IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian sikap dan kepuasan konsumen ini dilaksanankan di Wilayah Puncak tepatnya di agrowisata Gunung Mas. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa agrowisata Gunung Mas menjadi peluang pasar bagi teh Walini dan juga PT. Gunung Mas sebagai tempat penjualan produk-produk olahan teh PTPN VIII yang salah satunya adalah teh Walini, kemudian karena agrowisata Gunung Mas merupakan tempat wisata yang cukup ramai dikunjungi wisatawan, sehingga memudahkan peneliti dalam memilih responden secara merata berdasarkan demografi. Penelitian dilapangan dilaksanakan selama bulan Desember 2009-Januari 2010. 4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dan pemberian kuesioner yang diajukan kepada para pengunjung agrowisata Gunung Mas. Kuesioner yang diajukan meliputi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan sikap dan keputusan pembelian produk serta tingkat kepuasan konsumen terhadap produk teh celup Walini. Sumber data sekunder diperoleh melalui berbagai instansi seperti Badan Pusat Statistik (BPS), dan studi literatur yang diperoleh melalui perpustakaan LSI IPB, majalah, jurnal, internet serta literatur lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian. 4.3 Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Responden Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung terhadap responden. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengunjung agrowisata yang sudah pernah mengkonsumsi teh celup hitam Walini yang dijual di wilayah agrowisata. Responden akan diberikan sebuah kuesioner yang berupa pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang telah disediakan pilihan
72
jawaban yang harus diisi oleh responden yang berkaitan dengan sikap dan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk teh celup Walini. Pengambilan responden yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Non Probability Sampling dengan pendekatan Convinience Sampling. Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengenal dan pernah mengkonsumsi teh celup Walini. Responden yang diambil harus berusia 17 tahun keatas, hal ini dilakukan dengan alasan bahwa responden dianggap telah mengerti pertanyaan pada kuesioner dan dianggap telah mampu menentukan pemilihan produk. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 60 orang. Penentuan jumlah sampel tersebut berdasarkan pada jumlah minimal yang menjadi responden
pada
sebuah
penelitian
adalah
sebanyak
30
responden.
Koentjaraningrat (1997) menyatakan bahwa jumlah sampel 30 telah menyebar normal. Oleh karena itu jumlah sampel sebanyak 60 orang dianggap telah mewakili atau telah memenuhi syarat minimal yang ditentukan. 4.4 Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel atribut. Menurut Nazir (2005), variabel atribut adalah variabel yang tidak bisa dimanipulasikan ataupun sukar dimanipulasikan. Variabel-variabel atribut umumnya merupakan karakteristik manusia seperti pendidikan, jenis kelamin, status sosial, pendidikan, sikap dsb. Variabel yang digunakan untuk menganalisis karakteristik konsumen dan pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian produk yaitu dikelompokan berdasarkan demografi (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status dan pendapatan). Sedangkan untuk menganalisis sikap dan kepuasan konsumen digunakan variabel atribut yang terkait dengan teh celup hitam Walini yaitu dengan melihat evaluasi (ei) dan keyakinan (bi) responden terhadap: rasa, harga, warna air teh, aroma, kemasan, informasi (kejelasan tanggal kadaluarsa dan izin BPOM), merek dan kemudahan dalam mendapatkan.
