BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1.
Visi dan Misi Sanitasi Visi pembangunan Kabupaten Aceh Besar tahun 2012-2017 sebagaimana tertuang dalam
RPJMD adalah :
"Terwujudnya Aceh Besar yang Mandiri, Sejahtera, dan Damai Berdasarkan
Syariah". Untuk mencapai Visi Bupati Aceh Besar Periode 2012-2017, maka ditetapkan misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan pembangunan sektor pertanian berbasis masyarakat; 2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter, bermartabat, mandiri, sehat, dan sejahtera yang mencerminkan tatanan masyarakat madani
dalam bingkai syariat Islam
yang kaffah; 3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan bersih (clean government); 4. Menjaga kelangsungan dan keabadian perdamaian serta memastikan berjalannya proses rehabilitasi dan pemenuhan hak-hak masyarakat korban konflik dan eks-kombatan GAM dengan baik dalam koridor hukum berdasarkan implementasi MoU Helsinki dan UUPA; 5. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas; dan 6. Menciptakan peluang berusaha dan investasi serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan. Berkaitan dengan perwujudan pembangunan sanitasi, maka Kabupaten Aceh Besar menetapkan dan merumuskan bersama visi dan misi sanitasi. Berikut rumusan visi dan misi sanitasi di Kabupaten Aceh Besar. Visi dan Misi Kabupaten Aceh Besar
Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Visi Pembangunan Sanitasi :
Visi Pembangunan Daerah
“Terwujudnya sanitasi layak, sehat dan
"Terwujudnya Aceh Besar yang Mandiri,
berkelanjutan sesuai dengan Syariah di
Sejahtera, dan Damai Berdasarkan Syariah"
Kabupaten Aceh Besar tahun 2020”
Misi Pembangunan Daerah : 1. Meningkatkan
Misi Pembangunan Sanitasi :
pembangunan
sektor A. Sub Sektor Air Limbah
pertanian berbasis masyarakat; 2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,
berkarakter,
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
bermartabat,
1. Merencanakan pengelolaan Air Limbah yang ramah terhadap lingkungan dengan terukur dan bertahap III-1
Visi dan Misi Kabupaten Aceh Besar Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar mandiri, sehat, dan sejahtera yang 2. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat mencerminkan tatanan masyarakat madani dalam bingkai syariat Islam yang kaffah;
terhadap Prilaku Hidup Sehat dan Bersih 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
dan prasarana pengelolaan air limbah rumah
baik (good governance) dan bersih (clean
tangga yang bermutu, merata dan terjangkau
government);
serta berwawasan lingkungan
4. Menjaga
kelangsungan
dan
keabadian 4. Melibatkan dunia usaha dan masyarakat dalam
perdamaian serta memastikan berjalannya
pembangunan dan pengelolaan air limbah
proses rehabilitasi dan pemenuhan hak-hak 5. Meningkatkan masyarakat
korban
konflik
dan
eks-
kapasitas
aparatur
dalam
manajemen pengelolaan air limbah terpadu;
kombatan GAM dengan baik dalam koridor hukum berdasarkan implementasi MoU B. Sub Sektor Persampahan Helsinki dan UUPA;
1. Merencanakan sistem persampahan terpadu
5. Meningkatkan pembangunan sarana dan
yang ramah lingkungan
prasarana yang memadai dan berkualitas; 2. Menerapkan teknologi tepat guna untuk dan 6. Menciptakan investasi
pengolahan sampah menjadi produk bernilai peluang serta
berusaha
dan
tambah;
mengoptimalkan 3. Meningkatkan
pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.
