IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Tamansari merupakan daerah yang potensial untuk budidaya jamur tiram putih karena suhu daerah ini berkisar antara 25 – 27 0C dan kelembaban 82 – 90 %, dimana suhu dan kelembaban daerah tersebut sesuai dengan kisaran suhu untuk pertumbuhan jamur tiram putih yaitu pada suhu 15 – 30 0C dan kelembaban 80 – 90 %. Penelitian ini juga dilakukan di sejumlah Pasar yang berlokasi di Bogor seperti Pasar Bogor, Pasar Anyar sebagai tempat transaksi pedagang pengumpul dan pedagang pengencer. Pengumpulan data dilaksanakan pada Bulan November sampai Bulan Desember 2009. Waktu ini digunakan untuk memperoleh data dan keterangan dari pemimpin perusahaan, petani dan semua pihak yang terkait dalam penelitian ini. 4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung kepada petani jamur tiram putih dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pertanyaan yang diajukan kepada petani antara lain karakteristik petani seperti nama, umur, pendidikan dan sebagainya. Hal ini digunakan untuk melihat gambaran umum petani didaerah penelitian. Untuk menganalisis pendapatan yang diperoleh dari usahatani jamur tiram putih diajukan pertanyaan-pertanyaan seperti kapasitas produksi, penggunaan tenaga kerja dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Selain itu wawancara juga dilakukan terhadap supplier dan pedagang pengecer. Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Direktorat Tanaman Pangan, buku, internet dan studi literatur yang terkait dengan penelitian. 4.3 Metode Pengambilan Responden Pemilihan responden petani jamur tiram putih dilakukan dengan menggunakan metode sensus dikarenakan jumlah petani responden dalam penelitian ini hanya berjumlah tujuh orang, jadi semua petani jamur tiram putih di
lokasi penelitian dijadikan sebagai responden dan untuk pengambilan responden lembaga pemasaran dengan metode Snowball sampling, dimana informasi mengenai satu responden diperoleh berdasarkan rekomendasi dari responden utama. Penentuan responden pada saluran tataniaga dilakukan dengan penelusuran saluran tataniaga mulai dari tingkat petani sampai ke tingkat konsumen akhir. Penentuan responden diambil berdasarkan informasi dari responden sebelumnya sehingga jalur tataniaga tersebut tidak terputus. 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif tabulasi dan statistik sederhana dengan bantuan kalkulator dan komputer. Analisis yang dilakukan adalah analisis pendapatan usahatani, analisis efesiensi saluran pemasaran, yaitu: analisis marjin pemasaran analisis farmer’s Share dan analisis keuntungan dan biaya. 4.4.1
Analisis Pendapatan Usahatani
Analisis usahatani yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan dan analisis rasio penerimaan dan biaya (R/C).
Perhitungan
pendapatan dibagi menjadi dua yaitu pendapatan atas biaya dan pendapatan atas biaya total. Secara umum, perhitungan pendapatan atas biaya tunai dapat dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut : Y = NP - Bt Dimana: Y
= Pendapatan tunai (Rp)
NP = Nilai produksi, yang merupakan hasil jumlah fisik produk dengan harga (Rp) Bt
= Biaya tunai (Rp)
Sedangkan perhitungan untuk pendapatan atas biaya total adalah : Y = NP – (Bt + BD)
Dimana: Y
= Pendapatan total (Rp)
NP = Nilai produksi (Rp) BT = Biaya tunai (Rp) BD = Biaya diperhitungkan (Rp) Analisis
selanjutnya
adalah
analisis
efisiensi
usahatani
dengan
menggunakan analisis rasio penerimaan dan biaya (R/C). Rasio penerimaan atas biaya menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi usahatani jamur tiram putih. Dalam hal ini jika semakin tinggi nilai R/C, maka semakin menguntungkan usahatani tersebut. Analisis R/C dapat dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, et al. 1986). R/C =
TotalPenerimaan Q.P = TotalBiaya BT + BD
Dimana : Q P
= Total Produksi (Kg) = Harga Jual Produk (Rp)
Bt = Biaya tunai (Rp) BD = Biaya Diperhitungkan (Rp) Tabel 7. Analisis Pendapatan Usahatani No Uraian 1
2
3 4 5 6
Jumlah
Harga (Rp)
Nilai (Rp)
