PENYUSUN Dra. Deti Hendarni, M.S.Ed ( PPPPTK PKn DAN IPS )
Drs. Hadi Soekamto, S.H., M.Pd.,M.Si ( Universitas Negeri Malang )
PEMBAHAS Dr. Singgih Susilo, M.S., M.Si. ( Universitas Negeri Malang )
Antropologi SMA K-1
1
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
GEOGRAFI SMA KELOMPOK KOMPETENSI 6 PENYUSUN Dra. Deti Hendarni, M.S.Ed ( PPPPTK PKn DAN IPS )
Drs. Hadi Soekamto, S.H., M.Pd.,M.Si ( Universitas Negeri Malang )
PEMBAHAS Dr. Singgih Susilo, M.S., M.Si. ( Universitas Negeri Malang )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PPPPTK PKn DAN IPS 2015
Geografi SMA K - 6
i
PENGANTAR Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru. Informasi, tentang peta kompetensi tersebut diwujudkan dalam buku modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran. PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), khususnya modul PKB untuk
mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn
SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA, dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam Kelompok Kompetensi 1 sampai dengan 10. Dengan adanya modul
ini,
diharapkan semua kegiatan pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksan dengan pola tatap muka maupun on-line bisa mengacu dari modul-modul yang telah disusun ini. Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS.
Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumarna Surapranata, Ph.D NIP. 195908011985032001
Geografi SMA K - 6
ii
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul…………………………………………………………………
i
Kata Pengantar…………………………………………………………….......
ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………
iii
Daftar Gambar…………………………………………………………………..
V
Daftar Tabel……………………………………………………………………..
vii
BAGIAN 1:
PENDAHULUAN
1. Deskripsi…………………………………………………………………….
1
2. Prasyarat……………………………………………………………………
2
3. Petunjuk Penggunaan…………………………………………………….. 4. Tujuan Akhir………………………………………………………………..
3
5. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar…………………………………
3
6. Peta Konsep/Alur Pencapaian Kompetensi…………………………….
3
BAGIAN 2: A. BAB I
PEMBELAJARAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN…………………………………………..
B. BAB II
1. Lingkungan Hidup………………………………………..
4
2. Pembangunan Berkelanjutan……………………………
16
BENCANA ALAM DAN SEBARAN DAERAH RAWAN BENCANA DI INDONESIA………………………. 1. Jenis Bencana Alam dan Persebarannya……………..
28
C. BAB III
POTENSI GEOGRAFIS FISIK DAN SOSIAL…………….
50
D. BAB IV
BUDAYA NASIONAL DAN INTERAKSI GLOBAL 1. Konsepsi Budaya Nasional dan Budaya Lokal……….
51
2. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Nasional…………………………………………………….
66
E. BAB V
INTERAKSI SPATIAL DESA KOTA…………………………
83
F. BAB VI
KERJA SAMA NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG 1. Konsepsi Kerja Sama Antar Negara…………………..
112
2. Masalah dan Dampak Kerja Sama Negara Maju Dan Berkembang………………………………………..
Geografi SMA K - 6
123
iii
G. BAB VII
DASAR-DASAR PENGINDERAAN JAUH………………..
131
H. BAB VIII SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS
I.
BAB IX
1. Konsep dasar sistim informasi geografis……………….
147
PERANCANGAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN……
164
J. FORMAT ANALISIS KOMPETENSI YANG SESUAI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN……………………………………………….
170
K. BAB X
PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN……………….
235
L. BAB XII
PERANCANGAN PENILAIAN……………………………….
253
M. BAB XIII PERMASALAHAN IMPLEMENTASI RPP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI…………………………….
281
PENUTUP………………………………………………………
311
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..
312
BAGIAN 3:
Geografi SMA K - 6
iv
DAFTAR GAMBAR Judul Gambar
Halaman
Gambar 1. Skema Pembangunan Berkelanjutan…………………………..
18
Gambar 2. Profil Lubang Resapan Biopori…………………………………
23
Gambar 3. Icon Peta Hijau…………………………………………………...
24
Gambar 4. Peta Jumlah Kejadian dan Persebaran bencana di Indonesia………………………………………………………
30
Gambar 5. Peta kondisi geologi Indonesia………………………………….
30
Gambar 6. Batas Divergen……………………………………………………
32
Gambar 7. Pertemuan antara Lempeng samudera dengan
33
Lempeng samudera……………………………………………… Gambar 8. Pertemuan antara Lempeng benua dengan Lempeng
33
samudera………………………………………………................ Gambar 9. Pertemuan antara Lempeng benua dengan
34
Lempeng benua………………………………………………...... Gambar 10. Ring of fire…………………………………………………….....
35
Gambar 11. Ilustrasi bahaya dari erupsi gunung api………………………
37
Gambar 12. Peta Persebaran gunung api di Indonesia…………………...
41
Gambar 13. Peta daerah rawan bencana tsunami di Indonesia…………..
46
Gambar 14. Gaya Rambut Budaya Asing…………………………………...
57
Gambar 15. Kesenian Tradisional Perlu Dilestarikan...............................
59
Gambar 16. Bentuk Desa Pantai................................................................
91
Gambar 17. Bentuk Desa Terpusat/ Pegunungan......................................
92
Gambar 18. Bentuk Desa Dataran Rendah…………………………..
92
Gambar 19. Gambar Pola Keruangan kota menurut Homer Hoyt ..
103
Geografi SMA K - 6
v
Gambar 20. Hasil citra foto dari satelit cuaca NOAA……………................
137
Gambar 21. Kerekayasaan Bendungan………………………….….............
137
Gambar 22. Kerucut G. Semeru dengan aliran lava dan lahar...............
138
Gambar 23. Perlapisan batu pasir dalam struktur sinklin.........................
138
Gambar 24. Pola lipatan minyak bumi……………………………………...
139
Gambar 25. Disiplin ilmu pendukung SIG………………………………….
149
Gambar 26. Sejumlah Pertanyaan yang Harus Dijawab Oleh SIG……....
154
Gambar 27. Perbandingan Manajemen Informasi Spatial dengan Dan Tanpa SIG......................................................................
157
Gambar 28. Uraian Sub Sistem SIG ………………………………………..
160
Gambar 29. Flow Chart Pengembangan Media……………………………
241
Geografi SMA K - 6
vi
DAFTAR TABEL Judul Tabel
Halaman
Tabel 1. Longsor di dunia (sumber ILC, 2004)…………………………….
43
Tabel 2. Terminologi SIG Dari Berbagai Sumber………………………….
150
Tabel 3. SIG Versus Pekerjaan Manual…………………………………….
156
Tabel 4 Tahapan-Tahapan Model PBL...................................................
168
Tabel 5. Kata kerja Operasional.............................................................
243
Geografi SMA K - 6
vii
BAGIAN 1: PENDAHULUAN Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mengembangkan
secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan
kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi tujuan, indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan/kasus/tugas, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut yang disusun secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul ini dapat digunakan dengan baik dengan cara mempelajarinya sebagai berikut. 1. Deskripsi Modul ini berisi materi yang terdiri atas lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, bencana alam dan sebaran daerah rawan bencana, potensi geografis fisik dan sosial, budaya nasional dan interaksi global, interaksi spatial desa kota, regional negara maju dan berkembang, dasar-dasar penginderaan jauh, dasar-dasar SIG, perancangan model-model pembelajaran, perancangan media pembelajaran, perancangan penilaian, dan permasalahan implementasi RPP dalam pembelajaran geografi. Kegiatan pembelajaran dalam mempelajari modul ini terdiri atas melaksanakan aktivitas pembelajaran, mengerjakan latihan/kasus/tugas, mencermati rangkuman, dan memberikan umpan balik serta tindak lanjut.
Geografi SMA K - 6
1
2. Prasyarat Prasayarat penggunaan modul ini adalah guru atau tenaga kependidikan yang mengampu mata pelajaran geografi pada jenjang SMA/MA. Telah mengikuti Uji Kompetensi Guru yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru dan tenaga Kependidikan.
3. Petunjuk Penggunaan Modul ini dapat digunakan dan berhasil dengan baik dengan memperhatikan petunjuk penggunaan berikut. a. Baca deskripsi, prasyarat, dan petunjuk penggunaan modul dengan cermat. b. Cermati tujuan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar, serta peta konsep/alur pencapaian kompetensi yang akan dicapai selama maupun setelah proses pembelajaran dengan menggunakan modul ini. c. Baca dan simak uraian materi sebagai bahan untuk mengingat kembali (refresh) atau menambah pengetahuan. Kegiatan membaca dilakukan secara individual. d. Lakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan urutan yang dijabarkan dalam
modul
untuk
mencapai
kompetensi.
Disarankan
aktivitas
pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan metode diskusi sehingga terjalin prinsip saling berbagai pengalaman (sharing) dengan asas asih, asah, dan asuh. e. Laporkan hasil aktivitas pembelajaran Ibu/Bapak secara lisan, tertulis, atau pajangan (display). f. Kerjakan
latihan/kasus/tugas
yang
diuraikan
dalam
modul
untuk
memperkuat pengetahuan dan/atau keterampilan dalam penguasaan materi, sekaligus untuk mengetahui tingkat penguasaan (daya serap) Ibu/Bapak (self assessment). g. Berikan umpan balik yang bermanfaat untuk perbaikan pembelajaran Ibu/Bapak dan perbaikan modul ini pada masa-masa mendatang. h. Simpan seluruh produk pembelajaran Ibu/Bapak sebagai bagian dari dokumen portofolio yang bermanfaat bagi pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Geografi SMA K - 6
2
4. Tujuan Akhir Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini adalah dikuasainya kompetensi dasar dan minimal untuk geografi jenjang SMA/MA. 5. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi inti yang harus dikuasai adalah kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan selama pelatihan. Sedangkan kompetensi dasar yang harus dicapai adalah kompetensi yang mencakup materi dan pembelajarannya tentang lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, bencana alam dan sebaran daerah rawan bencana, potensi geografis fisik dan sosial, budaya nasional dan interaksi global, interaksi spatial desa kota, regional negara maju dan berkembang, dasar-dasar penginderaan jauh, dasar-dasar SIG,
perancangan
model-model
pembelajaran,
perancangan
media
pembelajaran, perancangan penilaian, dan permasalahan implementasi RPP dalam pembelajaran geografi. 6. Peta konsep/Alur Pencapaian Kompetensi Bahan: lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, bencana alam dan sebaran daerah rawan bencana, potensi geografis fisik dan sosial, budaya nasional dan interaksi global, interaksi spatial desa kota, regional negara maju dan berkembang, dasar-dasar penginderaan jauh, dasardasar SIG, perancangan model-model pembelajaran, perancangan media pembelajaran, perancangan penilaian, dan permasalahan implementasi RPP dalam pembelajaran geografi.
Geografi SMA K - 6
Pembelajaran: Menggali informasi dari uraian materi melakukan aktivitas pembelajaran mengerjakan latihan/kasus/tugas
Hasil: Peningkatan kompetensi Produk bukti kinerja
mencermati rangkuman memberikan umpan balik dan tindak lanjut
3
BAGIAN 2: A. BAB I
PEMBELAJARAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1. Kegiatan Belajar 1. Lingkungan Hidup a.
Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan konsep lingkungan hidup
b.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1) Menjelaskan Konsep lingkungan hidup 2) Menjelaskan komponen lingkungan hidup 3) Menjelaskan Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem 4) Menjelaskan rantai makanan dan piramida makanan 5) Menjelaskan siklus biokimia 6) Menjelaskan kualitas dan baku mutu lingkungan 7) Menjelaskan penyebab kerusakan lingkungan 8) Menjelaskan jenis-jenis baku mutu lingkungan.
c.
Uraian Materi 1) Lingkungan Hidup Lingkungan
hidup
merupakan
keseluruhan
unsur
atau
komponen yang berada di sekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memiliki` keterkaitan dengan udara, tanah dan air. Disamping itu, masih banyak hal lain yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita, misalnya hewan dan tumbuhan, yang merupakan bagian dari lingkungan hidup. Air, tanah, udara, hewan, tumbuhan, dan manusia merupakan bagian dari sebuah ekosistem. Komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi komponen makhluk hidup (biotik) dan komponen benda mati (abiotik). Contoh komponen biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan komponen abiotik adalah udara, tanah dan air. Komponen biotik dan abiotik membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut ekosistem.
Geografi SMA K - 6
1
a)
Lingkungan Biotik dan Lingkungan Abiotik Secara umum lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan biotik dan abiotik. (1) Lingkungan Biotik Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas semua makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolngkan berdasarkan jenis-jenis tertentu,
misalnya
tumbuhan.
Makhluk
digolongkan
golongan
manusia,
hidup
berdasarkan
menjadi
hewan
dan
ukurannya
mikroorganisme
dan
makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh
memusnahkan
mempercepat Berdasarkan
dan
penyebaran peran
dan
melipatkan,
hewan fungsinya,
dan
atau
tumbuhan.
makhluk
hidup
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (a) Produsen adalah makhluk hidup yang mampu menghasilkan makananya sendiri dan juga mampu mengubah
zat
anorganik
menjadi
zat
organik
(organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga, lumut dan tumbuhan hijau. (b) Konsumer adalah organisme heterotrof yang tidak bisa membuat makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain, baik yang bersifat heterotrof maupun
yang
autotrof.
Konsumer
biasanya
merupakan hewan. Hewan yang memakan tumbuhan secara langsung (herbivora) dinamakan konsumer primer. Hewan yang memakan konsumer primer dinamakan konsumer II dan seterusnya sehingga terbentuk suatu rantai makanan. Konsumer terakhir disebut konsumer puncak. Contoh konsumer puncak adalah manusia. Geografi SMA K - 6
2
©
Pengurai (dekomposer) adalah organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik untuk kemudian digunakan oleh produsen. Dekomposer dapat disebut juga sebagai organisme detritivor atau pemakan bangkai. Contoh organisme dekomposer adalah bakteri pembusuk dan jamur.
Unsur-unsur biotik juga dapat digolongkan berdasar satuan pembentuk
ekosistem.
Penjelasanya adalah
sebagai berikut (a) Individu adalah makhluk hidup tunggal; (b) Populasi adalah sekelompok individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu; ©
Komunitas adalah sekumpulan makhluk hidup yang hidup bersama-sama di suatu wilayah tertentu;
(2) Lingkungan abiotik Komponen abiotik merupakan berbagai benda mati dan unsur alam yang berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut. Beberapa contoh komponen abiotik adalah air, udara, cahaya matahari, tanah, topografi, dan iklim.
2) Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem Tumbuhan hijau memperoleh energi dari matahari dan kemudian beralih pada binatang dan manusia. Energi matahari diubah menjadi energi kimia yang terkandung dalam tubuh tumbuh-tumbuhan. Energi yang terkandung dalam tumbuhan ini menjadi energi bagi makhluk hidup lainya. Tumbuhan yang dimakan mengalami proses metabolisme. Dalam proses metabolisme, energi dari tumbuhan diubah menjadi energi yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas. Geografi SMA K - 6
3
Hewan yangmemakan tumbuhan disebut herbivora. Kemudian hewan herbivora ini akan dimakan oleh hewan karnivora. Akhirnya, semua makhluk hidup akan mati dan jatuh ke tanah. Sisa fisik makhluk hidup ini menjadi bahan makanan untuk berbagai bakteri, mikroba, dan jamur. Jadi, antara komponen biotik di dalam ekosistem terdapat proses makan-memakan yang disebut rantai mkanan.
3) Rantai Makanan dan Piramida Makanan Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai makanan merupakan bagian dari jaringjaring makanan, di mana rantai makanan bergerak secara linear dari produsen ke konsumen teratas Setiap bagian dari rantai makanan diatur oleh suatu hukum alami. Jika salah satu komponen mengalami kerusakan akan mengakibatkan kerusakan komponen yang lain, karena antar komponen tersebut ada saling ketergantungan. Pada dasarnya, tiap-tiap komponen di dalam lingkungan dapat dikatakan sebagai “satu untuk yang lain”, yang dalam hal ini dagambarkan bahwa binatang mati lalu membusuk kemudian terurai menjadi humus dan kemudian humus ini diserap oleh tanaman. Contoh lainya rumput dimakan rusa dan rusa dimakan harimau lalu harimau mati karena tua, setelah mati badanya membusuk dan menjadi humus, humus itu lalu diserap oleh rumput. Di samping rantai makanan ada pula konsep yang dikenal dengan istilah piramida makanan Apabila salah satu komponen lingkungan hidup dalam rantai makanan
atau
piramida
makanan
mengalami
kepunahan,
komponen lainya akan ikut terancam punah. Jika jumlah tumbuhan berkurang, hewan herbivora akan sulit mencari makanan dan jumlahnya juga akan berkurang. Dari uraian di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: a) Geografi SMA K - 6
Suatu lingkungan memiliki keteraturan alamiah;
4
b)
Suatu lingkungan memiliki daya dukung lingkungan selama keadaanya masih berimbang;
c)
Unsur-unsur dalam lingkungan berinteraksi satu sama lain secara alamiah;
d)
Dalam batas-batas tertentu, terjadi perubahan susunankomponen lingkungan.
4) Siklus Biogeokimia Siklus Biogeokimia adalah Siklus ulang air dan komponenkomponen kimia (unsur kimia) yang melibatkan peran serta dari makhluk hidup termasuk manusia dan bebatuan/geofisik. Siklus Biogeokimia memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Yang termasuk Siklus biogeokima antara lain : a)
Siklus Fosfor Fosfor merupakan salah satu jenis elemen yang penting dalam kehidupan, sebab semua makhluk hidup membutuhkan fosfor yang berbentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), yang berguna untuk sumber energi metabolisme pada sel. Fosfor berbentuk ion yaitu ion fosfat atau (PO43-), ion ini terdapat dalam bebatuan. Akibat dari terjadinya erosi dan pelapukan kemungkinan fosfat akan terbawa ke arah sungai bahkan sampai kelaut yang membentuk sedimen. Sedimen yang mengandung fosfat bisa naik ke atas permukaan disebabkan terjadinya geseran gerak dasar bumi. Tumbuhan mengambil fospat yang masih berbentuk larutan yang berada didalam tanah. Sumber fosfor yang terdapat dibumi yaitu dari bebatuan, tanaman, tanah dan bahan organik. Daur fosfor yang berberupa hasil pelapukan bebatuan dinamakan input, sedangkan outputnya yaitu berupa fiksasi mineral dab pelindikan yang dapat dihasilkan oleh output fosfor.
b) Siklus Air Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke Geografi SMA K - 6
5
atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda c)
Siklus Belerang/Sulfur Siklus
sulfur
merupakan
unsur
terpentingdalam
pembentukan senyawa amino. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dan berlanjut dalam fase rantai makanan yang diuraikan kembali menjadi hidrogen sulfida yang menjadi gas dan kembali ke atmosfer serta berulang kembali menjadi siklus. d) Siklus Karbon dan Oksigen Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi. Siklus karbon dipengaruhi oleh proses respirasi dan fotosintesis. Aktivitas manusia menggunakan bahan bakar fosil serta pembakaran hutan dapat meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Kondisi ini diseimbngkan oleh adanya kadar O2 di atmosfer yang dihasilkan dari proses respirasi oleh manusia dan hewan serta proses fotosintesis oleh tumbuhan. e)
Siklus Nitrogen Siklus nitrogen, merupakan proses pembentukan dan penguraian nitrogen sebagai sumber protein utama di alam. Siklus ini bermula dari protein yang berasal dari atmosfer melalui proses turunya hujan yang masuk ke dalam tanah kemudian
Geografi SMA K - 6
digunakan
oleh
tanaman
dalam
proses
6
pembentukan protein. Bakteri sangat berperan dalam siklus ini, nitrogen yang terikat diubah menjadi amonia dan dilepaskan kembali ke atmosfer. 5) Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Menurut United Nations (2007), Kualitas lingkungan, dalam kaitanya dengan kualitas hidup, adalah keadaan wilayah sekitar yang baik dan berpotensi untuk mengembangkan kualitas hidup yang tinggi. Namun kuaitas hidup dan kualitas lingkungan bersifat subjektif dan relatif. Kualitas hidup dapat diukur dengan kriteria sebagai berikut. a) Derajat terpenuhinya kebutuhan hidup sebagai makhluk hayati. Kebutuhan hidup jenis ini bersifat mutlak dan didorong oleh keinginan manusia untuk menjaga kelangsungan hidup hayati. Kelangsungan hidup hayati tidak hanya menyangkut dirinya, melainkan juga masyarakat dan keturunanya. Kebutuhan hidup hayati terdiri atas udara dan air yang bersih, pangan, kesempatan untuk mendapatkan keturunan, perlindungan dari serangan penyakit dan bahaya. b) Derajat terpenuhinya kebutuhan hidup manusiawi. Kebutuhan hidup jenis ini bersifat relatif, walaupun ada kaitanya dengan kebutuhan hidup jenis pertama. Rumah dan pakaian, misalnya tidaklah kebutuhan mutlak, tetapi termasuk dalam kebutuhan primer. Manusia
secara
ekologis
adalah
bagian
integral
dari
lingkungan hidupnya. Kelangsungan hidup manusia ditentukan oleh kemampunnya menyesuaikan diri terhadap perubahan ligkungan. Kelangsungan hidup manusia juga tergantung pada kondisi lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup di bumi tidak semata-mata sumber daya yang bisa diekploitasi, tetapi juga lingkungan hidup yang mensyaratkan adanya keserasian. Kualitas lingkungan dapat diukur dengan mengunakan kualitas hidup sebgai acuan, yaitu dalam lingkungan yang berkualitas tinggi terdapat potensi untuk mengembangkan kualitas Geografi SMA K - 6
7
hidup yang tinggi. Kualitas hidup ditentukan oleh tiga komponen yaitu sebagai berikut. a) Derajat terpenuhinya kebutuhan hidup hayati; b) Derajat terpenuhinya kehidupan hidup manisiawi; c) Derajat kebebasan kepemilikan; Pembangunan pada hakikatnya adalah “gangguan” terhadap keseimbangan ligkungan, yaitu usaha sadar manusia untuk mengubah keseimbangan lingkungan dari tingkat kuliatas yang dianggap kurang baik ke keseimbngan baru pada kualitas yang dianggap lebih tinggi. Dalam usaha ini, kondisi lingkugan harus dijaga agar tetap mampu mendukung kehidupan pada tingkat kualitas ynag lebih tinggi. Pembangunan jenis ini bersifat berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Kemampuan lingkungan untuk memasok sumber daya dan menoleransi zat pencemar serta ketegangan sosial bersifat terbatas.
Batas
kemampuan
ini
disebut
daya
dukung.
Kecenderungan ynag terjadi sekarang adalah kenaikan kualiatas hidup
disertai
kenaikan
konsumsi
sumber
daya,
tngkat
pencemaran, serta ketegangan sosial. Jika kecenderungan ini terus berlangsung, pada suatu ketika daya dukung ligkungan akan terlampaui.
Konsekuensinya
adalah
kehancuran
kehidupan
manusia. Untuk menghindari kehancuran ini, harus diusahakan agar kenaikan kualitas hidup terjadi bersamaan dengan penurunan konsumsi sumber daya dan pencemaran. Hal ini hanya dapat terjadi apabila kualitas hidup manusia tidak hanya bertumpu pada materi, tetapi juga pada aspek non materi seperti seni untuk menghilangkan ketegangan sosial. 6) Penyebab Kerusakan Lingkungan Kerusakan ligkungan menjadi hal yang tak bisa dihindarkan akibat intreraksi antara manusia dan alam. Keduanya saling mempengaruhi. Kerusakan lingkungan tersebut terjadi karena halhal berikut ini. Geografi SMA K - 6
8
a) Letusan Gunung Api Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Letusan ini tidak dapat dicegah, akibat dari letusan gunung berapi antara lain: (1) Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya. (2) Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai dan banjir. (3) Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi. (4) Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga. (5) Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam. (6) Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA. (7) Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam. b) Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang bersumber dari lapisan kerak bumi bagian
dalam.
Getaran
gempa
yang
melanda
daerah
pemukiman berpenduduk padat akan mengakibatkan bencana Geografi SMA K - 6
9
hebat. Gempa bumi dapat mengakibatkan bencana sebagai berikut: (1) Bangunan roboh (2) Kebakaran akibat arus pendek lstrik (3) Jatuhnya korban jiwa (4) Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus (5) Tanah longsor akibat guncangan (6) Banjir akibat rusaknya tanggul (7) Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami
c) Angin Siklon Siklon adalah pusat tekanan udara rendah berupa angin ribut atau angin puting beliung. Terdapat dua jenis siklon, yaitu siklon di daerah lintang sedang dan siklon di derah tropis. Siklon di belahan bumi utara bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan siklon di belahan bumi selatan bergerak searah
dengan
jarum
jam.
Kerusakan
lingkunan
yangdiakibatkan angin siklon bergantung pada kecepatan angin. Terdapat tiga tipe siklon yaitu: (1) Siklon tropis, biasanya terjadi di permukaan laut dengan kekuatan sedang hingga sangat kuat; (2) Siklon gelombang, terjadi di daerah lintang sedang dan lintang tinggi, mulai dari yang lemah sampai kuat dan bersifat merusak; (3) Tornado, banyak terjadi di amerika serikat dan erupakan jeis siklon yang sangat kuat; d) Aktivitas Manusia Kerusakan lingkungan yang diakibatkan manusia antara lain sebagai berikut: (1) Kerusakan hutan Bentuk kerusakan hutan yangd iakibatkan oleh kegiatan manusia antara lain: (a) Pengalihan
fungsi
lahan
hutan
menjadi
lahan
pertanian, pemukiman, atau alokasi pertambangan. Pengalihan Geografi SMA K - 6
fungsi
ini
dilakukan
dengan
car
10
menebanag atau membakar pepohonan yang ada di hutan sehingga merusak hutan; (b) Pemanfaatan sumber daya hutan secara berlebihan. Contohnya adalah penebangan pepohonan di hutan untuk keperluan industri dan bahan bangunan. Akibat yang akan terjadi jika hutan rusak adalah sebagai berikut: a)
Terjadinya perubahan iklim;
b)
Kepunahan berbagai jeis hewan dan tumbuhan;
c)
Kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan;
(2) Pencemaran lingkngan Pencemaran lingkungan dapat berupa masuknya limbah hasil kegiatan manusia ke dalam suatu wilayah tertentu dan dapat mengubah kualitas lingkungan wilayah tersebut. Contohnya, pencemaran air sungai yang biasa digunakan untuk mandi dapat menimbulkan penyakit gatalgatal. 7) Baku Mutu Lingkungan Menurut UU no. 32 tahun 2009, baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemaran yang ditolerir keberadaanyadalam suatu sumber daya tertentu sebgai unsur lingkungan hidup. Dengan kata lain, baku mutu adalah peraturan pemerintah yang berisi spesifikasi dari jumlah bahan pencemar yang boleh dibuang atau boleh berada dalam sumber daya atau lingkungan. Secara objektif baku mutu lingkugan menunjukkan sasaran pengelolaan lingkungan. Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau hasil dari suatu pengolahan data limbah yang akan digunakan untuk menentukan
Geografi SMA K - 6
11
apakah suatu kualitas air atau udara dapat digunakan sesuai objektif penggunaan pada tempat tertentu. Berkaitan dengan baku mutu lingkungan, terdapat nilai ambang batas yang merupakan batas-batas daya toleransi atau kemampuan lingkungan.
8) Jenis-Jenis Baku Mutu Lingkungan Jenis-jenis baku mutu lingkungan diatur dalam berbagai peraturan pemerintah dapat diuraikan sebagai berikut. Peraturan yang digunakan dalam penetapan baku lingkungan adalah UU No. 32 tahun 2009. a)
Baku mutu air adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukanya.
b)
Baku mutu air limbah adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air sehingga tidak menyebabkan dilampauinya baku mutu air.
c)
Baku
mutu
udara
ambien
adalah
batas
kadar
yang
diperblehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan benda. d)
Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain yang ada atau harus ada, dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut.
e)
Baku
mutu
diperbolehkan
udara bagi
emisi zat
adalah
atau
batas
bahan
kadar
yang
pencemar
untuk
dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak mengakibatkan dilaluinya baku mutu udara ambien. f)
Baku
mutu
lain
sesuai
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. g)
Baku mutu udara ambien dan emsi ditetapkan untuk melindungi kualitas udara di suatu wilayah. Baku mutu udara
Geografi SMA K - 6
12
ambien dan emisi limbah gas yang dibuang ke udara harus mencantumkan secara jelas dalam ijin pembuangan gas. Semua kegiatan yang membuang limbah gas ke udara ditetapkan mutu emisinya dengan pengertian emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara tidak melampaui baku mutu udara emisi yang telah ditetapkan. Parameter baku mutu udara ambien terdiri atas: (1) Amoniak (2) Timah hitam/timbal (3) Debu (4) Sulfur dioksida (5) Karbon monosikda (6) Oksida nitrogen (7) Oksida (8) Hidrogen sulfida (9) Hidrokarbon Kriteria
mutu
air
ditetapkan
untuk
memnentukan
kebijaksanaan perlindungan sumber daya air dalam jangka panjang, sedangkan baku mutu air limbah dipergunakan untuk perencanaan, perizinan, dan pengawasan mautu air limbah dari berbagai sektor usaha. Kriteria kualitas sumber air di Indonesia ditetapkan berdasarkan pemanfaatan sumber air dan mutu yang ditetapkan berdasarkan karakteristik suatu sumber air. Sumber air dapat digolongkan menjadi sebagai berikut. (1) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu; (2) Golongan B, yaitu air yang baik untuk keperluan rumah tangga tapi tidak sebaik air Golongan A. (3) Golongan C, yaitu air yang baik untuk peternakan dan perikanan tapi tidak sesuai digunakan untuk golongan A dan B. (4) Golongan D, yaitu air yang sesuai untuk pertanian tapi tidak sesuai utuk golongan A, B, C. Geografi SMA K - 6
13
(5) Golongan E, yaitu air yang tidak sesuai untuk keperluan tersebut dalam Golongan A, B, C, dan D. Untuk melindugi sumber air sesuai dengan kegunaanya, perlu
ditetapkan
baku
mutu
air
limbah
cair
dengan
berpedoman kepada alternatif baku mutu limbah cair yang telah
ditetapkan
kependudukan
dalam dan
keputusan
lingkungan
menteri
hidup
negara
No.
KEP-
51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri. Baku mutu limbah cair tersebut ditetapkan oleh gubernur dengan memperhitungkan beban maksimum yang dapat diterima air pada sumber air. d.
Aktivitas Pembelajaran 1)
Pembelajaran
diawali
dengan
penyampaian
tujuan
pembelajaran, yaitu melalui diskusi peserta dapat menjelaskan konsep lingkungan hidup; 2)
Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas;
3)
Peserta
membentuk
kelompok
dan
setiap
kelompok
mendiskusikan tugas sebagai berikut; a)
Membuat peta pikiran (mindmap) komponen lingkungan hidup;
b) Membuat contoh rantai makanan, di mana komponennya
mengalami
kerusakan
salah satu sehingga
mengakibatkan kerusakan komponen yang lain karena antar komponen tersebut ada saling ketergantungan; c)
Berikan
deskripsi
dari
contoh
rantai
makanan
yang
mengalami kerusakan tersebut! 4)
Hasil diskusi kelompok dipajang agar kelompok lain dapat mempelajari.
5)
Kegiatan pembelajaran 1 diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator terhadap hasil-hasil diskusi
6)
Refleksi.
Geografi SMA K - 6
14
e.
Latihan/Kasus/Tugas Jelaskan bahwa kualitas lingkungan dapat diukur dengan menggunakan kualitas hidup sebgai acuan!
f. Rangkuman Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau komponen
yang
mempengaruhi
berada
kehidupan
di dan
sekitar
individu
perkembangan
yang individu
tersebut. Komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi komponen makhluk hidup (biotik) dan komponen benda mati (abiotik). Contoh komponen biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan komponen abiotik adalah udara, tanah dan air. Komponen biotik dan abiotik membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut ekosistem. Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai makanan merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan bergerak secara linear dari produsen ke konsumen teratas. Kualitas lingkungan, dalam kaitanya dengan kualitas hidup, adalah keadaan wilayah sekitar yang baik dan berpotensi untuk mengembangkan kualitas hidup yang tinggi. Kemampuan lingkungan untuk memasok sumber daya dan menoleransi zat pencemar serta ketegangan sosial bersifat terbatas. Batas kemampuan ini disebut daya dukung. Kerusakan
ligkungan
menjadi
hal
yang
tak
bisa
dihindarkan akibat intreraksi antara manusia dan alam. baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus
ada
dan/atau unsur
pencemaran
yang
ditolerir
keberadaanyadalam suatu sumber daya tertentu sebgai unsur lingkungan hidup
Geografi SMA K - 6
15
g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran, Ibu/Bapak dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1)
Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah mempelajari materi lingkungan hidup?
2)
Pengalaman penting apa yang Ibu/Bapak peroleh setelah mempelajari materi lingkungan hidup?
3)
Apa manfaat
materi lingkungan hidup terhadap tugas
Ibu/Bapak? 4)
Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak
setelah kegiatan
pelatihan ini?
2. Kegiatan Belajar 1. Pembangunan Berkelanjutan a. Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan pembangunan berkelanjutan dan upaya pelestarian di sekolah. b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Menjelaskan pengertian pembangunan berkelanjutan
2)
Mengidentifikasi ciri pembangunan berkelanjutan
3)
Menjelaskan dimensi pembangunan berkelanjutan
4)
Menjelaskan peran penduduk dalam pembangunan berkelanjutan
5)
Menjelaskan Upaya Pelestarian Lingkungan dalam Kaitannya Pembangunan Lingkungan di Sekolah
c.
Uraian Materi 1)
Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development) Pembangunan
berkelanjutan
(sustainable
development)
adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang berprinsip pada "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (Brundtland Report -PBB, 1987).
Geografi SMA K - 6
16
Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Laporan dari KTT Dunia 2005, menjabarkan pembangunan berkelanjutan terdiri atas tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat. Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.
2)
Pengertian
Pembangunan
Berkelanjutan
(Sustainable
Development) Secara umum pengertian pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada
dasarnya
konsep
ini
merupakan
strategi
pembangunan yang memberikan batasan pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada di dalamnya. Ambang batas ini tidak absolut (mutlak) tetapi merupakan batas yang luwes (flexible) yang bergantung pada teknologi dan sosial ekonomi
tentang
pemanfaatan
sumberdaya
alam,
serta
kemampuan biosfer dalam menerima akibat yang ditimbulkan dari kegiatan manusia. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah semacam strategi dalam pemanfaatan ekosistem alamiah dengan cara tertentu sehingga kapasitas fungsionalnya tidak rusak untuk memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Geografi SMA K - 6
17
Hal ini bukan saja untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,
tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat
generasi mendatang. Dengan demikian diharapkan bahwa kita tidak saja mampu melaksanakan pengelolaan pembangunan yang ditugaskan (to do the thing right), tetapi juga dituntut untuk mampu
mengelolanya
dengan
suatu
lingkup
yang
lebih
menyeluruh (to do the right thing). Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan, digambarkan dengan skema diagram sebagai berikut.
Gambar 1. Skema Pembangunan Berkelanjutan Merupakan Pertemuan dari 3 Pilar Pembangunan
Skema pembangunan berkelanjutan:pada titik temu tiga pilar
tersebut,
Deklarasi
Universal
Keberagaman
Budaya
(UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan budaya
dengan
penting
bagi
menyebutkan manusia
bahwa
"...keragaman
sebagaimana
pentingnya
keragaman hayati bagi alam". Dengan demikian "pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga Geografi SMA K - 6
sebagai
alat
untuk
mencapai
kepuasan
intelektual,
18
emosional,
moral,
dan
spiritual".
dalam
pandangan
ini,
keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan. Divisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan mendaftar beberapa lingkup berikut ini sebagai bagian dari Pembangunan Berkelanjutan: Pertanian
Demografi
Air Minum
Atmosfer
Penggurunan dan Kekeringan
IKesehatan
Biotekhnologi
Pengurangan dan Manajemen Bencana Pendidikan dan Kesadaran Energi, Air
Indikator
Keuangan
Pemanfaata n lahan
Keanekaraga man Hayati Pengembanga n Kapasitas
Perubahan Iklim
Pola Konsumsi Hutan, dan Produksi Gunung, Samudera dan Laut Pengetahuan Wisata Alam Berkelanjutan Transport
3)
Limbah (Beracun)
Pembuatan Keputusan yang terintegrasi Kerjasama Internasional memberdayak an lingkungan Pengaturan Institusional
Pemukiman
Hukum Internasional
Industri, Tekhnologi
informasi bagi Pembuatan keputusan dan Partisipasi Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional Kemiskinan, Sanitasi, Pulau kecil
Kelompok Besar
Bahan Kimia Perdagangan Beracun dan Lingkungan Limbah(Radi Limbah (Padat) o aktif)
Dimensi pembangunan berkelanjutan Secara garis besar, pembangunan berkelanjutan memiliki empat dimensi yaitu, dimensi ekologis, dimensi sosial-ekonomibudaya, dimensi sosial politik dan dimensi hukum-kelembagaan.
Geografi SMA K - 6
19
Dari sisi dimensi ekologis, secara prinsip agar dapat terjaminnya
pembangunan
berkelanjutan
(sustainable
development) diperlukan : a) Keharmonisan spasial (spatial suitability) b) Kapasitas asimilasi c) Pemanfaatan berkelanjutan Syarat
keharmonisan
spasial
adalah
suatu
wilayah
pembangunan seperti kota dan kabupaten diharapkan tidak seluruhnya diperuntukan bagi zona pemanfaatan tapi harus pula dialokasikan sebagiannya untuk kawasan konservasi maupun preservasi. Keberadaan kawasan konservasi dan preservasi dalam
suatu
wilayah
pembangunan
sangat
vital
dalam
memelihara berbagai proses penunjang kehidupan seperti membersihkan limbah secara alami, siklus unsur hara dan hidrologi serta sumber keanekaragaman hayati. Dari dimensi sosial ekonomi, pola dan laju pembangunan harus dikelola sedemikian rupa sehingga total permintaannya (demand) terhadap sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan tidak melampaui kemampuan suplainya. Kualitas dan jumlah permintaan tersebut ditentukan oleh jumlah penduduk dan standar kualitas kehidupan masyarakatnya. Secara sosialekonomi, konsep pembangunan berkelanjutan mensyaratkan bahwa manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembangunan suatu
daerah
harus
diprioritaskan
untuk
kesejahteraan
penduduk. Pada
umumnya,
permasalahan
kerusakan
lingkungan
bersifat eksternalitas. Artinya, pihak yang menderita akibat kerusakan tersebut bukanlah si pembuat kerusakan, melainkan pihak yang biasanya masyarakat miskin dan lemah. Ciri lain dari kerusakan lingkungan adalah bahwa akibat dari kerusakan biasanya muncul setelah beberapa waktu, ada semacam time lag. Mengingat karakteristik permasalahan lingkungan tersebut, maka hanya dengan sistem dan suasana politik yang transparan dan Geografi SMA K - 6
demokratis,
pembangunan
berkelanjutan
dapat
20
dilaksanakan. Tanpa kondisi politik seperti ini, kerusakan lingkungan dapat bergerak lebih cepat dibandingkan upaya pencegahan dan penanggulangannya. Pada akhirnya, pelaksanaan pembangunan berkelanjutan mensyaratkan pengendalian diri dari setiap warga dunia untuk tidak merusak lingkungan. Persyaratan yang bersifat personal ini dapat dipenuhi melalui penerapan sistem peraturan dan perundang-perundangan yang berwibawa dan konsisten, serta dibarengi dengan penanaman etika pembangunan berkelanjutan pada setiap warga dunia. 4)
Peran Penduduk Dalam Pembangunan Berkelanjutan Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas.
5)
Penduduk
Berkualitas
merupakan
Modal
Dasar
Pembangunan Berkelanjutan Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan.
Sehingga
harapannya
terjadi
keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.
Geografi SMA K - 6
21
6)
Konsep
Pembangunan
Berkelanjutan
(Sustainable
Developemnt) dalam Pembangunan Perkotaan Konsep ini telah menjadi pola pikir dan pola tindak baru dalam upaya penataan ruang kota saat ini. Kegiatan penataan ruang
perkotaan
perencanaan
di
tata
Indonesia,
ruang
baik
(termasuk
yang
menyangkut
peninjauan
kembali),
pemanfaatan ruang, maupun pengendalian pemanfaatan ruang; dengan demikian harus mengedepankan pola pikir dan pola tindak ini. Konsep
pembangunan
berkelanjutan
pada
dasarnya
mengandung tiga elemen dasar; tidak hanya elemen tradisional 'lingkungan' tetapi juga elemen 'sosial' dan 'ekonomi' dari pembangunan yang harus disertakan. Aspek 'manusia' kemudian menjadi salah satu isu sentral dalam pelaksanaan pembangunan perkotaan. Di lain pihak,
secara teknis konsep pembangunan
berkelanjutan dalam penaatan ruang perkotaan mencakup halhal sebagai berikut : a)
Pemanfaatan sumber daya perkotaan dengan menimbang wilayah yang lebih luas
b)
Pengembangan bentuk dan struktur perkotaan yang hemat energi
c)
Pemanfaatan lahan perkotaan yang menghindari kawasan peka lingkungan
d)
Penggunaan
prosedur
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan (AMDAL) sebagai salah satu dasar dalam penilaian usulan pembangunan kegiatan yang diduga akan memberi
dampak
penting
terhadap
lingkungan
hidup
perkotaan. 7)
Upaya
Pelestarian
Lingkungan
dalam
Kaitannya
Pembangunan Lingkungan di Sekolah Berbagai upaya pelestarian lingkungan dalam kaitannya pembangunan Geografi SMA K - 6
berkelanjutan
bayak
dilakukan
masyarakat.
22
Sebagai masyarakat pendidikan di sekolah, maka perlu upaya nyata yang dilakukan peserta didik walaupun hanya berskala sekolah. Harapannya, dari lingkup sekolah dapat dikembangkan ke lingkup tempat tinggal mereka. Adapun aktivitas yang dapat dilakukan di lingup sekolah adalah pembuatan Lubang Resapan Biopori (RLB) dan pembuatan peta hijau (Green Map). a)
Lubang Resapan Biopori (LRB) Tujuan pembuatan lubang resapan biopori adalah: (1) Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah. (2) Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar. (3) Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit. (4) Mengurangi air hujan yang dibuang percuma. (5) Mengurangi resiko banjir di musim hujan. (6) Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah. (7) Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
Gambar 2. Profil Lubang resapan Biopori b) Peta Hijau (Green Map) Peta lingkungan yang dilengkapi dengan tanda-tanda (icon) untuk membantu pemakainya mengenali lingkungan dengan icon alam, sosial budaya, baik positif maupun negatif. (1) Prinsip pembuatan peta hijau: (a) Siapapun dapat membuatnya (b) Dapat dibuat dimanapun Geografi SMA K - 6
23
(c) Dapat dibaca oleh siapapun, dan (d) Dapat dimanfaatkan untuk apapun. (2) Icon peta hijau:
Gambar 3. Icon Peta Hijau Dalam pembuatan peta hijau digunakan
icon yang
meliputi: (a) Sustainable
Living
(Green
economy,
Mobility,
Technology & Designs, Hazards, and Chalanges). (b) Nature (land and Water, fauna, Flora, Outdoor Activities). (c) Culture and Society (Cultural Characters, Justice and Activism, Eco-Information, Public Works and Landmarks). d. Aktivitas Pembelajaran 1)
Pembelajaran diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu melalui kegiatan diskusi, peserta dapat menjelaskan konsep pembangunan berkelanjutan.
2)
Peserta membentuk 4 kelompok dan mendapat tugas sebagai berikut: Kelompok 1 dan 3 menyelesaikan LK1
Geografi SMA K - 6
24
Lembar Kegiatan 1 Tema: Pembuatan Lubang resapan Biopori (LRB) Bahan/Alat:
Cara Pembuatan Lubang Resapan Biopori
Tugas: a) Deskripsikan cara pembuatan Lubang Resapan Biopori berdasarkan gambar di atas! b) Tulis manfaat pembuatan Lubang Resapan Biopori!
Kelompok 2 dan 4 menyelesaikan LK2 Lembar Kegiatan 2 Tema: Pembuatan Peta Hijau (Green Map) Bahan/Alat: Denah Sekolah, icon peta hijau, gunting, lem. Tugas: a) Cermati gambar denah sekolah!
Geografi SMA K - 6
25
b) Siapkan icon peta hijau, pilih dan gunting menjadi bagianbagian
tersendiri
sesuai
dengan
keperluan
ide
pengembanganmu!
c) Tuangkan ide-ide untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekolah dengan membuat peta hijau! 3)
Pajang hasil LK 1 dan LK2
4)
Kelompok 1 mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok 3 menanggapi
5)
Kelompok 2 mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok 4 menanggapi
6)
Klarifikasi hasil diskusi dan presentasi oleh fasilitator
7)
Refleksi.
e. Latihan/Kasus/Tugas Proyek untuk penyelesaian masalah banjir saat hujan/air menggenang dan pemanfaatan sampah organik dengan pembuatan Lubang Resapan Biopori sesuai dengan langkah-langkah yang telah
Geografi SMA K - 6
26
dipelajari di tempat tinggal masing-masing . Proyek dilakukan dengan langkah persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. f.
Rangkuman Secara
umum
pengertian
pembangunan
berkelanjutan
(sustainable development) adalah pembangunan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya konsep ini merupakan strategi pembangunan yang memberikan batasan pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada di dalamnya. Secara garis besar, pembangunan berkelanjutan memiliki empat dimensi yaitu, dimensi ekologis, dimensi sosial-ekonomi-budaya, dimensi sosial politik dan dimensi hukum-kelembagaan. Konsep
pembangunan
berkelanjutan
pada
dasarnya
mengandung tiga elemen dasar; tidak hanya elemen tradisional 'lingkungan'
tetapi
juga
elemen
'sosial'
dan
'ekonomi'
dari
pembangunan yang harus disertakan. Pembuatan Lubang Resapan Biopori dan Peta Hijau merupakan salah satu upaya menjaga lingkungan agar tetap sustainable. g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran, Ibu/Bapak dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1) Apa
yang
Ibu/Bapak
pahami
setelah
mempelajari
materi
pembangunan berkelanjutan? 2) Pengalaman penting apa yang Ibu/Bapak peroleh setelah mempelajari materi pembangunan berkelanjutan? 3) Apa manfaat materi pembangunan berkelanjutan terhadap tugas Ibu/Bapak? 4) Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan ini?
