PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PENJELASAN DENAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU SALSABILA, KALISARI, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
oleh Desi Anggraeni NIM 1812018300156
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Desi Anggraeni (NIM: 1812018300156). Peningkatan Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah Melalui Pembelajara Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Menyimak mempunyai peranan yang penting sekali bagi kehidupan manusia, penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis, pelancar komunikasi lisan, dan penambah informasi atau pengetahuan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak penjelasan denah. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai November 2015 di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Nilai ketercapaian pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sebesar 60,00% dan siklus II sebesar 93,00%. Adapun ketuntasan hasil belajar siswa dalam menyimak penjelasan denah pada siklus I 67,06 dan siklus II 88,53. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Disarankan kepada guru agar dapat menyajikan pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif supaya pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa. Kata Kunci: Keterampilan, Menyimak, Denah, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
iv
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan segala rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan kemampuan yang penulis miliki. Skripsi yang ditulis dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur .” Untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah khususnya pada siswa,
serta
menambah
pengetahuan
teman-teman
guru
menggunakan
pembelajaran kooperatif saat mengajar, juga memotivasi teman-teman yang lain untuk mengadakan penelitian yang lain. Penulis menyadari tanpa dukungan dan semangat dari semua pihak yang telah memberikan bantuan dengan tulus dan ikhlas dalam proses penyusunan skripsi ini, semua tidak akan berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Khalimi, M.Ag., Kajur/Kaprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Asep Ediana Latip, M.Pd, Sekretaris Kajur/Kaprodi pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Dindin Ridwanudin, M.Pd., Ketua Pengelola Program DMS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
6.
Dr. Hindun, M.Pd dan Ahmad Bahtiar, M.Hum, Dosen penguji skripsi yang telah banyak memberi saran dan perhatian selama sidang skripsi berlangsung.
v
7.
Segenap dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.
8.
Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama karyawan perpustakaan yang telah sabar menunggu dan melayani penulis selama proses penyusunan skripsi..
9.
H. Andi Abdullah Sa’ad, S.Pd.I., Kepala Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
10. Choirus Salamah, S.Pd.I, Guru kelas IV, Diana, S.Pd.I, Guru kelas III, Suryanih, S.Pd.I, Guru kelas I, Ratna Marlianti, S.Pd., Guru kelas II Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila yang telah menemani dan membantu penulis dalam proses pelaksanaan penelitian, serta semua teman-teman guru, staf, karyawan, juga wali murid yang tidak saya sebutkan satu persatu, dan tak lupa semua murid-muridku tersayang. 11. Suamiku tercinta Muhammad Yusuf dan buah hatiku yang selalu Ummi sayangi Naaja Tsurayya Yusuf yang terus menginspirsi Ummi, terima kasih atas pengorbanan, dukungan dan kasih sayang kalian selama ini. 12. Ibuku dan Ibu mertuaku yang selalu mendoakanku baik dalam keadaan senang maupun susah,kakakku dan iparku yang selalu membantuku dan seluruh keluarga besarku yang terus menguatkanku. 11.Teman-teman seperjuanganku di PGMI Dual Mode System khususnya kelas B, Indri, Eka, Shohah, Kiki, Nina, Ufi, Ifa, Ii, Siti Mulya, Ika (Aisyah), Ernah Pipit, Betty, Nurlis, Nela, Lela, Hany, Aburda, Irma, Syilvie, Umy, Nanik, Widia, Aliyah, Turki, Abdurahaman (Omen), Hailani, Fahrul, Dwi, Pudin, H.Basri, Syamsudin, Hasan Basri, Hilal, Jayadi, Kholil, Rohiman, Yusuf, yang telah memberi bantuan, dukungan dan do’anya. Terima kasih juga untuk semua pihak yang tidak saya sebutkan semua. Semoga Allah SWT memberikan kita semua keimanan yang teguh, kesehatan, kemurahan rezeki dan selalu di jalan yang diridhoi-Nya. Kritik dan saran demi kesempurnaan karya ilmiah ini sangat diharapkan. Jakarta,
November 2015
D. A
vi
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi...........................................................i Lembar Pengesahan ...........................................................................................ii Surat Pernyataan Karya Ilmiah ..........................................................................iii Abstrak ................................................................................................................iv Kata Pengantar ...................................................................................................v Daftar Isi .............................................................................................................vii Daftar Tabel .......................................................................................................x Daftar Gambar ....................................................................................................xi Daftar Lampiran .................................................................................................xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................1 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................3 C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................4 D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................4 E. Tujuan Penelitian .....................................................................4 F. Kegunaan Hasil Penelitian …………………………………. 5
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Keterampilan Menyimak penjelasan denah a.
Keterampilan ...................................................................6
b.
Menyimak .......................................................................7
c.
Keterampilan Menyimak ................................................10
d.
Denah ..............................................................................11
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD a.
Pembelajaran Kooperatif ................................................13
b.
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ..............................17
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................19 C. Kerangka Berpikir .....................................................................20
vii
D. Hipotesis Tindakan .....................................................................21 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................22 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..............22 C. Subjek Penelitian ....................................................................24 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .............................24 E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................24 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ..........................30 G. Data dan Sumber Data ............................................................31 H. Instrumen Pengumpulan data ..................................................31 I. Teknik Pengumpulan Data ......................................................32 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ......................................33 K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................33 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................35
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian Pendahuluan .....................................................36 2. Tindakan Pembelajaran Siklus I .......................................38 3. Tindakan Pembelajaran Siklus II .......................................49 B. Analisis Data ...........................................................................55 C. Pembahasan Temuan Penelitian .............................................59
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................61 B. Implikasi .................................................................................61 C. Saran .......................................................................................63
Daftar Pustaka .....................................................................................................64 Lampiran
.......................................................................................................66
viii
DAFTAR TABEL Tabel 1
Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional .........................................................................15
Tabel 2
Kegiatan Penelitian ............................................................................25
Tabel 3
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan ............................................27
Tabel 4
Tahap Penelitian Siklus I ....................................................................28
Tabel 5
Tahap Penelitian Siklus II...................................................................29
Tabel 6
Kriteria Pemberian Skor dengan Menggunakan Rubrik ....................34
Tabel 7
Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I .........................41
Tabel 8
Hasil Tes Akhir Siklus I Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
Tabel 9
............................................................................................44
Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah ................................................................................46
Tabel 10 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siklus II ..................................52 Tabel 11 Hasil Tes Akhir Siklus II Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
............................................................................................53
Tabel 12 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah ....54 Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Kelompok .......56 Tabel 14 Rekapitulasi Hasil pengukuran Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
............................................................................................57
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Keterampilan Menyimak ..................................................................10 Gambar 2 Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ........................20 Gambar 3 Desain Model Kurt Lewin ................................................................23 Gambar 4 Guru Sedang Memberi Pengarahan .................................................43 Gambar 5 Aktivitas Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi ...........................44 Gambar 6 Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah Siklus I .............................................................................................45 Gambar 7 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ............................45 Gambar 8 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ............................46 Gambar 9 Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah.........53 Gambar 10 Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah .......................55
x
DAFTAR LAMPIRAN A. Lampiran I Perangkat Pembelajaran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...................................66 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..................................72
B. Lampiran II Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi Aktivitas Kelompok Siswa ...........................................77 2. Lembar Pengamatan Guru dalam Pembelajaran di Kelas ..........................78 3. Lembar Catatan Lapangan .........................................................................79 4. Pedoman Wawancara Guru .........................................................................80
C. Lampiran III Hasil Instrumen Penelitian 1. Daftar Hasil Tes Awal Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah ..........81 2. Daftar Hasil Tes Siklus I .............................................................................82 3. Daftar Hasil Tes Siklus II ............................................................................83 4. Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa ...............................................84 5. Hasil Observasi Peneliti ..............................................................................88
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan keterampilan tidak mudah begitu saja kita peroleh. Sekolah merupakan salah satu sarana yang tepat untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sekolah juga sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan sumber belajar dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur. Dalam pelaksanaannya bermacam-macam fungsi tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran (bermain peran, percakapan mengenai topik tertentu, menulis karangan, dsb). Pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses belajar dan mengajarkan bahasa Indonesia. Tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia diajarkan kepada siswa dengan kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam mempelajari bahasa Indonesia, siswa sudah memiliki bahasa pertama yaitu bahasa daerah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia ini merupakan pembelajaran bahasa kedua setelah bahasa daerah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih kesuksesan. Bahkan semakin tinngi pendidikan seseorang semakin mudah berkomunukasi dengan siapa saja. Pendidikan di Sekolah Dasar (SD/MI) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Terkait dengan 1
2 tujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca dan tulis, maka peranan pengajaran bahasa Indonesia di SD/MI yang bertumpu pada kemampuan dasar baca dan tulis, pembelajaran tidak hanya pada tahap belajar di kelas-kelas awal tetapi juga pada kemahiran atau penguasaan di kelas-kelas tinggi. Di sebagian siswa, pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi. Selama ini pengajaran bahasa Indonesia memang kita akui belum berjalan dengan efisisen
dan
efektif.
Kemampuan
guru-guru
bahasa
Indonesia
belum
dikategorikan sebagai kemampuan guru profesional. Penguasaan materi atau bahan pengajaran masih perlu ditingkatkan. Metode penyampaian perlu divariasikan agar lebih menarik dan sesuai tujuan pengajaran. Sehubungan dengan penangkapan materi ada kaitannya dengan keterampilan menyimak, masih banyak siswa yang masih kurang dalam hal menyimak materi yang disampaikan oleh guru. Jika apa yang disimak kemudian dituliskan kembali pada umumnya tidak sesuai dengan isi yang disimak, dalam hal ini di kelas IV menyimak penjelasan denah. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila pada siswa kelas IV terakait dengan persoalan menyimak di atas, diketahui bahwa permasalahan menyimak memang masih perlu penanganan yang lebih baik lagi, terutama tentang penjelasan denah. Pada waktu guru memperdengarkan tentang penjelasan denah rumah, hanya sebagian siswa yang menyimak dengan baik, hal ini dapat dilihat dari sebagian siswa yang meminta diulang apa yang diperdengarkan oleh guru, bahkan ada siswa yang sama sekali tidak peduli. Walaupun demikian, para guru tidak boleh pesimis, tetapi justru data ini harus jadi pemicu untuk bekerja lebih kreatif, semangat, dan cerdas. Guru dituntut lebih profesional
lagi,
banyak
belajar,
mencari
inovasi-inovasi
baru
untuk
perkembangan dan kemajuan putra-putri negeri ini sebagai generasi masa depan yang penuh harapan.
3 Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Alasan peneliti menerapkan model tersebut karena tipe STAD adalah pembelajaran kooperatif yang paling mudah diterapkan oleh guru dan mudah diikuti oleh siswa dari pembelajaran kooperatif yang lain. Dalam penerapan pembelajaran STAD, pertama-tama siswa mengikuti serangkaian instruksi guru tentang keterampilan menyimak dan menulis, kemudian praktik, lalu prapenelitian dan kuis hingga anggota-anggota di dalamnya menyatakan benar-benar siap. Penghargaan (reward) juga akan diberikan kepada kelompok-kelompok baik yang mampu atau pun kurang mampu menunjukkan performa peningkatan dalam aktifitas menyimak. Bagi kelompok yang kurang mampu bertujuan sebagai motivasi untuk pembelajaran selanjutnya. Sesuai dengan permasalahan yang telah disampaikan di atas, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas tentang “Peningkatan Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ( Student Teams Achievement Divisions) pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.”
B. Identifikasi Area dan Fokus penelitian Dari uraian latar belakang masalah tersebut diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak penjelasan denah pada siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, diantaranya yaitu: 1. Keterampilan menyimak penjelasan denah pada siswa relatif kurang baik. 2. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa membosankan. 3. Penyampaian materi yang kurang menarik. 4. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran. 5. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar. 6. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam pengembangan strategi pembelajaran.
4
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terarah pada tujuan dan sesuai dengan identifikasi masalah yang dipaparkan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut: a. Penerapan
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD
untuk
meningkatkan
keterampilan menyimak penjelasan denah pada pembelajaran Bahasa Indonesia. b. Penelitian akan dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur pada siswa kelas IV. Terhitung bulan Juni sampai dengan bulan November 2015.
D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pembatasan masalah penelitian di atas, maka rumusan permasalahan yang dapat peneliti ajukan adalah: Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sejauh mana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam menyimak penjelasan denah pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila.
5
F. Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Teoretis Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi peneliti lain serta dapat menambah keilmuan di dunia pendidikan. 2. Praktis a. Bagi Siswa Dapat meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. b. Bagi Guru Dapat
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
dan
memperoleh
keterampilan baru yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam menyimak penjelasan denah pada siswa kelas IV. c. Bagi Sekolah Dapat digunakan sebagai bahan membuat kebijakan dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah a. Keterampilan Pembelajaran di kelas tidak sekadar mengajarakan pengetahuan, akan tetapi guru dituntut mengajarkan keterampilan. Menurut Oemar Hamalik, “Suatu keterampilan adalah serangkaian gerakangerakan. Keterampilan seringkali disebut keterampilan perseptual motorik yang menitikberatkan pada kondisi persepsi (mata) dan tindakan motorik (tangan). Keterampilan verbal titik beratnya adalah lidah, jadi bukan pada tangan atau mata, yang mendasari belajar verbal”.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “terampil berarti cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan. Keterampilan: kecakapan untuk menyelesaikan tugas”.2 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu keterampilan sesungguhnya adalah keseluruhan pola respon. Keterampilan adalah kecakapan yang dimiliki siswa setelah mendapatkan seluruh pembelajaran. Pengajaran keterampilan dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut: (1) telaah keterampilan (2) menilai tingkah laku dasar siswa (3) mengembangkan latihan (training) dalam komponen unit keterampilan atau abilitas keterampilan (4) menentukan dan mampertunjukkan keterampilan bagi siswa (5) menyediakan tiga kondisi belajar yang mendasar.3
1
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.VIII, h. 173-174. 2 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Media Pustaka Phoenix, 2010), Cet. V, h. 868. 3 Hamalik, op. cit. h. 174-178
6
7 Diharapkan dengan mengikuti langkah-langkah tersebut pengajaran keterampilan dapat berjalan dengan lancar. b. Menyimak Komponen keterampilan dalam Bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut adalah rangkaian yang tak terpisahkan. Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran berbahasa lisan sering kita jumpai istilah mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam makna namun tetap berbeda dalam arti. Mendengar diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedang menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.4 Menyimak mempunyai peranan yang penting sekali bagi kehidupan manusia. Dengan menyimak, seseorang dapat mengenal bunyi suatu bahasa. Bunyi-bunyi bahasa yang sering dan berulang-ulang disimak itu akhirnya ditiru, diucapkan, dan dipraktikkan dalam kegiatan berbicara. Menyimak juga mempunyai peranan penting sebagai dasar belajar berbahasa, penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis, pelancar komunikasi lisan, dan penambah informasi atau pengetahuan.5 Tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “simak berarti menyimak:
mendengarkan,
memperhatikan
baik-baik
apa
yang
diucapkan atau dibaca orang”.6 Henry Guntur Tarigan mengungkapkan, “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”.7 Dari uraian di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa menyimak tidak hanya suatu kegiatan mendengarkan tetapi selain 4
Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), Cet VII, h. 2.5. 5 Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia di Kelas Tinggi, Edisi I, (Bandung: UPI Press, 2007) h. 37. 6 Phoenix, op. cit. , h. 799. 7 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 31.
