BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
3.1. VISI DAN MISI SANITASI Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan bagaimana mencapai keadaan yang lebih baik di masa depan. Dengan kata lain, visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode program, untuk mewujudkan sasaran yang mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Misi adalah pernyataan yang luas atau umum tentang sesuatu yang akan dikerjakan, dengan siapa atau untuk siapa, dan kenapa. Dengan kata lain, misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mencapai visi. Dalam misi dinyatakan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui strategi yang telah dipilih. Tabel 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas
Visi Kabupaten
Misi Kabupaten
“Kepulauan Anambas sebagai Kabupaten Maritim Terdepan yang Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul Karimah”
1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata. 2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak. 3. Membangun konektivitas (Transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Visi Sanitasi Kab. Kepulauan Anambas “Terwujudnya Akses Sanitasi yang Layak Tahun 2021”.
Misi Sanitasi Kab. Kepulauan Anambas Misi Air Limbah Domestik: 1) Meningkatkan prasarana dan sarana air limbah domestik. 2) Meningkatkan pengelola air limbah domestik. 3) Meningkatkan perilaku masyarakat hidup bersih dan sehat dalam pengelolaan air limbah domestik. 4) Meningkatkan peran swasta dan masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik.
1
Visi Kabupaten
Misi Kabupaten sistem logistik daerah yang handal. 4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis maritime serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan local dengan lingkungan hidup yang lestari. 5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif. 6. Membangun birokrasi yang bersih, professional dan melayanai serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa. 7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah dan berpayungkan budaya melayu.
Visi Sanitasi Kab. Kepulauan Anambas
Misi Sanitasi Kab. Kepulauan Anambas Misi Persampahan 1) Meningkatkan budaya buang sampah pada tempatnya. 2) Meningkatkan pengolahan sampah dengan sistem 3R. 3) Meningkatkan prasarana dan sarana pengelolaan sampah. 4) Meningkatkan kapasitas pengelola persampahan. 5) Meningkatkan peran masyarakat, stakeholder, kelompok peduli lingkungan dan swasta dalam pengelolaan persampahan 6) Meningkatkan kualitas serta budaya hidup bersih dan sehat. Misi Drainase 1) Meningkatkan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana drainase yang mendukung pencegahan perusakan lingkungan. 2) Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana drainase untuk meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat. 3) Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan drainase lingkungan.
Sumber : RPJMD, dan Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas 2016, diolah
3.2.
PENTAHAPAN PENGEMBANGAN SANITASI
3.2 1
TAHAPAN PENGEMBANGAN SANITASI Sesuai dengan visi dan misi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas, maka pengembangan
sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas difokuskan pada 3 (tiga) sub sektor yaitu sub sektor air limbah, sub sektor persampahan, dan sub sektor drainase Tahap pengembangan untuk jangka pendek diarahkan untuk periode sampai dengan 1 (satu) tahun, sedangkan pengembangan jangka menengah diarahkan untuk periode sampai dengan 5 (lima) tahun, dan pengembangan jangka panjang diarahkan untuk periode sampai dengan 20 (dua puluh) tahun. 3.2.1.1. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Pengembangan sarana dan prasarana air limbah di Kabupaten Kepulauan Anambas mempertimbangankan karakteristik lokal, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanan. Kriteria yang digunakan dalam penentuan prioritas tahapan pengembangan sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas diantaranya adalah data kondisi eksisting, wilayah CBD (Center of Business Development) saat ini dan mendatang berdasarkan RTRW, prioritas berdasarkan tingkat area beresiko resiko 3 dan 4 dan kondisi air tanah, tingkat layanan sanitasi (air limbah), kepadatan penduduk, dan klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan). Instrument profil sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas menghasilkan pengelolaan air limbah dalam perencanaan pengembangan sistem dengan 3 sistem yaitu : 1. Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) - Terpusat Skala Kawasan 2. Sistem Komunal 3. Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) SPAL-Setempat Individual Pengolahan Air Limbah Domestik pada Kabupaten Kepulauan Anambas baru dilakukan di secara mandiri oleh masyarakat. Untuk pengembangan sistem pengelolaan air limbah Kabupaten Kepulauan Anambas dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Zona 1, merupakan area dengan resiko tinggi dan diatasi dalam jangka menengah dengan pemilihan SPAL-Terpusat Skala Kawasan. Zona ini meliputi : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelurahan/Desa Kelurahan Tarempa Desa Tarempa Barat Desa Pesisir Timur Desa Sri Tanjung Desa Ladan Kelurahan Letung
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
3
2. Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat diatasi dalam jangka pendek dengan perubahan perilaku dilakukan dengan program-program berbasis masyarakat dan oleh karena merupakan daerah padat penduduk di pesisir maka pemilihan sistemnya adalah Sistem Komunal. Zona ini meliputi : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kelurahan/Desa Desa Mubur Desa Tebang Desa Piabung Desa Payalaman Desa Candi Desa Matak Desa Batu Ampar Desa Payamaram Desa Piasan Desa Nyamuk Desa Munjan Desa Serat Desa Kiabu Desa Telaga Desa Mengkait Desa Ulu Maras Desa Impol Desa Batu Berapit Desa Landak Desa Air Asuk Desa Air Sena Desa Teluk Siantan
3. Zona 3, merupakan area dengan tingkat resiko yang kecil yang dapat diatasi dalam jangka pendek dengan pilihan sanitasi setempat dengan skala rumah tangga. Tahapan penanganannya dengan kegiatan utama untuk perubahan perilaku dan pemicuan (STBM) dengan pemilihan SPAL-Setempat Individual. Zona ini meliputi : No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelurahan/Desa Desa Tarempa Selatan Desa Tarempa Timur Desa Tarempa Barat Daya Desa Putik Desa Langir Desa Bayat Desa Teluk Bayur Desa Belibak
No. 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kelurahan/Desa Desa Batu Belah Desa Air Putih Desa Temburun Desa Tiangau Desa Telaga Kecil Desa Lingai Desa Air Bini Desa Kuala Maras Desa Bukit Padi Desa Genting Pulur Desa Mampok Desa Rewak Desa Keramut Desa Air Biru Desa Sunggak Desa Lidi Desa Liuk Desa Teluk Sunting
Dari keterangan diatas maka peta zona dan system air limbah Kabupaten Kepulauan Anambas dapat digambarkan pada peta 3.1.
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
5
Peta 3.1. Peta Zona dan Tahapan Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik
Tabel berikut menjelaskan tahapan pengembangan air limbah domestik di Kabupaten Kepulauan Anambas yang didasarkan pada pengembangan secara bertahap (jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang). Tabel 3.2. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kepulauan Anambas
No
Sistem
(a)
(b) Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Setempat (On-site)
A B
Cakupan Layanan Eksisting
Target Cakupan Layanan (%)
(c)
Jangka Pendek (d)
Jangka Menengah (e)
Jangka Panjang (f)
63,6%
46%
15%
0%
32,2%
45%
70%
82%
1
Cubluk dan sejenisnya
12,3%
10%
8%
0%
2
Tangki Septik Individual
16,1%
27%
45%
71%
3
Tangki Septik Komunal (≤ 10 kk)
-
-
-
-
4
MCK
3,8%
5%
9%
11%
Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Terpusat (Off-site) Tangki Septik Komunal (≥ 10 kk)
4,2%
9%
15%
18%
-
-
-
-
2
IPAL Komunal
4,2%
7%
15%
18%
3
IPAL Kawasan
-
-
-
-
4
IPAL Kota
-
-
-
-
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
C 1
Total
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016, diolah Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk. 3.2.1.2. Tahapan Pengembangan Persampahan Dalam menentukan tahapan pengembangan persampahan ada 2 faktor yang menjadi indikator yaitu : tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial/ CBD, permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Kedua criteria tersebut sangat berhubungan dengan aktivitas STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
7
