DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2015
DISTARCIP KOTA BANDUNG TAHUN 2016 JALAN CIANJUR NO. 34 BANDUNG
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya, akhirnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2015 dapat diselesaikan. Dalam proses penyusunan senantiasa berupaya mengacu pada instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LKIP).
Peraturan
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Reformasi dan Birokrasi No. 53 Tahun 2014 bahwa nomenklatur LAKIP mengalami perubahan menjadi LKIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah). LKIP Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung merupakan wahana untuk menyampaikan pelaporan kinerja dalam meningkatkan akuntabilitas dan pencapaian kinerja yang dapat diukur dari misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang dilakukan pada tahun 2015, sesuai dengan yang diamanatkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018. Pengukuran Kinerja dilakukan dengan merujuk kepada indikator kinerja dengan orientasinya adalah output, outcome yang telah ditetapkan dan direalisasikan setiap tahun. Pada Kesempatan ini kami sampaikan ucapkan terima kasih kepada para Pejabat di lingkung Pemerintah Kota Bandung, Kepala Bidang di lingkungan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung, rekan/teman sejawat di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang telah memberikan informasi, saran, kritik dan pendapat yang bersifat membangun guna penyempurnaan dalam penyusunan LKIP tahun 2015. Akhir kata, semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
bahan
masukan
bagi
pengelolaan
dan
penataan
dalam
peningkatan
Penyelenggaraan pemerintahan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik dan khususnya pada Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung.
Bandung,
Januari 2016
KEPALA DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA
DR. H. A. MARYUN SASTRAKUSUMAH, MH Pembina Utama Muda NIP. 19610903 199109 1 001
LKIP Tahun 2015
i
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .....................................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
1.1
Gambaran Umum ……………........................................................
1
1.2
Tugas Pokok Dan Fungsi …………………...........................................
1
1.3
Isu Strategis ...…………………………………....…........…………….....
3
1.4
Sistematika ..........................................................................................
4
PERENCANAAN KINERJA ...............................................................................
6
2.1
Rencana Strategis sebelum dan setelah Reviu ...................................
6
2.1.1
Visi .......................................................................................................
6
2.1.3
Perjanjian Kinerja …………………....…………………..………………..
9
2.2
Indikator kinerja Utama ......................................................................
11
2.3
Perjanjian Kinerja …….……………....……….…………………………..
13
AKUNTABILITAS ............................................................................................
17
3.1
Capaian Indikator Kinerja Utama .........................................................
18
3.2
Pengukuruan Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ..........................
17
3.3
Prestasi...............................................................................................
47
PENUTUP .........................................................................................................
48
BAB II
BAB III
BAB IV
LKIP Tahun 2015
ii
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
DAFTAR TABEL TABEL
2.1
Misi Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Setelah Reviu) ................................................................................
8 9
TABEL
2.2
Tujuan Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 ............
TABEL
2.3
Sasaran dan Indikator Sasaran Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Sebelum dan Setelah Reviu) .................
TABEL
2.4
Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Sebelum dan Setelah Reviu) ............................
TABEL
2.5
2.6
11
Formulasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Setelah Reviu) ......................
TABEL
10
12
Perjanjian Kinerja Distarcip Kota Bandung Tahun 2014 (Setelah Reviu) ..................................................................
15
TABEL
3.1
Predikat Nilai Capaian Kinerja ...........................................
18
TABEL
3.2
Tingkat Pencapaian Sasaran ..............................................
19
TABEL
3.2
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama ................................
20
TABEL
3.4
Data Bangunan yang Ber IMB di Kota Bandung .................
22
TABEL
3.5
Analisis Pencapaian Sasaran 1 Tewujudnya yang konsisten Tahun 2014 dibandingkan dengan Target Renstra Tahun 2018 ...............................................................................
TABEL
3.6
Analisis Pencapaian Sasaran 1 Terwujudnya Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten ...................
TABEL
3.7 3.8
25
Analisis Pencapaian Sasaran 1 Terwujudnya Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten ...................
TABEL
23
26
Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi pencapaian sasaran 1 ........................................................
27
TABEL
3.9
Data Rumah Susun di Kta Bandung .................................
28
TABEL
3.10
Data Rumah Layak Huni Di Kota Bandung Tahun 2014 ....
28
LKIP Tahun 2015
iii
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
TABEL
3.11
Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan ...................................................
TABEL
3.12
Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan ...................................................
TABEL
3.13 3.14 3.15
3.16
TABEL
3.17
Analisis Pencapaian Sasaran 3 ..........................................
TABEL
3.18
Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi pencapaian sasaran 3 ........................................................
3.19
3.20
37 37 39
Nilai Rata Unsur Pelayanan Hasil Survei IKM Distarcip Kota Bandung ....................................................................
TABEL
36
Analisis Pencapaian Sasaran 3 Terwujudnya Insfrastruktur dan Air Bersih yang Berkualitas dan Merata
TABEL
36
Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi pencapaian sasaran ...........................................................
TABEL
34
Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi pencapaian sasaran 1 ........................................................
TABEL
34
Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan ...................................................
TABEL
31
41
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 (Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja pelayanan Distarcip) Dan Perbandingan dengan Target Akhir Renstra Tahun 2018 ...
TABEL
3.21
TABEL
2.22
Capaian IKM Distarcip dengan BPPT ..................................
3.23
43
Perbandingan IKU Distarcip Kota Bandung dengan IKU Biro Tata Ruang Setda Provinsi DKI Jakarta ......................
TABEL
42
43
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 (Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja pelayanan Distarcip ) Dan Perbandingan dengan Target Akhir Renstra Tahun 2018
TABEL
3.24
45
Prestasi Tingkat Nasional ..................................................
47
LKIP Tahun 2015
iv
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
DAFTAR GAMBAR GAMBAR
3.1
Data Bangunan Tahun 2013-2014 ..................................
22
GAMBAR
3.2
Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang dan IMB ....
24
GAMBAR
3.3
Capaian Luas Kawasan, Daya Tampung Rumah Susun dan Rumah Layak Huni .................................................
GAMBAR
3.4
31
Capaian Permukiman yang mempunyai Sanitasi dan Air Bersih ............................................................................
LKIP Tahun 2015
36
v
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Pemerintah (LKIP) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2014 ini merupakan laporan evaluasi kinerja pelaksanaan program kegiatan, analisis pencapaian kinerja dan aspek keuangan selama Tahun 2014. Pada Tahun 2014 sasaran yang telah dicapai adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Aparatur dengan hasil capaian : 1) Terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran selama 12 bulan. 2) Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur dinas sebanyak 6 Jenis. 3) Terpeliharanya Ruang Kantor sebanyak 2 lantai ruangan dinas. 4) Meningkatnya kualitas SDM melalui pendidikan bimbingan teknik sebanyak 67 orang 5) Meningkatnya kualitas laporan keuangan yang meliputi Neraca, Laporan Realisasi Keuangan, Catatan Atas Laporan Keuangan dan. 2. Meningkatnya Kualitas Penataan Ruang Kota dengan hasil capaian sebagai berikut : 1) Tesedianya
Dokumen
Pemanfaatan Gedebage,
Ruang,
Studi
Teknis
dan
Rencana
Optimalisasi
Naskah
Peremajaan Fasilitas
Akademis
Kawasan
Umum,
Petunjuk
Kumuh
Studi
SWK
Optimalisasi
Fasilitas Sosial Kota Bandung. 2) Tersedianya Perda RDTRK 3) Tersedianya FS sebagai penerapan IPAL Komunal Kawasan Wilayah Bandung Utara, Sistem Pembuangan Air Limbah Ujungberung dan Revitalisasi Bangunan Bandung Lautan Api (BLA) 3. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas sarana hunian masyarakat dengan indikator : 1) Tersedianya
Dokumen
Naskah
akademis
Rusunawa,
Dokumen
Rancangan Perwal Rusunawa (Tata Cara pelaksanaan sewa Rusunawa) 2)
Meningkatnya pembangunan perumahan yang sehat, nyaman dan terjangkau berupa peningkatan jalan lingkungan dan setapak 13 lokasi, peningkatan sarana dan prasarana 2 rusun, kajian program perumahan, 1 Laporan Monitoring dan Evaluasi, 1 dokumen Database Fasos Fasum Perumahan, pemeliharaan 2 rusunawa yang representatif; LKIP Tahun 2015
vi
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
3)
Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan pemukiman berupa tersedianya air bersih dan Septictank Komunal di 10 lokasi, penyuluhan lingkungan sehat di 5 Kecamatan, meningkatnya sarana dan prasarana sanitasi dan air bersih di 10 lokasi;
4)
Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan pemukiman berupa terlaksananya
pelatihan
masyarakat
komunitas
perumahan,
terlaksananya kegiatan pelatihan Masyarakat komunitas perumahan (BKM dan KSM) 1 dokumen progress repor P2KP PNPM Mandiri. Disamping keberhasilan di atas, masih ada beberapa kegagalan atau sasaran yang belum tercapai yaitu : 1)
Belum
terselesaikannya
Pembangunan
Stadion
Utama
Sepakbola
Gedebage Tahap II yang meliputi pekerjaan area parkir, lansekap, timbunan tanah, kirmir, lantai keramik, plafond, meubeulair, signage, musholla serta papan iklan LED di pinggir lapangan bola. 2)
Tidak terlaksananya kegiatan Dokumen Teknis IMB.
