STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan, terutama pada daerah padat pemukiman, kumuh dan miskin (Pakumis).
Keadaan
tersebut
menjadi
tantangan
bagi
pemerintah
Kota/Kabupaten untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan sanitasi atau sekurang-kurangnya mengurangi sehingga dapat dicapai target dari Millennium Development Goals (MDG’s) Tahun 2015. Capaian target tersebut apabila Pemerintah Kota/Kabupaten melaksanakan program dan kegiatan pada bidang sanitasi secara berkelanjutan. Salah satu cara yaitu melalui penyusunan PPSP dan SSK yang didalamya menggambarkan keadaan sanitasi saat ini serta langkah-lahkah selanjutnya untuk menyelesaikan permasalahan sanitasi kedepan melalui program, kegiatan, perencanaan dan penganggaran. 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi
dan
misi
sanitasi
merupakan
acuan
dasar
dari
tujuan
pembangunan sektor sanitasi yang merupakan penjabaran dari visi-misi Pemerintah Kabupaten. Visi - misi Kabupaten Barito Selatan telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan dari kerangka kerja sektor sanitasi tersebut diambil dan dikembangkan berdasarkan potensi, isue strategis dan permasalahan yang mendesak saat ini. Visi adalah
Rumusan umum mengenai mengenai keadaan yang
diiinginkan pada akhir priode perencanaan,
dimana kondisi sanitasi di
Kabupaten yang ingin diwujudkan dalam jangka waktu tertentu yang merupakan bagian dari visi Kabupaten. Sedangkan Misi adalah Rumusan umum
mengenai
upaya-upaya
yang
akan
dilaksanakan
untuk
mewujudkan Visi.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
7
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Dalam pembangunan Sanitasi diperlukan Visi dan Misi untuk dapat menetapkan arah pembangunan sanitasi yang berkelanjutan serta komitmen keterlibatan dari seluruh Stakeholder yang berperan dalam pembangunan sanitasi. Untuk pembangunan sanitasi, Kabupaten Barito Selatan telah ditetapkan visi dan misi sanitasi yang merupakan hasil dari diskusi berbagai stakeholder terkait sanitasi. Adapun visi dan misi tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
8
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Tabel 2.1 Visi Misi Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Visi Kabupaten
Misi Kabupaten
Visi Sanitasi Kabupaten
Misi Sanitasi Kabupaten
Terwujudnya Kondisi yang mantap dalam Tatanan Masyarakat Barito Selatan menuju Dahani Dahanai Tuntung Tulus (Selamat, Sentosa, Adil, Makmur sampai selama-lamanya)
1. Membangun dan meningkatkan infrastruktur untuk membuka isolasi daerah melalui pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan, jembatan, dermaga dan pelabuhan udara sehingga memiliki keterkaitan antara daerah satu dengan yang lainnya. 2. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata serta terakses. 3. Menjamin kesehatan masyarakat yang merata dan terakses. 4. Mengembangkan perekonomian masyarakat melalui pengelolaan pertanian dalam arti luas dengan berorientasi pasar yang didukung dengan kelembagaan, teknologi dan kemudahan permodalan serta informasi yang didukung oleh prasarana penunjang. 5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan Pemerintah
Terwujudnya Kondisi Sanitasi Kabupaten Barito Selatan yang Bersih dan Sehat melalui pembangunan, peningkatan layanan sanitasi, dan peran serta masyarakat dalam menuju Universal Acces tahun 2019
Misi Air Limbah Domestik : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang berwawasan lingkungan.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
Misi Persampahan : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pengelolaan persampahan yang berwawasan lingkungan. Misi Drainase : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pengelolaan drainase yang berwawasan lingkungan. Misi PHBS : Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berprilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui pemberdayaan masyarakat
9