Penerimaan Usahatani a. Tunai b. Tidak Tunai Total Penerimaan Biaya Usahatani a. Tunai b. Tidak Tunai Total Biaya Pendapatan atas Biaya Tunai Pendapatan atas Biaya Total R/C atas Biaya Tunai R/C atas Biaya Total Usahatani dikatakan efesien apabila nilai R/C rasio lebih besar dari satu,
semakin besar nilai R/C rasio maka menunjukkan semakin tinggi keuntungan usahatani tersebut. Suatu metode dapat dikatakan lebih efisien dari metode lainnya, apabila mampu menghasilkan output yang lebih tinggi nilainya untuk
biaya yang sama atau menghasilkan keuntungan yang sama dengan biaya yang lebih kecil. 4.4.2
Analisis Fungsi dan Saluran Pemasaran Analisis ini menggambarkan rantai distribusi yang terjadi antara titik
produksi hingga titik konsumsi dan fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang terkait dalam saluran pemasaran tersebut. Analisis akan dilakukan secara deskriptif dan perbandingan. 4.4.3
Analisis Struktur dan Perilaku Pasar Analisis struktur pasar jamur tiram putih dapat dilihat dengan
mengidentifikasi jumlah penjual dan pembeli yang terlibat, konsentrasi pasar, keadaan produk, dan syarat masuk-keluar pasar. Analisis perilaku pasar dilakukan dengan mengamati sistem penentuan harga, praktek pembelian dan penjualan, pembayaran serta kerjasama yang terjadi antara lembaga tataniaga. Analisis struktur dan perilaku pasar disajikan secara deskriptif. 4.4.4
Analisis Efisiensi Tataniaga Menurut Mubyarto (1989) sistem pemasaran dikatan efisien apabila
memenuhi dua syarat yaitu mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya, dan mampu mengadakan pembagian yang adil bagi seluruh harga yang dibayarkan oleh konsumen terakhir dalam kegiatan produksi. Efisiensi pemasaran dapat diabagi menjadi dua kategori, yaitu efieiensi operasional (teknologi) dan efisiensi ekonomi (harga). Analisis yang dapat digunakan untuk menentukan efisiensi operasional pada proses pemasaran suatu produk yaitu analisis margin pemasaran,
farmer’s share serta rasio keuntungan dan biaya. 4.4.4.1 Analisis Farmer’s Share
Farmer’s share merupakan perbandingan harga yang diterima petani dengan harga yang diterima konsumen akhir dan dinyatakan dalam persentase.
Farmer’s Share berhubungan negatif dengan marjin pemasaran, artinya semakin tinggi marjin pemasaran maka bagian yang akan diperoleh petani (Farmer’s
Share) semakin rendah.
% Keterangan : Fs = Farmer’s Share (%) Pf = Harga di tingkat petani (Rp) Pr = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir (Rp)
4.4.4.2 Analisis Marjin Pemasaran Analisis marjin pemasaran digunakan untuk melihat tingkat efisiensi pemasaran jamur tiram putih. Marjin pemasaran dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga. Besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya tataniaga dan keuntungan yang diperoleh dari lembaga tataniaga. Analisis marjin pemasaran dapat dipakai untuk melihat keragaan pasar yang terjadi. Menurut Limbong dan Sitorus (1987), perhitungan marjin tataniaga secara matematis dapat dilihat sebagai berikut: Mi = Hji – Hbi Mi = Ci + πi Sehingga: Hji – Hbi = Ci + πi Berdasarkan persamaan di atas, maka keuntungan tataniaga pada tingkat ke-i adalah: πi = Hji – Hbi - Ci Maka besarnya marjin pemasaran adalah: mi = ∑Mi
Keterangan: Mi
= Marjin tataniaga pada pasar tingkat ke-i (Rp/Kg)
Hji
= Harga penjualan pada pasar tingkat ke-i (Rp/Kg)
Hbi
= Harga pembelian pada pasar tingkat ke-i (Rp/Kg)
Ci
= Biaya pembelian pada pasar tingkat ke-i (Rp/Kg)
πi
= Keuntungan tataniaga pada pasar tingkat ke-i (Rp/Kg)
i
= 1,2,3,.....,n
mi
= Total marjin pemasaran (Rp/Kg)
4.4.4.3 Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya (R/C Ratio) Rasio keuntungan dan biaya pemasaran merupakan besarnya keuntungan yang diterima lembaga pemasaran sebagai imbalan atas biaya pemasaran yang dikeluarkan. Rasio keuntungan dan biaya setiap lembaga pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut : Rasio Keuntungan dan Biaya =
Keuntunganke − i Biayake − i
Keterangan : Keuntungan ke-i = Keuntungan lembaga tataniaga (Rp) Biaya ke-i
= Biaya lembaga tataniaga (Rp)