Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0199 pp. 98- 107
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA ORGANISASI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN PIDIE Hasballah1, Mukhlis Yunus 2, Mahdani Ibrahim3 1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract The purpose of this study was to analyze (1) whether emotional intelligence, and motivation affect the work environment on employee performance (2) whether emotional intelligence, motivation and work environment affect the performance of the organization, (3) whether the employee's performance affects the performance of the organization, (4 ) the magnitude of the indirect effect of emotional intelligence, work environment and motivation to organizational performance through employee performance. Location of the research conducted at the Department of Forestry and Plantation Pidie district, while the research object is emotional intelligence, work environment and work motivation, employee performance and organizational performance. The results show that emotional intelligence, work environment, work motivation either simultaneously or partial effect on employee performance, and the results also prove that emotional intelligence, work environment, work motivation either simultaneously or partial effect on organizational performance. Besides, the results also show that the performance of employees also have an influence on organizational performance improvement at the Department of Forestry and Plantation Pidie district and there is no direct influence of emotional intelligence, work environment, job motivation on organizational performance through employee performance Forestry and Plantation Pidie district.. Keywords Emotional Intelligence, Work Environment, Work Motivation, Employee Performance and Organizational Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) apakah kecerdasan emosional, lingkungan kerja dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai (2) apakah kecerdasan emosional, lingkungan kerja dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja organisasi, (3) apakah kinerja pegawai berpengaruh terhadap kinerja organisasi, (4) besarnya pengaruh tidak langsung kecerdasan emosional, lingkungan kerja dan motivasi terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai. Lokasi penelitian dilakukan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah kecerdasan emosional, lingkungan kerja dan motivasi kerja, kinerja pegawai serta Kinerja organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, lingkungan kerja, motivasi kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai, kemudian hasil penelitian juga membuktikan bahwa kecerdasan emosional, lingkungan kerja, motivasi kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Disamping itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kinerja pegawai juga mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie serta terdapat pengaruh tidak langsung kecerdasan emosional, lingkungan kerja, motivasi kerja terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie. Kata kunci :
Kecerdasan Emosional, Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja, Kinerja Pegawai dan Kinerja Organisasi
pencapaian hasil dari olah pikiran dan tenaga
PENDAHULUAN Kinerja Perkebunan
Dinas Kabupaten
Kehutanan Pidie
dan
dari masing-masing pegawai sesuai dengan
merupakan
tugas dan fungsinya masing-masing, sehingga Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 98
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
masyarakat petani secara maksimal, terutama
sebelumnya. Para pegawai diarahkan untuk
masyarakat
petani
dalam
meningkatkan kinerjanya agar memiliki sikap
swasembada
pangan
dan
dan perilaku yang mencerminkan tanggung
Kabupaten Pidie. Fenomena yang terjadi kinerja
jawab, loyalitas, serta kedisiplinan terhadap
organisasi
tugas
Perkebunan Kabupaten Pidie adalah rendahnya
dan
fungsinya.
Sedangkan
kinerja
pada
hutan di
Kehutanan
dan
kinerja
masing-masing pegawai sesuai dengan tugas
program-program pemerintah yang berkaitan
dan fungsinya masing-masing.
langsung dengan masyarakat.