penghuninya yang akan mempengaruhi perhitungan jenis dan volume timbulan sampah. Untuk Kabupaten Kepulauan Anambas, tahapan pengembangan Persampahannya dapat dilihat pada peta 3.2. Pengelolaan sampah di Kabupaten Kepulauan Anambas ditangani oleh Badan Lingkungan Hidup dan Kecamatan. Cakupan pelayanan pengelolaan sampah Kabupaten Kepulauan Anambas sampai saat ini masih melayani 7 kecamatan terutama di Kecamatan Siantan, Jemaja, Jemaja Timur, Siantan Selatan, Siantan Tengah, Palmatak, dan Siatan Timur. Hal ini pun persebarannya tidak merata di semua desa. Pelayanan difokuskan pada area pusat perkotaan. Cakupan layanan terbanyak berada di Pulau Siantan karena Pulau ini merupakan Ibukota Kabupaten batang yang merupakan pusat CBD dan pusat aktivitas permukiman, perdagangan dll. Selebihnya dikelola secara partisipasi masyarakat baik secara dibakar, ditimbun, maupun dikelola dengan membentuk kelembgaan pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil pengisian profil sanitasi maka dihasilkan 5 (lima) zona pengelolaan persampahan yaitu : 1. Zona 1 ( CBD ), dalam pengelolaan persampahan ini terdiri dari : No. 1 2 3
Kelurahan/Desa Kelurahan Tarempa Desa Ladan Kelurahan Letung
2. Zona 2 ( >100 orang/ha, Urban), dalam pengelolaan persampahan ini terdiri dari : No. 1 2 3
Kelurahan/Desa Desa Tarempa Barat Desa Pesisir Timur Desa Sri Tanjung
3. Zona 3 (> 100 orang/ha; bukan-urban), dalam pengelolaan persampahan ini terdiri dari : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kelurahan/Desa Desa Mubur Desa Tebang Desa Piabung Desa Payalaman Desa Candi Desa Matak Desa Batu Ampar Desa Payamaram Desa Piasan Desa Nyamuk Desa Serat Desa Kiabu Desa Impol
No. 14 15 16 17 18
Kelurahan/Desa Desa Batu Berapit Desa Landak Desa Air Asuk Desa Air Sena Desa Teluk Siantan
4. Zona 4 (25-100 orang/Ha, Urban/Rural), dalam pengelolaan persampahan ini terdiri dari: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kelurahan/Desa Desa Putik Desa Bayat Desa Teluk Bayur (darat/jarang) Desa Batu Belah Desa Munjan Desa Telaga (pesisir/padat) Desa Mengkait (pesisir/padat) Desa Telaga Kecil Desa Air Bini Desa Ulu Maras Desa Bukit Padi Desa Mampok Desa Rewak Desa Keramut Desa Sunggak Desa Liuk Desa Teluk Sunting
5. Zona 5 (Area Kepadatan Rendah), dalam pengelolaan persampahan ini terdiri dari : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kelurahan/Desa Desa Tarempa Selatan Desa Tarempa Timur Desa Tarempa Barat Daya Desa Langir Desa Belibak Desa Air Putih Desa Temburun Desa Tiangau Desa Lingai Desa Kuala Maras Desa Genting Pulur Desa Air Biru Desa Lidi
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
9
Peta 3.2. Peta Zona dan Tahapan Pengembangan Persampahan
Tabel berikut menjelaskan tahapan pengembangan persampahan di Kabupaten Kepulauan Anambas yang didasarkan pada pengembangan secara bertahap (Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang). Tabel 3.3. Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Kepulauan Anambas No 1
Sistem Prosentasi sampah terangkut ke TPA Prosentasi sampah tereduksi melalui 3R
Cakupan layanan eksisting* (%)
Cakupan layanan* (%) Jangka Jangka Jangka pendek** menengah panjang
0%
25%
65%
75%
2,72%
4%
5%
6%
3
Prosentasi sampah dikelola oleh masyarakat di sumber***
51,51%
30%
15%
10%
4
Prosentasi sampah yang tidak terolah
45,77%
41%
15%
9%
100
100
100
100
2
Total
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016, diolah Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk **) Dalam penanganan persampahan jangka menengah sampai dengan jangka panjang, Kabupaten Kepulauan Anambas sudah memiliki TPA ***) Sampah yang terangkut dari Permukiman ke TPS3R hanya dibakar
2.2.3. Tahapan Pengembangan Drainase Lingkungan Pelayanan drainase lingkungan di Kabupaten Kepulauan Anambas telah tersebar di setiap Kecamatan. Tetapi, sebagaian besar daerah masih belum melaksanakan pembangunan drainase lingkungan. Sehingga, masih ada beberapa desa di setiap kecamatan yang belum terlayani. Berdasarkan analisa instrumen profil sanitasi, maka di dapat sistem pengembangan drainase dapat digambarkan dalam pembagiaan zona berikut ini :
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
11
1. Zona 1, merupakan area dengan tingkat risiko yang relatif kecil yang dapat diatasi dalam jangka panjang ataupun menengah meliputi : No. 1 2 3 4 5 6 7.
