PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV MI I’ANATUSSHIBYAN TANAH SAREAL KOTA BOGOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I)
Oleh: Siti Mufatiroh NIM 1812018300077
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK Siti Mufatiroh NIM 1812018300077. Skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan MenulisSurat Pribadi dengan Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas IV MI I’anatusshibyan Tanah Sareal Kota Bogor”. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (Strata-1), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Tujuan Pelaksanaan PTK ini untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis surat pribadi dengan penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) siswa kelas IV A MI I’anatusshibyan Tanah Sareal Kota Bogor , untuk memgetahui kemampuan keterampilan menulis dengan penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) siswa kelas IV A MI I’anatusshibyan Tanah Sareal Kota Bogor, serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)terhadap siswa kelas IV A MI I’anatusshibyan Tanah Sareal Kota Bogorsesuai data-data aktual yang ada. Metode Pembelajaran dalam penelitian adalahdengan penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan pendekatan kualitatif dengan rancangan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Rancangan dilakukan dalam tiga siklus penelitian. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV A MI I’anatusshibyan, guru kelasIV A (peneliti sendiri), dengan dua observer yaitu kepala sekolah dan teman sejawat sebagai kolaborator. Sedangkan metode pengumpulan datanya melalui observasi, dokumentasi, dan tes/penugasan menulis surat pribadi. Untuk analisis datanya menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif sebagai sarana menganalisis hasil observasi penggunaan pendekatan CTL ketika pembelajaran menulis surat pribadi dan menggunakan deskriptif kuantitatif untuk mengetahui nilai hasil tes membuat surat pribadi setiap siswa sehingga dapat diketahui jumlah peningkatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis surat dalam menulis surat pribadi untuk teman sebaya menjadi lebih menarik dan sehingga siswa dapat mengalami pembelajaran yang lebih bermakna. Siswa dapat mengungkapkan pendapat dan pengalaman/cita-citanya secara lisan dan tertulis dengan gaya bahasa yang cukup komunikatif. Siswa pun semakin aktif bertanya, mengemukakan pendapatnya, menanggapi hasil kerja kelompok dengan insiatif sendiri, dan lebih antusias serta konsentrasi ketika pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa maupun keaktifan siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus. Jumlah siswa yang berada pada kategori tuntas memenuhi KKM 70 untuk siklus I sebanyak 21 siswa, dengan persentase 68% sedangkan pada siklus II menjadi 29 siswa dengan persentase 94% dan pada siklus III mengalami peningkatan kembali menjadi 31 siswa dengan persentase sebesar 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PTK ini berhasil dengan baik.
Kata Kunci: Keterampilan Menulis, Surat, Ejaan/EYD, dan Pembelajaran CTL. iv
KATA PENGANTAR
Puji sukur ke hadirat Allah s.w.t. atas segala karunia, rahmat, dan hidayahNya yang telah dilimpahkan sehingga Skripsi/PTK yang berjudul“Peningkatan Keterampilan MenulisSurat Pribadi dengan Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas IV MI I’anatusshibyan Tanah Sareal Kota Bogor” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (Strata-1), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Karya tulis ini merupakan laporan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV A MI I’anatusshibyan, sebagai salah satu upaya perbaikan mutu pendidikan. Dalam penyajiannya peneliti menyadari karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai saran dan kritik membangun untuk perbaikan PTK selanjutnya. Peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti mulai dari awal pelaksanaan tindakan di kelas hingga penyusunan PTK ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan untuk: 1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A. 2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A. 3. Kaprodi PGMI Dr. Khalimi, M. Ag. 4. Ketua Program Studi PGMI DMS Dindin Ridwanudin, M. Pd. 5. Pembimbing penulisan skripsi ini Dr. Hindun, M. Pd., yang penuh kesabaran dan begitu tulusnya dalam meluangkan waktunya demi memberikan bimbingan.
v
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen UIN Jakarta yang telah penuh pengorbanan meluangkan waktu, tenaga, serta kesabaran dalam berjuang mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang tak terhingga kepada peneliti. Semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam kehidupan keluaraga, sekolah dan bermasyarakat, serta menjadi tabungan amal kelak di akhirat. Amin... 7. Seluruh Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). 8. Keluarga tercinta Kusnandar dan ananda tercinta M. Sukma Saktie Kusnandar yang selalu mendampingi dengan penuh kesabaran serta memberikan motivasi dan dukungan. 9. Keluarga besarku di Lam-Tim, Tulungagung Jawa Timur dan di Bogor, Jawa Barat, terima kasih atas do’anya. 10. Saudara-saudara tersayang, Mas Bisri, Mas Mahmud, Mas Ali Ikrom, Mas Zainul Huda, Dik Badrul Yukla, Dik Izza Lukluk Ubaidiyah, Dik Iir, Dik Opick, Dik Jullun Najwa, Mbak Siti Fatimah, Mbak Sri, Mbak Khotiin Mahfidziyah, Mbak Afifah, Mbak Umi Habibah, Mbak Mar’atusshalihah yang selalu memberi semangat serta doanya dari awal perjalanan menutut ilmu hingga sekarang. 11. Ketua Yayasan YAPIAS Al-Ahsan KH. Hidayatullah, S. Pd. I,
Kepala
Madrasah Ibtidaiyah I’anatusshibyan, Nurjamal, M. Pd. I, yang telah bersedia memberikan izin penelitian. 12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih atas semua motivasi atau jasa-jasa yang telah diberikan. Semoga Allah s.w.t. senantiasa memberikan rahmat-Nya untuk semua usaha yang telah dan terus kita lakukan untuk setiap kebaikan, serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Amin... Bogor,
Januari 2016 Ttd. Peneliti
vi
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN PENELITI ......................................................
i
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...........................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .........................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
iv
ABSTRAK .................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ..............................................................................
v
DAFTAR ISI .............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
3
C. Batasan Masalah ....................................................................
4
D. Rumusan Masalah ...................................................................
4
E. Tujuan ....................................................................................
4
F. Manfaat Penelitian ..................................................................
4
BAB II : LANDASAN TEORETIS A. Hakekat Menulis ....................................................................
7
B. Surat .......................................................................................
50
C. Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) ........
56
D. Hasil Penelitian yang Relevan ..............................................
68
E. Kerangka Berpikir .................................................................
69
F. Hipotesis Tindakan ...............................................................
70
vii
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................
71
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..............
72
C. Subjek Penelitian ....................................................................
76
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................
76
E. Data dan Sumber Data ...........................................................
76
F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .............................
77
G. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................
86
BAB IV : DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Profil MI I’anatusshibyan ......................................................
87
B. Visi, Misi, Tujuan, dan Kurikulum MI I’anatusshibyan .........
89
C. Keadaan Guru dan Siswa MI I’anatusshibyan .......................
93
D. Hasil PTK ...............................................................................
95
E. Pembahasan ............................................................................ 140
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................. 147 B. Saran-saran .............................................................................. 149
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 150 LAMPIRAN ............................................................................................... 153 RIWAYAT PENULIS
viii
DAFTAR TABEL 1. Tabel 3.1 Rencana Agenda PTK .....................................................
71
2. Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus .
77
3. Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Afektif Siswa Setiap Siklus ...........
79
4. Tabel 4.1 Keadaan Guru MI I’anatusshibyan ................................
94
5. Tabel 4.2Jumlah siswa berdasarkan kelas .......................................
95
6. Tabel 4.3. Rencana Pembelajaran dalam Pelaksanaan Tindakan ..
96
7. Tabel 4.4. Contoh Catatan Guru Tentang Hasil Tulisan Siswa .....
115
8. Tabel 4.5. Daftar Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus .................
116
9. Tabel 4.6. Daftar Penilaian Hasil Belajar SiswaSiklus II ...............
118
10. Tabel 4.7. Daftar Penilaian Hasil Belajar SiswaSiklus III .............
120
11. Tabel 4.8. Instrumen Penilaian Afektif Siswa Siklus I .................
122
12. Tabel 4.9. Instrumen Penilaian Afektif Siswa Siklus II ..................
125
13. Tabel 4.10 Instrumen Penilaian Afektif Siswa Siklus III ..............
127
14. Tabel 4.11. Kriteria Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Pendekatan CTL ..........................................................
130
15. Tabel 4.12. Kriteria Nilai Afektif Siswa Melalui Pendekatan CTL
130
16. Tabel 4.13. Kriteria Nilai Keterampilan Siswa Melalui Pendekatan CTL ..........................................................
130
17. Tabel 4.14. Kriteria Nilai Keterampilan Siswa Melalui Pendekatan CTL ..........................................................
131
18. Tabel 4.15. Data Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..
133
19. Tabel 4.16. Data Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .
134
20. Tabel 4.17. Data Observasi Penilaian Afektif Siswa Siklus I ........
136
21. Tabel 4.18. Data Observasi Penilaian Afektif Siswa Siklus II ......
137
22. Tabel 4.19. Data Observasi Penilaian Afektif Siswa SiklusIII ......
138
23. Tabel 4.20. Peningkatan Hasil Belajar siswa Siklus I, II, dan III ..
140
24. Tabel 4.21. Peningkatan Afektif Siswa Siklus I, II, dan III ...........
140
25. Tabel 4.22. Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa Siklus I, II, dan III ..........................................................................
ix
141
26. Tabel 4.23. Persentase Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis Siswa Siklus I ..............................................................
142
27. Tabel 4.24. Persentase Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis Siswa Siklus II ...............................................
143
28. Tabel 4.25. Persentase Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis Siswa Siklus III .............................................
143
29. Tabel 4.26. Persentase Keaktifan Siswa melalui Pendekatan CTL Siklus I..........................................................................
143
30. Tabel 4.27. Persentase Keaktifan Siswa melalui Pendekatan CTL Siklus II .......................................................................
144
31. Tabel 4.28. Persentase Keaktifan Siswa melalui Pendekatan CTL Siklus III ......................................................................
x
144
DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 3.1. Siklus Model Penelitian Tindakan Kelas Arikunto .........
73
2. Gambar 4.1. Guru menjelaskan materi menulis surat sebelum pembagian kelompok dan siswa menyimak dengan seksama siklus I .............................................................
108
3. Gambar 4.2. Kegiatan Tanya-Jawab Guru dan Siswa Siklus I ............
109
4. Gambar 4.3 Siswa Melakukan Praktek Menulis Surat Pribadi Siklus I .............................................................................
110
5. Gambar 4.4. Guru Menjelaskan Materi Tentang Surat Siklus II .........
110
6. Gambar 4.5. Guru Melakukan Pemodelan Membuat Surat Siklus II ..
110
7. Gambar 4.6. Guru Mengamati Hasil Kerja Siswa Siklus III ................
111
8. Gambar 4.7. Guru Berkeliling ke Masing-masing Kelompok untuk Mengecek Permasalahan yang dialami Siswa ..................
112
9. Gambar 4.8. Guru Memberikan Penjelasan terhadap Pertanyaan Siswa Siklus III ................................................................
112
10. Gambar 4.9.Siswa Menulis Surat dengan Antusias Siklus III .............
113
11. Gambar 4.10. Kedua Observer Sedang Melakukan Penilaian Autentik Terhadap Pembelajaran Siklus III ...................
114
12. Gambar 4.11. Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus I, II, dan III .............................................................................
140
13. Gambar 4.12. Diagram Batang Peningkatan Afektif Siswa Siklus I, II, dan III .............................................................................
141
14. Gambar 4.13. Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa Siklus I, II, dan III .................................
xi
142
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Bimbingan Skripsi 2. Surat Catatan Bimbingan Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Penelitian 4. Surat Keterangan Penelitian 5. Lembar Uji Referensi 6. RPP Siklus I 7. RPP Siklus II 8. RPP Siklus III 9. Lembar Contoh Surat Hasil Kerja Siswa 10. Lembar Amplop Surat dengan Alamat Tujuan Siswa 11. Lembar Hasil Observasi Kolaborator I Siklus I 12. Lembar Hasil Observasi Kolaborator I Siklus II 13. Lembar Hasil Observasi Kolaborator I Siklus III 14. Lembar Hasil Observasi Kolaborator II Siklus I 15. Lembar Hasil Observasi Kolaborator II Siklus II 16. Lembar Hasil Observasi Kolaborator II Siklus III 17. Lembar Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran CTL.
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa agar dapat berkomumikasi dengan lancar, efektif dan efisien ada empat macam: menyimak/mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting, karena apabila salah dalam penulisan kata-kata maupun tanda baca, maka orang yang membaca tulisan tersebut akan salah paham dengan apa yang dibicarakan. Menulis merupakan suatu keterampilan dan keterampilan itu hanya akan berkembang jika dilatihkan secara terus menerus. Memberikan kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk berlatih menulis dalam berbagai tujuan misalnya menulis surat untuk teman sebaya, maupun tulisan dalam bentuk apapun merupakan sebuah cara yang dapat diterapkan agar keterampilan menulis meningkat. Sebagaimana tersurat dalam al-Quran Surah al-Alaq ayat 1–5 yang artinya, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan Tuhan-mulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Ia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.1 Dari ayat-ayat tersebut bisa diketahui bahwa baca tulis merupakan kunci ilmu. Untuk mendapatkan ilmu harus dilakukan proses belajar membaca dan menulis. Maka dari itu keterampilan menulis sangat penting untuk benar-benar diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena yang terjadi saat ini sungguh ironis. Peneliti sering menjumpai siswa kelas IV MI yang selama masa belajarnya berada di kelas rendah, dan tentunyasudah banyak materi serta praktik mengenai ejaan dan tanda baca, ternyata ketika menulis masih banyak ditemukan tulisan yang belum sesuai dengan penerapan ejaan bahasa Indonesia dan tanda baca. Sehingga semua itu 1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-ART, Anggota IKAPI, 2005), h. 598.
1
2
berakibat pada nilai hasil belajar siswa yang masih belum memenuhi KKM. Sholehuddin mengemukakan pendapatnya, “Siswa atau pelajar adalah mereka yang diidealkan sebagai sosok yang penuh energi, semangat tidak kenal menyerah, rajin belajar, dan kreatif untuk menciptakan semangat pembaharuan”.2 Selain itu Siti Nur Puji Hastuti menyatakan, “Belajar ilmu pengetahuan yang canggih supaya bangsa kita tidak ketinggalan bangsa lain”.3 Keterampilan menulis di kelas terkadang juga hanya diajarkan pada saat pembelajaran menulis saja, pahadal pembelajaran keterampilan menulis dapat dipadukan atau diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran di kelas. Pengintegrasian itu dapat bersifat internal dan eksternal. Pengintegrasian internal berarti pembelajaran menulis diintegrasikan dalam pembelajaran keterampilan bebahasa yang lain. Menulis dapat pula diintegrasikan secara eksternal dengan mata pelajaran lain diluar mata pelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan siswa yang masih rendah tersebut biasanya terjadi ketika kegiatan-kegiatan menulis misalnya menulis paragraf, karangan,surat pribadi, cerpen, dan sebagainya. Hal tersebut terjadi akibat beberapa kemungkinan antara lain: 1.
Motivasi belajar siswa masih rendah.
2. Proses pembelajaran kurang mengoptimalkan metode kontekstual. 3. Siswa belum menerapkan ejaan dan tanda baca yang benar ketika menulis. 4. Guru kurang kreatif dalam memilih metode pembelajaran. 5. Media pembelajaran membutuhkan biaya tambahan. Apabila kondisi siswa tersebut dibiarkan tentunya dapat membawa dampak negatif dan kurang efektifnya keterampilan menulis siswa sesuai tujuan pendidikan yang diharapkan. Maka dari itu peneliti mengadakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penerapan pendekatan CTL untuk 2
Sholehuddin, Wawasan Kebangsaan dalam Dunia Pendidikan, (Depok: CV. Binamuda Ciptakreasi, Cetakan I, 2010), h. 98. 3
tt. h. 41.
Siti Nur Puji Hastuti, Pengaruh Globalisasi di Lingkungan, (Demak: CV. Aneka Ilmu),
3
meningkatkan keterampilan menulis siswa. Berdasarkan pendapat Imas Kurniasih dan Berlin Sani menyatakan, “Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di dalam kelas”.4 Dengan pembelajaran tersebut diharapkan akan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran karena apa yang dipelajari siswa adalah hal yang berkaitan dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga mereka melakukan kegiatan pembelajaran pun dengan lebih gembira dan senang hati dan guru dapat melakukan penilaian autentik dari hasil kerja siswa secara langsung. Peneliti berharap dengan adanya kegiatan PTK akan dapat ditemukan solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara optimal sekaligus dapat memotivasi para guru atau tenaga kependidikan agar selalu melakukan PTK terhadap para peserta didiknya untuk mengetahui setiap permasalahan dalam setiap kegiatan pembelajaran, kemudian mencari solusi terbaik untuk meningkatkan hasil belajar sehingga dalam proses pembelajaran di masa yang akan datang selalu mengalami peningkatan.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan judul yang dibuat oleh peneliti, dapat ditemukan beberapa masalah yang patut untuk dibahas, diantaranya adalah: 1. Motivasi belajar siswa masih rendah. 2. Proses pembelajaran kurang mengoptimalkan metode kontekstual. 3. Siswa belum menerapkan ejaan dan tanda baca yang benar ketika menulis. 4. Guru kurang kreatif dalam memilih metode pembelajaran. 5. Media pembelajaran membutuhkan biaya tambahan.
C. Batasan Masalah Dalam membahas permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, disampaikan pembatasan dan perumusan masalah. Pembatasan 4
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Teknik Dan Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Kata Pena, 2014), h. 1
4
masalahnya adalah: Membahas tentang keterampilan menulissurat pribadiSiswa kelas IV AMI I’anatusshibyan, pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016, dan Penerapan pendekatan CTL.
D. Rumusan Masalah Dari uraian tersebut,rumusan masalah yang dapat diuraikan adalah: 1. Bagaimana Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV MI I’anatusshibyan dengan Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)?, 2. Bagaimana kemampuan keterampilan menulis surat pribadi siswa Kelas IV MI I’anatusshibyan dengan Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)?, 3. Bagaimana pengaruh penerapanPendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)terhadap hasil belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) ini adalah untuk meningkatkanketerampilan menulis surat pribadi dengan penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning),mengetahui kemampuan keterampilan menulis surat pribadi dengan Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning),
serta
mengetahui
pengaruh
penerapanPendekatan
CTL
(Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar dan sikap siswa kelas IV A MI I’anatusshibyan Tanah Sareal Kota Bogor.