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Daerah, penguatan kapasitas SDM masyarakat dan Pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada publik yang lebih untuk mewujudkan Good Governance. 6. Menciptakan kondisi masyarakat yang aman dalam kehidupan yang dinamis di dalam keberagaman agama, suku, ras dan golongan dengan memberikan pembinaan kehidupan berpolitik dan penegakan supermasi hukum yang berkeadilan serta perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. 7. Meningkatkan pemberdayaan dalam pengelolaan hutan dan memanfaatkan potensi pertambangan untuk menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan daerah. Sumber : RPJMD Kab. Barsel dan Pokja PPSP Kab. Barsel
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
10
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
2.2. Tahapan Pengembangan Sanitasi Pengembangan sanitasi yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan sanitasi
di
Kabupaten
Barito
Selatan
secara
berkelanjutan
melalui
peningkatan layanan sanitasi. Dalam mencapai Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Barito Selatan perlu dirumuskan strategi layanan sanitasi didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi saat ini. Kabupaten Barito Selatan yang memiliki karekteristik wilayah yang terbagi dalam 2 (dua) yaitu wilayah sungai dan wilayah darat, tentunya memiliki karakteristik yang berbeda dalam penanganan sanitasi baik secara sosial budaya maupun secara fisik (pembangunan sarana dan prasarana sanitasi). Indikator yang digunakan dalam tahap pengembangan ini adalah presentase penduduk yang terlayani, dengan harapan semua penduduk akan dapat terlayani melalui program dan kegiatan sanitasi yang berkelanjutan. Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kabupaten Barito Selatan ditangani melalui sistem setempat (on site) ataupun melalui sistem terpusat (off site). Air limbah domestik diolah melalui sistem on site dengan menggunakan tangki septik. Sistem air limbah yang dikelola oleh masyarakat (rumah tangga) terbatas pada pelayanan pembuangan kotoran rumah tangga (black water) yang berasal dari jamban dengan cara ditampung dalam tangki septik dan cubluk. Sedangkan buangan air limbah rumah tangga (grey water) dibuang melalui sumur resapan. Tahapan dalam menentukan wilayah pengembangan air limbah domestik Kabupaten Barito Selatan dibagi dalam 2 (dua) zona seperti termuat dalam peta 2.1. Pembagian Zona tersebut antara lain untuk dapat mengembangkan kegiatan pengelolaan limbah yang terbagi dalam 2 (dua) kegiatan, yaitu : 1. Pengelolaan limbah domestik sistem on site prioritas jangka pendek 2. Pengelolaan limbah domestik sistem off site prioritas jangka menengah. Berdasarkan analisis yang dilakukan, zona tahapan pengelolaan limbah domestik Kabupaten Barito Selatan dengan sistem on site diterapkan pada zona II yaitu di Kecamatan Dusun Hilir diantaranya Kelurahan Mangkatip
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
11
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
dan Desa Damparan, sedangan sistem off site diterapkan pada zona I yaitu Kecamatan Dusun Selatan, yaitu Kelurahan Buntok Kota. Penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah dengan menggunakan on site atau off site secara umum, dengan menggunakan
beberapa
kriteria
dalam
menentukan
prioritas
yaitu
kepadatan penduduk, jumlah KK miskin, dilewati sungai/irigasi dan daerah rawan banjir. Kebutuhan
sistem
pengelolaan
air
limbah
untuk
perencanaan
dan
pengembangan tergambar dalam peta. Sistem on site diterapkan pada zona I dengan Kecamatan yang
termasuk dalam zona pengolahan air limbah
dengan sistem on site yang diprioritaskan yaitu Kecamatan Dusun Hilir dengan prioritas pada 1 kelurahan dan 1 desa yaitu kelurahan Mangkatip dan desa Damparan yang posisi lokasinya berada pada daerah selatan dari Kabupaten
Barito Selatan. Desa/Kelurahan tersebut
memiliki resiko
kesehatan yang rendah sehingga fasilitas pengolahan limbah dibutuhkan oleh masing-msing rumah tangga (MCK++, PM2L, Tangki Septik Komunal).