740 2
4.5 Metode Analisis Data Penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai perilaku konsumen dengan kepentingan untuk melakukan riset pasar. Riset pasar yang akan dilakukan berdasarkan tujuan penelitian yaitu mengenai karakteristik konsumen, proses keputusan pembelian, sikap dan keputusan konsumen, untuk mengetahuinya diperlukan alat analisis yang dianggap tepat, sedangkan untuk menggali informasi dari konsumen akan digunakan berupa kuesioner yang akan diberikan kepada responden melalui wawancara secara langsung. Metode analisis data yang digunakan dapat diuraikan pada Tabel 5. Tabel 5. Metode Analisis Data No 1
2 3
Tujuan Penelitian Menganalisis karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian teh celup Walini Menganalisis sikap terhadap atribut teh celup Walini
Sumber Data
Metode Analisis Data
Kuesioner dan Analisis Deskriptif wawancara
Kuesioner dan Analisis Multiatribut wawancara Fishbein
Menganalisis tingkat Kuesioner dan Analisis IPA dan CSI kepuasan konsumen terhadap wawancara atribut teh celup Walini
4.5.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mempelajari karakteristik konsumen dalam melakukan pembelian teh celup Walini. Analisis deskriptif ini sifatnya adalah menjelaskan atau mendeskripsikan fenomena yang terjadi misalnya mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian teh Walini dan menggambarkan kondisi umum parusahaan atau tempat dilakukannya penelitian. Karakteristik konsumen yang akan di analsis yaitu dikelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status dan pendapatan. 4.5.2 Analisis Multiatribut Fishbein Sikap adalah suatu keadaan psikologi manusia. Bagi pihak perusahaan sangat penting untuk mengetahui alasan tersebut, karena dengan mempengaruhi sikap konsumen para produsen memiliki harapan untuk dapat mempengaruhi 741 2
perilaku pembelian konsumen terhadap produknya. Oleh karena itu untuk mengukur sikap seseorang sangatlah sulit, sehingga untuk mengukurnya kita hanya dapat melihat dari pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh konsumen. Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menilai suatu produk. mengapa konsumen menyukai atau tidak menyukai produk tersebut, untuk menganalisisnya maka digunakan model multiatribut fishbein. Menurut Simamora (2008), Model fishbein didasarkan pada pemikiran bahwa sikap dibentuk oleh komponen kepercayaan (beliefs) dan perasaan (feelings). Model ini sendiri dapat menjelaskan dua jenis sikap berdasarkan objek sikap, yaitu sikap terhadap objek (attitude toward object) dan sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior). Model multiatribut fishbein terhadap objek, menggambarkan hubungan diantara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut suatu produk. Hal pertama yang paling penting yaitu diperlukan beberapa informasi penting dari konsumen sebagai responden yang bersifat kognitif atau berupa pengetahuan konsumen yang berkaitan dengan produk, melalui dasar kognitif ini maka kita dapat mengetahui sejauh mana seorang konsumen mengenal, mengetahui, mengerti dan memahami produk, karena sebuah sikap akan sangat bergantung pada pengetahuan mengenai objek penelitian melalui atribut-atribut produk. Model multiatribut fishbein yang akan digunakan dapat dijelaskan dengan rumus berikut ( Engel et al.,1994) : n
A0 = ∑ bi.ei i =1
dimana : Ao = sikap terhadap objek bi = kekuatan kepercayaan/keyakinan bahwa objek memiliki atribut i ei = evaluasi mengenai atribut i n = jumlah atribut yang menonjol Model sikap fihsbein ini berfokus pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap obyek tertentu. Model ini mengidentifikasi tiga faktor utama untuk memprediksi sikap. Faktor pertama, keyakinan seseorang terhadap atribut yang menonjol dari obyek. Faktor kedua, adalah kekuatan keyakinan seseorang 72 42
bahwa produk memiliki atribut khas. Faktor ketiga adalah evaluasi dari masingmasing keyakinan akan atribut yang menonjol, dimana diukur seberapa baik atau tidak baik keyakinan mereka terhadap atribut-atribut tersebut (Umar, 2005). Atribut yang paling menonjol dari produk tersebut dapat diketahui dengan melihat atribut mana yang menduduki peringkat yang paling tinggi. Selanjutnya hal kedua yang paling penting yaitu menganalisis dimensi evaluatif yang berhubungan dengan setiap atribut produk. Tingkat evaluasi akan diuraikan pertanyaan kepada konsumen, komponen evaluasi yang digunakan harus mengenai rasa suka konsumen atas suatu kondisi atribut, dimana setiap pertanyaan yang digunakan
dalam dimensi evaluatif terhadap setiap atribut akan diukur
dengan menggunakan struktur Semantic Differentials Scale. Pada penelitian ini skala yang dipakai yaitu skala dengan bobot nilai satu sampai empat, hal ini dilakukan dengan alasan untuk mengindari jawaban responden yang cenderung memilih angka tengah. Skala yang diberikan kepada responden yaitu dengan pemberian bobot untuk angka 1 (sangat tidak penting), 2 (tidak penting), 3 (penting), 4 (sangat penting).
