Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199 pp. 154- 163
10 Pages
PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA ANGGOTA DEWAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH BESAR DAN KABUPATEN PIDIE Nurmala1, Mukhlis Yunus2, Amri3 1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aimed to examine the effect of leadership, compensation and organizational culture on council member performance, either simultaneously or partial as well as its impact on Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar and Kabupaten Pidie Performance. The population of this study is the overall council member who works at the Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar and Kabupaten Pidie amounting to 110 people. Using sensus sampling method. Data analysis method used is path analysis. The results showed that 1) leadership, compensation and organizational culture have a significant effect both simultaneously and partially on council member performance. 2) leadership, compensation and organizational culture have a significant effect both simultaneously and partially on Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar and Kabupaten Pidie performance. 3) Council member performance significant influence to Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar and Kabupaten Pidie performance and 4) Council member performance capable of acting as a mediator between the partial effect of leadership, compensation and organizational culture on Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar and Kabupaten Pidie performance. The implications of this research, the need for improved leadership, review and improve compensation for board members, employees and strengthen organizational culture through training and technical education through appropriate programs. Keywords: Leadership, Compensation, Organizational Culture, Council Member Performance, DPRK Performance. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja anggota dewan, baik secara simultan maupun parsial serta dampaknya pada kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Populasi penelitian ini adalah anggota dewan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pide dengan jumlah 110 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Metode analisis data yang digunakan adalah analisa jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh signifikan baik secara simultan dan parsial terhadap kinerja anggota dewan. 2) Kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh signifikan baik secara simultan dan parsial terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. 3) Kinerja anggota dewan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie dan 4) Kinerja anggota dewan mampu berperan sebagai partial mediator diantara pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Implikasi dari penelitian ini, perlunya perbaikan kepemimpinan, meninjau ulang dan meningkatkan kompensasi bagi anggota dewan, serta menguatkan budaya organisasi karyawannya melalui pelatihan dan pendidikan melalui program tehnis yang sesuai. Kata kunci : Kepemimpinan, Kompensasi, Budaya Organisasi, Kinerja Anggota Dewan, Kinerja DPRK.
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 154
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepemimpinan yang belum optimal dan terarah,
PENDAHULUAN Saat ini kinerja dewan perwakilan rakyat,
kompensasi yang diterima setiap bulannya masih
khususnya Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda
dinilai para anggota dewan masih belum memadai dan
Aceh, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh
sesuai harapan serta belum kuatnya budaya organisasi
Besar dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten
yang dimiliki para anggota dewan dalam melakukan
Pidie menjadi sorotan berbagai pihak terkait masih
tugas dan fungsinya.
rendahnya kinerja dewan sesuai dengan tugas dan
Menurut Timpe (1992) dalam Riyadi (2011:40), telah menyatakan bahwa “kinerja adalah tingkat
fungsinya. Sorotan
dari
media
prestasi seseorang atau karyawan dalam suatu
disebabkan fungsi dewan perwakilan rakyat dengan
organisasi atau perusahaan yang dapat meningkatkan
fungsi
produktifitas”.
legislasi
masyarakat
belum
Ketidakproduktifan
maupun
berjalan
dengan
dalam
Rendahnya kinerja anggota Dewan Perwakilan
menghasilkan undang-undang atau qanun seperti
Rakyat Kota Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh Besar
ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:
dan DPR Kabupaten Pidie, diduga disebabkan oleh
Tabel 1. Realisasi Penyelesaian Qanun Periode 20102014 DPRK Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie.
para anggota dewan belum menunjukkan sikap
No.
DPR
anggota
baik.
Target
dewan
Selesai
profesionalisme dalam melaksanakan tugas sehingga belum maksimal dalam penyelesaian peraturan ataupun
%tase
Qanun. Selain itu faktor kompensasi yang diterima 1
Kota Banda Aceh
2
Kabupaten Aceh Besar Kabupaten Pidie
3
88
30
34,09
104
67
64,42
72
29
40,28
dirasakan kurang memadai dan masih belum jelasnya kepemimpinan yang ditunjukkan, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap rendahnya kontribusi mereka terhadap penyelesaian tugas sesuai fungsinya baik fungsi legislasi, pengawasan maupun pengganggaran.
