PENGARUH BERITA RANCANGAN UNDANG-UNDANG (RUU) PASAL PENGHINAAN PRESIDEN DI TV ONE TERHADAP CITRA PRESIDEN JOKO WIDODO DI KALANGAN MAHASISWA JURNALISTIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Ihsan Habiburrahman 1111051100036
PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
ABSTRAK Ihsan Habiburrahman, 1111051100036, Pengaruh Berita Rancangan UndangUndang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden di TvOne terhadap Citra Presiden Joko Widodo di Kalangan Mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta, di bawah bimbingan Amirudin, M.Si. Suatu berita yang disiarkan di televisi dapat menimbulkan berbagai respon dari masyarakat. Salah satunya berita Rancangan Undang-Undang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo. Pemberitaan yang ramai dibicarakan pada awal Agustus 2015 lalu juga tak jarang menjadi topik utama di stasiun televisi swasta, satu di antaranya adalah TvOne. Melalui salah satu programnya yaitu Apa Kabar Indonesia Pagi edisi 7 Agustus 2015, TvOne menghadirkan dua narasumber yaitu Ridwan Saidi dan Arswendo Atmowiloto. Mereka mengutarakan opini yang cenderung kontra terhadap tindakan Presiden Joko Widodo dalam mengajukan RUU yang pernah ditolak oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006 itu. Dengan adanya pendapat kedua tokoh tersebut tentu akan menghadirkan respon dari berbagai khalayak antara lain mahasiswa Jurnalistik dengan dasar-dasar ilmu jurnalisme yang dimiliki, serta mahasiswa non-Jurnalistik yang tidak memiliki dasar pengetahuan jurnalistik. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh berita RUU Pasal Penghinaan Presiden terhadap citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik. Selain itu, penulis ingin membandingkan respon mahasiswa Jurnalistik dengan mahasiswa non-Jurnalistik. Hal tersebut dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada responden yaitu mahasiswa Jurnalistik angkatan 2013 dan mahasiswa non-Jurnalistik UIN Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling. Data yang terkumpul kemudian diolah dalam bentuk statistik deskriptif meggunakan software Microsoft Excel dan SPSS. Uji hipotesis dilakukan menggunakan analisis paired samples t-test.. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stimulus Organism Respons (S-O-R) yang dicetuskan oleh Robert Sessions Woodworth. Teori ini berasumsi bahwa media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi yang menghasilkan reaksi. Media massa memberikan pesan yang diterima oleh khalayak dan menghasilkan tanggapan tertentu yang bisa bersifat positif maupun negatif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di TvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik, dibuktikan dengan nilai signifikansi > dari 0.05. Sebaliknya, berita tersebut memiliki pengaruh yang signifikan di kalangan mahasiswa non-Jurnalistik, dengan nilai signifikansi < 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa Jurnalistik memiliki dasar pengetahuan jurnalisme yang cukup sehingga tak mudah terpengaruh dengan konstruksi realitas dalam berita RUU Pasal Peghinaan Presiden di TvOne. Kata kunci: stimulus, respon, citra, Presiden Joko Widodo, jurnalistik.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat, nikmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke masa yang terang benderang. Skripsi ini penulis buat sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I). Penulisan skripsi ini tidaklah terlepas dari pihakpihak yang telah memberikan bantuan dan membimbing penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta sebagai dosen pembimbing akademik. 2. Suparto, PhD, selaku Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Dr. Roudhonah, MA, selaku Wakil Dekan 2 Bidang Administrasi Umum dan Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 3. Kholis Ridho, M.Si, selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Dra. Musfirah Nurlaily, MA, selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik, dan dosen-dosen Konsentrasi Jurnalistik yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
ii
4. Amirudin, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan kritik, saran dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. 5. Kedua orang tua Muhammad Thohir dan Kholifah, serta ketiga abang (aa) Muhammad Khoriq, Erwinsyah dan Oktavianto Dermawan yang selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT, memberikan semangat dan dorongan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. 6. Teman dekatku, Ririn Rismayanti, yang selalu bersedia menemani, memanjatkan doa serta memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu penulis agar skripsi ini dapat selesai dengan baik. 7. Teman-teman seperjuangan, Jurnalistik 2011 yang selalu mengingatkan bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati prosesnya. 8. Teman-teman KKN Aksara 2014 yang telah menjadi penyemangat selama berjuang bersama. 9. Adik mahasiswa Jurnalistik 2013 yang telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. 10. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan siapapun yang membacanya. Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Tangerang Selatan, 4 April 2016
Ihsan Habiburrahman iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
ix
DAFTAR BAGAN..........................................................................................
ix
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................
5
1. Batasan Masalah................................................................
5
2. Rumusan Masalah ..............................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
6
1. Tujuan Penelitian ...............................................................
6
2. Manfaat Penelitian .............................................................
6
D. Sistematika Penulisan ...............................................................
7
E. Sistematika Penulisan ...............................................................
8
LANDASAN TEORI A. Sejarah Penelitian Efek Media Massa ......................................
11
B. Teori Stimulus-Organism-Respons (S-O-R) ............................
13
C. Pengaruh ...................................................................................
15
D. Citra ..........................................................................................
16
1. Pengertian Citra ..................................................................
16
2. Pembentukan dan Perubahan Citra .....................................
16
3. Peran Media Massa Dalam Membangun Citra ...................
18
E. Berita ........................................................................................
19
iv
1. Definisi Berita ....................................................................
19
2. Kualitas Berita ....................................................................
21
F. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran
BAB III
(P3SPS).....................................................................................
22
G. Kerangka Konseptual ...............................................................
24
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
25
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian ......................................
25
C. Metode Penelitian .....................................................................
27
D. Jenis Penelitian .........................................................................
28
E. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................
29
F. Populasi dan Sampel.................................................................
29
1. Populasi ..............................................................................
29
2. Sampel ................................................................................
30
G. Teknik Penentuan Sampel ........................................................
31
H. Variabel Penelitian ...................................................................
32
I. Hipotesis Penlitian ....................................................................
33
J. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................
34
K. Metode Pengumpulan Data ......................................................
35
L. Instrumen Penelitian.................................................................
35
1. Uji Validitas .......................................................................
36
2. Uji Reliabilitas ...................................................................
38
M. Teknik Analisis Data ................................................................
39
1. Uji Normalitas Kolmogrov – Smirnov...............................
40
2. Mean/Rata-rata ...................................................................
40
3. Standar Deviasi ..................................................................
41
4. Paired Sample t-test ...........................................................
41
v
BAB IV
GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ..............................................................................
43
1. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ........................................................................
43
2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ........................................................................
44
B. Gambaran Umum Prodi Jurnalistik..........................................
45
1. Sejarah Singkat Prodi Jurnalistik .......................................
45
2. Visi dan Misi Prodi Jurnalistik...........................................
46
C. Profil tvOne ..............................................................................
47
1. Visi dan Misi tvOne ...........................................................
48
2. Logo ...................................................................................
49
3. Program tvOne ...................................................................
50
D. Program Apa Kabar Indonesia Pagi .........................................
51
E. Pasal 264 Rancangan Undang-undang Pasal Penghinaan Presiden .................................................................................................. BAB V
52
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................
54
1. Validitas Instrumen Citra Presiden Joko Widodo ..............
54
2. Reliabilitas Instrumen Citra Presiden Joko Widodo ..........
57
B. Karakteristik Responden ..........................................................
57
1. Data Responden Berdasarkan Usia ....................................
57
2. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .....................
59
3. Data Responden Berdasarkan Aktif Organisasi .................
60
C. Data Penggunaan Media/Media Exposure Responden ............
61
1. Deskripsi Frekuensi ............................................................
61
2. Deskripsi Durasi .................................................................
62
D. Analisis Uji Beda Dua Rata-rata ..............................................
66
vi
BAB VI
1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ...............................
66
2. Compare Means .................................................................
67
3. Paired Samples T-Test .......................................................
69
PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................
73
B. Saran .........................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
75
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep Dalam Penelitian .....................................
35
Tabel 3.2 Bobot Nilai Skala Likert ..................................................................
36
Tabel 3.3 Blue Print Dimensi Citra (sebelum validitas) ..................................
37
Tabel 3.4 Blue Print Dimensi Citra (setelah validitas) ....................................
38
Tabel 3.5 Tingkat Keandalan Alpha Cronbach ...............................................
39
Tabel 5.1 Uji Validitas Citra............................................................................
54
Tabel 5.2 Hasil Reliabilitas Citra ....................................................................
57
Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Usia Mahasiswa Jurnalistik .............
58
Tabel 5.4 Data Responden Berdasarkan Usia Mahasiswa non-Jurnalistik......
58
Tabel 5.5 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Jurnalistik
59
Tabel 5.6 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa non-Jurnalistik .................................................................................
60
Tabel 5.7 Data Aktif Organisasi Mahasiswa Jurnalistik ..................................
60
Tabel 5.8 Data Aktif Organisasi Mahasiswa non-Jurnalistik ..........................
61
Tabel 5.9 Data Frekuensi Menonton Berita TvOne Mahasiswa Jurnalistik ....
63
Tabel 5.10 Data Frekuensi Menonton Berita TvOne Mahasiswa non-Jurnalistik 64 Tabel 5.11 Durasi Menonton Berita TvOne Mahasiswa Jurnalistik ................
64
Tabel 5.12 Durasi Menonton Berita TvOne Mahasiswa non-Jurnalistik.........
65
Tabel 5.13 Normalitas Responden Mahasiswa Jurnalistik ..............................
66
Tabel 5.14 Normalitas Responden Mahasiswa non-Jurnalistik .......................
66
Tabel 5.15 Perbandingan Nilai Mean Mahasiswa Jurnalistik ..........................
67
Tabel 5.16 Perbandingan Nilai Mean Mahasiswa non-Jurnalistik ..................
68
Tabel 5.17 Paired Samples T-Test Mahasiswa Jurnalistik...............................
69
Tabel 5.18 Paired Samples T-Test Mahasiswa non-Jurnalistik .......................
71
Tabel 5.19 Perbandingan Hasil ........................................................................
72
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design .............................................
27
Gambar 4.1 Logo tvOne ...................................................................................
49
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Teori Stimulus Organism Respon (S-O-R) .....................................
13
Bagan 2.2 Proses Pembentukan Citra ..............................................................
17
Bagan 2.3 Kerangka Konseptual ......................................................................
24
Bagan 3.1 Teknik Penentuan Sampel...............................................................
31
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1 Data Responden Berdasarkan Usia Mahasiswa Jurnalistik ............
57
Grafik 5.2 Data Responden Berdasarkan Usia Mahasiswa non-Jurnalistik.....
58
Grafik 5.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Jurnalistik 59 Grafik 5.4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa nonJurnalistik .......................................................................................
59
Grafik 5.5 Data Responden Berdasarkan Aktif Organisasi Mahasiswa Jurnalistik .......................................................................................
60
Grafik 5.6 Data Responden Berdasarkan Aktif Organisasi Mahasiswa non-Jurnalistik ................................................................................
61
Grafik 5.7 Data Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Berita TvOne Mahasiswa Jurnalistik ....................................................................
62
Grafik 5.8 Data Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Berita TvOne Mahasiswa non-Jurnalistik .............................................................
ix
63
Grafik 5.9 Data Responden Berdasarkan Durasi Menonton Berita TvOne Mahasiswa Jurnalistik ....................................................................
64
Grafik 5.10 Data Responden Berdasarkan Durasi Menonton Berita TvOne Mahasiswa non-Jurnalistik ............................................................. .
x
65
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, media massa kian maksimal dalam menjalankan fungsinya. Terdapat lima fungsi media massa atau pers, yaitu informasi, edukasi, koreksi, rekreasi dan mediasi. Fungsi pertama dari lima fungsi pers adalah menyampaikan informasi yang aktual, faktual, akurat dan terpercaya kepada khalayak. Informasi yang disampaikan pers kepada khalayak seharusnya infomasi yang mendidik atau mengedukasi. Dengan kata lain pers harus mampu memerankan dirinya sebagai guru bangsa. Seperti yang dijelaskan oleh Wilbur Schramm bahwa bagi masyarakat, pers adalah watcher, teacher and forum atau pengamat, guru dan forum. Fungsi pers yang ke tiga adalah koreksi. Pers adalah pilar demokrasi ke empat setelah legislatif, eksekutif dan yudikatif. Pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan tiga pilar demokrasi lainnya. Seperti yang dijelaskan Lord Acton bahwa kekuasaan cenderung disalah gunakan secara absolut.1 Untuk itu pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat. Fungsi ke empat adalah rekreasi dan menghibur. Pers harus menjadi sahabat pembaca, pemirsa dan pendengar sebagai wahana rekreasi yang menyenangkan. Yang terakhir adalah mediasi dan penghubung.
1
AS Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), Cet. Ke-2, h. 33.
1
2
Dengan fungsi mediasi, pers mampu menghubungkan peristiwa satu dengan yang lain atau orang yang satu dengan yang lain dalam waktu bersamaan. Pada awal Agustus 2015 media massa nasional diramaikan dengan pemberitaan
mengenai
Rancangan
Undang-Undangan
(RUU)
Pasal
Penghinaan Presiden yang diberitakan disusun atas dasar usul Presiden Joko Widodo. Isi pasal 264 RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tersebut berbunyi, “Setiap orang yang menyiarkan, mempertunjukkan, atau menempelkan tulisan atau gambar sehingga terlihat oleh umum, atau memperdengarkan rekaman sehingga terdengar oleh umum, yang berisi penghinaan terhadap presiden atau wakil presiden dengan maksud isi penghinaan diketahui atau lebih diketahui umum, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak Kategori IV.”2 Dari isi pasal di atas terlihat kebebasan pers dan demokrasi menjadi terganggu. Selain itu pasal tersebut cenderung berlawanan dengan fungsi pers sebagai penyampai informasi dan pengawas atau kontrol sosial. Hal tersebut disebutkan oleh Mahfud MD selaku mantan Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013 dalam program Indonesia Lawyers Club di TvOne pada 11 Agustus 2015 dengan tema “Bolehkah Presiden Dihina?”. Ia mengatakan bahwa acara semacam ILC pun dapat dilaporkan dengan pasal di atas. Sehingga dapat dikatakan pers tidak dapat berfungsi semestinya apabila pasal tersebut disahkan. Pemberitaan mengenai pasal tersebut berkembang pesat di media massa baik cetak maupun elektronik. Televisi, radio, surat kabar dan media online mengangkat pemberitaan RUU Pasal Penghinaan Presiden tersebut
2
http://politik.news.viva.co.id/news/read/656382-jokowi-ingin-pasal-penghinaanpresiden-dihidupkan-kembali. Diakses pada 31 Agustus 2015 pukul 14.58 WIB.
