IV METODE PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi penelitian
ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Gabungan Kelompok Tani Sugih Rahayu Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. Lokasi dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa Kabupaten Cianjur sebagai salah satu wilayah produksi padi di Jawa Barat, sebagian besar petani di Kabupaten Cianjur melakukan usaha produksi padi, dan merupakan daerah yang termasuk dalam Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang dicanangkan pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan produksi beras dengan menggunakan benih padi hibrida. Gabungan Kelompok Tani Sugih Rahayu merupakan gabungan kelompok tani yang menjalani program SL-PTT (Sekolah Lapang – Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu) dan mendapatkan bantuan benih padi hibrida dari pemerintah. Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2011. 4.2
Jenis dan Sumber Data Penelusuran dan pencarian informasi data penelitian menggunakan data
sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dengan penelusuran bahan pustaka berupa buku, hasil penelitian, Website serta lembaga pemerintahan. Data primer diperoleh melalui pengisian kuisioner yang dilakukan dengan wawancara responden yaitu petani padi hibrida dan pemulia padi hibrida. Kuisioner yang diberikan berupa pertanyaan terstruktur (tertutup) dan terbuka. Pertanyaan terstruktur adalah pertanyaan yang jawabannya telah disediakan. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang alternatif jawabannya tidak disediakan. Data primer juga diperoleh langsung di tempat penelitian dan wawancara dengan petugas penyuluh pertanian. Data primer merupakan data mentah sehingga masih diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum menggunakannya untuk tujuan-tujuan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan. Jenis dan sumber data terdapat pada Tabel 2.
35
Tabel 2. Jenis dan sumber data Jenis Data 1. Data Primer
Atribut Ideotipe Padi Hibrida
Konsumen a. Atribut kepentingan konsumen b. Penilaian tingkat kepentingan konsumen terhadap produk dan kualitas layanan c. Penilaian tingkat poin penjualan d. Penilaian tingkat kepuasan produk dan penilaian kepuasan dari produk kompetitor Pemulia Padi Hibrida a. Persyaratan teknik b. Hubungan antar persyaratan teknik c. Derajat kesulitan tiap persyaratan teknik d. Nilai sasaran setiap persyaratan konsumen dan persyaratan teknis 2. Data Sekunder a. Dokumen Badan Penelitian dan Kelompok Tani, Gambaran umum Balai Penelitian dan Kelompok Tani b. Konsep Quality Function Deployment (QFD) 4.3
Sumber Data • Dr. Ir. Hajrial Aswidinnoor, MSc. (Peneliti padi pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor) • Dr. Suwarno (Pemulia padi pada Kebun Muara, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertanian)
Petani di Kecamatan Cianjur
Pemulia padi hibrida di Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Jawa Barat
• Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur • Balai Besar Penelitian Padi Literatur
Metode Pengambilan Sampel Penentuan sampel dilakukan dengan cara sengaja (purposive). Metode ini
dipilih karena tidak semua petani dalam kelompok tani yang mendapatkan bantuan benih padi hibrida dari pemerintah menanam benih padi hibrida tersebut. Sampel dipilih mengikuti perbandingan jumlah petani di setiap desa yang terpilih.
36
Petani dalam penelitian ini didasarkan pada petani yang pernah menanam padi hibrida dan padi varietas ciherang. Jumlah sampel sebagai responden petani sebagai konsumen dalam penelitian sebanyak 30 orang dengan melakukan screening terlebih dahulu (Lampiran 6) terdiri dari 9 petani responden dari Desa Sayang, 4 petani responden dari Desa Nagrak, 9 petani responden dari Desa Mekarsari dan 8 petani responden dari Desa Sukamaju. Penentuan padi varietas hibrida yang digunakan adalah varietas varietas Intani-2 (PT BISI) dan varietas SL-8-SHS (SLAgritech) karena varietas-varietas tersebut adalah merupakan varietas bantuan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Gabungan Kelompok Tani Sugih Rahayu. Penentuan padi varietas inbrida yang digunakan adalah varietas inbrida ciherang dengan pertimbangan bahwa varietas ciherang adalah varietas inbrida yang paling banyak ditanam di Indonesia. Hasil survei pada tahun 2008 menunjukkan areal tanam padi varietas Ciherang meningkat menjadi 48,3 persen dari 41,5 persen pada tahun 2007. Padi varietas unggul baru lainnya yang mendominasi areal pertanaman padi adalah IR64 (9 persen), Cigeulis (5,9 persen), Cibogo (3 persen), dan Ciliwung (5,2 persen). (Departemen Pertanian, 2007) Jumlah responden dari sisi organisasi dalam hal ini pemulia padi adalah enam responden yang dapat dilihat pada Tabel 3. 4.4
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk
memperoleh hasil yang dijadikan jawaban dari masalah penelitian. Dalam menganalisis kualitas mutu benih padi hibrida digunakan metode QFD melalui matriks HOQ. Alat analisis yang digunakan untuk mengolah data-data dalam penelitian ini adalah analisis Microsoft Office Excel 2007.