Sumber: DPRK Provinsi Aceh, 2014. (diolah)
Menurut Hofstede et al. (1990) dalam Hasanah Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, menunjukkan bahwa tingkat penyelesaian Qanun yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 5 tahun belum tercapai. Fenomena ini mengindikasikan adanya permasalahan Perwakilan
kinerja Rakyat
organisasi Kota
Banda
pada Aceh,
Dewan DPR
Kabupaten Aceh Besar dan DPR Kabupaten Pidie. Belum maksimalnya kinerja yang ditunjukkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh Besar dan DPR Kabupaten Pidie diduga berasal dari beberapa faktor yang menjadi penyebabnya.
Adapun
faktor
penyebab
tidak
berhasilnya kinerja organisasi diduga berasal dari belum maksimalnya kinerja para anggota dewan,
155 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
dan Suhartana (2014: 50), bahwa “budaya organisasi merupakan nilai-nilai dari kepercayaan yang dimiliki oleh anggota organisasi yang dituangkan ke dalam bentuk norma-norma perilaku individu bagian dari organisasi ditempat individu tersebut bekerja”. Dengan budaya organisasi dalam bentuk normanorma perilaku individu yang berlaku maka dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan organisasi. Sesuai anggota
dengan dewan
data yang
mengenai
kehadiran
dikutip
dari
http://medanbisnisdaily.com/news/read/2013/09/13/5 0503/lebih_setengah_anggota_dprk_banda_aceh_bo los_sidang/#.U6Q7xUDLV-8 yang diakses pada tanggal 21 Juni 2014 Jam 21:04 wib, menyebutkan
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala “Hingga Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Razali
Penerimaan gaji sebesar +/- Rp 22,5 juta setiap
Sag. mengetuk palu membuka sidang, hanya 11
bulannya ditambah dengan uang sidang tidak akan
anggota dewan yang hadir. Sementara, yang
menutupi biaya yang telah mereka keluarkan
menandatangani
absen
Fenomena
menunjukkan
16
orang”.
sebelumnya. Selain itu, para anggota dewan juga
bahwa
budaya
harus mengeluarkan uang berupa sumbangan-
organisasi dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat
sumbangan sebagai wujud rasa penghargaan bagi
Kota Banda Aceh masih belum kuat. Ketidak
para konstituen-nya.
hadiran
ini
tersebut
sebanyak
akan
mempengaruhi
kinerja
organisasi.
Dalam suatu organisasi, pemimpin merupakan salah
Berdasarkan
berita
yang
dikutip
http://atjehpress.com/2014/05/lagi-sidang-anggotabahwa
satu
faktor
kepemimpinan
penting
yang
karena
ditunjukkan
faktor
akan
dapat
memberikan pengaruh yang berarti terhadap kinerja
“Dewan
para individu yang dipimpinnya. Kepemimpinan
Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar
menurut Terry dalam Davis (1985) dalam Riyadi
menggelar Rapat Paripurna Istimewa pada hari Jum`at
(2011: 41), mengungkapkan bahwa:
dewan-aceh-besar-ketiduran/
tanggal 2 Mei 2014, namun sayang acara rapat
“Leadership is the relationship in which one
tersebut diwarnai dengan tingkah oknum anggota
person, or the leader, influences others to work
terhormat yang ketiduran saat sidang”. Fenomena ini
togethet willingly on related tasks to attain that
menunjukkan bahwa budaya organisasi dari anggota
which the leader desires”, kepemimpinan adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh besar
proses mendorong dan membantu orang lain untuk
masih belum kuat.
bekerja dengan antusias guna mencapai tujuan”.
