Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199 pp. 232- 240
9 Pages
ANALISIS KEDISIPLINAN DAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA REMUNERASI TERHADAP KINERJA ANGGOTA POLRI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA ORGANISASI POLRES ACEH BARAT M. Arief Santoso 1, Nasir Azis2, Nurdasila Darsono3 1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aimed to determine the effect of discipline and leadership styles as well as the remuneration of the members of the national police performance and its impact on organizational performance of West Aceh Police Resort. Samples are entire Police personnel who served in West Aceh Police Resort amounted to 112 people. Collecting data using questionnaires and then the data were analyzed using statistical tools path analysis. The study found that discipline, leadership style, and simultaneously remuneration directly influence the performance of policeman. Discipline directly affects the performance of the organization. Leadership style directly affects the performance of the organization. Remuneration directly affect the performance of the organization. Performance policeman directly affect the performance of the organization in West Aceh Police Resort. Contributions discipline, leadership style and remuneration on performance policeman simultaneous direct influence on the performance of the organization of West Aceh Police Resort at 61.4 percent. Discipline that indirectly or through the performance of the policeman affect organizational performance in West Aceh Police Resort of 5.6 percent. Leadership style indirectly or through the performance of the policeman affect organizational performance of West Aceh Police Resort of 0.17 percent. Remuneration indirectly or through the performance of the policeman affect the performance of the organization of West Aceh Police Resort at 0.25 percent. Keywords:
Organizational Performance, Policeman Performance, Discipline, Ledearship Style and Renumeration.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan dan gaya Kepemimpinan serta remunerasi terhadap kinerja anggota polri dan dampaknya terhadap kinerja organisasi Polres Aceh Barat. Sampel penelitian sebanyak seluruh personal Polri yang bertugas di Polres Aceh Barat berjumlah 112 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik analisis jalur. Penelitian menemukan bahwa disiplin, gaya kepemimpinan, dan remunerasi secara simultan berpengaruh langsung terhadap kinerja Anggota Polri. Disiplin secara langsung mempengaruhi kinerja organisasi. Gaya kepemimpinan secara langsung mempengaruhi kinerja organisasi. Remunerasi secara langsung mempengaruhi kinerja organisasi. Kinerja anggota Polri secara langsung mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat. Kontribusi disiplin, gaya kepemimpinan dan remunerasi, kinerja Anggota Polri berpengaruh simultan secara langsung terhadap kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat sebesar 61,4 persen. Disiplin yang secara tidak langsung atau melalui kinerja Anggota Polri mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat sebesar 5,6 persen. Gaya kepemimpinan secara tidak langsung atau melalui kinerja Anggota Polri mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat sebesar 0,17 persen. Remunerasi yang secara tidak langsung atau melalui kinerja Anggota Polri mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat sebesar 0,25 persen. Kata kunci:
Kinerja Organisasi, Kinerja Anggota Polri, Kedisiplinan, Gaya Kepemimpinan dan Renumerasi.
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 232
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala timbul dikalangan masyarakat saat ini terhadap
PENDAHULUAN Instansi kepolisian sebagai salah satu
kepolisian yang selama ini dinilai masih belum
lembaga pemerintah tentu dalam melaksanakan
baik. Antara lain ditandai oleh indikator,
tugas
memerlukan perencanaan dan
buruknya kualitas pelayanan publik (lambat,
manajemen yang bagus dalam pengelolaan
tidak ada kepastian aturan/hukum, berbelit belit,
intansinya. Tidak terlepas dari itu tujuan
arogan, minta dilayani atau feodal style). Sarat
akhirnya adalah juga peningkatan kinerja,
dengan
dalam peningkatan kinerja tetap diperlukan
nepotisme). Rendahnya kualitas disiplin dan
penerapan
etos kerja anggota polri serta kualitas pelayanan
juga
kedisiplinan
kepemimpinan
yang
yang baik
ketat,
gaya
serta
adanya
pemberian kompensasi seperti remunerasi yang
publik
perilaku
yang
KKN
tidak
(Korupsi,
akuntabel
dan
kolusi,
tidak
transparan.
