RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2013 - 2018
DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN LAMANDAU 2013
DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
KATA PENGANTAR
P
enyusunan Rencana Strategis (Renstra) merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan dan perubahan lingkungan strategis. Dengan pendekatan
Renstra yang jelas dan strategis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program yang realistis dan dapat dipertanggung jawabkan, dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Mengingat Renstra merupakan salah satu subsistem dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, dan terkait dengan sistem lainnya seperti Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara, UU No. 25/ 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, serta Penyusunan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga yang berbasis kinerja, maka penyusunan Renstra perlu dilaksanakan secara akurat, realistik, dan mengikuti acuan-acuan yang telah ditentukan. Harapan kami, Renstra ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan
informasi
perencanaan
pembangunan
dalam
bidang
pertambangan dan energi di Kabupaten Lamandau. Nanga Bulik, 01 Maret 2014 KEPALA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN LAMANDAU
Dra. TUTY DARIANTI Pembina Utama Muda NIP. 19591224 198202 2 008
Renstra Distamben 2013-2018
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................
i
DAFTAR ISI ……………………………………………….......................................
ii
DAFTAR TABEL …………………………………….........................................…..
iv
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1
1
BAB II
BAB III
Latar Bekang .....................................................................
1.2. Landasan Hukum .......…...............…….………...………
2
1.3. Maksud dan Tujuan ….......................………….........……
2
1.4. Sistematika Penulisan .....................................................
3
GAMBARAN PELAYANAN SKPD ..........................................
8
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ............
8
2.2. Sumber Daya SKPD ...……………………………………..
10
2.2.1.
Potensi Sumber Daya Alam …………………….
11
2.2.2.
Usaha Pertambangan .………….……………...
16
2.2.3.
Kelistrikan di Kabupaten Lamandau ......…….
19
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD ……………………………….…
21
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan SKPD …..……
22
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS FUNGSI .......................................................................................
27
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi ………………………………………………………
27
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih................................................................. 3.3.
30
Telaahan Renstra K/L dan Renstra Propinsi ............................................................................................ 3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia ..................................
33
3.3.2. Telaahan Renstra Propinsi Kalimantan Tengah .........
35
33
3.4.
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Startegis .........................................
35
3.5.
Penentuan Isu-isu Strategis ............................................
56
Renstra Distamben 2013-2018
ii
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ............................................................................... 4.1.
BAB V
BAB VI
Visi dan Misi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau ....................................................
61 61
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ..............
61
4.3.
65
Strategi dan Kebijakan ..................................................
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ...............................................................................
69
5.1.
Umum .............................................................................
69
5.2.
Program dan Kegiatan Tahun 2014 – 2018 .................
70
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RJMD.........................................................................................
73
BAB VII
PENUTUP....................................................................................
75
Lampiran
Matriks Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Distamben Lamandau Tahun 2014-2018 ...................................................
76
Renstra Distamben 2013-2018
iii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Kelompok pegawai berdasarkan pangkat dan golongan .....
13
Tabel 2.2 Kelompok pegawai berdasarkan tingkat pendidikan ...........
13
Tabel 2.3 Fasilitas Kerja .........................................................................
13
Tabel. 2.4 Potensi Sumberdaya Mineral .................................................
14
Tabel. 2.5 Bahan Galian di Kabupaten Lamandau ...............................
15
Tabel. 2.6 Potensi Energi .........................................................................
16
Tabel. 2.7 Data Ijin Usaha Pertambangan ..............................................
17
Tabel. 2.8 Keadaan Kelistrikan Kabupaten Lamandau .........................
20
Tabel. 2.9 Kondisi Listrik Desa ................................................................
20
Tabel. 2.10 Data Sumber Energi Terbarukan Daerah ..............................
21
Tabel 2.11 Pencapaian Kinerja Pelayanan Skpd Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten
Lamandau .....................................
22
Tabel 2.12 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten lamandau ...................................................
23
Tabel 3.1 Telaahan Visi, Misi dan Program Pembangunan Kabupaten Lamandau ...................................................................................
29
Tabel 3.2 Identifikasi Permasalahan Pembangunan, Isu-Isu Strategis dan Program Prioritas Pembangunan Daerah ..........................
32
Tabel 3.3 Kondisi Rencana Tata Ruang Kabupaten ..................................
37
Tabel 3.4 Kajian Lingkungan Hidup Strategis ..........................................
45
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menegah Pelayanan SKPD .........
62
Tabel 4.2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan ...................................
67
Tabel 6.1. Indikator Kinerja SKPD ..............................................................
73
Renstra Distamben 2013-2018
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Di
Kabupaten Lamandau, sektor pertambangan dan energi
merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat diunggulkan untuk dapat mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah. Hal ini mengingat konstribusi dan perannya yang semakin besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamandau sejak 5 tahun terakhir, yaitu semenjak sektor pertambangan dan energi dirancang,
dilaksanakan
serta
diawasi
secara
terprogram
dan
sistematis. Dari hasil penyelidikan umum yang telah dilaksanakan dapat diprediksi bahwa sektor pertambangan dan energi mempunyai potensi yang cukup besar dalam mendukung program pembangunan di masa-masa mendatang. Sementara itu dalam sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Perencanaan Strategis (Renstra) merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan dan perubahan lingkungan strategis. Dengan pendekatan Renstra yang jelas dan strategis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program yang realistis dan dapat dipertanggung jawabkan, dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Mengingat Renstra merupakan salah satu subsistem dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, dan terkait dengan sistem lainnya seperti Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan
Kementerian
Nasional,
Negara/Lembaga
serta yang
Penyusunan berbasis
Anggaran
kinerja,
maka
penyusunan Renstra perlu dilaksanakan secara akurat, realistik, dan mengikuti acuan-acuan yang telah ditentukan. Bertolak dari kondisi di atas, maka Dinas Pertambangan dan
Energi Kabupaten Lamandau yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
3 Tahun 2004
tentang Kelembagaan Struktur
Organisasi, Tugas Pokok dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau serta Peraturan Bupati Lamandau Nomor 34 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan fungsi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau, dan diperbaharui melalui Peraturan Bupati Lamandau Nomor: 24 Tahun 2010, dituntut untuk merumuskan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan programnya, serta mengimplementasikan dan mengawasi pelaksanaannya, sedemikian sehingga sektor pertambangan dan energi,
benar-benar mampu
menjadi salah satu motor penggerak (prime mover) bagi sektor riil dalam kerangka tatanan ekonomi daerah. 1.2. Landasan Hukum 1.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten
Sukamara,
Kabupaten
Lamandau,
Kabupaten
Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten
Barito
Timur
di
Propinsi Kalimantan
Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);
2.
Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia
Nomor 4286);
3.
Undang–Undang Perencanaan
Nomor
25
Pembangunan
Tahun Nasional
2004
tentang
(Lembaran
Sistem Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang ....................
4.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Renstra Distamben 2013-2018
2
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2008
tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5.
Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6.
Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Nomor 4720);
7.
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
58
Tahun
2005
tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
Dan
Penerapan
Standar
Pelayanan
Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
10. Peraturan Cara
Pemerintah
Pengendalian
Dan
Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia
Nomor 4663);
Renstra Distamben 2013-2018
3
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
14. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam
Penyusunan Atau Evaluasi Rencana Pembangunan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 994);
Renstra Distamben 2013-2018
4
18. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 Nomor 04, Tambahan Lembaran Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 34);
19. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2010 – 2015 (Lembaran
Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 Nomor 01);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 01 Tahun 2009 tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang
Daerah
Kabupaten Lamandau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2009 Nomor 36 Seri E;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 10 Tahun 2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2012 Nomor 86, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 75 Seri D);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 01 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2014 Nomor 122, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 105 Seri E). 1.3.
Maksud dan Tujuan Penyusunan Kabupaten
Renstra
Lamandau
Dinas
Pertambangan
dimaksudkan
sebagai
dan
Energi
acuan
dalam
perencanaan kegiatan di sektor pertambangan dan energi. Sedangkan tujuannya adalah untuk menyusun dokumen perencanaan sektor pertambangan dan energi untuk 5 (lima) tahun ke depan
(2013 –
2018), yang antara lain memuat strategi pembangunan, kebijakan umum, dan program sektor pertambangan dan energi. Renstra menggambarkan juga kerangka pendanaan yang bersifat indikatif
Renstra Distamben 2013-2018
5
serta program/ kegiatan yang disusun dengan berbasis kinerja. 1.4.
Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD 2.2. Sumber Daya SKPD 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi
Permasalahan Berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan SKPD 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih 3.3. Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra 3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia 3.3.2.Telaahan Renstra Propinsi Kalimantan Tengah 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 4.3. Strategi dan Kebijakan
Renstra Distamben 2013-2018
6
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Umum 5.2 Program dan Kegiatan Tahun 2014 - 2018 BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP
BAB II
Renstra Distamben 2013-2018
7
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Lamandau dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2004 tentang Kelembagaan Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau. Sedangkan untuk melaksanakan Peraturan Daerah tersebut dijabarkan dengan Peraturan Bupati Lamandau Nomor 22 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan fungsi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimanntan TengahKemudian diperbaharui kembali melalui Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 2010 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupatenn Lamandau. Dinas pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau mempunyai tugas
yaitu
Melaksanakan
kewenangan
Desentralisasi
dan
Tugas
pembantuan di bidang Pertambangan dan Energi di Kabupaten Lamandau. Sedangkan fungsi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau yaitu menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertambangan dan energi sesuai kebijakan
yang
ditetapkan
oleh
Bupati
berdasarkan
peraturan
perudangan-undangan yang berlaku; 2. Pelaksanaan koordinasi dan hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan lembaga pemasyarakatan yang berkaitan denan urusan pertambangan umum, kelistrikan dan energi; 3. Pembinaan, pembinaan dan pengendalian terhadap kegiatan geologi dan sumberdaya mineral, usaha pertambangan umum, migas kelistrikan dan energi; 4. Penyiapan dan peningkatan kualitas sumberdaya aparatur dinas dalam perlaksanaan tugas melalui diklat teknis reguler dan fungsional; 5. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan Dinas Pertambangan dan Energi. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. Pada tingkat eselon III dibagi menjadi 1 (satu)
Renstra Distamben 2013-2018
8
Sekretaris yang membawahi 3 (tiga) Sub Bagian dan 3 (tiga) Bidang Dinas yang masing-masing membawahi 2 (dua) Seksi. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut diatas, maka organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau disusun sebagai berikut : 1. Kepala Dinas. Kepala dinas bertugas membina, mengkoordinasikan, merumuskan sasaran kerja di bidang pertambangan dan energi dan menetapkan program kerja, tata kerja dan mengembangkan kegiatan pada Dinas Pertambangan dan Energi. 2. Sekretaris. Sekretaris
bertugas
Mengkoordinasikan
dan
mengatur
pelaksanaan
pelayanan administrasi keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan serta perencanaan program kerja. Sekretaris membawahi : a. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program yang bertugas merencanakan pelaksanakan pengumpulan dan pengolahan data, penyusunan rencana dan program, monitoring dan evaluasi rencana kerja dinas pertambangan dan energi. b.
Kepala
Sub
Bagian
Keuangan
yang
bertugas
Merencanakan
pelaksanakan administrasi keuangan, membimbing dan membina Bendaharawan rutin, Bendaharawan Gaji, Bendaharawan khusus penerimaan khusus Dinas pertambangan dan Energi. c. Kepala Sub bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan yang bertugas Melaksanakan urusan penatausahaan kepegawaian, barang inventaris dan pengembangan sumber daya manusia di lingkungan dinas pertambangan dan energi. 2. Kepala Bidang Pertambangan yang mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi rumusan kebijakan teknis, program dan kegiatan dalam rangka pengelolaan mineral dan air tanah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten lamandau Kepala Bidang Pertambangan membawahi : a. Kepala Seksi Bimbingan Teknis dan Penataan Wilayah yang bertugas merencanakan,
melaksanakan,
Renstra Distamben 2013-2018
mengawasi
dan
mengevaluasi
9
rumusan kebijakan teknis, dan kegiatan pengawasan dan evaluasi perijinan, produksi, K3 dan lingkungan pengusahaan mineral, dan air tanah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Lamandau b. Kepala Seksi Pengawasan dan Evaluasi yang bertugas merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi rumusan kebijakan teknis, dan kegiatan pemberian bimbingan teknis, penataaan wilayah pertambangan, pengelolaan sistim pertambangan mineral, pemetaan cekungan air tanah dan pengkajian usulan wilayah konservasi mineral, dan air tanah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Lamandau. 3. Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral yang mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan penelitian aspek ilmu kebumian berupa geologi umum dan pengembangan konsep metode penelitian serta melakukan perencanaan, pengembangan dan evaluasi sumberdaya mineral, mitigasi bencana geologi, kawasan karst, dan air bawah tanah berdasarkan kebijaksanaan oleh Bupati sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral membawahi: a. Kepala Seksi Inventarisasi Sumberdaya Mineral yang mempunyai tugas merencanakan kegiatan inventarisasi dan eksplorasi sumber daya mineral, gambut, bahan galian industri, dan batuan-batuan lainnya di wilayah Kabupaten Lamandau. b. Kepala Seksi Geologi Tata Lingkungan yang mempunyai tugas Merencanakan dan menyusun
inventarisasi dan pemetaan geologi
tata lingkungan serta pembinaan dan pengembangan sumber air bawah tanah, Zonasi pemanfaatan kawasan karst dan lindung geologi, penetapan kawasan rawan bencana dan pengembangan seluruh aspek geologi, statigrafi dan pelayanan informasi. 4. Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi yang mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan Pengembangan serta Pemanfaatan Potensi Energi yang tersedia didaerah untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamandau serta melakukan pembinaan dan pengawasan
Renstra Distamben 2013-2018
10
terhadap
pengusahaan
dibidang
migas,
listrik
dan
energi
serta
penerbitan perijinan bidang migas, listrik dan energi. Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi membawahi: a. Kepala Seksi Pengusahaan Listrik dan Energi yang mempunyai tugas merencanakan
dan
melaksanakan
Pengusahaan,
Pembinaan,
Pengawasan Pengusahaan serta Pengelolaan Lingkungan dan K3 Migas, Listrik dan Energi; b. Kepala Seksi Pengembangan Listrik dan Pemanfaatan Energi yang mempunyai
tugas
merencanakan
dan
melaksanakan
kegiatan
pengumpulan dan pengolahan data melalui survey-survey potensi migas, listrik dan energi guna dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat; 5. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melakukan sebagian kegiatan tugas Distamben sesuai keahlian dan kebutuhan. Bagan
susunan
organisasi
Dinas
Pertambangan
dan
Energi
Kabupaten Lamandau, dapat dilihat pada Gambar 2.1. Sedangkan untuk sub sektor pertambangan dalam penerapan Peraturan Gubernur Nomor 63 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengangkutan dan Penjualan Bahan Galian sebagai langkah antisipasi dalam hal penertiban, pengendalian dan pengawasan produksi bahan galian. Dengan demikian perusahaan Pemegang Izin Usaha Pertambangan yang telah memproduksi bahan galian dapat terdata dengan baik termasuk jumlah produksi dan iuran produksi/royalti yang telah dibayarkan berupa PNBP sebesar Rp. 2.114.064.984,Eksplorasi mineral di Kabupaten Lamandau sudah dilakukan sejak tahun 2006 dan sampai sekarang eksplorasi masih berlangsung. Penambangan rakyat berupa penambangan emas sudah merupakan suatu tradisi dan telah dilakukan sejak lama. 2.2. Sumber Daya Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau Jumlah pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau sampai dengan akhir Maret Tahun
Renstra Distamben 2013-2018
2014 adalah 28 (dua
11
Gambar 2.1 Bagan susunan organisasi Distamben Kabupaten Lamandau Renstra Distamben 2013-2018
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROGRAM
SUB BAGIAN KEUANGAN
SUB BAGIAN UMUM, KEPEGAWAIAN DAN PERLENGKAPAN
BIDANG GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BIDANG PERTAMBANGAN
BIDANG LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
SEKSI INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERAL
SEKSI PENGAWASAN DAN EVALUASI
SEKSI PENGUSAHAAN LISTRIK DAN ENERGI
SEKSI GEOLOGI TATA LINGKUNGAN
SEKSI BIMBINGAN TEKNIS DAN PENATAAN WILAYAH
SEKSI PENGEMBANGAN LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
12
UPTD
puluh delapan) orang, dengan rincian 21 (tujuh puluh satu) orang Pegawai Negeri Sipil, dan 7 (tujuh) orang Pegawai Harian Lepas. Pengelompokan pegawai berdasarkan pangkat dan golongan dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Kelompok pegawai berdasarkan pangkat dan golongan Pangkat dan golongan IV III II I
Jumlah 3 9 9 0
Kelompok pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.2 Kelompok pegawai berdasarkan tingkat pendidikan No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase
1. 2. 3. 4.
