Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199 pp. 11-19
9 Pages
PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAN IMPLIKASINYA PADA KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ACEH BESAR DAN KABUPATEN PIDIE Chalida Rahmi1, A. Rahman Lubis 2, Amri 3 1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract The purpose of this study was to determine (1) organizational citizenship behavior and job satisfaction either simultaneously or partially on employee performance (2) organizational citizenship behavior and job satisfaction either simultaneously or partially on the performance of the organization, (3) the effect of employee performance to organizational performance , (4) the influence of organizational citizenship behavior and job satisfaction indirectly to organizational performance through employee performance BPS Aceh Besar and Pidie district. Location of the research conducted at the Central Bureau of Statistics Aceh Besar and Pidie district while the object of research is organizational citizenship behavior and job satisfaction, employee performance and organizational performance. The results showed that organizational citizenship behavior and job satisfaction either simultaneously or partial effect on employee performance, organizational citizenship behavior and job satisfaction either simultaneously or partial effect on organizational performance, employee performance shows the influence on organizational performance improvement and there is no direct influence organizational citizenship behavior and job satisfaction on organizational performance through the performance of employees in BPS Kabupaten Aceh Besar and Pidie. Keywords OCB, Job Satisfaction, Employee Performance and Organizational Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) organizational citizenship behavior dan kepuasan kerja baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai (2) organizational citizenship behavior dan kepuasan kerja baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja organisasi, (3) pengaruh kinerja pegawai terhadap kinerja organisasi, (4) besarnya pengaruh organizational citizenship behavior dan kepuasan kerja baik secara tidak langsung terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Lokasi penelitian dilakukan pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah organizational citizenship behavior dan kepuasan kerja, kinerja pegawai dan kinerja organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organizational citizenship behavior dan kepuasan kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai, organizational citizenship behavior dan kepuasan kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi, kinerja pegawai menunjukkan adanya pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi dan terdapat pengaruh tidak langsung organizational citizenship behavior dan kepuasan kerja terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Kata kunci :
OCB, Kepuasan Kerja, Kinerja Pegawai dan Kinerja Organisasi
sebagai penyedia data statistik dasar, baik untuk
PENDAHULUAN Badan
Pusat
Statistik
merupakan
pemerintah maupun untuk masyarakat umum,
Lembaga Pemerintah Non Departemen di
secara
Indonesia yang mempunyai fungsi pokok
sepuluh tahun sekali, BPS menyelenggarakan
11 -
Volume 4, No. 2, Mei 2015
nasional
maupun
regional.
Setiap
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sensus penduduk. Di samping itu, BPS juga
Akan tetapi tidak semua orang mampu bekerja
melakukan pengumpulan data, menerbitkan
dalam tim, karena memerlukan kemampuan
publikasi statistik nasional maupun daerah,
individu untuk berkomunikasi secara terbuka
serta melakukan analisis data statistik yang
dan jujur, bekerja sama dengan orang lain,
digunakan
kebijakan
membagi informasi, mengakui perbedaan dan
pemerintah. BPS juga terdapat di setiap
mampu menyelesaikan konflik, serta dapat
provinsi, kabupaten dan kota di seluruh
menekan tujuan pribadi demi tujuan tim.
dalam
pengambilan
Indonesia. Dinamakan perwakilan BPS di
Kesulitan bekerja dalam tim terutama
daerah, karena BPS merupakan instansi vertikal,
dialami oleh banyak karyawan di negara-negara
yakni instansi pemerintah pusat yang berada di
Barat, karena budaya nasional mereka yang
daerah, sehingga bukan merupakan bagian dari
sangat individualistik. Kinerja organisasi pada
instansi milik daerah, Tugas lain BPS di daerah
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar
adalah
dengan
dan Kabupaten Pidie saat ini dinilai masih
rangka
relatif kurang baik, hal ini dapat dilihat dari
melakukan
pemerintah
koordinasi
daerah
dalam
penyelenggaraan statistik regional.
