PENGARUH PENERAPAN MEDIA INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY (ICT) PADA PROJECT BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH : RIAN KADARUSMAN 108016200026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
ABSTRAK Rian Kadarusman, “Pengaruh Penerapan Media ICT Pada PBL Terhadap Hasil Belajaar Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit”. Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media ICT pada PBL terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 86 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperiment dengan memberikan pretest kepada dua kelas yang dipilih secara random untuk mengetahui keadaan awal kelompok eksperiment dan kelompok kontrol. Kemudian pada kelompok eksperiment memberikan pembelajaran dengan menggunakan media ICT pada PBL sedangkan pada kelompok kontrol hanya menggunakan metode demonstrasi. Kemudian setelah pembelajaran selesai diakhiri dengan posttest. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media ICT pada PBL memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Ini ditunjukkan dari nilai thitung yang lebih besar dari ttabel yaitu 2,2 > 1,671 dan nilai posttest kelompok eksperiment yang lebih besar dari kelompok kontrol. Kata kunci : ICT, PBL, Hasil belajar, Elektrolit dan non elektrolit.
i
ABSTRACT Rian Kadarusman, “The Influence Of ICT Media In PBL Of Results To The Student Chemist Achievement On Electrilyte And Non-Electrolyte Solutin”. Chemist Education Studies Program, Departement Of Natural Science Education, Faculty Of Tarbiyah’ And Teacher Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013. This aims of this research is to determine the effect of ICT on the PBL media on student learning outcomes in the material Elektrolyte and non-electrolyte solution. The subjects were students of class X SMA N 86 Jakarta. The research method used is a quasi experiment by giving a pretest to the two classes were randomly selected to determine the initial state of the experiment group and the control group. Later in the experiment group provides lessons using ICT in PBL media while in the control group using the method demonstration. Then after learning is complete end with the posttest. The data is then processed and analyzed. The results of the analysis can be concluded that the use of ICT in PBL media a positive impact on student learning outcomes. It is shown from the values of tcount greater than ttable is 2.2> 1.671 and the value of the posttest experiment bigger group than the control group. Keywords: ICT, PBL, learning outcomes, electrolytes and non-electrolytes.
ii
KATA PENGANTAR Segala puji hanyalah milik Allah SWT, maha suci Allah SWT yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya. Alhamdulillah dengan rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari jalan jahiliyah ke jalan yang berilmu pengetahuan, beserta keluarga dan para sahabatnya. Berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Media ICT pada PBL Terhadap Hail Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit” ini dapat diselesaikan oleh penulis. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih, penghargaan serta rasa hormat kepada : 1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiqhana Susanti selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Salamah Agung, MA., Ph.D, selaku pembimbing 1 yang telah membimbing dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Nanda Saridewi, M.Si., selaku pembimbing 2 yang telah membimbing dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya di jurusan IPA, Prodi Kimia yang telah memberikan dukungan dan bantuannya. 7. Kepala sekolah, Guru dan Staf di SMA N 86 Jakarta, khususnya guru Kimia yang telah banyak membantu penulis selama penelitian. 8. Ayahanda dan Ibu tercinta yang tiada kenal lelah dalam mensuport baik materi dan doa yang selalu berlimpah. 9. Istri tercinta Leviana Anggraini Amran yang selalu menguatkan disaat lelah dan lemah untuk terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta kakak dan adik tercinta. iii
10. Sahabat seperjuangan Pendidikan Kimia angkatan 2008. Terimakasih atas kebersamaan yang telah diberikan selama ini yang takkan pernah terlupakan. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas amal baik kalian semua. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian.
Jakarta, 24 Desember 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................i ABSTRAK
.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv DAFTAR ISI ....................................................................................................vi DAFTAR TABEL ............................................................................................ix DAFTAR GAMBAR.........................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xi
BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................4 C. Pembatasan Masalah ...................................................................5 D. Perumusan Masalah.....................................................................5 E. Tujuan Penelitian.........................................................................5 F. Manfaat Penelitian.......................................................................5
BAB II.
LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik........................................................................7 1. Hakikat Media Pembelajaran ................................................7 a. Pengertian Media Pembelajaran..........................................7 b. Macam-macam Media Pembelajaran................................. 9 c. Kegunaan Media Pembelajaran ........................................10 d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran...........................15 2. Information, Communication and Technology (ICT)............16 a. Pengertian ICT ..................................................................16 b. Kedudukan TIK Dalam Pendidikan..................................17 c. Manfaat ICT Sebagai Media Pembelajaran ......................20 d. ICT Sebagai Sumber Belajar Kimia .................................23
v
3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) ....25 a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek........................25 b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek....................27 c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek .................28 d. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek .....................29 e. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Tradisional ................................................30 4. Hakikat Hasil Belajar Kimia .................................................32 a. Pengertian Belajar .............................................................32 b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar .....................33 c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...............34 d. Pengertian Ilmu Kimia......................................................38 e. Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit ...............................39 B. Penelitian Yang Relevan ...........................................................41 C. Kerangka Berfikir ......................................................................43 D. Hipotesis Penelitian ...................................................................45
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................46 B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................46 C. Populasi dan Sampel..................................................................47 D. Prosedur Penelitian....................................................................47 1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian.....................................47 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ...............................................48 3. Tahap Penyelesaian Penelitian ..............................................48 E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................49 F. Instrument Penelitian .................................................................50 G. Teknik Analisi Data...................................................................50 1. Uji Prasyarat Analisis Data ...................................................51 2. Uji Hipotesis Statistik Parametrik .........................................51 H. Hipotesis Statistik......................................................................52
vi
BAB IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian..........................................................................53 1.Pengujian Prasyarat Analisis Data..........................................53 2. Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperiment dan Kelompok Kontrol .........................................................54 3. Deskripsi Data Nilai N-Gain .................................................55 4. Hasil Pengujian Hipotesis......................................................56 B. Pembahasan ...............................................................................57
BAB V.
PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................62 B. Saran ..........................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................64 LAMPIRAN.........................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Tradisional...............................................................31 Tabel 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar....................................37 Tabel 3.1. Desain Penelitian............................................................................46 Tabel 4.1. Data Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperiment dan Kelompok Kontrol...................................................................53 Tabel 4.2. Data Hasil Uji Homogenitas ..........................................................54 Tabel 4.3. Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperiment dan Kelompok Kontrol...................................................................54 Tabel 4.4. Data Hasil Nilai N-Gain Kelompok Eksperiment..........................55 Tabel 4.5. Data Hasil Nilai N-Gain Kelompok Kontrol..................................56
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Integrasi Dalam Teknologi Pembelajaran.........................21 Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir................................................................45 Gambar 3.1. Tahap Penyelesaian Penelitian .....................................................49
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-kisi Soal ...............................................................................65 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperiment)..........81 Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperiment.....................................88 Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol)..................91 Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol.............................................97 Lampiran 6 : Lembar Penilaian Hasil Proyek Siswa ........................................98 Lampiran 7 : Uji Hipotesis..............................................................................102 Lampiran 8 : Uji Homogenitas........................................................................107 Lampiran 9 : Uji Normalitas ...........................................................................109
x
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang penting dalam membangun karakter bangsa.Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah pendidikan yang merata, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan tujuan tersebut, Indonesia sebagai Negara yang berkembang selalu berupaya untuk memajukan mutu pendidikannya dengan berbagai inovasi yang terus dilakukan oleh pemerintah. Antara lain pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kompetensi guru melalui penataran, pengadaan sertifikasi guru, sampai pada perubahan dan pengembangan kurikulum. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan salah satu inovasi dalam memajukan kurikulum di Indonesia saat ini. “KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun
2005
tentang
Standar
Pendidikan
Nasional”.1
Pada
pelaksanaanya guru dituntut untuk lebih kreatif memahami setiap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar, serta mampu menentukan strategi pembelajaran agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efesien. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkann sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efesien.2
1
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 9 2 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h 2-3
2
Pelajaran kimia merupakah salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa sehingga selalu berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Oleh karena itu, perlu adanya suatu strategi yang dapat menimbulkan minat para siswa untuk mempelajari ilmu kimia serta menumbuhkan suatu kesadaran bahwa kimia merupakan pelajaran yang mudah dan menyenangkan. Salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar kimia rendah adalah kurangnya pemanfaatan media pembelajaran. Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas, terutama membantu peningkatan prestasi belajar siswa. Namun dalam implementasinya tidak banyak guru yang memanfaatkannya, bahkan penggunaan metode ceramah menoton masih cukup populer. Keterbatasan media disatu pihak dan lemahnya kemampuan guru menciptakan media tersebut dipihak lain membuat penerapan metode ceramah semakin menjamur. Terbatasnya alat-alat teknologi pembelajaran yang dipakai dikelas diduga merupakan salah satu sebab lemahnya mutu pendidikan pada umumnya. 3 Dalam proses pembelajaran, media memiliki konstribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarannya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajaran. 4 Adanya media pembelajaran ini didukung oleh perkembangan pengetahuan dan tekhnolgi, khususnya tekhnologi informasi dan komunikasi (ICT) yang telah berkembang disemua aspek kehidupan kita. Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis ICT sudah dilakukan diberbagai sekolah dengan menggunakan seperangkat komputer atau laptop, LCD, dan perangkat audio. Tujuannya agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif. Namun, pembelajaran seperti ini belum diarahkan untuk pelajaran kimia, karena fasilitas pembelajaran kimia yang sering digunakan hanya 3
Yudhi Munandi, Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press, 2008), h 2 Hamzah B Uni & Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara), h.124 4
3
laboratorium. Padahal sekarang ini, banyak paket program yang disusun oleh para ahli komputer yang dengan inovasinya mengangkat materi pembelajaran kedalam perangkat lunak. Dalam implementasinya, media ini memang diterima dengan serta merta sebagai suatu perubahan. Namun demikian, untuk pembelajaran Kimia, selain kegiatan belajar dilakukan di laboratorium dengan menggunakan media untuk praktikum, guru tidak sering menggunakan media presentasi berbasis ICT dikelas. Mereka biasa menggunakan penyampaian informasi yang dilakukan tanpa media ini. Padahal media presentasi dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas, walaupun media presentasinya bukan hasil karya sendiri melainkan membeli paket-paket yang sudah dijual bebas atau didapat dari internet. Dalam proses pembelajaran, penggunaan media ini perlu dipilih secara tepat agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Penggunaan media juga harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.5 Oleh karena itu, guru juga perlu memperhatikan media yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang disampaikan, serta menarik untuk dipelajari siswa sehingga materi pelajaran dapat diterima dengan mudah dan hasil belajar juga dapat meningkat. Salah satu materi yang menarik untuk di integrasikan dengan media berbasis ICT adalah materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit. Biasanya guru menyampaikan materi ini dengan praktikum sederhana atau dengan demonstrasi sederhana saja tanpa menggunakan media lain dalam penyampaian materinya. Padahal jika penyampaian materi ini dikombinasikan dengan ICT maka akan menciptakan pembelajaran yang sangat menarik bagi siswa. Selain siswa dapat mengamati demonstrasi percobaan yang dilakukan oleh guru didepan kelas, siswa juga dapat lebih jelas memahami peristiwa yang sebenarnya terjadi dengan bantuan media presentasi pembelajaran audio visual yang dapat didesain dengan memanfaatkan animasi, gambar dan 5
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2005), h.461
4
gerakan yang digabungkan dalam penyajian pembelajaran. Dengan mengkombinasikan teknik ini, maka selain dapat memudahkan guru dalam penyampaian materi juga dapat menyebabkan pembelajaran dikelas dapat jauh lebih inovatif dan menarik sehingga meningkatkan daya tarik minat belajar siswa yang diharapkan dapat berimbas pada hasil belajar siswa yang meningkat pula. Pada pembelajaran ini, jika guru menggunakan video pembelajaran biasanya video ini didapat dengan cara mendownload dari internet yang kemudian disajikan dikelas. Padahal akan lebih menarik minat siswa lagi dalam belajar jika video pembelajaran yang mereka gunakan dikelas adalah hasil karya dari siswa tersebut. Siswa tersebut yang membuat sekaligus menjadi aktor dalam video pembelajaran yang digunakan dikelas. Dengan demikian siswa lebih bisa tertarik secara emosional ketika melihat dirinya atau teman mereka dalam video pembelajaran. Terlebih jika alat praga yang mereka gunakan adalah hasil proyek yang mereka buat sendiri. Pembelajaran seperti ini yang biasa disebut sebagai pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning”. Dakam pembelajaran berbasis proyek ini siswa bisa mengembangkan kreativitas dan inovatis mereka dalam membuat alat praktikum mereka sendiri untuk menunjang proses pembelajaran. Selain itu mereka tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli alat praga yang mahal karena mereka dapat mebuat alat praga yang sederhana tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Inilah yang menjadi latar belakang penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Media ICT pada PBL Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit”Kelas X Di SMA Negeri 86 Jakarta”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa masalah yang teridentifikasi. Antara lain adalah : 1. Kurangnya pemanfaatan media dalam pembelajaran Kimia.
5
2. Keterbatasan guru dalam menguasai tekhnologi. 3. Metode yang digunakan tidak memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep yang ada dalam pembelajaran kimia. C. Pembatasan Masalah Mengingat sangat luasnya aspek penelitian ini, maka agar lebih fokus dan sistematis, penelitian ini akan di batasi pada : 1. Hasil belajar dibatasi hanya pada aspek kognitif yang diambil dari instrument yang penelitian yang dibuat oleh penulis. 2. Pokok bahasan yang diukur hanya pada sub materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. 3. ICT yang dimaksudkan adalah penggunaan media presentasi seperti Laptop, LCD, perangkat Audio dan sumber informasi tak terbatas (Internet) bagi siswa. D. Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
identifikasi
masalah,
pembatasan masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini
adalah
:
“Adakah
Pengaruh
Media
Information,
Communication And Technology (ICT) Pada Project Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit” E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah guna mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis ICT pada PBL terhadap hasil belajar Kimia siswa, dan sebagai sumber belajar kimia siswa kelas X di SMA Negeri 86 Jakarta. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini di harapkandapat memberikan manfaat dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran kimia di kelas, yaitu :
6
1. Bagi guru, hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan khususnya guru kimia dalam memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran dan sumber belajar kimia. 2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang bagaimana memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran, sumber belajar Kimia dan seberapa besar manfaatnya bagi proses pembelajaran Kimia di kelas. 3. Berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada pembaca serta bermanfaat sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya dan kebijakan penelitian selanjutnya.
7
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantarra (wasaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampiln atau sikap.1 Menurut Martin dan Briggs yang dikutip oleh Made Wena, “media adalah sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Media bisa berupa perangkat keras seperti komputer, proyektor, televisi dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras tersebut”. 2 Munandi dalam bukunya mengatakan bahwa “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan meyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif”.3 Definisi
diatas
sejalan
dengan
definisi
yang
diantaranya
disampaikan oleh Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technolgy/AECT) di amerika, yakni sebagai segala bentuk saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. 1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013 ), hal. 3 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal.9 3 Yudhi Munandi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat : GP Press. 2008), hal. 7 2
8
Sadiman dalam bukunya mengutip beberapa pendapat tentang pengertian media, antara lain adalah pendapat Gagne yang menyatakan bahwa media adalah berbagai macam komponen
dalam lingkungan
siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sadiman menyimpulkan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.4 Menurut Hamzah dan Nina, pengertian media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik. Tujuannya adalah merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran media. Selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, membarikan penguatan maupun motivasi.5 “Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika (National Education Association/NEA)
mendefinisikan media dalam lingkup pendidikan
sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut”.6 Berdasarkan definisi-definisi media diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tak terpisahkan dalam dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat merangsang pikiran, minat dan perhatian siswa sedemikian rupa agar mencapai tujuan pembelajran yang diinginkan. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa. Dengan kata lain,
4
Arif Sadiman Dkk, Media Pendidikan Pengertian. Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.6-7 5 Hamzah & Nina, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Akasara), h.122 6 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 457
9
terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung tentunya siswa dengan penyalur pesan (guru). Dengan demikian dapat dikatakan proses pembelajaran telah terjadi. Media tersebut dapat dikatakan berhasil menyalurkan pesan atau bahan ajar apabila kemudian terjadu perubahan tingkah laku pada diri si belajar (siswa). b. Macam – macam Media Pembelajaran Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup banyak ragamnya, mulai dari media yang sederhana, sampai media yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter, dan kemampuannya dilakukan pengklasifikasian atau penggolongan.7 Menurut Seels & Richey yang dikutip Arsyad, dalam perkembangannya
media
pembelajaran
mengikuti
perkembangan
teknologi. Sehingga saat ini media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu : (1) Media hasill teknologi cetak, (2) Media hasil teknologi audia visual, (3) Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, (4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. 8 Teknologi
cetak
adalah
cara
untuk
menghasilkan
atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi audio visual
cara
menghasilkan
atau
menyampaikan
materi
dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber berbasis mikro prosesor. Sedangkan teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. 7
Hamzah & Nina, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Akasara), h.122 8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h..31
10
Wena
mengutip
dari
Leshin,
Pallock
dan
Reigeluth
mengklasifikasikan media kedalam kelompok, yaitu (1) Media berbasis manusia (pengjar, instruktur, tutor, bermain peran, kegiatan kelompok field trip); (2) Media berbasis cetak (buku, buku latihan dan modul): (3) Media berbasis visual (buku, bagan grafik, peta, gambar); (4) Media berbasis audio visual (video, film program slide tape, dan televisi); (5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer). 9 c. Kegunaan Media Pembelajaran Miarso menyebutkan berbagai macam kajian teoritik maupun empirik menunjukkan kegunaan media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :10 1) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal. 2) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. 3) Media dapat melampui batas ruang dan waktu. 4) Media menungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dan lingkungannya. 5) Media menghasilkan keseragaman pengamatan. 6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru. 7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar. 8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak. 9) Media memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri. 10) Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru.
