SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Dalam Penetapan Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Pelalawan mengacu kepada Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor : 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Riau Tahun 2014 - 2019. Adapun Visi Pembangunan Propinsi Riau adalah Terwujudnya Provinsi Riau yang Maju, Masyarakat Sejahtera Dan Berdaya Saing Tinggi, Menurunnya Kemiskinan, Tersedianya Lapangan Kerja Serta Pemantapan Aparatur. Mengacu kepada Visi Propinsi Riau dan bertolak kepada Kondisi Empirik maka ditetapkan Visi Kabupaten Pelalawan Tahun 2011 - 2016 adalah : “PEMBAHARUAN MENUJU KEMANDIRIAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT KABUPATEN PELALAWAN ” Untuk mendukung Visi Pembangunan Kabupaten Pelalawan tersebut, maka ditetapkan Visi Sanitasi Kabupaten Pelalawan sebagai berikut: “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Pelalawan yang berprilaku hidup bersih dan sehat melalui pembangunan sanitasi yang mandiri pada tahun 2019" Hasil rumusan Visi Misi Sanitasi Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN
II - 1
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Pelalawan Visi Kabupaten Pelalawan "Pembaharuan
Misi Kabupaten Pelalawan
Visi Sanitasi Kabupaten Pelalawan
Pemerintah
daya manusia yang unggul,
Pelalawan yang berprilaku hidup bersih dan
dan Masyarakat Kabupaten
beriman,
sehat melalui pembangunan sanitasi yang
peningkatan
Pelalawan ”
berbudaya melayu;
mandiri pada tahun 2019"
pelayanan pengelolaan air limbah dengan sistem
2. Meningkatkan kesehatan
dan
Kabupaten
Misi Air Limbah Domestik
1. Meningkatkan kualitas sumber
bertaqwa
masyarakat
A.
Menuju
Kemandirian
"Terwujudnya
Misi Sanitasi Kabupaten Pelalawan
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melaluli
yang efektif, efisien dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya air dan
3. Meningkatkan kinerja birokrasi
lingkungan
dan otonomi desa;
3. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha
pembangunan
agar lebih berperan aktif dalam penyelenggaraan
infrastruktur daerah; 5. Meningkatkan
terhadap
2. Mengembangkan sistem pengelolaan Air Limbah
dan
kualitas lingkungan;
4. Meningkatkan
masyarakat
setempat (0n-site)
kualitas
masyarakat
akses
sistem pengelolaan air limbah permukiman
kemandirian
ekonomi, mendorong investasi,
4. Optimalisasi potensi berbagai sumber pendanaan
pengembangan pariwisata dan
dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan Air
usaha strategis daerah yang
Limbah . 5. Menyiapkan
berwawasan lingkungan. 6. Meningkatkan
peraturan
perundangan
dalam
penyelenggaraan sistem pengelolaan Air Limbah
ketentraman
dan ketertiban masyarakat; 7. Menguatkan
sistem
B.
inovasi
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
untuk mendukung percepatan
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN
Misi Persampahan
II - 2
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
kemandirian
ekonomi
dan
peningkatan
daya
saing
pemilahan dan pengolahan sampah. 2. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka
daerah.
pengelolaan persampahan yang berkelanjutan 3. Meningkatkan
Prasana
dan
sarana
serta
manajemen pengelolaan persampahan 4. Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia usaha/swasta 5. Optimalisasi potensi berbagai sumber pendanaan 6. Menyiapkan
peraturan
penyelenggaraan
perundangan
sistem
dalam
pengelolaan
Persampahaan C. Misi Drainase 1. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana drainase dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat 2. Meningkatkankemampuan pembiayaan daerah menuju ke arah kemandirian 3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase serta mendorong parsipatif masyarakat.
