PENYUSUN Dra. Retno Kinteki, M. Sos ( PPPPTK PKn DAN IPS )
PEMBAHAS Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd. ( Universitas Negeri Malang )
Antropologi SMA K-1
1
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
GEOGRAFI SMA KELOMPOK KOMPETENSI 8
PENYUSUN Dra. Retno Kinteki, M. Sos ( PPPPTK PKn DAN IPS )
Syamsul Bachri, S.Si., M.Sc., Ph.D. ( Universitas Negeri Malang )
PEMBAHAS Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd. ( Universitas Negeri Malang )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PPPPTK PKn DAN IPS 2015 Geografi SMA K - 8
i
PENGANTAR Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru. Informasi, tentang peta
kompetensi
tersebut
diwujudkan
dalam
buku
modul
Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran. PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), khususnya modul PKB untuk mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA, dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam Kelompok Kompetensi 1 sampai dengan 10. Dengan adanya modul
ini, diharapkan semua kegiatan
pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksan dengan pola tatap muka maupun online bisa mengacu dari modul-modul yang telah disusun ini. Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS.
Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumarna Surapranata, Ph.D NIP. 195908011985032001
Geografi SMA K - 8
ii
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul……………………………………………………………….
i
Kata Pengantar…………………………………………………………….......
ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………
iii
Daftar Gambar…………………………………………………………………..
iv
Daftar Tabel……………………………………………………………………..
v
BAGIAN 1:
PENDAHULUAN………………………………………………
1
1. Deskripsi…………………………………………………………………….
2
2. Prasyarat……………………………………………………………………
2
3. Petunjuk Penggunaan……………………………………………………..
2
4. Tujuan Akhir………………………………………………………………..
3
5. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar…………………………………
3
6. Peta konsep………………………………………………………………..
4
BAGIAN 2:
PEMBELAJARAN
A. BAB I
WILAYAH DAN PERWILAYAHAN…………………………..
5
B. BAB II
INTERPRETASI CITRA PENGINDERAAN JAUH…………
21
C. BAB III
DATA SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS………………….
47
D. BAB IV
ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN……………………………………………..
71
E. BAB V
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN……………….
108
F. BAB VI
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN…………….
136
G. BAB VII
EVALUASI RANCANGAN RPP……………………………...
162
PENUTUP………………………………………………………
188
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..
189
BAGIAN 3:
Geografi SMA K - 8
iii
DAFTAR GAMBAR Judul Gambar
Halaman
Gambar 1. Contoh Bentuk Obyek Pada Foto Udara………………………..
25
Gambar 2. Ukuran Obyek Pada Citra Penginderaan Jauh….……………..
26
Gambar 3. Tekstur pada Citra Penginderaan Jauh…………………………
27
Gambar 4. Pola Seragam Pada Obyek………………………………………
28
Gambar 5. Unsur Bayangan Pada Obyek…………………………………..
29
Gambar 6. Asosiasi Obyek Pada Citra…………………….…………………
31
Gambar 7. Klasifikasi Model Data Spasial……………….…………………..
54
Gambar 8. Struktur Model Data Raster………………………………………
56
Gambar 9. Ukuran Sel/Piksel…………………………………………………
57
Gambar 10. Poligon yang Direpresentasikan dalam berbagai Macam Ukuran Sel/ Piksel………………..........………………………..
58
Gambar 11. Atribut Lokasi dalam setiap Sel/Piksel……….. ………………
59
Gambar 12. Raster Ditampilkan Sebagai Latar dan Layer
60
Jalan (Vektor)……………………………………………………. Gambar 13. Data Raster dalam Memodelkan Permukaan Bumi… …
Geografi SMA K - 8
61
iv
DAFTAR TABEL Judul Tabel
Halaman
Tabel 1. Perbandingan Struktur Data Vektor dan Model Data Vektor………
65
Tabel 2. Contoh Data Atribut Berupa Tabel Dalam Program ArcView……..
68
Geografi SMA K - 8
v
BAGIAN 1: PENDAHULUAN Pengembangan
keprofesian
berkelanjutan
sebagai
salah
satu
strategi
pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mengembangkan
secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan
kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi tujuan, indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan/kasus/tugas, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut yang disusun secara sistematis dan menarik untuk mencapai
tingkatan
kompetensi
yang
diharapkan
sesuai
dengan
tingkat
kompleksitasnya. Modul ini dapat digunakan dengan baik dengan cara mempelajarinya sebagai berikut. 1. Deskripsi Modul ini berisi materi yang terdiri atas statistika deskriptif, pembentukan permukaan bumi, perubahan iklim global, perairan laut, permasalahan lingkungan dan roadmap pembangunan Indonesia, planet bumi untuk kehidupan, analisis model-model pembelajaran, analisis kebutuhan media pembelajaran, penyusunan instrument penilaian, implementasi RPP dalam pembelajaran geografi, dan analisa data PTK.
Geografi SMA K - 8
1
Kegiatan
pembelajaran
melaksanakan
aktivitas
dalam
mempelajari
pembelajaran,
modul
mengerjakan
ini
terdiri
atas
latihan/kasus/tugas,
mencermati rangkuman, dan memberikan umpan balik serta tindak lanjut. 2. Prasyarat Prasayarat penggunaan modul ini adalah guru atau tenaga kependidikan yang mengampu mata pelajaran geografi pada jenjang SMA/MA. Telah mengikuti Uji Kompetensi Guru yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru dan tenaga Kependidikan. 3. Petunjuk Penggunaan Modul ini dapat digunakan dan berhasil dengan baik dengan memperhatikan petunjuk penggunaan berikut. a. Baca deskripsi, prasyarat, dan petunjuk penggunaan modul dengan cermat. b. Cermati tujuan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar, serta peta konsep/alur pencapaian kompetensi yang akan dicapai selama maupun setelah proses pembelajaran dengan menggunakan modul ini. c. Baca dan simak uraian materi sebagai bahan untuk mengingat kembali (refresh) atau menambah pengetahuan. Kegiatan membaca dilakukan secara individual. d. Lakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan urutan yang dijabarkan dalam modul untuk mencapai kompetensi. Disarankan aktivitas pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan metode diskusi sehingga terjalin prinsip saling berbagai pengalaman (sharing) dengan asas asih, asah, dan asuh. e. Laporkan hasil aktivitas pembelajaran Ibu/Bapak secara lisan, tertulis, atau pajangan (display). f. Kerjakan latihan/kasus/tugas yang diuraikan dalam modul untuk memperkuat pengetahuan dan/atau keterampilan dalam penguasaan materi, sekaligus untuk
mengetahui
tingkat
penguasaan
(daya
serap)
Ibu/Bapak
(self
assessment).
Geografi SMA K - 8
2
g. Berikan umpan balik yang bermanfaat untuk perbaikan pembelajaran Ibu/Bapak dan perbaikan modul ini pada masa-masa mendatang. h. Simpan seluruh produk pembelajaran Ibu/Bapak sebagai bagian dari dokumen portofolio yang bermanfaat bagi pengembangan keprofesian berkelanjutan. 4. Tujuan Akhir Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini adalah dikuasainya kompetensi dasar dan minimal untuk geografi jenjang SMA/MA. 5. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi inti yang harus dikuasai adalah kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan selama pelatihan. Sedangkan kompetensi dasar yang harus dicapai adalah kompetensi yang mencakup materi dan pembelajarannya tentang statistika deskriptif, pembentukan permukaan bumi, perubahan iklim global, perairan laut, permasalahan lingkungan dan roadmap pembangunan Indonesia, planet bumi untuk kehidupan, analisis model-model pembelajaran, analisis kebutuhan media pembelajaran, penyusunan instrument penilaian, implementasi RPP dalam pembelajaran geografi, dan analisa data PTK. 6. Peta konsep/Alur Pencapaian Kompetensi
Geografi SMA K - 8
3
Bahan: Statistika deskriptif, pembentukan permukaan bumi, perubahan iklim global, perairan laut, permasalahan lingkungan dan roadmap pembangunan Indonesia, planet bumi untuk kehidupan, analisis model-model pembelajaran, analisis kebutuhan media pembelajaran, penyusunan instrument penilaian, implementasi RPP dalam pembelajaran geografi, dan analisa data PTK.
Geografi SMA K - 8
Pembelajaran: Menggali informasi dari uraian materi melakukan aktivitas pembelajaran mengerjakan latihan/kasus/tugas
Hasil: Peningkatan kompetensi Produk bukti kinerja
mencermati rangkuman memberikan umpan balik dan tindak lanjut
4
BAGIAN 2: PEMBELAJARAN
A. BAB I: WILAYAH DAN PERWILAYAHAN 1. Kegiatan Belajar 1: Konsep Wilayah dan Persekutuan Wilayah a. Tujuan Pembelajaran •
Melalui diskusi kelompok peserta dapat menganalisis tentang konsep wilayah;
•
Melalui diskusi kelompok peserta dapat mensistesis berbagai konsep wilayah sebagai suatu model pertumbuhan dan pembangunan wilayah;
•
Melalui diskusi kelompok peserta dapat menganalisis bentuk-bentuk persekutuan regional suatu unit geografis.
b. Uraian Materi Konsep Wilayah Mata pelajaran Geografi mengembangkan pemahaman siswa tentang organisasi spasial, masyarakat, tempat-tempat, dan lingkungan di muka bumi. Siswa didorong untuk memahami proses-proses fisik yang membentuk pola-pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di muka bumi, sehingga diharapkan siswa dapat memahami bahwa manusia menciptakan wilayah (region) untuk memahami berbagai fenomena dengan menyederhanakan kompleksitas muka bumi. Selain itu, siswa dimotivasi secara
aktif
untuk
menelaah
bahwa
kebudayaan
dan
pengalaman
mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat-tempat dan wilayah. Dengan demikian siswa diharapkan bangga akan warisan budaya dengan memiliki kepedulian kepada keadilan sosial, proses-proses demokratis dan kelestarian ekologis, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan di lingkungannya pada masa kini dan masa depan.
Geografi SMA K - 8
5
Setiap bidang studi mempunyai karakteristik ruang lingkup materi yang khas. Demikian juga halnya dengan pelajaran Geografi. Berdasarkan struktur keilmuannya, Geografi secara umum adalah disiplin ilmu yang mengkaji tentang fenomena permukaan bumi atau geosfer. Apabila geografi sebagai pohon ilmu maka sebagai akar-akarnya adalah atmosfer, lithosfer, hidrosfer, dan biosfer, sedangkan cabang-cabangnya adalah Geografi Fisik/Physical
Geography,
Geografi
Manusia/Human Geography,
dan
Geografi Teknik. Selain itu ada cabang pendukung yaitu Geografi Teknik, Geografi Kesejarahan, dan Geografi Regional. Wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang antar bagiannya mempunyai keterkaitan secara fungsional. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan pewilayahan (penyusunan wilayah) adalah pendelineasian unit geografis berdasarkan kedekatan, kemiripan, atau intensitas hubungan fungsional (tolong menolong, bantu membantu, lindung melindungi) antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Wilayah Pengembangan adalah
pewilayahan
untuk
tujuan
pengembangan/
pembangunan/
development. Tujuan-tujuan pembangunan terkait dengan lima kata kunci, yaitu: (1) pertumbuhan; (2) penguatan keterkaitan; (3) keberimbangan; (4) kemandirian; dan (5) keberlanjutan. Sebenarnya tidak ada satu definisipun yang benar-benar definitif yang dapat disepakati oleh berbagai pihak. Demikian juga definisi "region" atau lazim disebut wilayah dalam geografi sampai saat inipun masih sangat tergantung kepada sudut pandang dan kepentingan masing-masing pihak. Wilayah dapat kita artikan sebagai bagian permukaan bumi yang memilki batas-batas dan ciri-ciri tersendiri berdasarkan lingkup pengamatan atas satu atau lebih fenomena atau kenampakan tertentu. Mas Sukoco (1985:45) mengungkapkan bahwa region dapat mempunyai bermacam-macam arti. Suatu wilayah atau region bukan hanya suatu unit geografis, namun boleh jadi suatu unit penggunaan lahan, unit permukiman, unit produksi, unit perdagangan, unit transportasi, atau unit komunikasi.
Geografi SMA K - 8
6
Secara umum region/wilayah dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah sekitarnya (Bintoro, 1979). Batasan tersebut sesuai dengan pendapat Fisher (1975), yang mengemukakan bahwa suatu konsep region memandang suatu daerah sebagai suatu wilayah/tata ruang yang mempunyai ciri-ciri khas yang kurang lebih sama (homogen) dan dengan segera dapat dibedakan dari daerah-daerah
lain
bagi keperluan
perencanaan
pembangunan dan
pengambilan kebijakan tertentu. Konsep region/wilayah senantiasa berubah-ubah dan mengalami perkembangan, sehingga muncul beberapa pengertian wilayah yang kadangkadang berbeda sebagai akibat proses klasifikasi yang berbeda pula, seperti: uniform region dan nudol region. Namun pada prinsipnya region lebih dititikberatkan sebagai suatu wilayah yang mempunyai ciri-ciri keseragaman gejala internal (internal uniformity) yang membedakan wilayah yang bersangkutan dari wilayah lainnya. Ciri-ciri yang merupakan internal uniformity ini dapat berupa gejala fisik, seperti keseragaman vegetasi, keseragaman iklim, relief permukaan tanah atau yang lainnya. Dapat pula berupa gejala non fisik, seperti bentuk aktivitas dalam perekonomian, adat istiadat, bentuk pemerintahan, pola permukiman dan lain-lainnya. Region dengan dasar internal uniformity ini biasanya disebut dengan formal region. Di samping itu suatu region dapat juga dilihat sebagai bagian dari suatu sistem, yang lebih menekankan pada bagaimana suatu region saling berhubungan dengan region lain, dalam hal ini region tersebut disebut functional region, misalnya interaksi antara wilayah perkotaan sebagai pusat industri dan jasa dengan wilayah perdesaan sebagai penyedia sumber bahan mentah dan tenaga kerja bagi perkotaan. Karena sifatnya yang demikian maka formal region relatif bersifat statis, sedang functional region lebih dinamis (Suparmat, 1989:1), hal ini wajar karena fungsi suatu wilayah dalam hubungannya dengan wilayah lain selalu berubah dan mengalami perkembangan.
Geografi SMA K - 8
7
Dalam perkembangan selanjutnya dikenal pula istilah-istilah "sub region" atau "sub unit", dari masing-masing daerah atau region, misalnya daerah dataran banjir, daerah lereng gunung api, dan dataran pantai (Mas Sukoco, 1985:45).
Klasifikasi Wilayah Ada beberapa istilah yang di Indonesia mempunyai pengertian yang serupa dengan konsep wilayah, seperti: divisi, distrik, zone, realm, bentang lahan, dan lain-lainnya. Wilayah merupakan bagian dari permukaan bumi yang mempunyai persamaan-persamaan tertentu, yang dapat dibedakan dari wilayah sekitarnya. Semula penggolonan wilayah hanya didasarkan pada ciri-ciri alamiah saja (natural feature), kemudian ditambah dengan suatu kenampakan tunggal (single feature), seperti iklim, topografi, vegetasi, morfologi, dan lain-lainnya. Geographical Association (1937) mengaklasifikasikan wilayah sebagai berikut: 1) Generic Region: yaitu penggolongan wilayah menurut jenisnya yang menekankan pada jenis wilayah, seperti iklim, topografi, vegetasi, dan fisiografi. Misalnya wilayah vegetasi, dalam hal ini lebih ditekankan kepada jenis perwilayahannya saja. 2) Specific Region: yaitu merupakan wilayah tunggal, yang mempunyai ciriciri geografis tertentu/khusus terutama yang ditentukan oleh lokasi absolut dan lokasi relatifnya. Misalnya: (a) Wilayah Asia Tenggara merupakan wilayah tunggal yang mempunyai kharakteristik geografis khusus, seperti lokasi, penduduk, bahasa, tradisi, iklim, dan lain-lainnya; (b) Wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB), merupakan wilayah tunggal dan mempunyai ciri khusus yaitu lokasinya di Indonesia bagian barat yang dibatasi oleh waktu, berdasarkan garis bujur serta pertimbangan politis, sosial, ekonomi, aktivitas penduduk, dan budaya. 3) Uniform Region: merupakan suatu wilayah yang didasarkan atas keseragaman atau kesamaan dalam kriteria-kriteria tertentu. Contoh: wilayah pertanian yang mempunyai kesamaan yakni adanya unsur petani
Geografi SMA K - 8
8
dan lahan pertanian, dan kesamaan itu menjadi sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur yang membentuk wilayah (Bintarto dan Surastopo, 1979). 4) Nodal Region: merupakan suatu wilayah yang diatur beberapa pusatpusat kegiatan yang saling dihubungkan oleh jalur transportasi antara satu dengan yang lainnya. Contoh: Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kota yang cukup besar dan unik, mempunyai beberapa pusat kegiatan seperti pusat kebudayaan Jawa, pusat pendidikan, pusat perdagangan, pariwisata, industri kerajinan, dan lain-lainnya. Pusat-pusat kegiatan tersebut satu sama lain dihubungkan dengan jaring-jaring transportasi dan komunikasi yang membentuk suatu sistem keruangan dan kelingkungan yang terpadu sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistem kewilayahan. Persekutuan Regional Berdasarkan beberapa kajian tentang perwilayahan dapat dikatakan bahwa suatu negara atau beberapa kelompok negara dengan berbagai ragam kenampakan
yang
khas,
seperti
struktur
sosialnya,
ekonominya,
pertumbuhannya, tingkat pendidikan penduduknya, tingkat ketergantungan ekonominya, dan lain-lainnya dapat disebut sebagai suatu region. Adanya klasifikasi semacam ini sangat berguna, baik bagi pengkajian ilmiah maupun untuk kepentingan praktis, terutama bagi para perencana regional sebagai suatu bidang kegiatan yang sangat vital. Atas dasar pemikiran wilayah maka muncullah bentuk-bentuk persekutuan regional, antara lain: (1) Persekutuan negara-negara berdasarkan paham politik yang dianut, seperti: Blok Barat, Blok Timur, dan Non Blok; (2) Persekutuan negara-negara di bidang ekonomi, seperti: Masyarakat Ekonomi Asean/MEA, Mashall Plan, Colombo Plan, OPEC, Pasaran Bersama Eropa (Europian Common Market/ECM), Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), Camecon (Council for Mutual Economic Assistance), Sela
Geografi SMA K - 8
9
(Sistema Economico Latioamericano), Pasar Bebas Asia (AFTA), EEC (Europian Economic Community), dan EAC (East African Community); (3) Persekutuan negara-negara di beberapa bidang sosial ekonomi budaya, seperti OKI (Organisasi Konferensi Islam), Kelompok Utara-Selatan, OAS (Organization of American States) dan lain-lainnya. Regionalisasi wilayah pembangunan dapat pula dijadikan suatu contoh sebagai suatu region (development region) yang dapat dijadikan dasar suatu perencanaan, misalnya ketika masa orde baru Indonesia masih mempunyai 26 provinsi, dibagi menjadi beberapa wilayah pembangunan dan 4 wilayah pembangunan utama.
c. Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Latihan: Untuk memperdalam pemahaman peserta mengenai materi Kegiatan Belajar 1, maka silahkan saudara mengerjakan tugas berikut ini. Kemukakan alasan yang rasional dan rinci mengapa dipandang perlu untuk mengadakan ”perwilayahan” atau pembagian wilayah dan sub wilayah pembangunan di Indonesia.
d. Evaluasi Kegiatan Belajar 1. Uraikan apa yang dimaksud region dari beberapa sudut pandang pakar geografi? 2. Simpulkan apa hakekat region berdasarkan berbagai konsep wilayah sebagai suatu
model pertumbuhan dan pembangunan wilayah.
3. Lakukan analisis singkat tentang bentuk-bentuk ketergantungan geografis antar wilayah yang mendorong terjadinya persekutuan regional yang mengarah pada globalisasi!
Geografi SMA K - 8
10
2. Kegiatan Belajar 2: Teori Perkembangan Wilayah a. Tujuan Pembelajaran •
Melalui tanya jawab peserta dapat menjelaskan tentang teori perkembangan wilayah;
•
Melalui diskusi kelompok peserta dapat menganalisis 4 teori perkembangan wilayah.
b. Uraian Materi Teori Perkembangan Wilayah Ada beberapa teori mengenai perkembangan suatu wilayah yang sering digunakan sebagai model. Teori tersebut pada umumnya berasal dari tinjauan perkembangan ekonomi beberapa negara. Untuk mengelompokkan teori-teori tersebut sangat sulit, karena banyak hal yang mempengaruhinya yang harus dipertimbangkan, seperti periode waktu teori tersebut lahir, pijakan yang digunakan tolok ukur, dan ide yang terkandung dalam teori tersebut. Pada prinsipnya ada tiga kelompok teori, yakni: (1) yang berasal dari mashab historis antara lain teori Friedrich List, Karl Bucher, dan W.W. Rostow; (2) dari mashab analitis antara lain teori Adam Smith, Harrod Domar, dan Solow Swan; dan (3) merupakan gabungan dari mashab historis dengan mashab analitis, seperti teori Schumpeter dan lain-lain. Pada kesempatan ini tidak semua teori perkembangan wilayah dibahas, namun mudah-mudahan yang dibahas di sini dapat mewakili sejumlah teori-teori yang ada dan dapat memberikan wawasan tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah. Beberapa
teori
tersebut
adalah:
Control
Theories,
Teori
Ketergantungan, Teori Perkembangan Wilayah dari Rostow, dan Teori Tiga Gelombang dari Toffler. 1.1. Control Theories
Geografi SMA K - 8
11
Control theories ini meliputi dua teori, yaitu (1) determinisme lingkungan alam, dan (2) determinisme kebudayaan (Suparmat, 1989:12). (1)
Teori
Determinisme
Lingkungan
Alam
(Physical
Environment
Determinism) berpandangan bahwa pengaruh lingkungan alam sangat kuat terhadap perkembangan masyarakat suatu wilayah atau negara. Pengaruh ini bisa positif, bisa juga negatif. Misalnya beberapa negara yang terletak di daerah tropis akan menghadapi masalah-masalah seperti: adanya temperatur yang panas dalam melemahkan energi dan aktivitas
kerja
masyrakat;
banyaknya
hujan
mengakibatkan
terbentuknya rawa-rawa dan genangan air yang merupakan tempat yang ideal bagi berbagai sumber penyakit, dan lain-lain. Bahkan Ellsworth Huntington (1961) berpendapat bahwa lingkungan alam sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, lebih lanjut dikatakan bahwa iklim merupakan kunci dari kebudayaan manusia. Dalam batas-batas tertentu memang lingkungan alam berpengaruh terhadap tingkat perkembangan wilayah, namun suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri ialah bahwa ada beberapa negara yang mempunyai kondisi lingkungan alam yang kurang menguntungkan dapat pula berkembang pesat. Hal ini bisa terjadi karena adanya faktorfaktor lain yang juga berpengaruh
terhadap perkembangan suatu
negara,
akal
yaitu
faktor
kemampuan
pikiran
manusia
yang
dimanifestasikan dalam ilmu pengetahuan dan teknologinya. (2)
Determinisme Lingkungan Kebudayaan (Cultural Determinism) yang beranggapan
bahwa
perbedaan
suatu
bangsa
akan
sangat
berpengaruh terhadap tingkat kemajuan suatu wilayah. Teori ini memandang bahwa segala sesuatu akan bisa dicapai dengan menggunakan
akal
pikiran
manusia,
dan
nilai
keberhasilan
pembangunan diukur dari segi pencapaian materi yang dimilikinya.
Geografi SMA K - 8
12
1.2. Teori Ketergantungan (Dependency Theory) Dalam
teori
ketergantungan
sebenarnya
ada
beberapa
aliran/mashab, yakni: aliran Marxis, Neo Marxis, dan non Marxis. Namun pada prinsipnya teori ini beranggapan bahwa keterbelakangan (under development) yang dialami negara-negara berkembang bermula pada saat masyarakat negara tersebut: tergabung
(incorporated) ke dalam sistem
ekonomi dunia kapitalis. Dengan demikian masyarakat negara berkembang tersebut kehilangan otonominya dan menjadi negara "pinggiran" dari daerah-daerah metropolitan yang kapitalis. Selanjutnya daerah-daerah pinggiran
ini
dijadikan
daerah-daerah
jajahan
dari
negara-negara
metropolitan. Mereka hanya berfungsi sebagai produsen-produsen bahan mentah (raw materials), dan konsumen barang-barang jadi yang dihasilkan oleh industri-industri di negara-negara metropolitan tersebut. Dengan demikian timbullah struktur ketergantungan yang merupakan penghambat yang hampir tidak dapat diatasi bagi negara-negara berkembang. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa berdasarkan teori ketergantungan, tergabungnya secara paksa (forced incorporated) negaranegara yang sebagian besar pernah dijajah ke dalam sistem ekonomi kapitalisme dunia merupakan penyebab dari keterbelakangan (under development) negara-negara sedang berkembang dewasa ini. Tanpa adanya kolonialisme dan integrasi ke dalam sistem ekonomi kapitalisme dunia, negara-negara berkembang saat ini pasti sudah berhasil mencapai tingkat kesejahteraan yang memadai, dan bukannya tidak mungkin untuk mengembangkan industri-industri manufaktur atau usaha lain atas kekuatan sendiri. Salah satu kelemahan dari teori ini adalah bahwa satu-satunya penyebab terjadinya keterbelakangan dan ketergantungan adalah karena kolonialisme dan integrasi dari negara-negara berkembang ke dalam sistem ekonomi kapitalisme dunia, dan sama sekali mengabaikan faktor-faktor internal, seperti faktor sosial budaya, dan pola perilaku masyarakat sebagai
Geografi SMA K - 8
13
suatu faktor penyebab penting dari keterbelakangan dan penghambat pembangunan di negara-negara berkembang. 1.3. Teori Rostow W. W. Rostow mencetuskan teori pertumbuhan ekonomi yang pada mulanya dikemukakan sebagai suatu artikel dalam Economic Journal yang kemudian dibukukan dengan judul "The Stages of Economic Growth" (1971). Diungkapkan bahwa setiap negara di dalam perkembangannya akan melalui tahapan-tahapan yang sama, yakni melalui 5 fase berturut-turut: masyarakat tradisional, prakondisi untuk lepas landas, lepas landas, gerakan ke arah kedewasaan, dan masa konsumsi tinggi. Secara umum analisis Rostow menitikberatkan kepada pembahasan yang didasarkan pada pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi sebagai akibat munculnya perubahan yang fundamental yang terjadi dalam aktivitas ekonomi maupun dalam kehidupan politik dan hubungan sosial dalam suatu masyarakat. Dalam
membedakan
kelima
fase
pembangunan
Rostow
mendasarkan kepada ciri-ciri umum perubahan keadaan: ekonomi, politik, dan sosial yang berlaku. Pembangunan ekonomi atau transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi suatu masyarakat modern adalah merupakan suatu proses yang mempunyai dimensi banyak, tidak sekedar ditandai dengan menurunnya peranan faktor pertanian dan meningkatnya peranan faktor industri dan jasa. Secara garis besar kelima fase pembangunan ekonomi Rostow adalah sebagai berikut:
(1) Masyarakat Tradisional (The Traditional Community) Pada fase ini fungsi produksi terbatas dimana cara produksi yang digunakan masih relatif primitif dan cara hidup masyarakat masih dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional dan bersifat turun temurun. Tingkat produksi perakpita masih sangat terbatas, dan sebagian
Geografi SMA K - 8
14
sumber-sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan dalam sektor pertanian. Di sektor pertanian struktur sosialnya sangat bersifat hirarkhis. (2) Prasyarat untuk Lepas Landas (The Preconditions for Take Off) Pada fase ini masyarakat sudah mulai mempersiapkan diri atau dipersiapkan dari luar, untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self sustained growth). Pada fase ini pula dan seterusnya pertumbuhan ekonomi akan berlaku secara otomatis. Ada 2 corak menyertai tahap
prasyarat lepas landas ini.