produktivitas kerja dari pegawai yang masih
Secara rinci tugas dan fungsi dari Badan
relatif
rendah,
kualitas
diberikan
tahunan bidang statistik dan melakukan sensus
berkenaan dengan informasi-informasi ekonomi
penduduk,
dan
pertanian
dan
sensus
kependudukan
masyarakat
yang
Pusat Statistik adalah menyusun program sensus
kepada
pelayanan
juga
masih
terutama kurang,
ekonomi sesuai dengan ketentuan yang telah
kemudian responsivitas organisasi terhadap
ditetapkan. Disamping itu seluruh karyawan
fenomena yang terjadi di masyarakat terutama
pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh
berkenaan dengan gejolak ekonomi dan pasar
Besar dan Kabupaten Pidie telah dibekali
yang masih sangat rendah, serta akuntabilitas
pengetahuan
dengan
dalam penyampaian laporan kegiatan kepada
pemanfaatan teknologi informasi dan ilmu
publik yang juga masih rendah menjadi salah
statistik, sehingga setiap karyawan Badan Pusat
satu
Statistik Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten
organisasi Badan Pusat Statistik Kabupaten
Pidie telah mempunyai kompetensi dasar
Aceh Besar dan Kabupaten Pidie.
(kemampuan)
yang
tentang
berkaitan
pemafaatan
statistik
dalam kehidupan. Akhir-akhir
faktor
penyebab
rendahnya
kinerja
Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi, pegawai Badan Pusat Statistik
di
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie
organisasi-organisasi di seluruh dunia telah
selalu dituntut untuk menunjukkan kinerja yang
bergeser dari bekerja secara individual menjadi
lebih dari waktu ke waktu. Hal ini karena
bekerja secara tim (work teams). Efektivitas dan
tuntutan tugas yang diemban oleh masing-
kinerja
kemampuan
masing pegawai sesuai dengan tugas dan
anggota tim bekerja dalam tim (work teams).
fungsinya masing-masing. Sehingga dengan
tim
ini
ditentukan
dinamika
oleh
kerja
Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 12
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala adanya kinerja yang lebih baik tersebut pegawai
kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan
juga diharapkan akan muncul organizational
kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan
citizenship behavior, yaitu suatu perilaku dari
dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
karyawan untuk memberikan ‘lebih’ terhadap
Fenomena
tentang
masih
rendahnya
organisasi karena memiliki rasa tanggung jawab
kinerja pegawai BPS pada Kabupaten Pidie
dan rasa cinta terhadap pekerjaan secara
didasarkan pada masih rendahnya pemahaman
sukarela dan tanpa diawasi
organizational citizenship behavior sehingga
Organizational merupakan
istilah
Citizenship yang
Behavior
digunakan
berdampak terhadap penurunan kinerja pegawai
untuk
dan kinerja organisasi BPS, begitu juga dengan
mengidentifikasi perilaku karyawan sehingga
yang terjadi pada BPS Kabupaten Aceh Besar,
dia dapat disebut sebagai “anggota organisasi
dimana
yang baik” Novliadi (2008: 78)). Perilaku ini
organizational citizenship behavior sehingga
cenderung melihat seorang karyawan sebagai
mempengaruhi
makhluk sosial (menjadi anggota organisasi),
terutama kinerja yang diharapkan organisasi
dibandingkan sebagai makhluk individual yang
dan juga rendahnya kinerja BPS Kabupaten
mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk
Aceh Besar terutama
sosial, manusia mempunyai kemampuan untuk
pelayanan kepada masyarakat di dua kabupaten
memiliki empati kepada orang lain dan
tersebut, terutama pelayanan informasi.
