GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR MENIMBANG
: Bahwa dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 1979 tentang Tata Kearsipan Departemen Dalam Negeri .dan Instruksi Menteri Dalam Negeri tanggal 18 Januari 1980 Nomor 1 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 1979, maka sistim Kearsipan Pola Baru berdasarkan Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur tanggal 3 April 1975 Nomor Instr/03/36/Hk sudah tidak aesuai lagi dan perlu ditinjau dan ditetapkan kembali dengan Keputusan Gubemur Kepala Daerah Tingkat I sesuai dengan ketentuan dalam pasal 12 Keputusan serta Diktum Kedua Instruksi tersebut di muka.
MENGINGAT
: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 ; 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 ; 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 ; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1974; 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 ; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 1978 ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 1978 ; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 135 Tahun 1978 ; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 1979 ; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 85 Tahun 1977 ; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 362 Tahun 1977 ; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 ; 14. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1980 ; 15. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1980 ; 16. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Dalam Tahun 1980 ; 17. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Dalam Tahun 1980 ; 18. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Dalam Tahun 1980 ; 19. Instiuksi Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Dalam Tahun 1980 ; 20. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Dalam Tahun 1980 ; 21. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Propinsi Tahun 1980 ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
1
22. Peraturan Daerah Daerah Tingkat I Javva Timur Nomor 1 Tahun 1977. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR. KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini berikut lampirannya, yang dimaksud dengan : a. Pemerintah Daerah Tingkat I, ialah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ; b. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, ialah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur ; c. Satuan Organisasi Pemerintah di Daerah, ialah semua perangkat wilayah, perangkat Daerah, perangkat Wilayah/Daerah dan perangkat Dekonsentrasi Departemen Dalam Negeri di Daerah, yang meliputi Sekretariat Wilayah/Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Badan Perencana Pembangunan Daerah Inspektorat Wilayah, Direktorat-Direktorat, Dinas-Dinas dan Badan-Badan di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I ; d. Arsip, ialah naskah-naskah dinas yang dibuat dan diterima oleh semua satuan organisasi dalam lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, untuk pelaksanaan tugas ; e. Arsip dinamis, ialah arsip yang masih dipergunakan dalam menyelenggarakan dan pelaksanaan tugas ; f. Arsip aktif, ialah arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam proses pelaksanaan tugas ; g. Arsip inaktif, ialah arsip yang tidak lagi dipergunakan secara langsung dalam pelaksanaan tugas ; h. Arsip statis, ialah arsip yang tidak lagi dipergunakan dalam pelaksanaan tugas dan disimpan sebagai arsip instansi yang menguasainya untuk kemudian disimpan di Arsip National sesuai dengan peraturan yang berlaku. BAB II POKOK KEBIJAKSANAAN KEARSIPAN Pasal 2 (1) Tata Kearsipan Pemerintah Daerah Tingkat I menganut asas sentralisasi dalam kebijaksanaan dan desentralisasi dalam pelaksanaan ; (2) Sentralisasi dalam kebijaksanaan dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
2
(3) Desentralisasi dalam pelaksanaan dimaksud ayat (1) pasal ini dilakukan oleh Satuan Organisasi Pemerintah di Daerah. Pasal
3
(1) Aparat Pemerintah di Daerah melaksanakan kegiatan-kegiatan teknis kearsipan yang meliputi pencatatan, pengendalian, penyerahan, pemindahan, penyusutan dan pemeliharaan ; (2) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menetapkan pengaturan tentang organisasi, penyelenggara, pola klasifikasi kearsipan dan penyusutan arsip, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; (3) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menyelenggarakan pembinaan kearsipan meliputi penyempurnaan dan pengembangan sistim, pembinaan tenaga, standardisasi peralatan dan pengawasan pelaksanaan kearsipan dalam lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I. B A B III ORGANISASI KEARSIPAN Pasal 4 Satuan Organisasi Pemerintah di Daerah sebagai satuan organisasi penyelenggara tata kearsipan dalam lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I ialah unit-unit kearsipan sesuai dengan susunan organisasi yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri, Pemerintah Daerah Tingkat I dan/atau Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. BAB IV PENYELENGGARAAN TATA KEARSIPAN Pasal 5 (1) Tata Kearsipan di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I dilaksanakan dengan mempergunakan kartu kendali sebagai sarana pengendalian, pola klasifikasi sebagai sarana penataan arsip dan jadwal retensi sebagai sarana penyusutan ; (2) Ketentuan-ketentuan penyelenggaraan tata kearsipan dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini. Pasal
6
(1) Arsip dinamis merupakan dokumen bersifat rahasia bagi pihakpihak di luar Aparat Pemerintahan di Daerah ; (2) Penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat dilakukan dengan persetujuan Gubemur Kepala Daerah Tingkat I ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
3
(3) Pejabat dan/atau petugas penyelenggara kearsipan wajib mengamankan arsip yang dipercayakan kepadanya menurut ketentuan yang berlaku ; (4) Arsip statis diserahkan kepada Arsip Nasional, sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; (5) Penyusutan arsip yang meliputi pemindahan, penyerahan dan pemusnahan diatur oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 7
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menyelenggarakan, mengatur dan mengawasi pendidikan tenaga kearsipan serta melakukan usaha-usaha khusus untuk menjamin kesehatan dan memberikan perangsang terhadap tenaga kearsipan sesuai dengan fungsi serta tugas dalam lingkungannya. Pasal
8
Untuk penyelenggaraan tata kearsipan yang dapat dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasil guna, disediakan ruangan dan perlengkapan yang memadai. Pasal 9
Berdasarkan ketentuan dalam pasal 3 ayat (1), (2) dan (3) Keputusan ini Gubernur Kepala Daerah Tingkat I melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan tata kearsipan dalam lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I.