Kecamatan Siantan Palmatak Siantan Timur Siantan Selatan Jemaja Timur Jemaja Siantan Tengah
2. Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena merupakan kawasan padat dan kawasan urban (CBD) yang harus diatasi dalam jangka menengah ataupun pendek meliputi : No. 1 2 3
Kelurahan/Desa Kelurahan Tarempa Desa Tarempa Barat Desa Ulu Maras
Peta 3.3. Peta Zona dan Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
13
Tabel 3.4. Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Kepulauan Anambas
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Titik Genangan di Area Permukiman Kelurahan Tarempa Desa Tarempa Barat Desa Tarempa Selatan Desa Ulu Maras Desa Tebang Desa Ladan Desa Candi Desa Payamaram Desa Tiangau Desa Air Bini Kelurahan Letung Total
Luas Genangan Eksisting di Area Permukiman (ha) 10 1 6 1 2 1 1 3 1 1 1 28
Pengurangan Luas Genangan (Ha) Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
7 1 5 1 1 1 1 2 1 1 1 22
3 1 1 1 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Hasil Analisis Pokja Sanitasi Tahun 2016, diolah Dari tabel diatas menjelaskan bahwa target cakupan pengembangan drainase di Kabupaten Kepulauan Anambas dalam jangka panjang tidak ada genangan yang terjadi dan untuk jangka menengah yaitu pada tahun 2021 tersisa 6 ha genangan yang terjadi serta target cakupan penanganan genangan pada janga pendek selama tahun 2017 s.d. 2018 sebesar 22 ha genangan yang teratasi.
3.2.2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.2.2.1. Tujuan Dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, selain visi dan misi sanitasi juga diperlukan penajaman dari visi dan misi tersebut yang dituangkan menjadi sebuah tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi dan misi yang telah disusun. Di dalam sektor air limbah domestik, terdapat beberapa tujuan dan sasaran yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan 1. Meningkatnya Akses rumah tangga terhadap fasilitas pengolahan air limbah yang layak
Sasaran
Menurunnya Angka BABS dari 63,6% (25.703 jiwa) menjadi 15% (6.062 jiwa) tahun 2021 2. Menurunnya Angka Pencemaran SPAL yang tidak Aman sebesar 2. Terciptanya masyarakat yang berwawasan 79,7% menjadi aman sebesar 10% pada tahun 2021 lingkungan Terciptanya masyarakat yang 3. Berkurangnya Rumah Tangga yang Tidak Memiliki Akses berwawasan lingkungan Pengelolaan Air Limbah yang layak sebesar 83,1% atau 8.188 Rumah Tangga menjadi 15% atau 1.478 Rumah Tangga pada tahun 2021 4. Pada tahun 2021 masyarakat tidak menggunakan saluran drainase sebagai sarana penerima air limbah domestik 5. Tersedianya layanan pengolahan lumpur tinja tahun 2018 6. Peningkatan Anggaran Pengelolaan Air Limbah menjadi 3% dari Belanja Langsung APBD Kabupaten Kep, Anambas 7. Optimalisasi kinerja SKPD pelaksana kegiatan air limbah domestik 8. Menyediakan PERDA tentang Pengelolaan Air Limbah pada tahun 2018 9. Meningkatkan peran swasta dan masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik 10. Meningkatkan sosialisasi dan kampanye pengelolaan Air Limbah Domestik Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas, diolah Tahun 2016
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
1.
