan Pak Muhammad sebagai perwakilan suara warganya. Pada dimensi ini terlihat bahwa ikatan emosional pada suatu partai, orientasi terhadap isu yang berkembang, dan orientasi terhadap kandidat dapat menjadi bentuk dimensi support yang dapat memengaruhi sikap seseorang untuk memilih. Ketika terdapat kegiatan menyenangkan bagi seseorang dari suatu berita misalnya dari isu, iklan, ataupun opini yang berkembang dalam masyarakat, seseorang akan semakin memperkuat keyakinan dalam menentukan pilihannya. Kegiatan support ini juga sesuai dengan tingkat pertama dan ketiga dalam pengetahuan yang ditransmisikan oleh media. Pengukurannya dilakukan dengan melihat kualitas kandidat atau partai dari pribadi pemilih. Penelitian ini melakukan wawancara kepada tokoh masyarakat sekitar sebagai perwakilannya. Ikatan emosioal tersebut dapat terlihat dari kecondongan pribadi seseorang akan suatu partainya contohnya seperti, kesukaannya akan visi, misi, serta program-program kerja yang telah terlaksana pada masa sebelumnya, maupun program nantinya yang ingin dilaksanakan. Hal tersebut juga menjadi orientasi positif terhadap kandidatnya. Di mana ketika kita meyakini kandidat tersebut baik, maka kita akan cenderung menyukai dan memilih nantinya. Kesimpulan tersebut peneliti ambil dari hasil wawancara di bawah ini:
89
“Kalau saya lihat ini kenapa, soalnya saya lihat karakternya ini dari dia hidupnya tuh bagus. Kan banyak-banyak orang yang stop dari korupsi, tapi mana kan? Enggak ada. Walau dia bekasnya Pak Harto, mana kan dia ada korupsi? Coba cari aja kan gak ada. Banyak kan partai-partai yang baru, Demokrat, PDI pada kena. Mana Golkar? Kena? Enggak ada kan di TV? Nah itulah itu, jadi segi korupsinya ini yang saya liat gitu, bagus gitu kayaknya itu.” Selain itu, isu yang berkembang melalui media massa, sebagai tingkat kedua pembelajaran publik dalam mengingat fakta dari isu-isu atau kualitasnya, juga menjadi faktor dukungan seseorang dalam menentukan aksinya dalam memilih atau tidak memilih. Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti menemukan fakta isu dapat berkembang dengan baik dari media massa televisi. Ini dapat terlihat dari hasil wawancara berikut: “Banyak kan partai-partai yang baru, Demokrat, PDI pada kena. Mana Golkar? Kena? Enggak ada kan di TV? Nah itulah itu, jadi segi korupsinya ini yang saya liat gitu, bagus gitu kayaknya itu. Saya gak pernah iniin Golkar ya enggak, tapi kenyataannya yang bicara. Wah Pak RTnya nih yang menangin? Enggak saya gak menangin, kenyataan yang bicara gitu. Dulu memang waktu SBY belum naik memang bagus, tapi pas SBY udah naik kan jadi ancur-ancuran. Fakta yang saya liat bukannya ngangkat partai”. “… Karena emang tujuannya saya liat di TV One itu bagus, ya kita ikutin yang bagus gitu. Karena kan yang condong ini kebanyakan yang si Demokrat ini. Dulu saya sangat simpatik sama Demokrat sebelum naik SBY, setelah saya liat saya pilih SBY, saya berjuang untuk Demokrat bakal bagus ini. ternyata bawah-bawahannya banyak kan. Stop korupsi tapi biangnya korupsi, ya kan. Itulah gak sukanya begitu, jangan ngomong aja tapi dikerjakan yang gak bener gitu. Golkar ya mana? Coba ada gak? Gak ada gitu”.
b.
Likehood of Action Dimensi ini merupakan yang merupakan kemungkinan kegiatan publik
dalam melaksanakan apa yang diibaratkan dalam suatu media. Misalnya
90
adanya keikutsertaan khalayak pada komunitas atau lembaga tertentu yang dapat memengaruhinya dalam menentukan pilihan dan pengaruh seseorang atau role-model. Temuan role-model ini terdapat pada pertanyaan penelitian yaitu, “saya memilih golkar karena calon legislatifnya berkualitas.” Keikutsertaan sebagai tim sukses yang diakui Pak Muhammad selaku tokoh masyarakat sekitar dan sebagai Ketua RT 09 terlihat dapat memengaruhi pribadinya dalam memilih. Bukan hanya untuk dirinya sendiri juga bagi masyarakat sekitar. Walaupun jumlahnya tim sukses tidak begitu banyak tetapi adanya tim tersebut memberikan kecenderungan masyarakat dalam memilih. Seperti pernyataan Pak Muhammad di bawah ini: 75 “Biasanya ada dua tokohnya gitu Ojak sama si Edi tuh. Tim sukses, he’eh he’eh. Mungkin dia dibayar gitu, lo cari masanya begini gitu. Kayaknya begitu, soalnya dia suka berikan sembako apa aja gitu barang maulid apa aja gitu. Tapi enggak banyak banget sih paling 30% lah”. “Oh enggak ada, cuman mendukung ada gitu. Dari Golkar Pak Ihsan namanya. Mendukung calon legislatif itu, Pak Ihsan namanya. Itu dari Golkar, saya sendiri yang.. tim suksesnya saya sendiri. Dari Golkar saya sendiri, Pak Ihsan namanya”. “Enggak ada sih kayaknya sih, cuma dia tim suksesnya aja sih. Ini gue bayar sekian, lo kasih orang-orang nih sembako atau apa dari Demokrat legislatif, gitu”. Selain keikutsertaan khalayak yang memungkinkan kegiatannya memilih, role model seseorangpun bisa menjadi satu bentuk dimensi likehood of action. Dengan banyaknya tim sukses yang tersebar di wilayah RT 09 tersebut, Pak Muhammad mengaku masyarakat juga menimbang pada
75
Wawancara Pribadi dengan Muhammad, Jakarta, 14 Februari 2015.
91
tingkat kepercayaan melihat dari siapa yang menjadi tim suksesnya dan faktor kedekatan pertemanan sebagai role model-nya nanti dalam memilih, seperti pernyataan berikut ini: 76 “Gini, yang ngasih itu siapa? Misalnya RT-nya, ahh pasti Pak RT bener nih gitu. Biasanya gitu, ini aja deh ini nanti gini gini deh. Nah biasanya gitu. Pengaruh!” “Khusus di 09, kalau kamu udah Golkar. Berapa Golkar, Jak Golkar dibayar? Demokrat seginian. Gini ginian, lo ikut gak? Ya ini di Demokrat cuma ambil sembakonya doang, Te. Tapi saya ikutin Pak RT aja deh. Dia ngomong langsung begitu, begitu doang”. “Iya tokohnya. Walaupun dikasih uang kalo tokohnya enggak bener mungkin enggak meyakinkan, dia gak mau gitu. Di sini banyak, hampir berapa, hampir mau lima RT itu di sini mendukug Golkar, Pak Ihsan itu legislatif ya, dari 02, 07, 06, 03, 02 ada bangsa enam RT lah menang Pak Ihsan itu gitu”.
c.
Freedom of Action Dimensi ini merupakan dimensi kebebasan bertindak publik dalam
memberikan penilaian pribadi untuk menentukan aksinya akan memilih ataupun tidak memilih. Hal ini sepadan dengan tingkat keempat pembelajaran publik dari media dengan membandingkan kedua pilihan kandidat untuk menentukan isu atau gambaran mana yang lebih baik dan mengarahkan kepada kegiatan memilih atau tidak memiihnya. Dimensi tersebut memiliki penelitian tertentu salah satunya juga melalui pendekatan ekonomi. Penelitian ini memfokuskan kepada pendekatan ekonomi khalayak dalam menentukan pilihannya. Maksudnya, seseorang menentukan kegiatan dalam memilihnya pada suatu partai terbentuk 76
Ibid,.
92
berdasarkan perhitungan, mengenai apa yang akan diperoleh bila seseorang memilihnya, baik terhadap calon presiden maupun anggota parlemennya. Khalayak berkesempatan menilai kandidat atau partainya selain dari adanya berita atau iklan di TV. Salah satunya ialah opsi ekonomi berupa imbalan uang, sembako, atau hal lainnya yang dapat menguntungkannya sebagai pemilih. Hanya saja dalam uji coba kuisioner, pertanyaan penelitian ini tidak valid sehingga harus dihilangkan dalam kuisioner penelitian. Akan tetapi, peneliti mengantisipasi dengan melakukan wawancara tokoh masyarakat dalam menggali variabel tersebut. Bapak RT pun mengaku memang terdapat kegiatan bagi-bagi imblan berupa uang atau sembako sebagai upaya sogokan agar masyarakat dapat memilih si pemberi imbalan dalam pemilu nanti. Hal ini terlihat, bahwa masyarakat memilih pilihan bagi yang memberi keuntungan paling besar bagi dirinya. “Tim sukses, he’eh he’eh. Mungkin dia dibayar gitu, lo cari masanya begini gitu. Kayaknya begitu, soalnya dia suka berikan sembako apa aja gitu barang maulid apa aja gitu. Ini gue bayar sekian, lo kasih orangorang nih sembako atau apa dari Demokrat legislatif, gitu. Iya.. iya sembako. Uang enggak seberapa. Ya cuma, nih gue kasih duit buat makan udah”. Hanya saja tokoh masyarakat di RT 07 merasa hal tersebut tidak terlalu berarti dalam penilaian masyarakat untuk memilih, karena ia merasa itu akan berbalik lagi kepada pribadi masing-masing warga sebagai bentuk kebebasan bertindaknya. “Ada sih ada, kayak caleg gitu dari Demokrat pernah. Tapi kan itu, pas saat ini dia aja ada gitu sembakonya. Tapi nanti tetep aja nanti milihnya beda-beda. Soalnya kalau masalah itu, kita pastikan itu gak ada yang masuk, itu kan hati nurani kita aja gitu. Kita juga gak tau,
93
biar kita Paksa kan gimana kan. Ada juga sih yang begitu komitmen bisa apa kan gitu”.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah peneliti mengadakan analisis pengaruh penayangan iklan partai politik Golkar di TV One terhadap perilaku masyarakat RT 07 dan RT 09 Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel penayangan iklan partai politik dengan varibel perilaku memilih masyarakat adalah 0,829 dan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Dikarenakan nilai signifikansi korelasi yang diperoleh lebih kecil dari nilai alpha, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penayangan iklan partai politik Golkar dengan perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan. 2. Selain itu, diketahui pula jika ketiga sub-variabel penyangan iklan partai politik Golkar dipisahkan. Ternyata hanya dua sub-variabel yang memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap perilaku masyarakat dalam memilih. Pertama, variabel tingkat menonjol bagi khalayak (personal salience) yaitu, relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak. Kedua, valensi (valence) yakni, menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan suatu peristiwa tersebut. Sedangkan, sub-variabel visibilitas (visibility) yaitu, jumlah atau tingkat menonjolnya berita tidak berpengaruh
94
95
signifikan terhadap perilaku memilih masyarakat, karena t hitungnya sebesar 0,975 dengan nilai lebih besar dari nilai alpha 0,05. B. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat diberikan penulis dalam skripsi ini ialah: 1. Bagi para akademisi agar dapat menjadi lebih peka dalam keadaan dan perkembangan yang ada di media massa televisi khususnya pada saat ini. 2. Bagi khalayak sebagai penonton televisi agar lebih cermat menyaring informasi dari media massa televisi. Dan tidak menerimanya tanpa sadar begitu saja sehingga, dapat tertipu dengan mudah tanpa mengetahui bahwa penonton tersebut telah dibentuk agendanya sesuai kehendak media terkait. 3. Bagi para pengiklan partai politik hendaknya tidak perlu secara berlebihan mengeluarkan biaya besar untuk menampilkan iklan setiap harinya bahkan sebelum
waktu
kampanye
ditentukan.