9
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),,h. 9-10 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 458460 10
11
11) Media mampu meningkatkan efek sosialisasi dengan meningkatnya kesadaran akan dunia sekitar. 12) Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru/dosen maupun peserta didik. Menurut Munandi dalam bukunya, Ia menyebutkan ada beberapa kegunaan dari media pembelajaran, antara lain yaitu: 1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar11 Secara teknis media berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat sumber belajar ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Sehingga dapat diartikan bahwa media adalah bahasanya guru.Maka untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan guru terutama sebagai sumber belajar. Munandi dalam bukunya media pembelajaran yang mengutip pendapat Mudhoffir menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang melputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar
diri
seseorang
(peserta
didik)
dan
memungkinkan
(memudahkan) terjadinya proses belajar. 2) Fungsi Semantik Pada fungsi semantik ini dimaksudkan yakni kemampuan media dalam menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami oleh anak didik (tidak verbalistik).Misalkan jika guru ingin menjelaskan tentang sebuah candi maka guru tersebut tinggal menyajikan foto candi tersebut. Sehingga dari foto tersebut siswa sudah dapat memiliki gambaran tentang candi yang akan dijelaskan. 11
Yudhi Munandi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : GP Press. 2008), h. 37
12
3) Fungsi Manipulatif Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya.Berdasarkan karakteristik umum ini media memilki dua fungsi, yakni mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. 4) Fungsi Psikologis Fungsi psikologis dalam media pembelajaran dapat berdampak pada beberapa hal. Pertama,
fungsi atensi dimana media
pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar. Dengan demikian media pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa. Kedua fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.Ketiga fungsi Kognitif, semakin banyak peserta didik dehadapkan pada objek-objek akan semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya atau semakin kaya dan luas pikiran kognitifnya. Kognitif disini meliputi persepsi, mengingat, berfikir dan sebagainya. Keempat
fungsi
imajinatif,
media
pembelajaran
dapat
meningkatkan imajinatif siswa.Dengan media pembelajaran siswa dapat mengembangkan imajinaif dan fantasi pemikiran mereka. Kelima fungsi motivasi, harapan atau hasrat akan tercapainya tujuan pembelajaran dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan guru kedalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan memahami isi pelajaran, yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna.
5) Fungsi Sosio-Kultural
13
Fungsi media dari sosio-kultiral, yakni mengatasi hambaatan sosio-kultural antar peserta komunikasi
pembelajaran.Dimana
biasanya dengan jumlah siswa yang cukup banyak, mereka masingmasing meiliki karakteristik yang berbeda.Apalagi jika dihubungkan dengan adat, kebudayaan, keyakinan, lingkungan dan pengalaman. Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, karena media pembelajarn memiliki kemampuan dalam meberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan presepsi yang sama. Sadiman menyimpulkan secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :12 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). 2) Mengatasi keterbatasan ruangw waktu dan daya indera, seperti misalnya : a) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikri, film bingkai, film atau gambar. c) Gerak yang telalu lambar atau terlalu cepat dapat dibantu dengan Timelapse atau High-Speed Photography. d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film. e) Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain. f) Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam bentuk film.
12
Arif Sadiman Dkk, Media Pendidikan Pengertian. Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.17-18
14
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a) Menimbulkan kegairahan belajar. b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dala memberikan perasaan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan presepsi yang sama. Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam mutu dan kualitas peembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajarn. Hamzah dan Nina yang mengutip pendapat Kemp, menjabarkan sejumlah konstribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut :13 1) Penyajian materi ajar menjadi lebih standar. 2) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 3) Kegiatan belajar menjadi lebih interaktif. 4) Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi 5) Kualitas belajar dapat ditingkatkan.
13
Hamzah & Nina, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Akasara), h.124
15
6) Pembelajran dapat disajikan dimana dan kapan sajar sesuai dengan yang diinginkan. 7) Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik. 8) Memberikan nilai positif bagi pengajar. d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Seperti apa yang telah dikatakan bahwa media adalah bahasanya guru. Artinya guru harus pandai-pandai memilih bahasa apa yang paling mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa.14 Dalam artian lain guru harus pandai dalam meilih media apa yang tepat dalam proses pembelajaran tertentu. Ada beberapa kriteria-kriteria yang menjadi fokus disini dalam pemilihan media yang tepat guna. Antara lain adalah :15 1) Karakteristik siswa, adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan pengalamannya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Karakteristik ini berkenaan dengan kemampuan awal, latar belakang lingkungan hidup atau status sosial, dan perbedaanperbedaan kepribadian. 2) Tujuan belajar, secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya dimaksudkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. 3) Sifat bahan ajar, setiap kategori pembelajaran itu memiliki aktivitas atau
prilaku
yang
akanmempengaruhi
berbeda-beda, pemilihan
dan
media
dengan
demikian
beserta
tekhnik
pemanfaatannya.
14
Yudhi Munandi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : GP Press. 2008), h. 185 15 Yudhi Munandi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : GP Press. 2008), h.187-193
16
4) Pengadaan media, dapat berupa media jadi yang sudah menjadi komoditi perdagangan atau media yang dirancang sendiri khusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu. Sadiman mengutip pendapat Dick dan Carey yang mengatakan bahwa setidaknya ada 4
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan media. Pertama adalah ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang besangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. Faktor yang terakhir adalah efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Ada jenis media yang biaya produksinya mahal (seperti film). Namun bila dilihat kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu panjang, program film mungkin lebih murah dari media yang biaya produskinya murah (seperti brosur) tetapi setiap waktu materinya berganti.16 2. Information, Communication and Technology (ICT) a. Pengertian ICT Information, Communication and Technology atau di singkat ICT, lebih dikenal di Indonesia sebagai TIK (Tekhnologi Informasi Dan Komunikasi). Menurut Dr. Deni Darmawan, S.pd., M.Si. bahwa tekhnologi informasi dan komunikasai sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua tekhnologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian
16
Arif Sadiman Dkk, Media Pendidikan Pengertian. Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.86
17
informasi serta semua perangkat lunak, perangkat keras, kandungan isi dan instrukur komputer maupun kominikasi17. Khoiru Dkk mendefinisikan “ICT sebagai sekumpulan perangkat atau
sumber
daya
teknologi
yang
digunakan
untuk
berkomunikasi,penciptaan, penyebaran, penyimpanan dan pengelolaan informasi. Teknologi ini termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran dan telepon”.18 ICT adalah payung besar terminologi yang mencakup
seluruh
peralatan
teknis
untuk
memproses
dan
menyampaikan informasi. Teknologi berkaitan dengan segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi.19 Tercakup dalam definisi tersebut isilah TIK atau ICT atau yang dikalangan asia berbahasa inggris di sebut Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras atau perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke 20. Perpaduan teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke 21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus berkembang pesat dan belum terlihat ititik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global perkembangan TIK telah mempengaruhi semua bidang kehidupan manusia. “Intrusi” TIK kedalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat TIK. b. Kedudukan TIK Dalam Pendidikan TIK sudah digunakan dalam dunia pendidikan semenjak pertama kali diperkenalkan, namun penggunaan TIK secara besar-besaran oleh 17
Deni darmawan, Teknologi pembelajaran, (Bandung: Remaja pusdikarya, 2011), hal. 1 Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.193 19 Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.186 18
18
negara maju dimulai tahun 1980-an.20 Sudah selayaknya lembagalembaga pendidikan yang ada segera memperkenalkan dan memulai penggunaan tekhnologi informasi dan komunikasi sebagai basis pembelajaran yang lebih mutakhir.Hal ini penting, mengingat penggunaan TIK merupakan salah satu faktor yang penting yang memungkinkan kecepatan informasi ilmu lebih luas.Dalam konteks yang lebih spesifik, dapat dikatakan bahwa kebijakan penyelenggaraan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat harus mampu memberiakn akses pemahaman dan penguasaan tekhnologi mutakhir yang luas kepada para peserta didik21. Program pembangunan pendidikan yang terpadu, terarah dan berbasis tekhnologi paling tidak akan memberikan multiplier effect dannurturing effect terhadap hampir semua sisi pembangunan pendidikan. Sehingga TIK berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasaan
tekhnologi
pendidikan.Pembangunan
mutakhir,
khususnya
pendidikan
berbasis
dalam TIK
dunia
setidaknya
memberiakan dua keuntungan.Pertama, sebagai pendorong komunitas pendidikan (termasuk guru) untuk lebih apresiatif dan proaktif dalam maksimalisasi potensi pendidikan.Kedua, memberikan kesempatan luas pada pserta didik dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada, yang dapat di perolah dari sumber-sumber yang tidak terbatas. Adapun kedudukan TIK dalam peendidikan yaitu : 1) Mempermudah kerja sama antar pakar dan peserta didik, menghilangkan batasan ruang, jarak dan waktu. 2) Sharing information, sehingga hasil penelitian dapat di gunakan bersama-sama
dan
mempercepat
pengembangan
ilmu
pengeetahuan.
20
Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.195 21 Deni darmawan, Teknologi pembelajaran, (Bandung: Remaja pusdikarya, 2011), h.5
19
3) Virtual university, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang di akses oleh banyak orang. TIK dapat selayaknya meningkatkan beragam peran disekolah, yang paling penting diantaranya peran dalam meningkatkan pedagogi, peran kultural, sosial, profesionalisme serta peran administratif. Berikut peran TIK dalam pendidikan menurut Khoiru Dkk:22 1) Peran TIK Sebagai Perangkat Pedagogi. TIK hmemiliki peran memberikan sebuah kerangka baru yang mampu
mengakomodasikan
pembelajaran.
Guru
harusa
revisi mampu
dan
praktik-praktik
mengintegrasikan
dan
menggunakan bahan yang tesedia secara efektif, strategi belajar yang baru yang mampu menciptakan kondisi siswa lebih aktif, interaktif dan terlibat dalam pembelajran. 2) Peran TIK Sebagai Agen Kultur, Sosial Dan Profesional. TIK sebagi agen kultur terwujud dari penggunaan maupun pelayanan sumber informasi dan pelayanan yang tersedia melalui internet atau bahan informasi dalam CD. Secara profesionalisme peningkatan kompetensi pendidik dapat tercapai melaui penerapan TIK,
yaitu
pendidik
dapat
saling
bertukar
pengalaman
permasalahan dan alternatif solusi yang didiskusikan secara maya, bahkan pendidik dapat meningkatkan pengetahuannya dengan informasi atau melalui keterlibatannya dalam sebuah forum diskusi maya. 3) Peran Administrasi TIK. Pada ruang lingkup sistem pendidikan, penerapan sistem informasi sekolah atau sistem manajemen sekolah berbasis database, akan mampu membuat proses pencapaian kualitas sekolah dengan visi, misi serta strategi dan rencana kerja sekolah menjadi lebih tegas, 22
Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.1197-201
20
kelas dan dipahami oleh orang banyak ketimbang hanya dibenak kepala sekolah atau sekedar tertulis dipapan ruang kepala sekolah. c. Manfaat ICT Sebagai Media Pembelajaran Teknologi informasi dan komunikasi
mutakhir yang telah
berkembang sejauh ini sudah sangat memadai untuk memfasilitasi, membekali dan memudahkan beragam pekerjaan siswa. Berbagai macam
pekerjaan
seperti
eksplorasi,
pencatatan,
pendataan,,
perhitungan atau pengolahan data, analisis, penggambaran, visualisasi, dan pengemasan dalam format akhir laporan, dapat dilakukan dengan berbagai macam manfaat aplikasi yang disediakan, antara lain Aplikasi Ensiklopedia, World-Wide-Web, pengolah kata, spread sheet, grapich desaign, presentation tools dan sebagainya. Sementara interaksi dalam bertukar pikiran antar siswa dan antar siswa dan guru, searching, dan lain-lain, dapat memanfaatkan aplikasi networking seperti e-mail, world-wide-web, chat, voice mail, dan tele-conference. Menggunakan teknologi dalam pembelajaran niscaya mempunyai berbagai fungsi. Antara lain adalah23 : 1) Teknologi ICT berfungsi menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan mengasikkan (efek emosi). Ini dikarenakan siswa dapat berinteraksi dengan gambar, warna-warna, suara, video dan sesuatu yang instant. Kondisi dan situasi yang menyenangkan inisebenarnya menjadi faktor yang sangat penting dan esensial untuk mencapai efektivitas belajar. Di sini tekhnologi mampu membangkitkan emosi positif dalam proses belajar. 2) Membekali kecakapan siswa untuk menggunakan tekhnologi tinggi. Ini menjawab relevansi dengan dunia luar di sekolah. 3) Teknologi berfungsi sebagai Learning tools dengan program aplikasi dan utilitas yang selain dapat mempermudah dan
23
Ace Suryadi, Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran.(Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Volume 8.No. 1. 2007)
21
mempercepat pekerjaan, juga memperbanyak teknik-teknik dan variasi analisis dan interpretasi.
Gambar 2.1 Model Integrasi Dalam Teknologi Pembelajaran23
Khoiru Dkk menyebutkan dalam bukunya bahwa ICT dalam pendidikan dapat diintrogasikan menjadi 4 kelompok manfaan, yaitu :24 1) TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan. Dikelompok ini TIK dimanfaatkan
sebagai
referensi
ilmu
pengetahuan
terkini,
manajemen pengetahuan, jaringan pakar beragam bidang ilmu, jaringan antar institusi pendidikan, pusat pengembangan materi
23
Ace Suryadi, Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran.(Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Volume 8.No. 1. 2007) 24 Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.189-191
22
ajar,
wahana
pengembangan
kurikulum,
dan
komunitas
perbandingan standar kompetensi. 2) TIK sebagai alat bantu pembelajaran. Didalam kelompok ini sekurang-kurangnya ada tiga fungsi TIK (ICT) yang dapat dimanfaatkan sehari-hari didalam proses belajar mengajar, yaitu : a) TIK sebagai alat bantu gutu yang meliputi animasi, peristiwa, alat uji siswa, sumber referensi ajar, evaluasi kinerja siswa, simulasi kasus, alat uji siswa, alat praga visual dan media komunikasi antar guru. b) TIK sebagai alat bantu interaksi guru-siswa yang meliuti komunikasi guru-siswa, kolaborasi kelompok study\i, dan manajemen kelas terpadu. c) TIK sebagai alat bantu siswa meliputi buku interaktif, belajar mandiri, latihan soal, media ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya siswa dan media komunikasi antar siswa. 3) TIK sebagai fasilitas pembelajaran. Didalam kelompok ini TIK dapat dimanfaatkan sebagai perpstakaan elektronik, kelas virtual, aplikasi multimedia, kelas jarak jauh, papan elektronik sekolah, dan komunikasi kolaborasi kooperasi (internet sekolah). 4) TIK sebagai infrastruktur pembelajaran. Didalam kelompok ini TIK
kita
temukan
dukungan
teknis
dan
aplikatif
untuk
pembelajran, baik dalam skala menengah maupun luas. Khoiru juga memberikan manfaat lain dari media ICT terhadap pembelajaran disekolah antara lain adalah lebih efektif, siswa yang terlibat lebih semangat, meningkatkan pengetahuan tentang teknologi dan mudah dalam mencari informasi. Selain itu ICT juga dapat memberikan dampat negatif, antara lain adalah :25 25
Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.248-249
23
1) Siswa kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran. 2) Media ICT mempunyai banyak aplikasi yang memudahkan pemakainya. Namun terkadang karena terlalu berlebihan siswa malah memperhatikan penggunaan aplikasinya bukan materinya. 3) Siswa kurang memahami materi yang disampaikan. 4) Untuk beberapa mata pelajaran siswa mungkin dapat memahami dengan mudah materi yang disampaikan. Namun untuk beberapa siswa kurang memahami materi tersebut. Ini dikarenakan penggunaan media kurang sesuai dengan harapannya meningkatkan kreatifitas siswa. Yang terjadi adalah komunikasi searah yang kemudian pembelajaran tersebut menjadi kurang diminati siswa. 5) Memberikan masalah baru kepada sekolah. d. ICT Sebagai Sumber Belajar Kimia Sistem pembelajaran konvensional di sekolah kian di yakini sebagai sistem yang tidak efektif lagi.Konsep-konsep kemampuan otak, kecerdasan, dan kreativitas telah berkembang pesat dan makin menguatkan argumentasi yang ingin mengoreksi kelemahan sistem pembelajaran
konvensional.