Data Dasar 1. 63,6% masyarakat melakukan BABS 2. 79,7% Pencemaran SPAL tidak aman 3. 83,1% Rumah Tangga Tidak Memiliki Akses Pengelolaan Air Limbah Yang Layak 4. 0,7% Masyaraat Masih menggunakan Saluran Drainase menjadi sarana penerima Air Limbah Domestik 5. Tidak Ada IPLT dan Sedot Tinja 6. 0,89% APBD Murni terhadap Belanja Langsung untuk sanitasi 7. Pelaksana pengelola Sanitasi belum bergerak maksimal dalam pengelolaan air limbah domestik 8. Tidak tersedianya peraturan daerah terkait pengelolaan air limbah domestik 9. Masih minimnya peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah domestik 10. Kurangnya Sosialisasi dan kampanye Pengelolaan Air Limbah Domestik
15
3.2.2. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Pengelolaan Persampahan Permasalahan dalam sektor persampahan di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah belum adanya TPA, kurangnya cakupan pelayanan terhadap sampah yang ada serta minimnya pemilahan sampah dari sumbernya sehingga penangannya perlu ditingkatkan dan lebih komprehensif agar bisa menciptakan sampah menjadi sebuah nilai ekonomis yang bisa di jual. Dari pemasalahan tersebut dapat dirumuskan tujuan dan sasaran sebagai berikut: Tabel 3.6. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Pengelolaan Persampahan Tujuan Meningkatnya penanganan dan pelayanan pengelolaan persampahan
Sasaran 1. 1,584 m³/hari sampah terangkut dan terproses di TPA 2. Berkurangnya volume sampah yang belum tertangani dari 9,38 m³/hari menjadi 1,407 m³/hari pada tahun 2021 3. Sampah yang terlayani dengan system 3R pada tahun 2021 sebesar 5% 4. Terbangunnya TPA pada tahun 2018 5. Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan pada tahun 2017 6. Peningkatan Anggaran Pengelolaan Persampahan sebesar 3% dari APBD Kabupaten 7. Tersedianya lembaga regulator khusus penanganan persampahan tahun 2017 8. Tersedianya Perda tentang Pengelolaan Persampahan Tahun 2017 9. Melakukan peningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat dalam kegiatan pengelolaan persampahan 10. Melakukan sosialisasi dan kampanye tentang Pengelolaan Persampahan
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas, diolah Tahun 2016
Data Dasar 1. 51,51% (10,56 m³) sampah yang terangkut prosesnya hanya dibakar di TPS3R 2. 45,77% (9,38 m³/hari) sampah tidak terolah dengan baik (dibuang ke laut, sungai, dan perkebunan serta lahan kosong) 3. Hanya 2,72% sampah yang terlayani dengan system 3R 4. Tidak adanya TPA 5. Minimnya Ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan 6. Masih minimnya anggaran dalam pengelolaan persampahan 7. Belum adanya institusi khusus terkait pengelolaan persampahan 8. Belum adanya perda terkait pengelolaan persampahan 9. Belum adanya peran masyarakat dalam penanganan pengelolaan persampahan 10. Belum adanya sosialisasi dan kampanye terkait pengelolaan persampahan
3.2.3. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase Lingkungan Kendala dan permasalahan yang terjadi di sektor drainase sebagian besar dikarenakan kerusakan pada drainase yang belum banyak yang saling terkoneksitas, selain itu integrasi SKPD dalam pembangunan drinase belum terjalin komunikasi secara optimal. Untuk menangani permasalahan tersebut maka dirumuskan tujuan dan sasaran sebagai berikut: Tabel 3.7. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase Lingkungan Tujuan 1. Tercapainya layanan drainase yang memadai dan berkurangnya genangan 2. Terciptanya pengetahuan masyarakat tentang fungsi dan manfaat saluran drainase
Sasaran
1. Peningkatan cakupan layanan saluran Drainase dari 22,5% menjadi 90% pada tahun 2021 2. Melakukan pengurangan genangan dari 28 ha menjadi 6 Ha pada tahun 2021 3. Menyediakan Perda tentang Pengelolaan Drainase Tahun 2018 4. Peningkatan Anggaran Pengelolaan Drainase sebesar 3% dari APBD Kabupaten 5. Meningkatkan kontribusi swasta dan masyarakat dalam penanganan drainase lingkungan 6. Melakukan sosialisasi dan kampanye tentang fungsi dan manfaat saluran drainase Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016, diolah
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Data Dasar 1. Masyarakat masih belum terlayani dengan sistem drainase yang memadai 2. 10,2% Masih terdapat genangan di permukiman 3. Belum tersedianya regulasi pengelolaan drainase lingkungan 4. Minimnya pendanaan pembangunan drainase lingkungan 5. Minimnya fasilitasi tentang fungsi dan manfaat dari saluran drainase 6. Minimnya kontribusi swasta dan masyarakat dalam penanganan drainase lingkungan
17
3.3.
