IV METODE PENELITIAN 4.1.
Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Bapak Maulid yang terletak di
Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, yakni atas dasar pertimbangan Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi penghasil daging ayam broiler terbesar di Pulau Sumatera dan Peternakan Bapak Maulid merupakan peternakan yang menerapkan hubungan kemitraan inti plasma dengan PT Sumber Unggas Cemerlang (SUC), yang dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko yang dapat menyebabkan kerugian. Di samping itu, Peternakan Bapak Maulid adalah salah satu peternakan yang cukup berpotensi untuk dikembangkan pada masa yang akan datang karena berada pada lokasi yang cukup strategis dibandingkan dengan peternakan-peternakan ayam broiler lain, yaitu didukung dengan kondisi lingkungan yang masih asri, cukup jauh dari pemukiman penduduk, dan dekat dengan akses jalan raya lintas provinsi yang menghubungkan antara Provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Jambi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2012 hingga tanggal 28 Maret 2012. 4.2.
Jenis dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan Bapak Maulid selaku pemilik peternakan, yang berperan dalam mengatur sistem manajemen peternakan yang meliputi manajemen produksi, manajemen keuangan, dan manajemen sumberdaya manusia. Selain itu, data primer juga diperoleh dari karyawan-karyawan di Peternakan Bapak Maulid, yang berperan langsung dalam membudidayakan dan melakukan kegiatan pemanenan ayam broiler, dan pengawas lapangan (field controller) dari PT SUC yang bertugas mengawasi kegiatan budidaya ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid. Data primer yang diperoleh meliputi keadaan umum Peternakan Bapak Maulid, kegiatan usahaternak ayam broiler Peternakan Bapak Maulid, dan manajemen risiko yang
telah diterapkan oleh Peternakan Bapak Maulid. Data primer tersebut diperoleh dari hasil wawancara, diskusi, dan observasi selama berada di lokasi penelitian. Data primer juga diperoleh dari PT SUC sebagai pihak inti, melalui observasi terhadap mekanisme pengawasan produksi oleh pihak PT SUC di Peternakan Bapak Maulid. Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara dan diskusi dengan bantuan kuesioner kepada pihak PT SUC, terkait dengan mekanisme pengawasan yang telah dilakukan di Peternakan Bapak Maulid. Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah data produksi ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid yang meliputi data upah dan gaji karyawan, data penggunaan pakan dan obat-obatan, data kematian ayam broiler dan data penjualan. Data sekunder pun diperoleh dari PT SUC berupa data standar bobot ayam broiler, data standar FCR (Food Convertion Ratio) dan data harga garansi. Data sekunder yang digunakan merupakan data yang terkumpul selama tujuh periode produksi pengamatan yaitu pada tanggal 7 Januari 2011 – 26 November 2011. 4.3.
Metode Analisis Data primer dan sekunder yang diperoleh dijadikan sebagai ukuran pada
penelitian ini. Data primer dan sekunder tersebut diolah dengan menggunakan beberapa metode analisis sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan Tabel 8, metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis pendapatan, dan analisis risiko. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian pertama dan keempat, yaitu mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber risiko produksi, serta menganalisis alternatif-alternatif strategi risiko produksi yang dapat diterapkan oleh Peternakan Bapak Maulid. Analisis pendapatan dan analisis risiko digunakan untuk menjawab tujuan penelitian kedua, yaitu menganalisis tingkat risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid. Selain itu, analisis risiko juga digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ketiga yaitu menganalisis tingkat probabilitas dan dampak sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid. Jenis data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, 37
wawancara, dan diskusi dengan menggunakan kuesioner. Data kuantitatif diperoleh dari laporan produksi ayam broiler yang terdiri dari laporan jumlah kematian, laporan pengeluaran biaya dan penerimaan hasil di Peternakan Bapak Maulid selama tujuh periode produksi pengamatan. Data kuantitatif tersebut digunakan untuk melakukan penilaian risiko yang dilakukan dengan mengukur nilai penyimpangan terhadap hasil (return) yang diperoleh. Pada penelitian ini, return dihitung dari nilai rata-rata pendapatan bersih yang diterima Peternakan Bapak Maulid selama tujuh periode produksi pengamatan. Tabel 8. Metode Analisis untuk Menjawab Tujuan Penelitian No. Tujuan Penelitian Jenis Data Sumber Data
Metode Analisis
1.