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
12
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Peta 2.1a : Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik-Sistem Onsite di Kecamatan Dusun Hilir
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Peta 2.1b : Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik-Sistem Off site di Kecamatan Dusun Selatan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Tabel 2.2 Tahapan Pengembangan Selatan
No
Sistem
(a)
(b) Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Sistem On-Site (Setempat) Cubluk dan Sejenisnya Individual (tangki septik) Sistem Komunal MCK/MCK++ IPAL Komunal Tangki Septik Komunal Sistem Off-Site (terpusat) TOTAL
A B 1 2 C 1 2 3 D
Sumber : -
Air Limbah Domestik Kab. Barito
Cakupan Layanan Eksisting (%)
Target Cakupan Layanan (%)
(c)
Jangka Pendek (d)
Jangka Menengah (e)
Jangka Panjang (f)
69,7%
25%
0%
0%
9,36%
35%
40%
0%
0%
20%
40%
65%
4,42% 0,34% 0,01%
5% 5% 10%
5% 5% 5%
10% 10% 5%
0%
0%
5%
10%
100%
100%
100%
100%
BPS Kab. Barsel 2014 Laporan Akses Kemajuan Sanitasi Dinkes Kab. Barsel 2014 Hasil Analisa Pokja Sanitasi
Berdasarkan hasil analis yang dilakukan, pengelolaan limbah dalam
jangka pendek difokuskan terhadap BABS dan sistem on-site dengan target pelayanan MCK++, IPAL Komunal, Tangki Septik Komunal dan mengubah perilaku untuk hidup sehat. Dalam jangka panjang pengelolaan limbah diarahkan menuju sistem 0ff site, dengan target cakupan layanan yang diharapkan dapat dijangkau 5 % dari total penduduk.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
cakupan layanan tersebut diatas. Untuk tahapan pengelolaan persampahan di Kabupaten Barito Selatan seperti yang tertuang dalam Buku Putih Sanitasi (BPS), saat ini masih terfokus di Kecamatan Dusun Selatan tepatnya Kota Buntok yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Barito Selatan. Namun untuk kedepanya sesuai dengan tahapan pengembangan persampahan, maka penentuan tahapan pengembangan dibagi dalam 2 (dua) Zona, yaitu sama halnya zona yang digunakan dalam pengembangan air limbah domestik. Hal tersebut dapat dilihat pada peta 2.2 peta Tahapan Pengembangan Persampahan.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
15
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Dari gambaran peta Tahapan pengembangan Persampahan Kabupaten Barito Selatan terlihat pembagian pola dan sistem pengembangan yang terbagi pula pada 3 (tiga) cakupan yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dengan jelas terlihat pula prosentase cakupan layanan dan target pada masing-masing jangka waktu tersebut. Adapun penjelasan Zona dengan skala prioritas yang dibagi dalam jangka waktu tersebut adalah sebagai berikut : 1. Zona I : Pengelolaan Sampah Sistem Penanganan Tidak Langsung Pada zona I ini yang merupakan pusat kota/Ibu Kota Kabupaten Barito Selatan, dengan area minimal yang harus terlayani dalam Jangka Pendek adalah 15 %, yang meliputi Kecamatan Dusun Selatan dengan Kelurahan Buntok Kota, Kelurahan Hilir Sper, Kelurahan Jelapat, Desa Pamait, Desa Sanggu dan Desa Sababilah. Sedangkan prioritas timbunan sampah Jangka Menengah dengan area minimal yang harus terlayani adalah 60 % yang meliputi Kecamatan Dusun Selatan dengan Desa Rikut Jawo, Desa Teteilanan, Desa Kalahien, Desa Penda Asam, Desa Danau Ganting dan Desa Baru. Sedangkan prioritas timbunan sampah Jangka Panjang dengan area minimal yang harus terlayani adalah 85% yang meliputi Kecamatan Dusun Selatan dengan 3 kelurahan dan 9 Desa. Besaran cakupan layanan dapat dilihat pada tabel 2.3. 2. Zona II : Pengembangan Sampah dengan Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dengan Pilah Sampah Pengelolaan sampah dengan sistem
Pengelolaan Sampah Berbasis
Masyarakat dengan Pilah Sampah dan pemanfaatan sampah yang telah terpilah maupun sisa dari sampah yang telah terpilah, sehingga pengelolaan dan pemanfaatan sampah secara mandiri oleh masyarakat dalam jangka pendek dan menengah terdapat 73 desa seperti terlihat pada peta 2.2.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