KEMAMPUAN PENDANAAN SANITASI DAERAH Cakupan layanan dan system sanitasi di Kabupaten Kepulauan Riau sangat dipengaruhi oleh kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Kepulauan Anambas. Tabel 3.8 Perhitungan Pertumbuhan APBD Kabupaten Kepulauan Anambas untuk Sanitasi No
Realisasi Anggaran
Belanja Sanitasi Tahun (Rp.) 2012
2013
2014
2015
2016
15,480,949,804.00
13,755,900,867.00
17,024,959,798.00
12,615,671,345.00
-
1.1 Air Limbah Domestik
4,832,203,697.00
4,632,688,385.00
4,670,935,933.00
3,720,085,050.00
-
1.2 Sampah Domestik
3,654,931,610.00
3,078,419,148.00
5,049,775,680.00
2,623,465,000.00
-
1.3 Drainase Perkotaan
6,993,814,497.00
6,044,793,334.00
7,304,248,185.00
6,272,121,295.00
-
648,565,470.00
691,011,000.00
732,053,000.00
5,418,877,000.00
-
-
-
-
4,959,979,000.00
-
648,565,470.00
691,011,000.00
732,053,000.00
458,898,000.00
-
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman
-
-
-
-
3
-
-
-
-
1
2
Belanja Sanitasi (1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4)
Dana Alokasi Khusus (2.1 + 2.2 + 2.3)
2.1 DAK Air Minum dan Sanitasi 2.2 DAK Lingkungan Hidup Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi
14,832,384,334.00
13,064,889,867.00
16,292,906,798.00
7,196,794,345.00
-
Total Belanja Langsung
720,408,690,934.58
892,214,457,618.00
983,080,785,575.72
767,676,675,202.00
-
2.06
1.46
1.66
0.94
-
% APBD Murni terhadap Belanja Langsung
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut)
Rata-Rata Pertumbuhan
3%
Tabel 3.9 Perhitungan Pertumbuhan APBD Kabupaten Kepulauan Anambas untuk Sanitasi No
Perkiraan Belanja Murni Sanitasi Tahun (Rp.)
Uraian 2017
1
Perkiraan Belanja Langsung Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
2 3
1.017.222.239.281
2018
2019
Total Pendanaan
2020
2021
1.072.136.763.585 1.127.051.287.888 1.181.965.812.192
1.236.880.336.495
5.635.256.439.440
6.818.252.903
5.812.169.443
4.806.085.982
3.800.002.522
2.793.919.061
24.030.429.911
30.516.667.178
32.164.102.908
33.811.538.637
35.458.974.366
37.106.410.095
169.057.693.183
Tabel 3.10 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Anambas untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi No
Uraian
1
Belanja Sanitasi
1.1
Air Limbah Domestik
1.1.1
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified)
1.2
Sampah Domestik
1.1.2
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified)
1.3
Drainase Perkotaan
1.1.3
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified)
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Belanja Sanitasi (Rp.) 2011
2012
638.899.400 0,0 638.899.400 0,0
2013
2014
1.946.810.700 2.896.655.948
Pertumbuhan Rata-Rata
2015
3.604.195.200
1.893.696.500
7
0,0
0,0
0,0
100
1.735.673.700 2.896.655.948
3.604.195.200
1.893.696.500
8
0,0
0,0
0,0
211.137.000
0,0
0,0
19
Tabel 3.11 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Anambas untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga tahun 2021
No
Uraian
1
Belanja Sanitasi
1.1
Air Limbah Domestik
1.1.1
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified)
1.2
Sampah Domestik
1.1.2
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified)
1.3
Drainase Perkotaan
1.1.3
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Justified)
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) 2017
2018
2019
2020
2021
Total Pendanaan
3.862.843.030
4.279.540.900
4.696.238.770
5.112.936.640
5.529.634.510
8,6
-
-
-
-
-
-
3.905.070.430
4.342.882.000
4.780.693.570
5.218.505.140
5.656.316.710
8,8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Tabel 3.12 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Kepulauan Anambas dalam Mendanai Program/Kegiatan No
Uraian
Pendanaan (Rp.) 2017
2018
2019
2020
2021
Total Pendanaan
1
Perkiraan Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan
3.905.070.430
4.342.882.000
4.780.693.570
5.218.505.140
5.656.316.710
23.903.467.848
2
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
6.818.252.903
5.812.169.443
4.806.085.982
3.800.002.522
2.793.919.061
24.030.429.911
3
Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
30.516.667.178
32.164.102.908
33.811.538.637
35.458.974.366
37.106.410.095
169.057.693.183
4
Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)
2.913.182.473
1.469.287.443
25.392.413
(1.418.502.618)
(2.862.397.648)
126.962.063
5
Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
26.611.596.749
27.821.220.908
29.030.845.067
30.240.469.226
31.450.093.385
145.154.225.335
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
21