P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 05 Agustus 2011
Indeks 1. Terdakwa Teroris Divonis 2. 32 Anggota DPRD Gunung Kidul 1999-2004 Jadi Tersangka Korupsi 3. Suap Wisma Atlet Dirut PT DGI Bersaksi Untuk Mindo Rosalina Cetak.kompas.com
Jumat, 5 Agustus 2011
Terdakwa Teroris Divonis Medan, Kompas - Pengadilan Negeri Medan memvonis sembilan terdakwa yang terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga, perampokan warnet U Net, dan penyerbuan Polsek Hamparan Perak, Kamis (4/8). Dalam persidangan secara maraton dan terpisah itu, vonis terdakwa berkisar 5-10 tahun. Kesembilan terdakwa itu adalah Khairul Ghazali alias Abu Yasin yang divonis 5 tahun, Agus Sunyoto (6 tahun), Suriadi alias Adi (6 tahun), Anton Sujarwo (7 tahun), Jaja Miharja (7 tahun), Beben Khairul Banin (8 tahun), Pamriyanto (10 tahun), Pautan (10 tahun), dan Abdul Gani (10 tahun).
Majelis hakim menjerat para terdakwa dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Khairul Ghazali dan Suriadi tidak terlibat langsung perampokan ataupun penyerangan Polsek Hamparan Perak, tetapi terbukti menerima uang hasil perampokan dan menyembunyikan terdakwa lain seusai merampok Bank CIMB Niaga. Suriadi terbukti menyembunyikan terdakwa ketika diburu polisi. Meskipun demikian, vonis Ghazali lebih ringan daripada vonis terdakwa lain. Menurut ketua majelis hakim Muhammad, Ghazali berterus terang dan membantu memperlancar pengungkapan jaringan terorisme tersebut. ”Terdakwa juga tidak berbelit-belit,” ujarnya. Dua hari sebelumnya, Pengadilan Negeri Medan memvonis tiga terdakwa teroris, yakni Marwan alias Wak Geng, M Choir alias Butong, dan Jumirin, masing-masing 12 tahun penjara, 9 tahun penjara, dan 7 tahun penjara. Masih tersisa terdakwa Nibras alias Arab dan Sadama yang menunggu vonis. Pekan depan, Nibras menjalani sidang dengan agenda vonis, sementara Sadama memasuki tahap pemeriksaan. Dalam persidangan terungkap, para terdakwa terlibat dalam sepuluh kasus kejahatan dan terorisme, antara lain perampokan Bank CIMB Niaga yang menewaskan seorang anggota Brimob Polda Sumatera Utara pada Agustus 2010. Mereka juga didakwa terlibat penyerangan Markas Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, September 2010, yang menewaskan tiga polisi, selain juga beberapa perampokan BRI di Medan dan Binjai serta perampokan warnet di Medan. Penjagaan sidang vonis teroris kemarin lebih longgar, yang mengerahkan 120 personel Polresta Medan dan satu kompi Brimob dibandingkan saat agenda dakwaan yang menerjunkan sedikitnya 671 personel empat bulan lalu. ”Tingkat kerawanannya sudah berkurang sehingga penjagaan pun berkurang,” kata Kepala Operasi Polresta Medan Komisaris Yushfi Nasution. Kelompok Klaten Kemarin, PN Jakarta Barat, Jakarta, juga mengadili enam terdakwa ”kelompok Klaten”. Jaksa penuntut umum Teguh Suhendro mengatakan, keenam terdakwa itu adalah Roki Aprisdianto alias Abu Ibrahim, Joko Lelono, Yuda Anggoro, Nugroho Budi, Tri Budi Santoso, dan Agung Jati Santoso. Dalam dakwaan diuraikan, pada awal 2010, Roki membentuk dan mengukuhkan tim pembunuh misterius (ightialayat). Pada September 2010, tim ightialayat mendapat
undangan dari Sigit Qurdowi yang tewas ditembak terkait bom bunuh diri di masjid Polres Cirebon, Jawa Barat. Pada Desember 2010, Roki dan tim ightialayat membagi tugas peletakan bom di empat lokasi, yaitu dua bom di Polsek Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah; satu bom di Gereja Katolik Kristus Raja, Sukoharjo, Jawa Tengah; satu bom di kandang kerbau Kiai Slamet, Keraton Solo, Surakarta, Jawa Tengah. Hanya bom di Gereja Kristus Raja yang meledak. (MHF/FER
Mediaindonesia.com
Jumat, 5 Agustus 2011 32 Anggota DPRD Gunungkidul 1999-2004 jadi Tersangka Korupsi YOGYAKARTA--MICOM: 32 anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul periode 19992004 ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi yang merugikan negara hingga Rp2, miliar.