F. Manfaat Penelitian a. Secara teoretis adalah memberikan informasi dan masukan bagi pengembangan teori pembelajaran keterampilan menulis surat untuk teman sebaya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
5
b. Secara praktis adalah: 1. Siswa - Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis - Meningkatkan keterampilan menulis siswa pada materi menulis surat untuk teman sebaya sesuai ejaan yang tepat dengan penerapan pendekatan CTL(Contextual Teaching and Learning) 2. Guru - Guru semakin terlatih dalam menerapkan berbagai model pembelajaran yang lebih aktif dan inovatif sesuai kondisi kelas, karakter anak, serta sesuai kebutuhan dalam proses kegiatankegiatan pembelajaran. Sehingga hasil pembelajaran dapat lebih optimal. - Guru semakin berpengalaman untuk mengadakan kegiatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) pada setiap bidang mata pelajaran lain yang memerlukan PTK pada kegiatan PTK selanjutnya. - Menambah wawasan keilmuan serta mengetahui kelemahan dan kelebihan
dari
setiap
proses
pembelajaran
yang
telah
dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari. - Meningkatkan kreativitas para guru dalam menentukan solusisolusi terbaik atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam setiap proses/kegiatan pembelajaran. - Menyampaikan materi ajar pada siswa lebih mudah sampai pada tujuan pembelajaran 3. Sekolah/lembaga - Memperoleh
masukan-masukan
atas
kondisi
proses
pembelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah dalam setiap proses/kegiatan pembelajaran - Memperoleh pengetahuan umum tentang penerapan CTL dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia sehingga dapat dijadikan
6
pedoman guru lain demi peningkatan kualitas hasil belajar seluruh siswa di sekolah - Motivator bagi para guru/tenaga kependidikan yang lain untuk selalu melakukan PTK dan melakukan perbaikan-perbaikan dalam kegiatan/proses pembelajaran dengan cara menerapkan metode-metode pembelajaran yang lebih sesuai dengan kondisi kelas untuk
mencapai
tujuan pembelajaran
yang lebih
baik/optimal. - Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bahan pertimbangan
bagi
pengembangan
kurikulum,
perangkat
pembelajaran, dan proses penilaian pembelajaran yang lebih baikdalam upaya pembinaan dan pengembangan keterampilan menulis terutama menulis surat untuk teman sebaya yang pada akhirnya berimbas pada keberhasilan belajar siswa.
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Hakekat Menulis 1. Pengertian Menulis Kegiatan
menulis
keterampilan tertentu
merupakan
kegiatan
yang
memerlukan
suatu
supaya dapat menghasilkan tulisan yang baik. Hindun
menyatakan, “Menulis merupakan proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, dan menghibur”.1 Biasanya kegiatan menulis adalah untuk menghasilkan kata-kata yang membentuk kalimat yang saling berkaitan sehingga menjadi sebuah wacana. Wacana yang dihasilkan dari kegiatan menulis berisi ide, pengetahuan dan pengalaman dari seseorang yang ingin disampaikan kepada orang lainyang ditulis dalam bentuk paragraf-paragraf. Dalam proses mengembangkan paragraf, yakni siswa dilatih untuk mengembangkan sebuah kalimat utama menjadi sebuah paragraf. Pada dasarnya keterampilan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya. Jadi, keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pikiran-pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan.Seseorang dapat dikatakan terampil apabila mampu melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang tinggi. Selain itu seseorang tersebut mampu menerapkan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar dalam setiap tulisannya sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat sampai kepada pembaca sebagaimana gagasan penulis dengan baik dan benar. Temple et. al. dalam Dawud menyebutkan, “anak mempunyai empat kemampuan dasar untuk menyusun karangan (composition). Keempat kemampuan tersebut adalah pada dasarnya (1) anak-anak dapat menyusun 1
Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaityah/Sekolah Dasar. (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013), h. 203.
7
8
karangan sebelum mereka dapat menulis, (2) anak-anak dapat menggabungkan berbagai hal yang didengar dan dibaca dalam karangannya, (3) anak-anak mampu mewujudkan kepentingan diri, pembaca, dan tujuannya dalam karangan, dan (4) anak-anak telah mengenal bentuk dan fungsi karangan”.2 Menurut pendapat tersebut, Dawud mengungkapkan, “yang dimaksud karangan adalah tuturan anak yang disusun secara sistematis”.3 Tuturan itu dapat berupa tuturan lisan dan tulis. Sama halnya ketika menulis surat pribadi, biasanya anak-anak telah menjadi pencerita lisan yang baik sebelum mereka mampu menulis. Sebagi contoh, anak usia prasekolah atau usia taman kanak-kanak telah mampu, misalnya, menceritakan dirinya, lingkungannya, dan hasil bacaannya. Dengan demikian, meskipun anak belum dapat menulis, mereka telah mampu menyusun karangan. Bahan karangan itu dapat berasal dari hasil mendengarkan atau membaca. Di samping itu, anak juga telah mampu mewujudkan karangannya itu dalam berbagai bentuk, misalnyasurat pribadi, karangan deskripsi, narasi, bahkan arguumentasi. Pada saat mengungkapkan mainan yang telah dilihat di rumah teman, misalnya anak telah mampu mendeskripsikan mainan itu kepada ayahnya. Seusai bepergian, anak mampu menarasikan kepergiannya sejak berangkat, diperjalanan, ditempat tujuan, sampai pulang kembali ke rumah. Pada saat anak menginginkan mainan yang menarik hatinya, anak telah mampu merayu orang tuanya dengan berbagai alasan yang dimilikinya. Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bagi anak, menulis merupakan proses menuangkan kemampuan mengarang dalam bentuk tulis. Sebagai sebuah proses, idealnya, menulis karangan melibatkan lima tahap kegiatan, yakni kegiatan pramenulis, menyusun draft, merevisi, menyunting, dan mempublikasikan. Kelima tahap kegiatan tersebut merupakan siklus, bukan serangkaian kegiatan terpisah-pisah yang linear. 2 Dawud, Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2008), h. 1. 3 Ibid, h. 1..
9
2. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Dalam kegiatan menulis tentu saja harus memperhatikan penggunaan Ejaan dan tanda baca. Menurut S. Zaenal Arifin danS. Amran Tasai, “Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (Pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa)”.4 Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Dalam kegiatan menulis harus memperhatikan penerapan kaidah ejaan supaya pembaca dapat memahami maksud tulisan yang telah ditulis. 1.
Huruf Dalam
buku
Pedoman
Umum
Ejaan
Bahasa
Indonesia
yang
Disempurnakan disebutkan bahwa abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf yang berikut: Nama tiap-tiap huruf disertakan di sebelahnya. Huruf
Nama
Huruf
Nama
A
a
a
N
n
en
B
b
be - bukan bi
O
o
o
C
c
ce - bukan se
P
p
pe
D
d
de
Q
q
ki bukan kyu
E
e
e
R
r
er
F
f
ef
S
s
es
G
g
ge bukan ji
T
t
te bukan ti
H
h
ha
U
u
u
4
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia: untuk Perguruan Tinggi Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, Edisi Revisi 2008, (Jakarta: CV. Akademika Pressindo, 2010), h. 164.
10
I
i
I
V
v
fe - bukan fi
J
j
je
W
w
we
K
k
ka
X
x
eks - bukan ek
L
l
el
Y
y
ye - bukan ey
M
m
em
Z
z
zet
Disamping itu, dalam bahasa Indonesia terdapat pula diftong, yang biasa di eja au, ai dan a oi yang dilafakan sebagai vokal yang dikuti oleh bunyi konsonan luncuran w atau y. Dalam bahasa Indonesia terdapat juga konsonan yang terdiri atas gabungan huruf, seperti kh, ng, dan sy. Dalam hal-hal khusus terdapat juga gabunga huruf nk, misalnya dalam bank dan sanksi, sedangkan pemakaina gabungan huruf dl, dh, gh, t dan ts, seperti dalam kata hadlir, dharma, maghrib, adzan, bathin, dan hatsil tidak digunakan dalam bahasa Indonesia. Akronim bahasa asing (singkatan yang dieja seperti kata) yang bersifat internasional mempunyai kaidah tersendiri, yaknidilafalkan seperti lafal aslinya. Misalnya : Kata
Lafal Tidak Baku
Lafal Baku
Unesco
[u nes tjo]
[yu nes ko]
Unicef
[u ni tjef]
[yu ni sef]
Sea Games
[se a ga mes]
[si ge ims]
Persukuan Persukuan ini diperlukan, terutama pada saat kita harus memenggal sebuah kata dalam tulisan jika terjadi pergantian baris. Apabila memenggal atau menyukukan sebuah kata, kita harus membubuhkan tanda hubung (-) di antara
11
suku-suku kata itu tanpa jarak/spasi. Pada pergantian baris, tanda hubung harus dibubuhkan di pinggir ujung baris. Jadi, tanda hubung yang dibubuhkan di bawah ujung baris adalah hal yang keliru. Perlu juga diketahui bahwa suku kata atau imbuhan yang terdiri atas sebuah huruf tidak di penggal agar tidak terdapat satu huruf pada ujung baris atau pada pangkal baris. Di samping itu, perlu pula diketahui bahwa sebuah persukuan ditandai oleh sebuah vocal. Beberapa kaidah persukuan yang perlu kita perhatikan dengan cermat adalah sebagai berikut : -
Penyukuan Dua Vokal yang Berurutan di Tengah Kata
Kalau di tengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemisahan tersebut dilakukan di antara kedua vocal itu. Misalnya : No
Kata
Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
1.
Lain
La - in
La - in
2.
Saat
Sa - at
Sa - at
3.
dll.
-
Penyukuan Dua Vokal Mengapit Konsonan di Tengah Kata
Jika di tengah kata ada konsonan di antara dua vocal, pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu. Misalnya: No
Kata
Bentuk Tidak
Bentuk Baku
Baku 1
Seret
Ser - et
Se - ret
2
Masam
Mas - am
Ma - sam
3
Sepatu
Sep - atu
Se - patu
4
Bahasa
Bah – asa
Ba - hasa
12
Selain itu, karena ng, ny, sy, dan kh melambangkan satu konsonan, gabungan huruf itu tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku kata tersebut sebelum atau sesudah pasangan huruf itu. Kata
Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
1. Langit
lan - git
la - ngit
2. masyarakat
mas - yarakat
ma - syarakat
3. mutakhir
mutak - hir
muta - khir
4. akhirat
ak - khirat
akhi - rat
- Penyukuan Dua Konsonan Berurutan di Tengah Kata Kalau di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan, pemisahan tersebut terdapat di antara kedua konsonan itu. Misalnya : Kata
Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
1. maksud
ma - ksud
mak - sud
2. langsung
langs - ung
3. caplok
ca - plok
4. merdeka
merd - ka
lang - sung cap - lok mer – deka
- Penyukuan Tiga Konsonan atau Lebih di Tengah Kata Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, pemisahan tersebut dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng, ny, sy dan kh) dengan yang kedua.
13
Misalnya : Kata
Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
1. abstrak
abs - trak
ab - strak
2. konstruksi
kons - truksi
kon - struksi
3. instansi
ins - tansi
in - stansi
4. bangkrut
bangk - rut
bang - krut
Pada kata-kata yang berasal dari dua unsur yang masing-masing mempunyai arti, cara penyukuannya melalui dua tahap. Pertama, kata tersebut dipisahkan unsur-unsurnya. Kedua, unsurnya yang telah dipisahkan itu dipenggal suku-suku katanya. Misalnya : kilogram -
kilo gram
-
ki-lo-gram
telegram -
tele gram
-
te-le-gram
biologi
bio logi
-
bi-o-lo-gi
-
-
Penyukuan Kata yang Berimbuhan dan Berpartikel
Imbuhan (awalan dan akhiran), termasuk yang mengalami perubahan bentuk, dan partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dalam penyukuan kata di pisahkan sebagai satu kesatuan. Misalnya : Kata
Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
1. santapan
santa - pan
santap - an
2. mengail
meng - ail
me - ngail (kata dasar kail)
3. mengakui
me - ngakui
meng - akui(kata dasar aku)
14
4. belajar -
be - lajar
bel - ajar(kata dasar ajar)
Penyukuan Nama Orang
Nama orang tidak dipenggal atas suku-sukunya dalam pergantian baris. yang dibolehkan adalah memisahkan nama orang itu atas unsur nama pertama dan unsur nama kedua dan seterusnya. Misalnya : Kata
Pemisahan yang Salah
Pemisahan yg Benar
Yuyun Nailufar Yuyun Nai-lufar
Yuyun Nailufar
Isa Ansori
Isa Ansori
Isa An-sori
Hadi Nurzaman Hadi Nur-zaman -
Hadi Nurzaman
Penyukuan Nama Orang
Pada penulisan nama diri, nama sungai, gunung, jalan, dan sebagainya disesuaikan dengan kaidah yang berlaku. Penulisan nama orang, badan hukum, dan nama diri lain yang sudah lazim, disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan(EYD),
kecuali
apabila
ada
pertimbangan
khusus.
Pertimbangan khusus itu menyangkut segi adat, hukum, atau kesejahteraan. Misalnya: Universitas Padjadjaran Soepomoe Poedjosoedarmo Pada Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut dua masalah, yaitu (a) penulisan huruf besar atau huruf kapital dan (b) penulisan huruf miring. a. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital
15
Penulisan huruf-huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah penulisan huruf kapital adalah sebagai berikut: -
Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat berupa petikan langsung.
Misalnya : 1. Dia bertanya, “Kapan kita pulang?” 2. Ketua DEN, Emil Salim mengatakan, “Perekonomian dunia kini belum sepenuhnya lepas dari cengkraman resesi dunia.” 3. Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, mengatakan, “Yang diperlukan oleh bangsa kita saat ini adalah rekosdiliasi nasional.” 4. Archimides berkata, “Setiap benda yang dimasukan kedalam zat cair akan mendapat tekanan ke atas sehingga beratnya berkurang seberat zat cair yang dipindahkan.” Pada Tanda baca sebelum tanda petik awal adalah tanda koma (,), bukan titik dua (:). Tanda baca akhir (tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya) dibubuhkan sebelum tanda petik penutup. -
Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, harus dituliskan dengan huruf-huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung (-). Hal-hal keagamaan itu hanya terbatas pada nama diri, sedangkan kata-kata yang menunjukan nama jenis, seperti jin, iblis, surga, malaikat, mahsyar, zakat, dan puasa-meskipun bertalian dengan keagamaan--tidak diawali dengan huruf kapital.
16
Misalnya : 1. Limpahkanlah rahmat-Mu, ya Allah. 2. Dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang mengajurkan agar manusia berakhlakterpuji. 3. Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya. Beberapa kata keagamaan lainnya yang harus dituliskan dengan huruf kapital adalah nama agama dan kitab suci, seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, al-Quran, Injil, dan Weda. -
Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar (kehormatan, keturunan, agama), jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang.
Misalnya : 1. Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Agus Salim. 2. Pemerintah memberikan anugrah kepada Mahaputra Yamin 3. Ketua DPR RI Agung Laksono berpendapat bahwa peningkatan imbalan gaji pegawai negri harus diimbangi oleh kualitas pegawai negri itu sendiri. Jika tidak di ikuti oleh nama orang atau nama wilaya, nama gelar, jabatan, dan pangkat itu harus dituliskan dengan huruf kecil. Misalnya : 1. Calon jemaah haji DKI tahun ini berjumlah 525 orang. 2. Seorang presiden akan diperhatikan oleh rakyatnya. 3. Siapa gubenur yang baru dilantik itu. 4. Ia bercita-cita menjadi laksamana.
17
Akan tetapi, jika mengacu kepada orang tertentu, nama, gelar, jabatan, dan pangkat dituliskan dengan huruf kapital. Misalnya : 1. Pagi ini Menteri Perindustrian terbang ke Nusa Penida. Di Nusa Penida Mentri Perindustrian meresmikan sebuah kolam renang. a. Dalam seminar itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan. Dalam sambutannya Presiden mengharapkan agar para ilmuwan lebih ulet mengembangkan ilmunya untuk kepentingan bangsa dan Negara. Perasaan ingin memberikan penghargaan kepada kata-kata yang dianggap tinggi harus dihilangkan jika kata-kata itu menujukan suatu jenis, bukan suatu nama. Biasanya, penghargaan itu dilakukan dengan cara menuliskan kapital pada huruf-huruf pertamanya. Kebiasan ini merupakan kebiasaan yang salah karena menyalahi kaidah ejaan yang berlaku. kata-kata yang biasa kita hargai dengan menuliskan huruf pertamanya kapital, antara lain, haji, presiden, nasional, perguruan tinggi, internasional, panglima, dan jendral. Padahal, kata-kata tersebut tidak perlu dituliskan dengan kapital. -
Kata-kata van, den, da, de, di, bin, dan ibnu yang digunakan sebagai nama orang tetap ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika kata-kata digunakan sebagai nama pertama atau terletak pada awal kalimat. Misalnya : 1. Tanam paksa di Indonesia diselenggarakan oleh van den Bosch. 2. Harta yang melimpah millik Jufri ibnu Sulaiman sebagian besar akan disumbangkan ke panti asuhan. 3. Pujangga lama yang terkenal adalah Nuriddin ar Raniri. 4. Tokoh yang sangat disegani itu bernama Datuk Maruhun di Aceh.
18
- Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama namabangsa, suku dan bahasa. Misalnya : 1. Dalam bahasa Sunda terdapat kata lahan. 2. Kita bangsa Indonesia, harus bertekad untuk menyukseskan pembangunan. Sesuai dengan contoh di atas, kata suku, bangsa dan bahasa tetap di tuliskan dengan huruf awalan kecil. Sedangkan yang harus ditulis dengan huruf kapital adalah nama suku, nama bangsa, atau nama bahasanya, seperti Sunda, Indonesia, Palestina, dan Piliang. Akan tetapi, jika nama bangsa, suku, dan bahasa itu harus ditulis dengan huruf kecil. Misalnya : 1. Kita harus berusaha mengindonesiakan kata-kata asing. 2. Kita tidak peril kebelada-belandaan karena sekarang sudah merdeka. Demikian juga, kalau tidak membawa nama suku, nama itu harus dituliskan dengan huruf kecil. Misalnya : petai cina
labu siam
jeruk bali
sarung samarinda
dodol garut
gula jawa
duku palembang
kertas manila
pisang ambon
kunci inggris
-
Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
19
Misalnya : 1. Biasanya, umat Islam seluruh dunia merasa sangat berbahagia pada hari Lebaran. 2. Tahun 1998 Masehi adalah tahun yang suram bagi perekonomian kita. -
Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi.
Misalnya : 1. Tahun 1985 Provinsi Sumatra Barat mendapat anugrah Parasamya Purnakarya Nugraha. 2. Di Teluk Jakarta telah dibangun suatu proyek perikanan baru. 3. Kapal-kapal laut dari wilayah timur yang akan memasuki perairan Timur Tengah harus melewati terusan Sues. 4. Sampah di sungai Ciliwung akan di olah menjadi bahan pupuk dan kertas. Akan tetapi, jika tidak menunjukan nama khas geografis, kata-kata selat, teluk, terusan, gunung, sungai, danau, dan bukit ditulis dengan huruf kecil. Misalnya : 1. Nelayan itu berlayar sampai ke teluk. 2. Kita harus berusaha agar sungai didaerah ini tidak tercemar. 3. Perahu-perahu itu akan melewati selat yang airnya deras. - Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga kepemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumentasi resmi.
