17
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2009 bertempat di PPN Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung (Lampiran 1). 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tangkap jaring insang (gillnet), hasil tangkapan jaring insang hanyut dengan ukuran mata jaring 3,5 dan 4 inci, penggaris dengan skala 100 cm, meteran dengan ketelitian 0,1 cm, timbangan, kamera, alat tulis, dan kuesioner. 3.3 Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan studi kasus yang digunakan adalah penggunaan ukuran mata jaring yang berbeda. Dari populasi alat tangkap jaring insang hanyut, diambil satu contoh kasus dari 8 alat tangkap yang didaratkan di PPN Tanjungpandan untuk dijadikan sampel. Hal ini disebabkan karena sebelum penelitian dimulai telah dilakukan pra survey pada bulan Oktober 2008 bahwa di tempat penelitian diketahui adanya homogenitas dari alat tangkap berupa ukuran alat tangkap, kapal yang digunakan, serta hasil tangkapan. Berdasarkan alasan tersebut peneliti menduga bahwa satu contoh kasus bisa mewakili populasi alat tangkap gillnet di Perairan Belitung. Pengumpulan data hasil tangkapan yang dijadikan sub sampel diambil sebanyak 20-25% dari total hasil tangkapan ikan tongkol dan tenggiri yang didaratkan per trip (Arikunto, 2002). Selama penelitian pada bulan Juli 2009 telah diambil sub sampel ikan tongkol sebanyak 64,89 kg dan ikan tenggiri sebanyak 61,3 kg dari 8 kali trip penangkapan. Untuk melakukan uji Anova digunakan data keliling maksimum ikan tongkol dan tenggiri yang tertangkap pada ukuran mata jaring 4 inci. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung selama
18
penelitian yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan dan wawancara dengan nelayan. Data primer yang dikumpulkan antara lain : 1) Komposisi hasil tangkapan Meliputi identifikasi hasil tangkapan, berat (kilogram), jumlah (ekor), panjang cagak (fork length), keliling maksimum (maximum girth), dan lebar badan ikan. Fork length diukur mulai dari ujung kepala terdepan sampai dengan ujung bagian luar lekukan ekor. Maximum girth adalah keliling badan ikan yang mempunyai panjang tertinggi pada setiap ikan.
Lebar badan Gambar 6 Pengukuran panjang cagak, keliling maksimum dan lebar badan ikan 2) Ukuran mata jaring (mesh size) Mesh size merupakan ukuran suatu mata jaring antar simpulnya yang direntangkan. Besarnya ukuran mata jaring (mesh size) dihitung dari 2 kali penambahan panjang kaki jaring (bar) (Martasuganda, 2008). Mesh perimeter adalah panjang keliling mata jaring dimana pengukurannya adalah dua kali dari ukuran mata jaring atau empat kali panjang bar.
19
Gambar 7 Pengukuran mata jaring (mesh size) 3) Musim dan daerah penangkapan. 4) Unit penangkapan ikan, meliputi dimensi jaring insang (PxL), bahan jaring, jumlah dan bahan untuk pelampung dan pemberat. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari penelusuran pustaka dari instansi terkait. Data sekunder yang didapatkan antara lain : 1)
Geografi umum Kabupaten Belitung,
2)
Keadaan umum perairan Belitung Barat,
3)
Volume dan jumlah produksi perikanan,
4)
Jumlah unit penangkapan, dan
5)
Fasilitas pelabuhan perikanan.
3.4 Analisis Data Asumsi yang digunakan adalah sumberdaya ikan menyebar merata di setiap daerah penangkapan ikan dan kondisi lingkungan perairan untuk tiap perlakuan sama pada setiap saat. 3.4.1 Komposisi hasil tangkapan Dalam menganalisis komposisi hasil tangkapan dilakukan analisis deskriptif dan analisis regresi. Analisis deskriptif disajikan dalam bentuk grafik dan
20
dilakukan untuk mengetahui sebaran panjang ikan tongkol dan tenggiri pada ukuran mata jaring 3,5 dan 4 inci. Sedangkan analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua peubah pengukuran yang saling mempengaruhi. Analisis Deskriptif dilakukan dengan cara sebagai berikut: Tentukan nilai n data, Tentukan log N, Tentukan tetapan konstanta yaitu: K= (3,3 log N) + 1 Tentukan lebar lebar kelas yaitu: nilai maksimum – nilai minimum K 3.4.2 Pengaruh perbedaan ukuran keliling maksimum Sebelum menganalisis analisis sidik ragam, data yang didapat terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan data untuk melihat apakah data menyebar normal atau tidak. Pengujian dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan software SPSS 12 (Statistical Products and Solution Services). Apabila data menyebar normal maka analisis data dapat dilakukan, tetapi apabila data tidak menyebar normal maka pengujian dilakukan menggunakan analisis non parametrik dengan Uji Tanda Wilcoxon (Walpole, 1995). Analisis yang digunakan adalah analisis ragam dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Walpole, 1995). Rancangan Acak Lengkap yang digunakan : Yij= μ + τi+ εij Keterangan : -
Yij = Nilai hasil tangkapan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
-
μ = Nilai tengah umum
-
τi = Pengaruh perlakuan ke-i
-
εij = Galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
-
i
= 1,2 yaitu perlakuan 1 untuk ukuran MG (maximum body girth) ikan
tenggiri dan perlakuan 2 untuk ukuran MG (maximum body girth) ikan tongkol. -
j
= 1,2,3,...n yaitu ulangan.
21
Asumsi : -
τi = perlakuan bersifat tetap
-
εij ~ N (0,σ²) artinya galat percobaan timbul secara acak menyebar bebas normal dengan nilai tengah 0 dan ragam σ²
-
εij bersifat bebas
-
Komponen μ, τi dan εij bersifat aditif
Hipotesis yang diuji : H0 : τ1 = τ2 artinya tidak ada pengaruh perbedaan antara hasil tangkapan dengan perlakuan. H1 : τ1 ≠ τ2 artinya terdapat pengaruh perbedaan antara hasil tangkapan dengan perlakuan. Dasar penggunaan Uji-F dengan menggunakan Anova yaitu : Bila Fhitung > Ftabel maka tolak H0, artinya terdapat pengaruh perbedaan antara hasil tangkapan dengan perlakuan. Bila Fhitung < Ftabel maka gagal tolak H0 artinya tidak ada pengaruh perbedaan antara hasil tangkapan dengan perlakuan. tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil tangkapan dengan perlakuan. Apabila dari hasil Uji-F didapatkan hasil Fhitung > Ftabel maka uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dapat dilakukan. Nilai BNT dapat diperoleh dengan rumus: BNT = tα/2, dBS
2KTS n
Hipotesis yang diuji dalam uji BNT : H0 : τ1 = τ2 artinya kedua perlakuan mempunyai nilai tidak berbeda nyata H1 : τ1 ≠ τ2 artinya kedua perlakuan mempunyai nilai yang berbeda nyata Dengan penggunaan uji BNT yaitu : Bila | ŷ1-ŷ2 | > BNT maka tolak H0 yang berarti kedua perlakuan mempunyai nilai yang berbeda nyata Bila |
ŷ1-ŷ2
| < BNT maka gagal tolak H0 yang berarti kedua perlakuan
mempunyai nilai tidak berbeda nyata