PENYUSUN Dra. Retno Kinteki, M.Sos. ( PPPPTK PKn DAN IPS )
PEMBAHAS Syamsul Bachri, S.Si, M.Sc, Ph.D ( Universitas Negeri Malang )
Antropologi SMA K-1
1
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
GEOGRAFI SMA KELOMPOK KOMPETENSI 1
PENYUSUN Dra. Retno Kinteki, M.Sos. ( PPPPTK PKn DAN IPS )
PEMBAHAS Syamsul Bachri, S.Si, M.Sc, Ph.D ( Universitas Negeri Malang )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PPPPTK PKn DAN IPS 2015
Geografi SMA K - 1
i
PENGANTAR Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru. Informasi, tentang peta
kompetensi
tersebut
diwujudkan
dalam
buku
modul
Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran. PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), khususnya modul PKB untuk mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA, dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam Kelompok Kompetensi 1 sampai dengan 10. Dengan adanya modul
ini, diharapkan semua kegiatan
pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksan dengan pola tatap muka maupun online bisa mengacu dari modul-modul yang telah disusun ini. Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS.
Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumarna Surapranata, Ph.D NIP. 195908011985032001 Geografi SMA K - 1
ii
DAFTAR ISI Halaman Halaman judul...........................................................................................
i
Kata Pengantar…………………………………………………………….......
ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………
iii
Daftar Gambar…………………………………………………………………..
iv
Daftar Tabel……………………………………………………………………..
vi
BAGIAN 1:
PENDAHULUAN………………………………………………
1
1. Deskripsi…………………………………………………………………….
1
2. Prasyarat……………………………………………………………………
2
3. Petunjuk Penggunaan……………………………………………………..
2
4. Tujuan Akhir………………………………………………………………..
3
5. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar…………………………………
3
BAGIAN 2:
PEMBELAJARAN…………………………………………….
4
A. BAB I
METODE PENELITIAN GEOGRAFI………………………..
4
B. BAB II
PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI……………………..
28
C. BAB III
LITOSFER……………………………………………………..
50
D. BAB IV
ATMOSFER……………………………………………………
75
E. BAB V
SEBARAN FAUNA DAN FLORA……………………………
93
F. BAB VI
KARTOGRAFI…………………………………………………
123
G. BAB VII
TEORI METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN………
141
H. BAB VIII MEDIA PEMBELAJARAN……………………………………
179
I.
BAB IX
PENILAIAN PENDIDIKAN……………………………………
194
J. BAB X
PENGANTAR DESAIN PEMBELAJARAN…………………
220
K. BAB XI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)……………………
233
BAGIAN 3:
PENUTUP………………………………………………………
260
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
Geografi SMA K - 1
261
iii
DAFTAR GAMBAR Judul Gambar
Halaman
Gambar 1. Prosedur Ilmiah …………………………………………………
6
Gambar 2. Penampang Gunung Api ………………………………………
52
Gambar 3. Tipe Erupsi Gunung Api………………………………………….
53
Gambar 4. Diagram Letusan …………………………………………………
55
Gambar 5 Tipe-tipe Gunung …………………………………………………
58
Gambar 6. Persebaran Gunungapi di Indonesia …………………………..
58
Gambar 7. Pergerakan Lempeng …………………………………………….
60
Gambar 8 Pertemuan Lempeng………………………………………………
61
Gambar 9. Batas Garis Lempeng Tektonik Bumi…………………………..
67
Gambar 10. Gerak epirogenesa positif, terjadi di Pantai Skandinaviadan Pantai Timor…………………………………………………………………….. Gambar 11. Gerak epirogenesa negatif, terjadi di Teluk Hudson. ………..
68
Gambar 12. Lipatan ……………………………………………………………
69
Gambar 13. Bentuk-bentuk Lipatan ………………………………………
70
Gambar 14 Patahan …………………………………………………………
70
Gambar 15. Dekstral dan Sinistral …………………………………………
71
Gambar 16 Struktur Vertikal Atmosfer …………………………………….
77
Gambar 17 Peta Wilayah Persebaran Fauna Dunia Menurut Alfred Russel Wallace ………………………………………………………………. Gambar 18. Fauna Asiatis ………………………………………………….
92
Gambar 19 Fauna Peralihan…………………………………………………
97
Gambar 20 fauna Peralihan Asiatis …………………………………………
99
Gambar 21 Persebaran 7 Klasifikasi Bioma Floara Di Dunia…………….
101
Geografi SMA K - 1
68
96
iv
Gambar 22 Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) ………………………………
129
Gambar 23 Contoh Peta Chorografi…………………………………………..
131
Gambar 24 Contoh Peta Tematik (Peta Kepadatan Penduduk P. Jawa)...
132
Gambar 25 Penyebaran Curah Hujan ………………………………………
132
Gambar 26. Peta Orthofoto Dan Citra Satelit………………………………..
136
Gambar 27 Siklus Kegiatan PTK …………………………………………….
255
Geografi SMA K - 1
v
DAFTAR TABEL Judul Tabel
Halaman
Tabel 1;Permasalahan Lingkungan
17
Tabel 2;Jenis Penelitian…………………
25
Tabel 3. Jarak Episentral dan kedalaman Fokus Gempa
64
Tabel 4:Skala kekuatan Gempa Bumi
65
Tabel 5:Gas Utama Dalam Udara Kering
77
Tabel 6:Suhu Udara Dikota
81
Tabel 7:Format Pengamatan Dan Pengukuran
90
Tabel 8:Tahapan_tahapan Model PBL
171
Tabel 9:Daftar Cek Penilaian Unjuk Kerja
205
Tabel 10:Contoh Skala Penilaian
206
Tabel 11:Contoh Sistematika dan Rambu Penilaian
215
Tabel 12:Teknik Penilaian dan Instrumen Penilaian
228
Tabel 13:Identifikasi Permasalahan
240
Tabel 14:Unsur Penelitian Tindakan
241
Tabel 15:PTK
253
Tabel 16:Penilaian Sikap
Geografi SMA K - 1
254
vi
BAGIAN 1: PENDAHULUAN Pengembangan
keprofesian
berkelanjutan
sebagai
salah
satu
strategi
pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mengembangkan
secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan
kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi tujuan, indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan/kasus/tugas, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut yang disusun secara sistematis dan menarik untuk mencapai
tingkatan
kompetensi
yang
diharapkan
sesuai
dengan
tingkat
kompleksitasnya. Modul ini dapat digunakan dengan baik dengan cara mempelajarinya sebagai berikut. 1. Deskripsi Modul ini berisi materi yang terdiri atas penelitian geografi, pengetahuan dasar geografi, litosfer, atmosfer, sebaran fauna dan flora, kartografi, teori metode dan model pembelajaran, media pembelajaran, penilaian pendidikan, pengantar desain pembelajaran, dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan melaksanakan
pembelajaran aktivitas
dalam
mempelajari
pembelajaran,
modul
mengerjakan
ini
terdiri
atas
latihan/kasus/tugas,
mencermati rangkuman, dan memberikan umpan balik serta tindak lanjut.
Geografi SMA K - 1
1
2. Prasyarat Prasayarat penggunaan modul ini adalah guru atau tenaga kependidikan yang mengampu masta pelajaran geografi pada jenjang SMA/MA. Telah mengikuti Uji Kompetensi Guru yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru dan tenaga Kependidikan. 3. Petunjuk Penggunaan Modul ini dapat digunakan dan berhasil dengan baik dengan memperhatikan petunjuk penggunaan berikut. a. Baca deskripsi, prasyarat, dan petunjuk penggunaan modul dengan cermat. b. Cermati tujuan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar, serta peta konsep/alur pencapaian kompetensi yang akan dicapai selama maupun setelah proses pembelajaran dengan menggunakan modul ini. c. Baca dan simak uraian materi sebagai bahan untuk mengingat kembali (refresh) atau menambah pengetahuan. Kegiatan membaca dilakukan secara individual. d. Lakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan urutan yang dijabarkan dalam modul untuk mencapai kompetensi. Disarankan aktivitas pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan metode diskusi sehingga terjalin prinsip saling berbagai pengalaman (sharing) dengan asas asih, asah, dan asuh. e. Laporkan hasil aktivitas pembelajaran Ibu/Bapak secara lisan, tertulis, atau pajangan (display). f. Kerjakan latihan/kasus/tugas yang diuraikan dalam modul untuk memperkuat pengetahuan dan/atau keterampilan dalam penguasaan materi, sekaligus untuk
mengetahui
tingkat
penguasaan
(daya
serap)
Ibu/Bapak
(self
assessment). g. Berikan umpan balik yang bermanfaat untuk perbaikan pembelajaran Ibu/Bapak dan perbaikan modul ini pada masa-masa mendatang. h. Simpan seluruh produk pembelajaran Ibu/Bapak sebagai bagian dari dokumen portofolio yang bermanfaat bagi pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Geografi SMA K - 1
2
4. Tujuan Akhir Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini adalah dikuasainya kompetensi dasar dan minimal untuk geografi jenjang SMA/MA. 5. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi inti yang harus dikuasai adalah kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan selama pelatihan. Sedangkan kompetensi dasar yang harus dicapai adalah kompetensi yang mencakup materi dan pembelajarannya tentang penelitian geografi, pengetahuan dasar geografi, litosfer, atmosfer, sebaran fauna dan flora, kartografi, teori metode dan model pembelajaran, media pembelajaran, penilaian pendidikan, pengantar desain pembelajaran, dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 6. Peta konsep/Alur Pencapaian Kompetensi
Bahan:
Pembelajaran:
Penelitian geografi, pengetahuan dasar geografi, litosfer, atmosfer, sebaran fauna dan flora, kartografi, teori metode dan model pembelajaran, media pembelajaran, penilaian pendidikan, pengantar desain pembelajaran, dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menggali informasi dari uraian materi
Geografi SMA K - 1
melakukan aktivitas pembelajaran mengerjakan latihan/kasus/tugas
Hasil: Peningkatan kompetensi Produk bukti kinerja
mencermati rangkuman memberikan umpan balik dan tindak lanjut
3
BAGIAN 2: PEMBELAJARAN A. BAB I METODE PENELITIAN GEOGRAFI 1. Kegiatan Belajar 1 Pengertian dan Jenis-Jenis Penelitian (Riset)/1 JP a. Tujuan Pembelajaran 1) Menjelaskan pengertian penelitian (riset). 2) Membedakan jenis-jenis penelitian (riset). b. Uraian Materi Pengertian Penelitian (Riset) Pengertian penelitian diterjemahkan dari kata “research” (Inggris) yaitu re (kembali) dan to search (mencari atau mencari kembali), yang kemudian oleh para ahli diterjemahkan sebagai riset. Penelitian merupakan aktivitas menelaah sesuatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah secara terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang terandalkan kebenarannya (obyektif dan sahih) mengenai “dunia “alam” atau “dunia sosial” (Faisal,1999). Hillway dalam Saragih (1997) mengatakan bahwa
penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan
seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadapa suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Sedangkan Whitney dalam Saragih (1997)
mengemukakan
pengertian penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
Dengan demikian selain
merupakan suatu proses dan metode, penelitian diharapkan mampu mencari pemecahan masalah yang diteliti (problem solving). Menurut Faisal (1999), objek telaah penelitian sosial adalah gejalagejala sosial (social phenomena) atau kenyataan-kenyataan sosial (social fact). Dalam hal ini manusia dilihat sebagai makhluk sosial (social being). Dalam suatu “dunia sosial” terdapat komponen-komponen individu-individu, Geografi SMA K - 1
4
kelompok-kelompok, institusi-institusi sosial, dan juga lingkungan-lingkungan sosial yang lebih luas. Suatu gejala atau kenyataan sosial tertentu barulah dapat difahami atau dimengerti manakala kita tahu konteks sosial di mana gejala atau kenyataan itu berada. Ada beberapa macam pengertian penelitian (research) yang lain, antara lain : 1.
Riset dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisis fakta-fakta mengenai sesuatu masalah.
2.
Menurut J.Supranto mengutip dari Webster's New World Dictionary, riset adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hatihati serta sistematik.
3.
Menurut Sutrisno Hadi, sesuai dengan tujuannya riset dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran
suatu
pengetahuan,
usaha
mana
dilakukan
dengan
menggunakan metode-metode ilmiah. 4.
Menurut David H Penny, penelitian adalah pemikiran yang sistematik mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah kegiatan
yang
dilakukan
secara
sistematis
untuk
menemukan
ilmu/menafisirkan kembali ilmu yang sudah ada dengan menggunakan prosedur yang benar. Kata kunci dari definisi penelitian adalah : 1) sistematis, 2) menemukan/menafsirkan ilmu, 3) prosedur yang benar. Riset
dijalankan
untuk
memperoleh jawaban
atas pertanyaan-
pertanyaan atau soal-soal melalui aplikasi suatu prosedur ilmiah. Kalau digambarkan terjadinya riset adalah sebagai berikut.
Geografi SMA K - 1
5
MASALAH
Apa Bagaimana Mengapa
Diselesaikan Dengan Cara
- tidak ilmiah - subyektif
- Ilmiah (sistematik dan berdasar ilmu pengetahuan - obyektif
- Kekerasan hati - Otoritas/kewibawaan - Intuisi
RISET (Penelitian)
Jenis-Jenis Penelitian. 1. Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Menurut Selitiz dan Hyman dalam Koentjaraningrat (1997); Faisal (1999); Singarimbun (1987), pemilihan metode penelitian tergantung pada maksud dan tujuan penelitian. Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibedakan sebagai berikut : a. Penelitian yang bersifat menjelajah/penjajagan (eksploratif). Penelitian ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai gejala tertentu.
Dapat pula bertujuan untuk memperoleh ide-ide baru
mengenai suatu gejala (masih mencari-cari) dengan maksud untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, karena belum ada referensi untuk mendeduksi hipotesis. b. Penelitian yang bersifat deskriptif. Geografi SMA K - 1
6
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifatsifat individu, keadaan, gejala atau hal-hal yang khusus dalam masyarakat. Penelitian jenis ini bisa sudah ada hipotesis bisa pula belum tergantung dari ada tidaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan. Penelitian deskriptif yang biasa disebut juga dengan penelitian
taksonomik
(taxonomic
research),
dimaksudkan
untuk
eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial,
dengan
jalan
mendepenelitiankan
sejumlah
variabel
yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Menurut Singarimbun dalam Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian, pengangguran, keadaan gizi, preferensi terhadap politik tertentu dan lain-lain.
Peneliti mengembangkan konsep dan
menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. c. Penelitian yang besifat menerangkan (explanatory research). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis tentang adanya hitungan sebab akibat antara berbagai variabel yang diteliti. Hipotesis merupakan titik tolak langkah-langkah penelitian selanjutnya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel; untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiai ataukah tidak
dengan
variabel
lainnya;
atau
apakah
sesuatu
variabel
disebabkan/dipengaruhi ataukah tidak oleh variabel lainnya (Faisal, 1999). Oleh karena itu dibutuhkan pengolahan statistik yang relevan, apakah untuk mengetahui korelasi antarvariabel ataukah untuk mengetahui signifikansi perbedaan mengenai sesuatu variabel di antara kelompokkelompok sampel yang diteliti (berarti menuntut penggunaan statistik inferensial). Di samping ketiga jenis penelitian di atas, beberapa ahli mengemukakan dua jenis penelitian lagi, yakni Penelitian Eksperimen (Experimental Research) dan Penelitian Aksi (Action Research). Geografi SMA K - 1
7
d. Penelitian Eksperimen (Experimental Research). Penelitian eksperimen sangat sesuai untuk menguji hipotesis tertentu dan dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat variabel penelitian.
Pelaksanaannya memerlukan konsep dan variabel
yang jelas sekali dan pengukuran yang cermat. Pada penelitian eksperimen, peneliti secara sengaja memanipulasi suatu variabel (memunculkan atau tidak memunculkan sesuatu variabel) kemudian memeriksa efek atau akibat yang ditimbulkannya. Artinya, melalui eksperimen, ingin diketahui
“Apakah yang akan terjadi jika sesuatu
variabel dikontrol atau dimanipulasikan secara terkendali?”. Asumsinya, jika terdapat dua situasi atau kondisi yang keadaannya serba sama, kemudian kepada salah-satunya ditambahkan (atau dikurangi) satu elemen, maka perbedaan yang berkembang di antara kedua situasi atau kondisi tersebut merupakan akibat dari elemen yang ditambahkan (atau dikurangi) tadi.
Sejalan dengan asumsi tadi, pada suatu eksperimen,
lazimnya terdapat “kelompok pembanding” (control group) dan terdapat “kelompok
eksperimen”
untuk
menghindari
terhadap
keraguan
keabsahannya. Eksperimen, penelitian
yang
juga
merupakan
dimaksudkan
untuk
tipe
menarik
pendekatan
dalam
generalisasi;
untuk
membangun dan mengembangkan teori. Karenanya, teknik pengambilan sampel (pemilihan warga yang dikenai penelitian, baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen) merupakan persoalan yang harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga kekuatan generalisasinya dapat diandalkan. e. Penelitian Tindakan (Action Research). Dalam penelitian tindakan (action research) peneliti tidak hanya melakukan penelitian sampai pada kesimpulan mengenai hubungan antar variabel saja tetapi juga meneliti sampai action hubungan antar variabel. Ciri Geografi SMA K - 1
utama
dari
penelitian
tindakan
adalah
tujuannya
untuk 8
memperoleh penemuan yang signifikan secara operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan. Tujuan dari penelitian tindakan secara umum adalah:
Untuk
memperoleh
keterangan
yang
objektif
dalam
rangka
membenarkan kebijakan atau kegiatan yang telah dibuat.
Untuk memberikan keterangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk kegiatan dan tindakan yang akan datang.
Untuk membenarkan penundaan aksi, pengambilan tindakan atau tidak mengambil tindakan apapun.
Untuk menstimulasikan pekerja-pekerja pelaksanaan program kearah yang lebih dinamis serta lebih menggiatkan implikasi dari berbagai alat untuk mencapai tujuan. Penelitian tindakan mengadakan rangka kerja penelitian empiris
yang didasarkan pada observasi objektif pada masa sekarang untuk memecahkan masalah-masalah baru, serta praktis dan aktual dalam kegiatan-kegiatan kerja. Karena itu, penelitian tindakan mempunyai sifat lebih fleksibel, dan dapat mengorbankan kepentingan kontrol demi adanya inovasi dan bekerja dengan on the spot experimentation. Validitas internal dan eksternal dari penelitian tindakan secara relatif lemah, karena sampel kurang representatif masih dibenarkan, demikian juga kontrol terhadap variabel bebas tidak terlalu ditekankan. 2. Jenis Penelitian Berdasarkan Cara Pengumpulan Data Sedangkan tipe penelitian dilihat dari cara mengumpulkan data dapat dibedakan menjadi: a.
Penelitian Survei. Penelitian survei merupakan salah satu metode penelitian sosial yang amat luas penggunaannya. Pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian survei, informasi
Geografi SMA K - 1
9
dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner (Efendi dalam Singarimbun dan Efendi,1997). Dengan demikian penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Menurut Sinaga (1997) penelitian (metode) survei dengan mengambil contoh dari suatu populasi lebih sering digunakan dibandingkan dengan pencacahan lengkap, karena alasan-alasan berikut :
Metode survei lebih cepat dan biaya lebih rendah.
Memberikan informasi yang lebih luas (comprehensive).
Memberikan hasil dengan ketelitian (accuracy) yang lebih tinggi.
Memungkinkan penghematan dalam waktu dan biaya, maka penelitian dengan contoh survei dapat menggunakan populasipopulasi yang lebih besar dengan berbagai jenis variasi. Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini adalah mungkinnya pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar. Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian
survei adalah individu. Untuk penelitian tertentu, unit analisa mungkin pasangan suami isteri, pasangan yang sudah bercerai atau rumah tangga sebagai keseluruhan tetapi satu wawancara untuk kuesioner tetap ditujukan kepada satu orang. Unit analisa ini perlu sekali diperhatikan, terutama bagi peneliti pemula agar dapat menarik kesimpulan yang benar-benar bisa menggambarkan keadaan populasi yang diteliti. Penelitian
survei
dapat
digunakan
untuk
maksud
(1)
penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory atau confirmatory) yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis, (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan
Geografi SMA K - 1
10
kejadian tertentu di masa yang akan datang, (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial. b.
Penelitian Sensus. Penelitian
sensus
yaitu
penelitian
yang
informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi.
datanya/
Di samping itu
didukung pula oleh data-data sekunder yang biasanya diperoleh dari instansi yang terkait. Contoh dari penelitian sensus ini adalah sensus penduduk. Sensus penduduk sendiri dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pengumpulan, kompilasi dan publikasi data yang berkenaan dengan data demografi, ekonomi, dan sosial pada waktuwaktu tertentu,mencakup semua orang di suatu negara atau teritorial terbatas dengan definisi yang jelas (Rusli,1996). c. Participation Observation (Pengamatan Berpartisipasi). Menurut Agusta (1998) pengamatan (observation) mengacu pada proses mengamati perilaku anggota masyarakat yang berpola, dan partisipasi menunjuk kepada kegiatan meneliti suatu masyarakat, lalu berusaha berperan sebagaimana salah seorang anggota masyarakat. Dalam teknik pengamatan partisipatif kedua kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dan peneliti tinggal di daerah penelitian, mengamati dan mengambil data (tinggal dalam jangka waktu yang lama). Terdapat
beberapa
alasan
penggunaan
teknik
pengamatan
berpartisipasi yaitu: (1) Beberapa hubungan sosial hanya dapat dipahami dengan benar kalau peneliti melihat sendiri kejadian tersebut, (2)
Pengamatan
berpartisipasi
diperlukan
ketika
diinginkan
penglihatan menurut warga setempat (in-sight, emik, vertehen) tentang suatu interaksi sosial,
Geografi SMA K - 1
11
(3)
Pengamatan
berpartisipasi
berguna
untuk
memperoleh
keterangan yang dianggap kurang penting ditampilkan oleh warga asli, dan (4) Terdapat data dan informasi yang sukar dan enggan diceritakan oleh warga setempat, sehingga harus diamati langsung oleh peneliti. Dalam teknik pengamatan berpartisipasi, secara umum peneliti mencari data pola dan hubungan sosial yang melembaga, serta native point of view (pandangan hidup penduduk asal), contohnya nilai serta kepercayaan. Selain itu peneliti menempatkan subyek penelitian atau informan dalam konteks struktur sosial yang lebih luas. Contoh dari pelaksanaan penelitian ini adalah penelitian tentang Budaya Jawa oleh antropolog Clifford Geertz yang ditulis dalam bukunya Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. d.
Rapid Rural Appraisal. Rapid Rural Appraisal
(RRA) merupakan kumpulan metode
yang dapat dipergunakan oleh orang-orang, dalam kualifikasi tertentu, untuk menggali informasi sesuai keperluannya mengenai wilayah pedesaan yang dikunjungi dengan waktu relatif cepat. Kata “rapid” berarti cepat, atau diartikan oleh Beebe dalam Agusta (1998) sebagai “....limited time..... usually a period of a view days or afew weeks”; atau dalam waktu yang terbatas, sementara “rural appraisal” sendiri berarti pemahaman tentang pedesaan. Bebee dalam Agusta (1998) menyatakan bahwa RRA merupakan teknik-teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam rentang waktu antara 4 hari hingga 3 minggu. Di bawah 4 hari setiap pengumpulan data tidak akan mencapai sasaran dan di atas waktu 3 minggu sudah tidak dapat lagi dinyatakan “cepat”. Penelitian ini digunakan bila penelitian dibutuhkan secara cepat (bottom up). Biasanya dilaksanakan oleh instansi-instansi yang membuat solusi yang cepat.
Geografi SMA K - 1
12
Untuk mendapatkan data yang cukup terpercaya mengenai pedesaan, Chambers dalam Agusta (1998) mengemukakan beberapa metode dan pendekatan dalam melaksanakan Rapid Rural Appraisal, yaitu: 1. Existing Information (Mencari informasi yang telah tersedia). Peneliti dapat mengetahui informasi mengenai suatu kawasan pedesaan dan penduduknya dari laporan-laporan survei, peta wilayah, data statistik pemerintah, makalah-makalah atau laporan akademis terdahulu dan sumber lainnya. 2. Learning Indegenous Technical Knowledge (Belajar dari orang desa). Belajar memahami masalah yang diteliti dari penduduk yang ada di daerah penelitian karena mereka lebih tahu problem yang dihadapinya.
Penduduk
desa
sering
mempunyai
kekayaan
pengetahuan, misalnya tentang tanah, musim, tumbuhan, ternak dan lain-lain yang paling adaptif dengan ekologi setempat. Pengetahuan tersebut bisa dipelajari dari orang desa. 3. Using Key Indicators (Mengidentifikasi dan menggunakan indikatorindikator kunci). Untuk
memahami
permasalahan
yang
ada
hendaknya
mempergunakan indikator tertentu. Indikator-indikator tersebut bisa berupa indikator nyata seperti ukuran dan kualitas rumah sebagai indikator sosial, ataupun indikator yang tidak nyata seperti jenis mata pencaharian, basis sumberdaya dan nilai-nilai ambang.
Beberapa
contoh yang lain adalah: a) Warna tanah sebagai indikator tingkat kesuburan. b) Bentuk dan jenis rumah sebagai indikator tingkat
kesejahteraan.
c) Berat lahir sebagai indikator kesehatan dan tingkat gizi ibu hamil. d) Tingkat kekeruhan air yang mengalir di sungai sebagai indikator tingkat erosi. Geografi SMA K - 1
13
4. Direct observation (pengamatan langsung). Peneliti melakukan observasi langsung dan melibatkan diri dalam masyarakat yang bersangkutan, melihat variabel-variabel dan hubungan-hubungannya, mengamati fenomena sosial yang terjadi selanjutnya merumuskan permasalahan di daerah penelitian. 5. Penelitian lokal yang bersifat ad hoc. Metode ini akan bagus jika peneliti mempunyai hubungan dengan desa yang akan diteliti sehingga ia tidak hanya dapat menjadi seorang informan kunci, tetapi juga seorang peneliti kunci di mana ia mampu menemukan apa yang perlu diketahui dengan secara cepat dan efisien. 6. Menggunakan”Key Informan” (informan kunci), yaitu orang yang memberikan data-data akurat.
Informan kunci merupakan satu
sarana utama bagi RRA. Informan dapat memberikan informasi yang mendalam dan seringkali mengemukakan hal-hal yang tidak terduga. 7. Wawancara Kelompok (Group Interview). Wawancara kelompok terutama sangat berguna untuk mendapatkan informasi tentang sumberdaya alam yang mencakup daerah geografis yang lebih luas, dan informasi tentang pokok masalah dapat dicakupi oleh lebih dari satu responden.
Wawancara kelompok juga baik untuk tipe-tipe
informasi sosial tertentu dimana seorang responden mungkin takut untuk
mengungkapkan
hal-hal
yang
sebenarnya
tetapi
jika
diungkapkan dalam forum bersama kekhawatiran itu akan hilang. 8. Wawancara informal. Wawancara informal merupakan metode paling luas dalam RRA. Wawancara ini dilakukan tanpa berpedoman pada kuesioner resmi, bersifat fleksibel sehingga pertanyaanpertanyaan yang diajukan kepada responden satu bisa berbeda dengan yang lainnya. 9. Menggunakan “The Best Variable”, yaitu menggunakan variabel yang paling kuat diduga menimbulkan permasalahan.
Geografi SMA K - 1
14
10. Inspeksi survei dari udara. Survei jenis ini dapat digunakan untuk menghitung sumberdaya tertentu dan tidak hanya dapat memberikan perspektif ruang umum pada suatu kawasan melainkan juga dapat mengurangi bias perkotaan. 11. Harus dilakukan oleh peneliti yang berpengalaman, mempunyai sensitivitas tinggi yang bisa menangkap fenomena-fenomena sosial (skeptis; yang selalu menanyakan sebab-sebab fenomena-fenomena yang terjadi, peneliti aktif). 12. Using The Guided Interview.
Dalam mengadakan wawancara
hendaknya menggunakan beberapa pertanyaan pokok sebagai penuntun (guided). e. Partisipatory Rural Appraisal. Penelitian yang bersifat top down, memecahkan masalah tetapi dengan
asumsi
masyarakat
mengetahui
masalahnya.
Dalam
penelitian ini peneliti bertindak sebagai fasilitator. Data yang didapat yaitu diambil dengan memotivasi masyarakat untuk mengeluarkan pendapat. f.
Penelitian Kualitatif. Penelitian
kualitattif
adalah
jenis
penelitian
yang
menghasilkan temuan yang tidak berasal dari prosedur pengukuran statistik
atau
pengukuran
kuantitatif.
Penelitian
ini
dapat
berhubungan dengan kehidupan masyarakat seperti tingkah laku, fungsi organisasi, pergerakan sosial atau interaksi kekeluargaan (Strauss and Corbin, 1990).
Menurut Agusta (1998) Penelitian
Kualitatif merupakan penelitian yang mengambil fakta berdasarkan pemahaman subjek penelitian (vertehen), mengetengahkan hasil pengamatan itu secara sangat rinci (thick description) seraya menghindari
Geografi SMA K - 1
komitmen
terhadap
model
teoretik
terdahulu.
15
Penelitian kualitatif justeru berusaha membangun teori, minimal teori tentang masyarakat yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengumpulkan data melalui wawancara, pengamatan, studi dokumen, pustaka bahkan data yang dikuantitatifkan seperti sensus. Keahlian yang diperlukan untuk mengerjakan penelitian kualitatif antara lain:
kemampuan
melakukan analisa secara kritis, menghindarkan adanya bias, memperoleh data yang valid dan dapat dipercaya serta mampu berfikir secara abstrak. Untuk melakukan hal ini peneliti kualitatif hendaknya memiliki sensitifitas teoritis yaitu pengetahuan teoritis untuk menafsirkan apa yang dilihat dan memiliki kecerdikan dalam pengamatan. Pada dasarnya ada tiga komponen utama dari penelitian kualitatif yaitu: 1.
Data yang dapat berasal dari berbagai sumber, wawancara dan pengamatan merupakan sumber yang umum digunakan,
2.
Analisis atau prosedur interpretasi untuk memperoleh teori,
3.
Laporan tulisan atau lisan.
Laporan ini mungkin
berupa
penulisan dalam jurnal ilmiah atau pengujian temuan dalam suatu acara seminar. Terdapat beberapa alasan untuk melakukan penelitian kualitatif. Metode kualitatif dapat digunakan untuk memahami adanya suatu fenomena dan metode kualitatif dapat memberikan semua hal tentang
fenomena
yang
sulit
diberitahukan
melalui
metode
kuantitatif. Dalam melakukan kegiatan penelitian dapat melakukan kombinasi antara metode kualitatif dengan metode kuantitatif. Salah satunya
mungkin
menggunakan
data
kualitatif
untuk
mengilustrasikan atau menerangkan data temuan yang diperoleh secara kuantitatif.
Geografi SMA K - 1
16
c. Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran •
Baca
secara
cermat
wacana
berikut
ini
sebelum
mengerjakan
tugas/latihan. •
Lakukan kegiatan sesuai prosedur.
•
Jika ada permasalahan/kesulitan diskusikan dengan teman atau nara sumber.
Wacana/teks/kasus. Akhir-akhir ini, siswa sekolah menengah atas di kota-kota besar mulai memiliki kebiasaan yang berubah dari sebelumnya. Mereka lebih senang menghabiskan waktunya di mal atau tempat hiburan daripada membaca, baik membaca buku sekolah, novel atau bacaan ringan lainnya.atau aktivitas lain yang lebih bermanfaat seperti olah raga misalnya. Fenomena ini tentunya menarik untuk diteliti dan memerlukan sensitivitas peneliti untuk menemukan akar permasalahan dan mencoba menemukan jawabnya atau membantu memecahkan permasalahan tersebut.
Bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut melalui penelitian (riset).
Berdasarkan tujuannya penelitian yang akan dilakukan termasuk jenis penelitian apa. Berikan alasannya.
Berdasarkan cara pengumpulan datanya penelitian yang akan dilakukan termasuk penelitian apa. Berikan alasannya.
Cobalah buat dan gunakan pedoman wawancara.
Dari kasus di atas buatlah draft rancangan untuk melakukan penelitian.
d. Evaluasi kegiatan belajar dan kunci jawaban •
Jelaskan pengertian penelitian/riset.
•
Buatkan bagan jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuan dan cara pengumpulan datanya.
Geografi SMA K - 1
17
•
Jelaskan secara singkat jenis-jenis penelitian/riset berdasarkan tujuan dan cara pengumpulan datanya..
e. Umpan balik dan tindak lanjut •
Amatilah permasalahan di lingkungaan tempat tinggal anda. Tuliskan permasalahan lingkungan di lingkungan tempat anda tinggal. Buatkan daftar permasalahan seperti dalam table berikut ini. Tabel:1 No.
Permasalahan geografis
1.
Fisik:
2.
Sosial:
Penyebab
Alternatif Penyelesaian Masalah
Keterangan
f. Kunci jawaban •
Dapat digunakan untuk self assesment sekiranya diperlukan sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan diri sendiri.
2. Kegiatan Belajar 2 Tahap-Tahap Penelitian a. Tujuan Pembelajaran Geografi SMA K - 1
18
•
Mengidentifikasi permasalahan yang dapat diselesaikan melalui riset.
•
Mendeskripsikan tahap-tahap penelitian sesuai prosedur riset.
b. Uraian Materi Masalah Penelitian. Setiap seseorang akan melakukan penelitian, maka penelitian tersebut pasti dimulai dari masalah. Karena dengan melakukan penelitian, peneliti akan menyelesaikan masalah tersebut secara ilmiah. Menurut Kerlinger 1986, masalah adalah "a problem, then is interogative sentence or statement that ask : What relation exists between two or more variables. The answer is what being sought in the research".
Artinya masalah pada
umumnya dirumuskan ke dalam suatu pertanyaan bagaimana hubungan antara dua variabel atau lebih. Masalah dapat juga diartikan adanya jarak (gap)
antara apa yang diharapkan dan apa yang menjadi kenyataan.
Sedangkan masalah yang bagus adalah yang aktual, belum pernah diteliti, mengisi (melanjutkan) penelitian terdahulu. Ada beberapa sumber masalah yang dapat diteliti: 1. Pengalaman pribadi. Pengalaman seseorang, seseorang bisa saja menemukan permasalahan dalam bidang profesi maupun tempat kerja mereka dimana tidak diketahui jawabannya. 2. Perkembangan dan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin pesatnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan ada banyak inovasi yang harus pula dilakukan oleh setiap orang atau masyarakat. Hal inilah yang menjadikan peluang sebagai masalah penelitian. 3. Kegiatan akademis, seperti diskusi ilmiah, seminar, membaca buku teks, laporan penelitian, artikel jurnal dan sebagainya. Sering kali dengan membaca pustaka akan mengungkapkan suatu areal yang tidak terselediki atau menyarankan topik yang dibutuhkan pembanguan lebih lanjut. Salah satu cara untuk sampai pada penemuan masalah adalah Geografi SMA K - 1
19
dengan meminta saran dari peneliti, seminar yang banyak melakukan penelitian pada bidang minatnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya peneliti berpengalaman yang telah mengetahui apa yang telah dilakukan dan apa yang perlu dilakukan dalam areal substantif tertentu. Untuk memilih pokok permasalahan perlu dipertimbangkan apakah topik itu memenuhi empat hal berikut ini atau tidak. 1. Manageble, yaitu terjangkau oleh peneliti setelah mempertimbangkan latar belakang pengetahuan, kecakapan dan kemampuan, dana yang tersedia dan waktu. 2. Obtainable, yaitu tersedia bahan-bahan kepustakaan, faktor-faktor yang merintangi pengumpulan seperti masalah letak daerah, penguasaan bahasa, dan sebagainya dapat diatasi. 3. Significance,
yaitu
cukup
penting
untuk
diselidiki
yang
akan
menghasilkan problematik baru atau pemecahan baru, bukan duplikasi serta mempunyai kegunaan praktis. 4. Interested, yaitu menarik minat untuk dibahas dan diteliti yang timbul dari keinginan ilmiah (scientific truth). Berikut contoh menemukan masalah penelitian dari hasil membaca jurnal penelitian dengan Latar Belakang Masalah sebagai beikut : “Sejumlah penelitian tenang kepuasan kerja di perusahaan mengungkapkan bahwa kompensasi finansial bukan merupakan faktor yang paling menonjol sebagai penentu kepuasan kerja (Anwar, 1980; Hery, 1986 dan Sofia, 1987). Hasil ini telah pula divalidasi dan mendapatkan dukungan dari temuantemuan terakhir yang dilaporkan dalam penelitian Kolopaking 1990 dan Riswanto 1992”. Dari hasil-hasil penelitian yang dilaporkan diatas belum banyak diungkapkan faktor-faktor non finansial yang menentukan kepuasan kerja pegawai. Karenanya usaha untuk mengungkapkan lebih jauh tentang faktorfaktor non finansial yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai, diperlukan suatu kegiatan penelitian. Penelitian akan dilakukan dalam rangka mengisi
Geografi SMA K - 1
20
celah tersebut diatas, dan diharapkan akan mempunyai implikasi praktis dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan di suatu perusahaan. Salah satu bagian yang paling sulit dalam melakukan penelitian adalah memulai. Dua pertanyaan utama yang tampak sangat bermasalah yaitu: (a) bagaimana saya menemukan permasalahan yang dapat diteliti dan, (b) bagaimana saya merumuskan masalah itu supaya secara operasional dapat dikerjakan. Namun demikian salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seseorang peneliti adalah adalah sensitifitas teoritis.