Menurut “Kompensasi
Riyadi
bahwa
Begitu juga halnya dengan kinerja anggota Dewan
yang
Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh
barang langsung atau tidak
Besar dan DPR Kabupaten Pidie, dimana kinerja mereka
adalah
berbentuk uang,
(2011: semua
41),
pendapatan
langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan
dinilai
atas jasa
penganggaran. Penyelesaian qanun yang belum sesuai dengan
yang diberikan
kepada
perusahaan
(Hasibuan, 2006)”.
dari
penyelesaian
qanun,
pengawasan
serta
target diduga disebabkan oleh kepemimpinan yang belum
Untuk setiap anggota Dewan Perwakilan
optimal. Bila kepemimpinan yang ditunjukkan lemah, maka
Rakyat Kota Banda Aceh memperoleh gaji tetap
akan dapat mempengaruhi kinerja para individu yang
sekitar Rp. 15 juta, kemudian ditambah sewa rumah
dipimpinnya.
dengan rincian Rp 10 juta setiap bulan untuk ketua
Permasalahan
yang
berkaitan
dengan
Dewan, sebesar Rp 9 juta setiap bulan untuk wakil
kepemimpinan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota
ketua, dan sebesar Rp 7,5 juta setiap bulan untuk
Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh Besar dan DPR
para anggota dewan.
Kabupaten Pidie adalah banyak anggota dewan yang
Dengan imbalan yang diterima sebesar itu,
tidak mengenal secara langsung tentang kepemimpinan
masih banyak anggota dewan yang menunjukkan
yang diterapkan oleh pimpinan dalam hal ini ketua,
perasaan tidak puas. Hal ini disebabkan karena
sehingga anggota dewan kurang memahami bagaimana
sebelum menjadi anggota dewan mereka telah
kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan dalam
menghabiskan banyak uang berkisar +/- Rp 500 juta
meningkatkan kinerja anggota dewan.
sampai Rp 1,2 Milyar pada saat kampanye.
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 156
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
Menurut Meiner (2005: 43) dalam Fakhrizal et al.
dikemukakan diatas, penulis merasa tertarik untuk
(2012: 72), bahwa definisi Kinerja adalah “sebagai
meneliti masalah tersebut dalam bentuk penulisan
kesuksesan yang dapat dicapai individu didalam
karya akhir dengan judul penelitian “Pengaruh
melakukan pekerjaannya, dimana ukuran kesuksesan
Kepemimpinan,
Budaya
yang dicapai individu tidak dapat disamakan dengan
Organisasi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Serta
individu yang lain. Kesuksesan yang dicapat individu
Dampaknya Pada Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat
adalah berdasarkan ukuran yang berlaku dan disesuaikan
Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan
dengan jenis pekerjaannya”.
Kompensasi
Dan
Kabupaten Pidie”. Budaya Organisasi Robbins (1996) dalam Rohman (2009: 8), telah
Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dengan
suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota
dilakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji sejauhmana pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja anggota dewan. 2. Untuk menguji sejauhmana pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi baik secara parsial maupun
simultan
terhadap
kinerja
Dewan
Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.
dewan
terhadap
kinerja
organisasi itu; suatu sistem dan makna bersama”. Kompensasi Menurut Desler (1997: 85) dalam Setyowati dan Yuniarto
(2012:
36),
telah
menyatakan
bahwa
“Kompensasi sebagai semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi dan muncul dari pekerjaan seseorang yang mempunyai dua komponen yaitu pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah/gaji, insentif,
3. Untuk menguji sejauhmana pengaruh kinerja anggota
menyatakan bahwa “Budaya organisasi sebagai
Dewan
Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten
komisi, dan bonus serta pembayaran yang tidak langsung seperti dalam bentuk tunjangan keuangan semisal asuransi dan uang liburan”.
Aceh besar dan Kabupaten Pidie. 4. Untuk
menguji
sejauhmana
pengaruh
tidak
Kepemimpinan
langsung kepemimpinan, kompensasi dan budaya
Menurut Robbins (1996:39) dalam Brahmasari
organisasi terhadap kinerja Dewan Perwakilan
dan Suprayetno (2008: 126), telah menyatakan
Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar
bahwa “kepemimpinan adalah sebagai kemampuan
dan Kabupaten Pidie melalui kinerja anggota
untuk
dewan.
tercapainya tujuan”.