BAB V POLA KLASIFIKASI Pasal 10
(1) Klasifikasi kearsipan di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I disusun berdasarkan masalah bidang tugas semua Satuan Organisasi Pemerintah di Daerah dengan berpedoman klasifikasi kearsipan Departemen Dalam Negeri ; (2) Pola klasifikasi kearsipan di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I seperti tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
4
B A B VI KKTENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP Pasal 11 (1) Untuk menampung masalah-masalah baru yang timbul sebagai akibat semakin meluasnya ruang lingkup kegiatan pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah Tingkat I, khususnya yang berkaitan dengan klasifikasi kearsipan, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I secara berkala mengadakan penyempurnaan terhadap klasifikasi kearsipan sesuai dengan pedoman dari Departemen Dalam Negeri ; (2) Dalam rangka penyempurnaan klasifikasi kearsipan di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I,.semua Satuan Organisasi Pemerintah di Daerah menyampaikan masalah-masalah baru dimaksud pada ayat (1) pasal ini kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I untuk ditambahkan pada pola klasifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I dan selanjutnya disampaikan kepada Departemen Dalam Negeri guna mendapatkan pengesahan. BAB VII ATURAN PERALIHAN Pasal 12 (1) Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II di Jawa Timur melaksanakan Keputusan ini sesuai dengan keperluan Daerahnya ; (2) Pada akhir Tahun Anggaran 1980/1981 semua Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tingkat II di Jawa Timur dan semua Instansi Pemerintah Daerah telah melaksanakan Keputusan ini. Pasal
13
Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur dalam Keputusan itu sendiri. BAB VIII PENUTUP Pasal 14 Dengan berlakunya Keputusan ini, segala ketentuan mengenai pengaturan kearsipan terdahulu yang bertentangan dengan Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15 (1) Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
5
(2) Mengumumkan Keputusan ini dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. Ditetapkan di : Surabaya Tanggal : 5 Mei 1980 Pj. WAKIL GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR ttd DIUMUMKAN DALAM LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TGL 05-05-1980 No. 124/D3
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
M. SOEGIONO NIP. 010060575
6
LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR TANGGAL : 5 Mei 1980 NOMOR : 106 Tahun 1980 PENYELENGGARAAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR I.KETENTUAN UMUM Dalam Lampiran Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. File adalah berkas yang merupakan suatu kesatuan arsip yang mengandung masalah tertentu dan disusun berdasarkan pola klasifikasi ; 2. Naskah Dinas penting adalah naskah dinas yang isinya mengikat, memerlukan tindak lanjut, memuat informasi penting, mengandung konsepsi kebijaksanaan dan mempunyai nilai arsip ; 3. Naskah dinas biasa adalah naskah dinas yang isinya tidak mengikat dan tidak menimbulkan adanya tindak lanjut ; 4. Kartu kendali adalah lembarisian untuk pencatatan, penyampaian, penemuan kembali dan sekaligus sebagai alat penyerahan arsip kearsip Nasional; dibedakan antara kartu kendali surat-surat masuk dan kartu kendali surat-surat keluar ; a. Kartu Kendali surat masuk (contoh 1) terdiri dari 4 (empat) rangkap dan 4 (empat) warna, putih, hijau, kuning dan merah : 1. Kartu kendali warna putih untuk Pengendalian sebagai alat kontrol ; 2. Kartu kendali warna hijau disimpan berdasarkan instansi dan menurut urutan waktu; 3. Kartu kendali warna kuning sebagai pengganti arsip selama naskah dinas bersangkutan masih berada di file Unit Pengolah ; 4. Kartu kendali wama merah untuk Tata Usaha Pengolah. b. Kartu kendali surat keluar (contoh 2) terdiri dari 3 (tiga) rangkap dan masing-masing dengan warna putih, kuning dan merah. 