Mengidentifikasi dan menganalisis sumbersumber risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid
Kualitatif
Wawancara, diskusi, kuesioner, observasi
Analisis Deskriptif
2.
Menganalisis tingkat risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid
Kuantitatif
Laporan biaya dan penerimaan selama tujuh periode produksi pengamatan
Analisis Risiko
3.
Menganalisis tingkat Kuantitatif probabilitas dan dampak sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid
Laporan produksi periode pengamatan
Analisis Risiko
4.
Menganalisis alternatifalternatif strategi yang dapat diterapkan Peternakan Bapak Maulid untuk menangani risiko produksi yang dihadapi
Wawancara, diskusi, kuesioner, observasi
Analisis Deskriptif
Kualitattif
4.3.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko produksi, serta menganalisis alternatif-alternatif strategi risiko produksi
38
yang dapat diterapkan oleh Peternakan Bapak Maulid. Selain itu, analisis deskriptif juga digunakan untuk mengetahui gambaran umum Peternakan Bapak Maulid dan menganalisis manajemen risiko produksi yang telah diterapkan. Identifikasi dan analisis risiko produksi dilakukan untuk mengetahui sumbersumber risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid. Analisis manajemen risiko produksi dilakukan untuk mengevaluasi efektifitas dari manajemen produksi yang telah diterapkan oleh Peternakan Bapak Maulid. Evaluasi tersebut dilakukan dengan membandingkan tingkat mortalitas ayam broiler pada setiap periode produksi. Analisis alternatif-alternatif strategi manajemen risiko produksi dilakukan berdasarkan hasil dari pemetaan risiko dan disesuaikan dengan manajemen risiko produksi yang telah diterapkan oleh Peternakan Bapak Maulid. 4.3.2. Analisis Pendapatan Soekartawi (2006) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani dapat dilakukan secara parsial maupun keseluruhan (whole-farm analysis). Analisis parsial dilakukan pada satu cabang usahatani, sedangkan analisis secara keseluruhan dilakukan pada semua cabang usahatani. Analisis parsial terdiri dari analisis tabel, analisis R/C, B/C, NPV, dan IRR, serta analisis Biaya Sumberdaya Domestik (BSD). Analisis pendapatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis Return Cost Ratio (R/C), karena jenis analisis ini dapat menggambarkan tingkat pendapatan Peternakan Bapak Maulid yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Analisis pendapatan R/C digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh Peternakan Bapak Maulid selama tujuh periode produksi pengamatan. Menurut Soekartawi (2006), analisis R/C merupakan perbandingan antara total penerimaan dan total biaya. Secara matematis, analisis R/C dapat dirumuskan sebagai berikut : R C
Total Penerimaan Produksi Total Biaya Produksi
Keterangan: R
= Penerimaan/Revenue (Rupiah)
C
= Biaya/Cost (Rupiah) 39
Menurut Soekartawi (2006), jika dihasilkan nilai R/C = 1, maka kegiatan usahatani dikatakan tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian, atau dengan kata lain total penerimaan yang diperoleh sama besarnya dengan total biaya produksi yang dikeluarkan. Jika R/C > 1, maka total penerimaan yang diperoleh lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan sehingga kegiatan usahatani mengalami keuntungan. Jika R/C < 1, maka total penerimaan yang diperoleh lebih kecil dari total biaya produksi yang dikeluarkan, sehingga kegiatan usahatani yang dijalankan mengalami kerugian. 4.3.3. Analisis Risiko Analisis risiko yang digunakan meliputi analisis varian (variance), simpangan baku (standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation) untuk mengetahui besarnya ukuran risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid berdasarkan tingkat pendapatan yang diperoleh, analisis metode nilai standar (z-score) untuk menghitung tingkat probabilitas, serta analisis Value at Risk (VaR) yang dapat memberikan gambaran tingkat kerugian maksimum yang diderita oleh Peternakan Bapak Maulid pada tingkat kepercayaan tertentu. Hasil yang diperoleh dari perhitungan tingkat probabilitas dan dampak dari sumber-sumber risiko produksi selanjutnya dipetakan ke dalam peta risiko. 1.