16
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Peta 2.2a : Peta Pengembangan Persampahan di Kecamatan Dusun Selatan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Peta 2.2b: Peta Tahapan Pengembangan Persampahan di Kecamatan Dusun Hilir
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Barito Selatan
No (a) A
Sistem
Cakupan Layanan Eksisting (%) (c) 6%
Target Cakupan Layanan (%) Jangka Jangka Jangka Pendek Menengah Panjang (d) (e) (f) 20% 100% 100%
(b) Prosentase sampah yang terangkut 1 Penanganan 1% 5% Langsung 2 Penanganan Tidak 5% 15% Langsung B Dikelola Mandiri oleh 94% 80% masyarakat atau belum terlayani TOTAL 100% 100% Sumber : 1. BPS Kab. Barsel 2014 2. Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kab.Bar-Sel 2014
15%
15%
60%
85%
25%
0%
100%
100%
Untuk cakupan layanan persampahan yang dikelola pemerintah Kabupaten 52,32% timbunan sampah di Kota Buntok. Dalam mengidentifikasi wilayah pengembangan pelayanan persampahan digunakan kriteria pendekatan yaitu Penggunaan Lahan dan Kepadatan Penduduk. Sesuai Kondisi wilayah di Kabupaten Barito Selatan dengan sebaran penduduk dan penggunaan lahan yang tidak merata dengan konsentrasi baik penduduk maupun fasilitas pada pusat-pusat IKK, pusat Desa/Kelurahan sehingga pengelolaan persampahan yang berbasis pada masyarakat dengan sistem pilah sampah dipandang sangat tepat untuk diterapkan dalam jangka pendek dan jangka menengah. Salah satu kriteria yang digunakan dalam pengelolaan drianase adalah keberadaan genangan air di desa/kelurahan yang bersangkutan. Terdapatnya genangan air menunjukan indikasi terhambatnya aliran air menuju saluran drinase, baik karena tumpukan sampah, Daya tampungan drainase yang sudah tidak mencukupi dan adanya kerusakan saluran drainase yang ada. Dalam penentuan zona penanganan sama halnya seperti pembagian zona pada zona limbah domestik dan zona persampahan, namun untuk penanganan pada drainase ini lebih terkonsentrasi pada zona I yaitu Kota Buntok Kecamatan Dusun Selatan. Melalui tahapan pengembangan drainase perkotaan berdasarkan tahapan baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang dapat tertangani
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
20
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
dalam pengelolaan drainse hingga tidak ada lagi genangan di Kota Buntok. Lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 2.3 dan tabel 2.4 tahapan pengembangan drainase.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
21
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Peta 2.3a : Peta Tahapan Pengembangan Drainase di Kecamatan Dusun Hilir
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Peta 2.3b : Peta Tahapan Pengembangan Drainase di Kecamatan Dusun Selatan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Tabel
No
2.4
Kecamatan
Tahapan Pengembangan Kabupaten Barito Selatan Luas Genangan Eksisting (ha)
(a) 1
(b) (c) Kecamatan Dusun Selatan - Kelurahan Hilir 27,30 Sper - Kelurahan Buntok 13,58 Kota TOTAL 40,88 Sumber : 1. BPS Kab. Barsel 2014 2. Hasil Analisa Pokja Sanitasi
2.3.
Drainase
Perkotaan
Luas Genangan (ha) Jangka Jangka Jangka Pendek Menengah Panjang (d) (e) (f)
50%
0%
0%
50%
0%
0%
50%
0%
0%
Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi Pendanaan sanitasi yang meliputi Air limbah domistik, sampah rumah
tangga, drainase lingkungan dan
PHBS melalui dana APBD mengalami
fluktuasi yang bervariasi dari tahun ke tahun yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Rata-rata pertumbuhan belanja persampahan sebesar 1,01%, drainase sebesar 0,05%, dan air limbah domestik sebesar 0,44 %. Berdasarkan penggunaan dana alokasi khusus (DAK) untuk sanitasi secara umum mengalami peningkatan rata-rata pertahun sebesar 0,65% untuk kurun waktu 2010 – 2014, sedangkan untuk lingkungan hidup mengalami peningkatan yang besar yaitu 0,35% dalam kurun waktu 2010 – 2014. Lebih lengkap dan jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Barito Selatan untuk Sanitasi.