lingkungannya, dan menyelaraskan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai yang dimiliki lingkungannya. Sedangkan kepuasan kerja karyawan mencerminkan dari perasaan seorang karyawan terhadap pekerjaan dan lingkungan berhadapan dengan usaha peningkatan kinerja karyawan, salah
satu
permasalahan
dasar
adalah
bagaimana sebenarnya meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Locke dalam Marcelius (2004: 48) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai emosi positif atau perasaan senang, sebagai hasil dari penilaian seorang karyawan terhadap faktor pekerjaan atau pengalaman-pengalaman kerjanya. Hasibuan (2008 : 202) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan
dan
mencintai
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral 13 -
Volume 4, No. 2, Mei 2015
rendahnya
pemahaman
terhadap
kinerja
tentang pegawai
dalam memberikan
KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Organisasi Dalam organisasi publik, sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai (Fynn, 1986, Jackson dan Palmer, 1992 dalam Bryson, 2002). Bila dikaji dari tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi
kebutuhan
dan
melindungi
kepentingan publik, kelihatannya sederhana sekali ukuran kinerja organisasi publik, namun tidaklah demikian kenyataannya, karena hingga kini belum ditemukan kesepakatan tentang ukuran kinerja organisasi publik. Berkaitan dengan kesulitan yang terjadi dalam pengukuran kinerja organisasi publik ini dikemukakan
oleh
Dwiyanto
(2007:
1),
“kesulitan dalam pengukuran kinerja organisasi
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pelayanan publik sebagian muncul karena
kinerja dapat didefinfisikan sebagai hasil kerja
tujuan dan misi organisasi publik seringkali
secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai
bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat
oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan
multidimensional. Organisasi publik memiliki
tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
stakeholders yang jauh lebih banyak dan
diberikan kepadanya. Soeprihantono (2005)
kompleks
swasta.
mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil
Stakeholders dari organisasi publik seringkali
pekerjaan seorang karyawan selama periode
memiliki kepentingan yang berbenturan satu
tertentu
dengan yang lainnya, akibatnya ukuran kinerja
kemungkinan,
organisasi publik dimata para stakeholders juga
target/sasaran/kriteria yang telah ditentukan
menjadi berbeda-beda.
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
ketimbang
organisasi
Kinerja Karyawan Kinerja karyawan adalah tingkat prestasi seseorang
atau
karyawan
dalam
suatu
organisasi
atau
perusahaan
yang
dapat
meningkatkan
produktifitas,
(Dale
Timpe
(2002:31). Menurut Meiner (2005; 43) adalah sebagai kesuksesan yang dapat dicapai individu didalam
melakukan
pekerjaannya,
dimana
ukuran kesuksesan yang dicapai individu tidak dapat disamakan dengan individu yang lain. Kesuksesan yang dicapat individu adalah berdasarkan
ukuran
yang
berlaku
dan
disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Dan Beyley
(1982:56)
(2005:130),
dalam
berpendapat
buku
Subowo
bahwa
kinerja
berkaitan erat dengan tujuan atau sebagai suatu hasil dari perilaku kerja individu, hasil yang diharapkan dapat merupakan tuntutan dari individu itu sendiri. Menurut
Waldman
(2004)
kinerja
merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing-masing
individu
dalam
organisasi.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2006)
dibandingkan
dengan
misalnya
berbagai standard,
Organizational Citizenship Behavior Organizational
Citizenship
Behavior
(OCB) merupakan sikap perilaku karyawan yang dilakukan dengan sukarela, tulus, senang hati tanpa harus diperintah dan dikendalikan oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan dengan baik (Organ dan Konovsky, 2006). Huang dan Yang (2004) menyatakan, perilaku OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku karyawan. Perilaku tersebut didefinisikan “sebagai perilaku yang menguntungkan menguntungkan
organisasi organisasi
atau yang
berniat secara
langsung mengarah pada peran pengharapan. Porter yang dikutip oleh Purba dan Nina (2004) mendefinisikan perilaku OCB sebagai sikap membantu yang ditunjukkan oleh anggota organisasi, yang sifatnya konstruktif, dihargai oleh perusahaan tapi tidak secara langsung berhubungan dengan produktivitas individu. Perilaku OCB merupakan bentuk perilaku yang merupakan pilihan dan inisiatif individual, tidak berkaitan
dengan
sistem
reward
formal
organisasi tetapi secara agregat meningkatkan Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 14
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala efektivitas organisasi. Ini
berarti, perilaku
tersebut tidak termasuk ke dalam persyaratan
kemampuan
atau
tidak
cermat
mengoperasikannya.
kerja atau deskripsi kerja karyawan sehingga
Menurut Allen (2006:146), mengatakan
jika tidak ditampilkan pun tidak diberikan
bahwa : “Unsur manusia memegang peranan
hukuman.
penting dalam proses suatu pekerjaan, ia
Hal ini juga diperkuat oleh Robbins
menyatakan bahwa betapapun sempurnanya
(2001:123) menyatakan, contoh perilaku yang
rencana-rencana, organisasi, dan pengawasan
termasuk kelompok perilaku OCB adalah
serta penelitiannya, bila mereka tidak dapat
membantu rekan kerja, sukarela melakukan
menjalankan
kegiatan ekstra di tempat kerja, menghindari
gembira maka suatu perusahaan tidak akan
konflik dengan rekan kerja, melindungi properti
mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat
organisasi, menghargai peraturan yang berlaku
dicapai”.
