EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH RAUDLATUL FALAH KEBAGUSAN PASAR MINGGU SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh YULIANTI NIM 809011000418
PROGRAM DUAL MODE SYSTEM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Yulianti
NIM
: 809011000418
Jurusan/Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Alamat
: Jl. Kebagusan No. 11 Rt. 006/001 Gg. Waru Pasar Minggu Jakarta Selatan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa Skripsi yang berjudul ”Efektivitas Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing
: Drs. Achmad Abdul Gholib, MA
NIP
: 195410151979021001
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 26 September 2013 Yang menyatakan
Yulianti
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini berjudul Efektivitas Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu disusun oleh Yulianti Nomor Induk Mahasiswa 809011000418. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 2 Januari 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (S1) (S. Pd.I). Jakarta, 28 Juli 2013 Panitia Ujian Munaqasah
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa
: Yulianti
NIM
: 809011000418
Jurusan
: PAI
Judul Skripsi
: Efektivitas Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pada Proses pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu. Jakarta, 28 Juli 2013
Menyatakan mahasiswa tersebut di atas sudah selesai masa Bimbingan Skripsi, dan disetujui untuk pendaftaran Ujian Skripsi.
Dosen Pembimbing I
(Drs. Achmad Gholib, MA) NIP : 195410151979021001
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi
berjudul
Efektifitas
Penerapan
KTSP
pada
Proses
Pembelajaran Aqidah Akhlak disusun oleh Yulianti, NIM. 809011000418, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 28 Juli 2013
Yang mengesahkan, Dosen Pembimbing
( Drs. Achmad Gholib, MA ) NIP : 195410151979021001
iii
ABSTRAK Efektivitas Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya efektivitas penerapan KTSP terhadap proses pembelajaran aqidah akhlak. Variabel terikat (X) dalam penelitian ini adalah efektivitas penerapan KTSP, sedangkan variabel bebasnya (Y) adalah pembelajaran aqidah akhlak. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriftif kualitatif. Karena metode ini, menurut penulis yang paling cocok dan relevan dengan objek penelitian. Populasi yang dalam penelitian ini adalah semua guru MI. Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu. Dari penelitian yang diperoleh penulis mendapatkan hasil sebanyak 50% (sangat setuju), 35% (setuju), 12% (kurang setuju) dan 3% (tidak setuju). Dalam memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengambilan data melalui penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) pada objeknya.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah_Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Efektivitas Penerapan KTSP terhadap proses pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan“. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D selaku DEKAN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Bahrissalim, M.Ag selaku Kaprodi PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Bapak Drs. Achmad Gholib, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan petunjuk serta motivasi yang sangat berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi 4. Segenap Dosen, Staf dan Karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam menyediakan data untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Haris, S.Ag, selaku Kepala Sekolah dan segenap dewan guru MI. Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan, yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data sebagai pendukung terselesaikannya skripsi ini.
v
6. Orang tua tercinta Bapak H. Asmari dan Ibunda Hj. Hasanah yang telah mendidik dan mendo’akan penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibu Mertua saya Ibunda Juriah dan adik-adik saya Khairunnisa dan Fany Ajeng Lestari yang telah membantu penulis dan menyelesaikan skripsi ini 8. Suami Tercinta Riski Oktafianto dan anak-anak aku Frianka Fauziyah dan Yalhan Nahis Adnan yang telah memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang telah membantu, memberikan dorongan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Begitu banyak pengelaman berharga yang penulis dapatkan selama ini didalam perkuliahan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan peneliti menyadari benar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang positif dan konstruktif sangat diharapkan demi kemajuan yang akan datang.
Jakarta, 28 Juli 2013 Penulis
Yulianti
vi
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .........................................
5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
6
KAJIAN TEORI A. Efektivitas ...................................................................................
7
1. Pengertian Efektivitas ............................................................
7
2. Karakteristik Efektifitas .........................................................
8
B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.......................................
10
1. Pengertian Kurikulum ............................................................
10
vii
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ....................
13
3. Penerapan KTSP ....................................................................
18
4. Indikator Keberhasilan KTSP ................................................
19
C. Pelajaran Aqidah Akhlak ............................................................
21
1. Pengertian Aqidah / akhlak ....................................................
21
2. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak .............................
25
3. Fungsi Pelajaran Aqidah / Akhlak .........................................
25
4. Pendekatan Pelajaran Aqidah Akhlak ....................................
26
5. Alokasi Waktu........................................................................
27
6. Tujuan Pelajaran Aqidah / Akhlak .........................................
27
7. Kemampuan Dasar .................................................................
27
D. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................
28
E. Pengajuan Hipotesa.....................................................................
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
33
B. Metode Penelitian .......................................................................
33
C. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ...............................
33
D. Analisis Data ...............................................................................
39
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian............................................................ 1. Sejarah,
Visi
dan
Misi
MI.
Raudlatul
Falah
Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan .............................
viii
40
40
BAB V
2. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan .....................................
41
3. Sarana dan Prasarana..............................................................
43
4. Struktur Organisasi MI. Raudlatul Falah ..............................
44
5. Fakta-fakta dan Temuan di Lapangan ....................................
46
B. Pengujian Hipotesis ....................................................................
49
1. Efektivitas Penerapan KTSP ..................................................
49
2. Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak .....................................
55
3. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................
61
4. Keterbatasan Penelitian ..........................................................
62
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................
63
B. Implikasi .....................................................................................
63
C. Saran-saran..................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
66
LEMBAR UJI REFERESNI BIODATA PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kisi-kisi instrument angket siswa .................................................
35
Tabel 2
Kisi-kisi instrument wawancara guru aqidah akhlak kelas V .......
36
Table 3
Kisi-kisi instrument angket siswa .................................................
37
Tabel 4
Keadaan sekolah MI. Raudlatul Falah ..........................................
41
Tabel 5
Keadaan Guru MI. Raudlatul Falah ..............................................
42
Tabel 6
Keadaan Siswa MI. Raudlatul Falah .............................................
42
Tabel 7
Keadaan Ekstrakurikuler MI. Raudlatul Falah ..............................
43
Tabel 8
Sarana dan Prasarana MI. Raudlatul Falah ...................................
43
Tabel 9
Data Nilai Aqidah Akhlak Siswa Kelas V MI. Raudlatul Falah ...
48
Tabel 10
Penerapan KTSP diperlukan dalam pembelajaran aqidah akhlak .
49
Tabel 11
Guru aqidah akhlak sudah menyampaikan materi sesuai KTSP ...
50
Tabel 12
Penjabaran KTSP harus dicapai secara bertingkat agar proses evaluasi Belajar yang tepat ................................................
50
Tabel 13
Pelaksanaan KTSP dapat dilaksanakan dengan baik ....................
51
Tabel 14
Tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sesuai dengan KTSP .....
51
Tabel 15
Pengembangan KTSP bertujuan untuk memandirikan madrasah .
52
Tabel 16
Guru dan siswa dapat meningkatkan interaksinya dalam proses pembelajaran karena penerapan KTSP ..............................
Tabel 17
53
Pengembangan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks .............................................................................
53
Tabel 18
Pembelajaran aqidah akhlak sudah sesuai dengan KTSP .............
54
Tabel 19
Guru mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran aqidah akhlak
54
x
Tabel 20
Pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang menyenangkan....
55
Tabel 21
Pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang sulit .....................
56
Tabel 22
Guru aqidah akhlak dalam menyampaikan pelajaran selalu menyenangkan ...............................................................................
Tabel 23
Dalam menyampaikan pelajaran aqidah akhlak guru menggunakan metode pembelajaran .............................................
Tabel 24
Pelajaran
aqidah
akhlak
sangat
bermanfaat
59
dalam
kehidupan sehari-hari .................................................................... Tabel 29
59
Siswa membaca materi aqidah akhlak sebelum proses pembelajaran berlangsung .............................................................
Tabel 28
58
Guru aqidah akhlak selalu memberikan tugas dalam proses pembelajaran .................................................................................
Tabel 27
58
Guru aqidah akhlak selalu memberikan jam tambahan jika materi tidak tuntas .........................................................................
Tabel 26
57
Guru aqidah akhlak sering menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran ketika mengajar ..........................................
Tabel 25
56
60
Setelah mempelajari aqidah akhlak terdapat perubahan sikap pada diri siswa dalam kehidupan sehari-hari .......................
xi
60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Struktur Organisasi MI. Raudlatul Falah .............................
Lampiran 2
Denah Sekolah MI. Raudlatul Falah ....................................
Lampiran 3
Lembar Angket ....................................................................
Lampiran 4
Lembar Wawancara .............................................................
Lampiran 5
Lembar Uji Referensi ..........................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejak Tahun 2001, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, telah diberlakukan otonomi daerah bidang pendidikan dan kebudayaan. Visi pokok dari otonomi dalam penyelenggaraaan pendidikan bermuara pada upaya pemberdayaan (empowering) terhadap masyarakat setempat untuk menentukan sendiri jenis dan muatan kurikulum, proses pembelajaran dan system penilaian hasil belajar, guru dan kepala sekolah, fasilitas dan sarana belajar putra – putri mereka. Peran pemerintah baik diwakili oleh Departemen Teknis maupun Departemen Daerah (pemda) adalah memberikan dukungan baik berupa dana, fasilitas, dan ekspertis agar dapat terselenggaranya pelayanan pendidikan yang bermanfaat bagi pembangunan kehidupan riil di masyarakat dan dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan mengacu pada standar mutu akademik secara rasional maupun internasional. Otonomi
penyelenggaraan
pendidikan
tersebut
pada
gilirannya
berimplikasi kepada perubahan sistem manajemen pendidikan dari pola sentralisasi ke desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan. Sebagai implikasi selanjutnya ialah dikembangkannya pendidikan yang demokratis dan nonmonopolistic
dalam
menentukan
jenis
dan
muatan
kurikulum,
proses
pembelajaran dan sistem penilaian hasil belajar, fasilitas dan sarana belajar, dan lain-lain. Bersamaan dengan otonomi penyelenggaraan pendidikan tersebut, maka manajemen yang dikembangkan lebih mengarah pada manajemen berbasis
1
2
sekolah/madrasah, yakni model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah/adrasah dan mendorong pengambilan keputusan partisipasi yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah/madrasah atau stakeholders untuk meningkatkan mutu sekolah/madrasah. Di antara otonomi yang lebih besar diberikan kepada sekolah/madrasah adalah menyangkut pengembangan kurikulum, yang kemudian disebut dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yakni kurikulum operasional yang disusun
oleh
dan
dilaksanakan
dimasing-masing
satuan
pendidikan
(sekolah/madrasah).1 Sedangkan pemerintah pusat hanya memberi rambu-rambu yang perlu dirujuk dalam pengembangan kurikulum. Tim penyusun KTSP pada SD/MI terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam KTSP, kiprah guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standard kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis, tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif.2 Peserta didik yang berkualitas dan berpotensi itu dapat dikembangkan melalui penerapan KTSP. KTSP dibuat oleh guru disetiap satuan pendidikan untuk menggerakkan mesin utama pendidikan, yakni pembelajaran. Pada 1
Muhaimin, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal 1 & 2 2
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal vi
3
kurikulum ini peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas yang dimilikinya serta peserta didik ditanamkan pendidikan agama yang mendasar yaitu akhlak, walaupun tidak sebanyak yang diberikan oleh pendidikan nonformal seperti pendidikan pesantren. Tujuan Pendidikan Nasional juga merupakan Tujuan Pendidikan Agama Islam, tujuan pendidikan nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang baik menurut pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu. Bagi bangsa Indonesia, manusia yang baik adalah manusia pembangunan yang pancasila, sehat jasmani
dan
rohani,
memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan,
dapat
mengembangkan kreatifitas dan bertanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan sesama manusia.3 Secara substansial pendidikan mempunyai dua fungsi utama, yaitu konservasi nilai-nilai dan kultur yang dijunjung tinggi masyarakat, dan adaptasi terhadap berbagai tuntutan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Dengan demikian pendidikan mempunyai peran dan fungsi strategis sebagai agen perubahan sosial, tak terkecuali pendidikan yang dilaksanakan oleh institusi yang berada dalam naungan Departemen Pendidikan Nasional maupun Departemen Agama.4 Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat dan terkait dalam proses pendidikan perlu terus menerus berupaya meningkatkan relevansi pendidikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. 3
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta 2003 4
Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta : Gemawindu Panca Perkasa, 2000), hal. 17, cet. Ke-1
4
Pendidikan agama dapat dikembangkan melalui pembelajaran aqidah akhlak. Pembelajaran aqidah akhlak mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui dan meyakini rukun iman yang enam. 2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang kuat untuk mau mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk. 3. Memberikan bekal kepada siswa tentang aqidah dan akhlak sebagai bekal untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pembelajaran
aqidah
akhlak mempunyai
peranan
penting dalam
membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia) dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya sehingga dapat dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas
dalam
PENERAPAN
penulisan
skripsi
KURIKULUM
dengan
TINGKAT
judul
:
SATUAN
“EFEKTIVITAS PENDIDIKAN
(KTSP) TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH RAUDLATUL FALAH KEBAGUSAN PASAR MINGGU”.
