LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN ANGGARAN 2015
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TAPIN RANTAU, 25 FEBRUARI 2015
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Tabel Ringkasan Eksekutif I
II
III
IV
PENDAHULUAN A
Latar Belakang
B
Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
C
Sistematika Penyajian
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A
Rencana Strategi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Tahun 2013 – 2017
B
Rencana Kerja Tahun 2015 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
C
Penetapan Kinerja Tahun 2015 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
AKUNTABILITAS KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2015 A
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015
B
Evaluasi dan Analisa Kinerja Tahun 2015
C
Capaian Keberhasilan Kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Lainnya
D
Kinerja Pembangunan Infrastruktur Sektor Transportasi, Komunikasi dan Informatika Tahun 2013-2017
E
Akuntabilitas Keuangan
PENUTUP A
Kesimpulan
B
Permasalahan
C
Saran Tindak Lanjut
LAMPIRAN : RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB.TAPIN
IKHTISAR EKSEKUTIF A. Akuntabilitas Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah
untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan
dan
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodic terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, dan pelaporan kinerja. Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selam kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategis instansi pemerinta, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran,kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan
visi,
misi
dan
strategi
instansi
pemerintah.
Proses
ini
dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah
mempunyai
kewajiban
untuk
mempertanggungjawabkan
penyelenggaraan pemerintah dengan didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Demikian laporan Kinerja Instansi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin yang menggambarkan capaian Kinerja sesuai dengan Visi dan Misi pada Tahun 2015 dalam mendukung pencapaian pembangunan Pemerintah Kabupaten Tapin
i
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB.TAPIN
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah patut kita panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah Nya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerinth Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin tahun 2015 dapat diselesaikan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) memuat informasi kinerja, baik keberhasilan maupun kegagalan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin dalam penyelenggaraan bidang perhubungan, komunikasi dan informatika sesuai tugas pokok dan fungsi dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tapin Tahun 2013-2017. Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan ketentuan dalam peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan dan reformasi Birokrasi, berdasarkan peraturan diatas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin
memuat
serta
menggambarkan
tingkat
pencapaian
keberhasilan
maupun kegagalan kinerja tahun 2014. Demikian
Laporan
Kinerja
Dinas
Perhubungan
Komunikasi
dan
Informatika Kabupaten Tapin ini disusun, agar dapat bermanfaat untuk perbaikan perencanaan, penilaian dan perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan, peningkatan kinerja dan penilaian kinerja.
Rantau, 25 februari 2016 Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin
Drs. H. Tahir, MM (Pembina TK.I (IV/b) NIP.19640412 199312 1 001 i
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB.TAPIN
i
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
BAB I
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP)
mewajibkan
setiap
instansi
pemerintah
untuk
mempertanggungjwabkan dan menerapkan kinerja dan tindakannya kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan dan pertanggungjwaban dalam rangka mewujidkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN menuju tercapainya pemerintahan yang baik (Good Governance). Bahwa dalam rangka memenuhi amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999, maka
disusunlah
Laporan
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LKIP)
Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin Tahun 2015. Penyampaian informasi kinerja ini dimaksudkan sebagai pengungkapan capaian kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin selama tahun 2015, berdasarkan komitmen yang telah ditetapkan diawal
Tahun
2015
dalam
Dokumen
Penetapan
Kinerja
(PK)
Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin Tahun 2015. Komitmen dimaksud merupakan fokus Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapinuntuk mencapai tingkat kinerja yang tertuang di dalam rumusan tujuan dan sasaran. LKIP Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten TapinTahun 2015 disusun sebagai gambaran tolak ukur
keberhasilan
maupun
kekurang
berhasilan
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya selama Tahun Anggaran 2015 berdasarkan Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan. LKIP Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten TapinTahun 2015 adalah gambaran secara transparan pencapaian kinerja selama Tahun Anggaran 2015 dikaitkan dengan upaya–upaya strategis dan operasional yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran strategisnya dalam kerangka pemenuhan visi dan misi yang telah ditetapkan. Visi dan Misi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapinserta tujuan strategisnya telah diformalkan di dalam Keputusan Menteri PerhubunganNomor KP.1134 Tahun 2012tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.7tentang Rencana Strategis Kementerian PENDAHULUAN
I-1
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
BAB I
Perhubungan Tahun 2010-2014. Rencana Strategis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten TapinTahun 2013 – 2017 disusun dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2017 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bupati Tapin Nomor : 5 Tahun 2010 tentang RPJMD Tahun 2013 – 2017. Selanjutnya untuk capaian yang harus dipenuhi setiap tahunnya dalam periode 5 (lima) tahun tersebut ditetapkan sejumlah Sasaran Strategis yang tertuang di dalam RKA Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin. Untuk mengukur capaian kinerja dari setiap kegiatan yang mendukung pemenuhan sasaran strategis dilakukan Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK). Capaian kinerja (Performance Result) Tahun Anggaran 2015 dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) yang telah disesuaikan dengan DPA T.A 2015 berikut revisinya, sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin. Analisis atas capaian kinerja tahun 2015 terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan teridentifikasinya sejumlah celah kinerja (Performance Gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. B. Tugas,
Pokok
dan
Fungsi
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika Berdasarkan
Peraturan
Presiden
Nomor
24
Tahun
2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Kementerian Perhubungan mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana pemerintah dipimpin oleh Menteri Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Sedangkan tugas Kementerian Perhubungan adalah membantu Presiden dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang perhubungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin menyelenggarakan fungsi : 1) Menetapkan Kebijakan Teknis di bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. 2) Melaksanakan Pembinaan Teknis Kegiatan Angkutan Jalan. 3) Melaksanakan Pembinaan Teknis Lalu Lintas Sungai dan Pelabuhan. PENDAHULUAN
I-2
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
BAB I
4) Melaksanakan Pembinaan Teknis Kegiatan Pengelolaan Komunikasi dan Informasi serta sarana dan Prasarana lalu lintas dan angkutan. 5) Mengkoordinasikan Pelayanan Administrasi. 6) Melkasanakan Tugas Lain yang diberikan oleh Bupati sesuai Tugas dan Fungsinya. C. Sistematika Penyajian Pada dasarnya Laporan
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LKIP)
ini
mengkomunikasikan pencapaian kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten
Tapin
selama
tahun
2015.
Capaian
kinerja
(performance results) 2015 tersebut dibandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika
penyajian
Laporan
Kinerja
Instansi
Pemerintah
Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin tahun 2015 adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Memuat latar belakang perlunya disusun LKIP serta tugas, pokok dan fungsi Kementerian Perhubungan. BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Visi
dan
misi
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Kabupaten Tapindalam periode 5 (lima) tahun. Tujuan dan sasaran memuat uraian dari tujuan dan sasaran Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapindalam kurun waktu 5 (lima) tahun (sesuai dengan periode perencanaan strategis) dan disertai dengan IKU per sasaran. Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran menjelaskan mengenai cara yang diterapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran, dalam bentuk program dan kegiatan beserta indikator kinerja yang direncanakan. Untuk memperjelas hal ini dapat digunakan Tabel Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Rencana Kinerja diuraikan secara umum dengan menjelaskan program dan kegiatan tahun 2015 yang didukung oleh pengalokasian anggaran yang memadai berikut juga kegiatan prioritasnya. PENDAHULUAN
I-3
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
BAB I
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 Pada BAB ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin pada tahun 2015 yang telah ditetapkan pada dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015 dan disandingkan dengan pengukuran kinerja berupa capaian yang telah diperoleh selama tahun 2015. Analisis pencapaian kinerja menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kinerja unit kerja, menguraikan secara sistematis keberhasilan/kegagalan dan hambatan/ kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan. Dalam hal ini dapat dijelaskan penyebab keberhasilan/kegagalan tersebut.
Aspek keuangan menguraikan sumber perolehan dan penggunaan dana bagi pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. Aspek keuangan harus memperhatikan prinsip-prinsip pelaporan keuangan yang lazim. BAB IV PENUTUP Tinjauan secara umum dengan mengemukakan keberhasilan/kegagalan, permasalahan,
dan
kendala
yang
berkaitan
dengan
kinerja
Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin.
PENDAHULUAN
I-4
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Mengacu pada Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD) 2013 – 2017, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa perhubungan, komunikasi dan informatika telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD Tahun 2013 – 2017yang kemudian dilakukan review dalam rangka penyempurnaan dengan ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.1134 Tahun 2012. Renstra Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tapin
disusun
dalam
rangka
menjaga
kesinambungan
pembangunan daerah khususnya di Sektor Perhubungan, komunikasi dan informatika untuk menjadi arah dan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan perhubungan, komunikasi dan informatika bagi seluruh unit kerja dan stakeholder Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin. Dokumen Renstra Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin2013 - 2017 berisi tentang Visi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin sampai dengan tahun 2017, selanjutnya Berikutnya untuk mendukung tercapainya sasaran pembangunan telah disusun kebijakan umum dan arah kebijakan pembangunan transportasi darat, transportasi sungai, danau dan penyeberangan dilanjutkan dengan penetapan program-program pembangunan yang dirinci per tahun dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. 1. Visi dan Misi a. Pernyataan Visi Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Kabupaten
Tapinyang merupakan salah satu pelaku pembangunan perhubungan daerah merumuskan Visi sebagai berikut : “TERWUJUDNYA PELAYANAN TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG HANDAL, BERDAYA SAING DAN MEMBERIKAN NILAI TAMBAH”
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-1
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
b. Pernyataan Misi Dalam mengimplementasikan visi pembangunan tersebut di atas, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin dengan berpedoman pada tugas pokok dan fungsi sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan perhubungan, pada periode tahun 2013 – 2017 mempunyai misi sebagai berikut : a) Meningkatkan kualitas dan Sumber Daya Manusia serta kinerja aparatur; b) Meningkatkan
pelayanan
kepada
masyarakat
pengguna
jasa
Transportasi, Komunikasi dan Informatika; c) Peningkatan
fasilitas
dan
kelengkapan
prasarana/sarana
Transportasi, Komunikasi dan Informatika; d) Meningkatkan pengawasan pengguna jasa Transportasi, komunikasi dan Informatika; 2. Tujuan dan Sasaran Berdasarkan visi dan misi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin periode waktu 2013 – 2017, tujuan pembangunan
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Kabupaten Tapin adalah : Mewujudkan penyelenggaraan transportasi, komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien yang didukung SDM yang berkompeten guna mendukung perwujudan Kabupaten Tapin yang lebih sejahtera, sejalan dengan perwujudan Tapin yang aman dan damai serta adil dan demokratis. Penyelenggaraan kegiatan transportasi, komunikasi dan informatika yang efektif berkaitan dengan ketersediaan aksesibilitas, optimalisasi kapasitas, maksimalisasi kualitas serta keterjangkauan dalam pelayanan, sedangkan penyelenggaraan yang efisien berkaitan dengan kemampuan pengembangan dan penerapan teknologi serta peningkatan kualitas SDM yang berdampak kepada maksimalisasi dayaguna dan minimasi biaya yang menjadi beban masyarakat. Dengan
memperhatikan
arah
penyelenggaraan
transportasi,
komunikasi dan informatika sebagaimana tersebut di atas, sasaran pembangunan transportasi, komunikasi dan informatika daerah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin tahun 2013 2017 adalah sebagai berikut : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-2
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
A. PELAYANAN ANGKUTAN JALAN a. Peningkatan Pelayanan Angkutan jalan 1) Tersedianya Angkutan Umum yang melayani wilayah yang telah
tersedia
jaringan
jalan
untuk
jaringan
jalan
Kabupaten/Kota. 2) Tersediannya angkutan umum yang melayani jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah tersedia jaringan jalan kabupaten/kota. b. Peningkatan Prasarana Angkutan Jalan 1) Tersediannya halte pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek. 2) Tersediannya terminal angkutan penumpang pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek. c. Peningkatan Fasilitas Perlengkapan Jalan 1) Tersediannya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan guard rail) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan Kabupaten/Kota. d. Peningkatan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor 1) Tersediaanya
unik
pengujian
kendaraan
bermotor
bagi
kabupaten/kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji minimal 4000 (empat ribu) kendaraan wajib uji e. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) 1) Meningkatnya Sumber daya manusia (SDM) di bidang terminal pada kabupaten/kota yang memiliki terminal 2) Tersedianya sumber daya manusia (SDM)di bidang pengujian kendaraan
bermotor
pada
kabupaten/kota
yang
telah
melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor. 3) Tersedianya sumber daya manusia (SDM) di bidang MRLL evaluasai Andalalin,Pengelolaan Parkir pada kabupaten/kota. 4) Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompentensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan pada setiap perusahaan angkutan umum
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-3
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
f. Peningktakan keselamatan 1) Terpenuhi standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam kabupaten/kota. 2) ANGKUTAN SUNGAI DAN PELABUHAN a.
Peningkatan Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai dan Danau 1) Tersedianya kapal sungai dan danau untuk melayani jaringan trayek dalam kabupaten/kota pada wilayah yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari. 2) Tersedianya kapal sungai dan danau yang melayani trayek dalam
kabupaten/kota
tertinggal
dan
terpencil
yang
menghubungkan
dengan
wilayah
yang
daerah telah
berkembang pada wilayah yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari. b. Peningkatan Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau 1) Tersedianya pelabuhan sungai dan danau untuk melayani kapal sungai dan danau yang beroprasi pada trayek dalam kabupaten/kota pada wilayah yang telah dilayari angkutan sungai dan danau. c.
Peningkatan Keselamatan 1) Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroprasi pada lintas antar pelabuhan dalam satu kabupaten/kota.
d. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) 1) Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau untuk daerah yang melayani angkutan sungai dan danau. 3. ANGKUTAN PENYEBRANGAN a.
Peningkatan Jaringan Angkutan Penyebrangan 1) Tersedianya Kapal penyebrangan yang beroprasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang telah ditetapkan lintas penyebrangan dalam Kabupaten/kota 2) Tersedianya kapal penyebrangan yang beroprasi pada lintas dalam
kabupaten/kota
tertinggal
dan
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
terpencil
untuk
menghubungkan
dengan
wilayah
yang
daerah telah II-4
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
berkembang
pada wilayah
yang
telah
BAB II
ditetapkan lintas
penyebrangan dalam kabupaten/kota. b. Peningkatan Prasarana Angkutan Penyebrangan 1)
Tersedianya pelabuhan penyebrangan pada kabupaten/kota yang
memiliki
pelayanan
angkutan
penyebrangan
yang
beroprasi pada lintas penyebrangan dalam kabupaten/kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran c.