1) Kartu kendali warna putih untuk Pengendali sebagai alat kontrol. 2) Kartu kendali warna kuning sebagai pengganti arsip selama naskah dinas yang bersangkutan masih berada di file Unit Pengolah. 3) Kartu kendali warna merah untuk Tata Usaha Pengolah. 5. Kartu tunjuk silang adalah formulir yang dipergunakan untuk memberikan petunjuk tentang adanya lebih dari satu masalah pada satu naskah dinas, dan sebagai sarana petunjuk tentang adanya hubungan dengan file yang lain (contoh 3). 6. Daftar pengendali adalah daftar yang dipergunakan untuk menginventarisir naskah dinas masuk dan naskah dinas keluar kaligus sebagai alat kontrol (contoh 4). 7. Nomot unit adalah nomor unit naskah dinas yang dimulai dari angka 01 dan seterusnya sebagai sarana inventarisasi jumlah naskah dinas. Setiap permulaan tahun, nomor unit dimulai kembali dengan angka 01. 8. Kode Komponen adalah tanda pengenal Komponen yang dinyatakan dengan angka arab ditempatkan di belakang nomor unit. 9. Lembar disposisi adalah lembaran untuk menuliskan disposisi (contoh 5), 10. Lembar pengantar adalah formulir yang dipergunakan sebagai alat penyampaian untuk naskah dinas biasa dan naskah dinas yang tidak dibuka (contoh 6). 11. Lembar tegoran retensi adalah formulir yang dipergunakan untuk memperingatkan Pengolah bahwa arsip bersangkutan sudah habis jangka waktu retensinya, (contoh 7).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
7
12. Penerima adalah unit/staf yang bertugas menerima naskah dinas yang disampaikan, baik oleh pengantar pos atau telekom maupun oleh caraka atau perorangan. 13. Pengarah naskah dinas adalah unit/staf yang bertugas menentukan ke unit pengolah mana, naskah dinas harus disampaiten dengan menentukan kode klasifikasi dan indeks. 14. Pencatat surat adalah unit/staf yang bertugas melakukan pencatatan naskah dinas masuk dan naskah dinas keluar. 15. Pengendali adalah unit/staf yang bertugas melakukan pengendalian naskah dinas masuk dan naskah dinas keluar. 16. Pengirim naskah dinas adalah unit/staf yang bertugas melakukan pengiriman naskah dinas. 17. Penyimpan arsip adalah unit/staf yang bertugas melakukan penyimpanan dan pemeliharaan arsip. 18. Unit Kearsipan adalah : a. Bagian Arsip & Ekspedisi pada Biro Umum, Humas dan Protokol pada Sekretariat Wilayah/Daerah Tingkat I ; b. Bagian Tata Usaha pada Inspektorat Wilayah Propinsi Jawa Timur ; c. Bagian Tata Usaha pada Dinas Daerah dan Perusahaan Daerah'Tingkat I Jawa Timur ; d. Bagian Tata Usaha pada Lembaga/Badan Tingkat I Jawa Timur ; e. Unit Tata Usaha pada Instansi Vertikal Departemen Dalam Negeri di Daerah. f. Unit Tata Usaha lain (yang tidak termasuk a sd. e) pada satuan-satuan organisasi dalam lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II. 19. Unit Pengolah adalah : a. Biro, Sekretariat Badan, Direktorat, Dinas Daerah, Perusahaan Daerahi dan Inspektorat Wilayah pada Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ; b. Instansi Vertikal Departemen Dalam Negeri di Daerah. c. Satuan organisasi dalam lingkungan Daerah otonom dan Wilayah Administratip yang diteta'pkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II. 20. Tata Usaha Pengolah adalah unit/staf ketata usahaan unit pengolah. 21. Pengolah adalah unit/staf yang bertugas melakukan pengolahan naskah dinas. 22. Klasifikasi adalah penggolongan naskah dinas berdasarkan masalah yang termuat didalamnya dan merupakan pedoman untuk pengaturan penataan dan penemuan kembali arsip. 23. Indeks adalah ciri atau tanda dari naskah dmas berupa kata lengkap yang akan dijadikan petunjuk dan tanda pengenal untuk memudahkan penemuan kembali arsip. 24. Kode adalah tanda pengganti masalah seperti yang tercantum dalam pola klasifikasi. II.