B. Identifikasi Masalah Dari judul di atas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
5
1. Kurangnya profesionalisme guru dalam penerapan KTSP di MI. Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Kurangnya evaluasi dalam penerapan KTSP di MI. Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu Tahun Pelajaran 2012/2013.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah kepada permasalahan yang akan dibahas, maka perlu adanya batasan-batasan permasalahan. Adapun batasan permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada keefektifan penerapan KTSP dalam mata pelajaran aqidah akhlak kelas V pada tahun pelajaran 2012/2013. 2. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, ada dua masalah yang perlu dicari jawabannya dalam penelitian ini : a. Bagaimana penerapan kegiatan belajar mengajar dengan KTSP pada mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu Tahun Pelajaran 2012/2013? b. Bagaimana efektivitas penerapan KTSP pada pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu Tahun Pelajaran 2012/2013?
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini ada empat tujuan yang ingin dicapai : a. Mendeskripsikan tentang penerapan KTSP untuk siswa, guru, dan kepala sekolah. b. Mendeskripsikan tentang penerapan kegiatan belajar mengajar dengan KTSP yang berlangsung, untuk mata pelajaran aqidah akhlak. c. Mendeskripsikan tentang penilaian yang terjadi di sekolah dengan menggunakan KTSP. d. Mendeskripsikan tentang hambatan-hambatan yang terjadi dengan menggunakan KTSP. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan pengetahuan penulis tentang penerapan KTSP bidang PAI. b. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan tentang penerapan KTSP dan kegunaannya khususnya untuk mata pelajaran PAI. c. Bagi sekolah/Guru, dapat dijadikan pertimbangan dan pedoman dalam penerapan KTSP dalam pembelajaran. d. Bagi Universitas Islam Negri Jakarta, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pedoman bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Efektifitas 1. Pengertian Efektifitas Secara bahasa, Efektifitas merupakan asal kata dari “efektif” dalam bahasa inggrisnya effective, yang secara sederhana dapat didefinisikan sebagai “coming into use “ (mendatangkan hasil). Kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan efektif sebagai adanya efek, (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), atau dapat membawa hasil dan berhasil guna. Berbicara tentang efektif, efektifitas atau keefektifitasan, maka tidak bisa dilepaskan dari bahasan tentang organisasi. Karena kebanyakan para ahli ketika berbicara tentang efektifitas mereka pasti mengaitkannya dengan organisasi, lembaga, perusahaan atau sejenisnya dimana di dalamnya terdapat seorang manajer, pimpinan, karyawan dan beraneka ragam manajemen dan tujuan. Secara umum, teori keefektifitasan berorientasi pada tujuan. Menurut Handoko, efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau memilih peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang manajer yang efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau memilih metode atau cara yang tepat untuk mencapai tujuan.1 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah ukuran keberhasilan seseorang atau suatu kelompok melakukan kegiatan 1
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPEF – Yogyakarta, 1986), Cet.2, h.7
7
8
atau perbuatan dengan tujuan tertentu. Dikatakan efektif apabila sasaran atau tujuannya dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, maka sesuatu dikatakan efektif apabila proses kegiatan itu waktunya singkat, membutuhkan sedikit tenaga, hemat biaya, tetapi hasilnya sesuai target.
2. Karakteristik Efektifitas Konsep efektifitas oleh para ahli belum ada keseragaman pandangan, hal tersebut dikarenakan sudut pandang yang dilakukan dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga melahirkan konsep yang berbeda pula di dalam pengukurannya. Namun demikian, banyak juga ahli dan peneliti yang telah mengungkapkan apa dan bagaimana mengukur efektifitas itu.2 Dalam sebuah lembaga atau institusi, efektifitas bisa dibedakan ke dalam beberapa tingkatan atau sub unit. Adanya tingkatan atau sub unit ini dimaksudkan untuk memperoleh kemajuan yang lebih besar dari pada yang lain dan ini merupakan inti dari efektifitas. Salah satu ciri dalam hal ini adalah adanya upaya untuk menemukan faktor-faktor kausal yang mengarahkan pada peningkatan efektifitas. Tony Bush dan Marianne Coleman menyatakan bahwa tidak ada karakteristik efektifitas organisasi, perusahaan dan lembaga (termasuk sekolah) yang secara jelas sama. Namun sekurang-kurangnya, ada satu daftar yang merefleksikan penelitian internasional dan bukti inspeksi, dan merangkum literatur British, yang menyampaikan sebelas faktor kunci terkait efektifitas pendidikan, yaitu : 2
Tony Bush dan Marianne Coleman, Manajemen Strategis. Kepemimpinan Pendidikan, (Yogyakarta : PT. IRCiSod, 2008), Cet.2, h.153
9
a. Kepemimpinan professional, tegas dan memiliki tujuan tertentu. b. Visi dan tujuan, kesatuan tujuan, konsistensi praktek dan kebersamaan yang akrab. c. Lingkungan, suasana yang tertib dan rapi dan lingkungan yang antraktif. d. Konsentrasi terhadap pengajaran dan pembelajaran, maksimalisasi waktu belajar, penekanan akademik dan fokus terhadap presentasi. e. Harapan yang tinggi dan menyeluruh, mengkomunikasikan harapan dan memberikan tantangan intelektual. f. Penguatan yang positif, disiplin yang adil dan jelas. g. Memonitor kemajuan, mengevaluasi performa sekolah. h. Hak dan tanggung jawab anak. i. Pengajaran yang memiliki tujuan, termasuk di dalamnya organisasi yang efesien, kejelasan tujuan, pelajaran yang terstruktur dan praktek yang adaptif. j. Organisasi belajar. k. Kerjasama sekolah-rumah termasuk keterlibatan orang tua.3 Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa ciri-ciri atau karakteristik efektifitas suatu kegiatan dapat diketahui jika kegiatan tersebut berhasil mencapai tujuan dengan benar sesuai target yang telah direncanakan, dan mampu memanfaatkan serta memberdayakan seluruh elemen-elemen agar berfungsi secara optimal sehingga menghasilkan tujuan yang memuaskan. Dari sini dapat
3
Tony Bush dan Marianne Coleman, Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan, (Jogjakarta : PT. IRCiSod, 2008), Cet. 2, h. 154
10
diketahui bahwa efektifitas tidak hanya dilihat dari tecapainya tujuan semat, akan tetapi sinergita dari berbagai komponen-komponen yang membantu tercpainya tujuan tersebut.
B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Pengertian Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Secara tradisional kurikulum biasa dimengerti sebagai serangkaian program yang berisi rencana-rencana pelajaran yang telah disusun sedemikian rupa yang dapat dipakai secara langsung oleh guru untuk mengajar. Dalam arti kontemporer kurikulum diartikan secara lebih luas karena kurikulum tidak lagi menekankan pada daftar isi materi rencana pelajaran yang dimiliki topik-topik yang telah disusun tapi lebih menekankan kepada pengalamanpengalaman proses belajar mengajar yang dapat diberikan kepada murid dalam konteks dimana murid-murid berada.4 Istilah kurikulum mulai dikenal di Amerika Serikat sejak tahun 1920 ditinjau dari asal katanya kurikulum berasal dari bahasa latin dari kata curere yang artinya lari. Dengan demikian maka kurikulum pada awalnya mempunyai pengertian course of race (arena pacuan). Secara tradisional, kurikulum
4
&3
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), hal 2
11
mempunyai pengertian yaitu mata pelajaran atau arena pelatihan untuk suatu produksi pendidikan.5 Beberapa pengertian kurikulum yang lain : a. Kumpulan materi yang harus disampaikan pelatih atau yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk menjadi terampil.6 b. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.7 Kurikulum mempunyai fungsi yang terdiri dari : 1. Fungsi Penyesuaian (The adductive of Adaptive Function) Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu menyesuaikan
diri
terhadap
lingkungannya
secara
menyeluruh.
Karena
lingkungan sendiri senantiasa berubah dan bersifat dinamis, maka masing-masing individu pun harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri secara dinamis pula. Di balik itu, lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan. Disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan, sehingga individu bersifat well-adjusted. 2. Fungsi Integrasi (The Integrating Function) Kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Karena individu sendiri merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang
5
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), hal
6
Pusdiklat Kesehatan, Pengembangan Kurikulum, (2000)
7
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (2006)
2&3
12
terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam pembentukan atau pengintegrasian masyarakat. 3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function) Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan di antara setiap orang dalam masyarakat. Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang berfikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat. Akan tetapi, adanya diferensiasi tidak berarti mengabaikan solidaritas sosial dan integrasi, karena diferensiasi juga dapat menghindarkan terjadinya stagnasi sosial. 4. Fungsi Persiapan (The Prepardeutic Function) Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, misal melanjutkan studi ke sekolah yang lebih tinggi atau persiapan belajar di dalam masyarakat. Persiapan kemampuan belajar lebih lanjut ini sangat diperlukan, mengingat sekolah tidak mungkin memberikan semua yang diperlukan siswa atau apapun yang menarik perhatian mereka. 5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function) Perbedaan (deferensiasi) dan pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang saling berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya. Kedua hal tersebut merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem demokratis. Untuk mengembangkan berbagai kemampuan tersebut, maka kurikulum perlu disusun secara luas dan fleksibel.
13
6. Fungsi Diagnotis (The Diagnostic Function) Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika siswa menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya melalui proses eksplorasi. Selanjutnya siswa sendiri yang memperbaiki kelemahan tersebut dan mengembangkan sendiri kekuatan yang ada. Fungsi ini merupakan fungsi diagnosis kurikulum dan akan membimbing siswa untuk dapat berkembang secara optimal.8
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mulyasa menyatakan bahwa KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP ditandatangani pada 23 Mei 2006 dan diberlakukan di Indonesia mulai tahun ajaran 2006/2007. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.9 KTSP diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP berlaku pada jenjang pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama) dan menengah (Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan) dan disusun oleh 8
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Aplikasi KTSP di Sekolah, (Jogjakarta, Bening, 2010). Hal 36 - 38 9
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009). Hal 19
14
satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat : kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Standar kompetensi lulusan (SKL) digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejurusannya.
15
Pemberlakuan KTSP didasarkan pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006. Penyusunan KTSP SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas guru. konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan nara sumber dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, dan di supervisi oleh kabupaten/kota dan provinsi yang bertanggung jawab dibidang pendidikan.10 Landasan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. 4. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. 5. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23.11 Acuan operasional penyusunan KTSP : 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
menjadi dasar
pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang
memungkinkan
setiap
mata
pelajaran
dapat
menunjang
peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. 10
Sutiah dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Madrasah, (Jakarta, Rajawali Pers, 2008), hal 3 11
Masnur Muchlis, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2007), hal 1
16
2. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual dan emosional peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. 3. Perkembangan potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah. 4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional. Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional. 5. Tuntutan dunia kerja. Kurikulum harus memuatkecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 7. Agama. Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah.