cukup. Hal ini dilakukan untuk menghindari
Pengambilan objek penelitian pada Polres
berbagai bentuk kecurangan yang bisa terjadi
Aceh Barat, hal ini mengingat instansi ini
dilingkungan
yang
dalam melaksanakan kegiatannya relatif masih
diakibatkan baik oleh kurang atau tidak
banyak menghadapi masalah dan hambatan-
disiplinya apratur kepolisian, kurang bijaknya
hambatan terutama masalah rendahnya disiplin,
pimpinan serta akibat rendahnyanya bentuk
masalah kurang pasnya gaya kepemimpinan,
kompensasi yang diberikan yang semua ini
dan kompensasi walaupun program remunerasi
berdampak
sudah diberikan, semua ini akan berdampak
instansi
terhadap
kepolisian
rendahnya
kinerja
kepolisian.
terhadap turunnya kinerja. Belum optimalnya
Polres Aceh Barat merupakan salah satu
aparatur kepolisian dalam bekerja banyak
instansi pemerintah, dimana kepolisian sebagai
dipengaruhi
pengendali sosial perlu di evaluasi lagi, perlu
kedisiplinan, rendahnya gaya kepemimpinan
diperbaiki kembali, agar tidak ada lagi polisi
dan mungkin dari segi pemberian kompensasi
yang menerima suap, tidak tertib dalam
dianggap masih rendah walaupun program
menilang
izin
renumerasi suda diberikan. Apabila kondisi ini
yang
terus diabaikan maka akan berdampak terhadap
dengan
menurunnya kinerja organisasi. Semua ini
kurang bijak. Meskipun banyak kekurangan,
menjadi masalah yang dihadapi oleh Polres
kepolisian Indonesia sekarang ini semakin
Aceh Barat dalam meningkatkan kinerja.
pengendara
mengemudi,
atau
menembak
langsung
tanpa
bahkan
surat polisi
tersangkanya
profesional, buktinya adalah saat kepolisian
Walaupun
oleh
kurangnya
demikian
dikatakan
tingkat
kinerja
dengan sigap membongkar sebagian jaringan
Anggota Polri Aceh Barat belum maksimal,
terorisme di Indonesia dalam tahun tahun
fenomena ini wajar dan manusiawi, mereka telah
terakhir ini.
bekerja dengan segenap kemampuan walaupun
Seperti kita ketahui isu atau kesan yang 233 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
masih banyak keterbatasan. Sebagai contoh kasusu
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kriminilitas yang terjadi pada tahun 2013 sebanyak
tentang prestasi pegawai yang buruk.
279 kasus, dengan kasus yang selesai sebanyak 53,41 persen, selebihnya 46,59 persen belum terselesaikan.
Mulai
dari
kasus
Penipuan,
Pengrusakan, Penganiayaan Ringan, Penganiayaan Berat,
Pencurian
Biasa,
Curat
Kebakaran,
Pembakaran, dan lain-lain telah dilakukan dengan semaksimal mungkin.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan
gaya
prosedur yang mengoreksi atau menghukum seseorang bawahan karena melanggar aturan atau prosedur. Hal senada juga diungkapkan oleh
Strauss
(2008:
38)
bahwa
disiplin
merupakan sebagai suatu keadaan dimana tingkah laku manusia, sikap dan kelakuan yang
Mengacu pada latar belakang penelitian, maka
kedisiplinan
Dessler (2008: 275), disiplin adalah suatu
kepemimpinan
diatur dengan peraturan-peraturan yang berlaku serta sangsi yang akan dikeluarkan.
serta
renumerasi terhadap kinerja anggota Polri dan
Kepemimpinan Rivai dan Mulyadi (2009: 2) menyebutkan
dampaknya pada kinerja organisasi Polres Aceh
bahwa kepemimpinan secara luas meliputi
Barat.
proses
mempengaruhi
dalam
menentukan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
Disiplin Kerja
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk hukuman
memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain
(punishment), tetapi pelaksana disiplin tidak
itu juga mempengaruhi interprestasi mengenai
selalu memandang disiplin sebagai sesuatu
perisstiwa-peristiwa
yang tidak disukai, misalnya keabsenan yang
pemgorganisasian dan akitivitas-aktivitas untuk
sering
pegawai
mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja
selama 3 hari. Jika orang yang diskor tidak
dan kerja sama kelompok, perolehan dukungan
menyukai pekerjaannya dan lebih menyukai
dan
tinggal dirumah, ia tidak akan menganggap hal
kelompok atau organisasi.
Disiplin
berbeda
mengakibatkan
dengan
diskornya
kerjasama
para
dari
pengikutnya,
orang-orang
diluar
itu sebagai sesuatu yang tidak disukai. Dalam
Robbins & Coulter (2005: 128), pemimpin
keadaan seperti itu, orang yang dikenai disiplin
adalah orang yang mampu mempengaruhi
belum
orang lain dan memiliki wewenang manajerial.
mendapatkan
hukuman.