kapasitas
aparatur
dalam
manajemen pengelolaan persampahan; 4. Melibatkan dunia usaha dan masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan 5. Memperluas cakupan pelayanan sampah C. Sub Sektor Drainase 1. Merencanakan sistem penanganan drainase yang
terpadu,
terintegrasi
dan
berkesinambungan 2. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan masyarakat
dalam
pembangunan
dan
pengelolaan drainase 3. Memperluas pembangunan jaringan drainase
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-2
3.2. Pentahapan Pengembangan Sanitasi Pentahapan pengembangan Sanitasi mendeskripsikan tentang tahapan pengembangan sanitasi yang meliputi sektor air limbah, sektor persampahan dan sektor drainase, yang kemudian diformulasikan menjadi sasaran dan tujuan dan membuat skenario untuk pencapaian sasaran dan tujuan. Pentahapan ini memakai data-data dasar sanitasi yang diperoleh baik dari data sekunder maupun dari data primer (studi ehra) 3.2.1. Tahapan Pengembangan Sanitasi Tahapan pengembangan sanitasi dibuat berdasarkan instrumen profil sanitasi dibagi dalam beberapa zona prioritas penanganan. Pembagian zona prioritas penanganan ini merupakan hasil perhitungan/analisis instrumen profil sanitasi yang merupakan penggabungan antara data primer (studi ehra), persepsi SKPD (Pokja Sanitasi), data sekunder dan penyesuaian berdasarkan fakta dilapangan menurut pertimbangan Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Besar. Tahapan pengembangan sanitasi yang meliputi sektor air limbah, sektor persampahan dan sektor drainase. 3.2.1.1 Sektor Air Limbah Tahapan penanganan air limbah berdasarkan instrumen profil sanitasi dibagi dalam 3 (tiga) zona prioritas penanganan. Pembagian 3 (tiga) zona prioritas penanganan disektor air limbah domestik dengan mempertimbangkan hasil perhitungan instrumen profil sanitasi yang merupakan penggabungan antara data primer (studi ehra) dan data sekunder. Berdasarkan hasil analisis data, bahwa penanganan disektor air limbah di Kabupaten Aceh Besar, dikategorikan menjadi 3 (tiga) zona yaitu : 1. Zona Penanganan I, yang merupakan zona yang akan ditangani dalam jangka waktu pendek. Untuk tahap pertama (jangka pendek) prioritas penanganan lima tahun kedepan (20162020), pembangunan sanitasi di prioritaskan pada zona 1 (satu). Pada zona 1 ini meliputi semua desa (gampong) yang ada di Kecamatan : a. Kecamatan Peukan Bada b. Kecamatan Darul Imarah c. Kecamatan Ingin Jaya d. Kecamatan Krueng Barona Jaya e. Kecamatan Darussalam f.
Kecamatan Baitussalam
g. Kecamatan Blang Bintang h. Kecamatan Kuta Baro Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-3
i.
Kecamatan Mesjid Raya
j.
Kecamatan Montasik
k. Kecamatan Lhoknga l.
Kecamatan Simpang Tiga
m. Kecamatan Suka Makmur Dalam Zona I ini perlu pengembangan infrastruktur pengelolaan air limbah yang berskala kawasan dengan sistem offsite dengan kepadatan sedang. infrastruktur pengelolaan air limbah Kabupaten Aceh Besar di difokuskan untuk menyiapkan dasar-dasar bagi pembangunan sistem sanitasi offsite seperti penerapan sistem IPAL kawasan sedangkan pembangunan sistem onsite individual dan komunal bisa dimungkinkan. 2. Zona Penanganan II, merupakan zona yang penanganannya dalam jangka menengah. Yang termasuk dalam zona ini meliputi desa (gampong) yang ada di dalam Kecamatan : a.
Kecamatan Indrapuri
b.
Kecamatan Kuta Cot Glie
c.
Kecamatan Kuta Malaka
d.
Kecamatan Montasik
e.
Kecamatan Seulimeum; dan
f.
Sebagian Kecamatan Suka Makmur
Dalam Zona II ini, pengembangan infrastruktur pengelolaan air limbah adalah dengan sistem komunal 3. Zona penanganan III, yaitu zona yang penanganannya memakan waktu yang lebih lama (jangka panjang). Sistem pengelolaan air limbah yang diperlukan dalam zona ini adalah dengan sistem onsite (setempat). Hal ini berdasarkan pertimbangan di kawasan tersebut jumlah penduduk masih sedikit, dan dalam studi EHRA dikawasan ini masih banyak terdapat praktek BABS. Adapun desa (gampong) yang masuk dalam zona ini meliputi desa (gampong) yang ada dalam kecamatan: a. Kecamatan Lhoong; b. Kecamatan Leupung; c. Kecamatan Pulo Aceh; d. Kecamatan Kota Jantho; e. Kecamatan Lembah Seulawah; f.
