15
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di hutan rakyat kayu bawang yang terdapat di tiga Desa, yaitu Desa Pasar Pedati di Kabupaten Bengkulu Tengah, Desa Sawang Lebar dan Desa Dusun Curup di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Maret sampai April 2010.
Bahan dan Alat Bahan atau obyek dalam penelitian ini adalah tegakan kayu bawang pada 25 petak ukur penelitian yang berukuran 30 m x 30 m. Petak ukur terdiri dari tiga pola tanam yaitu agroforestri kayu bawang dikombinasikan dengan tanaman semusim, agroforestri kayu bawang dikombinasikan dengan kopi, dan agroforestri kayu bawang dikombinasikan dengan kopi dan karet, tali raffia, plastik 1 kg, label sampel tanah, nomor sampel tanah. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Positioning System), pita ukur, clinometer, hagameter, kompas, parang, meteran gulung 50 meter, ring sample, peti penyimpanan ring, cangkul, lux meter, timbangan, oven, ballpoint OHP Fine, tally sheet, kamera digital, alat-alat tulis, kuisioner penelitian serta seperangkat komputer dengan program-program pengolah data seperti Microsoft Office Excel, SExI-FS (Spatially Explicit Individual-based Forest Simulator) dan Minitab 15.
Pengumpulan Data Data Vegetasi Pengukuran dilakukan pada setiap petak ukur penelitian yang digunakan, yaitu pada tanaman budidaya (kayu bawang, pisang, kopi dan karet) dan tumbuhan bawah (rumput, ilalang, semak dan herba lainnya). Data yang dikumpulkan pada tanaman budidaya adalah jenis, diameter (cm) dan tinggi (m). Data-data hasil pengukuran akan digunakan untuk menghitung luas bidang dasar,
16
volume, riap volume dan biomassa. Gambaran masing-masing pola tanam dibuat profil tegakan menggunakan SExI-FS (Spatially Explicit Individual-based Forest Simulator). Pada setiap petak ukur dibuat pula sub-petak berukuran 1 m x 1 m sebanyak 3 buah, untuk risalah tumbuhan bawah dilakukan dengan memanen seluruhnya dalam sub-petak 1 m x 1 m tersebut. Selanjutnya diambil sampel sebanyak ± 200 gram dari masing-masing tumbuhan bawah tersebut untuk dianalisis di laboratorium. Desain petak penelitian disajikan pada Gambar 3.
L
P
L’
P’
Keterangan: P x L = petak ukur berukuran 30 m x 30 m untuk tanaman budidaya P’ x L’ = sub-petak berukuran 1 m x 1 m untuk tumbuhan bawah
Gambar 3. Desain petak penelitian
Data Kondisi Tempat Tumbuh Data kondisi tapak yang dikumpulkan berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder meliputi data suhu, kelembaban udara dan curah hujan yang diperoleh dari BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu. Sedangkan data primer berupa topografi, intensitas cahaya dan sifat tanah. 1. Pengamatan topografi dan intensitas cahaya Pengamatan topografi meliputi kelerengan, arah lereng, letak geografis, dan ketinggian di atas permukaan laut pada setiap petak ukur yang dibuat dengan
17
menggunakan clinometer dan GPS (Global Positioning System). Intensitas cahaya (keterbukaan kanopi) diukur menggunakan lux meter. 2. Pengambilan contoh tanah Pengambilan contoh tanah dilakukan pada kedalaman 0 – 20 cm, dengan cara mengambil dari tiga titik yang masih berada di dalam petak ukur, kemudian dicampurkan. Selanjutnya contoh tanah tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik sebanyak 1 kg dan diberi label sesuai lokasinya. Di samping itu, dilakukan pengambilan contoh tanah utuh dengan ring sample untuk analisis sifat fisik tanah. Contoh tanah dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, meliputi sifat fisik (kandungan liat, debu, pasir dan bulk density) dan sifat kimia (pH, C-organik tanah, N-total tanah, bahan organik, KTK dan KB) serta jenis tanah. Metode analisisnya disajikan pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Sifat-sifat tanah yang dianalisis dan metode yang digunakan No 1 2 3 4 5 6
Sifat-Sifat Tanah Tekstur tanah Bulk density (g/cm3) pH-H2O C-organik (%) N-total KTK
Metode Analisis Hydrometer Bobot kering per volume (ring sampel) pHmeterelektrolisis Walkey dan Black Kjeldahl Destilasi
Data Perlakuan Silvikultur Kayu Bawang yang telah dilakukan Masyarakat Pengumpulan data perlakuan silvikultur yang telah dilakukan masyarakat dilakukan melalui studi literatur dan wawancara semi terstruktur dengan snowball sampling (Bungin 2001). Wawancara berupa tanya-jawab sistematis meliputi: perlakuan silvikultur (pengadaan benih, pengadaan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan), perdagangan, pemanfaatan kayu dan non kayu.