Sensitifitas teoritis
mengacu
kepada kelengkapan dan penguasaan teori serta kemampuan mengartikan data dalam kaitannya dengan dengan pengembangan teori. Sumber-sumber sensitifitas teoritis yang pertama bersumber dari literatur yang meliputi bacaan tentang teori, penelitian dan dokumen (kebijaksanaan pemerintah dan sebagainya). Dengan mempunyai beberapa pengenalan dengan publikasi tersebut, peneliti akan memiliki banyak latar belakang informasi yang “mensensitifkan” peneliti terhadap apa yang terjadi pada fenomena yang sedang dipelajari. Tahap-tahap Penelitian. Menurut Faisal (1999)
tahap-tahap yang lazimnya dilalui pada setiap
penelitian adalah (1) pemilihan dan analisis masalah penelitian, (2) penentuan strategi pemecahan masalah, atau penentuan metodologi penelitian yang akan digunakan, (3) pengumpulan data, (4) pengolahan, analisis, dan interpretasi data, serta (5) penyusunan laporan penelitian.
Kelimanya akan dijelaskan
sebagi berikut: 1. Pemilihan dan Analisis Masalah yang Akan Diteliti. Tujuan suatu penelitian adalah untuk memecahkan atau menemukan jawaban terhadap suatu masalah. Oleh karena itu, pada setiap penelitian, tahap pertamanya ialah menentukan atau memilih sesuatu pokok masalah
Geografi SMA K - 1
21
yang akan diteliti. Pokok masalah tersebut biasanya tercermin dalam judul atau topik suatu penelitian. Pokok masalah yang diteliti akan tampak jelas (batasan, lingkup, latar belakang, dan signifikansinya) setelah dilakukan analisis terhadap pokok masalah bersangkutan. Dalam hubungan ini, diperlukan telaahan kepustakaan; termasuk telaahan terhadap hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan diteliti.
Hasil telaahan
kepustakaan tersebut bisa dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti; termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting diteliti; dan bagi penelitian eksplanasi, bisa menjadi acuan di dalam mengembangkan hipotesis. Pemilihan masalah barulah bermakna kalau disertai dengan analisis masalah (merinci masalah-masalah yang akan diteliti, mempertegas batasannya,
mempertegas
tujuan
dan/atau
hipotesisnya,
serta
mempertegas latar belakang dan kegunaan mengapa masalah tersebut diteliti). Analisis tersebut, barulah kokoh dan kuat landasannya jika mendasarkan diri pada hasil penelitian sebelumnya. Analisis masalah, juga sampai pada pemerincian fakta atau informasi yang perlu dikumpulkan untuk dapat menjawab masalah, tujuan dan/atau hipotesis penelitian; atau rincian data apa saja yang akan dikumpulkan.
2. Penentuan Metodologi Penelitian. Penentuan metodologi penelitian ini, sering pula disebut dengan "strategi pemecahan masalah"; karena pada tahap ini, mempersoalkan "bagaimana" masalah-masalah penelitian tersebut hendak dipecahkan atau ditemukan jawabannya. Pada tahap ini, yang perlu ditentukan adalah (1) jenis, atau format penelitian yang akan digunakan, (2) metode, sumber, dan alat pengumpulan data (untuk survei disertai teknik pengambilan sampel, dan Geografi SMA K - 1
22
untuk eksperimen disertai pola eksperimen yang akan dilakukan), dan (3) strategi analisis data. Mengenai jenis, atau format penelitian yang akan digunakan, pada dasarnya menunjuk pada tipe pendekatan penelitian yang akan digunakan; apakah studi kasus, survei, atau eksperimen; juga apakah tujuan dari penelitian, apakah untuk tujuan eksplanasi; dan apakah unit studinya individu, ataukah unit studinya kelompok. Berikutnya, metode, sumber, dan alat pengumpul data juga perlu ditentukan; apakah metode pengumpulan datanya wawancara, ataukah angket, ataukah dokumenter, ataukah tes, ataukah observasi, atau lainnya; apakah sumber datanya (kalau orang, siapa orangnya dan untuk mendapatkan data yang mana; kalau dokumen, dokumen apa saja, dan untuk mendapatkan data yang mana; kalau situasi atau kondisi, situasi atau kondisi apa saja, dan untuk mendapatkan data yang mana); apa dan bagaimanakah alat pengumpulan datanya (apakah pedomen wawancara, ataukah panduan observasi, ataukah form isian dokumentasi, ataukah angket, ataukah soal-soal tes; dan bagaimanakah alat-alat tersebut disusun dan dikembangkan, sehingga memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas). Masih dalam hubungan ini, bila survei yang digunakan, perlu ditegaskan populasinya, serta teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan; dan bila eksperimen yang digunakan, perlu dinyatakan secara tegas pola eksperimen yang akan digunakan. Mengenai strategi analisis data, pada dasarnya menunjuk pada bagaimana data (yang hendak dikumpulkan) akan diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan untuk menjawab masing-masing masalah dan hipotesis. 3. Pengumpulan Data Data dikumpulkan sesuai dengan sumber, metode, dan instrumen pengumpulan data yang dinyatakan dalam tahap kedua. Pada tahap ini peneliti mewawancarai responden-responden yang menjadi sumber data penelitian (menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya); atau mengobservasi sesuatu keadaan, suasana, peristiwa, Geografi SMA K - 1
23
dan/atau tingkah laku (menggunakan panduan observasi yang telah disusun sebelumnya); atau menghimpun, memeriksa, mencatat dokumendokumen yang menjadi sumber data penelitian (menggunakan Form Pencatatan
Dokumen
yang
telah
disiapkan
sebelumnya);
atau
menyebarkan dan menghimpun kembali angket yang disebarkan ke responden-responden
yang
menjadi
sumber
data
penelitian
(menggunakan angket yang telah disusun sebelumnya); atau menguji testee yang menjadi sumber data penelitian (menggunakan bahan tes yang telah disiapkan sebelumnya); atau melakukan perlakuan tertentu dan memeriksa/mengobservasi efek dari perlakuan tersebut. 4. Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi Data. Setelah data dikumpulkan, selanjutnya perlu diikuti kegiatan pengolahan (data proscessing). Pengolahan data mencakup kegiatan mengedit (editing) data dan mengkode (coding) data. Mengedit data ialah kegiatan memeriksa data yang terkumpul; apakah sudah terisi secara sempurna atau tidak; lengkap atau tidak, cara pengisiannya sudah benar atau tidak. Mengkodekan data, berarti memberikan kode-kode tertentu kepada masing-masing kategori atau nilai dari setiap variabel yang dikumpulkan datanya. Setelah semua data dikodekan, selanjutnya dipindahkan ke dalam rekapitulasi data. Setelah
data
diolah,
menginterpretasikan data.
Analisis
berikutnya
menganalisis
data menunjuk
dan
pada kegiatan
mengorganisasikan data ke dalam susunan-susunan tertentu di dalam rangka penginterpretasian data; ditabulasi, sesuai dengan susunan sajian data yang dibutuhkan untuk menjawab masing-masing masalah dan/atau hipotesis penelitian; juga melakukan penghitungan-penghitungan tertentu sesuai dengan jenis pengolahan statistik yang digunakan di masingmasing
masalah
dan/atau
hipotesis
penelitian;
dan
akhirnya
diinterpretasikan atau disimpulkan, baik untuk masing-masing masalah atau hipotesis penelitian maupun untuk keseluruhan masalah yang diteliti. 5. Penyusunan Laporan Penelitian. Geografi SMA K - 1
24
Pada laporan penelitian, peneliti mengkomunikasikan apa yang ia teliti, bagaimana ia menelitinya, dan hasil penelitian yang ia temukan. Karenanya, di tahap akhir ini, peneliti perlu menjelaskan dalam laporan yang disusunnya: (1) masalah yang diteliti, (2) metodologi penelitian yang digunakan, dan (3) hasil-hasil penelitian yang ditemukan. Dalam menjelaskan masalah yang diteliti, hendaknya juga dijelaskan mengenai latar belakang mengapa masalah tersebut perlu diteliti, batasannya, ruang lingkupnya, serta kegunaannya (untuk penelitian eksplanasi, juga perlu dijelaskan hipotesis yang diajukan dan hendak diuji dalam penelitian tersebut). Paparan metodologi penelitian mencakup penjelasan mengenai jenis atau format penelitian yang digunakan, sumber serta metode dan alat pengumpul data, dan strategi analisis data yang digunakan; bila format penelitiannya survei, juga perlu dijelaskan tentang populasi penelitian beserta teknik pengambilan sampel penelitian; dan bila format penelitiannya eksperimen, perlu dijelaskan pola eksperimen yang digunakan. Mengenai hasil-hasil penelitian, perlu disajikan data yang telah diolah dan dianalisis; termasuk menjelaskan kesimpulan penelitian beserta segala implikasinya. Dengan selesainya penyusunan laporan penelitian, berarti berakhir pula suatu penelitian. Bila tahap ini telah selesai, tentu saja laporannya perlu disampaikan kepada pihak atau lembaga yang menugaskan dan/atau mensponsori penelitian tersebut.
c. Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran •
Cermatilah kembali tahap-tahap dalam melakukan penelitian.
•
Identifikasilah masalah geografis yang segera membutuhkan penyelesaian di lingkungan sekitar anda dari tugas pada kegiatan pembelajaran 1 di atas.
Geografi SMA K - 1
25
•
Buatlah draft sederhana jenis penelitian yang akan dilakukan menggunakan tabel berikut. Tabel:2 No
Kegiatan
1.
Identifikasi Masalah
2.
Penentuan Metode
Keterangan/Penjelasan
Penelitian
3.
Pengumpulan Data
4.
Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi Data
5.
Penyusunan Laporan
d. Evaluasi kegiatan belajar dan kunci jawaban 1. Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih permasalahan penelitian. Berikan penjelasan secara singkat. 2. Jelaskan secara singkat tahapan melakukan penelitian. e. Umpan balik dan tindak lanjut Buatlah draft proposal penelitian, yang dimulai dari: 1. Identifikasi/Analisis masalah yang akan diteliti, 2. Penentuan metode penelitian, 3. Pengumpulan data, 4. Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi data, 5. Penyusunan Laporan.
Geografi SMA K - 1
26
f. Kunci jawaban Dapat digunakan untuk self assesment sekiranya diperlukan sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan diri sendiri.
Geografi SMA K - 1
27
B. BAB II
PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
1. Kegiatan Belajar 1. Pengertian, Objek Studi, dan Prinsip Geografi a. Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan konsep dan prinsip geografi.
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Menjelaskan pengertian geografi
2)
Menjelaskan hakekat geografi
3)
Mengidentifikasi objek studi geografi
4)
Menjelaskan prinsip geografi
c. Uraian Materi 1)
Konsep Geografi Geografi merupakan istilah yang dikenal sejak lama. Namun, sebagai “disiplin ilmu dan mata pelajaran” pada mulanya masih dianggap kurang populer. Kekurangpopuleran itu terjadi karena sistem pembelajaran selama itu menempatkan bidang ini secara kurang proporsional. Dalam kurikulum sekolah, geografi semula di beri nama ilmu bumi sehingga obyek yang dikaji terfokus pada fenomena alam, sementara fenomena manusianya terabaikan. Kata geografi berasal dari geo=bumi, dan graphein=mencitra. Ungkapan itu pertama kali disitir oleh
Eratosthenes yang
mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo=bumi dan graphika=lukisan atau tulisan. Jadi
kata geographika dalam
bahasa Yunani, berarti lukisan tentang bumi atau tulisan tentang bumi. Istilah geografi juga dikenal dalam berbagai bahasa, seperti geography (Inggris), geographie (Prancis), die geographie/die erdkunde
(Jerman),
geografie/aardrijkskunde
(Belanda)
dan
geografi
juga
geographike (Yunani). Berkaitan
dengan
kemajuan
itu,
konsep
mengalami penyempurnaan. Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan Geografi SMA K - 1
28
bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati. Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu. Preston James (Sumaatmadja, 1988) mengemukakan, bahwa geografi berkaitan dengan sistem keruangan,
ruang yang
menempati permukaan bumi ... geografi selalu berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya. Hasil Seminar Semarang (1988) menyepakati rumusan, bahwa
geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan. Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan analisis persebaran-interelasiinteraksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang. Menurut Murphey (Sumaatmadja, 1988) ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1)
distribusi dan hubungan timbal balik antara
manusia di permukaan bumi dengan
aspek-aspek keruangan
permukiman penduduk dan kegunaan bumi. (2) hubungan timbal balik antara masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan
area. (3) kerangka kerja regional
dan analisis
wilayah secara spesifik. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu ruang berdasarkan Geografi SMA K - 1
prinsip-prinsip
penyebarannya,
relasinya,
dan 29
korologinya.
Selanjutnya prinsip
menganalisis hubungan lingkungan alamnya arealnya,
dan
penyebaran,
antara masyarakat manusia
yang
penyebaran
dan
relasi diterapkan
korologi
dapat dalam
untuk dengan
mengungkapkan perbedaan ruang.
pada
Akhirnya
studi
prinsip,
geografi
dapat
mengungkapkan karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya
region-region
yang
Karl Ritter berpendapat bahwa geografi mempelajari
bumi
berbeda satu sama lain.
2) Hakekat Geografi sebagai tempat tinggal
manusia. Berdasarkan konsep itu, bumi
sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang
yang
memiliki struktur, pola, dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia. Selain itu konsep “tempat tinggal manusia” tidak hanya terbatas pada permukaan bumi yang ditempati oleh manusia, tetapi juga
wilayah-wilayah permukaan bumi yang tidak dihuni oleh
manusia sepanjang tempat itu
penting artinya bagi kehidupan
manusia. Bertitik tolak pada pemikiran itu studi geografi meluputi segala fenomena yang terdapat dipermukaan bumi, baik alam organik maupun alam anorganik yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia. Gejala organik dan anorganik itu dianalisis peyebarannya, perkembangannya, interelasinya, dan interaksinya. Disiplin ilmu geografi memiliki cakupan obyek yang luas. Obyek itu mencakup fenomena alam dan manusia, dan keterkaitan antar keduanya. Untuk mempelajari obyek yang demikian luas tumbuh cabang-cabang geografi yang dapat memberikan analisis secara mendalam terhadap obyek yang dipelajarinya. Menurut Huntington (Bintarto, 1977), geografi terbagi menjadi empat cabang, yaitu: a) Geografi Fisik yang mempelajari faktor fisik alam. b) Pitogeografi yang mempelajari tanaman. Geografi SMA K - 1
30
c) Zoogeografi yang mempelajarai hewan. d) Antropogeografi yang mempelajari manusia. Menurut Muller dan Rinner (Bintarto, 1977), cabang-cabang geografi terdiri atas: (1) Geografi Fisik yang terdari atas geografi matematika, geografi tanah dan hidrologi, klimatologi, geografi mineral dan sumberdaya, geografi tanaman, dan geografi tata guna lahan. (2) Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi penduduk, geografi sosial, dan geografi kota); Geografi ekonomi (geografi pertanian; geografi transportasi dan komunikasi) geografi politik. (3) geografi regional. Menurut Hagget, cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut. a)
Geografi fisik Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di permukaan bumi. Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Bidang kajian
dalam
geografi fisik adalah gejala alamiah di permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia. Oleh karena itu keberadaan cabang ilmu ini tidak dapat dipisahkan dengan manusia. b)
Geografi Manusia Geografi manusia merupakan cabang geografi yang obyek kajiannya keruangan manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termaasuk kependudukan, aktivitas manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial dan aktivitas
budayanya.
Dalam
melakukan
studi
aspek
kemanusiaan, geografi manusia terbagi dalam cabang-cabang geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman dan geografi sosial. Geografi penduduk merupakan cabang geografi manusia yang obyek studinya keruangan penduduk. Obyek studi ini
Geografi SMA K - 1
31
meliputi
penyebar-an, densitas,
perbandingan jenis kelamin
penduduk dari suatu wilayah. Geografi ekonomi merupakan yang bidang kajiannya
cabang geografi manusia
berupa struktur keruangan aktivitas
ekonomi. Titik berat kajiannya pada aspek keruangan struktur ekonomi masyarakat, termasuk bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, jasa, dan sebagainya. Dalam analisisnya, faktor lingkungan alam
ditinjau sebagai
faktor pendukung dan penghambat struktur aktivitas ekonomi penduduk. Geografi ekonomi
mencakup geografi pertanian,
geografi industri, geografi perdagangan, geografi transportasi dan komunikasi. Geografi politik merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintahan
atau kenegaraan dipermukaan bumi. Dalam
geografi politik, lingkungan geografi perkembangan
dijadikan sebagain dasar
dan hubungan kenegaraan. Bidang kajian
geografi politik relatif luas, seperti
aspek keruangan, aspek
politik, aspek hubungan regional, dan internasional. Geografi permukiman adalah cabang geografi yang obyek studinya berkaitan dengan perkembangan permukimam
di
suatu wilayah permukaan bumi. Aspek yang dibahas adalah kapan suatu wilayah dihuni manusia, bagaimana bentuk permukimannya, faktor apa yang mempengaruhi perkembangan dan pola permukiman. Geografi
regional merupakan diskripsi yang menyeluruh
antara aspek manusia dan aspek alam (lingkungan). Fokus kajiannya adalah interelasi, interaksi dan integrasi antara aspek alam dan manusia dalam suatu ruang tertentu.
Geografi SMA K - 1
32
Dalam pengkajian gejala dan masalah geografi harus selalu terpadu. Walaupun geografi fisik mengkaji aspek fisik, tetapi selalu mengkaitkannya dengan aspek manusia dalam suatu “ruang”. Sebaliknya geografi manusia selalu mengkaitkan dirinya dengan aspek-aspek fisik geografi. Geografi akan kehilangan “jati dirinya” jika tidak terjadi konsep keterpaduan. 3) Obyek Geografi Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya. Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek material dan obyek formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut. Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki substansi obyek yang sama atau hampir sama. Obyek material ilmu geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek material itu juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika, kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan. Obyek itu juga menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia. Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat dilakukan dengan menelaah obyek formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu geografi memilki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain pendekatan keruangan tersebut dalam geografi juga dikenali adanya pendekatan
Geografi SMA K - 1
33
kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach). 4) Prinsip Geografi Prinsip merupakan dasar yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan suatu fenomena atau masalah yang terjadi. Prinsip juga berfungsi sebagai pegangan/pedoman dasar dalam memahami fenomena itu. Dengan prinsip yang dimiliki, gejala atau permasalahan yang terjadi secara umum dapat dijelaskan dan dipahami karakteristik yang dimilikinya dan keterkaitan dengan fenomena atau permasalahan lain. Setiap
bidang
ilmu memiliki
prinsip
sendiri-sendiri.
Ada
kemungkinan satu atau beberapa prinsip bidang ilmu itu memiliki kesamaan dengan prinsip bidang ilmu yang lain, tetapi juga ada kemungkinan berbeda sama sekali. Dalam bidang geografi dikenali sejumlah prinsip, yaitu: prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan prinsip korologi. a) Prinsip Penyebaran Prinsip ini melihat fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi. Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata. b) Prinsip Interelasi Fenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia. c) Prinsip Deskripsi Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaitan. Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala
Geografi SMA K - 1
34
dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik, dan diagram. d) Prinsip Korologi Prinsip korologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang itu
akan
memberikan corak pada kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.
d. Aktivitas Pembelajaran 1) Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan konsep geografi dan prinsip geografi. 2) Peserta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut:
Tugas Individu: a)
Baca dan cermati uraian materi di atas.tentang pengertian, objek studi, dan prinsip geografi.
b)
Tulislah secara singkat dan jelas tentang pengertian, objek studi, dan prinsip geografi.
c)
Gunakan 2 lembar kertas (kertas HVS, berwarna, atau post it) untuk menuliskannya, dimana lembar ke-1 untuk pengertian dan objek studi geografi. Lembar ke-2 untuk menuliskan prinsip geografi.
Tugas Kelompok: a) Peserta diminta untuk berhitung untuk mengetahui apakah dirinya termasuk nomor ganjil atau genap. b) Peserta dibagi menjadi kelompok ganjil dan kelompok genap. Masing-masing kelompok ganjil dapat dipecah menjadi beberapa Geografi SMA K - 1
35
kelompok kecil agar didapatkan jumlah kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang. Lakukan hal yang sama untuk kelompok genap. c) Semua kelompok ganjil melakukan diskusi dan membuat peta konsep (mapping concept) di karton manila tentang pengertian dan objek studi geografi. Sementara itu, semua kelompok genap berdiskusi dan membuat peta konsep (mapping concept ) tentang prinsip geografi. d) Hasil kelompok berupa peta konsep (mapping concept) dipajang agar kelompok lain dapat mencermati dan mempelajari. 3) Kegiatan pembelajaran 1 diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator terhadap hasil diskusi kelas. 4) Refleksi
e. Latihan/Kasus/Tugas Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1) Jelaskan pengertian geografi hasil rumusan pada kegiatan seminar dan lokakarya tahun 1988 di Semarang! 2) Identifikasi ruang lingkup objek material pada studi geografi! 3) Identifikasi ruang lingkup objek formal pada studi geografi! 4) Jelaskan prinsip-prinip geografi secara singkat!
f. Rangkuman Kata geografi berasal
dari geo=bumi, dan graphein=mencitra.
Berdasarkan hasil Seminar Semarang (1988) menyepakati rumusan, bahwa
geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan. Obyek geografi meliputi obyek material dan obyek formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan Geografi SMA K - 1
36
obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut. Geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Dalam konsep itu, sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang yang memiliki struktur, pola, dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia. Disiplin ilmu geografi memiliki cakupan obyek yang luas. Obyek itu mencakup fenomena alam dan manusia, dan keterkaitan antar keduanya. Untuk mempelajari obyek yang demikian luas tumbuh cabang-cabang geografi yang dapat memberikan analisis secara mendalam terhadap obyek yang dipelajarinya. Prinsip merupakan dasar yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan suatu fenomena atau masalah yang terjadi. Prinsip juga berfungsi
sebagai
fenomena itu.
pegangan/pedoman
dasar
dalam
memahami
Dalam bidang geografi dikenali sejumlah prinsip, yaitu:
prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan prinsip korologi.
g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran, Ibu/Bapak dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1)
Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah mempelajari materi pengertian, objek studi, dan prinsip geografi?
2)
Pengalaman
penting
apa
yang
Ibu/Bapak
peroleh
setelah
mempelajari materi pengertian, objek studi, dan prinsip geografi? 3)
Apa manfaat materi pengertian, objek studi, dan prinsip geografi terhadap tugas Ibu/Bapak?
4)
Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan ini?
h. Kunci Jawaban 1)
Hasil Seminar Semarang (1988) menyepakati rumusan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
Geografi SMA K - 1
37
fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan. 2)
Objek material pada studi geografi
berkaitan dengan substansi
materi yang dikaji. Obyek material ilmu geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. 3)
Objek formal pada studi geografi berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut antara lain pendekatan keruangan (spatial
approach).,
pendekatan
kelingkungan
(ecological
approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach). 4)
Prinsip geografi meliputi: a)
Penyebaran/distribusi: fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi. Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata.
b)
Interelasi: mena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia.
c)
Deskripsi: Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaitan. Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik, dan diagram.
d)
Korologi: prinsip korologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dalam satu ruang. Kondisi
Geografi SMA K - 1
38
ruang itu
akan memberikan corak pada kesatuan gejala,
kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.
2. Kegiatan Belajar 2. Konsep Esensial Geografi dan Pendekatan Geografi a. Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan konsep esensial dan pendekatan geografi.
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Menjelaskan konsep esensial geografi
2)
Menjelaskan pendekatan geografi.
c. Uraian Materi 1) Konsep Esensial Geografi Konsep merupakan pengertian yang merujuk pada sesuatu. Konsep
esensial
suatu
bidang
ilmu
merupakan
pengertian-
pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu, konsep esensial merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi. Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut.
a)
Lokasi Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. (1) Lokasi Absolut Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah
Geografi SMA K - 1
39
letaknya karena berpedoman pada garis astronomis bumi. Pebedaan garis astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur). (2) Lokasi Relatif Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain di sekitarnya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya. b)
Jarak Jarak adalah ruang atau sela yang menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun waktu. Konsep Jarak memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif. (1) Jarak Mutlak Jarak mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang digambarkan atau dijelaskan melalui ukuran panjang dalam satuan
ukuran
meter,
kilometer,
dsb.
Jarak
mutlak
merupakan jarak yang tetap dan tidak dapat berubah-ubah. (2) Jarak Relatif Jarak relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang dinyatakan dalam lamanya perjalanan atau waktu. c)
Morfologi Morfologi adalah konsep yang berkaitan dengan
bentuk
permukaan bumi secara keseluruhan misalnya pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah, dsb. d)
Keterjangkauan Keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada sarana dan prasarana penunjang.
e) Geografi SMA K - 1
Pola 40
Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial f)
Aglomerasi Aglomerasi adalah adanya suatu fenomena yang mengelompok menjadi satu bentuk atau struktur.
g)
Nilai Kegunaan Nilai kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna suatu wilayah yang dapat dikembangkan menjadi potensi yang menunjang perkembangan suatu wilayah.
h)
Interaksi/Interpendensi Interaksi/Interpendensi
adalah
konsep
yang
menunjukkan
keterkaitan dan ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya. i)
Diferensiasi Areal Diferensiasi areal adalah konsep yang membandingkan dua wilayah untuk menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain karena tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas masing-masing.
j)
Keterkaitan Ruang Keterkaitan ruang adalah konsep yang menunjukkan tingkat keterkaitan antar wilayah dan mendorong terjadinya interaksi sebab-akibat antarwilayah. Penggunaan
konsep-konsep
tersebut
dapat
diungkapkan
berbagai gejala dan berbagai masalah yang terjadi di lingkungan sekitar
kita.
Penggunaan
pemahaman terhadap terjadinya gejala
konsep
itu
akan
memudahkan
sebab akibat, hubungan, fungsi, proses
dan masalah sehari-hari. Selanjutnya
dari
kenyataan itu dikembangkan menjadi satu abstraksi, disusun modelmodel atau teori berkaitan dengan gejala, masalah dan fakta yang dihadapi. Jika ada satu masalah maka dapat dicoba dan disusun Geografi SMA K - 1
41
model alternatif pemecahannya. Sedangkan jika yang dihadapi suatu kenyataan kehidupan yang perlu ditingkatkan tarapnya, maka dapat disusun model dan pola pengembangan kehidupan itu. Dari berbagai konsep itu dapat disusun suatu kaidah tinggi dan berlaku secara umum yang disebut generalisasi.
2) Pendekatan Geografi Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan. Adapun uraian secara detail sebagai berikut. a)
Pendekatan Keruangan. Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau
kerangka analisis yang menekankan pada eksistensi
ruang. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processes). Pada konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan struktur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemenelemen tersebut dapat disimpulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik
(point features), (2) kenampakan
garis (line features), dan (3)
kenampakan bidang (areal
features). Kerangka kerja analisis
pendekatan keruangan bertitik
tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. b) Pendekatan Kelingkungan Pendekatan
ini
penekanannya bukan lagi pada
eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena Geografi SMA K - 1
42
geosfer tertentu dengan variabel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan
kelingkungan,
mengkaitkan
hubungan
kerangka antara
analisisnya
makluk
hidup
tidak dengan
lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2)
perilaku manusia yang
meliputi
perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan. Lingkungan
geografi
memiliki
dua
aspek,
yaitu
lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment). Lingkungan
perilaku
mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya
gagasan geografi, dan
proses sosial ekonomi dan
perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam perspektif lingkungan yang penting
adalah perubahan pengetahuan manusia
terhadap nilai sebuah lingkungan alam. Fenomena lingkungan mencakup dua aspek, yaitu
relik
fisik tindakan manusia dan fenomena alam. Relik fisik tindakan manusia mencakup
penempatan urutan lingkungan dan
manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik. Studi mandalam
mengenai interelasi antara fenomena-
fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel lingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan. c)
Pendekatan Kewilayahan Permasalahan yang terjadi di suatu wilayah tidak hanya melibatkan elemen di wilayah itu. Permasalahan itu terkait
Geografi SMA K - 1
43
dengan elemen di wilayah lain, sehingga keterkaitan antar wilayah tidak dapat dihindarkan. Selain itu, setiap masalah tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Faktor determinannya bersifat kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan memberikan analisis yang kompleks untuk memecahkan permasalahan secara lebih luas dan kompleks pula. Untuk menghadapi permasalahan seperti itu, salah satu alternatif dengan menggunakan pendekatan kompleks wilayah atau kewilayahan. Pendekatan itu merupakan kombinasi antara pendekatan yang pertama dan pendekatan yang kedua. Oleh karena sorotan wilayahnya sebagai obyek bersifat multivariate, maka kajian bersifat horisontal dan vertikal. Kajian horisontal merupakan
analisis
yang
menekankan
pada
keruangan,
sedangkan kajian yang bersifat vertikal menekankan pada aspek kelingkungan. Adanya perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain telah menciptakan hubungan fungsional
antara unit-unit wilayah
sehingga tercipta suatu
wilayah, sistem yang kompleks sifatnya dan pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang multivariate juga.
d. Aktivitas Pembelajaran 1)
Kegiatan pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan, yaitu melalui kajian referensi dan disuksi,
peserta
diklat
dapat
menjelaskan konsep esensial geografi dan pendekatan geografi. 2)
Peserta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut: Tugas Individu: a)
Baca dan cermati uraian materi di atas.tentang konsep dasar geografi dan pendekatan geografi.
b)
Tulislah secara singkat dan jelas tentang konsep esensial geografi dan pendekatan geografi.
Geografi SMA K - 1
44
c)
Gunakan 2 lembar kertas (kertas HVS, berwarna, atau post it) untuk menuliskannya, dimana lembar ke-1 untuk konsep dasar geografi. Lembar ke-2 untuk menuliskan pendekatan geografi.
Tugas Kelompok d)
Peserta diminta untuk berhitung untuk mengetahui apakah dirinya termasuk nomor ganjil atau genap.
e)
Peserta dibagi menjadi kelompok ganjil dan kelompok genap. Masing-masing kelompok ganjil dapat
dipecah menjadi
beberapa kelompok agar didapatkan jumlah kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang. Lakukan hal yang sama untuk kelompok genap. f)
Semua kelompok ganjil melakukan diskusi dan membuat peta konsep (mapping concept) tentang konsep esensial geografi. Semua kelompok genap berdiskusi dan membuat peta konsep (mapping concept) tentang pendekatan geografi.
g)
Hasil kelompok berupa peta konsep dipajang
agar
kelompok
lain
(mapping concept)
dapat
mencermati
dan
mempelajari. 3)
Kegiatan pembelajaran 2 diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator terhadap hasil diskusi kelas.
4)
Refleksi
e. Latihan/Kasus/Tugas Selesaikan
latihan
soal-soal
berikut
untuk
memperkuat
pemahaman/penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1)
Jelaskan konsep esensial geografi!
2)
Jelaskan pendekatan geografi!
Geografi SMA K - 1
45
f.
Rangkuman Konsep esenaial
suatu bidang ilmu merupakan pengertian-
pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu konsep esensial merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi. Konsep esensial geografi antara lain konsep lokasi, jarak, morfologi, keterjangkauan, aglomerasi,pola, nilai
kegunaan,
interaksi/interpendensi,
diferensiasi
areal,
dan
keterkaitan ruang. Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan. Berdasarkan urauian di atas, maka ada dua hal penting yang perlu dipahami, yaitu obyek setudi geografi, dan pendekatan geografi.
g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1)
Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi konsep dasar geografi dan pendekatan geografi?
2)
Pengalaman penting
apa
yang
Bapak/Ibu peroleh
setelah
mempelajari materi konsep dasar geografi dan pendekatan geografi? 3)
Apa manfaat
materi konsep dasar geografi dan pendekatan
geografi terhadap tugas Bapak/Ibu? 4)
Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
i.
Kunci Jawaban 1)
Konsep dasar geografi meliputi:
Geografi SMA K - 1
46
a)
Lokasi Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
b)
Jarak Jarak adalah ruang atau sela yang menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun waktu. Konsep Jarak memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif.
c)
Morfologi Morfologi adalah konsep yang menjelaskan mengenai struktur luar dari batu-batuan yang menyusun bentuk morfologi permukaan bumi (pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah, dsb).
d)
Keterjangkauan Keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada sarana dan prasarana penunjang.
e)
Pola Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial
f)
Aglomerasi Aglomerasi
adalah
adanya
suatu
fenomena
yang
mengelompok menjadi satu bentuk atau struktur. g)
Nilai Kegunaan Nilai kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna suatu wilayah yang dapat dikembangkan menjadi potensi yang menunjang perkembangan suatu wilayah.
Geografi SMA K - 1
47
h)
Interaksi/Interpendensi Interaksi/Interpendensi adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan dan ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya.
i)
Diferensiasi Areal Diferensiasi areal adalah konsep yang membandingkan dua wilayah untuk menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain karena tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas masing-masing.
j)
Keterkaitan Ruang Keterkaitan ruang adalah konsep yang menunjukkan tingkat keterkaitan antar wilayah dan mendorong terjadinya interaksi sebab-akibat antarwilayah.
3)
Pendekatan Geografi Pendekatan geografi meliputi: a) Pendekatan Keruangan. Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau
kerangka analisis yang menekankan pada eksistensi
ruang. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processes). Pada konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan struktur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemenelemen tersebut dapat disimpulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3)
kenampakan bidang (areal
features). Kerangka kerja analisis tolak Geografi SMA K - 1
pada
pendekatan keruangan bertitik
permasalahan
susunan
elemen-elemen 48
pembentuk ruang.
Dalam
analisis itu dilakukan dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. b) Pendekatan Kelingkungan Pendekatan
ini
penekanannya bukan lagi pada
eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera
tertentu
dengan varaibel lingkungan
yang ada.
Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan
antara makluk
hidup dengan
lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2)
perilaku manusia yang
meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan. c) Pendekatan Kewilayahan Permasalahan yang terjadi di suatu wilayah tidak hanya melibatkan elemen di wilayah itu. Permasalahan itu terkait dengan elemen di wilayah lain, sehingga keterkaitan antar wilayah tidak dapat dihindarkan. Selain itu, setiap masalah tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Faktor determinannya bersifat kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan memberikan analisis yang kompleks itu untuk memecahkan permasalahan secara lebih luas dan kompleks pula. Adanya perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain
telah menciptakan hubungan fungsional
antara unit-unit wilayah sistem
yang
kompleks
sehingga tercipta suatu wilayah, sifatnya
dan
pengkajiannya
membutuhkan pendekatan yang multivariate.
Geografi SMA K - 1
49
C. BAB III LITHOSFER 1. Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian, penyusun bumi, tektonik lempeng a. Tujuan Pembelajaran 1) Melalui membaca dapat menjelaskan pengertian geologi 2) Melalui pengamatan gambar dapat mengenali materi penyusun bumi 3) Melalui membaca dapat menjelaskan teori tektonik lempeng b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1) Menjelaskan konsep dasar geologi 2) Mengenali materi penyusun bumi 3) Menjelaskan teori tektonik lempeng c. Uraian Materi A. Pengertian Geologi Geologi (berasal dari Yunani: [ge-, "bumi"] adalah Ilmu (sains yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya.
Geologi merupakan pengetahuan alam
mengkaji segala gejala yang terdapat di atas muka bumi dan di dalam bumi. Geologi adalah Ilmu yang mengkaji bumi khususnya lithosfer mengenai materi penyusunnya (lapisan batuan), proses yang ada di dalamnya serta perubahan yang terjadi akibat proses. (pengetahuan tentang susunan zat serta bentuk dari bumi. Geologiwan telah membantu dalam menentukan umur bumi yang diperkirakan sekitar 4.5 milyar (4.5x109) tahun, dan menentukan bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak di atas mantel yang setengah cair (astenosfir) melalui proses yang sering disebut tektonik lempeng. Geologiwan membantu menemukan sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal seperti besi, tembaga, dan uranium serta mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi, seperti asbestos, perlit, mika, fosfat, zeolit, tanah liat, pumis, kuarsa, dan silika, dan juga elemen lainnya seperti belerang, klorin, dan helium. Geografi SMA K - 1
50
B. Cabang- Cabang Geologi 1. Mineralogi : Pengetahuan yang mempelajari bahan utama yang membentuk kerak bumi misalnya mineral penyusun batuan, batu permata dsb 2. Petrologi : Petros (Batuan) Logis (Ilmu Pengetahuan) Mempelajari batuan sebagai penyususn bumi serta cara terjadinya dan klasifikasinya. 3. Paleontologi : Ilmu yang mempelajari pembatuan /fosil dari binatang purba maupun tumbuhan purba. 4. Geologi ekonomi : Pengetahuan yang mempelajari endapan-endapan serta mineral yang mempunyai nilai ekonomi, penting dalam kehidupan sehari-hari. 5. Geofisika : Peengetahuan yang mempelajari sifat fisika dari bumi seperti gaya berat, gejala magnetis menerangkan proses geologi 6. Gepmorfologi : mengkaji bentuk muka bumi, cara terjadinya (genesis), proses yang bekerja di atas dan didalam bumi kaitannya dengan lingkungan. 7. Geologi Tehnik : Penggunaan geologi untuk bidang ketehnikan. 8. Vulkanologi : Ilmu yang mengkaji kegunungapian 9. Seismologi : mempelajari kegempaan. 10.Geologi struktur : mengkaji struktur/susunan/hubungan batuan penyusun bumi. C. Hubungan Geografi dengan Geologi 1. Litologi Merupakan
unsur
utama
pembentukan
bentuk
lahan
serta
karakteristik dan proses geomorfik. a. Proses pembentukan tanah antara lain batuan induk b. Karakteristik hidrologi terutama respon terhadap air Contoh : daerah yang berbatuan tekstur halus, padat dan permeabilitas permukaan rendah, akan memberikan karakteristik hidrologi sbb: Geografi SMA K - 1
51
- aliran permukaan besar - Infiltrasi kecil, sungai kering pada musing kemarau - Air tanah sulit diperoleh c. Pola aliran sungai d. Kerapatan aliran e. Kualitas air tanah f. Jenis tanah g. Sumber bahan tambang h. Daya tumpu bangunan/jalan i. Bendungan. 2. Struktur Geologi a. Struktur geologi (adanya lipatan, patahan, dome dataran dsb) b. Gerakan air tanah, kecepatan aliran c. Potensi air tanah berbeda-beda tergantung pada ada tidaknya retakan atau rekahan atau padu. d. Ketersediaan air e. Stabilitas daerah 3. Stratigrafi a. Urutan perlapisan batuan bersama-sama dengan faktor geologi lain berpengaruh terhadap stabilitas lereng, potensi air, potensi sumberdaya mineral dan bahan galian b. Stratigrafi merupakan salah satu hal penting dalam kejadian proses longsoran c. Tipe stratigrafi D. Vulkanisme Vulkanisme
ialah
peristiwa
alam
yang
berhubungan
dengan
pembentukan gunung api, atau dapat diartikan juga sebagai pergerakan magma di kulit bumi (litosfer) menyusup ke lapisan lebih atas atau ke luar permukaan bumi. Jadi, gejala vulkanisme itu mencakup peristiwa intrusi magma dan ekstrusi magma. Geografi SMA K - 1
52
Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magm, sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan. Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara
rinci,
adanya
intrusi
magma
(atau
disebut
plutonisme)
menghasilkan bermacam-macam bentuk. Perhatikan gambar penampang gunung api berikut.