Geografi SMA K - 6
27
B. BAB II BENCANA ALAM DAN SEBARAN DAERAH RAWAN BENCANA DI INDONESIA 1. Kegiatan Belajar 1 Jenis Bencana Alam Dan Persebarannya a. Tujuan Pembelajaran 1.
Memberikan pengetahuan mengenai jenis bencana di Indonesia
2.
Mengidentifikasi pola dan daerah rawan bencana di Indonesia
b. Uraian Materi 1. Jenis Bencana di Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang sejauh 5,120 km dari arah barat menuju timur dan 1,760 km dari arah utara ke selatan ekuator. Jumlah pulau yang berada di Indonesia sebanyak 13,667 (sumber lain ada yang menyebut 18,000) dengan 6000 pulau yang dihuni. Dengan total luasan 1,919,317 km2, Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang melimpah. Dari mulai sumber daya tambang, sumber hayati sampai dengan sumber daya kemaritiman. Indonesia tercatat sebagai negara kedua setelah Brazil pada urutan kekayaan biodiversity. Melimpahnya sumberdaya alam yang ada di Indonesia tidak terlepas dari letak geografis negara ini. Terletak di antara 3 lempeng aktif membuat
Indonesia
petroleum, timah, gas
melimpah
dengan
barang
tambang
seperti
alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu
bara, emas, dan perak. Selain itu, ratusan pegunungan hasil dari proses pergerakan lempeng ini juga membuat Indonesia memiliki luasan tanah subur yang luas dan merupakan modal pertanian yang sangat produktif. Posisi Indonesia yang berada pada jalur kathulistiwa membuat negera ini memiliki sinar matahari sepanjang masa yang mendukung tumbuhnya berbagai macam tumbuhan. Proses pergerakan lempeng juga membuat Indonesia menjadi negara kepulauan dengan dominasi wilayah laut. Potensi ikan dan keanekaragaman hayati laut melipmah di hampir sebagian wilayah Indonesia. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 selain menyediakan potensi alam berupa hayati namun juga mengandung banyak potensi berupa mineral. Selain potensi diatas, negara Indonesia juga tidak terlepas dari kejadian bencana. Data menunjukan bahwa jumlah kejadian bencana Geografi SMA K - 6
28
pada satu dekade terakhir ini tergolong tinggi (gambar 1). Berbagai kejadian bencana di Indonesia dilatarbelakangi setidaknya oleh 4 kondisi. 1) kondisi geologis; terletak diantara 3 pergerakan lempeng aktif didunia membuat Indonesia selalu berhadapan dengan bencana gempa bumi, erupsi gunung api, dan tsunami. Selama kurun waktu 15 tahun terakhir, Indonesia menjadi sorotan berita global karena bencana alamnya yang dahsyat yang mengakibatkan kematian ratusan ribu orang dan rusaknya berbagai infrastruktur yang berdampak pada kerugian ekonomi yang besar. Tsunami aceh tahun 2004, gempa Yogyakarta tahun 2006, erupsi Gunung Merapi tahun 2010, erupsi Gunung Kelud tahun 2014 dan yang terakhir erupsi gunung Sinabung yang masih berlangsung sampai dengan hari ini merupakan beberapa contoh kejadian bencana di Indonesia. 2) Kondisi klimatologis yang cenderung tidak normal pada dekade terakhir ini berupa ekstrim basah dan kering, telah menyebabkan berbagai dampak bencana diantaranya bencana banjir dan kekeringan. Setidaknya lebih dari 100 titik kekeringan dan banjir pada setiap tahunnya terjadi di Indonesia. 3) kondisi geomorfologis; konfigurasi relief dari mulai pegunungan sampai dengan dataran pantai membuat Indonesia rentan terhadap bencana longsor sampai dengan bencana banjir. 4) kondisi sosial; jumlah penduduk yang tidak merata menyebabkan penduduk terkonsentrasi pada suatu wilatah tertentu. Hal ini diperparah dengan data yang menunjukan bahwa 120 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang merupakan daerah rawan multi bencana.
Geografi SMA K - 6
29
Gambar 4. Peta jumlah kejadian dan persebaran bencana di Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan di dunia mempunyai beberapa letak yang strategis, diantaranya letak geologis, geografis, dan letak astonomis. Secara geologis Indonesia terletak di pertemuan tiga lempang dunia yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan pasifik (gambar 2). Lempeng IndoAustralia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas Pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan lempeng Pasifik di utara Papua dan Maluku Utara.
Gambar 5. Peta kondisi geologi Indonesia
Geografi SMA K - 6
30
Sedangkan letak astronomis Indonesia yang berada pada 950 BT – 1410 Bt dan 60 LU
–
110 LS berakibat pada penyinaran sinar matahari dan curah
hujan sepanjang tahun. Selebihnya, berdasarkan letak geografis Indonesia terletak diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia dan diantara benua Asia dan benua Australia. Berdasarkan uraian posisi letak geologis, letak astronomis dan letak geografis diatas, menyebabkan Indonesia banyak terlanda bencana dan terkenal sebagai Disaster Country ( negara yang penuh dengan bencana ). Adapun bencana alam alam (natural disaster) yang sering terjadi di Indonesia adalah : 1. Gempa bumi 2. Erupsi Gunungapi 3. Tsunami 4. Tanah longsor 5. Banjir 1. Gempa bumi Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya pelepasan energi secara tiba-tiba. Pelepasan energi ini dipicu oleh pergerakan lempeng bumi. Pergerakan tersebut dibedakan menjadi 3 pergerakan yaitu divergen, konvergen dan transform. 1.
Divergen Lempeng divergen merupakan keadaan dimana suatu lempeng akan bergerak saling menjauhi, sehingga pada pusat pergerakan lempeng akan terbentuk lapisan astenosfer yang baru dan menyebabkan makin meluasnya area dari lempeng tersebut. Zona yang terbentuk akibat kejadian lempeng divergen, yaitu: a.
Zona divergen antara lempeng-lempeng pada lantai dasar samudera.
Geografi SMA K - 6
31
G Gambar 6. Batas Divergen
b. Zona divergen antara dua lempeng benua. Daerah-daerah
yang terletak di daerah ini berpotensi
mengalami bencana gempa. Gempa bumi terjadi diawali dengan akumulasi stress disekitar batas lempeng, sehingga aktifitas gempa banyak disini. Walaupun konsentrasi akumulasi stress akibat tabrakan lempeng berada di sekitar batas lempeng, akibatnya bisa sampai jauh sampai beberapa ratus kilometer dari batas lempeng karena ada pelimpahan stress di kerak bumi, sehingga ada daerah aktif gempa di luar daerah pertemuan lempeng. Kasus sesar Sumatera umpamanya adalah sesar yang dibentuk oleh pelimpahan stress tabrakan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia dengan sudut tabrakan miring terhadap garis batas. Kemiringan ini menyebabkan timbulnya sesar Sumatra dimana konsentrasi akumulasi stress atau pusat-pusat gempa terjadi di daerah ini. Sebagian dari gempa tersebut menimbulkan bencana, bergantung pada beberapa hal (BNPB, 2010): a) Skala atau magnitude gempa b) Durasi dan kekuatan getaran c) Jarak sumber gempa terhadap perkotaan d) Kedalaman sumber gempa e) Kualitas tanah dan bangunan Geografi SMA K - 6
32
2.
Konvergen Pergerakan lempeng konvergen yaitu gerakan yang merepresentasikan sebuah pergerakan lempeng-lempeng yang saling mendekat, bahkan bertumbukan. Pertemuan lempenglempeng tersebut antara lain :
a. Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera.
Gambar 7. Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera.
b. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng samudera.
Gambar 8. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng samudera.
Geografi SMA K - 6
33
c. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua.
Gambar 9. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua.
2. Erupsi gunungapi Erupsi
gunungapi
disebabkan
oleh
pergerakan
lempeng
konvergen. Secara spesifik pergerakan lempeng yang menyebabkan terbentuknya gunungapi adalah aktivitas penunjaman atau dikenal dengan istilah subduction. Zone ini menjadi tempat tumbuhnya berbagai jenis gunungapi di seluruh dunia atau disebut sebagai ring of fire (gambar 3)
Geografi SMA K - 6
34
Gambar 10. Ring of fire Berdasarkan peta tersebut, Indonesia merupakan
negara yang
mempunyai jumlah gunung api terbanyak di dunia. Dengan jumlah ini, Indonesia memiliki frekuensi kejadian erupsi yang tinggi. Adapun jenis bahaya dari erupsi gunung api diantaranya (gambar 4) (BNPB, 2010): 1. Gempa vulkanik (volcanic earthquake) Jenis bahaya ini disebabkan oleh aktivitas magma hasil pergerakan lempeng, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. 2. Lava (lava) Lava merupakan cairan magma yang mengalir dari dalam bumi ke permukaan melalui kawah 3. Gas vulkanik (volcanic gas) Gas vulkanik dikeluarkan pada saat gunung api meletus. Gas ini antara lain CO2, H2S, SO2 dan NO2. Gas vulkanik berbahaya jika sampai dihirup oleh manusia 4. Lahars Lahar adalah sebuah terminologi yang berasal dari Indonesia yang berarti lava yang telah bercampur batuan, air dan material lainnya yang mengalir pada aliran sungai yang berhulu di gunung api. Lahar akan mengalir dengan cepat jika terdorong air hujan di puncak gunung api dan disebut sebagai lahar hujan. Tipe lahar kedua
Geografi SMA K - 6
35
adalah lahar yang terjadi sesaat setelah gunung meletus yang bersifat panas yang sering disebut sebagai lahar panas. 5. Hujan abu (volcanic ash falls) Hujan abu merupakan material yang sangat halus akibat semburan letusan gunung api. Materialnya mengandung banyak unsur-unsur kimia yang berbahaya baik bagi pertanian maupun kesehatan. 6. Tephra falls Berbagai macam batuan yang terlempar saat erupsi merupakan hasil dari tipe bahaya. Tephra dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan ukuran materialnya, dapat berupa boms, lapili dan abu vulkanik 7. Longsoran (slides) Tipe bahaya longsoran dibedakan menjadi dua, yaitu longsoran pada bagian dome dan longsoran pada bagian material tertumpuk di lereng-lereng kaki.
8. Awan panas Awan panas adalah hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Arah dan kecepatan awan panas dipengaruhi oleh besarnya kekuatan letusan dan arah dan kcapatan angin.
Geografi SMA K - 6
36
Gambar 11. Ilustrasi bahaya dari erupsi gunungapi
3. Tsunami Tsunami berasal dari bahasa Jepang, tsu: pelabuhan, name: gelombang. Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang yang merusak terutama wilayah pelabuhan-pelabuhan karena faktor jarak yang dekat dari laut. Dalam perkembangannya kerusakan tsunami tidak hanya sebatas pada kerusakan pelabuhan saja.
Gelombang
pasang yang sangat besar ini terjadi akibat dari beberapa peristiwa alam misalnya gempa bumi besar, gunung api meletus,longsor tanah ataupun jatuhnya meteor. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah lempeng yang relative aktif. Dari hasil dokumentasi yang ada tsunami di Indonesia selama kurun waktu 1600 – 2000 terdapat 105 kejadian tsunami, 90 % disebabkan oleh gempa tektonik, 9 % letusan gunung api, dan 1 % longsor tanah (BNPB). 4. Tanah longsor Menurut pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi, tanah Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
Geografi SMA K - 6
37
batuan ,bahan rombakan,tanah atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Longsor atau gerakan tanah merupakan salah satu bencana geologis yang disebabkan oleh peristiwa alam atau perilaku manusia. Peristiwa alam yang menyebabkan longsor antara lain: keadaan topografi yang bervariasi, curah hujan tinggi, jenis tanah, tutupan lahan oleh vegetasi, dan getaran yang disebabkan gempa bumi, gunung meletus dan ledakan lainnya. Sedangkan perilaku manusia antara lain: penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kesesuain lahannya, sistem pertanian yang tidak searah garis kontur,
sistem
drainase yang
tidak
baik,
pemotongan tebing pada lereng terjal dan penimbunan tanah urug. Jenis longsor tanah (BNPB): 1.
Longsoran Translasi Longsoran translasi merupakan gerakan massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau bergelombang-landai.
2.
Longsoran Rotasi Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir cekung
3.
Pergerakan Blok Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata.
4.
Runtuhan Batu Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas dan terjadi pada lereng yang
5.
Rayapan Tanah Rayapan Tanah merupakan jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus dan bergerak hampir tidak dapat dikenali.
6.
Aliran Bahan Rombakan Aliran bahan rombakanni terjadi ketika massa tanah bergerak di dorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah danmampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempatbisa sampai ribuan
Geografi SMA K - 6
38
meter seperti di daerah aliran sungai disekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak. 5. Banjir Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah
atau daratan karena volume air yang meningkat (UU
Penanggulan Bencana no 24, 2007). Menurut ahli hidrologi banjir yang terjadi di indonesia itu dibagi menjadi tiga jenis, antara lain; 1) banjir karena sungainya meluap (banjir yang terjadi akibat dari sungai yang tidak mampu lagi menampung aliran air akibat dari tinggi debit air yang sudah melebihi kapasitas sungai); 2) banjir lokal (banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan pada suatu tempat dan berdampak pada luapan di daerah yang sama; 3) Banjir akibat pasang surut air laut/banjir rob (Banjir ini dipengaruhi oleh gerakan air laut
2. Persebaran Bencana di Indonesia a.
Gempa bumi
Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng (daerah subduction) sehingga daerah yang dekat dengan zona subduction tersebut rawan gempa, daerah- daerah tersebut antara lain adalah: a) Sepanjang pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa b) Daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan sebelah selatan Pulau Jawa c) Daerah kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Bali d) Pulau Sulawesi dan Maluku e) Irian bagian utara
Untuk wilayah pembagian daerah aktifitas gempa berdasarkan sejarah gempa yang pernah terjadi antara lain sebagai berikut :
a) Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8, meliputi Halmahera dan pantai utara Papua
Geografi SMA K - 6
39
b) Daerah aktif. Magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering terjadi, meliputi lepas Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara dan Banda. c) Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 mungkin terjadi, meliputi pantai barat Sumatra, kepulauan Suna dan Sulawesi Tengah. d) Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari tujuh bisa terjadi.Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara dan Kalimatan bagian timur. e) Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 jarang terjadi. Yaitu di daerah pantai timur Sumatra dan Kalimantan tengah. f)
Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian dan Kalimantan bagian barat.
b. Gunung api Indonesia banyak mempunyai gunung berapi karena berada di jalur Ring of Fire. Jumlah gunung api aktif sampai pada saat ini berjumlah 129 gunung. Jumlah gunung api yang meletus dalam 400 tahun terakhir sejumlah 70 gunung. Penyebaran Gunung Api di Indonesia : Sumatra : 30 gunung, Jawa : 35 gunung, Bali dan Nusa Tenggara: 30 gunung, Maluku : 16 gunung , Sulawesi : 18 gunung (gambar 5).
Geografi SMA K - 6
40
Gambar 12. Peta persebaran gunung api di Indonesia
Berdasarkan peta di atas dapat diketahui sebaran gunung api di Indonesia. Berikut akan disajikan lebih rinci daerah bencana gunung api per kota (BNPB): 1. Ternate Sumber ancamannya adalah Gunung Gamalama 2. Bitung, Sulawesi Utara Sumber ancamannya adalah Gunung Tangkoko 3. Kotamobagu, Sulawesi Utara Sumber ancamannya adalah Gunung Ambang 4. Cimahi, Jawa Barat Sumber ancamannya adalah Gunung Tangkuban Parahu 5. Garut, Jawa Barat Sumber ancamannya adalah Gunung Guntur, Papandayan dan Galunggung 6. Bogor, Jawa Barat Sumber ancamannya adalah Gunung Gede dan Salak 7. Manado, Sulawesi Utara Sumber ancamannya adalah Gunung Mahawu, lakon_Empung 8. Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan Sumber ancamannya adalah Gunung Dempo 9. Sukabumi, Jawa Barat Geografi SMA K - 6
41
Sumber ancamannya adalah Gunung Gede dan Salak 10. Batu, Jawa Timur Sumber ancamannya adalah Gunung Arjuno-Welirang, Kelud 11. Payakumbuh, Sumatera Barat Sumber ancamannya adalah Gunung Marapi 12. Bukittinggi, Sumatera Barat Sumber ancamannya adalah Gunung Marapi 13. Boyolali, Jawa Tengah Sumber ancamannya adalah Gunung Merapi 14. Bandung, Jawa Barat Sumber ancamannya adalah Gunung Tangkuban Parahu 15. Tasikmalaya, Jawa Barat Sumber ancamannya adalah Gunung Galunggung 16. Cianjur, Jawa Barat Sumber ancamannya adalah Gunung Gede 17. Magelang, Jawa Tengah Sumber ancamannya adalah Gunung Sumbing dan Merapi 18. Sleman, Yogyakarta Sumber ancamannya adalah Gunung Merapi 19. Malang, Jawa Timur Sumber ancamannya adalah Gunung Arjuno-Walirang 20. Purwokerto, Jawa Tengah Sumber ancamannya adalah Gunung Slamet 21. Salatiga, Jawa Tengah Sumber ancamannya adalah Gunung Merapi . 22. Cirebon, Jawa Barat Sumber ancamannya adalah Gunung Ciremai 23. Yogyakarta Sumber ancamannya adalah Gunung Merapi c. Tanah Longsor Faktor-faktor pemicu kejadian longsor banyak ditemukan di Indonesia sehingga membuat Indonesia menjadi negara no. 2 di dunia dalam hal jumlah kejadian longsor (ILC, 2004). Geografi SMA K - 6
42
Tabel 1. longsor di dunia (sumber ILC, 2004) 500 449 450
441
Landslide Fatalities
400 350 302 300 247
250
214 200 144
150
117 112 33
32
29
26
Vietnam
Columbia
36
Japan
53 50
Afghnistan
100
Uganda
Kyrgyztan
Bangladesh
Bolivia
India
Philippines
Nepal
Sri Lanka
Indonesia
China
0
Jawa merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap bencana tanah longsor. Dalam kurun waktu antara tahun 1990-2005 kejadian longsor telah menyebabkan korban jiwa sejumlah 1000 orang. Kejadian yang sangat ekstrim terjadi pada bulan Januari tahun 2006 yang menyebabkan 142 orang meninggal dan 182 rumah rusak total. Di Sumatra longsor
terdapat di Sumatra Barat dan Sumatra Utara,
sedangkan di Kalimantan terdapat di Kalimantan Barat.
d. Banjir Wilayah sebaran banjir di Indonesia terdapat di daerah yang relatif datar, baik dataran rendah , pesisir, daerah dataran banjir sungai, dan dataran tinggi. Secara
umum
daerah
yang
mengalami
banjir
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : Sumatra Wilayah rawan banjir banjir pulau Sumatera : sepanjang pesisir pantai utara mulai dari Propinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Jambi hingga propinsi Sumatera Selatan dan Lampung.
Geografi SMA K - 6
43
Jawa Wilayah rawan banjir banjir pulau Jawa : Jawa Barat : wilayah pantai utara Jawa Cilegon, Tangerang sebagian Kota Bandung dan Cimahi adalah daerah yang secara alami rawan banjir. Jawa Tengah dan Jawa Timur Wilayah banjir umumnya tersebar pada pantai Utara yang sebagian besar masuk dalam wilayah DAS Bengawan Solo. Wilayah pantai Utara sepanjang pantai Utara :Cirebon, Brebes, Tegal hingga Pekalongan., Kota Semarang, Demak, Pati Kudus hingga Rembang. Daerah lain yang masih terpengaruh oleh aliran DAS Bengawan Solo juga merupakan daerah rawan banjir, seperti Sragen, Ngawi, Cepu, Bojonegoro, Lamongan, Kpta surabaya, Sidoarjo, Monjokerto, dan Pasuruan. Khusus DKI Jakarta Banjir di Jakarta terjadi lebih dari separuh wilayahnya khususnya wilayah Jakarta Utara. Beberapa sungai dari wilayah Bogor bermuara ke Jakarta seperti sungai Cisadane dan Ciliwung Kalimantan Wilayah Kalimantan daerah rawan banjir di propinsi Kalimantan Tengah ( sepanjang Sungai Barito dan Kapuas meliputi kabupaten seperti Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Gunung Mas, Kapuas, Katingan, KotaWaringin Barat dan Timur, Lamandau, Murung Raya, Palangkaraya, Pulau Pisau, Seruyan, dan Sukamara).Kalimantan Barat meliputi Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Menpawah dan Kota Pontianak. Sedangkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan timur relatif sedikit. Sulawesi Wilayah banjir yang terjadi di Sulawesi : Provinsi Gorontalo ( Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo ), Propinsi Sulawesi Utara ( Minahasa ), Propinsi Sulawesi Selatan ( Baru, Bone, Gowa, Luwu, Mamuju, Maros, dan Kota Makasar ), Propinsi Sulawesi Tenggara
(Aopa Watumohae dan sepanjang danau Towuti),
Propinsi Sulawesi Tengah ( Banggai dan Banggai kepulauan)
Geografi SMA K - 6
44
Kepulauan Maluku dan sekitarnya Wilayah rawan banjir di kepulauan Maluku : Pulau Morotai, Pulau Halmahera, P Obi dan pulau Sula. Di Provinsi Maluku Utara hingga pulau Yamdena selatan dan kepulauan Aru Propinsi Maluku. Papua Wilayah potensi banjir di wilayah Papua menyebar merata di sepanjang pantai utara dan selatan pulau Papua. Wilayah rawan banjirnya antara lain di Salawati, kota Sorong, Teminabuan dan Bintuni, Kota Nabire, Asori. oleh wilayah DAS Membramo, khususnya sepanjang sungai Idenburg dan sungai Tariku, kota Timika, Agats, Birufu dan daerah sekitar wilayah DAS Sungai Baliem merupakan daerah yang secara alami berpotensi banjir. e. Tsunami Kejadian tsunami di Indonesia sebagian besar terjadi akibat dari kejadian gempabumi. Melalui peta dibawah ini, wilayah Indonesia bagian selatan seperti Jawa bagian selatan, Sumatra bagian barat dan Sulawesi merupakan wilayah yang rawan akan bencana tsunami. Selain itu, kondisi topografi pantai yang relative datar juga menjadi faktor kerawanan terhadap bencana tsunami.
Geografi SMA K - 6
45
Gambar 13. Peta daerah rawan bencana tsunami di Indonesia
c.
Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
Cermati materi modul di atas
Diskusikan dalam kelompok ( satu kelompok terdiri dari 4-5 orang ) tentang persoalan yang terdapat di tabel di bawah ini (masing-masing kelompok mengisi tabel)
Pergunakan pendekatan saintifik dalam mengkaji permasalahan
Persentasikan hasil diskusi di hadapan teman dan kelompok lain
Berikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain
NO Pulau
Jenis bencana
Geografi SMA K - 6
penyebab
Tindakan penyelamatan
46
d. Evaluasi kegiatan belajar dan kunci jawaban 1. Wilayah di Indonesia yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana gempa bumi adalah … . A.
Nias, Pontianak, dan Yogyakarta
B.
Padang, Riau, dan Denpasar
C.
Lampung, Bangka, dan Sulawesi
D.
Nias, Lombok, dan Maluku Utara
2. Fenomena : 1. Geologis 2. Demografis 3. Relief muka bumi 4. Hidrometeorologi fenomena di atas yang sering menimbulkan kerawanan bencana yang ada di Indonesia adalah... A.
1,2,3
B.
1,3
C.
2,4
D.
4
3. Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan dipermukaan bumi akibat bencana gempa bumi adalah.. A
B
C
D
Sumber
Episentrum
Letusan
Jenis
gempa
gempa
gunung
gempa
api Kekuatan
tsunami
gempa
Kekuatan
Kekuatan
gempa
gempa
Kualitas
Kesadaran
Kualitas
Kualitas
bangunan
masyarakat
gempa
bangunan
4.. Beberapa wilayah di Indonesia memiliki potensi bencana alam yang diakibatkan oleh erupsi gunung api, yaitu …. A.
Ternate, Bitung, Garut
B.
Kota Pagar Alam, Bukit tinggi, Balikpapan
Geografi SMA K - 6
47
C.
Wonogiri, Sleman, Magelang
D.
Blitar, Kediri, Jombang
5. Faktor utama yang menyebabkan Pulau Jawa rawan terhadap longsor adalah... A.
Banyaknya daerah bayangan hujan
B.
Banyaknya konversi lahan hutan untuk permukiman dan lahan
pertanian C.
Berkuranngya air limpasan dari hujan
D.
Adanya banjir lahar dingin
6. Berdasarkan letak geologisnya, daerah-daerah di Indonesia yang rawan terhadap tsunami adalah kawasan pantai…. A.
Sumatera bagian timur dan Kalimantan bagian Selatan
B.
Kalimantan bagian barat dan Nusa Tenggara bagian selatan
C.
Papua bagian utara dan Maluku bagian selatan
D.
Sumatera bagian barat, Jawa bagian selatan
7. Fenomena : 1.
Gradien barometrik besar
2.
Terdapat awan comulus nimbus
3.
Temperatur tinggi
Berdasarkan fenomena di atas dimungkinkan akan terjadi bencana.... A.
Hujan lebat disertai kilat
B.
Banjir bandang
C.
Longsor lahan
D.
Angin puting beliung
8. Pernyataan : 1. Kurangnya mitigasi bencana 2. Curah hujan tinggi 3. Bertempat tinggal di bantaran sungai kurang dari 200 mtr 4. Banyaknya material vulkanik menumpuk di puncak gunung
Pasca letusan Gunung Merapi 2010, banyak warga Magelang Jawa Tengah menjadi korban banjir lahar dingin. Berdasarkan pernyataan
Geografi SMA K - 6
48
di atas yang menjadi penyebab bencana tersebut dari aspek sosial adalah nomor A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 4 D. 2 dan 3
9. Bentuk pantai yang akan mengalami kerusakan parah jika terjadi tsunami adalah... A. Bentuk pantai berlereng tajam B. Bentuk pantai memanjang C. Bentuk pantai datar D. Bentuk pantai berbentuk teluk
10. Pola aliran sungai yang banyak menyebabkan kerawanan banjir di daerah dataran aluvial adalah... A. Radial sentrifugal B. Pinnate C. Rectangular D. Dendritik e. Umpan balik dan tindak lanjut 1.
Jelaskan mengapa sistem patahan aktif di Indonesia menyebabkan rawan bencana gempa bumi.
2.
Bali merupakan pulau dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana tsunami. Jelaskan faktor yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut.
3.
Jelaskan mengapa Bandung dapat terjadi banjir padahal merupakan dataran tinggi
4.
Mengapa ring of fire Indonesia menjadi penyebab bencana vulkanik
Geografi SMA K - 6
49
C. BAB III POTENSI GEOGRAFIS FISIK DAN SOSIAL
Geografi SMA K - 6
50
D. BAB IV Budaya Nasional dan Interaksi Global 1. Kegiatan Belajar 1: Konsepsi Budaya Nasional dan Budaya Lokal a. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:
Menguraikan pengertian budaya atau kebudayaan
Membedakan budaya lokal dengan budaya nasional
Menjelaskan wujud dari kebudayaan
Menguraikan cara melestarikan kebudayaan lokal dan nasional
b. Uraian Materi A. Pengertian Budaya/Kebudayaan Untuk memberikan gambaran yang utuh terhadap budaya atau kebudayaan nasional, maka perlu memahami terlebin dahulu konsepsi tentang budaya itu sendiri. Secara Etimologi, budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “buddayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddi” yang artinya budi atau akal. Dengan demikian budaya atau kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya, yang berarti daya dari budi. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa. Adapun kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan kehidupan suatu masyarakat. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup dan beraktivitas bersama dan menghasilkan kebudayaan, sehigga tidak ada masyarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan. Demikian juga sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya”. Kebudayaan pada realitasnya selalu berkaitan dengan batasbatas suatu daerah yang berupa kondisi fisik dan geografis. Hal ini karena kondisi fisik dan geografis menjadi unsur tumbuhnya kebudayaan tertentu. Seperti misalnya, budaya sunda merupakan suatu nilai-nilai Geografi SMA K - 6
51
tradisi yang tumbuh dan berkembang di Tanah Sunda, budaya Minangkabau akan merujuk kepada daerah di mana lokasi budaya itu berada, yaitu di Sumatera Barat. Dari uraian tersebut terlihat jelas bahwa lokasi geografis telah menjadi landasan yang menunjukkan dimana terdapat suatu kebudayaan lokal. Untuk memahami bagaimana kebudayaan lokal dan kebudayaan nasinal, berikut diuraikan masing-masing jenis kebudayaan. 1. Budaya Lokal Budaya Lokal adalah budaya yang hidup dan berkembang di daerah-daerah dan merupakan milik dari suku-suku bangsa yang tinggal di seluruh wilayah Indonesia. Beragamnya budaya lokal yang terdapat di seluruh wilayah indonesia menjadi khasanah dan kekayaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu budaya lokal akan terus dibiarkan dan dilestarikan oleh masing-masing daerah atau suku bangsa sesuai dengan kondisi lingkungan baik fisik maupun lingkungan sosialnya. Sebagai contoh dari budaya lokal antara lain adalah masih adanya tradisi
“Selametan”
yang
diadakan
dalam
menandai
proses
perkembangan hidup dan kehidupan manusia pada Suku Bangsa Jawa. Hal ini terlihat pada acara selamatan menandai masa kehamilan tujuh bulan yang disebut Mitoni atau Tingkepan, selamatan orang yang sudah meninggal dan sebagainya. Selain itu acara ritual “Garebeg Suro” dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dan ritual “Ngaben” bagi masyarakat Suku Bangsa Bali adalah contoh dari budaya lokal yang terdapat di wilayah nusantara. Kebudayaan Lokal Indonesia meliputi semua budaya yang terdapat di Indonesia yaitu segala puncak-puncak dan sari-sari kebudayaan yang bernilai di seluruh kepulauan indonesia, baik yang ada sejak lama maupun ciptaan baru yang berjiwa nasional. Peranan budaya lokal ini mempunyai peranan yang penting dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa, oleh karena itu Pemerintah Daerah dituntut untuk bergerak lebih aktif melakukan pengelolaan kekayaan budaya, karena
budaya
tumbuh
dan
kembang
pada
ranah
masyarakat
pendukungnya. Disamping itu, bagi pemerintah pusat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Geografi SMA K - 6
masyarakat
sendiri,
dan
elemen
lainnya
haruslah
52
menyokong atas keberlangsungan dalam pengelolaan kekayaan budaya kedepan. Kegiatan yang dapat menyokong pengelolaan budaya sebagai aset bangsa tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh elemen masyarakat. Adapun kegiatan tersebut dapat berupa perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pendokumentasian. Kegiatan perlindungan meliputi aktivitas merawat, memelihara asset budaya agar tidak punah dan rusak disebabkan oleh faktor manusia dan alam. Kegiatan pengembangan yakni melaksanakan penelitian, kajian laporan, pendalaman teori kebudayaan dan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung dalam penelitian budaya. Kegiatan pemanfaatan yaitu melaksanakan kegiatan pengemasan produk, bimbingan dan penyuluhan, kegiatan festival dan penyebaran informasi. Kegiatan pendokumentasian dapat dilakukan dengan jalan melaksanakan
kegiatan
pembuatan
laporan
berupa
narasi
yang
dilengkapi dengan foto dan audio visual. Pengelolaan kekayaan budaya sebetulnya merupakan cara agar budaya itu bisa dipahami, dilindungi dan dilestarikan agar dapat memperkokoh keutuhan budaya bangsa. Hal ini terkait dengan citra, harkat, dan martabat bangsa. Ketika pengelolaan kekayaan budaya dikelola dengan baik, maka akan muncul suatu keterjaminan, kelestarian dan kekokohan akan budaya bangsa kita. 2. Budaya Nasional Disamping
budaya
lokal,
terdapat
pula
budaya
nasional.
Koentjaraningrat mengatakan bahwa ”kebudayaan nasional” adalah suatu kebudayaan yang didukung oleh sebagian besar warga suatu negara, dan memiliki syarat mutlak bersifat khas dan dibanggakan, serta memberikan identitas terhadap warga. Identitas budaya
ini yang
menandai keberadaan budaya nasional dan menjadi pembeda terhadap budaya nasional negara lain. Dengan demikian, budaya nasional Indonesia adalah budaya yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu hingga kini. Budaya ini sebagai suatu karya yang dibanggakan dan memiliki kekhasan dari bangsa Indonesia dan merupakan jati diri dan identitas bangsa Indonesia yang kuat.
Geografi SMA K - 6
53
Selain itu budaya Nasional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keseluruhan budaya local yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia serta hasil serapan dari budaya asing atau budaya global, dengan ikatan yang menjadi cirri khas seluruh budaya di Indonesia yaitu nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Koentjaraningrat menyatakan bahwa kebudayaan nasional berfungsi sebagai pemberi identitas kepada suatu nation sebagai kontinuitas sejak kejayaan bangsa Indonesia pada masa lampau sampai kebudayaan nasional masa kini. Berdasarkan Pasal 32 UUD 1945 bahwa kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan bangsa merupakan perwujudan dari Budaya Nasional yang secara abstrak tertuang dalam system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia. Sedangkan perwujudan konkret dari budaya nasional adalah cara berbahasa, cara berperilaku, cara berpakaian, dan sistem peralatan untuk menjalani hidupnya. Sifat khas yang dimaksudkan di dalam kebudayaan nasional hanya dapat dimanifestasikan pada unsur budaya bahasa, kesenian, pakaian, dan upacara ritual. Sedangkan unsur kebudayaan lain bersifat universal tidak dapat memunculkan ciri khas, seperti teknologi, ekonomi, sistem
kemasyarakatan,
dan
relegi/agama.
Kebudayaan
nasional
sesungguhnya dapat berupa sumbangan dari kebudayaan lokal. Dari sumbangan beberapa kebudayaan lokal yang tergabung menjadi satu ciri khas dan kemudian menjadi kebudayaan nasional. Untuk menjelaskan budaya lokal yang diangkat menjadi budaya nasional contohnya pakaian batik. Batik pada dasarnya merupakan salah satu wujud dari budaya lokal. Hal ini karena di beberapa daerah di Indonesia memiliki dan memproduksi batik yang khas dan corak yang berbeda-beda. Dengan perkembangan waktu, Batik kemudian diangkat dijadikan salah satu pakaian nasional. Dengan demikian budaya lokal dapat menjadi budaya nasional karena dianggap memiliki ciri dan identitas suatu bangsa. Budaya nasional pada realitasnya dapat ditemukan dan terlihat dalam berbagai wujud. Koentjaraningrat (2004) dalam Bukunya yang
Geografi SMA K - 6
54
berjudul
“Kebudayaan
Mentalitas
dan
Pembangunan”,
membagi
kebudayaan menjadi 4 wujud, antara lain: a. Artifak/benda-benda fisik, yaitu semua hasil karya manusia yang bersifat konkret dan dapat diraba/difoto. b. Sistem tingkah laku berupa tindakan berpola dari manusia yang merupakan penggambaran wujud tingkah laku manusia yang bersifat konkret, dapat difoto dan difilmkan. c. Sistem budaya yaitu sistem gagasan menggambarkan wujud gagasan dari kebudayaan yang berada dalam alam pikiran tiap individu, sifatnya abstrak, tidak dapat difoto dan difilmkan, hanya dapat diketahui dan dipahami. d. Sistem gagasan yang ideologis yang menentukan sifat dan corak pikiran, cara berpikir, serta tingkah laku manusia. B. Keragaman Budaya Nasional Budaya nasional yang merupakan identitas suatu bangsa sangatlah beraneka ragam. Hal ini seiring dengan banyaknya jumlah bangsa-bangsa yang tersebar diseluruh dunia. Dari keberagaman itu sedikit banyak dapat berpengaruh terhadap eksistensi dari budaya nasional di masing-masing negara bangsa. Terlebih lagi pada era golabalisasi seperti sekarang ini, dimana setiap negara menjalin hubungan dan berinteraksi dengan negara lain di dunia. 1. Pengaruh Budaya Nasional Terhadap Budaya Bangsa Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah
terhadap
Perkembangan
3T
memudarnya (Transportasi,
nilai-nilai
pelestarian
Telekomunikasi,
dan
budaya. Teknologi)
mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri. Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anakanak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan Geografi SMA K - 6
55
budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau
kamu
sebagai
pertimbangan
nilai
rasa.
Sekarang
ada
kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No problem dan Yes‟, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta menyumbang bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam Geografi SMA K - 6
56
kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
Gambar . Gaya Rambut Budaya Asing 3. Kendala Mengembangkan Budaya Nasional di Era Globalisasi Keanekaragaman budaya menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman,menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Begitu banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing adalah hal yang wajar dikarenakan suatu negara tentu akan membutuhkan input-input berupa budaya asing dengan syarat budaya itu sejalan dengan budaya kita ini, salah satu faktor yang juga berperan penting adalah kesadaran dari manusia itu sendiri. Kurangnya kesadaran dalam masyarakat tentu saja bisa menjadi hal yang fatal karena kelestarian akan budaya itu lama kelamaan akan hilang tergeser dengan seiringnya waktu. Saat ini begitu banyak juga budaya budaya kita yang telah dilupakan salah satu contohnya adalah alat musik Sasando. Alat musik sasando ini adalah alat musik sederhana yang berasal dari Pulau
Geografi SMA K - 6
57
Rote, biasa dimainkan dengan cara di petik. Namun karena pengaruh dari budaya asing saat ini lebih banyak kaum atau generasi muda yang lebih memilih memainkan gitar ketimbang sasando tersebut. 4. Eksistensi Budaya Nasional di Era Globalisasi Pelestarian adalah suatu proses atau tehnik yang didasarkan pada kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak dapat berdiri sendiri. Oleh
karena
itu
harus
dikembangkan
pula.
Melestarikan
suatu
kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui tentang budaya itu sendiri. Mempertahankan nilai budaya,salah satunya dengan mengembangkan seni budaya tersebut disertai dengan keadaaan yang kita alami sekarang ini. Yang bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai budayanya. Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib melestarikan budayabudaya negara kita sendiri agar tidak luntur atau hilang. Contohnya seperti tarian,makanan khas,baju daerah,dan sebagainya. Karena budaya yang kita punya dapat mencerminkan kepribadian bangsa kita yaitu Indonesia. Walaupun Indonesia memiliki berbagai macam suku dan adat tetapi tetap saja itu semua merupakan satu bagian dari kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Cara Melestarikan Eksistensi Budaya Nasional di Era Globalisasi dapat dilakukan melalui dua bentuk, yakni pengalaman budaya (Culture Experience) dan pengetahuan budaya (Culture Knowledge). Dengan pengalaman budaya, pelestarian budaya dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. Seperti misalnya, jika kebudayaan tersebut berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih untuk menguasai tarian tersebut. Dengan cara demikian, maka dapat dijaga kelestarian budaya kita ini. Sedangkan melalui pengetahuan budaya upaya pelestarian budaya dilakukan dengan cara membentuk suatu pusat informasi kebudayaan yang dapat difungsionalisasi kedalam banyak bentuk. Tujuan dari pusat informasi budaya tersebut adalah selain untuk sarana edukasi juga sebagai sarana pengembangan kebudayaan itu sendiri sebagai suatu potensi kepariwisataan daerah. Dengan demikian para Generasi Geografi SMA K - 6
58
Muda dapat mengetahui tentang kebudayaanya sendiri dan dapat menikmati warisan budaya dari leluhurnya. Selain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kita juga dapat melestarikan kebudayaan dengan cara mengenal dan mempelajari lebih dalam budaya itu sendiri. Dari upaya ini setidaknya kita dapat mengantisipasi terjadinya praktek pencurian kebudayaan yang dilakukan oleh negara - negara lain. Kelemahan dari masyarakat kita ini adalah mereka tidak bangga terhadap produk atau kebudayaannya sendiri. Masyarakat kita lebih bangga terhadap budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan budaya kita sebagai orang timur. Banyak budaya daerah di beberapa wilayah yang telah sirna dan hilang dikikis zaman. Oleh sebab kita harus berusaha dan mau mempelajari dan melestarikan budaya kita sendiri. Akibatnya kita baru bersuara ketika negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka curi secara diam-diam.
Gambar Kesenian Tradisional Perlu Dilestarikan
Selain itu peran pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa juga sangatlah penting. Bagaimanapun pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah ditanah air. Pemerintah
harus
mengimplementasikan
kebijakan-kebijakan
yang
mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional.Salah satu kebijakan
pemerintah
yang
pantas
didukung
adalah
penampilan
kebudayaan-kebudayaan daerah disetiap event-event akbar nasional, misalnya tari-tarian , lagu daerah, dan sebagainya. Semua itu harus
Geografi SMA K - 6
59
dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan berasal dari negara tetangga.Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan. Masyarakat harus memahami dan mengetahui berbagai kebudayaan yang kita miliki. Pemerintah juga dapat lebih memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal kebudayaan daerah. Selain hal-hal tersebut diatas, masih ada berbagai cara untuk melestarikan budaya, yakni: a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal, b. Lebih mendorong kita untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan dan pelestariannya, c. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramah-tamahan dan solidaritasyang tinggi, d. Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah, e. Mengusahakan agar semua orang mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal. Kebudayaan lokal Indonesia adalah kebudayaan yang hanya dimiliki oleh bangsa indonesia dan setiapkebudayaan mempunyai ciri khas masing–masing. Bangsa indonesia juga sangat mempunyai kebudayaan lokalyang sangat kaya dan beraneka ragam oleh sebab itu sebagai penerus kita wajib menjaganya karena ketahanankebudayaan lokal berada pada generasi mudanya dan jangan sampai kita terbuai apalagi terjerumus pada budaya asing karena tidak semua budaya asing sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia bahkan disimpulkan tidak sedikit kebudayaan asing membawa dampak negatif. Sebagai negara kepulauan pasti sulit untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan antara masyarakat.Namun hal itu pasti bisa terwujud jika kita perduli untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan sehinggakebudayaan lokal yang sangat kaya di Indonesia ini tetap utuh dan tidak punah apalagi sampai dibajak ataudicuri oleh negara lain karena kebudayaan tersebut merupakan identitas suatu bangsa dan negara. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya, yaitu: a. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa, b. Ikut melestarikan budaya dengan cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya, c. Mempelajari dan melakukan Geografi SMA K - 6
60
sosialisasi kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya, d. Mengetahui tentang budaya jaman dahulu didaerah kita sendiri, e. Mendalami kebudayaan itu.Setelah itu kita wajib memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan
tersebut
syukur-syukur
sampai
ke
negara
lain.
f. Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat melestarikan budaya seperti memakai batik atau bahkan belajar membuat batik,karena pelestarian bisa terjadi karena kita telah terbiasa dengan kebudayaan tersebut, g. Membuat suatu wadah khusus untuk pelestarian kebudayaan Indonesia yangmenanamkan nilai kebudayaan
dari yang
terkecil
sekalipun, h. Mengadakan pementasan kebudayaan, sehingga generasi muda lebih semangat untuk memupuk keinginan untuk mendalami suatu kebudayaan, i. Mengajarkan nilai-nilai kebudayaan tidak hanya kepada generasi muda tetapi lebih menekankan penerapan kebudayaan asli kepada anak-anak. 5. Mempertahankan Budaya Nasional di Era Globalisasi Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah
terhadap
Keanekaragaman
memudarnya
budaya
menjadi
nilai-nilai suatu
pelestarian kebanggaan
budaya. sekaligus
tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Keanekaragaman budaya menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Pelestarian adalah suatu proses atau tehnik yang didasarkan pada kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu harus dikembangkan pula. Melestarikan suatu kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui tentang budaya itu sendiri. Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi dari pada
cultural
atau
budaya
dapat
dikatakan
merugikan
suatu
perkembangan kebudayaan. Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang Geografi SMA K - 6
61
terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Mempertahankan budaya nasional dari pengaruh budaya asing dalam era globalisasi ini tidak bisa lepas dari peran pemerintah. Dalam kenyataannya, banyak kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi dari pada cultural atau budaya sehingga dapat merugikan perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia’, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural. Prilaku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, turut campur tangan dalam menentukan kesenian rakyat dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman sebagai objek pembangunan dan memaksa untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan pelestarian dan pengembangan kesenian secara murni dan alami. Seharusnya pemerintah melestarikan kesenian rakyat dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan obyek dalam pembangunan. Kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat pemerintah Geografi SMA K - 6
62
untuk
memenuhi
tuntutan
dan
tujuan
kebijakan-kebijakan
politik
pemerintah. Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus „melakoni‟ dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik. Globalisasi Di bidang informasi dan budaya merupakan fenomena yang tak dapat dielakkan. Suatu negara harus berusaha beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Pemenfaatan teknologi komunikasi sebagai salah satu produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan
nilai-nilai
dan
persepsi
dikalangan
masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Oleh karena itu untuk melakukan penyesuaian terhadap tuntutan perubahan
diperlukan pengembangan
yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis.
Geografi SMA K - 6
63
Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat
identitas
kebudayaan
nasional.
Berbagai
kesenian
tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, pariwisata,
khususnya
politik,dan
pemerintah,
sebagainya.
dalam
Selama
ini
rangka
keperluan
pembinaan
dan
pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas, ada beberapa alternatif untuk mengatasinya. Upaya pertama yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
para seniman tradisional/rakyat. Selain
itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
c. Uraian Kegiatan Belajar Agar para peserta diklat memiliki penguasaan dan pemahaman yang baik terhadap topik pembelajaran ini, maka disajikan uraian kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Untuk memenuhi hal itu berikut rinciannya.
Bacalah seluruh uraian materi yang ada secara cermat dan seksama.
Geografi SMA K - 6
64
Buatlah catatan singkat tentang isi dari Uraian Materi yang menurut peserta diklat dianggap penting.