Sistem
pembelajaran
konvensional
memiliki ciri-ciri antara lain kelas yang tertutup di sekolah yang juga tertutup dari lingkungan sekitarnya, setting ruangan yang statis dan sangat formal, guru menjadi satu-satunya sumber ilmu dan pengetahuan bagi siswa dan mengajar secara linier, menggunakan papan tulis sebagai sarana utama dalam proses transfer of knowledge, mengupayakan situasi dan kondisi belajar yang hening untuk mendapatkan konsentrasi belajar yang maksimal, menggunakan buku wajib yang cenderung menjadi satu-satunya referensi yang sah di kelas, serta model ujian dengan soal-soal pilihan ganda (multiple choices) yang hasilnya menjadi ukuran kemampuan siswa. Semua aspek dalam proses pembelajaran itu kini dinilai mengandung banyak kelemahan yang
24
bahkan
secara
agregatif
menjadi
kontra-produktif
terhadap
26
pengembangan diri dan intelektual siswa . Waryono, dalam jurnalnya yang berjudul Pembelajaran berbasis ICT mengatakan bahwa, walaupun terdapat perbedaan cara pandang terhadap pengertian pembelajaran berbasis ICT, tetapi pada hakekatnya memiliki makna yang sama. Pembelajaran berbasis ICT atau TIK adalah pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi kedalam proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran ini meliputi dengan segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu pembelajaran serta sebagai sumber informasi bagi guru dan siswa27 Ketersediaan internet sebagai hasil perkembangan dunia teknologi informasi memungkinkan siswa belajar secara global.Akses informasi dapat terjadi tanpa terkendala tempat, jarak dan waktu.Keadaan inilah yang menjadikan internet lebih unggul sebagai sumber informasi tak terbatas dibandingkan dengan sumber informasi lainnya. Pemerintah melalui program internet masuk sekolah (internet goes to school) berusaha memberikan fasilitas bagi pembelajaran agar bersifat global dan selaluberkembang secara dinamis. Sosialisasi manfaat dan dampak penggunaan internet puntelah dilakukan oleh beberapa
lembaga
terkait.
Bentuk
dari
peran
pemerintah
untukmemajukan dunia pendidikan melalui perkembangan teknologi informasi adalahdimasukkannya pelajaran informatika (TIK) ke dalam kurikulumpendidikan. Adanyamuatan TIK di
dalam
kurikulum
memberikan peluang bagi guru maupun siswa untukmengakses bahan ajar yang tak terbatas khususnya bahan ajar Kimia28 26
Ace Suryadi, Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran.(Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Volume 8.No. 1. 2007) 27 Alaysious Waryono, Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Metode Evaluasi Presentasi. (Jurnal DIDAKTIKA. 2009) 28 Dyah Purwaningsih dan Pujianto.Pemanfaatan ICT Sebagai Sumber Belajar Sains Dalam Penerapan Problem Based Learning Di Sekolah. (Jurnal. 2009)
25
Informasi maupun data yang tersedia di internet senantiasa berkembang dan selalu mengikuti perkembangan isu-isu yang terkini (up to date). Hal inilah yang memungkinkan internet sebagai salah satu referensi atau rujukan bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran Kimia di sekolah. Isu-isu yang selalu di up date ini menjadikan internet sebagai sumber bahan rujukan bagi siapapun yang ketersediaannya tak terbatas. 3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
memberika
pembelajaran
kesempatan
dikelas
pada
dengan
guru
melibatkan
untuk proyek.
mengelola Dengan
pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat, karena dalam kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan pada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan untuk bekerja mandiri. Tujuannya adalah agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.29 PBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah
sebagai
langkah
awal
dalam
mengumpulkan
dan
mengintegrasikan pengetahuan berdasarkan pengalaman siswa dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Berikut ini pengertian PBL menurut beberapa ahli :
29
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta: bumi aksara, 2011). h.144
26
1. PBL adalah model pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupan nyata. 2. PBL adalah model komperhensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar siswa melakukan riset terhadap permasalahan nyata. 3. PBL adalah model yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalah sebagai stimulus dan berfokus kepada aktifitas siswa. 4. PBL adalah model pembelajaran yang berpusat pada aktifitas siswa, mengajak siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Model pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu model penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Adanya peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide-ide orang lain dan merefleksikan ide sendiri pada ide-ide orang lain, adalah suatu bentuk pengalaman pemberdayaan pengetahuan (meaning making process). Selain itu siswa juga unuk mengalami tahap pembelajaran yang disebut “Interactive Research Cycle” yang terdiri dari tahap pertanyaan, perencanaan, pengumpulan data, mensintesis pengetahuan dan evaluasi. Jadi, dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dan prinsip dengan melakukan investigasi yang mendalam tentang suatu maslah dan mencari suatu solusi yang relevan serta diimplementasikan
dalam
pengerjaan
proyek,
sehingga
siswa
27
mengalami pembelajaran yang bermakna dengan membangun pengetahuannya sendiri. Model proyek ini adalah gabungan dari berbagai model pembelajaran seperti belajar bersama dan lain-lain. Pembelajaran model proyek ini bersifat konstruktivis, yaitu siswa juga bersifat multiple intelligence, karena siswa menggunakan berbagai intelegensi dalam melakukan proyek yang dilakukan seperti intelegensi matematis-logis, ruang visual, kinestetik, interpersonal, linguistik, lingkungan dan lain-lain. 30 b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek. Pembelajran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan – kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengkonstruks pengetahuan mereka sendiri dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.31 Pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Siswa membuat keputusan dan membuat langkah kerja. 2) Terdapat masalah yang langkah penyelesaianya tidak di tentukan sebelumnya. 3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil. 4) Siswa bertanggung jawab untuk mengelola dan mendapatkan informasi yang dikumpulkan. 5) Siswa melakukan evaluasi secara kontinue.
30
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Pamulang: Gaung Persada Pers, 2004), h.76 31 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: bumi aksara, 2011). h.145
28
6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka lakukan. 7) Hasil akhir berupa produk dan di evaluasi kualitasnya. 8) Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan. c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek. Sebagai sebuah model pembelajaran, PBL mempunyai beberapa prinsip. Prinsip itu antara lain adalah :32 1) Prinsip
sentralistis,
menegaskan
bahwa
kerja
proyek
merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, diamana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Dalam PBL, proyek adalah strategi pembelajaran, siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. 2) Prinsip pertanyaan pendorong atau penuntun. Berarti bahwa kerja proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu. 3) Prinsip investigasi konstruktif, merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep dan resolusi. Disampig itu dalam kegiatan berbasis proyek ini hars tercakup proses transformasi dan konstruksi pengetahuan. Jika kegiatan utama dalam proyek ini tinggal menimbulkan masalah bagi siswa tau permasalahan itu dapat dipecahkan oleh siswa melalui pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, maka kerja proyek itu sekadar latihan, bukan proyek dalam konteks pembelajaran berbasis poyek. Oleh dari itu guru harus bisa menumbuhkan
32
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: bumi aksara, 2011). h.145147
29
rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masala dan rasa ingin tahu yang tinggi. 4) Prinsip otonomy dalam pembelajaraqn berbasi proyek dapat diartikan sebagai kemandrian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Yaitu bebeas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi dan bertanggung jawab. 5) Prinsip realistis, berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti disekolah. pembelajaran berbasis proyek mengandung
tantangan
nyata
yang
berfokus
pada
permasalahan yang autentik (bukan simulasi), bukan dibuatbuat, dan solusinya dapat di implementasikan dilapangan. Untuk itu guru harus bisa merancang proses pembelajaran yang nyata, dan hal ini bisa dilaukan dengan engajak siswa belajar pada dunia kerja yang sesungguhnya. d. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek Beberapa keuntungan pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut33 : 1) Increased Motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa laporan penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan proyek. Siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran dan keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang. 2) Increased problem – solving ability. Beberapa sumber mendreskipsikan bahwa lingkungan belajar pembelajaran berbasis proyek dapat menngkatkan kemampuan memecahkan
33
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: bumi aksara, 2011), h.147
30
masalah, membuat sswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks. 3) Improved library research skills. Karena pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat
memperoleh
informasi
melalui
sumber-sumber
informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat. 4) Inreased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan
siswa
mengembangkan
dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. 5) Inreased resourch – management skills. Pembelajaran berbasis proyek yang diimplemantasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti erlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada pada kelas atau sekolah. Desain khusus untuk sekolah dapat diwujudkan juka keadaan memang ideal. Namun jika sekolah belum bisa mewujudkan desain kelas atau sekolah yang sesuai dengan karakter pembelajaran berbasis proyek, maka guru atau staf sekolah yang lain dapat memaksimalkan fasilitas yang ada ataupun menyesuaikan dengan kemampuan sekolah dan kemampuan murid. Peran guru sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, walaupun keadaan terbatas, guru dapat memotivasi dan berinovasi agar pembelajaran yang bermakna dapat terwujud.
31
e. Perbedaan
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
Dan
Pembelajaran
Traadisional. Terdapat sejumlah perbedaan antara pembelajaran berbasis proyek dengan pembelajaran tradisional. Perbedaan itu antara lain adalah:
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Pembelajaran Tradisional34 Aspek Penekanan Penekanan pendidikan pembelajaran pembelajaran berbasis tradisional proyek Fokus Cakupan isi Kedalaman pemahaman kurikulum Pengetahuan tentang Penguasaan konsep dan fakta prinsip Belajar keteramkpilan Pengembangan “Building – block” keterampilan pemecahan dalam isiolasi masalah kompleks Lingkup dan Mengikuti urutan Mengikuti minat siswa urutan kurikulum secara ketat Berjalan dari blok ke Unit-unit besar terbentik blok atau dari unit ke dari problem dan isu unit yang kompleks Memusat, fokus Meluas, fokus, berbasis disiplin interdisipliner Peranan guru Penceramah dan Penyedia sumber belajar direktur pembelajaran dan partisipan di dalam kegiatan belajar Ahli Pembimbing atau partner Fokus Produk Proses dan produk pengukutan Skor tes Pencapaian yang nyata Membandingkan Unjuk kerja yang standar dengan yang lain dan kemajuan dari waktu ke waktu Reproduksi informasi Demonstrasi pemahaman Baham-bahan Teks, ceramah dan Langsng sumber asli, pembelajaran presentasi bahan-bahan tercerak , interview, dokumen dan lain-lain. Kegiatan dan lembar Data dan bahan latihan di kembangkan dikembangkan oleh guru siswa 34
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: bumi aksara, 2011), h.149
32
Teknologi
Dijalankan guru Kegunaan untuk peluasaan presentasi guru
Konteks kelas
Siswa bekerja sendri Siswa kompetisi satu dengan yang lainnya Siswa menerima informasi guru
Peranan siswa
Menjalankan guru
perintah
Pengingat dan pengulang fakta Pembelajaran menerima dan menyelesaikan tugas-tugas laporan pendek Tujuan pendek
jangka Pengetahuan tentang fakta istilah dan isi
Tujuan jangka Luas pengetahuan panjang Lulusan yang memiliki pengetahuan yang berhasil pada tes standar pencapaian
Diarahkan siswa Kegunaan untuk memperluas presentasi siswa atau penguatan kemampuan siswa Siswa bekerja dalam kelompok Siswa kolaboratif satu dengan yang lainnya Siswa mengkonstruksi berkonstribusi dan melakukan sintesis informasi Melakukan kegiatan belajar yang diarahkan oleh penyaji ide Pengkaji, integrator dan penyaji ide Siswa menentukan tugas mereka sendiri dan bekerja secara independen dalam waktu yang besar Pemahaman dan aplikasi ide dan proses yang kempleks Pemahaman dan aplikasi ide dan proses yang kompleks Lulusan yang berwatak dan terampil mengembangkan iri, mandiri dan belajar sepanjang hayat
4. Hakikat Hasil Belajar Kimia a. Pengertian belajar “Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak dia masih nayi hingga keliang lahat nanti”.35 Salah satu petanda bahwa seseorang telah 35
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h.62
33
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan keterampilan atau psikomotr maupun yang menyangkut nilai dan sikap atau afektif.36 Seperti yang dikutip oleh Warsita, “belajar adalah perubahan prilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, melaksanakannya
pengaruh pada
obat
atau
pengetahuan
kecelakaan) lain
dan
serta
bisa
mampu
mengkomunikasikannya kepada orang lain”. Menurut Dimyati yang mengutip pendapat Gagne mengatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (1) Stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (2) Proses kognitif yang dilakukan pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.37 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang semenjak lahir untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dari interaksinya dengan lingkungan. Belajar dapat terjadi dimanapun dan dengan cara apapun. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh
perubahan
dalam
dirinya
dan
akan
memperoleh
pengalaman baru dalam hidupnya. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:38 36
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan Pengertain, Pengembangan dan Pemanfaatanya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.2 37 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rieka Cipta, 2006), h.10 38 Muhbibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), h.129
34
1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Faktor-faktor diatas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Misal, seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tua (faktor eksternal), kemungkinan akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Dari pengaruh faktor0faktor tersebut dapat timbul siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan berprestasi rendah. Sebagai seorang guru, diharapkan
mampu
mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan
munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses mereka. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang dapat mengpengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Faktor Internal Faktor internal dalam mempengaruhi hasil belajar dapat dibagi menjadi dua. Antara lain adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis secara umum, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternayata akan membuat mereka cepat lelah dan cenderung untuk cepat mengantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima
35
pelajaran. Salah satu contoh lain adalah cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kirang baik atau kurang sempurnanya anggota tubuh atau badan. Cacat tubuh dapat berupa buta, tuli, patah kaki atau patah tangan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi proses belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal itu terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan yang khusus mengenai cacat tubuh.39 Disamping kondisi diatas, merupakan hal yang penting juga memperhatikan kondisi pancaindera. Munandi dalam bukunya yang mengutip pendapat Aminuddun Rasyad, mengatakan bahwa “pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan.Artinya kondisi pancaindera tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar”.40 Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada daarnya memilki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis. Tentunya perbedaan ini dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa masing-masing. Beberapa faktor psikologis itu antara lain adalah intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar. Syah mengatakan sekurang-kurangnya ada lima faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan belajar siswa, yaitu: 41 a) Intelegensi Siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikomotor untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang 39
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h.54-55 40 Yudhi Munandi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : GP Press. 2008), h. 26 41 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h.131-134
36
tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. b) Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal yang bedimensi efektif yang berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap ibjel orang, barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. c) Bakat Siswa Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan akan terealisasikan sesudah belajar atau berlatih. Bakatpun merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. d) Minat Siswa Minat
adalah
kecendrungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Semakin besar minat seseorang dalam belajar, maka semakin besar kemungkinan hasil belajar kimia meningkat pula dan sebagainya. e) Motivasi Siswa Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia atau hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri siswa dan dapat pula berasal dari pengaruh luar. 2) Faktor Eksternal Ada beberapa faktor yang mempengaruhi faktor eksternal. Pertama adalah kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Lingkungan alam
37
misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan sebagainya. Belajar pada tengah hari diruangan yang memilki ventilasi yang kurang tentunya berbeda dengan belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, apalagi di ruangan yang cukup mendukung untuk bernafas lega. Lingkungan sosial yang baik berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Hiruk pikuk suara lingkungan sosial disekitar ruang belajar, seperti gemuruh jalan raya, mesin pabrik, perlintasan kereta api dan sebagainya, seringkali dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam menerima pembelajaran disekolah. Karena itu sekolah hendaknya didirikan di dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar. Kedua adalah faktor instrumental. Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan.Faktor-faktor ini dapat berupa kurikulum, sarana dan prasarana, fasilitas belajar baik media pembelajaran, dan guru. Kiranya jelas faktor-faktor ini besar pengaruhnya pada proses dan hasil belajar. Untuk
memperjelas
uraian
mengenai
faktor-faktor
yang
menpengaruhi belajar, dibawah ini disajikan tabel mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar.42
Tabel 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Ragam Faktor dan Elemennya Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan Belajar 1. Aspek Fisiologis 1. Lingkungan 1. Pendekatan Tinggi - Jasmani Sosial - Speculative 42
Muhibbin Syah , Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h.137
38
2. Aspek Psikologis - Intelegensi - Sikap - Minat - Bakat - motivasi
- Keluarga - Achieving - Guru & staf 2. Pendekatan sedang - Masyarakat - Analytical - Teman - Deep 2. Lingkungan non- 3. Pendekatan Rendah sosial - Reproductive - Rumah - Surface - Sekolah - Peralatan - alam
d. Pengertian Ilmu Kimia Ilmu yang mempelajari alam semesta adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Salah satu cabang dari Ilmu IPA adalah Ilmu Kimia. Sulit mendefinisikan ilmu kimia sehingga mencakup semua ruang lingkup Kimia. Secara singkat dapat dikatakan bahwa “ilmu Kimia adalah ilmu rekayasa materi, yaitu merubah suatu materi menjadi materi yang lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu mengetahui susunan, struktur, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut”. 43 Mungkin ada yang bertanya manfaat dari mempelajari ilmu kimia. Manfaat yang segera kita dapatkan ketika mempelajari ilmu kimia adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung yang ada didalamnya. Manfaat yang lebih jauh dari belajar ilmu kimia adalah untuk merubah bahan alam menjadi produk
yang
lebih
kita.Selanjutnya,
berguna
manfaat
dari
untuk belajar
memenuhui kimia
kebutuhan
adalah
masalah
pembentukan sikap. Dalam mempelajari ilmu kimia, kita senantiasa berhadapan
dengan
masalah
dan
memecahkannya
secara
sistematis.Seringkali masalah ilmu kimia tergolong komplit dan rumit sehingga ada kesan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang sukar. Sebenarnya kerumitan itu akan menjadi suatu keuntungan jika disikapi dengan benar. Kita jadi terbiasa menghadapi masalah, memecahkannya 43
Michael Purba, KIMIA untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga,2002), h. 4
39
secara logis dan terencana. Kebiasaan itu akan membantu kita dalam menghadapi persoalan hidup sehari-hari. Di atas segalanya ilmu kimia akan menunjukan kepada anda betapa teraturnya alam semesta ini, baik dalam makro ataupun mikro. Kiranya itu semua akan menambah keagungan kita terhadap Tuhan yang maha pencipta. e. Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit. Berdasarkan kemampuanya menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.Larutan elektrolit
adalah
larutan
yang
dapat
menghantarkan
arus
listrik.Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.Sementara itu, berdasarkan kekuatanya menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit dapat dibagi menjadi elekrolit kuat dan elektrolit lemah.Elektrolit kuat mempunyai kemampuan menghantarkan listrik lebih tinggi dari pada elktolit lemah44. 1) Membedakan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit dapat menggunakan percobaan dengan menggunakan rangkaian listrik sederhana. Jika elektroda dicelupkan kedalam larutan elektrolit, maka lampu akan menyala. Lampu menyala merupakan ciri bahwa larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Akan tetapi jika lampu dimasukkan kedalam larutan non elektrolit, maka lampu tidak akan menyala. Ketidakmampuan larutan menyalakan lampu merupakan ciri bahwa larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal lain yang dapat diamati adalah adanya gelembung gas pada saat pengujian menggunakan rangkaian listrik sederhana. Pada larutan elektrolit muncul gelembung gas, sedangkan pada larutan non elektrolit tidak muncul gelembung gas. 2) Membedakan Larutan Elektrolit Kuat Dan Lemah 44
Sandri Justriana dan Mutaridi, Kimia 1 SMA Kelas X. (Jakarta : Yudhistira. 2009). h. 137
40
Membedakan larutan elekrolit kuat dan lemah juga dapat menggunakan rangkaian listrik sederhana. Larutan elektrolit kuat akanmenghasilkan nyala lampu terang, sedangkan elektrolit lemah akan menghasilkan nyala lampu redup. Larutan elektrolit kuat akan menghasilkan gelembung yang jumlahnya banyak, sedangkan larutan
elektrolit
lemah
akanmenhasilkan
gelembung
yang
jumlahnya sedikit. Larutan elektrilit lemah dapat menghantarkan arus listrik, hanya saja daya hantarnya tidak sebesar elektrolit kuat. 3) Sifat Hantar Listrik Larutan Elektrolit Pada saat senyawa seperti HCl, NaCl dan H2SO4 dilarutkan dalam air, senyawa-senyawa tersebut akan terionisasi membentuk ion-ion. Adanya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan itulah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik. Semakin banyak ion yang terkandung dalam larutan elekrolit, maka akan semakin tinggi pula daya hantar listriknya. Sumber senyawa larutan elektrolit adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar. a) Reaksi Ionisasi Pada Senyawa Ion Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut juga reaksi disosiasi.Senyawa ion tersusunatas ion positif dan ion negatif. Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionya ketika dilarutkan didalam air. Ion-ion tersebut akan bergerak bebas didalam air. ( ) →
(
)+
(
)
Selain dalam bentuk larutan, senyawa ion dalam bentuk lelehan juga dapat menghantarkan listrik. Pada saat meleleh, senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionnya yang bergerak bebas.