8 mendengarkan juga dapat mengungkapkan isi dari yang didengar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Djago Tarigan bahwa “dalam peristiwa menyimak ada tiga faktor dominan. Pertama, faktor kesengajaan tampak dengan jelas dan nyata. Kedua faktor pemahaman harus ada dan tampak pula dengan jelas sehingga faktor ketiga, yakni, faktor penilaian dapat muncul dengan nyata pula.”8 Kegiatan menyimak dilakukan dengan bermacam tujuan, yang antara lain sebagai berikut: 1) memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara, artinya dia menyimak untuk belajar. 2) menikmati keindahan audial. 3) mengevaluasi. 4) mengapresiasi materi simakan. 5) mengkomunikasikan ide-ide. 6) membedakan bunyi-bunyi dengan tepat. 7) memecahkan masalah secara kreatif dan analisis. 8) meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukannya.9 Isah
Cahyani dan Hodijah mengemukakan komunikasi dalam
menyimak bahwa, “perlu adanya unsur-unsur dasar yang mendukung yaitu : (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan”.10 Kegiatan menyimak dalam prosesnya dilakukan melalui tahapan berikut. 1. Tahap mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara. 2. Tahap memahami; setelah mendengar maka ada keinginan untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara. 3. Tahap menginterpretasi; menyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara. 4. Tahap mengevaluasi; setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat atau gagasan sang 8
Tarigan, op. cit, h. 2.6. Resmini dan Juanda , op. cit., h. 25. 10 Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI Press, 2007), Cet. I, h. 28. 9
9 pembicara, di mana keunggulan dan kelemahan, di mana kebaikan dan kekurangan sang pembicara, maka dengan demikian sudah sampai pada tahap mengevaluasi. 5. Tahap menanggapi; merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.11 Penjelasan berikutnya selain berbagai hal di atas tentang menyimak yaitu ragam menyimak diantaranya: 1. Menyimak Ekstensif Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umumdan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. 2. Menyimak Intensif Kalau menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu.12 Pada tahun 1949 Tulare County School menyusun sebuah buku petunjuk mengenai keterampilan berbahasa yang berjudul “Tulare County Cooperative Languange Arts Guide”. Khusus keterampilan menyimak, dalam buku petunjuk tersebut terdapat uraian berkaitan dengan bentuk kemampuan menyimak anak usia TK-SD salah satunya yaitu: Kelas tiga dan empat (71/2- 10 tahun) 1. Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu sumber informasi dari sumber kesenangan. 2. Menyimak pada laporan orang lain, pita rekaman laporan mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan hal itu. 3. Memperhatikan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresiekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.13 Demikianlah penjelasan tentang menyimak. Semoga dapat menambah pengetahuan tentang keterampilan bahasa terutama keterampilan menyimak.
11
Resmini dan Juanda. loc. cit. Henry Guntur Tarigan, op. cit., h. 38 dan 44. 13 Resmini dan Juanda . loc. cit. 12
10 c. Keterampilan Menyimak Dari uraian di atas tentang keterampilan dan tentang menyimak selanjutnya akan dijelaskan kedua gabungan kata tersebut yaitu keterampilan menyimak. Berikut uraiannya lebih lengkap. Khundaru Saddhono dan St. Y. Slamet berpendapat keterampilan menyimak merupakan aktivitas atau kegiatan yang paling awal dilakukan oleh anak manusia bila dilihat dari proses pemerolehan keterampilan bahasa. Sebelum anak dapat melakukan berbicara, membaca, apalagi menulis, kegiatan (aktivitas) menyimaklah yang pertama dilakukan. Secara berturut-turut pemerolehan keterampilan bahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan terakhir menulis.14 Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Langkah pertama dari kegiatan keterampilan menyimak ialah proses psikomotorik untuk menerima gelombang suara melalui telinga dan mengirimkan impuls-impuls tersebut ke otak. Keterampilan menyimak pada tahapan lebih tinggi mampu menginformasikan kembali pemahamannya melalui keterampilan berbicara maupun menulis.15 Keterampilan menyimak menurut Rost dalam buku Iskandarwassid dan Dadang Sunendar digambarkan dalam gambarberikut ini: KETERAMPILAN MENYIMAK Keterampilan Mempersepsi: a. Membedakan bunyi bahasa. b. Mengenali kata. satuan gramatikal.
Keterampilan Menganalisis: a. Mengidentifikasi dengan penanda b. Mengidentifikasi satuan pragmatis.
Keterampilan Menyintesis: a. Menghubungkan penanda bahasa lainnya b. Memanfaatkan latar belakang pengetahuan.
Gambar 1. Keterampilan Menyimak
14
Khundaru Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan aplikasi), (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), Cet. I, h. 11. 15 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: UPI dengan PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. III, h. 227 dan 229.
11 Beberapa upaya untuk peningkatan keterampilan menyimak adalah sebagai berikut: 1. Berbicaralah dengan pembelajar dalam Bahasa Indonesia. 2. Jadikanlah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 3. Kenalkan pembelajar pada beberapa penutur Bahasa Indonesia, secara pribadi atau melalui video atau kaset rekaman. 4. Berilah kesempatan kepada pembelajar agar mereka belajar mandiri, mencari kesempatan menyimak di luar kelas atau inisiatif sendiri. 5. Rancang aktivitas menyimak yang melibatkan para pembelajar secara pribadi. 6. Lebih berfokuslah pada pengajaran daripada evaluasi. 7. Carilah cara yang efektif untuk memanfaatkan rekaman audio atau video yang sejalan dengan bahan pembelajaran yang akan disajikan.16 d. Denah Seseorang yang ingin ke suatu tempat namun tidak tahu dapat bertanya kepada orang lain. Denah juga dapat diperlukan hingga bisa sampai ke tujuan. Denah merupakan gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, atau suatu tempat. Denah juga dapat berarti rancangan rumah dan bangunan.17 Dapat juga dikatakan denah merupakan gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, atau tempat tertentu. 18Hal senada juga dituliskan dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap bahwa denah berarti gambar peta yang menunjukkan keadaan tempat jalan, bangunan, sungai, dan sebagainya.19 Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia “denah berarti rancangan, gambar rancangan.20Jadi dapat
16
Ibid, 281-283. New Teaching Resource, Seri Pendalaman Materi Plus, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 18. 18 Yessi Sitorus, Bahasa Indonesia Kelas 4 Denah, diakses tanggal 21 Agustus 2015 dari (http:/Sitorusyessi ca.blogspot.com/2013/0/bahasa-Indonesia-kelas-4 denah.html). 19 Daryanto S. S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), h. 162. 20 Ananda Santoso dan A. R. Al Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Alumni), h. 95 17
12 disimpulkan denah
adalah gambar, rancangan atau bagan untuk
memberikan informasi letak sesuatu. Dalam membuat denah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh si pembuat denah. Adapun syarat-sayarat membuat denah antara lain: 1. Informasi yang diwujudkan bentuk gambar dalam denah tidak membingungkan pembaca denah. 2. Denah dan segala isinya mudah dipahami. 3. Denah memberi gambaran yang sebenarnya tetapi diwujudkan dalam simbol dan gambar. 4. Tampilan denah hendaknya menarik, rapi, dan bersih. 5. Kata-kata yang digunakan untuk memberikan nama tempat, keterangan harus singkat, padat, informatif, dan mudah dimengerti. 6. Simbol, tanda, atau keterangan dalam denah tidak mengganggu pembaca untuk memahami isi denah yang sebenarnya. 7. Denah diberi tanda atau keterangan arah mata angin.21 Manfaat denah antara lain sebagai berikut: 1. Sebagai pedoman atau petunjuk suatu tempat, misalnya, denah perkawinan, denah perkemahan, dll. 2. Sebagai pedoman untuk melaksanakan suatu pekerjaan, misalnya denah rumah dan denah sekolah.22 Jika sudah mengetahui syarat-syarat membuat denah dan manfaat denah, berikut adalah langkah-langkah membuat denah. 1. Mengetahui dan memahami betul kenampakan wilayah (ciri-ciri khas wilayah) yang akan dibuat denah. Selanjutnya ciri tersebut digunakan sebagai penanda, misalnya jalan, gapura, tugu, tempat ibadah atau sarana-sarana umum. 2. Menggambarkan kenampakan jalan-jalan yang terdapat di wilayah yang akan menuju arah atau objek yang akan dituju. Untuk memperjelas dan memudahkan pembaca, harus dicantumkan nama jalan-jalan yang terdapat dalam denah. 3. Melengkapi denah dengan gambar atau objek-objek penting. Objek yang penting ditandai dengan simbol-simbol yang umum, misalnya terminal bus disimbolkan dengan gambar bus atau rumah sakit disimbolkan dengan palang merah. 21
Sitorus, loc. cit. New Teaching Resource, loc. cit.
22
13 4. Mencantumkan tanda arah mata angin atau petunjuk agar pembaca denah mengetahui letak atau posisi objek-objek yang digambarkan pada denah. 5. Memberi judul pada denah. Judul denah digunakan untuk memahami denah sebelum meneliti isi denah.23 Dari penjelasan tentang denah di atas, kita dapat memahami denah dan dapat membuat denah dengan baik. Sebab denah penting untuk mengetahui letak suatu tempat. 2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD a. Pembelajaran Kooperatif Proses belajar di sekolah pastinya melibatkan guru dan siswa. Dalam hal ini seorang guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan memiliki ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan memiliki motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) (SPK). SPK merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.24 Roy Killen dalam bukunya yang berjudul Effective Teaching Strategies menjelaskan“cooperation means working together to achieve share goals, so cooperative learning is an insructional startegy in which learners work together in small groups to help 23 24
Sitorus, loc. cit. Wina Sunjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. V, h. 309.
14 another achieve a common learning goal.”25 Jadi penjelasan Roy Killen
yaitu
pembelajaran
kooperatif
adalah
suatu
strategi
pembelajaran bersama dalam grup kecil yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan oleh Rusman sebagai berikut: 1. Pembelajaran secara tim 2. Didasarkan pada manajemen kooperatif 3. Kemauan untuk bekerja sama 4. Keterampilan bekerja sama26 Berikut terdapat empat dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan oleh Wina Sunjaya di bawah ini. 1. Prinsip Ketergantungan Positif (positive interdependence) 2. Tanggung Jawab Perseorangan (individual accountability) 3. Interaksi tatap Muka (face to face promotion interaction) 4. Partisipasi dan Komunikasi (participation communication)27 Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut. 1. Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok- pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. 2. Belajar Kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. 3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. 4. Pengakuan Tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan
25
Effective Teaching Strategies, 5th Edition (Australia: Thomson/Social Science Press, 2009), h. 212.
Roy Killen,
26
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi kedua, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. V, h. 207. 27 Sunjaya, op. cit., h. 310-311
15 penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.28 Dari uraian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif memiliki belajar
dan
model
pembelajaran
karakteristik,
langkah-langkah,
lingkungan
sistem pengelolaan yang khas dibandingkan dengan konvensional.
Berikut
perbedaan
antara
keduanya. Tabel 1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional29 Kelompok Belajar Kelompok Belajar Kooperatif Konvensional Adanya saling ketergantungan Guru sering memberikan adanya positif, saling membantu, dan siswa yang mendominasi saling memberikan motivasi kelompok atau menggantungkan sehingga ada interaksi promotif. diri pada kelompok. Adanya akuntabilitas individual Akuntabilitas individual sering yang mengukur penguasaan diabaikan sehingga tugas-tugas materi pelajaran tiap anggota sering diborong oleh salah kelompok, dan kelompok diberi seorang anggota kelompok umpan balik, tentang hasil belajar sedangkan anggota kelompok para anggotanya sehingga dapat lainnya hanya ”mendompleng” saling mengetahui siapa yang keberhasilan “pemborong”. memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Kelompok belajar heterogen, baik Kelompok belajar biasanya dalam kemampuan akademik, homogen. jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang dapat memberikan bantuan. Pimpinan kelompok dipilih secara Pemimpin kelompok sering demokratis atau bergilir untuk ditentukan oleh guru atau memberikan pengalaman kelompok dibiarkan untuk memimpin bagi para anggota memil;ih pemimpinnya dengan kelompok. cara masing-masing. Keterampilan sosial yang Keterampilan sosial sering tidak diperlukan dalam kerja gotongsecara langsung diajarkan. royong seperti kepemimpinana, 28
Rusman, op. cit., h. 212-213. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, 2009), h. 58-59.
29
Edisi I (Jakarta:
16 kemampuan berkomunikasi, memercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemamtauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerjasama antar anggota kelompok. Guru memerhatikan proses belajar kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antara pribadi yang saling menghargai).
Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.
Guru sering tidak memerhatikan proses belajar kelompok yang terjadi dalam kelompokkelompok bealajar. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
Setiap strategi pembelajaran apapun tidak ada yang unggul atau paling baik dari yang lain. Dalam hal ini strategi pembelajaran kooperatif memilki kelebihan dan kekurangan. Uraiannya sebagai berikut: Kelebihan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah: 1. Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. 2. Optimalisasi partisipasi siswa. 3. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. 4. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. 5. Meningkatkan penerimaan. 6. Meningkatkan hubungan positif. 7. Motivasi intrinsik makin besar. 8. Percaya diri yang tinggi. 9. Perilaku dalam tugas lebih. 10. Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah. 11. Siswa bertanggung jawab dengan belajarnya.
17 12. Siswa mengartikan “apa yang guru bicarakan” kepada “apa yang dikatakan siswa” untuk peer mereka. 13. Siswa meningkat dalam “kolaborasi kognitif.” Mereka mengorganisasi pikirannya untuk dijelaskan ide pada temanteman sekelas mereka. Adapun kelemahan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah: 1. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. 2. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai. 3. Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.30 Pembelajaran kooperatif adalah salah satu dari sekian model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh seorang guru. Sehingga proses pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan.
b. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif. Salah satu dari beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang akan dibahas di sini adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. STAD merupakan suatu metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau mengganti materi-materi ini.31 Setiap kegiatan pembelajaran diperlukan adanya persiapan, dalam hal ini pembelajaran kooperatif tipe STAD pun perlu persiapan, menurut Trianto di antaranya “perangkat pembelajaran, membentuk kelompok kooperatif, menentukan skor awal, pengaturan tempat 30
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI, 2009), Cet I, h. 248-249. 31 Rusman, op. cit., h. 215-216.