S2 S1 D3 SMA
4 8 4 5
19% 38% 19% 24%
Untuk
meningkatkan kinerja Dinas
Pertambangan
dan
Energi
Kabupaten Lamandau dilengkapi dengan beberapa fasilitas baik itu kendaraan roda empat dan roda dua serta adanya Fasilitas Gedung Kerja dan peralatan survey yang merupakan fasilitas kerja dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.3. Fasilitas Kerja No 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Barang Kendaraan Roda 4 (empat) Kendaraan Roda 2 (dua) Luas Tanah Bangunan Kantor (M2) Luas Tanah Lain-lain (M2) Peralatan Survey, dan Inventaris Ruangan (juta)
Jumlah/luas 4 buah 11 buah 9.600 50.000 288
2.2.1. Potensi Sumberdaya Alam Geologi daerah Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah tersusun oleh Formasi batuan, yang didominasi oleh Granit Sukadana (Kus). Secara regional struktur geologi yang berkembang di daerah Kabupaten ini
antara lain kelurusan-kelurusan (lineament) yang mempunyai arah barat laut sampai tenggara dan timur laut sampai barat daya.
Granit Sukadana (Kus) batuan terdiri dari menzonit kuarsa,
menzogranit, sienogranit, dan granit alkali feldspar, sedikit sienit kuarsa, menzodiorit kuarsa dan diorit kuarsa. Secara geologi, Kabupaten Lamandau terbentuk sejak zaman Pra Tersier atau Mesozoikum. Proses geologi yang panjang seperti kegiatan tektonik yang diikuti oleh kegiatan magmatik yang bersifat intrusife dan ekstrusif menyebabkan Kabupaten Lamandau memiliki jenis batuan yang beraneka ragam dan beberapa batuan mampu bertindak sebagai cebakan bagi pembentukan mineral logam dari proses pembentukan logam oleh alam tersebut, dan pada gilirannya berfungsi sebagai batuan induk bagi mineral letakan (placer) sesuai kaidah-kaidah alam. Berdasarkan data-data yang terkumpul selama ini yaitu data-data yang bersumber dari hasil-hasil kegiatan , Dinas Pertambangan dan Energit Kabupaten
Lamandau,
maupun
dari
laporan-laporan
kegiatan
yang
dilakukan oleh pihak swasta di Kabupaten Lamandau dijumpai berbagai macam bahan galian yang secara umum baru sampai tahap eksplorasi pendahuluan sehingga klasifikasi data yang diperoleh umumnya dalam klasifikasi sumberdaya tereka. Data-data semacam ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Rincian data potensi di rekapitulasi dalam tabel 2.4. Tabel. 2.4 Potensi Sumberdaya Mineral No 1 A.
Jenis Bahan Galian 2
Tereka 3
Bahan Galian Golongan B 1. Emas Primer
-
2. Emas Aluvial
-
Sumberdaya Terunjuk 4
Terukur 5
Ket. 6
-
3. Biji Besi
3.684.000 ton
-
C.
5. Timah 10. Seng Bahan Galian Golongan C 1. Pasir Kuarsa
260.500 ton 285.650 ton
-
Renstra Distamben 2013-2018
-
-
-
-
4.402.312.520 ton
*)
14
2. Batu gamping 3. Kaolin
-
6.756.096.970 ton
-
-
1
2 3 4. Granit 5. Andesit 6. Basalt 7. Granodiorit 8. Phospat 9. Tanah Liat 10. Sirtu Sumber : Distamben Prop.Kalteng
-
*)
6.467.519.146 ton
*)
5 3.600 ton -
6 *) *) *) *) *) *) *)
4 14.042.673.948 ton 8.936.905.692 ton 348.335.500 ton 2.513.096.592 ton 46.477.361.513 ton 267.699.537 ton
Saat ini terdapat 8 (delapan) daftar mineral-mineral potensial yang terdapat di Kabupaten Lamandau, mineral-mineral tersebut adalah Emas, Batu Kapur/Batu Gamping, Granit, Galena, Bauksit, Pasir Kuarsa, Bijih Besi, Batu Bara. Tabel 2.5. Bahan Galian di Kabupaten Lamandau No.
Bahan Galian
Lokasi
1.
Batubara
Tapin Bini
2.
Emas
Petarikan,
3.
Granit
Kec. Lamandau
4.
Bijih Besi
Bintang Mengalih, Petarikan, Karang Besi, Kahingai.
5. Galena
Bintang mengalih
6. Bauksit
Melata
7. Pasir Kuarsa
Suja
Nanga
matu,
Sumber : lamandau dalam angka 2012
a. Potensi Energi Kabupaten Lamandau tersedia berbagai jenis potensi energi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi Listrik untuk mempercepat pemerataan
pembangunan
di
Kabupaten
Lamandau
khususnya
pembangunan listrik desa.
Renstra Distamben 2013-2018
15
Tabel 2.6. Potensi Energi No
Jenis Potensi
1. Air
2. Batubara 3. Biomassa
Lokasi Kec. Delang, Kec. Belantikan Raya, Kec. Batang Kawa, Kec. Bulik Timur, Kec. Lamandau, Kec. Menthobi Raya Tapin Bini Kec. Bulik Timur, Kec. Menthobi Raya, Kec. Bulik, Kec. Lamandau, Kec. Sematu Jaya
Sumber : lamandau dalam angka 2012
b. Potensi Air Tanah Potensi Air Tanah di Kabupaten Lamandau cukup tinggi. Upaya pendeteksian formasi aquifer belum optimal namun pemanfaatan Sumber Daya Air Tanah sudah cukup tinggi terutama untuk keperluan rumah tangga, hotel dan restoran serta industri air isi ulang. c. Potensi Bencana Alam Secara geologi wilayah
Kabupaten Lamandau tidak termasuk
wilayah yang rawan bencana alam geologi. Untuk memperkirakan potensi bencana alam geologi ini dilakukan melalui kegiatan pemetaan geologi teknik yang merupakan bagian dari kegiatan mitigasi bencana alam. Namun dari hasil pemetaan geoteknik ini ternyata tidak ditemukan wilayah-wilayah yang memiliki potensi bencana alam geologi. Mengacu kepada kenyataan ini maka Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Lamandau tidak
mengarahkan program dan kegiatan untuk melakukan mitigasi bencana alam geologi secara khusus. d. Potensi Energi Primer Potensi energi primer di Kabupaten Lamandau cukup tersedia tersedia seperti batubara, energi air skala besar (PLTA), skala mini (PLTM) dan skala mikro (PLTMH), biomassa dari limbah perkebunan baik dari kebun kelapa sawit, karet dan kelapa, energi biogas dari limbah peternakan khususnya dari ternak sapi.
Renstra Distamben 2013-2018
16
Selain seperti yang disebutkan diatas sejalan dengan keluarnya Inpres Nomor 10 Tahun 2006 tentang pemanfaatan bahan bakar nabati, maka
untuk
beberapa
tahun
kedepan
Kabupaten
Lamandau
akan
mengembangkan bioetanol yang berasal dari tanaman singkong disamping perluasan kebun sawit yang menghasilkan energi biodisel dan nantinya menjadi pengganti bahan bakar solar dan minyak tanah disamping untuk biodisel, serta pemanfaatan biogas dari kotoran hewan untuk bahan bakar rumah tangga serta pembuatan briket dari limbah pelepah sawit. 2.2.2. Usaha Pertambangan Pengembangan Sumber Daya Mineral (bahan galian) sebagaimana telah
diuraikan
telah
dilakukan
oleh
perusahaan-perusahaan
pertambangan baik dalam rangka PMDN maupun PMA. Bahan galian yang dominan diusahakan adalah Logam Mulia, Logam Dasar, Batubara dan bahan galian industri seperti batu belah, pasir urug dan pasir pasang dan batu kapur. Sampai September 2013 jumlah pemegang Kuasa Pertambangan (KP) Eksplorasi, tercatat sebanyak 22 (dua puluh dua) perusahaan pemegang Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan 5 (lima) diantaranya memiliki IUP Operasi Produksi dengan total luas wilayah 167.343 Ha seperti yang terlihat dalam tabel 2.1. Perusahaan-perusahaan
tesebut
dalam
berbagai
kegiatan
penambanganya turut menggerakan perekonomian dan taraf hidup masyarakat
Kabupaten
Lamandau,
diantaranya
adalah
dengan
penyerapan tenaga kerja lokal dalam berbagai sub kegiatan di tambang, tenaga produksi dan tenaga operator peralatan mekanis pertambangan. Tabel 2.7. Data Ijin Usaha Pertambangan No
Tahap Kegiatan
Jumlah
Luas (Ha)
1.
Eksplorasi
17
117.549,0
2.
Produksi
5
19.394,0
22
167.343,0
Jumlah Sumber : lamandau dalam angka 2012
Renstra Distamben 2013-2018
17
2.2.2.1 Pertambangan Rakyat Kegiatan yang dikelola oleh masyarakat dengan memanfaatkan peralatan sederhana dan dengan jumlah produksi yang tidak terlalu signifikan serta pasarnya yang terbatas, maka dapat dikategorikan sebagai kegiatan pertambangan rakyat. Sampai saat ini, ada beberapa masyarakat yang melakukan pertambangan rakyat serta mengajukan perijinan terkait kegiatan penambangan yang mereka lakukan, namun dikarenakan Rencana Tata Ruang Kabupaten Lamandau masih dalam tahap penyelesaian maka perijinan tersebut belum dapat diproses. Untuk bahan galian yang diusahakan adalah batu belah, pasir dan emas. 2.2.3. Kelistrikan di Kabupaten Lamandau Dari 83 (delapan puluh tiga) Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Lamandau, hanya 42 Desa/Kelurahan yang masuk kategori berlistrik yang terdiri dari 14 Desa/Kelurahan yang dialiri listrik PLN dan 27 Desa yang mendapat bantuan PLTS serta 1 Desa menggunakan PLTMH , dimana sisanya yaitu 41 desa masih belum termasuk kategori desa berlistrik. Sehingga rasio elektrifikasi yang ada di Kabupaten Lamandau adalah Desa Berlistrik mencapai 55,42 %, KK belum berlistrik mencapai 54,39 %, KK berlistrik mencapai 45,61 %. 2.2.3.1.Pembangkit Listrik Tenaga Surya Untuk mempercepat pemerataan pemenuhan kebutuhan akan energi listrik di Kabupaten Lamandau, maka salah satu cara yang ditempuh yaitu dengan mengadakan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dimana untuk Tahun Anggaran 2010 telah diserahkan sebanyak 102 Unit PLTS kepada Desa Jemuat Kecamatan Batang Kawa, 28 Unit PLTS untuk Desa Nanga Kemujan Kecamatan Bulik Timur dan 43 unit PLTS untuk kelurahan Bulik (Nanga Bulik seberang dan orang tidak mampu) yang berasal dari APBD Kabupaten Lamandau melalui DPA Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau.
Renstra Distamben 2013-2018
18
Penetapan bagi masyarakat calon penerima bantuan PLTS, ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau, dimana dasar dari Keputusan Bupati Lamandau tersebut adalah berita acara rapat yang dilaksanakan oleh Desa calon penerima PLTS yang membahas tentang penetapan masyarakat calon penerima PLTS yang diketahui oleh Camat masing-masing. Selain itu, pada setiap Desa yang akan menerima bantuan PLTS, dibentuk pula Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) yang bertugas untuk mengelola dan memelihara PLTS yang akan diterima tersebut. Komposisi OMS yaitu lima orang yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Pengelola Pengoperasian dan Pengendalian, Pelaksana Pengembangan Kapasitas dan Security/Keamanan. Penyusunan personil OMS ini juga dituangkan dalam berita acara rapat Desa, diketahui oleh Camat yang kemudian akan menjadi dasar penetapan OMS dalam Keputusan Bupati Lamandau. Pihak
Pemerintah
Kabupaten
Lamandau
melalui
Dinas
Pertambangan dan Energi juga telah berupaya mengajukan proposal bantuan PLTS untuk beberapa desa terutama desa yang merupakan Ibu Kota Kecamatan Pemekaran yang belum berlistrik kepada pihak Kementrian ESDM Up.Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi PT.PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Namun sampai dengan saat ini masih belum mendapat respon dari pihak terkait, sehingga ke depannya perlu dikomunikasikan lebih lanjut. 2.2.3.2.Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Pada tahun 2010 telah dibangun PLTMH di Desa Sumber Jaya Kecamatan Menthobi Raya dengan kapasitas daya sebesar 1 x 23 kW yang sekarang dinikmati oleh 63 KK, penduduk Desa Sumber Jaya termasuk penerangan fasilitas umum dan fasilitas sosial dengan kapasitas daya masing-masing per rumah/bangunan mendapat suplai daya sebesar 450 watt.
Renstra Distamben 2013-2018
19
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau untuk Tahun Anggaran 2011 menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Listrik Pedesaan T.A 2011 dari Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi
Energi.
Kegiatan
DAK
Bidang
Lisdes
tersebut
direncanakan untuk membangun PLTMH di Desa Cuhai Kecamatan Lamandau Kabupaten Lamandau Propinsi Kalimantan Tengah, yang mempunyai potensi untuk PLTMH yaitu : Pada Silingan Panjang dengan desain debit untuk turbin berkisar ± 1 x 400 liter/detik dan tinggi jatuh ± 20 M dapat dibangkitkan listrik dengan kapasitas daya sebesar 1x70 kW yang diperkirakan dapat mencakup 3 (tiga) desa yaitu Desa Cuhai, Desa Kawa dan Desa Tanjung Beringin. Keadaan Kelistrikan di Kabupaten Lamandau dapat dilihat pada tabel 2.8 Tabel 2.8. Keadaan Kelistrikan Kabupaten Lamandau
Kantor Cabang
Daya Terpasang (Kw)
I. N.Bulik
4.000 (PLN )
II. T. Bini
82 (PLN)
III. Kudangan IV.Menthobi Total
Panjang Jaringan (Kms)
Jumlah Pelanggan (plg)
JTM (Kms) 41,5 PLN) 28,26 ( Pemda)
JTR (Kms) 15,82 (PLN) 3,74 (Pemda)
2,7 (PLN) 1,3 (Pemda)
3,8 (PLN) 2,1 (Pemda)
235
6,5 (PLN) 2,5 (Pemda)
1,73 (PLN) 1,4 (Pemda)
670
3,4 (Pemda)
1,8 (Pemda)
241
30,37
2.100
250 (PLN) 1.000 (sewa) 5.323
86,16
1.164
Sumber : distamben lamandau 2013
Untuk kondisi listrik desa di kabupaten lamasndau dapat dilihat pada tabel 2.9 . Tabel 2.9. Kondisi Listrik Desa Sumber/instansi yg membangun
Jumla h Desa
Renstra Distamben 2013-2018
Berlistri k
Pelangg an
Ratio Elekt. (%)
Desa Nyala (%)
20
Lamandau
PT.PLN (Persero) , Distamben Prov.Kalteng, Ditjen LPE dan Kementerian PDT PLTS PLTMH
83
14
83 83
27 3
248.320
66,27
60
Sumber : distamben lamandau 2013
Sedangkan sumber energi terbarukan di kabupaten lamandau dapat dilihat pada tabel 2.10 Tabel 2.10. Data Sumber Energi Terbarukan Daerah No 1 1
Jenis Sumber Daya Energi 2 Air skala kecil
2
Air skala mini
3
Air skala kecil Air skala kecil
Lokasi (Desa, Kec) 3 Desa Jemuat Kec. Batang Kawa.