Peningkatan Keselamatan 1)
Terpenuhinya
standar
keselamatan
kapal
penyebrangan
dengan ukuran dibawah 7 GT dan kapal penyebrangan yang beroprasi pada lintas penyebrangan Kabupaten/kota. d. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) 1)
Tersedianya Sumber daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal penyebrangan dengan ukuran dibawah 7 GT atau yang beroprasi dilintas penyebrangan dalam kabupaten/kota.
4. Kebijakan Umum Kebijakan Umum Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin dalam pembangunan dan penyelenggaraan transportasi, komunikasi dan informatika (2013-2017) meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Mengembangkan sistem Transportasi yang handal dan efisien 2) Mengembangkan
sistem
Komunikasi
yang
menyentuh
segenap
lapisan Masyarakat 3) Mengoptimalisasikan penyampaian informasi kepada Masyarakat. 5. Program Pembangunan Program
Pembangunan
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika Kabupaten Tapin terdiri dari : a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan bertujuan
untuk
perhubungan
memenuhi
khususnya
kebutuhan
prasarana
perhubungan
darat,
dan
fasilitas
sungai
dan
penyeberangan. Adapun pelaksanaan program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-5
BAB II
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan pada intinya meliputi : 1) Perencanaan pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan; 2) Penyusunan
norma,
kebijakan,
standar
dalam
pembangunan
dan
prosedur
bidang
dan
fasilitas
perhubungan; 3) Koordinasi
prasarana
perhubungan; 4) Sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan; 5) Pembangunan sarana dan prasarana jembatan timbang; 6) Peningkatan pengelolaan terminal angkutan sungai, danau dan penyeberangan; 7) Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat; 8) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ bertujuan untuk melakukan rehabilitasi dan pemeliharaan terhadap prasarana dan fasilitas Lalu-lintas dan Angkutan Jalan. Adapun
pelaksanaan
program
Rehabilitasi
dan
Pemeliharaan
Prasarana dan Fasilitas LLAJ pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ pada intinya meliputi : 1) Rehabilitasi/pemeliharaan
sarana
alat
pengujian
kendaraan
bermotor; 2) Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana balai pengujian kendaraan bermotor; 3) Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana jembatan timbang; 4) Rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-6
BAB II
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
c. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Peningkatan Pelayanan Angkutan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan angkutan. Adapun pelaksanaan program Peningkatan Pelayanan Angkutan pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan pada intinya meliputi : 1) Kegiatan
penyuluhan
bagi
para
sopir/juru
mudi
untuk
peningkatan keselamatan penumpang. 2)
Kegiatan
peningkatan
disiplin
masyarakat
menggunakan
Angkutan 3) Kegiatan temu wicara pengelola angkutan guna meningkatkan keselamatan penumpang 4) Kegiatan uji kelayakan sarana transportasi guna keselamatan penumpang. 5) Kegiatan pengendalian disiplin pengoprasian angkutan umum di jalan raya. 6) Kegiatan penciptaan keamanan dan kenyamanan penumpang dilingkungan Terminal. 7) Kegiatan
pengawasan
peralatan
keamanan
dalam
keadaan
darurat dan perlengkapan pertolongan pertama. 8) Kegiatan
penataan
tempat-tempat
pemberhentian
angkutan
umum. 9) Kegiatan
penciptaan
disiplin
dan
pemeliharaan
disiplin
di
lingkungan terminal. 10) Kegiatan penciptaan layanan cepat, tepat, murah dan mudah. 11) Pengumpulan dan analisis data base pelayanan angkutan. 12) Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan. 13) Fasilitasi perijinan dibidang perhubungan. 14) Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu lintas dan angkutan. 15) Kegiatan
pemilihan
dan
pemberian
penghargaan
sopir/juru
mudik/awak kendaraan umum angkutan teladan. 16) Koordinasi dalam peningkatan pelayanan angkutan.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-7
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
17) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. d. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Program
pembangunan
sarana
dan
prasarana
perhubungan
bertujuan untuk memenuhi pembangunan sarana dan prasarana perhubungan. Adapun pelaksanaan program Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
pada tahun
2013
– 2017 disusun
dengan target
kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan pada intinya meliputi : 1) Pembanguna gedung termina. 2) Pembangunan Halte bus, taxi terminal. 3) Pembangunan jembatan penyebrangan gedung terminal. e. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu lintas Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas bertujuan untuk peningkatan dan pengamana lalu lintas. Adapun pelaksanaan program peningkatan dan pengamanan lalu lintas pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas
pada intinya
meliputi : 1) Pengadaan rambu-rambu lalu lintas. 2) Pembangunan marka jalan. 3) Pengadaan pagar pengaman jalan. f. Program Peningkatan Kelaiakan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Program peningkatan kelaiakan pengoprasian kendaraan bermotor bertujuan untuk meningkatkan kelaiakan pengoprasian kendaraan bermotor. Adapun pelaksanaan peningkatan kelaiakan pengoprasian kendaraan bermotor pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-8
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Program peningkatan kelaiakan pengoprasian kendaraan bermotor pada intinya meliputi : 1) Pembangunan balai pengujian kendaraan bermotor. 2) Pengadaan alat pengujian kendaraan bermotor 3) Pelaksanaan uji petik kendaraan bermotor g. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa bertujuan untuk pengembangan komunikasi, informasi dan media massa. Adapun pelaksanaan Program pengembangan komunikasi, informasi dan media pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program pengembangan komunikasi, informasi dan media pada intinya meliputi : 1) Fasilitasi penyempurnaan peraturan perundangan penyiaran dan KMIP 2) Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi. 3) Pembinaan
dan
pengembangan
sumberdaya
komunikasi
dan
informasi. 4) Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5) Pengadaan alat studio dan komunikasi. 6) Pengkajian dan pengembangan system informasi. 7) Perencanaan
dan
pengembangan
kebijakan
komunikasi
dan
Bidang
Komunikasi
dan
informasi. h. Program
Pengkajian
dan
Penelitian
Informasi. Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi bertujuan untuk pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi. Adapun pelaksanaan Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-9
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi pada intinya meliputi : 1) Pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi. i. Program
Fasilitasi
Peningkatan
SDM
Bidang
Komunikasi
dan
bidang
komunikasi
dan
Informasi. Program informasi
fasilitasi
peningkatan
bertujuan
untuk
SDM
Fasilitasi
peningkatan
SDM
bidang
komunikasi dan informasi. Adapun pelaksanaan Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program
fasilitasi
peningkatan
SDM
bidang
komunikasi
dan
informasi pada intinya meliputi : 1) Pelatihan SDM dalam bidang komunikasi dan informasi. j. Program Kerjasama Informasi dan Media Massa Program kerjasama informasi dan media massa bertujuan untuk meningkatkan kerjasama informasi dan media massa. Adapun pelaksanaan Program kerjasama informasi dan media massa pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program kerjasama informasi dan media massa intinya meliputi : 1) Penyebarluasan informasi pembanguna daerah. 2) Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah daerah. 3) Penyebarluasan
informasi
yang
bersifat
penyuluhan
bagi
masyarakat. k. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program
pelayanan
administrasi
perkantoran
bertujuan
untuk
meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran. Adapun pelaksanaan Program pelayanan administrasi perkantoran pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-10
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Program pelayanan administrasi perkantoran intinya meliputi : 1) Penyediaan jasa surat menyurat. 2) Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik. 3) Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor. 4) Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS. 5) Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah. 6) Penyediaan
jasa
pemeliharaan
dan
perijinan
kendaraan
dinas/operasional. 7) Penyediaan jasa administrasi keuangan. 8) Penyediaan jasa kebersihan kantor. 9) Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja. 10) Penyediaan alat tulis kantor. 11) Penyediaan barang cetakan dan pengadaan. 12) Penyediaan
komponen
instalasi
listrik/penerangan
bangunan
kantor. 13) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor. 14) Penyediaan peralatan rumah tangga. 15) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan. 16) Penyediaan bahan logistic kantor. 17) Penyediaan makanan dan minuman. 18) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah. l. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program peningkatan sarana dan prasaranan aparatur bertujuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana aparatur. Adapun pelaksanaan Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program peningkatan sarana dan prasarana intinya meliputi : 1) Pembangunan rumah jabatan. 2) Pembanguna rumah dinas. 3) Pembanguan gedung kantor. 4) Pengadaan mobil jabatan. 5) Pengadaan kendaraan dinas/operasional. 6) Pengadaan perlengkapan rumah jabatan/dinas 7) Pengadaan perlengkapan gedung kantor PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-11
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
8) Pengadaan peralatan rumah jabatan/dinas 9) Pengadaan peralatan gedung kantor 10) Pengadaan mebeleur 11) Pemeliharaan rutin/berkala rumah jabatan 12) Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas 13) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 14) Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan. 15) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional. 16) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah jabatan/dinas. 17) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor. 18) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan rumah jabatan/dinas. 19) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor. 20) Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer 21) Rehabilitasi sedang/berat rumah jabatan. 22) Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas 23) Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor 24) Rehabilitasi sedang/berat mobil jabatan 25) Rehabilitasi sedang/berat kendaraan dinas operasional 26) Rehabilitasi sedang/berat perlengkapan rumah jabatan/dinas. 27) Rehabilitasi sedang/berat perlengkapan gedung kantor. 28) Rehabilitasi sedang/berat peralatan rumah jabatan/dinas 29) Rehabilitasi sedang/berat peralatan gedung kantor. 30) Rehabilitasi sedang/berat mebeluer. m.
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program
peningkatan
disiplin
aparatur
bertujuan
untuk
meningkatkan disiplin aparatur. Adapun pelaksanaan Program peningkatan disiplin aparatur pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program peningkatan disiplin aparatur intinya meliputi : 1) Pengadaan mesin/kartu absensi. 2) Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya. 3) Pengadaan pakaian kerja lapangan. 4) Pengadaan pakaian KORPRI. 5) Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-12
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
n. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur. Adapun pelaksanaan Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur intinya meliputi : 1) Pendidikan dan pelatihan formal 2) Sosialisai peraturan perundang-undangan. 3) Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan. o. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan bertujuan untuk meningkatkan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan. Adapun pelaksanaan Program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan pada tahun 2013 – 2017 disusun dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan intinya meliputi : 1) Penyusunan laporan pencapaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD. 2) Penyusunan laporan keuangan semesteran dan akhir tahun. 3) Penyusunan pelaporan prognosis realisai anggaran. 4) Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun.
B. RENCANA KERJA TAHUN 2015 1. Gambaran Umum Rencana Kinerja Tahun 2015 Indikator Kinerja Utama yang dipaparkan pada dokumen LKIP Tahun 2015 ini merupakan Indikator Kinerja Utama yang lebih berorientasi kepada capaian outcome sehingga lebih menggambarkan capaian kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-13
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Indikator Kinerja Utama tersebut telah disahkan dalam bentuk Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM.68 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Gambar II.1 Hubungan antara RENSTRA, Rencana Kerja Tahunan, RKA SKPD, DPA SKPD, Penetapan Kinerja dan LKIP
201
2014
2015
2016
2017
RENCANA KINERJA
TAHUN 2013
......................................................................................................................... 3
RENSTRA 2013-2017
RENCANA KINERJATAHUN
RENJATAHUNAN 2013
RENJATAHUNAN 2013
RENJATAHUNAN 2013
RENJATAHUNAN 2013
2013 RKA-SKPD TAHUN 2013
DPA SKPD TAHUN 2013
PK TAHUN 2013
PELAKSANAAN DPA TAHUN 2013
LAKIP TAHUN 2013
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-14
BAB II
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
Rencana Kinerja Tahun 2015 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten
Tapin
berdasarkan
sasaran
yang
telah
dituangkan dalam Revisi Renstra Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten TapinTahun 2013-2017 yaitu Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KP.1134 Tahun 2012 adalah sebagai berikut : No 1
Sasaran
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
(SS)
(IKU)
Angkutan
Peningkatan
Tersediannya
angkutan
jalan
Pelayanan
umum yang melayani wilayah
Angkutan Jalan
yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan
jalan
kabupaten/kota Tersediannya
angkutan
umum
melayani
yang
jaringan
trayek
yang
menghubungkan tertinggal
dan
daerah terpencil
dengan wilayah yang telah berkembang
pada
wilayah
yang telah tersedia jaringan jalan kabupaten/kota 2
Peningkatan
Tersediannya
halte
Prasarana
setiap Kabupaten/Kota yang
Angkutan Jalan
telah
dilayani
pada
angkutan
umum dalam trayek Tersediannya angkutan
terminal
penumpang
pada
setiap Kabupaten/Kota yang telah
dilayani
angkutan
umum dalam trayek 3
Peningkatan
Tersediannya
fasilitas
Fasilitas
perlengkapan jalan (rambu,
perlengkapan
marka dan guard rail) dan
Jalan
penerangan
jalan
umum
(PJU) pada jalan Kabupaten PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-15
BAB II
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
Kota 4
Peningkatan
Tersediaanya unik pengujian
pelayanan
kendaraan
pengujian
kabupaten/kota
kendaraan
memiliki populasi kendaraan
bermotor
wajib
bermotor
uji
bagi yang
minimal
4000
(empat ribu) kendaraan wajib uji 5
Sumber
daya Tersedianya
manusia (SDM)
manusia
Sumber
(SDM)
daya
di
bidang
terminal
pada
kabupaten/kota
yang
memiliki terminal Tersedianya manusia
sumber
daya
(SDM)di
pengujian
bidang
kendaraan
bermotor
pada
kabupaten/kota
yang
telah
melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor Tersedianya manusia
sumber
(SDM)
MRLL
di
daya bidang
evaluasai
Andalalin,Pengelolaan
Parkir
pada kabupaten/kota Tersedianya
sumber
daya
manusia (SDM) yang memiliki kompentensi
sebagai
pengawas kelaikan kendaraan pada
setiap
perusahaan
angkutan umum 6
Peningktakan
Terpenuhi
standar
keselamatan
keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam kabupaten/kota
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-16
BAB II
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
1
Angkutan sungai danau
Peningkatan
Tersedianya kapal sungai dan
dan Jaringan
danau
pelayanan
untuk
jaringan
melayani
trayek
dalam
angkutan sungai kabupaten/kota pada wilayah dan danau
yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari Tersedianya kapal sungai dan danau yang melayani trayek dalam kabupaten/kota yang menghubungkan tertinggal
daerah
dan
terpencil
dengan wilayah yang telah berkembang
pada
wilayah
yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari 2
Peningkatan
Tersedianya
pelabuhan
Jaringan
sungai
prasarana
melayani kapal sungai dan
dan
danau
untuk
angkutan sungai danau yang beroprasi pada dan danau
trayek dalam kabupaten/kota pada
wilayah
yang
telah
dilayari angkutan sungai dan danau. 3
Peningkatan
Terpenuhinya
standar
keselamatan
keselamatan
bagi
sungai
danau
dan
kapal yang
beroprasi pada lintas antar pelabuhan
dalam
satu
kabupaten/kota Peningkatan Sumber
Tersedianya Daya manusia
Manusia (SDM)
sumber (SDM)
mempunyai
daya yang
kompetensi
sebagai awak kapal angkutan sungai
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
dan
danau
untuk
II-17
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
daerah yang telah melayani angkutan sungai dan danau 1
angkutan
Peningkatan
Tersedianya
kapal
penyebrangan
Jaringan
penyebrangan yang beroprasi
angkutan
pada
penyebrangan
kabupaten/kota pada wilayah
lintas
dalam
yang telah ditetapkan lintas penyebrangan
dalam
kabupaten/kota. Tersedianya
kapal
penyebrangan yang beroprasi pada
lintas
dalam
kabupaten/kota
untuk
menghubungkan
daerah
tertinggal
dan
terpencil
dengan wilayah yang telah berkembang
pada
wilayah
yang telah ditetapkan lintas penyebrangan
dalam
kabupaten/kota 2
Peningkatan
Tersedianya
jaringan
penyebrangan
pada
prasarana
kabupaten/kota
yang
angkutan
memiliki pelayanan angkutan
penyebrangan
penyebrangan yang beroprasi pada
lintas
pelabuhan
penyebrangan
dalam kabupaten/kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran 3
Peningkatan
Terpenuhinya
keselamatan
keselamatan
standar kapal
penyebrangan dengan ukuran dibawah
7
GT
dan
kapal
penyebrangan yang beroprasi
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-18
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
pada
lintas
BAB II
penyebrangan
dalam kabupaten/kota 4
Peningkatan Sumber
Tersedianya Daya Manusia
Manusia (SDM)
Sumber
daya
(SDM)
mempunyai sebagai
yang
kompetensi awak
kapal
penyebrangan dengan ukuran dibawah
7
GT
atau
beroprasi
yang
dilintas
penyebrangan
dalam
kabupaten/kota
2. Alokasi Anggaran Tahun 2015 Alokasi
anggaran
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Kabupaten Tapin Tahun 2015 sebesar Rp. 11.701.668.409,- (Sebelas Milyar Tujuh Ratus Satu Juta Enam Ratus Enam Puluh Delapan Ribu Empat Ratus Sembilan Rupiah).
C. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015 Pada konteks implementasi LKIP, Penetapan Kinerja adalah rencana kinerja tahunan (annual performance plan) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2013 – 2017 dan Rencana
Strategis
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Kabupaten Tapin tahun 2013 – 2017 (Tinjau Ulang), yang memuat tujuan dan
sasaran yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan. Penetapan Kinerja ini untuk merinci dan memperjelas target - target kinerja yang akan dicapai kurun waktu satu tahun serta untuk mempermudah terkait dengan sumber daya dan anggaran yang telah ditetapkan ( pagu defenitif). Maksud
Penetapan
Informatika
Kabupaten
Kinerja Tapin
Dinas tahun
Perhubungan,
2015
adalah
Komunikasi
dan
untuk mewujudkan
manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Dalam mewujudkan target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan (Renstra), maka
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-19
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
ditetapkan target kinerja tahunan. Adapun tabel Penetapan Kinerja sebagai berikut : 1. Sasaran
I
yaitu
Peningkatan
Pelayanan
Angkutan
Darat dengan
penetapan kinerja sebagai berikut : No
Sasaran
Sasaran
Indikator Kinerja
Rencana
Strategis
Utama
Tingkat
(SS)
Capaian Target Satuan
1
Peningkatan
Peningkatan
Tersediannya
Pelayanan
Pelayanan
angkutan
Angkutan
Angkutan
yang
Darat
Jalan
wilayah
75
Persen
60
Persen
umum melayani yang
tersedia
telah
jaringan
jalan untuk jaringan jalan kabupaten/kota Tersediannya angkutan
umum
yang
melayani
jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil wilayah
dengan yang
telah
berkembang
pada
wilayah
telah
yang
tersedia
jaringan
jalan kabupaten/kota 2
Peningkatan
Tersediannya
halte 100
Prasarana
pada
Angkutan
Kabupaten/Kota
Jalan
yang
Persen
setiap telah
dilayani
angkutan
umum
dalam trayek Tersediannya terminal
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
40
Persen
angkutan
II-20
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
penumpang
BAB II
pada
setiap Kabupaten/Kota yang
telah
dilayani
angkutan
umum
dalam trayek 3
Peningkatan
Tersedianya
perlengkapan
perlengkapan
jalan
jalan
(rambu,marka
dan
guardrill)
dan
penerangan umum
fasilitas 60
Persen
jalan (PJU)pada
jalan kabupaten/kota 4
Peningkatan
Tersedianya
unit 60
pengujian
pengujian kendaraan
kendaraan
bermotor
bermotor
kabupaten/kota yang
Persen
bagi
memiliki
populasi
kendaraan wajib uji minimal
4000(empat
ribu)kendaraan wajib uji 5
Peningkatan
Tersedianya
Sumber 50
Persen
Sumber Daya Daya Manusia (SDM) Manusia
di
bidang
terminal
(SDM)
pada kabupaten/kota yang telah memiliki terminal Tersedianya
Sumber 100
Persen
Daya Manusia (SDM) di bidang pengujian kendaraan
bermotor
pada kabupaten/kota yang
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
telah
II-21
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
melakukan pengujian berkala
kendaraan
bermotor Tersedianya daya
Sumber 40
manusia
Persen
di
bidang MRLL,Evaluasi Andalalin,pengelolaan parkir
pada
kabupaten/kota Tersedianya
Sumber 100
Persen
Daya Manusia (SDM) yang
memiliki
kompetensi pengawas
sebagai kelaiakan
kendaraan setiap
pada
perusahaan
angkutan umum 6
Peningkatan
Terpenuhinya
75
Persen
keselamatan
standar keselamatan
kapal 75
Persen
bagi angkutan umum yang melayani trayek di kabupaten/kota 1
Angkutan sungai danau
Peningkatan dan pelayanan angkutan
Tersedianya sungai
dan
untuk
danau
melayani
sungai
dan jaringan trayek dalam
danau
kabupaten/kota pada wilayah yang tersedia alur danau
sungai yang
dan dapat
dilayari 2
Tersedianya sungai
dan
kapal 75
persen
danau
yang melayani trayek
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-22
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
dalam kabupaten/kota yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil wilayah
dengan yang
berkembang
telah pada
wilayah yang tersedia alur danau
sungai
dan
yang
dapat
dilayari 3
Peningkatan
Terpenuhinya
100
Persen
keselamatan
standar keselamatan
Sumber 100
persen
bagi kapal sungai dan danau yang beroprasi pada
lintas
antar
pelabuhan
dalam
satu kabupaten/kota 4
Peningkatan
Tersedianya
Sumber Daya Daya Manusia (SDM) Manusia
yang
mempunyai
(SDM)
kompetensi
sebagai
awak kapal angkutan sungai
dan
untuk
daerah
telah
danau yang
melayani
angkutan sungai dan danau 1
Angkutan
Peningkatan
Penyebrangan Pelayanan
Tersedianya penyebrangan
kapal 60
Persen
yang
angkutan
beroprasi pada lintas
penyebrangan
dalam kabupaten/kota pada wilayah
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
yang
telah
II-23
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
ditetapkan
BAB II
lintas
penyebrangan dalam kabupaten/kota Tersedianya
kapal 100
penyebrangan
Persen
yang
beroprasi pada lintas dalam kabupaten/kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil wilayah
dengan yang
telah
berkembang
pada
wilayah
telah
yang
ditetapkan
lintas
penyebrangan dalam kabupaten/kota 2
Peningkatan
Tersedianya
prasarana
pelabuhan
angkutan
penyebrangan
penyebrangan
kabupaten/kota yang memiliki
60
persen
100
persen
pada
pelayanan
angkutan penyebrangan
yang
beroprasi pada lintas penyebrangan dalam kabupaten/kota pada wilayah
yang
memiliki
alur
pelayaran 3
Peningkatan
Terpenuhinya
keselamatan
standar keselamatan kapal dengan
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
penyebrangan ukuran
II-24
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
dibawah 7 GT dan kapal
penyebrangan
yang beroprasi pada lintas
penyebrangan
dalam kabupaten/kota 4
Peningkatan
Tersedianya
Sumber 50
persen
Sumber Daya Daya Manusia (SDM) Manusia
yang
mempunyai
kompetensi
sebagai
awak
kapal
penyebrangan dengan
ukuran
dibawah 7 GT atau yang
beroprasi
dilintas penyebrangan dalam kabupaten/kota
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-25
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
2. hhh 2. mmm 3. uju
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-26
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II
II-27
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II
II-28
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 A. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 Dinas Perhubungan dalam rangka mencapai misi, misi, tujuan dan sasaran
yang
telah
ditetapkan
dalam
Renstra
Dinas
Perhubungan
Perhubungan tahun 2010-2016 dan Penetapan Kinerja Tahun 2016, telah mengalami perubahan paradigm orientasi akuntabilitas kinerja dimana sebelumnya akuntabilitas kinerja hanya dilihat dari seberapa dana yang telah dan akan dibelanjakan untuk pelaksanaan kegiatan atas program pembangunan transportasi pada tahun berjalan, kini berubah menjadi berapa besar kinerja yang akan dihasilkan, agar tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai pada akhir periode perencanaan. Dalam
rangka
penunjang
perencanaan
tersebut,
kementerian
Perhubungan melaksanakan manajemen kinerjanya secara lebih baik lagi dengan melakukan berbagai upaya penyempurnaan dan perbaikan, dimana salah satunya melaksanakan pengumpulan data kinerja, pengukuran kinerja dan penilaian kinerja secara berkala melalui (monitoring triwulan) dengan mengacu pada Penetapan Kinerja Kementerian tahun 2013 yang telah ditetapkan. Adanya aplikasi e-performance dan aplikasi e-monitoring and reporting
yang ada dalam wibe side Kementerian Perhubungan
memudahkan pimpinan di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam memantau progress capaian kerja secara berkala dari unit kerja yang dipimpinnya maupun unit kerja dibawahnya. Dari
hasil
pengumpulan
dan
pengukuran
capaian
kinerja
Kementerian Perhubungan selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu sebagai table III.1 : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-29
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Table III.1 No
Kategori
Rentang Nilai
Kode
1
Sangat baik
>100
Biru
2
Baik
80-100
hijau
3
Cukup
50-79
Kuning
4
kurang
<49
Merah
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-30
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
B. Evaluasi dan Analisis Kinerja Tahun 2016 Analisa dan Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran kinerja dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyususnan Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Pengukuran kinerja digunakan
sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan
atau ketidak
berhasilan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Perhubungan. Secara rinci evaluasi dan analisa terhadap hasil pengukuran capaian pelaksanaan kegiatan pembangunan sector transportasi sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: Sasaran pertama Kementerian Perhubungan adalah meningkatnya Keselamatan,Keamanan,dan
Pelayanan
Sarana
dan
Prasarana
Transportasi Sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Ditetapkannya Sasaran Kementerian Perhubungan berupa “Meningkatnya Keselamatan,
Keamanan,
dan
Pelayanan
Sarana
dan
Prasarana
Transportasi Sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)” merupakan pejabaran
dari Visi Kementerian Perhubungan yaitu “Terwujudnya
Pelayanan Transportasi Yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai
Tambah”.
Dimana
pelayanan
transportasi
yang
handal,
diindikasikan oleh penyelenggaraan transportsi yang selamat (safety),aman (security) dan nyaman (comfortable). PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-31
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Table III.3 Realisasi Pencapaian Kinerja Sasaran Kemenhub I Tahun 2013 SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA KESELAMATAN TRANSPORTASI
NO 1
IKU Kemenhub Jumlah kejadian kecelakaan
Satuan
Target
Realisasi
%
Kejadian/tahun
4.962
4.965
99.9
Transp. Nasional yang disebabkan oleh factor yang terkait dengan kewenangan Kemenhub
SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA KESELAMATAN TRANSPORTASI NO
IKU Kemenhub
2
Jumlah gangguan Transp. Oleh
Satuan
Target
Realisasi
%
Kejadian/tahun
86.28
66.98
77.63
faktor yang terkait dengan kewenangan Kemenhub
SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA KESELAMATAN TRANSPORTASI NO
IKU Kemenhub
3
Rata-rata prosentrasi
Satuan
Target
Realisasi
%
%
86.28
66.98
77.63
Pencapaian On-time Performance (OTP) sector Transportasi
SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA PEMENUHAN STANDAR TEKNIS DAN STANDAR OPERASIONAL SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI NO
IKU Kemenhub
4
Jumlah Sarana Transportasi
Satuan
Target
Realisasi
%
Unit
15.263
13.127
86.01
Unit
198
345
174.24
yang sudah tersertifikasi (Sarana Laut,Udara, dan KA)
5
Jumlah Prasarana Transportasi yang sudah Tersertifikasi
Sumber : Hasil Pengolahan Data (Biro Perencanaan,2015)
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-32
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Dalam rangka mencapai Sasaran kemenerian Perhubungan yang pertama ini ada 5 (lima) Indikator Kinerja Utama (IKU) berbasis outcome yang dijadikan sebagia pedoman dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan dengan 4 (empat) katagori Sasaran Strategis yaitu : Meningkatnya keselamatan Transportasi; Meningkatnya Keamanan Transportasi; Meningkatnya Pelayanan Transportasi; Meningkatnya Pemenuhan Standar Teknis dan Standar Operasional Sarana dan Prasarana Transportasi.