kinerja
pegawai
sesuai
dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh pimpinan seperti kualitas pekerjaan yang dihasilkan,
kuantitas
kerja
yang
dapat
diselesaikan, kemudian adanya penghargaan yang diberikan kepada pegawai dan tingkat disiplin kerja pegawai. Sedangkan pencapaian kinerja organisasi dapat dilihat dari adanya input atau masukan yang diberikan oleh pegawai kepada pimpinan, output kerja yang dihasilkan oleh pegawai, proses kerja yang dihasilkan oleh pegawai, kemudian manfaat yang
diberikan
oleh
pegawai
kepada
masyarakat. Dinas
Kehutanan
dan
Perkebunan
Kabupaten Pidie merupakan salah satu instansi vertikal
pada
Satuan
Kabupaten
Pidie,
ditunjukkan
oleh
Perkebunan
Kabupaten
mengalami
Kerja
saat
ini
Dinas
penurunan
Pemerintah
kinerja
yang
Kehutanan Pidie
sehingga
dan
cenderung pelayanan
kepada para petani dan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hasil hutan menjadi kurang memuaskan dan disamping itu Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie 99 -
belum
mampu
berpihak
Volume 4, No. 2, Mei 2015
kepada
dalam
hasil
pegawai merupakan hasil yang dicapai oleh
Pencapaian
organisasi
Dinas
meningkatkan
merealisasikan
Hal ini tergambar dari tidak tercapainya sasaran kinerja tahunan yang telah ditetapkan. Sasaran target kerja rata-rata yang dicapai hanya berkisar 74.00 persen dari rencana kerja. Capaian itu terlihat dari realisasi anggaran pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie,
terutama
dalam
mewujudkan
swasembada pangan dan peningkatan hasil perkebunan bagi masyarakat Aceh. Sedangkan fakta kinerja organisasi secara kuantitatif dapat dilihat dari input yang diberikan oleh pegawai terhadap pimpinan, proses pekerjaan yang masih berjalan lamban, hasil (output) yang dihasilkan oleh pegawai belum maksimal, kemudian hasil dari tugas dan fungsi pegawai yang masih rendah, manfaat dari hasil kerja pegawai yang belum dapat dirasakan oleh masyarakat khususnya masyarakat petani serta dampak yang diberikan oleh pegawai terhadap tugas dan fungsinya sebagai pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie. Kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie sesuai dengan
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bidang
tugas
dan
tanggung-jawabnya.
mampu mengenal orang lain secara baik serta
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan
pegawai
pada
Perkebunan
sendiri. Disamping itu, pegawai kurang mampu
Kabupaten Pidie ternyata kinerja yang dicapai
memotivasi dirinya sendiri, serta pegawai
oleh pegawai masih belum menunjukkan
kurang mampu menjaga hubungan antara
kinerja sebagaimana yang diharapkan oleh
pimpinan maupun hubungan sesama pegawai.
Dinas
pimpinan.
Kehutanan
Hal
ini
dan
dapat
mampu
memotivasi
diri
tingkat
Dalam hal ini masih perlu peningkatan
kecerdasan emosional pegawai yang masih
pengendalikan diri antara tugas pekerjaan
belum
kecerdasan
kantor dengan masalah pribadi mereka, karena
emosional yang sesungguhnya yaitu seseorang
manusia adalah yang menjadi perencana, pelaku
yang mampu mengenali emosinya sendiri,
dan penentu dari operasi organisasi, karena itu
mengelola emosi, mampu memotivasi dirinya,
alat secanggih apapun yang dimiliki orgnisasi
serta kemampuan dalam mengenali emosi orang
tidak
lain.
mendukung
menunjukkan
Kecerdasan
dilihat
kurang
kepada
emosional
akan
mempunyai semangat
nilai kerja
guna dan
yang kinerja
mencakup
pegawai, jika mereka tidak bisa mengendalikan
pengendalian diri pegawai terhadap hal-hal
dorongan hati dan emosi yang menghindari
yang harus dilakukan maupun dihindari dalam
konflik yang berlebihan. Dengan ini kecerdasan
menjalankan pekerjaan. Kecerdasan emosional
emosional pegawai Dinas Kehutanan dan
tergambar dengan adanya semangat dalam
Perkebunan Kabupaten Pidie masih perlu
bekerja, ketekunan serta kemampuan untuk
ditingkatkan untuk menghasilkan semangat
memotivasi diri sendiri, tidak mudah frustasi,
kerja yang berdampak terhadap peningkatan
kesanggupan untuk mengendalikan dorongan
kinerja pegawai.