3
menjadi topik utama, salah satunya adalah TvOne. Stasiun televisi yang dahulu bernama Lativi itu menyiarkan pemberitaan mengenai Pasal Penghinaan Presiden tersebut dalam beberapa acara yang mereka miliki. Program acara itu adalah Kabar Petang pada 3 Agustus 2015, Negeri ½ Demokrasi pada 6 Agustus 2015, Apa Kabar Indonesia Pagi & Malam pada 7 Agustus, dan yang berdurasi paling panjang adalah Indonesia Lawyers Club edisi 11 Agustus 2015. TvOne menayangkan pemberitaan tersebut dalam banyak acara sebagai topik utama. Hal ini menunjukkan bahwa isu tersebut penting untuk diketahui khalayak. Salah satu alasan yang menyebabkan pasal tersebut diperdebatkan oleh banyak pihak adalah bahwa pernah ada pasal serupa yang ditolak atau dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006 yang dipimpin oleh Jimly Asshiddiqie kala itu. Ada beberapa alasan pasal tersebut ditolak, misalnya karena dinilai menimbulkan ketidakpastian hukum dan rentan disalahartikan. Dalam pemberitaan di media massa, khususnya TvOne, Presiden Joko Widodo cenderung terlihat ingin “menghidupkan kembali” pasal yang sudah “dimatikan” oleh MK terdahulu. Hal tersebut menggambarkan pemberitaan di TvOne terlihat cenderung kontra pada Pasal Penghinaan Presiden tersebut walaupun tetap menghadirkan narasumber dari kubu yang pro atau setuju dengan adanya pasal itu. Pada program Apa Kabar Indonesia Pagi edisi 7 Agustus 2015 TvOne menghadirkan Ridwan Saidi dan Arswendo Atmowiloto sebagai budayawan untuk mengutarakan pandangannya mengenai pasal ini. Menurut mereka
4
pemerintah seharusnya tidak perlu memikirkan hal seperti ini karena akan selalu ada hal semacam ini setiap waktu. Mereka juga berpendapat bahwa pasal ini dikhawatirkan akan menghambat demokrasi di Indonesia. Hal tersebut dapat mencakup masyarakat secara umum ataupun jurnalis khususnya sebagai pilar keempat demokrasi yang memiliki fungsi koreksi atau pengawas bagi pemerintahan. Selain itu, pengajuan rancangan pasal ini pun dianggap sebagai kemunduran. Dengan adanya kontroversi dan perdebatan pada pemberitaan Pasal Penghinaan Presiden yang disiarkan terus menerus oleh TvOne, tentu akan membentuk atau melahirkan berbagai respon dari masyarakat khususnya para calon jurnalis. Hal tersebut sesuai dengan Teori Stimulus-Organism-Response atau S-O-R.3 Teori yang dicetuskan oleh Robert Sessions Woodworth ini menjelaskan bahwa organisme melahirkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Dengan demikian kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif. Unsur-unsur yang terdapat dalam teori S-O-R adalah pesan (stimulus, S), komunikan (organism, O) dan efek (respons, R).4 Pemberitaan Pasal Penghinaan Presiden RUU KUHP merupakan sebuah contoh stimulus atau rangsangan. Pemberitaan tersebut diterima oleh audien, dalam hal ini adalah calon jurnalis dari mahasiswa Jurnalistik UIN
3
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi, (Jakarta: PT. Kencana, 2005), Cet. Ke-5, h. 127. 4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), Cet. Ke-3, h. 254.
5
Jakarta sebagai organism utama. Namun, sebagai pembanding dari mahasiswa Jurnalistik patut pula jika mahasiswa non-Jurnalistik dijadikan sebagai organism pendukung untuk melihat respon dari khalayak yang tidak memiliki latar belakang pendidikan jurnalisme. Kedua kelompok khalayak tersebut yang kemudian menghasilkan respons berbentuk citra, baik positif maupun negatif. Citra sendiri didefinisikan sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan seseorang terhadap satu objek tertentu.5 Sesuai dengan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih judul penelitian: “Pengaruh Berita Rancangan Undang-Undang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden Di Tv One Terhadap Citra Presiden Joko Widodo Di Kalangan Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis membatasi penelitian ini pada tayangan pemberitaan RUU Pasal Penghinaan Presiden dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi di TvOne edisi 7 Agustus 2015. Sedangkan responden yang diteliti adalah mahasiswa Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013 serta mahasiswa non-Jurnalistik UIN Jakarta sebagai pembanding untuk mengetahui perbedaan pengaruh di kedua kelompok responden tersebut.
5
Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), Cet. Ke-4, h. 80.
6
2. Rumusan Masalah a. Bagaimana citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik dan non-Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebelum dan setelah menonton berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne? b. Apakah berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne tersebut memengaruhi citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik dan non-Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah, yaitu: a. Untuk mencari tahu citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik dan non-Jurnalistik UIN Jakarta sebelum dan setelah menonton berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne. b. Untuk mengetahui pengaruh berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik dan non-Jurnalistik UIN Jakarta. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam disiplin ilmu komunikasi, khususnya jurnalistik dan penyiaran, serta untuk pengembangan penelitian.
7
b. Manfaat Praktis Penelitian ini bermanfaat sebagai wacana pemikiran dan tambahan referensi untuk memperdalam teori-teori serta menjadi bahan pustaka dalam memperkaya ilmu komunikasi khususnya jurnalistik.
D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah melihat dan membandingkan pembahasan dari teori penelitian ini dengan yang lain. Untuk menghindari terjadinya kesamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, maka penulis berusaha mencari penelitian terdahulu. Kemudian menemukan beberapa penelitian yang setipe dengan penelitian ini, yaitu: 1. Skripsi dengan judul “Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Terhadap Pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta di Media Massa Cetak” yang ditulis oleh mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Saiful Harsono, pada tahun 2012. Skripsi peneliti memiliki kesamaan pada teori yang digunakan yaitu teori StimulusOrganism-Respons. Namun memiliki perbedaan di berbagai aspek. Pada skripsi ini yang menjadi variabel dependennya adalah materi berita pemilihan Gubernur DKI Jakarta di media massa cetak dengan dua sub variabel yaitu metode pemberitaan pemilihan Gubernur DKI Jakarta di media massa cetak dan bahan berita pemilihan Gubernur DKI Jakarta di media massa cetak. Sedangkan variabel independennya adalah respon positif dan negatif.
8
2. Skripsi
berjudul
“Pengaruh
Pemberitaan
Penangkapan
Bambang
Widjojanto di Metro TV Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang Citra KPK” yang ditulis oleh mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Nada Rohmah, pada tahun 2015. Skripsi ini memiliki kesamaan dengan skripsi peneliti pada variabel yang diteliti, yaitu citra. Namun jika skripsi ini meneliti citra sebuah organisasi yaitu KPK, sedangkan peneliti meneliti citra pribadi seseorang yaitu Presiden Joko Widodo. 3. Skripsi berjudul “Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Terhadap Program Berita di TV One dan Metro TV” yang ditulis oleh Krisyanidayati pada tahun 2015. Kesamaan skripsi ini dengan skripsi yang ditulis oleh peneliti terletak pada teknik analisis data yang digunakan yaitu paired sample t-test yang didahuluui dengan perhitungan mean, standar deviasi dan uji normalitas KolmogorovSmirnov.
E. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I:
PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti menguraikan latar belakang masalah yang menjadi landasan pemilihan judul penelitian, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan skripsi untuk
9
memudahkan pemahaman tentang penelitian yang dilakukan oleh penulis. BAB II:
TINJAUAN TEORITIS Bab ini menjelaskan tentang teori yang menjadi landasan pada penelitian ini. Teori yang digunakan adalah Stimulus-OrganismRespons yang berada di ranah psikologi komunikasi. Serta teori citra yang digunakan untuk menjelaskan respon yang diteliti.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang pendekatan penelitian yang digunakan, yaitu pendekatan kuantitatif. Hal-hal lain yang akan diuraikan dalam bab ini yaitu ruang lingkup penelitian, populasi yaitu mahasiswa aktif Konsentrasi Jurnalistik UIN Jakarta semester dua hingga delapan, sampel dan teknik penarikan sampel, macam dan sumber data, teknik pengumpulan data berupa kuesioner. BAB IV: GAMBARAN UMUM WILAYAH PEBELITIAN Pada bab ini dijelaskan gambaran umum tentang Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta sebagai wilayah penelitian yang akan penulis teliti. BAB V:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menjelaskan hasil temuan data yang didapatkan serta diuji dan diolah berdasarkan statistika. Berbagai temuan serta analisa data akan dibahas pada bab ini.
10
BAB VI: PENUTUP Bab ini akan diisi dengan penutup yang terdiri atas kesimpulan dari penelitian ini dan saran sebagai masukan dari penulis.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sejarah Penelitian Efek Media Massa Dalam komunikasi massa, terdapat tiga efek yang ditimbulkan, yaitu kognitif, afektif dan konatif.1 Efek kognitif meliputi pemikiran seperti pengetahuan individu akan sesuatu hal. Efek afektif terkait dengan emosi dan perasaan misalnya perasaan seseorang terhadap sesuatu hal. Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku salah satunya adalah perilaku individu terhadap suatu isu atau peristiwa. Penelitian efek komunikasi mengungkapkan naik turunnya kekuatan media massa, dari media massa yang memiliki kekuatan dominan lalu kepada media massa yang memiliki pengaruh secara terbatas, kemudian kembali lagi kepada media yang berkekuatan besar. Menurut Melvin Defleur dalam instinctive S-R theory, media menyajikan stimulus atau rangsangan besar secara bersamaan diperhatikan oleh khalayak.2 Stimulus ini menghasilkan berbagai efek yang tidak dapat dikendalikan oleh individu. Setiap orang menghasilkan respon yang sama dari stimulus yang disampaikan oleh komunikator atau media massa. Teori ini disebut juga dengan teori peluru atau bullet theory. Namun, terdapat penelitian lain yang menghasilkan suatu sanggahan pada teori peluru. Paul Lazarsfeld melangsungkan penelitian mengenai pengaruh media massa dalam kampanye pemilu pada perilaku
1
Rochajat Harun dan Elvinaro Ardianto, Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), Cet. Ke-2, 110-111. 2 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-24, h. 197-198.
11
12
memilih masyarakat.3 Hasil dari penelitian tersebut adalah media massa hampir tidak berpengaruh sama sekali. Sebaliknya, media massa justru lebih memperkuat keyakinan yang dimiliki oleh individu. Dennis McQuail menghasilkan kesimpulan dari penelitian terdahaulu yang telah dia lakukan.4 Pertama, selalu terdapat efek dari suatu komunikasi yang dapat berbentuk peneguhan dari sikap dan pendapat yang ada. Kedua, setiap proses komunikasi selalu menghasilkan efek yang berbeda-beda tergantung dari sumber komunikasi atau komunikator. Lalu yang ketiga, semakin besar media massa menguasai proses komunikasi massa, maka semakin besar pula kemungkinan perubahan pendapat yang ditimbulkan sesuai pada arah yang diinginkan. Kemudian yang keempat, sesuatu hal yang dianggap penting oleh khalayak akan memengaruhi sejauh mana khalayak dapat terpengaruh oleh khalayak. Kelima, pemahaman khalayak terhadap suatu hal dipengaruhi oleh pendapat dan kepentingan yang ada dalam kelompok khalayak itu sendiri. Terakhir, diketahui bahwa hubungan interpersonal pada khalayak berada di antara arus isi komunikasi yang membatasi dan menentukan efek yang terjadi. Elisabeth Noelle-Neumann, seorang sarjana asal Jerman yang menekankan pentingnya kembali pada konsep efek kekuatan dari media massa.5 Ia berpendapat bahwa penelitian terdahulu tidak memperhatikan faktor penting dalam media massa, yaitu serba ada, perulangan pesan dan keseragaman wartawan. Media massa dengan sifat serba ada mampu
3
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-24, h. 197-198. 4 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 199. 4 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 200.
13
mendominasi di manapun dan kapanpun, sehingga masyarakat menjadi sulit menghindari pesan media massa. Selain itu pesan media massa bersifat perulangan. Perulangan pesan yang berkali-kali dapat memperkuat efek dari media massa. Efek tersebut diperkuat dengan keseragaman wartawan. Siaran berita yang disajikan media massa cenderung sama sehingga khalayak tidak memiliki alternatif lain yang membentuk persepsi khalayak berdasarkan informasi yang diterima dari media massa.
B. Teori Stimulus-Organism-Respons (S-O-R) Dalam komunikasi massa terdapat proses yang disebut dengan aksireaksi yang dikenal sebagai stimulus dan respon atau hubungan timbal balik antara komunikator dengan komunikan. Istilah tersebut dikenal dengan Stimulus-Organism-Respons Theory. Teori ini dicetuskan oleh Robert Sessions Woodworth yang berasal dari psikologi namun juga menjadi teori komunikasi karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama.6 Bagan 2.1 Teori S-O-R
(Sumber: olahan dari teori Stimulus-Organism-Respons) Bagan di atas menunjukkan bahwa respon dalam teori S-O-R merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.7 Stimulus-respon menunjukkan
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), Cet. Ke-3, h. 254. 7 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), Cet. Ke-5, h. 281.
14
hubungan antara pesan-pesan media dengan reaksi dari khalayak. Jadi, pesan (stimulus), komunikan (Organism) dan efek (response) adalah aspek-aspek yang terdapat dalam model teori S-O-R. Asumsi dasar dari teori ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah dan langsung terhadap komunikan atau khalayak. Pada model SO-R terlihat bahwa komunikasi merupakan proses aksi yang menghasilkan reaksi. Media massa memberikan pesan yang diterima oleh khalayak dan menghasilkan respon tertentu yang bisa bersifat positif maupun negatif. Teori S-O-R menjelaskan tentang efek yang terjadi pada audien sebagai akibat dari proses komunikasi.8 Efek yang terjadi pada audien tersebut merupakan suatu reaksi dari stimulus atau rangsangan tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya dan bentuk efek tersebut terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Audien yang menerima stimulus lebih kecil/ringan tentu akan berbeda efeknya dengan audien yang menerima stimulus lebih besar. Stimulus sendiri adalah rangsangan atau tindakan yang diberikan kepada penerima. Dalam proses komunikasi massa, stimulus atau rangsangan yang diberikan kepada khalayak adalah dalam bentuk pesan di media massa, misalnya berita di televisi atau artikel di surat kabar. Dalam penelitian ini yang menjadi stimulus adalah berita Rancangan Undang-Undang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden yang ditayangkan oleh tvOne pada program Apa Kabar Indonesia Pagi.
8
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), Cet. Ke-9, h. 3.24.
15
Sedangkan organisme dalam proses komunikasi diartikan sebagai komunikan atau orang yang menerima pesan. Dalam komunikasi massa, komunikan adalah individu yang menonton berita televisi ataupun pembaca artikel atau berita di surat kabar. Sebuah proses komunikasi tidak dapat terjadi jika tidak ada organisme atau komunikan. Organisme dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta yang telah menerima stimulus seperti yang telah disebutkan di atas. Respon atau efek adalah sebuah hasil dari sebuah proses komunikasi antara komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan stimulus kepada komunikan kemudian menghasilkan tanggapan tertentu. Contoh respon dalam penelitian ini adalah citra Presiden Joko Widodo di kalangan komunikan yaitu mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta.
C. Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari suatu orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.9 Sedangkan Badudu dan Zain mendefinisikan pengaruh sebagai daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi, sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain, tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain. Maka dapat disimpulkan bahwa definisi pengaruh ialah sumber daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai seberapa besar pemberitaan RUU Pasal Penghinaan
9
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php. Diakses pada 6 Maret 2016
16
Presiden di tvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta.
D. Citra 1. Pengertian Citra Citra didefinisikan sebagai proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut yang akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas.10 Sedangkan menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas karena citra adalah dunia menurut persepsi kita.11 Maka dapat disimpulkan bahwa citra adalah keyakinan atau kesan seseorang terhadap satu objek tertentu. Citra sendiri tebentuk berdasarkan informasi yang diterima seseorang. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Informasi tersebut dapat membentuk, mempertahankan atau mengubah citra suatu objek yang dimiliki oleh khalayak. 2. Pembentukan dan Perubahan Citra Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto dalam buku Dasar-Dasar Public Relations12 mengungkapkan bahwa citra digambarkan dan dapat dibentuk melalui beberapa komponen, yaitu persepsi, kognisi, motivasi
10
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), Cet. Ke-6, h. 74. 11 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cet. Ke-14, h. 223. 12 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 114.
17
dan sikap. Keempat komponen tersebut kemudian menghasilkan respon tertentu, yaitu berupa citra. Bagan 2.2 Proses Pembentukan Citra
Stimulus (Berita)
Respon (Citra)
(Sumber: Dasar-Dasar Public Relations) Menurut Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, persepsi adalah hasil pengamatan terhadap suatu hal, atau stimulus yang diperoleh dengan suatu proses pemaknaan.13 Hal tersebut dimaksudkan bahwa khalayak akan memberikan makna atau arti terhadap stimulus berdasarkan pengalaman individu itu sendiri, kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Misalnya, kesan individu terhadap suatu tokoh atau peristiwa tergantung ke pada pengalaman individu itu sendiri. Sedangkan kognisi yaitu kemampuan manusia dalam mengenal suatu hal.14 Dalam kognisi, manusia melalui proses pengenalan dengan stimulus yang diperoleh sehingga mengeluarkan respon tertentu. Kemudian, motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan atau kebutuhan masing-masing individu tersebut. Sikap diartikan sebagai kecenderungan bertindak, berpersepsi, 13
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 114. 14 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 114.
18
berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan prilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu. Sikap mempunyai daya pendorong untuk menentukan apakah setuju/pro atau tidak setuju/kontra terhadap sesuatu. Sikap juga mengandung aspek evaluatif yang dapat mengubah sikap individu terhadap suatu hal. 3. Peran Media Massa Dalam Membangun Citra Citra terbentuk berdasarkan informasi yang diterima khalayak dari media massa. Informasi tersebut dapat membentuk, mempertahankan atau mengubah citra pada khalayak. Misalnya, media massa menyampaikan informasi tentang RUU Pasal Penghinaan Presiden, tvOne menjadi media yang menyampaikan berita tersebut. Realitas yang ditampilkan media massa salah satunya televisi adalah realitas yang sudah diseleksi oleh tim redaksi media massa itu sendiri. Namun tidak semua khalayak dapat melakukan kroscek mengenai peristiwa yang disajikan oleh media, mereka cenderung menangkap informasi tersebut berdasarkan apa yang disajikan media massa. Hal tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh khalayak yang tidak memiliki dasar-dasar pengetahuan jurnalistik yang cukup. Gerbner melakukan penelitian mengenai persepsi penonton televisi tentang realitas sosial yang menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa penonton televisi kelas berat cenderung memandang lebih banyak orang yang berbuat jahat, lebih merasa bahwa berjalan sendirian berbahaya dan lebih berpikir bahwa orang memikirkan dirinya sendiri.15 Citra tersebut
15
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cet. Ke-14, h.224-225.
19
dipengaruhi oleh apa yang dilihat oleh khalayak dalam tayangan di televisi. Hal tersebut dapat terjadi karena media massa menyiarkan dunia nyata yang telah dipilih secara selektif, yang kemudian media massa memengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial. Dari uraian di atas jelas diketahui bahwa media massa menampilkan realitas yang dibentuk dan dipilih untuk ditampilkan kepada khalayak yang kemudian dapat menciptakan stereotip tertentu di tengah masyarakat. Dengan demikian hal tersebut membuktikan peranan media massa dalam membentuk dan mengubah citra.
E. Berita 1. Definisi Berita Banyak ahli mendefinisikan arti dari kata berita. Charles A. Dana menganalogikan suatu berita sebagai berikut, apabila orang digigit anjing itu bukan berita, namun sebaliknya bila orang menggigit anjing itu yang dinamakan berita.16 Maksud dari analogi tersebut adalah ketika suatu hal yang wajar atau biasa saja terjadi maka tidak dapat menjadi sebuah berita. Namun, ketika suatu peristiwa yang aneh atau jarang terjadi yang menarik perhatian masyarakat maka dapat dijadikan sebuah berita. Tokoh lain bernama William S. Maulsby dalam buku Getting in News memaparkan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi yang menarik perhatian orang 16
h. 132.
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008),
20
banyak. Sedangkan, Romli mendefinisikan berita merupakan laporan peristiwa yang memiliki nilai berita, yaitu aktual, faktual, penting dan menarik.17 Maka, dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa berita adalah informasi dari seuatu peristiwa yang disajikan berdasarkan fakta secara aktual dan tanpa memihak serta dapat menarik perhatian orang banyak. Sebagai contoh misalnya adalah kasus pencurian kendaraan bermotor biasa terjadi di tengah masyarakat maka hal tersebut kurang menarik jika dijadikan sebuah berita. Berbeda misalnya ketika terjadi korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh oknum pejabat pemerintahan ataupun vonis berat yang dijatuhkan kepada kakek yang melakukan pencurian kayu, hal tersebut cukup menarik apabila dijadikan sebuah berita karena tidak biasa terjadi di tengah masyarakat. Selain itu, berita yang berpengaruh terhadap kondisi keuangan masyarakat dinilai penting karena sangat bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. kemudian berita yang dinilai cukup penting adalah peristiwa yang dapat mengganggu pikiran dan aktivitas khalayak, salah satu contohnya adalah berita mengenai wacana pasal penghinaan presiden pada Rancangan Undang-Undang (RUU) yang menjadi perbincangan di khalayak karena dinilai dapat menimbulkan keresahan bagi khalayak pada era demokrasi di negara ini.
17
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, h. 133.
21
2. Kualitas Berita Berita terkait kualitasnya memiliki standar-standar tertentu. Tokoh bernama Charnley mengungkapkan terdapat 6 quality of news atau aspek kualitas berita.18 Pertama adalah akurat, yaitu semua informasi telah melalui proses verifikasi sebelum disebarluaskan. Kedua, narasumber yang dipilih harus jelas, maka narasumber harus punya kapabilitas dan kredibilitas untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Lalu yang ketiga adalah seimbang dan adil, maka semua narasumber harus digali informasinya secara seimbang atau cover both side. Kemudian yang keempat adalah objektif, yaitu penulis berita harus objektif sesuai dengan informasi yang didapat dari realitas, fakta dan narasumber tanpa dipengaruhi opini pribadi. Selanjutnya adalah jelas dan fokus, yaitu materi berita disusun secara ringkas, padat dan langsung sehingga mudah dipahami audien. Kemudian yang terakhir adalah berita ditulis dengan baik, yaitu berita yang disampaikan jelas, langsung dan menarik. Selain itu, McQuail membuat kategorisasi dalam menilai kualitas berita media, yaitu kebebasan media (freedom), keberagaman berita (diverisity), gambaran realitas dan objektivitas berita.19 Kebebasan media adalah hal yang mendasari setiap teori komunikasi massa. Kebebasan media mengacu pada hak-hak untuk menyatakan pendapat secara bebas tanpa dipengaruhi oleh pihak manapun. Selain itu, berita yang disajikan media massa tidak boleh hanya memberikan perhatian pada isu tertentu
18
Askuritai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 51-52. 19 Morissan, Andy Corry Wardhani dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Ke-2, h. 63.
22
saja. Keragaman berita harus diterapkan oleh media massa agar khalayak mendapatkan berita atau informasi yang adil terhadap isu-isu yang beredar di masyarakat. Kemudian gambaran realitas yang terkait dengan realitas yang ditayangkan oleh televisi merupakan gambaran dari sebuah realitas yang sebenarnya. Selanjutnya adalah objektivitas berita yaitu tindakan wartawan dalam membuat sebuah berita harus bersifat objektif tanpa dipengaruhi pribadi mereka masing-masing sehingga berita dapat bersifat faktual dan netral.
F. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) Terkait dengan pemberitaan di televisi, P3SPS menyatakan bahwa stasiun penyiaran dalam menayangkan informasi harus sesuai dengan prinsipprinsip jurnalistik, yaitu akurasi, keadilan dan ketidakberpihakan. 20 Prinsip akurasi yang dimaksud adalah lembaga penyiaran atau media massa bertanggung jawab menyajikan informasi yang akurat yang kemudian harus memeriksa ulang keakuratan dan kebenaran materi siaran. Jika media massa mendapatkan informasi dari pihak lain yang belum dapat dipastikan kebenarannya, maka harus dijelaskan pada khalayak bahwa informasi tersebut berdasarkan versi sumber tertentu. Selain itu, jika stasiun televisi menggunakan materi siaran yang diperoleh dari pihak lain maka wajib menjelaskan indentitas sumber materi siaran tersebut. Kemudian, pada saat siaran langsung, stasiun televisi harus waspada terhadap kemungkinan pernyataan atau pendapat tanpa bukti yang dikatakan oleh narasumber, maka 20
2, h. 68.
Morissan, Andy Corry Wardhani dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa, Cet. Ke-
23
presenter harus melakukan verifikasi tentang fakta yang disampaikan narasumber. Yang terkahir adalah bahwa stasiun televisi wajib menyiarkan koreksi apabila telah menyajikan informasi yang tidak akurat. Yang kedua adalah prinsip keadilan, yaitu penggunaan potongan gambar atau suara yang berasal dari program lain harus ditempatkan secara adil serta tidak merugikan pihak-pihak yang terkait dengan pemberitaan. Selain itu, jika sebuah program acara membuat informasi yang mengandung kritik yang menyerang atau merusak citra seseorang atau sekelompok orang, pihak lembaga penyiaran wajib menyediakan kesempatan dalam waktu yang pantas dan setara bagi pihak yang dikritik untuk memberikan komentar atau argumen terhadap ktirikan yang diarahkan kepadanya. Terakhir adalah prinsip ketidakberpihakan. Pada saat menyajikan isuisu kontroversial yang menyangkut kepentingan khalayak, stasiun penyiaran harus menyajikan berita, fakta dan opini secara objektif dan berimbang. Dalam program acara yang mendiskusikan isu kontroversial yang melibatkan dua atau lebih pihak yang saling berpendapat, moderator dan pemandu acara harus berusaha agar semua partisipan dan narumber dapat dengan baik menyampaikan pandangannya serta tidak boleh memiliki kepentingan pribadi atau keterkaitan dengan salah satu pihak.
24
G. Kerangka Konseptual Bagan 2.3 Kerangka Konseptual Stimulus (Kualitas Berita)
Organism
Respon (Citra)
Mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta angkatan 2013
Menonton Berita RUU pasal penghinaan presiden di tvOne
Efek: Perbedaan citra sebelum dan setelah menonton berita. Pengaruh berita terhadap citra. (Sumber: olahan peneliti)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang terletak di Jalan Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat 15412, (021) 740152, Fax (021) 7402982. Peneliti melakukan penelitian pada bulan November 2015 hingga Maret 2016.
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian tentu diperlukan paradigma penelitian atau cara pandang terhadap fakta dan perlakuan peneliti terhadap suatu ilmu pengetahuan dan teori. Penelitian ini berlandaskan paradigma positivisme, yaitu memandang realitas atau suatu fenomena itu dapat diklasifikasikan, teramati dan terukur. Pengaruh positivisme dalam penelitian komunikasi sangat jelas ketika persoalan yang dipertanyakan berkaitan dengan perilaku-perilaku orang dalam berkomunikasi, kekuatan media dalam memengaruhi dan merubah perilaku khalayak.1 Selain paradigma, ada pula istilah pendekatan penelitian. Pendekatan penelitian memiliki definisi sebagai falsafah yang mendasari suatu metodologi riset, apakah kualitatif atau kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan 1
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2008), Cet. Ke-3, h. ix.
25
26
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel-variabel ini diukur sehingga data yang terdiri atas angka-angka dapat dianalisa dengan cara penghitungan statistik. Dapat dikatakan bahwa penelitian kuantitatif tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis.2 Berikut ini ciri-ciri dari penelitian kuantitatif: 1. Hubungan riset dengan subjek jauh. Peneliti menganggap bahwa ralitas terpisah dan berada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya data yang dihasilkan objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya. 2. Penelitian bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya peneliti tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik sampingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrumen (kuesioner) yang kurang valid. 3. Penelitian harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel. 4. Prosedur penelitian rasional-empiris, artinya penelitian berawal dari konsep-konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan.3 Dalam pendekatan kuantitatif, terdapat istilah validitas dan reliabilitas yang dilakukan guna sebagai kriteria kualitas penelitian. Validitas adalah apakah penelitian benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan yang dimaksud dengan reliabilitas adalah apakah penelitian dengan instrumen yang sama akan menghasilkan hasil yang sama jika dilakukan dalam waktu dan peneliti yang berbeda.4
2
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Cet. Ke-3, h. 55. Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Cet. Ke-3, h. 56. 4 Eriyanto, Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi dan Politik Media), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2008), h. 61. 3
27
C. Metode Penelitian Dalam penelitian kuantitatif terdapat beberapa metode penelitian di antaranya metode survei, eksperimen dan observasi. Metode yang digunakan pada penilitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode riset yang digunakan untuk meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak dimanipulasi.5 Metode eksperimen dapat pula dilakukan dengan menggunakan satu kelompok saja namun diberikan dua perlakuan yang berbeda. Hal tersebut dapat dilakukan jika kelompok sampel yang dipilih adalah homogen dan terdistribusi secara normal. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre-Experimental Designs dengan bentuk One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam desain eksperimental ini sampel diberikan pretest atau pengujian awal. Kemudian diberikan perlakuan atau stimulus yang ingin diujikan, lalu diakhiri dengan posttest atau pengujian akhir setelah diberi stimulus. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
6
Desain ini dapat digambarkan seperti
berikut: Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design
O1 X O 2 5
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Cet. Ke-3, h. 61. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantutatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 74. 6
28
O1 = nilai pretest (sebelum diberi stimulus) O2 = nilai posttest (setelah diberi stimulus) Pengaruh berita terhadap citra Presiden Joko Widodo = O2 – O1 Pengaruh stimulus dianalisis menggunakan statistik t-test, yang hasilnya akan menunjukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberi stimulus sehingga dapat diketahui stimulus yang diberikan berpengaruh secara signifikan terhadap respon.7 Setiap metode penelitian pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode eksperimen dalam sebuah penelitian yaitu kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat dapat terlihat secara langsung. Selain itu caranya yang sangat sederhana memudahkan untuk dilakukan oleh peneliti lain. Sedangkan kekurangannya terdapat pada kurangnya sifat alami, hal ini bisa saja memengaruhi kealamiahan respon dari responden.
D. Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel.8 Contoh penelitian deskriptif adalah opini pembaca surat kabar, perbandingan kepuasan khalayak dan respon khalayak terhadap suatu hal.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantutatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 75. 8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Cet. Ke-3, h. 67.
29
E. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang diteliti dalam sebuah penelitian. Sedangkan objek penelitian adalah permasalahan atau persoalan yang diteliti. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta mahasiswa non-Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013. Kemudian yang menjadi objek penelitian ini adalah citra Presiden Joko Widodo.
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi Asal kata populasi adalah population yang artinya jumlah penduduk. Dalam sebuah penelitian, populasi adalah sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Jika dilihat dari sumber data populasi dibedakan menjadi dua kelompok yaitu populasi terbatas dan populasi tak terhingga. Populasi terbatas adalah populasi yang memiliki sumber data yang jelas secara kuantitatif. Misalnya, mahasiswa UIN Jakarta tahun 2015 berjumlah 20.000 orang, dengan 10.000 mahasiswa dan 10.000 mahasiswi. Sedangkan populasi tak terhingga adalah populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batasnya secara kuantitatif. Misalnya, jumlah gelandangan di Indonesia. hal tersebut berarti harus dihitung jumlah gelandangan di Indonesia dari tahun ke tahun, juga harus
30
melakukan penafsiran jumlah gelandangan yang di waktu yang akan datang.9 Ada juga pembagian populasi menurut kompleksitas objek populasi, yaitu populasi homogen dan populasi heterogen. Populasi homogen yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi memiliki sifat-sifat yang relatif sama satu sama lainnya. Sedangkan populasi heterogen adalah keseluruhan individu anggota populasi yang memiliki sifat-sifat relatif berbeda satu sama lainnya.10 Peneliti memilih mahasiswa/i aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik sebagai populasi yang berjumlah 307 orang.11 Populasi tersebut dipilih karena diasumsikan memiliki latar belakang ilmu pengetahuan yang kompeten berkaitan dengan jurnalistik serta media massa. 2. Sampel Pengertian sampel secara sederhana adalah bagian dari populasi. Dalam sebuah penelitian, jika jumlah populasi besar dan peneliti tidak memungkinkan untuk meneliti populasi secara keseluruhan maka sampel digunakan sebagai representasi dari populasi. Namun sampel yang dipilih atau diambil harus betul-betul mewakili seluruh anggota pupulasi. Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan sampel sebagai sejumlah anggota populasi yang dipelajari dan diamati.12 Sampel diambil melalui cara-cara tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili 9
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencan Kencana Prenadamedia Group, 2010), Cet. Ke- 5, h. 99. 10 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Cet. Ke- 5, h. 100. 11 Data Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2015/2016. 12 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Kuantitatif, Cet. Ke-13, h. 78.
31
populasi. Maka, responden harus mengerti maksud dan tujuan penelitian agar dapat menjawab pernyataan yang diajukan dalam instrumen penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah mahasiswa aktif Program Studi Jurnalistik angkatan 2013 sebanyak 68 orang. Selain itu, dipilih pula 30 orang sampel dari non-Jurnalistik sebagai pembanding terhadap mahasiswa Jurnalistik agar terlihat jelas perbedaan hasil yang diperoleh di antara keduanya.
G. Teknik Penentuan Sampel Terdapat banyak cara untuk menentukan sampel yang dipilih dalam sebuah penelitian. Berikut ini macam-macam teknik pengambilan sampel, yaitu: Bagan 3.1 Teknik Penentuan Sampel
(Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D) Probability
sampling
adalah
teknik
penentuan
sampel
yang
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Sebaliknya, Non-probability sampling adalah teknik
32
penentuan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi tiap anggota populasi.13 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling sebagai teknik penentuan sampel. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel.14 Teknik penentuan sampel ini dipilih karena peneliti berfokus pada anggota populasi yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah dibuat, yaitu mahasiswa aktif Program Studi Jurnalistik yang telah mengikuti dan menerima perkuliahan jurnalistik selama lima semester serta mengetahui adanya pemberitaan RUU Pasal Penghinaan Presiden. Mereka diasumsikan telah memiliki pengetahuan dasar-dasar jurnalistik yang mencukupi sehingga dapat mengetahui hal-hal dibalik penyiaran sebuah berita. Maka peneliti memilih mahasiswa jurnalistik angkatan 2013 sebanyak 68 orang sebagai sampel karena cocok dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti.
H. Variabel Penelitian Variabel penelitian secara sederhana adalah berkaitan dengan apa yang diteliti. Sedangkan jika didefinisikan secara teoritis, variabel penelitian adalah atribut seseorang atau objek yang memiliki variasi antara satu objek dengan objek yang lain. Hal ini diberi istilah variabel karena memiliki variasi. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai 13 14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantutatif Kualitatif dan R&D, h. 82-84. Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Cet. Ke-3, h. 156.
33
dari objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.15 Penelitian ini merupakan penelitian dengan satu variabel dan yang menjadi objek penelitian ini adalah citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta sebelum dan setelah menonton berita di tvOne.
I. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah kesimpulan yang bersifat sementara dalam sebuah penelitian yang perlu diuji kebenarannya. Tidak seluruh penelitian memiliki hipotesis, misalnya penelitian sejarah, grounded research, kualitatif, eksploratif. Salah satu penelitian yang memiliki hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Hipotesis yang diuji disebut dengan hipotesis nol (H0), sedangkan hipotesis alternatif (Ha) diistilahkan dengan hipotesis kerja.16 Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho:
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ha :
Terdapat pengaruh yang signifikan antara berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
15 16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantutatif Kualitatif dan R&D, h. 38. Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 53.
34
J. Definisi Operasional Variabel Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan rangkaian definisi operasional yang merupakan bagian terpenting dalam mendefinisikan apa yang diteliti oleh peneliti. Definisi operasional menjabarkan konsep atau variabel yang diukur dalam sebuah penelitian secara detil berupa perilaku, aspek atau karakteristik. Dengan demikian definisi operasional bukan mendefinisikan pengertian atau makna pada teori, namun lebih menekankan kepada hal-hal terkait ukuran/indikator dari suatu variabel.17 Konsep atau variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah citra. Konsep tersebut diukur dan diberikan angka-angka. Namun, sebelumnya ditentukan terlebih dahulu indikatorindikator yang berbentuk pernyataan-pernyataan dalam instrumen penelitian. Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep Dalam Penelitian Konsep
Dimensi Persepsi
Indikator
Pengukuran
Skala
1. Kesan 2. Perhatian 3. Komunikasi
Kognisi Citra
1. Informasi 2. Ingatan
Motivasi Sikap
1. Harapan
1. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Tidak Setuju (TS)
Interval
3. Setuju (S) 4. Sangat Setuju (SS)
1. Kesadaran 2. Perasaan
(Sumber: Analisa metode penelitian) 17
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), Cet. Ke-2, h. 97.
35
K. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian pada sampel yang diteliti.18 Terdapat beberapa cara dalam mengumpulkan data, yaitu wawancara, angket/kuesioner, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion. Teknik pengumpulan data primer yang digunakan sesuai dengan penelitian ini adalah angket/kuesioner. Data primer sendiri ialah data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian. Sedangkan kuesioner adalah serangkaian daftar pertanyaan ataupun pernyataan yang disebarkan dan harus dijawab oleh responden dengan tema tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Selain data primer yang diperoleh langsung, ada pula data sekunder guna mendukung hasil penelitian yaitu melalui studi kepustakaan dari berbagai sumber seperti buku, jurnal dan karya ilmiah.
L. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner sebagai instrumen penelitian yang diberikan kepada mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013. Dalam kuesioner pada penelitian ini menggunkan Skala Likert dengan lima kategori pilihan jawaban dan masingmasing kategori memiliki nilai-nilai tertentu, baik pertanyaan positif (favorable) maupun negatif (unfavorable). Penggunaan skala Likert dipilih karena penelitian ini dilakukan untuk mengukur citra seseorang di mana termasuk ke dalam persepsi dan kognisi. Pada skala ini responden diminta
18
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Cet. Ke-2, h. 138.
36
untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap tiap-tiap pernyataan.19 Adapun lima kategori jawaban dalam skala Likert adalah sebagai berikut:20 Tabel 3.2 Bobot Nilai Skala Likert Pernyataan
Pernyataan
Positif/Favorable
Negatif/Unfavorable
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak Setuju (TS)
2
3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
4
Kategori Pilihan
(Sumber: Masri Singarimbun & Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai) 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu nilai yang menunjukan sebuah alat ukur benar-benar secara akurat mengukur apa yang diukur dalam sebuah penelitian. Uji validitas dilakukan dengan menguji korelasi antara skor setiap butir pernyataan/pertanyaan dengan skor total instrumen penelitian (kuesioner) yang digunakan.21 Cara menguji validitas menurut Arikunto, yaitu: 22 a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. b. Melakukan uji coba alat ukur tersebut pada sejumlah responden. Kemudian responden diminta menjawab pertanyaan yang telah dibuat.
19
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Cet. Ke-2, h. 128. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1995), Cet. Ke-2, h. 110-113. 21 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Cet. Ke-2, h. 132. 22 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Cet. Ke-3, h. 149. 20
37
c. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dan skor total dengan menggunakan rumus product moment untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu signifikan. Uji
validitas
berguna
untuk
mengetahui
apakah
terdapat
pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dihilangkan atau diganti karena tidak relevan. Instrumen dianggap valid jika r hitung > r tabel. Uji validitas instrumen penelitian dilakukan kepada 30 orang di luar responden yang ditentukan. Pengujian validitas kepada 30 orang dengan taraf signifikansi 5% maka diperoleh r tabel = 0,361.23 Instrumen penelitian dikatakan valid jika r hitung ≥ r tabel, atau r hitung ≥ 0,361. Tabel 3.3 Blue Print Dimensi Citra (sebelum validitas) No
Dimensi
1
Item
Jumlah
Favorable
Unfavorable
Persepsi
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8
5, 9
9
2
Kognisi
10, 11, 12, 13, 15
14, 16
7
3
Motivasi
17, 18, 19
20
4
4
Sikap
24, 25, 30, 32
14
9
34
Jumlah
21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34 25
Uji validitas dapat dihitung dengan menggunakan software SPSS atau Microsoft Excel. Selain itu, dapat pula dihitung dengan perhitungan manual dengan rumus sebagai berikut:
23
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, h. 258.
38
Keterangan: rxy = koefisien validitas N = jumlah subjek X = jumlah skor item Y = jumlah skor total Tabel 3.4 Blue Print Dimensi Citra (setelah validitas) No
Dimensi
1
Item
Jumlah
Favorable
Unfavorable
Persepsi
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8
5
8
2
Kognisi
10, 11, 15
14, 16
5
3
Motivasi
17, 19
20
3
4
Sikap
25, 30, 32
13
7
29
Jumlah
21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34 22
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian yang digunakan. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut tidak berubah-ubah dan dapat diandalkan pada penelitian yang sama apabila dilakukan di masa mendatang. Alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang sama walau digunakan berulang kali. Reliabilitas sifatnya dapat dipercaya.24 Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun
24
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Cet. Ke-3, h. 149.
39
diuji berkali-kali.25 Uji reliabilitas dapat menggunakan bantuan software SPSS/Microsoft Excel.
Keterangan: α = koefisien reliabilitas K = jumlah item pertanyaan yang diuji 2 = jumlah varians skor item Si 2 = varians skor-skor seluruh item Sx Tabel 3.5 Tingkat Keandalan Alpha Cronbach Nilai Cronbach Alpha
Tingkat Keandalan
0,0 – 0.20
Kurang Andal
0,20 – 0,40
Agak Andal
0,40 – 0,60
Cukup Andal
0,60 – 0,80
Andal
0,80 – 1,00
Sangat Andal
(Sumber: Hair et al, 2007)
M. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses ketika semua data dari sampel dan sumber data
lain
telah
terkumpul.
Analisis
data
sendiri
adalah
kegiatan
pengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, tabulasi data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan juga untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dibuat.26
25
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data SPSS 17, (Yogyakarta: Andi Offset, 200), h.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. Ke-20, h.147.
172.
40
Analisis data dalam penelitian ini meliputi perhitungan skor, perbandingan nilai rata-rata atau mean, standar deviasi dan paired sample ttest. 1. Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakan data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Pengambilan keputusan uji normalitas didasari hal sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. b. Jika nilai signifikansinya < 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi normal. 2. Mean (nilai rata-rata) Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa data. Mean diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada kemudian dibagi dengan banyaknya data. Uji atas kedua mean tersebut dilakukan untuk mengetahui skor rata-rata citra sebelum dan setelah menonton berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne. Rumus mean data berkelompok:
Keterangan: = Rata-rata Fi
= Frekuensi Pengamatan
Xi.Fi = Jumlah perkalian antara jumlah data sampel dengan tanda kelas
41
3. Standar Deviasi Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh penyimpangan data terhadap nilai pusatnya. Standar deviasi di dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur uji compare means berikutnya. Rumus standar deviasi ialah sebegai berikut:
4. Paired Sample t-test Paired sample t-test adalah teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai perbedaan di antara dua rata-rata sampel untuk data yang berbentuk interval dan rasio.27 Dalam penelitian ini uji paired sample t-test berguna untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak pada citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta sebelum dan setelah menonton berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne. Peneliti melakukan analisis hasil temuan data dengan uji paired sample t-test menggunakan bantuan software SPSS.
27
Wiranata Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 121.
42
Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo
di
kalangan
mahasiswa
Jurnalistik
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ha :
Terdapat pengaruh yang signifikan antara berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo
di
kalangan
mahasiswa
Jurnalistik
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dari hasil analisa di atas diketahui jika Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne tidak memengaruhi citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta. Begitu pula sebaliknya, jika Ha diterima maka disimpulkan bahwa berita tersebut memiliki pengaruh terhadap citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta.