18 duduk, kerja kelompok.” berikutnya adalah
32
Setelah dilakukan persiapan, maka
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe
STAD sebagai berikut menurut Rusman, “(1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi, (2) Pembagian Kelompok, (3) Presentasi dari Guru, (4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim), (5) Kuis (Evaluasi), (6) Penghargaan Prestasi Tim.33Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa tipe
STAD merupakan pembelajaran kooperatif
yang
sederhana. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STADSetiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengancooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: Kelebihan: a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku. b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk keberhasilan akademisnya. c. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis. Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning mempunyai kekurangan sebagai berikut: a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok akan tampak macet. b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat, misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam penyelesaian tugas. c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.34 32
Trianto, op. cit., h. 69-70. Rusman. loc. cit. 34 http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.co.id/2012/08/student-team-achievementdivision-stad_3721.html, diakses tanggal 25 April 2016 33
19
B. Hasil Penelitian yang Relevan Leni Pawitri dengan judul skripsi “Peningkatan Kemampuan Membaca Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IV SDN Jagan
02,
Jagan
Kesimpulannya
Kecamatan
bahwa
Bendosari
pembelajaran
Kabupaten
kooperatif
tipe
Sukoharjo.” STAD
dapat
meningkatkan kemampuan membaca denah. Perbedaan penelitian Leni Pawitri dengan skripsi ini adalah pada penelitian yang saya lakukan untuk meningkatkan keterampilan menyimak. Skripsi yang disusun Leni Pawitri adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca. Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi, dengan judul skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Siswa SDN Mojongapit III Jombang.” Kesimpulannya dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita. Perbedaan penelitian Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi dengan skripsi ini adalah pada penelitian yang saya lakukan yaitu menyimak penjelasan denah. Skripsi yang disusun Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi adalah menyimak cerita. Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad, dengan judul skripsi “Peningkatan Keterampilan Mendeskripsikan Denah Dengan Diskusi Kelompok Kelas IV A SD Gembala Baik I.” Kesimpulannya setelah siklus dua dilaksanakan ada peningkatan keterampilan berbicara. Perbedaan penelitian Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad dengan skripsi ini adalah pada penelitian yang saya lakukan yaitu menyimak penjelasan denah melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Skripsi yang disusun
Ekhwani,
Nanang
Heryana,
dan
Abdussamad
adalah
mendeskripsikan denah dengan diskusi kelompok. Tampaknya model pembelajaran kooperatif khususnya tipe STAD dilihat dari kajian temuan penelitian di atas menunjukkan efektifitas yang tinggi bagi perolehan keterampilan siswa. Penguasaan materi pelajaran,
20 pengembangan sikap sosial serta keterampilan bahasanya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan di masyarakat.
C. Kerangka Berpikir Kemampuan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV MIT Salsabila masih rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat konvensional yang hanya berceramah dan menggunakan metode penugasan, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran. Hal ini juga mengakibatkan siswa kurang mengerti makna dan tujuan dari pembelajaran, sehingga Bahasa Indonesia selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, rumit dan kurang menarik serta membosankan. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV MIT Salsabila adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), karena model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa
keuntungan,
kesetiakawanan
sosial,
yaitu
dapat meningkatkan kepekaan dan
menghilangkan
sikap
egois,
membangun
persahabatan dan belajar mengenai sikap, keterampilan, serta perilaku sosial. Untuk mengatasi hal tersebut di atas perlu diadakan pembenahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru khususnya dalam pembelajaran menyimak. Solusi yang diambil adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran menyimak penjelasan denah. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa akan lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia khususnya menyimak penjelasan denah. Setelah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka kemampuan menyimak penjelasan denah siswa pun meningkat. Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan,
21 maka kerangka pemikiran dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar penelitian mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema itu adalah sebagai berikut: Kondisi Awal
Pembelajaran yang dilaksanakan guru bersifat konvensional yaitu hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan
Dilakukan tindakan
Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran menyimak penjelasan denah
Keterampilan Menyimak penjelasan denah siswa rendah
Siklus I
Siklus II Kondisi Akhir
Siswa menjadi lebih semangat dalam pembelajaran sehingga keterampilan menyimak penjelasan denah siswa meningkat
Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas. Maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas, yaitu melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievemen Divisions) diduga dapat meningkatkan
keterampilan
menyimak
penjelasan
denah
dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MIT Salsabila, yang terletak di Jl. Batas I No. 50, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016, di bulan Juni sampai dengan bulan November 2015. Alasan pemilihan tempat adalah karena sekolah ini sebagai tempat mengajar peneliti dengan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan mudah didapatkan dan guru juga memerlukan inovasi pembelajaran.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK. Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture) dikalangan para guru. PTK menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja sebab pendekatan penelitian ini menenmpatkan guru sebagai peneliti, agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif.1 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa siklus, di mana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya: 1. Perencanaan (planning) tindakan meliputi:
1
Kunandar, Langkah Mudah penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), Cet. IX, h. 41.
22
23
a. semua langkah tindakan secara rinci; b. segala keperluan pelaksanaan PTK (materi atau bahan ajar, metode mengajar, serta teknik dan instrumen observasi); c. perkiraan kendala yang mungkin timbul pada pelaksanaan. 2.Pelaksanaan (acting) tindakan: realisasi dari teori dan teknik mengajar serta tindakan (treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya; 3.Pengamatan tindakan (pengumpulan data dan informasi). Dalam pengamatan atau observasi harus mengacu pada instrumen yang sudah dibuat dan dimungkinkan melibatkan pengamat dari luar. Penggunaan teknik pengumpulan data dalam PTK ditentukan oleh sifat dasar data yang akan dikumpulkannya. Aspek yang diamati dalam PTK adalah: a) proses tindakan b) pengaruh tindakan c) keadaan dan kendala tindakan d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya e) persoalan lain yang timbul selama kegiatan PTK berlangsung. 4. Refleksi (reflecting) terhadap tindakan, yang meliputi: (a) data yang dapat dianalisis (b) dalam analisis dapat melibatkan orang luar (c) menarik kesimpulan.2 Hubungan keempat komponen tersebut merupakan satu siklus, hal ini dapat digambarkan sebagai berikur:
PLANNING
REFLECTING
ACTING
OBSERVING
Gambar 3. Desain Model Kurt Lewin3 2 3
Ibid., h. 98-99. Ruswandi Hermawan, dkk., Metode Penelitian Pendidikan SD, ( Bandung: UPI Press, 2007), Cet. I, h. 127.
24
C. Subjek Penelitian Adapun kelas yang dijadikan penelitian adalah kelas IV dengan jumlah siswa 17 orang yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil rundingan dengan guru kelas dan hasil tes kemampuan menyimak penjelasan denah menunjukkan bahwa siswa di kelas IV rata-rata memiliki kemampuan menyimak penjelasan denah yang relatif rendah dan peneliti mengajar di kelas tersebut sehingga cocok sebagai tempat penelitian.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan. Peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses pembelajaran menyimak di kelas dalam rangka mengamati dan mengidentifikasi masalah-masalah melaksanakan
yang kegiatan,
ada.
Kemudian
melakukan
peneliti
merencanakan
pengamatan,
kegiatan,
mengumpulkan
dan
menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengajar. Peneliti melaksanakan tindakan langsung berdasarkan rencana pembelajaran dan berusaha sebanyak mungkin
mengumpulkan data sesuai fokus penelitian. Selain itu
peneliti juga berperan membuat laporan dari apa yang dilaksanakan dengan dibantu beberapa guru yang bertindak sebagai pengamat (observer) yang akan memberikan saran atau pendapat-pendapatnya. Dengan keterlibatan peneliti secara langsung diharapkan data yang diperoleh lebih akurat.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan penelitian ini diawali dengan dilakukannya prapenelitian atau penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I
25
peneliti akan melanjutkan dengan tindakan II jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada siklus selanjutnya. Tabel kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 2 Kegiatan Penelitian Kegiatan Pendahuluan
- Observasi awal proses KBM di kelas penelitian - Wawancara guru - Tes diagnosa awal - Diperoleh masalah Tahap Perencanaan Perencanaan
pembelajaran
dengan
penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi Siklus I
menyimak penjelasan denah untuk memperoleh pemahaman yang optimal melalui metode diskusi kelompok, tanya jawab, ceramah, dan presentasi. Tahap Observasi dan Evaluasi - Pengamatan proses pembelajaran - Evaluasi proses dan pembelajaran Tahap Analisis dan Refleksi Analisi dan refleksi terhadap hasil pengamatan dan evaluasi pembelajaran siklus I Tahap Perencanaan Perencanaan berdasarkan hasil refleksi dari proses pembelajaran pada siklus I dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD Tahap Pelaksanaan Tindakan
26
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi menyimak penjelasan denah untuk memperoleh
Siklus II
pemahaman yang optimal melalui metode diskusi kelompok, tanya jawab, ceramah, dan presentasi. Tahap Observasi dan Evaluasi - Pengamatan proses pembelajaran - Evaluasi proses dan pembelajaran Tahap Analisis dan Refleksi Analisi dan refleksi terhadap hasil pengamatan dan evaluasi pembelajaran siklus II.
Adapun prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Persiapan Pratindakan a. Mendiskusikan
rencana
penelitian
tindakan
kelas
sebagai
upaya
meningkatkan kemampuan menyimak penjelasan denah Bahasa Indonesia dengan guru kelas. b. Merancang dan menyusun rencana tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan menjadi dua siklus tindakan pembelajaran. Setiap tindakan pembelajaran memuat tiga strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimak penjelasan guru, menuliskan hasil simakan, mempresentasikan hasil temuan kelompok di depan kelas, dan membuat denah. Tindakan siklus I menyimak penjelesan denah ruang, sedangkan tindakan pembelajaran siklus II menyimak penjelasan denah toko. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus I yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan
menyimak
penjelasan denah ruang, kemudian diikuti dengan pelaksanaan tes, menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I yang telah dilaksanakan. Untuk keperluan ini dilakukan kegiatan antara lain
27
memeriksa lembar observasi aktivitas peneliti dan siswa serta catatan lapangan. Hasil analisis dan refleksi ini menjadi bahan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil analisis serta refleksi terhadap hasil pembelajaran siswa dan aktivitas pembelajaran siklus I, peneliti merancang rencana tindakan pembelajaran siklus II untuk pokok bahasan menyimak penjelasan denah toko, kemudian diikuti dengan pelaksanaan tes, menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II yang telah dilaksanakan. b. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD, kemudian diikuti dengan pelaksanaan tes kemampuan menyimak penjelasan denah dengan menjawab pertanyaan sesuai dari gambar denah, dan membuat kesimpulan tentang gambar denah dalam beberapa kalimat. Menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II yang telah dilaksanakan, kemudian hasilnya menjadi bahan rancangan tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya dan seterusnya. c. Melakukan wawancara kepada guru kolaborator di akhir siklus untuk mengetahui tanggapannya terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak penjelasan denah. 3. Evaluasi Seluruh Tindakan Menganalisis dan merefleksi keseluruhan hasil tindakan dan memberikan interpretasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Prosedur penelitian di atas bila digambarkan seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 3 Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan 1. Observasi di MIT Salsabila. 2. Mengurus surat izin penelitian. 3. Membuat instrumen penilaian. 4. Menghubungi kepala sekolah.
28
5. Wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. 6. Menentukan kelas subjek penelitian. 7. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian. 8. Mensosialisasikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Tabel 4 Tahap Penelitian Siklus I Tahap Perencanaan 1. Membuat rencana pengajaran. 2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator. 3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan. 4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal kuis, catatan lapangan, dan keperluan observasi lainnya. 5. Menyiapkan soal tes untuk akhir siklus I. 6. Menyiapkan alat dokumentasi. Tahap Pelaksanaan 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan diterapkan adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD yang memuat kegiatan guru membentuk kelompok belajar yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen, memberikan wacana, siswa bekerja sama saling mencocokkan hasil simakan dan menjadikan satu pemahaman dan menuliskan serta menggambarkan denah pada lembar LKS, mempresentasikan hasil kelompok, dan membuat kesimpulan bersama dengan guru. Siswa diberi LKS yang memuat tugas menuliskan hasil simakan dan menggambarkan denah tentang letak ruang. 3. Guru berkeliling dan memperhatikan proses pengerjaan siswa terhadap LKS yang diberikan. 4. Guru memperagakan cara mempresentasikan hasil kelompok di depan kelas. 5. Guru meminta semua kelompok bergantian untuk mempresentasikan hasil
29
perolehan kelompoknya di depan kelas. 6. Guru memberi penilaian terhadap penampilan siswa serta mengoreksi kesalahan penyampaian informasi oleh siswa. 7. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan menyimak penjelasan denah . 8. Dokumentasi Tahap Observasi Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran Tahap Refleksi Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus II.
Tabel 5 Tahap Penelitian Siklus II Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil observasi siklus I maka dilakukan perbaikan dengan perencanaan: 1. Membuat rencana pengajaran. 2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator 3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan. 4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal kuis, catatan lapangan, lembar wawancara guru, dan keperluan observasi lainnya. 5. Menyiapkan soal tes untuk akhir siklus II. 6. Menyiapkan alat dokumentasi. Tahap Pelaksanaan 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Guru menginformasikan bahwa pelajaran yang akan diterapkan masih menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa menyimak untuk
30
memperoleh pemahaman yang optimal untuk menjawab pertanyaan sesuai yang disimak, menjelaskan gambar denah yang sudah dibuat, dan menyimpulkan gambar denah dalam beberapa kalimat. 3. Siswa diberi LKS yang memuat tugas menulis isi simakan, gambar denah, dan menjawab pertanyaan sesuai isi simakan. 4. Guru berkeliling dan memperhatikan proses pengerjaan siswa terhadap LKS yang diberikan. 5. Guru memperagakan kembali bagaimana tahapan menjelaskan kembali di depan kelas. 6. Guru meminta semua kelompok bergantian untuk mempresentasikan hasil perolehan kelompoknya di depan kelas. 7. Guru memberi penilaian terhadap penampilan siswa serta mengoreksi kesalahan penyampaian informasi oleh siswa. 8. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan menyimak penjelasan denah. 9. Dokumentasi. Tahap Observasi Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran, kemudian menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan. Tahap Refleksi Setelah proses analisis dan evaluasi selesai, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas merencanakan untuk membuat kesimpulan hasil penelitian.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Penelitian ini mengungkap masalah rendahnya keterampilan menyimak penjelasan denah. Data rendahnya keterampilan menyimak diperoleh dari hasil observasi prapenelitian. Kemudian dengan memanfaatkan teori-teori yang ada sebagai bahan pendukung dilakukan penelitian tindakan yaitu dengan mengubah
31
pembelajaran yang bersifat menjenuhkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan berdasarkan asumsi bahwa keterampilan menyimak penjelasan denah akan meningkat setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Penelitian tindakan ini diupayakan untuk memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi, yakni meningkatnya keterampilan menyimak penjelasan denah. Jika hasil yang diharapkan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan atau siklus berakhir. Penelitian ini berakhir atau dihentikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut. a. Tes Kemampuan menyimak penjelasan denah yang diperoleh pada akhir siklus menunjukkan nilai rata-rata kelas > 6,8. b. Dari hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar observasi aktivitas kelompok siswa pada akhir siklus menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan mencapai lebih besar dari 60 %.