3)
Tidak terlaksananya Identifikasi potensi dan permasalahan pemukiman dan infrastruktur di 8 sub Wilayah Kota Bandung. Hambatan / Kendala serta permasalahan yang dihadapi antara lain :
1)
Terbatasnya waktu dari mulai terbitnya DPA yang baru disahkan pada tanggal 30 Januari 2014, sehingga ada masa sekitar 1 bulan dimana kegiatan seharusnya dimulai pada awal Bulan Januari 2014.
2)
Terbatasnya waktu dari mulai terbitnya DPPA yang disahkan pada tanggal 8 Desember 2014, sehingga penambahan anggaran pada kegiatan pada akhirnya tidak dapat diserap.
3)
Pembangunan
Stadion
Utama
Sepakbola
Gede
Bage
Tahap
II
hambatannya adalah tingginya curah hujan dan frekuensi hujan sangat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan yang sebagian besar merupakan pekerjaan
tanah
dan
perkerasan
dimana
pelaksanaannya
harus
memenuhi kriteria teknis tertentu seperti kadar air, CBR dll yang sangat tergantung pada kondisi cuaca . 4)
Kegiatan Dokumen Teknis IMB hambatannya tidak dapat dijadikan kegiatan karena sudah merupakan Tugas Pokok dan Fungsi di Bidang Tata Bangunan.
LKIP Tahun 2015
vii
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Berdasarkan uraian pelaksanaan kinerja kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung memuat juga beberapa permasalahan dan kendala yang dapat diidentifikasikan pada pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2014 yang menunjuk bahwa masih terdapatnya kegiatan belum diselesaikan, oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung pada tahun berikutnya perlu dilaksanakan hal-hal sebagai berikut : 1. Meningkatkan konsolidasi dan koordinasi secara internal dalam lingkungan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung yang sesuai dengan penjabaran tugas, pokok dan fungsi yang lebih operasional. 2. Meningkatkan sarana dan prasarana dinas untuk pelayanan kepada masyarakat 3. Melaksanakan Sosialisasi yang lebih intensif 4. Perlu dilakukan koordinasi dengan pihak yang membuat atau mengeluarkan standar harga agar ada penyesuaian harga yang sesuai dengan ketentuan dan dapat dikeluarkan pada awal tahun anggaran agar para pelaksana kegiatan tidak terjebak dalam penentuan harga satuan. 5. Mengupayakan penyelesaian pembangunan SUS Gedebage tepat waktu. 6. Meningkatkan kualitas SDM baik melalui pendidikan formal maupun informal serta pembinaan yang menyeluruh. 7. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan sistem yang cepat, tepat dan transparan. Salah satunya upaya yang akan dilaksanakan pada Tahun 2014 adalah diberlakukannya KRK (Keterangan Rencana Kota) melalui website Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya untuk pelayanan kepada masyarakat sehingga masyarakat diharapkan mendapatkan infomasi yang jelas tentang rencana kota dan mendapatkan kepuasan dalam pelayanan umum yang diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung. 8. Melanjutkan upaya mewujudkan pemanfaatan ruang yang tertib dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian dan pemanfaatan ruang. - Untuk Pengawasan Pemanfaatan Ruang telah dilaksanakan penyelesaian penanganan pengaduan dan sengketa baik di luar maupun di dalam pengadilan. Untuk selanjutnya diharapkan program dapat disesuaikan dengan pelaksanaan Penanganan Pengaduan masyarakat terhadap tata ruang dan bangunan. LKIP Tahun 2015
viii
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
- Pada Tahun Anggaran 2014 sudah dilakukan kegiatan Penetapan Kebijakan tentang RDTRK, RTRK dan RTBL kegiatan ini meliputi proses raperda penyusuan Naskah Akademik. Namun hingga saat ini proses Raperda masih berlangsung dikarenakan Pada awal 2014 terdapat wacana pelimpahan wewenang persetujuan Substansi RDTRK dan Kementrian PU kepada Pemprov Jabar. Baru pada Akhir 2014 SK Pelimpahan
Wewenang
direalisasikan.
Namun
Peraturan
Gubernur
tentang prosedur persetujuan subtansi masih belum ditetapkan. -
Pada Tahun Anggaran 2014 telah direncanakan kegiatan penetapan kebijakan tentang RDTRK, RTRK dan RTBL yaitu penyusunan Draft Raperda RDTRK dan Zonasi Kota Bandung berserta dokumen pendukung berupa Naskah Akademik.
-
Memanfaatkan sistem informasi garis rencana kota dan tata guna lahan serta Perwal tentang pedoman bangunan gedung yang telah tersusun dalam pengendalian pemanfaatan ruang Kota Bandung selanjutnya.
LKIP Tahun 2015
ix
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
GAMBARAN UMUM Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah
mewajibkan setiap instansi pemerintah dan unit kerja untuk menyusun laporan kinerjanya
sebagai
wujud
pertanggungjawaban
atas
segala
tugas
dan
kewajibannya. Perbaikan tata kelola pemerintahan merupakan agenda penting dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem pemerintahan yang berfokus pada peningkatan kinerja berorientasi pada hasil (outcome)
dikenal
sebagai
Sistem
Kinerja
Instansi
Pemerintah
yang
diimplementasikan oleh masing-masing instansi pemerintah, hal ini berarti instansi pemerintah merencanakan sendiri, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya sendiri serta melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi. Guna mewujudkan kinerja pelayanan tersebut, Pemerintah Kota Bandung membentuk Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2004 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya sebagai suatu bagian dari sistem organisasi Pemerintahan Kota Bandung memiliki tugas dan fungsi yang tidak terlepas dari kewenangankewenangan yang menjadi tanggung jawab daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik. 1.2
TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007
tentang (SOTK SKPD) Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya mempunyai tugas dan kewajiban membantu Walikota dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dalam
menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya mempunyai fungsi : LKIP Tahun 2015
1
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Merumuskan kebijakan teknis bidang Tata Ruang dan Pemukiman. a.
Penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintahan dan Pelayanan umum dibidang pekerjaan umum, penataan ruang dan perumahan.
b. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang Tata Ruang dan pemukiman meliputi survey dan pemetaan, perencanaan. dan pengendalian, perumahan dan pemukiman serta dokumentasi dan pelayanan. c.
Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan dinas
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban Dinas Tata Ruang dan
Cipta Karya dipimpin oleh : a. Kepala Dinas b. Sekretariat, membawahi : 1). Sub Bagian Umum dan Perlengkapan 2). Sub Bagian Kepegawaian 3). Sub Bagian Keuangan dan Program c. Bidang Survey dan Investigasi, membawahi : 1). Seksi Pengukuran dan Pemetaan 2). Seksi Data dan Analisa d. Bidang Perencanaan Tata Ruang, membawahi : 1). Seksi Rencana Detail Tata Ruang Kota 2). Seksi Rencana Teknis Prasarana Kota 3). Seksi Peremajaan dan Pengembangan Kota e. Bidang Dokumentasi dan Pelaporan, membawahi : 1). Seksi Pelayanan Informasi Rencana Kota 2). Seksi Dokumentasi f. Bidang Tata Bangunan dan Arsitektur Kota, membawahi : 1). Seksi Penataan Bangunan 2). Seksi Teknik Bangunan Gedung 3). Seksi Teknik Arsitektur Kota
LKIP Tahun 2015
2
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
g. Bidang Perumahan, membawahi : 1). Seksi Pengembangan Perumahan 2). Seksi Teknik Penyehatan Lingkungan 3). Seksi Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum h. Bidang Pengendalian Tata Ruang dan Bangunan, membawahi : 1). Seksi Pengawasan Tata Ruang dan Bangunan 2). Seksi Penanganan Pengaduan dan Sengketa 3). Seksi Pengusutan dan Penertiban i. Unit Pelaksana Teknis Dinas j. Kelompok Jabatan Fungsional 1.3 ISU STRATEGIS Terwujudnya
suatu
tata
pemerintahan
yang
baik
dan
akuntabel
merupakan harapan semua pihak. Berkenan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat
berlangsung
secara
berdaya
guna,
berhasil
guna,
bersih
dan
bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan
pelaksanaan
Undang-undang
Nomor
28
tahun
1999
tentang
penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, maka di terbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam salah satu pasal undang-undang tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas. Berdasarkan azas tersebut bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
LKIP Tahun 2015
3
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan LKIP Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun
2015
yang
dimaksudkan
sebagai
perwujudan
akuntabilitas
penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, Visi, Misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan LKIP Dinas Tata Ruang dan Cipta karya Kota Bandung Tahun 2015 disusun dengan sistematika mengacu
pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokarasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Menguraikan tentang Gambaran Umum, Tugas Pokok dan Fungsi, Isu
Strategis, Sistematika penyusunan LKIP. BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Menguraikan tentang Perencanaan Kinerja, Rencana Strategis sebelum Reviu, Rencana Strategis, Indikator Kinerja Utama, Perjanjian Kinerja, Rencana Strategis Hasil Reviu, Rencana Strategis, Indikator Kinerja Utama, Perjanjian Kinerja. Disajikan gambaran singkat tentang
Visi dan Misi, Tujuan, Sasaran,
cara mencapai Tujuan dan Sasaran.