Karena
hasil
penelitian
ini
membuktikan bahwa ternyata jumlah iklan yang ditayangkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku memilih masyarakat. Tetapi dapat lebih menekankan kepada konsep penyajian agar dapat langsung memikat penontonnya. Karena dalam penelitian ini terbukti bahwa suatu konsep penyajian iklan pada akhirnya akan menimbulkan kesukaan dan lebih meningkatkan tingkat menonjol pribadinyanya khalayak ketika ia melihat menyaksikan iklan politik yang berbeda dengan iklan politik biasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I Gusti Ngurah. Statistik: Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data Kategorik. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2002. Arifin, Anwar. Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003. Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana, 2008. _____________. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana, 2009. Burton, Graeme. Membincangkan Televisi. Yogyakarta: Jalasutra, 2011. Bryant, Jennings dan Susan Thompson. Fundamentals of Media Effects. McGraw Hill, 2002. Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika, 2011. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007. Fauzie, Ristiani. “Beberapa Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Perilaku Tidak Memilih (Non-Viting Behavior) pada Pemilihan Gubernur.” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013. Heryanto, Gun Gun dan Sulhan Sumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia, 2013. _______________________________. Komunikasi Politik. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Hamidi. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press, 2010. Hikmat, Mahi M. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Jumroni dan Suhaimi. Metode – Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
94
95
Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa Media Televisi: Sebuah Analisis Isi Pesan Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Littlejohn, W. Stephen. Theories of Human Communication. California: Wadsworth, 1999. Mansoer, Masri dan Elin Driana. Statistik Sosial. Jakarta: Ushul Press, 2009. Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011. Morissan. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana, 2013. Morisson dan Hamid Wardhani. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013. Mulyana, Deddy. Komunikasi Politik, Politik Komunikasi: Membedah Visi dan Gaya komunikasi Praktisi Politik. Bandung: Rosdakarya, 2013. ______________. Nuansa-Nuansa Komunikasi: Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer. Bandung: Rosdakarya, 1999. Nasution, S. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013. Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005. Priyatno, Duwi. 5 Jam Belajar Olah Data SPSS 17. Yogyakarta: Andi Offset, 2009. Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2007. Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta, 2007. Riggs, R.E dan Plano, J.C. The Nited Nations: International Organization and World Politics. Chicago: Dorsey Press, 1988. Santosa, Singgih. SPSS: Mengolah Data Statistik secara Profesional. Jakarta: PT. Elex Multi Komputindo, 1999. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Peneltian Survai. Jakarta: Penerbit LP3ES, 2011.
96
Subagyo, Pangestu dan Djarwanto Ps. Satistika Induktif. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Research & Development. Bandung: Alfabeta, 2007. ________. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2009. ________. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2011. Sumarsono, Sonny HM. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004. Surabkti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo, 1992.
Tamburaka, Apriadi.. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012 Weaver D. H., dkk., Media Agenda Setting in a Presidential Election: Issues, Images, and Interest, New York: Praeger, 1981. Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grassindo, 2004. Yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2014. Wawancara Pribadi dengan Muhammad, Jakarta, 14 Februari 2015. Wawancara Pribadi dengan Amsori, Jakarta, 14 Februari 2015. Data Pribadi Komisi Penyiaran Indonesia. Data Pribadi Kelurahan Kebon Baru. Data Pribadi Ketua RT 07 dan RT 09.
97
LAMPIRAN
Kuisioner Uji Coba Assalamu’allaikum Wr. Wb. Bapak/ Ibu yang saya hormati. Saya Ricka Winatha, mahasiswi jurusan Konsentrasi Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini, saya sedang mengadakan penelitian Tugas Akhir. Kuisioner ini berhubungan dengan persepsi Anda sebagai pemilih dalam Pemilu Legislatif 2014. Hasil penelitian ini tidka dipublikasikan, melainkan untuk kepentingan penelitian semata. Atas bantuan, kesediaan waktu, dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih. Petunjuk Pengisian Angket diisi oleh responden dan dapat dibantu oleh tim pengumpul data. Jika ada pertanyaan yang belum jelas, Bapak/Ibu dapat bertanya kepada tim pengumpul data. Teknik memberi jawaban dengan cara memberi jawaban pada tempat kosong yang tersedia. Mohon jawaban diberikan se-objektif mungkin dengan sebenar-benarnya. Identitas Responden 1. Nama Lengkap : 2. Usia : 3. Wilayah RT : 4. Apakah Anda pernah menonton TV One? a. Ya b. Tidak 5. Apakah Anda pernah melihat iklan Golkar di TV One? a. Ya b. Tidak Jawaban di ceklis (√) Terdapat 5 alternatif jawaban untuk menjawab setiap pernyataan, yaitu: SS : Sangat Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju *Setiap pernyataan hanya diisi oleh satu jawaban Variabel Visibilitas (Visibility) No.
Pernyataan
1 2
Lebih dari 5 kali saya menyaksikan iklan Golkar Saya sering (lebih dari 10 kali) melihat iklan Golkar di TV One Saya menyaksikan iklan Golkar setiap hari di TV One Saya melihat iklan Golkar di TV One pada pagi hari Saya melihat iklan Golkar di TV One pada malam hari Saya mengabaikan iklan Golkar di TV One Hanya sekali dalam seminggu saya melihat iklan Golkar di TV One
3 4 5 6 7
Alternatif Jawaban SS S CS TS STS
No.
Pernyataan
8
Iklan Golkar terlalu sering ditayangkan di TV One sehingga membuat saya bosan Iklan Golkar paling banyak ditayangkan di TV One dibanding iklan partai politik lainnya
9
Alternatif Jawaban SS S CS TS STS
Variabel Tingkat Menonjol Bagi Khalayak (Audiende Salience) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pernyataan SS
Alternatif Jawaban S CS TS STS
SS
Alternatif Jawaban S CS TS STS
Saya menantikan iklan Golkar ketika menonton TV One Saya tertarik dengan iklan Golkar Saya mengganti saluran televisi ketika melihat iklan Golkar di TV One Saya menonton sebagian iklan Golkar saja setiap kali iklan tersebut muncul Setelah menonton iklan Golkar ternyata iklan tersebut sama saja dengan iklan partai politik lainnya Iklan partai politik lain lebih menarik dibanding iklan Golkar Menurut saya tema yang dipakai pada iklan Golkar buruk Iklan Golkar membosankan Saya merasa jenuh dengan janji-janji Golkar melalui iklannya
Variabel Valensi/ Valence (Cara Penyajian) No. 1 2 3 4 5 6 7
Pernyataan Iklan Golkar durasinya terlalu cepat sehingga sulit mengerti maksudnya Iklan Gokar tampilanya sangat menarik Iklan Golkar unik dengan iklan partai politik lainnya Bahasa yang digunakan pada iklan Golkar mudah dimengerti Saya suka dengan bahasa yang digunakan dalam iklan Golkar Saya suka dengan keindahan alam Indonesia yang ditampilkan pada iklan Golkar Saya suka dengan tokoh yang ditayangkan pada iklan Golkar yang penuh semangat
No.
Pernyataan
8 9
Saya suka jingle/ musik dalam iklan Golkar Tema yang diangkat pada iklan Golkar selalu variatif dan menarik Iklan Golkar tampil berbeda dengan iklan partai politik lainnya Saya terpikat dengan sosok tokoh iklan Golkar yang berwawasan luas
10 11
Alternatif Jawaban SS S CS TS STS
Variabel Keakraban (Familiarity) No.
Pernyataan
1
Saya teringat iklan Golkar setelah iklan selesai ditayangkan Saya teringat iklan Golkar walaupun melihat iklan politik partai lain Saya tahu Golkar adalah partai peserta pemilu legislatif 2014 Golkar adalah partai nomor urut 5 “Suara Golkar Suara Rakyat” adalah moto yang sering disebut dalam iklan Golkar Saya teringat iklan Golkar, ketika berbicara tentang TV One Saya ingat logo partai Golkar dari iklan di TV One Golkar merupakan partai yang paling berjaya sejak dulu Saya tahu warna dasar logo partai Golkar Jika melihat warna kuning, saya teringat partai Golkar Bila mendengar lagu “dari ujung banda Aceh sampai Tanah Papua, kita semua bersaudara”, saya teringat iklan Golkar Saya tahu iklan Golkar bukan melalui televisi melainkan spanduk, teman, intenet, koran, dan sebagainya
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12
Alternatif Jawaban SS S CS TS STS
Variabel Penonjolan Pribadi (Personal Salience) No.