Perkiraan Potensi Energi 4 20 KW
5
Air skala besar
Desa Karang Besi, Kec. Belantikan Raya. Desa Benakitan Kec. Batang Kawa Desa Nanga Matu, Kec. Belantikan Raya. Desa Kudangan Kec. Delang.
6
Air skala kecil
Desa Cuhai, Kec. Lamandau
76 KW
7
Air skala kecil
Desa Bukit Harum, Kec. Menthobi raya
30 KW
8
Air skala kecil
Desa Melata, Kec. Menthobi Raya
17 KW
4
23 KW 25 KW 30 KW 2 MW
Potensi Pengguna
Keterangan
5 Penerangan untuk 100 RT Penerangan untuk 200 RT Penerangan untuk 83 RT Penerangan untuk 26 RT
6 Belum dibangun
Penerangan untuk 300 RT Penerangan untuk 180 RT Penerangan untuk 100 RT Penerangan untuk 50 RT
Belum di manfaatkan
Belum dibangun Belum di manfaatkan Belum di manfaatkan
Belum dimanfaatkan Sudah dimanfaatkan Belum dimanfaatkan
Sumber : distamben lamandau 2013
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD Keberhasilan pembangunan juga ditunjang oleh sejauh mana pelaksanaan program dan kegiatan dapat terwujud dengan dana yang
Renstra Distamben 2013-2018
21
optimal untuk alokasi pelayanan
publik.
pembangunan yang menyetuh langsung kepada
Kondisi
ketersediaan
dana
dimaksudkan
untuk
menjelaskan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan, hal ini akan terlihat dari hasil, keluaran dan manfaat melalui indikator kinerja yang telah dicapai pada masa 5 (lima) tahun yang telah lewat seperti yang terlihat pada tabel 2.11 Pengukuran kinerja pelayanan SKPD 5 tahun terakhir dilaksanakan dengan mengukur input, output dan outcome Renstra dengan sumber pendapatan dan belanja seperti yang terlihat pada tabel 2.12 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau terbesar diperoleh dari pajak daerah. Pajak daerah Kabupaten Lamandau pada tahun terakhir mengalami penurunan karena investor karena RTRWP yang belum disyahkan. Kontribusi dari PAD ini dari tahun ke tahun memang selalu mengalami kenaikan, hal ini berarti bahwa untuk menjalankan kegiatan administrasi pemerintahan sudah mampu mandiri, namun untuk membiayai anggaran belanja keseluruhan masih tetap bergantung dari dana yang tersedia. 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan SKPD a. Peluang 1)
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kabupaten Lamandau Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
merupakan salah satu
dokumen perencanaan yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Lamandau dalam hal pemanfaatan ruang. Dengan telah terbitnya RTRW, memberikan arahan yang jelas tentang wilayahwilayah
pembangunan,
termasuk
di
dalamnya
wilayah
pembangunan bidang Pertambangan dan Energi. 2)
Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Lamandau Renstra Kabupaten Kabupaten Lamandau 2013-2018 yang telah ditetapkan
dengan
Perda
Kabupaten
Kabupaten
Lamandau,
merupakan acuan bagi Dinas/Badan/Kantor/Unit Kerja dalam menyusun rencana program
Renstra Distamben 2013-2018
yang akan dilaksanakan setiap
22
tahunnya sampai dengan lima tahunan. Hal ini dapat dijadikan peluang bagi Dinas Pertambangan dan Energi dalam menyusun program-program Dinas dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan 3)
Potensi Sumber Daya Mineral Terdapat 7 (tujuh) potensi alam yang dapat dijadikan sumber kegiatan perekonomian , yaitu antara lain meliputi : emas, bentonit, lempung, zeolit, kaolin, pasir kuarsa, batu gamping. Berbagai potensi tersebut, belum digali dan dimanfaatkan secara maksimal.
4)
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2001 Pasal 2 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2001 mengatur empat kewenangan di bidang pajak yang menjadi kewenangan Pemerintah , dari keempat kewenangan dua diantaranya yaitu pajak Air Tanah dan merupakan kewenangan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten. Pemerintah
Kedua
kewenangan
itu
menjadi
andalan
PAD
Kabupaten Lamandau. Oleh karenanya kegiatan-
kegiatan sifatnya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber PAD tersebut merupakan keharusan. b. Tantangan 1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor
23
Tahun
2010.
menitikberatkan
peran
Pemerintah
Kabupaten dan Kota yang lebih besar dibandingkan dengan peran Kabupaten. Berdasarkan dua produk pengaturan tersebut, peran Kabupaten (Dinas Pertambangan dan Energi) terbatas terhadap halhal sebagai berikut : -
Penyediaan dukungan pengembangan dan pemanfaatan sumber daya mineral dan energi serta air bawah tanah.
-
Pemberian izin usaha pertambangan umum yang meliputi eksplorasi dan eksploitasi.
-
Pemberian izin usaha inti listrik dan distribusi yang tidak
disambung
ke
Renstra Distamben 2013-2018
grid
nasional
23
Tabel 2.11 PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN SKPD DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN LAMANDAU NO.
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
(1)
(2)
Target SPM
Target IKK
Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD
Realisasi Capaian
Rasio Capaian pada Tahun ke-n
(3)
(4)
(5)
2009 (6)
2010 (7)
2011 (8)
2012 (9)
2013 (10)
2009 (11)
2010 (12)
2011 (13)
2012 (14)
2013 (15)
2009 (16)
2010 (17)
2011 (18)
2012 (19)
2013 (20)
1.
Ratio Elektrifikasi
70 %
-
30%
35%
38%
43%
50%
28,4%
33,8%
36,9%
45,7%
55,4%
94,6%
96,5%
97,1%
106,2 %
99,2 %
2.
Ratio Jumlah KK yang berlistrik
70 %
-
29,7%
34,5%
38%
42,5%
45%
30,4%
33,3%
37,6%
41,3%
45,6%
102,3 %
96,5%
98,9 %
97,1 %
101,3 %
3.
Kontribusi Pertambangan terhadap PDRB
2,5 %
-
1,06%
1,09%
1,19%
1,23%
1,26%
1,07%
1,19%
1,20%
1,24
1,28
100,9 %
109,1 %
108,4 %
108,1 %
101,6 %
Renstra Distamben 2013-2018
24
Tabel 2.12 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kamandau
NO .
Uraian
Anggaran pada tahun ke-nTarget Renstra SKPD
Rasio antara realisasi dan anggaran tahun ke-n
Realisasi Anggaran pada tahun ke-n
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(2) Urusan Pemerintahan : Pertambangan dan Energi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
2.
DPA Distamben Kab. Lamandau
14.847.3 25.550
9.102.592. 140
9.846. 025.78 2
17.348 .955.9 14
19.369 .192.0 00
13.275 .016.1 66
8.818.28 2.471
8.869. 342.76 9
16.019.8 38.328
17.318.7 24.290
0,89
0,97
0,91
0,92
3.
BELANJA TIDAK LANGSUNG
1.115.6 01.700
707.632.5 50
980.2 53.69 5
1.241. 220.5 84
1.132. 612.0 00
611.5 41.15 5
655.335 .792
846.7 52.86 7
1.002.5 14.555
943.071 .581
0,55
0,93
0,86
4.
GAJI PEGAWAI
587.302. 400
428.512.2 40
549.36 2.963
809.78 7.290
756.95 3.360
333.50 2.940
397.107. 420
544.38 1.620
656.862. 840
634.309. 000
0,57
0,93
0,67
5.
TUNJANGAN
528.299. 300
279.120.3 10
430.89 0.732
431.43 3.294
375.65 8.640
278.03 8.215
258.228. 372
302.37 1.247
345.655. 715
308.762. 581
0,53
0,92
6.
BELANJA LANGSUNG
13.731. 723.850
8.394.959 .590
8.865. 772.0 87
16.10 7.735. 330
18.23 6.580. 000
12.66 3.475. 011
8.162.9 46.679
8.022. 589.9 02
15.017. 323.773
16.375. 652.709
0,92
7.
PEGAWAI
312.903. 800
120.948.0 00
140.82 9.000
186.63 3.600
376.93 8.800
170.94 8.500
101.252. 000
136.77 0.800
165.564. 600
277.226. 304
8.
BARANG DAN JASA
2.092.23 7.900
972.767.0 90
1.220. 626.02 7
8.185. 457.76 7
4.374. 845.56 7
1.443. 911.01 1
867.685. 879
1.160. 797.05 7
7.394.66 2.677
9.
MODAL
11.326.5 82.150
7.301.244. 500
7.504. 317.06 0
7.735. 643.96 3
13.484 .795.6 33
11.048 .615.5 00
7.194.00 8.800
6.725. 002.04 5
7.457.09 6.496
(1) 1.
Renstra Distamben 2013-2018
Rata-rata Pertumbuhan
(17)
Angga ran (18)
Realis asi (19)
0,89
11,46
11,15
0,83
3,97
9,77
0,81
0,84
8,41
14,68
0,70
0,80
0,82
-1,12
2,72
0,97
0,90
0,93
0,90
12,33
11,79
0,55
0,84
0,97
0,89
0,73
17,92
16,56
2.994.97 5.986
0,69
0,89
0,95
0.90
0,68
99,20
94,28
13.103.4 50.419
0,97
0,98
0,89
0,96
0,97
8,93
9,04
0,81
25
-
Pelatihan dan penelitian di bidang pertambangan dan energi.
2) Persepsi
dan
Pemahaman
Stakeholder
Terhadap
Pembangunan
Pertambangan dan Energi Keberhasilan pembangunan bidang pertambangan dan energi merupakan refleksi dari adanya koordinasi dan kerjasama yang erat antara para pelakunya; Pemerintah (Eksekutif dan Legislatif), sektor swasta dan masyarakat pertambangan. Ketiga pilar pembangunan bidang pertambangan itu perlu memiliki gerak dan pemahaman yang sama akan pentingnya pembangunan pada sektor pertambangan dan energi. Kondisi saat ini, yang dirasakan adalah masih adanya perbedaan persepsi dan pemahaman mengenai peran dan fungsi dari masing-masing pilar dimaksud. Hal ini tentunya merupakan ancaman terhadap persinergian pelaksanaan pembangunan sektor pertambangan dan energi. 3) Kepastian Hukum Kepastian hukum merupakan permasalahan umum yang terjadi di semua bidang pembangunan di Indonesia. Kondisi demikian berdampak pada pengembangan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal demikian juga dirasakan di bidang pertambangan dan energi. Salah satu dampak dari tidak adanya kepastian hukum adalah munculnya Penambangan Tanpa Izin (PETI).
Renstra Distamben 2013-2018
26
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalah Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Berdasarkan
kondisi
lingkungan
internal
dan
eksternal
yang
berpengaruh langsung terhadap eksistensi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau serta kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan Kabupaten Lamandau secara Umum ada beberapa isu strategis yang perlu menjadi perhatian yaitu : a) Adanya potensi bahan galian Kabupaten
Lamandau
termasuk
wilayah
yang
memiliki
potensi
sumberdaya alam yang melimpah yang diantaranya adalah potensi bahan galian. Peran serta dan kontribusi Dinas Pertambangan dan Energi dalam pembangunan Kabupaten Lamandau cukup signifikan dikarenakan potensi sumberdaya alam khususnya pertambangan masih banyak yang belum optimal dalam pengelolaannya. b) Otonomi Daerah Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah memberikan otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada Kabupaten dan Kota, sedangkan otonomi yang dimiliki pada Kabupaten diberikan secara terbatas. Kondisi demikian memberikan ruang gerak yang terbatas bagi Pemerintah Kabupaten dalam mengelola sumber-sumber dan potensi pembangunan. Termasuk dalam hal ini adalah potensi sumberdaya mineral dan migas yang menjadi Tupoksi dari Dinas Pertambangan dan Energi. c) Adanya PETI Dengan melimpahnya potensi sumber daya manusia yang ada, maka menimbulkan dampak dengan maraknya PETI khususnya untuk
Renstra Distamben 2013-2018
27
penambang emas. Hal ini menimbulkan kerusakan lingkungan dan tidak adanya pemasukan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). d) Degradasi sumberdaya alam dan pencemaran lingkungan Pada beberapa wilayah
Kabupaten Lamandau terjadi degradasi
sumberdaya alam dan pencemaran lingkungan yang cukup serius. Pada umumnya, bentuk degradasi itu adalah kerusakan hutan, erosi dan sebagian kecil adanya eksploitasi sumberdaya mineral yang tidak terkendali. Melihat kondisi demikian, maka untuk mencegah terjadinya degradasi yang lebih parah, maka peran Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau menjadi sangat penting. Pencemaran
lingkungan
menyebabkan
keseimbangan
ekosistem
terganggu dan berdampak pada kualitas kehidupan masyarakat. Salah satu sumber potensi pencemaran lingkungan adalah penambanganpenambangan yang dilakukan masyarakat secara liar, atau lebih dikenal dengan PETI yang pada umumnya berlokasi di daerah hulu dan ini mengakibatkan pencemaran yang lebih luas karena akan terbawa ke bagian hilir. Pengendalian dan pengawasan terhadap penambanganpenambangan
liar
merupakan
salah
satu
tugas
dari
Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau bersama dinas terkait lainnya. e) Masih rendahnya Rasio Desa Berlistrik dan Rasio Elektrifikasi di Kabupaten Lamandau. Kondisi Kelistrikan di Kabupaten Lamandau sampai Juli 2013 dari 83 desa yang tersebar di 8 Kecamatan yang sudah menikmati penerangan aliran listrik baik dari sumber lsitrik PLN maupun dari Pemanfaatan energi terbarukan seperti Mikrohidro dan PLTS berjumlah 83 desa dengan rasio desa berlistrik sebesar 66,27 % sedangkan rasio elektrifikasi atau rumah tangga berlistrik dari 18.353 jumlah rumah tangga, yang sudah dapat menikmati sambungan listrik hanya 6.450 rumah tangga atau sebesar 45,61 % sedangkan ada sebanyak 11.815 rumah tangga yang belum bisa menikmati penerangan listrik sehingga membuat kehidupan masyarakat masih tetap tertinggal.
Renstra Distamben 2013-2018
28
Guna mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi di Kabupaten Lamandau diperlukan trobosan baik secara Nasional maupun Daerah dengan memanfaatkan potensi energi yang tersedia di daerah seperti energi air, biomassa, matahari dan biogas serta perluasan jaringan listrik baik Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tengan Rendah (JTR). Identifikasi permasalahan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel. 3.2 Identifikasi Permasalahan No 1.
Bidang/ Urusan
Identifikasi Permasalahan
Isu-isu Strategis
Program Prioritas Pembangunan
SKPD
Energi dan Sumberday a Mineral
1. Rendahnya pelayanan ketenagalistrika n.
1. Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrika n
1. Program Pembinaan dan Pengem-bangan Bidang Ketenagalistrika n
Distam
2. Belum optimalnya pengendaliaan distribusi minyak dan gas
2. Pengendalian distribusi minyak dan Gas
2. Program Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi Pengusaha an Minyak dan Gas
Distam
3. Belum optimalnya Akses informasi Sum-berdaya Mineral dan non mineral
3.