LKIP Tahun 2015
4
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Menguraikan
tentang
Kinerja,
Capaian
Indikator
Kinerja
Utama,
Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja dan Prestasi. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai pencapaian sarana-sarana dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja Distarcip Kota Bandung. BAB IV
PENUTUP Mengemukakan
tinjauan
secara
umum
dengan
mengemukakan
keberhasilan/kegagalan, permasalahan/kendala yang berkaitan dengan kinerja Distarcip Kota Bandung, dan strategi pemecahan masalah untuk meningkatkan kinerja periode berikutnya.
LKIP Tahun 2015
5
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS SEBELUM DAN SETELAH REVIU Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan
Nasional,
Rencana
Strategis
disusun
untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah disebutkan bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja Perngkat Daerah (Renstra-SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima tahunan dengan mempertimbangkan potensi, peluang dan kendala yang ada, Renstra SKPD Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatf yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi meliputi Keijakan dan Program yang realistis untuk kurun waktu lima tahun 2013-2018. Rencana
strategis
merupakan
serangkaian
rencana
tindakan
dan
kegiatan mendasar yang disusun untuk diimplementasikan dengan suatu strategi yang mencakup sejumlah langkah atau taktik yang digunakan dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan perencanaan strategis, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya diharapkan dapat membangun strategi sebagai bagian penting berorientasi pada hasil yang diinginkan di masa mendatang. Dengan penetapan visi, misi dan strategi yang jelas dan tepat, maka Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung diharapkan akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi. Berkaitan dengan hal tersebut berikut ini akan diuraikan tentang visi, misi dan faktorfaktor kunci keberhasilan. Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program, dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. Oleh karena itu, visi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya adalah sebagai berikut : LKIP Tahun 2015
6
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
2.1.1. Visi Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang oleh pimpinan dan seluruh staf Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Visi tersebut mengandung makna bahwa Kota Bandung dengan potensi, keragaman dan kompleksitas masalah yang tinggi, harus mampu dibangun menuju Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat serta Unggul, Nyaman dan Sejahtera, “Bandung Juara”. Visi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2013-2018 adalah : “ MENDORONG PERWUJUDAN PENATAAN RUANG, BANGUNAN DAN PERMUKIMAN YANG BERUALITAS DAN BERKELANJUTAN” 2.1.2 Misi, Tujuan dan Sasaran 2.1.2.1 Misi Misi 1
:
Mengarahkan perkembangan kota yang produktif, serasi, selaras dan seimbangn serta berkelanjutan.
Misi 2
:
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarna dan sarana lingkungan permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah
Misi 3
:
Meningkatkan kualitas tata bangunan serta keandalan bangunan gedung dan bangun-bangunan.
Misi 4
:
Meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat
Untuk meningkatkan kualitas Renstra Distarcip Kota Bandung, maka dilakukan reviu Renstra secara berkala dengan pendampingan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Daerah dan Reformasi Birokrasi. berikut merupakan Misi Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 hasil Reviu:
LKIP Tahun 2015
7
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 2.1 Misi Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Setelah Reviu)
No
Misi (Sebelum Reviu)
Misi (Sesudah Reviu)
1.
Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan insfrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan
Mengarahkan perkembangan kota yang produktif, serasi, selaras dan seimbang, serta berkelanjutan
Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan malayani
Meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat
2.
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana dan sarana lingkungan permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah Meningkatkan kualitas tata bangunan serta keandalan bangunan gedung dan bangun-bangunan.
2.1.2.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa stratejik. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Instansi Pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu / tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai Visi dan Misi Kota Bandung Tahun 2013-2018 sebanyak 4 sasaran strategis. Berikut merupakan tujuan, sasaran, dan indikator sasaran sebelum dan sesudah reviu.
LKIP Tahun 2015
8
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 2.2 Tujuan Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018
Misi
Tujuan
Mengarahkan perkembangan kota yang produktif, serasi, selaras dan seimbangn serta berkelanjutan
Mengarahkan dan fasilitasi perwujudan pola, struktur ruang dan insftrastruktur kota yang terintegrasi
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarna dan sarana lingkungan permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah
Mengarahkan dan fasilitas perwujudan prasarana dan sarana lingkungan pemukiman yang terintegrasi. Memfasilitasi penyediaan rumah layak huni
Meningkatkan kualitas tata bangunan serta keandalan bangunan gedung dan bangun-bangunan.
Mengarahkan perwujudan tertib bangunan gedung dan bangun-bangunan
Meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat
Meningkatkan Ketepatan dan kualitas pelayanan masyarakat
LKIP Tahun 2015
9
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 2.3 Sasaran dan Indikator Sasaran Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Sebelum dan Setelah Reviu) Sasaran (Sebelum Reviu) Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota yang konsisten
Sasaran (Setelah Reviu) Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota yang konsisten
Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan
Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan
Indikator Sasaran (Sebelum Reviu) Persentase penertiban pelanggaran pemanfaatan tata ruang Tingkat Keterbangunan PPK Gede bage (perkantoran pemerintahan kota Bandung) Luas kawasan Permukiman kumuh Jumlah Rumah Susun yang terbangun
Terwujudnya insfastruktur sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
Meningkatnya Akuntabilitas kinerja pelayanan
Perbaikan Rumah Tidak Layak Hun Tingkat cakupan pelayanan air bersih Persentase pelayanan air limbah dengan system komunal/individu
Indikator Sasaran (Setelah Reviu) Prosentase Pembangunan Gedung yang memiliki IMB Prosentase Penertiban Pelanggaran pemanfaatan Ruang
Prosentase berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh Prosentase daya tampung rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasiln Rendah (MBR) Prosentase rumah layak huni Jumlah kepala Keluarga pada kawasan permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih
Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Nilai Evaluasi AKIP
Nilai Evaluasi AKIP
Persentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti
Persentase penurunan temuan BPK/Inspektorat
LKIP Tahun 2015
10
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
2.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor:
PER/09/M.PAN/5/2007
tentang
Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Distarcip Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Kepala Distarcip Kota Bandung Nomor : 800/1146Distarcip Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2013-2018, berdasarkan hasil Reviu IKU. Adapun Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung Hasil reviu sebanyak 9 Indikator. Perubahan IKU Distarcip Kota Bandung sebelum dan setelah reviu sebagai berikut: Tabel 2.4 Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Sebelum dan Setelah Reviu) No 1. 2. 3.
Indikator Kinerja Utama (Sebelum Reviu) Persentase penertiban pelanggaran pemanfaatan tata ruang Tingkat Keterbangunan PPK Gede bage (perkantoran pemerintahan kota Bandung Luas kawasan Permukiman kumuh
4. Jumlah Rumah Susun yang terbangun 5.
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
6. 7.
Tingkat cakupan pelayanan air bersih Persentase pelayanan air limbah dengan system komunal/individu Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM Nilai Evaluasi AKIP Persentase Temuan BPK/Inspektoraat yang ditindaklanjuti
8. 9. 10.
Indikator Kinerja Utama (Setelah Reviu) Prosentase Pembangunan Gedung yang memiliki IMB Prosentase Penertiban Pelanggaran pemanfaatan Ruang Prosentase berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh Prosentase daya tampung rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasiln Rendah (MBR Prosentase rumah layak huni Jumlah kepala Keluarga pada kawasan permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nilai Evaluasi AKIP Persentase penurunan temuan BPK/Inspektorat
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
LKIP Tahun 2015
11
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 2.5 Formulasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Setelah Reviu)
NO 1.
2.
3.
SASARAN STRATEGIS
IKU
FORMULASI IKU
Terwujudnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten
Prosentase Pembangunan Gedung yang memiliki IMB
Jumlah gedung yang memiliki IMB Jumlah yang tidak memiliki IMB
X 100
Prosentase Penertiban Pelanggaran pemanfaatan Ruang
Jumlah pelanggaran/pengaduan yang dapat diselesaikan Jumlah seluruh pengaduan/pelanggaran pemanfaatana tata ruang
X 100
Meningkatnya Ketersediaan dan kualitas perumahan
Prosentase berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh
Luas kawasan permukiman kumuh Luas paemukiman
X 100
Prosentase daya tampung rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasilan rendah (MBR)
Rumah susun Pemohon
X 100
Prosentase rumah layak huni
Jumlah layak huni Jumlah rumah kumuh
X 100
Jumlah KK masyarakat terlayani air bersih Jumlah Kk di Kta Bandung
X 100
Terwujudnya insfastruktur sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata
Jumlah kepala Keluarga pada kawasan permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih
LKIP Tahun 2015
12
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
2.3
PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja merupakan salah satu tahapan dalam Sistem Kinerja
Instansi Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian Kinerja berkaitan dengan pelaporan kinerja dan tata cara reviu instansi pemerintah yang termuat dalam Permenpan No. 53 Tahun 2014 disebutkan bahwa kinerja
merupakan
lembar/dokumen
yang
berisikan
Perjanjian
penugasan
dari
Bupati/Walikota sebagai pemberi amanah kepada Pimpinan SKPD sebagai penerima amanah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian ini maka terwujudlah komitmen dan kesepakatan antara Walikota Bandung sebagai pemberi amanah dan Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung sebagai penerima amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja adalah : Sebagai wujud nyata komitmen antara Walikota dan Kepala Dinas Tata Ruang
dan
Cipta
Karya
Kota
Bandung
untuk
meningkatkan
integritas,
akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; 1. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 2. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; 3. Sebagai dasar bagi Walikota untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung; 4. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
LKIP Tahun 2015
13
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Perjanjian Kinerja dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal terjadi kondisi terjadinya pergantian atau mutasi pejabatb dikarenakan :
Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran (perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran);
Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam proses pencapaian tujuan dan sasaran.
