BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yairu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup Visi dan misi Sanitasi, Tahapan Pengembangan Sanitasi (Sistem dan zonasi), tujuan dan sasaran sanitasi, skenario pencapaian sasaran, dan kemampuan pendanaan sanitasi daerah . 3.1.
Visi Dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sebagai sebuah dokumen perencanaan jangka menengah daerah dalam penanganan sanitasi sekaligus merupakan sebuah rangkaian dokumen perencanaan daerah bersama-sama dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019, maka visi sanitasi di dalam Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Magelang Tahun 2016-2020 haruslah memiliki keterkaitan terhadap pencapaian visi RPJMD Kabupaten Magelang sebagai kesinambungan pembangunan daerah. Penetapan
visi
daerah,
sebagai
bagian
dari
perencanaan
strategis
pembangunan daerah merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan pembangunan suatu daerah mencapai kondisi yang diharapkan.
Pada dasarnya visi
dan misi sanitasi merupakan kerangka dasar dari tujuan pembangunan sektor sanitasi yang menjadi penjabaran dari visi-misi dasar Pemerintah Kabupaten. Visimisi dasar Kabupaten Magelang telah dengan jelas dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dari sinilah kerangka kerja sektor sanitasi diambil dan dikembangkan menurut potensi dan isue strategis serta permasalahan mendesak yang ada saat ini.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-1
Dengan memperhatikan
situasi dan kondisi Kabupaten Magelang, maka
tantangan yang dihadapi dalam 5 tahun mendatang serta dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki serta dengan tetap memperhatikan motto Kabupaten Magelang yaitu “Gemah Ripah Iman Cemerlang” dan Visi Pembangunan Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 maka Visi Misi Sanitsi Kabupaten Magelang Tahun 20162020 adalah “TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN MAGELANG YANG SEHAT MELALUI PEMBANGUNAN SANITASI YANG BENAR DAN BERKELANJUTAN” Sedangkan untuk misi sanitasi Kabupaten Magelang atau yang lebih luas disebut sektor air minum dan penyehatan lingkungan merujuk pada misi ke 3 dan ke 4 dari misi Kabupaten dalam RPJMD 2014-2019, misi itu adalah “Meningkatkan Pembangunan Prasarana Dan Sarana Daerah” dan “Memanfaatkan Dan Mengelola Sumber Daya Alam Berbasis Kelestarian Lingkungan Hidup”, tentu saja misi tersebut akan bersinergi dengan misi-misi yang lain secara luas sebagai dasar pengembangan sanitasi ke depan. Arah dari misi sanitasi tersebut adalah membawa masyarakat Kabupaten Magelang menjadi sehat secara luas dan secara khusus pengembangan sanitasinya memenuhi standar minimal pelayanan yang disyaratkan dan berlangsung secara terus menerus tetapi bertahap. Tabel 3.1. VISI KABUPATEN RPJMD
Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Magelang
MISI KABUPATEN RPJMD
Mewujudkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kehidupan beragama.
“TERWUJUDNYA KABUPATEN MAGELANG YANG LEBIH SEMANAH (SEJAHTERA, MAJU DAN AMANAH)”
Membangun perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang berdaya saing
Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana daerah. Memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam berbasis kelestarian lingkungan hidup.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
VISI SANITASI KABUPATEN
MISI SANITASI KABUPATEN Misi Air Limbah Domestik Meningkatkan Pelayanan Pengelolaan Air Limbah rumah tangga baik individual maupun Komunal
TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN MAGELANG YANG SEHAT MELALUI PEMBANGUNAN SANITASI YANG BENAR DAN BERKELANJUTAN
Misi Persampahan Mewujudkan pengelolaan Sampah Mandiri Meningkatkan Cakupan Pelayanan persampahan dengan penyediaan sarpas Misi Drainase Mewujudkan drainase yang lancer dengan meningkatkan partisipasi masyarakat Misi PHBS Membudayakan Perilaku membuangSampah yang benar Membudayakan BAB di Jamban Membudayakan Cuci Tangan
III-2
VISI KABUPATEN RPJMD
VISI SANITASI KABUPATEN
MISI KABUPATEN RPJMD
MISI SANITASI KABUPATEN Pakai Sabun Misi Air Minum Meningkatkan Cakupan pelayanan air minum bagi masyarakat Menjaga keberlangsungan ketersediaan air
Menciptakan sistem pemerintahan yang baik dan demokratis Menciptakan masyarakat yang aman dan tenteram
Sumber: SSK 2013-2017
3.2.