17
8. Dinamika Perkembangan Global. Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan hidup berdampingan dengan bangsa lain. 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. 11. Kesetaraan jender. Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan jender. 12. Karakteristik satuan pendidikan. Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.12 Ciri-ciri penting KTSP : 1. KTSP menganut prinsip fleksibilitas, yaitu sekolah diberi kebebasan menambah 4 jam pelajaran tambahan per minggu, yang bisa diisi dengan apa saja baik yang wajib atau muatan lokal. 2. KTSP membutuhkan pemahaman dan keinginan sekolah untuk mengubah kebiasaan lama yakni kebergantungan pada birokrat. 12
http://lecgarut.wordpress.com/2007/12/10/acuan-operasional-penyusunan-tingkatsatuan-pendidikan/
18
3. Guru kreatif dan siswa aktif. 4. KTSP menganut prinsip diversifikasi, artinya dalam kurikulum ini standar isi dan standar kompetensi lulusan yang dibuat BSNP itu dijabarkan dengan memasukkan muatan lokal, yakni lokal provinsi, lokal kabupaten/kota, dan lokal sekolah. 5. KTSP sejalan dengan konsep desentralisasi pendidikan dan manajemen berbasis sekolah (school-based management). 6. KTSP tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni. 7. KTSP beragam dan terpadu.13 Teknik penilaian dalam KTSP : penilaian tertulis, penilaian penampilan (missal : penampilan dalam praktek pidato, praktek olahraga, dan lain-lain), tugas dan proyek, penilaian produk (penilaian hasil kerja siswa yang menitikberatkan pada keterampilan dan hasil akhir).
3. Penerapan KTSP Kurikulum sekolah satu dengan yang lainnya bisa saja berbeda. Pasalnya, penerapan KTSP mulai tahun 2006/2007 memberi peluang sekolah menyusun kurikulum sendiri. Hanya menurut anggota BSNP, Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.PdKons, kurikulum yang dibuat sekolah tetap mengacu pada BSNP. Menurut beliau, KTSP sebagai kurikulum operasional sekolah disusun berdasarkan standar isi dan kompetensi lulusan yang dikembangkan dengan prinsip diversifikasi. Dikatakan, kurikulum harus disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Meski sekolah memiliki
13
http://www.pdfio.com/k-255383html
19
kewenangan luas, acuan tetap pada BSNP sesuai standar isi dan kompetensi lulusan. Dalam KTSP, pihak sekolah memiliki kewenangan menentukan muatan lokal. Selama ini muatan lokal ada tiga, yakni dari provinsi, kabupaten/kota, dan pihak sekolah. Dengan menentukan sendiri, seharusnya menjadi keunggulan sekolah itu sendiri. Dengan pemberlakuan KTSP, pemberdayaan gurupun akan lebih baik. Sebagai contoh, guru yang selama ini hanya mengajar karena kurikulumnya sudah tersedia akan dituntun memiliki kemampuan menyusun kurikulum yang sesuai dan tepat bagi peserta didiknya. Menurut pakar kurikulum Dr. Karnadi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Prof. Dr. Ansyar dari Universitas Negeri Padang (Unan). Penerapan KTSP di sekolah akan membuat guru semakin pintar, karena mereka dituntut harus mampu merencanakan sendiri materi pelajarannya untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Kurikulum yang selama ini dibuat dari pusat, menyebabkan kreativitas guru kurang terpupuk tetapi dengan KTSP kreativitas guru bisa berkembang.
4. Indikator Keberhasilan KTSP Keberanian siswa untuk bertanya dan berdebat adalah indikator keberhasilan belajar dengan menerapkan KTSP. Evaluasi untuk program pelaksanaan pengembangan kurikulum di daerah memerlukan indikator keberhasilan sebagai tolak ukur pencapaian pelaksanaan kurikulum. Indikator keberhasilan kurikulum mencakup : a. Indikator keberhasilan sosialisasi kurikulum
20
Indikator keberhasilan kurikulum, antara lain : sekolah menyatakan siap melaksanakan kurikulum tersebut, guru memahami kurikulum tersebut, dan guru dapat mengimplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar. b. Indikator keberhasilan penyusunan silabus Indikator keberhasilan penyusunan silabus, antara lain : silabus disusun berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas kabupaten/kota/provinsi yang bertanggung jawab dibidang pendidikan guru memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus seperti standar isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan standar kompetensi lulusan serta KTSP. c. Indikator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester. Indikator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester, antara lain : adanya kesesuaian antara hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan program semester dan tahunan yang dirancang berdasarkan kemampuan awal siswa, program tahunan dan semester dapat dijadikan panduan bagi sekolah. d. Indikator Keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran Indikator keberhasilan rencana pembelajaran, antara lain : rencana pembelajaran yang disusun sesuai dengan silabus atau berpedoman pada silabus yang
telah
disusun
sebelumnya,
memuat
sekurang-kurangnya
tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. e. Indikator keberhasilan penyusunan bahan ajar Indikator keberhasilan penyusunan bahan ajar, antara lain : menimbulkan minat baca, ditulis dan dirancang untuk siswa, memberi kesempatan pada siswa
21
untuk berlatih, memberikan rangkuman, gaya penulisan komunikatif dan semi formal, menjelaskan cara mempelajari bahan ajar, dan lain-lain. f. Indikator pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Indikator pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, antara lain : peserta didik memiliki kemampuan membaca lebih cepat dan lebih banyak, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, mempunyai minat yang luas, memberikan jawaban yang baik, memberikan banyak gagasan, berpikir kritis, daya ingat yang kuat, tidak cepat puas dengan prestasinya, dan lain-lain.14
C. Pelajaran Aqidah Akhlak 1. Pengertian Aqidah Akhlak a. Pengertian Aqidah Kata “aqidah” diambil dari kata dasar “al-„aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat),
asy-syaddu
biquwwah
(pengikatan
dengan
kuat),
at-tamaasuk
(pengokohan), al-muraashah (erat/rapat) dan al-itsbaatu (penetapan). Diantaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).15 Seperti dalam firman Allah Ta’ala, Al-qur’an Surah Al-Maidah ayat 89
ِ اخ ُذ ُكم اللَّه بِاللَّ ْغ ِو ِِف أَْْيَانِ ُكم ولَ ِكن ي ؤ ِ َّارتُهُ إِطْ َع ُام ْ ُاخ ُذ ُك ْم ِِبَا َع َّق ْد ُُت َُ ْ َ ْ ُ ُ ال يُ َؤ َ األْيَا َن فَ َكف ِ ني ِم ْن أ َْو َس ِط َما تُطْعِ ُمو َن أ َْهلِي ُك ْم أ َْو كِ ْس َوتُ ُه ْم أ َْو ََْت ِر ُير َرقَبَ ٍة فَ َم ْن ََلْ ََِي ْد َ َع َشَرِة َم َساك ِ ِ ِ ِ َف ني اللَّهُ لَ ُك ْم َ اح َفظُوا أَْْيَانَ ُك ْم َك َذل َ صيَ ُام ثَالثَِة أَيَّ ٍام َذل ُ ك يُبَ ن ْ َّارةُ أَْْيَان ُك ْم إِ َذا َحلَ ْفتُ ْم َو َ ك َكف )٩٨( آيَاتِِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرو َن 14
http://etd.eprints.ums.ac.id/736/1/A410040201.pdf
15
http://mahfuddinakhyar.blogspot.com
22
Artinya : Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi Makan sepuluh orang miskin, Yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). [Qs. Al-Maidah (5) : 89]. Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul.16
Pengertian Aqidah Secara Istilah yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang meyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada tingkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.
16
Arif Munandar Riswanto, Buku Pintar Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 2008), hal 32
23
b. Pengertian Akhlak Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar dibidang akhlak yaitu Ibnu Maskawaih, Al-Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.17 Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
c. Definisi Aqidah Akhlak Pengertian aqidah akhlak itu sendiri sangatlah luas. Namun dari pengertian sebelumnya dapat diartikan bahwa aqidah akhlak merupakan kepercayaan yang diyakini kebenarannya di dalam hati, yang diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan yang terpuji sesuai dengan ajaran al-qur’an hadits.18
17
http://id.wikipedia.org
18
http://anneahira.com
24
Aqidah dan akhlak merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Maka menjaga aqidah akhlak merupakan hal yang penting. Hal-hal yang dapat kita lakukan antara lain dengan mempelajari ilmu-ilmu yang menyangkut aqidah akhlak, hal-hal yang dapat merusak aqidah akhlak, menjauhkan perbuatanperbuatan yang dapat merusak aqidah akhlak dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. Mengingat pentingnya aqidah akhlak ini, maka semua sekolah islam memasukkan aqidah akhlak ini ke dalam mata pelajaran. Karena usia anak-anak sekolah merupakan usia yang labil, maka perlu ditanamkan sejak dini agar mereka mempunyai aqidah yang baik dan akhlak yang terpuji. Dalam UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 39 ayat (2) disebutkan bahwa : “Pendidikan Agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional”.
Pada kurikulum madrasah, pendidikan agama dibagi menjadi lima mata pelajaran. Hal ini sesuai dengan penjelasan ayat (3) : ... satu unsur dapat dibagi menjadi lebih dari satu mata pelajaran.19 Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran dari unsur pendidikan agama yang ada di madrasah. Mata pelajaran ini membahas kajian tentang peristiwa-peristiwa penting berkenaan dengan perkembangan agama islam yang memungkinkan terjadinya pengenalan, penghayatan dan
19
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Juni 2002), hal 12
25
penanaman nilai pada peserta didik atas ajaran dan semangat islam sebagai rahmatan lil alamin.
2. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak Ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak ini meliputi : a. Masalah keimanan seperti rukun iman (iman kepada Allah , Rasul-rasul Allah, hari akhir dan iman kepada qodo dan qodar) b. Cerita para Nabi dan Rasul Allah yang shaleh c. Masalah akhlak. Pembahasan masalah akhlak ini meliputi akhlak mahmudah yang harus diupayakan menjadi kebiasaan dan akhlak madzmumah yang mutlak harus dihindari.20
3. Fungsi Pelajaran Aqidah Akhlak Di Madrasah Ibtidaiyah, mata pelajaran aqidah akhlak ini memiliki fungsi sebagai berikut : a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa dalam meyakini kebenaran ajaran islam yang telah dilaksanakan dalam lingkungan keluarga. b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan pemahaman dan pengamalan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari c. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari siswa dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya
20
http://kajad-alhikmahkajen.blogspot.com
26
d. Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara membaca dan menulis Al-Qur’an, serta kandungan Al-Qur’an dan Hadits.21
4. Pendekatan Pelajaran Aqidah Akhlak Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak ini adalah : a. Pendekatan rasa (kalbu),yaitu pendekatan untuk menggugah perasaan siswa dalam memahami dan meyakini kebenaran ajaran dan syariat islam dengan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah islam. b. Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan rasio (akal) dalam memahami peristiwa sejarah dan perkembangan peradaban islam. c. Pendekatan keteladanan, yaitu usaha menanamkan nilai melalui keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antar personal sekolah, perilaku para pendidik dan tenaga kependidikan lain, maupun dengan menampilkan kisah-kisah teladan. Adapun pendekatan yang tepat untuk pelajaran akhlak adalah pendekatan keteladanan, pembiasaan dan pengalaman. Sedangkan pendekatan yang cocok untuk aqidah adalah pendekatan emosional dan rasional. Atas dasar penentuan pendekatan-pendekatan tersebut, guru dapat menentukan metode pengajaran atau pembelajaran yang dianggap tepat dan efektif. 21
http://efendihatta.blogspot.com
27
Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain : 1. Metode ceramah/bercerita 2. Metode Tanya jawab 3. Metode sosiodrama 4. Metode diskusi
5. Alokasi Waktu Di Madrasah Ibtidaiyah, mata pelajaran aqidah akhlak dibagi menjadi dua semester. Pengaturan waktu yang tersedia tidak merupakan sesuatu yang kaku, tetapi bersifat luwes dengan menyesuaikan pada taraf perkembangan siswa dan kondisi sekolah.