LKIP Tahun 2015
14
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 2.6 Perjanjian Kinerja Distarcip Kota Bandung Tahun 2015 (Setelah Reviu) No
Sasaran
Indikator Kinerja
Satuan
Target
Prosentase Pembangunan Gedung yang memiliki IMB
%
41
Program
Anggaran
1. Program Pengendalian Pemanfaatan ruang
724.804.000,-
Tujuan 1 1.
2.
Terwujudnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten
Meningkatnya Ketersediaan dan kualitas perumahan
1. 2.
3.
4.
5.
3.
Terwujudnya insfastruktur sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata
6.
Prosentase Penertiban Pelanggaran pemanfaatan Ruang
1.
%
63
2. Program Penignkatan kualitas dan penertiban bangunan serta pembangunan bangunan
58.823.505.000,-
2.
Prosentase berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh
%
8,37
1. Program Pengembangan Perumahan
44.046.966.920,-
Prosentase daya tampung rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasilan rendah
%
66,67
2. Program Pemberdayaan komunitas perumahan
1.605.325.000,-
Prosentase rumah layak huni Jumlah kepala Keluarga pada kawasan permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih
3 %
40
Program Pengembangan Perumahan
-
4 KK
2.000
Program Lingkungan sehat perumahan
33.104.447.230,-
LKIP Tahun 2015
15
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
No 4.
Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas kinerja pelayanan
Indikator Kinerja 7.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Satuan
Target
%
65
8. Nilai Evaluasi AKIP 9.
Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti
Program
Anggaran
-
Angka
65,1
Program Peningktan pengembangan sistem pelaporan penyusunan capaian konerja
Angka
100
Persentase penurunan temuan BPK/Inspektorat
611.320.000,-
LKIP Tahun 2015
-
16
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Distarcip Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dstarcip Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 dan Rencana Kerja Tahun 2015. Berdasarkan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan visi dan misi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja
dilaksanakan
239/IX/618/2004
sesuai
tentang
dengan
Perbaikan
Keputusan Pedoman
Kepala
LAN
Penyusunan
Nomor
Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masingmasing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran LKIP Tahun 2015
17
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian ratarata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan sebagai berikut: Tabel 3.1 Predikat Nilai Capaian Kinerja No 1. 2. 3.
Capaian Kinerja > 100 % =100 % < 100 %
Interpretasi Melebihi/Melampaui Target Sesuai Target Tidak Mencapai Target
3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menggambarkan
ukuran
keberhasilan
pencapaian
sasaran
strategis.
IKU
berperan dalam mengubah sesuatu yang bersifat normatif (sasaran strategis) menjadi definitif, terukur dan realistis. IKU yang ditentukan akan berdampak terhadap perilaku dan budaya yang terbentuk dalam organisasi tersebut. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dinas tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung telah menetapkan 7 (lima) Indikator Kinerja Utama Tahun 2013-2018. Untuk meningkatkan akuntabilitasnya dan juga telah melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama. Reviu Indikator Kinerja Utama dilakukan dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Distarcip Kota Bandung tahun 2015 sebanyak 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (104,45%) telah mencapai atau
melampaui target, dan sebanyak 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (100%) dan 1 (satu) tidak mencapai target sebesar (92,25%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
LKIP Tahun 2015
18
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 3.2 Tingkat Pencapaian Sasaran
No.
1. 2. 3. 4
Sasaran
Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran Jumlah
Tingkat Pencapaian Sasaran Melampaui Belum target Sesuai Target Mencapai (>100%) (100%) Target (<100%)
Jumlah Indikator Sasaran
1 2 3 4
2 3 1 1 7
Jumlah 1 1 1 1 4
% Jumlah 103,17 1 107,14 1 102,10 103,85 417,8 2
% 100 100 200
Jumlah % 1 92,25 1 92,25
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
3.2 Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Pengukuran
Kinerja
dapat
diartikan
sebagai
parameter
yang
mempengaruhi variabel dalam pengukuran kinerja. Variabel yang akan diukur adalah capaian indikator kinerja dengan parameater yang telah ditetapkan dalam lampiran yaitu target dan realisasi. Dari perbandingan anatara target dan realisasi akan diketahui prporsi capaian pencapaiankinerja dalam bentuk prosentase. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan msi instansi pemerintah. Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Perjanjian Kinerja Distarcip Kota Bandung Tahun 2015 dan Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung hasil reviu berdasarkan Keputusan Kepala Distarcip tentang Indikator Kinerja Utama yang menetapkan 4 (empat) sasaran dengan 7 (tujuh) indikator kinerja (outcome dan output penting) sebagaimana disajikan pada Gambar sebagai berikut :
LKIP Tahun 2015
19
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel : 3.3 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama
No 1. 2. 3. 4.
SASARAN Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Sasaran 4
2 3 1 1
IKU Indikator Indikator Indikator Indikator
Metode Evaluasi Kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapain target dari masing-masing indikator kinerja kegiatan dengaan menggunakan formulir penetapan Kinerja, Pengukuran Kinerja, dan formulir pembiayaan dalam pencapain Sasaran sebagaimana terlampir. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya berdasarkan
masing-masing, pengukuran
sedangkan atas
capaian
indikator
kinerja
kinerja
sasaran
sasaran
diperoleh
strategis,
cara
penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 100. Angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai kurang dari 0% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 0. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang LKIP Tahun 2015
20
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
diharapkan. Dalam laporan ini, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masingmasing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indicator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2013-2018 maupun Renja Tahun 2015. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan
sesuai
dengan
program,
sasaran
yang
telah
ditetapkan
dalam
mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Surat Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Nomor : 800/29 - Distarcip Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU), telah ditetapkan 4 (empat) sasaran dengan 7 (tujuh) indikator kinerja (out comes). Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu. Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan. Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandinganpembandingan antara lain : -
kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan.
-
kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya.
-
kinerja suatu instansi dengan kinerja instansi lain yang unggul di bidangnya ataupun dengan kinerja sektor swasta.
-
kinerja nyata dengan kinerja di negara-negara lain atau dengan standar internasional. LKIP Tahun 2015
21
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2015 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari 4 sasaran dan 7 indikator kinerja dari 4 Misi, sebagaimana telah ditetapkan dalam revisi Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung tahun 2013-2018, analisis pencapaian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut : Sasaran 1 Terwujudnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten
Pada pencapaian Sasaran 1 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.4 DATA BANGUNAN YANG BER IMB DI KOTA BANDUNG
Tegallega
Jumlah Bangunan Terdata 130.289
Memiliki IMB 73.212
Tidak Memiliki IMB 57.077
2014
Gedebage
44.709
14.672
30.037
2015
Karees
63.647
38.395
25.252
Tahun
SWK
2013
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Gambar 3.1 Data Bangunan Tahun 2013-2015
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
LKIP Tahun 2015
22
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Berdasarkan data diatas, data bangunan yang telah dilakukan pada tahun 2013 adalah SWK Tegallega meliputi Kecamatan Astana Anyar, Bojong Loa Kaler, Bojong Loa Kidul, Babakan Ciparay, dan Bandung Kulon. Jumlah bangunan yang terdata telah memiliki Ijin Mendirikan Bangunan pada tahun 2013 di wilayah Tegallega dan tercatat sebanyak 130.289 bangunan sementara yang memiliki izin sebanyak 73.212 bangunan (56,19%) sedangkan yang bahan tidak lengkap sebanyak 57.077. Hal ini menujukkan bahwa kepedulian terhadap pengurusan pembangunan yang memiliki izin sangat rendah. Sedangkan untuk Tahun 2014 dilaksanakan di wilayah Gede Bage terdiri kecamatan Gede bage, Rancasari, Buah Batu dan Bandung Kidul. Jumlah terdata 44.709 bangunan, sementara yang sudah memiliki izin sebanyak 14.672 bangunan (32,82%), sedangkan sisanya bahan belum lengkap dan tidak dapat diselesaikan sebanyak 30.037 pemohon, hal ini menunjukkan pemohon sangat rendah dalam menyelesaikan izin dalam pembangunan. Tabel 3.5 Analisis Pencapaiai Sasaran 1 Terwujudnya Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang Konsisten Tahun 2014 dibandingkan dengan Target Renstras Tahu 2018
No
1.
2.