Kinerja Organisasi organisasi
suatu
X1
didefenisikan
sebagai
kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan dan
X2
Y
sasaran (Richardo, 2001) dalam Abu-Jarad et al. (2010: 28). Kinerja Karyawan
157 -
kelompok
Kerangka Berpikir
KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja
mempengaruhi
Volume 4, No. 1, Februari 2015
X3 Gambar 1. Kerangka berpikir
Z
kearah
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sebanyak sebanyak 110 orang yang terdiri dari:
Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
a. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh sebanyak 30 orang, b. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten
Ha1 : Kepemimpinan,
kompensasi
dan
budaya
organisasi berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja anggota
Aceh Besar sebanyak 35 orang dan c. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Pidie sebanyak 45 orang.
Dewan. Ha2 : Kepemimpinan,
kompensasi
dan
budaya
organisasi berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja Dewan Perwakilan
Rakyat
Kota
Banda
Ha3: Kinerja anggota dewan berpengaruh terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie. Kepemimpinan,
kompensasi
dan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan metode sensus sehingga seluruh populasi menjadi sampel.
Aceh,
Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.
Ha4:
Penarikan
budaya
organisasi mempunyai pengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie melalui kinerja anggota dewan.
Operasional Variabel Kepemimpinan
adalah
sebagai
kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan (Robbins, 1996). Kompensasi sebagai semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi dan muncul dari pekerjaan seseorang yang mempunyai dua komponen yaitu pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah/gaji, insentif, komisi, dan bonus serta pembayaran yang tidak langsung seperti
dalam
bentuk
tunjangan
keuangan
semisal asuransi dan uang liburan (Dessler, Metode Penelitian Lokasi Dan Objek Penelitian
1997). Budaya
organisasi
sebagai
suatu
persepsi
Penelitian ini dilakukan pada lingkungan Dewan
bersama yang dianut oleh anggota organisasi itu;
Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh
suatu sistem dan makna bersama (Robbins,
yaitu DPR Kota Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh
1996).
Besar dan DPR Kabupaten Pidie. Objek penelitian ini
Kinerja Karyawan adalah hasil kerja secara
adalah mengenai persepsi pengaruh kepemimpinan,
kualitas
dan
kuantitas
kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja
seseorang
anggota dewan serta dampaknya pada Kinerja Dewan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.
diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2004).
pegawai
yang dalam
dicapai
oleh
melaksanakan
Kinerja organisasi adalah kemampuan organisasi Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
untuk mencapai tujuan dan sasaran (Richardo, 2001).
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 158
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala “Analisis jalur ialah suatu teknik untuk
Uji Validitas Untuk menguji validitas data menggunakan
menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi
pengujian secara statistik dengan bantuan software
pada regresi berganda jika variabel bebasnya
SPSS dengan melakukan uji Pearson product-moment
mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya
coefficient of correlation.
secara langsung tetapi juga secara tidak langsung.
Sukriah et al. (2009: 15), bahwa “Instrumen
(Robert D. Retherford 1993)”.
penelitian yang dipergunakan adalah valid jika nilai korelasi
item
pernyataan
dengan
total
item
pernyataan > 0,3 (Masrun, 1979, dalam Sugiyono, 2002) dan nilai signifikansi < 0,05 (Ghozali, 2006)”.
Hasil Pembahasan 1. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Anggota Dewan. Untuk meningkatkan kinerja anggota dewan, maka
Uji Reliabilitas Menurut Gunawan (2009: 179), bahwa ”Suatu
perlu mengetahui variabel yang mempengaruhinya pada
instrumen dikatakan reliabel jika nilai koefisien
Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh,
keandalannya (Cronbach Alpha) lebih besar dari 0,6
Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie yaitu
(Sekaran, 2003).
kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi. Untuk mengetahui
Uji Normalitas
pengaruh
variabel
kepemimpinan,
kompensasi dan budaya organisasi dapat diketahui melalui
Untuk mengetahui apakah data yang akan digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal, maka teknik uji one sample test Komogorov-Smirnov
persamaan: Y1 = 0,192X1 + 0,173X2 + 0,437X3 + 1 Dari persamaan diatas, diketahui:
Pengambilan
a. Koefisien jalur kepemimpinan sebesar 0,192. Hal
keputusan adalah jika signifikansi lebih besar dari
ini berarti bahwa bila dilakukan perubahan pada
0,05, maka dapat dikatakan data tersebut normal.
kepemimpinan sebesar 1 satuan pada skala Likert
digunakan
untuk
pengujiannya.
maka akan meningkatkan kinerja anggota dewan Uji Multikolinieritas
pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda
Uji Multikollinieritas dilakukan dengan tujuan
Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten
untuk mengetahui apakah pada model regresi
Pidie sebesar 0,192 pada satuan skala Likert.