Pernyataan SS
1 2 3
Karena keluarga di rumah memilih Golkar maka saya memilih Golkar Wilayah lingkungan saya mayoritas berpihak pada Golkar Teman sekitar mengajak saya untuk memilih Golkar
Alternatif Jawaban S CS TS STS
No.
Pernyataan
4 5
Saya memilih Golkar setiap tahun pemilihan legislatif Saya memilih Golkar karena dijanjikan akan mendapatkan imbalan Teman akrab saya merupakan salah satu calon legislatif dari partai Golkar, maka memilihnya Saya memilih Golkar karena lingkungan pekerjaan Ideologi Golkar sesuai dengan pribadi saya
6 7 8
Alternatif Jawaban SS S CS TS STS
Variabel Kesenangan (Favorability) No.
Pernyataan
1 2
Saya suka dengan iklan Golkar, maka memilihnya Saya percaya dengan apa yang disampaikan iklan Golkar, maka saya memilihnya Karena bingung memilih partai politik mana, maka saya memilih Golkar Saya percaya bahwa Golkar akan membawa perubahan Meskipun banyak iklan partai politik lain, saya tetap memilih Golkar Saya percaya jika memilih Golkar akan membuat Legislatif menjadi lebih baik Saya memilih Golkar agar Indonesia menjadi lebih baik Saya memilih Golkar dengan mencoblos nomor partainya Saya memilih Golkar karena calon legislatifnya berkualitas Saya tidak memilih Golkar karena muak dengan iklan Golkar Saya merasa Golkar bukan partai yang baik, maka saya tidak memilihnya Saya tidak percaya dengan Golkar karena itu hanya janji manis saja Saya percaya jika Golkar bukan pilihan terbaik saya Golkar sama dengan partai lain yang obral janji saja Saya memilih anggota legislatif dari Golkar Saya memilih Golkar dengan mencontreng nomor urut 5 pada kertas pemilu karena ada iming-iming uang
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Alternatif Jawaban SS S CS TS STS
Lampiran 2: Skor Instrumen X (Penayangan Iklan Partai Politik Golkar) Jawaban Pertanyaan Ke Responden Vs1 Vs2 Vs3 Vs4 Vs5 Vs6 Vs7 Vs8 Vs9 As1 As2 As3 As As5 As6 As7 As8 As9 Va1 Va2 Va3 Va4 Va5 Va6 Va7 V8 Va9 Va10Va11 1 2 2 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 3 4 4 4 5 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 5 5 3 5 3 4 1 5 1 2 2 5 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 5 2 3 3 3 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 2 4 6 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 7 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 2 2 3 8 4 5 3 3 3 4 5 4 5 2 2 4 3 1 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 9 4 3 3 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 10 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 11 4 4 4 3 5 3 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 5 4 3 3 2 3 12 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 1 5 5 5 5 4 5 4 5 13 4 4 4 2 4 2 2 4 4 3 4 4 2 4 5 4 4 2 2 4 3 4 4 5 4 4 4 2 4 14 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 5 4 4 2 2 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 15 5 4 4 2 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 5 3 3 3 16 5 5 5 2 2 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 17 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 5 5 5 3 4 4 3 5 18 4 3 5 4 3 4 3 4 19 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 20 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 21 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 22 5 5 1 2 3 5 4 5 4 2 4 2 4 5 4 4 4 4 23 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 25 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 26 3 2 3 2 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 27 5 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 28 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 3 2 29 2 4 2 2 2 2 1 1 5 1 1 5 3 1 5 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 4 5 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2
Total 93 93 96 96 115 96 72 100 113 113 95 130 102 100 105 115 116 108 88 111 86 116 98 140 93 96 102 71 55 98
Lampiran 3: Skor Instrumen Y (Kecenderungan PerilakuMemilih) Jawaban Pertanyaan Ke Responden Fm1 Fm2 Fm3 Fm4 Fm5 Fm6 Fm7 Fm8 Fm9 Fm10Fm11Fm12 Ps1 Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 Ps6 Ps7 Ps8 Fo1 Fo2 Fo3 Fo4 Fo5 Fo6 Fo7 Fo8 Fo9 Fo10 Fo11 Fo12 Fo13 Fo14 Fo15 Fo16 Total 1
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
2
2
4
4
2
2
2
4
2
115
2
3
3
4
4
4
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
4
2
2
3
3
3
4
2
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
2
4
4
4
4
2
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
103 117
4
2
2
5
3
2
5
5
5
5
5
2
1
1
2
5
2
4
2
2
2
2
2
4
2
1
2
2
2
4
4
3
3
5
5
5
4
112
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
1
4
2
4
4
2
4
4
5
5
4
2
5
5
5
5
4
4
2
1
2
4
4
4
4
138
6
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
4
3
2
2
2
2
2
4
4
3
3
3
2
4
103
7
2
2
3
4
2
2
2
4
4
4
4
2
2
2
3
2
4
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
4
2
2
2
2
2
4
94
8
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
2
2
4
2
2
4
4
2
2
2
2
2
5
5
4
2
2
2
4
115
9
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
1
5
5
4
5
5
2
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
166
10
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
1
4
4
4
5
3
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
141
11
3
3
4
4
4
4
3
3
4
2
3
2
1
2
3
3
4
2
2
2
1
2
4
3
2
2
2
3
3
4
3
4
3
3
2
4
103
12
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
3
4
4
2
3
3
5
3
5
4
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
5
5
156
13
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
4
1
4
2
2
2
4
2
2
4
4
4
2
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
129
14
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
4
1
4
2
2
2
4
2
2
4
4
4
2
4
2
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
127
15
3
3
3
5
3
5
3
4
5
5
5
2
4
4
2
3
4
4
2
3
4
3
2
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
130
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
136
17
4
4
5
5
5
4
3
5
5
4
5
4
5
4
3
4
4
4
3
2
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
148
18
3
3
5
5
4
3
5
5
5
4
4
3
4
2
2
2
4
3
2
2
4
3
2
3
3
3
5
5
3
4
4
4
4
4
2
4
127
19
3
3
3
4
4
3
4
4
5
5
5
2
2
2
2
1
5
1
1
1
2
2
4
3
2
3
3
3
3
4
4
4
3
4
2
4
110
20
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
2
2
2
4
2
2
4
2
2
4
4
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
118
21
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
2
4
4
3
3
4
3
2
3
2
3
3
3
4
114
22
4
3
5
4
4
4
4
4
4
5
5
1
5
5
5
5
4
2
2
5
2
2
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
143
23
3
2
5
5
5
3
2
2
2
2
3
4
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
4
2
2
3
2
3
3
4
4
4
4
4
2
4
105
24
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
5
5
2
2
5
2
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
163
25
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
2
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
4
100
26
3
3
3
3
2
2
3
3
3
4
3
3
2
2
2
2
4
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
4
103
27
3
3
5
4
4
3
2
3
4
4
4
4
2
2
2
1
4
2
2
3
2
2
4
3
2
2
2
2
2
4
4
3
3
3
2
4
105
28
2
2
4
4
4
2
2
4
4
4
3
4
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
99
29
1
1
4
1
1
1
1
1
4
4
1
5
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
1
5
2
2
2
2
1
5
69
30
2
2
4
4
4
2
2
2
4
4
4
4
2
2
4
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
4
2
4
4
2
100
Lampiran4: Uji Validitas Variabel X (Tayangan Iklan Partai Politik Golkar)
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r hitung r tabel Hasil
Vs1 2 3 3 5 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 2 5 4 5 4 3 5 2 2 4
Vs2 2 2 3 5 5 3 1 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 5 4 2 3 2 4 5
Vs3 2 3 4 5 4 3 3 3 3 4 4 5 4 2 4 5 4 5 2 4 3 1 3 5 4 3 2 2 2 4
Vs4 4 3 4 3 4 3 2 3 2 4 3 4 2 2 2 2 4 4 2 4 3 2 3 5 3 2 3 3 2 4
Vs5 4 3 4 5 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 2 4 3 2 4 3 3 3 5 4 3 3 2 2 4
Vs6 3 4 3 3 4 4 3 4 4 5 3 5 2 4 4 5 4 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 1 2 4
Jawaban Pertanyaan Ke Vs7 Vs8 Vs9 As1 As2 2 4 4 4 4 4 4 5 2 2 2 3 4 3 3 4 1 5 1 2 4 2 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 5 4 5 2 2 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 2 3 4 5 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 5 5 2 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 5 4 2 4 4 4 3 4 3 5 5 5 5 5 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 2 1 1 5 1 1 4 2 4 2 3
As3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 4 5 4 4 4 4 5 4
As4 2 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4
As5 2 3 3 4 4 3 3 1 4 4 2 5 4 4 4 4 2 2 2 4 3 5 4 4 3 4 4 2 1 2