PENGENDALIAN NASKAH DINAS.
Pengendalian naskah dinas meliputi kegiatan pengurusan naskah dinas masuk, naskah keluar, penyimpanan, penemuan kembali dan peminjaman arsip. 1. Pengurusan naskah dinas masuk. Pengurusan naskah dinas masuk meliputi kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Kearsipan dart Tata Usaha Pengolah. a. Pada Unit Kearsipan dilaksanakan kegiatan-kegiatan penerimaan, pengarahan, pencatatan, pengendalian dan penyimpanan. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
8
1) Penerimaan mempunyai tugas : a) Menerima naskah dihas yang disampaikan baik oleh pengantar, pos atau telekom maupun oleh caraka atau perorangan. b) Meneliti kebenaran alamat naskah dinas tersebut. c) Membutuhkan paraf pada bukti penerimaan. d) Mensortir naskah dinas. e) Membuka sampul dan mengeluarkan naskah dinas dari sampul. f) Dalam hal alamat pengirim tidak tercantum di dalam naskah dinas, sampul diikut sertakan bersama naskah dinasnya. g) Meneliti kelengkapan lampiran naskah dinas. h) Menyampaikan naskah dinas kepada Pengarah. i) Menyampaikan naskah dinas tertutup kepada Pencatat. 2) Pengarah mempunyai tugas : a) Membaca naskah dinas dan menentukan naskah dinas penting atau naskah dinas biasa. b) Mencantumkan disposisi pengarahan pada bagian kanan atas naskah dinas. c) Menentukan kode klasifikasi dan indeks pada naskah dinas penting. d) Menyampaikan naskah dinas penting atau biasa kepada Pencatat. 3) Pencatat mempunyai tugas : a) Mencantumkan nomor urut pada naskah dinas. b) Mencatat naskah dinas penting dalam kartu kendali. c) Mencatat naskah dinas biasa dan naskah dinas tertutup dalam lembar pengantar. d) Menyampaikan naskah dinas penting beserta 4 (empat) lembar kartu kendali kepada pengendalian, e) Menyampaikan naskah dinas biasa dan naskah dinas tertutup beserta 2 (dua) rangkap lembar pengantar kepada pengendali. 4) Pengendali mempunyai tugas : a) Menerima naskah dinas penting beserta 4 (empat) lembar kartu kendali dan naskah dinas biasa serta naskah dinas tertutup beserta 2 (dua) rangkap lembar pengantar dari pencatat. b) Meneliti kenebaran nomor kode dan pengisian kartu kendali serta meneliti kelengkapan lampiran. c) Menyampaikan naskah dinas penting beserta kartu pengendali lembar III berwarna kuning dan lembar IV berwama merah kepada Tata Usaha Pengolah. d) Menyampaikan naskah dinas biasa dan naskah dinas tertutup beserta 2 (dua) rangkap lembar pengantar kepada Tata Usaha Pengolah. e) Menyusun kartu kendali lembar I berwarna putih dalam almari katalog berdasarkan urutan nomor kode. Dalam susunan kode, kartu kendali disusun berdasarkan urutan abjad pada indeks. f) Menyusun kartu kendali lembar II berwarna hijau dalam almari katalog berdasarkan instansi dan menurut urutan waktu. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
9
5) Penyimpan mempunyai tugas menyimpan kartu kendali lembar III berwama kuning yang diterima kembali dari Tata Usaha Pengolah ke dalam file sebagai pengganti arsip selama naskah dinas masih berada di Unit Pengolah. b. Pengurusan naskah dinas masuk pada Tata Usaha Pengolah meliputi kegiatankegiatan : 1) Menerima naskah dinas dan kartu kendali lembar III dan IV berwarna kuning dan merah dari Pengendali. 2) Membubuhkan paraf pada waktu kendali lembar III berwama kuning sebagai tanda bukti bahwa naskah dinas sudah diterima. 3) Mengembalikan kartu kendali lembar III berwarna kuning kepada Pengendali. 4) Menyimpan kartu kendali lembar IV berwarna merah dalam almari katalog berdasarkan urutan nomor kode. 5) Mengisi lembar disposisi rangkap 2 (dua). 6) Menyampaikan naskah dinas yang diterima dari unit kearsipan kepada pengolah untuk diselesaikan, disertai lembar disposisi. 7) Menyimpan 1 (satu) lembar disposisi sebagai pengganti arsip yang ada pada pengolah. 8) Menerima naskah dinas biasa beserta 2 (dua) rangkap lembar pengantar dari pengendali. 