Analisis Hasil yang Diharapkan (Expected Return) Menurut
Siahaan
(2009),
expected
return
merupakan
tingkat
pengembalian atau hasil yang diharapkan oleh investor atas aset atau investasinya. Expected return diperoleh dari jumlah perkalian antara peluang kejadian dengan hasil (return) dalam bentuk total pendapatan bersih yang diperoleh Peternakan Bapak Maulid setiap periode produksi. Satu periode produksi adalah waktu yang dibutuhkan oleh Peternakan Bapak Maulid untuk melakukan budidaya ayam broiler, yaitu pada saat DOC broiler tiba hingga ayam broiler siap untuk dipanen. Jumlah periode produksi yang diamati adalah sebanyak tujuh periode, yaitu pada bulan tanggal 7 Januari 2011 – 26 November 2011. Secara matematis, expected return dirumuskan sebagai berikut : n
E(R)i =
(P)i (R)i i=1
40
Keterangan: E(R)i = Nilai ekspektasi (Rupiah) Pi
= Besarnya peluang memperoleh penerimaan pada periode ke-i Menurut Walpole (1992), total peluang dari beberapa kejadian dalam suatu
himpunan berjumlah satu atau secara metematis dirumuskan sebagai berikut : pi1 + pi2 + pi3 + … + pm = 1 Ri
= Kemungkinan pendapatan bersih (Possible Returm) Setiap periode produksi di Peternakan Bapak Maulid terdiri dari kejadian-
kejadian yang berbeda, sehingga terdapat tujuh kejadian berbeda yang diamati. Akibatnya, jumlah peluang dari setiap kejadian yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid bernilai sama. Dengan demikian, nilai expected return dihitung berdasarkan nilai rata-rata dari pendapatan bersih yang diperoleh Peternakan Bapak Maulid selama tujuh periode produksi, atau dirumuskan sebagai berikut : ∑n1 Ri E(R)i = n Keterangan: E(R)i = Nilai ekspektasi return (Rupiah) Ri
= Kemungkinan pendapatan bersih (Rupiah)
n
= Jumlah pengamatan, yaitu sebanyak 7 periode produksi pengamatan
2.
Ragam (Variance) Menurut Sofyan (2005), variance mengukur penyebaran dari penerimaan
yang berada di sekitar nilai rata-rata. Semakain kecil nilai variance, maka semakin kecil penyimpangan yang terjadi sehingga risiko yang dihadapi semakin kecil. Sebaliknya semakain besar nilai variance, maka semakin besar penyimpangan yang terjadi sehingga risiko yang dihadapi pun akan semakin besar. Nilai variance dapat dirumuskan sebagai berikut : n
Variance
(σ)2i =
(P)ij [Rij - E(R)i ]2 i=1
Keterangan: σ2i
= Varian atau ragam dari return (Rupiah)
pij
= Peluang suatu kejadian (i= aset, j=kejadian)
41
Rij
= Return (pendapatan bersih) Peternakan Bapak Maulid periode I –VII (Rupiah)
E(R)i = Nilai ekspektasi return (Rupiah) n
= Jumlah pengamatan, yaitu sebanyak 7 kali pengamatan Nilai peluang pada setiap kejadian yang dihadapi oleh Peternakan Bapak
Maulid bernilai sama karena Peternakan Bapak Maulid mengalami tujuh kejadian yang berbeda, sehingga nilai variance dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut : σ2i =
∑ni=1 [Rij - E(R)i ]2 n-1
Keterangan: σ2i
= Varian atau ragam dari return (Rupiah)
Rij
= Return (Rupiah)
E(R)i = Nilai ekspektasi return (Rupiah) 3.
Simpangan Baku (Standard Deviation) Menurut Sofyan (2005), simpangan baku diperoleh dengan mencari akar
dari varian yang telah diperoleh. Makna dari simpangan baku sama halnya denggan varian. Semakin kecil nilai simpangan baku, maka semakin rendah risiko yang dihadapi. Sebaliknya semakin besar nilai simpangan baku yang diperoleh, mengindikasikan semakin besar risiko yang dihadapi. Simpangan dapat diperoleh dengan rumus berikut : Simpangan Baku (σ)i =
(σ)2i
Keterangan : = Varian atau ragam dari return (Rupiah) = Simpangan baku atau standar deviasi (Rupiah) 4.