Hukuman
adalah pelaksanaan suatu tindakan yang tidak
Sementara
disenangi atau menghilangkan tindakan positif
kemampuan mempengaruhi kelompok menuju
menyusul terjadinya suatu tanggapan yang
tercapainya sasaran. Sementara itu pendapat
menurunkan frekuwensi tanggapan tersebut
lain dikemukakan Stoner (2010: 161), yang
yang disertai dengan konsekwensi yang tidak
menyatakan bahwa
disukai, atau stimulus pengurangan upah karena
suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi
ketidakhadiran,
aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari
memo
yang
diumumkan
itu
kepemimpinan
adalah
kepemimpinan sebagai
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 234
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala anggota kelompok.
konsep-konsep gaya kepemimpinan. Menurut
Ada empat implikasi penting yang tercakup dalam
definisi
kepemimpinan
tersebut:
melibatkan
Stoner (2010: 165), gaya kepemimpinan adalah
Pertama,
berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh
–
pemimpin dalam proses mengarahkan dan
orang
lain
karyawan atau pengikut. Kedua, kepemimpinan
mempengaruhi pekerja.
melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak
Menurut Robbins & Coulter (2005: 130),
merata antara pemimpin dan anggota kelompok.
bahwa ada 3 (tiga) gaya kepemimpinan, yaitu:
Ketiga, kemampuan menggunakan berbagai
Gaya
bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi tingkah
pemimpin
laku pengikut dengan berbagai cara. Keempat,
memusatkan wewenang, mendiktekan metode
adalah
kerja, membuat keputusan unilateral, dan
penggabungan
dari
ketiga
aspek
Otokratis, yang
menggambarkan biasanya
cenderung
terdahulu dan mengakui bahwa kepemimpinan
membatasi
adalah mengenal nilai (Stoner, 2010: 161).
Demokratis, menggambarkan pemimpin yang
Terry (2008: 152) menyebutkan pengertian kepemimpinan
adalah
cenderung
partisipasi
gaya
melibatkan
karyawan
Gaya
dalam
kemampuan
mengambil
mengarahkan pengikut – pengikutnya untuk
wewenang,
bekerjasama dengan kepercayaan serta tekun
memutuskan metode dan sasaran kerja, dan
mengerjakan tugas – tugas yang diberikan oleh
menggunakan umpan balik sebagai peluang
pimpinan
24),
untuk melatih karyawan. Gaya Laissez Faire,
menjelaskan kepemimpinan sebagai rangkaian
umumnya memberi kelompok kebebasan penuh
kegiatan
kemampuan
untuk membuat keputusan dan menyelesaikan
mempengaruhi prilaku orang lain dalam situasi
pekerjaan dengan cara apa saja yang dianggap
tertentu agar bersedia bekerja sama untuk
sesuai.
mereka.
Sutanto
penataan
berupa
(2007:
keputusan,
karyawan.
mendorong
mendelegasikan partisipasi
dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan. Selanjutnya
Salah satu pendekatan yang paling umum
Moekijat (2008: 150) memberikan pengertian
digunakan dalam memahami kepemimpinan
kepemimpinan sebagai suatu kemampuan untuk
dewasa ini, adalah teori alur – sasaran. Teori
menggerakkan
yang dikembangkan oleh Robert House ini
orang-orang
supaya
mengikutinya.
merupakan model kepemimpinan kontingensi yang
mengambil
unsur-unsur
kunci
teori
pengharapan tentang motivasi. Menurut teori Tipe Gaya Kepemimpinan
ini, perilaku pimpinan dapat diterima oleh
Gaya kepemimpinan erat kaitannya dengan sikap
atau
menjalankan
perilaku
pemimpin
kepemimpinannya.
dalam Dalam
kepustakaan manajemen banyak ditemukan 235 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
bawahan sejauh mereka melihatnya sebagai sumber langsung kepuasan atau sebagai sarana kepuasan masa depan. Perilaku pemimpin dinilai dapat memotivasi sejauh bahwa perilaku
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala itu:
1)
kebutuhan
pengaruh terhadap kinerja pegawai dalam
bawahan tergantung pada kinerja yang efektif,
menjalankan tugasnya. Remunerasi merupakan
dan
bimbingan,
imbalan atau balas jasa yang diberikan kepada
dukungan, dan imbalan yang perlu bagi
tenaga kerja atau pegawai sebagai akibat dari
kefektifan kinerja (Robbins & Coulter, 2005:
prestasi yang telah diberikannya dalam rangka
138).
mencapai tujuan organisasi (Sofa, 2008).