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 1. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah salah satu fakultas yang ada di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas tersebut dahulu bernama Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi merupakan fakultas yang lahir berdasarkan pengembangan dari Jurusan Dakwah di Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Agama Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi pertama kali diresmikan pada tahun akademik 1990/1991 berawal dengan satu jurusan, yaitu Penyiaran dan Penerangan Agama (PPA). Fakultas ini diharapkan menghasilkan ahli-ahli dakwah yang kompeten dan siap untuk mengabdi baik kepada masyarakat maupun kepada umat Islam pada khususnya. Pada tahun akademik 1996/1997 Jurusan PPA berganti nama menjadi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Akhirnya pada tahun akademik 2004/2005 dibukalah Program Studi di bawah naungan Jurusan KPI. Konsentrasi Jurnalisik memiliki tujuan untuk menghasilkan jurnalis
43
44
Muslim yang melayani media massa Islam yang semakin besar jumlahnya.1 Pada tahun 2002, Presiden RI menerbitkan Keppres No. 31 Tahun 2002 tanggal 20 Mei 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak berdiri pada tahun 1990/1991, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah mengalami pergantian pimpinan (dekan) sebagai berikut: Prof. Dr. H.R. husnul Aqib Suminto (1990-1993), Prof. Dr. H. Muh. Ardani(Pjs. 1994-1996 dan 19961997), Prof, Dr. H.M. Yunan Yusuf ( 1997-2000 dan 2000-2005), Dr. H. Murodi, MA (2005-2009) dan Dr. H. Arief Subhan, MS dari 2009 hingga sekarang. 2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi a. Visi Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi: “Menjadikan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai pusat keunggulan dalam kajian ilmu-ilmu dakwah, pengembangan masyarakat Islam dan komunikasi kontemporer”. b. Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi: 1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan mumpuni dalam ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. 2) Melakukan
penelitian
pengembangan
ilmu
yang dakwah
berkualitas dan
ilmu
dalam
rangka
komunikasi,
dan
mempublikasikannya, baik nasinal, regional dan internasional.
1
Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012, (Jakarta: 2011), h. 174175.
45
3) Melakukan pengabdian kepada masyarakat secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mengamalkan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. 4) Mengembangkan spiritual, moral dan etika pembangunan bangsa. 5) Melakukan secara aktif kerjsama yang produktif dengan lembaga dan instansi terkait, baik dalam maupun luar negeri untuk kepentingan pengembangan dakwah dan masyarakat Islam. 6) Melakukan pembinaan akhlak mulia, kreatifitas dan life skill mahasiswa agar dapat menjadi tauladan dan berprestasi di tengah masyarakat. 7) Menjalin silaturahmi secara intensif dengan alumni dan wali mahasiswa untuk membangun kejayaan fakultas.2
B. Program Studi Jurnalistik 1. Sejarah Singkat Program Studi Jurnalistik Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta
meningkatnya kebutuhan mampu
didirikan
institusi
sebagai
pendidikan
respon
terhadap
profesional
yang
menghasilkan lulusan berpengetahuan dan memiliki keahlian
praktis di bidang Komunikasi Massa dan Jurnalistik. Di dalam pendidikan Program Studi model pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) adalah sangat sentral. Karena lulusan pendidikan Program Studi bukan hanya mampu mengkritisi dan 2
Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012, h. 176.
46
menganalisis peristiwa akan tetapi juga terampil dalam menggali sumbersumber berita baik lisan ataupun tertulis, baik lokal maupun asing.3 Aspek pendidikan experiential learning ini diperoleh melalui pratikum. Praktikum dilaksanakan di studio televisi, studio radio, dan laboratorium
komputer
yang
disediakan
Fakultas
Dakwah
dan
Komunikasi. Tidak hanya didalam kampus, namun praktikum juga dilaksanakan diluar kampus. Untuk melengkapi aspek ini, mahasiswa juga pratik langsung ke lembaga-lembaga media yang di Jakarta (magang). 2. Visi dan Misi Program Studi Jurnalistik a. Visi Program Studi Jurnalistik: “Terwujudnya Program Studi Jurnalistik yang terkemuka, baik secara nasional, regional maupun internasional dengan tetap memegang prinsip keilmuan, profesional dan etika religius”. b. Misi Program Studi Jurnalistik: 1) Melahirkan para jurnalis muslim berkualitas dalam keilmuan, keislaman, dan keterampilan jurnalistik, baik cetak maupun elektronik. 2) Memberikan landasan moral terhadap pengembangan ilmu jurnalistik dan melakukan pencerahan dalam pembinaan iman dan takwa. 3) Melakukan integrasi ilmu jurnalistik dan ilmu agama secara utuh.
3
Suhaimi, dkk, “Pedoman dan Panduan Teknis Pratikum Konsentrasi Jurnalistik”, (Jakarta : Dakwah Press, 2009), h. 1-2.
47
4) Berperan serta aktif mengembangkan ilmu jurnalistik melalui kegiatan penelitian. 4
C. Profil tvOne Lativi atau kini yang berubah nama menjadi tvOne sebelumnya dimiliki oleh PT. Lativi Mediakarya yang dipimpin oleh Alatief Corporation dan yang dimiliki Abdul Latief yang didirikan pada tahun 2011. Namun Lativi memiliki utang kepada Bank Mandiri sebesar 418 Milyar, sehingga pada tahun 2006 Abdul Latief melepas PT. Lativi Mediakarya. Kemuadian pengusaha Aburizal Bakrie mengambil langkah dengan mengambil alih Lativi sejak membayar kewajiban utang-utangnya kepada Bank Mandiri pada awal tahun 2007. Pada tanggal 1 April 2007 Lativi mulai diambil alih oleh manajemen Bakrie Group. Dibawah naungan Bakrie Group, lativi berganti nama menjadi tvOne. Nama tvOne dipilih karena diharapkan menjadi nomor satu dalam pertelevisian Indonesia. dan kini tvOne didirikan oleh tiga pengusaha muda yaitu, Anindya Bakrie (Bakrie Group), Rosan Perkasa Roeslani (Presiden Direktur Rekapital) dan Erick Tohir (Mahakarya Group) yang semua adalah dewan komisaris PT. Lativi Mediakarya.5 14 Februari 2008 merupakan saat besejarah karena untuk pertama kalinya tvOne mengudara. Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik
4
Maria Ulfah, (Respon Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi 20042007 terhadap Kebebasan Pers di Indonesia), (Skripsi, Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 56. 5 Irham Maulana, (Analisis Produksi Program Apa Kabar Indonesia di TV One), (Skripsi, , Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 32.
48
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, tvOne menjadi stasiun tv pertama di Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana Presiden Republik Indonesia. Secara progresif tvOne menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui berbagai program news dan sport baik Nasional dan Internasional yang dimilikinya. Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori, News, Current Affairs dan SPORT, tvOne membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program. Di awal tahun berdirinya, tvOne mempunyai tag line “MEMANG BEDA”, karena menyajikan berbgai informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan mpenyajian yang berbeda dan belum pernah ada sebulumnya seperti Apa Kabar Indonesia yang menyajikan diskusi ringan bersama narasumber disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar tvOne. Di ulang tahunnya ke-2, tag line tvOne menjadi “TERDEPAN MENGABARKAN”, sebagai pembuktian dari hasil share dan rating kepemirsaan dalam kurun waktu 2 tahun berjalan, tvOne menjadi unggulan dalam menayangkan program berita atau informasi. 1. Visi dan Misi tvOne a. Visi “Mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya memajukan Bangsa.”
49
b. Misi 1) Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu 2) Menyangkan program news & sport yang secara progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan cerdas 3) Memilih program news & sport yang informative dan inovatif dalam kemasan penyajiannya. 2. Logo Gambar 4.1 Logo tvOne
a. Warna merah dan putih melambangkan Indonesia b. Warna putih pada tulisan tvOne melambangkan kejujuran dalam menyampaikan berita c. Angka satu dalam bola dunia melambangkan simbol persatuan untuk berkembang bersama menjadi no 1 dengan semangat professional yang tinggi. d. Sedangkan kalimat berbahasa Inggris “one” dan peta dunia menunjukkan kesiapan tvOne dalam kancah pertelevisian global dan merupakan simbol berkembangnya tvOne dalam jaringan informasi internasional.6
6
Company Profile tvOne.
50
3. Program tvOne a. News and Current Affairs 1) News yang yang terdiri dari program Apa Kabar Indonesia, Kabar terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, kabar Petang, dan Kabar Malam. 2) Current Affairs yang terdiri dari Telusur, kerah Putih, Menyikap Tabir. 3) Program Documentary yang terdiri dari Nuansa Seribu Pulau, Khatulistiwa, dan Backpacker. b. Sport Tayangan sport meliputi pertandingan-pertandingan unggulan yang disiarkan langsung, mulai dari Kompetisi Sepakbola Nasional (Copa Indonesia), Sepak Bola Eropa (Liga Inggris dan Liga Belanda), Kompetisi Bola Basket Nasional (IBL) dan Bola Voli Nasional/Pro Liga. c. Entertainment Program entertainment menyangkan acara pilihan yang mampu memberikan inspirasi positif diantarannya adalah program gaya wanita, expose, dan lainnya.7
7
Irham Maulana, (Analisis Produksi Program Apa Kabar Indonesia di TV One), (Skripsi, Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 37.
51
D. Program Apa Kabar Indonesia Pagi Program Apa Kabar Indonesia pertama kali tayang pada senin, 11 Februari 2008 di pagi hari. Namun pada tanggal 21 April 2008 program ini mengalami perubahan tayang menjadi dua kali dalam sehari yaitu pagi dan malam. Apa Kabar Indonesia Pagi hadir sebagai tayangan berita yang memadukan pola news konvensional dengan kreatifitas on air presentation. Mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan langsung dengan kehidupan publik. Program ini mengkombinasi tayangan talkshow
sebagai pengantar desain
pemberitaan pada setiap harinya. Apa Kabar Indonesia Pagi merupakan program yang menjadi beranda bagi keseluruhan program berita di tvOne (Kabar Pagi, Kabar 9, Kabar Siang, Kabar 15, Kabar Petang, dan Kabar Malam). Program ini dimaksudkan sebagai pembuka rangkaian kabar-kabar di tvOne, yang berisi isu-isu yang tengah bergulir atau running issue dan prediksi kabar atau berita hangat yang diperbincangkan permisa pada setiap harinya. Kemasan pada Apa Kabar Indonesia Pagi tidak hanya sekedar talkshaw, namun dikemas secara dinamis sehingga dengan suasana renyah, santai, dan komunikatif. Program ini memiliki dua presenter yaitu Indie Rahmawati dan Andrie Djarot. Dua presenter ini diharapkan mampu membuat jalannya talkshow menjadi lebih menarik, variatif, dan mendapat subtansi topik yang dibahas baik sebuah permasalahan ataupun informasi untuk permisa.
52
Topik yang diangkat pada program ini sangat beragam mulai dari ekonomi, politik, budaya, hukum, sosial yang terangkum antara hard news dan soft news. Kriteria topik yang diangkat tergantung pada isu yang sedang berkembang saat itu dan sebuah topik yang mengakomodasikan sisi human interest oleh karena penempatan topiknya beragam.8 Program Apa Kabar Indonesia Pagi memiliki keunggulan diantaranya ialah sebuah acara yang sangat berbeda dengan acara talkshow lainnya yaitu lokasi siaran yang menggunakan konsep semi out door, Wisma Nusantara, Bundaran Hotel Indonesia, dan City Walk Sudirman yang menjadi lokasi pusat keramaian, perkantoran, dan pusat pemerintahan. Dengan durasi 90 menit yang dimulai pukul 06.30-08.00 WIB dengan lima kali dalam seminggu, program ini hadir untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya akan isuisu dan informasi yang berkembang di dalam negeri. Target khalayak dari Apa Kabar Indonesia Pagi itu sendiri adalah usia remaja ke atas. Dengan program ini pemirsa dituntut agar bisa berpikir maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar. Selain itu ditinjau dari segi waktunya di pagi hari, maka kaum perempuan dan kaum pria membutuhkan informasi yang terbaru di pagi hari sebelum memulai aktivitas.9
E. Pasal 264 Rancangan Undang-undang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden Pada awal Agustus 2015 media massa nasional diramaikan dengan pemberitaan
8
mengenai
Rancangan
Undang-Undangan
(RUU)
Pasal
Irham Maulana, (Analisis Produksi Program Apa Kabar Indonesia di TV One), (Skripsi, Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 40. 9 Company Profile tvOne.
53
Penghinaan Presiden yang diberitakan disusun atas dasar usul Presiden Joko Widodo. Isi pasal 264 RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tersebut berbunyi, “Setiap orang yang menyiarkan, mempertunjukkan, atau menempelkan tulisan atau gambar sehingga terlihat oleh umum, atau memperdengarkan rekaman sehingga terdengar oleh umum, yang berisi penghinaan terhadap presiden atau wakil presiden dengan maksud isi penghinaan diketahui atau lebih diketahui umum, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak Kategori IV.”10
10
http://politik.news.viva.co.id/news/read/656382-jokowi-ingin-pasal-penghinaanpresiden-dihidupkan-kembali. Diakses pada 31 Agustus 2015 pukul 14.58 WIB.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Citra Presiden Joko Widodo Untuk mengetahui validitas instrumen, penulis memaparkan hasil uji validitas dengan memberikan kuesioner kepada 30 responden dari mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester IV atau angkatan 2012 sebagai berikut: Tabel 5.1 Uji Validitas Citra R
R
Hitung
Table
Joko Widodo adalah presiden yang berwibawa.
0,689
0,361
Valid
2
Joko Widodo adalah presiden yang tegas.
0,562
0,361
Valid
3
Joko Widodo adalah presiden yang adil.
0,615
0,361
Valid
4
Joko Widodo adalah presiden yang sederhana.
0,486
0,361
Valid
5
Sisi positif Presiden Joko Widodo di media
0,510
0,361
Valid
0,489
0,361
Valid
0,386
0,361
Valid
0,461
0,361
Valid
No.
Pernyataan
1
massa adalah hanya sebuah pencitraan. 6
Saya
memperhatikan
berita
Hasil
Rancangan
Undang-Undang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo. 7
Saya memperhatikan di media massa bahwa terdapat pro dan kontra atas RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo.
8
Saya memperhatikan berita di media massa banyak pihak yang memperdebatkan jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan oleh DPR.
54
55
No.
Pernyataan
9
Saya tahu berita RUU Pasal Penghinaan Presiden muncul di media massa sejak bulan
R
R
Hitung
Table
0,393
0.361
Valid
0,437
0,361
Valid
0,400
0,361
Valid
0,373
0,361
Valid
0,369
0,361
Valid
0,373
0,361
Valid
0,397
0,361
Valid
0,477
0,361
Valid
0,414
0,361
Valid
0,562
0,361
Valid
0,437
0,361
Valid
Hasil
agustus 2015. 10
Saya tahu jika RUU Pasal Penghinaan Presiden pernah dibatalkan oleh mahkamah konstitusi pada tahun 2006.
11
Saya tidak tahu berita tentang RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo.
12
Saya ingat RUU Pasal Penghinaan Presiden pernah dibatalkan oleh mahkamah konstitusi pada tahun 2006 lalu.
13
Saya tidak ingat pembatalan RUU Pasal Penghinaan
Presiden
oleh
mahkamah
konstitusi pada tahun 2006. 14
Saya berharap Presiden Joko Widodo dapat menjadi presiden yang pro terhadap rakyat.
15
Saya
berharap
Penghinaan
pengajuan
Presiden
tidak
RUU
Pasal
menciderai
demokrasi di indonesia. 16
Saya tidak berharap RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo tidak disahkan oleh DPR.
17
Saya menyadari bahwa RUU Pasal Penghinaan Presiden memang dibutuhkan di indonesia.
18
Saya menyadari bahwa seorang presiden memang harus dilindungi oleh undang-undang terkait penghinaan.
