METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai Februari
2009. Penelitian
dengan
dilakukan di rumah kaca Departemen Silvikultur
Fakultas Kehutaan Institut Pertanian Bogor. Analisis vegetasi dilakukan pada lahan kebun campur Senjoyo Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Analisis tanah, media tanam, dan kompos di lakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah Dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian IPB. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah serasah dari kebun campur Senjoyo Semarang Jawa Tengah. Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah bibit mahoni (Swietenia macrophylla King) yang berumur satu bulan dan EM4. Alat yang digunakan pada penelitian ini pita meter, kompas, tali, golok, kamera, perlengkapan herbarium (sasak, kertas koran, kantong plastik, dan alkohol), litter – trap (alat penampung serasah) yang terbuat dari kain kasa/nylon berukuran 1m x 1m, litter bag (kantong serasah) dari kasa plastik berukuran 30cm x 30 cm, timbangan digital, oven, polibag, penggaris, termometer, jangka sorong dan alat tulis. Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi : Penentuan plot dilakukan secara purposive random sampling (bertujuan) dan sistematik, jumlah plot yang digunakan 10. Menurut Mueller et.al (1974), metode kuadrat digunakan untuk analisis tumbuhan fase pohon, fase tiang, fase sapihan, dan fase anakan dengan luasan
kuadrat
yang telah
ditentukan
sebelumnya berdasarkan Kurva Spesies Area. Luasan petak 20x20 m untuk fase pohon, ukuran 10x10m untuk fase tiang, ukuran 5x5m untuk fase sapihan, dan ukuran 2x2m untuk fase anakan (Oosting 1956).Tiap petak ditulis nama spesies, jumlah spesies, diameter pohon. Analisis vegetasi dilakukan untuk menentukan spesies vegetasi yang dominan berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP).
17
A B
C D Gambar 2 Metode kuadrat dengan ukuran A (20mx20m) untuk fase pohon, B (10mx10m) untik fase tiang, C (5mx5m) untuk fase sapihan, dan D (2mx2m) untuk fase anakan. Metode garis menyinggung (Line intercept)
digunakan untuk analisis
tumbuhan penutup tanah dengan panjang transek 30m (Mueller et.al 1974). Jalur transek dibagi ke dalam interval-inteval, tiap interval berukuran 1 meter. Spesies yang tersinggung garis transek baik yang terletak di atas maupun di bawah garis tersebut merupakan jenis yang diamati dan dicatat datanya. Data yang tercatat dari masing-masing jenis individu adalah berupa pengukuran panjang transek yang terpotong (Intercept, I) dan lebar maksimum tajuk tumbuhan yang diproyeksikan ke dalam transek (Maksimum Width, M) (Setiadi 1989).
30 m
1m
Gambar 3 Metode garis menyinggung dengan panjang transek 30 m dan panjang interval 1m. Metode Pengumpulan Data Produktivitas Serasah Prosedur pengukuran produktivitas serasah adalah sebagai berikut : a. Kegiatan pengambilan serasah dilakukan setiap satu minggu sekali selama 16 minggu.
18 b. Serasah yang tertampung dalam litter-trap berbentuk bujur
sangkar
berukuran 1m x 1m, direkatkan dengan menggunakan paku. Litter-trap dipasang pada ketinggian 50 cm dari tanah. Jumlah
litter-trap yang
dipasang pada tiap plot 4 buah. Serasah yang tertampung dalam litter-trap dipisah berdasarkan komponen serasah yang meliputi komponen (a) daun, (b) ranting/cabang, (c) bunga dan buah (alat reproduksi), (d) kulit pohon. c. Setiap komponen serasah ini dibungkus kertas untuk dikeringkan dalam oven pada suhu 750 C
hingga konstan, kemudian ditimbang. Jumlah
produksi serasah dinyatakan dalam satuan g/m2 /minggu.
(Soerianegara
1964).
Gambar 4 Penampungan serasah dengan litter trap
Metode Pengumpulan Data Laju Dekomposisi a. Kantung serasah dengan pori ukuran diameter 1.5 mm, diisi dengan serasah kering sebanyak 40 gram. b. 16 Kantung serasah yang telah diisi serasah diletakkan di lantai tanah, sehingga kantung serasah dapat langsung menyentuh tanah. Untuk menjaga agar kantung serasah tidak berpindah maka diikat pada patok bambu. c. Setiap satu minggu sekali diambil satu kantung. d. Serasah yang telah diambil dioven pada suhu 75 0C hingga konstan (Hilwan 1993).