Pentahapan pengembangan sanitasi Pengembangan sanitasi merupakan penggolongan penanganan sub sektor sanitasi berdasar kondisi yang ada sesuai sub sektornya dengan memperhitungkan instrumen yang mempengaruhi kondisi tersebut sehingga didapatlah peta zona sanitasi
sesuai
sub
sektornya
masing-masing.
Zona
pengembangan
ini
diperhitungkan untuk jangka waktu 5 tahun ke depan. Zona masing-masing sub sektor dipengaruhi oleh kondisi aktual yang saat ini berlaku di masing-msing wilayah dan tingkat pengaruh yang menjadi instrumen kadarnya berbeda-beda.
Adapun peta prioritas penanganan dan peta zona yang
didapat dari perhitungan instrumen tersebut adalah sebagai berikut
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-3
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Gambar 3.1. Peta Prioritas Tahapan Pengembangan Air Limbah
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-4
Gambar 3.2. Peta Prioritas Tahapan Pengembangan Persampahan
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Gambar 3.3. Peta Prioritas Tahapan Pengembangan Drainase
3.2.1.
Tahapan Pengembangan Sanitasi Pengembangan sanitasi merupakan penggolongan penanganan sub sektor sanitasi berdasar kondisi yang ada sesuai sub sektornya dengan memperhitungkan instrumen yang mempengaruhi kondisi tersebut sehingga didapatlah peta zona sanitasi
sesuai
sub
sektornya
masing-masing.
Zona
pengembangan
ini
diperhitungkan untuk jangka waktu 5 tahun ke depan. Zona masing-masing sub sektor dipengaruhi oleh kondisi aktual yang saat ini berlaku di masing-msing wilayah dan tingkat pengaruh yang menjadi instrumen kadarnya berbeda-beda. Adapun peta zona yang didapat dari perhitungan instrumen tersebut dapat dilihat sebagai berikut
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-5
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Gambar 3.4. Peta Zona Dan Sistem Air Limbah
Pengembangan air limbah domestik ditentukan oleh instrumen yang berisi kondisi banjir, wilayah komersial (CBD) sekarang dan masa mendatang, tingkat resiko kesehatan, tinggi muka air tanah, jumlah penduduk, luas area terbangun. Situasi pengembangan air limbah domestik jangka menengah di atas tidak dapat membentuk zona yang mengumpul menjadi satu, tetapi zona pengembangan tersebut menyebar dengan tidak teratur. Hal ini disebabkan terutama karena aktifitas komersial pasar yang menyebar di setiap kecamatan. Tahapan pengembangan air limbah di Kabupaten Magelang terbagi dalam 4 zona penanganan yang diperhitungkan dari prosentase jumlah penduduk dalam jangka menengah yaitu 5 tahun, zona tersebut adalah
On Site
42,20 %
Sitem Komunal
50,27 %
Off Site Kepadatan Sedang
7,26 %
Off Site Terpusat
0,27 %
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-6
Peta tahapan diatas merupakan gambaran kondisi yang ideal, untuk mencapai kondisi tersebut dibuatlah rencana tahapan pengembangan air limbah domestik ke depan yang akan dijabarkan dalam program kerja SKPD terkait. Tabel 3.2.
Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Magelang Cakupan
No
layanan
Sistem
eksisting* (%)
(a) A B
(b)
(c)
Buang Air Besar Sembarangan (BABS)**
Target cakupan layanan* (%) Jangka
Jangka
Jangka
pendek
menengah
panjang
(d)
(e)
(f)
21.04%
16.83%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
98.42%
96.02%
Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (Onsite)
1
Cubluk dan sejenisnya***.