Indikator Sasaran 1
Satu an
Target Tahun 2014
Realisasi Tahun 2014
%
40
32,81 %
%
60
63,21 %
Prosentase Pembangunan Gedung yang memiliki IMB Prosentase Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
Capaia Terhadap Target 2014
Target Tahun 2018
Capaian realisasi 2015 Terhadap Target 2018
Target Tahun 2015
Realisasi Tahun 2015
Capaian Terhadap Target 2015
80,03 %
41
41
100 %
44
32,81
105,35 %
63
65
103,17 %
75
63,21
Indikator
kinerja
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Berdasarkan
tabel
di
atas,
bahwa
Prosentase
Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang, Indikator ini sangat penting sebagai alat
untuk
ditertibkan
mengukur serta
pemanfaatan ruang.
pengaduan,
pelaksanaan
permasalahan
penyegelan
dan
pelanggaran
bangunan
yang
yang
melanggar
Pada Tahun 2013 tidak diperoleh data sehingga tidak
LKIP Tahun 2015
23
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
diperoleh hasil capaian kinerja sedangkan pada tahun 2014 prosentase pembangunan gedung yang memiliki IMB sebesar
32,81%, sedangkan pada
tahun 2015 mengalami peningkatan targetnya tercapai dan dapat direalisasikan 100 %. Jenis pelanggarannya adalah 1. Memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) namun dilapangan tidak sesuai dengan peruntukkannya/tidak sesuai, 2. Tidak Memiliki Ijin Mendirikan Bangunan. Sementara Sasaran 1 Indikator 2 adalah Prosentase Pembangunan Gedung yang memiliki IMB. Adapun prosentase pengaduan targetnya 63 %
dapat ditertibkan pemanfaatan dan pengendalian
(65%).
menyebabkan
Pencapaian
yang
terjadinya
peningkatan
dalam
penyelesaian dari target 63% dan realisasinya 65%, berdasarkan target yang ditentukan ternyata penyelesaian melebihi dari target yang dapat direalisasikan sebanyak (103,17%). Untuk mengetahuinya dapat dilihat dalam dalam gambar dibawah ini : Gambar 3.2 Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang dan IMB
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Program yang dilaksanakan dalam pencapaian sasaran Terwujudnya Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten antara lain : 1. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 2. Program Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta pembangunan LKIP Tahun 2015
24
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
bangunan. Anggaran yang digunakan pada tahun 2015 untuk mewujudkan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang sebesar Rp. 724.804.000 dengan realisasi sebesar Rp 653.988.580 atau sebesar 86,35 %. Sedangkan Program Peningkatan Kualitas dan Penertiban Bangunan serta Pembangunan Bangunan anggaran sebesar
Rp
58.823.505.000,-
yang
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp
39.148.485.767,- Hal ini kurang tercapai karena ada anggaran dari Bantuan Provinisi dimana SP2d terbit pada tanggal 4 November 2015, sehingga bisa untuk diserap dan dapat direalisasikan. Analisis Efisiensi Pencapaian Sasaran 1 Terwujudnya Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten melalui perbandingan Prosentase Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang dengan prosentase penyerapan anggaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.6 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Terwujudnya Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten
No
1.
Indikator Kinerja Utama
Prosentase Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
Sa tu an
%
Tahun 2015 Tar get
Reali sasi
63.21
65
Prosentase Rata-rata capaian Kinerja Sararan 1 Indikator 1 Tingkat Efisiensi
Tahun 2015 %
% Anggaran
Realisasi
103,17 58.823.505.000 39.148.485.767
103,17
% Penyerapan Anggaran
90,22
90,22
103,17 – 90,22 = 12,95
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
LKIP Tahun 2015
25
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 3.7 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Terwujudnya Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten
No 2.
Indikator Kinerja Utama
Sa tu an
Tahun 2015 Tar Reali get sasi
Prosentase Pembangunan % 41 Gedung yang memiliki IMB Prosentase Rata-rata capaian Kinerja Sasaran 1 Indikator 2
41
Tingkat Efisiensi
Tahun 2015 %
100
100
Anggaran 724.804.000,-
%
Realisasi 653.988.580,-
% Penyerapan Anggaran
90,22
90,22
100 – 90,22 = 12,95
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Adapun untuk meningkatkan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang dan Pembangunan Gedung yang memiliki IMB adalah adanya faktor-faktor diantaranya adalah :
LKIP Tahun 2015
26
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 3.8 Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi pencapaian sasaran 1 Faktor Pendukung
Faktor Penghambat
Rekomendasi
1. Adanya komitmen yang kuat dari Walikota Bandung untuk menjadikan Kota Bandung Juara dan Kota yang nyaman untuk tempat tinggal warga
1. Masih kurangnya Sumber Daya Manusia dalam rangka melaksanakan tugas bidang Pengendalian Tata Ruang dan Bangunan, khususnya Ilmu Sosial, Ilmu Pemerintahan dan Hukum.
1. Dukungan Kepala Satuan kerja Perangkat Daerah dan Jajaran Dinas tata Ruang dan Cipta Karya beserta SKPD terkait lain mendukung Program Walikota
2. Dukungan stakeholder untuk menjaga tata ruang dan bangunan di Kota Bandung 3. Adanya regulasi yang mengatur pemanfaatan tata ruang dan bangunan.
2. Kurangnya Koordinasi lintas sektoral Satuan Kerja Perangkat Daerah 3. Tidak adanya insentif Petugas Pengawasan Bangunan dan Petugas Kuasa Hukum Atas sengketa Tata Ruang dan Bangunan.
2. Perlu diusulkan adanhya Keputusan Walikota tentang Standar Harga untuk Petugas Pengawas Bangunan dan Petugas Kuasa Hukum Atas Sekengta Tata Ruang dan Bangunan 3. Upaya secara terus menerus sosialisasi ke 6 eks wilayah tentang Regulasi Tata Ruang dan Bangunan.
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
LKIP Tahun 2015
27
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan
Pencapaian sasaran pada Sasaran dua Indikator Kinerja Utama 1 prosentase berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh tidak diperoleh data pada tahun 2015. Pencapaian indikator 2 yakni prosentase daya tampung rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dapat dilihat datanya dalam tabel berikut Ini : Tabel 3.9 DATA RUMAH SUSUN DI KOTA BANDUNG Tahun
Jumlah Block
Jumlah Unit
Total
2013
3
3 X 96
288
2014
2
2 X 96
192
2015
1
1 x 96
120
Pencapaian indikator 3 yakni prosentase rumah layak huni dapat dilihat datanya dalam tabel berikut Ini :
LKIP Tahun 2015
28
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 3.10 DATA RUMAH LAYAK HUNI KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO
KECAMATAN
APBD (PNPM)
Bantuan Provinsi
APBD (PNPM)
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
JUMLAH
1
Panyileukan
10
10
2
Cibiru
38
38
3
Rancasari
29
29
4
Gedebage
10
10
5
Ujung Berung
36
36
6
Cinambo
36
36
7
Arcamanik
38
38
8
Mandalajati
34
34
9
Bandung Kidul
0
0
10
Buah Batu
9
9
11
Regol
20
20
12
Sumur Bandung
10
10
13
Bojongloa Kaler
50
50
14
Bandung kulon
54
54
15
Batu Nunggal
0
0
16
Antapani
0
0
17
Astana Anyar
0
0
18
Babakan Ciparay
7
7
19
Kiara Condong
0
0
20
Cibeunying Kaler
0
0
21
Cicendo
0
0
22
Sukajadi
0
0
LKIP Tahun 2015
29
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
1
2
3
4
5
6
7
23
Bandung Wetan
10
10
24
Coblong
18
18
25
Sukasari
0
0
26
BojongLoa Kidul
0
0
27
Cibeunying Kidul
0
0
28
Lengkong
0
0
29
Andir
0
0
30
Cidadap
0
0
409
409
JUMLAH Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Permasalahan pada tahun 2015 Rumah Tidak Layak Huni tidak dapat dilaksanakan kerena belum sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No, 32 Tahun 2011 ayat 13 NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat ketentuan mengenai: a. pemberi dan penerima hibah; b. tujuan pemberian hibah; c. besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima; d. hak dan kewajiban; e. tata cara penyaluran/ penyerahan hibah; dan f. tata cara pelaporan hibah. Untuk diakomodir oleh Pemerintah Kota Badnung Proposal harus mendapatkan
rekomendasi
dari
Inspektorat
selambat-lambatnya
6
bulan
terhitung bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun berjalan.
LKIP Tahun 2015
30
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 3.11 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan
No
1.
2.
3.
Indikator Sasaran 1
Prosentase Berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh Prosentase daya tampung rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Prosentase rumah layak huni
Target Tahun 2018
Capaian realisasi 2014 Terhadap Target 2018
Target Tahun 2015
Realisasi Tahun 2015
Capaian Terhadap Target 2015
NA
8,37
8,37
100
7,98
NA
100
100
66,67
71,43
107,14
100
100
92,25
100
40
18,45
46,13
100
18,45
Sat u an
Target Tahun 2014
Realisasi Tahun 2014
%
8,5
NA
%
52,38
%
20
Capaian Terhadap Target 2014
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Berdasarkan
tabel
di
atas,
bahwa
Indikator
kinerja
Prosentase
berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh, indikator ini sangat penting sebagai alat untuk mengukur jumlah berkurangnya luas kawasan di Kota Bandung. Tahun 2014 dan Tahun 2015 tidak diperoleh data dikarenakan belum dilakukan kegiatan. Sedangkan eksisting pada tahun 2016 diperoleh data berdasarkan Distarcip/2015
Surat
keputusan
tentang
Walikota
Penetapan
Lokasi
Bandung
No.