20
Misalnya : 1. Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia mengucapkan sumpah di depan Sidang Umum Majlis Permusyawaratan Rakyat. 2. Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Namun, jika tidak menunjukkan nama resmi, kata-kata seperti itu ditulis dengan huruf kecil. Misalnya : 1. Menurut undang-undang dasar kita, semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama. 2. Pemerintah republik itu telah menyelenggarakan pemilihan umum sebanyak empat kali. - Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti di, ke, dari, dan yang, yang terletak pada posisi awal. Misalnya : 1. Idrus mengarang buku dari Ave Maria Ke Jalan Lain ke Roma. 2. Buku
Pedoman
Umum
Ejaan
Bahasa
Indonesia
yang
Disempurnakanditerbitkan oleh balai pustaka. - Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan, kecuali gelar dokter.
21
Misalnya : 1. Proyek itu dipimpin oleh Dra. Jasica Murni 2. Hadi Nurzaman, M.A. diangkat menjadi pimpinan kegiatan ini. Perbedaan antara gelar Dr. dan dr. (doctor dituliskan dengan D kapital dan r kecil, jadi Dr., sedangkan dokter, yang memeriksa penyakit dan mengobati orang sakit, singkatannya ditulis dengan d dan r kecil, jadi dr.) -
Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. singkatan pak, bu, kak, dik, dan sebagainya hanya digunakan sebagai sapaan atau jika diikuti nama orang/nama jabatan. kata Anda juga diawali huruf kapital.
Misalnya : 1. Surat Saudara sudah saya terima. 2. Ibunya menjawab pertanyaan Samsi, “Pagi tadi Ibu menjemput pamanmu di pelabuhan.” 3. Selamat pagi, Pak! Akan tetapi, jika tidak di pakai sebagai kata ganti atau sapaan, kata penunjuk hubungan kekerabatan itu di tulis dengan huruf kecil. Misalnya : 1. Kita harus menghormati ibu kita dan bapak kita. 2. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. b. Penulisan Huruf Miring a). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan. Dalam tulisan
22
tangan atau ketikan, kata yang harus ditulis dengan huruf miring ditandai dengan garis bawah satu. Misalnya: 1. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa menerbitkan majalah Bahasa dan Kesusastraan. 2. Buku Negarakertagama dikarang oleh Mpu Prapanca. Penulisan garis bawah satu, sebagai tanda yang dicetak miring, harus terputus-putus, kata demi kata. b). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok kata. Misalnya : 1.
Kata
daripada
digunakan
secara
tepat
dalam
kalimat
penyelenggaraan pemilu 1999 lebih baik dari pada pemilu-pemilu sebelumnya. 2. Buatlah kalimat dengan kata dukacita. 3. Huruf pertama kata ubah ialah u. Jadi, jika kata ubah di tambah awalan meng- akan muncul mengubah, bukan merubah. c). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan bahasa asing atau bahasa daerah, kecuali yang di sesuaikan ejaannya. Misalnya: 1. Apakah tidak sebaiknya kita menggunakan kata penataran untuk kataupgrading? 2. Nama ilmiah buah manggis ialah carcinia manggestana.
23
3. Weltanschauung diterjemahkan menjadi „pandangan dunia‟. 4. Ungkapan Wilujeung sumping dalam bahasa Sunda berarti „Selamat datang‟. Pada dasarnya banyak penulisan huruf miring yang lain atau penandaan suatu maksud dengan memakai bentuk huruf tertentu (ditebalkan dan sebagainya). Akan tetapi, soal itu lebih menyangkut masalah tipografi pencetakan. 2.
Penulisan Kata Telah dikenal bentuk kata dasar, kata turunan atau kata berimbuhan, kata
ulang, dan gabungan kata. Kata dasar ditulis sebagai satuan yang berdiri sendiri, sedangkan pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) dituliskan serangkaian dengan kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya dapat awalan atau akhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan saja. Misalnya : Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
di didik
dididik
di suruh
disuruh
di lebur
dilebur
Kalau gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran, bentuk kata turunannya itu harus dituliskan serangkai. Misalnya : Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
menghancur leburkan
menghancurleburkan
pemberi tahuan
pemberitahuan
24
mempertanggung jawabkan
mempertanggungjawabkan
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Pemakaian angka dua untuk menyatakan bentuk pengulangan, hendaknya dibatasi pada tulisan cepat atau pencatatan saja. Pada tulisan yang memerlukan keresmian, kata ulang ditulis secara lengkap. Kata ulang, tidak hanya berupa pengulangan kata dasar dan sebagian lagi kata turunan, mungkin pula pengulangan kata itu sekaligus mendapat awalan dan akhiran. Kemungkinan yang lain, salah satu bagiannya adalah bentuk yang dianggap berasal dari kata dasar yang sama dengan ubahan bunyi. Mungkin pula, bagian itu sudah agak jauh berbeda dari bentuk dasar (bentuk asli). Namun, apabila ditinjau dari maknanya, keseluruhan itu menyatakan pengulangan. Misalnya : Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
jalan2
jalan-jalan
di-besar2-kan
dibesar-besarkan
me-nulis2
menulis-nulis
Gabungan kata termasuk yang lazim disebut kata majemuk bagianbagiannya dituliskan terpisah. Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
dayaserap
daya serap
tatabahasa
tata bahasa
kerjasama
kerja sama
Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dituliskan serangkai.Misalnya :
25
Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
mana kala
manakala
sekali gus
sekaligus
Begitu juga salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh, hanya muncul dalam kombinasi, unsur itu harus dituliskan serangkai dengan unsur lainnya. Misalnya : Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
a moral
amoral
antar negara
antarnegara
catur tunggal
caturtunggal
dasa darma
dasadarma
dwi warna
dwiwarna
Bila bentuk tersebut di ikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf besar, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya: non-RRC non-Indonesia pan-Islamisme pan-Afrikanisme 2. Unsur maha dan peri dalam gabungan kata ditulis serangkai dengan unsure berikutnya, yang berupa kata dasar. Akan tetapi, jika diikuti kata berimbuhan, kata maha dan peri itu ditulis terpisah.
26
Ada ketentuan khusus, yaitu kata maha yang diikuti oleh esa ditulis terpisah walaupun diikuti kata dasar. Misalnnya : 1. Semoga yang Mahakuasa merahmati kita semua. 2. Jika Tuhan Yang Maha Esa mengizinkan, saya akan ujian sarjana bulan depan. Kata ganti ku dan kau- yang ada pertaliannya dengan aku dan engkauditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, kata ganti ku, mu, dan nya yang ada pertaliannya dengan aku, kamu dan dia - ditulis serangkai dengan yang mendahuluinya. Misalnya : 1. Pikiranmu dan kata-katamu berguna untuk memajukan negri ini. 2. Kalau mau, boleh kauambil buku itu. 3. Penemuannya dalam bidang mikrobiologi sangat mengejutkan dunia ilmu dan teknologi. Pada kata depan di, ke, dan dari
ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, kecuali jika beupa gabungan kata yang sudah dianggap padu benar, seperti kepada dan daripada. Misalnya : 1. Saya pergi ke beberapa daerah untuk mencarinya, tetapi belum berhasl 2. Ketika truk Belanda sudah bergerak ke timur, gerilyawan yang bersembunyi di bawah kaki bukit lari kea rah barat. Partikel pun dipisahkan dari kata yang mendahuluinya karena pun sudah seperti kata lepas.
27
Misalnya : 1. Ia sudah sering ke desa itu, tetapi sekali pun ia belum pernah singgah ke rumah saya. 2. Jika saya pergi, dia pun ingin pergi. Akan tetapi, kelompok kata yang berikut, yang sudah dianggap padu benar, ditulis serangkai. Jumlah kata seperti itu terbatas, hanya pada duabelas kata, yaitu adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun (yang berarti walaupun), sungguhpun, dan walaupun. Partikel per yang berarti „mulai‟, „demi‟, dan „tiap‟ ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya. Misalnya : 1. Harga kain itu Rp10.000 per meter 2. Saya diangkat menjadi pegawai ngri per Oktober 1974. Penulisan angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam, tulisan lazim digunakan angka arab atau angka romawi. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, dan isi (b) satuan waktu, dan (c) nilai uang. Selain itu, angka lazim juga dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat dan digunakan juga untuk menomori karangan atau bagian-bagiannya. Misalnya: Hotel Sahid Jaya, Kamar 125
5 cm
Bab XV, Pasal 26
10 Kg
Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. 1. Dua ratus tiga puluh lima (235)
28
2. Seratus empat puluh delapan (148) 3. tiga dua pertiga (3 2/3) Penulisan kata bilangan tingkat delapan dilakukan dengan tiga cara yang berikut. 1. Abad XX ini dikenal juga sebagai abad teknologi. 2. Abad ke-20 ini dikenal juga sebagai abad teknologi. 3. Abad kedua puluh ini di kenal juga sebagai abad teknologi. Berdasarkan contoh di atas, ke20 penulisan bilangan tingkat seperti ke XX atau ke-XX, ke 20, dan kedua puluh termasuk penulisan yang tidak baku (salah). Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut: 1. Sutan Takdir Alisyahbana adalah pujangga tahun 30 an. 2. Bolehkah saya menukar uang dengan lembaran 1.000 an. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis, dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian atau pemaparan. 1. Dia sudah memesan dua ratus bibit cengkeh. 2. Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima di akademi itu. 3. Daerah Khusus Ibukota Jakarta, tahun ini memeriksakan 125 perkara yang terdiri atas 20 perkara pencurian, 43 perkara tanah, dan 62 perkara kawin cerai. Sedangkan lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga yang tidak dapat dinyatakan dengan satu
29
atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal kalimat. Kita sering melihat penulisan lambang bilangan yang salah seperti di bawah ini: 1. 12 orang menderita luka berat dalam kecelakaan itu. 2. 150 orang tamu di undang oleh Panitia Reuni ITI Serpong. 3. 20 helai kemeja terjual pada hari itu. Kecuali di dalam dokumern resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu di tulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks. Bentuk Tidak Baku - Jumlah pegawai di perusahaan itu 12 (dua belas) orang. Bentuk Baku - Jumlah pegawai di perusahaan itu dua belas orang. (4). Penulisan Unsur Serapan Berdasarkan taraf integrasinya unsure pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, I‟exploitation de I‟homme par I‟homme, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang pengucapannya dan penulisannya di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia di usahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi,implementasi, dan objektif diserap secara utuh disamping kata standar,implement, dan objek.
30
Kata-kata asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia, yang sering digunakan oleh pemakai bahasa antara lain: Kata asing
Penyerapan yg Salah
Penyerapan yg Benar
risk
resiko
risiko
system
sistim
sistem
effective
efektip
efektif
technique, techniek
tehnik, tehnologi
teknik, teknologi
echelon
esselon
eselon
method
metoda
metode
charisma
harisma
karisma
frequency
frekwensi
frekuensi
practical, practisch
praktek
praktik
percentage
prosentase
persentase
stratosfeer
stratosfir
stratosfer
descriftion
diskripsi
deskripsi
conduit
kondite
konduite
trotoir
trotoir
trotoar
kuitantie
kwitansi
kuitansi
qualiteit, quality
kwalitas
kualitas
formeel, formal
formill
formal
rationeel, rational
rasionil
rasional
31
directeur, director
directur
direktur
ideal, ideal
idial
ideal
management
managemen
manajemen
coordination
kordinasi
koordinasi
survey
survei
survai
carier
karir
karier
mass media
mass media
media massa
ambulance
ambulan
ambulans
hypothesis
hipotesa
hipotesis
analysis
analisa
analisis
activity, activiteit
aktip, aktifitas
aktif, aktivitas
solidarity
solideriteit
solidaritas
complex
komplek
kompleks
(5). Pemakaian Tanda Baca Pemakaian tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mencakup pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda ellipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung, (11) tanda kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda ulang, (15) tanda garis miring, dan (16) penyingkat (apostrof). 1. Tanda Titik (.) a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya :
32
1. W.S Rendra 2. Abdul Hadi W.M. b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan. Misalnya : 1. Dr. (doctor) 2. dr. (dokter) 3. S. Ked. (sarjana kedokteran) 4. M. Hum. (magister humaniora) c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang dengan huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua buah tandak titik, sedangkan singkatan yang terdiri atas tiga buah huruf atau lebih hanya diberi satu buah tanda titik. Misalnya : Bentuk Tidak Baku
Bentuk Baku
1. s/d (sampai dengan)
1. s.d. (sampai dengan)
2. an (atas nama)
2. a.n. (atas nama)
3. d/a (dengan alamat)
3. d.a. (dengan alamat)
4. u/p (untuk perhatian)
4. u.p. (untuk perhatian)
d. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya. Misalmya : 1. Tebal buku itu 1.500 halaman.
33
2. Minyak tanah sebanyak 2.500 liter tumpah. 3. Jarak dari desa ke kota itu 30.000 meter. Namun, jika angka itu tidak menyatakan suatu jumlah, tanda titik tidak digunakan. Nomor telepon dan nomor rekening tidak diberi tanda titik pada setiap tiga angka. Misalnya : 1. tahun 2000 2. halaman 1234 3. NIP 130519977 4. Telepon (021) 7302122 e. Tanda titik tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang di ejaa seperti kata (akronim) Misalnya : 1. DPR 2. SMA Negri XX 3. Sekjen Depdikbud f. Tanda titik tidak digunakan dibelakang singkatan lambang kimia, satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya : 1). Lambang Cu adalah lambang kuprum. 2). Seorang pialang membeli 10 Kg emas. 3). Harga karton manila itu Rp.1.500,00 per meter
34
g. Tanda titik tidak digunakan dibelakang judul yang merupakan kepala karangan, kepala ilustrasi tabel, dan sebagainya. Misalnya : 1). Acara Kunjungan Mentri Kesra Abu Riza;bakri 2). Bentuk dan Kedaulatan (Bab I, UUD 1945) 3). Azab dan Sengsara. 4). Wanita Indonesia di Pentas Sejarah. h. Tanda titik tidak digunakan dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat serta dibelakang nama dan alamat penerima surat. Misalnya : 1). Jalan Harapan III/AB 19 2). Jakarta, 10 Agustus 1998 3). Yth. Sdr. Imam Kurnia Jalan Cisarua 12 Tasikmalaya 2. Tanda Koma (,) Kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda koma tidak digunakan. a. Tanda koma harus digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Misalnya : 1). Saya menerima hadiah dari paman berupa jam tangan, raket, dan sepatu.
35
2). Satu, dua, … tiga! 3). Departemen Pariwisata, Seni, dan Budaya. Catatan : a. Jika penggabungan itu terdiri atas dua unsur, sebelum kata dan tidak dibubuhkan tanda koma. Akan tetapi, jika penghubungnya terdiri atas lebih dari dua unsur, di antara unsur-unsurnya ada koma, sebelumunsur terakhir dibubuhkan kata dan. b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, dan sedangkan. Misalnya : 1). Dia bukan mahasiswa Jayabaya, melainkan mahasiswa Atmajaya 2). Saya bersedia membantu, tetapi kau kerjakanlah dahuu tugas iu. c. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Biasanya, anak kalimat didahului oleh kata penghubung bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskupin, dan sebagainya. Misalnya : 1. Apabila belajar sungguh-sungguh, Saudara akan berhasil dalam ujian. 2. Karena harus ditandatangani oleh Gubenur, surat itu ditulis di atas kertas berkepala surat resmi. d. Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk
36
didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, namun, meskipun, demikian, dalam hubungan itu, sementara itu, sehubungan dengan itu, dalam pada itu, oleh sebab itu, sebaliknya, selanjutnya, pertama, kedua, misalnya, sebenarnya, bahkan, selain itu, kalau begitu, kemudian, malah, padahal, dan sebagainya. Misalnya : 1. Oleh karena itu, kita harus menghormati pendapatnya. 2. Jadi, hak asasi di Indonesia sudah benar-benar dilindungi. e. Tanda koma harus di gunakan di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya : 1. Kasihan, dia harus mengikuti lagi ujian akhir semester I tahun depan. 2. Aduh, betulkah saya lulusSinpenmaru? 3. O, kalau begitu saya setuju. f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya : “Saya sedih sekali,” Kata Paman,”karena kamu tidak lulus.” Merujuk contoh diatas, penggunaan titik dua (:) sebelum tanda petik dalam petikan langsung dianggap salah; tanda baca yang benar adalah koma (,). g. Tanda koma digunakan diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
37
Misalnya : 1. Anak saya mengikuti kuliah di Jurusan Perbankan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Jalan Perbanas, Kuningan, Jakarta Selatan. 2. Puri Kartika AB 19 h. Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka. 1. Badudu, Yus. 1980 Membina Bahasa Indonesia Baku. Seri 1, Bandung : Pustaka Prima. 2. Tjiptadi, Bambang. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Cetakan II. Jakarta: Yudhistira. i. Tanda koma digunakan diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga. Misalnya : 1. A. Ansori, S.H. 2. Ny. Maimunah, M.A. 3. Sobur, M.Sc. j.
Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Misalnya : 1). Seorang warga, selaku wakil RT 02, mengemukakan pendapatnya.
38
2).Produsen minyak terbesar dalam OPEC, Arab Saudi, sudah mengusulkansupaya harga minyak dapat ditetapkan 58 dolar per barel. k. Tanda koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. Misalnya : 1. Menteri mengatakan bahwa pembangunan harus dilanjutkan IK
AK
2. Semua orang akan berhasil dalam hidup jika bekerja keras IK
AK
3. Tenaganya sudah berkurang sehingga hasil karyanya tidak sempurna lagi IK
AK
3. Tanda Titik Koma (;) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya : Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus di tempuh; para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang dana menyediakan dana yang diperlukan. 4. Tanda Titik Dua (:) a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila di ikuti rangkaian atau perintah.
39
Misalnya : Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga jurusan: Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Hukum. b. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya : Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Hukum. 5. Tanda Hubung (-) a.Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Bandingkan: tiga-puluh dua-pertiga ( 30 2/3) tiga-puluh-dua pertiga ( 32/3) mesin-potong tangan (mesin potong yang digunakan dengan tangan) mesin potong-tangan (mesin khusus untuk memotong tangan) b. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata. Misalnya : 1. Pada tahun depan akan diadakan perlombaan paduan suara se-Jawa Timur di Surabaya. 2. Ke-315 orang itu berasal dari Mesir. 6. Tanda Pisah (--)
40
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat, menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas, dan dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti „sampai dengan‟ atau diantara dua nama kota yang berarti „ke‟ atau „sampai‟,panjangnya dua ketukan. Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu--saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. 7. Tanda Petik (“…“) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal. Misalnya : Kata Hasan, “Saya ikut.” Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar. Ia memakai celana “cutbrai.” 8. Tanda Petik Tunggal („…„) Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Misalnya:Lailatul Qadar „malam bernilai‟ 9. Tanda Apostrof („) Tanda apostrof („) digunakan untuk menyingkat kata. Tanda ini banyak digunakan dalam ragam sastra. Contoh:„kan kucari dari akan kucari „lah tiba dari telah tiba 10.Garis Miring (/)
41
Garis dipakai untuk menyatukan: a. dan atau atau; b. per yang artinya „tiap‟; Contoh : a. Presiden/Wakil Presiden RI dapat memimpin sidang Kabinet. b. Harga laptop Rp5.000.000,00/unit. 3. Kalimat Kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif. Menurut Hasan Alwi, “Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh”.5 Dalam bentuk tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca (tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya). Apabila seseorang ingin menyampaikan suatu gagasan atau pendapat hendaknya mempergunakan kalimat yang efektif supaya apa yang disampaikan benar-benar sesuai tujuan penulisan. Menurut Walija, “Kalimat efektif adalah kalimat yang secara akurat menyampaikan maksud pengujar dan dapat secara akurat pula diterima oleh penerima”.6 Jadi, dalam kalimat efektif benar-benar memperhatikan pemilihan kata-kata dalam penulisan sehingga hasilnya benar-benar efektif sesuai maksud dan tujuan penulisan. Ramlan Abdul Gani mengungkapkan, “Kalimat efektif juga didefinisikan sebagai kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasangagasan pada pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
5
Dendy Sugono, dkk. (Ed. Hasan Alwi), Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia “KALIMAT”, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h.1. 6
h. 107.