Adapaun
padatan
senyawa
ion
tidak
dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-ion penyusunnya tidak dapat terurai. b) Reaksi Ionisasi Pada Senyawa Kovalen Ionisasi atau terbentuknya ion-ion tidak terbatas untuk senyawa ion saja. Zat yang merupakan senyawa kovalen yang
41
bereaksi dengan air juga akan menghailkan ion-ion sehingga senyawa
kovalen
juga
merupakan
senyawa
elektrolit.
Contohnya adalah HCl. Jika gas HCl dilarutkan dalam air, maka reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : (
)+
4) Kekuatan Larutan Elektrolit
(
)→
(
)+
(
)
Kekuatan ionisasi larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi (α).Nilai derajat ionisasi merupakan perbandingan antara jumlah mol yang terionisasi dengan jumlah mol yang dilarutkan. =
ℎ
ℎ
−
Derajat ionisasi elektrolit kuat adalah 1 atau mendekati 1.Derajat ionisasi elektrolit lemah antara 0-1.Sedangkan derajat ionisasi non elektrolit adalah 0.Nilai tersebut menggambarkan sempurna atau tidaknya suatu reaksi ionisasi. Pada elektrolit kuat, ion-ion akan terionisasi sempurna. Elektrolit lemah terionisasi sebagian, sedangkan non elektrolit tidak terionisasi. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan sebelumnya telah banyak diteliti oleh para peneliti lainnya diantaranya adalah : 1. Dini Rahmawati yang melakukan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa 1) Hasil belajar fisika siswa yang diajakrak dengan model pembelajaran berbasis proyek lebih tinggi dibanding dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. 2) Respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis protek sangat positif, model pembelajaran berbasis proyek memberikan kemudahan dalam mempelajari konsep fisika. Penyajian pelajaran sangat menyenangkan karena mengembangkan
42
kreativitas anak sehingga motivasi siswa lebih tinggi dalam belajar fisika. Jadi dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan penguasaan konsep dari hasil belajar siswa.45 2. Susu Dwi Hayani yang dalam penelitiannya membuktikkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek membawa pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika pada konsep cahaya. Berdasarkan hasil pembelajaran
penelitian ini
berbasis
proyek
pula disimpulkan bahwa dapat
dijadikan
alternatif
pembelajaran bagi guru dalam upaua meningkatkan hasil belajar siswa.46 3. Miri Barak dan Yehudit Judy Dori dalam penelitianya yang berjudul
Enhancing
Undergraduate
Students’
Chemistry
Understanding Through Project-Based Learning in an IT Environment, menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek yang didukung oleh teknologi informasi memberikan konstribusi positif
karena
dapat
mendorong
mahasiswa
melakukan
penyeledikan secara ilmiah yang diarahkan pada masalah di dunia nyata.47 4. King Dow Su yang dalam penelitianya membuktika bahwa pembelajaran strategi pembelajaran berbasis ICT memiliki efek yang lebih signifikan terhadap kinerja belajar siswa, kesadaran dan sikap belajar siswa.48 5. Pujianto dan Dyah Purwaningsih dalam penelitianya yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL 45
Dini Rahmawati, pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Bunyi, (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h.75 46 Susi Dwi Hayanti, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.i 47 Miri Barak dan Yehudit Judy Dori, Enhancing Undergraduate Students’ Chemistry Understanding Through Project-Based Learning in an IT Environment, (Center For Educational Computing Initiatives, Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, USA, 2004) 48 King Dow Su, An Intensive ICT-Integrated Environment Learning Strategy For Enhancing Student Performance, (International Journal of Environmental & Science Education,vol 6, 2011)
43
berbasis internet memungkinkan ditingkatkannya motivasi siswa dalam belajar sains, meningkatnya keterampilan berpikir kritis dan global serta keterampilan siswa dalam pemrosesan informasi.49 C. Kerangka Berfikir Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran atau peserta didik, sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seorang guru. Oleh dari itu, guru dan siswa memilki peran yang besar dalam proses pembelajaran khususnya Kimia. Dalam rangka membelajarkan siswa, maka guru dituntut agar kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Salah satunya adalah dengan cara mengintegrasikan ICT kedalam proses pembelajaran dikelas sebagai sumber belajar Kimia. Cara ini juga sebagai langkah membelajarkan siswa untuk dapat mengikuti perkembangan tekhnologi yang maju begitu pesat khususnya dalam dunia pendidikan. Dengan mengintegrasikan ICT kedalam proses pembelajaran diharapkan peserta didik dapat lebih terbuka dan up to date dalam mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran di kelas serta informasi baru yang berhubungan dengan kimia dimana informasi tersebut tidak terdapat dalam buku pembelajran kimia yang ada disekolah. Dengan cara ini maka peserta didik akan dapat memilki wawasan yang luas sekaligus dapat mengikuti dan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau ICT. Materi kimia sub pokok larutan elektrolit dan elektrolit merupakan materi yang dalam penyajianya guru hanya cenderung menggunakan metode demonstrasi atau percobaan sederhana yang dikombinasi dengan ceramah.
Padahal,
jika
materi
ini
dikombinasikan
dengan
mengintegrasikan ICT sebagai media pembelajarnya, akan lebih membuat 49
Pujianto dan Dyah, Pemanfaatan ICT Sebagai Sumber Belajar Sains dalam Penerapan Problem Based Learning Di Sekolah, (Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta)
44
materi ini menjadi menarik dan disukai oleh siswa. ICT juga dapat menggambarkan peristiwa yang terjadi pada percobaan larutan elektrolit menjadi lebih jelas dengan menggunakan fasilitas ICT sebagi media pembelajaran.Hal ini dapat mengurangi keterbatasan indera siswa dalam mengamati peristiwa yang terjadi. Oleh dari itu, maka diperlukanlah media yang dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar, karena media selain berfungsi sebagai stimulus informasi dan pengetahuan, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Media ini terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Media presentasi dengan tampilan yang menarik dapat digunakan
untuk
membantu
guru
dalam
menyampaikan
materi
tersebut.Apalagi materi larutan elektrolit dan non elektrolit juga memerlukan simulasi secara visual yang dapat membantu menjelaskan hal-hal yang bersifat abstrak. Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT diharapkan dapat merangsang kemampuan siswa untuk berfikir secara kreatif dan menyeluruh, terciptanya proses pembelajaran yang efektif, efesien dan menyenangkan, serta siswa akan termotivasi untuk mempelajari kimia sehingga mampu mengerjakan soal-soal kimia dengan baik dan benar. Oleh karena itu, jika pembelajaran dapat menggunakan media yang terintegrasikan ICT dengan baik, maka akan berimplikasi pada peningkatan hasil belajar kimia yang baik pula. Dalam penelitian ini penulis berharap pembelajaran dengan media ICT pada PBL ini dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Secara singkatnya kerangka berfikir dari penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini.
45
Permasalahan Pembelajaran Kimia
Rendahnya Hasil Belajar Kimia Siswa
Rendahnya Pengembangan Kreativitas Siswa
Pembelajaran Menggunakan Media ICT Pada Project Based Learning
Siswa Membangun Sendiri Pengetahuannya
Pembelajaran Lebih Bermakna
Hail Belajar Kimia Siswa Meningkat
Gambar 2.2 Alur Kerangka Berfikir D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu : Hipotesis nol (Ho)
: Tidak terdapat pengaruh media pembelajaran ICT pada PBL terhadap hasil belajar kimia siswa.
Hipotesis kerja (Ha) :
Terdapat pengaruh mmedia pembelajaran ICT pada PBL terhadap hasil belajar kimia siswa.
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 86 Jakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 selama satu bulan terhitung dari 1 Januari s.d 31 Januari 2013. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment atau biasa disebut eksperiment semu. Quasi Eksperiment adalah suatu eksperimen dengan rancangan penelitian yang tidak dapat mengontrol secara penuh terhadap cirri-ciri dan karakteristik sampel yang di teliti, tetapi cenderung menggunakan rancangan yang memungkinkan pada pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada (situasional). Desain yang digunakan adalah pretest and posttest group. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang di pilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik jika nilai kelompok eksperimen tidak berbeda dengan nilai kelompok kontrol. Kemudian kegiatan pembelajaran dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pembelajaran dengan media ICT pada kelas eksperimen dan dengan tidak menggunakan media ICT pada kelas kontrolnya. Setelah proses pembelajaran dikelas selesai, diadakan tes akhir (posttest) dengan menggunakan soal yang sama ketika tes awal (pretest). Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelompok E K
Tes Awal (pretest) T1 T1
Variabel Bebas XE
Tes Akhir (posttest) T2 T2
47
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Populasi juga diartikan sebagai wilayah generalisasi yang tersiri atas Objek atau Subjek yang merupakan kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan1. Sedangkan sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut teknik sampling.2 Pada penelitian ini, yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 86 Jakarta. Kemudian akan diambil sampel penelitian dengan tekhnik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan atau tujuan tertentu. oleh dari itu sampel akan diambil dua kelas dari enam kelas yang ada untuk selanjutnya akan dibagi menjadi kelas kontrol dan kelas eksperimen. D. Prosedur penelitian Prosedur penelitian yang dilaksanakan pada penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir. 1. Tahap persiapan sebelum penelitian Langkah yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian adalah pengurusan surat uji penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Langkah selanjutnya meliputi : a. Menetapkan materi dan alokasi waktu b. Menyusun RPP sesuai dengan pokok materi yang ditentukan c. Menyusun instrument penelitian d. Melakukan validasi instrument e. Melakukan kordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti f. Menentukan sampel penelitian
1
Suharsimi Arikunto. Prosedur Peelitian Sebuah Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002). h. 108 2 Husaini Usman, dan Purnomo, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 193
48
2. Tahap pelaksanaan penelitian Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahp kedua setelah tahap persapan. Tahap pelaksanaan meliputi : a. Memberikan pretest pada kelas yang telah ditentukan sampelnya, yaitu sampel kelompok eksperiment dan kelompok kontrol b. Menyampaikan
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran
menggunakan media ICT pada Project based learning pada kelas eksperimen. c. Memberikan postest pada kedua kelompok 3. Tahap penyelesaian penelitian Tahap penyelesaian penelitian adalah tahap terakhir. Tahap ini meliputi : a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian b. Menguji hipotesis penelitian Langkah-langkah dalam setiap tahap dalam prosedur penelitian ini dapat dilihat lebih jelas pada gambar berikut ini :
49
Gambar 3. 1 Tahap Penyelesaian Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data Menyusun instrumen adalah langkah yang penting di dalam langkah penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metorde yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Itulah sebabnya pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan
50
kegunaanya yaitu pengumpulan variabel yang tepat.3 Pada penelitian ini, Metode
pengumpulan data yang digunakan merupakan Tes. Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok4.Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes hasil belajar kimia yang berbentuk soal objektif atau pilihan ganda yang berjumlah 25 soal dengan 5 opsi jawaban. F. Instrument Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian.Jadi, instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrument yang digunakan
untuk penelitian ini adalah tes hasil belajar
kimia. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diberikan.Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Sebelum tes ini diberikan kepada sampel penelitian, maka terlebih dahulu diujikan kepada sampel lain untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. G. Teknik Analisis Data Pengolahan data merupakan bagian repenting dalam penelitian, karena hasil dari pengolahan data tersebut dapat menjawab penelitian dan menguji hipotesis.Pada penelitian ini, analisis tes sebelumnya dilakukan uji prasyarat pengolahan data terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis statistik.
3
Suharsimi Arikunto. Prosedur Peelitian Sebuah Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 197 4 Suharsimi Arikunto. Prosedur Peelitian Sebuah Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 127.