Buatlah skemata atau ikhtisar secara sistematis sebagai peta konsep atau informasi yang ada.
Kerjakan soal-soal Evaluasi kegiatan belajar yang tersedia, guna mengukur seberapa tingkat pemahaman atau penguasaan anda terhadap materi yang sedang dipelajari.
d. Tugas/Latihan Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman saudara peserta diklat, silahkan menjawab soal latihan ini. 1. Uraikan apa yang dimaksud dengan budaya atau kebudayaan 2. Jelaskan perbedaan antara budaya lokal dengan budaya nasional 3. Bagaimana cara yang paling tepat untuk melestarikan kebudayaan lokal dan nasional
e. Umpan Balik Setelah mengerjakan soal tugas/latihan para peserta diklat dimohon untuk mencocokkan hasil kerja saudara dengan kunci jawaban yang tersedia di bagian akhir kegiatan ini. Apabila hasil kerja saudara mencapai atau lebih dari 75 % penguasaan terhadap sajian materi, maka saudara dimohon untuk mempelajari kembali kegiatan belajar ini. Fokuskan kegiatan pembelajaran saudara pada bagian-bagian yang masih belum dikuasai. Sedangkan bagi peserta diklat yang telah mencapai 75 % atau lebih penguasaan, maka langsung melanjutkan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
2. Kegiatan belajar 2: Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Nasional a. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:
Menjelaskan konsep globalisasi
Menguraikan pengaruh globalisasi terhadap perubahan budaya
Geografi SMA K - 6
65
Mengidentifikasi dampak globalisasi terhadap kebudayaan nasional
Mnguraikan
cara
mengantisipasi
pengaruh
negatif
terhadap
Kebudayaan Nasional b. Uraian Materi A. Konsepsi Globalisasi Globalisasi menurut artikatanya berasal dari kata Global dan sasi. Global mengandung arti mendunia, sedang sasi berarti proses. Dengan demikian apabila pengertian Globalisasi menurut artikata ini di gabungkan, maka berarti segala proses dari sesuatu yang mendunia. Adapun pengertian Globalisasi menurut para ahli, antara lain dikemukakan oleh Thomas L. Friedman dalam bukunya yang berjudul The Lexus and the Olive Tree: Understanding Globalization. Ia mengartikan Globalisasi memiliki dimensi idiology dan tekhnologi. Dimensi tekhnologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi
tekhnologi
adalah
tekhnologi
informasi
yang
telah
menyatukan dunia. Malcom Waters mengartikan Globalisasi sebagai sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma dalam kesadaran orang. Demikian juga menurut Emanuel Ritcher, Globalisasi
adalah
jaringan
kerja
global
secara
bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar - pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia. Selanjutnya Achmad Suparman berpendapat bahwa Globalisasi adalah sebuah proses menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dan setiap individu di dunia ini tampa dibatasi oleh wilayah.
Sedangkan
Martin
Albrown,
mengemukakan
bahwa
Globalisasi menyangkut seluruh proses dimana penduduk dunia terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global. Dari keterangan di atas, pengertian Globalisasi secara singkat dirumuskan sebagai sebuah proses dimana antar individu atau kelompok menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia. Adapun tahapan proses terjadinya globalisasi dimulai dari 1. Diri sendiri, 2. Geografi SMA K - 6
66
Keluarga, 3. Masyarakat, (lingkup RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kota, Kabupaten, Provinsi, Pulau, Negara),
dan 4. Antar negara
sehingga mendunia. Globalisasi terjadi akibat adanya beberapa sebab.Sebab sebab terjadinya Globalisasi, diantaranya: 1. berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan, 2. kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, 3. penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih, 4. perkembangan HAM, dan 5. adanya informasi informasi baru. Globalisasi dalam kenyataannya tidak bisa dihindari oleh negara manapun. Globalisasi tidak bisa dihindari karena hidup itu terus berkembang tidak mungkin diam saja, dan pasti menghasilkan suatu pengaruh atau perubahan. Mau tidak mau Globalisasi pun akan terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Globalisasi merupakan suatu tatanan masyarakat yang tidak mengenal batas wilayah dan menghubungkan antara masyarakat di suatu negara dengan masyarakat di negara lain di seluruh dunia. Globalisasi berangkat dari suatu gagasan untuk menyatukan tatanan antar bangsa yang diharapkan menjadi sebuah kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di dunia internasional. Sebagai proses yang berkesinambungan, globalisasi mampu mengurangi kendala dimensi ruang dan waktu sehingga interaksi antar bangsa bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi merambah semua sektor kehidupan dan memberi pengaruh yang signifikan pada tatanan masyarakat dunia. Ditengah krisis budaya dan identitas nasional ini, muncullah organisasi-organisasi militan yang membawa semangat keagamaan dan nasionalisme. Organisasi-organisasi tersebut (FPI, FBR, Hisbut Tahrir, dan lain-lain) secara umum bertujuan „menjaga kemurnian ajaran agama‟ dan mengedepankan kearifan lokal dari budaya nasional yang mulai luntur di kalangan masyarakat Indonesia.
Geografi SMA K - 6
67
B. Budaya Indonesia di Era Globalisasi Globalisasi merupakan suatu proses perubahan sosial yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang maupun satu negara saling dihubungkan dan saling membutuhkan. Salah satu penyebab globalisasi adalah kemajuan ilmu pengetahuan teknologi. Oleh karna itu di era globalisasi ini banyak kemudahan-kemudahan yang menyebabkan budaya-budaya asing dapat dengan mudah masuk ke dalam suatu negara. Pengaruh budaya asing juga tidak semuanya baik dan cocok, misalnya saja di Indonesia yang mendapatkan pengaruh budaya asing. Akan tetapi pengaruh budaya asing memiliki dampak positif dan juga dampak negatif. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia juga mengalami dampak dari pesatnya pengaruh globalisasi. Sebagaimana yang terjadi di negara lain, globalisasi memberi pengaruh yang positif dan negatif terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Pengaruh globalisasi terhadap budaya nasional meliputi berbagai sektor kehidupan seperti budaya dalam bidang politik, ekonomi,
dan
sosial
-
yang
secara
cepat
maupun
lambat
mempengaruhi identitas kebudayaan nasional Indonesia. Pengaruh positif globalisasi terhadap budaya berpolitik adalah tumbuhnya kesadaran untuk menjalankan
pemerintahan secara
terbuka dan demokratis sebagaimana yang telah dijalankan oleh negara-negara demokratis di seluruh dunia. Pada sektor ekonomi, dengan terbukanya pasar internasional, budaya bersaing secara positif sudah mulai mempengaruhi pola pikir mayoritas pengusaha di Indonesia. Budaya tersebut memotivasi para pelaku usaha untuk menciptakan produk barang dan jasa yang mampu bersaing di masyarakat international. Pada bidang sosial, globalisasi menularkan budaya berpikir global, etos kerja dan disiplin yang tinggi serta semangat untuk maju yang pada akhirnya mencipatkan identitas bangsa yang lebih positif di tingkat dunia. Globalisasi juga memberi pengaruh negatif pada budaya nasional Indonesia. Khusus Di bidang politik, globalisasi yang didukung faham demokasi dan liberalisme lambat laun mengikis nilaiGeografi SMA K - 6
68
nilai budaya luhur Pancasila. Seperti misalnya proses pengambilan keputusan melalui voting dapat melemahkan semangat musyawarah untuk mufakat. Hal itumerupakan contoh nyata dari pengaruh negatif globalisasi yang mengagung-agungkan faham demokrasi. Di bidang ekonomi, budaya cinta produk dalam negeri yang seharusnya digalakkan menjadi punah dengan maraknya produk luar negeri seperti misalnya Coca Cola, KFC, Pizza Hut, Mc Donald, dan sebagainya. Demikian juga di bidang sosial, sebagian besar mayarakat Indonesia, terutama generasi muda, mulai lupa dengan identitas diri bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan begitu mudahnya mereka meniru budaya dan gaya hidup negara lain, misalnya K-Pop, Rap, Hip-Hop, Punk, Harajuku, Capoeira, dan lain-lain. Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakan salah satu identitas suatu negara. Kebanggaan bangsa indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligus mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal agar tidak hilang ataupun dicuri oleh bangsa lain. Konsepsi kebudayaan Indonesia memang sangat sulit untuk menentukan kriteria yang cocok untuk masyarakat yang hidup di negara ini. Pancasila sebagai basis ideologi, yang menyimpan nilainilai ‘Bhinneka Tunggal Ika’ belum cukup untuk membicarakan kebudayaan Indonesia. Secara tekstual, Pancasila memang sangat relevan dengan ragam budaya yang ada. Akan tetapi, dalam realitasnya, masih banyak yang menanyakan kejelasan nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dari sini, kita tidak dapat menyalahkan kondisi realitas tersebut. Pemerintah sebagai pemegang kekuasan dalam hal ini, harus cepat tanggap, melihat fenomena-fenomena ketidakpuasan terhadap nilai-nilai ideologi pancasila, gejolak dekadensi moralitas bangsa. Karena, ketimpangan sosial, kesejahteraan, keadilan, kemanusiaan yang ada dalam pancasila, sudahkah aplikatif terhadap Geografi SMA K - 6
69
masyarakat saat ini. Kalau memang belum, satu kewajaran bila ada yang mempertanyakan kejelasan nilai-nilai pancasila yang dianggap sebagai nilai-nilai dan identitas kebudayaan bangsa Indonesia. Kalau memang sudah, mari kita lihat bersama realitas obyektif yang terjadi dalam masyarakat saat ini. Ketidakjelasan
akan
pemahaman
nilai-nilai
kebudayaan
sangat dipengaruhi oleh pola fikir yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Arus budaya globalisasi yang sudah mengakar dan mendarah-daging pada pola fikir masyarakat sosial. Demikian itu sudah jelas, bila dilihat dari budaya konsumtif, instan, stail, gaya hidup dan lain-lain. Budaya globalisasi tidak dapat dibendung, ditentang, apalagi ditolak. Yang mesti kita lakukan sekarang ini adalah bagaimana budaya globalisasi mendatangkan manfaat bagi budaya Indonesia, serta bagaimana memfilterisasi budaya tersebut yang mempengaruhi pada pola fikir kebudayaan bangsa Indonesia.
C. GLOBALISASI DALAM ASPEK BUDAYA Arus globalisasi yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan (menurut Koentjaraningrat), dimana halhal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Kesenian yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Geografi SMA K - 6
70
Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah
dunia
secara
mendasar.
Komunikasi
dan
transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada
globalisasi
dan
menjadi
peradaban
dunia
sehingga
melibatkan manusia secara menyeluruh. Kebudayaan asing
yang masuk akibat era globalisasi
(perluasan cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi). Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam
lainnya,
dengan
berbagai
perilaku menyimpang
yang
menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap „latah‟ terhadap kebudayaan asing. 1. Globalisasi Dalam Kebudayaan Tradisional Bangsa Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah
mengalami
proses
dipengaruhi
dan
Kemampuan
berubah
merupakan
sifat
kebudayaan
manusia.
Tanpa
kebudayaan
Geografi SMA K - 6
itu
yang
mempengaruhi. penting
dalam
tidak
mampu 71
menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya dalam
jangka
waktu
satu
generasi
banyak
negara-negara
berkembang telah berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa
berbagai
kelompok
masyarakat
di
Indonesia
dapat
mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam masyarakat. 2. Perubahan Budaya Dalam Globalisasi Perubahan
budaya
yang
terjadi
di
dalam
masyarakat
tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan Geografi SMA K - 6
72
nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian
tradisional
kita.
Dengan
parabola
masyarakat
bisa
menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. 3. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi
dan
telekomunikasi
ternyata
menimbulkan
sebuah
kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian
budaya.
Telekomunikasi,
dan
Perkembangan Teknologi)
3T
mengkibatkan
(Transportasi, berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri. Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Hal yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk Geografi SMA K - 6
73
menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah
luar
negeri
yang
ditransformasikan
kedalam
sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran. Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia. Sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat Geografi SMA K - 6
74
tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan
seperti
orang-rang
barat.
Contoh
kebudayaan-
kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
4. Antisipasi Globalisasi Kebudayaan Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya
dapat
dikatakan
merugikan
suatu
perkembangan
kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul „Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia‟, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakankebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural. Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan.
Hal
ini
tentu
saja
mengabaikan
masalah
pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam pembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau Geografi SMA K - 6
75
natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik pemerintah. Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi
kesenian
rakyat
tersebut,
maka
pemerintah
perlu
mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus „melakoni‟ dengan benar-benar perannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam Geografi SMA K - 6
76
rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang
dilakukan lembaga
pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh
esensi
kehidupan
kesenian
yang
bersangkutan.
Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru sebaliknya semakin dijauhi masyarakat. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi
pada
dana-dana
proyek
atau
dana-dana
untuk
pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
D. DAMPAK BUDAYA AKIBAT GLOBALISASI Kesadaran akan pentingnya memperhatikan kebudayaan nampaknya semakin meningkat. Hal ini jelas tidak bertentangan dengan titik berat bidang kesadaran akan adanya rongrongan dari luar (globalisasi). Sebaliknya, justru kesadaran akan pentingnya pendekatan budaya, mengingatkan kita bahwa bagaimanapun jalan yang ditempuh, tetaplah manusia sebagai tujuan dan subyek globalisasi. Hendaknya manusia tidak dikorbankan untuk mencapai tujuan lain selain dirinya. Dalam arus globalisasi, tidak luput juga membicarakan negara-negara maju, bekembang, dunia pertama, kedua dan ketiga. Sebab, keberadaan negara-negara tersebut turut menentukan kemana
arah
arus
globalisasi
nantinya.
Sebagaimana
yang
dikatakan seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o, menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika, sedemikian rupa sehingga mereka seolah-olah sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya. Penulis Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang Geografi SMA K - 6
77
berkuasa di berbagai bangsa, dulu dipaksakan lewat imperialisme dan kini dilakukan dalam bentuk yang lebih meluas dengan nama globalisasi. Globalisasi secara defenitif memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai
proses
pengecilan
dunia
atau
menjadikan
dunia
sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Banyak tanggapan dari budayawan Indonesia. Dalam hal ini sudah waktunya para budayawan Indonesia harus menggali dan menemukan
keistimewaan-keistimewaan
dari
budaya
yang
terkandung dalam nilai-nilai ideologi Pancasila, lalu memperkenalkannya kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat bangsa-bangsa lain umumnya.
1. Dampak Globalisasi terhadap budaya Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh
globalisasi
di
berbagai
bidang
kehidupan
seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa. Dampak positif globalisasi terhadap seni dan budaya dapat berupa hal-hal berikut. Pertama, adanya perubahan Tata Nilai dan Sikap. Dengan adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional. Kedua, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. Ketiga, tingkat kualitas kehidupan yang lebih baik. Dengan dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
Geografi SMA K - 6
78
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain dampak positif juga terdapat beberapa dampak negatif dari globalisasi terhadap budaya masyarakat. Dampak tersebut berupa dapat terlihat pada: Pertama, Pola Hidup Konsumtif. Dengan perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dari banyak pilihan yang ada. Kedua, Sikap Individualistik. Oleh karena masyarakat merasa dimudahkan dengan tersedianya perangkat teknologi maju membuat mereka
merasa
tidak
lagi
membutuhkan
orang
lain
dalam
beraktivitasnya. Bahkan mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. Dampak negatif ketiga globalisasi adalah gaya hidup kebaratbaratan. Budaya barat tidak semua baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya barat yang sifatnya negatif mulai menggeser budaya asli Indonesia, sehingga banyak anak yang tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan lagulagu Indonesia,
dan lainnya.
Keempat, Kesenjangan Sosial.
Modernisasi dan globalisasi cenderung menganut faham liberalisme yang individualis dan anti sosial. Hal ini memungkinkan adanya jurang pemisah antara individu dengan individu yang lain. Kondisi yang demikian dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia. 2. Globalisasi – Ancaman Budaya Lokal Dampak dari pengaruh globalisasi dan teknologi sudah mulai kita rasakan. Kita ambil contoh saja dari sebuah permaianan anakanak. Sebelum era globalisasi ini muncul, masih banyak sekali permainan rakyat yang identik dengan kebudayaan asli di berbagai daerah masing-masing. seperti permainan congklak, gasing, bekel, Geografi SMA K - 6
79
kelereng, petak umpet, dan lain-lain. Namun yang terjadi saat ini bahwa globalisasi dan teknologi telah mengubah semuanya. Mungkin sekarang yang ada, banyak anak kecil yang sudah tidak mengenal permainan congklak, dan sudah jarang pula kita melihat anak-anak yang duduk bersama untuk bermain bekel. Melainkan yang terjadi saat ini banyak anak-anak yang lebih memilih bermain didepan komputer, laptop, atau bahkan anak-anak sekarang sudah mulai sibuk dengan handphone yang ada digenggamannya. Yang semua itu sudah tidak asing lagi untuk kita jumpai. Untuk mengatasi banyaknya kebudayaan indonesia yang hilang, negara harus memperkokoh budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak terpengaruh oleh budaya asing. Pemerintah juga perlu mengkaji ulang peraturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa. tentunya dalam mengatasi hal ini, tidak hanya dari pemerintah saja melainkan juga seluruh masyarakat juga harus ikut berperan aktif. Adapun upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi pengaruh globalisasi dan teknologi yang akan menimbulkan pengaruh negatif bagi kebudayaan indonesia, serta berkurangnya rasa nasionalisme yaitu, a) menanamkan dan mengamalkan nilainilai pancasila dengan sebaik-baiknya, b) menumbuhkan sikap nasionalisme dari masyarakat seperti semangat mencintai produkproduk dalam negeri, c) melibatkan masyarakat dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya, dan budaya bangsa umumnya, d) menyeleksi munculnya budaya baru yang masuk ke Indonesia, agar tidak merugikan dan tidak berdampak negatif bagi kebudayaan nasional. 3. Cara menghadapi dan melestarikan budaya Indonesia di era globalisasi Cara menghadapi pengaruh globalisasi terhadap budaya Indonesia, dapat dilakukan dengan:
Menyaring budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Geografi SMA K - 6
80
Mencintai atau membeli produk dalam negeri sendiri.
Meningkatkan produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara negara maju.
Berusaha mengikuti perkembangan IPTEK
dan yang paling penting meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME.
Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaikbaiknya.
Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, social budaya bangsa. Dengan adanya langkahlangkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai. Selain
menghadapi
globalisasi,
diperlukan
juga
untuk
melestarikan budaya Indonesia di era globalisasi. Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib melestarikan budaya-budaya negara kita sendiri agar tidak luntur atau hilang. Upaya melestarikan budaya antara lain: 1. Paling tidak kita mengetahui tentang budaya jaman dahulu didaerah kita sendiri. 2. Kemudian mendalami kebudayaan itu.Setelah itu kita wajib memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan tersebut syukur-syukur sampai ke negara lain. 3. Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat melestarikan budaya seperti memakai batik atau bahkan belajar membuat batik,karena pelestarian bisa terjadi karena kita telah terbiasa dengan kebudayaan tersebut.
Geografi SMA K - 6
81
c. Uraian Kegiatan Belajar Agar para peserta diklat memiliki penguasaan dan pemahaman yang baik terhadap topik pembelajaran ini, maka disajikan uraian kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Untuk memenuhi hal itu berikut rinciannya.
Bacalah seluruh uraian materi yang ada secara cermat dan seksama.
Buatlah catatan singkat tentang isi dari Uraian Materi yang menurut peserta diklat dianggap penting.
Buatlah skemata atau ikhtisar secara sistematis sebagai peta konsep atau informasi yang ada.
Kerjakan soal-soal Evaluasi kegiatan belajar yang tersedia, guna mengukur seberapa tingkat pemahaman atau penguasaan anda terhadap materi yang sedang dipelajari.
d. Tugas/Latihan Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman saudara peserta diklat, silahkan menjawab soal latihan ini. 1. Jelaskan perbedaan antara budaya lokal dengan budaya nasional 2. Jelaskan wujud dari kebudayaan 3. Bagaimana cara yang paling tepat untuk melestarikan kebudayaan lokal dan nasional e. Umpan Balik Setelah mengerjakan soal tugas/latihan para peserta diklat dimohon untuk mencocokkan hasil kerja saudara dengan kunci jawaban yang tersedia di bagian akhir kegiatan ini. Apabila hasil kerja saudara mencapai atau lebih dari 75 % penguasaan terhadap sajian materi, maka saudara dimohon untuk mempelajari kembali kegiatan belajar ini. Fokuskan kegiatan pembelajaran saudara pada bagian-bagian yang masih belum dikuasai. Sedangkan bagi peserta diklat yang telah mencapai 75 % atau lebih penguasaan, maka langsung melanjutkan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Geografi SMA K - 6
82
E. BAB V INTERAKSI SPATIAL DESA KOTA BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN 1.
Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian,interaksi kota, manfaat interaksi kota dan konsep yang mendasarinya
a. Tujuan Pembelajaran 1) Melalui membaca dapat menjelaskan interaksi spasial desa kota 2) melalui membaca dapat mengidentifikasi interaksi spasial desa kota b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1) Menjelaskan interaksi spasial desa kota 2)mengidentifikasi interaksi spasial desa kota c. Uraian Materi Sebenarnya
kota-kota
di
Jawa
sekarang
ini
merupakan
perkembangan lanjut dari kondisinya sebagaimana diuraikan oleh Tillema pada tahun duapuluhan. Dalam menguraikan tata letak dasar kota-kota di Jawa Koentjaraningrat menguraikan sebagai berikut: Kebanyakan kota adminisratif misalnya yang jelas pada ibukota kabupaten di pusatnya ada alun-alun yang luasnya kurang lebih 10 ha. Pohon beringin ditanam di tengah-tengahnya sebagai lambang perlindungan atau pengayoman yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat. Rumah kediaman bupati dibangun disebelah Selatan atau Utaranya, biasanya dibuat berhadapan dengan rumah asisten residen Belanda. Di sebelah Barat alun-alun ada mesjid besar dan perkampungan dibelakangnya dikenal dengan sebutan kauman. Di sekitar alun-alun yang merupakan pusat kota dalam arti kekuasaan pemerintah, ditemukan gedung-gedung: balai kota, kantor kepolisian, gedung pengadilan, penjara bahkan rumah gadai. Jalan-jalan di sekitar alun-alun tergolong yang terbaik, juga yang menyangkut sistem drainase (pembuangan air). Untuk orang-orang Belanda yang taat beribadat didirikan pula gedung gereja di dekat alun-alun. Pada lingkaran yang berikutnya terletak perumahan pegawai sipil orang Indo-Belanda dan sebagain besar pegawai orang Jawa. Bagian ini biasanya ada jalan raya utama yang ada pasarnya dan pertokoan kamu cina, disitulah letak jantung kegiatan perdagangan kota.
Geografi SMA K - 6
83
Para migran yang masuk kota tak mungkin menemukan tempat berteduh di perkampungan, mereka terpaksa mendiami bidang-bidang lahan yang masih terbuka di pinggir sungai, sekitar emplasemen rel kereta api, kalau terpaksa di los-los pasar, tritisan toko-toko, gerbonggerbong kereta api bahkan di bawah jembatan-jembatan. Mereka tergolong kaum miskin di perkotaan yang hidup dari ekonomi lemah. Sebagian dari mereka kemudian mendirikan gubug reyot di sembarang lahan kosong yang kondisinya sangat tidak sehat. Pengertian Desa Desa dalam arti umum adalah permukiman manusia yang telaknya di luar kota dan penduduknya bermata pencaharian agraris. Dalam bahasa Indonesia sehari-hari disebut juga kampong,lalu ada ungkapan pulang kampung atau kampung halaman. Menurut Bintarto (1983:11), menyatakan bahwa: Desa adalah suatu hasil
perpaduan
lingkungannya.
antara
kegiatan
sekelompok
manusia
dengan
Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau
kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan cultural yang saling berinteraksi antar unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain. Adapun
desa
dalam
arti
administratif
oleh
Sutardjo
Kartohadikusumo dijelaskan sebagai suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Sedangkan menurut UU no.5 tahun 1979, pasal 1, desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah
langsung
di
bawah
camat,
dan
berhak
menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Unsur-unsur Desa a. Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografi setempat.
Geografi SMA K - 6
84
b. Penduduk,
adalah
hal
yang
meliputi
jumlah,
pertambahan,
kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat. c. Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa (rural society). Unsur lain yang termasuk unsur desa yaitu, unsur letak. Letak suatu desa pada umumnya selalu jauh dari kota atau dari pusat-pusat keramaian. Peninjauan ke desa-desa atau perjalanan ke desa sama artinya dengan menjauhi kehidupan di kota dan lebih mendekati daerah-daerah yang monoton dan sunyi. Desa-desa yang letaknya pada perbatasan kota mempunyai kemungkinan berkembang yang lebih banyak daripada desadesa pedalaman. Unsur letak menentukan besar kecinya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya. Desa yang terletak jauh dari perbatasan kota mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas. Ini disebabkan karena penggunaan tanahnya lebih banyak dititik beratkan pada tanaman pokok dan beberapa tanaman perdagangan daripada gedung-gedung atau perumahan. Corak kehidupan masyarakat
di desa didasarkan pada ikatan
kekeluargaan yang erat. Masyarakat merupakan suatu “gemeinschaft” yang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti, karena penduduk desa merupakan “face to face group” dimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya sendiri. Jadi persamaan nasib dan pengalaman menimbulkan hubungan sosial yang akrab. Karakteristik Desa a.
Mata pencahariannya agraris
b.
Ruang kerja di lapangan terbuka
c.
Pekerjaan masih banyak bergantung pada alam
d.
Rumah dan tempat kerja berdekatan
e.
Kepadatan penduduknya rendah
f.
Stratifikasi sosial sederhana dan sedikit, dengan kata lain jumlah
kelas-kelas sosialnya sedikit. Geografi SMA K - 6
85
g.
Adat istiadat dan tradisi sebagai control sosial
h.
Sifat gotong royong tinggi
i.
Mobilitasnya rendah
j. Status sosialnya stabil atau relatif lambat k. Masyarakatnya homogen. Klasifikasi Desa Desa dapat diklasifikasikan berdasarkan luas wilayah, kepadatan penduduk, potensi desa yang domininan, potensi fisik dan non fisik, dan tingkat perkembangan. Berdasarkan luas: desa terkecil (kurang dari 2 km2), desa kecil (24 km2), desa sedang (4-6 km2), desa besar (6-8 km2), desa terbesar (810 km2). Berdasarkan kepadatan penduduk: desa terkecil (< 100 jiwa/km2), desa kecil (100-500 jiwa/km2), desa sedang (500-1500 jiwa/km2), desa besar (1500-3000 jiwa/km2), dan desa terbesar (30004500 jiwa/km2). Berdasarkan potensi desa yang dominan: 1) Desa berpotensi rendah,ciri-cirinya: lahan pertanian tidak subur, topografi atau relief berbukit sulit sumber air, kegiatan pertanian tergantung kepada curah hujan dan wilayahnya sulit berkembang. 2) Desa berpotensi sedang,ciri-cirinya: lahan pertanian agak subur topografi tidak rata, fasilitas irigasi sebagian non teknis, kegiatan pertanian didukung curah hujan, wilayah mempunyai kemampuan berkembang terus. 3) Desa berpotensi tinggi,ciri-cirinya: lahan pertanian subur, topografi datar atau landai, adanya fasilitas irigasi teknis, wilayah memiliki kemampuan berkembang lebih lanjut. Berdasarkan perkembangannya: desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. 1) Desa Swadaya (Desa terbelakang), yaitu suatu wilayah desa dimana masyarakat sebagian besar memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan
sendiri.
Desa
ini
umumnya
terpencil
dan
masyarakatnya jarang berhubungan dengan masyarakat luar, sehingga proses kemajuannya sangat lamban karena kurang berinteraksi dengan wilayah lain atau bahkan tidak sama sekali. Geografi SMA K - 6
86
2) Desa Swakarya (Desa sedang berkembang), keadaannya sudah lebih maju dibandingkan desa swadaya, dimana masyarakatnya sudah mampu menjual kelebihan hasil produksi ke daerah lain disamping untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Interaksi sudah mulai nampak, walaupun intensitasnya belum terlalu sering. 3) Desa Swasembada (Desa maju), yaitu desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara optimal. Hal ini ditandai dengan kemampuan masyarakatnya untuk mengadakan interaksi dengan masyarakat luar, melakukan tukar-menukar barang dengan wilayah lain (fungsi perdagangan) dan kemampuan untuk saling mempengaruhi dengan penduduk di wilayah lain. Dari hasil interaksi tersebut, masyarakat dapat menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan sumberdayanya sehingga proses pembangunan berjalan dengan baik. Selama
ini
dilakukanoleh
membangun pemerintah,
desa-desa seperti
di
Indonesia
program
PMD
sudah
banyak
(Pembangunan
Masyarakat Desa) dan Modernisasi Desa. Pembangunan desa berarti membina dan mengembangkan swadaya masyarakat desa melalui pemanfaatan potensi yang dimiliki secara optimal, sehingga tercapai kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat desa. Baik PMD maupun Modernisasi Desa pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu: 1) Memberi gairah dan semangat hidup baru dengan menghilangkan pola kehidupan yang monoton, sehingga warga desa tidak merasa jenuh. 2) Meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga desa. 3) Meningkatkan bidang pendidikan. 1. Pola Keruangan Desa Tata ruang adalah pola pemanfaatan ruang atau lahan baik direncanakan maupun tidak direncanakan. Tata ruang desa adalah suatu daerah tempat tinggal penduduk yang memanfaatkan lingkungan guna kelangsungan hidup penduduk desa. Ciri-ciri pola keruangan desa antara lain sebagai berikut: a. Penggunaan lahan untuk pertanian dan permukiman Geografi SMA K - 6
87
Penduduk desa sebagian besar pekerjaannya pertanian maka lahan desa sebagian digunakan untuk permukiman dan sebagian diolah menjadi pertanian yaitu pertanian bercocok tanam, perikanan, perkebunan, dan peternakan. b.
Lahan dibuat blok-blok secara mendatar Lahan di desa dibuat blok-blok secara mendatar dan diciptakan sebagai daerah pertanian. Hal ini disebabkan karena lahandesa masih luas dan kepadatan penduduknya kecil.
c.
Rumah dan tempat pekerjaan berdekatan Penduduk desa bertempat tinggal disekitar sawah, jarak antara tempat tinggal dengan tempat kerja berdekatan, maka tingkat mobilitasnya rendah.
d.
Sistem pertanian intensifikasi dan ekstensifikasi Penduduk desa dalam mengolah lahan pertanian dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Desa yang berdekatan dengan kota terdapat industri kerajinan terutama industri kecil yang banyak, tetapi tanah pertaniannya semakin sempit, sedangkan desa letaknya jauh dari kota tanah pertaniannya semakin luas.
2.
Sistem Perhubungan dan Transportasi di Desa Jens perhubungan meliputi darat, laut, udara maupun postelekomunikasi. Desa-desa di Jawa berhubungan dengan kota kecamatan, kabupaten, propinsi melalui sarana pengangkutan jalan raya. Desa-desa diluar Jawa disamping melaui jalan raya ada beberapa desa dengan melalui sungai, kapal ferry dan pesawat terbang bagi desa terpencil. Kondisi lalu lintas di desa berbeda-beda, desa yang kondisi lalu lintasnya yang tidak baik dapat menimbulkan:
a. Pengiriman hasil bumi ke kota terhambat, sehingga menimbulkan pembusukan. b. Hubungan produsen dan konsumen terputus. c. Hubungan pemerintahan pusat dengan desa terhambat. d. Komunikasi desa dengan kota terputus. Geografi SMA K - 6
88
Faktor yang mempengaruhi perhubungan dan transportasi adalah: a. Topografi Pedesaan yang topografinya kasar berupa pegunungan, berbukit maka pembuatan sarana perhubungan dan transportasi lebih sulit dibandingkan dengan pedesaan yang topografinya datar atau rata. b. Letak desa Pedesaan yang terletak di pedalaman dan terpencil sulit komunikasi dan pengangkutan barang antar desa atau desa dengan kota. Sedangkan pedesaan yang berdekatan dengan kota sarana perhubungan dan pengangkutan mudah dan lancer. c. Fungsi desa terhadap daerah sekelilingnya Desa sebagai hinterland yang berfungsi pemberi tenaga kerja, bahan makanan, dan material lainnya. Pedesaan yang fungsinya terhadap kota semakin besar sarana perhubungan dan pengangkutan semakin mudah dan lancer demikian juga sebaliknya. 3. Fungsi dan Potensi Desa Dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberi bahan makan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain ang berasal dari hewan. Desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya. Dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan dan lain sebagainya. Menurut Sutopo Yuwono: salah satu peranan pokok desa terletak di bidang ekonomi. Daerah pedesaan merupakan tempat produksi pangan dan produksi komoditi ekspor. Peranan yang vital menyangkut produksi pangan yang akan menentukan tingkat kerawanan dalam rangka pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peranan masyarakat pedesaan dalam mencapai sasaran swasembada pangan adalah penting sekali, bahkan bersifat vital. Masyarakat desa perkebunan adalah produsen komoditi untuk ekspor. Peranan mereka untuk meningkatkan volume dan kualitas komoditi seperti kelapa sawit, lada, kopi, teh, karet tidak kalah pentingnya dilihat dari segi usaha untuk Geografi SMA K - 6
89
meningkatkan ekspor dan meningkatkan ekspor dan memperoleh devisa yang diperlukan sebagai dana guna mempercapat proses pembangunan. Peningkatan hasil dari ekspor komoditi nonminyak berarti mengurangi ketergantungan dari hasil ekspor minyak, yang pada gilirannya akan memperkuat ketahanan ekonomi dalam rangka pembinaan ketahanan nasional. Demikian pula sama pentingnya peranan dari masyarakat desa pantai sebagai produsen bahan pangan protein tinggi. Peranan mereka perlu ditingkatkan dan dibina sedemikian rupa oleh yang berwenang, sehingga hasil usaha mereka berupa ikan dan udang tidak hanya melayani kebutuhan konsumsi dalam negeri, tetapi juga untuk ekspor. Untuk hal tersebut perlu meninjau potensi desa yang ada, agar pengembangan desa dapat serasi dengan kondisi desa. Oleh karena itu juga desa mempunyai potensi fisis dan potensi nonfisis. Potensi Fisis meliputi antara lain: (1) Tanah, dalam arti sumber tambang dan mineral, sumber tanaman yang merupakan sumber mata pencaharian dan penghidupan. (2) Air, dalam arti sumber air, keadaan atau kualitas air dan tata airnya untuk kepentingan irigasi, pertanian dan keperluan sehari-hari. (3) Iklim, yang merupakan peranan penting bagi desa agraris. (4) Ternak, dalam artian fungsi ternak di desa sebagai sumber tenaga, sumber bahan makan dan sumber keuangan. (5) Manusia, dalam arti tenaga kerja sebagai pengolah tanah dan sebagai produsen. Tenaga kerja di desa merupakan suatu unsur penting. Potensi nonfisis meliputi antara lain: (1) Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong dan dapat merupakan suatu kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerjasama dan saling pengertian. (2) Lembaga-lembaga sosial, pendidikan dan organisasi-organisasi sosial desa yang dapat memberikan bantuan sosial serta bimbingan dalam arti positif. (3) Aparatur atau pamong desa yang menjadi sumber kelancaran dan tertibnya pemerintahan desa.
Geografi SMA K - 6
90
A. Bentuk dan Pola Desa Bentuk-bentuk desa secara sederhana dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Bentuk desa menyusur sepanjang pantai
Gambar 1 : Bentuk Desa Pantai Di daerah-daerah pantai yang landai dapat tumbuh suatu permukiman, yang mata pencaharian penduduknya di bidang perikanan, perkebunan kelapa dan perdagangan. Jika desa pantai seperti ini berkembang, maka tempat tinggal meluas dengan cara menyambung yang lama dengan menyusur pantai, sampai bertemu dengan desa pantai lainnya. Adapun pusat-pusat kegiatan industri kecil (perikanan dan pertanian) tetap dipertahankan di dekat tempat tinggal penduduk semula. b. Bentuk desa yang terpusat
Geografi SMA K - 6
91
Gambar 2 : Bentuk Desa Terpusat/Pegunungan
Ini kedapatan di daerah pegunungan. Penduduk umumnya terdiri atas mereka yang
seketurunan,
pemusatan
tempat
tinggal
tersebut
didorong
oleh
kegotongroyongan mereka, jika jumlah penduduk kemudian bertambah lalu pemekaran desa pegunungan itu mengarah ke segala arah, tanpa adanya rencana. Sementara itu pusat-pusat kegiatan pendudukpun dapat bergeser mengikuti pemekaran. c. Bentuk
desa
linier
di
dataran
rendah
Gambar 3 : Bentuk Desa Dataran Rendah
Geografi SMA K - 6
92
Permukiman penduduk di dataran rendah umumnya memanjang sejajar dengan rentangan jalan raya yang menembus desa setempat. Jika kemudian secara wajar artinya tanpa direncanakan desa mekar, tanah pertanian di luar desa sepanjang jalan raya menjadi permukiman baru. Memang adakalanya juga pemekaran kearah pedalaman sebelah menyebelah jalan raya. Maka kemudian harus dibuatkan jalan baru mengelilingi desa, jadi semacam ring road dengan maksud agar kawasan pemukiman baru tidak terpencil. d. Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu Jenis ini juga terdapat di dataran rendah. Yang dimaksud dengan fasilitas misalnya mata air, waduk, lapangan terbang dan lain sebagainya. Arah pemekarannya dapat ke segala jurusan, sedang fasilitas-fasilitas untuk industri kecil dapat disebarkan dimana-mana sesuai dengan keinginan setempat. Disamping adanya berbagai bentuk desa masih ada pula yang disebut pola desa. Tentang hal ini menurut Bintarto (1977:32), mengemukakan adanya enam pola dengan perincian: memanjang jalan, memanjang sungai, radial, tersebar, memanjang pantai, memanjang pantai dan sejajar jalan kereta api.
B. Pengertian Kota Istilah kota dan daerah perkotaan ada dua pengertian yaitu: kota untuk city dan daerah kota disebut Urban (perkotaan) artinya suatu bentuk aglomerasi penduduk yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern. Kota di Indonesia terdiri dari kota Propinsi, kota Kabupaten dan Kecamatan. Besar kecilnya kota banyak dipengaruhi urbanisasi. Kota-kota tersebut ada yang pertumbuhannya cepat sehingga menjadi kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Makasar, Medan sedangkan proses urbanisasinya lebih kecil menjadi kota kecil seperti Kabupaten. Menurut Bintarto (1983:36), mengatakan bahwa “dari segi geografi, kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial-ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat homogeny dan materialistis dibandingan dengan daerah belakangnya” Geografi SMA K - 6
93
Dari fakta, kota merupakan tempat bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat hidup dan tempat rekreasi. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota di dukung oleh prasarana dan sarana yang memadai untuk waktu yang selama mungkin. 1. Kota-kota di Indonesia berdasarkan sejarah pertumbuhannya Menurut sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia tidak sama, ada yang berasal dari pusat perdagangan, pusat perkebunan, pusat pertambangan, dan pusat administrasi pemerintahan. a) Perkembangan kota dari pusat perdagangan Hampir seluruh kota yang didirikan sebelum zaman industri dan mesin, terletak dipinggir
sungai
atau
pinggir
pantai.
Tujuan
utamanya
adalah
untuk
mempermudah pemasaran dan tukar-menukar barang dagangan. Kota-kota tersebut antara lain Jakarta, Palembang, Jambi, Bagansiapiapi, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, dan sebagainya. Semakin maju dan terbukanya perdagangan dengan daerah-daerah lain, kota-kota di tepi pantai dan di pinggir sungai tersebut semakin berkembang pesat.
b) Perkembangan kota dari pusat perkebunan Usaha perkebunan sering disebut pertanian besar, sebab tanamannya diselenggarakan secara besar-besaran. Jenis tanaman yang ditanam adalah jenis tanaman musiman, seperti tembakau, tebu, dan tanaman tahunan seperti karet, kopi, teh, kina, dan kelapa sawit. Perkebunan bertujuan menghasilkan barang, baik untuk dikonsumsi oleh rakyat maupun untuk diekspor. Usaha perkebunan memerlukan tanah yang luas dan cukup subur dengan curah hujan dan iklim yang sesuai dengan tanamannya. Di samping itu usaha perkebunan banyak memerlukan tenaga kerja, oleh sebab itu daerah perkebunan selalu didatangi tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya bertempat tinggal di daerah sekitar perkebunan. Banyaknya penduduk di sekitar perkebunan akhirnya berkembang menjadi desa dan bila perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota. Kota-kota di Indonesia .yang berkembang dari per-luasan perkebunan, antara lain Pematangsiantar, Bengkulu, Lampung, Bogor, Sabang, dan sebagainya. c) Perkembangan kota dari pusat pertambangan
Geografi SMA K - 6
94
Usaha pertambangan juga banyak memerlukan tenaga kerja, oleh sebab itu daerah pertambangan juga banyak didatangi tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya juga bertempat tinggal di daerah sekitar pertambangan. Banyaknya penduduk di sekitar pertambangan berkembang menjadi desa dan akhirnya bila perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota. Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari perluasan pertambangan antara lain Plaju, Dumai, Langkat, Tarakan, Kutai, Bontang, Umbilin, Sawahlunto, Tanjung Enim, Bukit Asam, Wonokromo, Cepu, dan sebagainya, d) Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan, kemajuannya banyak tergantung pada campur tangan para penguasa atau pemerin-tah, misalnya kota Jakarta
dan
Yogyakarta.
Perkembangan
kota
dari
unsur
campuran
Perkembangan kota dari unsur campuran, mak-sudnya perkembangan kota tersebut bukan hanya satu aspek tetapi beberapa aspek yang sama-sama mempengaruhi baik dari pemerintahan, perekono-mian, perdagangan, lokasi, dan sebagainya. Di Indonesia perkembangan kota dari unsur campuran misalnya Jakarta, Surabaya, Ujungpandang, Semarang, Medan, dan sebagainya. Berdasarkan jumlah penduduknya, kota dapat dibedakan dalam tiga golongan sebagai berikut: (1) Kota kecil yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000-100.000 jiwa. (2) Kota besar atau kota madya yaitu kota yang berpenduduk di antara 100.000 1.000.000 jiwa. (3) Kota metropolitan yaitu kota yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 jiwa. (4) Wilayah kota megalopolis dan ekumenopolis Istilah megalopolis berasal dari seorang geograf bernama Gottmann untuk menyebutkan gabungan raksasa metropolis-metropolis seperti yang terdapat di Amerika Serikat, Eropa Barat Laut, dan Jepang. Penggabungan itu didefinisikan sebagai situasi konsentrasi penduduk yang berjumlah lebih dari 25 juta jiwa yang erat jalinannya, berdesak-desakan di kota untuk mencari nikmat hidup perkotaan. Megalopolis di Amerika Serikat panjangnya mencapai 650 km (dari Washington ke Boston), di Eropa Barat Laut mencapai 825 km (dari London ke Hamburg), dan di Jepang mencapai 480 km (dari Tokyo ke Osaka). Di negara-negara sedang berkembang karena lokasi metropolisnya tersebar berjauhan, kemungkinan yang terjadi adalah ekumenopolis. Polanya, satu Geografi SMA K - 6
95
metropolis dikerumuni kota-kota besar-kecil yang tersebar di daerah agraris. Di Jawa, kota Jakarta merupakan satu-satunya kota metropolis. Indonesia sebagai negara berkembang mulai memberangkatkan dirinya ke era industrialisasi dengan mendasarkan diri pada kekuatan yang berimbang antara sector industri dan pertanian. Cepatnya pertumbuhan industri di daerah perkotaan ternyata menimbulkan ketimpangan dalam distribusi pertambahan penduduk antara kota dan desa. Jika dilihat dari kondisi pertumbuhan penduduk di Indonesia, pertambahan penduduk di daerah perkotaan sangat mencolok bila dibandingkan dengan tingkat pertambahan penduduk di daerah pedesaan. C. Struktur Ruang Kota Dilihat dari sejarah, maka kota pada hakekatnya lahir dan berkembang dari suatu wilayah pedesaan. Akibat tingginya pertumbuhan penduduk yang diikuti oleh meningkatnya kebutuhan (pangan, sandang dan perumahan) dan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) ciptaan manusia, maka bermunculan pemukiman-pemukiman baru. Selanjutnya, akan diikuti oleh fasilitas-fasilitas sosial seperti pasar, pertokoan, rumah sakit, perkantoran, sekolah, tempat hiburan, jalan-jalan raya, terminal, industri dan lain sebagainya, hingga terbentuklah suatu wilayah kota. Mengingat lengkapnya fasilitas-fasilitas sosial yang dimiliki, maka kota merupakan daya tarik bagi penduduk yang tinggal di desa untuk berdatangan, bahkan sebagian diantaranya tinggal di wilayah kota. Kota dapat dipandang sebagai suatu wilayah di permukaan bumi yang sebagian besar arealnya terdiri atas benda-benda hasil rekayasa dan budaya manusia, serta tempat pemusatan penduduk yang tinggi dengan sumber mata pencaharian di luar sector pertanian. Pengertian tersebut juga berarti suatu kota dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan yang besar-besar bagi pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, taman dan alun-alun yang luas serta jalan aspal yang lebar-lebar. Untuk lebih memahami pengertian kota, perhatikan beberapa definisi kota menurut pandangan para ahli. Menurut Bintarto, kota adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah dan non alami dengan gejalagejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya. Pendapat ahli lainnya seperti yang dikemukakan Dickinson, kota adalah suatu pemukiman yang bangunan rumahnya rapat dan penduduknya bernafkah bukan Geografi SMA K - 6
96
pertanian. Sedangkan Ray Northam, menyebutkan bahwa kota adalah suatu lokasi dimana kepadatan penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan populasi, sebagian besar penduduk tidak bergantung pada sektor pertanian atau aktivitas ekonomi primer lainnya, dan pusat kebudayaan administratif dan ekonomi bagi wilayah di sekitarnya. Selanjutnya, Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 tahun 1980 menyebutkan bahwa kota dapat dibagi ke dalam dua pengertian, yaitu pertama, kota sebagai suatu wadah yang memiliki batasan administratif sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Kedua, kota sebagai suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan, dan berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan pemukiman. Berdasarkan beberapa pengertian di atas kaitannya dengan pusat kegiatan, maka kota merupakan daerah pusat keramaian karena di dalamnya berbagai pusat kegiatan manusia (di luar pertanian) terdapat di sini, seperti pusat industri baik industri besar sampai industri kecil, pusat perdagangan mulai dari pasar tradisional sampai regional dan pusat pertokoan, pusat sektor jasa dan pelayanan
masyarakat
seperti
rumah
sakit,
pusat
pendidikan,
pusat
pemerintahan, pusat hiburan dan rekreasi, dan lain sebagainya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota itu sendiri dan daerah-daerah di sekitarnya.