tugasnya
dengan
minat
dan
di organisasi, toleransi pada situasi yang kurang
Sedangkan menurut Handoko (2004:193),
ideal/menyenangkan di tempat kerja, memberi
menyebutkan bahwa : “Kepuasan kerja (Job
saran-saran yang membangun di tempat kerja,
satisfaction) adalah keadaan emosional yang
serta tidak membuang-buang waktu di tempat
menyenangkan
kerja.
dengan mana karyawan memandang pekerjaan
Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika aspekaspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan merasa tidak puas. Seiring dengan perkembangan tekhnologi yang berkembang sangat pesat, dimana segala macam peralatan kerja telah diciptakan oleh untuk
mempermudah
mempercepat
pekerjaan
untuk
dan dapat
menghasilkan produk yang lebih berkualitas, tetapi sumber daya manusia tetap memegang peranan penting karena sekalipun peralatan tersebut sangat modern, namun peralatan tersebut tetap tidak akan berjalan dan bahkan hanya merupakan benda mati dan dapat pula rusak apabila manusianya tidak mempunyai 15 -
tidak
menyenangkan
mereka”. Pendapat tersebut dipahami bahwa
Kepuasan Kerja
manusia
atau
Volume 4, No. 2, Mei 2015
karyawan harus ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan latar belakang keterampilannya. Praktek semacam ini
tentu
dimaksudkan
agar
tercapainya
kepuasan kerja karyawan dalam pekerjaannya. Pada
dasarnya
menunjukkan
kepuasan
kesesuaian
kerja
antara
itu
harapan
seseorang yang timbul dengan apa yang dia harapkan. Harapan tersebut dapat merupakan seperangkat kebutuhan, hasrat, keinginan dan pengalaman masa lalu yang menyatu dan membentuk harapan kerja. Kepuasan kerja dapat
dijadikan
suatu
ukuran
proses
pembangunan iklim yang berkelanjutan dalam suatu organisasi.
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar, sedangkan yang menjadi objek penelitian mengenai pengaruh organizational citizenship
dan
behavior
kepuasan
kerja
terhadap kinerja pegawai dan implikasinya pada kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar yaitu sebanyak 57 orang dan Kabupaten Pidie sebanyak 49 orang sehingga total populasi adalah sebanyak 106 orang. Mengingat jumlah populasi dalam penelitian relatif kecil, maka pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sensus yaitu dengan meneliti seluruh karyawan pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar, yang berjumlah sebanyak 106 orang.
Gambar 1. Diagram Jalur HASIL PEMBAHASAN Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie Pengujian Hipotesis Pertama Hasil penelitian secara simultan dapat dijelaskan
berdasarkan
determinasi,
hal
organizational kepuasan
ini
nilai
koefisien
berarti
variabel
citizenship
kerja
dan
behavior
secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Besarnya pengaruh secara simultan dari kedua variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi
pengaruh
kedua
variabel
ini
terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 0,279,
Peralatan Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam
artinya sebesar 27,9% perubahan didasarkan
penelitian ini adalah menggunakan analisis jalur
kinerja
(path analsis). Analisis
jalur (path analsis)
perubahan
merupakan teknik statistik yang digunakan
citizenship
untuk menguji hubungan kausal antara dua atau
sedangkan selebihnya sebesar 72.1% dijelaskan
lebih variabel, dan juga digunakan untuk
oleh faktor lain diluar variabel organizational
melihat pengaruh langsung dan tidak langsung
citizenship behavior dan kepuasan kerja.
dari seperangkat variabel sebagai variabel penyebab lainnya
terhadap yang
seperangkap
merupakan
(Ghozali dan Fuad, 2005).
variabel
variabel akibat
pegawai dari
dapat variabel
behavior
dan
dijelaskan
oleh
organizational kepuasan
kerja,
Pengujian Hipotesis Kedua Hasil penelitian secara simultan variabel organizational
citizenship
behavior
dan
kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap Volume 4, No. 2, Mei 2015
- 16
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kinerja organisasi pada Badan Pusat Statistik
Anindya (2011) dan penelitian yang dilakukan
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie.
oleh Wiwik Sumiyarsih, Endah Mujiasih, Jati
Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (26,328
Ariati (2012).