18
Pengolahan Data Kerapatan Tegakan 1. Jumlah pohon per hektar Jumlah pohon per hektar adalah jumlah pohon per petak ukur dibagi dengan luas petak ukur dilakukan sebagai berikut:
N n / Lp Ket : N = jumlah pohon per hektar N = jumlah pohon dalam petak ukur Lp = luas petak ukur (ha) 2. Luas bidang dasar (LBDS) Luas bidang dasar seluruh tanaman diperoleh dari jumlah luas bidang dasar individu tanaman dalam petak ukur dibagi dengan luas petak ukur dilakukan sebagai berikut: 2
n
B
Bi / L p
dan
Bi
i 1
Ket : Di B Bi n Lp
/4
Di 10000
= diameter tanaman ke-i (cm) = luas bidang dasar seluruh tanaman (m2/ha) = luas bidang dasar tanaman ke-i (m2) = jumlah tanaman dalam petak ukur = luas petak ukur (ha)
Volume tegakan Volume tegakan diperoleh dari jumlah volume individu pohon dalam petak ukur dibagi dengan luas petak ukur dilakukan sebagai berikut: n
V
Vi / L p i 1
Volume individu pohon dalam petak ukur diperoleh dengan persamaan penduga volume kayu bawang yang disusun oleh Sumadi et al. (2007): Vi
0,0000501Di
2 ,13
Hi
0 , 769
19
Ket : Di Hi V Vi n Lp
= diameter pohon ke-i (cm) = tinggi total pohon ke-i (m) = volume tegakan (m3/ha) = volume pohon ke-i hingga diameter ujung 10 cm dengan kulit (m3) = jumlah pohon dalam petak ukur = luas petak ukur (ha)
Riap Volume Tegakan Riap rata-rata tahunan dihitung dengan cara membagi volume yang dihasilkan pada umur tertentu dengan umur tegakan tersebut, dilakukan sebagai berikut:
Riap V A / A Ket : VA = volume tegakan pada umur tertentu (m3/ha) A = umur tegakan (tahun) Pengukuran biomassa tanaman budidaya dan tumbuhan bawah 1. Biomassa tanaman budidaya Penghitungan biomassa tanaman kayu bawang menggunakan rumus sebagai berikut: W = V x Bj Ket : V = volume tanaman kayu bawang (m3) Bj = berat jenis tanaman kayu bawang (0.56 g/cm3) W = biomassa tanaman kayu bawang (kg) Biomassa tanaman pisang, kopi dan karet menggunakan persamaan alometrik sebagai berikut: Tabel 2 Persamaan alometrik penduga biomasaa tanaman pisang, kopi dan karet No 1 2 3
Jenis Pisang Kopi Karet
Persamaan W = 0,03D2,13 W = 0,281D2,06 W = 0,095D2,62
Sumber Van Noordjwik et al. (2002) Van Noordjwik et al. (2002) Indrawan (1999)
Ket : D = diameter (0,5 m dari permukaan tanah) tanaman pisang dan kopi, diameter (dbh) tanaman karet (cm), W = biomassa tanaman pisang, kopi dan karet (kg)
Total biomassa tanaman menggunakan rumus: n
Wt
Wi / L p i 1
20
Ket : Wi = biomassa tanaman ke-i (kayu bawang, pisang, kopi dan karet) (kg) Wt = total biomassa tanaman per petak ukur (kg/ha) Lp = luas petak ukur (ha) 2. Biomassa tumbuhan bawah Sampel tumbuhan bawah yang dibawa ke laboratorium dengan berat basah contoh (BBc) sebanyak ± 200 gram kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 80 ºC selama 48 jam. Setelah selesai di oven, contoh sampel tersebut kemudian dilakukan pengukuran meliputi pengukuran kadar air, berat kering dan biomassa tumbuhan bawah. Menurut
Haygreen
dan
Bowyer
(1989),
perhitungan
kadar
air
menggunakan rumus: % KA = BBc – BKc x 100 % BKc
dan
BK
=
BB 1 + % KA 100
Untuk menghitung biomassa tumbuhan bawah dapat digunakan rumus: BM = BK x 10/Lp Ket : BBc BKc BK BB
= berat basah contoh (g) = berat kering contoh (g) = berat kering (g) = berat basah (g)
% KA = persen kadar air BM = biomassa (kg/ha) Lp = luas petak ukur (m2)
Analisis Data Perlakuan silvikultur kayu bawang yang telah dilakukan masyarakat Data-data yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah uraian secara verbal terhadap datadata hasil penelitian yang ditujukan untuk penjelasan agar mudah dipahami, dimana data kualitatif dapat berupa tabel, kalimat atau gambar.
Hubungan antara faktor-faktor tempat tumbuh terhadap produktivitas kayu bawang Hubungan antara faktor-faktor tempat tumbuh terhadap produktivitas kayu bawang dapat dilakukan dengan principal component analysis (PCA) (Johnson & Wichern 1988) menggunakan program Minitab 15.