G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, wawancara terhadap guru, dan hasil dokumentasi. 2. Data kuantitatif: hasil tes kemampuan menyimak penjelasan denah setiap siklus. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data 1. Lembar Soal Tes Lembar soal tes digunakan untuk mengukur keterampilan menyimak penjelasan denah setelah diberikan perlakuan. 2. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Pedoman observasi proses pembelajaran ada dua, yaitu pedoman observasi peneliti dan siswa. Pedoman observasi peneliti digunakan untuk menilai proses
32
mengajar peneliti, sedangkan pedoman observasi siswa digunakan untuk memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 3. Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan kepada guru pada awal dan akhir penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar Bahasa Indonesia siswa dan metode belajar yang digunakan guru. Sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penelitian yang telah dilaksanakan. 4. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat teramati oleh lembar observasi. 5. Dokumentasi Dokumentasi digunakan sebagai bukti otentik proses pembelajaran yang dilakukan selama penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi, atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Nilai tes kemampuan menyimak penjelasan denah yang diperoleh dari hasil tes siswa pada setiap akhir siklus. 2. Hasil observasi proses pembelajaran, data hasil observasi terhadap tindakan penelitian ini ada dua. Pertama, data hasil observasi terhadap tindakan pembelajaran peneliti yang diisi oleh observer. Kedua, data hasil observasi proses pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer. 3. Hasil wawancara, peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas di awal dan akhir penelitian . Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar Bahasa Indonesia dan metode yang digunakan guru. Sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penelitian yang telah dilaksanakan.
33
4. Hasil catatan lapangan, catatan lapangan ini dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran yang tidak teramati dengan lembar observasi. 5. Hasil dokumentasi, dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Untuk memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi. Teknik triangulansi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu, dengan cara : a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara; Hasil wawancara : guru tidak mengajarkan keterampilan menyimak, guru menggunakan
metode
ceramah,
guru
belum
pernah
menggunakan
pembelajaran kooperatif. Hasil pengamatan: mengajarkan keterampilan menyimak, menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. b) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang di depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi; c) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain; e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.4 Hasil wawancara : guru mendukung pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran siswa menjadi lebih menyenangkan. Isi dokumen : dituliskan langkah-langkah pemebelajaran kooperatif tipe STAD dalam RPP, ada peningkatan nilai keterampilan menyimak penjelasan denah. Cara tersebut dapat mempermudah pengecekan atau pembanding terhadap data peneliti yang sudah ada. 4
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. I, h. 84.
34
K. Analisis Data dan Interpretasi Data Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah terkumpul berupa hasil Lembar Kerja Siswa, hasil observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, dan lain-lain. Tahap menganalisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber kemudian mengadakan reduksi data menyusunnya dalam satuan-satuan dan mengkategorikannya kemudian diperiksa keabsahannya. Selanjutnya data dianalisis sehingga data berupa kalimat-kalimat dan aktivitasaktivitas siswa menjadi data yang memiliki nilai ilmiah yang tinggi. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa: 1. Jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal uraian dianalisis dengan berpatokan pada sistem rubrics. Adapun rentang skor yang digunakan adalah dengan kriteria seperti dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 6 Kriteria Pemberian Skor dengan Menggunakan Rubrik Soal A
Skor
Kriteria
30
Siswa mendengarkan dan sedikit bertanya
20
Siswa mendengarkan dan banyak bertanya
10
Siswa kurang mendengarkan
40
Jika
Menyimak
B Menuliskan hasil menyimak
kalimat
sesuai
dengan
yang
diperdengarkan 30
Jika kalimat kurang sesuai dengan yang diperdengarkan
20
Jika kalimat tidak sesuai dengan yang diperdengarkan
C Membuat gambar denah Total skor
30 20 10 100
Jika gambar tepat Jika gambar kurang tepat Jika gambar tidak tepat
35
Penilaian/Nilai Akhir =
Jumlah skor yang benar x100 Jumlah skor maksimal
Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap kemampuan menyimak penjelasan denah dengan cara melihat niali rata-rata siswa secara keseluruhan. Apabila nilai rata-rata kelas tersebut mencapai > 6,8 maka penelitian dihentikan. 2. Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses aktivitas siswa dalam kelompok. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan sangat baik (4), baik (3), sedang (2), dan kurang (1). Kemudian dari hasil pengamatan tersebut dihitung persentase total skor nya menggunakan rumus sebagai berikut. Persentase total skor =
Jumlah total skor x100% Jumlah skor maksimum
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan keterampilan menyimak penjelasan denah, maka akan dilakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan keterampilan menyimak sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan pada pokok bahasan menyimak penjelasan denah. Banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi menyimak penjelasan denah, untuk itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan faktor-faktor lain tersebut.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian Pendahuluan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini dimulai dengan melakukan observasi awal di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Observasi ini dilakukan peneliti selama dua kali yaitu pada tanggal 15 Juni 2015 dan 11 Agustus 2015. Pada hari Senin tanggal 15 Juni 2015 peneliti menemui guru kelas IV yang mengajar Bahasa Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 11 Agustus 2015 peneliti memberikan tes awal di kelas tempat penelitian. Observasi yang dilakukan peneliti pada hari Senin tanggal 15 Juni 2015 adalah untuk mengetahui silabus yang digunakan guru kelas yang mengajar Bahasa Indonesia kelas IV sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan proses penelitian dan melampirkan kalender pendidikan yang berlaku di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas IV yang mengajar Bahasa Indonesia dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan dan untuk mengetahui permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV tersebut. Kemudian pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 peneliti memberikan soal tes keterampilan menyimak penjelasan denah kepada siswa kelas IV sebanyak dua butir pada pokok bahasan menyimak penjelasan denah yang berjudul “Putri ke Rumah Dina”. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur skor awal
keterampilan
menyimak
penjelasan
denah
siswa
yang
akan
dibandingkan dengan skor keterampilan menyimak penjelasan denah siswa pada setiap akhir siklus penelitian. Adapun hasil pengamatan dari penelitian pendahuluan diantaranya: a. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini digunakan oleh guru adalah metode ceramah dan penugasan. 36
37
b. Respon siswa dalam proses pembelajaran yaitu banyak bertanya karena ketidaktahuan, tidak ada yang aktif mengemukakan pendapat ataupun berdiskusi. c. Pada saat kegiatan pembelajaran siswa kurang bersemangat dan kurang termotivasi untuk belajar. d. Kurangnya jiwa kompetisi sesama teman baik dari sikap maupun hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. e. Siswa tidak terbiasa belajar kelompok. f. Tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah siswa rendah. Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi menyimak penjelasan denah yang berjudul “Denah Kelas Dodi”. Selama proses pembelajaran disepakati bahwa guru kelas IV tahun lalu yang mengajar Bahasa Indonesia bertindak sebagai observer yang mengamati peneliti, guru kelas IV tahun ini sebagai observer yang mengamati siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan peneliti mengajar Bahasa Indonesia kepada siswa di kelas dengan materi menyimak penjelasan denah yang berjudul “Denah Kelas Dodi”. Dari hasil tes awal keterampilan menyimak penjelasan denah siswa dengan judul “Putri ke Rumah Dina” diperoleh skor rata-rata kelas sebesar 66,47 dengan nilai terendah 40,00 serta nilai tertingginya 80,00 (terlampir). Berdasarkan skor tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata keterampilan meyimak penjelasan denah siswa masih rendah. Hal ini mendorong peneliti melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah siswa dengan menggunakan suatu model pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisisons). Kegiatan selanjutnya peneliti berkonsultasi dan berdiskusi dengan guru kelas IV untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya agar disesuaikan dengan kondisi kelas yang ada sehingga peneliti melaksanakan setiap tindakan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Kemudian peneliti mensosialisasikan kepada siswa yang ada di kelas tempat
penelitian
tentang
pembelajaran
Bahasa
Indonesia
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
38
Achievement Divisions) pada pokok bahasan menyimak penjelasan denah dengan indikator keberhasilan siswa terampil menyimak, menuliskan hasil simakan sesuai dengan yang diperdengarkan, menyampaikan pendapatnya, membuat denah dari hasil simakan, dan menjelaskan kembali isi petunjuk denah.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran di siklus II. Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, tiap pertemuan selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun tahapan pada siklus I adalah: a) Tahapan Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Bahasa Indonesia dengan KD (Kompetensi Dasar) membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang didengar. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru kolaborator agar rencana pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Instrumen penelitian dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar observasi siswa, lembar observasi guru, catatan lapangan, pedoman wawancara, LKS, dan soal tes. Perangkat lain yang perlu dipersiapkan adalah media pembelajaran yaitu buku sumber Bahasa Indonesia. Lembar soal tes akhir siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan keterampilan menyimak penjelasan denah. Lembar observasi guru digunakan untuk mencatat hasil pengamatan perilaku guru selama proses pembelajaran, lembar observasi siswa digunakan untuk mencatat hasil pengamatan perilaku siswa selama proses pembelajaran, catatan lapangan digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran untuk
39
melihat tingkat keefektifan proses pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah siswa. Target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa terampil menyimak, menulis hasil simakan sesuai dengan yang diperdengarkan, menyampaikan pendapat, dan membuat denah dari hasil simakan. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan alokasi waktu (2 x 35 menit) tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran 1. (1) Pertemuan pertama (Selasa, 8 September 2015) Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan 08.40 BBWI. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menyimak penjelasan denah dengan judul “Denah Kelas Dodi”. Kegiatan ini diawali dengan salam dan doa, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, apersepsi. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa yang hadir berjumlah 17 orang. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia selaku guru kelas IV hadir sebagai observer untuk mengamati dan memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa perkelompok dan wali kelas IV tahun lalu melakukan pengamatan pada peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan
pembelajaran
selanjutnya
yaitu
kegiatan
inti,
peneliti
memberikan penjelasan mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), yaitu guru membagi siswa menjadi empat kelompok dari 17 orang siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3 kelompok berjumlah empat orang dan satu kelompok berjumlah lima orang yang telah ditentukan sebelumnya dan sudah didiskusikan dengan guru kelas IV yang mengajar mata pelajaran Bahasa
40
Indonesia. Ketika pembagian kelompok berlangsung, beberapa siswa menolak untuk dikelompokkan namun hal tersebut dapat diselesaikan. Setelah siswa duduk dalam kelompok yang telah ditentukan, siswa diberi kesempatan untuk memberi nama kelompoknya masing-masing. Kemudian Guru menjelaskan aturan belajar kelompok tipe STAD. Setelah itu guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok lalu guru menjelaskan cara mengerjakan LKS tersebut yang memuat materi tentang denah, tugas menulis hasil simakan penjelasan denah, kotak untuk menggambar denah dan menjawab pertanyaan sesuai dengan hasil simakan dan gambar yang telah dibuat. Selama siswa mengerjakan LKS, guru bersama observer berkeliling memantau aktivitas kelompok siswa dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang mengerti dan pada saat itu observer melakukan observasi proses pembelajaran kelompok siswa. Mulai dari awal pembelajaran, saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran beberapa siswa terlihat berbicara. Dalam hal belajar kelompok untuk kerjasama terlihat baik, namun ada satu orang siswa yang sibuk dengan mainannya walaupun guru sudah beberapa kali mengingatkan. Lebih kurang 25 menit sebelum jam pelajaran habis sebagian besar siswa telah menyelesaikan LKS bersama
kelompoknya.
Guru
kemudian
memberi
contoh
cara
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Lalu guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, guru meminta beberapa siswa memberi tanggapan. Dalam kegiatan akhir, 10 menit sebelum bel guru dan siswa membuat kesimpulan, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan isi penjelasan denah. Sebelum diakhiri dengan doa siswa menjawab pertanyaan guru terkait dengan isi penjelasan denah dan guru menyampaikan tim hebat hari ini. Berikut ini petikan dari proses pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan siswa pada pertemuan pertama beserta analisi deskripsinya.