Kecamatan Simpang Tiga;
g. Sebagian Kecamatan Seulimeum; h. Sebagian Kecamatan Sukamakmur; Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-4
i.
Sebagian Kecamatan Mesjid Raya;
j.
Sebagian Kecamatan Blang Bintang; dan
k. Sebagian Kecamatan Lhoknga Peta Pembagian Zona prioritas penanganan dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1
Adapun tahapan pengembangan sistem sanitasi subsektor air limbah domestik dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No. (a) A. B. 1. 2. C. 1.
Tabel 3.1 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Aceh Besar Target Cakupan Layanan (%) Cakupan Sistem Layanan Jangka Jangka Jangka Eksisting (%) Pendek Menengah Panjang (b) (c) (d) (e) (f) WILAYAH PERDESAAN Buang Air Besar Sembarangan 31,83% 20% 0% 0% (BABS) Sistem Pengolahan Limbah Setempat (Onsite) Cubluk dan sejenisnya 21,41% 10% 0% 0% Tangki Septik 45,91% 68% 85% 85% Sistem Komunal MCK/MCK++ 0,85% 2% 15% 15%
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-5
No.
Sistem
(a) 2. 3. D.
(b) IPAL Komunal Tangki Septik Komunal Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site) Total WILAYAH PERKOTAAN Sistem Pengolahan Limbah B. Setempat (Onsite) 1. Cubluk dan sejenisnya 2. Tangki Septik C. Sistem Komunal 1. MCK/MCK++ 2. IPAL Komunal 3. Tangki Septik Komunal D. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site) Total Sumber : Hasil Analisis (2015)
Cakupan Layanan Eksisting (%) (c) 0 0
Target Cakupan Layanan (%) Jangka Jangka Jangka Pendek Menengah Panjang (d) (e) (f)
0 100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
43,67% 55,97%
35% 60%
0% 85%
0% 85%
0,36% 0 0
5%
15%
5% 5% 5%
100,00%
100,00%
100,00%
0 100,00%
3.2.1.2 Sektor Persampahan Pembagian zona prioritas penanganan sampah sangat dipengaruhi oleh tingkat kepadatan penduduk
yang mempengaruhi
volume timbulan
sampah. Tingkat kepadatan penduduk
sendiri sangat dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan jasa yang berkembang di kawasan tersebut. Dari hasil perhitungan/analisis data di instrumen profil sanitasi, untuk zona prioritas penanganan sektor persampahan di Kabupaten Aceh Besar dikategorikan ke dalam 5 (lima) zona. Ke 5 (lima) zona ini dibagi juga didasarkan pada Sistem Jaringan Persampahan yang sudah direncanakan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Besar tahun 2013-2032: 1. Zona I Merupakan zona padat penduduk yaitu kawasan perbatasan Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Di zona ini juga terdapat 1 (satu) pasar induk yang merupakan tempat pendistribusian barang ke Kota Banda Aceh, serta kawasan yang menjadi kawasan permukiman penduduk perkotaan. Di zona ini timbulan sampah juga sangat tinggi karena menjadi pusat perekonomian di Kabupaten Aceh Besar, sehingga perlu penanganan sampah dalam jangka pendek. Penanganan samapah yang selama ini berjalan hanya dilakukan pengangkutan satu kali dalam sehari dan hanya melalui kontainer-kontainer yang disediakan di pinggir jalan utama, sedangkan pelayanan rumah tangga belum tersedia. Sampah yang di kawasan zona I ini juga diangkut ke TPA Kota Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-6