51
1. Uji Prasyarat Analisis Data. a. Uji Normalitas Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis, terlebih dahulu data dilakukan uji normalitas. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji lilifors. Ho : Populasi berdistribusi normal Ha : populasi tidak berdistribusi normal Kriteria uji normalitas : jika Lo ≤L tabel maka sampel berdistribusi normal pada taraf signifikasni b. Uji Homogenitas
= 0,05
Uji homogenitas dilakukan dengan uji homogenitas dua varian, yaitu untuk melihat perbedaan antara dua keadaan yaitu kelas eksperiment dan kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah : =
Keterangan : F : Homogenitas : Varians terbesar : Varians terkecil Ho : sampel homogen Ha : sampel tidak homogen
2. Uji Hipotesis Statistik Parametrik Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji parametrik dengan menguji hipotesis statistik menggunakan rumus uji-t dengan taraf signifikansi
= 0,05. Sebelumnya perlu diketahui
peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari nilai N-gain. N-gain = Dengan kategori perolehan : G tinggi
: nilai g > 0,7
G sedang
: nilai 0,7> g >0,3
52
G rendah
: nilai g < 0,3
Selanjutnya perhitungan uji-t dengan rumus sebagai berikut : = Dengan
=
[∑
∑
( − ) ]
Keterangan : =
=
( − )
( − )
= rata-rata hasil belajar kelompok X = rata-rata hasil belajar kelompok Y nx = jumlah sampel kelompok X ny = jumlah sampel kelompok Y
H. Hipotesis Statistik Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : HO : µ 1 = µ 2 HA : µ 1 > µ 2 Keterangan : µ 1 : rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media ICT dengan Project Based Learning pada pembelajaran materi larutan elektrolit dan nonelektrolit µ 2 : rata-rata hasil belajar siswa yang tidak menggunakan media ICT dengan Project Based Learning pada pembelajaran materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengujian Prasyarat analisis data Sebelum dilakukan pengujiann hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji lilifors dan hasilnya tampak pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Data Hail Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Sampel
N
Lo Hitung
Lo tabel
Kelompok Eksperimen
38
0,090
0,144
Kelompok Kontrol
37
0,1349
0,146
Kesimpulan Sampel berdistribusi normal Sampel berdistribusi normal
Dari tabel diatas, untuk kelompok eksperimen diperoleh bahwa Lo hitung < Lo tabel sehingga kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelompok kontrol juga didapatkan kesimpulan bahwa Lo hitung < Lo tabel sehingga kelompok kontrol berdistribusi normal. Sehingga dalam hal ini baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen semuanya berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Setelah kedua sampel kelompok dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian
54
memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan berdasarkan uji kesamaan dua varians menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dengan kriteria pengujian yaitu : jika Fhitung < Ftabel maka data dari kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen. Dari hasil uji homogenitas diperoleh data pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Data Hasil Uji Homogenitas F hitung 1,429
F tabel 2,26
Kesimpulan Data homogen
Dari hasil pengolahan data yang disjaikan pada tabel diatas, diperoleh nilai F hitung sebesar 1,429 dan F tabel 2,26. Dengan demikian disimpulkan bahwa F hitung < F tabel sehingga data bersifat homogen. 2. Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdaasrakan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen yang berjumlah 38 siswa maupun kelompok kontrol yang berjumlah 37 siswa, disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.3 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Ekperimen dan Kelompok Kontrol Data Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Standar Deviasi
Kelompok eksperiment Pretest Posttest 57,00 94,00 20,00 57,00 32,68 78,79 7,0 10,28
Kelompok Kontrol Pretest Posttest 60,00 90,00 10,00 54,00 31,73 73,24 7,5 12,29
Berdasarkan tabel diatas, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest untuk kelompok eksperiment yaitu : skor terbesar 57,00 dan skor terendah 20,00, nilai rata-rata pretest 32,68 dengan standar deviasi sebesar 7,0. Untuk kelompok kontrol diperoleh skor terendah sebesar
55
10,00 dan skor terbesar 60,00, rata-rata pretest 31,73 dengan standar devasai sebesar 7,5. Dari tabel diatas, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest untuk kelompok eksperimen yaitu : skot terbesar adalah 94,00 dan skor terendah adalah 57,00, rata-rata posttes 78,79 dengan standar deviasi sebesar 10,28. Sedangkan untuk kelompok konrol skor terbesar adalah 90,00 dan skor terendah adalah 73,24, rata-rata posttest adalah 73,24 dengan standar deviasi sebesar 12,29. 3. Deskripsi data nilai N-Gain a. Deskripsi Data Nilai N-Gain Kelompok Eksperimen Hasi perhitunga nilai N-Gain kelmpok eksperimen dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.4 Data Hasil Nilai N-Gain Kelompok Eksperimen Data Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata
Pretest 57,00 20,00 32,68
Postest 94,00 57,00 78,79
N-Gain 0,91 0,45 0,69
Berdasarka tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen peningkatan belajar tertinggi didapat pada nilai N-Gain sebesar 0,91 yang termasuk dalam kategori tinggi. Untuk nilai NGain terendah didapat pada nilai 0,45 dimana peningkatan belajar ini tergolong dalam kategori sedang. Sedangkan jika dilihat dari nilai rata-rata peningkatan belajar pada kelompok eksperimen didapat pada nilai N-Gain sebesar 0,69 yang termasuk dalam kategori sedang. b. Deskripsi Data Nilai N-Gain Kelompok Kontrol Hasi perhitunga nilai N-Gain kelmpok kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini :
56
Tabel 4.5 Data Hasil Nilai N-Gain Kelompok Kontrol Data Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata
Pretest 60 10 31,73
Postest 90 54 73,24
N-Gain 0,86 0,14 0,60
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelas kontrol peningkatan belajar tertinggi didapat pada nilai N-Gain sebesar 0,86 yang termasuk dalam kategori tinggi. Untuk nilai N-Gain terendah didapat pada nilai 0,14 dimana peningkatan belajar ini tergolong dalam kategori rendah. Sedangkan jika dilihat dari nilai rata-rata peningkatan belajar pada kelompok eksperimen didapat pada nilai N-Gain sebesar 0,60 yang termasuk dalam kategori sedang. 4. Hasil Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data hasil belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen. Kemudian data hasil belajar kedua kelompok dilanjutkan pada analisis data berikutnya, yaitu uji hipotesis menggunakan uji “t” dengan kriteria pengujian “jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh data dengan t hitung sebesar 2,2 dan t tabel 1,671. Hasil analisis uji t diperoleh kesimpulan bahwa t hitung > t tabel sehingga Ho : Tidak terdapat pengaruh media ICT dengan Project Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran materi larutan elektrolit dan non-elektrolit di tolak dan Ha di terima. Dengan diterimanya Ha pada pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat menguji kebenaran hipotesis yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran ICT pada project based learnign terhadap hasil belajar siswa. Hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran ICT pada PBL mampu meningkatkan penguasaan materi
57
siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. B. Pembahasan Berdasarkan analisis data rata-rata hasil belajar kimia siswa pada kelompok eksperiment yang menggunakan model pembelajaran ICT pada PBL lebih baik dari pada kelompok kontrol yang hanya menggunakan metode demonstrasi. Ini terbukti pada uji hipotesis menggunakan uji t, diperoleh thitung lebih besar dari ttabel, yaitu 2,2 > 1,671. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan media ICT pada PBL berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Barak dan Dori yang menyimpulkan bahwa penggunaan PBL dan IT menjadikan mahasiswa dapat meningkatkan pemahamannya terhadap konsep teori kimia dan bentuk molekul.1 Hal ini disebabkan karena dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek yang semakin didukung oleh tekhnologi informasi dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan masalah ilmiah dalam dunia nyata. Selain itu PBL dapat membantu mempromosikan kemampuan siswa secara mental melintasi empat tingkat pemahaman kimia: Simbolik, Makroskopik, Mikroskopik dan Proses. Sejalan dengan penelitian tersebut, pada penelitian ini siswa lebih antusias dalam pelajaran kimia. Selain PBL dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar, siswa juga tetap dapat medapatkan pengalaman proses dan penerapan konsep yang ada yang diaplikasikan dalam sebuah alat percobaan beserta video pembelajaran yang mereka ciptakan. Hanya saja perbedaan penelitian ini terletak pada terget peserta didik, media pembelajaranya dan metode yang digunakan. Penerapan model pembelajaran ICT dikelas mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengasikkan (efek emosi). Ini dikarenakan siswa dapat berinteraksi dengan gambar, warna suara, video dan sesuatu yang instant. Kondisi dan situasi yang menyenangkan ini sebenarnya 1
Miri Barak & Yehudit Judy Dori, Enhacncing Undergraduate Student” Chemistry Understanding Thourgh Project-Based Learning in IT Environment, , 2004,
58
menjadi faktor yang sangat penting dan essensial untuk mencapai efektivitas belajar. Dimana peran teknologi disini ternyata mampu membangkitkan emosi positif dalam proses belajar. Misalkan pada penggunaan video pembelajaran dimana video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi dan secara interaktif mengikuti kegitan praktik sesuai yang diajarkan dalam video. 2 Pujianto dan Purwaningsih menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa peran ICT khususnya internet dalam penyelenggaraan pendidikan sains disekolah yaitu sebagai sumber belajar tak terbatas. Internet juga bisa dijadikan sebagai sumber bahan rujukan/referensi. Sehingga media ICT dapat meningkatkan
motivasi
siswa
dalam
belajar
sains,
meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan global serta keterampilan siswa dalam pemrosesan informasi.3 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian penulis yang dengan menggunakan media ICT pada PBL dimana dalam pembelajaran ini siswa juga dituntut untuk bisa mencari informasi seluas mungkin dari sumber yang tak terbatas dari internet sehingga siswa dibiaskan untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dengan positif yang diarahkan untuk kegiatan pembelajaran. internet menyediakan sarana yang layak untuk mendukung proyek ilmu pengetahuan yang otentik. Dalam penelitianya, Barak dan Dori mengatakan bahwa internet menawarkan sarana yang layak untuk mendukung proyek ilmu pengetahuan yang otentik.4 Hal ini sesuai dengan pendapat Munandi dalam bukunya, ia mengatakan bahwa pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan peserta didik untuk dapat belajar mandiri.5 Hal ini juga sebagai jawaban tuntutan dunia luar sekolah yang menuntut untuk mengikuti perkembangan teknologi khususnya untuk perkembangan teknologi informasi. Aplikasi teknologi
2
Yudhi Munandi, Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press, 2008), h.154 Pujianto dan Dyah Purwaningsih, Pemanfaatan ICT Sebagai Sumber Belajar Sains dalam Penerapan Problem Based Learning Di Sekolah, (Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta) 4 Miri Barak & Yehudit Judy Dori, Enhacncing Undergraduate Student” Chemistry Understanding Thourgh Project-Based Learning in IT Environment, , 2004, 5 Yudhi Munandi, Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press, 2008), h.155 3
59
komunikasi dan informasi telah memungkinkan terciptanya lingkungan belajar global yang berhubungan dengan jaringan yang menempatkan siswa di tengah-tengah proses pembelajaran, dikelilingi oleh berbagai sumber belajar dan layanan belajar elektronik. Terlebih layanan internet tersebut dapat diakses dengan perangkat handphone kapan saja dan dimana saja. Ini didukung oleh pendapat Gokalp yang mengatkan dalam hasil penelitianya bahwa kebannyakan siswa menggunggah internet menggunakan perangkat handphone yang dimilikinya6. Penggunaan teknologi tersebut dapat meningkatkan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan masingmasing siswa dan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam penelitian ini peneliti tidak membatasi siswa untuk mengakses informasi dari internet dengan perangkat handphone saja, namun siswa juga bisa mengakses informasi dari internet dengan berbagai macam perangkat media yang mereka miliki maupun yang tersedia secara umum. Penerapan model pembelajaran ICT ini menjadi lebih menarik ketika media ICT yang digunakan itu berasal dari hasil karya dari proyek yang mereka hasilkan sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Waryono yang mengatakan dalam hasil penelitianya, bahwa ketika siswa akan tampil di depan kelas dia akan berusaha lebih baik dan lebih percaya diri ketika memberi penjelasan dan menjawab pertanyaan dari siswa lain.7 Dalam penelitian ini video dan alat yang diciptakan oleh siswa akan ditampilkan di depan kelas sehingga mereka cendrung akan berusaha menunjukan hasil karya mereka yang terbaik. Siswa juga merasa lebih antusias dan bangga karena mereka merasa dapat menciptakan suatu hasil karya yang bagus, kreatif, unik dan menarik. Itu karena alat yang mereka ciptakan ada beberapa yang terbuat dari bahan yang tidak terpakai dan dapat dimanfaatkan kembali. Selain itu, mereka juga dapat menonjolkan kreativitas 6
Muhammed Sait Gokalp, Perception of the Internet and Education : A Study With Physics Education Website Users, 2011. 7 Aloysius Waryono, Pembelajaran Berbasis ICT dengan Metode Evalusasi Presentasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Inspeksi dan Pengujian Benda Tuang Siswa Kelas III Teknik Pengecoran Logam SMK Negeri 2 Klaten Tahun 2008/2009, (Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 1 No 4, 2009)
60
mereka dengan membuat alat dengan bentuk yang berbeda-beda sehingga terlihat lebih unik dan menarik. Ternyata pembelajaran dengan menggunakan media ICT pada pembelajaran berbasis proyek memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruks pengetahuanya sendiri dan terlibat langsung selama proses pembelajaran. Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengemukakan pertanyaan maupun mengutarakan pendapatnya tanpa tekanan dari siapapun termasuk guru. Siswa juga diberi kesempatan untuk bekerja seperti ilmuwan yakni membuat sebuah proyek, menyimpulkan, mendemonstrasikan, dan mengkomunikasikan hasil karyanya. Sehingga proses pembelajaran yang dialami siswa akan lebih bermakna. Selain itu siswa merasa lebih mudah memahami konsep kimia dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek. Hal ini terjadi karena melalui pembuatan proyek, siswa dapat membuktikan sendiri konsep kimia tanpa harus mengeluarkan banyak biaya untuk membeli alat-alat eksperiment, akan tetapi hanya menggunakan alat-alat sederhana yang dapat dibuat menjadi suatu karya yang dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran disekolah. Hal ini didukung dengan pendapat Rahmawati dalam penelitiannya yang mengatakan bahawa model pembelajaran berbasis proyek adalah penggerak yang unggul untuk membantu siswa belajar melakukan tugas-tugas otentik dan multidispliner, mengelola bujet, menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efektif, dan bekerja denga orang lain. Ada bukti langsung maupun tidak langsung, baik dari guru maupun siswa, bahwa pembelajaran berbasis proyek menguntungkan dan efektif sebagai metode pembelajaran8. Hanya saja perbedaanya pada penelitian ini peneliti mengintregasikan ICT pada PBL dengan menghasilkan suatu alat dan video pembelajaran yang dijadikan sebagai media pembelajaran di kelas dan menjadikan ICT sebagai sumber informasi belajar siswa yang tak terbatas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran ICT pada project based learning dapat dijadikan sebagai alternatif model 8
Dini Rahmawati. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi pada program sajarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h.63
61
dalam pembelajaran kimia pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Selain itu, berdasarkan penelitian lain yang relevan yang telah dipaparkan, serta berdasarkan perhitungan analisis data telah terbukti penerapan model pembelajaran ICT pada project based learning memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis ICT pada PBL terhadap hasil belajar Kimia siswa. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka peneliti dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ICT pada PBL memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh ini dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih besar dari ttabel yaitu 2,2 > 1,671 dan nilai posttest kelompok eksperiment yang lebih besar dari kelompok kontrol. Selain itu kelompok eksperiment yang menggunakan metode pembelajaran ICT pada PBL lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran kimia dikelas dibandingkan dengan kelompok kontrol. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, peniliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Model pembelajaran ICT pada PBL dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kimia khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. 2. Guru hendaknya lebih bisa lagi dalam mengembangkan kreativiatas siswa dalam kerja proyek. 3. Perumusan masalah dan langkah kerja proyek harus di informasikan kepada siswa secara jelas dan terarah, agar siswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan baik. 4. Untuk
guru
kimia
hendaknya
selalu
meningkatkan
kualitas
pembelajarannya dengan menerapkan pendekatan, metode ataupun model yang bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa pun senang untuk mengikuti pelajaran. 5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran ICT pada PBL dapat memberikan
63
pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar kimia pada konsep yang berbeda.