a. Sasaran Strategis Meningkatnya Keselamatan Transportasi Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, seiring berjalannya waktu terus berupaya secara bertahap membenahi system keselamatan dan keamanan transportasi guna mengurangi tingkat kejadian keelakaan dan menuju kondisi zero to accident . Upaya yang dilakukan pemerintah tidak saja bertumpu kepada penyediaan fasilitas keselamatan dan keamanan namun peningkatan kualitas SDM transportasi, pembenahan regulasi di bidang keselamatan/keamanan transportasi maupun sosialisai kepada para pemangku kepentingan (publik) Dimana Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan adalah jumlah Kejadian kecelakaan Transportasi Nasional terkait tugas dan tanggungjawab serta Kewenangan Kementerian Perhubungan (Sesuai Dengan UU Transportasi Jalan) 1) Jumlah Kejadian Kecelakaan Transportasi Darat Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah Kejadian Kecelakaan Transportasi Nasional yang Disebabkan Oleh Faktor yang terkait dengan Kewenangan Kementerian Perhubungan pada subsector Transportasi Darat adalah berupa jumlah kejadian kecelakaan jalan dan sungai, danau dan penyebrangan. Adapun informasi data yang diberikan adalah total kecelakaan lalu lintas jalan yang bersumber dari Korlantas Mabes Polri sesuai dengan kewenangan yang tercantum pada Undang-Undang no.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Tabel III.4 Trend Kinerja Tingkat Keselamatan Transportasi Darat Tahun 2010-2013 IKU Kemenhub Jumlah kejadian Kecelakaan Transportasi Nasional Yang disebabkan oleh faktor yang terkait dengan Kewenangan Kementerian Perhubungan Rincian IKU pada sub sector Satuan Realisasi Tahun Transp. Darat 2010 2011 2012 2013 kejadian kecelakaan lalu lintas (kejadian) 5.247 5.270 5.235 4.850 jalan dan SDP yang terkait dengan kewenangan Ditjen Hubdat 1. Kejadian Kecelakaan lalu (kejadian) 5.247 5.269 5.234 4.850 lintas yang terkait dengan kewenangan Ditjen Hubdat 2. Kejadian kecelakaan lalu (Kejadian) 0 1 1 0 lintas SDP yang terkait dengan kewenangan Ditjen Hubdat
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-33
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Sumber : Ditjen perhubungan Darat (2013)
a)
Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan Kejadian kecelakaan lalu lintas jalan yang terkait dengan kewenangan Ditjen Hubdat menunjukkan penurunan kejadian kecelakaan lalu lintas jalan menurun dari 2010 sebesar 5.247 kejadian menjadi 4.850 kejadian. Kejadian kecelakaan LLAJ yang merupakan kewenangan Ditjen Hubdat dapat dihitung dengan menggunakan formula : Jum.Kecelakaan karena faktor kendaraan = Jum. Kejadian 2013x0,048 = 101.037 x 0,048 = 4.850 kejadian Note : 0,048 = asumsi 4.8 % dari kewenangan Ditjen Hubdat
Jumlah kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor menggunakan pendekatan 4,8% dari jumlah total kecelakaan. Asumsi 4,8% ini merupakan jumlah kecelakaan yang melibatkan kendaraan yang merupakan kewenangan dari Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan. Asumsi ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Budi Susilo, Msc pda kegiatan peningkatan kapasitas dalam Pengkajian keselamatan tahun 2012. Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas angkutan jalan sebanyak 4.850 kejadian merupakan hasil dari 4,8% dari total jumlah kecelakaan yang bersumber dari kepolisian RI. Jika dibandingkan dengan target tahun 2013 sebesar 4.856 kejadian, maka jumlah kejadian yang melibatkan kendaraan bermotor pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,128% atau sebesar 6 kejadian kecelakaan dimana semakin kecil realisasi kejadian kecelakaan maka semakin baik pula kinerja penurunan kecelakaan transportasi yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Darat dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas jalan. b)
Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Sungai Danau, dan Penyebrangan (SDP) Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Sungai Danau dan Penyebrangan (SDP) yang terkait dengan kewenangan Direktorat Jendral Perhubungan Darat dengan prosentasi capaian sebesar 100% dikarenakan selama tahun 2013 tidak terjadi kecelakaan Kapal yang merupakan kewenangan Direktorat Jendral Perhubungan Darat. Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Sungai, danau dan penyebrangan hanya dihitung pada tengggelamnya armada Kapal Motor Penyebrangan.
Jumlah Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut Dalam melaksanakan pengukuran jumlah kejadian kecelakaan Transportasi Laut yang berdasarkan kewenangan dari Kementerian Perhubungan, dibagi kedalam 2 (dua)
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-34
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
faktor penyebab utama, yaitu berdasarkan faktor manusia (human error factor) dan factor teknis (technical error factor). Adapun capaian realisasi jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut berdasarkan factor penyebab dari Tahun 2010-2013 dapat disampaikan sebagai berikut:
Tabel III.5 Jumlah Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut Berdasarkan Faktor Penyebabnya Tahun 2010-2013 Jumlah kejadian Kecelakaan Laut
Satuan
berdasarkan faktor Penyebabnya
Realisasi Tahun 2010
2011
2012
2013
Faktor Manusia
(kejadian)
43
31
24
24
Faktor Teknis dll
(Kejadian)
24
48
66
51
Sumber : Ditjen Hubla (2013)
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa penyebab kecelakaan transportasi laut yang disebabkan oleh faktor manusia berhasil diiminimalisir. Sementara trend faktor teknis setiap tahunnya mengalami trend kenaikan dari 24 kejadian di Tahun 2010 menjadi 51 kejadian di tahun 2013, atau mengalami kenaikan sebesar 112,5%. Hal ini akan menjadi prioritas perbaikan bagi Ditjen Perhubungan Laut untuk memperbaiki kinerjanya secara terus menerus dengan melakukan berbagai upaya perbaikan mulai dari pengawasan secara lebih ketat terhadap kelaiakan kapal untuk beroprasi, pemeriksaan SPB/Port Clear (Fisik, Dokumen, Jumlah dn Ijasah ABK) termasuk muatan dan penumpang maupun peningkatan Patroli laut (Pangkalan PLP dan Syahbandar). Berikut disampaikan trend jumlah Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut berdasarkan Faktor penyebab. a)
Jumlah Kejadian Kecelakaan yang disebabkan oleh factor manusia Jumlah kejadian kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan faktor manusia pada tahun 2013 sebanyak 24 kejadian kecelakaan, hal ini mengalami penurunan sebesar 44.19% dibandingkan tahun 2010 dimana jumlah kejadian sebanyak 43 kejadian kecelakaan. Hal ini dapat tercapai dengn persyaratan dan proses penerbitan surat Persetujuan bayar (SPB) yang semakin berhati-hati, ketat dan juga dengan meningkatkan pembinaan kepada para aparat Ditjen Hubla yang terkait, serta kepada para pihak (stakeholder) yang bertanggungjawab atas kecelakaan kapal yaitu Nahkoda Kapal, pemilik Kapal/ Perusahaan Pelayaran, Aparat Pengawas dan penerbit Sertifikasi.
b)
Jumlah Kejadian Kecelakaan yang Disebabkan oleh Faktor Teknis dan Lain-Lain
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-35
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Terdapat beberapa penyebab kecelakaan yang disebabkan oleh teknis dan lain lain, yaitu yang disebabkan oleh mesin kapal, kapal tubrukan dan kecelakaan yang disebabkan oleh adanya muatan kapal yang jatuh dan mengakibatkan kecelakaan. Jumlah kejadian kecelakaan yang disebabkan oleh faktor teknis dan lain-lain mengalami penurunan sebanyak 15 kejadian kecelakaan atau 22.72% dimana pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 51 kejadian kecelakaan. Dengan demikian Hubla telah berhasil menurunkan tingkat kejadian kecelakaan yang disebabkan oleh faktor teknis dan lain-lain. Table III.6 Data Kecelakaan Kapal Laut Tahun 2011 – 2013 No
DATA KECELAKAAN KAPAL
TAHUN 2011
2012
2013
A
Jenis Kecelakaan
1
Kapal Tenggelam
58
49
57
2
Kapal terbakar
30
37
25
3
Kapal Tubrukan
14
20
19
4
Kapal kandas
35
38
37
Kapal yang menyebabkan
41
24
17
178
168
155
343
150
150
terancamnya jiwa manusia Jumlah B
Korban Kerugian
1
Korban Jiwa (meninggal,hilang)
2
Kerugian Barang (Ton)
1643
(kendaraan,Hewan) C
Bendera Kapal
1
Berbendera Indonesia
2
Berbendera Asing
189
166
10
11
199
177
Kapal Gt < 7
23
10
Kapal Gt 7-35
28
29
Kapal Gt 35-500
68
61
Kapal Gt > 500
90
77
199
177
117
119
Jumlah D
Ukuran Kapal
Jumlah E
Jenis Kapal
1
Kapal Motor (Km)
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-36
BAB II
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
2
Motor Tanker
3
11
3
Kapal Traditional /KLm
29
16
4
Kapal tug boat
23
17
5
Kapal Tongkang (Barge)
27
14
199
177
Jumlah
No
DATA KECELAKAAN KAPAL
TAHUN 2011
2012
2013
F
Dugaan Faktor Penyebab
1
Manusia
31
24
24
2
Alam
99
78
80
3
Teknis
48
66
51
Jumlah Direktorat Jendrak Perhubungan Laut telah berupaya untuk menurunkan kejadian kecelakaan yang disebabkan oleh teknis dan lain-lain dengan berbagai kebijakan antara lain: (1) Upaya upaya Pencegahan kecelakaan kapal (2) Tindakan Preventif Kecelakaan Kapal (3) Tindakan Repsesif Kecelakaan Kapal (4) Pemeriksaan Kelaiakan Kapal (5) Peningkatan dan Pembangunan Prasarana/sarana yang memadai (6) Peningkatan Pengawasan Keselamatan kapal (7) Peningkatan Kuantitas Kehandalan dan Pengembangan Teknologi Sarana Telkomunikasi Pelayaran (8) Peningkatan Akses melalui pelayanan pelayanan angkutan laut perintis secara nasional (61 trayek) dan pembangunan kapal-kapal perintis (9) Peningkatan Kuantitas Kehandalan dan Pengembangan Teknologi Kapal Negara (Patroli KPLP dan Kenavigasian) (10) Penataan Alur dan Lokasi Perairan, implementasi VTS dan Perumusan dan Penetapan ketentuan terkait dengan keselamatan Pelayaran sehubungan dengan kegiatan Lepas Pantai (11) Pengkajian kelayakan dan Pengadaan Peralatan Pengamanan CCTV di Pelabuhan yang terbuka bagi Pelayaran Luar Negeri dan Pelabuhan yang ditetapkan untuk melayani angkutan lebaran dan natal (12) Melakukan Kajian mengenai Prototipe kapal-kapal yang mengangkut penumpang dan barang yang sesuai untuk wilayah-wilayah tertentu (13) Tingkat Kecukupan dan Kendala Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-37
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Adapun jumlah SBNP yang beroprasi terdiri dari milik Ditjen Perhubungan Laut dan NON Ditjen Perhubungan Lau, dimana pada tahun 2013 jumlah SBNP milik Ditjen Perhubungan Laut sebanhyak 2.124 unit dan Non Ditjen Perhubungan Laut sebanyak 1.306 unit.
Tabel III.7 Jumlah SBNP yang Terpasang Tahun NO
JENIS
DJPL
NON DPJL
JUMLAH
1
Menara Suar
281
-
281
2
Rambu Suar
1.332
730
2.062
3
Pelampung Suar
399
535
934
4
Rambu Tanda Silang
140
69
209
5
Anak Pelampung
36
19
55
2.188
1.353
3.541
TOTAL Sumber : Ditjen Hubla (2013)
3) Jumlah Kejadian Kecelakaan Transportasi Udara
Berdasarkan Penjelasan atas UU RI No 1 Tahun 2009 Pasal Ayat 1 Huruf a “Yang dimaksud dengan “Kecelakaan” adalah peristiwa pengoprasian pesawat udara yang mengakibatkan (a) Kerusakan berat pada peralatan atau fasilitas yang digunakan dan atau (b) korban jiwa atau luka serius”. Dengan demikian untuk jumlah kejadian kecelakaan transportasi udara, dihitung berdasarkan ratio kecelakaan transportasi udara pada Air Operator Certificate (AOC) 121 dan AOC 135 dengan korban Jiwa dan pesawat Rusak berat. Dimana Rasio data kecelakaan adalah data kuantitatif angka jumlah kecelakaan yang menyebabkan korban jiwa dibandingkan dengan angka jumlah pendaratan, jumlah keberangkatan, dan/atau jumlah jam terbang pesawat udara kategori transport komersial. Pada tahun 2013, untuk sector transportasi udara terdapat 1 kejadian atau sebesar 2.07 kejadian/ 1 juta flight cycle. Dimana kejadian kecelakaan yang terjadi pada tahun 2013 adalah pada tanggal 30 Desember 2013 di Kabanjahe Sumut
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-38
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
dengan registrasi PK-DAL, jenis pesawat Bell -206 BII (Helicopter) dengan jumlah korban 1 orang meninggal dunia dan 4 orang luka-luka. Jumlah kejadian kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 dengan korban jiwa dan pesawat rusak berat dapat dilihat dalam table dibawah ini;
Table III.8 Jumlah Kejadian Kecelakaan Pesawat Transportasi dengan Korban Jiwa dan Pesawat Rusak Berat Tahun
Jmh Kejadian kecelakaan
Ratio Kecelakaan transp.