2)
membuat
pencapaian
memberi
pelatihan,
Selanjutnya Robbins & Coulter (2005:
Pengukuran besar kecilnya remunerasi
139) mengemukakan bahwa untuk menguji
dapat dilihat dari komponen remunerasi yang
pernyataan-pernyataan
House
diterapkan dalam instansi tersebut. Adapun
mengidentifikasi perilaku pemimpin sebagai
komponen remunerasi yang diterapkan pada
berikut:
Kantor Polres Aceh Barat yaitu sesuai dengan
- Pemimpin yang direktif (mengarahkan):
Peraturan
tadi,
Menteri
Keuangan
Nomor
memberi kesempatan bawahan mengetahui
10/PMK.02/2006 tentang Pedoman Penetapan
apa yang diharapkan dari diri mereka,
Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan
menjadwal pekerjaan yang harus dilakukan,
Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum,
dan
remunerasi di artikan sebagai bentuk imbalan
memberikan
bimbingan
spesifik
mengenai cara menyelesaikan tugas. - Pemimpin
yang
suportif
atau balas jasa kepada pegawai yang berupa
(membantu):
bersikap bersahabat dan peduli terhadap kebutuhan bawahan.
dengan
menggunakan
saran
pesangon dan pensiun. Berkaitan
- Pemimpin yang partisipatif (berpartisipasi): berunding
gaji, honorarium, tunjangan, insentif, bonus,
bawahan mereka
dan sebelum
membuat keputusan.
kompensasi,
dengan Werther
remunerasi dan
Davis
atau (2006)
mengatakan kompensasi adalah apa yang diterima
para
pekerja
sebagai
balasan/
pertukaran dari kontribusi yang diberikannya
Pemimpin yang berorientasi prestasi:
kepada
organisasi.
Pengertian yang sama
menentukan sasaran yang menantang dan
disampaikan
Handoko
(2008)
bahwa
mengharapkan bawahan bekerja pada tingkat
kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima
yang paling tinggi.
para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Adapun indikatornya yaitu pemberian
Remunerasi
remunerasi
Istilah remunerasi akhir-akhir ini menjadi trending topic yang hangat diperbincangkan di kalangan pegawai baik itu instansi pemerintah maupun
swasta.
Remunerasi
diidentifikasi
sebagai salah satu faktor yang mempunyai
didasarkan
pada
beban
kerja
(grade/peringkat) yang di emban, besarnya remunerasi yang saya terima sesuai dengah kinerja yang saya capai, untuk pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan serta tanggung jawab yang lebih tinggi maka Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 236
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diberikan
remunerasi
yang
lebih
tinggi,
tunjangan yang diberikan membuat penghasilan saya cukup untuk memenuhi kebutuhan saya, tunjangan yang diberikan membuat penghasilan saya dapat meningkatkan kesejahteraan saya, tunjangan yang diberikan membuat penghasilan saya setara dengan penghasilan sektor swasta dengan kualifikasi yang sama
dan saya
mengetahui bagaimana proses pemotongan remunerasi dilakukan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja merupakan salah satu gambaran tentang diri seseorang karyawan atau pegawai dengan berbagai standar tugas yang telah diberikan kepada pegawai tersebut sebagai salah satu bentuk tanggung jawab. Kinerja ini cenderung dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dirtanto (2008: 130), menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja kerja yaitu meliputi Gaji/upah, Kompensasi, Jaminan Sosial, Analisis/ Gambaran Pekerjaan,
Kinerja Pegawai
Lingkungan Kerja, Iklim Kerja, Motivasi, Alat Prawirosentono (2007: 120) menyebutkan kinerja, atau performance adalah hasil kerja yang
dapat
dicapai
oleh
seorang
atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Terdapat hubungan erat antara kinerja perorangan dengan kinerja organisasi, dengan kata lain, bila kinerja karyawan baik maka kemungkinan kinerja organisasi juga baik. Lowyer dan Porter (dalam As’ad, 2008: 48), menuliskan bahwa job performance atau kinerja usaha adalah hasil yang dicapai oleh seseorang
Pendukung dan kepemimpinan Selain itu Munie (2010: 134), menyebutkan bahwa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja karyawan dibagi menjadi dua kategori yaitu faktor finansial dan non-finansial. Faktor finansial meliputi gaji, tunjangan dan jaminan sosial. Sedangkan faktor non-finansial terdiri dari lingkungan kerja, gambaran pekerjaan, kepemimpinan dan alat pendukung. Manullang (2007: 79) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu
pendidikan,
disiplin
kerja,
dan
kesejahteraan.
menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan, sebagai suatu tingkatan dimana
karyawan
memenuhi/mencapai
persyaratan kerja yang ditentukan. Menurut Dessler (2008: 268), analisis kinerja adalah memferifikasi bahwa ada kemerosotan kinerja dan
menetapkan apakah kemerosotan ini
sebaiknya diperbaiki melalui pelatihan atau melalui sarana lain.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada lingkup Kantor Polres Aceh Barat, dengan obyek penelitian dibatasi hanya terhadap variabel disiplin, gaya kepemimpinan dan remunerasi sebagai variabel eksogen dan kinerja sebagai variabel endogen. Sampel penelitian sebanyak 112 orang personil Polres Kabupaten Aceh Barat yang diambil dengan metode sensus.
237 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pengumpulan data menggunakan kuesioner.
mempengaruhi kinerja Anggota Polri pada
selanjutnya
Polres Aceh Barat (Y) adalah (0,203)2 = 0,0412
data
dianalisis
dengan
menggunakan peralatan statistik analisis jalur.
atau 4,12 persen
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Pengaruh Disiplin, Gaya Kepemimpinan, Remunerasi dan Kinerja Anggota Polri Terhadap Kinerja Organisasi Pada Polres Aceh Barat
Pengaruh Disiplin, Gaya Kepemimpinan dan Remunerasi Terhadap Kinerja Anggota Polri Pada Polres Aceh Barat
organisasi pada Polres Aceh Barat akan
Kerangka hubungan kausal empiris antara X1, X2, X3 dan Y terhadap Z dapat dibuat persamaan struktural sebagai berikut Z = 0,387X1 + 0,263X2 + 0,618X3 + 0,249Y +0,386 Kontribusi disiplin (X1) secara langsung
dinalisis dengan menggunakan analisis jalur
mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres
(path analisys). Analisis jalur pertama adalah
Aceh Barat (Z) adalah (0,387)2 = 0,149 atau
untuk mengetahui pengaruh disiplin, gaya
14,9 persen. Kontribusi gaya kepemimpinan
kepemimpinan dan remunerasi terhadap kinerja
(X2) yang secara langsung mempengaruhi
Anggota Polri pada Polres Aceh Barat.
kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat (Z)
Untuk melihat pengaruh disiplin, gaya kepemimpinan, dan remunerasi terhadap kinerja Anggota Polri dan dampaknya terhadap kinerja
Hasil
penelitian
menemukan
bahwa
adalah (0,263)2 = 0,069 atau 6,9 persen.
kerangka hubungan kausal empiris antara X1,
Kontribusi
X2 dan X3 terhadap Y dapat dibuat persamaan
langsung mempengaruhi kinerja organisasi pada
struktural sebagai berikut:
Polres Aceh Barat (Z) adalah (0,618)2 = 0,381
Y = 0,955X1 +0 ,169X2 + 0,203X3 +0,383
atau 38,1 persen. Besarnya kontribusi kinerja
Kontribusi disiplin (X1) secara langsung mempengaruhi kinerja Anggota Polri pada Polres Aceh Barat (Y) adalah (0,955)2 = 0,912 atau 91,2 persen. Besarnya kontribusi gaya
Polres Aceh Barat (Y) adalah (0,169)2 = 0,078
Kontribusi gaya kepemimpinan (X3) yang secara langsung mempengaruhi kinerja Anggota Polri pada Polres Aceh Barat (Y) adalah (0,279)2 = 0,028 atau 2,8 persen. Kontribusi (X3)
yang
secara
mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat (Z) adalah (0,249)2 = 0,062 atau 6,2 persen. Kontribusi disiplin (X1) yang secara tidak langsung atau melalui kinerja Anggota Polri mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat adalah sebesar (0,237)2 = 0,056 atau
atau 7,8 persen.
remunerasi
(X3)
Anggota Polri (Y) yang secara langsung
kepemimpinan (X2) yang secara langsung mempengaruhi kinerja Anggota Polri pada
remunerasi
yang
secara
langsung
5,6 persen. Kontribusi gaya kepemimpinan (X2) yang secara tidak langsung atau melalui kinerja Anggota Polri mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat adalah sebesar (0,042)2 =
0,0017
atau
0,17
persen.
