IV METODE PENELITIAN
4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat
Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi utama dari prototipe usaha produksi pineapple soft candy, dan calon pelaksana usaha potensial nenas yang telah menjalankan usaha pengolahan nenas yang ada di Jalancagak Subang. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa LPPM PKBT sebagai lembaga resmi dan induk dari berdirinya usaha soft candy. Sedangkan calon pelaksana potensial nenas di Jalancagak Subang meruakan sasaran subjek yang akan melaksanakan investasi dari usaha produksi pineapple soft candy ini. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2011.
4.2.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan pengamatan langsung di LPPM PKBT dan usaha pengolahan buah nenas di Jalancagak Subang dengan melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara untuk mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Wawancara dilakukan dengan pihak terkait guna memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan, dimana akan diberikan beberapa kuesioner yang harus diisi dengan dipandu oleh peneliti agar hal yang dimaksud dapat lebih mudah untuk dipahami oleh respondennya. Penentuan responden dilakukan dengan prosedur pencarian responden dengan teknik convenience yaitu teknik pengambilan contoh dengan non probability sampling. Teknik pengambilan contoh convenience (kenyamanan) merupakan teknik pengambilan, dimana responden bersedia untuk diwawancarai. Jumlah responden yang akan diuji/dinilai adalah sebanyak 18 pengusaha dodol nenas yang ada di Jalancagak Subang. Jumlah responden ditentukan berdasarkan pertimbangan dari jumlah pengusaha olahan buah nenas yang tergabung dalam dua kelompok usaha bersama (KUB) yaitu KUB Mekar Sari dan KUB Mekar 106
Jaya serta tiga usaha pengolahan buah nenas mandiri. Diamana KUB Mekar Sari berjumlah 20 anggota 11 diantaranya adalah pengusaha dodol nenas, sedangkan KUB Mekar Jaya beranggota 10 orang, 4 diantaranya pengusaha dodol nenas. Penentuan sampel dilakukan atas rekomendasi dari ketua kelompok yang menilai bahwa anggota tersebut berpotensi untuk diwawancara serta responden adalah anggota kelompok yang memproduksi olahan nenas menjadi dodol. Selain itu, jumlah sampel yang digunakan bertujuan untuk mengetahui keadaan usaha secara umum dan penentuan jumlah tersebut dilakukan karena adanya keterbatasan waktu, biaya dan tenaga penulis.
4.3.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara dan observasi dengan pihak yang dianggap paling kompeten di LPPM PKBT serta calon pelaku potensial yang telah menjalankan usaha pengolahan buah nenas yang ada di Jalancagak Subang. Data-data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait seperti BPS, Dinas Pertanian, kantor Kecamatan, perpustakaan, serta penelusuran melalui internet, buku literatur, laporan-laporan, jurnal, skripsi dan literatur lain yang berkaitan dan mendukung judul penelitian. Data sekunder diantaranya yaitu data produksi buah nenas di Subang, data konsumsi buah nenas, data produksi buah nenas di lima kecamatan di Subang, serta data-data lain yang terkait dengan penelitian.
4.4.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis yang dilakukan dalam pnelitian ini adalah analisis kualitiatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan ekonomi serta aspek lingkungan. Analisis ini akan disajikan dalam bentuk deskriptif atau uraian dari hasil serta dalam bentuk gambar, tabel, maupun grafik yang dapat mudah dibaca dan dipahami. Sedangkan analisis kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis kelayakan finansial dari adopsi produksi pineapple soft candy. Perhitungan yang dilakukan 107
menggunakan kriteria investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP) serta analisis sensitivitas. Data kuantitatif yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan komputer yaitu Microsoft Excel. Hasil pengolahan data tersebut disajikan dalam bentuk tabulasi dengan cara memasukkan data primer ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan dipahami.