3. Program Pening-katan informasi bidang geologi.
Distam
4. Belum optimalnya penyiapan wilayah pertambangan
4. Bimbingan Teknis dan Penyiapan Wilayah Pertambangan
4. Program Penataan Wilayah Pertam- bangan.
Distam
5. Belum optimalnya pengusahaan listrik
5. Pengusahaan Listrik dan Energi.
5. Program Pengu-sahaan Listrik dan Energi.
Distam
6. Belum optimalnya informasi bidang geologi
6. Peningkatan Infor-masi Geologi
6. Program Pening-katan Informasi Geologi
Distam
7. Belum optimalnya pengendalian evaluasi program dan kegiatan
7. Monitoring Evaluasi Program
7. Program Monito-ring dan Evaluasi Program
Distam
Renstra Distamben 2013-2018
Kualitas dan Akses informasi Sumber daya Mineral, dan non mineral
dan
29
8. Belum optimalnya pegendalian evaluasi pertambangan
8. Pengawasan dan Evaluasi Pertambangan
8. Program Penga-wasan dan Eva-luasi Pertam-bangan.
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Berpedoman pada hasil pembangunan yang telah dicapai, maka Visi dan Misi Tahun 2008 – 2013, masih relevan untuk menjadi Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Lamandau Tahun 2013 – 2018, dengan beberapa perbaikan
dalam
rangka
penyempurnaan,
dimana
pelaksanaannya
difokuskan pada program kegiatan yang belum selesai. Diharapkan dengan mengangkat kembali Visi dan Misi ini, programprogram pembangunan di Kabupaten Lamandau dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan dapat menuntaskan program kegiatan yang telah direncanakan namun belum dapat dilaksanakan pada periode 2008 – 2013 yang lalu. Adapun Visi Kabupaten Lamandau Tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut : “TERWUJUDNYA
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT,
TERLAKSANANYA TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK BEBAS
DARI
KKN
YANG
DILANDASI
KEIMANAN
DAN
KETAQWAAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA”. Pada Visi Kabupaten Lamandau Tahun 2013 – 2018 terdapat 3 (tiga) kalimat kunci yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat, berarti mewujudkan kesejahteraan
masyarakat
melalui
pembangunan
ekonomi
yang
berlandaskan pada keunggulan dan daya saing daerah, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya dengan selalu memperhatikan kearifan lokal. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat yang meliputi: sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, kesempatan berusaha dalam iklim yang kondusif, rasa aman, didukung oleh infrastruktur yang mantap. Terlaksananya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bebas
Renstra Distamben 2013-2018
30
Distam
Dari KKN, adalah pemerintahan yang mempunyai kredibilitas, profesionalisme, akuntabilitas, berkualitas dan mampu mengayomi seluruh masyarakat, dengan mengedepankan transparansi sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah sekaligus juga diharapkan dapat memberikan masukan maupun informasi apabila ada kekurangan atau penyimpangan dalam pelaksanaannya dilapangan. Dilandasi Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berarti mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang religius melalui peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan, hal ini ditempuh dengan melaksanakan pembangunan rumah ibadah, membangun persatuan yang kuat antar para pemuda lintas agama dan meningkatkan kerukunan antar
umat
beragama
di
Kabupaten
Lamandau,
sehingga
tercipta
keseimbangan dan toleransi serta sikap saling menghargai dan saling menghormati antar umat beragama, antar suku dan antar golongan di masyarakat. Visi Pembangunan Daerah Jangka Menengah tersebut tetap berada dalam koridor cita-cita menuju masyarakat yang maju, mandiri dan adil, seperti dimaksud dalam Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Misi Sesuai dengan Visi tersebut diatas dan sebagai upaya dalam mewujudkannya,
maka
ditetapkan
Misi
Pembangunan
Kabupaten
Lamandau Tahun 2013 – 2018, yaitu sebagai berikut : 1.
Membangun ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi penduduk miskin, angka pengangguran sehingga masyarakat sejahtera.
2.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar generasi muda memiliki pengetahuan, keterampilan dan mampu mandiri.
3.
Mewujudkan pola hidup masyarakat sehat agar angka harapan hidup meningkat, angka kematian ibu dan bayi menurun.
4.
Menciptakan ketenteraman, keamanan dan kenyamanan masyarakat secara keseluruhan yang berada di Kabupaten Lamandau.
Renstra Distamben 2013-2018
31
5.
Membuka
keterisolasian
daerah
pedesaan
dan
kecamatan
agar
lancarnya angkutan orang, barang dan jasa. 6.
Meningkatkan martabat masyarakat Kabupaten Lamandau melalui keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan olahraga, adat dan budaya.
7.
Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik, bebas dari KKN agar
pemerintahan
menjadi
kuat,
berwibawa,
demokratis
serta
melayani. 8.
Menumbuh
kembangkan
kehidupan
beragama
agar
mempunyai
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 9.
Menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu kekuatan ekonomi kerakyatan.
10. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan. Tujuan dan Sasaran Visi dan Misi tersebut diatas kemudian diterjemahkan ke dalam tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang
menunjukkan
tingkat
prioritas
tertinggi
dalam perencanaan
pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar
penyusunan kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan.
Perumusan tujuan dan sasaran, di samping menerjemahkan visi/misi dan
menjawab
dilakukan
permasalahan
untuk
pembangunan
menyerasikan
daerah/isu-isu
ketercapaian
strategis,
indikator
kinerja
pimpinan
daerah
pembangunan daerah. Telaahan
visi,
misi
dan
program
kabupaten lamandau dalam keterkaitannya dalam tugas pokok dan fungsi dinas pertambangan dan energi kabupaten lamandau dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Pembangunan Kabupaten Lamandau
Visi: Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat, Terlaksananya Tata Kelola Pemerintahan Yang baik, Bebas dari KKN yang Dilandasi Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa) Misi 1 Membangun ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi penduduk miskin, angka pengangguran sehingga masyarakat sejahtera.
Renstra Distamben 2013-2018
32
Tujuan 1.
2.
Meningkatkan investasi melalui penyediaan fasilitas dan insentif serta kemitraan dengan UMKM, Koperasi dan IKM.
Membuka keterisolasian daerah pedesaan dan kecamatan agar lancarnya angkutan orang, barang dan jasa..
Sasaran 1.
Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah.
2.
Meningkatnya investasi yang mendorong kesempatan dan penciptaan lapangan kerja. 2. Menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya dan pengembangan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh.
Program 1.
Program Perencanaan Wilayah Geologi dan Konservasi Sumber Daya Mineral
SKPD Penanggung Jawab Dinas Pertambangan dan Energi
2. Program Penataan Wilayah Pertambangan
1.
Program pembangunan bidang Ketenagalistrikan dan energi 2. Program Pengem-bangan Listrik dan Pemanfaatan Energi.
Dinas Pertambangan dan Energi
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi 3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Rencana Strategis Kementerian ESDM Tahun 2010-2014 (Renstra KESDM) yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM No 04 Tahun 2010 tanggal 27 Januari 2010 merupakan dokumen memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi Kementerian ESDM berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2010-2014. Secara umum sektor ESDM sedikitnya memiliki 8 peran penting dalam pembangunan nasional yaitu: sumber penerimaan negara pada tahun 2008 sebesar Rp 349 triliun sekitar 36% dari penerimaan nasional; penggerak pembangunan daerah melalui pemberian dana bagi hasil, pengembangan masyarakat, listrik pedesaan, Desa Mandiri Energi, dan penyediaan air bersih; investasi dengan nilai US$ 19,9 miliar tahun 2008; subsidi energi mendukung daya beli dan aktivitas perekonomian dengan subsidi BBM/LPG dan listrik; penyediaan energi dan bahan baku domestik optimasi produksi
Renstra Distamben 2013-2018
33
energi fosil (minyak bumi, gas bumi, batubara), pengembangan energi baru terbarukan
(panas
bumi,
surya),
serta
pasokan
mineral
domestik;
penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan sektor ESDM; neraca perdagangan ekspor komoditas migas, mineral dan batubara; faktor dominan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pergerakan saham perusahaan tambang di Bursa
Efek
Indonesia.
Potensi sektor ESDM mencakup sumber daya alam energi dan mineral yang dikandung oleh bumi Indonesia antara lain: energi fosil cadangan minyak bumi 8,2 miliar barel, gas bumi 170 TSCF, batubara 21 miliar ton; energi non fosil sumber daya panas bumi 28 GW, tenaga air 75 GW; mineral cadangan nikel 627 juta ton, tembaga 41 juta ton, bauksit 24 juta ton, emas 3 ribu ton, granit 13 juta meter kubik; potensi peningkatan efisiensi, nilai tambah dan konservasi efisiensi energi, pasar energi nasional, pengurangan emisi gas rumah kaca, peningkatan nilai tambah dan konservasi energi; sumber daya geologi 15 jalur mineralisasi, 128 cekungan sedimen, 421 cekungan air tanah, 25 sesar aktif, 129 gunung api aktif; sejumlah
wilayah
kars
dan
wilayah
endapan
kuarter
berpotensi
kebencanaan; dan potensi penelitian, pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia kemampuan teknologi di bidang energi, diversifikasi energi dan ekstensifikasi energi, konservasi, peningkatan nilai tambah,
peningkatan
kapasitas
sumber
daya
di
sektor
ESDM.
Tantangan permasalahan sektor ESDM diantaranya: bauran energi nasional masih didominasi oleh BBM, belum optimalnya pengembangan energi non fosil khususnya panas bumi, penurunan produksi minyak dan gas bumi nasional, belum optimalnya investasi pengembangan sektor ESDM, harga energi belum mencapai nilai keekonomiannya, pemanfaatan energi belum efisien, nilai tambah industri pertambangan dan local content rendah, belum optimalnya pelaksanaan prinsip good mining practices dan belum terungkapnya seluruh informasi geologi Indonesia. Visi Kementerian ESDM tahun 2010-2014 adalah : “Terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi serta peningkatan nilai tambah energi
dan
mineral
yang
berwawasan
lingkungan
untuk
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”. Untuk mewujudkan visi ini, KESDM melaksanakan melalui misi :
Renstra Distamben 2013-2018
34
1.
Meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral dalam negeri
2.
Meningkatkan aksesbilitas masyarakat pada energi, mineral dan informasi
geologi
3. Mendorong
keekonomian
harga
energi
dan
mineral
4. Meningkatkan kemampuan dalam negeri mengelola energi, mineral, dan
geologi
5. Meningkatkan 6.
nilai
tambah
energi
dan
mineral
Meningkatkan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian usaha energi
dan
mineral
7. Meningkatkan kemampuan kelitbangan dan kediklatan ESDM 8. Meningkatkan 9.
kualitas
sumber
daya
manusia
sektor
ESDM
Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) Sehingga dicapai tujuan dan sasaran strategis yaitu: terjaminnya
pasokan energi dan bahan baku domestik, terwujudnya peningkatan investasi sektor ESDM, terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan negara, terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah, terwujudnya pengurangan beban subsidi BBM dan listrik, terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam peningkatan surplus neraca
perdagangan
dengan
mengurangi
impor,
dan
terwujudnya
peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan. 3.3.2. Telaahan Renstra Provinsi Kalimantan Tengah Visi Provinsi Kalimantan Tengah merupakan gambaran kondisi masa depan yang dicita-citakan dapat terwujud dalam kurun waktu lima tahun yaitu pada akhir tahun 2010-2015. Sebagai gambaran tentang apa yang ingin diwujudkan di akhir periode perencanaan, maka visi tersebut dapat disebut sebagai Visi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 yang menggambarkan tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan bersama pemerintah daerah, DPRD, dunia usaha, dan masyarakat pada umumnya. Sesuai dengan visi gubernur dan wakil gubernur terpilih maka visi pembangunan daerah jangka menengah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010-2015 adalah: “Meneruskan dan Menuntaskan Pembangunan Kalimantan
Tengah
agar
Rakyat
Lebih
Sejahtera
dan
BermartabatDemi Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”
Renstra Distamben 2013-2018
35
Visi Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah ini diharapkan akan mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat dengan
tetap
mengacu
pada
pencapaian
Kalimantan Tengah
tujuan
nasional
seperti
diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Kalimantan Tengah, selaras dengan RPJM Nasional 2010-2014, dan RPJPD Provinsi Kalimantan Tengah 2005-2025. Visi Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah tersebut harus dapat diukur keberhasilannya dalam rangka menjadikan Provinsi Kalimantan Tengah
yang
mampu
meneruskan
dan
menuntaskan
pembangunan
Kalimantan Tengah agar rakyat lebih sejahtera dan bermartabat demi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu dinas di lingkup Daerah Provinsi Kalimantan Tengah telah menyusun Rencana Strategis Pembangunan/Pengembangan sektor pertambangan dan energi. Renstra Dinas Pertambangan dan Energi adalah dokumen perencanaan Dinas Pertambangan dan Energi untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra Dinas Pertambangan dan Energi mencakup visi, misi, tujuan, sasaran strategis, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang bersifat indikatif sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pertambangan dan Energi yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 – 2015 serta Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah periode 2010 – 2015. Visi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Terwujudnya pembangunan sektor pertambangan dan energi yang berwawasan
lingkungan
untuk
meningkatkan
kemakmuran
dan
kesejahteraan rakyat secara berkeadilan sejalan dengan falsafah “HUMA BETANG” . 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Tengah yang didalamnya terdapat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau masih dalam bentuk draft sehingga draft tersebut yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan sehingga kegiatan pembangunan
Renstra Distamben 2013-2018
36
Distamben Kabupaten Lamandau selaras dengan struktur dan pola ruang. Kondisi draft dokumen Rencana Tata Ruang dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Kondisi Rencana Tata Ruang Kabupaten
1
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
A
Pusat-Pusat Kegiatan
1
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Nanga Bulik
2
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
- Purwareja; - Tapin Bini; - Kudangan.
3
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
-
Indikasi Program Pemanfaata n Ruang pada Periode Perencanaa n Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD
Arahan Lokasi Pengemban gan Pelayanan SKPD
(5)
(6)
No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Sistem Jaringan Prasarana Utama Sistem jaringan transportasi darat
(6)
Melata; Bayat; Merambang; Kinipan. Indikasi Program Pemanfaata n Ruang pada Periode Perencanaa n Berkenaan
B
Arahan Lokasi Pengemban gan Pelayanan SKPD
(1) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud, terdiri atas: a. jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi jaringan jalan dan jembatan, jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, dan jaringan layanan lalu lintas; dan b. jaringan transportasi angkutan sungai, danau dan penyeberangan.