As6 2 3 3 4 2 4 2 4 2 4 3 5 5 5 4 4 4 3 3 4 3 4 3 5 2 4 4 2 5 4
0,769 0,509 0,513 0,454 0,497 0,729 0,67 0,717 0,126 0,705 0,828 0,039 0,328 0,591 0,313 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak valid tidak valid valid tidak valid
Total 93 93 96 96 115 96 72 100 113 113 95 130 102 100 105 115 116 108 88 111 86 116 98 140 93 96 102 71 55 98
Lampiran 4: Uji Validitas Variabel X (Tayangan Iklan Partai Politik Golkar)
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r hitung r tabel Hasil
As7 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 3 3 4
As8 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 3 3 2
As9 2 3 3 3 4 3 2 2 4 4 2 5 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 5 3 2 4 3 1 2
Va1 4 3 2 4 2 4 2 4 4 2 3 3 2 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 1 4
Jawaban Pertanyaan Ke Va2 Va3 Va4 Va5 Va6 Va7 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 5 2 4 4 5 4 5 5 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 5 4 5 1 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 3 4 2 1 1 1 1 1 1 4 2 4 4 4 4
V8 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 5 2 4 4 3 4 2 4 2 5 3 3 4 3 1 4
Va9 Va10 Va11 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 1 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 5 4 5 4 2 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 2 2 3 5 4 4 3 3 3 5 5 5 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 2
0,723 0,724 0,729 0,406 0,863 0,608 0,819 0,82 0,578 0,672 0,667 0,796 0,712 0,719 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Total 93 93 96 96 115 96 72 100 113 113 95 130 102 100 105 115 116 108 88 111 86 116 98 140 93 96 102 71 55 98
Lampiran 5: Uji Validitas Variabel Y (Kecenderungan PerilakuMemilih) Jawaban Pertanyaan Ke Responden Fm1 Fm2 Fm3 Fm4 Fm5 Fm6 Fm7 Fm8 Fm9 Fm10 Fm11 Fm12 Ps1 Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 5 3 2 5 5 5 5 5 2 1 1 2 5 2 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 1 4 2 4 4 2 6 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 4 7 2 2 3 4 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 3 2 4 8 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 9 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 5 5 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 5 11 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 1 2 3 3 4 12 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 13 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 1 4 2 2 2 4 14 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 1 4 2 2 2 4 15 3 3 3 5 3 5 3 4 5 5 5 2 4 4 2 3 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 17 4 4 5 5 5 4 3 5 5 4 5 4 5 4 3 4 4 18 3 3 5 5 4 3 5 5 5 4 4 3 4 2 2 2 4 19 3 3 3 4 4 3 4 4 5 5 5 2 2 2 2 1 5 20 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 21 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 2 22 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 1 5 5 5 5 4 23 3 2 5 5 5 3 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 4 24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 25 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 26 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 4 27 3 3 5 4 4 3 2 3 4 4 4 4 2 2 2 1 4 28 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 2 2 2 2 4 29 1 1 4 1 1 1 1 1 4 4 1 5 1 1 1 1 5 30 2 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 2 4 2 2 r hitung 0,806 0,81 0,4365 0,632 0,5969 0,809 0,753 0,726 0,496 0,527 0,774 -0,29 0,741 0,755 0,423 0,781 0,166 r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 tidak tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid Hasil valid valid
Total 115 103 117 112 138 103 94 115 166 141 103 156 129 127 130 136 148 127 110 118 114 143 105 163 100 103 105 99 69 100
Lampiran 5: Uji Validitas Variabel Y (Kecenderungan Perilaku Memilih) Jawaban Pertanyaan Ke Responden Ps6 Ps7 Ps8 Fo1 Fo2 Fo3 Fo4 Fo5 Fo6 Fo7 Fo8 Fo9 Fo10 Fo11 Fo12 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 2 2 2 2 2 4 2 1 2 2 2 4 4 3 3 5 4 4 5 5 4 2 5 5 5 5 4 4 2 1 2 2 2 2 4 4 3 6 2 2 2 2 2 4 3 2 2 7 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 4 2 2 8 2 2 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 5 5 4 9 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 11 2 2 2 1 2 4 3 2 2 2 3 3 4 3 4 12 2 3 3 5 3 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 13 2 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 14 2 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 15 4 2 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 16 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 17 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 18 3 2 2 4 3 2 3 3 3 5 5 3 4 4 4 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 19 1 1 1 2 20 2 2 4 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 2 3 2 22 2 2 5 2 2 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 23 2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 3 4 4 4 24 2 2 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 3 25 2 2 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 26 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 27 2 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 4 4 3 28 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 29 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 5 2 2 30 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 r hitung 0,279 0,262 0,672 0,549 0,742 0,014 0,838 0,806 0,776 0,838 0,809 0,839 0,124 0,483 0,636 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 r tabel tidak tidak tidak tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid Hasil valid valid valid valid
Fo13 Fo14 Fo15 Fo16 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 4 5 5 4 5 5 5 4 5 3 3 2 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 4 2 2 1 5 2 4 4 2 0,782 0,756 0,7 0,273 0,361 0,361 0,361 0,361 tidak valid valid valid valid
Total 115 103 117 112 138 103 94 115 166 141 103 156 129 127 130 136 148 127 110 118 114 143 105 163 100 103 105 99 69 100
Lampiran 4: Uji Validitas Variabel X No.
Pernyataan
r hitung
r tabel
1
Lebih dari 5 kali saya menyaksikan iklan Golkar Saya sering (lebih dari 10 kali) melihat iklan Golkar di TV One Saya menyaksikan iklan Golkar setiap hari di TV One Saya melihat iklan Golkar di TV One pada pagi hari Saya melihat iklan Golkar di TV One pada malam hari Saya mengabaikan iklan Golkar di TV One Hanya sekali dalam seminggu saya melihat iklan Golkar di TV One Iklan Golkar terlalu sering ditayangkan di TV One sehingga membuat saya bosan Iklan Golkar paling banyak ditayangkan di TV One dibanding iklan partai politik lainnya Saya menantikan iklan Golkar ketika menonton TV One Saya tertarik dengan iklan Golkar Saya mengganti saluran televisi ketika melihat iklan Golkar di TV One Saya menonton sebagian iklan Golkar saja setiap kali iklan tersebut muncul Setelah menonton iklan Golkar ternyata iklan tersebut sama saja dengan iklan partai politik lainnya Iklan partai politik lain lebih menarik dibanding iklan Golkar Menurut saya tema yang dipakai pada iklan Golkar buruk Iklan Golkar membosankan Saya merasa jenuh dengan janji-janji Golkar melalui iklannya Iklan Golkar durasinya terlalu cepat sehingga sulit mengerti maksudnya Iklan Gokar tampilanya sangat menarik Iklan Golkar unik dengan iklan partai
0,769
0,361
Hasil Instrumen Valid
0,509
0,361
Valid
0,513
0,361
Valid
0,454
0,361
Valid
0,497
0,361
Valid
0,729
0,361
Valid
0,67
0,361
Valid
0,717
0,361
Valid
0,126
0,361
Tidak Valid
0,705
0,361
Valid
0,828 0,039
0,361 0,361
Valid Tidak Valid
0,328
0,361
Tidak Valid
0,591
0,361
Valid
0,313
0,361
Tidak Valid
0,723
0,361
Valid
0,724 0,729
0,361 0,361
Valid Valid
0,406
0,361
Valid
0,863
0,361
Valid
0,608
0,361
Valid
2 3 4 5 6 7 8
9
10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24
25
26 27 28 29
politik lainnya Bahasa yang digunakan pada iklan Golkar mudah dimengerti Saya suka dengan bahasa yang digunakan dalam iklan Golkar Saya suka dengan keindahan alam Indonesia yang ditampilkan pada iklan Golkar Saya suka dengan tokoh yang ditayangkan pada iklan Golkar yang penuh semangat Saya suka jingle/ musik dalam iklan Golkar Tema yang diangkat pada iklan Golkar selalu variatif dan menarik Iklan Golkar tampil berbeda dengan iklan partai politik lainnya Saya terpikat dengan sosok tokoh iklan Golkar yang berwawasan luas
0,819
0,361
Valid
0,82
0,361
Valid
0,578
0,361
Valid
0,672
0,361
Valid
0,667
0,361
Valid
0,796
0,361
Valid
0,712
0,361
Valid
0,719
0,361
Valid
Lampiran 5: Uji Validitas Variabel Y No.
