IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Kebun Raya Bogor dengan pengelolanya adalah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB), LIPI. Lokasi penelitian beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.13 Bogor. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa KRB memiliki pengunjung paling banyak dengan tren jumlah pengunjung menurun. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2011. Penggalian faktor-faktor persaingan objek wisata di Kabupaten dan Kota Bogor dilakukan dengan menyebar kuesioner untuk pengunjung Kebun Raya Bogor (KRB), Taman Safari Indonesia (TSI), dan The Jungle Waterpark (TJW). Taman Safari Indonesia dipilih karena memiliki jumlah pengunjung paling tinggi setelah KRB selama 2005-2009. The Jungle Waterpark dipilih karena menurut pihak KRB, berada di tengah Kota Bogor sehingga menjadi saingan utama. 4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan observasi di lokasi penelitian dan dari hasil kuesioner yang diberikan pada responden. Wawancara dilakukan dengan pihak manajemen PKT-KRB, pakar pariwisata dan pakar bisnis. Data primer sebagian besar diperoleh dengan menggunakan instrument daftar pertanyaan. Pemberian kuesioner dilakukan kepada pengunjung KRB, pengunjung TSI, dan pengunjung TJW. Data hasil pengisian kuesioner diolah dengan analisis kualitatif berdasarkan pendekatan metode Blue Ocean Strategy. Data sekunder seperti perkembangan KRB dan jumlah pengunjung diperoleh dari laporan tahunan PKT-KRB. Selain itu, data sekunder juga dipeloreh melalui studi literatur buku-buku yang relevan, jurnal, hasil-hasil penelitian, artikel yang berkaitan dengan topik penelitian, data dan informasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, dan website yang relevan seperti situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dll. .
Faktor-faktor preferensi pengunjung terhadap objek wisata yang diajukan dalam kuesioner ditentukan berdasarkan studi literatur dari penelitian-penelitian terdahulu, buku-buku terkait waktu luang (leisure) dan wisata. Faktor-faktor tersebut kemudian dikonsultasikan kepada pakar pariwisata dan pakar bisnis. Berdasarkan pendapat para ahli, terpilih 20 faktor yang diujikan ke responden. Faktor-faktor tersebut adalah Parkir kendaraan kecil (motor dan mobil), Parkir kendaraan besar (bus), Toilet, Mushola, Rumah Makan, Pusat Souvenir, Pusat Informasi, Peta Lokasi, Harga Tiket, Jumlah wahana, Kualitas Wahana, Promosi, Iklan, Aktivitas yang menghibur (entertainment), Aktivitas yang menambah pengetahuan (educational), Aktivitas untuk individu/pasangan/keluarga, Aktivitas untuk rombongan besar (gathering), Pelayanan petugas, Keamanan, dan Kebersihan. 4.3. Metode Penentuan Responden Metode yang digunakan untuk penentuan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Dalam penelitian ini, penentuan responden dilakukan
berdasarkan
kesediaan
responden
untuk
mengisi
kuesioner.
Pengambilan responden diambil sebanyak 90 orang yang terdiri dari 30 pengunjung Kebun Raya Bogor, 30 pengunjung The Jungle Waterpark, dan 30 pengunjung Taman Safari Indonesia. 4.4. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dari November sampai dengan Desember 2011. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan, alat perekam, alat pencatatan, dan alat penyimpanan elektronik. Kuesioner diajukan ke pengunjung pada peak season (hari libur/weekends) dan low season (hari kerja/weekdays). Data dari kuesioner kemudian dirangkum dalam Ms.Excel 2007. Hasil olahan data ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Data dari pihak manajemen PKT-KRB, pakar pariwisata, dan pakar bisnis dikumpulkan melalui wawancara langsung. Data mengenai perkembangan pariwisata, kondisi KRB, TSI, dan TJW dikumpulkan melalui wawancara, studi literatur dan observasi.
Tabel 4. Daftar Pertanyaan untuk Manajemen PKT-KRB dan Pengunjung Objek Wisata di Kabupaten dan Kota Bogor Informan
Pertanyaan
Manajemen
1. Apa saja kegiatan wisata yang ditawarkan KRB?
PKT-KRB
2. Bagaimana pengelolaan wisata di KRB? 3. Bagaimana kondisi persaingan wisata KRB dengan objek wisata lain? 4. Objek wisata mana yang menjadi pesaing terdekat KRB dalam menarik pengunjung? 5. Apa saja faktor yang dipertimbangkan untuk ditawarkan kepada pengunjung KRB? 6. Bagaimana penilaian kepentingan terhadap faktor-faktor tersebut? 7. Bagaimana rencana strategis pengelolaan wisata KRB?
Pengunjung Objek Wisata di Kabupaten dan Kota Bogor
1. Apa saja faktor-faktor yang dipertimbangkan sebelum menentukan objek wisata tujuan? 2. Bagaimana penilaian kepentingan terhadap faktor-faktor tersebut? 3. Bagaimana
penilaian
terhadap
objek
wisata
yang
dikunjungi?