> 2,690) pada tingkat signifikansi 0,0001.
Organizational citizenship behavior bagi
Hal ini berarti variabel organizational
pegawai Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh
citizenship behavior dan kepuasan kerja secara
Besar
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
pengaruh
organisasi
Statistik
organisasi. Hasil penelitian ini juga didukung
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie.
oleh teori yang dikembangkan oleh Purba dan
Besarnya pengaruh secara simultan dari kedua
Nina, (2004), bahwa organizational citizenship
variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien
behavior adalah suatu sikap membantu yang
determinasinya. Koefisien determinasi (R )
ditunjukkan oleh anggota organisasi, yang
pengaruh kedua variabel ini terhadap kinerja
sifatnya konstruktif, dihargai oleh perusahaan
organisasi adalah sebesar 0,498, artinya sebesar
tapi tidak secara langsung berhubungan dengan
49,8% perubahan didasarkan kinerja organisasi
produktivitas individu. Hasil penelitian ini
dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel
mengindikasikan
organizational
citizenship
pada
Badan
Pusat
2
citizenship
behavior
dan
dan
Kabupaten dalam
Pidie,
mempunyai
meningkatkan
bahwa
kinerja
organizational
mempunyai
behavior
pengaruh
kepuasan kerja, sedangkan selebihnya sebesar
nyata dalam meningkatkan kinerja pegawai
0,502 artinya sebesar 50,2% dijelaskan oleh
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar
faktor
dan Kabupaten Pidie.
lain
diluar
variabel
organizational
citizenship behavior dan kepuasan kerja. Pengujian Hipotesis Ketiga Pengaruh Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Organisasi Hasil
penelitian
organizational
terhadap
citizenship
variabel behavior
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi
pada
Badan
Pusat
Statistik
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai signifikannya yang sebesar 0,000 < 0,05 (0,00 < 5%). Hasil penelitian terhadap organizational citizenship behavior diperoleh nilai koefisien beta adalah sebesar
0,525.
Hasil
penelitian
konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Reksa 17 -
Volume 4, No. 2, Mei 2015
Pengaruh Kepuasan Kinerja organisasi Hasil variabel
kepuasan
berpengaruh organisasi
pengujian
Kerja hipotesis
kerja
signifikan pada
Terhadap
Badan
terhadap
secara
positif
terhadap
kinerja
Pusat
Statistik
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,004 < 0,05 (0,1% < 5%). Hasil penelitian terhadap kepuasan kerja diperoleh nilai koefisien beta adalah sebesar 0,315. Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Edi Wibowo
(2010),
dimana
kepuasan
kerja
mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi, hasil penelitian
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ini
memberikan
implikasi
bahwa
faktor
KESIMPULAN DAN SARAN
kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai
Kesimpulan
mampu meningkatkan kinerja pegawai dalam
1. Organizational citizenship behavior dan
suatu
organisasi
Badan
Pusat
Statistik
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie.
merupakan sebagai
prestasi kerja/hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang
dicapai
pegawai/pegawai
oleh
dalam
seseorang
melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan kinerja organisasi merupakan hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang pegawai
selama
periode
tertentu
dalam
melaksanakan tugas yang telah ditetapkan oleh pimpinan. Pencapaian kinerja organisasi sangat tergantung dari keberhasilan kinerja organisasi yang dicapai oleh masing-masing pegawai dalam mencapai tujuan organisasi yaitu tujuan Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Hasil
pengujian
menunjukkan
bahwa
berpengaruh
signifikan
organisasi
pada
hipotesis
keempat
kinerja
pegawai
Badan
kerja
maupun
parsial
baik
secara
simultan
berpengaruh
terhadap
kinerja pegawai pada Badan Pusat Statistik
Pengujian Hipotesis Keempat Kinerja pegawai
kepuasan
terhadap
kinerja
Pusat
Statistik
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie,
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. 2. Organizational citizenship behavior dan kepuasan
kerja
maupun
parsial
kinerja
organisasi
Statistik
baik
secara
simultan
berpengaruh
terhadap
pada
Kabupaten
Badan
Aceh
Pusat
Besar
dan
Kabupaten Pidie. 3. Terdapat
pengaruh
tidak
langsung
organizational citizenship behavior dan kepuasan kerja terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai pada Badan Pusat Statistik
Kabupaten
Aceh
Besar
dan
Kabupaten Pidie. 4. Kinerja
pegawai
menunjukkan
adanya
pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Saran 1. Dalam hal kinerja organisasi, menurut hasil
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini
penelitian
ditandai oleh nilai signifikan 0,000 < 0,05
terhadap kebutuhan masyarakat terutama
(0,1%
berkaitan dengan informasi statistik yang
<
5%).