6. Tujuan Pelajaran Aqidah Akhlak Sebagai bagian dari Pendidikan Agama Islam di Madrasah, pelajaran aqidah akhlak bertujuan : a. Mengetahui dan meyakini rukun iman yang enam b. Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang kuat untuk mau mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk c. Memberikan bekal kepada siswa tentang aqidah dan akhlak sebagai bekal untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
7. Kemampuan Dasar Kemampuan dasar yang diharapkan dari siswa setelah menamatkan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah adalah :
28
a. Mengetahui dan meyakini rukun iman yang enam. b. Dapat mengamalkan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela. c. Mengetahui sopan santun senantiasa mengamalkannya, baik dalam hubungan manusia dengan Allah, dengan diri sendiri, sesama manusia maupun dengan lingkungan.
D. Hasil Penelitian Yang Relevan Dalam penulisan skripsi ini, peneliti akan menyampaikan beberapa kajian atau skripsi yang berkaitan dengan judul skripsi ini : 1. Skripsi Saudari Rukmiati (206011000079) yang berjudul “Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di MAN INSAN CENDIKIA SERPONG.” Dalam
penelitian
tersebut
dikaji
tentang
prosedur
pengaruh
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MAN INSAN CENDIKIA SERPONG. Rukmiati dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Implementasi KTSP di MAN Insan Cendikia sudah dilaksanakan dengan baik pada tahap pra intruksional, tahap instruksional dan tahap evaluasi. Dilihat dari prestasi belajar siswa sebesar 86% cukup baik dengan jumlah rata-rata 8. Pengaruh implementasi KTSP terhadap prestasi belajar siswa terdapat hubungan positif yang signifikan dilihat dari besarnya rxy sebesar 0,476 yang besarnya berkisar antara 0,40 – 0,70 berarti korelasi antara
29
implementasi KTSP dengan prestasi belajar siswa itu adalah termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup.22 2. Skripsi Saudari Rian Wahyudi (107011002015) yang berjudul, “ Implementasi
Kurikulum
KTSP
(Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan) Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MTS Daarul Hikmah Pamulang”. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa Implementasi KTSP dalam pembelajaran al-qur’an hadits di MTS Daarul Hikmah Pamulang sudah
berjalan
sesuai
pedoman.
Sekolah
tersebut
sudah
mengimplementasikan program-program pengembangan KTSP dengan baik. Sekolah tersebut mampu membuat KTSP untuk tingkat satuan pendidikannya. Guru Al-Qur’an Hadits sudah mampu untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sendiri. Di MTS Daarul Hikmah pengembangan silabus Al-Qur’an Hadits dilakukan bekerja sama dengan sekolah-sekolah lain di daerah setempat, yang tergabung dalam forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) tingkat kabupaten Pamulang, Tangerang Selatan. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits juga sudah mencerminkan KTSP karena siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajarannya dilakukan dari siswa oleh siswa dan untuk siswa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang digunakan di sekolah memberikan kemudahan, keleluasaan maupun kebebasan dalam 22
Rukmiati,”Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MAN INSAN CENDIKIA SERPONG,” Skripsi Pada Jurusan PAI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, h.58, tidakdipublikasikan.
30
melaksanakan
Contextual
Teaching
and
Learning
(CTL)
dan
pembelajaran Afektif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dalam pembelajaran. Kondisi nyata yang berkenaan dengan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MTS Daarul Hikmah sudah dilaksanakan, walaupun belum sepenuhnya seperti yang diharapkan. Begitu pula dengan penyusunan RPP Al-Qur’an Hadits yang sudah menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan pembelajaran Afektif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan (PAIKE ). Akan tetapi dalam proses belajar mengajar (KBM) model pembelajaran CTL dan PAIKEM belum maksimal digunakan karena adanya beberapa kendala yang dihadapi, antara lain berkenaan dengan sarana dan prasarana yang belum memadai.23 3. Skripsi Saudara Rusdi (206011000080) yang berjudul, “ Penerapan KTSP Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan.” Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa : a. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di MTS Hidayatul Umam Cinere-Depok masih menemui banyak kendala serta masih rendahnya kualitas pembelajaran, hal ini tentunya berdampak pada masih rendahnya hasil belajar siswa, terlihat dari masih banyaknya
23
Rian Wahyudi,”Implementasi Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits di MTS Daarul Hikmah Pamulang,”Skripsi pada jurusan PAI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h.65-66, tidak dipublikasikan
31
siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran dan muatan lokal yang telah ditetapkan oleh guru. b. Sebagian besar guru MTS Hidayatul Umam Cinere-Depok belum memiliki kecakapan dalam pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang memadai. Guru juga jarang menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang variatif dan efektif serta kurangnya melibatkan siswa dalam pembelajaran. Guru cenderung masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar seperti masih seringnya digunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan pembelajaran. c. Penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif belum dapat diwujudkan secara optimal di MTS Hidayatul Umam Cinere-Depok, hal ini disebabkan karena fasilitas pembelajaran jumlahnya masih belum mencukupi jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah siswa dan jumlah rombongan belajar.24 Setelah menelaah berbagai karya tulis berupa hasil penelitian yang ada, peneliti berkeyakinan bahwa skripsi yang berjudul “Efektivitas Penerapan KTSP Pada Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu” memang belum pernah diujikan pada penelitian-penelitian sebelumnya, karena fokus dalam penelitian ini adalah Efektivitas penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan demikian peneliti yakin dalam penelitian ini masih relevan untuk diterima.
24
Rusdi, “Penerapan KTSP sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan,” Skripsi pada jurusan PAI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h.65-66, tidak dipublikasikan.
32
E. Pengajuan Hipotesa Hipotesa adalah pendapat atau dugaan yang masih perlu diuji kebenarannya dalam pengalaman. Hipotesa dibagi menjadi dua yaitu hipotesa alternative (Ha) dan hipotesa nol (Ho). Adapun hipotesa alternatif dan hipotesa nol dalam pembahasan ini adalah : Ha : Ada korelasi positif yang signifikan, antara efektifitas penerapan KTSP dengan proses pembelajaran aqidah aqidah akhlak. Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan, antara efktifitas penerapan KTSP dengan proses pemblajaran aqidah akhlak.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, penulis mengambil tempat di MI. Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan, yang beralamat lengkap di Jl. Kebagusan Raya No. 18 Rt 06/07, karena MI. Raudlatul Falah merupakan salah satu madrasah yang para dewan gurunya sudah menggunakan KTSP dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga akan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian tersebut. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian selama 2 bulan dari bulan Mei sampai bulan Juni 2013.
B. Metode Penelitian Sifat penelitian yang dilakukan oleh penulis bersifat kualitatif deskriptif yaitu dengan cara survei, dengan melakukan penelitian langsung terhadap sekolah yang bersangkutan.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data a. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan penelitian yang dilakukan dengan 3 metode atau teknik, yaitu :
33
34
1. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.1 Observasi merupakan teknik yang pertama-tama digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian dan merupakan alat pengumpulan data dengan cara mendatangi langsung, mengamati dan mencatat. Observasi ini dilakukan dengan cara datang langsung ke objek penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pelaksanaan KTSP yang digunakan oleh guru di dalam kelas. 2. Angket Angket yaitu alat penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar
pertanyaan
untuk
memperoleh
keterangan
dari
jumlah
responden.2 Daftar pertanyaan ini disusun secara tertulis mengenai suatu hal yang berkaitan dengan indikator. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berupa bentuk pertanyaan dimana responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai keefektifan penerapan KTSP terhadap proses pembelajaran pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas V. Angket ini disebarkan kepada seluruh responden kelas V, guna mendapatkan data tentang efektivitas penerapan KTSP pada proses pembelajaran aqidah akhlak kelas V.
1
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offest, 1992), Jilid 2, h. 151
2
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offest, 1992), Jilid 2, h. 177
35
3. Wawancara (Interview) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sesuai berdasarkan dari pada laporan verbal dimana pada wawancara ini terdapat dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.3 Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan guru pada bidang mata pelajaran aqidah akhlak kelas V MI. Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan guna mendapatkan data tentang ke efektifan pelaksanaan KTSP pada proses pembelajaran aqidah akhlak kelas V. Untuk kisi-kisi instrument angket dan pedoman wawancara dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 1 Kisi-kisi instrument angket siswa Variabel X Variabel Indikator Efektivitas - Penerapan KTSP Penerapan KTSP dalam pembelajaran pada proses aqidah akhlak pembelajaran - Penyampaian Materi aqidah akhlak sesuai KTSP kelas V - Penjabaran KTSP harus dicapai secara bertingkat agar proses evaluasi belajar yang tepat - Pelaksanaan KTSP dapat dilaksanakan dengan baik - Tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sesuai dengan KTSP 3
No. Item 1
Jumlah Item 1
2
1
3
1
4
1
5
1
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Reneka Cipta, 1998), cet ke-11, h. 145
36
- Pengembangan KTSP bertujuan untuk memandirikan madrasah - Guru dan siswa dapat meningkatkan interaksinya dalam penerapan KTSP 1 - - Pengembangan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks - Pembelajaran aqidah akhlak sudah sesuai dengan KTSP Guru mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran aqidah akhlak
6
1
7
1
8
1
9
1
10
1
Tabel 2 Kisi-kisi instrument wawancara guru aqidah akhlak kelas V Variabel Indikator Efektivitas - Pemahaman siswa Penerapan KTSP terhadap materi pada proses aqidah akhlak pembelajaran - Kurikulum apa yang aqidah akhlak dipakai di MI. kelas V Raudlatul Falah - Materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum atau tidak - Metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran - Metode yang digunakan berjalan dengan efektif selama pembelajaran - Pola apa yang diterapkan untuk membina akhlakul karimah - Pengaruh yang signifikan dari pola yang dterapkan
No Item 1
Jumlah Item 1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
37
terhadap perkembangan akhlak siswa - Mengontrol perkembangan akhlak siswa - Alokasi waktu yang tersedia cukup untuk pembelajaran aqidah - Pelaksanaan KTSP dalam pembelajaran aqidah akhlak
8
1
9
1
10
1
Tabel 3 Kisi-kisi instrument angket siswa Variabel Y Variabel Indikator Efektivitas - Pelajaran aqidah Penerapan KTSP akhlak adalah pada proses pelajaran yang pembelajaran menyenangkan aqidah akhlak - Pelajaran aqidah kelas V akhlak adalah pelajaran yang sulit - Guru aqidah akhlak dalam menyampaikan pelajaran selalu menyenangkan - Dalam menyampaikan pelajaran, guru menggunakan metode pembelajaran - Guru sering menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran ketika mengajar - Guru memberikan jam tambahan jika materi tidak tuntas
No Item 1
Jumlah Item 1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
38
- Guru selalu memberikan tugas dalam proses pembelajaran - Siswa membaca materi sebelum proses pembelajaran berlangsung - Pelajaran aqidah akhlak sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari - Setelah mempelajari aqidah akhlak terdapat perubahan sikap pada diri siswa dalam kehidupan sehari-hari
7
1
8
1
9
1
10
1
b. Pengolahan Data Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Editing Yaitu tahap penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan yang terkandung di dalam angket kemudian di olah dan terlebih dahulu di edit agar dapat meningkatkan mutu data yang akan di olah dan di analisis. 2. Scoring Yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian, ditetapkan bahwa untuk responden yang menjawab di beri bobot nilai sebagai berikut :
39
- Untuk jawaban dengan simbol A = 4 - Untuk jawaban dengan simbol B = 3 - Untuk jawaban dengan simbol C = 2 - Untuk jawaban dengan simbol D = 1 3. Tabulating, yaitu perhitungan terhadap hasil skor yang telah ada berdasarkan kuesioner ke dalam tabel yang telah disediakan.