Transp. Udara pd AOC 121
Udara pd AOC 135 dengan
A)C 135 dengan korban jiwa
korban jiwa dan pesawat
dan pesawat Rusak Berat
Rusak berat
2009 (thn dasar)
5
12.17
2010
0
0
2011
7
24.1
2012
3
5.56
2013
1
2.07
2010-2013
11
31.73
Rata-rata
2.75
7.93
Thn 2010-2013 Sumber : Direktorat KUPPU Ditjen Hubud (2013)
Berdasarkan table diatas, jika dibandingkan dengan tahun 2009, jumlah kejadian kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 dengan korban jiwa dan Pesawat Rusak berat adalah 5 kejadian dan ratio sebesar 7.93 kejadian, maka rata-rata kejadian selama empat tahun (Tahun 2010-2013) adalah 2.25 kejadian, ini berarti sampai dengan tahun 2013 jumlah kejadian kecelakaan sudah menurun lebih kecil dari 50%. Sesaui dengan road map to zero accident yang dicanangkan oleh Menteri Perhubungan pada pertengahan tahun 2008 dan rekomendasi dari TIM Evaluasi Keamanan dan Keselamatan Transportasi dan juga merupakan indicator dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional yakni “ Menurunnya tingkat kecelakaan transportasi pada tahun 2014 menjadi lebih kecil 50 persen dari kondisi eksisting tahun 2009”
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-39
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Upaya yang dilakukan untuk mendukung peningkatan keselamatan jasa transportasi udara selain melakukan investigasi “pencegahan kecelakaan pesawat udara” adalah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya ; a)
Meningkatkan frekuensi Ramp check Keselamatan dan Keamanan Penerbangan
b)
Melakukan audit secara berkala terhadap operator penerbangan
c)
Melakukan Program Pengawasan (Surveilance) dan bimbingan teknis kepada operator penerbangan
d)
Mengimplementasikan Safety Management system dalam suatu system proses Management Safety dari suatu organisasi Operator Penerbangan
e)
Melaksanakan sosialisasi Civil Safety Regulation (CASR)
f)
Meningkatkan kualitas komputensi SDM melalui pelatihan-pelatihan baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Direktorat Jendral Perhubungan Udara di dalam setiap kejadian Kecelakaan pesawat udara selalu melakukan investigasi “Pencegahan Kecelakaan Pesawat Udara”. Indikator keselamatan lainnya adalah jumlah Airtraffic incident dengan rasio 4 : 100.000 pergerakan. Bahwa dalam penetapan Checkpoint Air Traffic Incident didasarkan pada surat keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/284/x/1999 tentang Standar Kinerja Operasional Bandar Udara yang terkait dengan Level of Service dengan inkator Breaking of separation (BOS) adalah rasio 4 kejadian disbandingkan 100.000 pergerakan pesawat Udara atau rumus 4 kejadian : 100.000 pergerakan. Data pergerakan pesawat Udara pada tahun 2013 sebanyak 3.073.916 pergerakan pesawat Udara. Dari data pergerakan dimaksud berdasarkan rumus BOS 4 : 100.000 maka dapat ditoleransi pada tahun 2013 sebanyak 120 BOS. Berdasarkan Data yang ada sebanyak 45 BOS dari target yang ditetapkan sebesar 54 BOS atau sebesar 116.67% . Hal ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2012 dengan jumlah 9 BOS atau 183,93%, tapi dari capaian kinerja tahun 2013 mengalami penurunan dari sebesar 183.93% menjadi 116.67%. jika realisasi tersebut dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 sebesar 65 kejadian atau sebesar 75% tahun 2011 sebesar 19 kejadian atau 106.67% . dalam hal ini pengawasan kejadian kecelakaan terdapat beberapa kendala antara lain: a)
Budaya pelaporan terhadap airtraffic incident Bahwa saat ini telah dikembangkan system pelaporan ATS incident secara electronic/online (ESIRS / Electronic Safety incident Reporting system) sehingga setiap pelaporan kejadian dapat langsung dikelompokkan dan inventarisir secara otomatis, disamping informasi tersebut dapat segera diterima oleh pejabat yang berwenang melalui media SMS ataupun Email. Dalam implementasi budaya pelaporan tersebut terdapat hambatan yang dihadapi dalam menganilisis dan menginvebtarisir laporan kejadian antara lain: (1) Inventarisir laporan kejadian masih dilakukan secara manual
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-40
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
(2) Sering terlambatnya pelaporan kejadian sehingga seringkali informasi kejadian tersebut lebih dahulu dipublikasikan oleh media dari pada oleh pejabat yang berwenang (3) Belum ada alur baku terkait pelaporan kejadian pasca berdirinya PERUM LPPNPI sehingga menimbulkan kebingungan pada personil navigasi penerbangan untuk melaporkannya (4) Masih kurangnya kesadaran personil penerbangan untuk melaporkan setiap kejadian yang dianggap dapat membahayakan keselamatan penerbangan sehingga masih terdapatnya pelaporan yang disampaikan oleh operator penerbangan Untuk mengtasi permasalahan di atas telah dilakukan upaya-upaya sebagai berikut: (1) Melakukan koordinasi yang intensif dengan PERUM LPPNPI untuk membahas alur pelaporan kejadian dengan menyusun advisory circular. (2) Inventarisasi dan menganalisa secara mendalam setiap laporan kejadian serta mengklasifikasikan kejadian berdasarkan jenisnya. (3) Melakukan investigasi dan analisa mendalam jika laporan tersebut telah dianggap secara nyata membahayakan keselamatan penerbangan (4) Memberikan rekomendasi terhadap hasil investigasi agar kejadian yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan tidak terulang kembali b)
Peningkatan jumlah pergerakan pesawat udara Dengan peningkatan pergerakan pesawat udara tersebut diperlukan upaya – upaya untuk menjamin keselamatan penebangan melalui : restrukturisasi ruang udara, peningkatan status pelayanan ruang udara, penerapan prosedur baru, penambahan/penggantian fasilitas, penambahan personil navigasi penerbangan, serta peningkatan kompetensi personil Upaya yang telah dilakukan dalam mengantisipasi terhadap meningkatnya kepadatan pergerakan pesawat udara antar lain 1)
Penerapan Air Traffic Flow Managemen (ATFM). ATFM merupakan salah satu solusi dalam mengatasi tingginya pergerakan lalu lintas penerbangan. Salah satu upaya penerapan ATFM telah dilakukan walaupun dalam tahap yang sangat sederhana, diantaranya melalui penerapan SLOT time penetapan slot time saat ini dikelola oleh Indonesia Coordinator (IDSC) dimana Direktor Navigasi pentingnya penetapan slot time sebagai salah satu cikal bakal Direktorat Navigasi Penerbangan turut berperan aktif dalam pertemuan-pertemuan IDSC Dalam rangka mendukung program ATFM lebih lanjut, diperlukan adanya penguatan system ATFM baik dari sisi hardware, software maupun Sumber Daya Manusia. Mengingat bahwa implementasi ATFM memerlukan kajian komprehensif serta biaya yang cukup besar, Direktorat Navigasi Penerbangan telah melakukan inisiasi pertemuan dengan PERUM Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab dalam penerapan ATFM.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-41
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
2)
BAB II
Peningkatan Kapasitas Ruang Udara Upaya peningkatan kapasitas ruang udara dilakukan dengan beberapa cara diantaranya penerapan prosuder Performance Based Navigation (PBN) pada segmen wilayah pendekatan pada bandar asibuk atau bandara yang memiliki kontur sulit untuk didarati, sebagai contoh penerapan SID/STAR PBN Bandara Juanda Surabaya. Upaya peningkatan kapasitas ruang udara juga dilakukan dengan melakukan restrukturisasi ruang udara baik ruang udara lapis bawah (lower airspace) maupun ruang udara lapis atas (Upper Airspace). Saat ini telah dilakukan pada ruang udara pada bandara Soekarno Hatta.
3)
Pemenuhan Jumlah SUmber Daya Manusia Peningkatan kapasitas ruang udara melalui peningkatan status pelayanan pada beberapa bandara akan mengakibatkan kebutuhan jumlah personel juga akan semakin meningkat, dalam hal ini berlaku rumus bahwa peningkatan kapasitas ruang udara berbanding lurus dengan peningkatan jumlah dan kualitas SDM. Oleh karena itu, direktorat Navigasi Penerbangan melakukan upaya-upaya pemenuhan jumlah personel sebagai berikut : a)
Melakukan pemetaan kebutuhan jumlah personil ATC diseluruh bandara
b)
Memenuhi kebutuhan jumlah personil
c)
Pengawasan implementasi ketentuan lisensi dan rating ATC sesuai ketentuan CASR 69
d)
Pengawasan penyelenggaraan diklat teknis ATS sesuai ketentuan CASR 143
e)
Peningkatan kemampuan personil melalui pendidikan teknis baik berupa pendidikan yang terkait operasional lapangan maupun pendidikan yang sifatnya pengawasan/manajerial.
4)
Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Fasilitasi Pelayanan Navigasi Penerbangan Peralatan penunjang pelayanan merupakan salah satu faktor yang mendapat perhatian untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan navigasi penerbangan. Perbaiakan serta penambahan fasilitas penunjang pelayanan dilakukan melalui upaya-upaya sebagai berikut: a)
Sertifikasi penyelenggara pelayanan telekomunikasi penerbangan
b)
Perbaiakan dan pengadaan alat baru fasilitas alat bantu navigasi penerbangan
c)
Perbaiakan dan pengadaan alat baru fasilitas komunikasi
d)
Perbaiakan dan pengadaan alat baru fasilitas surveillance
e)
Kalibrasi peralatan alat bantu navigasi penerbangan dan peralatan surveillance secara berkala
f)
Pengenalan teknologi penerbangan terbaru/mutakhir kepada personil navigasi penerbangan
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-42
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
5)
BAB II
Pengawasan Implementasi Regulasi Pelayanan Navigasi Penerbangan Fungsi pengawasan yang dilakukan meliputi pelaksanaan audit berkala sebagai upaya untuk menjamin bahwa regulasi pelayanan navigasi yang telah diterbitkan senantiasa dijalankan oleh penyelenggara pelayanan, pelaksanaan investigasi insiden sebagai upaya agar kejadian insiden yang sama tidak terulang dikemudian hari, dan lain-lain.
4) Jumlah Kejadian Kecelakaan Perkereta Apian Jumlah kejadian kecelakaan Kereta Api khususnya kejadian anjlok dan kejadian tabrakan antar kereta api mengalami kenaikan di Tahun 2013, dimana pada tahun 2012 sebesar 31 kejadian, ditahun 2013 meningkat menjadi 39 kejadian atas meningkat sebesar 25.81%. namun demikian walau meningkat jumlah kejadian kecelakaan Kereta Api di tahun 2013, apabila dibandingkan dengan tahun 2010, jumlah kejadian kecelakaan mengalami penurunan sebesar 5.13%. Adapun rincian kecelakaan KA apabila dilihat berdasarkan jenis kecelakaan jumlah terbesar dikarenakan karena adanya anjlog kereta api yaitu sebanyak 25 kejadian, sedangkan tabrakan kereta api tidak ada kejadian. Tabel III.9 Rekapitulasi Jumlah Jenis Kecelakaan KA Tahun 2013 No
Jenis Kecelakaan
Tahun 2013
1
Tabrakan KA dengan KA
0
2
Anjlog
25
3
Terguling
1
4
Banjir/longsor
7
5
Lain-lain
6
Jumlah
39
Sumber :Ditjen KA (2013)
Untuk mengantisipasi terkait dengan penanganan keselamatan perkeretaapian, terdapat beberapa kegiatan dalam upaya peningkatan keselamatan perkretaapian diantaranya: 1)
Kegiatan Workshop /sosialisasi keselamatan perkeretaapian
2)
Inspeksi Keselamatan Perkeretaapian
3)
Audit Keselamatan Perkeretaapian
4)
Penelitian kecelakaan kereta api
5)
Penyidikan kecelakaan
6)
Penertiban penumpang KA
7)
Penertiban pemukiman liar ;dan
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-43
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
8)
BAB II
RAKOR PPNS perkeretaapian
Seluruh kegiatan tersebut terlaksana seluruhnya di tahun 2013 dan dijadikan bahan evaluasi penilian dalam rangka upaya peningkatan keselamatan perkeretaapian. b. Sasaran Strategis Meningkatnya Keamanan Transportasi Dalam rangka mencapai Sasaran Strategis Peningkatan Keamanan Transportasi, indicator Kinerja Utama yang digunakan adalah dari jumlah Gangguan Keamanan pada sector Transportasi yang terkait dengan Kewenangan Kementerian Perhubungan, indicator ini ada pada suatu subsector transportasi Udara. Sedangkan pada Sub sector lain faktor keamanan melekat pada intansi lain, hal ini sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Adapun pencapaian sasaran melalui Indikator Kinerja Utama ini pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel III.10 Tingkat Capaian sasaran Strategis Yang Terkait Dengan Keamanan Pada sector Transportasi Tahun 2013 IKU Kemenhub Jumlah Gangguan Keamanan pada Sektor Transportasi Oleh Faktor yang Terkait Dengan Kewenangan Kementerian Perhubungan Rincian IKU Kemenhub
Satuan
Target
Realisasi
%
Kejadian/Tahun
8
7
112.5%
(Transportasi Udara) Jumlah lolosnya Barang-barang Tekarang (Porhibited Item) yang terdiri dari Security Item Dangerous Article,dan Ancaman Bom Serta Penyusupan orang/Hewan ke Bandara Udara Sumber: Ditjen Perhubungan Udara (2013)
Realisasi capaian kinerja Tahun 2013 dapat dibandingkan dengan realisasi Tahun sebelumnya yaitu tahun 2010, Tahun 2011 dan Tahun 2012 sehingga diperoleh informasi mengenai pola / trend perkembangan pada table
Tabel III.11 Informasi Tentang ke-7(tujuh) Kejadian/Gangguan Yang telah terjadi pada tahun 2013
No
Kejadian
Kronologis
Tempat
Waktu
1
Unauthorized
Seseorang berjalan
Bandar Udara
05 feb
Tindak
pelaporan
lanjut
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Idem
Garuda
II-44
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
peron di area
menyebrangi runway
Ngurah Rai
Strerile Area
saat Ga 401/DPs-cgk
Denpasar
2013
BAB II Indonesia
Lepas Landas 2
Unauthorized
Beberapa Anak di
Bandar Udara
25 jan
person di
Runway saat Ga
Iskandar Muda-
2013
Sterile Area
120/cgk-plm sedang
Aceh(Ap II)
Idem
Garuda Indonesia
proses Taxi - in 3
Bahan Peledak
ditemukan Rakitan
Bandara Soetta
Bom oleh pt.Duta
25 jan
Telah
Kantor
2013
dilakukan
Otband Wil
Angkasa Prima Kargo
inspeksi
1/yang
Dengan Pti Tertulis
pada
melaporkan
masin ikan melalui
tanggal 28
kejadian
pt.pos Indonesia
januari
joseph
dengan asal
2013
paking
Dijadwaklan
Garuda
pekalongan tujuan merauke yang diangkut dengan pesawat Garuda Indonesia rute Jakarta-Ujung Pandang.Bom Rakitan tersebut telah diurai oleh tim gegana Polri,dilakukan peledakan pertama pada pukul 11.45 dan peledakan kedua pada pukul 12.06 Wib di Area Pergudangan kantor Pos Indonesia Bandara Soekarno Hatta 4
Unauthorized
Ditemukan orang dari
Bandar Udara
19 jan 2013
Person At
luar memasuki Area
Supadio
Strerile Area
Kedatangan memakai
Pontianak
Trolley besar tanpa dilakukan pemeriksaan /Body search 5
Temuan 4
Telah ditemukan 4
Terminal 1b
22 agust
Pt Angkasa
(empat) Butir
(empat) Butir peluru
Soekarno – Hatta
2013
Pura
pada tas jinjing
(penerb.semarang-
penumpang atas nama
jakarta –pangkal
Dps-Upg-Mdc
07 okt
Garuda
2013
Peluru/Amunisi
Briptu Agus
pinang) flight
Sulistyanto Anggota
no.sj 225-sj 076
Polwi Pati 6
Gagalnya
Ditemukan dg kategori
screening
Flammable Liquids
diBandara sam
Check poin di
berupa 3 botol plasik
Ratulangi-Manado
Bandara
berisi cairan bibit
Ga 312725
Ngurah Rai
parfu,pemutih,dan anti
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-45
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
Denpasar
BAB II
noda pakaian laundry didalam check Baggage penumpang berupa Dus dan diketahui saat Unloading Bagasi dari Compartement Iii Dus mengeluarkan asap Nojemmy wellem Theo siregar lable Tn Ga312725
7
Ditemukan petasan
Ga 728 Dps-per
kategori Explosives
Ga 718 Dps-mel,
sebanyak 6 Box kecil di
Bandara Ngurah
area check in counter
Rai Scp 2 intern
7 oct 2013
Garuda
pada saat implementasi additional baggage profiling terhadap penumpang Ga718 Dps=2 kotak=4 kotak,Ga728-per sebelum memasuki Queuing Line oleh petugas sec Gapura Udk telah dilakukan di Scp 1 Ngurah Rai