64
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Peelitian Sebuah Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. Arsyad,Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010. Darmawan, Deni, Teknologi pembelajaran, Bandung: Remaja pusdikarya, 2011. Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rieka Cipta, 2006. Hamzah B Uni & Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. Henry Hermawan, Asep, dkk, Media Pembelajaran, Bandung: Upi Press, 2007. Husaini Usman, dan Purnomo, Pengantar Statistika, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Iif Khoiru Ahmadi, Dkk,
Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta:
Prestasi Pustakarya, 2011. Justriana, Sandi dan Mutaridi., Kimia 1 SMA Kelas X, Jakarta : Yudhistira. 2009. King Dow Su, An Intensive ICT-Integrated Environment Learning Strategy For Enhancing Student Performance, International Journal of Environmental & Science Education,vol 6, 2011. Miri & Yehudit, Enhacncing Undergraduate Student” Chemistry Understanding Thourgh Project-Based Learning in IT Environment, Jurnal, 2004. Munandi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat : GP Press. 2008. Pujianto dan Dyah, Pemanfaatan ICT Sebagai Sumber Belajar Sains dalam Penerapan Problem Based Learning Di Sekolah, Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
65
Purba, Michael, KIMIA untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga,2002. Purwaningsihdan P, Dyah, Pemanfaatan ICT Sebagai Sumber Belajar Sains Dalam Penerapan Problem Based Learning Di Sekolah, Jurnal. 2009. Rahmawati, Dini, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi pada program sajarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011. Sadiman, Arief S, Media Pendidikan Pengertain, Pengembangan dan Pemanfaatanya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Sait, Muhammed Gokalp, Perception of the Internet and Education : A Study With Physics Education Website Users, 2011. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010. Suryadi, ace,, Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran, Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Volume 8.No. 1. 2007. Susi Dwi Hayanti, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Syah, Muhbibin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2009. Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008. Waryono, Alaysious, Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Metode Evaluasi Presentasi, Jurnal DIDAKTIKA. 2009. Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
66
Yamin, Martins, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Pamulang: Gaung Persada Pers, 2004. Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2005. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
65
LAMPIRAN 1 KISI-KISI SOAL Sekolah
: SMAN KIMIA 86 JAKARTA
Kelas / Semester
: X / Ganjil
Mata Pelajaran
: Kimia
StandarKompetensi
: 3. Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi – reduksi.
KompetensiDasar
IndikatorSoal
Soal
3.1 mengidentifikasi sifat Diberikan
beberapa
larutan non elektrolit dan penrnyataan
mengenai
elektrolit berdasarkan data konsep hasil percobaan.
dasar
elektrolit, menentukan yang benar.
larutan
siswa
mampu
pernyataan
1. Pernyataan berikut yang merupakan konsep elektrolit adalah …. a. Zat yang dalam bentuk larutan terurai menjadi molekulmolekul b. Zat yang dalam bentuk larutan terurai menjadi ion-ion c. Zat yang dalam bentuk larutan terurai menjadi atom-atom d. Zat yang dalam bentuk padat dapat menghantarkan listrik e. Zat yang dalam bentuk padat dan larutan dapat menghantarkan listrik
Jawaban B
66
2. Pernyataan berikut yang benar tentang elektrolit adalah ....
B
a. Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik b. Elektrolit adalah zat yang mengandung ion-ion yang bebas bergerak c. Elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutan atau leburannya dapat menghantarkan listrik d. Elektrolit adalah zat yang mengandung elektron-elektron yang bebas bergerak e. Elektrolit adalah zat yang mengandung molekul-molekul yang bebas bergerak
3. Air alam yang daya hantar listriknya paling baik adalah air laut, hal ini disebabkan karena air laut … a. Banyak mengandung ikan atau belut yang bermuatan listrik b. Banyak mengandung garam mineral yang memiliki rasa asin c. Banyak terdapat kandungan mineral alami dan minyak bumi d. Banyak mengandung ion-ion yang bergerak bebas e. Banyak mengandung gas oksigen, sehingga banyak ikanikan yang hidup
D
67
Diberikan suatu peristiwa
4. Seorang siswa melakukan suatu percobaan sederhana terhadap
tertentu mengenai percobaan larutan mampu
elektrolit,
C
garam dapur seperti pada gambar dibawah ini :
siswa
menjelaskan
peristiwa yang terjadi dari percobaan tersebut.
Gambar 1
Gambar 2
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan pada garam dapur sesuai gambar diatas adalah …. a. Garam dapur tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak terurai menjadi ion-ion b. Garam
dapur
dalam
keadaan
padat
tidak
dapat
menghantarkan arus listrik karena tidak terurai menjadi ionion c. Larutan garam dapur dapat menghantarkan arus listrik karena terurai menjadi ion-ion d. Dalam pelarut bukan air garam dapur dapat menghantarkan arus listrik karena tidak terurai menjadi ion-ion e. Lelehan garam dapur dapat menghantarkan arus listrik karena terurai menjadi ion-ion 5.
Hasil pengujian daya hantar listrik terhadap suatu larutan
C
68
seperti pada gambar dibawah ini :
Pada larutan tersebut bola lampu menyala dan terjadi gelembung gas. Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan tersebut adalah …. a. Larutan tersebut adalah elektrolit karena menghasilkan gelembung-gelembung gas. b. Larutan tersebut adalah elektrolit karena terurai menjadi atom-atom c. Larutan tersebut adalah elektrolit karena terurai menjadi ionion d. Larutan tersebut adalah elektrolit karena tidak terurai menjadi ion-ion e. Larutan tersebut adalah elektrolit karena mudah larut dalam air
6. Suatu zat padat dilarutkan dalam air, ternyata larutan zat itu dapat menghantarkan arus listrik. Pernyataan yang tepat untuk menerangkan peristiwa tersebut adalah … a. Dalam air zat itu terurai menjadi ion-ion
A
69
b. Dalam air zat padat itu terurai menjadi atom-atom c. Dalam air zat padat itu terurai menjadi molekul-molekul d. Air mudah terionisasi jika ada zat padat di dalamnya e. Air menjadi konduktor listrik bila ada zat terlarut di dalamnya
Dari beberapa senyawa yang diberikan,
siswa
mampu
7. Diantara zat berikut yang merupakan pasangan elektrolit kuat
A
dan elektrolit lemah jika di larutkan dalam air adalah ….
menetukan senyawa mana
a. HCl dan NH3
saja yang termasuk ke dalam
b. CH3COOH dan HClO4
larutan elektrolitkuat, lemah
c. H2SO4 dan NaCl
dan non elektrolit
d. NaOH dan HNO3 e. H2S dan H2O
8. Zat berikut merupakan senyawa kovalen yang larutannya
C
dalam air dapat menghantarkan listrik adalah …. a. C2H50H b. CH4 c. HCl d. NaCl e. CCl4
9. Perhatikan senyawa berikut :
C
70
1) C6H12O6 2) KNO3 3) CO(NH2)2 4) CH3COOH 5) NaCl Zat yang dalam air termasuk larutan non elektrolit adalah …. a. 2 dan 3 b. 3 dan 5 c. 1 dan 3 d. 4 dan 5 e. 1 dan 4
10. Di antara bahan berikut : 1) Gula 2) Alkohol 3) Garam 4) Urea 5) Cuka Dari data diatas yang larutannya dapat menghantarkan arus listrik adalah …. a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 2 dan 4
D
71
d. 3 dan 5 e. 1,2 dan 4
11. Pasangan senyawa berikut yang merupakan pasangan non
A
elektroli tadalah …. a. Urea dan gula b. Glukosa dan asam klorida c. Asam sulfat dan gula d. Natrium klorida dan asam klorida e. Kalium hidroksida dan glukosa
Diberikan data berupa hasil pengamatan
percobaan
12. pengamat 5 sumber mata air ditunjukkan pada tabel Hasil berikut :
sederhana. Berdasarkan data mampu
Sumber
menentukan senyawa mana
mata air
tersebut
siswa
Hasil pengamatan Nyala lampu
Gelembung gas
saja yang termasuk ke dalam
1
Tak nyala
Sedikit
larutan elektrolit kuat, lemah
2
Redup
Banyak
dan non elektrolit.
3
Terang
Banyak
4
Tak nyala
Tidak ada
5
Tak nyala
Banyak
Sumber mata air yang merupakan elektrolit kuat dan elektrolit
D
72
lemah berturut-turut adalah …. a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4 d. 3 dan 5 e. 4 dan 5 13. Berikut hasil percobaan dayahantar listrik dari beberapa larutan :
Larutan
Nyala lampu
Gelembung gas
1
Nyala terang
Banyak
2
Nyala redup
Banyak
3
Tidak nyala
Sedikit
4
Tidak nyala
Tidak ada
Dari data di atas, pasangan yang digolongkan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berturut-turut adalah …. a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 4 e. 3 dan 4
A
73
14. Data percobaan daya hantar listrik larutan dan sifat larutan
A
dalam lakmus sebagai berikut …. Pengamatan Larutan
Lampu
Gas
1
Terang
2
Lakmus Merah
Biru
Ada
Merah
Biru
Mati
Ada
Tetap
Merah
3
Terang
Ada
Biru
Tetap
4
Mati
Tetap
Tetap
5
Terang
Tetap
Merah
Tidak ada Ada
Berdasarkan data di atas, yang merupakan larutan elektrolit kuat bersifat netral dan asam berturut-turut adalah …. a. 1 dan 5 b. 2 dan 4 c. 4 dan 5 d. 3 dan 1 e. 2 dan 1
B
15. Perhatikanhasilperacobaanberikut : No
Larutan
Lampu
Perubahan
1
CaCl2
Nyalaterang
Banyak gas
74
2
CH3COOH
Redup
Sedikit gas
3
C2H5OH
Padam
Tidak ada gas
4
NaOH
Nyala terang
Banyak gas
5
NH4OH
Padam
Sedikit gas
Dari data di atas yang termasuk elektrolit kuat adalah … a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 2 dan 3 d. 2 dan 5 e. 3 dan 5
Siswa mampu menetukan sifat daya hantar listrik suatu
16. Dari laurtan berikut yang di harapkan menghantarkan listrik
C
paling baik adalah ….
larutan jika di hubungkan
a. Larutan CH3COOH 1M
dengan Konsentrasi larutan
b. Larutan HNO3 0,1M
senyawa tersebut.
c. Larutan HNO3 1M d. Larutan H2SO4 0,1M e. Larutan H2SO4 1M
17. Dari zat berikut diharapkan menghantarkan listrik paling baik, jika dilarutkan dalam air hingga volumenya 100 ml adalah …. (Ar H=1, S=32, O=16, Cl=35,5, Na=23, C=12, N=14)
A
75
a. H2SO4 sebanyak 98 gram b. HCl sebanyak 36,5 gram c. NaOH sebanyak 20 gram d. NaCl sebanyak 58,5 gram e. CO(NH2)2 sebanyak 120 gram
18. Senyawa
larutan
menambahkan
H2SO4
sejumlah
ingin
dibuat
dengan
cara
H2SO4 kedalam
pelarut
yang
C
bervolume 100 ml. Berapakah massa H2SO4 yang harus dicampurkan agar menghasilkan larutan elektrolit yang paling kuat …. a. 9,8 gram b. 19,6 gram c. 24,5 gram d. 29,4 gram e. 39,2 gram Diberikan
suatu
elektrolit
tertentu.
senyawa Siswa
19. Dibawah ini diberikan beberapa reaksi ionisasi. Reaksi ionisasi dibawah ini yang kurang tepat adalah ….
mampu menetukan reaksi
a. NaNO3 → Na+ + NO3-
ionisasi senyawa ionik dan
b. H2SO4 → 2H+ + SO42-
senyawa kovalen yang benar
c. Ca(OH)2 → Ca2+ + 2OH-
pada senyawa tersebut.
d. BaCl2 → Ba2+ + Cl-2 e. K2SO4 → 2K+ + SO42-
D
76
20. Senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion
C
paling banyak adalah …. a. CH3COOH b. NaOH c. H2SO4 d. HNO3 e. CO(NH2)2 21. Reaksi berikut yang dapat menerangkan bahwa larutan
B
tembaga (II) sulfat termasuk larutan elekrtrolit kuat adalah …. a. Cu2(SO4)2 → 2Cu2+ + 2SO42b. CuSO4 → Cu2+ + SO42c. Cu2SO4 → 2Cu2+ + SO42d. CuSO4 → Cu2+ + S2- + 4O-2 e. Cu2(SO4)2 → Cu2+ + 2SO42-
22. (NH4)2SO4 dalam air akan menghasilkan ion-ion …. a. NH42+ dan SO42b. NH2+ dan SO42c. NH4+ dan 2SO4d. 2NH4+ dan 2SO42e. 2NH4+ dan SO42-
E
77
23. Jika Pb(NO3)2 dilarutkan dalam air akan diperoleh ion-ion …
D
a. Pb2+ dan NO3b. Pb2+ dan 2NO3c. Pb2+ dan NO3d. Pb2+ dan 2NO3e. 2Pb2+ dan 2NO3-
Diberikan
data
senyawa.
Siswa
beberapa
24. Dari zat berikut :
mampu
1) NH4OH
menentukan senyawa yang
2) C6H12O6
dapat terionisasi dan tidak
3) CH3COOH
dapat
4) NaCl
terionisasi
dilarutkan dalam air.
jika
D
Zat yang dalam air terionisasi sempurna adalah …. a. 1,2 dan 3 b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 4 e. 1,2,3 dan 4 25. Dari zat berikut : 1) NH4OH 2) CH3COOH 3) CO(NH2)2 4) CH3OH
D
78
Zat yang dalam air tidak dapat terionisasi adalah …. a. 1,2 dan 3 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 3 dan 4 e. 1,2,3 dan 4
26.
Perhatikan pernyataan berikut : 1) Dalam alat uji elektrolit, lampu redup/mati dan terjadi sedikit gelembung gas. 2) Terjadi larutan NH4OH yang bersifat basa 3) Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalamnya berubah jadi biru. 4) Termasuk senyawa basa kuat. Gas amoniak, NH3 jika dilarutkan dalam air, sebagian akan terurai menjadi kation NH4+ dan anion OH– . Pernyataan di atas yang benar dengan proses pelarutan gas amoniak adalah ... .
Melalui
perhitungan
27.
a.
1, 2, dan 3
b.
1 dan 3
c.
2 dan 4
d.
4 saja
e.
1, 2, 3, dan 4
40 gram zat X dengan berat molekul (Mr) 80 dilarutkan dalam
C
79
sederhana.
Siswa
mampu
air. Jika setelah kesetimbangan zat tersebut tersisa 0,25 mol,
menetukan sifat daya hantar
maka zat tersebut adalah ….
suatu senyawa berdasarkan
a. Elektrolit kovalen
nilai derajat Disosiasinya.
b. Elektrolit ionik c. Elektrolit lemah d. Elektrolit kuat e. Non elektrolit
28. Suatu Zat X yang bermassa 60 gram (Mr=60) dicampurkan
E
dengan pelarut air. Jika dicampurkan tidak ada Zat X yang bereaksi, maka dapat disimpulkan Zat tersebut adalah …. a. Elektrolit kovalen b. Elektrolit ionik c. Elektrolit lemah d. Elektrolit kuat e. Non elektrolit
Dari beberapa data yang diketahui. menghitung
29. Pada hasil pengamatan larutan elektrolit menghasilkan nyala
Siswa
mampu
lampu dan gelembung gas. Jika 4 mol zat tersebut dilarutkan
nilai
derajat
ke dalam air dan saat kesetimbangan tinggal 2,5 mol, maka
disosiasi suatu senyawa.
kekuatan zat elektrolit tersebut adalah … a. 0,125 b. 0,225
D
80
c. 0,325 d. 0,375 e. 0,625
30. Suatu larutan Zat X memiliki derajat Disosiasi sebesar 0,25. Jika jumlah mol yang bereaksi adalah 0,75 mol dan Mr zat X tersebut adalah 40, maka massa Zat X yang dilarutkan adalah …. a. 10 gram b. 20 gram c. 30 gram d. 40 gram e. 50 gram
A
81 LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMENT)
Satuan pendidikan : SMA Negeri 86 Jakarta Mata pelajaran
: KIMIA
Kelas/semester
: X/1
Alokasi waktu
: 5 Jam Pelajaran
Standar kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi – reduksi. Kompetensi dasar
: 3.1 mengidentifikasi sifat larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
Indikator : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit melalui percobaan 2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit, elektrolit lemah dan elektrolit kuat berdasarkan sifat hantaran listriknya 3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik 4. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawakovalen polar.
A. Tujuan pembelajaran 1. Siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit melalui percobaan 2. Siswa mampu mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit, elektrolit lemah dan elektrolit kuat berdasarkan sifat hantaran listriknya 3. Siswa mampu menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik 4. Siswa mampu mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawakovalen polar.
B. Materi ajar 1. Materi prasyarat: ikatan ion, ikatan kovalen. 2. Materi inti
: larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit.
82 C. Metode pembelajaran 1. Praktikum sederhana berbasis ICT 2. Presentasi berbasis ICT 3. Diskusi 4. Tanya jawab 5. Latihan D. Pendekatan pembelajaran Pendekatan proses E. Media Papan tulis, spidol, alat uji elektrolit sederahana, LCD, laptop. F. Langkah kegiatan pembelajaran
PERTEMUAN PERTAMA
Kegiatan
Aktivitas guru
Aktivitas siswa
dan alokasi waktu Awal (10 menit)
Guru mengkondisikan siswa untuk Siswa mengkondisikan diri untuk belajar.
belajar.
Guru mengabsen kehadiran siswa Guru
melakukan
apersepsi
dengan Siswa memperhatikan penjelasan
menceritakan sebuah cerita sederhana yang
berhubungan
dengan
guru.
larutan
elektrolit. Guru
menanyakan
kepada
siswa Siswa menjawab bahwa peristiwa
kesimpulan dari cerita tersebut.
tersebut
terjadi
karena
larutan
tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Inti (70 menit)
Guru melakuka Pretest kepada siswa Siswa mengerjakan soal Pretest tentang materi larutan elektrolit dan non
yang diberikan oleh guru tersebut.
elektrolit (30 menit) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa Siswa memperhatikan penjelasan
83 pada materi kali ini akan dilakukan
guru.
praktikum sederhana tentang larutan elektrolit dan non elektrolit. Guru membagi siswa ke dalam 8 Siswa kelompok.