9) Membubuhkan paraf pada lembar pengantar sebagai tanda bukti bahwa naskah dinas sudah diterima. 10) Mengembalikan 1 (satu) lembar pengantar kepada Pengendali. 2. Pengurusan naskah dinas keluar. Pengurusan naskah dinas keluar meliputi kegiatan yang dilaksanakan oleh Tata Usaha Pengolah dan Unit Kearsipan. a. Tata Usaha Pengolah mempunyai tugas : 1) Mencatat naskah dinas keluar dalam kartu kendali rangkap 3 (tiga) berwarna putih, kuning dan merah. 2) Menyampaikan konsep dan net beserta 3 (tiga) kartu kendali kepada Pengendali pada Unit Kearsipan. 3) Menyimpan kartu kendali berwarna merah menurut urutan nomor kode. 4) Mengendalikan naskah dinas yang belum selesai pengolahannya dan menyampaikan naskah dinas yang sudah selesai pengolahannya kepada Penyimpan. b. Unit Kearsipan. Unit Kearsipan melaksanakan kegiatan pengendalian, penyimpanan dan pengiriman. 1. Pengendali mempunyai tugas : a) Memberikan nomor unit pada kartu kendali. b) Menyimpan kartu kendali berwarna putih menurut urutan nomor kode. c) Menyampaikan kartu kendali berwarna kuning kepada Penyimpan. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
10
d) Mengembalikan kartu kendali berwarna merah kepada Tata Usaha Pengolah. e) Mengembalikan konsep yang diterima dari Pengirim kepada Tata Usaha Pengolah. 2. Penyimpan mempunyai tugas menyimpan kartu kendali berwarna kuning menurut urutan nomor kode sebagai pengganti arsip selama naskah dinas tersebut masih berada di Unit Pengolah. 3. Pengiriman mempunyai tugas : a) Pengiriman net kepada alamat. b) Menyampaikan konsep kepada Pengendali. 3. Penyimpanan Arsip. a. Arsip aktif disimpan dan dipelihara pada Unit Pengolah masing-masing. Cara penyimpanan arsip aktif dilakukan sebagai berikut: 1) Tata Usaha Pengolah Penyimpan arsip aktif menurut urutan kode klasifikasi. 2) Arsip disusun dalam folder (contoh 9) atau map gantung (contoh . 10) menurut urutan kode klasifikasi. b. Penyimpanan arsip inaktif dipusatkan pada Unit Kearsipan. 1) Cara penyimpanan arsip inaktif dilakukan sebagai berikut: a) Penyimpanan menyusun arsip didalam folder menurut urutan kode klasifikasi. b) Memasukkan folder kedalam korak arsip inaktif, (contoh 11) dan disusun secara vertikal. c) Kotak arsip inaktif ditempatkan didalam rak arsip. 2) Penyimpanan kartu kendali arsip inaktif dilakukan : a) Tata Usaha Pengolah menyampaikan arsip inaktif kepada Penyimpan berikut kartu kendapi berwarna merah. b) Penyimpan menyampaikan kartu kendali berwarna kuning kepada Tata Usaha Pengolah sebagai bukti bahwa arsip-arsip inaktif beserta kartu kendali berwarna merah telah diterima. c. Penyimpanan arsip biasa dipisahkan dari arsip penting dan arsip yang bersifat rahasia. 4. Penemuan kembali arsip. Cara penemuan kembali arsip dapat dilakukan : a. b. c. d.
Dalam hal diketahui masalahnya, melalui kartu kendali berwarna putih. Dalam hal diketahui kode klasifikasinya, melalui kartu kendali berwarna putih. Dalam hal diketahui indeks suratnya, melalui kartu kendali berwarna putih. Dalam hal diketahui tanggal dan nomor serta asal naskah dinas, melalui kartu kendali berwarna hijau.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
11
e. Dalam hal diketahui nomor urut, melalui daftar pengendali. 5. Peminjaman Arsip. a. Peminjaman arsip dilakukan dengan menggunakan tanda bukti pinjaman, (contoh 12). b. Peminjam mengisi tanda bukti pinjaman rangkap 3 (tuga) : 1) Lembar I : disimpan dalam file sebagai pengganti arsip yang dipinjam. 2) Lembar II : disertakan pada arsip yang dipinjam. 3) Lembar III : disimpan sebagai sarana penagihan. c. anda bukti peminjaman ditanda tangani oleh yang meminjam, petugas yang melayani peminjaman, dan Kepala Unit Kearsipan. d. Peminjam wajib mengembalikan arsip selambat-lambatnya pada batas waktu yang ditentukan. e. Penyimpan wajib menagih arsip yang belum dikembalikan dalam batas waktu yang ditentukan. Ill
PENYUSUTAN.