Pernyataan
r hitung
r tabel
1
Saya teringat iklan Golkar setelah iklan selesai ditayangkan Saya teringat iklan Golkar walaupun melihat iklan politik partai lain Saya tahu Golkar adalah partai peserta pemilu legislatif 2014 Golkar adalah partai nomor urut 5 “Suara Golkar Suara Rakyat” adalah moto yang sering disebut dalam iklan Golkar Saya teringat iklan Golkar, ketika berbicara tentang TV One Saya ingat logo partai Golkar dari iklan di TV One Golkar merupakan partai yang paling berjaya sejak dulu Saya tahu warna dasar logo partai Golkar Jika melihat warna kuning, saya teringat partai Golkar Bila mendengar lagu “dari ujung banda Aceh sampai Tanah Papua, kita semua bersaudara”, saya teringat iklan Golkar
0,806
0,361
Hasil Instrumen Valid
0,81
0,361
Valid
0,437
0,361
Valid
0,632 0,597
0,361 0,361
Valid Valid
0,809
0,361
Valid
0,753
0,361
Valid
0,726
0,361
Valid
0,496
0,361
Valid
0,527
0,361
Valid
0,774
0,361
Valid
Saya tahu iklan Golkar bukan melalui televisi melainkan spanduk, teman, intenet, koran, dan sebagainya Karena keluarga di rumah memilih Golkar maka saya memilih Golkar Wilayah lingkungan saya mayoritas berpihak pada Golkar Teman sekitar mengajak saya untuk memilih Golkar Saya memilih Golkar setiap tahun pemilihan legislative Saya memilih Golkar karena dijanjikan akan mendapatkan imbalan Teman akrab saya merupakan salah satu calon legislatif dari partai Golkar, maka memilihnya Saya memilih Golkar karena
-0,29
0,361
Tidak Valid
0,741
0,361
Valid
0,755
0,361
Valid
0,423
0,361
Valid
0,781
0,361
Valid
0,166
0,361
Tidak Valid
0,279
0,361
Tidak Valid
0,262
0,361
Tidak Valid
2 3 4 5
6 7 8 9 10 11
12
13 14 15 16 17 18
19
20 21 22
23 24 25 26
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
lingkungan pekerjaan Ideologi Golkar sesuai dengan pribadi saya Saya suka dengan iklan Golkar, maka memilihnya Saya percaya dengan apa yang disampaikan iklan Golkar, maka saya memilihnya Karena bingung memilih partai politik mana, maka saya memilih Golkar Saya percaya bahwa Golkar akan membawa perubahan Meskipun banyak iklan partai politik lain, saya tetap memilih Golkar Saya percaya jika memilih Golkar akan membuat Legislatif menjadi lebih baik Saya memilih Golkar agar Indonesia menjadi lebih baik Saya memilih Golkar dengan mencoblos nomor partainya Saya memilih Golkar karena calon legislatifnya berkualitas Saya tidak memilih Golkar karena muak dengan iklan Golkar Saya merasa Golkar bukan partai yang baik, maka saya tidak memilihnya Saya tidak percaya dengan Golkar karena itu hanya janji manis saja Saya percaya jika Golkar bukan pilihan terbaik saya Golkar sama dengan partai lain yang obral janji saja Saya memilih anggota legislatif dari Golkar Saya memilih Golkar dengan mencontreng nomor urut 5 pada kertas pemilu karena ada iming-iming uang
0,672
0,361
Valid
0,549
0,361
Valid
0,742
0,361
Valid
0,014
0,361
Tidak Valid
0,838
0,361
Valid
0,806
0,361
Valid
0,776
0,361
Valid
0,838
0,361
Valid
0,809
0,361
Valid
0,839
0,361
Valid
0,124
0,361
Tidak Valid
0,483
0,361
Valid
0,636
0,361
Valid
0,782
0,361
Valid
0,756
0,361
Valid
0,7
0,361
Valid
0,273
0,361
Tidak Valid
Lampiran 6: Reliabilitas X (Penayangan Iklan Partai Politik Golkar) DATASET ACTIVATE DataSet3. RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00025 VAR00029 VAR00022 VAR00028 VAR00008 VAR00027 VAR00009 VAR00018 VAR00024 VAR00026 VAR00023 VAR00016 VAR00020 VAR00021 VAR00010 VAR00017 VAR00019 VAR00011 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00012 /SCALE('Instrumen X (pembagian angket pertama)') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliability Notes Output Created
18-FEB-2015 17:58:09
Comments Input
Active Dataset
DataSet3
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
30
File Matrix Input Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax
RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00025 VAR00029 VAR00022 VAR00028 VAR00008 VAR00027 VAR00009 VAR00018 VAR00024 VAR00026 VAR00023 VAR00016 VAR00020 VAR00021 VAR00010 VAR00017 VAR00019 VAR00011 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00012 /SCALE('Instrumen X (pembagian angket pertama)') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Resources
Processor Time
00:00:00.03
Elapsed Time
00:00:00.08
[DataSet3]
Scale: Instrumen X (pembagian angket pertama) Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .938
29
Lampiran 7: Reliabilitas Y (Perilaku Memilih) DATASET ACTIVATE DataSet4. RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 /SCALE('Instrumen Y (pembagian angket pertama)') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliability Notes Output Created
18-FEB-2015 17:58:31
Comments Input
Active Dataset
DataSet4
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
30
File Matrix Input Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax
RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 /SCALE('Instrumen Y (pembagian angket pertama)') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Resources
Processor Time
00:00:00.03
Elapsed Time
00:00:00.19
[DataSet4]
Scale: Instrumen Y (pembagian angket pertama) Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .947
36
KUISIONER UNTUK MASYARAKAT Assalamu’allaikum Wr. Wb. Bapak/ Ibu yang saya hormati. Saya Ricka Winatha, mahasiswi jurusan Konsentrasi Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini, saya sedang mengadakan penelitian Tugas Akhir. Kuisioner ini berhubungan dengan persepsi Anda sebagai pemilih dalam Pemilu Legislatif 2014. Hasil penelitian ini tidka dipublikasikan, melainkan untuk kepentingan penelitian semata. Atas bantuan, kesediaan waktu, dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih. Petunjuk Pengisian Angket diisi oleh responden dan dapat dibantu oleh tim pengumpul data. Jika ada pertanyaan yang belum jelas, Bapak/Ibu dapat bertanya kepada tim pengumpul data. Teknik memberi jawaban dengan cara memberi jawaban pada tempat kosong yang tersedia. Mohon jawaban diberikan se-objektif mungkin dengan sebenar-benarnya. Identitas Responden 1. Nama Lengkap : 2. Usia : 3. Wilayah RT : 4. Apakah Anda pernah menonton TV One? a. Ya b. Tidak 5. Apakah Anda pernah melihat iklan Golkar di TV One? a. Ya b. Tidak Jawaban di ceklis (√) Terdapat 5 alternatif jawaban untuk menjawab setiap pernyataan, yaitu: SS : Sangat Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju *Setiap pernyataan hanya diisi oleh satu jawaban Variabel Visibilitas (Visibility) No.
Pernyataan
1 2
Lebih dari 5 kali saya menyaksikan iklan Golkar Saya sering (lebih dari 10 kali) melihat iklan Golkar di TV One Saya menyaksikan iklan Golkar setiap hari di TV One Saya melihat iklan Golkar di TV One pada pagi hari Saya melihat iklan Golkar di TV One pada malam hari Saya mengabaikan iklan Golkar di TV One
3 4 5 6
Alternatif Jawaban SS S CS TS STS
No.
Pernyataan
7
Hanya sekali dalam seminggu saya melihat iklan Golkar di TV One Iklan Golkar terlalu sering ditayangkan di TV One sehingga membuat saya bosan
8
Alternatif Jawaban SS S CS TS STS
Variabel Tingkat Menonjol Bagi Khalayak (Audiende Salience) No.
Pernyataan
1 2 3
Saya menantikan iklan Golkar ketika menonton TV One Saya tertarik dengan iklan Golkar Setelah menonton iklan Golkar ternyata iklan tersebut sama saja dengan iklan partai politik lainnya Saya merasa jenuh dengan janji-janji Golkar melalui iklannya Menurut saya tema yang dipakai pada iklan Golkar buruk Iklan Golkar membosankan
4 5 6
Alternatif Jawaban SS S CS TS STS
Variabel Valensi/ Valence (Cara Penyajian) No.
Pernyataan SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Iklan Golkar durasinya terlalu cepat sehingga sulit mengerti maksudnya Iklan Gokar tampilanya sangat menarik Iklan Golkar unik dengan iklan partai politik lainnya Bahasa yang digunakan pada iklan Golkar mudah dimengerti Saya suka dengan bahasa yang digunakan dalam iklan Golkar Saya suka dengan keindahan alam Indonesia yang ditampilkan pada iklan Golkar Saya suka dengan tokoh yang ditayangkan pada iklan Golkar yang penuh semangat Saya suka jingle/ musik dalam iklan Golkar Tema yang diangkat pada iklan Golkar selalu variatif dan menarik
Alternatif Jawaban S CS TS STS
10 11
Iklan Golkar tampil berbeda dengan iklan partai politik lainnya Saya terpikat dengan sosok tokoh iklan Golkar yang berwawasan luas
Variabel Keakraban (Familiarity) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pernyataan SS
Alternatif Jawaban S CS TS STS
SS
Alternatif Jawaban S CS TS STS
Saya teringat iklan Golkar setelah iklan selesai ditayangkan Saya teringat iklan Golkar walaupun melihat iklan politik partai lain Saya tahu Golkar adalah partai peserta pemilu legislatif 2014 Golkar adalah partai nomor urut 5 “Suara Golkar Suara Rakyat” adalah moto yang sering disebut dalam iklan Golkar Saya teringat iklan Golkar, ketika berbicara tentang TV One Saya ingat logo partai Golkar dari iklan di TV One Golkar merupakan partai yang paling berjaya sejak dulu Saya tahu warna dasar logo partai Golkar Jika melihat warna kuning, saya teringat partai Golkar Bila mendengar lagu “dari ujung banda Aceh sampai Tanah Papua, kita semua bersaudara”, saya teringat iklan Golkar
Variabel Penonjolan Pribadi (Personal Salience) No. 1 2 3 4 5
Pernyataan Karena keluarga di rumah memilih Golkar maka saya memilih Golkar Wilayah lingkungan saya mayoritas berpihak pada Golkar Teman sekitar mengajak saya untuk memilih Golkar Saya memilih Golkar setiap tahun pemilihan legislatif Ideologi Golkar sesuai dengan pribadi saya
Variabel Kesenangan (Favorability) No.
