PENYUSUN Dra. Pudji Astuti, D.T., M.Pd. ( PPPPTK PKn DAN IPS )
Dra. Hj. Ariani, M.Pd. ( PPPPTK PKn DAN IPS )
PEMBAHAS Eko Purwanto, S.Pd ( SMA Negeri 1 Malang )
Antropologi SMA K-1
1
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
EKONOMI SMA KELOMPOK KOMPETENSI 5 PENYUSUN Dra. Pudji Astuti, D.T., M.Pd. ( PPPPTK PKn DAN IPS )
Dra. Hj. Ariani, M.Pd. ( PPPPTK PKn DAN IPS )
PEMBAHAS Eko Purwanto, S.Pd ( SMA Negeri 1 Malang )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PPPPTK PKn DAN IPS 2015
Ekonomi SMA K - 5
i
PENGANTAR Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru. Informasi, tentang peta kompetensi tersebut diwujudkan dalam buku modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran. PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), khususnya modul PKB untuk
mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn
SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA, dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam Kelompok Kompetensi 1 sampai dengan 10. Dengan adanya modul
ini,
diharapkan semua kegiatan pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksan dengan pola tatap muka maupun on-line bisa mengacu dari modul-modul yang telah disusun ini. Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS.
Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumarna Surapranata, Ph.D NIP. 195908011985032001 Ekonomi SMA K - 5
ii
DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI
HAL ii iii
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Peta Kompetensi D. Ruang Lingkup E. Saran Cara Penggunaan Modul
1 2 2 2 3
KEGIATAN PEMBELAJARAN I: KEGIATAN DISTRIBUSI A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
3 3 4 10 11 13 14
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PERANAN LKBB A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman
16 16 16 21 23 24
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OJK A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman
25 25 26 33 34 35
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: PEMBANGUNAN EKONOMI ERA REFORMASI A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman
38 38 38 44 45 46
Ekonomi SMA K - 5
iii
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5: KEBIJAKAN KETENAGA KERJAAN DI INDONESIA A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
49 49 49 68 68 69 70
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6: INVESTASI SAHAM A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman
72 72 73 79 80 81
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7: PERANAN ABPD A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman
83 83 83 89 90 91
KEGIATAN PEMBELAJARAN 8: PROSEDUR EKSPOR IMPOR A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman
94 94 94 103 105 106
KEGIATAN PEMBELAJARAN 9: PENGELOLAAN KOPERASI SIMPAN PINJAM A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban
108 108 108 115 116 116 117 117
Ekonomi SMA K - 5
iv
KEGIATAN PEMBELAJARAN 10: PERAN KEBIJAKAN FISKAL A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman
120 120 121 127 128 129
KEGIATAN PEMBELAJARAN 11: JURNAL PENYESUAIAN DAN KERTAS KERJA PERUSAHAAN JASA A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban
133 133 133 156 156 156 157 157
KEGIATAN PEMBELAJARAN 12: JURNAL PENYESUAIAN DAN KERTAS KERJA PERUSAHAAN JASA A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban
159 159 160 176 183 183 183 183
KEGIATAN PEMBELAJARAN 13: PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN AKUNTASI A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Kunci Jawaban KEGIATAN PEMBELAJARAN 14: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EKONOMI A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran
Ekonomi SMA K - 5
1834 184 184 196 196 196 197
200 200 200 210
v
E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban
210 210 211 211
KEGIATAN PEMBELAJARAN 15: PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban
214 214 214 230 231 231 232 232
KEGIATAN PEMBELAJARAN 16: SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
234 234 235 260 261 264
KEGIATAN PEMBELAJARAN 17: PERENCANAAN PTK A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman
265 265 265 272 274 275
EVALUASI PENUTUP
Ekonomi SMA K - 5
vi
PEMBELAJARAN I
Latar Belakang Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan
mampu secara terus menerus memelihara,
meningkatkan, dan mengembangkan
kompetensi sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK , salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul tersebut merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB bagi guru ekonomi SMA. Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 3. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Aparatur
Negara
dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Ekonomi SMA K - 5
1
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. B. Tujuan 1.
Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2.
Memenuhi kebutuhan guru meningkatkan kopetensi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni.
3.
Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga professional.
C. Peta Kompetensi Melalui modul PKB diharapkan peserta diklat dapat meningkatkan kompetensi altara lain 1.
Mamahami materi, struktur, konsep dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran ekonomi
2.
Menunjukkan manfaat matapelajaran ekonomi
3.
Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan tehnik penilaian dalam pembelajarn ekonomi
D. Ruang Lingkup Kegiatan modul ini meliputi: 1. Kegiatan ekonomi 2. Pasar faktor produksi 3. Lembaga keuangan bukan 4. Peranan ojk 5. Pertumbuhan ekonomi 6. Ketenaga kerjaan di indonesia 7. Kerjasama ekonomi internasional 8. Jenis dan bentuk koperasi 9. Praktek jurnal dan buku besar perusahaan jasa 10. Praktek jurnal dan buku besar perusahaan dagang 11. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran ekonomi 12. Model pembelajaran ekonomi Ekonomi SMA K - 5
2
13. Pelaksanaan penilaian autentik 14. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran 15. Permasalahan penelitian tindakan kelas E. Saran Cara Penggunaan Modul Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, maka bacalah dengan cermat dan ikuti petunjuk berikut dengan baik, antara lain: Bacalah doa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinan, agar diberikan kemudahan dalam mempelajari materi ini. Bacalah materi ini dengan seksama, sehingga isi materi ini dapat dipahami dengan baik. Dalam memecahkan masalah materi
dalam modul, perlu Berdiskusi
dengan teman di sebelah atau dalam kelompok (yg sudah dibentuk). Hasil diskusi dipresentasikan masing-masing kelompok, ada tanggapan dari kelompok lain Kerjakan tugas secara berkelompok yang sudah disediakan dengan sungguh-sungguh. KEGIATAN BELAJAR 1 KEGIATAN DISTRIBUSI
A. Tujuan Pembelajaran Mensyukuri sumber daya sebagai karunia Tuhan YME dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, responsif dan proaktif, peduli dalam melakukan kegiatan distribusi. Menganalisis peran pelaku kegiatandistribusi Menyajikan peran pelaku kegiatan distribusi
B. Indikator Pencapaian kompetensi Dengan Menggali Infornasi, Peserta Dapat ; Mendiskripsikan Pengertian kegiatan distribusi
Ekonomi SMA K - 5
3
MenjelaskanKegiatan distribusi dan pemasaran MenjelaskanSaluran dan peranan distribusi MenjelaskanFaktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi C. Uraian Materi 1. Kegiatan Distribusi Kegiatan distrbusi adalah kegiatan menyalurkan barang/jasa dari produsen ke konsumen selain pengertian tersebut distribusi juga merupakan usaha untuk menambah nilai guna barang atau jasa.Barang hasil produksi tidak mempunyai nilai guna kalau tidak sampai ke tangankonsumen. Misalnya, tas yang dihasilkan pabrik tidak memiliki nilai guna jika sampai ke tangan konsumen. Tas tersebut tidak akan sampai ke konsumen kalau tidak ada yang menyalurkan ke tangan konsumen baik secara peroranganmaupun oleh suatu lembaga.
Distribusi adalah proses penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen
Kegiatan distribusi bertujuan untuk menyalurkan barang/jasa dari produsenke konsumen, Selain pengertian tersebut distribusi juga merupakan usaha untuk menambah nilai barang/jasa. Barang hasil produksi tidak mnnempunyai nilai guna kalau tidak sampai ke tangan konsumen. Misalnya, tas yang dihasilkan pabrik tidak memiliki nilai guna jika sampai ke tangan konsumen. Tas tersebut tidak akan sampai ke konsumen kalau tidak ada yang menyalurkan ke tangan konsumen baik secara perorangan maupun oleh suatu lembaga. Kegiatan
distribusi
bertujuan
untuk
menyalurkan
barang/jasa
dari
produsenkepada konsumen, membantu meratakan hasil produksi, meningkatkan
Ekonomi SMA K - 5
4
nilai
guna
barang,
membantu
melancarkan
proses
produksi,
dan
membantupemenuhan kebutuhan masyarakat. Orang atau lembaga yang melakukan
kegiatan
distribusi
disebut
distributor.Distributor
dapat
dikelompokkanmenjadi tiga bagian, yaitu pedagang besar, pedagang kecil, dan perantara. 1) Pedagang besar (grosir); Pedagang besar (grosir), adalah distributor yang membeli barang dalam jumlah besar langsung dari pabrik atau produsen dan menjualnya kepada pedagang kecil. Termasuk pedagang besar adalah grosir, eksportir, dan importir 2) Pedagang kecil (retail); yaitu distributor yang membeli barang dalam jumlah tertentu dari pedagang besar dan menjualnya langsung ke konsumen secara eceran. Termasuk pedagang kecil yaitu pedagang asongan, pedagang kaki lima, warung, kios, dan minimarket. 3) Perantara, yaitu distributor yang mempertemukan penjual dengan pembeli dan tidak bertanggung jawab kepada kondisi barang yang diperjualbelikan. Termasuk dalam distributor perantara adalah: Agen, adalah perantara yang berperan sebagai distributor barang tertentu atas nama perusahaan yang ditugaskan menyalurkan barang di wilayah tertentu. Komisioner, adalah perantara yang mempertemukan penjual dengan pembeli atas nama dan tanggung jawab sendiri. Upah komisioner disebut komisi. Makelar (broker/pilang) adalah perantara yang mempertemukan penjual dengan pembeli atas nama orang lain atau perusahaan. Bonus yang diterima makelar disebut kurtasi/provisi. 3. Kegiatan Distribusi dan Pemasaran Seperti
diuraikan
diatas
bahwa
produsen
telah
menciptakan
kegunaan bentuk.Tapi bagi konsumen masih memerlukan lebih dari kegunaan bentuk barang tersebut, yaitu barang yang dihasilkan oleh produsen dapat tersedia pada waktu dan tempat sesuai kebutuhan konsumen sebagai pemakai barang yang terakhir. Barang yang dihasilkan tidak akan berguna jika tidak disalurkan/didistribusikan kepada masyarakat
Ekonomi SMA K - 5
5
yang membutuhkan, oleh karena itu produksen juga membutuhkan jasa dari distribusi untuk menyalurkan barang dan jasa hasil produksinya. a. Pengertian Distribusi dan Pemasaran. Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi.Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi. Dari apa yang baru saja diuraikan dapat disimpulkan bahwa distribusi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menyalurkan barang dan/atau jasa dari produsen ke konsumen. Orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor. Melalui distribusi produsen dapat terbantu untuk menyalurkan barang dan jasa yang mereka hasilkan kepada konsumen dan di pihak lain konsumen pun akan terbantu memperoleh kemudahan menemukan barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Pelaksana distribusi (distributor) sendiri akan memperoleh manfaat yang berupa penghasilan, sehingga dalam penyaluran, distribusi memiliki peranan yang sangat penting. b. Fungsi Distribusi dan Pemasaran Suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh mata rantai distribusi, sehingga barang dan jasa sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia dapat tersalur dari produsen ke konsumen.Semakin panjang saluran distribusi yang dipakai, semakin banyak biaya yang dikeluarkan, sehingga semakin mahal harga suatu barang. Oleh karena itu produsen berusaha menyalurkan barang
hasil produksinya dengan menggunakan saluran
yang pendek, sehingga harga barang sampai di konsumen lebih murah. Pada umumnya distribusi hasil industri melalui saluran panjang dan sebaliknya untuk hasil pertanian memakai saluran distribusi yang pendek (distribusi langsung).
Ekonomi SMA K - 5
6
Pinkkorset.com
1) Fungsi Distribusi a) Menyalurkan barang dari produsen ke konsumen b) Memecahkan perbedaan tempat c) Memecahkan perbedaan waktu d) Seleksi dan kombinasi barang menurut jumlah dan jenisnya.
Syukronali.wordpress.com
2) Fungsi Pemasaran a)
Fungsi Pertukaran
b)
Fungsi Penyediaan
c)
Fungsi Penunjang
3) Tugas Distribusi
Mengklasifikasi barang atau memilahnya sesuai dengan jenis, ukuran, dan kualitasnya.
Memperkenalkan barang atau jasa yang diperdagangkan kepada konsumen, seperti dengan reklame atau iklan.
Ekonomi SMA K - 5
7
Membeli barang dan jasa dari produsen atau pedagang yang lebih besar.
4) Tugas Distributor
membeli barang dan jasa dari produsen atau pedagang yang lebih besar
mengklasifikasi barang atau memilahnya sesuai dengan jenis, ukuran, dan kualitasnya
memperkenalkan barang atau jasa yang diperdagangkan kepada konsumen, misalnya dengan reklame atau iklan
c. Saluran dan Perantara Distribusi Tugas distribusi adalah menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Dalam mendistribusikan barang faktor waktu memegang peranan sangat penting, karena barang tersebut akan berguna apabila pada saat dibutuhkan dapat diperoleh secara maksimal dalam waktu tepat dan cepat. Saluran distribusi adalah perorangan atau perusahaan yang bekerja di antara produsen dengan konsumen. Dengan adanya saluran distribusi, maka jarak antara produksen dengan konsumen menjadi lebih pendek. Untuk mencapai tujuan distribusi ada beberapa cara yang dilakukan agar barang sampai kepada konsumen. Cara tersebut, antara lain sebagai berikut; a)
Distribusi langsung; adalah distribusi barang / jasa tanpa melalui perantara sehingga penyaluran langsung dari produsen kepada konsumen. Contoh, pedagang sate langsung menjual barang kepada konsumen.Distribusi ini sangat cocok untuk pengusaha yang bermodal kecil karena tidak memerlukan biaya besar, jangkauan pemasarannya sempit (lokal), dan barang yang dijual tidak tahan lama.
b)
Distribusi semi langsungadalah sistem distribusi dari produsen kepada konsumen melalui pedagang perantara yang merupakan bagian dari produsen. Contoh : pabrik tekstil menyalurkan kainnya melalui conventer.Distribusi semi langsung adalah sistem distribusi yang menggunakan agen sebagai penyalur barang. Distribusi semi langsung biasanya dilakukan oleh produsen barangbarang berkualitasbaik dan
Ekonomi SMA K - 5
8
mahal karena barang-barang tersebut memerlukan penanganan yang khusus oleh ahlinya sehingga dengan adanya agen yang memerlukan wakil perusahaan maka kualitas barang dapat dijaga. c)
Distribusi tidak langsung; adalah sistem distribusi dari produsen kepada konsumen melalui agen, grosir, makelar, komisioner, pedagang kecil yang bertindak sebagai pedagang perantara.Biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memerlukan pasar yang sangat luas dengan sifat barang yang tahan lama.Sistem ini melibatkan banyak pihak sehingga memerlukan modal yang cukup besar, termasuk untuk promosi.Sistem distribusi yang akan dipilih produsen harus memperhitungkan beberapa hal sebagai berikut.
Besarnya modal (besar atau kecil)- Jenis dan sifat barang (tahan lama atau tidak tahan lama)
Luas pemasaran (lokal, nasional, atau internasional)
Fasilitas transportasi dan komunikasi (lengkap atau tidak lengkap)
Jumlah barang yang dihasilkan (banyak atau sedikit)
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Distribusi 1) Pertimbangan pasar Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen maka pertimbangan pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran. Beberapa faktor pasar yang harus diperhatikan adalah:
Pasar konsumen atau pasar industri
Jumlah pembeli potensial
Konsentrasi pasar secara geografis
Jumlah pesanan
2) Kebiasaan dalam pembelian Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat berpengaruh terhadap kebijakan dalam penyaluran. Yang termasuk dalam kebiasaan membeli ini antara lain: a) Tertariknya pada pembelian secara kredit b) Lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-kali c) Tertariknya pada pelayanan penjual.
Ekonomi SMA K - 5
9
e. Etika dalam Distribusi
Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan iklan melalui media massa, seperti pamflet, poster, koran, televisi, dan radio.
Namun, sering kamu melihat banyak produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga tidak jarang justru merugikan konsumen.
Hal itu bisa dimaklumi, karena distributor dituntut menyajikan promosi dengan lugas, tepat, dan padat sementara biaya promosi yang dikeluarkan mahal, maka tidak jarang mereka membuat iklan yang tidak sesuai dengan etika.
Etika yang dimaksud antara lain menjelek-jelekkan produk lain, menjanjikan fungsi dan informasi barang yang tidak sesuai dengan kenyataannya, serta mempromosikan produk yang membahayakan masyarakat.
Untuk menyikapi hal tersebut, konsumen harus cermat, kritis, dan berani
melakukan pengawasan
terhadap
semua
produk
yang
diiklankan. Cara-cara yang dapat dilakukan di antaranya seperti berikut. Memberitahukan kepada pihak berwenang apabila menemukan hal-hal yang merugikan. Misalnya, ada toko yang menjual barang yang sudah kadaluarsa. Berpikir logis apabila melihat iklan yang menjanjikan halhal di luar logika. Tidak mudah tergoda dengan iklan yang menyebutkan produknya sebagai lambang pergaulan atau simbol modernitas.
D.Aktifitas Pembelajaran : Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi lebih mengutamakan
pengungkapan
kembali
pengalaman
peserta
diklat
menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup :
Ekonomi SMA K - 5
10
1. Aktivitas individu, meliputi : a. Memahmai dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus
E. Latihan/Kasus/Tugas 1.
Jelaskan cara-cara melakukan kegiatan distribusi!
2.
Jelaskan dan berikan contoh kegiatan produksi, kegiatan distribusi, dan kegiatan konsumsi!
3.
Jelaskan
Apakah
pengertian
kegiatan
Distribusi
dan
sebutkan
contohnya?
JAWABAN 1. Cara-cara DistribusiUntuk menyalurkan barang/jasa digunakan badan perantara. Yaitu
Penyaluran Barang/Jasa Melalui Pedagang.Barang yang dibuat produsen disalurkan melalui pedagang besar, lalu pedagang besar menjualnya ke pedagang kecil atau eceran dan pedagang kecil menjualnya ke konsumen.
Penyalur
Barang/Jasa
Melalui
KoperasiKoperasi
berusaha
memenuhi kebutuhan anggotanya/masyarakat disekelilingnya.
Penyaluran
Barang/Jasa
Melalui
Toko
Milik
Produsen
Sendiri.Produsen yang memiliki toko, dapat memenjual hasil produksinya kepada konsumen melalui toko tersebut.
Penyaluran
Barang/Jasa
melalui
penjualan
Dari
Rumah
Kerumah.Barang hasil produsen dijual oleh produsen dengan cara berkeliling dari rumah kerumah.5. Melalui
Penjualan
di
Tempat
Penyaluran Barang/Jasa Tertentu
yang
Ditetapkan
Pemerintah.Pemerintah juga membuat tepat untukmenyalurkan Ekonomi SMA K - 5
11
barang atau jasa hasil produksi tertentu, misalnya pasar, dan tempat pelelangan ikan.6.
Tempat Lain yang Dipakai untuk
Menyalurkan Barang/JasaAda faktor yang mempengaruhi produsen memilih dan menentukan saluran distribusi, yakni:a)Sifat barang dan Jasa yang diperjualkan.b) Daerah penjualan c)Modal yang disediakan, yang berkait dengan hak dan kewajiban dalam perjualan
barang.
d)Alat
komunikasi
e)Biaya
angkutan
f)Keuntungan 3. a. kegiatan produksi adalah kegiatan ekonomi untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia palakunya disebut produsen. contohnya orang yang bekerja dipabrik pabrik. b. kegiatan distribusi adalah kegiatan ekonomi yang menjembatani antara kegiatan produksi dengan kegiatan konsumsi. pelaku distribusi disebut distributor. contohnya adalah orang yang bekerja di pasar atau di toko toko. c. kegiatan konsumsi adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk mengurangi atau menghabiskan kegunaan sesuatu barang atau jasa baik secara sekaligus maupun berangsur angsur. pelaku konsumsi disebut konsumen. contohnya orang yang berobat ke dokter atau orang yang sedang berbelanja 4.
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani antara kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi. Pelaku kegiatan distribusi disebut distributor. Distributor akan bertindak sebagai penghubung antara produsen dan konsumen. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen dapat sampai ke tangan konsumen melalui distributor.Sebagai contoh bila kita ingin membeli buku, maka kamu tidak perlu mendapatkannya dari perusahaan buku yang memproduksi buku tersebut.Buku yang kita inginkan dapat diperoleh di toko buku.Pemilik toko buku dalam contoh ini, bertindak sebagai distributor. Pemilik toko berada diantara kita dan perusahan buku yang menyalurkan buku dengan cara yang lebih mudah. Jadi, distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang yang dihasilkan
Ekonomi SMA K - 5
12
oleh
produsen
kepada
konsumen.Dalam
kenyataan
sehari-hari,
penyaluran barang dari produsen kepada konsumen memang tidak selalu harus melalui distributor.Konsumen bisa saja langsung memperoleh barang yang dibutuhkannya dari produsen.Dalam hal ini produsen sekaligus
bertindak
sebagai
distributor.Pesatnya
kemajuan
ilmu
pengetahuan dan teknologi secara global, membuka peluang yang sangat luas bagi kegiatan distribusi.Kejelian distributor memanfaatkan kemajuan teknologi transportasi membuat jarak produsen dan konsumen menjadi semakin dekat meskipun antara keduanya dipisahkan oleh lautan luas. Sebagai contoh, karena adanya kegiatan distribusi, denganmudah masyarakat Indonesia bisa menikmati alat-alat elektronik yang dibuat dari negara lain.Sebaliknya produsen kayu lapis Indonesia akan dapat menjual produknya ke luar negeri karena adanya kegiatan distribusi. Barang yang dihasilkan oleh produsen akan bermanfaat dan dapat dikonsumsi oleh seorang konsumen jika barang
tersebut
dapat
disalurkan. Semua kegiatan yang ditujukan untuk menyalurkan barangbarang dan jasa dari produsen ke konsumen disebut distribusi, atau saluran distribusi, kadang-kadang disebut saluran perdagangan.
F. Rangkuman Distribusi adalah kegiatan menyampaikan atau menyalurkan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen. Barang dan jasa akan lebih bermanfaat bagi manusia jika sistem distribusinya berjalan dengan lancar. Dengan lancarnya kegiatan distribusi, masyarakat akan menjadi makmur. Hal ini dikarenakan konsumen lebih mudah membeli barang atau jasa yang dibutuhkan dan produsen juga dapat lebih cepat memasarkan hasil produksinya.Orang atau lembaga yang melakukan distribusi disebut distributor. Dari definisi tentang distribusi tersebut dapat diketahui adanya beberapa unsur penting, yaitu : Pelaku saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada di antara berbagai lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
Ekonomi SMA K - 5
13
Tujuan dari saluran distribusi adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran distribusi. Aktivitas, yaitu pemindahan barang dari produsen ke konsumen untuk menciptakan kegunaan bagi pasar. Saluran distribusi bertugas menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi itu melakukan sejumlah tugas, yaitu : Melakukan pengumpulan dan penyebaran informasi melalui riset pemasaran tentang potensi konsumen, pesaing, dan kekuatan lainnya dalam lingkungan pemasaran. Melakukan
pengembangan
dan
penyebaran
komunikasi
mengenai
penawaran barang atau jasa. Melakukan komunikasi mengenai minat membeli oleh anggota saluran distribusi ke produsen. Melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal-hal lain sehubungan dengan penawaran. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi kegiatan distribusi 2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi kegiatan distribusi 3. Apa manfaat materi pengelolan koperasi terhadap tugas Bapak/Ibu 4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan ini DAFTAR RUJUKAN Catur Rismiati,2003, Distribusi dan Promosi, Jakarta, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Didasmen Fandy Tjiptono, 1996, Manajemen Jasa, Yogyakarta, Andi Poerwito,S, dkk, 1976/1977, Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta, Dikmenum Sutatmi, 1976/1977, Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta, Dikmenum Ekonomi SMA K - 5
14
Sukirno, Sadono, mikroekonomi teori pengantar/Sadono Sukirno ed. 3,-25Jakarta, Raja Grafindo Persada , 2010 http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-distribusi-fungsifungsikegiatan.html#/diakses.selasa,03nopember2015.
Ekonomi SMA K - 5
15
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PERANAN LKBB
A. Tujuan Tujuan pembelajaran diklat tentang peranan LKBB adalah agar peserta diklat : 1)
Mengidentifikasi jenis LKBB melalui mengkaji referensi
2)
Menganalisis tentang peran LKBB bagi investor melalui kegiatan diskusi
3)
Menganalisis peran LKBB bagi pemerintah melalui kegiatan diskusi
4)
Menganalisis tentang peran LKBB bagi perekonomian masyarakat melalui kegiatan diskusi
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Mengidentifikasi jenis LKBB
2)
Menganalisis tentang peran LKBB bagi investor
3)
Menganalisis peran LKBB bagi pemerintah
4)
Menganalisis tentang peran LKBB bagi perekonomian masyarakat.
C. Uraian Materi Peran Lembaga Keuangan Bukan Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif Usaha – Usaha yang dilakukan LKBB antara lain : 1)
Menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan kertas berharga
2)
Sebagai perantara untuk mendapatkan kompanyon ( dukungan dalam bentuk dana ) dalam usaha patungan
3)
Perantara untuk mendapatkan tenaga ahli
Peran – peran LKBB antara lain : 1)
Membantu dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang / jasa
2)
Memperlancar distribusi barang
Ekonomi SMA K - 5
16
3)
Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan
Jenis – Jenis LKBB : 1)
Perusahaan Asuransi : perusahaan yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum pada pihak ketiga karena peristiwa ketidakpastian
Polis Asuransi : surat kontrak pelaksanaan asuransi yang berupa kesepakatan kedua belah pihak
Premi Asuransi : uang pertanggungan yang dibayar tertanggung kepada penanggung
Keuntungan Asuransi :
Bagi Pemilik Asuransi : -
keuntungan dari premi yang dibayar nasabah
-
keuntungan dari hasil penyertaan modal ke perusahaan lain
-
keuntungan dari hasil bunga investasi surat-surat berharga
Bagi Nasabah : -
memberi rasa aman
-
merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik lagi
-
terhindar dari resiko kerugian
-
memperoleh penghasilan di masa datang
-
memperoleh penggantian akibat kerugian kerusakan atau kehilangan
2)
Perusahaan Dana Pensiun (TASPEN) : badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun
Manfaat Perusahaan Dana Pensiun :
Bagi perekonomian nasional : dana yang dihimpun dari iuran peserta dapat sebagai modal bagi dunia usaha
Bagi peserta : dana pensiun akan memberi jaminan pendapatan di hari tua
Manfaat bagi perusahaan :
Loyalitas
Kewajiban moral
Ekonomi SMA K - 5
17
Kompetisi pasar tenaga kerja
Manfaat bagi karyawan :
Rasa aman
Kompensasi yang lebih baik
3) Koperasi Simpan Pinjam : menghimpun dana dari masyarakat dan meminjamkan kembali kepada anggota atau masyarakat
Modal Koperasi : 1.
Simpanan Pokok : dibayar sekali pada awal menjadi anggota
2.
Simpanan Wajib : dibayar selama menjadi anggota dengan jangka waktu tertentu sesuai keputusan rapat anggota
3.
Simpanan Sukarela : dibayar dalam jangka waktu yang tidak ditentukan
4)
Landasan Koperasi : 1.
Landasan Idiil : Pancasila
2.
Landasan Struktural : UUD 1945 pasal 33 ayat 1
3.
Landasan Operasional : UU no 25 tahun 1992
4.
Landasan Mental : kesetiakawanan dan kesadaran
Keuntungan : 1.
Tidak memakai jaminan
2.
Angoota terhindar dari rentenir
3.
Akhir tahun memperoleh SHU
Bursa Efek / Pasar Modal : tempat jual beli surat-surat berharga
Saham : surat berharga dimana pemiliknya merupakan pemilik perusahaan
Obligasi
:
surat
berharga
yang
merupakan
instrumen
utama
perusahaan. Pemiliknya bukan merupakan pemilik perusahaan
Keuntungan pasar modal : 1.
Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang untuk dunia usaha.
2.
Sarana untuk mengalokasikan sumber dana secara optimal bagi investor.
Ekonomi SMA K - 5
18
3.
Memungkinkan adanya upaya diversifikasi.
Kelemahan pasar modal : 1.
Mekanisme pasar modal yang cukup rumit menyulitkan pihak-pihak tertentu yang akan terlibat di dalamnya.
2.
Saham pasar modal bersifat spekulatif sehingga dapat merugikan pihak tertentu.
3.
Jika kurs tidak stabil, maka harga saham ikut terpengaruh.
Manfaat bagi Investor :
Memperoleh deviden bagi pemegang saham
Memperoleh capital gain jika ada kenaikan harga saham
Memperoleh bunga bagi pemegang obligasi
Mempunyai hak suara dalam RUPS
Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi
Manfaat bagi Emiten :
Mendapatkan dana yang lebih besar
Perusahaan dapat lebih fleksibel dalam mengolah dana
Memperkecil ketergantungan terhadap bank
Besar kecilnya deviden tergantung besar kecilnya keuntungan
Tidak ada kewajiban yang terikat sebagai jaminan
Manfaat bagi Pemerintah :
Membantu pemerintah dalam mendorong perkembangan pembangunan
Membantu pemerintah dalam mendorong kegiatan investasi
Membantu pemerintah dalam menciptakan kesempatan kerja
5) Perusahaan Anjak Piutang : Badan Usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang. Manfaat bagi klien : 1.
Peningkatan penjualan
2.
Kelancaran modal kerja
3.
Memudahkan penagihan hutang
4.
Efisiensi usaha
Ekonomi SMA K - 5
19
Manfaat bagi factor : 1.
Fee dari klien
Manfaat bagi customer :
6)
1.
Kesempatan untuk membeli secara kredit
2.
Pelayanan penjualan yang lebh baik
Perusahaan Modal Ventura : Badan Usaha yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam perusahaan. Keunggulan Modal Ventura : 1.
Sumber dana bagi perusahaan baru.
2.
Adanya penyertaan manajemen.
3.
Keperdulian yang tinggi dari perusahaan modal Ventura.
4.
Dengan adanya penyertaan modal,PPU dapat mencari bantuan modal dalam bentuk lain.
5.
MV menaikkan pamor PPU.
6.
PPU mendapat mitra baru yang dimiliki perusahaan modal ventura
7.
Mendukung usaha kecil yg berpotensi berkembang dan memperluas kesempatan kerja
Kelemahan modal ventura : 1.
Jangka waktu pembiayaan yang relatif panjang
2.
Terlalu
selektifnya
perusahaan
modal
ventura
dalam
mencari
perusahaan pasangan usaha 3.
Kontrol manajemen perusahaan pasangan usaha dapat diambil alih oleh perusahaan modal ventura apabila menunjukan gejala kegagalan.
Manfaat modal ventura : 1.
Keberhasilan Usaha Meningkat
2.
Efisiensi dalam Pendistribusian Barang
3.
Menigkatkan Bank-abilitas perusahaan
4.
Pemanfaatan Dana Perusahaan Menigkat
5.
Likuiditas Menigkat
Ekonomi SMA K - 5
20
7)
Pegadaian : suatu usaha yang memberikan pinjaman bagi nasabah dengan jaminan barang bergerak Tujuan Pegadaian : -
Mencegah praktik ijon, riba, dan pinjaman tidak wajar
-
Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan program
-
pemerintah di bidang ekonomi
8) Perusahaan Sewa Guna : pembelian secara angsuran, namun sebelum angsurannya selesai (lunas), hak barang yang diperjualbelikan masih dimiliki oleh penjual. Namun demikian, begitu kontrak leasing ditandatangani, segala fasilitas dan kegunaan barang tersebut boleh digunakan oleh pembeli Manfaat Leasing : 1.
Menghemat modal
2.
Diversifikasi sumber-sumber pembiayaan
3.
Persyaratan lebih mudah dan fleksibel
4.
Biaya lebih murah
D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Peranan LKBB ” sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 1) menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
Alokasi Waktu 15 menit
2) mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. 3) menyampaikan garis besar cakupan materi peranan LKBB.
Ekonomi SMA K - 5
21
Kegiatan Kegiatan Inti
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 105 menit 1) Narasumber memberi informasi dan tanya jawab dengan contoh kontekstual tentang peranan LKBB dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 2)
Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok F) masing-masing beranggotakan 6 orang.
3) Guru memberi tugas menggunakan LKS untuk dikerjakan masing masing kelompok : Klpk A dan D mengerjakan LKS1, B dan E mengerjakan LKS2, C dan F mengerjakan LKS3. 4) Peserta diklat berdiskusi mengerjakan kuis tentang permasalahan ekonomi dan cara menanganinya yang tercantum dalam LK1, LK2, dan LK3.. 5) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 6) Masing masing kelompok presentasi hasil diskusi.
melakukan
7) Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. Kegiatan Penutup
1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2) Melakukan refleksi terhadap yang sudah dilaksanakan.
15 menit
kegiatan
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) Merencanakan kegiatan tindak dalam bentuk pembelajaran.
Ekonomi SMA K - 5
lanjut
22
E. Latihan/Kasus/Tugas 1.
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A dan C sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh perbedaan peranan LKBB dengan LKB!
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh permasalahan yang terjadi sehubungan dengan peranan LKBB!
c.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang permasalahan yang berhubungan denganperan LKBB (koperasi dan asuransi)!
d.
Jelaskan dampak masing masalah tersebut diatas secara makro!
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk memanfaatkan jasa LKBB!
f.
Diskripsikan upaya untuk menanggulangi masing masing masalah yang berhubungan dengan peranan LKBB menurut pendapat kelompok anda!
2.
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
h.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok B dan D sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh perbedaan fungsi masing masing lembaga LKBB!
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh permasalahan yang terjadi yang berhubungan dengan peranan LKBB!
c.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang permasalahan yang berhubungan dengan peran LKBB ( pegadaian dan pasar modal)!
d.
jelaskan dampak masing masalah tersebut diatas secara makro!
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi oblgasi!
f.
Diskripsikan upaya untuk menanggulangi masing masing masalah yang berhubungan dengan peranan LKBB menurut pendapat kelompok anda!
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
h.
Presentasikan hasil diskusididepan kelas!
Ekonomi SMA K - 5
23
F. Rangkuman Usaha – Usaha yang dilakukan LKBB antara lain : 1)
Menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan kertas berharga
2)
Sebagai perantara untuk mendapatkan kompanyon ( dukungan dalam bentuk dana ) dalam usaha patungan
3)
Perantara untuk mendapatkan tenaga ahli
Peran – peran LKBB antara lain : 1)
Membantu dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang / jasa
2)
Memperlancar distribusi barang
3)
Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan
Jenis – Jenis LKBB : 1)
Perusahaan Asuransi
2)
Perusahaan Dana Pensiun (TASPEN)
3) Koperasi Simpan Pinjam 4)
Bursa Efek / Pasar Modal
5) Perusahaan Anjak Piutang 6) Perusahaan Sewa Guna
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki, 1992. Intermediate Accounting, Edisi ke 7. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Sembiring, Y. dan Sembiring, L., 1987. Soal-soal dan Pembahasan Intermediate Accounting. Bandung : Pionir Jaya. Bambang Subroto, Drs. Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. Siswanto Sutojoyo & Dr. F. Kleinsteuber. Financial Management for Non Financial Executive, Cetakan Pertama. PT. Damar Mulia Pustaka – Jakarta. Drs. Ainun Na‟im, MBA, Akt. Akuntansi Keuangan 2, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. www.google.com : Investasi Dalam Obligasi
Ekonomi SMA K - 5
24
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OJK A. Tujuan Tujuan pembelajaran diklat tentang implementasi kebijakan OJK adalah agar peserta diklat : 1)
Memahami tugas dan kewenangan OJK berdasarkan aturannya melalui mengkaji referensi.
2)
Mendiskripsikan peranan Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) melalui diskusi.
3)
Mengidentifikasi layanan pada konsumen yang dilakukan oleh OJK melalui diskusi.
4)
Mendiskripsikan penanganan keluhan konsumen yang berhubungan dengan kinerja lembaga keuangan yang berhubungan dengan OJK melalui diskusi. .
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Memahami tugas dan kewenangan OJK berdasarkan aturannya.
2)
Mendiskripsikan peranan Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK).
3)
Mengidentifikasi layanan pada konsumen yang dilakukan oleh OJK
4)
Mendiskripsikan penanganan keluhan konsumen yang berhubungan dengan kinerja lembaga keuangan yang berhubungan dengan OJK.
Ekonomi SMA K - 5
25
C. Uraian Materi IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OJK
Otoritas
Jasa
Keuangan
mengeluarkan
enam peraturan di
bidang
Perbankan. Kebijakan OJK ini diterbitkan sebagai bagian dari rangkaian kebijakan yang dikeluarkan OJK dalam rangka memperkuat pengawasan sektor jasa keuangan, pendalaman pasar keuangan dan perluasan akses keuangan masyarakat. Semua ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya sektor jasa keuangan yang kokoh, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, merata dan berkesinambungan. Penguatan pengaturan ini, pada dasarnya ditujukan untuk memperbaiki struktur pasar agar menjadi semakin kokoh, efisien, dan lebih transparan sehingga memberikan kemanfaatan bagi perekonomian yang berkelanjutan. Regulasi tersebut yaitu: 1. POJK tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan 2. POJK tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan 3. POJK tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) 4. POJK tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 5. POJK tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Perbankan Syariah 6. POJK tentang Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta, 24 Juli 2015: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan kebijakan yang bertujuan menciptakan stimulus bagi pertumbuhan perekonomian nasional dengan menerbitkan dan menyesuaikan sejumlah peraturan di bidang Perbankan, Pasar Modal, dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Kebijakan ini dikeluarkan OJK agar industri keuangan sebagai lokomotif bisa menarik rangkaian gerbong perekonomian nasional berjalan lebih cepat dan stabil guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan-kebijakan ini diyakini akan mampu menjaga pertumbuhan kredit perbankan, pertumbuhan pasar modal dan perkembangan Industri Keuangan
Ekonomi SMA K - 5
26
Non Bank agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh sesuai target, kata Muliaman. Sebanyak 35 regulasi yang dirilis terdiri dari 12 kebijakan di sektor Perbankan, 15 kebijakan di sektor Pasar Modal, empat kebijakan di sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) dan empat kebijakan di bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen. Beberapa kebijakan ini bersifat temporer selama dua tahun dengan melihat perkembangan kondisi perekonomian mendatang. OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan. Tugas dan Wewenang OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: 1.
Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
2.
Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
3.
Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang: 1.
Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
2.
Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
3.
Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
4.
Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
5.
Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6.
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
7.
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;
8.
Menetapkan
struktur
organisasi
dan
infrastruktur,
serta
mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan 9.
Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Ekonomi SMA K - 5
27
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang: 1.
Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
2.
Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala eksekutif;
3.
Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
4.
Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau pihak tertentu;
5.
Melakukan penunjukan pengelola statuter;
6.
Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
7.
Menetapkan
sanksi
administratif
terhadap
pihak
yang
melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan 8.
Memberikan dan/atau mencabut: a.
Izin usaha;
b.
Izin orang perseorangan;
c.
Efektifnya pernyataan pendaftaran;
d.
Surat tanda terdaftar;
e.
Persetujuan melakukan kegiatan usaha;
f.
Pengesahan;
g.
Persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
h.
Penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan.
Sesuai Pasal 28 UU No. 21 Tahun 2011 Tentang OJK, OJK berwenang melakukan tindakan pencegahan kerugian demi melindungi konsumen dan masyarakat yang meliputi:
Edukasi
Pelayanan Pengaduan Konsumen
Pembelaan Huku
Ekonomi SMA K - 5
28
Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) dibentuk dalam rangka melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat terhadap pelanggaran dan kejahatan di sektor keuangan seperti manipulasi dan berbagai bentuk penggelapan dalam kegiatan jasa keuangan, sesuai Pasal 4 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Bidang EPK Otoritas Jasa Keuangan ini bertugas meningkatkan pemahaman masyarakat dan konsumen mengenai Lembaga Jasa Keuangan (LJK) serta produk dan jasa yang ditawarkan di industri keuangan, sehingga dengan demikian tingkat pengetahuan mengenai industri keuangan akan meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan tingkat utilitas dan kepercayaan masyarakat serta konsumen terhadap lembaga dan produk jasa keuangan di Indonesia (financial well-literate). EPK OJK menyelenggarakan acara edukasi dan sosialisasi yang menjadi bagian dari peran edukasi dan perlindungan konsumen. Kegiatan ini diselenggarakan di berbagai kota serta mengundang berbagai lapisan masyarakat, seperti ibu rumah tangga, pengusaha kecil, pedagang, dan para akademisi (mahasiswa dan dosen). Aktivitas sosialisasinya meliputi:
Produk Keuangan
Pengelolaan Keuangan
Lembaga Jasa Keuangan
Investasi Ilegal
Contoh sosialisasi edukasi ini adalah untuk:
Mengupas keuntungan dan risiko dari investasi
Mengungkap modus operandi penipuan berkedok investasi
Membeberkan bentuk umum produk diduga ilegal yang sering ditawarkan
Mengupas karakteristik umum produk diduga ilegal
Mengungkap beragam metode penjualan produk diduga ilegal
Fungsi dan tugas OJK adalah sebagai regulator dan pengawas lembaga jasa keuangan yang terintegrasi dan yang tak kalah pentingnya adalah melakukan perlindungan konsumen," kata Endang. Pendirian OJK sendiri setidaknya dilatarbelakangi oleh tiga faktor yakni perkembangan sistem keuangan dengan mencermati kondisi di lapangan bahwa
Ekonomi SMA K - 5
29
terjadi konglomerasi bisnis, adanya produk hibrid alias turunan dan aturan arbitrase. Sementara faktor kedua dengan melihat permasalahan di sektor keuangan yang berkaitan dengan "moral hazard", perlindungan konsumen dan koordinasi lintas sektoral. Sedang faktor ketiga lebih pada semangat amanat Undang-Undang Bank Indonesia untuk membentuk lembaga pengawasan sektor jasa keuangan. Berangkat dari tiga pertimbangan tersebut, maka dipandang perlu melakukan penataan kembali lembaga-lembaga yang melaksanakan fungsi pengaturan dan pengawasan pada industri jasa keuangan. Akhirnya pada 22 November 2011, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK pun disahkan, namun saat itu masih dalam masa transisi sehingga pengawasan pasar modal dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) masih berada di tangan Bapepam-LK yang kemudian berada di BI, hingga akhirnya sepenuhnya dilimpahkan ke OJK pada 31 Desember 2013. Dengan pelimpahan kewenangan tersebut, OJK selaku lembaga baru mulai membenahi diri untuk menjalankan amanah UU OJK dengan wewenang pengawasan terhadap perbankan, pasar modal dan IKNB yang bergerak dalam bidang usaha perasuransian, dana pensiun, pembiayaan dan LJK lainnya. "Fungsi dan tugas OJK adalah sebagai regulator dan pengawas lembaga jasa keuangan yang terintegrasi dan yang tak kalah pentingnya adalah melakukan perlindungan konsumen," kata Endang. Khusus untuk perlindungan konsumen, lanjut dia, OJK memiliki tiga peranan penting yakni pencegahan kerugian, pelayanan pengaduan konsumen dan pembelaan hukum. Dalam melakukan pencegahan, OJK dituntut berperan aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang produk jasa keuangan. Selain itu, meminta lembaga jasa keuangan menghentikan kegiatannya apabila berpotensi merugikan masyarakat, serta melakukan tindakan lain yang dianggap perlu untuk melindungi masyarakat atau konsumen. Sementara dalam memberikan pelayanan pengaduan konsumen, OJK melalui 35 kantor cabang yang tersebar di Indonesia menyiapkan perangkat dan mekanisme pelayanan pengaduan konsumen yang menjadi korban pelaku lembaga jasa keuangan. Termasuk memfasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku lembaga jasa keuangan. Untuk melengkapi perjuangan melindungi Ekonomi SMA K - 5
30
konsumen, OJK juga memberikan bantuan pembelaan hukum dengan memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada lembaga jasa keuangan untuk menyelesaikan pengaduan konsumen yang dirugikan. "Bahkan dapat mengajukan gugatan untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan, serta untuk memperoleh ganti kerugian pada konsumen atau lembaga jasa keuangan sebagai akibat dari pelanggaran atas peraturan," ujarnya. Sementara dari laporan pengaduan konsumen pada sejumlah kantor OJK di Kawasan Timur Indonesia (KTI), kemudian dilakukan pendalaman akhir akhirnya disimpulkan bahwa sepanjang Januari - Agustus 2014 terdapat 64 kasus tindak pidana perbankan. Untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi konsumen atau lembaga jasa keuangan di daerah, maka peran kantor-kantor OJK di daerah harus dapat dioptimalkan. Salah satu upaya itu dengan membentuk "Financial Customer Care"(FCC) yang pertama kali diluncurkan di Jakarta, kemudian menyusul di kantor OJK di Makassar. Sementara peran lainnya adalah melaksanakan fungsi pengawasan, perizinan dan pengenaan sanksi terhadap perbankan dan industri keuangan non bank di daerah. Termasuk mewujudkan sistem keuangan di daerah, sehingga dapat tumbuh berkelanjutan dan stabil guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. "Peran OJK terhadap pemerintah daerah adalah memberikan pertimbangan atau nasehat terait industri jasa keuangan (bank dan non bank) dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," kata Adnan. Bentuk lain dalam melindungi konsumen, imbuh Humas OJK Regional 6 wilayah Sulampua Sabarudin, adalah menyosialisasikan bahwa produk financial harus mencantumkan cap halal dan OJK untuk melindungi konsumen. Hal itu mulai berlaku 6 Agustus 2014, sementara perjanjian antara lembaga keuangan dengan konsumen dibawah tanggal tersebut, masih menggunakan peraturan lama. Misalnya lembaga asuransi yang menawarkan produknya, maka brosurnya itu harus memiliki cap halal dan OJK. "Pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) kini dalam menjual produknya atau berpromosi diisyarakatkan untuk jujur, jelas dan tidak menyesatkan konsumen," kata Sabarudin.