8.33%
6.66%
2
Tangki septik
69.85%
75.56%
C
Sistem Komunal
1
MCK/MCK++
0.40%
0.48%
0.80%
2.00%
2
IPAL komunal
0.38%
0.46%
0.78%
1.98%
3
Tangki septik komunal
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
100.00%
100.00%
D
Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off-site) Subtotal
100.00%
100.00%
Sumber: Analisa, 2015
Tahapan pengembangan limbah domestik diatas diambil berdasarkan perkiraan yang realistis, terukur dan bisa dicapai secara nalar. Dalam 5 tahun ke depan sub sektor limbah menitikberatkan capaian pada kepemilikan jamban keluarga sistem on-site yang nilainya sekitar 98.42 % dari jumlah keluarga yang ada. Meski demikian sistem yang lain tetap diharapkan menyumbang pada perkembangan sub sektor ini. Pada sistem komunal diharapkan dapat dicapai dari program-program seperti SLBM, USRI untuk skala kewilayahan, sedangkan sistem off site pada skala kota akan mulai dirintis pada wilayah yang padat penduduknya dan aktifitas ekonominya tinggi. Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-7
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Gambar 3.5. Peta Zona Dan Sitsem Persampahan
Pengembangan sektor sampah ditentukan oleh instrumen yang berisi kondisi wilayah komersial (CBD), jumlah penduduk, luas wilayah yang terbangun. Situasi pengembangan sektor sampah jangka menengah di atas tidak dapat membentuk zona yang mengumpul menjadi satu, tetapi zona pengembangan tersebut menyebar dengan tidak teratur. Hal ini disebabkan terutama karena aktifitas komersial pasar yang menyebar di setiap kecamatan Tahapan pengembangan persampahan di Kabupaten Magelang terbagi dalam 4 zona penanganan yang diperhitungkan dari prosentase jumlah penduduk dalam jangka menengah yaitu 5 tahun, zona tersebut adalah
25-100 pp; Urban/rural
70,70 %
> 100 orang/ha; bukan-urban
20,07 %
area kepadatan rendah
0,54 %
CBD
8,06 %
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-8
Peta tahapan diatas merupakan gambaran kondisi yang ideal, untuk mencapai kondisi tersebut dibuatlah rencana tahapan pengembangan persampahan ke depan yang akan dijabarkan dalam program kerja SKPD terkait. Tabel 3.3.
Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Magelang Cakupan
No
(a) A 1 2
layanan
Sistem
Cakupan layanan (%)
eksisting(1)
Jangka
Jangka
Jangka
(%)
pendek
menengah
panjang
(c)
(d)
(e)
(f)
9.31%
10.64%
17.29%
100.00%
88.78%
85.54%
69.33%
0.00%
1.91%
3.82%
13.38%
100.00%
100.00%
100.00%
(b) Prosentase sampah yang terangkut Penanganan langsung (direct)(2) Penanganan tidak langsung (indirect)(3) Dikelola mandiri oleh
B
masyarakat atau belum terlayani(5)
C
3R
100.00%
Sumber: Analisa, 2015
Tahapan pengembangan persampahan diatas diambil berdasarkan perkiraan yang realistis, terukur dan bisa dicapai secara nalar. Dalam 5 tahun ke depan sub sektor sampah akan meningkatkan capaian melalui sistem yang selama ini telah berjalan secara wajar baik secara langsung maupun tak langsung yaitu kawasan komersial, perumahan dan taman serta jalan. Ketiga
sistem
kawasan
ini
akan
ditangani
secara
berimbang
dan
komprehensif melalui peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah sehingga secara total diperkirakan meningkat sampai akhir tahun perencanaan menjadi 17,29 %.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-9
Sumber: Instrumen Profil, 2015
Gambar 3.6. Peta Zona Dan Sistem Drainase Pengembangan sektor drainase ditentukan oleh instrumen yang berisi rob, genangan, wilayah komersial (CBD), tingkat resiko kesehatan, jumlah penduduk dan luas wilayah terbangun. Situasi pengembangan drainase jangka menengah di atas tidak dapat membentuk zona yang mengumpul menjadi satu, tetapi zona pengembangan tersebut menyebar dengan tidak teratur. Hal ini disebabkan terutama karena aktifitas komersial pasar yang menyebar di setiap kecamatan. Secara umum hampei di semua lokasi tidak ada genangan, namun demikian terdapat beberapa lokasi yang membutuhkan prioritas penanganan drainase mengingat drainase yang ada belum cukup mengimbangai aktivitas penduduk yang padat dan diutamakan pada daerah urban dan berpotensi semakin berkembang. Mengingat Kabupaten Magelang hamper diseluruhnya bukan merupakan daerah