Pertama, adalah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh negaranegara Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika, dimana tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat tradisional yang sudah lama ada. Corak yang kedua adalah tahap prasyarat lepas landas yang dicapai oleh negara-negara "born free" seperti: Amerika Serikat, Canada, Australia, dan New Zealand, di negara-negara tersebut mengalami prasyarat lepas landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional.
(3) Lepas Landas (The Take Off) Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau terbukanya pasar-pasar baru. Hambatan-hambatan yang berupa unsur-unsur tradisional mulai menghilang, modernisasi dan pertumbuhan ekonomi merupakan gejala umum dimana-mana. Tingkat pendapatan
perkapita
semakin
pertumbuhan pendapatan nasional
besar yang
sebagai
akibat
adanya
melaju melebihi tingkat
pertumbuhan penduduk. Kalau pada fase pertama dan kedua biasanya berlangsung lama, maka pada fase lepas landas ini berlangsung dalam waktu yang relatif pendek, yaitu 40 s.d. 60 tahun (Wheeler, 1981:49). (4) Gerakan ke Arah Kedewasaan (The Drive to Maturity) Pada masa ini masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alamnya. Di samping itu struktur dan keahlian tenaga kerja
Geografi SMA K - 8
15
mengalami perubahan, dan peranan sektor industri semakin penting, dilain pihak sektor pertanian mengalami penurunan. Sejalan dengan semakin besarnya peranan sektor industri muncullah kritik-kritik terhadap industrialisasi sebagai akibat dari ketidak puasan terhadap dampak industrialisasi. Pada fase ini pula peningkatan keuntungan ekonomi semakin melimpah ke dalam kesejahteraan sosial dan penanaman modal ke wilayah lain. Demikian pula sifat kepemimpinan maupun kemahiran dan kepandaian para pekerja menjadi semakin terspesialisasi secara lanjut. (5) Masa Konsumsi Tinggi (The Age Off Hight Mass Consumption) Pada fase ini orientasi tidak lagi pada masalah produksi, akan tetapi lebih difokuskan kepada masalah-masalah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas konsumsi dan kesejahteraan masyarakat. Adapun tujuan masyarakat pada fase ini antara lain adalah: memperbesar pertumbuhan dan kekuasaan terhadap wilayah lain: menciptakan welfare state, sehingga kemakmuran menjadi lebih merata, dan berusaha mempertinggi konsumsi masyarakat di atas keperluan pokok (sandang, pangan, perumahan) menjadi barang-barang berkualitas tinggi, tahan lama, dan barang-barang mewah.
Berdasarkan teori Rostow dapat dikatakan bahwa dewasa ini negaranegara berkembang termasuk di antara fase pertama sampai fase ketiga, sedang negara-negara maju termasuk dalam fase keempat dan kelima. Teori dari W.W. Rostow tersebut mempunyai cukup banyak kelemahan antara lain: tidak ada perbedaan yang pasti antara fase yang satu dengan yang lain (masih kabur); ciri-ciri dalam setiap tahap kurang dapat diuji secara empiris; teori tersebut belum tentu dapat menunjukkan tahap pembangunan di negara-negara berkembang, di samping itu perlu diingat bahwa proses pembangunan tidak hanya bersifat self-sustained growth, melainkan juga bersifat self limiting effect, dan laju pembangunan suatu
Geografi SMA K - 8
16
wilayah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menciptakan masingmasing kekuatan. 1.4. Teori Tiga Gelombang dari Toffler Toffler dalam bukunya "The Third Wave" (1980) mengklasifikasikan masyarakat suatu wilayah/negara ke dalam
tiga gelombang, yaitu:
gelombang I, II, dan III. (1) Gelombang I (Peradaban Pertanian) Pada masa ini ditandai dengan banyaknya masyarakat memakai baterei alamiah (living battery). Keluarga mencakup keluarga besar (extended family), yang berarti sanak saudara jauhpun dianggap anggota keluarga. Kaum petani bercocok tanam sekedar untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Pasar bukan merupakan hal yang penting, karena kelebihan hasil pertanian akan disimpan dalam "lumbung" sebagai persediaan di musim paceklik. Tingkat ketergantungan antara wilayah yang satu dengan wilayah lain sangat kecil (low interdependency), karena biasanya suatu wilayah berproduksi untuk dikonsumsi sendiri, atau disebut "Pro-Sumen". Adapun proses komunikasi yang terpenting adalah dengan "ngobrol" dan melalui desas-desus (orally). Gelombang I ini sering dikiaskan dengan "Small is Beautiful". (2) Gelombang II (Peradaban Industri) Dalam masa ini masyarakat sudah mulai menggunakan energi dari minyak dan gas yang tidak dapat diperbaharui. Keluarga hanya mencakup keluarga inti. Peranan pasar sangat vital, karena itu produksi berproduksi dengan menggunakan mesin-mesin raksasa yang memang dirancang
untuk
produksi masa.
Pendidikan dan media massa
memegang peranan penting dan ada kecenderungan manusia mulai mendominasi alam, pemborosan bahan baku, dan energi sangat menonjol demikian pula mobilitas penduduk. Masyarakat pada masa ini sudah banyak berkomunikasi dengan menggunakan media kertas dan jasa postel. Dalam rangka mendapatkan bahan baku dan memasarkan
Geografi SMA K - 8
17
hasil produksi, daerah "jajahan" direbut dan hal ini diikuti dengan adanya pergerakan-pergerakan nasionalisme. Gelombang kedua ini sering dikiaskan dengan "Big is Beautiful". (3) Gelombang III (Peradaban Informasi) Pada masa ini masyarakat sudah banyak yang menggunakan energi yang dapat diperbaharui (renewable). Dalam produksi masyarakat sudah mulai beralih dari cara-cara berproduksi memakai tangan mesin (manufacture), ke suatu proses produksi yang menggunakan proses biologi (biofacture). Ketergantungan atau keterkaitan antara wilayah yang sangat menonjol dan bersifat menyeluruh (hight interdependency). Adapun suatu gejala yang sangat menonjol adalah terutama teknologi tinggi yang meliputi: teknologi penerbangan dan angkasa luar; teknologi alternatif yang dapat diperbaharui, penerapan bioteknologi dan yang mungkin paling mempengaruhi globalisasi, yakni teknologi informasi. Ada beberapa gejala gelombang I yang muncul pada masa ini antara lain adalah timbulnya gejala global village dan de-urbanisasi (karena bagusnya layanan telekomunikasi dan transportasi), dan timbulnya gejala dimana
konsumen
ingin
memproduksi
barang-barangnya
sendiri.
Gelombang III ini sering dikiaskan dengan "Small Within Big is Beautiful".
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa peradaban masyarakat di negara-negara berkembang masih condong pada gelombang I dan II, sedangkan peradaban bangsa-bangsa yang telah maju terutama berada dalam gelombang II dan III. Dewasa ini Indonesia dengan pembangunan berencananya, berusaha untuk "tinggal landas" memasuki peradaban gelombang II untuk menjadi negara industri baru, mungkin seperti yang dicontohkan oleh negara-negara industri baru (New Emerging Industrialized Countries), seperti Taiwan, Singapura, Korea Selatan, dan China. Penjabaran Rencana Tata Ruang Nasional, Daerah, dan Kawasan di Indonesia
Geografi SMA K - 8
18
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan arahan pemanfaatan wilayah/ruang bagi perencanaan pembangunan, baik sektoral maupun daerah dan menjadi pedoman bagi proses pengendalian pemanfaatan wilayah/ruang sehingga pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia dilakukan secara serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan. Di dalamnya tercakup upaya: 1) Pemantapan Strategis Nasional pengembangan Pola Tata Ruang yang menterpadukan matra daratan, lautan dan udara dalam satu rencana tata ruang nasional yang memasukkan kepentingan kesejahteraan rakyat dan kepentingan pertahanan keamanan, serta menjabarkannya ke dalam program pembangunan nasional dan daerah; 2) Penterpaduan rencana tata ruang wilayah antar daerah tingkat I dan rencana tata ruang daerah wilayah antardaerah tingkat II yang berbatasan atau yang mempunyai keterkaitan fungsi wilayah; 3) Penyempurnaan rencana tata ruang wilayah daerah tingkat I dan tingkat II yang
telah
tersusun
serta
menjabarkannya
ke
dalam
program
pembangunan daerah; 4) Penyusunan rencana kawasan daerah terluar, tertinggal, dan terpencil, kawasan perbatasan Indonesia, kawasan pantai, kawasan perbatasan dengan negara lain, dan kawasan penting bagi pertahanan keamanan; 5) Penataan kembali kawasan yang mempunyai potensi pertumbuhan cepat dan
berfungsi
sebagai
Gerbangkertosusila,
pusat
Bandung
pertumbuhan,
Raya,
Medan
seperti
dan
Jabotabek,
sekitarnya,
serta
Ujungpandang dan sekitarnya; kawasan pertumbuhan P. Batam dan P. Bintan. Dalam skala antarnegara terjadi pemusatan di Bohai (Cina – Korea), Hongkong- Guangzhou, dan segitiga SIJORI (Singapura-JohorRiau). Di Indonesia pertumbuhan terpusat di sepanjang Sumatera (MedanPalembang), dan Jawa (Jakarta-Bandung-Semarang- Surabaya). Secara umum, fungsi pusat pertumbuhan adalah: memudahkan koordinasi; melihat perkembangan wilayah; meratakan pembangunan di seluruh wilayah;
Geografi SMA K - 8
19
6) Penataan
kembali
kawasan
khusus,
seperti
kawasan
perbatasan,
Bopunjur, kawasan di sekitar taman nasional; 7) Penyempurnaan criteria penentuan dan pengelolaan kawasan berfungsi lindung serta kawasan budi daya; 8) Peningkatan kualitas aparatur penataan ruang. c. Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Tugas: Untuk memperdalam pemahaman peserta mengenai materi Kegiatan Belajar 2, maka silahkan saudara mengerjakan tugas berikut ini. Berikan ulasan singkat tentang apa manfaat yang didapatkan dari mempelajari
teori
perkembangan
wilayah.
Kemukakan
pula
teori
perkembangan wilayah yang manakah yang menurut peserta masih relevan dengan perkembangan wilayah di Indonesia.
d. Evaluasi Kegiatan Belajar 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori perkembangan wilayah. 2. Berikan ulasan secara singkat tentang teori Tiga Gelombang-nya Alvin Toffler! 3. Apa yang dimaksud dengan Growth Pole Theory? Masih relevankah teori tersebut diterapkan di Wilayah Indonesia, kemukakan pula alasannya kenapa demikian?!
Rangkuman: 1. Pengertian region lebih dititikberatkan sebagai suatu wilayah
yang
mempunyai ciri-ciri keseragaman gejala internal (internal uniformity) yang membedakan wilayah yang bersangkutan dari wilayah lainnya. Ciri-ciri yang merupakan internal uniformity ini dapat berupa gejala fisik, seperti keseragaman vegetasi, keseragaman iklim, relief permukaan tanah atau
Geografi SMA K - 8
20
yang lainnya. Dapat pula berupa gejala non fisik, seperti bentuk aktivitas dalam perekonomian, adat istiadat, bentuk pemerintahan, pola permukiman dan lain-lainnya. Region dengan dasar internal uniformity ini biasanya disebut dengan formal region. 2. Region dapat juga dilihat sebagai bagian dari suatu sistem, yang lebih menekankan pada bagaimana suatu region saling berhubungan dengan region lain, dalam hal ini region tersebut disebut functional region, misalnya interaksi antara wilayah perkotaan sebagai pusat industri dan jasa dengan wilayah perdesaan sebagai penyedia sumber bahan mentah dan tenaga kerja bagi perkotaan. 3. Hubungan antar region dalam hal ini negara yang berbeda tingkat kemajuannya, mempunyai kecenderungan negara yang kurang maju secara relatif akan lebih bergantung (interdependency) kepada negara maju. Adanya perbedaan
tingkat
kemajuan
inilah
diantaranya
yang
menimbulkan
pengelompokan negara ke dalam klasifikasi tertentu, yaitu: Negara Maju (Developed Countries), Nagara Sedang Berkembang (Developing Countries), dan Negara Industri Baru (New Industrial Countries/NICs). 4. Ada tiga kelompok teori perkembangan wilayah, yakni: (1) mashab historis antara lain teori Friedrich List, Karl Bucher, dan W.W. Rostow; (2) mashab analitis antara lain teori Adam Smith, Harrod Domar, dan Solow Swan; dan (3) gabungan mashab historis dengan mashab analitis, seperti teori Schumpeter dan lain-lain. Beberapa teori tersebut adalah: Control Theories, Teori Ketergantungan, Teori Perkembangan Wilayah dari Rostow, dan Teori Tiga Gelombang dari Toffler. 5. Control theories meliputi dua teori, yaitu (1) determinisme lingkungan alam, dan (2) determinisme kebudayaan. Control Theories mempunyai beberapa kelemahan, terutama teori diterminisme lingkungan alam, karena faktanya sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap perkembangan wilayah. Sumber daya manusia (SDM) tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga
Geografi SMA K - 8
21
yaitu: (1) Sumber tenaga manusia (Man power resource), tenaga kerja atau tenaga fisik manusia, (2) Keahlian (Expertice) meliputi kemampuan intelektual,
keilmuan
dan
teknologi
manusia
dalam
meningkatkan
kesejahteraan, (3) Tenaga kepemimpinan (Leadership) yaitu kemampuan dan gaya yang ada dalam diri manusia dalam mengatur kehidupan dengan segala sumber dayanya untuk menjamin kesejahteraan. 6. Teori Ketergantungan pada prinsipnya beranggapan bahwa keterbelakangan (under development) yang dialami negara-negara berkembang bermula pada saat masyarakat negara tersebut tergabung (incorporated) ke dalam sistem ekonomi
dunia
kapitalis,
sehingga
masyarakat
negara
berkembang
kehilangan otonominya dan menjadi negara "pinggiran" dari daerah-daerah metropolitan kapitalis. Daerah-daerah pinggiran ini selanjutnya dijadikan daerah jajahan dari negara-negara metropolitan. Mereka hanya berfungsi sebagai produsen-produsen bahan mentah (raw materials), dan konsumen barang-barang jadi yang dihasilkan oleh industri-industri di negara-negara metropolitan. 7. Teori Rostow dikenal dengan istilah The Stages of Economic Growth. Dalam teori tersebut diungkapkan bahwa setiap negara di dalam perkembangannya akan melalui tahapan-tahapan yang sama, yakni melalui 5 fase berturut-turut: masyarakat tradisional, prakondisi untuk lepas landas, lepas landas, gerakan ke arah kedewasaan, dan masa konsumsi tinggi. Analisis Rostow menitikberatkan pada pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi sebagai akibat munculnya perubahan yang fundamental yang terjadi dalam aktivitas ekonomi maupun dalam kehidupan politik dan hubungan sosial dalam suatu masyarakat. 5. Teori Tiga Gelombang Alfin Toffler mengungkapkan bahwa ada 3 gelombang peradaban manusia, dalam hal ini peradaban masyarakat di negara-negara berkembang masih condong pada gelombang I dan II, sedangkan peradaban bangsa-bangsa yang telah maju terutama berada dalam gelombang II dan III.
Geografi SMA K - 8
22
B. BAB II INTERPRETASI CITRA PENGINDERAAN JAUH 1.
Kegiatan Belajar Analisa Data Pada Penginderaan jauh a.
Tujuan Melalui kegiatan praktik, peserta dapat mengintepretasi obyek pada citra penginderaan jauh
b.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
menjelaskan analisa data dalam penginderaaan jauh
2)
melakukan teknik intepretasi penginderaan jauh berdasarkan unsur-unsur interpretasi
c.
Uraian Materi 1) Analisa Data a). Analisa Data Manual Benda yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor antara lain : (1) Ciri spasial adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs dan asosiasi. (2) Ciri temporal adalah ciri-ciri yang terkait dengan umur benda dan waktu. saat perekaman. (3) Ciri spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna. Pada analisis data penginderaan jauh secara manual cara perolehan datanya yakni dengan melakukan rekaman/pemotretan obyek di muka dengan menggunakan kamera dan media yang digunakan film, sehingga hasil perekaman atau pemotretan yang diperoleh berupa foto udara. Kemudian dari hasil perekaman dalam bentuk foto udara ini dilakukan analisis dengan cara interpretasi foto udara secara visual. Dalam interpretasi foto
Geografi SMA K - 8
23
udara dilakukan dengan mendasarkan teknik interpretasi foto udara yang mendasarkan delapan unsur interpretasi, yakni : (1) Rona / warna Rona dan warna merupakan unsur pengenal utama atau primer terhadap suatu obyek pada citra penginderaan jauh. Fungsi utama adalah untuk identifikasi batas obyek pada citra. Penafsiran citra secara visual menuntut tingkatan rona bagian tepi yang jelas, hal ini dapat dibantu dengan teknik penajaman citra (enhacement). Rona merupakan tingkat
/ gradasi keabuan yang
teramati pada citra
penginderaan jauh yang dipresentasikan secara hitam-putih. Permukaan obyek yang basah akan cenderung menyerap cahaya elektromagnetik sehingga akan nampak lebih hitam dibanding obyek yang relative lebih kering.
Gambar Contoh Rona Pada Foto Udara
Geografi SMA K - 8
24
Warna merupakan ujud yang yang tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spectrum elektromagnetik tampak ( Sutanto, 1986). Contoh obyek yang menyerap sinar biru dan memantulkan sinar hijau dan merah maka obyek tersebut akan tampak kuning. Dibandingkan dengan rona, perbedaaan warna lebih mudah dikenali oleh penafsir dalam mengenali obyek secara visual. Hal inilah yang dijadikan dasar untuk menciptakan citra multispektral. (2) Bentuk Bentuk dan ukuran merupakan asosiasi sangat erat. Bentuk menunjukkan konfigurasi umum suatu obyek sebagaimana terekam pada citra penginderaan jauh. Bentuk mempunyai dua makna yakni : a. bentuk luar / umum b. bentuk rinci atau susunan bentuk yang lebih rinci Contohnya
gedung
sekolah
berbentuk
empat
persegi
panjang, huruf L, huruf I, atau huruf U
Gambar Contoh Bentuk Obyek Pada Foto Udara
Geografi SMA K - 8
25
(3) Ukuran Ukuran merupakan bagian informasi kontekstual selain bentuk dan letak. Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak , luas , tinggi, lereng dan volume (sutanto, 1986). Ukuran merupakan cerminan penyajian penyajian luas daerah yang ditempati oleh kelompok individu. Contohnya ukuran rumah pada umumnya lebih kecil bila dibandingkan dengan ukuran kantor atau industri.
Gambar Ukuran Obyek Pada Citra Penginderaan Jauh
Geografi SMA K - 8
26
(4) Tekstur Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra ( Kiefer,
1979). Tekstur dihasilkan oleh kelompok
kenampakan
yang
kecil,
tekstur
sering
unit
dinyatakan
kasar,halus, ataupun belang-belang (Sutanto, 1986). Contoh hutan primer bertekstur kasar, hutan tanaman bertekstur sedang, tanaman padi bertekstur halus.
Gambar tekstur pada citra penginderaan jauh
(5) Pola Pola merupakan karakteristik makro yang digunakan untuk mendiskripsikan tata ruang kenampakan pada citra. Pola atau
susunan
keruangan
merupakan
ciri
yang
yang
menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan beberapa obyek alamiah. Hal ini membuat pola unsur penting untuk membedakan pola alami dan hasil budidaya manusia. Sebagai contoh perkebunan karet, kelapa sawit sangat
Geografi SMA K - 8
27
mudah dibedakan dari hutan dengan polanya dan jarak tanam yang seragam, contoh lain pola aliran sungai dendritik.
Gambar Pola Seragam Pada Obyek
(6) Bayangan Bayangan
merupakan
unsur
sekunder
yang
sering
membantu untuk identifikasi obyek secara visual, misalnya untuk mengidentifikasi hutan jarang, gugur daun, tajuk (hal ini lebih berguna pada citra resolusi tinggi ataupun foto udara).
Geografi SMA K - 8
28
Gambar Unsur Bayangan Pada Obyek
(7) Situs Situs merupakan konotasi suatu obyek terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan atau
keberadaan
suatu
obyek.
Situs
adalah
tempat
kedudukan suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung tetapi dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar, situs dapat diartikan sebagai berikut : Letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonet, 1975). Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situasi atau situs geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Misal pengaruh letak iklim terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi Letak suatu obyek terhadap bentang darat (Estes dan Simonet, 1975), seperti misalnya situs suatu obyek di rawa, di puncak bukit yang kering dan di sepanjang tepi sungai.
Geografi SMA K - 8
29
Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situs topografi, yaitu letak suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya. Beberapa contoh kenampakan obyek yang dapat dikenali dengan menggunakan unsur situs misalnya Situs
permukiman
memanjang/linear
umumnya
sejajar
dengan bentukan alam dan budaya tertentu; (a) Pola permukiman memanjang sejajar dengan jalan (b) Pola permukiman memanjang sejajar dengan garis pantai (c) Pola permukiman memanjang sejajar dengan sungai Situs
permukiman
radial/melingkar
biasanya
karena
mengelilingi suatu bentukan alam/budaya, misalnya; (a) Pola permukiman radial mengelilingi puncak gunung (b) Pola pemukiman radial mengelilingi danau (c) Pola
permukiman
radial
mengelilingi
fasilitas
pemerintahan dll. Situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman kopi menghendaki pengatusan yang baik. Lahan pertanian berpetak dalam bentuk persegi dan cenderung lurus biasanya terdapat di daerah dataran, sedangkan lahan pertanian dalam bentuk persegi, cenderung membengkok dan berteras-teras biasanya terdapat di daerah miring. Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma, bila tumbuhnya menggerombol dan berada di daerah air payau maka mungkin sekali pohon nipah. 8. Asosiasi (korelasi )
Geografi SMA K - 8
30
Asosiasi menunjukkan komposisi sifat fisiognomi seragam dan tumbuh pada kondisi habitat yang sama. Asosiasi juga berarti kedekatan erat suatu obyek dengan obyek lainnya. Contoh permukiman kita identik dengan adanya jaringan transportasi
jalan
yang
lebih
kompleks
dibanding
permukiman pedesaan.
Gambar Contoh Asosiasi Obyek Pada Citra
b) Analisa Data Digital Informasi yang ditangkap oleh sensor untuk analisis data digital dalam bentuk angka. Satuan terkecil di lapangan yang mempunyai satuan nilai tertentu disebut picture element atau sering disebut sebagai pixel. Pada citra Landsat misalnya, besarnya pixel adalah 79 m x 79 m. Pixel mempunyai nilai refleksi tertentu, perbedaan nilai tiap pixel inilah yang digunakan untuk mengenali tiap obyek. Nilai refleksi ini seperti nomor regristrasi pixel, sedangkan nilai karakteristik
obyek
merupakan
nilai
perbandingan
antara
pantulan dan tenaga yang jatuh pada obyek dalam bentuk prosentase. Tingkat refleksi ini dapat dibedakan dari bilangan 0 Geografi SMA K - 8
31
hingga 127, nilai 0 untuk obyek yang gelap dan 127 untuk obyek yang benar-benar cerah. Pemrosesan data secara digital bertujuan untuk : (1) Menyelesaikan data dalam jumlah banyak secara cepat (2) Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang tinggi. Secara garis besar pemrosesan data secara digital meliputi : (1) Perbaikan citra (image restoration), Perbaikan citra meliputi : (a) perbaikan data citra, (b) melakukan koreksi geometri, dan (c) koreksi radiometrik. (2) Penyadapan data (information extraction).
Perbaikan citra digital berarti melakukan koreksi terhadap data atau keadaan citra yang salah akibat pengaruh semua faktor yang mempengaruhi pengukuran penyinaran, akan tetapi tidak ada hubungannya dengan perubahan obyek pada setiap liputan citra. Misalnya citra yang kurang jelas gambarnya, citra ini adalah citra yang berkualitas rendah, karena data yang diberikan kurang baik. Untuk mendapatkan data yang jelas maka dilakukan proses penajaman
(enhancement).
Penajaman
berarti
mengubah
keadaan data pada citra hingga lebih jelas dan mudah diinterpretasi. Gangguan pada citra oleh faktor dari luar secara garis besar bersifat geometris dan atmosferik. Pemrosesan data secara digital ditentukan oleh jumlah tenaga elektromagnetik
Geografi SMA K - 8
32
yang sampai pada obyek dan yang dipantulkan serta jumlah tenaga yang dapat ditangkap oleh sensor. Pola spasial dapat dievaluasi secara digital, yakni dengan diintegrasikan pada nilai spektralnya. Pengintegrasian harus didasarkan pada asumsi bahwa pixel yang letaknya berdekatan akan membentuk spektral, data pixel harus diurutkan kemudian baru
diklasifikasikan.
Klasifikasi
yang
dilakukan
dengan
mengintegrasikan pola spasial ke dalam nilai spektral akan mengurangi kesalahan karena adanya efek tepi. Analisis spasial akan
memberikan
hasil
yang
baik
apabila
dilakukan
menggunakan citra satelit dan bukan menggunakan data digital. Hasil akhir dari pemrosesan data harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Untuk mencapai hal tersebut maka hasil pemrosesan dapat dituangkan dalam bentuk : peta, grafik, tabel dan informasi digital. Hasil analisis penginderaan jauh secara digital,berupa:
(1)
Peta Informasi yang didapat dari citra setelah diklasifikasikan dan diketahui lokasi dan agihannya dapat disajikan dalam bentuk peta. Data yang dihasilkan dari citra dikonversikan dengan simbul tertentu.