19
Saya menyadari bahwa RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo ditujukan untuk membangun moral bangsa indonesia ke arah yang lebih positif.
56
No.
Pernyataan
20
Saya tidak menyadari maksud Presiden Joko Widodo mengajukan RUU Pasal Penghinaan Presiden adalah demi membangun moral
R
R
Hitung
Table
0,523
0,361
Valid
0,705
0,361
Valid
0,551
0,361
Valid
0,593
0,361
Valid
0,389
0,361
Valid
0,400
0,361
Valid
0,534
0,361
Valid
0,437
0,361
Valid
0,720
0,361
Valid
0,410
0,361
Valid
Hasil
bangsa. 21
Saya merasa RUU Pasal Penghinaan Presiden diajukan oleh Presiden Joko Widodo karena beliau memperhatikan moral bangsa indonesia.
22
Saya merasa banyak sisi positif dari RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo.
23
Saya merasa Presiden Joko Widodo paham apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya.
24
Saya merasa pers tetap dapat berfungsi dengan baik jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan DPR.
25
Saya tidak merasakan RUU Pasal Penghinaan Presiden berdampak positif kepada rakyat indonesia.
26
Saya setuju jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan oleh DPR.
27
Saya tidak setuju dengan tindakan Presiden Joko Widodo yang mengajukan RUU Pasal Penghinaan Presiden.
28
Saya mendukung Joko Widodo pada pemilu presiden tahun 2014.
29
Saya mendukung jika Presiden Joko Widodo kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada periode mendatang.
Berdasarkan data yang tertera di tabel, dapat diketahui bahwa nilai validitas instrumen variabel kepuasan yang diperoleh rata-rata lebih besar dari nilai r table 0,361 adalah sebanyak 29 butir sehingga dikatakan valid.
57
2. Reliabilitas Instrumen Citra Presiden Joko Widodo Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Microsoft Excel, nilai koefisien reliabilitas cronbach alpha sebagai berikut: Tabel 5.2 Hasil Reliabilitas Citra Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .724
30
Hasil koefisien reliabilitas Cronbach Alpha di atas menunjukkan angka 0,724 yang berarti bahwa instrumen yang digunakan dinyatakan andal dengan angka yang berada di kisaran 0,60 – 0,80. Maka, instrumen yang telah dibuat dapat dipercaya digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data dalam penelitian ini.
B. Karakteristik Responden 1. Data Responden Berdasarkan Usia Grafik 5.1
58
Tabel 5.3 Usia Mahasiswa Jurnalistik No. 1 2 3 4 5
Usia 18 19 20 21 22
Jumlah
Jumlah 3 7 31 20 7
Persentase 5% 10 % 45 % 30 % 10 %
68
100 %
Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dapat diketahui bahwa 3 responden berusia 18 tahun dengan persentase 5 %, 7 responden berusia 19 dan 22 tahun dengan persentase masing-masing 10 %, 31 responden berusia 20 tahun dengan persentase 45 % dan 20 responden berusia 21 tahun dengan persentase 30 %. Sehingga diketahui bahwa mayoritas responden berada di usia 20 tahun. Grafik 5.2
Tabel 5.4 Usia Mahasiswa non-Jurnalistik No. 1 2 3
Usia 17 18 19 Jumlah
Jumlah 3 15 12 30
Persentase 10 % 50 % 40 % 100 %
59
Pada grafik 5.2 dan tabel 5.4 terlihat bahwa mahasiswa nonJurnalistik yang menjadi responden penelitian adalah 50% berusia 18 tahun yaitu berjumalh 15 orang, 40 % berusia 19 tahun dengan jumlah 12 orang dann 3 orang berusia 17 tahun atau sekitar 10%. 2. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 5.3
Tabel 5.5 Jenis Kelamin Mahasiswa Jurnalistik No. 1 2
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah
Jumlah 22 46 68
Persentase 32 % 68 % 100 %
Berdasarkan tabel 5.5 di atas jumlah responden mahasiswa perempuan lebih banyak daripada mahasiswa laki-laki. Sebanyak 46 orang dengan persentase 68% responden dalam penelitian ini adalah perempuan. Sedangkan laki-laki berjumlah 22 orang dengan persentase 32%. Grafik 5.4 Data Jenis Kelamin Mahasiswa BPI
20% Laki-Laki Perempuan
80%
60
Tabel 5.6 Jenis Kelamin Mahasiswa non-Jurnalistik No. 1 2
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah
Jumlah 6 24 30
Persentase 20 % 80 % 100 %
Berdasarkan grafik 5.4 tabel 5.6 di atas jumlah responden mahasiswi jauh lebih banyak daripada mahasiswa. Sebanyak 24 orang dengan persentase 80% responden dalam penelitian ini adalah perempuan. Sedangkan laki-laki berjumlah 6 orang dengan persentase 20%. 3. Data Responden Berdasarkan Aktif Organisasi Grafik 5.5 Data Aktif Organisasi Mahasiswa Jurnalistik
24% Aktif Tidak Aktif
76%
Tabel 5.7 Data Aktif Organisasi Mahasiswa Jurnalistik No. 1 2
Aktif Organisasi Aktif Tidak Aktif Jumlah
Jumlah 52 16 68
Persentase 76 % 24 % 100 %
Berdasarkan tabel 5.7 di atas mayoritas responden dalam penelitian ini adalah aktif dalam organisasi yaitu sebanyak 52 orang dengan persentase 76%. Sedangakan yang tidak berorganisasi berjumlah 16 orang dengan persentase 24%.
61
Grafik 5.6
Tabel 5.8 Data Aktif Organisasi Mahasiswa non-Jurnalistik No. 1 2
Aktif Organisasi Aktif Tidak Aktif Jumlah
Jumlah 4 26 30
Persentase 13 % 87 % 100 %
Grafik dan tabel di atas menunjukkan 87% responden mahasiswa non-Jurnalistik dalam penelitian ini adalah aktif dalam organisasi yaitu sebanyak 26 orang. Sedangakan yang tidak berorganisasi hanya berjumlah 4 orang dengan persentase 13%.
C. Penggunaan Media/Media Exposure Responden Endang S. Sari mengungkapkan media exposure berusaha mencari data khalayak baik pembaca, pendengar atau pemirsa, tentang penggunaan media yang dapat ditentukan di antaranya dengan mengetahui frekuensi dan durasi.1 Frekuensi adalah tingkat keseringan responden dalam menonton tayangan televisi. Dalam penelitian ini adalah berapa kali responden menonton berita tvOne dalam satu minggu.
1
Endang S. Sari, Audience Research: pengantar Studi Penelitian terhadap Pembaca, Pendengar, dan Pemirsa,(Yogyakarta: Andi Offset, 1993), h. 29.
62
Terdapat tiga kategori frekuensi: 1. Rendah, jika responden menonton berita tvOne 1-3 kali setiap minggunya. 2. Sedang, jika responden menonton berita tvOne 4-5 kali setiap minggunya. 3. Tinggi, jika responden menonton berita tvOne 6-7 kali setiap minggunya. Sedangkan durasi atau curahan waktu adalah waktu rata-rata yang diberikan responden dalam menonton program berita tvOne dalam satu hari yang dinyatakan dalam satuan menit. Terdapat tiga kategori penonton dilihat dari durasi atau curahan waktunya, yaitu: 1. Light viewers, yaitu jika menonton kurang dari 30 menit. 2. Medium viewers, yaitu apabila menonton 30-60 menit. 3. Heavy viewers, yaitu apabila menonton lebih dari 60 menit. Berikut ini adalah data responden berdasarkan frekuensi menonton berita tvOne dalam satu minggu dan durasi menonton berita tvOne dalam satu hari: Grafik 5.7
Data Frekuensi Menonton Berita TvOne Mahasiswa Jurnalistik 6% 10% Bukan Penonton
29%
Rendah Sedang
55%
Tinggi
63
Tabel 5.9 Frekuensi Menonton Berita TvOne Mahasiswa Jurnalistik No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Frekuensi Tidak Menonton 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari Jumlah
Jumlah 7 18 10 9 13 7 1 3 68
Persentase 10 % 27 % 15 % 13 % 19 % 10 % 1% 5% 100 %
Kategori -
Jumlah 7
Persentase 10 %
Rendah
37
55 %
Sedang
20
29 %
Tinggi
4
6%
Jumlah
68
100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa dari 68 responden, dalam satu minggu terdapat 7 mahasiswa tidak menonton tvOne, 18 mahasiswa menonton 1 hari, 10 mahasiswa menonton 2 hari, 9 mahasiswa menonton 3 hari, 13 mahasiwa menonton 4 hari, 7 mahasiswa menonton 5 hari, 1 mahasiswa menonton 6 hari dan 3 mahasiswa menonton 7 hari. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui pula mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta mayoritas tergolong ke dalam kategori menonton yang rendah dengan persentase 55% yang berjumlah 37 orang. Selain itu terdapat pula 29% responden yang tergolong dalam kategori menonton sedang dengan jumlah 20 orang, dan hanya 4 responden dengan persentase 6% yang termasuk golongan kategori tinggi. Grafik 5.8
64
Tabel 5.10 Frekuensi Menonton Berita TvOne Mahasiswa non-Jurnalistik No. 1 2 3 4 5 6 7
Frekuensi 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari Jumlah
Jumlah 4 14 9 1 0 0 2 30
Persentase 13 % 47 % 30 % 3% 0 0 7% 100 %
Kategori
Jumlah
Persentase
Rendah
27
90 %
Sedang
1
3%
Tinggi
2
7%
Jumlah
30
100 %
Frekuensi menonton berita tvOne responden mahasiswa nonJurnalistik diketahui 90% termasuk dalam kategori rendah dengan frekuensi menonton 1-3 hari setiap minggu, 3% dalam kategori sedang dengan frekuensi 4-5 hari setiap minggu dan 7% dalam kategori tinggi dengan frekuensi menonton 6-7 hari setiap minggunya. Grafik 5.9
Data Durasi Menonton Berita TvOne Mahasiswa Jurnalistik 3% 10% Bukan Penonton
30%
Light Viewer Medium Viewer
Heavy Viewer
57%
Tabel 5.11 Durasi Menonton Berita TvOne Mahasiswa Jurnalistik No.
Durasi
1
Tidak Menonton
2 3 4
< 30 30-60 > 60 Jumlah
Jumlah
Kategori
Persentase
7
-
10 %
39 20 2 68
light viewer medium viewer heavy viewer
58 % 29 % 3% 100 %
65
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 68 responden, dalam satu hari 7 responden tidak menonton tvOne, 39 orang menonton < 30 menit, 20 orang menonton 30-60 menit dan 2 orang menonton > 60 menit. Apabila dikategorisasikan, sebanyak 58% responden berada dalam golongan light viewer, 29% responden termasuk medium viewer dan 3% responden tergolong dalam kategori heavy viewer. Grafik 5.10
Data Durasi Menonton Berita Tv One Mahasiswa BPI
7% 20%
Light Viewer
Medium Viewer Heavy Viewer
73%
Tabel 5.12 Durasi Menonton TvOne Mahasiswa non-Jurnalistik No. 1 2 3
Durasi < 30 30-60 > 60 Jumlah
Jumlah 22 6 2 30
Kategori light viewer medium viewer heavy viewer
Persentase 73 % 20 % 7% 100 %
Dari 30 responden mahasiswa non-Jurnalistik, dalam satu hari 22 orang menonton < 30 menit, 6 orang menonton 30-60 menit dan 2 orang menonton > 60 menit. Apabila dikategorisasikan, sebanyak 73% responden berada dalam golongan light viewer, 20% responden termasuk medium viewer dan 7% responden tergolong dalam kategori heavy viewer.
66
D. Analisis Uji Beda Dua Rata-Rata 1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Tabel 5.13 Normalitas Responden Mahasiswa Jurnalistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum N a,,b Normal Parameters
Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
68 77.04 7.712 .108 .072 -.108 .890 .407
Setelah 68 76.16 7.695 .109 .081 -.109 .900 .393
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel 5.13 di atas terlihat bahwa nilai signifikansi dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,407 untuk data sebelum diberi stimulus dan 0,393 untuk data setelah diberi stimulus. Kedua angka tersebut lebih besar dari nilai alpha 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data sebelum dan setelah menonton berita terdistribusi normal. Tabel 5.14 Normalitas Responden Mahasiswa non-Jurnalistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SEBELUM SETELAH_ _BPI BPI N Normal Mean a Parameters Std. Deviation ,,b
30 73.67 8.176
30 64.30 10.898
Most Absolute Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.150 .089 -.150 .819 .513
.165 .079 -.165 .901 .391
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
67
Tabel 5.14 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test di atas menggambarkan normalitas pendistribusian data responden mahasiswa non-Jurnalistik. Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai signifikansi dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,513 untuk data sebelum diberi stimulus dan 0,391 untuk data setelah diberi stimulus. Kedua angka tersebut lebih besar dari nilai alpha 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data sebelum dan setelah menonton berita terdistribusi normal. 2. Compare Means Tabel 5.15 Perbandingan Nilai Mean Mahasiswa Jurnalistik Paired Samples Statistics Mean Pair SEBELUM 1
SETELAH
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
77.04
68
7.712
.935
76.16
68
7.695
.933
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata atau mean variabel citra sebelum menonton berita Rancangan Undang-Undang Pasal Penghinaan Presiden di tvOne adalah sebesar 77,04 dengan standar deviasi sebesar 7,712, sedangkan nilai mean variabel citra setelah menonton berita tersebut adalah sebesar 76,16 dengan standar deviasi sebesar 7,695. Selain itu nilai standar error mean yang digunakan untuk mengukur seberapa tepatkah nilai mean sebelum dan setelah diberikan tontonan berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne adalah sebesar 0,935 dan 0,933. Sehingga diketahui terdapat selisih sebesar 0,88 yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata citra sebelum lebih besar 0,88 dibandingkan dengan nilai rata-rata citra setelah menonton. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
68
citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik relatif sedikit menurun setelah menonton berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne. Tabel 5.16 Perbandingan Nilai Mean Mahasiswa non-Jurnalistik Paired Samples Statistics Mean Pair SEBELUM_BPI 1
SETELAH_BPI
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
73.67
30
8.176
1.493
64.30
30
10.898
1.990
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata atau mean variabel citra sebelum responden mahasiswa non-Jurnalistik menonton berita Rancangan Undang-Undang Pasal Penghinaan Presiden di tvOne adalah sebesar 73,67 dengan standar deviasi sebesar 8,176, sedangkan nilai mean variabel citra setelah menonton berita tersebut adalah sebesar 64,30 dengan standar deviasi sebesar 10,898. Selain itu nilai standar error mean yang digunakan untuk mengukur seberapa tepatkah nilai mean sebelum dan setelah diberikan tontonan berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne adalah sebesar 1,493 dan 1,990. Sehingga diketahui terdapat selisih sebesar 9,37 yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata citra sebelum lebih besar 9,37 dibandingkan dengan nilai rata-rata citra setelah menonton. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa non-Jurnalistik relatif menurun setelah menonton berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne.