Renstra Distamben 2013-2018
37
(2). Jaringan jalan dan jembatan sebagaimana dimaksud, terdiri atas: a. jaringan transportasi nasional lintas Kalimantan poros selatan yang berfungsi sebagai arteri primer yaitu : Batas Provinsi Kalbar – Kudangan, Kudangan – Penopa, Penopa – Kujan, Kujan – Runtu; b. Jaringan jalan provinsi yang berfungsi sebagai kolektor primer 2 yaitu Jalan Kujan – Nanga Bulik; c. Jaringan jalan kabupaten yang berfungsi sebagai kolektor primer 3 meliputi: 1. Jalan Nanga Bulik – Batu Kotam; 2. Kujan – Rantau Pulut; 3. Jalan yang menghubungkan antara PKL Nanga Bulik – PPK Kudangan; 4. Jalan yang menghubungkan antara PKL Nanga Bulik – PPK Purwareja; 5. Jalan yang menghubungkan antara PKL Nanga Bulik – PPK Tapin Bini; 6. Jalan yang menghubungkan antara PPK Kudangan – PPK Purwareja; dan 7. Jalan yang menghubungkan antara PPK Purwareja – PPK Tapin Bini. d. Jaringan jalan kabupaten yang berfungsi sebagai lokal primer meliputi: 1. PPL – PPL adalah jaringan jalan lokal primer berada di kecamatan Bulik Timur; 2. PPK – PPL adalah jaringan jalan lokal primer berada di kecamatan Sematu Jaya; 3. PPL – PPL adalah jaringan jalan lokal primer berada di kecamatan Mentobi Raya; 4. PPK – PPL adalah jaringan jalan lokal primer berada di kecamatan Lamandau; 5. PPL – PPL adalah jaringan jalan lokal primer berada di kecamatan Belantikan Raya; 6. PPL – PPL adalah jaringan jalan lokal primer berada di kecamatan Batang Kawa; dan 7. PPK – PPL adalah jaringan jalan lokal primer berada di kecamatan Delang.
Renstra Distamben 2013-2018
38
(2) Jaringan prasarana lalu lintas sebagaimana dimaksud, meliputi: a. Rencana Terminal Tipe A, terdapat di Simpang Sepaku Nanga Bulik. b. Rencana Terminal Tipe C, terdapat di: 1. Nanga Bulik, Kecamatan Bulik; 2. Merambang, Kecamatan Bulik Timur;
No
Rencana Struktur Ruang
(1)
(2)
2
Sistem jaringan transportasi perkeretaapian
Struktur Ruang Saat Ini
(3) a. alur pelayaran, meliputi : 1. Pangkalan Bun – Kotawaringin Lama –Lamandau – Delang; 2. Kotawaringin Lama – Bulik Timur; 3. Nanga Bulik – Kinipan; 4. Nanga Bulik – Bayat; 5. Nanga Bulik – Merambang; dan 6. Antar desa di beberapa kecamatan.
Indikasi Program Pemanfaata n Ruang pada Periode Perencanaa n Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengemban gan Pelayanan SKPD (6)
b. dermaga, meliputi: 1. Dermaga Kujan di Nanga Bulik; 2. Dermaga Batu Bisa di Nanga Bulik; 3. Dermaga Yakes di Nanga Bulik; 4. Rencana dermaga Tapin Bini; 5. Rencana dermaga Kinipan; 6. Rencana dermaga Bayat; dan 7. Rencana dermaga Merambang. Sistem jaringan transportasi perkeretaapian terdiri atas : 1) jaringan jalur kereta api lintas utama provinsi meliputi : a. Jalur kereta api Tumbang Samba – Rantau Pulut – Nanga Bulik – Pangkalan Bun – Kumai; dan b. Jalur kereta api Kudangan – Nanga Bulik – Kumai. 2) Rencana pembangunan stasiun kereta api yang berlokasi di Kota Nanga Bulik pada salah satu simpul jaringan jalur kereta api di Kalimantan Tengah di Nanga Bulik.
Renstra Distamben 2013-2018
39
3
C
1
Sistem Jaringan Transportasi Udara
(1) Sistem jaringan prasarana transportasi udara, terdiri atas: a. tatanan kebandarudaraan; dan b. ruang udara untuk penerbangan. (2) Tatanan kebandarudaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu Bandar Udara Guci terdapat di Desa Guci sebagai bandar udara domestik dengan fungsi sebagai bandara pengumpan. (3) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diatur lebih lanjut dalam rencana induk bandar udara.
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya Sistem Jaringan Energi
No
Rencana Struktur Ruang
(1)
(2)
(1) Sistem jaringan prasarana energi, meliputi: a. pembangkit tenagalistrik; dan b. jaringan prasaranaenergi. (2) Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,terdiri atas: a. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kecamatan Delang; b. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
Struktur Ruang Saat Ini
(3) Surya (PLTS) tersebar di KecamatanBatang Kawa, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur dan Kecamatan Menthobi Raya khususnya di desa-desa terpencil yang sulit dijangkau
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaata n Ruang pada Periode Perencanaa n Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengemban gan Pelayanan SKPD (6)
40
oleh jaringan listrik PLN dan tidak ada potensi energi lain seperti angin dan mikrohidro di daerah tersebut; c. pembangunan Jaringan Transmisi Tegangan Menengah 150 KV Pangkalan Bun – Nanga Bulik; d. perluasan pembangunan jaringan distribusi dari Gardu Induk menuju pusat-pusat beban diseluruh kecamatan; e. perluasan jaringan tegangan rendah dari jaringan distribusi ke wilayah pemukiman diseluruh kecamatan; dan f. pembangunan Gardu Induk (GI) di Nanga Bulik (Perigi) dan Penopa. (3) Jaringan prasarana energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas : a. pengembangan jaringan tegangan menengah tersebar di wilayah Kabupaten Lamandau; dan b. pengembangan jaringan tegangan rendah tersebar di wilayah Kabupaten Lamandau. 2
Sistem Jaringan Telekomunikasi
(1) Sistem jaringan telekomunikasi terdiri atas: a. Sistem jaringan kabel; b. Sistem jaringan nirkabel; c. Sistem jaringan satelit; dan d. Sistem jaringan stasiun radio gelombang mikro. (2) Sistem jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lamandau. (3) Sistem jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Lamandau. (4) Sistem jaringan satelit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Lamandau. (5) Sistem jaringan stasiun radio
Renstra Distamben 2013-2018
41
gelombang mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdapat di Jambi Km-8. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan menara telekomunikasi diaturdengan peraturan daerah tersendiri.
3
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
No
Rencana Struktur Ruang
(1)
(2)
(1) Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi: a. Wilayah Sungai; b. Sumber-sumber air baku; c. Jaringan prasarana air baku untuk air minum; d. Daerah Irigasi; e. Daerah Rawa; dan
Struktur Ruang Saat Ini
(3) f. Pengendalian Banjir. (2) Wilayah Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu Wilayah Sungai Lintas Provinsi meliputi Wilayah Sungai (WS) JelaiKendawangan (DAS Lamandau). (3) Dalam rangka pelestarian sumber-sumber air baku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan penetapan sempadan sungai dan danau/waduk melalui peraturan daerah dan atau peraturan bupati. (4) Jaringan prasarana air baku untuk air minumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi: a. Sistem air baku untuk air minumperpipaan yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang berada di kota Nanga Bulik dan setiap Ibukota Kecamatan dengan jaringan yang dikelola oleh swasta
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaata n Ruang pada Periode Perencanaa n Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengemban gan Pelayanan SKPD (6)
42
dan/atau masyarakat; b. Sistem air baku untuk air minum non perpipaan milik perorangan berupa sumur; dan c. Penyediaan dan pengelolaan air baku meliputi air permukaan dan air tanah yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan pertanian yang terdapat di Air Permukaan Sungai Lamandau. (5) Daerah Irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, yaitu Daerah Irigasi tersebar di Kabupaten Lamandau dengan luas pelayanan kurang lebih 3500 hektar. (6) Rencana pengembangan Daerah Irigasi ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lamandau yang potensial. (7) Daerah Rawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lamandau dengan luas pelayanan 6.114 Ha pada 83 lokasi. (8) Jaringan pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dengan sistem gravitasi yaitu dengan normalisasi saluran drainase atau sungai.
4
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
(1) Rencana sistem prasarana lingkungan meliputi: a. prasarana pengolahan limbah; dan b. prasarana pengelolaan persampahan. (2) Prasarana pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. prasarana limbah domestik; dan b. prasarana limbah industri. (3) Pengembangan prasarana
Renstra Distamben 2013-2018
43
pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud pada
No
Rencana Struktur Ruang
(1)
(2)
Struktur Ruang Saat Ini
(3) ayat (1) huruf b, dilakukan melalui pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem pengolahan sanitary landfill di Nanga Bulik dan Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah di Nanga Bulik serta dilakukan Program 3R
(Reduce,
Reuse,
Indikasi Program Pemanfaata n Ruang pada Periode Perencanaa n Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengemban gan Pelayanan SKPD (6)
Recycle)
dalam penanganan persampahan. (4) Pengembangan prasarana pengolahan limbah domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan melaluipengembangan septik tank individual. (5) Pengembangan prasarana pengolahan limbah industri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan melaluipembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di lokasi-lokasi industri dan pabrik-pabrik baik yang ada di kawasan industri maupun yang terdapat di lokasi-lokasi perkebunan besar swasta dan areal pertambangan.
Sumber: Draft RTRW Kabupaten Lamandau 2013-2033
Hasil
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
wilayah kabupaten
lamandau yang berhubungan langsung dengan tugas pokok dan fungsi dinas pertambangan dan energi dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Renstra Distamben 2013-2018
44
No
(1) A
1
2
Rencana Pola Ruang
(2) Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Pola Ruang Saat Ini
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan
(3)
(4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
Kawasan hutan lindung terdapat di wilayah Kecamatan Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 9.722 hektar, Kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 28.491,73 hektar, Kecamatan Batang Kawa dengan luas kurang lebih 5.731,64 hektar, Kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 418,80 hektar dan Kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 10.391,45 hektar. Luas total kawasan hutan lindung kurang lebih 54.755,62 hektar. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya merupakan kawasan resapan air yang terdapat di area hutan lindung dengan luas kurang lebih 54.755,62 hektar, tersebar di wilayah Kecamatan Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 9.722 hektar, Kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 28.491,73 hektar, Kecamatan Batang Kawa dengan luas kurang lebih 5.731,64 hektar, Kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 418,80 hektar dan Kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 10.391,45 hektar.
Renstra Distamben 2013-2018
45
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
3
Kawasan Perlindungan Setempat
Pola Ruang Saat Ini
(3) (1) Kawasan perlindungan setempat, yaitu sempadan sungai, dengan luas kurang lebih 13.777 hektar, terdapat di sungai Lamandau dengan luas kurang lebih 6.513 hektar, sungai Bulik dengan luas kurang lebih 2.253 hektar, sungai Belantikan dengan luas kurang lebih 2.026 hektar, sungai Pelikodan dengan luas kurang lebih 1.629 hektar, sungai Menthobi dengan luas kurang lebih 1.356 hektar dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan. (2) Pada sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku ketentuansebagai berikut: a. penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan perkotaan meliputi: 1. sungai besar, yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 500 (limaratus) kilometer persegi atau lebih; dan 2. sungai kecil, yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas kurang dari 500 (limaratus) kilometer persegi. b. penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul di
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
46
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
Pola Ruang Saat Ini
(3) luar kawasan perkotaan pada sungai besar dilakukan ruas per ruas dengan mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai pada ruas yang bersangkutan; dan c. garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan pada sungai besar ditetapkan sekurangkurangnya 100 (seratus)meter, sedangkan pada sungai kecil sekurangkurangnya 50 (lima puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. (3) Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan proporsi paling sedikit 30 % dari luas kawasan perkotaan, meliputi: a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik yaitu taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai, dengan proporsi paling sedikit 20% (dua puluh persen); dan b. Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat yaitu kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
47
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
4
(3) yang ditanami tumbuhan, dengan proporsi 10 % (sepuluh persen). Kawasan rawan bencana merupakan kawasan rawan rawan banjir yaitu pada daerah-daerah sekitar Sungai Lamandau Kecamatan Bulik dan rawan kebakaran yaitu pada daerah Kecamatan Sematu Jaya.
Kawasan Rawan Bencana
5
Kawasan Hutan Adat
B
Kawasan Budidaya
1
Pola Ruang Saat Ini
Kawasan Peruntukan Hutan
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
Kawasan hutan adat merupakan kawasan hutan yang statusnya tidak tumpang tindih dan jelas keberadaannya di tiap-tiap desa.
Kawasan peruntukan hutan meliputi : a. hutan produksi terbatas (HPT) seluas kurang lebih299.378,11hektar yang tersebar di wilayah Kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 93.200,00 hektar, Kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 102.700,00 hektar, Kecamatan Batang Kawa dengan luas kurang lebih 36.370,00 hektar, Kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 21.820,01 hektar, Kecamatan MenthobiRaya dengan
Renstra Distamben 2013-2018
48
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
Pola Ruang Saat Ini
(3) luas kurang lebih 105,1 hektar dan Kecamatan Lamandau dengan luas kurang lebih 45.183 hektar; b. hutan produksi tetap (HP) seluas kurang lebih93.525,45hektar yang tersebar di wilayah Kecamatan Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 43.210,00 hektar, Kecamatan Lamandau dengan luas kurang lebih 27.211,45 hektar, Kecamatan Bulik dengan luas kurang lebih 15.330,00 hektar, Kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 4.503,00 hektar dan Kecamatan Sematu Jaya dengan luas kurang lebih 3.271,00 hektar; c. hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) seluas kurang lebih 167.874,25 hektar yang tersebar di wilayah Kecamatan Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 13.970,00 hektar, Kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 56.270,01 hektar, Kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 8.535,00 hektar, Kecamatan Batang Kawa dengan
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
49
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
2
Kawasan Peruntukan Pertanian
Pola Ruang Saat Ini
(3) luas kurang lebih 14.450,00 hektar, Kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 4.635,00 hektar, Kecamatan Lamandau dengan luas kurang lebih 31.080,00 hektar, Kecamatan Bulik dengan luas kurang lebih 35.508,13 hektar dan Kecamatan Sematu Jaya dengan luas kurang lebih 3.426,11 hektar; dan d. Hutan penelitian dan pendidikan (HPP) seluas kurang lebih 6.893 hektar yang lokasinya berada di dalam hutan produksi di Kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 3.673,08 hektardan Kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 3.219,72 hektar. Kawasan peruntukan pertanian meliputi: a. Kawasan pertanian tanaman pangan meliputi : 1. kawasan pertanian lahan basah difokuskan terutama pada bagian tengah dan selatan, dengan luas kurang lebih 6.239 hektar tersebar dikecamatan Bulik dengan luas kurang lebih 2.705 hektar, kecamatan Bulik Timur dengan luas
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
50
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
Pola Ruang Saat Ini
(3) kurang lebih 298 hektar, kecamatan Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 451 hektar, kecamatan Sematu Jaya dengan luas kurang lebih 435 hektar, kecamatan Lamandau dengan luas kurang lebih 735 hektar, kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 630 hektar, kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 625 hektar, kecamatan Batang Kawa dengan luas kurang lebih 360 hektar; 2. kawasan pertanian lahan kering direncanakan penyebarannya difokuskan pada seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 111.619 hektar tersebar di kecamatan Bulik dengan luas kurang lebih 14.308 hektar, kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 18.494 hektar, kecamatan Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 10.489 hektar, kecamatan Sematu Jaya dengan luas kurang lebih 1.648 hektar, kecamatan Lamandau dengan luas kurang lebih 19.855 hektar, kecamatan
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
51
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
Pola Ruang Saat Ini
(3) Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 20.516 hektar, kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 14.209 hektar, kecamatan Batang Kawa dengan luas kurang lebih 12.100 hektar; dan 3. Kawasan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan terdapat di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 75.498,77 hektar tersebar di kecamatan Bulik dengan luas kurang lebih 14.686,85 hektar, kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 12.838,56 hektar, kecamatan Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 6.137,86 hektar, kecamatan Sematu Jaya dengan luas kurang lebih 2.924,86 hektar, kecamatan Lamandau dengan luas kurang lebih 10.620,53 hektar, kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 13.270,80 hektar, kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 8.527,06 hektar, kecamatan Batang Kawa dengan luas kurang lebih 6.492,27 hektar.