4.5.3 Metode Important Performance Analysis (IPA) Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Important Performance Analysis (IPA), metode tersebut dapat menunjukkan tingkat kepentingan dengan tingkat pelaksanaan kinerja atribut produk. Tingkat kepentingan tersebut akan diukur menggunakan sakala Likert. Sakala Likert merupakan indikator skala untuk mengukur tingakat kepentingan menurut persepsi konsumen dan tingkat pelaksanaan secara nyata yang ditunjukan melalui tingkat kepuasan konsumen. Skala ini memungkinkan konsumen untuk mengungkapkan perasaannya yang diekspresikan kedalam sebuah kepuasan. Menurut Simamora (2004), konsumen memiliki kecenderungan dalam memilih skor cukup atau netral dalam penelitian perilaku konsumen. Dengan demikian pada penelitian ini menggunakan empat skala dan tidak menggunakan skala ganjil, hal ini dilakukan untuk menghindari kecenderungan responden untuk memilih jawaban tengah atau netral. Dalam pengukuran tingkat kepentingan (Important) akan diberi peringkat dengan
7 432
skala satu sampai empat, dimana skala empat merupakan tingkat yang paling tinggi dan skala satu merupakan tingkat yang paling rendah Tabel 6.
Tabel 6. Skor dan Kriteria Tingkat Kepentingan Atribut Teh Celup Hitam Walini Skor 4 3 2 1
Kriteria Sangat penting Penting Tidak penting Sangat tidak penting
Tabel 6 menunjukkan skor yang akan menjadi ukuran pada atribut teh celup hitam Walini. Selain itu tingkat kinerja (Performance) juga diukur dengan menggunakan empat skala dengan ketegori yang berbeda seseuai dengan atribut yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Skor dan Kriteria Tingkat Kinerja Atribut Teh Celup Hitam Walini Atribut Harga Rasa teh Warna air teh Aroma teh Kemasan kejelasan tgl kadaluarsa kejelasan izin BPOM Merek Kemudahan dalam mendapatkan
1 Sangat mahal Sangat tidak enak Sangat tidak pekat Sangat tidak sesuai Sangat tidak menarik Sangat tidak jelas
2 Mahal Tidak enak Tidak pekat Tidak sesuai Tidak menarik Tidak jelas
3 Murah Enak Pekat Sesuai Menarik Jelas
4 Sangat murah Sangat enak Sangat pekat Sangat sesuai Sangat menarik Sangat jelas
Sangat tidak jelas
Tidak jelas
Jelas
Sangat jelas
Sangat tidak terkenal Sangat sulit
Tidak terkenal Sulit
Terkenal Mudah
Sangat terkenal Sangat mudah
Skor tersebut memerlukan sebuah indikator yang jelas mengenai batasan dan artinya agar dapat diukur dengan benar dan memudahkan peneliti dalam melakukan penilaian. Indikator tersebut dapat ditentukan oleh peneliti. Indikator tingkat kepentingan dapat diuraikan pada Tabel 8.
744 2
Tabel 8. Indikator Tingkat Kepentingan Atribut Teh Celup Hitam Walini Atribut Harga
Tingkat Kepentingan harga sangat penting dan menjadi pertimbangan utama, jika konsumen memiliki kemampuan yang sangat rendah secara financial sehingga sangat berpengaruh terhadap pembelian produk 3: harga dikatakan penting, jika konsumen memiliki kemampuan financial yang rendah sehingga cukup berpengaruh terhadap pembelian produk 2: harga tidak penting, jika konsumen memiliki kemampuan financial yang tinggi sehingga harga menjadi ukuran kualitas dan manfaat yang diterima 1: harga sangat tidak penting, jika konsumen memiliki kemampuan financial yang sangat tinggi dan harga hanya menunjukkan jumlah nominal atas produk yang harus dibayar karena adanya kebutuhan akan manfaat atau kebiasaan dalam mengkonsumsi produk tersebut.