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN
II - 3
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
4. Menyiapkan
peraturan
perundangan
dalam
penyelenggaraan sistem pengelolaan Draenase D. Misi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat baik individu , keluarga dan kelompok / organisasi. 2. Membina pemerintah
kemitraan dan
antara
swasta
masyarakat,
untuk
terciptanya
perubahan perilkau masyarakat ke arah yang diharapkan dalam mempercepat pembangunan kesehatan. 3. Mendorong
diberlakukannya
peraturan
kebijakan
perundangan-undangan
dan yang
berwawasan kesehatan 4. Mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan
masyarakat
dalam
program
kesehatan 5. Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan
pada
khususnya
kesehatan pada umumnya
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN
II - 4
dan
bidang
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
2.2. Tahapan Pengembangan Sanitasi Tahapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun dengan melakukan analisis terhadap kondisi wilayah saat ini serta arah pengembangan kota secara menyeluruh sebagaimana tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan seperti RPJPD, RPJMD, dan RPIJMD serta dokumen RTRW Kabupaten Pelalawan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi antara lain adalah : a. Arah pengembangan kota yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kabupaten Pelalawan dalam Jangka Pendek sampai dengan jangka panjang b. Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap kawasan berdasarkan luas terbangun c. Kawasan beresiko sanitasi d. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah) Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penentuan prioritas tersebut adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan(Center of Business Development/ komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Analisis yang dilakukan menghasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah yang akan menjadi bahan untuk perencanaan pengembangan sistem. Penetapan Sistem dan Zona Sanitasi dilakukan untuk mengidentifikasi sistem sanitasi yang paling sesuai untuk suatu wilayah dan membantu perumusan program dan kegiatan yang paling sesuai dengan kondisi wilayah berdasarkan sistem yang diusulkan. Sistem sanitasi adalah suatu proses multi-langkah, di mana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir. Setiap tahap ini disebut kelompok fungsional karena memiliki teknologi sendiri-sendiri dengan pengelolaan spesifik. Sistem sanitasi berdasarkan pentahapan implementasi jangka pendek (1-2 tahun), jangka Menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun). Zona sanitasi menunjukkan dimana “sistem” tersebut akan diterapkan. Dalam menetapkan sistem sanitasi faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah : (i)
faktor pengelolaan (peraturan, pengelolaan kelembagaan, pengaturan operasional dan pemeliharaan, kepemilikan aset)
(ii)
faktor fisik wilayah (kepadatan penduduk, pemanfaatan lahan, dan topografi)
(iii) faktor keuangan dan pendanaan (kapasitas fiskal, dukungan, dan mekanisme pendanaan)
Pilihan Sistem yang dapat digunakan umumnya adalah :
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN
II - 5
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
a) Sub sektor air limbah domestik : Sistem setempat (Sistem on-site), dimana air limbah langsung diolah di tempat; dan sistem terpusat (sistem off-site) dengan mengalirkan air limbah domestik melaui perpipaaan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). b) Sub sektor persampahan: sistem pengolahan tidak langsung (melaui tempat penampungan sementara/TPS; sistem pengangkutan langsung; dan sistem penanganan sampah di sumbernya. c) Sub sektor drainase: sistem gravitasi dan sistem pemompaan. 2.2.1
Tahap Pengembangan Air Limbah Domestik
Dalam menentukan wilayah pengembangan air limbah domestik yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat desa/kelurahan, maka disusun prioritas pengembangan sistem air limbah domestik. Penentuan zona wilayah dan sistem sanitasi air limbah berdasarkan 5 (lima) kriteria, yaitu : Kepadatan penduduk, tata guna lahan (Perdagangan, jasa maupun permukiman) saat ini dan yang akan datang berdasarkan RTRW, kondisi ekstrim yg didefinisikan sebagai genangan yg diakibatkan oleh pengaruh pasang surut air laut, tingkat resiko kesehatan dan kondisi tanah Berdasarkan analisis penentuan zona dan sistem sanitasi air limbah di Kabupaten Pelalawan sistem sanitasi sub-sektor air limbah domestik dapat dilihat pada peta 2.1 di bawah ini. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kota dalam merencanakan pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah Kabupaten Pelalawan, yang ujungnya adalah pengelolaan air limbah terpusat (off site system). Pengembangan sub sektor air limbah berdasarkan zona, yaitu: 1. Zona I, Merupakan sistem penanganan on - site dengan skala rumah tangga (household based) dengan penyediaan tangki septik individual yang sesuai dengan SNI. Tahapan penanganannya dengan kegiatan utama untuk perubahan perilaku dan pemicuan. Zona ini mencakup di 107 Kelurahan/Desa di Kabupaten Pelalawan. Kelurahan atau Desa tersebut adalah segati, Sotol, Tambak, Langkan, Pangkalan Godai, Penarikan, Langgam, Padang Luas, Rantau Baru, Kuala Tarusan, Mekar Jaya, Makmur, Pkl. Kerinci Barat, Pkl. Kerinci Timur, Simpang Beringin, Seikijang, Talau, Kesuma, Betung, Sorek Satu, Sorek dua, Dundangan, Surya indah, Beringin Indah, Sialang Indah, Terantang Manuk, Palsa, Harapan Jaya, Meranti, Kemang, Batang Kulim, Sido Mukti, Silikuan Hulu, Lbk. Kembang Sari, Lbk kembang Bunga, Air Hitam, Kampung Baru, Ukui Satu, Ukui Dua, Bukit Gajah, Bukit Jaya, Air Emas, Trimulya Jaya, Bagan Limau, Ganduang, Rawang Sari, Sari Makmur, Mulia Subur, Mayang Sari, Sari Mulia, Dusun Tua, Pangkalan Lesung, Tanjung Kuyo, Pasaguan, Merbau, Petani, Pangkalan Bunut, Lubuk Mas, Balam Merah, Bagan Leguh, Sungai Buluh, Lbk. Mandian Gajah, Keriung, Sialang Kayu Batu, Sungai Ara, Ransang, Kuala Tolam, Pelalawan, Telayap, Batang Nilo Kecil, Sering, Delik, Lalang Kabung, Kuala Samundan, Lubuk
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN
II - 6
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
Keranji, Tambun, Terbangiang, Lubuk Terap, Angkasa, Sialang Godang, Lubuk Raja, Sialang Bungkuk, Keranji Timur, Air Terjun, Swerapung, Teluk, Teluk Dalam, Sokoi, Tanjung Sum, Sungai solok, Sungai Upih, Teluk Beringin, Emas, Teluk Bakau, Bkt. Lembah Subur, Panjang-Panjang, Kerumutanm, Beringin Makmur, Pematang Tinggi, Pangkalan Tampoi, Pangkalan Panduk, Tanjung Air Hitam, Mak Teduh, Lipai Bulan, Kuala Panduk, Petodan, Teluk Meranti, Pulau Muda, Pangkalan Terap, Teluk Binjai, Gfambut Mutiara, Labuhan Bilik, Segamai. Dilihat dari hasil olahan data kelurahan/Desa yang termasuk kategori Zona I dan Harus di tangani dalam jangka pendek sebesar 68 kelurahan atau desa tersebut adalah sebagai berikut :Langgam, Padang Luas, Rantau Baru, Kuala Tarusan, Pangkalan Kerinci Barat, Pangkalan Kerinci Timur, Simpang Beringin, Seikijang, Lubuk Ogung, Muda Setia, Kiyap Jaya, Tanjung Beringin, Talau, Kesuma, Kemang, Silikuan Hulu, Lubuk Kembang Sari, Ukui Dua, Bukit Gajah, Bukit Jaya, Air Emas, Bagan Limau, Genduang, Rawang Sari, Sari Makmur, Mulia Subur, Mayang Sari, Sari Mulia, Merbau, Petani, Pangkalan Bunut, Balam Merah, Bagan Laguh, Lubuk Mandian Gajah, Sialang Kayu Batu, Ransang, Telayap, Sering, Delik, Lalang Kabung, Kuala Samundan, Tambun, Terbangiang, Lubuk Terap, Angkasa, Sialang Godang, Teluk Dalam, Sokoi, Tanjung Sum, Sungai Upih, Teluk Beringin, Emas, Teluk Bakau, Bukit Lembah subur, Panjang-Panjang, Kerumutan, Beringin Makmur, Pematang Tinggi, Tanjung Air Hitam, Kuala Panduk, Petodan, Teluk Merantiu, Pulau Muda, Pangkalan Terap, Teluk Binjai,Gambut Mutiara, Labuhan Bilik, Segamai. 2. Zona II, Merupakan sistem penanganan Sitem Komunal (tidak berbasis rumah tangga). Zona ini mencakup di 1 Kelurahan di Kabupaten Pelalawan, dalam peta zona ini ditandai dengan warna biru. Kelurahan/Desa tersebut adalah Pkl. Kerinci . dilihat dari hasil olahan data Kelurahan atau Desa yang perlu penanganan jangka pendek adalah Kelurahan atau Desa Pangkalan Kerinci.
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN
II - 7
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
Peta 2.1: Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik – Sistem Onsite
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN
II - 8
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
Informasi detai tahapan pengembangan air limbah domestik di tampilkan pada tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2 : Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Pelalawan Target Cakupan Layanan (%)
Cakupan No
Sistem
(a)
(b)
A
Buang Air Besar
Layanan
Jangka
Jangka
Jangka
Eksisting (%)
Pendek
Menengah
Panjang
(c)
(d)
(e)
(f)
24,4 %
16 %
0%
0%
Sembarangan (BABS) B
Sistem On-Site (Setempat)
1
Cubluk dan sejenisnya
21,9 %
17 %
10 %
0
2
Individual( tangki septik)
52,4 %
62 %
80 %
80 %
C
Sistem Komunal
1
MCK/MCK ++
1,3
3%
5%
10 %
2
IPAL komunal
-
1%
2%
3%
3
Tangki Septik Komunal
-
1%
3%
7%
D
Sistem Off-Site
-
100 %
100 %
100 %
(terpusat) TOTAL
100 %
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan
Tabel 2.2 menjelaskan bahwa kondisi sanitasi saat ini, 24,4 % masyarakat Kabupaten Pelalawan masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABs) dan 21,9 % masyarakat Kabupaten Pelalawan masih terdapat sistem pembuangan limbah rumah tangga dengan model cubluk dan sejenisnya, maka perlu perhatian khusus dalam penanganan kondisi saat ini. Dengan demikian, ditetapkan target cakupan layanan sanitasi dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang dengan sistem yang berbasis lingkungan sehingga tidak mencemari air dan tanah serta tidak menimbulkan berbagai penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang tidak sehat. Adapun target pengembangan air limbah domestik di Kabupaten Pelalawan perlu menggunakan berbagai sistem yaitu menggunakan sistem setempat (on-site) . Dilihat dari kondisi dan komitmen penganggaran dalam bidang sanitasi di Kabupaten Pelalawan maka persentase tahap pengembangan dilakukan dalam berbagai tahap. Tahap pertama yaitu tahap jangka pendek yaitu sampai tahun 2016, 62 % rumah tangga yang ada di Kabupaten Pelalawan sudah terlayani dengan sistem setempat atau tangki septik individual, 3 % terlayani menggunakan MCK++, 1 % menggunakan IPAL komunal dan 1 % menggunakan
sistem tangki septik
komunal.