Gambar Penampang Gunung Api Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu: 1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Lakidi Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu
Geografi SMA K - 1
53
areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2. 3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesuvius.
Tipe-Tipe Gunungapi Tipe gunungapi dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan lokasi, ciri letusan, lokasi pusat kegiatan, besarnya tekanan gas, derajat kecairan magma, kedalaman waduk magma, dan jenis bahan yang dihasilkan. Beberapa tipe gunungapi seperti berikut : 1. Gunungapi lava/tameng (shield volcano) yang menghasilkan lava basalan dan mempunyai nilai Indeks Letusan (E) antara 11 – 33. Gunungapi tameng merupakan gunungapi yang berbentuk kubah rendah dan luas, dibentuk oleh lava yang sangat cair dari lava basal atau andesit. Contoh : G.Mauna Loa di Hawai. 2. Gunungapi piroklastik, merupakan gunungapi yang dibentuk oleh bahan lepas gunungapi (piroklastik) dengan nilai E antara 34 – 66. Gunungapi piroklastik merupakan gunungapi berbentuk kerucut yang disusun oleh bahan lepas gunungapi yang mengelilingi kepundan dan mempunyai kawah yang cukup luas. Contoh : gunung di Lamongan, di Tambora (Sumbawa)dan Mauna Kea di Jepang. Geografi SMA K - 1
54
3. Gunungapi berlapis/gunungapi campuran, merupakan gunungapi yang dibangun oleh perselingan antara lava dan bahan lepas, dengan nilai E normal antara 67 – 90. Gunungapi berlapis merupakan gunungapi yang dibangun oleh perselingan lava dan bahan lepas gunungapi, dimana pada gunungapi yang masih aktif akan menunjukkan bentuk kerucut yang ideal. Contoh : G. Merapi, G. Fuji (Jepang, G. Mayon (Filipina), G. Etna (Italia). 4. Gunungapi gas, yaitu gunungapi yang terjadi karena kegiatan magmatik, dan umumnya membentuk Maar. Gunungapi gas umumnya akan membentuk mar, yaitu suatu lekukan atau cekungan yang disebabkan oleh letusan tunggal yang bersifat meledak, dikelilingi dinding kawah berbentuk cincin dan umumnya terisi air. Contoh : Maar Ranu Grati. Berdasarkan bentuk dan lokasi pusat kegiatan : 1. Letusan celah (fissure linear eruption), dimana dihasilkan leleran besar-besaran lava cair yang bersifat basal yang membentuk basal datar-tinggi. 2. Letusan pusat (central eruption), dimana akan dikeluarkan bahan lepas gunungapi (piroklastik) dan lava. Berdasarkan ciri letusan dan rempah lepas yang dihasilkan : 1. Letusan yang bersifat meledak (explosive), yang dicirikan oleh tekanan gas yang tinggi dan menghasilkan rempah lepas. Apabila E adalah derajat peletusan, maka apabila E > 33% maka letusan bersifat meledak, E = 11-33% bersifat menengah dan apabila E < 10% maka bersifat kurang meletus.
IndeksE 100% X
bahanlepas yangdihasilkan totalhasi lg unungapi
2. Letusan yang bersifat meleler, dicirikan dengan nilai E < 10%, dimana akan dihasilkan lava yang membentuk morfologi landai (sekitar 8o pada bagian atas dan antara 3 – 6o pada bagian kaki).
Geografi SMA K - 1
55
Berdasarkan lokasi pusat kegiatan Rittmann membuat klasifikasi letusan gunungapi sebagai berikut : 1. Letusan pusat (terminal eruption), dimana lubang kepundan merupakan saluran utama bagi peletusan. 2. Leleran samping (subterminal effusion), akan terbentuk apabila magma yang membentuk sill sempat menerobos ke permukaan pada lereng gunungapi. 3. Sedang korok melingkar (ring dike), dapat berfungsi sebagai saluran magma ke permukaan sehingga terjadi letusan lateral (lateral eruption). 4. Letusan di luar pusat (excentric eruption) terjadi di bagian kaki gunungapi, dengan sistem saluran magma tersendiri yang tak ada kaitannya dengan lubang kepundan utama.
Gambar Diagram Letusan Berdasarkan Lokasi Pusat Kegiatan Menurut Rittmann (1962) Berdasarkan besarnya tekanan gas, derajad kecairan magma dan kedalaman waduk magma, Escherts membuat klasifikasi letusan pusat gunungapi seperti berikut : 1. Tipe Hawaii, dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, yang dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunungapi perisai. Geografi SMA K - 1
56
Sifat magmanya yang sangat cair memungkinkan terjadinya lava mancur, yang disebabkan arus konveksi pada danau lava. Sedangkan lava yang mengandung gas, akan bersifat ringan dan dapat terlempar ke atas. Lava yang berat (setelah gas hilang) akan tenggelam lagi. Tipe ini banyak dijumpai di Hawai seperti di Kilauea dan Maunaloa. 2. Tipe Stroboli, tipe ini sangat khas untuk G.Stromboli dan beberapa gunungapi lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, kea rah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Tekanan gas tipe Stromboli rendah. 3. Tipe Vulkano, pada tipe ini pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Disamping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya, tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (G.Etna), dan tipe vulkano lemah (G.Bromo dan G.Raung). 4. Tipe Merapi, lavanya cair kental, dapur magma relative dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Maka apabila magma naik ke atas melalui pipa kepundan, akan terbentuk sumbat lava atau kubah lava sementara di bagian bawahnya masih cair. Sumbat lava yang gugur akan menyebabkan terjadinya awan panas guguran. Sedang semakin tingginya tekanan gas karena pipa kepundan tersumbat akan menyebabkan sumbat tersebut hancur ketika terjadi letusan, dan akan terbentuk awan panas letusan. 5. Tipe Pelee, mempunyai viskositas lava yang hamper sama dengan tipe Merapi, tetapi tekanan gasnya cukup besar. Peletusannya adalah peletusan gas kea rah mendatar.Selain sumbat lava, gunungapi ini juga mempunyai jarum lava yang berfungsi sebagai pentil. Terjadi di Mt.Pelee yang terletak di St.Martinique, salah satu pulau di kepulauan Antila Kecil. Geografi SMA K - 1
57
6. Tipe Vincent, lavanya agak kental, dan bertekanan gas menengah. Pada kawah terdapat danau kawah, yang sewaktu terjadi letusan akan dimuntahkan ke luar dengan membentuk lahar letusan. Setelah danau kawah kosong, disusul oleh hembusan bahan lepas gunungapi berupa bom, lapili dan awan pijar. Contoh G.Kelud. 7. Tipe Perret atau tipe Plinian, tekanan gasnya sangat kuat, dan lavanya cair. Bersifat merusak dan diduga ada kaitannya dengan perkembangan
pembentukan
kaldera
gunungapi.
Contoh
G.Vesuvius dan Krakatau. Menurut Kuno (dalam Alzwar, 1988) gunungapi mempunyai bentuk yang bermacam-macam, tergantung pada jenis bahan gunungapi yang dihasilkannya yang terbagi menjadi 5 : 1. Bentuk kerucut, umumnya dijumpai pada gunungapi berlapis. Bentukan ini juga dapat dibangun oleh bahan lepas gunungapi. 2. Bentuk kubah, biasanya dijumpai pada gunungapi lava. Kubah lava merupakan bentukan dari leleran lava kental yang keluar melalui celah-celah dan dibatasi oelh sisi curam di sekelilingnya. Bentuk ini banyak terdapat di Jepang dan di sepanjang sesar Lampung (Sumatera Selatan). 3. Bentuk maar, yaitu dijumpai pada gunungapi gas. 4. Bentuk datar tinggi (plateau), terutama dijumpai pada gunungapi lava, yang relatif menonjol disbanding daerah sekitarnya yang disusun oleh lava yang tebal dan bertekstur halus. Terdapat di dataran Tinggi Dekan, dataran tinggi Columbia River (Amerika Utara), Dataran Tinggi Skotlandia (Atlantik Utara), dan sebagainya. Selain itu juga dikenal dataran tinggi bahan lepas gunungapi (pyroclastic plateau), yaitu suatu dataran tinggi yang disusun oleh endapan batuapung dan abu yang diletuskan dari celah dan mempunyai struktur kladera. Contoh adalah dataran tinggi di sekitar Danau toba, yang mempunyai ukuran panjang 260 km dan lebar 180
Geografi SMA K - 1
58
km serta menutup daerah seluas 25.000 km2, dengan ketebalan 600 m. 5. Bentuk barangko (barronco), yaitu alur-alur pada tubuh gunungapi yang kasar dan tak teratur yang disebabkan oleh erosi dan sesar.
Keterangan : a : Maar
d,e,f
:
Kubah Lava b : Kerucut Piroklastika
g : Gunungapi Berlapis
c : Jarum Gunungapi
h : Gunungapi Tameng
Gambar Persebaran Gunungapi di Indonesia
Aktivitas post vulkanik atau aktivitas setelah gunung api mati/mati suri ditandai oleh adanya : Geografi SMA K - 1
59
1.
Sumber air panas ( Hot/warm spring)
2.
Geyser berupa semburan air panas lewat celah batuan
3.
Ditemukannya sumber ekshalasi (gas) dipermukaan bumi
4.
Fumarol yaitu sumber uap air dan asam boraks dan Nitrigen
5.
Solfatar yaitu sumber gas belerang ( Gunung Ijen)
6.
Mofet berupa gas asam arang ( Si Nila dan Kawah Timbang Wonosobo)
F. Gempa Bumi Gempa bumi merupakan proses endogen yaitu akibat adanya pergerakan atau bergetarnya permukaan bumi. Penyebab gempa adalah : 1. Gempa bumi vulkanik akibat aktivitas magma 2. Gempa bumi runtuhan (Terban) 3. Gempa bumi tektonik (dislokasi batuan litosfer) Karakteristik gempa ada 2 macam yaitu : 1. Hiposentrum (pusat gempa di lithosfer) ( berdasarkan kedalamannya pusat gempa secara vertical) Dibedakan menjadi 3 macam yaitu : a. Gempa dalam yakni jarak hiposentrum 300 – 700 km b. Gempa pertengahan yakni jarak hiposentrum 100 – 300 km c. Gempa dangkal dengan kedalaman < 100 km 2 Episentrum (titik perambatan gempa di permukaan bumi) gerak seismik kearah horisontal. Gempa bumi merupakan goncangan-goncangan yang disebabkan kerusakan atau pergerakan blok batuan yang cukup banyak dilapisan kulit bumi. Tekanan yang muncul biasanya menyebabkan batuan retak dan bergerak sepanjang patahan. Ketika hal ini terjadi, banyak energi yang dikeluarkan dan gerakan terus menerus mulai terjadi bergerak menjauh dari pusat gempa melalui bumi. Gempa bumi merupakan getaran bumi yang disebabkan oleh gelombang yang lewat melalui pusat gempa.
Geografi SMA K - 1
60
Pergerakan
yang
menyebabkan
terjadinya
gempa
bumi
terjadi
sepanjang patahan-patahan. Bumi kita terdiri dari atas puluhan lempenglempeng yang terus bergerak sepanjang waktu. Bila pergerakan lempeng terjadi secara tiba-tiba dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi. Selama lempeng terus bergerak, gempa bumi akan terus terjadi. Para pakar membagi bumi ini menjadi tiga bagian utama, yaitu kerak bumi (crust), mantle atau selimut bumi, dan inti bumi (core). Kerak bumi ini terbagi dua bagian, yaitu kerak samudra (permukaan yang ada di dalam samudra) dan kerak benua (permukaan daratan). Dari teori Tektonik Lempeng, seluruh lempeng yang
ada di bumi
berjumlah delapan lempeng. Ke delapan lempeng tersebut adalah Lempeng Pasifik, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Amerika Selatan, Lempeng Afrika, Lempeng Antartika, dan Lempeng Nazca.
Sedangkan ketiga lapisan utama diatas berbeda-beda jenis material penyusunnya sehingga berpengaruh kepada sifat fisiknya, antara lain mempengaruhi kecepatan gelombang yang merambat di dalam setiap lapisan. Kerak bumi memiliki ketebalan yang variatif antara 10 kilometer dan 50 km (ada juga yang menyebutkan antara 5 km dan 70 km). Di setiap lokasi berbeda ketebalannya. Sementara kerak samudra memiliki ketebalan variatif yang lebih tipis dari pada
Geografi SMA K - 1
61
kerak bumi, yaitu 10-12 km. Di dalam lapisan selimut bumi tersebut terdapat lapisan yang disebut astenosfer (asthenosphere) yang bersifat cair kental dengan suhu ribuan derajat Celsius. Magma yang Bering kita bicarakan jika kits membicarakan Gunung Merapi terbentuk
di lapisan ini.
Lempeng-lempeng bumi ini bergerak mengambang di atas cairan kental dan panas tadi sehingga selalu berinteraksi satu sama lain. Kecepatan gerak lempeng-lempeng ini antara 1 cm dan 13 cm per tahun dengan arah tertentu untuk setiap lempeng. Pertemuan antarlempeng bisa berupa subduksi (penunjaman), seperti antara Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke Lempeng Eurasia, atau Baling tarik-menarik (divergensi), atau Baling geser. Daerah penunjaman antardua lempeng itu disebut sebagai zona subduksi. Daerah batas antar lempeng ditandai dengan adanya palung (trench), punggungan samudra (deretan gunung di laut), dan pegunungan yang sejajar pantai, seperti Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera. Dengan memperhitungkan daerah-daerah pertemuan antar lempeng tersebut bisa dibuat zonasi daerah rawan bencana gempa bumi. Daerah yang berdekatan dengan daerah pertemuan dua lempeng, seperti zona subduksi, termasuk daerah rawan bencana gempa bumi.
Geografi SMA K - 1
62
Alat untuk mengukur kekuatan gempa dan titik pusat gempa dapat menggunakan seismograf, dengan skala kekuatan gempa yaitu Skala Gempa ini dapat menghancurkan daerah-daerah luas, menelan korban jiwa dan memporak-porandakan kota-kota besar dan kecil. Namun demikian, jumlah per tahun dari gempa bumi yang menghancurkan jarang sekali melampaui angka 10 meskipun lapisan kerak bumi setiap tahun mengalami ratusan ribu kali kejutan goncangan dan tampaknya masih terus berlangsung. Gempa bumi dibagi dalam tiga kelompok, tergantung kepada penyebabnya: 1. Gempa Bumi Runtuhan (fall earthquake). Terjadi akibat runtuhnya batu-batu
raksasa dari sisi-sisi gunung,
atau akibat runtuhnya atau gua-gua besar.
Terjadi setempat,
misalnya di daerah pertambangan, lereng tebing yang curam, daerah karst, dan sebagainya. Peruntuhan yang terjadi di daerah daerah
demikian
sering
menciptakan
getaran
gempa
yang
dikelompokkan ke dalam gempa bumi robohan. Gempa robohan ini sangat jarang terjadi dan hanya sekitar 3% gempa adalah dari jenis ini.
2. Gempa Bumi Vulkanis (vulcanic earthquake). Gempa bumi gunung api merupakan gempa yang disebabkan oleh letusan gunung api, bersifat lemah, dan hanya akan terasa di sekitar tubuh gunung api itu saja. Gempa bumi vulkanis ini dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah letusan gunung api. Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini umumnya mendahului erupsi gunung berapi, tetapi lebih sering mereka terjadi bersamaan. Getaran dalam bumi akibat gempa bumi vulkanis ini disebabkan gesekan magma dengan dinding batuan yang diterobos pada saat magma naik ke permukaan. Di samping itu karena adanya tekanan gas pada saat terjadi peledakan hebat. Perpindahan mendadak dari magma pada tubuh dapur magma juga dapat menyebabkan terjadinya gempa Geografi SMA K - 1
63
bumi vulkanis ini. Sekitar 75% gempa yang ada, yang pernah mengguncang bumi adalah dari jenis gempa vulkanis ini (Alzwar, 1988). Getaran gempa vulkanis lebih terasa ketimbang getaran gempa runtuhan, di mana getarannya terasa di daerahnya yang lebih luas. Gempa Bumi Vulkanis, di daerah-daerah yang masih memiliki gunung-gunung berapi yang masih aktif, umpamanya Kamchatka, kejutan goncangan sering mendahului erupsi. Beberapa gempa yang disertai dengan erupsi pernah terjadi pada Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Kepulauan Hawaii. Yang paling dahsyat adalah gempa vulkanis yang disebabkan oleh erupsi Gunung Krakatau di Selat Sunda, di mana gempa dan letusan terjadi bersamaan yang mengakibatkan terjadinya gelombang pasang yang melanda seluruh penduduk pulau-pulau di sekitarnya, dan menimbulkan kerusakan berat di Sumatera, Jawa, dan pulau-pulau disekitarnya. 3. Gempa Bumi Tektonik (tectonic earthquake). Gempa bumi tektonik disebabkan oleh adanya pergeseranpergeseran di dalam bumi secara tiba-tiba. Gejala ini sangat erat hubungannya dengan pembentukan pegunungan yang biasanya diikuti
dengan
pembentukan
sesar-sesar
baru.
Ketegangan-
ketegangan yang terjadi di dalam bumi pun akan mengaktifkan kembali sesar-sesar lama yang sudah tidak aktif. Gempa Bumi ini terjadi terutama di dalam lapisan batu sialic, pada ke dalaman sampai 70 km. Gempa bumi yang pernah tercatat pada ke dalaman 800 kilometer, terjadi di Laut Okhotsk. Gempa bumi tektonik terpusat di dua wilayah: yang pertama adalah dirangkaian pegunungan yang melingkari Samudera Pasifik yang mencakup pulau-pulau dan semenanjung di sekitarnya; yang kedua adalah dibentangan timur Teluk Mexico sampai wilayah pinggiran Laut Tengah (Mediterranian) dan terus bersambung dengan gempa bumi Pasifik melalui rangkaian pegunungan Kaukasia dan Asia Tengah. Geografi SMA K - 1
64
Wilayah gempa bumi lainnya meliputi hamparan Samudera Atlantik Tengah dan wilayah danau-danau besar di Arfika Timur. Jadi, gempa bumi terjadi di wilayah orogeny muda (lipatan Alpen) dan di wilayah orogeny tua tetapi yang sedang mengalami perubahan struktur geologis di mana struktur lapisan kerak bumi mengalami perubahan lipatan (folding) baru.
Gempa bumi dapat diklasifikasikan berdasarkan jarak episentral dan berdasarkan kedalaman fokus gempa seperti di bawah ini. Tabel:3 1. Berdasarkan jarak episentral : JENIS GEMPA BUMI
JARAK EPISENTRAL (km)
Gempa
bumi
< 10.000
setempat
sekitar 10.000
Gempa bumi jauh
> 10.000
Gempa bumi sangat jauh
2.
Berdasarkan kedalaman fokus gempa : JENIS GEMPA BUMI
JARAK
FOKUS
(km) Gempa bumi dangkal
< 60
Gempa
60 - 300
bumi
menengah
> 300
Gempa bumi dalam
Geografi SMA K - 1
65
Skala kekuatan gempa bumi telah banyak dibuat oleh para ahli, meskipun pengamatan terhadap hasil gempa tersebut hanyalah nisbi saja. Berikut adalah skala kekuatan gempa bumi yang dikemukakan oleh Ritcher. Tabel:4 MAGNITUDE
EXPLANATION
8
Great earthquake
7-7,9
Major earthquake
6-6,9
Destructive earthquake
5-5,9
Damaging earthquake
4-4,9
Minor earthquake
3-3,9
Smallest generally felt
2-2,9
Sometimes felt
II. Geomorfologi A. Pegertian Geomorfologi Geomorfologi adalah sebuah studi ilmiah terhadap permukaan Bumi dan poses yang terjadi terhadapnya. Secara luas, berhubungan dengan landform (bentuk lahan) tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh perolaku organisme di tempat mereka hidup. "Surface" (permukaan) jangan diartikan secara sempit; harus termasuk juga bagian kulit bumi yang paling jauh. B. Pembentukan Muka Bumi Terjadinya bentuk muka bumi yang tidak rata terjadi akibat adanya tenaga dari dalam bumi (endogen) dan luar bumi (eksogen). Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan bentuk pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Tenaga endogen dengan arah vertikal mengakibatkan tonjolan permukaan bumi berupa Geografi SMA K - 1
66
kubah (dome), sedangkan tenaga endogen yang arahnya lateral atau horizontal akan membentuk retakan, patahan dan lipatan. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang sifatnya lebih banyak merusak. Bentuk dari hasil aktivitas tenaga eksogen yang dapat dilihat di lingkungan kita berupa pelapukan (weathering) dan pengendapan (sedimentasi). Secara umum tenaga endogen dibagi menjadi tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa. Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan dislokasi atau perubahan letak, baik mendatar maupun vertikal. Perubahan tersebut dapat berupa patahan dan retakan pada kulit bumi dan batuan. Vulkanisme adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas magma gunungapi.
Seisme atau Gempa bumi adalah getaran atau
guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). 1. Tektonisme Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth's mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam Geografi SMA K - 1
67
beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.
Gambar Batas Garis Lempeng Tektonik Bumi Berbagai macam bentuk muka bumi terjadi melaui proses yang rumit dan panjang. Proses dan perkembangan bumi dipengaruhi oleh dua macam tenaga yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi, sedangkan tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Dipandang dari aspek geologis, tenaga endogen itu cenderung bersifat membangun, sedangkan tenaga eksogen cenderung bersifat merusak. Secara garis besar tenaga endogen dapat ditunjukkan dengan empat macam proses geologis yaitu epirogenesis, orogenesis, vulkanisme, dan gempa bumi. Sedangkan tenaga eksogen ditunjukkan dengan empat macam proses yaitu gerakan massa, pelapukan batuan, erosi, dan sedimentasi. Adapun pengertian umum proses endogen dan eksogen tersebut sebagai berikut: 2.
Proses Alam Oleh Tenaga Endogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini
Geografi SMA K - 1
68
berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa. Tektonisme ada dua, yaitu epirogenesa dan orogenesa a.
Epirogenesa
adalah
gerak
vertikal
secara
lambat
baik
berupa
pengangkatan maupun penurunan permukaan bumi yang meliputi daerah yang luas (epiros=benua). Bila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan laut tampak seolah-olah naik, maka gerak epirogenesa disebut gerak epirogenesa positif. Contohnya terjadi di pantai Timor dan pantai Skandinavia. Sebaliknya gerak epirogenesa negatif terjadi apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seolaholah permukaan air laut turun. Contohnya terjadi di Teluk Hudson.
Gambar 1. Gerak epirogenesa positif, terjadi di Pantai Skandinaviadan Pantai Timor.
Gambar 2. Gerak epirogenesa negatif, terjadi di Teluk Hudson. b.
Orogenesa merupakan gerakan pembentukan pegunungan yang terjadi relatif cepat dan meliputi daerah yang lebih sempit. Gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan. Contohnya terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik.
3. Pembentukan Lipatan (Fold)
Geografi SMA K - 1
69
Lipatan terjadi karena adanya gerakan pada lapisan bumi yang menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan. Lipatan
atau
pelengkungan
adalah
suatu
kenampakan
yang
diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastis. Lapisan yang melengkung membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal. Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F Umgrove disebut idiogeosinklinal. Adakalanya sebuah daerah lipatan terjadi dari beberapa antiklinal dan sinklinal. Deretan semacam itu masing -masing disebut antiklinorium dan sinklinorium. Lipatan (fold) terdiri atas berbagai bentuk, di antaranya sebagai berikut. a. Lipatan tegak (symmetrical fold) terjadi karena pengaruh tenaga radial, kekuatannya sama atau seimbang dengan tenaga tangensial. b. Lipatan miring (asymmetrical fold) terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial. c. Lipatan rebah (overturned fold) terjadi karena tenaga horizontal berasal dari satu arah. d. Lipatan menutup (recumbent fold) terjadi karena hanya tenaga tangensial saja yang bekerja. Perhatikan gambar terjadinya pelipatan berikut ini.
Geografi SMA K - 1
70
Keterangan gambar: Lipatan terjadi karena adanya gaya tekanan (kompresi)
dimana
batuan
bersifat
elastic.
Punggung
lipatan
dinamakan antliklinal, Daerah lembah lipatan dinamakan sinklinal, Daerah lipatan yang sangat luas dinamakan geosinklinal. Ada beberapa macam bentuk lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak. Perhatikan gambar bentuk-bentuk lipatan berikut.
Keterangan gambar: a.
Lipatan Tegak b. Lipatan Miring c. Lipatan Rebah d. Lipatan Menggantung e. Lipatan Isoklin f. Lipatan Kelopak
4.
Pembentukan Patahan Patahan adalah gejala retaknya kulit bumi yang tidak plastis akibat pengaruh tenaga horizontal dan tenaga vertikal. Daerah retakan seringkali mempunyai bagian -bagian yang terangkat atau tenggelam. Jadi, selalu mengalami perubahan dari keadaan semula, kadang bergeser dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi retakan, bagian-bagiannya tetap berada di tempatnya. Patahan dapat dibedakan berdasarkan prosesnya, yaitu : Horst (tanah naik) adalah lapisan tanah yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya, akibat patahnya lapisan -lapisan tanah sekitarnya. a. Graben/Slenk (tanah turun) adalah lapisan tanah yang terletak lebih rendah dari daerah sekelilingnya akibat patahnya lapisan sekitarnya.
Geografi SMA K - 1
71
Pehatikan gambar bentuk patahan berikut!
b. Dekstral terjadi jika kita berdiri potongan yang berada di depan kita bergeser ke kanan. Sinistral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu dan potongan di depan kita bergeser ke arah kiri. Perhatikan gambar berikut.
c. Block mountain terjadi akibat tenaga endogen yang membentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadilah satu kompleks pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer. Torehan air terhadap lapisan batu gamping yang keras dapat berupa aliran sungai yang permanen dan periodik, dapat juga merupakan alur drainase yang melewati bagian-bagian yang lemah. Sehingga membentuk cekungan-cekungan pada bagian yag tererosi dan meninggalkan bagian yang lebih tinggi yang susah tererosi. Ukuran dari cekungan dan tinggian ini bisa beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Dibawah ini adalah beberapa bentuk morfologi permukaan karst dalam ukuran meter sampai kilometer: 1.
Swallow hole : Lokasi dimana aliran permukaan seluruhnya atau sebagian mulai menjadi aliran bawah permukaan yang terdapat pada batugamping. Swallow hole yang terdapat pada polje sering disebut ponor. (Marjorie M. Sweeting, 1972). Pengertian ini dipergunakan untuk menandai tempat dimana aliran air menghilang menuju bawah tanah.
Geografi SMA K - 1
72
2.
Sink hole : disebut juga doline, yaitu bentukan negatif yang dengan bentuk depresi atau mangkuk dengan diameter kecil sampai 1000 m lebih. (William B. White, 1988)
3.
Vertical shaft : pada bentuk ideal, merupakan silinder dengan dinding vertikal merombak perlapisan melawan inclinasi perlapisan. (William B. White, 1988)
4.
Collapse : runtuhan
5.
Cockpit : bentuk lembah yang ada di dalam cone karst daerah tropik yang lembab. Kontur cockpit tidak melingkar seperti pada doline tetapi seperti bentuk bintang dengan sisi-sisi yang identik, yang menunjukkan bahwa formasi cone merupakan faktor penentunya. (Alfred Bogli, 1978)
6.
Polje : depresi aksentip daerah karst, tertutup semua sisi, sebagian terdiri dari lantai yang rata, dengan batas-batas terjal di beberapa bagian dan dengan sudut yang nyata antara dasar/ lantai dengan tepi yang landai atau terjal itu.(Fink, Union Internationale de Speleologie)
7.
Uvala : cekungan karst yang luas, dasarnya lebar tidak rata (Cjivic, 1901): lembah yang memanjang kadang-kadang berkelak-kelok, tetapi pada umumnya dengan dasar yang menyerupai cawan. (Lehman, 1970)
8.
Dry valley: terlihat seperti halnya lembah yang lainnya namun tidak ada aliran kecuali kadang-kadang setelah adanya es yang hebat diikuti oleh pencairan es yang cepat. (G.T. Warwick, 1976). Bagian-bagian depresi atau cekungan merupakan titik terendah dan
menghilangnya air permukaan ke bawah permukaan. Erosi memperlebar struktur (lihat geologi gua dan teori terbentuknya gua), kekar, sesar, dan bidang lapisan, dan membentuk
berbagai
gua-gua,
baik
vertikal
maupun
horisontal.
Gua-gua juga dapat terbentuk karena adanya mata air karst. Mata air (spring) karst ini ada beberapa jenis: 1.
Bedding spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran bidang lapisan,
2.
Fracture spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran bidang rekahan,
Geografi SMA K - 1
73
3.
Contact spring, mata air yang terbentuk karena adanya kontak antara batu gamping dan batu lain yang impermiabel. Disamping itu secara khusus ada jenis mata air yang berada di bawah
permukaan air laut disebut dengan vrulja. Ada kawasan karst dengan sudut dip yang kecil dan permukaannya licin. Area ini dipisah-pisahkan dalam bentuk blok-blok oleh joint terbuka, disebut dengan grikeBhs. Inggris, atau Kluftkarren-Bhs. Jerman.
Bentukan-bentukan minor ini dalam
bahasa Jerman memiliki akhiran karren (lapies-Bhs Perancis).
d. Aktivitas Pembelajaran 1. Menggambar struktur batuan (struktur diastropik) 2. Menggambar siklus batuan 3. Menentukan jenis batuan baik batuan beku, sedimen maupun metamorf. e. Latihan/ Kasus /Tugas 1. Jelaskan akibat yang ditimbulkan dengan terjadinya pergeseran lempeng? 2. Mengapa di Indonesia sering terjadi gempa tektonik? 3. Mengapa di Kalimantan jarang terjadi Gempabumi? f. Rangkuman Geologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala yang berkaitan dengan proses terbentuknya bumi, keberadaan bumi serta fenomena lainnya yang berkaitan dengan bentukan-bentukan alam Warp (Struktur Lengkung adalah lapisan batuan yang semula datar, bila mendapat tekanan vertikal yang tidak merata akan menghasilkan struktur melekung. Jika melengkung ke atas disebut Dome dan jika ke bawah disebut basine g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Lakukan mengidentifikasi batuan yang ada disekitar lokasimu
Geografi SMA K - 1
74
D. BAB IV ATMOSFER 1.
Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian, Komposisi, Struktur vertikal, dan unsur-unsur cuaca dan iklim
h. Tujuan Pembelajaran 1). Melalui membaca dapat menjelaskan pengertian cuaca dan iklim. 2). Melalui pengamatan gambar dapat menjelaskan komposisi atmosfer. 3). Melalui pengamatan gambar dapat menjelaskan struktur vertikal atmosfer. 4). Melalui diskusi dapat mengidentifikasi unsur-unsur cuaca dan iklim i. Indikator Pencapaian Kompetensi 1). Menjelaskan pengertian cuaca dan iklim 2). Menjelaskan komposisi atmosfer 3). Menjelaskan struktur vertikal atmosfer 4). Mengidentifikasi unsur-unsur cuaca dan iklim j. Uraian Materi Konsep Dasar Meteorologi & Klimatologi Atmosfer berasal dari dua kata Yunani, yaitu atmos yang berarti uap dan sphaira yang berarti bulatan. Jadi atmosfer dapat diartikan sebagai lapisan gas yang menyelubungi bulatan bumi. Keadaan atmosfer pada suatu saat disebut cuaca, sedangkan rata-rata dari cuaca dalam periode yang panjang disebut iklim. Meteorologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu meteoros, yang artinya benda yang ada di dalam udara dan logos artinya ilmu atau kajian. Jadi meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah yaitu troposfer. Klimatologi berasal dari kombinasi dua kata Yunani yaitu klima yang diartikan sebagai kemiringan (slope) bumi yang mengarah pada pengertian lintang tempat, dan logos yang diartikan sebagai
ilmu.
Klimatologi
didefinisikan sebagai
ilmu
yang
mempelajari jenis iklim di muka bumi dan faktor penyebabnya (Bayong, 2004).
Geografi SMA K - 1
75
Iklim dan cuaca memiliki banyak kesamaan, tetapi keduanya tidak identik. Cuaca adalah total dari keseluruhan variable atmosfer di suatu tempat dalam periode waktu yang singkat, ini merupakan apa yang manusia alami seharihari. Misalnya cuaca di Surabaya berawan, temperature udara 31oC, kelembaban udara 85% dan kecepatan angin18 km/jam. Ilmu tentang cuaca disebut meteorologi. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang lebih luas dan dalam waktu yang cukup lama. Ilmu tentang iklim disebut klimatologi. Iklim merupakan kelanjutan dari hasil pencatatan unsur-unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu minimal 10 tahun lamanya. Unsur-unsur iklim sama dengan unsur-unsur cuaca yaitu intensitas penyinaran matahari, suhu udara, angin, tekanan udara, awan, kelembaban dan curah hujan. Data yang diperoleh dari meteorologi digunakan untuk penentuan iklim suatu wilayah. Oleh karena itu maka meteorologi dan klimatologi mempunyai hubungan yang sangat erat. Berbagai pertimbangan yang menyebabkan ilmuwan tertarik mengkaji atmosfer bumi diantaranya adalah: Atmosfer melindungi penghuni bumi dari radiasi gelombang pendek matahari yang sangat kuat. Pada lapisan stratosfer terdapat ozon (O 3) yang dapat menyerap radiasi matahari. Banyak gejala atmosfer yang menarik dan perlu dikaji misalnya terjadinya awan dan hujan, badai tropis, perubahan iklim. Atmosfer sebagai sumber alam yang perlu dieksplorasi dan dieksploitasi misalnya teknologi hujan buatan, memanfaatkan energy angin. Atmosfer sebagai media transportasi udara yang peka terhadap awan cumulonimbus (cb) merupakan bahaya bagi dunia penerbangan dan harus dihindari. Atmosfer sebagai tempat pembuangan zat pencemar, zat tersebut ada yang beracun dan berbahaya bagi manusia. Jika suhu dipakai sebagai dasar pembagian atmosfer, maka diperoleh lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer dan termosfer. Geografi SMA K - 1
76
Atmosfer
sebenarnya
dapat
dikendalikan
manusia
tergantung
dari
bagaimana perlakuan manusia terhadap atmosfer. 1. Komposisi Atmosfer Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan tidak berwarna. Empat gas yaitu nitrogen, oksigen, argon dan karbon dioksida meliputi hampir seratus persen dari volume udara kering. Gas lain yang stabil adalah neon, helium, metana, krypton, hydrogen, xenon dan yang kurang stabil termasuk ozon juga terdapat di atmosfer dalam jumlah yang sangat kecil. Selain udara kering lapisan atmosfer mengandung air dalam ketiga fasenya dan aerosol atmosfer. Oleh karena itu udara kering yang murni di alam tidak pernah dijumpai karena ada dua alasan yaitu adanya uap air di udara yang jumlahnya berubah-ubah dan selalu ada injeksi zat ke dalam udara misalnya asap dan partikel debu. Nitrogen (N2) terdapat di udara dalam jumlah paling banyak, yaitu meliputi 78%. Nitrogen tidak langsung bergabung dengan unsur lain tetapi pada hakekatnya unsur ini adalah penting karena nitrogen merupakan bagian dari senyawa organic. Oksigen (O2) sangat penting bagi kehidupan yaitu untuk mengubah zat makanan menjadi energi hidup. Oksigen dapat bergabung dengan unsur kimia lain yang dibutuhkan untuk pembakaran. Karbon dioksida (CO2) dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, pernafasan manusia dan hewan kemudian dibutuhkan oleh tanaman. Karbon dioksida merupakan salah satu senyawa kimia udara yang terdiri dari satu bagian karbon dan dua bagian oksigen. Karbon dioksida menyebabkan efek rumah kaca (greenhouse effect) transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasi gelombang panjang. Dengan demikian kenaikan konsentrasi CO2 di dalam atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu permukaan bumi. Neon (Ne), Argon (Ar). Xenon (Xe). Krypton (Kr) disebut gas mulia karena tidak mudah bergabung dengan unsur lain. Meskipun gas ini kurang
Geografi SMA K - 1
77
penting di atmosfer namun neon biasanya dipakai dalam iklan dan argon dipakai untuk bola lampu cahaya listrik. Helium (He) dan Hidrogen (H2) sangat jarang di udara kecuali pada panas yang tinggi. Gas ini adalah yang paling ringan dan sering dipakai untuk mengisi balon meteorology. Ozon (O3) adalah gas sangat aktif dan merupakan bentuk lain dari oksigen. Gas ini terdapat terutama pada ketinggian antara 20 – 30 km. Ozon dapat menyerap radiasi ultra violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi tubuh manusia. Uap air (H2O) sangat penting dalam proses cuaca dan iklim, karena dapat berubah fase (wujud) menjadi fase cair atau fase padat melalui kondensasi dan deposisi. Tabel 5 : Gas utama dalam udara kering. NO
MACAM GAS
VOLUME %
MASSA
1.