41
1. Mencatat hasil simakan Dari 17 siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebagian
besar
siswa/kelompok
masih
bingung
bagaimana
menggabungkan hasil simakan. Namun ada beberapa siswa yang mampu menggabungkannya yaitu siswa yang tergolong cukup pandai. 2. Menjawab pertanyaan sesuai dengan hasil simakan Hampir setiap siswa/kelompok mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan hasil simakan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan observer selain mengisi lembar observasi kelompok, observer juga mencatat temuan-temuan yang tidak teramati oleh lembar observasi yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung ke dalam catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas kelompok selama proses pembelajaran. (2) Pertemuan kedua (Selasa, 15 September 2015) Pertemuan kedua sama waktunya dengan pertemuan sebelumnya berlangsung selama 2x35 menit ( 2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 07.30 sampai 08.40 BBWI. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka kegiatan belajar dan apersepsi tentang pembelajaran sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini alhamdulillah seluruh siswa yang berjumlah 17 orang hadir semua. Pada pertemuan kedua ini siswa tetap duduk berkelompok walaupun akan dilaksanakan tes akhir silklus I. Tes ini berbentuk soal uraian berjumlah 5 soal terkait dengan menjawab pertanyaan sesuai isi hasil simakan. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah terhadap materi yang telah diajarkan sebelumnya. Sebelum dilaksanakan tes, sesuai dengan rencana, selama 25 menit siswa membuat denah dari hasil simakan pada pertemuan sebelumnya. Terakhir guru dan siswa membuat kesimpulan bersama tentang hal-hal yang terkait dengan isi hasil simakan. Tes ini dilaksanakan selama 15 menit. Selama proses berlangsung, siswa mengerjakan dengan tenang, namun ada saja siswa yang
42
berusaha bertanya dengan teman sebangkunya dan guru segera menegurnya, setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tersebut. c) Tahap Observasi Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator yang mencatat seluruh aktivitas siswa dan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Lembar aktivitas kelompok siswa ini terdiri dari 10 aspek yang diukur dengan skor penilaian 4 (baik sekali), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang). Hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I No
Nama Kelompok
Jumlah Skor
Persentase
Keterangan
1
Al-Baqarah
25
62,50 %
Tidak Tercapai
2
Ali-Imran
26
65,00 %
Tercapai
3
Al-Fajr
17
42,50 %
Tidak tercapai
4
Al-Fatihah
28
70,00 %
Tercapai
Rata-rata
24
60,00 %
Tidak Tercapai
Keterangan: 1. Skor aktivitas siswa: a. Skor maximum = 40 b. Skor minimum = 10 c. Skor rata-rata = 25 atau 63,00 % 2. Skor rata-rata 25 atau 63,00% dijadikan sebagai patokan ketercapaian. Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dilihat aktivitas kelompok Al-Fajr masih cukup jauh dari standar ketercapaian. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang didapatkan kurang dari 63,00 % yaitu 42,50 % sehingga banyak beberapa aspek yang perlu ditingkatkan lagi. Kelompok Al-Baqarah jauh lebih baik dari kelompok Al-Fajr. Hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh yaitu sebesar 62,50%, ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan lagi seperti kualitas pembagian kelompok, bekerjasama dalam kelompok,
43
menjelaskan hasil pengisian bahan diskusi, dan aktivitas mengikuti metode pembelajaran. Kelompok Ali-Imran sudah cukup lebih baik dari kelompok Al-Baqarah dan Al-Fajr, hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh yaitu 65,00 %, namun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi seperti aktivitas mengikuti metode pembelajaran dan keaktifan bertanya. Perolehan persentase terbesar didapatkan oleh kelompok Al-Fatihah sebesar 70,00 %, siswa terlihat bekerjasama dalam kelompok dan aktif mengikuti metode pembelajaran. Selain itu kualitas pembagian tugas dalam kelompok dan keaktifan menjawab sudah cukup baik. Namun masih perlu ada peningkatan dalam hal menjelaskan hasil pengisian bahan diskusi dan keaktifan bertanya. Berdasarkan
hasil
observasi
dari
seluruh
kelompok
pada
saat
pembelajaran siklus I didapatkan bahwa rata-rata aktivitas kelompok siswa masih perlu ditingkatkan lagi dalam hal kualitas pembagian tugas dalam kelompok, menjelaskan hasil pengisian bahan diskusi, dan keaktifan bertanya. Hal inilah yang perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena hanya dua kelompok sudah dapat dikatakan baik aktivitasnya. Sedangkan dua kelompok lain masih perlu lebih diperhatikan agar aktivitas pada siklus II menjadi lebih baik. Berdasarkan
catatan
lapangan
yang
dilakukan
observer
pada
pembelajaran siklus I ini siswa cukup antusias untuk memperoleh hasil yang lebih baik, hanya saja kendalanya siswa belum terbiasa mengerjakan soal secara kelompok. Terlihat juga di sini masih ada yang hanya mengandalkan teman yang dianggap pintar untuk menyelesaikan soal-soal dan yang lainnya hanya diam saja. Selama proses diskusi, peneliti memberikan pengarahan aktivitas setiap kelompok siswa sebagaimana pada gambar berikut:
44
Gambar 4 Guru Sedang Memberi Pengarahan Gambar 4menunjukkan guru sedang membimbing siswa dalam kelompok belajarnya. Hal ini dilakukan agar siswa lebih terarah dalam proses penyelesaian permasalahannya dan siswa terlihat serius dalam memperhatikan penjelasan guru. Ini menunjukkan semangat siswa dalam belajar Bahasa Indonesia cukup tinggi. Pada awal proses pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD masih terlihat kaku karena merupakan hal yang baru dalam proses pembelajaran yang mereka alami. Salah satunya terlihat siswa masih malu-malu untuk tampil di depan kelas, hal ini terlihat pada gambar berikut:
45
Gambar 5 Aktivitas Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi
Pada pertemuan kedua dilaksanakan tes keterampilan hasil simakan penjelasan denah di siklus I. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 8 berikut: Tabel 8 Hasil Tes Akhir Siklus I Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah No.
Nilai
Jumlah Siswa
Persen
1.
20 – 40
3
18
2.
41 – 60
6
35
3.
61 – 80
6
35
4.
81 – 100
2
12
Jumlah
17
100
46
Dari tabel 8 didapat rata-rata hasil tesnya adalah 67,06 dengan nilai terendahnya 20 dan nilai tertinggi 100. Hasil tes akhir siklus I ini disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
6 5 siklus 1
4
12% 6
3
6
35%2 35%
2
18%
3 1
2
0 20 - 40 41 - 60 61 - 80 81 - 100
Gambar 6 Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah Siklus I
Berikut ini gambar aktivitas siswa selama mengerjakan tes akhir keterampilan menyimak penjelasan denah pada siklus I:
Gambar 7 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I
47
Gambar 8 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I
Gambar6 dan gambar 7 siswa sedang mengerjakan tes keterampilan menyimak penjelasan denah siklus I, suasana
cukup tenang dan penuh
konsentrasi. Akan tetapi tetap saja masih ada siswa yang bertanya kepada temannya atau bekerjasama. (d) Tahap Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan siswa, serta hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah, maka diperoleh hasil analisis kegiatan refleksi yang dirangkum dalam tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9 Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah No
Aspek
Temuan Siswa
Perbaikan
Kurang perlahan Beberapa
Menjelaskan
Guru 1.
Penerapan Model
Rencana
saat menjelaskan
siswa
kembali model
model
berbicara saat
pembelajaran
Kooperatif
pembelajaran
guru
kooperatif tipe
Tipe STAD
kooperatif tipe
menjelaskan
STAD dengan
STAD.
model
perlahan.
Pembelajaran
Apresiasi bagi
pembelajaran
Memfokuskan
48
tim hebat masih
kooperatif tipe
siswa saat
kurang baik.
STAD.
menyampaikan
Siswa masih kesulitan
pembelajaran. Guru
dalam
mengapresiasi
menjalankan
bagi tim hebat
strategi
dengan
pembelajaran
memberikan
kooperatif tipe
reward.
STAD. 2.
Aktivitas Pembelajaran
Kesulitan
Ada siswa
Memberi
membimbing
yang sibuk
motivasi
siswa dalam
dengan
kepada siswa
diskusi
mainannya.
untuk
kelompok.
Beberapa anak
Pengamatan
kurang aktif
diskusi
dalam
kelompok.
kurang merata.
penyimpulan.
melakukan
Menciptakan suasana kelas yang lebih santai agar siswa berani berpendapat. Sebaiknya guru berjalan ke belakang untuk menghampiri siswa yang kurang fokus.
3.
Keterampilan Guru kurang
Beberapa
Guru akan
49
Menyimak
perlahan
siswa
memperdengar
Penjelasan
memperdengar
tertinggal
kan penjelasan
Denah
kan penjelasan
untuk menulis
denah lebih
denah ke siswa
hasil simakan
perlahan.
penjelasan denah dari guru.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II a) Tahap perencanaan Tahap perencanaan siklus II ini dimulai dengan menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), menyiapkan materi ajar, menyiapkan soal tes keterampilan menyimak penjelasan denah siklus II, menyiapkan lembar observasi peneliti dan siswa, lembar catatan lapangan, dan keperluan pembelajaran lainnya. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran harus lebih terarah. Guru akan menciptakan suasana kelas yang lebih santai tapi serius, Memperhatikan siswa yang tidak fokus dan memberikan ketegasan dalam mengkondisikan kelas, memperdengarkan penjelasan denah dengan perlahan, dan memberikan reward kepada kelompok atau tim yang hebat selama proses pembelajaran. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah menyimak penjelasan denah toko mainan melalui metode presentasi, dengan indikator keberhasilan siswa terampil menyimak dengan menuliskan hasil simakan, menjelaskan hasil simakan, menggambar denah hasil simakan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan hasil simakan dan denah yang telah dibuat. Target pada siklus II ini siswa semakin baik dalam mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah semakin meningkat dibandingkan dengan siklus I yaitu sesuai dengan target pencapaian penelitian ini minimal nilai rata-rata kelas siswa mencapai >
50
68.Kemudian dari hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar observasi > 65%. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit tiap pertemuannya RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus II dapat dilihat pada lampiran. (1) Pertemuan Ketiga (Selasa, 29 September 2015) Pertemuan ketiga di siklus II berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan 08.40 BBWI. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka kegiatan pembelajaran dan apersepsi berupa metode talking stick untuk menceritakan denah perjalanan pulang dari sekolah ke rumah. Pada pertemuan ketiga ini seluruh siswa yang berjumlah 17 orang hadir semua. Kemudian guru pun mengkondisikan kelas dengan lebih tegas agar semua siswa lebih disiplin. Kegiatan selanjutnya adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi siklus II ini dan memberikan penjelasan dan pengarahan lebih baik lagi dan siswa semakin baik dalam mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu dalam pembagian tugas kelompok, bekerjasama mendiskusikan hasil simakan, mempresentasikan hasil simakan setelah didiskusikan di depan kelas. Menyimpulkan dan menjawab pertanyaan sesuai hasil simakan. Setelah kegiatan pembuka dan siswa sudah terkondisi dengan baik, guru memberikan LKS (2) lalu memperdengarkan penjelesan tentang denah toko. Kemudian siswa menuliskan hasil simakannya di LKS dan mendiskusikan dengan kelompok, guru mengingatkan untuk berbagi tugas dalam kelompok. Selama siswa mengerjakan LKS (2), guru bersama observer berkeliling memantau aktivitas siswa dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang mengerti dan pada saat itu peneliti dan observer melakukan observasi proses pembelajaran kelompok siswa.
51
Pada pertemuan ketiga ini, siswa sudah terbiasa mengerjakan LKS tersebut, bahkan sebelum guru menjelaskan mereka sudah tahu apa yang harus dikerjakan, mereka sudah lebih pandai untuk mengisi LKS dengan benar sehingga tercipta kerjasama yang baik untuk persiapan mempresentasikan hasil diskusi dan terlihat mereka lebih semangat dari pertemuan pada siklus I. Setelah waktu habis semua kelompok telah siap dengan hasil diskusinya. Selanjutnya semua kelompok mempresentasikan bergantian, namun kali ini satu dikelompok diwakili oleh dua anak agar lebih percaya diri dan guru meminta siswa laki-laki yang maju dan suara lebih keras. Siswa terlihat lebih fokus dan aktif dengan mendengarkan saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusinya, memberikan tanggapan dan pertanyaan. Dari 17 orang siswa yang mengikuti pembelajarn kooperatif tipe STAD, hampir semua siswa dapat menyimak dengak baik, terlihat dari hasil simakan yang mereka tulis, namun ada beberapa anak yang salah menuliskan satu nama bangunan yang diperdengarkan oleh guru, mungkin karena kurang fokus saat menyimak atau kata tersebut belum pernah mereka dengar sebelumnya. Hal ini merupakan suatu kemajuan bahwa siswa lebih terampil menyimak dari pertemuan sebelumnya di siklus I. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer memberikan penilaian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan menyimpulkan apa yang telah dilaksanakan. Sebagai penutup, peneliti meminta siswa menyebutkan beberapa kalimat dari hasil simakan yang sudah ditulis di LKS. Kemudian guru mengummumkan tim hebat dan memberikan reward kepada masing-masing kelompok. (2) Pertemuan keempat (Selasa, 13 Oktober 2015) Pertemuan keempat sama halnya dengan pertemuan sebelumnya berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan 08.40 BBWI. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dengan memberi salam dan berdo’a bersama kemudian guru mengabsen, alhamdulilah semua siswa hadir.
52
Pertemuan ini tidak dilakukan diskusi kelompok tetapi siswa tetap duduk berkelompok karena akan dilaksanakan tes akhir siklus II. Tes ini berbentuk soal isian berjumlah lima soal dengan indikator keberhasilan siswa mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan isi dari hasil simakan. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah terhadap hasil simakan yang diperdengarkan pada pertemuan sebelumnya. Sebelum dilaksanakan tes, siswa membuat denah dari hasil simakan penjelasan denah yang diperdengarkan guru pada pertemuan pertama di siklus II di lembar LKS. Setelah denah selesai digambar, guru memberi kesempatan siswa membaca kembali hasil simakan sebelum tes dimulai. Tes ini dilaksanakan selama 15 menit. Selama tes berlangsung, siswa mengerjakan dengan tenang dan serius. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan hasil jawaban tes tersebut. c) Tahap Observasi Proses pembelajaran siklus II ini dapat dikatakan sudah baik, karena dari pertemuan ketiga pembelajaran dapat berjalan tertib dan lancar, tampak terlihat keaktifan siswa dan semangat serta serius saat pembelajaran berlangsung. Terlihat pembagian tugas dalam kelompok sudah baik sehingga penyelesaian LKS pun tepat pada waktunya. Jiwa
kompetisi
dibandingkan
siklus
dari I.
masing-masing Pada
siklus
II
kelompok
lebih
keberanian
meningkat
siswa
dalam
mempresentasikan hasil diskusi lebih baik, mereka lebih bisa mengingatkan teman-temannya dan proses diskusi mengalami peningkatan. Jadi pada siklus II ini siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menjalankannya dengan baik, walaupun masih ada kekurangan. Hasil pengamatan aktivitas kelompok melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel 10 berikut:
53
Tabel 10 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siklus II No
Nama Kelompok Jumlah Skor Persentase
1.
Al-Baqarah
38
95,00 %
Tercapai
2.
Ali-Imran
37
92,50 %
Tercapai
3.
Al-Fajr
37
92,50 %
Tercapai
4.
Al-Fatihah
37
92,50 %
Tercapai
37,25
93,00%
Tercapai
Rata-rata
Keterangan
Keterangan: 1. Skor aktivitas siswa: a.
Skor maximum = 40
b.
Skor minimum = 10
c.
Skor rata-rata
= 25 atau 63%
2. Skor rata-rata 25 atau 63% dijadikan sebagai patokan ketercapaian. Berdasarkan tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa aktivitas kelompok AlFajr mengalami peningkatan sebesar 50% apabila dibandingkan dengan aktivitas pada siklus sebelumnya yaitu 42,50% pada siklus I menjadi 92,50% pada siklus II. Aktivitas kelompok Al-Baqarah pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 32,50% bila dibandingkan dengan siklus I. Persentase aktivitas kelompok ini pada siklus II sebesar 95,00% sedangkan siklus I sebesar 62,50%. Persentase aktivitas Ali Imran pada siklus I sebesar 65,00% sedangkan persentase pada siklus II sebesar 92,50%, persentase tersebut memperlihatkan kenaikan aktivitas siswa sebesar 27,50%. Kelompok Al-Fatihah juga mengalami peningkatan namun pada siklus I menunjukkan persentase paling tinggi, di siklus II tidak. Persentase paling tinggi di siklus II adalah kelompok Al-Baqarah. Berdasarkan hasil observasi dari seluruh aktivitas kelompok pada saat pembelajaran siklus I dan siklus II diketahui bahwa semua kelompok melebihi dari skor rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas kelompok ketika proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah baik.
54
Pada pembelajaran ini hampir semua siswa sudah terlihat lebih siap mengikuti pelajaran. Aktif mengikuti metode pembelajaran dan lebih berani tampil ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pada pertemuan keempat dilaksanakan tes yang berhubungan dengan keterampilan menyimak penjelasan denah. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 11 berikut: Tabel 11 Hasil Tes Akhir Siklus II Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah No.
Nilai
Jumlah Siswa
Persen
1.
20 – 40
1
6
2.
41 – 60
-
-
3.
61 – 80
6
35
4.