Selain kejadian/gangguan tersebut diatas, yang mengganggu keamanan jasa transportasi udara adalah accident penembakan pesawat udara DHC-6 Twin Otter milik PT. Trigana Air pada tanggal 8 April 2013 di Bandar Udara Mulia. Accident penembakan tersebut sudah ditindak lanjuti dengan surat rekomendasi dari Dirjen perhubungan Udara kepada PT. Trigana Air Serve untuk melakukan assement dan koordinasi terkait jaminan keamanan kepada pihak keamanan dan pemerintah Daerah setempat. c. Sasaran Strategis Meningkatnya Pelayanan transportasi Pencapaian sasaran strategis berupa peningkatan pelayanan transportasi diukur melalui Indikator Kinerja Utama rata-rata Prosentase pencapaian On-time Performance (OTP) Sektor Transportasi Darat, dengan rata rata capaian kinerja di tahun 2013 sebesar 77,63% dengan rincian sebagai berikut : 1)
Prosentasi Pencapaian on-time Performance Pelayanan Transportasi laut Pencapaian On-Time Performance pelayanan Transportasi di hitung berdasarkan rata-rata capaian Effective Time/Berth Time (ET/BT), dimana pada tahun2013 rata rata pencapian kinerja pelabuhan adalah sebesar 66.98% dari 46 pelabuhan yang ada. Pencapaian Effective Time (ET) sesuai SK. Direktur Jendral Perhubungan Laut yang telah ditetapkan adalah sebesar 54,17% yang artinya dari 48 pelabuhan yang telah ditetapkan hanya terdapat 26 pelabuhan yang telah mampu mencapai standard yang telah ditetapkan.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-46
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Pada tahun 2013 jumlah pelabuhan yang memenuhi pencapaian Effective Time (ET)/(BT) sesuai standard yang ada 15 pelabuhan sedangkan pada tahun2013 sebanyak 36 pelabuhan atau meningkat sebanyak 21 (dua puluh satu) pelabuhan. 2)
Prosentasi Pencapaian On Time Performance (OTP) Transportasi Udara On time performance (OTP) merupakan perbandingan antara jumlah penerbangan yang tepat waktu yang dilakukan untuk menunjang kegiatan penerbangan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada umumnya ,On Time Performance disebabkan oleh alasan cuaca, operasional, teknik, Bandar udara (air port),Niaga dan lain lain
Table III.13 Prosentasi Pencapaian On-Time Performance (OTP) Transportasi Udara IKU Kemenhub Rata-Rata Prosentasi Pencapaian on-time Performance (OTP) Sektor Transportasi Rincian KU Kemenhub (Transp. Udara)
Satuan
Target
Realisasi
%
Prosentasi Pencapaian On-Time
%
79.52
77.85
97.90
Performance (OTP) Transportasi Udara Sumber: Ditjen Perhubungan Udara (2013) Direktorat Jendral Perhubungan udara telah melakukan pemantauan terhadap
tingkat OTP maskapai penerbangan selama tahun 2013 antaralain Garuda Indonesia, Trigana Aie, Sriwijaya Air, Citylink, Kalstar, Lion Mentari Airlines, Mandala Airlines, Aviastar, Merpati Nusantara Airlines, Wings Air, Indonesia Airasia, Transnusa. Dari hasil pemantauan pada periode Januari-Desember 2013 dapat dilaporkan bahwa Garuda Indonesia memiliki rata rata tingkat On Time Performance (OTP) yang paling tinggi, yaitu 84,05% dengan jumlah penerbangan 168.374 dan yang paling rendah adalah Trans Nusa yang memiliki OTP rata-rata 67.97%. Trigana Air menempati peringkat kedua setelah Garuda Indonesia dengan tingkat OTP rata-rata 83,70%. Pada peringkat ketiga terdapat maskapai Sriwijaya Air dengan perolehan OTP rata-rata 80.94 yang kemudian diikuti citylink dengan tingkat OTP ratarata 80,27% Kalstar rata rata OTP 79.94%, Lion Mentari Airlines dengan tingkat OTPratarata 74.55%, Mandala Airlines rata-rata OTP 73.81%, Aviastar rata-rata OTP sebesar 72.76%, Merpati Nusantara Airlines rata-rata OTP 72.73% Wing Air rata-rata OTP sebesar 72.37%, Indonesia Airasia rata-rata OTP71.58% dan yang menempati posisi terendah rata-rata OTP adalah Transnusa sebesar 67.97% Dari data tersebut dapat dilihat bahwa Garuda Indonesia masih menjadi maskapai penerbangan domestic yang memiliki tingkat ketepatan waktu paling tinggi dibanding dengan maskapai penerbangan lain. Sesuai dengan penjelasan pada Pasal 146 UU nomor 1 Tahun 2009 Faktor keterlambatan meliputi:
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-47
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
a)
BAB II
Faktor Teknis Operasional (1) Bandar udara untuk keberangkatan dan tujuan tidak dapat digunakan operasional pesawat udara (2) Lingkungan menuju Bandar udara atau landasan terganggu fungsinya misalnya : retak, banjir atau kebakaran (3) Terjadinya antrian Pesawat udara lepas landas (Take off),mendarat (landing) atau alokasi waktu keberangkatan (slot time) di bandara (4) Keterlambatan pengisian bahan bakar
b)
Faktor Non Teknis Operasional (1) Keterlambatan pilot, co-pilot, dan awak kabin (2) Keterlambatan jasa boga (catering) (3) Keterlambatan penanganan di darat (4) Menunggu penumpang, baik yang baru melapor (chek in), pindah pesawat (transfer) atau penerbangan lanjutan (connecting flight) (5) Ketidak siapan pesawat udara
c)
Faktor Cuaca Hujan lebat, petir, badai, kabut, asap, jarak pandang dibawah standar minimal, atau kecepatan angin yang melampau standar maksimal yang mengganggu keselamatan penerbangan.
d)
Faktor lain yaitu faktor – faktor keterlambatan selain TO, NTO, dan CUA Faktor penyebab keterlambatan yang tertinggi adalah faktor teknik operasional sebesar 44.48% keterlambatan faktor non teknik operasional sebesar 36,61%, faktor cuaca sebesar 5,73% dan faktor lain-lain sebesar 15,21%. OPT memiliki pengaruh dan dampak yang signifikan kepada tingkat peniliaian masyarakat terhadap mutu pelayanan suatu maskapai penerbangan. Diharapkan dengan adanya monitoring berkelanjutan ini, maka setiap maskapai dapat terus berusaha meningkatkan mutu pelayanan jasa transportasi udara Tahun 2013
Tabel III.14 On-Time Performance (OTP) Maskapai Tahun 2013 OTP Maskapai Tahun 2010 - 2013 Maskapai
Tahun 2013
Garuda Indonesia
84,05%
Trigana air
83,70%
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-48
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
3)
Sriwijaya air
80,94%
Citylink
80,27%
Kalstar
79,94%
Lion air
74,55%
Mandala airlines
73,81%
Aviastar
72,76%
Merpati nusantara airlines
72,73%
Wings air
72,37%
Indonesia airasia
71,58%
Transnusa
67,97%
BAB II
Prosentasi realisasi ketepatan Waktu Keberangkatan dan Kedatangan Kereta Api (On-Time performance) Dapat disampaikan bahwa ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan kereta api pada tahun 2013 belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 55,87%. Realisasi pencapaian target mencapai sebesar 44,13% atau capaian indikator kinerja mencapai sebesar 78,97% Salah satu capaian tidak memenuhi target sebagaimana yang ditetapkan, disebabkan sepanjang ditahun 2013 terdapat beberapa hambatan opersi rata rata hambatan terbesar yakni terjadi anjlogan sehingga seluruh pola operasi KA terjadi kelambatan dan kurang tepat waktu. Tabel III.15 Rata-rata keterlambatan KA ahun 2010-2013 Rata-rata keterlambatan
Tahun
Kereta Api (dalam menit) 2010
2011
2012
2013
Target
43
39
40
40
Realisasi
58,75
54,25
44,64
17
Sumber Ditjen KA (2013)
Mengenai capaian indikator kinerja Rata-rata keterlambatan kereta api, diketahui bahwa keterlambatan rata-rata KA yang ditetapkan sebesar 40 menit didapat capaian rata-rata keterlambatan sebesar 17 menit artinya waktu keterlambatan lebih kecil atau rendah dari target. Dalam upaya mengevaluasi serta memonitor keterlambatan pengoprasian kereta api, kegiatan yang dilakukan yaitu Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api) dimana tujuan pelaksanaan tersebut ialah untuk pembuatan laporan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan GAPEKA di tahun mendatang agar ketepatan dan keterlambatan dapat diantisipasi.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-49
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
d. Sasaran Strategis Meningkatnya Pemenuhan Standar Teknis dan Standar Operasional Sarana dan Prasarana Transportasi Dalam rangka mencapai Sasaran Strategi Meningkatnya Pemenuhan Standar Teknis dan Standar Operasional Sarana dan Prasarana Transportasi, pengukuran dilakukan terhadap jumlah sarana Transpoetasi yang sudar tersertifikasi dan jumlah prasarana Transportasi yang sudah Tersertifikasi tahun 2013 capaian kinerja jumlah Sarana Transportasi sudah tersertifikasi sebanyak 13.127 unit dari target sebesar 15.263 unit sehingga capaian kinerja adalah sebesar 86.01% sedangkan untuk jumlah prasarana transportasi yang sudah tersertifikasi (Transportasi laut, Udara dan KA) capaian yang didapatkan di tahun 2013 adalah sebesar 545 unit dari target sebesar 198 unit sehingga capaian kinerja IKU tersebut adalah sebesar 174,24%, berikut disampaiakan rincian penjelasan capaian Transportasi per subsector 1)
Sarana Transportasi Yang sudah Tersertifikasi a)
Jumlah Sarana Transportasi darat yang sudah tersertifikasi Pencapaian sasaran Strategis ini berdasarkan IKU yang terkait dengan Transportasi Darat Tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel III.16 Capaian Kinerja Jumlah Sarana Transportasi Darat Yang Sudah Tersertifikasi Tahun 2013 IKU Kemenhub Jumlah Sarana Transportasi yang sudah Tersertifikasi Rincian IKU Kemenhub
Satuan
Target
Realisasi
%
Jumlah Kapal penyebrangan yang
Unit
167
167
100
sudah tersertifikasi
(Sertifikasi)
(Transportasi Darat)
Sumber:Ditjen Perhubungan Darat(2013)
Prosentasi Capaian rencana tingkat capaian pada IKU Prosentase Transportasi Darat khususnya kapal penyebrangan yang sudah tersertifikasi adalah sebesar 100%, dengan jumlah kapal penyebrangan yang sudah memiliki sertifikasi adalah sebanyak 167 unit kapal penyebrangan yang beroprasi. b)
Jumlah sarana Transportasi Laut yang sudah Memiliki Sertifikasi Kelaiakan Kapal (cat: Pusat) Salah satu upaya pencegahan kecelakaan transportasi laut adalah dengan penerbitan beberapa sertifikat kapal. Realisasi jumlah sarana transportasi laut yang sudah memiliki sertifikat kelaiaklautan kapal pada Tahun 2010 s.d 2012 dapat dilihat pada table berikut: Tabel III.17 Trend Jumlah Sarana Transportasi Laut Yang Sudah Tersertifikasi Tahun 210-2013
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-50
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
IKU Kemenhub Jumlah Sarana Transportasi Yang Sudah Tersertifikasi Rincian IKU Kemenhub pada
Realisasi
Transp. Laut
satuan
2010
2011
2012
2013
Sertifikat
1.850
7.447
9.298
9.794
Jumlah Sarana Transportasi laut yang sudah memilikisertifikat kelaiaklautan kapal (cat : Pusat) Sumber : Ditjen Perhubungan Laut (2013)
Peningkatan jumlah sertifikat yang diterbitkan pada tahun 2013 terdapat pada sertifikat yang diterbitkan pada tahun 2013 terdapat pada sertifikat kapal Non Solas. Hal ini terkait adanya pemberlakuan Aza Cabotage dan terdapat Pemberlakuan NCVS (Non Convention Vessel Standard) pada tahun 2013 yaitu ketentuan khusus untuk kapal yang berlayar di dalam negeri. Jumlah dan jenis sertifikat yang diterbitkan dapat dilihat pada table berikut No
Jenis Sertifikat
Jumlah 2010
2011
2012
2013
80
293
350
344
563
2.398
3.096
3.208
76
276
336
333
306
1267
1687
1.889
Keselamatan Radio Kapal Barang (SOLAS)
76
300
358
348
Keselamatan Radio Kapal Barang (NON
255
1389
1749
1.922
Keselamatan Kapal Penumpang (SOLAS)
0
0
10
4
Keselamatan Kapal Penumpang (NON
10
54
58
51
Pengeluaran Sertifikat Kapal 1
Keselamatan Konstruksi Kapal barang (SOLAS) Keselamatan Konstruksi Kapal Barang (NON Solas)
2
Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang (SOLAS) Keselamatan Perlengkapan kapal Barang (NON SOLAS)
3
SOLAS) 4
SOLAS) 5
Keselamatan Kapal Kecepatan Tinggi
11
299
299
298
6
Kelaiakan dan pengawakan Kapal Penangkap
33
155
368
320
28
112
142
118
21
60
93
98
Ikan 7
Kelayakan pengangkutan bahan kimia berbahaya secara curah
8
Kelayakan pengangkutan gas cair secara
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-51
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
curah 9
Persyaratan pengangkutan muatan padat
11
44
59
45
0
16
53
48
secara curah (Koda) Persyaratan pengangkutan muatan padat secara curah (international) 10
Dokumen otorisasi
9
42
56
57
11
Sertifikat pembebasan
31
96
115
103
12
Persyaratan khusus untuk kapal yang
95
343
464
602
0
2
5
6
mengangkut barang berbahaya 13
Kelayakan untuk kapal yang mengangkut bahan bakar nuklir beradiasi
c)
Jumlah Sarana Udara Yang Sudah Tersertifikasi Realisasi Jumlah pesawat udara yang memiliki sertifikat kalaikudaraan pada tahun 2013 sebesar 1.042 sertifikat dari target yang ditentukan sebesar 1.025 sertifikat, sehingga capaian target sebesar 101,66 % lebih rendah jika dibandingkan dengan prosentasi tahun 2011 Tabel III.19 Jumlah Sarana Transportasi udara yang Sudah Tersertifikasi Tahun 2013 IKU Kemenhub Jumlah Sarana Transportasi Yang Sudah Tersertifikasi Rincian IKU Kemenhub
Satuan
Target
realisasi
%
Sertifikat
1.200
792
66.00%
(Transp. Udara) Jumlah pesawat udara yang memiliki sertifikat kelaiakan udara Sumber: Ditjen Perhubungan Udara(2013) Berkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat serta jumlah penduduk yang besar, permintaan terhadap jasa angkutan udara(domestic maupun internasional) juga terjadi peningkatan, maka signifikan dengan peningkatan kebutuhan armada pesawat udara. Beberapa maskapai penerbangan Indonesia dengan cepat meningkatkan jumlah armada mereka, dalam periode tahun 2011 hingga tahun 2013 pertumbuhan jumlah armada pesawat udara di Indonesia meningkat rata-rata 10% Industri perhubungan udara Indonesia sudah berkembang dengan pesat untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan. Pertumbuhan cepat ditambah dengan beragam stimulasi yang ditawarkan melalui penerapan Open Sky, semakin menekankan kebutuhan untuk lebih memperhatikan
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-52
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
pengawasan keselamatan, dalam hal ini setiap pesawat yang beoprasi harus memenuhi kelaikudaraan. d)
Jumlah Sarana Transportasi Perkereta Apian yang Sudah Tersertifikasi Pencapaian pada indikator kinerja terkait dengan kelaiakan sarana dan prasarana perkeretaapian dengan nilai capaian kinerja sebesar 117,35% dengan rincian sebagai berikut:
Tabel III.20 Jumlah Sarana Transportasi Perkeretaapian Yang Sudah Tersertifikasi Tahun 2013 IKU Kemenhub Jumlah Sarana Transportasi yang sudah Tersertifikasi Rincian IKU Kemenhub
Satuan
Target
Realisasi
%
sertifikat
2.023
2.374
117.35
(Transp. Perkeretaapian) Jumlah Sertifikat kelaikan sarana perkeretaapian yang dikeluarkan tepat waktu Sumber : Ditjen Perkeretaapian (2013) Realisasi Tahun 2013 pada masing-masing indikator dapat dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yaitu 2010 sehingga diperoleh informasi mengenai pola perkembangan. Dari Keterangan diatas, diketahui bahwa penilaian indikator kinerja sertifikat kelaiakan sarana perkeretaapian yang dikeluarkan tepat waktu pada tahun 2013 telah melebihi target mencapai sebesar 53,99% atau capaian indikator kinerja mencapai sebesar 117,35%. Hal ini terjadi dikarenakan kebutuhan sarana KA yang mendesak untuk dioprasikan sehingga diperlukan sertifikasi sarana sebagaimana amanat dalam peraturan dibidang perkeretaapian. Beberapa kegiatan terkait dengan pelaksanaan sertifikasi sarana antara lain: 1)
Pengujian dan sertifikasi terhadap sarana perkeretaapian
2)
Pelaksanaan pengawasan kelaiakan sarana perkeretaapian
3)
Pengawasan pembangunan sarana perkeretaapian dan perawatan sarana perkeretaapian
4)
Pemeriksaan sarana perkeretaapian
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-53
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Sebanyak 2.374 Sertifikat dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan KA dirincian sebagai berikut
Tabel III.21 Hasil Pengujian dan Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Tahun 2013 NO
SERTIFIKASI SARANA
VOLUME
a.