Satu
kelompok
mencatat
kelompoknya
masing-masing.
beranggotakan 5 orang siswa yang dipilih secara acak. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa Siswa memperhatikan penjelasan yang harus mereka lakukan adalah : 1. Membuat
alat
uji
guru dan bertanya jika ada hal yang
elektrolit
perkelompok. Siswa mencatat hal-hal penting
sederhana Sebelumnya
guru
memberikan
salah satu contoh alat uji elektrolit sederhana kepada siswa agar dapat menjadi gambaran sehingga dapat memudahkan
siswa
dalam
pembuatan alat tersebut. Desain alat uji elektrolit bebas untuk mengembangkan kreatifitas siswa dan informasi lain dapat dicari di internet.
2. Melakukan percobaan sederhana dengan alat yang sudah mereka buat dengan menggunakan bahanbahan yang
telah ditentukan di
dalam lembar observasi siswa yang
diberikan
Menyelesaikan
tugas lembar observasi siswa yang diberikan
oleh
guru
menndokumentasikan
dan hasil
percobaan mereka dirumah dalam bentuk
tidak di pahami oleh siswa.
video
presentasikan
di
untuk
di
sekolah
oleh
dari
penjelasan
tersebut.
84 masing-masing kelompok
kelompok.Tiap
diberikan
waktu
5
menit. 3. Menyelesaikan
tugas
observasi
lembar
siswa
diberikanoleh
yang
guru
dan
dikumpulkan
kembali.
(20 menit) memperhatikan menjelaskan tentang larutan Siswa mencatat hal penting elektrolit dan non elektrolit sebagai
dan
Guru
gambaran umum kepada siswa dengan menggunakan
media
penjelasan
guru
di
dari kelas.
presentasi
berbasis ICT, dengan cara menyajikan video
percobaan
tentang
larutan
elektrolit dan non elektrolit di depan kelas
dan
menjelaskannya
siswa.
kepada
(25
menit)
Penutup
Guru mereview pelajaran tadi dengan
Siswa menjawab pertanyaan guru.
(5 menit)
cara menanyakan pertanyaan mengenai
1. Larutan elektrolit adalah larutan
pelajaran tadi kepada beberapa siswa.
yang dapat menghantarkan arus
1. Apa yang dimaksud dengan larutan
listrik. Sedangkanlarutan non
elektrolit dan non elektrolit ?
elektrolitadalahlarutan
yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik. Guru
menutup
pelajaran
mengucapkan salam.
dengan
Siswa menjawab salam guru.
85
PERTEMUAN KEDUA
Kegiatan
Aktivitas guru
Aktivitas siswa
dan alokasi waktu Awal (5 menit)
Guru menyiapkan media pembelajaran Siswa
menyiapkan
kelompok
yang akan digunakan siswa untuk
masing-masing
untuk
presentasi di depan kelas.
mempresentasikan hasil percobaan mereka.
Inti
Guru mengamati presentasi siswa
(35
Setiap kelompok diberi waktu 5 menit
menit)
Siswa
melakukan
kelompok
di
presentasi
depan
kelas.
untuk melakukan presentasi. Guru menilai hasil presentasi siswa Guru
mengarahkan
siswa
untuk Siswa
melakukan
diskusi
atau
melakukan diskusi atau Tanya jawab di
tanya jawab dengan siswa lain
kelas.
yang
Penutup
Guru meminta setiap kelompok untuk
(5 menit)
mengumpulkan lembar observasi siswa
bertanya.
2. Siswa mengumpulkan lembar observasinya kepada guru.
kepada guru. Guru
menutup
pelajaran
mengucapkan salam.
dengan
Siswa menjawab salam guru.
86
PERTEMUAN KETIGA
Kegiatan
Aktivitas guru
Aktivitas siswa
dan alokasi waktu Awal (5 menit)
Guru menyiapkan media pembelajaran Siswa mempersiapkan diri untuk yang
akan
digunakan
dalam
belajar
pembelajaran di kelas
Inti (80 menit)
Guru melanjutkan presentasi untuk Siswa kelompok
yang
belum
sempat
melakukan
kelompok
di
presentasi
depan
kelas.
presentasi di kelas (jika ada). Guru
menjelaskan
didepan
kelas Siswa memperhatikan penjelasan
jawaban dari lembar observasi siswa
guru dan mencatat hal yang penting
dengan menggunakan media berbasis
dari
penjelasan
guru
tersebut.
ICT. Guru
mengajak
siswa
untuk Siswa menanyakan hal-hal yang
berinteraksi bertanya jika ada hal yang
belum
kurang dipahami.
dikelas.
dipahami
kepada
guru
Guru melakukan Post test kepada siswa Siswa mengerjakan soal post test di kelas dengan soal yang
sama
dengan pretest sebelumnya.(30 menit)
Penutup (5 menit)
Guru meminta siswa mengumpulkan Siswa mereka.
jawaban mereka. Guru
menutup
mengumpulkan
pelajaran
mengucapkan salam.
dengan
Siswa menjawab salam guru.
jawaban
87
G. Sumber belajar 1. Buku paket Kimia SMA kelas X 2. Sumber lain seperti internet. H. Penilaian 1. Jenis instrumen
: Tes
2. Bentuk instrumen
: Tes tertulis berupa soal pretest dan posttest dan lembar
observasi siswa
Mengetahui,
Jakarta,
Kepala Sekolah SMAN 86 Jakarta
Guru Mata Pelajaran Kimia
Drs. Sumarjianto, M.Si
Rian Kadarusman
2013
88
LAMPIRAN 3 LEMBAR KERJA SISWA (KELAS EKSPERIMENT) Judul Percobaan
: Percobaan sederhana
larutan Elektrolit dan Non-
Elektrolit. Tujuan Percobaan
:
”Mengelompokkan sifat daya hantar listrik larutan kedalam larutan Elektrolit kuat, Elektrolit lemah dan Non-Elekrtrolit”. Dasar Teori
:
Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan di bedakan menjadi
larutan
Elektrolit
dan
Non-Elektrolit.
Sedangkan
berdasarkan
kekuatannya larutan Elektrolit dapat di bedakan menjadi Elektrolit kuat dan Elektrolit lemah. Daya hantar suatu larutan dapat diuji dengan alat penguji daya hantar listrik sederhana yang dapat kita buat sendiri. Alat uji daya hantar ini dapat tersusun atas lampu, baterai, gelas kimia yang dapat diganti dengan gelas biasa, kabel listrik dan elektroda. Alat dan Bahan : 1. Baterai 2. Lampu LED atau lampu yang memiliki tegangan kecil 3. Kabel listrik 4. Elektroda (dapat berupa batang Karbon atau Alumunium Foil) 5. Gelas Kimia atau gelas biasa 6. Garam Padat 7. Larutan Garam 8. Larutan Cuka 9. Larutan Gula 10. Larutan Kecap Inggris
89
11. Larutan Soda Api 12. Padatan Soda Api 13. Larutan Soda Kue 14. Perasan Jeruk nipis atau Jeruk lemon 15. Air Sumur Prosedur percobaan : 1. Pembuatan alat uji Elektrolit sederhana. Prosedur pembuatan alat uji Elektrolit dapat disesuaikan dengan Video dan penjelasan yang telah diterangkan oleh guru dikelas. Jika ada informasi yang kurang, anda diperbolehkan untuk menggunakan media ICT (Interrnet) untuk informasi tambahan. Ket : bentuk alat uji Elektrolit bebas dan dapat di buat sekreatif mungkin. 2. Pengujian daya hantar listrik larutan a. Masukkan padatan garam, larutan garam, larutan cuka, larutan gula, perasan jeruk dan air sumur pada gelas kimia atau gelas biasa yang berbeda b. Uji satu persatu larutan tersebut dengan menggunakan alat uji sederhana yang telah dibuat dengan cara memasukkan kedua ujung elektroda kedalam masing-masing larutan yang akan diujikan. c. Amati peristiwa yang terjadi. Lembar Pengamatan
:
No
Gelembung Gas
Larutan
Nyala lampu
Sifat daya hantar
1
Padatan Garam
2
Larutan Garam
3
Larutan Cuka
4
Larutan Gula
5
Larutan
Kecap
90
Inggris 6
Larutan Soda Api
7
Padatan Soda Api
8
Larutan Soda Kue
9
Perasan Air Jeruk
10
Air Sumur
Pertanyaan : 1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektroli dan non elektrolit berdasarkan percobaan anda dan berdasarkan informasi dari Internet (ICT) yang anda peroleh ? 2. Mengapa larutan elektrolit di bedakan menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah ? 3. Apa yang membedakan larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit berdasarkan percobaan yang anda lakukan dan informasi internet yang anda dapatkan ? 4. Apa saja yang dapat mempengaruhi kekuatan daya hantar listrik suatu larutan? 5. Sebutkan beberapa contoh (minimal 5) larutan Elektrolit dan NonElektrolit beserta rumus kimianya yang sering anda temukan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan media ICT ? 6. Buatlah reaksi ionisasi dari senyawa yang telah anda uji cobakan diatas ? 7. Kelompokkan
Nama
:
Kelompok
:
91 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL)
Satuan pendidikan : SMA Negeri 86 Jakarta Mata pelajaran
: KIMIA
Kelas/semester
: X/1
Alokasi waktu
: 5 Jam Pelajaran
Standar kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi – reduksi. Kompetensi dasar
: 3.1 mengidentifikasi sifat larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
Indikator : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit melalui percobaan 2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit, elektrolit lemah dan elektrolit kuat berdasarkan sifat hantaran listriknya 3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik 4. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. A. Tujuan pembelajaran 1. Siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit melalui percobaan. 2. Siswa mampu mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit, elektrolit lemah dan elektrolit kuat berdasarkan sifat hantaran listriknya. 3. Siswa mampu menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. 4. Siswa mampu mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. B. Materi ajar 1. Materi prasyarat : ikatan ion, ikatan kovalen. 2. Materi inti
: larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit.
C. Metode pembelajaran 1. Praktikum sederhana 2. Diskusi
92 3. Tanya jawab 4. Latihan D. Pendekatan pembelajaran Pendekatan proses E. Media Papan tulis, spidol, alat uji elektrolit sederahana, LCD, laptop. F. Langkah kegiatan pembelajaran
PERTEMUAN PERTAMA
Kegiatan
Aktivitas guru
Aktivitas siswa
dan alokasi waktu Awal (10 menit)
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.
Siswa mengkondisikan diri untuk belajar.
Guru mengabsen kehadiran siswa Guru melakukan apersepsi dengan menceritakan sebuah cerita sederhana
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
yang berhubungan dengan larutan elektrolit. Guru menanyakan kepada siswa kesimpulan dari cerita tersebut.
Siswa menjawab bahwa peristiwa tersebut terjadi karena larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik.
Inti (70 menit)
Guru melakuka Pretest kepada siswa tentang materi larutan elektrolit dan non
Siswa mengerjakan soal Pretest yang diberikan oleh guru tersebut.
elektrolit (30 menit) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pada materi kali ini akan dilakukan
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
praktikum sederhana tentang larutan elektrolit dan non elektrolit. Guru membagi siswa ke dalam 8
Siswa mencatat kelompoknya
93 kelompok. Satu kelompok
masing-masing.
beranggotakan 5 orang siswa yang dipilih secara acak. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa yang harus merekalakukan adalah : 1. Mengamati percobaan sederhana yang akan di demonstrasikan oleh guru kepada masing-masing
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan bertanya jika ada hal yang tidak di pahami oleh siswa. Siswa mencatat hal-hal penting dari penjelasan tersebut.
kelompok. 2. Masing-masing kelompok diwajibkan memcatat hasil pengamatan mereka dalam lembar kerja siswa yang telah diberikan oleh guru dan mengerjakan soalsoal yang diberikan dalam lembar kerja siswa tersebut 3. Mengumpulkan kembali lembar kerja siswa yang telah di isi oleh masing-masing kelompok. Guru menjelaskan tentang larutan
Siswa memperhatikan dan
elektrolit dan non elektrolit sebagai
mencatat hal penting dari
gambaran umum kepada siswa
penjelasan guru di kelas.
(25menit) Penutup (5 menit)
Guru mereview pelajaran tadi dengan cara menanyakan pertanyaan mengenai
Siswa menjawab pertanyaan guru. 1. Larutan elektrolit adalah larutan
pelajaran tadi kepada beberapa siswa.
yang dapat menghantarkan arus
1. Apa yang dimaksud dengan larutan
listrik. Sedangkan larutan non
elektrolit dan non elektrolit ?
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Siswa menjawab salam guru.
94
PERTEMUAN KEDUA
Kegiatan
Aktivitas guru
Aktivitas siswa
dan alokasi waktu Awal (5 menit)
Guru menyiapkan media pembelajaran
Siswa menyiapkan kelompok
yang akan digunakan untuk
masing-masing untuk melakukan
mendemonstrasikan percobaan
percobaan.
sederhana kepada siswa.
Inti (35 menit)
Guru melakukan demonstrasi percobaan sederhana kepada masing-
(5 menit)
yang dilakukan oleh guru.
masing kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk
Penutup
Siswa memperhatikan demonstrasi
Siswa mengerjakan lembar kerja
mengerjakan lembar kerja siswa dan
siswa dan berdiskusi atau tanya
melakukan diskusi atau Tanya jawab
jawab dengan siswa lain yang satu
dalam kelompok masing-masing..
kelompok.
Guru meminta setiap kelompok untuk
Siswa mengumpulkan lembar
mengumpulkan lembar observasi siswa
observasinya kepada guru. (jika
kepada guru (jika sudah selesai).
sudah selesai)
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Siswa menjawab salam guru.
95
PERTEMUAN KETIGA
Kegiatan
Aktivitas guru
Aktivitas siswa
dan alokasi waktu Awal (5 menit)
Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
Siswa mempersiapkan diri untuk belajar
pembelajaran di kelas Inti (80 menit)
Guru meminta siswa mengumpulkan lembar kerja mereka. Guru menjelaskan didepan kelas
Siswa mengumpulkan lembar kerja mereka kepada guru. Siswa memperhatikan penjelasan
jawaban yang benar dari lembar kerja
guru dan mencatat hal yang penting
siswa yang sudah di kerjakan oleh
dari penjelasan guru tersebut.
siswa. Guru mengajak siswa untuk
Siswa menanyakan hal-hal yang
berinteraksi bertanya jika ada hal yang
belum dipahami kepada guru
kurang dipahami.
dikelas.
Guru melakukan Post test kepada siswa Siswa mengerjakan soal post test di kelas dengan soal yang sama dengan pretest sebelumnya.(30 menit)
Penutup (5 menit)
Guru meminta siswa mengumpulkan jawaban mereka. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Siswa mengumpulkan jawaban mereka. Siswa menjawab salam guru.
96
G. Sumber belajar 1. Buku paket Kimia SMA kelas X 2. Sumber lain seperti internet. H. Penilaian 1. Jenis instrumen
: Tes
2. Bentuk instrumen
: Tes tertulis berupa soal pretest dan lembar observasi siswa
Mengetahui,
Jakarta,
Kepala Sekolah SMAN 86 Jakarta
Guru Mata Pelajaran Kimia
Drs. Sumarjianto, M.Si
Rian Kadarusman
2013
97
LAMPIRAN 5 LEMBAR KERJA SISWA (Kelas Kontrol) 1. Isilah Tabel hasil pengamatan dibawah ini. Sampel Larutan
Nyala lampu
Gelembung Gas
1. Larutan Gula 2. Larutan Asam Cuka 3. Larutan NaCl 4. Padatan NaCl
2. Berdasarkan data hasil pengamatan di atas, kelompokanlah sampel larutan tersebut kedalam larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit. Sampel larutan
Sifat larutan
1. Larutan gula 2. Larutan asam cuka 3. Larutan NaCl 4. Padatan NaCl
3. Jawablah pertanyaan berikut ini. a. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit dan non elektrolit? Berikan alasannya ! b. Kenapa larutan elektrolit di golongkan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah? c. Kenapa padatan NaCl bersifat non elektrolit sedangkan larutannya bersifat elektrolit?
Nama : Kelas :
“SELAMAT MENGERJAKAN”
98
LAMPIRAN 6 LEMBAR PENILAIAN HASIL PROYEK SISWA Kelompok : No
Hasil proyek yang
Indikator penilaian
Pertanyaan
Ya
dinilai 1
Alat uji elektrolit
Jawaban
1. Bahan dan bentuk alat
sederhana
1. Apakah alat yang dibuat menarik perhatian anda? 2. Apakah bentuk alat yang dibuat mengandung nilai kreatifitas? 3. Apakah alat yang dibuat cukup inovatif? 4. Apakah alat terbuat dari bahan bekas atau bahan yang dapat dimanfaatkan kembali? 5. Apakah alat yang dibuat memiliki daya tahan yang baik?