mengindikasikan
Hasil bahwa
penelitian kinerja
ini
pegawai
mempunyai pengaruh secara nyata dalam meningkatkan kinerja organisasi pada Badan
berkenaan
masih
dengan
kurangnya
perhatian
komoditas
pangan
maupun informasi pembangunan. 2. Pimpinan Badan Pusat Statistik Kabupaten
Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar dan
Aceh
Besar
dan
Kabupaten
Kabupaten Pidie.
hendaknya dapat meningkatkan hubungan Volume 4, No. 2, Mei 2015
Pidie
- 18
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala baik dengan pegawainya, serta
dapat
menggunakan kekuasaan secara adil dan transparan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai dan kinerja organisasi. 3. Pimpinan
harus
memperhatikan
dan
memperbaiki Organizational Citizenship Behaviour
pegawai
dalam
penguasaan
pekerjaan, kemampuan kerja sama dan pemberian kompensasi atas hasil kerja pegawai 4. Pimpinan harus mampu menumbuhkan kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, keterlibatan pegawai
dan agar
loyalitas dapat
dalam
diri
meningkatkan
komitmen organisasi dan berprestasi dalam bekerja sehingga menimbulkan kepuasan kerja. DAFTAR KEPUSTAKAAN Allen, (2006), Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, BPFE, Yogyakarta. As’ad Mohd (2001), Psikologi Industri, BPFE Yogyakarta. Cooper dan Sawaf, (2002), Executive EQ, Kecrdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi, Alih Bahasa Alex Tri Kontjoro, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003), Organisasi, Edisi ke Lima Penerbit Erlangga, Jakarta. Goleman Daniel. (2004). Emotional Intelligence. Alih Bahasa Alex Tri Kuncoro W. Jakarta, Gramedia Handoko, T. Hani. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Luthans, Fred. (2005) Organizational Behavior, Seventh Edition. McGraw-Hill, Inc. Malhotra K Naresh (2006), Riset Pemasaran Pendekatan Terapan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Mangkunegara Anwar Prabu. (2005). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama. Manullang (2004), Manajemen Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia.
19 -
Volume 4, No. 2, Mei 2015
Mathis, Robert L, Jackson, John H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Miftah Thoha, (2008), Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT. Rajawali Grafindo, Jakarta. Nawawi, dan Hadari (2005). Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta, Ghalia Indonesia. Organ, D. W., & Konovsky, M (2006) Cognitive versus affective determinants of organizational citizenship behavior: Journal of Applied Psychology, 74: 157-164. Pengabean Mutiara S. (2004) Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia Purba, Eflina dan Ali Nina (2004) Pengaruh Kepribadian dan Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior, Makara, Sosial Humaniora, Vol 8, No. 3, Desember 2004, hal:105-111. Reksa Anindya (2011), Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kecerdasan Emosional terhadap OCB. Rivai, Veithzal. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Cetakan Pertama). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Robbins, S.P. (2001) Organizational Behavior, (9th ed). New Jersey: Prentice-Hall. Salovey & Mayer, (2006), Emotional Intellegent,: Whay Can Matter More Than IQ, NY. Bantam Book. Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10,01, Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Saydan, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Penerbit Jambatan Siagian, Sondang P. (2003), Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta Rineka Cipta. Strauss dan Sayles (2006), Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Prenhallindo, Jakarta. Thomson (2001), Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta Wahjisumidjo (2002), Kepemimpian dan Motivasi, Cetakan III, Jakarta: Ghalia Indonesia. Winardi. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen (Cetakan Pertama). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.