Lokomotif
163 sertifikat
b.
Kereta Dengan Penggerak Sendiri
54 sertifikat
c.
Peralatan Khusus
4 sertifikat
d.
Kereta yang Ditarik Lokomotif
597 sertifikat
e.
Gerbong
1.556 sertifikat TOTAL
2.374 sertifikat
Sumber : Ditjen KA (2013)
Dari hasil tersebut diketahui bahwa dominasi tertinggi pelakasanaan Pengujian dan Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Tahun 2013 yaitu sertifikasi sarana Gerbong KA dimana jenis Kereta ini masih banyak yang tertunda ditahun sebelumnya sehingga di tahun 2013 dioptimalkan agar dapat beroperasi dengan baik. 2)
Jumlah Prasarana Transportasi Yang Sudah tersertifikasi Jumlah Prasarana Transportasi yang sudah tersertifikasi dibagi kedalam 2 (dua) sektor transportasi yaitu transportasi udara dan transportsi perkeretaapian dengan rincian sebagai berikut a)
Jumlah Prasarana Transportasi Udara yang Sudah Tersertifikasi Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 24 Tahun 2009 tentang peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 tentang Bandar Udara (Aerodrome), suatu Bandar Udara wajib memiliki Sertifikat Bandar Udara (SBU), bilamanan: (1) Digunakan oleh pesawat Udara yang melayani angkutan udara niaga dengan rute penerbangan dari dan ke luar negeri; atau
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-54
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
(2) Mempunyai runway atau wilayah pendaratan yang sesuai dan dapat digunakan untuk melayani pesawat udara yang memiliki kapasitas lebih dari 30 (tiga puluh) tempat duduk atau dengan berat maksimum tinggal landas lebih dari 5.700 kg untuk angkutan udara niaga. Sementara Registrasi Bandar Udara (RBU) diberikan kepada Bandar udara yang melayani pesawat udara dengan kapasitas maksimum 30 (tiga puluh) tempat duduk atau dengan berat maksimum tinggal landas sampai dengan 5.700 kg untuk angkutan udara niag, termasuk tempat pendaratan dan lepas landas helicopter(heliport/helideck) dan Bandar udara perairan (waterbase), dimana penyelenggara Bandar Udara tersebut telah mengajukan permohonan dan mendapat registrasi dari Direktur Jendral Perhubungan Udara sebagai register udara. Sertifikat Bandar Udara (SBU) pada tahun 2012 yang ditargetkan sebanyak 15 sertifikat yang diterbitkan, dapat direalisasikan sebanyak 16 sertifikat dan 11 Register Bandar Udara atau mencapai target sebesar 180% dan pada tahun 2013 yang ditargetkan sebanyak 15 sertifikat untuk diterbitkan, dapat direalisasikan sebanyak 101 (15 Sertifikat Bandar Udara dan 86 Register Bandar Udara). Adapun Rincian sebagai berikut: (1) Sertifikasi Bandar Udara(SBU) Kegiatan penerbitan (initial) dan Perpanjangan (Recurrent) Sertifikat Bandar Udara bulan Januari s.d. Desember 2013 sebagaimana table berikut: (a) Jumlah Bandar udara bersertifikat sampai dengan Desember 2013 Tabel III.22 Bandar Udara Bersertifikat 2009 s.d. 2013 Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
SBU
1
32
16
16
15
Total
1
33
49
65
80
(b) Kegiatan Penerbitan (initial) & Perpanjangan (Recurrent) Sertifikat Bandar Udara Tabel III.23 Penerbitan (initial) & Perpanjangan (recurrent) Sertifikat Bandar Udara 2009 s.d 2013 TAHUN
INITIAL
RECURRENT
JUMLAH
2009
1
-
1
2010
3
29
32
2011
6
10
16
2012
8
8
16
2013
15
-
15
TOTAL
23
47
80
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-55
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
BAB II
Tabel III.24 Daftar Sertifikat Bandar Udara yang telah dikeluarkan pada Tahun 2013 No
Nama & Lokasi Bandar
Penyelenggara/Milik
Udara 1
Masa berlaku
Ket.
7 Feb. 2018
initial
Sertifiksi
Pongtiku
UPT Ditjen Hubud
Tana Toraja-Sulsel 2
Nomor 065/SBUDBU/II/2013
Nota Hadinegoro
(c) (2) jijed b)
nkenfkef
3) e. jkjjkl
2)
evrv
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-56
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. TAPIN
f.
BAB II
rgrgr
C. nvkdvke
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II-57
LAKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
BAB III
BAB III AKUTANSI KINERJA A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra Tahun 2013 – 2017 dan Penetapan Kinerja Tahun 2015, telah mengalami perubahan paradigma orientasi akuntabilitas kinerja dimana sebelumnya akuntabilitas kinerja hanya dilihat dari seberapa dana yang telah dan
akan
dibelanjakan
untuk
pelaksanaan
kegiatan
atas
program
pembangunan transportasi pada tahun berjalan, kini berubah menjadi berapa besar kinerja yang akan dihasilkan, agar tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai pada akhir periode perencanaan. Dalam
rangka
menunjang
capaian
kinerja
tersebut
,
Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin melaksanakan manajemen kinerjanya secara lebih baik lagi dengan melakukan berbagai upaya penyempurnaan dan perbaikan, dimana salah satunya melaksanakan pengumpulan data kinerja, pengukuran kinerja dan penilaian kinerja secara berkala melalui (monitoring triwulan) dengan mengacu pada Penetapan Kinerja Kementerian tahun 2013 yang telah ditetapkan. Adanya aplikasi e-performance dan aplikasi e-monitoring and reporting yang ada dalam wibe side Kementerian Perhubungan
memudahkan
pimpinan
di
lingkungan
Kementerian
Perhubungan dalam memantau progress capaian kerja secara berkala dari unit kerja yang dipimpinnya maupun unit kerja dibawahnya. Dari hasil pengumpulan dan pengukuran capaian kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu sebagai berikut:
AKUTANSI KINERJA
40
LAKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
BAB III
B. EVALUASI DAN ANALISA KINERJA TAHUN 2015 Analisa dan Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran kinerja dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
dan
Peraturan
Menteri
Perhubungan Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyususnan Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan sebagai
Kementerian
dasar
untuk
Perhubungan. menilai
Pengukuran
keberhasilan
atau
kinerja
digunakan
ketidak
berhasilan
pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi . Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin Secara rinci evaluasi dan analisa terhadap hasil pengukuran capaian pelaksanaan kegiatan pembangunan sektor transportasi sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: Sasaran
pertama
Kabupaten
Tapin
Dinas adalah
Perhubungan,
Komunikasi
meningkatnya
dan
Informatika
Keselamatan,Keamanan,dan
Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Ditetapkannya Sasaran Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tapin
berupa
“Meningkatnya
Keselamatan,
Keamanan,
dan
Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Sesuai Standar Pelayanan Minimal
(SPM)”
merupakan
pejabaran
dari
Visi
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin yaitu “Terwujudnya Pelayanan Transportasi Yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah”. Dimana
pelayanan
transportasi
yang
handal,
diindikasikan
oleh
penyelenggaraan transportsi yang selamat (safety),aman (security) dan nyaman (comfortable). Dalam Rangka mencapai Sasaran Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin dijadikan sebagai pedoman dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan dengan 4 (empat) katagori sasaran Strategis
yaitu
Meningkatkan
Keselamatan
Transportasi;
Meningkatkan
Keamanan Transportasi; Meningkatkan Pelayanan Transportasi; Meningkatnya AKUTANSI KINERJA
40
LAKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
BAB III
Pemenuhan Standart Teknis dan Standart Operasional Sarana dan Prasarana Transportasi C. CAPAIAN KEBERHASILAN KINERJA. Selama Tahun 2015, selain capaian keberhasilan kinerja yang telah ditetapkan dan keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan transportasi, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin juga memerlukan dukungan dari Pihak SKPD yang terkait, swasta dan juga melakukan berbagai koordinasi teknis dan supervisi tiap kegiatan pada masingmasing bidang teknis yang melaksanakan kegiatan. Sehingga, berbagai hambatan kecil dapat diantisipasi sedemikian rupa. D. KINERJA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Pembangunan angkutan jalan dimana diproiritaskan pada pemulihan kondisi pelayanan armada angkutan jalan, sesuai dengan standar pelayanan minimal, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin telah melakukan berbagai upaya pembangunan pada periode 2013-2015. Pembangunan pemanduan
transportasi
jaringan
di
pelayanan
prioritaskan diperkotaan
pada sesuai
pengembangan dengan
dan
hirarkinya,
perkembangan terminal dan pelabuhan, peningkatan kelancaran lalu lintas. Pembangunan Angkutan sungai dan penyebrangan diprioritaskan pada pengembangan pelabuhan sungai. E. AKUNTABILITAS KEUANGAN 1. Alokasi Anggaran Tahun Anggaran 2015 Alokasi Anggaran Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin Tahun 2015 sebesar Rp. 11.701.668.409 (Sebelas Milyar Tujuh Ratus Satu Juta Enam Ratus Enam Puluh Delapan Ribu Empat Ratus Sembilan Rupiah) Dengan masing-masing bidang adalah sebagai berikut: a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana. c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur. d. Program Peningkatan Pengembangan system Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. e. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan AKUTANSI KINERJA
Rp. 574.811.500 Rp. 197.000.000 Rp. 144.900.000 Rp. 15.000.000
Rp. 6.045.040.000 40
LAKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
f. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa. g. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ. h. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan. i. Program Kerjasama dengan Mas media j. Program Pengendalian dan Pengamanan lalu Lintas k. Program Peningkatan Kelaiakan Pengoprasian Kendaraan Bermotor l. Non Program
BAB III
Rp. 50.000.000 Rp. 68.700.000 Rp. 362.430.000 Rp. 175.000.000 Rp. 631.430.000 Rp. 92.740.000 Rp. 3.344.616.909
Dipa Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin tahun 2015 apabila dilihat secara terinci dari jenis belanja adalah sebagai berikut Belanja Tidak Langsung
:
Rp. 3.344.616.909
Belanja Langsung
:
Rp. 8.357.051.500
Belanja Pegawai
:
Rp. 36.270.000
Belanja Barang dan Jasa
:
Rp. 3.477.198.500
Belanja Modal
:
Rp. 4.843.583.000
Kinerja Keuangan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin tahun 2015 dapat dilihat dari table berikut: Tabel Daya serap sisa dana (Total) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin tahun 2015 No Unit Kerja Pagu DIPA Total Sisa % Dana sisa 1 Program Pelayanan Administrasi 574.811.500 29.388.685 5,36 Perkantoran 2
Program Peningkatan dan Prasarana Aparatur
Sarana
197.000.000
1.430.841
0,72
3
Program Peningkatan Aparatur
Disiplin
144.900.000
15.358.000
10,5
4
Program Peningkatan Pengembangan sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
5
Program Prasarana Perhubungan
AKUTANSI KINERJA
Pembangunan dan Fasilitas
15.000.000
6.045.040.000
-
58.896.601
0
0,9
40
LAKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
6 7 8 9 10 11
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Kerjasama dengan Mas Media Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program Peningkatan Kelaiakan Pengoprasian Kendaraan Bermotor
BAB III
50.000.000
500.000
1
68.700.000
1.395.000
2,0
362.430.000
51.753.500
14,2
175.000.000
947.100
0,5
631.430.000
12.199.600
1,9
92.740.000
43.121.000
46,4
Tabel Daya serap kinerja keuangan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin tahun 2015 No
Unit kerja
Pagu DIPA
Realisasi
1 1
2 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3 574.811.500
4 545.422.815
5=4/3*100 94,8
2
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
197.000.000
195.569.159
99,2
3
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
144.900.000
129.542.000
89,4
4
Pogram Peningkatan Pengembangan system Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
15.000.000
15.000.000
5
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitasi Perhubungan Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Kerjasama dengan mas Media
6.045.040.000
5.986.143.399
99
50.000.000
49.500.000
99
68.700.000
67.305.000
97,9
362.430.000
310.676.500
85,7
175.000.000
174.052.900
99,4
6 7 8 9
AKUTANSI KINERJA
%
0
40
LAKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
10 11
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program Peningkatan Kelaiakan Pengoprasian Kendaraan bermotor
BAB III
631.430.000
619.230.400
98,0
92.740.000
49.619.000
53,5
Tabel Rincian Sisa Dana Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin tahun 2015 No
1
Sub Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Kegiatan yang Tidak Dilaksanakan
Pengamanan Pemungutan Terminal Keraton
SISA DANA Sisa Dana Dana BLU Kegiatan
40.800.000
-
Total sisa Dana
40.800.000
Berdasarkan Analisis yang telah disampaikan diatas maka dapat kita ketahui pada tahun 2015 ini Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin dapat mencapai sasaran yang telah ada dengan baik. Namun demikian dimasa yang akan datang masih dipandang perlu dilakukan perbaikan yang menjadi strategi pemecahan masalah, antara lain: 1. Berupaya semaksimal mungkin untuk memanfaatkan pegawai yang ada secara intensif 2. Memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat dan lebih meningkatkan koordinasi 3. Penyediaan prasarana dan sarana Perhubungan yang memadai untuk mendukung Operasional Perhubungan.