Ekonomi SMA K - 5
31
Hal itu untuk mengantisipasi konsumen yang cenderung mendapatkan masalah di lapangan, karena tidak mendapatkan informasi yang jelas. Sebagai gambaran, promosi dan layanan kartu kredit kepada konsumen, selain harus memenuhi persyaratan peraturan baru yang sesuai UU Nomor 21 Tahun 2011, juga harus menjelaskan cara menghitung bunga kepada calon nasabah. Semua bentuk layanan itu merupakan upaya OJK untuk melindungi konsumen, sekaligus menjadi kiprah OJK sebagai pengatur dan pengawas sektor jasa keuangan pasca kewenangan itu beralih dari BI. Tentu saja, sejuta harapan dari pengguna jasa keuangan digantungkan pada OJK, agar masyarakat tidak tertipu dengan produk keuangan yang menjebak seperti kasus investasi bodong, asuransi fiktif, produk yang menyerupai Multi Level Marketing (MLM), koperasi simpan pinjam yang menawarkan bunga tinggi dan sebagainya. Meski diakui, untuk menjalankan peranan OJK tidaklah mudah dengan segala keterbatasan yang dimiliki lembaga pengawasan yang baru memasuki usia setahun. Salah satu yang menjadi tantangan OJK adalah keterbatasan SDM, khususnya tenaga penyidik untuk membantu OJK dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Jumlah pengaduan konsumen sektor keuangan melalui Layanan Keuangan Terintegrasi OJK, tercatat meningkat hingga awal Maret 2015 dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, hal tersebut bukan saja karena meningkatnya jumlah permasalahan antara konsumen sektor keuangan dengan perusahaan, namun juga karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan kasus yang dialaminya kepada OJK. Membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat juga bisa mendorong kenaikan jumlah laporan tersebut. Peningkatan jumlah pengaduan masyarakat harus dilihat positif, bahwa itu menunjukkan bertambahnya kesadaran masyarakat akan keberadaan OJK sehingga mereka mau melaporkan masalahnya pada Layanan Keuangan Terintegrasi OJK, kata Kusumaningtuti di sela-sela acara pelatihan Perlindungan Konsumen di Medan, Sumatra Utara, Sepanjang 2014, total pengaduan konsumen yang masuk di Layanan Konsumen Terintegrasi OJK mencapai 2.197 pengaduan. Sementara untuk tahun ini hingga 11 Maret 2015, tercatat sebanyak 308 pengaduan. Untuk daerah terbanyak yang melaporkan pengaduan pada 2014, posisi pertama ditempati DKI Jakarta dengan Ekonomi SMA K - 5
32
847 pengaduan, Jawa Barat 430, Jawa Timur 418, Jawa Tengah 306, dan Sumut 194 pengaduan. Untuk sektor yang tertinggi dilaporkan adalah masalah perbankan, lalu asuransi, lembaga pembiayaan, dan pasar modal. Persoalan perbankan kebanyakan menyangkut lelang agunan, restrukturisasi kredit, dan alat pembayaran menggunakan kartu. Untuk masalah asuransi biasanya paling banyak klaim polis, sementara kasus lembaga pembiayaan banyak diadukan mengenai penarikan jaminan yang difidusiakan perlakuan debth colelector, sementara di pasar modal pengaduan terbanyak datang dari masalah produk Medium Term Notes. D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Implementasi kebijakan OJK ” sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 4) menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
Alokasi Waktu 15 menit
5) mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. 6) menyampaikan garis besar cakupan materi implementasi kebijakan OJK.
Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok dimana langkah-langkahnya 105 menit sebagai berikut : 8) Guru memberi informasi dan tanya jawab dengan contoh kontekstual tentang implementasi kebijakan OJK dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 9)
Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok F) masing-masing beranggotakan 6 orang.
10) Guru memberi tugas menggunakan LKS untuk dikerjakan masing masing kelompok : Klpk A dan D mengerjakan
Ekonomi SMA K - 5
33
Kegiatan
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan LKS1, B dan E mengerjakan LKS2, C dan F mengerjakan LKS3. 11) Peserta diklat berdiskusi mengerjakan kuis tentang permasalahan ekonomi dan cara menanganinya yang tercantum dalam LK1, LK2, dan LK3.. 12) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 13) Masing masing kelompok presentasi hasil diskusi.
melakukan
14) Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok.
Kegiatan Penutup
5) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
15 menit
6) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 7) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 8) merencanakan kegiatan tindak dalam bentuk pembelajaran.
lanjut
E. Latihan/Kasus/Tugas 1.
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A dan C sebagai berikut: a.
Identifikasi 5 contoh riil tugas OJK di dalam mendukung kinerja lembaga keuangan!
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh permasalahan yang memerlukan kewenganan OJK!
c.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang beberapa permasalahan pokok yang berhubungan dengan tugas OJK!
d.
Jelaskan tentang implementasi kebijakan OJK di lapangan dalam melayani masyarakat!
Ekonomi SMA K - 5
34
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk meningkatkan jasa OJK!
f.
Diskripsikan upaya untuk menanggulangi masing masing masalah yang berhubungan dengan implementasi kebijakan OJK menurut pendapat kelompok anda!
2.
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
h.
Presentasikan hasil diskusididepan kelas!
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok B dan D sebagai berikut: a.
Identifikasi 5 contoh riil kewenangan OJK di dalam mendukung pderlindungan konsumen!
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh perlindungan konumen yang memerlukan kewengangan OJK!
c.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang
beberapa
permasalahan
keluhan
konsumen
yang
memerlukan penanganan OJK! d.
jelaskan dampak masing masalah masalah tersebut diatas secara makro!
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk memanfaatkan jasa OJK!
f.
Diskripsikan upaya untuk menanggulangi masing masing masalah yang berhubungan dengan implementasi kebijakan OJK menurut pendapat kelompok anda!
F.
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis,.
h.
Presentasikan hasil diskusididepan kelas!
Rangkuman
Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan enam peraturan di bidang Perbankan. Kebijakan OJK ini diterbitkan sebagai bagian dari rangkaian kebijakan yang dikeluarkan OJK dalam rangka memperkuat pengawasan sektor jasa keuangan, pendalaman pasar keuangan dan perluasan akses keuangan masyarakat. Semua ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya sektor jasa keuangan yang kokoh, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, merata dan berkesinambungan. Ekonomi SMA K - 5
35
Penguatan pengaturan ini, pada dasarnya ditujukan untuk memperbaiki struktur pasar agar menjadi semakin kokoh, efisien, dan lebih transparan sehingga memberikan kemanfaatan bagi perekonomian yang berkelanjutan. Regulasi tersebut yaitu: 1. POJK tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan 2. POJK tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan 3. POJK tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) 4. POJK tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 5. POJK tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Perbankan Syariah 6. POJK tentang Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Tugas dan Wewenang OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: 1.
Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
2.
Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
3.
Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang: 1.
Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
2.
Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
3.
Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
4.
Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
5.
Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6.
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
7.
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;
8.
Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
Ekonomi SMA K - 5
36
9.
Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki, 1992. Intermediate Accounting, Edisi ke 7. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Sembiring, Y. dan Sembiring, L., 1987. Soal-soal dan Pembahasan Intermediate Accounting. Bandung : Pionir Jaya. Bambang Subroto, Drs. Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. Siswanto Sutojoyo & Dr. F. Kleinsteuber. Financial Management for Non Financial Executive, Cetakan Pertama. PT. Damar Mulia Pustaka – Jakarta. Drs. Ainun Na‟im, MBA, Akt. Akuntansi Keuangan 2, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. www.google.com : Investasi Dalam Obligasi
Ekonomi SMA K - 5
37
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PEMBANGUNAN EKONOMI ERA REFORMASI
A. Tujuan Tujuan pembelajaran diklat tentang pembangunan ekonomi era reformasi adalah agar peserta diklat : 1)
Mendiskripsikan
peranan
pembangunan
ekonomi
era
reformasi
meningkatkan pendapatan masyarakat. 2)
Mendiskripsikan
sejarah
reformasi
dalam
hubungannya
dengan
pelaksanaan pembangunan ekonomi. 3)
Menganalisis pelaksanaan pembangunan ekonomi era reformasi dalam meningkatkan kesempatan kerja.
4)
Menganalisis masalah pengangguran dan pertumbuhan ekonomi pada era reformasi
5)
Menganalisis
berbagai
permasalahan
dalamketenaga
kerjaan
pembangunan ekonomi era reformasi
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Mendiskripsikan
peranan
pembangunan
ekonomi
era
reformasi
meningkatkan pendapatan masyarakat. 2)
Mendiskripsikan
sejarah
reformasi
dalam
hubungannya
dengan
pelaksanaan pembangunan ekonomi. 3)
Menganalisis pelaksanaan pembangunan ekonomi era reformasi dalam meningkatkan kesempatan kerja.
4)
Menganalisis masalah pengangguran dan pertumbuhan ekonomi pada era reformasi.
5)
Menganalisis
berbagai
permasalahan
dalamketenaga
kerjaan
pembangunan ekonomi era reformasi. C. Uraian Materi Era reformasi dimulai ketika orde baru berakhir. B. J. Habibie yang mengawali masa reformasi membuat kebijakan yang diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari Ekonomi SMA K - 5
38
keterpurukan. Padahal berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN, pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian
inflasi,
dan
mempertahankan
kurs
rupiah.
Pemerintahan
dilanjutkan oleh Megawati Soekarnoputri yang mengalami masalah-masalah mendesak untuk dipecahkan, yaitu pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, terdapat kebijakan kontroversial, yaitu mengurangi subsidi BBM dan Bantuan Langung Tunai (BLT). Kebijakan untuk meningkatkan pendapatan perkapita ditempuh dengan cara mengandalkan pertumbuhan
pembangunan ekonomi
serta
infrastruktur
massal
mengundang
investor
untuk asing
mendorong dengan
janji
memperbaiki iklim investasi. Pada masa reformasi perekonomian Indonesia berangsur membaik, harga-harga barang pokok juga kembali normal. Perkembangan di era Reformasi ini merupakan suatu bentuk perbaikan di segala bidang sehingga belum menemukan suatu arah yang jelas. Setidaknya reformasi telah membawa Indonesia untuk menjadi lebih baik dalam merubah nasibnya tanpa harus semakin terjerumus dalam kebobrokan moral manusia-manusia sebelumnya. Dan pada saat ini memang Indonesia sudah mulai berorientasi ke luar dalam hal menjalin kerjasama dengan dunia luar di bidang ekonomi. Memang pada kenyataannya, apabila Indonesia menerapkan pembangunan dalam bidang ekonomi yang berorientasi ke luar, hal tersebut bias merubah tatanan baru dan menciptakan stabilitas perekonomian di Indonesia, walaupun tidak sepenuhnya stabil dalam aspek-aspek lainnya. Perkembangan pembangunan ekonomi ditandai dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, penciptaan kesempatan kerja serta pembagian pendapatan masyarakat yang semakin merata. Salah satu ukuran yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan data pendapatan regional atau Produk Domestik Bruto (PDB) yang merupakan salah satu indikator ekonomi untuk mengukur total nilai barang dan jasa akhir dalam suatu perekonomian dan pendekatan yang digunakan bisa melalui produksi, pendapatan atau pengeluaran. Pada periode 1990 – 2004, menggambarkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup berfluktuasi. Hal ini dibuktikan dengan besarnya PDB atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 2000=100, bergerak dari 1.647,7 trilyun pada tahun
Ekonomi SMA K - 5
39
1990 menjadi 3.265,8 trilyun pada tahun 2004 dan produktivitas nasional bergerak dari 22,4 juta menjadi 34,8 juta. Produktivitas tenaga kerja, perhitungannya dilakukan dengan membagi PDB per sektor dengan jumlah tenaga kerja pada sektor yang sama. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa PDRB Sulawesi Tenggara pada tahun 2008 untuk sektor industri pengolahan memiliki 887092,82 juta sedangkan sektor keuangan dan jasa perusahaan memilki 576339,93 juta cenderung mempunyai nilai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor yang lainnya. Tetapi pada tahun 2009 terjadi penurunan, dimana sektor industri pengolahan memiliki 862645,26 juta hal ini terjadi keadaan ekonomi Sulawesi Tenggara mengalami
kemorosotan.
Sedangkan
pada
sektor
keuangan
dan
jasa
perusahaan mengalami peningkatan sebesar 618325,07 juta. Hal ini ditandai bahwa keadaan ekonomi Sulawesi Tenggara semakin membaik dibanding pada tahun sebelumnya.
Strategi Peningkatan Kesempatan Kerja Sebagai strategi peningkatan kesempatan kerja yang diperlukan antara lain : a.
Dari sisi persediaan tenaga kerja -
Pengendalian jumlah penduduk dalam jangka panjang masih perlu dipertahankan.
-
Pengendalian angkatan kerja dalam jangka pendek melalui peningkatan pendidikan, yaitu dibedakan atas peningkatan kuantitas pendidikan (perluasan fasilitas pendidikan, peningkatan kondisi perekonomian keluarga yang mencegah angka putus sekolah dan peningkatan usia sekolah/wajib belajar 9 tahun) serta peningkatan kualitas pendidikan dan produktivitas tenaga kerja.
-
Pemerataan pembangunan infrastruktur secara merata sehingga dapat mencegah migrasi desa-kota.
b.
Dari sisi kebutuhan tenaga kerja Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja melalui kebijakan makro (seperti penyederhanaan mekanisme investasi, pengembangan sistem pajak yang ramah pengembangan usaha, sistem kredit yang menggerakkan sektor riil),
kebijakan
Ekonomi SMA K - 5
regional
(melalui
pengalokasian
anggaran
untuk
40
pembangunan infrastruktur yang menyerap tenaga kerja), kebijakan sektoral (di sektor pertanian dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan (koperasi), membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa usaha kecil (UKM) dalam pengolahan hasil pertanian, perbaikan teknik usaha tani, hingga pengembangan sistem pengemasan sesuai dengan kebutuhan pasar di luar komunitas sedangkan di sektor industri melalui penyederhanaan mekanisme investasi, penataan sistem keamanan yang lebih baik, melakukan promosi peluang investasi daerah serta di sektor lainnya melalui sistem regulasi dan perizinan usaha yang lebih sederhana) dan kebijakan khusus (usaha kerajinan dan makanan bagi wanita di perdesaan, TKMT (Tenaga Kerja Muda Terdidik) yaitu program perluasan kesempatan kerja bagi lulusan SLTA ke perdesaan Pada awal bulan Maret 1998 melalui Sidang Umum MPR, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Republik Indonesia, serta melaksanakan pelantikan Kabinet Pembangunan VII.Namun pada saat itu semakin tidak kunjung membaik. Perekonomian mengalami kemerosotan dan masalah sosial semakin menumpuk. Kondisi dan situasi seperti ini mengundang keprihatinan rakyat. Mamasuki bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut turunnya Soeharto dari kursi kepresidenannya. Pada tanggal 12 Mei 1998 dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti, terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan tertembaknya empat mahasiswa hingga tewas, ke empat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulya Lesmana, Hafidin Royan, Hendriawan Sie, dan Heri Hartanto. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk dimintai pertimbangannya membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Soeharto, namun mengalami kegagalan. Pada masa krisis ekonomi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian disusul dengan era Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Pada masa ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.
Ekonomi SMA K - 5
41
Pada awal pemerintahan reformasi, masyarakat umum dan kalangan pengusaha dan investor, termasuk investor asing, menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan dan kesungguhan pemerintah untuk membangkitkan kembali perekonomian nasional dan menuntaskan semua permasalahan yang ada di dalam negeri warisan rezim orde baru, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); supremasi hukum; hak asasi manusia (HAM); Tragedi Trisakti dan Semanggi I dan II; peranan ABRI di dalam politik; masalah disintegrasi; dan lainnya. Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut : Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dan unit Pengelola Aset Negara Kemerosotan ekonomi Indonesia ternyata tidak ditanggapi oleh presiden Soeharto dengan membuat perbaikan dalam hal kebijakan ekonomi, tetapi justru dengan meminta bantuan dana Monitari Fund (IMF). Pada 15 januari 1988, presiden Soeharto menandatangani 50 butir letter of intent (Lol) dengan dilaksanakannya oleh direktur IMF Asia, Michael Camdessus, sebagai sebuah syarat untuk mendapatkan kucuran dana bantuan luar negri tersebut. Dengan merujuk pada batasan tingkat keberasilan ekonomi suatu bangsa yang dikeluarkan oleh bank dunia, maka dapat disimpulkan bahwa perekonomian Indonesia tahun 1997/1998 telah mengalami kehancuran. Dalam hal investasi dan peningkatan modal, Indonesia mengalami kemunduran yang tajam. Pada investor luar negri beramai-ramai memindahkan modalnya kenegara lain karena tidak adanya stabilitas dan kredibilitas politik dalam negri. Angka ekspor-impor Indonesia menurun drastis karena sektor usaha tidak dipercaya oleh perbankan Indonesia. Tingginya tingkat korupsi ditataran sektor ekonomi dan pemerintahan dan munculnya kasus kredit macet yang melanda bank-bank utama di Indonesia Ekonomi SMA K - 5
42
mengakibatkan pembayaran letter of credit (L/C) dari sektor-sektor usaha Indonesia tidak diterima diluar negri. Penanggahan krisis ekonomi Indonesia di tahun 1997/1998 berujung pada munculnya krisis multidimensi, baik itu politik dan sosial, maupun krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.
Dampak Reformasi Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Perubahan (Amandemen) terhadap UUD 1945 merupakan salah satu tuntutan dari reformasi. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada hakikatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Tuntutan perubahan UUD 1945 dilatarbelakangi antara lain karena sistem perwakilan masa Orde Baru yang bersifat semu dan pada kenyataannya kekuasaan yang besar berada pada presiden, adanya pasal-pasal yang menimbulkan multitafsir, serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat peyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Pada masa reformasi ini perekonomian Indonesia ditandai dengan adanya krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda ke arah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah diperhitungkan namun laju inflasi masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%. Pada tahun 1998 hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berbeda dengan kondisi ekonomi tahun 1999. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin membuktikan ketangguhan perekonomian Indonesia. Di saat negara-negara superpower seperti Amerika Serikat dan Jepang berjatuhan, Indonesia justru mampu mencetak pertumbuhan yang positif sebesar 4,5% pada tahun 2009. Pembangunan di era Reformasi ini merupakan suatu bentuk perbaikan di segala bidang sehingga belum menemukan suatu arah yang jelas. Pembangunan masih tarik-menarik mana yang harus didahulukan. Namun setidaknya reformasi telah membawa Indonesia untuk menjadi lebih baik dalam merubah nasibnya tanpa harus
semakin
terjerumus
dalam
kebobrokan
moral
manusia-manusia
sebelumnya.
Ekonomi SMA K - 5
43
D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Pembangunan ekonomi era reformasi ” sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 7) menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
15 menit
8) mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. 9) menyampaikan garis besar cakupan materi pembangunan ekonomi era reformasi. Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa 105 menit kelompok dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 15) Guru memberi informasi dan tanya jawab dengan contoh kontekstual tentang pembangunan ekonomi era reformasi dengan menggunakan contoh yang kontekstual. 16) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok F) masing-masing beranggotakan 6 orang. 17) Guru memberi tugas menggunakan LKS untuk dikerjakan masing masing kelompok : Klpk A dan D mengerjakan LKS1, B dan E mengerjakan LKS2, C dan F mengerjakan LKS3. 18) Peserta diklat berdiskusi mengerjakan kuis tentang permasalahan ekonomi dan cara menanganinya yang tercantum dalam LK1, LK2, dan LK3. 19) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 20) Masing masing kelompok presentasi hasil diskusi. 21) Nara
Ekonomi SMA K - 5
sumber
memberikan
melakukan klarifikasi
44
Kegiatan
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok.
Kegiatan Penutup
9) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 10) Melakukan refleksi terhadap yang sudah dilaksanakan.
15 menit
kegiatan
11) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 12) Merencanakan kegiatan tindak dalam bentuk pembelajaran.
lanjut
E. Latihan/Kasus/Tugas 1.
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A dan C sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh yang kontekstual tentang hasil pembangunan ekonomi era reformasi!
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh permasalahan yang berhubungan dengan kesempatan kerja pada era reformasi!
c.
Identifikasi berbagai faktor penting yang mendukung pembangunan ekonomi dan peningkatan kesempatan kerja di daerah anda pada era reformasi!
d.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang permasalahan pelaksanaan pembangunan ekonomi pada era reformasi di Indonesia!
e.
jelaskan dampak masing masalah tersebut diatas secara makro!
f.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat dalam berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi!
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
h.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
Ekonomi SMA K - 5
45
2.
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok B dan D sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh yang kontekstual bahwa pembangunan ekonomi pada era reformasi berhubungan erat dengan pendapatan perkapita npenduduk!
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh permasalahan yang berhubungan dengan pembangunan ekonomi dan pengangguran pada era reformasi!
c.
Identifikasi berbagai faktor penting yang mendukung pembangunan ekonomi pada era reformasi dan penurunan angka pengangguran di daerah anda!
d.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang permasalahan pelaksanaan pembangunan ekonomi pada era reformasi di Indonesia!
e.
Jelaskan dampak masing masalah tersebut diatas secara makro!
f.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat
masyarakat
dalam
pembangunan
ekonomi
pada
era
reformasi!
F.
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
h.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
Rangkuman
Era reformasi dimulai ketika orde baru berakhir. B. J. Habibie yang mengawali masa reformasi membuat kebijakan yang diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Dampak Reformasi Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Perubahan (Amandemen) terhadap UUD 1945 merupakan salah satu tuntutan dari reformasi. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada hakikatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada masa reformasi ini perekonomian Indonesia ditandai dengan adanya krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum Ekonomi SMA K - 5
46
menunjukkan tanda-tanda ke arah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah diperhitungkan namun laju inflasi masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%. Pada tahun 1998 hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berbeda dengan kondisi ekonomi tahun 1999. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin membuktikan ketangguhan perekonomian Indonesia. Di saat negara-negara superpower seperti Amerika Serikat dan Jepang berjatuhan, Indonesia justru mampu mencetak pertumbuhan yang positif sebesar 4,5% pada tahun 2009. Pembangunan di era Reformasi ini merupakan suatu bentuk perbaikan di segala bidang sehingga belum menemukan suatu arah yang jelas. Pembangunan masih tarik-menarik mana yang harus didahulukan. Namun setidaknya reformasi telah membawa Indonesia untuk menjadi lebih baik dalam merubah nasibnya tanpa harus
semakin
terjerumus
dalam
kebobrokan
moral
manusia-manusia
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004 -2009. Sinar Grafika. Jakarta Firdausy. 2004. Situasi Ketenagakerjaan dan Kebijakan Ekonomi Mengatasi Pengangguran, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol.XII (2). P2E-LIPI. Jakarta. J. Simanjuntak, Payaman. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit FEUI. Jakarta. Karl E. Case dan Ray C. Fair, 2007. Prinsip-prinsip Ekonomi. Jakarta. Erlangga Mas‟oed, Mochtar. 1989. “Stabilisasi dan Pembangunan Ekonomi yang Berorientasi Keluar”dalam Ekonomi dan Struktur Politik Orde Baru 19661971. Jakarta : LP3ES, pp. 59-126. P. Eko Prasetyo, 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta. Beta Offset Sunarto, dkk, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang. UNNES PRESS Tim Badan Pusat Statistik Seksi Neraca Wilayah Dan Analisis Statistik. 2010. Kota Kendari Dalam Angka 2010, Katalog BPS : 1403.7471. Kendari: Badan Pusat Statistik Kota Kendari.
Ekonomi SMA K - 5
47
Ekonomi SMA K - 5
48
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA
A. Tujuan Pembelajaran Mensyukuri pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia untuk kesejahteraan rakyat Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kreatif, dan mandiri dalam kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia Menganalisis kebijakankebijakan ketenagakerjaan di berbagai daerah Menyajikan hasil analisis kebijakan ketenagakerjaan ketenagakerjaan di berbagai daerah B. Indikator Pencapaian Kompetensi Dengan Menggali Infornasi, Peserta Dapat ; 1. MenjelaskanJustifikasi Ketenagakerjaan Lokal 2. MenjelaskanPerlindungan Atas Tenaga Kerja Lokal 3. Menjelaskan Arah kebijakan Ketenagakerjaan 2014-2019
C. Uraian Materi 1. Justifikasi Ketenagakerjaan Lokal Adalah kewajiban negara menjamin setiap warganya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Di sisi lain bahwa setiap orang berhak untuk bekerja, mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kewajibannya atas warganya.Namun dalam situasi ekonomi yang tidak kondusif dimana jumlah pengangguran besar dengan lapangan kerja yang terbatas tentunya hal tersebut merupakan suatu persoalan besar yang harus segera dipecahkan. Kegagalan strategi solusi permasalahan akan menimbulkan eksternalitas negatif, seperti kesenjangan ekonomi, kerawanan sosial, kriminalitas dan sebagainya. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana negara mewujudkan jaminannya bagi warga negara untuk mendapatkan pekerjaan,
serta
bagaimana
menanggulangi
eksternalitas
negatif
dari
permasalahan ketenagakerjaan, tanpa harus melanggar berbagai prinsip dasar seperti hak asasi manusia ?Salah satu contoh upaya pemerintah untuk Ekonomi SMA K - 5
49
memenuhi kewajiban tersebut adalah sebagaimana yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Pekanbaru. Dengan dalih belum dimanfaatkannya tenaga kerja lokal secara optimal oleh berbagai perusahaan dan/atau unit-unit usaha yang beroperasi di wilayah Kota Pekanbaru,
serta
untuk
mencegah
dampak
negatif
akibat
kurang
dimanfaakannya tenaga kerja lokal - kesenjangan ekonomi, kecemburuan sosial dan ditutupnya kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal -, mulai tanggal 21 Maret 2002 Pemda Kota Pekanbaru mengeluarkan Perda No.4 Tahun 2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja Lokal. Pada prinsipnya Perda ini merupakan pengaturan mengenai penggunaan tenaga kerja bagi pengguna kerja / perusahaan di Kota Pekanbaru.Sebagai bentuk perlindungan terhadap tenaga kerja lokal Pemda Kota Pekanbaru mewajibkan setiap pengguna tenaga kerja untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam rekrutmen pegawai. Beberapa instrumen pengaturan yang digunakan untuk memberikan
Kebijakan Ketenagakerjaan di berbagai Daerah
Justifikasi Ketenagakerjaan Lokal
Arah kebijakan Ketenagakerj aan 20142019
Perlindungan Atas Tenaga Kerja Lokal
2. Perlindungan Atas Tenaga Kerja Lokal Diantaranya Adalah : a. Mewajibkan setiap pengusaha untuk melaporkan lowongan pekerjaan di perusahaannya. b. Mewajibkan perusahaan besar atau perusahaan yang telah mempekerjakan tenaga kerja di atas 100 orang tenaga kerja untuk : melakukan Perencanaan Penggunaan
Tenaga
Kerja
Lokal;
melaksanakan
pelatihan
atau
pengembangan masyarakat yang ada di sekitar domisili perusahaan; menerima 1 (satu) orang penyandang cacat fisik ringan untuk bekerja di perusahaannya setiap 100 orang tenaga kerja yang telah bekerja di perusahaannya. c. Mewajibkan perusahaan besar (yang telah mempekerjakan tanga kerja minimal 100 orang) untuk secara bertahap dalam waktu 5 tahun pertama mengisi lowongan pekerjaan di perusahaannya dengan tenga kerja lokal
Ekonomi SMA K - 5
50
minimal 50%, dan pada 5 tahun berikutnya minimal menjadi 75% dari jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaannya. Untuk jabatan middle dalam jangka waktu 10 tahun 30%-nya harus diisi oleh tenaga kerja lokal. Dan untuk manajer personalia harus merupakan tenaga kerja lokal. d. Setiap tenaga kerja yang diterima dan telah bekerja pada perusahaan diwajibkan memiliki Kartu Tanda Karyawan yang diluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru dan atas pembuatan Kartu Induk Karyawan tersebut dikenakan rertibusi yang merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) setiap kartu dan PERDA NO.4 TAHUN 2002 Tenaga kerja pabrik di Tangerang ini tidak hanya berasal dari tenaga lokal tapi juga berasal dari daerah di luar lokasi pabrik. berlaku selama 1 (satu) tahun, yang sepenuhnya dibebankan kepada pihak perusahaan. a. Untuk mengantisipasi belum tersedianya tenaga kerja lokal yang memenuhi persyaratan
yang
diperbolehkan
dibutuhkan
untuk
oleh
mengunakan
dunia tenaga
usaha, kerja
maka yang
pengusaha
berasal
dari
Kabupaten/Kota lain, baik dari dalam maupun luar Propinsi Riau dengan wajib menggunakan mekanisme AKAD (Antar Kerja Antar Daerah). Untuk setiap kali kontrak kerja terhadap pengusaha yangmendatangkan tenaga kerja dari luar Kota Pekanbaru melalui mekanisme AKAD (yang hanya dapat diperpanjang 1 kali satu tahun), pemda memungut Dana Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja Lokal sebesar Rp.500.000,- per orang.
Ada beberapa hal mendasar yang perlu kita perhatikan secara lebih seksama mensikapi keberadaan Perda Kota Pekanbaru No.4 Tahun 2002 tersebut. Sebagai sebuah produk hukum, khususnya produk hukum yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, pertama-tama harus dilihat settingsosial perda tersebut berada / diberlakukan.Dalam menelaah perda tersebut tentunya juga perlu dipertimbangkan berbagai aspek dan prinsip, seperti prinsip ekonomi, politik, yuridis, sosial budaya, dan lain-lain.Kewajiban untuk memprioritas-kan tenaga kerja lokal dalam mengisi lowongan kerja di perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Pekanbaru, secara langsung tentunya merupakan bentuk diskriminasi dan pembatasan bagi tenaga kerja yang berasal dari luar Kota Pekanbaru untuk memperoleh pekerjaan atau mata pencaharian di Kota Pekanbaru. Dengan adanya diskriminasi dan pembatasan secara prinsip melanggar hak dasar warga Ekonomi SMA K - 5
51
negara / manusia untuk bebasbergerak dari satu daerah ke daerah lain dalam satu wilayah negara. Akibat pembatasan ini juga melanggar hak setiap orang untuk mendapat penghidupan yang layak (memperoleh mata pencaharian).Harus disadari bahwa sebagai sebuah negara kesatuan, setiap wilayah atau daerah yang berada di Indonesia merupakan satu kesatuan, dalam hal ini adalah kesatuan pasar kerja.Oleh karenanya pembangunan ketenagakerjaan di daerah juga harus tetap memperhatikan kepentingan nasional. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan dengan
berbagai
pihak,
yaitu
antara
pemerintah,
pengusaha,
dan
pekerja/buruh.Kebijakan pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia disamping harus ditujukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan, juga harus ditujukan untuk peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Untuk itu perlu diupayakan perlindungan terhadap tenaga kerja agar hak-hak dasar pekerja/ buruh terlindungi. Harus ada jaminan kesamaan kesempatan dan perlakuan, tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.Salah satu tujuan dari pembangunan ketenagakerjaan adalah mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.Oleh sebab itu, pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan secara terpadu dalam bentuk kerjasana
yang
saling
mendukung.
Memori
penjelasan
Pasal
4
UU
Ketenagakerjaan Tahun 2003 menegaskan bahwa pemerataan kesempatan kerja harus diupayakan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pasar kerja dengan memberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan bagi seluruh tenaga kerja Indonesia sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannnya. Demikian pula halnya dengan pemerataan penempatan tenaga kerja perlu diupayakan agar dapat mengisi kebutuhan diseluruh sektor dan daerah.Untuk itu penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas, obyektif, adil, dan setara, tanpa ada diskriminasi.Maksud dari bebas dalam penempatan tenaga kerja adalah pencari kerja bebas memilih jenis pekerjaan, dan pemberi kerja bebas memilih tenaga kerja.Dengan demikian tidak dibenarkan pencari kerja dipaksa Ekonomi SMA K - 5
52
untuk menerima suatu pekerjaan, dan pemberi kerja tidak dibenarkan dipaksa untuk menerima tenaga kerja yang ditawarkan oleh pihak Tenaga Terampil Kewajiban investor untuk menempatkan tenaga kerja lokal adalah diskriminasi bagi tenaga terampil yang berasal dari luar daerah.manapun. Penempatan tenaga kerja juga harus dilakukan secara obyektif, yaitu agar pemberi kerja dapat menawarkan pekerjaan yang cocok kepada pencari kerja sesuai dengan kemampuan
dan
persyaratan
jabatan
yang
dibutuhkan,
serta
harus
memperhatikan kepentingan umum dengan tidak memihak kepada kepentingan pihak tertentu.Selain itu penempatan tenaga kerja juga harus dilakukan secara adil dan setara.Hal tersebut mengandung maksud agar penempatan tenaga kerja dilakukan berdasarkan kemampunan tenaga kerja dan tidak didasarkan atas asal usul, ras, jenis kelamin, warna kulit, agama, dan aliran politik. Bila kita perhatikan maka terlihat bahwa semangat dari ketentuan UU Ketenagakerjaan ini adalah menganut mekanisme pasar dalam pemenuhan kebutuhan tenaga dan oleh karenanya rekrutmen tenaga kerja seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna tenaga kerja.Ditinjau dari aspek yuridis, Perda Kota Pekanbaru No.4 Tahun 2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja Lokal tersebut juga harus tunduk pada ketentuan perundang-undangan yang lebih tinggi. Terdapat beberapa hal dari perda ini yang secara yuridis bermasalah. Sebagai sebuah perda yang mengatur mengenai ketenagakerjaan, Perda No.4 Tahun 2002 tersebut harus mengacu pada UU Ketenagakerjaan (UU No.25 Tahun 1997 sebagaimana terakhir telah diubah dengan UU Ketenagakerjaan tahun 2003). Dalam konsiderannya, Perda ini tidak mencantumkan UU Ketenagakerjaan sebagai sebagai acuan pertimbangan.Jika dilihat dari materi yang diatur dalam pasalpasal di dalamnya, khususnya ketentuan yang mengatur tentang Retribusi Pembuatan Kartu Induk Karyawan yang hanya diatur dalam satu pasal (menjadi bagian dari Perda tentang Penempatan Tenaga Kerja Lokal).Ditinjau dari aspek yuridis maupun berdasarkan pertimbangan prinsip dan kepentingan umum ketentuan ini bermasalah. Secara yuridis sebagai sebuah perda tentang retribusi harus memenuhi ketentuan (syarat) pasal 24 UU No.34/2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, yaitu didalamnya harus mengatur mengenai nama, golongan, prinsip, wilayah pungutan, tata cara pemungutan, sanksi administrasi dan lain-lain. Dilihat dari kepentingan umum, pembuatan Kartu Induk Karyawan lebih banyak merupakan Ekonomi SMA K - 5
53
kepentingan internal perusahaan, dan pembuatan Kartu Induk Karyawan dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan.Pembuatan kartu induk karyawan tidak perlu dilakukan oleh pemda karena bukan merupakan bagian tugas yang seharusnya dilakukan oleh Pemda.Dengan demikian penda tidak
layak
memungut
retribusi.Pungutan Retribusi Pembuatan Kartu Induk Karyawan merupakan tambahan biaya bagi perusahaan, yang tujuannya hanyalah untuk peningkatan PAD bagi Pemda.Pasal 18 Perda Kota Pekanbaru No.4 Tahun 2002 yang mengatur mengenai kewajiban pengisian lowongan pekerjaan oleh tenaga kerja lokal minimal 50% dalam 5 tahun pertama dan 75% pada 5 tahun berikutnya, akan menimbulkan masalah bagi perusahaan jika ternyata daerah tidak mampu menyediakan
tenaga
kerja
lokal
yang
memenuhi
standar
kompetensi
sebagaimana dibutuhkan oleh dunia usaha. Dalam rekrutmen pegawai seharusnya diserahkan pada mekanisme pasar yakni diserahkan pada calon pengguna tenaga kerja (perusahaan). Tanpa adanya kewajiban untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal sebagaimana diatur dalam perda, jika di dae-rah telah cukup tersedia tenaga kerja lokal yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dengan memper-hitungkan cost –benefit, secara rasional para pelaku usaha tentunya akan lebih memilih untuk meng-gunakan tenaga kerja lokal. Selanjutnya Pasal dalam 19 yang mengatur mengenai kewajiban bagi perusahaan untuk mengisi jabatan manajer personalia dengan tenaga kerja lokal merupakan distorsi terhdap prinsip profesionalisme yang seharusnya diterapkan oleh badan usaha.Keberadaan pasal ini sepertinya secara sengaja memberikan peluang terjadinya praktik nepotisme dalam rekrutmen tenaga kerja.Penggunaan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan standar kompetensi (manajer personalia), dapat mengakibatkan terganggunya kinerja perusahaan. Yang seharusnya dilakukan oleh Pemda adalah melakukan berbagai upaya dan merumuskan kebijakan untuk meningkatkan kualitas suberdaya manusia di daerah agar mampu bersaing dan siap
masuk
dalam
pasar
kerja
sebagaimana
dibutuhkan
oleh
dunia
usaha.Kewajiban membayar dana peningkatan kualitas tenaga kerja local sebesar Rp.500.000,- per orang untuk setiap kali kontrak kedatangan tenaga kerja kepada pemda menjadi tidak bias diterima karena disamping sudah ada ketentuan yang mewajibkan pengusaha untuk melakukan program peningkatan Ekonomi SMA K - 5
54
kualitas tenaga kerja lokal (community development). Yang lebih pentinglagi adalah bahwa sesungguhnya kewajiban peningkatan kualitas tenaga kerja (masyarakat) merupakan taanggung jawab negara (pemerintah daerah). Bila pungutan tersebut tetap dikenakan terhadap perusahaan yang sudah Terbitnya PP No.8/2003 tentang Pedomaan Organisasi Perangkat Daerah tanggal 17 Februari 2003 lalu, menjadi tema pembicaraan sentral dalam berbagai forum pertemuan para pejabat daerah belakangan ini. PP itu dinilai sebagai bentuk pemaksaan pusat terhadap daerah, dan membatasi hak daerah dalam menyusun organisasi yang menjadi perangkat pemerintahannya. Bersamaan itu, dan sebagai pelengkapnya, dikeluarkan pula PP No.9/2003 yang lebih memberi tempat kepada Gubernur dalam mengangkat pegawai daerah, yang sebelumnya didominasi Bupati/Walikota (berdasar PP No.96/2000).Namun benarkah penilaian pihak daerah, bahwa kedua aturan tersebut (lebih-lebih PP No.8/2003) memang membatasi kewenangan otonom daerah, sehingga cukup alasan untuk menolak dan bahkan menganggap aturan baru itu tidak penah ada, seperti kata Ketua Asosiasi Pemerintahan Kabupaten (Apkasi) Syaukanie HR ?(Koran Tempo, 26/3). Sejauh yang bisa diikuti, paling kurang ada tiga materi krusial dalam PP No.8 tersebut yang menjadi kritikan sengit pihak daerah. Pertama, berbeda dari PP No.84/2000 yang digantinya, PP No.8 hendak membatasi jumlah perangkat daerah (terutama Dinas dan Lembaga Teknis) baik di level provinsi maupun di level kabupaten/kota. Dari sebelumnya bebas membentuk jenis dan jumlah organisasi (PP No.84), dengan PP baru ini provinsi hanya boleh membentuk paling banyak 10 Dinas dan 8 Lembaga Teknis (Pasal 5 dan 6), sedangkan bagi kabupaten/kota maksimal 14 Dinas dan 8 Lembaga Teknis (Pasal 9 dan 10).Bagi daerah, perubahan ini tidak sejalan dengan konsep otonomi daerah, yang memberi diskresi luas bagi daerah untuk membuat kebijakan dan menyusun kelembagaan sesuai kebutuhannya. Menyamakan jenis dinas antara daerah berarti mengabaikan realitas plural setiap daerah; dan membatasi jumlah dinas yang boleh dibentuk sama dengan mengurangi aneka kewenangan/urusan yang kini dimiliki daerah. Selain itu, dibentuknya banyak dinas maupun lembaga teknis selama ini jugadisebabkan banyaknya pegawai
Ekonomi SMA K - 5
55
yang dilimpahkan pusat ke daerah yang tentu memerlukan daya tampung kelembagaan yang besar. Kedua, adanya penyamaan tingkat eselon Kepala Dinas dan Kepala Lembaga Teknis di semua daerah. Sebagai ditentukan, pada level provinsi, Kepala Dinas dan Lembaga Teknis hanya dijabat oleh mereka yang bereselon IIa (Pasal 19 ayat 2), dan pada level kabupaten/kota bereselon IIb (Pasal 20 ayat 2). Ketentuan ini mengabaikan takaran kerja (workloaddan range of responsibility) yang berbeda di masing-masing daerah, karena perbedaan luas wilayah, jumlah penduduk atau kompleksitas persoalan lokal yang harus diurus. Sebagai misal, antara Kota Surabaya yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 2,6 juta dan tingkat kepadatan 8.000 orang/km, mestinya mempunyai kapasitas dinas dan posisi eselon pejabat yang lebih tinggi ketimbang Kota Sabang yang hanya berkepadatan kurang dari 200 orang/km. Atau bahkan, eselon seorang Kepala Dinas di level kabupaten/kota tidak mesti lebih rendah dari eselon pejabat yang sama di level provinsi jika workload dan range of responsibilitydi kabupaten/kota jauh lebih besar ketimbang provinsi. Dapat saja, level eselon Kepala Dinas di Kota Surabaya akan sederajat dengan pejabat yang sama di Provinsi Banten yang takaran kerjanya memang belum seberapa.Pendapat ini sejalan dengan ketentuan dalam UU No.22/99, bahwa kabupaten/kota tidak memiliki hubungan hirarki dengan provinsi. Karena itu eseloning pejabat birokrasi daerah tidaklah mesti lebih rendah dari pejabat yang mengurus dinas atau lembaga teknis yang sama di level provinsi. Kita menganut sistem“otonomi berjenis” (bukan “otonomi bertingkat”), sehingga level eselon tidak ditentukan oleh tingkatan Provinsi, Kabupaten atau Kota, melainkan oleh keluasan tanggung jawab dan PP No.8/2003 dan Reorganisasi Perangkat Daerah dan kompleksitas permasalahan yang mesti diurusi. Ketiga, sebagai konsekuensi dari letak titik berat otonomi di level kabupaten/kota, jumlah dinas yang dibentuk provinsi mestinya tidak perlu banyak-banyak, apalagi hampir menyamai jumlah dinas di kabupaten/kota. Provinsi yang lebih merupakan wilayah
administratif
ketimbang
sebagai
daerah
otonom
justru
lebih
membutuhkan banyak instansi vertikal, dan sesedikit mungkin dinas. Dinas yang Ekonomi SMA K - 5
56
banyak di provinsi, selain akan mengurangi jatah dinas di kabupten/kota yang lebih membutuhkan dalam jumlah banyak, juga potensial mengacaukan wilayah urusan antar daerah tersebut.Mestinya, PP No.8 mengatur secara tegas bahwa dinas-dinas provinsi merupakan sisa yang tak diatur kabupaten/kota (model residual). Dan karena sebagai sisa, penjatahan 10 buah dinas untuk provinsi adalah berlebihan, hanya memboroskan anggaran dan bisa menyebabkan tumpang tindihnya urusan dengan kabupaten/kota. Dengan kata lain, sekalian guna menghemat anggaran, adalah lebih realistis untuk menambah jumlah dinas daerah kabuapten/kota melalui pengurangan jatah dinas bagi provinsi.Ramping Struktur, Kaya Fungsi Sejumlah catatan di atas adalah koreksi penting bagi PP No.8, yang tentu patut diperhatikan pihak pusat,lebih-lebih pada poin kedua dan ketiga. Sedangkan poin pertama, yang kebetulan juga paling sering disampaikan daerah, tampaknya perlu didiskusikan lebih lanjut. Menurut saya, pasal yang dinilai membatasi daerah itu akan lebih tepat kalau dibaca sebagai
suatu
“pembatasan
persyaratan/kondisionalitasnya merencanakan
perluasan
bersyarat” terpenuhi,
kelembagaan
semata. boleh-boleh
melebihi
batas
Artinya, saja maksimal
sejauh daerah yang
ditetapkan, sebagai dimungkinkan pula dalam Pasal 26.Untuk kejelasannya, perlu dilihat bunyi Pasal 2 yang menetapkan sejumlah kriteria sebagai acuan pembentukan jenis dan jumlah organisasi daerah, yakni (1) adanyakewenangan daerah; (2) karakteristik,potensi dan kebutuhan daerah; (3) kemampuan keuangan daerah; (4) ketersediaan sumber daya aparatur; (5) pengembangan pola kerja sama dengan pihak lain. Tampak jelas dari kriteria pertama, bahwa PP No.08 tetap menilai tinggi soal diskresi dan kewenangan daerah, sebagai suatu kesadaran niscaya dalam konsep keotonomian. Hanya saja, sebagai terlihat dalam kriteria berikutnya, kewenangan itu tetap dipakai dalam kaitannya dengan peta potensi dan kebutuhan riil suatu daerah, sehingga tidak hanya karena dalih otonomi lalu di suatu daerah kota dibentuk dinas kehutanan, atau di kabupaten pedalaman dibentuk dinas kelautan yang tentu sama sekali tidak relevan. Pejabat pemerintahan tentu paham, bahwa pada dasarnya rancangan institusi lokal maupun nasional selalu merupakan bentuk pelembagaan dari suatu hasil analisa Ekonomi SMA K - 5
57
kebutuhan riil.Atau merujuk kriteria yang ketiga, ketika sebagian besar belanja APBD habis dialokasi ke pos anggaran rutin (seperti gaji pegawai), maka tidak cukup alasan jika daerah berlindung dibalik justifikasi keotonomian untuk lalu jorjoranmembentuk lembaga atau merekrut tenaga yang baru. Dengan kapasitas fiskal yang terbatas, cara untuk mengefektifkan anggaran (cost effective) pasti bukanlah dengan kehadiran lembaga/pegawai yang baru tapi membangun keberdayaan stok yang ada (capacity building). Sampai di sini, target poinnya jelas. Seperti pesan Schumaher bahwa “small is beautiful”, dengan misi reorganisasi perangkat daerah dalam PP No.8 ini, daerah dituntut membuktikan bagaimana membuat lembaga yang ramping dan staf yang sedikit mampu mengerjakan banyak urusan. Small is beautifulberarti, unit yang kecil memiliki keberdayaan untuk mengerjakan tugas-tugas besar. Sejumlah 14 dinas dan 8 lembaga teknis bagi kabupaten/kota adalah cukup untuk mengurus 11 kewenangan wajib daerah (pasal 11b UU No.22/1999) dan sisa jenis-jenis kewenangan minor lainnya. Tak ada bias utopia dalam misi itu. Kecil yang indah, struktur ramping yang kaya fungsi, telah memiliki bukti-bukti keberhasilannya dalam pengalaman desentrasliasi negara-negara lain (seperti Filipina) atau pun dalam organsiasi nir-laba dan bisnis.Tugas pemerintah pusat untuk menunjukan berbagai pengalaman komparatif ini, sebagai bagian dari sosialisasi PP itu sendiri dalam dua tahun masa penyesuaian daerah dengan peraturan baru ini (batasan waktu dalam pasal 28). Jangan sampai karena persepsi keliru daerah dan kelalaian pusat bersosialisasi, PP No.8 hanya menambah tensi ketegangan di era otonomi*
3. Arah Kebijakan Ketenagakerjaan 2014-2019 Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh bidang ketenagakerjaan yang menjadi bagian dari tugas dan fungsi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, maka berikut ini akan dijelaskan arah kebijakan yang harus dilakukan selama tahun 2014-2019. 1.