2. Fungsi kerja alat
1. Apakah alat tersebut berfungsi sesuai dengan tujuan pembuatan? 2. Apakah alat tersebut dapat berfungsi dengan baik?
Tidak
99
3. Apakah alat tersebut memiliki fungsi lain yang bermanfaat? 2
Video
1. Penyajian video
1. Apakah siswa menyelesaikan tugas video dengan tepat waktu? 2. Apakah video disampaikan dengan menarik? 3. Apakah video dapat menarik perhatian siswa yang lain? 4. Apakah video dapat disajikan dengan memanfaatkan waktu yang diberikan sebaik mungkin?
2. Isi video (video content)
1. Apakah isi video sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang diberikan? 2. Apakah isi video dapat dikomunikasikan dengan baik? 3. Apakah isi video menyelesaikan permasalahan yang diberikan? 4. Apakah percobaan yang dilakukan dalam video ada yang tidak berhasil atau menunjukkan hasil yang tidak sesuai? 5. Apakah ada hal lain yang dikembangkan siswa dalam video tersebut?
100
6. Apakah isi video mampu menunjukan kerja sama kelompok yang baik? 7. Apakah isi video menampilkan ide-ide yang kreatif? 8. Apakah isi video dapat menjelaskan suatu disiplin ilmu yang terkait secara mendalam? 3. Kualitas Video
1. Kualitas gambar video a. Apakah gambar dalam video jelas terlihat? b. Apakah gambar dalam video memiliki warna yang cerah? c. Apakah latar belakang tempat sesuai? d. Apakah video yang disajikan terdapat hal yang dapat menggangu dalam menyaksikan video tersebut ?(seperti video yang goyang atau gangguan lain). e. Apakah ada hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan video terekam? 2. Kejernihan suara a. Apakah suara dalam video dapat terdengar dengan baik? b. Apakah suara yang terdengan jernih?
101
c. Apakah suara yang terdengar sesuai dengan kegiatan yang dilakukan? d. Apakah ada suara-suara lain yang menggangu dalam perekaman video? 3. Kalimat keterangan dalam video a. Apakah video menggunakan kalimat keterangan? (jika Ya, lanjut kepertanyaan berikutnya). b. Apakah kalimat keterangan yang digunakan terlihat dengan jelas? c. Apakah kalimat keterangan yang digunakan sesuai dengan apa yang dilakukan?
102
LAMPIRAN 7 UJI HIPOTESIS Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji parametrik dengan menguji hipotesis statistik menggunakan rumus uji-t dengan taraf signifikansi
= 0,05. Sebelumnya perlu diketahui peningkatan hasil belajar
yang diperoleh dari nilai N-gain.
N-gain = Dengan kategori perolehan : G tinggi
: nilai g > 0,7
G sedang
: nilai 0,7> g >0,3
G rendah
: nilai g < 0,3 Data Nilai N-Gain Kelas Eksperiment
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Siswa A. Abdillah Gunawan Ade Ulansari Aditya Ramadhan Billy Muhammad Aziz Bima Biraka Wirangga Celia Adinda Wibowo Desi Isnaeni Devi Rahmadani Dewi Ratna Sari Faisal Hawari Fauzan Irliansyah Fauzan Ramadhan Firda Aulia Frins Carlos Haryo Narendra Putra Ichsan Kamarullah Jovanda Sodhi Miranda Kiran Nabila Maulidiyani Mifta Sri Hasanah
Nilai Pretest Postest 30,00 80,00 34,00 87,00 30,00 77,00 37,00 84,00 34,00 74,00 34,00 64,00 30,00 40,00 67,00 30,00 64,00 30,00 20,00 90,00 30,00 67,00 34,00 94,00 27,00 90,00 34,00 84,00 24,00 77,00 30,00 67,00 30,00 57,00 30,00 90,00 40,00 84,00
N-Gain 0,71 0,80 0,67 0,75 0,61 0,45 0,45 0,49 0,88 0,53 0,91 0,86 0,76 0,70 0,53 0,39 0,86 0,73
103
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Muchamad Agung Tri Wahyudi Muhamad Haryadi Muhamad Arief Rivandy Muhamad Nur Hudda Nurul Parawati Putri Syfa Aulia Oktavia Rahardiansyah Rahmat Aditya Ghozie Rani Rahmawati Rhaka Prasetya Putra Rifky Ardian Triputra Risma Tri Yurita Rizky Endhar Dwiputro Shela Komala Rahmi Sukma Rahmawati Tyas Aulia Hanani Veni Rosita Vivi Damayanti Willy Setianto Yasmine Fauzia Nilai Rata-rata
27,00 30,00 50,00 30,00 27,00 30,00 24,00 30,00 40,00 40,00 34,00 37,00 20,00 34,00 30,00 57,00 37,00 30,00 30,00 37,00 32,55
70,00 80,00 87,00 74,00 84,00 64,00 74,00 70,00 77,00 77,00 87,00 94,00 57,00 87,00 80,00 94,00 80,00 80,00 94,00 87,00 78,79
0,59 0,71 0,74 0,63 0,78 0,49 0,66 0,57 0,62 0,62 0,80 0,90 0,46 0,80 0,71 0,86 0,68 0,71 0,91 0,79 0,69
Rata-rata Nilai N-Gain = 0,69, sehingga peningkatan belajar siswa tergolong sedang.
Data Nilai N-Gain Kelas Kontrol No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Abdul Azzama Arrosyid Adinda Desideria Irwan Aditya Satriawan Ahmad Fakhri Alfi Ramadian Qouri Alifta Bimo Oktaryanto Amira Restu Rachma Anin Dika Dwi Yulianti Anthonius Olav Rizky
Nilai Pretest Postest 27,00 54,00 34,00 90,00 27,00 87,00 30,00 54,00 30,00 54,00 20,00 57,00 40,00 90,00 30,00 87,00 17,00
N-Gain 0,37 0,85 0,82 0,34 0,34 0,46 0,83 0,81
104
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Billy Saputra Egie Julio Fairus Syifa Izdihar Fitri Qomariah Hartomo Wijayanto Indry Apriyanti Kahfi Kurniawan Lisa Oktavian Mira Permata Sari Mohammad Rizky Ramadhan Muhamad Bahrul Ulum Muhamad Amrul Al-Kuufi Muhamad Ilyas Muhamad Kevin Aryatama Muhamad Rifky Aviano Nafla Ammar Wista Nanda Pratiwi Ba'arsyah Prinda Neelam Cahya Pusy Dwi Ardhianita Rachmad Taufik Hidayat Ranggit Prasetyo Ratna Dwi Cahyanto Reni Rismayanti Robby Agustya Permana Sandro Dendi Yolanda Sultan Lutfi Maretho Tanjung Valentina Iva Maloji Vero Bramasta Yunita Wahyu Dewanti Yunia Fitriani Fatah Dwi Prahariano Nilai Rata-rata
27,00 50,00 30,00 37,00 34,00 40,00 30,00 16,00 37,00 24,00 50,00 60,00 10,00 34,00 30,00 30,00 30,00 27,00 30,00 30,00 27,00 20,00 37,00 30,00 27,00 30,00 27,00 30,00 34,00 24,00 40,00
57,00 57,00 57,00 90,00 60,00 87,00 60,00
0,41 0,14 0,39 0,84 0,39 0,78 0,43
64,00 90,00 64,00 67,00 84,00 67,00 67,00
0,43 0,87 0,28 0,18 0,82 0,50 0,53
67,00 67,00 70,00 84,00 74,00 74,00 84,00 90,00 77,00 77,00 77,00 77,00 77,00 84,00 87,00
0,53 0,55 0,57 0,77 0,64 0,68 0,75 0,86 0,68 0,67 0,68 0,67 0,65 0,79 0,78
30,93
73,24
0,60
Rata-rata nilai N-Gain = 0,6, sehingga peningkatan belajar siswa tergolong sedang.
105
Untuk melakukan Uji Hipotesis maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis Statistik HO : µ 1 = µ 2 maka Ho diterima dan Ha ditolak HA : µ 1 > µ 2 maka Ha diterima dan Ho ditolak Ha : Terdapat pengaruh media ICT dengan Project Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Ho : Tidak terdapat pengaruh media ICT dengan Project Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. 2. Uji signifikasi dengan uji t. = =
Dengan
[∑
∑
( − ) ]
Keterangan : = rata-rata hasil belajar
=
( − )
kelompok Y
=
( − )
X
= rata-rata hasil belajar kelompok X
= =
1 1 [0,7673 + 1,5432 38 + 37 ] 38 + 37 − 2
0.032 (0,053)
nx = jumlah sampel kelompok ny = jumlah sampel kelompok Y
106
=
= 0.0017
0,69 − 0,60 0,041
= 2,2
3. Taraf signifikansi α= 0,05
4. T tabel dengan pengujian dua pihak dimana : dk = n1 + n2 - 2 = 38+37-2 = 73 Dengan menggunakan tabel t didapat t tabel = 1,671 5. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
107
LAMPIRAN 8 UJI HOMOGENITAS Uji homogenitas dilakukan dengan uji homogenitas dua varian, yaitu untuk melihat perbedaan antara dua keadaan yaitu kelas eksperiment dan kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah : =
Keterangan : F : Homogenitas
Ho : sampel homogen Ha : sampel tidak homogen
: Varians terbesar : Varians terkecil
Perhitungan : 1. Membuat hipotesis. Ho : sampel homogen Ha : sampel tidak homogen 2. N1 = 38 N2 = 37 3. Varians terbesar = 151.04 Varianas terkecil = 105.68 =
151.04 = 1.429 105.68
4. Menentukan taraf signifikasnis yaitu α = 0,01 5. Menentukan F tabel. db = n-1 db1= Kelompok Eksperiment = 38 – 1 – 37 db2= Kelompok Kontrol = 37 – 1 = 36 F tabel = F1/2 α (db1, db2) F tabel = F ½ (0,01) (37,36) F tabel = F 0,05 (37,36)
108
F tabel = 2,26 6. Menarik kesimpulan dengan membandingkan F tabel dengan F hitung. F hitung = 1,429 sedangkan F tabel = 2,26. Sehingga dapat disimpulkan bahwa F hitung < F tabel dan Ho diterima atau data bersifat Homogen.
109
LAMPIRAN 9 UJI NORMALITAS Uji normalitas menggunakan uji lilifors. Adapun langkah-langkah uji normalitas ini adalah sebagai berikut : 1. Urutkan data dari yang terkecil hingga terbesar 2. Cari nilai rata-rata 3. Cari nilai SD (Standar Deviasi) 4. Menentukan taraf signifikasninya, yaitu pada =
5. Cari nilai Zi dengan cara
= 0,05
6. Mencari nilai F(Zi) dengan bantuan Tabek kuas distribusi normal standar dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika Zi bernilai positif, maka F(Zi) = 0,5 + Zi b. Jika Zi bernilai negatif maka F(Zi) = 0,5 – Zi 7. Mencari nilai S(Zi) dengan cara ( ) = 8. Mencari nilai | F(Zi) – S(Zi) |
9. Menentukan harga terbesar dari selisih tersebut untuk mendapatkan nilai Lo hitung. 10. Mencari nilai Lo tabel dengan cara 30 responden)
=
,
√
(untuk data lebih dari
11. Bandingkan Lo hitung dengan Lo tabel untuk mendapatkan kesimpulan akhir dengan ketentuan, jika Lo ≤Ltabel maka sampel berdistribusi normal pada taraf signifikasni
= 0,05
Tabel 1. Uji Normalitas Kelompok Eksperiment No 1 2 3
Nilai 57,00 57,00 64,00
Zi -2,12 -2,12 -1,44
Z tabel 0,483 0,483 0,4251
F(Zi) 0,017 0,017 0,0749
S(Zi) 0,026 0,053 0,079
F(Zi) - S(Zi) 0,009 0,036 0,004
110
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
64,00 64,00 67,00 67,00 67,00 70,00 70,00 74,00 74,00 74,00 77,00 77,00 77,00 77,00 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00 84,00 84,00 84,00 84,00 87,00 87,00 87,00 87,00 87,00 90,00 90,00 90,00 94,00 94,00 94,00 94,00
-1,44 -1,44 -1,15 -1,15 -1,15 -0,86 -0,86 -0,47 -0,47 -0,47 -0,17 -0,17 -0,17 -0,17 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,51 0,51 0,51 0,51 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 1,09 1,09 1,09 1,48 1,48 1,48 1,48
0,4251 0,4251 0,3749 0,3749 0,3749 0,3051 0,3051 0,1808 0,1808 0,1808 0,0675 0,0675 0,0675 0,0675 0,0478 0,0478 0,0478 0,0478 0,0478 0,195 0,195 0,195 0,195 0,2881 0,2881 0,2881 0,2881 0,2881 0,3621 0,3621 0,3621 0,4306 0,4306 0,4306 0,4306
0,0749 0,0749 0,1251 0,1251 0,1251 0,1949 0,1949 0,3192 0,3192 0,3192 0,4325 0,4325 0,4325 0,4325 0,5478 0,5478 0,5478 0,5478 0,5478 0,695 0,695 0,695 0,695 0,7881 0,7881 0,7881 0,7881 0,7881 0,8621 0,8621 0,8621 0,9306 0,9306 0,9306 0,9306
0,105 0,132 0,158 0,184 0,211 0,237 0,263 0,289 0,316 0,342 0,368 0,395 0,421 0,447 0,474 0,500 0,526 0,553 0,579 0,605 0,632 0,658 0,684 0,711 0,737 0,763 0,789 0,816 0,842 0,868 0,895 0,921 0,947 0,974 1,000
Lo hitung = 0,090 Lo tabel = 0,144 Kesimpulan : Lo hitung < Lo tabel, sehingga data berdistribusi Normal.
0,030 0,057 0,033 0,059 0,085 0,042 0,068 0,030 0,003 0,023 0,064 0,038 0,011 0,015 0,074 0,048 0,021 0,005 0,031 0,090 0,063 0,037 0,011 0,078 0,051 0,025 0,001 0,028 0,020 0,006 0,033 0,010 0,017 0,043 0,069
111
Tabel 2. Uji Normalitas Kelompok Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nilai 54 54 54 57 57 57 57 60 60 64 64 67 67 67 67 67 70 74 74 77 77 77 77 77 84 84 84 84 87 87 87 87 90 90 90 90 90
Zi -1,57 -1,57 -1,57 -1,32 -1,32 -1,32 -1,32 -1,08 -1,08 -0,75 -0,75 -0,51 -0,51 -0,51 -0,51 -0,51 -0,26 0,06 0,06 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,88 0,88 0,88 0,88 1,12 1,12 1,12 1,12 1,36 1,36 1,36 1,36 1,36
Z tabel 0,4418 0,4418 0,4418 0,4066 0,4066 0,4066 0,4066 0,3599 0,3599 0,2734 0,2734 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,1026 0,0239 0,0239 0,1217 0,1217 0,1217 0,1217 0,1217 0,3106 0,3106 0,3106 0,3106 0,3686 0,3686 0,3686 0,3686 0,4131 0,4131 0,4131 0,4131 0,4131
F(Zi) 0,0582 0,0582 0,0582 0,0934 0,0934 0,0934 0,0934 0,1401 0,1401 0,2266 0,2266 0,3050 0,3050 0,3050 0,3050 0,3050 0,3974 0,5239 0,5239 0,6217 0,6217 0,6217 0,6217 0,6217 0,8106 0,8106 0,8106 0,8106 0,8686 0,8686 0,8686 0,8686 0,9131 0,9131 0,9131 0,9131 0,9131
S(Zi) 0,0270 0,0541 0,0811 0,1081 0,1351 0,1622 0,1892 0,2162 0,2432 0,2703 0,2973 0,3243 0,3514 0,3784 0,4054 0,4324 0,4595 0,4865 0,5135 0,5405 0,5676 0,5946 0,6216 0,6486 0,6757 0,7027 0,7297 0,7568 0,7838 0,8108 0,8378 0,8649 0,8919 0,9189 0,9459 0,9730 1,0000
F(Zi) - S(Zi) 0,0321 0,0041 0,0229 0,0147 0,0417 0,0688 0,0958 0,0761 0,1031 0,0437 0,0707 0,0193 0,0464 0,0734 0,1004 0,1274 0,0621 0,0374 0,0104 0,0812 0,0541 0,0271 0,0001 0,0269 0,1349 0,1079 0,0809 0,0538 0,0848 0,0578 0,0308 0,0037 0,0212 0,0058 0,0328 0,0599 0,0869
112
Lo hitung = 0,1349 Lo tabel = 0,1460 Kesimpulan : Kesimpulan : Lo hitung < Lo tabel, sehingga data berdistribusi Normal.