Rasa teh
4:
4:
3: 2: 1:
rasa teh sangat penting dan menjadi pertimbangan utama, jika rasa teh yang dirasakan sangat khas dan menunjukkan keunikan serta ciri tersendiri sehingga mampu mempengaruhi pembelian rasa teh penting, jika memiliki rasa yang khas namun tidak dapat menonjolkan keunikan dari produk rasa teh tidak penting, jika rasa tidak memiliki kekhasan tersendiri dan tidak mampu menunjukkan keunikan teh celup hitam Walini rasa teh sangat tidak penting dan tidak menjadi prioritas pertimbanga, jika rasa teh tidak menunjukkan ciri khas sama sekali sehingga tidak ada bedanya dengan teh biasa
Aroma teh
4:
aroma teh sangat penting dan menjadi pertimbangan utama, jika yang dirasakan oleh indra penciuman merupakan aroma khas daun teh yang sangat kuat dan dapat membuat konsumen menjadi segar dan terasa Rilex 3: aroma teh penting, jika aroma daun tehnya terasa sangat kuat dan menjadikan ciri khas dari teh Walini namun tidak dapat menimbulkan perasaan segar dan nyaman 2: aroma teh tidak penting, jika aroma yang dirasakan tidak ada bedanya dengan produk lain dan tidak menjadi ciri khas dari teh celup hitam Walini 1: aroma teh sangat tidak penting dan tidak menjadi prioritas pembelian, jika aroma teh tidak mampu menunjukkan ciri khas dan keunikan sama sekali.
Warna pekat teh celup
4:
kejelasan tanggal kadaluarsa
4:
warna pekat teh sangat penting dan menjadi pertimbangan utama dalam pembelian, jika kepekatannya memberikan warna yang sangat menarik dan warnanya mampu menunjukkan kualitas teh yang baik 3: warna pekat teh penting, jika kepekatan warnanya mampu menunjukkan kualitas teh yang baik, namun warna yang dihasilkan kurang menarik 2: warna pekat teh tidak penting, jika warna kepekatannya tidak menarik 1: warna pekat teh sangat tidak penting dan tidak menjadi prioritas utama, jika warna kepekatan tidak menarik sama sekali tanggal kadaluarsa sangat penting dan menjadi pertimbangan utama, jika produk mampu menunjukkan adanya jaminan keamanan pangan, sehingga tanpa informasi tersebut konsumen akan merasa tidak aman. 3: informasi produk penting, jika informasi menjadi sebuah ukuran bahwa produk aman untuk dikonsumsi 2: informasi produk tidak penting, jika tidak menunjukkan jaminan pangan. 1: informasi produk sangat tidak penting dan tidak menjadi prioritas utama, jika hanya menjadi bagian informasi produk saja tanpa adanya jaminan pangan dan rasa aman sama sekali
7 452
Tabel 8. Indikator Tingkat Kepentingan Atribut Teh Celup Hitam Walini kejelasan izin BPOM
Kemasan produk
Merek produk
Kemudahan dalam mendapatkan produk
4: izin BPOM sangat penting dan menjadi pertimbangan utama, jika produk mampu menunjukkan adanya jaminan pangan, mutu serta kualitas produk yang sesuai standar dan menunjukkan adanya kinerja perusahaan yang sangat bagus, sehingga tanpa informasi tersebut konsumen akan merasa tidak aman. 3: izin BPOM penting, jika informasi menjadi sebuah ukuran bahwa produk aman untuk dikonsumsi serta memiliki jaminan mutu dan pangan 2: izin BPOM tidak penting, jika tidak menunjukkan jaminan pangan, mutu dan kualitas produk yang sesuai standar 1: izin BPOM sangat tidak penting dan tidak menjadi prioritas utama, jika hanya menjadi bagian informasi produk saja tanpa adanya jaminan pangan dan rasa aman sama sekali 4: kemasan produk sangat penting dan menjadi pertimbangan utama, jika desainnya sangat menarik dan unik baik bentuk kemasan, gambar