genangan,
maka
tahapan
pengmbangannya
lebih
diarahkan
pada
pengelolaan drainase yang sudah ada termasuk membuat drainase sesuai dnegan target yang diharapkan.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-10
Peta tahapan diatas merupakan gambaran kondisi yang ideal, untuk mencapai kondisi tersebut dibuatlah rencana tahapan pengembangan drainase ke depan yang akan dijabarkan dalam program kerja SKPD terkait. Selama ini sistem pembuangan air hujan dan grey water di Kabupaten Magelang berjalan dengan sistem grafitasi, belum pernah ada penggunaan pompa untuk pengelolaannya. Pelayanan drainase memang masih minim mengingat sebagian besar wilayah adalah daerah pedesaan, dan rata-rata pedesaan berada pada wilayah pegunungan yang airnya mengalir dengan sendirinya. Titik berat pelayanan drainase selama ini lebih di daerah perkotaan dan wilayah permukiman yang dibangun oleh developer, untuk 5 tahun ke depan pengelolaan drainase di wilayah perkotaan dan di pedesaan akan ditingkatkan secara proporsional, wajar, realistis, terukur. 3.2.2.
Tujuan Dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Rumusan tujuan yang dibuat merupakan dasar dalam menyusun pilihan pilihan strategi pembangunan serta kriteria untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Adapun tujuan dalam pencapaian Visi Misi sanitasi Kabupaten Magelang tidak lepas dari tujuan visi misi RPJMD Kabupaten Magelang 2014-2019 yaitu pada tujuan ke tiga dan ke empat yaitu “Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pembangunan daerah” dan “Terwujudnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang maksimal dengan berbasis kelestarian lingkungan”. Diharapkan
dengan
tujuan
tersebut
dapat
menopang
dan
mengimplementasikan terwujudnya masyarakat Kabupaten Magelang yang sehat melalui pembangunan sanitasi yang benar dan berkelanjutan. Secara lebih rinci adapun sasaran untuk mencapai tujuan tersebut adalah 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pembangunan daerah. a. Aksesiblitas antar daerah meningkat dengan dukungan infrastruktur wilayah yang baik serta berkembangnya aktivitas produksi dan mampu membuka isolasi daerah serta membentuk kawasan-kawasan pertumbuhan baru. Dengan indikator:
% panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik
% Luas Irigasi kabupaten Baik
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-11
% Rumah Tangga Per Sanitasi
b. Terpenuhinya kebutuhan perumahan yang layak dan lingkungan sehat. Berkurangnya permukiman kumuh. Dan Tersedianya sarana air bersih yang mendukung kualitas hidup masyarakat. Dengan indikator:
% Luasan Lingkungan Permukiman Kumuh
Rasio rumah layak huni
% rumah tangga yang menggunakan air bersih
2. Terwujudnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang maksimal dengan berbasis kelestarian lingkungan a. Terciptanya pengelolaan lingkungan hidup yang lestari serta meningkatnya pengelolaan sumber daya alam yang berorientasi pada kesinambungan sumber daya. Dengan indikator:
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
Persentase penanganan sampah
Pengendalian potensi sumber pencemaran air
Pengelolaan limbah B3 yang diawasi
b. Terciptanya pengelolaan kawasan hutan yang dapat mengurangi resiko bencana. Dengan indikator:
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
Kerusakan Kawasan Hutan Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dan sasaran sanitasi Kabupaten
Magelang dapat dirinci sebagai berikut, berdasarkan penyesuaian RPJMD dan kajian bersama Pokja AMPL yang tertuang dalam kerangka pembangunan sanitasi sebagai berikut: Tabel 3.4.