hati dan emosi, tidak melebih – lebihkan
Sedangkan lingkungan kerja yang baik
kesenangan mengatur suasana hati dan menjaga
akan membuat para pegawai nyaman dalam
agar
melumpuhkan
bekerja, tanpa adanya keterbatasan gerak kerja
kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan
antar pegawai, dan para pegawai bisa fokus
terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk
terhadap kerjaan sehingga menciptakan kinerja
memelihara hubungan dengan sebaik–baiknya,
yang tinggi. Indikasi dari masih rendahnya
kemampuan untuk menyelesaikan konfliks,
kinerja
serta untuk memimpin orang–orang yang
Perkebunan Kabupaten Pidie dapat dilihat dari
dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki
pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai
kendali diri. Fakta dari masih rendahnya
tidak mencapai sasaran yang telah ditetapkan
kecerdasan emosional yang dimiliki oleh
oleh pimpinan, kemudian banyak pegawai yang
pegawai dapat dilihat dari kurangnya pegawai
masih kurang tekun dalam menjalankan tugas
dalam mengendalikan emosi, pegawai kurang
dan tanggung jawab yang telah diberikan
beban
stress
tidak
pegawai
Dinas
Kehutanan
Volume 4, No. 2, Mei 2015
dan
- 100
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepadanya, kemudian tingkat disiplin kerja
(prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang
pegawai yang masih relatif rendah terutama
dicapai oleh beberapa orang dalam organisasi
dalam mencapai tujuan organisasi, rendahnya
didalam
penghargaan yang diberikan oleh pimpinan
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
terhadap prestasi kerja yang dicapai oleh
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
pegawai, serta kualitas kerja yang masih relatif
waktu.
rendah.
melaksanakan
tugas-tugas
yang
Sedangkan menurut Robert dan Jackson
Selain dari lingkungan kerja fakror lain
(2009:78),
menyatakan
bahwa
kinerja
yang mempengaruhi kinerja pegawai Dinas
organisasi pada dasarnya adalah apa yang
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie
dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan
adalah motivasi kerja pegawai juga menjadi
dalam lingkungan organisasi.
salah indikator penilaian dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masayarakat.
Konsep Balanced Scorecard terdiri dari dua kata : (1) kartu skor (scorecard) dan, (2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu
KAJIAN KEPUSTAKAAN
yang digunakan untuk mencatat skor hasil
Kinerja Organisasi Pencpaian kinerja dalam suatu organisasi sangat diperlukan dalam rangka mencapai kinerja yang diharapkan. Kinerja organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
kinerja seseorang dan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel dimasa depan. Kinerja Karyawan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para
Kinerja merupakan suatu konsep yang
atasan atau manajer sering tidak memperhatikan
bersifat universal yang merupakan efektifitas
kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu
operasional suatu organisasi, bagian organisasi,
jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak
dan karyawannya berdasarkan standar dan
mengetahua betapa buruknya kinerja telah
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
merosot
Organisasi pada dasarnya dijalankan oleh
sehingga
perusahaan/instansi
menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan
manusia
buruk organisasi yang mendalam berakibat dan
merupakan perilaku manusia dalam memainkan
mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya
peran yang mereka lakukan di dalam suatu
kinerja yang merosot (Ambar, 2008:223).
organisasi untuk memenuhi standar perilaku
Menurut organisasi
Ambar
(2008:223),
merupakan
kombinasi
kinerja dari
kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Sedangkan Hasibuan (2004:34), 101 -
mengemukakan
bahwa
Volume 4, No. 2, Mei 2015
kinerja
maka
kinerja
sesungguhnya
yang telah ditetapkan agar membuahkan hasil dan
tindakan
yang
diinginkan
(Winardi,
2006:44). Kinerja
karyawan
secara
umum
merupakan hasil yang dicapai oleh karyawan
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam bekerja yang berlaku untuk suatu
dengan
pekerjaan tertentu. Robins (2006:13) lebih
kepadanya.