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
b. Koefisien jalur kompensasi sebesar 0,173. Hal
(independen). Model regresi yang baik seharusnya
ini berarti bahwa bila dilakukan perubahan pada
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
kompensasi sebesar 1 satuan pada skala Likert
Menurut Cahirunnisa (2011: 7), “Adapun
maka akan meningkatkan kinerja anggota dewan
bebas
pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda
multikolinieritas adalah VIF di bawah 10 dan
Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten
tolerance lebih besar dari 0.1 (Santoso, 2000)”.
Pidie sebesar 0,173 pada satuan skala Likert.
pedoman
suatu
model
regresi
yang
c. Koefisien jalur budaya organisasi sebesar 0,437. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan melalui kuisioner yang akan dianalisis menggunakan analisis jalur.
159 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Hal ini berarti bahwa bila dilakukan perubahan pada budaya organisasi sebesar 1 satuan pada skala Likert maka akan meningkatkan kinerja
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala anggota dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 0,437 pada satuan skala Likert.
2. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie. Untuk meningkatkan Kinerja DPRK, maka perlu
Nilai koefisien Korelasi (R) sebesar 0,518 atau
mengetahui variabel yang mempengaruhinya pada Dewan
51,8%, yang menunjukkan bahwa korelasi antara
Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten
variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya
Aceh besar dan Kabupaten Pidie yaitu kepemimpinan,
organisasi dengan variabel kinerja anggota dewan
kompensasi dan budaya organisasi. Untuk mengetahui
sebesar 51,8%.
pengaruh variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya 2
Nilai koefisien determinan (R ) yang telah
organisasi serta terhadap variabel kinerja DPRK, maka
disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,248 atau
dapat diketahui melalui persamaan:
24,8%. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja
Z = 0,170X1 + 0,268X2 + 0,223X3 + 3
anggota dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat
Dari persamaan diatas, diketahui:
Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan
a. Koefisien
jalur
kepemimpinan
sebesar
0,170.
Kabupaten Pidie sebesar 24,8% dipengaruhi oleh
Interpretasinya adalah bila dilakukan perubahan pada
faktor perubahan-perubahan variabel kepemimpinan,
kepemimpinan sebesar 1 satuan pada skala Likert
kompensasi dan budaya organisasi. Sedangkan
maka akan meningkatkan kinerja Dewan Perwakilan
sisanya sebesar 75,2% dipengaruhi oleh faktor-
Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
dan Kabupaten Pidie sebesar 0,170 pada satuan
Hasil pengujian secara simultan didapat nilai Fhitung sebesar 12.965 dengan tingkat = 0,000.
skala Likert. b. Koefisien
jalur
kompensasi
sebesar
0,268.
Sedangkan hasil pengujian secara parsial didapat
Interpretasinya adalah bila dilakukan perubahan pada
koefisien jalur kepemimpinan sebesar 0,192 dengan
kompensasi sebesar 1 satuan pada skala Likert maka
tingkat signifikansi 0,023 atau 2,3%, koefisien jalur
akan meningkatkan kinerja Dewan Perwakilan
kompensasi sebesar 0,173 dengan tingkat signifikansi
Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar
0,039 atau 3,9% dan koefisien jalur budaya organisasi
dan Kabupaten Pidie sebesar 0,268 pada satuan
0,437 dengan tingkat signifikansi 0,000 atau 0%.
skala Likert.
Interpretasi atas uji F dan Uji t adalah variabel
c. Koefisien jalur budaya organisasi sebesar 0,223.
kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi
Interpretasinya adalah bila dilakukan perubahan pada
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
budaya organisasi sebesar 1 satuan pada skala Likert
anggota dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat
maka akan meningkatkan kinerja Dewan Perwakilan
Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan
Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar
Kabupaten Pidie baik secara simultan maupun
dan Kabupaten Pidie sebesar 0,223 pada satuan
parsial.
skala Likert.