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
52
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
3
Pola Ruang Saat Ini
(3) b. Kawasan pertanian hortikultura terdapat di seluruh kecamatandengan luas kurang lebih 50.108 hektar tersebar di kecamatan Bulik dengan luas kurang lebih 1.398 hektar, kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 6.059 hektar, kecamatan Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 2.980 hektar, kecamatan Sematu Jaya dengan luas kurang lebih 462 hektar, kecamatan Lamandau dengan luas kurang lebih 9.663 hektar, kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 8.516 hektar, kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 11.964 hektar, kecamatan Batang Kawa dengan luas kurang lebih 9.066 hektar.
Kawasan Peruntukan Perkebunan
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
Kawasan perkebunan di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 212.127 hektar tersebar di kecamatan Bulik dengan luas kurang lebih 46.981,90 hektar, kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 44.290,11 hektar, kecamatan Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 34.053,82 hektar, kecamatan Sematu Jaya dengan luas kurang lebih 8.542,83 hektar, kecamatan Lamandau dengan luas kurang lebih 40.987,39 hektar,
Renstra Distamben 2013-2018
53
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
4
5
Pola Ruang Saat Ini
(3) kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 22.270,23 hektar, kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 7.114 hektar, kecamatan Batang Kawa dengan luas kurang lebih 7.887 hektar.
Kawasan Peruntukan Peternakan
Kawasan Peruntukan Perikanan
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
Kawasan peternakan terdapat di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 4.033 hektar tersebar di kecamatan Bulik dengan luas kurang lebih 703,82 hektar, kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 555 hektar, kecamatan Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 466 hektar, kecamatan Sematu Jaya dengan luas kurang lebih 386,14 hektar, kecamatan Lamandau dengan luas kurang lebih 455 hektar, kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 529 hektar, kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 516 hektar, kecamatan Batang Kawa dengan luas kurang lebih 422 hektar. Kawasan perikanan terdapat di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 166,02 hektar tersebar di kecamatan Bulik dengan luas kurang lebih 70,78 hektar, kecamatan Bulik Timur dengan luas kurang lebih 8,95 hektar, kecamatan
Renstra Distamben 2013-2018
54
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
6
Pola Ruang Saat Ini
(3) Menthobi Raya dengan luas kurang lebih 16,95 hektar, kecamatan Sematu Jaya dengan luas kurang lebih 20,06 hektar, kecamatan Lamandau dengan luas kurang lebih 11,66 hektar, kecamatan Belantikan Raya dengan luas kurang lebih 15,24 hektar, kecamatan Delang dengan luas kurang lebih 12,42 hektar, kecamatan Batang Kawa dengan luas kurang lebih 9,96 hektar. Kawasan peruntukan pertambangan meliputi : a. Mineral Logam, terdiri dari: 1. bijih besi tersebar di Kecamatan Bulik, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Menthobi Raya dan Kecamatan Lamandau; 2. bauksit tersebar di Kawasan Kecamatan Peruntukan Menthobi Raya, Pertambangan Kecamatan Bulik, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Delang dan Kecamatan Bulik Timur; 3. galena tersebar di Kecamatan Belantikan Raya dan Kecamatan Batang Kawa; dan 4. zinc tersebar di Kecamatan Batang Kawa dan Kecamatan Belantikan Raya. b. Mineral non logam
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
55
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
7
Kawasan Peruntukan Industri
Pola Ruang Saat Ini
(3) yaitu pasir kwarsa tersebar di Kecamatan Lamandau. c. Batuan khusus, terdiri dari: 1. granit tersebar di kecamatan Batang Kawa dan Kecamatan Belantikan Raya; 2. andesit tersebar di Kecamatan Belantikan raya, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Batang Kawa, Kecamatan Delang dan Kecamatan Lamandau; dan 3. pasir tersebar secara parsial di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS)Lamandau. d. Khusus untuk pertambangan rakyat, terdiri dari: 1. emas tersebar di Desa Karang Mas, Desa Kina, Desa Mengkalang, Desa Karang Besi, Desa Sungai Buluh dan Desa Tanjung Beringin; dan 2. ametis (batu mulia) tersebar di Desa Nanga Pelikodan dan di Desa Penopa. Kawasan peruntukan industri meliputi: a. Industri menengah dan besar di Kelurahan Nanga Bulik dan desa Kujan kecamatan Bulikdengan luas kurang lebih 230hektar;
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
56
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
8
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pola Ruang Saat Ini
(3) dan b. Industri mikro dan kecil dapat berada di luar kawasan peruntukan industri sepanjang tidak bertentangan sifat dominasi kawasan. Industri mikro dan kecil merupakan industri yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan akan diatur tersendiri dalam Peraturan Daerah. (1) Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi: a. wisata alam; dan b. wisata budaya. (2) Kawasan peruntukan wisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a antara lain: a. Kawasan Pegunungan tersebar di kecamatan Delang, kecamatan Belantikan Raya, kecamatan menthobi Raya, kecamatan Lamandau; b. Kawasan Sungai tersebar di kecamatan Lamandau, kecamatan Delang, kecamatan Batang Kawa, kecamatan Belantikan Raya, kecamatan Bulik Timur, kecamatan Bulik; dan c. Wisata flora dan fauna di Sopaan
Renstra Distamben 2013-2018
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
57
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
9
Pola Ruang Saat Ini
(3) Pangaraman Kahingai dan Bahu Burung serta Sopanan Penggaraman hulu ginih, Wisata Pancing di Danau Sematu. (3) Kawasan peruntukan wisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antara lain Rumah Betangdi kecamatan Delang dan kecamatan Lamandau.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
(1) Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas: a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan; dan b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan. (2) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berada di Nanga Bulik dan sekitarnya dengan luas kurang lebih 21.031 hektar. (3) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berada tersebar disetiap kecamatan dengan luas kurang lebih 277.852 hektar.
Renstra Distamben 2013-2018
58
No
Rencana Pola Ruang
(1)
(2)
10
Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan
Pola Ruang Saat Ini
(3) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi :Kodim, terdapat di ibukota Kabupaten Lamandau yaitu Nanga Bulik; a. Koramil, terdapat di tiap kecamatan di Kabupaten Lamandau; dan b. Lapangan Hely sebagai Pertahanan Pangkal Perlawanan di Desa Penyombaan
(4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (6)
Sumber: Draft RTRW Kabupaten Lamandau 2013-2033
3.5
Penentuan Isu-isu Strategis Setelah direview kembali faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan
Distamben
Kabupaten
Lamandau
ditentukan isu-isu strategis : 1.
Belum konsistensinya perencanaan dan penganggaran di dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah;
2.
Belum optimalnya fungsi pelayanan Distamben Kabupaten Lamandau sebagai pusat penelitian dan pengembangan daerah;
3.
Masih rendahnya kesadaran aparat terhadap pemanfaatan hasil perencanaan
pembangunan
dan
evaluasi
pelaksanaan
pembangunan; 4.
Belum optimalnya ketersediaan sistem informasi dan data base data untuk memberikan informasi kinerja yang digunakan untuk informasi perencanaan, penganggaran dan pertanggungjawaban program-program kerja pemerintah Kabupaten Lamandau;
Renstra Distamben 2013-2018
59
5.
Pemekaran wilayah desa, kelurahan
dan kecamatan beberapa
tahun kedepan akan menambah beban kerja bagi Distamben Kabupaten Lamandau kalau tidak diiringi dengan pertambahan jumlah pegawai; 6.
Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat desa, kelurahan, kecamatan dan di tingkat SKPD yang menyebabkan kurang optimalnya proses koordinasi perencanaan sehingga berdampak pada kualitas produk rencana pembangunan tahunan, contoh penyusunan prioritas usulan pembangunan;
7.
Belum maksimalnya pengarsipan dan perpustakaan Distamben di dalam pendataan dokumen perencanaan pembangunan daerah.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1
Visi dan Misi Dinas Pertambangan dan Energi Lamandau
Kabupaten
Visi :
Renstra Distamben 2013-2018
60
Mewujudkan Pertambangan dan Energi yang berwawasan lingkungan dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Misi : 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia serta kinerja Dinas Pertambangan dan Energi yang mencerminkan pemerintahan yang baik, bersih transparan dan akuntabel. 2. Meningkatkan kontribusi pendapatan sektor pertambangan bagi penerimaan
daerah
dengan
tetap
mempertimbangkan
“Pertambangan Yang Baik dan Benar”. 3. Penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan bagi masyarakat yang ramah lingkungan secara berkelanjutan. 4. Meningkatkan kualitas informasi sumberdaya mineral, air tanah, dan geologi lingkungan . 5. Meningkatkan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak dan gas serta monitoring kewajiban pada lembaga penyalur. 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Tujuan
merupakan
penjabaran
Visi
dan
Misi
Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau merupakan kondisi yang ingin diwujudkan selama periode 2013 - 2018 : Tujuan : 1. Meningkatkan pelayanan kinerja dinas pertambangan dan energi Kabupaten Lamandau; 2. Meningkatkan pendapatan asli daerah sektor pertambangan dan energi; 3. Tersedianya sarana ketenagalistrikan yang bersumber dari energi baru dan terbarukan; 4. Tersedianya informasi sumberdaya mineral, air tanah, dan geologi lingkungan; 5. Tersedianya dan terdistribusinya bahan bakar minyak dan gas; 6. Tersinkronisasinya program dan kegiatan antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi;
Renstra Distamben 2013-2018
61
Berdasarkan Visi, Misi dan Tujuan, maka ditetapkan sasaran yang akan dicapai Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau, yaitu : Sasaran : 1.
Terwujudnya akuntabilitas kinerja Dinas Pertambangan dan Energi;
2.
Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat yang Berbasis Sumber Daya Lokal;
3.
Terpenuhinya kebutuhan listrik bagi masyarakat;
4.
Terwujudnya peningkatan investasi sektor pertambangan dan energi;
5.
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak dan gas;
6.
Terwujudnya kerjasama pembangunan bidang pertambangan dan energi lintas sektor pada skala lokal dan regional.
Tujuan dan sasaran jangka menengah dinas pertamabngan dan energi kabupaten lamandau dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menegah Pelayanan SKPD No
Tujuan
Sasaran
Indikator
Target Kinerja Sasaran
Sasaran
pada Tahun Ke-
Meningkatkan
Terwujudnya
1.
pelayanan kinerja
akuntabilitas
Administrasi
dinas
kinerja Dinas
perkantoran (%)
pertambangan dan
Pertambangan
2. Persentase
energi Kabupaten
dan Energi
Lamandau
Persentase
sarana
1
2
3
4
5
100
100
100
100
100
65
70
75
80
90
75
80
85
90
100
dan
prasarana (%) peningkatan
3.
Persentase
peningkatan disiplin aparatur (%)
Renstra Distamben 2013-2018
62
4.
Persentase
80
85
90
95
100
100
100
100
100
100
80
85
90
95
100
550
575
600
625
650
100
100
100
100
100
80
85
90
95
100
peningkatan kapasitas aparatur (%) 5.
Persentase
dokumen
sistem
pelaporan pencapaian kinerja (%) Meningkatkan
Peningkatan
1.
Pertumbuhan
peningkatan
Ekonomi
kegiatan
pertambangan dan
Masyarakat
pembinaan
energi
yang Berbasis
pengawasan
Sumber Daya
bidang
Lokal
ertambangan (%)
pendapatan daerah
asli sektor
2.
persentase
dan
Peningkatan
jumlah
cakupan
wilayah Pertambangan Rakyat 3.
(Ha)
Persentase
peningkatan dokumen pengawasan dan penertiban pertambangan(%) Tersedianya
Terpenuhinya
1.
sarana
kebutuhan
persentase
ketenagalistrikan
listrik
pembangunan
yang
masyarakat
bersumber
bagi
Peningkatan
infrastruktur
dari energi baru
bidang
dan terbarukan
Ketenagalistrikan (%)
Renstra Distamben 2013-2018
63
2.
Peningkatan
80
85
90
95
100
1. Peningkatan persentase dokumen perencanaan wilayah geologi (%)
80
85
90
95
100
2.
80
85
90
95
100
51
62
74
78
84
persentase kegiatan pembinaan
dan
pengembangan bidang ketenagalistrikan (%) Tersedianya
Terwujudnya
informasi
peningkatan
sumberdaya
investasi
mineral, air tanah,
sektor
dan
pertambangan
geologi
lingkungan
dan energi
Peningkatan
persentase kegiatan pengelolaan
air
tanah (%)
Tersedianya
dan
Terpenuhinya
Peningkatan
terdistribusinya
kebutuhan
persentase
bahan
masyarakat
kegiatan
akan
pembinaan
bakar
minyak dan gas
bahan
dan
bakar minyak
pengawasan BBM
dan gas
dan Gas)(%)
4.3 Strategi dan Kebijakan Strategi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau : a.
Meningkatkan akuntabilitas kinerja Dinas Pertambangan dan Energi.
Renstra Distamben 2013-2018
64
b.
Memelihara
dan
meningkatkan
kontribusi
mineral
bagi
penerimaan negara dan daerah dengan tetap mempertimbangkan prinsip konservasi; c.
Meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai energi alternatif.
d.
Meningkatkan promosi dalam rangka mengembangkan usaha pertambangan, alihteknologi dan meningkatkan
sumber daya
manusia e.
Meningkatkan pasokan Bahan Bakar Minyak sesuai
dengan
jumlah yang ditetapkan Pemerintah.
Dengan kebijakan : a.
Meningkatkan kinerja Dinas Pertambangan dan Energi untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik dan bersih.
b.
Meningkatkan pelayanan masyarakat dalam informasi sumber daya mineral dan air tanah, serta pengenalan daerah-daerah berpotensi
sumber
daya
tersebut
melalui
peningkatan
profesionalisme dan akuntabilitas; c.
Mendukung pemulihan ekonomi daerah melalui penyediaan tenaga listrik yang cukup, efisien, harga yang wajar, andal, aman dan berwawasan lingkungan, serta penyempurnaan aturan dan mekanisme partisipasi swasta yang lebih efisien
d.
Mengoptimalkan
sumberdaya
mineral
dalam
upaya
meningkatkan devisa, pengembangan, dan penciptaan nilai tambah; e.
Mengoptimalkan
pasokan
Bahan
Bakar
Minyak
sesuai
kebutuhan masyarakat; Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan dinas pertambangan dan energi kabupaten lamandau dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada tabel 4.2
Renstra Distamben 2013-2018
65
Tabel 4.2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan VISI : Mewujudkan Pertambangan dan Energi yang berwawasan lingkungan dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat
MISI I :
Meningkatkan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia serta kinerja Dinas Pertambangan dan Energi yang mencerminkan pemerintahan yang baik, bersih transparan dan akuntabel Tujuan
Meningkatkan pertambangan Lamandau;
pelayanan kinerja dinas dan energi Kabupaten
Sasaran
Strategi
Kebijakan
Terwujudnya akuntanbilitas kinerja Dinas Pertambangan dan Energi
Meningkatkan akuntabilitas kinerja Dinas Pertambangan dan Energi
Meningkatkan kinerja Dinas Pertambangan dan Energi untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik dan bersih
MISI II : Meningkatkan kontribusi pendapatan sektor pertambangan bagi penerimaan daerah dengan tetap mempertimbangkan Pertambangan Yang Baik dan Benar Meningkatkan pendapatan asli daerah sektor pertambangan dan energi
Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat yang Berbasis Sumber Daya Lokal
Memelihara dan meningkatkan kontribusi mineral bagi penerimaan nagara dan daerah dengan tetap mempertimbangkan prinsip konservasi
Meningkatkan pelayanan masyarakat dalam informasi sumber daya mineral dan air tanah, serta pengenalan daerah-daerah berpotensi sumber daya tersebut melalui peningkatan profesionalisme dan akuntabilitas
MISI III : Penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan bagi masyarakat yang ramah lingkungan secara berkelanjutan Tersedianya sarana ketenagalistrikan yang bersumber dari energi baru dan terbarukan
Renstra Distamben 2013-2018
Terpenuhinya kebutuhan listrik bagi masyarakat
Meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai energi alternatif
Mendukung pemulihan ekonomi daerah melalui penyediaan tenaga listrik yang cukup, efisien, harga yang wajar, andal, aman dan berwawasan lingkungan, serta penyempurnaan aturan dan mekanisme partisipasi swasta yang lebih efisien
67
Tujuan
Sasaran
Strategi
Kebijakan
MISI IV : Meningkatkan kualitas informasi sumberdaya mineral, air tanah, dan geologi lingkungan Tersedianya informasi sumberdaya mineral, air tanah, geologi lingkungan yang berkualitas
Terwujudnya peningkatan investasi sektor pertambangan dan energi
Meningkatkan promosi dalam rangka mengembangkan usaha pertam-bangan, alihteknologi dan meningkatkan sumber daya manusia
Mengoptimalkan sumberdaya mineral dalam upaya meningkatkan devisa, pengembangan, dan penciptaan nilai tambah
MISI V : Meningkatkan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak dan gas serta monitoring kewajiban pada lembaga penyalur Tersedianya dan terdistribusinya bakar minyak dan gas
bahan
Renstra Distamben 2013-2018
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak dan gas
Meningkatkan pasokan Bahan Bakar Minyak sesuai dengan jumlah yang ditetapkan Pemerintah.