Pernyataan
1 2
Saya suka dengan iklan Golkar, maka memilihnya Saya percaya dengan apa yang disampaikan iklan Golkar, maka saya memilihnya Saya percaya bahwa Golkar akan membawa perubahan Meskipun banyak iklan partai politik lain, saya tetap memilih Golkar Saya percaya jika memilih Golkar akan membuat Legislatif menjadi lebih baik Saya memilih Golkar agar Indonesia menjadi lebih baik Saya memilih Golkar dengan mencoblos nomor partainya Saya memilih Golkar karena calon legislatifnya berkualitas Saya merasa Golkar bukan partai yang baik, maka saya tidak memilihnya Saya tidak percaya dengan Golkar karena itu hanya janji manis saja Saya percaya jika Golkar bukan pilihan terbaik saya Golkar sama dengan partai lain yang obral janji saja Saya memilih anggota legislatif dari Golkar
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Alternatif Jawaban SS S CS TS STS
Lampiran 9: Skor Instrumen X (Tayangan Iklan Partai Politik Golkar) Jawaban Pertanyaan Ke Responden Vs1 Vs2 Vs3 Vs4 Vs5 Vs6 Vs7 Vs8 As1 As2 As3 As4 As5 As6 Va1 Va2 Va3 Va4 Va5 Va6 Va7 V8 Va9 Va10 Va11 1 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 5 3 5 4 3 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 5 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 3 4 5 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 2 6 5 3 4 5 4 4 3 2 3 4 2 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 7 4 3 5 4 5 1 5 1 1 4 4 1 4 4 1 3 4 2 2 4 4 3 3 4 5 8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 9 1 1 5 5 5 4 3 4 4 4 5 2 4 4 4 5 1 5 1 5 5 5 5 5 5 4 5 10 1 5 5 5 5 1 2 4 5 5 2 1 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 11 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 12 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 13 3 4 2 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 14 4 4 2 2 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 4 2 4 3 2 2 4 2 2 15 2 4 4 2 4 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 17 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 19 2 3 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 2 2 4 4 3 5 5 2 4 4 2 4 5 3 3 1 20 5 5 3 2 4 5 2 1 1 2 2 1 5 3 5 3 2 4 4 5 5 21 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 3 2 4 4 3 1 4 2 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 23 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 24 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 25 3 2 2 3 3 3 4 1 2 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 26 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 27 4 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 3 2 3 1 2 3 2 1 28 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 29 5 5 4 5 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 30 2 3 3 2 3 4 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3
Total 78 97 89 85 76 97 81 91 97 102 65 75 80 71 67 95 94 87 82 81 58 55 99 61 73 82 43 78 80 72
Lampiran 9: Skor Instrumen X (Tayangan Iklan Partai Politik Golkar) Jawaban Pertanyaan Ke Responden Vs1 Vs2 Vs3 Vs4 Vs5 Vs6 Vs7 Vs8 As1 As2 As3 As4 As5 As6 Va1 Va2 Va3 Va4 Va5 Va6 Va7 V8 Va9 Va10 Va11 2 2 2 2 2 2 4 2 1 1 2 1 2 1 4 1 2 4 2 4 2 1 2 4 1 31 5 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 32 3 5 5 5 2 3 3 5 3 3 5 2 4 5 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 33 2 2 2 2 2 4 4 5 1 1 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35 4 2 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37 4 4 4 3 4 2 3 2 4 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 38 3 2 1 4 3 2 3 5 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 39 40 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 1 3 3 2 2 4 3 2 1 2 3 41 2 2 2 4 2 2 2 1 4 2 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 42 3 3 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 5 3 5 3 3 3 1 5 3 1 4 3 5 3 3 5 5 3 5 5 5 5 2 5 44 5 4 2 2 4 4 1 4 5 5 1 4 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 46 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 5 4 4 4 4 3 4 1 1 1 1 2 2 1 3 3 2 4 3 3 2 2 3 2 1 49 2 2 4 2 4 2 2 2 4 1 2 2 4 2 2 2 4 2 2 4 1 1 2 2 1 50 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 3 3 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 51 2 2 4 3 4 2 2 2 2 4 2 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 52 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 53 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 54 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 55 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 4 3 4 3 3 4 2 2 56 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 57 4 5 1 4 4 4 4 1 5 3 4 2 1 4 2 5 5 3 5 5 4 5 4 4 4 58 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 59 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 60 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Total 53 94 90 60 87 78 95 71 69 64 72 89 93 100 98 99 86 65 58 72 75 84 103 86 65 81 92 87 81 95
Lampiran 9: Skor I nstrumen X (Tayangan I klan Partai Politik Golkar) Jawaban Pertanyaan Ke Responden Vs1 Vs2 Vs3 Vs4 Vs5 Vs6 Vs7 Vs8 As1 As2 As3 As4 As5 As6 Va1 Va2 Va3 Va4 Va5 Va6 Va7 V8 Va9 Va10 Va11 61 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 5 5 62 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 63 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 64 5 5 5 5 5 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 5 5 3 3 4 4 3 67 2 1 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 68 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 69 2 2 3 2 4 2 2 3 2 2 3 1 1 1 4 2 4 5 3 5 5 5 4 2 3 70 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 4 2 2 2 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 72 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 73 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 74 4 4 3 2 2 4 3 2 2 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 75 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 76 3 2 2 2 4 3 3 1 2 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 77 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 79 3 2 2 2 3 3 3 4 1 2 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 80 5 5 2 2 3 3 3 4 2 3 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 81 5 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 82 3 3 2 2 3 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 83 3 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 84 4 4 5 3 2 4 3 2 3 4 4 5 4 4 4 3 4 5 3 5 5 5 4 4 5 85 4 4 5 4 2 4 3 2 3 4 4 5 4 4 4 3 4 5 3 5 5 5 4 4 5 86 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
Total 104 62 96 101 97 89 70 64 72 89 77 86 73 74 66 52 98 87 68 76 79 76 75 98 99 75
Lampiran 10: Skor Instrumen Y (Kecenderungan Perilaku Memilih)
Responden Fm1 Fm2 Fm3 Fm4 Fm5 Fm6 Fm7 Fm8 Fm9 Fm10Fm11 1 2 2 4 4 4 5 3 5 5 5 5 2 3 2 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 3 3 4 3 5 4 3 5 6 3 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 7 4 2 4 5 4 5 5 3 5 5 5 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 2 5 5 3 5 5 9 10 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 11 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 12 2 2 5 5 5 3 2 3 5 5 5 4 13 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 14 2 2 2 4 4 4 2 4 5 4 5 15 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 16 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 5 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 18 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 19 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 20 2 1 5 5 1 4 3 3 4 2 2 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 22 2 2 4 4 3 2 2 4 4 3 2 23 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 24 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 25 2 2 5 3 3 3 2 4 4 3 5 3 5 26 3 3 3 2 2 2 3 5 5 27 2 2 3 3 2 1 2 1 3 3 3 28 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 29 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 30 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
Jawaban Pertanyaan Ke Ps1 Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 Fo1 Fo2 Fo3 Fo4 Fo5 Fo6 Fo7 Fo8 Fo9 Fo10 Fo11 Fo12 Fo13 3 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 5 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 3 3 2 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3
Total 88 118 121 112 91 113 97 115 139 135 98 85 77 74 77 96 114 82 111 54 73 52 121 66 80 78 59 92 89 80
Lampiran 10: Skor Instrumen Y (Kecenderungan Perilaku Memilih)
Responden Fm1 Fm2 Fm3 Fm4 Fm5 Fm6 Fm7 Fm8 Fm9 Fm10Fm11 31 2 2 4 4 4 4 4 1 4 1 2 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 33 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 34 2 1 4 4 1 2 2 4 4 4 4 35 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 4 39 40 3 2 4 4 3 2 5 3 5 5 3 41 2 4 4 4 3 3 2 5 5 5 5 42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 5 3 3 5 5 3 5 4 4 4 44 5 5 2 2 5 2 4 5 5 5 5 45 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 2 2 5 3 3 5 3 4 5 4 2 49 2 2 4 4 1 4 1 2 4 4 4 50 2 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 51 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 2 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 56 4 3 4 4 5 4 4 4 4 57 5 3 4 4 5 5 5 5 3 5 5 58 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 59 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 60 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
Jawaban Pertanyaan Ke Ps1 Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 Fo1 Fo2 Fo3 Fo4 Fo5 Fo6 Fo7 Fo8 Fo9 Fo10 Fo11 Fo12 Fo13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 1 1 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 4 5 5 5 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 5 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 4 4 3 3 4 2 2 2 4 2 3 2 5 3 3 5 3 2 3 1 5 5 3 2 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 4 1 1 1 2 2 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 5 4 3 3 4 3 5 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Total 62 127 90 69 88 80 110 85 76 86 80 93 103 131 102 114 108 71 66 96 107 114 113 86 70 101 121 91 90 110
Lampiran 10: Skor Instrumen Y (Kecenderungan Perilaku Memilih)
Responden Fm1Fm2Fm3Fm4Fm5Fm6Fm7Fm8Fm9Fm10 Fm11Ps1 61 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 62 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 63 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 65 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 66 4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 1 67 2 2 4 4 2 3 3 2 3 2 1 2 68 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 69 4 3 4 4 2 3 2 2 5 5 4 2 70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 72 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 73 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74 2 2 3 4 4 3 3 2 4 2 3 2 75 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 76 2 2 5 3 3 3 3 4 4 1 4 3 77 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 79 2 2 4 2 3 2 2 3 4 5 3 2 80 2 2 5 2 3 2 2 3 5 5 3 2 81 3 2 4 2 4 3 3 4 4 5 4 3 82 2 2 4 2 3 2 2 3 4 5 3 3 83 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 84 4 3 5 2 5 4 4 5 5 4 5 5 85 4 3 5 2 5 4 4 5 5 4 5 5 86 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2
Jawaban Pertanyaan Ke Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 Fo1 Fo2 Fo3 Fo4 Fo5 Fo6 Fo7 Fo8 Fo9Fo10Fo11Fo12Fo13 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 2 3 1 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 1 4 1 1 2 2 2 3 4 2 5 2 2 1 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 3 3 4 5 5 4 2 3 4 4 2 3 2 1 1 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 5 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 5 5 4 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2
Total 123 63 96 109 106 89 71 66 92 111 68 102 108 71 66 64 112 89 86 88 89 83 83 124 125 87
Lampiran 11
Regression Notes Output Created
18-FEB-2015 14:29:25
Comments Input
Data
D:\winatha's doc\skripsi\SKRIPSI PENGARUH TAYANGAN IKLAN PARPOL GOLKAR TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT\Data Hasil Olahan Skripsi.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
86
File Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.
Syntax
REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 /RESIDUALS HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID) /SAVE PRED RESID.
Resources
Processor Time
00:00:07.61
Elapsed Time
00:00:12.70
Memory Required Additional Memory Required for Residual Plots
2020 bytes 640 bytes
Variables Created or
PRE_2
Unstandardized Predicted Value
Modified
RES_2
Unstandardized Residual
Lampiran 11 a
Variables Entered/Removed Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
X3, X2, X1
Method
b
. Enter
a. Dependent Variable: Y b. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
1
Adjusted R
.858
.736
.726
10.581
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
a
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
25602.227
3
8534.076
9179.773
82
111.948
34782.000
85
F
Sig. b
76.232
.000
a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error .921
6.864
X1
-.009
.299
X2
1.527
X3
1.758
Standardized
Collinearity
Coefficients
Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance
.134
.894
-.002
-.031
.975
.612
.347
.305
4.393
.000
.668
.189
.666
9.312
.000
.630
a
Coefficients
Collinearity Statistics Model
VIF
1
(Constant) X1
1.634
X2
1.497
X3
1.588
a. Dependent Variable: Y
a
Collinearity Diagnostics
Variance Proportions Model
Dimension
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
X1
X2
X3
1
1
3.939
1.000
.00
.00
.00
.00
2
.025
12.620
.30
.02
.88
.03
3
.020
13.927
.51
.01
.08
.72
4
.016
15.867
.19
.97
.04
.25
a. Dependent Variable: Y
a
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
51.91
125.87
93.00
17.355
86
-38.341
22.385
.000
10.392
86
Std. Predicted Value
-2.368
1.894
.000
1.000
86
Std. Residual
-3.624
2.116
.000
.982
86
Residual
a. Dependent Variable: Y
Lampiran 12
Charts
Lampiran 12 NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes Output Created
18-FEB-2015 14:34:51
Comments Input
Data
D:\winatha's doc\skripsi\SKRIPSI PENGARUH TAYANGAN IKLAN PARPOL GOLKAR TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT\Data Hasil Olahan Skripsi.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
86
File Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.