(2)
Grafik Data yang diinterpretasi adalah data yang berbentuk numerik dan nilai tersebut menggambarkan hasil interaksi antara
obyek
kemudian
dan
gelombang
diwujudkan
dalam
elektromagnetik bentuk
rona.
yang
Tingkat
kecerahan dapat dengan mudah dituangkan dalam bentuk grafis.
Geografi SMA K - 8
33
(3)
Tabel Hasil analisis dapat pula dituangkan dalam bentuk tabel. Penyusunan data angka hasil analisis ditabelkan menurut grid. Tabulasi dengan dasar grid mempermudah dalam menentukan dan mengujinya dengan peta.
(4)
Arsip Hasil proses data dapat pula disimpan dalam bentuk peta. Data yang disimpan dalam bentuk peta dapat digunakan sebagai masukan pada sistem informasi geografi.
2) Konvergensi bukti Dalam proses penafsiran citra penginderaan jauh sebaiknya digunakan unsur diagnostik citra sebanyak mungkin. Hal ini perlu dilakukan karena semakin banyak unsur diagnostik citra yang digunakan semakin menciut lingkupnya untuk sampai pada suatu kesimpulan suatu obyek tertentu. Konsep ini yang sering disebut konvergensi bukti. Contoh-contoh pengenalan unsur-unsur bentang budaya dan alam berdasarkan konvergensi bukti, antara lain:
(1) Contoh contoh unsur bentang budaya/buatan manusia (a) Jalan Rona: berbeda jelas terhadap sekitar, umumnya lebih cerah Bentuk: memanjang dengan lebar seragam, untuk tiap ruas jalan, relatif lurus, dengan simpang jalan tegak lurus atau mendekati tegak lurus. Tekstur: halus dan seragam. Asosiasi: ada jembatan ditempat jalan menyilang lembah dan ada pohon peneduh di kiri kanan.
Geografi SMA K - 8
34
(b) Jalan kereta api/rel Rona: berebeda terhadap sekitar, kadang lebih cerah atau lebih gelap, tergantung jenis objek di kanan kirinya. Bentuk: menyerupai jalan, tetapi percabangannya runcing dan belokan tidak pernah bersudut besar, melainkan membusur lemah. Wujudnya menyerupai jalan karena yang tampak bukan reInya, melainkan tubuh penyangga yang lebarnya mirip jalan. Tidak pemah ada tanjakan yang berarti. Asosiasi: di beberapa tempat kadang tampak gerbong K.A atau stasiun.
(c) Terowongan Rona, bentuk, dan tekstur menyerupai jalan atau jalan K.A tetapi hilang disatu tempat dan timbul kembali di tempat lain.
(d) Jembatan Rona: sama dengan badan jalan bila di buat dari bahan yang sama Situs: pada persilangan dengan lembah sungai atau saluran irigasi Asosiasi: ada bayangan yang disebabkan oleh beda tinggi antara jembatan dan lembah sungai /saluran irigasi.
(e) Stasiun kereta api. Bentuk : bangunan rumah berbentuk empat segi panjang Situs : terpisah relatif jauh dari bangunan lain
Geografi SMA K - 8
35
Asosiasi : ada percabangan rel kereta api dan kadang nampak gerbong K.A. Bagi stasiun besar, ada rel yang terputus disatu sisi dan timbul kembali di sisi yang lain stasiun itu. Ini berarti K.A dapat memasuki stasiun.
(f) Terminal Bis Bentuk datar dan teratur Ukuran luas Asosiasi : tampak jajaran bis dan mikrolet/taxi yang berjajar ke arah samping dengan jarak rapat. Bis dapat dibedakan terhadap taxi/mikrolet berdasarkan ukurannya. Ada bangunan besar didekatnya.
(g) Bandar Udara Bentuk: datar dan teratur Ukuran: luas Tampak jelas landasan yang lurus, lebar, dengan pola teratur. Ada gedung terminal, tempat parkir pesawat, dan tempat parkir kendaraan bermotor. Tekstur: halus
(h) Jalan Perairan Darat Rona: gelap pada musim kemarau dan cerah pada musim hujan Bentuk: memanjang, teratur untuk kanai dan tidak teratur untuk sungai Ukuran cukup lebar untuk berpapasan dua perahu Tekstur halus seragam
Geografi SMA K - 8
36
Asosiasi: pelabuhan, dermaga atau kapal
(i) Lapangan Sepakbola Rona: cerah untuk rumput Bentuk: empat segi panjang Ukuran: sekitar 80 m x 100 m Tekstur: halus Asosiasi: ada gawang yang situsnya di tengah garis belakang. Pada foto udara berskala 1:5.000 atau lebih besar, gawang tampak dari bayangannya.
(j) Bangunan Rumah mukim Bentuk empat segi panjang atau kumpulan beberapa empat segi panjang Ukuran pada umumnya antara 3 Orn 2 x 200m 2, kecuali rumah yang ukurannya lebih besar. Asosiasi : pada jalan setapak, jalan lingkungan, jalan penghubung atau jalan besar. Ada tanaman (hias, buah buahan, obat dan sayuran) bagi yang memiliki halaman dan kebun Tekstur: halus
Gedung sekolah Bentuk: menyerupai huruf 1, L, U atau gabungannya Ukuran: lebih besar dari rumah mukim pada umunya Asosiasi: ada halaman tempat bermain/berkumpul, kadang dekat lapangan olahraga
Geografi SMA K - 8
37
Rumah sakit Bentuk empat segi panj ang yang seragarn Ukuran relatif besar / panjang Asosiasi ada bangunan penghubung, halaman tempat parkir kendaraan bermotor yang cukup luas Situs : di tepi jalan yang realtif besar
(2) Contoh contoh bentang alam (a) Sungai Rona: gelap pada musim kemarau jernih) dan cerah pada musim penghujan (keruh). Pada kondisi keruh maka yang berinteraksi dengan tenaga bukan hanya air yang lebih besar
serapannya,
melainkan
bahan
rombahan
batuan/tanah yang lebih besar pantulannya. Tekstur halus seragam Bentuk memanjang dengan arah tak menentu. Bentuk percabangan runcing ke arah muara Ukuran: lebar tidak seragam. Secara umurn maka sungai semakin lebar ke arah muara, dan ada beda tinggi dari hulu ke hilir Asosiasi: kadang tampak gosong sungai (river bar) yang runcing ke arah hulu dan melebar ke arah muara.
(b) Mata air Situs pada awal / hulu sungai kecil
Geografi SMA K - 8
38
Asosiasi sebagai titik pusat jalan setapak bagi daerah yang sulit air. Bagi mataair yang besar sering ditandai dengan volume air sungai yang bertambah besar pada suatu titik.
(c) Hutan Bakau Rona: gelap karena daya pantaunya kecil Ukuran : tingginya seragam, Situs : pantai yang becek atau tepi sungai hingga batas air payau
(d) Hutan Rawa Ukuran : tinggi sangat beraneka dari yang pendek hingga 50 m Tekstur : tidak seragam karena tingginya beragam Situs : tampak perairannya dengan rona gelap sebagai latar belakang. Kearah laut dibatasi oleh bakau dan ke arah pedalaman dibatasi oleh hutan rimba Rona: beraneka dengan latar belakang gelap
(e) Rumput Rawa Tekstur : menyerupai tanarnan tebu Rona abu abu seragam Situs di tepi sungai atau rawa
(f) Nipah Bentuk : tajuk berbentuk bintang meskipun tidak sejelas pada tajuk pohon kelapa Ukuran: tinggi sekitar 3 m dan seragam Geografi SMA K - 8
39
Rona cerah dan seragam Situs di tepi sungai atau di tepi pantai dengan akar masuk ke dalam air payau Pola bergerombol tak teratur
(g) Sagu Bentuk: tajuk berbentuk bintang yang jelas Ukuran : tinggi beraneka, antara 3 m hingga 17 m Rona: gelap dengan tangkai bunga yang memantulkan sinar putih yang mencirikan sagu terhadap jenis palma yang lain Pola tumbuh tak teratur dalam ayunan Situs tanah becek, tepi sungai hingga dareah air payau (di sebelah atas nipah)
(h) Nihung Bentuk: tajuk berbentuk roset yang jelas Rona: cerah Pola: tidak tumbuh berkelompok, melainkan sebagai satu satu specimen Situs : di daerah peralihan dan hutan rawa ke rimba raya
(i) Bambu Bentuk : seperti bulu Rona : cerah hingga abu abu cerah Pola : bergerombol Tekstur : seragam oleh karena tinggi pohon seragam
Geografi SMA K - 8
40
Setelah semua obyek terinterpretasi dengan baik langkah selanjutnya adalah
dilakukan cek lapangan untuk memberikan
kebenaran dari obyek diinterpretasi tersebut. Analisis manual dengan menggunakan konvergensi bukti sebenarnya sampai disini cukup, namun masih bisa dilanjutkan dengan metode pengkajian secara manual.
d.
Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran 1)
Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat memperaktikan intepretasi citra penginderaan jauh.
2)
Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut: Tugas Individu: a)
Baca dan cermati uraian materi analisa data penggunaan penginderaan jauh
b)
Peserta menerima bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praket dari fasilitator
c)
Peserta membaca dan mencermati lembar kerja (terlampir)
d)
Peserta mempraktekan intepretasi citra sesuai dengan langkah kerja yang disampaikan fasilitator
e)
Fasilitator menunjuk peserta untuk melakukan presentasi hasil praktek dan peserta lain menanggapi.
f)
Fasilitator memberikan refleksi pada kegiatan praktik intepretasi citra penginderaan jauh
Geografi SMA K - 8
41
e. Evaluasi kegiatan belajar Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari!
Amati citra diatas. Identifikasi fitur berikut dalam gambar dan menjelaskan bagaimana Anda mampu melakukannya berdasarkan interpretasi visual unsur-unsur yang diuraikan dalam bagian ini. 1. Race track 2. sungai 3. jalan 4. jembatan 5. daerah kediaman 6. bendungan
Geografi SMA K - 8
42
f.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1) Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi analisa data penginderaan jauh? 2) Pengalaman
penting
apa
yang
Bapak/Ibu
peroleh
setelah
mempelajari materi analisa data penginderaan jauh? 3) Apa manfaat materi analisa data penginderaan jauh, terhadap tugas Bapak/Ibu ? 4) Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
g. Rangkuman Analisa Data a). Analisa Data Manual Benda yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor antara lain : a.
Ciri spasial adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs dan asosiasi.
b.
Ciri temporal adalah ciri-ciri yang terkait dengan umur benda dan waktu. saat perekaman.
c.
Ciri spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna.
Geografi SMA K - 8
43
Foto udara berisi data fotografik mentah. Data tersebut bila diproses oleh otak manusia menjadi informasi yang berguna. Tujuh karakteristik dasar dalam melakukan interpretasi foto udara yang perlu untuk diketahui : Bentuk, adalah konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Bentuk beberapa obyek demikian mencirikan sehingga citranya dapat diidentifikasi langsung hanya berdasarkan kriteria ini. Ukuran, obyek pada foto udara harus dipertimbangkan sehubungan dengan skala foto. Pola, Pola adalah hubungan susunan spasial obyek. Bayangan, Bayangan penting bagi penafsir dalam dua hal yang bertentangan, yaitu : o dapat membantu interpretasi, dan (2) menghalangi interpretasi. Rona, Rona adalah warna atau kecerahan relatif obyek pada foto Tekstur, Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra fotografi. Apabila skala foto udara diperkecil, tekstur beberapa obyek menjadi makin halus dan mungkin menjadi tidak tampak. Situs, Situs atau lokasi obyek dalam hubungannya dengan obyek yang lain dapat sangat berguna untuk membantu pengenalan suatu obyek.
b) Analisa Data Digital Pemrosesan
data
secara
digital
bertujuan
untuk
:
(1)
Menyelesaikan data dalam jumlah banyak secara cepat, (2) Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang tinggi. Secara garis besar pemrosesan data secara digital meliputi : (1) Perbaikan citra (image restoration), (2) Penyadapan data (information extraction). Perbaikan citra meliputi : (a) perbaikan data citra, (b) melakukan koreksi geometri, dan (c) koreksi radiometrik.
Geografi SMA K - 8
44
LEMBAR KERJA
UNSUR-UNSUR INTERPRETASI
I . TUJUAN 1. Peserta mengetahui azas-azas dasar dan teknik dalam melakukan interpretasi foto udara. 2. Peserta mampu melakukan interpretasi foto udara berdasarkan unsur-unsur interpretasi
II. BAHAN DAN ALAT 1. Foto udara / citra yg akan diidentifikasi (dapat diambil dari google earth) 2. Plastik transparan 3. OPF 4. Alat tulis lainnya.
III. TEORI Apabila kita melihat foto udara, kita melihat berbagai obyek yang ukuran dan bentuknya berbeda-beda. Beberapa obyek tersebut mungkin dapat dikenali secara langsung tetapi mungkin yang lain tidak dapat dikenali, tergantung pada persepsi dan pengalaman individual kita. Apabila kita dapat mengenali apa yang kita lihat pada foto dan menyampaikan informasi tersebut kepada orang lain, maka kita sedang berlatih interpretasi foto udara. Foto udara berisi data fotografik mentah. Data tersebut bila diproses oleh otak manusia menjadi informasi yang berguna. Tujuh karakteristik dasar dalam melakukan interpretasi foto udara yang perlu untuk diketahui :
Geografi SMA K - 8
45
Bentuk, adalah konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Bentuk beberapa obyek demikian mencirikan sehingga citranya dapat diidentifikasi langsung hanya berdasarkan kriteria ini. Ukuran, obyek pada foto udara harus dipertimbangkan sehubungan dengan skala foto. Pola, Pola adalah hubungan susunan spasial obyek. Bayangan, Bayangan penting bagi penafsir dalam dua hal yang bertentangan, yaitu : (1) dapat membantu interpretasi, dan (2) menghalangi interpretasi. Rona, Rona adalah warna atau kecerahan relatif obyek pada foto Tekstur, Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra fotografi. Apabila skala foto udara diperkecil, tekstur beberapa obyek menjadi makin halus dan mungkin menjadi tidak tampak. Situs, Situs atau lokasi obyek dalam hubungannya dengan obyek yang lain dapat sangat berguna untuk membantu pengenalan suatu obyek.
V . LANGKAH KERJA 1. Mempersiapkan foto udara 2. Meletakkan plastik transparansi di atas foto udara 3. Melakukan delineasi pada foto udara 4. Melakukan interpretasi foto udara berdasarkan unsur-unsur dasar interpretasi foto udara. 5. Membuat tabel hasil pengamatan. 6. Membuat laporan
Geografi SMA K - 8
46
Format Laporan Praktikum memuat hal-hal sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Topik Praktikum Tujuan Alat Dan Bahan Dasar Teori Cara Kerja Hasil Pembahasan Hasil Kesimpulan Daftar Pustaka
Geografi SMA K - 8
47
C. BAB III DATA SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS 1. Kegiatan Belajar model data dalam Sistim Informasi Geografis a.
Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta dapat menganalisis model data dalam Sistim Informasi Geografis
b.
c.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
menjelaskan model data spatial
2)
menjelaskan model data raster
3)
menganalisis implementasi Sistem Informasi Geografis
Uraian Materi 1) Data Spasial. Informasi geografis yang disajikan dalam bidang proyeksi peta berdasarkan pada garis lintang dan bujur (meredian). Besaranbesaran tersebut merupakan besaran sudut yang diukur dari pusat bumi ke titik di permukaan bumi. Garis lintang diukur ke arah utara dan selatan, sedangkan garis bujur ke arah timur dan barat. Garisgaris bujur berawal dan berakhir di kutub utara dan kutub selatan. Data SIG sebaiknya digambarkan dengan menggunakan proyeksi yang sama. Suatu SIG biasanya mendukung beberapa sistem
proyeksi
dan
mempunyai
kemampuan
untuk
mentransformasikan satu proyeksi ke sistem proyeksi lainnya. Sistem proyeksi yang paling umum dipakai dalam pemetaan adalah sistem UTM (Universal Transverse Mercator). Sistem proyeksi UTM adalah sistem koordinat bidang yang didasarkan pada System Transverse Mercator. Proyeksi dalam sistem ini permukaan bumi dibagi menjadi 60 zone yang masing-masing „selebar‟ 6 derajat pada garis bujur (longitude). Setiap zone dinomori, kemudian dilakukan pembagian setinggi 8 derajat pada garis lintang (latitude) yang diberi dengan kode huruf.
Geografi SMA K - 8
48
(a). Pengertian Data Spasial. Data spasial mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari informasi, dimana di dalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir (Rajabidfard dan Williamson, 2000). Data spasial dan informasi turunannya digunakan untuk menentukan posisi dari identifikasi suatu elemen di permukaan bumi (Radjabidfard 2001). Lebih lanjut lagi Mapping Science Committee (1995) dalam
Rajabidfard
(2001)
menerangkankan
mengenai
pentingnya peranan posisi lokasi yaitu, (1) pengetahuan mengenai
lokasi
dari
suatu
aktifitas
memungkinkan
hubungannya dengan aktifiktas lain atau elemen lain dalam daerah yang sama atau lokasi yang berdekatan dan (2) Lokasi memungkinkan diperhitungkannya jarak, pembuatan peta, memberikan arahan dalam membuat keputusan spasial yang bersifat kompleks. Karakteristik utama dari data spasial adalah bagaimana mengumpulkannya
dan
memeliharanya
untuk
berbagai
kepentingan. Selain itu juga ditujukan sebagai salah satu elemen yang kritis dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonomi secara berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan perkiraan hampir lebih dari 80 % informasi mengenai bumi berhubungan dengan informasi spasial (Wulan, 2002). Perkembangan teknologi yang cepat dalam pengambilan data spasial telah membuat perekaman terhadap data berubah
Geografi SMA K - 8
49
menjadi bentuk digital, selain itu relatif cepat dalam melakukan prosesnya. Salah satunya perkembangan teknologi yang berpengaruh terhadap perekeman data pada saat ini adalah teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan Global Positioning System (GPS). Terdapat empat prinsip yang dapat mengidentifikasikan perubahan teknologi perekaman data spasial selama tiga dasawarsa ini. Prinsip tersebut adalah (1) perkembangan teknologi, (2) kepedulian terhadap lingkungan hidup, (3) konflik politik atau perang dan (4) kepentingan ekonomi. Data lokasi yang
spesifik
dibutuhkan
untuk
melakukan
pemantauan
terhadap dampak dalam suatu lingkungan, untuk mendukung program
restorasi
lingkungan
dan
untuk
mengatur
pembangunan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan melalui kegiatan pemetaan dengan menggunakan komputer dan pengamatan terhadap bumi dengan menggunakan satelit penginderaan jauh. Rajabidfard dan Wiliamson (2000b), menerangkan bahwa terdapat dua pendorong utama dalam pembangunan data spasial.
Pertama
adalah
pertumbuhan
kebutuhan
suatu
pemerintahan dan dunia bisnis dalam memperbaiki keputusan yang berhubungan dengan keruangan dan meningkatkan efisiensi dengan bantuan data spasial. Faktor pendorong kedua adalah
mengoptimalkan
anggaran
yang
ada
dengan
meningkatkan informasi dan sistem komunikasi secara nyata dengan membangun teknologi informasi spasial. Didorong oleh faktor-faktor tersebut, maka banyak negara, pemerintahan dan organisasi memandang pentingnya data spasial, terutama dalam pengembangan informasi spasial atau yang lebih dikenal dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Tujuannya adalah
Geografi SMA K - 8
50
membantu pengambilan keputusan berdasarkan kepentingan dan tujuannya masing-masing, terutama yang berkaitan dengan aspek keruangan. Oleh karena itu data spasial yang telah dibangun, sedang dibangun dan yang akan dibangun perlu diketahui keberadaanya. Pada dasarnya terdapat dua permasalahan utama yang terjadi pada saat ini dalam pembangunan data spasial. Pertama adalah
“ledakan”
informasi,
dimana
informasi
tersebut
diperlukan dalam perkembangan waktu yang terjadi. Hal ini sangatlah bergantung pada perkembangan yang cepat dalam proses pengambilan dan perekaman data spasial. Sedangkan yang kedua adalah terbatasnya dan sulitnya melakukan akses dan mendapatkan informasi spasial dari berbagai macam sumber data yang tersedia. Konsekuensi yang terjadi terdapat kebutuhan
yang
sangat
mendesak
untuk
memecahkan
permasalahan tersebut, yaitu dengan melakukan konsep berbagi pakai data, integrasi dari aplikasi yang berbeda dan mengurangi duplikasi data dan minimalisasi biaya pengeluaran yang terjadi.
(b) Sumber Data Spasial Data spasial dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber, diantaranya adalah : 1. Citra
Satelit,
data
ini menggunakan satelit
sebagai
wahananya. Satelit tersebut menggunakan sensor untuk dapat merekam kondisi atau gambaran dari permukaan bumi.
Umumnya
diaplikasikan
dalam
kegiatan
yang
berhubungan dengan pemantauan sumber daya alam di permukaan bumi (bahkan ada beberapa satelit yang
Geografi SMA K - 8
51
sanggup merekam hingga dibawah permukaan bumi), studi perubahan lahan dan lingkungan, dan aplikasi lain yang melibatkan aktifitas manusia di permukaan bumi. Kelebihan dari teknologi terutama dalam dekade ini adalah dalam kemampuan merakam cakupan wilayah yang luas dan tingkat resolusi dalam merekam obyek yang sangat tinggi. Data yang dihasilkan dari citra satelit kemudian diturunkan menjadi data tematik dan disimpan dalam bentuk basis data untuk digunakan dalam berbagai macam aplikasi. Mengenai spesifikasi detail dari data citra satelit dan teknologi yang digunakan akan dibahas dalam bab tersendiri. 2. Peta Analog, sebenarnya jenis data ini merupakan versi awal dari data spasial, yang membedakannya adalah hanya dalam
bentuk
penyimpanannya
saja.
Peta
analag
merupakan bentuk tradisional dari data spasial, dimana data ditampilkan dalam bentuk kertas atau film. Oleh karena itu dengan perkembangan teknologi saat ini, peta analog tersebut dapat di scan menjadi format dijital untuk kemudian disimpan dalam basis data. 3. Foto Udara (Aerial Photographs), merupakan salah satu sumber data yang banyak digunakan untuk menghasilkan data spasial selain dari citra satelit. Perbedaannya dengan citra satelit adalah hanya pada wahana dan cakupan wilayahnya. Biasanya foto udara menggunakan pesawat udara. Secara teknis proses pengambilan atau perekaman datanya hampir sama dengan citra satelit. Sebelum berkembangnya teknologi kamera dijital, kamera yang digunakan adalah menggunakan kamera konvensional menggunakan negatif film, saat ini sudah menggunakan kamera digital, dimana data hasil perekaman dapat langsung disimpan dalam basis data. Sedangkan untuk
Geografi SMA K - 8
52
data lama (format foto film) agar dapat disimpan dalam basis data harus dilakukan conversi dahulu dengan mengunakan scanner, sehingga dihasilkan foto udara dalam format digital. Lebih lanjut mengenai spesifikasi foto udara akan dibahas dalam bab tersendiri. 4. Data Tabular, data ini berfungsi sebagai atribut bagi data spasial. Data ini umumnya berbentuk tabel. Salah satu contoh data ini yang umumnya digunakan adalah data sensus penduduk, data sosial, data ekonomi, dll. Data tabular ini kemudian di relasikan dengan data spasial untuk menghasilkan tema data tertentu. 5. Data Survei (pengamatan atau pengukuran di lapangan), data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan di lapangan. Contohnya adalah pengukuran persil lahan dengan menggunakan metode survei terestris.
(c) Model Data Spasial. Pada pemanfaatannya data spasial yang diolah dengan menggunakan komputer (data spasial digital) menggunakan model
sebagai
pendekatannya.
Economic
and
Social
Comminssion for Asia and the Pasific (1996), mendefinisikan model data sebagai suatu set logika atau aturan dan karakteristik dari suatu data spasial. Model data merupakan representasi hubungan antara dunia nyata dengan data spasial.
DATA SPASIAL
MODEL DATA VEKTOR
Geografi NON SMATOPOLOGI K-8
DATA SEDERHANA
MODEL DATA RASTER
53
TOPOLOGI
DATA TINGKAT TINGGI
Gambar
Klasifikasi Model Data Spasial
Terdapat dua model dalam data spasial, yaitu model data raster dan model data vektor. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, selain itu dalam pemanfaatannya tergantung dari masukan data dan hasil akhir yang akan dihasilkan. Model data tersebut merupakan representasi dari obyek-obyek geografi yang terekam sehingga dapat dikenali dan diproses oleh komputer. Chang (2002) menjabarkan model data vektor menjadi beberapa bagian lagi (dapat dilihat pada Gambar di atas), sedangkan penjelasan dari model data tersebut dibahas dalam bagian berikut ini. Format data yang diolah dalam SIG dapat berupa data vector (mempunyai nilai arah, koordinat, dan warna yang
Geografi SMA K - 8
54
resolusinya dalam SIG tergantung skala peta masukan) dan raster (berupa grid yang resolusinya tergantung pixel picture element, nilai dari data raster tergantung pada pixel, koordinat pixel dan intensitas warna). Data vector dapat berasal dari hasil pengukuran di lapangan, baik melalui GPS maupun theodolith, atau digitasi dari peta, sedang data raster antara lain berupa citra satelit, foto udara, atau hasil scanning.
Gambar
Struktur Data Vektor dan Raster
(d) Model Data Raster. Model data raster mempunyai struktur data yang tersusun dalam bentuk matriks atau piksel dan membentuk grid. Setiap piksel memiliki nilai tertentu dan memiliki atribut tersendiri, termasuk nilai koordinat yang unik. Tingkat keakurasian model ini sangat tergantung pada ukuran piksel atau biasa disebut dengan resolusi. Model data ini biasanya digunakan dalam remote sensing yang berbasiskan citra satelit maupun airborne (pesawat terbang). Selain itu model ini digunakan pula dalam membangun model ketinggian digital (DEM-Digital Elevatin Model) dan model permukaan digital (DTM-Digital Terrain Model). Model
raster
memberikan
informasi
spasial
terhadap
permukaan di bumi dalam bentuk gambaran yang di generalisasi. Representasi dunia nyata disajikan sebagai elemen matriks atau piksel yang membentuk grid yang homogen. Pada setiap piksel mewakili setiap obyek yang terekam dan ditandai dengan nilainilai tertentu. Secara konseptual, model data raster merupakan model data spasial yang paling sederhana.