Mengoptimalkan pasokan Bahan Bakar Minyak sesuai kebutuhan masyarakat.
68
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Umum Sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor : 5,6,7,8 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Lamandau, ditetapkan
berdasarkan pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah dan Pemerintah
Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Lamandau
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. Pada tingkat eselon III dibagi menjadi 1 (satu) Sekretaris yang membawahi 3 (tiga) Sub Bagian dan 3 (tiga) Bidang Dinas yang masing-masing membawahi 2 (dua) Seksi. Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Lamandau Nomor 34 Tahun 2008 Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Lamandau
memiliki tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang Pertambangan dan Energi sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pertambangan dan Energi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijaksanaan teknis dibidang pertambangan dan energi sesuai
kebijaksanaan
yang
ditetapkan
oleh
Bupati
berdasarkan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku; 2. Pelaksanaan koordinasi dan hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan lembaga kemasyarakatan yang berkaitan dengan urusan pertambangan umum, migas, kelistrikan dan energi; 3. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan geologi dan sumber daya mineral usaha pertambangan umum, migas, kelistrikan dan energi;
Renstra Distamben 2013-2018
69
4. Penyiapan dan peningkatan kualitas sumber daya aparatur dinas pertambangan dan energi dalam pelaksanaan tugasnya melalui diklat teknis reguler dan fungsional; 5. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan Dinas Pertambangan dan Energi. 5.2. Program dan Kegiatan Tahun 2014 - 2018 A. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang terdiri dari beberapa kegiatan : 1.
Penyediaan jasa surat menyurat
2.
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
3.
Penyediaan
jasa
pemeliharaan
dan
perijinan
kendaraan
dinas/operasional 4.
Penyediaan jasa administrasi keuangan
5.
Penyediaan jasa kebersihan kantor
6.
Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan kerja
7.
Penyediaan alat tulis kantor
8.
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
9.
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
10.
Penyediaan peralatan rumah tangga
11.
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
12.
Penyediaan Makan dan Minum
13.
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
14.
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah
B. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur yang terdiri dari beberapa kegiatan : 1.
Pengadaan perlengkapan gedung kantor
2.
Pengadaan Peralatan gedung kantor
3.
Pengadaan Kendaraan dinas/operasional
4.
Pengadaan meubeler gedung kantor
5.
Pengadaan Alat Survey
Renstra Distamben 2013-2018
70
C.
6.
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
7.
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
8.
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
9.
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
10.
Pemeliharaan rutin/berkala meubeler kantor
Program Peningkatan Disiplin Aparatur yang terdiri dari beberapa kegiatan :
E.
1.
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapan
2.
Pengadaan Pakaian khusus hari-hari tertentu
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang terdiri dari beberapa kegiatan : 1.
Pendidikan dan pelatihan formal
F. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang terdiri dari kegiatan : 1.
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
G.
Program
Perencanaan Wilayah Geologi dan Konservasi Sumber Daya
Mineral 1.
Survey Potensi bahan galian
H. Program Pengelolaan Ar Tanah yang terdiri dari beberapa kegiatan : 1.
Penyelidikan Hidrogeologi pada Cekungan Air Tanah
2.
Survey Pemanfaatan Air dan Identifikasi Air Asam Tambang
3.
Inventarisasi Air Tanah
4.
Pengawasan Air Tanah
I. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan terdiri dari kegiatan : 1.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
2.
Promosi potensi ESDM Kabupaten Lamandau
3.
Pengujian laboratorium kualitas meneral logam setiap pengapalan (shipment)
4.
Rekonsiliasi PNBP Bidang Pertambangan dan Dana Bagi Hasil
5.
Survey Persiapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR)
Renstra Distamben 2013-2018
71
J. Program Penataan Wilayah Pertambangan 1. K.
Pematokan dan penataan WPR
Program Pengawasan dan Penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan yang terdiri dari kegiatan : 1.
Pengawasan penertiban kegiatan pertambangan rakyat tanpa ijin PETI terpadu
2. L.
Pengawasan terpadu dan penertiban perijinan pertambangan
Program Pembangunan Bidang Ketenagalistrikan
yang terdiri dari
beberapa kegiatan : 1.
Pembuatan FS dan DED PLTMH & PLTS
2.
Pembangunan PLTMH.
3.
Pengadaan dan pemasangan PLTS terpusat 5-20 Kw
4.
Pembangunan JTM dan JTR
5.
Pengadaan Mesin Genset
6.
Pengadaan dan pemasangan trafo sisipan
7.
Penyediaan Energi listrik daerah untuk masyarakat
G. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan yang terdiri dari beberapa kegiatan :
H.
1.
Pemeliharaan PJU
2.
Pemeliharaan/Rehab lampu hias
3.
Pemeliharaan PLTS
4.
Survey Potensi energi non fosil/terbarukan
5.
Penyusunan dan Penetapan Rencana Umum Kelistrikan Daerah
6.
Penyusunan dan penetapan Rencana Umum Energi Daerah
7.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengelolaan PLTS dan PLTMH
Program
Pembinaan
Pengendaliaan,
Monitoring
dan
Evaluasi
Pengusahaan Minyak dan Gas yang terdiri dari kegiatan : 1.
Monitoring dan Pengawasan Pengendaliaan Distribusi dan Tata Niaga BBM
I.
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam mambangun desa yang terdiri dari kegiatan : 1.
Penyelenggaraan Kegiatan Bulan Bakti Gotong Royong masyarakat
Renstra Distamben 2013-2018
72
Program dan kegiatan untuk 5 (lima) tahun kedepan beserta pagu indikatif secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1 pada lampiran BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator Kinerja SKPD adalah tolak ukur untuk menilai kinerja SKPD yang diperkirakan untuk tahun anggaran 2013 – 2018 yang beracuan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2013 – 2018 serta Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Lamandau periode 2013 – 2018. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.1. Tabel 6.1. Indikator Kinerja SKPD
No
1. 1.1
1.2
1.3
Indikator
Pertambangan Kontribusi Pertambangan terhadap PDRB Persentase Pertambangan Tanpa Izin (%) Cakupan Pertambangan Rakyat yang legal (Ha)
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Tahun 0
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
1,24
1,32
1,38
1,42
1,56
1,65
1,65
10,7
9,2
7,3
5,5
4,2
3
3
525
550
575
600
625
650
650
Renstra Distamben 2013-2018
73
1.4
2. 2.1.
2.2.
Cakupan wilayah dan Konservasi Sumber Daya Mineral yang terencana (Ha)
167.343
169.00 0
172.00 0
174.00 0
162.00 0
178.00 0
178.000
Tersedianya data potensi dan pemanfaatan air tanah (Ha)
50
200
400
600
800
1000
1.000
45,61
47,6
50
52,5
55,7
59
59
55,42
60
63
66
69
72
72
12,05
15,8
19
22
26
30
30
0,46
0,51
0,62
0,66
0,71
0,73
0,77
Kelistrikan Persentase rumah tangga pengguna listrik (%) Rasio Desa Berlistrik (%)
2.3
Persentase desa yang dibantu (%)
3. 3.1
Energi Ratio konsumsi BBM (perkapita)
Renstra Distamben 2013-2018
74
BAB VII PENUTUP
Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Lamandau sebagai
salah satu dinas di lingkup Daerah Kabupaten Lamandau telah menyusun Rencana Strategis Pembangunan/Pengembangan sektor pertambangan dan energi.
Renstra
Dinas
Pertambangan
dan
Energi
adalah
dokumen
perencanaan Dinas Pertambangan dan Energi untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra Dinas Pertambangan dan Energi mencakup visi, misi, tujuan, sasaran strategis, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang bersifat indikatif sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pertambangan dan Energi yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
Kabupaten Lamandau Tahun 2013 –
2018 serta Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Lamandau periode 2013 – 2018. Rencana Strategis Dinas Pertambangan dan Energi tahun 2013 – 2018 ini sebagai rencana jangka menengah yang masih bersifat strategic dan indikatif, diperlukan penjabaran secara teknis operasional setiap tahunnya sebagai upaya yang berkesinambungan (sustable) dalam kurun waktu lima tahun. Rencana Strategis Dinas Pertambangan dan Energi tahun 2013 – 2018 ini akan mampu diimplementasikan secara optimal diperlukan kerjasama dan koordinasi dan konsultasi dari berbagai pihak di lingkungan internal dan eksternal Dinas, baik di tingkat Pemerintah Pusat, Daerah, Swasta dan Masyarakat. Untuk menghasilkan upaya yang sinergis dalam rangka mengaktualisasikan Rencana Strategis Dinas Pertambangan dan Energi tahun 2013 – 2018, diperlukan keterpaduan, kerjasama, keterbukaan dan etos kerja dari seluruh aparatur di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau.
Renstra Distamben 2013-2018
75
LAMPIRAN
Renstra Distamben 2013-2018
76 quot e from the docu ment or
TABEL 5.1 Rencana Program dan Kegiatan Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif DISTAMBEN KABUPATEN LAMANDAU Dalam jutaan rupiah ( 1.000.000)
Tujuan
Sasaran
(1) (2) Meningkatkan pelayanan Terwujudny kinerja dinas a pertambangan akuntanbilita dan energi s kinerja Kabupaten Dinas Lamandau; Pertambang an dan Energi
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
(3) Persentase Administrasi perkantoran
(4)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kegiatan (output)
Data Capaian Awal Tahun Perencanaan (2013)
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
Tahun 2014
Tahun 2015
20.871
Tahun 2016
21.528
22.105
2 03 01 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 03 01 01 01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran Waktu Penyediaan jasa surat menyurat
100%
100%
1.161
100%
12 Bulan
12 Bulan
8
12 Bulan
12
12 Bulan
03 01 01 02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik
Jumlah pembayaran rekening Telpon, Air dan listrik
12 Bulan
12 Bulan
49,2
12 Bulan
50
03 01 01 06 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas / Operasional
Jumlah pembayaran pajak kendaraan bermotor dan KIR
16 Unit
16 Unit
8
16 Unit
03 01 01 07 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Jumlah pembayaran gaji pega12 wai harian lepas dan honorarium Bulan
12 Bulan
222
12 Bulan
12 Bulan
03 01 01 08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Waktu pembayaran honor pegawai harian lepas
1.234
Tahun 2017
100%
1.248
Tahun 2018
22.906
Unit Kondisi Kinerja Kerja pada akhir SKPD periode Renstra Penanggung SKPD (2018) jawab
23.632
(19)
LOKASI
(20)
111.043
100%
1.262
100%
1.273
100%
6.178 Sekretariat
12
12 Bulan
13
12 Bulan
13
60 Bulan
58
sda
N. Bulik
12 Bulan
50
12 Bulan
50
12 Bulan
50
60 Bulan
249
sda
N. Bulik
10
16 Unit
10
16 Unit
10
16 Unit
10
16 Unit
48
sda
N. Bulik
12 Bulan
222
12 Bulan
225
12 Bulan
225
12 Bulan
228
60 Bulan
1.122
sda
N. Bulik
30
12 Bulan
30
12 Bulan
32
12 Bulan
33
12 Bulan
34
60 Bulan
159
sda
N. Bulik
03 01 01 09 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
Jumlah unit peralatan kerja yang diperbaiki
20 unit
20 unit
30
22 unit
32
22 unit
33
22 unit
34
24 unit
35
110 unit
164
sda
N. Bulik
03 01 01 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor
Waktu Penyediaan Alat tulis kantor
12 Bulan
12 Bulan
61
12 Bulan
120
12 Bulan
122
12 Bulan
124
12 Bulan
125
60 Bulan
552
sda
N. Bulik
03 01 01 11 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Waktu penyediaan Barang Cetakan dan Penggadaan
12 Bulan
12 Bulan
40,5
12 Bulan
42
12 Bulan
42
12 Bulan
44
12 Bulan
46
60 Bulan
215
sda
N. Bulik
03 01 01 12 Penyediaan Komponen Instalasi Komponen instalasi listrik/ Listrik/Penerangan Bangunan Kantor penerangan bangunan kantor
12 Bulan
12 Bulan
6,6
12 Bulan
8
12 Bulan
8
12 Bulan
10
12 Bulan
10
60 Bulan
43
sda
N. Bulik
03 01 01 14 Penyediaan peralatan rumah tangga
Waktu penyediaan peralatan rumah tangga
12 Bulan
12 Bulan
7,8
12 Bulan
8
12 Bulan
9
12 Bulan
9
12 Bulan
10
60 Bulan
44
sda
N. Bulik
03 01 01 15 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang Undangan
Bahan bacaan dan peraturan perundang undangan
12 Bulan
12 Bulan
10
12 Bulan
10
12 Bulan
10
12 Bulan
10
12 Bulan
10
60 Buian
50
sda
N. Bulik