lanjut mendefinisikan kinerja sebagai fungsi hasil interaksi antara kemampuan dan motivasi. Maksud dan tujuan kinerja adalah menyusun sasaran yang berguna, tidak hanya bagi evaluasi kinerja pada akhir periode tertentu, melainkan hasil proses kerja sepanjang periode tersebut (Simamora, 2007:56). Kinerja, seperti juga dengan apa yang dikemukakan oleh Asad (2005:46) merupakan kesuksesan sesorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan kinerja tersebut pada dasarnya adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu. Dessler (2007, p.2) memberikan pengertian yang lain tentang kinerja yaitu merupakan perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan dan kinerja itu sendiri lebih
memfokuskan
pada
hasil
kerjanya,
sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2010, p.78) kinerja pada dasarnya adalah apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa
banyak
mereka
memberikan
kontribusi kepada organisasi. Menurut Waldman (2004:55) kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing-masing individu dalam organisasi. Pengertian kinerja Mangkunegara (2005:103) adalah sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai
tanggung
jawab
yang
diberikan
Kecerdasan Emosional Kecerdasan
emosi
merupakan
kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara positif. Menurut Salovey dan Mayer, (2009 : 11), (handbook Emotional Intelligence training, prime consulting. kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasakan emosi, menerima dan membangun emosi dengan baik, memahami emosi dan pengetahuan emosional sehingga dapat meningkatkan perkembangan emosi dan intelektual. Salovey juga memberikan definisi dasar tentang kecerdasan emosi dalam lima wilayah utama yaitu, kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang kain, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Seorang ahli kecerdasan emosi, Goleman (2008:33) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan
emosi
di
dalamnya
termasuk
kemampuan mengontrol diri, memacu, tetap tekun, serta dapat memotivasi diri sendiri. Kecakapan tersebut mencakup pengelolaan bentuk emosi baik yang positif maupun negatif. Purba (2009:64) berpendapat bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan di bidang emosi yaitu kesanggupan menghadapi frustasi, kemampuan mengendalikan emosi, semamgat optimisme, dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain atau empati. Penelitian yang Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 102
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pernah dilakukan oleh Boyatzis pada tahun
organisasi yang tidak tersusun dengan baik pula.
2009 (dalam Martin, 2008:26) memberikan
Dari pendapat tersebut dapat diterangkan bahwa
hasil
memiliki
terciptanya suasana kerja sangat dipengaruhi
pengaruh positif terhadap hasil kerja dan kinerja
oleh struktur organisasi yang ada dalam
seseorang. Kecerdasan emosi dikaitkan dengan
organisasi tersebut.
bahwa
kecerdasan
emosi
sistem manajemen sumber daya manuisia, misalnya untuk pelatihan, dalam hal ini kecerdasan emosi dapat dijadikan dasar untuk memberikan pelatihan secara khusus.
Motivasi Kerja Motivasi merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, arah dan memelihara tingkah laku yang bersangkutan.
Lingkungan Kerja
Dalam kehidupan kita sehari-
Lingkungan kerja merupakan salah satu
hari, motivasi diartikan sebagai keseluruhan
faktor penting dalam menciptakan kinerja
proses pemberian dorongan atau rangsangan
pegawai. Karena lingkungan kerja mempunyai
kepada
pengaruh langsung terhadap pegawai didalam
bersedia bekerja dengan rela tanpa merasa
menyelesaikan pekerjaan yang pada akhirnya
dipaksa (Saydan, : 2006).
para
karyawan,
sehingga
mereka
akan meningkatkan kinerja oragnisasi. Suatu
Motivasi adalah suatu kecenderungan
kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila
untuk beraktifitas, dimulai dari dorongan dalam
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian
optimal, sehat, aman, dan nyaman. Oleh karena
diri,
itu penentuan dan penciptaan lingkungan kerja
memuaskan motif (Mangkunegara, 2005 : 93).
yang baik akan sangat menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan
organisasi.
penyesuaian Menurut
diri
Siagian
dikatakan (2006
:
untuk 286),
Sebaliknya
menyebutkan bahwa dengan motivasi yang
apabila lingkungan kerja yang tidak baik akan
tepat dan benar, para karyawan akan terdorong
dapat menurunkan motivasi serta semangat
untuk berbuat semaksimal mungkin dalam
kerja dan akhirnya dapat menurunkan kinerja
melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa
pegawai.
dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan
Kondisi dan suasana lingkungan kerja
dan
berbagai
sasarannya,
kepentingan-
yang baik akan dapat tercipta dengan adanya
kepentingan pribadi para anggota organisasi
penyusunan organisasi secara baik dan benar
tersebut akan terpelihara pula.
sebagaimana yang dikatakan oleh Sarwoto (2006)
bahwa
suasana
kerja
yang
baik
dihasilkan terutama dalam organisasi yang tersusun secara baik, sedangkan suasana kerja yang kurang baik banyak ditimbulkan oleh 103 -
Volume 4, No. 2, Mei 2015
METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian
dilakukan
pada
Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie sedangkan yang menjadi objek penelitian
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala adalah Kecerdasan Emosional, lingkungan kerja dan motivasi kerja, kinerja pegawai serta Kinerja
organisasi
Dinas
Kehutanan
dan
Perkebunan Kabupaten Pidie. Populasi dan Penarikan Sampel
Gambar 1. Diagram Jalur
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh para pegawai pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie. Jumlah
pegawai
Dinas
Kehutanan
dan
Perkebunan Kabupaten Pidie saat ini berjumlah sebanyak 111 orang, Sementara sampel adalah
HASIL PEMBAHASAN Pengaruh Kecerdasan Emosional, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie
bagian dari populasi yang diambil melalui caracara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.