Nitrogen (N2)
78,088
75,527
2.
Oksigen (O2)
20,949
23,143
3.
Argon (Ar)
0,930
1,282
4.
Karbon dioksida (CO2)
0,030
0,045
5.
Lain – lain
0,003
0,003
100
100
Sumber : Klimatologi, Bayong Tjasyono 2.
Struktur Vertikal Atmosfer Jika suhu dipakai sebagai dasar pembagian atmosfer, maka diperoleh lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer dan termosfer.
Geografi SMA K - 1
78
Sumber : Klimatologi, Bayong Tjasyono
a. Troposfer Troposfer merupakan lapisan udara paling bawah yang memiliki ketebalan berbeda-beda. Di khatulistiwa ketebalannya 18 km dengan suhu – 80oC. di daerah sedang 11 km, dan di daerah kutub 6 km dengan suhu periode -40oC, karena tropopause lebih tinggi di equator daripada di kutub maka stratosfer lebih tipis di equator daripada di kutub. Gejala cuaca (awan dan hujan) terjadi di lapisan troposfer. Pada lapisan troposfer terdapat penurunan suhu yang disebabkan oleh sangat sedikitnya troposfer menyerap radiasi gelombang pendek dari matahari, sebaliknya permukaan tanah memberikan panas pada lapisan troposfer yang terletak di atasnya melalui konduksi, konveksi, adveksi, turbulensi dan kondensasi atau sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer. Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, karena suhu turun dengan bertambahnya ketinggian mulai dari permukaan tanah. Penurunan suhu bergantung pada situasi meteorology dan nilainya antara 0,5 dan 1oC tiap 100 m dengan nilai rata-rata 0,65oC tiap 100 m (Rumus Braak).
Udara troposfer atas sangat dingin dengan demikian lebih berat dibandingkan dengan udara di atas tropopause sehingga udara troposfer tidak dapat menembus tropopause. Lapisan troposfer dan stratosfer dipisahkan oleh lapisan tropopause. b. Stratosfer Stratosfer adalah lapisan udara di atas troposfer yang menunjukkan perubahan temperature yang kecil kearah vertikal. Lapisan ini pada ketinggian 15 – 60 km dengan orde suhu 0oC dan merupakan daerah konsentrasi ozon dengan konsentrasi terbesar pada ketinggian 22 km. Kenaikan suhu pada lapisan stratosfer disebabkan oleh lapisan ozonosfer itu yang menyerap radiasi ultra violet dari matahari.
Geografi SMA K - 1
79
Stratosfer merupakan lapisan inversi sehingga pertukaran antara stratosfer dan troposfer melalui tropopause sangat kecil. Bagian atas stratosfer dibatasi oleh permukaan diskontinuitas suhu yang disebut stratopause. Stratopause terletak pada ketinggian sekitar 60 km dengan orde suhu 0oC. Lapisan stratosfer dan mesosfer dibatasi oleh lapisan stratopause. c. Mesosfer Mesosfer adalah lapisan udara di atas stratosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian 60 – 85 km. Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan orde suhu 0,4oC setiap 100 m, karena lapisan mesosfer mempunyai keseimbangan
radiasi
negatif.
Bagian
atas
mesosfer
dibatasi
oleh
mesopouse, yaitu lapisan di dalam atmosfer yang mempunyai suhu paling rendah, kira-kira -100oC. Mesopause terletak pada ketinggian sekitar 85 km. Pada lapisan ini benda-benda langit yang masuk ke bumi terbakar karena adanya perbedaan suhu yang sangat besar. d. Termosfer Di atas mesopause terdapat lapisan termosfer terletak pada ketinggian 85 – 300 km yang ditandai dengan kenaikan suhu dari -100oC sampai ratusan bahkan ribuan derajat selsius. Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi oleh termopause yang meluas dari ketinggian 300 km sampai pada ketinggian 1.000 km. suhu termopause adalah konstan terhadap insolasi (incoming solar radiation). Suhu pada malam hari berkisar antara 300 – 1.200oC dan pada siang hari berisolasi antara 700 – 1.700oC. Densitas termopause sangat kecil kira-kira 10-13 kali densitas atmosfer permukaan tanah. Pada lapisan ini terdapat ion positif dan elektron bebas bermuatan negative, dikenal dengan nama ionosfer sehingga lapisan ini yang mampu memantulkan gelombang radio dan karenanya lapisan ini penting bagi komunikasi jarak jauh. 3.
Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim Unsur cuaca dan iklim seperti suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, tekanan udara, angin, durasi sinar matahari dan beberapa unsur iklim sehingga dapat membedakan iklim di suatu tempat dengan iklim di tempat lain
Geografi SMA K - 1
80
disebut kendali iklim. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. 3.1. Suhu Udara Suhu udara yang diukur dengan thermometer merupakan unsur cuaca dan iklim yang sangat penting. Suhu udara adalah derajad temperatur udara pada waktu dan tempat tertentu, karena unsur cuaca ini berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Tempat yang terbuka suhunya berbeda dengan tempat yang bergedung, demikian pula suhu di lading berumput berbeda dengan lading di bajak atau jalan beraspal. Pengukuran suhu udara hanya memperoleh satu nilai yang menyatakan nilai rata-rata suhu atmosfer. Secara fisis suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda, makin cepat gerakan molekul makin tinggi suhunya. Suhu dapat juga didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari sebuah benda yang mempunyai suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah. Untuk menyatakan suhu udara dipakai berbagai skala, dua skala yang sering digunakan dalam pengukuran suhu udara adalah skala Fahrenheit yang dipakai di negara Inggris dan skala Celcius atau skala perseratusan (centigrade) yang dipakai oleh sebagian besar negara di dunia. Skala Fahrenheit menetapkan titik didih air pada 212 derajat dan titik lebur es pada 32 derajat. Dalam skala Celcius ditetapkan titik didih pada 100 derajat dan titik lebur es pada O (nol) derajat. Skala Celcius sekarang banyak digunakan dalam pelaporan dan analisis data cuaca dan iklim. Kedua skala tersebut menunjukkan suhu yang sama pada -40o. suhu Fahrenheit dapat diubah menjadi derajat Celcius dengan persamaan sebagai berikut: C = 5/9 (F-32) atau F = 32 + 9/5 C Suhu udara di semua tempat tidaklah sama dan selalu berubah dari waktu ke waktu, hal ini disebabkan oleh lama dari sudut dating matahari Geografi SMA K - 1
81
yang memanasi daerah tersebut. Suhu tertinggi disebut suhu maksimum dan suhu terendah disebut suhu minimum. Suhu maksimum terjadi antara pukul 12:00 sampai 14:00. Hal ini berarti suhu maksimum terjadi setelah matahari berkulminasi. Suhu terendah terjadi saat menjelang matahari terbit atau pukul 04:00 sampai 05:00 pagi waktu local. Suhu udara harian rata-rata didefinisikan sebagai rata-rata pengamatan selama 24 jam (satu hari) yang dilakukan tiap jam. Di Indonesia suhu harian rata-rata dapat dihitung dengan persamaan:
T = 2T7 + T13 + T18 4 Keterangan: T
: suhu harian rata-rata
T7, T13, T18 : pengamatan suhu udara pada jam 07.oo, jam 13.oo dan jam 18.oo waktu local. Secara kasar, suhu udara harian rata-rata dapat dihitung dengan menjumlahkan suhu maksimum (Tmaks) dan suhu minimum (Tmin) lalu dibagi dua T = Tmaks + Tmin 2 Tabel 6: Suhu Udara di Kota B tanggal 1 Januari 2010 Waktu/jam
Suhu (o C)
01
21,5
02
21,2
03
21,1
04
21,0
05
20,0
06
20,9
07
21,2
08
23,0
Geografi SMA K - 1
Keterangan
Suhu Minimum
82
09
25,3
10
26,1
11
27,3
12
27,8
13
28,6
14
27,3
15
26,2
16
25,0
17
24,3
18
23,4
19
22,8
20
22,4
21
22,0
22
21,9
23
21,7
24
21,6
Jumlah
563,6
Rata-rata
23,48
Suhu Maksimum
Cara untuk menentukan suhu udara dalam sehari ada beberapa cara, misalkan data suhu udara untuk kota B pada tanggal 1 Januari 2010 lihat tabel 2 di atas: Suhu bulanan rata-rata ialah jumlah dari suhu harian rata-rata dalam 1 bulan dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Alat pengukur suhu adalah termometer dan jenis termometer bermacam-macam. Di samping termometer air raksa ada pula termometer alkohol dan termometer bimetal. Termometer bimetal digunakan dalam termograf,yaitu termometer yang dilengkapi dengan silinder pencatat yang secara otomatis dapat digunakan mencatat suhu sepanjang hari. Distribusi suhu udara dapat dinyatakan dengan isotherm, yaitu garis yang menghubungkan tempat yang mempunyai suhu sama. Suhu tahunan rata-rata ialah jumlah suhu bulanan rata-rata dalam satu tahun dibagi dua belas. Geografi SMA K - 1
83
3.2.
Intensitas Penyinaran Matahari Penyinaran matahari secara langsung terhadap udara tidak banyak
memberikan pemanasan, hal ini disebabkan karena udara tidak mampu menyerap energi matahari yang bergelombang pendek. Pemanasan udara secara tidak langsung terjadi setelah bumi menyerap energi matahari dan kemudian dipancarkan kembali ke udara dalam bentuk gelombang panjang. Pancaran kembali ke udara dalam bentuk gelombang panjang inilah yang menyebabkan udara dekat permukaan bumi menjadi panas. Itulah sebabnya lapisan atmosfer paling bawah lebih panas dari pada lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Banyaknya intensitas matahari yang diterima permukaan bumi terutama dipengaruhi oleh: a. Lamanya waktu penyinaran matahari b. Sudut datang sinar matahari c. Keadaan awan d. Keadaan permukaan bumi. Jadi jelaslah bahwa makin lama matahari menyinari suatu daerah, maka makin banyak panas yang diterima. Jika datangnya sinar matahari di suatu daerah lebih tegak, maka panas yang diterima di daerah itu lebih tinggi. Sebaliknya jika datangnya sinar matahari dalam keadaan miring, maka panas yang diterima di daerah itu rendah. Awan merupakan penghalang bagi pancaran matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepas panas, disbanding dengan permukaan lautan yang lambat menerima dan melepaskan panas. Keadaan permukaan bumi dapat mempengaruhi keberadaan suhu. Di pantai suhu udara panas dan mendaki pegunungan suhu udara makin dingin. Suhu udara akan berkurang (turun) 0,6oC tiap kenaikan 100 meter. Ketentuan ini dapat digunakan rumus sebagai berikut: Tx = To – 0,6 h/100 Keterangan: Tx = temperatur rata-rata suatu tempat (x) To = temperatur suatu tempat Geografi SMA K - 1
84
h = tinggi suatu tempat Contoh: Temperatur permukaan laut = 26oC, puncak gunung Bromo tingginya 2.000 meter diatas permukaan laut. Pertanyaannya : Berapa temperatur rata-rata di puncak gunung Bromo?, Berapa temperature bulan terdingin di puncak gunung Bromo? Dan berapa temperature bulan terpanas di puncak gunung Bromo? Jawab: Tx = To - 0,6 h/100 = 26oC - 0,6 x 2.000/100 = 26oC - (0,6 x 20) = 26oC – 12 = 14oC Jadi temperatur rata-rata di puncak gunung Bromo = 14oC. Amplitudo bulanan di Indonesia berkisar 2 – 3oC (Daldjoeni, 1984). Bila kita gunakan amplitude 3oC, maka temperature bulan terdingin di puncak gunung Bromo adalah = 14oC – 3/2 = 12,5oC. Temperatur bulan terpanas di puncak gunung Bromo adalah = 14oC + 3/2 = 15,5oC. 3.3.
Tekanan Udara Tekanan udara di setiap tempat berbeda sebagai akibat pemanasan
udara yang tidak sama, karena pergerakan gravitasi bumi makin dekat dengan permukaan bumi udara semakin rapat dan makin ke atas semakin renggang. Akibatnya makin dekat dengan permukaan bumi tekanan udara semakin besar dan makin ke atas tekanan udara akan menyusut. Besarnya tekanan udara di permukaan bumi adalah 76 cm Hg atau 760 mm Hg. Dalam meteorology satuan yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah milibar (mb). Tekanan udara 76 cm Hg sama dengan 1.013 mb. Angka tersebut diperhitungkan dengan kerapatan air raksa pada temperatur 0o C (13,951) dan percepatan gravitasi (0,980335). Perhitungannya sebagai berikut: 1 atmosfer
= 76 cm Hg = 76 x 13,951 x 0,98065 = 1.013,250 = 1.013 mb (dibulatkan).
Geografi SMA K - 1
85
Distribusi tekanan horizontal dinyatakan oleh isobar, yaitu garis yang menghubungkan tempat yang mempunyai tekanan atmosfer sama pada ketinggian tertentu. Tekanan atmosfer berubah sesuai dengan tempat dan waktu.alat untuk mengukur tekanan udara adalah Barometer. Barometer yang dapat mencatat sendiri disebut Barograf. 3.4.
Angin Pengertian angin adalah gerakan udara di atas permukaan bumi yang
bergerak dengan arah horizontal. Pada dasarnya angin bergerak dari daerah yang bertekanan udara maksimum menuju daerah yang bertekanan udara minimum. Atau dengan kata lain angin bergerak dari daerah yang bersuhu rendah menuju ke daerah yang bersuhu tinggi. Angin diberi nama sesuai dengan dari arah mana angin dating, misalnya angin timur adalah angin yang datang dari arah timur, angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat, dan angin lembah adalah angin yang dating dari lembah menaiki pegunungan. Alat untuk mengukur kecepatan angin adalah Anemometer. a). Hubungan tekanan dengan angin Angin disebabkan oleh beda tekanan horizontal. Beda tekanan ini menimbulkan gaya gradient tekanan. Jika yang bekerja gaya gradient tekanan saja maka arah angin selalu tegak lurus. Jika beda tekanan besar (curam) maka gaya gradient tekanan kuat dan angin menjadi kencang. Sebaliknya jika gaya gradient tekanan lemah maka angin juga lemah. Jadi seperti halnya arus sungai yang ditentukan oleh kemiringan (kecuraman) lereng atau perubahan tinggi tempat.dengan demikian kecepatan angin ditentukan oleh jarak isobar. Angin tenang terjadi jika beda tekanan di suatu daerah yang luas mendekati nol atau jarak isobar sangat renggang. b). Gaya Coriolis Gaya Coriolis adalah gaya semu yang muncul akibat pengaruh gerakan rotasi bumi dan gerakan udara nisbi terhadap permukaan bumi. Akibat adanya gaya coriolis maka angin tidak searah dengan gaya gradient tekanan dan tidak tegak lurus isobar. Gaya coriolis menyebabkan angin dibelokkan ke
Geografi SMA K - 1
86
kanan dari gaya gradient tekanan di belahan bumi utara (BBU) dan dibelokkan ke kiri di belahan bumi selatan (BBS) ingat hukum Buys Ballot. 1). Gradien Barometrik Gradien barometrik adalah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara antara dua garis isobar yang dihitung setiap 111 km = 1 o. satuan jarak diambil dari 1o di equator dengan panjang 111 km (1/360 x 40.000 km) = 111 km. Contoh: diketahui garis isobar I = 1010 mb, garis isobar II = 1016 mb, sedangkan jarak kedua garis isobar = 100 km. Tentukan gradient barometriknya. Jawab: 1016 mb – 1010 mb = 6 mb. Jarak kedua garis isobar = 100 km, maka gradient barometriknya = 6 : (100 : 111) = 6,66 mb.
2). Relief permukaan bumi Angin bertiup di daerah yang reliefnya datar akan berembus kencang karena tidak ada rintangan. 3). Pohon yang tinggi Banyak pohon yang tinggi serta lebatnya tumbuh-tumbuhan maka akan menghabat kecepatan angin. Macam-macam angin dapat digolongkan sebagai berikut: 1). Angin lokal antara lain: Sejumlah angin lokal dapat terjadi akibat perbedaan suhu lokal, angin lokal ini mempengaruhi daerah yang nisbi kecil dan terbatas pada lapisan troposfer bawah. a). Angin darat dan angin laut sebagai akibat dari perbedaan suhu antara daratan dan lautan dalam waktu 24 jam, maka timbullah pergerakan angin yang berubah arah antara siang dan malam hari. Pada siang hari temperatur daratan tinggi dan tekanan udaranya lebih kecil dari lautan akibatnya terjadi pergerakan udara dari laut ke daratan yang disebut angin laut. Pada malam hari temperatur daratan lebih rendah dan tekanan udaranya Geografi SMA K - 1
87
lebih besar akibatnya terjadi pergerakan udara dari daratan ke laut yang disebut angin darat. b). Angin lembah dan angin gunung Pada siang hari pemanasan udara bergerak ke atas sepanjang lereng lembah, akibatnya udara di daerah lembah memuai dan bergerak dari dasar lembah menuju puncak disebut angin lembah. Pada malam hari udara di puncak pegunungan mengalami pendinginan sehingga terjadi gerakan udara dari puncak menuju lembah yang disebut angin gunung. c). Angin fohn Angin fohn adalah angin yang turun dari dataran tinggi ke daerah sekitarnya yang lebih rendah dan mendapatkan pemanasan secara dinamis. Bersamaan dengan itu kelembaban nisbi turun dengan cepat sehingga udara yang mencapai daratan yang lebih rendah merupakan udara yang kering dan panas.
2). Angin tetap a) Angin musim (angin muson) Angin musim adalah angin yang bergerak dan berubah-ubah arah setiap 6 bulan sekali, tergantung kedudukan matahari. Angin muson di Indonesia adalah bagian dari muson timur laut dan muson tenggara. Pada musim dingin di belahan bumi utara yaitu pada bulan Desember, Januari dan Pebruari angin bertiup dari daerah Asia menuju benua Australia. Angin tersebut melewati laut luas yang banyak membawa uap air sehingga menyebabkan adanya musim hujan di wilayah Indonesia (angin muson barat). Pada musim panas di belahan bumi utara terjadi sebaliknya angin muson berembus dari benua Australia menuju ke benua Asia. Angin tersebut melewati daratan yang luas dan laut yang sempit serta sedikit membawa uap air sehingga menyebabkan musim kemarau di wilayah Indonesia (angin muson timur. 3.5. Kelembaban Udara Geografi SMA K - 1
88
Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Kelembaban udaraatau kelengasan udara adalah kandungan uap air yang ada dalam udara. Banyak sedikitnya uap air yang terkandung dalam udara tergantung pada penguapan dan temperatur. Alat untuk mengukur kelembaban udara adalah hygrometer. Ada beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air yaitu: a. Tekanan uap adalah tekanan parsial dari uap air. Dalam fase gas maka uap air di dalam atmosfer berkelakuan seperti gas sempurna. b. Kelembaban mutlak atau absolut adalah massa jenis uap (massa air yang terkandung dalam satuan volume udara lengas) atau jumlah uap air yang terdapat dalam udara dinyatakan dengan gram uap air setiap m3 udara. c. Nisbah percampuran yaitu nisbah massa uap air terhadap massa udara kering. d. Kelembaban
relatif
atau
nisbi
adalah
perbandingan
nisbah
percampuran dengan nilai jenuhnya yang dinyatakan dalam persen, atau perbandingan jumlah uap air dalam udara dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung pada suhu yang sama (dinyatakan dalam %). Contoh: 1 m3 udara yang suhunya 25oC terdapat 15 gram uap air, maka kelembaban mutlak=15 gram, jika dalam suhu yang sama 1m3 udara maksimum mengandung 18 gram uap air maka kelembaban relatifnya adalah: 15/18 x 100% = 83,33% Rumus: Kelembaban relatif = 3.6. Awan Terjadinya awan apabila uap air di udara temperaturnya mengalami penurunan hingga mencapai titik kondensasi maka terbentuklah titik-titik air. Menurut bentuknya awan dibedakan menjadi beberapa golongan:
Geografi SMA K - 1
89
a.
Cirrus, tergolong awan tinggi dengan ketinggian > 6.000m karena ketinggiannya awan ini terdiri atas Kristal-kristal es.
b.
Alto, tergolong awan sedang dengan ketinggian antara 2.000 – 6.000m.
c.
Strato, tergolong awan rendah dengan ketinggian < 2.000 m.
3.7. Curah hujan Hujan berasal dari uap air yang mengalami pembekuan atau proses kondensasi. Titik-titik air melayang di udara dan berkumpul hingga menjadi awan. Kumpulan awan yang bertambah besar dan bertambah berat akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Menurut terjadinya hujan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a.
Hujan Konveksi Hujan konveksi atau hujan zenithal terjadi karena gerakan udara panas dari permukaan bumi melambung ke atas (vertical) dan berkembang menjadi dingin karena suhu rendah, kemuadian uap air mencapai titik kondensasi yang memungkinkan terjadinya hujan.
b.
Hujan Orografis Jika gerakan udara melalui pegunungan atau bukit yang tinggi, maka udara akan dipaksa naik (windward side) sehingga terjadi hujan orografis atau hujan yang terjadi karena udara naik pegunungan. Sedangkan pada lereng di bawah angin (leeward side) udara yang turun akan mengalami pemanasan dengan sifat kering dan daerah ini disebut daerah bayangan hujan.
c.
Hujan Frontal Jika ada konvergensi pada arus udara horizontal dari massa udara yang besar dan tebal maka akan terjadi gerakan ke atas. Kenaikan udara di daerah konvergensi dapat menyebabkan pertumbuhan awan dan hujan. Jika dua massa udara yang konvergen horizontal mempunyai suhu dan massa jenis berbeda, maka massa udara yang lebih panas akan dipaksa naik di atas massa udara dingin.
Geografi SMA K - 1
90
Bidang antara kedua massa udara yang berbeda sifat fisisnya disebut front.
k.Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran 1. Mengidentifikasi kondisi atmosfir pada saat itu dengan menggunakan pencapaian sebuah konsep (concept attainment) 2. Menulis pengertian cuaca berdasarkan hasil pengamatan dengan menyusun kalimat yang ada. l.Latihan/ Kasus /Tugas 1) Lakukan pengamatan terhadap suhu udara dan pergerakan angin di 4 tempat dengan pembagian tugas sebagai berikut: di ruang kelas untuk kelompok Celcius dan Fahrenheit di lapangan rumput untuk kelompok Reamour dan Schmidt di lapangan basket/Volley untuk kelompok Ferguson dan Yunghuhn di bawah pohon rindang untuk kelompok Koppen dan Oldeman 2) Amati kondisi lingkungan tempat pengamatan berlangsung. 3) Deskripsikan/ceritakan kondisi lingkungan tempat pengamatan. 4) Lakukan pengukuran suhu udara dengan menggunakan termometer. 5) Tentukan arah angin dengan menggunakan anemometer/kincir angin, kantong angin, atau bendera. 6) Catatlah hasil pengamatan dan pengukuran ke dalam format di bawah ini! Tabel:7Format pengamatan dan pengukuran NO. TEMPERATUR ARAH DESKRIPSI KONDISI ANGIN LINGKUNGAN SETEMPAT
k. Rangkuman meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah Troposfer merupakan lapisan udara paling bawah yang memiliki ketebalan berbeda-beda. Di khatulistiwa ketebalannya 18 km dengan suhu – 80oC. di Geografi SMA K - 1
91
daerah sedang 11 km, dan di daerah kutub 6 km dengan suhu periode -40oC, karena tropopause lebih tinggi di equator daripada di kutub maka stratosfer lebih tipis di equator daripada di kutub. l. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Bacalah informasi sebanyak mungkin dari buku maupun dari internet mengenai atmosfer yang dapat disajikan dalam pembelajaran di dalam kelas.
E. BAB V SEBARAN FAUNA DAN FLORA 1. Kegiatan Belajar 1 Sebaran Fauna di Dunia dan Indonesia 1) Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat mengidentifikasi persebaran fauna di dunia dan Indonesia.
2) Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Mengidentifikasi sebaran fauna di dunia
2)
Mengidentifikasi sebaran fauna di Indonesia
3) Uraian Materi 1)
Sebaran Fauna di Dunia Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 6 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik. Pembagian wilayah persebaran fauna seperti digambarkan pada gambar berikut.
Geografi SMA K - 1
92
Gambar 1.1
Peta Wilayah Persebaran Fauna Dunia Menurut Alfred Russel Wallace (1876).
a) Ethiopian Ciri khas hewan tipe ethiopian sebagian besar adalah mamalia dan bertubuh besar. Hewan yang khas daerah ini adalah: gajah Afrika (Loxodonta africana), badak Afrika putih bercula dua (Cerathoterium simum), gorila (Pongo pygmeus), baboon (papio Anubis), simpanse (Pan troglodytes), jerapah (Giraffa camelopardalis). Mamalia padang rumput seperti zebra (Equus zebra), antilope, kijang, singa
(Panthera leo), Harimau Afrika
(Panthera pardus pardus), dan mamalia pemakan serangga yaitu trengiling (Manis javanica). Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil (Hippopotamus amphibius) yang hanya
Geografi SMA K - 1
93
terdapat di Sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil tetapi lebih kecil. b) Paleartik Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik: hewan endemik: yaitu Panda
(Ailuropoda melanoleuca) di Cina. Hewan yang
terbatas penyebarannya (binatang kutub) seperti rusa Kutub (Rangifer tarandus), kucing Kutub, dan beruang Kutub (Ursus maritimus). Hewan khas berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus (Rattus norvegicus), berbagai spesies anjing (Canis familiaris), kelelawar (Cyneptorus sp). Bajing (Callosciurus notatus), dan kijang (Muntiacus muntjak) telah menyebar ke wilayah lainnya. c) Oriental Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau (Panthera tigris), orang utan (Pongo pygmeus), gibbon (Hylobates muelleri), rusa (Cervinae sp), banteng (Bos javanicus), dan badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus). Hewan lainnya adalah badak bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis), gajah (Elephas maximus sumatranus), beruang madu (Helarctos malayanus),
Geografi SMA K - 1
94
antilop
berbagai
jenis
reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian
antara
lain
kucing,
anjing,
monyet
(Macaca
fascicularis), gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia
Selatan
dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika. d) Neartik Wilayah
persebarannya
meliputi
kawasan
Amerika
Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar (Numida meleagris), tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison Amerika (Bison bison), muskox, caribau (Rangifer tarandus), domba gunung, Salamander (Andrias davidianus), Tupai (Tupaia
javanica).
Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing. e) Neotropical Wilayah
persebarannya
meliputi
Amerika
Tengah,
Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan Piranha (Pygocentrus nattereri) dan Belut listrik (Electrophorus electricus) di Sungai Amazone, Llama (Lama glama) sejenis unta di padang pasir Atacama (Peru), dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling Geografi SMA K - 1
95
(Manis javanica), beberapa jenis reptil seperti buaya meksiko (Crocodylus moreletii), ular, kadal (Draco volans), beberapa spesies burung, dan ada sejenis.
f) Australian Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa
hewan
(Dendrolagus
khas
wilayah
pulcherrinus),
ini
kiwi
adalah
dari
kanguru
genus Apteryx,
koala (Phascolarctos cinereus). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih (Paradisaea rudolphi), burung kasuari (Casuarius
casuarius),
burung
kakaktua
(Cacatua
moluccensis), dan betet (Psittacula Alexandri). Kelompok
reptil
antara lain
buaya,
kura-kura
( Cuora
amboinensis), ular phyton (molurus bivittatus). 2)
Sebaran Fauna di Indonesia Secara geologis Indonesia merupakan pertemuan dua lempengan kulit bumi yaitu (a) Lempengan Sunda yang meliputi Semenanjung Asia Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Palawan di Filipina dan laut dangkal antara daratan Asia dan bagian barat Kepulauan Indonesia; (b) Lempengan Sahul meliputi Papua dan Australia, sekarang dipisahkan oleh Laut Arafura yang dangkal. Keterkaitan geologi pada masa dulu menghasilkan suatu keanekaragaman kehidupan tetumbuhan dan hewan campuran yang kaya dan secara biografis paling rumit di dunia. Pada Zaman Es terakhir, sebelum tahun 10.000 SM (Sebelum
Masehi),
pada
bagian
barat
Dangkalan
Sunda
yang
terhubung
ke
Indonesia Benua
terdapat
Asia
dan
memungkinkan flora dan fauna Asia berpindah ke bagian barat Geografi SMA K - 1
96
Indonesia. Di bagian timur Indonesia, terdapat Dangkalan Sahul yang terhubung ke Benua Australia dan memungkinkan flora dan fauna Australia berpindah ke bagian timur Indonesia. Pada bagian tengah terdapat pulau-pulau yang terpisah dari kedua benua tersebut. Oleh karena hal tersebut, maka ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora dan fauna yaitu Indonesia bagian barat, tengah (peralihan), dan timur (Australis). a)
Daratan Indonesia Bagian Barat dengan fauna yang sama dengan Benua Asia. Berdasarkan kehidupan fauna maka sebenarnya pulau Bali masih termasuk Kepulauan Sunda Besar karena garis Wallace dari Selat Makassar di utara melintasi Selat Lombok ke selatan, memisahkan Pulau Bali dengan gugusan Kepulauan Sunda Kecil lainnya di Zaman Es. Berikut beberapa fauna Indonesia bagian barat (Asiatis). harimau (Panthera tigris) Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Bekantan (Nasalis larvatus)
Orang utan (Pongo phygmaeus) Gajah Sumatera
Geografi SMA K - 1
97
Sumber:http://geographyeducation,files.wordpress.com/2011/10/oriental-gajah,jpeg.
b)
Daratan Indonesia Bagian Tengah (Wallace) dengan fauna endemik/hanya terdapat pada daerah tersebut. Daratan Indonesia Bagian Timur dimana faunanya sama dengan benua Australia. Ketiga bagian daratan tersebut dipisahkan oleh garis maya/imajiner yang dikenal sebagai Garis Wallace dan Weber yaitu garis maya yang memisahkan Daratan Indonesia Barat dengan daerah Wallacea (Indonesia Tengah), dan Garis Lyedekker yaitu garis maya yang memisahkan daerah Wallacea (Indonesia Tengah) dengan daerah IndonesiaTimur. Berikut fauna yang terdapat di Indonesia Bagian Tengah/peralihan Komodo (Varanus komodosiensis)
Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
anoa (Bubalus depressicornis))
Babi Rusa (Babyrousa babirussa) Sumber:http://geographyeducation,files.wordpress.com/2011/10/oriental-gajah,jpeg.
Geografi SMA K - 1
98
c)
Daratan Indonesia bagian Timur. Fauna Papua merupakan campuran antara dua daerah zoogeography, yaitu daerah Oriental dan Australia. Termasuk daerah Oriental yang lain ialah Arab, Persia, India, dan Asia. Garis Wallace pada peta menunjukkan garis zoogeography yang ditarik sepanjang perbatasan timur dari Dangkalan Sunda, menunjukkan batas paling barat dari agihan mamalia asal Australia, yaitu binatang berkantung (Marsupialia). Garis itu menunjukkan sejauh mana binatang dari daerah Asia dapat berkelana dan menyebar melalui daratan dalam kala Pleistosin, ketika laut masih rendah permukaannya, atau ketika Kepulauan Indonesia masih bersatu dengan daratan Asia. Garis Lydekker yang ditarik sepanjang perbatasan barat dari Dangkalan Sahul, menunjukkan batas paling timur bagi agihan sebagian besar spesies binatang Asia. Garis Weber diciptakan dengan maksud untuk menjadi keseimbangan, timurnya unsur fauna daerah Australia yang paling banyak, sedangkan di sebelah baratnya unsur fauna daerah Asia yang paling serasi. Daerah antara garis Wallace dan Lydekker mengandung campuran antara bentuk fauna Asia dan Australia, dan dikenal sebagai daerah Wallace, menurut nama penjelajah alam Alfred Russel Wallace. Semua pulau dari daerah Wallace ini (Filipina, Sulawesi, Maluku, Timor dan Nusa Tenggara) diduga dahulu merupakan bagian dari sebuah lempengan Oseanik (yaitu lempengan Sunda maupun Sahul) dan timbul karena letusan volkanisme. Pulau-pulau itu merupakan bagian kerak bumi yang oleh para ahli disebut sebagai Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire). Penelitian terakhir ada yang menyanggah konsep zoogeography bahwa Papua merupakan bagian dari Australia.
Geografi SMA K - 1
99
Menurut mereka Selat Torres dulu merupakan jembatan sekaligus sebagai penghalang bagi agihan binatang Australia ke Papua. Mereka berpendapat bahwa kebanyakan flora dan fauna iklim memegang peranan penting daripada hubungan daratan dalam menentu-kan masuknya jenis binatang ke Papua Mamalia di Papua berupa binatang pengerat dan kelelawar berasal dari Asia Tenggara. Hampir dua pertiga amphibi Papua mungkin berasal dari Asia atau dari daerah Wallace
(Zweifel
Diversification menghitung
in
dan
Taylor,
Tropics
fauna
1982,
1982)
mamalia
Mac Papua
dalam
Biological
Kinnon
pernah
yang
banyak
persamaannya dengan daerah lain dan menunjukkan : 10% ada persamaan dengan mamalia Sumatera, 10% sama dengan Jawa, 11% sama dengan Kalimantan, 18% sama dengan Sulawesi, 22% sama dengan Nusa Tenggara, 54% sama dengan Maluku. Dari 154 spesies mamalia Provinsi Papua, 93% spesies di antaranya ternyata endemis. Tidak ada pulau lain di Indonesia yang menunjukkan keistimewaan seperti itu. Papua memiliki 124 marga flora dan 290 jenis burung, daerah Wallace 270 burung endemis, sementara di Kalimantan hanya 59 marga flora endemis. Berikut beberapa fauna wilayah Indonesia Bagian Timur (Peralihan-Australis) Burung Kasuari casuarius)
Geografi SMA K - 1
(Casuarius
100
Burung Cenderawasih (Paradisaea rudolphi)
Kangguru/hewan berkantung (Marsupialia).
kakatua (Cacatua moluccensis).
Sumber:http://geographyeducation,files.wordpress.com/2011/10/oriental-gajah,jpeg.
4)
Aktivitas Pembelajaran 1)
Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu mengidentifikasi persebaran fauna di dunia dan Indonesia.
2)
Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas.4 kelompok.
3)
Setiap kelompok menerima kartu pembelajaran dengan pembagian tugas sebagai berikut: Kelompok 1 dan 2 Lembar Kegiatan 1 Tema: Persebaran Flora - Fauna di Dunia dan Indonesia Bahan dan Alat: Peta Persebaran Flora/Fauna, Format Identifikasi, dan Atlas. Tugas: a)
Geografi SMA K - 1
Cermati Peta Persebaran Fauna Paleartik berikut!
101
Sumber:http://geographyeducation,files.wordpress.com/2011/10/oriental-gajah,jpeg.
Keterangan: Warna hijau/hitam merupakan wilayah persebaran fauna paleartik.
b) Identifikasi benua/negara/samudera/laut yang termasuk wilayah paleartik tersebut! c) Identifikasi beberapa fauna yang ada di wilayah persebaran tersebut! d) Deskripsikan karakteristik wilayah dan fauna tersebut secara umum!
Kelompok 3 dan 4 Lembar Kegiatan Fenomena 2 Tema: Persebaran Flora - Fauna di Dunia dan Indonesia Bahan dan Alat: Peta Persebaran Flora/Fauna, Format Identifikasi, dan Atlas. Tugas: a) Cermati Peta Persebaran Fauna Neartik berikut!
Geografi SMA K - 1
102
Sumber:http://geographyeducation,files.wordpress.com/2011/10/oriental-gajah,jpeg.
Keterangan: Warna ungu/hitam merupakan wilayah persebaran fauna neartik.
b) Identifikasi benua/negara/samudera/laut yang termasuk wilayah neartik tersebut! c) Identifikasi beberapa fauna yang ada di wilayah persebaran tersebut! d) Deskripsikan karakteristik wilayah dan fauna tersebut secara umum! 4)
Presentasi hasil diskusi kelompok dengan ketentuan: Kelompok 1 melaporkan dan kelompok 2 menanggapi Kelompok 3 melaporkan dan kelompok 4 menanggapi.
5)
Kegiatan pembelajaran 2 diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator terhadap hasil diskusi kelas.
6)
Refleksi.
5) Latihan/Kasus/Tugas Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 3) Geografi SMA K - 1
Identifikasi sebaran fauna di dunia! 103
4)
Identifikasi sebaran fauna di Indonesia
6) Rangkuman Persebaran fauna atas 6 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik. Fauna
ethiopian
sebagian
besar
adalah
mamalia dan bertubuh besar. Hewan yang khas daerah ini adalah: gajah Afrika (Loxodonta africana), badak Afrika putih bercula dua (Cerathoterium simum), gorila (Pongo pygmeus), baboon (papio Anubis), simpanse (Pan troglodytes), jerapah (Giraffa camelopardalis). Fauna paleartik wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Fauna oriental di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Fauna neartik wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Fauna neotropikal wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Fauna Australis wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Fauna Indonesia bagian barat (Asiatis) terdiri atas harimau (Panthera
Geografi SMA K - 1
tigris),
badak
jawa
((Rhinoceros
sondaicus),
104
Bekantan (Nasalis larvatus), Orang utan (Pongo phygmaeus), dan Gajah Sumatera. Fauna
yang
terdapat
di
Indonesia
Bagian
Tengah/peralihan meliputi: Komodo (Varanus komodosiensis), Burung
Maleo (Macrocephalon
maleo),
anoa (Bubalus
depressicornis), Babi Rusa (Babyrousa babirussa). Fauna wilayah Indonesia Bagian Timur (PeralihanAustralis) casuarius),
meliputi: Burung
Kangguru/hewan
Burung
Kasuari
(Casuarius
Cenderawasih (Paradisaea rudolphi),
berkantung
(Marsupialia),
dan
kakatua
(Cacatua moluccensis).