4.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran Pengkajian mengenai aspek pasar dilakukan dengan menganalisis permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, pesaing dan perkiraan penjualan. Melalui analisis aspek pasar ini dapat dilihat kondisi pasar yang terjadi dan dapat diperkirakan penjualan yang mungkin akan terjadi yang nantinya. Analisis pasar dan pemasaran pada calon pelaksana potensial yaitu para pengusaha dodol nenas di Subang dinilai mengenai pasar dari produk mereka yatu dodol nenas. Bagaimana kondisi pasar olahan dodol yang mereka jalani, bagaimana strategi pemasaran dodol nenas dan bagaimana pesaing serta segmentasi, target dan potitioning dari produk mereka. Analisis tersebut dapat membantu dalam menilai dari kelayakan pasar yang dimiliki oleh calon adopter usaha pineapple soft candy.
4.4.2. Aspek Teknis Analisis teknis disajikan secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi pengusahaan home industry pineapple soft candy. Penilaian ini dilakukan pada LPPM PKBT serta pada calon pelaksana potensial pengolahan buah nenas yang ada di Jalancagak. Hal yang akan dianalisis yaitu besarnya skala atau jumlah produksi yang dihasilkan, proses kegiatan produksi yang dilakukan serta peralatan produksi yang dugunakan dalam kegiatan pengusahaan home industry pineapple soft candy. Dalam aspek teknis ini dinilai lokasi usaha, tata letak atau layout tempat produksi, kegiatan produksi, serta teknologi yang akan digunakan. Penilaian kelayakan aspek teknis dapat dikatakan layak apabila hal-hal tersebut dapat memberikan kemudahan dalam distribusi dan pemeliharaan. Pada 108
calon pelaksana potensial yang ada di Jalancagak akan dinilai mengenai aspek teknis dari usaha yang akan dijalankan seperti kemampuan mereka dalam menyediakan bahan baku yang cukup, adanya ketersediaan listrik dan air serta kemampuan untuk menerima dan menjalankan teknologi yang telah dijalankan oleh LPPM PKBT. Selain itu, penilaian pun akan dipertimbangkan dengan usaha yang telah mereka jalankan, sehingga pelaksanaan adopsi usaha pineapple soft candy ini dapat lebih mudah untuk direalisasikan. Menurut Gittinger (1986), analisis secara teknis ini akan menguji hubungan-hubungan teknis yang mungkin dalam satu usaha yang diusulkan, seperti keadaan tanah di daerah usaha dan potensinya bagi pengembangan usaha, ketersediaan air baik secara alamiah maupun pengadaan (kemungkinan untuk mengembangkan irigasi), serta varietas benih yang cocok. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan inilah analisis secara teknis akan dapat menentukan hasil-hasil yang potensial.
4.4.3. Aspek Manajemen Aspek manajemen dikaji secara deskriptif untuk melihat sumberdaya manusia dalam menjalankan jenis-jenis pekerjaan dan status badan hukum dari home industry pineapple soft candy, serta untuk melihat sumberdaya lain seperti struktur organisasi serta sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan. Kegiatan usaha dikatakan layak apabila perusahaan menggunakan sistem manajemen dan mempunyai status secara hukum sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga dapat membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pada calon pelaksana potensial di Jalancagak akan dinilai mengenai ketersediaan tenaga kerja potensial yang dapat melakukan deskripsi dan spesifikasi kerja yang harus dilakukan dalam usaha home industry pineapple soft candy. Selain itu dinilai mengenai ketersediaan mereka untuk dapat melaksanakan manajemen kerja dan SOP yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh PKBT serta adanya kemampuan dalam melaksanakan usaha yang sesuai dengan hukum usaha yang berlaku seperti melakukan izin usaha dan izin produk.
109
4.4.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Analisis aspek sosial dan ekonomi dilakukan secara deskriptif dengan menilai seberapa besar usaha mempunyai dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat secara keseluruhan. Usaha ini dikatakan layak apabila mampu menciptakan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan. Aspek sosial dan ekonomi ini perlu dikaji untuk melihat bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan usaha home industry pineapple soft candy yang dilakukan oleh calon pelaksana potensial di Jalancagak terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Kegiatan ini dikatakan layak jika pendirian usaha tersebut dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Selain itu, dinilai juga dari usaha yang telah mereka jalankan apakah dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat sekitar. Analisis aspek lingkungan yang dilakukan secara deskriptif ini menilai suatu dampak atau pengaruh yang ditimbulkan terhadap lingkungan berkenaan dengan bagaimana suatu kegiatan usaha dijalankan. Apakah dengan adanya usaha home industry pineapple soft candy yang dilakukan oleh perusahaan membuat lingkungan menjadi lebih baik atau bahkan bertambah buruk. Kegiatan ini dikatakan layak jika perusahaan dapat mengantisipasi dengan meminimalkan kerusakan lingkungan yang dapat terjadi sebagai akibat dari kegiatan usahanya.