19
Gambar 5 Kantung serasah untuk menmgukur laju dekomposisi
Gambar 6 Perubahan serasah selama 16 Minggu Metode Pengomposan serasah Prosedur pengomposan serasah adalah sebagai berikut: a. Pengambilan serasah pada lapisan bawah
(serasah berwarna hitam)
sebanyak 50 kg. . b. Proses pengomposan dilakukan di kebun campur Senjoyo dengan menggunakan petak tanah ukuran 1,5 m x 1,5 m. c. Effective Microorganisms (EM 4) 50cc, 5 lt molase, yang dilarutkan dengan 25 l air secara rata, didiamkan selama 24 jam, disemprot secara rata pada campuran 50 kg serasah yang telah dicampur dengan 5 kg dedak d. Lapisan
serasah ditutup dengan karung goni, untuk menjaga
20 kelembaban setiap satu minggu sekali dilakukan pembalikan lapisan serasah. e. Proses dekomposisi serasah dilaksanakan selama 30 hari
(Ruskandi
2006). Percobaan Pengaruh macrophylla) King.
Kompos
Terhadap
Semai
mahoni
(Swietenia
Penanaman menggunakan bibit mahoni (Swietenia macrophylla King) hasil persemaian selama satu bulan, selanjutnya dipindahkan ke dalam polibag yang sudah diisi media tanam yang dicampur dengan hasil kompos serasah EM4, dengan perlakuan perbandingan komposisi sebagai berikut 0%(kontrol) ,10%, 20%, 30%, 40%, dan 50% Parameter Yang Diukur Pengamatan tanaman dilakukan selama 12 minggu setelah tanam . Parameter yang diamati adalah tinggi batang tanaman (TT), diameter batang (DB), dan jumlah daun (JD). Pada akhir pengamatan parameter yang diamati adalah Indeks Luas Daun (ILD) dan biomassa tanaman: bobot basah tajuk (BBT) dan bobot kering tajuk (BKT). Metode pengukuran parameter adalah : 1. Tinggi Tanaman (TT). Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai dengan ujung batang dengan satuan cm menggunakan penggaris dilakukan setiap 1 minggu sekali. 2.
Diameter Batang (DB) Diameter batang diukur tepat 5 cm dari pangkal batang menggunakan jangka sorong dengan satuan mm dilakukan 1 minggu sekali
3. Jumlah Daun (JD) Jumlah daun dihitung setiap 1 minggu sekali. 4. Indeks Luas Daun (ILD) Indeks Luas Daun diukur dengan menggunakan rumus :
21 LD ILD = ______ A Dimana :
ILD
: Indeks Luas Daun
LD
: Luas daun total (cm 2)
A
: Luas media tanam (cm2)
(Sitompol SM 1995).