Syntax
NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.
Resources
Processor Time
00:00:00.00
Elapsed Time
00:00:00.08 a
Number of Cases Allowed a. Based on availability of workspace memory.
196608
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
86 a,b
Normal Parameters
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 10.39217626
Absolute
.053
Positive
.053
Negative
-.051
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
.053 c,d
.200
Lampiran 13 NONPAR CORR /VARIABLES=Xtotal Y /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations Notes Output Created
18-FEB-2015 14:39:44
Comments Input
Data
D:\winatha's doc\skripsi\SKRIPSI PENGARUH TAYANGAN IKLAN PARPOL GOLKAR TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT\Data Hasil Olahan Skripsi.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
86
File Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.
Syntax
NONPAR CORR /VARIABLES=Xtotal Y /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Resources
Processor Time
00:00:00.03
Elapsed Time Number of Cases Allowed a. Based on availability of workspace memory
00:00:00.05 a
174762 cases
Correlations Xtotal Spearman's rho
Xtotal
Correlation Coefficient
Y
1.000
Sig. (2-tailed) N Y
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
.829
.
.000
86
86
**
1.000
.000
.
86
86
.829
Data Frekuensi Iklan Politik Iklan Parpol
Sep-13 0 0 0 0 478 0 0 0 0 0 0 0
NASDEM PKB PKS PDIP GOLKAR GERINDRA DEMOKRAT PAN PPP HANURA PBB PKPI Iklan Parpol
STASIUN : TV ONE BULAN/TAHUN Oct-13 Nov-13 Dec-13 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 10 430 128 401 0 0 21 0 0 17 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jan-14 0 0 0 0 431 44 0 0 0 0 0 0
BULAN/TAHUN
Feb-14 0 14 0 0 285 35 0 0 0 0 0 0
Sep-13
Oct-13
Nov-13
Dec-13
Jan-14
PKB PDIP PKS GOLKAR GERINDRA DEMOKRAT PAN
0 0 0 478 0 0 0
0 0 0 430 0 0 0
0 0 0 128 0 0 0
1 10 0 401 21 17 8
0 0 0 431 44 0 0
Feb14 14 0 0 278 0 0 0
PPP HANURA PBB PKPI
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
tokoh
7 35
15 10 0 2153 100 17 8 0 0 0 0
Data Frekuensi Iklan Partai Politik Stasiun TV: TV ONE
Frekuensi Iklan Di Stasiun Televisi TV One Periode Sept 2013 - Feb 2014 600 500 400 300 200 100 0
2153
2500 2000 1500 1000 500
15
10
100
0
17
8
0
NASDEM 478
430
PKB
431
401
285
PDIP
128
44 35 21 17 14 1 1 0 0 0 0 0 0 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13 Jan-14 Feb-14
Data Frekuensi Iklan Non-Parpol Iklan NonParpol
BULAN/TAHUN Oct- Nov- Dec- Jan13 13 13 14 0 0 0 0
ARB
Sep13 0
WIN-HT
0
0
0
0
0
0
PRABOWO
0
0
0
0
0
35
GITA W
0
0
0
0
0
0
Data Frekuensi Iklan Non-Partai Politik Stasiun TV: TV ONE
Feb14
7
40
35
30
ARB
20 10 0
WIN-HT 7 0 0 0 0 0 0 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13 Jan-14 Feb-14 BULAN/TAHUN
GOLKAR GERINDRA DEMOKRAT
BULAN/TAHUN
STASIUN : TV ONE
PKS
PRABOWO GITA W
BERITA PARTAI POLITIK & TOKOH AFILIASINYA PERIODE 16 MARET - 5 APRIL 2014 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
441
405 244
PKB NASDEM MAHFU D MD Series1
441
244
289
490(Rata-rata per Hari) 346 376
410
226
PKS
PDIP
289
405
GERIND GOLKAR- RA- DEMOKR PRABO ARB AT WO 490 346 376
183
117
65
36
PAN
PPP
HANURA - WIN HT
PKPI
PBB
Partai ACEH
226
183
410
117
65
36
TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber Hari/ Tanggal
: Bapak Amsori (Tokoh Masyarakat RT 07) : Sabtu, 14 Februari 2015
A : Jadi saya itu mau skripsi mengangkatnya tentang pengaruh iklan partai politik Golkar di TV One ini terhadap masyarakat, aPakah masyarakat yang menonton iklan itu akan memilih atau enggak sih. Terus ada gak sih faktor lain masyarakat dalam memilih, gitu sih. B : Jadi selama kita pernah ngikutin di partai, jadi kan ada satu partai ya misalnya Golkar. Jadi kita sosialisasi gitu kepada warga. Jadi masalah disosialisasikan sudah, jadi kalau masalah memilih kita kan anjurkan ya, masyarakat memilih ada tapi kan enggak semua gitu. Minimal setengah lah gitu apa gitu misalnya gitu, kalau memilih semua saya rasa enggak. A : Kalau kondisi perpolitikan di wilayah RT 07 itu seperti apa sih Pak? Beragam atau sama rata? B : Jadi kalau di sini, biasa-biasa aja merata gitu suasananya enggak terlalu ini itu, biasabiasa aja. A
: Tapi kalau Bapak lihat mayoritasnya itu kira-kira seperti apa?
B : Kalau yang dulu ini kan PPP, tapi selama PPP jatoh kan banyak ke Demokrat. Karena tahun ini juga banyak partai, udah banyak juga yang lari ke Gerindra gitu. A
: Kalau di wilayah Kebon Baru sendiri seluruhnya mayoritasnya seperti apa Pak?
B
: Jadi itu, tetep PPP, dari ujung Kebon Baru itu tetep PPP.
A
: Tapi kalau kemarin kira-kira Gerindra ya Pak banyak yang milih?
B
: Tetep PPP, tapi mayoritas banyak yang pindah gitu. Tapi tetep banyak PPP gitu.
A : Ada tidak sih Pak calon legislatif dari RT 07 atau sekitarnya yang mewakili Jakarta Selatan? B
: Enggak ada.
A : Kalau wilayah RT 07 sendi?ri kemarin waktu pilegnya pemenangnya siapa? Tahu tidak Pak kira-kira? Bukan Golkar ya Pak? B
: Enggak bukan Golkar, kayaknya PPP tetep.
A : Kalau dari wilayah RT 07 sendiri ada gak sih Pak aktivis, tim sukses, atau pelopor dari partai gitu di sini? B : Jadi ada juga di sini ada tim sukses dari .. dari Jokowi. Di depan apotik situ, tim suksesnya Jokowi. A
: Suka ke sini waktu dulu untuk sosialisasi gitu Pak?
B : Enggak, enggak pernah. Sosialisasinya dulu ada juga pernah dari Hanura ada gitu. Tapi enggak ada yang maksa-maksa. A : Oh enggak ada yang maksa-maksa dan enggak ada yang iming-iming apa apa gitu Pak? B
: Enggak ada.
A : Ada gak sih Pak faktor-faktor lain Pak yang biasanya itu Bapak alami ya waktu pemilihan legislatif dalam masyarakat RT 07 itu dalam memilih? APakah ada faktor Paksaan, sembako atau apa gitu? B : Tapi selama ini enggak ada yang .. caleg caleg itu enggak ada yang datang, jadi enggak ada paksaan gitu. Jadi masing-masing pribadi aja gitu. A
: ohh kalau di sini enggak kena ya Pak untuk misalnya black campaign gitu?
B : Ada sih ada, kayak caleg gitu dari Demokrat pernah. Tapi kan itu, pas saat ini dia aja ada gitu sembakonya. Tapi nanti tetep aja nanti milihnya beda-beda. A
: Oh nanti milinya kadang-kadang suka beda ya Pak?
B : Oh jelas, kecuali kita dapet dalam DPC DPC mungkin itu harus. Orang biasa-biasa kita gak akan ditekan. Misalnya PPP kasih duit misalnya, tetep aja dia, beda gitu. Si A si B siapa misalnya, kalau kita jadi panitia sih tau. Si A si B si A si B, kita kan ada laporannya. Kita juga kan liat berapa nih Golkar ada gak 50 berarti kita sukses. Biasanya kan kadang-kadang 30, 40 riska, jadi enggak bisa dipastiin gitu. Gak bisa dipaksain lah gitu. A : Kalau peran Bapak sendiri selaku tokoh masyarakat kemudian di tahun kemarin juga menjabat jadi Ketua RT itu seperti apa? Ada gak sih pengaruh untuk pemikiran masyarakat dalam memilih nantinya? B : Jadi, ini kan bukan untuk itu. Kalau untuk pengaruh masyakarat sih kayaknya gak ada, tapi kalau dalam sosialisasi kita ke dianya itu ada pengaruhnya. Soalnya kalau masalah itu, kita pastikan itu gak ada yang masuk, itu kan hati nurani kita aja gitu. Kita juga gak tau, biar kita Paksa kan gimana kan. Ada juga sih yang begitu komitmen bisa apa kan gitu.
A sih?
: Tapi ada kegiatan ini gak Pak, bagi-bagi uang sebelum pemilihan gitu ada gak
B : Ya kita ingetin ya ada aja, tapi kita kan enggak.. enggak ini. enggak ada yang masuklah dari caleg ini gak ada yang masuk. A
: Oh masuk di hati maksudnya Pak?
B : Enggak jadi, jadikan yang bagi-bagiin ini caleg, caleg itu gak ada yang masuk ke wilayah RT 07. Tapi kalau perorangan pribadi kita gak tau ya gitu. A : Itu kira-kira faktornya apa Pak, apa RT 07 itu belum terlalu terlihat orang atau calon-calon tersebut atau gimana? B : enggak jadi.. semua ngacak juga. Gak bisa ini juga, susah .. susah jadi. Kecuali kita ada anggota ya, kartu anggota ya. Itu kan kalau anggota itu kan tetap, kan aada iuran kan apalah gitu. Mungkin itu bisa. A itu?
: Oh yang tim sukses dari Jokowi pun enggak berpengaruh ya Pak yang di depan
B
: Enggak terlalu, ada sih ada, tapi kan cuma satu dua aja.