Geografi SMA K - 8
55
Gambar Struktur Model Data Raster
Karakteristik utama data raster adalah bahwa dalam setiap sel/piksel mempunyai nilai. Nilai sel/piksel merepresentasikan fenomena atau gambaran dari suatu kategori. Nilai sel/piksel dapat meiliki nilai positif atau negatif, integer, dan floating point untuk dapat merepresentasikan nilai cotinuous (lihat Gambar). Data raster disimpan dalam suatu urutan nilai sel/piksel. Tabel Struktur Penyimpanan Model Data Raster
Geografi SMA K - 8
56
Luas suatu area direpresentasikan dalam setiap sel/piksel dengan lebar dan panjang yang sama. Sebagai contoh, sebuah data raster yang merepresentasikan ketinggian permukaan (biasa disebut dengan DEM) dengan luasan sebesar 100 Km2, apabila terdapat 100 sel/piksel dalam raster, maka dalam setiap sel/piksel
mempunyai ukuran 1 Km2 ( 1 km x 1 km). Gambar Ukuran Sel/Piksel Dimensi dari setiap sel/piksel dapat ditentukan ukurannya sesuai dengan kebutuhan. Ukuran sel/piksel menentukan bagaimana kasar atau halusnya pola atau obyek yang akan di representasikan. Semakin kecil ukuran sel/piksel, maka akan semakin halus atau lebih detail. Akan tetapi semakin besar jumlah sel/piksel yang digunakan maka akan berpengaruh terhadap penyimpanan dan kecepatan proses. Apabila ukuran sel /piksel terlalu besar akan tejadi kehilangan informasi atau kehalusan pola akan terlihat lebih kasar. Sebagai contoh apabila ukuran sel lebih besar dari lebar jalan, maka jalan tidak akan dapat ditampilkan dalam data raster. Gambar berikut memperlihatkan bagaimana obyek poligon direpresentasikan dalam raster dengan berbagai macam ukuran sel/piksel.
Geografi SMA K - 8
57
Gambar Poligon yang Direpresentasikan Dalam Berbagai Macam Ukuran Sel/Piksel
Lokasi dalam setiap sel/piksel di definisikan dalam bentuk baris dan kolom dimana didalamnya terdapat informasi mengenai posisi. Apabila sel memuat Sistem Koordinat Kartesian, dimana setiap baris merupakan paralel dengan sumbu X (x-axis), dan kolom paralel dengan sumbu Y (y-axis). Demikian pula apabila sel/piksel memuat Sistem Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) dan sel/piksel memiliki ukuran 100, maka lokasi sel/piksel tersebut pada 300, 500 E (east) dan 5, 900, 600 N (north).
Geografi SMA K - 8
58
Gambar
Atribut Lokasi Dalam Setiap Sel/Piksel
Terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan model raster, diantaranya adalah :
Memiliki struktur data yang sederhana, bentuk sel matriks dengan nilainya dapat merepresentasikan koordinat dan kadangkala memiliki link dengan tabel atribut.
Format yang sangat cocok untuk dapat melakukan analisis statistik dan spasial.
Mempunyai kemampuan dalam merepresentasikan data-data yang bersifat continous seperti dalam memodelkan permukaan bumi.
Memiliki kemampuan untuk menyimpan titik (point), garis (line), area (polygon), dan permukaan (surface)
Memiliki kemampuan dalam melakukan proses tumpang-tindih (overlay) secara lebih cepat pada data yang kompleks. Selain keuntungan dari model raster, terdapat pula beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan model data raster dibandingkan dengan data vektor, diantaranya adalah :
Terdapat beberapa keterbatasan masalah akurasi dan presisi data terutama dalam pada saat menentukan ukuran sel/piksel.
Data raster sangat berpotensial dalam menghasilkan ukuran file yang sangat besar. Peningkatan resolusi akan meningkatan ukuran data, hal ini akan berdapak pada penyimpanan data dan kecepatan proses. Hal ini akan sangat bergantung kepada kemampuan hardware yang akan digunakan. Pemanfaatan model data raster banyak digunakan dalam
berbagai aplikasi, akan tetapi Environmental Systems Research
Geografi SMA K - 8
59
Institute (ESRI), Inc (2006) membagi menjadi empat kategori utama, yaitu :
Raster sebagai peta dasar. Data raster Biasanya digunakan sebagai tampilan latar belakang (background) untuk suatu layer dari obyek yang lain (vektor). Sebagai contoh foto udara ortho ditampilkan sebagai latar dari obyek jalan (lihat Gambar). Tiga sumber utama dari peta dasar raster adalah foto udara, citra satelit, dan peta hasil scan.
Gambar Foto Udara (Raster) Ditampilkan Sebagai Latar dari Layer Jalan (Vektor)
Raster sebagai peta model permukaan. Data
raster
sangat
cocok
untuk
merepresentasikan
data
permukaan bumi. Data dapat menyediakan metode yang efektif dalam menyimpan informasi nilai ketinggian yang diukur dari permukaan bumi. Selain dapat merepresentasikan permukaan bumi, data raster dapat pula merepresentasikan curah hujan, temperatur, konsentrasi, dan kepadatan populasi. Gambar berikut ini memperlihatkan nilai ketinggian suatu permukaan bumi. Warna hijau memperlihatkan permukaan yang rendah, dan berikutnya
Geografi SMA K - 8
60
merah, merah muda dan putih menunjukan permukaan yang semakin tinggi.
Gambar Data Raster Dalam Memodelkan Permukaan Bumi
Raster sebagai peta tematik. Data
raster
yang
mempresentasikan
peta
tematik
dapat
diturunkan dari hasil analisis data lain. Aplikasi analisis yang sering digunakan adalah dalam melakukan klasifikasi citra satelit untuk menghasilkan kategori tutupan lahan (land cover). Pada dasarnya aktifitas yang dilakukan adalah mengelompokan nilai dari data multispektral ke dalam kelas tertentu (seperti tipe vegetasi) dan memberikan nilai terhadap kategori tersebut. Peta tematik juga dapat dihasilkan dari operasi geoprocessing yang dikombinasikan dari berbagai macam sumber, seperti vektor, raster, dan data permukaan. Sebagai contoh dalam menghasilkan peta kesesuaian lahan dihasilkan melalui pemrosesan dengan menggunakan data raster sebagai masukannya.
Geografi SMA K - 8
61
Agriculture Bareground
Grass
Water
Pine
Decideous
Shadow
Decideous/
Urban/
Pinemixed
Developed
Gambar Data Raster Dalam Mengklasifikasi Data Tutupan Lahan
Raster sebagai atribut dari obyek. Data raster dapat pula digunakan sebagai atribut dari suatu obyek, baik dalam foto digital, dokumen hasil scan atau gambar hasil scan yang mempunyai hubungan dengan obyek geografi atau lokasi. Sebagai contoh dokumen kepemilikan persil dapat ditampilkan sebagai atribut obyek persil.
(e) Model Data Vektor Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada titik (points) dengan
nilai
koordinat
(x,y)
untuk
membangun
obyek
spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon). Titik (point). Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll. Garis (line). Geografi SMA K - 8
62
Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll. Area (Poligon) Poligon
merupakan
representasi
obyek
dalam
dua
dimensi.Contoh : Danau, Persil Tanah, dll.
Gambar Kategori Model Data Vektor
Seperti yang diperlihatkan pada Gambar diatas, model data vektor terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya : Topologi, biasa digunakan dalam analisis spasial dalam SIG. Topologi merupakan model data vektor yang menunjukan hubungan spasial di antara obyek spasial. Salah satu contoh adalah bahwa persimpangan diantara dua garis di pertemukan dalam bentuk titik, dan kedua garis tersebut secara eksplisit dalam atributnya mempunyai informasi sebelah kiri dan sebelah kanan. Topologi sangat berguna pada saat melakukan deteksi
Geografi SMA K - 8
63
kesalahan pada saat proses digitasi. Selain itu berguna pula dalam
melakukan
proses
analisis
spasial
yang
bersifat
kompleks dengan melibatkan data spasial yang cukup besar ukuran filenya. Salah satu contoh analisis spasial yang dapat dilakukan dalam format topologi adalah proses tumpang tindih (overlay) dan analisis jaringan (network analysis) dalam SIG.
Non Topologi, merupakan model data yang mempunyai sifat yang lebih cepat dalam menampilkan, dan yang paling penting dapat digunakan secara langsung dalam perangkat lunak (software) SIG yang berbeda-beda. Non-topologi digunakan dalam menampilkan atau memproses data spasial yang sederhana dan tidak terlalu besar ukuran filenya. Pengguna hendaknya dapat mengetahui dengan jelas dari kedua format ini. Sebagai contoh dalam format produk ESRI, yang dimaksud dengan fomat non-topologi adalah dalam bentuk shapefile, sedangkan format dalam bentuk topologi adalah coverage.
Model data vektor dalam topologi lebih jauh lagi dapat dikembangkan dalam dua kategori, yaitu Data Sederhana (Simple Data) yang merupakan representasi data yang mengandung tiga jenis data (titik, garis, poligon) secara sederhana. Sedangkan Data Tingkat Tinggi (Higher Data Level), dikembangkan lebih jauh dalam melakukan pemodelan secara tiga dimensi (3 Dimensi/3D). Model tersebut adalah dengan menggunakan TIN (Triangulated Irregular Network). Model TIN merupakan suatu set data yang membentuk segitiga dari suatu data set yang tidak saling bertampalan. Pada setiap segitiga dalam TIN terdiri dari titik dan garis yang saling terhubungkan sehingga membentuk segitiga. Model TIN berguna dalam merepresentasikan ruang (spasial) dalam bentuk 3D, sehingga dapat mendekati kenyataan di lapangan. Salah satu diantaranya
Geografi SMA K - 8
64
adalah dalam membangun Model Permukaan Bumi Dijital (Digital Terrain Model/DTM).
Region, merupakan sekumpulan poligon, dimana masingmasing
poligon
tersebut
dapat
atau
tidak
mempunyai
keterkaitan diantaranya akan tetapi saling bertampalan dalam satu data set.
Dynamic Segmentation, adalah model data yang dibangun dengan menggunakan segmen garis dalam rangka membangun model jaringan (network).
(f) Perbandingan Model Data Raster dan Model Data Vektor. Kedua model data spasial yang telah disebutkan diatas (raster dan vektor) mempunyai karakteristik yang berbeda dalam mengaplikasikannya. Hal ini sangat bergantung pada tujuan, analisis, sistem dan aplikasi yang akan digunakan. Tabel berikut ini memperlihatkan perbandingan diantara kedua model tersebut. Tabel Perbandingan Struktur Data Vektor dan Raster Parameter Akurasi
Atribut
Kompleksitas
Vektor
Raster
Akurat dan lebih
Sangat bergantung dengan
presisi
ukuran grid/sel
Relasi langsung
Grid/sel merepresentasikan
dengan DBMS
atribut. Relasi dengan DBMS
(database)
tidak secara langsung
Tinggi. Memerlukan
Mudah dalam mengorganisasi
algortima dan
dan proses
proses yang sangat kompleks
Geografi SMA K - 8
65
Output
Kualitas tinggi
Bergantung terhadap output
sangat bergantung
printer/plotter
dengan plotter/printer dan kartografi Analisis
Spasial dan atribut
Bergantung dengan algortima
terintegrasi.
dan mudah untuk dianalisis
Kompleksitasnya sangat tinggi Aplikasi dalam
Tidak langsung,
Remote Sensing memerlukan
Simulasi
Langsung, analisis dalam bentuk citra sangat
konversi
dimungkinkan
Kompleks dan sulit
Mudah untuk dilakukan simulasi
Input
Volume
Digitasi, dan
Sangat memungkinkan untuk
memerlukan
diaplikasikan dari hasil
konversi dari
konversi dengan
scanner
menggunakan scan
Bergantung pada
Bergantung pada ukuran
kepadatan dan
grid/sel
jumlah verteks Resolusi
Bermacam-macam
Tetap
2) Data Atribut. Data Tabular/Atribut adalah data deskriptif yang menjelaskan kenampakan suatu obyek spasial, yang dapat berupa tabel atau grafik. Data atribut merupakan data yang mempresentasikan aspek-
Geografi SMA K - 8
66
aspek deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam bentuk kata-kata, angka, atau tabel. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah. Data atribut bisa berupa data kuantitatif (angka) seperti data jumlah penduduk dan dapat berupa data kualitatif (mutu) seperti data tingkat kesuburan tanah.
Tabel merupakan salah satu data atribut dalam data spasial. Beberapa data dari bagian data spasial tersebut tersimpan dalam tabel. Selain tabel, data atribut juga dapat disajikan dalam bentuk grafik. Suatu saat grafik dapat memberikan informasi yang lebih jelas daripada kalimat atau data tabel. Dengan grafik, pembaca peta dapat secara mudah membaca informasi. Data yang ditampilkan secara
visual
akan
memudahkan
pembaca
melakukan
perbandingan terhadap nilai suatu obyek dengan obyek yang lainnya. Grafik dapat memberikan informasi tambahan mengenai suatu kenampakan pada peta atau memberikan informasi yang sama dengan tabel tetapi dalam bentuk lain. Grafik terhubung dengan tabel dan peta yang aktif, sehingga pengubahan nilai pada tabel akan secara langsung mengubah bentuk grafik jika hubungan tersebut belum diputuskan. Berikut ini contoh data atribut yang ditampilkan dalam tabel.
Geografi SMA K - 8
67
Tabel Contoh Data Atribut Berupa Tabel Dalam program ArcView
d.
Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran 3)
Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan model data Sistem Informasi Geografis.
4)
Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut: Tugas Individu: g)
Baca dan cermati uraian materi model data dalam Sistem Informasi Geografis
h)
Tulislah dengan singkat sumber data spasial dan atribut
e. Evaluasi kegiatan belajar Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1. Jelaskan dengan singkat jenis-jenis data dalam Sistim Informasi Geografis ?
Geografi SMA K - 8
68
2. Jelaskan perbedaan model data raster dan vector! 3. Jelaskan fungsi model data atribut dalam Sistim Informasi Geografis! f.
Rangkuman Data dalam SIG terdiri dari dua jenis data, yaitu data spasial dan data atribut. 1. Data spasial Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi obyek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari obyek di muka bumi. Adapun data spasial ini memiliki tiga bentuk data yaitu: a. Titik (dot) b. Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll. c. Garis (polyline) d. Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan Raya, Sungai, dll. e. Area (polygon) f. Area merupakan representasi obyek dalam dua dimensi. Contoh : Danau, Wilayah Kecamatan, dll.
2. Data Atribut
Geografi SMA K - 8
69
Data atribut merupakan data yang mempresentasikan aspek-aspek deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam bentuk kata-kata, angka, atau tabel. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah Data atribut bisa berupa data kuantitatif (angka) seperti data jumlah penduduk dan dapat berupa data kualitatif (mutu) seperti data tingkat kesuburan tanah.
g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 5) Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi model data dalam Sistem Informasi Geografis? 6) Pengalaman
penting
apa
yang
Bapak/Ibu
peroleh
setelah
mempelajari materi model data dalam Sistem Informasi Geografis? 7) Apa manfaat materi model data dalam, Sistem Informasi Geografis, terhadap tugas Bapak/Ibu ? 8) Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
Geografi SMA K - 8
70
D. BAB IV ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Belajar 1. Mengolah Data Hasil Implementasi Rancangan Model Pembelajaran a. Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat mengolah data hasil implementasi rancangan model pembelajaran.
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Mengolah data hasil implementasi rancangan model discovery learning.
2)
Mengolah data hasil implementasi rancangan model problem based learning.
3)
Mengolah data hasil implementasi rancangan model project based learning.
c. Uraian Materi 1)
Pengertian Penolahan Data Data adalah setiap kumpulan fakta. Contoh: laporan penjualan, gambaran tentang persediaan, nilai test, nama dan alat pelanggan, laporan cuaca, foto-foto, gambar-gambar, dan peta. Data dapat bersifat numeris (data angka) seperti: laporan penjualan, laporan persediaan, nilai test, atau dapat juga bersifat non numeris seperti: nama, alamat pelanggan, dan gambar. Pengolahan data adalah manipulasi data agar menjadi bentuk yang lebih berguna. Pengolahan data ini tidak hanya berupa perhitungan numeris tetapi juga operasi-operasi seperti klasifikasi data dan perpindahan data dari satu tempat ke tempat lain. Secara umum, kita asumsikan bahwa operasi-operasi tersebut dilaksanakan oleh beberapa tipe mesin atau komputer, meskipun beberapa diantaranya dapat juga dilakukan secara manual.
Geografi SMA K - 8
71
2)
Siklus Pengolahan Data Pengolahan data terdiri atas tiga langkah utama, yakni input, proses (pengolahan), dan output.
Input: Di dalam langkah ini data awal, atau data input, disiapkan dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk keperluan pengolahan. Bentuk tersebut akan bergantung pada pengolahan mesin. Proses: Pada langkah ini data input diubah, dan biasanya dikombinasikan dengan informasi yang lain untuk menghasilkan data dalam bentuk yang lebih dapat digunakan. Langkah pengolahan ini biasanya meliputi sederet operasi pengolahan dasar tertentu. Output: Pada langkah ini hasil-hasil dari pengolahan sebelumnya dikumpulkan. Bentuk data output tergantung pada penggunaan data tersebut unutk pengolahan selanjutnya.
Siklus Pengolahan Data Lanjut. Keterangan siklus: Originasi : Langkah ini merupakan proses pengumpulan data original (data asli/mentah). Catatan original dari data ini disebut sumber dokumen .
Geografi SMA K - 8
72
Input: Di dalam langkah ini data awal, atau data input, disiapkan dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk keperluan pengolahan. Bentuk tersebut akan bergantung pada pengolahan mesin. Proses: Pada langkah ini data input diubah, dan biasanya dikombinasikan dengan informasi yang lain untuk menghasilkan data dalam bentuk yang lebih dapat digunakan. Langkah pengolahan ini biasanya meliputi sederet operasi pengolahan dasar tertentu. Output: Pada langkah ini hasil-hasil dari pengolahan sebelumnya dikumpulkan. Bentuk data output tergantung pada penggunaan data tersebut unutk pengolahan selanjutnya. Distribusi : Langkao ini merupakan pendistribusian data output. Catatan dari data output ini sering disebut sebagai dokumen laporan. Sebagai contoh, dokumen daftar nilai akhir dari dosen yang diserahkan ke BAAK. Tanda panah yang berasal dari kotak distribusi kembali ke kotak originasi menunjukkan bahwa dokumen laporan mungkin dapat menjadi dokumen sumber untuk pengolahan data berikutnya. Penyimpanan (Storage) : Langkah ini merupakan langkah yang amat penting di dalam setiap prosedur pengolahan data. Hasil Pengolahan data seringkali ditempatkan di dalam penyimpanan untuk digunakan sebagai data input untuk diolah pada waktu yang berikutnya. Dua anak panah diantaa kotak proses dan kotak storage menunjukkan interaksi dari kedua langkah ini. Sekumpulan data yang membentuk satu kesatuan di dalam penyimpanan disebut file. Biasanya sebuah file terdiri dari kumpulan record, dimana masingmasing record berisi item data yang sama. Selanjutnya kumpulan filefile yang saling berhubungan disebut data base. 3)
Prosedur Pengolahan Data Prosedur pengolahan data biasanya terdiri atas sejumlah operasi pengolahan dasar yang dilaksanakan dalam beberapa urutan, yaitu:
Geografi SMA K - 8
73
a)
Pencatatan (recording). Pencatatan adalah memindahkan data pada beberapa formulir atau dokumen. Hal ini terjadi tidak hanya selama tahap originasi (pada dokumen sumber) dan tahap distribusi (pada dokumen laporan) akan tetapi terjadi pada seluruh siklus pengolahan.
b)
Duplikasi (duplicating). Proses ini merupakan penggandaan data di atas formulir-formulir atau dokumen. Duplikasi dilakukan jika saat penggalian data dicatat secara manual atau draft.
c)
Pemeriksaan (verifying). Karena pencatatan biasanya merupakan operasi manual, adalah penting bahwa data yang telah dicatat tersebut diperiksa secara teliti, barangkali ada kesalahankesalahan, atau hal-hal yang dipandang masih kurang.
d)
Klasifikasi.(Classifying) Kegiatan ini memisahkan data data ke dalam berbagai kategori. Klasifikasi biasanya dapat dikerjakan lebih dari satu cara. Sebagai
e)
Pemisahan/pemilihan (Sorting).. Mengatur data dalam urutan tertentu. Sorting data dapat dilakukan sebelum atau sesudah klasifikasi.
f)
Penggabungan (Merging). Kegiatan ini adalah mencampur dua atau lebih kumpulan data, semua kumpulan tersebut telah disortir dengan kunci yang sama, dan meletakkan kumpulan data tersebut bersama-sama menjadi kumpulan data tunggal.
g)
Penghitungan (Kalkulasi).. Melakukan perhitungan numeris pada data yang bertipe numeris.
h)
Memeriksa tabel, mencari dan mendapatkan kembali data (table look-up, searching, retrieing). Kegiatan ini bermaksud untuk mendapatkan kembali data tertentu di dalam kumpulan data yang telah dipilih.
4)
Data
hasil
Implementasi
Rancangan
Pembelajaran
(Praktik
Pembelajaran).
Geografi SMA K - 8
74
d. Aktivitas Pembelajaran 1) Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kegiatan diskusi peserta diklat dapat mengolah data hasil implementasi rancangan model pembelajaran. 2) Peserta membentuk 6 kelompok dan menerima tugas sebagai berikut: a) Kelompok 1 dan 2 mengolah data hasil implementasi rancangan model discovery learning. b) Kelompok 3 dan 4 mengolah data hasil implementasi rancangan model problem based learning c) Kelompok 5 dan 6 mengolah data hasil implementasi rancangan model project based learning. 3) Setiap kelompok mengecek kesesuaian data hasil pencatatan dari kegiatan pengamatan, apakah data sudah sesuai berada pada kolom komponen atau indikator yang diamati. Contoh: kegiatan apersepsi peserta didik yang berada pada kegiatan inti dipindahkan ke kegiatan pendahuluan. Kegiatan tersebut dapat dikatagorikan sebagai kegiatan mengklasifikasikan data. 4) Setelah selesai melakukan pengecekan kesesuaian dan klasifikasi data, setiap kelompok menggabungkan (merging) dari hasil beberapa pengamat. Proses penggabungan data tersebut dengan memperhatikan persamaan maupun perbedaan hasil dari setiap indikator yang diukur. 5) Proses penggabungan data tersebut menggunakan penghitungan frekuensi sehingga dapat diperoleh data kecenderungan dari hasil pengamatan. Gunakan format berikut untuk menyelesaikan tugas sesuai model yang diamati. FORMAT PENGHITUNGAN FREKUENSI HASIL PENGAMATAN IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
I. Kegiatan Pendahuluan A. Apersepsi dan Motivasi 1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam 2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta
Geografi SMA K - 8
75
Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
didik atau pembelajaran sebelumnya 3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi 4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran 5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran B. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. II. Kegiatan Inti A. Penguasaan materi pembelajaran 1
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. 2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. 3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) B. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2 3 4
5
6
Geografi SMA K - 8
Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan ketrampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar 76
Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
7
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect) 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C. Penerapan PendekatanScientific 1
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengamati 2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan bagaimana 3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengumpulkan informasi 4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan 5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya D. Penerapan lankah-langkah model Discovery learning 1 Stimulation 2
Problem statement
3
Data Collection
4
Data Processing and Verification
5
Generalization
E. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar yang bervariasi 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran 3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar
Geografi SMA K - 8
77
Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
pembelajaran 4
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran 5 Menghasilkan pesan yang menarik F. Pelaksanaan Penilaian Autentik 1 2 3 4
Melaksanakan Penilaian Sikap Melaksanakan Penilaian Pengetahuan Melaksanakan Penilaian Ketrampilan Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi 5 Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen penilaian autentik. 6 Ketersediaan pedoman penskoran G. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar 2 Merespon positif partisipasi peserta didik 3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar H. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar III. Penutup pembelajaran 1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran 2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran 3 Memberikan tes lisan atau tulisan Geografi SMA K - 8
78
Aspek yang Diamati 4 5
Geografi SMA K - 8
Frekuensi Ya Tidak
Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan Jumlah
79
FORMAT PENGHITUNGAN FREKUENSI HASIL PENGAMATAN IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
I. Kegiatan Pendahuluan A. Apersepsi dan Motivasi 1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam 2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya 3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi 4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran 5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran B. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. II. Kegiatan Inti A. Penguasaan materi pembelajaran 1
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. 2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. 3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) B. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Geografi SMA K - 8
Melaksanakan pembelajaran secara 80
Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
runtut 3 Menguasai kelas 4 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan 5 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat 6 Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan ketrampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar 7 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect) 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C. Penerapan PendekatanScientific 1
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengamati 2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan bagaimana 3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengumpulkan informasi 4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan 5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya D. Penerapan lankah-langkah model Problem Based learning 1 Fase 1 2
Fase 2
3
Fase 3
Geografi SMA K - 8
81
Aspek yang Diamati 4
Fase 4
5
Fase 5
Frekuensi Ya Tidak
E. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar yang bervariasi 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran 3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran 4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran 5 Menghasilkan pesan yang menarik F. Pelaksanaan Penilaian Autentik 1 2 3 4
Melaksanakan Penilaian Sikap Melaksanakan Penilaian Pengetahuan Melaksanakan Penilaian Ketrampilan Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi 5 Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen penilaian autentik. 6 Ketersediaan pedoman penskoran G. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar 2 Merespon positif partisipasi peserta didik 3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar H. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran 1 Menggunakan bahasa lisan secara
Geografi SMA K - 8
82
Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
jelas dan lancar 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar III. Penutup pembelajaran 1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran 2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran 3 Memberikan tes lisan atau tulisan 4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio 5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan Jumlah
FORMAT PENGHITUNGAN FREKUENSI HASIL PENGAMATAN IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
I. Kegiatan Pendahuluan A. Apersepsi dan Motivasi 1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam 2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya 3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi 4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran 5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran B. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan Geografi SMA K - 8
83
Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
1
Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. II. Kegiatan Inti A. Penguasaan materi pembelajaran 1
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. 2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. 3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) B. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2 3 4
5
6
7 8
9
Geografi SMA K - 8
Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan ketrampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
84
Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
C. Penerapan PendekatanScientific 1
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengamati 2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan bagaimana 3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengumpulkan informasi 4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan 5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya D. Penerapan lankah-langkah model Project Based Learning 1 Perencanaan 2
Pelaksanaan
3
Pelaporan
E. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar yang bervariasi 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran 3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran 4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran 5 Menghasilkan pesan yang menarik F. Pelaksanaan Penilaian Autentik 1 2 3 4
Geografi SMA K - 8
Melaksanakan Penilaian Sikap Melaksanakan Penilaian Pengetahuan Melaksanakan Penilaian Ketrampilan Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan indikator pencapaian
85
Aspek yang Diamati
Frekuensi Ya Tidak
kompetensi 5
Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen penilaian autentik. 6 Ketersediaan pedoman penskoran G. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar 2 Merespon positif partisipasi peserta didik 3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar H. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar III. Penutup pembelajaran 1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran 2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran 3 Memberikan tes lisan atau tulisan 4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio 5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan Jumlah 6) Saat proses penggabungan dan penghitungan frekuensi, setiap kelompok juga melakukan hal yang sama untuk data yang berupa catatan khusus dengan menggunakan format berikut. Geografi SMA K - 8
86
FORMAT PENGHITUNGAN FREKUENSI CATATAN KHUSUS HASIL PENGAMATAN MODEL DISCOVERY LEARNING
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
I. Kegiatan Pendahuluan A. Apersepsi dan Motivasi 1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam 2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya 3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi 4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran 5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran B. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. II. Kegiatan Inti A. Penguasaan materi pembelajaran 1
2
3
Geografi SMA K - 8
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.