37
Tabel 3. Responden Organisasi No.
Nama
Jabatan
1.
Dr. Ir. Hajrial Aswidinnoor, MSc.
(Peneliti
Penentuan padi
pada
Atribut ideotipe padi hibrida
Departemen Agronomi
dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian,
Institut
Pertanian Bogor) 2.
Dr. Suwarno
(Pemulia
padi
Kebun
pada
Atribut ideotipe padi hibrida
Muara,
Balitbang Kementrian Pertanian) 3.
Dr. Satoto
Penanggung penelitian
jawab dan
Merumuskan hubungan
persyaratan antara
teknik,
persyaratan
pemuliaan padi hibrida
konsumen dan persyaratan teknik,
Balai Besar Penelitian
hubungan antar persyaratan teknik,
Padi
penilaian kompetitif teknik, nilai sasaran konsumen, derajat kesulitan, nilai sasaran persyaratan teknik,
4.
Indrastuti
Apri
Rumanti Cand Dr.
Peneliti (pemulia) padi
Merumuskan
hibrida
hubungan
Balai Besar
Penelitian Padi
persyaratan antara
teknik,
persyaratan
konsumen dan persyaratan teknik, hubungan antar persyaratan teknik, penilaian kompetitif teknik, nilai sasaran konsumen, derajat kesulitan, nilai sasaran persyaratan teknik,
5.
Yuni Widyastuti, SP
Peneliti (pemulia) padi
Merumuskan
hibrida
hubungan
Balai Besar
Penelitian Padi
persyaratan antara
teknik,
persyaratan
konsumen dan persyaratan teknik, hubungan antar persyaratan teknik, penilaian kompetitif teknik, nilai sasaran konsumen, derajat kesulitan, nilai sasaran persyaratan teknik,
4.4.1 Tabulasi Deskriptif Tabulasi deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah tabel frekuensi. Data ditabulasikan dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama
38
kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah seluruh konsumen. Persentase yang paling besar merupakan faktor yang dominan dari masing-masing variabel yang diteliti. Tabulasi deskriptif ini digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen, ideotipe benih padi hibrida yang diinginkan konsumen (persyaratan pelanggan), tingkat kepentingan, dan poin penjualan dari setiap persyaratan pelanggan dan hasilnya digunakan dalam metode QFD kecuali karakteristik konsumen. 4.4.2 Quality Function Deployment (QFD) QFD adalah sebuah alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi harapan konsumen. Alat perencanaan utama yang digunakan dalam Quality Function Deployment adalah House Of Quality (HOQ). House Of Quality menerjemahkan suara konsumen (voice of customer) ke dalam persyaratan desain yang memenuhi nilai tujuan spesifik dan mencocokannya, dengan bagaimana perusahaan akan memenuhi persyaratan tersebut. Analogi untuk menggambarkan struktur QFD adalah suatu matriks yang berbentuk rumah. Istilah yang sering digunakan adalah House Of Quality (HOQ). Langkah-langkah dalam penyusunan matriks HOQ adalah sebagai berikut (Besterfield, 1999) : 1.