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN
II - 9
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
Tahap kedua yaitu tahap jangka menengah yaitu sampai tahun 2019, 80% rumah tangga di Kabupaten Pelalawan sudah terlayani dengan sistem on-site yaitu dengan tangki septik individual, 10 % dengan sistem komunal ( 5 % dengan MCK ++ , 2 % IPAL komunal dan 3 % tangki septik komunal). Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan air limbah domestik jangka panjang atau sampai pada tahun 2030, 80 % rumah tangga di Kabupaten Pelalawan sudah terlayani dengan sistem on-site yaitu dengan tangki septik individual, 20 % dengan sistem komunal ( 10% dengan MCK
++
, 3 % IPAL Komunal dan 7%
tangki septik koimunal). 2.2.2 Tahap Pengembangan Persampahan Sistem persampahan yang ada di Kabupaten Pelalawan saat ini belum terkelola secara terpadu, pemerintah daerah menyediakan Tempat Pembuangan Sementara (TPS), yang nantinya akan diangkut menggunakan kendaraan pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi secara keseluruhan belum semua kecamatan
yang ada di Kabupaten Pelalawan mendapatkan pelayanaan
persampahan. Kecamatan yang di layani pemerintah kabupaten pelalawan adalah Kecamatan Pangkalan Kerinc, Kecamatan Pangkalan Kuras dan Kecamatan Ukui. Oleh karena itu melalui Strategi Sanitasi Kabupaten Pelalawan merencanakan tahapan pengembangan persampahan mulai dari jangka pendek, jangka menengah sampai jangka panjang yang terintergrasi dengan hasil studi EHRA Kabupaten Pelalawan tahun 2014 yang merupakan gambaran kondisi real sanitasi kabupaten. Berdasarkan
kriteria
yang
ada
dalam
Standar Pelayanan Minimun
(SPM),
wilayah
pengembanganpelayanan persampahan dapat diidentifikasi.Terdapat 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritaspenanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial, permukiman,fasilitas umum, terminal dsb) dan kepadatan penduduk.Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Pelalawan tergambar dalam peta tahapan pengembangan persampahan. Rencana pengembangan tersebut adalah sebagai berikut : Zona I, Merupakan area kepadatan rendah dengan peningkatan cakupan layanan hingga 100 % ( RT-TPS-TPA) . Zona ini mencakup 106 Kelurahan/ Desa yaitu Kelurahan/ Desa Segati, Sotol, Tambak, Langkan, Pangkalan Godai, Penarikan, Langgam, Padang Luas, Rantau Baru, Kuala Tarusan, Mekar Jaya, Pangkalan Kerinci Barat, Pangkalan Kerinci Timur, Simpang Beringin, sei kijang, Lubuk Ogung, Muda Setia, Kiyap Jaya, Tanjung Beringin, Talau, Kesuma, Betung, Sorek Satu, Sorek Dua, Dundangan, Surya Indah, Beringin Indah, Sialang Indah, Terantang Manuk, Palas, Harapan Jaya, Meranti, Kemang, Batam Kulim, Sido Mukti, Silikuan Hulu,Lubuk Kembang Sari, Lubuk Kembang Bunga, Air Hitam, Kampung Baru, Ukui Satu, Ukui
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 10
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
Dua, Bukit Gajah, Bukit Jaya, Air Emas, Trimulya Jaya, Bagan Limau, Genduang, Rawang Sari, Sari Makmur, Mulia Subur, Mayang Sari, Sari Mulia, Dusun Tua, Pangkalan Lesung, Tanjung Kuyo, Pasaguan, Merbau, Petani, Pangkalan Bunut, Lubuk Mas, Balam Merah, Bagan Laguh, Sungai buluh, Lubuk Mandian Gajah, Keriung, Sialang Kayu Batu, Sungai Ara, Ransang, Kuala Tolam, Pelalawan, Telayap, Batang nilo Kecil, Sering, Delik, Lalang Kabung, Kuala Samundan, Lubuk Keranji, Tambun, Terbangiang, Lubuk Terap, Angkasa, Sialang Godang, Lubuk Raja, Sialang Bungkuk, Keranji Timur, Air Terjun, Serapung, Teluk, Teluk Dalam, Sokoi, Tanjung Sum, Sungai solok, Sungai Upih, Teluk Beringin, Emas, Teluk Bakau, Bukit Lembah Subur, Panjang-panjang, Kerumutan, beringin makmur, pematang tinggi, Pangkalan Tampoi, Pangkalan Panduk, Tanjung Air Hitam, Mak Teduh, Lipai Bulan, Kuala Panduk, Petodan, Teluk Meranti, Pulau Muda, Pangkalan Terap, Teluk Binjai, Gambut Mutiara, Labuhan Bilik, Segamai. Dalam zona ini kelurahan atau desa yang akan di tangani dalam jangka pendek dan menengah adalah Desa Padang Luas, Desa Simpang Beringin, Desa Sei Kijang, Desa Lubuk Ogung, Desa Muda Setia, Desa Kiyap Jaya, Desa Silikuan Hulu, Desa Lubuk Kembang Sari, Desa Ukui Dua, Desa Bukit Gajah, Desa Bukit Jaya, Desa Air