Dari para tersangka itu, empat diantaranya kini juga masih menjadi anggota DPRD Gunungkidul dan tiga lainnya menjadi anggota DPRD DIY.
Status tersangka terhadap puluhan mantan anggota DPRD tersebut dinyatakan
Kepala Kejaksaan Negeri Gunungkidul Eko Siwi Iriani Jumat (5/8). Menurut dia, dalam kasus itu, mereka yang diseret adalah yang terlibat hingga terjadinya pencairan dana yang bermasalah.
Periode 1999-2004, DPRD Gunungkidul beranggotakan 45 orang. Pada 2003 muncul temuan adanya penyimpangan dana APBD. Dana itu berada pada pos pemeliharaan kesehatan, pengobatan, perawatan, BBM dan oli.
Pada saat itu, imbuhnya, para anggota menerima dana yang besarnya bervariasi
antara Rp63.527.575 hingga Rp81.032.675 per orang. Namun, dari para penerima itu ada 13 orang yang sudah mengembalikan. Mereka yang sudah mengembalikan itu antara lain Wasito Donosaroyo, Wagiran, Suyatmin dan Sifak Gandung Prawoto. (AU/OL-04)
Vivanews.com
Jumat, 5 Agustus 2011 Suap Wisma Atlet
Dirut PT DGI Bersaksi untuk Mindo Rosalina Sidang akan tetap digelar meski Rosa beralasan akan berobat. VIVAnews - Pengadilan Tindak Pidana Korupsi kembali menggelar sidang lanjutan perkara suap proyek wisma atlet SEA Games dengan terdakwa Mindo Rosalina
Manulang. Sidang akan menghadirkan saksi-saksi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum.
Saksi yang akan dihadirkan Jaksa adalah Direktur Utama PT Duta Graha Indah
Dudung Purwadi, dan Direktur Keuangan PT Duta Graha Indah Laurencius Teguh Khasanto.
"Kami akan hadirkan mereka sebagai saksi dari terdakwa Rosa," kata Jaksa Agus Salim, saat dihubungi VIVAnews.com, Jumat 5 Agustus 2011. Dalam persidangan sebelumnya, Rosa meminta agar persidangan hari ini ditunda. Rosa beralasan akan berobat. Namun, Jaksa Agus Salim menegaskan sidang akan tetap digelar. "Permintaan itu kan baru diajukan, jadi sidang masih dapat dilanjutkan," jelasnya.
Sebelumnya, saat bersaksi, Direktur PT DGI Laurencius Teguh Khasanto mengaku
pemberian cek kepada Rosa atas permintaan Manajer Marketing PT DGI Muhammad el Idris. Permintaan itu disebabkan desakan Rosa sebelumnya, yang meminta uang kepada DGI. "Dia (El Idris) mengatakan, tolong siapin dana. Saya didesak Rosa," ujar Laurencius
menirukan El Idris saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2011.
Lauren mengatakan dia diminta Idris untuk menyiapkan enam cek yang akan
diberikan kepada Rosa. Lantas, pada tanggal 21 April 2011 dia langsung menyiapkan enam cek dan lalu dititipkan kepada Claudia Angelina, Sekretaris Dirut PT DGI Dudung Purwadi.
Dari enam cek, Idris hanya mengambil tiga cek terbitan BCA dan Bank Mega total
senilai Rp3,2 miliar dan lalu diberikan ke Rosa. "Tiga cek lainnya saya sobek-sobek. Nilainya Rp2 miliar," kata Lauren. (eh)
Humas PPATK Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (INTRAC) (P) +62-21-3850455/3853922 (F) +62-21-3856809/3856826 (E)
[email protected]
DISCLAIMER:
Informasi ini diambil dari media massa dan sumber informasi lainnya dan
digunakan
khusus
untuk
PPATK
dan
pihak-pihak
yang
memerlukannya. PPATK tidak bertanggungjawab terhadap isi dan pernyataan yang disampaikan dalam informasi yang berasal dari media massa.