Hasil penelitian secara simultan secara simultan
variabel
lingkungan
kerja,
berpengaruh
kecerdasan dan
signifikan
emosional,
motivasi terhadap
kerja kinerja
pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Peralatan Analisis Data Peralatan analisis data yang digunakan
Kabupaten Pidie. Hal ini ditandai oleh nilai
dalam penelitian ini adalah menggunakan
Fhitung > Ftabel (73,167 > 2,689) pada tingkat
analisis jalur (path analsis). Analisis
signifikansi
jalur
0,000.
Hasil
membuktikan
digunakan untuk menguji hubungan kausal
kecerdasan emosional, lingkungan kerja, dan
antara dua atau lebih variabel, dan juga
motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap
digunakan untuk melihat pengaruh langsung
kinerja
dan tidak langsung dari seperangkat variabel
Perkebunan Kabupaten Pidie.
lainnya
yang
merupakan
variabel
akibat
(Ghozali dan Fuad, 2005). Model jalur sesuai dengan
kerangka
gambar berikut ini:
pemikiran
seperti
pada
pegawai
secara
ini
(path analsis) merupakan teknik statistik yang
sebagai variabel penyebab terhadap variabel
bahwa
penelitian
Dinas
simultan
Kehutanan
Pengaruh Kecerdasan Terhadap Kinerja Pegawai
dan
Emosional
Kecerdasan emosional secara positif berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja
pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 (0,1% < 5%). Hasil penelitian
terhadap
variabel
kecerdasan
emosional juga diperoleh nilai koefisien beta Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 104
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sebesar 0,409.
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Lingkungan
berpengaruh
kerja
signifikan
secara
positif
terhadap
kinerja
pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,024 < 0,05 (0,1% < 5%). Hasil penelitian terhadap variabel lingkungan kerja juga diperoleh nilai koefisien beta sebesar 0,249.
Pengaruh Motivasi Kinerja Pegawai Hasil
penelitian
Kerja
Terhadap
terhadap
variabel
Motivasi kerja dengan nilai signifikan 0,006 < 0,05 (0,1% < 5%). Hasil penelitian terhadap variabel motivasi kerja juga diperoleh nilai koefisien beta sebesar 0,270, Hasil analisis seperti yang terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Organisasi Hasil
penelitian
terhadap
variabel
kecerdasan emosional diperoleh nilai rerata sebesar 4,14, dimana responden mempunyai persepsi positif terhadap variabel kecerdasan emosional. Hasil pengujian hipotesis terhadap variabel kecerdasan emosional secara positif berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja
organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie.
105 -
Kinerja Organisasi Hasil pengujian hipotesis terhadap variabel lingkungan kerja diperoleh nilai rerata sebesar 4,29, dimana responden mempunyai persepsi positif terhadap variabel kecerdasan emosional. Hasil penelitian terhadap variabel lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Pidie.
Pengaruh Motivasi Kinerja Organisasi Hasil
penelitian
Kerja
Terhadap
terhadap
variabel
motivasi kerja diperoleh nilai rerata sebesar 4,21, dimana responden mempunyai persepsi positif terhadap variabel motivasi kerja. Hasil penelitian terhadap variabel motivasi kerja berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja
organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie. KESIMPULAN DAN SARAN
pegawai.
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap
Volume 4, No. 2, Mei 2015
Kesimpulan 1. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kecerdasan emosional, lingkungan kerja, motivasi kerja baik secara simultan maupun parsial pegawai
berpengaruh pada
Dinas
terhadap
kinerja
Kehutanan
dan
Perkebunan Kabupaten Pidie. 2. Hasil penelitian terhadap hipotesis kedua menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, lingkungan kerja, motivasi kerja baik secara simultan
maupun
parsial
berpengaruh
terhadap kinerja organisasi pada Dinas
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
menjalankan tugasnya, sehingga tujuan
Pidie.
organisasi dapat diwujudkan.
3. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa
4. Dalam
rangka
meningkatkan
kinerja
kinerja pegawai juga mempunyai pengaruh
pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan
terhadap peningkatan kinerja organisasi
Kabupaten
pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan
mendapatkan perhatian adalah pegawai
Kabupaten Pidie.
harus dapat memanfaatkan secara maksimal
4. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa terdapat
pengaruh
tidak
langsung
Pidie,
hendaknya
perlu
sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi.
kecerdasan emosional, lingkungan kerja, motivasi kerja terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie. Saran 1. Dalam
rangka
pegawai
pada
meningkatkan Dinas
kinerja
Kehutanan
dan
Perkebunan Kabupaten Pidie berdasarkan variabel kecerdasan emosional, hendaknya pimpinan
dapat
memberikan
pelatihan
kepada setiap pegawai untuk mengikuti pelatihan ESQ yang dilakukan oleh pihak tertentu. 2. Lingkungan kerja pegawai pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie yang perlu mendapatkan perhatian adalah menciptakan lingkungan kerja yang harmonis,
sehingga
pegawai
merasa
nyaman dalam bekerja sehingga tujuan organisasi dapat terwujud. 3. Masalah motivasi kerja hendaknya juga menjadi
perhatian
masalah
bagaimana
motivasi
kepada
pimpinan, cara
terutama
memberikan
pegawai
dalam
DAFTAR KEPUSTAKAAN Ambar Teguh, Sulistiyani dan Rosidah, (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Graha Ilmu, Yogyakarta Arikunto Suharsimi (2010), Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Cooper dan Sawaf, (2010), Executive EQ, Kecrdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi, Alih Bahasa Alex Tri Kontjoro, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dale Timpe (2010), Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis (Memimpin Manusia). PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Fuad Mas’ud, (2004), Pemimpin dan Kepemimpinan, CV. Rajawali, Jakarta. Goleman Daniel. (2004). Emotional Intelligence. Alih Bahasa Alex Tri Kuncoro W. Jakarta, Gramedia Herdi Hardiyanto, (2006). Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional Pada Auditor di Kota Medan, Jurnal Akuntansi, FE Sumatera Utara, September, 2006. Jones (2008), People in Organization : in Introduction to Organization Behavior, MC Graw Hill Book Comp. Tokyo Keban, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta. Malhotra K Naresh (2006), Riset Pemasaran Pendekatan Terapan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Mangkunegara Anwar Prabu. (2005). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama.
Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 106
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Moekijat (2005), Manajemen Personalia, Erlangga, Jakarta. Munie (2005), Manajemen Kinerja, Jakarta, Ghalia Indonesia. Payaman J. Simanjuntak (2005), Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Peter dan Watermen (2006), Culture Organization, Rineka Cipta, Jakarta. Rivai Vehitzal, (2004), Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Robbins Stephen P, (2006), Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta. Robbins, Stephen P, dan Mary Coulter, (2007), Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta. Salovey & Mayer, (2006), Emotional Intellegent,: Whay Can Matter More Than IQ, NY. Bantam Book. Saydan (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Penerbit Jambatan Schein (2005), Budaya Organisasi. Human Resource Management. Thompson Learning Asia, Singapore Schermerhorn John R. (2008) Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Andi, Yogyakarta. Schwartz (2010), Pengertian Budaya. Human Resource Management. Thompson Learning Asia, Singapore. Sekaran Uma (2005), Research Methods for Business (Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Siagian Sondang (2010), Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta. Silalahi Bennet, (2004), Pengaruh Budaya terhadap Efektifitas Organisasi, Tarsito Bandung. Soedjono (2008), Manajemen Tenaga Kerja, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Soeprihantono (2005), Kinerja Karyawan, Rineka Cipta, Jakarta. Sutanto (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Bandung, Penerbit Andi Offset. Wibowo, (2009), Manajemen Kinerja, Edisi Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
107 -
Volume 4, No. 2, Mei 2015