69
3. Paired Samples T-Test Tabel 5.17 Paired Samples T-Test Mahasiswa Jurnalistik Paired Samples Test
H
Paired Differences
i
95% Confidence Interval of the Difference
p Std. Std. Error Mean Deviation Mean
o
Pair SEBELUM .882 1 t SETELAH
7.932
.962
Lower
Upper
t
Df
Sig. (2tailed)
-1.038
2.802
.917
67
.362
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho:
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta setelah menonton berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne.
Ha:
Terdapat pengaruh yang signifikan pada citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta setelah menonton berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne.
Kriteria: Ho ditolak jika nilai thitung ≥ ttabel. Ho diterima jika nilai thitung < ttabel. Berikut ini rumus perhitungan nilai t. (thitung) Keterangan: D = Selisih nilai kelompok 1 dan 2 n = Ukuran sampel Perhitungan thitung ∑ D = 60 (terlampir) ∑ D2 = 4268 (terlampir) n = 68
70
= =
=
=
= 0,91 (sama dengan hasil SPSS pada Tabel 5.20)
thitung = 0,91 Perhitungan ttabel (dengan software Microsoft Excel) ttabel → =tinv(α;n-1) → =tinv(0,05;67) = 1,99 Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa thitung < ttabel yaitu 0,91 < 1,99 maka Ho diterima. Selain dilihat dari perbandingan nilai thitung dengan ttabel, pengujian hipotesis dapat dilihat pula dari nilai signifikansi. Pada tabel di atas terlihat nilai signifikansi sebesar 0,362 yakni lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo di Kalangan Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.”
71
Tabel 5.18 Paired Samples T-Test Mahasiswa non-Jurnalistik Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval Std.
Std. Error
Mean Deviation Pair SEBELUM_BPI 9.367 1
9.593
Mean 1.752
of the Difference Lower 5.784
Upper
Sig. (2t
12.949 5.348
df 29
SETELAH_BPI
Hipoesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho:
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa non-Jurnalistik UIN Jakarta setelah menonton berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne.
Ha:
Terdapat pengaruh yang signifikan pada citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa non-Jurnalistik UIN Jakarta setelah menonton berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne.
Kriteria: Ho ditolak jika nilai thitung ≥ ttabel. Ho diterima jika nilai thitung < ttabel. thitung = 5,348 (Lihat Tabel 5.18) ttabel = tinv(0,05;29) = 3,038 thitung > ttabel, sehingga ho ditolak dan ha diterima. Selain itu, jika dilihat dari nilai signifikansi pada tabel sebesar 0,000 yakni lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
tailed) .000
72
“Terdapat pengaruh yang signifikan dari berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo di Kalangan Mahasiswa non-Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.” Tabel 5.19 Perbandingan Hasil Jurnalistik
Non-Jurnalistik
∆Means
0,882
9,367
Nilai T
Thitung < Ttabel
Thitung > Ttabel
0,91 < 1,99
5,348 > 3,038
Sig. (2-Tailed)
0,362
0,000
Hipotesis
Ho diterima
Ho ditolak
Kesimpulan
Tidak Terdapat Pengaruh Terdapat Signifikan
Signifikan
Pengaruh
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik dan nonJurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdapat perbedaan yang cenderung menurun dari nilai rata-rata dari sebelum dan setelah diberikan stimulus. Pada mahasiswa Jurnalistik, sebelum diberikan stimulus nilai means sebesar 77,04, sedangkan setelah diberikan stimulus adalah sebesar 76,16, maka diperoleh selisih sebesar 0,88. Sedangkan untuk mahasiswa nonJurnalistik diperoleh angka 73,67 sebelum diberikan tayangan, setelah diberi tayangan angka tersebut menurun menjadi 64,30, maka diketahui selisihnya sebesar 9,37. 2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara berita RUU Pasal Penghinaan Presiden terhadap citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa Jurnalistik, namun berpngaruh secara signifikan terhadap mahasiswa nonJurnalistik. Eksperimen yang dilakukan terhadap responden mahasiswa Jurnalistik memperoleh hasil pengujian hipotesis dengan nilai thitung sebesar 0,9 dan ttabel sebesar 1,99. Sehingga dapat diketahui bahwa thitung < ttabel, maka Ho diterima. Selain itu, angka signifikansi yang diperoleh sebesar 0,362, yakni lebih besar dari 0,05 yang berarti Ho diterima. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo di Kalangan Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan
73
74
pada mahasiswa non-Jurnalistik diperoleh hasil thitung ≥ ttabel dengan nilai signifikansi 0,000. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di tvOne terhadap citra Presiden Joko Widodo di kalangan mahasiswa non-Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Maka secara sederhana berita tersebut tidak memengaruhi mahasiswa Jurnalistik namun memengaruhi mahasiswa nonJurnalistik.
B. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan pengamatan, maka saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini yaitu: 1. Kepada stasiun televisi tvOne khususnya program berita Apa Kabar Indonesia Pagi untuk dapat memberikan tayangan yang penuh fakta, cover both side, tidak berpihak dan positif bagi khalayak di negeri ini. Maka sudah selayaknya program berita di tvOne untuk terus meningkatkan kualitas isi berita yang berimbang dan tidak berat sebelah sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi sesuai apa adanya tanpa dipengaruhi oleh pihak manapun. 2. Penelitian ini berada di lingkup mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ada baiknya untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih bervariasi dan mendalam terhadap masalah-masalah di dunia jurnalistik dengan ruang lingkup khalayak yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Baksin, Askuritai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011. Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012. Jakarta. Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. _____. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencan Kencana Prenadamedia Group. Company Profile tvOne. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Eriyanto. 2008. Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi dan Politik Media). Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara. Harun, Rochajat, & Elvinaro Ardianto. 2012. Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Ishwara, Luwi. 2007. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas Media Nusantara. Jefkins, Frank. 2003. Public Relation. Jakarta: Erlangga. Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Indonesia.
Jurnalistik. Bogor: Ghalia
Morissan, Andy Corry Wardhani dan Farid Hamid. 2013. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. _____. 2010. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Noor, Juliansyah. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group. Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data SPSS 17. Yogyakarta: Andi Offset.
75
76
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ruslan, Rosady. 2008. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. _____. 2008. Metodologi Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sari, Endang S. 1993. Audience Research: pengantar Studi Penelitian terhadap Pembaca, Pendengar, dan Pemirsa. Yogyakarta: Andi Offset. Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2005. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Severin, Werner J., & James W. Tankard, Jr. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana. Singarimbun, Masri, & Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Soemirat, Soleh, & Elvinaro Ardianto. 2002. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantutatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suhaimi, dkk. 2009. “Pedoman dan Panduan Teknis Pratikum Konsentrasi Jurnalistik”. Jakarta: Dakwah Press. Sujanto, Agus. 1992. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rineka Cipta. Sujarweni, Wiranata, & Poly Endrayanto. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumadiria, AS Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Internet: http://politik.news.viva.co.id/news/read/656382-jokowi-ingin-pasal-penghinaanpresiden-dihidupkan-kembali. Diakses pada 31 Agustus 2015 pukul 14.58 WIB. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php. Diakses pada 10 September 2015 pukul 13.37 WIB.
Peta Konsep Instrumen Penelitian
Dimensi
Indikator
Kesan
Perepsi
Perhatian
Informasi
Kognisi
Ingatan
Motivasi
Sikap
Harapan
Kesadaran
Butir Pernyataan Joko Widodo adalah presiden yang berwibawa. Joko Widodo adalah presiden yang tegas. Joko Widodo adalah presiden yang jujur. Joko Widodo adalah presiden yang sederhana. Sisi positif Presiden Joko Widodo di media massa adalah hanya sebuah pencitraan. Saya memperhatikan berita Rancangan UndangUndang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo. Saya memperhatikan di media massa bahwa terdapat pro dan kontra atas RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo. Saya memperhatikan berita di media massa banyak pihak yang memperdebatkan jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan oleh DPR. Saya tahu berita RUU Pasal Penghinaan Presiden muncul di media massa sejak bulan Agustus 2015. Saya tahu jika RUU Pasal Penghinaan Presiden pernah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006. Saya tidak tahu berita tentang RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo. Saya ingat RUU Pasal Penghinaan Presiden pernah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006 lalu. Saya tidak ingat pembatalan RUU Pasal Penghinaan Presiden oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006. Saya berharap Presiden Joko Widodo dapat menjadi presiden yang pro terhadap rakyat. Saya berharap pengajuan RUU Pasal Penghinaan Presiden tidak menciderai demokrasi di Indonesia. Saya tidak berharap RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo disahkan oleh DPR. Saya menyadari bahwa RUU Pasal Penghinaan Presiden memang dibutuhkan di Indonesia. Saya menyadari bahwa seorang Presiden memang harus dilindungi oleh Undang-Undang terkait penghinaan.
+ + + + +
+
+
+
+
-
+
+ +
+ +
Perasaan
Saya menyadari bahwa RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo ditujukan untuk membangun moral bangsa Indonesia ke arah yang lebih positif. Saya tidak menyadari maksud Presiden Joko Widodo mengajukan RUU Pasal Penghinaan Presiden adalah demi membangun moral bangsa. Saya merasa RUU Pasal Penghinaan Presiden diajukan oleh Presiden Joko Widodo karena beliau memperhatikan moral bangsa Indonesia. Saya merasa banyak sisi positif dari RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo. Saya merasa Presiden Joko Widodo paham apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya. Saya merasa pers tetap dapat berfungsi dengan baik jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan DPR. Saya tidak merasakan RUU Pasal Penghinaan Presiden berdampak positif kepada rakyat Indonesia. Saya setuju jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan oleh DPR. Saya tidak setuju dengan tindakan Presiden Joko Widodo yang mengajukan RUU Pasal Penghinaan Presiden. Saya mendukung Joko Widodo pada Pemilu Presiden tahun 2014. Saya mendukung jika Presiden Joko Widodo kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada periode mendatang.
+
-
+
+ + +
+ +
1 FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM KONSENTRASI JURNALISTIK Nomor (kosongkan) : Tanggal Pengisian
: KUESIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Saya Ihsan Habiburrahman, mahasiswa semester sepuluh (X) Program Studi Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini, saya sedang mengadakan penelitian Tugas Akhir mengenai Berita Rancangan UndangUndang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo. Saya meminta kesediaan saudara/iuntuk menjadi responden dalam penelitian saya dengan mengisi daftar pertanyaan dibawah ini secara jujur apa adanya. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan hanya untuk kepentingan penelitian semata. Atas bantuan, kesediaan waktu, dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ihsan Habiburrahman (1111051100036) A. Identitas Responden 1.
Nama
:
2.
Usia
:
3.
Jenis Kelamin
: a. Laki-Laki
4.
Apakah Anda aktif mengikuti organisasi? a. Ya
5.
b. Tidak
Berapa hari dalam seminggu Anda menonton berita TV One? a. 1
7.
b. Perempuan
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
f. 6
g. 7
h. tidak pernah
Jika pernah, berapa rata-rata waktu yang Anda gunakan untuk menonton berita TV One dalam sehari? a. < 30 menit
b. 30-60 menit
c. > 60 menit
1
1 Petunjuk Pengisian: Berilah tanda checklist (√) pada SATU jawaban yang Anda pilih. Terdapat 4 alternatif jawaban untuk menjawab setiap pernyataan, yaitu: 1. SS : Sangat Setuju 2. S : Setuju 3. TS : Tidak Setuju 4. STS : Sangat Tidak Setuju No.
Pernyataan
1
Joko Widodo adalah presiden yang berwibawa.
2
Joko Widodo adalah presiden yang tegas.
3
Joko Widodo adalah presiden yang adil.
4
Joko Widodo adalah presiden yang sederhana.
5
Sisi positif Presiden Joko Widodo di media massa
SS
S
TS
STS
adalah hanya sebuah pencitraan. 6
Saya memperhatikan berita Rancangan UndangUndang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo.
7
Saya memperhatikan di media massa bahwa terdapat pro dan kontra atas RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo.
8
Saya memperhatikan berita di media massa banyak pihak yang memperdebatkan jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan oleh DPR.
9
Saya tahu berita RUU Pasal Penghinaan Presiden muncul di media massa sejak bulan Agustus 2015.
10
Saya tahu jika RUU Pasal Penghinaan Presiden pernah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006.
11
Saya tidak tahu berita tentang RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo.
12
Saya ingat RUU Pasal Penghinaan Presiden pernah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006 lalu.
2
1 No.
Pernyataan
SS
13
Saya tidak ingat pembatalan RUU Pasal Penghinaan
S
TS
STS
Presiden oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006. 14
Saya berharap Presiden Joko Widodo dapat menjadi presiden yang pro terhadap rakyat.
15
Saya berharap pengajuan RUU Pasal Penghinaan Presiden tidak menciderai demokrasi di Indonesia.
16
Saya tidak berharap RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo disahkan oleh DPR.
17
Saya menyadari bahwa RUU Pasal Penghinaan Presiden memang dibutuhkan di Indonesia.
18
Saya menyadari bahwa seorang Presiden memang harus
dilindungi
oleh
Undang-Undang
terkait
penghinaan. 19
Saya menyadari bahwa RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo ditujukan untuk membangun moral bangsa Indonesia ke arah yang lebih positif.
20
Saya tidak menyadari maksud Presiden Joko Widodo mengajukan RUU Pasal Penghinaan Presiden adalah demi membangun moral bangsa.
21
Saya merasa RUU Pasal Penghinaan Presiden diajukan oleh Presiden Joko Widodo karena beliau memperhatikan moral bangsa Indonesia.
22
Saya merasa banyak sisi positif dari RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo.
23
Saya merasa Presiden Joko Widodo paham apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya.
24
Saya merasa pers tetap dapat berfungsi dengan baik jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan DPR.
3
1 No.
Pernyataan
25
Saya tidak merasakan RUU Pasal Penghinaan
SS
S
TS
STS
Presiden berdampak positif kepada rakyat Indonesia. 26
Saya setuju jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan oleh DPR.
27
Saya tidak setuju dengan tindakan Presiden Joko Widodo yang mengajukan RUU Pasal Penghinaan Presiden.
28
Saya mendukung Joko Widodo pada Pemilu Presiden tahun 2014.
29
Saya mendukung jika Presiden Joko Widodo kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada periode mendatang.
4
2 FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM KONSENTRASI JURNALISTIK Nomor (kosongkan) : Nama
: KUESIONER PENELITIAN
Berilah tanda checklist (√) pada SATU jawaban yang Anda pilih. 1. 2. 3. 4.
SS S TS STS
: Sangat Setuju : Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju
Setelah menonton berita di tvOne mengenai Rancangan Undang-Undang Pasal Penghinaan Presiden pada program Apa Kabar Indonesia Pagi edisi 7 Agustus 2015, berikut ini adalah citra Presiden Joko Widodo menurut pandangan saya. No.
Pernyataan
1
Saya setuju jika RUU Pasal Penghinaan Presiden
SS
S
TS
STS
disahkan oleh DPR. 2
Saya tidak setuju dengan tindakan Presiden Joko Widodo yang mengajukan RUU Pasal Penghinaan Presiden.