5. Biomassa Tanaman Biomassa tanaman terdiri dari Bobot Basah Tajuk (BBT) dan Bobot Kering Tajuk (BKT). Pengeringan tajuk untuk perhitungan bobot kering dilakukan pada oven dengan suhu 750 C sampai konstan (Salisbury dan Roos 1995). Analisis Kimia Media Tanam Analisis kimia tanah, media tanam, dan kompos dilakukan di Laboratorium
Departemen Ilmu Tanah Dan Sumber Daya Lahan Fakultas
Pertanian IPB, meliputi analisis sifat fisik tanah, unsur hara, dan tekstur tanah. Analisis Data Analisis Data Vegetatif Dengan Metode Kuadrat Kerapatan Mutlak (KM) jenis i KM(i)
Jumlah individu jenis i = Total luas areal penarikan contoh
Kerapatan Relatif (KR) jenis i KM(i) KR(i) =
x 100% Total KM seluruh jenis
Frekuensi Mutlak (FM) jenis i Jumlah plot yang diduduki jenis i FM(i) = Jumlah total plot Frekuensi Relatif (FR) jenis i FM(i) FR(i) =
x 100% FM total seluruh jenis
22 Dominansi Mutlak (DM) jenis i DM(i) = jumlah luas bidang dasar suatu jenis i Dominansi Relatif (DR) jenis i DM(i) DR(i) =
x 100% Total DM seluruh jenis
Indeks Nilai Penting (INP) jenis i INP(i) = KR(i) + DR(i) + FR(i)
Keterangan : KM(i)
: Kerapatan mutlak jenis i
KR(i)
: Kerapatan relatif jenis i
FM(i)
: Frekuensi mutlak jenis i
FR(i)
: Frekuensi relatif jenis i
DM(i)
: Dominansi mutlak jenis i
DR(i)
: Dominansi relatif jenis i
INP(i)
: Indeks nilai penting jenis
Analisis Data Tumbuhan Bawah Dengan Metode Garis Menyinggung. Kerapatan Mutlak (KM) jenis i ( ∑ 1/Mi ) x unit penarikan contoh KM(i)
= Total panjang transek
Kerapatan Relatif (KR) jenis i KM(i) KR(i) =
x 100% Total KM seluruh jenis
Frekuensi Mutlak (FM) jenis i Jumlah interval yang diduduki jenis i FM(i) = Jumlah total interval seluruh transek Faktor Penimbang (F) F
=
( ∑ 1/M ) / Jumlah total seluruh jenis
Frekuensi Tertimbang (Ft) jenis i Ft (i) =
F x Jumlah interval diduduki jenis i
Frekuensi Relatif (FR) jenis i Ft(i) FR(i) =
x 100% Total Ft seluruh jenis
23 Dominansi Mutlak (DM) jenis i DM(i) = Total panjang intersepsi oleh jenis i Dominansi Relatif (DR) jenis i DM(i) DR(i) = Total DM seluruh jenis
Indeks Nilai Penting (INP) jenis i INP(i) = KR(i) + DR(i) + FR(i) Keterangan : M(i)
: Proyeksi tajuk maksimum jenis i
KM(i)
: Kerapatan mutlak jenis i
KR(i)
: Kerapatan relatif jenis i
FM(i)
: Frekuensi mutlak jenis i
F
: Frekuensi penimbang
Ft (i)
: Frekuensi tertimbang jenis i
FR(i)
: Frekuensi relatif jenis i
DM(i)
: Dominansi mutlak jenis i
DR(i)
: Dominansi relatif jenis i
INP(i)
: Indeks nilai penting jenis
Analisis Data Produktivitas Serasah Nilai tengah ( rata-rata ) produktivitas serasah per plot setiap pengamatan dengan rumus : n ∑ Xi i=1 __
Xj
= __________ gr/m2/minggu n
Dimana : __ Xj : rata-rata produksi serasah per plot setiap periode (minggu). Xi
: produksi serasah per plot setiap periode
n
: 4 ( trap )
Analisis Data Laju Dekomposisi a. Penurunan bobot didapat dengan rumus :
24 W
=
Wo - Wt _______________ x 100 % Wo
Dimana
:
W
: penurunan bobot
Wo
: bobot kering awal serasah (40 g)
Wt
: bobot kering akhir serasah (g) per periode waktu
Laju dekomposisi diduga dengan rumus : D =
W ______ T
dimana
:
D
: pendugaan laju dekomposisi
W
:
t
: periode waktu (per minggu)
penurunan bobot
Analisis Data Pengaruh Kompos Pengukuran pengaruh kompos ini rancangan percobaan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) perlakuan yang diberikan adalah komposisi media tanam (tanah dengan kompos serasah dengan menggunakan EM4) dengan enam level perlakuan 0% (kontrol), 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Masing-masing perlakuan tiga kali ulangan. Model yang digunakan untuk desain ini adalah : Yij= µ + τi + εij Dimana i = 1,2,3,4,5,6. j =1,2,3 Keterangan : Yij
= Pertumbuhan semai mahoni pada perlakuan ke i dan ulangan ke j
µ
= Rerata umum
τi
= Pengaruh perlakuan ke i
εij
= Pengaruh galat perlakuan ke i dan ulangan ke j
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis analisis ragam (Uji F) pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%.
menggunakan Setelah
data
di analisis, data interaksinya di uji lanjut dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) tingkat kepercayaan 95% dan 99%.