87
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
4
Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) B. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 3 Menguasai kelas 4 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan 5 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat 6 Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan ketrampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar 7 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect) 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C. Penerapan PendekatanScientific 1
2
3
Geografi SMA K - 8
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengamati Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan bagaimana menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
88
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
untuk mengumpulkan informasi 4
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan 5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya D. Penerapan lankah-langkah model Project Based Learning 1 Stimulation 2
Problem Statement
3
Data Collection
4
Data Processing and Verification
5
Generalization
E. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar yang bervariasi 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran 3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran 4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran 5 Menghasilkan pesan yang menarik F. Pelaksanaan Penilaian Autentik 1 2
Geografi SMA K - 8
Melaksanakan Penilaian Sikap Melaksanakan Penilaian Pengetahuan 89
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
3
Melaksanakan Penilaian Ketrampilan 4 Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi 5 Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen penilaian autentik. 6 Ketersediaan pedoman penskoran G. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar 2 Merespon positif partisipasi peserta didik 3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar H. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar III. Penutup pembelajaran 1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran 2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran 3 Memberikan tes lisan atau tulisan 4 Mengumpulkan hasil kerja
Geografi SMA K - 8
90
Aspek yang Diamati
5
Catatan Khusus
Frekuensi
sebagai bahan portofolio Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan Jumlah
FORMAT PENGHITUNGAN FREKUENSI CATATAN KHUSUS HASIL PENGAMATAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
I. Kegiatan Pendahuluan A. Apersepsi dan Motivasi 1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam 2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya 3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi 4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran 5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran B. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi.
Geografi SMA K - 8
91
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
II. Kegiatan Inti A. Penguasaan materi pembelajaran 1
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. 2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. 3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) B. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 3 Menguasai kelas 4 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan 5 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat 6 Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan ketrampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar 7 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect) Geografi SMA K - 8
92
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
9
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C. Penerapan PendekatanScientific 1
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengamati 2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan bagaimana 3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengumpulkan informasi 4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan 5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya D. Penerapan lankah-langkah model Problem Based Learning 1 Fase 1 2
Fase 2
3
Fase 3
4
Fase 4
5
Fase 5
E. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar yang bervariasi 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran
Geografi SMA K - 8
93
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
3
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran 4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran 5 Menghasilkan pesan yang menarik F. Pelaksanaan Penilaian Autentik 1 2
Melaksanakan Penilaian Sikap Melaksanakan Penilaian Pengetahuan 3 Melaksanakan Penilaian Ketrampilan 4 Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi 5 Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen penilaian autentik. 6 Ketersediaan pedoman penskoran G. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar 2 Merespon positif partisipasi peserta didik 3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar H. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Geografi SMA K - 8
94
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
2
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar III. Penutup pembelajaran 1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran 2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran 3 Memberikan tes lisan atau tulisan 4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio 5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan Jumlah
FORMAT PENGHITUNGAN FREKUENSI CATATAN KHUSUS HASIL PENGAMATAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
I. Kegiatan Pendahuluan A. Apersepsi dan Motivasi 1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam 2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya 3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi 4 Menyampaikan manfaat materi
Geografi SMA K - 8
95
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
pembelajaran 5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran B. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. II. Kegiatan Inti A. Penguasaan materi pembelajaran 1
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. 2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. 3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) B. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 3 Menguasai kelas 4 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan 5 Melaksanakan pembelajaran
Geografi SMA K - 8
96
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat 6 Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan ketrampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar 7 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect) 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C. Penerapan PendekatanScientific 1
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengamati 2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan bagaimana 3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengumpulkan informasi 4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan 5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya D. Penerapan lankah-langkah model Project Based Learning 1 Perencanaan 2
Pelaksanaan
3
Pelaporan
Geografi SMA K - 8
97
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
E. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar yang bervariasi 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran 3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran 4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran 5 Menghasilkan pesan yang menarik F. Pelaksanaan Penilaian Autentik 1 2 3 4
5
6 G. 1
2 3
Geografi SMA K - 8
Melaksanakan Penilaian Sikap Melaksanakan Penilaian Pengetahuan Melaksanakan Penilaian Ketrampilan Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen penilaian autentik. Ketersediaan pedoman penskoran Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar Merespon positif partisipasi peserta didik Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik 98
Aspek yang Diamati
Catatan Khusus
Frekuensi
4
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar H. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar III. Penutup pembelajaran 1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran 2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran 3 Memberikan tes lisan atau tulisan 4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio 5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan Jumlah 7) Hasil kegiatan di atas, melakukan verifikasi data dan disimpan untuk kegiatan berikutnya, yaitu analisis data. 8) Klarifikasi hasil kegiatan pengolahan data oleh fasilitator 9) Refleksi e. Latihan/Kasus/Tugas Jika seorang guru menerapkan model project based learning, bagaimana penilaian yang akan dilakukannya agar aktivitas peserta didik dapat dipotret sesuai dengan langkah-langkah pada model pembelajaran tersebut?
Geografi SMA K - 8
99
f. Rangkuman
Data adalah setiap kumpulan fakta. Contoh: laporan penjualan, gambaran tentang persediaan, nilai test, nama dan alat pelanggan, laporan cuaca, foto-foto, gambar-gambar, dan peta. Data dapat bersifat numeris (data angka) seperti: laporan penjualan, laporan persediaan, nilai test, atau dapat juga bersifat non numeris seperti: nama, alamat pelanggan, dan gambar. Pengolahan data adalah manipulasi data agar menjadi bentuk yang lebih berguna. Pengolahan data ini tidak hanya berupa perhitungan numeris tetapi juga operasi-operasi seperti klasifikasi data dan perpindahan data dari satu tempat ke tempat lain. Secara umum, kita asumsikan bahwa operasi-operasi tersebut dilaksanakan oleh beberapa tipe mesin atau komputer, meskipun beberapa diantaranya dapat juga dilakukan secara manual.
g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1) Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah mengolah data hasil praktik rancangan pembelajaran yang menggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning? 2)
Pengalaman penting apa yang Ibu/Bapak peroleh setelah mengolah data hasil praktik rancangan pembelajaran yang menggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning?
3)
Apa manfaat mengolah data hasil praktik rancangan pembelajaran yang menggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning terhadap tugas Ibu/Bapak?
4)
Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan ini?
Geografi SMA K - 8
100
h. Kunci CONTOH RUBRIK PENILAIAN HASIL PROYEK Nama Siswa/Kelompok: Judul Proyek:
Aspek yang Dinilai
Skor 1
2
3
4
1. Perencanaan a. mempersiapkan prosedur kerja: b. Menentukan data yang akan digali c. Mempersiapkan peralatan (instrumen/Lembar Kerja/camera/alat tulis) d. Penyusunan jadwal kegiatan proyek
2. Pelaksanaan a. Penggalian data b. Pengolahan data c. Analisis data d. Pemecahan Masalah e. Pembuatan Produk 3. pelaporan a. Mendeskripsikan semua proses kegiatan yang telah dilakukan b. Didukung data hasil pengamatan, penggalian data, dan pengolahan. c. Penulisan laporan secara sistematis d. Menggunakan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Komentar: ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
Geografi SMA K - 8
101
……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………… Keterangan Skor: 4= sangat baik (excellent), 3=Baik (good,) 2= cukup/ratarata (average), 1=kurang (poor) Skor perolehan Nilai = -------------------Skor maksimal
X4
2. Kegiatan Belajar 2. Menganalisis Hasil Implementasi Rancangan Model Pembelajaran a. Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menganalisis hasil implementasi rancangan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Menganalisis hasil implementasi rancangan model discovery learning.
2)
Menganalisis hasil implementasi rancangan model problem based learning.
3)
Menganalisis hasil implementasi rancangan model project based learning.
c. Uraian Materi 1) Analisis Sebagai Suatu Sistem Kegiatan analisis dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan
maksud
untuk
mengidentifikasikn
dan
mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Geografi SMA K - 8
102
2)
Tujuan Analisis: Tujuan kegiatan analisis adalah menemukan atau mengidentifikasikan masalah, mengevaluasi, membuat model serta membuat spesifikasi system sehingga dapat diugunakan untuk memperbaiki kekurangan dari sistem yang telah ada.
3)
Langkah-langkah Menganalisis Langkah-langkah dalam tahap analisa dilakukan mulai dari kegiatan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga akhir Langkah-langkah dasar yang harus dilakukan sebagai berikut: a)
Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah
b)
Understand, yaitu memahami kondisi yang ada
c)
Analyze, menganalisis data
d)
Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Langkah awal yang harus disiapkan sebelum melakukan analisis hasil implementasi rancangan model pembelajaran yang telah dibuat meliputi: 1)
Mempersiapkan dokumen rancangan model pembelajaran yang telah digunakan
2)
Mempersiapkan instrumen yang telah diisi
3) Mempersiapkan format refleksi yang telah diisi Analisis adalah kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa : a)
Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
b)
Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
c)
Analisis pengorganisasian prinsippembelajaran
Pada kegiatan analisis, peserta diklat diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian hingga menemukan asumsi.
Geografi SMA K - 8
103
d. Aktivitas Pembelajaran 1)
Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kegiatan diskusi peserta diklat dapat menganalisis hasil implementasi rancangan
pembelajaran menggunakan model
discovery learning, problem based learning, dan project based learning 2)
Peserta membentuk kelompok untuk menganalisis hasil refleksi pembelajaran menggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning sebagai kegiatan persiapan.
3)
Setiap kelompok menganalisis hasil refleksi sehingga dapat ditindaklanjuti untuk perbaikan/peningkatan perencanaan model pembelajaran menggunakan discovery learning, problem based learning, dan project based learning
4)
Setiap kelompok mendiskusikan solusi perbaikan dari hasil data yang bersifat kekurangan, baik kekurangan dalam perancangan maupun implementasi. menggunakan format berikut. Saran Perbaikan/ Peningkatan
Hasil Refleksi Model Pembelajara n
Kekurangan Kelebihan
Data/fakta pendukun g
Discovery Learning
Problem Based Learning
Geografi SMA K - 8
104
Project Based Learning 1)
Hasil kegiatan diskusi dipresentasikan dan ditanggapi kelompok lain
2)
Setiap kelompok merevisi dokumen perencanaan model pembelajaran berdasarkan masukan/saran perbaikan
3)
Kegiatan klarifikasi hasil pekerjaan kelompok dan antarkelompok oleh fasilitator.
4)
Refleksi.
e. Latihan/Kasus/Tugas Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1)
Peserta didik merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang dilakukan selama proses kegiatan belajar, sehingga mereka mendapatkan dan menguasai sendiri materi yang bersifat konsep atau prinsip tersebut. Proses pembelajaran demikian menggunakan model pembelajaran…. A. Inquiry learning B. Discovery learning C. Problem based learning D. Project based learning
2)
Guru yang menerapkan model pembelajaran problem based learning akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut…. A. Mengorientasikan mengorganisasi
peserta peserta
didik
didik untuk
terhadap
masalah
belajar-membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok- mengembangkan dan menyajikan hasil karya B. mengorganisasi peserta didik terhadap masalah-membimbing penyelidikan individual maupun kelompok- mengembangkan
Geografi SMA K - 8
105
dan menyajikan hasil karya - menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. C. mengorganisasi
peserta
didik
untuk
belajar-membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok-mengembangkan dan menyajikan hasil karya-menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. D. mengorientasikan
peserta
didik
terhadap
masalah-
mengembangkan dan menyajikan hasil karya - menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 3)
Guru yang menerapkan model pembelajaran project based learning akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut…. A. Perencanaan - pemecahan masalah – pelaporan B. Perencanaan - pengolahan data – pelaporan C. Perencanaan - penggalian data – pelaporan D. Perencanaan - pelaksanaan – pelaporan
f. Rangkuman Analisis
adalah
kemampuan
menguraikan
suatu
materi
menjadi
komponen-komponen yang lebih jelas. Pada kegiatan analisis, peserta diklat diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian hingga menemukan asumsi. .
g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 5) Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah menganalisis hasil praktik rancangan pembelajaran yang menggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning? 6)
Pengalaman
penting
apa
menganalisis
hasil
praktik
Geografi SMA K - 8
yang
Ibu/Bapak
rancangan
peroleh
pembelajaran
setelah yang
106
menggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning? 7)
Apa manfaat menganalisis hasil praktik rancangan pembelajaran yang menggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning terhadap tugas Ibu/Bapak?
8)
Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan ini?
Geografi SMA K - 8
107
E. BAB V PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Belajar 1. Pemanfaatan Media Geografi Berbasis TIK a.
b.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Mengidentifikasi pemanfaatan TIK dalam media pembelajaran
2)
Mengintegrasikan pemanfaatan TIK dalam media pembelajaran
3)
Merancang media pembelajaran berbasis TIK
Uraian Materi 1)
Pendahuluan Permasalahan utama pada sistem pendidikan di Indonesia adalah masalah kualitas. Masalah ini antara lain berhubungan dengan penyediaan materi dan bahan belajar yang dapat diakses secara luas tanpa dibatasi oleh kendala jarak dan waktu. Apabila kendala ini dapat diatasi maka misi untuk menerapkan pendidikan sepanjang hayat pada segenap lapisan masyarakat dapat
diwujudkan.
Dalam
mewujudkan
hal
ini dibutuhkan
perubahan pada paradigma proses pembelajaran yang telah diterapkan selama ini (Ali, 2004). Inovasi dalam teknologi yang digunakan untuk proses belajar tidak pernah berhenti. Dukungan dari pemerintah, terutama dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional merangsang beberapa universitas di Indonesia untuk melakukan innovasi pada sistem pembelajaran.
Hal ini sejalan
dengan landasan yuridis implementasi teknologi dalam bidang pendidikan adalah UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa “setiap Guru harus dapat memanfaatkan teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik” Berkaitan dengan hal tersebut, inovasi yang sedang dikembangkan saat ini adalah penggunaan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran Pengembangan media berbasis
Geografi SMA K - 8
108
TIK di Indonesia saat ini tampak semakin banyak dilakukan baik oleh institusi-institusi pendidikan untuk kepentingan intern proses pembelajaran, dan melengkapi pola pembelajaran konvensional yang ada. Pemanfaatan media berbasis TIK sebagai pembelajaran dapat diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan dan keilmuan, tidak terkecuali ilmu geografi. Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. (Bintarto, 1981 dalam Sutikno, 2008). Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti “tengah” , Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar / meneruskan / menjembatani informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT), membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi . Beberapa pengertian media yang lain adalah: Asosiasi Association/NEA),
Pendidikan
Nasional
mendefinisikan
(National
media
sebagai
Education bentuk
komunikasi cetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Menurut Santoso S. Hamijoyo, media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan dan menyebarkan ide sehingga ide atau pendapat, atau gagasan yang dikemukakan /disampaikan bisa sampai pada
Geografi SMA K - 8
109
penerima. Oemar Hamalik (1986) menyatakan bahwa hubungan komunikasi interaksi akan berjalan lancar dan tercapainya hasil yang
maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut
media komunikasi. Sebelum istilah media pembelajaran dikenal dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar, istilah yang digunakan serta memiliki makna yang hampir sama adalah “alat peraga”, media yang dimaksud adalah media instruksional yang dianggap sebagai alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids) yang umumnya menekankan pada alat bantu visual misalnya gambar, model, bagan. Dapat juga dilengkapi dengan alat audio yang disebut alat audio visual atau audio visual aids (AVA) misalnya TV, video tape, dan lain-lain. Pada mulanya, media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan lain-lain yang dapat memberikan
pengalaman
konkrit,
motivasi
belajar
serta
mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA). Bermacam peralatan digunakan guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Pada
akhir
tahun
1950,
teori
komunikasi
mulai
mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Pada tahun 1960 - 1965, teori tingkah laku (behaviorism theory) ajaran B.F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini
Geografi SMA K - 8
110
mendorong orang untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku ini harus tertanam pada diri siswa sehingga menjadi adat kebiasaan. Setiap ada perubahan tingkah laku positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus diberi penguatan (reinforcement), berupa pemberitahuan bahwa tingkah laku tersebut telah betul. Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Program pembelajaran
direncanakan
berdasarkan
kebutuhan
dan
karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Guru-guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laku siswa. Dari sini maka lahirlah konsep penggunaan multi media dalam kegiatan pembelajaran. Dari uraian di atas, sudah selayaknya kalau media tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (guru) ke penerima pesan (siswa). Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih penting lagi dapat pula digunakan oleh siswa. Oleh karena itu, sebagai media yang berfungsi sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu dapat membantu guru menyampaikan informasi agar lebih jelas dan menarik. Fungsi tersebut dapat dilaksanakannya oleh media tanpa mengurangi peranan guru dalam kegiatan pembelajaran. Peranan media yang semakin meningkat ini seringkali menimbulkan kekhawatiran di pihak guru. Guru takut apabila kedua fungsinya
Geografi SMA K - 8
akan
digeser
oleh
media
pendidikan.
Namun
111
kekhawatiran-kekhawatiran semacam itu sebenarnya tak perlu ada kalau kita ingat betul tugas dan peranan guru yang sebenarnya. Memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa-siswanya adalah tugas penting yang selama ini belum dilaksanakan
sepenuhnya.
Guru
dan
media
pembelajaran
hendaknya bahu membahu dalam memberi kemudahan belajar bagi siswa. Perhatian dan bimbingan secara individual dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik dan teliti oleh media pembelajaran. Berpedoman
pada
semua
pendapat
yang
telah
dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif
antara
guru dan
anak
didik/warga
belajar
dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. Dalam suatu proses belajar mengajar, dimana media merupakan salah satu komponen yang dipakai untuk pencapaian tujuan intruksional yang ditetapkan, ada tiga aspek yang terpadu didalamnya yaitu : (a) Perangkat keras, yaitu benda fisik sebagai alat belajar mengajar misalnya papan tulis, Komputer dan sebagainya. (b) Perangkat lunak, yaitu bahan belajar yang disajikan melalui alat belajar mengajar. (c) Teknik yaitu prosedur penggunaan perangkat keras untuk mentransfer perangkat lunak. Media pembelajaran yang digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran tidak terbatas pada yang disiapkan oleh guru kelas sendiri, bahkan boleh disiapkan oleh suatu tim yang terdiri dari para ahli dalam bidang bersangkutan (ahli bidang studi, ahli system intruksional (pembelajaran), ahli media, dan lain-lain.
Geografi SMA K - 8
112
2) MultiMedia Berbasiskan Komputer Secara sederhana multimedia diartikan lebih dari suatu media, dapat berupa kombinasi antara teks, grafik, suara, animasi dan video. Definisi sederhana ini telah mencakup salah satu jenis kombinasi yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya misal kombinasi antara slide dengan audio. Namun pada bagian ini perpaduan
dan kombinasi dua atau lebih jenis media ini
ditekankan pada kendali komputer sebagai penggerak seluruh gabungan media itu. Dengan demikian, arti multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi teks, grafik, suara, video dan animasi. Konsep penggabungan ini tentunya memerlukan berbagai jenis peralatan yang masing-masing menjalankan fungsi utamanya. Hingga kini, salah satu aplikasi multimedia yang telah lama dinikmati masyarakat adalah televisi. Komputer
adalah
mesin
yang
dirancang
khusus
untuk
memanipulasi informasi yang diberi kode. Satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar,
yaitu input, prosesor, penyimpan
data dan output. Komputer dewasa ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan audio visual.. Pemanfaatan komputer untuk pendidikan sering dinamakan pengajaran
dengan bantuan komputer (Computer Assisted
Intrucction - CAI) dikembangkan dalam beberapa format drills and practice, tutorial, simulasi, permainan dan discovery. Komputer telah digunakan untuk mengadministrasikan tes dan pengelolaan administrasi sekolah. (a) Tutorial Program pengajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru. Informasi
Geografi SMA K - 8
113
disajikan pada layar komputer, siswa merespon informasi itu dengan jawaban, jika jawana siswa benar komputer akan beralih ke konsep berikutnya, tetapi jika jawaban siswa salah komputer akan kembali kekonsep tersebut atau pindah ke penyajian informasi konsep remedial. (b) Drills and Practice (Latihan) Latihan untuk memperkuat konsep dapat dilakukan dengan metode ini, komputer menyampaikan serangkaian soal yang serupa dengan buku dan jawaban yang diberikan siswa dianalisis/dinilai sebelum soal lain diajukan. (c) Simulasi Program simulasi dengan bantuan komputer mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misal simulasi menerbangkan pesawat, menjalankan mesin dan sebagainya. (d) Permainan intruksional Program
permainan
permainan video dan
intruksional
mengabungkan
aksi
penggunaan papan ketik (keyboard)
pada komputer. Aplikasi komputer dalam bidang pembelajaran memungkinkan berlangsungnya
proses belajar secara individual (individual
learning). Pemakai komputer atau user dapat melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi.
Aplikasi komputer saat ini
sudah semakin banyak dan berkembang pesat, baik lokal maupun luar negeri. Informasi yang terdapat pada aplikasi tersebut semakin lengkap, sebagai misal adalah program Encarta encyclopedia, Encyclopedia
Americana,
dan
berbagai
macam
aplikasi
pembelajaran interaktif lain yang disimpam dalam media CD. Aplikasi presentasipun dapat dipergunakan dengan mudah seperti aplikasi Microsoft Powerpoint.
Geografi SMA K - 8
114
Program pembelajaran lokalpun sudah banyak bermunculan, terutama pada pendidikan dasar dan pada mata pelajaran tertentu. Selain itu jika guru memiliki kemampuan, program-program pengajaran dapat dibuat sendiri dengan memadukan berbagai sumber. Perkembangan
teknologi
network) saat ini telah
komputer
jaringan
(computer
memungkinkan pemakainya melakukan
interaksi dalam memperoleh pengetahuan
dan informasi yang
diinginkan. Jaringan komputer lokal maupun internasional (melalui internet) dapat mempersingkat atau meniadakan hambatan jarak dan waktu. Berbagai bentuk interaksi pembelajaran
dapat
berlangsung dengan tersedianya medium komputer. Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada siswa untuk mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat pribadi yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda. Multimedia berbasis komputer merupakan satu teknologi baru dan
merupakan
satu
pilihan
dalam
menyampaikan
materi
Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia mampu memberikan nuansa baru dalam pembelajaran daripada hanya menggunakan buku teks yang statis. Multimedia lebih menarik perhatian karena bersifat dinamis dan interaktif dengan tampilan tidak hanya teks saja tapi memuat audio, video, animasi dan grafik. Beberapa kelebihan penggunaan komputer dalam pengajaran di sekolah adalah : (a) Komputer memungkinkan siswa kemampuan
dan
kecepatannya
belajar sesuai dengan dalam
memahami
pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan
Geografi SMA K - 8
oleh pemakainya dapat
membantu siswa
115
yang memiliki kecepatan belajar lambat. Dengan kata
lain,
komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi siswa
yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu
efektivitas belajar bagi siswa yang lebih cepat (fast learner). Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik
terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan
(reinforcement) terhadap prestasi belajar siswa. (b) Dengan kemampuan komputer untuk merekam hasil
belajar
pemakainya (record keeping), komputer dapat diprogram untuk
memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara
otomatis. Komputer juga
dapat dirancang agar dapat
memberikan preskripsi atau saran bagi siswa melakukan
kegiatan
mengakibatkan
belajar
tertentu.
untuk
Kemampuan
ini
komputer dapat dijadikan sebagai sarana
untuk pembelajaran yang bersifat
individual (individual
learning). (c) Kemampuan komputer dalam mengintegrasikan
komponen
warna, musik dan animasi grafik (graphic animation). Hal ini
menyebabkan komputer mampu menyampaikan
informasi dan pengetahuan dengan
tingkat realisme yang
tinggi. Hal ini menyebabkan program komputer sering dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar yang bersifat
simulasi.
Lebih jauh, kapasitas memori yang
dimiliki oleh komputer memungkinkan
penggunanya
menayangkan kembali hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya. Hasil belajar sebelumnya ini dapat digunakan oleh siswa
sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan
kegiatan belajar selanjutnya. (d) Dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif
kecil. Contoh yang tepat untuk ini
adalah program komputer simulasi untuk
Geografi SMA K - 8
melakukan
116
percobaan. Penggunaan program simulasi dapat mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan (e) Interaktif menyebabkan pembelajaran dapat dijalankan dengan luwes dan mandiri. (f) Memperluas pencapaian tujuan belajar dengan sumber yang lengkap. (g) Penggunakan multimedia memotivasi pelajar untuk terus mencari pengetahuan baru. Ini menjadikan siswa lebih kreatif dan inovatif dari segi pemikiran. (h) Program multimedia memberi peluang serta kebebasan kepada pelajar untuk memilih materi yang disukai tergantung pada individu (i) Disamping memiliki sejumlah kelebihan, komputer sebagai sarana pembelajaran interaktif juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain . (a) Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama yang
dirancang khusus untuk maksud
pembelajaran. (b) Compatability
dan
incompability
antara
hardware
dan
software. Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat
keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat
lunak sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sama. (c) Merancang dan memproduksi program
pembelajaran yang
berbasis komputer (computer based instruction) merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi program komputer merupakan
kegiatan intensif yang memerlukan waktu dan
juga keahlian khusus.