Banda Aceh (TPA Gampong Jawa). Adapun kecamatan yang masuk dalam zona ini adalah : Kecamatan Peukan Bada, Kecamatan Mesjid Raya, Kecamatan Darul Imarah, Kecamatan Ingin Jaya, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kecamatan Baitussalam, Kecamatan Darussalam, Kecamatan Kuta Baro, Kecamatan Blang Bintang, dan sebagian Kecamatan Suka Makmur dan Montasik. Zona ini direncanakan pengangkutan sampah setiap hari dan akan melayani daerahdaerah perumahan padat penduduk dan kawasan sentral perdagangan. Sampah dikawasan ini direncanakan akan diangkut ke TPA Regional Blang Bintang karena jarak tempuh yang lebih dekat. 2. Zona II Zona ini merupakan zona penanganan dalam jangka menengah, yang meliputi Kecamatan Suka Makmur, Kuta Malaka, Indrapuri, Kuta Cot Glie, Kota Jantho, Seulimeum. Pengangkutan sampah juga dilakukan setiap hari dan akan melayani daerah-daerah yang dilalui jalan utama. Zona ini merupakan kawasan pertumbuhan kota-kota baru, dimana kepadatan penduduknya masih sedang, dan penduduknya masih tersebar. Pasar yang terdapat di zona ini juga merupakan pasar tradisional yang bersifat pasar mingguan. Pengangkutan sampah di zona ini akan dilakukan ke TPA Kota Jantho yang sudah bersistem controlled landfill. 3. Zona III, IV dan V Zona III, IV dan V merupakan zona penanganan sampah dalam jangka panjang. Zona III dan V merupakan daerah yang penduduknya masih tersebar dengan kepadatan rendah. Kawasan ini dalam RTRW juga direncanakan adanya TPST 3R di Leupung untuk menampung sampah di Kecamatan Leupung, Lhoong, dan Lhoknga. Zona IV adalah kecamatan Lembah Seulawah yang merupakan kawasan pusat agropolitan dan merupakan daerah masuk ke Kabupaten Aceh Besar. Di Kecamatan Lembah Seulawah terdapat pasar wisata yang merupakan tempat persinggahan/rest area. Kecamatan Lembah Seulawah terdapat banyak industri kecil dan industri rumah tangga yang banyak menghasilkan sampah organik. Dikawasan ini didalam RTRW Kabupaten Aceh Besar telah direncanakan adanya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R (TPST 3R) yang melayani sampah-sampah berasal dari lingkungan penduduk dikawasan ini. Peta pembagian zona penanganan sampah dapat dilihat di Gambar 3.2.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-7
Gambar 3.2 Peta Pentahapan Pengembangan Pelayanan Persampahan Di Kabupaten Aceh Besar
No. (a) A. 1. 2. B. C.
Tabel 3.2 Tahapan Pengembangan Cakupan Layanan Sub Sektor Persampahan Di Kabupaten Aceh Besar Target Cakupan Layanan (%) Cakupan Sistem Layanan Jangka Jangka Jangka Eksisting (%) Pendek Menengah Panjang (b) (c) (d) (e) (f) WILAYAH PERDESAAN Prosentase sampah yang 25,00% 30% 50% 100% terangkut Penanganan langsung (direct) 10,00% 15% 25% 60% Penanganan tidak langsung 15,00% 15% 25% 40% (indirect) Dikelola Mandiri oleh 75,00% 70% 50% 0% masyarakat atau belum terlayani 3R 0% 0% 0% 0%
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-8
No.