ataupun perpaduan warnanya, sehingga mampu mempengaruhi pembelian 3: kemasan produk penting, jika desainnya menarik dan cukup unik, namun belum menjadi pertimbangan utama dalam pembelian 2: kemasan produk tidak penting, jika desainnya tidak menarik dan tidak menonjolkan keunikan produk 1: kemasan produk sangat tidak penting, jika hanya berfungsi sebagai tempat atau pembungkus saja tanpa daya tarik dan keunikan sama sekali 4: merek produk sangat penting dan menjadi pertimbangan utama dalam pembelian, jika merek produk tidak hanya melambangkan sebuah kualitas tetapi juga menjadi ukuran yang mampu menunjukkan kelas sosial dan gaya hidup seseorang 3: merek produk penting, jika hanya mampu melambangkan kualitas saja tanpa menggambarkan ukuran kelas sosial ataupun gaya hidup seseorang 2: merek produk tidak penting, jika tidak mampu menggambarkan kualitas yang dipersepsikan konsumen 1: merek produk sangat tidak penting, jika merek tidak mampu melambangkan sebuah kualitas dan kelas sosial ataupun gaya hidup seseorang 4: kemudahan dalam mendapatkan produk sangat penting, jika produk sangat mudah untuk didapatkan dan dijual disegala tempat mulai dari supermarket hingga toko atau kios 3: kemudahan dalam mendapatkan produk penting, jika keberadaan produk terjangkau dan dijual tidak hanya di perusahaan ataupun KOPKAR tetapi juga disupermarket ataupun retail-retail 2: kemudahan dalam mendapatkan produk tidak penting, jika keberadaan produk sulit terjangkau dan hanya dijual ditempat-tempat tertentu (di perusahaan ataupun KOPKAR) 1: kemudahan dalam mendapatkan produk sangat tidak penting, jika keberadaan produk sangat sulit terjangkau dan hanya dijual ditempattempat tertentu (di perusahaan ataupun koperasi karyawan)
Indikator mengenai tingkat kepentingan atribut teh celup hitam Walini pada Tabel 8 tersebut menunjukkan batasan dalam penilaian tingkat kepentingan, agar dapat mempermudah dalam penilaian terhadap konsumen. Sedangkan untuk menentukan penilaian terhadap kinerja atribut juga akan menggunakan indikator yang diuraikan pada Tabel 9.
746 2
Tabel 9. Indikator Tingkat Kinerja Atribut Teh Celup Hitam Walini Harga
4: 3: 2: 1:
Rasa teh
4:
3: 2: 1: Aroma teh
4: 3: 2: 1:
Warna pekat teh celup
4: 3: 2: 1:
kejelasan tanggal kadaluarsa
4: 3: 2: 1:
Kejelasan izin BPOM
4:
3: 2: 1:
harga sangat sesuai, jika harga yang ditetapkan sangat sesuai dengan kualitas produk serta manfaat yang diperoleh harga sesuai, jika harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk serta manfaat yang diperoleh harga tidak sesuai, jika harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan kualitas produk dan manfaat yang diperoleh harga sangat tidak sesuai, jika harga yang ditetapkan sangat tidak sesuai dengan kualitas dan manfaat yang diperoleh rasa teh sangat sesuai, jika rasanya sangat enak, rasa pahitnya sangat sesuai dan terasa daun teh segar yang alami atau sangat sesuai dengan selera konsumen rasa teh sesuai, jika rasanya enak, rasa pahitnya sesuai dan terasa daun teh segar yang alami atau sesuai dengan selera konsumen rasa teh tidak sesuai, jika rasanya tidak sesuai dengan selera konsumen dan rasa pahitnya tidak sesuai rasa teh sangat tidak sesuai, jika rasanya sangat tidak sesuai dengan selera konsumen dan menimbulkan rasa yang sangat pahit aroma teh sangat sesuai, jika teh memiliki aroma yang sangat khas dari daun teh alami yang sangat segar, harum dan menenangkan