Geografi SMA K - 8
117
(d) Multimedia tidak bisa diperlihatkan
kepada kelompok besar
kecuali dengan menggunakan LCD. 3) PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN Sejak penggunaan komputer berkembang di Indonesia, telah banyak sekolah memanfaatkan salah satu alat TIK tersebut sebagai sarana untuk memudahkan proses administrasi. Pada hakekatnya, pemanfaatan TIK di sekolah tidak terbatas pada proses administrasi sekolah saja, tetapi dapat digunakan sebagai alat bantu proses pembelajaran, misalnya pengembangan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar berbasis TIK dapat mengatasi keterbatasan model dan alat peraga di sekolah, karena keduanya dapat divisualisasikan oleh perangkat TIK. Sumber informasi sendiri tidak terbatas pada media internet, tetapi dapat diperoleh dari media lain seperti kamera digital, video camcoder, ensiklopedi digital, scan gambar, dan masih banyak lagi. Demikian juga perangkat lunak yang digunakan tidak terbatas pada Power Point saja. Sedangkan media Pembelajaran berbasis ICT adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dalam sistem ini interaksi antara pengajar (guru) dan peserta (murid) ajar tidak harus saling bertatap muka (bertemu) secara fisik seperti halnya dalam sistem pendidikan konvensional, mereka bertemu dalam ruang teknologi informasi (internet) dengan memanfaatkan suatu media yang disebut komputer. Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Penggunaannya Penggunaan
media
pembelajaran
yang
berbasis
TIK
merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang
Geografi SMA K - 8
118
digunakan adalah Komputer dan LCD Proyektor. Arief S. Sadiman ( 1996 : 83 ) mengatakan bahwa : Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai ( media by utilization ) dan media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu. Dari pernyataan tersebut di atas dapat dikategorikan bahwa media Komputer dan LCD Proyektor meupakan media rancangan yang
mana
didalam
penggunaannya
sangat
diperlukan
perancangan khusus dan didesain sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras ( hard ware ) yang difungsikan dalam menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit computer lengkap yang sauah terkoneksikan dengan LCD Proyektor. Dengan demikian media ini hendaknya menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. (a) Komputer sebagai Media Pembelajaran Aplikasi komputer dalam bidang pembelajaran memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara individual (individual learning). Pemakai komputer atau user dapat melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi. Perkembangan teknologi komputer jaringan (computer network/Internert) saat ini telah memungkinkan pemakainya melakukan interaksi dalam
memperoleh
pengetahuan
dan
informasi
yang
diinginkan. Berbagai bentuk interaksi pembelajaran dapat berlangsung dengan tersedianya medium komputer. Beberapa lembaga pendidikan jarak jauh di sejumlah negara yang telah maju memanfaatkan medium ini sebagai sarana interaksi. Pemanfaatan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh komputer dalam memberikan umpan balik (feedback) yang segera kepada pemakainya.
Geografi SMA K - 8
119
(b) Penggunaan Jaringan Komputer untuk Pembelajaran Teknologi jaringan komputer/internet memberi manfaat bagi pemakainya untuk melakukan komunikasi secara langsung dengan pemakai lainnya. Hal ini dimungkinkan dengan diciptakannya sebuah alat bernama modem. Jaringan komputer/internet memberi kemungkinan bagi pesertanya untuk melakukan komunikasi tertulis dan saling bertukar pikiran tentang kegiatan belajar yang mereka lakukan. Jaringan komputer dapat dirancang sedemikian rupa agar guru dapat berkomunikasi dengan siswa dan siswa dapat melakukan interaksi belajar dengan siswayang lain. Interaksi pembelajaran dengan menggunakan jaringan komputer tidak saja dapat dilakukan secara individual, tetapi juga untuk menunjang kegiatan belajar kelompok. Beberapa
media
yang
dapat
digunakan
dalam
pembelajaran berbasis ICT, adalah: (a) Internet Internet adalah media sesungguhnya dalam pendidikan berbasis TI, karena perkembangan internet kemudian muncul model-model e-learning, distance learning, web base learning, dan istilah pendidikan berbasis TI lainnya. Internet
merupakan jaringan komputer
mempermudah,
mempercepat
akses
informasi
pengetahuan
(materi
dan
global dan
yang
distribusi
pembelajaran)
sehingga materi dalam proses belajar mengajar selalu dapat diperbaharui. Sudah seharusnya dalam penerapan pendidikan berbasis TI tersedia akses internet. (b) Intranet Apabila penyediaan infrastruktur internet mengalami suatu hambatan, maka intranet dapat dijadikan alternatif sebagai media pendidikan berbasis TI. Karakteristik
Geografi SMA K - 8
120
intranet hampir sama dengan internet, hanya saja untuk area lokal (dalam suatu kelas, sekolah, gedung, atau antar gedung). Model-model pembelajaran sinkron dan tidak sinkron dapat dengan mudah dan lebih murah dijalankan pada intranet. Pada kondisi-kondisi tertentu intranet justru dapat menjadi pilihan tepat dalam menerapkan pendidikan berbasis TI. (c) Mobile Phone Pembelajaran berbasis TI juga dapat dilakukan dengan menggunakan media telpon seluler, hal ini dapat dilakukan karena kemajuan teknologi telpon seluler yang pesat. Seseorang bisa mengakses materi pembelajaran, mengikuti pembelajaran melalui telpon seluler. Begitu canggihnya
perkembangan
teknologi
ini
sampai
memunculkan istilah baru dalam pembelajaran berbasis TI yang disebut M-learning (mobile learning). (d) CD-ROM/Flash Disk Media CD-ROM atau flash disk dapat menjadi pilihan apabila koneksi jaringan internet/intranet tidak tersedia. Materi pembelajaran disimpan dalam media tersebut, kemudian dibuka pada suatu komputer. Pemanfaatan media
CD-ROM/flash
disk
merupakan
bentuk
pembelajaran berbasis TI yang paling sederhana dan paling murah. Contoh aplikasi yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK dalam media pembelajaran baik bersifat on line maupun offline diantaranya: (a) Program Animasi Flash Merupakan media presentasi berbasis audiovisual, kegunaan: Untuk menjelaskan tentang proses yang terjadi dalam fenomena permukaan bumi yang terjadi
Geografi SMA K - 8
121
dalam kurun waktu yang lama dan dalam skala yang luas. Contoh: animasi terbentuknya benua, pegunungan, (Dapat digunakan untuk pengajaran mata pelajaran geologi). Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat, sedangkan media audio adalah media yang hanya dapat didengar. Untuk itu, media animasi flash ini adalah berupa media yang dapat dilihat maupun didengar (media audiovisual). Melalui media ini siswa tidak hanya dapat
melihat
atau
mengamati
sesuatu
(materi),
melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Cara memperagakan media ini adalah dengan menggunakan perangkat lunak berupa Software dan
Hardware
dilengkapi
dengan
LCD.
Dengan
menggunakan alat inilah materi dapat diberikan ke siswa dengan mudah dan lebih menarik sehingga dapat menambah semangat
belajar
siswa
di
kelas,
ini
dikarenakan materi yang ditampilkan berupa gambar bergerak dan dilengkapi dengan warna sesungguhnya
(b) Presentasi melalui software Microsoft Powerpoint Merupakan media presentasi berbasis visual / audiovisual Kegunaan : Fasilitas yang penting dari program aplikasi ini adalah fasilitas untuk menampilkan teks, gambar maupun video (hyperlink). Cara menggunakan: Komputer yang telah dilengkapi software
Microsoft
Office
dapat
membuat
slide
presentasi dengan mengisi slide Microsoft Powerpoint dengan teks, gambar yang terkait dengan materi yang akan disampaikan disertai video. Dimana teks yang
Geografi SMA K - 8
122
disampaikan harus singkat dan padat. Dan disertai tambahan
animasi
transisi
slide
agar
tidak
membosankan. Kemudian komputer dihubungkan ke LCD Monitor untuk diproyeksikan.wat Laptop/ komputer
(c) Software Google Earth Merupakan media presentasi visual, kegunaan: Untuk menampilkan citra satelit diberbagai wilayah permukaan bumi. Contoh: Menampilkan pola keruangan desa-kota di suatu wilayah. Cara menggunakan: Komputer yang dilengkapi dengan software Google Earth harus terkoneksi dengan internet untuk memperoleh data citra terkini. Kemudian komputer dihubungkan dengan LCD Monitor untuk diprooyeksikan di depan kelas.
(d) Aplikasi edukasi interaktif Aplikasi komputer saat ini sudah semakin banyak dan berkembang pesat, baik lokal maupun luar negeri. Informasi yang terdapat pada aplikasi tersebut semakin lengkap,
sebagai
misal
adalah
program
Encarta
encyclopedia, Encyclopedia Americana, dan berbagai macam
aplikasi
pembelajaran
interaktif
lain
yang
disimpam dalam media CD. Aplikasi interaktif sekarang sudah banyak dibuat, baik dibuat oleh putra bangsa maupun asing, bersifat berbaya ataupun gratis.
(e)Video/Film Dokumenter Merupakan
media
presentasi
berbasis
audiovisual,
Kegunaan: Menambah wawasan siswa dalam memahami
Geografi SMA K - 8
123
contoh nyata dari fenomena permukaan bumi, sehingga materi yang diterima siswa bukan hanya sekedar teori tetapi pemahaman dan pengalaman audio visual. Salah satu sumber media film yang cukup terkenal adalah www.youtube.com .Cara Menggunakan: Video/Film dapat diputar di VCD atau DVD. Dan dapat diproyeksikan melalui LCD monitor yang terhubung pada perangkat komputer seperti PC atau Laptop. 4) Media Pembelajaran Dalam E-learning Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme pembelajaran berbasis TIK menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk elektronik, baik dari segi penyajian, isi, maupun sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga industri maupun lembaga pendidikan. Penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang semakin luas terutama di negara maju merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media internet dimungkinkan proses pembelajaran yang lebih efektif. Hal ini terjadi karena dengan sifat dan karakteristik internet yang cukup khas, sehingga bisa digunakan sebagai media pembelajaran seperti media lain yang telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, cdrom interaktif, dan lain-lain. Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses pembelajaran di sekolah, internet
harus
mampu
memberikan
dukungan
bagi
terselenggaranya proses komunikasi aktif antara guru dan siswa
Geografi SMA K - 8
124
sebagaimana
yang
dipersyaratkan
dalam
suatu
kegiatan
pembelajaran. Kondisi yang harus mampu didukung oleh internet terutama
berkaitan
dengan
strategi
pembelajaran
yang
dikembangkan kalau dijabarkan secara sederhana bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas tersebut (Boettcher 1999 dalam Hasbulah 2006). Media
pembelajaran
merupakan
alat
bantu
dalam
pembelajaran. Keberadaan media, baik yang berupa audio maupun visual, dapat membentuk pemahaman yang konkrit dari sebuah penjelasan yang abstrak. Pemahaman yang konkrit tersebut merupakan modal untuk mencapai hasil belajar yang baik. Dalam pembelajaran, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian mahasiswa, karena pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi mahasiswa (Djamarah, 2002; 137). Umar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman, dkk (1986), mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis : (a) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder; (b) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual; (c) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis: (1) audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide dan, (2) audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
Geografi SMA K - 8
125
suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD. Pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau menggunakan multimedia disebut dengan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Penggunaan media pembelajaran ini dimaksudkan untuk membantu dosen dalam penyampaian materi dan juga membantu mahasiswa dalam memahami materi yang diajarkan. Multimedia interaktif merupakan kombinasi berbagai media dari komputer, video, audio, gambar dan teks. Hofstetter dalam Sarwiko, 2010 mendefinisikan "multimedia interaktif adalah pemanfaatan komputer untuk menggabungkan teks, grafik, audio, gambar gerak ( video dan animasi ) memiliki kesatuan dengan link dan tool yang tepat sehingga memungkinkan pemakai multimedia dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi”. Keuntungan
dan
kelebihan
menggunakan
multimedia
interaktif dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut : (a) sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif, (b) pengajar akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran, (b) mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran, (c) menambah motivasi pembelajar selama proses pembelajaran hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang diinginkan, (d) mampu menvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional, (e) melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Selain media-media tersebut di atas, kehadiran perangkat komputer telah merupakan suatu hal yang harus dikondisikan dan
Geografi SMA K - 8
126
disosialisasikan untuk menjawab tantangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Komputer mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mencakup tutor, tutee dan tools dalam implementasi dan aplikasi bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan IPTEK itu sendiri. Hal ini dipertegas oleh B.J. Habibie bahwa dewasa ini tidak ada satu disiplin ilmu pengetahuan yang tidak menggunakan cara berfikir analitis, matematis, dan numerik (Baisoeti, 1998 dalam Adri 2008). Kenyataan ini menunjukan bahwa peran komputer akan menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar, terutama dalam penataan
kemampuan
berfikir,
bernalar
dan
pengambilan
keputusan dalam era persaingan yang sangat kompetitif. Dengan kemajuan teknologi komunikasi yang baru, model penyampaian melalui banyak jalur berbasis multimedia terus berkembang sebagai suatu alat yang sangat handal. Kemampuan untuk menggabungkan teks, diagram, dan gambar dengan video dan suara sangat menunjang kemampuan mentransmisikan informasi yang bermakna dan pembangunan teknologi yang bersifat
maya
(virtual),
dapat
meningkatkan
efektivitas
pendekatan tersebut, bahkan lebih dari itu. Banyak siswa, bahkan sekalipun mereka belum mengerti betul komputer berharap memperoleh kemudahan dengan materi tersebut. Dengan berkembangnya teknologi e-media sebagai media pendidikan, maka sarana dan prasarana untuk pemanfaatannya juga berkembang, salah satu sarana tersebut adalah komputer. Pengajaran berbatuan komputer merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh para ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan batuan komputer ini proses pengajaran berjalan lebih interaktif dan membantu terwujudnya pembelajaran yang mandiri. Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda
Geografi SMA K - 8
127
pendidikan juga berkembang, sehingga proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namun secara garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu computer-based training (CBT) dan Web-based training (WBT). 1. Computer-based Training (CBT) CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media CD-ROM dan disk-based sebagai media
pendidikan
(Horton,
dalam
Adri,
2008).
Dengan
memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan program aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya. Dengan CBT, proses pendidikan melalui classroom tetap dapat terlaksana, sehingga interaksi dalam proses pendidikan dapat terus berlangsung, yang dibantu oleh kemandirian peserta didik dalam memanfaatkan CBT. 2. Web-based training (WBT) Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning, dalam metoda ini selain menggunakan komputer sebagai sarana
pendidikan, juga memanfaatkan jaringan
internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa mengakses materi pelajarannya dimanapun dan kapanpun, selagi terhubung dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).
5) Pemanfaatan Internet Untuk mencari informasi dengan Searc Engine Pada bagian ini akan disampaiakan bagaimana mencari informasi secara cepat dan tepat di internet menggunakan search engine. Bagi pengguna internet Google adalah mesin pencari yang paling umum dan mudah digunakan setiap hari untuk berbagai keperluan, dari pekerjaan hingga sekolah, penelitian hingga
Geografi SMA K - 8
128
berbelanja, untuk menonton film, mendengar lagu, sampai mencari berita dan gosip, maka Google adalah yang pertama kali dibuka. Mengapa Google?, sampai saat ini, Google merupakan search engine yang terbaik. Dia bekerja dengan mengitari jaringan internet (spidering) dan mencatat apa-apa yang ditemuinya. Artinya, dari sisi 'cakupan', Google memiliki cakupan terbaik tentang apa yang ada di internet. Selain itu, Google juga mampu menyusunnya berdasarkan baiknya rating situs tersebut, sehingga rating yang terbaik (yang biasanya memang lebih lengkap atau lebih sering dikunjungi orang) akan muncul di halaman-halaman awal. Tips cepat menggunakan Google lebih baik:
Gunakan tanda petik (") untuk sebuah kalimat seperti "volcano" untuk ketajaman pencarian.
Gunakan kata (and) dalam pencarian seperti "volcano" and "DVD"
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Googling, dan tipstips
dalam
pencarian,
berikut
ini
adalah
uraian
mengenainya: Pencarian Dasar Untuk memasukkan kueri ke dalam Google, ketikkan saja beberapa kata deskriptif dan tekan tombol 'enter' (atau klik tombol Google Search) untuk mendapatkan daftar hasil yang relevan. Google menggunakan teknik kedekatan kata untuk mencari halaman-halaman yang penting dan relevan dengan pencarian Anda. Sebagai contoh, ketika Google menganalisa suatu halaman, Google melihat halaman-halaman lain yang melink ke halaman tersebut yang menerangkannya. Google juga suka halaman yang di dalamnya mendekati kata-kata yang Anda cari. Stem Untuk menyediakan hasil yang paling akurat, Google tidak
Geografi SMA K - 8
129
menggunakan pencarian "stem" atau dukungan "wildcard". Dengan kata lain, Google mencari kata-kata persis dengan yang Anda masukkan dalam kotak pencarian. Mencari "googl" atau "googl*" tidak akan memberikan hasil "googler" atau googlin". Jika ragu, cobalah bentuk lain: "airline" dan "airlines," sebagai contoh. Apakah huruf besar atau aksen berpengaruh? Pencarian Google tidak pengaruh dengan huruf besar/kecil. Semua huruf, walau bagaiman diketiknya, akan dianggap huruf kecil. Sebagai contoh, pencarian "google", "GOOGLE", dan "GoOgLe" akan memberikan hasil yang sama. Pencarian Google secara default tidak sensitif terhadap aksen atau tanda-tanda diakritis. Seperti, [Muenchen] dan [M?nchen] akan menemukan halaman yang sama. Jika Anda ingin mendeskriminasikan antara dua kata tersebut, gunakan tanda + seperti [+Muenchen] dan [+M?nchen]. Kiat-kiat secara garis besar Karena Google hanya menampilkan halaman-halaman web yang mengandung semua kata kunci yang Anda masukkan, memperbaiki atau mempersempit pencarian Anda adalah semudah menambahkan beberapa kata lagi ke kata kunci yang sudah Anda masukkan. Dengan menambahkan beberapa kata lagi, hasil pencarian yang diperoleh akan merupakan bagian-bagian spesifik dari hasil yang Anda peroleh dari pencarian "terlalu luas" sebelumnya. Mengecualikan kata-kata Anda dapat mengecualikan suatu kata dari pencarian Anda dengan menempatkan tanda minus ("-") langsung di depan kata yang ingin Anda hindarkan. (Jangan lupa untuk menempatkan satu buah spasi kosong sebelum tanda minus) Pencarian Frase Dengan Google, Anda dapat mencari frase menggunakan
Geografi SMA K - 8
130
tanda kutip. Kata-kata yang berada di antara tanda kutip ganda ("seperti ini") akan muncul bersama-sama dalam semua dokumen hasil pencarian (kecuali jika berupa kata penutup, kata tertentu yang memerlukan tanda "+" -- lihat di sini untuk lebih jelasnya). Pencarian Frase menggunakan tanda kutip sangat berguna ketika mencari ucapan-ucapan yang terkenal atau nama-nama sesuatu. Beberapa karakter tertentu berfungsi sebagai penghubung frase. Google mengenali tanda minus, garis miring, titik, tanda sama dengan, dan apostrof sebagai penghubung frase. Batasi Domain Beberapa kata, jika diikuti oleh sebuah titik-dua, mempunyai arti khusus bagi Google. Salah satu contohnya adalah kata "site:". Untuk mencari sebuah domain atau situs khusus, gunakan sintaks "site:sampledomain.com" pada kotak pencarian Google Kutipan Jika anda ingin mencari sebuah frasa (gabungan kata) atau kalimat yang benar tepat apa adanya, pergunakan tanda kutip. Contoh: [ “artis dunia terkenal” ] hanya menemukan frasa atau kalimat dengan tepat secara keseluruhan, sedangkan [ artis “dunia terkenal” ] akan menemukan halaman-halaman yang berisi kata “artis” dan frasa “orang kecil” secara terpisah. Catatan:
tanda
“[]”
bukan
termasuk
operator,
hanya
merupakan pembeda dari kalimat biasa. Istilah yang serupa Pergunakan simbol “~” untuk mencari istilah yang serupa atau sinom atau mempunyai arti yang mirip.Contoh: [ artis dunia ~popular -popular ], artinya sinonim kata popular namun kata popular tidak dicari, maka akan didapatkan halaman yang berisi frasa “artis dunia top”. Menampilkan kata yang terlupa Pergunakan simbol “*” Untuk mencari kata yang terlupa,
Geografi SMA K - 8
131
misalkan
lirik
sebuah
lagu
yang
terlupa
pada
kata
tertentu.Contoh: [ yang * sebelum cahaya lirik ], maka akan menunjukkan lirik lagu yang memuat frasa itu dengan lengkap, yaitu “yang menemanimu sebelum cahaya”“lirik” lagu Letto.Selain itu berguna juga untuk mencari unsur yang tidak diketahui dalam domain tertentu. Contoh:
[
wiki
*
.com
],
maka
akan
ditemukan
wiki.secondlife.com, wiki.zimbra.com, wiki.dennyhalim.com, dan lain-lain. Pencarian lanjutan Jika anda tidak bisa mengingat operator apa pun, anda dapat menggunakan
Google‟s
advanced
search
di
link
http://www.google.com/advanced_search. Definisi Gunakan operator “define” untuk mendapatkan sebuah definisi dengan cepat. Namun karena tidak tersedia definisi dalam bahasa Indonesia, maka yang dicari definisinya adalah kata dalam bahasa Inggris.Contoh: [ define:internet ], maka akan didapati beberapa definisi dari internet dalam bahasa Inggris. Kalkulator Salah satu kegunaan yang paling praktis dari Google adalah perhitungan sederhana dan cepat pada kotak pencarian, daripada kamu harus mencari kalkulator atau memanggil kalkulator pada komputer. Gunakan simbol-simbol +, -, *, / dan ( ) atau tanda kurung
untuk
sebuah
persamaan
yang
sederhana.Contoh:
(1+3)*(7-2) Bidang angka Untuk mencari beberapa angka dalam bidang angka.Contoh: [ album ungu 2002..2009 ] atau [ “album ungu 2002..2009 ], maka kedua operator ini akan memberikan hasil pencarian dari tahun2002 hingga 2009 dengan bentuk berbeda, di mana yang
Geografi SMA K - 8
132
pertama setiap kata terpisah-pisah, sedangkan yang kedua tidak. Situs tertentu Pergunakan operator “site:” untuk mencari kata yang khusus di dalam situs tertentu saja. Contoh: [ site:wikimu.com semeru ], maka akan dicari kata “semeru” hanya di dalam situs wikimu.com saja. Situs dengan link-link Penggunaan operator “link:” dimaksudkan untuk menemukan suatu kata pada situs utama tertentu beserta dengan situs-situs lain
yang
berhubungan
dengan
situs
utama.Contoh:
[
site:wikimu.com politik ], maka akan dicari kata “politik” pada situs wikimu.com dan situs-situs lain yang mempunyai hubungan, misalkan blog-blog yang mempunyai hubungan (link) atau memuat nama situs utama bersama kata “politik”. Kelompok pencarian khusus Apabila yang anda cari sudah termasuk di dalam kelompokkelompok
pencarian
khusus,
maka
lebih
baik
anda
menggunakannya. Kelompok-kelompok pencarian khusus pada google.co.id kurang lengkap, sedang yang terdapat di google.com adalah: http://blogsearch.google.com/ http://books.google.com/ http://scholar.google.co.id/ http://www.google.com/codesearch http://www.google.com/dirhp http://www.google.com/finance http://images.google.com/ http://maps.google.com/maps http://news.google.com/ http://www.google.com/patents http://www.google.com/products
Geografi SMA K - 8
http://video.google.com/
133
Konversi Pergunakan Google untuk melakukan konversi satuan dengan cepat, baik ukuran panjang, berat, suhu, mata uang, dan lain-lain.Contoh: [ 100 fahrenheit in celsius ], maka akan muncul jawaban 100 degrees Fahrenheit = 37.7777778 degrees Celsius. Jenis atau format file Jika anda hanya ingin mencari file dengan format .PDF atau .doc atau Word document, atau format tertentu lainnya, maka pergunakan operator “filetype:”. Contoh: [ filetype:PDF ], maka akan ditampilkan semua file dengan format PDF Halaman disembunyikan Mencari sebuah versi dari halaman yang disimpan Google pada servernya? Hal ini bisa membantu dengan halaman-halaman yang sudah lama atau yang masih baru. Pergunakan operator “cached:”.Contoh: [ cached:sains ], maka akan ditemukan situssitus atau laman situs yang terhubung dengan kata “sains”.
c.
Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran 1)
Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan pemanfaatan TIK dalam media. pembelajaran
2)
Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut: Tugas Individu: a)
Geografi SMA K - 8
Baca dan cermati uraian materi pemanfaatan TIK dalam media
134
b)
Cari dan tuliskan jenis-jenis media berbasis TIK yang dapat digunakan
pada
pembelajaran
geografi
berdasarkan
kompetensi dasarnya.. Tugas Kelompok: a)
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. dengan jumlah kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang.
b)
Dalam kelompok setiap individu memaparkan jenis dan penggunaan media dalam pembelajaran geografi yang dapat memanfaatkan .
c)
Kelompok merancang dan membuat media berbasis TIK sesuai dengan kemampuan peserta dalam penguasaan TIK.
d)
Hasil kelompok dipresentasikan agar kelompok lain dapat mencermati dan mempelajari.
d. Evaluasi kegiatan belajar Berikan
jawaban
pada
soal-soal
berikut
untuk
mengetahui
tingkat
penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1. Jelaskan keunggulan dan
kelemahan
pengguaan TIK
dalam
pembelajaran ? 2. Jelasak apa yang dimaksud dengan e-Learning! 3. Sebutkan jenis-jenis multimedia berbasis komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran geografi di SMA!
e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1) Apa
yang
Bapak/Ibu
pahami
setelah
mempelajari
materi
pemanfaatan TIK dalam media pembelajaran geografi?
Geografi SMA K - 8
135
2) Pengalaman
penting
apa
yang
Bapak/Ibu
peroleh
setelah
mempelajari materi pemanfaatan TIK dalam media pembelajaran geografi? 3) Apa manfaat materi pemanfaatan TIK dalam media pembelajaran geografi, terhadap tugas Bapak/Ibu ? 4) Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
Geografi SMA K - 8
136
F. BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN 1. Kegiatan Pembelajaran 1 Penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan a. Tujuan Pembelajaran 1)
Melalui membaca dapat menjelaskan penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
2) Melalui membaca dapat membuat instrumen penialain
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1) Menjelaskan penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan 2) Membuat rubrik instrumen penilaian
c. Uraian Materi Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Teknikdan instrumen
yangdapatdigunakan
untukmenilai
kompetensi
pada
aspek
sikap,keterampilan, dan pengetahuan. 1. Penilaian Kompetensi Sikap Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang diharapkan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus. Observasi Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui pengamatan dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku
Geografi SMA K - 8
137
yang diamati, baik yang terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum. Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran berlangsung, seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu, kerajinan, kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, dan selama peserta didik berada di sekolah atau bahkan di luar sekolah selama perilakunya dapat diamati guru. Contoh: Format pengamatan sikap dalam laboratorium IPA : Aspek perilaku yang dinilai No
Nama
1.