Narasumber Hari/ Tanggal
: Bapak Muhammad (Tokoh Masyarakat RT 09) : Sabtu, 14 Februari 2015
A : Jadi saya itu mau skripsi mengangkatnya tentang pengaruh iklan partai politik Golkar di TV One ini terhadap masyarakat, aPakah masyarakat yang menonton iklan itu akan memilih atau enggak sih. Dan sekarang saya ingin meneliti tokoh masyarakat dari RT 09-nya selaku Ketua RT, menurut Pak RT sendiri gimana sih perpolitikan di wilayah RT 09 sendiri, mereka beragam atau cuma satu dua partai? B
: Beragam kalau di sini.
A : Itu maksudnya apa aja sih yang di sini yang diunggukan sama masyarakat RT 09 Pak? Mayoritasnya begitu. B : Mayoritasnya ya.. Demokrat. He’eh iya Demokrat. Tapi enggak banyak banget sih paling 30% lah. A : Kemarin saya denger-denger dari Bapak mantan RT 07 itu katanya Kebon Baru itu mayoritasnya partai islam ya Pak? B : Enggak juga. Enggak.. enggak. Malah Islam sini terkebelakang sini. Pendapat saya gitu yang saya beberapa tau, kayaknya terkebelakang gitu. A
: Berarti kalau di RT 09 sendiri Demokrat ya Pak yang paling banyak?
B : Iya Demokrat yang paling banyak. Yang lain sih merata gitu sih, tapi yang menonjol Demokrat gitu. Biasanya ada dua tokohnya gitu Ojak sama si Edi tuh. A
: Itu tim sukses atau apa Pak?
B : Tim sukses, he’eh he’eh. Mungkin dia dibayar gitu, lo cari masanya begini gitu. Kayaknya begitu, soalnya dia suka berikan sembako apa aja gitu barang maulid apa aja gitu. A : Ada tidak sih Pak warga dari RT 09 atau sekitarnya yang mencalonkan legislatif 2014 mewakili Jakarta Selatan? B : Oh enggak ada, cuman mendukung ada gitu. Dari Golkar Pak Ihsan namanya. Mendukung calon legislatif itu, Pak Ihsan namanya. Itu dari Golkar, saya sendiri yang.. tim suksesnya saya sendiri. Dari Golkar saya sendiri, Pak Ihsan namanya. A
: Kalau di wilayah RT 09 sendiri waktu pileg itu pemenangnya siapa Pak?
B
: Pak Ihsan itu Golkar, Golkar menang, iya. Dia itu unggul.
A : Biasanya Pak di wilayah sini ada gak sih Pak faktor lain yang mempengaruhi masyarakat memilih waktu di DPR? Apa ada yang ikut organisasi partai atau apa gitu? B : Enggak ada sih kayaknya sih, cuma dia tim suksesnya aja sih. Ini gue bayar sekian, lo kasih orang-orang nih sembako atau apa dari Demokrat legislatif, gitu. A : Kalau di RT 09 sendiri waktu itu ada bagi-bagi apa Pak? Sembako atau uang gitu Pak? B : Iya.. iya sembako. Uang enggak seberapa. Ya cuma, nih gue kasih duit buat makan udah. Bukan buat uang ini buat kamu masuk kantong, enggak. Makan-makan sono rapat, gitu doing. A
: Kasih sembakonya ke rumah-rumah gitu ya Pak?
B
: Iya ke rumah-rumah gitu.
A : Menurut Bapak sendiri mempengaruhi gak sih Pak kalau misalnya kasih sembako nanti mereka menang gitu? B : Gini, yang ngasih itu siapa? Misalnya RT-nya, ahh pasti Pak RT bener nih gitu. Biasanya gitu, ini aja deh ini nanti gini gini deh. Nah biasanya gitu. Pengaruh! A
: Oh jadi yang dilihat tokohnya gitu ya?
B : Iya tokohnya. Walaupun dikasih uang kalo tokohnya enggak bener mungkin enggak meyakinkan, dia gak mau gitu. Di sini banyak, hampir berapa, hampir mau lima RT itu di sini mendukug Golkar, Pak Ihsan itu legislatif ya, dari 02, 07, 06, 03, 02 ada bangsa enam RT lah menang Pak Ihsan itu gitu. A : Kalau misalnya peran Bapak ini berpengaruh kan ya seperti tadi, kegiatan apa aja sih Pak yang Bapak lakukan agar masyarakat percaya? B : Nah itu, pengaruhnya, kita nanti minta pendapat untuk saat itu untuk dewasa ini diperbaiki seperti kayak got-got dibersihkan gitu. Nanti itu diajukan lagi ke calonnya. Ternyata, emang bener emang dibetulin tuh dibetulin kan got-got itu kan? Yang depan rumah situ, nah itu dia hasilnya. Kita suka ngelobby juga, di RW rapat. Pak saya minta ini Pak, ohh nanti saya ajukan ke sini deh. Dia yang bilang gitu, gitu. Akhirnya kan tercapai gitu. A ini?
: Kalau alasan Bapak sendiri kenapa sih kok akhirnya ingin membantu Pak Ihsan
B : Kalau saya lihat ini kenapa, soalnya saya lihat karakternya ini dari dia hidupnya tuh bagus. Kan banyak-banyak orang yang stop dari korupsi, tapi mana kan? Enggak ada. Walau dia bekasnya Pak Harto, mana kan dia ada korupsi? Coba cari aja kan gak ada. Banyak kan partaipartai yang baru, Demokrat, PDI pada kena. Mana Golkar? Kena? Enggak ada kan di TV? Nah
itulah itu, jadi segi korupsinya ini yang saya liat gitu, bagus gitu kayaknya itu. Saya gak pernah iniin Golkar ya enggak, tapi kenyataannya yang bicara. Wah Pak RTnya nih yang menangin? Enggak saya gak menangin, kenyataan yang bicara gitu. Dulu memang waktu SBY belum naik memang bagus, tapi pas SBY udah naik kan jadi ancur-ancuran. Fakta yang saya liat bukannya ngangkat partai. Saya kan gak dibayar, kecuali saya dibayar 100 juta, kagak sama sekali. Uang makan doing berapa duit sekali makan abis. Misal 100 ribu bayarin makan, udah, gak adalagi, paling kaos-kaos, gak ada, bersih. A
: Bapak sendiri ngajaknya semua masyarakat RT 09 atau mana aja dipilih juga?
B : Khusus di 09, kalau kamu udah Golkar. Berapa Golkar, Jak Golkar dibayar? Demokrat seginian. Gini ginian, lo ikut gak? Ya ini di Demokrat cuma ambil sembakonya doang, Te. Tapi saya ikutin Pak RT aja deh. Dia ngomong langsung begitu, begitu doang. A sih?
: Kalau menurut Bapak masyarakat RT 09 banyak yang suka nonton TV One gak
B : Gak tau sih, tapi saya suka TV One, karena saya mau lihat politiknya gitu. Saya seneng liat TV One, karena bicara ini, begini.. begini.. begini. Ngomongin partai, itu saya pelajarin sampai dimana nih kebenaran partai-partai ini. oh yang bagus partai ini oh begini.. oh begini. Ternyata yang banyak kena ini ini ini. jadi saya tau, yang banyak Demokrat ini.. ini..yang ini kemari. Itu masuk ke TV One masuk ke politik itu bagus gitu jadi saya seneng gitu. A : Kan waktu itu banyak iklan Golkar gitu ya Pak di TV One, menurut Bapak pengaruh gak sih ke diri Bapak jadi percaya gitu untuk memilih Golkar? B : Ya itulah keseliat iklan itu di TV One itu, karena orang-orang Golkar itu.. bukan gak ada yang terlibat ya maap. Artinya dia gak besar terlibat kayak gunung besar korupsinya gitu. Itulah yang saya lihat Golkar itu. Ada tapi gak besar kan gitu bagusnya gitu. Itu yang saya liat. A
: Pada akhirnya Bapak suka dan condong gitu ya dengan pribadi Bapak?
B
: Ha, iya suka gitu. Iya, he’eh bener sesuai.
A
: Oh iya yaudah sih Pak begitu aja palingan..
B : Saya sih gak ada yang dibayar-bayar gitu gak ada. cuma makan aja, nih buat Pak RT nih 200 ribu ayo ngumpul makan-makan RT RT. Kumpul deh di deket bentaran itu, abis 50 ribu ya udah deh. Gak dibayar sih saya gak ada. Karena emang tujuannya saya liat di TV One itu bagus, ya kita ikutin yang bagus gitu. Karena kan yang condong ini kebanyakan yang si Demokrat ini. Dulu saya sangat simpatik sama Demokrat sebelum naik SBY, setelah saya liat saya pilih SBY, saya berjuang untuk Demokrat bakal bagus ini. ternyata bawah-bawahannya banyak kan. Stop korupsi tapi biangnya korupsi, ya kan. Itulah gak sukanya begitu, jangan ngomong aja tapi dikerjakan yang gak bener gitu. Golkar ya mana? Coba ada gak? Gak ada gitu. Saya emang demen TV One emang demen politik gitu hehe. Saya pelajarin-pelajarin. Kalau ada orang ngomong bisa saya debat gitu, karena saya tau. Kalo saya gak nonton di TV One, mungkin saya
gak tau. TV lain kerjaannya cuma hiburan doang, dangdut lah, itu. TV One bagus itu, perpolitikan tau begini gini gitu. A
: Kalau ketemu Pak Ihsannya sendiri Bapak pernah ketemu?
B : Pernah sekali waktu.. sekali doang ketemu, sekarang udah gak pernah ketemu lagi. Karena dia orang Golkar ketemu begitu aja he’eh. Kalau memang hati saya untuk cari uang gitu, say aari saya minta. Bukan untuk cari uang, saya mencari yang bersih. Bukannya bersih bukan, artinya tuh.. orang gak ada yang bersih ya, gak ada yang bersih. Semuanya partai gak ada yang bersih ya, cuma yang bersihan dikit gitulah, mendingan gitu. Semua partai gak ada yang bersih, cuma mendingan gitu hehe.