Coefficient Variation Siahaan (2009) menyatakan bahwa risiko perlu dibandingkan dengan
tingkat return yang diharapkan. Semakin kecil nilai coefficient variation, maka semakin rendah risiko yang dihadapi. Secara matematis, pengukuran coefficient variation dirumuskan sebagai berikut : CV=
σi E(R)i
42
Keterangan : CV = Coefficient Variation σi
= Simpangan baku atau standar deviasi (Rupiah)
E(R)i = Nilai ekspektasi return (Rupiah) 5.
Analisis Metode Nilai Standar (Z-Score) Menurut Kountur (2008), suatu kejadian diindikasikan sebagai risiko
apabila memiliki peluang kejadian (tingkat probabilitas) dan menimbulkan kerugian. Dalam penelitian ini, analisis tingkat probabilitas digunakan untuk mengukur tingkat probabilitas dari sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid selama periode produksi pengamatan. Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat probabilitas pada penelitian ini adalah metode nilai standar (z-score). Metode ini dianggap sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena penelitian ini memiliki data historis yang diperoleh dalam bentuk desimal (kontinus). Menurut Kountur (2008), terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menghitung tingkat probabilitas dengan menggunakan metode z-score, antara lain : a.
Menghitung nilai rata-rata dari kejadian yang berisiko Nilai rata-rata kematian ayam broiler dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut : ∑ni=1 xi x= n Keterangan : x
= Nilai rata-rata dari kejadian berisiko (kilogram)
xi
= Data per periode kejadian berisiko (kilogram)
n
= Jumlah data
b.
Menghitung nilai standar deviasi (s)
Nilai standar deviasi diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : s=
∑ni=1 xi - x n-1
2
Keterangan : s
= Nilai standar deviasi kejadian berisiko (kilogram)
x
= Nilai rata-rata dari kejadian berisiko (kilogram) 43
xi
= Data per periode kejadian berisiko (kilogram)
n
= Jumlah data
c.
Menghitung z-score Nilai standar (z-score) diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut : z
x
x s
Keterangan : z
= Nilai standar (z-score) yang dilihat dari tabel distribusi normal
x
= Nilai rata-rata dari kejadian berisiko (kilogram)
x
= Nilai batas normal yang ditetapkan dari kejadian berisiko (kilogram)
s
= Nilai standar deviasi kejadian berisiko (kilogram) Apabila nilai z-score yang diperoleh bertanda negatif (minus), maka
menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata pada kurva distribusi normal. Apabila nilai z-score yang diperoleh bertanda positif, maka menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kanan dari nilai ratarata pada kurva distribusi normal. d.
Mencari tahu nilai probabilitas Langkah terakhir yang dilakukan adalah memetakan nilai z-score yang
telah diperoleh ke dalam Tabel distribusi normal (Tabel distribusi Z). Nilai yang diperoleh pada Tabel distribusi normal selanjutnya dikalikan dengan 100 persen untuk memperoleh persentase tingkat probabilitas dari sumber-sumber risiko produksi. 6.
Analisis Dampak Risiko Analisis dampak risiko produksi terhadap pendapatan diukur dengan
menggunakan analisis Value at Risk (VaR). Menurut J.P. Morgan dalam Sunaryo (2009), Value at Risk (VaR) dapat digunakan sebagai alat ukur risiko. Djohanputro (2008) pun menyatakan bahwa nilai yang dihasilkan dari Value at Risk (VaR) menggambarkan tingkat kerugian maksimum yang dapat diderita selama periode tertentu dengan tingkat keyakinan (confidence level) tertentu. Artinya, terdapat kemungkinan sebesar persentase tingkat keyakinan bahwa kerugian yang diderita lebih besar dari nilai VaR yang dihasilkan.
44
Menurut Kountur (2008), VaR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: VaR= x+ z
s √n
dimana s
= Standar deviasi yang diperoleh dari s=
∑ni=1 xi - x n-1
2
Keterangan : VaR = Value at Risk (Rupiah) x
= Rata-rata kejadian yang merugikan (Rupiah)
xi
= Data per periode kejadian berisiko (Rupiah)
n
= Banyaknya kejadian yang merugikan
7.