7) Umpan balik dan tindak lanjut Setelah kegiatan pembelajaran, Ibu/Bapak dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 5)
Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah mempelajari materi sebaran fauna di dunia dan Indonesia?
6)
Pengalaman penting apa yang Ibu/Bapak peroleh setelah mempelajari materi sebaran fauna di dunia dan Indonesia?
7)
Apa manfaat materi sebaran fauna di dunia dan Indonesia terhadap tugas Ibu/Bapak?
8)
Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan ini?
8) Kunci jawaban 1) Persebaran fauna atas 6 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik. a)
Fauna
ethiopian
sebagian
besar
adalah
mamalia dan bertubuh besar. Hewan yang khas daerah ini adalah: gajah Afrika (Loxodonta africana), badak Afrika putih bercula dua (Cerathoterium simum), gorila Geografi SMA K - 1
105
(Pongo pygmeus), baboon (papio Anubis), simpanse (Pan troglodytes), jerapah (Giraffa camelopardalis). b)
Fauna paleartik wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah
dekat
Kutub
Utara
sampai
Pegunungan
Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. c)
Fauna oriental di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat.
d)
Fauna neartik wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland.
e)
Fauna
neotropikal
wilayah
persebarannya
meliputi
Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. f)
Fauna
Australis
wilayah
ini
mencakup
kawasan
Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. 2) Fauna Indonesia meliputi: a)
Fauna Indonesia bagian barat (Asiatis) terdiri atas harimau (Panthera tigris), sondaicus),
badak jawa ((Rhinoceros
Bekantan (Nasalis
larvatus),
Orang
utan (Pongo phygmaeus), dan Gajah Sumatera. b)
Fauna
yang
Tengah/peralihan
terdapat
di
meliputi:
Indonesia
Bagian
Komodo (Varanus
komodosiensis), Burung Maleo (Macrocephalon maleo),
Geografi SMA K - 1
106
anoa (Bubalus depressicornis), Babi Rusa (Babyrousa babirussa). c)
Fauna wilayah Indonesia Bagian Timur (PeralihanAustralis) casuarius),
meliputi:
Burung
Burung
Kasuari
(Casuarius
Cenderawasih (Paradisaea
rudolphi), Kangguru/hewan berkantung (Marsupialia), dan kakatua (Cacatua moluccensis).
2. Kegiatan Belajar 2. Sebaran Flora di Dunia dan Indonesia a. Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat mengidentifikasi sebaran flora di dunia dan Indonesia.
b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1) Mengidentifikasi sebaran flora di dunia 2) Mengidentifikasi sebaran flora di Indonesia.
c. Uraian Materi 1) Sebaran Flora di Dunia Sebaran flora di dunia diklasifikasikan ke dalam 7 bioma. Bioma adalah daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya. Adapun klasifikasi 7 bioma flora di dunia seperti gambar berikut.
Geografi SMA K - 1
107
Sumber: http://geographyeducation,files.wordpress.com/2011/105/ peta peta-persebaran-flora-,jpeg.
a)
Hutan hujan tropis (tropic rain forest) Hutan hujan merupakan bioma paling kompleks, jumlah dan jenis vegetasinya sangat banyak dan bervariasi, keadaan itu disebabkan oleh iklim mikro yang sangat sesuai bagi kehidupan berbagai jenis tumbuhan. Iklim hutan hujan tropis dicirikan dengan musim hujan yang panjang, suhu udara, dan kelembaban udara tinggi. Persebaran bioma hutan hujan tropis di daerah antara 10º LU dan 10º LS, termasuk di dalamnya Hutan Amazon (Amerika Tengah),
Afrika
Barat,
Madagaskar
Timur,
Asia
Selatan
(Indonesia dan Malaysia), dan Australia. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu: Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp). b)
Hutan gugur (decidous forest) Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun yang berwarna oranye keemasan. Hal ini disebabkan karena
Geografi SMA K - 1
108
pendeknya hari sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun sehingga diisi pigment lain. Ciri-cirinya: (1) Curah hujan tidak merata ( antara 750-1000 mm / tahun) (2) Tumbuh di daerah yang memilki empat musim (panas, gugur, dingin, dan semi). (3) Tumbuhan tumbuh tidak terlalu rapat dan heterogen (10-20 jenis) (4) Berwarna hijau daunnya saat musim panas (5) Meranggas atau gugur saat musim dingin (6) Tumbuhan dominan berdaun lebar (7) Tumbuhan dapat beradaptasi dengan iklim yang ekstrim (8) Tumbuh di tempat yang beriklim sedang (9) Temperaturnya antara 22 derajat C – 17 derajat Tersebar di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami musim gugur saat musim kering sampai musim dingin. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah quercus
(oak),
acer
(maple),
castanea,
basswood (tilia
americana) dan lain-lain. c)
Tundra Bioma tundra mempunyai karakteristik iklim regional yang sangat ekstrim dengan suhu rata-rata rendah, bersalju, dan mempunyai musim panas yang pendek. Ciri-cirinya: (1) Terdapat di wilayah artik (2) Suhunya mencapai -57 derajat C (3) Pada musim panas suhu maksimum 15 derajat C (4) Curah hujan kurang dari 250 mm / tahun
Geografi SMA K - 1
109
(5) Tundra didominasi oleh lumut kerak dan semak (6) Rata-rata tumbuhannya berwarna mencolok dan pendek. Tersebar di daerah lingkar kutub utara tepatnya di kawasan selatan es di Kutub Utara dan Alaska di Amerika Utara, Eropa, dan Siberia, Puncak gunung tinggi daerah tropis , dan pegunungan Alpine. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah lumut yang membentuk suatu hamparan yang luas atau sering disebut sebagai ”hamparan bantalan”. Jenis jenis lumut tersebut yaitu dark red, rumput kipas, dan lain-lain. Pada daerah yang berawa jenis vegetasi yang ada misalnya rumput teki (Cyperus Rotundus), rumput kapas (Selaginella tamariscina) dan gundukan gambut (hillock tundra). Di cekungan yang basah seperti di Greenland terdapat semak salik dan bentula. Di tempat yang agak kering ditumbuhi lumut,tekitekian,ericeceae, dan beberapa tumbuhan yang berdaun agak lebar. Di lereng-lereng batu terdapat kerak (Lichenes), lumut (Bryophyta), dan alga (Hydroclathrus clatratus). d)
Taiga (boreal forest) Bioma Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi. Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek. Kisaran temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar. Ciri-cirinya: (1) Banyak ditemukan pegunungan-pegunungan tinggi (2) Memiliki domimasi ilkim dingin (3) Suhu berkisar antara -12 derajat C sampai -10 derajat C (4) Curah hujan antara 400 – 750 mm / tahun
Geografi SMA K - 1
110
(5) Jenis vegetasi yang mendominasi adalah jenis vegetasi konifer (tumbuhan berdaun jarum), di antaranya picea, abies, pinus, larix, alder, birch, dan juniper dan spruce. Bioma taiga tersebar di Skandinavia, Rusia Timur, Amerika Utara, dan beberapa di kawasan Asia Utara. e)
Sabana (savana) Sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar, biasanya pohon palem (Palmae) dan akasia (Acacia auriculiformis) Ciri-cirinya: (1) Terdapat di daerah tropis (2) Jenis tumbuhannya xerofit (3) Tumbuhan tersebar di daerah tersebut secara berjauhan (4) Hewan yang tinggal di dalamnya ada pula hewan herbivore (5) Curah hujan rendah (hanya sekitar 200 mm/th) (6) Bulan basah hanya terdapat 2-3 bulan saja Jenis tumbuhan pada sabana adalah Semak belukar dan Tumbuhan xerofit : beradaptasi dengan cara memiliki daun dan banyak terdapat duri dibandingkan daun untuk dapat mengurangi penguapan. Bioma sabana
menempati darah luas di Benua Afrika,
Amerika Selatan dan Australia. Sabana pada umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik. f)
Padang Rumput (stepa) Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Ciri-cirinya: (1) Merupakan padang rumput yang berilkim sedang (2) Banyak terdapat di daerah Eropa timur, Amerika utara, Asia barat, dan Afrika
Geografi SMA K - 1
111
(3) Vegetasi rumput yang luas (4) Suhu 19 derajat – 30 derajat saat musim panas, 12 derajat – 20 derajat saat musim dingin (5) Curah hujan tidak teratur, antara 250 – 500 mm/tahun (6) Adanya jenis rumput yang tingginya mencapai 3,5 m. g) Gurun (desert) Bioma gurun (desert) merupakan bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan sangat jarang. Ciri-cirinya: (1) Terdapat di daerah tropis, subtropics, dan daerah tinggi lainnya (2) Jarang terjadi hujan (3) Tingkat evaporasi sangat tinggi (4) Amplitudo suhu harian sangat besar (5) Suhu siang hari mencapai 45 derajat C (6) Suhu malam hari mencapai 0 derajat C (7) Tanahnya tandus dan kering (8) Tidak mampu menyimpan air Sesuai dengan kondisi alamnya, maka tidak semua jenis vegetasi bisa tumbuh di gurun. Bioma ini paling luas terpust di sekitar 20 derajat LU, mulai dari Pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks gurun Sahara, gurun Arab dan gurun Gobi dengan luas mencapai 10 juta km persegi. Jenis vegetasi yang bisa bertahan hidup di daerah gurun antara lain adalah kaktus, liliaceae, aloe, kaktus saguora, dan cholla. 2) Sebaran Flora di Indonesia Vegetasi alam di wilayah Kepulauan Indonesia dipengaruhi oleh: (1) keadaan iklim yang panas dan lembab serta curah hujan banyak; dan (2) pernah adanya daratan antara kepulauan Indonesia dengan Geografi SMA K - 1
112
benua Asia dan Australia. Sehingga Indonesia berfungsi sebagai jembatan bagi dispersi flora Asia maupun Australia. Tingginya suhu udara dan curah hujan, mengakibatkan pengaruh Asia lebih jelas dibanding dengan pengaruh Australia, kecuali di Nusa Tenggara Timur yang lebih kering. Beberapa karakteristik vegetasi Indonesia antara lain: a) Umumnya selalu hijau, hanya sedikit yang memperlihatkan adanya musim
kering.
b) Jumlah spesies pohon dan tumbuhan banyak. c) Tipe tetumbuhan endemik (yang hanya terdapat di Indonesia saja, di tempat
lain tidak ada), juga macamnya banyak. Keadaan
iklimnya mendukung bagi kehidupan tetumbuhan asal dari luar, seperti tembakau, kopi, karet, dan berbagai sayuran dan bungabungaan. Sehingga sekarang sulit untuk membedakan mana tetumbuhan asal luar dan mana yang endemis.
Tetumbuhan berbunga endemis di Indonesia yang telah diketahui di Papua 124 marga, Kalimantan 59 marga, Sumatera 17 dan di Jawa 10 marga. (FAO 1981). Flora Indonesia termasuk daerah flora IndoMalaysia. Ciri flora Indo-Malaysia itu makin ke timur makin kurang, misalnya di Papua jenis-jenis Dipterocarpaceae hanya ditemukan tiga marga (8 spesies) dibanding dengan sembilan marga (262 spesies) yang terdapat di Kalimantan. Jenis-jenis Dipterocarpaceae antara lain Suren sering terdapat di Papua pada ketinggian 600-1400 meter. Flora pegunungan Papua banyak terdapat jenis Australia atau daerah SubAntartika, misalnya jenis kayu berharga nothofagus, cemara, podocarpus, agathis dan araucaria. Di Papua banyak kayu berharga lainnya, seperti kayu kenari hitam, kayu eben hitam, kayu besi, merbau pantai, merbau darat. Di daerah rawa banyak terdapat sagu untuk bahan makanan utama, daunnya dipakai atap rumah. Di pantai Geografi SMA K - 1
113
banyak terdapat formasi hutan-hutan bakau dan pandan. Di Papua jenis pandan berakar tunjang tersebar luas, sampai ketinggian 3.050 meter di atas permukaan laut. Beberapa jenis buahnya dapat digunakan, daunnya untuk atap, topi, dan tikar. Di hutan-hutan Papua banyak terdapat jenis anggrek yang telah diketahui ada 2.770 jenis mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 3.750 meter di atas permukaan laut. Tanaman bunga yang bagus juga adalah Rhodendron terdapat 250 jenis tersebar di lereng pegunungan sebagai tumbuhan endemis. Flora Provinsi Papua menyimpan sumber plasma nutfah yang paling kaya dan beraneka ragam di seluruh Kepulauan Indnesia. Flora Indonesia termasuk dalam kawasan Malaysia. Selain Indonesia yang termasuk kepada kawasan flora Malaysia ialah Papua Newgini, Serawak, Sabah, Brunei, Thailand Selatan, dan Filipina. Flora kawasan Malaysia berbeda dengan flora Asia dan Australia. Batas utara kawasan flora Malaysia ialah tanah Genting Kra di sebelah selatan Thailand dan Myanmar. Tanah Genting Kra merupakan batas antara kawasan Sunda dengan Benua Asia. Batas ini menyebabkan perbedaan vegetasi antara bagian utara yang kering dengan bagian selatan yang basah. Tanah Genting Kra merupakan batas di mana 375 marga tumbuhan di sebelah selatan tidak menyebar ke selatan. Sumatera dan Kalimantan bersama dengan Thailand Selatan dan semenanjung Malaya termasuk ke dalam subdaerah Malaysia barat. Pulau Jawa dan Nusa Tenggara termasuk subdaerah Malaysia selatan. Sulawesi, Maluku, dan Papua termasuk subdaerah Malaysia timur. Flora kawasan Sunda banyak persamaannya, karena dulu ada hubungan daratan antara bagian-bagian kawasan Sunda tersebut. Sewaktu permukaan air laut naik. Sumatera terlebih dulu terpisah dari Jawa kemudian dari Kalimantan dan terakhir dengan Semenanjung Malaka. Hal itu tercermin dari tingkat persamaan dalam biota. Biota Geografi SMA K - 1
114
Sumatera
lebih
berbeda
dengan Jawa
dibandingkan
dengan
Kalimantan maupun dengan semenanjung Malaka. Tidak semua jenis di kawasan Sunda pindah melalui jalan yang sama pada waktu yang bersamaan. Hal itu tercermin dari agihan flora dan faunanya. Harimau menyebar di Sumatera, Malaya, Jawa, tetapi di Kalimantan tidak ada. Sampai sekarang belum dapat dijelaskan mengapa harimau tidak mencapai Kalimantan atau Napu (kancil besar) tidak sampai ke Jawa. Mungkin karena kekhususan iklim, air laut, dan vegetasi sehingga ada kejanggalan-kejanggalan tersebut. Berikut flora yang berada di wilayah Indonesia. Persebaran flora di Indonesia terbentuk karena adanya peristiwa geologis yang terjadi pada jutaan tahun yang lalu, yaitu pada masa pencairan es (zaman glasial). Pada saat itu terjadi pencairan es secara besar-besaran yang menyebabkan
naiknya
permukaan
air
laut
di
bumi,
hal
ini
menyebabkan beberapa wilayah yang dangkal kemudian menjadi tenggelam oleh air laut dan membentuk wilayah perairan yang baru. Beberapa wilayah perairan baru di sekitar Indonesia yang terbentuk pada masa berakhirnya zaman glasial itu adalah Laut Jawa yang terdapat di daerah Dangkalan Sunda dan Laut Arafuru yang terdapat di daerah Dangkalan Sahul. Terbentuknya perairan baru di daerah dangkalan tersebut menyebakan flora yang semula dapat dengan bebas bermigrasi akhirnya terhambat oleh perubahan kondisi geologis. Jenis tumbuhan yang tersebar di wilayah Indonesia meliputi hutan tropis, hutan musim, hutan pegunungan, hutan bakau dan sabana tropis. Persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri terbagi ke dalam 4 kelompok besar wilayah flora Indonesia, yaitu :
a)
Geografi SMA K - 1
Wilayah Flora Sumatra-Kalimantan
115
Tersebar di pulau Sumatra dan Kalimantan serta pulau-pulau kecil di sekitarnya (Nias, Enggano, Bangka, Belitung, Kep. Riau, Natuna, Batam, Buton dll). Contoh flora khas yang tumbuh adalah Bunga Bangkai (Raflesia Arnoldi). b)
Wilayah Flora Jawa-bali Tersebar di pulau Jawa, Madura, Bali dan kepulauankepulauan kecil disekitarnya (Kepulauan Seribu, Kep. Karimunjawa). Contoh flora khas yang tumbuh adalah pohon Burohal (Kepel).
c)
Wilayah Flora Kepulauan Wallacea Tersebar di pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Contoh flora yang tumuh adalah pohon Sagu.
d)
Wilayah Flora Papua Meliputi wilayah pulau Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Contoh Flora Khas tumbuh adalah Uacalyptus, sama dengan jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah Queensland Australia Utara.
d. Aktivitas Pembelajaran 1) Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu mengidentifikasi persebaran fauna di dunia dan Indonesia. 2) Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas.4 kelompok. 3) Setiap kelompok menerima kartu pembelajaran dengan pembagian tugas sebagai berikut: Kelompok 1 dan 2 Lembar Kegiatan 1 Tema: Persebaran Flora - Fauna di Dunia dan Indonesia Bahan dan Alat: Peta Persebaran Flora/Fauna, Format Identifikasi, dan Atlas. Tugas: Geografi SMA K - 1
116
a) Cermati Peta Persebaran Flora Tundra berikut!
Sumber:http://geographyeducation.files.wordpress.com/2011/05 tundrapeta.jpeg Keterangan: Warna Hijau pastel merupakan wilayah persebaran flora tundra.
b) Identifikasi benua/negara/samudera/laut yang termasuk wilayah neartik tersebut! c) Identifikasi beberapa flora tundra yang ada di wilayah persebaran tersebut! d) Deskripsikan karakteristik wilayah dan flora tersebut secara umum! Kelompok 3 dan 4 Lembar Kegiatan 2 Tema: Persebaran Flora - Fauna di Dunia dan Indonesia Bahan dan Alat: Peta Persebaran Flora/Fauna, Format Identifikasi, dan Atlas. Tugas: a) Cermati Peta Persebaran Flora Hutan Taiga berikut!
Geografi SMA K - 1
117
Sumber:http://geographyeducation.files.wordpress.com/2011/05 taigapeta.jpeg Keterangan: Warna Coklat merupakan wilayah persebaran flora hutan taiga.
b) Identifikasi benua/negara/samudera/laut yang termasuk wilayah tersebut! c) Identifikasi beberapa flora hutan taiga yang ada di wilayah persebaran tersebut! d) Deskripsikan karakteristik wilayah dan flora tersebut secara umum! 4) Presentasi hasil diskusi kelompok dengan ketentuan: Kelompok 1 melaporkan dan kelompok 2 menanggapi Kelompok 3 melaporkan dan kelompok 4 menanggapi. 5) Kegiatan pembelajaran 2 diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator terhadap hasil diskusi kelas. 6) Refleksi.
e. Latihan/Kasus/Tugas Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1) Identifikasi sebaran bioma flora di dunia! 2) Identifikasi sebaran flora bioma di Indonesia
Geografi SMA K - 1
118
f. Rangkuman Sebaran fauna di dunia diklasifikasikan ke dalam 7 bioma. Bioma adalah daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya. Persebaran bioma hutan hujan tropis di daerah antara 10º LU dan 10º LS, termasuk di dalamnya Hutan Amazon (Amerika Tengah), Afrika Barat, Madagaskar Timur, Asia Selatan (Indonesia dan Malaysia), dan Australia. Hutan gugur di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami musim gugur saat musim kering sampai musim dingin. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah quercus (oak), acer (maple), castanea, basswood (tilia americana) dan lain-lain. Tundra tersebar di daerah lingkar kutub utara tepatnya di kawasan selatan es di Kutub Utara dan Alaska di Amerika Utara, Eropa, dan Siberia, Puncak gunung tinggi daerah tropis , dan pegunungan Alpine. Bioma Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi. Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek. Kisaran temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar. Sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar, biasanya pohon palem (Palmae) dan akasia (Acacia auriculiformis).
Geografi SMA K - 1
119
Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Bioma gurun (desert) merupakan bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan sangat jarang. Vegetasi alam di wilayah Kepulauan Indonesia dipengaruhi oleh: (1) keadaan iklim yang panas dan lembab serta curah hujan banyak; dan (2) pernah adanya daratan antara kepulauan Indonesia dengan benua Asia dan Australia. Persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri terbagi ke dalam 4 kelompok besar wilayah flora Indonesia, yaitu : a)
Wilayah Flora Sumatra-Kalimantan Tersebar di pulau Sumatra dan Kalimantan serta pulau-pulau kecil di sekitarnya (Nias, Enggano, Bangka, Belitung, Kep. Riau, Natuna, Batam, Buton dll). Contoh flora khas yang tumbuh adalah Bunga Bangkai (Raflesia Arnoldi).
b)
Wilayah Flora Jawa-bali Tersebar di pulau Jawa, Madura, Bali dan kepulauan-kepulauan kecil disekitarnya (Kepulauan Seribu, Kep. Karimunjawa). Contoh flora khas yang tumbuh adalah pohon Burohal (Kepel).
c)
Wilayah Flora Kepulauan Wallacea Tersebar di pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Contoh flora yang tumuh adalah pohon Sagu.
d)
Wilayah Flora Papua Meliputi wilayah pulau Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Contoh Flora Khas tumbuh adalah Eucalyptus, sama dengan jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah Queensland Australia Utara.
g. Umpan balik dan tindak lanjut Setelah kegiatan pembelajaran, Ibu/Bapak dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
Geografi SMA K - 1
120
1)
Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah mempelajari materi sebaran flora di dunia dan Indonesia?
2)
Pengalaman
penting
apa
yang
Ibu/Bapak
peroleh
setelah
mempelajari materi sebaran flora di dunia dan Indonesia? 3)
Apa manfaat materi sebaran flora di dunia dan Indonesia terhadap tugas Ibu/Bapak?
4)
Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan ini?
h. Kunci jawaban 1)
Sebaran flora di dunia diklasifikasikan ke dalam 7 bioma. Bioma adalah daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya. a) Persebaran bioma hutan hujan tropis di daerah antara 10º LU dan 10º LS, termasuk di dalamnya Hutan Amazon (Amerika Tengah),
Afrika
Barat,
Madagaskar
Timur,
Asia
Selatan
(Indonesia dan Malaysia), dan Australia. b) Hutan gugur di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami musim gugur saat musim kering sampai musim dingin. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah quercus
(oak),
acer
(maple),
castanea,
basswood (tilia
americana) dan lain-lain. c) Tundra tersebar
di daerah lingkar kutub utara tepatnya di
kawasan selatan es di Kutub Utara dan Alaska di Amerika Utara, Eropa, dan Siberia, Puncak gunung tinggi daerah tropis , dan pegunungan Alpine.
Geografi SMA K - 1
121
d) Bioma Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi. e) Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek. Kisaran temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar. f) Sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar, biasanya pohon palem (Palmae) dan akasia (Acacia auriculiformis). 2) Persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri terbagi ke dalam 4 kelompok besar wilayah flora Indonesia, yaitu: a) Wilayah Flora Sumatra-Kalimantan Tersebar di pulau Sumatra dan Kalimantan serta pulau-pulau kecil di sekitarnya (Nias, Enggano, Bangka, Belitung, Kep. Riau, Natuna, Batam, Buton dll). Contoh flora khas yang tumbuh adalah Bunga Bangkai (Raflesia Arnoldi). b) Wilayah Flora Jawa-bali Tersebar di pulau Jawa, Madura, Bali dan kepulauankepulauan kecil disekitarnya (Kepulauan Seribu, Kep. Karimunjawa). Contoh flora khas yang tumbuh adalah pohon Burohal (Kepel). c) Wilayah Flora Kepulauan Wallacea Tersebar di pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Contoh flora yang tumuh adalah pohon Sagu. d) Wilayah Flora Papua Meliputi wilayah pulau Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Contoh Flora Khas tumbuh adalah Uacalyptus, sama dengan jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah Queensland Australia Utara.
Geografi SMA K - 1
122
F.
BAB VI KARTOGRAFI 1.
Kegiatan Belajar 1. Pengertian, Hakekat dang Fungsi Perpetaan a.
Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan tentang peta.
b.
c.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
menjelaskan pengertian peta
2)
menjelaskan hakekat perpetaan
3)
menjelaskan fungsi peta
4)
menjelaskan klasifikasi peta
5)
menjelaskan bentuk peta
Uraian Materi 1)
Pengertian Peta Peta merupakan gambaran wilayah geografis, biasanya bagian permukaan bumi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Peta dapat menunjukkan banyak informasi penting, mulai dari jaringan pipa air minum sampai daerah Himalaya
yang
berbukit-bukit
atau sampai
kedalaman dasar laut. Menurut
Erwin
Raiz,
konvesional permukaan bumi
peta
merupakan
gambaran
yang terpencil kenampakannya
terlihat dari atas dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelasnya. Gambaran konvesional dalah gambaran yang sudah umium dan sudah diatur dengan aturan tertentu yang diakui umum. Menurut Soetarjo Soerjosumarmo, peta adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar. Dalam konteks ini semua tipe peta, plan (peta skala besar), charts, bentuk
Geografi SMA K - 1
123
tiga dimensional dan globe yang menyajikan model bumi atau sebuah benda angkasa pada skala tertentu. Kartografi adalah suatu teknik yang secara mendasar dihubungkan dengan kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang luas sebagian atau seluruh
permukaan
bumi
atau
benda-benda
angkasa
dan
menyajikan dalam suatu bentuk yang mudah diamati, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi (Sukwardjono, 1997). Kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta (Prihandito,
1989),
Kartografi
merupakan
suatu
seni,
ilmu
pengetahuan, dan teknologi pembuatan peta. Dalam pengertian yang lebih luas kartografi pada dewasa ini memasukkan setiap kegiatan, dimana yang menyangkut penyiapan peta-peta dan penggunaan peta-peta, merupakan perhatian pokoknya, dan menganggap peta sebagai alat yang berguna sebagai media komunikasi, termasuk pula:
mempelajari sejarah tentang kartografi.
kegiatan
koleksi
data,
klasifikasi
data,
dan
pemberian katalog-katalog serta bibliografi.
Mendesain dan membuat konstruksi peta, charts, plans, dan atlas.
Sutanto
mendefinisikan
peta
sebagai
gambaran
konvensional permukaan bumi yang diperkecil seperti kenampakan vang terlihat dari atas dengan tambahan simbol- simbol dan tulisan sebagai tanda pengenal dan keterangan. Pada masa itu kebanyakan peta memuat kenampakan di permukaan bumi saja, namun
sekarang
kenampakan
benda-benda
angkasapun
dipetakan. International Cartographic Association mendefinisikan peta sebagai representasi/gambaran kenampakan abstrak yang ada kaitannya dengan permukaan bumi/benda-benda angkasa
Geografi SMA K - 1
124
yang umumnya digambarkan pada bidang datar yang diperkecil dan berisi kenampakan tertentu. Dari batasan ICA tersebut ada tiga hal untuk memahami peta
dan
membedakannya
dengan
media
lain
untuk
menggambarkan unsur permukaan bumi. Hal tersebut antara lain : dipilih, bidang datar dan diperkecil. Oleh karena variasinya sangat kompleks untuk menyajikan aspek keruangan, tidak mudah mendefinisikan peta, sehingga dapat mencakup semua pengertian secara jelas untuk semua konteks. Di bidang kartografi secara konvensional kata peta memerlukan beberapa keterbatasan yang penting yakni: a)
hubungan yang jelas secara matematikal antara obyek-obyek yang
ditunjukkan, misalnya: jarak, arah maupun luas. Saling
hubungan di atas dalam penyajiannya dinyatakan dengan skala. b)
peta pada umumnya dibuat pada suatu bidang datar, karena pada medium yang datar ini peta mudah dibawa dan digambar. Globe kadang-kadang dapat juga disebut peta, walaupun medium ini berupa bidang lengkung dan ini suatu perkecualian, namun model ini tidak praktis karena mudah dibawa kemana-mana.
c)
suatu peta hanya dapat menunjukkan beberapa fenomena geografis yang dipilih, pada umumnya juga perlu digeneralisir antara lain dengan penyederhanaan, klasifikasi, penghilangan dan pembesaran.
2) Hakekat Peta Sesungguhnya
manusia
mempunyai
alat
bantu
dalam
melakukan observasi atau dalam mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Fenomena-fenomena Geografi SMA K - 1
125
tersebut ada yang kecil sekali, sehingga memerlukan pertolongan dan harus menggunakan alat-alat elektronik dan optik yang kompleks untuk membesarkannya serta hubungan strukturalnya. Misalnya, fenomena geografikal yang amat luas, sehingga harus mengecilkannya, agar dapat tercakup semuanya dalam batas pandang manusia. Sebuah peta yang menggambarkan fenomena geografikal tidak hanya sekedar pengecilan suatu fenomena saja, tetapi peta dibuat dan didesain dengan baik, akan merupakan alat yang baik untuk
kepentingan;
melaporkan
(recording),
memperagakan
(displaying), menganalisa (analysing), serta saling berhubungan (interrelation) dari benda (obyek) secara keruangan (spatialrelationship). Peta memiliki variasi ukuran dan metode pembuatan, tetapi secara umum peta mempunyai tujuan dasar pelayanan yang sama yaitu sebagai suatu interpretasi terhadap lingkungan geografikal (geographical millieu). Pada hakekatnya peta merupakan alat bantu atau media untuk menyampaikan gagasan/ide kepada orang lain. Dengan demikian peta merupakan salah satu bentuk bahasa komunikasi. Bahas komunikasi yang kita kenal berupa bahasa lisan (articulacy), bahasa tulis (literacy), bahasa yang menggunakan angka-angka (numeracv). serta bahasa yang menggunakan grafik (araphicacv). Grafikasi terdiri dari berbagai teknik seperti fotografi, grafik, diagram dan peta. Cara-cara grafis ini mempunyai ciri umum yang membedakannya dengan bahasa lain, yaitu penggunaan bentuk dua dimensi dalam menyampaikan konsep/ide-ide. Hubungan keruangan dapat saja disampaikan dengan bahasa lisan, tulisan atau angka, tetapi kurang efisien bila dibandingkan
Geografi SMA K - 1
126
dengan penyampaian dalam bentuk grafis. Sebuah gambar dapat berarti seribu kata-kata (a picture is worth a thousand words), suatu ungkapan yang menunjukkan betapa besarnya peranan sebuah gambar.
3) Fungsi dan Manfaat Peta Peta sangat diperlukan oleh manusia, sebagai sumber informasi data-data permukaan bumi, peta memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki sumber informasi lain. Fungsi peta mengandung arti untuk apa peta digunakan, peta sebagai salah satu bahasa komunikasi yang berbentuk grafis berfungsi sebagai media/alat peraga untuk memperlihatkan bentuk, ukuran dan lokasi/penyebaran obyek-obyek di permukaan bumi. Melalui media / alat peraga itu, seorang penyusun peta ingin menyampaikan idenya kepada orang lain. Ide yang dimaksud adalah hal-hal yang berhubungan dengan kedudukannya dalam ruang. Ide tentang gambaran tinggi rendah permukaan bumi suatu daerah melahirkan peta topogafi, ide gambaran penyebaran penduduk
(peta
geologi),penyebaran
penduduk), jenis
penyebaran
tanah
(peta
batuan
tanah
atau
(peta map),
penyebaran curah hujan (peta hujan) dan sebagainya yang menyangkut
kedudukannya
dalam
ruang.
Dengan
cara
menyajikannya kedalam bentuk peta, diharapkan si penerima ide dapat dengan cepat dan mudah memahami atau memperoleh gambaran dari yang disajikan itu melalui matanya. Peta sebagai salah satu media komunikasi telah dirasakan manfaatnya secara luas oleh berbagai bidang seperti geografi, sejarah, ekonomi, pertanian, geologi, keteknikan dan sebagainya. Peta sangat diperlukan oleh manusia, sebagai sumber informasi data-data permukaan bumi, peta memiliki benyak kelebihan yang Geografi SMA K - 1
127
tidak dimiliki sumber informasi lain. Secara umum kegunaan dan fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut: a)
Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi
b)
Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi
c)
Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya
d)
Membantu
peneliti
sebelum
melakukan
survei
untuk
mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti. e)
Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah
f)
Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan
g)
Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan
h)
Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan bumi
Penggunaan peta tergantung pada jenis peta yang ada dan jenis informasi yang diinginkan dari peta tersebut. Dalam kasus peta sederhana, hanya satu atau dua jenis informasi yang mungkin tersedia sehingga sedikit atau bahkan tidak perlu keahlian membaca peta untuk menggunakannya. Sebagai contoh, sketsa lingkungan sekitar (tetangga) hanya menunjukkan hubungan rumah utama dengan sudut jalan atau jaraknya dari suatu pasar atau sekolah. Semua orang dapat menggunakan peta seperti ini. Peta lengkap dapat menggambarkan jarak yang sebenarnya, lokasi lahan dengan tepat, elevasi, vegetasi dan aspek lainnya. Untuk menginterpretasikan peta lengkap seperti ini, diperlukan beberapa keahlian dasar membaca peta
Geografi SMA K - 1
128
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat serta kehidupan modern yang kompleks berkembang pesat, menimbulkan tekanan dan pergulatan untuk mendapatkan sumberdaya alam. Akibatnya timbul berbagai dampak negatif pada lingkungan fisikal dan sosial seperti polusi, kelangkaan sumberdaya alam, produksi pertanian menurun dan sebagainya. Untuk itu diperlukan studi mendalam terhadap masalah lingkungan fisikal dan sosial tersebut. Upaya meneliti masalah tersebut membutuhkan bantuan media berupa peta, baik peta berskala kecil maupun besar. Peta dunia yang berskala sangat kecil meskipun banyak mengalami generalisasi, namun memudahkan kita melihat hubungan timbal balik antar daerah secara luas. Peta-peta berskala kecil berguna dalam menunjukkan daerahdaerah
rawan
banjir,
erosi,
penyebaran
penduduk,
iklim,
penggunaan lahan dan sebagainya. Peta-peta berskala besar dapat memberikan gambaran tentang bentuk lahan, vegetasi, keadaan geologi, permukiman penduduk, jaringan jalan dan sebagainya, serta saling hubungan diantaranya sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan dan pelaksanaan pekerjaanpekerjaan secara ilmiah. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa penggunaan peta sudah sangat meluas baik bagi perencanaan pembangunan, kalangan militer, maupun pendidikan.
4)
Klasifikasi Peta Peta dapat digolongkan (diklasifikasikan) menjadi tiga jenis, yaitu; jenis peta berdasarkan isinya; berdasar skalanya; berdasar tujuannya a). Jenis Peta berdasarkan isinya Jenis Berdasarkan isinya peta dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
Geografi SMA K - 1
129
(1) Peta Umum Peta
umum
adalah
peta
yang
menggambarkan
permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya. Peta umum, biasanya terdiri dari banyak tema dan memberikan gambaran umum. Contoh peta umum adalah peta jalan suatu negara yang juga menunjukkan kota besar, pegunungan, sungai, landmark dan lain-lain.
Peta umum terdiri dari 2 jenis
yaitu: peta topografi dan peta chorografi (a) Peta Topografi Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi. Dalam
peta
topografi
digunakan
garis
kontur
(countur line) yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama. Kelebihan mengetahui
peta
topografi
ketinggian
antara suatu
lain tempat
untuk dan
memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng. Salah satu bentuk peta topografi adalah peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) yang diproduksi oleh Badan Informasi Geospasial Indonesia.
Geografi SMA K - 1
130
Gambar : Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
Beberapa ketentuan pada peta topografi:
Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai.
Garis
kontur
menunjukkan puncak,
yang
diberi
depresi
misalnya
tanda
bergerigi
(lubang/cekungan)
puncak
gunung
di
yang
berkawah.
Geografi SMA K - 1
131
Peta topografi menggunakan skala antara 1 : 50.000 sampai 1 : 100.000 dan RBI mengunakan skala 1 : 25.000
(b) Peta Chorografi Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1.000.000
atau
lebih.
Peta
chorografi
menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lainlain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat dalam berbagai tata warna. Berikut ini adalah contoh peta chorografi.
Gambar Contoh peta chorografi
Geografi SMA K - 1
132
(2). Peta Tematik Peta khusus atau tematik terdiri dari satu atau beberapa tema dengan informasi yang lebih dalam/detail. Disebut peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya menggambarkan
satu
atau
dua
kenampakan
pada
permukaan bumi (fenomena geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya. Salah satu contoh peta tematik adalah peta penyebaran penduduk atau tingkat penghasilan menurut negara, propinsi atau kabupaten, dengan masing-masing bagian diberi warna yang berbeda untuk menunjukkan tingkat relativitas jumlah penduduk atau penghasilan, peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan atau pelayaran).
Gambar Contoh Peta Tematik (Peta Kepadatan Penduduk P. Jawa) Untuk membedakan kepadatan penduduk tiap wilayah ditunjukkan dengan perbedaan warna. Berdasarkan legenda (keterangan) peta: warna hitam: kepadatan penduduk lebih dari 701 orang setiap 1 km2.