aroma teh sesuai, jika teh memiliki aroma yang khas dari daun teh alami yang segar dan menenangkan aroma teh tidak sesuai, jika teh tidak memiliki aroma yang khas dari daun teh alami, tidak segar, tidak harum dan tidak memiliki efek menenangkan aroma teh sangat tidak sesuai, jika teh tidak sama sekali memiliki aroma yang khas kesegaran dan keharuman daun teh alami serta tidak memiliki efek menenangkan sama sekali warna pekat teh celup sangat sesuai, jika memiliki warna yang sangat pekat dan sangat menarik warna pekat teh celup sesuai, jika memiliki warna yang pekat dan menarik warna pekat teh celup tidak sesuai, jika memiliki warna yang sedikit pudar dan tidak menarik warna pekat teh celup sangat tidak sesuai, jika memiliki warna yang sangat pudar dan sangat tidak menarik informasi produk sangat sesuai, jika tanggal kadaluarsa sangat jelas dan sangat sesuai penempatannya pada tempat yang telah disediakan informasi produk sesuai, jika tanggal kadaluarsa jelas dan sesuai penempatannya pada tempat yang telah disediakan informasi produk tidak sesuai, jika tanggal kadaluarsa tidak jelas dan penempatannya tidak pada tempat yang telah disediakan informasi produk sangat tidak sesuai, jika tanggal kadaluarsa sangat tidak jelas dan penempatannya sangat tidak sesuai pada tempat yang telah disediakan informasi produk sangat sesuai, jika izin BPOM terlihat sangat jelas dan ditulis dengan ukuran huruf yang tidak terlalu kecil dan pada tempat yang mudah terlihat informasi produk sesuai, jika izin BPOM terlihat jelas dengan ukuran huruf yang tidak terlalau kecil sehingga mudah dibaca dan dilihat informasi produk tidak sesuai, jika izin BPOM ditulis dengan huruf yang kecil sehingga jika dilihat sekilas kurang jelas informasi produk sangat tidak sesuai, jika izin BPOM ditulis dengan huruf yang terlalu kecil dan pada tempat yang kurang strategis sehingga sulit dicari dan dibaca.
747 2
Tabel 9. Indikator Tingkat Kinerja Atribut Teh Celup Hitam Walini Kemasan produk
Merek produk
4: kemasan produk sangat sesuai, jika desainnya sangat menarik baik bentuk dan perpaduan warna dan sangat sesuai dengan harapan konsumen 3: kemasan produk sesuai, jika desainnya menarik baik bentuk dan perpaduan warna dan sesuai dengan harapan konsumen 2: kemasan produk tidak sesuai, jika desainnya tidak menarik baik bentuk dan perpaduan warna dan tidak sesuai dengan harapan konsumen 1: kemasan produk sangat tidak sesuai, jika desainnya sangat tidak menarik baik bentuk dan perpaduan warna dan sangat tidak sesuai dengan harapan konsumen 4: merek produk sangat sesuai, jika merek sangat sesuai dalam melambangkan kualitas dan dapat memberikan atau melekatkan image yang sangat baik dibenak konsumen sehingga konsumen sangat mudah untuk terus mengingatnya 3: merek produk sesuai, jika merek sesuai dalam melambangkan kualitas dan dapat memberikan atau melekatkan image yang baik dibenak konsumen sehingga konsumen mudah dalam mengingatnya 2: merek produk tidak sesuai, jika merek tidak sesuai dalam melambangkan kualitas dan tidak dapat memberikan atau melekatkan image yang baik dibenak konsumen sehingga konsumen sulit untuk mengingatnya 1: merek produk sangat tidak sesuai, jika merek sangat tidak sesuai dalam melambangkan kualitas dan sama sekali tidak dapat memberikan atau melekatkan image yang baik dibenak konsumensehingga konsumen sangat sulit mengingatnya