D. Analisis Data Dalam teknis pelaksanaan atau analisanya, yaitu dengan memeriksa jawaban-jawaban dari tiap responden atau siswa, lalu dijumlahkan dan menghasilkan skor total, diklasifikasikan, dan ditabulasikan (dibuat tabel), data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel masing-masing rumusan dari ditribusi frekuensi relative adalah : P = F x 100 % N Keterangan : F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya. N : Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) P : Angka presentase.4
4
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. 14, h. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian 1. Sejarah, Visi dan Misi MI. Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan MI. Raudlatul Falah Kebagusan didirikan pada tahun 1972, oleh K.H Sofyan Sinwani (alm), yang berada di Jl. Kebagusan Raya No.18 Rt 06/07 Pasar Minggu Jakarta Selatan dengan nomor statistik 111231740058 dengan status hak milik, dan luas tanah 562 m² dengan gedung utama berlantai 3, sarana olah raga, masjid, kantin dan taman bermain taman kanak-kanak (TK). Sekolah ini berstatus swasta dan terakreditasi B. Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah ini di pimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Haris, S. Ag, dengan jumlah guru sebanyak 11 orang yang mayoritas lulusan Strata 1 (S1) Jurusan Pendidikan. MI. Raudlatul Falah mempunyai Visi “MENGHASILKAN TAMATAN YANG BERKUALITAS, TERAMPIL DAN BERAKHLAK MULIA”, sedangkan Misi yang dimiliki oleh MI. Raudlatul Falah Kebagusan adalah : 1. Meningkatkan kualitas manajemen sekolah. 2. Meningkatkan pembinaan akhlak peserta didik dan masyarakat sekolah. 3. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan. 4. Meningkatkan penguasaan Bahasa Arab dan bahasa Inggris. 5. Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pengajar. 6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
40
41
7. Meningkatkan pembinaan kesiswaan dan ekstrakurikuler. 8. Memberikan bantuan/beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan tidak mampu. Adapun hal-hal yang penulis kemukakan mengenai sekolah ini adalah : Keadaan Sekolah : a. Nama Sekolah
: MI. Raudlatul Falah
b. Alamat Sekolah
: Jl. Kebagusan Raya No. 18 Rt 006/007 Pasar Minggu-Jakarta Selatan
c. Waktu Belajar
: 06.30 Wib – 12.00 Wib
d. Gedung dibangun tahun
: 1972
e. Jumlah ruang yang ada
:
Tabel 1 Ruang MI. Raudlatul Falah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Ruang Ruang Belajar Ruang Guru Ruang Tata usaha Ruang Kepala Sekolah Ruang Gudang Ruang Komputer Ruang Dapur Ruang Kantin Taman Bermain Kanak-kanak ( TK ) WC Guru WC Siswa Lapangan Olah raga
Jumlah 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan Dalam proses belajar mengajar, sangat dibutuhkan tenaga yang professional agar tercipta generasi yang berkompeten dan mempunyai skill yang memadai. Adapun tenaga pengajar yang ada di MI. Raudlatul Falah Kebagusan
42
Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun pelajaran 2011/2012, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2 Keadaan Guru MI. Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu
No
Status Guru
Nama Guru
1 2
Maderis Kosim, S.Pd.I Haris, S.Ag
Sertifikasi Sertifikasi
3
Dewi, S.Pd.I
Honor
4 5 6 7 8 9 10 11
Yulianti, S.Sos.I Enung Nurhayati, S.Pd Rhamses Amiro, S.Ip Nuzul Millah, S.Pd.I Jauhar Ali Mukti H. Jaenal Abidin, S.Ag Yuli Sulistina, S.Pd. I Nurhikmah, S.Pd.I
Honor Honor Honor Sertifikasi Honor Sertifikasi Honor Honor
Kualifikasi Pendidikan Terakhir S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 SLTA S1 S1 S1
Mata Pelajaran yang Diajarkan Fiqih Bahasa Arab dan Al-qur’an Hadits Bahasa Indonesia dan Aqidah Akhlak Matematika IPA, PKN, SBK IPS, SKI Bhs. Inggris PLBJ, Penjaskes Guru Kelas III Guru Kelas II Guru Kelas I
Siswa merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat penting, siswa di MI. Raudlatul Falah berjumlah 174 siswa/i. Hal ini membuktikan antusias masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah masih cukup tinggi jika di lihat dari persaingan SD dengan sistem gratis biaya sekolah saat ini. Adapun jumlah siswa di MI. Raudlatul Falah yaitu sebagai berikut : Tabel 3 Keadaan siswa MI. Raudlatul Falah Kelas I II III IV
Laki-laki 24 15 14 7
Perempuan 17 20 10 10
Jumlah 41 35 24 17
V VI Jumlah Semua
12 11 83
14 20 91
26 31 174
43
Selain para siswa melakukan kegiatan belajar mengajar mereka diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah. Tujuannya adalah supaya siswa dapat mengeluarkan potensi dan juga bakat yang dimilikinya serta mengisi waktu luang mereka setelah ataupun sebelum belajar dengan kegiatan yang positif. Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di MI. Raudlatul falah, antara lain : Tabel 4 Kegiatan Ekstrakurikuler yang diadakan di MI. Raudlatul Falah No 1 2 3
Jenis Kegiatan Pramuka Komputer Tadarus Al-qur’an
3. Sarana dan Prasarana Adapun sarana dan prasarana yang ada di MI. Raudlatul Falah, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5 Sarana dan Prasarana MI. Raudlatul Falah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Barang Meja Guru Kelas Kursi Guru Kelas Meja Siswa Bangku Siswa Lemari Besar Brankas Filling Kabinet Telepon OHP TV Alat Olahraga Alat Praktek Alat Kebersihan RPP Silabus Kalender Pendidikan
Jumlah 7 Buah 7 Buah 108 Buah 245 Buah 3 Buah 1 Buah 2 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Set 1 Set 1 Set 1 Set 1 Set 1 Buah
44
4. Struktur Organisasi Dan Denah (Peta Lokasi) MI. Raudlatul Falah Suatu oganisasi mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, didalamnya terdapat beberapa orang yang berhubungan satu sama lain dengan baik guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun struktur organisasi MI. Raudlatul Falah yaitu :
45
46
5. Fakta-Fakta dan Temuan di Lapangan Setelah melakukan observasi dan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu, peneliti menemukan kondisi di lapangan bagaimana efektivitas penerapan KTSP dalam pembelajaran aqidah akhlak. a. Penerapan kegiatan belajar mengajar dengan KTSP yang berlangsung untuk mata pelajaran aqidah akhlak. Berdasarkan fakta dan temuan di lapangan yang di analisa, maka penulis dapat menafsirkan penerapan kegiatan belajar mengajar dengan KTSP untuk mata pelajaran aqidah akhlak sudah dapat dilaksanakan dengan baik hanya belum mencapai hasil yang maksimal. Dengan terbuktinya hasil prestasi siswa pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 cukup memuaskan. Adapun keberhasilan pembelajaran aqidah akhak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah ini karena beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor guru dalam merumuskan tujuan menciptakan suasana belajar siswa selalu bersemangat serta memberikan metode yang bervariasi. 2. Keberhasilan dalam pembelajaran aqidah akhlak sudah dirasakan dan dibuktikan di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah karena adanya kesungguhan dari guru bidang studi menginginkan perubahan terhadap prestasi belajar siswa. b. Penilaian yang tersedia di sekolah menggunakan penerapan KTSP Untuk penilaian hasil belajar siswa dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi benhmarking. Adapun cara-cara penilaian yang dilakukan adalah :
47
1. Penilaian Kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan dengan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab peserta didik dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. 2. Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca. 3. Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi. Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran yang diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik. 4. Benhmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. c. Hambatan-hambatan apa saja yang terjadi dalam penerapan KTSP 1. Banyaknya guru yang tidak paham KTSP Corong utama perubahan disekolah adalah guru. Ia adalah subyek perubahan. Dalam hal ini tidak banyak guru yang memahami KTSP, karakteristik KTSP, tujuan dan mekanisme penyusunan serta pengaruhnya KTSP terhadap kualitas pembelajaran. 2. Minimnya Sosialisasi KTSP Pemerintah berkewajban tidak hanya menyusun kurikulum baru, tetapi juga mensosialisasikannya secara intensif kepada para praktisi pendidikan dibawahnya.
48
3. Maraknya Tradisi Imitasi (copy paste) Realitas umum dunia pendidikan adalah tradisi imitasi, mengambil milik orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. 4. Tidak ada pengawasan yang disiplin Pengawasan yang berasal dari aparat birokrasi yang masih lemah. Pengawasan tentu harus dilakukan secara disiplin, adil dan tidak deskriminatif. 5. Minimnya anggaran Salah satu kendala lain dalam aplikasi KTSP di sekolah adalah minimnya anggaran sekolah. Tabel 6 Data Nilai Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kelas V Khususnya Pada Pelajaran Aqidah Akhlak No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Siswa Aldi Nurfadli Almaidah Nur Hasanah Anas Setiabudi Astri Astuti Azani Zulham Fairus Dimas Alfin Azizi Dinnar Juliyanti Asri Dyla Amy Nelly Hanifah Rahmawati Hilda Mawaddah Maulida Fitria Rahmah Mohammad Ihsan Ubaidillah Muhammad Rifky Ramadhan Nissa Agustiani Noviyanti Raema Fayzia Reihan Nizam Riziq Haikal Sahra Syafitri Sandra Nilam Sari Sauqi Adnan Shaka Albilla Siti Suhartina Ulul Albab Vidya Vebriana Wildan Muzakki
Nilai 6,0 7,0 6,5 9,0 8,5 8,0 6,5 6,0 7,0 8,0 9,0 6,0 6,0 8,0 6,0 7,0 7,0 6,0 9,0 8,5 8,0 7,5 5,0 6,5 7,5 8,0
49
B. Pengujian Hipotesis 1. Efektivitas Penerapan KTSP a. Pelaksanaan efektivitas penerapan KTSP Efektivitas penerapan KTSP di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah sudah cukup baik, karena guru bidang studi sudah maksimal dalam menerapkan KTSP di dalam mata pelajaran aqidah akhlak ini dapat dilihat dari hasil semester dan ulangan harian, dan tes lisan yang dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar. Peneliti juga melakukan observasi untuk mengetahui materi yang telah diajarkan. Sedangkan angket yang penulis buat sebanyak 10 pertanyaan yang berbentuk 4 alternatif jawaban yang harus dijawab dengan memberikan tanda contreng (√) yang disebarkan ke 10 responden guru Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah. Tabel 1 Penerapan KTSP diperlukan dalam pembelajaran aqidah akhlak Alternatif Jawaban A. Sangat Setuju B. Setuju C. Kurang Setuju D. Tidak Setuju Jumlah
Frekuensi 10 8 5 3 26
% 38 31 19 12 100
Dari data diatas dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian besar (38%) responden menyatakan sangat setuju penerapan KTSP diperlukan dalam pembelajaran aqidah akhlak, (31%) responden menyatakan setuju, (19%) responden menyatakan kurang setuju dan (12%) responden menyatakan tidak setuju penerapan KTSP diperlukan dalam pembelajaran aqidah akhlak. Dari data
50
diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan KTSP dalam pembelajaran aqidah akhlak dapat dikategorikan sudah baik. Tabel 2 Guru aqidah akhlak sudah menyampaikan materi sesuai KTSP Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju
Jumlah
Frekuensi 9 11 4 2 26
% 35 42 15 8 100
Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebagian (35%) responden menyatakan sangat setuju guru aqidah akhlak sudah menyampaikan materi sesuai KTSP. Sebagian responden (42%) menyatakan setuju guru aqidah akhlak sudah menyampaikan materi sesuai KTSP, dan (15%) responden menyatakan kurang setuju guru aqidah akhlak sudah menyampaikan materi sesuai KTSP dan (8%) responden menyatakan tidak setuju. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa guru aqidah akhlak sudah cukup baik menyampaikan materi sesuai KTSP. Tabel 3 Penjabaran KTSP harus dicapai secara bertingkat agar proses evaluasi belajar yang tepat Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 8 11 5 2 26
% 31 42 19 8 100
Dari data diatas diketahui bahwa (31%) responden menyatakan sangat setuju penjabaran KTSP harus dicapai secara bertingkat agar proses evaluasi belajar yang tepat. Sebanyak (42%) responden setuju penjabaran KTSP harus
51
dicapai secara bertingkat agar proses evaluasi belajar yang tepat, (19%) responden kurang setuju penjabaran KTSP harus dicapai secara bertingkat agar proses evaluasi belajar yang tepat, dan (8%) responden tidak setuju penjabaran KTSP harus dicapai secara bertingkat agar proses evaluasi belajar yang tepat. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penjabaran KTSP sudah baik dicapai bertingkat agar proses evaluasi lebih tepat. Tabel 4 Pelaksanaan KTSP dapat dilaksanakan dengan baik Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 14 9 3 26
% 53 35 12 100
Dari data diatas dapat diketahui bahwa (53%) responden menyatakan sangat setuju pelaksanaan KTSP dapat dilaksanakan dengan baik, (35%) responden menyatakan setuju pelaksanaan KTSP dapat dilaksanakan dengan baik, dan (12%) responden menyatakan kurang setuju pelaksanaan KTSP dapat dilaksanakan dengan baik. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan KTSP dapat dilaksanakan dengan baik. Tabel 5 Tingkat Keberhasilan hasil belajar siswa sesuai dengan KTSP Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 19 3 4 26
% 73 12 15 100
52
Dari data diatas dapat diketahui bahwa lebih setengah (73%) responden menyatakan sangat setuju bahwa tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sesuai dengan KTSP, (12%) responden menyatakan setuju bahwa tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sesuai dengan KTSP, sedangkan (15%) responden menyatakan kurang setuju dan tidak setuju bahwa tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sesuai dengan KTSP. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sesuai dengan KTSP.