81 – 100
10
59
Jumlah
17
100
Dari tabel 11 diperoleh rata-rata hasil tesnya adalah 88,53 dengan nilai terendahnya 40 dan nilai tertingginya 100. Hasil akhir siklus II ini disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
siklus II 59% 10
35% 0%
6
6% 1 20 - 40
0 41 - 60
61 - 80
81 - 100
Gambar 9 Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
55
(d) Tahap Refleksi Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang digunakan guru dalam proses pembelajaran telah sesuai walaupun dalam pelaksanaannya masih ada kekurangan tetapi hal tersebut dapat diatasi pada siklus berikutnya dengan adanya kegiatan refleksi pada siklus sebelumnya. Berdasarkan pengamatan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD selama proses pembelajaran dilaksanakan sudah baik. Hasil tes yang berhubungan dengan keterampilan menyimak penjelasan denah di siklus II sudah menunjukkan hasil yang baik. Rata-rata nilai tes yeng berhubungan dengan keterampilan menyimak penjelasan denah mengalami peningkatan dari 67,06 menjadi 88,53 dengan besar peningkatannya adalah 21,47.
B. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagi sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut: 1. Data hasil tes tentang keterampilan menyimak penjelasan denah pada setiap akhir siklus. Dari hasil analisis diperoleh tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah yang tertinggi. Tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah yang terendah dan rata-rata keterampilan menyimak penjelasan denah yang dirangkum dalam tabel 12 berikut: Tabel 12 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Nilai
Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
Tes Awal
Siklus I
Siklus II
80 40 66,47
100 20 67,06
100 40 88,53
56
Indikator ketercapaian keterampilan menyimak penjelasan denah dalam penelitian ini adalah jika nilai rata-rata keseluruhan > 68, maka penelitian dihentikan.Nilai rata-rata keterampilan menyimak penjelasan denah mengalami peningkatan mulai dari tes awal ke siklus I sebesar 0,59 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 21,47. Peningkatan nilai keterampilan menyimak penjelasan denah dapat dikonversikan dalam grafik berikut: 100 80 60
Nilai Tertinggi
40
Nilai Terendah Rata-rata Kelas
20 0 Tes Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 10 Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah 2. Lembar Observasi Setiap melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti didampingi oleh observer. Observer tersebut adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III yang diberikan lembar observasi yang berfungsi sebagai alat pengamatan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan peneliti sebagai guru yang menerapkan inovasi pembelajaran. Kemudian observasi juga dilakukan kepada siswa untuk mengetahui dan mengukur aktivitas siswa dalam kelompok yang dilakukan peneliti dan observer. Lembar catatan lapangan juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus tindakan pembelajaran. Hasil dari aktivitas kelompok siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 13 berikut:
57
Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Kelompok No
Nama
Siklus I
Kelompok
Siklus II
%
Keterangan
%
Keterangan
1
Al-Baqarah
62,50 %
Tidak Tercapai
95,00 %
Tercapai
2
Ali-Imran
65,00 %
Tercapai
92,50 %
Tercapai
3
Al-Fajr
42,50 %
Tidak tercapai
92,50 %
Tercapai
4
Al-Fatihah
70,00 %
Tercapai
92,50 %
Tercapai
60,00 %
Tidak Tercapai
93,00%
Tercapai
Rata-rata
3. Hasil Wawancara Selain data yang diperoleh dari hasil tes dan observasi aktivitas kelompok, diperkuat lagi dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebelum pelaksanaan penelitian dan sesudah pelaksanaan penelitian terhadap guru Bahasa Indonesia yang bersangkutan untuk mengetahui pendapat guru Bahasa Indonesia mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Guru yang mengajarkan Bahasa Indonesia di kelas IV tidak melakukan pembelajaran keterampilan menyimak penjelasan denah. 2. Siswa banyak mengalami kesulitan saat membuat denah karena tidak mendapatkan penjelasan tentang membuat denah. 3. Tingkat keterampilan siswa secara umum khusunya kelas IV untuk pelajaran menyimak masih rendah, hal ini terlihat dari seluruh siswa hanya 50 % yang nilainya mencapai KKM. 4. Metode yang selama ini digunakan guru untuk mengajar Bahasa Indonesia adalah metode ceramah dan penugasan. 5. Guru yang bersangkutan pernah mendengar model pembelajaran kooperatif tipe STAD namun tidak pernah digunakan. 6. Tanggapan guru mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat mendukung proses pembelajaran.
58
7. Guru juga berpendapat dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini membuat siswa lebih memahami materi dan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. 8. Menurut guru yang bersangkutan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah sesuai terutama dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Rekapitulasi hasil pengukuran keterampilan menyimak penjelasan denah dapat dilihat pada tabel 14 berikut: Tabel 14 Rekapitulasi Hasil pengukuran Keterampilan Menyimak Penjelasan denah No
Instumen
Tes
Ket.
Siklus
Awal 1.
Tes
66,47
Keterampilan 2.
Lembar
Ket.
Siklus
I Tidak
67,06
Tercapai -
-
Observasi
Ket
II Tidak
88,53
Tercapai
Tercapai
Tercapai 60,00
Tidak
93,00
%
Tercapai
%
Aktivitas Siswa 3.
Pedoman
Sebelum Penelitian
Wawancara Guru tidak melakukan
Sesudah Penelitian Penerapan pembelajaran
pembelajaran
kooperatif tipe STAD
keterampilan menyimak
membuat siswa memahami
penjelasan denah.
materi dan menyenangkan.
Siswa kesulitan
Model pembelajaran
mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe STAD sesuai
tentang denah.
untuk pelajaran bahasa
Guru bahasa Indonesia tidak pernah
Indonesia. Guru bahasa Indonesia jadi
menggunakan
mengenal model
pembelajaran kooperatif
pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
tipe STAD dan dapat
59
meningkatkan keterampilan menyimak siswa tentang penjelasan denah. Indikator ketercapaian untuk: a. Tes keterampilan menyimak penjelasan denah > 68 b. Persentase aktivitas siswa dalam kelompok > 65% Berdasarkan
wawancara
guru,
hasil
pengamatan,
catatan
lapangan,
dokumentasi, dan hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah di setiap akhir siklus terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah.
C. Pembahasan Temuan Penelitian Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam proses belajar dapat meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan belajar mengajar pada pokok bahasan menyimak penjelasan denah dapat memberikan pengalaman
baru
kepada
siswa.
Proses
pembelajaran
dengan
cara
mengelompokkan siswa dengan berbagai karakter, saling bekerja sama mendiskusikan hasil simakan, dan mempresentasikan hasil diskusi membuat pembelajaran lebih bervariatif serta berbeda dari sebelumnya. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap keterampilan menyimak penjelasan denah sangat berpengaruh, hal ini terbukti dengan hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah yang selalu meningkat mulai dari skor awal rata-rata keterampilan menyimak penjelasan denah sebesar 66,47 menjadi 67,06 pada siklus I dan 88,53 pada siklus II. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses belajar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kelompok, hal ini terbukti dari persentase hasil pengamatan lembar observasi
aktivitas siswa pada siklus I
60
sebesar 60,00 % sedangkan pada siklus II menjadi 93,00%, ini artinya aktivitas siswa dalam kelompok mengalami peningkatan 33,00%. Berdasarkan hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah di siklus II dapat diketahui kondisi akhir dari tes tersebut. Siswa yang masih di bawah KKM adalah satu orang (6,00%). Siswa yang telah mencapai nilai KKM adalah enam belas orang (94,00%).
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang telah dilaksanakan dalam dua siklus. Terjadi peningkatan keterampilan menyimak penjelasan denah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Hal tersebut dapat terlihat dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang semakin meningkat dalam setiap siklusnya, yaitu persentase rata-rata hasil pengamatan aktivitas siswa dalam kelompok pada siklus I 60% dan meningkat menjadi 93% pada siklus II. Hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah yaitu pada siklus I didapatkan 9 dari 17 siswa telah mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas 67,06 kemudian meningkat pada siklus II didapatkan 16 dari 17 siswa telah berhasil mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 88,53. Hipotesis yang telah dirumuskan ternyata terbukti kebenarannya bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur tahun 2015, sesuai dengan hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
B. Implikasi Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran menyimak penjelasan denah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia. Kompetensi dasar yang dipakai dalam penelitian ini adalah membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang didengar. Pelaksanaan siklus I berlangsung pada hari Selasa tanggal 8 September 61
62
2015 dan hari Selasa tanggal 15 September 2015. Sedangkan pelaksanaan siklus II berlangsung pada hari Selasa tanggal 29 September 2015 dan hari Selasa tanggal 13 Oktober 2015. Adapun indikator keberhasilannya adalah menyimak penjelasan denah, mencatat isi penjelasan denah yang disimak, membacakan isi penjelasan denah yang disimak, membuat gambar penjelasan denah sesuai dengan yang disimak, dan menjelaskan kembali isi petunjuk denah. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Implikasi dari penelitian ini yaitu memungkinkan adanya temuan-temuan posistif ke arah pengayaan pengetahuan dalam hal pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini dapat membuka wawasan pemahaman dan pendalaman materi menyimak, khususnya menyimak penjelasan denah untuk memperoleh pemahaman yang optimal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini juga membuka wawasan guru terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang selama ini tidak pernah diterapkan oleh guru. 2. Implikasi Praktis Berdasarkan simpulan dan data-data temuan hasil penelitian terbukti bahwa keterampilan menyimak penjelasan denah dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Maka hasil penelitian dapat diimplikasikan sebagai berikut: a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan yang tepat dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menyimak dan pelajaran lain pada umumnya di Madrasah Ibtidaiyah. b. Menunjukkan pentingnya kerjasama kelompok dalam pembelajaran yang sudah terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang aktif serta menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan siswa.
63
c. Memperkaya ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas, sehingga dapat memotivasi guru dan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
C. Saran Berdasarkan simpulan di atas beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutupan skripsi ini adalah: 1. Berikan penjelasan kepada siswa setiap menerapkan model pembelajaran agar siswa dapat mengikuti dengan baik. 2. Gunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya dalam pelajaran bahasa Indonesia tetapi juga dalam pelajaran lain sesuai dengan materinya. 3. Sekolah dapat membuat kebijakan dari hasil penelitian ini dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran khusunya pada mata pelajaran bahasa Indonesia. 4. Jadikanlah hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi peneliti lain.
DAFTAR PUSTAKA Cahyani, Isah dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI Press, Cet. I, 2007 Guntur, Henry Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008 Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.VIII, 2009 http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.co.id/2012/08/student-teamachievement- division-stad_3721.html, diakses tanggal 25 April 2016 Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Gaung Persada Press, Cet. I, 2009 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: UPI dengan PT Remaja Rosdakarya, Cet. III, 2011 Killen, Roy, Effective Teaching Strategies, Thomson/Social Science Press, 2009
5th
Edition,
Australia:
Kunandar, Langkah Mudah penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Rajagrafindo Persada, Cet. IX, 2013 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI, Cet I, 2009 New Teaching Resource, Seri Pendalaman Materi Plus, Jakarta: Erlangga, 2009 Resmini, Novi dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia di Kelas Tinggi, Bandung: UPI Press, 2007 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi kedua, Jakarta: Rajagrafindo Persada, Cet. V, 2012 Ruswandi Hermawan, dkk., Metode Penelitian Pendidikan SD, Bandung: UPI Press, Cet. I, 2007 S, Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo, 1997 Saddhono, Khundaru dan St. Y Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan aplikasi), Bandung: Karya Putra Darwati, Cet. I, 2012
64
Santoso, Ananda dan A. R Al Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Alumni Sitorus, Yessi “Bahasa Indonesia Kelas 4 Denah”, http:/Sitorusyessi ca.blogspot.com/2013/0/bahasa-Indonesia-kelas-4 denah.html, diakses tanggal 21 Agustus 2015 Sunjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, Cet. V, 2013 Tarigan, Jago, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, Cet VII, 2005 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Media Pustaka Phoenix, Cet. V, 2010 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, 2009
65
Edisi I, Jakarta:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/I
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
Nilai Karakter
: religius, rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, kerjasama, santun.
Standar Kompetensi
: Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbol daerah/lambang korps.
I. Kompetensi Dasar: Membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang didengar. II. Indikator Keberhasilan: A. Menyimak penjelasan denah. B. Mencatat isi penjelasan hasil simakan. C. Membacakan isi penjelasan hasil simakan. D. Membuat sketsa penjelasan denah sesuai yang hasil simakan. E. Menjelaskan kembali isi petunjuk denah. III. Tujuan Pembelajaran: Melalui kerjasama kelompok, diskusi, tanya jawab, dan bimbingan guru, maka siswa diharapkan terampil menyimak, mencatat, membacakan, membuat sketsa, dan menjelaskan kembali isi petunjuk denah. IV.Model dan Metode Pembelajaran: A. Model Pembelajaran
: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
B. Metode Pembelajaran
: Diskusi kelompok, tanya jawab, dan presentasi.
V. Materi Pembelajaran: A. Materi Pokok : Menyimak penjelasan denah yang berjudul “Membuat Denah Kelas Dodi”
66
B. Uraian Materi
:
Denah merupakan petunjuk. Jika denah dijelaskan secara lisan, diperlukan keterampilan menyimak yang baik. Hal ini sama ketika kita mendengarkan petunjuk dari sumber lain, seperti brosur. Pada
saat
penjelasan
denah
diperdengarkan,
kamu
harus
memperhatikan petunjuk atau informasi di dalamnya. Agar mudah dipahami, kamu dapat menggambar tempat yang dimaksud. Sebagai murid baru, Anton bertanya kepada siswa bernama Dodi. Anton ingin tahu keadaan kelasnya. Inilah penjelasan Dodi dan Anton mendengarkannya dengan seksama. Kelas IV itu menghadap ke barat. Jumlah bangku sebanyak dua puluh buah. Lemari buku diletakkan di depan kelas dekat pintu masuk. Meja guru menghadap bangku siswa. Ketika Dodi menjelaskan, Anton sibuk membuat denah kelas IV itu. Berikut ini gambar yang dibuat Anton. Denah Kelas IV Un
B
T
S
P
Q
R
S
T
K
L
M
N
O
F
G
H
I
J
A
B
C
D
E
LB
MG
PM
PT
67
Keterangan: PM : pintu masuk LB : lemari buku
A-T : bangku siswa MG : meja guru
PT : papan tulis
VI. Langkah-langkah Pembelajaran A. Pertemuan pertama 1. Kegiatan Awal (15 menit) a) Guru mengucapkan salam kemudian siswa menjawab salam.(santun) b) Guru dan siswa memulai pelajaran dengan berdo’a. (religius) c) Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
hari
ini.
Siswa
mendengarkan informasi yang disampaikan guru. (rasa ingin tahu) d) Apersepsi: permainan kalimat berantai, siswa mengikuti petunjuk guru. (disiplin) 2. Kegiatan Inti (45 menit) a) Eksplorasi (15 menit) (1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok (@ 4-5 orang), siswa berkumpul dalam kelompoknya. (kerjasama) (2) Guru menjelaskan aturan belajar kelompok kooperatif tipe STAD, siswa mendengarkan penjelasan guru. langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut: (1) Penyampaian tujuan dan motivasi (2) Pembagian kelompok (3) Presentasi dari guru (4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim) (5) Kuis (evaluasi) (6) Penghargaan prestasi tim (3) Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok. (4) Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS tersebut.