Walija, Bahasa Indonesia Komprehensif , (Jakarta: PT. Panebar Aksara, 1996 ), cet. 1,
42
pembicara atau penulis”.7 Jadi gagasan-gagasan penulis yang dituangkan kedalam tulisan akan dapat dipahami oleh pembaca sebagaimana maksud dari penulis dengan baik dan benar sehingga maknanya tidak menyimpang dari tujuan penulisan. Penulisan kalimat efektif dapat dibangun dengan memerhatikan: 1. Memilih kata dan istilah yang tepat 2. Menggunakan ejaan secara cermat 3. Mengemas kalimat sehingga hanya memiliki gagasan yang tunggal 4. Menghemat pemakaian kata 5. Menggunakan kata yang segar dan bervariasi 6. Memilih pola kalimat dan bagian mana yang dijadikan topik 7. Menggunakan bentuk imbuhan yang sejajar 8. Menyelaraskan dengan kalimat-kalimat lain 9. Menyejajarkan bentuk kata yang berfungsi sama dengan kalimat. Berkut contoh-contoh kalimat: a.
Buku saya hilang.
b.
Kamu kemarin datang kerumah?
c.
Ambilkan buku itu!
d.
Kamu dari mana?
4. Paragraf Ketika menulis tentunya harus memperhatikan hal-hal yang mendukung kepaduan suatu paragraf. Menurut pendapat Ramlan Abdul Gani, “Syarat Paragraf yang baik adalahkesatuan, kepaduan, (koherensi) dan kelengkapan”.8 Paragraf terdiri dari seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.Paragraf terdiri dari satu kalimat/gagasan utama dan beberapa kalimat 7
Ramlan Abdul Gani, Suka Berbahasa Indonesia,(Bogor: Permata Ilmu Bogor, 2013), cet. 1, h. 80. 8
Ibid, h. 108
43
penjelas. Paragraf yang baik harus memenuhi dua hal yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf. Kalimat penjelas harus merupakan penjelas dari kalimat utama yang semua membicarakan hal-hal yang dituliskan dalam kalimatgagasan utama. Contoh sebuah paragraf: Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.9
B. SURAT Dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak asing dengan kata surat. Ratna Susanti menyatakan, “Surat merupakan
bentuk komunikasi tertulis yang
ditujukan kepada orang lain.”10 Surat dibedakan menjadi dua macam yaitu: a. Menurut Ratna Susanti, “Surat dinas yaitu surat yang dikirim oleh seseorang atau instansi kepada instansi lainnya. Isi surat bersifat resmi.”11 Contoh: Surat Keputusan Kepala Sekolah. b. Menurut Ratna Susanti pula, “Surat pribadi yaitu surat yang dikirim oleh seseorang kepada orang lain yang isinya bersifat perseorangan/pribadi.”12 Contoh: Surat untuk temansebaya. Bahasa yang digunakan dalam surat pribadi adalah bahasa santai/tidak resmi. Menurut Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya, “bagian-bagian dalam surat pribadi ada enam yaitu:
9
S. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, op. cit. h. 115.
10
Ratna Susanti, dkk. , Buku Pendamping Siswa Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar/MI Kelas empat, (KTS ), Tut Wuri Handayani, t.t. , h. 45. 11
Ibid, h. 45.
12
Ibid, h. 45.
44
1. Tempat dan tanggal penulisan surat. 2. Alamat pengirim surat. 3. Kalimat pembuka (kata sapaan dan salam). 4. Isi surat. 5. Kalimat penutup. dan 6. Tanda tangan dan nama terang pengirim.”13 Cara penulisan surat: 1. Penulisan tanggal dan tempat terpisah dengan tanda koma dan tidak ada tanda titik pada akhir tanggal. 2. Penulisan alamat tidak menggunakan tanda titik. 3. Dalam pengiriman surat menggunakan prangko. Prangko merupakan tanda pembayaran biaya pos (biasanya berupa kertas persegi bergambar).Dalam pengiriman surat, prangko ditempelkan pada sudut kanan atas. Jika pengiriman surat melalui kantor pos tidak dibubuhi prangko, maka surat tersebut tidak akan sampai pada tujuan. Pada zaman dulu mengirim surat merupakan alternatif bagi seseorang untuk menyampaikan pesan atau menanyakan kabar/informasi terhadap teman atau famili. Hal ini dikarenakan pada zaman dulu perkembangan teknologi belum secanggih sekarang. Sehingga anak-anak masa kini cenderung menggunakan handphone atau gadget untuk mendapatkan berbagai informasi, belanja, dsb. . Pembelajaran tentang penulisan surat sangat perlu diterapkan secara kontekstual mengingat anak-anak zaman sekarang yang sudah mulai melupakan alat komunikasi tertulis yang disebut surat ini. Sehingga pengetahuan tentang mengirim surat tidak mendalam sebagaimana anak-anak pada zaman dulu. Maka dari itu pembelajaran kontekstual pada siswa perlu diterapkan supaya pembelajaran lebih bermakna dan siswa lebih senang dan semangat dalam proses pembelajaran. Contoh surat pribadi (surat untuk teman sebaya): Jalan Hasanudin 13
Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya, Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas 4, Sukoharjo: Graha Multi Grafika, Cetakan III, 2007, h. 46.
45
Medan, 4 Juli 2015 Sahabatku, Rudi, yang baik. Apa kabar, Rud? Bagaimana sekarang? Kau sehat-sehat saja, kan? Aku harap semua baik-baik saja dan kau tambah pintar di kota. Mengapa suratku yang dulu tidak kau balas? Jangan sombong, ya! Mentang-mentang di kota, terus sombong. Tolong suratku ini segera dibalas lagi, biar tidak terkesan sombong lagi. Nanti kalau tidak dibalas lagi, kau tidak akan kukirimi surat lagi. Ha-ha-ha.... Aku sekarang baru berlatih sepak bola. Kau tahu, fisikku kan lumayan besar. Jadi, aku dimasukkan ke tim Bintang Sekolah. Latihannya berat juga. Tapi aku senang. Kau kan tahu, sekolahmu yang dulu selalu menjadi juara tingkat kecamatan loo.... Pokoknya menyenangkan dan menyehatkan. Nanti kalau ketemu, kau akan terkejut dengan tubuhku. Sekarang saja sudah tambah hitam, tetapi tambah kuat. Nanti jangan menantang adu lagi lagi denganku! Sekian dulu, ya! Kutunggu sekali balasan suratmu. Jangan lupa, nanti kalau liburan main lagi ke tempatku. Selamat belajar. Sampai jumpa, dha... Dari teman lamamu,14
Rama Kusuma Selama ini seseorang selalu belajar dari waktu ke waktu supaya memperoleh ilmu yang diharapkan. Untuk mencapai keterampilan menulis, langkah yang dilakukan tentu saja siswa harus belajar tentang hal yang berkaitan tentang menulis.Berdasarkan pendapat Muhibin, “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.15 Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
14
Ibid., hal. 46 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hal. 87. 15
46
Berdasarkan pendapat Muhibbin Syah secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), “Belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya”.16 Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) menurut Muhibbin Syah pula, “Ialah proses memeroleh arti-arti dan pemahamanpemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa”.17 Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Sedangkan Tatang Syaripudin brpendapat, “Belajar perubahan tingkah laku pada diri individu yang bersifat relatif permanen dan terjadi sebagai hasil pengalaman”.18
Seseorang bisa dikatakan belajar apabila telah mengalami
perubahan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari apa yang telah dipelajari. Melihat dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. a. Keterampilan Semua siswa diharapkan memiliki keterampilan setelah memperoleh suatu pembelajaran. Muhibin Syah menyatakan, “Keterampilan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya.”19 Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu
16
Ibid, h. 90. Ibid, h. 90. 18 Tatang Syaripudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, Cetakan II, 2012), h. 103. 17
19
Ibid, h. 117.
47
memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil. Namun menurut Reber, “Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu”.20 Seseorang dapat dikatakan terampil menulis apabila mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan melalui media tulisan dapat diterima dan dimengerti orang lain tanpa mengurangi makna sesungguhnya. Sebagaimana yang dikemukakan Isah Cahyani dan Hodijah, “Dalam berkomunikasi secara tulis, pesan ditransaksikan melalui simbol atau grafem suatu bahasa”.21 Keterampilan
bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga
pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif. Konotasinya pun luas sehingga sampai pada mempengaruhi atau mendayagunakan orang lain. Artinya orang yang mampu mendayagunakan orang lain secara tepat juga dianggap sebagai orang yang terampil. Masih menurut Muhibin Syah, “Belajar adalah key term ( istilah kunci ) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan”.22 Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan sikap atau perilaku manusia itu. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Karena kemampuan berubahlah, manusia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah di bumi. 20
Ibid, h. 117. Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI Press, Cetakan I, 2007), h. 125. 21
22
Ibid, h. 93.
48
Kemampuan berubah melalui belajar, manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari manusia dapat bersikap lebih dewasa dengan hasil pembelajaran yang diperoleh dan diterapkannya di segala bidang. Jenis-Jenis Belajar: 1) Belajar Abstrak. 2) Belajar Keterampilan. 3) Belajar Sosial. 4) Belajar Pemecahan Masalah. 5). Belajar Rasional. 6). Belajar Kebiasaan. 7). Belajar Apresiasi. 8). Belajar Pengetahuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa tiga macam, yakni: 1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa) , yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa; 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) , yakni kondisi lingkungan disekitar siswa; 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk
melakukan
kegiatan
mempelajari
materi-materi
pelajaran. Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, banyak cara yang digunakan sebagai usaha untuk selalu meningkatkan hasil belajar. Proses pembelajaran harus didesain sedemikian rupa supaya lebih menarik dan mudah dipahami siswa. Pelaksanaan proses pembelajaran yang baik, kreatif-inovatif, aktif, efektif dan efisien tentunya memerlukan sosok guru yang profesional. Seperti pendapat yang dikemukakan Wina Sanjaya, “Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin dapat
49
diaplikasikan”.23 Dalam hal ini sosok guru profesional benar-benar dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
C. CTL (Contekstual Teaching and Learning) Dalam proses pembelajaran sebaiknya seorang guru memerhatikan bagaimana cara supaya pembelajaran yang berlangsung bisa bermakna bagi siswa. Dalam hal pembelajaran bermakna menurut Trianto, “Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi, dan penghargaan pribadi siswa bahwa ia berkepentingan terhadap konten yang harus dipelajari”24. Sebagaimana dikemukakan Maifalinda Fatra dan Abdul Razak menyatakan, “Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa di dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan penanaman guru”.25 Sedangkan menurut Wina Sanjaya mengemukakan, “CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya denga situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”26. Dalam hal ini pendapat Hindun menyatakan, “CTL merupakan konsep belajar yang membantu dosen/guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi duinia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
23
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan I, 2008), h. 197 24
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta: Kencana Prenada Group, Cetakan VI, 2013), h.106. 25
Maifalinda Fatra dan Abd.Rozak, Bahan Ajar PLPG Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Cetakan I, 2010), h. 154. 26
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, Cetakan VIII, 2011), h. 255.
50
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya pada kehidupan mereka”27. Sedangkan CTL menurut Nurhadi, “Konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa”.28 Selain itu juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka masing-masing. Sedangkan menurut Johnson, “CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka”.29 Dari konsep-konsep tersebut, ada tiga hal yang harus kita pahami: 1. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. 2. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. 3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi 27
28
Hindun, op. cit., h. 31.
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FIKIP UNS, 2009), h. 14. 29 Ibid, h. 14.
51
yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Tiga pilar dalam CTL, yaitu: 1. CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan. 2. CTL mencerminkan prinsip diferensiasi. 3. CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri. Lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL yaitu : 1. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiting-knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. 2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh danmenambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya. 3. Pemahaman
pengetahuan
(understanding
knowledge),
artinya
pengetahuanyang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. 4. Mempraktikkan
pengetahuan
dan
pengalaman
tersebut
(applying
knowledge),artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
52
5. Melakukan
refleksi
(reflecting
knowledge)
terhadap
strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi. a. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL Dalam latar belakang filosofis dan psikologis menurutSuparno, “CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistemologi Giambatista Vico”.30 Vico mengungkapkan bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari penciptaannya. Mengetahui pendapat menurut Vico, berarti mengetahui bagaimana membuat sesuatu. Artinya, seseorang dikatakan mengetahui manakala ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun semesta itu. Berdasar filsafat yang mendasarinya bahwa pengetahuan terbentuk karena peran aktif subjek, maka dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respons. Belajar tidak sesederhana itu. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan atau pengalaman. Apa yang tampak pada dasarnya adalah wujud dari adanya dorongan yang berkembang dalam diri seseorang. Sebagai peristiwa mental perilaku manusia tidak semata mata merupakan gerakan fisik saja, akan tetapi yang lebih penting adalah adanya faktor pendorong yang ada dibelakang gerakan fisik itu, sebab manusia selamanya memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya. Kebutuhan itulah yang mendorong manusia untuk berperilaku. Beberapa hal yang harus dipahami tentang belajar dalam konteks CTL: a) Belajar
bukanlah
menghafal,
pengetahuan sesuai dengan 30
Wina Sanjaya, op. cit, h. 256-257.
akan
tetapi
proses
mengkontruksi
pengalaman yang mereka miliki.
53
Oleh karena itulah, semakin banyak pengalaman maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang mereka peroleh. b) Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas. Pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia, seperti pola berpikir, pola bertindak, kemampuan memecahkan persoalan termasuk penampilan atau performance seseorang. Semakin pengetahuan seseorang luas dan mendalam, maka akan semakin efektif dalam berpikir. c) Belajar adalah proses pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh yang bukan hanya perkembangan intelektual akan tetapi juga mental dan emosi. Belajar secara kontekstual adalah belajar bagaimana anak menghadapi setiap persoalan. d) Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks. Oleh karena itu,belajar tidak dapat sekaligus, akan tetapi sesuai dengan irama kemampuan siswa. e) Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan. Oleh karena itu pengetahuan yang di peroleh adalah pengetahuan yang memiliki makna untuk kehidupan anak (real world learning). Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional: 1. CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktifdalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. 2. Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok, sepertikerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi.
54
Sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran. 3. Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil; sedangkan dalam pembelajaran konvensional, pembelajaran bersifat teoretis dan abstrak. 4. Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman; sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan. 5. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri; sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah nilai atau angka. 6. Dalam CTL, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat; sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya, misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman atau sekedar untuk memperoleh angka atau nilai dari guru. 7. Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain. 8. Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitor danmengembangkan pembelajaran mereka masing-masing; sedangkan dalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran. 9. Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran bisa terjadi dimana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan; sedangkan
55
dalam pembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi didalam kelas. 10. Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai cara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman, observasi, wawancara, dan lain sebagainya ; sedangkan dalam pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur tes. Beberapa perbedaan pokok diatas, menggambarkan bahwa CTL memang memiliki karakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses pelaksanaan dan pengelolaannya. c. Peran Guru dan Siswa dalam CTL Hal-hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru manakala menggunakan pendekatan CTL: 1. Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang sedangberkembang.
Kemampuan
belajar
seseorang akan
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan organisme yang sedang berada dalam tahap-tahap perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksakan kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka bisa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 2. Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal-hal yang dianggap aneh dan baru. Oleh karena itulah belajar bagi mereka adalah mencoba memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan
56
demikian, guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa. 3. Belajar
bagi
siswa
adalah
proses
mencari
keterkaitan
atau
keterhubungan antarahal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui. Dengan demikian, peran guru adalah membantu agar setiap siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya. 4. Belajar bagi anak adalah proses menyempurnakan skema yang telah ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi) , dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi (mempermudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi. Berdasar asumsi yang mendasarinya, bahwa pengetahuan itu diperoleh anak bukan dari informasi yang diberikan oleh orang lain termasuk guru, akan tetapi dari proses menemukan dan mengkontruksinya sendiri, maka guru harus menghindari mengajar sebagai proses penyampaian informasi. Guru perlu memandang siswa sebagai subjek belajar dengan segala keunikannya. Untuk perkembangan anak usia SD/MI biasanya anak mengalami perkembangan fisiologis semakin sempurna. Sebagaimana yang telah dikemukakan Wina Sanjaya, “Anak sudah mulai kritis untuk bertanya segala sesuatu yang nyata, dan guru pun dituntut untuk mengimbangi keberanian tersebut dengan menjawab segala sesuatu yang dipertanyakan”.31 Siswa adalah organisme yang aktif yang memiliki potensi untuk membangun pengetahuannya sendiri. Kalaupun guru memberikan informasi kepada siswa, guru harus memberi kesempatan untuk menggali informasi itu agar lebih bermakna untuk kehidupan mereka. Pendekatan yang dilakukan guru tentunya dapat memberikan kemudahan dalam penyampaian tujuan pembelajaran terhadap siswa sebagaimana pendapat Subana dan Sunarti yang mengemukakan, “Approach (pendekatan) adalah seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, 31
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan I, 2008), h. 256.
57
pengajaran bahasa, dan proses belajar bahasa”.32 Dalam pendekatan CTL tentunya harus memperhatikan asas-asasnya yaitu: 1. Konstruktivisme Dalam pembelajaran kontruktivisme, pembelajaran dibangun oleh pengetahuan siswa. Sanjaya mengemukakan, “Konstuktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman”.33 Dalam pembelajaran tentunya siswalah yang membangun pengetahuannya sendiri menyesuaikan dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. 2. Inkuiri Dalam hal ini, “Inquiry Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis”.34 Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu :a. Merumuskan masalah b. Mengajukan hipotesis c. Mengumpulkan data d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan e. Membuat kesimpulan Penerapan asas ini dalam proses pembelajaran CTL, dimulai dari adanya kesadaran siswa akan masalah yang jelas yang ingin dipecahkan, siswa harus didorong untuk menemukan masalah. Jika masalah telah dipahami dengan batasan-batasan yang jelas, selanjutnya siswa dapat mengajukan hipotesis atau jawaban sementara sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. 32
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: CV. Pustaka Setia, Cetakan III, 2011), h. 18. 33 34
Ibid, h. 264. Ibid, h. 265.