Pelatihan Keterampilan Kerja
Untuk mewujudkan pelatihan keterampilan kerja sebagai gawe nasional dalam meningkatkan skill dan attitude tenaga kerja agar menjadi human capital yang handal, maka kebijakan pelatihan keterampilan kerja yang dilaksanakan oleh
Ekonomi SMA K - 5
58
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasiharus dilandaskan pada filosofi bermanfaat dan integratif, dengan cara: a.
Melakukan road show ke seluruh kementerian/lembaga dan swasta, pusat dan daerah, untuk menggalang kekuatan dan kesadaran bahwa pelatihan keterampilan kerja adalah gawe nasional.
b.
Membangun koordinasi yang integratif antara Kementerian/Lembaga dan swasta yang melaksanakan pelatihan dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
c.
Melakukan koordinasi dengan seluruh daerah yang memiliki BLK untuk menjadikan spesifikasi potensi daerah sebagaimana ditentukan dalam MP3EI sebagai dasar pelaksanaan pelatihan keterampilan kerja pada BLK UPTP dan UPTD. Untuk itu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan pemerintah daerah harusmelakukan reorientasi, revitalisasi, dan pemenuhan kapasitas BLK dengan cara: 1) Penyesuaian Instruktur baik jumlah maupun kapabilitas pada tiap kejuruan melalui evaluasi secara teratur tiap tahun berdasarkan DUK, agar dapat diketahui Instruktur yang akan memasuki MPP dan dapat diajukan rekrut Calon Instruktur. 2) Memperbaiki pola rekrutmen Calon Instruktur dengan berorientasi pada kesesuaian antara kejuruan dengan pendidikan formal. 3) Menyesuaikan peralatan dengan kebutuhan BLK. 4) Meningkatkan jejaring kerjasama dengan lembaga pelatihan lain dan perusahaan. 5) Meningkatkan pelaksanaan Training Needs Assessment (TNA). 6) Melaksanakan promosi agar BLK dikenal dan diminati oleh tenaga kerja dan perusahaan, yang dilakukan secara rutin dan teratur minimal sekali dalam setahun. 7) Meningkatkan anggaran pelatihan keterampilan kerja pada BLK. 8) Meningkatkan
jumlah
lulusan
pelatihan
keterampilan
kerja
yang
dilaksanakan oleh BLK, setidaknya 5% dari pencari kerja baru setiap tahun. 9) Meneliti
persentase
lulusan
pelatihan
keterampilan
kerja
BLK
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dapat bekerja dan/atau berusaha mandiri. Ekonomi SMA K - 5
59
10) Meningkatkan skill dan attitude lulusan BLK Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi agar lebih profesional dan dapat menjadihuman capital. d. Menyelaraskan program pelatihan keterampilan kerja dengan program peningkatan produktivitas. e. Menyusun konsep pelaksanaan pemagangan yang lebih jelas dan memenuhi definisi
pemagangan
pelaksanaan
yang
pemagangan,
sesungguhnya,
meningkatkan
mensosialisasikan
program
monitoring
magang
ke
perusahaan yang potensial. f.
Bersama
dengan
pemerintah
daerah
memperkuat
fungsi
lembaga
stakeholders di dalam maupun di luar negeri. g. Bersama dengan pemerintah daerah mensosialisasikan kepada perusahaan mengenai pentingnya pelatihan keterampilan bagi karyawan. h. Bersama dengan pemerintah daerah mensosialisasikan kepada angkatan kerja mengenai pentingnya pelatihan keterampilan kerja. i. Mengupayakan agar sertifikat kompetensi nasional diakui secarainternasional, memperbanyak Agreement/MRA)
kesepakatan
bersama
(Mutual
Recognition
pengakuan sertifikasi kompetensi dengan lembaga
sertifikasi internasional, memperluas sertifikasi profesi (SKKNI), dan mengembangkan data base sertifikasi dan kompetensi. j.
Bersama dengan pemerintah daerah mengoperasionalkan kembali BLK UPTD yang sudah tidak berfungsi, dan merevitalisasi yang masih berfungsi.
k. Melakukan pembahasan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menghilangkan dualisme pelaksanaan pelatihan keterampilan kerja antara Kementerian Pendidikan danKebudayaan dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Memusatkan pelatihan keterampilan kerja sebagai tugas dan fungsi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Untuk itu, pelatihan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus dialihkan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, termasuk peralatan, SDM, dan proporsi anggarannya dalam APBN. Bersamaan dengan itu, harus diupayakan peningkatan peraturan perundang-undangan tentang pelatihan tersebut menjadi Undang-
Ekonomi SMA K - 5
60
undang, yang memuat platform pelatihan, koordinasi pelatihan, sasaran dan target pelatihan, dan lain-lain.
Atau memusatkan pelatihan keterampilan kerja sebagai tugas dan fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk itu, pelatihan yang dilaksanakan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus dialihkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk peralatan, SDM, dan proporsi anggarannya dalam APBN.
l. Apabila pilihan tersebut di atas belum memungkinkan, maka Kementerian Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
dan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan harus melakukan penyelarasan pelatihan keterampilan kerja antara yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan yang dilaksanakan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, termasuk pengalihan sebagian dari anggaran pelatihan yang ada pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2.
Penempatan tenaga kerja Untuk mencapai penciptaan dan perluasan kesempatan kerja yang memadai
dari aspek jumlah, dan layak dari aspek penghasilan dan standar kerja baik di dalam maupun di luar negeri, serta terjadinya peningkatan keterampilan tenaga kerja Indonesia melalui alih keterampilan dari TKA, maka kebijakan penempatan tenaga kerja yang harus dilaksanakan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasiharus dilandaskan pada ffilosofi kerja layak dan anti diskriminasi, dengan cara: a. Membangun sinergitas antar sektor dalam menyediakan kesempatan kerja yang lebih besar dengan menitikberatkan penciptaan lapangan kerja yang layak dalam
kebijakan
makro
ekonomi
b.
Melakukan
koordinasi
dengan
Kementerian/Lembaga terkait untuk menyelaraskan kebijakan makro ekonomi dan kebijakan sektoral mengarah kepada penciptaan kesempatan kerja dengan memperhatikan momentum jendela peluang bonus demografi. c. Bersama dengan pemerintah daerah memperbaiki, menyesuaikan sistem dan orientasi
penempatan
dengan
perkembangan
global
dan
teknologi:1)
Menguapayakan agar peraturan penempatan tenaga kerja yang ada mampu Ekonomi SMA K - 5
61
mengakomodasi perkembangan skema penempatan.2) Membangun data base penempatan tenaga kerja agar unit kerja teknis terkait mudah mengakses dan menggunakan data untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya. 3) Menjadikan perkembangan teknologi informasi dan sarana transportasi, serta meningkatnya migrasi tenaga kerja internasional sebagai dasar penyusunan kebijakan penempatan tenaga kerja.4) Menyesuaikan program penempatan tenaga kerja dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (psl 27 UU 39 Tahun 2004).5) Memilih program penempatan tenaga kerja yang mampu menghasilkan
kesempatan
kerja
produktif
dan
berpenghasilan
layak.6)
Mengembangkan kesempatan kerja pada kegiatan agrobisnis di sektor on farm hulu, hilir, dan sub sektor penunjang sebagai solusi karena beban penyerapan tenaga kerja pada sub sistem on farm sudah berat dan menyebabkan involusi serta proses pemiskinan.
informasi pasar kerja dan bursa kerja:1) Mengupayakan berfungsinya BKOL dalam mewadahi semua informasi penempatan tenaga kerja.2) Memperkuat peran dan fungsi Pengantar Kerja dalam era otonomi daerah.3) Menelusuri informasi pasar kerja di luar negeri.4) Penguatan sistem penempatan melalui fungsi bursa kerja dan data base tenaga kerja. e.
Bersama
dengan
lembaga
terkait
meningkatkan
penempatan
dan
perlindungan TKI ke luar negeri secara selektif dan konsisten, serta mencegah perdagangan orang: 1) Menyempurnakan sistem penempatan dan perlindungan TKI untuk menekan permasalahan yang dihadapi oleh TKI.2) Peningkatan kerjasama dengan negara penempatan TKI.3) Pembentukan kantor ketenagakerjaan di negara penempatan TKI yang dapat memfasilitasi kesempatan bekerja dan berusaha di luar negeri serta peningkatan informasi pasar kerja.4) Mengupayakan agar Pemda berperan aktif dalam penempatan TKI.5) Memperkecil rasio pekerja sektor informal yang pada umumnya rentan dengan upah yang rendah dan tereksplotasi.6) Meningkatkan peran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam pencegahan tindak pidana perdagangan orang, dalam hal ini TKI. f. Bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait dan pemerintah
Ekonomi SMA K - 5
62
1) Memperluas kesempatan kerja bagi kaum penyandang disabilitas, pemuda dan lansia.2) Menghilangkan diskriminasi kesempatan kerja berdasarkan gender. g. Bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait dan pemerintah daerah melakukan pengendalian, dan pemanfaatan TKA dengan cara:1) Mengatur pengendalian TKA yang lebih mengutamakan tenaga kerja dalam negeri dengan penetapan hambatan yang kualitatif
TKA.3) Menyusun instrumen ENT yang bisa menjadi alat untuk deteksi dini penggunaan TKA4) Menyusun peraturan perundangan tentang pelaksanaan alih ketrampilan dari TKA ke pendamping minimal dalam suatu Peraturan Menteri h. Meningkatan kerjasama dan sinergitas antar unit di lembaga yang menangani ketenagakerjaan, dan atau dengan para pemangku kepentingan, seperti SKPD, Bappeda, DPRD dan dunia bisnis
3.
Hubungan Industrial Dan Jamsostek Untuk mencapai hubungan industrial yang harmonis melalui High Road
Industrial Relation System, yang menjamin adanya fleksibilitas pasar kerja tanpa mengabaikan supremasi nilai kemanusiaan, maka kebijakan hubungan industrial yang harus dilaksanakan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasiharus didasarkan pada filosofi dan visi menciptakan High Road Industrial Relation System, yang menjamin terciptanya hubungan industrial yang harmonis, yakni: a. Pengupahan:
Menegaskan kepastian kebijakan pengupahan.
Memberi pemahaman kepada seluruh pihak terkait agar melakukan penentuan upah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Mengevaluasi
peraturan-peraturan
daerah
yang
teridentifikasi
menimbulkan kemelut dalam penentuan upah minimum. Evaluasi ini harus dilakukan oleh Biro Hukum.
Bersama dengan pemerintah daerah memberi pencerahan kepada perusahaan mengenai unsur kesejahteraan pekerja, yang tidak hanya didasarkan pada upah.
b. Pemborongan dan penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain (outsourcing) : Ekonomi SMA K - 5
63
Menunjukkan komitmen untuk menjamin kesejahteraan, keberlangsungan pekerjaan, dan jaminan sosial bagi pekerja dalam kegiatan pemborongan dan penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain.
Mengambil keputusan yang tegas dalam penegakan hukum terkait pelaksanaan kegiatan pemborongan dan penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain.
Mengambil langkah yang tegas terhadap kontroversi dalam pelaksanaan kegiatan pemborongan dan penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lainkarena terbitnya Permenakertrans No 19 Tahun 2012, Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No 4 Tahun 2013.
c. Jaminan sosial:
Menyarankan agar PT JAMSOSTEK pro-aktif melakukan sosialisasi mengenai program jamiman sosial bagi tenaga kerja.
Meningkatkan
koordinasi
dengan
SKPD
ketenagakerjaan
tentang
kepesertaan jamsostek.
Mengupayakan implementasi SJSN dalam waktu secepatnya untuk memecahkan permasalahan kesejahteraan pekerja/buruh, pesangon, outsourcing, dll).
Penerapan prinsip keadilan yang proporsional bagi kontribusi Pemerintah, Pengusaha, dan Pekerja dalam kebijakan SJSN.
d. Revitalisasi Serikat Pekerja:
Bersama dengan pemerintah daerah meningkatkan profesionalisme serikat pekerja/buruh.
Bersama dengan pemerintah daerah melakukan bimbingan mengenai budaya pekerja terhadap serikat pekerja/buruh.
Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah untuk menentukan representasi serikat pekerja/buruhyang sah dalam hubungan Tripartit dalam menentukan kebijakan ketenagakerjaan.
Meningkatkan ketegasan aparat ketertiban dan keamanan terhadap tindakan anarkis.
e. Kelembagaan Hubungan Industrial:
Meningkatkan kompetensi SDM, anggaran, sarana dan prasarana kelembagaan hubungan industrial.
Ekonomi SMA K - 5
64
Meningkatkan pemahaman daerah terhadap peraturan perundangundangan mengenai hubungan industrial.
Meningkatkan efektivitas Peradilan Hubungan Industrial.
Revitalisasi LKS Bipartit dengan memfungsikan LKS Bipartit kepada halhal penyamaan persepsi, dan pengembangan perusahaan
f. Peraturan perundang-undangan dan Konvensi ILO:
Mengupayakan sinkronisasi kebijakan untuk mendukung hubungan industrial yang harmonis dan berbudaya antar Kementerian/Lembaga, internal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta antara pusat dan daerah.
Meninjau
kembali
ketentuan
tentang
Kelembagaan
Hubungan
Industrial(KHI) untuk penguatan fungsi dengan cara antara lain: melibatkan akademisi/pakar dengan proporsi yang sama dengan unsur lainnya dalam KHI, meningkatkan profesionalisme unsur Tripartit Plus, komitmen yang kuat ketua/pimpinan dan anggota KHI, penguatan sarana dan prasarana KHI.
Mengkaji ulang dan menyempurnakan beberapa substansi perundangan dan aturan pelaksanaan dalam bidang hubungan industrial melalui mekanisme
pembahasan
secara
Tripartit
Plus,
dan
pengusulan
perubahannya dapat melalui prosedur khusus (kumulatif terbuka).
Melakukan revisi terhadap UU No. 13 Tahun 2003 yang berkaitan dengan outsourching, PHK, dll.
kesesuaiannya terhadap kondisi dan karakteristik Bangsa Indonesia.
6.Melaksanakan konv secara konsisten, dan menyiapkan pedoman pelaksanaan konvensi yang sudah diratifikasi.
Mensosialisasikan (awarness rising) terhadap konvensi yang sudah diratifikasi kepada semua masyarakat pekerja/buruh.
g. Pengembangan usaha-usaha ekonomi informal:
Bersama
dengan
pemerintah
daerah
dan
pihak
terkait
lainnya
memfasilitasi transisi usaha-usaha ekonomi informal menjadi usaha ekonomi formal.
Ekonomi SMA K - 5
65
Bersama dengan pemerintah daerah memberikan pembinaan tentang perlindungan tenaga kerja dan syarat-syarat kerja kepada pengusahapengusaha ekonomi informal.
4.
Pengawasan Ketenagakerjaan Untuk mewujudkan pengawasan ketenagakerjaan yang berfungsi sebagai
pengawal pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, maka kebijakan pengawasan ketenagakerjaan yang harus dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasiharus dilandaskan pada filosofi pengawasan ketenagakerjaan yang kuat, kompeten, professional, bermartabat, dan mengglobal, dengan cara: a.
Mengambil keputusan segera, apakah fungsi pengawasan ketenagakerjaan bersifat sentralistik, atau tetap desentralistik.
b.
Apabila bersifat sentralistik, maka
Harus ditarik kembali ke pusat fungsi pengawasan ketenagakerjaan, sekaligus untuk menunjukkan konsistensi pemerintah dan legislatif yang telah
meratifikasi
Konvensi
ILO
mengenai
pengawasan
ketenagakerjaan.
Harus dilakukan terobosan melalui berbagai kebijakan pemberdayaan, sistem karir fungsional, dan kesejahteraan pengawas ketenagakerjaan secara sungguh-sungguh.
Mengupayakan kenaikan tunjangan fungsional.
Mengupayakan
batas
tertinggi
pangkat/golongan
pengawas
ketenagakerjaan menjadi setidaknya sampai IV/d, dan batas usia pensiun menjadi 60 tahun.
Mengupayakan kesejahteraan lainnya karena selama menjadi aparat pemerintah daerah para pengawas ketenagakerjaan memperoleh tunjangan kesejahteraan yang berkisar antara Rp. 1 juta sampai Rp. 3,5 juta perbulan.d) Mengupayakan ketersediaan anggaran dan fasilitas pengawasan yang memadai sesuai kebutuhan lapangan.
c.
Selama
sentralisasi
pengawasan
ketenagakerjaan
belum
terwujud,
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus mengambil inisiatif stelsel aktif dalam bentuk:
Ekonomi SMA K - 5
66
1)
Menjadikan Perpres No 21 tahun 2010 Tentang Ketenagakerjaan
sebagai
mekanisme
utama
Pengawasan
penyelenggaraan
Pengawasan Ketenagakerjaan. 2)
Menjadikan
Gubernur,
Bupati
dan
Walikota
sebagai
agen
pengembangan dan peningkatan Pengawasan Ketenagakerjaan, agar pemerintah daerah:
Menjadikan faktor pengetahuan dan kompetensi dalam rekrutmen dan mutasi pengawas ketenagakerjaan.
Tidak menjadikan fungsi pengawasan ketenagakerjaan sebagai sumber Retribusi.
Tidak melakukan tekanan atau ancaman terhadap pengawas ketenagakerjaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Terbuka
aliran
informasi
hasil
dan
masalah
pengawasanketenagakerjaan dari kabupaten/kota ke provinsi dan pusat (antara lain wajib lapor bagi perusahaan). 3) Meningkatkan pertemuan-pertemuan antar pengawas ketenagakerjaan seluruh Indonesia untuk mempererat hubungan emosi dan profesi diantara korps pengawas. d. Bersama dengan pemerintah daerah meningkatkan peran pengawas ketenagakerjaan dalam penegakan hukum terkait dengan penggunaan tenaga kerja
penyandang
disabilitas,
pengendalian
penggunaan
TKA,
dan
perlindungan TKI di luar negeri. e. Bersama dengan pemerintah daerah meningkatkan jumlah dan spesialisasi Pengawas Ketenagakerjaan untuk menjamin pelaksanaan tugas-tugas pengawasan yang efektif. f. Bersama dengan pemerintah daerah meningkatkan kualitas dan kompetensi pengawas ketengakerjaan. g. Membentuk LSP Pengawasan Ketenagakerjaan. h.
Menyusundata
base
obyek
pengawasan
dan
hasil
pengawasan
ketenagakerjaan yang memiliki validasi tinggi dan dipergunakan sebagai rujukan publik serta sebagai bahan utama penyusunan Program Kerja. i. Menetapkan tanggung jawab wilayah kerja secara berkelompok atau secara individu untuk mengatasi kekurangan Pengawas Ketenagakerjaan.
Ekonomi SMA K - 5
67
j.
Mengupayakan
pembentukan
jejaring
kerjasama
antara
pengawas
ketenagakerjaan Indonesia dengan pengawas ketenagakerjaan negara sahabat, terutama dengan negara-negara penempatan TKI agar TKI memperoleh perlindungan dari pengawas ketenagakerjaan di negara penempatan.
D. Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi lebih mengutamakan
pengungkapan
kembali
pengalaman
peserta
diklat
menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : 4. Aktivitas individu, meliputi : d. Memahmai dan mencermati materi diklat e. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan f. Melakukan refleksi 5. Aktivitas kelompok, meliputi : d. mendiskusikan materi pelatihan e. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan f. penyelesaian masalah /kasus E. Latihan/kasus/tugas 1.Bagaimana pandangan anda tentang Justifikasi ketenagakerjaan lokal? Jelaskan! 2. Bagaimanakah pendapat kalian mengenai perlindungan atas tenaga kerja lokal? 4. Bagaimanakah pandangan anda tentang arah kebijakan ketenagakerjaan tahun 2014-2019? Unjuk Kerja Petunjuk: 1. Bentuk kelompok yang beranggotakan lima orang. 2. Lakukanlah pendataan mengenai ketenagakerjaan di salah satu wilayah tempat tinggal kalian (minimal dalam satu R T). Ekonomi SMA K - 5
68
3. Buat laporannya dalam lembar kerja. F. Rangkuman Bidang ketenagakerjaan adalah muara dari berbagai kondisi di hulu.Oleh karena itu, seharusnya bidang ketenagakerjaan mendapat perhatian dan keberpihakan dari
seluruh
sektor.Tetapi
nampaknya
keberpihakan
terhadap
bidang
ketenagakerjaan masih belum ada.Pertumbuhan ekonomi yang anomali lebih mengedepankan
growth
ketimbang
kesempatan
kerja.Investasi
yang
berkembang juga lebih mengutamakan sektor-sektor yang non-tradeable dan padat modal, mengabaikan sektor-sektor tradeable dan padat karya.Situasi lingkungan bagi ketenagakerjaan semakin buruk lagi karena penegakan hukum yang tidak tegas dan kurangnya relasi antara hukum dan politik, yang mengindikasikan adanya unsur pembiaran dari pihak yang berwenang akan situasi ini. Pada sisi lain, tiap kementerian/lembaga baik pusat maupun daerah belum menunjukkan misi pembangunan sebagai satu kesatuan dalam wadah NKRI karena lebih mengedepankan egonya masing-masing. Perusahaan dan pekerja pun belum menunjukkan budaya yang dapat mengurangi buruknya kondisi ini.
Kondisi lingkungan strategis yang kurang berpihak pada bidang ketenagakerjaan ini berdampak negatif dan kuat terhadap kebijakan ketenagakerjaan yang dilaksanakan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.Pelatihan keterampilan kerja sebagai salah satu tugas dan fungsi utama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi kurang berdayaguna dan berhasil guna karena dukungan SDM, peralatan, dan anggaran yang kurang memadai.Selain itu, sangat jelas indikasinya bahwa Kementerian/Lembaga pemerintah lainnya juga melaksanakan pelatihan keterampilan kerja secara parsial dan tanpa koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.Dan tidak kalah penting adalah adanya duplikasi pelaksanaan pelatihan antara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena itu, agar persoalan ketenagakerjaan Indonesia dapat keluar dari lingkaran setan (vicious circle) menuju lingkaran kebajikan (virtuous circle), maka kebijakan ketenagakerjaanharus direlokasi kedalam lingkungan strategis baik internal maupun eksternal yang ideal, yang mendukung dan berpihak, sehingga Ekonomi SMA K - 5
69
dapat tercipta kebijakan ketenagakerjaan yang integratif, kuat, dan demokratis. Untuk itu, harus ditetapkan berbagai kondisi dan kebijakan yang bersifat conditio sine qua non, yakni:a. Kebijakan makro, dan sektoral yang mempertimbangkan perkembangan kependudukan dan angkatan kerja.b. Pertumbuhan ekonomi yang tidak anomali, yang pro kesempatan kerja dan kebijakan investasi yang pro sektor tradeable serta padat karya.c.Adanya relasi yang kuat antara hukum dan dimana hukum bekerja, dalam sebuah situasi politik yang memungkinkannya untuk menjadi perwujudan dari nilai-nilai keadilan.d.Kearifan menghadapi, dan kemampuan memetik manfaat dari globalisasi perekonomian.e. Berjalannya labor market flexicurity, dimanapada satu sisi fleksibilitas pasar kerja dipelihara, dan disisi lain supremasi nilai kemanusiaan tidak diletakkan dibelakang.f. Perusahaan, pekerja, dan pemerintah yang berbudaya.g.Otonomi daerah yang taat azas terhadap peraturan perundang-undangan dalam cita-cita maju bersama dalam tatanan NKRI.h.Pelatihan keterampilan kerja dijadikan sebagai gawe nasional yang terkoordinir dengan dasar hukum yang kuat, tidak parsial dan duplikatif. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, independen, bebas dari politik dan tekanan, dibarengi dengan tersedianya jumlah pengawas ketenagakerjaan yang memadai dan kompeten. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 5. Apa
yang
Bapak/Ibu
pahami
setelah
mempelajari
materi
kebijakan
ketenagakerjaandi berbagai daerah 6. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi kebijakan ketenagakerjaan di berbagai daerah 7. Apa manfaat materi pengelolan koperasi terhadap tugas Bapak/Ibu ? 8. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan ini
Ekonomi SMA K - 5
70
DAFTAR RUJUKAN Aritonang, Saut 2013 Arah Kebijakan Bidang Ketenagakerjaan 2014 – 2019 Menuju Terwujudnya Buruh yang Sejahtera dan Budaya Buruh yang Demokratis. Disampaikan pada Diskusi Penyusunan Arah Kebijakan Bidang Ketenagakerjaan 2014-2019.Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan. Jakarta Arka, I Gusti Made2013 Sistim Pengawasan Ketenagakerjaan yang Ideal di Era Otonomi
Daerah.Disampaikan
pada
Diskusi
Penyusunan
Arah
Kebijakan Bidang Ketenagakerjaan 2014-2019.Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan. Jakarta http://www.kppod.org/datapdf/news/ed042003.pdf/diaksestgl17nopember2015
Ekonomi SMA K - 5
71
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6 INVESTASI SAHAM
A. Tujuan Tujuan pembelajaran diklat tentang investasi saham adalah agar peserta diklat : 1.
Aktif dalam menkaji referensi tentang pengertian investasi saham melalui mengkaji refensi.
2.
Menganalisis tentang keunggulan saham melalui diskusi
3.
Memberi contoh masing masing jenis oblidasi melalui diskusi.
4.
Menghitung capital again dan capital loss dalam investasi dengan saham melalui diskusi
5.
Menyusun strategi yang efisien dalam investasi dengan saham melalui diskusi.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.
Mendiskripsikan pengertian investasi saham
2.
Menganalisis keunggulan saham
3.
Memberi contoh masing masing jenis sahami
4.
Menghitung capital again dan capital loss dalam investasi dengan saham.
5.
Menyusun strategi yang efisien dalam investasi dengan saham.
Ekonomi SMA K - 5
72
C. Uraian Materi SAHAM SEBAGAI PILIHAN INVESTASI Investasi dapat Anda lakukan dengan menabung, deposito, membeli tanah, bangunan, membeli emas maupun membeli surat berharga seperti saham, saham, dan lain-lain. Saham adalah surat berharga yang paling populer di antara surat berharga lainnya di pasar modal, karena bila dibandingkan investasi lainnya saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan yang lebih besar dalam waktu relatif singkat (high return). Selain high return, saham juga memiliki sifat high risk yaituk suatu ketika harga saham dapat juga melorot secara cepat. Dengan karakteristik high risk high return ini maka pemodal perlu terus memantau pergerakan harga saham yang dipegangnya, agar keputusan yang tepat dapat dihasilkan dalam waktu yang tepat pula. Pada dasarnya semua pilihan invetasi mengandung peluang keuntungan di satu sisi dan potensi kerugian atau resiko di sisi lain. Seperti tabungan dan deposito di bank memiliki resiko kecil karena tersimpan aman di bank, tetapi kekurangannya keuntungan yang lebih sedikitk dibanding posisi keuntungan dari saham. Investasi di properti (rumah dan tanah) semakin lama harganya semakin tinggi, tetapi juga beresiko apabila tergusur atau terjadi kebakaran, usaha sendiri (wiraswasta) beresiko bangkrut/pailit sementara investasi di emas memiliki resiko harga turun. Keuntungan dari hasil jual beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham. Misalnya sewaktu membeli nilainya Rp 2.000/saham dan kemudian dijual dengan harga Rp 2.500. Jadi selisih yang sebesar Rp 500 ini disebut Capital Gain. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi ada bagian yang ditaham kembali. Besarnya dividen yang anda terima ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut. Namun yang perlu dicatat adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi tergantung kepada kondisi perusahaan itu sendiri (khususnya berkaitan dengan keuntungan yang diraih); artinya jika perusahaan mengalami kerugian tentu saja dividen tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut.
Ekonomi SMA K - 5
73
Capital Loss merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana Anda menjual saham yang anda miliki di bawah harga belinya. Misalnya saham PT. Kupetemu Anda beli dengan harga Rp 2.000/saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400/saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, maka anda kemudian menjual pada harga tersebut sehingga anda mengalami kerugian sebesar Rp 600 per saham. Itulah capital loss yang menimpa anda. Sebelum Anda melakukan jual beli saham, seperti layaknya membuka rekening di bank maka terlebih dahulu Anda harus membuka rekening di satu atau beberapa Perusahaan Efek. Dengan pembukaan rekening tersebut maka secara resmi Anda telah tercatat sebagai nasabah dan data identitas anda tercatat dalam pembukuan Perusahaan Efek seperti Nama, Alamat, Nomor Rekening Bank dan data-data lain. Bersamaan dengan pembukaan rekening ini, Anda menandatangani perjanjian dengan Perusahaan Efek yang menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak. Saham adalah bukti sebagian kepemilikan atas suatu perusahaan tertentu, dimana tiap saham menunjukkan satu suara kepemilikan. Saham terdiri dari dua jenis:
Saham preferen, saham yang mempunyai hak likuidasi baik di pasar perdana atau biasa.
Saham biasa, saham yang umum diperdagangkan baik di pasar perdana atau sekunder.
Proses jual beli saham dapat dijelaskan melalui ilustrasi berikut: Anda melakukan pembelian saham dimana posisi Anda sebagai investor beli dan anda harus menghubungi pialang beli yang kemudian meneruskan instruksi Anda tersebut sebagai pialang/WPPE-nya (Wakil Perantara Pedagang Efek) yang berada di Lantai Bursa (trading floor). Bursa yang dikenal dengan sebutan JATS (Jakarta Automated Trading System). Sistem komputer tesrebut menggunakan sistem tawar menawar sehingga untuk aktivitas beli akan diambil dari harga tertinggi dan sebaliknya untuk aktivitas jual diambil dari harga terendah. Jika Anda ingin melakukan penjualan saham, maka posisi Anda adalah sebagai Investor Jual. Pada dasarnya proses yang dilakukan sama yaitu Anda harus menghubungi Pialang Jual dan seterusnya.
Ekonomi SMA K - 5
74
Saham adalah bagian kepemilikan dari suatu badan usaha. Jika Anda membeli atau memiliki sebagian saham dari suatu perusahaan berarti Anda ikut serta memiliki perusahaan dan tentu saja Anda memiliki klaim baik pada kekayaan maupun pada penghasilan perusahaan. Dengan memiliki saham yang diperjual belikan tersebut maka Anda memiliki kesempatan untuk menjadi salah satu pemilik dar perusahaan-perusahaan besar dan blue chip yang ada di Indonesia pada saat ini, seperti PT. Indosat, PT. Gudang Garam, PT. Astra International, dan lain-lain. Sebagai pemilik, Anda memiliki hak suara dalam Rapat-rapat Pemegang Saham. Sehingga Anda berhak untuk turut menetukan kebijakan perusahaan, memilih dan memberhentikan Direksi/Komisaris, serta menerima bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan pada Pemegang Saham atau yang dikenal sebagai dividen. Masih banyak orang yang ragu dalam cara berinvestasi saham di bursa karena alasan terlalu riskan. Takut memilih saham yang salah, mereka lebih memilih berinvestasi yang mereka pikir lebih aman. Memahami seluk beluk perusahaan saham, seperti laporan keuangan, keadaan perusahaan dan lain-lain, adalah kunci dari suksesnya investasi Anda. Segala informasi tentang saham Anda yang Anda pilih dari perusahaan efek yang Anda pilih atau dari informasi di koran atau majalah. Ketika Anda membeli salah satu saham perusahaan yang tercatat di bursa efek, Anda menjadi salah satu pemilik dari perusahaan tersebut. Bila kinerja perusahaan tersebut berjalan dengan baik, Anda akan mendapatkan bagian dari keuntungan seperti dividen dan harga dari saham yang Anda miliki akan naik. Tetapi kinerja perusahaan buruk, nilai dari investasi Anda akan turun. Banyak orang yang berminat berminat berinvestasi di pasar saham. Apalagi bila kita lihat bursa saham Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu bursa yang mempunyai kinerja istimewa, terbaik di Asia Pasifik. Bahkan di tahun 2010 bursa saham berhasil mencatatkan kenaikan 46%. Karena itu banyak orang yang ingin mencicipi nikmatnya keuntungan di bursa saham. Pertanyaan banyak orang awam yang ingin berinvestasi di pasar saham adalah bagaimana memulainya. Jika Anda ingin memulai berinvestasi di pasar saham, ada dua cara untuk melakukannya:
Ekonomi SMA K - 5
75
Yang pertama, anda langsung bertransaksi sendiri di pasar saham, yaitu Anda sendiri yang membeli atau menjual saham. Untuk bisa melakukan transaksi saham sendiri di BEI (Bursa Efek Indonesia), Anda harus menjadi nasabah perusahaan pialang, sekuritas atau broker. Perusahaan ini akan menjadi perantara antara Anda dan BEI. Setelah membuka rekening di perusahaan pialang, Anda harus menyetor uang senilai jumlah tertentu. Sekarang cukup dengan modal 10 juta Anda sudah bisa membuka rekening di broker saham. Setelah itu Anda baru bisa bertransaksi saham. Yang menjadi masalah biasanya ada pada pemilihan broker. Ada banyak sekali broker yang menjadi anggota BEI pada saat ini. Jadi pastikan Anda memilih broker seteliti mungkin. Jangan sampai broker nakal yang Anda pilih. Nanti malah uang Anda hilang karena broker yang nakal. Contohnya kasus Sarijaya Securities karena adanya penyalahgunaan rekening milik nasabah (Januari 2009). Sebelum Anda memilih broker, sebaiknya Anda membaca dahulu tips untuk memilih broker saham terbaik. Sekarang banyak broker berlomba-lomba menawarkan fasilitas online trading. Jika Anda tertarik melakukan trading sendiri secara online, berikut adalah daftar lengkap broker saham yang menyediakan fasilitas online trading. Yang kedua adalah dengan melakukan transaksi saham secara tidak langsung, caranya dengan membeli produk investasi seperti reksadana (mutual fund) atau produk campuran antara investasi dan asuransi yang dinamakan unit link. Ditinjau dari asal katanya, reksadana berasal dari kata „reksa‟ yang artinya „memelihara‟ dan „dana‟ yang berarti „uang‟. Jadi, reksadana atau mutual fund bisa diartikan sebagai „uang yang dipelihara bersama untuk suatu kepentingan yang sama‟. Reksadana lahir dari kebutuhan masyarakat umum yang kurang paham seluk beluk investasi. Reksadana ini menghimpun dana dari masyarakat, dan kemudian dana tersebut dikelola oleh para manager investasi (fund manager). Dana tersebut dimasukkan ke dalam berbagai instrumen investasi, salah satunya pasar saham. Sedangkan unit link adalah produk dari perusahaan asuransi, kadang bekerja sama dengan bank, atau sekuritas yang menggabungkan investasi dan asuransi dalam satu produk. Ekonomi SMA K - 5
76
Jika Anda termasuk orang yang tidak punya waktu untuk bertransaksi sendiri, tidak punya kemampuan untuk melakukan analisis saham, tidak tahan jantungan mengamati perkembangan saham, mungkin Anda cocok untuk mengambil produk seperti reksadana atau unit link. Sisi positif dari produk reksadana adalah Anda bisa memulai membeli dengan modal yang lebih rendah dibanding bertransaksi sendiri di pasar saham. Banyak reksadana yang mensyaratkan modal hanya Rp 500 ribu sudah bisa membeli reksadana. Reksadana banyak sekali macamnya dan bisa dibeli di berbagai agen penjual reksadana. Biasanya agen penjual ini adalah perbankan atau sekuritas tertentu. Cara Menghubungi Perusahaan Pialang Seperti telah dijelaskan di atas bahwa cara berinvestasi saham Anda harus menghubungi salah satu Perusahaan sekuritas yang juga merupakan Anggota Bursa Efek. Sebelum Anda memutuskan Perusahaan Efek yang akan menjadi pialang Anda, sebaiknya Anda menghubungi terlebih dahulu beberapa Perusahaan Efek dan membandingkan pelayanan dan biaya yang mereka tawarkan. Pilihan Anda pada satu Perusahaan Efek sangat tergantung pada layanan apa yang Anda inginkan. Apakah Anda hanya mengharapkan Perusahaan Efek melaksanakan / mengeksekusi pesanan Anda, atau Anda juga mengharapkan suatu nasihat investasi, atau bahkan Anda mengharapkan Perusahaan Efek tersebut yang mengelola portfolio Anda. Jika Anda telah memilih satu perusahaan Efek, maka beberapa hal ini perlu diperhatikan :
Membuka Rekening. Pada umumnya suatu Perusahaan Efek akan meminta Anda sebagai calon nasabah untuk menandatangani new account agreement. Untuk itu, Anda harus mempelajari informasi yang terdapat dalam dokumen ini karena di dalamnya tercantum hak dan kewajiban Anda selaku pemegang rekening tersebut. Jelaskan dengan jujur mengenai tujuan investasi Anda dan keadaan keuangan pribadi Anda, termasuk pendapatan, total kekayaan dan pengalaman investasi Anda; berdasarkan informasi ini sales representative akan memberikan rekomendasi investasi.
Memutuskan siapa yang akan mengendalikan account Anda tersebut. Apakah Anda sendiri yang mengambil keputusan investasi atau Anda
Ekonomi SMA K - 5
77
menyerahkan keputusan tersebut pada Perusahaan Efek Anda (Dicretionary Authority). Pada discretionary authority, perusahaan efek akan mengambil keputusan investasi berdasarkan pertimbangannya tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan Anda tentang harga, jenis saham, jumlah dan waktu jual / beli. Pentingnya mempelajari bagaimana memilih saham yang menguntungkan adalah perlu menginvestasikan pengetahuan kepada diri sendiri, seperti dengan membaca buku atau belajar dari berbagai sumber. Memang
benar,
ada berbagai kontroversi dari kegagalan perusahaan-
perusahaan besar seperti yang saya contohkan pada artikel ini. Saya membahas berbagai contoh saham lain yang tidak sukses dalam buku keenam saya yang berjudul Bandarmology: Ketika semua saham ada bandarnya. Investasi itu ibarat memilih dan mengembangkan bebek yang memiliki telur emas, perlu kesabaran dan pengetahuan yang cukup agar berhasil. Salam investasi untuk Indonesia. *Ryan Filbertmerupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, saham, reksadana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain: Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology, dan Rich Investor from Growing Investment. Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Setiap bulannya, Ryan Filbert sering mengadakan seminar dan kelas edukasi di berbagai kota di Indonesia. Harapan besar Ryan adalah memberikan sebuah sedikit 'jalan terang' bagi edukasi mengenai investasi agar semakin banyak orang Indonesia yang 'melek' akan dunia investasi dan keuangan.
Ekonomi SMA K - 5
78
D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Investasi Saham” sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 1) menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
15 menit
2) mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. 3) menyampaikan garis besar cakupan materi investasi saham. Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa 105 menit kelompok dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Guru memberi informasi dan tanya jawab dengan contoh kontekstual tentang investasi saham dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 2)
Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok F) masing-masing beranggotakan 6 orang.
3) Guru memberi tugas menggunakan LKS untuk dikerjakan masing masing kelompok : Klpk A dan D mengerjakan LKS1, B dan E mengerjakan LKS2, C dan F mengerjakan LKS3. 4) Peserta diklat berdiskusi mengerjakan kuis tentang permasalahan ekonomi dan cara menanganinya yang tercantum dalam LK1, LK2, dan LK3.. 5) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 6) Masing masing kelompok presentasi hasil diskusi.
melakukan
7) Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada
Ekonomi SMA K - 5
79
Kegiatan
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan diskusi dan kerja kelompok.
Kegiatan Penutup
1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2) Melakukan refleksi terhadap yang sudah dilaksanakan.
15 menit
kegiatan
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) Merencanakan kegiatan tindak dalam bentuk pembelajaran.
lanjut
E. Latihan/Kasus/Tugas 1.
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A dan C sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh perbedaan investasi saham bila dibandingkan dengan investasi obligasi!
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh permasalahan yang terjadi untuk bisa melakukan investasi saham!
c.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang permasalahan pokok yang mereka alami seandainya berinvestasi saham!
d.
Jelaskan dampak investasi saham bagi pemilik modal dan bagi perkonomian nasional!
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi saham!
f.
Diskripsikan upaya untuk menanggulangi masing masing masalah yang berhubungan dengan investasi saham menurut pendapat kelompok anda!
2.
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
h.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok B dan D sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh perbedaan investasi saham bila dibandingkan dengan investasi surat berharga yang lain!
Ekonomi SMA K - 5
80
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh permasalahan yang terjadi untuk bisa melakukan investasi saham!
c.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang permasalahan pokok yang mereka alami seandainya berinvestasi saham!
d.
Jelaskan dampak masing masalah tersebut diatas secara makro!
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi saham dan oblgasi!
f.
Diskripsikan upaya untuk menanggulangi masing masing masalah yang berhubungan dengan investasi saham menurut pendapat kelompok anda!
F.
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
h.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
Rangkuman
Saham adalah bukti sebagian kepemilikan atas suatu perusahaan tertentu, dimana tiap saham menunjukkan satu suara kepemilikan. Saham terdiri dari dua jenis:
Saham preferen, saham yang mempunyai hak likuidasi baik di pasar perdana atau biasa.
Saham biasa, saham yang umum diperdagangkan baik di pasar perdana atau sekunder.
Proses jual beli saham dapat dijelaskan melalui ilustrasi berikut: Anda melakukan pembelian saham dimana posisi Anda sebagai investor beli dan anda harus menghubungi pialang beli yang kemudian meneruskan instruksi Anda tersebut sebagai pialang/WPPE-nya (Wakil Perantara Pedagang Efek) yang berada di Lantai Bursa (trading floor). Bursa yang dikenal dengan sebutan JATS (Jakarta Automated Trading System). Sistem komputer tesrebut menggunakan sistem tawar menawar sehingga untuk aktivitas beli akan diambil dari harga tertinggi dan sebaliknya untuk aktivitas jual diambil dari harga terendah. Jika Anda ingin melakukan penjualan saham, maka posisi Anda adalah sebagai Investor Jual. Pada dasarnya proses yang dilakukan sama yaitu Anda harus menghubungi Pialang Jual dan seterusnya.
Ekonomi SMA K - 5
81
Jika Anda telah memilih satu perusahaan Efek, maka beberapa hal ini perlu diperhatikan :
Membuka Rekening. Pada umumnya suatu Perusahaan Efek akan meminta Anda sebagai calon nasabah untuk menandatangani new account agreement.
Memutuskan siapa yang akan mengendalikan account Anda tersebut. Apakah Anda sendiri yang mengambil keputusan investasi atau Anda menyerahkan keputusan tersebut pada Perusahaan Efek Anda (Dicretionary Authority).
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki, 1992. Intermediate Accounting, Edisi ke 7. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Sembiring, Y. dan Sembiring, L., 1987. Soal-soal dan Pembahasan Intermediate Accounting. Bandung : Pionir Jaya. Bambang Subroto, Drs. Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. Siswanto Sutojoyo & Dr. F. Kleinsteuber. Financial Management for Non Financial Executive, Cetakan Pertama. PT. Damar Mulia Pustaka – Jakarta. Drs. Ainun Na‟im, MBA, Akt. Akuntansi Keuangan 2, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. www.google.com : Investasi Dalam Saham
Ekonomi SMA K - 5
82
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7 PERANAN APBD
A. Tujuan Tujuan pembelajaran diklat tentang peran APBD adalah agar peserta diklat : 1)
Mengidentifikasi tentang komponen pendapatan dalam APBD.melalui mengkaji referensi
2)
Mengidentifikasi tentang komponen pengeluaran dalam APBD.melalui mengkaji referensi.
3)
Menganalisis peran APBD dalam pembangunan di daerah melalui diskusi
4)
Menganalisis
peran
APBD
dalam
peningkatan
perekonomian
masyarakat melalui diskusi.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Mengidentifikasi komponen pendapatan dalam APBD.
2)
Mengidentifikasi komponen pengeluaran dalam APBD.
3)
Menganalisis peran APBD dalam pembangunan di daerah
4)
Menganalisis
peran
APBD
dalam
peningkatan
perekonomian
masyarakat C. Uraian Materi Peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain. Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus. APBD disusun dengan tujuan untuk mengatur pembelanjaan daerah dari penerimaan yang direncanakan supaya dapat mencapai sasaran yang
Ekonomi SMA K - 5
83
ditetapkan,
yaitu
menciptakan
pertumbuhan
ekonomi
dan
kemakmuran
masyarakat. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran, terhitung mulai tgl 1 Januari s.d. 31 Desember. Dalam menyusun Rancangan APBD Kepala Daerah menetapkan preoritas dan plafon anggaran sebagai dasar penyusunan rencana kerja dan anggaran kepala satuan kerja perangkat daerah, menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Kemudian disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD tahun berikutnya yang diajukan kepada DPRD untuk memperoleh persetujuan. Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan dengan
keputusan
Gubernur/Bupati/Wali
Kota.