Sistem
(a)
(b) WILAYAH PERKOTAAN Prosentase sampah yang A. terangkut 1. Penanganan langsung (direct) Penanganan tidak langsung 2. (indirect) Dikelola Mandiri oleh B. masyarakat atau belum terlayani C. 3R Sumber : Hasil Analisis (2015)
Cakupan Layanan Eksisting (%) (c)
Target Cakupan Layanan (%) Jangka Jangka Jangka Pendek Menengah Panjang (d) (e) (f)
75,88%
85%
100%
100%
25,00%
30%
40%
45%
50,88%
55%
60%
65%
24,12%
20%
10%
0%
0%
0%
0%
0%
3.2.1.3 Sektor Drainase Pembagian zona prioritas pembangunan drainase sangat dipengaruhi oleh tingkat kepadatan penduduk, topografi yang masih datar dan tingkat terjadinya genangan di daerah tersebut. Dari hasil perhitungan/analisis data di instrumen profil sanitasi, untuk zona prioritas penanganan sektor drainase di Kabupaten Aceh Besar dikategorikan ke dalam 2 (dua) zona. Zona penanganan dalam jangka pendek adalah daerah pesisir dan kawasan pusat perkotaan yaitu Kecamatan Peukan Bada, Kecamatan Mesjid Raya, Kecamatan Darul Imarah, Kecamatan Ingin Jaya, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kecamatan Baitussalam, Kecamatan Darussalam, Kecamatan Kuta Baro, Kecamatan Blang Bintang, Kecamatan Suka Makmur, Kecamatan Simpang Tiga, Kecamatan Darul Kamal, Kuta Malaka dan Montasik. Zona penanganan dalam jangka panjang adalah wilayah yang topografinya perbukitan yaitu Kecamatan Indrapuri, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kecamatan Seulimeum, Kecamatan Kota Jantho, Kecamatan Lembah Seulawah, Kecamatan Lhoong, Kecamatan Leupung, Kecamatan Lhoknga dan Kecamatan Pulo Aceh. Adapun Peta Zona Penanganan sektor drainase dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-9
Gambar 3.3
3.2.2 Skenario Pencapaian Sasaran Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan untuk memberikan arahan yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Aceh Besar dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan serta tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan daerah. Secara umum, penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK ini adalah untuk perencanaan pembangunan di sektor sanitasi untuk pencapaian universal access dalam jangka menengah (5 tahun). Secara khusus, pemutakhiran SSK ini menjadi pedoman untuk : 1) Gambaran tentang kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Aceh Besar selama periode 5 tahun 2) Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka menengah dan tahunan sektor sanitasi. 3) Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pemangku kepentingan (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Aceh Besar.
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-10
Dalam mencapai pembangunan sanitasi di Kabupaten Aceh Besar jangka menengah, berdasarkan visi dan misi pembangunan sanitasi maka dirumuskan suatu tujuan dan sasaran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Aceh Besar. Sasaran dan tujuan dibagi dalam 3 (tiga) sub sektor utama yaitu Air Limbah Domestik, Persampahan dan Drainase.
3.2.2.1 Air limbah domestik Persoalan yang dihadapi Kabupaten Aceh Besar di sub sektor air limbah domestik adalah perilaku masyarakat yang masih membuang air besar di tempat terbuka, belum adanya instansi/lembaga khusus yang menjalankan tugas di subsektor air limbah, masih kurangnya sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah dalam pengelolaan prasarana dan sarana air limbah dan masih sedikitnya regulasi yang mengatur tentang pengolahan air limbah. Kondisi sekarang menunjukkan bahwa masih ada sekitar 25,05 % penduduk Kabupaten Aceh Besar yang masih melakukan BABs, sarana masyarakat terhadap akses air limbah yang layak sebesar 73,71%, sarana tempat buang air besar penduduk yang Aman 25 %, septiktank masih 32,91 % belum Aman (tidak Kedap), masyarakat yang melakukan penyedotan sebesar 50,26 % lebih dari 2 tahun dan adanya Program Sanitasi yang Berbasis Masyarakat di Kabupaten Aceh Besar yang menjadi salah satu upaya dalam pencapaian tujuan. Berikut tabel tentang tujuan dan sasaran pengembangan pembangunan di sub sektor air limbah domestik. Tabel 3.3 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan Sasaran Data Dasar Pencapaian sanitasi layak dengan Bebas Buang Air Besar Sembarangan 100% dan pengolahan air limbah yang memadai pada tahun 2020
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
Bebas Buang Air Besar Sembarangan berfungsinya IPLT secara maksimal dalam penanganan pengolahan air limbah Membangun sarana dan prasarana pendukung lainnya
Tangki septik bersuspek aman 67.09% dan sebesar 32,91% yang tidak aman rumah tangga yang memiliki jamban dan dilengkapi dengan tangki septik terdapat 69.52% dan 0.91% rumah tangga membuang ke sungai air tinjanya 2.32% rumah tangga ke cubluk/plengsengan yang langsung dihasil akhirnya ke struktur tanah Terdapat 1 unit IPLT di Kota Jantho Terdapatnya MCK++ 35 Unit dengan melayani 746 KK III-11
Tujuan
Sasaran
Data Dasar Tersedianya 2 unit truk penyedot tinja Sudah adanya Program Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat) dengan lokasi di Kec. Kr. Barona Jaya.