4.4.5. Aspek Finansial Analisis aspek finansial dilakukan dnegan menggunakan kriteria investasi untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Kriteria investasi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP) serta analisis sensitivitas. Pelaksanaan analisis finansial dari suatu usaha dapat menggunakan metode atau kriteria penilaian investasi. Kriteria kelayakan investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu kegiatan usaha. Melalui metode-metode ini dapat diketahui apakah suatu kegiatan usaha layak untuk dilaksanakan atau tidak. Selain itu, setiap kriteria kelayakan dapat dipakai untuk menentukan urutan-urutan berbagai alternatif usaha dari suatu investasi. 110
4.4.5.1. Net Present Value (NPV) NPV atau nilai manfaat bersih merupakan manfaat bersih yang diterima selama umur usaha pada tingkat diskonto tertentu. Suatu usaha dinyatakan layak jika jumlah seluruh manfaat biaya yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan, atau dengan kata lain jika NPV lebih besar dari nol, berarti manfaat yang diperoleh lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan. Rumus yang digunkan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut : NPV =
n
Bt - Ct
å (1 + i ) t =1
t
Dimana : Bt
= Manfaat pada tahun ke t
Ct
= Biaya pada tahun ke t
t
= Tahun kegiatan usaha (t= 1,2,3,…,10)
i
= Tingkat Discount Rate (DR) (%)
n
= Umur ekonomis usaha
Kriteria penialaian : 1) Jika NPV>0, maka kegiatan investasi layak untuk dilaksanakan karena manfaat lebih besar dari pada biaya 2) Jika NPV<0, maka kegiatan investasi tidak layak untuk dilaksanakan.
4.4.5.2. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat DR yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). IRR menunjukkan rata-rata tingkat keuntungan internal tahunan perusahaan selama umur usaha. Investasi dapat dikatkan layak apabila nilai IRR lebih besar dari opportunity cost of capital-nya (OCC). Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh suatu kegiatan usaha untuk sumberdaya yang digunakan. Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah :
111
IRR = i1 +
NPV 1 (i 2 - i 1 ) NPV 1 - NPV 2
Diamana : i1
= DR yang menghasilkan NPV Positif
i2
= DR yang menghasilkan NPV Negatif
NPV1 = NPV yang bernilai positif NPV2 = NPV yang bernilai negatif Kritera penilaian : 1) Jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang ditetapkan, maka investasi dinilai layak. 2) Jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto yang ditetapkan, maka investasi dinilai tidak layak.
4.4.5.3. Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C) Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan suatu kegiatan usaha yang dihasilkan terhadap setiap satuan kerugian dari usaha tersebut. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya penerimaan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur kegiatan usaha. Suatu kegiatan investasi diaktakan layak bila Net B/C lebih besar dari satu. Adapun rumus Net B/C adalah sebagai berikut : n
Net B/C =
Bt - Ct
å (1 + i ) t =1 n
t
Bt - Ct
å (1 + i ) t =1
atau
NPV NPV
(+ ) (-)
t
Dimana : Bt
= Manfaat pada tahun ke t
Ct
= Biaya pada tahun ke t
i
= Tingkat DR (%)
t
= Tahun kegiatan usaha (t=1,2,3,…,10)
n
= Umur ekonomis usaha 112
Kriteria penilaian : 1) investasi dinilai layak dan dinyatakan menguntungkan jika Net B/C >1 2) Investasi dinilai tidak layak dan dinyatakan tidak menguntunkan jika Net B/C < 1.
4.4.5.4. Payback Period (PP) PP merupakan metode yang mencoba seberapa cepat investasi pada suatu kegiatan
usaha
dapat
kembali.