Karena
menjadikannya
lengkapnya
sebagai
tempat
fasilitas pemusatan
yang
disediakan
penduduk.
oleh
Sehingga
kota dalam
kehidupan sehari-harinya kota sangat sibuk dan merupakan suatu kekomplekan yang khusus. Berbicara tentang kota sebagai pusat kegiatan, ada yang dinamakan inti kota atau pusat kota (core of city) merupakan pusat dari kegiatan ekonomi, kegiatan politik, kegiatan pendidikan, kegiatan pemerintahan, kegiatan kebudayaan dan kegiatankegiatan lainnya. Karena itu, daerah seperti ini dinamakan Pusat Daerah Kegiatan (PDK) atau Central Business Districts (CBD). PDK berkembang dari waktu ke waktu sehingga meluas ke arah daerah di luarnya, daerah ini disebut Selaput Inti Kota (SIK). Adapun jenis kegiatan ekonomi di kota pada dasarnya terdiri dari:
Geografi SMA K - 6
97
1) kegiatan ekonomi dasar (basic activities) yang membuat dan menyalurkan barang dan jasa untuk keperluan luar kota atau ekspor. Barang dan jasa tersebut berasal dariindustri, perdagangan, rekreasi dan sebagainya. 2) kegiatan ekonomi bukan dasar (non basic activities) yang memproduksi dan mendistribusi barang dan jasa untuk keperluan penduduk kota sendiri. Kegaitan ekonomi dasar merupakan hal penting bagi suatu kota, yaitu merupakan dasar agar kota dapat bertahan dan berkembang. Adanya pengelompokan dan penyebaran jenis-jenis kegiatan di kota sangat bergantung pada beberapa faktor yang meliputi: a. ketersediaan ruang di dalam kota b. jenis-jenis kebutuhan dari warga kota c. tingkat teknologi yang diserap d. perencanaan kota dan e. faktor-faktor geografi setempat Pusat-pusat kegiatan di kota sering mengalami perubahan daya tarik. Keadaan ini sebagai akibat dari pasang surutnya penduduk serta perkembangan kotanya sendiri. Keramaian yang ada di kota tergantung pada beberapa faktor, antara lain: a. kemampuan daya tarik dari bangunan dan gedung-gedung tempat menyalurkan kebutuhan sehari-hari b. tingkat kemakmuran warga kota dilihat dari daya belinya c. tingkat pendidikan dan kebudayaan yang cukup baik d. sarana dan prasarana dalam kota yang memadai e. pemerintahan dan warga kota yang dinamis. Mengingat fungsi kota sebagai pusat dari segala kegiatan manusia dan suatu kekomplekan khusus, maka penataan ruangnya selain harus tersedia juga harus melalui
suatu
perkembangannya
perencanaan teratur,
yang
tidak
matang
semrawut,
agar dan
pertumbuhan tidak
dan
menimbulkan
permasalahan di kemudian hari. Penataan ruang kota yang baik, harus didasarkan pada kondisi fisik setempat, pemerintah kota sebagai pengatur kebijakan, dan tingkat perekonomian serta kebutuhan penduduk terhadap fasilitas kota. Fasilitas-fasiltas yang harus ada dalam tata ruang kota diantaranya sebagai berikut.
Geografi SMA K - 6
98
a. untuk perkantoran, pemukiman, pendidikan, pasar, pertokoan, bioskop, rumah sakit, dan sebagainya; b. untuk jalur-jalur jalan yang menghubungkan kota dengan tempat-tempat lain diluarnya berupa jalan kabupaten, jalan propinsi dan jalur-jalur jalan dalam kota yang berfungsi seperti urat nadi dalam tubuh manusia yaitu mensuplai segala kebutuhan ke setiap sudut kota; c. taman-taman kota, alun-alun, taman olahraga, taman bermain dan rekreasi keluarga; d. areal parkir yang luas dan memadai. Tempat-tempat tersebut selain harus layak, mudah dijangkau, juga harus memikirkan kemungkinan pengembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan kota sangat dipengaruhi oleh berbagai factor alamiah dan faktor sosial wilayah, serta kebijakan pemerintah. Faktor alamiah yang mempengaruhi perkembangan kota antara lain lokasi, fisiografi, iklim dan kekayaan alam yang terkandung di daerah tersebut. Termasuk dalam faktor sosial diantaranya kondisi penduduk dan fasilitas sosial yang ada. Adapun kebijakan pemerintah adalah menyangkut penentuan lokasi kota dan pola tata guna lahan di wilayah perkotaan tersebut. Lokasi kota yang strategis cenderung mengalami perkembangan yang lebih cepat, apalagi didukung oleh kekayaan alam yang memadai, berada di pusat kawasan hinterland yang potensial, sehingga penggunaan lahannya akan lebih bervariasi. Kota yang memiliki bentuk morfologi pedataran memungkinkan perkembangan yang lebih cepat dibandingkan kota yang berada di daerah perbukitan. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam membuat aturan penggunaan lahan, mana kawasan yang boleh dan tidak boleh dikembangkan. Semakin tinggi tingkat ekonomi dan kebutuhan warga kota akan fasilitas kota maka semakin beragam penggunaan tanah di kota. Kenampakan penggunaan ruang perkotaan adalah keanekaragaman fungsi tanah sebagai cerminan dari keanekaragaman kebutuhan warga kota terhadap berbagai jenis fasilitas kehidupan. Penggunaan tanah akan menjadi salah satu karakter kota, sebagai hasil perpaduan antara kondisi fisik seperti topografi, morfologi, hidrografi, dan kondisi sosial seperti sejarah, ekonomi warga kota, budaya, pemerintah dan keterbukaan kota terhadap daerah lainnya. Segmentasi ruang dalam kota sangat tergantung kepada: lokasi kota, karakteristik fisik, kebijakan penggunaan lahan, dan kondisi sosial ekonomi penduduk. Pengunaan tanah di kota, umumnya dapat Geografi SMA K - 6
99
dilihat dari kenampakan-kenampakan yang ada. Karena kota merupakan pusat dari segala kegiatan manusia, sehingga penggunaan tanahnya jauh lebih beragam dibandingkan dengan di desa. Semua kegiatan ekonomi kota memerlukan tanah. Dengan demikian, sebagian besar dari tanah di kota digunakan untuk kegiatan industri dan jasa, disamping untuk tempat tinggal. Berhubungan dengan hal tersebut, fungsi kota adalah sebagai pusat pelayanan (misalnya perdagangan) dan industri. Kegiatan industri yang ada di perkotaan meliputi industri besar, industri menengah dan industri kecil (home industries). Tanah yang digunakan untuk industri adalah sebagai tempat bekerja (pabrik), gudang, rumah karyawan, dan lain-lain. Struktur ruang kota dapat diukur berdasarkan kerapatan bruto dan kerapatan netto. Kerapatan bruto bagi industri adalah ukuran yang meliputi bangunan gudang, tempat parkir, tempat bongkar muat, rel kereta api dan jalan di dalam kawasan pabrik, ruang terbuka (taman), ruang yang belum terpakai, dan sebagainya. Sedangkan kerapatan netto bagi industri adalah ukuran yang hanya meliputi bangunan pabrik, gudang, tempat parkir dan tempat bongkar muat saja. Kedua ukuran ini digunakan untuk menganalisis penggunaan tanah yang sedang berlaku; untuk perencanaan, akan lebih mudah jika hanya digunakan kerapatan bruto yaitu untuk tanah yang kosong. Sebagai contoh adalah standar luas (netto) untuk kegiatan industri umumnya di Amerika Serikat sekitar 47-75 orang per hektar, dan di Inggris 75 orang per hektar (Chapin, 1972). Selain industri, penggunaan tanah di kota adalah jasa. Perusahaan jasa maupun instansi yang menggunakan tanah terdiri dari lalu lintas (jalan, rel kereta api, stasion, terminal, dan sebagainya), perdagangan (toko, warung, pasar, gudang, dan sebagainya), pendidikan dan agama
(sekolah,
museum,
universitas,
kebun
binatang,
perpustakaan,
madrasah, mesjid dan tempat peribadatan lain, kuburan, dan sebagainya) kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik, balai kesehatan, dan sebagainya) rekreasi
(lapangan
olahraga,
taman,
gedung
kesenian,
bioskop,
dan
sebagainya), pemerintahan dan pertahanan (asrama, tempat latihan, dan sebagainya). Penggunaan tanah di kota untuk jasa juga diperlukan standar luas seperti halnya dalam industri. Adanya berbagai fasilitas dan beragamnya aktivitas masyarakat kota, telah membentuk struktur kota yang berbeda dengan struktur di desa. Menurut Johara (1986), segala yang dibangun di daerah kota, baik oleh alam seperti bukit, gunung dan sebagainya, maupun oleh manusia Geografi SMA K - 6
100
seperti gedung-gedung, rumah, pabrik dan sebagainya, biasanya yang tersembul dari permukaan bumi dianggap sebagai suatu struktur ruang kota. Struktur ruang wilayah perkotaan, baik di negara kita maupun di negara-negara lain ternyata memperlihatkan bentuk-bentuk tertentu. Contohnya di Indonesia khususnya di Pulau Jawa, hampir semua kota di pusatnya selalu ada Alun-alun, mesjid agung, penjara,
pamong
praja
atau
kantor
pemerintahan,
dan
pertokoaan.
Perkembangan kota dapat dipengaruhi oleh berbagai rintangan alam seperti pegunungan, perbukitan, lembah sungai dan lain-lain, dalam perkembangannya akan selalu menyesuaikan diri dengan keberadaan fisik wilayahnya sehingga kota berbentuk tidak teratur dan menimbulkan kesan sebagai kota yang tidak terencana. Banyak para ahli telah berusaha mengadakan penelitian mengenai struktur ruang kota yang ideal. Diantaranya adalah teori memusat (konsentris) menurut Ernest W. Burgess (1929) yang meneliti struktur kota Chicago. Teori konsentris menyatakan daerah kekotaan dapat dibagi dalam enam zone, yaitu: 1. Zone pusat daerah kegiatan (PDK/CBD), terdapat pusat pertokoan besar (Dept. Store), gedung perkantoran yang bertingkat, bank, museum, hotel, restoran dan sebagainya. 2. Zone peralihan atau zone transisi, merupakan daerah yang terikat dengan pusat daerah kegiatan. Penduduk zone ini tidak stabil, baik dilihat dari tempat tinggal maupun sosial ekonominya. Dikategorikan sebagai daerah berpenduduk miskin. Dalam rencana pengembangan kota daerah ini diubah menjadi lebih baik untuk komplek industri manufaktur, perhotelan, tempat parkir, gudang, apartemen, dan jalan-jalan utama yang menghubungkan inti kota dengan daerah luarnya. Pada daerah ini juga sering ditemui daerah slum atau daerah pemukiman penduduk yang kumuh. 3. Zone permukiman klas proletar, perumahannya sedikit lebih baik. Didiami oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang kurang menarik dan rumah-rumah susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini sebagai workingmen’s homes. 4. Zone pemukiman kelas menengah (residential zone), merupakan komplek perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu. Rumah rumahnya lebih baik dibandingkan daerah klas ploretar.
Geografi SMA K - 6
101
5. Zone penglaju (commuters), merupakan daerah yang memasuki daerah belakang (hinterland) atau merupakan daerah batas desa-kota. Penduduknya bekerja di kota dan tinggal di pinggiran kota. Model konsentrik jarang terjadi secara ideal. Adapun model yang paling mendekati terhadap struktur ini adalah kota-kota pelabuhan di negara barat seperti kota Chicago, Calcuta, Adelaide dan Amsterdam.
Gambar Pola keruangan kota menurut Burgess Selain teori konsentris, juga terdapat teori sektoral (sector theory) menurut Homer Hoyt (1930). Menurut teori ini struktur ruang kota cenderung berkembang berdasarkan sektor-sektor daripada berdasarkan lingkaran-lingkaran konsentrik. PDK atau CBD terletak di pusat kota, namun pada bagian lainnya berkembang menurut sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue bolu. Hal ini dapat terjadi akibat dari faktor geografi seperti bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan transportasi. Menurut Homer Hoyt, kota tersusun sebagai berikut: 1. pada lingkaran dalam terletak pusat kota (CBD) yang terdiri atas: bangunanbangunan kantor, hotel, bank, bioskop, pasar dan pusat perbelanjaan. 2. pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan perdagangan. 3. dekat pusat kota dan dekat sektor di atas, yaitu bagian sebelah menyebelahnya terdapat sektor murbawisma, yaitu tempat tinggal kaum murba atau kaum buruh. 4. agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan, terletak sector madyawisma. 1. lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atas.
Geografi SMA K - 6
102
Gambar Pola keruangan kota menurut Homer Hoyt
Teori lainnya mengenai struktur ruang kota adalah Teori Inti Berganda (multiple nuclei)dari C.D Harris dan E.L. Ullman (1945). Teori ini merupakan bentuk kritikan terhadap teori konsentrik-nya Burgess, dimana pola keruangannya tidak konsentris dan seolah-olah merupakan inti yang berdiri sendiri. Struktur ruang kota tidaklah sesederhana dalam teori konsentris karena sebenarnya tidak ada urutan-urutan yang teratur, sebab dapat terjadi dalam suatu kota dimana terdapat tempat-tempat tertentu yang berfungsi sebagai inti kota dan pusat pertumbuhan baru. Keadaan tersebut telah menyebabkan adanya beberapa inti dalam suatu wilayah perkotaan, misalnya: komplek atau wilayah perindustrian, pelabuhan, komplek perguruan tinggi, dan kota-kota kecil di sekitar kota besar. Gambar Pola keruangan kota menurut Teori Inti Ganda Struktur ruang kota menurut teori inti berganda, adalah sebagai berikut: 1. pusat kota atau CBD. 2. kawasan niaga dan industri ringan. 3. kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah. 4. kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah. 5. kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi. 6. pusat industri berat. 7. pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran. 8. upakota, untuk kawasan madyawisma dan adiwisma. 9. upakota (suburb) kawasan industri. Selain teori-teori di atas masih banyak teori lainnya yang mengatur tentang struktur ruang kota. Pada intinya teori-teori ini hanya merupakan usaha
Geografi SMA K - 6
103
pendekatan akademis terhadap proses dan pola perkembangan daerah kekotaan. 2. Pemekaran Fisik Kota Di kota-kota yang sudah maju, kota tidak hanya meluas secara mandatar tetapi juga menegak. Gedung-gedung bertingkat merupakan ciri-ciri khas untuk kota yang modern. Masalah-masalah yang ditimbulkan sebagai akibat pemekaran kota adalah masalah perumahan, masalah sampah, masalah dibidang kelalulintasan, masalah kekurangan gedung sekolah, masalah terdesaknya daerah persawahan di perbatasan luar kota dan masalah administrative pemerintahan. Masalahmasalah yang banyak ini kemudian mendesak para perencana dan pengatur kota untuk segera dapat mengatasi masalah-masalah tersebut.Masalah yang bersifat fisis ini ternyata juga bersangkut paut dengan masalah sosial ekonomi. Kurangnya daya tampung perumahan bagi penduduk berpenghasilan kecil atau minim dan bagi para penganggur dari luar kota dapat memperluas
daerah-
daerah alam dan menambah jumlah orang-orang yang disebut gelandangan. Kemudian timbul dari keadaan tersebut di atas pelbagai bentuk kriminalitas dan polusi yang sangat mengganggu ketenangan kota. Dengan demikian nampak bahwa gejala-gejala fisik, sosial, ekonomi yang negatif ini ditimbulkan karena makin kurangnya daya tampung kota. Untuk mengatasi pelbagai masalah yang diakibatkan pemekaran kota peranan aparatur
kota
sangat
menentukan
keberhasilan
program-program
pembangunannya. Tentu saja segi-segi positif dari adanya perkembangan kota ada, misalnya saja mudahnya bepergian dengan kendaraan bermotor, mudahnya berhubungan melalui telepon, mudahnya mendapat hiburan di gedung-gedung bioskop, dan masih banyak lagi. Pemekaran kota mempunyai arah yang berbeda-beda tergantung pada kondisi kota dan kondisi sekitarnya. Daerah perbukitan, lautan dan rintangan-rintangan alam lainnya dapat menghentikan laju pemekaran kota. Daerah-daerah ini dianggap sebagai ”daerah lemah” Daerah lemah pemekaran ini merupakan tempat-tempat yang dimana proses pemekaran kota tidak dapat berkembang atau boleh dikatakan berhenti. Daerahdaerah yang memiliki potensi ekonomi yang baik akan merupakan daerah yang mempunyai daya tarik yang kuat untuk pemekaran kota. Geografi SMA K - 6
104
Dari gambar di bawah ini Nampak daya tarik dari luar kota adalah pada daerahdaerah dimana kegiatan ekonomi banyak yang menonjol, yaitu disekitar pelabuhan impor-ekspor dan disekitar hinterland yang subur.
Geografi SMA K - 6
105
Geografi SMA K - 6
106
Pada gambar (2) nampak bahwa, pusat-pusat kota lain yang mempunyai fungsi sebagai kota industri dan kota dagang mempunyai daya tarik di bidan usaha. Disamping itu juga daerah-daerah sekitar atau pusat-pusat rekreasi tidak kalah pula dalam hal menarik penduduk kota keluar.
Pada gambar (3) menunjukkan bahwa pemekaran kota besar atau kota metropolitan. Disana-sini juga dapat timbul kota-kota satelit. Tentu saja tidak hanya kondisi fisis yang berpengaruh dalam hal ini, tetapi juga keuangan negara dan modal penduduk sangat menentukan cepat lambatnya proses pemekaran. D. Interaksi Desa-Kota Pergerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosialnya, dapat dievaluasi secara geografi, karena tingkah laku manusia seperti ini erat hubungannya dengan faktor-faktor geografi pada ruang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor fisik seperti bentuk permukaan bumi, elevasi, vegetasi, iklim, dan faktor non fisik, seperti alat
Geografi SMA K - 6
107
transportasi, kegiatan ekonomi, biaya, kondisi jalan dan kondisi sosial masyarakat setempat. Proses ini mengungkapkan adanya interaksi. Interaksi antara desa dan kota dapat terjadi karena pelbagai factor atau unsure yang ada dalam desa, dalam kota dan diantara desan dan kota. Kemajuan masyarakat desa, perluasan jaringan desa-kota, integrasi atau pengaruh kota terhadap desa, kebutuhan timbale-balik des-kota telah memacu interaksi desakota secara bertahap dan efektif. Interaksi desa-kota dapat diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih, yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan atau permasalahan baru. Interaksi tidak hanya terbatas kepada gerak pindah manusianya, melainkan juga menyangkut barang dan informasi yang menyertai tingkah laku manusia. 1. Mengenai zone-zone kota-desa yang dapat menimbulkan pelbagai ujud interaksi desa-kota (1)
City diidentikkan dengan kota
(2)
Suburban atau faubourgh adalah area yang lokasinya dekat pada pusat kota atau inti kota dengan luas yang mencakup daerah penglaju atau commuters (sub daerah perkotaan).
(3)
Suburban fringe adalah suatu area yang melingkari suburban dan merupakan daerah peralihan antara kota dan desa.
(4)
Urban fringe adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota, kecuali inti kota.
(5)
Rural-urban fringe adalah suatu jalur daerah yang terletak antara daerah kota dan daerah desa yang ditandai dengan penggunaan anah campuran.
Geografi SMA K - 6
108
City Sub Urban Suburban-fringe
Rural-Urban fringe Rural
Sebagaimana disebutkan di atas, selain pola dan kekuatan interaksi desa-kota atau antar wilayah sangat dipengaruhi oleh keadaan alam dan sosial daerah bersangkutan, serta juga kemudahan-kemudahan yang dapat mempercepat proses hubungan antar wilayah tersebut. Edward Ullman mengemukakan ada tiga atau antar wilayah 109actor utama yang mendasari atau mempengaruhi timbulnya interaksi antar wilayah, yaitu sebagai berikut. 2. Wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity) Adanya hubungan wilayah yang saling melengkapi dimungkinkan karena adanya perbedaan wilayah dalam ketersediaan dan kemampuan sumberdaya. Di satu pihak ada wilayah yang surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan akan sumberdaya seperti hasil tambang, hutan, pertanian, barang 109actor109y, dan sebagainya. Keadaan ini mendorong terjadinya interaksi yang didasarkan saling membutuhkan. d. Adanya kesempatan untuk saling berintervensi (interventing opportunity) Kesempatan berintervensi dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi antar wilayah atau dapat menimbulkan suatu persaingan antar wilayah. Pada contoh gambar di bawah ini dijelaskan, bahwa secara potensial antara wilayah A dan B sangat mungkin terjali hubungan 109actor109 balik, sebab A kelebihan sumberdaya X dan kekurangan sumberdaya Y, sedangkan keadaan di B adalah sebaliknya. Namun karena Geografi SMA K - 6
109
kebutuhan masing-masing wilayah itu secara langsung telah dipenuhi oleh wilayah C, maka interaksi antara wilayah A dan B menjadi lemah. Dalam hal ini wilayah C berperan sebagai 110actor110y110ve pengganti suatu sumberdaya bagi wilayah A atau wilayah B. e. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability) Faktor lainnya yang mempengaruhi pola interaksi antar wilayah adalah adanya kemudahan pemindahan dalam ruang, baik proses pemindahan manusia, barang, maupun informasi. Adanya kemudahan pemindahan dalam ruang sangat bergantung pada hal-hal berikut: a. jarak mutlak dan 110actor110y antara tiap-tiap wilayah b. biaya angkut atau transport untuk memindahkan manusia, barang dan informasi dari satu tempat ke tempat lain. f.
kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah, seperti kondisi jalan, relief wilayah, jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi dan sebagainya.
Terdapat
berbagai
konsep
dalam
rangka
analisa
keruangan
untuk
mengungkapkan aspek interaksi antara dua wilayah atau lebih, diantaranya adalah dengan menggunakan model Gravitasi. Sir Issac Newton telah menyumbangkan 110acto fisika yang berharga berupa Hukum Gaya Tarik (Hukum Gravitasi) pada tahun 1687. Dia mengemukakan bahwa tiap massa akan memiliki gaya tarik terhadap tiap titik di sekitarnya. Karena itu, bila ada dua massa yang berhadapan satu sama lain, maka kedua massa itu akan saling menarik. Gaya tarik menarik itu berbanding lurus dengan massa-massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Model tersebut kemudian diterapkan dalam bidang geografi untuk mengukur kekuatan interaksi keruangan antara dua wilayah atau lebih oleh W.J. Reilly (1929). Berdasarkan teorinya dikemukakan bahwa kekuatan interaksi antara dua wilayah atau lebih dapat diukur dengan memperhatikan jumlah penduduk masing-masing wilayah dan jarak mutlak antara wilayah-wilayah tersebut.
Geografi SMA K - 6
110
d. Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu interaksi spasial desa kota Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas. e. Latihan/ Kasus /Tugas Cermati materi interaksi spasial desa kota serta upayakan mendesain interaksi spasial desa kota yang ada di materi ini. f. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan ini dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan di bawah ini Apa yang saudara pahami dengan materi interaksi spasial desa kota dalam pelajaran geografi, serta apa rencana tindak lanjut setelah kegiatan pelatihan ini.
Geografi SMA K - 6
111
F. BAB VI: KERJA SAMA NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG 3. Kegiatan Belajar 1: Konsepsi Kerja Sama Antar negara a. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:
Menguraikan pengertian kerja sama antar negara
Membedakan antara negara maju dan negara berkembang
Mengidentifikasi faktor yang mendorong terjadinya kerja sama antar negara
Menganalisis faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan
b. Uraian Materi A. Pengertian Kerja Sama Antar negara Kerja sama antar negara adalah terjalinnya hubungan antara satu negara dengan negara lainnya melalui kesepakatan untuk mencapai suatu tujuan. Kerja sama antar negara bentuknya bermacam-macam, mulai kerja sama ekonomi, perdagangan, politik, hukum, sosial budaya, dan lain-lain. Dari beberapa macam bentuk tersebut kerja sama bidang ekonomi dan perdagangan sangat menonjol dilakukan oleh banyak negara. Kerja sama ekonomi internasional tidak sama dengan perdagangan internasional. Kerja sama ekonomi internasional mempunyai cakupan yang lebih luas daripada perdagangan internasional. Dengan demikian kerja sama ekonomi internasional adalah hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Berdasarkan pengertian kerja sama, maka setiap negara yang mengadakan kerja sama dengan negara lain pasti mempunyai tujuan. Tujuan kerja sama antar negara
meliputi untuk menutupi kekurangan di bidang
ekonomi masing-masing negara, meningkatkan taraf hidup manusia, kesejahteraan,
dan kemakmuran
dunia,
memperluas
hubungan dan
mempererat persahabatan, dan untuk meningkatkan devisa negara.
Geografi SMA K - 6
112
B. Faktor Penyebab Terjadinya Kerja Sama Antar negara Setiap kerja sama yang dilakukan oleh suatu negara dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi dapat didasarkan pada perbedaan dan persamaan yang dimiliki antar negara. 1. Adanya Perbedaan Antar negara Kondisi suatu negara tidak akan sama dengan negara lain. Perbedaan yang mendasar terletak pada kondisi geografis dan potensi masing-masing negara. Perbedaan inilah yang menjadi faktor penyebab terjadinya kerja sama antar negara. Berikut adalah perbedaan-perbedaan yang mendorong kerja sama antar negara. a. Perbedaan sumber daya alam. Sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara berbedabeda baik dari segi jenis dan jumlahnya. Ada negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun ada juga negara yang memiliki sedikit sumber daya alam. Contohnya Indonesia yang kaya akan sumber daya alam berupa bahan baku industri, namun sebaliknya negara Arab Saudi sedikit menghasilkan bahan baku untuk industri, padahal kebutuhan mereka akan bahan baku sangat besar. Dengan demikian negara-negara yang sedikit menghasilkan bahan baku akan melakukan kerja sama dengan negara yang kaya akan bahan baku industri, dengan tujuan agar kebutuhan bahan baku dapat terpenuhi. b. Perbedaan iklim dan kesuburan tanah. Perbedaan iklim dan kesuburan tanah antara satu negara dengan negara lain akan menyebabkan perbedaan jenis tanaman yang bisa tumbuh. Seperti halnya Indonesia dan beberapa negara lain yang beriklim tropis, curah hujan yang tinggi, dan lahan yang subur dapat menanam padi, kopi, teh, karet, dan sebagainya. Sedangkan negaranegara di Eropa yang beriklim sedang tidak cocok untuk jenis tanaman tersebut, sehingga mereka harus memperolehnya dari negara-negara yang mempunyai iklim tropis. c. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan antara satu negara dengan negara lain tidak sama. Geografi SMA K - 6
113
Negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Eropa Barat, dan Jerman memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan negara-negara berkembang seperti di Afrika dan sebagian Asia. Adanya perbedaan tersebut, negara-negara berkembang dapat melakukan kerja sama dengan negara-negara maju. Dengan demikian melalui kerja sama ini negara-negara berkembang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologinya. d. Perbedaan ideologi Perbedaan ideologi antarsuatu wilayah negara dengan negara lain dapat memicu konflik antar negara
bahkan menjadi konflik
internasional. Untuk meredakan konflik atau ketegangan perlu adanya kerja sama, sehingga tidak memperbesar konflik yang telah ada. Misalnya negara seperti Hongkong yang memisahkan diri dengan RRC yang berideologi komunis, memerlukan kerja sama dalam bidang politik dengan negara yang berideologi liberal seperti Amerika Serikat. Hal ini perlu dilakukan agar masalah-masalah yang timbul dapat diselesaikan di meja perundingan. 2. Adanya Kesamaan Antar negara Kondisi dan potensi yang dimiliki suatu negara disamping memiliki perbedaan
dengan negara-negara lain, namun juga memiliki kesamaan-
kesamaan dalam aspek tertentu. Adanya kesamaan kondisi yang dimiliki oleh dua negara atau lebih, dapat mendorong terjalin kerja sama antar kedua belah pihak. Berikut ini beberapa kesamaan yang mendorong kerja sama antar negara. a. Kesamaan sumber daya alam Adanya kesamaan sumber daya alam antara beberapa negara dapat mendorong terbentuknya kerja sama antar negara. Misalnya beberapa negara penghasil minyak bumi membentuk suatu kerja sama yang diberi nama OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries). b. Kesamaan keadaan wilayah (kondisi geografis) Negara-negara yang terletak di suatu wilayah yang memiliki kondisi geografis yang sama sering mengadakan kerja sama untuk kepentingan wilayah dari masing-masing negara anggotanya. Misalnya negara-negara Geografi SMA K - 6
114
yang terletak di wilayah Asia Tenggara membentuk kerja sama melalui organisasi ASEAN, dan sebagainya. c. Kesamaan ideologi Negara-negara
yang
mempunyai
kesamaan
ideologi
dapat
mendorong suatu negara melakukan kerja sama. Sebagai contoh NATO (North Atlantic Treaty Organization) adalah kerja sama negara-negara di Atlantik Utara yang berideologi liberal. Selain itu, negara-negara yang tidak memihak pada blok Barat ataupun blok Timur membentuk kerja sama dalam organisasi Nonblok. d. Kesamaan agama Adanya persamaan agama juga dapat mendorong beberapa negara
untuk
bergabung
dalam
suatu
organisasi.
Misalnya
OKI
(Organisasi Konferensi Islam), yaitu kelompok organisasi negara-negara Islam. Mereka bergabung dalam OKI sebagai respon atas peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang dilakukan oleh Israel.
C. Negara Maju dan Negara Berkembang Dalam konteks hubungan
internasional, dikenal dengan istilah
“negara maju” dan “negara berkembang”. Kedua istilah tersebut merupakan penggolongan negara-negara di dunia berdasarkan kesejahteraan atau kualitas hidup rakyatnya. Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan. Negara yang digolongkan sebagai negara maju terdapat di benua Eropa terutama kawasan Eropa Barat serta Amerika (Utara) Misalnya Belanda, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan lain-lain. Sedangkan yang digolongkan negara berkembang terdapat di Benua Asia, Afrika, dan Amerika Selatan (Latin). Di kawasan Asia terdapat beberapa negara maju seperti Jepang, Australia, Korea Selatan dan Selandia Baru. Tolok ukur atau indikator dalam penggolongan negara sebagai negara maju atau negara berkembang sebagai berikut.
Geografi SMA K - 6
115
1. Pendapatan Perkapita Pendapatan
perkapita
merupakan
indikator
terpenting
dalam
mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur apabila rakyatnya memiliki pendapatan perkapita yang tinggi. Namun demikian, tingginya pendapatan perkapita bukan penentu kemakmuran suatu negara. Meskipun negara itu pendapatan perkapitanya tinggi, namun jika terjadi perang saudara di dalam negara tersebut, maka tidak dapat disebut sebagai negara makmur/sejahtera. Karena dengan adanya peperangan banyak menimbulkan kematian, penderitaan, dan rasa tidak aman. 2. Jumlah Penduduk Miskin Tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara dapat dilihat dari angka kemiskinannya. Kemiskinan merupakan salah satu indikator kesejahteraan hidup masyarakat. Suatu negara dikatakan makmur atau sejahtera apabila rakyatnya yang hidup miskin berjumlah sedikit atau angka kemiskinannya rendah. 3. Tingkat Pengangguran Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang adalah tingkat pengangguran. Di negara maju umumnya tingkat penganggurannya rendah. Sebaliknya di negara berkembang biasanya tingkat penganggurannya tinggi. 4. Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang adalah angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Di negara maju umumnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan rendah. Hal ini disebabkan penduduk mampu membeli makanan yang bergizi, mampu membeli pelayanan kesehatan dan obatobatan yang memadai. Sebaliknya di negara berkembang angka kematian bayi dan ibu melahirkan relatif tinggi. Hal ini disebabkan penduduk tidak mampu membeli makanan yang bergizi, tidak mampu membeli pelayanan kesehatan dan obat-obatan yang memadai, karena pendapatannya rendah. 5. Angka Melek Huruf Angka melek huruf menunjukkan jumlah penduduk yang dapat membaca dan menulis. Melek huruf suatu negara mencerminkan kualitas Geografi SMA K - 6
116
hidup dan kemakmuran dari warga masyarakatnya. Suatu negara dikatakan maju apabila angka melek hurufnya tinggi atau angka buta hurufnya rendah. Selain 5 indikator tersebut di atas, masih terdapat beberapa indikator lain untuk membedakan negara maju dan negara berkembang. Indikator tersebut adalah: tingkat pendidikan, usia harapan hidup, pengeluaran untuk kesehatan dan lain-lain.
D. Ciri-Ciri Negara Maju dan Berkembang Negara dapat dikategorikan menjadi negara maju atau berkembang. Dasar pembedanya antara lain adalah pendapatan rata-rata nasional dan penguasaan teknologi. Ciri-ciri negara maju antara lain dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1: Perbedaan Ciri Negara Maju dan Berkembang Aspek Pembeda Produk Pertanian, peternakan, dan
Negara Maju Industri dan eksport
perikanan untuk memenuhi Aktivitas perekonomian,
Negara Berkembang Keluarga, dan mayarakat sekitar
Modern
Tradisional
Sangat Cepat
Sangat lambat
Pendapatan rata-rata penduduk
tinggi.
rendah
Pendidikan dan keterampilan
cukup tinggi.
Rata-rata rendah
Sifat kemandirian masyarakatnya
tinggi
rendah
Tingkat ketergantungan pada alam
Rendah
Tinggi
Tingkat petumbuhan penduduknya
Rendah
Tinggi
Angka harapan hidup
Tinggi
Rendah
Intensitas Mobilitas penduduknya
Tinggi
Rendah
penggunaan sarana dan prasarana Perkembangan IPTEK penunjang industri
penduduk
Untuk melihat tingkat kemakmuran suatu negara, dapat dilihat dari aspek kependudukan dan ekonomi negara tersebut. Antara negara maju dan
Geografi SMA K - 6
117
negara berkembang biasanya terdapat keadaan yang bertolak belakang pada aspek kependudukan dan aspek ekonomi. Dari data-data di atas dapat kita bandingkan antara keadaan kependudukan dan ekonomi negara maju dan negara berkembang. Misalnya pertumbuhan penduduk Belanda 0,3 % per tahun, sedangkan India 1,4 % per tahun. Angka Harapan hidup di Belanda 78,7 tahun, sedangkan di India 63,5 tahun. Angka kelahiran di Belanda 1,7, sedangkan di India 2,9. Angka kematian bayi di Belanda 4,8, sedangkan di India 61,6. Pendapatan per kapita di Belanda 36. 620 US$, sedangkan di India 720 US$. Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup penduduk di negara maju seperti Belanda jauh lebih baik daripada kualitas hidup di negara berkembang seperti India. Negara maju memiliki pendapatan perkapita relatif lebih tinggi dari pada negara berkembang. Implikasi dari pendapatan perkapita yang tinggi adalah kemampuan untuk membeli bahan makanan yang lebih bergizi dan memadai. Selain itu kemampuan membeli pelayanan kesehatan, obatobatan, pelayanan pendidikan juga lebih baik daripada negara-negara yang pendapatan perkapitanya rendah. Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap sebagai negara berkembang. Namun beberapa negara telah mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi
sumber
daya
alam
(seperti
Nauru
melalui
pengambilan
phosphorus) tanpa mengembangkan industri yang beragam dan ekonomi berdasarkan jasa, negara tersebut tidak dianggap memiliki status 'maju'. Pengamat dan ilmuwan melihat alasan yang berbeda mengapa beberapa negara (dan lainnya tidak) menikmati perkembangan ekonomi yang tinggi.
Banyak
alasan
yang
menyatakan
perkembangan
ekonomi
membutuhkan kombinasi perwakilan pemerintah (atau demokrasi), sebuah model ekonomi pasar bebas, dan sedikitnya atau ketiadaan korupsi. Beberapa ahli memandang negara kaya menjadi kaya karena eksploitasi dari negara miskin di masa lalu, melalui imperialisme dan kolonialisme, atau di masa sekarang, melalui proses globalisasi.
Geografi SMA K - 6
118
E. PROFIL NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Perbedaan antara negara maju dan negara berkembang akan nampak jelas dengan menyajikan profil dari keduanya. Adapun profil masingmasing negara maju dan berkembang disampaikan pada uraian berikut. 1. Negara Berkembang Negara berkembang adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dan mengkategorikan negara-negara di dunia yang memiliki standar hidup relatif rendah, sektor industri yang kurang berkembang, skor Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI) berada pada tingkat menengah ke bawah, serta rendahnya pendapatan perkapita. Negara yang dikategorikan sebagai negara berkembang adalah negara yang belum mencapai tingkat negara maju, tetapi bukan negara gagal (failed state). Dengan kata lain, negara berkembang berada di antara negara maju (tingkat teratas) dengan negara gagal (tingkat terendah). Negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih maju dibandingkan negara lain yang setingkat, tetapi belum mencapai tingkat negara maju disebut negara industri baru (newly industrialized country/NICs). Dengan kata lain, negara industri baru sedang berkembang mencapai tingkat negara maju tetapi belum cukup untuk disebut sebagai negara maju. Negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi relatif stabil dalam jangka waktu lama, juga dapat digolongkan sebagai negara industri baru. Beberapa negara yang masuk kategori negara industri baru, antara lain, Argentina, Brasil, Meksiko, China (termasuk Taiwan dan Hongkong), Singapura, Korea Selatan, Yunani, Spanyol, dan Portugal. Sebagian besar negara di dunia, yakni sekitar 76% dikategorikan sebagai negara berkembang. Negara-negara tersebut adalah sebagian besar negara di Afrika, Amerika Tengah, dan sebagian negara di Laut Karibia. Termasuk juga negara-negara Arab, serta sebagian besar negara Asia Tenggara. Di luar kategori negara berkembang dan negara maju, ada beberapa negara yang dikelompokkan sebagai negara gagal (failed state). Negara-negara ini masih menghadapi perang sipil serta memiliki Geografi SMA K - 6
119
penguasa yang otoriter. Misalnya, Afghanistan, Haiti, Somalia, Myanmar, Irak, dan Korea Utara. Negara-negara berkembang terus menghadapi tantangan untuk bertumbuh menjadi negara maju, atau mengalami kemunduran dan menjadi negara gagal. Untuk menetapkan suatu negara tergolong negara berkembang apabila memiliki ciri-ciri utama negara berkembang. Adapun beberapa ciri utama negara berkembang dapat dsajikan sebagai berikut: a. Sebagian besar penduduk (>70%) bekerja di sektor pertanian. b.
Industrinya biasanya berlatarbelakang agraris, terutama memanfaatkan hasil kehutanan, pertanian, dan perikanan (industri sektor pertama dan sektor kedua).
c. Tenaga pertanian masih mengandalkan tenaga kerja manusia. d. Luas lahan garapan relatif sempit dengan teknologi yang sederhana sehingga hasilnya tidak maksimal. e. Pendapatan per kapita rendah. f.
Angka kelahiran dan kematian masih tinggi.
g. Tingginya angka pengangguran karena besarnya jumlah penduduk dan terbatasnya lapangan pekerjaan. h. Pendidikan formal tersebar secara tidak merata dengan kualitas yang buruk. i.
Kelebihan jumlah penduduk yang menyebabkan tidak terjangkau atau tidak meratanya pelayanan sosial.
j.
Kedudukan dan peran wanita sangat terbatas dan cenderung dipandang sebagai kelas dua. Penerapan istilah 'negara berkembang' terhadap seluruh negara
yang kurang berkembang dianggap tidak tepat bila kasus negara tersebut adalah sebuah negara miskin, yaitu negara yang tidak mengalami pertumbuhan situasi ekonominya, dan juga telah mengalami periode penurunan ekonomi yang berkelanjutan. 2. Negara Maju Negara Maju adalah sebutan untuk Negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap negara maju. Pemanfaatan teknologi dan kepemilikan modal membuat Geografi SMA K - 6
120
masyarakat di negara maju mampu memanfaatkan sumber daya alam secara
optimal,
menemukan
sumber
daya
alam
baru,
ataupun
memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada sebagai energi alternatif. Energi alternatif itu misalnya pemanfaatan tenaga angin, air, atau energi matahari untuk menggantikan fungsi dari energi minyak bumi. Ciri-ciri yang menandai bahwa suatu negara tergolong dalam negara maju, dapat ditinjau dari berbagai segi. Segi tinjauan sebagai negara manu adalah sebagai berikut. a. Dari Segi Ekonomi Pada umumnya Negara-Negara Maju memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dan sebagian besar pendapatan perkapita penduduknya sangat tinggi. Di amerika serikat misalnya, pendapatan perkapita penduduknya 41.950 US$, karena sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri perdagangan dan jasa dan
menjadi
panutan
bagi
Negara-Negara
lain
yang
masih
berkembang. b. Dari Segi Pendidikan Pendidikan merupakan hal yang
sangat
penting demi
kemajuan sebuah Negara, agar sumber daya alam yang ada bisa di kelola oleh tenaga-tenaga ahli yang handal, terdidik dan pada umumnya penduduk di Negara maju tingkat pendidikannya tinggi, dan perkembangan IPTEK nya sangat pesat sehingga mampu mengelola sumber daya alam yang ada. Sebagai bukti bahwa majunya tingkat pendidikan di Negara-negara maju dapat di lihat dengan upaya-upaya yang di lakukannya seperti misalnya: a) Negara jepang telah melaksanakan wajib belajar 6-15 tahun sejak perang dunia ke ll berahir, b) Singapura merupakan Negara Asia yang paling tinggi angka bebas buta huruf nya. c. Dari Segi Kualitas Penduduknya Negara maju memiliki kualitas penduduk yang sangat tinggi, namun pertumbuhan penduduknya sangat rendah. Hal ini di sebabkan rendahnya angka kelahiran penduduknya, sehingga berakibat pada sulitnya mencari tenaga kerja. Kualitas
penduduk
dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan maju dan Geografi SMA K - 6
121
tidaknya sebuah Negara. Oleh karena itu, untuk mengklasifikasikan suatu
negara
menjadi
negara
maju
maka
harus
dilakukan
pengukuran. Kualitas penduduk suatu negara dapat di ukur dengan melihat: 1) Tingkat pendidikan, 2) Tingkat kesehatan, dan 3) Tingkat kesejahtraan penduduknya. d. Dari Segi Lingkungan Fisik Negara maju biasanya memiliki wilayah yang sangat luas dan kaya akan sumber daya alamnya, namun tidak semua negara maju wilayahnya luas. Faktor yang penting dalam hal ini adalah tersedianya sumber daya alam seperti bahan tambang sebagai bahan baku industri. Selain itu adalah faktor kemampuan suatu negara dalam memanfaatkan sumber energi alternatif secara baik dan tepat guna, seperti misalnya pembangkit listrik tenaga angin dan matahari serta mampu memanfaatkan sebagian kekayaan alam yang tersedia. c. Uraian Kegiatan Agar para peserta diklat memiliki penguasaan dan pemahaman yang baik terhadap topik pembelajaran ini, maka disajikan uraian kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Untuk memenuhi hal itu berikut rinciannya. • Bacalah seluruh uraian materi yang ada secara cermat dan seksama. • Buatlah catatan singkat tentang isi dari Uraian Materi yang menurut peserta diklat dianggap penting. • Buatlah skemata atau ikhtisar secara sistematis sebagai peta konsep atau informasi yang ada. • Kerjakan soal-soal tugas/latihan kegiatan belajar yang tersedia, guna mengukur seberapa tingkat pemahaman atau penguasaan anda terhadap materi yang sedang dipelajari. d. Tugas/Latihan Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman saudara peserta diklat, silahkan menjawab soal latihan ini. 1. Uraikan bagaimana pengertian kerja sama antar negara? 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan timbulnya kerja sama antar negara 3. Apa perbedaan antara negara maju dan negara berkembang? Geografi SMA K - 6
122
e. Umpan Balik Setelah mengerjakan soal tugas/latihan para peserta diklat dimohon untuk mencocokkan hasil kerja saudara dengan kunci jawaban yang tersedia di bagian akhir kegiatan ini. Apabila hasil kerja saudara mencapai atau lebih dari 75 % penguasaan terhadap sajian materi, maka saudara dimohon untuk mempelajari kembali kegiatan belajar ini. Fokuskan kegiatan pembelajaran saudara pada bagian-bagian yang masih belum dikuasai. Sedangkan bagi peserta diklat yang telah mencapai 75 % atau lebih penguasaan, maka langsung melanjutkan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
2. Kegiatan Belajar 2: Masalah dan Dampak Kerja Sama Negara Maju dan Berkembang a. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat: • Menguraikan masalah yang dihadapi negara maju akibat kerja sama antar negara • Menguraikan masalah yang dihadapi negara berkembang akibat kerja sama antar negara • Mengidentifikasi dampak positif kerja sama antar negara • Mengidentifikasi dampak negatif kerja sama antar negara b. Uraian Materi A. Masalah yang dihadapi Negara Berkembang Indonesia termasuk salah satu negara berkembang. Seperti juga negara berkembang lainnya, Indonesia menghadapi masalah ekonomi yang sama. Kemiskinan terjadi di mana-mana, jumlah pengangguran meningkat, tingkat kecerdasan masyarakat masih rendah, dan distribusi pendapatan tidak merata. Di kota besar seperti Jakarta, keadaan seperti ini sudah menjadi pemandangan umum. Banyak orang yang hidup kurang beruntung terpaksa hidup sebagai pemulung sampah. Oleh karena pendapatan yang diperoleh sangat rendah, anaknya tidak dapat disekolahkan sehingga tingkat kecerdasan anak tersebut tidak berkembang. Hal ini juga menimbulkan Geografi SMA K - 6
123
kesenjangan ekonomi yang tajam antara orang yang berpenghasilan tinggi dan orang yang berpenghasilan rendah. Masalah-masalah yang sering dialami oleh Negara Berkembang, diuraikan sebagai berikut. 1. Masalah Kemiskinan Kemiskinan merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap negara memilik ukuran batas kemiskinan yang berbeda dengan negara lain. Pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius dalam menanggulangi masalah kemiskinan yang dialami masyarakat. Dari tahun ke tahun pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskin dengan berbagai cara, antara lain subsidi silang. Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menetapkan harga BBM untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin. Subsidi untuk bensin sedikit demi sedikit dikurangi dan nantinya dihilangkan sama sekali. Subsidi untuk minyak tanah masih dipertahankan agar masyarakat berpenghasilan rendah mampu membeli minyak tanah. 2. Keterbelakangan Masalah keterbelakangan sangat berhubungan dengan masalah kualitas sumber daya manusia. Disamping itu, masalah keterlebakangan sangat erat hubungannya dengan rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilatas-fasilitas umum, dan rendahnya disiplin masyarakat. Untuk
mengatasi
masalah-masalah
tersebut,
pemerintahan
Indonesia berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, misalnya dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Persentase alokasi dana untuk pendidikan pada anggaran APBN setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana belajar, seperti gedung sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran yang kurang dan murid-murid yang memerlukan bantuan biaya sekolah. 3. Pengangguran Masalah pembangunan
lain
yang
ekonomi
dihadapi
adalah
pekerjaan. Masalah pengangguran Geografi SMA K - 6
negara
masalah
berkembang
keterbatasan
dalam
lapangan
timbul karena ada ketimpangan
124
antara jumlah angkatan kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini biasa terjadi karena negara yang bersangkutan sedang mengalami masa transisi perubahan struktur ekonomi dari negara agraris menjadi negara industry. Akibatnya angkatan kerja yang tersedia berada di sector agraris, sedangkan lapangan pekerjaan yang tersedia menuntut keahlian di sektor industri. Negara berkembang memiliki pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Untuk mengatasi masalah pengangguran, pemerintahan melakukan pelatihan kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia. Pelatihan kerja biasanya diselenggarakan oleh balai latihan kerja (BLK). Melalui program ini diharapkan peserta pelatihan dapat mengembangkan bakat dan keahlian untuk bekerja atau bahkan membuka usaha sendiri. 4. Kekurangan Modal Kekurangan modal adalah satu cirri setiap negara yang sedang mengalami proses pembangunan ekonomi. Kekurangan modal tidak hanya menghambat percepatan pembangunan, tetapi juga menyebabkan kesukaran negara tersebut keluar dari kemiskinan. Perkembangan zaman dan modernisasi di sektor perekonomian memerlukan modal yang besar. Negara berkembang mengalami kesulitan yang sama, yaitu kekurangan modal. Hal ini disebabkan tingkat tabungan dan tingkat pembentukan modal yang rendah. Untuk mengatasi kekurangan modal, pemerintah menarik investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Misalnya BUMN menawarkan saham kepada investor agar bersedia bekerjasama. Dengan meningkatkan investasi, diharapkan tabungan permintahan juga meningkat. Jika tabungan pemerintah meningkat, modal yang dikumpulkan pun akan lebih banyak. 5. Ketidakmerataan hasil pembangunan Masalah
lain
yang
dihadapi
negara
berkembang
adalah
melaksanakan pembangunan ekonomi adalah masalah pemerataan pendapatan. Contohnya di Indonesia, perekonomian terkonsentrasi di kota-kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hak penguasaan sector industry, perekonomian didominasi oleh kurang lebih Geografi SMA K - 6
125
200 konglomerat. Hal ini disebabkan sistem perekonomian yang terlau terpusat kepada negara sehingga potensi daerah kurang diperhatikan. Melalui
perubahan
sistem
perundang-undangan
pemerintah
Indonesia mulai memperbaiki sistem perekonomian negara. Sistem perundang-undangan yang memihak praktik monopoli mulai dihapus. Di samping itu, untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah, diberlakukan undang-undang otonomi daerah. Daerah diberi kebebasan untuk mengembangkan potensi dan pemerintah pusat tidak lagi terlalu campur tangan dalam urusan rumah tangga pemerintah daerah. B. Masalah yang dihadapi Negara Maju Pada hakikatnya negara maju merupakan negara yang berkecukupan dan sudah terpenuhi semua kebutuhannya. Seperti halnya negara Jepang sudah terkenal dengan masyarakatnya yang disiplin dan teratur. Seluruh sarana jalan telah diatur sedemikian rupa sehingga terlihat rapi, begitu pun gedung-gedung pencakar langitnya dibangun dengan teratur. Meskipun sudah terbiasa dengan budaya disiplin dan hidup dengan teratur, tetapi tetap saja negara-negara maju seperti Jepang juga menghadapi berbagai masalah ekonomi. Masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tenaga kerja negara berkembang masuk ke negara maju Negara maju memiliki pertumbuhan penduduk yang lambat atau bahkan berangka satu (zero population growth) sehingga negara maju kekurangan
tenaga
kerja.