58
3. Bertanya (Questioning) Menurut Wina Sanjaya, “Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan”.35 Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk : a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran. b. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. c. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu. d. Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan. e. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Menurut Leo Semenovich Vygotsky, Seorang psikolog Rusia, menyatakan bahwa “pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain. Suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain”.36 Kerja sama saling memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu persoalan. Konsep masyarakat belajar (Learning Community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, 35
Ibid, h. 266. Ibid, h. 267.
36
59
antar teman, antar kelompok; yang sudah tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman membagi pengalamannya pada orang lain.
Inilah
hakikat
dari
masyarakat
belajar,
masyarakat
yang
saling
membagi.Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.Dalam hal tertentu, guru dapat mengundang orang-orang yang dianggap memiliki keahlian khusus untuk membelajarkan siswa. Misalnya dokter untuk memberikan atau membahas masalah kesehatan, para petani, tukang reparasi radio, dan lain-lain. Demikianlah masyarakat belajar.Setiap orang bisa saling terlibat; bisa saling membelajarkan, bertukar informasi dan bertukar pengalaman. 5. Pemodelan (Modelling) Pemodelan
penting
untuk
kegiatan
pembelajaran.
Pendapatyang
dikemukakan Wina Sanjaya, “Modelling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.”37 Proses modelling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Misalkan siswa yang pernah mendapat nilai bagus dalam menulis surat dapat disuruh untuk menampilkan kebolehannya didepan teman-temannya, dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model. 6. Refleksi (Reflection) Sedangkan refleksi sebagaimana yang dinyatakan Sanjaya, “adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.”38 Dalam proses pembelajaran dengan mengunakan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk “merenung” atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. 37
Ibid, h. 268. Ibid. h. 268.
38
60
7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment) Penilaian nyata (authentic assessment) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.Penilaian yang autentik dilakukan secara terintregasi dengan proses pembelajaran. Dalam penilaian ini Kunandar menyatakan, “Penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap siswa terhadap standar yang telah ditetapkan”.39 Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar. Pola/dan Tahapan Pembelajaran CTL : Pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam CTL cocok diterapkan mulai dari sekolah dasar hingga universitas. Dari proses pembelajaran sepenuhnya ada pada kendali guru. Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi. Pengalaman belajar siswa terbatas, hanya sekedar mendengarkan. Mungkin terdapat pengembangan proses berpikir, tetapi proses tersebut sangat terbatas dan terjadi pada proses berpikir taraf rendah. Melalui pola pembelajaran semacam itu, maka jelas faktor-faktor psikologis anak tidak berkembang secara utuh, misalnya mental dan motivasi belajar siswa. Langkah-langkah pembelajaran CTL : 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan meng-konstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya! 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik! 39
Kunandar, Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013, Edisi 1, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2013), h. 52.
61
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya! 4. Ciptakan „masyarakat belajar„ (belajar dalam kelompok-kelompok). 5. Hadirkan „model„ sebagai contoh pembelajaran! 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan! 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara! Pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep, anak mengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyrakat.Kelas bukanlah tempat untuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas digunakan untuk saling membelajarkan. Untuk itu ada beberapa catatan dalam penerapan CTL sebagai suatu strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut : 1. CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental. 2. CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. 3. Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan. 4. Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari orang lain. Sedangkan ciri kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual. 1. Pengalaman nyata. 2. Kerja sama, saling menunjang. 3. Gembira, belajar dengan bergairah. 4. Pembelajaran terintegrasi. 5. Menggunakan berbagai sumber. 6. Siswa aktif dan kritis. 7. Menyenangkan, tidak membosankan. 8. Sharing dengan teman, dan 9. Guru kreatif.
62
D. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Judul: “Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentasi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Tangerang Selatan.”40 Hasil Penelitian adalah dengan adanya penelitian tersebut, keterampilan menulis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Tangerang Selatan dapat meningkat.Peningkatan tersebut secara signifikan. Karena pada setiap siklus PTK tersebut meningkat. Hal ini dapat dinilai dari nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 76, siklus II adalah 81, dan pada siklus III menjadi 85. Pada siklus I-III peningkatan sangat baik sehingga dengan Metode tersebut dinyatakan berhasil. Keberhasilan tersebut tentunya harus dijadikan contoh untuk keberhasilan mata pelajaran yang lain sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu hasil belajar siswa melalui kegiatan-kegiatan PTK yang serupa. 2. Judul: “Peningkatan Keterampilan Menulis Karya Ilmiah Bagi Pustakawan.”41 Hasil Penelitian adalahdengan adanya penelitian tersebut menyatakan karya ilmiahnya terbentuk dari tiga komponen, yaitu pengetahuan ilmiah, sikap ilmiah dan berpikir ilmiah. Pada hasil dari proses ketiga komponen itu selanjutnya dikomunikasikan secara tertulis kepada kelompok sasaran. Komponen pertama, yaitu pengetahuan ilmiah merupakan suatu pengetahuan yang keberadaannya atau proses penemuan dan atau pengembangannya melalui metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud adalah perwujudan dari bangunan cara berpikir deduktif (teoritik) dan induktif (empirik).Sebagai
representasi
proses
yang
sistematik
dalam
menemukan/mengembangkan pengetahuan ilmiah inilah diklasifikasikan sebagai komponen kedua, yaitu cara berpikir ilmiah.
40
Nurul Mizani, “Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentasi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 25Pamulang Tangerang Selatan”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015, tidak dipublikasikan. 41 Hari Santoso, “Peningkatan Keterampilan menulis Karya Ilmiah bagi Pustakawan”,2015,(http:// www. Library.Um.Ac.Id/.../PENINGKATAN%20KETERAMP....com).
63
Proses berpikir ilmiah ini secara umum ditandaiadanya: pengajuan masalah, pengajuan hipotesis, verifikasi data empirik, dan penarikan kesimpulan. Komponen karya ilmiah yang ketiga adalah adanya penerapan sikap ilmiah. Indikator sikap ini antara lain: terbuka terhadap kritik, obyektif, kritis dan tidak mudah putus asa. Dengan penelitian ini dinyatakan bahwa terdapat kemajuan keterampilan menulis karya ilmiah bagi pustakawan. 3. Judul: “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Seri Siswa Kelas X SMA Negeri I Lewiliang Kabupaten Bogor 2012.”42 Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa (1) Terdapat peningkatan dalam sistem belajar menulis narasi setelah diadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan media gambar seri. Yaitu dapat dilihat dari nilai persentase pra tindakan sebesar 35%, tindakan I sebesar 50%, dan tindakan II sebesar 86,8%. Peningkatan demi peningkatan ada mulai dari pra penelitian hingga tindakan III. Untuk skor awal, dari 38 siswa skor minimal adalah 10, pada tindakan II, 33 dari 38 siswa mendapat skor minimal 15 dan 5siswa memperoleh skor maksimal 20. Pada hasil penelitian PTK ini penguasaan ejaan sudah tepat lalu pada aspek tanda baca juga memenuhi kriteria sedangkan untuk panjang kosakata dan struktur kalimat cukup mengalami peningkatan yang berarti. Judul dan isi karangan sudah memenuhi syarat menjadi karangan yang utuh dengan penceritaan gambar secara kronologis. Maka dari itu peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media gambar seri siswa kelas X SMA Negeri I Lewiliang Kabupaten Bogor 2012 telah berhasil.
E. Kerangka Berpikir Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah masalah rendahnya keterampilan menulis siswa kelas IVA MI I‟anatusshibyan sesuai ejaan 42
Hilda Dwi Oktaviani, “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Seri Siswa Kelas X SMA Negeri I Lewiliang Kabupaten Bogor 2012”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta, 2012), tidak dipublikasikan.
64
dan tanda baca yang benar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan materi tentang menulis surat pribadi merupakan materi yang masih baru bagi siswa karena belum pernah ada materi menulis surat pada pembelajaran-pembelajaran di kelassebelumnya sehingga guru berperan penting untuk selalu kreatif membantu mengarahkan dan memfasilitasi belajar siswa agar mengalami pembelajaran bermakna. Dalam pembelajaran kontekstual inilah guru membantu siswa untuk mencapai tujuannya. Hal ini sebagaimana pendapat Sukidin, dkk. Yang menyatakan, “Guru merupakan komponen yang paling strategis dalam proses pendidikan”.43 Dalam hal ini tentunya guru yang profesionallah yang akan mampu mengantarkan siswa ke arah tujuan pembelajaran dengan pendekatan-pendekatan kreatif yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Merujuk pada kajian teori yang telah dibahas, maka peneliti optimis apabila siswa belajar dengan pendekatan CTL, maka hasil belajar siwa akan dapat meningkat. F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pemaparan pada kerangka berpikir tersebut, peneliti mengajukan suatu hipotesis yaitu melalui Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas IV A MI I‟anatusshibyan Tanah Sareal Kota Bogor.
43
2008), h. 1.
Sukidin, dkk., Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (InsanCendikia, Cetakan III,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dilaksanakan di MI I’anatusshibyan kelas IV A yang berlokasi di Jl. KH. Ahmad Sya’yani No. 70 Tanah Sareal-Kota Bogor Jawa Barat pada semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. a. Rencana Agenda Penelitian Jadwal agenda pelaksanaan penelitian ini terjabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1. Rencana Agenda PTK Tahun 2015 No
Kegiatan Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
1 Persiapan a. Persiapan proposal
x
b. Pengajuan Proposal
x
c. Persiapan penelitian
x
2 Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan data
x
b. Analisis data
x
c. Interpretasi
x
d.Evaluasi data
x
3 Penyelesaian a. Penyusunan draf laporan
x
b. Revisi draf laporan
x
c. Penyelesaian akhir
x
65
66
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dalam mengawali penelitian ini, maka desain dari PTK berupa rencana pembelajaran haruslah dibuat terlebih dahulu. Untuk itu peneliti membuat tiga RPP sebagai bagian dari rencana Penelitian Tindakan Kelas ini. RPP yang dimaksud yakni untuk materi menulis surat pribadi untuk teman sebaya kelas IV. Adapun RPP lengkap dapat dilihat pada bagian lampiran.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan dalan penelitian ini adalah jenis Classroom Action Research atau PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan pendekatan kualitatif dengan penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Penggunaan pendekatan Kualitatif ini didasari pemikiran bahwa penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan berbagai gejala yang memberikan makna dan informasi sesuai konteks dan tujuan penelitian melalui pengumpulan data. Pengumpulan data tersebut dilakukan pada latar alamiah dengan peneliti sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data. Berdasarkan pendekatan dan rancangan PTK yang akan diterapkan, prosedur dan langkah-langkah penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan. Oleh karena itu, bentuk rancangan penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah bentuk siklus PTK Arikunto. Model/bentuk siklus ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
67
Gambar 3.1. Siklus Model Penelitian Tindakan Kelas Arikunto1
dst.. RancanganPelaksanaan Tindakan Siklus: 1. Perencanaan a. Mempersiapkan materi pembelajaran yang diperlukan b. Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan c. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) d. Mempersiapkankelas/mengkondisikan e. Membuatlembarobservasi
1
Suharsimi Arikunto, dkk. ,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cetakan XI, 2012), h. 16.
68
2. Pelaksanaan a. Kegiatan Awal (±5 menit) Apersepsi dan Motivasi: - Salam pembukaan - Mengecek kehadiran siswa - Guru mengkondisikan kelas - Berdo’a bersama sebelum belajar - Menstimulasi kesiapan belajar siswa - Menyanyikan lagu “Garuda Pancasila” - Tanya jawab Guru dan Siswa, “ Siapa yang pernah menulis atau menerima surat?” - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti( ± 60 menit) - Siswa menceritakan pengalaman mereka tentang menulis dan menerima surat. - Siswa menerima contoh surat pribadi yang dibagikan oleh guru. - Siswa memperhatikan bagian amplop surat. - Siswa membaca isi surat pribadi untuk seorang sahabat. - Siswa dibagi dalam enam kelompok. - Tiap kelompok dibagikan satu lembar LKS - Siswa berdiskusi tentang bagian-bagian yang ada dalam surat tersebut. - Bersama kelompoknya, siswa menjelaskan bagian-bagian surat termasuk cara penulisan dan hal-hal yang penting dalam tiap bagian surat. Contoh: Tempat dan tanggal dituliskan pada bagian paling atas sebelah kanan. Antara tempat dan tanggal dipisahkan dengan tanda koma (,), dsb. . - Perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depankelas.
69
- Siswa dengan bimbingan guru menyebutkan tanda baca apa saja yang terdapat dalam surat tersebut. - Siswa dengan bimbingan guru menjelaskan penggunaan tanda baca-tanda baca yang ada dalam surat tersebut. - Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. - Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan c. Kegiatan Penutup (±5 menit) - Guru memberikan reward kepada siswa/kelompok yang berprestasi. - Memberikan tugas rumah untuk berlatih menuliskan surat pribadisecara sederhana kepada teman sebayanya. - Memberikan informasi rencana pembelajaran padapertemuan selanjutnya dan memberikan motivasi untuk tetap belajar. - Memberikan pesan moral. - Doa dan salam penutup. 2.
Pengamatan a. Mengamati kegiatan belajar mengajar agar berlangsung optimal. b. Mengamati
dan
mencatat
kegiatan
belajar
siswa
dengan
menggunakan lembar observasi. 3.
Refleksi a. Mengevaluasi hasil pengamatan, memikirkan apa dan mengapa dari hasil suatu tindakan, mengolah data serta menentukan pencapaian tujuan tindakan yang dilakukan peneliti setiap akhir siklus. b. Mencatat perkembangan kemampuan siswa. c. Meneliti tindakan yang telah dilaksanakan d. Memberi penguatan dan motivasi terhadap siswa agar lebih giat belajar.
70
Keterangan: Siklus ke-2 dan seterusnya merupakan peningkatan hasi lbelajar yang dicapai siswa minimal 50% siswa mencapai nilai tuntas di atas KKM. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah guru kelas IV A MII’anatusshibyan (yaitu peneliti), kepala sekolah (observer), rekan sejawat/guru (kolaborator) dan siswa kelas IVA MI I’anatusshibyan sebagai (sumber data primer) dengan jumlah siswa seluruhnya 31 siswa yaitu laki-laki:18 orang, dan siswa perempuan:13 orang. Kelas IV A merupakan kelas peneliti dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan di kelas ini terdapat masalah kurangnya keterampilan menulis tersebut. Selain itu, kelas IV A merupakan kelas dengan siswa yang telah dapat berpikir secara logis dan abstrak serta telah mempunyai dasar pengetahuan awal tentang keterampilan menulis yang dipelajari di kelas I-IV. Pengetahuan awal tersebut, misalnya bentuk paragraf, pola-pola kalimat, dan penerapan ejaan yang baik dan benar dalam penulisan meskipun kadang-kadang masih perlu bimbingan guru sehingga siswa lebih berhati-hati dalam setiap proses penulisan surat yang dibuat. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran dan posisi peneliti dalam penelitian adalah sebagai mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus guru kelas IVA MI I’anatusshibyan Tanah Sareal-Kota Bogor yang sedang melaksanakan tugas akhir perkuliahan yaitu melakukan penelitian (PTK). E. Data dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini berasal dari subyek penelitian yaitu guru kelas, observer, kolaborator, siswa kelas IVA,serta yang merupakan sumber data primer, yaitu nilai ulangan harian siswa baik nilai ulangan harian sebelum tindakan kelas maupun setelah dilakukanya tindakan kelas oleh guru.
71
F. Instrumen danTeknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk tes objektif, observasi, tanya jawab langsung, dokumenter dan catatan lapangan. Maka alat pengumpulan data yang dipergunakan adalah tes hasil belajar, tes penilaian sikap/afektif siswa,penilaian keterampilan menulis dari hasil penugasan dan lembar observasi dari proses yang telah berlangsung.Adapun instrumeninstrumen tersebut adalah: 1. Lembar RekapPenilaian Hasil TesMenulisSurat Tabel 3.2:Instrumen Penilaian Hasil TesMenulisSurat Siswa Setiap Siklus Aspek Penilaian No
Nama Siswa
1
Abdul Latif
2
Aditya
3 4 5
Andini Pratiwi Aptar Pasha R. Bunga Septiani P.
6
Fahri
7
Febrian Fajar K.
8
Gendis
9 10 11 12
Kirana Puti N. Kurniawan S. M. Adam A. Z. M. Fadilah
Isi
EYD/Tanda
Pesan
Baca
Bagian- Jumlah bagian Surat
Skor
Nilai
Ket.
72
13
M. Ramadani A.P.
14
M. Zulfa R.
15
M. Setiawan
16
M. Faisal
17 18 19
Muhamad Fajar Muhamad Fikri Nanang Suryadi
20
Nayla Virny
21
Nayshella K.
22
Nur Ajijah
23
Raehan A.
24 25 26 27 28 29
Rasya Anjani S. Reva Yulianti Riki Ardiansyah Riska Sahal Mahpuj R. Salsabila Nur R.
30
Sherin
31
Wulan Sari Jumlah Rata-rata
CATATAN :Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan siklus lanjutan. Ket. : Kriteria Penilaian 5 = Sangat Baik 4 = Baik
73
3 = Cukup 2 = Kurang 1
= Sangat Kurang
2. Lembar Penilaian Sikap/afektif Siswa DalamMenulisSuratSetiap Siklus Tabel 3.3: Instrumen Penilaian Afektif SiswaMenulisSuratSetiapSiklus No. Butir yang
Skor
dianalisis
Observer I
e. Skor N Observer o
Jumlah
Nilai
Skor
Rata-
.II 1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
rata
Jumlah Persentase KeteranganTiapNomorButir: 1. Mengemukakan pengalaman atau cita-cita secara lisan. 2. Menggunakan bahasa yang baik, efektif, dan efisien dalam menulis surat pribadi. 3. Menyebutkan bagian-bagian surat pribadi.
74
4. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat dalam menulis surat pribadi. 5. Mengemukakan pengalaman atau cita-cita secara tertulis dalam surat pribadi. 6. Menyampaikan berita/ informasi secara tertulis. 7. Praktek menuliskan surat pribadi dengan memerhatikan ejaan dan tanda baca yang benar. 8. Menarik kesimpulan. 9. Mandiri dalam melakukan tugas. 10. Menyelesaikan tugas tepat waktu. 3. Lembarhasilobservasidenganpembelajaran CTL Tabel 3.4.InstrumenHasilObservasidenganPenerapanPendekatan CTL N
No. Butir yang
Skor
Skor
Jumlah
Nilai
o
dianalisis
Observer
Observer
Skor
Rata-
I
II
. 1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
rata
75
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25 Jumlah Persentase
Keterangan tiap nomor butir: 1. Pemberian kesempatan bertanya kepadasiswa. 2. Siswa belajar dari benda-benda nyata danlingkungan sekitar. 3. Siswa menceritakan pengalaman ataupengetahuan dalam menulis danmengirimkan surat. 4. Siswa membangun sendiri pengetahuannya dalam menulis surat pribadi berdasarkan objek yang diamati. 5. Guru memberikan kesempatan siswaberpikir setelah siswa diberi pertanyaantentang materi menulis surat pribadi. 6. Guru memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengkomunikasikan pemahaman mereka tentang materimenulis surat pribadi.