Pemerintah
daerah
menyampaikan laporan realisasi semester pertama kepada DPRD pada akhir juli tahun anggaran yang bersangkutan. Informasi yang disampaikan dalam laporan tersebut menjadi bahan evaluasi pelaksanaan APBD semester pertama dan penyesuaian/perubahan APBD semester berikutnya. Ketentuan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBD ditetapkan tersendiri dalam Undang undang yang mengatur keuangan negara. Sumber Penerimaan dan Jenis Pengeluaran Pemerintah Daerah a. Penerimaan Daerah Penerimaan daerah pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah bersumber dari: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) a) Hasil pajak daerah b) Hasil retribusi daerah c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan d) Lain-lain pendapatan asli daerah. 2) Dana Perimbangan a) Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan bagian daerah yang bersumber dari penerimaan pajak maupun sumber daya alam..
Ekonomi SMA K - 5
84
b) Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan instrumen tranfer daerah yang berperan untuk meminimumkan ketimpangan fiskal antar daerah, sekaligus memeratakan kemampuan keuangan antar daerah, dan dialokasikan dalam bentuk block grant Sesuai dengan UU no 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. c) Dana Alokasi Khusus (DAK) Pada awalnya DAK disediakan bagi daerah, keseluruhnya bersumber dari dana reboisasi (DR) yang dialokasikan untuk membiayai kebutuhan khusus, seperti kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan mengunakan rumus alokasi umum atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau perioritas nasional. Realisasi DAK DR sangat dipengaruhi oleh besarnya penerimaan negara yang bersumber dari dana reboisasi yang dapat dihimpun oleh pemerintah. b. Pengeluaran Daerah 1) Pengeluaran Pemerintah daerah Provinsi Terdiri atas belanja, bagi hasilpendapatan ke kabupaten/kota/desa, dan pengeluaran pembiayaan. a) Belanja, terdiri atas belanja operasional, belanja modal, dan belanja tak tersangka. b) Bagi hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa, berupa bagi hasil pajak, bagi hasil retribusi, bagi hasil pendapatan lain. c) Pengeluaran Penyertaan
Pembiayaan, Modal
berupa
Pemerintah,
Pembayaran
Belanja
Investasi
Pinjaman, Permanen,
Pemberian Pinjaman jangka Panjang. 2) Pengeluaran Pemerintah daerah Kabupaten/Kota Pengeluaran pemerintah daerah kabupaten dan kota terdiri dari belanja, bagi hasil, pendapatan desa dan pengeluaran pembiayaan. Untuk pengeluaran daerah kabupaten kota sama rincian biaya pengeluarannya dengan rincian pengeluaran pemerintah daerah propinsi. APBN dan APBD mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian negara dan daerah. Ini disebabkan oleh kegiatan pemerintah di tingkat pusat dan daerah tergantung pada anggaran yang ditetapkan. APBN dan
Ekonomi SMA K - 5
85
APBD mencerminkan kebijakan pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah serta menunjukkan arah dan prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan. Secara umum produktivitas dan laju pertumbuhan ekonomi juga sangat ditentukan oleh APBN dan APBD.
APBD dan Stimulus Ekonomi Otonomi daerah memberikan kebebasan pemda untuk menggunakan anggaran sesuai keperluan mereka. Asumsinya, pemerintah daerah lebih mengerti kondisi di daerahnya sehingga alokasi anggaran lebih tepat dan sesuai kebutuhan. UU No 25/1999 tentang Desentralisasi Fiskal memberikan jaminan pemda untuk menggunakan APBD demi perekonomian daerahnya. Sesuai UU No 25/1999, ada lima komponen sumber penerimaan PAD, yaitu pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD, penerimaan dinas, dan penerimaan sah lainnya. Namun, di daerah-daerah di Jawa, PAD hanya memberikan kontribusi kurang dari 10 persen dari APBD. Bagian terbesar dari APBD di daerah-daerah di Pulau Jawa adalah DAU (dana alokasi umum) dari pemerintah pusat. Mazhab ekonomi Keynessian dan Neo-Keynessian memberikan saran bahwa campur tangan pemerintah dalam perekonomian sangat diperlukan untuk menciptakan keseimbangan perekonomian dalam jangka pendek. Dalam kondisi ekonomi booming, maka pemerintah bisa mengurangi campur tangannya dalam perekonomian. Namun, pada saat perekonomian mengalami overheating atau aktivitas ekonomi yang terlalu dinamis, pemerintah bisa mengerem laju pertumbuhan ekonomi untuk menghindari resesi. Sebaliknya, dalam kondisi perekonomian lesu, pemerintah harus membantu menggairahkan kondisi ekonomi. Instrumen yang digunakan pemerintah dalam mengendalikan perekonomian adalah instrumen fiskal, yaitu anggaran. Selama ini masyarakat mempunyai anggapan bahwa yang bertanggung jawab memberikan stimulus dalam perekonomian adalah pemerintah pusat, maka instrumen yang dilakukan dengan pengelolaan APBN. Masalahnya, dalam era otonomi daerah sekarang ini, kontrol pemerintah terhadap anggaran dikurangi. Ini karena adanya kewajiban bagi pemerintah pusat untuk membagi wewenang dalam penentuan anggaran pembangunan bagi daerah melalui mekanisme DAU. Dana alokasi umum berarti
Ekonomi SMA K - 5
86
pemerintah menyerahkan sebagian tanggung jawabnya dalam melakukan stimulus bagi perekonomian. UU No 25/1999 berarti pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk turut serta memberikan rangsangan (stimulus) dalam perekonomian apabila kondisi ekonomi lesu. Ini dilakukan dengan pengelolaan APBD secara benar. Ini tampaknya kurang dipahami pemerintah daerah. Ada banyak kasus kebijakan pemda tidak mempunyai tujuan menggerakkan perekonomian daerah. Misalnya dalam menentukan anggaran pembangunan, banyak proyek pemda yang tidak bisa dilihat dampak berantai (multiplier effect)-nya bagi perekonomian. Kondisi di daerah miskin di Pulau Jawa, pembangunan (fisik dan nonfisik) tidak berjalan dengan baik karena APBD defisit sehingga hanya cukup untuk membiayai anggaran rutin. Sebaliknya, di daerah kaya di luar Pulau Jawa, yang APBD-nya surplus, maka kesulitannya adalah menentukan prioritas pembangunan. 1)
Pengelolaan APBD yang tidak efisien ternyata mempunyai dua sisi. Defisit APBD yang terjadi di daerah-daerah di Pulau Jawa jelas berdampak negatif bagi perekonomian daerah karena pemda tidak mampu memberikan stimulus bagi perekonomian. Namun, daerah yang mempunyai APBD surplus ternyata juga tidak mampu memberikan stimulus bagi perekonomian dengan APBD karena anggaran pembangunan tidak dikelola dengan efisien. Pembangunan
kesejahteraan
pembangunan
daerah.
sosial,
Sedikitnya
memiliki
ada
empat
arti
strategis
(4)
fungsi
bagi
penting
pembangunan kesejahteraan sosial bagi keberlanjutan pembangunan di daerah : a.
Mempertegas peran penyelenggara negara dalam melaksanakan mandat
“kewajiban
Negara”
(state
obligation)
untuk
melindungi
warganya dalam menghadapi resiko-resiko sosial-ekonomi yang tidak terduga (sakit, bencana alam, krisis) dan pemenuhan kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dan berkualitas. b.
Mewujudkan cita-cita keadilan social secara nyata. Pembangunan kesejahteraan
social
yang
dilandasi
prinsip
solidaritas
dan
kesetiakawanan sosial pada dasarnya merupakan sarana redistribusi kekayaan suatu daerah dari kelompok berpenghasilan kuat (pengusaha,
Ekonomi SMA K - 5
87
penguasa, pekerja mandiri) kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Melalui mekanisme perpajakan, pemerintah daerah mengatur dan menyalurkan sebagian PAD-nya untuk menjamin tidak adanya warga masyarakat yang tertinggal dan terpinggirkan oleh derap pembangunan. c.
Mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembangunan kesejahteraan social memberi kontribusi terhadap penyiapan tenaga kerja, stabilitas social, ketahanan masyarakat, dan ketertiban social yang pada hakekatnya merupakan prasarat penting bagi pertumbuhan ekonomi. Sebagai ilustrasi, program perlindungan anak atau pelatihan remaja putus sekolah memperkuat persediaan dan kapasitas tenaga kerja dalam memasuki dunia kerja. Stabilitas social merupakan fondasi bagi pencapaian
pertumbuhan
ekonomi,
kepada
masyarakat
yang
menghadapi konflik social sulit menjalankan kegiatan pembangunan. d.
Meningkatkan
Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM).
Fokus
pembangunan kesejahteraan social adala pada pembangunan manusia dan kualitas SDM memlalui perlunya pendidikan dan kesehatan masyarakat penduduk miskin. 2)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintahan dan
program-program
pembangunan.
Dana
untuk
pembiayaan
pembangunan daerah terutama digali dari sumber kemampuan sendiri dengan prinsip peningkatan kemandirian dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan
kata
lain,
pemerintah
daerah
dipacu
untuk
meningkatkan
kemampuan seoptimal mungkin didalam membelanjai urusan rumah tangga sendiri, dengan cara menggali segala sumber dana potensial yang ada di derah. Sumber penerimaan (PAD) yang dimaksud adalah pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan dari dinas-dinas dan penerimaan lain-lain, juga penerimaan dari bagi hasil bukan pajak, sumbangan dan bantuan baik pemerintah pusat maupun dari pemerintah Provinsi sebagai atasannya serta penerimaan pembangunan berupa pinjaman. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap pembangunan Pemerintah Kabupaten Kepulauan sula dalam kurun waktu Tahun Anggaran
Ekonomi SMA K - 5
88
(TA) 2009 – 2011 cukup signifikan dengan rata-rata kontribusi sebesar 80% per tahun. Kontribusi penerimaan (PAD) terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula tercermin dalam APBD-nya, dikaitkan dengan kemampuannya untuk melaksanakan otonomi daerah terlihat cukup baik. Untuk
meningkatkan
memperbesar
kontribusi
kontribusinya
penerimaan
terhadap
APBD
PAD
dan
Pemerintah
sekaligus Kabupaten
Kepulauan Sula, maka Pemda perlu melakukan beberapa langkah di antaranya peningkatan pemungutan pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan dari dinas-dinas dan penerimaan lain-lain, juga penerimaan dari bagi hasil bukan pajak yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada. D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Peran APBD ” sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 1) menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
Alokasi Waktu 15 menit
2) mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. 3) menyampaikan garis besar cakupan materi peran APBD Kegiatan Inti
Membagi peserta kelompok dimana berikut : 1) Guru memberi dengan contoh APBD dengan kontekstual..
diklat ke dalam beberapa langkah-langkahnya sebagai 105 menit informasi dan tanya jawab kontekstual tentang peran menggunakan contoh yang
2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok F) masing-masing beranggotakan 6 orang. 3) Guru memberi tugas menggunakan LKS
Ekonomi SMA K - 5
89
Kegiatan
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan untuk dikerjakan masing masing kelompok : Klpk A dan D mengerjakan LKS1, B dan E mengerjakan LKS2, C dan F mengerjakan LKS3. 4) Peserta diklat berdiskusi mengerjakan kuis tentang permasalahan ekonomi dan cara menanganinya yang tercantum dalam LK1, LK2, dan LK3.. 5) Melaksanakan diskusi.
penyusunan
laporan
6) Masing masing kelompok presentasi hasil diskusi.
hasil
melakukan
7) Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. Kegiatan Penutup
1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
15 menit
2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
E. Latihan/Kasus/Tugas 1.
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A dan C sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh perbedaan peran APBD dengan peran APBN!
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh permasalahan yang berhubungan dengan APBD !
c.
Jelaskan peranan pendapatan dalam APBD terhadap aktivitas ekonomi masyarakat daerah !
d.
jelaskan
dampak
masing
masalah
tersebut
diatas
secara
kontekstual!
Ekonomi SMA K - 5
90
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan peran masyarakat dalam mengimplementasikan APBDi!
f.
Diskripsikan upaya untuk menanggulangi masing masing masalah yang berhubungan dengan peran APBD menurut pendapat kelompok anda!
2.
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
h.
Presentasikan hasil diskusididepan kelas!
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok B dan D sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh yang kontekstual peran APBD dalam pembangunan ekonomi!
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh permasalahan yang terjadi sehubungan dengan peran APBD !
c.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang permasalahan yang berhubungan dengan implementasi APBD di daerah masing masing !
d.
jelaskan
dampak
masing
masalah
tersebut
diatas
secara
kontekstual! e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat dalam mendukung peran APBD!
f.
Diskripsikan upaya untuk menanggulangi masing masing masalah yang berhubungan dengan peran APBD menurut pendapat kelompok anda!
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis,.
h.
Presentasikan hasil diskusididepan kelas!
F. RANGKUMAN APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain. Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus. Ekonomi SMA K - 5
91
APBD disusun dengan tujuan untuk mengatur pembelanjaan daerah dari penerimaan yang direncanakan supaya dapat mencapai sasaran yang ditetapkan, yaitu menciptakan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran, terhitung mulai tgl 1 Januari s.d. 31 Desember. Dalam menyusun Rancangan APBD Kepala Daerah menetapkan preoritas dan plafon anggaran sebagai dasar penyusunan rencana kerja dan anggaran kepala satuan kerja perangkat daerah, menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Kemudian disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD tahun berikutnya yang diajukan kepada DPRD untuk memperoleh persetujuan. Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan dengan keputusan Gubernur/Bupati/Wali Kota. Pemerintah daerah menyampaikan laporan realisasi semester pertama kepada DPRD pada akhir juli tahun anggaran yang bersangkutan. Informasi yang disampaikan dalam laporan tersebut menjadi bahan evaluasi pelaksanaan APBD semester pertama dan penyesuaian/perubahan APBD semester berikutnya.
Ketentuan
pengelolaan
keuangan
negara
dalam
rangka
pelaksanaan APBD ditetapkan tersendiri dalam Undang undang yang mengatur keuangan negara.
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki, 1992. Intermediate Accounting, Edisi ke 7. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Sembiring, Y. dan Sembiring, L., 1987. Soal-soal dan Pembahasan Intermediate Accounting. Bandung : Pionir Jaya. Bambang Subroto, Drs. Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta.
Ekonomi SMA K - 5
92
Siswanto Sutojoyo & Dr. F. Kleinsteuber. Financial Management for Non Financial Executive, Cetakan Pertama. PT. Damar Mulia Pustaka – Jakarta. Drs. Ainun Na‟im, MBA, Akt. Akuntansi Keuangan 2, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. www.google.com : Investasi Dalam Obligasi
Ekonomi SMA K - 5
93
KEGIATAN PEMBELAJARAN 8 PROSEDUR EKSPOR IMPOR
A. Tujuan Tujuan pembelajaran diklat tentang prosedur ekspor impor adalah agar peserta diklat : 1)
Mendiskripsikan manfaat kegiatan ekspor impor bagi perekonomian masyarakat.melaui mengkaji referensi.
2)
Mengidentifikasi persyaratan ekspor komediti Indonesia melalui diskusi.
3)
Mengidentifikasi persyaratan impor komediti luar negeri ke Indonesia melalui diskusi
4)
Mendiskkripsikan prosedur ekspor komediti Indonesia melalui diskusi.
5)
Mendiskripsikan prosedur impor komediti luar negeri ke Indonesia melalui diskusi.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Mendiskripsikan manfaat kegiatan ekspor impor bagi perekonomian masyarakat.
2)
Mengidentifikasi persyaratan ekspor komediti Indonesia
3)
Mengidentifikasi persyaratan impor komediti luar negeri ke Indonesia
4)
Mendiskkripsikan prosedur ekspor komediti Indonesia
5)
Mendiskripsikan prosedur impor komediti luar negeri ke Indonesia.
C. Uraian Materi PROSEDUR EKSPOR DAN IMPOR Kegiatan ekspor barang merupakan sistem perdagangan yang memungkinkan seseorang mengadakan trading lintas negara. Saat ini pemerintah berupaya meningkatkan devisa dengan menggenjot arus Ekspor barang. Prosedur ekspor sebenarnya lebih mudah daripada kegiatan prosedur impor karena saat ini lebih banyak aturan yang mengatur tentang impor daripada tentang ekspor, terutama untuk masalah pembayaran pajak. Ekspor Barang ke luar negeri mempunyai prospek yang cukup menjanjikan khususnya di bidang agrobisnis, Apalagi Prosedur Ekspor cukup mudah. Wilayah indonesia yang kaya dengan alam dan mineral berpotensi untuk
Ekonomi SMA K - 5
94
menyerap banyak lapangan kerja. Namun alangkah baiknya jika Anda melakukan Ekspor barang yang sudah jadi sehingga nilai ekonomisnya lebih tinggi dibanding bahan mentah. Untuk kemudahan Anda kami menyediakan jasa pengurusan ekspor. Cara dan Prosedur Ekspor Impor Terbaru 2013. Ekspor dan impor saat ini sudah menjadi bagian dari sistem perekonomian di seluruh dunia. Tidak hanya negaranegara maju yang melakukan perdagangan internasional ini, bangsa Indonesia juga ikut serta dalam meramaikan perdagangan internasional tersebut. Secara umum, ekspor dan impor saat ini diartikan sebagai suatu proses atau transaksi perdagangan dunia yang dilakukan dalam skala wilayah yang besar. Transaksi perdagangan ini meliputi barang-barang yang sangat bervariatif, mulai dari barang elektronik, kecantikan, barang setengah jadi, barang material, hingga penjualan pada hasil bumi. Ekspor dan impor merupakan kegiatan yang mampu mendatangkan devisa negara karena adanya bea cukai yang menjadi suatu proses yang harus dilalui dalam perdagangan berskala internasional tersebut. Bea cukai ini bertugas untuk melayani masyarakat dalam hal kepabeanan dan cukai dalam perdagangan luar negeri. Pengertian Ekspor dan Impor Secara umum, ekspor dan impor diartikan sebagai proses perdagangan atau transaksi yang dilakukan oleh berbagai macam negara. Hal ini bisa bermanfaat bagi negara untuk meningkatkan devisa dan juga dapat memberikan keuntungan lahan usaha untuk beberapa pihak yang berkecimpung di dalamnya. Lebih jelasnya, ekspor diartikan sebagai proses transportasi barang atau komoditas dari sebuah negara keluar dari negara lain secara legal. Umumnya, proses transportasi ini masuk ke dalam proses perdagangan. Pada proses ekspor, suatu negara melakukan kegiatan mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negerinya dan mengirimnya ke negara lain. Ekspor barang yang dilakukan dalam skala atau jumlah yang besar umumnya
Ekonomi SMA K - 5
95
membutuhkan campur tangan dari pemerintah yaitu bea cukai dari negara pengirim mau pun negara penerima. Kegiatan ekspor ini merupakan bagian penting dari perdagangan internasional, karena tanpa adanya ekspor, negara tersebut hanya bisa mendapatkan barang dari luar negeri. Sementara itu, pengertian impor merupakan proses transportasi barang atau komoditi dari negara lain yang masuk ke suatu negara secara legal. Pengertian ini sama dengan pengertian dari ekpor, namun terdapat perbedaan dalam kegiatan pelaksanaan pada impor tersebut. Pada kegiatan impor hampir semua barang dikenakan bea masuk dan pajak impor lainnya, sedangkan pada saat ekspor lebih banyak barang yang tidak dikenakan pajak ekspor maupun bea keluar. Untuk pajak ekspor yang dikenakan diantaranya pada kegiatan ekspor kayu, rotan, juga CPO (crude palm oil). Untuk kegiatan ekspor yang lainnya saat ini tidak dikenakan pajak ekspor antaral lain adalah ekspor ikan, jagung, pisang, pakaian, alat elektronik dll. Prosedur Ekspor Dimulai saat eksportir mempersiapkan barang yang akan diekspor dengan dilakukan packaging, stuffing ke kontainer hingga barang siap untuk dikirim. Setelah barang siap dan sudah ada jadwal kapal yang akan mengangkut barang tersebut, eksportir dapat mengajukan dokumen kepabeanan yang dikenal dengan Pemberitahuan Barang Ekspor (PEB). PEB tersebut berisi data barang ekspor diantaranya :
Data Eksportir
Data penerima barang
Data Customs Broker (bila ada)
Sarana pengangkut yang akan mengangkut
Negara Tujuan
Detil barang, seperti jumlah dan jenis barang, dokumen yang menyertai, No kontainer yang dipakai.
Ekonomi SMA K - 5
96
Setelah PEB diajukan ke kantor Bea Cukai setempat, akan diberikan persetujuan Ekspor dan barang bisa dikirim ke pelabuhan yang selanjutnya bisa dimuat ke kapal atau sarana pengangkut menuju negara tujuan. Setiap dokumen PEB diwajibkan untuk membayar pendapatan negara bukan pajak yang dapat dibayarkan di bank atau di kantor bea cukai setempat. Untuk besaran pajak ekspor setiap barang juga berbeda-beda ditentukan dengan keputusan menteri keuangan. Setiap barang yang akan diekspor mempunyai aturan sendiri-sendiri tergantung akan barangnya. misalnya untuk barang yang berupa kayu, kayu yang diekspor memerlukan dokumen Laporan Surveyor, endorsement dari Badan Revitalisasi Industri Kayu, untuk barang lain yang berupa barang tambang juga ada yang mensyaratkan untuk menggunakan laporan surveyor. Untuk beberapa barang yang termasuk kategori limbah ada yang menggunakan kuota. Untuk barang berupa beras disyaratkan apabila kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi dan ada ijin dari BULOG. Namun banyak juga ekspor yang tanpa persyaratan atau ijin dari instansi terkait, misalnya ekspor sepeda, plastik, sirup, sepatu, kabel, besi, baja, mainan plastik, dan yang lain. Pengertian Prosedur Ekspor barang pada umumnya adalah kegiatan mengeluarkan / mengirim barang ke luar negeri, biasanya dalam jumlah besar untuk tujuan perdagangan, dan melibatkan Custom (Bea Cukai) baik di negara asal maupun negara tujuan. Bea Cukai bertugas sebagai pengawas keluar masuknya / lalu lintas barang dalam suatu negara. Bagaimana dengan prosedur Ekspor atau mekanisme jika Anda akan melakukan ekspor dari Indonesia ke luar negeri ? Berikut langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam proses ekspor : 1.
Mencari tahu terlebih dahulu apakah barang yang akan Anda ekspor tersebut termasuk barang yang dilarang untuk di ekspor, diperbolehkan untuk diekspor tetapi dengan pembatasan, atau barang yang bebas diekspor (Menurut undang-undang dan peraturan di Indonesia). Untuk mengetahuinya bisa dilihat di www.insw.go.id
Ekonomi SMA K - 5
97
2.
Memastikan juga apakah barang Anda diperbolehkan untuk masuk ke negara tujuan ekspor.
3.
Jika Anda sudah mendapatkan pembeli (buyer), menentukan sistem pembayaran, menentukan quantity dan spek barang, dll, maka selanjutnya Anda mempersiapkan barang yang akan Anda ekspor dan dokumendokumennya sesuai kesepakatan dengan buyer.
4.
Melakukan pemberitahuan pabean kepada pemerintah (Bea Cukai) dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) beserta dokumen pelengkapnya.
5.
Setelah eksportasi Anda disetujui oleh Bea Cukai, maka akan diterbitkan dokumen NPE (Nota Persetujuan Ekspor). Jika sudah terbit NPE, maka secara hukum barang Anda sudah dianggap sebagai barang ekspor.
6.
Melakukan stuffing dan mengapalkan barang Anda menggunakan moda transportasi udara (air cargo), laut (sea cargo), atau darat.
7.
Mengasuransikan barang / kargo Anda (jika menggunakan term CIF)
8.
Mengambil pembayaran di Bank (Jika menggunakan LC atau pembayaran di akhir
Sama halnya dengan ekspor, impor juga termasuk ke dalam proses perdagangan yang meliputi berbagai macam negara yang ada di dunia. Proses impor pada umumnya adalah tindakan memasukkan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negaranya sendiri. Dalam pelaksanaannya, impor barang dalam skala internasional memerlukan campur tangan bea cukai untuk melegalkan barang yang dijual. Namun, hal tersebut hanya berlaku untuk impor barang dalam skala yang tinggi atau besar. Dari pengertian ekspor dan impor di atas, dapat disimpulkan bahwa ekspor dan impor memiliki pengertian secara umum yang sama. Kedua kegiatan tersebut sama-sama termasuk ke dalam proses perdagangan yang melibatkan seluruh negara yang ada di dunia. Cara dan Prosedur Ekspor Impor: Komoditas Indonesia Komoditas ekspor Indonesia merupakan barang-barang yang berasal dari dalam negeri kemudian dikirim ke negara lain untuk diperdagangakan secara legal.
Ekonomi SMA K - 5
98
Komoditas ekspor yang ada di Indonesia ini beragam dan banyak, sehingga kegiatan ekspor Indonesia ini sangat menguntungkan bagi beberapa kalangan. Berikut adalah beberapa komoditas ekspor Indonesia;
Hasil pertanian Indonesia, seperti kelapa sawit, cokelat, teh, kina, kopi, karet, cengkeh, dan lada.
Perikanan seperti ikan-ikan laut, ikan tuna, udang, bandeng, dan ikan cakalang.
Hasil hutan seperti rotan dan kayu. Dalam pengeksporan hasil hutan ini, barang ekspor tidak boleh dalam bentuk bahan mentahan atau bentuk kayu atau rotannya saja. Barang yang diekspor harus dalam bentuk barang setengah jadi atau bahkan barang langsung jadi.
Industri dan perdagangan, seperti industri tekstil dan pakaian jadi, pupuk, dan semen.
Hasil tambang, seperti tembaga, emas, batu bara, timah, dan alumunium.
Ekspor jasa, seperti pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Pengiriman tenaga kerja Indonesia ini di antaranya ke Negara Hongkong, Timur Tengah, dan Malaysia. Tenaga kerja Indonesia ini disebut sebagai pahlawan devisa karena mampu mendatangkan pendapatan bagi negara yang cukup banyak dalam setiap pengiriman tenaga kerja tersebut. Tidak hanya sebagai pekerja buruh yang dikirim Indonesia ke negara lain, di era 80 hingga 90-an, Indonesia pernah mengirim tenaga pengajar ke Malaysia.
Komoditas ekspor Indonesia ke beberapa negara lain sebenarnya masih banyak lagi. Dalam segala bidang, Indonesia mampu mengirimkan barang-barang atau jasa ke berbagai negara yang membutuhkan barang-barang dari Indonesia. Maka dari itu, sudah seharusnya kita bangga terhadap bangsa Indonesia. Cara dan Prosedur Ekspor Impor: Komoditas Impor Indonesia Setelah melihat banyaknya barang dan jasa yang diekspor ke luar negeri, maka tidak ada salahnya jika kita melihat barang-barang impor yang dijual dari luar negeri ke Indonesia. Masyarakat Indonesia saat ini masih belum bisa memenuhi kebutuhannya secara umumnya. Beberapa barang tidak dapat diproduksi di Negara Indonesia yang dilatarbelakangi oleh adanya keterbatasan mau pun kualitas yang kurang baik. Ekonomi SMA K - 5
99
Oleh karena itu, impor merupakan kegiatan yang juga tak kalah penting dari kegiatan ekspor di Indonesia. Berikut adalah produk-produk yang diimpor dari beberapa negara lain ke Indonesia;
Pelengkap modal usaha, seperti suku cadang kendaraan bermotor, mesinmesin dan alat berat, komputer, dan alat-alat transportasi, seperti pesawat terbang, kereta api, mobil, motor, dan lain sebagainya.
Dalam bidang peternakan, seperti susu dan daging. Walaupun di Indonesia sendiri banyak usaha yang bergerak di bidang peternakan, namun Indonesia masih mengandalkan barang-barang impor dalam bidang peternakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Produk pertanian, seperti beras, kacang kedelai, buah-buahan, dan terigu. Barang-barang impor ini seringkali menjadi barang utama untuk digunakan kembali oleh masyarakat Indonesia.
Barang tambang, seperti minyak bumi dan gas.
Barang industri, seperti otomotif, barang-barang elektronik, dan bahan-bahan kimia.
Jasa, dalam perdagangan kali ini Indonesia banyak meminta tenaga ahli dari luar negeri dan tenaga pengajar untuk membantu beberapa bidang di Indonesia yang dirasa kurang bisa ditangani oleh masyarakat Indonesia sendiri.
Dari beberapa barang dan jasa yang diimpor oleh negara lain ke Indonesia, tentu hal tersebut menjadi suatu pertanyaan. Di saat banyak kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia, Indonesia malah meminta barang-barang kepada negara lain yang sebenarnya bisa dioptimalkan di Indonesia daripada negara lain. Hal inilah yang harus menjadi sebuah perhatian penting dalam ekspor dan impor di Indonesia. Manfaat kegiatan ekspor dan impor bagi negara Indonesia sangatlah banyak. Ekspor dan impor di Indonesia mampu mendatangakan devisa negara yang akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia. Dalam bidang industri, industri dengan dukungan perdagangan internasional atau ekspor dan impor dapat terus dikembangkan karena mendatangkan keuntungan
Ekonomi SMA K - 5
100
di antara negara-negara yang melakukan kerjasama dalam bidang ekonomi. Selain itu, industri perdagangan ini juga mampu menyokong perekonomian negara yang menjadi asal-mula munculnya kegiatan ekspor impor tersebut. Manfaat yang bisa diambil dari adanya ekspor dan impor lainnya adalah sebagai berikut;
Memperluas pasar bagi produk asli Indonesia
Memperluas lapangan pekerjaan
Memperoleh barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi oleh Negara Indonesia
Memperoleh teknologi modern dari negara lain
Memperoleh bahan baku dan tenaga ahli yang bisa meningkatkan mutu negara
Manfaat dari ekspor dan impor ini bisa dirasakan oleh berbagai pihak yang bergerak dalam kegiatan ekspor impor tersebut, sehingga ada baiknya jika kegiatan ekspor dan impor ini dilakukan dengan bijaksana dan berjalan secara legal. Kegiatan Ekspor Impor merupakan faktor penentu dalam menentukan roda perekonomian di negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam perdagangan internasional. Dalam era perdagangan global sekarang ini, arus barang masuk dan keluar sangatlah cepat. Untuk memperlancar urusan bisnisnya, para pengusaha dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prosedur ekspor impor, baik dari segi peraturan yang selalu diperbarui terutama yang berhubungan dengan perdagangan internasional, kepabeanan, shipping maupun perbankan, yang semuanya ini saling berkaitan dan selama ini sering terjadi permasalahan di lapangan. Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita memahami pengertian ekspor impor.
Pengertian impor menurut UU Kepabeanan adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Semua barang yang dimaksudkan adalah
Ekonomi SMA K - 5
101
semua atau seluruh barang dalam bentuk dan jenis apa saja yang masuk ke dalam daerah pabean.
Pengertian ekspor menurut UU Kepabeanan adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri (daerah pabean), barang dari luar negeri (luar daerah pabean), barang bekas atau baru.
Di dalam kegiatan ekspor impor, maka diperlukan perijinan sebagai berikut : Persyaratan impor: 1.
Mengajukan dan mengisi formulir dengan melampirkan :
Copy Akte Pendirian Perusahaan yang te-legalisir.
SIUP
Domisili Perusahaan
NPWP
Neraca Awal
Referensi bank yang bersangkutan
Bukti adanya hubungan atau kontak dengan luar negeri, atau penunjukan agen (yang terdaftar di Deperindag)
2.
Tanda Daftar Perusahaan
Setelah data diperiksa dengan benar dan lengkap, Kanwil Deperindag menerbitkan API (Angka Pengenal Impor).
Persyaratan ekspor: 1. Surat Ijin Usaha (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi (Kanwil Deperindag), atau ; 2. Surat Ijin Usaha (SIU) oleh Departemen Tehnis atau Lembaga Pemerintah 3. Non Teknis lainnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, dan ; 4. Anda Daftar Perusahaan yang dikeluarkan oleh Kanwil Deperindag tingkat Propinsi. Anda juga perlu memahami dokumen yang dibutuhkan dalam kegiatan ekspor impor, yaitu : Dokumen impor :
RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut)
Ekonomi SMA K - 5
102
PIB (Pemberitahuan Impor Barang)
Manifest
Invoice
COO (Certificat of Origin)
D/0 {Delivery Order)
Dokumen ekspor : 1.
2.
Dokumen Utama :
PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
B/L (Bill of Lading) untuk angkutan laut
Invoice
Packing List
Dokumen Pelengkap :
SKA (Surat Keterangan Asal) / COO (Certificateof Origin)
– SM (Sertifikat Mutu)
– LPS- E (Laporan Pemeriksaan Surveyor – Ekspor)
D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Prosedur ekspor impor ” sebagai berikut :
Ekonomi SMA K - 5
103
KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 1) menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
15 menit
2) mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. 3) menyampaikan garis besar cakupan materi prosedur ekspor impor.
Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa 105 menit kelompok dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Guru memberi informasi dan tanya jawab dengan contoh kontekstual tentang prosedur ekspor impor dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 2)
Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok F) masing-masing beranggotakan 6 orang.
3) Guru memberi tugas menggunakan LKS untuk dikerjakan masing masing kelompok : Klpk A dan D mengerjakan LKS1, B dan E mengerjakan LKS2, C dan F mengerjakan LKS3. 4) Peserta diklat berdiskusi mengerjakan kuis tentang permasalahan ekonomi dan cara menanganinya yang tercantum dalam LK1, LK2, dan LK3.. 5) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 6) Masing masing kelompok presentasi hasil diskusi.
melakukan
7) Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok.
Ekonomi SMA K - 5
104
Kegiatan Kegiatan Penutup
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan 1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2) melakukan refleksi terhadap yang sudah dilaksanakan.
15 menit
kegiatan
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4)
merencanakan kegiatan tindak dalam bentuk pembelajaran.
lanjut
E. Latihan/Kasus/Tugas 1.
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A dan C sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh yang kontekstual tentang manfaat kegiatan ekspor bagi perekonomian masyarakat. !
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh kegiatan ekonomi penduduk yang berhubungan dengan kegiatan ekspor !
c.
DisKripsikan dokumen yang menjadi persyaratan ekspor, dan prosedur yang harus dilakukan dalam ekspor komediti!
d.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang permasalahan pokok yang mereka alami seandainya menjadi seorang eksportir !
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk berproduksi barang kualitas ekspor !
2.
f.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
g.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas !
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok B dan D sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh yang kontekstual tentang manfaat kegiatan impor bagi perekonomian masyarakat. !
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh kegiatan ekonomi penduduk yang berhubungan dengan kegiatan imporr !
Ekonomi SMA K - 5
105
c.
Diskripsikan dokumen yang menjadi persyaratan impor, dan prosedur yang harus dilakukan dalam impor komediti!
d.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang permasalahan pokok yang mereka alami seandainya menjadi seorang importir !
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk berproduksi barang kualitas ekspor !
F.
f.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
g.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
Rangkuman
Persyaratan ekspor: 1.
Surat Ijin Usaha (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi (Kanwil Deperindag), atau ;
2.
Surat Ijin Usaha (SIU) oleh Departemen Tehnis atau Lembaga Pemerintah
3.
Non Teknis lainnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, dan ;
4.
Anda Daftar Perusahaan yang dikeluarkan oleh Kanwil Deperindag tingkat Propinsi.
Anda juga perlu memahami dokumen yang dibutuhkan dalam kegiatan ekspor impor, yaitu : Dokumen impor :
RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut)
PIB (Pemberitahuan Impor Barang)
Manifest
Invoice
COO (Certificat of Origin)
D/0 {Delivery Order)
Dokumen ekspor : 1. Dokumen Utama :
PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
B/L (Bill of Lading) untuk angkutan laut
Invoice
Ekonomi SMA K - 5
106
Packing List
2. Dokumen Pelengkap :
SKA (Surat Keterangan Asal) / COO (Certificateof Origin)
– SM (Sertifikat Mutu)
– LPS- E (Laporan Pemeriksaan Surveyor – Ekspor)
DAFTAR PUSTAKA http://sulutiptek.com/images/prosedur.png http://sulutiptek.com/images/prosedur.png Baridwan, Zaki, 1992. Intermediate Accounting, Edisi ke 7. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Sembiring, Y. dan Sembiring, L., 1987. Soal-soal dan Pembahasan Intermediate Accounting. Bandung : Pionir Jaya. Bambang Subroto, Drs. Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. Siswanto Sutojoyo & Dr. F. Kleinsteuber. Financial Management for Non Financial Executive, Cetakan Pertama. PT. Damar Mulia Pustaka – Jakarta. Drs. Ainun Na‟im, MBA, Akt. Akuntansi Keuangan 2, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. www.google.com : Investasi Dalam Obligasi
Ekonomi SMA K - 5
107
KEGIATAN PEMBELAJARAN 9 PENGELOLAAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
A. Tujuan : Peserta diklat mampu mengelola koperasi simpan pinjam B. Indikator Pencapaian Kompetensi : 1. Menjelaskan sejarah koperasi 2. Mendeskripsikan pengertian koperasi simpan pinjam 3. Menhidentifikasi ciri - ciri koperasi simpan pinjam 4. Mendeskripsikan manajemen koperasi simpan pinjam 5. Menjelaskan cara menghimpun dana koperasi simpan pinjam C. Uraian Materi : KOPERASI SIMPAN PINJAM Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orangseorang
demi
berdasarkan
kepentingan
prinsip
bersama. Koperasi
gerakan ekonomi
melandaskan
rakyat yang
kegiatan
berdasarkan
asas
kekeluargaan.
SEJARAH KOPERASI
PENGERTIAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
PENGELOLAAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
CIRI KOPERSI SIMPAN PINJAM MANAJEMEN KOPERASI SIMPAN PINJAM PENGHIMPUNAN DANA KOPERASI SIMPAN PINJAM
Ekonomi SMA K - 5
108
1.
Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia
Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh system kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya. Dalam keadaan hidup demikian, pihak kolonial terus-menerus mengintimidasi penduduk
pribumi
sehingga
kondisi
sebagian
besar
rakyat
sangat
memprihatinkan. Di samping itu para rentenir, pengijon dan lintah daratturut pula memperkeruh suasana. Mereka berlomba mencari keuntungan yang besar dan para petani yang sedang menghadapi kesulitan hidup, sehingga tidak jarang terpaksa melepaskan tanah miliknya sehubungan dengan ketidak mampuan mereka mengembalikan hutang-hutangnya yang membengkak akibat sistem bunga berbunga yang diterapkan pengijon.
Di Indonesia, ide-ide perkoperasian diperkenalkan pertama kali oleh Patih di Purwokerto, Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 mendirikan sebuah Bank untuk Pegawai Negeri. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatiev.
Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan
kedudukan
ekonomi
pengusah-pengusaha
pribumi.
Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Hingga saat ini kepedulian pemerintah terhadap keberadaan koperasi nampak jelas dengan membentuk lembaga yang secara khusus menangani pembinaan dan pengembangan koperasi. Ekonomi SMA K - 5
109
Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena: 1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan
penerangan dan penyuluhan tentang koperasi.
2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi. 3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu. Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve.
Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan
kedudukan
ekonomi
pengusah-pengusaha
pribumi.
Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta pernah berkata: bukan Koperasi namanya manakala di dalamnya tidak ada pendidikan tentang Koperasi
Kongres Koperasi menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain : 1. mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia ( SOKRI ) 2. menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi 3. menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi
Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputusan Kongres Koperasi I belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun, pada tanggal 12 Juli 1953, diadakanlah Kongres Koperasi II di Bandung, yang antara lain mengambil putusan sebagai berikut
Ekonomi SMA K - 5
110
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia ( Dekopin ) sebagai pengganti SOKRI 2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah 3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia 4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut : 1)
Kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah
2)
pengalaman masa lampau mengakibtakan masyarakat tetap merasa curiga terhadap koperasi.
3)
pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah
Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan antara lain : 1) menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi 2) memperluas pendidikan dan penerangan koperasi 3) memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian yang bermodal kecil. Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu diperbaiki. Para pengusaha dan petani ekononmi lemah sering kali menjadi hisapan kaum tengkulak dan lintah darat. Cara membantu mereka adalah mendirikan koperasi
di
kalangan
mereka.
Dengan
demikian
pemerintah
dapat
menyalurkan bantuan berupa kredit melalui koperasi tersebut.
2.
Pengertian koperasi simpan pinjam
Koperasi Simpan Pinjam
bertujuan untuk memberi kesempatan kepada
anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam juga berusaha untuk mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-
Ekonomi SMA K - 5
111
rendahnya, Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Koperasi simpan pinjam dikelola dengan cara sama dengan koperasi pada umumnya hanya saja ada beberapa bagian teknis yang berbeda. Konsep dasar yang digunakan dalam koperasi harus dipahami terlebih fahulu oleh pengurus anda bisa melihat posting tentang manajemen koperasi untuk mengetahui lebih jauh tentang konsep dasar pengelolaan koperasi. 3. Ciri ciri koperasi Simpan Pinjam Semua kegiatan di dalam koperasi dilaksanakan dengan bekerja sama dan bergotong royong berdasarkan persamaan derajat, hak, dan kewajiban anggotanya yang berarti koperasi merupakan wadah ekonomi dan sosial. Segala kegiatan di dalam koperasi didasarkan pada kesadaran para anggota, bukan atas dasar ancaman, intimidasi, atau campur tangan pihak-pihak lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan koperasi. 4. Manajemen Koperasi Simpan Pinjam Secara umum ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang berbetuk penyaluran pinjaman terutama dari dan untuk anggota. Pada perkembanganya memang koperasi simpan pinjam melayani tidak saja anggota tetapi juga masyarakat luas. Kegiatan dari Sisi pasiva. Koperasi simpan pinjam dilihat dari aspek pasiva melakukan kegiatan penghimpunan dana baik dari anggota ataupun masyarakat umum. Bentuk penghimpunan ini bisa berupa tabungan atau simpanan sedangan dari masyarakat bisa berbentuk pinjaman modal. Kegiatan usaha dari aspek aktiva merupakan upaya dari koperasi simpasn pinjam
atau
ksp
serta
usp
untuk
memperoleh
laba
dengan
cara
mengalokasikan dari hasil dari penghimpunan yang disalukan kepada anggota dalam bentuk pijaman. Lebih jauh jika di kerucupkan maka kegiatan koperasi simpan pinjma bisa di rinci sebagai berikut : 1)
Koperasi simpan pinjam dituntut mampu melayani penyimpanan dan juga penarikan
dana
oleh
anggota
sesuai
dengan
ketentuan
serta
kesepakatan.
Ekonomi SMA K - 5
112
2)
Koperasi simpan pinjam juga menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota yang dimasa datang akan diterima kembali secara bertahap.
Kedua
kegiatan
diatas
harus
dikelola
sedemikian
rupa
sehingga
penghimpunan dan penyaluran berjalan seimbang. 5. Penghimpunan Dana Koperasi Simpan Pinjam Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus melakukan penghimpunan dana. Dana-dana tersebut bisa uang yang masuk kategori hutang atau ekuitas atau kekayaan bersih. Jika dilihat jenis sumber dana maka dana yang berbentuk hutang berasal dari tabungan kemudian simpanan berjangka atau pinjaman yang diterima koperasi simpan pinjam sedangkan yang
bersumber
dari
kekayaan
bersin
diantaranya
berasal
dari
sumber simpanan wajib anggota dan simpanan sukerela, cadangan umum serta sehu di tahun berjalan. Dari keseluruhan sumber dana tersebut, sumber dana utama adalah simpanan, sehingga perlu diberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang simpanan. Menurut PP 9 Tahun 1995 simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada KSP/USP dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka. Pengertian simpanan sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut adalah simpanan yang merupakan hutang bagi KSP/USP, sementara itu terdapat jenis simpanan lain dari anggota yang merupakan kekayaan bersih bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib (bagi KSP). Pembahasan mengenai simpanan di bawah ini, meliputi simpanan yang merupakan kekayaan bersih, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib serta simpanan yang merupakan hutang, Yaitu tabungan dan simpanan berjangka. 6. Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam 1) Simpanan Pokok (KSP) Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota. 2) Simpanan Wajib (KSP)
Ekonomi SMA K - 5
113
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota. 3) Tabungan Koperasi Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau kuasanya dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi, setiap saat pada hari kerja Koperasi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh KSP/USP agar anggota berminat menyimpan di koperasi antara lain adalah: a.
Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya sesuai dengan perjanjian.
b.
Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan atau insentif lainnya dan diterima oleh anggota sesuai dengan perjanjian.
c.
Menabung di KSP/USP merupakan wujud dari partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa, dan karena itu anggota merasakan adanya
kedudukan
yang lebih istimewa dibandingkan
dengan menabung di tempat lain. Keistimewaan anggota tersebut antara lain misalnya karena menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun buku, ikut serta mengambil keputusan koperasi dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tabungan dapat meliputi : a)
Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja
b)
Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan tabungan) dan setoran minimal selanjutnya
c)
Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan
d)
Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus pemilik tabungan
e)
Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik tabungan atau yang diberikan kuasa
f)
Sebagai imbalan, KSP/USP memberikan bunga tabungan kepada penyimpan
Ekonomi SMA K - 5
114
g)
Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu misalnya saldo rata-rata harian, saldo terkecil atau yang lainnya
h)
Pembayaran
bunga
dilakukan
setiap
akhir
bulan
dengan
menambahkannya ke dalam saldo tabungan i)
Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian pembukuan.
4) Simpanan Berjangka Koperasi Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu tersebut berakhir. Ketentuanketentuan yang berkaitan dengan simpanan berjangka dapat meliputi: a. Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan terlebih dulu untuk menjadi penabung. b. Jumlah setoran minimal. c. Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga sesuai dengan jangka waktu dari simpanan berjangka tersebut. d. Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap akhir bulan dengan menambahkannya ke dalam saldo tabungan. D.