Emas, Desa Genduang, Desa Rawang Sari, Desa Sari Makmur, Desa Mulia Subur, Desa Mayang Sari, Desa Sari Mulai, Desa Merbau, Desa Petani, Desa Pangkalan Bunut, Desa Balam Merah, Desa Bagan Laguh, Desa Lbk Mandian Gajah, Desa Sialang Kayu Batu, Desa Sungai ara, Desa Ransang, Desa Kuala Tolam, Desa Telayap, Desa Sering, Desa Delik, Desa Lalang Kabung, Desa Kuala Samundan, Desa Tambun, Desa Tewrbangiang, Desa Lubuk Terap, Desa Angkasa, Desa Sialang Godang, Desa Emas, Desa Bukit Lembaha Subur, Desa Panjang-Panjang, Desa Beringin Makmur, Desa Pematang Tinggi, Kelurahan Teluk Meranti, Desa Labuhan Bilik.. Zona II, Merupakan area urban dengan peningkatan cakupan layanan hingga min .70 (TPSTPA) yang harus terlayani penuh 100% (full coverage) dalam jangka menengah dengan sistem layanan tidak langsung (indirect)dari rumah tangga (RT) ke tempatpenampungan sementara (TPS) dan dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pemrosesan akhir (TPA) dan ditambah dengan pemilahan dan pengolahan sampah berbasis masyarakat. Zona ini yang akan di tangani dalam angka pendek dan menengah adalah Desa Makmur. Zona III, Merupakan area yang harus terlayani hingga min. 70% dalam jangka menengah kepanjang dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pemrosesan akhir (TPA) dan ditambah pemilahan sampah berbasis rumah tangga (RT) dengan pembekalan dalam hal pengolahan setempat (Pelatihan 3R). Zona ini yang akan di tangani dalam jangka panjang adalah Desa Kelurahan Pangkalan Kerinci
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 11
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN
Peta 2.2: Peta Tahapan Pengembangan Persampahan
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan
POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 12
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN Tabel 2.3 Tahapan pengembangan persampahan Kabupaten Pelalawan Target cakupan layanan eksisting (%)
No
Sistem
Cakupan layanan eksisting (%)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
23 %
45 %
75.00%
90.00%
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
A
Prosentase sampah terangkut
1
Penanganan langsung (direct)
18,5 %
38 %
25.00%
30.00%
2
Penanganan tidak langsung (indirect)
4,5 %
7%
50.00%
60.00%
B
Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani
77 %
55%
25.00%
10.00%
100%
100.00%
100.00%
100.00%
TOTAL
Sumber : Olahan Data Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan Tahun 2014 Tabel 2.3 menjelaskan bahwa sistem dan cakupan layanan persampahan pada saat ini (eksisting) di Kabupaten Pelalawan terdiri dari 23 % sampah terangkut oleh petugas kebersihan yang terdiri dari 18,5 % dilakukan dengan penanganan secara langsung(direct) dan 4,5 % dilakukan dengan penanganan tidak langsung (indirect), sementara yang dikelola mandiri oleh masyarakat (dibuang, dibakar, dikubur,dll) atau yang belum terlayani oleh petugas kebersihan adalah sebanyak 77%. Berawal dari hal tersebut maka perlu penangan yang konkrit dan khusus terhadap permasalahan persampahan yang ada di Kabupaten Pelalawan. Dengan demikian pemerintah kabupaten melakukan target pencapaian dalam tahap pengembangan pengelolaan persampahan yang ada diKabupaten Pelalawan yang terdiri dari target jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dalam target jangka pendek yaitu sampai tahun 2017, Kabupaten Pelalawan menargetkan sebesar 45 % sampah terangkut oleh petugas kebersihan pada tahun 2017 dan 55 % sampah yang masih dikelola mandiri oleh masyarakat atau yang belum terlayani oleh petugas kebersihan Dalam target jangka menengah yaitu sampai tahun 2019, Kabupaten Pelalawan menargetkan 75% sampah terangkut oleh petugas kebersihan pada tahun 2019 dan 25% sampah yang masih dikelola mandiri oleh masyarakat atau yang belum terlayani oleh petugas kebersihan Dalam target jangka panjang atau sampai dengan tahun 2030 masyarakat Kabupaten Pelalawan keseluruhan sudah terlayani pengelolaan persamapahan oleh petugas kebersihan dan tidak ada lagi yang dikelola mandiri oleh masyarakat (dibuang, dibakar, dikubur, dll)
STRATEGI SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 13