Tabel 6 Pengembangan KTSP bertujuan untuk memandirikan madrasah Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 7 11 2 6 26
% 27 42 8 23 100
Dari data diatas sebagian besar (27%) responden menyatakan sangat setuju bahwa pengembangan KTSP bertujuan untuk memandirikan madrasah, (42%) responden menyatakan setuju bahwa pengembangan KTSP bertujuan untuk memandirikan madrasah, sedangkan (8%) responden menyatakan kurang setuju pengembangan KTSP bertujuan untuk memandirikan madrasah dan (23%) responden menyatakan tidak setuju pengembangan KTSP bertujuan untuk memandirikan
madrasah.
Dari
data
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
pengembangan KTSP sangat setuju bertujuan untuk memandirikan madrasah.
53
Tabel 7 Guru dan siswa dapat meningkatkan interaksinya dalam proses pembelajaran karena penerapan KTSP Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah Dari data diatas sebagian besar
Frekuensi 21 3 2 26
% 80 12 8 100
(80%) responden menyatakan sangat
setuju guru dan siswa dapat meningkatkan interaksinya dalam proses pembelajaran karena penerapan KTSP, (12%) responden menyatakan setuju guru dan siswa dapat meningkatkan interaksinya dalam proses pembelajaran karena penerapan KTSP, (8%) responden menyatakan kurang setuju guru dan siswa dapat meningkatkan interaksinya dalam proses pembelajaran karena penerapan KTSP. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa dapat meningkatkan interaksinya dalam proses pembelajaran karena penerapan KTSP. Tabel 8 Pengembangan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks
A. B. C. D.
Alternatif Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 7 8 5 6 26
% 27 31 19 23 100
Dari data diatas lebih dari setengah (27%) responden menyatakan sangat setuju bahwa pengembangan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks, (31%) responden menyatakan setuju bahwa pengembangan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks, (19%) responden menyatakan kurang setuju pengembangan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks,
54
dan (23%) responden menyatakan tidak setuju pengembangan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan KTSP sudah cukup baik diawali dengan melakukan analisis konteks. Tabel 9 Pembelajaran aqidah akhlak sudah sesuai dengan KTSP Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 22 4 26
% 85 15 100
Dari data diatas sebagian besar sangat setuju pembelajaran aqidah akhlak sudah sesuai dengan KTSP (85%), kemudian (15%) responden menyatakan setuju pembelajaran aqidah akhlak sudah sesuai dengan KTSP. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sangat setuju pembelajaran aqidah akhlak sudah baik sesuai dengan KTSP. Tabel 10 Guru mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran aqidah akhlak
A. B. C. D.
Alternatif Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 13 9 3 1 26
% 50 35 12 3 100
Dari data diatas dapat diketahui responden (50%) sangat setuju masyarakat sudag mengetahui madrasah sudah memenuhi standar KTSP, (35%) responden menyatakan setuju bahwa masyarakat sudah mengetahui madrasah sudah memenuhi standar KTSP, sedangkan (12%) responden menyatakan kurang setuju
55
masyarakat sudah mengetahui madrasah sudah memenuhi standar KTSP dan (3%) responden menyatakan tidak setuju masyarakat sudah mengetahui madrasah sudah memenuhi standar KTSP. Dari hasil penelitian penulis dapat dilihat bahwa sebagian besar responden sangat setuju masyarakat sudah mengetahui madrasah sudah memenuhi standar KTSP. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan standar KTSP aqidah akhlak sudah cukup baik. Berdasarkan analisis data diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa permasalahan yang menghambat pelaksanaan KTSP pada mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah seluruhnya dapat diatasi oleh guru bidang studi tersebut, karena terbukti dari hasil prestasi siswa yang diperoleh pada semester I dan semester II baik. Adapun keberhasilan penerapan KTSP dalam pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah ini ada beberapa faktor yaitu faktor guru dalam merumuskan tujuan, menciptakan suasana belajar siswa,
selalu
bersemangat serta memberikan metode yang bervariasi. Langkah-langkah dalam penerapan KTSP serta fasilitas kelas telah diusahakan semaksimal mungkin oleh guru tersebut walaupun masih banyak kekurangan. 2. Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak Tabel 1 Pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang menyenangkan Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 8 10 4 4 26
% 31 38 15 15 100
56
Dari data diatas dapat diketahui (31%) responden menyatakan sangat setuju pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang menyenangkan, (38%) responden menyatakan setuju pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang menyenangkan, (15%) responden kurang setuju pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang menyenangkan, dan (15%) responden tidak setuju pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang menyenangkan.
Tabel 2 Pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang sulit
A. B. C. D.
Alternatif Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 6 10 5 5 26
% 23 38 19 19 100
Dari data diatas dapat diketahui (23%) siswa menyatakan sangat setuju pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang sulit, (38%) siswa menyatakan setuju pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang sulit, (19%) siswa kurang setuju pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang sulit, dan (19%) siswa menyatakan tidak setuju pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang sulit. Tabel 3 Guru aqidah akhlak dalam menyampaikan pelajaran selalu menyenangkan Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 8 10 2 6 26
% 31 38 8 23 100
57
Dari data diatas dapat diketahui (31%) siswa menyatakan sangat setuju guru aqidah akhlak dalam menyampaikan pelajaran selalu menyenangkan, (38%) siswa menyatakan setuju guru aqidah akhlak dalam menyampaikan pelajaran selalu menyenangkan, (8%) siswa menyatakan kurang setuju guru aqidah akhlak dalam menyampaikan pelajaran selalu menyenangkan, dan (23%) siswa menyatakan tidak setuju guru aqidah akhlak dalam menyampaikan pelajaran selalu menyenangkan. Tabel 4 Dalam menyampaikan pelajaran aqidah akhlak, guru menggunakan metode pembelajaran Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 12 10 2 2 26
% 46 38 8 8 100
Dari data diatas dapat diketahui (46%) siswa menyatakan sangat setuju dalam menyampaikan pelajaran aqidah akhlak, guru menggunakan metode pembelajaran, (38%) siswa menyatakan setuju dalam menyampaikan pelajaran aqidah akhlak, guru menggunakan metode pembelajaran, (8%) siswa menyatakan kurang setuju dalam menyampaikan pelajaran aqidah akhlak, guru menggunakan metode pembelajaran, dan (8%) siswa menyatakan tidak setuju dalam menyampaikan pembelajaran.
pelajaran
aqidah
akhlak,
guru
menggunakan
metode
58
Tabel 5 Guru aqidah akhlak sering menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran ketika mengajar Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 14 8 2 2 26
% 53 31 8 8 100
Dari data diatas dapat diketahui (53%) siswa menyatakan sangat setuju guru aqidah akhlak sering menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran ketika mengajar, (31%) siswa menyatakan setuju guru guru aqidah akhlak sering menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran ketika mengajar, (8%) siswa menyatakan kurang setuju guru guru aqidah akhlak sering menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran ketika mengajar, dan (8%) siswa menyatakan tidak setuju guru aqidah akhlak sering menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran ketika mengajar. Tabel 6 Guru aqidah akhlak selalu memberikan jam tambahan jika materi tidak tuntas Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 6 10 2 8 26
% 23 38 8 31 100
Dari data diatas dapat diketahui (23%) siswa menyatakan sangat setuju guru aqidah akhlak selalu memberikan jam tambahan jika materi tidak tuntas, (38%) siswa menyatakan setuju guru aqidah akhlak selalu memberikan jam tambahan jika materi tidak tuntas, (8%) siswa menyatakan kurang setuju guru
59
aqidah akhlak selalu memberikan jam tambahan jika materi tidak tuntas, dan (31%) siswa tidak setuju guru aqidah akhlak selalu memberikan jam tambahan jika materi tidak tuntas. Tabel 7 Guru aqidah akhlak selalu memberikan tugas dalam proses pembelajaran Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 20 6 26
% 77 23 100
Dari data diatas dapat diketahui lebih dari setengah (77%) siswa menyatakan sangat setuju guru aqidah akhlak selalu memberikan tugas dalam proses pembelajaran, (23%) siswa menyatakan setuju guru aqidah akhlak selalu memberikan tugas dalam proses pembelajaran, dan (0%) siswa menyatakan kurang setuju dan tidak setuju guru aqidah akhlak selalu memberikan tugas dalam proses pembelajaran. Tabel 8 Siswa membaca materi aqidah akhlak sebelum proses pembelajaran berlangsung