Meskipun
di
negara
maju
peraturan
ketenagakerjaan sudah baik, tetapi tetap saja arus masuk tenaga kerja dari negara berkembang ke negara maju membawa dampak negative. Hal ini disebabkan perbedaan budaya antara penduduk asli dan penduduk pendatang. Dampak negative itu diantaranya, terjadi bentrokan fisik atau konflik sosial lain antara penduduk asli dan penduduk pendatang. 2. Produk negara berkembang masuk ke negara maju Produk negara berkembang banyak masuk kenegara maju. Globalisasi ekonomi menyebabkan hambatan perdagangan antar negara
semakin
berkurang. Produk negara berkembang seperti dari Cina dan Taiwan banyak beredar dipasar negara Eropa sehingga konsumen lebih banyak memiliki Geografi SMA K - 6
126
pilihan produk. Produk cina dan Taiwan tidak kalah bersaing dari segi inovasi maupun kualitasnya. Produk-produk cina dan Taiwan biasanya lebih murah sehingga dapat mengancam produk-produk eropa yang biasanya lebih mahal harganya. 3. Investasi negara maju masuk ke negara berkembang Banyak pengusaha dari negara maju yang menanamkan investasi di negara berkembang. Mereka berusaha menghindari pajak yang tinggal di negaranya sendiri dan berusaha untuk menghemat biaya produksi. Disamping itu, negara berkembang merupakan pasar potensial bagi produk-produk dari luar negeri. Jika pengusaha dari negara maju membuka perusahaan di negara berkembang, tentu akan lebih mendekatkan diri dengan konsumen. Hal ini jelas akan lebih mempermudah sistem pemasarannya. Akibat langsung dari pengusaha negara maju yang berinvestasi di negara berkembang adalah menurunnya tingkat investasi di negara maju tersebut. 4. Kerusakan lingkungan meningkat Negara maju mengklaim bahwa negara berkembanglah yang banyak membuat kerusakan lingkungan. Hal tersebut dapat dimaklumi karena memang sebagian besar negera berkembang belum memiliki peraturan yang jelas mengenai pencemaran lingkungan. Akan tetapi, hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena banyak juga pengusaha dari negara maju yang mengeruk sumber daya alam sebesar-besarnya untuk keperluan produksi. Bahkan, ada pengusaha dari negara maju yang mengambil sumber daya alam dari negara berkembang tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan.
C. Dampak Kerja sama Antar negara Bagi Indonesia Pada dasarnya semua bentuk kerja sama ekonomi bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama negara anggotanya. Oleh karena dunia sedang menghadapi pasar, bebas, setiap organisasi telah mempersiapkan diri menghadapi perubahan ekonomi regional maupun global yang berlangsung sangat cepat. Bukan hal yang baru apabila ada anggapan bahwa sebentar lagi kawasan Asia Pasifik dan bahkan kawasan dunia tidak dapat dipisahkan. Mau tidak mau semua negara harus sepakat dengan perekonomian yang terbuka, mendukung perdagangan bebas serta berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi dan masa depan yang stabil, serta meningkatkan Geografi SMA K - 6
127
kesejahteraan masyarakatnya. Dari berbagai kerja sama ekonomi yang diikuti Indonesia, ada yang membawa dampak positif dan negatif. 1. Dampak Positif Sejak menjadi bangsa yang merdeka, Indonesia telah menjalin kerja sama dengan negara-negara lain di berbagai bidang, terutama bidang ekonomi. Dampak positif yang bisa diperoleh dari adanya kerja sama ekonomi dengan luar negeri sebagai berikut. a. Mendorong proses pembangunan nasional. Proses pembangunan membutuhkan faktor-faktor pendorong, salah satunya adalah modal. Melalui kerja sama ekonomi, Indonesia bisa memperoleh pinjaman modal dari negara sahabat dan lembaga ekonomi dunia. Jenis pinjaman yang banyak dimanfaatkan adalah pinjaman lunak. Pinjaman ini berbunga rendah dan jangka waktu pengembalian relatif lama. Pinjaman ini digunakan untuk membangun infrastruktur ekonomi seperti jalan, jembatan, dan pembangkit listrik. Setelah
dibangun
infrastruktur
tersebut,
kegiatan
ekonomi
bisa
meningkat. Dengan demikian, kerja sama ekonomi telah mendorong proses pembangunan di Indonesia. b. Semakin diakuinya Indonesia dalam kancah pergaulan dunia. Bangsa Indonesia menjalankan prinsip luar negeri bebas aktif. Melalui kerja sama ekonomi, Indonesia dapat berperan aktif dalam pergaulan dunia. Indonesia dapat menyuarakan kepentingan ekonomi nasional dalam berbagai organisasi dan perundingan-perundingan internasional. c. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi perdagangan Sebab utama Indonesia melakukan kerja sama perdagangan dengan negara lain adalah mempero, teleh keuntungan dan spesialisai. Meskipun Indonesia dapat memproduksi barang yang sama jenisnya, tetapi ada kalanya Indonesia mengimpor karena harganya lebih murah. Hal ini juga berlaku sebaliknya, yaitu ketika Indonesia mampu menghasilkan produk dengan harga lebih murah, Indonesia bisa mengekspor ke negara lain. Persaingan dagang di tingkat internasional sangat berat. Hal ini disebabkan adanya berbagai aturan dan hambatan perdagangan di Geografi SMA K - 6
128
setiap negara. Untuk itu perlu adanya kerja sama ekonomi. Sehingga dalam kerja sama tersebut perlu dibuat aturan per-dagangan yang menguntungkan negara-negara anggotanya. Dengan demikian adanya aturan tersebut dapat memperlancar kegiatan ekspor dan impor dan menciptakan perdagangan yang saling menguntungkan. Akibatnya posisi perdagangan dalam negeri semakin kuat. d. Meningkatnya devisa negara. Kerja sama ekonomi antar negara
khususnya di bidang
perdagangan dapat meningkatkan devisa negara. Devisa diperoleh dari kegiatan ekspor barang. Semakin luas pasar akan semakin banyak devisa
yang
diperoleh
negara,
sehingga
dapat
memperlancar
pembangunan negara. Kerja sama ekonomi, terutama perdagangan merupakan penyumbang devisa negara. Devisa diperoleh dari ekspor migas (minyak dan gas) dan nonmigas. Cadangan devisa yang besar akan memperkuat perekonomian negara. e. Meluasnya lapangan kerja. Kerja sama ekonomi telah berdampak postif pada perluasan lapangan kerja. Misalnya, melalui investasi langsung (Foreign Direct Investment). Perusahaan asing yang mendirikan pabrik di Indonesia akan menggunakan tenaga kerja dari Indonesia. Contoh lain adalah berdirinya usaha-usaha berbasis ekspor, yaitu usaha kerajinan tangan, mebel, dan kaus tangan yang bersifat padat karya. f. Memperoleh transfer teknologi modern dan pendamping teknis. Indonesia melakukan kerja sama dengan negara maju untuk mendapatkan bantuan teknis dan pendamping. Misalnya, dalam proyek pembangunan bendungan, Indonesia meminta bantuan ahli teknik dari Belanda.
Bantuan
ini
bermanfaat
meningkatkan
kualitas
teknik
Tidak selamanya kerja sama ekonomi antar negara
bisa
bangunan. 2. Dampak Negatif
menguntungkan semua negara anggota. Kerja sama antar negara juga dapat memberikan kerugian bagi negara-negara yang terlibat. Dampak negatif yang ditimbulkan atas kerja sama ekonomi antar negara, antara lain sebagai berikut. Geografi SMA K - 6
129
a. Ketergantungan pada Negara Lain. Kerja sama ekonomi antar negara dapat berwujud dalam bantuan modal dari negara lain. Namun demikian, dengan banyaknya pinjaman modal dari luar negeri dapat membuat suatu negara selalu tergantung
pada
bantuan
dari
negara
lain.
Ketergantungan
perekonomian dalam negeri terhadap bantuan atau pinjaman dari luar negeri dapat menyebabkan suatu negara kurang mandiri. Kondisi seperti ini mempengaruhi kewibawaan dan kedaulatan negara dari pengaryh dan tekanan negara lain. b. Intervensi Asing Terhadap Kebijakan Ekonomi Indonesia. Sikap ketergantungan yang semakin besar pada negara lain, dapat menyebabkan negara lain berpeluang melakukan campur tangan terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah. Adanya keterlibatan pihak asing dalam pengambilan kebijakan ekonomi dalam negeri yang dapat mengurangi kemandirian suatu negara. Jika kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah mendapat campur tangan negara lain, hal ini dapat merugikan kepentingan rakyat. c. Masuknya Tenaga Asing ke Indonesia. Alih teknologi yang timbul dari kerja sama ekonomi antar negara memberi peluang masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Jika hal ini terjadi tenaga kerja Indonesia menjadi tersingkir dan dampaknya terjadi banyaknya pengangguran. d. Mendorong Masyarakat Hidup Konsumtif. Barang-barang impor yang masuk ke Indonesia mendorong masyarakat untuk mencoba dan memakai produk-produk impor. Hal ini akan mendorong munculnya pola hidup konsumtif. Selain itu tidak adanya hambatan dalam kerja sama ekonomi dapat mendorong masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. c. Uraian Kegiatan Belajar Agar para peserta diklat memiliki penguasaan dan pemahaman yang baik terhadap topik pembelajaran ini, maka disajikan uraian kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Untuk memenuhi hal itu berikut rinciannya.
Bacalah seluruh uraian materi yang ada secara cermat dan seksama.
Geografi SMA K - 6
130
Buatlah catatan singkat tentang isi dari uraian materi yang menurut peserta diklat dianggap penting.
Buatlah peta konsep materi yang dipelajari.
Kerjakan soal-soal tugas/latihan kegiatan belajar yang tersedia, guna mengukur seberapa tingkat pemahaman atau penguasaan anda terhadap materi yang sedang dipelajari.
d. Tugas/Latihan Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman saudara peserta diklat, silahkan menjawab soal latihan ini. A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang benar ! 1.
Persebaran Negara-negara maju terpusat di wilayah benua:
a.
Eropa
c. Asia
b.
Afrika
d. Amerika
2. Permasalahan yang muncul di Negara-negara berkembang adalah a. Angka kelahiran tinggi b. Penyebaran penduduk yang merata c. Angka kematian rendah d. banyak tersedia lapangan kerja 3. Ketidakmampuan penduduk di Negara berkembang mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari dilatar-belakangi oleh:
4.
a.
Tingginya angka pertumbuhan penduduk
b.
Terbatasnya sumber daya alam
c.
Rendahnya pendapatan perkapita
d.
Rendahnya produk hasil pertanian
Rendahnya pertumbuhan penduduk yang terjadi di Negara maju mengakibatkan dampak munculnya permasalahan:
5.
a.
Kekurangan lapangan kerja
b.
Terbatasnya pemasaran produk
c.
Kekurangan tenaga kerja
d.
Terbatasnya sumber daya alam
Penduduk Negara maju mampu mengolah sumber daya alam yang ada secara optimal karena: a.
Besarnya kandungan sumber daya alam yang ada
Geografi SMA K - 6
131
b.
Pesatnya perkembangan perekonomian mereka
c.
Tingginya tingkat pendidikan mereka
d.
Tingginya pendapatan perkapita mereka
B. Jawablah pertanyaa-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar! 1. Sebutkan 3 saja ciri-ciri Negara maju ! 2. Sebutkan keuntungan kerja sama antara Negara maju dengan negara berkembang? 3. Sebutkan ciri-ciri Negara berkembang minimal 3 saja ! e. Umpan Balik Setelah mengerjakan soal tugas/latihan para peserta diklat dimohon untuk mencocokkan hasil kerja saudara dengan kunci jawaban yang tersedia di bagian akhir kegiatan ini. Apabila hasil kerja saudara mencapai atau lebih dari 75 % penguasaan terhadap sajian materi, maka saudara dimohon untuk mempelajari kembali kegiatan belajar ini. Fokuskan kegiatan pembelajaran saudara pada bagian-bagian yang masih belum dikuasai. Sedangkan bagi peserta diklat yang telah mencapai 75 % atau lebih penguasaan, maka langsung melanjutkan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Geografi SMA K - 6
132
F.
BAB VII DASAR-DASAR PENGINDERAAN JAUH 1.
Kegiatan Belajar Konsep Dasar Penginderaan jauh a.
Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta dapat menjelaskan konsep dasar,peranan dan keuntungan penggunaan penginderaan jauh
b.
c.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
menjelaskan konsepsi dasar penginderaan jauh
2)
menjelaskan peranan penginderaan jauh
3)
menjelaskan keuntungan pengideraan jauh
Uraian Materi 1) Konsep Dasar Penginderaan Jauh Teknologi penginderaan jauh merupakan pengembangan dari teknologi pemotretan udara yang mulai diperkenalkan pada akhir abad ke 19. Manfaat potret udara dirasa sangat besar dalam perang dunia pertama dan kedua, sehingga cara ini dipakai dalam eksplorasi ruang angkasa. Sejak saat itu istilah penginderaan jauh (remote sensing) dikenal dan menjadi populer dalam dunia pemetaan. Eksplorasi ruang angkasa yang berlangsung sejak
tahun
1960 an antara lain diwakili oleh satelit-satelit Gemini, Apollo, Sputnik, Solyus. Kamera presisi tinggi mengambil gambar bumi dan memberikan informasi berbagai gejala dipermukaan bumi seperti geologi, kehutanan, kelautan dan sebagainya. Teknologi
pemotretan
berkembang
dan
lebih lanjut
perekaman
dengan
permukaan
menggunakan
bumi
berbagai
sistim perekam data seperti kamera majemuk, multispectral scanner, vidicon, radiometer, spectrometer yang berlangsung sampai sekarang. Bahkan dalam waktu terakhir ini alat GPS (Global Positioning System) dimanfaatkan pula untuk merekam peta ketinggian dalam bentuk DEM (Digital Elevation Model).
Pada tahun 1972 satelit Earth Resource Technology Satellite - 1 (ERTS-1), sekarang dikenal dengan Landsat, untuk Geografi SMA K - 6
pertama
kali
diorbitkan
Amerika Serikat. Satelit ini 133
dikenal sebagai satelit sumber alam karena fungsinya adalah untuk
memetakan
kondisi
potensi
sumber
alam
dan
memantau
lingkungan. Para praktisi dari berbagai bidang ilmu
mencoba memanfaatkan data Landsat untuk
menunjang
program pemetaan, yang dalam waktu pendek disimpulkan bahwa
data
satelit
tersebut
potensial
untuk
menunjang
program pemetaan dalam lingkup area yang sangat luas. Sukes
program
Landsat
diikuti
oleh negara-negara lain
dengan diorbitkannya berbagai satelit sejenis seperti SPOT oleh Perancis, IRS oleh India, MOSS dan Adeos oleh Jepang, ERS-1 oleh MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) dan Radarsat oleh Kanada. Pada sekitar tahun 2000 sensor berketelitian tinggi yang semula merupakan jenis sensor untuk matamata/intellegence telah pula dipakai untuk keperluan sipil dan diorbitkan melalui satelit-satelit Quickbird, Ikonos, Orbimage3, sehingga obyek kecil di permukaan bumi dapat pula direkam. Penggunaan data satelit penginderaan jauh di bidang kebumian telah
banyak dilakukan
di
negara
maju
untuk
keperluan pemetaan geologi, eksplorasi mineral dan energi, bencana alam dan sebagainya. Di Indonesia penggunaan dalam bidang kebumian belum sebanyak di luar negeri karena berbagai kendala, diantaranya data satelit cukup
mahal,
memerlukan
software
adalah
ketersediaan
sumberdaya
khusus dan manusia
paling yang
utama
terampil sangat
terbatas. Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu tehnik untuk mengenal dan menentukan objyek dipermukaan bumi tanpa melalui kontak lansung dengan obyek tesebut. Berikut adalah pengertian Penginderaan jauh menurut beberapa ahli 1. Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu, karena terdapat suatu sistimatika tertentu untuk dapat menganalisis informasi dari permukaan bumi, ilmu ini harus dikoordinasi dengan beberapa pakar ilmu lain seperti ilmu geologi, tanah, perkotaan dan lain sebagainya.( Everett Dan Simonett 1976): Geografi SMA K - 6
134
2. Remote sensing is the science and art of obtaining information about an object, area, or phenomenom throught the anaylysys of data acquired by a device that is non in contact with the
object,
area,
or
phenomenonm
under
investigations
(Lillesand & Kiefer, 1979). Penginderaan Jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Alat
yang
dimaksud dalam
batasan ini adalah alat
pengindera atau sensor yang dipasang pada wahana yang berupa pesawat terbang, satelit atau wahana yang lain. Obyek yang diindera adalah permukaan bumi, angkasa atau luar angkasa yang dilakukan dari jarak jauh. Sensor akan menerima tenaga yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek tersebut. Hasil
rekaman
obyek
oleh
sensor
berupa
data.
Data
penginderaan jauh dianalisis atau diinterprestasi untuk menjadi informasi tentang obyek atau gejala yang diindera. Berbeda dengan kedua definisi diatas yang memandang penginderaan jauh sebagai ilmu dan teknik, beberapa ahli lain berpendapat bahwa inderaja merupakan teknik, yaitu teknik untuk
memperoleh data dan analisis informasi tentang
permukaan bumi . 3. Remote sensing refers to the variety of techniques that have been developed for the acquisition and analysis of information about the earth. This information is typically in the form of electromagnetic radiation that has either been reflected or emitted from the earth surface. (Lindgern 1985) Penginderaan
Jauh
adalah
berbagai
teknik
yang
dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
Informasi
elektromagnetik
tersebut
yang
khusus
dipantulkan
atau
berbentuk
radiasi
dipancarkan
dari
permukaan bumi.
Geografi SMA K - 6
135
4. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu penggunaan sensor
radiasi
lingkungan
bumi
elektromagnetik yang
dapat
untuk
merekam
diinterpretasikan
gambar sehingga
menghasilkan informasi yang berguna (Curran, 1985). 5.
Penginderaan jauh (remote sensing),
yaitu suatu
pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas jauh dari objek yang diindera (Colwell, 1984). Foto udara, citra satelit, dan citra radar adalah beberapa bentuk penginderaan jauh. 6. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak
jauh (Campbell,
1987). Hal ini biasanya berhubungan dengan pengukuran pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu objek. Dari berbagai pendapat diatas, jelaslah bahwa penginderaan jauh merupakan ilmu, tetapi bila digunakan pakar lain untuk menopang penelitian atau pekerjaanya, maka Penginderaan Jauh dapat merupakan teknik bagi mereka. 2) Peranan Penginderaan Jauh Sistem pengindraan jauh dalam geografi sangat bermanfaat dalam memberikan informasi suatu wilayah dengan kondisi fisik dan sosiaInya serta dalam hal pemantauan sumber daya alam dan lingkungan. Beberapa manfaat penginderaan jauh adalah sebagai berikut : a.) Dalam bidang meteorologi dan klimatologi ((METEOSAT, TIROS, dan NOAA) ) (1)
Mengamati iklim daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam udara.
(2)
Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi prakiraan cuaca dengan cara menentukan
daerah
tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon. Geografi SMA K - 6
136
(3)
Mengamati sistem/pola angin permukaan.
(4)
Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi
Gambar Hasil citra foto dari satelit cuaca NOAA b) Dalam bidang oseanografi (ilmu kelautan), bermanfaat untuk pengamatan sifat fisik air laut, seperti suhu permukaan air laut, warna, kadar garam, arus dan sebagainya, pemanfataan gerakan air laut seperti gelombang dan pasang surut air laut dan pengamatan perubahan garis pantai akibat erosi dan sedimentasi. c) Dalam bidang hidrologi (pengairan) (LANDSAT/ERS, SPOT).
Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.
Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
Pemantauan luas daerah intensitas banjir.
Gambar Kerekayasaan Bendungan
Geografi SMA K - 6
137
Gambar
Kerucut G.Semeru dengan kerucut gunung api, aliran lava dan lahar
d) Dalam. bidang geologi (ilmu kebumian), bermanfaat untuk
Menentukan struktur batuan suatu wilayah,
Pemantauan
wilayah
bencana
akibat
gempa,
kebakaran,tsunami dan longsor.
Pemantauan aktivitas gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi)
Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
Melakukan
pemantauan
pencemaran
udara
dan
pencemaran laut.
Gambar Perlapisan batupasir dalam strukur sinklin
Geografi SMA K - 6
138
`
Gambar Pola lipatan Minyak bumi
e) Bidang Pembuatan Peta Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap sebagai peta. Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil perekaman citra satelit sumber daya
alam secara kontinu. Peta citra memberikan semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi.
Gambar Peta Rupabumi Skala 1:50.000 Dan Foto Udara Skala 1:40.000 Bandara Adi Sucipto Yogyakarta
f) Bidang sumber geofisika, geologi, geodesi dan lingkungan, bermanfaat antara lain untuk; (1). Permetaan penggunakan lahan Geografi SMA K - 6
139
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya
dukung
lahan
tersebut.
Integrasi
teknologi
penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan
lahan
untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman. (2) Kehutanan Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur secara kontinu dengan
aspek
geografis
yang
cukup
memadai
sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.
Selain itu penginderaan jauh memiliki peranan yang sangat penting
pada keperluan hankam, distribusi sumber daya
alam,pemetaan lahan kritis,
data kerusakan lingkungan dan
berbagai keperluan lainnya. Peranan peta citra (space map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk mempercepat ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta Geografi SMA K - 6
140
dasar yang memang belum dapat meliput seluruh wilayah nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up to date). Peta citra mempunyai keunggulan informasi terhadap peta biasa. Hal ini disebabkan karena citra merupakan gambaran nyata di permukaan bumi, sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan generalisasi dan seleksi bentang alam ataupun buatan manusia. Contohnya peta dasar dan peta tanah, dapat menggambarkan atau memetakan daerah bencana dalarn waktu yang cepat, seperti
menggambarkan
daerah
yang
terkena
gempa,
penggambaran wilayah yang terkena banjir dan sebagainya Melalui inderaja ini dapat diperoleh data atau informasi tentang kenampakan di permukaan bumi dengan cepat dan tepat. Lokasi lokasi yang jauh, misalnya pedalaman Irian Jaya atau pulau pulau lainnya di sekitarnya, gejala yang terdapat di dasar samudra. dengan segala potensinya, datanya dapat diperoleh secara akurat termasuk wilayah yang sulit dijangkau seperti daerah pedalaman Papua dan wilayah dasar samudra 3) Keuntungan Penggunaan Penginderaan Jauh Menurut Sutanto jumlah bidang penggunaan maupun frekuensinya, penggunaan penginderaan jauh pada saat ini meningkat dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor dibawah ini : a) Citra
menggambarkan
objek,
daerah,
dan
gejala
di
permukaan bumi dengan wujud dan letak objek yang mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi, relatif lengkap, meliput daerah yang luas, dan bersifat permanen. Wujud dan letak objek yang tergambar pada citra mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi. b) Citra merupakan alat dan sumber pembuatan peta, baik dari segi sumber data maupun sebagai kerangka letak. Kalau peta merupakan model analog,
citra terutama foto udara
merupakan modal ikonik karena wujud gambarnya mirip wujud objek sebenarnya. Geografi SMA K - 6
141
c) Citra merupakan sumber data multimatik karena citra dapat digunakan untuk pelbagai bidang, seperti geografi, geologi, hidrologi, dan kehutanan. d) Penggunaan citra dapat menggambarkan daerah yang luas. Bagi foto udara berskala 1 : 50.000 dan berukuran standar 23 x 23 cm, tipe foto dapat meliput daerah seluas 132 km2. Satu lembar foto udara berskala 1 : 100.000 meliputi daerah seluas 529 km2. Citra satelit LANDSAT IV yang dibuat pada ketinggian 700 km dapat meliput daerah seluas 34.000 km2. Di samping citra, hanya peta yang mampu menyajikan gambaran sinoptik walaupun berupa simbol. e) Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambar tiga dimensi apabila pengamatannya dilakukan dengan alat steroskop. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara langsung (terestrial). Hal ini dapat dibuktikan
pada
pemetaan
daerah
rawa,
hutan,
dan
pegunungan. Kalau cuacanya baik, daerah tersebut dapat dipotret dengan citra secara cepat. Perekaman satu lembar foto udara meliputi daerah seluas 132 km2 dilakukan dalam waktu kurang dari satu detik, sedangkan perekaman citra LANDSAT yang meliputi daerah seluas 34.000 km2 dilakukan dalam waktu 25 detik. f) Merupakan satu-satunya cara
untuk
pemetaan daerah
bencana karena tidak ada cara lain yang mampu memetakan daerah bencana secara cepat justru pada saat terjadi bencana. g) Citra satelit dibuat dengan periode ulang yang pendek, misalnya 16 hari bagi citra LANDSAT IV dan dalam dua kali tiap harinya bagi citra NOAA. Dengan demikian, citra merupakan alat yang baik sekali untuk memantau perubahan yang cepat, seperti pembukaan hutan, pemekaran kota, atau perubahan kualitas lingkungan.
Geografi SMA K - 6
142
d. Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran 1)
Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan konsep dasar, peranan dan penggunaan penginderaan jauh.
2)
Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut: Tugas Individu: a)
Baca dan cermati uraian materi konsep dasar, peranan dan penggunaan penginderaan jauh
b)
Tulislah dengan singkat peranan penginderaan jauh pada berbagai bidang.
Tugas Kelompok: a)
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. dengan jumlah kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang.
b)
Semua kelompok menerima permasalahan atau kasus yang berkaitan dengan kegiatan manusia dalam bidang fisik dan sosial dari fasilitator.
c)
Semua kelompok melakukan diskusi berkaitan dengan peranan penginderaan jauh untuk mengatasi permasalahan-permasalahn tersebut.
d)
Hasil kelompok berupa kajian peranan penginderaan jauh diperesentasikan agar kelompok lain dapat mencermati dan mempelajari.
e)
Fasiltator melakukan refleksi
e. Evaluasi kegiatan belajar Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1. Jelaskan pendapat yang menyatakan bahwa penginderaan jauh merupakan teknik, yaitu teknik untuk memperoleh data dan analisis informasi tentang permukaan bumi? 2. Salah satu keuntungan penggunaan penginderaan jauh adalah biaya yang murah untuk memperoleh informasi tentang permukaan bumi, jelaskan pernyataan ini!
Geografi SMA K - 6
143
3. Jelaskan salah satu peranan penginderaan jauh pada implementasinya pada bidang perpajakan! f.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1) Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi konsep dasar, peranan dan penggunaan penginderaan jauh? 2) Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi konsep dasar, peranan dan penggunaan penginderaan jauh? 3) Apa manfaat materi konsep dasar, peranan dan penggunaan penginderaan jauh, terhadap tugas Bapak/Ibu ? 4) Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
g. Rangkuman Dari berbagai definisi penginderaan jauh dapat disimpulkan bahwa Penginderaan Jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Penginderaan jauh merupakan ilmu, tetapi bila digunakan pakar lain untuk menopang penelitian atau pekerjaanya, maka Penginderaan Jauh dapat merupakan teknik bagi mereka. Manfaat penginderaan jauh adalah sebagai berikut : 1. Dalam bidang meteorologi dan klimatologi Mengamati iklim daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam udara. Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi prakiraan cuaca dengan cara menentukan
daerah tekanan tinggi dan
tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon. Mengamati sistem/pola angin permukaan. Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi Geografi SMA K - 6
144
2. Dalam bidang oseanografi (ilmu kelautan), bermanfaat untuk pengamatan sifat fisik air laut. 3. Dalam bidang hidrologi (pengairan) (LANDSAT/ERS, SPOT). Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai. Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai. Pemantauan luas daerah intensitas banjir. 4. Dalam. bidang geologi (ilmu kebumian), bermanfaat untuk
Menentukan struktur batuan suatu wilayah,
Pemantauan
wilayah
bencana
akibat
gempa,
kebakaran,tsunami dan longsor.
Pemantauan aktivitas gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi)
Melakukan pemantauan pencemaran dan lapisan minyak di laut.
Melakukan pemantauan pencemaran udara.
5. Bidang Pembuatan Peta 6. Bidang sumber geofisika, geologi, geodesi dan lingkungan, bermanfaat antara lain untuk; Permetaan penggunakan lahan dan kehutanan
Keuntungan Penggunaan Penginderaan Jauh : 1. Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi yang mirip di permukaan bumi dan relatif lengkap, 2. Citra merupakan alat dan sumber pembuatan peta 3. Citra merupakan sumber data multimatik karena citra dapat digunakan untuk pelbagai bidang, seperti geografi, geologi, hidrologi, dan kehutanan. 4. Penggunaan citra dapat menggambarkan daerah yang luas.
Geografi SMA K - 6
145
5. Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambar tiga dimensi apabila pengamatannya dilakukan dengan alat steroskop. 6. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara langsung (terestrial). 7. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana karena tidak ada cara lain yang mampu memetakan daerah bencana secara cepat justru pada saat terjadi bencana. 8. Citra satelit dibuat dengan periode ulang yang pendek
Geografi SMA K - 6
146
G. BAB VII SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS 2.
Kegiatan Belajar Konsep Dasar Sistim Informasi Geografis g.
Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta dapat menjelaskan konsep dasar, keunggulan, dan komponen Sistim Informasi Geografis
h.
i.
Indikator Pencapaian Kompetensi 4)
menjelaskan konsep dasar Sistim Informasi Geografis
5)
menjelaskan manfaat Sistem Informasi Geografis
6)
mengidentifikasikan komponen Sistem Informasi Geografis
Uraian Materi 1) Sejarah Sistem Informasi Geografis (SIG). Di awal 1960-an, potensi komputer elektronik telah dikenal di Kanada dan Amerika Serikat. Pada 1963, Sistem Informasi Geografis Kanada Canadian Geographic Information System (CGIS) mulai beroperasi dan kemudian menjadi SIG yang pertama di dunia. Dua tahun kemudian, di Amerika Serikat, sistem serupa (MIDAS) juga mulai digunakan untuk memproses data-data sumberdaya alam. Pada tahun 1960-an hingga awal 1970-an, telah dikembangkan IC (integrated circuits) hingga kecepatan proses hitungan komputer jauh meninggalkan generasi sebelumnya, yaitu generasi pertama dan kedua. Maka, lahirlah komputer generasi ketiga yang membawa komputerisasi menuju ke semua disiplin profesional yang sebenarnya, khususnya yang memerlukan pemrosesan data dengan jumlah yang besar. Terobosan yang sebenarnya baru muncul pada 19711972
dengan
dikembangkannya
pemroses
mikro
(microprocessor). Pada 1974, pemroses mikro ini telah digunakan untuk membangun komputer desktop generasi keempat pertama. Tujuh tahun kemudian, komputer desktop pertama yang berbasis pemroses mikro telah diluncurkan sebagai
PC (personal
computer).
Bagi
pengguna SIG,
pemroses mikro telah meningkatkan kemampuan perangkatperangkat : Geografi SMA K - 6
147
1.
Peralatan survey
2.
GPS (Global Posistion System)
3.
Digitizer
4.
Scanner
5.
Satelit penginderaan jauh
6.
Sistem-sistem presentasi data : monitor grafik, plotter elektrostatik, dan printer laser. Kebutuhan dalam mengelola informasi spasial secara
efisien telah lama muncul sebelum kelahiran komputer dijital. Pada sistem informasi geografis tradisional (peta), digunakan prosedur-prosedur manual untuk membuat dan mengelola sistem. Proses produksi basisdata secara manual dengan membuat peta di atas scribe coats, film, kertas, dan hardcopy lainnya, dirasa lambat, dan media penyimpanannya relatif besar dan kebanyakan kurang stabil. Proses pemanggilan dan analisis informasi spasial kemungkinan besar menjadi masalah utama
yang
selalu
dijumpai
pada
penggunaan
sistem
konvensional. Penggunaan
komputer
di
dalam
aplikasi-aplikasi
geometrik memungkinkan, masalah-masalah di atas dapat diatasi oleh sistem informasi spasial yang berbasis teknologi dijital. Masalah-masalah pembuatan data spasial, update, pemanggilan, dan analisa juga dapat ditangani dengan mudah oleh teknologi yang sama. Pada tahun 1982, Dangermond mengawali pengembangan paket perangkat lunak (soft ware) SIG
yang
populer
yaitu
ARC/INFO.
Dewasa
ini,
SIG
berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti: (1) analisis penyakit epidemik (demam berdarah) , (2) analisis kejahatan (kerusuhan) , (3) navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek), (3) analisis bisnis (sistem stock dan distribusi), (4) urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah), (5) peneliti: spatial data exploration, (6) utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management, (7) Geografi SMA K - 6
148
pertahanan (military simulation), dan lain lain. (Prahasta, 2005) Dengan demikian, dalam sejarah pengembangannya, SIG didukung oleh berbagai disiplin ilmu yang saling terkait erat (Prahasta, 2005). Gambar 2 berikut memberikan ilustrasi mengenai hubungan antara SIG dengan bidang-bidang yang menjadi pendukungnya.
Surveying & Photogrammetry Urban and Rural Planning
Geography
Military Studies
Civil Engineering GIS
Earth Sciences
Cartography
Computer Aided Design (CAD) Landscape Architecture Remote Sensing
Spatial Mathematics
Gambar Disiplin Ilmu Pendukung SIG
Pada saat ini pengembangan perangkat SIG justru didominasi oleh kalangan perusahaan swasta (vendor) yang berbadan
hukum
(corporate-profit
oriented).
Salah
satu
perusahaan yang menghasilkan produk perangkat SIG yang handal dan terkenal adalah ESRI (environmental systems research institute) yang didirikan oleh Jack Dangermond dan Laura
Dangermond
mengembangkan
pada
Arcview
1969.
untuk
Pada
digunakan
1991, di
ESRI
komputer
desktop, dengan tampilan yang lebih menarik, interaktif, memiliki tingkat kemudahan yang tinggi hingga lebih terkenal dan sering digunakan akhir-akhir ini. Geografi SMA K - 6
149
2) Konsep Dasar SIG SIG secara umum dapat dipahami sebagai sistem yang berbasis
komputer,
yang
digunakan
untuk
menyimpan,
mengelola, menganalisis serta mengaktifkan kembali data yang berhubungan dengan keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Burrough dalam
Prahasta
himpunan
alat
(2005)
yang
menyimpan,
menjelaskan,
digunakan
SIG
untuk
mengaktifkan
merupakan
mengumpulkan,
sesuai
kehendak,
pentransformasian, serta penyajian data spasial dari suatu fenomena nyata di permukaan bumi untuk maksud tertentu. Dalam beberapa literatur, SIG dipandang sebagai hasil dari perkawinan antara sistem komputer untuk bidang kartografi (Computer Assisted Cartography/CAC) atau sistem komputer untuk bidang perancangan (Computer Aided Design/CAD) dengan teknologi basisdata (database). Namun demikian hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai definisi SIG yang baku. Bahkan beberapa negara atau institusi sering kali menggunakan beberapa istilah yang berbeda dalam merujuk terminologi SIG, seperti diungkapkan
Demers (1997) dalam
Prahasta (2005), seperti tertera dalam tabel 1 berikut. Tabel Terminologi SIG Dari Berbagai Sumber Terminologi o Geographic1 Information System
Sumber Terminologi dari Amerika Serikat
Geographical 2 Information System
Terminologi dari Eropa
Geomatique 3
Terminologi dari Kanada
Georelational 4 Information System
Terminologi yang berbasiskan teknologi
Spatial Information 5 System
Terminologi non geografi
Spatial Data 6 Analysis System
Terminologi berdasarkan sistemnya
Geografi SMA K - 6
150
Definisi SIG dari berbagai ahli yang telah beredar di berbagai pustaka : (a) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan
(capturing),
mengintegrasikan,
menyimpan,
memanipulasi,
memeriksa,
menganalisis,
dan
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisiposisi di permukaan bumi (Rice,2000). (b) SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi (Basic, 2000). (c) SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan,
menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasiinformasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman, 1997). (d) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk : (a) Akusisi dan verifikasi data, (b) Kompilasi data, (c) Penyimpanan data, (d) Perubahan dan updating data, (e) Manajemen dan pertukaran data, (f) Manipulasi data, (g) Pemanggilan dan presentasi data, dan (h) Analisa data (Bern, 1992) (e) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisa
memeriksa,
mengintegrasikan,
informasi-informasi
yang
dan
berhubungan
dengan permukaan bumi (Demers, 1997) (f) SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis Geografi SMA K - 6
151
dan
menampilkan
semua
bentuk
informasi
yang
bereferensi geografi (Esri,1990) (g) SIG adalah teknologi informasi yang dapat menganalisa, menyimpan, dan menampilkan baik data spasial maupun non spasial. SIG mengkombinasikan kekuatan perangkat lunak basisdata relasional dan paket perangkat lunak CAD (Guo, 2000).
Penjelasan tentang GIS menurut urutan akronimnya, adalah sebagai berikut: (a)
Geography: Istilah ini digunakan karena GIS dibangun berdasarkan pada „geografi‟ atau „spasial‟. Objek ini mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu keruangan atau space. Objek bisa berupa fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya di bumi. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensi.
(b)
Information. Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data, dimana dalam SIG informasi memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat terwakili
dalam
peta.
Jadi,
semua
data
harus
diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta
menjadi
diasosiasikan
intelligent. dengan
Ketika
permukaan
data
tersebut
geografis
yang
representatif, data tersebut mampu memberikan informasi dengan hanya mengklik mouse pada objek. Perlu diingat bahwa semua informasi adalah data tapi tidak semua data merupakan informasi. (c)
System.
Pengertian ini merujuk kepada suatu sistem
yang terdiri dari kumpulan elemen-elemen yang saling
Geografi SMA K - 6
152
berintegrasi dan berinterdependensi dalam lingkungan yang dinamis untuk mencapai tujuan tertentu. 3) Keunggulan SIG. Pada dasarnya dengan memperhatikan definisi SIG, kemampuan SIG sudah dapat dikenali. Kemampuan SIG dapat dilihat dari kemampuannya dalam
menjawab pertanyaan
secara konseptual seperti berikut : 1.
What is at? (apa kemampuan SIG), yaitu untuk mencari keterangan atau atribut/deskripsi unsur-unsur peta yang terdapat pada lokasi tertentu (nama,kode/zipcode atau referensi geografisnya).
2.
Where is it? (dimana kemampuan SIG), yaitu untuk mengidentifikasi
unsure-unsur
peta
sehingga
dapat
menemukan lokasi yang sesuai untuk tujuan tertentu. 3.
What has changed since? (apa yang telah berubah?), yaitu untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan layer (data spasial) yang diambil berkali-kali secara periodik kemudian dibandingkan dengan menggunakan fungsi analisis. Hasil perbandingan disebut trend spasial/atribut.
4.
What spatial pattern exist? (pola spasial seperti apakah yang ada?) pertanyaan ini lebih mempertegas keberadaan pola.
5.
What if (bagaimana seandainya), lebih mempertanyakan permodelan di dalam SIG.
Geografi SMA K - 6
153
Gambar Sejumlah Pertanyaan yang Harus Dijawab Oleh SIG.
Selain
memiliki
kemampuan
menjawab
pertanyaan
konseptual diatas, SIG memiliki kemampuan tambahan, yaitu kemampuan
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang
berhubungan dengan: (a) Karakteristik permukaan bumi yang meliputi bagaimana mengukur
akurasi,
mengukur
ketidakpastian
serta
bagaimana menyatakan akurasi dan ketidakpastian di dalam dokumen, bagaimana memvisualkan data serta mensimulasikan dampak (b) Apa yang dipikirkan oleh kebanyakan
orang mengenai
bumi dan sisinya, bagaimana orang berkomunikasi dengan dunia geografi dan dengan bantuan SIG semuanya terjawab. (c) Efisiensi SIG dalam menyimpan, memanggil dengan cepat
Geografi SMA K - 6
154
(d) Tampilan data geografis (pengaruh metode tampilan terhadap penafsiran data geografi, kartografi memperoleh keuntungan dari sistem dijital). (e) Bagaimana intuisi manusia terhadap data spasial dan meningkatkan tools SIG.
Sedangkan alasan dibutuhkannya SIG adalah sebagai berikut : (a) Penanganan data geospatial yang sangat buruk. (b) Peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa. (c) Data dan informasi sering tidak akurat. (d) Tidak ada pelayanan penyediaan data. (e) Tidak ada pertukaran data.
Selain alasan dibutuhkannya SIG tersebut, dengan diterapkannya SIG, didapat keuntungan seperti berikut : (a)
Penanganan data geospatial menjadi lebih baik dalam format baku.
(b)
Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah.
(c)
Data geospatial dan informasi lebih mudah dicari, dianalisis dan direpresentasikan.
(d)
Menjadi produk bernilai tambah.
(e)
Data geospatial dapat dipertukarkan.
(f)
Produktivitas staf meningkat dan lebih efisien.
(g)
Penghematan waktu dan biaya.
(h)
Keputusan yang akan diambil menjadi lebih baik.
Menurut Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan SIG, diantaranya adalah: (a)
SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi.