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
24
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Tabel 2.5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Barito Selatan untuk Sanitasi Belanja Sanitasi (Rp.) No
2010 1
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
Uraian Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4)
2011
2012
2013
2014
2.002.847.080,00
3.684.438.000,00
5.719.552.000,00
4.934.359.000,00
7.319.285.000,00
1,60%
1.1
Air Limbah Domestik
616.100.000,00
2.502.463.000,00
906.279.000,00
715.484.000,00
1.148.301.000,00
0,44%
1.2
Sampah Rumah Tangga
937.398.180,00
982.575.000,00
4.619.993.000,00
3.844.275.000,00
5.141.984.000,00
1,01%
1.3
Drainase Perkotaan
1.4
PHBS
2
Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3)
99.698.900,00
-
-
199.600.000,00
600.000.000,00
0,05%
349.650.000,00
199.400.000,00
193.280.000,00
175.000.000,00
429.000.000,00
0,10%
1.553.498.180,00
1.870.165.000,00
1.982.998.000,00
908.959.000,00
2.684.715.000,00
0,65%
2.1
DAK Sanitasi
616.100.000,00
887.590.000,00
906.279.000,00
715.484.000,00
1.148.301.000,00
0,30%
2.2
DAK Lingkungan Hidup
937.398.180,00
982.575.000,00
1.076.719.000,00
193.475.000,00
1.536.414.000,00
0,35%
2.3
DAK Perumahan dan Permukiman
-
-
-
-
-
0%
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
-
-
-
-
-
0%
-
-
-
-
0%
449.348.900,00
1.814.273.000,00
3.736.554,00
4.025.400.000,00
4.634.570.000,00
210.590.234.768,91
233.525.383.200,61
285.302.275.305,52
349.770.208.242,55
352.468.165.090,65
0,21
0,78
1,31
1,15
1,31
3 4
Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
Belanja APBD Murni untuk Sanitasi (1-23) Total Belanja Langsung % APBD Murni terhadap Belanja Langsung
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolute)
0,95%
0,95% ≥2%
Sumber : Realisasi APBD Tahun 2010 – 2014 (SKPD terkait), diolah oleh Tim Pokja Sanitasi
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
25
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Dalam RPJMD Kabupaten Barito Selatan Tahun 2012 – 2016 proyeksi besaran belanja langsung Kabupaten Barito Selatan diproyeksikan meningkat dari tahun ke tahun. Selama 5 tahun kedepan dari tahun 2015 hingga tahun 2019 total pendanaan untuk belanja langsung Kabupaten Barito Selatan mencapai Rp. 2.611.654.393.458,31. Sedangkan total untuk proyeksi APBD murni untuk pendanaan sanitasi sebesar
Rp.
7.145.407.341,69.
Perkiraan
pendanaan
Sanitasi
berdasarkan
Komitmen
selama
5
tahun
kedepan
sejumlah
Rp. 52.233.087.869,17. Tabel Perkiraan Besar Pendanaan Sanitasi ke Depan dapat dilihat pada tabel 2.6. berikut :
Tabel 2.6 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD ke Depan Tahun No
2015 1
Perkiraan Belanja Langsung
2
Perkiraan APBD Murni Untuk Sanitasi
3
Total Pendanaan
Uraian
Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
2016
2017
2018
2019
427.782.410.355,00
470.560.651.390,50
517.616.716.529,55
569.378.388.182,51
626.316.227.000,76
2.611.654.393.458,31
1.373.050.000,00
1.400.511.000,00
1.428.521.220,00
1.457.091.644,40
1.486.233.477,29
7.145.407.341,69
8.555.648.207,10
9.411.213.027,81
10.352.334.330,59
11.387.567.763,65
12.526.324.540,02
52.233.087.869,17
Sumber : 1. KUA PPAS Kab. Barsel TA.2015. 2. Hasil Analisis dan Perhitungan oleh Tim Pokja Sanitasi
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
26
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Realisasi pendanaan APBD Kabupaten Barito untuk Kebutuhan operasional/pemeliharaan investasi sanitasi pada sektor persampahan mengalami fluktuasi atau kecendrungan menurun sebesar 6,10%. Sama halnya dengan sektor persampah, sektor drainase juga mempunyai kecenderungan menurun menjadi 3,78% dari tahun 2010 – 2014. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7 berikut : Tabel 2.7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Barito Selatan untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) No
2010 1 1.1 1.1.1 1.2 1.2.1 1.3 1.3.1
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
Uraian Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik
(justified) Drainase Perkotaan
2013
2014
5.507.214.000,00