Indikator tingkat kinerja atribut teh celup hitam Walini pada Tabel 9 tersebut digunakan batasan untuk mempermudah penilaian tingkat kinerja oleh responden. Batasan-batasan atau indikator diatas juga akan digunakan untuk bobot atau skor penilaian atribut pada metode IPA dan CSI. Hasil dari perhitungan metode Important Performance Analysis yang dilakukan pada tingkat kepentingan (Important) dan tingkat pelaksanaan kinerja (Performance) berupa rata-rata skor yang akan diplotkan kedalam diagram kartesius. Menurut Martila dan James (1977) dalam Supranto (2001), Perhitungan IPA diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian skor pada setiap atribut yang dianalisis kemudian dibagi dengan jumlah seluruh responden. Perhitungan tersebut dapat dijabarkan dengan rumus sebagai berikut : X =
∑X n
i
Y=
∑Y
i
n
Keterangan : X Y Xi Yi n
: Skor rata-rata tingkat kinerja : Skor rata-rata tingkat kepentingan : Total skor tingkat kinerja dari seluruh responden : Total skor tingkat kepentingan dari seluruh responden : Jumlah responden 48 72
Penilaian hasil IPA tersebut digolongkan kedalam rentang skala untuk menentukan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut dengan menggunakan skala numerik linear (Simamora, 2008). Rentang skala diperoleh melalui rumus sebagai berikut : m-n RS = b Dimana : m n b
: skor tertinggi : skor terendah : jumlah kategori
rentang skala yang digunakan pada penelitian ini adalah : 4-1 RS = = 0, 75 4 Rentang skala ini digunakan untuk penilaian skor pada kriteria tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada metode analisis IPA, rentang skalanya adalah sebagai berikut : 1,00 – 1,75
= sangat tidak penting
1,75 – 2,50
= tidak penting
2,50 – 3,25
= penting
3,25 – 4,00
= sangat penting
Sedangkan untuk tingkat kinerja skala dan kriteria yang digunakan yaitu: 1,00 – 1,75
= sangat tidak baik
1,75 – 2,50
= tidak baik
2,50 – 3,25
= baik
3,25 – 4,00
= sangat baik
Hasil perhitungan akan diplotkan pada diagram kartesius. Diagram kartesius terbentuk dari dua sumbu yaitu sumbu X dan Y yang terbagi atas empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (Xi , Yi).
49 72
Nilai pada diagram kartesius diperoleh dari rumus berikut : n
n
∑ Yi
∑ Χi Χ=
i =1
Y=
K
i =1
K
Keterangan : X Y X Y n K
: Rata-rata dari skor rata-rata skor tingkat kinerja produk : Rata-rata dari skor tingkat kepentingan respponden : Skor rata-rata tingkat kinerja produk : Skor rata-rata tingkat kepentingan konsumen : Jumlah responden : Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan responden Diagram kartesius yang terdiri dari empat kuadran yaitu kuadran I
(prioritas utama), kuadran II (pertahankan prestasi), kuadran III (prioritas rendah) dan kuadran IV (berlebihan). Diagram kartesius dapat dilihat pada Gambar 5. Y : Tingkat Kepentingan Tinggi Kuadran I
Kuadran II
(Prioritas Utama)
(Pertahankan Prestasi)
Y Kuadran III
Kuadran IV
(Prioritas Rendah)
(Berlebihan)
Rendah
X
Tinggi X : Tingkat Performance/kinerja
Gambar 5. Diagram Kartesius Sumber : Umar (2005) Diagram kartesius dibagi menjadi empat kuadran yaitu: 1. Kuadran I Pada kuadran ini menunjukkan bahwa atribut-atribut teh celup Walini yang dianggap penting oleh konsumen, namun pada kenyataanya produsen belum melaksanakannya sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen, sehingga atribut yang terdapat didalamnya harus menjadi prioritas utama untuk
72
ERROR: undefined OFFENDING COMMAND: se STACK: 10