1. Maksud. Maksud penyusutan untuk menghemat tempat penyimpanan dan beaya serta menghemat waktu dalam usaha penemuan kembali arsip yang disimpan Penyusutan dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Tata cara pengusutan. a. Tata Usaha Pengolah. 1) Secara teratur mengadakan penelitian untuk menentukan arsip inaktif. 2) Memisah-misahkan arsip yang dapat dimusnahkan dan yang akan dikirim ke Penyimpan. 3) Menata arsip inaktif yang akan diserahkan ke Penyimpan dalam file tersendiri. 4) Pada waktu yang telah ditentukan, pengirim arsip inaktif tersebut kepada Penyimpan. b. Unit Kearsipan. Secara teratur melakukan penelitian arsip yang sudah melampaui jadwal retensi. 3. Tata Cara penyerahan ke Unit Kearsipan. a. Tata Usaha Pengolah. 1) Mengirimkan arsip inaktif yang tidak dipergunakan di Unit Pengolah ke Penyimpan dengan menukar kartu kendali warna merah'dengan kartu kendali warna kuning. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
12
2) Mengimpan kartu kendali warna kuning.
b. Unit Kearsipan. 1) Menerima arsip inaktif dari Tata Usaha Pengolah beserta kartu kendali warna merah. 2) Menyimpan arsip inaktif di dalam file dimana kartu kendali warna kuning semula disimpan. 3) Menyerahkan kartu kendali warna kuning kepada Tata Usaha Pengolah. 4) Mencatat dalam daftar pengendali bahwa arsip telah disimpan. 5) Penyusutan kartu kendali berwarna merah.
4. Penyusutan dan penyerahan arsip ke Arsip Nasional. Penyusutan dan penyerahan arsip ke Arsip Nasional dilakukan setelah mendapat izin dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur.
a. Tata Cara penyusutan arsip.
1) Penyimpan sekali dalam se tahun berkewajiban : a)
Meneliti dan memisahkan arsip yang telah melebihi jangka waktu yang telah ditentukan dalam jadwal retensi. b) Membuat daftar arsip yang berdasarkan jadwal retensi arsip dapat dimusnahkan (contoh 13) ; c) Mengumpulkan arsip tersebut dan diajukan ke Team Peneliti ; d) Memberitahukan kepada Unit Pengolah dengan daftar arsip, bahwa arsip telah memenuhi jangka waktu yang ditetapkan dalam jadwal retensi, dan telah disetujui oleh Team Peneliti untuk dimusnahkan.
2) Proses pemusnahan arsip : a. Team Peneliti mengajukan permintaan persetujuan tentang pemusnahan arsip kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur ; b. Petugas yang melaksanakan pemusnahan membuat berita acara tentang pelaksanaan pemusnahan arsip (contoh 14).
b. Tata cara penyerahan arsip ke Arsip Nasional. 1. 2. 3. 4.
Penyimpan menentukan arsip yang akan dikirim ke Arsip Nasional ; Kartu-kartu kendali warna putih dari arsip tersebut dikumpulkan ; Arsip tersebut dibuatkan daftar (contoh 15) ; Kartu kendali warna putih beserta daftar penyerahan tersebut disampaikan kepada Peneliti ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
13
5. Team Peneliti menentukan arsip yang dikirim ke Arsip Nasional ; 6. Arsip yang telah dinilai Team Peneliti beserta kartu kendal berwama putih dan daftarnya dikirim ke Arsip Nasional ; 7. Penyerahan ke Arsip Nasional, dilengkapi Berita Acara Penyerahan (contoh 16) ditanda tangani oleh Pejabat dalam lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur yang ditunjuk oleh pejabat dari Arsip Nasional. Pj. WAKIL GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR DIUMUMKAN DALAM LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TGL 05-05-1980 No. 124/D3
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008
ttd M. SOEGIONO NIP. 010060575
14