68
b) Elaborasi (15 menit) (1) Guru
memperdengarkan
penjelasan
denah,
semua
siswa
menyimak. (2) Semua siswa menuliskan hasil simakan lalu mendiskusikan dengan kelompoknya masing-masing. Guru membimbing kerja siswa. (kerjasama) (3) Kelompok menuliskan simakan hasil diskusi di LKS. Guru memantau kerja siswa. (tanggung jawab) c) Konfirmasi (15 menit) (1) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka secara bergantian. (percaya diri) (2) Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan. (3) Guru meminta beberapa siswa membacakan hasil simakannya. 3. Kegiatan Akhir (10 menit) a) Guru dan siswa membuat kesimpulan yang berkaitan dengan isi penjelasan denah. b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, siswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti terkait dengan isi penjelasan denah. c) Siswa menjawab beberapa pertanyaan guru yang terkait dengan isi penjelasan denah. d) Guru menyampaikan tim hebat hari ini. e) Guru dan siswa mengakhiri pelajaran dengan do’a dan salam.
B. Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal (10 menit) a) Guru memberikan salam kemudian siswa menjawab salam.(santun) b) Guru dan siswa memulai pelajaran dengan berdo’a. (religius) c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini. Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan guru. (rasa ingin tahu) 69
d) Apersepsi: tanya jawab tentang isi penjelasan denah kemarin. 2. Kegiatan Inti (45 menit) a) Eksplorasi (10 menit) (1)Mereview sekilas materi kemarin dan meminta beberapakelompok menyebutkan isi dari penjelasan denah. (2) Guru menjelaskan kembali cara mengerjakan LKS berikutnya. b) Elaborasi (25 menit) (1) Masing-masing kelompok mulai mengerjakan LKS yaitu membuat denah dari hasil simakan kemarin. (2) Guru membimbing cara membuat denah. c) Konfirmasi (10 menit) (1) Guru meminta kelompok mengumpulkan pekerjaannya. (2) Masing-masing kelompok
ke depan kelas secara bergantian
menjelaskan gambar denah yang sudah dibuat. (3) Guru dan siswa merefleksi tentang kegiatan hari ini. 3. Kegiatan Akhir (15 menit) a) Guru memberikan soal post tes yang terkait dengan penjelasan denah. b) Siswa mengerjakan soal post tes individual dengan dipantau guru. c) Soal dikumpulkan. d) Guru memberikan hadiah kepada tim hebat yang telah mencapai kompetensi. e) Guru dan siswa mengakhiri pelajaran dengan do’a dan salam. VII.Media dan Sumber Belajar: A. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Erlangga. B. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas. C. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Yudistira. D. LKS yang dibuat oleh peneliti.
70
VIII. Penilaian A. Prosedur Tes
: Tes proses dan tes akhir
B. Jenis Tes
: Tertulis
C. Bentuk Tes
: Isian singkat
D. Instumen Tes
:
Menjawab Pertanyaan Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar! 1. Siapa yang kelasnya dibuat menjadi denah? 2. Ke arah mana kelas 4 itu menghadap? 3. Berapakah jumlah bangku siswa di dalam kelas tersebut? 4. Apa yang berhadapan langsung dengan meja guru? 5. Di manakah letak lemari buku? Kunci Jawaban 1. Kelas Dodi yang dibuat menjadi denah 2. Kelas 4 menghadap ke arah barat 3. Jumlah bangku siswa di dalam kelas tersebut adalah 20 4. Bangku murid yang berhadapan langsung dengan meja guru 5. Lemari buku terletak di dekat pintu masuk
E. Kriteria Penilaian
: Skor 20 untuk setiap jawaban yang Benar. Jadi skor maksimum 100.
F. Penghitungan Skor dan Nilai Penilaian/Nilai Akhir =
:
Jumlah skor yang benar x100 jumlah skor maksimal
Jakarta, 2 September 2015 Mengetahui, Kepala MIT Salsabila
Peneliti
H. Andi Abdullah Sa’ad, S.Pd. I
Desi Anggraeni 71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/I
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
Nilai Karakter
: religius, rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, kerjasama, santun.
Standar Kompetensi
: Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbol daerah/lambang korps.
I. Kompetensi Dasar: Membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang didengar. II. Indikator Keberhasilan: A. Menceritakan denah menuju tempat tinggal dari sekolah B. Menyimak penjelasan denah. C. Mencatat isi penjelasan hasil simakan. D. Membacakan isi penjelasan hasil simakan. E. Membuat sketsa penjelasan denah sesuai yang hasil simakan. F. Menjelaskan kembali isi petunjuk denah.
III. Tujuan Pembelajaran: Melalui kerjasama kelompok, diskusi, tanya jawab, dan bimbingan guru, maka siswa diharapkan terampil menyimak, mencatat, membacakan, membuat sketsa, dan menjelaskan kembali isi petunjuk denah, serta menceritakan denah menuju tempat tinggal dari sekolah. IV.Model dan Metode Pembelajaran: A. Model Pembelajaran
: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
B. Metode Pembelajaran
: Talking stick, diskusi kelompok, tanya jawab, dan presentasi.
72
V. Materi Pembelajaran: A. Materi Pokok
: Menyimak penjelasan denah toko mainan
B. Uraian Materi
:
Toko mainan terletak di jalan Nuri. Toko itu terletak di antara toko buku dan toko sepatu. Toko itu menghadap ke arah selatan dan berseberangan dengan Bank Artapura.
Toko Sepatu
Toko Mainan
Toko Buku
U
Bank Artapura
VI. Langkah-langkah Pembelajaran A. Pertemuan pertama 1. Kegiatan Awal (15 menit) a) Guru mengucapkan salam kemudian siswa menjawab salam.(santun) b) Guru dan siswa memulai pelajaran dengan berdo’a. (religius) c) Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
hari
ini.
Siswa
mendengarkan informasi yang disampaikan guru. (rasa ingin tahu) d) Apersepsi:Beberapa siswa menceritakan lokasi rumahnya dari sekolah dengan metode talking stick. 2. Kegiatan Inti (45 menit) a) Eksplorasi (15 menit) (1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok (@ 4-5 orang), siswa berkumpul dalam kelompoknya. (kerjasama) (2) Guru menjelaskan aturan kerja kelompok kooperatif tipe STAD, siswa mendengarkan penjelasan guru. 73
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut: (1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi (2) Pembagian Kelompok (3) Presentasi dari Guru (4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim) (5) Kuis (Evaluasi) (6) Penghargaan Prestasi Tim b) Elaborasi (20 menit) (1) Guru memperdengarkan penjelasan denah, semua siswa menyimak. (2) Semua siswa menuliskan hasil simakan lalu mendiskusikan dengan kelompoknya masing-masing. Guru membimbing kerja siswa. (kerjasama) (3) Kelompok menuliskan simakan hasil diskusi di LKS. Guru memantau kerja siswa. (tanggung jawab) c) Konfirmasi (15 menit) (1) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka secara bergantian. (percaya diri) (2) Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan. (3) Guru meminta beberapa siswa membacakan hasil simakannya. 3. Kegiatan Akhir a) Guru dan siswa membuat kesimpulan yang berkaitan dengan isi penjelasan denah. b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, siswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti terkait dengan isi penjelasan denah. c) Siswa menjawab beberapa pertanyaan guru yang terkait dengan isi penjelasan denah. d) Guru menyampaikan tim hebat hari ini. 74
e) Guru dan siswa mengakhiri pelajaran dengan do’a dan salam.
B. Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal (10 menit) a) Guru memberikan salam kemudian siswa menjawab salam.(santun) b) Guru dan siswa memulai pelajaran dengan berdo’a. (religius) c) Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
hari
ini.
Siswa
mendengarkan informasi yang disampaikan guru. (rasa ingin tahu) d) Apersepsi: tanya jawab tentang isi penjelasan denah kemarin. 2. Kegiatan Inti (45 menit) a) Eksplorasi (10 menit) (1) Mereview sekilas materi kemarin dan meminta beberapa kelompok menyebutkan kesimpulan dari isi penjelasan denah. (2) Guru menjelaskan kembali cara mengerjakan LKS berikutnya. b) Elaborasi (25 menit) (1) Masing-masing kelompok mulai mengerjakan LKS yaitu membuat denah dari hasil simakan kemarin. (2) Guru membimbing cara membuat denah. c) Konfirmasi (10 menit) (1) Guru meminta kelompok mengumpulkan pekerjaannya. (2) Masing-masing kelompok
ke depan kelas secara bergantian
menjelaskan gambar denah yang sudah dibuat. (3) Guru dan siswa merefleksi tentang kegiatan hari ini. 3. Kegiatan Akhir (15 menit) a) Guru memberikan soal post tes yang terkait dengan penjelasan denah. b) Siswa mengerjakan soal post tes individual dengan dipantau guru. c) Soal dikumpulkan. d) Guru memberikan hadiah kepada tim hebat yang telah mencapai kompetensi. e) Guru dan siswa mengakhiri pelajaran dengan do’a dan salam. 75
VII.Media dan Sumber Belajar: A. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Erlangga. B. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas. C. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Yudistira. D. LKS yang dibuat oleh peneliti. VIII. Penilaian A. Prosedur Tes : Tes proses dan tes akhir B. Jenis Tes : Tertulis C. Bentuk Tes : Isian singkat D. Instumen Tes : Menjawab Pertanyaan Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa nama jalan tempat toko mainan berada? 2. Apa nama toko di samping kiri toko mainan? 3. Apa nama toko di samping kanan toko mainan? 4. Apa nama bangunan di depan toko mainan? 5. Ke mana arah toko mainan menghadap? Kunci Jawaban 1. Nama jalan tempat toko mainan berada adalah jalan Nuri 2. Toko sepatu di samping kiri toko mainan 3. Toko buku di samping kanan toko mainan 4. Bangunan di depan toko mainan adalah bank Artapura 5. Toko mainan menghadap arah selatan E. Kriteria Penilaian : Skor 20 untuk setiap jawaban yang Benar. Jadi skor maksimum 100. F. Penghitungan Skor dan Nilai : Jumlah skor yang benar x100 Penilaian/Nilai Akhir = jumlah skor maksimal Jakarta, 2 September 2015 Mengetahui, Kepala MIT Salsabila
Peneliti
H. Andi Abdullah Sa’ad, S.Pd. I
Desi Anggraeni
76
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS KELOMPOK SISWA
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Siklus Ke
: ..........
Petunjuk
: Anda perhatikan perilaku siswa di dalam kelas. Tulislah pengamatan anada dengan cara mencentang di kolom skor pada setiap aspek yang diamati.
Nama Kelompok
No.
: ...................................................
Aspek yang diamati
Skor 2 3
1 4 Kesiapan mengikuti pelajaran Tingkat pemahaman atas kejelasan guru Kualitas pembagian tugas dalam kelompok Bekerjasama dalam kelompok Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai dengan waktu yang diberikan. 6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi 7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran 8. Keaktifan bertanya 9. Keaktifan menjawab 10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi Total Skor Skor Maksimal 40 Skor Minimal 10 Keterangan Skor Penilaian: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang 1. 2. 3. 4. 5.
Jakarta, Observer
September 2015
Peneliti
( ............................ )
(
77
....................................)
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS Pengamat Mata Pelajaran Pokok Bahasan Petunjuk
: ........................ : Bahasa Indonesia : Menyimak Penjelasan Denah : Anda perhatikan perilaku guru di dalam kelas. Tulislah pengamatan anda dengan cara mencentang di kolom skala penilaian pada setiap aspek yang diamati. No. Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Skala Penialain Skala Penilaian 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Melakukan apersepsi 3. Guru membentuk kelompok 4. Guru memberikan LKS untuk didiskusikan siswa 5. Penguasaan materi 6. Kualitas pengelolaan kelas 7. Kesesuaian metode 8. Kualitas interaksi pembelajaran 9. Penggunaan media/sumber belajar 10. Keterampilan bertanya 11. Memberikan penguatan kepada siswa 12. Guru membuat kesimpulan bersama siswa 13 Melakukan tes secara tertulis sesuai tujuan pembelajaran Jumlah Nilai akhir Rata-rata Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang Jakarta,
September 2015 Observer
78
CATATAN LAPANGAN Siklus
: ........................
Hari/Tanggal
: ........................
Waktu
: ........................
Pertemuan ke
: ........................
Aspek Kegiatan Awal:
Hal yang terjadi
Komentar
1. Mengkondisikan siswa 2. Apersepsi 3. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran Kegiatan Inti: 1. Memperdengarkan penjelasan denah 2. Menuliskan hasil simakan, menggambar denah 3. Mempresentasikan hasil jawaban kelompok Kegiatan Akhir: 1. Membuat kesimpulan 2. Melakukan tanya jawab
Observer
Peneliti
( ...................................)
( ............................. )
79
Pedoman Wawancara Guru Sebelum Penelitian 1.
Apa saja kesulitan yang dialami siswa dalam belajar Bahasa Indonesia selama ini?
2.
Upaya yang ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa?
3.
Bagaimana tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV?
4.
Apa saja kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyimak penjelasan denah?
5.
Apa saja kesulitan yang ibu hadapi dalam mengajar Bahasa Indonesia khusus nya pokok bahasan penjelasan denah?
6.
Apa metode mengajar yang ibu terapkan dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia khususnya pokok bahasan menyimak penjelasan denah?
7.
Bagaimana sikap siswa dengan metode yang ibu gunakan?
8.
Buku sumber dan LKS apa yang biasa ibu gunakan?
9.
Apakah siswa selalu tepat waktu mengumpulkan tugas yang ibu berikan?
10. Apakah ibu sudah memusatkan perhatian atau kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah siswa? 11. Pernahkah ibu mendengar tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)?
Sesudah Penelitian 1.
2. 3. 4. 5.
Bagaimana tanggapan ibu terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah pada siswa? Bagaimana penilaian ibu mengenai keterampilan menyimak penjelasan denah siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD? Bagaimana tanggapan ibu mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Bahasa Indonesia? Menurut pengalaman ibu, apa perubahan yang terjadi di kelas pada saat dilaksanakannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD? Menurut ibu, apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai untuk pembelajaran Bahasa Indonesia? Berikan alasannya!
80
DAFTAR HASIL TES AWAL KETERAMPILAN MENYIMAK PENJELASAN DENAH
NO.
KODE SISWA
NILAI
1.
A
60
2.
B
70
3.
C
60
4.
D
80
5.
E
40
6.
F
80
7.
G
70
8.
H
80
9.
I
40
10.
J
70
11.
K
70
12.
L
70
13.
M
60
14.
N
60
15.
O
70
16.
P
80
17.