3.2.2.2 Persampahan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Aceh Besar di subsektor persampahan adalah masih belum adanya UPTD khusus yang menangani persampahan, belum berjalannya TPA Kota Jantho secara maksimal dalam melayani pengangkutan sampah, luasnya wilayah pelayanan sehingga pelayanan yang diberikan belum bisa berjalan secara optimal, belum adanya suatu sistem pengelolaan persampahan yang terukur dan terintegrasi serta masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup sehat dan bersih. Kondisi dilapangan dapat ditemui bahwa pelayanan sampah kemasyarakat masih 2,36%, kondisi sampah yg dibakar 87,32%, sampah yang terangkut ke TPA hanya 42.090 m3/tahun sedangkan timbulan sampah yang dihasilkan sebesar 150.311 m3/ tahun. Tabel 3.4 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Subsektor Persampahan Tujuan Sasaran Data dasar Meningkatkan cakupan Pelayanan Sampah Rumah pelayanan sampah sampai Tangga hingga 40% pada ke RT 100% tahun 2019 Menerapkan operasional Pelayanan sampah RT dan TPA sesuai dengan daerah CBD di Aceh Besar methode penaganannya Peningkatan sarana dan prasarana TPA skala Kabupaten pemanfaatan secara optimal TPA Regional blang bintang Kota Jantho
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
rumah tangga adalah dengan cara di bakar sebanyak 87,32 %, di buang ke lahan kosong/kebun/hutan dan di biarkan membusuk sebanyak 4.87% di kumpulkan dan di buang ke TPS sebanyak 2.00% di buang ke sungai sebanyak 0.91% di biarkan saja sampai membusuk sebanyak 0.73% di buang ke dalam lubang dan di tutup dengan tanah sebanyak 0.41% sedangkan yang paling sedikit dilakukan oleh responden adalah dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang sebanyak 0.36%. TPSA sebanyak 1 unit dengan III-12
Tujuan
Sasaran
Data dasar klasifikasi control land fill 22 (dua puluh dua) unit TPS. Jumlah armada utama angkut sampah sampai saat ini adalah sebanyak 21 (dua puluh satu) unit Armada antara yang berupa gerobak atau kendaraan penghantar sampai ke TPS sebanyak 18 (Delapan belas) unit. 120 (Seratus Dua Puluh) orang tenaga yang dipekerjakan sebagai tenaga kontrak daerah. TPA Regional sudah ada tetapi belum berfungsi memakai Masih TPA Gampong Jawa di Kota Banda Aceh Masih sangat kurang pastisipasi masyarakat dan lembaga swasta dalam pengelolaan sampah Masyarakat masih minim dalam pengetahuan pengelolaan sampah sehingga masih banyak praktek pembakaran sampah Masih sangat kurang pastisipasi masyarakat dan lembaga swasta dalam pengelolaan sampah Masyarakat masih minim dalam pengetahuan pengelolaan sampah sehingga masih banyak praktek pembakaran sampah
3.2.2.3 Drainase Persoalan yang dihadapi adalah pembangunan infrastruktur drainase yang selama ini berjalan masih bersifat parsial. Hal ini disebabkan belum adanya satu konsep perencanaan drainase yang berskala kawasan/kabupaten yang terintegrasi dan berkesinambungan. Tujuan utamanya adalah menyediakan layanan jaringan drainase ke seluruh wilayah Kabupaten Aceh Besar. Kondisi dilapangan diperoleh bahwa rumah yang mempunyai drainase lingkungan/selokan di sekitar rumah 67.43%, sedangkan yang tidak ada drainase sebesar 32.57%, dan masyarakat yang pernah Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-13
mengalami banjir rutin hanya sebesar 10%.
Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
Pemerintah Kabupaten Aceh Besar pada lima tahun kedepan dapat dillihat pada tabel 3.3 berikut. Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Subsektor Persampahan Tujuan Sasaran Data dasar Menyediakan layanan jaringan drainase ke seluruh wilayah Kabupaten Aceh Besar
Pengurangan luas genangan Hingga 40% pada tahun 2020.
Rumah yang mempunyai drainase lingkungan/selokan di sekitar rumah 67.43%, Rumah yang tidak ada drainase sebesar 32.57%. 79% tidak pernah mengalami banjir, 10% mengalami banjir sekali dalam setahun Belum adanya master plan drainase Pengerjaan drainase masih parsial
Pemerintah Kabupaten Aceh Besar berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan bidang sanitasi dengan menargetkan pada akhir periode SSK Kabupaten Aceh Besar 2016-2020 sebesar 100% baik untuk sub-sektor air limbah domestik, persampahan dan sub-sektor drainase, dengan berbagai program dan kegiatan. Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor air limbah domestik dilaksanakan dengan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Air Limbah, Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dan Program Pengembangan Lingkungan Sehat. Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor persampahan dilaksanakan dengan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pencapaian sasaran pembangunan sub-sektor drainase dilaksanakan dengan Program Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong dan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Skenario pencapaian sasaran pembangunan sanitasi per tahun untuk masing-masing sub-sektor dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.6 Skenario Pencapaian Sasaran Pembangunan Sanitasi Tahun Komponen 2014 2015 2016 2017 2018 Air Limbah Domestik 67,1% 67,8% 75% 80% 85% Persampahan 35,5% 37% 35% 50% 75% Drainase 42% 56% 75% 80% 85% Sumber : Hasil Analisis (2015)
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
2019 90% 90% 90%
2020 100% 100% 100%
III-14
3.3
Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah Tabel 3.7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Aceh Besar untuk Sanitasi No
Uraian
1
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
1.1
Belanja Sanitasi (Rp.) 2011
2012
Rata-rata
2013
2014
2015
Pertumbuhan
2.476.939.600
2.247.574.375
2.720.309.375
5.512.740.000
10.704.613.953
Air Limbah Domestik
193.205.000
284.975.000
311.000.000
596.887.500
3.745.424.000
1.2
Persampahan
830.047.000
410.930.000
533.905.000
2.442.994.000
3.586.204.500
1.3
Drainase lingkungan
1.362.396.000
1.456.615.000
1.763.100.000
2.203.850.000
3.372.985.453
1.4
PHBS
91.291.600
95.054.375
112.304.375
269.008.500
0
2
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
1.265.305.000
1.519.868.000
2.409.653.000
3.328.116.000
3.342.549.000
2.1
DAK Sanitasi
1.265.305.000
1.471.050.000
2.409.653.000
3.328.116.000
3.342.549.000
2.2
DAK Lingkungan Hidup
0
48.818.000
0
0
0
2.3
DAK Perumahan dan Permukiman
0
0
0
0
0
3
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
0
0
0
0
0
3.1
Air Limbah Domestik
0
0
0
0
0
3.2
Persampahan
0
0
0
0
0
3.3
Drainase lingkungan
0
0
0
0
0
1.211.634.600
727.706.375
310.656.375
2.184.624.000
7.362.064.953
217.393.636.707,60
253.399.587.491,00
359.249.545.788,00
581.594.097.633
559.386.258.389
0,56
0,29
0,09
0,38
1,32
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-23) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut)
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-15
52,15
38,92
0,00
Tabel 3.8 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan No 1. 2. 3.