76
7. Siswa merumuskan masalah tentangsusunan dan tata tulis dalam menulis suratpribadi. 8. Siswa melakukan simulasi tentang proses pengiriman surat. 9. Siswa menyajikan hasil dalam tulisan atau laporan. 10. Siswa dapat mengkomunikasikan hasilkarya (surat pribadi) pada teman sekelas,guru atau pembaca. 11. Guru membentuk kelompok kecil ataubesar. 12. Siswa bekerjasama dalam kelompok. 13. Guru menciptakan proses komunikasidua arah dalam kerja kelompok. 14. Guru memfasilitasi siswa belajar secara kontekstual. 15. Guru mempraktikkan cara penulisan surat pribadi di hadapan siswa. 16. Guru menggunakan media/ model/contoh dalam KBM. 17. Guru melakukan kegiatan demonstrasi simulasi cara mengirimkan surat. 18. Guru memberi kesempatan padasiswa untuk mengungkapkanpendapat mengenai kegiatanpembelajaran menulis surat pribadi. 19. Siswa menyimpulkan hasilpembelajaran menulis surat pribadi yang dilakukan. 20. Guru
melakukan
tanya
jawab
materimenulis
surat
pribadi
secarakeseluruhan. 21. Siswa mengungkapkan kesan dansaran siswa mengenai pembelajaran menulis surat pribadi pada hari itu. 22. Adanya aktivitas bertanya antarasiswa dengan siswa. 23. Terjadinya aktivitas bertanya gurukepada siswa. 24. Terjadinya aktivitas bertanya siswakepada guru. 25. Tugas menulis surat pribadi kepadateman sebaya.
77
4. Dokumenter Diantara dokumen-dokumen yang digunakan peneliti dalam mendapatkan informasi-informasi atas berbagai persoalan adalah dokumentasi. Peneliti mengambil berbagai dokumen dan arsip-arsip yang ada, pengambilan foto saat kegiatan PTK berlangsung, dan lain-lain sebagai pelengkap data yang diperlukan.
5. Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai hal-hal yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data-data dalam penelitian yang tentunya sangat penting untuk mencatat berbagai peristiwa yang terjadi saat proses pembelajaran dengan pendekatan CTL.
G. Analisis Data dan Interpretasi Data Kegiatan analisis data dalam PTK ini akan dilakukan dengan tiga tahapan yaitu: mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan dan memverifikasi. Analisis data tersebut dilakukan selama dan sesudah penelitian, mulai dari tahap perencanaan kegiatan, pelaksanaan, observasi, hingga refleksi kegiatan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari uraian pembahasan dalam PTK ini, maka dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan CTL dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menulis surat pribadi siswa kelas IV A, prestasi maupun sikap siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya. pembelajaran berhasil berjalan sesuai tujuan yang diharapkan (aktif, efektif, dan efisien). Pengaruh penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar siswa terlihat ketika pembelajaran sedang berlangsung. Siswa mengalami kemajuan dalam prestasi belajar maupun perubahan sikapnya. Siswa lebih bersemangat dan antusias dengan penerapan pembelajaran CTL. Siswa yang awalnya kurang aktif dalam pembelajaran di kelas akhirnya lebih aktif bertanya, bekerjasama dengan teman, menanggapi hasil kerja teman, dan bersedia menyampaikan pendapat atas insiatif sendiri. kreatifitas siswa dalam menulis pun meningkat. Peningkatan yang terjadi dengan pendekatan CTL dalam pembelajaran keterampilan menulis suratpribadi siswa kelas IV A, pembelajaran
berhasilmengalami
peningkatan
yang
signifikan.
Peningkatan dari siklus I hingga siklus III yaitu darijumlah total siswa sebanyak 31 siswa, yang berada pada kategori tuntas memenuhi KKM 70 untuk siklus I sebanyak 21 siswa, dengan persentase 68% dan pada siklus II meningkat menjadi 29 siswa dengan persentase 94% dan pada siklus III mengalami peningkatan kembali menjadi 31 siswa dengan persentase sebesar 100%. Yaitu ada pada kategori amat baik.
128
129
B. Saran-saran Berdasarkan simpulan di atas, peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Siswa-siswa MI I’anatusshibyan sebaiknya lebih memperhatikan lagi penggunaanejaan dan tanda baca dalam setiap kegiatan menulis. 2. Guru-guru MI I’anatusshibyan sebaiknyalebih kreatif dalam mendesain pembelajaran menggunakan pendekatan CTL yang lebih inovatif lagi. berusaha
mengimplementasikannya
dalam
pembelajaran
bahasaIndonesia di kelas dengan baik, agar tujuan dari proses belajar mengajardapat tercapai dan dapat meningkatkan keterampilan siswa dan hasil belajar. Oleh karena itu, perlu dikembangkan terus inovasipembelajaran
melalui
penelitian
tindakan
kelas
untuk
selanjutnya. 3. KepalaMI I’anatusshibyan diharapkan selalu membina kerja sama dalammendesain pembelajaran melalui pendekatan CTL dan pelajaran lain yanglebih baik lagi sehingga dapat mengatasi permasalahanpermasalahan yangada di kelas terutama tentang keterampilan menulis siswa. 4. Dan bagi para calon peneliti yang hendak melakukan PTK serupa disarankan untuk melakukannya dalam konteks tataran program studi atau mata pelajaran lain karena menulis rnerupakan proses kognitif dan afektif yang mencakup berbagai bidang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. Abu. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan II, 1998. Arifin, S. Zaenal dan Tasai, S. Amran. Cermat Berbahasa Indonesia: untuk Perguruan Tinggi Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, Edisi Revisi 2008. Jakarta: CV. Akademika Pressindo, 2010. Arikunto, Suharsimi, dkk. . Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cetakan XI, 2012. Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung : UPI Press, Cetakan I, 2007. Darmadi, Kaswan dan Nirbaya, Rita. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas 4. Sukoharjo: Graha Multi Grafika, Cetakan III, 2007. Dawud. Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang, Cetakan I, 2008. Departemen Agama. Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit J-ART, Anggota IKAPI, 2005. Dwi Oktaviani, Hilda. “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Seri Siswa Kelas X SMA Negeri I Lewiliang Kabupaten Bogor 2012”. Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan. Fatra, Maifalinda dan Rozak, Abd. Bahan Ajar PLPGPenelitian Tindakan Kelas. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Cetakan I, 2010. Gani, Ramlan Abdul. Suka Berbahasa Indonesia. Bogor: Permata Ilmu Bogor, 2013. Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaityah/Sekolah Dasar. (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013. Huda, Miftahul. Cooperative Learning: Metode , Teknik , Struktur Dan Model Penerapan. Yogyakarta: PustakaBelajar, Cetakan IV, 2013. Junaedi, dkk. . Strategi Pembelajaran Edisi Pertama: Learning Assistance Program For Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008.
130
131
Kunandar. Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013, Edisi 1. Jakarta : PT . Rajagrafindo Persada, 2013. Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. Teknik Dan Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kata Pena, 2014. Mahsun. MetodePenelitian Bahasa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Edisi Revisi, 2007. Marahim, Ismail. Menulis Secara Populer. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya, Anggota IKAPI Cet. IX, 2010. Mizani, Nurul. “Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentasi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 25Pamulang Tangerang Selatan”. Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta, 2015, tidak dipublikasikan. Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan I, 2008. -------. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan I, 2008. -------. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media, Cetakan VIII, 2011. Santoso, Hari.“Peningkatan Keterampilan menulis Karya Ilmiah bagi Pustakawan”, 2015, (http:// www.Library.Um.Ac.Id/.../PENINGKATAN%20KETERAMP....com). Sholehuddin. Wawasan Kebangsaan dalam Dunia Pendidikan. Depok: CV. Binamuda Ciptakreasi, Cetakan I, 2010. Puji Hastuti, Nur Siti. Pengaruh Globalisasi di Lingkungan. Demak: CV. Aneka Ilmu. tt. Subana M. dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Setia, Cetakan III, 2011. Sugiyanto. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FIKIP UNS, Cetakan I, 2009.
132
Sugono, Dendy, dkk. (Ed. Hasan Alwi). Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia “KALIMAT”. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Sukidin, dkk. . Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. InsanCendikia, Cetakan III, 2008. Susanti, Ratna, dkk. . Buku Pendamping Siswa Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar/MI Kelas 4, (KTSP ). Tut Wuri Handayani. t.t. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, Cetakan XVII, 2011. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Group, Cetakan VI, 2013. Walija. Bahasa Indonesia Komprehensif . Jakarta: PT. Panebar Aksara, Cetakan I, 1996.
133
LAMPIRAN:
CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa
: Siti Mufatiroh
NIM
: 1812018300077
Jurusan/Prodi
: Tarbiyah/PGMI
No
HARI/TANGGAL
1
Senin, 14-09-2015
2
Senin, 05-10-2015
3
Senin, 12-10-2015
4
Senin, 26-10-2015
5
Senin , 07-12-2015
6
Selasa, 15-12-2015
7
Jum’at, 08-01-2016
ARAHAN/SARAN
KET
Pemantapan judul, penyerahan surat perjanjian bimbingan skripsi. Langkah-langkah/konsep penulisan bab 1 – 3. Merevisi rumusan masalah. Ubah body note menjadi foot note! Ubah form penilaian supaya dapat terukur! Spasi dalam kurung dihilangkan. Desain RPP dideskripsikan saja, lalu letakkan di lampiran secara lengkap! Riwayat penulis harus ada. Lengkapi nama tokoh dalam foot note, jangan dikurangi! Riwayat penulis letakkan di bagian akhir sebelum cover penutup! Buat Surat Pernyataan Karya Sendiri bermaterai 6000! Buat Abstrak! Buat Kata Pengantar! Selesaikan bab 5 dan seluruh lampiran! Penyusunan draft skripsi! Penyelesaian akhir skripsi! Penandatanganan lembar pengesahan skripsi dan silakan daftar sidang! Jakarta, Januari 2016 Dosen Pembimbing,
Dr. Hindun, M. Pd. NIP 19701215 200912 2 001
CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa
: Siti Mufatiroh
NIM
: 1812018300077
Jurusan/Prodi
: Tarbiyah/PGMI
No
HARI/TANGGAL
1
Sabtu, 12-09-2015
2
Sabtu, 03-10-2015
3
Sabtu, 10-10-2015
4
Sabtu, 24-10-2015
5
Sabtu , 05-12-2015
6
Sabtu, 13-12-2015
7
Sabtu, 09-01-2016
ARAHAN/SARAN
KET
Pemantapan judul, penyerahan surat perjanjian bimbingan skripsi. Langkah-langkah/konsep penulisan bab 1 – 3. Merevisi rumusan masalah. Ubah body note menjadi foot note! Ubah form penilaian supaya dapat terukur! Spasi dalam kurung dihilangkan! Desain RPP dideskripsikan saja, lalu letakkan di lampiran secara lengkap! Riwayat penulis harus ada! Lengkapi nama tokoh dalam foot note, jangan dikurangi! Riwayat penulis letakkan di bagian akhir sebelum cover penutup! Buat Surat Pernyataan Karya Sendiri bermaterai 6000! Buat Abstrak! Buat Kata Pengantar! Rapikan jarak materai dan ttd.! Rapikan spasi dan cover! Siapkan uji referensi, buku yang dibawa kurang dua! Penandatanganan lembar pengesahan skripsi dan silakan daftar sidang! Jakarta, Januari 2016 Dosen Pembimbing,
Dr. Hindun, M. Pd. NIP 19701215 200912 2 001
LEMBAR OBSERVASI
Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia MenggunakanPendekatan CTL (Untuk Guru/Observer) Pada pembelajaran observasi ini disajikan daftar yang digunakan untukmerekam pelaksanaan pembelajaran oleh guru dengan pendekatan CTL. I. Identitas Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas
: IV A
Hari/tanggal
:
Tindakan
:
Siklus
:
Kolaborator
:
II. Petunjuk Berilah
skor
pada
butir-butir
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
cara
melingkariangka-angka pada kolom skor (1,2,3,4, atau 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik
III. Aspek Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan CTL 1. Pemberian kesempatan bertanya kepadasiswa. 54321 2. Siswa belajar dari benda-benda nyata danlingkungan sekitar. 54321
3.
Siswa
menceritakan
pengalaman
ataupengetahuan
dalam
menulis
danmengirimkan surat. 54321 4. Siswa membangun sendiripengetahuannya dalam menulis surat pribadi berdasarkan objek yang diamati. 54321 5.
Guru
memberikan
kesempatan
siswaberpikir
setelah
siswa
diberi
pertanyaantentang materi menulis surat pribadi. 54321 6. Guru memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengkomunikasikan pemahaman mereka tentang materimenulis surat pribadi. 54321 7. Siswa merumuskan masalah tentangsusunan dan tata tulis dalam menulis suratpribadi. 54321 8. Siswa melakukan simulasi tentang proses pengiriman surat. 54321 9. Siswa menyajikan hasil dalam tulisan ataulaporan. 54321 10. Siswa dapat mengkomunikasikan hasilkarya (surat pribadi) pada teman sekelas,guru atau pembaca. 54321 11. Guru membentuk kelompok kecil ataubesar. 54321 12. Siswa bekerjasama dalam kelompok. 54321 13. Guru menciptakan proses komunikasidua arah dalam kerja kelompok. 54321 14. Guru memfasilitasi siswa belajar secara kontekstual. 54321 15. Guru mempraktikkan cara penulisan surat pribadi di hadapan siswa.
54321 16. Guru menggunakan media/ model/contoh dalam KBM. 54321 17. Guru melakukan kegiatan demonstrasi simulasi cara mengirimkan surat. 54321 18. Guru memberi kesempatan padasiswa untuk mengungkapkanpendapat mengenai kegiatanpembelajaran menulis surat pribadi 54321 19. Siswa menyimpulkan hasilpembelajaran menulis surat pribadiyang dilakukan. 54321 20. Guru melakukan tanya jawab materimenulis surat pribadi secarakeseluruhan. 54321 21. Siswa mengungkapkan kesan dansaran siswa mengenai pembelajaran menulis surat pribadi pada hari itu. 54321 22. Adanya aktivitas bertanya antarasiswa dengan siswa. 54321 23. Terjadinya aktivitas bertanya gurukepada siswa. 54321 24. Terjadinya aktivitas bertanya siswakepada guru. 54321 25. Tugas menulis surat pribadi kepadateman sebaya 54321
Komentar/saran tambahan observer: ………………………………………………………………………….................... Observer/kolaborator
ttd
.................................
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN SISWA MENULIS SURAT
- KegiatanAwal 1. Mengemukakan pengalaman ataucita-cita secara lisan. 54321 2. Menggunakan bahasa yang baik,efektif, dan efisien dalam menulissurat pribadi. 5
4321
- KegiatanInti 3. Menyebutkan bagian-bagian suratpribadi. 54321 4. Menggunakan ejaan dan tandabaca dengan tepat dalam menulissurat pribadi. 54321 5. Mengemukakan pengalaman ataucita-cita secara tertulis dalamsurat pribadi. 54321 6. Menyampaikan berita/ informasisecara tertulis. 54321 - KegiatanAkhir 7. Praktek menuliskan surat pribadidengan memperhatikan ejaan dantanda baca yang benar. 54321 8. Menarik kesimpulan. 54321 9. Mandiri dalam melakukan tugas. 54321 10. Menyelesaikan tugas tepat waktu. 54321
Komentar/saran tambahan observer: ................................................................... Observer/kolaborator
..................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SIKLUS I
Sekolah
: MI I’anatushibyan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / I Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Metode
: Teori, latihan, demonstrasi, tanya jawab, praktek, dan penugasan
Pendekatan
: Contextual Teaching and Learning (CTL)
Media
: Lembar contoh surat pribadi, kertas surat, amplop, prangko tiruan, kotak pos tiruan, dan media lain yang relevan
A. Standar Kompetensi 4. Menulis Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita, dan surat. B. Kompetensi Dasar 4.4. Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.) C. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat Membaca contoh surat untuk teman sebaya
2.
Siswa dapat Menggunakan tanda koma untuk memisahkan kata-kata dalam suatu pemerincian
3.
Siswa dapat Membubuhkan tanda koma dalam kalimat
4.
Siswa dapat Menulis bagian-bagian surat
5.
Siswa dapat Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat
dipercaya
(Trustworthines),rasa
hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggungjawab (responsibility) berani (courage) dan ketulusan (Honesty). D. Materi Contoh surat pribadi (surat untuk teman sebaya): Jalan Hasanudin Medan, 4 Juli 2015
Sahabatku, Rudi, yang baik. Apa kabar, Rud? Bagaimana sekarang? Kau sehat-sehat saja, kan? Aku harap semua baik-baik saja dan kau tambah pintar di kota. Mengapa suratku yang dulu tidak kau balas? Jangan sombong, ya! Mentang-mentang di kota, terus sombong. Tolong suratku ini segera dibalas lagi, biar tidak terkesan sombong lagi. Nanti kalau tidak dibalas lagi, kau tidak akan kukirimi surat lagi. Ha-ha-ha.... Aku sekarang baru berlatih sepak bola. Kau tahu, fisikku kan lumayan besar. Jadi, aku dimasukkan ke tim Bintang Sekolah. Latihannya berat juga. Tapi aku senang. Kau kan tahu, sekolahmu yang dulu selalu menjadi juara tingkat kecamatan loo.... Pokoknya menyenangkan dan menyehatkan. Nanti kalau ketemu, kau akan terkejut dengan tubuhku. Sekarang saja sudah tambah hitam, tetapi tambah kuat. Nanti jangan menantang adu lagi lagi denganku! Sekian dulu, ya! Kutunggu sekali balasan suratmu. Jangan lupa, nanti kalau liburan main lagi ke tempatku. Selamat belajar. Sampai jumpa, dha...
Dari teman lamamu,
Rama Kusuma
E. Indikator
Membaca contoh surat untuk teman sebaya.
Menjelaskan penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Membubuhkan tanda baca, terutama tanda koma.
Menulis bagian-bagian surat.
Menulis surat untuk teman sebaya.
F. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I: Kamis, 22 Oktober 2015 1. Kegiatan Awal (±5 menit) Apersepsi dan Motivasi: - Salam pembukaan - Mengecek kehadiran siswa - Guru mengkondisikan kelas - Berdo’a bersama sebelum belajar - Menstimulasi kesiapan belajar siswa - Menyanyikan lagu “Garuda Pancasila” - Tanya jawab Guru dan Siswa, “ Siapa yang pernah menulis atau menerima surat?” - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti(± 60 menit) - Siswa menceritakan pengalaman mereka tentang menulis dan menerima surat. - Siswa menerima contoh surat pribadi yang dibagikan oleh guru. - Siswa memperhatikan bagian amplop surat. - Siswa membaca isi surat pribadi untuk seorang sahabat. - Siswa dibagi dalam enam kelompok. - Tiap kelompok dibagikan satu lembar LKS - Siswa berdiskusi tentang bagian-bagian yang ada dalam surat tersebut.