Lingkungan
648/Kep.286-
Perumahan
dan
permukiman kumuh di Kota Bandung tanggal 20 Januari 2015 sehingga perlu dilakukan penyesuaian dan dilakukan secara berkelanjutan. Jumlah luas area permukiman kumu di Kota Bandung sebanyak 14.574.458,67 M2 atau 1.457,45 Ha tersebar di Kota Bandung. Untuk menghitung berkurangnya luas kawasan kumuh setiap tahunnya harus berkurang sebanyak 0,13 % dikalikan luas wilayah Kota Bandung (16.792) Ha memerlukan 21.829 hektar/tahun. Prosentase daya tampung rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) pada tahun 2014 sebanyak 3 rumah susun setiap block sejumlah 96 unit maka terbangun sebanyak 288 unit. Sementara pada tahun 2015 sebanyak 1 block dikalikan 96 unit maka terbangun 120 unit. Sedangkan pada tahun 2015 telah dibangun rumah susun dengan jumlah 120 unit. Sasaran 2 Indikator 3 adalah prosentase rumah layak huni dari target LKIP Tahun 2015
31
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
setiap tahun 1.200 unit dapat direalisasikan sebesar 1.107 unit atau 92,25% tersebar di 22 kecamatan dari 30 Kecamatan di Kota Bandung. Berdasarkan data di atas yang paling banyak mendapatkan bantuan rumah layak huni adalah Kecamatan Batu Nunggal sebanyak 106 diperoleh dari Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) karena Kecamatan Batu Nunggal merupakan salah satu yang paling banyak memiliki kelurahan yaitu 8, tentunya sangat diperlukan adanya perbaikan tempat tinggal yang nyaman dan aman. sementara kecamatan yang sangat kurang yaitu Babakan Ciparay, hal ini perlu diantisipasi oleh aparat yang berada di kewilayahan untuk senantiasa melaporkan keadaan warganya kepada pemerintah berkenaan dengan warga yang tinggalnya kurang layak untuk didentifikasi dalam mendapatkan bantuan, sedangkan pada tahun
2015 tidak
dapat dilaksanakan sehubungan dengan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No, 32 Tahun 2011 ayat 13 NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat ketentuan mengenai: a. pemberi dan penerima hibah; b. tujuan pemberian hibah; c. besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima; d. hak dan kewajiban; e. tata cara penyaluran/penyerahan hibah; dan f. tata cara pelaporan hibah. Untuk diakomodir oleh Pemerintah Kota Badnung Proposal harus mendapatkan
rekomendasi
dari
Inspektorat
selambat-lambatnya
6
bulan
terhitung bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun berjalan. Berdasarkan data tersebut prosentasenya target dan realisasi dapat dilihat dalam gambar berikut dibawah ini :
LKIP Tahun 2015
32
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Gambar 3.3 Capaian Luas Kawasan, Daya Tampung Rumah Susun dan Rumah Layak Huni
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Anggaran yang digunakan pada tahun 2015 untuk mewujudkan Program Pengembangan Perumahan sebesar Rp. 44.046.966.920,- dengan realisasi sebesar Rp 32.469.689.729,- atau sebesar 73,72 %,Analisis Efisiensi Pencapaian Sasaran 2 Prosentase Berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh, Prosentase daya tampung rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan Prosentase rumah layak huni prosentase penyerapan anggaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
LKIP Tahun 2015
33
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 3.12 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan
No 1.
Indikator Kinerja Utama
Tahun 2015
Sa tu an
Tar get
Prosentase Berkurangnya luas kawasan % 8,37 permukiman kumuh Prosentase Rata-rata capaian Kinerja Sasaran 2 Indikator 1
Tahun 2015
Reali sasi
%
Anggaran
Realisasi
8,37
100
44.046.966.920
32.469.689.729
100
%
73,72
% Penyerapan Anggaran 100 - 73,72 = 26,28
Tingkat Efisiensi Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Tabel 3.13 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan
No 1.
Indikator Kinerja Utama
Sa tu an
Tahun 2015 Tar get
Reali sasi
Tahun 2015 %
Prosentase daya tampung rumah susun bagi % 66,67 71,43 107,14 Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Prosentase Rata-rata capaian Kinerja 107,14 Sasaran 2 Indikator 3 Tingkat Efisiensi
Anggaran
Realisasi
1.605.325.000
776.262.200
%
48,36
% Penyerapan Anggaran 100 – 48,36 = 51,64
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
LKIP Tahun 2015
34
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
PEMBANGUNAN APARTEMEN RAKYAT Rusunawa Sadangserang
Rusunawa Cingised
Rusunawa Rancacili
LKIP Tahun 2015
35
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 3.14 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan
No 1.
Indikator Kinerja Utama
Sa tu an
Tahun 2015 Tar get
Tahun 2015
Reali sasi
Prosentae rumah % 40 layak huni Prosentase Rata-rata capaian Kinerja Sasaran 2 Indikator 2
%
Anggaran
Realisasi
-
-
18,45 46,13 46,13
% -
% Penyerapan Anggaran -
Tingkat Efisiensi Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Adapun
untuk
Berkurangnya
luas
kawasan
permukiman
kumuh,
Prosentase rumah layak huni dan Prosentase daya tampung rumah susun bagi Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah
(MBR)
adalah
adanya
faktor-faktor
diantaranya adalah : Tabel 3.15 Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi pencapaian sasaran 2 Faktor Pendukung Dukungan Kepala Satuan kerja Perangkat Daerah dan Jajaran Dinas tata Ruang dan Cipta Karya beserta SKPD terkait lain mendukung Program Walikota
Faktor Penghambat a. Sumber Daya Manusia (SDM) pelaksana kegiatan yang terbatas b. Terbatasnya waktu dari mulai terbitnya DPPA yang disahkan pada tanggal 4 November 2015, sehingga penambahan anggaran pada kegiatan pada akhirnya tidak dapat
Rekomendasi a. Menambah Sumber Daya Manusia (SDM) a. Penetapan DPPA yang disahkan diupayakan lebih cepat sehingga penyerapana anggaran pada setiap kegiatan dapat diselesaikan tepat pada waktunya
diserap Peraturan Menteri Dalam Negeri No, 32 Tahun 2011 ayat 13 NPHD. Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
LKIP Tahun 2015
36
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Sasaran 3 Terwujudnya Insfrastruktur Sanitasi dan Air Bersih yang Berkualitas dan Merata Selanjutnya untuk pencapaian sasaran pada sasaran kedua dapat dilihat pada tabel Analisis Pencapaian Sasaran 3 : Tabel 3.16 Analisis Pencapaian Sasaran 3 Terwujudnya Insfrastruktur dan Air Bersih yang Berkualitas dan Merata
No 1.
Indikator Sasaran 3 Jumlah Kepala Keluarga pada Kawasan Permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih
Satuan
Target Tahun 2015
Realisasi Tahun 2015
Capaian Terhadap Target 2015
Target Tahun 2018
Capaian realisasi 2015 Terhadap Target 2018
KK
2.000
2.042
102,1
10.000
2.042
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Berdasarkan tabel di atas, bahwa Indikator kinerja Jumlah Kepala Keluarga pada Kawasan Permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih, indikator ini sangat penting sebagai alat untuk mengukur jumlah kawasan yang mempunnyai sanitasi dan air bersih di Kota Bandung. Prosentase Jumlah Kepala Keluarga pada Kawasan Permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih menggunakan indikator kepala keluarga supaya jelas target dan alat ukurnya tersebar dimana, berpa banyak yang sudah terlayani, dan kewenangan atau tanggung jawab Satuan Kerja Prangkat Daerah mana saja terkait dengan sanitasi dan air bersih. Indikator prosentase rumah layak huni dari target 2.000 unit dapat direalisasikan sebesar 2.042 atau 102,1%. Hal ini cukup signifikan dengan terget yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang dikoordinir oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. LKIP Tahun 2015
37
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Untuk mengetahuinya dapat dilihat dalam dalam gambar berikut dibawah ini : Gambar 3.4 Capaian Permukiman yang mempunyai Sanitasi dan Air Bersih
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Anggaran yang digunakan pada tahun 2015 untuk mewujudkan Program Lingkungan Sehat Perumahan anggaran sebesar Rp 29.543.590.275,- yang dapat direalisasikan sebesar Rp 14.531.182.868,- atau sebesar 49,19%. Analisis Efisiensi
Pencapaian Sasaran 3 Terwujudnya Insfrastruktur
sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata melalui perbandingan Prosentase Berkurangnya luas kawasan permukiman perumahan, Prosentase daya tampung rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan Prosentase rumah layak huni prosentase penyerapan anggaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
LKIP Tahun 2015
38
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 3.17
No
1.