Mendaftar Persyaratan Konsumen (What) QFD diawali dengan sebuah daftar tujuan. Daftar ini disebut sebagai apa
yang konsumen butuhkan atau harapkan dalam sebuah produk khusus. Daftar persyaratan konsumen terdiri dari dua yaitu persyaratan konsumen primer dan persyaratan konsumen sekunder. Daftar persyaratan konsumen primer biasanya bersifat umum. Definisi lebih jauh dilakukan dengan mendefinisikan sebuah daftar persyaratan konsumen sekunder baru dan lebih detail yang dibutuhkan untuk mendukung persyaratan konsumen primer, dengan kata lain sebuah persyaratan konsumen primer mungkin meliputi banyak persyaratan konsumen sekunder. Pada langkah ini digunakan kuesioner yang harus diisi oleh responden (konsumen). Hasil dari kuesioner ini adalah daftar persyaratan konsumen. Walaupun item dari daftar persyaratan konsumen sekunder menunjukkan detail yang lebih baik daripada persyaratan konsumen primer, persyaratan konsumen 39
sekunder sering tidak langsung dilakukan oleh staf teknisi dan masih membutuhkan definisi lebih jauh, sehingga mungkin dibutuhkan persyaratan konsumen tersier. 2.
Mendaftarkan Persyaratan Teknik (How) Tujuan dari HOQ adalah untuk mendesain atau mengubah desain dari
sebuah produk dalam cara yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Setelah kebutuhan dan harapan konsumen ditunjukkan dalam persyaratan konsumen, tim QFD harus menyusun karakteristik teknik atau persyaratan teknik (bagaimana) yang akan mempengaruhi satu atau lebih persyaratan konsumen. Daftar persyaratan teknik dibagi menjadi hierarki persyaratan teknik primer, sekunder, dan tersier. Definisi lebih jauh dari persyaratan teknik dilakukan dengan mendefinisikan sebuah daftar persyaratan teknik sekunder yang mewakili detail yang lebih baik daripada yang ada dalam daftar persyaratan teknik primer. Seringkali persyaratan teknik sekunder masih belum dapat langsung dilakukan melainkan masih membutuhkan definisi lebih jauh, sehingga dibutuhkan persyaratan teknik tersier. 3.
Mengembangkan Matriks Hubungan antara Persyaratan Konsumen dan Persyaratan Teknik Langkah selanjutnya adalah membandingkan persyaratan konsumen dan
persyaratan teknik, dan menentukan hubungannya masing-masing. Mencari hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik bisa menjadi sangat
membingungkan
karena
setiap
persyaratan
konsumen
mungkin
mempengaruhi lebih dari satu persyaratan teknik, dan sebaliknya. Salah satu cara untuk mengurangi kebingungan dalam menentukan hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik yaitu dengan menggunakan sebuah matriks hubungan. Matriks ini diisi oleh tim QFD. Matriks hubungan digunakan untuk menunjukkan dengan grafik derajat pengaruh antara setiap persyaratan teknik dan setiap persyaratan konsumen. Sudah menjadi hal biasa untuk menggunakan simbol untuk menunjukkkan derajat hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan teknik, sebagai contohnya yaitu : Δ
: Sebuah segitiga menunjukkan hubungan kuat, bernilai 9
40
○
: Sebuah lingkaran kosong menunjukkan hubungan medium, bernilai 3
●
: Sebuah lingkaran penuh menunjukkan hubungan lemah, bernilai 1
□
: Sebuah kotak kosong menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0 Matriks hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan teknik
dapat dilihat pada Tabel 4.
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Persyaratan Pelanggan Sekunder Primer Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Primer Sekunder
Sekunder
Tabel 4. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Konsumen dan Persyaratan Teknik Primer Primer Persyaratan Konsumen
Setelah matriks hubungan telah lengkap, dilakukan evaluasi untuk baris dan kolom kosong. Sebuah baris kosong mengindikasikan bahwa sebuah persyaratan konsumen tidak dituju oleh setiap persyaratan teknik. Oleh karena itu, harapan konsumen tidak terpenuhi. Persyaratan teknik tambahan harus dipertimbangkan untuk memuaskan persyaratan konsumen tersebut. Sebuah kolom kosong mengindikasikan bahwa sebuah persyaratan teknik tidak mempengaruhi setiap persyaratan konsumen dan setelah dilakukan penyelidikan secara hati-hati, mungkin dihilangkan dari HOQ. 4.
Mengembangkan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik Hubungan antar persyaratan teknik disebut matriks korelasi dan berada
pada atap HOQ. Matriks ini digunakan untuk mengidentifikasi setiap hubungan antar setiap persyaratan teknik. Persyaratan teknik mana saja yang saling mendukung dan saling bertentangan satu sama lain. Matriks korelasi adalah sebuah tabel segitiga yang menghubungkan persyaratan teknik. Simbol digunakan untuk menjelaskan kekuatan hubungan, sebagai contohnya yaitu : √√ : Menunjukkan hubungan positif kuat, bernilai (+9) √
: Menunjukkan hubungan positif lemah, bernilai (+3) 41
X
: Menunjukkan hubungan negatif lemah, bernilai (-3)
XX : Menunjukkan hubungan negatif kuat, bernilai (-9) □
: Menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai (0)
5.