Geografi SMA K - 1
133
warna
agak
hitam:
kepadatan
penduduk
antara 400 - 700 orang setiap 1 km2. warna putih: kepadatan penduduk kurang dari 400 orang setiap 1 km2.
Gambar Penyebaran Curah Hujan
Gambar di atas termasuk jenis peta khusus/tematik dengan judul “penyebaran curah hujan di beberapa tempat di Indonesia”. Untuk membedakan besar kecilnya curah hujan pada masing-masing wilayah digunakan simbol batang yaitu grafik. Grafik menggambarkan besarnya curah hujan selama 1 tahun (Januari sampai Desember). Besarnya curah hujan setiap bulan ditentukan dengan tingginya batang. b). Jenis Peta berdasarkan Skalanya Peta tidak sama besarnya (ukurannya). Ada peta yang berukuran besar dan ada peta yang berukuran kecil. Besar-kecilnya peta ditentukan oleh besarkecilnya skala yang digunakan.
Geografi SMA K - 1
134
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik
di
peta
dengan
jarak
sebenarnya
di
permukaan bumi (lapangan). Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu: a.
Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah, oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional).
b.
Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan,
c.
Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah.
d.
Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.
c). Jenis Peta berdasarkan Sumber Peta dibuat dengan berbagai tujuan, berikut ini contoh-contoh peta untuk berbagai tujuan:
Geografi SMA K - 1
135
(1) Peta Pendidikan ( Educational Map). Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/S (2) Peta Ilmu Pengetahuan. Contohnya: peta arah angin, peta penduduk (3) Peta Informasi Umum ( General Information Map). Contohnya: peta pusat perbelanjaan (4) Peta Turis ( Tourism Map). Contohnya: peta museum, peta rute bus. (5) Peta Navigasi. Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran (6) Peta Aplikasi ( Technical Application Map). Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah hujan (7) Peta Perencanaan ( Planning Map). Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta pertambangan
5) Bentuk-Bentuk Peta Berdasarkan formatnya peta dibagi dalam 2 jenis yaitu: a) Digital Tersimpan sebagai file basis data spasial dan membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengakses dan terdokumentasi dalam DVD atau Hardisk b) Peta Hardcopy, memiliki bentuk fisik, yang berwujud: (1)
Sketsa adalah peta yang dibuat secara garis besar, tidak mementingkan kebenaran ukuran dan bentuk obyek. Fungsinya terutama sebagai pedoman bagi pembuatnya untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menunjukkan lokasi suatu tempat.
(2)
Peta adalah gambaran suatu obyek pada bidang datar yang memperhitungkan ukuran dan bentuk obyek.
Geografi SMA K - 1
136
(3)
Peta timbul adalah peta yang digambarkan dalam bentuk tiga dimensi sehingga relief permukaan bumi tampak jelas meskipun skala ke arah vertikal/ketinggian mengalami pengecilan.
(4)
Maket/Miniatur, hampir sama dengan peta timbul tetapi skalanya besar atau daerah yang digambarkan sempit sehingga kenampakan permukaan bumi lebih rinci.
(5)
Peta foto (Ortofoto) adalah foto udara yang diberi tambahan keterangan nama jalan, kota, nama geografis lainnya. Dengan demikian peta foto tidak mengalami generalisasi, tidak menggunakan simbolsimbol kartografis sehingga sulit membacanya.
Gambar : Peta Orthofoto Dan Citra Satelit
(6)
Atlas adalah buku yang berisi bermacam-macam peta (peta administratif, peta persebaran penduduk, peta pertambangan, peta geologi, peta iklim dan sebagainya), biasanya disertai diagram dan gambargambar sertai penjelasan / uraian.
(7)
Globe adalah gambaran bumi yang diperkecil. Karena tidak digambarkan pada bidang datar maka umumnya tidak dimasukkan peta melainkan model bumi.
Geografi SMA K - 1
137
d.
Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran 1) Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan klasifikasi dan bentuk peta 2) Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut: Tugas Individu: a)
Baca dan cermati uraian materi di atas.tentang klasifikasi dan bentuk peta
b)
Tulislah dengan singkat klasifikasi peta berdasarkan jenisnya
c)
Tulis dengan singkat bentuk-bentuk peta berdasarkan formatnya
Tugas Kelompok a)
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. dengan jumlah kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang.
b)
Semua kelompok melakukan kajian terhadap peta yang di dapat dari fasilitator berkaitan dengan jenis klasifikasi peta tersebut
c)
Hasil kelompok berupa deskripsi dan klasifikasi peta dipajang agar kelompok lain dapat mencermati dan mempelajari.
d)
Kegiatan pembelajaran 2 diakhiri dengan klarifikasi dari fasilitator terhadap hasil diskusi kelas.
e)
e.
Refleksi
Evaluasi kegiatan belajar 1)
Jelaskan pengertian peta menurut International Cartographic Association (ICA)
2)
Peta adalah alat peraga/media, jelaskan, tiga pemahaman peta yang membedakannya dengan media lain untuk menggambarkan unsur permukaan bumi!
3)
Jelaskan perbedaan peta umum dan peta khusus!
Geografi SMA K - 1
138
4) Jelaskan dengan singkat jenis peta yang lebih tepat digunakan untuk mencari informasi pada wilayah seluas atau setingkat kecamatan. 5) Jelaskan kelebihan dan kelemahan peta foto atau orthofoto dibanding dengan peta grafis. 6) Tulislah dengan singkat manfaat/fungsi peta pada berbagai bidang kajian.
f.
Rangkuman International Cartographic Association mendefinisikan peta sebagai representasi/gambaran kenampakan abstrak yang ada kaitannya dengan permukaan bumi/benda-benda angkasa yang umumnya digambarkan pada bidang datar yang diperkecil dan berisi kenampakan tertentu. Kartografi merupakan suatu seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi pembuatan peta. Pada hakekatnya peta merupakan alat bantu atau media untuk menyampaikan gagasan/ide kepada orang lain, kegunaan dan fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut: a) Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi b) Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi c) Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya d) Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti. e) Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah f) Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan g) Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan h) Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomenafenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan bumi
Geografi SMA K - 1
139
Peta dapat digolongkan (diklasifikasikan) menjadi tiga jenis, yaitu; jenis peta berdasarkan isinya; berdasar skalanya; berdasar tujuannya. Berdasarkan bentuknya Berdasarkan formatnya peta dibagi dalam 2 jenis yaitu: a) Digital, yang tersimpan sebagai file basis data spasial dan membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengakses dan terdokumentasi dalam DVD atau Hardisk, dan b) Peta Hardcopy, memiliki bentuk fisik.
g.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1)
Apa yang
Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi
klasifikasi dan bentuk peta? 2)
Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi klasifikasi dan bentuk peta?
3)
Apa manfaat materi klasifikasi dan bentuk peta, terhadap tugas Bapak/Ibu ?
4)
Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini
Geografi SMA K - 1
140
G. BAB VII TEORI METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Belajar 1 Teori Pendekatan dan Strategi Pembelajaran a. Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan teori pendekatan dan strategi pembelajaran. b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1)
Menjelaskan teori pendekatan pembelajaran
2)
Mengidentifikasi macam-macam pendekatan pembelajaran
3)
Menjelaskan teori strategi pembelajaran
c. Uraian Materi 1)
Pendekatan Pembelajaran Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual merupakan kompetensi inti guru untuk kemampuan pedagogik yang senantiasa menjadi pertimbangan dalam
merancang
dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Adanya perbedaan karakteristik peserta didik yang sedemikian rupa menuntut guru untuk mampu memilih pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan disampaikan. Ketepatan guru dalam memilih pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran akan sangat menentukan kelancaran pembelajaran yang akan berlangsung dan besar kecilnya peran, keterlibatan peserta didik secara aktif (student center). Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran (Depdiknas, 2008). Menurut T. Raka Joni (Prihantama, 2011) pendekatan diartikan sebagai cara umum dalam memandang permasalahan atau obyek kajian,
sehingga berdampak
ibarat
seseorang
menggunakan
kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam. Geografi SMA K - 1
141
Selanjutnya,
Raka
Joni
menjelaskan
bahwa
pendekatan
pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang dalam memandang semua masalah pembelajaran (apa, bagaimana, siapa). Jadi pendekatan (approach) pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. 2)
Macam-macam Pendekatan Pembelajaran Ada
beberapa
macam
pendekatan
pembelajaran
yang
digunakan pada kegiatan belajar mengajar, antara lain: a)
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) (1) Konsep Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) Berlatar belakang bahwa peserta didik belajar lebih bermakna melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami saja. Pembelajaran tidak hanya berorientasi pada target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian, proses pembelajaran lebih diutamakan dari pada hasil belajar sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan, memberdayakan peserta didik, bukan mengajar peserta didik.
Geografi SMA K - 1
142
Dalam pembelajaran kontekstual, guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi peserta didik dengan cara mengaitkan
pembelajaran
dengan
kehidupan
nyata,
lingkungan di mana anak hidup dan berada, serta dengan budaya yang berlaku dalam masyarakatnya. Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang ada dalam materi dikaitkan dengan apa yang dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan memilih konteks secara tepat, maka peserta didik dapat diarahkan kepada pemikiran agar tidak hanya berkonsentrasi dalam pembelajaran di lingkungan kelas saja tetapi diajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari, masa depan mereka, dan lingkungan masyarakat luas. Penggunaan potensi
tidak
pembelajaran
hanya
untuk
kontekstual
mengembangkan
memiliki ranah
pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untuk mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas peserta didik dalam
memecahkan
masalah
yang
terkait
dengan
kehidupan mereka sehari-hari melalui interaksi dengan sesama teman, misalnya melalui pembelajaran kooperatif, sehingga juga mengembangkan ketrampilan sosial (social skills).
(2) Pilar Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) (a) Konstruktivisme (Constructivism) Konstruktivesme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan Geografi SMA K - 1
143
diingat.
Peserta
didik
perlu
dibiasakan
untuk
memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Peserta
didik
pengetahuan
di
harus benak
mengkonstruksikan
mereka
sendiri
bukan
menerima informasi dari guru secara instan. Dengan dasar itu, maka pembelajaran harus dikemas menjadi proses ”mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, peserta didik membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Peserta didik menjadi pusat kegiatan, bukan guru yang menjadi pusat kegiatan. (b) Inkuiri (Inquiry) Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta,
tetapi
hasil
dari
menemukan sendiri. Pembelajaran berdasarkan inkuiri mendorong seluruh pikiran dan tubuh untuk bersam-sama aktif baik di dalam maupun di luar kelas. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan
menemukan,
apapun
materi
yang
diajarkan. Misalnya topik mengenai macam-macam kebutuhan hidup manusia,
sudah saatnya
ditemukan sendiri oleh peserta didik, bukan menurut buku atau menurut guru. (c) Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran berbasis kontekstual. Geografi SMA K - 1
144
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. Bagi peserta didik, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis
inquiri,
yaitu
menggali
informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Dalam segala aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan: antara peserta didik dengan peserta didik, antara guru dengan peserta didik, antara peserta didik dengan guru, antara peserta didik dengan orang lain dan sebagainya. (d) Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep
masyarakat
belajar
adalah
hasil
pembelajaran yang diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Misalnya seorang yang belum bisa memperkecil atau memperbesar peta dapat dibantu oleh teman yang sudah bisa membuat dengan menunjukkan cara membuatnya.
Kedua orang
tersebut sudah membentuk masyarakat belajar (learning community) Dalam kelas dengan pendekatan pembelajaran kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Peserta didik yang pandai mengajari yang lemah, yang sudah tahu memberi tahu yang belum tahu, dan seterusnya. Belajar yang baik adalah bersifat sosial. Geografi SMA K - 1
145
(e) Pemodelan (Modelling) Sebuah
pembelajaran
pengetahuan,
keterampilan atau sikap memerlukan model yang dapat ditiru. Model itu dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat yang diceritakan dalam pembelajaran atau cara berinteraksi sesuai norma masyarakat. Dengan demikian, guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”. Model berarti contoh, artinya tidak ada satu cara terbaik.. Dalam pendekatan kontekstual, guru bukan satu-satunya model, model dapat dirancang dengan melibatkan peserta didik. Seorang peserta didik bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya melafalkan suatu
kata
dan
bagaimana
contoh
praktek
pemodelan di kelas. (f)
Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah di lakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Misalnya, ketika pelajaran berakhir, peserta didik merenung. Pengetahuan
diperoleh
melalui
proses,
pengetahuan dimiliki peserta didik diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Guru membantu peserta didik membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Dengan demikian peserta didik merasa Geografi SMA K - 1
146
memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya. (g) Penilaian otentik (Authentic Assessment) Penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik. Gambaran perkembangan belajar peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar. Atau dengan kata lain penilaian otentik adalah penilaian yang sebenarnya. Penilaian otentik menjadi diperlukan untuk pendidikan jaman sekarang dengan mengingat proses-proses
di
atas
dibandingkan
dengan
penilaian tradisional yang mengandalkan paper and pencil test.
Materi dan presentasi tetap perlu,
namun itu semua digunakan untuk mendukung pengalaman belajar bukan untuk menggantikannya. Penilaian yang berbasis pengalaman seperti karya peserta didik, demonstrasi, laporan, jurnal, portofolio menjadi bukti kongkrit yang sesungguhnya/otentik tentang apa yang sudah dipelajari peserta didik.
b) Pendekatan Konstruktivisme Menurut Piaget (Deti, 2005), pendekatan kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Kelebihan pendekatan konstruktivisme ialah peserta didik berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu Geografi SMA K - 1
147
dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Keterkaitan ini dibina sendiri oleh peserta didik. Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seseorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman baru. Seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang ada padanya. Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerana belajar digalakkan untuk membina konsep sendiri dengan menghubungkan/mengkaitkan permasalahan yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka.
Dalam
proses
ini,
pelajar
dapat
meningkatkan
pemahaman mereka tentang sesuatu perkara.
c)
Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) (1) Konsep Pendekatan PAIKEM PAIKEM
digunakan
dengan
prinsip-prinsip
pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik, sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. Tujuan pembelajaran berbasis PAIKEM adalah untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis Geografi SMA K - 1
148
dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan pemahaman
kemurnian (insigt)
(generating).
dalam
Kemampuan
(orginality),
ketajaman
mengembangkan
sesuatu
memecahkan
masalah
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. (2) Prinsip Pendekatan PAIKEM Pendekatan PAIKEM merupakan pendekatan yang berbasis kompetensi dengan kondisi sebagai berikut: (a) Berpusat
pada
peserta
didik
agar
mencapai
kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam
pembelajaran
tinggi.
Tugas
guru
adalah
mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya. (b) Pembelajaran
terpadu
agar
kompetensi
yang
dirumuskan dalam SK dan KD tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan. (c) Pembelajaran
dilakukan
dengan
sudut
pandang
adanya keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya. (d) Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang Geografi SMA K - 1
149
ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remidial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya. (e) Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan. Berpikir kritis adalah kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu (generating).
Kemampuan
memecahkan
masalah
(problem solving) adalah kemampuan tahap tinggi peserta didik dalam mengatasi hambatan, kesulitan maupun ancaman. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. (f) Pembelajaran dilakukan dengan multistrategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.
Geografi SMA K - 1
150
(3) Ciri-Ciri Pendekatan PAIKEM Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada peserta didik, bermakna, adanya aktivitas, pengalaman dan kemandirian peserta didik, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi. (a) Mengalami (pengalaman belajar) antara lain melakukan pengamatan, percobaan, penyelidikan, wawancara, berbuat sesuatu, mengaktifkan banyak indra. (b) Komunikasi, bentuknya antara lain presentasi laporan, memajangkan
hasil
kerja,
dan
mengungkapkan
gagasan. (c) Interaksi, bentuknya antara lain melakukan diskusi, tanya jawab, memberikan pertanyaan yang belum terjawab dengan benar kepada peserta didik lain. (d) Kegiatan refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan,
seperti
mengapa
demikian,
gagasan apa untuk perbaikan, dan lainnya. Berdasarkan karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri peserta didik, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab peserta didik untuk belajar sepanjang hayat d) Pendekatan Saintifik (1) Konsep Pendekatan Saintifik Geografi SMA K - 1
151
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui
tahapan-tahapan
mengamati
(untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan
atau
merumuskan
hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan
proses
seperti
mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Dalam
melaksanakan
proses-proses
tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Kemendikbud (2013), pendekatan saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky.
Teori belajar Bruner disebut
juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund, 1975). Geografi SMA K - 1
Pertama,
individu
hanya
belajar
dan 152
mengembangkan pikirannya apabila pikirannya.
Kedua,
dengan
ia menggunakan
melakukan
proses-proses
kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang
dapat
mempelajari
teknik-teknik
dalam
melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan
penemuan.
Keempat,
dengan
melakukan
penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik. Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi. (2) Karakteristik Pendekatan Saintifik Pembelajaran
dengan
metode
saintifik
memiliki
karakteristik sebagai berikut: (a) berpusat pada siswa. (b) melibatkan
keterampilan
proses
sains
dalam
mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip. (c) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan
intelek,
khususnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. (d) dapat mengembangkan karakter siswa. Geografi SMA K - 1
153
(3) Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan
pada
keunggulan
pendekatan
tersebut.
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah: (a) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. (b) untuk
membentuk
kemampuan
siswa
dalam
menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. (c) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. (d) diperolehnya hasil belajar yang tinggi (e) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. (f) untuk mengembangkan karakter siswa.
(4) Prinsip-prinsip
pembelajaran
dengan
pendekatan
saintifik Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran berpusat pada siswa (2) pembelajaran membentuk students’ self concept (3) pembelajaran terhindar dari verbalisme (4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip (5) pembelajaran
mendorong
terjadinya
peningkatan
kemampuan berpikir siswa (6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru Geografi SMA K - 1
154
(7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi (8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip
yang
dikonstruksi
siswa
dalam
struktur
kognitifnya.
(5) Langkah-langkah
umum
pembelajaran
dengan
pendekatan saintifik Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua
jenjang
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan
data
atau
informasi,
dilanjutkan
dengan
menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik
dalam
pembelajaran disajikan sebagai berikut: (a) Mengamati (observasi) Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan Geografi SMA K - 1
155
melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.
Guru
melakukan
memfasilitasi
pengamatan,
peserta
melatih
didik
mereka
untuk untuk
memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. (b) Menanya Guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca.. Guru perlu membimbing peserta
didik
untuk
dapat
mengajukan
pertanyaan-
pertanyaan dari hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan
yang
bersifat
faktual
sampai
kepada
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. (c) Mengumpulkan Informasi
Geografi SMA K - 1
156
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan
dengan
menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca
buku
yang
lebih
banyak,
memperhatikan
fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. (d) Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor memproses
81a Tahun 2013, adalah
informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi tersebut. Adapun kompetensi yang
diharapkan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. (e) Menarik kesimpulan Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah Geografi SMA K - 1
data
atau
informasi.
Setelah
menemukan 157
keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau
secara individual
membuat kesimpulan. (f) Mengkomunikasikan Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran.
3)
Strategi Pembelajaran a)
Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan
berbagai
metode
pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” Wina Senjaya (Deti, 2012). Strategi
Pembelajaran
merujuk
kepada
pengaturan
(memilih, menyusun dan memobilisasi) cara, sarana/prasarana dan tenaga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan Geografi SMA K - 1
158
efektif. Cara-cara yang dipilih dalam menyusun strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur dan kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi pengajaran atau paket pengajarannya.
b) Macam-macam Strategi Pembelajaran Berdasarkan pendekatan yang digunakan, secara umum ada dua strategi pembelajaran yaitu strategi yang berpusat pada guru (teacher centre oriented) dan strategi yang berpusat pada peserta didik (student centre oriented). Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menggunakan strategi ekspositori, sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menggunakan strategi diskoveri inkuiri (discovery inquiry). Pemilihan strategi ekspositori atau diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan karakteristik kompetensi yang menjadi tujuan yang terdiri dari sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta karakteristik peserta didik dan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu tidak ada strategi yang tepat untuk semua kondisi dan karakteristik
yang
dihadapi.
Guru
diharapkan
mampu
memilah dan memilih dengan tepat strategi yang digunakan agar hasil pembelajaran efektif dan maksimal. Pemilihan
strategi
dapat
dilakukan
atas
beberapa
pertimbangan antara lain dengan ekspositori, discovery, inkuiri, d. Aktivitas Pembelajaran 7)
Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kegiatan pngamatan dan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan teori pendekatan dan strategi pembelajaran.
Geografi SMA K - 1
159
8)
Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas.
9)
Peserta membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang
10) Setiap kelompok diminta mendiskusikan tentang pendekatan dan strategi pembelajaran. 11) Setiap kelompok membuat peta pikiran (mindmap) pendekatan dan strategi pembelajaran. 12) Setiap kelompok mengidentifikasi macam-macam pendekatan pembelajaran yang telah digunakan selama selama pengalaman mengajar. Berdasarkan hasil identifikasi dapat diketahui apakah berbagai pendekatan pembelajaran telah dilakukan atau belum seluruhnya dicoba. 13) Setiap kelompok memajangkan hasil mindmap agar kelompok lain dapat membandingkan atau mempelajarinya. 14) Klarifikasi hasil diskusi oleh fasilitator dan tanya jawab. 15) Refleksi.
e. Latihan/Kasus/Tugas Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1) Pendekatan pembelajaran kontekstual jika guru… . A. Dalam proses pembelajaran, peserta didik membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar B. memperhatikan bahwa peserta didik belajar lebih bermakna melalui kegiatan atau tugas-tugas secara berkelompok yang dapat menumbuhkan kepekaan sosial C. Melakukan pembelajaran kepada
peserta didik dengan cara
mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, lingkungan di mana anak hidup dan berada, serta dengan budaya yang berlaku dalam masyarakatnya Geografi SMA K - 1
160
D. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menghubungkan atau
mengkaitkan
permasalahan
yang
dipelajari
dengan
pengetahuan yang ada pada mereka
2) Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Pendekatan pembelajaran kontekstual di atas menerapkan pilar... . A. Learning community B. Constructivism C. Questioning D. Inquiry
3) Ketika hasil-hasil peserta didik di pajang di kelas, maka kegiatan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM tersebut mencerminkan ciri pembelajaran PAIKEM, yaitu… . A. Refleksi B. Komunikasi C. Mengalami D. Interaksi
4) Pendekatan saintifik pada langkah mengolah informasi dilakukan dengan kegiatan…. A. membandingkan hasil pengukuran suhu di beberapa tempat untuk ditemukan faktor penyebab perbedaan hasilnya. B. mengamati gambar kontur suatu wilayah yang terdapat angka ketinggian tempat C. mengkaji wacana upaya mitigasi bencana untuk mendapatkan informasi melalui tanya jawab D. menyampaikan hasil analisis permasalahan lingkungan beserta pemecahannya secara lisan dan tertulis. Geografi SMA K - 1
161
f. Rangkuman Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran (Depdiknas, 2008). Menurut T. Raka Joni (Prihantama, 2011) pendekatan diartikan sebagai cara umum dalam memandang permasalahan atau obyek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang menggunakan kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam. Adanya perbedaan karakteristik peserta didik yang sedemikian rupa menuntut guru untuk mampu memilih pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan disampaikan. Ketepatan guru dalam memilih pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran akan sangat menentukan kelancaran pembelajaran yang akan berlangsung dan besar kecilnya peran, keterlibatan peserta didik secara aktif (student center). Ada beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik antara lain pendekatan pembelajaran konstekstual
(contextual
teaching
and
learning),
Konstruktivisme
(constructivism), PAIKEM (joyful learning), dan saintifik (scientific). Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation
achieving something”.
g. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran, Ibu/Bapak dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 9)
Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah mempelajari materi Konsep dasar dan langkah-langkah pendekatan saintifik?
Geografi SMA K - 1
162
10) Pengalaman penting apa yang Ibu/Bapak
peroleh setelah
mempelajari materi Konsep dasar dan langkah-langkah pendekatan saintifik? 11) Apa
manfaat
materi
Konsep
dasar
dan
langkah-langkah
pendekatan saintifik terhadap tugas Ibu/Bapak? 12) Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan ini?
2.
Kegiatan Belajar 2. Metode dan Model Pembelajaran i.
Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan metode dan model pembelajaran.
j.
k.
Indikator Pencapaian Kompetensi 3)
Menjelaskan konsep metode pembelajaran
4)
Mengidentifikasi macam metode pembelajaran
5)
Menjelaskan model pembelajaran
6)
Mengidentifikasi model-model pembelajaran
Uraian Materi 1)
Definisi Metode Definisi metode menurut Sanjaya (2008) adalah “a way in achieving something”, yaitu dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2) Macam-macam Metode Pembelajaran Terdapat
beberapa
metode
pembelajaran
yang
dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, di antaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi; simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan; brainstorming, debat, dan simposium.
3) Startegi Pembelajaran
Geografi SMA K - 1
163
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan
berbagai
metode
pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” Wina Senjaya (dalam Sudrajat, 2011). Strategi Pembelajaran merujuk kepada pengaturan (memilih, menyusun dan memobilisasi) cara, sarana/prasarana dan tenaga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan efektif (Raka Joni dalam Deti, 2012). Cara-cara yang dipilih dalam menyusun strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur dan kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi pengajaran atau paket pengajarannya.
4) Teknik Pembelajaran Teknik pemeblajaran menurut Sudrajat (2011 dapat diartikan sebagai
cara
yang
dilakukan
seseorang
dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama (dalam Sudrajat, 2011). Geografi SMA K - 1
164
5) Model Pembelajaran Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh, maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model Pembelajaran sangat banyak macamnya. Model pembelajar
yang
dianjurkan
digunakan
untuk
mendukung
pendekatan saintifik dalam pemberlakuan kurikulum 2013 antara lain model discovery learning, project based learning, dan problem based learning. a)
Model Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan
mengorganisasi
sendiri.
Sebagaimana
pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Dasar ide Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas. Bruner memakai metode yang disebutnya Discovery Learning, di mana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir (Dalyono dalam Deti, 2012). Metode Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery Geografi SMA K - 1
165
terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the mind (Malik dalam Deti, 2012). Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini,
pada
Discovery Learning
lebih
menekankan
pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery
masalah
yang
diperhadapkan
kepada
siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian. Langkah-langkah Proses
Operasional
dalam
Pembelajaran
Implementasi
dalam
mengaplikasikan
model
discovery learning di kelas. (1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada
sesuatu
yang
menimbulkan
kebingungannya,
kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu
guru
dapat
memulai
kegiatan
PBM
dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Geografi SMA K - 1
166
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai. (2) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru
memberi
mengidentifikasi
kesempatan sebanyak
kepada mungkin
siswa
untuk
agenda-agenda
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244), sedangkan menurut
permasalahan
yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan sehingga menjadi permasalahan yang harus dipecahkan. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun
siswa
agar
mereka
terbiasa
untuk
menemukan suatu masalah. (3) Data Collection (Pengumpulan Data) Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan Geografi SMA K - 1
167
informasi
sebanyak-banyaknya
yang
relevan
untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection)
berbagai
informasi
yang
relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
dengan
demikian
permasalahan
secara
tidak
yang
dihadapi,
disengaja
siswa
menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
(4) Data Processing (Pengolahan Data) Menurut
Syah
(2004:244)
pengolahan
data
merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai
hasil
bacaan,
wawancara,
observasi,
dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis Geografi SMA K - 1
168
(5) Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan
dengan
hasil
data
processing
(Syah,
2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh
yang
ia
jumpai
dalam
kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan
terdahulu
itu
kemudian
dicek,
apakah
terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
(6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan
prinsip-prinsip
yang
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan
mendasari siswa harus
memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau
prinsip-prinsip
yang
pengalaman
seseorang,
pengaturan
dan
luas serta
generalisasi
yang
mendasari
pentingnya dari
proses
pengalaman-
pengalaman itu.
Geografi SMA K - 1
169
b) Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek/Project
Based
Learning Pembelajaran Learning=PjBL)
Berbasis adalah
Proyek
metode
(Project
Based
pembelajaran
yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan
eksplorasi,
penilaian,
interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
didapat
berdasarkan
pengalamannya
dalam
beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan
peserta
didik
dalam
melakukan
insvestigasi dan memahaminya. Melalui
PjBL,
proses
inquiry
dimulai
dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif
yang
mengintegrasikan
berbagai
subjek
(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin
yang
sedang
dikajinya.
PjBL
merupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Mengingat
bahwa
masing-masing
peserta
didik
memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, Geografi SMA K - 1
170
dan
melakukan
eksperimen
secara
kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Langkah-Langkah
operasonal
pelaksanaan
Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram sebagai berikut. (1)
Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question). Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata
dan
dimulai dengan
sebuah
investigasi
mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik. (2)
Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project. Perencanaan
dilakukan
secara
kolaboratif
antara pengajar dan peserta didik. Dengan emikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main,
pemilihan
aktivitas
yang
dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang
dapat
untuk
diakses
membantu
penyelesaian
proyek. Geografi SMA K - 1
171
(3)
Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat
deadline
penyelesaian
proyek,
(3)
membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. (4)
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project) Pengajar
bertanggungjawab
untuk
melakukan
monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. (5)
Menguji Hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,
memberi
umpan
balik
tentang
tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu
pengajar
dalam
menyusun
strategi
pembelajaran berikutnya. Geografi SMA K - 1
172
(6)
Mengevaluasi
Pengalaman
(Evaluate
the
Experience) (7)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
c)
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
(Problem
Based
Learning) Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses
pembelajaran.
Dalam
kurikulumnya,
dirancang
masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran
yang
menyajikan
masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam
kelas
yang
menerapkan
pembelajaran
berbasis
masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Adapun tahapan-tahapan model PBL sebagai berikut. Tabel 8: Tahapan-Tahapan Model PBL FASE-FASE Fase 1 Orientasi peserta didik kepada Geografi SMA K - 1
PERILAKU GURU Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk terlibat
173
FASE-FASE masalah.
PERILAKU GURU aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik.
Membantu peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja.
proses pemecahan masalah.
l.
Aktivitas Pembelajaran 1)
Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kegiatan pngamatan dan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan teori metode, teknik, dan model pembelajaran.
Geografi SMA K - 1
174
2)
Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas.
3)
Peserta membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang
4)
Setiap kelompok diminta mendiskusikan tentang pendekatan dan strategi pembelajaran.
5)
Setiap kelompok membuat peta pikiran (mindmap) metode dan model pembelajaran.
6)
Setiap kelompok mengidentifikasi macam-macam metode dan model
pembelajaran yang telah digunakan selama selama
pengalaman mengajar. Berdasarkan hasil identifikasi dapat diketahui apakah berbagai metode dan model pembelajaran telah dilakukan atau belum seluruhnya dicoba. 7)
Setiap kelompok memajangkan hasil mindmap agar kelompok lain dapat membandingkan atau mempelajarinya.
8)
Klarifikasi hasil diskusi oleh fasilitator dan tanya jawab.
9)
Refleksi.
m. Latihan/Kasus/Tugas Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1)
Guru yang menerapkan model pembelajaran problem based learning akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut…. A. mengorientasikan peserta didik terhadap masalah mengorganisasi peserta didik untuk belajar - membimbing penyelidikan individual maupun kelompok - mengembangkan dan menyajikan hasil karya B. mengorganisasi peserta didik terhadap masalah - membimbing penyelidikan individual maupun kelompok - mengembangkan dan menyajikan hasil karya - menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Geografi SMA K - 1
175
C. mengorganisasi peserta didik untuk belajar - membimbing penyelidikan individual maupun kelompok - mengembangkan dan menyajikan hasil karya - menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. D. mengorientasikan peserta didik terhadap masalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya - menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2)
Peserta didik merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang dilakukan selama proses kegiatan belajar, sehingga mereka mendapatkan dan menguasai sendiri materi yang bersifat konsep atau prinsip tersebut. Proses pembelajaran demikian menggunakan model pembelajaran…. A. discovery learning B. inquiry learning C. Problem based learning D. Project based learning
n.
Rangkuman Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran
pada
dasarnya
merupakan
bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Ada 3 model pembelajaran yang dibahas dalam modul ini, yaitu model discovery learning, problem based learning, dan project based learning.
Geografi SMA K - 1
176
Model Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan
pelajaran
dalam
bentuk
finalnya,
tetapi
diharapkan
mengorganisasi sendiri. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang diperlukan
untuk
digunakan
peserta
didik
pada dalam
permasalahan melakukan
komplek
yang
insvestigasi
dan
memahaminya. Pembelajaran
berbasis
masalah
merupakan
suatu
metode
pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
o.
Umpan balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 5)
Apa yang Ibu/Bapak pahami setelah mempelajari materi model pembelajaran berbasis masalah?
Geografi SMA K - 1
177
6)
Pengalaman penting
apa
yang
Ibu/Bapak
peroleh
setelah
mempelajari materi model pembelajaran berbasis masalah? 7)
Apa manfaat
materi model pembelajaran berbasis masalah
terhadap tugas Ibu/Bapak? 8)
p.
Apa rencana tindak lanjut Ibu/Bapak setelah kegiatan pelatihan ini?
Kunci jawaban 1) A 2) A
Geografi SMA K - 1
178
H. BAB VII MEDIA PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Belajar 1. Pengertian Media a. Tujuan Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menjelaskan pemanfaatan media dalam pembelajaran b. Indikator Pencapaian Kompetensi 1) menjelaskan pengertian media pembelajaran 2) mejelasa landasan penggunaan media pembelajaran 3) menjelaskan pengertian sumber belajar 4) menjelaskan kegunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar 5) menjelaskan fungsi umum media pembelajaran c.
Uraian Materi 1)
Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti “tengah” , Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar / meneruskan / menjembatani informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT), membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi . Beberapa pengertian media yang lain adalah: Asosiasi Association/NEA),
Pendidikan
Nasional
mendefinisikan
(National
media
sebagai
Education bentuk
komunikasi cetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Menurut Santoso S. Hamijoyo, media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk Geografi SMA K - 1
179
menyampaikan dan menyebarkan ide sehingga ide atau pendapat, atau gagasan yang dikemukakan /disampaikan bisa sampai pada penerima. Oemar Hamalik (1986) menyatakan bahwa hubungan komunikasi interaksi akan berjalan lancar dan tercapainya hasil yang
maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut
media komunikasi. Sebelum istilah media pembelajaran dikenal dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar, istilah yang digunakan serta memiliki makna yang hampir sama adalah “alat peraga”, media yang dimaksud adalah media instruksional yang dianggap sebagai alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids) yang umumnya menekankan pada alat bantu visual misalnya gambar, model, bagan. Dapat juga dilengkapi dengan alat audio yang disebut alat audio visual atau audio visual aids (AVA) misalnya TV, video tape, dan lain-lain. Pada mulanya, media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan lain-lain yang dapat memberikan
pengalaman
konkrit,
motivasi
belajar
serta
mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA). Bermacam peralatan digunakan guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Pada
akhir
tahun
1950,
teori
komunikasi
mulai
mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Pada tahun 1960 - 1965, teori tingkah Geografi SMA K - 1
180
laku (behaviorism theory) ajaran B.F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong orang untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku ini harus tertanam pada diri siswa sehingga menjadi adat kebiasaan. Setiap ada perubahan tingkah laku positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus diberi penguatan (reinforcement), berupa pemberitahuan bahwa tingkah laku tersebut telah betul. Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Program pembelajaran
direncanakan
berdasarkan
kebutuhan
dan
karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Guru-guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laku siswa. Dari sini maka lahirlah konsep penggunaan multi media dalam kegiatan pembelajaran. Dari uraian di atas, sudah selayaknya kalau media tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (guru) ke penerima pesan (siswa). Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih penting lagi dapat pula digunakan oleh siswa. Oleh karena itu, sebagai media yang berfungsi sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu dapat membantu guru menyampaikan informasi agar lebih jelas dan menarik. Fungsi tersebut dapat dilaksanakannya oleh media tanpa mengurangi peranan guru dalam kegiatan pembelajaran.
Geografi SMA K - 1
181
Peranan media yang semakin meningkat ini seringkali menimbulkan kekhawatiran di pihak guru. Guru takut apabila kedua fungsinya
akan
digeser
oleh
media
pendidikan.
Namun
kekhawatiran-kekhawatiran semacam itu sebenarnya tak perlu ada kalau kita ingat betul tugas dan peranan guru yang sebenarnya. Memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa-siswanya adalah tugas penting yang selama ini belum dilaksanakan
sepenuhnya.
Guru
dan
media
pembelajaran
hendaknya bahu membahu dalam memberi kemudahan belajar bagi siswa. Perhatian dan bimbingan secara individual dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik dan teliti oleh media pembelajaran. Perbedaan antara media dan alat peraga sebenarnya hanya terletak pada fungsi bukan pada subtansi. Artinya sesuatu (benda, orang,data) disebut sebagai alat peraga kalau fungsinya sebagai alat bantu saja, sedangkan disebut media apabila sesuatu itu dapat berfungsi sebagai perantara/menjembatani/mentransfer informasi tersebut kepada penerima pesan. Fungsi penggunaan media sekarang bukan hanya sebagai alat bantu mengajar tetapi penggunaannya lebih menitik beratkan pada kepentingan siswa yakni mampu mengubah tingkah laku siswa yang nantinya menjadi suatu kebiasaan. Berpedoman
pada
semua
pendapat
yang
telah
dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif
antara
guru dan
anak
didik/warga
belajar
dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah Geografi SMA K - 1
182
sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Dalam suatu proses belajar mengajar, dimana media merupakan salah satu komponen yang dipakai untuk pencapaian tujuan intruksional yang ditetapkan, ada tiga aspek yang terpadu didalamnya yaitu : (a) Perangkat keras, yaitu benda fisik sebagai alat belajar mengajar misalnya papan tulis, video, tape, OHP dan sebagainya. (b) Perangkat lunak, yaitu bahan belajar yang disajikan melalui alat belajar mengajar. Perangkat lunak merupakan isi atau informasi yang akan disampaikan kepada siswa dan sudah dalam format tertentu serta siap disajikan. Format perangkat lunak misalnya berupa materi sajian belajar yang tertulis dalam buku teks, terekam dalam kaset atau cd dan sebagainya (c) Teknik yaitu prosedur penggunaan perangkat keras untuk mentransfer perangkat lunak. Contohnya adalah cara untuk mengoperasikan slide proyektor dan sebagainya. Media pembelajaran yang digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran tidak terbatas pada yang disiapkan oleh guru kelas sendiri, bahkan boleh disiapkan oleh suatu tim yang terdiri dari para ahli dalam bidang bersangkutan (ahli bidang studi, ahli system intruksional (pembelajaran), ahli media, dan lain-lain.