Tujuan Dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Kabupaten Magelang Tujuan & Sasaran
Subsektor
Air Limbah
Tujuan
Sasaran
Target
Indikator
Data Dasar
Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standart baku mutu
Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban keluarga dari 69,85 % menjadi 98,42 % pada tahun 2020
Daerah permukiman padat penduduk
Terbangunnya sarana dan prasarana air limbah domestik keluarga 2020
Kepemilikan jamban keluarga 69,85 %
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-12
Tujuan & Sasaran Subsektor
Tujuan
Sasaran
Indikator
Data Dasar
Daerah permukiman padat penduduk
Terbangunnya sarana dan prasarana air limbah domestik komunal 2020
Belum memiliki IPAL dan IPLT skala kota (cakupan masih 0,4% untuk MCK dan 0,38% untuk komunal)
Ibu kota kecamatan
terangkutnya timbunan sampah di 10 ibukota kecamaan
Pengelolaan sampah permukiman baru di 7 ibukota kecamatan
Meningkatnya layanan persampahan di hilir dengan mengganti TPA open dumping yang telah penuh dengan TPA regional yang controll landfill tahun 2020
1 unit di Kecamatan Tempuran
Beralihya pemrosesan akhir sampah dari TPA open dumping ke TPA regional yang control landfill
Terdapat 2 TPA open dumping yang kapasitasnya telah penuh
Tersedianya sarana drainase perkotaan dari cakupan 12 % menjadi 15,5 % tahun 2020
Permukiman padat penduduk terutama perkotaan
Terbangunnya drainase permukiman
Cakupan drainase permukiman baru 12 % untuk perkotaan
Seluruh kecamatan
Tersedianya data base/sisitem informasi drainase
Masterplan drainase baru di 8 Kecamatan
Meningkatnya cakupan pengolahan limbah domestic dengan system komunal (MCK dan Komunal) dari 0,4% menjadi 0,8% pada tahun 2020 Persampahan
Drainase
Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana persampahan yang sesuai dengan mutu dan standrat yang berlaku
Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana drainase yang sesuai dengan mutu dan standrat yang berlaku
Tercapainya pelayanan dan pengelolaan sampah perkotaan dari 7 kecamatan menjadi 10 kecamatan tahun 2020
Tersusunnya rencana induk drainase dari 8 kecamatan menjadi 21 kecamatan tahun 2020 Sumber: Review BPS SSK 2013-2017, diolah
3.2.3.
Target
Skenario Pencapaian Sasaran Dalam rangka peningkatan akses sanitasi selama jangka menengah di Kabupaten Magelang maka dperlukan scenario pencaiapain sasaran yang dirinci
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-13
selama 5 tahun yang mencakup sektor air limbah, persampahan dan draiase yaitu sebagai berikut: Tabel 3.5.
Skenario Pencapaian Sasaran Sanitasi Kabupaten Magelang Komponen
Tahun 2015
2016
2017
2018
2019
2020
Air Limbah Domestik
9,94
27.952
45.964
63.976
81.988
100
Persampahan
11,22
27.696
46.732
64.488
82.244
100
Drainase Perkotaan
12,00
20.096
40.072
60.048
80.024
100
Sumber: Analisis, 2015
Berdasarkan hal diatas, dapat diuraikan bahwa pencapaian sasaran sampai akhir tahun perencanaan diharapkan dapat mencapai 100% yang dirinci dalam setiap tahunnya yang sesuai dengan target pencapaian sanitasi di Kabupaten Magelang dalam pemenuhan target 100-0-100. 3.3.
Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah Realisasi penggunaan APBD selama ini tidak menunjukkan grafik yang linear, hal ini sangat wajar mengingat kondisi ekonomi yang belum stabil berpengaruh kuat pada sektor moneter. Begitu pula untuk sektor sanitasi yang
selama 5 tahun
terakhir ini realisasi anggarannya juga naik turun dan tidak stabil. Belanja sektor sanitasi selama ini sangat kecil dan belum menjadi kebutuhan mendesak sehingga nilainya belum sampai 1 %. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-14
Tabel 3.6.
Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Magelang Untuk Sanitasi
No
Belanja Sanitasi (Rp.)