Indikator Kinerja Utama Jumlah Kepala Keluarga pada Kawasan Permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih
Sa tu an
Analisis Pencapaian Sasaran 3 Tahun Tahun 2015 2015 % Tar Reali Anggaran Realisasi get sasi
% 2.000 2.042 102,1
Prosentase Rata-rata capaian Kinerja Sasaran 3 Tingkat Efisiensi
102,1
33.104.447.230
20.353.937.657
% Penyerapan Anggaran
%
61,48
61,48
92,40 - 49,19= 43,21
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
PENYEDIAAN SARANA AIR BERSIH
LKIP Tahun 2015
39
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Adapun untuk Jumlah Kepala Keluarga pada Kawasan Permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih adalah adanya faktor-faktor diantaranya adalah : Tabel 3.18 Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi pencapaian sasaran 3 Faktor Pendukung 1. Regulasi kebijakan dari Kemetrian Perumahan Rakyat dan Kementrian PU 2. Regulasi /kebijakan Walikota Bandung untuk memfasilitasi dan percepatan sanitasi dan air bersih 3. Belum secara merata sanitasi dan air bersih di 6 wilayah SWK 4. Target terbangun rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah
Faktor Penghambat
Rekomendasi
1. Sumber Daya Manusia (SDM) pelaksana kegiatan yang terbatas
1. Meningkatkan konsolidasi dan koordinasi secara internal dalam lingkungan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung yang sesuai dengan penjabaran tugas, pokok dan fungsi yang lebih operasional
2. Terbatasnya waktu dari mulai terbitnya DPPA yang disahkan pada tanggal 4 November 2015, sehingga penambahan anggaran pada kegiatan pada akhirnya tidak dapat diserap 3. Pembangunan dan pemeliharaan Jalan Lingkungan (Banprov), pekerjaan terhambat karena Prosedur permohonan pencairan yang panjang dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Persyaratan permohonan pencairan ke Pemprov harus melampirkan SPK seluruh paket pekerjaan.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana dinas untuk pelayanan kepada masyarakat 3. Melaksanakan sosialisasi yang lebih intensif 4. Perlu dilakukan koordinasi dengan pihak yang membuat atau mengeluarkan standar harga agar ada penyesuaian harga yang sesuai dengan ketentuan dan dapat dikeluarkan pada awal tahun anggaran agar para pelaksana kegiatan tidak terjebak dalam penentuan harga satuan 5. Meningkatkan pelayanan kepada masyaraka dengan sistem yang tepat, cepat sesuia dengan sasaran.
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
LKIP Tahun 2015
40
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Sasaran 4 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pelayanan
PETUGAS PELAYANAN DISTARCIP Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dilakukan melalui survey secara langsung terhadap pemohon untuk mengisi quesiner yang digunakan sebagai dasar pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat merupakan pengembangan dari prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan
Menteri
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 dengan mengacu kepada ketentuan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor
Kep/25/M.Pan/2/2004
tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah sebagai berikut : 1)
Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;
2)
Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan
untuk
mendapatkan
pelayanan
sesuai
dengan
jenis
pelayanannya;
LKIP Tahun 2015
41
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
3)
Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya);
4)
Kedisiplinan
petugas
pelayanan,
yaitu
kesungguhan
petugas
dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku; 5)
Tanggung
jawab
petugas
pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; 6)
Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;
7)
Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;
8)
Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;
9)
Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati;
10) Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 11) Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan; 12. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara masyarakat
pelayanan
merasa
ataupun
tenang
untuk
sarana
yang
mendapatkan
digunakan,
sehingga
pelayanan
terhadap
risiko-risiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Variabel yang dilakukan untuk dijadikan survei sebanyak 12 unsur dilakukan kepada 150 pemohon Keterangan Rencana Kota (KRK) pada Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Adapun hasilnya dapat diihat pada tabel di bawah ini :
LKIP Tahun 2015
42
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 3.19 Nilai Rata Unsur Pelayanan Hasil Survei IKM Distarcip Kota Bandung
No
Unsur Pelayanan
1 2 3
Prosedur Pelayanan Persyaratan Pelayanan Kecepatan Pelayanan Kepastian Jadwal Pelayanan Keadilan Mendapat pelayanan Kejelasan Petugas Pelayanan Kedisiplinan Petugas Tanggung Jawab Petugas Kemampuan Petugas Pelayanan Kesopanan dan Keramahan Petugas Kenyamanan Lingkungan Keamanan Pelayanan Nilai IKM Distarcip Tahun 2015
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bobot Rata-Rata Unsur 399 402 407
2,66 2,68 2,71
NRR Tertimbang Per Unsur 0,22 0,22 0,23
390
2,60
0,22
396
2,64
0,22
410
2,73
0,23
411 404
2,74 2,69
0,23 0,22
412
2,75
0,23
413
2,75
0,23
418 408
2,79 2,72
0,23 0,23
Nilai RataRata Unsur
2,70
Nilai Interpretasi IKM
67,50
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Capaian indikator kinerja IKM Tahun 2015 merupakan indikator baru dalam perencanaan strategis Distarcip. Berdasarkan diketahui
data
di
atas
dapat
bahwa variabel Keadilan mendapatkan pelayanan mendapatkan nilai
yang paling rendah dari nilai rara-rata unsur sebesar 2,64 atau 0,22 dari nilai rata-rata tertimbang per unsur. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa varabel keadilan medapatkan pelayanan perlu ditingkatkan karena semua masyarakat dalam hal ini pemohon harus diperlakukan sama tidak membedakan antara yang kaya dan miskin, besar atau kecilnya luas area birokrat atau swasta, dan lain sebagainya. Sementara hasil yang diperoleh paling tinggi adalah kenyamanan lingkungan, hal inipun harus lebih dioptimalkan lagi dalam memberikan pelayanan bahwa pemohon merasa betah, nyaman merasa tidak terganggu/tekanan dari siapapun selama menyelesaikan urusannya.
LKIP Tahun 2015
43
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Untuk mengetahui hsil pengukuran capaian kinerja dapt dilihat pada tabel berikut dibawah ini: Tabel 3.20 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 (Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja pelayanan Distarcip) Dan Perbandingan dengan Target Akhir Renstra Tahun 2018 No
Indikator Kinerja Sasaran
Satuan
1
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Angka
Target
Realisasi
Tahun 2015 65,00
Capaian Kinerja Tahun 2015
Target
104
75
67,50
% Capaian Kinerja Tahun 2018 90 %
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Realisasi nilai IKM Distarcip Kota Bandung Tahun 2015 adalah sebesar 67,50. Berdasarkan
hasil
evaluasi
diperoleh gambaran bahwa
terhadap
sasaran
dari indikator sasaran
tersebut
tersebut
di
atas,
menghasilkan
capaian kinerja 67,50 (tercapai melebihi target). Apabila dibandingkan antara capaian kinerja dengan target capaian kinerja tahun 2015, indikator sasaran mengalami
pelampauan
target.
Capaian
kinerja
indikator
IKM
diperoleh
berdasarkan hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tahun 2015 di Distarcip Kota Bandung. Berdasarkan pengolahan data 150 kuesioner IKM yang disebar kepada masyarakat, diperoleh angka indeks IKM sebesar 2,70. Dengan demikian nilai indeks unit pelayanan hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut: a.
Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai penimbang = 2,70 x 25 = 67,50
b. Mutu pelayanan B. c. Kinerja unit pelayanan Bagus. Pencapaian realisasi tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir Renstra
pada
tahun 2018 menunjukkan
ketercapaian
sebesar 67,50%.
Perbandingan capaian kinerja IKM Distarcip Kota Bandung Tahun 2015 dengan nilai capaian IKM SKPD lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
LKIP Tahun 2015
44
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Tabel 3.21 Capaian IKM Distarcip dengan BPPT No
Indikator Kinerja Sasaran
Realisasi IKM Distarcip Tahun 2015
Realisasi IKM BPPT Tahun 2015
1
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
67,50
83,28
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
Berdasarkan tabel di atas, bahwa Indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan bidang ketataruangan, indikator ini sangat penting untuk mengukur seberapa banyak masyarakat yang terlayani merasa puas dan merasa nyaman, namun pada Tahun 2015 belum pernah dilakukan pengukuran dengan cara menyebar angket kepada para pelanggan atau masyarakat yang mengajukan Keterangan Renca Kota (KRK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) atau yang lainnya, dengan demikian belum mengetahui hasil dari Indek Kepuasan Masyarakat pada Satuan Kerja Prangkat Daerah Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung.
Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Standar Provinsi maupun dengan Instansi Lain
Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung yang dapat dibandingkan dengan Indikator Kinerja Utama pada Biro Tata Ruang Setda Provinsi DKI Jakarta yang dapat diilustrasikan dalam Gambar 3.3 sebagai berikut. Tabel 3.22 Perbandingan IKU Distarcip Kota Bandung dengan IKU Biro Tata Ruang Setda Provinsi DKI Jakarta IKU DISTARCIPTA KOTA BANDUNG 2015
IKU BIRO TATA RUANG SETDA PROVINSI DKI JAKARTA 2015
Masih dalam penyusunan aplikasi Data Base SIPPT yang terintegrasi dengan Web Site
Aplikasi Data Base SIPPT sudah dilakukan secara integrasi dengan Web Site
Tingkat Kesesuaian dalam menangani Pengandalian Pengaduan
Tingkat Kesesuaian dalam menangani Pengandalian Pengaduan
LKIP Tahun 2015
45
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Berdasarkan bagan diatas, dapat disimpulkan bahwa Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung yang dapat dibandingkan dengan Indikator Kinerja Utama pada Biro Tata Ruang Setda Provinsi DKI Jakarta terdapat keseusian terkait Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung terhadap Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Biro Tata Ruang Setda Provinsi DKI Jakarta, namun demikian sebagai catatan, bahwa data capaian kinerja tersebut diatas berdasarkan data Tahun 2015. 3.2.1.
Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran 4 (Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pe;ayanan Distarcip) Pengukuran
kinerja
untuk
ketercapaian
sasaran
4 (Meningkatnya
akuntabilitas Kinerja Pelayanan ) diukur menggunakan 2 indikator yaitu nilai evaluasi
AKIP
dan
Persentase
Temuan
Pengelolaan
Anggaran
Yang
Ditindaklanjuti. Sebagai salah satu bagian dari Pemerintah Kota Bandung, Distarcip wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan dan kinerja yang menjadi kewenangannya. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan salah satu alat pimpinan SKPD untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis dengan efektif dan efisien. Dengan sistem AKIP, organisasi dituntut menyusun rencana jangka menengah beserta tujuan dan sasaran strategis yang hendak dicapai, yang kemudian dijabarkan dalam program dan kegiatan yang terarah dan berkelanjutan sehingga pencapaian tujuan dan sasaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Untuk menjamin adanya efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan pada Distarcip Kota Bandung, diperlukan peran auditor, baik auditor internal yaitu Inspektorat Kota Bandung maupun auditor ekternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan RI. Rekomendasi-rekomendasi yang disampaikan oleh auditor pada prinsipnya adalah untuk mengatasi kelemahan dalam pengendalian intern dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi, dan ketaatan terhadap peraturan perundangan. Sebagai wujud dari akuntabilitas keuangan, Distarcip Kota Bandung dituntut
dapat
menyajikan
laporan
keuangan
yang
berkualitas
untuk
mendukung opini BPK RI atas laporan keuangan Pemerintah Kota Bandung. LKIP Tahun 2015
46
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Kendala utama yang dihadapi untuk mencapai opini laporan keuangan yang wajar tanpa pengecualian adalah permasalahan dalam administrasi aset/barang milik daerah (BMD).Pengelolaan BMD yang tidak mengikuti pedoman pengelolaan barang milik daerah menjadi penyebab yang utama. Untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan Pemerintah Kota Bandung, Distarcip Kota Bandung perlu memusatkan perhatian pada tertib pengelolaan BMD sesuai pedoman pengelolaan BMD Kota Bandung. Selain itu, Inspektorat Kota Bandung setiap tahun melaksanakan evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang petunjuk dan pelaksanaan evaluasi AKIP. Tabel 3.23 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 (Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja pelayanan Distarcip ) Dan Perbandingan dengan Target Akhir Renstra Tahun 2018
No
Indikator Kinerja Sasaran
Satuan
Target
Realisasi
Tahun 2015 1
Nilai hasil Evaluasi AKIP Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti
Capaian Kinerja Tahun 2015
Target
% Capaian Kinerja Tahun 2018
Angka
65
69,09
100
75
%
%
100
100
100
100
100
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014
Berdasarkan tabel diatas untuk mengetahui Indikator Nilai hasil Evaluasi AKIP belum sesuai dengan yang diharapkan hal disebabkan beberapa kendala diataranya : Terbatasnya waktu dari mulai terbitnya DPPA yang disahkan pada tanggal 4 November 2015 sehingga penambahan anggaran pada kegiatan pada akhirnya tidak dapat diserap dan Kegiatan Pembangunan dan pemeliharaan Jalan Lingkungan (Banprov), pekerjaan terhambat karena Prosedur permohonan pencairan yang panjang dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Persyaratan permohonan pencairan ke Pemprov harus melampirkan SPK seluruh paket pekerjaan, kegiatan dilaksanakan mulai dari perencanaan sampai dengan LKIP Tahun 2015
47
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
pelaksanaan fisik dalam 1 tahun anggaran. Selama tahun 2015 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja yang ingin dicapai Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung DPA Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Pada Tahun 2014anggran sebesar 230.602.200.906,- sementara realisasinya sebesar Rp 96.203.414.364,atau 41,72 %. Sedangkan pada Tahun 2015 dengan total nilai keseluruhan adalah sebesar Rp. 190.751.499.854 termasuk di dalamnya anggaran Belanja Langsung (BL) dan Belanja Tidak Langsung (BTL) sedangkan realisasi anggaran mencapai Rp.131.790.652.908,- atau dengan serapan dana APBD mencapai 69,09 %, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tahun 2015 kondisi anggaran Silpa sebesar Rp. 58.960.846.946,Untuk mengetahui perbandingan anggaran tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini : No.
TAHUN
ANGGARAN
REALISASI
PROSENTASE
1.
2014
230.602.200.906,-
96.203.414.364,-
41,72 %
2.
2015
190.751.499.954,-
131.790.652.908,-
69,09 %
3.2.2 Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran yang Ditindaklanjuti Berdasarkan
hasil
diperoleh gambaran bahwa capaian kinerja 100% berdasarkan
pada
evaluasi dari
atau
terhadap
indikator
bermakna
Persentase
sasaran
sasaran
tersebut
tersebut
di
atas,
menghasilkan
memuaskan. Capaian kinerja ini
Temuan
Pengelolaan
Anggaran
yang
Ditindaklanjuti. Dari 2 temuan BPK dan Inspektorat, keseluruhan temuan telah ditindaklanjuti. Realisasi tahun 2015 dibandingkan dengan target jangka menegah Renstra Tahun 2018 telah tercapai 100%. Dengan capaian yang baik
pada tahun 2015 ini, ke depannya realisasi kinerja tindak lanjut temuan pengelolaan anggaran, perlu dipertahankan dan perlu diupayakan agar tidak terjadi penurunan. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja SKPD lain, realisasi indikator persentase temuan pengelolaan anggaran cenderung memiliki nilai yang sama. Program yang mendukung pencapaian Sasaran 4 (Meningkatnya akuntabilitas Distarcip) adalah Program Peningkatan Pengembangan Sistem LKIP Tahun 2015
48
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Untuk mengetahui Indikator Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti setiap adanya temuan baik dari Badan Pemeriksa Keuangan, Inspektorat atau yang
lainnya segera harus
diselesaikan dengan
waktu
secepatnya tidak melebihi dari batas waktu yang sudah ditentukan. 3.3 Prestasi Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dilakukan secara optimal dengan mengerahkan sumber daya dan potensi yang dimiliki, sehingga Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung telah memperoleh penghargaan yang diberikan oleh pimpinan
maupun stakeholder atas
prestasi
yang
dicapai, prestasi
dan
penghargaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun tersebut dalam tabel 3.19 sebagai berikut : Tabel 3.24 Prestasi Tingkat Nasional No.
Prestasi
Penghargaan
Tahun
1
Tingkat Nasional
Adi Upaya Juara II
2013
2
Tingkat Nasional
Adi Upaya Juara I
2014
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015
LKIP Tahun 2015
49
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2015 ini merupakan pertanggung jawaban tertulis atas penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance) pemerintah Kota Bandung. Pembuatan LKIP ini merupakan langkah yang baik dalam memenuhi harapan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Sebagai upaya untuk penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagaimana diharapkan oleh semua pihak. LKIP Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat menggambarkan kinerja Pemerintah Kota Bandung dan Evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai baik berupa kinerja kegiatan, maupun kinerja sasaran, juga dilaporkan analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan kegagalan. Tahun Anggaran 2015 untuk pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas Tata
Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dalam rangka mencapai
target kinerja yang ingin dicapai dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah
(APBD)
Rp.190.751.499.959,-
Kota
Bandung
sedangkan
Tahun
realisasi
Anggaran
anggaran
2015
sebesar
mencapai
Rp.
131.790.652.908 atau dengan serapan dana APBD mencapai 69,09 %, dengan demikian dapat dikatakan tahun 2015 Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung kondisi anggaran adalah Silpa Rp. 58.960.847.051.Tahun pertama RPJMD 2013-2018 telah menggunakan anggaran sebesar Rp. 131.790.652.908,- (Seratus Tiga Puluh Satu Milyar Tujuh Ratus Sembilan Puluh Juta Enam Ratus Lima Puluh Dua Ribu Sembilan Ratus Delapan Rupiah) secara efektif telah mewujudkan capaian kinerja untuk menunjang pencapaian Visi dan Misi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Berdasarkan pagu indikatif Renstra jumah anggaran tersebut maka realisasi anggaran yang telah digunakan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung adalah 69,09 % dari anggaran indikatif yang direncanakan, hal tersebut menunjukan bahwa perencanaan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung perlu
50
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung
dioptimallkan agar lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan kinerja yang mendukung pencapaian Visi dan Misi Kota Bandung. Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung ini, diharapkan dapat memberikan gambaran Kinerja Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung kepada pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholders ataupun fihak lain yang telah mengambil
bagian
dengan
berpartisipasi
aktif
untuk
membangun
Kota
Bandung.
Bandung,
Januari 2016
KEPALA DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Dr. H.A. MARYUN SASTRAKUSUMAH, MH Pembina Utama Muda NIP. 19610903 199109 1 001
51