2)
Landasan Media Pembelajaran (a) Landasan psikologis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping
Geografi SMA K - 1
183
memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami
makna
berpengaruh
persepsi
terhadap
serta
penjelasan
faktor-faktor persepsi
yang
hendaknya
diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinuum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, Jerome
Bruner,
mengemukakan
bahwa
dalam
proses
pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan
gambaran
atau
film
(iconic
representation
of
experiment) kemudian ke belajar dengan simbul, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk
orang
dewasa.
Kedua,
Charles
F.
Haban,
mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siwa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan
Geografi SMA K - 1
184
(b) Landasan teknologis. Teknologi
pembelajaran
adalah
teori
dan
praktek
perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian
proses
dan
sumber
belajar.
Jadi,
teknologi
pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai
tujuan
dan
terkontrol.
Dalam
teknologi
pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar. (c) Landasan empiris. Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi
antara
penggunaan
media
pembelajaran
dan
karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, Geografi SMA K - 1
185
maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar
kesukaan guru,
kesesuaian
antara
tetapi
harus mempertimbangkan
karakteristik
pebelajar,
karakteristik
materipelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
3) Sumber Belajar Sumber
belajar
adalah
segala
sesuatu
yang
dapat
memberikan informasi yang dapat dikaji, dalam bentuk konsep, pokok pikiran, gagasan dan berbagai benda hasil budaya maupun benda alam yang dapat dipergunakan untuk obyek penelitian. Sumber belajar bukan hanya terletak pada guru atau instruktur saja tetapi dapat diambil dari jenis-jenis sumber belajar yang lain misalnya : orang (people), bahan (materials), alat (devices), lingkungan (setting) atau teknik (cara atau prosedur). Dalam proses belajar dapat dilihat bahwa orang tertarik untuk belajar adalah karena adanya dorongan dari dalam dirinya sendiri, dorongan internal dan adanya dorongan dari luar, dorongan eksternal. Seorang pendidik sudah tentu berusaha menimbulkan dorongan internal dalam diri siswa dengan menggunakan berbagai motivasi yang dapat diterima siswa, termasuk tingkah laku pendidik yang dianggap sebagai sumber belajar yang dapat diteladani dan dapat menimbulkan gairah belajar. Selain itu pendidik harus berusaha menciptakan berbagai kondisi dan lingkungan yang bersifat edukatif yang dapat memmotivasi siswa untuk belajar atau merupakan sumber belajar yang dapat dikaji sebagai usaha untuk mencapai tujuan pengajaran. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada buku atau catatan tertulis saja, tetapi akan lebih baik lagi memanfaatkan semua sumber belajar yang sengaja disiapkan (by design) yang tersedia di sekolah, perpustakaan sekolah dan pusat sumber belajar yang terdapat di masyarakat (tidak direncanakan). Geografi SMA K - 1
186
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik dapat menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat menunjang pencapai tujuan pembelajaran. Adapun sumber belajar yang terdapat di masyarakat antara lain: (a) Orang sebagai sumber belajar, orang yang dapat dikategorikan sumber belajar adalah : Guru adalah orang yang sengaja disiapkan dan berfungsi sebagai pendidik sekaligus sumber belajar. Para konselor dan administrator pendidikan. Para pejabat pemerintahan. Pemimpin organisasi sosial atau lembaga pendidikan. Tokoh masyarakat. Pengusaha, pedagang, para tukang. Kelompok masyarakat tertentu. (b). Tempat sebagai sumber belajar Tempat yang dapat digunakan sebagai sumber belajar misalnya musium, perpustakaan, tempat rekreasi, pegunungan, hutan dan lain sebagainya. Yang penting ialah bahwa tempat-tempat tersebut dapat dijadikan bahan kajian atau sumber belajar yang membantu proses belajar siswa. (c). Masyarakat sebagai Sumber Belajar Di dalam masyarakat terdapat berbagai pola hidup, gaya hidup, pola tingkah laku yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Masyarakat juga memiliki berbagai adat istiadat, tradisi dan pola-pola kebudayaan yang berbeda maupun lembagalembaga yang mengatur kepentingan masyarakat. Semuanya dapat dijadikan sumber belajar yang memperkaya pengetahuan, keterampilan dan moral siswa. (d). Benda sebagai Sumber Belajar Benda sebagai sumber belajar dapat dibagi 2 bagian. Pertama benda hasil budaya manusia, misal prasasti, candi berbagai Geografi SMA K - 1
187
produk teknologi dan benda peninggalan sejarah lainnya. Kedua, benda-benda alam, misal fosil-fosil, batuan, air, tanah. Semua benda ini akan bernilai edukatif tergantung dari cara memandang, memperlakukan, menganalisis dan keterampilan pendidik dan siswa dalam menghubungkan dengan topik yang menjadi pokok permasalahan.
5) Kegunaan Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Setiap media mempunyai potensi yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya media, mempunyai fungsi untuk mentransfer isi atau stimuli dalam proses belajar mengajar. Gerlach & Ely (1971) mengemukakan 3 potensi media yang relevan
difungsikan
dalam
proses
belajar
mengajar,
yang
merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan media, antara lain: (a) Potensi
fiksatif,
ialah
kemampuan
untuk
menangkap,
menyimpan dan menampilkan suatu obyek atau peristiwa. Sekali suatu obyek direkam, informasi yang terekam sewaktuwaktu dapat ditampilkan kembali. Potensi ini memungkinkan media mencatat suatu peristiwa untuk dipindahkan kepada waktu yang lain. (b) Potensi manipulatif,
ialah kemampuan mentrasformasikan
obyek dalam berbagai cara, misalnya ukurannya dapat dirubah, dapat ditampilkan dengan kecepatan berbeda serta dapat diulang-ulang menurut keperluannya. (c) Potensi distributif, artinya dengan kemampuan ini obyek atau peristiwa dari tempat asalnya dapat dipindahkan ketempat lain dan sekaligus dapat ditampilkan kepada pengamat yang besar jumlahnya. Misal dengan menggunakan radio dan televise
Geografi SMA K - 1
188
Fungsi media dalam proses belajar dapat digolongkan menjadi 2 fungsi yaitu secara umum dan khusus: (a) Fungsi umum, kegunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: o Objek yang terlalu besar - bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model. o Objek yang kecil - dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar. o Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography. o Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal. o Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain. o Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: o Menimbulkan kegairahan belajar. o Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. o Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Geografi SMA K - 1
189
Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar-belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam: o Memberikan perangsang yang sama. o Mempersamakan pengalaman. o Menimbulkan persepsi yang sama.
Guru yang mengharapkan proses dan hasil instruksional (belajar mengajar) yang efektif, efisien dan berkualitas, semestinya memperhatikan faktor media pembelajaran yang keberadaannya memiliki peranan sangat penting. Selain itu, media pembelajaran juga memiliki nilai praktis dan kegunaan yang amat besar dalam proses belajar mengajar. (b) Fungsi khusus Media Pembelajaran Membantu Mengatasi Hambatan Proses Komunikasi di Kelas. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi di kelas, yakni: Hambatan Psikologis, seperti: minat, sikap, pendapat, kepercayaan, inteligensi, pengetahuan. Siswa yang senang terhadap mata pelajaran, topik, serta gurunya tentu lain hasil belajarnya dibandingkan dengan yang benci atau tak menyukai semua itu. Hambatan Fisik, seperti: kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera Geografi SMA K - 1
dan
cacat
tubuh.
Jangan
terlalu
banyak 190
mengharapkan dari siswa yang lagi sakit karena pesanpesan yang Anda sampaikan padanya akan terhambat karenanya.
Atau
siswa
yang
sehat
sekalipun
untuk
mengamati kehidupan binatang satu sel dengan mata telanjang. Hambatan Kultural, seperti: perbedaan adat-istiadat, normanorma
sosial,
kepercayaan,
dan
nilai-nilai
panutan.
Perbedaan adat-istiadat, norma sosial dan kepercayaan kadang-kadang bisa menjadi sumber salah paham. Hambatan Lingkungan, yaitu hambatan yang ditimbulkan situasi dan kondisi keadaan sekitar. Proses belajar mengajar di tempat yang tenang, sejuk dan nyaman tentu akan lain dengan proses yang dilakukan di kelas yang bising, panas, dan berjubel.
Oleh karena berbagai jenis hambatan tersebut baik dari dalam diri guru maupun siswa; baik sewaktu mengencode (proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi) pesan maupun
men-decode-nya
(proses
penafsiran
simbol-simbol
komunikasi yang mengandung pesan-pesan), proses komunikasi belajar mengajar seringkali berlangsung secara tidak efektif dan efisien. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dapat membantu mengatasi hal tersebut.
4) Prinsip-Prinsip Umum Penggunaan Media Pembelajaran Didalam
melihat
suatu
media
didalam
proses
belajar
mengajar. Guru sebenarnya tidak cukup hanya mengetahui tentang kegunaan, nilai
serta landasan teorinya tetapi juga harus tahu
bagaimana cara menggunakan media tersebut. Beberapa prinsip umum yang harus di fahami dalam penggunaan media adalah : (a) Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa. Geografi SMA K - 1
191
(b) Pemilihan media harus secara obyektif, bukan atas kesenangan atau hiburan. Pemilihan media harus berdasarkan pertimbangan untuk peningkatan efektifitas belajar siswa (c) Tidak ada satupun media yang dipakai untuk semua tujuan, tiap media memiliki kelebihan dan kekurangan. (d) Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar yang digunakan dan materi pelajaran. (e) Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri media. d.
Aktivitas Pembelajaran 1)
Penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui kajian referensi dan diskusi, peserta pelatihan dapat menjelaskan pengunaan media.
2)
Peserta diminta melakukan aktivitas belajar sebagai berikut: Tugas Individu: a)
Baca dan cermati uraian materi penggunaan media
b)
Cari dan tuliskan jenis-jenis media yang dapat digunakan pada pembelajaran geografi berdasarkan kompetensi dasarnya..
Tugas Kelompok: a)
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. dengan jumlah kelompok ideal, yaitu maksimal 5 orang.
b)
Dalam kelompok setiap individu memaparkan jenis dan penggunaan media dalam pembelajaran geografi berdasar kompetensi dasar.
c)
Anggota kelompok lain menanggapi dan berdiskusi untuk mentukan kesepakatan kelompok mengenai jenis dan penggunaan media dalam pembelajaran geografi berdasar kompetensi dasar
d)
Hasil kelompok dipresentasikan agar kelompok lain dapat mencermati dan mempelajari.
Geografi SMA K - 1
192
e.
Latihan/Kasus/Tugas Berikan jawaban pada soal-soal berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ibu/Bapak terhadap materi yang telah dipelajari! 1) Salah satu manfaat media yaitu dapat menyeragamkan materi, jelaskan apa yang dimaksud pernyataan ini? 2) Dengan adanya media, guru lebih mudah dalam menjalankan aktifitas pembelajaran, apakah Anda setuju dengan pernyataan ini! 3) Sebutkan jenis-jenis multimedia berbasis komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran geografi di SMA!
f.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi pemilihan media pembelajaran geografi? 2. Pengalaman
penting
apa
yang
Bapak/Ibu
peroleh
setelah
mempelajari materi pemilihan media pembelajaran geografi? 3. Apa manfaat
materi pemilihan media pembelajaran geografi,
terhadap tugas Bapak/Ibu? 4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini?
Geografi SMA K - 1
193
BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN I. BAB IX PENILAIAN PENDIDIKAN 1. Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip penilaian, teknik dan instrument serta mekanisme dan penilaian m. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian penilaian pendidikan 2. Menjelaskan tujuan dan fungsi penilaian hasil belajar 3. Menjelaskan penilaian hasil belajar 4. Menjelaskan teknik dan instrumen penialaian 5. Menjelaskan mekanisme dan prosedur penilaian n. Uraian Materi Pendahuluan Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 poin 17 dan PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan). Standar Nasional Pendidikan terdiri atas: (a) standar isi, (b) standar proses, (c) standar kompetensi lulusan, (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (e) standar sarana dan prasarana, (f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan (h) standar penilaian pendidikan. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment), sedangkan penilaian yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external assessment). Penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh pendidik pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu melalui perbaikan kualitas pembelajaran secara terus-menerus. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh
Geografi SMA K - 1
194
pemerintah melalui Ujian Nasional dalam rangka pengendalian mutu pendidikan nasional. Kegiatan penilaian dilakukan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, dalam penilaian perlu diperhatikan beberapa hal seperti: (1) penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi, (2) penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan kemampuan atau apa yang dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, (3) penilaian dilakukan secara keseluruhan
dan
berkelanjutan,
(4)
hasil
penilaian
digunakan
untuk
menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran, program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan minimal, dan program pengayaan bagi peserta didik yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal lebih cepat, dan (5) penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik menuntut penggunaan berbagai teknik penilaian
yang
dilakukan
secara
internal
sehingga
dapat
diketahui
perkembangan dan ketercapaian berbagai kompetensi dasar oleh peserta didik. Selanjutnya, PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik (b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan (c) penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar untuk memantau proses dan hasil pembelajaran menggunakan berbagai instrumen,
Geografi SMA K - 1
195
baik tes maupun nontes, atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kompetensi setiap kelompok mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penilaian ini merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui ujian sekolah/madrasah untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Sementara itu, penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Terkait dengan pelaksanaan ujian nasional, pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan ujian nasional bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan. Selanjutnya, PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 64 ayat (7) menyatakan bahwa BSNP diberi amanat untuk menerbitkan panduan penilaian untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: (a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; (d) kelompok mata pelajaran estetika; dan (e) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar
oleh pendidik
dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah Geografi SMA K - 1
196
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Selanjutnya, ayat (2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran. Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan
rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu. Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan
produk. Hasil pengolahan dan
analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor pada semester dua. Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar 1. Tujuan Penilaian Hasil Belajar a. Tujuan Umum : 1)
menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2)
memperbaiki proses pembelajaran;
3)
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
b. Tujuan Khusus : 1) mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa; 2) mendiagnosis kesulitan belajar; 3) memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar; 4) penentuan kenaikan kelas; 5) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan. 2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut. a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas. b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar. c. Meningkatkan motivasi belajar siswa. Geografi SMA K - 1
197
d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut: a. Valid/sahih Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. b. Objektif Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional. c. Transparan/terbuka Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. d. Adil Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. e. Terpadu Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. f.
Menyeluruh dan berkesinambungan Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
g. Sistematis Geografi SMA K - 1
198
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. h. Akuntabel Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. i.
Beracuan kriteria Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Teknik dan Instrumen Penilaian 1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. 2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. 3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. 4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek. 5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substansi, yakni merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, yakni memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, yakni menggunakan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik. 6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik. 7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan Geografi SMA K - 1
199
memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun. Mekanisme dan Prosedur Penilaian 1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. 2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada Ujian Nasional dan aspek kognitif untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan
oleh
satuan
pendidikan
melalui
ujian
sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. 5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik. 6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik
untuk aspek afektif dan/atau
psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik. 7. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a) menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d)
mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
sekolah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. Geografi SMA K - 1
200
8. Penilaian akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, merupakan bagian dari penilaian pendidikan agama oleh guru agama yang dilakukan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. 9. Penilaian kepribadian, yang merupakan
perwujudan kesadaran dan
tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian pendidikan kewarganegaraan oleh guru kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. 10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti
penilaian kelompok
mata pelajaran yang relevan. 11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolah/madrasah. 12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi sebelum mengikuti ulangan kembali. 13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar. 14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional. 15. Ujian Nasional diselenggarakan oleh BSNP bekerjasama dengan instansi terkait. 16. Hasil Ujian Nasional disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya. Geografi SMA K - 1
201
17. Hasil analisis data Ujian Nasional disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Penilaian oleh Pendidik Penilaian
hasil
belajar
oleh
pendidik
dilakukan
secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut.
1. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. 2. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran. 3. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. 4. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. 5. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. 6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik. 7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. 8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. 9. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan Geografi SMA K - 1
202
kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik. Penilaian oleh Satuan Pendidikan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut. 1. Menentukan
KKM
setiap
mata
pelajaran
dengan
memperhatikan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik. 2. Mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
3. Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik. 4. Menentukan kriteria penyelesaian program pendidikan bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik. 5. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik. 6. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah 7. Menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai dengan POS Ujian Sekolah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. 8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan. Geografi SMA K - 1
203
9. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota. 10. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran. b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. d. Lulus UN.
11. Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. 12. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. Penilaian oleh Pemerintah Penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil Ujian Nasional digunakan: (a) sebagai salah satu syarat kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan, dan (b) sebagai salah satu pertimbangan pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. 1. Penilaian oleh pemerintah meliputi kegiatan sebagai berikut. a. Menyusun dan menetapkan spesifikasi tes UN berdasarkan SKL. Geografi SMA K - 1
204
b. Menyusun dan memvalidasi tes UN. c. Menentukan kriteria kelulusan UN. d. Melaksanakan UN. e. Mengolah dan menyampaikan hasil UN ke satuan pendidikan melalui dinas pendidikan provinsi. f.
Menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan.
2. Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan menengah berhak mengikuti UN dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus dari satuan pendidikan tanpa dipungut biaya. 3. Setiap peserta didik jalur nonformal kesetaraan pendidikan dasar dan menengah berhak mengikuti Ujian Nasonal Kesetaraan (UNK) dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus tanpa dipungut biaya.
4. Peserta didik pendidikan informal dan pendidikan nonformal kesetaraan dapat mengikuti UN setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BSNP. 5. Biaya penyelenggaraan UN dan UNK menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. 6. Peserta UN memperoleh SKHUN yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara UN. 7. Kriteria kelulusan UN ditetapkan dengan Peraturan Menteri atas usul BSNP. 8. UN didukung oleh sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal yang digunakan serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. 9. Pelaksanaan UN dilakukan di tingkat satuan pendidikan yang memenuhi persyaratan kelayakan dari segi jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana. 10.
Pelaksanaan teknis UN dan UNK pada satuan pendidikan mengacu kepada mekanisme yang dikeluarkan oleh BSNP dalam bentuk Prosedur Operasi Standar (POS).
11.
Pelaksanaan UN dan UNK diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
Geografi SMA K - 1
205
Kriteria satuan pendidikan penyelenggara UN Satuan pendidikan penyelenggara UN adalah satuan pendidikan yang memenuhi syarat sebagai berikut. 1. Terakreditasi 2. Memiliki peserta didik yang mengikuti UN minimal 20 orang 3. Tidak sedang menjalani sanksi pelanggaran UN dan/atau US Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2007 tentang Sistem Pendidikan Nasional membawa implikasi terhadap model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas. Penilaian kelas merupakan bagian dari penilaian internal (internal assessment) untuk mengetahui hasil belajar peserta didik terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh guru. Secara umum, tujuan penilaian kelas adalah untuk menilai tingkat pencapaian kompetensi peserta didik yang dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran.
Sedangkan secara khusus, penilaian
terhadap peserta didik dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Oleh karena penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian merupakan rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya, maka model dan teknik penilaian hendaknya disesuaikan dengan proses yang dilaksanakan dalam pembelajaran atau sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. Penilaian Kelas Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Data yang
diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau indikator yang Geografi SMA K - 1
206
akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing. 1.
Instrumen Penilaian Kelas a.
Penilaian Unjuk Kerja 1) Pengertian Penilaian unjuk kerja
merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: a)
demonstrasi atau praktek pengukuran suhu di dalam dan luar ruangan;
c)
menggunakan termometer, kompas, GPS, atau peralatan geografi lainnya;
d)
melaporkan secara lisan atau presentasi hasil pengamatan dan diskusi.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: 1) langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. 2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. 3) kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. 4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati. 5) kemampuan
yang
akan
dinilai
diurutkan
berdasarkan
urutan
pengamatan. b. Teknik Penilaian Unjuk Kerja Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk
menilai kemampuan mengukur suhu udara, misalnya Geografi SMA K - 1
dilakukan 207
pengamatan atau observasi yang beragam, seperti: bagaimana cara memegang termometer, membaca angka yang menunjukkan suhu, dan bagaimana data yang dicatat. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan instrumen berikut: 1)
Daftar Cek (Check-list) Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak, baik-tidak baik, atau benar-tidak benar)). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut contoh instrument berupa Daftar Cek yang digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik ketika sedang menggali data suhu udara di luar rungan dengan alat ukur thermometer pada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry. Contoh Daftar Cek (checklist) Penilaian Unjuk Kerja “Pengukuran Suhu Udara di Luar Ruangan” Tabel:9
No
Nama peserta didik: ________Kelas: _____
Aspek Yang Dinilai
Kriteria
. Baik 1.
Cara memegang termometer
2.
Ketepatan membaca angka
Geografi SMA K - 1
Tidak baik
208
3.
Kemampuan menuangkan data yang diperlukan
Skor maksimum Keterangan Kriteria Baik =2, Tidak baik =1 2). Skala Penilaian (Rating Scale). Penilaian
unjuk
kerja
yang
menggunakan
skala
penilaian
memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: Skala 1=tidak kompeten,
2=cukup
kompeten,
3=kompeten
dan
4=sangat
kompeten. Contoh Skala Penilaian (Rating scales) Unjuk Kerja “Pengukuran Suhu Udara di Luar Ruangan” Nama Siswa: ________ Kelas: _____ No.
Tabel:10
Aspek Yang Dinilai
Skor 1
1.
Cara memegang thermometer
2.
Ketepatan membaca angka
3.
Kemampuan menuangkan
2
3
4
data yang diperlukan Jumlah Skor Nilai
Keterangan penilaian: Skor
1 = tidak kompeten 2 = cukup kompeten 3 = kompeten 4 = sangat kompeten Skor perolehan
Geografi SMA K - 1
209
Nilai = X
100 Skor Maksimal
Dengan rentangan skor tertinggi 4 dan aspek yang dinilai sebanyak 3 aspek, maka diketahui skor maksimal adalah 4 x 3 = 12. Jika seorang siswa memperoleh jumlah skor 12, maka nilai yang diperoleh adalah 12/12 x 100 = 100. Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka dapat dikelompokkan dalam kriteria nilai sebagai berikut. Kriteria Nilai A
= 80 – 100
B
=
70 – 79
:Baik
C
=
60 – 69
:Cukup
D
=
‹ 60
:Kurang
:Baik Sekali
Jadi, dengan perolehan nilai 100, maka nilai siswa tersebut pada kriteria Baik Sekali. Penilaian dengan Skala Penilaian (Ratin Scale) seperti di atas masih bersifat holistik, artinya kompetensi tersebut hanya dibedakan dengan kriteria tidak, cukup, kompeten, sangat atau kurang, cukup, baik, sangat baik tanpa deskripsi yang rinci. Agar penilaian yang menggunakan Skala Penilaian (Rating Scale) menjadi lebih akurat, maka penilaian tersebut dapat dilakukan secara lebih rinci dalam mendeskripsikan setiap aspek yang dinilai sehingga dapat diperoleh gambaran kompetensi yang lebih “obyektif” . Pemberian skor dengan deskripsi yang lebih rinci disebut penilaian dengan Rating scale secara analitik. Berikut contoh penilaian unjuk kerja dengan menggunakan penilaian rating scale secara analitik. 2. Penilaian Sikap a. Pengertian Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang Geografi SMA K - 1
210
dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut. 1) Sikap terhadap materi pelajaran. 2) Sikap terhadap guru/pengajar. 3) Sikap terhadap proses pembelajaran. 4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungn dengan mata pelajaran, dalam hal ini mata pelajaran geografi . Misalnya terkait dengan materi lingkungan hidup. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian atau kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri. Sikap yang positif atau negatif terhadap suatu permasalahan di lapangan penting untuk dibelajarkan melalui berbagai metode yang lebih banyak melibatkan ide-ide/gagasan, pendapat sehingga apa yang dikaji memungkinkan peserta didik memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari eksistensi manusia. Hal yang senantiasa kita ingat, bahwa bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungan, serta Geografi SMA K - 1
211
interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah
keberadaan
dan
kehidupan
manusia
di
tempat
dan
lingkungannya. b. Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Observasi perilaku Penilaian melalui kegiatan observasi perilaku lebih mengarah pada aspek afektif peserta didik terhadap sesuatu yang dihadapinya. Contoh: Ketika peserta didik sedang melakukan debat atau diskusi tentang Pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan, guru akan mengobservasi sikap atau perilaku dalam berdebat atau berdiskusi tersebut, sehingga aspek perilaku yang dinilai seperti: menghormati argumentasi lawan, tidak emosional, saling mendengarkan dan merespon, tidak menyela pembicaraan, dan ikut aktif terlibat. Instrumen yang digunakan dapat berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang dituangkan sebagai berikut. 3. Penilaian Tertulis a. Pengertian Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. b. Teknik Penilaian Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: Geografi SMA K - 1
212
a). Soal dengan memilih jawaban
pilihan ganda
dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
menjodohkan
b). Soal dengan mensuplai-jawaban.
isian singkat atau melengkapi
uraian terbatas
uraian obyektif / non obyektif
uraian terstruktur / nonterstruktur .
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir
rendah,
yaitu
kemampuan
mengingat
(pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan,
yaitu
peserta
didik
tidak
mengembangkan
sendiri
jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas. Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya
atau
hal-hal
yang
sudah
dipelajari.
Peserta
didik
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Geografi SMA K - 1
213
4. Penilaian Proyek a. Pengertian Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan,
kemampuan
penyelidikan
dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Contoh proyek yang dapat dilakukan peserta didik adalah Pemanfaatan Tanah Sebagai Lahan Pertanian di Wilayah X. Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan,
pemahaman
dan
keterampilan
dalam
pembelajaran. Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa
petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik. b. Teknik Penilaian Proyek Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan
Geografi SMA K - 1
214
penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. 5. Penilaian Produk a. Pengertian Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, misalnya produk berupa gambar peta, gambar piramida penduduk, model bentang alam, grafik fluktuasi suhu udara, diagram alur pelapukan-erosi- sedimentasi. Produk juga dapat berupa tulisan, termasuk tulisan hasil laporan pengamatan, hasil diskusi kelompok, sebuah rangkuman, atau kesimpulan. b. Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
6. Penilaian Portofolio a. Pengertian Penilaian
portofolio
merupakan
penilaian
berkelanjutan
yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleg guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan Geografi SMA K - 1
215
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya baik berupa tulisan, gambar, atau berupa benda. Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
dan
dijadikan
pedoman
dalam
penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain: 1) Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri. Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri. 2) Saling percaya antara guru dan peserta didik Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik. 3) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihakpihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan 4) Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya. 5) Kepuasan Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri. 6) Kesesuaian Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum. 7) Penilaian proses dan hasil
Geografi SMA K - 1
216
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik. 8) Penilaian dan pembelajaran Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik. b. Teknik Penilaian Portofolio Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri. 2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. 3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah. 4) Berilah
tanggal
pembuatan
pada
setiap
bahan
informasi
perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. 5) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, Geografi SMA K - 1
217
kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut. 6) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio. 7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru. 8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya. Tabel:11 Contoh Sistematika dan Rambu-rambu Penilaian Portofolio No.
Komponen
Prosentase Penilaian
1
ringkasan folder (portfolio)
30%
2
daftar isi
5%
3
langkah/jadwal kegiatan
5%
4
kumpulan informasi/data (artikel, bacaan,
20%
5
foto/grafik, hasil wawancara/diskusi, rekaman)
5%
6
ringkasan masing-masing informasi/data no. 4
20%
7
referensi (sumber informasi/data)
5%
8
presentasi
5%
9
Pertunjukan
5%
Geografi SMA K - 1
218
o.
Aktivitas Pembelajaran Beberapa jenis ulangan untuk mengukur proses dan hasil pembelajaran, seperti ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS), dan ulangan kenaikan kelas. Apa pengertian dari masing-masing jenis ulangan tersebut? Dalam kegiatan ini peserta mencoba membuat penilaian kelas secara utuh.
p.
q.
Latihan/ Kasus /Tugas 1.
Menjelaskan pengertian penilaian pendidikan
2.
Menjelaskan tujuan dan fungsi penilaian
3.
Menjelaskan prinsip penilaian
4.
Menjelaskan teknik dan instrumen penilaian
5.
Menjelaskan mekanisme dan prosedur penilaian
Rangkuman Mencoba merangkum pengertian penilaian pendidikan, tujuan dan fungsi penilaian, prinsip penilaian, teknik dan instrumen serta mekanisme dan prosedur penilaian.
r.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut Membuat penialaian kelas sesuai rubrik yang ada.
s.
Kunci Jawaban.
Geografi SMA K - 1
219
BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN J. BAB X PENGANTAR DESAIN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Pembelajaran 1 Pengertian, t. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan Hakikat RPP 2. Menjelaskan Prinsip-prinsip RPP 3. Mengidentifikasi Komponen dan Sistematika RPP u. Uraian Materi Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Untuk menyusun RPP yang benar Anda dapat mempelajari hakikat, prinsip dan langkahlangkah penyusunan RPP seperti yang tertera pada Permendiknas tentang Pembelajaran
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah - Pedoman
Pelaksanaan Pembelajaran nomor 103 Tahun 2014
A. Hakikat RPP RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah.
Geografi SMA K - 1
220
Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat.
B. Prinsip Penyusunan RPP Prinsip-prinsip RPP yang harus diikuti pada saat penyususn RPP adalah: 1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4). 2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 3. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 4. Berpusat pada peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya,
mengumpulkan
informasi,
menalar/mengasosiasi,
dan
mengomunikasikan. 5. Berbasis konteks Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar. 6. Berorientasi kekinian Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini. 7. Mengembangkan kemandirian belajar Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri. 8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran Geografi SMA K - 1
221
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. 9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antar muatan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD,
indikator
pencapaian
kompetensi,
materi
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
C. Komponen dan Sistematika RPP Di dalam Permendikbud nomor 103 tahun 2015, komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Mata pelajaran : Kelas/Semester : Alokasi Waktu :
A Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1
Geografi SMA K - 1
222
2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi*) 1. Indikator KD pada KI-1 2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4
D. Materi Pembelajaran (dapat Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)
E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **) -
Mengamati
-
Menanya
-
Mengumpulkan informasi/mencoba
-
Menalar/mengasosiasi
-
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
Geografi SMA K - 1
223
2. Pertemuan Kedua: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **) -
Mengamati
-
Menanya
-
Mengumpulkan informasi/mencoba
-
Menalar/Mengasosiasi
-
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian 2. Instrumen penilaian a. Pertemuan Pertama b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan seterusnya 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian. G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/alat 2. Bahan 3. Sumber Belajar
Geografi SMA K - 1
224
Geografi SMA K - 1
225
Contoh RPP Geografi Satuan Pendidikan
: SMA NEGERI .........
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas / Semester
: XII/1
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Topik/Sub Topik
: Penginderaan Jauh/Interpretasi Citra
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, damai responsive dan proaktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia. KI 3 :
Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual,
konseptual,
prosedural
dan
metakognitif
dalam
ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa untuk mendalami kajian ilmu dan teknologi Penginderaan Jauh, peta, serta Sistem Informasi Geografis (SIG).
Geografi SMA K - 1
226
2.1. Menunjukkan sikap proaktif dalam praktik pemanfaatan citra penginderaan jauh untuk kajian tata guna lahan dan transportasi. 3.1. Menganalisis citra penginderaan jauh untuk perencanaan kajian tata guna lahan dan transportasi. 4.1 Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan dan transportasi.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1.1. Melakukan digitasi pada citra penginderaan jauh 1.1.2. Melakukan interpretasi citra penginderaan jauh 3.1.3. 4.1.1.
menganalisis citra penginderaan jauh Menginterpretasi citra penginderaan jauh sesuai konsep, prinsip, dan pendekatan geografi.
D. Materi Pembelajaran 1. Unsur dan teknik interpretasi citra 2. Analisa Manual a. Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Sintak Model
Pembelajar
Pembelajaran
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
an Pendahulua Menciptakan n
a. Persiapan
psikis
dan
Situasi
membuka pelajaran seperti:
(Stimulasi)
mengucapkan
salam
fisik
dengan 10 menit
dan
berdoa
bersama mengecek
kehadiran
peserta
didik
dengan menanyakan yang tidak hadir. b. Guru memperlihatkan gambar citra suatu wilayah, kemudian guru bersama peserta didik melakukan curah pendapat : Geografi SMA K - 1
227
Bagaimana mengenali obyek pada citra? Apa fungsi bayangan untuk mengenali obyek pada citra.
c. Guru menginformasikan tujuan yang akan dicapai selama pembelajaran : Menjelaskan unsur dan teknik interpretasi citra.
Kegiatan
Problem
1) Menyampaikan informasi tentang kegiatan 70 menit
Inti
statemen
yang
(pertanyaan/id
selama proses pembelajaran yaitu: peserta
entifikasi
didik akan belajar secara berkelompok
masalah)
untuk melakukan praktik interpretasi citra
akan
berupa
dilaksanakan
citra
peserta
pankromatik
didik
warna
menggunakan beberapa peralatan dengan panduan LK. 2) Peserta
didik
membentuk
5 kelompok
sesuai dengan pembagian kelompok yang Pengumpulan data
telah ditetapkan pada pertemuan 3) Setiap
kelompok
menerima
citra
pankromatik warna, dan Lembar Kegiatan Peserta didik. 4) Menjelaskan cara kerja praktik interpretasi citra. 5) Melaksanakan
praktik
interpretasi
citra
dengan pembagian tugas sebagai berikut: Kelompok menginterpretasi obyek pada citra sesuai dengan unsur-unsur intepretasi 6) Membimbing Verifikasi Geografi SMA K - 1
melaksanakan
peserta praktik
didik interpretasi
dalam dan 228
digitasi citra. 7) Melakukan
verifikasi
interpretasi
citra
hasil
dari
praktik
masing-masing
kelompok. Setiap kelompok mencatat hasil praktik interpretasi citra yang dilakukan dari kelompok lain ke dalam format yang Pengolahan
tersedia,
data
data/informasi yang lengkap.
dan
sehingga
menjadi
sebuah
analisis 8) Menganalisis karakteristik/atribut pada citra dan kelompok membagi anggota untuk melakukan digitasi citra pada plastik mika dengan pembagian masing-masing peserta didik melakukan digitasi pada: a.
jalan dibedakan berdasar kelasnya, rel kereta api
Generalisasi
b.
Bangunan sekolah, pasar dan kantor
c.
Perairan, sungai dan rawa
d.
Pemukiman, makam dan prasarana lain
e.
Hutan, sawah dan perkebunan.
9) Guru menentukan kelompok yang akan mewakili
presentasi
dengan
cara
dari
diundi.
hasil
diskusi
Kelompok
memberi tanggapan berdasarkan
lain hasil
diskusi kelompok.
10)
Klarifikasi
guru dari hasil diskusi
peserta didik.
Geografi SMA K - 1
229
Penutup
1. Bersama
peserta
didik
membuat 10 menit
kesimpulan tentang teknik interpretasi citra penginderaan jauh. 2. Melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini dengan meminta seorang
peserta
didik
menyampaikan
kesan/pengalaman/manfaat
setelah
mengikuti pembelajaran pada pertemuan hari ini. 3. Melaksanakan penilaian dalam bentuk tes tulis. 4. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang kinerja dan hasilnya baik. 5. Memberikan penugasan kepada peserta didik secara kelompok interpretasi citra dengan analisa manual pada citra yang tersedia
selama
1
minggu
dengan
menggunakan format ( terlampir). 6. Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masingmasing.
F.
Penilaian, Pembelajaran Remidial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian dan instrument penilaian No
Aspek
Teknik
1.
Sikap
- Observasi
Geografi SMA K - 1
Bentuk Instrumen kegiatan
pengkajian - Lembar Observasi 230
No
Aspek
Teknik
Bentuk Instrumen
dan diskusi kelompok 2.
3.