Uraian 2010
1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 +1.4)
2011
2012
2013
Rata-rata Pertumbuhan 2014
2015
5,383,644,000
6,312,825,000
10,348,864,200
10,857,356,300
18,347,997,000
22,125,824,525
0.23260
1.1 Air Limbah Domestik
2,782,146,000
3,877,151,000
4,769,726,200
4,357,686,000
6,887,794,000
2,135,119,500
(0.29672)
1.2 Sampah rumah tangga
1,742,587,000
2,002,253,000
1,847,377,000
3,361,140,300
3,068,660,000
6,977,285,025
0.19222
1.3 Drainase Perkotaan
234,600,000
249,416,000
3,681,761,000
2,325,000,000
746,200,000
10,340,000,000
(0.15597)
1.4 Perumahan
624,311,000
184,005,000
50,000,000
813,530,000
7,645,343,000
2,673,420,000
(1.02013)
1,972,243,000
4,386,751,000
4,409,271,200
4,012,621,000
4,844,795,000
-
0.15711
1,195,143,000
3,559,051,000
3,694,451,200
3,216,261,000
3,980,775,000
-
0.18605
777,100,000
827,700,000
714,820,000
796,360,000
864,020,000
-
0.02098
0
-
107,500,000
-
2,229,562,000
3,276,310,000
0.77316
3,411,401,000
1,926,074,000
5,832,093,000
6,844,735,300
11,273,640,000
18,849,514,525
0.16826
302,563,023,058
386,783,850,616
486,385,276,962
604,548,287,608
732,783,635,243
634,077,122,047
0.12746
0.0113
0.0050
0.0120
0.0113
0.0154
0.0297
0.01411
APBD 2010-2015 2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 2.1 DAK Sanitasi 2.2 DAK Lingkungan Hidup (DPKAD) 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman APBD 2010-2015 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi APBD 2010-2015 (APBN+ Bangub) Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung
% APBD murni terhadap Belanja Langsung
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut)
0.01411
Sumber: APBD 2010-2015, diolah
Berdasarkan tabel perhitungan diatas, hasil tinjauan realisasi selama 5 tahun terakhir pendanaan sanitasi mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen Pemerintah kabupaten Magelang dalam penanganan sanitasi cukup tinggi. Namun demikian jika dibandingkan antara porsi APBD murni untuk sanitasi terhadap belanja langsung, porsi sanitasi masih sangat kecil yang kurang dari 1% yaitu dengan pertumbuhan rata rata 0,16% dan rata rata porsi setiap tahunnya 0,014%. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan sanitasi di Kabupaten Magelang belum merupakan masalah yang mendesak dibandingkan dengan permasalahan lainnya. Tabel 3.7. No
Uraian
Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan 2015
Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) 2018
2017
700,108,162,399
718,223,000,051
849,223,452,512
944,797,195,966
945,860,494,495
4,158,212,305,423
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
9,880,817,215
10,136,476,854
11,985,321,926
13,334,180,203
13,349,186,824
58,685,983,022
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
9,880,817,215
10,136,476,854
11,985,321,926
13,334,180,203
13,349,186,824
58,685,983,022
1 Perkiraan Belanja Langsung
2019
2020
Total Pendanaan
2016
Proyeksi RPJMD 2014-2019
Sumber: APBD 2010-2015, diolah
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-15
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perkiraan belanja langsung mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan kegiatan sanitasi di Kabupaten Magelang mengalami peningkatan. Berdasarkan rata rata porsi pendanaan sanitasi, maka sampai akhir tahun perencanaan Tahun 2020 mencapai 58,6 M dengan rata rata pendanaan untuk setiap tahunnya 9-13 M. Tabel 3.8.
Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi
No
Uraian
2010
1 Belanja Sanitasi
2011
Belanja Sanitasi (Rp.) 2013
2012
2014
Proporsi Terhadap Belanja Langsung
2015
1,580,370,000
1,701,309,000
1,945,255,000
3,209,678,000
3,581,162,025
0.00421
-
-
-
297,378,000
-
1,185,587,000
1,430,608,000
1,451,309,000
1,820,255,000
2,166,100,000
2,831,162,025
0.00351
154,600,000
149,762,000
250,000,000
125,000,000
746,200,000
750,000,000
0.00064
1.1 Air Limbah Domestik 1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan 1.2 Sampah rumah tangga 1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan 1.3 Drainase Perkotaan 1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan
Sumber: APBD 2010-2015, diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pendanaan sanitasi untuk operasional lebih difokuskan pada pengelolaan sampah dan drainase, mengingat permasalahan sampah menjadi hal yang urgen di Kabupaten Magelang dan drainase jalas membutuhkan pemeliharaan dan perawatan yang rutin. Sedangkan untuk sub sector air limbah operasional dan pemeliharaanya diserahkan kepada masyarakat secara swadaya, mengingat program kegiatan yang dicanangkan untuk air limbah barbasis masyarakat. Dari total realisasi operasional mengalami peningkatan di setiap tahunnya dengan porsi rata rata setiap tahunnya 0.0042% untuk kedua sub sektor.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-16
Tabel 3.9. Tabel 3.10. Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020 No
Uraian
2015
1 Belanja Sanitasi
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) 2018
2019
Total Pendanaan
2016
2017
2020
2,899,972,457.00
2,975,007,334.57
3,517,634,494.76
3,913,517,928.94
3,917,922,300.46
0
0
0
0
0
2,454,230,153
2,517,731,742
2,976,954,014
3,311,987,906
3,315,715,301
14,576,619,117
445,742,304
457,275,592
540,680,481
601,530,022
602,206,999
2,647,435,399
17,224,054,516
1.1 Air Limbah Domestik 1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan
-
1.2 Sampah rumah tangga 1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan 1.3 Drainase Perkotaan 1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan Porsi terhadap Belanja Langsung Proyeksi RPJMD 2014-2019
Sumber: APBD 2010-2015, diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perkiraan pendanaan sanitasi untuk operasional lebih difokuskan pada pengelolaan sampah dan drainase, mengingat permasalahan sampah menjadi hal yang urgen di Kabupaten Magelang dan drainase jalas membutuhkan pemeliharaan dan perawatan yang rutin.. Dengan rata rata porsi setiap tahunnya, maka sampai akhir tahun perencanaan kebutuhan operasional mencapai 17 M, dengan rata rata pendanaan setiap tahunnya 2-3 M. Sedangkan untuk sub sector air limbah operasional dan pemeliharaanya diserahkan masih menggunakan pola yang sudah ada yaitu diserahkan kepada masyarakat secara swadaya melalui program yang sudah ada sebelumnya. Tabel 3.11. Tabel 3.12. Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten/Kota dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK No
Uraian
2015
2016
2017
Pendanaan (Rp.) 2018
2019
Total Pendanaan
2020
Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan
2,899,972,457
2,975,007,335
3,517,634,495
3,913,517,929
3,917,922,300
17,224,054,516
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
9,880,817,215
10,136,476,854
11,985,321,926
13,334,180,203
13,349,186,824
58,685,983,022
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
9,880,817,215
10,136,476,854
11,985,321,926
13,334,180,203
13,349,186,824
58,685,983,022
Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (21)
6,980,844,758
7,161,469,519
8,467,687,431
9,420,662,274
9,431,264,524
41,461,928,506
5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
6,980,844,758
7,161,469,519
8,467,687,431
9,420,662,274
9,431,264,524
41,461,928,506
1
4
Sumber: APBD 2010-2015, diolah
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-17
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sampai akhir tahun perencanaan perkiraan APBD murni untuk kegiatan sanitasi mencapai 58 M dengan rincian untuk kegiatan operasional mencapai 17 M, sedangkan untuk komitmen pendanaan SSK sampai akhir perencanan sebesar 41 M. Perkiraan ini tidak hanya mencakup kegiatan ketiga sub sektor melainkan juga meliputi sub sektor perumahan, PHBS, Air Bersih, dan Kesehatan. Sedangkan operasional lebih difokuskan pada pemeliharaan sub sektor persampahan dan drinase. Anggaran ini diharapkan mampu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Magelang secara umum sehingga misi masing-masing sub sektor sanitasi dapat terwujud dengan benar dan berkelanjutan.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Magelang
III-18