3
Saya mendukung Joko Widodo pada Pemilu Presiden tahun 2014.
4
Saya mendukung jika Presiden Joko Widodo kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada periode mendatang.
5
Saya merasa RUU Pasal Penghinaan Presiden diajukan oleh Presiden Joko Widodo karena beliau memperhatikan moral bangsa Indonesia.
6
Saya merasa banyak sisi positif dari RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo.
1
2 No.
Pernyataan
7
Saya merasa Presiden Joko Widodo paham apa yang
SS
S
TS
STS
dibutuhkan oleh rakyatnya. 8
Saya merasa pers tetap dapat berfungsi dengan baik jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan DPR.
9
Saya tidak merasakan RUU Pasal Penghinaan Presiden berdampak positif kepada rakyat Indonesia.
10
Saya menyadari bahwa RUU Pasal Penghinaan Presiden memang dibutuhkan di Indonesia.
11
Saya menyadari bahwa seorang Presiden harus dilindungi oleh Undang-Undang terkait penghinaan.
12
Saya menyadari bahwa RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo ditujukan untuk membangun moral bangsa Indonesia ke arah yang lebih positif.
13
Saya tidak menyadari maksud Presiden Joko Widodo mengajukan RUU Pasal Penghinaan Presiden adalah demi membangun moral bangsa.
14
Saya berharap Presiden Joko Widodo dapat menjadi presiden yang pro terhadap rakyat.
15
Saya berharap pengajuan RUU Pasal Penghinaan Presiden tidak menciderai demokrasi di Indonesia.
16
Saya tidak berharap RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo disahkan oleh DPR.
17
Saya ingat RUU Pasal Penghinaan Presiden pernah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006 lalu.
18
Saya tidak ingat pembatalan RUU Pasal Penghinaan Presiden oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006.
19
Saya tahu berita RUU Pasal Penghinaan Presiden muncul di media massa sejak bulan Agustus 2015.
2
2 No.
Pernyataan
20
Saya tahu jika RUU Pasal Penghinaan Presiden
SS
S
TS
STS
pernah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2006. 21
Saya tidak tahu berita tentang RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo.
22
Saya memperhatikan berita Rancangan UndangUndang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo.
23
Saya memperhatikan di media massa bahwa terdapat pro dan kontra atas RUU Pasal Penghinaan Presiden yang diajukan Presiden Joko Widodo.
24
Saya memperhatikan berita di media massa banyak pihak yang memperdebatkan jika RUU Pasal Penghinaan Presiden disahkan oleh DPR.
25
Joko Widodo adalah presiden yang berwibawa.
26
Joko Widodo adalah presiden yang tegas.
27
Joko Widodo adalah presiden yang adil.
28
Joko Widodo adalah presiden yang sederhana.
29
Sisi positif Presiden Joko Widodo di media massa adalah hanya sebuah pencitraan.
3
No.
Nama
Usia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
FERA ANDHIKA IKHSAN NISWAH AISYAH ZAKY FAQIH RASJID ARTI FITRI RIA YUANDITA AMALIA SITI NENENG NURUL NURMA GUCIANA HAZHIAH KHOIRUL RATU ARIO RIRIN KATHERINE HERNI WIDYA NIDA MELIANA GITA ARIF
C B B B B B B B A B B B B B B B B B B B B B C C D C C C C D
Jenis Kelamin B A A B B A A A B B B B B B B B B B B A B A B B B B B B B A
Pendidikan
Organisasi
Frekuensi
Durasi
B A B B B B B A B B A A A A B B A A A A B A A A A A A B A A
A A A A A B A A A A A A B A A B A A A B A A A A B B A A A B
1 2 7 1 4 7 1 1 5 5 2 2 5 4 3 1 1 1 1 4 4 4 4 5 4 2 1 7 1 1
A A A A A A A A B C A A A A A A 1 A A A A B B B A A A A B A
VALIDITAS INSTRUMEN
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
2 2 3 4 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 2 3 4 4 2 2 1 2 3 1 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 1 2 3 2 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 1 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 1 3 4 4 4 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 1 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 1 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 1 0.68902 0.56223 0.61573 0.48625 0.51063 0.48954 0.38675 0.46199 -0.0227 VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID DROP
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
Q28
2 4 3 2 4 2 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 4 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 4 3 4 1 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 1 1 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 1 1 2 4 4 2 1 4 4 3 4 3 2 2 2 2 4 3 2 4 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 4 4 4 1 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 3 4 4 3 1 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 1 1 2 3 2 2 2 1 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 1 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 1 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 0.39346 0.4377 0.02261 -0.0398 0.40076 0.37353 0.3698 0.37317 -0.0603 0.39741 0.47794 0.4143 0.56252 0.43731 0.22536 0.52364 0.70571 0.55146 0.5931 VALID VALID DROP DROP VALID VALID VALID VALID DROP VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID VALID VALID VALID
Q29
Q30
Q31
Q32
Q33
Q34
4 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 4 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 4 1 1 4 1 1 4 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 4 2 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 1 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 2 3 1 4 3 3 3 3 3 0.38967 0.40062 0.53479 0.43777 0.72029 0.41026 VALID VALID VALID VALID VALID VALID
SKOR 98 75 80 81 83 98 99 83 98 96 79 89 91 103 103 82 102 86 78 77 89 74 103 102 89 94 81 112 92 101
SEBELUM (JURNALISTIK) No
Usia
Jenis Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
19 21 21 22 21 21 21 23 20 20 21 22 20 21 21 20 23 19 23 20 20 20 19 20 20 21 20 20 21 22 20 21 20 20 19 18 18 21 22 20 21 20 20 22 20
A B B B A A B A B B A B A A A A A B A B A A A B A B B B A A B A B B B B B B A B B B A B A
Organisasi Frekuensi A A A A A A A A A A A B A A A A B A B A A A A A A A B A A A B A A A A A A A B B B A B A B
C C B C A B A B E D D D A A A A A H H E C D F A H A C C A B H C B A A A A A B H B H C A A
Durasi
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
A B A A B B A A B A A A A A B A A D D B A B B A D A A A A A D B B B B A A A A D A D A A A
4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3
4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2
4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 1 3 2 3 1 2 3 2 3 3
3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 1 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2
3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 2 2 2 4 3
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
21 20 20 21 21 20 22 20 21 20 20 19 18 20 20 20 19 19 20 21 21 22 21
B B B B B A B B B B B B B B B B B B B B B B B
A B B A A A A A A A A B A A B A B A A A A B A
H B B D D C E B A G D G E E E D D D D D E D G
D A B B B A C A B A A A B C A A A A B B B A A
3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 177 177 189
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 221
3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 1 2 2 3 4 4 2 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 179 170 192
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 1 2 3 2 2 2 2 3 3
3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 1 3 2 3 2 3 2 1 3
3 2 3 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 1 1 3 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2
3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 1 2 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3
3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 1 3 2 1 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3 1 2
3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 3 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2
3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3
3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 1 3 3 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 1 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 1 3 1 1 2 2
2 3 3 3 4 2 3 4 2 1 3 3 3 3 3 1 3 1 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 1 3
2 3 3 4 3 2 4 4 2 1 3 2 2 3 3 1 4 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 2 3 2 1 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 2 2 3 3
3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 1 4 2 3 1 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 182 174
2 3 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 4 4 2 4 2 2 3 4 3 2 2 157
3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 182
2 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 4 2 1 3 3 4 2 2 152
3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 162
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 227
4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 223
3 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 2 3 3 3 4 3 1 3 4 4 2 4 162
3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2 3 3 2 2 1 1 2 3 4 179
3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 4 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 4 186
3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 191
3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 175
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
Q28
Q29
SKOR
3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 4 3 3 4 1 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3
3 2 3 4 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 2 2 2 2 3
3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 2 4 1 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3
2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 4 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 4 3
2 3 3 3 3 3 3 4 2 1 2 2 2 3 3 1 2 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2 3
2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3 1 1 2 3
3 3 2 3 3 3 2 2 1 1 3 2 3 3 2 2 4 4 3 1 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3
2 2 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 3 3 3 1 4 4 3 1 1 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 3 1 2 3 3 3 3
84 82 78 83 79 82 83 80 79 62 81 73 76 79 76 53 90 85 76 75 84 68 76 82 81 73 82 80 81 81 77 81 72 82 82 67 68 69 78 67 68 70 69 74 80
2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 188
3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 188
3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 4 1 3 3 3 3 183
3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 191
2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 1 1 2 2 4 3 3 170
3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 1 1 2 2 2 3 4 174
3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 1 2 4 3 3 169
2 2 3 2 3 4 3 2 2 1 3 2 2 3 2 3 1 1 1 4 3 2 4 166
2 2 3 1 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 1 1 1 2 2 2 4 153
78 72 77 66 80 86 85 77 66 66 69 84 84 82 79 89 62 74 67 88 88 76 96
SETELAH (JURNALISTIK) No.
Q26
Q27
Q28
Q29
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q17
Q18
Q19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
2 3 3 3 3 3 4 3 1 1 3 2 2 3 3 1 3 4 2 2 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
2 3 2 3 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 1 3 4 3 2 1 3 2 2 2 1 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3
3 3 2 2 3 3 2 3 1 1 3 2 3 3 4 1 4 4 3 1 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 4 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3
2 2 2 1 3 3 2 3 1 1 3 2 3 3 3 1 4 2 3 1 3 2 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 1 2 2 2 2 3
3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 1 4 3 3 2 4 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3
3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3
3 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 4 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3
3 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 2
2 3 4 4 3 3 4 4 1 2 3 2 2 3 2 1 4 2 3 2 4 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 1 3 2 4 3 2 2 3 2 2
3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 2 2 2 2 3 3
2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 4 2 2 1 3 2 3
2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2
3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 2 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2
2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3
2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2
3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2
2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2
3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2
3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3
Q20
Q14
Q15
Q16
Q12
Q13
Q9
Q10
Q11
Q6
Q7
Q8
Q1
3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 1 3 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2
3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 2 4 3
3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 2 2 4 3
2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 1 2
2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 3 1 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 3
2 2 3 1 3 2 3 1 2 3 3 2 2 3 3 1 3 1 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3
2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3
2 2 2 1 2 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 4 3
2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 2 2
3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 4 2 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3
3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 2 2 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3
4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 1 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 4 3
2 2 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3
3 3 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3
2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 3 2 2 3 2
3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 2 3 3 2
2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 2 3 2 2 3 2
3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3
2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2
3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2
Q2
Q3
Q4
Q5
SKOR
4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 4 1 4 3 2 2 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3
4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 1 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 4 2
4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2
3 3 2 3 2 1 2 3 2 1 3 2 3 2 1 1 3 4 3 2 1 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 2 2 1 2
80 82 78 78 83 84 88 79 66 66 83 69 74 85 81 48 93 84 75 67 84 72 78 84 80 64 80 79 72 69 70 71 77 83 83 66 78 70 80 70 69 73 73 80 80
3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2
3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
2 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 4 3 2 1 3 2 3
74 72 73 69 81 91 77 80 65 77 81 87 71 67 82 69 82 83 69 65 79 71 69
SEBELUM (NON-JURNALISTIK) No
Usia
Jenis Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
19 19 18 18 19 19 18 19 19 19 19 17 18 17 18 19 18 18 18 18 18 17 18 18 19 18 18 19 18 19
A A A B B B B B B A B B B B B B B B B B B B B B B B B A A B
Organisasi Frekuensi A A B A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A B A A B A A A
B C A G A B C D B C B C B B C B B G B B B C B C C B A C B A
Durasi
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
A A A A A A A A A A A A A A B A A B A A A B B A C B A C B A
3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 1
1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2
3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 2
3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2
2 3 1 1 2 4 3 1 3 3 2 3 1 2 1 2 3 2 3 2 3 2 3 1 1 4 3 3 3 1
2 3 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3
2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 3 3 3
3 3 1 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Q20
Q21
Q22
2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 4 3 3 3 4 3 2
2 2 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2
2 3 1 1 1 2 3 3 2 3 3 3 1 1 2 3 2 3 2 2 4 3 2 3 1 4 2 4 3 2
2 2 4 4 2 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 3 2 3 3 3 1 2 2 1 2 3 3 2 2 3
2 1 1 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2 2 1 4 3 3 3 2
4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 2
4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 4 3 2
2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 1 4 2 3 3 2
4 2 4 2 2 2 4 3 3 1 3 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
4 2 3 2 1 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2
4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2
2 2 1 1 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 3 2 4 4 4 3 2
1 2 3 2 2 4 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 4 2 2 2 2
3 3 1 2 2 1 2 2 3 1 3 2 1 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
Q28
Q29
SKOR
3 2 1 2 2 3 3 3 2 1 3 2 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3
3 2 1 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 4 3 2
3 3 2 1 2 3 1 2 3 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 4 3 3 3 2
3 2 2 2 2 4 4 2 3 1 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2
3 2 1 1 3 2 2 2 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1 3 4 2 3 2
2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 3 2 1 2 2 3 3 1 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2
2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 3 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2
76 68 60 60 65 78 76 71 75 65 79 76 67 65 74 81 68 75 79 74 81 85 78 78 57 89 83 83 81 63
SETELAH (NON-JURNALISTIK) No.
Q26
Q27
Q28
Q29
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q17
Q18
Q19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2 3 1 1 2 4 1 2 2 1 2 3 1 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2
3 3 1 1 2 3 4 2 2 4 3 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 1
2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 1 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2
2 2 4 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2
2 3 1 1 2 4 1 2 2 1 3 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 3 1 1 2 4 2 2 2 1 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 2 1 2 2 3 2 3
2 3 1 1 1 2 1 2 2 1 3 3 1 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3
2 2 1 4 2 3 1 2 3 1 2 3 1 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2
3 3 4 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 1 2 2 1
2 3 1 1 1 3 1 2 2 1 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3
2 2 2 1 1 3 2 2 3 1 2 3 1 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 1 2 2 3 3 2
2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2 3 4 2
Q20
Q14
Q15
Q16
Q12
Q13
Q9
Q10
Q11
Q6
Q7
Q8
Q1
2 3 4 1 1 3 3 2 2 4 3 2 4 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 2 1
4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 2 2 2 2
4 2 2 4 3 3 4 3 4 1 2 3 1 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 1 2 2 4 3 2
4 3 4 1 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 1 1 2 1 2 2 1
2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3
2 2 2 1 2 2 3 3 2 4 2 3 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 1 2 1 2 2 1
3 3 1 1 2 3 2 3 3 3 3 3 4 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 2 2
2 3 1 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2
3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 3 2 1 4 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 3 1
3 2 2 1 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
3 2 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 1 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3
3 2 1 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 1 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3
2 3 1 1 1 3 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 1
Q2
Q3
Q4
Q5
SKOR
2 3 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2
2 2 1 1 2 3 1 2 2 1 3 3 1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2
2 3 1 1 2 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2
2 3 4 1 2 3 3 3 2 4 2 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 1 1 2 1 2 2 1
69 73 49 41 56 79 60 67 68 58 70 79 49 69 69 80 66 63 73 69 85 71 68 57 44 53 52 67 69 56