- Bersama kelompoknya, siswa menjelaskan bagian-bagian surat termasuk cara penulisan dan hal-hal yang penting dalam tiap bagian surat. Contoh: Tempat dan tanggal dituliskan pada bagian paling atas sebelah kanan. Antara tempat dan tanggal dipisahkan dengan tanda koma (,), dsb. . - Perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depankelas. - Siswa dengan bimbingan guru menyebutkan tanda baca apa saja yang ada di dalam surat tersebut. - Siswa dengan bimbingan guru menjelaskan penggunaan huruf kapital, tanda baca koma (,), tanda tanya (?), tanda seru (!), dan titik (.). - Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. - Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Kegiatan Penutup (±5 menit) - Guru memberikan memberikan reward kepada siswa/kelompok yang berprestasi. - Memberikan tugas rumah untuk berlatih menuliskan surat pribadi secara sederhana kepada teman sebayanya. - Memberikan informasi rencana pembelajaran padapertemuan selanjutnya dan memberikan motivasi untuk tetap belajar - Memberikan pesan moral. - Do’a dan salam penutup. G. Penilaian Indikator
Teknik
Bentuk
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Menulis surat untuk teman sebaya
Tertulis
Uraian dan
Contoh Instrumen Tulislah surat untuk
lembar
teman sebayamu tentang
observasi
pengalaman/cita-cita!
No. 1.
Unsur Penilaian Pesan
yang
Nilai
Keterangan
ingin
disampaikan 2.
Bagian-bagian surat
3.
Penggunaan tanda baca dan penerapan EYD
H. Sumber/Alat 1. Buku Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas 4 Karya Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya. 2007. Cet.3 2. Buku Pendamping Siswa Bahasa Indonesia Semester 1 untuk SD/MI Kelas 4 Karya Dwi Awan S. Dkk. t.t. 3. Surat pribadi untuk teman sebaya karya siswaan contoh surat pribadi dari guru. 4. Spidol/papan tulis 5. dan Literatur lain yang relevan. FORMAT KRITERIA PENILAIAN PRODUK ( PENULISAN SURAT) No. 1.
2.
Aspek
Kriteria
Skor
Pesan yang ingin
* semua benar
5
disampaikan.
* sebagian besar benar
4
* sebagian benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
* semua benar
5
* sebagian besar benar
4
* sebagian benar
3
* sebagian kecil benar
2
Bagian-bagian surat.
3.
* semua salah
1
Penggunaan tanda baca
* semua benar
5
dan penerapan EYD.
* sebagian besar benar
4
* sebagian benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
PERFORMANSI No. 1.
2.
3.
Aspek Sikap Aktif
Antusias
Disiplin
Kriteria
Skor
* Sangat baik (A)
5
* Baik (B)
4
* Cukup (C)
3
* Kurang (D)
2
* Sangat Kurang (E)
1
* Sangat baik (A)
5
* Baik (B)
4
* Cukup (C)
3
* Kurang (D)
2
* Sangat Kurang (E)
1
* Sangat baik (A)
5
* Baik (B)
4
* Cukup (C)
3
* Kurang (D)
2
* Sangat Kurang (E)
1
INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA
Hasil Tulisan Siswa No
Nama Siswa
Isi Pesan
Tanda baca/EYD
Bagian-
Jumlah
bagian
Skor
Nilai
Keterangan
surat. 1. 2. 3. 4. 5. Dst. CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan siklus lanjutan.
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP/AFEKTIF SISWA
Skor Sikap (1,2,3,4, dan 5) No.
Nama Siswa Aktif
Antusias Displin
Nilai
Persentase
Kriteria
Rata-
Keaktifan
Ketuntasan
rata
Siswa
1. 2. 3. 4. 5. Dst. CATATAN : Persentase = ( Jumlah skor/nilai rata-rata : jumlah siswa) X 100%. Yang terkategori tuntas adalah yang berpersentase minimal 75% dalam pembelajaran.
Kota Bogor,
Juli 2015
Mengetahui Kepala MII
Guru Mapel B. Indonesia
Nurjamal, M. Pd. I
Siti Mufatiroh
NIP 1980070820 0710 1001
NIP-
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SIKLUS II
Sekolah
: MI I’anatushibyan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / I Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Metode
: Teori, latihan, demonstrasi, tanya jawab, praktek, dan penugasan
Pendekatan
: CTL (Contextual Teaching and Learning)
Media
: Lembar contoh surat pribadi, kertas surat, amplop, prangko tiruan, kotak pos tiruan, dan media lain yang relevan
A. Standar Kompetensi 4. Menulis Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita, dan surat. B. Kompetensi Dasar 4.4. Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.) C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat Membaca contoh surat untuk teman sebaya 2. Siswa dapat Menggunakan tanda koma untuk memisahkan kata-kata dalam suatu pemerincian 3. Siswa dapat Membubuhkan tanda koma dalam kalimat 4. Siswa dapat Menulis bagian-bagian surat 5. Siswa dapat Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat
dipercaya
(Trustworthines),rasa
hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggungjawab (responsibility) berani (courage) dan ketulusan (Honesty). D. Materi Contoh surat pribadi (surat untuk teman sebaya): Jalan Hasanudin Medan, 4 Juli 2015
Sahabatku, Rudi, yang baik. Apa kabar, Rud? Bagaimana sekarang? Kau sehat-sehat saja, kan? Aku harap semua baik-baik saja dan kau tambah pintar di kota. Mengapa suratku yang dulu tidak kau balas? Jangan sombong, ya! Mentang-mentang di kota, terus sombong. Tolong suratku ini segera dibalas lagi, biar tidak terkesan sombong lagi. Nanti kalau tidak dibalas lagi, kau tidak akan kukirimi surat lagi. Ha-ha-ha.... Aku sekarang baru berlatih sepak bola. Kau tahu, fisikku kan lumayan besar. Jadi, aku dimasukkan ke tim Bintang Sekolah. Latihannya berat juga. Tapi aku senang. Kau kan tahu, sekolahmu yang dulu selalu menjadi juara tingkat kecamatan loo.... Pokoknya menyenangkan dan menyehatkan. Nanti kalau ketemu, kau akan terkejut dengan tubuhku. Sekarang saja sudah tambah hitam, tetapi tambah kuat. Nanti jangan menantang adu lagi lagi denganku! Sekian dulu, ya! Kutunggu sekali balasan suratmu. Jangan lupa, nanti kalau liburan main lagi ke tempatku. Selamat belajar. Sampai jumpa, dha...
Dari teman lamamu,
Rama Kusuma
E. Indikator
Membaca contoh surat untuk teman sebaya.
Menjelaskan penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Membubuhkan tanda baca, terutama tanda koma.
Menulis bagian-bagian surat.
Menulis surat untuk teman sebaya.
F. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan II: Kamis, 29 Oktober 2015 1. Kegiatan Awal (±5 menit) Apersepsi dan Motivasi: - Salam pembukaan. - Mengecek kehadiran siswa. - Guru mengkondisikan kelas. - Berdo’a bersama sebelum belajar. - Menstimulasi kesiapan belajar siswa. - Menyanyikan lagu pilihan siswa. - Tanya jawab guru dan siswa tentang bagian-bagian dalam surat pribadi. - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. - Guru menanyakan Tugas Rumah (latihan menulis surat) pada pertemuan sebelumnya. 2. Kegiatan Inti(± 60 menit) - Guru memberikan contoh surat pribadi untuk teman sebaya - Siswa dibagi ke dalam enam kelompok. - Siswa menunjukkan surat pribadi untuk teman sebaya sesuai Tugas Rumah (latihan) yang telah dilakukan. - Siswa menganalisa surat pribadi yang telah dibuat sesuai penjelasan dan contoh dari guru kemudian menilai sendiri hasil kerjanya dan berdiskusi bersama kelompoknya.
- Siswa menganalisa penulisan surat dengan memperhatikan bagian-bagian surat dan kesesuaian dengan EYD. - Siswa mendemonstrasikan hasil analisanya (perwakilan kelompok). - Siswa dengan bimbingan guru menyebutkan tanda baca apa saja yang ada di dalam surat yang dibacanya. - Siswa
dengan
bimbingan
guru
menjelaskan
penggunaan
huruf
kapital,tanda baca koma (,), tanda tanya (?), tanda seru (!), dan tanda titik (.). - Guru meminta siswa memperbaiki surat pribadi yang dibuatnya dengan menulis kembali dengan cara yang baik dan benar. - Siswa menganalisa penulisan surat yang telah diperbaikinya dan memberikan penilaian dengan bimbingan guru. - Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Kegiatan Penutup (±5 menit) - Guru memberikan memberikan reward kepada siswa/kelompok yang berprestasi. - Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk latihan membuat surat balasan dari surat yang diberikan guru kepada siswa seandainya siswa adalah sebagai penerima surat tersebut. - Memberikan informasi rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya, dan memberikan motivasi untuk tetap belajar - Memberikan pesan moral. - Do’a dan salam penutup. G. Penilaian Indikator
Teknik
Bentuk
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Menulis surat untuk teman sebaya
Tertulis
Uraian dan
Contoh Instrumen Tulislah surat untuk
lembar
teman sebayamu tentang
observasi
pengalaman/cita-cita!
No. 1.
Unsur Penilaian Pesan
yang
Nilai
Keterangan
ingin
disampaikan 2.
Bagian-bagian surat
3.
Penggunaan tanda baca dan penerapan EYD
H. Sumber / Alat a. Buku Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas 4 Karya Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya. 2007. Cet.3 b. Buku Pendamping Siswa Bahasa Indonesia Semester 1 untuk SD/MI Kelas 4 Karya Dwi Awan S. Dkk. t.t. c. Surat pribadi untuk teman sebaya karya siswa dan contoh surat pribadi dari guru. d. Spidol/papan tulis e. dan Literatur lain yang relevan. FORMAT KRITERIA PENILAIAN PRODUK ( PENULISAN SURAT) No. 1.
2.
Aspek
Kriteria
Skor
Pesan yang ingin
* semua benar
5
disampaikan.
* sebagian besar benar
4
* sebagian benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
* semua benar
5
* sebagian besar benar
4
* sebagian benar
3
Bagian-bagian surat.
3.
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
Penggunaan tanda baca
* semua benar
5
dan penerapan EYD.
* sebagian besar benar
4
* sebagian benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
PERFORMANSI No.
Aspek Sikap
1.
Aktif
2.
3.
Antusias
Disiplin
Kriteria
Skor
* Sangat baik (A)
5
* Baik (B)
4
* Cukup (C)
3
* Kurang (D)
2
* Sangat Kurang (E)
1
* Sangat baik (A)
5
* Baik (B)
4
* Cukup (C)
3
* Kurang (D)
2
* Sangat Kurang (E)
1
* Sangat baik (A)
5
* Baik (B)
4
* Cukup (C)
3
* Kurang (D)
2
* Sangat Kurang (E)
1
INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA
Hasil Tulisan Siswa No
Nama Siswa
Isi Pesan
Tanda baca/EYD
Bagian-
Jumlah
bagian
Skor
Nilai
Keterangan
surat. 1. 2. 3. 4. 5. Dst. CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan siklus lanjutan.
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP/AFEKTIF SISWA
Skor Sikap (1,2,3,4, dan 5) No.
Nama Siswa Aktif
Antusias Displin
Nilai
Persentase
Kriteria
Rata-
Keaktifan
Ketuntasan
rata
Siswa
1. 2. 3. 4. 5. Dst. CATATAN : Persentase = ( Jumlah skor/nilai rata-rata : jumlah siswa) X 100%. Yang terkategori tuntas adalah yang berpersentase minimal 75% dalam pembelajaran.
Kota Bogor,
Juli 2015
Mengetahui, Kepala MII
Guru Mapel B. Indonesia
Nurjamal, M. Pd. I
Siti Mufatiroh
NIP 1980070820 0710 1001
NIP-
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SIKLUS III
Sekolah
: MI I’anatushibyan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / I Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Metode
: Teori, latihan, demonstrasi, tanya jawab, praktek, dan penugasan
Pendekatan
: Contextual Teaching and Learning (CTL)
Media
: Lembar contoh surat pribadi, kertas surat, amplop, prangko tiruan, kotak pos tiruan, dan media lain yang relevan
A. Standar Kompetensi 4. Menulis Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita, dan surat. B. Kompetensi Dasar 4.4. Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.) C. Tujuan Pembelajaran 6.
Siswa dapat Membaca contoh surat untuk teman sebaya
7.
Siswa dapat Menggunakan tanda koma untuk memisahkan kata-kata dalam suatu pemerincian
8.
Siswa dapat Membubuhkan tanda koma dalam kalimat
9.
Siswa dapat Menulis bagian-bagian surat
10. Siswa dapat Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman
Karakter siswa yang diharapkan: Dapat
dipercaya
(Trustworthines),rasa
hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggungjawab (responsibility) berani (courage) dan ketulusan (Honesty) D. Materi Contoh surat pribadi (surat untuk teman sebaya): Jalan Hasanudin Medan, 4 Juli 2015
Sahabatku, Rudi, yang baik. Apa kabar, Rud? Bagaimana sekarang? Kau sehat-sehat saja, kan? Aku harap semua baik-baik saja dan kau tambah pintar di kota. Mengapa suratku yang dulu tidak kau balas? Jangan sombong, ya! Mentang-mentang di kota, terus sombong. Tolong suratku ini segera dibalas lagi, biar tidak terkesan sombong lagi. Nanti kalau tidak dibalas lagi, kau tidak akan kukirimi surat lagi. Ha-ha-ha.... Aku sekarang baru berlatih sepak bola. Kau tahu, fisikku kan lumayan besar. Jadi, aku dimasukkan ke tim Bintang Sekolah. Latihannya berat juga. Tapi aku senang. Kau kan tahu, sekolahmu yang dulu selalu menjadi juara tingkat kecamatan loo.... Pokoknya menyenangkan dan menyehatkan. Nanti kalau ketemu, kau akan terkejut dengan tubuhku. Sekarang saja sudah tambah hitam, tetapi tambah kuat. Nanti jangan menantang adu lagi lagi denganku! Sekian dulu, ya! Kutunggu sekali balasan suratmu. Jangan lupa, nanti kalau liburan main lagi ke tempatku. Selamat belajar. Sampai jumpa, dha... Dari teman lamamu,
Rama Kusuma
E. Indikator
Membaca contoh surat untuk teman sebaya.
Menjelaskan penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Membubuhkan tanda baca, terutama tanda koma.
Menulis bagian-bagian surat.
Menulis surat untuk teman sebaya.
F. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan III: Kamis, 5 November 2015 1. Kegiatan Awal (±15 menit) Apersepsi dan Motivasi : - Salam pembukaan. - Mengecek kehadiran siswa. - Guru mengkondisikan kelas. - Berdo’a bersama sebelum belajar. - Menstimulasi kesiapan belajar siswa. - Menyanyikan lagu pilihan siswa. - Tanya jawab tentang materi sebelumnya (bagian-bagian surat dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan surat pribadi). - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. - Guru menanyakan tentang Tugas Rumah (latihan membuat surat balasan) pada pertemuan sebelumnya. 2. Kegiatan Inti (± 60 menit) - Siswa dibagi dalam enam kelompok. - Siswamembuat surat balasan sesuai Tugas Rumah (latihan yang dilakukan). - Siswa mendiskusikan tentang surat balasan yang dibuat dan menilai sendiri berdasarkan penjelasan guru. - Siswa melipat dan memasukkan surat ke dalam amplop surat - Siswa menuliskan nama dan alamat pengirim, nama dan alamat tujuan, Serta bersimulasi menempelkan perangko pada tempatnya.
- Siswa memasukkan surat yang telah dibuatnya ke dalam bis surat/kotak pos yang telah disediakan guru. - Guru dan siswa merefleksi kegiatan yang baru dilaksanakan. - Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Kegiatan Penutup (±5 menit) - Guru memberikan reward kepada siswa/kelompok yang berprestasi. - Guru memberikan informasi dan motivasi untuk tetap belajar. - Memberikan pesan moral. - Do’a dan salam penutup. G. Penilaian Indikator
Teknik
Bentuk
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Menulis surat untuk
Tertulis
Uraian dan
teman sebaya
No. 1.
Unsur Penilaian Pesan
yang
Contoh Instrumen Tulislah surat untuk
lembar
teman sebayamu tentang
observasi
pengalaman/cita-cita!
Nilai
Keterangan
ingin
disampaikan 2.
Bagian-bagian surat
3.
Penggunaan tanda baca dan penerapan EYD
H. Sumber / Alat a. Buku Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas 4 Karya Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya. 2007. Cet. III.
b. Buku Pendamping Siswa Bahasa Indonesia Semester 1 untuk SD/MI Kelas 4 Karya Dwi Awan S. Dkk. t.t. c. Surat pribadi untuk teman sebaya karya siswaan contoh surat pribadi dari guru. d. Spidol/papan tulis e. dan Literatur lain yang relevan. FORMAT KRITERIA PENILAIAN PRODUK ( PENULISAN SURAT) No. 1.
2.
3.
Aspek
Kriteria
Skor
Pesan yang ingin
* semua benar
5
disampaikan.
* sebagian besar benar
4
* sebagian benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
* semua benar
5
* sebagian besar benar
4
* sebagian benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
Penggunaan tanda baca
* semua benar
5
dan penerapan EYD.
* sebagian besar benar
4
* sebagian benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
Bagian-bagian surat.
PERFORMANSI No.
Aspek Sikap
1.
Aktif
2.
3.
Antusias
Disiplin
Kriteria
Skor
* Sangat baik (A)
5
* Baik (B)
4
* Cukup (C)
3
* Kurang (D)
2
* Sangat Kurang (E)
1
* Sangat baik (A)
5
* Baik (B)
4
* Cukup (C)
3
* Kurang (D)
2
* Sangat Kurang (E)
1
* Sangat baik (A)
5
* Baik (B)
4
* Cukup (C)
3
* Kurang (D)
2
* Sangat Kurang (E)
1
INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA Hasil Tulisan Siswa No
Nama Siswa
Isi Pesan
Tanda baca/EYD
Bagian-
Jumlah
bagian
Skor
Nilai
Keterangan
surat. 1. 2. 3. 4. 5. Dst. CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan siklus lanjutan.
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP/AFEKTIF SISWA
Skor Sikap (1,2,3,4, dan 5) Nama
No.
Siswa
Aktif
Antusias Displin
Nilai
Persentase
Kriteria
Rata-
Keaktifan
Ketuntasan
rata
Siswa
1. 2. 3. 4. 5. Dst. CATATAN : Persentase = ( Jumlah skor/nilai rata-rata : jumlah siswa) X 100%. Yang terkategori tuntas adalah yang berpersentase minimal 75% dalam pembelajaran.