Kontribusi
remunerasi (X3) yang secara tidak langsung Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 238
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala atau
melalui
kinerja
Anggota
Polri
kepemimpinan dan remunerasi, kinerja Anggota
mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres
Polri berpengaruh simultan secara langsung
2
Aceh Barat sebesar (0,050) = 0,0025 atau 0,25
terhadap kinerja organisasi pada Polres Aceh
persen.
Barat sebesar 61,4 persen. Disiplin yang secara
Kontribusi
disiplin
(X1),
gaya
tidak langsung atau melalui kinerja Anggota
kepemimpinan (X2), remunerasi (X3) dan
Polri mempengaruhi kinerja organisasi pada
kinerja Anggota Polri (Y) berpengaruh simultan
Polres Aceh Barat sebesar 5,6 persen.
secara langsung terhadap kinerja organisasi
Gaya kepemimpinan yang secara tidak
pada (Y) Polres Aceh Barat (Z) adalah 0,614 =
langsung atau melalui kinerja Anggota Polri
61,4 persen dan sisanya sebesar 38,6 persen di
mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres
pengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak
Aceh Barat sebesar 0,17 persen. Remunerasi
dijelaskan dalam penelitian ini.
yang secara tidak langsung atau melalui kinerja Anggota Polri mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat sebesar 0,25 persen.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Disiplin secara langsung mempengaruhi
Saran Pihak Polres Aceh Barat dari hasil
kinerja Anggota Polri pada Polres Aceh Barat. Gaya kepemimpinan (X2) secara langsung mempengaruhi kinerja Anggota Polri pada Polres Aceh Barat. Remunerasi secara langsung mempengaruhi kinerja Anggota Polri pada Polres
Aceh
Barat.
Disiplin,
gaya
kepemimpinan, dan remunerasi secara simultan berpengaruh langsung terhadap kinerja Anggota
Disiplin secara langsung mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat. Gaya kepemimpinan secara langsung mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat. Remunerasi secara langsung mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres Aceh Barat. Kinerja Anggota Polri (Y) secara langsung mempengaruhi kinerja organisasi pada Polres
kompensasi yang diberikan supaya diberikan sesuai dengan beban kerja Anggota Polri. Kedua adalah gaya kepemimpinan Polresta Aceh Barat harus lebih demokratis supaya Anggota Polri menjadi lebih semangat dalam
Diharapkan juga kepada pihak Polres Aceh Barat supaya selalu membuat cara kerja yang sistematis agar pekerjaannya dapat diselesaikan dengat cepat, pencapaian volume kerja Polres Aceh
Barat
kontribusi
disiplin,
Volume 4, No. 1, Februari 2015
gaya
juga
harus
selalu
optimal,
penyelesaian sejumlah pekerjaan harus sesuai dengan standar, mampu menetapkan antara target kerja dan hasil kerja dengan penuh perhitungan,
Aceh Barat.
239 -
peretama jumlah remunerasi dalam bentuk
bekerja.
Polri pada Polres Aceh Barat.
Besarnya
penelitian harus memperhatikan kembali yang
ditingkatkan
pengetahuan agar
harus
menyelesaikan
selalu kualitas
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pekerjaan dengan baik, memperketat jam kerja kantor, pimpinan
meningkatkan harus
selalu
kedisiplinan, seimbang
dan dalam
Werther dan Davis (2006). Human Resources and Personel Management, Boston: McGraw Hill, Inc
memberikan pujian dan kritik serta tunjangan yang diberikan agar dapat memenuhi kebutuhan. DAFTAR PUSTAKA As'ad, Mohd (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Dessler, Gary. (2008). Manajemen Personalia. diterjemahkan oleh: Agus Dharma, Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta. Dirtanto (2008), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Manullang, M, (2007). Dasar-Dasar Manajemen, Penerbit, Ghalia Indonesia, Jakarta. Moekijat, (2008), Prinsip – Prinsip Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan, Alumni, Bandung. Prawirosentono (2007) Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Bumi Aksara. Rivai Veithzal dan Deddy Mulyadi (2009). Kepemimpinan dan Perilaku Organiosasi. Edisi Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P & Coulter, Mary, (2005), Manajemen, Edisi Ketujuh, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid II, Indeks, Jakarta. Sofa (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Stoner, Freeman & Gilbert, (2010), Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid II, Indeks, Jakarta. Strauss, George, dan Leonardo Sayler. (2008). Manajemen Personalia: Segi manusia dalam organisasi, Pustaka Binaan Pressindo, Jakarta. Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 240