Aktifitas Pembelajaran : Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi lebih mengutamakan
pengungkapan
kembali
pengalaman
peserta
diklat
menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenamgkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
Memahmai dan mencermati materi diklat
Mengerjakan latihan tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar;menyimpulkan
Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
mendiskusikan materi pelathan
Ekonomi SMA K - 5
115
bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan penyelesaian masalah /kasus
melaksanakan refleksi
E. Latihan/Kasus/Tugas :
Tugas Kelompok : permasalahan yang dialami dalam mengelolah koperasi simpan pinjam serta bagaimana cara memecahkannya
F. Rangkuman : Secara umum ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang berbetuk penyaluran pinjaman terutama dari dan untuk anggota. Pada perkembanganya memang koperasi simpan pinjam melayani tidak saja anggota tetapi juga masyarakat luas. Kegiatan dari Sisi pasiva. Koperasi simpan pinjam dilihat dari aspek pasiva melakukan kegiatan penghimpunan dana baik dari anggota ataupun masyarakat umum. Bentuk penghimpunan ini bisa berupa tabungan atau simpanan sedangan dari masyarakat bisa berbentuk pinjaman modal Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh KSP/USP agar anggota berminat menyimpan di koperasi antara lain adalah: a. Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya sesuai dengan perjanjian. b. Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan atau insentif lainnya dan diterima oleh anggota sesuai dengan perjanjian. c. Menabung di KSP/USP merupakan wujud dari partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa, dan karena itu anggota merasakan adanya kedudukan yang lebih istimewa dibandingkan dengan menabung di tempat lain. Keistimewaan anggota tersebut antara lain misalnya karena menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun buku, ikut serta mengambil keputusan koperasi dan lain-lain.
Ekonomi SMA K - 5
116
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut : Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 9.
Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi koperasi simpan pinjam?
10. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi koperasi simpan pinjam? 11. Apa manfaat materi koperasi simpan pinjam terhadap tugas Bapak/Ibu ? 12. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan ini ? H. Kunci Jawaban 1. Lemahnya partisipasi anggota Dalam kehidupan Koperasi Simpan Pinjam, partisipasi anggota dalam menggunakan produk yaitu berupa pinjaman yang lemah. Sebagai anggota dari koperasi seharusnya mereka mendukung program-program yang ada di koperasi dan setiap kegiatan yang akan dilakukan harus melalui keputusan bersama dan setiap anggota harus mengambil bagian di dalam kegiatan tersebut. 2. Kurangnya permodalan Salah satu hal penting dari kopersi simpan pinjam adalah pinjaman dari anggota yang nantinya pinjaman tersebut dapat bermanfaat bagi anggota maupun koperasi. Namun sebelum kita memberikan pinjaman kepada anggota kita harus memikirkan kondisi keuangan koperasi khusunya mengenai permodalan yang nantinya akan dijadikan sumber pinjaman kepada para anggota. h. Pemanfaatan pelayana. Pelayanan yang diberikan Koiperasi harus berorientasi kepada kepuasan para anggota. Hal ini dikarenakan mata tombak koperasi i. Lemahnya pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan
hal
vital
pada
struktur
keorganisasian.
Atas
permasalahan yang dihadapi koperasi harus bersikap cepat, tegas dan mewakili suara anggota dalam hal keputusan yang diambil
Ekonomi SMA K - 5
117
Evaluasi : 1. Jelaskan cara mengelolah koperasi simpan pinjam supaya berhasil 2.
Apa yang dilakukan oleh pengurus koperasi apbila terjadi kredit macet ?
Penutup Koperasi Simpan Pinjam didirikan bertujuan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam juga berusaha untuk mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendahrendahnya, Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Sebaiknya kopersai perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan banyak pelatihan yang diberikan utamanya kepada pengurus koperasi sehingga dapat membuat kinerja dan dan pelayanan yang diberikan lebih baik dengan demikian akan semakin banyak msyarakat yang tertarik untuk berkopersai, tentunya hal ini diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah khusunya instansi yang terkait. Kepada anggota koperasi untuk lebih aktif berpartisipasi dalam koperasi sebagai usaha yang dikerjakan secara barsama-sama dan untuk kepentingan bersama pula. DAFTAR PUSTAKA Kartasapoetra G, dkk, 2003. Praktek Pengelolaan Koperasi (Buku Acuan untuk Siswa Menengan kejuruan). cetakan ke 6. Jakarta: PT Bina Adiaksara dan Rineka Cipta. Ninik Widiyanti, 1996. Manajemen Koperasi cetakan ke 5. Jakarta: PT Rineka Cipta. http://nugrohoedy007.blogspot.com/2013/11/koperasi-simpan-pinjam-dan.html http://lhalhaa.blogspot.com/2013/10/pengertian-dan-ciri-ciri-koperasi.html
Ekonomi SMA K - 5
118
http://coretan-gue-anak-tkj.blogspot.com/2012/10/pengertian-koperasisimpan-pinjam.html https://wulanniilla.wordpress.com/2014/01/25/236/
Ekonomi SMA K - 5
119
KEGIATAN PEMBELAJARAN 10 PERAN KEBIJAKAN FISKAL A. Tujuan Tujuan pembelajaran diklat tentang peran kebijakan fiskal adalah agar peserta diklat : 1)
Mendiskripsikan fungsi kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui mengkaji refrensi.
2)
Mengidentifikasi jenis kebijakan fiskal melalui mengkaji referensi.
3)
Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam Meningkatkan produk domestik bruto melalui diskusi.
4)
Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam Mengurangi tingkat pengangguran melalui diskusi.
5)
Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui diskusi.
6)
Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam meningkatkan perpajakan melalui diskusi.
7)
Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional melalui diskusi.
8)
Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam meningkatkan laju investasi melalui diskusi.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1) Mendiskripsikan fungsi kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah Indonesia. 2) Mengidentifikasi jenis kebijakan fiskal. 3) Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam Meningkatkan produk domestik bruto 4) Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam Mengurangi tingkat pengangguran 5) Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam Meningkatkan pendapatan masyarakat 6) Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam meningkatkan perpajakan 7) Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional
Ekonomi SMA K - 5
120
8) Mendiskripsikan peran kebijakan fiskal dalam meningkatkan laju investasi Uraian Materi Peranan Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal memiliki peran dan fungsi dalam mengatur kestabilan perekonomian. Adapun peran dan fungsi kebijakan fiskal adalah sebagai berikut. Kebijakan fiskal berperan memengaruhi keadaan perekonomian agar berjalan dengan lebih baik. Hal ini dilakukan dengan cara memperbesar atau pun memperkecil pengeluaran pemerintah (G), penerimaan pajak (Tx) dan jumlah transfer oleh pemerintah (Tr). Peranan kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut. 1)
Menurunkan tingkat inflasi Untuk menurunkan tingkat inflasi, pemerintah dapat mengambil kebijakan fiskal berupa tindakan memperkecil pengeluaran pemerintah. Untuk memperkecil pengeluaran, tindakan yang dapat diambil oleh pemerintah adalah dengan menunda atau membatalkan proyek-proyek pemerintah yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan pembatalan atau penundaan tersebut, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat tidak bertambah banyak sehingga laju inflasi dapat dikurangi/diturunkan. Kebijakan fiskal lainnya adalah dengan mengurangi atau meniadakan transfer pemerintah (Tr). Yang dimaksud transfer pemerintah adalah pengeluaran tanpa balas jasa langsung, misalnya bantuan bencana alam, beasiswa pelajar, bantuan kepada rakyat miskin dan subsidi. Dengan mengurangi atau meniadakan transfer pemerintah (Tr), maka laju pertambahan uang yang beredar di masyarakat dapat dikendalikan sehingga laju inflasi juga dapat dikurangi.
2)
Meningkatkan produk domestik bruto Untuk meningkatkan produk domestik bruto, pemerintah dapat mengambil kebijakan fiskal yaitu memperbesar pengeluaran pemerintah (G). Untuk memperbesar pengeluaran pemerintah (G), dapat dilakukan dengan merencanakan dan melaksanakan proyek-proyek pembangunan yang didanai APBN. Dengan adanya proyek-proyek tersebut maka terjadi permintaan barang dan jasa. Adanya permintaan barang akan mendorong
Ekonomi SMA K - 5
121
adanya produksi oleh masyarakat. Selain itu, kebijakan fiskal lainnya yang dapat meningkatkan produk domestik bruto adalah peningkatan transfer pemerintah (Tr). Transfer pemerintah (Tr) berupa bantuan bencana alam, beasiswa pelajar, bantuan kepada rakyat miskin dan subsidi dapat meningkatkan daya beli masyarakat yang pada gilirannya meningkatkan permintaan barang maupun jasa, yang akhirnya mendorong kegiatan produksi oleh pengusaha. 3)
Mengurangi tingkat pengangguran Untuk mengurangi tingkat pengangguran, pemerintah dapat mengambil kebijakan fiskal, yaitu memperbesar pengeluaran pemerintah (G) dan memperbesar transfer pemerintah (Tr) berupa subsidi kepada pengusaha, pengurangan pajak terhadap pengusaha dan sebagainya. Pengeluaran pemerintah untuk mendanai proyek-proyek pembangunan membutuhkan jasa tenaga kerja, dengan demikian pengangguran dapat dikurangi. Proyekproyek tersebut membutuhkan beraneka macam barang misalnya batu, pasir, batu bata, semen, peralatan, dan sebagainya. Semua kebutuhan tersebut
disediakan
oleh
masyarakat
(pengusaha)
yang
pastinya
menggunakan tenaga kerja. 4)
Meningkatkan pendapatan masyarakat Pengeluaran
pemerintah
(G)
misalnya
proyek
pembangunan
jalan,
jembatan, gedung pemerintah, pembelian barang berupa peralatan kantor, rumah sakit, militer memberikan pendapatan kepada masyarakat karena semuanya itu melibatkan tenaga kerja serta memberikan keuntungan pada pengusaha. Penyedia (supplier) bahan bangunan mendapat keuntungan saat dilaksanakan proyek pembangunan jalan, jembatan, dan gedung pemerintah. Pedagang peralatan kantor, peralatan rumah sakit dan peralatan militer mendapat keuntungan saat pemerintah melakukan pembelian barang. Fungsi Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal merupakan kebijakan dalam mengelola keuangan negara yaitu yang terdapat pada pos penerimaan dan pos pengeluaran negara dalam APBN.
Ekonomi SMA K - 5
122
Dalam pasal 3 ayat (4) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa APBN mempunyai sejumlah fungsi, yakni : •
Fungsi otorisasi Anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
•
Fungsi perencanaan Anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
•
Fungsi pengawasan Anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
•
Fungsi alokasi Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
•
Fungsi distribusi Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
•
Fungsi stabilisasi Anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Salah satu kebijakan yang berada didalam otoritas pemerintah adalah kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal adalah suatu komponen kebijakan publik. Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. (Sukirno, 2003)
Ekonomi SMA K - 5
123
Kebijakan fiskal meliputi kebijakan pemerintah dalam penerimaan, pengeluaran dan utang. Peranan kebijakan fiskal dalam suatu ekonomi ditentukan oleh keterlibatan pemerintah dalam aktivitas ekonomi, yang khususnya itu kembali ditentukan oleh tujuan sosio-ekonominya, komitmen ideologi, dan hakikat sistem ekonomi. Sedangkan pelaku dari kegiatan ekonomi secara makro ialah Negara. Negara berperan untuk mengatur kegiatan ekonomi agar terjaga stabilitas ekonomi dan mensejahterakan rakyatnya agar tidak mengalami kemiskinan dan pengangguran. Salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan pemerintah adalah membuat APBN, mengatur inflasi agar tidak terjadi krisis ekonomi, membangun ekonomi dengan pertumbuhan yang signifikan dan merata. Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh pada kebijakan fiskal yang terwujud dalam APBN. Ketika APBN digunakan sesuai dengan waktu dan tempat yang tepat maka inflasi akan terkendali dengan baik sehingga berdampak pada pertumbuhan yang signifikan dan merata dalam ruang lingkup makro yaitu Negara. Untuk itu kita perlu mengkaji peranan pajak dalam kebijakan fiskal yang termasuk dalam sumber penerimaan suatu Negara. Agar kita mengetahui seberapa pentingkah pajak dalam suatu Negara yang merupakan sumber penerimaan Negara di dalam era modern sekarang ini. Pajak sudah dikenal sejak ratusan tahun atau lebih seribu tahun yang lalu. Konsep pajak pada masa itu jauh berbeda dengan masa sekarang. Intinya adalah pengalihan harta dari suatu pihak kepada pihak yang lain dengan paksaan yang digunakan untuk kepentingan pihak yang berkuasa. Sistem perpajakan mengalami berbagai perubahan dari masa lampau hingga sekarang. Bila masa lalu pajak ditetapkan atas kehendak penguasa secara sepihak maka pajak pada masa sekarang telah berubah sebagai suatu keputusan berdasarkan dengan tujuan untuk kepentingan rakyat banyak. Ibnu Khaldun juga menyatakan bahwa lembaga perpajakan merupakan lembaga yang sangat penting bagi negara. Dikatakan oleh Ibnu Khaldun bahwa bila pemerintah semakin besar nilai belanjanya atau semakin banyak menggunakan anggaran yang dimilikinya untuk kepentingan pembangunan, maka dampaknya akan semakin baik bagi perekonomian negara tersebut. Dengan adanya
Ekonomi SMA K - 5
124
anggaran yang cukup untuk dipergunakan oleh negara, maka negara dapat melakukan berbagai hal yang sangat dibutuhkan oleh rakyatnya, termasuk untuk menjamin stabilitas hukum, ekonomi dan politik yang ada di negara tersebut. Dari rangkaian pemikiran Ibnu Khaldun dalam konsep keuangan publik dan perpajakan yang disampaikan dalam karya besarnya, secara tersirat beliau ingin menyatakan bahwa sangat perlu adanya keterlibatan dari pihak pemerintah dalam masalah pengaturan kegiatan perekonomian ini.
Kebijakan yang menyangkut perpajakan Pajak merupakan pendapatan yang paling besar di samping pendapatan yang berasal dari migas. Baik perusahaan maupun rumah tangga mempunyai kewajiban melakukan pembayaran pajak atas beberapa bahkan seluruh kegiatan yang dilakukan. Pajak yang dibayarkan digunakan sematamata untuk pembangunan negara tersebut
Kebijakan yang menyangkut pembayaran transfer Pembayaran
transfer
meliputi
kompensasi
pengangguran,
tunjangan
keamanan sosial, dan tunjangan pensiun. Jika dilihat pembayaran transfer merupakan bagian belanja pemerintah tetapi sebenarnya pembayaran tansfer tidak masuk dalam komponen G di dalam perhitungan pendapatan nasional. Alasannya yaitu karena transfer bukan merupakan pembelian sesuatu barang yang baru diproduksi dan pembayaran tersebut bukan karena jual beli barang dan jasa. Pembayaran transfer mempengaruhi pendapatan
rumah
tangga,
namun
tidak
mencerminkan
produksi
perekonomian. Karena PDB dimaksudkan untuk mengukur pendapatan dari produksi barang dan jasa serta pengeluaran atas produksi barang dan jasa, pembayaran transfer tidak dihitung sebagai bagian dari belanja pemerintah. Adapun kebijakan fiskal sebagai sarana menggalakan pembangunan ekonomi bermaksud mencapai tujuan sebagai berikut : 1.
Untuk meningkatkan laju investasi. Kebijakan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu laju investasi disektor swasta dan sektor Negara. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat dipergunakan untuk mendorong dan menghambat bentuk investasi tertentu. Dalam rangka itu pemerintah harus menerapkan kebijakan investasi
Ekonomi SMA K - 5
125
berencana di sektor public, namun pada kenyataannya dibeberapa Negara berkembang dan tertinggal terjadi suatu problem yaitu dimana langkanya tabungan sukarela, tingkat konsumsi yang tinggi dan terjadi investasi dijalur yang tidak produktif dari masyarakat dinegara tersbut. Hal ini disebabkan tidak tersedianya modal asing yang cukup, baik swasta maupun pemerintha. Oleh karena itu kebijakan fiskal memberikan solusi yaitu kebijakan fiskal dapat meningkatkan rasio tabungan inkremental yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan, memacu, mendorong dan menghambat laju investasi. 2.
Untuk mendorong investasi optimal secara sosial. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong investasi optimal secara sosial, dikarenakan investasi jenis ini memerlukan dana yang besar dan cepat yang menjadi tangunggan Negara secara serentak berupaya memacu laju pembentukkan modal.
3. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional Kebijaksanaan fiskal memegang peranan kunci dalam mempertahankan stabilitas ekonomi menghadapi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal. Dalam rangka mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis pada masa boom, harus diterapkan pajak ekspor dan impor. 4.
Untuk menanggulangi inflasi Kebijakan fiskal bertujuan untuk menanggulangi inflasi salah satunya adalah dengan cara penetapan pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan pajak komoditi, karena pajak seperti ini cendrung menyedot sebagian besar tambahan pendapatan uang yang tercipta dalam proses inflasi.
5.
Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional Kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan nasional terdiri dari upaya meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan mengurangi tingkat pendapatan yang lebih tinggi, upaya ini dapat tercipta apabila adanya investasi dari pemerintah seperti pelancaran program pembangunan
regional
yang
berimbang
pada
berbagai
sektor
perekonomian.
Ekonomi SMA K - 5
126
Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Peran kebijakan fiskal ” sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 4) menyiapkan peserta diklat agar termotivasi 15 menit mengikuti proses pembelajaran; 5) mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. 6) menyampaikan garis besar cakupan materi peran kebijakan fiskal.
Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok dimana langkah-langkahnya 105 menit sebagai berikut : 8) Guru memberi informasi dan tanya jawab dengan contoh kontekstual tentang peran kebijakan fiskal dengan menggunakan contoh yang kontekstual. 9)
Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok F) masing-masing beranggotakan 6 orang.
10) Guru memberi tugas menggunakan LKS untuk dikerjakan masing masing kelompok : Klpk A dan D mengerjakan LKS1, B dan E mengerjakan LKS2, C dan F mengerjakan LKS3. 11) Peserta diklat berdiskusi mengerjakan kuis tentang permasalahan ekonomi dan cara menanganinya yang tercantum dalam LK1, LK2, dan LK3. 12) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 13) Masing masing kelompok presentasi hasil diskusi.
Ekonomi SMA K - 5
melakukan
127
Kegiatan
Alokasi Waktu
Deskripsi Kegiatan 14) Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok.
Kegiatan Penutup
5) Narasumber bersama-sama dengan 15 menit peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 6) Melakukan refleksi terhadap yang sudah dilaksanakan.
kegiatan
7) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 8) Merencanakan kegiatan tindak dalam bentuk pembelajaran.
lanjut
Latihan/Kasus/Tugas 1.
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A dan C sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh perbedaan kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal !
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh kemajuan ekonomi sebagai dampak dari kebijakan fiskal !
c.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang peranan kebijakan fiskal dalam menekan pengannguran !
d.
Jelaskan dampak kebijakan fiskal terhadap peningkatan produk nasional bruto!
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi dengan memanfaatkan jasa kebijakan fiskal !
f.
Diskripsikan upaya untuk menanggulangi masing masing masalah yang berhubungan dengan peranan kebiujakan fiskal menurut pendapat kelompok anda !
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
h.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas !
Ekonomi SMA K - 5
128
2.
Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok B dan D sebagai berikut: a.
Diskripsikan dengan menggunakan contoh perbedaan kebijakan proteksi dengan kebijakan fiskal !
b.
Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh kemajuan ekonomi sebagai dampak dari kebijakan fiskal !
c.
Lakukan wawancara dengan masing masing anggota kelompok tentang peranan kebijakan fiskal dalam meningkatkan pendapatan masyarakat !
d.
Jelaskan dampak kebijakan fiskal terhadap peningkatan stabilitas perekonomian!
e.
Diskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk sadar pajak dengan memanfaatkan jasa kebijakan fiskal !
f.
Diskripsikan upaya untuk menanggulangi masing masing masalah yang berhubungan dengan peranan kebiujakan fiskal menurut pendapat kelompok anda !
g.
Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis!
h.
Presentasikan hasil diskusi di depan kelas !
C. Rangkuman Kebijakan fiskal memiliki peran dan fungsi dalam mengatur kestabilan perekonomian. Adapun peran dan fungsi kebijakan fiskal adalah sebagai berikut. Kebijakan fiskal berperan memengaruhi keadaan perekonomian agar berjalan dengan lebih baik. Hal ini dilakukan dengan cara memperbesar atau pun memperkecil pengeluaran pemerintah (G), penerimaan pajak (Tx) dan jumlah transfer oleh pemerintah (Tr). Peranan kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut. 1) Menurunkan tingkat inflasi 2) Meningkatkan produk domestik bruto 3) Mengurangi tingkat pengangguran 4) Meningkatkan pendapatan masyarakat Fungsi Kebijakan Fiskal
Ekonomi SMA K - 5
129
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan dalam mengelola keuangan negara yaitu yang terdapat pada pos penerimaan dan pos pengeluaran negara dalam APBN. Dalam pasal 3 ayat (4) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa APBN mempunyai sejumlah fungsi, yakni : • Fungsi otorisasi Anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. • Fungsi perencanaan Anggaran
negara
menjadi
pedoman
bagi
manajemen
dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. • Fungsi pengawasan Anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. • Fungsi alokasi Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. • Fungsi distribusi Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. • Fungsi stabilisasi Anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Ekonomi SMA K - 5
130
DAFTAR PUSTAKA
Astana, Satria, Bonar M. Sianaga, Sudarsono Soedomo, dan Bintang C.H. Simangunsong.2012.Dampak Kebijakan Makroekonomi Dan factor Eksternal Ekonomi Terhadap Laju Defortasi Dan Degradasi Hutan Alam:Studi Kasus Defortasi Untuk Perluasan Areal Tanaman Pangan Dan Perkebunan Serta Hutan Tanaman Industri Dan Degradasi Hutan Alam Areal Konsesi.Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Vol.9 No.3. Dona, Elva, HAsdi Aimon, dan Zul Azhar.2011.Analisis Ekonomi Sektor Riil Dan Sektor Moneter Di Indonesia.Jurnal Kajian Ekonomi. Vol. 1 No. 2. Hermawan, Wawan.2006.Pengujian Kausalitas Antara Tingkat Bunga Dan Neraca Pembayaran Di Indonesia Tahun 199.1-2001.2.Bina Ekonomi. Vol.10 No. 2 Ilham, Nyak dan Hermanto Siregar.2007.Dampak Kebijakan Harga Pangan Dan Kebijakan Moneter Terhadap Stabilitas Ekonomi makro.Jurnal Agro Ekonomi. Vol. 25 No. 1. Indrawati, Yulia. 2007. Interaksi Kebijakan fiscal dan Moneter Di Indonesia : Pendekatan Vector Autoregression. Parallel Session IC: Monetary & Macroeconomy Policy Julaihah, Umi. Analisis Dampak Kebijakan Moneter Terhadap variabel Makroekonomi Di Indonesia.: Fakultas Tanbiyah UIN Malang Muharman, Berto. 2013. Analisis Dinamis Pengaruh Instrumen Fiskal Terhadap PDB Dan Inflasi Di Indonesia.Jurnal Ilmiah. Novitaningrum, Restie.2011.Kebijakan Dalam Perekonomian Makro Indonesia. Santoso, Teguh.2008. Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam Perekonomian Indonesia: Aplikasi Model Mundell-Fleming. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol 5 No. 2. Seprillina, Linda.2013.Efektivitas Instrumen Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia.Jurnal Ilmiah.
Moneter
Terhadap
Sholeh, Maimun.Kebijakan Moneter Dan Inflation Targetting : Suatu Tinjauan Teori.:Univesitas Negeri Yogyakarta Sujai, Mahpud.2011.Dampak Kebijakan Fiskal Dalam Upaya Stabilisasi Harga Komoditas Pertanian.Analsis Kebijakan Pertanian. Vol. 9 No. 4. Supartoyo, Yesi Hendriani, Jen Tatuh, dan Recky H. E. sendouw.2013.The Economic And The Regional Charactheristics : The Case Of Indonesia.Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan.
Ekonomi SMA K - 5
131
Supriyanti,Neni.Analisis Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga BI Terhadap Kinerja Keuangan Pt. Bank Mandiri, Tbk Berdasarkan Raio keuangan. Surjaningsih, Ndari, g. A. Diah Utari, dan Budi Trisnanto.2012.Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output Dan Inflasi. Buletin ekonomi Moneter dan Perbankan.
Ekonomi SMA K - 5
132
KEGIATAN PEMBELAJARAN 11 JURNALPENYESUAIANDANKERTASKERJAPERUSAHAANJASA A. TUJUAN Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat memahami : 1. Mengidentifikasi transaksi keuangan; 2. Menganalisis transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit; 3. Mencatat transaksi ke jurnal umum; 4. Memindahbukukan (posting) dari jurnal ke buku besar; B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Siswa bisa mengidentifikasi transaksi keuangan; 2. Siswa bisa menganalisis transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit; 3. Siswa mencatat transaksi ke jurnal umum; 4. Siswa bisa memindahbukukan (posting) dari jurnal ke buku besar; C. URAIAN MATERI Contoh: Transaksi yang ada pada perusahaan Fotokopi “Cepat”(sebagaimana contoh di depan) 1. Tanggal 1 September 2006 Tn. Wahyu pemilik sekaliguspengelola perusahaan
Fotokopi
“Cepat”menyerahkan
uang
pribadinya
sebesarRp120.000.000,00 sebagai modal usaha. Padatanggal ini pula dibayar uang sewa kios kepadaTn. Salimi sebesar Rp3.600.000,00 untuk masa sewa satu tahun. 2. Tanggal 2 September 2006 dibeli dengan tunai5 unit mesin fotokopi @ Rp15.000.000,00 dariToko Eropa. 3. Tanggal 3 September 2006 dibeli kredit 50 rim kertas HVSukuran folio @ Rp25.000,00 dan 25 rim kertasHVS ukuran kwarto @ Rp23.000,00 serta10 kantong tinta fotokopi @ Rp70.000,00 di TokoMitra. 4. Tanggal 9 September 2006 dicatat penerimaan uang sebesar Rp3.000.000,00 dari pelanggan sebagai pembayaranatas pekerjaan foto kopi dan jilid padaminggu pertama.
Ekonomi SMA K - 5
133
5. Tanggal 10 September 2006 dikembalikan kepada TokoMitra 5 rim kertas HVS ukuran foliodikarenakan rusak. 6. Tanggal 11 September 2006 Tn. Adili pegawai bagianservis fotokopi meminta uang di kasir sebesarRp200.000,00 untuk membeli kertas sampulsebanyak 50 lembar. 7. Tanggal
15
September
2006
dicatat
penerimaan
uang
sebesarRp1.600.000,00 dari pelanggan bagai ongkos fotokopi pada minggu kedua. 8. Tanggal 17 September 2006 dibayar kepada Toko Mitrauang sebesar Rp1.400.000,00
sebagai
pembayaranatas
pembelian
tanggal
3
September 2006. 9. Tanggal 18 September 2006 dibeli tunai 50 rim kertasHVS ukuran folio @ Rp25.000,00 dan 25 rimkertas HVS ukuran kwarto @ Rp23.000,00 serta10 kantong tinta fotokopi @ Rp70.000,00 di TokoMitra tanggal 20 September 2006 dibayar listrik dan teleponuntuk bulan September masing-masing senilaiRp475.000,00 dan Rp400.000,00 10. Tanggal 23 September 2006 diterima uang hasil fotokopi danjilid dari Toko Sukses senilai Rp11.252.000,00 11. Tanggal 24 September 2006 dibayar beban iklan untukbulan September senilai Rp500.000,00 12. Tanggal
29
pekerjaan
September
fotokopi
dan
2006 jilid
telah
diselesaikan
sebesar
dandiserahkan
Rp11.700.000,00
diterima
pembayaransebesar Rp9.750.000,00 dan diterima bulandepan senilai Rp1.950.000,00.Tanggal 30 September 2006 dibayar gaji karyawan sebesarRp7.500.000,00. 13. Pada 30 September 2006 (akhir bulan) masih terdapattransaksi yang belum dibukukan (sebagai data penyesuaian)terdiri atas: a.
Beban
depresiasi
denganmenggunakan untukmasa
manfaat
mesin metode 10
fotokopi Garis
tahun,
lurus
oleh
diperhitungkan tanpa
karena
nilai itu
sisa beban
depresiasiuntuk bulan September 2006 sebesar Rp625.000,00 b.
Beban sewa ruangan untuk bulan September 2006Rp300.000,00
c.
Perlengkapan fotokopi (kertas, tinta dan lain-lain) yangmasih ada di gudang Rp1.425.000,00Berdasarkan transaksi yang terjadi selama
Ekonomi SMA K - 5
134
bulan Septembertersebut dapat dicatat dalam jurnal umum berikut ini: Tahun : 2006 Jurnal Umum Halaman : 01 Tgl Sept
Keterangan 1
Ref
Kas
Debit
Kredit
120.000.000,00
Modal, Wahyu
120.000.000,00
(setoran modal berupa uangtunai) 1
Persekot sewa
3.600.000,00
Kas
3.600.000,00
(membayar sewa kios untuksatu tahun) 2
Mesin fotokopi
75.000.000,00
Kas
75.000.000,00
(membeli
mesin
fotokopi secara tunai) 3
Perlengkapan
2.525.000,00
Utang usaha (membeli
kertas
2.525.000,00 dan
tinta dengan kredit) 9
Kas
3.000.000,00
Pendapatan jasa
3.000.000,00
(mencatat penerimaan uang dari pelanggan) 1
Utang usaha
0
Perlengkapan
125.000,00 125.000.,00
(mengembalikan kertas yang dibeli tgl 5 karena rusak)
Tahun : 2006 Jurnal Umum Halaman : 02
Ekonomi SMA K - 5
135
Tgl Sept
Keterangan 11
Ref
Perlengkapan
Debit 200.000,00
Kas (setoran
Kredit
200.000,00 perlengkapan
secara Tunai) 15
Kas
1.600.000,00
Pendapatan Jasa (Mencatat
1.600.000,00
penerimaan
Uang dari pelanggan) Utang usaha
1.400.000,00
Kas
1.400.000,00
(membayar
sebagian
utang pada toko Mitra) 18
Perlengkapan
2.525.000,00
Kas
2.525.000,00
(membeli kertas dan tinta secara tunai) 20
Beban listrik dan telepon
875.000,00
Kas (membayar
875.000,00 listrik
dan
telepon) 23
Kas
11.252.000,00
Pendapatan jasa (mencatat
11.252.000,00
penerimaan
uang dari pelanggan) 24
Beban iklan
500.000,00
Kas
500.000,00
(membayar beban iklan)
29
Kas
9.750.000,00
Piutang usaha
1.950.000,00
Pendapatan jasa (mencatat jasakepada
Ekonomi SMA K - 5
11.700.000,00
penyerahan pelanggan
136
sebagian belumditerima pembayarannya) 30
Beban gaji karyawan
7.500.000
Kas
7.500.000
(membayar beban gaji karyawan)
Jurnal umum setelah dilakukan posting: Tahun : 2006 Jurnal Umum (dalam Rp) Halaman : 01 Tgl Sept
1
Keterangan
Ref
Debit
Kas
100 120.000.000,00
Modal, Wahyu
300
Kredit
120.000.000
(setoran modal berupa uangtunai) 1
Persekot sewa
103 3.600.000,00
Kas
100
(membayar
sewa
3.600.000.000
kios
untuk satu tahun) 2
Mesin fotokopi
120 75.000.000,00
Kas
100
75.000.000,-
(membeli mesin fotokopi secara tunai) 3
Perlengkapan
104 2.525.000,00
Utang usaha
200
(membeli
kertas
2.525.000,-
dan
tinta dengan kredit) 9
Kas
100 3.000.000,00
Pendapatan jasa
400
(mencatat
3.000.000,-
penerimaan
uang dari pelanggan) 10
Utang usaha
200 125.000,00
Perlengkapan
104
Ekonomi SMA K - 5
125.000,-
137
(mengembalikan
kertas
yang dibeli tgl 5 karena rusak)
Tahun : 2006 Jurnal Umum Halaman : 02 Tgl Sept
11
Keterangan
Ref
Perlengkapan
104 200.000,00
Kas
100
(setoran
Debit
Kredit
200.000,00
perlengkapan
secara tunai) 15
Kas
100 1.600.000,00
Pendapatan jasa
400
(mencatat
1.600.000,00
penerimaan
uang dari pelanggan) 17
Utang usaha
200 1.400.000,00
Kas
100
(membayar
1.400.000,00
sebagian
utang pada toko Mitra) 18
Perlengkapan
104 2.525.000,00
Kas
100
2.525.000,00
(membeli kertas dan tinta secara tunai) 20
Beban listrik dan telepon
501 875.000,00
Kas
100
(membayar
listrik
875.000,00
dan
telepon) 23
Kas
100 11.252.000,00
Pendapatan jasa
400
(mencatat
11.252.000
penerimaan
uang dari pelanggan) 24
Beban iklan
500 500.000,00
Kas
100
500.000,00
(membayar beban iklan)
Ekonomi SMA K - 5
138
29
Kas
100 9.750.000,00
Piutang usaha
101 1.950.000,00
Pendapatan jasa
400
(mencatat jasakepada
11.700.000,-
penyerahan pelanggan
sebagianbelum
diterima
pembayarannya) 30
Beban gaji karyawan
500 7.500.000
Kas
100
7.500.000
Setelah semua rekening yang ada dalam jurnal sudahdiposting dalam buku besar, selanjutnya pada akhir periodedapat diketahui saldo dari tiap-tiap rekening dengan caramenjumlahkan sisi debit dan sisi kredit. Setelah itu dicariselisihnya sehingga dapat ditemukan saldonya. Berikut inidisajikan keadaan buku besar yang sudah diketahui saldonyapada akhir periode.
Ekonomi SMA K - 5
139
Tgl Sep
Keterangan
F
Jumlah
1
Modal
01
120.000.000
9
Pendaptn. jasa
01
16
Pendaptn. jasa
23 29
Tgl
F
Jml
1
Persekot sewa
01
3.600.000
3.000.000
2
Mesin fotokopi
01
75.000.000
02
1.600.000
11
Perlengkapan
01
200.000
Pendaptn. jasa
02
11.252.000
17
Utang usaha
02
1.400.000
Pendaptn. jasa
02
9.750.000
18
Perlengkapan
02
2.525.000
20
Beb. List. & Telp
02
875.000
24
Beban iklan
02
500.000
30
Beban Gaji
02
7.500.000
30
Saldo
02
54.002.000
145.602.000
Ekonomi SMA K - 5
Sep
Keterangan
145.602.000
140
Piutang Usaha Tgl Sep
29
Kode 101 Keterangan
Pendapatan jasa
F 02
Jumlah 1.950.000
Tgl Sep
30
Keterangan
F
Saldo
1.950.000
1.950.000
Persekot Sewa Tgl Sep
1
Sewa satu tahun
F 01
Jumlah 3.600.000
3.600.000
Ekonomi SMA K - 5
1.950.000
Kode 103 Keterangan
Perlengkapan
Jml
Tgl Sep
30
Keterangan Saldo
F
Jml 3.600.000
3.600.000
Kode 104 141
Tgl Sep
Keterangan
F
Jumlah
3
Beli dng kredit
01
2.525.000
11
Beli scr tunai
02
200.000
18
Beli scr tunai
02
2.525.000
Tgl Sep
Keterangan
10
Retur
30
Saldo
F 01
5.250.000
Kode 120
Tgl Sep
125.000 5.125.000
5.250.000
Mesin
Jml
2
Keterangan Beli dengan tunai
F 01
Jumlah 75.000.000
75.000.000
Ekonomi SMA K - 5
Tgl Sep
30
Keterangan Saldo
F
Jml 75.000.000
75.000.000
142
Akumulasi Depresiasi Mesin Tgl
Keterangan
Kode 120.1 F
Jumlah
Tgl Sep
Utang Usaha
F
Jml
F
Jml
Beban 1 Bulan
Kode 201
Tgl Sep
1
Keterangan
Keterangan
F
Jumlah
10
Retur
01
125.000
17
Pembayaran
02
1.400.000
30
Saldo
Sep
3
Keterangan Perlengkapan
2.525.000
1.000.000
2.525.000
Ekonomi SMA K - 5
Tgl
2.525.000
143
Modal, Wahyu
Kode 300
Tgl Sep
30
Keterangan
F
Saldo
Jumlah 120.000.000
Tgl Sep
1
Keterangan
F
Setoran tunai
Jml 120.000.000
120.000.000
120.000.000
.
Pendapatn Jasa Tgl Sep
30
Kode 400 Keterangan
Saldo
F
Jumlah 27.552.000
27.552.000.
Ekonomi SMA K - 5
Tgl Sep
9
Keterangan Penerimaan
F
Jml 3.000.000
16
1.600.000
23
11.252.000
29
11.700.000 27.552.000.
144
Beban Iklan
Kode 500
Tgl Sep
24
Keterangan
F
Jumlah 500.000
Masa 1 bulan
Tgl Sep
Keterangan
F
Saldo
500.000
500.000
Beban Gaji Karyawan Tgl Sep
30
Keterangan
Jml
500.000
Kode 502 F
Jumlah 7.500.000
Gaji bulan Sept
Tgl Sep
30
Keterangan
F
Saldo
Jml 7.500.000
7.500.000
7.500.000.
Ketiga rekening berikut ini digunakan untuk posting dari jurnal penyesuaian pada akhir periode.
Beban Perlengkapan Tgl Sep
Keterangan
Kode 503 F
Jumlah
Tgl
Keterangan
F
Jml
1
Ekonomi SMA K - 5
145
Beban Sewa Kios Tgl Sep
Kode 504 Keterangan
F
Tgl
Keterangan
F
Jml
Keterangan
Tgl
Keterangan
F
Jml
Kode 505 F
Jumlah
1
Beban Listrik Dan Telepon Tgl
Tgl
1
Beban Depresiasi Mesin
Sep
Jumlah
Keterangan
Sep 20 Pembayaran
Kode 501 F
Jumlah 875.000 875.000
Ekonomi SMA K - 5
Tgl sep
20
Keterangan Saldo
F
Jml 875.000 875.000
146
Proses Pengikhtisaran Pada akhir periode, buku besar ditutup dan dicari saldonya selanjutnya saldo tersebut dicatat dalam neraca saldo Contoh: Pada kasus fotokopi “Cepat” dapat disusun neraca saldo sebagai berikut: (dalam Rp)
Tabel No.
Nama Rekening
Debit
Kredit
100
Kas
54.002.000
------
101
Piutang
1.950.000
102
Persekot Sewa
3.600.000
103
Perlengkapan
5.125.000
111
Mesin Fotokopi
75.000.000
111.1
Akum.
200
Fotokopi
1.000.000
300
Utang Usaha
120.000.000
400
Modal, Wahyu
27.552.000
500
Pendapatan Jasa
501
Beban Sewa
7.500.000
502
Beban Gaji
875.000
503
Beban
504
Telepon
505
Beban Perlengkapan
Rek
Beban
Depres.
Mesin -----
Listrik
Depres.
dan --
500.000
Mesin 148.552.000
148.552.000
Fotokopi Beban Iklan
Ekonomi SMA K - 5
147
Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansisebelum menyusun kertas kerja (worksheet). Jurnalpenyesuaian dibuat untuk menyesuaikan angkaangka yangtersebut dalam neraca saldo agar dapat menggambarkankeadaan yang sebenarnya. Rekening-rekening yang memerlukan jurnal penyesuaian antara lain sebagai berikut. 1.
Adanya transaksi yang belum dicatat
a. Beban yang Masih Terutang (Masih BelumDibayar) Apabila pada akhir periode terdapat beban yangditanggung oleh perusahaan, akan tetapi belum dibayar makaakan dicatat sebagai utang. Misalnya, karyawan sudah bekerja, tetapi sampai dengan akhir bulan gajinya belum dibayarsehingga belum ada pencatatan. Dalam hal ini beban harus sudah dicatat karena perusahaan sudah memperoleh
manfaatdari
hasil
kerja
karyawan
tersebut.
Ayat
jurnal
penyesuaianuntuk transaksi tersebut sebagai berikut. Jurnal Umum Tgl
Keterangan
Halaman : ................ Ref
Beban gaji Gajiymh dibayar
Debit
Kredit
Rp xxx Rp xxx
b. Pendapatan yang Belum Diterima Apabila pada akhir periode terdapat pendapatan yangsudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima makaakan dicatat sebagai piutang. Hal ini muncul karena jasa sudahdiserahkan kepada pelanggan tetapi perusahaan belummenerima pembayaran. Ayat jurnal penyesuaian untuktransaksi tersebut sebagai berikut
Ekonomi SMA K - 5
148
Jurnal Umum Tgl
Halaman : ................
Keterangan
Ref
Piutang
Debit
Kredit
Rp xxx
Pendapatan
Rp xxx
c. Penurunan Nilai Aktiva Tetap Setiap akhir periode, aktiva tetap yang dimiliki olehperusahaan akan diturunkan nilainya sebagai akibat daripemakaian apapun bertambahnya umur aktiva tersebut. Olehkarena itu perusahaan perlu menyesuaikan tentang(1) timbulnya beban atas pemakaian harta tetap harus dicatatdan (2) turunnya nilai manfaat harta
tetap
karenadipergunakan
oleh
perusahaan
juga
harus
dicatat.
Penurunannilai aktiva ini diakui sebagai beban oleh perusahaan. Ayatjurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi tersebut sebagaiberikut. Jurnal Umum Tgl
Keterangan Beban
Halaman : ................ Ref
Debit
Kredit
Rp xxx
Depresiasi
Rp xxx
Akumulasi Depresiasi
2.
Transaksi yang sudah dicatat tetapi padaakhir periode memerlukan penyesuaianatas angka-angka yang tercantum didalam neraca saldo.
a. Beban Dibayar di Muka yang Dicatat sebagai Harta Setiap akhir periode pembayaran yang telah dilakukandi depan akan disesuaikan dengan pemakaiannya. Penyesuaianuntuk beban dibayar di muka dapat dicatat sebagai aktiva ataupun sebagai beban. Hal tersebut bergantung pada catatanpada saat penjurnalan. Sebagai contoh tentang pembayaransewa pada
Ekonomi SMA K - 5
149
tanggal
1
September
2006
untuk
jangka
waktu
satu
tahun
sebesar
Rp3.600.000,00. Jika pada saat melakukanpenjurnalan diakui sebagai aktiva, maka pada tanggal31 Desember 2006 nanti di neraca saldo terlihat rekening sewa dibayar di muka/Persekot sewa sebesar Rp3.600.000,00padahal sebagian dari sewa tersebut sudah menjadi beban yaitu periode 1 September sampai dengan 31 Desember 2006selama 4 bulan. Oleh karena itu rekening sewa dibayar di mukaharus dikurangi sedangkan rekening beban sewa harus ditambah masing-masing sebesar 4/12 X Rp3.600.000,00 yaituRp1.200.000,00 dengan jurnal penyesuaiannya sebagai berikut. Tgl
Keterangan
Ref
Beban sewa
Debit
Kredit
Rp xxx
Sewa Dibayar Dimuka
Rp xxx
b. Beban Dibayar di Muka Diakui Sebagai Beban Apabila transaksi pembayaran sewa tersebut diakuisebagai beban maka pada akhir periode neraca saldo yangterlihat adalah rekening beban sewa sebesar Rp3.600.000,00,padahal
yang
benar-benar
sudah
menjadi
beban
pada
periode2006 adalah selama 4 bulan. Dengan demikian rekening bebansewa harus dikurangi sedangkan rekening sewa dibayar dimuka harus ditambah sebesar masing-masing Rp2.400.000,00jurnal penyesuaiannya sebagai berikut. Tgl
Keterangan Sewa Dibayar Dimuka
Ref
Debit
Kredit
Rp xxx
Beban sewa
Rp xxx
c. Pendapatan Diterima di Muka Dicatat sebagaiUtang Setiap akhir periode, pendapatan yang telah diterima didepan akan disesuaikan dengan pengakuannya. Penyesuaianuntuk pendapatan diterima di muka dapat dicatat sebagai utang ataupun pendapatan. Hal tersebut bergantung padacatatan pada saat penjurnalan. Sebagai contoh jika perusahaanmenyewakan sebuah ruang/gedung untuk masa sewa satu
Ekonomi SMA K - 5
150
tahun sebesar Rp9.000.000,00 yang diterima tangga 1 Oktober2006. Pada tanggal 31 Desember 2006 akan terlihat rekeningsewa diterima di muka sebesar Rp9.000.000,00, padahal sebagian dari sewa tersebut sudah menjadi pendapatan yaituselama 3 bulan sejak 1 Oktober sampai dengan 31 Desembersebesar 3/12 X Rp9.000.000 = Rp2.250.000. Jika pada saat melakukan penjurnalan diakui sebagai utang, penyesuaiannya sebagai berikut.
Tgl
Keterangan
Ref
Sewa diterima Dimuka
Debit
Kredit
Rp xxx
Pendapatan sewa
Rp xxx
d. Jika Pada Saat Melakukan Pencatatan Diakuisebagai Pendapatan Apabila atas transaksi penerimaan sewa tersebut diakuisebagai pendapatan maka pada akhir periode neraca saldoyang terlihat adalah rekening pendapatan sewa sebesarRp9.000.000,00, padahal yang benar-benar sudah menjadibeban pada periode 2006 adalah selama 3 bulan. Dengandemikian rekening Pendapatan sewa harus dikurangisedangkan rekening sewa diterima di muka harus ditambahsebesar masing-masing Rp2.250.000,00, jurnal penyesuaiannya sebagai berikut. Tgl
Keterangan Pendapatan sewa Sewa diterima Dimuka
Ref
Debit
Kredit
Rp xxx Rp xxx
e. Kesalahan Pencatatan Kesalahan pencatatan ini bisa terjadi karena salahmemasukkan suatu rekening ke rekening lain dan barudiketahui setelah akhir periode yaitu setelah penyusunanneraca saldo. Sebagai contoh Pada tanggal 31 Desember 2006 diketahui bahwa ada uang lembur karyawan sebesar Rp500.000,00, seharusnya masuk beban gaji tetapi telah salahdicatat (dijurnal) ke beban sewa. Dalam hal
Ekonomi SMA K - 5
151
ini beban sewamenjadi terlalu besar sedangkan beban gaji menjadi terlalukecil (berkurang) atas kejadian tersebut dibuat jurnalpenyesuaiannya sebagai berikut. Sebagai contoh lain adalah informasi penyesuaian Fotokopi “Cepat” pada akhir periode yaitu tanggal 30 September 2006 dapat disajikan sebagai berikut : 1.