03 01 01 16 Penyediaan Makan dan Minum
Jumlah makanan dan minuman
12 Bulan
12 Bulan
30
12 Bulan
30
12 Bulan
30
12 Bulan
30
12 Bulan
30
60 Bulan
150
sda
N. Bulik
03 01 01 18 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi Jumlah rapat koordinasi/konke luar daerah sultasi ke luar daerah
12 Bulan
12 Bulan
372,7
12 Bulan
375
12 Bulan
380
12 Bulan
380
12 Bulan
382
60 Bulan
1.890
sda
Luar Daerah
03 01 01 19 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi Jumlah rapat koordinasi/konke dalam daerah sultasi ke dalam daerah
12 Bulan
12 Bulan
284,8
12 Bulan
285
12 Bulan
285
12 Bulan
290
12 Bulan
290
60 Bulan
1.435
sda
Dlm Daerah
Renstra Distamben 2013-2018
76
2 03 01 02 Persentase peningkatan sarana dan prasarana
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Cakupan pelayanan sarana
60%
65%
dan prasarana aparatur Jumlah perlengkapan gedung kantor
1 Paket
1 Paket
75
1 Paket
78
1 Paket
80
1 Paket
03 01 02 08 Pengadaan Peralatan gedung kantor Jumlah perlengkapan gedung kantor
1 Paket
1 Paket
200
1 Paket
150
1 Paket
200
03 01 02 09 Pengadaan Kendaraan dinas/Operasi-Jumlah motor dan mobil dinas onal
14 unit
-
-
8 unit R2
160
5 unit
1 Paket
-
-
1 Paket
150
03 01 02 10 Pengadaan Meubeler Gedung Kantor Jumlah meubeler gedung kantor
1 Paket
1 Paket
140
1 Paket
03 01 02 22 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Jumlah luas gedung kantor Kantor yang direhab
5.000 m²
-
-
03 01 02 07 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
03 01 02 10 Pengadaan Alat Survey
Persentase peningkatan kapasitas aparatur
70%
863
75%
809
80%
978
90%
1.123
90%
4.304 Sekretrariat
82
1 Paket
85
5 Paket
400
sda
N. Bulik
1 Paket
200
1 Paket
200
5 Paket
950
sda
N. Bulik
100
5 unit
300
1 unit R4
400
2 Paket
960
sda
N. Bulik
-
-
-
-
-
-
1 Paket
150
sda
N. Bulik
100
1 Paket
100
1 Paket
60
1 Paket
100
5 Paket
500
sda
N. Bulik
5.000 m²
100
6000 m²
200
6.000 m²
200
6000 m²
200
11.000 m²
700
sda
N. Bulik
03 01 02 24 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Jumlah kendaraan dinas yang terpelihara
15 unit
15 unit
80
16 unit
85
16 unit
85
18 unit
90
18 unit
90
18 unit
430
sda
N. Bulik
03 01 02 26 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
Jumlah perlengkapan gedung kantor yang terpelihara
5 unit
5 unit
4,5
6 unit
6
8 unit
8
8 unit
8
10 unit
10
37 unit
37
sda
N. Bulik
03 01 02 28 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
Jumlah Peralatan gedung kantor yang terpelihara
12 unit
12 unit
25,6
14 unit
28
14 unit
28
16 unit
30
16 unit
30
72 unit
142
sda
N. Bulik
03 01 02 29 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeleur Kantor
Jumlah mebeler kantor yang terpelihara
10 unit
10 unit
6
10 unit
6
10 unit
8
10 unit
8
10 unit
8
50 unit
36
sda
N. Bulik
Persentase pelanggaran disiplin pegawai
40%
35%
87
30%
50
25%
50
20%
52
22%
55
2 03 01 03 Persentase peningkatan disiplin aparatur
Jumlah Alat Survey
531
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
22%
254 Sekretariat
03 01 03 02 Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya
Jumlah pakaian dinas harian
25 stel
25 stel
47,4
28 stel
50
28 stel
50
30 stel
52
34 stel
55
145 stel
254
sda
N. Bulik
03 01 03 03 Pengadaan Pakaian khusus harihari tertentu
Jumlah pakaian khusus harihari tertentu
25 stel
25 stel
40
25 stel
40
30 stel
45
30 stel
45
32 stel
50
142 stel
220
sda
N. Bulik
2 03 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Persentase sumber daya
70%
80%
100
80%
100
80%
100
80%
110
80%
110
aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya Jumlah pegawai yang ikut pendidikan dan latihan formal
8 orang
8 orang
100
9 orang
108
10 orang
116
11 orang
127
12 orang
139
03 01 05 01 Pendidikan dan Pelatihan Formal
Renstra Distamben 2013-2018
80%
12 orang
590 Sekretariat
590
sda
Jkrt/Bndg/dll
77
persentase dokumen sistem pelaporan pencapaian kinerja
Meningkatkan pendapatan asli daerah sektor pertambangan dan energi
2 03 01 15 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan 03 01 15 06 Monitoring,evaluasi dan pelaporan persentase peningkatan 03 01 15 07 Promosi Potensi ESDM kegiatan Kabupaten Lamandau pembinaan dan 03 01 15 10 Pengujian Laboratorium Kualitas pengawasan Minetral Logam setiap pengapalan bidang (shipment) pertambangan Peningkatan 03 01 15 11 Rekonsiliasi PNBP Bidang Pertam Pertumbuha bangan dan Dana Bagi Hasil n Ekonomi 03 01 15 Survey Persiapan Wilayah Masyarakat Pertambangan Rakyat (WPR) yang Berbasis Peningkatan 02 03 01 22 Program Penataan Wilayah Sumber jumlah Pertambangan Daya Lokal cakupan wilayah 03 01 22 2 Pematokan dan Penataan WPR Pertambangan Rakyat 2 03 01 16 Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Persentase Berpotensi Merusak Lingkungan peningkatan Pengawasan penertiban kegiatan dokumen 03 01 16 05 pertambangan tanpa ijin PETI pengawasan terpadu dan penertiban 03 01 16 Pengawasan Terpadu dan pertambangan Penertiban Perijinan Pertambangan
Tersedianya Terwujudny 2 03 01 19 Program Perencanaan Wilayah Peningkatan informasi a Geologi dan Konservasi Sumber persentase sumberdaya peningkatan Daya Mineral dokumen mineral, air investasi perencanaan tanah, geologi sektor 03 01 19 03 Survey Potensi Bahan Galian wilayah lingkungan pertambang geologi yang an dan 2 03 01 21 Program Pengelolaan Air Tanah
03 01 21 01 Penyelidikan Hidrogeologis Peningkatan persentase 03 01 21 02 Survey Pemanfaatan Air dan Identikegiatan fikasi Air Asam Tambang pengelolaan air tanah
Renstra Distamben 2013-2018
Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Jumlah Laporan Kegiatan
1,24% 5 Laporan
Laporan Kegiatan
1,32%
300
1,38%
3 Lap
40
3 Lap
1
1
100
310 40
1
1,42% 3 Lap
100
40
1
2 Lap
100
45
1
2 Lap
100
45
1
1,65% 13 Lap
100
5
Bidang Pertamb.
210
sda
Nanga Bulik
500
sda
Dalam/Luar Kabupaten
1 Lap
1 Lap
100
1 Lap
100
1 Lap
100
1 lap
100
1 lap
100
5 lap
500
sda
Dalam/Luar Kabupaten
jumlah Laporan Kegiatan
3 Lap 500 Ha
3 Lap 50 Ha
60
1 Lap 50 Ha
70
sda
Luar Prop.
50
7 Lap 800Ha
340
50
1 Lap 50Ha
70
50
1 Lap 50Ha
70
50
1 Lap 50Ha
70
50
250
sda
Kabupaten Lamandau
Cakupan Wilayah Pertambangan Rakyat yang legal(Ha)
525
550
50
575
50
600
62
625
70
650
70
650
232
Jumlah lokasi Wilayah pertambangan Rakyat yang legal
3 lokasi
3 lokasi
50
4 lokasi
50
4 lokasi
62
4 lokasi
70
4 lokasi
70
19 lokasi
302
sda
Kabupaten Lamandau
40%
35%
15%
520
Bidang Pertamb.
12
270
sda
Kabupaten
lap 12 Lap
250
sda
Lamandau Kabupaten Lamandau
Jumlah laporan Kegiatan
2
2
Jumlah laporan Kegiatan
Lap 2 Lap
Lap 2 Lap
Cakupan wilayah dan Kon167.343 servasi Sumber Daya Mineral yang terencana(Ha)
169.000
30%
100
50
2
50
50
Lap 2 Lap
25%
100
2
50
Lap 2 Lap
50
300 172.000
300
174.000
20%
110
2
60
Lap 2 Lap
50
Lap
1.550
Data hasil pemeriksaan Kandungan bahan galian
100
Lap
315
Lap
Persentase Pertambangan Tanpa Ijin
Lap
315 1,65%
Lap
Luas Wilayah Pertambangan Rakyat
Lap
310 1,56%
15%
110
4
60
Lap 2 Lap
50
Lap
50
300 176.000
300 178.000
300
178.000
1.500
Bidang GSDM
1.500
sda
Jumlah Laporan Kegiatan
1 lap
1 lap
300
1 lap
300
1 lap
300
1 lap
300
1 lap
300
5 lap
Tersedianya data potensi dan pemanfaatan air tanah (Ha) Jumlah laporan Kegiatan
50
200
346
400
350
600
350
800
350
1.000
500
1.000
0 lap
1 lap
150
1 lap
150
1 lap
150
1 lap
150
2 lap
300
6 lap
900
sda
Kabupaten Lamandau
0 lap
1 lap
56
1 lap
60
1 lap
60
1 lap
60
1 lap
60
5 lap
296
sda
Kabupaten Lamandau
Jumlah Laporan Kegiatan
1.756
Kabupaten Lamandau
Bidang GSDM
78
Program Perencanaan Wilayah Peningkatan Geologi dan Konservasi Sumber persentase Daya Mineral dokumen perencanaan 03 01 19 03 Survey Potensi Bahan Galian wilayah geologi 2 03 01 21 Program Pengelolaan Air Tanah
03 01 21 01 Penyelidikan Hidrogeologis Peningkatan persentase 03 01 21 02 Survey Pemanfaatan Air dan Identikegiatan fikasi Air Asam Tambang pengelolaan air tanah 03 01 21 03 Inventarisasi Air Tanah
03 01 21 04 Pengawasan Air Tanah
servasi Sumber Daya Mineral yang terencana(Ha)
GSDM
Jumlah Laporan Kegiatan
1 lap
1 lap
300
1 lap
300
1 lap
300
1 lap
300
1 lap
300
5 lap
Tersedianya data potensi dan pemanfaatan air tanah (Ha) Jumlah laporan Kegiatan
50
200
346
400
350
600
350
800
350
1.000
500
1.000
0 lap
1 lap
150
1 lap
150
1 lap
150
1 lap
150
2 lap
300
6 lap
900
sda
Kabupaten Lamandau
Jumlah Laporan Kegiatan
0 lap
1 lap
56
1 lap
60
1 lap
60
1 lap
60
1 lap
60
5 lap
296
sda
Kabupaten Lamandau
Jumlah laporan kegiatan
0 lap
2
70
2 lap
70
2 lap
70
2 lap
70
2 lap
70
8 lap
280
sda
lap
Kabupaten Lamandau
0 lap
2
70
2 lap
70
2 lap
70
2 lap
70
2 lap
70
8 lap
280
sda
lap
Kabupaten Lamandau
Jumlah laporan kegiatan
1.500
1.756
sda
Bidang GSDM
Tersedianya dan terdistribusinya bahan bakar minyak dan gas
Terpenuhiny Peningkatan 2 03 01 20 Program Pembinaan Ratio Konsumsi BBM (per persentase a kebutuhan Pengendalian, Monitoring dan kapita) kegiatan masyarakat Evaluasi Pengusahaan Minyak dan pembinaan dan akan bahan Gas pengawasan bakar Jumlah laporan kegiatan BBM dan Gas 03 01 20 01 Monitoring dan Pengawasan minyak dan Pengendalian Distribusi dan Tata gas Niaga BBM
0,46
0,51
70
0,62
70
0,66
70
0,71
1
0,73
70
0,73
281
Bidang LPE
2 Lap
1 lap
70
1 lap
70
1 lap
70
1 lap
70
1 lap
70
5 lap
350
sda
Tersedianya sarana ketenagalistrik an yang bersumber dari energi baru dan terbarukan
Terpenuhiny a kebutuhan listrik bagi masyarakat
45,61
47,60
2 03 01 18 Program Pembangunan Bidang Ketenagalistrikan
Persentase rumah tangga pengguna listrik
03 01 18 07 Pembuatan FS dan DED PLTMH & PLTS
Jumlah Dokumen FS dan DED PLTMH & PLTS
1 lap
1 lap
300
1 lap
350
1 lap
400
1 lap
434
1 lap
03 01 18 15 Pengadaan dan Penataan PJU
Jumlah PJU yang dibangun
268 unit
50 unit
2900
50 unit
1500
50 unit
1200
50 unit
1300
Jumlah PLTMH yang dibangun
3 unit
1 unit
200
1 unit
1.800
2 unit
3.800
1 unit
Jumlah PLTS terpusat yang terpasang
1 unit
2 unit
5.700
2 unit
2.480
2 unit
4.500
2 unit
Jumlah panjang JTM dan JTR yang terbangun
30 km
8 km
4.580
8 km
Jumlah mesin genset
3 unit
-
-
03 01 18 16 Pengadaan dan Pemasangan Trafo sisipan
Jumlah Trafo sisipan yang terpasang
5 buah
1 buah
200
03 01 18 19 Penyediaan Energi Listrik daerah untuk masyarakat
Jumlah rumah yang teraliri listrik
349 rumah
250 rumah
3000
03 01 18 17 Pembangunan PLTMH Desa Peningkatan persentase pembangunan 03 01 18 25 Pengadaan dan Pemasangan PLTS infrastruktur Terpusat 5 - 20 KW bidang ketenagalistrik 03 01 18 06 Pembangunan JTM & JTR an 03 01 18'
Pengadaan Mesin Genset
Renstra Distamben 2013-2018
16.880
50,00
2 unit 1 buah 350 rumah
17.045
3.500
52,50
8 km
4215
-
200
2 buah
3000
350 rumah
17.650
4.300
-
55,70
8 km 1 unit
450
3000
1 buah 350 rumah
18.244
88.309
Bidang LPE
550
5 lap
2.034
sda
Kab. Lamandau
50 unit
1500
250 unit
sda
Kab. Lamandau
1.800
1 unit
1.800
5 unit
9.400
sda
Kab. Lamandau
4.500
2 unit
4.800
9 unit
21.980
sda
Kab. Lamandau
8 km
2400
-
360
1 buah
3000
350 rumah
18.490
Kab. Lamandau
59,00
4.450
59,00
Kabupaten Lamandau
6.500
40
8400
16.830
sda
Kab. Lamandau
6615
sda
Kab. Lamandau
km -
3 unit 340
5 buah
1210
sda
Kab. Lamandau
3000
350 rumah
15000
sda
Kec. Menthobi Raya
79
Peningkatan 2 03 01 17 Program Pembinaan dan persentase Pengembangan Bidang kegiatan Ketenagalistrikan pembinaan 03 01 17 07 Pemeliharaan PJU dan pengembanga n bidang 03 01 17 08 Pemeliharaan/Rehab lampu hias ketenagalistrik an 03 01 17 09 Survey Potensi energi Non Fosil/ Terbarukan
Ratio desa berlistrik
55,42%
60,00%
870 63,00%
980
66%
980
69%
1.038
72%
1.140
Jumlah PJU yang terpelihara dengan baik
240 unit
250 unit
150
300 unit
170
340 unit
180
380 unit
190
400 unit
200
Jumlah lampu hias yang terpelihara dengan baik
unit
30 unit
150
35 unit
170
40 unit
170
40 unit
180
40 unit
200
20
Jumlah Dokumen data potensi
1 lap
1
1
200
lap
03 01 17 10 Penyusunan dan Penetapan Rencana Jumlah Dokumen RUKD Umum Kelistrikan Daerah
bundel
03 01 17 11 Penyusunan & Penetapan Rencana Umum Energi Daerah
Jumlah Dokumen RUED lap
03 01 17 12 Pemeliharaan PLTS Terpusat
Jumlah PLTS terpusat yang dipelihara
1 unit
2 unit
03 01 17 13 Monitoring,evaluasi dan pelaporan Pengelolaan PLTS dan PLTMH
Jumlah PLTS dan PLTMH yang dievaluasi dan dimonitor
0 unit
unit
Renstra Distamben 2013-2018
200
lap 0-
-
1
200
lap 1
1
200
lap
40 -
-
-
1
-
-
2 unit
120
-
260
4 unit
sda
Kab. Lamandau
670
sda
Kab. Lamandau
5
1000
sda
Kab. Lamandau
1
40
sda
Kab. Lamandau
40
lap
-
-
-
-
-
1
40
lap
4
890
Bidang LPE
bundel
-
250
400 unit
200
bundel 0-
5.008
unit
lap
-
72%
2 unit
140
270
4 unit
2 unit
160
280
4 unit
2 unit
188
300
4 unit
1
40
sda
Kab. Lamandau
10 unit
1360
sda
Kab Lamandau
sda
Kab Lamandau
lap
200
4 unit
808
80