Pengetahuan - Penugasan
Keterampilan
- Soal Penugasan
- Tes Tertulis
- Soal Uraian
- Laporan Praktik
- Rubrik Penilaian
Tabel:12:Teknik penilaian dan instrumen penilaian
2. Pembelajaran Remidial : tugas tambahan 3. Pembelajaran Pengayaan : tutor sebaya
G. Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar: 1) Foto udara 2) Plastik mika 3) Spidol OHP 4) Tabel hasil pengamatan 5) LKS 6) Buku Guru Kemdikbud RI tahun 2014 7) Buku Peserta didik Kemdikbud RI tahun 2014
Mengetahui,
Malang,
Kepala Sekolah,
Guru Geografi,
___________________ NIP.
Mei 2015
___________________ NIP.
v. Aktivitas Pembelajaran Dalam kegiatan ini peserta mencoba membuat RPP sesuai dengan RPP yang ada dalam contoh. Geografi SMA K - 1
231
w. Latihan/ Kasus /Tugas 1. Menjelaskan apa Hakikat RPP 2. Menjelaskan Prinsip-prinsip RPP 3. Mengidentifikasi Komponen dan Sistematika RPP x. Rangkuman Hakikat RPP adalah merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. Prinsip-prinsip RPP Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4), satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, memperhatikan perbedaan individu peserta didik, berpusat pada peserta didik, menggunakan pendekatan saintifik
meliputi
mengamati,
mengumpulkaninformasi,menalar/mengasosiasi,
dan
menanya, mengomunikasikan,
berbasis konteks, proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar, berorientasi kekinian. y. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Mencoba membuat RPP sesuai dengan contoh yang di atas z. Kunci Jawaban
Geografi SMA K - 1
232
K. BAB XI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
1. Kegiatan Belajar 1 Pengertian, Tujuan, Kharakteristik, dan Prinsip-Prinsip PTK a. Tujuan Pembelajaran 1) Menjelaskan pengertian Penelitian Tindakan Kelas. 2) Menjelaskan tujuan Penelitian Tindakan Kelas. 3) Mengidentifikasi kharakteristik Penelitian Tindakan Kelas. 4) Menjelaskan prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas. b. Uraian Materi Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial (termasuk pendidikan). Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis (Kemmis dan Taggart, 1988). Hasil kajian ini dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan evaluasi digunakan sebagai masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal Geografi SMA K - 1
233
ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan
pemahaman
para
praktisi
terhadap
praktik
yang
dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan. Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan
dengan
tujuan
untuk
memperbaiki
atau
meningkatkan
kualitas
pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut. Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru. Berdasarkan pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam sebuah kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah sebagai berikut.
Geografi SMA K - 1
234
1. Siswa, dapat dicermati obyeknya ketika siswa sedang mengikuti proses pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain. 2. Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau membimbing siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain penggunaan metode atau strategi pembelajaran, penggunaan pendekatan pembelajaran, dan sebagainya. 3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau menyajikan materi pelajaran yang ditugaskan pada siswa. Contoh permasalahan tentang materi yang dapat menjadi sasaran PTK misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya. 4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dangan menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu. Contoh permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar. 5. Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik), merupakan produk yang harus ditingkatkan melalui PTK. Hasil pembelajaran akan terkait dengan tindakan yang dilakukan serta unsur lain dalam proses pembelajaran seperti metode, media, guru, atau perilaku belajar siswa itu sendiri. 6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang lingkungan siswa di rumah. Dalam PTK, bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya. 7. Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat diatur/direkayasa dengan bentuk tindakan. Contoh permasalahan tentang pengelolaan yang dapat menjadi Geografi SMA K - 1
235
sasaran PTK antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya. Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan pembelajaran
di
kelas,
kesalahan-kesalahan
dalam
pembelajaran,
miskonsepsi, misstrategi, dan lain sebagainya. 2. Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil pembelajaran. 3. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifi- kasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi diri. 4. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan tertentu). 5. Penanaman
dan
pengembangan
sikap
serta
nilai-nilai,
misalnya
pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri siswa. 6. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas. 7. Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen penilaian berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu
Geografi SMA K - 1
236
8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi K-13, urutan penyajian meteri pokok, interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar. Berdasarkan cakupan permasalannya, seorang guru akan dapat menemukan penyelesaian masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dangan pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalahmasalah aktual yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kalas Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain: (1) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. (2) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. (3) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. (4) Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta
sikap
proaktif
di
dalam
melakukan
perbaikan
mutu
pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan. Geografi SMA K - 1
237
Output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hal-hal sebagai berikut. (1) Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah. (2) Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas. (3) Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainya. (4) Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. (5) Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah. (6) Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah. Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut. (1) Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah. (2) Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik. (3) Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran. (4) Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan peserta didik.
Geografi SMA K - 1
238
(5) Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan,
dan
kesenangan
siswa
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat. (6) Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kalas PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah. Tindakan tersebut dilakukan pada situasi alami serta ditujukan untuk memecahkan masalah praktis. Tindakan yang diambil merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan atas dasar tujuan tertentu. Tindakan dalam PTK dilakukan dalam suatu siklus kegiatan. Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan penelitian pada umumnya, antara lain sebagai berikut. (1) PTK merupakan kegiatan yang tidak saja berupaya memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiah atas pemecahan masalah tersebut. (2) PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan. (3) Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian teoretik atau dan penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran
Geografi SMA K - 1
239
di kelas. PTK berfokus pada pemecahan masalah praktis bukan masalah teoretis. (4) PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. (5) Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan
peneliti
permasalahan,
dalam
hal
pengambilan
pemahaman, keputusan
kesepakatan
yang
akhirnya
tentang
melahirkan
kesamaan tentang tindakan (action) . (6) PTK dilakukan hanya apabila; (a) Ada keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan; (b) Bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru; (c) Alasan pokok ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan; dan (d) Bertujuan memperoleh pengetahuan dan atau sebagai upaya pemecahan masalah. Kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru) dan peneliti (dosen atau widyaiswara) merupakan salah satu ciri khas PTK. Melalui kolaborasi ini mereka bersama menggali dengan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dan atau siswa. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranan dan tugas guru dengan peneliti. Dalam PTK kolaboratif, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran serta tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Peran kolaborasi turut menentukan keberhasilan
PTK
terutama
pada
kegiatan
mendiagnosis
masalah,
merencanakan tindakan, melaksanakan penelitian (tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan hasil. Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru. Guru melakukan PTK tanpa kerjasama dengan peneliti. Dalam hal ini guru berperan sebagai peneliti sekaigus sebagai praktisi pembelajaran. Guru profesional seharusnya mampu mengajar sekaligus meneliti. Dalam keadaan seperti ini, maka guru melakukan pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan (Suharsimi, 2002). Untuk itu guru harus mampu melakukan Geografi SMA K - 1
240
pengamatan diri secara obyektif agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar. Melalui PTK, guru sebagai peneliti dapat: (1) mengkaji/ meneliti sendiri praktik pembelajarannya; (2) melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya; (3) mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat dipahami; dan (4) melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalismenya. Dalam praktiknya, boleh saja guru melakukan PTK tanpa kolaborasi dengan peneliti. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa PTK yang dilakukan oleh guru tanpa kolaborasi dengan peneliti mempunyai kelemahan karena para praktisi umumnya (dalam hal ini adalah guru) kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian. Di samping itu,
guru pada umumnya tidak
memiliki waktu untuk melakukan penelitian sehubungan dengan padatnya kegiatan pengajaran yang dilakukan. Akibatnya, hasil PTK menjadi kurang memenuhi kriteria validitas metodologi ilmiah. Dalam konteks kegiatan pengawasan sekolah, seorang pengawas sekolah dapat berperan sebagai kolaborator bagi guru dalam melaksanakan PTK.
Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan PTK yaitu sebagai berikut. Pertama, tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan pembelajaran. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, apapun jenis PTK diterapkan, seyogyanya tidak mengganggu tugas guru sebagai pengajar. Terdapat 3 hal penting berkenaan dengan prinsip pertama tersebut yaitu (1) Dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran, ada kemungkinan hasilnya kurang memuaskan, bahkan mungkin kurang dari yang diperoleh dari biasanya. Karena bagaimanapun tindakan tersebut masih dalam taraf uji coba.
Geografi SMA K - 1
241
Untuk itu, guru harus penuh pertimbangan ketika memilih tindakan guna memberikan yang terbaik kepada siswa; (2) Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan serta ketercapaian tujuan pembelajaran secara utuh, bukan terbatas dari segi tersampaikannya materi pada siswa dalam kurun waktu yang telah ditentukan; (3) Penetapan jumlah siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan, tidak mengacu kepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalam pengumpulan data penelitian kualitatif. Kedua, masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru. Guru harus memiliki komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang akan menuntut kerla ekstra dibandingkan dengan pelaksanaan tugas secara rutin. Pendorong utama PTK adalah komitmen profesional guru untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa. Ketiga, metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran. Sejauh mungkin harus digunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru, sementara guru tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknikteknik perekaman data yang cukup sederhana, namun dapat menghasilkan informasi yang cukup bermakna. Keempat, metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat, sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji di lapangan. Guru dapat mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk “menjawab” hipotesis yang dikemukakan. Kelima, permasalahan atau topik yang dipilih harus benar–benar nyata, menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. Peneliti harus merasa terpanggil untuk meningkatkan diri. Geografi SMA K - 1
242
Keenam; peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu–rambu pelaksanaan yang berlaku umum. Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus bersikap konsisten dan peduli terhadap etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkan para siswa, PTK juga hadir dalam suatu konteks organisasi sehingga penyelenggaraannya harus mengindahkan tata krama kehidupan berorganisasi. Artinya, prakarsa PTK harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan pada rekan-rekan di lembaga terkait, dilakukan sesuai tata krama penyusunan karya tulis akademik, di samping tetap mengedepankan kemaslahatan bagi siswa. Ketujuh; kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan sepanjang waktu. Kedelapan, meskipun kelas atau mata pelajaran merupakan tanggung jawab guru, namun tinjauan terhadap PTK tidak terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu melainkan dalam perspektif misi sekolah. Hal ini terasa penting apabila dalam suatu PTK terlibat lebih dari seorang peneliti, misalnya melalui kolaborasi antar guru dalam satu sekolah atau dengan dosen, widyaiswara, dan pengawas sekolah. c. Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran •
Identifikasilah permasalahan pembelajaran menggunakan tabel berikut ini: Tabel:13Identifikasi permasalahan No.
Permasalahan Pembelajaran
Geografi SMA K - 1
Kompetensi Dasar
Indikator
Keterangan
243
•
Dari permasalahan di atas urutkan sesuai skala prioritas untuk segera diselesaikan. Kemudian pilihlah satu permasalahan pembelajaran yang perlu segera diselesaikan atau ditemukan solusinya dengan memberi tanda bintang.
•
Identifikasilah solusi untuk penyelesaian permasalahan pembelajaran tersebut menggunakan format berikut. No.
•
Permasalahan
Alternatif solusi
Keterangan
Pilihlah satu solusi yang memiliki tingkat ekspektasi atau harapan yang tinggi keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah dan berilah tanda bintang pada solusi terpilih.
d. Evaluasi kegiatan belajar dan kunci jawaban •
Tuliskan kembali secara singkat mengenai pengertian, tujuan dan manfaat, karakteristik, serta prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas menggunakan format berikut. Tabel:14Unsur penelitian tindakan
No
Pengertian
Geografi SMA K - 1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tujuan dan Kharakteristik Manfaat
Prinsip-prinsip
244
e. Umpan balik dan tindak lanjut •
Bacalah informasi sebanyak mungkin dari internet, atau buku lain mengenai penelitian tindakan kelas yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran pembelajaran di kelas.
•
Bacalah laporan hasil penelitian tindakan kelas dari guru yang lain untuk menambah wawasan dan ketrampilan dalam melakukan PTK.
f. Kunci jawaban •
Dapat digunakan untuk self assesment sekiranya diperlukan sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan diri sendiri.
2. Kegiatan Belajar 2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. Tujuan Pembelajaran •
Mendeskripsikan prosedur PTK.
•
Membuat draft proposal PTK.
b. Uraian Materi
Geografi SMA K - 1
245
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PTK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Atas dasar itu, terdapat tiga hal penting dalam pelaksanaan PTK yakni sebagai berikut. (1) PTK adalah penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam berbagai tindakan. (2) Kegiatan
refleksi
(perenungan,
pemikiran,
evaluasi)
dilakukan
berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi. (3) Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran). Pembahasan berikutnya akan menguraikan prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi. Apabila diperlukan, pada tahap selanjutnya disusun rencana tinda lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut. (1) Penetapan fokus permasalahan; (2) Perencanaan tindakan; (3) Pelaksanaan tindakan; (4) Pengumpulan data (pengamatan/observasi) (5) Refleksi (analisis, dan interpretasi) (6) Perencanaan tindak lanjut.
Geografi SMA K - 1
246
Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut.
Permasalahan
Perencanaan Tindakan - I
Pelaksanaan Tindakan - I
Refleksi - I
Pengamatan/ Pengumpulan Data - I
Perencanaan Tindakan - II
Pelaksanaan Tindakan - II
Refleksi Refleksi -- II I
Pengamatan/ Pengumpulan Data - II
SIKLUS - I
Permasalahan baru, hasil Refleksi
SIKLUS - II
Bila Permasalahan Belum Terselesaikan
Dilanjutkan ke Siklus Berikutnya
Gambar Siklus Kegiatan PTK Setelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat kegiatan. Apabila sudah diketahui keberhasilan atau hambatan dalam tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama, peneliti kemudian mengidentifikasi permasalahan baru untuk menentukan rancangan siklus berikutnya. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi keberhasilan, untuk meyakinkan, atau untuk menguatkan hasil. Geografi SMA K - 1
247
Tetapi pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya yang ditunjukan untuk mengatasi berbagai hambatan/ kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum merasa puas, dapat dilanjutkan pada siklus ketiga, yang tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus. Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:
Penetapan Fokus Permasalahan Sebelum suatu masalah ditetapkan/dirumuskan, perlu ditumbuhkan sikap dan keberanian untuk mempertanyakan, misalnya tentang kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai selama ini. Sikap tersebut diperlukan untuk menumbuhkan keinginan peneliti memperbaiki kualitas pembelajaran. Tahapan ini disebut dengan tahapan merasakan adanya masalah. Jika dirasakan ada hal-hal yang perlu diperbaiki dapat diajukan pertanyaan seperti di bawah ini. 1. Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pelajaran cukup memadai? 2. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif? 3. Apakah sarana pembelajaran cukup memadai? 4. Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas? 5. Bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan strategi inovatif tertentu? Secara umum karaktersitik suatu masalah yang layak diangkat untuk PTK adalah sebagai berikut.
Geografi SMA K - 1
248
1. Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik yang dirasakan dalam proses pembelajaran. Apabila hal ini terjadi, guru merasa prihatin atas terjadinya kesenjangan, timbul kepedulian dan niat untuk
mengurangi
tersebut
dan
berkolaborasi
dengan
dosen/widyaiswara/pengawas untuk melaksanakan PTK. 2. Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan diidentifikasi faktor-faktor penyebabnya. Faktor-faktor tersebut menjadi dasar atau landasan untuk menentukan alternatif solusi. 3. Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusi bagi masalah tersebut melalui tindakan nyata yang dapat dilakukan guru/peneliti. Dianjurkan agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK adalah yang memiliki nilai yang bukan sesaat, tetapi memiliki nilai strategis bagi keberhasilan pembelajaran lebih lanjut dan memungkinkan diperolehnya model tindakan efektif
yang dapat dipergunakan untuk
memecahkan masalah serumpun. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk menguji kelayakan masalah yang dipilih antara lain seperti di bawah ini. 1.
Apakah
masalah
yang
dirasakan
secara
jelas
teridentifikasi
dan
terformulasikan dengan benar? 2.
Apakah ada masalah lain yang terkait dengan masalah yang akan dipecahkan?
3.
Apakah ada bukti empirik yang memperlihatkan nilai guna untuk perbaikan praktik pembelajaran jika masalah tersebut dipecahkan? Pada tahap selanjutnya dilakukan identifikasi masalah yang sangat
menarik perhatian. Aspek penting pada tahap ini adalah menghasilkan gagasangagasan
awal
mengenai
permasalahan
aktual
yang
dialami
dalam
pembelajaran. Tahap ini disebut identifikasi permasalahan. Cara melakukan identifikasi masalah antara lain sebagai berikut. (1) Menuliskan semua hal (permasalahan) yang perlu diperhatikan karena akan mempunyai dampak yang tidak diharapkan terutama yang berkaitan dengan pembelajaran.
Geografi SMA K - 1
249
(2) Memilah dan mengklasisfikasikan permasalahan menurut jenis/ bidangnya, jumlah siswa yang mengalaminya, serta tingkat frekuensi timbulnya masalah tersebut. (3) Mengurutkan dari yang ringan, jarang terjadi, banyaknya siswa yang mengalami untuk setiap permasalahan yang teridentifikasi. (4) Dari setiap urutan diambil beberapa masalah yang dianggap paling penting untuk dipecahkan sehingga layak diangkat menjadi masalah PTK. Kemudian dikaji kelayakannya dan manfaatnya untuk kepentingan praktis, metodologis maupun teoretis. Setelah memperoleh sederet permasalahan melalui identifikasi, dilanjut- kan dengan analisis untuk menentukan kepentingan. Analisis terhadap masa- lah juga dimaksud untuk mengetahui proses tindak lanjut perbaikan atau pemecahan yang dibutuhkan. Adapun yang dimaksud dengan analisis masalah di sini ialah kajian terhadap permasalahan dilihat dari segi kelayakannya. Sebagai acuan dapat diajukan antara lain pertanyaan sebagai berikut. (1) Bagaimana konteks, situasi atau iklim di mana masalah terjadi? (2) Apa kondisi-kondisi prasyarat untuk terjadinya masalah? (3) Bagaimana keterlibatan masing-masing komponen dalam terjadinya masalah? (4) Bagaimana kemungkinan alternatif pemecahan yang dapat diajukan? (5) Bagaimana ketepatan waktu, dan lama atau durasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah? Analisis masalah dipergunakan untuk merancang tindakan baik dalam bentuk spesifikasi tindakan, keterlibatan peneliti, waktu dalam satu siklus, indikator keberhasilan, peningkatan sebagai dampak tindakan, dan hal-hal yang terkait lainya dengan pemecahan yang diajukan. Pada tahap selanjutnya, masalah-masalah yang telah diidentifikasi dan ditetapkan dirumuskan secara jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Contoh rumusan masalah yang mengandung tindakan alternatif yang ditempuh antara lain sebagai berikut.
Geografi SMA K - 1
250
(1) Apakah strategi pembelajaran menulis yang berorientasi pada proses dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis? (2) Apakah pembelajaran berorientasi proses dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran? (3) Apakah
penyampaian
materi
dengan
menggunakan
LKS
dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran? (4) Apakah penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS? Dalam memformulasikan masalah, peneliti perlu memperhatikan beberapa ketentuan yang biasa berlaku meliputi hal-hal di bawah ini. (1) Aspek substansi menyangkut isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau nilai kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya untuk memecahkan masalah serupa yang dihadapi guru, kegunaan metodologi dan kegunaan teori dalam memperkaya keilmuan pendidikan/pembelajaran. (2) Aspek orisinalitas (tindakan), yang menunjukan bahwa pemecahan dengan model tindakan itu merupakan suatu hal baru yang yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya. (3) Aspek formulasi, dalam hal ini masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Rumusan masalah harus dinyatakan secara lugas dalam arti eksplisit dan spesifik tentang apa yang akan dipermasalahkan serta tindakan yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. (4) Aspek teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan seperti kemampuan teoretik dan metodologik pembelajaran, penguasaan materi ajar, teori, strategi dan metodologi pembelajaran, kemampuan fasilitas untuk melakukan PTK (dana, waktu, dan tenaga). Oleh
karena
itu,
disarankan
bagi
peneliti
untuk
berangkat
dari
permasalahan sederhana tetapi bermakna, memiliki nilai praktis bagi guru dan semua yang berkolaborasi dapat memperoleh pengalaman belajar dalam rangka pengembangan keprofesionalannya. Geografi SMA K - 1
251
Perencanaan Tindakan Setelah masalah dirumuskan secara operasional, perlu dirumuskan alternatif tindakan yang akan diambil. Alternatif tindakan yang dapat diambil dapat dirumuskan ke dalam bentuk hipotesis tindakan dalam arti dugaan mengenai perubahan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Perencanaan tindakan memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman yang diperoleh di masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian sebidang. Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis dalam penelitian formal. Hipotesis tindakan umumnya dirumuskan dalam bentuk keyakinan tindakan yang diambil akan dapat memperbaiki sistem, proses, atau hasil. Hipotesis tindakan sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan dapat dicontohkan seperti di bawah ini. (1) Strategi pembelajaran menulis yang berorientasi pada proses dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. (2) Pembelajaran berorientasi proses dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. (3) Penyampaian materi dengan menggunakan LKS dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. (4) Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS.
Secara rinci, tahapan perencanaan tindakan terdiri atas kegiatankegiatan sebagai berikut. (1) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
Geografi SMA K - 1
252
(2) Mentukan cara yang tepat untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu. (3) Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan mencakup; (a) Bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya; (b) Merancang strategi dan skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan yang dipilih; serta (c) Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data.
Pelaksanaan Tindakan Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran diterapkan. Skenario tindakan harus dilaksanakan secara benar tampak berlaku wajar. Pada PTK yang dilakukan guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyesaikan sajian beberapa pokok bahasan dan mata pelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh aspek-aspek rencana (skenario) tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK. 1. Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan : A, B, C, dan D. 2. Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris, dll oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random, dengan cara yang menyenangkan. 3. Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok bekerja/ belajar memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam OHP untuk persiapan presentasi. 4. Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran.
Geografi SMA K - 1
253
5. Jenis data yang dikumpulkan; berupa makalah kelompok, lembar OHP hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum (pretes) dan setelah (postes) tindakan dilak- sanakan.
Pengamatan/Observasi dan Pengumpulan Data Tahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, atusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain. Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis; (b) rubrik; (c) lembar observasi; dan (d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau pentunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi. Sebagai contoh pada satu usulan PTK akan dikumpulkan data seperti: (a) skor tes essai; (b) skor kualitas (kualitatif) pelaksanaan diskusi dan jumlah pertanyaan dan jawaban yang terjadi selama proses pembelajaran; serta (c) hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan kegiatan siswa. Berdasarkan data-data yang akan dikumpulkan seperti di atas, maka akan dipakai instrumen; (a) soal tes yang berbentuk essai; (b) pedoman dan kriteria penilaian/skoring baik dari tes essai maupun untuk pertanyaan dari jawaban lisan Geografi SMA K - 1
254
selama diskusi; (c) lembar observasi guna memperoleh data aktivitas diskusi yang diskor dengan rubrik; dan (d) catatan lapangan. Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Berbagai teknik dapat dilakukan untuk tujuan ini,
misalnya teknik triangulasi
dengan cara membandingkan data yang diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku, dan lain sebagainya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis lebih lanjut untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk itu berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan.
Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dalam proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi. Apabila tujuan PTK sudah tercapai, dan guru sudah merasa puas dengan siklus-siklus yang dilakukan, langkah berikutnya tidak lain adalah menyusun laporan kegiatan. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah dilakukan. Untuk menyusun laporan penelitian diperlukan pedoman penulisan yang dapat dipakai sebagai acuan para peneliti pelaksana, sehingga tidak ditemukan adanya variasi bentuk. Disamping itu, juga perlu disesuaikan dengan pedoman yang sudah ditetapkan Kemendikbud dalam rangka memenuhi persyaratan penulisan karya tulis ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan melalui pengembangan profesi. Berikut ini disampaikan bentuk laporan PTK dalam Geografi SMA K - 1
255
rangka
mempertanggungjawabkan
kegiatan
yang
dilakukan
dengan
menglompokkannya menjadi tiga bagian sebagai berikut.
Sistematika Laporan PTK. Bagian awal terdiri dari: 1. Halaman Judul 2. Halaman Pengesahan 3. Abstrak 4. Kata Pengantar 5. Daftar Isi 6. Daftar tabel/ lampiran Bagian isi memuat hal-hal sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PUSTAKA BAB III PROSEDUR/METODE PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bagian akhir berisi tentang: Daftar Pustaka Lampiran
c. Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
Perhatikan prosedur dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Geografi SMA K - 1
256
Dari permasalahan dan solusi yang sudah dipilih dari hasil kegiatan pembelajaran 1 di atas, buatlah rencana PTK menggunakan format berikut ini.
Tabel:15 PTK
Kondisi Pra PTK
Perencanaan Pelaksanaan Observasi/ PTK PTK Pengamatan
Refleksi
Buatlah jadwal seperti berikut.
No
Kegiatan
1.
Kondisi Pra PTK
2.
Perencanaan PTK
3.
Pelaksanaan PTK
4.
Observasi pelaksanaan PTK
5.
Refleksi hasil observasi
Waktu
pelaksanaan PTK
d. Evaluasi kegiatan belajar dan kunci jawaban •
Penilaian sikap
Geografi SMA K - 1
257
Tabel:16:Penilaian sikap K e Nama Menghormati tNo Siswa pendapat e teman r a n g a n : S Skor 4 = baik sekali Skor 3 = baik Skor 2 = cukup Skor 1 = kurang
•
Aspek Tidak menyela
Saling mendengark an dan merespon
Bekerja sama dalam kelompok
Jumlah Pro Aktif
Skor
Nilai
Penilaian pengetahuan 1. Dalam siklus penelitian tindakan kelas (PTK), yang harus disiapkan guru pada tahapan Plan adalah .... A. Melakukan observasi dan refleksi B. Menentukan observer dan refleksi C. Menyiapkan RPP dan instrumen penelitian D. Mengumpulkan data dan instrumen penelitian 2. Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berbeda dengan penelitian formal, karena hasil PTK adalah .... A. lebih spesifik dan kontekstual B. besifat general dan berlaku umum C. dapat disimpulkan dan digeneralisasi D. berlaku untuk semua kelas dan sekolah 3. Permasalahan pembelajaran yang dapat diselesaikan dengan PTK ditunjukkan oleh permasalahan pada nomor berikut …. No
Permasalahan
1
Peserta didik banyak yang mengantuk saat pembelajaran
2
Peserta didik hasil belajarnya rendah
Geografi SMA K - 1
258
3
Peserta didik ada yang tidak berseragam lengkap
4
Guru kesulitan membuat laporan penilaian
A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 •
Penilaian ketrampilan Penilaian Produk. N
Aspek Yang Dinilai
Skor
o. 1 1.
Pemilihan permasalahan
2.
Ketepatan memilih solusi
3.
Kemampuan menuangkan data yang diperlukan
2
3
4
Jumlah Skor Nilai
e. Umpan balik dan tindak lanjut •
Buatlah draft proposal penelitian tindakan kelas (PTK).
f. Kunci jawaban Dapat digunakan untuk self assesment sekiranya diperlukan sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan diri sendiri.
Geografi SMA K - 1
259
BAGIAN 3: PENUTUP Setelah mempelajari serangkaian materi yang terdiri atas penelitian geografi, pengetahuan dasar geografi, litosfer, atmosfer, sebaran fauna dan flora, kartografi, teori metode dan model pembelajaran, media pembelajaran, penilaian pendidikan, pengantar desain pembelajaran, dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan berbagai aktivitas pembelajaran, maka untuk memperkuat dan memperkaya pemahaman Ibu/bapak dipersilakan membaca referensi dari berbagai sumber. Kegiatan tersebut juga merupakan bagian penting untuk mempelajari modul selanjutnya.
Geografi SMA K - 1
260
DAFTAR PUSTAKA
Lobeck, A.K.
1981. Geomorfologi, Pengendalian Kepada Kajian Pandangan Darat. Kuala Lumpur: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka.
Moch. Munir. 2003. Geologi Lingkungan. Malang, Bayumedia Publishing Sukendar Asikin, 1976. Geologi Struktur Indonesia, ITB, Bandung Strahler, Arthur N, 1973, Introduction to Physical Geography, Willey International Edition USA. Buranda, JP. Tanpa Tahun. Geomorfologi. Laboratorium Geografi. UM Malang
Bintarto, R. 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Forbes, Dean K. 1986. Geografi Keterbelakangan. Jakarta: LP3 ES. Graves, Norman J. 1984. Geography in Education. London: Heinemann Educational Books London. Handoyo, Budi. 2001. Pendidikan Geografi Masalah Harapan dan Tantangan. Malang:Geo Spektrum Press. Hohnholz, Jurgen H. 1986. Geografi Pedesaan Masalah Pengembangan Pangan. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. Mila ,Syafaah. 2011. ruang-lingkup-geografi. http://milasyafaah22.blogspot.co.id/p/ruang-lingkup-geografi.html Muhdhar, Mimien Henie Irawati Al. 2003. Sumber Daya alam dan Masa Depan Manusia. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Prosiding Geografi. 2000. Konstribusi Geografi Dalam Pengembangan Wilayah dan Daya Dukung Lingkungan. Semarang, 21-22 UNNES Prosiding Seminar Nasional. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Untu Mendukung Otonomi Daerah Dalam Menghadapi Era Globalisasi. Malang: FMIPA UM Tanggal, 23-24 Oktober 2001 Sumaatmadja, Nursid.1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: P.T. Alumni. Darmakusuma 1982. Atmosfer dan Gejala-gejalanya, Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. Geografi SMA K - 1
261
Purwadi Suhandini. 2002. Geografi Fisik 1, Direktorat SLTP, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas, Jakarta. Sandy, I Made. 1987. Iklim Regional Indonesia, Jurusan Geografi FMIPA Universitas Indonesia, Jakarta UI Press. Strahler, Artur N, Alan H. Strahler. 1987. Modern Physical Geography, John Wiley & Sons, New York. Suhardi Wisnubroto. 1986. Asas-asas Meteolorogi Pertanian, Jakarta: Graha Indonesia. Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi, Bandung: Penerbit ITB. Trewarta, Glenn T, Lyle H. Horn. 1995. Pengantar Iklim, Gajahmada University Press. Djuni Pristiyanto. 2001. Pengelolaan Kawasan Konservasi dan Pelestarian Flora dan Fauna di Indonesia.Jakarta _____________. 2006. Sejarah Singkat Bumi dan Kehidupannya. Bandung Museum Geologi. K. Wardiyatmoko. 2005. Geografi SMA untuk kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Penerbit Erlangga. Noerdjito, M dan I. Maryanto. 2001. Jenis-jenis Hayati yang dilindungi perundangundangan di Indonesia. Balitbang Zoologi-Puslitbang Biologi-LIPI dan The Nature Conservancy. Cibinong. Polunin, Nicholas. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Gadjah Mada University Press. Sujatnika, P. Jepson, T. R. Soehartono, M. J. Crosby, and A. Mardiastuti.1995. Melestarikan Keanekaragaman Hayati Indonesia.
Pendekatan Daerah
Burung Endemik. PHPA – Birdlife International IP. Jakarta. Soeriaatmadja. 1977. Ilmu Lingkungan. Bandung: Penerbit ITB. Soeryani, Mohamad. 2005. Lingkungan HidupPendidikan, Pengelolaan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Yayasan Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL) . Geografi SMA K - 1
262
Tjia, H.D. 1980. The Sunda Shelf, Southeast Asia. Z. Geomorph Whitten, A. J., M. Mustafa, and G. S. Hendersen.
1987.
The Ecology of
Sulawesi. Gadjah Mada University Press. Walker, D. 1982. Speculations on the Origin and Evolution of Sunda Sahul Rain Forest. Dalam Biological Diversification in the Tropics. Columbia Univ. Press, New York. Agusta, Innovich. 1998. Cara Mudah Menggunakan Metode Kualitatif pada Sosiologi Pedesaan. Laboratorium Sosiologi, Antropologi, dan Kependudukan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bungin, Burhan, 2001. Metodolologi Penelitian Sosial, Format-format Kualitatif dan Kuantitatif. Airlangga University Press. Surabaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – RI, Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Derektorat Perguruan Tinggi Swasta. 1997. Kumpulan Materi atau Makalah, Penataran Dosen-dosen Perguruan Tinggi Swasta, Bidang Metodologi Penelitian. Di Cisaruan Bogor (23 Juni – 1 Nopember 1997). Faisal, Sanapiah. 1999. Persada. Jakarta.
Format-format Penelitian Sosial.
PT Raja Grafindo
Koentjaraningrat, 1986. Metode-metode Penelitian Masyarakat. PT Gramedia, Jakarta. Parel, C. P., G. C. Caldito, P. L. Fwrrer, G. G. De Guzman, C. S. Sinsioco and R. H. Tan. 1973. Sampling Desiggn and Procedures: Paper on Survey Research Methodolog. The Agricultural Development Council. New York. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989. Metode Penelitian Suvai. Lembaga Penelitian dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Jakarta. Suriasumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Ahmad Sudrajat. 2008. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategimetode-teknik-dan-model-pembelajaran/ Anita Lie, 1999, Metode Pembelajaran Gotong Royong, Surabaya : CV Citra Media.
Geografi SMA K - 1
263
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Deti Hendarni. 2012. Strategi, dan Metode Pembelajaran Sosiologi SMA.
Batu:PPPPTK PKn dan IPS. Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching. ModelModel Pengajaran. Edisi kedelapan. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal PMPTK. 2009. Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran. Bahan TOT Calon Pengawas dan Kepala Sekolah. Jakarta: Depdiknas Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, 2003, Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching and Learning – CTL), Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Ismail, 2002. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas. Made Agus Suryadarma Prihantana. 2011. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran. http://suryadharma.wordpress.com/2008/09/ 12/pendekatanstrategi-metode- teknik-dan-model-pembelajaran/ Mel Silberman, 2002, Active Learning, Yogyakarta : Yappendis. Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nur, 2000, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya : University Press. Nurwahyuni Latief. 2007. Model Pembelajaran Tipe NHT. http://nurwahyunilatief. wordpress. com/2008/09/ 12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-modelpembelajaran/ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta Supriawan, D., Surasega, A. B. 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Geografi SMA K - 1
264
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. …..(tt) Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/) Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. ______________ . 2005. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (http//www.Bakorstarnal.net.id) ________________Maping. Microsoft Encarta. 2006. Microsoft Corporation Drummond Dorothy W. , Robert R. Drummond. 1988. People on Earth, A World Geography. Illinois. Scott, Foresman and Company. Hadwi, Soendjojo. 2001. Atlas Nasional Sebagai Salah Satu Media Informasi Data Kebumian Dan Pengambilan Keputusan Pada Jurnal Surveying Dan Geodesi , Vol.XI, No.1, Januari. Bandung Departemen Teknik Geodesi, Institut Teknologi Bandung Latif, Chalid dkk. 1997. Atlas Indonesia dan Dunia untuk Sekolah Lanjutan. Jakarta. PT Pembina Peraga Regariana, Cut Meurah. 2005 Peta dan Inderaja. Jakarta. Depdiknas (www. Edukasi.net) Romenah. 2005. Pengetahuan Peta. Jakarta. Depdiknas (www. E-dukasi.net) Sandy, I Made, 1987. Esensi Kartografi, Jakarta : Jurusan Geografi FMIPA UI, Suharyono. Tanpa tahun. Sumber Belajar Geografi-Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Geografi. Jakarta: Depdiknas Sukanti, Dwi. 2004. Seri Pengetahuan Sosial, Manusia dan Unsur-unsur Fisik Geografi untuk kelas 1 SMP, Jakarta: Ganeca Exact Sutama, 2005. Skala dan Proyeksi. Jakarta. Depdiknas (www. E-dukasi.net) ______Rock and Mineral , 2008, Britannica Illustrated Science Library Reed, Christina, 2008, Earth Science:. New York :Facts On File, Inc
https://id.wikipedia.org/wiki/Bumi
Geografi SMA K - 1
265
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/Bumi sebagai planet Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 3 – 4. Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV Pusaka Galiza, 2003), hlm. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), [5] Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1997), Arif S. Sadiman dkk., Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: CV Rajawali, 1986). .........
Tanpa Tahun. Fundamentals of Remote Sensing. A Canada Centre for Remote Sensing Remote Sensing Tutorial. Canada: Natural Resources Canada
......... Tanpa Tahun. Modul Dasar-dasar Penginderaan Jauh Dan Penggunaanya Dibidang Kebumian. Jakarta:Bakosurtanal C.P.LO. 1996.
Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta:UI Press.
Danudoro, Projo. 2004. Sains Informasi Geografi. Yogyakarta:Jurusan Kartografi – Penginderaan Jauh, Fak Geografi UGM. Dulbahri. 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Yogyakarta:Puspics – Bakorsurtanal – UGM. http://andimanwno.wordpress.com/2009/11/04/pengamatan-stereoskopis/ http://mikedwihisma.wordpress.com/ http://rst.gsfc.nasa.gov/Sect11/Sect11_3.html http://www.geounesa.net/news/index.php?option=com_content&view=article&id=71:t ampilan - stereoskopis-foto-udara-&catid=46:pj&Itemid=86 Lillesand, Thomas M., Ralph W Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Jogyakarta:Gajah Mada University Press. Geografi SMA K - 1
266
Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta:Grasindo. Sistem Informasi Geografi. Bandung:ITB Suryantoro, Agus. 2003. Interpertasi Foto Udara, Handout. Malang:Jurusan Geografi FMIPA, Universitas Negeri Malang Suryantoro, Agus. 2004. Pengantar Penginderaan Jauh, Handout. Malang:Jurusan Geografi FMIPA, Universitas Malang. Sutanto. 1985. Teknik Interpretasi Foto Udara, Handout, Jur KPJ FGE, UGM, Yogyakarta. Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press. Sutanto. 1987. Penginderaan Jauh Jilid 1, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press. An,
La.
2007.
sistem
informasi
geografi-sig.
(http://mbojo.
wordpress.com/2007/04/08/). As-syakur, Rahman, Abd. 2006. Modul Pengenalan ArcView Untuk Dasar Analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) ~ www.mbojo.wordpress.com 29. Charter, Denny dan Agtrisari, Irma 2002. Desain dan Aplikasi GIS, Penerbit Elexmedia Komputindo, Bandung. Darmawan, Arief. 2008. Sekilas tentang Sistem Informasi Geografis (Geographyc Information System). Http://fetsi.wordpress.com . Diakses tanggal 28 Agustus 2008. Murni, Aniati, 2001, Sistem Inderaja dan GIS, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Jakarta. Prahasta, Eddy, 2002, Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView, Penerbit Informatika, Bandung. Prahasta, Eddy, 2002, Sistem Informasi Geografis, Konsep-Konsep Dasar, Penerbit Informatika, Bandung. Prasetyo, Hary, Daniel. 2003. Sistem Informasi Geografi (SIG) Untuk Tata Guna Lahan. http://if2.ubaya.ac.id/-daniel. Yulianto, Widi. 2003. Aplikasi AutoCad 2002 Untuk pemetaan dan SIG, Penerbit Elexmedia Komputindo, Bandung.
Geografi SMA K - 1
267
Geografi SMA K - 1
268