Dari hasil penghitungan, perlengkapan yang masihtersedia sebesar Rp1.425.000,00.
2.
Sewa dibayar di muka sebesar Rp300.000,00 untuk jangka waktu satu bulan.
3.
Peralatan disusutkan dengan metode garis lurus denganumur ekonomis 10 tahun dan tanpa nilai sisa sehinggabesarnya depresiasi tiap bulan adalah Rp625.000.
Atas dasar data tersebut jika dibuatkan jurnal penyesuaian akan tampak seperti berikut : Jurnal Umum Tgl
Halaman : ................ Keterangan
Beban Gaji Beban sewa
Ref
Debit
Kredit
Rp xxx Rp xxx
Sebagai contoh lain adalah informasi penyesuaian Fotokopi“Cepat” pada akhir periode yaitu tanggal 30 September 2006dapat disajikan sebagai berikut : 1.
Dari hasil penghitungan, perlengkapan yang masihtersedia sebesar Rp1.425.000,00.
2.
Sewa dibayar di muka sebesar Rp300.000,00 untukjangka waktu satu bulan.
3.
Peralatan disusutkan dengan metode garis lurus denganumur ekonomis 10 tahun dan tanpa nilai sisa sehinggabesarnya depresiasi tiap bulan adalah Rp625.000.
Ekonomi SMA K - 5
152
Atas dasar data tersebut jika dibuatkan jurnal penyesuaian akantampak seperti berikut. Tgl
Keterangan
Ref
Sep 30
Beban Perlengkapan
Debit Rp3.700.000
Perlengkapan (perlengkapan
Kredit
Rp3.700.000 tersisa
Rp1.425.000,00)
Beban sewa
Rp300.000
Persekot sewa
Rp300.000
(sewa untuk tiap bulan sebesar Rp300.000)
Bebn. Depresiasi Mesn.
Rp625.000
Fotokopi Akm.
Depr.
Mes.
Rp625.000
Fotokopi (Depresiasi fotokopi
mesin tiap
bulan
Rp625.000)
f.
Kertas Kerja (Worksheet)
Kertas kerja adalah kertas berkolom yang digunakan untukmempermudah dalam menyusun laporan keuangan. Penggunaan kertas kerja untuk mengurangi kesalahan. Selain itu, juga digunakanuntuk memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan. Dalamkertas kerja terdiri atas kolom-kolom sebagai berikut. 1) Neraca Saldo, data kolom ini diambil dari neraca saldoyang telah dibuat. Selain itu, dapat juga diambilkan darisaldo-saldo setiap buku besar rekening yang telah dibuat.Pada neraca saldo ini jumlah kolom debit harus samadengan kolom kredit. 2) Jurnal Penyesuaian, data kolom ini diambil dari ayatayatjurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Rekening-rekening baru yang timbul dari jurnalpenyesuaian juga dimasukkan ke dalam kertas kerja.Jumlah kolom debit harus sama dengan kolom kredit. Ekonomi SMA K - 5
153
3) Neraca Saldo Disesuaikan, data dalam kolom inimerupakan jumlah dari neraca saldo setelah adanya ayatayatpenyesuaian. Rekening-rekening tersebut dapatbertambah jumlah nominalnya ataupun berkurangjumlah nominalnya sesuai dengan penyesuaian. Jumlahkolom debit harus sama dengan kolom kredit. Dari neracasaldo disesuaikan ini selanjutnya dipilih rekening yangmasuk ke kolom rugi-laba, yaitu rekening beban masukkolom debit dan pendapatan masuk kolom kredit.Demikian pula untuk harta, akumulasi depresiasi aktivatetap, utang, dan modal dimasukkan pada kolom neraca. 4) Perhitungan Laba Rugi, data dalam kolom ini merupakanrekening-rekening nominal,
yaitu pendapatan dan bebanyang diambil dari neraca saldo
disesuaikan. Pada kolomini jika jumlah kredit lebih besar daripada jumlah debitnyamaka perusahaan tersebut laba, selisih laba tersebutdimasukkan dalam kolom sisi debit. Namun sebaliknya,jika kolom debit jumlahnya lebih besar daripada kolomkredit, perusahaan tersebut rugi. Selisih rugi tersebutdimasukkan dalam kolom sisi kredit sehingga jumlahkolom debit harus sama dengan kolom kredit. 5) Neraca, data dalam kolom ini merupakan rekeningrekeningriil, yaitu harta, kewajiban dan modal yangdiambil dari neraca saldo disesuaikan. Selisih dalamkolom ini jumlahnya harus sama dengan selisih padakolom perhitungan laba rugi. Jika laba maka dimasukkan kolom neraca sisi kredit dan jika rugi masuk sisi debitsehingga jumlah kolom debit harus sama dengan kolomkredit.Apabila data yang ada pada Fotokopi ”Cepat” dibuatkertas kerja akan tampak seperti berikut.
Ekonomi SMA K - 5
154
Tabel kertas kerja
Ekonomi SMA K - 5
155
D. AKTIFITAS PEMBELAJARAN Mempelajari Transaksi perusahaan jasa dalam satu bulan, menyusun jurnal umum, posting ke buku besar kemudian membuat kertas kerja
E. LATIHAN/ KASUS/ TUGAS Data di bawah ini diambil dari pembukuan PT FATAH per 31Desember 2005. a. Perkiraan perlengkapan kantor menunjukkan saldoRp750.000,00 pada akhir
tahun
2005.
Dari
jumlah
tersebuttelah
terpakai
sebesar
Rp500.000,00. b. Bunga yang masih harus diterima atas wesel tagih sebesarRp100.000,00. c. Rekening listrik dan air bulan Desember 2005 yang belumdibayar sebesar Rp75.000,00. d. Sewa diterima di muka dalam neraca saldo menunjukkankredit sebesar Rp1.200.000,00. Sewa tersebut adalah untukmasa 1 Mei 2005 sampai dengan 1 Mei 2006 e. Asuransi
dibayar
di
muka
sebelum
Jurnal
penyesuaiansebesar
Rp900.000,00. Pada akhir tahun 2006 ternyata yangtelah menjadi beban sebesar Rp600.000,00. f.
Piutang dagang dalam neraca saldo per 31 Desember 2005menunjukkan jumlah sebesar Rp10.000.000,00.Ditaksir mungkin yang tidak tertagih sebesar Rp100.000,00.
g. Gedung dengan harga perolehan sebesar Rp50.000.000,00disusutkan setiap tahun sebesar 5% dari harga perolehan. Diminta: Susunlah jurnal penyesuaian dalam bentuk jurnal umum
F. RANGKUMAN • Neraca saldo adalah laporan tentang saldo-saldo semua perkiraan yang terdapat pada buku besar. • Jurnal penyesuaian (adjustment journal) adalah penyesuaian tentang catatan atau faktayang sebenarnya pada akhir periode. • Tujuan dari penyusunan jurnal penyesuaian antara lain adalah: -
agar setiap perkiraan riil, khususnya perkiraan harta dan utang pada akhir periode Menunjukkan jumlah yang sebenarnya.
Ekonomi SMA K - 5
156
-
agar setiap perkiraan nominal, yaitu perkiraan pendapatan dan beban pada akhir periode menunjukkan besarnya pendapatan dan beban yang harus diakui
• Neraca lajur atau kertas kerja adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajuryang direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yangdibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan secara sistematis. • Tujuan penyusunan neraca lajur di antaranya adalah: o
Memudahkan penyusunan laporan keuangan.
o
Menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian,yang merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan formal.
o
Mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah mempelajari bab ini, kalian seharusnya telah mampu: Mengidentifikasi Neraca Saldo, saldo debet dan saldo kredit • Menganalisis jika dalam neraca saldo tidak terjadi keseimbangan. • Mampu mengidentifikasi akun akun yang memerlukan jurnal penyesuaian • Mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menyusun jurnal penyesuaian. • Membuat neraca saldo. • Membuat ayat jurnal penyesuaian. • Membuat neraca lajur (worksheet).
H. KUNCI JAWABAN Tanggal Des
31
Keterangan a. Beban perlengkapan
Debit 500.000
Perlengkapan kantor b. Piutang bunga
500.000 100.000
Pendapatan bunga c. Beban listrik dan air Utang listrik dan air
Ekonomi SMA K - 5
Kredit
100.000 75.000 75.000
157
d. Sewa diterima di muka
800.000
Pendapatan sewa e. Beban asuransi
800.000 600.000
Asuransi dibayar di muka f.
Beban kerugian piutang
600.000 100.000
dagang Cad. kerugian piutang
100.000
dagang g. Beban penyusutan
2.500.000
gedung Akum. penyusutan
2.500.000
gedung
Ekonomi SMA K - 5
158
KEGIATAN PEMBELAJARAN 12 JURNAL PENYESUAIAN DAN KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG A. TUJUAN Dalam bab ini anda akan mempelajari mengenai penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan dagang, kertas kerja pada perusahaan dagang, penyelesaian akun ikhtisar rugi laba dan HPP dalam kertas kerja, perhitungan HPP, dan laporan keuangan perusahaan dagang. Tujuannya agar kamu memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan dagang pada tahap pengikhtisaran. Setelah mengerjakan modul ini Anda diharapkan dapat : 1. menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian; 2. menjelaskan akun-akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode; 3. menjelaskan pendekatan ihktisar Rugi/Laba dan Harga Pokok Penjualan untuk penyesuaian persediaan barang dagang; 4. membuat jurnal penyesuaian persediaan barang dagang; 5. membuat jurnal penyesuaian perlengkapan; 6. membuat jurnal penyesuaian beban dibayar dimuka; 7. membuat jurnal penyesuaian pendapatan diterima dimuka; 8. membuat jurnal penyesuaian beban yang masih harus dibayar; dan 9. membuat jurnal penyesuaian penyusutan aktiva tetap. 10. menjelaskan pengertian kertas kerja; 11. menjelaskan fungsi kertas kerja; 12. menjelaskan bentuk kertas kerja; dan 13. menyusun kertas kerja 10 kolom.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Bisa mendefinisikan transaksi-transaski di perusahaan dagang; 2. bisa mengidentifikasi dan mencatat trsnasaksi ke dalam jurnal 3. dari jurnal bisa diposting ke buku besar; 4. Bisa menyusun jurnal penyesuaian 5. Bisa menghitung HPP 6. Bisamembuat kertas kerja
Ekonomi SMA K - 5
159
C. URAIAN MATERI Pencatatan Jurnal Penyesuaian (Adjustment Journal) Setiap akhir periode atau akhir tahun, suatu perusahaan
diwajibkan
menyusun laporan keuangan untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan laporan Keuangan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, suatu perusahaan harus terlebih dahulu membuat kertas kerja sebagai pertolongan untuk mempermudah penyusunan laporan euangan. Penyusunan kertas kerja diawali dengan membuat jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan kondisi harta, utang, dan modal agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada setiap akhir periode. Jadi, jurnal penyesuaian (adjustment journal) adalah jurnal untuk mengadakan penyesuaian catatan-catatan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Sekadar mengingatkan kembali, dalam perusahaan jasa seperti yang telah dibahas pada kelas XI Semester II terdapat tujuh macam jurnal penyesuaian yaitu sebagai berikut. 1. Penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan, artinya penurunan nilai perlengkapan
dikarenakan
adanya
pemakaian,
sehingga
harus
disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode. 2. Penyesuaian untuk beban yang masih harus dibayar atau utang beban, artinya beban yang sudah saatnya untuk dibayar tetapi belum dilakukan pembayaran atau belum dilunasi. 3. Penyesuaian untuk pendapatan yang masih harus diterima atau piutang pendapatan, artinya pendapatan yang seharusnya sudah diterima, tetapi belum diterima pelunasannya. 4. Penyesuaian untuk beban dibayar di muka atau persekot biaya, artinya beban yang sudah dibayar tetapi sebenarnya beban tersebut untuk beban di masa yang akan datang. 5. Penyesuaian untuk pendapatan diterima di muka atau utang pendapatan, artinya pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya pendapatan tersebut untuk pendapatan di masa yang akan datang. 6. Penyesuaian untuk kerugian piutang tak tertagih, artinya taksiran kerugian yang timbul karena sebagian dari jumlah piutang tidak dapat ditagih. Ekonomi SMA K - 5
160
7. Penyesuaian untuk penyusutan aktiva tetap, artinya pembebanan akan pemakaian aktiva tetap, sehingga susut nilai dan disesuaikan dengan harga pada setiap akhir periode. Berbeda dengan perusahaan dagang, selain menyusun jurnal penyesuaian seperti yang telah disebutkan di atas, masih terdapat jurnal penyesuaian untuk akun persediaan barang dagangan, yaitu persediaan barang dagangan yang belum laku dijual dan masih terdapat di gudang, untuk dapat dijual pada periode mendatang. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode, seperti yang telah dilakukan dalam akuntansi perusahaan jasa. Untuk itu, saldosaldo yang tampak di neraca sisa atau neraca saldo masih perlu dibuat jurnal penyesuaian. Akan tetapi tidak setiap perkiraan dalam neraca sisa atau neraca saldo dibuat jurnal penyesuaian. Saldo-saldo yang terdapat dalam neraca sisa yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian antara lain sebagai berikutmemerlukan jurnal penyesuaian antara lain sebagai berikut.
No
Macam Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian
1.
Pemakaian perlengkapan
Beban perlengkapan Rp xxx Perlengkapan
2.
Piutang pendapatan/pendapatanyang
Piutang ……
Rp xxx
Rp xxx
Pendapatan …..
Rp xxx
masih harus diterima 3.
Utang beban/beban yang masih Beban .… .. harus dibayar
4
Rp xxx
Utang .…
… Rp xxx
Utang pendapatan/pendapatan diterima di muka a) Saat penerimaan dicatat
….diterima di muka
Rp xxx
Pendapatan .…
Rp xxx
sebagai utang b) Saat penerimaan dicatat Pendapatan .… sebagai pendapatan
5.
….diterima di muka
Rp xxx Rp xxx
Beban dibayar di muka
Ekonomi SMA K - 5
161
a)
Saat
pembayaran Beban .… Rp xxx
dicatat sebagai harta b)
Saat
harta .... dibayar di muka Rp xxx
pembayaran
dicatat sebagai beban
.... dibayar di muka Rp xxx beban Beban .… Rp xxx
6.
Kerugian piutang/piutang yang Beban kerugian piutang Rp xxx tidak tertagih
7.
Penyusutan aktiva tetap
Cadangan kerugian piutang Rp xxx Beban penyusutan .… Rp xxx Akumulasi penyusutan..… Rp xxx
8.
Persediaan barang dagangan
Ikhtisar L/R
a) Metode/Pendekatan Ikhtisar L/R
Rp xxx
Persediaan barang dagangan (awal)
Rp
xxx
b) Metode/Pendekatan Harga Pokok Penjualan Persediaan barang dagangan (akhir) Rp xxx (Cost of Goods Sold)
Ikhtisar L/R Rp xxx Harga pokok penjualan
Rp xxx
Persediaan barang dagangan (awal) Rp xxx Pembelian
Rp xxx
Beban angkut pembelian
Rp xxx
Persediaan barang dagangan(akhir) Rp xxx Retur pembelian dan PH
Rp xxx
Potongan pembelian
Rp xxx
Harga pokok penjualan
Rp xxx
Penyusunan Jurnal Penyesuaian Sebagaimana kamu ketahui, bahwa neraca sisa juga merupakan dasar penyusunan laporan keuangan. Namun, pada kenyataannya belum menyajikan informasi yang lengkap. Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan keuangan terlebih dahulu harus diadakan penyesuaian yang bertujuan agar informasi yang dimunculkan benar-benar baru dan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Atau dengan kata lain, ayat jurnal penyesuaian berfungsi untuk mengubah akun Ekonomi SMA K - 5
162
melalui proses pencatatan transaksi sehingga sisa yang diperlihatkan adalah saldo sebenarnya. Nah, untuk memberimu pemahaman lebih jelas,selanjutnya perhatikan contoh penyusunan jurnal penyesuaian berikut ini. Contoh: Data-data akuntansi di bawah ini diambil dari pembukuan PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 1. Perlengkapan
yang
tercantum
dalam
neraca
sisa
sebesar
Rp1.000.000,00 (debit). Pada akhir periode perlengkapan yang masih ada sebesar Rp400.000,00. 2. Masih harus diterima bunga atas wesel tagih sebesar Rp150.000,00. 3. Gaji dan upah yang belum dibayar untuk bulan Desember 2005 sebesar Rp2.400.000,00. 4. Sewa diterima di muka sebelum penyesuaian menunjukkan jumlah sebesar Rp18.000.000,00 (kredit). Sewa tersebut untuk jangka waktu 1 April 2005 sampai dengan 1 April 2006. 5. Asuransi dibayar di muka dalam neraca saldo menunjukkan debit sebesar Rp2.400.000,00. Asuransi tersebut untuk pembayaran dari tanggal 1 Mei 2005 sampai dengan 1 Mei 2006. 6. Dari jumlah piutang dagang sebesar Rp50.000.000,00 ditaksir sebesar 5% kemungkinan tidak dapat ditagih. 7. Penyusutan atas peralatan toko ditetapkan sebesar Rp4.000.000,00. 8. Persediaan
barang
dagangan
sebelum
penyesuaian
sebesar
Rp15.000.000,00 dan persediaan barang dagangan akhir sebesar Rp20.000.000,00 (menggunakan akun ikhtisar laba/ rugi).
Diminta: Susunlah jurnal penyesuaian per 31 Desember 2005 untuk transaksi-transaksi di atas! Jawab: a. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2005 Transaksi-transaksi di atas bila dibuat ke dalam jurnal penyesuaian akan tampak seperti Tabel 2.3.
Ekonomi SMA K - 5
163
PD. ASIH JAYA, Semarang Jurnal Penyesuaian Per 31 Desember 2005 Tabel 2.3. TGL
Keterangan
Debit
Kas
Rp 500.000
Beban umum serba-serbi
Rp 100.000
Kredit
2005 des31 1
Pendapatan bunga
2
Ikhtisar laba/rugi
Rp 600.000
Rp 16.500.000
Persediaan barang dag. Persediaan barang dagangan
Rp 16.500.000 Rp 18.000.000
Ikhtisar laba/rugi
3
Beban Perlengkapan took
Rp 18.000.000
Rp 500.000
Perlengkapan took 4
Beban perlengkapan kantor
Rp 500.000 Rp 100.000,
Perlengkapan took 5
Iklan dibayar di muka
Rp 100.000 Rp 500.000
Beban iklan 6
Sewa dibayar di muka
Rp 500.000 Rp 100.000
Beban sewa toko
7
Beban penyusutan peralt took
Rp 100.000
Rp 3.000.000
Akum. peny. peralt kantor 8
Beban peny. peralatan kantor
Rp 3.000.000 Rp 450.000
Akum. peny. peralt kantor 9
Beban umum serba-serbi
Rp 450.000 Rp 100.000
Utang listrik dan air 10 Pajak penghasilan Utang pajak
Ekonomi SMA K - 5
Rp 100.000 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000,
164
b. Kertas kerja per 31 Desember 2005 Kertas kerja dari PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 dapat kamu lihat pada Tabel 2.4.
Ekonomi SMA K - 5
165
PD ASIH JAYA SEMARANG KERTA KERJA PER 31 DESEMBER 2015
No
Nama
Neraca Sisa
rek
Perkiraan
Ayat Penyesuaian
Neraca
Sisa Laba-Rugi
Neraca
Disesuaikan Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Debit
Kredit (Rp)
(Rp) 101
Kas
8000.000
500.000
8.500.000
8.500.00 0
102
Piutang
11.000.000
11.000.000
11.000.0
Dagang 103
00
Persediaan
16.500.000
18.000.000
16.500.000
18.000.000
18.000.0
Brg Dag 121
Peralatan
00 15.000.000
15.000.000
15.000.0
Toko 122
Akum
00 Peny
2.500.000
3000.000
5.500.000
5.500.000
Peralt took 123
Peralatan
4.500.000
4.500.000
4.500.00
Kantor 124
Akum PEny
0 1.000.000
450.000
1.450.000
1.450.000
12.000.000
12.000.000
Peralt kntor 201
Utang
Ekonomi SMA K - 5
12.000.000
166
Dagang 301
Modal
24.000.000
24.000.000
24.000.000
Tn.Asih Suryo 302
Prive
Tn,
2.000.000
2.000.000
2.000.00
Asih Suryo 401
Penjualan
402
Retur
0 95.000.000
95.000.000
95.000.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
Penjualan 501
Pembelian
66.000.000
66.000.000
66.000.000
502
Beban
3000.000
3.000.000
3.000.000
Angkut pemblian 503
Retur
3.500.000
3.500.000
3.500.000
Pembelian 601
Beban
Gaji
2.500.000
2.500.000
2.500.000
Penjualan 602
Beban Iklan
2.000.000
500.000
1.500.000
1.500.000
603
Beban
1.500.000
500.000
1.000.000
1.000.000
500.000
500.000
500.000
500.000
Perlgkpn Toko 604
Beban
500.000
Angkut Penjualan 605
Beban sewa
Ekonomi SMA K - 5
600.000
100.000
167
took 611
Beban
Gaji
1.000.000
1.000.000
1.000.000
300.000
300.000
kantor 612
Beban
400.000
100.000
Perlgk kntor 613
Beban
500.000
200.000
700.000
700.000
1.500.00
3.000.000
4.500.000
4.500.000
500.000
500.000
500.000
100.000
100.000
100.000
500.000
500.000
500.000
100.000
100.000
100.000
umum serba=serbi 631
Pajak Penghasilan
138.000.000 104
Perlgkapn
138.000.000
Toko 105
Perlengkapa n kntor
106
Iklan dibayar dimuka
107
Sewa Dibyar dimuka
202
Utang Listrik
100.000
100.000
100.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
n air 203
Utang Pajak
511
Ikhtisar L/R
16.500.000
606
Beban Peny
3.000.000
18000.000
16.500.000 3.000.000
18.000.000
16.500.000
18.000.000
3000.000
Peraltn Toko
Ekonomi SMA K - 5
168
614
Beban Peny
450.000
450.000
450.000
Peraltn kantor 701
Pendapatn
600.000
600.000
600.000
bunga 42.850.000
Laba Bersih
Ekonomi SMA K - 5
42.850.000
163.150.000
163.150.00
102.950.00
117.100.00
60.200.0
0
0
0
00
14.150.000
46.050.000
14.150.000
113.174.00
113.174.00
60.200.0
0
0
00
60.200.000
169
Diatas sudah sekalian dicontohkan pembuatan kertas kerja. Berikut akan diuraikan tentang kertas kerja. Pengertian Kertas Kerja Seperti halnya jurnal penyesuaian, maka kertas kerja juga sudah pernah kamu pelajari kelas I bukan? Dalam modul kelas I yang lalu Anda sudah mempelajari kertas kerja. Apa bedanya kertas kerja yang dipelajari di kelas I dengan kertas kerja yang dikerjakan sekarang? Baiklah, kertas kerja yang
disajikan dalam
modul sekarang ini merupakan kertas kerja yang terdapat dalam perusahaan dagang. Kertas kerja sering juga disebut dengan neraca lajur (work sheet) yaitu suatu daftar yang terdiri dari lajur atau kolom-kolom neraca saldo, ayat jurnal penyesuaian serta laporan keuangan yang dibuat untuk menyajikan semua data akuntansi yang diperlukan pada akhir periode akuntansi. Kertas kerja yang sudah dipelajari kelas I adalah kertas kerja yang terdapat dalam perusahaan jasa. Sedangkan di kelas II penekanan pada perusahaan dagang dimana transaksi dan akunnya sudah lebih banyak. Dari uraian di atas tentunya Anda sudah dapat menarik pengertian dari kertas kerja bukan? Baiklah sekarang dilanjutkan dengan fungsi kertas kerja. Fungsi Kertas Kerja Apa fungsinya kertas? Kertas kerja adalah suatu alat bantu untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan dan membantu proses penutupan buku besar suatu perusahaan. Dalam akuntansi pembuatan kertas kerja tidaklah suatu keharusan. Jadi boleh dibuat boleh tidak. Biasanya agar laporan keuangan dapat dengan mudah disusun maka kertas kerja dibuat terlebih dahulu. Amatilah bagan berikut ini!
Dari bagan di bawah dapat Anda simpulkan bahwa kertas kerja hanya sebagai alternatif (alat bantu) dalam penyusunan keuangan
Ekonomi SMA K - 5
170
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Bentuk Kertas Kerja Ada beberapa bentuk kertas kerja diantaranya kertas kerja 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom dan 12 kolom. Namun yang lazim digunakan adalah kertas kerja 10 kolom. Contoh yang disajikan kertas kerja diatas berbentuk 10 kolom. (Tabel 2.4.) Bagaimana bentuk kertas kerja 6 kolom? Baiklah, untuk lebih jelas dikemukakan bentuk kertas kerja selain yang berbentuk 10 kolom. a. Kertas kerja 6 kolom terdiri atas: 1. Nomor akun 2. Nama akun 3. Neraca saldo (debit dan kredit) 4. Laba rugi (debit dan kredi) 5. Neraca (debit dan kredit). b. Kertas kerja 8 kolom terdiri atas: 1. Nomor akun 2. Nama akun 3. Neraca saldo (debit dan kredit)) 4. Ayat penyesuaian (debit dan kredit) 5. Laba rugi (debit dan kredit) 6. Neraca (debit dan kredit). c. Kertas kerja 12 kolom terdiri atas: 1. Nomor akun
Ekonomi SMA K - 5
171
2. Nama akun 3. Neraca saldo (debit dan kredit) 4. Ayat penyesuaian (debit dan kredit) 5. Neraca saldo disesuaikan (debit dan kredit) 6. Laba rugi (debit dan kredit) 7. Modal /Laba ditahan (debit dan kredit) 8. Neraca (debit dan kredit). Cara Menyusun Kertas Kerja Apakah sama cara menyusun kertas kerja untuk perusahaan dagang dengan perusahaan jasa? Benar! Pada dasarnya sama saja dengan langkah-langkah penyusunan kertas kerja perusahaan jasa. Perhatikan langkah-langkah berikut ini: 1) Kolom nomor dan nama akun untuk mencatat sesuai dengan nomor dan mana akun buku besar 2) Kolom Neraca saldo untuk mencatat saldo-saldo sementara setiap akun buku besar yaitu saldo debit dicatat di sisi debit dan saldo kredit di catat di sisi kredit. Setelah itu lajur debit dijumlahkan dan hasilnya harus sama dengan jumlah lajur kredit neraca saldo (Biasanya neraca saldo telah disiapkan sebelum menyusun kertas kerja). 3) Kolom ayat penyesuaian adalah untuk mencatat semua ayat penyesuaian pada akhir periode akuntansi yang biasanya telah di buat secara terpisah dalam bentuk jurnal umum. Ayat jurnal penyesuaian sisi debit dipindahkan pada akun yang bersangkutan, lajur debit dan ayat jurnal sisi kredit dipindahkan pada akun lajur kredit. Apabila akun dalam ayat penyesuaian belum ada dalam daftar akun neraca saldo, maka dapat ditambahkan nama akun baru di bawahnya. Ingat lajur debit dan kredit kolom ayat penyesuaian harus sama jumlahnya. 4) Kolom neraca saldo disesuaikan. Kolom ini merupakan perpaduan antara kolom neraca saldo dengan ayat penyesuaian. Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Semua akun yang tidak mendapat penyesuaian maka saldo akun yang terdapat dalam kolom neraca saldo langsung dipindahlkan ke kolom
neraca
saldo disesuaikan (saldo debit dipindah ke sisi debit dan saldo kredit dipindahkan ke sisi kredit) Ekonomi SMA K - 5
172
b. Setiap saldo akun neraca saldo debit yang mengalami penyesuaian debit dijumlahkan, angkanya di catat di sisi debit neraca saldo disesuaikan. Begitu juga dengan saldo akun kredit mengalami penyesuaian kredit dijumlahkan. Angkanya dicatat di sisi kredit Neraca saldo disesuaikan. c. Setiap saldo akun di neraca saldo kredit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian debit , maka selisihnya dicatat di sisi dkredit neraca saldo disesuaikan. d. Setiap saldo akun di neraca saldo debit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian kredit, maka selisihnya dicatat di sisi debit neraca saldo disesuaikan. e. Akun baru yang angkanya teryang jumlahnya hanya terdapat pada kolom ayat penyesuaian, maka jumlah tersebut langsung dipindahkan. Jumlah kolom debit dipindahkan ke sisi debit dan jumlah kolom kredit dipindahkan ke sisi kredit kolom neraca saldo disesuaikan. f. Jumlah akun Ikhtisar laba rugi debit dan kredit kolom penyesuaian tidak diselisihkan, melainkan langsung dipindahkan ke debit dan kredit kolom neraca saldo disesuaikan. Apabila semua saldo akun sudah dicatat dan dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan, berarti saldo akun telah mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan siap untuk disajikan dalam laporan keuangan. 5) Kolom laba rugi Sebelum dilakukan pencatatan dalam kolom laba rugi ini, maka terlebih dahulu data akun yang ada dalam kolom neraca saldo disesuaikan yang terdiri dari golongan akun riil dan golongan akun nominal. Setelah dipastikan golongan akunnya, baru dipindahkan akun nominal ke kolom rugi laba sisi debit maupun sisi kredit. Oleh karena jumlah debit akun ikhtisar laba rugi mempengaruhi perhitungan laba, maka jumlah debit dan kredit akun tersebut langsung dipindahkan ke debit dan ke kredit kolom laba rugi. Setelah semua jumlah/angka yang termasuk akun nominal dipindahkan ke kolom debit/kredit laba rugi maka sisi debit dan sisi kredit masing-masing dijumlahkan. Selisih sisi debit dan kredit pada kolom laba rugi merupakan sisa laba bersih atau rugi bersih. Apabila sisi debit lebih besar dari pada jumlah sisi kredit berarti rugi bersih, dan sebaliknya apabila jumlah sisi kredit lebih besar dari pada sisi debit berarti sisa laba bersih. Pencatatan selisih Ekonomi SMA K - 5
173
tersebut adalah pada kolom jumlah yang lebih kecil sehingga jumlah debit dan kredit kolom laba rugi seimbang (sama). Kolom Neraca Kolom neraca merupakan tempat untuk mencatat akun riil yang terdiri dari aktiva, kewajiban dan modal. Semua akun riil debit atau kredit dicatat dalam kolom neraca. Setelah itu sisi debit dijumlahkan dan sisi kredit dijumlahkan , selisih atau perbedaannya merupakan penambahan modal atau pengurangan modal yang disebabkan adanya laba bersih atau rugi bersih. Pencatatan laba dalam kolom neraca di sisi kredit, dan sebaliknya apabila perusahaan menderita klerugian maka dicatat dalam neraca di sisi kredit. Dari uraian di atas, apakah dapat Anda mengerti ? Baiklah, apabila Anda baru membaca langkah-langkah tersebut tentunya penguasaan anda terhadap penyusunan kertas kerja belum maksimal.
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) Anda
sudah
mengetahui,
bahwa
kegiatan
perusahaandagang
adalah
memperjualbelikan barang dagangan. Hasilpenjualan yang diterima oleh perusahaan dagang dicatat dalam akun penjualan. Dan hasil penjualan barang dagangan tersebut mempunyai harga pokok sebagai nilai beli barang yang telah dijual, yang sering disebut sebagai Harga Pokok Penjualan (HPP). Jadi, Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold) adalah harga pokok dari barang-barang yang telah laku dijual selama periode tertentu. Dalam menghitung harga pokok penjualan, Anda perlu mengetahui unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, yaitu persediaan barang dagangan (awal), pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian dan pengurangan harga, potongan pembelian, dan persediaan barang dagangan akhir. Cara untuk menghitung besarnya harga pokok penjualan adalah sebagai berikut.
Ekonomi SMA K - 5
174
Cara lain yang lebih praktis untuk menghitung Harga Pokok Penjualan yaitu dengan menentukan penambahan dan pengurangan dari unsur-unsurnya, antara lain: 1. persediaan barang dagangan awal (+), 2. pembelian barang dagangan (+), 3. beban angkut pembelian (+), 4. retur pembelian dan pengurangan harga (–), 5. potongan pembelian (–), 6. persediaan barang dagangan akhir (–).
Contoh: Data berikut diambil dari pembukuan PD FALAH, Bandung per 31 Desember 2005. Persediaan barang dagangan (awal) Rp 15.000.000,00 Pembelian Rp 75.000.000,00 Retur pembelian dan PH Rp 1.500.000,00 Potongan pembelian Rp 2.500.000,00 Beban angkut pembelian Rp 1.000.000,00 Persediaan barang dagangan (akhir) Rp 12.500.000,00 Diminta: Hitunglah besarnya HPP!
Ekonomi SMA K - 5
175
Jawab
Cara praktis perhitungan HPP dapat dilakukan sebagai berikut. Persediaan barang dagangan (awal) Rp 15.000.000,00 (+) Pembelian Rp 75.000.000,00 (+) Retur pembelian dan PH Rp 1.500.000,00 (–) Potongan pembelian Rp 2.500.000,00 (–) Beban angkut pembelian Rp 1.000.000,00 (+) Persediaan barang dagangan (akhir ) Rp 12.500.000,00 (–) Harga Pokok Penjualan Rp 74.500.000,00
D. AKTIFITAS PEMBELAJARAN Siswa belajar membuat jurnal umum dan jurnal penyesuaian dan menerapkan langkag-langkah cara penyusuan kertas kerja E. LATIHAN / KASUS/ TUGAS Kegiatan 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi perlu di buat yang bertujuan untuk …. a. memudahkan dalam pencatatan ke dalam buku besar
Ekonomi SMA K - 5
176
b. mengurangi kesalahan dalam menyusun laporan keuangan c. menyeimbangkan saldo-saldo buku besar yang ada d. menyesuaikan saldo akun buku besar agar mencerminkan jumlah yang sebenarnya serta laporan keuangan sesuai keadaan sebenarnya. e. mempermudahkan penyelesaian kertas kerja akhir tahun. 2. Jika dalam suatu neraca saldo diketahui persediaan barang dagang Rp 5.000.000,- dan pembelian barang dagang sebesar Rp 4.200.000,- Maka jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagang awal adalah …. a. Persediaan barang dagang Rp 5.000.000,Ikhtisar Rugi Laba Rp 5.000.000,b. Persediaan barang dagang Rp 4.200.000,Ikhtisar Rugi Laba Rp 4.200.000,c. Persediaan barang dagang Rp 9.200.000,Ikhtisar Rugi Laba Rp 9.200.000,d. Ikhtisar Rugi Laba Rp 5.000.000,Persediaan barang dagang Rp 5.000.000,e. Ikhtisar Rugi Laba Rp 4.200.000,Persediaan barang dagang Rp 4.200.000,3. Jurnal penyesuaian untuk perlengkapan pada akhir periode akuntansi adalah …. a. Beban penyusutan perlengkapan xxx Perlengkapan xxx b. Beban perlengkapan xxx Perlengkapan xxx c. Beban perlengkapan xxx Akumulasi penyusutan perlengkapan xxx d. Beban pemakaian perlengkapan xxx Akumulasi perlengkapan xxx e. Beban perlengkapan xxx Ikhtisar Rugi Laba xxx 4. Pada tanggal 1 Agustus 2000 dibayar asuransi Rp 600.000,- untuk waktu 1 tahun dicatat dalam akun asuransi dibayar di muka. Maka jurnal penyesuaian per 31 Desember 2000 adalah …. Ekonomi SMA K - 5
177
a. Beban asuransi Rp 600.000,Asuransi dibayar dimuka Rp 600.000,b. Beban asuransi Rp 350.000,Asuransi dibayar dimuka Rp 350.000,c. Beban asuransi Rp 250.000,Asuransi dibayar dimuka Rp 250.000,d. Asuransi dibayar dimuka Rp 350.000,Beban asuransi Rp 350.000,e. Asuransi dibayar dimuka Rp 250.000,Beban asuransi Rp 250.000,5. Sebuah peralatan dengan harga perolehan Rp 2.000.000,- Pada akhir periode ditetapkan penyusutan 10 % dari harga perolehan. Maka jurnal penyesuaian untuk peralatan tersebut adalah …. a. Beban peralatan Rp 2000.000,Peralatan Rp 200.000,b. Beban peralatan Rp 200.000,Akumulasi penyusutan Rp 200.000,c. Beban penyusutan peralatan Rp 200.000,Peralatan Rp 200.000,d. Beban penyusutan peralatan Rp 200.000,Ikhtisar rugi laba Rp 200.000,e. Beban penyusutan peralatan Rp 200.000,Akumulasi penyusutan peralatan Rp 200.000,6. Dalam Neraca saldo Per 31 Desember 2000 terdapat akun Pendapatan diterima dimuka Rp 1.200.000,- Pada penyesuaian dijelaskan bahwa sewa tersebut adalah sewa ruang yang terima untuk 1 tahun terhitung mulai 1 Juli 2000. Jurnal penyesuaian yeng perlu dibuat 31 Desember 2000 adalah …. a. Pendapatan sewa Rp 1.200.000,Kas Rp 1.200.000,b. Kas Rp 1.200.000,Pendapatan sewa Rp 1.200.000,c. Beban sewa Rp 600.000,Kas Rp 600.000,Ekonomi SMA K - 5
178
d. Ikhtisar rugi laba Rp 600.000,Pendapatan sewa Rp 600.000,e. Sewa diterima dimuka Rp 600.000,Pendapatan sewa Rp 600.000,7. Perhatikan akun-akun berikut ini dengan cermat ! 1. pembelian barang dagang 2. penjualan barang dagang 3. persediaan barang dagang 4. biaya angkut pembelian 5. potongan penjualan 6. potongan pembelian Akun di atas yang termasuk akun disesuaikan untuk menyesuaian persediaan barang dagang bila menggunakan pendekatan HPP adalah …. a. 1, 2, 3, 4 b. 1, 3, 4, 5 c. 1, 2, 4, 5 d. 1, 3, 4, 6 e. 2, 3, 4, 6. 8. Per 31 Desember 2000, Masih harus dibayar gaji seorang karyawan Rp 500.000,- karena sedang tugas ke luar kota. Maka jurnal penyesuaian yang perlu di buat adalah …. a. Beban gaji karyawan Rp 500.000,Kas Rp 500.000,b. Beban gai karyawan Rp 500.000,Utang gaji Rp 500.000 c. Beban gaji karyawan Rp 500.000,Piutang dagang Rp 500.000,d. Kas Rp 500.000,Beban gaji Rp 500.000,e. Utang gaji Rp 500.000,Kas Rp 500.000,-
9. Neraca Saldo Per 31 Desember 2000 Ekonomi SMA K - 5
179
No
Akun
603
Beban
Debit
Kredit
Rekening 280.000
listrik & telepon
Per 31 Desember 2000, Listrik dan telepon bulan Desember 2000 belum dibayar, Rp 180.000,- Jurnal penyesuaian 31 Desember 2000 adalah …. a. Beban listrik dan telepon Rp 280.000,Utang listrik dan telepon Rp 280.000,b. Beban listrik dan telepon Rp 180.000,Utang listrik dan telepon Rp 180.000,c. Beban listrik dan telepon Rp 100.000,Utang listrik dan telepon Rp 100.000,d. Beban listrik dan telepon Rp 460.000,Kas Rp 460.000,e. Beban listrik dan telepon Rp 460.000,Utang listrik dan telepon Rp 460.000,10. Dalam neraca saldo per 31 desember 2000, terdapat akun Iklan dibayar dimukaRp 275.000,- untuk 10 kali penerbitan. Ternyata akhir periode 31 Desember 2000belum terbit sebanyak 4 kali terbit. Berarti Iklan yang dibebankan pada periode 2000 adalah …. a. Rp 275.000,b. Rp 210.000,c. Rp 175.000,d. Rp 165.000,e. Rp 150.000,Kegiatan 2 Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap paling benar! 1. Persediaan barang dagang yang terdapat dalam neraca saldo merupakan …. a. nilai pembelian b. nilai penjualan c. persediaan awal d. persediaan akhir e. persediaan awal + pembelian. Ekonomi SMA K - 5
180
2. Akun asuransi dibayar dimuka jumlahnya terakhir sekali dicatat pada kolom …. a. Neraca saldo disesuaikan sisi debit b Neraca saldo disesuaikan sisi kredit c. Laba rugi sisi debit d. Laba rugi sisi kredit e. Neraca sisi debit. 3. Akun Piutang dagang jumlahnya terakhir sekali dicatat pada kolom …. a. Neraca saldo disesuaikan sisi debit b. Neraca saldo disesuaikan sisi kredit c. Laba rugi sisi debit d. Laba rugi sisi kredit e. Neraca sisi debit. 4. Untuk penyesuaian persediaan barang dagang debit Rp 1.000.000,00 dan kredit Rp 860.000,00 maka nilai persediaan barang dagang yang dicatat pada kolom neraca saldo disesuaikan adalah …. a. debit Rp 1.000.000,00 dan kredit Rp 860.000,00 b. debit Rp 860.000,00 dan kredit Rp 1.000.000,00 c. debit Rp 860.000,00 d. debit Rp 1.000.000,00 e. kredit Rp 1.000.000,00. 5. Saldo laba dalam kertas kerja dicatat pada kolom …. a. laba rugi di sisi debit b. laba rugi di sisi kredit c. neraca di sisi debit d. neraca di sisi kredit e. laba rugi di sisi debit dan neraca di sisi kredit. 34 6. Saldo rugi terakhir sekali dicatat dalam kertas kerja yaitu pada kolom …. a. neraca saldo disesuaikan di sisi debit b. neraca di sisi debit c. laba rugi di sisi debit d. neraca di sisi kredit e. laba rugi di sisi kredit. Ekonomi SMA K - 5
181
7. Perhatikan jurnal penyesuaian berikut ini! Ikhtisar laba rugi Rp 2.000.000,00 Persediaan barang dagang Rp 2.000.000,00 Persediaan barang dagang Rp 2.250.000,00 Ikhtisar laba rugi Rp 2.250.000,00 Nilai akun persediaan barang yang terdapat pada kolom neraca saldo disesuaikan adalah …. a. debit Rp 250.000,00 b. debit Rp 2.250.000,00 dan kredit Rp 2.000.000,00 c. debit Rp 2.250.000,00 d. debit Rp 2.000.000,00 e. kredit Rp 2.000.000,00 8. Berikut ini adalah akun yang jumlahnya dipindahkan dari neraca saldo disesuaikan ke dalam kolom laba rugi : a. Kas, piutang dan asuransi dibayar dimuka b. Penjualan, beban gaji, pembelian c. Penjualan, piutang, beban asuransi d. Piutang, perlengkapan, prive e. Pembelian, retur pembelian, prive. 9. Apabila jumlah sisi debit lebih kecil dari sisi kredi kolom laba rugi suatu kertas kerja, maka itu berarti …. a. perusahaan memperoleh keuntungan / laba b. perusahaan menderita kerugian c. modal perusahaan menurun d. modal perusahaan bertambah e. perusahaan dalam keadaan krisis. 10. Akun berikut adalah akun yang jumlahnya dicatat pada kolom neraca di sisi debit : a. Kas, piutang dagang, asuransi dibayar dimuka b. Kas, piutang dagang, beban asuransi c. Piutang dagang, perlengkapan, pendapatan diterima dimuka d. Perlengkapan, peralatan, akumulasi penyusutan peralatan Ekonomi SMA K - 5
182
e. Peralatan, utang dagang, modal Tn.Jujur. F. RANGKUMAN 1. Kerta kerja merupakan alat bantu mempermudah penyusunan laporan Keuangan 2. Langkah-langkah penyusunan kertas kerja perusahaan dagang sama dengan perusahaan jasa 3. Bentuk kertas kerja yang lazim dipakai perusahaan adalah yang berbentuk 10 kolom. 4. Kertas kerja hanya sebagai alat bantu, sehingga boleh dibuat boleh tidak, tergantung dari kebutuhan perusahaan G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah mempelajari bab ini, kanda seharusnya telah mampu:
mendeskripsikan transaksi-transaksi di perusahaan dagang,
Langkah-langkah pembuatan kertas kerja
H. KUNCI JAWABAN KEGIATAN 1 1. D
2. D
3. B
4. C
5. E
6. E
7. D
8. B
9. B
10. D
KEGIATAN 2 1. C
2. E
3. E
4. D
5. E
6. B
7. C
8. B
9. A
10.
Ekonomi SMA K - 5
183
KEGIATAN PEMBELAJARAN 13 PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI
A. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai melalui materi ini adalah peserta diklat mampu : memahami langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam pembelajaran ekonomi B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mendeskripsikan Pendekatan Saintifik 2. Mendeskripsikan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Akuntansi 3. Membuat
Langkah-langkah
Pembelajaran
Akuntansi
dengan
Pendekatan Saintifik 4. Membuat
Contoh
Penerapan
Pendekatan
Saintifik
Dalam
Pembelajaran Akuntansi
C. Uraian Materi PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific approach pada proses pembelajaran. Pendekatan saintifik konstruktivisme.
termasuk pembelajaran inkuiri yang bernafaskan
Sasaran
pembelajaran
dengan
pendekatan
ilmiah
mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. memahami,
Pengetahuan
menerapkan,
diperoleh
menganalisis,
melalui
aktivitas:
mengevaluasi,
dan
mengingat, mencipta.
Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi
/
mencoba,
menalar
/
mengasosiasi,
mengkomunikasikan
Ekonomi SMA K - 5
184
PENDEKATAN SAINTIFIK
LANGKAH -LANGKAH PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI
PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI
CONTOH PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI
Menurut McCollum (2009)
dijelaskan bahwa komponen-komponen penting
dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik diantaranya adalah guru harus
menyajikan
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan
rasa
keingintahuan (Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), melakukan analisis ( Push for analysis) dan berkomunikasi (Require communication). Untuk mempelajari bagaimana pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, berikut ini diuraikan dengan singkat konsep pembelajaran dan
pendekatan scientific pada pembelajaran
IPA dan implementasi pendekatan scientific pada pembelajaran. Pada Permendikbud No 103 Tahun 2014, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Jika dihubungkan dengan komponen pada pendekatan saintifik diatas maka ke lima pengalaman belajar ini merupakan penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran. A. Pendekatan Saintifik Pendekatan
ilmiah
(scientific
approach)
dalam
pembelajaran
meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Uraian mengenai
aktivitas siswa dalam mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan mengomunikasikan telah untuk menambah pengetahuan tentang penerapannya khususnya Ekonomi ada beberapa
hal yang spesifik
untuk dipelajari.