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN Berdasarkan data dari Dinas Tata Kota dan Kebersihan Persampahan bahwa penanganan sampah eksisting sampai tahun 2014 total timbulan sampah di perkotaan 66 ton/hari yaitu baru 3 kecamatan (Kec. Pangkalan Kerinci, Kec. Pangkalan Kuras, Kec.Ukui)
2.2.3 Tahap Pengembangan Drainase Perkotaan Untuk tahap pengembangan drainase
di Kabupaten Pelalawan akan difokuskan pada seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan yaitu Kecamatan Langgam, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Ukui, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kecamatan Bunut, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Bandar Petalangan, Kecamatan Kuala Kampar, Kecamatan Kerumutan, Kecamatan Teluk Meranti. Kondisi topografi sangat memengaruhi pilihan sistem yang ada.Jika daerah aliran drainase ini bahkan menjadi bagian dari kota di dekatnya, maka sistem drainase yang dibuat harus terintegrasi dan bisa saja langsung dikelola pusat dan menjadi bagian dari satu daerah aliran sungai (DAS). Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masingmasing wilayah di tingkat kelurahan/desa, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukiman), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan. Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan drainase di Kabupaten Pelalawan tergambar dalam peta tahapan pengembangan persampahan. Rencana pengembangan tersebut adalah sebagai berikut : Zona I, Merupakan area beresiko sangat tinggi dan tinggi dengan penanganan jangka pendek. Zona ini mencakup 9 Kelurahan/Desa di Kabupaten Pelalawan, Keluraha / Desa tersebut adalah Desa Kuala Terusan, Kelurahan Pkl. Kerinci Kota, Kelurahan Pkl Kerinci Barat, Kelurahan Pkl Timur, Desa Ransang, Desa Sering, Desa Tanjung Air Hitam, Kelurahan Teluk Meranti Zona II, Merupakan area dengan penanganan jangka menengah dengan Kategori Resiko Sedang adapun Kelurahan/ Desa tersebut adalah : Kelurahan Langgam, Desa Rantau Baru, Desa Tanjung Beringin, Desa Talau, Desa kesuma, Desa Kemang, Desa Lbk Kembang Bunga, Desa Air Hitam, Desa Bagan Limau, Kelurahan Teluk Dalam, Desa Sokoi, Desa Tanjung Sum, Desa Sungai Upih, Desa Teluk Beringin, Desa Teluk Bakau, Kelurahan Kerumutan, Desa
STRATEGI SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 14
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN Kuala Panduk, Desa Petodan, Desa Pulau Muda, Desa Pangkalan Terap, Desa Teluk Binjai, Desa Gambut Mutiara, Desa Labuhan Bilik, Desa Segamai Zona III, Merupakan area dengan penanganan jangka panjang terhadap genangan dengan kategori Kurang Beresiko. Zona ini mencakup ini mencakup Kelurahan/ Desa Sebagai berikut : Desa Segati, Desa Sotol, Desa Tambak, Desa Langkan, Desa Pangkalan godai Desa Penarikan, Desa padang Luas, Desa Mekar Jaya, Desa Makmur, Desa Simpang Beringin, Desa Seikijang, Desa Lubuk Ogung, Desa Muda Sewtia, Desa Kiyap Jaya, Desa Betung, Kelurahan Sorek Satu, Desa sorek dua, Desa Dundangan, Desa Surya Indah, Desa Beringin Indah, Desa sialang Indah, Desa Terantang Manuk, Desa Palas, Desa Harapan Jaya, Desa Meranti, Desa Batang Kulim, Desa Sido Mukti, Desa Silikuan Hulu, Desa Lbk Kembang sari, Desa kampung Baru, Kelurahan Ukui satu, Desa Ukui Dua, Desa Bukit Gajah, Desa Bukit Jaya, Desa Air Emas, Desa Trimulya Jaya, Desa Gendi Makmur, Desa Mulia Subur, Desa mayang Sari, Desa Sari Mulia, Desa Dusun Tua, Desa Pangkalan Lesung, Desa Tanjung Kuyo, Desa Pesaguan, Desa Merbau, Desa Petani, Kelurahan Pangkalan Bunut, Desa Lubuk Mas, Desa Balam Merah, Desa Bagan Laguh, Desa sungai Buluh, Desa lubuk mandian gajah, Desa Keriung, Desa Sialang Kayu Batu, Desa Sungai Ara, Desa Kuala Tolam, Kelurahan Pelelawan, Desa Telayap, Desa batang nilo Kecil, Desa Delik, Desa Lalang Kabung, Desa Kuala Samundan, Kelurahan Lubuk Keranji, Desa Tambun, Desa Terbangiang, Desa Lubuk Terap, Desa Angkasa, Desa Sialang Godang, Desa Lubuk Raja, Desa Sialang Bungkuk, desa Keranji Timur, Desa Air Terjun, Desa Serapung, Desa Teluk, Desa Sungai solok , Desa Emas, Desa Bkt Lembah subur, Desa panjang-Panjang, Desa Beringin Makmur, Desa Pematang Tinggi, Desa Pangkalan Tampoi, Desa Pangkalan panduk, Desa mak Teduh, Desa lipai Bulan, Desa Kuala Panduk.