Dari hasil ini maka kesimpulan atas hipotesis adalah menerima Ha1 dan menolak H01.
Nilai koefisien Korelasi (R) sebesar 0,520 atau 52,0%, yang menunjukkan bahwa korelasi antara variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi serta kinerja karyawan dengan variabel
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 160
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda
Aceh besar dan Kabupaten Pidie yaitu kinerja anggota
Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie
dewan. Untuk mengetahui pengaruh variabel kinerja
adalah sebesar 52,0%.
anggota dewan terhadap variabel kinerja DPRK, maka
Nilai koefisien determinan (R2) yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,242 atau 24,2%.
Interpretasinya
adalah
kinerja
Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 24,2% oleh
faktor
perubahan-perubahan
variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi serta kinerja anggota dewan. Sedangkan sisanya sebesar 75,8% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil pengujian secara simultan didapat nilai Fhitung sebesar 9,708 dengan tingkat = 0,000. Sedangkan hasil pengujian secara parsial didapat koefisien jalur kepemimpinan sebesar 0,170 dengan tingkat
signifikansi
kompensasi
sebesar
0,049,
koefisien
0,268
dengan
Z = 0,197Y + 2
Dewan
Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten
dipengaruhi
dapat diketahui melalui persamaan:
jalur tingkat
signifikansi 0,002 dan koefisien jalur budaya organisasi sebesar 0,223 dengan tingkat signifikansi 0,032.
Dari
persamaan
diatas,
diketahui
bahwa
koefisien jalur kinerja anggota dewan sebesar 0,197. Hal ini berarti bahwa bila dilakukan perubahan pada kinerja anggota dewan sebesar 1 satuan pada skala likert maka akan meningkatkan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 0,197 pada satuan skala likert. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik kinerja anggota dewan, maka akan
berdampak
peningkatan
kinerja
Dewan
Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie. Hasil pengujian secara parsial didapat koefisien jalur variabel kinerja anggota dewan memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,197 dengan tingkat signifikansi 0,046 atau 4,6% yang masih lebih kecil dari tingkat signifikansi yang diajukan yaitu 5%
Interpretasi atas uji F dan Uji t adalah variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh
secara
signifikan
kinerja
Dewan
Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie baik secara simultan maupun.
(4,6% < 5%). Hal ini berarti bahwa variabel kinerja anggota dewan mempunyai pengaruh parsial yang signifikan terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.
Dari hasil ini maka kesimpulan atas hipotesis adalah menerima Ha2 dan Ha3 serta menolak H02 dan H03. 3. Pengaruh Kinerja Anggota Dewan Terhadap Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie
4. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie Melalui Kinerja Anggota Dewan. Pengaruh secara tidak langsung kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh,
Untuk meningkatkan Kinerja DPRK, maka perlu mengetahui variabel yang mempengaruhinya pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten
161 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie melalui kinerja anggota dewan mempunyai pengaruh dengan efek mediating disebut partially mediated. Artinya
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kinerja anggota dewan dapat memediasi pengaruh
Aceh besar dan Kabupaten Pidie perlunya
kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi
perbaikan dalam kecepatan dan ketepatan dalam
untuk peningkatan kinerja DPRK.
pengambilan keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan mempersiapkan data-data pendukung yang akurat sebelum berjalannya sidang.
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Untuk meningkatkan kompensasi bagi para
Kesimpulan 1. Faktor kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi
yang
dibangun
dalam
model
anggota dewan, maka diharapkan kepada unsur pimpinan/ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota
penelitian ini mempengaruhi kinerja anggota
Banda
dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota
Kabupaten Pidie agar selalu meninjau ulang dan
Banda
besar dan
meningkatkan kompensasi yang telah diberikan
Kabupaten Pidie. Hal ini dibuktikan dengan hasil
kepada karyawan baik yang bersifat finansial
pengaruh
maupun non finansial setiap 2 tahun sekali.