Ekonomi SMA K - 5
185
Menurut
McCollum (2009)
dijelaskan bahwa komponen-komponen
penting dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik diantaranya adalah guru harus
menyajikan pembelajaran yang dapat
keingintahuan
(Foster
a
sense
of
meningkatkan rasa
wonder),meningkatkan
keterampilan
mengamati (Encourage observation), melakukan analisis (Push for analysis) dan berkomunikasi (Require communication). 1. Meningkatkan rasa keingintahuan Semua pengetahuan dan pemahaman dimulai dari rasa ingin tahu dari peserta didik tentang ‟siapa, apa, dan dimana„ atau “who, what dan where” dari apa yang ada di sekitar peserta didik.
Pada kurikulum 2013, peserta
didik dilatih rasa keingintahuannya sampai ‟mengapa dan bagaimana‟atau “why”and “how”. Pada pembelajaran rasa keingintahuan ini dapat difasilitasi dalam kegiatan tanya jawab
baik mulai dari kegiatan pendahuluan kegiatan inti dan
penutup. Selain tanya jawab, dapat juga dengan melalui memberikan suatu masalah, fakta-fakta atau kejadian alam yang ada di sekitar peserta didik. 2. Mengamati Pembiasaan kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin
tahu
peserta
didik,
sehingga
proses
pembelajaran
memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Sudarwan, 2013). Menurut Nuryani, 1995 mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciriciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi. Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Untuk meningkatkan keterampilan mengamati, maka didalam pembelajaran sebaiknya dimunculkan kegiatan yang memungkinkan siswa mengunakan berbagai panca indranya untuk mencatat hasil pengamatan.
Ekonomi SMA K - 5
186
3. Menganalisis Wonder grows with understanding and understanding come of analysis. ( Mc. Collum,2009). Analisis dapat berupa analisis kuantitatif dan kualitatif. Peserta didik perlu dilatih dan dibiasakan melakukan analisas data yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Misalnya data pengamatan yang diperoleh sendiri.
Berikan kesempatan kepada peserta
untuk meninjau
kembali hasil pengamatan dan mereka dilatih membuat pola-pola atau grafik dari data yang diperolehnya.
Latih peserta untuk melakukan klasifikasi,
menghubungkan dan menghitung. 4. Mengkomunikasikan Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang peserta didik telah pelajari baik secara lisan maupun tulisan atau menggunakan media seperti menyampaikan hsil kerja kelompok, menyampaikan laporan praktikum, carta atau poster.
B. Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Akuntansi Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk pada: adanya masalah, data, adanya analisa, dan Fakta. Dengan metode ilmiah seperti ini diharapkan kita akan mempunya sifat bebas prasangka dan sifat objektif. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok: Ekonomi SMA K - 5
187
1) Mengamati 2) Menanya 3) Mengumpulkan data /Informasi 4) Mengasosiasi 5) Mengomunikasikan
C. Langkah-langkah Pembelajaran Akuntansi
dengan Pendekatan
Saintifik Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap
menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pendekatan ilmiah (scientific approach) Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran ekonomi disajikan Sebagai berikut :
1. Mengamati Kegiatan
mengamati
mengutamakan
kebermaknaan
proses
pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Kegiatan mengamati adalah kegiatan yang memfungsikan panca indera sehingga diperoleh informasi atau data. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Ekonomi SMA K - 5
188
Dalam pembelajaran ekonomi kegiatan mengamati dapat dilakukan misalnya
melalui
:
membaca
permasalahan
ekonomi,
menelaah
permasalahan ekonomi di lingkungan siswa, melihat gambar tentang kegiatan ekonomi, melihat langsung aktivitas produksi , melakukan obeservasi pada perilaku konsumen dan sebagainya.Dalam pembelajaran ekonomi SMA tentang kegiatan ekonomi , guru dapat menugaskan siswa melalui tugas mandiri terstruktur untuk melakukan observasi dan melakukan pengamatan tentang : minimarket, supermaket dan pedagang klontong 2. Menanya Guru
yang
meningkatkan
efektif
dan
mampu
menginspirasi
mengembangkan
ranah
peserta
sikap,
didik
keterampilan,
untuk dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu peserta didik, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Kegiatan menanya lebih diutamakan aktivitasnya dilakukan oleh peserta didik. Hal-hal yang dipertanyakan peserta didik terkait sesuatu yang bersifat faktual hingga analitik. Dengan demikian peserta didik akan berkembang kemampuan berfikir kritisnya. 3.
Mengumpulkan data/informasi
Kegiatan mengumpulkan data/informasi melalui kegiatan uji coba, mengeksplorasi lebih mendalam, dan mengumpulkan data sehingga data yang
telah
diperoleh
dapat
dianalisis
dan
disimpulkan.
Kegiatan
mengumpulkan dapat dilakukan dengan cara uji coba (eksperimen). membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, , wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Contoh kegiatan mengumpulkan data/informasi dalam pembelajaran ekonomi : Peserta didik diminta mencari informasi atau bahan untuk menjawab dan membuktikan hipotesis yang diajukan terkait dengan permasalahan ekonomi yang
berhubungan
dengan
kelangkaan.
Untuk
bisa
menanggulangi
permasalahan kelangkaan sumber daya di suatu daerah, maka perlu data lapangan tentang keberadaan sumber daya tersebut di daerah. Ekonomi SMA K - 5
189
4. Mengasosiasi Mengasosiasi adalah kegiatan peserta didik untuk membandingkan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting. Kegiatan mengasosiasi dapat berupa kegiatan menganalisis, membuat kategori, menentukan hubungan antar data/kategori, menyimpulkan dari hasil analisis data. Penemuan prinsip dan konsep
penting diharapkan dapat
menambah skema kognitif peserta didik, memperluas pengalaman dan wawasan pengetahuannya. Mengasosiasi bisa dilakukan melalui proses diskusi,
analisis
data,
dan
menginterpretasikan.
Kegiatan
ini
erat
hubungannya dengan kegiatan menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Penalaran terdapat dua cara, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Jadi, menalar secara induktif adalah proses penarikan simpulan dari kasus-kasus yang bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi simpulan yang bersifat umum.Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Dalam pembelajaran Ekonomi/Akuntansi, selalu berkait dengan kejadian di ruang muka bumi. Oleh Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar,
yaitu
penalaran
induktif
dan
penalaran
deduktif.
Penalaraninduktifmerupakan cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Sedangkan menalar secara deduktif adalah cara menalar dari hak yang bersifat umum untuk diterapkan dalam fenomena atau atribut-atribut khusus . Dalam pembelajaran banyak permasalahan yang bisa dinalarkan secara Ekonomi SMA K - 5
190
induktif , maupun deduktif. Penerapan aktifitas dalam bebagai kegiatan sehari hari di berbagai tempat merupakan bagian dari menalar secara deduktif. Sebaliknya membuat kesimpulan dari data bebagai aktifitas sehari hari di berbagai tempat merupakan bagian dari menalar secara induktif.
a. Analogi dalam Pembelajaran Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamakan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamakan atau persamaan. Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deduktif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini. Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamakan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamakan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan. Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara nyata. b. Hubungan Antar fenomena Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Di sinilah esensi Ekonomi SMA K - 5
191
bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu dengan data atau beberapa fakta yang lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut. Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induksi sebab akibat terdiri dari tiga jenis. Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. 1) Hubungan sebab - akibat . Pada penalaran hubungan sebab – akibat , halhal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya. 2) Hubungan sebab–akibat 1 akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.Bahan bakar bensin dan minyak tanah naik. 5. Mengkomunikasikan Kegiatan peserta didik dalam mendiskripkan dan menyampaikan hasil temuannya
dari
kegiatan
mengamati,
menanya,
uji
coba,
dan
mengasosiasi. Kegiatan mengomunikasikan ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dan dibantu dengan perangkat teknologi baik konvensional maupun Teknologi Informasi dan Komunikasi. Contoh : Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok Akuntansi Perusahaan Jasa. Kelompok yang lain menanggapi dengan memberi masukan untuk lebih sempurnanya hasil kerja kelompok
Ekonomi SMA K - 5
192
Perancangan PenerapanPendekatanSaintifikPada Pembelajaran Akuntansi
Tujuan Kegiatan: penerapan
Melalui diskusi kelompok peserta mampu merancang pendekatan saintifik padapembelajaran Akuntansi
Langkah Kegiatan: 1. Pelajari contoh penerapan pendekatan saintifik 2. Isilah Lembar Kerja perancangan Penerapan Pendekatan Saintifik yang tersedia diskusikan dengan berkelompok. 3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok 4. Perbaiki hasil kerja kelompok silahkan direvisi jika ada masukan dari kelompok lain Kompetensi Dasar
:
3.5 Menganalisis siklus akuntansi perusahaan jasa 4.5 Mempraktikkan siklus akuntansi perusahaan jasa
Indikator Pencapaian Kompetensi
:
3.5.1 Menganalisis jurnal 3.5.2 Menganalisis buku besar 3.5.3 Meganalisis neraca saldo 4.5 Mempraktikkan siklus akuntansi perusahaan jasa
Topik /Tema
:
Menganalisis siklus akuntansi perusahaan jasa
Sub Topik/Tema Alokasi Waktu
: :
Analisis jurmal, Analisis buku besar, analisis neraca saldo
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan Siswa diminta untuk mencari informasi melalui buku bacaan berkaitan dengan materi Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa .Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Mengamati
Pengumpulan bukti transaksi. Ini tidak termasuk sebagai sebuah bagian siklus akuntansi tapi rutinitas dasar kegiatan akuntansi. Setelah mengumpulkan bukti tersebut maka akan di peroleh sebuah data keuangan. 1. Pernjurnalan. Penjuarnalan atau pengelompokan adalah siklus paling
Ekonomi SMA K - 5
193
pertama dari kegiatan akuntansi. Dari pengumpulan bukti di atas maka akan di hasilkan sebuah jurnal. 2. Buku Besar Pembuatan Buku Besar atau pengimputan data kebuku besar. Adalah proses dari pengelompokan atas nilai nominal akun masing-masing untuk mengetahui saldo dari tiap perkiraan atau akun. 3. Neraca Saldo / Percobaan Selanjutnya adalah membuat sebuah neraca saldo / neraca percobaan untuk melihat bahwa pengimputan data dari jurnal umum ke buku besar sudah benar dengan membuat neraca saaldonya, melihat posisi atara debet dan kredit seimbang. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan analisis buku jurnal, analisis buku besar, analisis neraca saldo
Menanya
Mengumpulkan informasi Mengasosiasikan Mengkomunikasikan
Siswa diberi kesempatan mencari tambahan informasi tentang buku jurnal, buku besar dan neraca saldo siswa berkelompok mendiskusikan informasi yang telah diperoleh Masing-masing kelompok mempresentasekan hasil diskusi kelompok ditanggapi oleh kelompok yang lain.
Rubrik Perancangan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam merancang contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran ekonomi/akuntansi Langkah-langkah penilaian hasil analisis PERINGKAT Amat Baik ( AB)
NILAI 90 < AB ≤ 100
Ekonomi SMA K - 5
KRITERIA 1. Identitas: topik, sub topik, KD danindikator pencapaian kompetensi dan alokas iwaktu lengkap dan benar 2. Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan
194
informasi, mengasosiasikan danmengomunikasikansesuaidengantopik/sub topik, KD, indikator danalokasiwaktu 3. Kegiatanmengamati,menanya, mengumpulkaninformasi, mengasosiasikan danmengomunikasikan lengkap, sistematis dan logis atau benar secara konsep Baik (B) 80 < B ≤ 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai Kurang (K) ≤ 70 Ketiganaapekkurangasesuai Pada pembelajaran Ekonomi, penerapan pendekatan saintifik berkaitan dengan pengembangan keterampilan proses peserta didik . Guru dapat mengidentifikasi keterampilan proses apa saja yang dilatihkan pada suatu kegiatan pembelajaran baik pengukuran maupun non pengukuran. Keterampilan proses yang dapat dilatihkan pada kegiatan pembelajaran pengukuran pada suatu tempat ini contohnya adalah: Ketrampilan Mengamati
Mengukur
Mengklasifikasi
Uraian Ketrampilan Mengamati sikulus akuntansi perusahaan jasa yang berhubungan dengan analisis jurnal, analisis buku besar, analisis neraca saldo Mengumpulkan data kualitatip dan kuantitaip yang berhubungan dengan . analisis jurnal, analisis buku besar, analisis neraca saldo Mengklasifikasikan masing masing hal –ahal yang berhubungan dengan :analisis jurnal, analisis buku besar, analisis neraca saldo
Mengasosiasikan
Berdiskusi dengan melakukan analisis masing masing data jurnal, buku besar, neraca saldo
Menginterpretasikan
Berdasarkan hasil analisis data ini dapat digunakan sebagai bahan memahami cara analisis buku jurnal, analisis buku besar, analisis neraca saldo Menginterpretasikan hasil analisis data tersebut di atas dengan cara yang operasional dengan berpedoman pada landasan teori dan impiris.
Menyimpulkan
Mengkomunikasikan
Ekonomi SMA K - 5
Menyusun laporan yang garis besarnya adalah kesimpulan tentang analisis jurnal, analisis buku besar, analisis neraca saldo Mengkomunikasikan laporan secara tertulis dan lesan, khususnya kesimpulan dari hasil analisis data tentang 195
analisis jurnal, buku besar, neraca saldo D. Aktivitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi lebih mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta diklat menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenamgkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : j.
Aktivitas individu, meliputi : g.
Memahmai dan mencermati materi diklat
h.
Mengerjakan latihan tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar;menyimpulkan
i. k.
Melakukan refleksi
Aktivitas kelompok, meliputi : g.
mendiskusikan materi pelathan
h.
bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan penyelesaian masalah /kasus
i.
melaksanakan refleksi
E. Latihan/kasus/Tugas DISKUSI KELOMPOK
Prinsip-prinsip atau kriteria yang bisa dijadikan dasar agar proses pembelajaran bisa disebut ilmiah
F. Rangkuman Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran ekonomi
disajikan
Sebagai
berikut
:
mengamati,
menanya,
mengumpulkan informasi,menasosiasi, mengkomunikasikan Kegiatan mengamati adalah kegiatan yang memfungsikan panca indera sehingga diperoleh informasi atau data. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan
Ekonomi SMA K - 5
196
waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Kegiatan menanya lebih diutamakan aktivitasnya dilakukan oleh peserta didik. Hal-hal yang dipertanyakan peserta didik terkait sesuatu yang bersifat faktual hingga analitik. Dengan demikian peserta didik akan berkembang kemampuan berfikir kritisnya Kegiatan mengumpulkan dapat dilakukan dengan cara uji coba (eksperimen). membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, , wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lainlain Mengasosiasi adalah kegiatan peserta didik untuk membandingkan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting. Kegiatan mengasosiasi dapat berupa kegiatan menganalisis, membuat kategori, menentukan hubungan antar data/kategori, menyimpulkan dari hasil analisis data Kegiatan peserta didik dalam mendiskripkan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, uji coba, dan mengasosiasi. Kegiatan mengomunikasikan ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan Kunci Jawaban : 1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2. Edukatif , dalam guru memberi penjelasan maupun respon dari peserta didik 3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran. 4.
Mendorong peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan keterkaitan anatara satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.
Ekonomi SMA K - 5
197
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. 6. Berbasis
pada
konsep,
teori,
dan
fakta
empiris
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. 7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan sistem penyajiannyamenarik sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Evaluasi 1. Jelaskan manfaat pendekatan saintifik 2. Jelaskan langkah-langkah saintifik dan penerapannya
dalam
pembelajaran ekonomi Penutup Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Proses
pembelajaran
diselenggarakan
secara
interaktif,
menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta prakarsa,
kreativitas,
memberikan
ruang
yang
cukup
bagi
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Daftar Pustaka : Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2004 tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah Kartasapoetra G, dkk, 2003. Praktek Pengelolaan Koperasi (Buku Acuan untuk Siswa Menengan kejuruan). cetakan ke 6. Jakarta: PT Bina Adiaksara dan Rineka Cipta.
Ekonomi SMA K - 5
198
Ninik Widiyanti, 1996. Manajemen Koperasi cetakan ke 5. Jakarta: PT Rineka Cipta. http://akuntansi-id.com/478-siklus-akuntansi-perusahaan-jasa
Ekonomi SMA K - 5
199
KEGIATAN PEMBELAJARAN 14 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EKONOMI
A. Tujuan : Peserta
diklat
mampu
menggunakan
model
pembelajaran
discovery Learning, Problem besed learning dan proyek Besed Learning dalam RPP sesuai materi
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Membuat penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Proyek Based Learning ) pada mata pelajaran ekonomi 2. Membuat Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) pada mata pelajaran ekonomi 3. MembuatPenerapan
Model
Pembelajaran
berbasis
masalah
(Problem Based Learning) pada mata pelajaran ekonomi
C. Uraian Materi Penerapan Model Project Based Learning, Discovery Learning dan Problem Based Learning pada Pembelajaran Ekonomi A. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Model pembelajaran berbasis proyek pada penerapannya melalui tahap-tahap: 1) Penentuan Pertanyaan Mendasar, 2) Mendesain Perencanaan Proyek, 3)Menyusun Jadwal,4)Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, 5) Menguji Hasil,
6) Mengevaluasi Pengalaman
Berikut ini contoh lembar kerja pelaksanaan tugas proyek yang akan dilakukan peserta didik.
Ekonomi SMA K - 5
200
CONTOH PENERAPAN PEMBELAARAN BERBASIS PROYEK (PROYEK BASED LEARNING)
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EKONOMI
CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
CONTOH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNINGK BASED LEARNING
1. Lembar Kerja Tugas Proyek Lembar kerja tugas proyek pada pembelajaran Ekonomi sebelum kegiatan tatap muka misalnya membuat laporan pemecahan permasalahan ekonomi. Untuk mengerjakan proyek, peserta diberi panduan kerja agar tugas dapat dikerjakan secara efektif dan efisien. A. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Tugas Proyek pada pembelajaran Ekonomi dapat diberikan kepada peserta didik sebelum kegiatan tatap muka misalnya Pengamatan tentang pengelolaan koperasi sekolah KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK Mata Pelajaran :
EKONOMI
Kelas/Semester :
X/1
Topik
:
Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentuknya harga
Pasar Sub Topik
: Harga Pasar
Tugas
: Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
Kompeten si Dasar
Indikator
Ekonomi SMA K - 5
: 1.1 2.1 3.4 mendiskripsikan konsep pasar dan terbentuknya harga pasar dalam perekonomian 4.4 melakukan penelitian tentang pasar dan terbentunya harga pasar dalam perekonomian : 1. Menjelaskan proses terjadinya harga pasar 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran 3. Menganalisis pengaruh kenaikan harga BBM terhadap pendapatan masyarakatdan dampaknya bagi kehidupan masyarakat yang berpenghasilan atas, menengah, rendah 4. Melaporkan hasil penelitian tentang kenaikan harga BBM 201
Alokasi Waktu
:
2x TM ( 3 JP) PENTUNJUK UMUM 1. Pelajari cara mengumpulkan data dan menganalisis data dari lIteratur yang relevan. 2. Mengidentifikasi pengaruh kenaikan harga BBM terhadap pendapatan masyarakat dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat yang berpenghasilan atas, menengah, rendah 3. Lakukan
observasi
pengaruh
kenaikan
harga
BBM
terhadap pendapatan masyarakat dan dampaknya bagi kehidupan
masyarakat
yang
berpenghasilan
atas,
menengah, rendah 4. Catat hasil pengumpulan data dan hal-hal yang penting yang berhubungan dengan masalah tersebut di atas. 5. Kerjakan secara kelompok, kalau mengalami kesulitan konsultasikan dengan Guru 6. Laporkan hasil proyek secara tertulis dan secara lisan !
TAHAP PEMBELAJARAN 1. Penentuan Pertanyaan Mendasar
KEGIATAN PEMBELAJARAN Guru menyiapkan beberapa gambar untuk mengarahkan siswa pada topik pembahasan. Pada kebutuhan primerharga-harga akan mengalami kenaikan, apa dampak kenaikan harga BBM terhadap barangbarang primer Pada kebutuhan skunder harga-harga akan mengalami kenaikan, apa dampak kenaikan harga BBM terhadap barangbarang skunder Pada kebutuhan tersier harga-harga akan mengalami kenaikan, apa dampak kenaikan harga BBM terhadap barangbarang tersier
2. Perencanaan Proyek
Ekonomi SMA K - 5
Dengan pengarah oleh guru , dibuat 3 kelompok yaitu kelompok masyarakat kurang mampu, kelompok masy
202
menengah, dan kelompok masyarakat kaya. Kelompok kurang mampu: mencari informasi terhadap masyarakat sekitar/dilingkungannya tentang dampak kenaikan harga BBM terhadap pendapatan nya dan barang-barang yang dibeli sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM Kelompok menengah: mencari informasi terhadap masyarakat sekitar/dilingkungannya tentang dampak kenaikan harga BBM terhadap pendapatan nya dan barang-barang yang dibeli sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM Kelompokkaya: mencari informasi terhadap masyarakat sekitar/dilingkungannya tentang dampak kenaikan harga BBM terhadap pendapatan nya dan barang-barang yang dibeli sebelum dan sesudah kenaikan harga BBMK 3. Jadwal pelaksanaan
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
5. Menguji Hasil
6. Mengevaluasi Pengalaman
Ekonomi SMA K - 5
Bersama dengan siswa membuat jadual kesepakatan Hari 1 2 3 4 5 6 7 ke kegia penug Cari pembuata - Persi prese tan asan inf n apan ntasi pres enta si - Kons ultasi dg guru spt diatas Pada hari ke5 setelah penugasan guru melakukan monitoring thd kemajuan pekerjaan. Menggunakan format tabel: Nama Progres Kendala yg kelompok pencapaian dihadapi target (%) Kuraang mampu Menengah kaya Hasil pekerjaan siswa dipresentasikan pada pertemuan berikutnya, melalui tes untuk mengukur KD 3.4dan 4.4 dan non tes untuk mengukur KI 1 dan KI 2 Dalam pelaksanaan diskusi, siswa dapat melakukan tanya jawab yang kemudian menyimpulkan bersama dengan guru.
203
1. Laporan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Proyek Laporan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dapat berupa laporan kegiatan pemecahan masalah
dan laporan penelitian
yang
dilakukan dengan
menggunakan model rancangan yang dibuat. Laporan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dapat berupa
laporan hasil
observasi koperasi sekolah LAPORAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
MATA PELAJARAN: EKONOMI TOPIK Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentuknya harga Pasar SUB TOPIK
: Harga Pasar
TUGAS
:Mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran KELOMPOK
:
……………….
KELAS
: X
PETUNJUK KHUSUS 1. Setelah mempelajari konsep Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentuknya harga Pasar 2. Uraikan hasil observasi
Tanggal Observasi
: .........................................................................
Alat dan Bahan
:
1. Instrumen Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi 2. permintaan dan penawaran 3. Instrumen Menganalisis pengaruh kenaikan harga BBM terhadap pendapatan masyarakatdan dampaknya bagi kehidupan masyarakat yang berpenghasilan atas, menengah, rendah
Ekonomi SMA K - 5
204
Cara Menganalisis data :
a. Laporan Hasil Analisis Data
LAPORAN HASIL OBSERVASI PERMASALAHAN EKONOMI PETUNJUK KHUSUS Setelah Anda melakukan pengumpulan data dari observasi lapangan maka lakukan analisa data dengan mengunakan format berikut.
Tanggal Analisis Data :
Hasil analisis data dan catatan untuk
…………………….
solusi permasahan:
Kegitatan: 1. Hasil analisis faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan dan
……………………………………………… ................................................................. ................................................................. .................................................................
penawaran 2. Hasil analisis pengaruh kenaikan harga BBM terhadap pendapatan masyarakatda 3. Hasil analisis kenaikan BBM dan dampak bagi kehidupan masyarakat yang berpenghasilan atas, menengah, rendah
Ekonomi SMA K - 5
……………………………………………… ................................................................. ................................................................. ................................................................. ……………………………………………… ................................................................. ................................................................. .................................................................
205
b. Laporan Penelitian
LAPORAN PENELITIAN SEDERHANA PETUNJUK KHUSUS Berdasarkan hasil kegiatanmu ini, tulislah sebuah
laporan penelitian
sederhana tentang permintaan dan penawaran Buat Judul yang menarik , tulis laporan secara sistematis. JUDUL ...................................................................................................................
B. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning. Penerapan model pembelajaran penemuan terdapat prosedur yang harus dilakukan yang meliputi tahap Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah), Data collection (pengumpulan data), Data processing (pengolahan data), Verification (pembuktian) dan Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Kompetensi Dasar
:
Topik Sub Topik
: :
Tujuan
:
AlokasiWaktu
:
Ekonomi SMA K - 5
3.2 Menganalisis permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia 4. 2. Menyajikan hasil analisis masalah ketenagakerjaan di Indonesia Pengertian kesempatan kerja, Hubungan JumlahPenduduk, Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja Dan Pengangguran 1. Menjelaskan Pengertian kesempatan kerja 2. Mengidentifikasi Hubungan Jumlah Penduduk, Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja Dan Pengangguran 3. Menjelaskan hasil analisis masalah ketenagakerjaan di indonesia 4. Melaporkan hasil analisis masalah ketenagakerjaan di indonesia 2 x 45 menit
206
TAHAPPEMBELAJARAN 1. Stimulation (simullasi/Pemberian rangsangan)
2. Problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah)
3. Data collection (pengumpulandata)
4. Data processing (pengolahan Data)
5. Verification (pembuktian)
Ekonomi SMA K - 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, Guru mengemukakan permasalahan ketenagakerjaan di indonesia (JumlahPenduduk, AngkatanKerja, KesempatanKerja Dan Pengangguran), misalnya banyak alumni pendidikan tinggi yang menganggur dan bertambah besar dari waktu kewaktu. banyakperusahaaan yangmemutuskanhubungankerja (PHK) ataumerumahkankaryawan Hal ini harus diketahui apa penyebabnya dan segera dapat diatasi. Peserta didik dianjurkan untuk membaca buku yang sudah disediakana Membacareferensi baik yang ada di perpustakaan atau internet, gambar-gambar yang disediakan guru Melalui buku dan referensi lain Siswa mengindentifikasi sejumlah masalah ketenagakerjaan di Indonesia kemudian memilih dan menetapkan satu yang relevan dengan materimisalnya; jumlahpenduduk, angkatankerja, kesempatan kerja dan pengangguran, dari salah satu jawaban tadi dirumuskan dalam bentuk jawaban sementara atas pertanyaan masalah misalnya: 1.apa yang dimaksud angkatan kerja, tenaga kerja, dan kesempatan kerja; 2.Bagaimana cara meningkatkan kualitas kerja; 3. Apapenyebab pengangguran; 4. Bagaimana cara untuk mengatasi pengangguran di Indonesia. Dari pertanyaan yang diajukan, memberikesempatankepadapesertadidikuntukme ngidentifikasi danmenganalisispermasalahan yang merekahadapi. Siswa mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan masalah yang ditetapkanmelaluibuku, referensi, internet, mengamatiobyek/gambar, wawancaradarinarasumber. Mengolah data dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber berdasarkan teknik yang digunakan untuk ditafsirkan semuainformasi di olah, diklarifikasiguna menjawab permasalahan. Sehinggapesertadidikmendapatkanpengetahuanb arutentang alternative jawaban/ penyelasaian yang perlumendapatpembuktiansecaralogis. Melakukan uji hipotesisuntukmelakukanpemeriksaanterhadapte 207
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
muan yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, berupakonsep, teori, melaluicontoh yang ditemukandalammasyarakat. Denganpengecekkanapakahhipotesis yang telahdirumuskanapakahterjawabatautidak Membuat kesimpulan dari hasil verifikasi data dan informasi tentang masalah yang dibahas
C. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Tahap-tahap PBL meliputi tahap orientasi peserta didik kepada masalah, mengorganisasikan peserta didik, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan data dan menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Contoh Tahap Pembelajaran Problem Based Learning Kompetensi Dasar
Topik Sub Topik Tujuan
Alokasi Waktu
3.4.mendiskripsikankonseppasardanterbentuknyaharg apasardalamperekonomian 4.4 melakukan penelitian tentang pasar dan terbentunya terbentuknya harga pasar dalam perekonomian : Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentuknya Harga Pasar : Harga Pasar :
: 1. 2.
Menjelaskan proses terjadinya harga pasar Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran 3. Menjelaskan pengaruh kenaikan harga BBM terhadap pendapatan masyarakat dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat yang berpenghasilan atas, menengah, rendah 4. Melaporkan hasil penelitian tentang kenaikan harga BBM : 1x TM ( 3 JP)
TAHAP PEMBELAJARAN Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah
Ekonomi SMA K - 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,memberikan gambar-gambar tentang peristiwa antri BBM di bebarapa tempat dan gambar masyarakat miskin
208
TAHAP PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Lakukan pengamatan terhadap 2 gambar diatas. Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Ekonomi SMA K - 5
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok . Tiap kelompok akan diberi lembar kerja yang harus didiskusikan. (contoh) N Fenomena yg Alasan mengapa terjadi o diamati 1 Antrian BBM - Antrian panjang - ………………………… - ………………………. 2 Masyarakat miskin - kemiskinan bagi masyarakat yangberpendapatan rendah Dengan bantuan guru, dan mencari informasi melalui internet dan referensi lainnya, siswa mencoba mendiskusikan untuk mencari alternatif memecahkan masalah yang ada. (contoh: mengg, tabel berikut) Fenomena Penyebab Alternatif pemecah an Antrian BBM Masyarakt Hasil diskusi tiap kelompok menyiapkan pembuatan laporan dalam 2 bentuk: - Laporan tertulis seperti makalah - Presentasi dalam format power point Siswa mengevaluasi hasil belajar tentang materi dan menganalisis hasil pemecahan masalah kemiskinan serta upaya menanggulangi kemiskinan.
209
2. Aktivitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi lebih mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta diklat menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenamgkan dan bermakna. Langkahlangkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
Memahmai dan mencermati materi diklat
Mengerjakan latihan tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar;menyimpulkan
Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
mendiskusikan materi pelathan
bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan penyelesaian masalah /kasus
melaksanakan refleksi
E. Latihan/kasus/Tugas
Tugas Kelompok : Buatlah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning) seperti contoh yang ada di modul
F. Rangkuman Laporan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dapat berupa laporan kegiatan pemecahan masalah dan laporan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model rancangan yang dibuat. Laporan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dapat berupa laporan hasil observasi tentang permasalahan ekonomi yang
Ekonomi SMA K - 5
210
berhubungan dengan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal yang terjadi di lingkungan sekitar siswa. Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) pada penerapan model pembelajaran penemuan terdapat prosedur yang
harus
dilakukan
yang
meliputi
tahap
Stimulation
(stimulasi/pemberian rangsangan), Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah), Data collection (pengumpulan data), Data processing
(pengolahan
data),
Verification
(pembuktian)
dan
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Model Pembelajaran Problem Based LearningProblem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut : Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi model-model pembelajaran ekonomi ? 2. Pengalaman
penting
apa
yang
Bapak/Ibu
peroleh
setelah
mempelajari materi model-model pembelajaran ekonomi? 3. Apa manfaat materi model-model pembelajaran ekonomi terhadap tugas Bapak/Ibu ? 4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan ini ?
H. Kunci Jawaban : ( contoh penerapan model pembelajaran sudah ada di modul ) Evaluasi
Ekonomi SMA K - 5
211
1. Jelaskan tahapan Penerapan Model Project Based Learning pada Pembelajaran Ekonomi 2. Jelaskan tahapan penerapan Discovery Learning pada Pembelajaran Ekonomi 3. Jelaskan tahapan penerapan Problem Based Learning pada Pembelajaran Ekonomi
Penutup Implementasi kurikulum 2013, dirancang untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar agar tujuan dapat tercapai,dengan menggunakan prinsip: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan
nilai,
etika,
estetika,
logika,
dan
kinestetika,
dan
(5)
menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual,
efektif,
efisien,
dan bermakna.Untuk mencapai tujuan
dimaksud, strategi pembelajaran yang direkomendasikan pada kurikulum 2013 ada 3 (tiga) yaitu discovery learning, project based learning dan problem based learning. Dengan penerapan model tersebut pada mata pelajaran ekonomi diharapkan pembelajaran menjadi efektif, tujuan dapat tercapai DAFTAR PUSTAKA Das Salirawati, 2009, Penerapan Problem Based Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Dalam Memecahkan Masalah, Makalah http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-phys.html. http://aisadidah.blogspot.co.id/2014/10/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html Glazer, Evan. (2001). Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging Perspectives on Learning, Teaching, and Technology [Online]. Tersedia: Ibrahim, M dan Nur.(2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press http://www.rapidintellect.com/AE Qweb/mop4spr01.htm
Ekonomi SMA K - 5
212
Mudjiman, Haris. 2006. Belajar Mandiri. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press) Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi Sudjana, D. (1982). Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Bandu http://www.niost.org/Publications/papers. Admin.Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) [online]. Diakses di http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus7509-3-babii.pdf Markham, T. (2003). Project-Based Learning Handbook (2nd ed.). Novato, CA: Buck Institute for Education. http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-discoverylearning.htm. http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discoverylearningmenurut-para-ahli-pdf-d368189396. http://prismabekasi.blogspot.com/2012/10/definisi-belajar-menurut-para-ahli.html Syamsudini , 2012. Aplikasi Metode Discovery Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, Motivasi Belajar dan Daya Ingat Siswa. Syah,
Ekonomi SMA K - 5
213
KEGIATAN PEMBELAJARAN 15 PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK A. Tujuan : Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini peserta diklat mampu : Membuat rubrik
penilaian sikap, pengetahuan dan
ketrampilan dalam pembelajaran ekonomi
B. Indikator Pencapaian Kompetensi : 1. Membuat rubrik penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan 2. Mengimplementasikan pada kegiatan belajar mengajar di kelas 3. Memasukkan hasil penilaian pembelajaran kedalam rapor
C. Uraian Materi : PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Asesmen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran Ekonomi dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran Ekonomi. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik. Penilaian otentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan
Ekonomi SMA K - 5
214
belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan PENILAIAN SIKAP
PENGERTIAN PENILAIAN
PENILAIAN PENGETAHUAN
PENILAIAN KETRAMPILAN
PENILAIAN SIKAP
PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK
PENILAIAN PENGETAHUAN
RUBRIK PENILAIAN
PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM RAPOR
PENILAIAN KETRAMPILAN
A. Penilaian Sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal (Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah, 2013). Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi
dari
nilai-nilai
atau
pandangan
hidup
yang
dimiliki
oleh
seseorang.Penilaian sikap yang dapat dilakukan oleh para guru dengan menilai perilaku sehingga penilaian sikap dilakukan dengan cara observasi perilaku. Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal.Kompetensi sikap pada pembelajaran Ekonomi yang harus dicapai peserta didik sudah terinci pada KD dari KI 1 dan KI 2.
Guru Ekonomi
dapat merancang lembar pengamatan penilaian sikap untuk masing-masing KD sesuai
dengan karakteristik
proses
pembelajaran
yang
disajikan.
Hasil
observasidapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Contoh penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran Ekonomi. 1. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi
Ekonomi SMA K - 5
215
Lembar penilaian kegiatan Diskusi Mata Pelajaran Ekonomi Mata Pelajaran
:
Ekonomi
Kelas/Semester : XII/1 Topik/Subtopik
:
..............................
Indikator
:
Peserta didik tanggung
menunjukkan perilaku ilmiah
jawab, jujur,
teliti dalam
disiplin,
merancang dan
melakukan diskusi dalam pembelajaran Ekonomi
Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan . 1. jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan 2. jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan 3. jika sering berperilaku dalam kegiatan 4. jika selalu berperilaku dalam kegiatan
No
Nama Siswa
1.
.....................
Disiplin
Tanggung
Jujur
Teliti
Kreatif
ilmiah
jawab
Skor
2.
Lembar Penilaian Sikap/Perilaku pada saat Diskusi
Lembar Penilaian Kegiatan Diskusi Mata Pelajaran
:
Akuntansi
Kelas/Semester :
XII/ 2
Topik/Subtopik
:
...................................
Indikator
:
Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, santun, toleran, responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Ekonomi SMA K - 5
Jumlah
216
Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. 1. jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan 2. jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan 3. jika sering berperilaku dalam kegiatan 4. jika selalu berperilaku dalam kegiatan
No 1.
Nama
Kerja
Siswa
sama
Santun Toleran Responsif Proaktif Disiplin Jumlah Skor
................
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut
Ekonomi SMA K - 5
217
2. Penilaian Sikap melalui Penilaian Diri Penilaian diri dapat dilakukan pada setiap selesai mempelajari satu KD. Contoh Format Penilaian Diri No 1
Dilakukan/muncul
Perilaku Selama
4
diskusi
saya
ide
kepada
mengusulkan
3
2
1
kelompok 2
Ketika
diskusi,
tiap
orang
diberi kesempatan mengusulkan sesuatu 3
Semua
anggota
kelompok
aktif mengikuti diskusi 4
Anggota
kelompok
antusias
mengikuti kerja kelompok 5
Selama kerja kelompok,
saya
mendengarkan pendaapat
orang
lain Keterangan : 4 = jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan 3 = jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan 2
= jika sering berperilaku dalam kegiatan
1
= jika selalu berperilaku dalam kegiatan
2. Penilaian Sikap melalui Penilaian antar Peserta Didik Penilaian sikap pada kurikulum 2013 juga dapat diperoleh dari Penilaian Antar Peserta Didik. Penilaian ini merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen
Ekonomi SMA K - 5
218
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Dalam bentuk daftar cek dan skala penilaian (rating scale). Kalimat pernyataan dibuat dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda dan penilaian dapat dilakukan oleh peserta didik Contoh penilaian antar peserta didik Mata Pelajaran
:
Kelas/Semester : Topik/Subtopik
:
Indikator
:
Ekonomi XI / 1 ................................... Peserta didik
menunjukkan perilaku
kerja sama, santun,
toleran, responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. -
Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran Ekonomi.
-
Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatanmu.
-
Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu No
Dilakukan/muncul
Perilaku
YA
1
Mau menerima pendapat teman
2
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
3
Memberi
solusi
terhadap
pendapat
TIDAK
yang
bertentangan 4
Mau bekerjasama dengan semua teman
5
......................................
Keterangan: 1. Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (no 1.3 dan 4) dan ada yang negatif (no 2) Pemberian skor untuk perlaku positif = 2, Tidak = 1. Untuk yang negatif Ya = 1 dan Tidak = 2 2. Selanjutnya
guru dapat membuat rekapitulasi
hasil penilaian menggunakan
format berikut. Ekonomi SMA K - 5
219
No
Skor perilaku/sikap
Nama
1
…….
2
…….
1
2
3
4
5
2
2
1
2
2
Jumlah
Nilai
9
3 Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus:
a. Penilaian diri setelah melaksanakan suatu tugas. Contoh format penilaian diri setelah peserta didik mengerjakan Tugas Akuntansi Penilaian Diri Tugas:...........................
Nama:..........................
.
Kelas:............................. .
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya. No 1
Pernyataan
YA
TIDAK
Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama dengan teman satu kelompok
2
Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta
3
Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang
4
Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca literatur yang mendukung tugas
5
……………………………………….
Ekonomi SMA K - 5
220
Dari penilaian diri ini Anda dapat memberi skor misalnya YA=2, Tidak =1 dan membuat rekapitulasi bagi semua peserta didik. Penilaian diri, selain sebagai penilaian sikap jujur juga dapat diberikan untuk mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan, misalnya peserta didik diminta mengerjakan soal-soal sebelum ulangan akhir bab dilakukan dan mencocokan dengan kunci jawaban yang tersedia pada buku siswa. Berdasarkan hasilnya, diharapkan peserta didik akan belajar kembali pada topik-topik yang belum mereka kuasai. Untuk melihat hasil penilaian diri peserta didik, guru dapat membuat format rekapitulasi penilaian diri peserta didik dalam satu kelas. Contoh. REKAPITULASI PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK Mata Pelajaran:........................................... Topik/Materi:.............................................. Kelas:..........................................................
No
Nama
Skor Pernyataan Penilaian Diri 1
2
3
.....
.....
1
2
1
2
.....
.....
2
2
2
1
.....
....
3
Jumlah
.............
.......
3. Penilaian Sikap melalui Jurnal Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria jurnal:
Ekonomi SMA K - 5
221
Nilai
-
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
-
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
-
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
-
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
-
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.
-
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik
-
Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah dan menuntut waktu yang banyak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah: 1) Catatan atas pengamatan guru harus objektif 2) Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti. 3) Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda) 4) Setiap peserta didik memiliki Jurnal yang berbeda ( Kartu Jurnal yang berbeda) Model Pertama Contoh Format Jurnal
JURNAL Aspek yang diamati : …………………………. Kejadian
: ………………………….
Tanggal
: ………………………….
Nama Peserta Didik : …………
Catatan Pengamatan Guru:
Ekonomi SMA K - 5
222
............................................................................................................................
Petunjuk pengisian penilaian jurnal (diisi oleh guru): 1) Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan dan aspek yang diamati oleh guru. 2) Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan
maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru
terkait dengan Kompetensi Inti. 3) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik Model Kedua Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru) Contoh Format Jurnal JURNAL Nama Peserta Didik: …………...........................................…….. Kelas: ..................................................................................... Aspek yang diamati: ………...........................................……….. NO HARI/TANGGAL
KEJADIAN
KETERANGAN/ TINDAK LANJUT
1. ...
Ekonomi SMA K - 5
223
B. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, lisan dan penugasan. Instrumen tes tulis umumnya menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian.Pada pembelajaran Ekonomi yang menggunakan pendekatan scientific,instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS,“HigherOrder thinkingSkill” )menguji prosesanalisis, intesis, evaluasi bahkan sampai kreatif.Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar Ekonomi dirancang sedemikian rupas ehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom.Misalnya untukmenguji ranah analisis peserta didik pada pembelajaran Ekonomi , guru dapat membuat soal dengan menggunakan katakerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis, mendeteksi, mengukur, dan menominasikan.Ranah evaluasi
contohnya
membandingkan,
menilai,
memprediksi,dan
menafsirkan.
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut: Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Teknik Penilaian Tes tulis
Tes lisan
Bentuk Instrumen Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Daftar pertanyaan.
Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara Penugasan
Ekonomi SMA K - 5
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
224
C.
Penilaian Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai yang paling buruk.Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi seperangkat kriteria yang menunjukkan indikator esensial paling penting yang dapat menggambarkan capaian kompetensi peserta didik.
Tes Praktik Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Contoh Tes Praktik Topik
:
Praktek Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
KI
: 4. 2 Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptadalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KD
: 4.5 Mempraktikkan siklus akuntansi perusahaan jasa
Indikator :
Melakukan praktek siklus akuntansi perusahaan jasa secara manual dan komputerisasi.
Ekonomi SMA K - 5
225
Lembar Pengamatan
No
1.
Nama
Laporan
Laporan
Neraca
Laba/Rugi
Laporan Perubahan Modal
Jumlah Skor
………………… ……
2.
Rubrik No 1
Keterampilan yang dinilai Menyiapkan
Skor 40
Rubrik
- Format Neraca lajur - Kesesuaian neraca saldo awal
Neraca Lajur
- Kesesuaian
neraca
saldo
yang
disesuaikan
- Kesesuaian nilai masing akun - Keseimbangan saldo 2
Laporan Neraca
20
- Kesesuaian format - Kesesuaian akun dan nilainya masing masing
- Kesesuaian dengan neraca lajur - Keseimbangan saldo 3
Laporan Laba/ Rugi
20
- Kesesuaian format - Kesesuaian akun dan nilainya masing masing
- Kesesuaian dengan neraca lajur - Kesesuaian besarnya laba/ Rugi
Ekonomi SMA K - 5
226
3
Laporan
20
- Membuang
Perubahan
larutan
atau
sampah
ketempatnya
- Membersihkan alat dengan baik
Modal
- Membersihkan meja praktikum - Mengembalikan alat ke tempat semula Jumlah Skor
100
Penilaian Proyek Penilaian
projek
kemampuan
dapat
digunakan
mengaplikasi,
untuk
mengetahui pemahaman,
kemampuan menyelidiki dan kemampuan
menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian
projek
dilakukan
mulai
dari
perencanaan, pelaksanaan,
sampai pelaporan. Untuk itu, guru perlumenetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik. Contoh Rubrik Penilaian Proyek Mata Pelajaran : Akuntansi Nama Proyek
:
Alokasi Waktu : ...............................
Nama Siswa : ______________________
No
Aspek *
1.
Perencanaan:
Kelas : .../... Skor (1 – 4)
a. Persiapan b. Rumusan Judul 2.
Pelaksanaan a. Sistematika Kegiatan
Ekonomi SMA K - 5
227
No
Skor (1 – 4)
Aspek * b. Keakuratan Informasi c. Kuantitas Sumber Data d. Analisis Data e. Penarikan Kesimpulan
3.