Penilaian Kompetitif Penilaian kompetitif adalah sepasang tabel bobot (atau grafik) yang
melukiskan item demi item bagaimana produk kompetitif dibandingkan dengan produk organisasi. Tabel penilaian kompetitif dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu penilaian konsumen dan penilaian teknik. a.
Penilaian Konpetitif Konsumen Penilaian kompetitif konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan
dengan setiap persyaratan konsumen dalam HOQ di sisi kanan dari matriks hubungan. Angka 1 sampai dengan 4 didaftarkan dalam kolom evaluasi kompetitif untuk mengidentifikasikan sebuah peringkat dari 1 untuk terburuk sampai 4 untuk yang terbaik. b.
Penilaian Kompetitif Teknik Penilaian kompetitif teknik membuat sebuah blok baris berhubungan
dengan setiap persyaratan teknik dalam HOQ di bawah matriks hubungan kemudian produk organisasi dan pesaing dievaluasi untuk setiap persyaratan teknik. Sama dengan penilaian kompetitif konsumen, uji data diubah menjadi angka 1 sampai dengan 4, dimana 1 untuk yang terburuk dan 4 untuk yang terbaik. 6.
Mengembangkan Prioritas Persyaratan Konsumen Prioritas persyaratan konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan
dengan setiap persyaratan pelanggan dalam HOQ di sisi kanan penilaian kompetitif konsumen. Prioritas persyaratan konsumen ini mencakup kolom untuk kepentingan bagi konsumen, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan dan sebuah bobot absolut. a.
Kepentingan bagi Konsumen Meranking setiap persyaratan konsumen dengan menunjukkan sebuah
rating. Angka 1 sampai dengan 4 didaftarkan dalam kolom kepentingan bagi konsumen untuk mengindikasikan sebuah rating 1 untuk tingkat kepentingan
42
paling rendah sampai dengan 4 untuk sangat penting. Semakin penting persyaratan konsumen semakin tinggi ratingnya. b.
Nilai Sasaran Persyaratan Konsumen Kolom nilai sasaran berada pada skala yang sama dengan penilaian
kompetitif konsumen (1 untuk terburuk dan 4 untuk terbaik). Kolom ini adalah kolom dimana tim QFD memutuskan apakah mereka ingin mempertahankan produk mereka tidak berubah, memperbaiki produk atau membuat produk lebih baik daripada kompetitor. c.
Faktor Skala Kenaikan Faktor skala kenaikan adalah rasio antar nilai sasaran dengan rating
produk yang diberikan dalam penilaian kompetitif konsumen. Semakin tinggi nilainya, semakin banyak usaha yang dibutuhkan. d.
Poin Penjualan Poin penjualan memberitahukan tim QFD seberapa baik sebuah
persyaratan konsumen akan menjual. Tujuannya adalah untuk mempromosikan persyaratan konsumen yang terbaik dan setiap persyaratan konsumen yang akan menolong dalam penjualan produk. Nilai yang digunakan untuk poin penjualan yaitu : 1,0 = tidak menolong dalam penjualan produk 1,2 = cukup menolong dalam penjualan produk 1,5 = menolong dalam penjualan produk e.
Bobot Absolut Persyaratan Konsumen Bobot absolut dihitung dengan mengalikan kepentingan bagi konsumen,
faktor skala kenaikan dan poin penjualan : Bobot Absolut = (Kepentingan bagi Konsumen)(Faktor Skala Kenaikan)(Poin Penjualan)
Setelah menjumlahkan semua bobot absolut, sebuah persentase dan ranking untuk setiap persyaratan konsumen dapat ditentukan. Bobot kemudian dapat digunakan sebagai pedoman dalam fase perencanaan dari pengembangan produk.
43
7.
Mengembangkan Prioritas Persyaratan Teknik Prioritas persyaratan teknik membuat blok baris berhubungan untuk setiap
persyaratan teknik dalam HOQ di bawah penilaian kompetitif teknik. Prioritas persyaratan teknik ini mencakup derajat kesulitan teknik, nilai sasaran serta bobot absolut dan relatif. Tim QFD mengidentifikasikan persyaratan teknik yang paling dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan konsumen dan yang membutuhkan perbaikan. a.