A. B. C. D.
Alternatif Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 20 2 2 2 26
% 77 8 8 8 100
Dari data diatas dapat diketahui (77%) siswa menyatakan sangat setuju siswa membaca materi aqidah akhlak sebelum proses pembelajaran berlangsung, (8%) siswa menyatakan setuju siswa membaca materi aqidah akhlak sebelum
60
proses pembelajaran berlangsung, (8%) siswa menyatakan kurang setuju siswa membaca materi aqidah akhlak sebelum proses pembelajaran berlangsung, dan (8%) siswa menyatakan tidak setuju siswa membaca materi aqidah akhlak sebelum proses pembelajaran berlangsung. Tabel 9 Pelajaran aqidah akhlak sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 22 4 26
% 85 15 100
Dari data diatas dapat diketahui (85%) siswa menyatakan sangat setuju pelajaran aqidah akhlak sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, (15%) siswa menyatakan setuju pelajaran aqidah akhlak sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, dan (0%) siswa menyatakan kurang setuju dan tidak setuju pelajaran aqidah akhlak sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 10 Setelah mempelajari aqidah akhlak, terdapat perubahan sikap pada diri siswa dalam kehidupan sehari-hari Alternatif Jawaban A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju Jumlah
Frekuensi 10 10 3 3 26
% 38 38 12 12 100
Dari data diatas dapat diketahui (38%) siswa menyatakan sangat setuju setelah mempelajari aqidah akhlak, terdapat perubahan sikap pada diri siswa dalam kehidupan sehari-hari, (38%) siswa menyatakan setuju setelah mempelajari
61
aqidah akhlak, terdapat perubahan sikap pada diri siswa dalam kehidupan seharihari, (12%) siswa menyatakan kurang setuju setelah mempelajari aqidah akhlak, terdapat perubahan sikap pada diri siswa dalam kehidupan sehari-hari, (12%) siswa menyatakan tidak setuju setelah mempelajari aqidah akhlak, terdapat perubahan sikap pada diri siswa dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya masih banyak kekurangan-kekurangan yang dilakukan oleh guru tersebut dalam pelaksanaan efektivitas penerapan KTSP, namun semua permasalahan yang menghambat pelaksanaan efektifitas penerapan KTSP terhadap proses pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah dapat diatasi oleh guru bidang studi tersebut, karena terbukti pada hasil prestasi siswa khususnya aqidah akhlak pada semester I dan II pada tahun pelajaran 2012/2013 cukup memuaskan. Penerapan KTSP dalam pengajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah ini karena beberapa faktor, antara lain : a. Faktor guru dalam merumuskan tujuan menciptakan suasana belajar siswa selalu bersemangat, serta memberikan metode yang bervariasi dan partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi. b. Kepemimpinan yang demokratis dan professional. Dalam KTSP pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan professional. c. Tim kerja yang kompak dan transparan. Dalam KTSP keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja
62
team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. 4. Keterbatasan penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun masih saja terdapat hal-hal yang tidak dapat dikendalikan sehingga hasil penelitian belum optimal. Hal-hal itu antara lain : a. Mengingat
instrument
angket
penerapan
KTSP
dibuat
dan
dikembangkan sendiri oleh peneliti maka memungkinkan masih terdapat kekurangan jika dibandingkan dengan instrument yang dibuat oleh pakarnya. b. Penelitian ini hanya dilakukan di MI. Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu dan lebih di khususkan kepada siswa/I kelas V.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan terhadap efektivitas penerapan KTSP terhadap proses pembelajaran aqidah akhlak, penulis dapat mengambil kesimpulan, antara lain : 1. Di dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran aqidah akhlak masih banyak kekurangan-kekurangannya namun sudah berjalan dengan baik dan kekurangan-kekurangannyapun dapat diselesaikan dengan guru bidang studi, terbukti dengan hasil yang dicapai oleh siswa sangat baik. 2. Penelitian dilakukan dengan tes tertulis dan tes lisan, dilakukan setiap habis proses belajar mengajar, dan tes di akhir semester. 3. Sampai saat ini pembelajaran aqidah akhlak dengan KTSP sudah dapat dilakukan dengan baik walaupun hasilnya belum maksimal, dengan semangat dan metode yang baik dapat mencapai hasil yang memuaskan. Aspek yang dinilai guru dalam pembelajaran aqidah akhlak dalam perilaku sehari-hari di lingkungan sekolah dan lingkungan siswa tinggal.
B. Implikasi 1. Perlu adanya perbaikan dan pengembangan mengenai kompetensi guru secara terencana dan sistematis dalam hal penggunaan atau penerapan KTSP. Hal ini perlu dilakukan agar penggunaan penerapan KTSP dapat
63
64
lebih maksimal lagi diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat termotivasi dalam proses pembelajaran. 2. Perlu adanya pembinaan dan pengawasan secara intensif kepada guru sebagai pendidik dalam penggunaan KTSP dalam proses pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat menghasilkan hasil yang di inginkan.
C. Saran-saran Dari kesimpulan hasil penelitian di atas, maka agar pelaksanaan pengajaran aqidah akhlak berlangsung sebagimana yang diharapkan, disarankan sebagai berikut : 1. Sebaiknya guru mata pelajaran aqidah akhlak dapat mengelola proses belajar mengajar, disarankan sepenuhnya kepada RPP mata pelajaran aqidah akhlak dan kurikulum Madrasah Ibtidaiyah tahun 2006 baik tujuan bahan strategi/metode maupun kegiatan belajar mengajar dan evaluasi yang direncanakan dan dilaksanakan oleh guru. 2. Dalam penerapan KTSP dengan segala variasi hendaknya guru tidak hanya kadang-kadang menggunakan KTSP tetapi harus terus menerus pada setiap kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. 3. Apabila sarana kurang memadai seperti alat peraga atau lembar-lembar kerja yang bervariasi hendaknya guru meminta bantuan kepala sekolah untuk
mengatasinya,
menyediakan sarana
dan fasilitas
sesuai
kebutuhan. 4. Untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan hendaknya guru bidang studi aqidah akhlak menerapkan efektivitas
65
KTSP dengan sepenuhnya, dengan demikian tujuan yang ingin dicapai pasti berhasil. 5. Untuk mengatasi problematika yang ada khususnya yang ada pada diri individu hendaknya guru bidang studi aqidah akhlak bekerja sama dengan guru kelas, guru BP dan pihak-pihak lain yang dianggap mampu. 6. Hendaknya supervisinya
kepala agar
Madrasah guru-guru
Ibtidaiyah benar
dapat
lebih
meningkatkan
mewujudkan
atau
menampilkan kemampuan dan sikap profesionalnya serta sikap tuntutan kurikulum dalam meningkatkan mutu pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan Jakarta Selatan. 7. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Madrasah Ibtidaiyah menggunakan kurikulum 2006 secara murni dan guru-guru ibtidaiyah memperoleh dukungan, supervisi, pengawas dan kepala madrasah, sehingga mereka dapat mewujudkan dirinya sebagai guru yang kognitif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Reneka Cipta Asmani, Jamal Ma’mur, 2010, Tips Efektifitas Aplikasi KTSP di Sekolah. Jogjakarta Bening BNSP, 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta Dakir, H. 2010. Perencanaan & Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cifta Departemen Pendidikan Nasional . 2003. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Hamalik. Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara Hadi, Sutrisno. 1992. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offest http://www.pdfking.net/KURIKULUM-TINGKAT-SATUAN-PENDIDIKANKTSP-PPT,html http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan http://mujtahid-komunitspendidikan.blogspot.com/2010/01/menggali keunggulanktsp.html http://sukabumikab.diknas.go.id/wp/2009/11/Kurikulum-tingkat-satuanpendidikan-ktsp http://sib-bangkok.org/news http://www.duniaguru.com http://www.17 dikmentidk.go.id http://www.pikiran-rakyat.com http://www.puskur.net http://ktsp.diknas.go.id Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
66
67
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya Muhaimin, H dkk. 2008. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah & Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada Muslich, Mansur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Pedoman Bagi Pengelola Lembaga Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Dewan Sekolah dan Guru. Jakarta: Bumi Aksara Pusdiklat Kesehatan. 2000. Pengembangan Kurikulum. Jakarta Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002. Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta Riswanto, Arif Munandar. 2008. Buku Pintar Islam. Jakarta: Bumi Aksara Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Shaleh, Abdul Rahman. 2000. Pendidikan Agama dan Keagamaan. Jakarta: Gemawindu Panca Perkasa Sutiah dan Sugeng Listyo Prabowo. 2008. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Madrasah. Jakarta: Rajawali Pers Sumber Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sukmadinata, Nana Syaodih. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung Remaja Rosdakarya T. Hani Handoko. 1986. Manajemen. Yogyakarta Tony Bush dan Marianne Coleman. 2008. Manajemen Strategis. Kepemimpinan Pendidikan. Yogyakarta: PT. IRCiSod
6 5 6 5 6 5 6 565 665565 65
6 6
6 7
LEMBAR ANGKET
Petunjuk Pengisian Isilah jawaban yang sesuai dengan member tanda silang (X) jawaban/tanggapan tersedia empat (4) alternative pilihan yaitu : SS
: Sangat Setuju (4)
S
: Setuju
KS
: Kurang Setuju (2)
TS
: Tidak Setuju (1)
(3)
Identitas Pribadi Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin : Laki – laki/Perempuan *) *) Coret yang tidak perlu Lembar Angket Variabel X No 1
KTSP (X) Penerapan
KTSP
SS
diperlukan
dalam
pembelajaran aqidah akhlak 2
Guru aqidah akhlak sudah menyampaikan materi sesuai KTSP
3
Penjabaran
KTSP
harus
dicapai
secara
bertingkat agar proses evaluasi belajar yang tepat 4
Pelaksanaan KTSP dapat dilaksanakan dengan baik
5
Tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sesuai dengan KTSP
6
Jawaban
Pernyataan Variabel Efektifitas Penerapan
Pengembangan
KTSP
memandirikan madrasah
bertujuan
untuk
S
KS
TS
7
Guru
dan
siswa
dapat
meningkatkan
interaksinya dalam penerapan KTSP 8
Dalam pengembangan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks
9
Pembelajaran aqidah akhlak sudah sesuai dengan KTSP
10
Guru
mengadakan
evaluasi
pembelajaran aqidah akhlak
terhadap
LEMBAR ANGKET
Petunjuk Pengisian Isilah jawaban yang sesuai dengan member tanda silang (X) jawaban/tanggapan tersedia empat (4) alternative pilihan yaitu : SS
: Sangat Setuju (4)
S
: Setuju
KS
: Kurang Setuju (2)
TS
: Tidak Setuju (1)
(3)
Identitas Pribadi Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin : Laki – laki/Perempuan *) *) Coret yang tidak perlu Lembar Angket Variabel X No 1
Aqidah Akhlak (Y) Pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang menyenangkan
2
Pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang sulit
3
Guru aqidah akhlak dalam menyampaikan pelajaran selalu menyenangkan
4
Dalam menyampaikan pelajaran aqidah akhlak, guru menggunakan metode pembelajaran
5
Guru aqidah akhlak sering menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran ketika mengajar
6
Guru aqidah akhlak selalu memberikan jam tambahan jika materi tidak tuntas
7
Jawaban
Pernyataan Variabel Proses Pembelajaran
Guru aqidah akhlak selalu memberikan tugas dalam proses pembelajaran
SS
S
KS
TS
8
Siswa membaca materi aqidah akhlak sebelum proses pembelajaran berlangsung
9
Pelajaran aqidah akhlak sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
10
Setelah mempelajari aqidah akhlak, terdapat perubahan
sikap
pada
kehidupan sehari-hari
diri
siswa
dalam
Lampiran
7
ANGKET UNTUK SISWA Efektifitas Penerapan KTSP
Nama Jabatan
: :
Petunjuk:
l.
2.
Tulislah nama dan identitas pada tempat yang disediakan Berilah tanda silang dan jawab dengan tepat
1.
Penerapan KTSP diperlukan dalam pembelajaran aqidah akhlak
'
2.
a.
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
d. tidak setuju
Guru aqidah akhlak sudah menyampaikan materi sesuai KTSP
a.
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
d. tidak setuju
3. Penjabaran KTSP harus dicapai secara bertingkat agar proses evaluasi belajar yang tepat
a.
4.
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
d. tidak setuju
Pelaksanaan KTSP dapat dilaksanakan dengan baik
a.
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
d. tidak setuju
5. Tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sesuai dengan KTSP a.
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
6. Pengembangan a.
7.
KTSP bertujuan untuk memandirikan madrasah
setuju b. setuju c. kurang setuju
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
Dalam pengembangan KTSP perlu konteks a. Sangat setuju b.
9.
d. tidak setuju
Guru dan siswa dapat meningkatkan interaksinya dalam penerapan KTSP
a.
8.
Sangat
d. tidak setuju
setuju
di awali
c. kurang
d. tidak setuju
dengan melakukan analisis
setuju
d. tidak setuju
Pembelajaran aqidah akhlak sudah sesuai dengan KTSP ?
a.
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
d. tidak setuju
10. Guru mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran aqidah akhlak
a.
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
75
d. tidak setuju
Lampiran 8
ANGKET UNTUK SISWA Proses Pembelaiaran Siswa
Nama: Kelas:
Petunjuk:
1.
2. 1.
Tulislah nama dan identitas pada tempat yang disediakan ! Berilah tanda silang dan jawab dengan tepat ! Pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang menyenangkan
a.