Andi
2.
Badu
3.
....
Bekerja sama
Rasa ingin tahu
Disiplin
Peduli lingkungan
Keterangan
Catatan: Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang Format di atas dapat digunakan pada mata pelajaran lain dengan menyesuaikan aspek perilaku yang ingin diamati. Penilaian diri (self assessment) Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous learning).
Geografi SMA K - 8
138
Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai. c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian. Contoh: Format penilaian diri untuk aspek sikap Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok Nama : ---------------------------Nama-nama anggota kelompok : ---------------------------Kegiatan kelompok : ---------------------------Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, isilah dengan angka 4 – 1 didepan tiap pernyataan: 4 : selalu 2 : kadang-kadang 3 : sering 1 : tidak pernah 1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan 2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu 3.--- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan 4.--- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya 5. Selama kerja kelompok, saya…. ---- mendengarkan orang lain ---- mengajukan pertanyaan ---- mengorganisasi ide-ide saya ---- mengorganisasi kelompok ---- mengacaukan kegiatan ---- melamun 6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan? ---------------------------------------------------------------------
Geografi SMA K - 8
139
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan pengetahuan. Penilaian teman sebaya (peer assessment) Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
pengamatan antarpeserta didik. Penilaian teman sebaya
dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya. Format yang digunakan untuk penilaian sejawat dapat menggunakan format seperti contoh pada penilaian diri. Contoh: Format penilaian teman sebaya No
Pernyataan
1.
Teman saya berkata benar, apa adanya kepada orang lain
2.
Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah
3.
Teman saya mentaati peraturan (tata-tertib) yang diterapkan
4.
Teman saya memperhatikan kebersihan diri sendiri
5.
Teman saya mengembalikan alat kebersihan, pertukangan, olah raga, laboratorium yang sudah selesai dipakai ke tempat penyimpanan semula
6.
Teman saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru
7.
Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu apabila diberikan tugas oleh guru
Geografi SMA K - 8
Skala 4
3
2
1
140
8.
Teman saya berusaha bertutur kata yang sopan kepada orang lain
9.
Teman saya berusaha bersikap ramah terhadap orang lain
10. Teman saya menolong teman yang sedang mendapatkan kesulitan 11. ........ Keterangan : 4 = Selalu 3 = Sering 2 = Jarang 1 = Sangat jarang Penilaian jurnal (anecdotal record) Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran.
Contoh: Format penilaian melalui jurnal JURNAL Nama :......................... Kelas :......................... Hari, tanggal
Geografi SMA K - 8
Kejadian
Keterangan
141
2. PenilaianKompetensi Pengetahuan Testertulis. Bentuk soaltes tertulis, yaitu: 1)
2)
Memilih jawaban, dapat berupa: a)
pilihan ganda
b)
dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
c)
menjodohkan
d)
sebab-akibat
Mensuplai jawaban, dapat berupa: (1)isian atau melengkapi (2)jawaban singkat atau pendek (3)uraian Soal tes tertulis yang menjadi penilaianautentikadalah soal- soal yang
menghendaki
sendiri,
seperti
peserta
didik
soal-soal
merumuskan uraian.
jawabannya
Soal-soal uraian
menghendaki peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya
sendiri,
mengemukakanpendapat,berpikirlogis, Kelemahan
tes
tertulis
bentuk
misalnya danmenyimpulkan.
uraianantara
lain
cakupan
materiyang ditanyakan terbatas danmembutuhkan waktu lebih banyak dalam mengoreksi jawaban. ObservasiTerhadapDiskusi, Tanya Jawab dan Percakapan. Penilaianterhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik.
Ketika
terjadi
pesertadidikdalam
diskusi,
guru
dapat
mengenal
kompetensipengetahuan(fakta,konsep,
kemampuan prosedur)
sepertimelaluipengungkapan gagasan yang orisinal,kebenarankonsep, Geografi SMA K - 8
142
danketepatan penggunaan istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu
mengungkapkan
pendapat,
bertanya,atau
pun
menjawab
pertanyaan.Seorangpesertadidikyang selalumenggunakan kalimat yang baik dan benar menurut kaedah bahasa menunjukkan bahwa yang bersangkutan memiliki pengetahuan tatabahasa yangbaik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kalimat-kalimat. Seorang peserta didik yang dengan sistematis dan jelas dapat menceritakan misalnya hukum Pascal kepada teman- temannya, pada waktu menyajikan
tugasnya
atau
menjawab
pertanyaan
temannya
memberikan informasi yang sahih dan autentiktentang pengetahuannya mengenai hukumPascal dan mengenai penerapan hukumPascaljika yang bersangkutan menjelaskan bagaimana hukumPascal digunakan dalam kehidupan (bukan mengulang cerita guru, jika mengulangi cerita dari guru berarti yang bersangkutan memiliki pengetahuan). Seorang peserta didik yang mampu menjelaskan misalnya pengertian pasar, macam dan jenis pasar serta kaitannya dengan pemasaran memberikan informasi yang valid dan autentik tentang pengetahuan yang dimilikinya tentang
konsep
pasar.
Seorang
peserta
didik
yang
mampu
menceritakan dengan kronologis tentang suatu peristiwa sejarah merupakan
suatu
bukti
bahwa
yang
bersangkutan
memiliki
pengetahuan dan keterampilan berpikir sejarah tentang peristiwa sejarah tersebut.Seorang peserta didik yang mampu menjelaskan makna lambang negara Garuda Pancasila merupakan suatu bukti bahwa yang bersangkutan memiliki pengetahuan dan keterampilan berpikir tentang kandungan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air.
Contoh: Format observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan Nama Peserta
Geografi SMA K - 8
Pernyataan
143
Didik
Pengungkapa n gagasan yang orisinal
Kebenaran konsep
Ketepatan penggunaan istilah
dan lain sebagainya
A B C ....
Keterangan: diisi dengan ceklis ( √ ) Penugasan Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atauprojek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Geografi SMA K - 8
144
3. PenilaianKompetensi Keterampilan Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan: Unjuk kerja/kinerja/praktik Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal-hal berikut.
a) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c) Kemampuan-kemampuan
khusus
yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan tugas.
d) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati.
e) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-langkah pekerjaan yang akan diamati. Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya untuk menilai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan
terhadap
kegiatan-kegiatan
seperti:
diskusi
dalam
kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di laboratorium dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum. Untuk menilai praktik
Geografi SMA K - 8
145
olahraga,
seni
dan
budaya
dilakukan
pengamatan
gerak
dan
penggunaan alat olahraga, seni dan budaya. Untuk mengamati unjuk kerja/kinerja/praktik peserta didik dapat menggunakan instrumen sebagai berikut: a)Daftar cek Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
Geografi SMA K - 8
146
Contoh: Format instrumen penilaian praktik di laboratorium Aspek yang dinilai
Nama Peserta didik
Menggunakan jas lab
Membaca prosedur kerja
Membersihkan alat
Menyimpan alat pada tempatnya
Andi Boby Cicih Dimas ..... Keterangan: diisi dengan tanda cek (√) b)SkalaPenilaian (Rating Scale) Penilaian
kinerja
yang
menggunakan
skala
penilaian
memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang. Contoh: Format instrumenpenilaian praktik olahraga bola volley Nama Keterampilan yang dinilai peserta Cara Cara Cara Cara Cara didik service smash passing passing blok/mem atas bawah bendung 1
Geografi SMA K - 8
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
147
2
3
4
Anton Bertha Charles Dono ..... Keterangan: diisi dengan tanda cek (√). Kategori penilaian: 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup; an 1 = kurang.
Geografi SMA K - 8
148
Projek Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik. Contoh: Format rubrik untuk menilai projek. Kriteria dan Skor Aspek 1 2 3
4
Persiapan
Jika memuat tujuan, topik, dan alasan
Jika memuat tujuan, topik, alasan, dan tempat penelitian
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, dan responden
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, dan daftar pertanyaan
Pelaksan aan
Jika data diperoleh tidak lengkap, tidak terstruktur, dan tidak sesuai tujuan
Jika data diperoleh kurang lengkap, kurang terstruktur, dan kurang sesuai tujuan
Jika data diperoleh lengkap, kurang terstruktur, dan kurang sesuai tujuan
Jika data diperoleh lengkap, terstruktur, dan sesuai tujuan
Geografi SMA K - 8
149
Pelaporan Secara Tertulis
Jika pembahasa n data tidak sesuai tujuan penelitian dan membuat simpulan tapi tidak relevan dan tidak ada saran
Jika pembahasa n data kurang sesuai tujuan penelitian, membuat simpulan dan saran tapi tidak relevan
Jika pembahasa n data kurang sesuai tujuan penelitian, membuat simpulan dan saran tapi kurang relevan
Jika pembahasa n data sesuai tujuan penelitian dan membuat simpulan dan saran yang relevan
Produk Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
b) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan, tampilan, fungsi dan estetika. Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau holistik.
Geografi SMA K - 8
150
a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).
b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk. Contoh Penilaian Produk Mata Pelajaran Nama Proyek
: Kimia : Membuat Sabun
Nama Peserta didik No 1. 2.
: ____________________Kelas :________ Aspek *
Perencanaan Bahan
Skor 1
2
3
4
Proses Pembuatan a. Persiapan Alat dan Bahan b. Teknik Pengolahan c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan)
3.
Hasil Produk a. Bentuk Fisik b. Bahan c. Warna d. Pewangi e. Kebaruan Total Skor * Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat ** Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
Geografi SMA K - 8
151
Portofolio Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik
dan terus menerus
melakukan perbaikan. Dengan
demikian, portofolio dapat memperlihatkan dinamika kemampuan belajar peserta didik melalui sekumpulan karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis dan karya nyata individu peserta didik yang diperoleh dari pengalaman. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian portofolio.
a)
Peserta didik merasa memiliki portofolio sendiri
b)
Tentukan
bersama
hasil
kerja
apa
yang
akan dikumpulkan
c)
Kumpulkan dan simpan hasil kerja peserta didik dalam 1 map
atau folder
d)
Beri tanggal pembuatan
e)
Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja peserta didik
f) Minta peserta didik untuk menilai hasil kerja mereka secara berkesinambungan
g)
Bagi yang kurang beri kesempatan perbaiki karyanya,
tentukan jangka waktunya
h)
Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua
Contoh: Format penilaian portofolio Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 1 Semester Sampel yang dikumpulkan : Karangan
Geografi SMA K - 8
152
Nama Peserta didik
: _________
Kelas :_________
Aspek yang dinilai N Kompeten o si Dasar
Tata Kos Kelengkapa Sistematik Keterangan/Catat an bahas a n gagasan a a kata penulisan
1. Menulis 30/7 karangan deskriptif 10/8 dst. 2. Membuat 1/9 resensi 30/9 buku 10/1 0 Dst.
Tertulis Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tertulis juga digunakan untuk menilai kompetensi keterampilan, seperti menulis karangan, menulis laporan, dan menulis surat.
D. Ketuntasan belajar Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.
Geografi SMA K - 8
153
Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) sebagaimana tertera pada tabel berikut.
Nilai Ketuntasan Sikap (Predikat) Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan predikat Baik (B). Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut. Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan
Geografi SMA K - 8
154
Rentang Angka
Huruf
3,85 – 4,00
A
3,51 – 3,84
A-
3,18 – 3,50
B+
2,85 – 3,17
B
2,51 – 2,84
B-
2,18 – 2,50
C+
1,85 – 2,17
C
1,51 – 1,84
C-
1,18 – 1,50
D+
1,00 – 1,17
D
Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67. E. Rancangan Penilaian 1. Kisi-kisi untuk setiap semester 1) Mengidentifikasi KDKI-3 dengan KDKI-4 2) Menyusun / mengidentifikasi indikator pencapaian KD 3) Menentukan teknik penilaian sesuai KD/indikator 4) Menyusun tugas-tugas penilaian sesuai KD/indikator 2. Rubrik Penilaian 1) Menyusun rubrik penilaian 2) Aspek-aspek penilaian sesuai kd 3) Menyusun rubrik sesuai aspek penilaian
Pengertian Penilaian Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Geografi SMA K - 8
155
B.
Prinsip-prinsip pengembangan Penilaian
1. Valid, berarti menilai apa yang seharusnya dinilai; dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. 2. Reliabel, reliabel berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. 3.
Menyeluruh, penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi .
4. Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu. 5. Obyektif, penilaian harus dilaksanakan secara obyektif (ada fakta dan ada kriteria yang jelas). 6. Mendidik, proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajan. 7. Terbuka, artinya dapat diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 8. Adil, artinya tidak menguntungkan atau merugikan sebagian pihak. C.
Penilaian Kelas
1.
Pegertian Penilaian Kelas Adalah proses pengumpulan & penggunaan informasi oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan ttg pencapaian hasil belajar/kompetensi siswa.
2.
Ciri Penilaian Kelas Adapun terdapat 5 ciri-ciri dalam penilianan kelas, yaitu Belajar tuntas, Otentik, Berkesinambungan, Berdasarkan acuan kriteria / patokan , Menggunakan berbagai cara & alat penilaian. Dari kelima ciri ciri tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Belajar Tuntas •
Belajar Tuntas (mastery learning): peserta didik
tidak diperkenankan
mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik.
Geografi SMA K - 8
156
•
“Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran dan diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan”. (John B. Carrol, A Model of School Learning)
b. Penilaian Otentik/ Autentik •
Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu
•
Menggunakan berbagai cara dan kriteria
•
Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap,)
c. Berkesinambungan Memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil terus menerus dalam
bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas. d. Berdasar Acuankriteria/patokan Prestasi kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan e. Menggunakan Berbagai cara & alat penilaian •
Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi
•
Menggunakan
penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan, Produk, Portofolio,
Unjuk Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian Diri D.
Jenis Penilaian Autentik Dalam penilaian autentik teradapat 4 jenis penilaian, yaitu Penilaian Tertulis / Tes Tulis, Penilaian Unjuk Kerja, Penilaian Proyek, Penilaian Portofolio. Keempat jenis penilaian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Tes Tulis a.
Pengertian Tes Tertulis
1)
Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
2)
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang umumnya hanya menilai kemampuan berpikir rendah (pengetahuan saja)
Geografi SMA K - 8
157
3)
Terdiri dari tes objective ,dan essay.
b.
Jenis Tes Objektif
1)
pilihan ganda
2)
dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
3)
menjodohkan
c.
Tes Karangan/Uraian (essay) Dalam tes karangan atau uraian siswa akan mengerjakan tes tersebut sesuai dengan kemampuan siswa dengan cara mengarang jawaban, namun sesuai dengan pertanyaan yang atau instrumen tes tersebut. Tes karangan memiliki ciri-ciri, yaitu:
1)
Siswa mengorganisasikan jawabannya sendiri secara bebas sesuai dengan kemampuannya.
2)
Dalam mengorganisasikan jawaban siswa menggunakan bahasa atau kata-kata dan corak mengarangnya sendiri.
3)
Siswa memproduksi jawaban tes karangan berbeda-beda atas mutu suatu jawaban yang dituntut.
2. Unjuk Kerja (Performance) : Penilaian unjuk kerja
merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. (unjuk kerja, tingkah laku, interaksi). Dalam penilaian ini akan menjadi baik atau cocok bila digunakan untuk: a.
Penyajian lisan: keterampilan berbicara, berpidato, baca puisis, berdiskusi.
b.
Pemecahan masalah dalam kelompok
c.
Partisipasi dalam diskusi
d.
Menari
e.
Memainkan alat musik
f.
Olah Raga
g.
Menggunakan peralatan laboratorium
h.
Mengoperasikan suatu alat
3. Penilaian Proyek (Penugasan) a.
Ciri-ciri dari Penilaian Proyek:
Geografi SMA K - 8
158
1)
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
2)
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan.
3)
Perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, laporan tertulis, poster, dan lain-lain.
4)
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek
b.
Contoh Tugas Penilaian Proyek Lakukan penelitian sederhana di lingkungan sekitar mengenai pengaruh iklan di media cetak maupun di media elektronik terhadap gaya hidup anak SD (cara berpakaian, pilihan makanan dan minuman, perilaku)
c.
Contoh
Format Penyekoran Tugas Proyek
ASPEK
KRITERIA DAN SKOR 3 Jika
PERSIAPAN
2 memuat
tujuan,
topik,
alasan,
tempat
penelitian, responden, daftar pertanyaan dengan lengkap.
Jika
daftar
pertanyaan dapat PENGUMPULAN
dilaksanakan
DATA
semua dan data tercatat
dengan
rapi dan lengkap.
Jika
1 memuat Jika
memuat
tujuan,
topik, tujuan,
topik,
alasan,
tempat alasan,
tempat
penelitian,
penelitian,
responden,
responden,
daftar
daftar
pertanyaan
pertanyaan tidak
kurang lengkap.
lengkap
Jika
daftar
pertanyaan dapat Jika pertanyaan dilaksanakan semua, data tercatat
tidak terlaksana
tetapi semua dan data tidak tidak
tercatat
dengan dengan rapi.
rapi dan lengkap.
PENGOLAHAN
Jika pembahasan Jika
Jika
DATA
data
melaporkan hasil
Geografi SMA K - 8
sesuai pembahasan
sekedar
159
tujuan penelitian
data
kurang penelitian tanpa
menggambarkan
membahas data
tujuan penelitian
Jika PELAPORAN TERTULIS
sistimatika
penulisan benar, memuat
saran,
bahasa komunikatif.
Jika
sistimatika
penulisan benar, memuat
saran,
namun
bahasa
kurang komunikatif
Jika
penulisan
kurang sistimatis, bahasa
kurang
komunikatif, kurang memuat saran
4. Penilaian Portofolio a.
Pengertian
1)
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
2) 3)
Portofolio relatif lebih otentik dibanding jenis penilaian tes. Portofolio Berisi kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran.
4)
Portofolio digunakan oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu.
5)
Portofolio menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya.
6)
Kumpulkan dan simpankarya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing2 atau loker .
b.
Apa saja yang dikumpulkan dalam penilaian ini: Dalam penilaian portofolio Karya-Karya yang Dapat Dikumpulkan adalah Puisi, Karangan, Gambar / Lukisan, Desain, Paper, Sinopsis, Naskah pidato / khotbah, Naskah Drama, Rumus, Doa, Surat, Komposisi Musik, Teks Lagu, Resep Makanan, Laporan Observasi/ Penyelidikan / Eksperimen, Dsb.
5. Penilaian Sikap
Geografi SMA K - 8
160
Sikap merupakan kesiapsiagaan mental seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. a.
Instrumen Penilaian Sikap
1)
Observasi perilaku
2)
Skala sikap
b.
Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktik : Perilaku
No. Nama
Bekerja sama
1.
Fika
2.
Dudi
3.
....
Penuh Berinisiatif
E.
Pemberian Skor (Skoring)
1)
Langkah-langkah
a.
Perhatia n
Bekerja sistematis
Nilai
Keteran gan
Menyusun suatu jawaban model sebagai kunci jawaban yang memenuhi syarat sebagai jawaban yang baik (benar, relevan, lengkap, berstruktur, dan Jelas).
b.
Setiap item bisa berbeda bobot. Perbedaan bobot bisa berdasar pada jenis bahan (bahan perangsang, bahan inti, bahan penting, dan kurang penting), teksonomi (pengetahuan, pemahaman, evaluasi, dll).
c.
Membaca beberapa jawaban dari peserta didik yang kurang pandai dan yang pandai. Hal ini dapat dipakai untuk memperoleh gambaran umum tentang kualitas dari jawaban dari para peserta didik atau mengecek apakah kunci jawaban cukup realistik.
d.
Sebaiknya masing-masing nomor dari jawaban tes diperiksa sekaligus sebelum melakukan skoring nomor yang lain.
Geografi SMA K - 8
161
e.
Agar tidak terpengaruh oleh kesan mutu jawaban yang mendahului sebaiknya sesudah selesai diperikasa jawaban-jawaban satu nomor, lembar jawab perlu ditukar urutannya.
f.
Tidak usah memperhatikan nama dan nomor peserta, untuk mengurangi subyektivitas.
g.
Membiasakan hanya memeriksa isi pikiran yang dikemukakan dalam jawaban, sehingga tidak perlu menilai bentuk tulisan dan lain-lain.
h.
Mengembalikan lembar jawab lengkap dengan catatan-catatan seperlunya. d. Aktivitas Pembelajaran Menjelaskan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan Membuat rubrik instrumen penilaian e. Latihan/ Kasus /Tugas Membuat instrumen penilaian pada satu KD di kelas X f. Rangkuman Penilaian Kompetensi Sikap, sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang diharapkan.
Geografi SMA K - 8
162
G. BAB VII EVALUASI RANCANGAN RPP 1. Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian, hakikat RPP, penyusunan RPP a. Tujuan Pembelajaran 1) Melalui membaca dapat menjelaskan hakikat RPP 2) Melalui membaca dapat mengidentifikasi penyusunan RPP b.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1) Menjelaskan hakikat RPP 2) Mengidentifikasi penyusunan RPP
c.
Uraian Materi Tahap
pertama
dalam
pembelajaran
yaitu
perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Setiap guru di setiap satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Untuk menyusun RPP yang benar Anda dapat mempelajari hakikat, prinsip dan langkah-langkah
penyusunan
RPP
Permendiknas tentang Pembelajaran
seperti
yang
tertera
pada
Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah - Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran nomor 103 Tahun 2014 Hakikat RPP RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian;
dan
(7)
media/alat,
bahan,
dan
sumber
belajar.
Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan. Geografi SMA K - 8
163
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok
di
sekolah/madrasah
dikoordinasi,
difasilitasi,
dan
disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah. Pengembangan
RPP
dapat
juga
dilakukan
oleh
guru
secara
berkelompok antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat. Prinsip Penyusunan RPP Prinsip-prinsip RPP yang harus diikuti pada saat penyususn RPP adalah: 1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4). 2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 3. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 4. Berpusat pada peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. 5. Berbasis konteks Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar. 6. Berorientasi kekinian Pembelajaran
yang
berorientasi
pada
pengembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
Geografi SMA K - 8
164
7. Mengembangkan kemandirian belajar Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri. 8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. 9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau anta rmuatan 10.
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman
belajar.
RPP
disusun
dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 11.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. Komponen dan Sistematika RPP Di dalam Permendikbud nomor 103 tahun 2015, komponenkomponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Mata pelajaran : Kelas/Semester :
Geografi SMA K - 8
165
Alokasi Waktu :
A Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi*) 1. Indikator KD pada KI-1 2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4
D. Materi Pembelajaran (dapat Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)
Geografi SMA K - 8
166
E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **) -
Mengamati
-
Menanya
-
Mengumpulkan informasi/mencoba
-
Menalar/mengasosiasi
-
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **) -
Mengamati
-
Menanya
-
Mengumpulkan informasi/mencoba
-
Menalar/Mengasosiasi
-
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.
Geografi SMA K - 8
167
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian 2. Instrumen penilaian a. Pertemuan Pertama b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan seterusnya 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian. G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/alat 2. Bahan 3. Sumber Belajar
Contoh RPP Geografi Satuan Pendidikan : SMA NEGERI ......... Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas / Semester
: XII/1
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Topik/Sub Topik
: Penginderaan Jauh/Interpretasi Citra
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Geografi SMA K - 8
168
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, damai responsive dan proaktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa untuk mendalami kajian ilmu dan teknologi Penginderaan Jauh, peta, serta Sistem Informasi Geografis (SIG). 2.1. Menunjukkan sikap proaktif dalam praktik pemanfaatan citra penginderaan jauh untuk kajian tata guna lahan dan transportasi. 3.1. Menganalisis citra penginderaan jauh untuk perencanaan kajian tata guna lahan dan transportasi. 4.1 Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan dan transportasi. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1.1. Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh 1.1.2. Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh 3.1.3. menganalisis citra penginderaan jauh 4.1.1. Menginterpretasi citra penginderaan jauh sesuai konsep, prinsip, dan pendekatan geografi. D. Materi Pembelajaran 1. 2.
Unsur dan teknik interpretasi citra Analisa Manual
a. Kegiatan Pembelajaran Langkah Pembelajaran
Geografi SMA K - 8
Sintak Model Pembelajaran
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan
169
Pendahuluan Menciptakan Situasi (Stimulasi)
a. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka pelajaran seperti: mengucapkan salam dan berdoa bersama mengecek kehadiran peserta didik dengan menanyakan yang tidak hadir. b. Guru memperlihatkan gambar citra suatu wilayah, kemudian guru bersama peserta didik melakukan curah pendapat : Bagaimana mengenali obyek pada citra? Apa fungsi bayangan untuk mengenali obyek pada citra. c.
Kegiatan Inti
Problem statemen (pertanyaan/ide ntifikasi masalah)
Pengumpulan data
Verifikasi
Geografi SMA K - 8
10 menit
Guru menginformasikan tujuan yang akan dicapai selama pembelajaran : Menjelaskan unsur dan teknik interpretasi citra.
1) Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan peserta didik selama proses pembelajaran yaitu: peserta didik akan belajar secara berkelompok untuk melakukan praktik interpretasi citra berupa citra pankromatik warna menggunakan beberapa peralatan dengan panduan LK. 2) Peserta didik membentuk 5 kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang telah ditetapkan pada pertemuan 3) Setiap kelompok menerima citra pankromatik warna, dan Lembar Kegiatan Peserta didik. 4) Menjelaskan cara kerja praktik interpretasi citra. 5) Melaksanakan praktik interpretasi citra dengan pembagian tugas sebagai berikut: Kelompok menginterpretasi obyek pada citra sesuai dengan unsur-unsur intepretasi 6) Membimbing peserta didik dalam melaksanakan praktik interpretasi dan digitasi citra. 7) Melakukan verifikasi hasil praktik interpretasi citra dari masing-masing kelompok. Setiap kelompok mencatat hasil praktik interpretasi citra yang dilakukan dari kelompok lain ke dalam format yang tersedia, sehingga menjadi
170
70 menit
sebuah data/informasi yang lengkap. Pengolahan data dan analisis
8) Menganalisis karakteristik/atribut pada citra dan kelompok membagi anggota untuk melakukan digitasi citra pada plastik mika dengan pembagian masing-masing peserta didik melakukan digitasi pada: a. jalan dibedakan berdasar kelasnya, rel kereta api b. Bangunan sekolah, pasar dan kantor c. Perairan, sungai dan rawa d. Pemukiman, makam dan prasarana lain e. Hutan, sawah dan perkebunan.