6.392.654.000,00
5.942.871.000,00
6,9%
349.650.000,00
1.703.090.000,00
1.099.529.000,00
846.204.000,00
1.373.301.000,00
1,6%
0
0
0
0
0
1.621.030.000,00
1.557.200.000,00
2.977.685.000,00
3.065.600.000,00
3.269.570.000,00
3,5%
571.330.000,00
610.400.000,00
1.655.885.000,00
1.413.200.000,00
1.356.170.000,00
1,6%
100.000.000,00
925.000.000,00
1.430.000.000,00
2.480.850.000,00
1.300.000.000,00
1,7%
0
925.000.000,00
300.000.000,00
750.000.000,00
0
0,7%
(justified)
Biaya Operasional/pemeliharaan
2012
4.185.290.000,00
Biaya Operasional/Pemeliharaan Sampah Rumah Tangga
2011
2.070.680.000,00
Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
0%
Sumber : 1. KUA PPAS Kab. Barsel TA.2015. 2. Hasil Analisis dan Perhitungan oleh Tim Pokja Sanitasi
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
27
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Perkiraan besarnya pendanaan APBD Kabupaten Barito Selatan untuk kebutahan oprasional/pemeliharaan aset sanitasi diperkirakan meningkat. Pada tahun 2015 – 2019 biaya operasional mencapai Rp. 6.632.913.466,73 untuk sektor persampahan. Untuk sektor Drainase lingkungan pemeliharaan mencapai Rp. 2.602.020.080,00. Data perkiraan besaran pendanaan APBD Kabupaten Barito Selatan untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan aset sanitasi terbangun dapat dilihat pada tabel 2.8. berikut : Tabel 2.8 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Barito Selatan untuk Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2019 Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) No 1 1.1 1.1.1 1.2 1.2.1 1.3 1.3.1
Total Pendanaan
Uraian Belanja Sanitasi
2015 8.264.421382,00
2016 8.429.772.872,00
2017 8.598.304.004,83
2018 8.770.270.085,95
2019 8.945.675.487,67
43.008.380.771,09
Air Limbah Domestik
2.439.049.000,00
2.487.829.980,00
2.537.586.579,60
2.588.338.311,19
2.640.105.077,42
12.692.908.948,21
50.000.000,00
75.000.000,00
100.000.000,00
125.000.000,00
150.000.000,00
500.000.000,00
3.301.370.000,00
3.367.397.400,00
3.434.745.348,00
3.503.440.254,96
3.573.509.060,06
17.180.462.063,02
1.274.570.000,00
1.300.061.400,00
1.326.062.628,00
1.352.583.880,56
1.379.635.558,17
6.632.913.466,73
2.524.002.382,00
2.574.482.492,00
2.625.972.077,23
2.678.491.519,80
2.732.061.350,19
13.135.009.759,86
500.000.000,00
510.000.000,00
520.200.000,00
530.604.000,00
541.216.080,00
2.602.020.080,00
Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) Sampah Rumah Tangga Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) Drainase Perkotaan Biaya Operasional/pemeliharaan (justified)
Sumber : 1. KUA PPAS Kab. Barsel TA.2015. 2. Hasil Analisis dan Perhitungan oleh Tim Pokja Sanitasi
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
28
STRATEGI SANITASI KABUPATEN BARITO SELATAN
Perkiraaan kemampuan dari dari APBD Kabupaten Barito Selatan dalam mendanai program/kegiatan yang termuat dalam dokumen SSK mengalami kenaikan dari tahun 2015-2019, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.9. berikut :
Tabel 2.9 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Barito Selatan Dalam mendanai Program/Kegiatan SSK Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) No
2015 1 2
3
4 5
Total Pendanaan
Uraian Perkiraan Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Perkiraan APBD Murni Untuk Sanitasi Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) Kemampuan Mendanai SSK(Komitmen) (3-1)
Sumber :
1. 2.
2016
2017
2018
2019
1.824.570.000,00
1.861.061.400,00
1.898.282.628,00
1.936.248.280,56
1.974.973.246,17
9.495.135.554,73
8.264.421.382,00
8.429.772.872,00
8.598.304.004,83
8.770.270.085,95
8.945.675.487,67
43.008.380.771,09
8.555.648.207,10
9.411.213.027,81
10.352.334.330,59
11.387.567.763,65
12.526.324.540,02
52.233.087.869,17
6.439.851.382,00
6.568.711.472,00
6.700.021.376,38
6.834.021.805,39
6.970.702.241,50
33.513.308.277,72
6.731.078.207,10
7.550.151.627,81
8.454.051.702,59
9.451.319.483,09
10.551.351.293,85
42.737.952.314,44
KUA PPAS Kab. Barsel TA.2015. Hasil Perhitungan dan Analisis oleh Tim Pokja Sanitasi
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2014
29