2.
c. kurang
setuju
d. tidak setuju
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
d. tidak setuju
Guru aqidah akhlak dalam menyampaikan pelajaran selalu menyenangkan
a.
4.
setuju b. setuju
Pelajaran aqidah akhlak adalah pelajaran yang sulit
a.
3.
Sangat
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
d. tidak setuju
Dalam menyampaikan pelajaran aqidah akhlak, guru menggunakan metode pembelajaran a. Sangat setuju b.
setuju
c. kurang setuju
d. tidak setuju
5. Guru aqidah akhlak sering menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran ketika mengajar
a.
6.
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
Sangat
setuju b. setuju c. kurang
d. tidak setuju
d. tidak setuju
setuju
d. tidak setuju
Siswa membaca materi aqidah akhlak sebelum proses pembelajaran berlangsung a. Sangat setuju b.
9.
c. kurang setuju
Guru aqidah akhlak selalu memberikan tugas pada proses pembelajaran
a.
8.
setuju b. setuju
Guru aqidah akhlak selalu memberikan jam tambahan jika materi tidak tuntas
a.
7.
Sangat
setuju
c. kurang setuju
d. tidak setuju
Pelajaran aqidah akhlwak sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
a.
Sangat
setuju b. setuju c. kurang setuju
d. tidak setuju
10. Setelah mempelajari aqidah akhlak, terdapat perubahan sikap pada diri siswa dalam kehidupan sehari-hari d. tidak setuju a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju
76
-
t) tJ 5 u) N)
t.) () t.J t\)
o\
N
NJ
\o
{
oo
(,
o\
A
(,
\o
o
N)
{
oo
[d a FU-
o\
5
L'I
t9
lJ)
zt) U
ln
z A
(, A
UJ
s
s (,
s s
NJ
s
(,l5
UJ
5 A
5
tJ A
A
5la
(J)
(j)
5
(J)
A (, t\)
(r)
(J)
u)
UJ
A
N)
NIN A
s
UJ
U)
s
t\)
A
s
5 +
f,)
N)
U.)
,
t\) t\)
5
N)
(J)
(/) ())
(J)
(+)
UJ
U)
tJ
(,
(/)
UO
u) N) t9
NJ
(,
-ls
lJ)
Fl I ta,
(rl(,
(,
(J)
QI(,IQ
tJ
N)
\
lt\)
s
u)
5ta
s
5 5
A
IEJ' FJ
s
A A A
s s s
IX F lFl IE FT Fi
UJ
N) (})
5lN)
s s s sls
5 sl5
TJ NJ
s s
A 5
s
A AIA
A 5lA
sls
5
A (,
a
H Fl
FJ
lr,
il z oz F F'
(JJ
(JJ
A
uJ l(/J (r)
(, (, (,
UJ
(, l(,
l.J
I t'.>
o\
EU
z{
FU
z tj
(,
UJ
UJ
l:
t
A
s
s
A 5 A
A
s
(, t,
lu)
s
A
s
+ A
UJ (J)lU.)
N)
N N t\)
A A
5 uJIu) u) (*)l5 5 A 5 A A
A
l" 6 (,
{
UJ
s s s
A
(}J
(/)
UJ o\ 5 t/) (,l u.) ! UO
())
(JJ
(,
s
A A
(,)
UJ
u,) UJ
(/)
o\
(,
sls
s s
(, lJ) u) (, A
A
5 A
5
lJ)
(/) (,)
Als
(,
19
s
A
A t\)
UJ u.) UJ N (]) o\ A
5 AIA
5 5
sls s \)
luJ
s
s
5 5 A A 5
i.J N)
(J.)
lJ.)
5
,o
lJ)
(,
{N) {
NJ
(JJ
())
o
UJ
s s
(f,)
|JJ
tJ tJ t)
oo
{
6
\o
o X
lal
F X
X
o\ (\.l
r-.
co c.I
ra.J
sl $ lr) t a.t c..l co co co co co ao co co co co co c.t
c.t c.l co eo eo c.l a.l cf} co c.l
o\ $ $ t
oo
$
$
$ $
s
$
s
$ $
.tr !f,
s
sl $
s s
$
ea ca
ot
=t
sl =l $ sl
s +
$ $ $
s
eo co
$ $ $
tf
.d-
o\ r-. o\ N c.l (\J
s
$
o
o
co \o c.l ao co co c.l co cn eo co co cn co ao c.t
s s
$
rf, $
$ $ co $ tt tf,
s
+
sl-
$
o.l
cal
s
$ =l N $ $ $
(\l
a
c..l
c.t ca co
s
$
s
g .] F]
ri
tr
t
&
t-- cn
rl
a az .{ Z & o frl 9 I AZ
ilri
\o
N
rn c.t ca co eo $
c.l co co
c.t
$
s
st
sl t
*
+
tf, .tr c.l co .
sl sf
$
s
$ $ $
an co sl- co co ca co co an
$ N
eo cn
$ sl e.l
s
$ $
.
.f, sl
frl t-
a l-
tr a
+ s
a ri F a o
co
r.l ri trl Fr
=l $
co (\n
$ $ c.t C! $
eo
+
$ $
co
s
eo
s
c.)
$ c.l
cO
s
co (f,l
cn c.) ca
c.t
FE
ilCr
j
ra
I
sf N $ $ $ cn
N $ t
ol
o{ c.)
c..l
e.)
a{
sl $
oo
ao co c.l c.t
c.t (\.l
$
+
c\l an
s
tr} \o r-. oo o\
eo
ao co co cn
=t
N
a6 co ea ca
s
c.l
s
e.t
$
$
co sl-
rn \o
r-
oo
o\
a N
ca eo co eo co
$ $
$ $
e.l
a.l
6l
sl
ca
$
zE]
o
^z 2R
a
IJ]
&
o
N
c.l
N co $ ia \o N ct c.l N c.l
IABEL
9
TABEL KERJA ATAU TABEL PERHITUNGAN x.Y NO RESPONDEN x Y x2
Y2
I
28
29
812
784
2
27
30
810
729
841 900
J
28 30
27
756
784
729
4
27
810
900 729 729
729
5
27
33
891
6
27
3l
837
7
34
34
I 156
8
31
3l
9
34
34
l0
36
35
l1
33
34
1089
961 I 156
96r
I 156 961
I 1s6
1
156
I 156
t260
1296
1225
ll22
1089
I 156
10s6
1024
1089
96t
t2
32
33
13
3l
32
992
961
1024
l4
34
33
tt22
I 156
1089
15
33
29
841
31
27
957 837
1089
t6 t7 l8 l9
961
729
36
29
1044
296
841
33
JJ
1089
1089
33
36
1
20
33
21
31
32 30
1056 930
089 089 089
900
22
37
JJ
t22t
961 1369
23
35
33
I 155
t225
1089 1089
24
JJ
JJ
1089
1089
25 26
34
32
1089 1088
I 156
r024
36
30
1080
1296 27163 zx2 27163
900
188
837
820
26475
xx837
xY820
x x.Y 26475
t296 1024
26016 DYz 26016
NI:
rr0/ =
./{Nrxr - (Ex)r}, {NxY, - Gv)r,} 26x26475-83?x&20 ,,1
perane3
- (837),1 . {26 x 26015 - (820F}
688350 - 686340
./1zooz* - Toosoe) . {676416 - oz+00}
2010
{soeg x 4o16
2010
lzztaan+ 2010 4771,4467 Ar42
SURAT KETERANGAN PENELITIAN NO : 0l/I(ET/I{IRFA/rl20t3
Yang bertanda tangan dibawah
:
Nama
Haris, S, Ag
Jabatan
Kepala Sekolah
Menerangkan bahwa
'
ini
:
Nama
Yulianti
NIM
80901 1000418
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Alamat
Jl Kebagusan No. I
I Rt 006/001 Gg. Waru
Pasar Minggu Jakarta Selatan
Judul Skripsi
Efektivitas Penerapan Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP) pada Proses Pembelajaran Aqidah
Akhlak
di
Madrasah lbtidaiyah Raudlatul Falah
Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan
Benar nama tersebut diatas telah megadakan penelitian terhadap siswa kami kelas
V dimulai dari tanggal I Mei s/d 30 Juni 2013. Demikian surat keterangan ini dibuat, agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Jakarta,30 Juni 2013 Kepala Sekolah MI. Raudlatul Falah
Haris. S.Ag
UIN JAKARTA FITK Jt,
k
J{.
.l,.,rd| AlrS{teb.rilt
FORM (FR) t6,tt,f,rdffi
SUBAT Blil'tBtNGAN SKR|PS| Nomor : tJa"0t/F. 1/KM.0I 3f 5flH," "n0{, Lamp. : : Bimbingan Skripai
Jalffirta, 23 Maret 2013
Hat
KepadaYtr"
,dGholib&IA Pembimbing Slaipsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN SyerifHidayatuIhh Jakarte. As salawu' alailn*n wr.w b "
Dengan ini diharapt
Nama .
NIM Jurusan Semester Judul
:
untuk menjadi pembimbing yII
YUtIANTI
: E090lt00MlE
:PAI :
VIII (Delapan)
skripsi :EFEKTIVTIAS PENERAPAI\[
I(Tsp
DALAM
PEMBEI,A'TARAN AQIDAH AKIILAK NM. RAIMLATT]L FAI,AH KEBAGUSAN, JAKARTA SETATAN Judul tersebut tolatr diseQiui oleh Jurusan yang-bersangkuhn pada bn*Bl 22 Maret 2013 , abshaksi/anrlrne terlampir. Saudara Aapai metatutan-perubahan reOitsionA paaaluaof tersebut" Apabila pmrbahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih ddrulu.
ljmbinryn skripsi ini diharapkan selesai datam walcu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpaqiang selarna 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpaql*g;. Atas perhatiaa dan kerja sama saudara, kami ucapkur terima kasih.
Wwsalmu' alaihnt wr"wb "
Agama Islam
Tmftusan:
3. DelenFITK 4. Matrasisrvaybs.
199E031002p
KEMENTERIAN AGAMA
No.
UIN JAKARTA
Tsl. No.
FORM (FR)
FITK Jl. lr. H. Juancla No 95
Apubl lUl2lnclonesia
: Terbit : Revisi: : Dokumen
Hal
FITK-FR-AKD-082
1 Maret 2010 02 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Jakarta, April
Nomor : Un.01/F.1/I(M.01.3/ 12013 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth. Kepala Sekolah
2013
MI Raudlatul Falah
di Tempat As .
s
alamu' alaikum wr.w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
YULIANTI
NIM
80901 1000418
Jurusan
PAI
Semester
8 (delapan)
Judul Skripsi
Efektifitas Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Proses Pembelajaran Aqidah AKhlak Kelas
V di Madrasah
Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan Pasar Minggu. Adalah benar mahasiswdi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skipsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolat/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimatsud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was
s
alamu' alailatm wr.wb. a.n. Dekan
Kajur Pendidikan Agama Islam
Bahrissalim M-As
MP. 19680307 199803 1 002 Tembusan: l. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
BIODATA PENULIS
Yulianti lahir di Jakarta pada tanggal 20 Juli 1981. Anak kelima dari tujuh bersaudara. Lahir dari pasangan Bapak H. Asmari
HM dan Ibu Hj. Hasanah.
Masa pendidikannya dimulai dari Sekolah Dasar Ragunan 14 pagi, Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Melanjutkan
ke jenjang
sekolah
menengah pertama yaitu Tsanawiyah Al-Islamiyah PUI Pancoran Jakarta Selatan, dan sekolah menengah Atas di Aliyah Al-Islamiyah PUI Pancoran Jakarta Selatan.
Penulis mengabdi Pasar
di Madrasah
Ibtidaiyah Raudlatul Falah Kebagusan
Minggu Jakarta Selatan sejak tatrun 2004 sampai sekarang. Penulis telah menikatr dengan Riski Oktafianto dan memiliki
anak, yang bernama Frianka Fauziyah dan Yalhan Nahis Adnan.
2 orang