Perhitungan
dilakukan
dengan
cara
mengkomulatifkan nilai manfaat bersih yang terdapat pada cash flow. Semakin kecil angka yang dihasilkan berarti semakin cepat tingkat pengembalian dari suatu investasi, sehingga usaha yang dijalankan semakin baik untuk dilaksanakan dan dikembalikan.adapun rumus yang digunakan untuk menghitung PP adalah sebagai berikut : PP = Dimana : I
I AB
= Biaya investasi yang diperlukan
AB = Manfaat bersih yang diperoleh setiap tahunnya
4.4.6. Analisis Sensitivitas Nilai Pengganti (Switching Value) Analisis switching value dalam penelitian investasi usaha home industry soft candy dilakukan untuk menganalisis kelayakan investasi yang dilakukan pada usaha home industry soft candy tersebut. Dalam analisis kelayakan investasi banyak asumsi-asumsi yang digunakan. Penggunaan asumsi ini memiliki ketidakpastian yang sudah diminimalkan berdasarkan kondisi aktual yang terjadi di lapangan pengujian sensitivitas kelayakan investasi terhadap perubahan asumsi pendapatan dan biaya operasional. Adapun analisis sensitvitas ini digunakan pada dua perubahan, yaitu : 1) Kenaikan harga input produksi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi biaya gula dan bahan baku utama yaitu buah nenas, sedangkan biaya dan komponen lain tetap (cateris paribus). 2) Penurunan jumlah produksi, pada kondisi ini diasumsikan komponen lainnya tetap (cateris paribus).
113
3) Terjadinya penurunan harga jual output, pada kondisi ini diasumsikan komponen lainnya juga tetap (cateris paribus).
4.6.
Asumsi yang digunakan dalam Penelitian Dalam melakukan analisis kelayakan adopsi protoipe usaha home industry
pineapple soft candy
secara finansial, digunakan beberapa asumsi. Asumsi-
asumsi yang digunakan dalam perhitungan ini adalah : 1. Periode usaha ini adalah sepuluh tahun. Periode usaha ini didapatkan berdasarkan umur ekonomis dari chopper, freezer dan lainnya yang merupakan komponen
investasi dalam usaha produksi pineapple soft
candy. 2. Modal investasi yang digunakan berasal dari penjaman bank BRI. 3. Harga, jumlah dan rincian lainnya dari seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini bersumber dari hasil wawancara dan survey lapang kepada para responden yang merupakan pelaku pengolahan buah nenas di Jalancagak Subang dan pada LPPM PKBT Tajur yang berlaku pada bulan juni 2011. 4. Dalam satu tahun diasumsikan 12 bulan, dalam satu bulan diasumsikan 26 hari kerja. 5. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu : Penyusutan =
Nilai beli - nilai sisa Umur ekonomis
6. Pajak pendapatan yang digunakan adalah berdasarkan Undang-undang Republik IndonesiaNo. 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2 a, yang merupakan perubahan keempat atas undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan, yaitu : Pasal 17 ayat 1 b. wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 persen. Pasal 17 ayat 2 a. tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi 25 persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010. 7. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga kredit (discount rate) Bank BRI pada 30 Juni 2011, yaitu sebesar 1,6 persen per 114
bulan. Pemilihan suku bunga kredit pada bank BRI dikarenakan rata-rata anggota pengusaha pengolahan buah nenas di Jalancagak Subang meminjam modal kepada bank tersebut. 8. Pada tahun pertama, produksi hanya dilakukan selama 10 bulan dengan asumsi 2 bulan pertama digunakan untuk persiapan usaha. Dan dalam setiap tahunnya diasumsikan seluruh hasil produksi laku terjual. 9. Dalam analisis finansial, digunakan tiga sekenario, yaitu sekenario I analsis finansial produksi pineapple soft candy saja, sekenario II yaitu analisis finansial dodol nenas saja, dan sekenario III yaitu analisis adopsi usaha pienapple soft candy oleh usaha dodol nenas dengan perbandingan produksi dodol nenas 50 persen, dan pineapple soft candy 50 persen. 10. Pada analisis sensitivitas, diasumsikan komponen lain tidak berubah (cateris peribus).
115