Peta Risiko Menurut Kountur (2008), peta risiko terdiri dari dua sumbu yaitu sumbu
vertikal yang menggambarkan tingkat probabilitas (peluang) terjadinya risiko, dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak risiko. Melalui peta risiko, dapat ditentukan status risiko pada setiap sumber-sumber risiko produksi di Peternakan Bapak Maulid. Menurut Kountur (2008), status risiko diperoleh dari hasil perkalian antara tingkat probabilitas dengan dampak yang ditimbulkan risiko. Melalui status risiko, dapat diketahui posisi dari sumber-sumber risiko produksi di Peternakan Bapak Maulid sehingga dapat ditentukan urutan sumber-sumber risiko dari yang paling besar hingga yang paling kecil. Selain dapat menentukan status risiko, melalui peta risiko dapat ditentukan alternatif-alternatif manajemen pengendalian risiko produksi yang dapat diterapkan oleh Peternakan Bapak Maulid. Berdasarkan Gambar 6, terdapat tingkat probabilitas yang dianggap besar dan kecil. Demikian pula halnya dengan dampak risiko, terdapat dampak yang dianggap besar dan kecil. Menurut Kountur (2008), pada umumnya risiko yang memiliki tingkat probabilitas di atas 20 persen, dianggap sebagai tingkat probabilitas risiko yang besar. Risiko yang memiliki tingkat probabilitas di bawah 20 persen, dianggap sebagai tingkat probabilitas risiko yang kecil. Namun, batas
45
risiko ataupun dampak risiko tersebut, pada kenyataannya dapat disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku di perusahaan.
Probabilitas (%)
Besar
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
Kecil Kecil
Gambar 6.
Besar
Dampak (Rp)
Peta Risiko Sumber : Kountur (2008)
Gambar 6 menunjukkan bahwa terdapat empat kuadran di dalam peta risiko. Risiko-risiko yang berada di kuadran I menggambarkan tingkat probabilitas kejadian sedang hingga besar dan dampak risiko yang dihasilkan dengan tingkat yang kecil hingga sedang. Risiko-risiko pada kuadran II memiliki tingkat probabilitas kejadian dan dampak risiko dengan tingkat yang sedang hingga besar. Risiko pada kuadran III memiliki tingkat probabilitas kejadian dan dampak risiko dengan tingkat yang kecil hingga sedang. Risiko pada kuadran IV memiliki tingkat probabilitas kejadian yang kecil hingga sedang, namun memiliki dampak risiko dengan tingkat yang sedang hingga besar. 4.3.4. Penanganan Risiko Kountur (2008) menyatakan bahwa terdapat dua strategi alternatif dalam menangani risiko berdasarkan hasil pemetaan risiko, yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi. Strategi preventif merupakan strategi yang dilakukan untuk memperkecil tingkat probabilitas risiko. Strategi mitigasi dilakukan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan oleh risiko.
46
Strategi preventif dapat dilakukan pada risiko-risiko yang berada di kuadran I dan II. Tujuan dari strategi preventif adalah menggeser risiko-risiko yang berada di kuadran I ke kuadran III dan menggeser risiko-riisiko yang berada di kuadran II ke kuadran IV (Gambar 7). Dengan demikian, tingkat probabilitas risiko yang berada pada kuadran I dan II dapat berada pada batas tingkat probabilitas risiko yang kecil, yaitu di kuadran II dan IV. Strategi mitigasi dapat dilakukan pada risiko-risiko yang berada di kuadran II dan IV. Tujuan dari strategi mitigasi adalah menggeser risiko-risiko yang berada di kuadran II ke kuadran I dan menggeser risiko-riisiko yang berada di kuadran IV ke kuadran III (Gambar 7). Dengan demikian, dampak risiko yang berada pada kuadran II dan IV dapat berada pada batas dampak risiko yang dianggap kecil, yaitu di kuadran I dan III.
Probabilitas (%)
Besar
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
Kecil Kecil
Gambar 7.
Besar
Dampak (Rp)
Stategi Preventif dan Mitigasi Risiko Sumber : Kountur (2008)
47