(b)
SIG dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik
Geografi SMA K - 6
dalam
usaha
meningkatkan
pemahaman
155
mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi. (c)
SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data.
(d)
SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada di permukaan bumi ke dalam beberapa layer atau coverage data spasial
(e)
SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya.
(f)
Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif.
(g)
SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik.
(h)
semua
operasi
SIG
dapat
di-costumize
dengan
menggunakan perintah-perintah dalam bahasa script. (i)
Perangkat
lunak
SIG
menyediakan
fasilitas
untuk
berkomunikasi dengan perangkat lunak lain. (j)
SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.
Kelebihan pekerjaan menggunakan SIG dengan pekerjaan tanpa menggunakan SIG (Manual), dapat dikaji pada table berikut: Tabel. SIG Versus Pekerjaan Manual Peta Penyimpanan
SIG
Pekerjaan Manual
Basisdata dijital, baku,
Skala dan standar
dan terpadu
berbeda
Pemanggilan
Pencarian dengan
Cek manual
Kembali
komputer
Pemutakhiran
Sistematis
Mahal dan memakan waktu
Analisis Overlay
Sangat cepat
Memakan waktu dan tenaga
Analisis Spasial
Mudah
Rumit
Penayangan
Murah dan cepat
Mahal
Geografi SMA K - 6
156
Selain itu dalam gambar berikut ini ditunjukkan kelebihan manajemen informasi spasial dengan dan tanpa SIG.
Gambar Perbandingan Manajemen Informasi Spatial dengan dan Tanpa SIG.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, secara garis besar SIG memberikan manfaat sebagai berikut: (a) Memudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik (b) Mengakomodasi
penyimpanan,
pemrosesan,
dan
penayangan data spatial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta, bahkan data statistik. (c) Dengan menggunakan komputer yang berkecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. (d) Mengakomodasi dinamika data dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah (Darmawan, 2008)
Geografi SMA K - 6
157
4) Komponen SIG. (a) Perangkat keras (Hardware) Perangkat keras
yang tersedia mulai dari PC,
desktop, workstation, hingga multi user host, bisa digunakan secara bersamaan oleh banyak user sehingga dituntut harddisk dan RAM yang besar. Sedangkan perangkat keras yang digunakan untuk SIG adalah PC, Mouse, digitizer, plotter, printer, scanner GIS membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan pemproresan data. Ukuran dari sistem komputerisasi bergantung pada tipe GIS itu sendiri. GIS dengan skala yang kecil hanya membutuhkan PC (personal computer) yang kecil dan sebaliknya. Ketika GIS yang di buat berskala besar di perlukan spesifikasi komputer yang besar pula serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan multiple user. Hal tersebut disebabkan data yang digunakan dalam GIS baik data vektor
maupun
data
raster
penyimpanannya
membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memori yang besar dan prosesor yang cepat. (b) Perangkat Lunak (Software). Perangkat
Lunak
dalam
setiap
subsistem
diimplementasikan dengan software dari beberapa modul (ratusan modul program (*.exe) yang masingmasing dapat dieksekusi sendiri). Dalam pembuatan SIG di perlukan software yang menyediakan fungsi tool yang mampu melakukan penyimpanan
data,
analisis
dan
menampilkan
informasi geografis. Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah: Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografis Geografi SMA K - 6
158
Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Tool yang mendukung query geografis, analisa dan visualisasi. Beberapa contoh software SIG/GIS adalah ArcView, MapInfo, ArcInfo untuk SIG; CAD system untuk entry graphic data .
(c) Data dan Informasi Geografi. Data dan informasi geografis dapat diperoleh dengan
cara
mendigitasi
data
spasial,
dan
memasukkan data atributnya dari tabel, serta laporan menggunakan keybord. SIG merupakan perangkat pengelolaan basis data (DBMS = Data Base Management System) dimana interaksi dengan pemakai dilakukan dengan suatu sistem antar muka dan sistem query dan basis data
dibangun
untuk
aplikasi
multiuser.
SIG
merupakan perangkat analisis keruangan (spatial analysis) dengan kelebihan dapat mengelola data spasial dan data non-spasial sekaligus. (d) Manajemen. Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan dikerjakan oleh orangorang (SDM) yang profesional.
5) Subsistem SIG. Subsistem SIG meliputi; (a)
Data
input:
yaitu
masukan
data
yang
berfungsi
mengumpulkan serta mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber, kemudian mengkonversi dan mentransformasikan format data asli ke dalam format SIG. (b)
Data
output:
subsistem
yang
menampilkan
atau
menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis Geografi SMA K - 6
159
data dalam bentuk soft copy ataupun hard copy (grafik, tabel, dan sebagainya) (c)
Data management: mengorganisasikan data spasial dan atribut ke dalam sebuah basis data sehingga mudah di panggil, di update, maupun di edit
(d)
Data manipulation dan Analysis: menentukan informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG, memanipulasi dan permodelan data.
Jika subsistem SIG di atas dijelaskan berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada di dalamnya, maka subsistem SIG dapat digambarkan sebagai berikut : DATA INPUT Tabel
Laporan
DATA MANAGEMENT &
OUTPUT
MANIPULATION Pengukuran lapangan
Peta
Storage (database)
Tabel Data dijital Input
Retrieval
Output Laporan
Peta (Tematik, Topografi,dll) Processing Citra Satelit
Informasi dijital (softcopy)
Foto Udara
Data lainnya
Gambar Uraian Subsistem SIG Geografi SMA K - 6
160
Sedangkan data/Informasi Geografi
dapat diperoleh
melalui lima (5) cara, yaitu : (a)
Survei
lapangan:
pengukuran
fisik
(land
marks),
pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan data non-fisik (data sosial, politik, ekonomi dan budaya). (b)
Sensus: dengan pendekatan kuesioner, wawancara dan pengamatan; pengumpulan data secara nasional dan periodik (sensus jumlah penduduk, sensus kepemilikan tanah).
(c)
Statistik:
merupakan
metode
pengumpulan
data
periodik/per-interval-waktu pada stasiun pengamatan dan analisis data geografi tersebut, contoh: data curah hujan. (d)
Tracking: merupakan cara pengumpulan data dalam periode
tertentu
untuk
tujuan
pemantauan
atau
pengamatan perubahan, contoh: kebakaran hutan, gunung meletus, debit air sungai. (e)
Penginderaan jarak jauh (inderaja): merupakan ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi suatu obyek, wilayah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari sensor pengamat tanpa harus kontak langsung dengan obyek, wilayah atau fenomena yang diamati (Lillesand & Kiefer, 1994).
j.
Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran 3)
Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan konsep dasar Sistem Informasi Geografis.
4)
Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut: Tugas Individu: c)
Baca dan cermati uraian materi konsep dasar, Sistem Informasi Geografis
Geografi SMA K - 6
161
d)
Tulislah dengan singkat keunggulan Sistem Informasi Geografis pada berbagai bidang.
Tugas Kelompok: f)
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. dengan jumlah kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang.
g)
Semua kelompok menerima informasi-informasi dipermukaan bumi atau data-data geospasial dari fasilitator.
h)
Semua kelompok melakukan diskusi berkaitan dengan peranan Sistem Informasi Geografis untuk mengelola datadata spasial tersebut, sehingga diperoleh output yang diharapkan.
i)
Hasil kelompok dipresentasikan agar kelompok lain dapat mencermati dan mempelajari.
k. Evaluasi kegiatan belajar Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1. Jelaskan kemampuan Sistem Informasi Geografis untuk menjawab pertanyaan secara konseptual? 2. Jelaskan keunggulan Sistem Informasi Geografis disbanding sistim manua! 3. Jelaskan hubungan penginderaan dan Sistem Informasi Geografis!
l.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1) Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi konsep dasar, Sistem Informasi Geografis? 2) Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi konsep dasar, Sistem Informasi Geografis?
Geografi SMA K - 6
162
3) Apa manfaat materi konsep dasar, Sistem Informasi Geografis, terhadap tugas Bapak/Ibu ? 4) Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
g. Rangkuman SIG berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti: (1) analisis penyakit epidemik (demam berdarah) , (2) analisis kejahatan (kerusuhan) , (3) navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek), (3) analisis bisnis (sistem stock dan distribusi), (4) urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah), (5) peneliti: spatial data exploration, (6) utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management, (7) pertahanan (military simulation), dan lain lain. (Prahasta, 2005)
Kemampuan SIG menjawab pertanyaan secara konseptual: 1. What is at? (apa kemampuan SIG 2. Where is it? (dimana kemampuan SIG. 3. What has changed since? (apa yang telah berubah 4. What spatial pattern exist? (pola spasial seperti apakah yang ada?) 5. What if (bagaimana seandainya),
Subsistem SIG meliputi; (a) Data input (b) Data output (c) Data management (d) Data manipulation dan Analysis
Geografi SMA K - 6
163
H. BAB VIII PERANCANGAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Belajar 1. Analisis Pembelajaran a. Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menganalisis pembelajaran yang sesuai menggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Menganalisis materi pelajaran yang sesuai kompetensi dasar
2)
Menganalisis kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar
3)
Menganalisis pembelajaran yang sesuai dengan model discovery learning.
4)
Menganalisis pembelajaran yang sesuai dengan model problem based learning.
5)
Menganalisis pembelajaran yang sesuai dengan model project based learning.
6)
Merancang pembelajaran dengan model discovery learning.
7)
Merancang pembelajaran dengan model problem based learning.
8)
Merancang pembelajaran dengan model project based learning.
c. Uraian Materi 1)
Perancangan Pembelajaran (Instructional Design) Salah satu langkah yang harus dilakukan dalam mendesain pembelajaran
dengan menggunakan model Dick and Carey
(Warsita, 2008) adalah melakukan analisis pembelajaran. Dengan analisis
pembelajaran
akan
diidentifikasi
keterampilan-
keterampilan bawahan (sub ordinate skills). Jadi posisi analisis pembelajaran dalam keseluruhan desain pembelajaran merupakan perilaku prasyarat, sebagai perilaku yang menurut urutan gerak fisik berlangsung lebih dulu, perilaku yang menurut proses psikologis muncul lebih dulu atau secara kronologis terjadi lebih awal sehingga analisis ini merupakan acuan dasar dalam melanjutkan langkah-langkah desain berikutnya.
Geografi SMA K - 6
164
Dick
and
Carey
(1985)
mengatakan
bahwa
tujuan
pembelajaran yang telah diidentifikasi perlu dianalisis untuk mengenali keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate skills) yang mengharuskan peserta didik belajar menguasainya dan langkah-langkah procedural bawaan yang ada harus diikuti peserta didik untuk dapat belajar tertentu.
2) Analisis Pembelajaran Analisis Pembelajaran adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis, dengan demikian akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang awal sampai yang paling akhir. Gagne, Briggs, dan Wager (1988) mengemukakan bahwa tujuan analisis pembelajaran
adalah
untuk
menntukan
keterampilan-
keterampilan yang akan dijangkau oleh tujuan pembelajaran, serta memungkinkan untuk membuat keputusan yang diperlukan dalam urutan mengajar. Dalam rangka proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis maka perlu dikaji
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
diamanatkan untuk dikuasai peserta didik pada tingkat satuan pendidikan. 3)
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi (SK) merupakan kemampuan minimal yang harus dikuasai pada jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan yang terkaitan muatan mata pelajaran, dalam hal ini adalah mata pelajaran Geografi pada satuan pendidikan menengah atas.
4)
Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut mencakup materi, metode, media dan sumber belajar,
Geografi SMA K - 6
dan
penilaian.
Kegiatan
pembelajaran
merupakan 165
kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi. 5)
Materi Pembelajaran Materi pembelajaran merupakan isi atau substansi tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh peserta didik dalam perkembangan
dirinya.
Materi
pembelajaran
(instructional
materials) umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengalaman (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syaratsyarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan). Berangkat
dari
pengertian
tersebut
maka
dapat
diklasifikasikan bahwa materi pembelajaran tersebut meliputi pengalaman, sikap, serta keterampilan dengan jenis atau Fakta a)
Fakta Segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran.
b)
Konsep Materi konsep adalah segala yang berwujud pengertianpengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran.
c)
Prosedur Materi prosedur mencakup langkah-langkah secara sistematis dalam mengerjakan sesuatu aktivitas
d)
Prinsip Materi prinsip berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting. (Warsita, 2008). Ditinjau dari pihak pendidik, materi pembelajaran tersebut
harus ditransformasikan dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan dari pihak peserta didik materi tersebut harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.. Sebelum
Geografi SMA K - 6
166
mentransformasikan materi pembelajaran kepada peserta didik, terlebih dahulu perlu dilakukan analisis materi pembelajaran. 6)
Model Discovery Learning a)
Konsep Discovery Learning Model Discovery Learning terjadi bila peserta didik tidak disajikan dengan pembelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Dasar ide ini bahwa peserta didik harus berperan aktif dalam belajar di kelas. Mereka tidak diberi tahu tetapi mencari tahu. Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery (temuan) terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery
dilakukan
melalui
observasi,
klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the mind. b)
Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran dengan Model Discovery Learning (1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan) (2) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah) (3) Data Collection (Pengumpulan Data) (4) Data Processing (Pengolahan Data) (5) Verification (Pembuktian) (6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
7)
Model Problem Based Learning Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan
Geografi SMA K - 6
167
memiliki
model
belajar
sendiri
serta
memiliki
kecakapan
berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
berbasis
masalah
merupakan
sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran. Tahapan-Tahapan Model PBL FASE-FASE Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah.
PERILAKU GURU Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Geografi SMA K - 6
Fase 2
Membantu peserta didik
Mengorganisasikan
mendefinisikan
168
FASE-FASE
PERILAKU GURU
peserta didik.
danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3
Mendorong peserta didik untuk
Membimbing
mengumpulkan informasi yang
penyelidikan individu
sesuai, melaksanakan eksperimen
dan kelompok.
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Fase 4
Membantu peserta didik dalam
Mengembangkan dan
merencanakan dan menyiapkan
menyajikan hasil
karya yang sesuai seperti laporan,
karya.
model dan berbagi tugas dengan teman.
Fase 5
Mengevaluasi hasil belajar tentang
Menganalisa dan
materi yang telah dipelajari /meminta
mengevaluasi proses
kelompok presentasi hasil kerja.
pemecahan masalah. Sumber: Kemendikbud, 2013. 8)
Model Project Based Learning a)
Konsep Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) Pembelajaran Learning=PjBL)
Berbasis
adalah
Proyek
metoda
(Project
pembelajaran
Based yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan
eksplorasi,
penilaian,
interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam
mengumpulkan
dan
mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek Geografi SMA K - 6
169
yang
diperlukan
peserta
didik
dalam
melakukan
insvestigasi dan memahaminya. Melalui
PjBL,
proses
inquiry
dimulai
dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif
yang
mengintegrasikan
berbagai
subjek
(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin
yang
sedang
dikajinya.
PjBL
merupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Mengingat
bahwa
masing-masing
peserta
didik
memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
melakukan
eksperimen
secara
kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran “berbasis produksi” peserta didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan demikian model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek. b) Langkah-Langkah Geografi SMA K - 6
Operasional
Model
Project
170
Based Learning Langkah-langkah Project Based Learning menurut Kemendikbud (2013) sebagai berikut: (1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start with the Essential Question). (2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project. (3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule) (4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project) (5) Menguji Hasil (Assess the Outcome) (6) Mengevaluasi
Pengalaman
(Evaluate
the
Experience) Secara umum langkah-langkah dalam project based learning
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pelaporan. a.
Aktivitas Pembelajaran 1)
Pembelajaran
diawali
dengan
penyampaian
tujuan
pembelajaran, yaitu melalui kegiatan diskusi peserta diklat dapat menganalisis Kompetensi yang sesuai menggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning. 2)
Peserta membentuk kelompok untuk menganalisis KD yang sesuai menggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning.
3)
Setiap kelompok menganalisis materi minimal yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar tersebut.
4)
Setiap kelompok menganalisis kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan KD yang akan dicapai peserta didik.
5)
Setiap kelompok menganalisis model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi, materi, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Geografi SMA K - 6
171
6)
Untuk menyelesaikan tugas serangkaian kegiatan analisis di atas, gunakan format analisis.
7)
Presentasi hasil diskusi disampaikan oleh satu kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain.
8)
Kegiatan klarifikasi hasil diskusi dan presentasi dilakukan oleh fasilitator.
9)
Refleksi.
Geografi SMA K - 6
172
FORMAT ANALISIS KOMPETENSI YANG SESUAI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Mapel Peminatan
: Geografi
Kelas
: X (sepuluh)
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
3.1 Memahami
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Learning
Pengetahuan
Mengamati
pengetahuan dasar
Dasar Geografi
membaca buku teks dan
geografi dan
Ruang lingkup
sumber bacaan lainnya
terapannya dalam
pengetahuan
tentang ruang lingkup
kehidupan sehari-
geografi
pengetahuan geografi,
hari. 4.1 Menyajikan contoh
Konsep
konsep esensial geografi,
esensial
obyek studi, prinsip,
penerapan
geografi dan
pendekatan,serta aspek
pengetahuan dasar
contoh
geografi; dan atau
geografi pada
terapannya
mengamati peta rupa bumi
Obyek studi
yang memperlihatkan relief
kehidupan sehari-
Discovery
Problem Based Learning
Project Based Learning
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
hari dalam bentuk tulisan.
Materi Pembelajaran
geografi Prinsip
Kegiatan Pembelajaran
Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
permukaan bumi, jaringan jalan,dan pola penggunaan
geografi dan
lahan sehingga peserta
contoh
didik dapat menunjukkan
terapannya
objek, gejala, konsep,
Pendekatan
Discovery
prinsip, dan aspek geografi.
geografi dan contoh
Menanya
terapannya
Peserta didik ditugasi untuk
Aspek geografi
mengajukan pertanyaan tentang sesuatu yang ingin diketahuinya lebih mendalam terkait dengan ruang lingkup pengetahuan geografi, konsep esensial geografi, obyek studi,
Geografi SMA K - 6
174
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
prinsip, pendekatan, danaspek geografi. Butir pertanyaan dapat ditulis pada kertas selembar atau diajukan secara lisan; atau Secara klasikal, peserta didik diminta untuk mengajukan sejumlah pertanyaan tentang konsep dan prinsip geografi kaitannya dengan keberadaan suatu objek dan gejala di permukaan bumi setelah mereka mengamati peta rupa bumi.
Geografi SMA K - 6
175
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
Mengumpulkan informasi Peserta didik menunjukkan letak berbagai objek geografi pada peta yang keberadaannya memperlihatkan penerapan konsep, prinsip, dan pendekatan geografi dalam kehidupan nyata. Misalnya menunjukkan letak delta yang selalu ada di muara sungai, pola permukiman penduduk yang memanjang jalan, dan lahan pertanian sawah yang banyak
Geografi SMA K - 6
176
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
tersebar di daerah dataran rendah; atau Peserta didik memberi contoh kenampakan objek buatan manusia (permukiman, pesawahan, atau jaringan jalan) yang dipengaruhi oleh keadaan relief muka bumi sebagai bukti berlakunya konsep dan prinsip geografi dalam kehidupan sehari-hari.
Menalar/Mengasosiasi Peserta didik diminta untuk
Geografi SMA K - 6
177
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
menganalisis hubungan antara keberadaan suatu objek di permukaan bumi dengan objek-objek lainnya sehingga mereka memperoleh makna tentang konsep dan prinsip geografi. Contohnya menghubungkan antara keberadaan permukiman di tepian sungai yang selalu memanjang mengikuti aliran sungai, atau menghubungkan antara kepadatan jaringan jalan dengan kondisi perkotaan,
Geografi SMA K - 6
178
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
atau Peserta didik diminta untuk menyimpulkan hasil eksplorasinya tentang konsep, prinsip, dan pendekatan geografi sehingga memperoleh pengetahuan baru tentang dasar-dasar ilmu geografi.
Mengomunikasikan Peserta didik mengomunikasikan hasil analisisnya dalam bentuk tulisan yang dilengkapi
Geografi SMA K - 6
179
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
dengan gambar/peta yang relevan, atau Pesera didik menyampaikan hasil kesimpulannya tentang ruang lingkup pengetahuan geografi, konsep esensial geografi, obyek studi, prinsip, pendekatan,dan aspek geografi di depan kelas, atau Peserta didik diminta untuk memberi contoh tentang cara memilih lokasi tempat tertentu yang cocok sesuai prinsip dan pendekatan geografi. Contohnya
Geografi SMA K - 6
180
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
memilih lokasi untuk permukiman yang baik, memilih lokasi pertanian, memilih lokasi pelabuhan, dan lain-lain sesuai dengan prinsip dan pendekatan geografi. Ketika mengomunikasikan, peserta didik menunjukkan lokasilokasi tersebut melalui media peta.
3.2 Menganalisis
Mengamati
Sikap
langkah-langkah
Penelitian
Peserta didik ditugasi
Observasi
pelajaran
penelitian geografi
Geografi
Mengamati
geografi
Geografi SMA K - 6
mengamati sejumlah
12 JP
Buku teks
Langkah
181
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
terhadap fenomena geosfera. 4.2 Menyajikan contoh
Materi Pembelajaran Sifat studi geografi Pendekatan
penerapan langkah-
analisis studi
langkah penelitian
geografi
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
laporan kajian geografi atau
kegiatan
diminta untuk membaca
peserta didik
Jurnal ilmiah
artikel dari jurnal geografi.
dalam proses
Informasi
Peserta didik ditugasi
kelas X
penelitian yaitu
berkala yang
membaca buku teks
pada saat
terkait
geografi dalam
Metode
geografi yang membahas
membuat
dengan
bentuk laporan
analisis
tentang metode penelitian
rencana,
penelitian
observasi lapangan.
Geografi
geografi dengan tujuan
mengajukan
geografi
untuk memahami sifat studi,
pertanyaan,
Dokumen
pengumpulan
pendekatan, metode
mengumpulka
hasil
data geografi
analisis, teknik
n data,
penelitian
pengumpulan data, dan
menganalisis,
geografi
teknik analisis data geografi,
dan menarik
(skripsi atau
serta publikasi hasil
kesimpulan,
makalah).
penelitian geografi, atau
serta ketika
Dan lain-lain
Teknik
Teknik analisis data geografi Publikasi hasil penelitian geografi
Geografi SMA K - 6
membuat
182
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Menanya
media
Peserta didik diminta untuk
publikasi yang
membuat sejumlah
akan
pertanyaan yang ingin
dikomunikasik
diketahuinya setelah
an kepada
membaca laporan kajian
orang lain.
Problem Based Learning
Project Based Learning
geografi, artikel, atau buku teks tentang metode
Pengetahuan
penelitian geografi, atau
Tugas
Setiap peserta didik
Geografi SMA K - 6
Peserta
menentukan topik penelitian
diminta untuk
tentang suatu objek atau
membuat
masalah geografi.
projek
Berdasarkan topik tersebut,
penelitian
peserta didik mengajukan
sederhana
183
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
sejumlah pertanyaan
tentang
tentang langkah-langkah
fenomena
yang harus dilakukan dalam
geografi yang
penelitiannya.
ada di sekitar
Problem Based Learning
Project Based Learning
sekolah. Mengumpulkan informasi Peserta didik secara berkelompok merencanakan
Tes tulis
suatu kegiatan penelitian
Menilai
yang bersifat geografi.
kemampuan
Setiap langkah penelitian
peserta didik
dideskripsikan dengan
dalam
cermat sehingga dapat
menguasai
menghasilkan penelitian
konsep
yang ilmiah, atau
tentang studi,
Setiap kelompok menelaah
Geografi SMA K - 6
pendekatan,
184
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
hasil laporan penelitian
metode
geografi yang disusun oleh
analisis,
orang lain dan
teknik
melaporkannya dalam
pengumpulan
bentuk tabel dua kolom.
data, dan
Kolom pertama berisi
teknik analisis
komponen langkah-langkah
data geografi.
Problem Based Learning
Project Based Learning
penelitian yang terdapat pada laporan penelitian geografi dan kolom kedua
Keterampilan
berisi penjelasan tentang
Proyek
langkah penelitian yang
Merancang,
tertulis pada kolom satu,
melaksanakan
atau
dan
Secara berkelompok,
Geografi SMA K - 6
melaporkan
185
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
peserta didik mencoba
penelitian
melakukan penelitian
geografi
geografi yang sederhana
dengan
dengan langkah-langkah
pendekatan,
penelitian yang benar.
metode dan
Problem Based Learning
Project Based Learning
teknik analisis Menalar/Mengasosiasi
data yang
Peserta didik diminta untuk
sederhana
membuat kesimpulan tentang pentingnya penelitian geografi yang dilakukan dengan langkahlangkah yang sistematis. atau Peserta didik ditugasi untuk membuat hubungan antar
Geografi SMA K - 6
186
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
komponen penelitian sehingga diperoleh wawasan tentang pentingnya penelitian dalam mengembangkan suatu ilmu.
Mengomunikasikan Peserta didik diminta untuk melaporkan hasil kajiannya tentang langkah penelitian geografi dalam forum diskusi kelas, atau Peserta didik diminta untuk membuat sebuah artikel
Geografi SMA K - 6
187
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
atau ringkasan laporan penelitian geografi yang disusun oleh orang lain kemudian dipublikasi melalui majalah dinding atau diunggah di media internet atau Peserta didik diminta untuk melaporkan hasil telaahan naskah laporan penelitian geografi dalam bentuk narasi yang disajikan dalam diskusi atau diunggah di internet.
3.3 Menganalisis
Geografi SMA K - 6
Mengenal Bumi
Mengamati
Sikap:
18 JP
Buku teks
188
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
dinamika planet
Materi Pembelajaran Teori
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Peserta didik ditugasi
Problem Based Learning
Project Based Learning pelajaran
bumi sebagai ruang
Penciptaan
membaca buku teks
Observasi
geografi
kehidupan.
Planet Bumi.
pelajaran geografidan atau
Mengamati
kelas X
Gerak Rotasi
sumber tulisan lainnya baik
kegiatan
Jurnal ilmiah Informasi
4.3 Mengolah informasi dinamika planet
Dan Revolusi
buku referensi, majalah,
peserta didik
bumi sebagai ruang
Bumi
maupun tulisan di internet
dalam proses
berkala yang
yang memuat narasi,
diskusi,
terkait
kehidupan dan
Karakteristik
Poster-poster
menyajikannya
Lapisan Bumi
gambar, dan ilustrasi
pengerjaan
dalam bentuk narasi
Dan
tentang teori penciptaan
tugas, dan
yang
dan gambar
Pergeseran
planet bumi, gerak rotasi
membuat
dipublikasika
ilustrasi.
Benua
dan revolusi bumi,
animasi
n oleh
karakteristik perlapisan
sederhana
instansi
Dan Sejarah
bumi, pergeseran benua,
dalam bentuk
terkait
Kehidupan
kala geologi dan sejarah
audio visual.
(LAPAN,
Kala Geologi
Kelayakan
Geografi SMA K - 6
kehidupan, serta kelayakan
badan
189
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Discovery Learning
Planet Bumi
planet bumi untuk
Untuk
kehidupan; atau
Kehidupan.
Geografi SMA K - 6
Kegiatan Pembelajaran
Problem Based Learning
Project Based Learning informasi
Pengetahuan:
geospasial,
Tes tulis
dan badan
menyaksikan tayangan
Menilai
geologi)
audio visual tentang planet
pemahaman
bumi.
peserta didik
yang
tentang
diperoleh dari
Menanya
penguasaan
internet,
Peserta didik diminta
konsep dan
Peserta didik diminta untuk
mengajukan pertanyaan
teori
yang menarik minatnya
penciptaan
tentang teori penciptaan
planet bumi,
planet bumi, dampak gerak
gerak rotasi
rotasi dan revolusi bumi,
dan revolusi
karakteristik perlapisan
bumi,
bumi, teori pergeseran
karakteristik
Sumber lain
Dan lain-lain
190
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
benua, dan kala geologi,
perlapisan
serta kelayakan planet bumi
bumi,
untuk kehidupan, atau
pergeseran
Peserta didik mengajukan
benua, kala
pertanyaan setelah
geologi dan
menyaksikan tayangan
sejarah
audio visual tentang planet
kehidupan
bumibaik perorangan
serta
maupunkelompok.
kelayakan
Problem Based Learning
Project Based Learning
planet bumi Mengumpulkan informasi
untuk
Peserta didik diminta untuk
kehidupan.
membandingkan teori-teori penciptaan planetbumi, Peserta didik diminta untuk
Geografi SMA K - 6
191
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Learning memeragakan gerak rotasi
Keterampilan:
dan revolusi bumi melalui
Proyek
media globe dan berdiskusi
Membuat
tentang pengaruh gerakan
sebuah model
planet bumi terhadap
planet bumi
kehidupan,
yang
Secara berkelompok,
Problem Based Learning
Project Based Learning
menunjukkan
peserta didik berdiskusi atau
pelapisan dan
diminta untuk
pergeseran
mengumpulkan data tentang
benua dari
karakteristik pelapisan bumi,
berbagai
pergeseran benua, kala
bahan yang
geografi, dan sejarah
tersedia, atau
kehidupan dari bahan
membuat
bacaan yang tersedia.
tulisan dalam
Peserta didik diminta untuk
Geografi SMA K - 6
Discovery
bentuk laporan
192
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
mengidentifikasi kriteria
hasil analisis
lingkungan hidup yang
tentang materi
mendukung kehidupan di
mengenal
planet bumi dibandingkan
bumi.
Problem Based Learning
Project Based Learning
dengan planet lainnya dalam sistem tata surya. Portofolio Menalar/Mengasosiasi
Menilai hasil
Peserta didik diminta untuk
pekerjaan
membedakan antara teori
peserta didik
penciptaan planet bumi
dari setiap
dengan penciptaan alam
rangkaian
semesta.
proses
Peserta didik diminta untuk menjelaskan tentang gerak
Geografi SMA K - 6
pembelajaran baik berupa
193
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
rotasi bumi yang dikaitkan
hasil diskusi,
dengan peristiwa siang dan
naskah
malam, serta pembagian
laporan, dan
wilayah waktu di bumi.
produk
Peserta didik diminta
Problem Based Learning
Project Based Learning
animasi
mengaitkan antara gerak
sederhana
revolusi bumi dengan
atau audio
perubahan musim di bumi.
visual
Peserta didik diminta untuk menghubungkan antara karakteristik perlapisan bumi dengan teori pergeseran benua, serta pembentukan daratan dan samudera. Peserta didik diminta menghubungkan antara
Geografi SMA K - 6
194
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
sejarah kehidupan di bumi dengan jejak rekam kala geologi. Peserta didik menjelaskan syarat-syarat planet yang layak untuk kehidupan.
Mengomunikasikan Peserta didik diminta untuk membuat laporan hasil kajian dan diskusinya baik dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi yang
Geografi SMA K - 6
195
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
disampaikan dalam forum diskusi atau diunggah di internet, atau Peserta didik diminta membuat sketsa atau gambar tentang teori-teori penciptaan planet bumi, pengaruh gerak rotasi dan revolusi bumi, karakteristik lapisan bumi dan pergeseran benua, serta kala geologi dan sejarah kehidupan, atau Peserta didik diminta untuk membuat animasi audio visual tentang materi
Geografi SMA K - 6
196
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
mengenal bumi. Untuk memotivasi belajar, hasil animasi dan video yang dibuat peserta didik dapat dilombakan.
3.4 Menganalisis
Mengamati
hubungan antara
Dan Lingkungan
Peserta didik ditugasi
manusia dengan
Dalam Dinamika
membaca buku teks dan
Observasi
lingkungan sebagai
Litosfera
sumber lainnya yang
Mengamati
akibat dari dinamika
Aktivitas
membahas aktivitas
kegiatan
manusia
manusia dalam
peserta didik
Informasi
dalam
pemanfaatan batuan
dalam proses
berkala
analisis hubungan
pemanfaatan
penyusun litosfera,
mengumpulka
instansi
antara manusia
batuan
pengaruh tektonisme,
n data, analisis
terkait
litosfera. 4.4 Menyajikan hasil
Geografi SMA K - 6
Sikap
18 JP
Buku teks
Interaksi Manusia
pelajaran geografi X Jurnal ilmiah
197
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning Poster-
dengan
penyusun
vulkanisme, seisme, dan
data dan
lingkungannya
litosfera
proses eksogen terhadap
pembuatan
poster yang
kehidupan, serta
laporan dan
dipublikasik
sebagai pengaruh
Pengaruh
dinamika litosfera
tektonisme
pembentukan tanah dan
bahan untuk
an oleh
dalam bentuk narasi,
terhadap
pemanfaatannya, atau
dikomunikasik
instansi
tabel, bagan, grafik,
kehidupan
an
terkait.
gambar ilustrasi, dan atau peta konsep.
Pengaruh
Media
menyaksikan pemutaran
vulkanisme
video yang terkait dengan
terhadap
dinamika litosfera
kehidupan
(tektonisme, vulkanisme,
Pengetahuan
yang ada di
Pengaruh
seisme, dan proses
Tes
situs
seisme
eksogen), dan atau
Menilai
internet,
terhadap kehidupan Pengaruh proses
Geografi SMA K - 6
Peserta didik ditugasi untuk
Peserta didik ditugasi untuk
visual Sumber
pemahaman
membuat kliping yang
peserta didik
dipajang di kelas sehingga
dalam
masing-masing peserta
penguasaan
Dan lainlain
198
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
eksogen
didik dapat bertukar
materitentang
terhadap
informasi tentang dinamika
keterkaitan
kehidupan
litosfera.
antara
Pembentukan
Based Learning
Project Based Learning
kehidupan
tanah dan
Menanya
manusia dan
pemanfaatann
Peserta didik diminta
lingkungannya
ya
Problem
mengajukan pertanyaan
sebagai akibat
(perorangan atau kelompok)
dinamika
tentang aktivitas manusia
litosfer. Bentuk
dalam pemanfaatan batuan
tes dapat
penyusun litosfera,
berupa pilihan
pengaruh tektonisme,
ganda atau tes
vulkanisme, seisme, dan
uraian,
proses eksogen terhadap kehidupan, serta
Geografi SMA K - 6
199
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
pembentukan tanah dan pemanfaatannya, atau Peserta didik diminta untuk
Keterampilan Proyek
membuat pertanyaan
Peserta didik
tentang pengaruh proses
diberi tugas
tenaga eksogen terhadap
membuat
kehidupan mahluk hidup di
tulisan tentang
suatu daerah. Contoh:
contoh
Apakah erosi dapat
kehidupan
menimbulkan kemiskinan
manusia yang
bagi para pertani di daerah
dipengaruhi
tersebut?
oleh dinamika litosfer.
Mengumpulkan informasi Peserta didik diminta mencari informasi atau
Geografi SMA K - 6
Portofolio Menilai karya
200
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
bahan terkait denganproses
peserta didik
tektonisme, vulkanisme,
berupa
seisme, dan tenaga
laporan, kliping
eksogen, atau
koran, bahan
Peserta didik berdiskusi
Problem Based Learning
Project Based Learning
yang
untuk mengidentifikasi
disampaikan
berbagai fenomena alam
dalam forum
sebagai pengaruh dari
diskusi, tulisan
adanya proses tektonisme,
yang diupload
vulkanisme, seisme, dan
di internet, dan
tenaga eksogen.
lain-lain.
Peserta didik berdiskusi tentang kehidupan makhluk hidup yang dipengaruhi olehproses tektonisme,
Geografi SMA K - 6
201
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
vulkanisme, seisme, dan tenaga eksogen.
Menalar/Mengasosiasi Peserta didik ditugasi untuk menganalisis keterkaitan antara konsep dan teori yang telah dipelajarinya dengan gejala atau fenomena nyata di lingkungan sekitar sehingga konsep dan teori tersebut menjadi lebih bermakna dan memperkaya wawasan. Peserta didik ditugasi untuk menunjukkan contoh
Geografi SMA K - 6
202
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
adanya interaksi manusia dengan alam yang dipengaruhi oleh aktivitas litosfera (proses tektonisme, vulkanisme, seisme, dan tenaga eksogen). Misalnya manusia memanfaatkan lahan-lahan subur di sekitar gunung api pasca letusan.
Mengomunikasikan Peserta didik diminta untuk mengkomunikasikan hasil telahaan dan diskusinya tentang dinamika
Geografi SMA K - 6
203
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
litosferyang berpengaruh terhadap kehidupan dalam bentuk tulisan dan atau lisan yang dilengkapi gambar, ilustrasi, animasi, dan audio visual,melalui forum diskusi atau diunggah di internet, atau Peserta didik diminta untuk menyampaikan gagasannya tentang perilaku manusia yang dipengaruhi oleh alam dalam diskusi kelas.
3.5 Menganalisis hubungan antara
Geografi SMA K - 6
Interaksi Manusia
Mengamati
Dan Lingkungan
Peserta didik ditugasi
Sikap
18 JP
Buku teks pelajaran
204
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
manusia dengan
Dalam Dinamika
membaca buku teks dan
Observasi
geografi
lingkungan sebagai
Atmosfera
sumber lainnya yang
mengamati
kelas X
akibat dari dinamika
Lapisan
membahas tentang lapisan
kegiatan
Jurnal ilmiah
atmosfera dan
atmosfera, cuaca dan iklim,
peserta didik
Informasi
manfaatnya
klasifikasi tipe iklim, ciri iklim
dalam
berkala
analisis hubungan
bagi
di Indonesia, dampak
kegiatan
instansi
antara manusia
kehidupan
perubahan iklim
diskusi, proses
terkait
global,kajian tentang iklim
mengumpul
Peta tematik Media audio
atmosfera. 4.5 Menyajikan hasil
dengan
Cuaca dan
lingkungannya
iklim serta
serta pemanfatannya, dan
dan analisis
sebagai pengaruh
pengukuranny
Badan Meteorologi,
data,
dinamika atmosfera
a
Klimatologi, dan Geofisika.
pembuatan
dalam bentuk
Klasifikasi tipe
Peserta didik ditugasi untuk
laporan, serta
narasi, tabel, bagan,
iklim dan cara
menyaksikan tayangan
aktivitas
grafik, gambar
menentukanny
audio visual tentang
mengkomunik
ilustrasi, dan atau
a
dinamika atmosfera, atau
asikan.
Geografi SMA K - 6
visual Situs terkait di internet, Dan lain-lain
205
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
peta konsep.
Materi Pembelajaran Karakteristik
Kegiatan Pembelajaran
Learning
iklim di
mengunjungi stasiun
Indonesia dan
pengamatan cuaca atau
Pengetahuan
pengaruhnya
instansi terkait seperti
Tes tulis
terhadap
BMKG untuk mengamati
menilai tingkat
usaha
proses pengambilan data
pemahaman
pertanian dan
dinamika atmosfera.
peserta didik
Menanya
dinamika
lainnya.
Peserta didik diminta untuk
atmosfer.
mengajukan pertanyaan
Bentuk tes
perubahan
(perorangan atau kelompok)
dapat berupa
iklim global
tentang aktivitas manusia
pilihan ganda
yang dipengaruhi oleh
atau tes uraian
Kajian tentang iklim dan pemanfatanny
Based Learning
Project Based Learning
tentang
manusia Dampak
Problem
Peserta didik ditugasi untuk
aktivitas
Geografi SMA K - 6
Discovery
dinamika atmosfera, atau Peserta didik mengajukan
206
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
a.
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
pertanyaan tentang kaitan
Keterampilan
antara kerusakan
Praktik/Kinerja
Badan
lingkungan dan dampaknya
Praktik
Meteorologi,
terhadap perubahan iklim
memaparkan
Klimatologi,
global.
hasil analisis
Layanan
dan Geofisika
Pada saat mengunjungi
Problem Based Learning
Project Based Learning
prakiraan
(BMKG) kepad
stasiun pengamatan cuaca
cuaca dari
a masyarakat.
atau instansi BMKG,
data yang
peserta didik mengajukan
diperoleh dari
pertanyaan kepada petugas
BMKG
tentang proses pengambilan data dinamika atmosfera. Portofolio
Geografi SMA K - 6
Mengumpulkan informasi
Menilai
Peserta didik diminta
portofolio
207
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
mencari informasi atau
peserta didik
bahan tentang pelapisan
(individu atau
atmosfera, unsur-unsur
kelompok)
cuaca dan iklim, klasifikasi
yang berupa
tipe iklim, ciri iklim di
laporan, bahan
Indonesia, dampak
yang
perubahan iklim
disampaikan
global,kajian tentang
dalam forum
pemanfaatan iklim, dan
diskusi,
tentang kegiatan layanan
pameran,atau
BMKG, atau
diunggah di
Secara berkelompok,
Problem Based Learning
Project Based Learning
internet.
peserta didik berdiskusi untuk mengidentifikasi pengaruh proses atmosfer terhadap kehidupan. Hasil
Geografi SMA K - 6
208
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
diskusi dapat berupa peta konsep sehingga mereka memahami keterkaitan antar konsep dalam skema dinamika atmosfer, atau Secara berkelompok, peserta didik mencoba mengolah data cuaca setempat sehingga dapat menentukan tipe iklimnya.
Menalar/Mengasosiasi Peserta didik diminta untuk memberi contoh kasus tentang kebenaran teori
Geografi SMA K - 6
209
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar sehingga materi menjadi bermakna, atau Peserta didik ditugasi untuk menunjukkan adanya interaksi kehidupan manusia dengan dinamika atmosfer baik dalam wilayah yang sempit maupun luas. Peserta didik membuat model peta tematik persebaran curah hujan atau peta iklim di wilayah
Geografi SMA K - 6
210
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
tertentu di Indonesia.
Mengomunikasikan Peserta didik diminta membuat tulisan yang dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, atau animasi, tentang dinamika atmosfer,yang disampaikan dalam forum diskusi, pameran,atau diunggah di internet. Peserta didik diminta untuk membuat bahan presentasi dan atau audio visual
Geografi SMA K - 6
211
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
tentang dinamika atmosfer, atau Peserta didik diminta untuk membuat analisis prakiraan cuaca dari data yang diperoleh dari BMKG kemudian dipublikasi pada majalah dinding atau diunggah di internet.
3.6 Menganalisis
Mengamati
hubungan antara
Dan Lingkungan
Peserta didik ditugasi
manusia dengan
Dalam Dinamika
membaca buku teks dan
Observasi
geografi
lingkungan sebagai
Hidrosfera
sumber lainnya tentang
Mengamati
kelas X
akibat dari dinamika
Siklus air
kajian siklus air, perairan
kegiatan
hidrosfera.
Perairan darat
darat dan perairan laut,
peserta didik
Geografi SMA K - 6
Sikap
18 JP
Buku teks
Interaksi Manusia
pelajaran
Jurnal ilmiah
212
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
4.6 Menyajikan hasil analisis hubungan antara manusia
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Learning
Project Based Learning Informasi
potensi yang
dalam proses
potensinya
dikandungnnya,
diskusi,
berkala
pemanfaatan dan
pengumpulan
instansi terkait
Perairan laut dan
pelestarian perairan darat
data, analisis
lingkungannya
potensinya
dalam unit DAS serta
data,
pelestarian laut secara
pembuatan
berkelanjutan.
laporan, dan
Pemanfaatan
dinamika hidrosfera
dan
dalam bentuk
pelestarian
narasi, tabel, bagan,
Peserta didik ditugasi untuk
pembuatan
perairan darat
mencari informasi tentang
bahan untuk
grafik, gambar
dalam unit
kegiatan Balai Pengelolaan
dikomunikasik
ilustrasi, dan atau
Daerah Aliran
DAS dan Pusat Penelitian
an
peta konsep.
Sungai (DAS)
Oceanografi.
Pemanfaatan
Geografi SMA K - 6
Based
dan
dengan
sebagai pengaruh
Problem
Peta tematik Media audio visual Situs terkait di internet, Dan lainlain
Peserta didik ditugasi untuk
dan
mengamatitayangan audio
pelestarian
visualtentang dinamika
Pengetahuan
213
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
laut secara
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
hidrosfer.
berkelanjutan
Tes
Balai
Menilai
Pengelolaan
Menanya
kemampuan
DAS dan
Peserta didik diminta untuk
peserta didik
Pusat
mengajukan pertanyaan
dalam
Penelitian
secara perorangan atau
penguasaan
Oceanografi.
kelompok tentang
konsep, dalil,
prosessiklus air yang
dan teori
dipercepat akibat kerusakan
tentang
lingkungan,
dinamika
Peserta didik diminta untuk
hidrosfer.
mengajukan pertanyaan tentang potensi perairan darat dan laut serta upaya pelestariannya,
Geografi SMA K - 6
Keterampilan
214
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
Peserta didik diminta untuk mengajukan pertanyaan
Proyek
setelah mengamatitayangan
Peserta didik
audio visualtentang
diberi tugas
dinamika hidrosfer, atau
membuat peta
Peserta didik diminta untuk
tematik
mengajukan pertanyaan
tentang
kepada petugas Balai
perairan darat
Pengelolaan DAS dan Pusat
dalam unit
Penelitian Oceanografi pada
DAS yang
saat kunjungan.
bersumber dari peta rupa bumi
Mengumpulkan informasi
atau peta jenis
Secara berkelompok,
lainnya.
peserta didik berdiskusi
Geografi SMA K - 6
215
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
untuk mengidentifikasi
Problem Based Learning
Project Based Learning
Portofolio:
proses tahapan siklus air. Hasil diskusi dapat berupa
Menilai
peta konsep sehingga
portofolio
mereka memahami konsep
peserta didik
yang saling terkait dalam
baik dalam
skema dinamika hidrosfer.
bentuk
Secara berkelompok,
Geografi SMA K - 6
laporan, bahan
peserta didik
yang
mengidentifikasi potensi
disampaikan
perairan darat dan laut
dalam forum
dengan cara menunjukkan
diskusi, atau
lokasinya pada peta.
bahan yang
Secara berkelompok,
diunggah di
peserta didik
internet, dan
mengidentifikasi usaha
lain-lain.
216
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
budidaya perikanan darat dan usaha penangkapan ikan laut yang dilakukan oleh masyarakat. Peserta didik berdiskusi tentang upaya pelestarian DAS dan wilayah laut secara berkelanjutan.