STRATEGI SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 15
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN
PELALAWAN
Peta 2.3: Peta Tahapan Pengembangan Drainase
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 16
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN Tabel 2.4 Tahapan pengembangan drainase Kabupaten Pelalawan
Luas genangan (ha)
No
Kecamatan
Luas genangan eksisting (ha)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
1
Kecamatan Langgam
4.042
3.000
1.500
0.00
2
Kecamatan Pangkalan Kerinci
4.315
3.000
1.315
0.00
3
Bandar Sei Kijang
779
500
-
0.00
3
Kecamatan Pangkalan Kuras
7.855
5.000
2.500
0.00
4
Kecamatan Ukui
3.583
2.000
1.000
0.00
5
Kecamatan Pangkalan Lesung
1.114
800
-
0.00
6
Kecamatan Bunut
959
300
-
0.00
7
Kecamatan Pelalawan
4.704
3.000
1.500
0.00
8
Kecamatan Bandar Petalangan
562
300
-
0.00
9
Kecamatan Kuala Kampar
5.155
4.000
200
0.00
10
Kecamatan Kerumutan
11.293
9.000
5.000
0.00
11
Kecamatan Teluk Meranti
35.323
30.000
15.000
0.00
TOTAL
79.684
60.900
28.200
0.00
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan Tabel 2.4 menjelaskan bahwa luas genangan yang terjadi saat ini (eksisting) tahun 2014 di Kabupaten Pelalawan yaitu 79.684 ha maka dalam tahap pengembangannya perlu penanganan secara berkelanjutan. Pada tahapan penanganan jangka pendek yaitu sampai tahun 2017, luas genangan yang akan ditangani akan menjadi 60.900 ha. Pada tahapan penanganan jangka menengah yaitu sampai dengan tahun 2019 genangan yang akan ditangani akan menjadi 28.200 ha. Sedangkan pada tahapan penanganan jangka panjang atau sampai dengan tahun 2030 luas genangan sudah teratasi semua, dengan kata lain sudah tidak ada lagi genangan diwilayah di Kabupaten Pelalawan. 2.3. Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi Berdasarkan uraian pada Bab 2 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pelalawan tentang pendanaan sanitasi Kabupaten Pelalawan, dapat dilihat pada tabel berikut:
STRATEGI SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 17
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN
PELALAWAN
Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Pelalawan untuk Sanitasi No.
Uraian
1 1.1 1.2 1.3
Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik Sampah Rumah Tangga Drainase Perkotaan
1.4
PHBS
2 2.1 2.2 2.3 3 4
Belanja Sanitasi (Rp. ) 2011
2012
2013
2014
5.020.807.200 70.000.000 4.950.807.200 944.222.070
20.438.978.567 9.055.200.510 10.856.755.057
22.687.340.554 14.350.398.710 7.160.711.614
38.564.187.236 14.478.083.085 7.530.830.415
34.364.733.109 1.789.490.000 26.430.844.606 4.575.000.367
23% 47 % 13 %
527.023.000
1.176.230.230
16.555.273.736
1.568.398.136
13 %
Dana Alokasi Khusus DAK Sanitasi DAK Lingkungan Hidup DAK Perumahan dan Permukiman Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
-
-
-
-
-
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
-
-
-
-
-
0.00%
5.965.029.270
20.438.978.567
22.687.340.554
38.564.187.236
34.363.733.109
548.107.581.961
806.395.779.703
1.004.106.588.610
1.195.121.282.547
1.417.855.197.608
1.1 %
2,5 %
2,3 %
3,2 %
2,4 %
23% 27% 2,3%
Belanja APBD Murni untuk Sanitasi Total Belanja Langsung % APBD Murni Terhadap Belanja Langsung
2010
Rata-rata Pertumbuhan
Komitmen Pendapatan APBD Untuk Pendanaan Sanitasi Kedepan (2 % terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut) Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 18
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN
PELALAWAN
Berdasarkan tabel 2.5 dapat dilihat bahwa selama 5 tahun telah terjadi peningkatan pembiayaan belanja sanitasi secara keseluruhan dengan rata-rata pertumbuhan 2,3 % per tahun, di lihat dari . Sementara belanja sanitasi dari APBD murni relatif mengalami kenaikan salam 5 tahun terakhir. Rata-rata prosentase belanja sanitasi dari APBD sebesar 23 % ( perhitungan hanya mengambil belanja sanitasi tahun 2011 - 2014 ). Berdasarkan kesepakatan pokja, untuk mempercepat pembangunan sanitasi permukiman maka Kabupaten Pelalawan berkomitmen untuk pendanan sanitasi dari APBD sebesar 2 % per tahun di bawah rata- rata pertumbuhan realisasi.