4.5. Metode Pengolahan Data 4.5.1. Pemetaan Situasi Industri Pemetaaan situasi industri diperoleh dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang signifikan menjadi pertimbangan pengunjung dalam memilih objek wisata di Kabupaten dan Kota Bogor yang akan dikunjungi. Hasil identifikasi ini kemudian dipetakan dalam kanvas strategi untuk menggambarkan kondisi persaingan industri objek wisata Kabupaten dan Kota Bogor terkini. 4.5.1.1.Uji Cohran dalam Penentuan Faktor-Faktor Kompetisi (Sumbu Horishontal Kanvas Strategi)
Uji Cohran digunakan untuk mengetahui signifikansi dan menyeleksi faktor-faktor yang menjadi dasar konsumen dalam keputusan pembelian (Durianto, 2001). Dalam hal ini, pembelian yang dimaksud adalah pemilihan objek wisata yang dikunjungi pengunjung objek wisata. Berikut ini adalah rumus uji Cohran:
Keterangan: Q
= Indeks Validitas
C
= banyaknya variabel (atribut)
Ri
= jumlah baris jawaban “YA”
Cj
= jumlah baris jawaban “YA”
N
= total besar
Hipotesis pengujian yang digunakan adalah: Ho
: Kemungkinan jawaban YA adalah sama untuk semua faktor kompetisi
H1
: Kemungkinan jawaban YA adalah berbeda untuk setiap faktor kompetisi Apabila diperoleh Q >
, maka tolak Ho. Artinya, harus ada
pengurangan faktor-faktor yang diuji dengan melihat pada jumlah Cj terkecil. Apabila diperoleh Q <
, maka terima Ho. Artinya, faktor-faktor yang diuji
adalah signifikan mempengaruhi pengunjung memilih objek wisata di Kabupaten dan Kota Bogor . Pengolahan Uji Cohran menggunakan software Microsoft Excel 2007. Rangkuman hasil pengujian faktor-faktor persaingan industri objek wisata Bogor dapat dilihat dalam Lampiran 2. 4.5.1.2. Penilaian Kinerja Perusahaan terhadap Faktor-Faktor Persaingan (Sumbu Vertikal Kanvas Strategi) Penilaian kinerja dilakukan untuk menentukan tingkat kinerja perusahaan terhadap faktor-faktor persaingan yang akan ditempatkan pada sumbu vertikal dalam kanvas strategi. Penilaian kinerja objek-objek wisata ini kemudian menjadi grafik yang disebut Kurva Nilai. Penilaian ini dilakukan oleh pengunjung responden dengan memberikan skor penilaian pada skala (1) untuk kinerja rendah
dan (10) untuk kinerja tinggi. Penilaian responden diakumulasi dan dirata-rata berdasarkan rumus:
Keterangan: Qx
= rata-rata penilaian pada faktor x
∑ Cj = jumlah total penilaian kinerja faktor x dari seluruh responden n
= jumlah responden
4.5.2. Penciptaan Blue Ocean Strategy (BOS) Penciptaan BOS dilakukan melalui kerangka kerja enam jalan. Kerangka kerja enam jalan digunakan untuk mengidentifikasi peluang-peluang samudra biru yang secara komersil menarik. Analisis ini dilakukan karena suatu strategi tidak dapat didasarkan pada intuisi manusia. Kerangka kerja enam jalan bertujuan untuk memperluas pasar pengunjung KRB dengan mengubah nonkonsumen menjadi konsumen. Kerangka kerja enam jalan terdiri dari mencermati industri alternatif, kelompok strategis, kelompok pembeli, cakupan produk atau penawaran jasa, orientasi daya tarik fungsional-emosional, dan waktu (Kim dan Mauborgne 2005). 4.5.3. Perumusan Blue Ocean Strategy (BOS) Perumusan BOS dilakukan melalui kerangka kerja empat langkah. Kerangka kerja empat langkah digunakan untuk mengembangkan perencanaan strategi yang berdasarkan pada kanvas strategi. Analisis ini secara konsisten menghasilkan strategi yang membuka kreativitas beragam jenis orang dalam PKT-KRB, membuka mata PKT-KRB kepada samudra biru, dan mudah dipahami serta dikomunikasikan untuk bisa diterapkan secara efektif. Kerangka kerja empat langkah terdiri dari eliminate, reduce, raise, dan create. Eliminate adalah langkah yang menghilangkan faktor persaingan yang diterima begitu saja dalam industri objek wisata Kabupaten dan Kota Bogor. Reduce adalah langkah yang mengurangi kinerja faktor-faktor persaingan hingga dibawah rata-rata industri. Raise adalah langkah yang meningkatkan kinerja faktor-faktor persaingan hingga di atas rata-rata industri objek wisata. Create adalah langkah yang menciptakan faktor yang belum pernah ditawarkan industri objek wisata Kabupaten dan Kota Bogor.
4.5.4. Pengujian Ide Blue Ocean Strategy (BOS) Setelah Kerangka Kerja Enam Jalan dan Kerangka Kerja Empat Langkah dilakukan, didapatkan strategi yang akan digunakan untuk membentuk blue ocean. Selanjutnya, dilakukan penyesuaian strategi tersebut terhadap tiga unsur strategi yang baik, yaitu fokus, divergensi, dan motto yang memikat. Jika memiliki tiga ciri tersebut, strategi dikatakan efektif. Kemudian, penyesuaian tersebut dilakukan pada ide pembentukan blue ocean melalui rangkaian strategis terhadap utilitas pembeli, harga, biaya, dan pengadopsian. Tujuannya adalah memastikan bahwa strategi yang akan dilakukan dapat memberikan suatu model pelayanan yang kuat dan manfaat yang berkesinambungan bagi pengunjung KRB, PKT-KRB dan mitranya. Ketika lolos uji dari rangkaian strategis, ide blue ocean tersebut layak dijalankan. Berikut adalah alur formulasi strategi samudra biru:
Kanvas Strategi dan Kurva Nilai Pengujian Ide BOS terhadap Tiga Ciri Strategi yang Baik (Fokus, Divergensi, dan Motto yang memikat) Rangkaian Strategis Pengujian Ide BOS terhadap: Utilitas bagi Pembeli, Harga, Biaya, dan Pengadopsian Gambar 6. Alur Formulasi Blue Ocean Strategy
Kerangka Kerja Enam Jalan Kerangka Kerja Empat Langkah
Ide BOS layak dijalankan