Laporan Proyek a. Performans b. Penguasaan Total Skor
Jumlah Skor
Nilai =
X 100
Skor Maksimum
Contoh lain rubrik penilaian Proyek (Keterampilan) Rubrik Penilaian Hasil Akhir Kemampuan Melaporkan Hasil Survey
Model Penilaian Proyek Skala Likert ASPEK
KRITERIA/SKOR 1
Persiapan
2
3
4
Jika
Jika memuat Jika memuat Jika memuat
memuat
tujuan.
tujuan.
tujuan.
tujuan,
Topic,alas
Topic,alas
Topic,alas
topik, dan
an,tempat
an,tempat
an,tempat
alasan
penelitian
penelitian
penelitian
dan
dan
responden
responden dan
daftar
pertanyaan Pelaksanaan
Ekonomi SMA K - 5
Jika data
Jika data
Jika data
Jika data
diperoleh
diperoleh
diperoleh
diperoleh
228
tidak
kurang
lengkap,
lengkap,
lengkap,
lengkap,
kurang
terstruktur,
tidak
kurang
terstruktur,
dan
terstruktur,
terstruktur,
dan kurang
sesuai tujuan
dan tidak
dan kurang
sesuai tujuan
sesuai tujuan
sesuai tujuan
Pelaporan
Jika
Jika
Jika
Jika
Secara
pembahasan
pembahasan
pembahasan
pembahasan
Tertulis
data
data kurang
data kurang
data sesuai
sesuai
sesuai tujuan
sesuai tujuan
tujuan
tujuan
penelitian
penelitian
penelitian
penelitian
dan
dan membuat
dan membuat
dan
membuat
simpulan dan
simpulan dan
membuat
simpulandan
saran kurang
saran
simpulan tapi
saran
relevan
relevan
tidak relevan
relevan
tidak
tidak
yang
dan tidak ada saran
Penilaian Portofolio Penilaian
portofolio
pada
dasarnya
menilai
karya-karya peserta didik
secara individu pada satu periode untuk suatumata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebutdikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berikut
hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam melaksanakan
penilaian portofolio. a) Peserta didik merasa memiliki portofolio sendiri b) Tentukan
bersama
Ekonomi SMA K - 5
hasil
kerja
apa
yang
akan dikumpulkan
229
c)
Kumpulkan dan simpan hasil kerja peserta didik dalam 1 map atau folder
d) Beri tanggal pembuatan e) Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja peserta didik f)
Minta peserta didik untuk menilai hasil kerja secara berkesinambungan g)
Bagi yang kurang beri kesempatan perbaiki karyanya, tentukan jangka waktunya
h)
Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua Contoh Penilaian Portofolio Alokasi Waktu
: ................................
Nama Siswa
: _________________
No
Pereode
KD
1.
Kelas : ..
Kriteria
Ket.
20/1 10/3
2.
5/5 20/7 Total Skor
1.
Tertulis
Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tertulis juga digunakan untuk menilai kompetensi keterampilan seperti menulis karangan, menulis laporan, dan menulis surat D. Aktivitas Pembelajaran : Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi lebih mengutamakan
pengungkapan
kembali
pengalaman
peserta
diklat
menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenamgkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup :
Ekonomi SMA K - 5
230
b)
Aktivitas individu, meliputi : j.
Memahmai dan mencermati materi diklat
k.
Mengerjakan latihan tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar;menyimpulkan
l. c)
Melakukan refleksi
Aktivitas kelompok, meliputi : j.
mendiskusikan materi pelathan
k.
bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan penyelesaian masalah /kasus
l.
melaksanakan refleksi
D.
Latihan/Kasus/Tugas
DISKUSI KELOMPOK BUATLAH RUBRIK UNTUK PENILAIAN SIKAP OBSERVASI DAN
HITUNG NILAI AKHIR E. Rangkuman 1.
Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai sikap peserta didik meliputi : sikap, pengetahuan, ketrampilan. Ada beberapa cara untuk menilai sekap peserta didik antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaan teman sebaya dan penilaian jurnal. Instrument yang digunakan daftar cek, skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik dan hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus
2.
Penilaian kompetensi pengetahuan : tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang menghedaki pesrta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal uraian,sal-soal menghendaki peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan, dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri. Observasi terhadap diskusi, tanyajawab dan percakapan teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik. Penilaian kompetensi ketramplan terdiri atas ketrampilan abstrak dan ketrampilan konkrit.
Ekonomi SMA K - 5
231
Penilaian
kompetensi
ketrampilan
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan unjuk kerja/kinerja/praktik, proyek, produk, portopolio, tertulis selain untuk pengetahuan , penilaian tertulis juga digunakan untuk menilai kompetensi ketrampilan
seperti menulis karangan,
laporan.
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut : Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 13. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi pelaksanaan penilaian autentik ? 14. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi pelaksanaan penilaian autentik ? 15. Apa manfaat materi pelaksanaan
penilaian autentik terhadap tugas
Bapak/Ibu ? 16. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan ini ? G. Kunci Jawaban Rubrik Penilaian Sikap Diskusi Kelompok NO
Nama
disiplin Tang
Siswa
Jujur Teliti Kreatif Ilmiah Jml
Jawab
Nilai
Skor
1
Andi
4
3
3
2
3
3
18
75
2
Budi
3
3
3
3
4
3
19
79
3
Nina
3
3
3
3
4
4
20
83,3
Nilai =
Ekonomi SMA K - 5
Jumlah Skor Skor Maksimum
X 100
232
Evaluasi : 1.
Apa kelebihan penilaian autentik ?
2.
Kapan Penilian proyek dilakukan ?
3.
Jelaskan manfaat penilaian sikap ? Penutup
Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi
verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan.
Penggunaan penilaian autentik memungkinkan dilakukannya pengukuran secara langsung terhadap kinerja pembelajar sebagai indikator capain kompetensi yang dibelajarkan. Penilaian
autentik
mengkonstruksikan
memberikan hasil
belajarnya.
kesempatan Penilaian
pembelajar
autentik
untuk
memungkinkan
terintegrasikannya kegiatan pengajaran, belajar, dan penilaian menjadi satu paket kegiatan yang terpadu. Penilaian autentik memberi kesempatan pembelajar untuk menampilkan hasil belajarnya, unjuk kerjanya, dengan cara yang dianggap paling baik.Singkatnya, model ini memungkinkan pembelajar memilih sendiri cara, bentuk, atau tampilan yang menurutnya paling efektif. Daftar Pustaka : Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara, 1996. Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2013. Burhanuddin Tola,
Penilaian Diri (Self Evaluation) Jakarta: Pusat Penilaian
Pendidikan Balitbang Kemendiknas, 2010 Permendikbud No 59
Tahun 2014 tentang Kerangka dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas Madrasah/Aliyah Permendikbud No 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar dan Menengah http://www.m-edukasi.web.id/2014/07/pengertian-penilaian-dan-penilaian.html
Ekonomi SMA K - 5
233
KEGIATAN PEMBELAJARAN 16 SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Tujuan Pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik: interaktif dan inspiratif; menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; kontekstual dan kolaboratif; memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. mendifinisikan karakteristik RPP 2. mendifinisikan desain pembelajaran 3. menjelaskan silabus 4. menjelaskan prinsip rencana pelaksanaan pembelajaran 5. menjelaskan perencanaan pembelajaran 6. menjelaskan pelaksanaan pembelajaran 7. menjelaskan penilaian hasil dan proses pembelajaran 8. membuatcontoh rencana perencanaan pembelajaran
Ekonomi SMA K - 5
234
C. Uraian Materi Silabus Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1. Karakteristik Pembelajaran Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui
aktivitas“
menerima,
menjalankan,
menghargai,
menghayati,
dan
mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melaluiaktivitas“
mengamati,
menanya,
mencoba,
menalar,
menyaji,
dan
mencipta”.Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
Menerima
Mengingat
Mengamati
Menjalankan
Memahami
Menanya
Menghargai
Menerapkan
Mencoba
Menghayati,
Menganalisis
Menalar
Mengamalkan
Mengevaluasi
Menyaji
Ekonomi SMA K - 5
235
-
Mencipta
Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristi kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Proses pembelajaran di SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang mulai memperkenalkan mata pelajaran dengan mempertahankan tematik terpadu pada IPA dan IPS. Karakteristik proses pembelajaran di SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan. Standar Proses pada SDLB, SMPLB, dan SMALB diperuntukkan bagi tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal. Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang taksonomi tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara umum sudah dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah yakni: ranah kognitif, affektif dan psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuan pendidikan di berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya.Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Perencanaan Pembelajaran Desain Pembelajaran
Ekonomi SMA K - 5
236
Perencanaan
pembelajaran
dirancang
dalam
bentukSilabus
danRencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran.PenyusunanSilabusdan
RPP
disesuaikanpendekatan
pembelajaran yang digunakan.
1. Silabus Silabus merupakan acuanpenyusunan kerangka pembelajaran untuksetiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikitmemuat: a.
Identitas
mata
pelajaran
(khususSMP/MTs/SMPLB/Paket
BdanSMA/
MA/SMALB/ SMK/MAK/ Paket C/ Paket C Kejuruan); b.
Identitassekolah meliputinamasatuanpendidikandankelas;
c.
Kompetensiinti,merupakan
gambaran
secara
kategorial
mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,kelas dan mata pelajaran; d.
kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e.
tema(khususSD/MI/SDLB/Paket A);
f.
materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
g.
pembelajaran,yaitukegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h.
penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
i.
alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
j.
sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Ekonomi SMA K - 5
237
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun berdasarkan KD atau subtemayang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP terdiri atas: a. identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan b. identitasmatapelajaranatautema/subtema; c. kelas/semester; d. materipokok; e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; g. kompetensi dasar dan indicator pencapaiankompetensi; h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
Ekonomi SMA K - 5
238
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; j. media
pembelajaran,
berupa
alat
bantu
proses
pembelajaran
untuk
menyampaikan materi pelajaran; k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; m. penilaian hasil pembelajaran.
3. Prinsip Penyusunan RPP Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut. a. Perbedaan individual peserta didikantara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. b. Partisipasi aktif peserta didik. c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian. d. Pengembangan
budaya
membaca
dan
menulisyang
dirancang
untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. f.
Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
Ekonomi SMA K - 5
239
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
4. Pelaksanaan Pembelajaran Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1. Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran SMK/MAK : 45 menit 2. Buku Teks Pelajaran Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
5. Pengelolaan Kelas a. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik seduai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran. b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik. c. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik. d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik. e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. f.
Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
g. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. h. Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi. i.
Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran; dan
j.
Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
Ekonomi SMA K - 5
240
Pelaksanaan Pembelajaran
Ekonomi SMA K - 5
241
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. 1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional; mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau
saintifik
dan/atauinkuiri
dan
penyingkapan
(discovery)
dan/ataupembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. a. Sikap Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,menghargai,menghayati,hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.
Ekonomi SMA K - 5
242
b. Pengetahuan Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan.Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar
berbasis
penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry
learning).Untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual
maupun
kelompok,
disarankan
menggunakan
pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). c. Keterampilan Keterampilandiperolehmelaluikegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topic dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquirylearning)dan
pembelajaran
yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung; b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan
Ekonomi SMA K - 5
243
d. menginformasikan
rencana
kegiatan
pembelajaran
untuk
pertemuan
berikutnya.
1. Penilaian Hasil Dan Proses Pembelajaran Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakansebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
CONTOH 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: Sekolah Menengah Atas …………
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas / Semester
: X / Semester 1
Materi Pokok
: Pasar dan terbentuknya harga keseimbangan
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (Pertemuan ke – 2 )
A. Kompetensi Inti KI 1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menghayati, mengamaikan prilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun,respontif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
Ekonomi SMA K - 5
244
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3
: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampumenggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Ketercapaian Kompetensi 1. Komptensi Dasar 1.1 Mensyukuri sumberdaya sebagai karunia Tuhan YME dalam rangka pemenuhan
kebutuhan
2.1 Bersikap jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli, kreatif,mandiri, kritis dan analitis dalam melakukan kegiatan ekonomi 3.4. Mendeskripsikan konsep pasar dan terbentuknya harga pasar dalam perekonomian 4.4.Melakukan penelitian tentang pasar dan terbentuknya harga pasar dalam perekonomian 2.Indikator Ketercapaian KD 3.4 3.4.1.Mendiskripsikan pengertian permintaan barang dan jasa 3.4.2.Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan 3.4.3. Mendeskripsikan Hukum Permintaan 3.4.4.Mengidentifikasi Kurva permintaan 3.Indikator Ketercapaian KD 4.4 4.4.1. Mensimulasi kegiatan permintaan konsumen di pasar 4.4.2.Menggambarkan hasil simulasi
Ekonomi SMA K - 5
245
4.4.3.Melaporkan secara tertulis hasil simulasi permintaan konsumen di pasar C.Tujuan Pembelajaran Setelah pelaksanaan pembelajaran ini siswa dapat : 1. Mendiskripsikan pengertian permintaan melalui mengkaji referensi. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dari berbagai sudut pandang melalui diskusi dan kajian referensi.buku siswa dan referensi lainnya /internet 3. Mendeskripsikan pengertian hukum permintaan melalui kajian referensi. 4. Mensimulasikan terjadinya harga pasar 5. Menggambarkan kurva terbentuknya harga pasar 6. Melaporkan secara tertulis hasil terbentuknya harga pasar D. Materi Pembelajaran
Pasar dan terbentuknya harga keseimbangan 1) Permintaan Permintaan merupakan jumlah barang yang diminta dalam pada berbagai tingkat harga, jumlah barang yang diminta dan berbeda dengan Ekonomi SMA K - 5
246
permintaan.Jumlah barang yang diminta berhubungan dengan perubahan harga barang itu sendiri.permintaan dapat bergeser keatas dan kebawah karena adanya pengaruh perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Permintaan selalu dikaitkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain: a. Harga barang atau jasa b. Harga barang dan jasa subtitusi c. Pendapatan yang diterima 3)Hukum Permintaan Karena
banyaknya
faktor
yang
mempengaruhi
permintaan ,dalam
menganalisis permintaan barang dan jasa kita hanya mengambil salah satu faktor saja yaitu harga barang dan jasa itu sendiri, faktor lainnya dianggap tetap atau biasa disebut cetaris paribus. Sebagai contoh : Tika membeli 100 kg beras pada saat toko Makmur menjual beras dengan harga Rp 8.000,-/kg , beberapa hari kemudian Tika ingin membeli beras lagi sebanyak 100 kg lagi tetepi ternyata beras di toko Makmur mengalami kenaikan harga, sehingga Tika hanya bisa membeli sebanyak 80 kg beras. Dari uraian diatas harga barang atau jasa berbanding terbalik dengan jumlah barang dan jasa yang diminta dan faktor yang lain dianggap tetap, inilah yang disebut Hukum Permintaan 1) Kurva Permintaan Tabel Permintaan Beras Harga beras / kg Jumlah beras yang diminta Rp 10.000,00 20 kg Rp 9.000,00 40 kg Rp 8.000,00 60 kg Rp 7.000,00 80 kg Rp 6.000,00 100 kg Dari tabel diatas dapat dibuat gambar kurva permintaannya
Ekonomi SMA K - 5
247
D
.
. . . . . . . . Jumlah barang yang diminta
.
E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Scientifik 2. Metode
: PBL
3. Model
: Jigsaw
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN a. Media
: Gambar visual
b. Alat / Bahan
: Peta konsep Power point, LCD, laptop, media massa cetak/elektronik
c. Sumber Belajar : Buku ekonomi Kemendikbud 2013 dan buku ekonomi lain yang relevan dan ber-ISBN,, internet G.
KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan
Ekonomi SMA K - 5
Deskripsi Kegiatan 10) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; - Mengucapkan salam dan memintaa siswa untuk memimpin doa - Mengecek kehadiran siswa dan meminta siswa untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
Alokasi Waktu 15 menit
248
11) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari; 12) mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai. 13) menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang Pasar dan terbentuknya harga keseimbangan Kegiatan Inti
Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan scientifik approach, metode yang yang 105 menit digunakan adalah diskusi kecil yang terbentuk dalam metode jigsaw Guru membimbing peserta didik membentuk kelompok yang beranggotakan 4 siswa, diberi tugas yang sama setelah diberi tugas kemudian dari kelompok besar dibuat kelompok ahli , setiap siswa menjadi ahli dimasing – masing kelompok besar Siswa mencermati artikel/wacana sesuai kelompok kecil / kel ahli a. kel ahli 1. Mencermati artikel tentang “Kue Kering Lebaran mulai diburu konsumen” yang terdapat pada buku siswa b. kel ahli 2. Mengamati melalui buku refensi siswa dan referensi lain tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan c. kel ahli 3. Mengamati melalui buku referensi siswa dan referensi lain tentang hukum permintaan d. kel ahli 4. Mengamati melalui referensi siswa tentang kurva permintaan Menanya Peserta didik dalam kelompok ahli dibimbing guru untuk menyampaikan pertanyaan yang terkait dengan materi yang diamati Mengekplorasi Peserta didik didalam masing – masing kelompok ahli atas bimbingan guru mengumpulkan data
Ekonomi SMA K - 5
249
atau informasi sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dalam kelompok ahli Mengasosiasikan Masing-masing peserta didik dalam kelompok ahli kembali ke kelompok besar/awal . Kemudian masing- masing peserta didik dalam kel besar menyampaikan kepada anggota lainnya dan mendiskusikan hasil, menganalisis dan menyimpulkan informasi dan data-data yang diperoleh dari artikel, referensi ( buku siswa ) maupun dari sumber-sumber lain, kemudian disusun menjadi sebuah laporan yang utuh sesuai dengan materi yang dipelajarinya Mengkomunikasikan Tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Peserta didik diminta mengkomunikasikan hasil analisis dan kesimpulan tentang 1. Permintaan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan 3. Hukum permintaan 4. Kurva Permintaan Dalam presentasi tersebut supaya melibatkan anggota kelompok tidak hanya oleh ketua kelompok saja Kegiatan Penutup
Ekonomi SMA K - 5
Dalam kegiatan penutup guru melakukan hal-hal 15 menit berikut 1.Membuat kesimpulan bersama dari hasil diskusi dengan materi permintaan, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, hukum permintaan dan kurva permintaan 2.Melakukan penilaian /refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram 3.Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
250
4.Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remidial, program pengayaan, memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik - Post tes - Doa penutup G. Penilaian Hasil Belajar: 1. Teknik Peilaian : Pengamatan , Tes Tertulis. Soal Tes tertulis berbentuk : Uraian 2. Prosedur Penilaian No 1
Aspek yang dinilai Sikap
2
Pengetahuan
3
Ketrampilan
Bentuk instrumen Lembar Observasi Penilaian sikap Soal Lembar Observasi
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
Pengamatan / Non Tes
Selama Pembelajaran dan diskusi
Pengamatan dan Tes Pengamatan
Penyelesaian tugas kelompok Saat diskusi
Mengetahui,
Bogor,
Agustus 2014
Kepala Sekolah,
Guru Mapel Ekonomi
………………………… NIP.
…………………………… NIP
LAMPIRAN RUBRIK & KRITERIA PENILAIAN LAMPIRAN PENILAIAN A. Tes Tulis: Jawab pertanyaan berikut ini dengan jelas dan singkat! 1. Deskripsikan pengertian permintaan ! 2. Identikasikan 3 faktor yang mempengaruhi permintaan ! 3. Deskripsikan Hukum permintaan !
Ekonomi SMA K - 5
251
4. Tabel Permintaan Beras Harga beras / kg
Jumlah beras yang diminta Rp 10.000,00 20 kg Rp 9.000,00 40 kg Rp 8.000,00 60 kg Rp 7.000,00 80 kg Rp 6.000,00 100 kg Berdasarkan data diatas buat kurva permintaan ! Petunjuk Penskoran :
Soal no 1 : - sempurna 10 - kurang sempurna 7 - tidak sempurna 3 - salah 0 Soal no 3 : - sempurna skor 10 - kurang sempurna 7 - tidak sempurna 3 - salah 0
Soal no 2 - sempurna 10 - kurang sempurna 7 - tidak sempurna 3 - salah 0 Soal no 4 - sempurna 20 - kurang sempurna 15 - tidak sempurna 10 - salah 5
Skor Maksimum adalah 50 Skor perolehan Nilai = X 100 Skor Maksimum
Nilai =
Nilai perolehan X 4 100
Predikat Nilai Pengetahuan Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Rentang Angka 3,85 - 4,00 3,51 - 3,84 3,18 - 3,50 2,85 - 3,17 2,51 - 2,84 2,18 - 2,50 1,85 - 2,17 1,51 - 1,84 Ekonomi SMA K - 5
Huruf A AB+ B BC+ C C252
1,18 - 1,50 1,00 - 1,17
D+ D
B. PENILAIAN NON TES a. Penilaian Sikap
No.
Rubrik Penilaian Sikap Kegiatan Pengamatan, Pengukuran Dan Diskusi Jumlah Nama Aspek yang dinilai Skor Peserta didik Kedisiplinan Keaktifan Kerjasama
Nilai
Keterangan: Aspek Kedisiplinan Skor 3 =mengerjakan tugas sesuai prosedur dan tepat waktu 2 =mengerjakan tugas sesuai prosedur/tepat waktu 1 =tidak mengerjakan tugas sesuai prosedur dan tidak tepat waktu Aspek Keaktifan Skor 3 = melakukan pengukuran, pencatatan dan urun pendapat/solusi 2 = melakukan pengukuran/pencatatan/urun pendapat atau solusi 1 = tidak melakukan pengukuran, pencatatan dan tidak urun pendapat/solusi Aspek Kerjasama: Skor 3 =melakukan pengamatan, pencatatan dan penyelesaian tugas secara bersama 2=melakukan pengamatan/pencatatan/penyelesaian tugas secara bersama 1=melakukan pengamatan/pencatatan/penyelesaian tugas secara individual Skor Maksimum adalah 3 x 3 = 9
Nilai
=
Skor perolehan X 100 Skor Maksimum
Nilai perolehan Nilai Konversi= X 4 100
Ekonomi SMA K - 5
253
Predikat Nilai Sikap Nilai 4 3,66 3,33 3,00 2,66 2,33 2 1,66 1,33 1
Predikat SB
B
C K
A. Rubrik Penilaian Sikap Rubrik kegiatan Diskusi
No.
Nama Siswa
Kerja sama
Aspek Pengamatan Mengkomunika Toleransi Keaktifan sikan pendapat
Menghargai pendapat teman
Jumla h Skor
Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4= Baik Sekali 3= Baik 2= Cukup 1 = Kurang ∑ Skor perolehan Nilai = X 100 Skor Maksimal (20) Kriteria Nilai A =80 – 100 : Baik Sekali B =70 – 79 : Baik C =60 – 69 : Cukup D =‹ 60 : Kurang Rubrik Penilaian Presentasi Ekonomi SMA K - 5
254
Nilai Ket.
No.
Nama Siswa
Komu ni Kasi
Aspek Penilaian Sistemati Wa ka Keber Antusi wa penyam anian as San Paian
Gesture dan penampil an
Jum Skor
Mengetahui,
Bogor,
Kepala Sekolah,
Guru Mapel Ekonomi
Dra. Sri Eningsih, M.Pd NIP.195902081985012001
Nilai
Ket .
Agustus 2014
Dra Avyantini Soewarma M.Pd NIP 19571225198003 2 009
CONTOH 2 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBALAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah: SMA P4TK Batu Mata EKONOMI AKUNTANSI pelajaran: Kelas/Semeste XII/I r: Alokasi Waktu: 1x45 menit A. KMPOTENSI INT (KI) KI-1 : menhayati dan dan mengamalkan ajaran agama yg dianutnya KD2:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,disiplin,tangungjawab,perduli(gotongroyong) kerjasamatoleran, damai) santun danresposif,proaktif, dan menunjukkan sikap sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi dengan lingkungann sosial dan alam, serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI-3 :Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual,konseptual,prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tetang ilmu penegetahuan ,teknologi, seni budaya,
Ekonomi SMA K - 5
255
dan homoniora wawasan kemanusiaan,kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terait dengan penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan penegtahuan prosedural, pada bidang kajian, yng spesifik sesuai bakat dan minatnya sesuai kaidah keilmuan. KI4:Mengelola menalar dan mengajikan dalam ranah konkrit dan ranah absrak terkait dengan pengembangan dari yag dipelajarai di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. KOMPETENSI DASAR (KD) KD.1.2. Mensyukuri hakikat akuntansi sebagai sitem informasi keuangan KD.2.1. Bersikap jujur disiplin, tanggung jawab, peduli, responsif proaktif dalam melakukan perdagangan dan kersama ekonomi internasionalserta dalam melakukan, kegiatan tahapan, akuntansi perusahaanjasa dan perdagangan. KD.3.5 Menganalisis siklus akuntansi perusahaanjasa KD 4.5. Mempraktikan siklusakuntansiperusahaanjasa C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1.2.Menunjukkan rasa syukur terhadap kebesaran Tuhan YME atas adanya hakikat akuntansi sebagai sisteminformasi keuangan 2.1.Menunjukkan perilaku rasa ingintahu,jujur,disiplin, teliti, bertanggungjawab dalam melakukan kegiatan tahapan akuntansi perusahaan jasa dan perusahaan dagang. 3.5.1.TahapPencatatan Menjelaskan sumber pencatatan akuntansi perusahaan jasa. Mengklasifikasikan Rekening dan Pengkodean akuntansi perusahaan jasa. Menganalisis transaksi dalam mekanisme debet / kredit Mencatat transaksi kedalam Jurnal Umum . 4.5.1.Mempraktikkan cara mengisi sumber pencatatan akuntansi perusahaan jasa. Mengidentifikasirekeningdanpengkodeanakuntansiperusahaanjasa. Melakukan analisistransaksidalam mekanisme debet / kredit MempraktikkanpencatatantransaksikedalamJurnal Umum D.MATERI PEMBELAJARAN Topik :SiklusAkuntansi Perusahaan Jasa. Sub Topik : SumberPencatatan Rekeningdanpengkodeannya MekanismeDebetKredit PencatatandalamJurnalUmum Praktikcaramengisisumberpencatatanakuntansiperusahaanjasa. Praktikmemberikankoderekeningakuntansiperusahaanjasa. Menganalisistransaksidalammekanismedebet / kredit PraktikmencatattransaksikedalamJurnalUmum E.MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN Media: Chart dalam bentuk power point, Peta konsep. Ekonomi SMA K - 5
256
Alat: Laptop,LCD, papan, dan spidol. Sumber pembelajaran : a. BSE ekonomi kelas XI, sry mulyanti, 2009 b. Ekonomi Kelas XI, Alam S, Penerbit Esis c. BSE Ekonomi Kelas XI, Chumidatus Syah, 2009 d. BSE Ekonomi Kelas XI, Dewi Kusumawardhani, 2009
Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti **)
Sintak Model Pembelajar an
Deskripsi
Alokasi Waktu
Memuat kegiatan - Mengamati - Menanya - Mengumpulkan informasi/mencoba - Menalar/mengasosiasi - Mengomunikasikan
Kegiatan Penutup 1. Pertemuan Pertama: (...JP) Langkah Sintak Deskripsi Pembelajaran Model Pembelajar an Kegiatan Pendahuluan Memuat kegiatan - Mengamati Kegiatan Inti **) - Menanya
Alokasi Waktu
- Mengumpulkan informasi/mencoba - Menalar/mengasosiasi - Mengomunikasikan Kegiatan Penutup 1. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1.Teknik penilaian 2. Instrumen penilaian a. Pertemuan Pertama b. Pertemuan Kedua
Ekonomi SMA K - 5
257
c. Pertemuan seterusnya 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 4. Kunci dan Pedoman Penskoran 2. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/Alat 2. Bahan 3. Sumber Belajar
FORMAT PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pelajaran: ___________________________ Topik/Tema: ____________________________ Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda! No
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
A.
Identitas Mata Pelajaran
1. B.
Satuan pendidikan,Mata semester dan Alokasi waktu. Pemilihan Kompetensi
1. 2.
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
C.
Perumusan Indikator
1. 2.
Kesesuaian dengan KD. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3. D. 1. 2. 3. E. 1. 2. 3. F. 1. 2.
1 Tidak Ada
Hasil Penelaahan dan Skor 2 3 Kurang Sudah Lengkap Lengkap
Catatan
pelajaran/tema,kelas/
Pemilihan Materi Pembelajaran
Tidak Ada
Kurang Lengkap
Sudah Lengkap
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Kesesuaian dengan KD Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Kesesuaian dengan alokasi waktu. Pemilihan Sumber Belajar Kesesuaian dengan KI dan KD. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatansaintifik. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Kegiatan Pembelajaran Menampilkan kegiatan penutup dengan jelas. Kesesuaian kegiatan
Ekonomi SMA K - 5
pendahuluan, inti, dan dengan
pendekatan
258
No
3. 4. 5.
G. 1. 2. 3. 4. 5. H. 1. 2. 3. I. 1. 2. J. 1. 2. 3.
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran saintifik. Kesesuaian dengan sintak model pembelajaran yang dipilih Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi. Penilaian
1
Hasil Penelaahan dan Skor 2 3
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Catatan
Kesesuaian dengan teknik penilaian autentik. Kesesuaian dengan instrumen penilaian autentik Kesesuaian soal dengan dengan indikator pencapaian kompetensi. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal. Pemilihan Media Belajar Kesesuaian dengan materi pembelajaran Kesesuaian dengan kegiatan pada pendekatansaintifik. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Pemilihan Bahan Pembelajaran Kesesuaian dengan materi pembelajaran Kesesuaian dengan kegiatan pendekatansaintifik. Pemilihan Sumber Pembelajaran
pada
Kesesuaian dengan materi pembelajaran Kesesuaian dengan kegiatan pada pendekatansaintifik. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Jumlah
Komentar/Rekomendasi terhadap RPP secara umum. ................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................. ......
Ekonomi SMA K - 5
259
Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rubrik penilaian RPP ini digunakan fasilitator untuk menilai RPP peserta yang telah dikerjakan secara berkelompok. Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut: 1. Cermati format RPP dan telaah RPP yang akan dinilai! 2. Periksalah RPP dengan seksama 3. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut! 4. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan! 5. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen! 6. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus sbb:
PERINGKAT Amat Baik ( A) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
NILAI 90 ≤ A ≤ 100 75 ≤B < 90 60 ≤ C <74 <60
D. Aktifitas Pembelajaran : Pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan
pendekatan
andragogi
lebih
mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta diklat menganalisis,
Ekonomi SMA K - 5
260
menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : d) Aktivitas individu, meliputi : m. Memahmai dan mencermati materi diklat n. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan o. Melakukan refleksi e) Aktivitas kelompok, meliputi : m. mendiskusikan materi pelatihan n. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan o. penyelesaian masalah /kasus
E. Latihan/Kasus/tugas
FORMAT PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pelajaran: ___________________________ Topik/Tema: ____________________________ Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda! Komponen Hasil Penelaahan dan Skor No Rencana Pelaksanaan Catatan 1 2 3 Pembelajaran Tidak Kurang Sudah A. Identitas Mata Pelajaran Ada Lengkap Lengkap 1. Satuan pendidikan,Mata pelajaran/tema,kelas/ semester dan Alokasi waktu. B. Pemilihan Kompetensi Tidak Kurang Sudah Ada Lengkap Lengkap 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar C. Perumusan Indikator Tidak Sesuai Sesuai
Ekonomi SMA K - 5
261
No
1. 2.
3.
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pemilihan Materi Pembelajaran
1. 2.
Kesesuaian dengan KD Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Kesesuaian dengan alokasi waktu.
E. 1. 2.
3. F. 1.
2. 3. 4. 5.
G.
Catatan
1
2
3
Sesuai
Sebagian
Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Kesesuaian dengan KD. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
D.
3.
Hasil Penelaahan dan Skor
Pemilihan Sumber Belajar Kesesuaian dengan KI dan KD. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatansaintifik. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Kegiatan Pembelajaran Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik. Kesesuaian dengan sintak model pembelajaran yang dipilih Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi. Penilaian
Ekonomi SMA K - 5
262
No 1. 2. 3. 4. 5.
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kesesuaian dengan teknik penilaian autentik. Kesesuaian dengan instrumen penilaian autentik Kesesuaian soal dengan dengan indikator pencapaian kompetensi. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.
H.
Pemilihan Media Belajar
1.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran Kesesuaian dengan kegiatan pada pendekatansaintifik. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Pemilihan Bahan Pembelajaran
2. 3. I. 1. 2. J. 1. 2. 3.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran Kesesuaian dengan kegiatan pada pendekatansaintifik. Pemilihan Sumber Pembelajaran
Hasil Penelaahan dan Skor Catatan
1
2
3
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhnya
Kesesuaian dengan materi pembelajaran Kesesuaian dengan kegiatan pada pendekatansaintifik. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Jumlah
Ekonomi SMA K - 5
263
Komentar/Rekomendasi terhadap RPP secara umum. ...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................
F. Umpan Balik Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi otoritas jasa keuangan 2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi otoritas jasa keuangan 3. Apa manfaat materi pengelolan koperasi terhadap tugas Bapak/Ibu 4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan ini
DAFTAR RUJUKAN Kemdikbud. 2013. Permendikbud 64tahun 2013tentang
Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud. 2013. Permendikbud 65tahun 2013 tentang Standar ProsesPendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud. 2013. Permendikbud 66 tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013. Permendikbud 69 tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar Dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud. 2014. Permendikbud. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Ekonomi SMA K - 5
264
KEGIATAN PEMBELAJARAN 17 PERENCANAAN PTK
A. Tujuan Tujuan pembelajaran diklat tentang perencanaan PTK adalah agar peserta diklat : 1) Mendalami karakteristik PTK melalui mengkaji referensi. 2) Mendiskripsikantentang siklus PTK melalui mengkaji referensi dan diskusi. 3) Menyusun perencanaan PTK melalui mengkaji referensi dan diskusi serta kerja kelompok.. 4) Menganalisis perencanaan PTK melalui mengkaji referensi dan diskusi..
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1) Mendalami karakteristik PTK. 2) Mendiskripsikantentang siklus PTKi. 3) Menyusun perencanaan PTK. 4) Menganalisis perencanaan PTK.. .
C. Uraian Materi Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, penilaian kinerja guru adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan dan penerapan kompetensinya. Dalam hal ini adalah kompetensi yang sangat diperlukan bagi guru seperti yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Ekonomi SMA K - 5
265
Penguasaan dan penerapan kompetensi sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran, pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan yang sesuai dengan fungsi sekolah/madrasah. Untuk itu, perlu dikembangkan sistem penilaian kinerja guru Sistem penilaian kinerja guru adalah sebuah sistem pengelolaan kinerja berbasis guru yang didesain untuk mengevaluasi tingkatan kinerja guru secara individu dalam rangka mencapai kinerja sekolah secara maksimal yang berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik. Ini merupakan bentuk penilaian yang sangat penting untuk mengukur kinerja guru dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai bentuk akuntabilitas sekolah.
Pada dasarnya sistem penilaian kinerja guru bertujuan: 1)
Menentukan tingkat kompetensi seorang guru;
2)
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru dan sekolah;
3)
Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam mekanisme penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru;
4)
Menyediakan
landasan
untuk
program
pengembangan
keprofesian
berkelanjutan bagi guru; 5)
Menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya serta mempertahankan sikap-sikap yang positif dalam mendukung pembelajaran peserta didik untuk mencapai prestasinya.
6)
Menyediakan dasar dalam sistem peningkatan promosi dan karir guru serta bentuk penghargaan lainnya. Berdasarkan Permenegpan dan RB nomor 16 tahun 2009, Guru dinilai
kinerjanya secara teratur (setiap tahun) melalui Penilaian Kinerja Guru (PKGuru). Guru wajib mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) setiap tahun PKB harus dilaksanakan sejak III/a, dan sejak III/b guru wajib melakukanpublikasi ilmiah dan/atau karya inovatif Untuk naik dari IV/c ke IV/d guru wajib melakukan presentasi ilmiah Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru. PKB dilaksanakan agar guru Ekonomi SMA K - 5
266
dapat
memelihara,
meningkatkan,
dan
memperluas
pengetahuan
dan
keterampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. Pembelajaran yang berkualitas diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik Tujuan umum PKB untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.Sedangkan tujuan khusus PKB adalah : 1) Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku. 2) Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik. 3) Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional. 4) Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru. 5) Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di masyarakat. 6) Menunjang pengembangan karir guru. Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut ‟penelitian tindakan kelas‟ atau PTK. Apakah kegiatan PTK tidak akan mengganggu proses pembelajaran? Sama sekali tidak, karena justru PTK dilakukan dalam proses pembelajaran yang alami di kelas sesuai dengan jadwal. Penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, terlokalisasi, dan secara langsung gayut (relevan) dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Sebagai
subyek dalam PTK
termasuk murid-murid yang sedang melakukan kegiatan pembelajaran. Di dalam melaksanakan PTK bisa melibatkan guru lain yang mengajar bidang pelajaran yang sama, yang akan berfungsi sebagai kolaborator dan observer.
Ekonomi SMA K - 5
267
Untuk dapat meraih perubahan dan perbaikian dalam pembelajaran yang diinginkan melalui PTK, menurut McNiff (1991), ada beberapa persyaratan PTK, yakni : 1. Guru dan kolaborator serta murid-murid harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional. 2. Guru dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai. 3. Tindakan yang dilakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis. 4. Tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah ke arah perbaikan. 5. Penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya. 6. Guru mesti mamantau secara sistematik agar mengetahui dengan mudah arah dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang lebih baik 7. Guru perlu menyajikan laporan hasil PTKdalam berbagai bentuk termasuk: (1) tulisan tentang hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan dengan dirinya sendiri; (2) percakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas tentang proses percakapan tersebut; (3) narasi dan cerita; dan (4) bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik. 8. Peneliti
(guru) perlu memvalidasi pernyataan tentang keberhasilan
tindakannya lewat pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman sejawat untuk memeriksanya dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar (validasi public). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain karena semuanya berdasarkan Ekonomi SMA K - 5
268
pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali. PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di ruangan kelas. Menurut Cohen (1990), PTK dapat berfungsi sebagai : 1. Alat untuk mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas; 2. Alat pelatihan dalam-jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran-diri, khususnya melalui pengajaran sejawat; 3. Alat
untuk
memasukkan
ke
dalam
sistem
yang
ada
(secara
alami) pendekatan tambahan atau inovatif; 4. Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara guru dan peneliti; 5. Alat
untuk
menyediakan
alternatif
bagi
pendekatan
yang
subjektif,
impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas. Ada dua butir penting yang perlu disebut di sini. Pertama, hasil penelitian tindakan dipakai sendiri oleh penelitinya, dan tentu saja oleh orang lain yang menginginkannya. Kedua, penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang pemecahan masalahnya
segera
diperlukan,
dan
hasil-hasilnya
langsung
diterapkan/dipraktikkan dalam situasi terkait. Ketiga, peneliti tindakan melakukan sendiri pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan. Agar PTK berhasil, persyaratan berikut harus dipenuhi: (1) kesediaan untuk mengakui kekurangan diri; (2) kesempatan yang memadai untuk menemukan sesuatu yang baru; (3) dorongan untuk mengemukakan gagasan baru; (4) waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan; (5) kepercayaan timbal balik antar orang-orang yang terlibat; dan (6) pengetahuan tentang dasardasar proses kelompok oleh peserta penelitian. Menurut Burns
(dalam Muhajir, N., 1997), butir-butir yang perlu
dipertimbangkan dalam PTK Guru antara lain :
Ekonomi SMA K - 5
269
1. Sejauh dapat dilakukan, agenda PTK tindakan hendaknya ditarik dari kebutuhan-kebutuhan, kepedulian dan persyaratan yang diungkapkan oleh semua pihak Guru sendiri, sejawat, kepala sekolah, murid-murid, dan/atau orangtua murid) yang terlibat dalam konteks pembelajaran/kependidikan di kelas/sekolah Guru; 2. PTK Guru hendaknya benar-benar memanfaatkan keterampilan, minat dan keterlibatan Guru sebagai guru dan sejawat; 3. PTK Guru hendaknya terpusat pada masalah-masalah pembelajaran kelas Guru, yang ditemukan dalam kenyataan sehari-hari. Namun demikian, hasil PTK Guru daapt juga memberikan masukan untuk pengembangan teori pembelajaran bidang studi Guru; 4. Metodologi PTK Guru hendaknya ditentukan dengan mempertimbangkan persoalan pembelajaran kelas Guru yang sedang diteliti, sumber daya yang ada dan murid-murid sebagai sasaran penelitian; 5. PTK Guru hendaknya direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara kolaboratif. Tujuan, metode, pelaksanaan dan strategi evaluasi hendaknya Guru negosiasikan dengan pemangku kepentingan (stakeholders) terutama penelitian Guru, sejawat, murid-murid, dan kepala sekolah (yang mungkin diperlukan dukungan kebijakannya); 6. PTK Guru hendaknya bersifat antardisipliner, yaitu sedapat mungkin didukung oleh wawasan dan pengalaman orang-orang dari bidang-bidang lain yang relevan, seperti ilmu jiwa, antropologi, dan sosiologi serta budaya. Jadi Guru dapat mencari masukan dari teman-teman guru atau dosen LPTK yang relevan. Dalam PTK, butir-butir pelaksanaandi bawah harus dipertimbangkan: 1. Guru sebagai pelaku PTK hendaknya berupaya memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. 2. PTK selayaknya dilakukan dalam kelas sendiri.
Ekonomi SMA K - 5
270
3. PTK akan berjalan dengan baik jika terkait dengan program peningkatan guru dan pengembangan materi di sekolah atau wilayah sendiri. 4. PTK hendaknya dipadukan dengan komponen evaluasi. Alur Pelaksanaan PTK Model rancangan PTK terletak pada alur pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hal ini sekaligus menjadi penanda atau ciri khusus yang membedakan PTK dengan jenis penelitian lain. Adapun alur penelitian tindakan yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar 1 (diadaptasi dari Kemmis dan McTaggart). Rencana Tindakan Refleksi
Observasi
Pelaksanaan Tindakan Rencana Tindakan
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Gambar di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti harus merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilaksanakan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang,
barulah
tindakan
itu
dilakukan.
Ketiga,
bersamaan
dengan
dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri
dan
akibat
yang
ditimbulkannya.
Keempat,
berdasarkan
hasil
pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang
Ekonomi SMA K - 5
271
telah dilaksanakan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Perencanaan PTK ” sebagai berikut :
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan
1) menyiapkan
Alokasi Waktu
peserta
agar termotivasi
diklat 15 menit
mengikuti
proses pembelajaran; 2) mengantarkan permasalahan
suatu atau
tugas
yang akan dilakukan untuk mempelajari
dan
menjelaskan
tujuan
pembelajaran diklat. 3) menyampaikan garis besar cakupan materi perencanaan PTK . Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat dalam dimana
beberapa
ke
kelompok 105 menit
langkah-langkahnya
sebagai berikut : 1) Guru memberi informasi dan
Ekonomi SMA K - 5
272
tanya jawab dengan contoh kontekstual
tentang
perencanaan PTK
dengan
menggunakan contoh yang kontekstual.. 2) Kelas dibagi menjadi
6
kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok F) masing-masing beranggotakan 6 orang. 3) Guru
memberi
menggunakan dikerjakan
tugas
LKS
masing
untuk masing
kelompok : Klpk A dan D mengerjakan LKS1, B dan E mengerjakan LKS2, C dan F mengerjakan LKS3. 4) Peserta
diklat
mengerjakan
berdiskusi
kuis
tentang
permasalahan ekonomi dan cara
menanganinya
yang
tercantum dalam LK1, LK2, dan LK3.. 5) Melaksanakan
penyusunan
laporan hasil diskusi. 6) Masing
masing
kelompok
melakukan presentasi hasil diskusi. 7) Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada
diskusi dan kerja kelompok .
Ekonomi SMA K - 5
273
Kegiatan Penutup
1) Narasumber bersama-sama dengan
15 enit
peserta
menyimpulkan
hasil
pembelajaran 2) melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang
sudah
dilaksanakan. 3) memberikan
umpan
balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan
kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A dan D sebagai berikut : a. Diskripsikan karakteristik PTK dan Siklus PTK secara kontekstual ! b. Susunlah perencanaan PTK dengan menggunakan media pembelajaran sebagai fokus masalah yang diteliti ! c. Lakukan analisis terhadap contoh pernncanaan PTK yang telah disusun melalui diskusi dan kerja kelompok ! d. Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis,. e. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas ! 2. Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok B dan E sebagai berikut : a. Diskripsikan karakteristik PTK dan Siklus PTK secara kontekstual ! b. Susunlah perencanaan PTK dengan menggunakan metode pembelajaran sebagai fokus masalah yang diteliti ! c. Lakukan analisis terhadap contoh pernncanaan PTK yang telah disusun melalui diskusi dan kerja kelompok ! d. Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis,. e. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas !
Ekonomi SMA K - 5
274
3. Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok C dan F sebagai berikut : a. Diskripsikan karakteristik PTK dan Siklus PTK secara kontekstual ! b. Susunlah perencanaan PTK dengan menggunakan sikap siswa
sebagai
fokus masalah yang diteliti ! c. Lakukan analisis terhadap contoh pernncanaan PTK yang telah disusun melalui diskusi dan kerja kelompok ! d. Laporkan hasil diskusi kelompok secara tertulis,. e. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas !
F. Rangkuman Model rancangan PTK terletak pada alur pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hal ini sekaligus menjadi penanda atau ciri khusus yang membedakan PTK dengan jenis penelitian lain. Adapun alur penelitian tindakan yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar 1 (diadaptasi dari Kemmis dan McTaggart). Rencana Tindakan Refleksi
Observasi
Pelaksanaan Tindakan Rencana Tindakan
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Gambar di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti harus merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilaksanakan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang,
Ekonomi SMA K - 5
275
barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilaksanakan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
DAFTAR RUJUKAN Calhoun, E.F. 1993. Action Research: Three Approaches. Educational Leadership 51, 2. Hlm. 62-65. Dirjen Dikdasmen. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Bahan Penataran untuk Instruktur. Malang: PPPG IPS dan PMP. Kemmis, S. dan McTaggart, R. 1988. The Action Research Planner. Geelong, Victoria: Deakin University Press. Madya, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Bagian I, II, III. Jakarta: Dirjen PMPTK. McNiff, J. 1991. Action Research: Principles and Practices. New York: Routledge. PPPPTK TK &PLB, 2009. Petunjuk Teknis KTI on line 2009 , jakarta : PPPPTK TK & PLB Suhardjono, 2008. Macam KTI ( Karya Tulis Ilmiah ) Sebagai pengembangan Kegiatan Profesi Guru ( Makalah ) , Jakarta : PPPPTK TK & PLB. Suhardjono, 2008. Pengembangan Profesi Guru ( Makalah )Jakarta : PPPPTKTK & PLB. Suhardjono, 2008. Permasalahan Di Sekitar KTI Dalam Kegiatan pengembangan Profesi Guru ( Makalah ) , Jakarta : PPPPTK TK & PLB.
Ekonomi SMA K - 5
276
Ekonomi SMA K - 5
277