AKUTANSI KINERJA
40
LKIP DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
BAB IV
BAB IV PENUTUP Laporan
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LKIP)
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin disusun dalam rangka perwujudan pertanggung jawaban pelaksanaan tugak pokok dan fungsi serta pengelolaan Sumber Daya dan Pelaksanaan Kebijaksanaan yang dipercayakan dalam Tahun Anggaran 2015. Dalam melaksanakan tugas pokok maupun rutin masih dijumpainya adanya hambatan-hambatan baik teknis maupun non teknis baik berupa jumlah pegawai yang masih kurang, kualitas pendidikan penunjang, sarana dan prasarana yang masih kurang dan lain sebagainya sehingga mengakibatkan ada persoalan yang terjadi dilapangan sering kali tidak terjawab. Demikian disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin yang diharapkan dapat digunakan sebagai alat kendali dan penilaian kualitas kinerja dan juga sebagai media yang masih perlu penyempurnaan sehingga selaras dengan perkembangan keadaan dan kondisi SKPD ke depan dalam rangka mewujudkan Perhubungan, Komunikasi dan informatika sebagai Urat Nadi Pembangunan Perekonomian menuju terwujudnya kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Tapin. Terhadap segala keterbatasan kemampuan dan kekurang isinya, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Rantau, 25 Februari 2015 Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tapin
Drs. H. Tahir,MM (Pembina TK.I (IV/b) NIP. 19640412 199312 1 001
PENUTUP
41
Tabel III.2 Capaian Kinerja Kemenhub Pertriwulan 2016 NO SASARAN PERHUBUNGAN 1 meningkatnya keselamatan , keamanan,dan pelayanan sarana dan prasaranana transportasi sesuai standar pelayanan minimal (SPM)
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SAT
TARGET
REALISASI CAPAIAN (AKUMULASI) TAHUN 2016 TW I TW II TW III
meningkatnya keselamatan transportasi
jumlah kejadian kecelakaan transportasi nasional yang disebabkan oleh faktor yang terkait dengan kewenangan kemenhub
Kejadian
meningkatnya keamanan transportasi
jumlah gangguan keamanan pada sektor transportasi oleh faktor yang terkait dengan kewenangan Kemenhub
kejadian/ gangguan
Meningkatnya Pelayanan Transportasi
Rata-rata Prosentrasi pencapaian ON TIME PERFORMANCE (OTP) sektor Transportasi
%
jumlah sarana transportasi yang sudah tersertifikasi
jumlah sarana transportasi yang sudar tersertifikasi
Unit
15,263
jumlah prasarana yang sudah tersertifikasi
jumlah prasarana transportasi yang sudah tersertifikasi
Unit
198
4,962
4 ( Data akumulatif KA)
8
86,28
16 (Data akumulatif KA)
5
% TW IV 25
(Data akumulatif KA)
5
4,964
99,94%
(Data akumulatif Darat,laut,udara) kecelakaan transportasi darat (4.850 kecelakaan ) bersumber dari Polri didapat diakhir tahun 2013 5
7 112,50 %
(Data akumulatif Ditjen Udara)
(Data akumulatif Ditjen Udara)
(Data akumulatif Ditjen Udara)
(Data akumulatif Ditjen Udara)
n,a
n,a
n,a
66,98 (Data transportasi laut KA dan udara)
77,63%
161 663 1,452 13,127 (Data akumulatif (Data akumulatif (Data akumulatif (Data akumulatif KA dan Udara) KA dan Udara) KA dan Udara) Darat,laut,Udara dan KA)
86,01%
5 (Data akumulatif KA dan Udara)
12 332 345 (Data akumulatif (Data akumulatif (Data akumulatif KA dan Udara) Laut,KA dan laut KA dan udara) Udara)
174,24%
Tabel III.2 Capaian Kinerja Kemenhub Pertriwulan 2016 NO SASARAN SASARAN INDIKATOR PERHUBUNGAN STRATEGIS KINERJA UTAMA
SAT
TARGET
REALISASI CAPAIAN (AKUMULASI) TAHUN 2016 TW I TW II TW III
2 meningkatnya aksebelitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah
meningkatnya aksebelitas masyarakat terhadap pelaya nan saranan & prasarana guna mendorong pengembanagan konektivitas anatr wilayah
jumlah lintas pelayanan angkutan perintis dan subsidi
lintas
3 meningkatnya
meningkatnya manfaat sekor transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi
kontribusi sektor transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
%
1,6
meningkatnya kapasitas sarana&prasarana transportasi untuk mengurangi backlock dan
total produksi angkutan penumpang
org
1.078.924.455 19.541.733
bottleneck kapasitas infrastruktur transfortasi
total produksi angkutan barang
kapasitas rencana & prasarana transportasi untuk mengurangi backlog & bottleneck kapasitas infastruktur
transportasi
632
Ton
443.054.428
TW IV
639 ( Data ditjen Darat,Laut,KA dan Udara)
(Data ditjen Darat,Laut,KA dan Udara)
(Data ditjen Darat,Laut,KA dan Udara)
n.a
n.a
n.a
40.859.133
57.048.636
1,038.054.913
(Data akumulatif angkutan Udara)
(Data akumulatif angkutan Udara)
(Data akumulatif angkutan Darat,KA Laut dan Udara termasuk angk natal dan tahun baru
(Data akumulatif angkutan Udara)
639
%
639
639
101,11%
1,17
73,17%
(Data ditjen darat,Laut,KA dan Udara)
130,655 263,751 402,516 461.146.776 (Data akumulatif (Data akumulatif (Data akumulatif (Data akumulatif angkutan Udara) angkutan Udara) angkutan Udara) angkutan Darat,KA udara)
96,21%
104,08%
Tabel III.2 Capaian Kinerja DISHUB KOMINFO KAB. TAPIN NO
1
SASARAN PERHUBUNGAN
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SAT
peningkatan pelayanan angkutan darat
peningkatan Pelayanan angkutan jalan
Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kabupaten/kota
unit
75
202
202
202
202
tersedianya angkutan umum yang melayani jaringan trayek yang menggabungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah yang telah tersedia jaringan jalan kabupaten/kota
unit
60
7
8
8
8
tersedianya halte pada setiap kabupaten/kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek
unit
100
9
9
9
9
tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap kabupaten/kota yang telah di dilayani angkutan umum dalam trayek
unit
40
2
2
2
2
tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan guardrill) dan penerangan jalan Umum pada jalan kabupaten/kota
unit
60
113
113
116
116
Peningkatan prasarana angkutan jalan
peningkatan perlengkapan jalan
AKUNTANSI KINERJA
TARGET
REALISASI CAPAIAN (AKUMULASI) TAHUN 2015 TW I TW II TW III
TW IV
31
No
SASARAN PERHUBUNGAN
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
SAT
TARGET TW I
TW II
TW III
TW IV
peningkatan pengujian kend. bermotor
tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi kabupaten/kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji minimal 4000(empat ribu) kend wajib uji
unit
60
90
115
127
157
Peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM)
tersedianya sumberdaya manusia (SDM) dibidang terminal pada kabupaten/kota yang telah memiliki terminal.
org
50
0
0
0
0
tersedianya sumberdaya manusia (SDM) dibidang pengujian kendaraan bermotor pada kabupaten/kota yang telah melakukan pengujian berkala Kendaraan bermotor
org
100
5
5
5
5
tersedianya sumberdaya dibidang MRLL,evaluasi Andalalin,pengelolaan parkir pada kabupaten/kota
org
40
0
0
0
0
tersedianya Sumberdaya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi sebagai pengawas kelaiakan kendaraan pada setiap perusahaan angkutan Umum
org
100
0
0
0
0
target
75
0
0
0
0
Peningkatan Keselamatan
KINERJA UTAMA
REALISASI CAPAIAN (AKUMULASI) TAHUN 2015
terpenuhinya standar keselama tan bagi angkutan umum yang melayani trayek di kabupaten/ kota
AKUNTANSI KINERJA
32
Tabel III.2 Capaian Kinerja DishubKominfo Kabupaten Tapin NO SASARAN SASARAN INDIKATOR PERHUBUNGAN STRATEGIS KINERJA UTAMA 2 ANGKUTAN Peningkatan Tersedianya Kapal Sungai dan SUNGAI DAN DANAU
Keselamatan
Danau untuk melayani
Angkutan sungai
jaringan trayek dalam kabupaten
dan Danau
kota pada wilayah yang tersedia
SAT unit
REALISASI TARGET CAPAIAN (AKUMULASI) TAHUN 2015 TW I TW II 75 7 7
TW III 7
TW IV 7
alur sungai dan danau yang dapat dilayari tersedianya Kapal Sungai dan
unit
75
7
7
7
7
target
100
0
0
0
0
org
100
0
0
0
0
danau yang melayani trayek dalam kabupaten/kota yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari
Peningkatan keselamatan
terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroprasi pada lintas antar pelabuhan dalam satu kabupaten/kota
Peningkatan Sumber Daya manusia
tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau untuk daerah yang telah melayani angkutan sungai dan danau
AKUNTANSI KINERJA
33
Tabel III.2 Capaian Kinerja DishubKominfo Kabupaten Tapin NO SASARAN SASARAN INDIKATOR PERHUBUNGAN STRATEGIS KINERJA UTAMA 2 ANGKUTAN peningkatan tersedianya kapal penyebrangan penyebrangan
pelayanan
yang beroprasi pada lintas
angkutan penyeb
dalam kabupaten / kota pada
rangan
wilayah yang telah ditetapkan
SAT unit
REALISASI TARGET CAPAIAN (AKUMULASI) TAHUN 2015 TW I TW II 60 6 6
TW III 6
TW IV 6
lintas penyebrangan dalam kabupaten/kota tersedianya kapal penyebrangan
unit
100
6
6
6
6
yang beroprasi pada lintas dalam kabupaten / kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah ditetapkan lintas penyebrangan dalam kabupaten/kota
peningkatan prasarana angkutan penyeb rangan
tersedianya pelabuhan penye berangan pada kabupaten/kota yang telah memiliki pelayanan angkutan penyebrangan yang beroprasi pada lintas penyebrangan dalam kabupaten/ kota pada wilayah yang me miliki alur pelayaran
unit
60
0
0
0
0
peningkatan keselamatan
terpenuhinya standar keselama tan kapal penyebrangan dengan ukuran dibawah 7 GT dan kapal penyebrangan yang beroprasi pd lintas penyebrangan dalam kabupaten/kota
target
100
0
0
0
0
AKUNTANSI KINERJA
34
Tabel III.2 Capaian Kinerja Dishubkominfo kabupaten Tapin NO SASARAN SASARAN PERHUBUNGAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
peningkatan
tersedianya Sumber Daya
sumber Daya
Manusia (SDM) yang mempunyai
Manusia
kompetensi sebagai awak
SAT org
REALISASI TARGET CAPAIAN (AKUMULASI) TAHUN 2015 TW I TW II 50 0 0
TW III 0
TW IV 0
kapal penyebrangan dengan dengan ukuran di bawah 7 GT atau yang beroprasi dilintas penyebrangan dalam kabupaten/kota
AKUNTANSI KINERJA
35
Tabel III.2 Capaian Kinerja Dishubkominfo kabupaten Tapin NO SASARAN SASARAN PERHUBUNGAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
peningkatan
tersedianya Sumber Daya
sumber Daya
Manusia (SDM) yang mempunyai
Manusia
kompetensi sebagai awak kapal penyebrangan dengan dengan ukuran di bawah 7 GT atau yang beroprasi dilintas penyebrangan dalam kabupaten/kota
SAT org
REALISASI TARGET CAPAIAN (AKUMULASI) TAHUN 2015 TW I TW II 50 0 0
TW III 0
TW IV 0
%
%
%
%
%
%