Generalisasi
9) Guru menentukan kelompok yang akan mewakili presentasi dari hasil diskusi dengan cara diundi. Kelompok lain memberi tanggapan berdasarkan hasil diskusi kelompok. 10) Klarifikasi guru dari hasil diskusi peserta didik.
Penutup
Geografi SMA K - 8
1. Bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang teknik interpretasi citra penginderaan jauh. 2. Melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini dengan meminta seorang peserta didik menyampaikan kesan/pengalaman/manfaat setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan hari ini. 3. Melaksanakan penilaian dalam bentuk tes tulis. 4. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang kinerja dan hasilnya baik. 5. Memberikan penugasan kepada peserta didik secara kelompok interpretasi citra dengan analisa manual pada citra yang tersedia selama 1 minggu dengan menggunakan format ( terlampir). 6. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
171
10 menit
F.
Penilaian, Pembelajaran Remidial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian dan instrument penilaian No Aspek Teknik Bentuk Instrumen 1. Sikap - Observasi kegiatan pengkajian dan - Lembar Observasi diskusi kelompok 2. Pengetahuan - Penugasan - Soal Penugasan - Tes Tertulis - Soal Uraian 3. Keterampilan - Laporan Praktik - Rubrik Penilaian
2. Pembelajaran Remidial : tugas tambahan 3. Pembelajaran Pengayaan : tutor sebaya
G. Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar: 1) Foto udara 2) Plastik mika 3) Spidol OHP 4) Tabel hasil pengamatan 5) LKS 6) Buku Guru Kemdikbud RI tahun 2014 7) Buku Peserta didik Kemdikbud RI tahun 2014 Mengetahui, Kepala Sekolah,
Malang, Mei 2015 Guru Geografi,
___________________
___________________
NIP.
NIP.
Contoh RPP Geografi Satuan Pendidikan : SMA NEGERI ......... Mata Pelajaran
Geografi SMA K - 8
: Geografi
172
Kelas / Semester
: XII/1
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Topik/Sub Topik
: Penginderaan Jauh/Interpretasi Citra
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, damai responsive dan proaktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa untuk mendalami kajian ilmu dan teknologi Penginderaan Jauh, peta, serta Sistem Informasi Geografis (SIG). 2.1. Menunjukkan sikap proaktif dalam praktik pemanfaatan citra penginderaan jauh untuk kajian tata guna lahan dan transportasi. 3.1. Menganalisis citra penginderaan jauh untuk perencanaan kajian tata guna lahan dan transportasi. 4.1 Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan dan transportasi. D. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1.3. Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh 1.1.4. Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh 3.1.3. menganalisis citra penginderaan jauh 4.1.1. Menginterpretasi citra penginderaan jauh sesuai konsep, prinsip, dan pendekatan geografi. D. Materi Pembelajaran 3.
Geografi SMA K - 8
Unsur dan teknik interpretasi citra
173
Analisa Manual a. Kegiatan Pembelajaran Langkah Sintak Model Pembelajaran Pembelajaran Pendahuluan Menciptakan Situasi (Stimulasi)
Deskripsi Kegiatan d. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka pelajaran seperti: mengucapkan salam dan berdoa bersama mengecek kehadiran peserta didik dengan menanyakan yang tidak hadir. e. Guru memperlihatkan gambar citra suatu wilayah, kemudian guru bersama peserta didik melakukan curah pendapat : Bagaimana mengenali obyek pada citra? Apa fungsi bayangan untuk mengenali obyek pada citra. f.
Kegiatan Inti
Problem statemen (pertanyaan/ide ntifikasi masalah)
Pengumpulan data
Geografi SMA K - 8
Alokasi Waktu 10 menit
Guru menginformasikan tujuan yang akan dicapai selama pembelajaran : Menjelaskan unsur dan teknik interpretasi citra.
1) Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan peserta didik selama proses pembelajaran yaitu: peserta didik akan belajar secara berkelompok untuk melakukan praktik interpretasi citra berupa citra pankromatik warna menggunakan beberapa peralatan dengan panduan LK. 2) Peserta didik membentuk 5 kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang telah ditetapkan pada pertemuan 3) Setiap kelompok menerima citra pankromatik warna, dan Lembar Kegiatan Peserta didik. 4) Menjelaskan cara kerja praktik interpretasi citra. 5) Melaksanakan praktik interpretasi citra dengan pembagian tugas sebagai berikut: Kelompok menginterpretasi obyek pada citra sesuai dengan unsur-unsur intepretasi 6) Membimbing peserta didik dalam
174
70 menit
Verifikasi
melaksanakan praktik interpretasi dan digitasi citra. 7) Melakukan verifikasi hasil praktik interpretasi citra dari masing-masing kelompok. Setiap kelompok mencatat hasil praktik interpretasi citra yang dilakukan dari kelompok lain ke dalam format yang tersedia, sehingga menjadi sebuah data/informasi yang lengkap.
Pengolahan data dan analisis
8) Menganalisis karakteristik/atribut pada citra dan kelompok membagi anggota untuk melakukan digitasi citra pada plastik mika dengan pembagian masing-masing peserta didik melakukan digitasi pada: f. jalan dibedakan berdasar kelasnya, rel kereta api g. Bangunan sekolah, pasar dan kantor h. Perairan, sungai dan rawa i. Pemukiman, makam dan prasarana lain j. Hutan, sawah dan perkebunan.
Generalisasi
10) Guru menentukan kelompok yang akan mewakili presentasi dari hasil diskusi dengan cara diundi. Kelompok lain memberi tanggapan berdasarkan hasil diskusi kelompok. 11) Klarifikasi guru dari hasil diskusi peserta didik.
Penutup
Geografi SMA K - 8
7. Bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang teknik interpretasi citra penginderaan jauh. 8. Melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini dengan meminta seorang peserta didik menyampaikan kesan/pengalaman/manfaat setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan hari ini. 9. Melaksanakan penilaian dalam bentuk tes tulis. 10.Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang kinerja dan hasilnya baik. 11.Memberikan penugasan kepada peserta didik secara kelompok interpretasi citra dengan 175
10 menit
analisa manual pada citra yang tersedia selama 1 minggu dengan menggunakan format ( terlampir). 12.Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
E. Penilaian, Pembelajaran Remidial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian dan instrument penilaian No Aspek Teknik Bentuk Instrumen 1. Sikap - Observasi kegiatan pengkajian dan - Lembar Observasi diskusi kelompok 2. Pengetahuan - Penugasan - Soal Penugasan - Tes Tertulis - Soal Uraian 3. Keterampilan - Laporan Praktik - Rubrik Penilaian
2. Pembelajaran Remidial : tugas tambahan 3. Pembelajaran Pengayaan : tutor sebaya
F.
Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar: 8) Foto udara 9) Plastik mika 10) Spidol OHP 11) Tabel hasil pengamatan 12) LKS 13) Buku Guru Kemdikbud RI tahun 2014 14) Buku Peserta didik Kemdikbud RI tahun 2014
Mengetahui, Kepala Sekolah,
Malang, Mei 2015 Guru Geografi,
___________________
___________________
NIP.
NIP.
Geografi SMA K - 8
176
a. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada Kegiatan Praktikum Interpretasi Lembar Penilaian pada Kegiatan Interpretasi Citra Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester: XII/1 Topik/Subtopik : Interpretasi Citra Indikator: Peserta didik menunjukkan perilaku ilmiah disiplin, tanggung jawab, kerjasama, teliti kreatif dalam melakukan interpretasi citra pada pembelajaran Geografi Peduli Keterangan Disiplin Tanggung Kerjasama Teliti Kreatif No Nama Siswa Lingkungan jawab 1. 2. ......
.....................
Lembar Penilaian Kegiatan Diskusi Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik/Subtopik Indikator
No
: Geografi : XII / 1 : Interpretasi Citra : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Keterangan Rasa ingin Nama Siswa Kerja sama Santun Komunikatif tahu
1. 2. ...
................ ................
.
b. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada saat Diskusi Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:. Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang Diskusikan lebih lanjut kriteria dalam menilai setiap perilaku! Geografi SMA K - 8
177
Nilai masing-masing perilaku yang diperoleh dari penilaian kompetensi sikap melalui observasi ini akan digabungkan secara keseluruhandalam kurun waktu pelaporan hasil belajar (pada tengah semester atau pada akhir semester) untuk menentukan modusnya.
Penilaian Diri Topik:......................
Nama: ................ Kelas: ...................
Setelah mempelajari materi Interpretasi Citra, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan. No
Pernyataan
1. 2.
Memahami obyek pada citra Memahami prinsip dasar interpretasi citra didasarkan pada karakteristik/atribut citra Memahami karakteristik/atribut pada citra disebut unsur-unsur interpretasi citra
3.
Sudah memahami
Belum memahami
Contoh format penilaian diri setelah peserta didik mengerjakan Tugas Proyek Geografi Penilaian Diri Tugas:............................
Nama:.......................... Kelas:..............................
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya. No 1 2 3
Geografi SMA K - 8
Pernyataan Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama dengan teman satu kelompok Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang
YA
TIDAK
178
4
Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca literatur yang mendukung tugas ……………………………………….
5
Contoh. REKAPITULASI PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK Mata Pelajaran:........................................... Topik/Materi:.............................................. Kelas:.......................................................... No
Nama
1 2 3
Skor Pernyataan Penilaian Diri 2 3 ..... 1 2 ..... 2 1 .....
1 2 2
Afgan Aliva .............
..... ..... ....
Jumlah
Nilai
Contoh instrumen penilaian diri dapat Anda pelajari pada Permendikbud nomor 104 tahun 2014 Contoh penilaian antar peserta didik pada pembelajaran Geografi. Penilaian antar Peserta Didik Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester : XII / 1 Topik/Subtopik Indikator
: :
................................... Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
Format penilaian yang diisi peserta didik Penilaian antar Peserta Didik Topik/Subtopik: ........................................ Tanggal Penilaian: ..................................... -
Nama Teman yang dinilai: ........................ Nama Penilai:............................................
Amati perilaku temanmu dengan cermat selamat mengikuti pembelajaran Geografi Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu. Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu No Perilaku Dilakukan/muncul
Geografi SMA K - 8
179
YA 1. 2. 3. 4. 5.
No 1 2 3
TIDAK
Mau menerima pendapat teman Memaksa teman untuk menerima pendapatnya Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan Mau bekerjasama dengan semua teman ......................................
Nama ……. Ami
1
2
Skor Perilaku 3
4
5
2
2
1
2
2
Jumlah
Nilai
9
Contoh Format Jurnal Model Pertama JURNAL Aspek yang diamati: …………………………. Kejadian : …………………………. Tanggal: ………………………….
Nama Peserta Didik: …………………………. Nomor peserta Didik: ………………………….
Catatan Pengamatan Guru: ............................................................................................................................ .................................................................................................................. ....................................................................................................
Contoh Format Jurnal Model Kedua JURNAL Nama Peserta Didik: …………...........................................…….. Kelas: ..................................................................................... Aspek yang diamati: ………...........................................……….. NO
HARI/TANGGAL
KEJADIAN
KETERANGAN/ TINDAK LANJUT
1.
Geografi SMA K - 8
180
...
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)
Tabel Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Tes tulis Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
Format observasi Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penugasan
a. Soal Pilihan Ganda Indikator
:
Soal
:
peserta didik dapat menyebutkan manfaat citra penginderaan jauh dalam bidang geologi Manfaat citra penginderaan jauh dalam bidang geologi A. pengamatan iklim B. pemetaan permukaan bumi C. pengamatan system fisik laut D. pemetaan intensitas banjir E. pemetaan sungai
b.
Soal Uraian
Indikator Soal
: :
Mengidentifikasi karakteristik/atribut pada citra Jelaskan karakteristik rona pada foto udara pada obyek basah dan kering
Contoh Pedoman Penskoran No a.
Geografi SMA K - 8
-
Jawaban Rona merupakan tingkat/gradasi yang teramati pada citra penginderaan jauh yang dipresentasikan secara hitam putih. Permukaan obyek yang basah akan cenderung menyerap cahaya elektromagnetik sehingga akan nampak lebih hitam disbanding obyek yang relatif lebih kering
Skor 80
181
- Uraian sistematis dan benar - Uraian kurang sistematis dan benar - Uraian kurang sistematis dan kurang benar Skor maksimal b.
50 20 10 80
Contoh Format observasi terhadap diskusi dan tanya jawab
Nama Peserta Didik
Pengungkapan gagasan yang orisinal YA TIDAK
Pernyataan Kebenaran konsep YA
TIDAK
Jumlah Ketepatan penggunaan istilah YA TIDAK
YA
Skor
TIDAK
Fitria Gina ....
Keterangan: diisi dengan ceklis ( √ ) Untuk pemberian nilai Percakapan
Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan
ini Silahkan Anda diskusikan dan jawab pada LK yang tersedia!
Contoh isntrumen tugas untuk suatu topik dalam satu KD Melakukan interpretasi citra Indikator: - Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh - Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh - Menganalisis citra penginderaan jauh - Membuat laporan tugas proyek interpretasi citra TUGAS: Melakukan interpretasi citra pada foto udara yang sudah disediakan guru untuk dilakukan digitasi, interpretasi citra dan menganalisis citra penginderaan jauh
Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di luar kelas dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum. Contoh Penilaian Praktik
Geografi SMA K - 8
182
Topik : KI:
Interpretasi citra Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan KD: 4.1. Mengolah, menalar, dan menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Indikator : Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan dan transportasi. Lembar Pengamatan Topik: ............................... Kelas: ................................ No 1. 2.
Persiapan Percobaan
Nama
Pelaksanaan Percobaan
Kegiatan Akhir Percobaan
Jumlah Skor
………………………
Rubrik No 1
2
3
Keterampilan yang dinilai Persiapan Percobaan (Menyiapkan alat Bahan)
Pelaksanaan Interpretasi citra
Kegiatan akhir praktik penginderaan jauh
Skor
Rubrik
30
- Alat-alat sudah tersedia, tertata rapih sesuai dengan keperluannya - Bahan-bahan untuk praktik sudah disiapkan di meja - Lembar kegiatan praktik tersedia
20 10 30
Ada 3 aspek yang terpenuhi Ada 2 aspek yang terpenuhi - Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh - Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh - Menganalisis citra penginderaan jauh Ada 4 aspek yang tersedia Ada 2 aspek tang tersedia - Mengambalikan foto udara - Mengembalikan spidol OHP - Menyerahkan table hasil pengamatan Ada 3 aspek yang tersedia Ada 2 aspek tang tersedia
20 10 30
20 10
Geografi SMA K - 8
183
Contoh Format Penilaian Proyek Mata Pelajaran Nama Proyek Alokasi Waktu No. 1
2
3
: : :
Guru Pembimbing Nama Kelas ASPEK
: : : SKOR (1 - 5)
PERENCANAAN : a. Rancangan Alat Alat dan bahan Gambar b. Uraian cara menggunakan alat PELAKSANAAN : a. Keakuratan Sumber Data / Informasi b. Kuantitas Sumber Data c. Analisis Data d. Penarikan Kesimpulan LAPORAN PROYEK : a. Sistematika Laporan b. Performans c. Presentasi TOTAL SKOR
Format Penilaian Produk Materi Pelajaran : Nama Proyek : Alokasi Waktu : No 1 2
3
Nama Peserta didik: Kelas :
Tahapan Tahap Perencanaan Bahan Tahap Proses Pembuatan : a. Persiapan alat dan bahan b. Teknik Pengolahan c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan) Tahap Akhir (Hasil Produk) a. Bentuk fisik b. Inovasi TOTAL SKOR
Skor ( 1 – 5 )*
. Catatan : *) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Geografi SMA K - 8
184
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah silahkan baca pada Permendikbud nomor 104 tahun 2014 dan diskusikan. Contoh Tugas Portofolio Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Tahun Ajaran Judul portofolio Tujuan
: : : : : :
Geografi XII / 1 Geografi 2014/2015 Pelaporan interpretasi citra Peserta didik dapat mendigitasi, menganalisis obyek, serta interpretasi citra dan menyusun laporan praktik Geografi sebagai tulisan ilmiah
Ruang lingkup : Karya portofolio yang dikumpulkan adalah laporan seluruh hasil interpretasi citra praktik Geografi semester 1
dan laporan
Uraian tugas portofolio 1. Buatlah laporan kegiatan interpretasi citra, laporan praktik Geografi sebagai tulisan ilmiah 2. Setiap laporan dikumpulkan selambat-lambatnya seminggu setelah peserta didik melaksanakan tugas
Penilaian portofolio Keterangan: Skor maksimal = Jumlah komponen yang dinilai x25 = 4 x 25 = 100
Nilai portofolio =
d. Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu mengevaluasi rancangan RPP dalam pembelajaran Geografi Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas e. Latihan/ Kasus /Tugas Cermati RPP berdasarkan permendikbud 103 tahun 2014 serta upayakan mengevaluasi rancangan RPP yang saudara buat dengan RPP yang ada di materi ini.
Geografi SMA K - 8
185
f. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan ini dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan di bawah ini Apa yang saudara pahami dengan materi mengevaluasi rancangan RPP dalam pelajaran geografi, serta apa rencana tindak lanjut setelah kegiatan pelatihan ini.
Geografi SMA K - 8
186
Geografi SMA K - 8
187
Peranan penginderaan jauh dalam kajian fenomena geografi meliputi 2 bagian yaitu: 1. Penginderaan jauh untuk kajian geografi fisik Karakteristik lapangan utama yang dapat diperkirakan melalui interpretasi foto udara ialah jenis batuan, bentuk lahan, tekstur tanah, situs kondisi pengatusan, kerentanan banjir, dan tebal bahan lepas di atas batuan induk. Selain itu kemiringan lereng permukaan lahan juga dapat diperkirakan dari interpretasi foto udara dan dapat diukur dengan beberapa cara fotogrametrik (Lillesand dan Keifer, 1990). Interpretasi foto udara untuk evaluasi lapangan didasarkan pada pengamatan sistematik dan evaluasi unsur kunci yang dikaji secara stereoskopik. Hal ini meliputi topografi, pola aliran, tekstur, erosi, rona foto, vegetasi dan penggunaan lahan (Lillesand dan Keifer, 1990). 2. Penginderaan jauh untuk kajian geografi manusia, meliputi obyek-obyek: penggunaan lahan/tanah, didasarkan pada : (1) pola fungsi (pattern of functions), (2) pola tipe struktur (structure type pattern), dan (3) kepadatan penutup atap (density of roof cover). gerak manusia dan barang, fasilitas umum dan pelayanan, dan rekreasi
Dari hasil interpretasi daerah penelitian dibuat zone-zone yang didasarkan pada pola fungsi, yakni : 1.
Daerah pusat kegiatan (DPK),
2.
Daerah pemukiman
3.
Daerah industri.
Geografi SMA K - 8
188
BAGIAN 3: PENUTUP Setelah mempelajari serangkaian materi yang terdiri atas statistika deskriptif, pembentukan
permukaan
bumi,
perubahan
iklim
global,
perairan
laut,
permasalahan lingkungan dan roadmap pembangunan Indonesia, planet bumi untuk kehidupan, analisis model-model pembelajaran, analisis kebutuhan media pembelajaran, penyusunan instrument penilaian, implementasi RPP dalam pembelajaran geografi, dan analisa data PTK dengan berbagai aktivitas pembelajaran, maka untuk memperkuat dan memperkaya pemahaman Ibu/bapak dipersilakan membaca referensi dari berbagai sumber. Kegiatan tersebut juga merupakan bagian penting untuk mempelajari modul selanjutnya.
Geografi SMA K - 8
189
DAFTAR PUSTAKA: Abipraja, Soedjono, (1985), Ekonomi Pembangunan: Kebijaksanaan, Surabaya: Airlangga University Press.
Pengantar
dan
Alexander, John W., (1963), Economic Geography, New Jersey, Prentice-Hall, Inc. Arsyad, Lyncolin, (1988), Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta, STIE Yayasan Keluarga Pahlawan Negara. Bintarto, R., 1997. Geografi: Konsep dan Pemikiran, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. de Blij, H.J., Muller, Peter, O., 2004. Geography: Realms, Regions, and Concepts, Eleventh Edition, John Wiley and Sons, Inc., New York, Chicester, Brisbane, Toronto, Singapore. Fisher,
H., Benjamin, (1975), Perencanaan Regional Pembangunan Nasional Indonesia, Prisma Vol. 3.
dalam
Konteks
Haggett, Peter, 1975. Geography: A Modern Synthesis, 2-nd Edition, Harper and Row Publisher, New York, Washington, San Fransisco, London. Huntington, Ellsworth, 1961, Principles of Human Geography, Fourth Printing (Modern Asia Edition), John Wiley & Sons, Inc., Tokyo Japan. Jan Timbergen, (1973), Rencana Pembangunan, terjemahan A. Hafid, Yayasan Penerbit UI. Kardono, Priyadi., Hartono., Suprajaka, (2015), Paradigma GEOMARITIM: Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi, diterbitkan oleh: Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Ikatan Geograf Indonesia (IGI), Cibinong. Keith Champman, 1973, Poeple Pattern and Process, A Halsted Press Book, New York. Krugman, Paul, Icreasing Returns and Economic Geography, Massachusetts Institute of Technology, http://www.jstors.org/journals/ucpress.html. Madjid Ibrahim, (1976), Perencanaan Regional dalam Pembangunan Nasional, Prisma Vol. 3. Mas Sukoco, (1985), Kartografi dan Peranannya dalam Proses Perencanaan Regional, Media Geografi No. 1 th. 1 Yogyakarta: Fak. Geografi UGM. M., Meier, RE., Baldwin, (1960), Economic Development, New York, John Wiley & Sons, Inc.
Geografi SMA K - 8
190
Rostow, W.W., (1971), The Stages of Economic Development, Cambrige: the University Press. Suharto, Yusuf., Handoyo, Budi., dkk., 2004, Pendidikan IPS SD, Malang, Geo Spektrum Press. Sumarmi, & Soekamto, Hadi, (1999), Geografi Regional Dunia, Dirjen Dikdasmen: PPPG IPS & PMP Malang. Sumaatmadja, Nursid, (1988), Studi geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan, Bandung: Alumni. Thoman, Richard S., Corbin, Peter B., (1974), The Geography of Economic of Activity, third Edition, Sydney-Tokyo-Toronto, MC-Graw Hill Book Company. Toffler, A., (1980), The Third Wave, London, Pan Book Ltd. Wheeler, J., & Muller, P. O., (1981), Economic Geography, John Wiley & Sons., New York.
Geografi SMA K - 8
191
DAFTAR PUSTAKA .........
Tanpa Tahun. Fundamentals of Remote Sensing. A Canada Centre for Remote Sensing Remote Sensing Tutorial. Canada: Natural Resources Canada
......... Tanpa Tahun. Modul Dasar-dasar Penginderaan Jauh Dan Penggunaanya Dibidang Kebumian. Jakarta:Bakosurtanal An,
La.
2007.
sistem
informasi
geografi-sig.
(http://mbojo.
wordpress.com/2007/04/08/). As-syakur, Rahman, Abd. 2006. Modul Pengenalan ArcView Untuk Dasar Analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) ~ www.mbojo.wordpress.com 29. C.P.LO. 1996.
Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta:UI Press.
Charter, Denny dan Agtrisari, Irma 2002. Desain dan Aplikasi GIS, Penerbit Elexmedia Komputindo, Bandung. Danudoro, Projo. 2004. Sains Informasi Geografi. Yogyakarta:Jurusan Kartografi – Penginderaan Jauh, Fak Geografi UGM. Darmawan, Arief. 2008. Sekilas tentang Sistem Informasi Geografis (Geographyc Information System). Http://fetsi.wordpress.com . Diakses tanggal 28 Agustus 2008. Dulbahri. 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Yogyakarta:Puspics – Bakorsurtanal – UGM. http://andimanwno.wordpress.com/2009/11/04/pengamatan-stereoskopis/ http://mikedwihisma.wordpress.com/ http://rst.gsfc.nasa.gov/Sect11/Sect11_3.html http://www.geounesa.net/news/index.php?option=com_content&view=article&id=71:t ampilan - stereoskopis-foto-udara-&catid=46:pj&Itemid=86 Lillesand, Thomas M., Ralph W Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Jogyakarta:Gajah Mada University Press. Murni, Aniati, 2001, Sistem Inderaja dan GIS, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Jakarta. Prahasta, Eddy, 2002, Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView, Penerbit Informatika, Bandung. Geografi SMA K - 8
192
Prahasta, Eddy, 2002, Sistem Informasi Geografis, Konsep-Konsep Dasar, Penerbit Informatika, Bandung. Prasetyo, Hary, Daniel. 2003. Sistem Informasi Geografi (SIG) Untuk Tata Guna Lahan. http://if2.ubaya.ac.id/-daniel. Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta:Grasindo. Sistem Informasi Geografi. Bandung:ITB Suryantoro, Agus. 2003. Interpertasi Foto Udara, Handout. Malang:Jurusan Geografi FMIPA, Universitas Negeri Malang Suryantoro, Agus. 2004. Pengantar Penginderaan Jauh, Handout. Malang:Jurusan Geografi FMIPA, Universitas Malang. Sutanto. 1985. Teknik Interpretasi Foto Udara, Handout, Jur KPJ FGE, UGM, Yogyakarta. Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press. Sutanto. 1987. Penginderaan Jauh Jilid 1, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press. Yulianto, Widi. 2003. Aplikasi AutoCad 2002 Untuk pemetaan dan SIG, Penerbit Elexmedia Komputindo, Bandung.
Geografi SMA K - 8
193
Referensi Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Ahmad
Sudrajat.2008.
Pendekatan,
Strategi,
Metode,
Teknik,
dan
Model
Pembelajaran.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekata n-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ Anita Lie. 1999, Metode Pembelajaran Gotong Royong, Surabaya : CV Citra Media. Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching. ModelModel Pengajaran. Edisi kedelapan. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal PMPTK. 2009. Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran. Bahan TOT Calon Pengawas dan Kepala Sekolah. Jakarta: Depdiknas Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, 2003, Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching and Learning – CTL). Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Ismail, 2002. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas. Made Agus Suryadarma Prihantana. 2011. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran.http://suryadharma.wordpress.com/2008/09/ 12/pendekatanstrategi-metode- teknik-dan-model-pembelajaran/ Mel Silberman, 2002. Active Learning, Yogyakarta : Yappendis. Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nur, 2000, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya : University Press. Nurwahyuni Latief. 2007. Model Pembelajaran Tipe NHT. http://nurwahyunilatief. wordpress. com/2008/09/ 12/pendekatan-strategi-metode-teknik-danmodel-pembelajaran/ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Geografi SMA K - 8
194
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta Supriawan, D., Surasega, A. B. 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. …..(tt) Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/) Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya.
Geografi SMA K - 8
195
Geografi SMA K - 8
196