Belanja Sanitasi (Rp.)
Uraian Perkiraan Belanja Langsung
Rata-rata
2016 543.930.058.389,00
2017 549.369.358.972,89
2018 554.863.052.562,62
2019 560.411.683.088,25
2020 566.015.799.919,13
2.184.624.000,00
2.206.470.240,00
2.228.534.942,40
2.250.820.291,82
2.273.328.494,74
2.184.624.000,00
2.206.470.240,00
2.228.534.942,40
2.250.820.291,82
2.273.328.494,74
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
Pertumbuhan
Tabel 3.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Aceh Besar untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi No.
Uraian
1.
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
1.1
Air Limbah Domestik
1.1.1
Biaya Operasional/Pemeliharaan (justified)
1.2
Sampah Rumah Tangga
1.2.1
Biaya Operasional/Pemeliharaan (justified)
1.3
Drainase Perkotaan
1.3.1
Biaya Operasional/Pemeliharaan (justified)
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
Belanja Sanitasi (Rp.) 2010
2011
Rata-rata
2012
2013
2014
196.069.100
462.425.000
3.304.473.600
2.992.580.000
5.838.446.550
91.644.300
225.229.000
1.748.217.600
2.695.497.000
3.861.690.300
91.644.300
225.229.000
1.748.217.600
2.695.497.000
3.861.690.300
17.934.800
120.970.000
106.030.000
277.033.000
1.946.906.250
17.934.800
120.970.000
106.030.000
277.033.000
1.946.906.250
86.490.000
116.226.000
1.450.226.000
20.050.000
29.850.000
86490000
116.226.000
1450226000
20050000
29850000
III-16
Pertumbuhan
Tabel 3.10 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Aceh Besar untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020 No. 1. 1.1 1.1.1
Uraian Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) Air Limbah Domestik Biaya Operasional/Pemeliharaan (justified)
1.2
Sampah Rumah Tangga
1.2.1
Biaya Operasional/Pemeliharaan (justified)
1.3
Drainase Perkotaan
1.3.1
Biaya Operasional/Pemeliharaan (justified)
Belanja Sanitasi (Rp.)
Total
2016
2017
2018
2019
2020
Pendanaan
1.724.850.000
1.742.098.500,00
1.759.519.485,00
1.777.114.679,85
1.794.885.826,65
8.798.468.491,50
250.000.000
252.500.000,00
255.025.000,00
257.575.250,00
260.151.002,50
1.275.251.252,50
250.000.000
252.500.000,00
255.025.000,00
257.575.250,00
260.151.002,50
1.445.000.000
1.459.450.000,00
1.474.044.500,00
1.488.784.945,00
1.503.672.794,45
1.445.000.000
1.459.450.000,00
1.474.044.500,00
1.488.784.945,00
1.503.672.794,45
29.850.000
30.148.500,00
30.449.985,00
30.754.484,85
31.062.029,70
29.850.000
30.148.500,00
30.449.985,00
30.754.484,85
31.062.029,70
7.370.952.239,45
152.264.999,55
Tabel 3.11 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Aceh Besar dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK No.
Uraian
Belanja Sanitasi (Rp.) 2016
2017
Total
2018
2019
2020
Pendanaan
1
Perkiraan Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan
1.724.850.000,00
1.742.098.500,00
1.759.519.485,00
1.777.114.679,85
1.794.885.826,65
8.798.468.491,50
2
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
2.184.624.000,00
2.206.470.240,00
2.228.534.942,40
2.250.820.291,82
2.273.328.494,74
11.143.777.968,97
3
Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
2.184.624.000,00
2.206.470.240,00
2.228.534.942,40
2.250.820.291,82
2.273.328.494,74
11.143.777.968,97
4
Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)
459.774.000,00
464.371.740,00
469.015.457,40
473.705.611,97
478.442.668,09
2.345.309.477,47
5
Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
459.774.000,00
464.371.740,00
469.015.457,40
473.705.611,97
478.442.668,09
2.345.309.477,47
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Besar 2016-2020
III-17