Untuk perkiraan besaran pendanaan sanitasi 5 (lima) tahun ke depan, dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut: Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke depan No
Perkiraan Belanja Murbni Sanitasi
Uraian
Total Pendanaan
N +1
N +2
N+3
N+4
N+5
1.266.018.828.531
1.537.720.370.976
1.809.421.913.421
2.081.123.455.867
2.352.824.998.312
9.047.109.567.107
1
Perkiraan Belanja Langsung
2
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
35.792.030.341
42.570.500.816
49.348.971.291
56.127.441.765
62.905.912.240
246.744.856.453
3
Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
25.320.376.571
30.754.407.420
36.188.438.268
41.622.469.117
47.056.499.966
180.942.191.342
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 19
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN
PELALAWAN
Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Pelalawan untuk Operasional/Pemerliharaan dan Investasi Sanitasi No
1 1.1 1.1.1 1.2 1.2.1 1.3 1.3.1
Uraian Belanja Sanitasi
Belanja Sanitasi (Rp) n-4 5.020.807.200
n-3 19.911.955.567
n-2 21.511.110.324
Pertumbuhan n-1 22.008.913.500
Air Limbah Domestik
-
-
-
-
Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
-
-
-
-
Sampah Rumah Tangga
70.000.000
Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) Drainase lingkungan
4.950.807.200
Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
-
9.055.200.510 10.856.755.057 -
4.350.398.710 7.160.711.614 -
14.478.083.085
n 32.795.334.973
23 %
1.789.490.000
-
26.430.844.606
7.530.830.415
.575.000.367
-
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan Besarnya perhitungan pendanaan operasi, pemeliharaan dan investasi sanitasi tahun 2010 sampai tahun 2014 adalah sebesar 0 %
STRATEGI SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 20
rata - rata
-
47 % 13 % -
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN
PELALAWAN
Tabel 2.8: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Pelalawan untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2019 No
Uraian
Biaya Operasional/ Pemeliharaan ( Rp ) N+3
N +4
N +5
Total Pendanaan
N +1
N +2
24.326.324.703
24.803.311.462
25.280.298.221
25.757.284.980
26.234.271.738
126.401.491.104
1.825.279.800
1.861.069.600
1.896.859.400
1.932.649.200
1.968.439.000
9.484.297.000
182.527.980
186.106.960
189.685.940
193.264.920
196.843.900
948.429.700
13.134.443.490
13.391.981.597
13.649.519.705
13.907.057.813
14.164.595.920
68.247.598.526
1
Belanja Sanitasi
1.1
Air Limbah Domestik
1.1.1
Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
1.2
Sampah Rumah Tangga
1.2.1
Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
1.313.444.349
1.339.198.160
1.364.951.971
1.390.705.781
.416.459.592
6.824.759.853
1.3
Drainase Lingkungan
7.155.117.349
7.295.413.768
7.435.710.186
7.576.006.605
7.716.303.024
37.178.550.932
1.3.1
Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
715.511.735
729.541.377
43.571.019
57.600.661
771.630.302
3.717.855.093
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan Dari uraian tabel 2.8 di atas, terlihat bahwa untuk perkiraan besaran pendanaan APBD untuk Operasional dan Pemeliharaan Aset Sanitasi terbangun hingga 2019 adalah Rp 11.491.044.646. untuk perkiraan belanja sanitasi ( air limbah, persampahan, drainase) Pokja Kabupaten Pelalawan menetapkan 2 % di kali dengan rata-rata belanja sanitasi per tahun.
STRATEGI SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 21
SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN
PELALAWAN
Tabel 2.9: Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Pelalawan dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK No
Uraian
n+1 2.211.484.064
n+2
Pendanaan ( Rp ) n+3
2.254.846.497
2.298.208.929
2.341.571.362
n+4
n+5
Total Pendanaan
1
Perkiraan Kebutuhan Operasional/ Pemeliharaan
2.384.933.794
2
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
35.792.030.341 42.570.500.816
49.348.971.291
56.127.441.765
11.491.044.646 62.905.912.240 246.744.856.453
3
Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
25.320.376.571 30.754.407.420
36.188.438.268
41.622.469.117
47.056.499.966 180.942.191.342
4
Kemanpuan Mendanai SSK ( APBD Murni ) (2-1)
33.580.546.277 40.315.654.319
47.050.762.361
53.785.870.404
60.520.978.446 235.253.811.807
5
Kemanpuan Mendanai SSK (komitmen)(3-1)
23.108.892.507 28.499.560.923
33.890.229.339
39.280.897.756
44.671.566.172 169.451.146.696
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan
Dari uraian tabel 2.9 di atas dapat dijelaskan bahwa Perkiraan kemampuan mendanai Program/ kegiatan dalam SSK adalah Rp 235.253.811.807 oleh APBD Murni , sedangkan Komitmen Pokja mendanai SSK adalah Rp 169.451.146.696..
STRATEGI SANITASI KABUPATEN PELALAWAN II - 22