Kota Bogor,
Juli 2015
Mengetahui, Kepala MII
Guru Mapel B. Indonesia
Nurjamal, M. Pd. I
Siti Mufatiroh
NIP 1980070820 0710 1001
NIP-
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Siti Mufatiroh
NIM
: 1812018300077
Jur./Prodi
: Tarbiyah/PGMI
Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa Kelas IV MI I’anatusshibyan
Melalui
Penerapan
Pendekatan
CTL
(Contextual Teaching and Learning)
No. 1.
Judul Buku
Pengarang
Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaityah/Sekolah Dasar Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia
Hindun
3.
Cermat Berbahasa Indonesia: untuk Perguruan Tinggi Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai
3.
Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia “KALIMAT”
Dendy Sugono, dkk. (Ed. Hasan Alwi)
4.
Bahasa Indonesia
Walija
2.
Dawud
Ket. Buku Depok : Nufa Citra Mandiri, 2013 Malang: Universit as Negeri Malang, Cetakan I, 2008. Edisi Revisi 2008, Jakarta: CV. Akademi ka Pressind o, 2010 Jakarta: Departe men Pendidik an Nasional, 2001 Jakarta:
Hlm. Skrip si 7 dan 56
No. Paraf Footnote 1dan 22
8
2 dan 3
9 dan 49
4 dan 9
47
5
48
6
Komprehensif
5.
Suka Berbahasa Indonesia
Ramlan Abdul Gani
6.
Buku Pendamping Ratna Siswa Bahasa Susanti, Indonesia untuk dkk. Sekolah Dasar/MI Kelas empat (KTSP)
7.
Bahasa Indonesia Darmadi untuk SD dan MI dan Nirbaya Kelas 4
8.
Psikologi Muhibbin Pendidikan dengan Syah Pendekatan Baru
9.
Strategi Wina Pembelajaran Sanjaya Berorientasi Standar Proses Pendidikan
10.
Model-Model Pembelajaran Inovatif
Sugiyanto
PT. Panebar Aksara, Cetakan I, 1996 Bogor: Permata Ilmu Bogor, Cetakan I, 2013 Tut Wuri Handaya ni, t.t.
Sukoharj o: Graha Multi Grafika, Cetakan III, 2007 Bandung : PT. Remaja Rosdakar ya Offset, Cetakan XVII, 2011 Jakarta: Kencana Prenada Media, Cetakan VIII, 2011 Surakart a: Panitia Sertifika si Guru Rayon 13 FIKIP
48
7 dan 8
50
10, 11, dan 12
50 dan 52
13 dan 14
53 dan 54
15-20
56, 58 dan 63-65
21 dan 25-31
56
23 dan 24
11.
Peningkatan Nurul Kemampuan Mizani Menulis Argumentasi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 25Pamulang Tangerang Selatan
12.
Peningkatan Hari Keterampilan Santoso menulis Karya Ilmiah bagi Pustakawan
13.
Peningkatan Hilda Dwi Keterampilan Oktaviani Menulis Narasi dengan Media Gambar Seri Siswa Kelas X SMA Negeri I Lewiliang Kabupaten Bogor 2012
UNS, 2009 Skripsi 68 pada Sarjana UIN Syarif Hidayatu llah Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatu llah Jakarta 2015, tidak dipublika sikan http:// 68 www. Library. Um.Ac.I d/.../PEN INGKA TAN%2 0KETER AMP....c om), 2015 Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatu llah Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatu llahJakar ta, 2012,
69
32
33
34
14.
Penelitian Tindakan Kelas
Suharsimi Arikunto
tidak dipublika sikan Jakarta: 73 PT. Bumi Aksara, Cetakan XI, 2012
1
Angket (Respon Siswa) Kelas IV A MII terhadap Pembelajaran CTL
No.
Pernyataan
SS
S
TT
TS
STS
Jumlah
1.
Menyenangkan belajar
28
3
-
-
-
31
30
2
-
-
-
31
31
-
-
-
-
31
dengan pembelajaranCTL 2.
Pembelajaran lebih bermakna
3.
Pelaksanaan pembelajaran CTL dilanjutkan.
Keterangan: SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TT
: Tidak Tahu
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju.
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
Siti Mufatiroh
NIM
1812018300077
Jur./Prodi
Tarbiyah/PGMI
Judul Skripsi
Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas IV MI I'anatusshibyan Tanah Sareal I(ota Bogor
No"
Judul Buku
Pengarang
Ket. Buku
Hlm. Skrip si
Al-Quran dan Terjemahnya
2.
J.
Wawasan Kebangsaan dalam Dunia Pendidikan
Sholehuddin
Pengaruh Globalisasi di
Siti Nur Puji Hastuti
Lingkungan 4.
5.
6.
7.
Departemen Agama Republik Indonesia
Teknik Dan Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaityah/Sekolah Dasar Perspektif Pembelaj aran Bahasa Indonesia
Cermat Berbahasa Indonesia: untuk Perguruan Tinggi Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Imas Kurniasih dan Berlin Sani
Hindun
Dawud
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai
Bandung: CV Penerbit
J.ART, Anggota IKAPI,2OO5 Depok: CV. Binamuda Ciptakreasi, Cetakan I, 2010 Demak: CV. Aneka Ilmu), t.t. Jakarta: Kata Pena,2074
I
No.
Foot note (Bab
Dl
2
Paraf
,[ )
2
q 2
J
3
4
'( Depok: NufaCitra
7
(Bab
2)l
Mandiri,
dan
2013
31
Malang: Universitas Negeri Malang, Cetakan I, 2008 Edisi Revisi 2008. Jakarta: CV. Akademika Pressindo,
20t0
8
(,
2
dan J
{ 9
4
dan
I
{
I
8.
Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia "KALIMAT"
Dendy Sugono, dkk. (Ed. Hasan
Alwi) 9.
Bahasa Indonesia
Walija
Komprehensif
10.
ll
12.
13.
14.
Suka Berbahasa Indonesta
Ramlan Abdul Gani
Buku Pendamping Siswa Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar/MI Kelas empat (KTSP)
Ratna Susanti, dkk.
Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas 4
Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru
Landasan Pendidikan,
Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2001 Jakarta: PT. Panebar Aksara, 1996, cet. I Bogor: Permata Ilmu Bogor, 2073, cet. I Tut Wuri Flandayani, t.t.
41
5
41
6
( 42
7
dan
Muhibbin Syah
Tatang Syaripudin
,(
8
43
10, 11,
dan 12
Sukoharjo: Graha Multi Grafika, Cetakan III, 2007 Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, Cetakan II,
f
44
(' I
13
dan
t4
{ 45
15,
16, dan
q
l7 46
18,1
9,
dan 20
20t2 15.
16.
Kemampuan Berbahasa lndonesia di SD,
I(urikulum dan Pembelaiaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Isah Cahyani dan Hodijah
Wina Sanjaya
Bandung: UPI Press, Cetakan I, 2007 .Iakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan I, 2008
47
21
dan 22
{ 49
23
l
17.
18.
Mendesain Model Pembelaj aran InovatifProgresif
Trianto
Jakarta:
49
24
Bahan Ajar PI-PG
Maifalinda
Kencana Prenada Group, Cetakan VI, 2013 Jakarta: FITK
49
25
Penelitian Tindakan Kelas
Fatra-dan
UIN Syarif
Abd.Rozak
Hidayatullah
49 dan 52
26 dan 30
50
28 dan 29
56
30
57 dan 59
32-
Jakarta, Cetakan I,
20t0 19.
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Wina Sanjaya
Jakarta:
I(encana Prenada Media, Cetakan VIII,
Model-Model Pembelajaran Inovatif
Sugiyanto
Surakarta:
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
2t.
Perencanaan dan l)esatn
Wina Sanjaya
I
fl J
{
201t 20.
I
FIKIP
LINS,2OO9 Jakarta:
{
Kencana
Sistem Pembelajaran
Prenada
Media Group, Cetakan I, 2008 22.
23.
24.
Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia
M. Subana dan Sunarti
Penilaian Autentik Penilaian lJasil Belaj ar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013
Kunandar
Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentasi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Siswa Kelas X SMA Muhanrmadiyah25 Pamulang 'fangerang Selatan
Nurul Mizani
Bandung: CV. Pustaka Setia, Cetakan III,
20t1 Edisi
1,
38
( 60
39
Jakarta: PT. Rajagrafindo
q
Persada,
2013 Skripsi pada Sarjana UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta,2015, tidak dipublikasika n.
62
40
-_--'-ir
25.
26.
27.
28.
Peningkatan Keterampilan Menulis Karya Ilmiah bagi Pustakawan
Peningkatan KeteramPilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Seri Siswa Kelas X SMA Negeri I Lewiliang Kabupaten Bogor 2012
Manajemen Penelitian Tindakan I(elas
Penelitian Tindakan Kelas
Hari Santoso
Hilda Dwi Oktaviani
http://www.L ibrary.Um.Ac .Id/,../PENIN GKATAN%2 OKETERAM P....com). Skripsi pada Sarjana UIN
62
41
( 63
42
64
43
Syarif Hidayatullah Jakarta,
(lakarta, 2012),tidak dipublikasika Sukidin, dkk.
Suharsimi
Arikunto, dkk.
29.
Strategi Pembelajaran
.Tunaedi, dkk.
30.
Metode Penelitian Bahasa
Mahsun
n. Insan
Cendikia, Cetakan III 2008 Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cetakan XI, 2012 Edisi Pertama: Learning Assistance Program For Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Edisi Revisi, 2007.
{ 67
(Bab
3)1
92
4
(Bab
I
4)1
t21
2
{
KEHENTERIAN AGAMA ulru. JAKARTA
g EftEi
1,.',).
**,*
*" es
: Terbit : Tgl. No. Revisi: :
01
Hat
1t1
No.
FORhr (FR)
ciprnat 1 s41z tndonesa
Dokumen
FITK-FR-AKD-0BI 1 Maret 2010
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01ff.1/I(M.01 .lt.hLl.tZAl.S Lamp. : ...............
Hal
:
Iakwle.. 04 Agustus 2015
Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Dn Hindun, M. Pd. Pembimbing Skripsi Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah lakat'.'a. As s alamu' alaikum w r.w b.
De'ngaa ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pernbimbing (materilteknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama
NIM Jurusan Semester
Judul Skripsi
I/II
SITI MUFATIROH I I r2018300077 PGMI
IX (Sembilan)
PEI{INGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
SURAT PRIBADI DENGAIY
PENERAPAN PENDSKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHTNG AND
LEARNINq PADA SrSWA KELAS tV Mr I'ANATUTSHIBYA}I TANAH SAREAL KOTA BOGOR
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 15 Maret 2015, abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan penrbahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohsn pembimbing rnenghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat drperpanjang selama 6 (enam) bulan berikuarya tmfipe sur-at perpanjarrga*. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wasscl*mu'alaihtm
wr.wb.
,'.,{ffi:.u
4,fl:ffi-*uiPGMr : Dr. Khalimi ,M,Ag) NIP. 196505 I 5 I 99403 1006
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
I'lTf I-{ i A N AGA UIN JAK}.RTA
KE M
E
Ii'!
A
FORM tFRl
FITK JJ !'vu.4
Jl. ll. n, Juatino,tv
.---___
L:U
I
Nb
tuieii -+w l/ I
,rlk6r
;{AT PTTTT{OHONAN IZIN PEISETITIAH
Nomor . Un.01iF'lli(l,'l C1 .31........ZC'tb Lamp. . Outlitrct?ropo:al Hal : Permchcnan lzin Peneiitiar
Jakarta. '!4 Sepetember 20'!5
Kepada Yih. Kepata lJiaci:;r ":n Ml. i'ar-iatu5--i,r, ;,&n di Tempar Ao;ar.r'
y
Dengarr
1t,
li-1,i' ;ii ;vl'.Wb-
1,..-rr"l3'r
kami sampaikan bahwa,
Nama NtM Jurusan
: Siti Mttfatiroh
Semester'
: Sembilan (lX)
18120183A0077 : PGMI
Judul Si<,ipri : "Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas lV i,il I'aanatusslribyan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
;r:rilsisw:,'i :-:i'.uitas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang fi.rrf'r\r ,",urt tr,,ga" .,iihiri, dan akan mengadakan penelitlan {risei) di
adalah bcnrr
instenc i.icck:l : r,'n: :drasa h yang BapaUl bu pimpin.
Untuk itu kariri motron 6apakllbu dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksai:1.rn renolitian ciimaksud. Atas perh:1l:n .lan kerja san:a Bapal
1 001 Tembusan: 1. Dekan FITK Pembantri Deken ,iJang /rka.l,:mlk Mahasiswa i'ang t-.:rsangkutan
2. 3.
gprsl+i)r-D *i)'-*Ur
ffi
YAYASAIY PENDIDIKAN ISI,AM AHMAD SYANWA}II IYAPTAS}
IIADRASAH IBTIDAIYAH I'A1{ATUSSHIBYA]I NSM : 111232710035 NPSN : 2OZfrtS2l602096S9
TTRAI(RTDITAAI
Alamat : JL K.H.
A
Ahmd Sya'yani
No. 70 Sumuruangi Rt. 0i/0S Kel. irhlerwangi Kec. Tanah sareal Kota Bogw 16168 Tetp. (025i) 7s37 656, 7s33 1os
SURAT KETERANGAII PETT ELITIAI Nomor M 1.34/H M.00/035/xl l 20ts I
Yang berbnda tangan di bawah ini Kepala Ml. l'anatusshibyan Kec. Tanah Sareal Kota Bogor dengan ini menerangkan bahwa:
tarm terybp Tempt, tansal
: SfTl MUFATIROII
lahir
:
Tulun3agungl?itar€t 1981
ilti,
:181lXl183ffin
Senrcter Program Strdi
:
lX(sembllan)
Staraa 1(S$ Fakultas llmu Tarffyah dan lG3unran (Fm$ Alamat : lQ. lGmang tfiara mg/OC llesa lGmang lhc. lGmlg Xahpaten Sor Bahwa nama tersebut di aas telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas {PTK} di Madrasah kami, tanggal 22,26 dan 29 Oktober 2015 dalam rangka memperoleh daa informasi sebagai : PGMI
bahan penyusunan skripsi yang berjudul
:
Ket€iamShn Menulb grrat PrlM Skua l(elas tV Ml. fanatusshibyan Melalul Petdellatan CIt (Comertrnl Teachltq ald learntqf
"Fedulffin
Demikian surat keterangan ini dengan sesungguhnya dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
RIWAYAT PENULIS
Siti Mufatiroh (Panggilan: Mufa) NIM 1812018300077 lahir di KotaTulungaagung padatanggal 22 Maret 1981 dengan status menikah dan telah dikaruniai seorang putra bernama M. Sukma Saktie Kusnandar umur 3,5 tahun. Setelah menikah hingga saat ini tinggal bersama keluarga kecil barunya di Jl. Kemang Kiara Gg. Amaliyah RT/RW 005/004 Ds. Kemang Kec. Kemang Kab. Bogor Jawa Barat 16310. Pendidikan yang ditempuh di Jawa Timur sewaktu TK menempuh di TK Dharma Wanita Tulungagung TP 1986/1987, selanjutnya melanjutkan sekolah di SDN Bendiljati Kulon II Tulungagung TP 1987/1988 – 1993/1994. Untuk kelas VII ditempuh di MTsN Tunggangri Tulungagung TP 1993/1994 – 1995/1996 dikarenakan orangtua pindah ke pulau seberang yaitu Lampung Timur, yang kemudian pindah sekolah ketika duduk di bangku sekolah kelas VIII TP 1995/1996 – 1996/1997 di MTs. Darul Falah Tulungagung. Pada TP 1997/1998 – 2000/2001 ini melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya yaitu di Madrasah Aliyah al-Ma’arif/MAM Tulungagung Jurusan IPA. Selama di MAM mengisi waktu di luar jam sekolah dengan mengikuti kursus Bahasa Inggris untuk menambah wawasan di bidang bahasa di EEC (English Educational Center) Tulungagung Th 1999. Selama Aliyah pula waktu malam hari dihabiskan dengan mengajar di Madrasah Diniyah di Ponpes Darul Falah bagi anak-anak yang ingin mengkaji ilmu agama, baik anak-anak yang mondok maupun yang pulang-pergi. Rasa lelah dan letih tak dirasa demi mengamalkan setiap ilmu yang didapat dengan memanfaatkan waktu sebaikbaiknya. Ketika lulus Aliyah Ibunda Saktie ini merasa cukup bimbang untuk melanjutkan sekolah di mana hingga akhirnya ada ajakan teman sekolahnya untuk melanjutkan pendidikan ke luar kota. Namun sesuai pertimbangan, bidang yang diambil adalah jurusan administrasi perkantoran dan akhirnya pendidikan D1 ditempuh di MU (Magistra Utama) Malang Jurusan Komputer, Administrasi Perkantoran dan Ekspor Impor (APE) TP 2001/2002. Karena jarak Kota Malang dan Tulungagung jauh, maka ibunda Saktie ini pun memilih tinggal di rumah kos dekat kampus. Setelah menikah dengan orang Bogor Jawa Barat, dan banyak kegiatan yang dilakukan di bidang pendidikan, akhirnya ibu seorang anak ini memutuskan untuk melanjutkan kuliah kembali yaitu di UIN Jakarta mengammbil S1 PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) TP 2011/2012 dengan
harapan dapat meningkatkan kualifikasi dalam bidang pendidikan yang tentunya dalam penerapannya di sekolah dapat memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa sebagai generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berakhlak mulia sesuai perkembangan zaman sebagai wujud pengabdian terhadap agama, nusa dan bangsa. Dalam kegiatan berorganisasi, PMR merupakan salah satu organisasi yang ditekuninya, bahkan sejak kecil sudah terbiasa mengikuti orangtua yang selalu aktif dalam kegiatan organisasi karena kebetulan orangtuanya merupakan ketua salah satu organisasi kemasyarakatan di daerah asalnya. Menjadi sekretaris kelas sejak SD – MA merupakan bagian yang tak terpisahkan. Sedangkan ketika di MA juga menjadi anggota OSIS sebagai Kaseksi perpustakaan periode 1997 – 2000. Ketika masih duduk di bangku MA pun aktif dalam organisasi IPNU – IPPNU (Ikatan Putra Nahdlatul Ulama – Ikatan Putri-putri Nahdlatul Ulama) di Tulungagung sebagai sekretaris Periode 1998 - 2000. Sedangkan ketika kuliah DI di MU Malang menjadi sekretaris UABT (Unit Aktivitas Bulu Tangkis). Saat ini menjadi tenaga pendidik/guru kelas di MI I’anatusshibyan Tanah Sareal-Kota Bogor Jawa Barat Jl. KH. Ahmad Sya’yani No.70 Tanah Sareal Kota Bogor Jawa Barat. Ibunda Saktie ini merupakan sosok yang punya semangat juang tinggi dalam mencerdaskan anak-anak bangsa sehingga dalam kehidupan sehari-hari dimanfaatkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan pendidikan anak-anak di lingkungan sekitarnya (bimbel/bimbingan belajar) dengan harapan dapat memiliki ilmu yang bermanfaat untuk orang lain.