Menalar/Mengasosiasi Peserta didik diminta untuk menunjukkan bukti kebenaran teori yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di
Geografi SMA K - 6
217
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
lingkungan sekitar sehingga materi menjadi bermakna. Peserta didik juga dapat menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajarinya. Peserta didik diminta untuk menganalisis tentang kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh dinamika hidrosfer baik dalam wilayah yang sempit maupun luas, atau Peserta didik diminta memprediksi kerugian manusia dan lingkungan jika
Geografi SMA K - 6
218
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
terjadi kerusakan DAS dan lautan.
Mengomunikasikan Peserta didik diminta untuk mengomunikasikan hasil analisisnya dalam bentuk tulisan mapun lisan dilengkapidengan gambar, ilustrasi. Forum untuk menyampaikan gagasan dapat menggunakan forum diskusi, diunggah di internet, lomba menulis artikel, dan lain-lain.
Geografi SMA K - 6
219
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
Bagi yang telah memiliki kemampuan untuk menyediakan komputer, peserta didik dapat diminta untuk membuat kreativitas animasi atau audio visual tentang dinamika hidrosfer yang kemudian diunggah di internet. Peserta didik diminta untuk membuat artikel tentang usaha konservasi DAS dan pemeliharaan perairan laut yang dikomunikasikan di kelas atau diunggah di internet.
Geografi SMA K - 6
220
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis
Materi Pembelajaran
Mitigasi Dan
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Mengamati
Sikap
Problem Based Learning
12 JP
Project Based Learning
Buku teks
mitigasi dan
Adaptasi Bencana Peserta didik diminta
adaptasi bencana
Alam
membaca buku teks
Observasi
geografi
alam dengan kajian
Jenis dan
pelajaran dan sumber
Mengamati
kelas X
karakteristik
lainnya yang memuat
kegiatan
bencana alam.
ulasan, gambar, ilustrasi,
peserta didik
ilmiah
dan animasi tentang jenis
dalam proses
Informasi
geografis. 4.7 Menyajikan contoh penerapan mitigasi
Sebaran
pelajaran
Jurnal
dan cara
daerah rawan
dan karakteristik bencana
mengumpulka
berkala
beradaptasi
bencana alam
alam, sebaran daerah
n data, analisis
instansi
terhadap bencana
di Indonesia.
rawan bencana alam di
data dan
terkait
Indonesia, upaya
pembuatan
pengurangan
pengurangan resiko
laporan serta
kasus yang
resiko
bencana alam dan
bahan yang
dimuat oleh
alam di lingkungan sekitar.
Geografi SMA K - 6
Usaha
Berita dan
221
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
bencana alam. Kelembagaan penanggulang an bencana alam.
Kegiatan Pembelajaran
Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
kelembagaan
akan
media masa
penanggulangan bencana
dikomunikasik
(koran dan
alam, atau
an
majalah)
Peserta didik diminta untuk
Poster-
mengumpulkan berita yang
poster yang
dimuat di koran atau
dipublikasik
majalahkemudian
Pengetahuan
an oleh
dipamerkan di kelas
Tes
instansi
sehingga peserta didik
Mengukur
terkait
dapat bertukar informasi
tingkat
(BNPB,
tentang perlunya mitigasi
pemahaman
BMKG,
dan adaptasi bencana alam,
peserta didik
Pusat
atau
dalam
Vulkanologi
penguasaan
dan mitigasi
mengamati tayangan video
konsep
bencana
yang terkiat dengan mitigasi
tentang
geologi, dll).
Peserta didik diminta untuk
Geografi SMA K - 6
Discovery
222
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
dan adaptasi bencana alam.
mitigasi dan adaptasi
Menanya
bencana alam.
Peserta didik diminta
Based Learning
Project Based Learning Media audio visual Situs terkait di internet, Dan lain-
mengajukan pertanyaan dan hipotesis (perorangan
Geografi SMA K - 6
Problem
lain
atau kelompok) tentang
Keterampilan:
jenis dan karakteristik
Praktik/Kinerja
bencana alam, sebaran
Praktik
daerah rawan bencana alam
simulasi
di Indonesia, upaya
rencana aksi
pengurangan resiko
tentang
bencana alam dan
evakuasi
kelembagaan
korban
penanggulangan bencana
bencana alam
223
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
alam, atau Peserta didik diminta
Portofolio
mengajukan pertanyaan
Menilai
tentang manfaat mitigasi
portofolio
dan adaptasi bencana alam,
peserta didik
Peserta didik diminta
berupa
membuat pertanyaan
laporan, bahan
setelah mengamati
yang
tayangan video tentang
disampaikan
mitigasi dan adaptasi
dalam forum
bencana alam.
diskusi, pameran, yang
Mengumpulkan informasi
diupload di
Peserta didik ditugasi
internet, dan
mencari informasi atau
lain-lain.
bahan untuk menjawab dan
Geografi SMA K - 6
224
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
membuktikan hipotesis yang diajukan terkait dengan materi mitigasi bencana alam. Peserta didik ditugasi untuk berdiskusi kelompok tentang langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam (gempa, gunung api meletus, banjir, atau bentuk bencana lainnya) jika terjadi di daerahnya, atau Peserta didik ditugasi untuk membuat model langkahlangkah evakuasi dan
Geografi SMA K - 6
225
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya, atau Peserta didik ditugasi untuk mencari informasi tentang daerah rawan bencana alam dan strategi mitigasinya ketika berkunjung ke kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setempat.
Menalar/Mengasosiasi Peserta didik diminta untuk menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik
Geografi SMA K - 6
226
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau Peserta didik diminta untuk memberi contoh kasus untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar sehingga materi menjadi bermakna, atau
Geografi SMA K - 6
227
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
Peserta didik menganalisis keterkaitan antara bentuk permukaan bumi setempat dengan jenis ancaman bencana alamnya. Peserta didik membandingkan cara menangani bencana alam antara di Indonesia dengan negara lain.
Mengomunikasikan Peserta didik diminta untuk mengomunikasikan hasil analisis mitigasi dan adaptasi bencana dalam
Geografi SMA K - 6
228
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
bentuk tulisan mapun lisan yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi. Peserta didik diminta mengomunikasikan rencana evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya. Forum komunikasi dapat menggunakan media diskusi atau diunggah di internet Peserta didik diminta untuk membuat rencana pemberian bantuan kepada korban bencana alam baik penggalangan dana,
Geografi SMA K - 6
229
Model Pembelajaran yang sesuai Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Discovery Learning
Problem Based Learning
Project Based Learning
pengiriman bahan pangan dan obat-obatan, maupun pengiriman tenaga sukarelawan. Rancangan yang telah disusun dikomunikasikan di depan kelas.
Keterangan: Kolom KD diisi dari Standar Kompetensi yang tercantum dalam Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum SMA. Kolom materi pembelajaran diisi berdasarkan materi minimal yang diamanatkan dalam KD Kolom kegiatan pembelajaran diisi dengan aktivitas berorientasi pada peserta didik menggunakan pendekatan saintifik. Kolom model diisi dengan memberi tanda centang/check (√ ) sesuai dengan kompetensi, materi, dan kegiatan pembelajaran,
Geografi SMA K - 6
230
b.
Latihan/Kasus/Tugas Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1)
Peserta didik merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang dilakukan selama proses kegiatan belajar, sehingga mereka mendapatkan dan menguasai sendiri materi yang bersifat konsep atau prinsip tersebut. Proses pembelajaran demikian menggunakan model pembelajaran…. A. Inquiry learning B. Discovery learning C. Problem based learning D. Project based learning
2)
Guru yang menerapkan model pembelajaran problem based learning akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut…. A. mengorientasikan
peserta
didik
terhadap
masalah
-
mengorganisasi peserta didik untuk belajar - membimbing penyelidikan individual maupun kelompok - mengembangkan dan menyajikan hasil karya B. mengorganisasi peserta didik terhadap masalah - membimbing penyelidikan individual maupun kelompok - mengembangkan dan menyajikan hasil karya - menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. C. mengorganisasi peserta didik untuk belajar
- membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok - mengembangkan dan menyajikan hasil karya - menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. D. mengorientasikan
peserta
didik
terhadap
masalah
-
mengembangkan dan menyajikan hasil karya - menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 3)
Guru yang menerapkan model pembelajaran project based learning akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut….
Geografi SMA K - 6
231
A. Perencanaan - pemecahan masalah – pelaporan B. Perencanaan - pengolahan data – pelaporan C. Perencanaan - penggalian data – pelaporan D. Perencanaan - pelaksanaan – pelaporan
c.
Rangkuman Salah satu langkah yang harus dilakukan dalam mendesain pembelajaran dengan melakukan analisis pembelajaran. Dengan analisis pembelajaran akan diidentifikasi keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate skills). Standar Kompetensi (SK) merupakan kemampuan minimal yang harus dikuasai pada jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan yang terkaitan muatan mata pelajaran, dalam hal ini adalah mata pelajaran Geografi pada satuan pendidikan menengah atas. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi. Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan isi atau substansi tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh peserta didik dalam perkembangan dirinya. Materi pembelajaran (instructional materials) umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengalaman (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan). Adapun jenis karakteristik materi meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Model
pembelajaran
pada
dasarnya
merupakan
bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
Geografi SMA K - 6
232
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Ada 3 model pembelajaran yang dibahas dalam modul ini, yaitu model discovery learning, problem based learning, dan project based learning. Model Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan
pelajaran
dalam
bentuk
finalnya,
tetapi
diharapkan
mengorganisasi sendiri. d.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1)
Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah menganalisis kompetensi yang sesuai mnggunakan model discovery learning, problem based learning, dan project based learning?
2)
Pengalaman
penting
apa
yang
Ibu/Bapak
peroleh
setelah
menganalisis model discovery learning, problem based learning, dan project based learning? 3)
Apa manfaat
setelah menganalisis model discovery learning,
problem based learning, dan project based learning terhadap tugas Ibu/Bapak? 4)
Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan ini?
Geografi SMA K - 6
233
I.
BAB IX PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN m. Kegiatan Belajar 1. Perancangan Media Pembelajaran Geografi n. Indikator Pencapaian Kompetensi 7) menjelaskan tahapan perancangan media pembelajaran 8) mempraktikan perancangan media pembelajaran
o.
Uraian Materi 1)
Pendahuluan Media Pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran di kelas. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang dapat membelajarkan peserta didik sehingga pada akhirnya tercipta suatu lulusan yang berkualitas. Istilah media berasal dari bahasa Latin, yaitu bentuk jamak dari "medium" yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.Istilah media itu lebih populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah aplikasi komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Association for Education and Communication Technologi (AECT) mengartikan media sebagai segala sesuatu yang dipergunakan orang untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan Nation Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Di samping itu Brown (Modul Akta Mengajar V-Nomor 15, 1982/1983, P.19) mengatakan bahwa media yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas proses instruksional. pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
Geografi SMA K - 6
234
kemampuan anak didik sehingga dapat mendorog terjadinya proses belajar pada dirinya. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu simpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Dan penggunaaan media secara kreatif dapa memungkinkan peserta didik untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan performance mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dewasa ini, kadang membingungkan antara media dan alat peraga. Karena pada alat atau benda yang sama kadang orang menyebutnya sebagai media dan bagi orang yang lain menyebutnya sebagai alat peraga. Untuk mengetahui perbedaan antara media dan alat praga/alat bantu hanyalah pada fungsinya, bukan pada substansi. Suatu sumber belajar dikatakan alat peraga jika hal tersebut digunakan untuk mempragakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret, misalnya dengan mengajar tumbuhan dengan membawa gambar tumbuhan atau benda aslinya tersebut ke kelas. Sebagai alat bantu jika alat/benda itu digunakan untuk mempermudah tugas mengajar, fungsinya hanya sebagai alat bantu saja, tidak terkandung pesan/isi/bahan pelajaran. Dalam pelajaran tentang kuman misalnya, bantuan mikroskop sebagai alat pengajaran sangat penting. Demikian pula dalam pelajaran menggambar, mistar atau kuas berfungsi sebagai alat pengajaran yang sering diperlukan. Lain halnya dengan media, yaitu, selalu mengandung pesan atau isi pelajaran didalamnya, merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan belajar dan ada pembagian tanggung jawab antara guru kelas atau dosen di satu pihak dan sumber lain di lain pihak. Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran paling tidak harus diawali dengan adanya sikap dari guru yang bersedia Geografi SMA K - 6
235
untuk memanfaatkan media pembelajaran. Untuk itu guru perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang hakikat media, jenis, karakteristik,
dan
manfaat
media
pembelajaran
dalam
rangka
membekali guru agar dapat memerankan dirinya dengan baik sebagai salah satu sumber belajar, sebagai fasilitator, dan sebagai tenaga pendidik dalam sistem pembelajaran. Pada
hakikatnya
proses
belajar
mengajar
adalah
proses
komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan
terjadi
penyimpangan-penyimpangan
sehingga
komunikasi
tersebut tidak efektif dan efisien. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah menguasai penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Kekuatan dan kelemahan dari media pembelajaran yang telah dibuat oleh guru biasanya dapat diketahui dengan lebih jelas dan setelah program tersebut dilaksanakan di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan memberi petunjuk kepada guru tentang bagian-bagian mana dari media pembelajaran tersebut yang sudah baik dan bagian mana pula yang belum baik sehingga belum dapat mencapai tujuan dari pengembangan media pembelajaran yang dalam hal ini diharapkan terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah disusun. 2) Kriteria Pemilihan Media Alasan
pendidik
memilih
media
pengajaran
adalah
memberikan gambaran atau penjelasan yang lebih konkrit atau menginginkan agar dalam proses belajarnya nanti dapat menarik minat siswa sehingga akan membangkitkan motivasi dalam meningkatkan
Geografi SMA K - 6
236
kualitas belajar. Jadi dasar pertimbangan untuk memilih media adalah memenuhi kebutuhan dan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam memilih dan merancang media harus didasarkan atas kriteria tertentu yang secara umum terdiri dari dua macam, yaitu kriteria umum dan kriteria khusus. (a) Kriteria umum: Bersifat ekonomis, dalam arti bila dinilai dengan uang maka tergolong relatif murah. Ekonomis tidak berarti harganya selalu rendah. Bisa saja dana untuk pengadaan media itu cukup tinggi, tetapi bila dibandingkan dengan nilai kemanfaatannya dan hasilnya maka media itu masih tergolong murah misalnya OHP, Slide proyektor dan lain-lain. Bersifat praktis dan sederhana tidak memerlukan pelayanan khusus atau keterampilan khusus dalam mengoperasionalkannya. Mudah diperoleh dalam arti media itu terdapat di daerah sekitar. Bersifat fleksibel, artinya bisa dimanfaatkan untuk pelbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai budaya, keinginan pelbagai pemakai media itu sendiri, contoh kaset video, isi pesan yang dikandungnya bisa digunakan untuk pencapaian beberapa tujuan instruktusional sesuai dengan budaya setempat atau pemakai jasa media. Komponen-komponen sesuai dengan tujuan, artinya misi, keadaan fisik dan pesan yang dibawa oleh media harus sesuai dengan tujuan.
(b) Kriteria khusus:
Ketepatannya dengan tujuan pengajarannya artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan.
Geografi SMA K - 6
Cara pencapaian tujuan tersebut. 237
Pencapaian tujuan tersebut melalui belajar sendiri, kelompok atau adanya interaksi antara guru dan siswa.
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran.
Bahan pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip dan generalisasi sangat membutuhkan bantuan media agar landas mudah untuk dipahami siswa.
Kemudahan memperoleh media
Media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru.
Tingkat kesukarannya
Memilih media harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa.
Biaya
Biaya merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan apakah biaya yang dibutuhkan seimbang dengan manfaat serta hasil yang diharapkan dari penggunaan media itu? Perhitungan biaya ini bukan hanya difokuskan pada masalah pengadaan dan penggandaannya saja melainkan juga harus dipertimbangkan pembiayaan pengelolaan, perawatan dan pemeliharaannya.
Mutu teknis
Kualitas media harus dipertimbangkan dan harus memenuhi persyaratan hingga pesan yang disampaikan lebih mudah dicerna.
Keterampilan guru dalam menggunakannya
Adapun jenis media yang diperlukan atau yang dipergunakan tiada berarti bila guru tidak mampu untuk menggunakannya. Syarat utama yang diperlukan adalah kemampuan guru dalam menggunakan
media
tersebut.
Nilai
dan
manfaat
yang
diharapkan bukan terletak pada medianya, tetapi dampak dari
Geografi SMA K - 6
238
penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi dalam proses belajar mengajar.
Adapun Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran (a) Obyektivitas Untuk menghindari pengaruh unsur subyektivitas sebaiknya dalam
memilih
media
pengajaran
guru
memutus
pandangan/pendapat/saran teman sejawat atau melibatkan siswa. (b) Program Pengajaran Program pengajaran yang disajikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. (c) Sasaran Program Yang dimaksud adalah siswa yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran. (d) Situasi dan kondisi Meliputi: (a) Sekolah dan ruangan yang akan digunakan (ukurannya, perlengkapannya, ventilasi), dan (b) siswa yang mengikuti pelajaran (jumlahnya, motivasi dan minatnya). (e) Kualitas Teknik Dari segi teknik media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan apakah sudah memenuhi syarat, sehingga tidak mengganggu jalannya proses belajar mengajar. (f) Keefektifan dan efisiensi penggunaan Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh siswa secara optimal, sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, Geografi SMA K - 6
239
tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut seminimal mungkin. 3) Perancangan Media Pembelajaran Dalam meranncang dan mengembangkan media pembelajaran perlu
diperhatikan model-model
pengembangan guna memastikan
kualitasnya, penggunaan model pengembangan bahan pembelajaran yang pengembangan pengajaran secara sistematik dan sesuai dengan teori akan menjamin
kualitas isi bahan pembelajaran. Model-model
tersebut antara lain, model ADDIE, ASSURE, Hannafin dan Peck, Gagne and Briggs serta Dick and Carry. Dari beberapa model tersebut tentu memiliki karakteristik masing-masing yang perlu lebih dalam lagi dipahami. Pemilihan media pembelajaran perlu diperhatikan dalam kesesuaian dengan standar isi dan lebih-lebih pemilihan bahan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan. Pengembangan model dapat diartikan sebagai upaya memperluas untuk membawa suatu keadaan atau situasi secara berjenjang kepada situasi yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan yang lebih baik. Beberapa model desain pembelajaran menyertakan pemanfaatan media pembelajaran dalam komponen
langkah
pembelajaran
yang
yang
perlu
efektif,
ditempuh
efisien
dan
untuk
menarik.
merealisasikan Model
desain
pembelajaran ASSURE dan ADDIE memasukan penggunaan unsur pemanfaatan media di dalamnya. Uraian berikut akan menjelaskan tentang
unsur
media
dalam
komponen-komponen
model
desain
pembejaran yang diadaptasi dari kedua model tersebut. Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan
Geografi SMA K - 6
240
perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program media. Sadiman
(2005)
merumuskannya
sebagai
berikut:
menganalisis
kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan kompetensi dan indikator hasil belajar, merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya kompetensi, mengembangkan alat pengukur keberhasilan, menulis naskah media, mengadakan tes dan revisi, yang bila digambarkan dalam
bentuk flowchart akan diperoleh model
pengembangan sebagai berikut:
Gambar Flow Chart Pengembangan Media (Sumber: Arif S. Sadiman 2005)
(a) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Setelah analisis kebutuhan siswa, maka karakteristik siswanya perlu dianalisis untuk memahami kemampuan pengetahuan atau keterampilan
yang
telah
dimiliki
siswa
sebelumnya.
Cara
mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang lainnya. Geografi SMA K - 6
241
Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara menganalisa topiktopik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam). (b) Merumuskan tujuan pembelajaran dengan operasional dan khas Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. Tujuan dapat memberikan arah tindakan yang kita lakukan. Dalam proses belajar mengajar, tujuan i merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan dapat memberikan arah kemana siswa akan pergi, bagaimana ia harus pergi kesana, dan bagaimana ia tahu bahwa telah sampai ke tempat tujuan. Tujuan ini merupakan pernyataan yang
menunjukkan perilaku yang
harus dapat
dilakukan siswa setelah ia mengikuti proses instruksional tertentu. Untuk dapat merumuskan tujuan dengan baik, ada beberapa ketentuan yang harus diingat, yaitu: Tujuan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa (learner oriented). Artinya tujuan instruksional itu benar-benar harus menyatakan adanya perilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan. Selain itu, perilaku yang diharapkan dicapai harus mungkin dapat dilakukan siswa dan bukan perilaku yang tidak mungkin dilakukan siswa Sehingga dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit dituliskan.. Tujuan itu berorientasi pada hasil, sehingga secara kuantitas dapat diukur Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu menunjukkan suatu perilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur. Perumusan tujuan harus dibuat secra spesifik dan operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Tujuan spesifik ini terkait
Geografi SMA K - 6
242
dengan penggunaan kata kerja. Kata kerja yang umum akan menghasilkan perilaku atau tindakan siswa yang juga bersifat umum, namun sebaliknya kata yang khusus maka akan menghasilakan perilaku siswa yang khusus pula.
Tabel Katakerja Operasional
Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat kita akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari masing-masing komponen tersebut sebagai berikut: A = Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran pembelajaran B = Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung C = Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya D =Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan dapat dicapai.
(c) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan Geografi SMA K - 6
243
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari halhal yang konkrit kepada yang abstrak. Materi perlu disusun dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, diantaranya: Sahih atau valid, materi yang dituangkan dalam media untuk pembelajaran benar-benar telah teruji kebenarannya. Hal ini juga berkaitan dengan keaktualan materi sehingga materi yang disisipan tidak ketinggalan zaman, dan memberikan kontribusi untuk masa yang akan datang. Tingkat kepentingan (significant), dalam memilih materi perlu dipertimbangkan pertanyaan sebagai berikut, sejauhmana materi tersebut untuk dipelajari? Pentig untuk siapa? Dimana dan mengapa? Dengan demikian materi yang diberikan kepada siswa benar-benar yang dibutuhkannya. Kebermanfaatan haruslah
(utility)
dipandang
kebermanfaatan dari
dua
yang
dimaksud
sudutpandang
yaitu
kebermanfaatan secara akademis dan non akademis, secara akademis
materi
harus
bermanfaat
untuk
meningkatkan
kemampuan siswa, sedangkan non akademis materi harus menjadi bekal berupa life skill baik berupa pengetahuan aplikatif, keterampilan dan sikap yang dibutuhkannya dalam kehidupan keseharian. Learnability artinya sebuah program harus dimungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, sulit ataupun sukar) dan bahan ajar tersebut layak digunakan sesuai dengan kebutuhan setmpat.
Geografi SMA K - 6
244
Menarik minat (interest) materi yang dipilih hendanknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus menimbulkan keingintahuan
siswa
lebih
lanjut,
sehingga
memunculkan dorongan lebih tinggi untuk belajar secara aktif dan mandiri.
(d) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan Alat
pengukur
keberhasilan
seyogyanya
dikembangkan
terlebih dahulu sebelum naskah program ditulis. Dan alat pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku. Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan alat pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian dilihat
bagaimana
hasilnya.
Apakah
siswa
menunjukkan
penguasaan materi yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka dimanakah letak kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya. Alat pengukur keberhasilan belajar ini perlu dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang sudah disiapkan. Yang perlu diukur adalah tiga kemampuan utama yaitu: pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara tujuan, materi dan tes pengukur keberhasilan Geografi SMA K - 6
245
(e) Menulis naskah/materi media Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang merupakan penjabaran dari pokokpokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media. Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam. Dalam teknis penulisannya, naskah tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan. Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal dari adanya ide dan gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. selanjutnya pengumpulan data dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment, penulisan naskah, pengkajian naskah atau revisi naskah, revisi naskah sampai naskah siap diproduksi. Secara umum naskah dalam media pembelajaran diartikan sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis, dan audio sebagai acuan dalam pembuatan media tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi tertentu. Secara sederhana naskah juga dapat berupa gambaran umum media atau juga outline media yang akan dibuat. Fungsi naskah adalah sebagai pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat media. Seorang programer pembuat media pembelajaran berbantuan komputer, mengacu pada naskah, jika tidak ada naskah maka tidak mungkin program itu terwujud.
Geografi SMA K - 6
246
(f) Mengadakan penilaian (evaluasi media) dan revisi Penilaian
media
adalah
kegiatan
untuk
menguji
atau
mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik. Evalusi media pembelajaran adalah suatu tindakan proses atau
kegiatan
yang
dilaksanakan
dengan
maksud
untuk
menentukan nilai dari segala media atau alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, pertanyaan pokok yang sering muncul adalah apa yang harus dievaluasi. Ini berarti, setiap evaluator untuk melihat kembali fungsi dan prinsip penggunaan media. Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar berbeda. Menurut Gardner (1974), ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh). Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes. Geografi SMA K - 6
247
Apabila dikaitkan dengan tujuan evaluasi sebagaimana yang telah dikemukakan, maka ada berbagai jenis evualuasi terhadap media pembelajaran. Berdasarkan prosesnya, evaluasi media ini terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisien bahan-bahan pembelajaran (dalam hal ini medianya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien. Dalam bentuk finalnya, setelah media tersebut diperbaiki dan disempurnakan, maka data akan dikumpulkan untuk menentukan apakah media tersebut patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau media tersebut benar-benar efektif seperti yang dilaporkan. Jenis evaluasi inilah yang kemudian disebut dengan evaluasi sumatif.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut siap untuk diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut. Pada akhirnya, kegiatan mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung jawab kepada siswa untuk selalu menerapkan potensi diri dalam membangun gagasan melalui kegiatan mengajar. Oleh sebab itu
Geografi SMA K - 6
248
diperlukan tingkat kekreatifan seorang guru untuk dapat merancang dan menciptakan media yang baik, sehingga apa yang akan disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada para siswa, karena cara penyampaian media yang baik dapat menimbulkan kegairahan atau perasaan senang untuk mempelajari apa yang disampaikan guru. Sebaliknya cara penyampaian media yang tidak menarik cenderung akan diabaikan oleh siswa. Sehingga tujuan-tujuan dari pengajaran itu dapat tepat tersampaikan kepada siswa.
p.
Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran 1)
Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat mempraktikan perancangan media media.
2)
Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut: Tugas Individu: a)
Baca
dan
cermati
uraian
materi
perancangan
media
pembelajaran b)
Klasifikasikan dan tulislah jenis-jenis media yang selama ini bapak/ibu
pergunakan/manfaatkan
pada
pembelajaran
geografi. c)
Evaluasilah pemanfaatan media berdasar kriteria pemilihan media pembelajaran.
Tugas Kelompok: a)
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan jumlah
kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang. b)
Dalam
kelompok
berdikusi
untuk
merangcang
dan
mengembangkan media pembelajaran berdasarkan tahapantahapan
perancangan
dan
pengembangan
media
pembelajaran. Geografi SMA K - 6
249
c)
Hasil kelompok dipresentasikan agar kelompok lain dapat mencermati dan mempelajari.
d)
Refleksi dilakukan oleh fasilitator
q. Evaluasi kegiatan belajar Berikan
jawaban
pada
soal-soal
berikut
untuk
mengetahui
tingkat
penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1. Jelaskan dasar pertimbangan yang perlu dilakukan untuk memilih media? 2. Jelaskan
mengapa
meranncang
dan
mengembangkan
media
pembelajaran perlu memperhatikan model-model pengembangan media yang ada? 3. Jelaskan macam-macam evaluasi pengembangan pendidikan!
r. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1) Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi perancangan dan pengembangan media pembelajaran geografi? 2) Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi perancangan dan pengembangan media pembelajaran geografi? 3) Apa manfaat
materi perancangan dan
pengembangan media
pembelajaran geografi, terhadap tugas Bapak/Ibu ? 4) Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
g. Rangkuman Dalam memilih dan merancang media harus didasarkan atas kriteria tertentu yang secara umum terdiri dari dua macam, yaitu kriteria umum dan kriteria khusus.
Geografi SMA K - 6
250
(a) Kriteria umum, meliputi, bersifat ekonomis; bersifat praktis dan sederhana; mudah diperoleh; bersifat fleksibel; dan komponen-komponen sesuai dengan tujuan. (b)
Kriteria khusus, meliputi: ketepatannya dengan tujuan; dukungan
terhadap isi bahan pelajaran; kemudahan memperoleh media; tingkat kesukarannya;
biaya;
mutu
teknis;
dan
keterampilan
guru
dalam
memilih
media
menggunakannya Faktor-faktor
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembelajaran, antara lain: obyektivitas; program pengajaran; sasaran program; situasi dan kondisi; kualitas teknik; dan keefektifan dan efisiensi penggunaan. Desain atau rancangan pengembangan program media. Sadiman (2005), merrumuskan desain dan rancangan sebagai berikut: menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa; merumuskan kompetensi dan indikator hasil belajar; merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya
kompetensi;
mengembangkan
alat
pengukur
keberhasilan ;menulis naskah media; dan mengadakan tes dan revisi
Geografi SMA K - 6
251
J. BAB X PERANCANGAN PENILAIAN BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian, penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan penilaian keterampilan a. Tujuan 1) Melalui membaca dapat menjelaskan pengertian penilaian sikap 2) Melalui membaca dapat menjelaskan pengertian penilaian pengetahuan 3) Melalui membaca dapat menjelaskan pengertian penilaian keterampilan b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1) Menjelaskan pengertian penilaian sikap 2) Menjelaskan pengertian penilaian pengetahuan 3) Menjelaskan pengertian keterampilan c. Uraian Materi Perancangan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran Geografi dengan suatu model, diperlukan jenisjenis penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran Geografi. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik. Penilaian Kompetensi Sikap Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang diharapkan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya,
Geografi SMA K - 6
252
dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (ratingscale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus. Kompetensi sikap
pada pembelajaran Geografi yang harus dicapai
peserta didik sudah terinci pada KD dari KI 1 dan KI 2.
Guru Geografi
dapat merancang lembar pengamatan penilaian kompetensi sikap untuk masing-masing KD sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang disajikan. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Contoh penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran Geografi. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi Penilaian kompetensi sikap atau perilaku dapat dilakukan oleh guru pada saat peserta didik melakukan observasi atau diskusi, guru dapat mengembangkan lembar observasi seperti contoh berikut. a. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada Kegiatan Praktikum Interpretasi Lembar Penilaian pada Kegiatan Interpretasi Citra Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester: XII/1 Topik/Subtopik : Interpretasi Citra Indikator:
Peserta didik menunjukkan perilaku ilmiah kerjasama,
disiplin, tanggung
jawab,
teliti kreatif dalam melakukan interpretasi citra pada
pembelajaran Geografi No
1.
Nama Siswa
Disiplin
Tanggung jawab
Kerjasama
Teliti
Kreatif
Peduli
Keterangan
Lingkungan
.....................
2. ......
Geografi SMA K - 6
253
b. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada saat Diskusi
Lembar Penilaian Kegiatan Diskusi Mata Pelajaran :
Geografi
Kelas/Semester :
XII / 1
Topik/Subtopik :
Interpretasi Citra
Indikator
: Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
No
Nama Siswa
1.
................
2.
................
Kerja sama
Rasa ingin
Keterangan Santun
Komunikatif
tahu
... .
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:. Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
Diskusikan lebih lanjut kriteria dalam menilai setiap perilaku! Nilai masing-masing perilaku yang diperoleh dari penilaian kompetensi sikap melalui observasi ini akan digabungkan secara keseluruhandalam kurun waktu pelaporan hasil belajar (pada tengah semester atau pada akhir semester) untuk menentukan modusnya.
Geografi SMA K - 6
254
Penilaian Kompetensi Sikap melalui Penilaian Diri
Penilaian
diri
digunakan
untuk
memberikan
penguatan
(reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous learning). Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai. c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian. Penilaian diri setelah peserta didik selesai belajar satu KD Contoh format penilaian diri setelah peserta didik belajar satu KD Penilaian Diri Topik:......................
Nama: ............ Kelas: .............
Setelah mempelajari materi Interpretasi Citra, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan.
No
Pernyataan
1.
Memahami obyek pada citra
2.
Memahami prinsip dasar
Sudah memahami
Belum memahami
interpretasi citra didasarkan pada karakteristik/atribut citra 3.
Memahami karakteristik/atribut
Geografi SMA K - 6
255
pada citra disebut unsur-unsur interpretasi citra
Penilaian diri setelah melaksanakan suatu tugas. Contoh format penilaian diri setelah peserta didik mengerjakan Tugas Proyek Geografi Penilaian Diri Tugas:............................
Nama:.......................... Kelas:..............................
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya. No 1
Pernyataan
YA
TIDAK
Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama dengan teman satu kelompok
2
Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta
3
Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang
4
Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca literatur yang mendukung tugas
5
……………………………………….
Dari penilaian diri ini Anda dapat memberi skor misalnya YA=2, Tidak =1 dan membuat rekapitulasi bagi semua peserta didik. Penilaian diri, selain sebagai penilaian sikap jujur juga dapat diberikan untuk mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan, misalnya peserta didik diminta mengerjakan soal-soal sebelum ulangan akhir bab dilakukan dan mencocokan dengan kunci jawaban yang tersedia pada buku siswa. Berdasarkan hasilnya, diharapkan peserta didik akan belajar kembali pada topik-topik yang belum mereka kuasai. Untuk melihat hasil penilaian diri
Geografi SMA K - 6
256
peserta didik, guru dapat membuat format rekapitulasi penilaian diri peserta didik dalam satu kelas.
Contoh. REKAPITULASI PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK Mata Pelajaran:........................................... Topik/Materi:.............................................. Kelas:..........................................................
No
Skor Pernyataan Penilaian Diri
Nama
1
2
3
.....
.....
1
Afgan
2
1
2
.....
.....
2
Aliva
2
2
1
.....
....
3
.............
Jumlah
Contoh instrumen penilaian diri dapat Anda pelajari pada Permendikbud nomor 104 tahun 2014 Penilaian teman sebaya (peer assessment) Penilaian teman sebaya atau antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan antar antar peserta didik. Penilaian teman antar peserta didik dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya.
Contoh penilaian antar peserta didik pada pembelajaran Geografi.
Penilaian antar Peserta Didik Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XII / 1 Topik/Subtopik : Indikator
Geografi SMA K - 6
................................... : Peserta didik
menunjukkan perilaku
kerja sama, rasa ingin
257
Nilai
tahu, santun,
dan komunikatif sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan
Format penilaian yang diisi peserta didik Penilaian antar Peserta Didik Topik/Subtopik:
Nama Teman yang dinilai:
........................................
........................
Tanggal Penilaian:
Nama Penilai:
.....................................
............................................
-
Amati perilaku temanmu dengan cermat selamat mengikuti pembelajaran Geografi
-
Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu.
-
Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu
No
Dilakukan/muncul
Perilaku
YA
1.
Mau menerima pendapat teman
2.
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
3.
Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
4.
Mau bekerjasama dengan semua teman
5.
......................................
TIDAK
Pengolahan Penilaian: 1.
Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (no 1. 2dan 4) dan ada yang negatif (no 2) Pemberian skor untuk
perlaku positif = 2, Tidak =
1. Untuk yang negatif Ya = 1 dan Tidak = 2 2.
Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan format berikut.
No
Nama
1
…….
2
Ami
Skor Perilaku 1
2
3
4
5
2
2
1
2
2
Jumlah
Nilai
9
3
Geografi SMA K - 6
258
Penilaian Jurnal (anecdotal record) Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah: 1)
Catatan atas pengamatan guru harus objektif
2)
Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3)
Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
4)
Setiap peserta didik memiliki Jurnal yang berbeda (kartu Jurnal yang berbeda)
Contoh Format Jurnal Model Pertama
JURNAL
Aspek yang diamati: …………………………. Kejadian
: ………………………….
Tanggal: ………………………….
Nama Peserta Didik: …………………………. Nomor peserta Didik: ………………………….
Catatan Pengamatan Guru: ............................................................................................................................ .................................................................................................................. ....................................................................................................
Geografi SMA K - 6
259
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru): 1)
Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan dan aspek yang diamati oleh guru.
2)
Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan
maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan
pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti. 3)
Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik
Contoh Format Jurnal Model Kedua
JURNAL Nama Peserta Didik: …………...........................................…….. Kelas: ..................................................................................... Aspek yang diamati: ………...........................................………..
NO
HARI/TANGGAL
KEJADIAN
KETERANGAN/ TINDAK LANJUT
1. ...
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru) Pedoman umum penskoran jurnal: 1)
Penskoran pada jurnal dapat dilakukan skala 1 sampai dengan 4.
2)
Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.
3)
Jumlahkan skor pada masing-masing aspek,skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan Nilai
Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan
dengan cara menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian
Geografi SMA K - 6
260
Penilaian Kompetensi Pengetahuan Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, observasi pada diskusi, tanyajawab dan percakapan serta dan penugasan ( Permendikbud nomor 104 tahun 2014). Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan,
Tes tulis
dan uraian.
Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan
Format observasi
Percakapan. Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu Penugasan
1.
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Tes Tulis Instrumen tes tulis umumnya menggunakan soal pilihan ganda dan
soal uraian. Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soalsoal yang menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis
dengan
menggunakan
kata-katanya
sendiri,
misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Pada pembelajaran Geografi yang menggunakan pendekatan scientific, instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS, “Higher Order thinking Skill”) menguji proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai kreatif.
Untuk menguji keterampilan berpikir
peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar Geografi dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses Geografi SMA K - 6
261
berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom. Misalnya untuk menguji ranah analisis peserta didik pada pembelajaran Geografi, guru dapat membuat soal dengan menggunakan katakerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis, mendeteksi, mengukur, dan menominasikan. Ranah evaluasi contohnya membandingkan, menilai, memprediksi, dan menafsirkan. Soal Pilihan Ganda Indikator
:
peserta didik dapat menyebutkan manfaat citra penginderaan jauh dalam bidang geologi
Soal
:
Manfaat citra penginderaan jauh dalam bidang geologi A. pengamatan iklim B. pemetaan permukaan bumi C. pengamatan system fisik laut D. pemetaan intensitas banjir E. pemetaan sungai
a. Soal Uraian
Indikator
:
Mengidentifikasi karakteristik/atribut pada citra
Soal
:
Jelaskan karakteristik rona pada foto udara pada obyek basah dan kering
Contoh Pedoman Penskoran No
Jawaban
Skor
a.
- Rona merupakan tingkat/gradasi yang teramati
80
pada
citra
penginderaan
jauh
yang
dipresentasikan secara hitam putih. Permukaan obyek yang basah akan cenderung menyerap cahaya elektromagnetik sehingga akan nampak lebih hitam disbanding obyek yang relatif lebih kering b.
Geografi SMA K - 6
- Uraian sistematis dan benar
50
262
- Uraian kurang sistematis dan benar
20
- Uraian kurang sistematis dan kurang benar
10
Skor maksimal
80
Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan. Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik. Ketika terjadi diskusi, guru dapat mengenal kemampuan peserta didik dalam kompetensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur) seperti melalui pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan
istilah/fakta/prosedur
yang
digunakan
pada
waktu
mengungkapkan pendapat, bertanya, atau pun menjawab pertanyaan. Seorang peserta didik yang selalu menggunakan kalimat yang baik dan benar menurut kaedah bahasa menunjukkan bahwa yang bersangkutan memiliki pengetahuan tata bahasa yang baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kalimat-kalimat Contoh Format observasi terhadap diskusi dan tanya jawab
Nama
Pernyataan
Jumlah
Peserta
Pengungkapan
Kebenaran
Ketepatan
Didik
gagasan yang
konsep
penggunaan
orisinal YA
TIDAK
Skor
istilah YA
TIDAK
YA
TIDAK
YA
TIDAK
Fitria Gina ....
Keterangan: diisi dengan ceklis ( √ ) Untuk pemberian nilai Percakapan
Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan
ini Silahkan Anda diskusikan dan jawab pada LK yang tersedia!
Penugasan Geografi SMA K - 6
263
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Contoh isntrumen tugas untuk suatu topik dalam satu KD
Melakukan interpretasi citra Indikator: - Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh - Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh - Menganalisis citra penginderaan jauh - Membuat laporan tugas proyek interpretasi citra
TUGAS: Melakukan interpretasi citra pada foto udara yang sudah disediakan guru untuk
dilakukan
digitasi,
interpretasi
citra
dan
menganalisis
citra
penginderaan jauh
Untuk penilaian tugas guru dapat membuat rubriknya disesuaikan dengan tugas yang diberikan pada peserta didik.
A.
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kompetensi
keterampilan
keterampilan dilakukan
kongkret.
dengan
terdiri
Penilaian
menggunakan:
atas
keterampilan
kompetensi Unjuk
abstrak
keterampilan
dan dapat
kerja/kinerja/praktik,Projek,
Produk dan portofolio Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik Penilaian
unjuk
kerja/kinerja/praktik
dilakukan
dengan
cara
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium,
Geografi SMA K - 6
264
praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi. Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di luar kelas dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum.
Contoh Penilaian Praktik
Topik :
Interpretasi citra
KI: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan KD:4.1. Mengolah,
menalar, dan menyaji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. .Indikator
:
Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh
untuk perencanaan tata guna lahan dan transportasi. Lembar Pengamatan Topik: ............................... Kelas: ................................ No 1.
Nama
Persiapan
Pelaksanaan
Kegiatan Akhir
Jumlah
Percobaan
Percobaan
Percobaan
Skor
………………………
2.
Rubrik No
Keterampilan yang dinilai
Geografi SMA K - 6
Skor
Rubrik
265
1
Persiapan
30
Percobaan
2
- Alat-alat sudah tersedia, tertata rapih sesuai dengan keperluannya
(Menyiapkan alat
- Bahan-bahan untuk praktik sudah disiapkan di meja
Bahan)
- Lembar kegiatan praktik tersedia
Pelaksanaan
20
Ada 3 aspek yang terpenuhi
10
Ada 2 aspek yang terpenuhi
30
- Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh - Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh
Interpretasi citra
- Menganalisis citra penginderaan jauh
3
Kegiatan akhir
20
Ada 4 aspek yang tersedia
10
Ada 2 aspek tang tersedia
30
- Mengambalikan foto udara
praktik
- Mengembalikan spidol OHP
penginderaan
- Menyerahkan table hasil pengamatan
jauh
20
Ada 3 aspek yang tersedia
10
Ada 2 aspek tang tersedia
Penilaian Proyek Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan dan
merupakan
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik. Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: Geografi SMA K - 6
266
-
Kemampuan pengelolaan ; Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
-
Relevansi;
Kesesuaian
mempertimbangkan
dengan
tahap
mata
pelajaran,
pengetahuan,
dengan
pemahaman
dan
keterampilan dalam pembelajaran.
-
Keaslian ; Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa
petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Contoh Format Penilaian Proyek Mata Pelajaran :
Guru Pembimbing
:
Nama Proyek
:
Nama
:
Alokasi Waktu :
Kelas
:
No. 1
ASPEK
SKOR (1 - 5)
PERENCANAAN : a. Rancangan Alat -
Alat dan bahan
-
Gambar
b. Uraian cara menggunakan alat 2
PELAKSANAAN : a. Keakuratan Sumber Data / Informasi b. Kuantitas Sumber Data c. Analisis Data d. Penarikan Kesimpulan
3
LAPORAN PROYEK : a. Sistematika Laporan b. Performans c. Presentasi TOTAL SKOR
Penilaian Produk Geografi SMA K - 6
267
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barangbarang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam atau alat-alat teknologi tepat guna yang sederhana. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
-
Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
-
Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
-
Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 1)
Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
2)
Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Format Penilaian Produk
Materi Pelajaran
:
Nama Peserta didik:
Nama Proyek :
Kelas
:
Alokasi Waktu :
No
Tahapan
1
Tahap Perencanaan Bahan
2
Tahap Proses Pembuatan :
Skor ( 1 – 5 )*
a. Persiapan alat dan bahan
Geografi SMA K - 6
268
b. Teknik Pengolahan c. K3
(Keselamatan
kerja,
keamanan
dan
kebersihan) 3
Tahap Akhir (Hasil Produk) a. Bentuk fisik b. Inovasi TOTAL SKOR
. Catatan : *) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Setelah proyek selesai guru dapat melakukan penilaian menggunakan rubrik penilaian proyek. Peserta didik melakukan presentasi hasil proyek, mengevaluasi
hasil proyek, memperbaiki sehingga ditemukan suatu
temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukanpada tahap awal. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus menerus melakukan perbaikan. Dengan
demikian,
portofolio
dapat
memperlihatkan
dinamika
kemampuan belajar peserta didik melalui sekumpulan karyanya, untuk mata
pelajaran
geografi
antara
lain:
gambar,
foto,
resensi
buku/literatur, laporan penelitian dan karya nyata individu peserta didik yang diperoleh dari pengalaman. Kriteria tugas pada penilaian portofolio
Tugas sesuai dengan kompetensi
Geografi SMA K - 6
dan tujuan pembelajaran yang 269
akan diukur.
Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil tes, perilaku peserta didik sehari-hari, hasil tugas terstruktur, dokumentasi aktivitas peserta didik di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar.
Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian tugas, kriteria penilaian.
Uraian
tugas
memuat
kegiatan
mengembangkankompetensi
yang
dalam
melatih
semua
peserta aspek
didik (sikap,
pengetahuan, keterampilan).
Uraian
tugas
bersifat
terbuka,
dalam
arti
mengakomodasi
dihasilkannya portofolio yang beragam isinya.
Kalimat
yang
digunakan
dalam
uraian
tugas
menggunakan
bahasa yang komunikatif dan mudah dilaksanakan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah silahkan baca pada Permendikbud nomor 104 tahun 2014 dan diskusikan. Contoh Tugas Portofolio
Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XII / 1 Peminatan
: Geografi
Tahun Ajaran
: 2014/2015
Judul portofolio : Pelaporan interpretasi citra Tujuan
: Peserta didik dapat mendigitasi, menganalisis obyek, serta interpretasi citra dan menyusun laporan praktik Geografi sebagai tulisan ilmiah
Ruang lingkup : Karya portofolio yang dikumpulkan adalah laporan seluruh hasil interpretasi citra
dan
laporan praktik Geografi semester 1
Uraian tugas portofolio
Geografi SMA K - 6
270
1.
Buatlah laporan kegiatan interpretasi citra, laporan praktik Geografi sebagai tulisan ilmiah
2.