Aceh, Kabupaten Aceh
yang
kepemimpinan,
signifikan
dari
variabel
kompensasi
dan
budaya
organisasi terhadap kinerja anggota dewan. 2. Faktor
kepemimpinan, kompensasi
dan
Aceh, Kabupaten
3. Untuk menguatkan budaya organisasi para anggota
budaya
organisasi yang dibangun dalam model penelitian ini
Aceh besar dan
dewan
khususnya
dalam
hal
pengetahuan dan kompetensi para anggota dewan, maka unsur pimpinan/ketua secara
mempengaruhi kinerja Dewan Perwakilan Rakyat
berkala memberikan pelatihan dan pendidikan
Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan
yang sesuai bidang tugasnya bagi para anggota
Kabupaten Pidie. Hal ini dibuktikan dengan hasil
dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota
pengaruh yang signifikan dari variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja
Banda
Aceh, Kabupaten
Aceh besar dan
Kabupaten Pidie sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya.
DPRK. 3. Faktor kinerja anggota dewan yang dibangun
4. Kinerja anggota dewan
merupakan faktor
berpengaruh terhadap
penting yang perlu diberikan perhatian yang
kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda
lebih baik karena merupakan kunci keberhasilan
Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten
kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda
Pidie.
Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten
dalam penelitian ini
4. Faktor kinerja anggota dewan mampu memediasi
Pidie. Untuk meningkatkan kinerja anggota
dan
dewan agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat
budaya organisasi untuk peningkatan kinerja
waktu, maka perlu dibuat skedul dan jadwal
pengaruh
kepemimpinan,
kompensasi
Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.
serta dilakukan monitoringnya. Selain itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja anggota dewan mampu menjadi mediasi dalam
Saran
peningkatan kinerja DPRK atas pengaruh kepemimpinan,
1. Untuk dapat meningkatkan kepemimpinan, maka bagi
unsur
pimpinan/ketua
pada
kompensasi
dan
budaya
organisasi.
Dewan
Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 162
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Motivasi dalam Rangka Berprestasi Kerja Dosen Tetap di Kampus X Jakarta Utara”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 3, No. 1 : 34-49. ISSN 20871090.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Abu-Jarad, Ismael Younis, Yusof, Nor’Aini, and Nikbin, Davoud. (2010), “A Review Paper on Organizational Culture and Organizational Performance”. International Journal of Business and Social Science, Vol. 1, No. 3: 2646. Brahmasari, Ida Ayu dan Suprayetno, Agus. (2008),”Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia)”, Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 2: 124-135. Chairunnisah, Siti. (2011), “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Internal Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus di Kantor Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat)”, e-Journal : 1-5 Fakhrizal, Nuzul., Yunus, Mukhlis. dan Amri. (2012), “Pengaruh Komitmen Individu, Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Serta Dampaknya Pada Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Dan kekayaan Aceh”. Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol. 2, No. 1: 68 84. Gunawan, Ketut. (2009), “Analisis Faktor Kinerja Organisasi Lembaga Perkreditan Desa di Bali (Suatu Pendekatan Perspektif Balanced Scorecard), Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol. 11, No. 2 : 172-182. Hasanah, Cucu Ulvani. Dan Suartana, I Wayan. (2014), “Pengaruh Interaksi Motivasi Dan Budaya Organisasi Pada Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dengan Kesenjangan”, e-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 6, No.1 : 46-62. Rohman, Abdul. (2009), ”Pengaruh Jabatan Organisasi, Budaya Organisasi, dan Konflik Peran Auditor Internal Terhadap Kepuasan Kerja Internal Auditor (Studi pada Badan Urusan Logistik di Indonesia)”, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 1 : 15-25. Setyowati, Novita Wahyu. dan Yuniarto, Yustinus. (2012), “Pengaruh Kompensasi dan
163 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Sukriah, Ika., Akram dan Inapty, Biana Adha. (2009), “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.” SNA XII Palembang. WEB http://atjehpress.com/2014/05/lagi-sidang-anggotadewan-aceh-besar-ketiduran/ http://medanbisnisdaily.com/news/read/2013/09/13/5 0503/lebih_setengah_anggota_dprk_banda _aceh_bolos_sidang/#.U6Q7xUDLV-8