Derajat Kesulitan Banyak
pengguna
HOQ
menambahkan
derajat
kesulitan
untuk
mengimplementasikan setiap persyaratan teknik yang ditunjukkan dalam baris pertama dari prioritas persyaratan teknik. Derajat kesulitan ditentukan dengan memberikan nilai untuk setiap persyaratan teknik dari 1 (paling tidak sulit) sampai dengan 4 (sangat sulit). b.
Nilai Sasaran Persyaratan Teknik Sebuah nilai sasaran untuk setiap persyaratan teknik dimasukkan di bawah
derajat kesulitan teknis. Hal ini merupakan sebuah ukuran objektif yang mendefinisikan nilai yang harus diperoleh untuk mencapai persyaratan teknis. Seberapa banyak nilai diambil untuk memenuhi atau melebihi harapan konsumen dijawab dengan mengevaluasi semua informasi yang dimasukkan ke dalam HOQ dan memilih nilai sasaran. Nilai sasaran untuk setiap persyaratan teknik ditentukan menggunakan skala 1 (terburuk) sampai dengan 4 (terbaik). c.
Bobot Absolut Persyaratan Teknik Dua baris terakhir dari prioritas persyaratan teknik adalah bobot absolut
dan bobot relatif. Sebuah metode yang populer dan mudah untuk menentukan bobot adalah dengan menunjukkan nilai bernomor kepada simbol dalam simbol matriks hubungan. Bobot absolut untuk persyaratan teknik ke-j kemudian diberikan dengan : aj = ∑
ij Ci
dimana : aj
= Vektor baris dari bobot absolut untuk persyaratan teknik (j = 1,..,m)
Rij
= Bobot yang ditunjukkan oleh matriks hubungan (i = 1,..,n, j = 1,..,m)
Ci
= Vektor kolom dari kepentingan bagi konsumen untuk persyaratan
44
konsumen (i = 1,..,n) m
= Nomor persyaratan teknik
n
= Nomor persyaratan konsumen
d.
Bobot Relatif Persyaratan Teknik Pada cara yang sama, bobot relatif untuk persyaratan teknik ke-j diberikan
dengan mengganti derajat kepentingan untuk persyaratan konsumen dengan bobot absolut untuk persyaratan konsumen, yaitu : bj = ∑
Rij di
dimana : bj
= Vektor baris dari bobot relatif untuk persyaratan teknik (j = 1,..,m)
di
= Vektor kolom dari bobot absolut untuk persyaratan konsumen (i = 1,..,n) Rating absolut dan relatif yang lebih tinggi mengidentifikasi area dimana
usaha teknik butuh untuk dikonsentrasikan. Perbedaan utama antara kedua bobot ini adalah bobot relatif juga mencakup informasi faktor skala kenaikan dan poin penjualan. Bobot ini menunjukkan dampak dari karakteristik teknis pada persyaratan konsumen. Sejalan dengan derajat kesulitan teknis, keputusan dapat dibuat dengan memperhatikan dimana mengalokasikan sumberdaya untuk perbaikan kualitas. Adapun proses penyusunan matriks HOQ (Matriks Perencanaan Produk) dapat dilihat pada Gambar 6. Penerapan metode QFD pada produk pertanian memiliki kendala-kendala antara lain produk yang diinginkan oleh konsumen sesuai dengan hasil matriks HOQ-nya tidak bisa langsung dihasilkan karena memerlukan waktu yang lama dalam proses pembuatannya tidak seperti produk non pertanian. Matriks HOQ dasar dapat dilihat pada lampiran 7. 4.4.3
Analisis Sensitivitas Harga Pada penelitian digunakan riset harga yang diharapkan konsumen, dimana
limit harga dan kisaran harga yang dapat diterima konsumen. Dalam hal ini konsumen menilai batas harga sangat murah, murah, mahal, dan sangat mahal yang dikaitkan dengan kualitas dari produk tersebut. Keunggulan dari menggunakan sistem pertanyaan tertutup adalah lebih mudah melihat range harga yang dipilih konsumen dalam menentukan titik 45