Q
70
NILAI TERENDAH
40
NILAI TERTINGGI
80
NILAI RATA-RATA
66,47
81
TUNTAS TIDAK TUNTAS
DAFTAR HASIL TES SIKLUS I MENYIMAK PENJELASAN DENAH
NO.
KODE SISWA
NILAI
1.
A
40
2.
B
60
3.
C
60
4.
D
80
5.
E
40
6.
F
60
7.
G
100
8.
H
80
9.
I
20
10.
J
60
11.
K
80
12.
L
80
13.
M
60
14.
N
80
15.
O
60
16.
P
100
17.
Q
80
NILAI TERENDAH
20
NILAI TERTINGGI
100
NILAI RATA-RATA
67,06
82
TUNTAS TIDAK TUNTAS
DAFTAR HASIL TES SIKLUS II MENYIMAK PENJELASAN DENAH
NO.
KODE SISWA
NILAI
1.
A
80
2.
B
100
3.
C
85
4.
D
100
5.
E
80
6.
F
100
7.
G
80
8.
H
100
9.
I
40
10.
J
80
11.
K
100
12.
L
100
13.
M
80
14.
N
100
15.
O
100
16.
P
100
17.
Q
80
NILAI TERENDAH
40
NILAI TERTINGGI
100
NILAI RATA-RATA
88,53
83
TUNTAS TIDAK TUNTAS
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS KELOMPOK SISWA Nama Kelompok No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
: al-Baqarah Aspek yang diamati
Kesiapan mengikuti pelajaran Tingkat pemahaman atas kejelasan guru Kualitas pembagian tugas dalam kelompok Bekerjasama dalam kelompok Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai dengan waktu yang diberika. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi Aktivitas mengikuti metode pembelajaran Keaktifan bertanya Keaktifan menjawab Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi Total Skor Skor Maksimal Skor Minimal
No.
Aspek yang diamati
1. 2. 3. 4. 5.
Siklus: I Skor 1 2 3
25 40 10 Siklus: II Skor 1 2 3
Kesiapan mengikuti pelajaran Tingkat pemahaman atas kejelasan guru Kualitas pembagian tugas dalam kelompok Bekerjasama dalam kelompok Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai dengan waktu yang diberika. 6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi 7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran 8. Keaktifan bertanya 9. Keaktifan menjawab 10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi Total Skor Skor Maksimal Skor Minimal Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang Observer
38 40 10
Desi anggraeni
84
4
Peneliti
Choirus Salamah, S.Pd.I.
4
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS KELOMPOK SISWA Nama Kelompok No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
: Ali-Imran Aspek yang diamati
Kesiapan mengikuti pelajaran Tingkat pemahaman atas kejelasan guru Kualitas pembagian tugas dalam kelompok Bekerjasama dalam kelompok Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai dengan waktu yang diberika. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi Aktivitas mengikuti metode pembelajaran Keaktifan bertanya Keaktifan menjawab Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi Total Skor Skor Maksimal Skor Minimal
No.
Aspek yang diamati
1. 2. 3. 4. 5.
Siklus: I Skor 1 2 3 26 40 10 Siklus: II Skor 1 2 3
Kesiapan mengikuti pelajaran Tingkat pemahaman atas kejelasan guru Kualitas pembagian tugas dalam kelompok Bekerjasama dalam kelompok Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai dengan waktu yang diberika. 6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi 7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran 8. Keaktifan bertanya 9. Keaktifan menjawab 10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi Total Skor Skor Maksimal Skor Minimal Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang Observer
37 40 10
Desi anggraeni
85
4
Peneliti
Choirus Salamah, S.Pd.I.
4
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS KELOMPOK SISWA Nama Kelompok No.
: al-Fajr Aspek yang diamati
1. 2. 3. 4. 5.
Siklus: I Skor 1 2 3 sesuai
Kesiapan mengikuti pelajaran Tingkat pemahaman atas kejelasan guru Kualitas pembagian tugas dalam kelompok Bekerjasama dalam kelompok Berusaha menyelesaikan bahan diskusi dengan waktu yang diberika. 6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi 7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran 8. Keaktifan bertanya 9. Keaktifan menjawab 10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi Total Skor 17 Skor Maksimal 40 Skor Minimal 10 Siklus: II No. Aspek yang diamati Skor 1 2 3 1. Kesiapan mengikuti pelajaran 2. Tingkat pemahaman atas kejelasan guru 3. Kualitas pembagian tugas dalam kelompok 4. Bekerjasama dalam kelompok 5. Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai dengan waktu yang diberika. 6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi 7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran 8. Keaktifan bertanya 9. Keaktifan menjawab 10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi Total Skor 37 Skor Maksimal 40 Skor Minimal 10 Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang Observer
Peneliti
Choirus Salamah, S.Pd.I.
Desi anggraeni
86
4
4
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS KELOMPOK SISWA Nama Kelompok No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
: al-Fatihah Aspek yang diamati
Kesiapan mengikuti pelajaran Tingkat pemahaman atas kejelasan guru Kualitas pembagian tugas dalam kelompok Bekerjasama dalam kelompok Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai dengan waktu yang diberika. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi Aktivitas mengikuti metode pembelajaran Keaktifan bertanya Keaktifan menjawab Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi Total Skor Skor Maksimal Skor Minimal
No.
Aspek yang diamati
1. 2. 3. 4. 5.
Siklus: I Skor 1 2 3 28 40 10 Siklus: II Skor 1 2 3
Kesiapan mengikuti pelajaran Tingkat pemahaman atas kejelasan guru Kualitas pembagian tugas dalam kelompok Bekerjasama dalam kelompok Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai dengan waktu yang diberika. 6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi 7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran 8. Keaktifan bertanya 9. Keaktifan menjawab 10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi Total Skor Skor Maksimal Skor Minimal Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang Observer
37 40 10
Desi anggraeni
87
4
Peneliti
Choirus Salamah, S.Pd.I.
4
HASIL OBSERVASI PENELITI Pengamat Mata Pelajaran Pokok Bahasan Petunjuk
: Diana, S.Pd.I. : Bahasa Indonesia : Menyimak Penjelasan Denah : Anda perhatikan perilaku guru di dalam kelas. Tulislah pengamatan anda dengan cara mencentang di kolom skala penilaian pada setiap aspek yang diamati. No. Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Skala Penialain Skala Penilaian 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Melakukan apersepsi 3. Guru membentuk kelompok 4. Guru memberikan LKS untuk didiskusikan siswa 5. Penguasaan materi 6. Kualitas pengelolaan kelas 7. Kesesuaian metode 8. Kualitas interaksi pembelajaran 9. Penggunaan media/sumber belajar 10. Keterampilan bertanya 11. Memberikan penguatan kepada siswa 12. Guru membuat kesimpulan bersama siswa 13 Melakukan tes secara tertulis sesuai tujuan pembelajaran Jumlah 6 7 3 10 Nilai akhir 46 : 13 = 3,54 49 : 13 = 3,77 Rata-rata 3,66 Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang Jakarta,
September 2015 Observer
Diana, S.Pd.I
88
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PEMEBELAJARAN DI KELAS Siklus Pengamat Mata Pelajaran Pokok Bahasan Petunjuk
: II : Diana, S.Pd.I. : Bahasa Indonesia : Menyimak Penjelasan Denah : Anda perhatikan perilaku guru di dalam kelas. Tulislah pengamatan anda dengan cara mencentang di kolom skala penilaian pada setiap aspek yang diamati. No. Aspek yang diamati Pertemuan I Pertemuan II Skala Penialain Skala Penilaian 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Melakukan apersepsi 3. Guru membentuk kelompok 4. Guru memberikan LKS untuk didiskusikan siswa 5. Penguasaan materi 6. Kualitas pengelolaan kelas 7. Kesesuaian metode 8. Kualitas interaksi pembelajaran 9. Penggunaan media/sumber belajar 10. Keterampilan bertanya 11. Memberikan penguatan kepada siswa 12. Guru membuat kesimpulan bersama siswa 13 Melakukan tes secara tertulis sesuai tujuan pembelajaran Jumlah Nilai akhir Rata-rata Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang Jakarta,
September 2015 Observer
Diana, S.Pd.I 89
LEMBAR KERJA SISWA Bahasa Indonesia
Nama : ...................................................................
Kelas : ..........
Standar Kompetensi: Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbol daerah/lambang korps. Kompetensi Dasar: Membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang didengar. Tujuan Pembelajaran: Melalui kerjasama kelompok, diskusi, tanya jawab, dan bimbingan guru, maka siswa diharapkan terampil menyimak,
mencatat,
membacakan,
membuat
sketsa, dan menjelaskan kembali isi petunjuk denah. Nilai Karakter: religius, rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, kerjasama, santun.
DENAH
Denah merupakan petunjuk. Jika denah dijelaskan secara lisan, diperlukan keterampilan menyimak yang baik. Hal ini sama ketika kita mendengarkan petunjuk dari sumber lain, seperti brosur. Pada saat penjelasan denah diperdengarkan, kamu harus memperhatikan petunjuk atau informasi di dalamnya. Agar mudah dipahami, kamu dapat menggambar tempat yang dimaksud.
Langkah-langkah membuat denah antara lain: 1. Mengetahui dan memahami betul kenampakan wilayah (ciri-ciri khas wilayah) yang akan dibuat denah. Selanjutnay ciri tersebut digunakan sebagai penanda, misalnya jalan, gapura, tugu, tempat ibadah atau sarana-sarana umum. 90
2. Menggambarkan kenampakan jalan-jalan yang terdapat di wilayah yang akan menuju arah atau objek yang akan dituju. Untuk memperjelas dan memudahkan pembaca, harus dicantumkan nama jalan-jalan yang terdapat dalam denah. 3. Melengkapi denah dengan gambar atau objek-objek penting. Objek yang penting ditandai dengan simbol-simbol yang umum, misalnya terminal bus disimbolkan dengan gambar bus atau rumah sakit disimbolkan dengan palang merah. 4. Mencantumkan tanda arah mata angin atau petunjuk agar pembaca denah mengetahui letak atau posisi objek-objek yang digambarkan pada denah. 5. Memberi judul pada denah. Judul denah digunakan untuk memahami denah sebelum meneliti isi denah.
Uji Kompetensi I
Sebagai murid baru, Anton bertanya kepada siswa bernama Dodi. Anton ingin tahu keadaan kelasnya. Inilah penjelasan Dodi dan anton mendengarkannya dengan seksama. A. Guru akan memperdengarkan penjelasan Dodi kemudian kalian tuliskan pada titik-tik di bawah ini! .............................................................................................................................. ................................................................................................................................ ............................................................................................................................ ........................................................................................................................ ....................................................................................................................... B. Dari penjelasan di atas, dapat dibuat denah sebagai berikut!
91
C.Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar! 1. Siapa yang kelasnya dibuat menjadi denah? Jawab: .......................................................................................................... 2. Ke arah mana kelas 4 itu menghadap? Jawab: ......................................................................................................... 3. Berapakah jumlah bangku siswa di dalam kelas tersebut? Jawab: ...................................................................................................... 4. Apa yang berhadapan langsung dengan meja guru? Jawab: ..................................................................................................... 5. Di manakah letak lemari buku? Jawab: ........................................................................................................
Skor
Paraf Guru
Paraf Orang Tua
Uji Kompetensi II A. Simaklah penjelasan denah dari gurumu kemudian tulislah pada titiktitik di bawah ini! .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
92
B.Dari penjelasan di atas, dapat dibuat denah sebagai berikut!
C.Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar! 1. Apa nama jalan tempat toko mainan berada? Jawab: .............................................................................................................. 2. Apa nama toko di samping kiri toko mainan? Jawab: ....................................................................................................... 3. Apa nama toko di samping kanan toko mainan? Jawab: .............................................................................................................. 4. Apa nama bangunan di depan toko mainan? Jawab: ...................................................................................................... 5. Ke mana arah toko mainan menghadap? Jawab: .......................................................................................................
Skor
Paraf Guru
93
Paraf Orang Tua
KISI-KISI PENULISAN SOAL Nama Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila
Jumlah Soal
:5
butir
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Pilihan Ganda
:-
butir
Kelas/Semester
: IV/ I
Isian
:5
butir
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Uraian Terbatas
:-
butir
No Kompetensi Yang Diujikan Urut 1. Standar Kompetensi : Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan 2. simbol daerah/lambang korps
3.
4.
5.
Kompetensi Dasar : Membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang didengar
Materi
Uraian Materi
Indikator Soal PG
Denah
Denah merupakan petunjuk. Jika denah dijelaskan secara lisan, diperlukan keterampilan menyimak yang baik. Hal ini sama ketika kita mendengarkan petunjuk dari sumber lain, seperti brosur. Pada saat penjelasan denah diperdengarkan, kamu harus memperhatikan petunjuk atau informasi di dalamnya. Agar mudah dipahami, kamu dapat menggambar tempat yang dimaksud. Sebagai murid baru, Anton bertanya kepada siswa bernama Dodi. Anton ingin tahu keadaan kelasnya. Inilah penjelasan Dodi dan Anton mendengarkannya dengan seksama. Kelas IV itu menghadap ke barat. Jumlah bangku sebanyak dua puluh buah. Lemari buku diletakkan di depan kelas dekat pintu masuk. Meja guru menghadap bangku siswa. Ketika Dodi menjelaskan, Anton
Menuliskan nama siswa yang kelasnya dibuat menjadi denah
Bentuk Isian Uraian
empat
Menuliskan hasil menghitung jumlah bangku dalam kelas
Menuliskan benda yang berhadapan langsung dengan meja guru
Menuliskan menghadap
arah
kelas
Menuliskan letak lemari buku
sibuk membuat denah kelas IV itu. Berikut ini gambar yang dibuat Anton.
Denah Kelas IV U
B
T
S
P
Q
R
S
T
K
L
M
N
O
F
G
H
I
J
A
B
C
D
E
LB PM
MG PT
Keterangan: PM : pintu masuk
A-T : bangku siswa
LB : lemari buku
MG : meja guru
PT : papan tulis
KISI-KISI PENULISAN SOAL Nama Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila
Jumlah Soal
:5
butir
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Pilihan Ganda
:-
butir
Kelas/Semester
: IV/ I
Isian
:5
butir
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Uraian Terbatas
:-
butir
No Kompetensi Yang Diujikan Urut 1. Standar Kompetensi : Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan 2. simbol daerah/lambang korps
3.
Kompetensi Dasar : Membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang didengar
Materi
Uraian Materi
PG Denah
Menuliskan mainan
Menuliskan nama toko di samping toko mainan
Menuliskan nama toko di samping kanan toko mainan
Menuliskan nama bangunan di depan toko mainan
Menuliskan arah toko mainan menghadap
Toko Sepatu Toko Mainan
Bank Artapura
jalan
toko
Toko Buku
u
nama
Bentuk Isian Uraian
Toko mainan terletak di jalan Nuri. Toko itu terletak di antara toko buku dan toko sepatu. Toko itu menghadap ke arah selatan dan berseberangan dengan Bank Artapura.
4.
5.
Indikator Soal