Setiap laporan dikumpulkan selambat-lambatnya seminggu setelah peserta didik melaksanakan tugas
Kriteria rubrik untuk portofolio -
Rubrik memuat indikator kunci dari kompetensi dasar yang akan dinilai pencapaiannya dengan portofolio.
-
Rubrik memuat aspek-aspek penilaian yang macamnya relevan dengan isi tugas portofolio.
-
Rubrik memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas.
-
Rubrik mudah untuk digunakan oleh guru dan peserta didik.
-
Rubrik menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami
Penilaian portofolio Keterangan: Skor maksimal = Jumlah komponen yang dinilai x25 = 4 x 25 = 100 Nilai portofolio =
Perancangan Penilaian Dalam Pembelajaran Geografi Tujuan Kegiatan:
Melalui kegiatan ini diharapkan
peserta mampu
merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajajaran Geografi Langkah Kegiatan 1.
:
Cermati contoh-contoh pengembangan instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan serta lembar kerja perancangan instrumen penilaian, diskusikan dalam kelompok,
2.
Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk dari satu KD, sebaiknya
dipilih sesuai dengan subtopik/submateri/subtema yang
telah dibahas oleh kelompok Anda sebelumnya Geografi SMA K - 6
271
3.
Rancanglah contoh
intrumen
penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan pada format untuk masing-masing bentuk penilaian. 4. 5.
Presentasikan hasil kerja kelompok Anda Perbaiki rancangan instrumen penilaian jika ada saran atau usulan perbaikan
Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap
a.
Penilaian Kompetensi Sikap Melalui Observasi Penilaian Sikap Kegiatan Praktikum/Diskusi
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen:
b. Penilaian Sikap melalui Penilaian Diri
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Geografi SMA K - 6
272
Instrumen:
c. Penilaian Antar Peserta Didik
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
Instrumen:
d. Penilaian Sikap melalui Jurnal
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
Instrumen:
Geografi SMA K - 6
273
2. Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan a. Tes Tulis 1) Soal Pilihan Ganda
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
2) Soal Uraian
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
b.
Observasi Terhadap Diskusi/ Tanya Jawab
Geografi SMA K - 6
274
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
c. Penugasan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
3. Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan a. Penilaian Praktik
Geografi SMA K - 6
275
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
b. Penilaian Proyek
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen
c.
Penilaian Produk
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
Geografi SMA K - 6
276
:
_______________________________________
Mata Pelajaran
:
_______________________________________
Kelas/Semester
:
_______________________________________
Kompetensi Dasar
:
_______________________________________
Topik/Subtopik
:
_______________________________________
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Instrumen:
d. Penilaian Portofolio
Instrumen
RUBRIK PENILAIAN PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN Rubrik penilaian ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan instrumen penilaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.
Pada penilaian kompeteni sikap peserta
ditugaskan dalam kelompoknya membuat instrumen observasi, penilaian sikap melalui penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan penilaian sikap melalui jurnal. Pada penilaian pengetahuan peserta ditugaskan membuat intrumen tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), observasi Geografi SMA K - 6
277
diskusi, tanya jawab dan percakapan dan penugasan, sedangkan pada penilaian
kompetensi
keterampilan
peserta
ditugaskan
membuat
instrumen penilaian praktik, proyek dan produk dan portofolio Langkah-langkah penilaian 1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan 2. Berikan nilai pada hasil kerja peserta pelatihan sesuai dengan penilaian Anda terhadap
produk tersebut menggunakan criteria penilaian nilai
sebagai berikut Penilaian Kompetensi Sikap PERINGKAT
NILAI
Amat Baik
4
( AB)
KRITERIA 1. Terdapat identitas instrumen :
KD, topik, sub topik dengan
lengkap 2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar 3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian kompetensi sikap 4. Seluruh
instrumen
penilaian
dibuat
sesuai
kriteria
pengembangannya Baik (B)
3
Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C)
2
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K)
1
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
Penilaian Kompetensi Pengetahuan PERINGKAT
NILAI
KRITERIA
Amat Baik
90 < AB ≤
1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap
( AB)
100
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar 3. Terdapat tiga bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan 4. Seluruh
instrumen
penilaian
dibuat
sesuai
kriteria
pengembangannya Baik (B)
80 < B ≤ 90
Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C)
70 < C ≤ 80
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K)
≤ 70
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
Penilaian Kompetensi Keterampilan PERINGKAT Amat Baik
NILAI 90 < AB ≤
Geografi SMA K - 6
KRITERIA 1. Terdapat identitas instrumen :
KD, topik, sub topik dengan
278
( AB)
100
lengkap 2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar 3. Terdapat
empat
bentuk
instrumen
penilaian
kompetensi
keterampilan 4. Seluruh
instrumen
penilaian
dibuat
sesuai
pengembangannya Baik (B)
80 < B ≤ 90
Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C)
70 < C ≤ 80
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K)
≤ 70
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
d. Aktivitas Pembelajaran Membuat rubrik penilaian sikap, membuat soal penilaian pengetahuan serta membuat rubrik penilaian keterampilan e. Latihan/ Kasus /Tugas Membuat contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam KD di kelas X semester 1 f. Rangkuman menilai sikap peserta didik: Observasi, Penilaian diri, Penilaian teman sebaya dan Penilaian jurnal Penilaian pengetahuan dapat berupa: tes tulis, observasi pada diskusi, tanya jawab dan percakapan, serta penugasan Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan: Unjuk kerja/kinerja/praktik,Projek, Produk dan portofolio
Geografi SMA K - 6
279
kriteria
K. BAB XI PERMASALAHAN IMPLEMENTASI RPP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI 1.
Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian,
fungsi, prinsip dan pengembangan
RPP a. Tujuan Pembelajaran 1) Melalui membaca dapat menjelaskan fungsi RPP 2) Melalui membaca dapat menjelaskan prinsip RPP 3) Melalui membaca dapat mengidentifikasi pengembangan RPP b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1) Menjelaskan fungsi RPP 2) Menjelaskan prinsip RPP 3) mengidentifikasi pengembangan RPP c. Uraian Materi Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan secara professional. Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP berbasis KTSP adalah menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau scenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberikan kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif, dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat, fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaan dalam pembelajaran.
Cara membuat rencana pelaksanaan pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP
Geografi SMA K - 6
280
merupakan komponen penting dari kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan secara professional. Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP berbasis KTSP adalah menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau scenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberikan kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif, dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat, fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaan dalam pembelajaran. HAKIKAT PERENCANAAN Rencana pelaksaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu dikembangkam untuk mengkoordinasikan komponen-pembelajaran yakni, kompetensi dasar, materi dasar, indicator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik, materi dasar berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar, indicator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukkan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi dasar belum terbentuk atau belum tercapai. Rencana Pelaksanaan pembelajaran KTSP yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program. 1. Identifikasi Kebutuhan Kebutuhan merupakan kesejangan antara apa yang seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya, atau sesuatu yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini, eloknya guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan, dan
Geografi SMA K - 6
281
merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh mereka sebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut, a) Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui kegiatan pembelajaran. b) Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar. c) Peserta didik dibantu mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajarnya, baik yang akan datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Ketiga hal tersebut dapat dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok. Secara perorangan peserta didik mengekspresikan pendapat masing-masing secara langsung dan guru membantu mereka dalam menyusun kebutuhan belajar beserta hambatan-hambatannya. Secara kelompok peserta didik mendiskusikan kebutuhan belajar sehingga menjadi kesepakatan berkelompok. 2. Identifikasi Kompetensi Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan komponen utama yang dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting dan menetukan arah pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan member petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Uraian di atas mengisyaratkan bahwa pembentukan kompetensi melibatkan intelegensi quotion (IQ), emosional intelegensi (EI), creativity inteligensi (CI), yang secara keseluruhan harus tertuju pada pembentukkan spiritual intelegensi (SI). Dengan demikian terdapat hubungan antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja, dan untuk
Geografi SMA K - 6
282
hidup bermasyarkat. Untuk itu, pengembangan KTSP yang efektif menuntut kerja sama yang baik antara sekolah/ satuan pendidikan dengan masyarakat dan dunia usaha, terutama dalam mengindentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu dan dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkattingkat penguasaan yang akan sebagai criteria pencapaian secara eksplisit, dikembangankan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki konstribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif. 3. Penyusunan Program Pembelajaran Penyusunan
program
memberikan
arah
kepada
suatu
program
dan
membedakannya dengan tujuan lain. Berdasarkan hal tersebut keputusan dibuat dalam menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dan untuk kelompok sasaran mana, sehingga program itu menjadi pedoman yang konkrit dalam pengembangan program selanjutnya. Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencakup dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya. Dengan demikian rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi.
Geografi SMA K - 6
283
FUNGSI RPP Pengembangan RPP, harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsure-unsur yang terdapat di dalamnya. Kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi belajar. Rencana Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun
peserta
didik,
terutama
dalam
kaitannya
dengan
pembentukkan
kompetensi. Dalam RPP harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dimiliki, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensui tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap RPP sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik. Sedikitnya tersebut dua fungsi RPP dalam KTSP. Kedua fungsi tersebut adalah fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan. 1. Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Komponen-komponen yang harus dipahami guru dalam pengembangan KTSP antara lain, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, indicator hasil belajar, penilaian, dan prosedur pembelajaran. 2. Fungsi Pelaksanaan Dalam pengembangan KTSP, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang actual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi
Geografi SMA K - 6
284
standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni. PRINSIP PENGEMBANGAN RPP Pengembangan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
harus
memperhatikan
perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan berperan sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk kepentingan tersebut, terdapat pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan implementasi KTSP, sebagai berikut. 1. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatankegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut. 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik. 3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan. 4. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaianya. 5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim atau dilaksanakan di luar kelas, agar tidak menganggu jam-jam pelajaran yang lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran, serta pembagian waktu yang digunakan Geografi SMA K - 6
285
secara proprosional, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas dan kelulusan,
pencatatan
kemajuan
belajar,
pembelajaran
remedial,
program
percepatan (akselerasi), peningkatan kualitas pembelajaran, dan pengisian waktu jam kosong. Dalam kaitannya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama, persiapan merupakan suatu proses yang diarahkan pada tindakan mendatang mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan mungkin akan melibatkan orang lain, seperti pengawas, dan komite sekolah, bahkan orang tua peserta didik. Kedua, persiapan diarahkan pada tindakan di masa mendatang, yang dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan dan hambatan yang tidak jelas, dan tidak pasti. Sementara itu, pengetahuan masa depan sangat terbatas, sehingga mempersulit prediksi, khususnya memperkirakan kegiatan dalam kelas, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini. Ketiga, rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan perencanaan erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, oleh karena itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi. Guru professional harus mampu mengembangkan RPP yang baik, logis, dan sistematis; karena di samping untuk melaksanakan pembelajaran, RPP mengemban “professional accountability”, sehingga guru dapat mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan guru memiliki makna yang cukup mendalam bukan hanya kegiatan rutinitas untuk memenuhi kelengkapan administrative tetapu merupakan cermin dari pandangan, sikap, dan keyakinan professional guru mengenai apa yang terbaik untuk peserta didiknya. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki RPP yang matang sebelum melaksanakan pembelajaran, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Cynthia (1993: 113), mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase perkembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin akan timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, tanpa rencana pelaksanaan
Geografi SMA K - 6
286
pembelajaran,
sesorang
guru
akan
mengalami
hambatan
dalam
proses
pembelajaran yang dilakukan. Dengan RPP yang optimal, guru dapat mengorganisasikan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran secara lebih terarah. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk menunjang pembentukan kompetensi pada diri peserta didik. Dalam hal ini, guru harus mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, beberapa minggu atau beberapa jam saja. Rencana pelaksanaan pembelajaran berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran, baik untuk satu kali pertemuan maupun meliputi beberapa kali pertemuan. Guru yang belum berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih rinci dibandingkan dengan guru yang sudah berpengalaman. Identifikasi kompetensi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengembangan RPP, karena beberapa materi standar mungkin memiliki lebih dari satu kompetensi dasar. Di samping itu, perlu ditetapkan pula focus kompetensi yang diharapkan dari peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini juga akan menjadi pedoman bagi guru dalam menentukan materi standar yang akan digunakan dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk membentuk kompetensi peserta didik.
CARA PENGEMBANGAN RPP Cara pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. 1. Mengisi kolom identitas 2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhka untuk pertemuan yang telah ditetapkan 3. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indicator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun 4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indicator yang telah ditetapkan
Geografi SMA K - 6
287
5. Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat
dalam
silabus.
Materis
standar
merupakan
uraian
dari
materi
pokok/pemeblajaran. 6. Menetukan metode pembelajaran yang akan digunakan. 7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang akan terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. 8. Menentukan sumber belajar yang digunakan 9. Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik penskoran. KINERJA GURU DALAM PENGEMBANGAN RPP Proses pembelajaran dimulai dengan fase persiapan untuk mengembangkan kompetensi dasar, indicator hasil belajar, dan materi standar sedemikian rupa. Ornstein
(1990:
465)
merekomendasikan bahwa
untuk
membuat
rencana
pelaksanaan pembelajaran yang efektif harus berdasarkan pengetahuan terhadap; tujuan umum sekolah, tujuan mata pelajaran, kemampuan, sikap, kebutuhan, dan minat peserta didik, isi kurikulum dan unit-unit pelajaran, serta teknik-teknik pembelajaran jangka pendek. Perencanaan merupakan suatu bentuk dari pengambilan keputusan. Sehubungan dengan itu rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru menurut Ornstein (1990: 465-466) keputusannya akan dipengaruhi oleh dua area yaitu, (1) pengetahuan guru terhadap bidang studi yang ditekankan pada organisasi dn penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik terhadap materi dan pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan materi tersebut, dan (2) pengetahuan guru terhadap sistem tindakan yang ditekankan pada aktifitas guru seperti mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur dan mengevaluasi peserta didik. Guru merupakan pengembang kurikulum bagi kelas yang akan menerjemahkan, menjabarkan, dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada peserta didik. Dalam hal ini, tugas guru tidak hanya mentransfer pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, yaitu membelajarkan anak supaya dapat berfikir integral dan komprehensif, untuk membentuk kompetensi dan mencapai makna tertinggi.
Geografi SMA K - 6
288
Langkah
pertama
pelaksanaan
yang
pembelajaran
ditempuh adalah
guru
dalam
mengembangkan
mengidentifikasi
dan
rencana
mengelompokkan
kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang ingin dikembangakan harus mengandung muatan yang menjadi materi standar, yang dapat diidentifikasi berdasarkan keputusan peserta didik, kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi kompetensi, yaitu, hendaknya mengandung unsure proses dan produk, bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata, mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai kompetensi tersebut, pembentukkan kompetensi seringkali membutuhkan waktu relative lama, harus realistis dan dapat dimaknai sebagai kegiatan atau pengalaman belajar tertentu, serta harus komprehensif, artinya berkaitan dengan visi dan misi sekolah. Langkah kedua adalah mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dan pembentukkan kompetensi. Secara umum, materi standar mencakup tiga komponen utama yaitu ilmu pengetahuan, proses, dan nilai-nilai, yang dapat dirinci sesuai dengan kompetensi dasar, serta visi dan misi sekolah. Langkah ketiga dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran adalah menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar. Dalam hal ini, stretegi pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam melakukan proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan. Langkah terakhir dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah merencanakan penilaian. Sejalan dengan KTSP yang berbasis kompetensi penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Oleh karena itu, penilaian hendaknya dilakukan berbasis kelas dan ujian dilakukan berbasis sekolah. Tyler (1986) mengatakan bahwa penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk
Geografi SMA K - 6
289
mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan yang mencakup semua komponen pembelajaran baik proses maupun hasilnya. Guru yang memiliki kinerja tinggi akan berusaha meningkatkan kompetensinya, baik dalam
kaitannya
dengan
perencanaan,
pelaksanaan,
maupun
penilaian
pembelajaran, sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal. Sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kerja guru yaitu. 1. Dorongan Untuk Bekerja Seseorang akan melakukan sesuatu atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan merealisasikan keinginan yang menjadi cita-citanya. Maslow (1970) menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hierarkis dan dikelompokkan menjadi lima tingkat yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling rendah tingkatannya, dan memerlukan pemenuhan yang paling mendesak. Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan tingkat kedua. Kebutuhan ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh kententraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya, misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan atas tindakankesewenang-wenangan. Kebutuhan kasih sayang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain. Kebutuhan akan rasa harga diri terdiri dari bagian yaitu penghargaan dari diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan akan muncul apabila kebutuhan yang ada dibawahnya telah terpenuhi dengan baik. Dari uraian di atas, tampak bahwa kecendrungan dan intensitas perbuatan seseorang dalam bekerja kemungkinan besar dipengaruhi oleh jenis kebutuhan yang ada pada diri seseorang. Demikian halnya guru dalam mengembangkan rencana
Geografi SMA K - 6
290
pelaksanaan pembelajaran tentu dipengaruhi oleh keinginankeinginan yang kuat sesuai dengan peranannya, maka akan berusaha melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengam upaya penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran secara optimal. 2. Tanggung Jawab Terhadap Tugas Setiap guru memiliki tanggungjawab terhadap sejumlah tugas harus dilakukan sesuai dengan jabatannya. Motivasi kerja guru di sekolah akan ditentukan oleh besar kecilnya tanggung jawab yang diembannya dalam melaksanakan tugas. Tanggung jawab tersebut memberikan kebebasan bagi guru untuk memutuskan apa yang dihadapinya dan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Tanggung jawab merupakan tuntutan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, sehingga guru yang bertanggungjawab akan berusaha melaksankan tugas dan kewajiban dengan baik. Tanggung jawab guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan budaya kerja dan budaya malu. Budaya kerja berkaitan dengan upaya guru yang tidak segera puas atas hasil yang dicapainya. Budaya malu menunjuk pada suatu kondisi ketika guru merasa malu apabila tidak berprestasi. Uraian di atas menunjukkan bahwa kadar motivasi guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dipengaruhi oleh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari. 3. Minat Terhadap Tugas Tugas-tugas yang dikerjakan oleh guru mencerminkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan minat terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Nawawi (1989: 129) mengungkapkan bahwa minat dan kemampuan terhadap sesuatu pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Dalam hal ini, minat merupakan dorongan untuk memilih suatu objek atau tidak memilih objek lain yang sejenis. Dalam
kaitannya
terhadap
minat
guru
terhadap
pengembangan
rencana
pelaksanaan pembelajaran, berarti dalam diri guru terdapat perasaan suka atau tidak
suka
untuk
mengembangkan
atau
tidak
mengembangkan
rencana
pelaksanaan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Geografi SMA K - 6
291
Minat seseorang terhadap sesuatu objek atau tugas tertentu dapat dipahami dengan memperhatikan apa yang ditanyakan, apa yang dibicarakan, apa yang dibaca, dan lain-lain. Oleh karena itu, minat guru terhadap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilihat dari kerajinannya dalam bekerja, ketertarikannya untuk mendalami tugas yang diberikan, dan airahnya dalam melaksanakan tugas yang diberikan. 4. Penghargaan Atas Tugas Penghargaan atas keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja merupakan salah satu motivasi yang memacu dan mendorongnya untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Penghargaan dapat menumbuhkan rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan. Rasa cinta dan bangga memungkinkan seseorang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, disiplin, dan penuh kesungguhan sehingga mencapai hasil yang optimal. Dalam kaitannya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, jika guru menghargai tugas tersebut, maka dalam pengembangannya akan diwarnai oleh rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab, sehingga mereka dapat menganugerahkan seluruh kemampuannya untuk mencapai hasil yang optimal. 5. Peluang Untuk Berkembang Motivasi kerja yang tinggi antara lain ditandai oleh suatu kondisi ketika seseorang memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mempunyai kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, motivasi kerja seseorang dapat dilihat dari kesempatan yang bersangkutan untuk mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja. Perbaikkan kualitas kompetensi professional guru dan tenaga kependidikan lainnya dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu pendidikan dalam jabatan dan pendidikan prajabatan.
6. Perhatian dari Kepala Sekolah Perhatian kepala sekolah terhadap guru sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme serta kinerja guru dan tenaga kependidikan. Kunjungan kelas dapat
Geografi SMA K - 6
292
digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah satu teknik untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, media yang digunakan, dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, serta mengetahui bagaimana peserta didik dapat membentuk kompetensi dalam dirinya. Berdasarkan hasil kunjungan kelas, kepala sekolah bersama guru dapat mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan, mencari jalan penyelesaian masalah, dan menyusun program-program untuk masa depan. 7. Hubungan Interpersonal Sesama Guru Hubungan interpersonal sesama guru di sekolah dapat mempengaruhi kualitas kinerja guru, karena memotivasi kerja dapat terbentuk dari interaksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Suasana kehidupan di sekolah harus dikondisikan sedemikan rupa agar dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi yang optimal. Melalui kerja sama dan jalinan silaturahmi akan dapat meningkatkan profesionalisme guru secara efektif. 8. Kelompok Diskusi Terbimbing Untuk
menunjang
implementasi KTSP, khususnya dalam
mengembangkan
kompetensi guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, perlu dibentuk kelompok diskusi terbimbing, untuk mengatasi guru yang kurang semangat dalam melakukan tugas-tugas pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi bisa melibatkan kepala sekolah, atau orang lain yang dianggap ahli dalam memecahkan masalah
yang
dihadapi
oleh
guru
sehubungan
dengan
tugas
utamanya
membelajarkan dan membentuk kompetensi peserta didik. Diskusi terbimbing dapat membuahkan hasil yang memuaskan, dapat meningkatkan motivasi dan semangat kerja guru, dengan demikian upaya ini perlu dikembangkan dengan cara mencari model-model pembinaan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru. 9. Layanan Perpustakaan Salah satu sarana peningkatan profesionalisme guru adalah tersedianya buku sumber
yang
dapat
menunjang kegiatan pembelajaran dan
pembentukan
kompetensi guru. Pengadaan buku pustaka perlu diarahkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Di samping itu, layanan perpustakaan dapat memperkaya Geografi SMA K - 6
293
bahan-bahan yang diperlukan guru dalam meningkatkan profesionalismenya secara optimal. Pengadaan koleksi perpustakaan dapat dimulai dengan melakukan identifikasibuku-buku yang diperlukan oleh guru dan peserta didik, serta mencatat buku-buku yang tidak ada atau tidak mencukupi kebutuhan sekolah. Di samping itu, perlu diupayakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengelola perpustakaan, misalnya memberikan kesempatan mengikuti pelatihan singkat bagi pengelola perpustakaan. FORMAT RPP BERBASIS KTSP Format RPP KTSP sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Contoh Format RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : ……………………………………………………………. SatuanPendidikan:…………………………………………………………… Kelas/Semester : ……………………………………………………………. Pertemuan Ke : ……………………………………………………………. Alokasi Waktu : ……………………………………………………………. KompetensiDasar:……………………………………………………………. 1. ……………………………………………………………………………… 2.………………………………………………………………………………
Indikator Pencapaian Kompetensi: 1.1. …………………………………………………………………………… 1.2. …………………………………………………………………………… 2.1. …………………………………………………………………………… 2.2.…………………………………………………………………………… Tujuan Pembelajaran : 1. ………………………………………………………………………………
Geografi SMA K - 6
294
2.……………………………………………………………………………… Materi Pembelajaran : 1. ………………………………………………………………………………. 2. ……………………………………………………………………………… Metode Pembelajaran : 1. ……………………………………………………………………………… 2. ………………………………………………………………………………. Kegiatan Pembelajaran : 1. Kegiatan Awal (pembukaan): a. ……………………………………………………………………... b. ……………………………………………………………………... 2. Kegiatan Inti (pembentukan kompetensi): a. ……………………………………………………………………... b. ……………………………………………………………………... 3. Kegiatan akhir (penutup): a. ……………………………………………………………………... b. ……………………………………………………………………... Sumber Belajar: 1.……………………………………………………………………………… 2. ……………………………………………………………………………… Penilaian : 1. Tes tulis :…………………………………………………………………… 2. Kinerja (performansi):……………………………………………………. 3. Produk : …………………………………………………………………… 4. Penugasan/Proyek :……………………………………………………… 5. Portopolio :………………………………………………………………..
Contoh RPP Geografi Satuan Pendidikan : SMA NEGERI ......... Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas / Semester
: XII/1
Geografi SMA K - 6
295
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Topik/Sub Topik
: Penginderaan Jauh/Interpretasi Citra
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, damai responsive dan proaktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa untuk mendalami kajian ilmu dan teknologi Penginderaan Jauh, peta, serta Sistem Informasi Geografis (SIG). 2.1. Menunjukkan sikap proaktif dalam praktik pemanfaatan citra penginderaan jauh untuk kajian tata guna lahan dan transportasi. 3.1. Menganalisis citra penginderaan jauh untuk perencanaan kajian tata guna lahan dan transportasi. 4.1 Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan dan transportasi. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1.1. Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh 1.1.2. Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh 3.1.3. menganalisis citra penginderaan jauh 4.1.1. Menginterpretasi citra penginderaan jauh sesuai konsep, prinsip, dan pendekatan geografi. D. Materi Pembelajaran 1. Unsur dan teknik interpretasi citra 2. Analisa Manual a. Kegiatan Pembelajaran Geografi SMA K - 6
296
Langkah Pembelajaran Pendahuluan
Sintak Model Pembelajaran Menciptakan Situasi (Stimulasi)
Deskripsi Kegiatan a. Persiapan psikis dan fisik dengan membuka pelajaran seperti: mengucapkan salam dan berdoa bersama mengecek kehadiran peserta didik dengan menanyakan yang tidak hadir. b. Guru memperlihatkan gambar citra suatu wilayah, kemudian guru bersama peserta didik melakukan curah pendapat : Bagaimana mengenali obyek pada citra? Apa fungsi bayangan untuk mengenali obyek pada citra.
Alokasi Waktu 10 menit
c.
Guru menginformasikan tujuan yang akan dicapai selama pembelajaran : Menjelaskan unsur dan teknik interpretasi citra.
Kegiatan Inti
Problem statemen (pertanyaan/ide ntifikasi masalah)
Pengumpulan data
Verifikasi Geografi SMA K - 6
1) Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan peserta didik selama proses pembelajaran yaitu: peserta didik akan belajar secara berkelompok untuk melakukan praktik interpretasi citra berupa citra pankromatik warna menggunakan beberapa peralatan dengan panduan LK. 2) Peserta didik membentuk 5 kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang telah ditetapkan pada pertemuan 3) Setiap kelompok menerima citra pankromatik warna, dan Lembar Kegiatan Peserta didik. 4) Menjelaskan cara kerja praktik interpretasi citra. 5) Melaksanakan praktik interpretasi citra dengan pembagian tugas sebagai berikut: Kelompok menginterpretasi obyek pada citra sesuai dengan unsur-unsur intepretasi 6) Membimbing peserta didik dalam melaksanakan praktik interpretasi dan digitasi citra. 7) Melakukan verifikasi hasil praktik interpretasi citra dari masing-masing kelompok. Setiap 297
70 menit
kelompok mencatat hasil praktik interpretasi citra yang dilakukan dari kelompok lain ke dalam format yang tersedia, sehingga menjadi sebuah data/informasi yang lengkap. Pengolahan data dan analisis
8) Menganalisis karakteristik/atribut pada citra dan kelompok membagi anggota untuk melakukan digitasi citra pada plastik mika dengan pembagian masing-masing peserta didik melakukan digitasi pada: a. jalan dibedakan berdasar kelasnya, rel kereta api b. Bangunan sekolah, pasar dan kantor c. Perairan, sungai dan rawa d. Pemukiman, makam dan prasarana lain e. Hutan, sawah dan perkebunan.
Generalisasi
9) Guru menentukan kelompok yang akan mewakili presentasi dari hasil diskusi dengan cara diundi. Kelompok lain memberi tanggapan berdasarkan hasil diskusi kelompok. 10) Klarifikasi guru dari hasil diskusi peserta didik.
Penutup
Geografi SMA K - 6
1. Bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang teknik interpretasi citra penginderaan jauh. 2. Melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini dengan meminta seorang peserta didik menyampaikan kesan/pengalaman/manfaat setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan hari ini. 3. Melaksanakan penilaian dalam bentuk tes tulis. 4. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang kinerja dan hasilnya baik. 5. Memberikan penugasan kepada peserta didik secara kelompok interpretasi citra dengan analisa manual pada citra yang tersedia selama 1 minggu dengan menggunakan format ( terlampir). 6. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai 298
10 menit
dengan agama dan keyakinan masing-masing.
E. Penilaian, Pembelajaran Remidial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian dan instrument penilaian No Aspek Teknik Bentuk Instrumen 1. Sikap - Observasi kegiatan pengkajian dan - Lembar Observasi diskusi kelompok 2. Pengetahuan - Penugasan - Soal Penugasan - Tes Tertulis - Soal Uraian 3. Keterampilan - Laporan Praktik - Rubrik Penilaian
2. Pembelajaran Remidial : tugas tambahan 3. Pembelajaran Pengayaan : tutor sebaya
F.
Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar: 1) Foto udara 2) Plastik mika 3) Spidol OHP 4) Tabel hasil pengamatan 5) LKS 6) Buku Guru Kemdikbud RI tahun 2014 7) Buku Peserta didik Kemdikbud RI tahun 2014
Mengetahui, Kepala Sekolah,
Malang, Mei 2015 Guru Geografi,
___________________
___________________
NIP.
NIP.
Geografi SMA K - 6
299
c. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada Kegiatan Praktikum Interpretasi Lembar Penilaian pada Kegiatan Interpretasi Citra Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester: XII/1 Topik/Subtopik : Interpretasi Citra Indikator: Peserta didik menunjukkan perilaku ilmiah disiplin, tanggung jawab, kerjasama, teliti kreatif dalam melakukan interpretasi citra pada pembelajaran Geografi Peduli Keterangan Disiplin Tanggung Kerjasama Teliti Kreatif No Nama Siswa Lingkungan jawab 1. 2. ......
.....................
Lembar Penilaian Kegiatan Diskusi Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XII / 1 Topik/Subtopik : Interpretasi Citra Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Keterangan Rasa ingin No Nama Siswa Kerja sama Santun Komunikatif tahu 1. 2. ...
................ ................
.
d. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada saat Diskusi Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolomkolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:. Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang Diskusikan lebih lanjut kriteria dalam menilai setiap perilaku!
Geografi SMA K - 6
300
Nilai masing-masing perilaku yang diperoleh dari penilaian kompetensi sikap melalui observasi ini akan digabungkan secara keseluruhandalam kurun waktu pelaporan hasil belajar (pada tengah semester atau pada akhir semester) untuk menentukan modusnya.
Topik:......................
Penilaian Diri Nama: ................ Kelas: ...................
Setelah mempelajari materi Interpretasi Citra, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan. No
Pernyataan
1. 2.
Memahami obyek pada citra Memahami prinsip dasar interpretasi citra didasarkan pada karakteristik/atribut citra Memahami karakteristik/atribut pada citra disebut unsur-unsur interpretasi citra
3.
Sudah memahami
Belum memahami
Contoh format penilaian diri setelah peserta didik mengerjakan Tugas Proyek Geografi Penilaian Diri Tugas:............................
Nama:.......................... Kelas:..............................
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya. No 1 2 3
Pernyataan Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama dengan teman satu kelompok Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang
Geografi SMA K - 6
YA
TIDAK
301
4
Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca literatur yang mendukung tugas ……………………………………….
5
Contoh. REKAPITULASI PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK Mata Pelajaran:........................................... Topik/Materi:.............................................. Kelas:.......................................................... No
Nama
1 2 3
1 2 2
Afgan Aliva .............
Skor Pernyataan Penilaian Diri 2 3 ..... 1 2 ..... 2 1 .....
..... ..... ....
Jumlah
Nilai
Contoh instrumen penilaian diri dapat Anda pelajari pada Permendikbud nomor 104 tahun 2014 Contoh penilaian antar peserta didik pada pembelajaran Geografi. Penilaian antar Peserta Didik Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester : XII / 1 Topik/Subtopik
:
...................................
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
Format penilaian yang diisi peserta didik Penilaian antar Peserta Didik Topik/Subtopik: ........................................ Tanggal Penilaian: ..................................... -
Nama Teman yang dinilai: ........................ Nama Penilai:............................................
Amati perilaku temanmu dengan cermat selamat mengikuti pembelajaran Geografi Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu. Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu Dilakukan/muncul No Perilaku YA TIDAK
Geografi SMA K - 6
302
1. 2. 3. 4. 5.
No 1 2 3
Mau menerima pendapat teman Memaksa teman untuk menerima pendapatnya Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan Mau bekerjasama dengan semua teman ......................................
Nama ……. Ami
1
2
Skor Perilaku 3
4
5
2
2
1
2
2
Jumlah
Nilai
9
Contoh Format Jurnal Model Pertama JURNAL Aspek yang diamati: …………………………. Kejadian : …………………………. Tanggal: ………………………….
Nama Peserta Didik: …………………………. Nomor peserta Didik: ………………………….
Catatan Pengamatan Guru: ............................................................................................................................ .................................................................................................................. ....................................................................................................
Geografi SMA K - 6
303
Contoh Format Jurnal Model Kedua JURNAL Nama Peserta Didik: …………...........................................…….. Kelas: ..................................................................................... Aspek yang diamati: ………...........................................……….. NO
HARI/TANGGAL
KEJADIAN
KETERANGAN/ TINDAK LANJUT
1. ...
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)
Tabel Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Teknik Penilaian Tes tulis Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
Bentuk Instrumen Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Format observasi Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penugasan
b. Soal Pilihan Ganda Indikator geologi Soal
:
peserta didik dapat menyebutkan manfaat citra penginderaan jauh dalam bidang
:
Manfaat citra penginderaan jauh dalam bidang geologi
A. pengamatan iklim B. pemetaan permukaan bumi C. pengamatan system fisik laut D. pemetaan intensitas banjir E. pemetaan sungai
c.
Soal Uraian
Indikator Soal
: :
Mengidentifikasi karakteristik/atribut pada citra Jelaskan karakteristik rona pada foto udara pada obyek basah dan kering
Geografi SMA K - 6
304
Contoh Pedoman Penskoran No a.
Jawaban - Rona merupakan tingkat/gradasi yang teramati pada citra penginderaan jauh yang dipresentasikan secara hitam putih. Permukaan obyek yang basah akan cenderung menyerap cahaya elektromagnetik sehingga akan nampak lebih hitam disbanding obyek yang relatif lebih kering b. - Uraian sistematis dan benar - Uraian kurang sistematis dan benar - Uraian kurang sistematis dan kurang benar Skor maksimal
Skor 80
50 20 10 80
Contoh Format observasi terhadap diskusi dan tanya jawab
Nama Peserta Didik
Pengungkapan gagasan yang orisinal YA TIDAK
Pernyataan Kebenaran konsep YA
TIDAK
Jumlah Ketepatan penggunaan istilah YA TIDAK
YA
Skor
TIDAK
Fitria Gina ....
Keterangan: diisi dengan ceklis ( √ ) Untuk pemberian nilai Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan ini Silahkan Anda diskusikan dan jawab pada LK yang tersedia! Contoh isntrumen tugas untuk suatu topik dalam satu KD
Geografi SMA K - 6
305
Melakukan interpretasi citra Indikator: - Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh - Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh - Menganalisis citra penginderaan jauh - Membuat laporan tugas proyek interpretasi citra TUGAS: Melakukan interpretasi citra pada foto udara yang sudah disediakan guru untuk dilakukan digitasi, interpretasi citra dan menganalisis citra penginderaan jauh
Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di luar kelas dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum. Contoh Penilaian Praktik Topik : Interpretasi citra KI: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan KD: 4.1. Mengolah, menalar, dan menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Indikator : Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan dan transportasi. Lembar Pengamatan Topik: ............................... Kelas: ................................ No 1. 2.
Persiapan Percobaan
Nama
Pelaksanaan Percobaan
Kegiatan Akhir Percobaan
Jumlah Skor
………………………
Rubrik No 1
Keterampilan yang dinilai Persiapan Percobaan (Menyiapkan alat
Geografi SMA K - 6
Skor
Rubrik
30
- Alat-alat sudah tersedia, tertata rapih sesuai dengan keperluannya - Bahan-bahan untuk praktik sudah disiapkan di meja - Lembar kegiatan praktik tersedia
306
Bahan)
2
3
20 10 30
Pelaksanaan Interpretasi citra
Kegiatan akhir praktik penginderaan jauh
20 10 30
20 10
Ada 3 aspek yang terpenuhi Ada 2 aspek yang terpenuhi - Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh - Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh - Menganalisis citra penginderaan jauh Ada 4 aspek yang tersedia Ada 2 aspek tang tersedia - Mengambalikan foto udara - Mengembalikan spidol OHP - Menyerahkan table hasil pengamatan Ada 3 aspek yang tersedia Ada 2 aspek tang tersedia
Contoh Format Penilaian Proyek Mata Pelajaran Nama Proyek Alokasi Waktu No. 1
2
3
: : :
Guru Pembimbing Nama Kelas
ASPEK PERENCANAAN : c. Rancangan Alat Alat dan bahan Gambar d. Uraian cara menggunakan alat PELAKSANAAN : e. Keakuratan Sumber Data / Informasi f. Kuantitas Sumber Data g. Analisis Data h. Penarikan Kesimpulan LAPORAN PROYEK : d. Sistematika Laporan e. Performans f. Presentasi TOTAL SKOR
: : : SKOR (1 - 5)
Format Penilaian Produk Materi Pelajaran : Nama Proyek : Alokasi Waktu : No 1
Tahapan Tahap Perencanaan Bahan
Geografi SMA K - 6
Kelas
Nama Peserta didik: :
Skor ( 1 – 5 )*
307
2
3
Tahap Proses Pembuatan : d. Persiapan alat dan bahan e. Teknik Pengolahan f. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan) Tahap Akhir (Hasil Produk) c. Bentuk fisik d. Inovasi TOTAL SKOR
. Catatan : *) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah silahkan baca pada Permendikbud nomor 104 tahun 2014 dan diskusikan. Contoh Tugas Portofolio Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XII / 1 Peminatan : Geografi Tahun Ajaran : 2014/2015 Judul portofolio : Pelaporan interpretasi citra Tujuan : Peserta didik dapat mendigitasi, menganalisis obyek, serta interpretasi citra dan menyusun laporan praktik Geografi sebagai tulisan ilmiah Ruang lingkup : Karya portofolio yang dikumpulkan adalah laporan seluruh hasil interpretasi citra dan laporan praktik Geografi semester 1 Uraian tugas portofolio 3. Buatlah laporan kegiatan interpretasi citra, laporan praktik Geografi sebagai tulisan ilmiah 4. Setiap laporan dikumpulkan selambat-lambatnya seminggu setelah peserta didik melaksanakan tugas
Penilaian portofolio Keterangan: Skor maksimal = Jumlah komponen yang dinilai x25 = 4 x 25 = 100
Nilai portofolio =
Geografi SMA K - 6
308
g. Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran
diawali
dengan
penyampaian
tujuan
pembelajaran,
yaitu
permasalahan implementasi RPP dalam pembelajaran Geografi Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas h. Latihan/ Kasus /Tugas Cermati RPP berdasarkan permendikbud 103 tahun 2014 serta upayakan mengatasi masalah dalam implementasi RPP dalam pembelajaran geografi yang saudara buat dengan RPP yang ada di materi ini. i. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan ini dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan di bawah ini Apa yang saudara pahami dengan materi permasalahan implementasi RPP dalam pelajaran geografi, serta apa rencana tindak lanjut setelah kegiatan pelatihan ini.
Geografi SMA K - 6
309
BAGIAN 3: PENUTUP Setelah mempelajari serangkaian materi yang terdiri atas statistika deskriptif, pembentukan permukaan bumi, perubahan iklim global, perairan laut, permasalahan lingkungan dan roadmap pembangunan Indonesia, planet bumi untuk kehidupan, analisis model-model pembelajaran, analisis kebutuhan media pembelajaran, penyusunan instrument penilaian, implementasi RPP dalam pembelajaran geografi, dan analisa data PTK dengan berbagai aktivitas pembelajaran, maka untuk memperkuat dan memperkaya pemahaman Ibu/bapak dipersilakan membaca referensi dari berbagai sumber. Kegiatan tersebut juga merupakan bagian penting untuk mempelajari modul selanjutnya.
Geografi SMA K - 6
310
Daftar Pustaka ......... Tanpa Tahun. Fundamentals of Remote Sensing. A Canada Centre for Remote Sensing Remote Sensing Tutorial. Canada: Natural Resources Canada .........
Tanpa
Tahun.
Modul
Dasar-dasar
Penginderaan
Jauh
Dan
Penggunaanya Dibidang Kebumian. Jakarta:Bakosurtanal …..(tt) Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/) Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Ahmad Sudrajat. 2008. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategimetode-teknik-dan-model-pembelajaran/ An,
La.
2007.
sistem
informasi
geografi-sig.
(http://mbojo.
wordpress.com/2007/04/08/). Anita Lie, 1999, Metode Pembelajaran Gotong Royong, Surabaya : CV Citra Media. As-syakur, Rahman, Abd. 2006. Modul Pengenalan ArcView Untuk Dasar Analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) ~ www.mbojo.wordpress.com 29. Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching. Model-Model Pengajaran. Edisi kedelapan. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. C.P.LO. 1996.
Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta:UI Press.
Charter, Denny dan Agtrisari, Irma 2002. Desain dan Aplikasi GIS, Penerbit Elexmedia Komputindo, Bandung. Daftar Pustaka Danudoro, Projo. 2004. Sains Informasi Geografi. Yogyakarta:Jurusan Kartografi – Penginderaan Jauh, Fak Geografi UGM. Darmawan, Arief. 2008.
Sekilas tentang Sistem Informasi Geografis
(Geographyc Information System). Http://fetsi.wordpress.com . Diakses tanggal 28 Agustus 2008. Geografi SMA K - 6
311
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Jenderal PMPTK.
2009.
Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran. Bahan TOT Calon Pengawas dan Kepala Sekolah. Jakarta: Depdiknas Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, 2003, Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching and Learning – CTL), Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Dokter Kota on Kategory : Lingkungan , Pengertian Umum http://dokterkota.blogspot.com/2012/09/pembangunan-berkelanjutan-sustainable.html Dulbahri. 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Yogyakarta:Puspics – Bakorsurtanal – UGM. Elly M. Setiadi,dkk. 2006. Ilmu sosial dan Budaya dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Handayani
Ningrum.
2012.
Penduduk
Adalah
Subjek
dan
Objek
Pembangunan http://merakyat.com/. Diakses pada 29 April 2012 Handayani Ningrum. 2012. Penduduk Berkualitas Merupakan Modal Dasar Pembangunan Berkelanjutan. http://merakyat.com/Diakses pada 29 April 2012 Herimanto dan Winarto. 2010. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Ismail, 2002. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas. Jennifer Lindsay (1995) ‘Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia. JSTOR Publisher Kementerian Lingkungan Hidup Http://Www.Menlh.Go.Id/Pengertian-LapisanOzon-Bahan-Perusak-Ozon-Dampak-Bagi-Kesehatan/ Koentjoroningrat.1994. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. Lillesand, Thomas M., Ralph W Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Jogyakarta:Gajah Mada University Press.
Geografi SMA K - 6
312
Made Agus Suryadarma Prihantana. 2011. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran.
http://suryadharma.wordpress.com/2008/09/
12/pendekatan-strategi-metode- teknik-dan-model-pembelajaran/ Mel Silberman, 2002, Active Learning, Yogyakarta : Yappendis. Murni, Aniati, 2001, Sistem Inderaja dan GIS, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Jakarta. Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nur, 2000, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya : University Press. Nayef R.F. Al-Rodhan. 2006. Definitions of Globalization: A Comprehensive Overview and a Proposed Definition. Geneva Centre for Security Policy Nurwahyuni Latief. 2007. Model Pembelajaran Tipe NHT. http://nurwahyunilatief. wordpress. com/2008/09/ 12/pendekatan-strategimetode-teknik-dan-model-pembelajaran/ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta Prager Ellen J., 2006, Bumi murka, Sains dan Sifat Gempa Bumi, Gunung Berapi dan Tsunami, Pakar Raya Pakarnya Pustaka, Bandung. Prahasta, Eddy, 2002, Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView, Penerbit Informatika, Bandung. Prahasta, Eddy, 2002, Sistem Informasi Geografis, Konsep-Konsep Dasar, Penerbit Informatika, Bandung. Prasetyo, Hary, Daniel. 2003. Sistem Informasi Geografi (SIG) Untuk Tata Guna Lahan. http://if2.ubaya.ac.id/-daniel. Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta:Grasindo. Sistem Informasi Geografi. Bandung:ITB Reed Wicander and Jame S. Monroe,2002. Essential geology, third edition, Subagio, Habib. 2008. Model Spasial Penilaian Rawan Longsor Studi Kasus di Trenggalek. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Jakarta Geografi SMA K - 6
313
Sumarmi, & Soekamto, Hadi, (1999), Geografi Regional Dunia, Dirjen Dikdasmen: PPPG IPS & PMP Malang. Suparmat, 1989. Geografi Regional Negara Berkembang. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi. Supriawan, D., Surasega, A. B. 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Suryantoro, Agus. 2003. Interpertasi Foto Udara, Handout. Malang:Jurusan Geografi FMIPA, Universitas Negeri Malang Suryantoro,
Agus.
2004.
Pengantar
Penginderaan
Jauh,
Handout.
Malang:Jurusan Geografi FMIPA, Universitas Malang. Sutanto. 1985. Teknik Interpretasi Foto Udara, Handout, Jur KPJ FGE, UGM, Yogyakarta. Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press. Sutanto. 1987. Penginderaan Jauh Jilid 1, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press. Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. United Nations Division for Sustainable Development. Documents: Sustainable Development Issues Retrieved: 2007 Van, Paursen. 1995. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius. Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. www.bnpb.go.id Yulianto, Widi. 2003. Aplikasi AutoCad 2002 Untuk pemetaan dan SIG, Penerbit Elexmedia Komputindo, Bandung.
Geografi SMA K - 6
314
Geografi SMA K - 6
315
Geografi SMA K - 6
316