terendah dan tertinggi. Kelemahan dari penggunaan sistem ini adalah konsumen cenderung dibawa langsung untuk memilih harga terendah dan tertinggi dari batas bawah dan atas. Sedangkan keunggulan bila menggunakan sistem pertanyaan terbuka adalah konsumen lebih terwakili pendapatnya dalam menentukan range harga menurut pendapatannya. Tapi kelemahannya bila terlalu luas range harga yang ditentukan konsumen bisa jadi titik harga yang diharapkan tidak terbentuk. Harga benih padi hibrida di pasaran saat ini adalah Rp 50.000. Penentuan range harga dari batas bawah Rp 5.000 sampai batas atas Rp 65.000 karena benih padi hibrida yang digunakan petani adalah merupakan bantuan dari pemerintah (tidak membeli). Range yang digunakan tidak seperti range harga produk lain, sehingga dibuka range harga batas bawah sama dengan harga benih varietas unggul biasa di pasaran yang biasa petani gunakan yang berkisar antara Rp 5.000 – Rp 7.000. Sedangkan range harga batas atas ditentukan di atas harga benih padi hibrida di pasaran saat ini yaitu Rp 65.000. Riset ekspektasi harga merupakan suatu teknik penetapan harga suatu produk. Hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuk grafik yang terdiri atas lima titik harga yang diharapakn konsumen dan kisaran harga yang normal menurut konsumen. Lima titik harga tersebut adalah : 1.
Indifferent Pricing Point (IPP) Titik perpotongan distribusi kumulatif harga murah-mahal yaitu jumlah
konsumen yang menganggap harga murah sama dengan jumlah konsumen yang menganggap harga mahal. Pada tingkat harga jumlah konsumen maksimum yang perduli terhadap harga. 2.
Optimum Pricing Point (OPP) Titik perpotongan distribusi kumulatif harga sangat murah-sangat mahal
yaitu jumlah konsumen yang menganggap harga sangat murah sama dengan jumlah konsumen yang menganggap harga sangat mahal. Pada tingkat harga ini jumlah konsumen menganggap harga sangat mahal atau sangat murah, dengan kata lain harga tersebut optimum bagi produk.
46
3.
Range of Acceptible Price (RAP) Kisaran harga yang terbentuk dari dua titik, yaitu antara perpotongan
distribusi kumulatif harga sangat mahal dan sangat murah dari perpotongan antara distribusi kumulatif mahal dan murah. Kisaran harga inilah yang dianggap sebagai kisaran harga yang dapat diterima oleh konsumen. 4.
Marginal Cheap Price Point (MCP) Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga terendah bagi produk.
Kisaran harga ini terbentuk dari dua titik yang antara perpotongan distribusi kumulatif harga sangat murah dan murah. Kisaran harga inilah konsumen mulai meragukan kualitas suatu produk. 5.
Marginal Expensive Price Point (MEP) Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga tertinggi bagi produk.
Kisaran harga ini terbentuk dari dua titik yang antara perpotongan distribusi kumulatif harga sangat mahal dan mahal. Kisaran harga inilah konsumen tidak lagi mau membeli produk.
47
Penyusunan atribut persyaratan konsumen
Hasil wawancara dengan ahli padi
Penyusunan persyaratan pelanggan
Hasil wawancara dengan petani
Penyusunan persyaratan teknik
Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida
Penentuan hubungan persyaratan konsumen dan persyaratan teknik
Penentuan hubungan antar persyaratan teknik
Penilaian kompetitif konsumen
Penilaian kompetitif teknik
Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida
Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida
Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida
Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida
Penyusunan prioritas persyaratan konsumen : 1. Penilaian tingkat kepentingan konsumen 2. Nilai sasaran konsumen 3. Penilaian Faktor skala kenaikan 4. Penilaian poin penjualan 5. Bobot absolut persyaratan konsumen
- Poin 1, 3, & 4 merupakan hasil wawancara dengan petani - Poin 2 merupakan hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida - Poin 5 dihitung menggunakan microsoft excel 2007
Penyusunan prioritas persyaratan teknik : 1. Derajat kesulitan 2. Nilai sasaran teknik 3. Bobot abslot persyaratan teknik 4. Bobot relatif persyaratan teknik
- Poin 1 & 2 merupakan hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida - Poin 3 & 4 dihitung menggunakan microsoft excel 2007
Gambar 6. Proses matriks HOQ (Matriks Perencanaan Produk)
48